ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

46
ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS DALAM PENILAIAN ASET BIOLOGIS PADA PERUSAHAAN AGRIKULTUR (Skripsi) Oleh R. PARTOGI MANURUNG

Transcript of ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

Page 1: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS

DALAM PENILAIAN ASET BIOLOGIS PADA PERUSAHAAN

AGRIKULTUR

(Skripsi)

Oleh

R. PARTOGI MANURUNG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2012

Page 2: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

ABSTRAK

ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS DALAM PENILAIAN ASET BIOLOGIS PADA PERUSAHAAN

AGRIKULTUR

Oleh

R. PARTOGI MANURUNG

Reformasi standar-standar akuntansi membawa basis pengukuran akuntansi dan pelaporan akuntansi ke arah nilai wajar. Penelitian ini mencoba memberikan gambaran awal dengan membandingkan kedua kelompok yang menggunakan pendekatan yang berbeda dalam menilai aset biologisnya. Perbandingan ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan untuk nilai total aset, laba, ROA (Return on Assets), dan DAR (Debt to Assets Ratio) untuk setiap kelompok perusahaan agrikultur yang menggunakan dua pendekatan yang berbeda.

Pengujian dilakukan secara statistik pada 11 perusahaan yang menggunakan nilai wajar dan 11 perusahaan yang menggunakan nilai historis dalam menilai aset biologisnya dari tahun 2007 sampai tahun 2010. Alat uji yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji beda rata-rata dua kelompok yang independen yaitu uji-t untuk dua sampel berbeda (Independent T-test) untuk data yang berdistribusi normal, sedangkan untuk data yang tidak berdistribusi normal menggunakan uji Mann-Whitney U pada tingkat kesalahan (α) 0.05.

Hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang nyata pada laba bersih dan ROA. Sedangkan pada nilai total aset dan DAR, tidak terdapat perbedaan yang nyata di antara perusahaan yang menggunakan nilai wajar dan nilai historis.

Kata kunci: aset biologis, nilai wajar, nilai historis

2

Page 3: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

ABSTRACT

AN ANALYSIS OF FAIR VALUE AND HISTORICAL VALUE APPROACH OF BIOLOGICAL ASSETS ASSESSMENT ON

AGRICULTURAL COMPANY

By:

R. PARTOGI MANURUNG

Reform of accounting standards bring the measurement basis of accounting and reporting towards fair value accounting. This study tries to provide a preliminary picture by comparing the two groups using different approaches in assessing the biological assets. This comparison is intended to detect a significant difference to the value of total assets, earnings, ROA (Return on Assets) and DAR (Debt to Assets Ratio) for each group of agricultural companies using two different approaches.

Tests performed statistically at 11 companies that use fair value and the 11 companies that use historical cost in assessing the biological assets from 2007 to 2010. Test equipment used to test this hypothesis in this study is to use different test average of two independent groups, namely t-test for two different samples (Independent T-test) for normally distributed data, while the data were not normally distributed using the Mann-Whitney U test on the error rate (α) 0.05.

The results are there significant differences in net income and ROA. While the total value of assets and DAR, there is no real difference between companies that use fair value and historical value.

Keywords: biological assets, fair value, historical value

3

Page 4: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reformasi atas standar-standar akuntansi terhadap basis pengukuran akuntansi

yang menggunakan nilai wajar (fair value) telah menimbulkan suatu perdebatan

yang sengit terutama dalam tahun-tahun terakhir ini. Hal ini terutama karena

munculnya konvergensi akuntansi internasional yang cenderung menggunakan

pendekatan nilai wajar sebagai basis pengukuran dan pelaporan akuntansi. Di

Indonesia, hal ini dirasakan ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melansir

rencana konvergensi akuntansi internasional, sehingga diperlukan revisi

menyeluruh terhadap PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) sesuai

dengan IFRS (International Financial Reporting Standards).

Salah satu masalah atau kendala terpenting yang mungkin dihadapi dalam

penerapan IFRS mengharuskan banyak perusahaan atau entitas bisnis merubah

pengukuran serta pelaporan akuntansinya yang sebagian besar berdasarkan pada

nilai historis (historical cost), menjadi pengukuran serta pelaporan berdasarkan

nilai wajar (fair value). Meskipun terdapat tren menuju penerapan standar

akuntansi berbasis nilai wajar, reformasi ini telah menimbulkan berbagai

kontroversi dari berbagai kalangan. Terdapat beberapa kelompok dan kalangan

yang mendukung penerapan nilai wajar namun terdapat juga kelompok yang

meragukan penerapan ini. Perdebatan yang belum terselesaikan juga masih

muncul dalam dunia akademis tentang value relevance dari penerapan nilai wajar

4

Page 5: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

ini. Saat ini Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sedang dalam proses

mengadopsi IAS 41 tentang Akuntansi Agrikultur kedalam PSAK.

IAS (International Accounting Standard) No. 41 membawa perdebatan-

perdebatan ini ke dalam ruang lingkup akuntansi agrikultur. Banyak pihak yang

bersikap kritis terhadap persyaratan penerapan nilai wajar terhadap aset biologis

dan perubahan nilainya yang harus diakui dalam laporan laba rugi perusahaan.

