Analisis Pembiayaan Dana Berputar Di Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga

download Analisis Pembiayaan Dana Berputar Di Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga

of 91

description

Analisis Pembiayaan Dana Berputar Di Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga

Transcript of Analisis Pembiayaan Dana Berputar Di Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga

  • i

    ANALISIS PEMBIAYAAN DANA BERPUTAR

    DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA

    TUGAS AKHIR

    Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna

    memperoleh gelar Ahli Madya

    pada Program Studi Perbankan Syariah

    Oleh:

    Siti Mufidah

    NIM 20109009

    JURUSAN SYARIAH

    PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

    SALATIGA

    2012

  • ii

  • iii

    ANALISIS PEMBIAYAAN DANA BERPUTAR

    DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA

    TUGAS AKHIR

    Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna

    memperoleh gelar Ahli Madya

    pada Program Studi Perbankan Syariah

    Oleh:

    Siti Mufidah

    NIM 20109009

    JURUSAN SYARIAH

    PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

    SALATIGA

    2012

  • iv

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka Tugas Akhir saudara:

    Nama : Siti Mufidah

    NIM : 20109009

    Jurusan : Syariah

    Program Studi : Perbankan Syariah

    Judul :

    Analisis Pembiayaan Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga

    Telah kami setujui untuk dimunaqasahkan.

    Salatiga, 28 Juli 2012

    Pembimbing

    Dr .Faqih Nabhan, SE.MM.

    NIP. 19741230 200212 1 002

  • v

    KEMENTERIAN AGAMA

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

    PROGRAM STUDI D3 PERBANKAN SYARIAH Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp. 0298 323706 fax. 323433 Salatiga 50721

    Website: www.stainsalatiga.ac.id

    PENGESAHAN TUGAS AKHIR

    JUDUL TUGAS AKHIR : Analisis Pembiayaan Dana Berputar pada Bank

    Syariah

    Mandiri Salatiga

    NAMA : SITI MUFIDAH

    NIM : 20109009

    Telah dipertahankan dalam sidang munaqasah pada tanggal 14 Agustus 2012 dan

    dinyatakan lulus sehingga dapat diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh

    gelar Ahli Madya (A.Md.).

    Salatiga, 14 Agustus 2012

    Ketua Sekretaris

    Dr. Imam Sutomo, M.Ag. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

    NIP. 19580827 198323 1 002 NIP. 1967112 199203 1 005

    Penguji I Penguji II

    Pembimbing

  • vi

    PERNYATAAN KEASLIAN

    Yang bertanda tangan di bawah ini saya :

    Nama :Siti Mufidah

    NIM : 20109009

    Program Studi : D3 Perbankan Syariah

    Jurusan : Syariah

    Menyatakan dengan sesungguhnya dan sejujurnya, bahwa skripsi saya yang berjudul

    Analisis Pembiayaan Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga adalah

    asli hasil penelitian saya sendiri dan bukan plagiasi hasil karya orang lain.

    Salatiga, 25 Juli 2012

    Yang menyatakan

    Siti Mufidah

    NIM. 20109009

  • vii

    MOTTO

    Memberikan lebih dari apa yang orang berikan

    Itu terasa lebih indah dan nikmat

    Bersyukur atas apapun yang terjadi

    Menjadikan semuanya terasa lebih mudah untuk dijalani

    Melakukan yang terbaik dalam setiap aktivitas

    Merupakan kewajiban

    Apapun yang terjadi dalam diri

    Adalah timbal balik dari perbuatan sendiri

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Tiada kata yang dapat mengungkapkan betapa bahagianya penulis telah

    menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Dengan penuh rasa cinta kasih, penulis

    persembahkan tugas akhir ini kepada:

    1. Ibu dan ayah tercinta (Ibu Prihati dan Bapak Jamjuri) yang selalu memberikan

    doa dan motivasi dalam setiap perjalanan hidup penulis. Mereka yang selalu

    berjuang demi kesuksesan putra-putrinya. Mereka yang tidak rela putra-

    putrinya dihina orang. Mereka yang selalu sabar menghadapi putra-putrinya.

    Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah kehidupan dunia akhirat

    kepada mereka. Amin.

    2. Seluruh keluarga besar penulis, adik-adik, nenek, tante, dan semua yang tidak

    bisa penulis sebutkan satu per satu.

    3. Iman Rohiman yang selalu memberikan motivasi dan dorongan untuk tetap

    semangat.

    4. Teman-teman seperjuangan.

    5. Dosen dan karyawan STAIN Salatiga.

    6. Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan

    hidayahnya. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung

    Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di hari akhir nanti. Alhamdulillah

    dengan ijin Allah SWT penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir yang

    berjudul Pembiayaan Dana berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga.

    Dengan kerendahan hati, penulis menyadari dalam penulisan tugas akhir ini

    masih belum sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Oleh

    karena itu, penulis mengharapkan saran, masukan, dan pendapat dari pembaca untuk

    kesempurnaan tugas akhir ini. Tak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada

    pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun tugas akhir ini. Semoga

    mereka selalu dalam naungan-Nya.

    1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam

    Negeri (STAIN) Salatiga.

    2. Bapak Abdul Aziz NP, MM, selaku ketua program studi DIII Perbankan Syariah

    yang memberikan arahan dan tuntunan.

    3. Bapak Faqih Nabhan, selaku Dosen Pembimbing yang penuh kesabaran

    membimbing dan mengarahkan penulis sehingga akhirnya tugas akhir ini selesai.

    4. Pimpinan dan segenab karyawan BSM Salatiga yang telah memberikan

    kesempatan pada penulis untuk mengenal dunia perbankan yang sesungguhnya,

  • x

    serta mengenalkan penulis pada lembaga-lembaga keuangan yang terkait dengan

    perbankan dalam kerja sama mereka.

    5. Kedua orang tua tercinta, yang telah memberikan dukungan moril dan materiil

    serta kasih sayang yang melimpah sehingga penulisan tugas akhir ini dapat

    terselesaikan.

    6. Teman-teman DIII Perbankan Syariah yang berjuang bersama dalam penulis

    dalam penulisan tugas akhir ini.

    Semoga atas segala bantuan dan bimbingan serta semangat yang diberikan

    mendapatkan balasan yang melimpah dari Allah SWT. Dan semoga tugas akhir ini

    dapat memberikan sumbangan ilmu dalam lingkungan akademisi.

    Salatiga, Juli 2012

    Penulis

    Siti Mufidah

  • xi

    ABSTRAK

    Penelitian ini meiliki tujuan untuk mengetahui apakah produk Pembiayaan

    Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga sudah sesuai prinsip syariah atau

    belum, untuk mengetahui skema dan prosedur Pembiayaan Dana Berputar di Bank

    Syariah Mandiri Salatiga, serta analisis aspek-aspek yang perlu dicermati dalam

    Pembiayaan Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga..

    Metode penelitian bersifat deskriptif studi kasus di Bank Syariah Mandiri.

    Data yang dibutuhkan berupa data sekunder. Penelitian dilakukan di BSM Kantor

    Cabang Salatiga selama 2 bulan, sejak Mei sampai dengan Juli 2012. Penelitian ini

    memerlukan data internal perusahaan (BSM) mengenai fasilitas Pembiayaan Dana

    Berputar.

    Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Produk Pembiayaan Dana

    Berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga sudah sesuai dengan Prinsip Syariah.

    Dilihat dari prosedur pembiayaannya, Bank Syariah Mandiri Salatiga menerapkan

    prosedur pembiayaan bank syariah pada umumnya. Hanya saja SDM pelaksananya

    masih terbatas, sehingga dalam melakukan prosedur pembiayaan memakan waktu

    yang cukup lama. Dalam pemberian pembiayaan, Bank Syarian Mandiri Salatiga

    menerapkan prinsip 5C dan 7A. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan risiko kredit

    macet

    Kata Kunci: Analisis Pembiayaan, PDB, Perbankan Syariah.

