ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan...

34
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN WOYLA KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI Oleh YULIZAR 06C10404008 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR ACEH BARAT 2015

Transcript of ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan...

Page 1: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI

KECAMATAN WOYLA KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

Oleh

YULIZAR

06C10404008

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR

ACEH BARAT

2015

Page 2: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI

KECAMATAN WOYLA KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

Oleh

YULIZAR

06C1040008

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian

Universitas Teuku Umar Meulaboh

Kabupaten Aceh Barat

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR

ACEH BARAT

2015

Page 3: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yaitu negara pertanian. Mayoritas

penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian baik itu sub

sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan, maupun

kehutanan. Hal tersebut didukung pula oleh keadaan tanah dan iklim yang sesuai

sehingga memungkinkan produksi yang lebih besar dari berbagai sub sektor

pertanian yang ada di Indonesia.

Cabai (Capcicum annum, L) merupakan salah satu jenis komoditi sayur-

sayuran yang tidak bias ditinggalkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-

hari, selain berfungsi sebagai bahan makanan cabai juga banyak mengandung zat-

zat gizi yang sangat diperlukan untuk kesehatan manusia seperti protein,

(Capsaicin) lemak, (Flavenoid) karbohidrat, (Esensial). Rostini, 2012).

Selain sebagai pembangkit makanan, cabai dengan rasa pedasnya tersebut

bermanfaat untuk mengatur peredaran darah, memperkuat jantung, nadi, dan

syaraf, mencegah flu dan demam, meningkatkan semangat dalam tubuh, serta

menguangi encok dan rematik. Meskipun banyak manfaat cabai juga mempunyai

efek yang kurang baik bagi kesehatan.

Bagi masyarakat di kecamatan Woyla, terutama di Desa Pasi Ara dan desa

Drien Mangkok, dalam menanam tanaman cabai merah yang dibudidayakan

selama ini merupakan tanaman selingan disamping tanaman utama seperti

bertanam padi, karet, kelapa sawit, jagung serta kacang tanah. Walaupun

Page 4: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

2

demikian tanaman cabai yang diusahakan dapat memopang kehidupan petani

dengan pendapatan yang beragam. Tanaman cabai merah yang diusahakan

mempunyai harga yang menjanjikan selama tahun 2015 ini, dan produksi yang

dihasilkan dapat menghidupkan 2 sampai 4 keluarga selama jangka waktu satu

bulan, disamping tanaman sawit yang dapat dipanen 2 minggu sekali, tanaman

jagung ataupun tanaman kacang tanah yang diusahakan.

Adapun perkembangan luas tanam, panen, dan produksi tanaman cabai di

Kecamatan Woyla Kabubaten Aceh Barat Tahun 2008 - 2012 dapat dlihat pada

tabel berikut.

Tabel 1. Luas Tanam, Panen, Produksi Tanaman Cabai Tahun 2009 – 2013, di

Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat Tahun 2015

No Tahun Luas Lahan

(ha)

Produksi

(ton)

Produktivitas

(ton/ha)

1.

2.

3.

4.

5.

2009

2010

2011

2012

2013

20

16

14

14

12

80

76.8

70

72.8

66

4.0

4.8

5.0

5.2

5.5

Jumlah 76 306.2 24.5

Rerata 15.2 61.24 4.9

Sumber: Kantor BP3K Woyla Tahun 2014.

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Kecamatan Woyla

berturut-turut pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 terjadi pengurangan

luas lahan dan produksi, dan juga diikuti dengan adanya kestabilan penunjukkan

penurunan dan kenaikian produktivitasnya.

Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla,

kemingkinan perbedaan pendapatan petani cabai sangat bervariasi. Ini disebabkan

perbedaan penggunaan berbagai faktor-faktor produksi yang dilakukan petani di

Page 5: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

3

wilayah tersebut. Perbedan ini menyebabkan hasil yang diperoleh petani atas

milik lahan merupakan hasil keseluruhan pendapatan petani tersebut.

Realita yang terjadi di kalangan petani setelah produksi tanamannya tidak

jarang petani yang menghitung detail analisis usahatani secara ekonomi. Artinya

mereka tidak pernah membuat perincian biaya-biaya yang dikeluarkan baik

berupa biaya pembelian pupuk, pestisida, sewa lahan, maupun biaya tenaga kerja

serta tidak pernah menghitung jumlah penerimaan dalam sekali panen. Sehingga

berapa keuntungan yang didapatkan dalam sekali panen hampir tidak diketahui.

Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pendidikan dan pengetahuan petani itu

sendiri.

Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh petani sangat mempengaruhi

motivasi petani itu sendiri dalam melakukan usahatani. Semakin besar pendapatan

yang diperoleh petani maka semakin giat dan bersemangat petani tersebut

melakukan usahataninya. Begitu juga sebaliknya semakin kecil pendapatan yang

diperoleh oleh petani maka semakin malas dan tidak bersemangat petani tersebut

dalam melakukan usahataninya, hal ini sangat menjanjikan dengan harga cabai

merah yang tinggi selama tahun 2015, dan kebutuhan pasar yang sangat

meningkat akan permintaan cabai merah ini. Dengan harga cabai merah yang

tinggi secara otomatis pendapatan petani juga bertambah disamping pendapatan

sampingan lainnya.

Sehubungan dengan uraian diatas, maka penulis terinspirasi untuk

menganalisis dengan judul” Analisis Pendapatan Usahatani Cabai Merah di

Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat.”

Page 6: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

4

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1. seberapa besar pendapatan usaha tani cabai merah di di Desa Pasi Ara dan

Drien Mangko Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat.

2. Berapa biaya produksi dan penerimaan cabai merah per hektar di Desa

Pasi Ara dan Desa Drien Mangko Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh

Barat.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui berapa besar pendapatan usahatani cabai merah di Desa

Pasi Ara an Drien Mangko Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat.