Penttinen et al. (2004) menyatakan bahwa penerapan nilai wajar akan

menyebabkan fluktuasi yang tidak realistis pada laba bersih perusahaan-

perusahaan kehutanan. Herbohn & Herbohn (2006) menekankan pada

meningkatnya volatilitas, manipulasi dan subyektifitas dari pendapatan yang

dilaporkan. Herbohn & Herbohn (2006) menghitung koefisien varians dari laba

serta keuntungan dan kerugian aset-aset kayu pada delapan perusahaan publik dan

lima perusahaan pemerintah. Mereka menyatakan bahwa pengukuran

menggunakan nilai wajar akan meningkatkan volatilitas laba.

Sedangkan Argiles & Soft (2001) dapat menerima pengukuran menggunakan nilai

wajar untuk aset biologis karena hal tersebut menghindari kompleksitas dalam

menghitung biaya. Hal ini dikarenakan banyak pertanian-pertanian keluarga di

negara-negara barat terutama di Uni Eropa, yang tidak memiliki sumber daya dan

kemampuan untuk melaksanakan prosedur-prosedur dan perhitungan akuntansi.

Demikian halnya dengan Danbolt & Rees (2008) yang menyatakan bahwa

penggunaan nilai wajar yang konsisten lebih relevan dibanding nilai historis, dan

menemukan bukti yang konsisten terhadap manipulasi pendapatan di dalam

penerapan nilai wajar.

5

Page 6: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

Sifat industri pertanian membuat perhitungan berdasarkan nilai historis untuk aset

biologis menjadi sulit karena aset mengalami proses kelahiran, perkembangan,

kematian, demikian pula kerumitan dalam hal alokasi biaya bersama (joint costs).

Alokasi biaya tidak langsung juga merupakan salah satu sumber lain kompleksitas

perhitungan biaya di pertanian.

Penelitian ini mengacu pada penelitian Maruli & Mita (2010), dengan perbedaan

dari penelitian sebelumnya antara lain yaitu:

1. Penelitian ini menggunakan variabel nilai total aset, laba, dan rasio

keuangan. Rasio keuangan yang diteliti adalah rasio profitabilitas ROA

(Return On Assets) dan rasio solvabilitas DAR (Debt to Asset Ratio).

2. Sampel dipilih dari perusahaan yang tergabung dalam sektor agrikultur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan ICMD (Indonesia Capital

Market Directory) pada tahun 2007 – 2010.

Dari penelitian tersebut, Maruli & Mita (2010) menyatakan tidak terdapat

perbedaan yang signifikan pada nilai dan volatilitas asset, pendapatan, laba, dan

income smoothing index antara perusahaan agrikultur yang menggunakan

pendekatan nilai wajar dan historis. Rata-rata dan volatilitas earning diantara dua

kelompok sampel tidak jauh berbeda.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI

HISTORIS DALAM PENILAIAN ASET BIOLOGIS PADA PERUSAHAAN

AGRIKULTUR.”

6

Page 7: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Aset Biologis

Menurut IAS 41, aset biologis didefinisikan sebagai tumbuh-tumbuhan dan

hewan-hewan yang hidup yang dikendalikan atau dikuasai oleh perusahaan

sebagai akibat dari kejadian masa lampau. Pengendalian atau penguasaan tersebut

dapat melalui kepemilikan atau jenis perjanjian legal lainnya.

Keuntungan atau kerugian dari penilaian aset biologis dapat muncul pada

pengakuan awal aset biologis yaitu sebesar selisih antara nilai perolehan awal aset

biologis dengan nilai wajar aset biologis setelah dikurangi perkiraan biaya-biaya

pada titik penjualan (estimated pointof-sale costs). Keuntungan atau kerugian

terhadap penilaian aset biologis juga dapat muncul pada pengukuran setelah

pengakuan awal, yaitu sebesar selisih antara nilai wajar terakhir aset biologis

setelah dikurangi perkiraan biaya-biaya pada titik penjualan dengan nilai wajar

aset biologis sebelumnya setelah dikurangi perkiraan biaya-biaya pada titik

penjualan pada saat itu. Perubahan nilai wajar suatu aset biologis dapat

disebabkan oleh pertumbuhan, kematian, produksi dan penghasilan yang

menyebabkan perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif,

generasi aset yang baru atau tambahan aset biologis. Selain itu, perubahan nilai

wajar aset biologis juga dapat disebabkan oleh perubahan pasar atau

perekonomian di suatu negara. Perubahan-perubahan tersebut meliputi antara lain

7

Page 8: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

perubahan inflasi, nilai tukar mata uang, pertumbuhan ekonomi, permintaan, atau

kebijakan pemerintah.

2.1.2 ROA (Return on Assets)

Return on assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang

digunakan. Return on assets merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga

dan pajak (EBIT) dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Return on assets

(ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan

untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan.

Sebaliknya apabila return on assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total

aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Jadi jika suatu

perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang

besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Tetapi jika total aktiva yang digunakan

perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian

dan akan menghambat pertumbuhan.