  • xii

    DAFTAR ISI

    Judul Tugas Akhir ................................................................................................... i

    Persetujuan Pembimbing ........................................................................................ ii

    Pengesahan ............................................................................................................iii

    Pernyataan keaslian ............................................................................................... iv

    Motto ...................................................................................................................... v

    Persembahan ......................................................................................................... vi

    Kata Pengantar ..................................................................................................... vii

    Abstrak .................................................................................................................. ix

    Daftar Isi................................................................................................................. x

    Daftar Tabel ........................................................................................................ xiv

    Daftar Gambar ...................................................................................................... xv

    Daftar lampiran ................................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

    C. Tujuan dan Kegunaan .......................................................................... 6

    D. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 8

    E. Metode Penelitian............................................................................... 12

    F. Penegasan Istilah ................................................................................ 14

    G. Sistematika Penulisan ........................................................................ 15

  • xiii

    BAB II TELAAH PUSTAKA

    A. Penerapan Prinsip Syariah dalam Operasional ......................................

    Perbankan Syariah .............................................................................. 17

    B. Prosedur Pembiayaan ......................................................................... 21

    C. Analisis Pembiayaan .......................................................................... 23

    1. Pendekatan Analisis Pembiayaan ............................................... 24

    2. Prinsip Analisis Pembiayaan ...................................................... 24

    3. Tujuan Analisis Pembiayaan ...................................................... 24

    4. Prosedur Analisis Pembiayaan ................................................... 25

    5. Keputusan Permohonan Pembiayaan ......................................... 25

    6. Aspek-aspek yang dianalisis ....................................................... 26

    7. Alat analisis ................................................................................ 26

    8. Rumusan Hasil Analisis.............................................................. 26

    9. Rekomendasi analisis ................................................................. 28

    BAB III LAPORAN OBYEK

    A. Gambaran Umum ....................................................................................29

    1. Sejarah dan Perkembangan Bank Syariah Mandiri .........................29

    2. Profil PT Bank Syariah Mandiri.......................................................31

    3. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri (BSM) ...................................33

    4. Budaya Perusahaan ..........................................................................33

    5. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri (BSM) .........................

    Cabang Salatiga ................................................................................34

  • xiv

    6. Prinsip Operasi Bank Syariah Mandir (BSM)..................................36

    7. Produk-produk Bank Syariah Mandiri (BSM) .................................

    Cabang Salatiga ................................................................................37

    B. Data Deskriptif ........................................................................................42

    1. Pengertaian Pembiayaan Dana Berputar ...........................................42

    2. Akad ..................................................................................................42

    3. Manfaat .............................................................................................42

    4. Ketentuan Umum ..............................................................................42

    5. Persyaratan Dokumen .......................................................................44

    6. Dasar Hukum Pembiayaan Dana Berputar .......................................45

    BAB IV ANALISIS

    A. Kesesuaian dengan Prinsip Syariah pada Pembiayaan ...........................

    Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga ...................................47

    B. Prosedur Pembiayaan Dana Berputar .....................................................

    di BankSyariah Mandiri Salatiga ............................................................50

    C. Penilaian Aspek-aspek dalam Pemberian Pembiayaan ..........................

    Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga ...................................57

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan .............................................................................................69

    B. Saran ........................................................................................................69

    Daftar Pustaka ...............................................................................................71

  • xv

    Lampiran

    Daftar Riwayat Hidup

    Surat Keterangan Magang

    Surat Tugas Dosen Pembimbing TA

    Lembar Konsultasi Tugas Akhir

    SKK

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 ..............................................................................................................28

    Tabel 3.1 ..............................................................................................................44

    Tabel 3.2 ..............................................................................................................44

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri CabangSalatiga .........35

  • xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Daftar Riwayat Hidup

    Surat Keterangan Magang

    Surat Tugas Dosen Pembimbing TA

    Lembar Konsultasi Tugas Akhir

    SKK

  • xix

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG MASALAH

    Di era perkembagan bebas saatini, pengusaha Indonesia bukan lagi harus

    bersaing dengan para pengusahaDalam Negeri namun untuk persaingan yang

    dihadapi lebih majemuk lagi. Kondisi tersebut ikut memicu untuk persaingan di

    sector industri . Suatu perusahaan umumnya didirikan bertujuan untuk

    memperoleh kemampulabaan yang maksimal agar kelangsungan hidup

    perusahaan dapat dipertankan dan berkembang dengan baik dalam pencapaian

    tujuan perusahaan tersebut manajemen atau pimpinan perusahaan selalu

    dihadapkan pada berbagai masalah. Baik yang bersifat tekhnis, administrative

    maupun financial. Oleh karena itu pimpinan atau pihak manajemen perusahaan

    harus mengambil keputusan yang rasional dan dapat dipertanggungjawabkan dan

    pengambilan keputusan tersebut memerlukan gambaran yang jelas mengenai

    permasalahan yang dihadapi.

    Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh manajemen adalah masalah

    pembelanjaan. Fungsi pembelanjaan sangat penting, karena menyangkut seluruh

    kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan usaha untuk memperoleh dana

    dan menggunakan dana tersebut secara efektif dan efisien. Untuk setiap

  • xx

    efektifitas yang dilakukan tersebu ttentunya memerlukan pembiayaan yang

    dikeluarkan dari sumber permodalan, baik berupa modal kerja maupun modal

    investasi. Modal kerja yang tidak mencukupi akan membuat perusahaan tidak

    dapat menjalankan aktivitas perusahaan secara optimal dan jika modal kerja yang

    tersedia berlebihan, hal ini mengakibatkan penggunaan modal kerja tidak

    produktif. Hal ini berarti bahwa setiap perusahaan harus mampu memanfaatkan

    modal kerja secara optimal sesuai kebutuhan dalam menjalankan aktifitas

    perusahaan (http://makalahdanskripsi.blogspot.com).

    Modal kerja sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan tingkat

    likuiditas perusahaan. Modal kerja dapat terlihat dari bagaimana perusahaan

    tersebut menjaga keseimbangan jumlah aktiva lancar dan jumlah hutang lancar

    agar dapat dipergunakan untuk menunjang operasi perusahaan. Sepanjang

    keseimbangan tersebu ttercapai, maka modal kerja perusahaan tersebut dapat

    dikatakan baik dalam menentukan tingkat likuiditas perusahaan. Hal ini berlaku

    lebih penting bagi perusahaan yang sedang melakukan ekspansi dalam bisnisnya

    karena manajemen modal kerja yang baik akan menghasilkan laba yang tinggi.

    Dalam dunia usaha, peningkatan kegiatan usaha selalu menghadapi masalah-

    masalah pelik. Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh pimpinan atau

    pemilik perusahaan ialah menyediakan modal kerja yang diperlukan untuk

    kegiatan-kegiatan perusahaan.

  • xxi

    Modal kerja yang cukup memang sangat penting bagi kehidupan

    perusahaan, tetapi berapakah modal kerja yang dianggap cukup tersebut

    tergantung dari seberapa besar aktivitas perusahaan. Tersedianya modal kerja

    yang segera dapat digunakan dalam operasi perusahaan tergantung pada tipe atau

    sifat dari aktiva lancar yang dimiliki seperti kas, surat berharga yang

    diperdagangkan, piutang atau persediaan.

    Tetapi modal kerja harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu

    membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari, karena

    dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan,

    disamping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis

    atau efisien dan perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan, juga akan

    memberikan beberapa keuntungan lain, antara lain :

    1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari

    aktiva lancar.

    2. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat

    pada waktunya.

    3. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan

    memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau

    kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.

  • xxii

    4. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk

    melayani para konsumennya.

    5. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih

    menguntungkan kepada para langganannya.

    6. Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien

    karena tidak kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang

    dibutuhkan (Muklim: 2012).

