ANALISIS PENGARUH (CAR), BIAYA DAN TERHADAP RETURN ON...
Transcript of ANALISIS PENGARUH (CAR), BIAYA DAN TERHADAP RETURN ON...
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), BIAYA
OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO),
DAN FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR)
TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE)
Oleh :
Anwar Irhamsyah
NIM : 105081002462
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), BIAYA
OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL
(BOPO),
DAN FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR)
TERHADAP RETURN ON EQUITY(ROE)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Anwar Irhamsyah NIM : 105081002462
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Prof. Dr. Abdul Hamid, Ms NIP. 195706171958031002
Pembimbing
Murdiyah Hayati, Skom, MM NIP. 197410032003122001II
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
Hari ini Selasa Tanggal 06 Bulan Oktober Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Anwar Irhamsyah NIM: 105081002462 dengan judul
skripsi “ ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR),
BIAYA OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL
(BOPO), DAN FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR) TERHADAP
RETURN ON EQUITY(ROE)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut
selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada program studi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 06 Oktober 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Indoyama Nasarudin, SE, MAB Arief Mufraini. Lc. MSi Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Penguji Ahli
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini jum’at Tanggal 05 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan
Ujian Skripsi atas nama Anwar Irhamsyah NIM: 105081002462 dengan judul skripsi
“ ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), BIAYA
OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO), DAN
FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR) TERHADAP RETURN ON
EQUITY(ROE)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada program studi Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 05 Maret 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Ketua
Prof. Dr. Abdul Hamid, Ms NIP. 19570617 198503 1 002
Sekretaris
Murdiyah Hayati, Skom, MM NIP. 19741003 200312 2 001
Penguji Ahli I
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM NIP. 19690203 200112 1 003
Penguji Ahli II
Indoyama Nasarudin, SE, MBA NIP. 19741127 200112 1 002
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Anwar Irhamsyah 2.Tempat/tanggal lahir : Tangerang, 28 Oktober 1986 3.Alamat : Jl. Amal Bakti No. 18 RT 03/02
Kel. Rengas Kec. Ciputat Timur Tangerang Selatan 15412
4.Telepon : 021 9884 8802/ 0856 851 9763 5.Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 12 Bintaro 1993 - 1999 2. SLTP Negeri 177 Jakarta 1999 - 2002 3. SMA Negeri 87 Jakarta 2002 - 2005
III. Pengalaman Organisasi
1. Tahun 2008-2009 : Divisi Minat dan Bakat Komisariat PMII 2. Tahun 2007-2008 : BEMF Ekonomi Divisi Olah Raga UIN Syarif Hidayatullah 3. Tahun 2006-2007 : BEMJ Ekonomi Divisi Olah Raga UIN
Syarif Hidayatullah
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : H. Wardih 2. Ibu : Hj. Kimah 3. Alamat : Jl. Amal Bakti Rt. 03 Rw. 02 No.18 Rengas,
Ciputat Timur, Tangerang Selatan 15412 4. Telepon : (021) 7375934 5. Anak Ke dari : 4 dari 4 bersaudara
ABSTRACT
This research aims to analyze the profitability rate at Bank Syariah Mandiri and comparing it with the profitability rate of conventional bank. This research explains the influence of several factor to the profitability rate. The factors are Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Financing to Deposit Ratio (FDR). The data which used in this research are derived from the financial statement of Bank Syariah Mandiri Januari 2004-Desember 2008 period. The analyzing method uses Path Analyze. The result of this research explains that the profitability rate (ROE) of Syariah Mandiri Bank is good despite the CAR still has the weakness because the financing in sector real have a great risk. But seeing from the other variables, Syariah Mandiri Bank still suitable to be a Syariah Bank that has a good profitability.
Keywords : CAR, BOPO, FDR and ROE
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keuntungan pada Bank Syariah Mandiri dan membandingkannya dengan tingkat keuntungan Bank Konvensional. Penelitian ini menjelaskan tingkat keuntungan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Financing Deposit to Ratio (FDR). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari laporan keuangan Bank Syariah Mandiri periode Januari 2004 – Desember 2008. Metode analisis yang digunakan adalah Path Analisis. Hasil penelitian ini memberikan penjelasan bahwa tingkat keuntungan (ROE) Bank Syariah Mandiri tergolong baik walaupun dilihat dari sisi CAR masih terdapat kekurangan, hal tersebut disebabkan Bank Syariah Mandiri lebih mengedepankan sektor riil. Hal tersebut yang membuat CAR masih kurang karena pembiayaan sektor riil tergolong sangat beresiko. Dilihat dari variabel lainnya Bank Syariah Mandiri masih layak menjadi Bank Syariah yang tergolong keuntungan baik.
Kata Kunci : CAR, BOPO, FDR, dan ROE.
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmanirrahiim,
Segala puji bagi Allah SWT yang menguasai alam semesta dan yang telah
begitu banyak memberikan Rahmat dan Kasih Sayang-Nya. Rangkainan kata
syukur tak kan pernah cukup untuk menggambarkan rasa terima kasih penulis
pada Allah SWT. sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional Terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO), Dan Financing To Deposit Ratio (FDR)
Terhadap Return On Equity (ROE)“.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah
Muhammad SAW sebagai Tauladan terbaik, keluarga, sahabat serta para
pengikutnya, yang telah merubah dari zaman jahiliyah menjadi zaman yang penuh
dengan ilmu pengetahuan, semoga kita mendapat safa’atnya dihari yang pasti dan
dinanti.
Pada kesempatan ini, penulis rasanya wajib mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, “semoga
Allah SWT memberikan balasan yang terbaik”, terutama kepada:
1. Ibunda Hj. Kimah, yang tak pernah berhenti mengiringi langkahku
dengan doanya yang penuh keikhlasan,yang tak pernah letih
menguatkanku dengan petuah-petuah bijaknya disaat ku lemah dan
membuat ku tegar dalam menghadapi semua cobaan yang diberikan
Allah SWT. Ayahanda H. Wardih yang telah menjadi teladan bagi
penulis untuk memamahi arti kesabaran dan kekhilasan, serta telah
mendidik penulis untuk menjadi seorang laki-laki yang tangguh dan
bijaksana.
2. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bekerja keras
mengembangkan FEIS. Sekaligus selaku Pembimbing I, yang telah
memberikan bimbingan, tuntunan, motivasi, pengarahan yang luar biasa
kepada penulis menyempatkan waktunya untuk membaca dan
mengkoreksi skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik. Mudah-mudahan Allah SWT. membalas segala kebaikannya
dengan sebaik-baiknya balasan.
3. Ibu Murdiyah Hayati S.kom, MM. Selaku pembimbing II, yang telah
memberikan bimbingan, tuntunan, motivasi, pengarahan yang luar biasa
kepada penulis menyempatkan waktunya untuk membaca dan
mengoreksi skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik. Mudah – mudahan Allah SWT membalas segala kebaikannya
dengan sebaik – baiknya.
4. Bpk Prof. Dr. Ahmad Rodoni. MM. Selaku Penguji Ahli I dan PUDEK
bidang akademik Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Bpk Indoyama Nasarudin, SE, MAB. Selaku Penguji Ahli II dan Ketua
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Seluruh dosen manajemen, terima kasih atas ilmu yang bermanfaat yang
telah diberikan selama ini.
7. Keluarga besarku terima kasih atas dukungan dan doanya, sehingga aku
bisa menyelesaikan skripsi ini.
8. Sofyan Hadi SE, kakakku yang selalu membantuku mengerjakan skripsi
ini sampai akhirnya skripsi ini dapat disidangkan.
9. Sahabatku Maulana, Ryan dan Rida yang banyak membantuku dalam
penyelesaian skripsi ini. Terima kasih untuk doa dan motivasi yang
diberikan selama ini sehingga aku bersemangat untuk menyelesaikan
skripsi ini.
10. Sahabat – sahabat seperjuanganku Yoko, topay, ribut, opung, polo, dan
angga terima kasih telah menjadi sahabatku baik diwaktu senang maupun
susah dan selalu membantu ku disaat aku membutuhkan bantuan.
11. Teman – teman seperjuangan kompre agustiarman, rido, asmawi, uyet.
Terima kasih dah mau luangin waktunya untuk belajar kompre.
12. Teman – temanku di komisariat PMII cabang ciputat bembeng, reksa
jambe, rofik dan lainnya. Terima kasih atas dukungan dan doanya.
13. Teman – teman fudsalku D’dakoster, Apik, Amung, Soni, Beser, ridwan,
bucheng dan lainnya. Terima kasih atas doa dan dukungannya. Dtunggu
pertandingan – pertandingan fudsalnya.....
14. Teman – teman fudsal 87 Mamat, Yangga, yosra, kebot, Langgeng dan
lainnya. Terima kasih atas doa dan dukungannya, dtunggu sparing –
sparingnya....
15. Ibu Hamidah dan Keluarga terima kasih atas doa dan dukungannya
sampai dengan selesainya skripsi ini. Kapan – kapan kita liburan bareng
lagi......
16. Teman – teman Robinet N Wonders, Kasaf, Imam, Bima. Terima kasih
atas tempat singgahan selama penulis merasa suntuk….. kapan kita jalan
– jalan malam keliling Jakarta lagi…
17. Sahabat – sahabat Hang outku Selvi, Dika, Ardi Kodok, Andri Mukep,
Alwin, Yongki, Aries, Otoy dan lainnya. Terima kasih atas doa dan
dukungannya.
18. Sahabat – sahabatku rumahku Away, Kelvin, Boik, dan seluruh anak
Portal 108, terima kasih atas doa dan dukungannya. Serta Keluarga Besar
AMC, ditunggu turing selanjutnya….
19. Teman – teman hang out bareng Andri Mumu, Shanti Susu, Rian
Bencong, Intan, Rhika. Makasih atas support dan doanya. Keluarga besar
KKS Carita Liea, Towie, Irma, Ifur, Hery, Fian, Nana, Edi, Fadli, Ihin,
Iip, ka Umam…. Dan tak lupa Warga Kampung Shanghyang (The Sarni,
Om Jangkung, Kang Rohman, Kang Afud dan Warga lainnya. KKS
adalah pengalaman paling berharga buatku…
20. Teman – teman Manajemen B angkatan 2005, Zahrul, Vini, Fitri, Aris,
Indra, Sidik, Firman, Budi, Ichal, Eni, wido dan lainnya, semoga tetap
kompak. Kawan-kawan angkatan 2005 kelas A, C, D dan E terima kasih.
Teman-teman Akuntansi angkatan 2005 kelas A, B, C, D dan E terima
kasih. Dan semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak
langsung membantu dalam menyelesaikan skripsi yang tidak dapat
penulis sebutkan seluruhnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan keterbatasan. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penilis dan semua pihak yang membacanya.
Jakarta, januari 2010
Anwar Irhamsyah
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi………………………………………………….. i
Lembar Pengesahan kompre……………………………………................…..ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi……………………………….................... iii
Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... iv
Abstract ............................................................................................................ v
Abstrak ............................................................................................................. vi
Kata Pengantar ................................................................................................. vii
Daftar Isi .......................................................................................................... xi
Daftar Tabel ..................................................................................................... xiii
Daftar Grafik .................................................................................................... xiv
Daftar Gambar ................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................... 1
B. Perumusan Masalah.......................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 10
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 12
A.Pengertian Bank ............................................................................... 12
B.Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ............................ 15
C. Prinsip Bank Syariah ........................................................................ 17
D. Tujuan Bank Syariah ........................................................................ 18
E. OperasionalVariabel Penelitian ........................................................ 30
F. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 33
G. Kerangka Pemikiran .........................................................................35
H. Hipotesis .......................................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 37
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 37
B. Metode Penentuan Sampel .............................................................. 37
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 38
D. Metode Analisis .............................................................................. 38
E. Operasional Variabel Penelitian .......................................................41
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 43
A. Sekias Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................... 43
B. Penemuan dan Pembahasan ............................................................ 45
BAB V KESIMPULAN dan IMPLIKASI ....................................................... 73
A. Kesimpulan ..................................................................................... 73
B. Implikasi .......................................................................................... 73
Daftar Pustaka………………………………………………………………...75
Lampiran……………………………………………………………................77
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Pangsa Perbankkan Syariah Terhadap Total Bank …………………24
4.1 CAR ………………………………………………………………...46
4.2 BOPO ………………………………………………………………48
4.3 FDR…………………………………………………………………50
4.4 ROE ………………………………………………………………...52
4.5 Regresi Rsquare …………………………………………………….54
4.6 Uji F Regresi ……………………………………………………….55
4.7 Uji t Regresi ………………………………………………………...58
4.8 Hasil Pengujian Secara parsial ……………………………………...64
4.9 Korelasi ……………………………………………………………..64
4.10 Analisis Korelasi Variabel Eksogen……………………………….. 66
DAFTAR GRAFIK
Nomor Keterangan Halaman
4.1 Grafik CAR ………………………………………………………...47
4.2 Grafik BOPO ……………………………………………………….49
4.3 Grafik FDR………………………………………………………….51
4.4 Grafik ROE …………………………………………………………53
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 35
4.1 Diagram Jalur penelitian ………………………………………………65
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Satu dasawarsa ini, industri perbankan merupakan industri yang
mengalami kemajuan yang paling pesat dibandingkan industri yang lainnya. Hal
ini disebabkan deregulasi yang dilakukan pemerintah mengenai perbankan pada
tahun 1983, deregulasi ini sangat mempengaruhi pola dan strategi perbankan baik
dari sisi aktiva maupun pasiva perbankan itu sendiri. Situasi ini memaksa industri
perbankan harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan
memperoleh sumber-sumber dana baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut,
industri perbankan dapat membuka hambatan yang sebelumnya menimbulkan
depresi sektor keuangan dan sistem keuangan negara, sehingga menyebabkan
bisnis perbankan berkembang pesat dengan persaingan yang semakin ketat dan
semarak (Gozali, 2007:17).
