ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

42
ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN SEUNAGAN KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI OLEH HERIADI NIM : 08C20101072 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2014

Transcript of ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

Page 1: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN

DI KECAMATAN SEUNAGAN

KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH

HERIADI

NIM : 08C20101072

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

2014

Page 2: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih, merambat

kepada setiap aspek kehidupan, tingkat persaingan yang semakin tinggi memaksa

setiap orang lebih jeli dalam membaca setiap peluang dalam usaha

mengembangkan keterampilan dan keahliannya untuk menjawab tantangan

zaman. Rendahnya tingkat keterampilan dan keahlian yang dimiliki oleh sebagian

besar penduduk Provinsi Aceh merupakan salah satu alasan kenapa angka

pengangguran di Kabupaten semakin meningkat. Padahal usaha yang dilakukan

Pemerintah dalam memberantas kemiskinan dan kebodohan sudah menjadi

agenda utama dari Pemerintah. Salah satu contoh yaitu dengan mencetuskan wajib

belajar sembilan tahun dan mengadakan pelatihan kepada masyarakat untuk

meningkatkan taraf hidup yang lebih baik dalam menciptakan pekerjaan untuk diri

sendiri. Namun semua itu ternyata tidaklah cukup, karena belum didukung oleh

sumber daya manusia yang terampil dan berkeahlian yang dapat dimanfaatkan

untuk membuka peluang usaha, dalam menciptakan lapangan kerja untuk orang

lain, atau berkreasi yang menghasilkan tentunya yang dapat berdampak yang

positif pada penekanan terhadap tingginya angka pengangguran, tingginya angka

kemiskinan yang ada di Aceh tersebut.

Usaha pengasinan telur merupakan salah satu cara untuk menciptakan

lapangan kerja untuk meningkat pendapatan rumah tangga yaitu dengan cara

penambahan umur simpan telur yang umum dilakukan oleh masyarakat. Telur

asin merupakan salah satu sumber protein yang mudah didapat dan berharga

Page 3: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

2

relatif murah. Telur asin sebagai bahan makanan yang telah diawetkan

mempunyai daya simpan yang lebih lama terhadap kerusakan yang terjadi lebih

tinggi dibandingkan telur mentah. Telur asin pada umumnya juga banyak

mengandung protein, lemak, selain itu telur asin juga banyak mengandung

mineral dan vitamin. Mengawet telur asin juga digemari karena dengan mengubah

rasanya yang relatif lebih lezat dibandingkan telur tawar biasa.

Untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal, setiap kegiatan usaha

bertujuan agar memperoleh pendapatan usaha yang lebih besar efisiensi ekonomi

yang tinggi, sehingga kelangsungan hidup usaha tetap terjaga. Oleh karena itu,

setiap detil proses pembuatan harus benar-benar dimengerti proses produksi

sehingga dapat diaplikasikan dengan baik pada saat pembuatan, karena

keberhasilan suatu usaha untuk mencapai pendapatan sangat berpengaruh pada

faktor- faktor internal usaha telur asin, seperti tingkat produksi telur asin yang

maksimum. Disamping faktor tersebut, ada faktor lain yang cukup besar

peranannya untuk mendorong keberhasilan untuk mencapai pendapatan rumah

tangga di dalam sebuah usaha telur asin yaitu pendidikan dan lamanya

pengalaman dibidang pengolahan telur asin. Faktor- faktor tersebut juga

berpengaruh dalam pengelolaan usaha. Karena pendapatan merupakan selisih

antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan selama proses

produksi. Pendapatan dapat digunakan sebagai indikator penting dalam analisis

usaha yang sedang dilakukan oleh seorang dalam kegiatan usaha, sebab menjadi

ukuran penghasilan yang diterima oleh peternak (http://Frutiti.Multiply.com.

diakses Mei 2013).

Page 4: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

3

Pemilihan bahan baku dalam pembuatan telur asin yang banyak

digunakan kalangan orang banyak adalah telur bebek, dan sebagian besar

menggunakan telur yang memiliki kualitas tinggi, karena ukurannya yang lebih

besar dari pada ukuran telur ayam kampung. Telur-telur ini tidak hanya dapat

diproses dengan varian rasa asin saja, melainkan dapat dibuat dalam bentuk

varian rasa yang rasa sangat asin atau rasa yang sedang (tidak terlalu asin) dan

rasa-rasa yang lainnya. Harga bahan baku utama usaha ini adalah telur itik tawar

yang dibeli dengan harga Rp. 1.000 – Rp. 1.500 per butir, bahan baku ini

dipeloleh dari hasil budidaya bebek sendiri, ada juga yang menbeli langsung

keperternak itik di kalangan masyarakat yang tidak mengawetkan telur asin.

Harga bahan baku telur itik tidak mengalami perubahan yang signifikan selama

tidak terjadi kegagalan panen pada suatu daerah yang akan mengakibatkan

berkurangnya stok telur itik yang menyebabkan meningkatkan harga telur itik

tawar. Harga telur asin yang dijual kepada konsumen berkisar antara Rp 2.500 –

Rp 3.000 per butir. Terjadi kenaikan harga jual 3.000 itu disaat-saat tertentu saja

seperti Maulid Nabi Besar Muhammad SAW. Harga jual jauh lebih tinggi jika

dibanding dengan hari-hari lain.

Analisa pasar terhadap penawaran produk telur asin secara langsung masih

belum dilakukan secara komersial. Perhitungan langsung dapat dilakukan dengan

memperkirakan jumlah usaha telur itik yang diasinkan dalam data produksi total

telur itik di tingkat 9 (sembilan) Kecamatan dalam Kabupaten Nagan Raya dapat

dilihat pada tabel 1.

Page 5: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

4

Tabel 1

Usaha Telur Asin di Nagan Raya Tahun 2013

No Kecamatan Jumlah Usaha

(Unit)

Tenaga Kerja

(Orang)

Produksi

(Buah)

1 Seunagan 87 92 109.620

2 Seunagan Timur 100 104 162.000

3 Beutong 28 28 40.320

4 Kuala Pesisir 8 9 14.400

5 Suka Makmue 61 87 98.820

6 Tadu Raya 2 2 4.320

7 Kuala 14 14 20.160

8 Beutong Benggala 1 1 900

9 Darul Makmur 18 18 35.640

Sumber : Dinas Industri Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat kita simpulkan bahwa daerah-daerah

pengawet telur asin di sembilan kecamatan yang paling banyak memproduksi

adalah Kecamatan Seunagan Timur dengan jumlah usaha 100 unit usaha telur asin

dan diikuti oleh Kecamatan Seunagan dengan jumlah usaha 87 unit usaha,

kecamatan yang sangat sedikit memproduksi Beutong Benggala dengan jumlah

unit usaha 1 hal ini disebabkan oleh tingkat tempat budidaya itik petelur belum

begitu banyak dan jarak tempuh untuk dijual pun sangat jauh.

Pusat-pusat produksi telur itik mentah umumnya berlokasi sama dengan

sentral penghasil telur itik rumah tangga di Kecamatan Seunagan Kabupaten

Nagan Raya. Pada tahun 2013 produksi telur itik mentah di beberapa desa yang

ada dalam areal Kecamatan Seunagan adalah Gampong Cot Lele, Paya Udeung,

Kuta Aceh, Lhok Padang, Krung Ceuko, Latong, Kulu, Kuta Paya, Nigan, Blang

Puuk, Parom, Sapek, dan masih banyak lagi Gampong-gampong yang

memproduksi telur itik yang mentah yang ada di kawasan Kecamatan Seunagan.