    Kebutuhan akan modal kerja yang sangat besar harus diimbangi dengan

    penghematan biaya dalam segala aspek teknis produksi, distribusi, maupun

    pemasaran. Hal ini diperlukan untuk memaksimalkan keuntungan atau laba

    perusahaan. Menghadapi persaingan pada abad 21 yang semakin ketat, setiap

    perusahaan akan melakukan usaha-usaha penghematan biaya yang sangat

    diperlukan bagi kelangsungan operasi dan daya saingnya. Banyak perusahaan

    yang melakukan pembelian dengan nilai yang cukup tinggi (50% atau lebih dari

    anggaran) sehingga setiap usaha untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas

    pembelian akan memberikan sumbangan yang utama bagi keuangan perusahaan.

    Untuk menghindari kerugian biaya, waktu dan tenaga membutuhkan teknik

    dan strategi mutakhir bagi usaha-usaha untuk meningkatkan efisiensi pembelian

    barang dengan cara pengembangan supplier-buyer partnership atau aliansi strategis

    antara supplier dan buyer (http://cemantech.tripod.com/7236.htm).

  • xxiii

    Keberadaan Lembaga Keuangan/Perbankan tentu sangat membantu para

    pengusaha dalam penyediaan modal usaha bagi usaha mereka. Dengan fasilitas

    pembiayaan yang dimiliki oleh perbankan, tentu kekurangan dana bisa terpenuhi

    dengan cepat. Mereka yang membutuhkan dana cukup mengajukan pembiayaan di

    bank dengan memenuhi syarat-syarat tertentu yang sudah ditetapkan oleh lembaga

    tersebut.

    Pengusaha dan perbankan bagai dua sisi dari mata uang yang sama.

    Pengusaha memerlukan bank tidak hanya untuk menambah pinjaman bagi

    pengembangan modal usahanya tetapi juga untuk mengelola keuangan baik untuk

    tabungan, transfer, sistem pembayaran dan lainnya. Bagi perbankan, modal yang

    ditanam oleh pengusaha di bank dan kemudian diinvestasikan ke sektor produktif

    menjadikan pengusaha sebagai mitra andalan perbankan (BNP2TKI Jakarta:

    2012).

    Tidak sedikit seorang usahawan yang menjalin kerjasama serta hubungan

    baik dengan lebih dari satu atau beberapa lembaga keuangan, namun pada

    dasarnya membangun hubungan dengan satu lembaga keuangan saja sudah cukup

    untuk dapat membesarkan sebuah bisnis. Terpenting yang wajib dilakukan adalah

    menjaga tingkat kepercayaan lembaga keuangan terhadap bisnis seorang usahawan

    dalam hal penjadwalan dan realisasi pengembalian pinjaman (Susanty: 2012,

    http://breakscoffee.blogspot.com).

    Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk mebuat Tugas Akhir dengan

    judul Analisis Pembiayaan Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga.

  • xxiv

    B. Rumusan Masalah

    Melihat latar belakang yang demikian, hal yang ingin diteliti oleh penulis

    yaitu rumusan masalah yang terkait dengan kasus yang akan dibahas pada

    penelitian Tugas Akhir ini, di antaranya:

    1. Apakah produk Pembiayaan Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri

    Salatiga sesuai dengan prinsip syariah?

    2. Bagaimana skema dan prosedur dari Pembiayaan Dana Berputar pada Bank

    Syariah Mandiri Salatiga?

    3. Aspek-aspek apa saja yang dinilai dalam Pembiayaan Dana Berputar di

    Bank Syariah Mandiri Salatiga?

    C. Tujuan dan Kegunaan

    1. Tujuan

    Penelitian ini dimaksud untuk memperoleh data yang dijadikan bahan

    dalam pembuatan laporan tugas akhir sebagai salah satu syarat dalam

    menempuh ujian munaqasahDiploma III Jurusan Syariah Program Studi

    Perbankan Syariah STAIN Salatiga. Sesuai dengan rumusan masalah,

    penelitian ini mempunyai tujuan:

    a. Untuk mengetahui produk Pembiayaan Dana Berputar di Bank Syariah

    Mandiri sudah sesuai syariah atau tidak.

    b. Untuk mengetahui skema dan prosedur dari Pembiayaan Dana Berputar

    pada Bank Syariah Mandiri Salatiga.

  • xxv

    c. Untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang diteliti dalam Pembiayaan

    Dana Berputardi Bank Syariah Mandiri Salatiga.

    2. Kegunaan

    a. Bagi Penulis

    Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan yang

    didapat dibangku perkuliahan utamanya mengenai Pembiayaan Dana

    Berputar/ Pembiayaan Modal Kerja di Bank Syariah Mandiri Salatiga.

    b. Bagi STAIN Salatiga

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademik dalam

    bidang pembiayaan utamanya pada Pembiayaan Dana Berputar di Bank

    Syariah. Selain itu penelitian ini juga bisa dijadikan sebagai referensi bagi

    penelitian berikutnya.

    c. Bagi BSM Salatiga

    Diharapkan Penelitian ini bisa sebagai persiapan untuk menghadapi

    persaingan yang semakin pesat juga sebagai masukan untuk

    meningkatkan pelayanan kepada nasabah.

  • xxvi

    d. Bagi Pembaca

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembacanya

    mengenai fitur dan persyaratan, skema dan prosedur, serta analisis risiko

    dan pengendalian risiko pada Pembiayaan Dana Berputar/Pembiayaan

    Modal Kerja.

    D. PENELITIAN TERDAHULU

    Terkait dengan tugas akhir yang diteliti oleh penulis, ada beberapa telaah

    pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dibuat sehingga dapat

    dijadikan bahan pertimbangan maupun pembeda bagi penelitian ini.

    Sulistyaningtyas (2006) dalam skripsinya yang berjudul Aplikasi

    Pembiayaan Musyarakah Untuk Modal Kerja Di Bank Syariah Mandiri Cabang

    Semarang menyimpulkan bahwa:

    1. BSM hanya akan membiayai usaha yang tidak dilarang oleh syariat agama

    2. Dengan adanya produk pembiayaan bersama dengan akad musyarakah maka

    memberikan kemudahan dan pilihan bagi nasabah untuk dapat membiayai

    usahanya

    3. Dalam pemberian pembiayaan, pihak BSM cukup teliti dan mengacu pada

    prinsip 6C dan 7A. Sehingga dapat meminimalkan pembiayaan yang macet

  • xxvii

    4. Fleksibelnya pengembalian pembiayaan yang dapat diangsur tiap bulannya

    maupun saat jatuh tempo

    5. Dengan adanya jaminan yang harus dapat menjamin pembiayaan maka

    menghindarkan terjadinya wan prestasi (nilai jaminan harus lebih besar dari

    nilai plafon yang dibiayai)

    Nasrodin (2009) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Fiqih Terhadap

    Implementasi Pembiayaan Modal Kerja iB Pada Pt. Bank Tabungan Negara

    (Persero), Tbk Kantor Cabang Syari`ah Yogyakarta menyimpulkan bahwa:

    1. Pembiayaan Modal Kerja BTN iB adalah penyediaan dana oleh Bank BTN

    Syari`ah untuk memenuhi kebutuhan modal kerja Nasabah dalam

    menjalankan usahanya, berbentuk Perorangan, Perseroan Terbatas, CV,

    Koperasi Instansi Pemerintah/BUMN/Swasta, BMT, dan BPRS.

    2. PT Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syari`ah Yogyakarta yang

    bertindak sebagai penyedia dana (sahib al-mal) memberiakan 100% modal

    yang dibutuhkan nasabah pemohon pembiayaan yang dalam hal ini bertindak

    sebagai pengelola dana (mudarib). Adapun sistim pengembalian modal dan

    pembagian keuntungan hasil usaha dilakukan dengan cara angsuran

    berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak.