Bertambahnya jumlah bank, persaingan untuk menarik dana dari
masyarakat semakin meningkat. Semua bank berlomba menghimpun dana dari
masyarakat yang nantinya akan disalurkan kembali kepada masyarakat bagi yang
membutuhkan baik untuk tujuan produktif maupun konsumtif. Karena bagi bank
dana merupakan persoalan yang paling utama tanpa adanya dana bank tidak akan
berfungsi sebagaimana layaknya. Berdasarkan bukti empiris yang ada dana bank
yang berasal dari modal sendiri dan modal cadangan hanya sebesar 7 % sampai
dengan 8% dari total aktiva pada bank tesebut. Dana-dana yang dihimpun dari
masyarakat merupakan dana terbesar yang paling dihandalkan oleh suatu bank
yang mencapai 80% sampai dengan 90% dari seluruh total dana yang dikelola
oleh bank. Dana yang dihimpun dari masyarakat biasanya disimpan dalam bentuk
giro, deposito, tabungan. Selain dari ketiga macam bentuk dana simpanan dari
pihak ketiga tersebut yaitu giro, deposito, dan tabungan masih banyak terdapat
dana dari pihak ketiga lainnya yang dapat diterima oleh bank. Akan tetapi, dana -
dana ini sebagian besar berbentuk dana sementara yang sukar disusun
perencanaannya karena bersifat sementara (Gozali, 2007:18).
Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis
politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional.
Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh
bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan
tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk
merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Lahirnya
Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang No.
7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi
peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia.
Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara
syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah. PT. Bank Susila Bakti (PT.
Bank Susila Bakti) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT.
Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997 -
1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai
pada akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari
pemilik (Gozali, 2007:18).
Merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, BankExim
dan Bapindo) ke dalam PT. Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999,
rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi bank syariah (dengan nama
Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT. Bank Mandiri (Persero). PT. Bank
Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan
rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi bank syariah, sejalan dengan
keinginan PT. Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit syariah. Langkah
awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT. Bank Susila Bakti
menjadi PT. Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris : Ny. Machrani M.S.
SH, No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8
September 1999 Notaris : Sutjipto, SH nama PT. Bank Syariah Sakinah Mandiri
diubah menjadi PT. Bank Syariah Mandiri (Gozali, 2007:20).
Tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan
Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan ijin
perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah kepada PT. Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat
Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999
tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahaan nama PT.
Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syariah Mandiri. Senin tanggal 25 Rajab
1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT.
Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha
bersama dari para perintis bank syariah di PT. Bank Susila Bakti dan Manajemen
PT. Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah
dilingkungan PT. Bank Mandiri (Persero). PT. Bank Syariah Mandiri hadir
sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani
yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani
inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT. Bank Syariah Mandiri sebagai
alternatif jasa perbankan di Indonesia.
Bank Syariah sebagai bank bagi hasil di Indonesia diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat yang mulai sadar akan pentingnya bank bebas
bunga dan mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam membuat bank
syariah menjadi salah satu bank syariah yang mengalami kemajuan pesat, hal
tersebut dapat dilihat dari kinerja perusahaan yang baik dari tahun ke tahun.
Selama tujuh tahun ini Bank Syariah Mandiri telah mengalami pertumbuhan yang
cukup pesat, bahkan rata-rata per tahun selalu berada di atas 50 persen. Aset yang
semula hanya Rp 448 miliar, kini telah berkembang menjadi Rp 9,18 triliun.
Demikian pula dengan kantor cabang yang pada awalnya hanya berjumlah 8
kantor cabang, kini sudah berjumlah 199 kantor cabang di 24 propinsi.
Perkembangan ini, banyak dipengaruhi tingginya permintaan dari
masyarakat yang mulai tertarik dengan sistem perbankan syariah sebagai lembaga
alternatif pembiayaan bisnis. Selain itu, juga banyak dipengaruhi oleh faktor
eksternal, terutama ekonomi Timur Tengah. Setelah peristiwa 11 september,
terjadi pergeseran ekonomi global dari Amerika Serikat ke Timur Tengah. Hal
tersebut yang membuat penulis ingin meneliti kemajuan Bank Syariah Mandiri
dilihat dari tingkat kesehatan bank tersebut. Tujuan fundamental dari bisnis
perbankan adalah memperoleh keuntungan optimal dengan jalan memberikan
layanan jasa keuangan kepada masyarakat. Bagi pemilik saham menanamkan
modalnya pada bank bertujuan untuk memperoleh penghasilan berupa deviden
atau mendapatkan keuntungan melalui meningkatnya harga saham yang
dimiliknya ( Mudrajad Kuncoro, 2002, 539 dalam Gozali, 2007:21).
Bank yang selalu dapat menjaga kinerjanya dengan baik terutama tingkat
profitabilitas yang tinggi dan mampu membagikan dividen dengan baik serta
prospek usahanya dapat selalu berkembang dan dapat memenuhi ketentuan
prudential banking regulation dengan baik, maka kemungkinan nilai saham dari
bank yang bersangkutan di pasar sekunder dan jumlah dana dari pihak ketiga yang
berhasil dikumpulkan akan naik. Kenaikan nilai saham dan jumlah dana pihak
ketiga ini merupakan salah satu indikator naiknya kepercayaan masyarakat kepada
bank yang bersangkutan. Kepercayaan dan loyalitas pemilik dana terhadap bank
merupakan faktor yang sangat membantu dan mempermudah pihak manajemen
bank untuk menyusun strategi bisnis yang baik. Sebaliknya para pemilik dana
yang kurang menaruh kepercayaan kepada bank yang bersangkutan maka
loyalitasnya pun juga sangat tipis, hal ini sangat tidak menguntungkan bagi bank
yang bersangkutan karena para pemilik dana ini sewaktu-waktu dapat menarik
dananya dan memindahkannya ke bank lain.
Penilaian terhadap kinerja suatu bank dapat dilakukan dengan melakukan
analisis terhadap laporan keuangnya. Laporan keuangan bank berupa neraca
memberikan informasi kepada pihak di luar bank, misalnya bank sentral,
masyarakat umum, dan investor, mengenai gambaran posisi keuangannya, yang
lebih jauh dapat digunakan pihak eksternal untuk menilai besarnya resiko yang
ada pada suatu bank. Laporan laba rugi memberikan gambaran mengenai
perkembangan bank yang bersangkutan. Pengukuran tingkat kesehatan bank harus
dilakukan oleh semua bank baik bank konvensional maupun bank syariah karena
terkait dengan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola
(manajemen) bank, masyarakat pengguna jasa bank, Bank Indonesia selaku
otoritas pengawasan bank, dan pihak lainnya. Informasi mengenai kondisi suatu
bank dapat digunakan oleh pihak-pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank
dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan ketentuan
yang berlaku dan manajemen resiko.
Perkembangan metedologi penilaian kondisi bank senantiasa bersifat
dinamis sehingga sistem penilaian tingkat kesehatan bank perlu di-review secara
periodik untuk menyesuaikan kondisi terkini. Tujuannya adalah agar lebih
mencerminkan kondisi bank saat ini dan di waktu yang akan datang. Dalam
konteks inilah Bank Indonesia senantiasa melakukan perbaikan kembali terhadap
sistem penilaian tingkat kesehatan yang meliputi penyempurnaan pendekatan
penilaian kualitatif dan kuantitatif dan penambahan factor penilaian. Bagi
perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan sebagai
salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha di waktu yang akan datang.
Sedangkan bagi Bank Indonesia, antara lain digunakan sebagai sarana penetapan
dan implementasi strategi pengawasan bank.
Analisis laporan finansial ( financial statement analysis ), khususnya
mencurahkan perhatian kepada perhitungan rasio agar dapat mengevaluasi
keadaan finansial pada masa lalu, sekarang dan memproyeksikan masa yang akan
datang. Analisis rasional merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan
dalam analisis laporan finansial. Dengan kata lain, diantara alat-alat analisis yang
digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan yang dihadapi pasar
dibidang keuangan, adalah analisis ratio (financial ratio analysis). Dikatakan oleh
Sarafudin Alwi (1989) dalam Imam Gozali (2007:23) Rasio merupakan alat yang
dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan
tertentu antara faktor satu dengan yang lainnya dari suatu laporan finansial. Rasio-
rasio finansial umumnya diklasifikasikan menjadi 4 macam yaitu rasio likuiditas
atau liquidity ratio, rasio laverage, rasio aktivitas atau activity ratio, dan rasio
keuntungan atau profitability ratio.
Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil
pengembalian yang dihasilkan dari pinjaman dan investasi. Indikator yang biasa
digunakan utnuk mengukur kinerja profitabilitas bank adalah ROE (Return on
Equity) yaitu rasio yang menggamabarkan besarnya kembalian atas total modal
untuk menghasilkan keuntungan, ROA (Return on Assets) yaitu rasio yang
menunjukkan kemampuan dari keseluruhan aktiva yang ada dan yang digunakan
untuk menghasilkan keuntungan. Adapun variabel-variabel yang digunakan untuk
mengukur tingkat profitabilitas suatu bank adalah CAR, FDR, BOPO, dan NPL.
CAR (Capital Adequacy Ratio) merupakan salah satu faktor penting dalam
rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin
tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut utnuk menanggung
resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi
(sesuai ketentuan BI 8%) berarti bank tersebut mampu membiayai operasi bank,
keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang
cukup besar bagi profitabilitas (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono , 2002: 573
dalam Gozali, 2007:23). CAR diukur dengan membagi modal dengan aktiva
tertimbang menurut resiko (ATMR).
FDR (Financing To Deposit Ratio) adalah rasio antara jumlah kredit yang
diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. FDR ditentukkan oleh
perbandingan antara jumlah pinjaman yang diberikan dengan dana masyarakat
yang dihimpun yaitu mencakup giro, simpanan berjangka (deposito), dan
tabungan. FDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin besar
kredit maka pendapatan yang diperoleh naik, karena pendapatan naik secara
otomatis laba juga akan mengalami kenaikan.
BOPO (Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) BOPO
menurut kamus keuangan adalah kelompok rasio yang mengukur efisiensi dan
efektivitas operasional suatu perusahaan dengan jalur membandingkan satu
terhadap lainnya. Berbagai angka pendapatan dan pengeluaran dari laporan rugi
laba dan terhadap angka-angka dalam neraca. Rasio biaya operasional adalah
perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio biaya
operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bak
dalam melakukan kegiatan operasi (Lukman D Wijaya, 2000, 120 dalam Gozali,
2007:24). Semakin rendah BOPO berarti semakin efisien bank tersebut dalam
mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka
keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar.
Dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka
penulis memilih judul “ Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Biaya
Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Financing To
Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Equity (ROE).”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah peneliti mengidentifikasi
permasalahan utama diantara beberapa masalah yang ada dalam kaitannya dengan
penelitian yang ingin dibuat oleh peneliti, yaitu : Bagaimanakah pengaruh CAR,
BOPO dan FDR terhadap ROE ?
C. Tujuan Penulisan Dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai,
yaitu: Untuk menganalisis pengaruh CAR, BOPO dan FDR terhadap ROE ?