Dalam proses pengolahan bahan baku telur itik dalam meningkatkan produksi

telur asin ini dilakukan oleh ibu pengurus rumah tangga terutama bagi ibu yang

memelihara itik baik untuk menjual hasilnya maupun kegunaan untuk sendiri.

Page 6: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

5

Perkembangan industri telur asin akan mendorong perkembangan

peternakan itik akan berdampak kepada peningkatan pendapatan para peternak itik

yang umumnya merupakan masyarakat pedesaan. Oleh karena itu, industri telur

asin dapat dijadikan salah satu usaha yang dapat diandalkan untuk meningkatkan

kesejahteraan rakyat menengah dan bawah serta dapat mengurangi

ketergantungan terhadap sumber protein mahal seperti daging.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian yang di

tuangkan dalam karya ilmiah yang judulnya “Analisis Pendapatan Produksi

Telur Asin di Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya”.

1.2. Rumusan Masalah

Mengangkat permasalahan dalam proses penelitian antar variabel dan

hubungannya. Berdasarkan latar belakang dan uraian yang telah diungkapkan

maka permasalahan dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut,

bagaimanakah pengaruh produksi telur asin terhadap pendapatan telur asin di

Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh produksi telur

asin terhadap pendapatan telur asin di Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan

Raya.

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat:

1.4.1. Manfaat Teoritis

1. Bagi Penulis

Page 7: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

6

Melalui penelitian ini, penulis dapat menambah pengetahuan yang telah di

peroleh dibangku kuliah sekaligus mengaplikasikan dalam praktek nyata di

lapangan.

2. Bagi Lingkungan Akademik

Hasil penelitian ini dapat menambah manfaat bagi program studi

Fakultas Ekonomi atau mahasiswa lain yang ingin meneliti lebih lanjut tentang

penelitian tersebut dan menambah bahan bacaan bagi para mahasiswa di

Universitas Teuku Umar.

1.4.2. Manfaat Praktis

Memberikan manfaat bagi Pemerintah Kabupaten, khususnya para pengambil

kebijakan dalam proses pengambilan keputusan dalam usaha industri telur asin,

dan agar bisa menjadi dorongan bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan

penelitian lanjutan.

1.5. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebangai

berikut:

Bagian pertama pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, yang terdiri dari

manfaat teoristis dan manfaat praktis.

Bagian kedua tinjauan pustaka yang meliputi pengertian usaha, pengertian

telur, pengertian telur asin, pengertian produksi, pengertian pendapatan, dan

perumusan hipotesis.

Page 8: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

7

Bagian ketiga metode penelitian yang terdiri dari populasi dan sampel,

data penelitian yang terdiri dari jenis dan sumber data serta teknik pengumpulan

data, metode analisa data, definisi operasional variabel dan pengujian hipotesis.

Bagian keempat hasil dan pembahasan yang terdiri dari statistik deskriptif

variabel penelitian, gambaran umum daerah penelitian, pendapatan rumah tangga

di Kabupaten Nagan Raya, hasil pengujian hipotesis, pengaruh produksi telur asin

terhadap pendapatan rumah tangga di Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan

Raya, pembahasan hasil penelitian, analisis koefisien determinasi dan uji t

Bagian kelima simpulan dan saran yang meliputi simpulan dan saran.

Page 9: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Usaha

Usaha adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang dengan

mengerahkan tenaga pikiran atau badan yang bertujuan untuk mencapai suatu

maksud serta bisa menghasilkan. Usaha dapat dilakukan sendirian atau bersama

sama dengan orang lain untuk mecapai tujuan yang diinginkan. Semakin kuat kita

melakukan usaha maka hasil yang diharapkan akan semakin mudah tercapai.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengelompokkan UMKM berdasarkan

jumlah tenaga kerja. Usaha yang memiliki 1-4 orang tenaga kerja dikelompokkan

sebagai usaha mikro, 5-19 orang tenaga kerja sebagai usaha kecil, 20-99 orang

tenaga kerja sebagai usaha menengah dan bila mencapai 100 orang tenaga kerja

atau lebih digolongkan sebagai usaha besar (Wismiarsi et.al, 2008, h .6).

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah merumuskan bahwa usaha mikro adalah usaha

produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan dengan

kriterial memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil

penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah).

Sedangkan usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau

usaha besar yang memenuhi kriterial berikut; memiliki kekayaan bersih dari Rp

50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

Page 10: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

9

500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha atau memiliki hasil penjuala tahunan labih dari Rp 300.000.000,- (tiga ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,- (dua miliar lima

ratus juta rupiah).

2.2. Pengertian Telur

Telur adalah benda bercangkang yang mengandung zat hidup bakal anak

yang dihasilkan oleh hewan dari golongan unggas (ayam, itik, burung, dll) dan

hewan amfibi (ular, biawak, buaya, dll). Telur ini biasanya terdiri dari sel kuning

telur (embrio : zat hidup bakal anak) dan semen (cairan putih kental), dan setiap

telur memiliki jangka waktu pengeraman yang berbeda untuk proses penetasan

(lahirnya spesies baru) Http://id.scribd.com/doc/194054803/Teknologi-bahan-

pangan.

Menurut Sudaryani dalam Budiman dan Rukmiasih (2007, h. 12) telur

merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan terbesar bagi

tercapainya kecukupan gizi masyarakat. Dari sebutir telur didapatkan gizi yang

cukup sempurna karena mengandung zat-zat gizi yang sangat baik & mudah

dicerna. Oleh karenanya telur merupakan bahan pangan yang sangat baik untuk

anak-anak yang sedang tumbuh dan memerlukan protein dan mineral dalam

jumlah banyak dan juga dianjurkan diberikan kepada orang yang sedang sakit

untuk mempercepat proses kesembuhannya.

Menurut Warisno (2005, h. 2) Telur adalah salah satu sumber protein

hewani yang memiliki rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Manfaat

telur dapat dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai macam keperluan, antara lain

adalah sebagai berikut:

Page 11: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

10

1. Bahan penambah cita rasa (masakan, kerupuk)

2. Bahan pengembang (roti, kerupuk)

3. Bahan pengental (sup)

4. Bahan penambah unsur gizi dan lain- lain

Telur akan lebih bermanfaat lagi bila direbus setengah matang dari pada

direbus matang atau dimakan mentah. Telur yang digoreng kering juga kurang

baik, karena protein telur mengalami denaturasi atau rusak, berarti mutu protein

akan menurun Warisno (2005, h. 5).

2.3. Pengertian Telur Asin

Telur asin merupakan salah satu sumber protein yang mudah didapat dan

berharga relatif murah. Telur asin sebagai bahan makanan yang telah diawetkan

mempunyai daya tahan terhadap kerusakan yang lebih tinggi dibandingkan telur

mentah. Telur umumnya mengandung protein 13 persen, lemak 12 persen, mineral

dan vitamin. Selain lebih awet telur asin juga digemari karena rasanya yang relatif

lebih lezat dibandingkan telur tawar biasa.

Menurut Agromedia (2008, h. 33) “telur asin merupakan makanan yang

memiliki kandungan gizi cukup baik”. Menurut Supriadi (2009, h. 192)

mendefinisikan telur asin adalah “telur yang segar yang diolah dalam keadaan

utuh, diawetkan sekaligus diasinkan dengan mengagunakan bahan utama garam”.