    3. Prinsip syri`ah yang digunakan dalam Pembiayaan Modal Kerja iB PT Bank

    Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Yogyakarta adalah skim

    mudarabah, di mana PT Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syari`ah

  • xxviii

    Yogyakarta bertindak sebagai penyedia dana (sahib al-mal) dan nasabah

    pemohon pembiayaan bertindak sebagai pengelola dana (mudarib).

    4. Mekanisme PMK iB PT Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syari`ah

    Yogyakarta secara garis besar telah sesuai dengan pandangan Fiqih dan

    pendapat para Fuqaha.

    5. Pembiayaan Modal Kerja iB dengan skim mudarabah pada PT Bank

    Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Yogyakarta sepenuhnya telah

    sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No:

    07/DSN-MUI/ IV/2000, tentang Pembiayaan Mudarabah (Qirad) pada Bank

    Syari`ah dan Pandangan Fiqih, meskipun ada dua hal yang perlu

    dipertimbankan untuk dirumuskan kembali, yaitu mengenai pembebanan

    biaya administrasi dan biaya notaris yang ditentukan dengan bentuk

    persentase dan sepenuhnya dibebankan kepada nasabah pemohon

    pembiayaan. Karena yang demikian ini dirasa kurang adil dengan adanya

    salah satu pihak yang lebih diuntungkan.

    Rudi (2011) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Sistem dan Prosedur

    pembiayaan Murabahah dalam Rangka Menjamin Pengendalian Intern (Studi

    Pada P.T. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah

    Malang) menyimpulkan bahwa dalam tahap pendaftaran pembiayaan,

    keterlibatan ADP dalam memberi keputusan pengajuan pembiayaan menyalahi

    kewenangannya, karena merupakan kewenangan dari Pinca, Fungsi ADP dalam

    tahap penilaian dan putusan pembiayaan tidak berwenang dalam membuat

  • xxix

    keputusan, Dalam tahap persiapan realisasi pembiayaan, fungsi ADP belum

    menginstruksikan kepada calon nasabah dan supplier untuk menandatangani

    Surat Persetujuan, Tanda setoran dalam tahap pembayaran kembali pembiayaan

    terlebih dahulu didistribusikan oleh teller sebelum dilakukan proses lebih lanjut.

    Dalam struktur organisasi terdapat perangkapan tanggungjawab pada fungsi AO,

    dimana adanya kekurangan unit kerja lain yang berada dibawahnya dalam

    melaksanakan fungsi FO dan Kolektor (restrukturisasi pembiayaan bermasalah),

    Adanya ketidaktepatan penempatan fungsi UPN yang secara instruktif berada

    dibawah Teller, Formulir tanda setoran uang muka menggunakan Formulir Slip

    Penyetoran yang digunakan untuk tiga produk sekaligus (Tabungan, Giro, dan

    Pembiayaan) dalam operasionalnya, Pada formulir kuitansi realisasi murabahah

    belum adanya tembusan atau copy kuitansi tersebut untuk keperluan distribusi

    formulir pihak terkait, dan Surprice Audit (pemeriksaan mendadak) belum

    dilaksanakan oleh Direksi Kntor Pusat BRI Syariah maupun kebijakan Pinca

    sendiri. Usulan atau alternatif pemecahan masalah antara lain: Fungsi ADP

    seharusnya tidak memutuskan mengenai permohonan pembiayaan, tetapi hanya

    berfungsi sebagai pejabat administrasi. Pinca, pada awal tahap pendaftaran

    pembiayaan murabahah seharusnya tidak memberikan keputusan. Hal tersebut

    dikarenakan belum adanya analisis dari bagian AO sebagai pejabat penganalisis.

    Pada tahap penilaian dan putusan pembiayaan, fungsi ADP seharusnya

    menyiapkan Surat Penolakan rangkap 2 (jika terjadi penolakan pembiayaan dari

    Pinca), dengan distribusi untuk arsip dan diberikan pada calon nasabah yang

  • xxx

    bersangkutan. Dalam struktur organisasi perlu adanya pembentukan fungsi baru

    dibawah fungsi AO, dimana fungsi tersebut adalah untuk memisahkan

    perangkapan wewenang atau tugas dan tanggungjawab dari AO. Fungsi yang

    perlu dibentuk adalah FO untuk meningkatkan sumber dana kantor cabang

    syariah setempat dan Kolektor, sebagai petugas restrukturisasi/penyelesaian

    pembiayaan bermasalah dan penghapusbukuan pembiayaan di luar putusan

    Kanca Syariah. Sedangkan fungsi UPN akan lebih tepat jika berada dibawah

    AMO. Formulir produk pembiayaan seharusnya dipisahkan dari produk yang

    lainnya. Formulir BAP perlu ditambahkan dalam tahap realisasi pembiayaan,

    yang akan digunakan oleh nasabah dalam melakukan pelunasan pembiayaan

    murabahah pada BRI Syariah Kantor Cabang Malang. Perlu adanya perbaikan

    pada formulir kuitansi realisasi murabahah yang tidak mencantumkan nama

    jemis pembiayaan yang direalisasikan sehingga menyulitkan proses pencatatan

    pada register pembiayaan oleh ADP. Pemeriksaaan mendadak (Surprice Audit)

    perlu dilaksanakan baik oleh Direksi Pusat BRI Syariah maupun kebijakan Pinca

    sendiri disamping pemeriksaan rutin demi meningkatkan sistem pengendalian

    intern.

    Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut, maka perbedaan penelitian ini

    dengan penelitian terdahulu adalah dari segi judul, peneliti menggunakan judul

    Analisis Pembiayaan Dana Berputar pada Bank Syariah Mandiri Cabang

    Salatiga dengan variabel yang diteliti adalah fitur dan persyaratan Pembiayaan

  • xxxi

    Dana Berputar, skema dan prosedur Pembiayaan Dana Berputar serta analisis

    mengenai aspek-aspek apa saja yang dinilai dalam pemberian Pembiayaan Dana

    Berputar.

    E. Metode Penelitian

    1. Jenis penelitian

    Jenis penelitian atau penulisan dalam tugas akhir ini menggunakan

    pendekatan kualitatif, menurut Daymon (2008:7-9) karakteristik penelitian

    kualitatif yaitu:

    a. Kata, berfokus pada kata bukan angka.

    b. Keterlibatan peneliti, peneliti terlibat dekat dengan hal-hal yang diteliti.

    c. Sudut pandang partisipan, menyelidiki dan menyajikan berbagai

    perspektif subjektif para partisipan.

    d. Riset skala kecil, mengeksplorasi penelitian secara terperinci.

    e. Fokus yang holistik, tidak hanya terpaku pada satu atau dua variabel,

    tetapi lebih luas cakupannya.

    f. Fleksibel, tidak hanya meneliti topik, tetapi juga menyelidiki hal baru

    yang diungkapkan informan tentang pemahaman mereka.

    g. Proses, menangkap proses yang berlangsung dari waktu ke waktu.

    h. Latar alami, dilakukan di lingkungan alami tempat orang berada.

    i. Induktif ke deduktif, mendapatkan gagasan dari hasil mengumpulkan dan

    meneliti data.

  • xxxii

    2. Jenis data yang dibutuhkan

    Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data data

    sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen, buku-buku dan arsip-arsip

    yang berkaitan dengan topik data yang akan diteliti.

    3. Teknik pengumpulan data

    a. Observasi partisipan

    Peneliti terlibat secara langsung dengan objek penelitian. Di sini

    penulis ikut dalam proses pengumpulan kelengkapan data yang diperlukan.

    b. Analisa dokumen

    Teknik Analisis Data menggunakan reduksi data, penyajian data

    dan penarikan kesimpulan.

    F. Penegasan Istilah

    Berikut pengertian dari istilah-istilah yang terkait dengan penelitian ini, yaitu:

    1. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan

    pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta

    peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat

    islam khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara islam

    (Muhammad, 2005:13)

    2. Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan

    dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan

    pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang

  • xxxiii

    atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi

    hasil (UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Pasal 1 ayat 2).