2.1.3 DAR (Debt to Assets Ratio)

Menurut Purhadi (2006:30), rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar

jumlah aktiva perusahaan dibiayai dengan total hutang. Semakin tinggi rasio ini

berarti semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi

pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Keadaan ini

menunjukkan semakin tinggi resiko keuangan perusahaan. Dalam batas tertentu

8

Page 9: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

bank akan sulit untuk mengabulkan permohonan kredit. Hanya saja setiap bank

batasnya berbeda.

2.2 Hipotesis

2.2.1 Perbandingan nilai total Aset antara Pendekatan Nilai Wajar & Nilai

Historis

Charles Elad (2004) menyatakan bahwa IAS 41 dinilai kontroversial karena

menampilkan perbedaan yang paling radikal dan menyeluruh dari akuntansi nilai

historis, sehingga menimbulkan masalah-masalah teori dan praktek. Perbedaan ini

antara lain dapat terlihat pada nilai aset perusahaan. Dia juga menyatakan bahwa

penggunaan penilaian subjektif dalam memperkirakan nilai wajar, seperti harga

pasar aset sejenis atau penggunaan model nilai sekarang, akan menghasilkan

perlakuan yang berbeda yang akan menghambat komparabilitas dan harmonisasi.

Kesimpulannya adalah bahwa standar tersebut tidak hanya tidak sesuai dengan

model akuntansi, tetapi juga menimbulkan masalah-masalah implementasi pada

ruang lingkup negara-negara yang berbeda.

Oleh karena itu, berdasarkan analisis ini dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

H1: Terdapat perbedaan yang nyata pada nilai total aset di antara perusahaan-

perusahaan agrikultur yang menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai

historis.

2.2.2 Perbandingan laba antara Pendekatan Nilai Wajar & Nilai Historis

9

Page 10: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

Penttinen et al. (2004) menyatakan bahwa penerapan nilai wajar akan

menyebabkan fluktuasi yang tidak realistis pada laba bersih perusahaan-

perusahaan kehutanan. Sementara Herbohn & Herbohn serta Dowling & Godfrey

(2001) menekankan adanya manipulasi dan subyektifitas dari pendapatan yang

dilaporkan berdasarkan nilai wajar. Herbohn & Herbohn (2006) menghitung

koefisien varian dari laba serta keuntungan dan kerugian dari aset-aset kayu atas

delapan perusahaan publik dan lima perusahaan pemerintah. Kesimpulannya

adalah pendekatan nilai wajar pada penilaian aset biologis tidak hanya

mempengaruhi laba tetapi juga dapat membuatnya berfluktuasi secara tidak

realistis.

Oleh karena itu, berdasarkan analisis ini dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

H2: Terdapat perbedaan yang nyata pada laba di antara perusahaan-

perusahaan agrikultur yang menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai

historis.

2.2.3 Perbandingan Rasio Profitabilitas ROA (Return On Assets) antara

Pendekatan Nilai Wajar & Nilai Historis

Hung & Subramanyan (2004) menguji efek adopsi SAI (Standar Akuntansi

Internasional) terhadap laporan keuangan perusahaan di Jerman. Hasil penelitian

ini memberikan bukti bahwa total aktiva, total kewajiban dan nilai buku ekuitas,

lebih tinggi yang menerapkan IAS dibanding standar akuntansi Jerman. Adopsi

SAI ini berdampak pada rasio keuangan, salah satunya yaitu rasio ROA.

Oleh karena itu, berdasarkan analisis ini dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

10

Page 11: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

H3: Terdapat perbedaan yang nyata pada rasio profitabilitas ROA (Return on

Assets) antara perusahaan yang menggunakan nilai wajar dengan

perusahaan yang menggunakan nilai historis.

2.2.4 Perbandingan Rasio Solvabilitas DAR (Debt to Assets Ratio)antara

Pendekatan Nilai Wajar & Nilai Historis

DAR merupakan salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan untuk

mengukur suatu perusahaan. Rasio ini memberikan gambaran kepada pemegang

modal mengenai seberapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai melalui utang.

Namun penerapan pendekatan nilai wajar dapat mengurangi keakuratan informasi

tersebut. Hann et al. (2007) menemukan bukti empiris bahwa penilaian secara

wajar tidak meningkatkan informasi laporan keuangan dan bahkan merusak itu.

Penilaian aset secara subyektif ini juga berpengaruh pada rasio keuangan sebagai

gambaran perusahaan, salah satu contohnya rasio solvabilitas DAR.

Oleh karena itu, berdasarkan analisis ini dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

H4: Terdapat perbedaan yang nyata pada rasio solvabilitas DAR (Debt to

Assets Ratio) antara perusahaan yang menggunakan nilai wajar dengan

perusahaan yang menggunakan nilai historis.