Bentuk produk awetan telur lebih ditentukan oleh kondisi awal telur yang

akan diawetkan, misalnya telur retak atau pecah kulit luar tentu tidak dapat lagi

diawetkan menjadi telur asin, namun dapat diawetkan dalam bentuk tepung atau

telur beku. Untuk menjaga kesegaran dan mutu isi telur, diperlukan teknik

penanganan yang tepat, agar nilai gizi telur tetap baik sarta tidak berubah rasa,

Page 12: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

11

bau, warna, dan isinya hal ini sering terjadi pada pembuatan dan pengawetan telur

asin.

Tujuan pengawetan telur asin yang dilakukan dalam suatu usaha

peternakan unggas, selalu saja ditemukan adanya telur-telur yang bermasalah,

misalnya cacat fisik bawaan, kulit retak kulit pecah, atau pun melewati masa

simpan segar (busuk). Apabila telur-telur bermasalah tersebut ditemukan dalam

jumlah yang sangat sedikit, maka tidak akan terlalu merepotkan, atau pun terlalu

merugikan?. Namun, sering kali ditemukan dalam jumlah yang relatif banyak,

sehingga akhirnya sangat merepotkan, atau apa bila dibiarkan, akan dapat

menyebabkan timbulnya kerugian yang sangat besar. Telur-telur bermasalah telur

tersebut akan sulit laku, atau pun kalau ada pembeli, harganya merosot antara 50-

70 persen.

Berdasarkan kenyataan di lapangan tersebut, maka tindakan penyelamatan

dan pengawetan terhadap telur-telur bermasalah harus dilakukan. Salah satu upaya

yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan telur bermasalah tersebut, adalah

dengan mengolahnya menjadi suatu produk antara berupa tepung telur, telur asin

dan masih banyak yang bisa diolah melalui telur itik.

Berdasarkan hal-hal diatas, maka dapatlah disimpulkan bahwa usaha

pengawetan telur asin bertujuan antara lain sebagai berikut.

1. Menyelamatkan telur itik bermasalah.

2. Menghasilkan produk-produk awetan baru (memperpajang umur simpan

telur).

3. Meminimalkan kerugian.

4. Menambah keuntungan.

Page 13: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

12

Pada prinsipnya pengawetan telur berguna untuk:

1. Mencegah masuknya bakteri pembusuk kedalam telur.

2. Mencegah terjadinya keluar air dari dalam telur.

2.4. Pengertian Produksi

Produksi adalah setiap usaha yang menciptakan atau memperbesar daya

guna barang. Menurut Primyastanto (2006, h. 17) produksi adalah “kegiatan untuk

mengolah bahan baku atau bahan mentah menjadi bahan jadi atau setengah jadi

yang dapat dimanfaatkan atau digunakan oleh konsumen dan menpunyai nilai

lebih”.

Menurut Rosyidi (2003, h. 55) berpendapat dalam pengertian sehari-hari

Produksi adalah “mengolah input, baik berupa barang atau jasa yang lebih bernilai

atau bermanfaat”. Menurut Sugiarto (2007, h. 202) menyatakan bahwa produksi

adalah sebagai berikut: Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input

menjadi ouput. Kegiatan tersebut dalam kegiatan ekonomi biasa dinyatakan dalam

fungsi produksi. Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang

dapat dihasilkan dari pemakaian jumlah ouput dengan menggunakan teknologi

tertentu.

Joersron dan Fathirrozi (2003) menyatakan produksi merupakan “hasil

akhir dalam proses dan aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa

masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan

produksi adalah mengkombinasikan berbagai input atau masukan untuk

menghasilkan output”.

Ahyari (2004, h. 45) menyatakan Produksi diartikan sebagai berikut

Kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat dan

penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat tersebut tepat, serta

Page 14: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

13

kombinasi dari faedah-faedah tersebut diatas. Apabila terdapat

suatu kegiatan yang dapat menimbulkan manfaat baru atau mengadakan penambahan dari manfaat yang sudah ada maka

kegiatan tersebut sebagai kegiatan produksi. 2.4.1. Teori Produksi

Menurut Sukirno (2004) teori produksi yaitu:

Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja

yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor-

faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlah dianggap tidak mengalami perubahan. Juga teknologi dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi

yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.

Teori produksi menurut Sukirno (2005, h. 195) dalam ilmu ekonomi

membedakan analisisnya kepada dua pendekatan yaitu sebagai berikut:

1. Teori produksi dengan satu faktor berubah.

Teori produksi yang sederhana mengambarkan tentang hubungan di antara

tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk

menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut

dimisalkan bahwa faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal

dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Juga teknologi

dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat

diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.

2. Teori produksi dengan dua faktor berubah.

Dalam analisis yang akan dilakukan yaitu dimisalkan terdapat dua jenis

faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya. Kita misalkan yang dapat dirubah

yaitu tenaga kerja dan modal. Misalkan pula bahwa kedua faktor produksi yang

dapat berubah ini dapat dipertukar-tukarkan penggunaannya, yaitu tenaga kerja

dapat menggantikan modal atau sebaliknya. Apabila dimisalkan pula harga tenaga

Page 15: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

14

kerja dan pembayaran per unit kepada faktor modal diketahui, analisis tentang

bagaimana perusahaan akan meminimumkan biaya dalam usahanya untuk

mencapai suatu tingkat produksi tertentu.

2.4.2. Fungsi Produksi

Menurut Sudarman (2000, h. 124) fungsi produksi adalah ”Suatu skedul

(atau tabel atau persamaan matematis) yang menggambarkan jumlah output

maksimum yang dapat dihasilkan dari suatu set produksi tertentu, dan pada

tingkat tenologi tertentu pula”.

Menurut Primyastanto (2006, h. 17). Fungsi produksi adalah hubungan

fisik antara variabel yang jelas (Y) dan variabel yang menjelaskan (X) variabel

yang dijelaskan biasanya berupa output dan variabel yang menjelaskan berupa

input dalam pembahasan teori ekonomi produksi, maka telaah yang banyak

diminati dan dianggap penting adalah telaah fungsi produksi.

Menurut Sukirno (2009, h. 195). Berpendapat Telah dinyatakan sebelum

ini bahwa fungsi produksi menunjukan sifat hubungan di antara faktor-faktor

produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor- faktor produksi dikenal

pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output.

Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam bantuk rumus, yaitu sebagai berikut:

Q = f (K, L, R, T).

Dimana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan ini

meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian keusahawan, R adalah kekayaan

alam, dan T adalah tingkat teknologi yang digunakan. Sedangkan Q adalah jumlah

produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor produksi tersebut, yaitu

secara bersama digunakan untuk menproduksi barang yang sedang dianalisa sifat

produksinya.

Page 16: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

15

Sukirno (2005) fungsi produksi adalah “Hubungan di antara faktor-faktor

produksi dan tingkat produksi yang dicip takan”. Faktor- faktor produksi pada

dasarnya dibedakan menjadi empat golongan, yaitu tenaga kerja, tanah, modal dan

keahlian keusahaan. Di dalam teori ekonomi di dalam menganalisis mengenai

produksi, selalu dimisalkan bahwa tiga faktor produksi yang belakangan

dinyatakan (tanah, modal dan keahlian keusahawanan) adalah tetap jumlahnya.

Hanya tenaga kerja dipandang sebagai faktor produksi yang berubah-ubah

jumlahnya. Dengan demikian dalam mengambarkan hubungan antar faktor

produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai yang digambarkan

adalah hubungan di antara jumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah

produksi yang telah dicapai.