    3. Pembiayaan Dana Berputar adalah fasilitas pembiayaan modal kerja dengan

    prinsip musyarakah yang penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu-waktu

    berdasarkan kebutuhan riil nasabah

    4. Musyarakah yaitu bentuk kemitraan bank syariah dengan nasabahnya di

    mana masing-masing pihak menyumbangkan pada modal kemitraan dalam

    jumlah yang sama atau berbeda untuk menyelesaikan suatu proyek atau

    bagian pada proyek yang sudah ada (http://www.wikipedia.com).

    5. Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau

    dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai

    kegiatan operasi perusahaansehari-hari (Muklim: 2012)

    6. Nasabah pembiayaan adalah nasabah yang telah dianalisis mendapat

    persetujuan bank untuk memperoleh fasilitas pembiayaan, dan

    menandatangani akad pembiayaan dengan bank.

    7. Angsuran adalah kewajiban pembayaran oleh nasabah pembiayaan setiap

    bulannya terhadap fasilitas pembiayaan UMK yang diperoleh sesuai jangka

    waktu dan nilai besaran yang telah ditentukan berdasarkan akad pembiayaan.

    G. Sistematika Penulisan

  • xxxiv

    Sistematika penulisan ini digunakan Untuk mempermudah pembahasan

    dalam penelitian yang disusun dalam beberapa bab, yang masing-masing bab

    berisi uraian sebagai berikut :

    Bab I Pendahuluan, bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan

    masalah, tujuan dan kegunaan, penelitian terdahulu, metode penelitian,

    penegasan istilah dan sistematika penulisan.

    Bab II Landasan Teori, bab ini menggambarkan tentang teori-teori perbankan syariah,

    prosedur pembiayaan dan analisis pembiayaan.

    Bab III Laporan Objek, bab ini berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian

    mengenai sejarah umum, visi & misi, budaya perusahaan, struktur organisasi dan

    data deskriptif

    Bab IV Analisis, Pemaparan hasil telaah terhadap masalah yang telah dirumuskan

    berdasarkan landasan teori.

    Bab V Penutup, Merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran.

  • xxxv

    BAB II

    TELAAH PUSTAKA

    A. Penerapan Prinsip Syariah dalam Operasional Perbankan Syariah

    Menurut Rasyid (2008) dalam pasal 1 UU No 21 tahun 2008 dijelaskan

    mengenai pengertian dari perbankan syariah itu sendiri yaitu : Perbankan

    Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan

  • xxxvi

    Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan

    proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

    Selanjutnya dalam menjalankan operasinya haruslah sesuai dengan

    prinsip syariah, hal ini dituangkan dalam pasal 12 UU no 21 tahun 2008 yaitu

    Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

    berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan

    dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Operasional perbankan syariah

    sebagaimana yang dimaksud di atas diatur lebih lanjut oleh PBI. Hal ini

    tertuang dalam pasal 34 ayat 3 UU no 21 tahun 2008 yaitu : ketentuan lebih

    lanjut mengenai tata kelola yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    diatur dengan Peraturan Bank Indonesia.

    Mengenai akad yang digunakan dalam transaksi perbankan ini adalah

    adalah kesepakatan tertulis antara Bank Syariah atau UUS dan pihak lain yang

    memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan

    Prinsip Syariah. (pasal 1 ayat 13 UU no 21 tahun 2008). Dalam pasal 1 ayat

    12 ditegaskan bahwa prinsip syariah yang dimaksud adalah prinsip hukum

    Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh

    lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang

    syariah. Kemudian hal ini ditegaskan lagi lebih lanjut pada pasal 2 antara lain

    :Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan Prinsip

    Syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. (pasal 2 UU no 21

    tahun 2008) Prinsip syariah yang dimaksud adalah sesuai dengan penjelasan

  • xxxvii

    pasal 2 UU ini yaitu : Kegiatan usaha yang berasaskan Prinsip Syariah, antara

    lain, adalah kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur:

    1. Riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain

    dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas,

    dan waktu penyerahan (fadhl), atau dalam transaksi pinjam-meminjam yang

    mempersyaratkan Nasabah Penerima Fasilitas mengembalikan dana yang

    diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu (nasiah);

    2. maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak

    pasti dan bersifat untung-untungan;

    3. gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak

    diketahui keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi

    dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah;

    4. haram, yaitu transaksi yang objeknya dilarang dalam syariah; atau

    5. zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak lainnya.

    Yang dimaksud dengan demokrasi ekonomi adalah kegiatan ekonomi

    syariah yang mengandung nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan, dan

    kemanfaatan.

    Selanjutnya dalam pasal 19 ayat 1 dijelaskan bahwa Kegiatan usaha

    Bank Umum Syariah meliputi:

    1. menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau

    bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadiah

    atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

  • xxxviii

    2. menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito, Tabungan,

    atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad

    mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip

    Syariah;

    3. menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah,,

    akad musyarakah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip

    syariah;

    4. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad salam,,

    akad istishna, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip

    Syariah;

    5. menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain yang

    tidak bertentangan dengan prinsip syariah;

    6. menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak

    bergerak kepada nsabah berdasarkan akad ijarah dan/atau sewa beli

    dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau akad lain yang tidak

    bertentangan dengan prinsip syariah;

    7. melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah atau Akad

    lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

    8. membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak

    ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip

    Syariah, antara lain, seperti Akad ijarah, musyarakah, mudharabah,

    murabahah, kafalah, atau hawalah;

  • xxxix

    9. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan

    perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak ketiga berdasarkan

    Prinsip Syariah;

    10. melakukan Penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu

    Akad yang berdasarkan Prinsip Syariah;

    11. memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

    kepentingan Nasabah berdasarkan Prinsip Syariah;

    12. melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan Akad wakalah;

    13. memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan Prinsip

    Syariah; dan

    14. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan

    di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan

    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    B. Prosedur Pembiayaan

    Menurut Karnaen Anwar Perwataatmadja (mantan Direktur Eksekutif

    Islamic Development Bank mewakili Indonesia, Malaysia dan Brunei selama dua

    periode): 2009 menyatakan bahwa:

    1. Bank-bank syariah dan BMT dalam menyalurkan pembiayaan pada

    umumnya mempergunakan dua pendekatan, yaitu : pertama, dengan

    mendatangi calon nasabah yang potensial (jemput bola) dan/atau kedua,

    dengan menunggu calon nasabah yang datang ke bank. Pada pendekatan

  • xl

    pertama, insya Allah petugas bank syariah/BMT (marketing) telah dibekali

    dengan pemahaman tentang bisnis/profesi calon nasabah sehingga petugas

    itu selain berfungsi sebagai dai juga berfungsi sebagai kosultan bisnis atau

    penasehat. Ada formulir permohonan pembiayaan yang harus diisi dan

    ditanda tangani oleh calon nasabah beserta persetujuan dari istri/suami/orang

    tua nasabah bila calon nasabah belum menikah dan masih ikut orang tua.

    Pada pendekatan kedua, nasabah akan diterima oleh petugas Costumer

    Sevice yang akan mewawancarai calon nasabah dan membantu pengisian

    formulir permohonan pembiayaan. Hasil wawancara dan pengisian formulir

    permohonan pembiayaan yang juga harus disetujui istri/suami/orang tua

    nasabah bila calon nasabah belum menikah dan masih ikut orang tua akan

    ditindaklanjuti dengan kunjungan ke ketempat usaha nasabah atau alamat

    tinggal serta agunan-agunan yang disediakan.

