ANALISIS PENENTUAN KEWAJARAN SALDO PERSEDIAAN ...

42
1 ANALISIS PENENTUAN KEWAJARAN SALDO PERSEDIAAN AKHIR BARANG DAGANG DENGAN MENGGUNAKAN METODA AUDIT SAMPLING STATISTIKAL (Studi Kasus pada PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera) ABSTRAK Oleh IRENE GRIKTA INGAN MALEM br. BANGUN Persediaan barang dagang merupakan salah satu asset penting dalam neraca perusahaan, hal ini dikarenakan sumber utama pendapatan perusahaan dagang berasal dari penjualan persediaan barang dagang. Mengingat pentingnya nilai persediaan barang dagang itu, maka pengendalian intern terhadap persediaan barang dagang perlu diperhatikan. PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera telah melakukan pengendalian intern persediaan barang dagang dengan baik. Namun pada stock opname yang dilakukan di akhir tahun 2011, ternyata ditemukan adanya perbedaan perhitungan fisik dengan saldo yang terdapat dalam neraca perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai keefektifan pengendalian intern atas persediaan dalam perusahaan dan untuk menentukan kewajaran saldo persediaan barang dagang PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera pada tanggal 31 Desember 2011. Data yang dikumpulkan berasal dari observasi, wawancara, dan data sekunder dari perusahaan. Analisis dilakukan dengan metoda kualitatif dan kuantitatif, dengan membandingkan teori dengan praktek yang sebenarnya terjadi, serta melakukan pengujian terhadap dokumen terkait dengan menggunakan metoda audit sampling statistikal. Berdasarkan observasi yang dilakukan, menunjukkan bahwa sistem pengendalian intern yang diterapkan pada PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera sudah berjalan dengan

Transcript of ANALISIS PENENTUAN KEWAJARAN SALDO PERSEDIAAN ...

1

ANALISIS PENENTUAN KEWAJARAN SALDO PERSEDIAAN AKHIR BARANG DAGANG DENGAN MENGGUNAKAN METODA

AUDIT SAMPLING STATISTIKAL(Studi Kasus pada PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera)

ABSTRAK

Oleh

IRENE GRIKTA INGAN MALEM br. BANGUN

Persediaan barang dagang merupakan salah satu asset penting dalam neraca perusahaan, hal ini dikarenakan sumber utama pendapatan perusahaan dagang berasal dari penjualan persediaan barang dagang. Mengingat pentingnya nilai persediaan barang dagang itu, maka pengendalian intern terhadap persediaan barang dagang perlu diperhatikan. PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera telah melakukan pengendalian intern persediaan barang dagang dengan baik. Namun pada stock opname yang dilakukan di akhir tahun 2011, ternyata ditemukan adanya perbedaan perhitungan fisik dengan saldo yang terdapat dalam neraca perusahaan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai keefektifan pengendalian intern atas persediaan dalam perusahaan dan untuk menentukan kewajaran saldo persediaan barang dagang PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera pada tanggal 31 Desember 2011. Data yang dikumpulkan berasal dari observasi, wawancara, dan data sekunder dari perusahaan. Analisis dilakukan dengan metoda kualitatif dan kuantitatif, dengan membandingkan teori dengan praktek yang sebenarnya terjadi, serta melakukan pengujian terhadap dokumen terkait dengan menggunakan metoda audit sampling statistikal.

Berdasarkan observasi yang dilakukan, menunjukkan bahwa sistem pengendalian intern yang diterapkan pada PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera sudah berjalan dengan efektif. Begitu pun untuk pengujian statistik yang dilakukan, menunjukkan saldo persediaan yang tertera pada neraca PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera per 31 Desember 2011 sudah disajikan secara wajar.

Kata kunci : persediaan barang dagang, audit sampling statistikal, pengendalianIntern

Nama : Irene Grikta Ingan Malem br. BangunNPM : 081131034Telepon : 08197995878Email : [email protected] I : R. Weddie Andriyanto, S.E., M.Si., C.P.A.Pembimbing II: Ninuk D. Kesumaningrum, S.E., M.Sc., Akt.

2

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum, perusahaan dagang dapat diartikan sebagai perusahaan yang

melakukan kegiatan usaha dengan membeli barang dari pihak/perusahaan lain

kemudian menjualnya kembali kepada masyarakat. Begitu juga distributor yang

termasuk dalam kategori perusahaan dagang, yang kegiatan usahanya adalah

membeli barang dari pihak lain lalu menjualnya kembali kepada masyarakat.

Di dalam perusahaan dagang, persediaan barang dagang merupakan salah satu

asset penting dalam neraca perusahaan, hal ini dikarenakan sumber utama

pendapatan perusahaan dagang berasal dari penjualan persediaan barang dagang.

Kerusakan persediaan, kelalaian dalam pencatatan, merupakan beberapa

permasalahan yang sering ditemui dalam persediaan. Selain itu, persediaan barang

dagang juga lebih mudah diselewengkan . Dengan adanya risiko yang sangat

besar ini, maka diperlukan pengawasan yang baik dari bagian-bagian yang

langsung berhubungan dengan persediaan.

Dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan, auditor memerlukan informasi

keuangan yang lengkap dan memadai. Informasi keuangan tersebut biasanya

didapatkan auditor melalui pengujian atas laporan keuangan di mana secara garis

besar pengujian tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu : pengujian analitis (analytical

test), pengujian pengendalian (compliance test), dan pengujian substantif

(substantive test).

Karena keterbatasan waktu dan biaya, auditor biasanya tidak dapat memeriksa

keseluruhan transaksi dan bukti-bukti keuangan yang ada dalam perusahaan, maka

auditor biasanya memeriksa transaksi secara test basis atau sampling. Beberapa

sampel diambil untuk dites, kemudian hasil dari pemeriksaan sampel ini akan

digunakan auditor untuk menarik kesimpulan. Ada beberapa cara yang digunakan

3

dalam memilih sampling, antara lain Random/Judgement Sampling, Block

Sampling, dan Statistical Sampling.

PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera adalah perusahaan perseroan terbatas

yang bergerak dibidang distributor barang. Barang yang distribusikan/dijual pada

perusahaan ini berjenis makanan (food) dan juga non makanan (non food) dengan

jumlah ± 773 jenis barang.

Penetapan harga pokok persediaan yang digunakan adalah metode rata-rata,

sedangkan pencatatan persediaan digunakan sistem akuntansi periodik, di mana

pada akhir periode yakni tiap tanggal 31 Desember dilakukan perhitungan fisik

persediaan untuk dicocokan dengan saldo di dalam neraca. Pada stock opname

yang dilakukan di akhir tahun 2011, ternyata ditemukan adanya perbedaan

perhitungan fisik dengan saldo yang terdapat dalam neraca perusahaan.Maka dari

itu penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Penentuan Kewajaran

Saldo Persediaan Akhir Barang Dagang dengan Menggunakan Metoda Audit

Sampling Statistikal (Studi Kasus pada PT. Makmur Anugerah Mandiri

Sejahtera)”.

1.2 Permasalahan

1. Apakah pengendalian intern atas persediaan pada PT. Makmur Anugerah

Mandiri Sejahtera sudah berjalan dengan efektif?

2. Apakah saldo persediaan barang dagang yang tercantum di neraca 31

Desember 2011 telah menunjukkan saldo wajar dengan kondisi fisik

persediaan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk menilai keefektifan pengendalian intern atas persediaan dalam

perusahaan.

4

2. Untuk menentukan kewajaran saldo persediaan barang dagang PT. Makmur

Anugerah Mandiri Sejahtera pada tanggal 31 Desember 2011.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat dijadikan masukan, baik berupa saran atau koreksi

terhadap penentuan saldo persediaan yang tercantum dalam neraca dan

terhadap pengendalian intern atas persediaan dalam perusahaan.

2. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan literatur/ acuan bagi peneliti-peneliti lain yang tertarik untuk

melanjutkan dan mengembangkan ataupun menganalisis lebih lanjut mengenai

permasalahan yang ditemukan dalam tulisan ini.

II LANDASAN TEORI

2.1 Audit

2.1.1 Pengertian Auditing

Menurut Agoes (2012 : 4), auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan

secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan

keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan

dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat

mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

2.1.2 Perbedaan Auditing dan Akuntansi

Auditing mempunyai sifat analitis, karena akuntan publik memulai

pemeriksaannya dari angka-angka dalam laporan keuangan, lalu dicocokkan

dengan neraca saldo (trial balance), buku besar (general ledger), buku harian

(special journals), bukti pembukuan (documents), dan sub buku besar (sub

ledger). Sedangkan akuntansi mempunyai sifat konstruktif karena disusun mulai

5

dari bukti-bukti pembukuan, buku harian, buku besar, dan sub buku besar, neraca

saldo, sampai menjadi laporan keuangan. Akuntansi dilakukan oleh pegawai

perusahaan (bagian akuntansi) dengan berpedoman pada Standar Akuntansi

Keuangan atau ETAP atau IFRS, sedangkan auditing dilakukan oleh Akuntan

Publik (khususnya financial audit) dengan berpedoman pada Standar Profesional

Akuntan Publik, dan Standar Pengendalian Mutu (Agoes : 2012)

2.1.3 Jenis Auditor

Menurut Guy, Alderman, dan Winters (2002), auditor dibagi dalam tiga jenis :

1. Auditor Independen (Independent Auditor)

2. Auditor Internal (Internal Auditor)

3. Auditor Pemerintah

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik per 31 Maret 2011 (PSA 29 SA

Seksi 508) dalam buku karangan Agoes (2012), ada lima jenis pendapat auditor,

yaitu :

1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan yang

Ditambahkan dalam Laporan Audit Bentuk Baku (Unqualified Opinion with

Explanatory Language).

3. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)

5. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)

2.1.4 Risiko Audit

Komponen risiko audit (Agoes : 2012) :

1. Risiko Bawaan

2. Risiko Pengendalian

3. Risiko Deteksi

2.1.5 Pengujian Audit

6

Pengujian dalam audit secara garis besar dibagi menjadi tiga golongan (Agoes :

2012) yaitu :

1. Pengujian Analitik (Analytical Test)

2. Pengujian Pengendalian (Complience Test)

3. Pengujian Substantif (Substantive Test)

2.2 Persediaan

2.2.1 Pengertian Persediaan

Menurut SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP) Bab 11, persediaan

adalah aset :

a. untuk dijual dalam kegiatan usaha normal ;

b. dalam proses produksi untuk kemudian dijual ; atau

c. dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses

produksi atau pemberian jasa.

2.2.2 Sistem Pencatatan Persediaan

Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2009) , pencatatan persediaan dibagi menjadi

dua metode :

1. Sistem Periodik

2. Sistem Perpetual

2.2.3 Masalah-masalah dalam Persediaan

Menurut Syakur (2009), kesulitan menentukan hak perpindahan atas barang

timbul dalam keadaan berikut:

a. Barang-barang dalam perjalanan

b. Barang-barang yang dipisahkan

c. Barang-barang konsinyasi

d. Penjualan angsuran

7

2.2.4 Metode Penentuan Harga Pokok Persediaan

Secara umum, di dalam buku Intermediate Accounting karangan Syakur (2009)

penentuan harga perolehan persediaan dan harga pokok penjualan untuk

perusahaan dagang, dapat dilakukan dengan beberapa cara:

1. Metode Identifikasi Khusus

2. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out)

3. Metode Rata-rata Tertimbang (Weighted Average)

4. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last in First Out)

2.3 Tujuan Audit Persediaan

Tujuan audit persediaan adalah (Agoes : 2012) :

1. Untuk memerikas apakah terdapat internal control yang cukup baik atas

persediaan .

2. Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum di neraca betul-betul ada

dan dimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca.

3. Untuk memeriksa apakah metoda penilaian persediaan sesuai dengan standar

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

4. Untuk memeriksa apakah sistem pencatatan persediaan sesuai dengan standar

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

5. Untuk memeriksa apakah penyajian persediaan dalam laporan keuangan sudah

sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

(SAK/ETAP/IFRS).

2.4 Pengendalian Intern

2.4.1 Definisi Pengendalian Intern

IAPI (2011 : 319.2) dalam buku karangan Agoes (2012) mendefinisikan

pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,

manajemen dan personel lain entitas – yang didesain untuk memberikan

8

keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (a)

keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c)

kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

2.4.2 Tujuan Pengendalian Intern

Tujuan pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam

pencapaian tiga golongan tujuan (Mulyadi, 2002):

1. Keandalan informasi keuangan.

2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

3. Efektivitas dan efisiensi operasi.

III METODA PENELITIAN

3.1 Metoda Penelitian

Metoda yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metoda

deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen)

tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain

(Sugiyono: 2001).

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka dibutuhkan informasi yang

mendukung. Adapun penulis menggunakan beberpa metoda antara lain :

1. Pengumpulan data primer

Merupakan data langsung yang diperoleh dari sumber utama. Adapun

teknik pengumpulan data, dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Wawancara (interview)

b. Kueisioner

9

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari kuesioner

standar untuk pemeriksaan persediaan yang terdapat dalam buku

Auditing karangan Agoes (2012).

2. Pengumpulan data sekunder

Yaitu dengan menggunakan tijauan pustaka dan sumber-sumber lain di

luar sumber primer. Teknik pengumpulan datanya adalah sebagai berikut :

a. Dokumen

b. Studi kepustakaan

3.3 Teknik Pengolahan Data

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka data yang diperoleh akan diolah

metoda sebagai berikut :

1. Data primer diolah dengan menggunakan sistem tabulasi untuk menganalisis

hasil kuisioner

2. Cara Pengukuran :

Teknik yang digunakan adalah teknik penskoran yang digunakan atas

sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan 2 jenjang, yaitu

1 dan 0 untuk masing-masing jawaban dari pertanyaan. Kriteria umum untuk

skor dalam penulisan ini diasumsikan :

Jawaban “Ya” diberi skor 1 dan jawaban “Tidak” diberi skor 0.

Kemudian responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang

disediakan. Menurut Narimawati (2008) skor jawaban akan dihitung dengan

menggunakan presentase skor aktual dengan rumus :

% Skor Aktual=Skor AktualSkor Ideal

×100 %

Di mana :

Skor aktual = jawaban seluruh responden atas kueisioner yang telah

diajukan.

Skor ideal = skor atau bobot tertinggi atau semua responden

diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Adapun prinsip pengklasifikasian presentase skor jawaban responden menurut

Narimawati (2008) dengan kriteria pengklasifikasian sebagai berikut :

10

Tabel 3.1

Kriteria Skor Jawaban Responden Berdasarkan Prensentase Skor Aktual

No. Persentase Skor Kategori Skor

1 20,00 - 36,00 Sangat Rendah / Tidak Baik

2 36,01 – 52,00 Rendah / Kurang Baik

3 52,01 – 68,00 Cukup Tinggi / Cukup Baik

4 68,01 – 84,00 Tinggi / Baik

5 84,01 - 100 Sangat Tinggi / Sangat Baik

3. Data Sekunder diolah dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data yang

diperoleh dari perusahaan yang berhubungan dengan persediaan barang

dagang, dan kemudian data tersebut akan diolah dan dianalisis untuk

menentukan nilai persediaan pada tanggal necara dangan menggunakan

metoda Statistical Sampling.

3.4 Alat Analisis

3.4.1 Analisis Kualitatif

Digunakan untuk menganalisis masalah dengan menggunakan teori-teori yang

mendukung kegiatan auditing khususnya yang berhubungan dengan evaluasi hasil

penggunaan metoda sampling statistikal dalam menilai efektivitas pengendalian

intern dan kewajaran saldo persediaan pada tanggal neraca.

3.4.2 Analisis Kuantitatif

3.4.2.1 Prosedur Attribute Sampling

Pada penelitian ini prosedur attribute sampling dilakukan dengan model stop-or-

go sampling. Prosedur yang harus ditempuh oleh auditor dalam menggunakan

stop-or-go sampling adalah sebagai berikut (Mulyadi : 2002):

a. Tentukan Desire Upper Precision Limit (DUPL) atau tingkat kesalahan

maksimum yang masih dapat diterima dan tingkat keandalan (R%).

11

b. Gunakan Tabel Sampel Minimum untuk Pengujian Pengendalian guna

menentukan sampel pertama yang harus diambil. Kemudian sampel diambil

random dengan bantuan fungsi dalam Microsoft Excel yaitu fungsi Rand().

Fungsi Rand() – lengkap dengan tanda kurungnya akan menghasilkan angka

acak (random) diantara 0 dan 1, sehingga angkanya pecahan. Jika kita

menginginkan angka acak bulat diantara 1 dan 100, misalnya, rumusnya

adalah =Int(Rand()*100) (Saryono, 2011).

c. Buatlah tabel stop-or-go decision.

d. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel.