Singkatnya fungsi produksi adalah katalog dari kemungkinan hasil

produksi. Dengan kata lain fungsi produksi adalah fungsi yang menjelaskan

hubungan antara tingkat kombinasi input (faktor produksi) dengan tingkat output

(produk) yang dimungkinkan untuk diproduksi pada tingkat kombinasi input

tersebut. Fungsi produksi menggambarkan seberapa jauh faktor produksi dapat

saling mengganti untuk menghasilkan sejumlah tertentu output. Untuk

menyederhanakan analisa digunakan anggapan bahwa satu faktor produksi selalu

berubah (variable) sedang faktor produksi yang lain tidak berubah (fixed).

(Adrianto, 2013, h. 9).

2.4.3. Pembagian Faktor Produksi

Noor (2007) faktor produksi adalah “segala sesuatu yang diperlukan untuk

menghasilkan produksi. Faktor produksi ini antara lain meliputi bahan baku,

teknologi dan pendapatan produksi, tenaga kerja (manusia), dan energi”.

Page 17: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

16

Selanjutnya Sugiarto (2007, h. 15), menyatakan bahwa faktor- faktor produksi

dibedakan menjadi beberapa faktor yaitu:

1. Tanah dan Sumber Alam

Tanah merupakan faktor produksi yang persediaannya tidak dapat ditambah

lagi, bila kita kekurangan kecuali bila membeli/menyewanya.

2. Tenaga Kerja

Faktor tenaga kerja memegang peranan penting dalam proses produksi dalam

kaitannya dengan variasi kemampuan maupun jumlah serta distribusinya.

3. Modal

Merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk memproduksi barang-barang

dan jasa-jasa yang mereka butuhkan.

2.5. Pengertian Pendapatan

Pendapatan perusahaan berasal dari penjualan, sementara itu nilai

penjualan ditentukan oleh jumlah unit terjual (quantity) dan harga jual (prince),

atau lebih sederhana dikatakan pendapatan fungsi (quantity, price) sedangkan

pendapatan industri kecil diartikan sebagai hasil yang diperoleh pengusaha dalam

mengorganisasikan faktor-faktor produksi yang dikelolanya (Noor, 2007, h. 189).

Menurut Poerwodarminto (2006) dalam Pedoman Akuntansi Indonesia

dikatakan bahwa pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan

jumlah kewajiban suatu badan usaha yang timbul dari pengaruh barang dan jasa

atau aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode. Dari beberapa definisi tersebut

di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah hasil yang diperoleh dengan

penyertaan barang dagang atau jasa, atau aktivitas usaha lainnya yang dapat

Page 18: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

17

meningkat atau menurun jumlah aktiva subyek ekonomi dalam suatu periode

tertentu.

Menurut Arianto (2005, h. 74) mendefinisikan pendapatan sebagai berikut:

Pendapatan adalah keseluruhan penerimaan dari satu unit usaha selama satu jasa yang dihasilkan banyak dan mempunyai nilai jual

yang tinggi dan biaya produksi rendah, maka dengan sendirinya tingkat keuntungan yang diperoleh akan tinggi pada periode tertentu setelah dikurangi dengan penjualan retur dan potongan-potongan.

Maksud penjualan retur adalah pengembalian barang oleh pelanggan karena barang tertentu yang dikirim rusak atau tidak sesuai pesanan.

Sedangkan potongan penjualan adalah potongan yang diberikan kepada pelanggan karena langganan membayar lebih cepat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan untuk mendapat potongan.

Dengan kata lain pendapatan adalah kenaikan kotor (gross) dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan,

pelaksanaan jasa kepada pelanggan atau klien, penyewaan harta, peminjaman uang dan semua kegiatan usaha serta profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan.

Menurut Sukirno (2006) Pendapatan adalah “jumlah penghasilan yang

diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik

harian, mingguan, bulanan atau tahunan”. Ada beberapa klasifikasi pendapatan

yaitu:

1. Pertama, pendapatan pribadi yaitu semua jenis pendapatan yang diperoleh

tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu

negara.

2. Kedua, pendapatan disposibel yaitu pendapatan pribadi dikurangi pajak yang

harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap

dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.

3. Ketiga, pendapatan nasional yaitu nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-

jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam satu tahun.

Page 19: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

18

2.5.1. Jenis dan Fungsi Pendapatan

Menurut Noor (2007, h. 186) Untuk keperluan manajerial jenis-jenis

pendapatan dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis seperti berikut :

1. Pendapatan Total ( Total Reuvenue, TR)

Pendapatan total adalah jumlah seluruh pendapatan dari penjualan, Total

Revenue ini adalah hasil perkalian dari jumlah unit yang terjual (Q), dengan

harga per unit (P). hal ini dapat dinyatakan dengan persamaan matematis :

TR=P.Q.

Rumusan diatas adalah rumusan sederhana. Dalam praktiknya, harga (P)

maupun kuantitas yang terjual (Q) dapat berubah setiap saat. Oleh karena itu,

maka baik pendapatan total (TR), harga (P), maupun quantitas (Q), ditambah

notasi i, sehingga rumusnya menjadi TRi = Pi Qi, sehingga untuk pendapatan

total lebih dapat dirumuskan dengan TR = ∑ TRi.

2. Pendapatan rata-rata atau pendapatan per unit barang dan jasa (Average

Revenue, AR)

Pendapatan rata-rata adalah pendapatan rata dari setiap unit penjualan, oleh

karena itu maka pendapatan rata-rata (AR) dapat juga dirumuskan sebagai

hasil bagi dari pendapatan total (TR) dengan jumlah unit yang terjual (Q)

dalam bentuk matematisnya adalah AR=TR/Q=PQ/Q=P.

3. Pendapatan Tambahan atau Penerimaan Marginal (Marginal Revenue, MR)

Penerimaan marginal adalah tambahan pendapatan yang didapat untuk setiap

tambahan satu unit penjualan atau produksi. Karena tambahan bisa terjadi

pada setiap tingkat produksi, atau pun penjualan, maka pendapatan tambahan

ini berbeda untuk setiap tingkat produksi. Dengan demikian, maka pendapatan

tambahan, atau marginal revenue ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 20: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

19

MRi = TRi – TRi-1 dimana MR i tidak sama dengan MRi-1

2.5.2. Usaha-usaha Meningkatkan Pendapatan

Pada umumnya manusia merasakan bahwa penghasilan/pendapatan yang

diterima saat ini masih kurang dan menjadi masalah yang tidak akan pernah

terselesaikan. Menurut Noor (2007, h. 189) secara umum untuk meningkatkan

pendapatan dapat digunakan beberapa cara antara lain :

1. Pemanfaatan Waktu Luang

Individu mampu memanfaatkan waktu luang yang tersisa dari pekerjaan yang

telah dilakukan sebelumnya menjadi kesempatan yang baru untuk menambah

pendapatan.

2. Melakukan Kreatifitas dan Inovasi

Individu harus mampu berfikir kreatif dan inovatif menciptakan terobosan-

terobosan yang berarti untuk dapat mencapai kebutuhan yang dirasakan masih

kurang.

2.6. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan dari kajian penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan

produksi telur asin terhadap pendapatan telur asin di Kecamatan Seunagan

Kabupaten Nagan Raya.