2. Untuk mengetahui berapa besar biaya produksi dan penerimaan cabai

merah per hektar di Desa Pasi Ara dan Drin Mangko Kecamatan Woyla

Kabupaten Aceh Barat.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan bagi petani cabai merah dalam usaha meningkatkan

pendapatan usahatani cabai merah di Desa Pasi Ara dan Desa Drien Mangko.

2. Sebagai bahan studi dan referensi bagi mahasiswa yang berhubungan dengan

penelitian khususnya mahasiswa jurusan sosial ekonomi pertanian.

Page 7: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cabai

Cabai merupakan terna tahunan yang tumbuh tegak dengan batang

berkayu, banyak cabang, serta ukuran yang mencapai tinggi 120 cm dan lebar

tajuk tanaman hingga 90 cm. Umumnya, daun cabai berwarna hijau muda sampai

hijau gelap, tergantung varietasnya. Daun cabai yang ditopang oleh tangkai daun

mempunyai tulang menyirip. Daun cabai berbentuk bulat telur, lonjong, ataupun

oval dengan ujung meruncing, tergantung spesies dan varietasnya (Redaksi Agro

Media, 2008).

Cabai yang pertama kali dibawa oleh Columbus ke Spanyol adalah cabai

merah (Capsicum annum). Cabai tersebut merupakan herba semusim yang

berbuah pada umur 3 bulan dan berumur hingga 6 bulan. Kini, cabai banyak

mengalami perubahan, baik dari bentuk, rasa, maupun warna, seperti yang kita

kemui sehari-hari dipasar (Redaksi Agro Media, 2008).

2.2 Produktivitas Cabai

Tingkat konsumsi cabai di Indonesia terbilang cukup tinggi dan

cenderung meningkat setiap tahun. Pada tahun 2010, permintaan cabai nasional

mencapai 1.220.088 ton dengan rata-rata konsumsi cabai per kapita per tahun

berkisar antara 4-5 kg. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan jenis sayuran

lainnya, seperti tomat dan kentang yang memiliki rata-rata konsumsi per kapita

per tahun sebanyak 3,13 kg dan 3,69 kg (Rostini, 2012).

Page 8: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

6

Namun tingginya kebutuhan cabai seegar dan cabai untuk industri belum

mampu diimbangi oleh ketersediaan produksi cabai dalam negeri oleh petani.

Pasalnya, jumlah produksi cabai nasional cenderung berfluktuatif akibat cuaca

ekstrem serta tingkat serangan hama dan penyakit yang cukup tinggi. Pada

beberapa kasus, petani mejadi enggan menanam cabai dan mulai beralih menanam

komoditas lain sehingga sentra produksi tidak mampu memenuhi permintaan

pasar. Produksi dan produktivitas cabai pada tahun 2006 sampai dengan 2010,

untuk cabai besar sebesar 3.705.211 dengan luas lahan sebesar 569.954, maka

produktivitasnya sebesar 6,5 ton per hektar.

2.3 Konsep Biaya

Biaya adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk

memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan

digunakan untu mrnciptakan barang-barang yang diproduksi perusahaan tersebut.

2.3.1 Macam-macam Biaya

Untuk tujuan yang berbeda, biaya dapat dibedakan dalam berbagai

cara, sebagaimana Supriyono (2002) mengemukakan bahwa: Pengolahan biaya

adalah proses mengelompokkan secara sistematis atas keseluruhan elemen yang

ada kedalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat

memberikan informasi yang lebih mempunyai arti atau lebih penting.

- Biaya Tetap (TFC)

Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi

(input) yang tidak dapat diubah jumlahnya.

Page 9: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

7

- Biaya Tidak Tetap (TVC)

Keseluruhan biaya yang dikeluakan untuk memperoleh faktor produksi

yang dapat diubah jumlahnya.

- Biaya Total (TC)

Keseluruhan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

TC = TFC + TVC

Dimana:

Total Cost = Total Fixed Cost + Total Variabel Cost

Biaya dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap

adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dipakai dalam satu produksi seperti

sewa tanah, serta penyusutan alat-alat peratanian beserta perawatannya. Untuk

biaya variabel antara lain bibit, pupuk , obat-obat pembasmi hama, upah tenaga

kerja (Rahardi, 2007). Kemampuan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

pendapatan usahatani kacang tanah ini dipengaruhi oleh perhitungan analisis

diantaranya Break Even Point (BEP), dan Benefit Cost Ratio (B/C ratio).

2.4 Konsep Penerimaan

Ada beberapa kriteria pengujian pendapatan petani cabai merah

diantaranya Break Even Point (BEP), Return of Investment (RoI), dan Benefit

Cost Ratio (B/C ratio) (Rahardi, 2007)

Total Biaya

1). BEP = ------------------------

Harga penjualan

2). π = TR – TC

Page 10: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

8

Keterangan :

π = Laba/rugi

TR = Penerimaan total

TC = Pengeluaran (biaya total)

Kegiatan produksi dalam setiap usaha tani merupakan suatu bagian usaha

dimana biaya dan penerimaan sangat penting sekali. Hal yang terpenting dalam

usahatani adalah bahwa usaha tani senantiasa berubah baik dalam ukurannya

maupun susunannya. Hal ini karena petani selalu mencari metode usaha tani yang

baru dan efisien serta dapat meningkatkan produksi yang sangat tinggi (Mosher,

2007).

Pendapatan Usaha tani adalah perkalian antara produksi dengan harga

jual. Biaya usaha tani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu

usaha tani dan pendapatan usaha tani adalah selisih antara penerimaan dengan

pengeluaran usaha tani (Soekartawi, 2005).