Evaluasi ini dilakukan dengan menentukan AUPL (Achieved Upper Precision

Limit) atau perkiraan penyimpangan dalam populasi yang dapat dilihat dari

tabel evaluasi hasil yang memiliki tingkat keandalan sesuai yang digunakan

untuk menentukan besarnya sampel yang lalu. AUPL ini kemudian

dibandingkan dengan DUPL untuk menilai efektif atau tidaknya unsur

pengendalian intern tersebut, dengan ketetapan :

AUPL ≤ DUPL = Pengendalian intern efektif

AUPL > DUPL = Pengendalian intern belum efektif

3.4.2.2 Prosedur Variable Sampling

Prosedur ini digunakan untuk menguji nilai rupiah yang tercantum dalam laporan

keuangan dengan langkah-langkah (Mulyadi : 2002) :

a. Menentukan tujuan pengambilan sampel.

b. Menentukan populasi (N).

c. Menentukan sampling audit.

d. Menentukan besarnya sampel (n).

Dalam menentukan banyaknya sampel yang akan diambil, dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut :

- Penentuan Deviasi Standar (SD) sampel :

X=∑ Xi

nKeterangan :

SD = Standar deviasi pendahuluan

12

SD=√∑ (Xi2−n X 2)n−1

X = Rata-rata saldo sampel persediaan

∑ Xi = Jumlah saldo sampel pendahuluan

n = Besarnya sampel pendahuluan

- Penentuan tingkat risiko yang ditanggung oleh Auditor (UR dan Z Beta).

Di mana rumus untuk menghitung Z Beta / Risiko Beta adalah sebagai

berikut :

Z Beta= AR(IR×CR)

Keterangan :

AR = risiko audit (audit risk)

IR = risiko bawaan (inherent risk)

CR = risiko pengendalian (control risk)

- Penentuan materialitas (M) yang dialokasikan kepada objek yang

diperiksa.

- Penentuan ketepatan yang dapat diterima auditor (A) dengan

menggunakan rumus :

A=M × URUR+Z Beta

- Penentuan besarnya sampel (n’)

n'=(UR. SD . NA )

2

Adjustment besarnya sampel karena auditor menghadapi finite population

(populasi yang terbatas) :

n= n'

(1+ n'

N )Keterangan : UR = risiko alfa

SD = estimasi standar deviasi populasi

N = ukuran populasi

n = besarnya sampel populasi

13

e. Menentukan Metoda Pemilihan Sampel

Untuk penelitian ini, penulis memilih untuk menggunakan metoda random

sampling dengan dengan bantuan fungsi dalam Microsoft Excel yaitu fungsi

Rand().

f. Memeriksa sampel dengan menghitung rerata saldo persediaan dan deviasi

standarnya.

g. Mengevaluasi hasil sampel.

- Menghitung Standard Error (SE)

SE=SD√n

Keterangan :

SD = Standar Deviasi sampel populasi

n = Besarnya sampel populasi

- Menghitung Achieved Precision (A’) yaitu cadangan risiko sampling.

A'=UR . SE . N √1− nN

Jika A’ tidak sama dengan A atau A’ lebih besar dari A, maka auditor

kemudian menghitung A” dengan rumus :

A =A'+M left (1- {A'} over {A} right

- Menghitung Expected Audited Value (EAV)

EAV =

Keterangan :

= Rata-rata sampel populasi

= Besarnya populasi

- Saldo Persediaan dalam populasi menggunakan interval estimate dengan

rumus :

AV A’

Keterangan :

AV (Audited Value) = EAV (Expected Audit Value)

A’ = Cadangan Risiko Sampling

14

3.4.2.3 Prosedur Substantive Test

Prosedur pemeriksaan substantive test atas persediaan :

1. Lakukan observasi atas stock opname yang dilakukan perusahaan.

2. Minta Final Inventory List dan lakukan prosedur pemeriksaan berikut :

- Ujilah mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian).

- Cocokkan “quantity per book” dengan stock card.

- Cocokkan “quantity per count” dengan “count sheet” kita (auditor).

- Cocokkan “total value” dengan buku besar persediaan.

3. Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.

4. Periksa unit price dari raw material (bahan baku), work in process (barang

dalam proses), finished goods (barang jadi), dan supplies (bahan pembantu).

5. Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum

atau sesudah tanggal neraca.

6. Periksa cukup tidaknya allowance for slow moving (barang-barang yang

bergerak lambat), barang-barang yang rusak, dan barang-barang yang

ketinggalan mode.

7. Periksa kejadian sesudah tanggal neraca (subsequent even).

8. Periksa cut off penjualan dan cut off pembelian.

9. Periksa jawaban konfirmasi dari bank, loan agreement (perjanjian kredit),

notulen rapat.

10. Perikas apakah ada sales atau purchase commitment per tanggal neraca.

11. Seandainya ada barang dalam perjalanan lakukan prosedur berikut ini :

- Minta rincian goods in transit per tanggal neraca.

- Periksa mathematical accuracy.

- Periksa subsequent clearance.

12. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan

adjustment jika diperlukan.

13. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan

standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia /SAK .

15

IV PEMBAHASAN

4.1 Analisis Pengendalian Intern Perusahaan

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera adalah perusahaan perseroan terbatas

yang bergerak dibidang distributor barang. Barang yang distribusikan/dijual pada

perusahaan ini berjenis makanan (food) sebanyak 320 jenis dan juga non makanan

(non food) sebanyak 453 jenis dengan total jumlah 773 jenis barang. Adapun

rincian jenis barang yang didistribusikan adalah sebagai berikut :

Nama Supplier Merk Jenis Barang

PT. Alexis Megah Pratama Mojo (Minuman)

PZ Cussons Indonesia Cussons (Perlengkapan bayi)

UD Hendra Rusli Lilin

PT. Mulia Megah Sentosa Rider ( Pakaian Dalam)

PT. Niramas Utama Inaco (Jelly, Nata de coco)

PT. Ode Cipta Semesta Ardiles (Sandal)

PT. Panca Tradi Lodon (Biscuit)

PT. Semar Kencana Sejati Mie Telor 2 Ayam (Mie kuning, bihun)

CV Sakura Makmur Sentosa Cici (Peralatan bayi)

PT. Ultra Salur Amanplas (Plester Luka)

PT. Wahana Mitra Pratama KIT (Shampo Motor)

PT. ODE Cipta Semesta Sandal

Sumber : PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera

4.1.2 Uraian Tugas di PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera

PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera juga menerapkan adanya struktur

organisasi dan pembagian tugas dalam pelaksanaan kegiatan usaha. Adapun

pembagian tugas yang berkaitan dengan persediaan terdiri dari bagian akuntansi,

kasir, bagian pembelian, supervisor, bagian penjualan, dan gudang.