Page 21: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

III. METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel

Berdasarkan latar belakang di bab 1 jumlah populasi usaha telur asin

rumah tangga di Kecamatan Seunagan sebanyak 87 unit usaha dari 12 Gampong,

berdasarkan jumlah populasi usaha telur asin rumah tangga di Kecamatan

Seunagan, yang ingin dijadikan sebagai sampel untuk diteliti dalam penelitian ini

adalah 44 unit usaha yaitu 50 persen dari jumlah populasi. Metode pengambilan

sampel yang digunakan adalah Probability Sampling, yang diambil dari jumlah

populasi secara acak dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini :

Tabel 2 Populasi dan Sampel Usaha Telur Asin

di Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya

Kecamatan Gampong Jumlah Usaha

(Populasi) Sampel

Seunagan

Cot Lele 7 Unit usaha 4

Paya Udeung 5 Unit usaha 3

Kuta Aceh 8 Unit usaha 4

Lhok Padang 8 Unit usaha 4

Krung Ceuko 12 Unit usaha 6

Latong 6 Unit usaha 3

Kulu 4 Unit usaha 2

Kuta Paya 6 Unit usaha 3

Nigan 7 Unit usaha 3

Blang Puuk 9 Unit usaha 4

Parom 5 Unit usaha 3

Sapek 10 Unit usaha 5

Jumlah 87 44 Sumber : Data diolah Januari 2014

Page 22: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

21

Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya terdapat 87 (delapan puluh

tujuh) populasi usaha telur asin yaitu Gampong yang paling tinggi memproduksi

telur asin dibandingkan dengan Gampong-gampong lain adalah Gampong Krung

Ceuko terdapat 12 (dua belas) unit usaha telur asin, dan di ikuti Gampong Sapek

sebesar 10 (sepuluh) unit usaha lebih rendah dari Krung Ceuko, sedangkan yang

paling terendah jika dibandingkan dengan dua belas Gampong yang memproduksi

telur asin adalah di Gampong Kulu dengan jumlah usaha 4 unit pengolahan telur

asin tahun 2013.

3.2. Data Penelitian

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan penelitian dengan

menggunakan data primer, dan data sekunder.

1. Data Primer adalah data produksi telur asin yang diperoleh secara langsung

dari responden, dengan teknik dengan teknik antara lain.

a. Observasi (pengamatan langsung)

b. Wawancara langsung dengan respoden dan

c. Menggunakan penyebaran kuisioner pada pengasin telur itik rumah tangga

di Kecamatan Seunagan.

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari Dinas industri Kabupaten

Nagan Raya, menyangkut jumlah populasi telur asin di Kecamatan Seunagan.

Penulis juga menggunakan buku atau referensi yang bersifat teoritis yang

diperoleh dari Perpustakaan Daerah Nagan Raya dan Perpustakaan Induk

Universitas Teuku Umar.

Page 23: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

22

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah

sebagai berikut:

a. Study Pustaka (Library Research)

Metode ini dilakukan dengan cara menelaah teori- teori yang bersumber

dari buku diperpustakaan, literatur, internet serta bahan-bahan lain yang

dibutuhkan dalam menyelesaikan penelitian.

b. Penelitian lapangan (Field Research)

Untuk mendapatkan data dilapangan, penulis melakukan pengumpulan

data primer secara langsung pada objek yang akan diteliti.

3.3. Metode Analisa Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

sederhana, analisis korelasi, koefisien determinasi dan uji t yang datanya akan

diolah dengan menggunakan program komputer SPSS.

3.3.1. Analisis Regresi Sederhana

Menurut Supranto (2004, h. 177) “Analisis regresi sederhana ini hanya

mengandalkan satu variabel bebas dan variabel terikat” yaitu dengan rumus:

Y= a + bx .................................................................................... (1)

Keterangan:

Y = Pendapatan telur asin

a = Nilai kosntan

b = Koefisien regresi

X = Produksi telur asin

Page 24: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

23

Lebih lanjut lagi karena variabel pendapatan tidak memiliki konstanta,

maka fungsi dapat di jelaskan menjadi

Y = bX…………………………………………...................... (2)

3.3.2. Analisis Korelasi (R)

a. Koefisien korelasi (R)

Koefisien korelasi adalah suatu analisa untuk menyatakan ada atau

tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel satu dengan variabel lainnya,

dan dinyatakan dalam lambang r.

Koefisien korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus koefisien

korelasi menurut Supranto ( 2004, h. 179).

𝑟 =𝑛 ∑ 𝑋𝑖 𝑌− ∑𝑋𝑖 (∑𝑌𝑖)

𝑛∑𝑋2 𝑖 − (∑ 𝑋𝑖)2 𝑛∑𝑌𝑖

2−(∑𝑌𝑖 )2 ........................... (3)

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi

n = Jumlah Sampel

X = Produksi Telur Asin

Y = Pendapatan Rumah Tangga

b. Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi atau koefisien penentu adalah untuk menyatakan

besarnya pengaruh variabel satu (X) terhadap variabel lainnya (Y), yang

dinyatakan dalam butir yang di ukur dengan kilo gram (Kg). Rumus koefisien

determinasi menurut Supranto ( 2004, h. 113).

KP = r2x 100%

Page 25: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

24

Dimana:

Kp = Besarnya koefisien penentu (determinasi)

r = Koefisien korelasi

3.3.3. Uji t

Uji t digunakan untuk melihat signifikan dari pengaruh variabel bebas

(produksi telur asin) terhadap variabel terikat (pendapatan rumah tangga) secara

individual menurut Supranto (2004, h. 175).

𝑡 =𝑟 𝑛−𝑟2

1−𝑟2 ............................................................ (4)

Dimana :

n = Jumlah Sampel

r = Koefisien korelasi

3.4. Definisi Operational Variabel

Definisi operasional variabel disini menjelaskan tentang X adalah variabel

bebas dan Y adalah variabel terikat dapat didefinisikan secara operasional sebagai

berikut:

1. Produksi telur asin (X)

Produksi telur asin adalah suatu kegiatan produksi yang didirikan oleh

orang-orang yang ingin mengolah salah satu bahan baku dari telur mentah

menjadi telur asin, yang dihitung dalam satuan (Butir).

2. Pendapatan telur asin (Y)

Pendapatan telur asin adalah penerimaan yang diterima dengan

mengkalikan jumlah telur asin yang dihasilkan dalam jangka waktu satu bulan

harga jual per butir yang diperoleh dalam satuan rupiah (Rp).

Page 26: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

25

3.5. Pengujian Hipotesis

Hipotesis statisik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

H0 ; ß = 0, Produksi telur asin yang diteliti tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap pendapatan telur asin di Kecamatan Seunagan

Kabupaten Nagan Raya.

H1 ; ß ≠ 0, Produksi telur asin yang diteliti berpengaruh secara signifikan

terhadap pendapatan telur asin di Kecamatan Seunagan Kabupaten

Nagan Raya.