Pendapatan keluarga petani adalah kegiatan yang diperoleh dari kegiatan

pertanian. Pendapatan keluarga diharapkan mencerminkan tingkat kekayaan dan

besarnya modal yang dimiliki petani. Pendapatan yang besar mencerminkan

tersedianya dana yang cukup dalam usaha tani (Soekartawi, 2007)

Kegiatan produksi dalam setiap usaha tani merupakan suatu bagian usaha

dimana biaya dan penerimaan sangat penting sekali. Hal yang terpenting dalam

usaha tani adalah bahwa usahatani senantiasa berubah baik dalam ukurannya

maupun susunannya. Hal ini karena petani selalu mencari metode usaha tani yang

baru dan efisien serta dapat meningkatkan produksi yang sangat tinggi (Mosher,

2007).

Page 11: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

9

Pendapatan Usaha tani adalah perkalian antara produksi dengan harga

jual. Biaya usaha tani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu

usaha tani dan pendapatan usaha tani adalah selisih antara penerimaan dengan

pengeluaran usahatani. Pendapatan keluarga petani adalah kegiatan yang

diperoleh dari kegiatan pertanian. Pendapatan keluarga diharapkan mencerminkan

tingkat kekayaan dan besarnya modal yang dimiliki petani. Pendapatan yang besar

mencerminkan tersedianya dana yang cukup dalam usaha tani (Soekartawi, 2005).

Dengan demikian proses produksi yang dilakukan oleh seorang produsen

akan menghasilkan sejumlah barang, atau produk. Produk inilah yang merupakan

jumlah barang yang akan dijual dan hasilnya merupakan jumlah penerimaan bagi

seorang produsen. Jadi secara pengertian penerimaan adalah sejumlah uang yang

diterima oleh produsen atas penjualan produk yang dihasilkan (Soekartawi, 2005).

2.5 Konsep Dasar Pendapatan

Salah satu masalah yang dihadapi Negara Indonesia sekarang ini adalah

bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang dilakukan melalui

pembangunan diberbagai bidang. Hal ini nampak semakin dielakkanya

pembangunan dibidang pertanian utamanya sub sektor tanaman hortikultura.

Salah satu subsector tanaman hortikultura adalah usahatani cabai merah,

Petani cabai merah dalam melakukan proses produksi untuk menghasilkan output,

diperlukan biaya pengeluaran-pengeluaran yang digunakan dalam

mempertahankan kelangsungan proses produksi tersebut. Dalam usahatani cabai

merah diharapkan adanya peningkatan pendapatan sekaligus peningkatan

Page 12: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

10

kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan petani cabai merah pada khususnya.

Karena salah satu ukuran kesejahteraan masyarakat adalah dengan peningkatan

pendapatannya.

Ditinjau dari segi rumah tangga perusahaan, maka pendapatan pada

prinsipnya mempunyai sifat menambah atau menaikkan nilai kekayaan pemilik

perusahaan, baik dalam bentuk penerimaan maupun tagihan. Untuk memperjelas

pengertian tentang pendapatan, dikemukakan pengertian pendapatan dari para

ahli:

Menurut Indriyo (2000) mengatakan bahwa: “ Pendapatan adalah jumlah

balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang turut serta dalam proses

produksi meliputi upah/gaji, sewa tanah, bungan dan keuntungan.

Pendapatan nasional menurut Lincolin Arsyad (2004) merupakan nilai

produksi barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan suatu perekonomian

(Negara) dalam waktu satu tahun. Dari Pendapatan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendapatan adalah semua barang, jasa

dan uang yang diperoleh atau diterima oleh seseorang atau masyarakat dalam

suatu periode tertentu dan biasanya diukur dalam satu tahun yang diwujudkan

dalam skop individual yang disebut pendapatan perkapita (personal income).

Dalam pengertian umum pendapatan adalah hasil pencaharian usaha.

Boediono (2002) mengemukkan bahwa pendapatan adalah hasil dari penjualan

faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi.

Winardi (2002 ) pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya

yang dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor produksi. Sedangkan

Page 13: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

11

menurut Niswonger (2002) Pendapatan adalah jumlah yang ditagih kepada

pelanggan atas barang ataupun jasa yang diberikan kepada mereka.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan

merupakan selisih jumlah antara jumlah penerimaan dengan jumlah biaya

produksi.

Page 14: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

12

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat.

Pemilihan daerah tersebut dikarenakan karena daerah ini merupakan sentra

produksi cabai merah di kabupaten Aceh Barat. Selain itu daerah ini mudah

dijangkau oleh peneliti sehingga mempermudah penelitian, Adapun waktu

penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei sampai dengan Oktober 2015

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

berupa:

1. Observasi, yaitu cara pengumpulan data dengan mengamati langsung

dilapangan.

2. Dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan jalan

mengumpulkan data melalui keterangan secara tertulis yang

merupakan dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan data

yang dibutuhkan dalam penelitian.

3. Wawancara langsung dengan pihak yang berkompeten.

4. Angket yaitu suatu teknik atau alat pengumpulan data dengan jalan

mengajukan daftar pertanyaan mengenai masalah yang hendak

diteliti kepada responden untuk dijawab.