16

4.1.3 Analisis Sistem Pengendalian Intern Perusahaan

Pengujian atas pengendalian internal perusahaan dilakukan dengan menggunkan

alat uji berupa kuesioner. Kuesioner ini dibagikan kepada delapan orang pegawai

dengan posisi yang berkaitan dengan keluar masuknya persediaan, yakni manager,

supervisor, bagian akunting, bagian pembelian, bagian penjualan, kasir, dan

bagian gudang.

Berdasarkan jawaban atas kuesioner yang dibagikan oleh penulis, selanjutnya

penulis akan menghitung skor aktual, untuk mengetahui tingkat pengendalian

internal di PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera. Berdasarkan perhitungan

pada lampiran 2 skor yang diperoleh sebesar 77,3%. Apabila kita melihat di Tabel

3.1, skor 77,3% masuk dalam kategori baik. Maka dapat disimpulkan bahwa

pengendalian intern di PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera sudah berjalan

dengan baik.

4.2 Analisis Penggunaan Metode Sampling Statistikal

4.2.1 Prosedur Attribute Sampling

Penerapan prosedur attribute sampling ini sangat berkaitan dengan pengendalian

intern atas persediaan barang dagang. Adapun atribut yang akan diperiksa adalah

adanya otorisasi dari pihak-pihak tertentu dalam pembelian persediaan dan nomor

urut tercetak yang terdapat di dalam faktur pembelian persediaan. Adapun

populasi faktur tersebut sejumlah 124 lembar faktur.

Langkah-langkah penerapan prosedur attribute sampling sebagai berikut :

a. Tentukan Desired Upper Precision Limit dan tingkat keandalan.

Dari hasil evaluasi atas, struktur pengendalian intern persediaan ditentukan tingkat

keandalan dalam mempercayai efektivitas pengendalian intern yang ada pada PT.

Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera adalah sebesar 95%. Batas ketepatan

tertinggi atau Desired Upper Precision Limit ditentukan sebesar 5%.

b. Penentuan sampel minimum yang akan diperiksa.

17

Berdasarkan tingkat keandalan 95% dan DUPL 5% maka selanjutnya perlu

menetukan besarnya sampel minimum yang harus diambil dengan bantuan Tabel

Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Pengendalian. Sampel minimum

yang akan diambil diperoleh dengan cara menentukan titik potong baris DUPL

yaitu sebesar 5% dengan kolom tingkat keandalan yaitu 95%.

Tabel 4.1 Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Pengendalian

Acceptable Upper Sample Size Based on Confidence

Precision Limit Levels

90% 95% 97,5%

10 24 30 37

9 27 34 42

8 30 38 47

7 35 43 53

6 40 50 62

(Sumber : Mulyadi, 2002)

Dari hasil di atas diperoleh bahwa sampel minimum adalah sebayak 60 sampel

diambil random dengan menggunakan bantuan fungsi Rand dalam Microsoft

Excel dengan formula =Int(Rand()*124), selanjutnya copy formula sebanyak

sampel yang diperlukan (60 kali).

c. Membuat Tabel Stop-or-go Decision

Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel didapat tingkat kesalahan = 0, maka

diperoleh AUPL = DUPL = 5%.

AUPL= confidence level factor at desired realiability for occurence observedsample¿¿¿

AUPL= 360

= 0,05 = 5%

18

Atas hasil tersebut, maka pengambilan sampel dengan menggunakan attribute

sampling model stop-or-go decision dapat dihentikan. Berdasarkan langkah di

atas, tabel stop-or-go decision dapat disusun berdasarkan pengujian terhadap

anggota sampel yang ada.

Tabel 4.2 Stop-or-go Decision

Langkah

ke

Besarnya

sampel

kumulasi yang

digunakan

Berhenti jika

kesalahan

kumulasi yang

terjadi sama

dengan

Lanjutkan ke

langkah

berikutnya jika

kesalahan

terjadi sama

dengan

Lanjutkan ke

langkah ke 5

jika kesalahan

paling tidak

sebesar

1 60 0 1 4

2 96 1 2 4

3 126 2 3 4

4 156 3 4 4

5 Gunakan fixed sample size attribute sampling

(Sumber : Mulyadi, 2002)

d. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel

Dari hasil pemeriksaan terhadap 60 anggota sampel, maka dapat dikatakan sistem

pengendalian intern atas persediaan berjalan dengan efektif. Penilaian efektif ini

berasal dari hasil DUPL = AUPL.

4.2.2 Prosedur Variable Sampling

1. Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji kewajaran informasi saldo

persediaan tahun 2011.

2. Populasi yang akan diuji adalah saldo persediaan per 31 Desember 2011 di

mana populasi dikelompokkan menjadi populasi makanan (food) dan non

makanan (non food).

3 Menentukan besarnya sampel ;

19

- Unit populasi daftar harga persediaan per 31 Desember 2011 yaitu

sebanyak 773 jenis barang dengan rincian persediaan makanan memiliki

nilai buku sebesar Rp 338.367.907,00 dan persediaan non makanan

sebesar Rp 250.411.721,00, sedangkan besarnya penjualan selama tahun

2011 untuk persediaan makanan sebesar Rp 2.247.223.395,00 dan

penjualan persediaan non makanan sebesar Rp 2.638.044.855,00.