    2. Formulir permohonan pembiayaan yang telah diisi termasuk jumlah nominal

    pembiayaan yang diperlukan dan dengan dilengkapi semua dokumen yang

    disyaratkan, kemudian oleh petugas marketing atau Account Officer bank

    syariah atau BMT diajukan kepada Komite Pembiayaan yang akan

    membahas kelayakan pembiayaan yang diajukan permohonannya oleh calon

    nasabah. Tergantung kepada kebijakan internal bank syariah atau BMT yang

    bersangkutan tentang jumlah-jumlah tertentu yang ditetapkan sebagai

  • xli

    kewenangan pejabat untuk meluluskan suatu permohonan pembiayaan calon

    nasabah. Ada jumlah nominal tertentu yang cukup disetujui oleh Account

    Officer, ada jumlah nominal tertentu yang harus disetujui oleh atasan

    langsung Account Officer, ada jumlah nominal tertentu yang harus disetujui

    oleh jajaran Direksi, dan ada pula jumlah nominal tertentu yang harus

    disetujui oleh jajaran Komisaris.

    3. Setelah permohonan pembiayaan disetujui oleh pejabat yang berkewenangan

    untuk menyetujui, maka calon nasabah dan pendampingnya akan dipanggil

    untuk menanda tangani akad pembiayaan (jenis dan jumlah nominalnya)

    dihadapan Legal Officer dan/atau Notaris.

    4. Sesuai dengan bunyi akad pembiayaan maka pencairan dana sudah bisa

    dilakukan yang pada umumnya tergantung kepada jenis akad yang dipilih

    dan disetujui bersama:

    a. Untuk Keperluan bisnis dan sarana kerja

    1) Pada akad murabahah, salam, istisnaa, ijarah, mudharabah,

    musyarakah, khusus untuk pembelian barang/jasa lebih utama

    dilakukan melalui transfer ke rekening atas nama

    pemasok/supplier/kontraktor barang/jasa yang diperlukan nasabah.

    Pada kasus-kasus tertentu untuk pembelian barang/jasa itu bisa saja

    bank syariah atau BMT mewakilkan kepada nasabahnya untuk

  • xlii

    bertindak atas nama bank syariah atau BMT melakukan

    pembayaran kepada pemasok/suppllier/kontraktor.

    2) Pada akad istisna/ijarah/mudharabah/musyarakah, khusus untuk

    biaya operasional lebih utama dilakukan melalui transfer ke

    rekening atas nama nasabah.

    b. Untuk keperluan konsumtif semata

    Pada akad qarhul hasan berupa barang/jasa yang dananya bersumber

    dari dana bergulir infaq/shadaqah, lebih utama dilakukan melalui

    transfer ke rekening atas nama pemasok/supplier/ barang/jasa yang

    diperlukan nasabah. Tetapi apabila yang diperlukan adalah untuk biaya

    hidup atau biaya operasional sebagai awal usaha, lebih utama dilakukan

    melalui transfer ke rekening atas nama nasabah.

    C. Analisis pembiayaan

    Dalam suatu analisis pembiayaan perlu diperhatikan beberapa hal

    menurut Muhammad (2002:304-309) yaitu:

    1. Pendekatan analisis pembiayaan, meliputi

    a. Pendekatan jaminan, bank dalam memberikan pembiayaan selalu

    memperhatikan kuantitas dan kualitas jaminan yang dimiliki oleh

    peminjam.

  • xliii

    b. Pendekatan karakter, bank mencermati secara sungguh-sungguh terkait

    dengan karakter nasabah.

    c. Pendekatan kemampuan pelunasan, bank menganalisis kemampuan

    nasabah untuk melunasi jumlah pembiayaan yang telah diambil.

    d. Pendekatan dengan studi kelayakan, bank memperhatikan kelayakan

    usaha yang dijalankan nasabah peminjam.

    e. Lembaga intermediari keuangan, mengatur mekanisme dana yang

    dikumpulkan dengan dana yang disalurkan.

    2. Prinsip analisis pembiayaan, menggunakan prinsip 5 C, yaitu:

    a. Character, sifat atau karakter nasabah peminjam

    b. Capacity, kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan

    mengembalikan pinjaman yang diambil

    c. Capital, besarnya modal yang diperlukan peminjam

    d. Colateral, jaminan yang dijaminkan nasabah pada bank

    e. Condision, keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak

    3. Tujuan analisis pembiayaan

    Ada tujuan umum dan khusus. Tujuan umum analisis pembiayaan

    yaitu pemenuhan jasa pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat dalam

    rangka mendorong dan melancarkan perdagangan, produksi, jasa-jasa, bahkan

    konsumsi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

  • xliv

    Tujuan khususnya yaitu: untuk menilai kelayakan usaha calon

    peminjam, menekan risiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan, menghitung

    kebutuhan pembiayaan yang layak.

    4. Prosedur analisis pembiayaan

    Aspek pentingnya yaitu:

    a. Berkas dan pencatatan

    b. Data pokok dan analisis pendahuluan:

    1) Realisasi pembelian, produksi dan penjualan

    2) Rencana pembelian, produksi dan penjualan

    3) Jaminan

    4) Laporan keuangan

    5) Data kualitatif dari calon debitur

    c. Penelitian data

    d. Penelitian atas realisasi usaha

    e. Penelitian atas rencana usaha

    f. Penelitian dan penilaian barang jaminan

    g. Laporan keuangan dan penelitiannya

    5. Keputusan permohonan pembiayaan:

    a. Bahan pertimbangan pengambilan keputusan

    b. Wewenang pengambilan keputusan

    6. Aspek yang dianalisis:

  • xlv

    a. Aspek yuridis: Calon debitur cakap hukum, usahanya legal

    b. Aspek pemasaran: siklus hidup produk, produk substitusi, perusahaan

    pesaing, tingkat kemampuan daya beli masyarakat, program promosi,

    daerah pemasarannya, factor musim, manajemen pemasaran, kontrak

    penjualan.

    c. Aspek teknis: lokasi usaha, fasilitas gedung bangunan usaha, mesin-

    mesin yang dipakai, proses produksi.

    d. Aspek keuangan; kemampuan memperoleh untung, sisa-sisa pinjaman

    dengan pihak lain, beban rutin di luar kegiatan usaha, arus kas.

    e. Aspek jaminan: syarat-syarat jaminan, syarat ekonomis, syarat yuridis

    7. Alat analisis: Alat analisis pembiayaan dapat berupa angket.

    8. Rumusan hasil analisis

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan hasil analisis

    pembiayaan:

    a. Identitas pemohon:

    1) Umur calon antara 22 50 tahun

    2) Alamat rumah jelas, jika kontrak: masih berapa tahun calon kontrak

    3) Tempat calon usaha berada didekat wilayah kerja bank syariah yang

    bersangkutan

    b. Identitas usaha:

    1) Pengalaman usaha minimal 2 tahun

    2) Lokasi usaha strategis

  • xlvi

    3) Status usaha bukan sambilan

    4) Status tempat usaha diprioritaskan milik sendiri

    c. Aspek pasar: Barang yang dijual/diproduksi tidak terlalu banyak pesaing

    dan memang dibutuhkan banyak orang. Upaya kreatif dan inovatif perlu

    dimiliki agar dapat melihat peluang-peluang pasar yang dapat dimasuki

    sekaligus dapat memperoleh untung

    d. Sumber bahan baku: Sumber bahan baku yang dipakai mudah diperoleh,

    cukup murah, dan jika memungkinkan dapat didaur ulang

    e. Aspek pengelola:

    1) Mempunyai perencanaan usaha kedepan yang detail

    2) Mempunyai pengalaman dan tenaga terampil

    3) Mempunyai catatan usaha, seperti: buku jurnal, laporan transaksi,

    catatan laba/rugi, dll.

    f. Aspek ekonomi:

    1) Produk yang diproduksi dan dijual tidak merusak lingkungan, baik

    barang jadi maupun limbahnya

    2) Produk yang dibuat tidak dilarang oleh agama maupun Negara

    g. Permodalan (minimal 30% dari pembiayaan yang diajukan ke bank)

    h. Data keuangan: Korelasi persentase kemampuan membayar anggota

    pembiayaan harus 30% dari kemampuan menabungnya.