Page 15: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

13

3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek yang akan diteliti, yang menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah semua petani yang mengusahakan tanaman

cabai merah di Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat. Populasi yang

diambil terdapat pada Desa Pasi Ara, karena pelaku usahatani cabe merah di

kedua berjumlah sangat kecil maka sampel yang diambil seluruh populasi

dengan jumlah Kepala Keluarga 21 orang Desa Drien Mangko dan 15 orang

Desa Pasi Ara.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah obyek yang diambil dengan cara mereduksi objek

penelitian yang dianggap representatif terhadap populasi. Rosalida (2010)

bahwa jika jumlah subyeknya besar, maka dapat diambil sampel antara 10 -

30%. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple remdom sampling

(secara sederhana) dengan alasan petani di desa merupakan petani cabai merah.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Jumlah Populasi dan Besarnya Sampel di Daerah Penelitian

Tahun 2015

No Nama Desa Jumlah Populasi

(orang)

Sampel

(Orang)

Ket

(%)

1 Drien Mangko 21 7 30

2 Pasi Ara 15 5 30

Jumlah 36 12

Page 16: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

14

Berdasarkan tabel di atas jumlah sampel diambil berdasarkan dua desa

yaitu Desa pasi Ara dan Drien Mangko berjumlah 7 orang untuk Desa drien

mangko dan 5 orang untuk Desa pasi ara.

3. Batasan Variabel

Adapun batasan variabel-variabel dalam penelitia ini adalah:

a. Produksi adalah hasil panen cabai merah yang diperoleh dalam satu kali

musim tanam panen (Kg)

b. Pendapatan petani adalah penghasilan bersih dari produksi yang dihasilkan

oleh petani (Rp)

c. Harga produksi adalah harga penjualan cabai merah di daerah penelitian

(Rp)

d. Biaya produksi merupakan besarnya nilai dikorbankan untuk memperoleh

faktor produksi yang diguanakan oleh petani (Rp)

3.4 Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh dari lapangan diolah dan ditabulasikan ke dalam

bentuk tabel aris sesuai dengan kebutuhan analisis.

1. Untuk mengetahui pendapatan usahatani cabai merah, digunakan rumus

sebagai berikut:

π = TR – TC ............................(Soekartawi, 2007)

Keterangan:

π = Laba/rugi

TR = Total Revenue (penerimaan total)

Page 17: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

15

TC = Total Cost (Seluruh Biaya tetap dan tidak

tetap)

TR = P x Q

Dimana :

P = Harga (Price)

Q = Jumlah (Quantity)

TC = FC + VC

FC = Biaya Tetap (Fixed Cost)

VC = Biaya Variabel (Variabel Cost)

2. Untuk mengetahui Titik Balik Modal (Break Even Point) menggunakan

rumus:

BEP Produksi = P

TC …………(Noor, 2007)

BEP Harga = Q

TC

3. Untuk mengetahui Benefit Cost ratio (B/C ratio) menggunakan rumus,

Noor, 2007)

B/C ratio = TC

TR

B/C < 1 = usahatani tanaman cabai merah mengalami kerugian (tidak layak)

B/C > 1 = usahatani tanaman cabai merah mengalami keuntungan (layak

diusahakan)

B/C = 1 = usahatani tanaman cabai merah mencapai titik impas (pulang

pokok)

Page 18: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

16

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

Gampong Drien Mangko dan Pasi Ara termasuk dalam wilayah

Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat dengan luas wilayah sebesar 383 km

yang terdiri dari 43 gampong dan 3 kemukiman. Luas wilayah gampong Drien

Mangko dan Pasi Ara berjumlah 30.000 ha. Adapun batas-batas wilayah gampong

sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Woyla Timur

- Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Woyla

- Sebelah Timur berbatasan dengan Blang Me

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Alue Blang

4.2 Karakteristik Petani

Dalam penelitian ini, unsur-unsur karakteristik petani yang dianalisa

meliputi umur, pendidikan, pengalaman, besarnya jumlah tanggungan dan luas

lahan garapan yang mempunyai hubungan dengan kemampuan petani dalam

mengalokasikan sumber daya yang dimiliki.

Jumlah tanggungan yang relatif besar akan menekan biaya produksi

yang dibayarkan petani akan kecil. Dengan penambahan tenaga kerja dalam

keluarga akan menambah pendapatan yang diterima petani. Keseriusan dalam

penerapan teknologi juga akan semakin baik apabila diusahakan oleh anggota

keluarga bila dibandingkan dengan tenaga kerja borongan (luar keluarga). Data

Page 19: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

17

karakteristik petani sampel Usaha Tani Cabai Merah di daerah penelitian

tercantum pada Lampiran 1. Rata-rata karakteristik petani sampel di daerah

penelitian diperlihatkan pada Tabel 2 berikut :

Tabel 2. Karakteristik Petani Sampel Pada Usaha Tani Cabai Merah

Berdasarkan Luas Lahan di Daerah Penelitian, Tahun 2015.

No Luas Lahan Jumlah Responden Persentase

1 0,06 4 33,33%

2 0,09 5 41,67%

3 0,13 3 25,00%

Jumlah 12

Sumber: Data Primer (diolah), Tahun 2015.

Tabel 2 menjelaskan bahwa luas lahan petani sebesar 0,06 ha, sebanyak

4 orang atau sebesar 33,33%, luas lahan 0,09 ha, sebanyak 5 orang dengan

persentase sebesabar 41,67%, dan luas lahan 0,13 ha, sebanyak 3 orang dengan

persentase sebesar 25%. Berdasarkan hasil penelitian, luas lahan petani dengan

luas rata-rata 0,09 ha atau 1,44 rante. Ini menunjukkan lahan yang diusahakan

petani di Desa Pasi Ara dan Desa Drien Mangko masih sempit, artinya

pendapatan yang didapatpun masih belum dapat menghidupi keluarga yang

mempunyai tanggungan rata-rata 3 orang. Dengan demikian luas lahan petani

tersebut tidak dapat mewakili pendapatan yang layak bagi usaha tani cabai

merah di desa tersebut.

Page 20: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

18

Tabel 3. Karakteristik Petani Sampel pada Usaha Tani Cabai Merah

Berdasarkan Umur di Daerah Penelitian, Tahun 2015.

No Umur Jumlah Responden Persentase

1 25 – 30 1 8,33%

2 31 – 35 3 25,00%

3 36 – 40 3 25,00%

4 41 – 50 5 41,67%

Jumlah 12 100%

Sumber: Data Primer (diolah), Tahun 2015.