- Tingkat keandalan pada risiko keliru menolak (UR) atau sering disebut

Risiko α (1- α). Di mana tingkat keyakinan (reliability level) sebesar 95%

maka risko keliru menolak adalah 1- 95% = 5% atau 0,05. Faktor

keandalan pada risiko menolak ditetapkan dengan menggunakan tabel Z.

Angka-angka pada perpotongan baris dan kolom menunjukkan nilai {(1-

α)/2}. Jika tingkat keandalan 95% atau 0,95, maka {1- 0,95)/2} adalah

0,4750 sehingga apabila kita lihat pada tabel Z, akan ditemukan angka

1,96.

- Penentuan Standar Deviasi

Untuk menentukan taksiran deviasi standar poplasi, maka penulis

mengambil 100 sampel pendahuluan yakni 50 sampel untuk persediaan

makanan dan 50 sampel untuk persediaan non makanan (lampiran 6), dan

yang akan dihitung berdasarkan harga perolehannya. Sampel akan diambil

secara random dengan bantuan fungsi Rand dalam Microsoft Excel dengan

formula =Int(Rand()*320) untuk persediaan non makanan dan

=Int(Rand()*453) untuk persediaan makanan.

- Tingkat keandalan pada risiko keliru menerima (Risiko β)

Ditentukan dengan menggunakan rumus :

Z Beta= ARIR× CR

AR, IR, dan CR ditentukan berdasarkan pertimbangan penulis. Risiko

audit yang akan ditanggung adalah sebesar 5 %. Dikarenakan

pengendalian intern telah berjalan dengan cukup baik, maka risiko bawaan

ditetapkan sebesar 30%. Begitu juga dengan risiko pengendalian, penulis

menaruh kepercayaan yang moderat terhadap review analitik dan

pengujian substantif dalam mendeteksi kekeliruan material, maka CR

20

ditetapkan sebesar 40%. Sehingga :

Z Beta= 0,05(0,3 ×0,4)

Z Beta=0,050,12

Z Beta=0,4166

Untuk menentukan Z Beta, sama seperti menentukan risiko α, dengan

menggunakan tabel Z.

Maka dari itu, 0,50 – 0,4166 = 0,0833. Di mana pada tabel Z, 0,0833

adalah koefisien kekeliruan beta yang mendekati 0,22.

- Penentuan Materialitas yang dialokasikan (M)

Penulis menggunakan 1% dari penjualan sebagai persentase materialitas

sehingga :

persediaan makanan : 1% × Rp 2.247.223.395,00 = Rp22.472.233,95

persediaan non makanan : 1% × Rp 2.638.044.855,00 =

Rp26.380.448,55

- Penentuan Ketepatan yang dapat diterima Auditor (A)

Ketepatan yang diterima auditor, biasanya dipengaruhi oleh besarnya

kekeliruan yang mempengaruhi secara material, besarnya risiko beta, dan

risiko alfa. Sehingga penentuan ketepatan yang dapat diterima auditor

adalah :

Persediaan Makanan :

A=Rp22.472 .233,95× 1,961,96+0,22

A=Rp22.472 .233,95× 0,8990

A=Rp20.204 .393,83

Persediaan Non Makanan:

A=Rp26.380 .448,55 × 1,961,96+0,22

A=Rp26.380 .448,55 ×0,8990

A=Rp23.718201,45

- Penentuan Besarnya Sampel

Persediaan Makanan :

21

n '=(UR . SD . NA )

2

n '=( 1,96 ×103.998,2 ×32020.204 .393,83 )

2

n '=( 65.227 .671,0420.204 .393,83 )

2

n '=(3,228 )2

n '=10,42

Adjustment untuk populasi yang terbatas :

n= n '

(1+ n'N )

n= 10,42

(1+10,42320 )

n= 10,42(1+0,0325 )

n= 10,421,0325

n=10,093=10 sampel

Persediaan Non Makanan :

n '=(UR . SD . NA )

2

n '=( 1,96×111.622,91× 45323.718 .201,45 )

2

n '=( 99.107 .749,3323.718 .201,45 )

2

n '=(4,178 )2

n'=17,472

Adjustment untuk populasi yang terbatas :

22

n= n '

(1+ n'N )

n= 17,472

(1+17,472453 )

n= 17,472(1+0,0385 )

n=17,4721,0385

n=16,823=17 sampel

4. Menentukan Metode Pemilihan Sampel

Metode pemilihan sampel yang akan digunakan oleh penulis adalah random

sampling dengan bantuan fungsi Rand dalam Microsoft Excel dengan formula

=Int(Rand()*320) untuk persediaan non makanan dan =Int(Rand()*453)

untuk persediaan makanan, selanjutnya copy formula sebanyak sampel yang

diperlukan. Jumlah sampel persediaan makanan yang akan diambil adalah

sebanyak 10 sampel. Sedangkan untuk persediaan non makanan akan diambil

sebanyak 17 sampel.

5. Memeriksa Sampel

Berdasarkan pengambilan sampel sebanyak 10 sampel untuk persediaan

makanan, maka perhitungan rata-rata saldo (X ) dan standar deviasi (SD) yang

disajikan pada lampiran 7 , diperoleh X sebesar Rp 1.052.033,00 dan SD

sebesar Rp 909.927,28. Untuk persediaan non makanan dengan mengambil 17

sampel (lampiran7) didapat perhitungan X sebesar Rp 564.680,00 dan SD

sebesar Rp 598.063,90.