    9. Rekomendasi analisis

  • xlvii

    ASPEK KONDISI

    KARAKTER ANGGOTA

    1 apakah bersikap tenang dan terbuka ? Ya/Tidak

    2 Apakah rumah tangganya rukun dan tenteram ? Ya/Tidak

    3 Apakah dikenal baik oleh RT/Ulama ? Ya/Tidak

    4 Apakah kondisi ekonominya baik/meningkat ? Ya/Tidak

    5 Apakah tepat janji ? Ya/Tidak

    6 Apakah anggota pengajian ? Ya/Tidak

    ASPEK KELAYAKAN USAHA

    1 apakah merupakan usaha pokok ? Ya/Tidak

    2 telah memiliki pengalaman usaha yang sama ? Ya/Tidak

    3 apakah bahan mudah diperoleh ? Ya/Tidak

    4 apakah prospek pasar bagus ? Ya/Tidak

    5 telah memiliki pelanggan tetap ? Ya/Tidak

    6 apakah usaha sejenis disekitar tidak banyak ? Ya/Tidak

    7 apakah omsetnya stabil ? Ya/Tidak

    8 persentase keuntungan diatas 20% ? Ya/Tidak

    9 apakah pemohon mengalami kendalan dalam usaha ? Ya/Tidak

    KEMAMPUAN MENGEMBALIKAN PINJAMAN

    1 apakah kewajiban angsuran < 1/3 penerimaan kas ? Ya/Tidak

    2 aset usaha > pinjaman ? Ya/Tidak

    3 tingkat keuntungan layak dibanding mark-up ? Ya/Tidak

    MODAL USAHA

    1 modal sendiri < 30% dari nilai pinjaman ? Ya/Tidak

    2 tidak memiliki pinjaman lain ? Ya/Tidak

    3 pinjaman akan dipakai usaha ? Ya/Tidak

    JAMINAN

    1 suami/istri/anak bersedia ikut akad ? Ya/Tidak

    2 bersedia menyerahkan jaminan ? Ya/Tidak

    3 nilai jaminan lebih tinggi dari pinjaman ? Ya/Tidak

    4 ada penjamin ? Ya/Tidak

    5 bersedia infaq ? Ya/Tidak

    KONDISI EKONOMI

    1 pasang surut harga tidak membahayakan usaha ? Ya/Tidak

    2 tidak ada larangan pemerintah tentang produk ? Ya/Tidak

    3 tidak ada larangan pemerintah tentang tempat ? Ya/Tidak

    4 pemasaran produk tersebut tidak sporadis ? Ya/Tidak

    5 tidak ditentang adat istiadat setempat ? Ya/Tidak

    6 usaha tidak mengganggu kesehatan dan lingkungan ? Ya/Tidak

    F

    No.

    A

    B

    C

    D

    E

    Gambaran kesimpulan rekomendasi analisis pembiayaan di bank

    syariah dapat disimpulkan dalam form rekomendasi pembiayaan

    (Muhammad: 2002) disajikan sebagai berikut:

    Tabel 2.1

    Rekomendasi Analisis

  • xlviii

    BAB III

    LAPORAN OBJEK

    A. Gambaran Umum

    1. Sejarah dan Perkembangan Bank Syariah Mandiri (BSM)

    Latar belakang didirikannya Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah

    dengan adanya krisis moneter dan ekonomi pada tahun 1997 tepatnya bulan

    Juli krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didorong

    oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat yang

    menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk

    merekonstruksi dan merekapitalisasi sebagian bank Indonesia.

    Lahirnya Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan

    atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan, telah

    memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank syariah di

    Indonesia. Undang-Undang tersebut telah memungkinkan baik beroperasi

    sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang syariah.

    PT. Susila Bakti yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai

    (YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mandiri Prestasi berupaya keluar

    dari krisis 1997-1999 dengan berbagai cara dari langkah-langkah menuju

    merger sampai pada akhirnya memilih menjadi bank syariah dengan

    suntikan modal dari pemilik. Dengan terjadinya merger empat bank (Bank

    Dagang Negara, Bank Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT. Bank

  • xlix

    Mandiri pada tanggal 31 Juli 1999 rencana perubahan PT Bank Susila

    Bakti menjadi bank syariah dengan nama Bank Syariah Sakinah diambil

    alih oleh PT. Bank Mandiri (persero).

    PT. Bank Mandiri (persero) selaku pemilik baru mendukung

    sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti

    menjadi bank syariah dengan keinginan PT. Bank Mandiri (persero) untuk

    membuka bank syariah, langkah awalnya adalah merubah anggaran dasar

    tentang nama Bank Susilo Bakti menjadi menjadi PT Bank Syariah Sakinah

    berdasarkan Notaris Ny. Machrani M. S, S.H, No. 29 pada tanggal 19 Mei

    1999 kemudian melalui Akta No 23 tanggal 8 September 1999 notaris,

    nama PT. Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT. Bank Syariah

    Mandiri.

    Pada tanggal 25 Oktober 1999 Bank Indonesia melalui surat

    keputusan Gubernur Bank Indonesia No.1/24/KEP.BI/1999 telah

    memberikan perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan

    usaha berupa prinsip syariah kepada PT Bank Susila Bakti selanjutnya

    dengan surat keputusan deputi Gubernur Bank Indonesia No.1/1/KEP. Dir,

    pada tanggal 25 Oktober 1999 Bank Indonesia telah menyetujui Bank Susila

    Bakti menjadi Bank Syariah Mandiri (BSM), pada tanggal 1 November

    1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT. Bank Syariah Mandiri

    (BSM).

  • l

    Kelahiran Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan buah usaha dari

    para perintis Bank Syariah di PT. Bank Susila Bakti dan manajemen PT.

    Bank Mandiri (persero) memandang pentingnya kehadiran Bank Syariah di

    lingkungan PT. Mandiri (persero). Bank Syariah Mandiri (BSM) hadir

    sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai

    rohani yang melandasi operasinya.

    Adapun untuk wilayah salatiga yaitu Bank Syariah Mandiri Salatiga

    berada di Ruko Diponegoro A6 A7 Jl. Diponegoro 77 Salatiga yang berdiri

    dan beroperasi pada tanggal 10 Januari 2011.

    2. Profil PT Bank Syariah Mandiri

    Nama : PT BANK SYARIAH MANDIRI

    Alamat kantor pusat : Wisma Mandiri I

    Jl.MH. Thamrin No.5 Jakarta 10340

    Alamat Cabang Salatiga : Ruko Diponegoro A6-A7, Jl.Diponegoro 77,

    Salatiga

    Telepon kantor pusat : (62 - 21) 2300 509, 3983 9000

    Faksimili : (62 - 21) 3983 2989

    Homepage : www.syariahmandiri.co.id

    Tanggal berdiri : 25 Oktober 1999

    Tanggal beroperasi : Sejak 1 November 1999

    Modal dasar : Rp2.500.000.000.000

  • li

    Modal disetor : Rp858.243.565.000

    Jumlah kantor cabang : 520 kantor layanan yang tersebar di 33 provinsi

    di seluruh Indonesia

    Jumlah jaringan ATM : Total 47.000 meliputi: ATM Syariah Mandiri,

    ATM Mandiri, ATM Bersama, ATM Prima dan

    Malaysia.

    Jumlah karyawan : 7902 orang

    Pemeringkatan : AA (idn), berdasarkan Fitch Rating 2010,

    Peringkat Nasional AA menandakan suatu

    kualitas kredit yang sangat kuat dibandingkan

    emiten-emiten atau surat-surat utang lainnya di

    negara yang sama. Risiko kredit yang tidak

    dapat dipisahkan di dalam kewajiban-kewajiban

    keuangan ini hanya berbeda sedikit dari emiten-

    emiten atau surat-surat utang yang mendapat

    peringkat tertinggi di suatu negara. Tanda +

    atau - dapat ditambahkan pada suatu

    peringkat untuk menandakan posisi relatif

    dalam kategori-kategori utama pemeringkatan.