Kriteria uji hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:

a. Apabila th> tt, maka H0 ditolak H1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang

signifikan antara produksi telur asin terhadap pendapatan telur asin di

Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

b. Apabila th< tt, maka H0 diterima H1 ditolak , artinya tidak terdapat pengaruh

yang signifikan antara produksi telur asin terhadap pendapatan telur asin di

Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

Page 27: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Daerah penelitian ini terdiri dari dua belas Gampong yang terletak di

Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya adalah suatu tempat yang

menyelenggarakan upaya produksi telur asin yang bersifat tidak menyeluruh

dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan modal yang dapat di pikul oleh

masyarakat dapat dilihat pada tabel 3 (tiga) dibawah ini:

Tabel 3

Nama-nama Gampong yang Memproduksi Telur Asin di Kecamatan Seunagan Tahun 2014

No Gampong Jumlah

Sampel

Produksi Telur Asin

(Butir/Bulan)

1 Cot Lele 4 1.540

2 Paya Udeung 3 1.270

3 Kuta Aceh 4 1.855

4 Lhok Padang 4 1.715

5 Krung Ceuko 6 1.410

6 Latong 3 950

7 Kulu 2 650

8 Kuta Paya 3 1.177

9 Nigan 3 1.375

10 Blang Puuk 4 1.700

11 Parom 3 1.390

12 Sapek 5 1.770

Sumber : Hasil Penelitian Data diolah Agustus 2014

Tabel 3 diatas dapat kita simpulkan bahwa Gampong yang memproduksi

telur asin sebanyak 12 (dua belas) Gampong Kecamatan Seunagan Kabupaten

Page 28: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

27

Nagan Raya. Gampong Kuta Aceh adalah salah satu Gampong yang banyak

memproduksi telur asin sebanyak 1.855 butir/bulan, dan Gampong yang paling

sedikit yang memproduksi telur asin adalah Gampong Kulu dengan jumlah

produksi telur asin sebanyak 650 butir/bulan.

Tabel 4 Nama Gampong dan Nama Responden yang Memproduksi Telur Asin

di Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya

No Nama Gampong Nama-Nama

Responden

1 Cot Lele

Risma Wati

M. Yasin

Tewan

Ertika

2 Paya Udeung

Nurbaiti

Cut Nagan

Siti Asma

3 Kuta Aceh

Rusna

Safrina

Fitriani

Nurul

4 Lhok Padang

Anita Suriami

Malasari

Samami

Bunthok

5 Krung Ceuko

Lisma Wati

Pasi

Fatimah

Mardi

Marlina

Rukiah

6 Latong

Syahbandi

Rohana IB

Ramlah

7 Kulu Ridah Almi

Nur Khalimah

8 Kuta Paya

Umi Kasum

Rostiana

Sakdiah

9 Nigan

Salami

Maneh

Habibah

10 Blang Puuk Yusnidar

Rosmawan

Page 29: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

28

Sumber : Hasil Penelitian Data diolah Agustus 2014

Dari tabel 4 diatas, dapat terlihat nama Gampong dan persentase nama-

nama responden yang memproduksi telur asin di Kecamatan Seunagan Kabupaten

Nagan Raya, yang mana Gampong Krung Ceuko yang paling tinggi jumlah

penduduk yang memproduksi telur asin yaitu 6 orang, sedangkan Gampong Kulu

yang paling rendah jumlah responden yaitu sebanyak 2 orang. Dua belas

Gampong yang menjadi tempat penelitian ini, masing-masing Gampong penulis

ambil seluruh responden yang memproduksi telur asin.

4.1.2. Identitas Responden

Dilihat dari umur, responden di tempat penelitian dapat dikelompokkan ke

dalam tiga kelompok, yaitu responden usia 30-40 tahun, 41-50 tahun, dan

kelompok 51 tahun ke atas. Adapun pembagian dan persentase dari masing-

masing kelompok umur tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5

Jumlah Responden yang Produksi Telur Asin Kecamatan Seunagan Berdasarkan Umur Tahun 2014

Kelompok Umur

(Tahun) Jumlah Responden Persentase (%)

30-40

41-50

51 ke atas

22

14

8

50,01

31,81

18,18

Jumlah 44 100 Sumber: Hasil Penelit ian Data d iolah September 2014

Suriati

Siti Hawa

11 Parom

Kartini

Idarami

Anisah

12 Sapek

Siti Kebon

Jamaliah

Nyak Iman

Halimah Amin

Nyak Lasah

Page 30: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

29

Dari tabel 5 diatas dapat dilihat jumlah responden terbesar berada pada

kelompok umur 30-40 tahun yaitu sebanyak 22 orang (50,01 persen), selanjutnya

jumlah responden pada kelompok umur 51 tahun ke atas sebanyak 8 orang (18,18

persen), sedangkan sisanya jumlah responden dengan kelompok umur 41-50 tahun

sebanyak 14 orang (31,81 persen).

Pendidikan mempunyai peranan penting terhadap kemajuan suatu usaha,

karena pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang agar dapat

dengan mudah untuk menerima hal yang baru. Pada umumnya pendidikan akan

mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam mengembangkan usahanya ke arah

yang lebih maju. Mengenai tingkat pendidikan formal yang dicapai oleh

responden yang memproduksi telur asin di Kecamatan Seunagan sebagain besar

adalah lulusan Sekolah Dasar (SD), tetapi ada juga responden yang lulusan

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), dan juga

yang tidak bersekolah, seperti yang terlihat pada tabel 6 .

Tabel 6 Jumlah Responden menurut Tingkat Pendidikan yang Memproduksi Telur Asin

Kecamatan Seunagan Tahun 2014

Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)

SD

SLTP

SMA

Tidak Bersekolah

18

17

8

1

40,91

38,64

18,18

2,27

Jumlah 44 100 Sumber: Hasil Penelit ian Data d iolah September 2014

Dari tabel 6 diatas dapat terlihat tingkat pendidikan responden, responden

yang terbanyak berada pada tingkat pendidikan SD sebanyak 18 orang (40,91

persen), selanjutnya pendidikan tingkat SMP sebanyak 17 orang (38,64 persen),

Page 31: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

30

dan tingkat pendidikan SMA sebanyak 8 orang (18,18 persen), sedangkan yang

tidak bersekolah sebanyak 1 orang (2,27 persen).

Pengalaman adalah guru yang sangat berharga, begitu pula pengalaman

usaha dalam memproduksi telur asin, pengalaman yang cukup lama diharapkan

akan menunjang terhadap keberhasilan dan pengembangan usaha. Pengalaman

usaha responden di Kecamatan Seunagan dalam usaha produksi telur asin cukup

beragam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7 Pengalaman Responden dalam Memproduksi Telur Asin

Kecamatan Seunagan Tahun 2014

Pengalaman Usaha

(Tahun) Jumlah Responden Persentase (%)

1 tahun

1,5 tahun

2 tahun

2 tahun keatas

14

9

15

6

31,82

20,45

34,09

13,64

Jumlah 44 100 Sumber: Hasil Penelit ian Data d iolah September 2014

Tabel 7 menunjukkan pengalaman dalam usaha produksi telur asin

sebanyak 14 orang (31,82 persen) mempunyai pengalaman usaha 1 tahun,

selanjutnya sebanyak 15 responden (34,09 persen) mempunyai pengalaman 2

tahun, dan 9 responden (20,45 persen) mempunyai pengalaman 1,5 tahun,

sebanyak 6 responden (13,64 persen) mempunyai pengalaman 2 tahun keatas.

4.1.3. Pendapatan Telur Asin di Kabupaten Nagan Raya

Pendapatan adalah keseluruhan penerimaan dari satu produksi telur asin

yang ada di Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya selama satu bula dalam

melakukan aktifitas produksi yang dilakukan masyarakat dan mempunyai nilai

jual yang tinggi, biaya produksi tinggi maka dengan sendirinya tingkat

Page 32: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

31

keuntungan yang diperoleh akan tinggi pada periode tertentu, setelah dikurangi

dengan penjualan dan potongan-potongan bahan baku yang dibeli. Dengan kata

lain pendapatan adalah kenaikan kotor (gross) dalam modal pemilik yang

dihasilkan dari hasil penjualan telur asin dagangannya. Teknik pengawetan telur

asin yang dilakukan sangat penting untuk menjaga daya simpan telur asin sampai

telur asin di distribusikan ke konsumen atau pemakai.