D. Manfaat Penulisan
Dari penelitian dan penulisan mengenai pengaruh CAR, BOPO dan FDR
berpengaruh terhadap ROE akan diperoleh manfaat sebagai berikut:
a. Bagi pihak ketiga, dapat mengetahui sejauh mana pengaruh peningkatan
jumlah CAR, BOPO dan FDR terhadap ROE. Selain itu dari penelitian ini
dapat mengetahui estimasi kedepan dari kinerja bank syariah dan
diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya
yang berkaitan dengan kinerja Bank Syariah.
b. Bagi penulis, untuk menambah ilmu pengetahuan seputar perbankan
syariah, sehingga dapat mengembangkan serta mengaplikasikannya
kepada masyarakat.
c. Bagi akademisi, untuk menambah referensi penelitian selanjutnya,
khususnya masalah perbankan syariah, studi kasus ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang bermanfaat.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Bank
Ada beberapa definisi bank yang dikemukakan sesuai dengan tahap
perkembangan bank. Untuk memberikan definisi yang tepat agaknya memerlukan
penjabaran, karena definisi tentang bank dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang. Berikut ini dapat dikemukakan beberapa pendapat tentang pengertian
bank, yaitu:
1. Dikatakan oleh Tini Munani (2004) dalam Imam Gozali (2007:51) Bank
adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro,
tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk
meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan. Disamping itu bank
dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, mentransfer, menerima segala
bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, pajak, air, uang
kuliah dan lain-lain.
2. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-undang Nomor 10 Tahun
1998 tentang Perbankan).
3. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak (Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan). Dari beberapa pengertian diatas
dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, pengertian bank telah mengalami
evolusi, sesuai dengan perkembangan bank itu sendiri. Kedua, fungsi bank
pada umumnya adalah (1) menerima berbagai bentuk simpanan dari
masyarakat; (2) memberikan kredit, baik bersumber dari dana yang diterima
dari masyarakat maupun berdasarkan atas kemampuannya untuk menciptakan
tenaga beli baru; (3) memberikan jasa-jasa lalu lintas pembayaran dan
peredaran uang. Jenis bank dilihat dari cara menetapkan harga baik harga beli
maupun harga jual dapat dibagi dua, yaitu :
a. Bank Konvensional
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Bank Konvensional
adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Sebagaimana yang dikatakan Martono (2002) dalam Imam Gozali (2007;52)
menjelaskan prinsip konvensional yang digunakan bank konvensional
menggunakan dua metode, yaitu :
1) Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti
tabungan, deposito berjangka, maupun produk pinjaman (kredit) yang
diberikan berdasarkan tingkat bunga tertentu.
2) Untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak bank menggunakan atau
menerapakan berbagai biaya dalam nominal atau prosentase tertentu.
Sistem penetapan biaya ini disebut fee based.
b. Bank Syariah
Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 bank syariah adalah
Bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Prinsip syariah menurut Pasal 1 ayat 13 Undang-undang No.10 tahun 1998
tentang perbankan adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara
bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan
usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah antara
lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan
berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang
dengan keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal
berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya
pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank
oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). Pembahasan tentang bank syariah akan
dibahas lebih mendalam oleh penulis pada sub bab tersendiri di bab ini
(Gozali, 2007: 54.
B. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Menurut Imam Gozali ( 2007: 55) terdapat perbedaan antara Bank Syariah
dan konvensional, yaitu sebagai berikut:
1. Bank Syariah
a. Islam memandang harta yang dimiliki oleh manusia adalah titipan/amanah
Allah SWT sehingga cara memperoleh, mengelola, dan memanfaatkannya
harus sesuai ajaran Islam.
b. Bank syariah mendorong nasabah untuk mengupayakan pengelolaan harta
nasabah (simpanan) sesuai ajaran Islam.
c. Bank syariah menempatkan karakter/sikap baik nasabah maupun pengelola
bank pada posisi yang sangat penting dan menempatkan sikap akhlakul
karimah sebagai sikap dasar hubungan antara nasabah dan bank.
d. Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat didasarkan prinsip keadilan,
prinsip kesederajatan dan prinsip ketentraman antara Pemegang Saham,
Pengelola Bank dan Nasabah atas jalannya usaha bank syariah.
e. Prinsip bagi hasil:
1) Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan
berpedoman pada kemungkinan untung dan rugi.
2) Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang
diperoleh.
3) Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan peningkatan
jumlah pendapatan
4) Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil.
5) Bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyek yang dijalankan. Jika
proyek itu tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan
ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.
2. Bank Konvensional
a. Pada bank konvensional, kepentingan pemilik dana (deposan) adalah
memperoleh imbalan berupa bunga simpanan yang tinggi, sedang
kepentingan pemegang saham adalah diantaranya memperoleh spread yang
optimal antara suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman
(mengoptimalkan interest difference). Dilain pihak kepentingan pemakai
dana (debitor) adalah memperoleh tingkat bunga yang rendah (biaya
murah). Dengan demikian terhadap ketiga kepentingan dari tiga pihak
tersebut terjadi antagonisme yang sulit diharmoniskan. Dalam hal ini bank
konvensional berfungsi sebagai lembaga perantara saja
b. Tidak adanya ikatan emosional yang kuat antara Pemegang Saham,
Pengelola Bank dan Nasabah karena masing-masing pihak mempunyai
keinginan yang bertolak belakang
c. Sistem bunga:
1) Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus
selalu untung untuk pihak Bank.
2) Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang
dipinjamkan Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan
pedoman harus selalu untung untuk pihak Bank.
3) Jumlah pembayaran bunga tidak mengikat meskipun jumlah keuntungan
berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang baik.
4) Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama termasuk
agama Islam.
5) Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama termasuk
agama Islam.
6) Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan
proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.
C. Prinsip Bank Syariah
Imam Gozali (2007:56) mengatakan Pada dasarnya prinsip bank syariah
menghendaki semua dana yang diperoleh dalam sistem perbankan syariah dikelola
dengan integritas tinggi dan sangat hati-hati.
1. Shiddiq, memastikan bahwa pengelolaan bank syariah dilakukan dengan
moralitas yang menjunjung tinggi nilai kejujuran. Dengan nilai ini pengelolaan
diperkenankan (halal) serta menjauhi cara-cara yang meragukan (subhat)
terlebih lagi yang bersifat dilarang (haram).
2. Tabligh, secara berkesinambungan melakukan sosialisasi dan mengedukasi
masyarakat mengenai prinsip-prinsip, produk dan jasa perbankan syariah.
Dalam melakukan sosialisasi sebaiknya tidak hanya mengedepankan
pemenuhan prinsip syariah semata, tetapi juga harus mampu mengedukasi
masyarakat mengenai manfaat bagi pengguna jasa perbankan syariah.
3. Amanah, menjaga dengan ketat prinsip kehati-hatian dan kejujuran dalam
mengelola dana yang diperoleh dari pemilik dana (shahibul maal) sehingga
timbul rasa saling percaya antara pemilik dana dan pihak pengelola dana
investasi (mudharib).
4. Fathanah, memastikan bahwa pegelolaan bank dilakukan secara profesional
dan kompetitif sehingga menghasilkan keuntungan maksimum dalam tingkat
resiko yang ditetapkan oleh bank. Termasuk di dalamnya adalah pelayanan
yang penuh dengan kecermatn dan kesantunan (ri’ayah) serta penuh rasa
tanggung jawab (mas’uliyah).
D. Tujuan Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang aktivitasnya meninggalkan masalah riba.
Dengan demikian, penghindaran bunga yang dianggap riba merupakan salah satu
tantangan yang dihadapi dunia Islam dewasa ini. Suatu hal yang sangat
menggembirakan bahwa belakangan ini para ekonom Muslim telah mencurahkan
perhatian besar, guna menemukan cara untuk menggantikan sistem bunga dalam
transaksi perbankan dan membangun model teori ekonomi yang bebas dan
pengujiannya terhadap pertumbuhan ekonomi, alokasi dan distribusi pendapatan.
Oleh karena itu, maka mekanisme perbankan bebas bunga yang biasa disebut
dengan bank syariah didirikan. Tujuan perbankan syariah didirikan dikarenakan
pengambilan riba dalam transaksi keuangan maupun non keuangan (QS. Al-
Baqarah 2 : 275). Dalam sistem bunga, bank tidak akan tertarik dalam kemitraan
usaha kecuali bila ada jaminan kepastian pengembalian modal dan pendapatan
bunga (Zaenul Arifin, 2002: 39-40).
1. Falsafah Operasional Bank Syariah
Setiap lembaga keuangan syariah mempunyai falsafah mencari
keridhoan Allah untuk memperoleh kebajikan dunia dan akhirat. Oleh karena
itu, setiap kegiatan lembaga keuangan yang dikhawatirkan menyimpang dari
tuntunan agama, harus dihindari (Gozali, 2007:58).
a. Menjauhkan diri dari unsur riba, caranya :
1) Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka secara pasti
keberhasilan usaha (QS. Luqman, ayat :34)
2) Menghindari penggunaan sistem prosentasi untuk pembebanan biaya
terhadap hutang atau pemberian imbalan terhadap simpanan yang
mengandung unsur melipat gandakan secara otomatis hutang/simpanan
tersebut hanya karena berjalannya waktu (QS. Ali-Imron, ayat : 130)
3) Menghindari penggunaan sistem perdagangan/penyewaan barang ribawi
dengan imbalan barang ribawi lainnya dengan memperoleh kelebihan
baik kuantitas maupun kualitas (HR. Muslim)
4) Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan tambahan dimuka
atas hutang yang bukan atas prakarsa yang mempunyai hutang secara
sukarela (HR. Muslim, Bab Riba).
b. Menerapkan sistem bagi hasil dan perdagangan. Dengan mengacu pada
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 275 dan An-Nisa ayat 29, maka setiap
transaksi kelembagaansyariah harus dilandasi atas dasar sistem bagi hasil
dan perdagangan atau transaksinya didasari oleh adanya pertukaran antara
uang dan barang. Akibatnya pada kegiatan muamalah berlaku prinsip ada
barang/jasa uang dengan barang, sehingga akan mendorong produksi
barang/jasa, mendorong kelancaran arus barang/jasa, dapat dihindari
adanya penyalahgunaan kredit, spekulasi, dan inflasi.
2. Produk Perbankan Syariah
Dari hasil musyawarah (ijma internasional) para ahli ekonomi Muslim
beserta para ahli fiqih dari Academi Fiqh di Mekkah pada tahun 1973, dapat
disimpulkan bahwa konsep dasar hubungan ekonomi berdasarkan syariah
Islam dalam bentuk sistem ekonomi Islam ternyata dapat diterapkan dalm
operasional lembaga keuangan bank maupun lembaga keuangan non bank.
Penerapan atas konsep tersebut terwujud dengan munculnya lembaga
keuangan Islam di persada nusantara ini. Sepuluh tahun sejak diundangkannya
pada Lembaga Negara, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan Bagi Hasil, yang direvisi dengan UU No. 10 tahun 1998, bank
syariah dan lembaga keuangan non bank secara kuantitatif tumbuh dengan
pesat. Bank syariah dengan sistem bagi hasil dirancang untuk terbinanya
kebersamaan dalam menanggung resiko usaha dan berbagi hasil usaha antara :
pemilik dana (shahibul mal) yang menyimpan uangnya di lembaga, lembaga
selaku pengelola dana (mudharib) dan masyarakat yang membutuhkan dana
yang bisa berstatus peminjam dana atau pengelola usaha (Gozali, 2007:60).
Pada sisi pengerahan dana masyarakat, shahibul maal berhak atas bagi
hasil dari usaha lembaga keuangan sesuai dengan porsi yang telah disepakati
bersama, bagi hasil yang diterima shahibul mal akan naik turun secara wajar
sesuai dengan keberhasilan lembaga keuangan dalam mengelola dana yag
dipercayakan kepadanya. Tidak ada biaya yang perlu digeserkan karena
konsep bagi hasil bukan konsep biaya. Pada penyaluran dana kepada
masyarakat, sebagian besar pembiayaan Bank Islam disalurkan dalam bentuk
barang dan jasa yang dibelikan Bank Islam untuk nasabahnya. Dengan
demikian, pembiayaan hanya diberikan apabila barang dan jasa telah ada
terlebih dahulu. Dengan metode ada barang dahulu, baru ada uang maka
masyarakat dipacu untuk memproduksi barang dan jasa atau mengadakan
barang dan jasa. Selanjutnya barang yang dibeli/diadakan menjadi jaminan
(collateral) hutang. Secara garis besar, hubungan ekonomi berdasarkan
syariah Islam tersebut ditentukan oleh hubungan aqad yang terdiri dari lima
konsep aqad. Bersumber dari lima konsep ini bank syariah dapat menerapkan
produk-produk lembaga keuangan bank syariah dan lembaga keuangan bukan
bank syariah yang dapat dioperasionalkan (Gozali, 2007:60). Kelima konsep
tersebut adalah :
a. Prinsip Simpanan Murni (al’Wadiah)
Prinsip simpanan murni merupakan fasilitas yang diberikan
oleh bank Islam untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang
kelebihan dana untuk menyimpan dananya dalam bentuk al-Wadiah.