6. Mengevaluasi Hasil Sampel

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengevaluasi hasil sampel adalah

sebagai berikut :

a. Mencari Standard Error (SE)

Persediaan Makanan :

SE=SD√n

23

SE=909.927,28√10

SE=909.927,283,1622

SE=287.751,34

Persediaan Non Makanan

SE=SD√n

SE=598.063,90√17

SE=598.063,904,123

SE=145.055,51

b. Menghitung Achieved Precision

Persediaan Makanan

A'=UR . SE . N √1− nN

A'=1,96 × 287.751,34 ×320√1− 10320

A'=1,96 × 287.751,34 ×320√0,96875

A'=1,96 × 287.751,34 ×320 ×0,98425

A'=Rp 177.635 .116,55

Persediaan Non Makanan

A'=UR . SE . N √1− nN

A'=1,96 × 145.055,51× 453√1−17453

A'=1,96× 145.055,51× 453√0,962472

A'=1,96 × 145.055,51× 453×0,98105678

A'=Rp 126.348 .924,3

24

c. Dikarenakan A tidak sama dengan A’, maka penulis harus menghitung A”

Persediaan Makanan

A = A'+ M left (1- {A'} over {A} right

A = 177.635.116,55 +22.472.233,95 left (1- {177.635.116,55} over {20.204.393,83 } right

A = 177.635.116,55 +22.472.233,95 left (-7,745198362 right

A =Rp 2.533.598,4

Persediaan Non Makanan

A =A'+M left (1- {A'} over {A} right

A = 126.348.924,3 +26.380.488,55 left (1- {126.348.924,3} over {23.718201,45} right

A = 126.348.924,3 +26.380.488,55 left (-4,327087071 right

A =Rp 12.198.253,3

d. Menghitung Expected Audited Value (EAV) dengan cara mengalikan rata-

rata sampel dengan jumlah populasi.

Persediaan Makanan

EAV=X . N

EAV =Rp 1.052.033 ×320

EAV =Rp 336.650.560,00

Persediaan Non Makanan

EAV=X . N

EAV =Rp 564.680× 453

EAV =Rp 255.800.040,00

e. Saldo Persediaan dalam populasi dengan menggunakan Interval Estimate

adalah sebagai berikut :

Persediaan Makanan

AV ± A” = Rp 336.650.560,00 ± Rp 2.533.598,42

= Rp 334.116.961,6 sampai Rp 339.184.158,4

Persediaan Non Makanan

AV ± A” = Rp 255.800.040,00 ± Rp 12.198.253,37

25

= Rp 243.601.786,6 sampai Rp 267.998.293,4

Dari hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa saldo persediaan makanan

pada pos neraca 31 Desember 2011 sebesar Rp 338.367.907,00 dan

persediaan non makanan sebesar Rp 250.411.721,00, berada di antara

interval masing-masing. Hal ini membuktikan bahwa laporan keuangan

PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera disajikan secara wajar.

4.3 Prosedur Substantive Test

Hasil dari prosedur pemeriksaan substantive test atas persediaan adalah sebagai

berikut :

1. Lakukan review atas stock opname yang dilakukan perusahaan.

PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera telah melakukan stock opname

secara konsisten setiap tahunnya dan dilakukan oleh bagian akunting.

Penetapan harga pokok persediaan yang digunakan adalah metode rata-rata,

sedangkan pencatatan persediaan digunakan sistem akuntansi periodik, di

mana pada akhir periode yakni tiap tanggal 31 Desember dilakukan

perhitungan fisik persediaan untuk dicocokan dengan saldo di dalam neraca.

Dari hasil stock opname yang dilakukan perusahaan pada tanggal 31

Desember 2011, memang terdapat selisih antara fisik dan catatan. Perbedaan

ini timbul akibat adanya persediaan yang rusak dan kadaluarsa. Meski

demikian, perusahaan sudah melakukan penyesuaian pencatatan / adjustment

dengan benar.

2. Minta Daftar Hasil Stock Opname (Final Inventory List) dan lakukan prosedur

pemeriksaan berikut :

- Ujilah mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian).

- Cocokkan kuantitas per buku besar persediaan (quantity per book)

dengan kartu persediaan (stock card).

- Cocokkan kuantitas yang menjadi sampel untuk perhitungan (quantity per

count) dengan perhitungan (count sheet) kita (auditor).

- Cocokkan jumlah rupiah (total value) dengan saldo buku besar

persediaan.

26

Final Inventory List yang ada diperusahaan telah disusun secara baik. Maka

untuk mathematical accuracy tidak terdapat kesalahan. Begitu juga untuk

“quantity per book” dengan stock card , “quantity per count” dengan “count

sheet”, serta total value dengan buku besar persediaan juga sudah sesuai.

3. Memeriksa persediaan konsinyasi atau consignment out.

Penulis tidak melakukan konfirmasi untuk persediaan konsinyasi karena

jumlah barang konsinyasi yang tidak terlalu besar, namun penulis hanya

melakukan pemeriksaan atas bukti pengiriman barang konsinyasi tersebut.

4. Untuk meyakinkan kewajaran saldo persediaan yang tertera di neraca

perusahaan, maka lakukan kembali stock opname setelah tanggal neraca.

Stock opname yang dilakukan perusahaan memang dilakukan pada tanggal

neraca, namun untuk lebih meyakinkan apakah benar jumlah persediaan fisik

dengan catatan maka penulis melakukan stock opname kembali pada tanggal

12 Maret 2012.

5. Periksa cukup tidaknya allowance for slow moving (barang-barang yang

bergerak lambat) dan barang yang mudah rusak (kadaluarsa).

Kebijakan dan cara perusahaan menentukan penyisihan atau allowance

konsisten dengan periode sebelumnya. Allowance untuk barang bergerak

lambat, mudah rusak dan kadaluarsa masing-masing ditetapkan sebesar 10%

dari total persediaan. Persediaan yang termasuk dalam kategori barang slow

moving adalah Black Sweet, Cocoapuff , Bihun Block Raja,Mojo Es Teller dan

Mojo Sari Kelapa.