11

Page 12: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Indonesia

Capital Market Directory (ICMD) atau Bursa Efek Indonesia (BEI) selama

minimal tiga tahun berturut-turut dalam rentang waktu tahun 2007 sampai dengan

2010. Selain itu, pengumpulan data sampel juga didapatkan dari Database Osiris

minimal empat tahun berturut-berturut sejak tahun 2007 sampai dengan 2010.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini termasuk ke dalam jenis data

sekunder. Jenis data sekundet adalah jenis data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat melalui

pihak lain).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Indonesia

Capital Market Directory (ICMD) atau Bursa Efek Indonesia (BEI) selama

minimal empat tahun berturut-turut dalam rentang waktu tahun 2007 sampai

dengan 2010. Selain itu, pengumpulan data sampel juga didapatkan dari Database

Osiris minimal empat tahun berturut-berturut sejak tahun 2007 sampai dengan

2010.

12

Page 13: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

3.3 Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus (case

study). Dalam penelitian studi kasus, fokus penelitian adalah pengujian secara

rinci terhadap satu kasus perbedaan penggunaan penilaian aset biologis pada

perusahaan-perusahaan agrikultur yang menggunakan pendekatan nilai wajar dan

pendekatan nilai historis.

3.4 Variabel-Variabel Penelitian

3.4.1 Total Aset

Nilai total aset mencakup nilai total aset biologis yang dimiliki yang dilaporkan di

Neraca.

3.4.2 Total Pendapatan

Variabel ini menjelaskan nilai total dari pendapatan kotor perusahaan-perusahaan

agrikultur sebelum dikurangi dengan biaya-biaya operasional perusahaan yang

terdapat di dalam laporan laba rugi perusahaan setiap tahunnya. Total pendapatan

ini termasuk hasil pendapatan perusahaan yang berasal dari penjualan aset

biologis atau produk agrikultur yang diukur dengan pendekatan nilai wajar atau

nilai historis.

3.4.3 Laba / Earnings

Variabel ini menjelaskan nilai total pendapatan bersih perusahaan-perusahaan

agrikultur setelah dikurangi beban pajak dan biaya-biaya operasional lainnya yang

13

Page 14: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

tercantum di dalam laporan laba rugi perusahaan. Total laba / earnings ini

mencakup nilai keuntungan dan kerugian lainnya (other gains & losses) atas

perubahan nilai wajar aset biologis perusahaan.

3.4.4 Return on Assets (ROA)

Variabel ini menjelaskan rasio yang memperlihatkan nilai laba bersih untuk setiap

aset yang dimiliki perusahaan.

3.4.5 DAR (Debt to Asset Ratio)

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan

dibiayai dengan total hutang.

3.5 Prosedur Pengolahan Data

Prosedur pengolahan data yang digunakakan dalam penelitian ini adalah:

1. Mencari perusahaan agrikultur selama periode penelitian sebagai sampel

penelitian.

2. Menentukan perusahaan agrikultur yang diindikasi memiliki aset biologis dan

menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis dalam menilai aset

biologisnya.

3. Mengumpulkan data laporan keuangan akhir tahunan untuk masing-masing

perusahaan sampel.

4. Menghitung nilai total aset, laba bersih, ROA, dan DAR untuk setiap

pendekatan penilaian aset.

14

Page 15: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

5. Menyetarakan nilai total aset, laba bersih, ROA, dan DAR dengan cara

menginflasi variabel-variabel yang menggunakan penilaian historis dengan

General Price Level Accounting.

6. Melakukan pengujian dengan menggunakan SPSS 14 untuk Ha1, Ha2, Ha3,

dan Ha4 dilakukan uji-uji normalitas Shapiro-Wilk dan Kolmogorov-Smirnov

yaitu dengan cara memilih menu Analyze-Descriptive Statistic-Explorer,

langkah selanjutnya jika data berdistribusi dengan normal maka digunakan

alat uji Independent T-test dan jika data berdistribusi tidak normal maka

digunakan alat uji Mann-Whitney U test.

3.6 Alat Analisis Data

Alat uji yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan uji beda rata-rata dua kelompok yang independen

yaitu uji-t untuk dua sampel berbeda (Independent T-test) untuk data yang

berdistribusi normal, sedangkan untuk data yang tidak berdistribusi normal

menggunakan uji Mann-Whitney U pada tingkat kesalahan (α) 0.05. Uji ini

digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang nyata pada nilai

total aset, laba, ROA, DAR, dan ISI diantara perusahaan yang menggunakan

pendekatan nilai wajar dan nilai historis dalam penilaian aset biologisnya.

Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji adanya perbedaan yang dianggap

cukup signifikan di antara kelompok-kelompok entitas yang menggunakan

pendekatan nilai wajar dan nilai historis dalam menilai aset biologis mereka,

dengan menggunakan tingkat keyakinan (level of significant) dengan tingkat

kepercayaan sebesar 95% dan tingkat kesalahan sebesar 5%.

15

Page 16: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

BAB IVANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Metode Pengambilan Sampel

Metode penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode

purposive sampling selama minimal empat tahun berturut-turut dalam rentang

waktu tahun 2007 sampai dengan 2010.

Tabel 1 Proses Pengambilan Sampel

KriteriaJumlah (FV)

Jumlah (HV) Total

Perusahaan-perusahaan agrikultur yang tercatat di Database Osiris 70 230 300Perusahaan-Perusahaan agrikultur yang memiliki aset biologis. 30 30 60Jumlah sampel yang memenuhi kriteria.