Tempat produksi telur asin yang terdapat di Kecamatan Seunagan

Kabupaten Nagan Raya adalah sebanyak 44 (empat puluh empat) tempat produksi

telur asin, adapun nama-nama orang yang memproduksi telur asin di Kecamatan

Seunagan yaitu :

Adapun nama yang memproduksi telur asin diatas oleh masing-masing

tempat produksi tersebut berbeda-beda gampong atau daerah produksi telur

asinnya. Nama diatas adalah salah satu orang yang terlibat kedalam pelaku

penerima pendapatan yang diperoleh kedalam dua belas gampong setelah

melakukan aktifitas produksi telur asin. Perhitungan pendapatan dalam penelitian

ini berdasarkan pendapatan yang diterima oleh pengolah telur asin atas hasil

penjualan dalam jangka 1 (satu) bulan. Pendapatan ini diperoleh sebelum

dikurangi dengan modal yang dikeluarkan oleh pengasinan telur asin. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini :

Tabel 8 Pendapatan Telur Asin di Kecamatan Seunagan

Kabupaten Nagan Raya dalam Jangka Waktu Satu Bulan Tahun 2014

No Gampong Pendapatan/Bulan Jumlah

Responden Persentase

1 Cot Lele 3.601.000 4 9

2 Paya Udeung 2.845.000 3 7

3 Kuta Aceh 4.145.000 4 9

Page 33: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

32

4 Lhok Padang 3.865.500 4 9

5 Krung Ceuko 3.287.000 6 14

6 Latong 2.250.000 3 7

7 Kulu 1.400.000 2 5

8 Kuta Paya 2.412.000 3 7

9 Nigan 2.857.000 3 7

10 Blang Puuk 3.643.000 4 9

11 Parom 2.780.000 3 7

12 Sapek 3.738.000 5 11

Sumber : Hasil Penelitian Data diolah Agustus 2014

Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh telur asin

yang mendiami dua belas Gampong yaitu Gampong Cot Lele pendapatannya

3.601.000 sebanyak 4 (empat) responden tingkat persentase 9 persen, Paya

Udeung pendapatanya 2.845.000 3 (tiga) responden tingkat persentase yang

diperoleh 7 persen, Lhok Padang sebanyak 4 (empat) responden pendapatan yang

diperoleh 3.865.500 tingkat persentase 4 persen, Krung Ceuko 6 (enam)

responden pendapatan 3.287.000 persentase 14 persen, dan Latong pendapatan

2.250.000 sebanyak 3 (tiga) responden pesentase yang diperoleh 7 persen, Kulu

pendapatan 1.400.000 sebanyak 2 (dua) responden pesentase yang diperoleh 5

persen, Kuta Paya pendapatan 2.412.000 sebanyak 3 (tga) responden pesentase

yang diperoleh 7 persen, Nigan pendapatan 2.857.000 sebanyak 3 (tga) responden

pesentase yang diperoleh 7 persen, Blang Puuk pendapatan 3.643.000 sebanyak 4

(empat) responden pesentase yang diperoleh 9 persen., Parom pendapatan

2.780.000 sebanyak 3 (tga) responden pesentase yang diperoleh 7 persen, dan

Sapek pendapatan 3.738.000 sebanyak 5 (lima) responden pesentase yang

diperoleh 11 persen.

Page 34: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

33

4.2. Hasil Penguji Hipotesis

4.2.1 Pengaruh Produksi Telur Asin terhadap Pendapatan Telur Asin di

Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya

Apabila hasil permintaan telur asin terus meningkat maka masyarakat akan

lebih banyak memproduksi untuk penjualan kepada yang komsumsi telur asin.

dibawah ini kita dapat mengetahui tingkat produksi telur asin dan pendapatan

yang di terima di Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya dalam jangka

waktu pendek yaitu 1 (satu) bulan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 9 Produksi Telur Asin dan Pendapatan Telur Asin

Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014

No Gampong Produksi

(Butir/Bulan)

Harga

(Rp/Butir)

Jumlah

Responden

Pendapatan

(Rp/Bulan)

1 Cot Lele 1.540 2250 4 3.850.000

2 Paya Udeung 1.270 2233 3 3.175.000

3 Kuta Aceh 1.855 2250 4 4.637.500

4 Lhok Padang 1.715 2250 4 4.287.500

5 Krung Ceuko 1.410 2133 6 3.525.000

6 Latong 950 2333 3 2.375.000

7 Kulu 650 2200 2 1.625.000

8 Kuta Paya 1.177 2066 3 2.942.500

9 Nigan 1.375 2100 3 3.437.500

10 Blang Puuk 1.700 2166 4 4.250.000

11 Parom 1.390 2120 3 3.475.000

12 Sapek 1.770 2000 5 4.425.000 Sumber : Hasil Penelitian Data diolah Agustus 2014

Tabel 9 diatas dapat dilihat produksi telur asin dan pendapatan telur asin

dari 12 (dua belas) Gampong di Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya

yang bervariasi, dimana Gampong Kuta Aceh yang paling tinggi memproduksi

telur asin dengan tingkat produksi 1.855 buah/bulan dengan jumlah responden 4

orang, dengan harga rata-rata 2.250/butir dan tingkat pendapatan sebesar Rp.

4.637.500, selanjutnya Gampong Kulu adalah Gampong yang paling rendah

dalam memproduksi telur asin dengan hasil produksi sebanyak 650 buah/bulan

Page 35: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

34

dengan jumlah responden 2 orang dengan tingkat harga rata-rata sebesar

2.200/butir dan tingkat pendapatan yang diterima sebesar Rp 1.625.000.

perbedaan pendapatan yang terima oleh pengusaha telur asin diakibatkan dari

harga jual telur asin tersebut pada saat penjualan.

Untuk mengetahui pengaruh produksi telur asin terhadap pendapatan

rumah tangga di Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya akan dianalisis

dengan menggunakan model analisis regresi sederhana yang diolah melalui

Software Statistical Programe and Service Solution (SPSS) dari data penelitian

tersebut maka variabel yang digunakan adalah:

Y : Pendapatan Telur Asin

X : Produksi Telur Asin

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data tentang pendapatan,

dan produksi ikan asin, penulis melakukan pengolahan data dengan menggunakan

Software Statistical Programe and Service Solution (SPSS). Dari hasil pengolahan

data tersebut maka dapat dikemukakan hasil pembahasannya sebagai berikut:

Tabel 10 Standard Deviasi Rata-Rata dan Jumlah Sampel

Variabel Meana Root Mean Square N

Pendapatan Telur Asin 836897.73 882882.357 44

Produksi Telur Asin 381.86 401.262 44

Sumber : Hasil Regresi Data dio lah Agustus 2014

Tabel 10 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah pendapatan telur

asin di Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya adalah 836897.73, dengan

Root Mean Square 882882.357, persen sementara rata-rata hasil produksi telur

asin di Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya adalah 381.86, dengan

Page 36: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

35

standard deviasi 401.262 persen sedangkan N menyatakan observasi yang masing-

masing 44 sampel.