Tabel 3 menjelaskan bahwa batas umur antara 25 – 30 tahun, jumlah

responden 1 orang, batas umur 31 – 35 tahun dan 36 - 40, berjumlah responden

6 orang (50%), dan yang berumur antara 41 – 50 tahun berjumlah 5 orang

(41,67%). Hal ini membuktikan bahwa rata-rata usia petani sampel masih

tergolong usia produktif. Sukirno (2001) menyatakan umur produktif di negara

berkembang antara 31-40 tahun. Berdasarkan pendapat Sukirno (2001),

mengatakan umur produktif petani di desa berkisar antara 31 – 40 tahun,

dengan demikian usia petani di Desa Pasi Ara dan Desa Drien Mangko rata-

rata berumur 41 – 50 tahun, artinya petani ini tidak produktif lagi dalam

mengusahakan usaha taninya. Dengan demikian pendapatan yang didapat

petani di kedua Desa belum mencukupi untuk menghidupkan keluarga petani.

Soeharjo dan Patong (2005) mengatakan bahwa umur petani akan

mempengaruhi kemampuan fisik bekerja dan cara berfikir. Petani yang lebih

muda biasanya cenderung lebih agresif dan lebih dinamis dalam berusaha tani

bila dibandingkan dengan petani yang lebih tua. Di samping itu umur juga

mempengaruhi seorang petani dalam mengelola usaha taninya. Petani dengan

Page 21: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

19

umur yang relatif muda akan mampu bekerja keras bila dibandingkan dengan

petani yang lebih tua.

Tabel 4. Karakteristik Petani Sampel pada Usaha Tani Cabai Merah

Berdasarkan Pendidikan di Daerah Penelitian, Tahun 2015.

No Pendidikan Jumlah Responden Persentase

1 SMP 3 25,00%

2 SMA 7 58,34%

3 D3 1 8,33%

4 S1 1 8,33%

Jumlah 12 100,00%

Sumber: Data Primer (diolah), Tahun 2015.

Tabel 4 menjelaskan bahwa pendidikan petani yang tamat SMP

sebanyak 3 orang (25,00%), pendidikan SMA sebanyak 7 orang (58,34%),

pendidikan D3 dan S1 masing-masing berjumlah 1 orang (8,33%). Rata-rata

tingkat pendidikan petani sampel di daerah penelitian adalah SMA, berarti

sudah menamatkan Sekolah Mengenah Pertama (SMP). Berdasarkan Tabel 4

diatas, pendidikan petani di Desa Pasi Ara dan Desa Drien Mangko sudah

menamatkan pendidikan SMA, dengan kata lain pendidikan petani di kedua

Desa mempunyai pengetahuan yang baik tentang berusahatani cabai merah.

Adapun pendidikan juga mempengaruhi petani dalam mengelola usaha tani

cabai merah untuk memenuhi kebutuhan disamping usaha tani lain seperti

menanam jagung, kacang panjang dan tanaman tahunan seperti kelapa sawit

dan coklat. Dengan demikian usaha tani yang dijalankan petani di kedua desa

akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan mereka di desa tersebut.

Tingkat pendidikan merupakan faktor yang menentukan dalam

kemampuan seorang petani mengadopsi teknologi. Tingkat pendidikan yang

rendah akan mengakibatkan daya serap petani terhadap perkembangan

Page 22: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

20

teknologi menjadi lambat, sehingga terjadi kesulitan dan membutuhkan waktu

yang lama untuk mengadopsi hal-hal yang baru. Semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi kemampuan yang dimilikinya

dalam mengembangkan dan menerapkan segala sesuatu yang menyangkut

usaha tani nya.

Tabel 5. Karakteristik Petani Sampel pada Usaha Tani Cabai Merah

Berdasarkan Pengalaman di Daerah Penelitian, Tahun 2015.

No Pengalaman (tahun) Jumlah Responden Persentase

1 0 – 10 3 25,00%

2 11 – 20 6 50,00%

3 21 – 30 3 25,00%

Jumlah 12 100%

Sumber: Data Primer (diolah), Tahun 2015.

Tabel 5 menjelaskan bahwa pengalaman petani antara 0 – 10 dan 21- 30

tahun sebanyak 6 orang, dan pengalaman 11 – 20 sebanyak 6 orang (50%),

Berdasarkan penjelasan tabel, bahwa pengalaman petani turut mempengaruhi

kemampuan petani dalam menerima inovasi baru dalam upaya peningkatan

produksi. Rata-rata pengalaman petani sampel adalah 17 tahun dalam berusaha

tani. Keadaan ini menunjukkan bahwa petani sampel telah cukup

berpengalaman dalam mengelola usaha taninya. Berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilakukan, pengalaman petani di Desa Pasa Ara dan Desa Drien

Mangko mempunyai pengalaman diatas 17 tahun yang mempunyai persentase

sebesar 75% atau berjumlah 9 orang. Dari pengalaman yang didapat, petani

tersebut sudah dapat memenuhi pendapatan yang layak sebagai petani cabai

merah.

Pengalaman dalam berusaha tani juga menentukan keberhasilan suatu

Usaha Tani. Petani dengan pengalaman kerja yang lebih lama akan lebih muda

Page 23: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

21

mengambil keputusan yang baik pada saat yang tepat. Selain dari pada itu

pengalaman seseorang merupakan indikator terhadap kemampuan dalam

mengembangkan Usaha Tani nya. Dengan pengalaman yang lebih lama,

pengalokasian sumber daya yang dimiliki akan lebih efektif.

Tabel 6. Karakteristik Petani Sampel pada Usaha Tani Cabai Merah

Berdasarkan Tanggungan di Daerah Penelitian, Tahun 2015.