Fasilitas al-Wadiah diberikan untuk tujuan investasi guna
mendapatkan keuntungan seperti halnya tabungan dan deposito.
b. Bagi Hasil (Syirkah)
Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tata cara
pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana.
Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan
dana, maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk
produk yang berdasarkan prinsip ini adalah mudharabah dan
musyarakah
c. Prinsip Jual beli (at-Tijarah)
Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara
jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang
dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan
pembelian atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut
kepada nasabah dengan harga beli ditambah keuntungan (margin).
d. Prinsip Sewa (al-Ijarah)
Prinsip ini secara garis besar terbagi atas dua jenis : (1). Ijarah,
sewa murni, seperti halnya penyewaan alat-alat produk (operating
lease). Dalam teknis perbankan, bank dapat membeli equipment yang
dibutuhkan nasabah kemudian menyewakan dalam waktu dan hanya
telah disepakati kepada nasabah. (2) Bai al takjiri atau ijarah al
muntahiya bit tamlik merupakan penggabungan sewa dan beli, dimana
si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa
sewa (finansial lease).
e. Prinsip jasa/fee (al-Ajr walumullah)
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang
diberikan bank. Bentuk produk yang berasarkan prinsip ini antara lain
Bank Garansi, Kliring, Inkaso, Jasa, Transfer, dll.
3. Perkembangan Produk Perbankan Syariah di Indonesia
Seiring dengan perkembangannya, bank syariah tahun demi tahun
mengalami peningkatan dari sisi asset dan share secara nasional, begitu pula
dengan jumlah dana pihak ketiga (deposito fund) dan kredit (financing) yang
diberikan. Pada akhir tahun 2002 total asset bank syariah sebesar Rp 4 Trilyun
atau share sebesar 0,36% dari total aset perbankan nasional, sedangkan pada
akhir tahun 2003 meningkat menjadi Rp 7,8 Trilyun atau share sebesar 0,74%
dari total aset perbankan nasional atau meningkat hampir sebesar 100% dari
total aset perbankan syariah tahun sebelumnya. Dari sisi produk perbankan
syariah maka total deposit fund yang dimiliki bank syariah pada akhir tahun
2002 sebesar Rp 2,92 Trilyun dan pada akhir tahun 2003 sebesar Rp 5,72
Trilyun atau mengalami peningkatan hampir sebesar 100%. Sedangkan disisi
financing posisi pada tahun 2002 akhir sebesar Rp 3,28 Trilyun dan pada akhir
tahun 2003 sebesar Rp 5,53 Trilyun atau mengalami penongkatan hampir
sebesar 70% (Gozali, 2007:63). Secara keseluruhan akan dapat dilihat pada
tabel pangsa perbankan syariah terhadap total bank posisi Desenber 2003
dibawah ini.
Tabel 2.1 Pangsa Perbankan Syariah Terhadap Total Bank (Desember 2003)
Islamic Banks Total Banks
Nominal Share
Total Asset 7,86 0,74% 1068,40
Deposit Fund 5,72 0,64% 888,60
Credit/Financing
extended
5,53 1,16% 477,19%
LDR/FDR* 96,60% 53,70%
NPL 2,34% 8,2%
Sumber : Data Statistik Perbankkan Syariah-BI *) FDR = Financing extended/Deposit Fund LDR= Credit extended/Deposit Fund
4. Prospek Perkembangan Produk Perbankan Syariah di Indonesia
Prospek perkembangan produk bank syariah masih terbuka lebar, jika
bank syariah melakukan kajian mendalam untuk pengembangan produk baru.
Sehingga muncul inovasi dalam membuat produk-produk baru yang
customized bagi customers. Pemahaman akan produk (product knowledge) dan
skim-skim syariah menjadi dasar dalam pengembangan produk bank syariah.
Minimnya pengetahuan mengenal aspek fiqh dalam perbankan syariah juga
menjadi salah satu kendala dalam pengembangan produk di bank syariah.
Berdasarkan perkembangan perkembangan secara nasional maka ada
kecenderungan ke depan trennya adalah kepeminjaman konsumen. Disisi lain
pemberian pinjaman kepada kelompok UKM (Usaha Kecil Menengah) juga
menjadi salah satu pilihan karena hal ini dapat mengurangi resiko kemacetan
kredit yang biasanya disebabkan oleh debitur-debitur besar, jika satu debitur
besar mengalami kemacetan maka akan mempengaruhi posisi CAR suatu bank
secara signifikan (Gozali, 2007:65).
5. Sumber Dana Bank Syariah
Bagi bank konvensional selain modal, sumber dana lainnya cenderung
bertujuan untuk “menahan” uang. Hal ini sesuai dengan pendekatan yang
dilakukan Keynes yang mengemukakan bahwa orang membutuhkan uang
untuk tiga kegunaan: transaksi, cadangan (jaga-jaga), dan investasi (John M.
Keynes, 1936 dalam Gozali 2007:65). Oleh karena itu, produk penghimpunan
dana pun sesuai dengan tiga fungsi tersebut yaitu berupa giro, tabungan, dan
deposito. Dalam pandangan syariah uang bukanlah suatu komoditi melainkan
hanya sebagai alat untuk mencapai pertambahan nilai ekonomis (economic
added value). Hal ini bertentangan dengan perbankan berbasis bunga di mana
“uang mengembang-biakan uang”, tidak peduli apakah uang itu dipakai dalam
kegiatan produktif atau tidak. Untuk menghasilkan keuntungan, uang harus
dikaitkan dengan kegiatan ekonomi dasar (primary economic activities) baik
secara langsung maupun melalui transaksi perdagangan ataupun secara tidak
langsung melalui penyertaan modal guna melakukan salah satu atau seluruh
kegiatan usaha tersebut. Berdasarkan prinsip tersebut Bank syariah dapat
menarik dana pihak ketiga atau masyarakat dalam bentuk (Zainul Arifin,
Op.cit, 53 dalam Gozali, 2007:66) :
a.Titipan (wadiah) simpanan yang dijamin keamanan dan pengembaliannya
(guaranteed deposit) tetapi tanpa memperoleh imbaaln atau keuntungan.
b.Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko (non guaranteed account)
untuk investasi umum (general investment account/ mudharabah mutlaqah)
di mana bank akan membayar bagian keuntungan secara proporsional
dengan porofolio yang didanai dengan modal tersebut.
c.Investasi khusus (spesial investment account / mudharabah muqayyadah) di
mana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee. Jadi
bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil
resiko atas investasi. Dengan demikian sumber dana bank syariah terdiri dari
:
1) Modal Inti (core capital)
2) Kuasi ekuitas (mudharabah account)
3) Titipan (wadiah) atau simpanan tanpa imbalan (non remunerated
deposit)
6. Laporan Keuangan Perbankan Syariah
Laporan keuangan pada sektor perbankan syariah, sama seperti sektor
lainnya, adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan aktifitas operasi bank yang
bermanfaat dalam mengambil keputusan.
7. Fungsi Laporan Keuangan
Sebagai bahan informasi yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang
membutuhkan, laporan keuangan setidaknya harus berfungsi sebagai berikut
(Gozali, 2007:67):
a. Menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Pihak-pihak yang
berkepentingan antara lain:
1) Sahibul Maal / pemilik dana
2) Kreditur
3) Pembayar zakat, infak, dan sadaqah
4) Pemegang saham
5) Otoritas pengawasan
6) Bank Indonesia
7) Pemerintah
8) Lembaga penjamin simpanan
9) Masyarakat
b. Informasi dalam menilai prospek arus kas bertujuan untuk memberikan
informasi yang dapat mendukung investor/pemilik dana, kreditur, dan
pihak-pihak lain dalam memperkirakan jumlah, aset, dan ketidakpastian
dalam penerimaan kas di masa depan atas deviden, bagi hasil, dan hasil
dari penjualan, pelunasan (redemption), dan jatuh tempo dari surat
berharga atau pinjaman.
c. Informasi atas sumber daya ekonomi bertujuan memberikan informasi
tentang sumber daya ekonomis bank (economic resources), kewajiban
bank untuk mengalihkan sumber daya tersebut kepada entitas lain atau
pemilik saham serta kemungkinan terjadinya transaksi, dan peristiwa yang
dapat mempengaruhi perubahan sumber daya tersebut.
d. Informasi mengenai kepatuhan bank terhadap prinsip syariah, serta
informasi mengenai pendapatan dan pengeluaran yang tidak sesuai dengan
prinsip syariah dan pegelolaan pendapatan dana bank tersebut.
e. Informasi untuk membantu pihak terkait di dalam menentukan zakat bank
atau pihak lainnya.
8. Acuan Penyusunan Laporan Keuangan
Penyusunan laporan keuangan bank syariah didasarkan dari beberapa
acuan yang relevan, adapun acuan tersebut adalah (Imam Gozali, 2007:68):
a. Peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
b. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Umum,
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah,
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Umum, Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan Syariah (PSAKS) dan Interprestasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK).
c. Accounting and Auditing Standard for Islamic Financial Institutions yang
dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization of
Islamic Financial Institutions).
d. International Accounting Standard (IAS), Statement of Financial
Accounting Standard (SFAS), sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah.
e. Peraturan perundang-undagan yang relevan dengan laporan keuangan
f. Praktik-praktik akuntansi yang berlaku umum, sepanjang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.
9. Definisi Profitabilitas Syariah
Hadad dkk (2003) dalam Imam Gozali (2007:69) mendefinisikan
profitabilitas sebagai dasar dari adanya keterkaitan antara efisiensi operasional
dengan kualitas jasa yang dihasilkan oleh suatu bank.
Profitabilitas adalah ukuran spesifik dari performance sebuah bank,
dimana ia merupakan tujuan dari manajemen perusahaan dengan
memaksimalkan nilai dari para pemegang saham, optimalisasi dari berbagai
tingkat return, dan minimalisasi resiko yang ada (Hasan, 2003 dalam Imam
Gozali, 2007:69).
Tujuan analisis profitabilitas sebuah bank adalah untuk mengukur
tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang
bersangkutan (kuncoro, 2002, 548 dalam Gozali, 2007:70).
ROE menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola
modal yang tersedia untuk mendapatkan net income. Semakin tinggi return
semakin baik, berarti dividen yang dibagikan atau ditanamkan kembali sebagai
retained earning juga semakin besar (kuncoro, 2002, 551 dalam gozali,
2007:70).
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka
pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin tinggi
CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko
ROE = %100xAktivaTotal
PajakSetelahLaba
dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi (sesuai
ketentuan BI 8%) berarti bank tersebut mampu membiayai operasi bank,
keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi
yang cukup besar bagi profitabilitas (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono ,
2002: 573 dalam Imam Gozali, 2007:70). Dalam menelaah CAR bank syariah,
terlebih dahulu harus dipertimbangkan, bahwa aktiva bank syariah dapat
dibagi atas (Zainul Arifin, Loc, Cit dalam Imam Gozali, 2007:70):
a. Aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan/kewajiban atau hutang
(wadiah atau qard dan sejenisnya).
b. Aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil (Profit and loss Sharing
Investment Account) yaitu mudharabah (General Investment
Account/mudharabah mutlaqah, Restricted Investment
Account/mudharabah muqayyadah) CAR diukur dengan membagi
modal dengan aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR).
2. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
BOPO menurut kamus keuangan adalah kelompok rasio yang
mengukur efisiensi dan efektivitas operasional suatu perusahaan dengan jalur
membandingkan satu terhadap lainnya. Berbagai angka pendapatan dan
pengeluaran dari laporan rugi laba dan terhadap angka-angka dalam neraca.
Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan
pendapatan operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasi
CAR = %100XATMR
gkapModalPelenModalInti +
(Lukman D Wijaya, 2000, 120 dalam Gozali, 2007:72). Semakin rendah
BOPO berarti semakin efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya
operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang
diperoleh bank akan semakin besar.
Menurut Imam Gozali (2007:97), rasio biaya operasional adalah
perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional
semakin rendah BOPO semakin efisien bank tersebut dalam menekan biaya
operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang
diperoleh bank akan semakin besar.
BOPO merupakan upaya bank untuk meminimalkan resiko
operasional, yang merupakan ketidakpastian mengenai kegiatan usaha bank.
Resiko operasional berasal dari kerugian operasional bila terjadi penurunan
keuntungan yang dipengaruhi oleh struktur biaya operasional bank, dan
kemungkinan terjadinya kegagalan atas jasa - jasa dan produk-produk yang
ditawarkan.