25 22 47Jumlah sampel yang outliers

14 11 25Jumlah sampel akhir

11 11 22

4.2 Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software

Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 14.0. Data yang diperoleh

sebelumnya terlebuh dahulu diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.

4.3 Analisis Deskriptif Nilai Total Aset, Laba, ROA, dan DAR

Pengolahan data, termasuk analisis deskriptif dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan software Statistical Product and Service Solution (SPSS)

16

Page 17: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

versi 14.0. Statistik deskriptif pada dasarnya merupakan proses transformasi data

penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan.

Statistik deskriptif umumnya digunakan untuk memberi informasi mengenai

karakteristik dari variabel penelitian. Ukuran dan deskriptif dari sampel dalam

penelitian ini terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2 Statistik Deskriptif Nilai Total Aset, Laba, ROA, dan DAR Perusahaan Agrikultur yang Menggunakan Pendekatan Nilai Wajar dan Historis (dalam jutaaan rupiah, kecuali ROA dan DAR)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Aset Nilai Wajar 44 45037 92102199 12147627 20348976,935

Aset Nilai Historis (i) 44 679546 19451932 5141635 4831346,2917

Laba Nilai Wajar 44 -993421 13177720 1164417,54 3278498,332

Laba Nilai Historis (i)44 -2585300,4 2888242,8 475930,33 813325,452

ROA Nilai Wajar 44 -,38215245 ,359667243 ,006794839 ,170772061926

ROA Nilai Historis (i) 44 -,20933841 ,664983720 ,143151692 ,14632613755

DAR Nilai Wajar 44 ,01435275 ,830213847 ,356608147 ,20703246181

DAR Nilai Historis (i) 44 ,119976049 ,836080222 ,430643814 ,206982458171

4.4 Uji Normalitas

Sebelum melakukan uji statistik langkah awal yang harus dilakukan adalah

screening terhadap data yang akan diolah. Dalam penelitian ini, pengujian

hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji beda (T-test) untuk sampel yang

tidak berhubungan (Independent T Test) dan data berdistribusi secara normal,

17

Page 18: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

sedangkan data yang tidak terdistribusi secara normal menggunakan uji Mann-

Whitney U .

Untuk mendeteksi normalitas data nilai total aset, laba, ROA dan DAR

perusahaan agrikultur yang menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis

dalam penilaian aset biologisnya digunakan uji Shapiro-Wilk karena data sampel

berjumlah lebih dari 30 sampel.

Langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan menetapkan terlebih dahulu

hipotesis pengujian, yaitu:

H0: Data terdistribusi secara normal.

H1: Data tidak terdistribusi secara normal.

Jika hasil uji Shapiro-Wilk Test menghasilkan probabilitas signifikansi dibawah

5% (0,05) berarti hipotesis nol ditolak atau data variabel tersebut tidak

terdistribusi secara normal. Berikut ini hasil pengujian normalitas nilai total aset,

laba, ROA, dan DAR perusahaan agrikultur yang menilai aset biologisnya

menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis.

Tabel 3 Hasil uji normalitas nilai total aset perusahaan agrikultur yang menilai aset biologisnya menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis.

Tests of Normality

Shapiro-Wilk Statistic df Sig.Nilai Wajar ,641 44 ,000Nilai Historis ,830 44 ,000

a Lilliefors Significance Correction sumber: data diolah

18

Page 19: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

Pada tabel 3 menunjukkan bahwa nilai total aset perusahaan agrikultur yang

menilai aset biologisnya menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis

tidak terdistribusi secara normal dengan probabilitas signifikansi 0,000 dan 0,000

dibawah 0,05. Hal ini berarti bahwa hipotesis nol ditolak. Maka, pengujian

hipotesisnya menggunakan uji Whitney U Test.

Tabel 4 Hasil uji normalitas laba perusahaan agrikultur yang menilai aset biologisnya menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis.

Tests of Normality

Shapiro-Wilk Statistic df Sig.Nilai Wajar ,468 44 ,000Nilai Historis ,792 44 ,000

a Lilliefors Significance Correction sumbar: data diolah

Pada tabel 4 menunjukkan bahwa laba perusahaan agrikultur yang menilai aset

biologisnya menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis tidak

terdistribusi secara normal dengan probabilitas signifikansi 0,000 dan 0,000

dibawah 0,05. Hal ini berarti bahwa hipotesis nol ditolak. Maka, pengujian

hipotesisnya menggunakan uji Whitney U Test.

Tabel 5 Hasil uji normalitas ROA perusahaan agrikultur yang menilai aset biologisnya menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis.

Tests of Normality

Shapiro-Wilk Statistic df Sig.Nilai Wajar ,975 44 ,435Nilai Historis ,830 44 ,000

a Lilliefors Significance Correction sumber: data diolah

19

Page 20: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

Pada tabel 5 menunjukkan bahwa ROA perusahaan agrikultur yang menilai aset

biologisnya menggunakan pendekatan nilai wajar terdistribusi secara normal

dengan probabilitas signifikansi 0,435. Sedangkan pada ROA pendekatan nilai

historis tidak terdistribusi secara normal dengan probabilitas 0,000 dibawah 0,05.