No Tanggungan Jumlah Responden Persentase

1 0 – 3 8 66,67%

2 4 - 6 4 33,33%

Jumlah 12 100%

Sumber: Data Primer (diolah), Tahun 2015.

Tabel 6 menjelaskan bahwa tanggungan petani 0 – 3 orang be, hal ini

membuktikan berjumlah 8 orang (66,67%) dan tanggungan 4 – 6 orang

berjumlah 4 orang (33,33%).

Rata-rata tanggungan keluarga petani sampel di daerah penelitian

adalah 3 jiwa. Dengan jumlah tanggungan yang besar, pencurahan tenaga kerja

dalam keluarga relatif lebih besar pula terhadap kegiatan Usaha Tani Cabai

Merah di daerah penelitian. Hal ini penggunaan pencurahan tenaga kerja luar

keluarga (LK) harus di prioritaskan, dengan alasan biaya yang dibayar tenaga

kerja upahan atau bersifat borongan.

Jumlah tanggungan atau jumlah orang yang menjadi tanggung jawab

petani terhadap kelangsungan hidup dan pendidikannya juga mempengaruhi

pendapatan dan pengeluaran keluarga petani. Jumlah tanggungan juga

merupakan aset tersendiri bagi keluarga petani. Dengan jumlah tanggungan

yang besar maka petani akan memiliki tenaga kerja dalam keluarga yang lebih

Page 24: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

22

besar pula. Hal ini akan berpengaruh terhadap biaya yang sebenarnya termasuk

dalam penerimaan keluarga tani.

4.3 Penggunaan Tenaga Kerja

Pencurahan tenaga kerja dari setiap jenis pekerjaan yang dilakukan,

dengan rata-rata waktu kerja 8 jam per hari per orang bersih dalam per orang

yang bersifat borongan atau pekerjaan dilakukan oleh tenga luar keluarga

(LK). Tenaga kerja penerima upah sangat bervariasi terhadap pencurahan

tenaga kerja pada usaha tani Cabai Merah berdasarkan luas lahan yang

diusahakan petani. Adapun upah yang diberikan sangat bervariasi. Tenaga

kerja yang dicurahkan dalam usaha tani Cabai Merah di daerah penelitian pada

umumnya bersumber dari luar keluarga (LK). Adapun jenis-jenis kegiatan

yang dilakukan meliputi pengolahan tanah, penamanan, pemupukan,

pemetikan penyemaian, pengendalian gulma, pengendalian HPT dan panen.

4.4 Penggunaan Sarana Produksi

Penggunaan Sarana produksi dalam usaha tani Cabai Merah di daerah

penelitian, dalam penggunaan sarana produksi ini petani banyak yang

menggunakan sarana poduksi yang meliputi bibit serta karung, polibag dan

pupuk organik dan anorganik serta penggunanan pestisida. Di daerah

penelitian petani menggunakan pupuk lengkap dalam upaya menjaga

pertumbuhan tanaman Cabai Merah untuk tumbuh subur dan produksi yang

baik.

Sedangkan pengunaan pestisida adalah untuk membasmi tanaman

pengganggu serta menjaga agar lahan Cabai Merah tetap bersih, dimasukkan

Page 25: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

23

dalam perhitungan, ini melihat pengaruh penggunaannya terhadap produksi

Cabai yang dihasilkan. Sedangkan peralatan yang dipergunakan dalam rangka

produksi adalah karung untuk mengangkat buah Cabai Merah dari lahan.

Perincian pencurahan sarana dan prasarana produksi menurut fase kegiatan di

daerah penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3. Adapun rata-rata penggunaan

sarana produksi pada daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Rata-rata Per Petani dengan Luas Lahan 0,09 Penggunaan

Sarana dan Alat Produksi pada Usaha Tani Cabai Merah di

Daerah Penelitian per Musim Tanam, Tahun 2015.

No Jenis Sarana

Produksi Satuan Jumlah Kuantitas

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Bibit

Urea

SP 36

Organik

Mulsa

Sidabas

Chip

Kirakron

Karung

Polibag

Cangkul

Sprayer

Sachet

Kg

Kg

Kg

Gulung

Btl

Btl

Btl

Buah

Buah

Unit

Unit

0,73

13,35

17,80

445,00

1,67

1,67

1,67

1,67

29,17

2,92

1,75

1,00

Sumber: Data Primer (diolah), Tahun 2015

Tabel 7 menjelaskan bahwa rata-rata penggunaan sarana Biaya

produksi dalam Usaha Tani Cabai Merah terbesar terdapat pada penggunaan

bibit sebanyak 0,73 sachet, urea sebanyak 13,35 kg, SP 36 sebanyak 17,80,

organik sebanyak 445 kg, mulsa sebanyak 1,67 gulung, sidabas sebanyak 1,67

botol, chip sebanyak 1,67 botol, kirakron sebanyak 1,67 botol, karung

sebanyak 29,17 buah, dan polibag 2,92 buah, cangkul sebanyak 1,75 unit,

sprayer sebanyak 1,00 unit. Hal ini akan menyebabkan terjaganya kondisi

Page 26: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

24

lahan yang subur dalam menghasilkan produksi buah Cabai Merah di daerah

penelitian. Sedangkan dengan rata-rata luas lahan 0,09, penggunaan sarana

produksi dan alat produksi pertanian pada usaha tani cabai merah dapat dilihat

pada Lampiran 3.

4.5 Biaya Produksi

Biaya produksi yang diperhitungkan dalam penelitian ini adalah seluruh

pengeluaran yang dibayar untuk satu kali musim panen. Perhitungan

didasarkan atas harga-harga yang berlaku di daerah penelitian.