Tabel 11

Hasil Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

No Variabel Pendapatan

Telur Asin

Produksi Telur

Asin

1 Std. Cross-product a. Pendapatan telur asin

b. Produksi telur asin

1.000

.995

.995

1.000

2 Model

a. Koefisien korelasi (R)

b. Koefisien determinasi (R2)

c. Koefisien determinasi

adjusted

.995

.991

.990

Sumber : Hasil Regresi Data dio lah Agustus 2014

Berdasarkan tabel 11 diatas dapat diketahui bahwa :

a. Koefisien korelasi besarnya produksi telur asin diperoleh R = 0.995 secara

positif menjelaskan adanya hubungan yang sangat kuat antara pendapatan

telur asin (Y) dan produksi telur asin (X) dengan hubungan sebesar 99,5

persen.

b. Koefisien determinasi bernilai 0.991 hal ini menunjukkan bahwa produksi

telur asin sangat berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan telur asin

di Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya sebesar 99,1 persen,

sedangkan sisanya 0,9 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar model

penelitian ini.

Page 37: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

36

Tabel 12

Regresi Sederhana dan Uji Parsial (Uji t)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

95,0% Confidence Interval for B

B Std.

Error Beta Lower Bound

Upper Bound

1 X 2190.012 32.353 .995 67.691 .000 2124.766 2255.258

Sumber : Hasil Regresi Data dio lah Agustus 2014

Tabel 12 diatas maka diperoleh persamaan akhir estimasi yaitu sebagai

berikut :

Y = bX

Y = 2190.012 X

Persamaan diatas artinya adalah :

Berdasarkan dari persamaan di atas koefisien regresi X (produksi telur

asin) yang dilihat bahwa nilai X sebesar 2190.012 rupiah/bulan sangat

berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan telur asin di Kecamatan Seunagan

Kabupaten Nagan Raya. Hal ini menyatakan, jumlah produksi telur asin yang

semakin meningkat yang disebabkan oleh penambahan beberapa produksi telur

asin, maka pendapatan telur asin di Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya

akan meningkat juga sebesar 2.190 rupiah/hari.

4.3.1. Analisis Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Software Statistical

Programe and Service Solution (SPSS) dapat diketahui besarnya pengaruh

produksi telur asin terhadap pendapatan telur asin di Kecamatan Seunagan di

Kabupaten Nagan Raya. Koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat

diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Page 38: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

37

Koefisien Determinasi = r2 x 100%

= (0,995)2 x 100%

= 99,1%

Diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) bernilai 99,1 persen yang

berarti, produksi telur asin di Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya

sebesar 99,1 persen dipengaruhi oleh pendapatan telur asin. Sedangkan sisanya

sebesar 0,9 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

4.3.2. Uji t

Pembuktian bahwa variabel produksi telur asin berpengaruh terhadap

pendapatan telur asin di Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya dilakukan

pengujian secara persial dengan uji t pada jumlah kepercayaan (level of coffidence

95%) pada taraf nyata (α) = 0,05 yaitu variabel produksi telur asin diperoleh t-hit

sebesar 67.691 lebih besar dari t-tabel sebesar 2,045. Artinya secara persial variabel

produksi telur asin terdapat pengaruh yang signfikan terhadap telur asin di

Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

Berdasarkan pembahasan hasi penelitian di atas dapat diketahui bahwa

produksi telur asin berpengaruh terhadap pendapatan telur asin di Kecamatan

Seunagan Kabupaten Nagan Raya

Page 39: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di Kecamatan

Seunangan Kabupaten Nagan Raya dapat disimpulkan bahwa:

1. Menurut hasil pembuktian yang telah dilakukan dengan menggunakan Uji t

diketahui bahwa variabel produksi telur asin diperoleh t-hit sebesar 67.691

lebih besar dari t-tabel sebesar 2,045, artinya secara persial variabel produksi

telur asin terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan rumah

tangga di Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

2. Jumlah pendapatan rumah tangga di Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan

Raya tahun 2014 rata-rata adalah sebesar 836897.73 rupiah.

3. Rata-rata jumlah produksi telur asin di Kecamatan Seunagan Kabupaten

Nagan Raya adalah sebesar 381.86 butir/bulan.

4. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0.991 menunjukkan bahwa produksi telur

asin berpengaruh terhadap pendapatan rumah tangga Kecamatan Seunagan

Kabupaten Nagan Raya 99,1.

5. Koefisien korelasi besarnya produksi telur asin diperoleh R = 0.995 secara

positif menjelaskan adanya hubungan yang sangat kuat antara pendapatan

rumah tangga (Y) dan produksi telur asin (X) dengan hubungan sebesar 99,5

persen.

Page 40: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

39

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis

menyarankan pada pihak-pihak yang terkait seperti pemerintah setempat yang

terkait dalam bidang perindustrian, usaha kecil menengah (UKM), agar membantu

menambah sarana dan pada swasta agar mampu memberi peluang kredit untuk

menambah modal dan produksi telur asin yang lebih besar lagi dengan tujuan

memperluas usaha. Guna untuk lebih meningkatkan lagi pendapatan telur asin di

Kabupaten Nagan Raya.

Page 41: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

DAFTAR PUSTAKA

Agromedia, Redaksi. 2008. 22 Peluang Bisnis Makanan untuk Home Industri.

Cetakan Ke Tiga. Agromedia. Jakarta Selatan.

Ahyari, A. 2004. Manajemen Produksi. Edisi Kedua. Penerbit BPEE UGM.

Yogyakarta. Arianto. 2005. Akuntansi Manajemen. Erlangga. Jakarta.

Adrianto, Rizky. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan

Tenaga Kerja pada Industri Kecil. Jurnal Ilmiah. Universitas Brawijaya. Malang.

Budiman & Rukmiasih. 2007. Karakteristik Putih Telur Itik Tegal. Skripsi. IPB. Bogor.

Joesran dan Fathorrozi. 2003. Teori Ekonomi Mikro. Salemba Empat. Jakarta.

Noor, HF. 2007. Ekonomi Manajerial. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Poerwodarminto. 2006. Manajemen Keuangan. BPFE. Yogyakarta. Primyastanto, Mimit. 2006. Potensi dan Peluang Bisnis. Bahter Press. Malang.

Rosyidi, Suherman. 2003. Pengantar Teori Ekonomi. PT. Raja Grafindo Perseda.

Jakarta. Supriadi. 2009. Panduan Lengkap Itik. Cetakan Pertama. Penerbar Suadaya.

Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi I. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2006. Makro Ekonomi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2009. Mikro Ekonomi. Edisi Tiga. PT. Raja Grafindo Perseda. Jakarta.

Supranto, J. 2004. Statistik. Edisi Enam. Erlangga. Jakarta.

Sugiarto. 2007. Manajemen Produksi. PT. Raja Grafindo Perseda. Jakarta.

Page 42: ANALISIS PENDAPATAN PRODUKSI TELUR ASIN DI KECAMATAN ...

41

Sudarman, Ari. 2000. Teori Ekonomi Mikro, Buku Satu. Cetakan Kedelapan.

BPFE. Yogyakarta.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Warisno. 2005. Membuat Telur Asin Aneka Rasa. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.

Wismiarsi dkk. 2008. Hambatan Ekspor UKM Indonesia: Hasil Studi pada Industri Meubel, Kerajinan, dan Biofarmaka. Kompas Gramedia. Jakarta.

Http://Www. Frutiti. Multiply.com. Diakses pada tanggal 4 Mei 2013.

Http://id.scribd.com/doc/194054803/Teknologi-bahan-pangan. Diakses pada

tanggal 14 Juni 2014.