3. Financing To Deposit Ratio (FDR)
Kebutuhan likuiditas setiap bank berbeda-beda tergantung antara lain
pada khususan usaha bank, besarnya bank dan sebagainya. Oleh karena itu
untuk menilai cukup tidaknya likuiditas suatu bank dengan menggunakan
ukuran financing deposito to ratio, yaitu dengan memperhitungkan berbagai
aspek yang berkaitan dengan kewajibannya, seperti memenuhi commitment
loan, antisipasi atas pemberian jaminan bank yang pada gilirannya akan
BOPO = %100tan
xlOperasionaPendapa
lOperasionaBiaya
menjadi kewajiban bagi bank. Apabila hasil pengukuran jauh berada di atas
target dan limit bank tersebut maka dapat dikatakan bahwa bank akan
mengalami kesulitan likuiditas yang pada gilirannya akan menimbulkan beban
biaya yang besar. Sebaliknya bila berada di bawah target dan limitnya, maka
bank tersebut dapat memelihara alat likuid yang berlebihan dan ini akan
menimbulkan tekanan terhadap pendapatan bank berupa tingginya biaya
pemeliharan kas yang menganggur (idle money). Dari uraian diatas maka
dapat dikatakan Financing Deposit to Ratio adalah perbandingan jumlah
pembiayaan yang diberikan dengan simpanan masyarakat (Imam Gozali,
2007:72).
F. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan langsung dengan
penelitian ini yakni mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi besarnya
profitabilitas bank telah banyak dilakukan. Diantaranya adalah penelitian yang
dilakukan oleh Gozali (2006) dan Fazlur (2009). Hasi-hasil penelitian mereka
akan menjadi acuan untuk membandingkan hasil penelitian yang akan dilakukan
penulis.
Gozali (2006) melakukan penelitian yang menganalisis pengaruh CAR
(Capital Adequecy Ratio), FDR (Financing to Deposit Ratio), BOPO (Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dan NPL (Non Performing Loan)
terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri (januari : 2004 – desember : 2006)
dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, hasil yang diperoleh
menunjukan semua variable independent berpengaruh secara signifikan terhadap
FDR = %100xDPK
Pembiayaan
variable dependent (Profitabilitas). Selain itu, dari hasil uji F test dimana hasil F
test = 23,68829 dan dari print output juga terlihat signifikan 0,000 berarti keempat
variable independent (CAR, FDR, BOPO, dan NPL) secara bersama-sama
berpengaruh secara signifikan terhadap Profitabilitas. Nilai R-Square yang
diperoleh sebesar 0,766 berarti variabel independent penelitian (CAR, FDR,
BOPO, dan NPL) dapat menjelaskan variabel dependent (profitabilitas) sebesar
76,6 % sisanya 23,4 % dipengaruhi oleh variable lain selain variable independent
yang digunakan.
Temuan Fazlur (2009), yaitu Faktor yang mempengaruhi profitabilitas
UUS PT. Bank X menggunakan Rasio Keuangan. Data yang digunakan
Menggunakan data sekunder laporan keuangan Bank Januari 2005 – Desember
2008. Penelitiannya menggunakan analisis Du Pont dan menggunakan metode
analisis regresi berganda dengan aplikasi spss 14. Hasil dari analisis du pont
menunjukan bahwa yang sangat berpengaruh terhadap ROE adalah Net profit
Margin. Seerta ditemukan variable CAR, FDR, BOPO dan NIM berpengaruh
terhadap ROE. Namun rasio NPF tidak ada pengaruhnya terhadap ROE.
G. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka diatas penulis menyimpulkan kerangka
pemikiran penelitian adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka pemikiran
Dari kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat bahwa Current Asset
Ratio (CAR), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) dan
Financing to Deposit Rate (FDR), merupakan Independent Variables yang
dapat mempengaruhi paramater kinerja dari bank syariah yang diukur dengan
indikator ROE sebagai Dependent Variable.
CAR (X1)
BOPO (X2)
FDR (X3)
ROE (Y)
r12
r13
r23
€
ρyx3
ρyx1
ρyx2
H. Hipotesis
Sesuai dengan latar belakang, perumusan masalah dan kerangka pemikiran
dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini, yang selanjutnya akan diuji :
1. CAR, BOPO dan FDR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROE.
2. CAR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROE.
3. BOPO mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROE.
4. FDR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROE.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. RUANG LINGKUP PENELITIAN
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri.
Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari hasil publikasi
Bank Syariah Mandiri periode Januari 2004 – Desember 2008, serta kebijakan-
kebijakan lain dalam media harian, jurnal ilmiah, atau internet. Pengumpulan data
dilakukan, baik melalui observasi terhadap dokumen atau laporan instansi terkait
maupun hasil-hasil publikasi, kemudian dilakukan pencatatan terhadap data yang
dibutuhkan.
Penelitian akan difokuskan pada Current Asset Ratio (CAR) oleh Bank
Syariah Mandiri setiap bulannya, untuk Biaya Operasional dan Pendapatan
Operasional (BOPO) oleh Bank Syariah Mandiri setiap bulannya dan presentase
perbandingan (rasio) antara dana yang disalurkan dan dana yang dihimpun oleh
Bank Syariah Mandiri, yang biasa disebut Financing to Deposit Ratio (FDR)
setiap bulannya.
B. METODE PENENTUAN SAMPEL
Penulis menggunakan pemilihan sampling dengan teknik purposive.
Purposive sampling juga dikenal sebagai Judgement Sampling, yaitu metode
penentuan sampel secara tidak acak dimana pengumpulan data atas dasar strategi
kecakapan atau pertimbangan pribadi semata.
C. METODE PENGUMPULAN DATA
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang telah
dikumpulkan untuk dianalisis dan digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan. Data yang dikumpulkan merupakan data yang akurat, seluruhnya
bersumber dari website www.syariahmandiri.co.id. Dalam implementasinya, data
sekunder merupakan data utama yang akan digunakan sebagai analisis. Teknik
yang digunakan untuk memperoleh jenis data sekunder tersebut adalah dengan
melakukan pendekatan studi pustaka, yaitu pendekatan ini dilakukan dengan
melakukan studi literature dan tulisan ilmiah yang berkaitan dengan topic dan
tema moneter Indonesia. Selain itu, untuk memperkaya data yang diperoleh, yaitu
data sekunder, pustaka yang dipublikasikan secara masal, melainkan juga pustaka
yang dilakukan secara terbatas.
D. METODE ANALISIS
Analisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Beban Operasional
Terhadap Biaya Operasional (BOPO) dan Financing To Deposit Ratio (FDR)
Terhadap Return On Equity (ROE) dilakukan dengan menggunakan pendekatan
Regresi Jalur (Path Analisis), Yaitu Analisis yang melihat hubungan kausalitas
antara kejadian satu dan kejadian lain. Hubungan kausalitas yang ingin dilihat bisa
berupa hubungan langsung maupun tidak langsung.Augusty Ferdinand (2002:55)
Dari hipotesis, di rumuskan kedalam suatu persamaan matematis akan
didapat suatu model yang ditawarkan penulis, yaitu :
Y= ρYX1 + ρYX2 + ρYX 3 + ∑i Dimana :
Y = ROE (Return On Equity)
X1 = CAR (Capital Adequacy Ratio)
X2 = BOPO (Beban Operasional dan Pendapatan Operasional)
X3 = FDR (Financing to Deposite Ratio)
∑i = Error
Koefisien Jalur dapat di tentukan melalui rumus berikut ini :
Keterangan :
PYx = Merupakan koefisien jalur dari variabel X terhadap variabel Y
bYx = Merupakan koefisien regresi dari variabel X terhadap variabel Y
1. Uji Hipotesis
a. Uji Distribusi t ( Uji t )
Uji T untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikat, maka digunakan kriteria sebagai berikut :
1) CAR terhadap ROE
Ho = CAR tidak berpengaruh terhadap ROE
H1 = CAR berpengaruh terhadap ROE
2) BOPO terhadap ROE
Ho = BOPO tidak berpengaruh terhadap ROE
H1 = BOPO berpengaruh terhadap ROE
3) FDR terhadap ROE
Ho = FDR tidak berpengaruh terhadap ROE
H1 = FDR berpengaruh terhadap ROE
∑
∑
=
==n
h
n
hYXYX
h
Xbp
i
1
2
1
2
Kriteria pengambilan keputusan t penelitian dengan T tabel :
a. Jika t penelitian < t tabel, maka Ho diterima. Artinya variabel bebas tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
b. Jika t penelitian > t tabel, maka Ho ditolak. Artinya variabel bebas
berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan probabilitas ( signifikansi ) dengan α 0.05:
1) jika probabilitas > α 0.05, maka Ho diterima. Artinya variabel bebas
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
2) Jika probabilitas < α 0.05, maka Ho ditolak. Artinya variabel bebas
berpengaruh secara parsial terhadap veriabel terikat.
b. Uji Distribusi f ( Uji f )
Untuk menguji pengaruh secara bersama-sama variabel bebas
terhadap variabel terikat, maka digunakan criteria sebagai berikut :
1) Pengujian f penelitian dengan f tabel
Ho = CAR, BOPO dan FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap
ROE
H1 = CAR, BOPO dan FDR berpengaruh signifikan terhadap ROE
a) Jika f penelitian < dari f tabel maka Ho diterima. Artinya CAR,
BOPO dan FDR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROE
b) Jika f penelitian > dari f tabel maka H1 diterima. Artinya CAR,
BOPO dan FDR berpengaruh secara signifikan terhadap ROE
2). Pengujian tingkat signifikansi
Ho = CAR, BOPO dan FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap
ROE
H1 = CAR, BOPO dan FDR berpengaruh signifikan terhadap ROE
a) Jika probabilitas < dari α 0.05 maka Ho diterima. Artinya CAR,
BOPO dan FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE.
b) Jika probabilitas > dari α 0.05 maka Ho ditolak. Artinya CAR,
BOPO dan FDR berpengaruh signifikan terhadap ROE.
E. Operasional Variabel
Dalam penelitian ini, variable yang digunakan adalah :
1. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Modal bank yang cukup atau banyak menjadi sangat penting karena
modal bank dapat berfungsi untuk memperlancar operasional sebuah bank.
Tingkat kecukupan modal pada perusahaan perbankan tersebut diwakilkan
pada rasio CAR.
2. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio biaya operasional dan pendapatan operasional adalah perbandingan
antara biaya operasi dengan pendapatan operasi. Rasio biaya operasional
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasinya. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya
adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana
(misal dana masyarakat), maka biaya dan pendapatan operasional bank didasari
oleh biaya bunga dan hasil bunga. Secara teoritis, biaya bunga ditentukan
berdasarkan perhitungan cost of loanable.
3. Financing to Deposit Ratio (FDR)
FDR adalah rasio antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan
dana yang diterima oleh bank. FDR ditentukkan oleh perbandingan antara
jumlah pinjaman yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun yaitu
mencakup giro, simpanan berjangka (deposito), dan tabungan.
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Perkembangan Perbankan Syariah
Sistem perbankan di Indonesia menganut dual bank system yakni
sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan syariah. Hal ini diakui
dan dikenal sejak diberlakukannya UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan
syariah. Kemudian diperkuat dengan UU No. 10 tahun 1998 sebagai pengganti
UU No. 7 tahun 1992, yang diikuti dengan dikeluarkannya sejumlah ketentuan
pelaksanaan dalam bentuk SK Direksi Bank Indonesia (BI).
Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka
pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki
landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara
lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif, yang
mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima
tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam
mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan.
Krisis keuangan global baik secara langsung maupun tidak langsung
telah mempengaruhi sistem keuangan Indonesia termasuk sistem perbankan.
Bank syariah sebagai bagian dari sistem perbankan juga patut mengantisipasi
dampak yang dapat ditimbulkan akibat krisis keuangan global tersebut. Untuk
mengantisipasi dampak krisis global, Bank Indonesia melakukan berbagai
penyesuaian ketentuan termasuk ketentuan bagi bank syariah. Kebijakan untuk
penyempurnaan ketentuan pada tahun 2008 tetap ditujukan untuk menciptakan
bank syariah yang sehat dan sejalan dengan prinsip syariah.
Hal yang menjadi perhatian penting dalam penyempurnaan ketentuan
dalam tahun 2008 adalah penyusunan ketentuan baru dan penyesuaian
ketentuan lama sesuai amanat yang ditetapkan dalam UU Nomor 21 Tahun
2008 tentang Perbankan Syariah dan UU Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat
Berharga Syariah Negara. Selain itu disusun pula ketentuan baru yang
ditujukan untuk mendukung penyelesaian masalah perpajakan yang dihadapi
oleh perbankan syariah.