4.6 Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang dikelurkan secara bertahap (periodik)

dan besarnya selalu konstan atau tetap, tidak terpengaruh oleh besar kecilnya

volume usaha atau proses bisnis yang terjadi pada periode tersebut. Biaya tetap

juga bisa disebut sebagai biaya operasional.

Adapun biaya tetap dari usaha tani Cabai Merah di daerah penelitian

yaitu terdiri dari biaya pembelian cangkul dan sprayer, untuk lebih jelas dapat

dilihat pada Lampiran 2.

4.7 Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang besarnya selalu berubah, tergantung

pada volume usaha atau bisnis yang kita lakukan. Biaya variabel juga bisa

disebut biaya produksi per unit produk. Biaya yang diperhitungkan meliputi

biaya tenaga kerja, biaya sarana produksi dan biaya pupuk. Biaya upah tenaga

kerja borongan yang seluruhnya berasal dari luar keluarga.

Page 27: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

25

Adapun perincian penggunaan rata-rata biaya-biaya sarana produksi

dan peralatan pertanian ini dapat di lihat pada Tabel 8 berikut dibawah ini.

Tabel 8. Rata-rata Per Petani dengan Luas Lahan 0,09 Penggunaan

Biaya Produksi pada Usaha tani Cabai Merah Per Musim

Tanam di Daerah Penelitian, Tahun 2015.

No Komponen Biaya

Biaya Produksi

Total Biaya (Rp) Biaya Tetap

(Rp)

Biaya Tidak

Tetap (Rp)

1 Biaya Penyusutan

1. Cangkul

2. Sprayer

35.000

83.333

-

-

83.333

35.000

2 Biaya variabel

1. Bibit

2. Karung

3. Mulsa

4. Polibag 5. Pupuk:

a. Urea

b. SP 36 c. Organik

6. Pestisida:

a. Sidabas b. Chip

c. Kirakron

-

-

-

-

-

- -

- -

-

94.791,67

87.500

218.750

58.333,33

25.365

445,00 311.500

51.041,67 43.750

58.333,33

94.791,67

87.500

218.750

58.333,33

25.365

44.500 311.500

51.041,67 43.750

58.333,33

3 Biaya Tenaga kerja - 2.811.250 2.811.250

Jumlah 118.333 1.347.198 4.363.749

Sumber: Data Primer (diolah), Tahun 2015

Tabel 8 menjelaskan bahwa pengeluaran terbesar dalam penggunaan

biaya tidak tetap produksi yang dikeluarkan untuk biaya tenaga kerja sebesar

Rp. 2.811.250. Biaya ini diperuntukkan untuk membayar biaya tenaga kerja

yang berasal dari luar keluarga. Sedangkan biaya variabel terdiri dari

pembelian bibit, karung mulsa, polibag, pupuk organik dan anorganik serta

pembelian pestisida dan biaya tenaga kerja Besarnya biaya yang dikeluarkan

oleh petani sampel adalah Rp. 1.347.198/ha dan biaya penyusutan sebesar Rp

118.333/ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Sedangkan

penggunaan biaya produksi rata-rata per hektar pada usahatani cabai merah

dapat dilihat pada Lampiran 4.

Page 28: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

26

4.8 Pendapatan Usaha Tani

Pendapatan usaha tani yang dimaksud dalam penelitian adalah

pendapatan usaha tani Cabai Merah yang diperoleh dalam satu kali musim

panen. Pendapatan usaha tani dalam penelitian ini adalah pendapatan yang

merupakan hasil pengurangan antara hasi produksi dengan seluruh biaya

produksi yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Rata-rata

pendapatan pada usaha tani Cabai Merah di daerah penelitian dapat dilihat

pada Tabel 9 berikut.

Tabel 9. Rata-rata Nilai Produksi per usaha tani Cabai Merah di Daerah

Penelitian per Hektar, Bulan Mei sampai dengan Oktober 2015,

Tahun 2015.

No Uraian Satuan Rata-rata

1 Produksi Kg 4.923

2 Harga Jual Rp 201.869

3 Total penerimaan Rp 88.612.150

4 Biaya produksi Rp 44.131.963

5 Penerimaan Bersih Rp 44.480.187

Sumber: Data Primer (diolah), Tahun 2015

Tabel 9, Dapat dijelaskan bahwa total penerimaan per tahun pada usaha

tani Cabai Merah sebesar Rp. 88.612.150, dan biaya produksi yang dikeluarkan

selama semusim sebesar Rp 44.131.963 dan penerimaan bersih yang diterima

petani Cabai Merah selama per musim sebesar Rp 44.480.187. Pendapatan ini

cukup untuk menghidupi kebutuhan keluarga dengan rata-rata tanggungan

sebesar 3 orang, disamping penembahan usaha tani lainnya seperti adanya

kebun kepala sawit, bertanam tanaman hortikultura lainnya. Perincian

pendapatan usaha tani Cabai Merah tercantum pada Lampiran 5.

Page 29: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

27

4.9 Benefit Cost Ratio (B/C ratio)

Perhitungan Benefit Cost Ratio adalah memperhitungkan antara

pendapatan total dengan biaya total yang dikeluarkan selama proses produksi

usaha tani Cabai Merah di daerah penelitian. Dalam perhitungan ini hanya

memasukan nilai produksi rata-rata petani sampel sebesar Rp 88.612.150, dan

nilai biaya produksi yang dikeluarkan selama proses produksi sebesar Rp

44.131.963. Maka nilai B/C ratio sebagai berikut:

88.612.150

B/C ratio = ------------------

44.131.963

= 2,00

Nilai B/C ratio 2,00 memberikan arti bahwa dengan modal Rp. 1

menghasilkan pendapatan sebesar Rp 2,00

Hal ini menunjukkan perbandingan menghasilkan nilai diatas nilai 1 (B/C

ratio > 1), artinya usaha tani Cabai Merah layak diusahakan oleh petani sampel.