Maka, pengujian hipotesisnya menggunakan uji Whitney U Test.

Tabel 6 Hasil uji normalitas DAR perusahaan agrikultur yang menilai aset biologisnya menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis.

Tests of Normality

Shapiro-Wilk Statistic df Sig.Nilai Wajar ,943 44 ,032Nilai Historis ,956 44 ,092

a Lilliefors Significance Correction sumber: data diolah

Pada tabel 6 menunjukkan bahwa DAR perusahaan agrikultur yang menilai aset

biologisnya menggunakan pendekatan nilai wajar tidak terdistribusi secara normal

dengan probabilitas signifikansi 0,032. Sedangkan pada DAR pendekatan nilai

historis terdistribusi secara normal dengan probabilitas 0,092. Maka, pengujian

hipotesisnya menggunakan uji Whitney U Test.

4.5 Pengujian Hipotesis

Pada bagian ini akan diuraikan hasil pengujian hipotesis-hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini, sebagai berikut:

4.5.1 Pengujian Hipotesis Pertama

20

Page 21: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

Pengujian hipotesis alternatif satu ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

signifikansi perbedaan nilai total aset perusahaan agrikultur yang menilai aset

biologisnya menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis.

H1: Terdapat perbedaan yang nyata pada nilai total aset di antara perusahaan-

perusahaan agrikultur yang menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai

historis.

Tabel 7 Hasil uji beda nilai total aset perusahaan agrikultur yang menilai aset biologisnya menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis.

Ranks

metode N Mean Rank Sum of Ranksnilai nilai wajar 44 43,11 1897,00

nilai historis 44 45,89 2019,00Total 88

Test Statistics(a)

nilaiMann-Whitney U 907,000Wilcoxon W 1897,000Z -,509Asymp. Sig. (2-tailed) ,611

a Grouping Variable: metode sumber: data diolah

Berdasarkan tabel 7 diperoleh bahwa nilai signifikansi Mann-Whitney untuk nilai

total aset antara perusahaan agrikultur yang menggunakan nilai wajar dan nilai

historis dalam penilaian aset biologisnya adalah sebesar 0.611. Karena nilai

tersebut lebih besar dari alpha 0.05 maka H1 ditolak, yang berarti bahwa tidak

terdapat perbedaan yang nyata pada nilai total aset antara perusahaan agrikultur

yang menggunakan nilai wajar dan nilai historis dalam penilaian aset biologisnya.

Hipotesis tersebut ditolak karena aset biologis mengalami proses kelahiran,

perkembangan, dan kematian sehingga diperlukan penilaian kembali pada setiap

21

Page 22: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

perkembangannya. Penggunaan penilaian subjektif dalam memperkirakan nilai

wajar, seperti harga pasar aset sejenis atau penggunaan model nilai sekarang, akan

menghasilkan perlakuan yang berbeda yang akan menghambat komparabilitas dan

harmonisasi. Hal ini juga ditemukan pada metode penilaian historis. Maka, hal

tersebut sejalan dengan pemikiran The American Institute of Certified Public

Accountants (1996) dan The Canadian Institute of Chartered Accountants (1986)

yang menyatakan bahwa nilai historis juga mempertimbangkan nilai realistis

sebagai alternatif sehingga membuat nilai total aset berbeda secara nyata.

4.5.2 Pengujian Hipotesis Kedua

Pengujian hipotesis alternatif satu ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

signifikansi perbedaan laba perusahaan agrikultur yang menilai aset biologisnya

menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis.

H2: Terdapat perbedaan yang nyata pada laba di antara perusahaan-perusahaan

agrikultur yang menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis.

Tabel 8 Hasil uji beda laba perusahaan agrikultur yang menilai aset biologisnya menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis.

Ranks

metode N Mean Rank Sum of Ranksnilai nilai wajar 44 37,75 1661,00

nilai historis 44 51,25 2255,00Total 88

Test Statistics(a)

nilaiMann-Whitney U 671,000Wilcoxon W 1661,000Z -2,479Asymp. Sig. (2-tailed) ,013

22

Page 23: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

a Grouping Variable: metode sumber: data diolah

Berdasarkan tabel 8 diperoleh bahwa nilai signifikansi Mann-Whitney untuk laba

antara perusahaan agrikultur yang menggunakan nilai wajar dan nilai historis

dalam penilaian aset biologisnya adalah sebesar 0.013. Karena nilai tersebut lebih

kecil dari alpha 0.05 maka H2 diterima, yang berarti bahwa terdapat perbedaan

yang nyata pada laba diantara perusahaan-perusahaan agrikultur yang

menggunakan nilai wajar dan nilai historis dalam penilaian aset biologisnya.

Hipotesis ini diterima karena pada metode nilai wajar, kesempatan untuk

melakukan praktek manipulasi data keuangan lebih besar sehingga laba yang

dihasilkan berbeda. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Herbohn & Herbohn

serta Dowling & Godfrey (2001) yang menekankan adanya manipulasi dan

subyektifitas dari pendapatan yang dilaporkan berdasarkan nilai wajar.