Selama tahun 2008 jumlah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah mengalami penambahan 2 Bank Umum Syariah
(BUS) 1 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 17 BPRS, sehingga pada akhir 2008
terdapat 5 BUS, 27 UUS dan 131 BPRS. Sejalan dengan hal tersebut, jaringan
kantor bank syariah, termasuk layanan syariah juga menunjukkan peningkatan
menjadi 953 kantor dan 1.470 layanan syariah.
Dalam jangka pendek, perbankan syariah nasional lebih diarahkan
pada pelayanan pasar domestik yang potensinya masih sangat besar. Dengan
kata lain, perbankan Syariah nasional harus sanggup untuk menjadi pemain
domestik akan tetapi memiliki kualitas layanan dan kinerja yang bertaraf
internasional.
Pada akhirnya, sistem perbankan syariah yang ingin diwujudkan oleh
Bank Indonesia adalah perbankan syariah yang modern, yang bersifat
universal, terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Sebuah
sistem perbankan yang menghadirkan bentuk-bentuk aplikatif dari konsep
ekonomi syariah yang dirumuskan secara bijaksana, dalam konteks kekinian
permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia, dan dengan tetap
memperhatikan kondisi sosio-kultural di dalam mana bangsa ini menuliskan
perjalanan sejarahnya. Hanya dengan cara demikian, maka upaya
pengembangan sistem perbankan syariah akan senantiasa dilihat dan diterima
oleh segenap masyarakat Indonesia sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan negeri. (Publikasi Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2008)
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Analisa Deskriptif
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan menggunakan bantuan
SPSS 17.0 dan Microsoft Excel 2003, untuk dapat mengolah data dan
memperoleh hasil dari variabel-variabel yang diteliti, yaitu terdiri dari variabel
independen; Capital Adequacyt Ratio (CAR), Biaya Operasional dan
Pendapatan Operasional (BOPO), Dan Financing to Deposite Ratio (FDR)
sedangkan variabel dependen; Return On Equity (ROE). Penjelasan lebih
lanjut sebagai berikut:
a. Capital Adequecy Ratio (CAR)
CAR atau sering disebut rasio permodalan merupakan modal dasar
yang harus dipenuhi oleh bank. Modal ini digunakan untuk menjaga
kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank.
Tabel 4.1 Capital Adequecy Ratio (CAR)
Tahun 2004 sampai dengan 2008
Bulan Tahun
2004 2005 2006 2007 2008 Jan 11.93% 11.11% 13.15% 15.11% 13.51% Feb 11.93% 10.91% 13.22% 12.99% 12.86% Mar 16.12% 10.58% 12.67% 16.50% 12.03% Apr 15.50% 10.35% 12.28% 16.02% 11.65%
Mei 14.53% 10.12% 11.96% 15.97% 11.76% Jun 12.98% 10.12% 11.51% 14.80% 12.28% Jul 11.93% 10.40% 11.73% 14.44% 12.04% Agu 11.47% 10.44% 11.80% 14.10% 11.92% Sep 10.46% 10.80% 11.95% 13.71% 11.54% Okt 11.01% 11.08% 12.91% 13.27% 11.35% Nov 10.59% 11.43% 12.46% 12.93% 11.68% Des 10.57% 11.88% 12.56% 12.43% 11.66%
Sumber : www.syariahmandiri.co.id
Berdasarkan tabel 4.1 jumlah CAR Bank Syariah Mandiri
mengalami kenaikan dan penurunan dalam periode tertentu. Jumlah CAR
tertinggi terjadi pada periode maret 2007 sebesar 16.50% dan terendah
pada periode mei dan juni 2005 sebesar 10.12%. dalam kondidi ini CAR
yang paling baik adalah pada periode maret 2007, hal ini dikarenakan
CAR pada periode ini tertinggi dari pada periode sebelum dan sesudahnya.
Grafik 4.1 Grafik CAR
Sumber : data diolah
Berdasarkan grafik 4.1 diketahui bahwa CAR mengalami kenaikan
tertinggi pada periode maret 2007 dan mengalami penurunan terendah
pada periode mei dan juni 2005. Hal ini menyebabkan Bank Syariah
Mandiri dapat membiayai kegiatan operasinya. Karena rata-rata CAR lebih
dari (sesuai ketentuan BI 8%).
b. Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio biaya operasional dan pendapatan operasional adalah
perbandingan antara biaya operasi dengan pendapatan operasi. Rasio biaya
operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan
bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Mengingat kegiatan utama bank
pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan
menyalurkan dana (misal dana masyarakat), maka biaya dan pendapatan
operasional bank didasari oleh biaya bunga dan hasil bunga. Secara teoritis,
biaya bunga ditentukan berdasarkan perhitungan cost of loanable.
Tabel 4.2 Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Tahun 2004 sampai dengan 2008
Bulan Tahun
2004 2005 2006 2007 2008
Jan 3.27% 4.79% 3.82% 2.36% 2.62%
Feb 3.27% 4.60% 3.80% 2.97% 2.59%
Mar 3.73% 3.77% 3.67% 3.43% 2.71%
Apr 3.83% 3.80% 3.77% 3.47% 2.83%
Mei 3.73% 4.00% 3.37% 3.33% 2.92%
Jun 3.57% 4.67% 3.61% 3.11% 2.87%
Jul 3.27% 4.27% 0.79% 3.22% 2.90%
Agu 3.28% 4.25% 3.70% 3.22% 2.96%
Sep 3.24% 4.41% 3.68% 3.24% 3.07%
Okt 3.30% 4.64% 3.84% 3.34% 3.14%
Nov 3.30% 4.70% 3.80% 3.41% 3.12%
Des 2.70% 4.65% 3.61% 3.47% 3.20% Sumber : www.syariahmandiri.co.id
Berdasarkan tabel 4.2 BOPO Bank Syariah Mandiri mengalami
kenaikan dan penurunan pada periode tertentu. Karena Bank SYariah
berusaha mendapatkan jumlah operasional serendah mungkin karena
semakin rendah BOPO semakin baik, karena dengan adanya efisiensi
biaya makan keuntungan yang diperoleh Bank Syariah Mandiri semakin
besar. Posisi CAR tertinggi terjadi pada periode November 2005 sebesar
4.70%. dan posisi CAR terendah terjadi pada periode juli 2006 sebesar
0.79%.
Grafik 4.2 Grafik BOPO
Sumber : data diolah
Berdasarkan grafik 4.2 posisi BOPO mengalami kondisi terbaik
pada periode juli 2006 yaitu pada posisi BOPO sebesar 0.79%. hal ini
sangat menguntungkan Bank, karena pada posisi ini Bank mengalami
punurunan biaya operasional terndah hingga titik 0.79% sehingga bank
dapat mendapatkan keuntungan tertinggi daripada periode-periode
sebelum dan sesudahnya.
c. Financing to Deposit Ratio (FDR)
FDR adalah rasio antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan
dana yang diterima oleh bank. FDR ditentukkan oleh perbandingan antara
jumlah pinjaman yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun
yaitu mencakup giro, simpanan berjangka (deposito), dan tabungan. FDR
tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar
kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan
kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin besar kredit
maka pendapatan yang diperoleh naik, karena pendapatan naik secara
otomatis laba juga akan mengalami kenaikan.
Tabel 4.3 Financing To Deposit Ratio (FDR) Tahun 2004 sampai dengan 2008
Bulan Tahun
2004 2005 2006 2007 2008 Jan 94.26% 82.53% 79.88% 86.42% 89.01% Feb 94.26% 87.88% 81.98% 85.97% 89.53% Mar 85.18% 91.19% 87.75% 87.32% 91.05% Apr 88.22% 103.89% 90.54% 87.95% 88.17% Mei 90.75% 103.40% 91.52% 87.39% 89.89% Jun 89.74% 103.40% 93.68% 95.64% 89.21% Jul 94.26% 99.54% 98.07% 95.59% 91.98%
Agu 96.15% 99.39% 95.38% 96.62% 98.90% Sep 99.07% 101.16% 95.43% 94.23% 99.11% Okt 102.35% 99.32% 95.42% 93.03% 97.47% Nov 97.53% 97.39% 94.38% 95.30% 95.29% Des 92.50% 83.09% 90.18% 92.98% 89.12%
Sumber : www.syariahmandiri.co.id
Berdasarkan tabel 4.3 FDR Bank Syariah Mandiri mengalami
penurunan setelah pada periode januari dan februari pada posisi yang sama
94.26% menjadi 85.18% pada periode maret. Posisi FDR tertinggi terjadi
pada periode april 2005 sebesar 103.89% dan pada posisi terendah pada
periode januari 2006 sebesar 79.88%. Pada tabel FDR mendapatkan
keuntungan paling tinggi pada periode april 2005 karena pada posisi ini
pembiayaan lebih besar dari pada DPK sehingga keuntungan yang didapat
besar. Tetapi pada posisi ini cenderung akan mengalami kerugian apabila
terjadi kredit macet oleh Karena itu manajemen harus mempertimbangkan
sebaik mungkin sebelum melakukan pembiayaan agar tidak terjadi kredit
macet.
Grafik 4.3 Grafik FDR
Sumber : data diolah
Berdasarkan grafik 4.3 diatas FDR mengalami penurunan dan
kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikan tertinggi terjadi pada periode
maret-april 2005 sebesar 12.70%. Penurunan terendah terjadi pada periode
desember 2004-januari 2005 sebesar 9.97%. Bank Syariah Mandiri
memberikan pembiayaan terbesar pada periode maret-april 2005 sebesar
103.89%. dan posisi terendah pada periode januari 2006 sebesar 79.88%.
d. Return On Equity (ROE)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam
mengelolah modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak.
Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah
semakin kecil
Tabel 4.4 Return On Equity (ROE)
Tahun 2004 sampai dengan 2008
Bulan Tahun
2004 2005 2006 2007 2008 Jan 14.19% 16.91% 2.63% 37.93% 22.43% Feb 14.19% 19.07% 11.20% 26.99% 22.49% Mar 7.69% 26.87% 11.15% 20.04% 22.64% Apr 8.02% 25.76% 11.34% 15.64% 22.44% Mei 10.24% 25.80% 7.86% 15.20% 22.16% Jun 12.37% 25.80% 9.85% 17.49% 22.78% Jul 14.19% 22.02% 9.79% 16.30% 22.94%
Agu 15.10% 22.06% 7.52% 16.50% 23.14% Sep 17.03% 21.58% 8.70% 16.57% 22.18% Okt 17.67% 18.13% 6.16% 15.50% 21.80% Nov 18.93% 17.54% 7.74% 15.22% 21.53% Des 22.28% 14.56% 10.63% 16.05% 21.34%
Sumber : www.syariahmandiri.co.id
Berdasarkan tabel 4.4 ROE Bank Syariah Mandiri mengalami
penurunan yang cukup signifikan sebesar 13.42% pada periode januari-
februari 2007. Sehingga pada periode tersebut Bank Syariah Mandiri
menerima penurunan keuntungan sebesar 13.42%. Dan mengalami
kenaikan tertinggi pada periode desember 2006 ke januari 2007 sebesar
27.30%, sehingga menerima keuntungan tertinggi pada periode januari
2007 sebesar 37.93%.
Grafik 4.4 Grafik ROE
Sumber : data diolah
berdasarkan grafik 4.4 diatas jumlah ROE Bank Syariah Mandiri
memiliki trend yang fluktuatif sepanjang penelitian. Terlihat terjadi
kenaikan yang sangat signifikan sekali pada periode desember 2006 ke
januari 2007 dan mengalami penurunan yang cukup signifikan pula pada
periode januari-februari 2007. ROE juga mengalami posisi terendah pada
periode januari 2006 sebesar 2.63% dan posisi tertinggi pada periode
januari 2007 sebesar 37.93%.
2. Analisis Regresi Jalur
a. Analisis Regresi
Dalam analisis ini di bagi menjadi dua bagian. Pertama, melihat
pengaruh secara simultan dan kedua, melihat pengaruh secara parsial.
1) Melihat pengaruh CAR, BOPO, dan FDR secara gabungan atau
simultan terhadap ROE.
Untuk mengetahui pengaruh CAR, BOPO, dan FDR secara
gabungan atau simultan terhadap ROE, dilihat dari perhitungan model
summary, khususnya angka R square di bawah ini.