4.10 Break Even Point (Titik pulang pokok) Harga Produksi

Perhitungan Break Even Point (BEP) produksi menggambarkan harga

terendah dari produksi Cabai Merah yang dihasilkan. Harga BEP ini adalah

membandingkan antara rata-rata biaya yang dikeluarkan dengan rata-rata produksi

yang dihasilkan.

Page 30: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

28

Agar usaha tani untung, maka petani harus menjual produksi Cabai

Merahnya diatas harga dasar ini, perhitungan BEP produksi dapat dilihat sebagai

berikut:

44.131.963

BEP(p) = -----------------

4923

= Rp 8964,44

BEP (p) sebesar Rp 8964,44 menunjukkan bahwa masih berada dibawah

harga pasar (Rp. 18.000), berarti usaha tani Cabai Merah menguntungkan, bila

harga Rp 8964,44. Apabila kemungkinan petani akan menjual pada harga Rp

8964,44 pun akan mendapatkan modal kembali (pulang pokok), karena harga

yang terjadi diatas harga BEP(p).

4.11 Break Event Point (Titik Pulang Pokok) Volume Produksi

Perhitungan BEP atas dasar unit produksi menggambarkan produksi

minimal yang harus dihasilkan dalam usaha tani agar tidak mengalami kerugian.

Volume produksi ini adalah membandingkan antara rata-rata biaya yang

dikeluarkan dengan rata-rata harga produksi yang diperjualbelikan. Hal ini dapat

dilakukan dengan menggunakan rumus:

44.131.963

BEP (q) = ----------------

201.869

= 218,62 kg

Artinya pada produksi 218,62 kg usaha tani cabai merah tidak merugi,

pada angka produksi 218,62 kg berada dibawah angka produksi (439 kg), artinya

petani juga tidak mendapat kerugian apabila menjual pada angka 218,62 kg,

Page 31: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

29

artinya masih dibawah produksi yang diminta produsen dari hasil BEP(q), maka

usaha tani ini juga menguntungkan petani. Jika produksi cabai merah yang

dihasilkan petani sebesar 218,62 kg, maka petani masih diuntungkan apabila

dijual dengan harga Rp 8963,78.

Page 32: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

30

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu:

1. Total penerimaan yang diterima petani dari usahatani cabai merah per

musim tanam dengan luas lahan rata-rata 0,09 di daerah penelitian sebesar

Rp. 7.901.250. Biaya produksi usahatani cabai di Desa Pasi Ara dan Drien

Mangko sebesar Rp 3.935.100, maka pendapatan bersih sebesar Rp.

3.966.150,

2. Untuk total penerimaan yang diterima petani di desa Pasi Ara dan Desa

Drien Mangko dengan luas lahan per hektar sebesar Rp 88.612.150, yang

dikemudian biaya produksi per hektar yang digunakan sebesar Rp 44. 131.

963, maka penerimaan bersih per hektar yang diterima petani sebesar Rp.

44.480.187.

5.2 Saran

1) Bagi para petani diharapkan terus dapat meningkatkan produksi dan

produktivitas, dengan memperluas lahan pertanian cabai merah,

pemupukan yang sempurna dan menekankan biaya permodalan agar

dapat meningkatkan pendapatan dan menambah keuangan keluarga.

Page 33: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

31

2) Diharapkan kepada petani cabai merah dengan produksi yang tinggi

untuk memenuhi permintaan pasar, maka mutu produksi harus selalu

terjamin.

3) Bagi mahasiswa diharapkan dapat memberikan atau menyumbangkan

ilmunya bagi para petani dilapangan.

4) Diharapkan Pemerintah Kecamatan khususnya BP3K setempat agar

hendaknya berperan aktif dalam berhubungan langsung dengan petani

serta dapat memberikan masukan-masukan terhadap peningkatan

produksi cabai merah di kedua Desa tersebut.

Page 34: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI …repository.utu.ac.id/127/1/I-V.pdf · Berdasarkan status pengusaan lahan petani di Kecamatan Woyla, kemingkinan perbedaan pendapatan

32

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Sekolah Tinggi Ekonomi.

Yogyakarta.

Boediono, 2002. Ekonomi mikro Pendapatan Petani Pengantar Ilmu Ekonomi.

BPFE. Yogyakarta.

Indriyo, Gitosudarmo, 2000. Manajemen Produksi. PT. Raja Grafindo Persada

Jakarta.

Mosher, A. T., 2007, Menggerakan dan Membangun Pertanian, Cetakan Ketujuh,

Penerbit CV Yasaguna. Jakarta.

Noor. Hendrifarial, 2007. Ekonomi Managerial. Raja Grafindo. Jakarta.

Niswonger. 2002. Prinsip-prinsip Akuntansi 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Prajnata, Final, 38 Kiat Sukses Bertanam Cabai di Musim Hujan, Penebar

Swadaya. Jakarta

Rahardi, F 2007. Agribisnis Buah-buahan. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.

Rahardja dan Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi. Penerbit Fakultas

Ekonomi. Jakarta.

Rosalinda, F. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. CV. Andi Offisit. Jakarta.

Rostini neni, 2012. Strategi Bertanam Cabai. Agromedia. Jakarta

Redaksi Agro Media, 2008. Budi daya dan Bisnis Cabai. Agromedia Pustaka.

Jakarta

Sukirno.2013. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. PT. Raja Grafindo Persada

Grafik Indonesia. Jakarta.

Soekartawi, 2005. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta

Soekartawi, 2007. Teori Ekonomi Produksi. Rajawali Press. Jakarta.

Suprioyo. 2002. Macam-macam Biaya Usahatani. Penebar Swadaya. Bandung.

Winardi. 2002. Promosi dan Reklame. PT Mandar Maju. Bandung.