4.5.3 Pengujian Hipotesis Ketiga

Pengujian hipotesis alternatif satu ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

signifikansi perbedaan ROA perusahaan agrikultur yang menilai aset biologisnya

menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis.

H3: Terdapat perbedaan yang nyata pada ROA di antara perusahaan-

perusahaan agrikultur yang menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai

historis.

Tabel 9 Hasil uji beda ROA perusahaan agrikultur yang menilai aset biologisnya menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis.

Ranks

23

Page 24: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

metode N Mean Rank Sum of Ranksnilai nilai wajar 44 34,84 1533,00

nilai historis 44 54,16 2383,00Total 88

Test Statistics(a)

nilaiMann-Whitney U 543,000Wilcoxon W 1533,000Z -3,547Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a Grouping Variable: metode sumber: data diolah

Berdasarkan tabel 9 diperoleh bahwa nilai signifikansi Mann-Whitney untuk ROA

antara perusahaan agrikultur yang menggunakan nilai wajar dan nilai historis

dalam penilaian aset biologisnya adalah sebesar 0.000. Karena nilai tersebut lebih

kecil dari alpha 0.05 maka H3 diterima, yang berarti bahwa terdapat perbedaan

yang nyata pada ROA diantara perusahaan-perusahaan agrikultur yang

menggunakan nilai wajar dan nilai historis dalam penilaian aset biologisnya.

H3 diterima karena perhitungan ROA dapat dimanipulasi melalui perhitungan laba

yang manipulatif dan subyektif secara wajar. Hasil penelitian ini sejalan dengan

Hung & Subramanyan (2004) yang menguji efek adopsi IAS terhadap laporan

keuangan perusahaan di Jerman. Hasil penelitian adalah bukti bahwa total aktiva

dan nilai buku ekuitas, lebih tinggi yang menerapkan IAS dibanding standar

akuntansi Jerman. Adopsi ini berdampak pada rasio keuangan, salah satunya yaitu

rasio ROA.

4.5.4 Pengujian Hipotesis Keempat

24

Page 25: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

Pengujian hipotesis alternatif satu ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

signifikansi perbedaan DAR perusahaan agrikultur yang menilai aset biologisnya

menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis.

H4: Terdapat perbedaan yang nyata pada DAR di antara perusahaan-

perusahaan agrikultur yang menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai

historis.

Tabel 10 Hasil uji beda DAR perusahaan agrikultur yang menilai aset biologisnya menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis.

Ranks

metode N Mean Rank Sum of Ranksnilai nilai wajar 44 40,75 1793,00

nilai historis 44 48,25 2123,00Total 88

Test Statistics(a)

nilaiMann-Whitney U 803,000Wilcoxon W 1793,000Z -1,377Asymp. Sig. (2-tailed) ,169

a Grouping Variable: metode sumber: data diolah

Berdasarkan tabel 10 diperoleh bahwa nilai signifikansi Mann-Whitney untuk

DAR antara perusahaan agrikultur yang menggunakan nilai wajar dan nilai

historis dalam penilaian aset biologisnya adalah sebesar 0.169. Karena nilai

tersebut lebih besar dari alpha 0.05 maka H4 ditolak, yang berarti bahwa tidak

terdapat perbedaan yang nyata pada DAR diantara perusahaan-perusahaan

agrikultur yang menggunakan nilai wajar dan nilai historis.

Penilaian aset biologis tidak mempengaruhi analisis hutang secara signifikan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Beaver dkk. (2005) yang tidak

25

Page 26: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

menemukan perbedaan dalam kemampuan rasio keuangan untuk memprediksi

kebangkrutan 1962-2002 melalui analisis hutang pada perusahaan agrukultur.

4.6 Hasil perhitungan

Hasil perhitungan uji beda pada penelitian ini terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 11 Hasil perhitungan uji beda.Hipotesis alpha signifikansi kesimpulan

H1: Terdapat perbedaan yang nyata pada nilai total aset di antara perusahaan-perusahaan agrikultur yang menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis.

H2: Terdapat perbedaan yang nyata pada laba di antara perusahaan-perusahaan agrikultur yang menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis.

H3: Terdapat perbedaan yang nyata pada ROA di antara perusahaan-perusahaan agrikultur yang menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis.

H4: Terdapat perbedaan yang nyata pada DAR di antara perusahaan-perusahaan agrikultur yang menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis.

0,05

0,05

0,05

0,05

0,611

0,013

0.000

0.169

ditolak

diterima

diterima

ditolak

26

Page 27: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari beberapa pengujian yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa simpulan

sebagai berikut:

1. Tidak terdapat perbedaan yang nyata pada nilai total aset di antara

perusahaan-perusahaan agrikultur yang menggunakan pendekatan nilai

wajar dan nilai historis.

2. Terdapat perbedaan yang nyata pada laba di antara perusahaan-perusahaan

agrikultur yang menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis.

3. Terdapat perbedaan yang nyata pada rasio profitabilitas ROA (Return on

Assets) antara perusahaan yang menggunakan nilai wajar dengan perusahaan

yang menggunakan nilai historis.