Tabel 4.5 Regresi (R. Square)
Sumber : Output SPSS
Besarnya angka R square (r²) adalah 0,955. angka tersebut dapat
digunakan untuk melihat besarnya pengaruh CAR, BOPO dan FDR
terhadap ROE dengan cara menghitung koefisien determinasi (KD)
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r² x 100 %
KD = 0.955 x 100 %
KD = 95,50 %
Angka tersebut mengartikan bahwa pengaruh CAR, BOPO dan
FDR terhadap ROE adalah 95,50 %. Sedangkan sisanya sebesar 4,50 % (
100% - 95.50%) dipengaruhi oleh varibel-variabel lain diluar model ini.
Kemudian, untuk mengetahui apakah model regresi di atas sudah
benar atau salah diperlukan uji hipotesis. Uji hipotesis menggunakan
angka F seperti tabel berikut ini.
Tabel 4.6 Uji F Regresi
ANOVA(b)
Model Sum of Squares Df
Mean Square F Sig.
1 Regression .239 3 .080 392.374 .000(a) Residual .011 56 .00 Total .251 59
a Predictors: (Constant), CAR, BOPO, FDR
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .977a .955 .952 .0142636
a. Predictors: (Constant), FDR, CAR, BOPO
b Dependent Variable: ROE
Sumber : Output SPSS
Hipotesisnya adalah sebagai berikut :
H0 : CAR, BOPO dan FDR tidak berpengaruh secara simultan
terhadap ROE.
H1 : CAR, BOPO dan FDR berpengaruh secara simultan terhadap
ROE.
Pengujian dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan
membandingkan besarnya angka F penelitian dengan F tabel. Cara
kedua adalah membandingkan angka taraf signifikasi (sig) hasil
perhitungan dengan taraf signifikasi 0,05 (5%).
a) Menggunakan cara pertama atau membandingkan besarnya angka F
penelitian dengan F tabel caranya sebagai berikut:
Pertama : Menghitung F penelitian.
F penelitian dari SPSS didapatkan sebesar 392.374.
Kedua : Menghitung F tabel dengan ketentuan sebagai berikut :
Taraf signifikan 0,05 dan derajat kebebasan (DK) dengan
ketentuan numerator : jumlah variable – 1 atau 4 – 1 = 3 dan
denumerator : jumlah kasus – 4 atau 60 – 4 = 56. Dengan ketentuan
tersebut, diperoleh angka F tabel sebesar 2,76.
Ketiga : Menentukan kriteria uji hipotesis sebagai berikut :
Jika F penelitian > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Jika F penelitian < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Keempat : Mengambil keputusan.
Dari hasil perhitungan angka F penelitian sebesar 392.374> dari F
tabel sebesar 2.76. Sehingga H0 di tolak dan H1 diterima. Artinya
ada pengaruh yang signifikan antara CAR, BOPO dan FDR
terhadap ROE. Dengan demikian, model regresi di atas sudah layak
dan benar. Kesimpulannya, CAR, BOPO dan FDR secara simultan
mempengaruhi ROE. Besarnya pengaruh adalah 95,50 % dan
sisanya sebesar 4,50 % (100% - 95,50%) dipengaruhi oleh variabel
lain di luar model regresi tersebut.
b) Menggunakan cara kedua atau membandingkan besarnya angka
taraf signifikasi (sig) penelitian dengan taraf signifikasi sebesar
0,05.
Kriterianya sebagai berikut :
Jika sig penelitian < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Jika sig penelitian > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Berdasarkan perhitungan angka signifikasi sebesar 0 < 0,05. Jadi,
H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, secara simultan ada pengaruh
yang signifikan antara CAR, BOPO dan FDR terhadap ROE.
2) Melihat pengaruh CAR, BOPO dan FDR secara sendiri-sendiri atau
parsial terhadap ROE.
Untuk melihat besarnya pengaruh variabel CAR, BOPO dan
FDR terhadap ROE secara parsial, digunakan Uji t, sedangkan untuk
melihat besarnya pengaruh, digunakan angka Beta atau Standardized
Coeffecient di bawah ini.
Tabel 4.7 Uji T Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B
Std.
Error Beta
1(Constant) -.371 .139 -2.660 .010
CAR -.919 .313 -.203 -2.935 .005
BOPO 2.087 .511 .286 4.081 .000
FDR .627 .128 .536 4.902 .000
a. Dependent Variable: ROE Sumber : Output SPSS
a) Pengaruh CAR terhadap ROE.
Untuk melihat apakah ada pengaruh antara CAR terhadap
ROE dilakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut :
Pertama : Menentukan hipotesis.
H0= CAR tidak berpengaruh terhadap ROE.
H1= CAR berpengaruh terhadap ROE.
Kedua : Menghitung besarnya t penelitian.
Hasil output SPSS diperoleh angka t penelitian sebesar -2,935.
Ketiga : Menghitung besarnya angka t tabel dengan ketentuan
sebagai berikut :
Taraf signifikansi 0,05 dan Derajat Kebebasan (DK) dengan
ketentuan : DK = n – 2, atau 60 – 2 = 58. Dari ketentuan tersebut,
diperoleh angka t tabel sebesar 2,00.
Keempat : Menentukan kriteria.
Kriteria uji hipotesisnya sebagai berikut :
Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Kelima : Membuat keputusan.
Karena nilai t penelitian > t tabel maka dapat disimpulkan bahwa
H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, CAR berpengaruh terhadap
ROE. Karena hasil penghitungan t penelitian menunjukan nilai
yang negatif, maka pengaruh CAR terhadap ROE terbukti negatif.
Besarnya pengaruh CAR berpengaruh terhadap ROE sebesar -
0,203 atau – 20,3 %, oleh karena itu dengan adanya resiko yang
sangat besar variabel CAR dapat berhubungan negatif dengan
proftabilitas dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa
CAR secara indivudual berpengaruh positif tidak terbukti dan
dianggap signifikan karena hal ini juga tercermin dalam angka
signifikansi penelitian sebesar 0,005 yang lebih kecil dari 0,05.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
imam gozali (2006) dengan menggunakan analisis regresi berganda
dengan metode regresi, yang menemukan bahwa CAR secara
parsial mempengaruhi dan memiliki korelasi negatif terhadap
profitabilitas bank mandiri.
Menurut fazlur (2009), dengan menggunakan analisis Du
Pont dengan metode analisis regresi berganda, yang menemukan
bahwa CAR secara parsial mempengaruhi dan memiliki korelasi
negatif terhadap profibabilitas UUS PT. Bank X.7
b) Pengaruh BOPO terhadap ROE.
Untuk melihat apakah ada pengaruh antara BOPO terhadap
ROE dilakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut :
Pertama : Menentukan hipotesis.
H0= BOPO tidak berpengaruh terhadap ROE.
H1= BOPO berpengaruh terhadap ROE.
Kedua : Menghitung besarnya t penelitian.
Hasil output SPSS diperoleh angka t penelitian sebesar 4,081.
Ketiga : Menghitung besarnya angka t tabel dengan ketentuan
sebagai berikut :
Taraf signifikansi 0,05 dan Derajat Kebebasan (DK) dengan
ketentuan : DK = n – 2, atau 60 – 2 = 58. Dari ketentuan tersebut,
diperoleh angka t tabel sebesar 2,000.
Keempat : Menentukan kriteria.
Kriteria uji hipotesisnya sebagai berikut :
Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Kelima : Membuat keputusan.
Karena nilai t penelitian > t tabel maka dapat disimpulkan bahwa
H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, BOPO berpengaruh terhadap
ROE. Besarnya pengaruh BOPO terhadap ROE sebesar 0,286 atau
28,6 %. Hal ini juga tercermin dalam angka signifikansi penelitian
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini karena rasio biaya
operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dengan
pendapatan operasional, dengan adanya efisiensi biaya maka
keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar.
Berpengaruhnya perkembangan BOPO terhadap ROE juga
sesuai dengan penelitian dari Hasil ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh imam gozali (2006) dengan menggunakan
analisis regresi berganda dengan metode regresi, yang menemukan
bahwa BOPO secara parsial mempengaruhi dan memiliki korelasi
negatif terhadap profitabilitas bank mandiri.
Menurut fazlur (2009), dengan menggunakan analisis Du
Pont dengan metode analisis regresi berganda, yang menemukan
bahwa BOPO secara parsial mempengaruhi dan memiliki korelasi
negatif terhadap profibabilitas UUS PT. Bank X..
c) Pengaruh FDR terhadap ROE.
Untuk melihat apakah ada pengaruh antara FDR terhadap
ROE dilakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut :
Pertama : Menentukan hipotesis.
H0= FDR tidak berpengaruh terhadap ROE.
H1= FDR berpengaruh terhadap ROE.
Kedua : Menghitung besarnya t penelitian.
Hasil output SPSS diperoleh angka t penelitian sebesar 4,902.
Ketiga : Menghitung besarnya angka t tabel dengan ketentuan
sebagai berikut :
Taraf signifikansi 0,05 dan Derajat Kebebasan (DK) dengan
ketentuan : DK = n – 2, atau 60 – 2 = 58. Dari ketentuan tersebut,
diperoleh angka t tabel sebesar 2,000.
Keempat : Menentukan kriteria.
Kriteria uji hipotesisnya sebagai berikut :
Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Kelima : Membuat keputusan.
Karena nilai t penelitian > t tabel maka dapat disimpulkan bahwa
H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, FDR berpengaruh terhadap
ROE. Besarnya pengaruh FDR berpengaruh terhadap ROE sebesar
0,536 atau 53,6 %. Hal ini juga tercermin dalam angka signifikansi
penelitian sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini terjadi
karena sampai saat ini Bank Syariah Mandiri telah menyalurkan
asset atau modal dalam bentuk pembiayaan (financing) ke sektor
riil, FDR mengukur perbandingan besarnya kredit yang disalurkan
dengan dana pihak ketiga, jadi secara logika adalah signifikan,
semakin besar dana yang disalurkan dalam bentuk pembiayaan
membuat membuat FDR signifikan terhadap profitabilitas.
Berpengaruhnya perkembangan FDR terhadap ROE juga
sesuai dengan penelitian dari Hasil ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh imam gozali (2006) dengan menggunakan
analisis regresi berganda dengan metode regresi, yang menemukan
bahwa FDR secara parsial mempengaruhi dan memiliki korelasi
negatif terhadap profitabilitas bank mandiri.
Menurut fazlur (2009), dengan menggunakan analisis Du
Pont dengan metode analisis regresi berganda, yang menemukan
bahwa FDR secara parsial mempengaruhi dan memiliki korelasi
negatif terhadap profibabilitas UUS PT. Bank X.
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Secara Parsial (Uji T)
Variabel Koefisien
Jalur Taraf
Signifikansi Kesimpulan
CAR -,203 0,005 signifikan BOPO ,286 0,000 signifikan
FDR ,536 0,000 signifikan Sumber : Data Diolah
b. Analisis Korelasi
Korelasi antara variabel CAR, BOPO dan FDR dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4.9 Korelasi
Correlations
CAR BOPO FDR
CAR Pearson Correlation 1 -.686** -.885**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 60 60 60
BOPO Pearson Correlation -.686** 1 .888**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 60 60 60
FDR Pearson Correlation -.885** .888** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Output SPSS
1) Korelasi antara CAR dan BOPO.
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara
variabel CAR dan BOPO sebesar 0,686. untuk menafsirkan angka
tersebut digunakan kriteria sebagai berikut:
• 0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah ( dianggap tidak ada)
• > 0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat
• > 0,5 – 0,75 : Korelasi kuat
• > 0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat
Korelasi sebesar -0,686 mempunyai maksud hubungan antara
variabel CAR dan BOPO yang kuat dan berlawanan arah (karena
hasilnya negatif). Searah artinya jika CAR mengalami kenaikan maka
nilai BOPO akan mengalami penurunan. Korelasi dua variabel tersebut
bersifat signifikan, karena angka signifikansi sebesar 0,000 > 0,05.
2) Korelasi antara CAR dan FDR.
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara
variabel CAR dan FDR sebesar 0,885. Korelasi sebesar 0,885
mempunyai maksud hubungan antara variabel CAR dan FDR yang
sangat kuat dan berlawanan arah (karena hasilnya negatif). Berlawanan
arah artinya jika CAR mengalami kenaikan maka FDR akan
mengalami penurunan. Korelasi dua variabel tersebut bersifat
signifikan, karena angka signifikansi sebesar 0,000 > 0,05.
3) Korelasi antara BOPO dan FDR.
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara
variabel BOPO dan FDR sebesar 0,888. Korelasi sebesar 0,888
mempunyai maksud hubungan antara variabel BOPO dan FDR yang
sangat kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya jika
BOPO mengalami kenaikan maka FDR akan mengalami kenaikan
juga. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan, karena angka
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.