6. Periksa pisah batas (cut off ) penjualan dan pembelian.

Dari hasil pemeriksaan atas faktur penjualan, faktur pembelian, laporan

penerimaan barang, dan laporan pengiriman barang, tidak ada penjualan atau

pembelian tahun 2011 yang dicatat sebagai penjualan atau pembelian tahun

2012. Syarat pengiriman barang yang diterapkan oleh perusahaan adalah FOB

destination yang berlaku untuk pembelian dan penjualan barang.

7. Seandainya ada barang dalam perjalanan lakukan prosedur berikut ini :

- Minta rincian barang dalam perjalanan (goods in transit) per tanggal

neraca.

- Periksa penjumlahan dan perkalian (mathematical accuracy).

27

- Periksa penyelesaian sesudah tanggal neraca (subsequent clearance).

Berdasarkan bukti berupa faktur pembelian maupun faktur penjualan yang

terdapat pada perusahaan diketahui bahwa pada tanggal neraca tidak terdapat

barang dalam perjalanan.

8. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan

adjustment jika diperlukan.

Kesimpulan dari hasil pemeriksaan adalah saldo persediaan yang tertera di

neraca adalah wajar. Namun berdasarkan hasil stock opname yang dilakukan

penulis pada tanggal 12 Maret 2012, masih terdapat kekeliruan pencatatan dan

perhitungan persediaan di mana pada tanggal neraca ternyata ada persediaan

makanan yakni Milk Marie Susu 200 gr sebanyak 15 pcs yang sudah

kadaluarsa tetapi masih diperhitungkan sebagai persediaan. Maka penulis telah

memberikan adjustment untuk hal ini (ada dalam lampiran 9). Penyajian akun

persediaan di laporan keuangan PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera

sudah sesuai dengan standar yang berlaku umum di Indonesia yaitu

menggunakan standar ETAP.

V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai sistem pengendalian

intern dan kewajaran saldo persediaan pada PT. Makmur Anugerah Mandiri

Sejahtera yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Dari hasil pengujian Attribute Sampling, membutikan bahwa pengendalian

intern yang ada pada PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera, khususnya

pengendalian intern yang berkaitan dengan persediaan sudah berjalan

dengan efektif.

2. Dari hasil pengujian statistik terhadap saldo persediaan yang tertera pada

neraca PT. Makmur Anugerah Mandiri Sejahtera per 31 Desember 2011

sudah disajikan secara wajar. Wajar yang dimaksudkan di sini adalah

bahwa pengukuran dan penyajian laporan keuangan sudah sesuai dengan

28

standar ETAP. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji yang menunjukkan

bahwa saldo persediaan makanan pada pos neraca 31 Desember 2011

sebesar Rp 338.367.907,00 dan persediaan non makanan sebesar Rp

250.411.721,00, berada di antara interval masing-masing yakni untuk

persediaan makanan dengan rentang Rp 334.116.961,6 sampai Rp

339.184.158,4 serta untuk persediaan non makanan dengan rentang Rp

243.601.786,6 sampai Rp 267.998.293,4.

3. Dari hasil uji substantive, saldo persediaan yang tertera di neraca adalah

wajar. Namun berdasarkan hasil stock opname yang dilakukan penulis

pada tanggal 12 Maret 2012, masih terdapat kekeliruan pencatatan dan

perhitungan persediaan di mana pada tanggal neraca ternyata ada

persediaan makanan yakni Milk Marie Susu 200 gr sebanyak 15 pcs yang

sudah kadaluarsa tetapi masih diperhitungkan sebagai persediaan. Maka

penulis telah memberikan adjustment untuk hal ini ( lampiran 9).

Penyajian akun persediaan di neraca PT. Makmur Anugerah Mandiri

Sejahtera per 31 Desember 2011 sudah sesuai dengan standar ETAP Bab

11.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing. Edisi Keempat. Salemba Empat,Jakarta.

Arens, Alvin A., Elder, Randal J., Beasley, Mark S. 2008. Auditing dan JasaAssurance : Pendekatan Terintegrasi. Edisi Keduabelas. Salemba Empat, Jakarta.

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan. 2008. Sampling Audit : ModulDiklat Penjenjangan Auditor Ketua Tim. Jakarta.

Guy, Dan M., Alderman, C. Wayne., Winters, Alan J. 2002. Auditing. EdisiKelima. Erlangga, Jakarta.

Halim, Abdul. 2008. Auditing : Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan. EdisiKeempat.Unit Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN,

Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas TanpaAkuntabilitas Publik. Jakarta.

29

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Pertama. Salemba, Jakarta.

Narimawati, Umi. 2008. Teknik-teknik Analisis Multivariate Untuk RisetEkonomi. Graha Ilmu, Bandung.

Panggabean, Agnes Lydia R. 2011. Analisis Penentuan Kewajiban NilaiPersediaan dengan Menggunakan Metode Audit Sampling Statistikal (Studi Kasus pada Apotek Enggal Bandarlampung). (Skripsi). Universitas Lampung, Bandarlampung.

Saryono, Hari. 2011.Cara Membuat Angka dan Karakter Acak di Excel.http://harisaryono.com/2011/07/cara-membuat-angka-dan-karakter-acakdi

excel/

Sihite, Debora Rinawati. 2009. Analisis Ketetapan Penentuan NilaiPersediaan dengan Menggunakan Metode Audit Sampling Statistikal. (Skripsi). Universitas Lampung, Bandarlampung.

Stice, James D., Stice Earl K., Skousen K. Fred. 2009. Akuntansi Keuangan : Buku 1. Edisi 16. Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung.

Syakur, Ahmad Syafi’i. 2009. Intermediate Accounting. AV Publisher,Jakarta.

Universitas Lampung. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. UniversitasLampung, Bandarlampung.