4. Tidak terdapat perbedaan yang nyata pada rasio solvabilitas DAR (Debt to

Assets Ratio) antara perusahaan yang menggunakan nilai wajar dengan

perusahaan yang menggunakan nilai historis.

27

Page 28: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis, pembahasan, serta beberapa simpulan dan keterbatasan

dalam penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil

penelitian ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu:

1. Menambah jangka waktu penelitian agar dapat menghasilkan hasil yang

lebih akurat.

2. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya digunakan sampel penelitian yang

lebih banyak dan penggunaan metode statistik yang lebih mutakhir sehingga

dapat memberikan hasil penelitian yang lebih baik dan lebih akurat.

3. Pengambilan sampel sebaiknya berasal dari satu negara saja atau

menggunakan negara-negara yang memiliki karakteristik yang hampir

serupa.

28

Page 29: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

Daftar Pustaka

American Institute of Certified Public Accountants (1996) Audits of Agricultural Producers and Agricultural Cooperatives. New York: AICPA.

Argiles, Joseph M, et al., ed. “Fair Value versus Historic Cost Valuation for Biological Assets: Implication for the Quality of Financial Information.” Documents De Treball, De La Facultat D’Economia I Empresa (2009): 1-16.

Atik, Asuman. 2008. Detecting income-smoothing behaviors of Turkish listed companies through empirical test using discretionary accounting changes. Critical Perspectives onAccounting, Vol.20, p. 591–613.

Beaver, W.H., MchNichols, M. and Rhie, J.-W. (2005) “Have financial statements become less informative? Evidence from the ability of financial ratios to predict bankruptcy”. Review of Accounting Studies, 10, p. 93-122.

Bitner, Larry N., dan R.C. Dolan. 1996. Assessing the Relationship Between Income Smoothing and The Value of The Firm. Quarterly Journal Business and Economics Vol.35.

Danbolt, J. and Rees, W. (2008) “An experiment in fair value accounting: UK investment vehicles”. European Accounting Review, 17(2), p. 271-303.

Dowling, C. and Godfrey, J. (2001) “AASB 1037 sows the seeds of change: a survey of SGARA measurement methods”. Australian Accounting Review, 11(1), p. 45-51.

Eckel, N. (1981). The income smoothing hypothesis revisited. Abacus, 17 (1), 28-40.

Elad, Ch. (2004) “Fair Value accounting in the agricultural sector: some implication from the international accounting harmonization”. European Accounting Review, 13(4), p. 621-641.

Hann, R.N., Heflin, F. and Subramanayam, K.R. (2007) “Fair-value pension accounting”. Journal of Accounting and Economics, 44, p. 328-358.

Hepworth , S.R 1953. “Smoothing Periodic Income”. The Accounting Review. Vol. 28 (1). Hal. 32-39

Herborhn, K. and Herbohn, J. (2006) “International Accounting Standard (IAS) 41: what are the implications for reporting forest assets?”. Small-scale Forest Economics, Management and Policy, 5(2), p. 175-189

29

Page 30: ANALISIS PENDEKATAN NILAI WAJAR DAN NILAI HISTORIS ...

Horne Van. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Amanugrani, dan Taufik Hermawan, Edisi kedua belas. PT Salemba Empat, Buku Satu. Jakarta.

Hung and Subramanyan. 2004. “Financial Statement Effects of Adoption International Accounting Standards: The Case of Germany”. Working Paper, University of Southern Carolina.

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: PT Salemba Empat, 2007 (SAK).

Indonesia. Departemen Perindustrian. Gambaran Sekilas Industri Kelapa Sawit, 2007 www.depperin.go.id

Iniguez, R. and Poveda, F. (2004) “Long-run abnormal returns and income smoothing in the Spanish stock market”, European Accounting Review, 13(1), p. 105-130

Jatiningrum. 2000. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perataan Penghasilan Bersih/Laba pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol 2, No 2: 145-155

Kroll, J.C. (1987) “Le nouveau plan comptable: les occasions perdues”, Économie Rurale, 180: 20-25.

Maruli, Saur., dan Farah, M., (2010). Analisis Pendekatan Nilai Wajar dan Nilai Historis Dalam Penilaian Aset Biologis Pada Perusahaan Agrikultur: Tinjauan Kritis Rencana Adopsi IAS 4, Jurnal Penelitian Akuntansi, 38

Penttinen et. al. 2004. The International Financial Reporting Standards (IFRS) accounting system as applied to forestry. Working Papers of the Finnish Forest Research Institute

Purhadi, Imam, 2006. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Perusahaan Barang Konsumsi Terbuka di BEI. Tesis Mahasiswa, Universitas Terbuka, Jakarta.

Suranta, Eddy., dan Pratama Puspita Merdistuti. 2004. Income Smoothing, Tobin’s Q, Agency Problems dan Kinerja Perusahaan. SNA VII Denpasar, Bali.

Watts, R.L (2006) “What has the invisible hand achieved?”. Accounting and Business Research, 36(special issue), 51-61.

Wild, John, K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Delapan, Buku Kesatu. Alih Bahasa : Yanivi dan Nurwahyu. Jakarta : Salemba Empat.

30