Tabel 4.10 Analisis korelasi variabel eksogen
T
correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
keterangan : * berpengaruh positif
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan hasil pengujian di atas, semua hubungan (korelasi)
yang terjadi antara dua variabel memiliki hubungan yang signifikan,
karena semua nilai signifikan lebih kecil dari 0.05.
Variabel Koefisien Korelasi Hubungan
Taraf Signifikansi Kesimpulan
CAR dan
BOPO -0,686 Kuat 0,000 Signifikan
CAR dan FDR
-0,885 sangat kuat 0,000 Signifikan
BOPO dan FDR
0,888 sangat kuat 0,000 Signifikan*
3. Gambar Diagram Jalur
Diagram jalur dari persamaan struktur diatas adalah ditunjukan pada
gambar 4.1 sebagai berikut :
Gambar 4.1 Diagram Jalur Penelitian
Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui bahwa terdapat persamaan
analisis jalur yaitu sebagai berikut :
Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai korelasi terhadap Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 0,686, dan
Capital Adequacy Ratio (CAR) juga mempunyai korelasi terhadap Financing
to Deposit Ratio (FDR) sebesar 0,885. sedangkan Biaya Operasinal terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) mempunyai korelasi terhadap Financing to
Depsit Ratio (FDR) sebesar 0,888.
Berdasarkan pengaruh secara parsial. Capital Adequacy Ratio (CAR)
mempengaruhi Return On Equity (ROE) sebesar 0,005, Biaya Operasional
ROE (Y)
FDR (X3)
BOPO (X2)
CAR (X1)
-0,885
0,888
-0,686
-0,203
0,286
0,536
0,955
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) mempengaruhi Return On Equity
(ROE) sebesar 0,000, dan Financing to Deposit Ratio (FDR) mempengaruhi
Return On Equity (ROE) sebesar 0,000. Sedangkan dilihat dari seberapa besar
persentase Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) dan Financing to Deposit Ratio (FDR)
mempengaruhi Return On Equity (ROE) yang dapat silihat dari R square
sebesar 0,955 (95,5%).
Capital Adequacy Ratio (X1), Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (X2), dan Financing to Deposit Ratio (X3) merupakan tiga
variabel yang satu dan yang lainnya mempunyai kaitan korelatif dan secara
bersama – sama mempengaruhi variabel dependen yaitu Return On Equity
(Y).
4. Persamaan Struktural
Persamaan struktural untuk diagram jalur diatas adalah :
Y = ρYX1 + ρYX2 + ρYX3 + ∑
Y = -0,203 CAR + 0,286 BOPO + 0,536 FDR + ∑
Untuk mencari koefisien residu adalah dengan 1.00 – R square
Sehingga koefisien residu adalah :
ρYЄ = 1.00-0.955 = 0.0455.
Setelah koefisien residu diperoleh, persamaan jalurnya menjadi :
Dari hasil penelitian, diperoleh persamaan regresi yaitu :
Y = -0,203 CAR + 0,286 BOPO + 0,536 FDR + 0.0455 ∑
Pengaruh yang diterima dari sebuah variabel eksogen, dapat secara
sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, bisa juga berupa pengaruh
ROE = -0.203 CAR + 0.286 BOPO + 0.536 FDR + 0.0455 ∑
langsung dan pengaruh tidak langsung yaitu melalui variabel independen
lainnya.
a. Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio) terhadap ROE (Return On
Equity).
Berdasarkan hasil tersebut, besarnya Pengaruh CAR (x1) terhadap ROE
(y) adalah sebagai berikut :
1) Pengaruh langsung
= (-0.203)2 = (-0.203) (-0.203) = 0.0412
2) Pengaruh tidak langsung
x1 terhadap y melalui x2
= (-0.203) (0.286) (-0.686) = 0.0395
x1 terhadap y melalui x3
= (-0.203) (0.536) (-0.885) = 0.0963
Besarnya pengaruh total variabel CAR (x1) terhadap ROE (y) adalah :
= 0.0412+ 0.0395+ 0.0963
= 0.177
Tabel 4.13 Total Pengaruh CAR terhadap ROE
(Sumber : data Skunder diolah)
Secara langsung, variabel CAR memberikan pengaruh sebesar 0.0412
terhadap ROE. Secara tidak langsung, melalui hubungannya dengan variabel
BOPO dan FDR memberikan pengaruh sebesar 0.1358. Secara total, variabel
CAR mempengaruhi sebesar 0.177.
b. Pengaruh BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
terhadap ROE (Return On Equity).
Berdasarkan hasil tersebut, besarnya Pengaruh BOPO (x2) terhadap
ROE (y) adalah sebagai berikut :
1) Pengaruh langsung
= (0.286)2 = (0.286) (0.286) = 0.0818
2) Pengaruh tidak langsung
x2 terhadap y melalui x1
= (0.286) (-0.203) (-0.686) = 0.0399
x2 terhadap y melalui x3
= (0.286) (0.536) (0.888) = 0.1361
Pengaruh CAR terhadap ROE Besar Pengaruh
Secara Langsung 0.0412 Tidak Langsung 0.1358 Total Pengaruh 0.177
Besarnya pengaruh total variabel BOPO (x2) terhadap ROE (y) adalah :
= 0.0818 + 0.0399 + 0.1361 = 0.2578
Tabel 4.14 Total Pengaruh BOPO terhadap ROE
Pengaruh BOPO terhadap ROE
Besar Pengaruh
Secara Langsung 0.0818 Tidak Langsung 0.176 Total Pengaruh 0.2578
(Sumber : data Skunder diolah)
Secara langsung, variabel BOPO memberikan pengaruh sebesar 0.0818
terhadap ROE. Secara tidak langsung, melalui hubungannya dengan variabel
CAR dan FDR memberikan pengaruh sebesar 0.176. Secara total, variabel
BOPO mempengaruhi sebesar 0.2578.
c. Pengaruh FDR (Financing to Deposite Ratio) terhadap ROE (Return On
Equity).
Berdasarkan hasil tersebut, besarnya Pengaruh FDR (x3) terhadap ROE
(y) adalah sebagai berikut :
1) Pengaruh langsung
= (0.536)2 = (0.536) (0.536) = 0.2873
2) Pengaruh tidak langsung
x3 terhadap y melalui x1
= (0.536) (-0.203) (-0.885) = 0.0963
x3 terhadap y melalui x2
= (0.536) (0.286) (0.888) = 0.1361
Besarnya pengaruh total variabel FDR (x3) terhadap ROE (y) adalah :
= 0.2873 + 0.0963 + 0.1361 = 0.5197
Tabel 4.15 Total Pengaruh FDR terhadap ROE
Pengaruh BOPO terhadap ROE
Besar Pengaruh
Secara Langsung 0.2873 Tidak Langsung 0.2324 Total Pengaruh 0.5197
(Sumber : data Skunder diolah)
Secara langsung, variabel FDR memberikan pengaruh sebesar 0.2873
ROE. Secara tidak langsung, melalui hubungannya dengan variabel CAR dan
BOPO memberikan pengaruh sebesar 0.2324. Secara total, variabel FDR
mempengaruhi sebesar 0.5197.
Tabel 4.28 Pengaruh CAR, BOPO, dan FDR terhadap ROE
Variabel Pengaruh
Total langsung tidak langsung
CAR (x1) 0.0412 0.1358 0.177 BOPO (x2) 0.0818 0.176 0.2578 FDR (x3) 0.2873 0.2324 0.5197 Total pengaruh 0.4103 0.5442 0.9545
Besar pengaruh variabel Residu 0.0455 (Sumber : data Skunder diolah)
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil uji regresi jalur atau path analyze menunjukkan bahwa variabel CAR,
BOPO dan FDR mempengaruhi ROE.
2. Secara parsial, hasil uji T menunjukkan bahwa variabel bebas pada struktur
pertama analisis jalur menunjukkan bahwa variabel CAR (X1) berpengaruh
negative signifikan terhadap ROE (Y1). Variabel BOPO (X2) berpengaruh
positif signifikan terhadap ROE (Y1). Sedangkan untuk variabel FDR (X3)
juga berpengaruh secara positif signifikan terhadap ROE (Y1).
B. Implikasi
Berkaitan dengan implikasi pada penelitian ini, peneliti menganalisis
melalui tiga variabel independent yaitu, CAR, BOPO dan FDR, sedang variable
dependent menggunakan ROE. Pada periode 2004 hingga 2008. agar dapat
diperoleh gambaran yang lebih dalam dan lebih komprehensif maka penulis
menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Menggunakan data dari www.syariahmandiri.co.id dengan jumlah yang lebih
banyak dan rentang waktu yang lebih panjang. Penggunaan data yang lebih
besar dimungkinkan apabila didukung dengan sumber daya peneliti dan dana
yang memadai.
2. Menambah variabel – variabel independent maupun dependent yang lebih
banyak, seperti variabel manajemen, keuangan, dan sebagainya untuk
memperkaya perspektif analisis.
3. Menggunakan metode dan alat uji yang lebih lengkap dan akurat sehingga
diperoleh kesimpulan yang lebih valid.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainul. ”Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah”. Alvabet. Jakarta. 2006. Bank Indonesia, Laporan Perkembangan Perbankan Syariah, Jakarta, 2008. Bank Indonesia, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia tahun 2004 – 2009,
Jakarta, 2009. Biro Perbankan Indonesia, “Laporan Triwulanan Perkembangan Perbankan
Syariah”. 2002. Buletin Ekonomika dan bisnis, edisi : IV/VII, laboratorium Ekonomika dan bisnis
Islam (LEBI) FEB UGM, Yogjakarta, 25 Juli 2007. Cahyadin, Malik Dan Akhmad Akbar Susamto, “Praktik Ekonomi Islami Di
Indonesia Dan Implikasinya Terhadap Perekonomian”, Jurnal Ekonomi Syariah MUAMALAH Vol 5, 2008.
Dajan, Anto, Pengantar Metode Statistik Jilid 1, Jakarta, penerbit LP3ES Kampus
Salemba, 2002. Fazlur Rachmad, Muhammad, ”Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas UUS PT.
Bank X Menggunakan Rasio Keuangan”, Program Pasca Sarjana UI, Jakarta. 2009
. gozali, imam, “Pengaruh CAR, FDR, BOPO dan NPL terhadap Profitabilitas Bank
Syariah Mandiri ”, skripsi, FEUII, Yogyakarta. 2006. Hamid, Abdul, Pedoman Penulisan Skripsi FEIS, UIN Pers, Jakarta, 2007. Hasibuan, Malayu, “Dasar-Dasar Perbankan”, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. 2006. Hastuti, Fitri,” The Analysis of Adverse Selection Problems in Lending Activities of
Sharia Banks: Literature Review and Its Condition in Indonesia”, FE UNPAD, Bandung, Indonesia. 2007.
K.H. Ma’ruf Amin, “Prospek Cerah Perbankan Islam”, LeKAS, Jakarta. 2007. Riyadi, Slamet, “Banking Assets And Liability Management”, LPFE, Universitas
Indonesia, Jakarta, 2004. Rodoni, Ahmad. “Bank dan Lembaga Keuangan lainnya”, CSES Press, Jakarta,
Februari 2006. Sarwono, Jonathan, Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS, Yogtakarta,
penerbit ANDI Yogyakarta, 2006 Sukirno, Sadono, “Pengantar Teori Ekonomi Makro”, LPFE UI, Jakarta. 1998.
Syafi’I Antonio, Muhammad, “Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik”, Penerbit Gema
Insani Press, Jakarta. 2001. www.bi.gi.id www.syariahmandiri.co.id. Yusdani, “Perbankan Syariah Berbasis Floating Market”, Millah Vol. IV, No. 2,
Januari 2005.
Lampiran 1 Hasil uji R Square
Regression
Variables Entered/Removed
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 FDR, CAR,
BOPOa
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .977a .955 .952 .0142636
a. Predictors: (Constant), FDR, CAR, BOPO
LAMPIRAN 2 Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .239 3 .080 392.374 .000a
Residual .011 56 .000
Total .251 59
a. Predictors: (Constant), FDR, CAR, BOPO
b. Dependent Variable: ROE
LAMPIRAN 3 Hasil Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.371 .139 -2.660 .010
CAR -.919 .313 -.203 -2.935 .005
BOPO 2.087 .511 .286 4.081 .000
FDR .627 .128 .536 4.902 .000
a. Dependent Variable: ROE
Lampiran 4 Hasil Uji Korelasi
Correlations
Correlations
CAR BOPO FDR
CAR Pearson Correlation 1 -.686** -.885**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 60 60 60
BOPO Pearson Correlation -.686** 1 .888**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 60 60 60
FDR Pearson Correlation -.885** .888** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).