  • lii

    3. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri (BSM)

    a. Visi: Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha.

    b. Misi:

    1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang

    berkesinambungan.

    2) Mengutamakan penghimpunan dana consumen dan penyaluran

    pembiayaan pada segmen UMKM.

    3) Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam

    lingkungan kerja yang sehat.

    4) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.

    5) Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang

    sehat.

    4. Budaya perusahaan

    Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai

    sejak pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang

    disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah

    Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared

    Values Bank Syariah Mandiri disingkat ETHIC.

    a. Excellence:

  • liii

    Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu

    dan berkesinambungan.

    b. Teamwork:

    Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.

    c. Humanity:

    Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religious

    d. Integrity:

    Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.

    e. Customer Focus:

    Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan

    Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan

    menguntungkan.

    5. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga (BSM)

    Organisasi dalam menjalankan usahanya melakukan aktivitas-

    aktivitas pokok agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Bank perlu

    adanya struktur organisasi yang tepat dan dapat dengan jelas membagi

    wewenang dan tanggung jawab seseorang yang ada dalam organisasi

    tersebut.Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia

    yang terkait dalam hubungan formal dalam rangka hirarki untuk mencapai

    tujuan yang telah ditetapkan. Dalam setiap organisasi selalu terdapat

    rangkaian hirarkhi atasan dan bawahan.

  • liv

    Gambar3.1 :Strukturorganisasi BSM Cab Salatiga

    Sumber: Bank Syariah Mandiri Salatiga

    Berikut ini adalah bagan struktur organisasi BSM Salatiga masing-

    masing bagian:

    KepalaCabang

    Operation

    Manager

    Pelaksana

    D & C

    Pelaksana

    Admin

    Hary, Yasin

    Pelaksana Marketing

    Support

    Account

    Officer Pelaksana SDI

    & GA

    Marketing

    Manager

    Funding

    Officer CSRepresentatif

    Teller

    DKP

    PKP

    Pelaksana

    Security, Messenger,

    Driver, Office Boy

  • lv

    6. Prinsip Operasional Bank Syariah Mandiri (BSM)

    Bank Syariah Mandiri (BSM) menganut prinsip-prinsip operasi

    sebagai berikut:

    1. Prinsip keadilan

    Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi

    hasil dan mengambil margin keuntungan yang disepakati bersama.

    2. Prinsip kemitraan

    Maksudnya adalah bahwa Bank Syariah Mandiri (BSM)

    menempatkan nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana

    maupun bank pada kedudukan yang sama dan sederajat dengan mitra

    usaha, hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, risiko dan keuntungan

    yang berimbang di antara nasabah penyimpan dana, nasabah

    pengguna dana maupun bank. Bank berfungsi sebagai intermediary

    institution lewat skim-skim pembiayaan yang dimilikinya.

    3. Prinsip keterbukaan

    Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara

    berkesinambungan nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana

    dan kualitas manajemen bank.

  • lvi

    4. Universalitas

    Bank dalam mendukung operasionalnya tidak membeda-

    bedakan

    7. Produk-produk Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga

    1. Produk-produk Pendanaan

    a. Tabungan BSM

    Tabungan BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah yang penarikan

    dan penyetorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka

    dikonter BSM atau melalui ATM.

    b. Tabungan Mabrur BSM

    Tabungan Mabrur BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah untuk

    membantu pelaksanaan ibadah haji & umrah.

    c. Tabungan BSM Investa Cendekia

    Tabungan BSM Investa Cendekia adalah tabungan berjangka untuk

    keperluan uang pendidikan dengan jumlah setoran bulanan tetap

    (installment)dan dilengkapi dengan perlindungan asuransi.

    d. Tabungan Berencana BSM

    Tabungan Berencana BSM adalah tabungan berjangka yang memberikan

    nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian bagi penabung maupun ahli

    waris untuk pencapaian target dana yang telah disimpan pada waktu

    yang diinginkan

    e. Tabungan Simpatik BSM

  • lvii

    Tabungan Simpatik BSM adalah tabungan berdasarkan prinsip wadiah yang

    penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat syarat yang

    disepakati.

    f. Tabungan BSM Dollar

    Tabungan BSM Dollar adalah tabungan dalam mata uang dollar yang

    penarikan dan setoranya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai

    ketentuan BSM.

    g. Tabungan qurban BSM

    Tabungan qurban BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah untuk

    membantu nasabah dalam merencanakan ibadah qurban dan aqiqah.

    Pelaksanaanya bekerjasama dengan Badan Amil Qurban.

    h. Deposito BSM

    Deposito BSM adalah investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang

    rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah.

    i. Deposito BSM Valas

    Deposito BSM Valas adalah investasi berjangka waktu tertentu dalam mata

    uang dollar yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah.

    j. Giro BSM

    Giro BSM adalah sarana penyimpanan dana dalam mata uang rupiah untuk

    kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah

    yad adh-dhamanah.

  • lviii

    k. Giro BSM Valas

    Giro BSM Valas adalah Sarana penyimpanan dana dalam mata uang US

    Dolar untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan

    prinsip Wadiah yad dhamana.

    2. Produk-produk Pembiayaan

    a. BSM Implan

    BSM Implan adalah pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang

    diberikan oleh bank kepada karyawan tetap Perusahaan yang

    pengajuannya dilakukan secara massal (kelompok).

    b. Pembiayaan Talangan Haji

    Pembiayaan Talangan Haji adalah merupakan pinjaman dana talangan dari

    bank kepada nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana untuk

    memperoleh kursi/seat haji dan pada saat pelunasan BPIH.

    c. Pembiayaan Griya BSM

    Pembiayaan Griya BSM adalah Pembiayaan Griya BSM adalah

    pembiayaan jangka pendek, menengah, atau panjang untuk membiayai

    pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas, di

    lingkungan developer maupun non developer, dengan sistem

    merabahah.

  • lix

    d. Pembiayaan kendaraan bermotor

    Pembiayaan Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan pembiayaan

    untuk pembelian kendaraan bermotor dengan sistem murabahah.

    e. Edukasi BSM

    Edukasi BSM adalah pembiayaan kepada calon pelajar dalam mendapatkan

    dana pendidikan yang dibutuhkan.

    f. Pembiayaan Umrah

    Pembiayaan Umrah adalah pembiayaan untuk mempermudah nasabah

    dalam memenuhi kebutuhan perjalanana umrah.

    g. BSM Customer Network Financing (Modal Kerja)

    BSM Customer Network Financing (Modal Kerja) adalah pembiayaan

    modal kerja yang diberikan kepada nasabah untuk pembelian persediaan

    barang dari rekanan yang telah menjalin kerjasama dengan BSM.

    h. Pembiayaan Dana berputar

    Pembiayaan Dana berputar adalah pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan

    modal kerja sementaradan bukan untuk permanent working capital.

    Bersifat self liquidating dengan menurunya aktivitas bisnis pada periode

    terkait.

    i. Pembiayaan Pensiunan

    Pembiayaan Pensiunan adalah pembiayaan yang diperuntukkan bagi

    pensiunan.

    j. Pembiayaan PKPA

  • lx

    Pembiayaan PKPA adalah fasilitas penyaluran pembiayaan kepada anggota

    koperasi karyawan.

    3. Produk Jasa

    a. BSM Mobile Banking GPRS (BSM MBG)

    BSM Mobile Banking GPRS (BSM MBG) adalah layanan transaksi

    perbankan (non tunai) melalui mobile phone (handphone) berbasis GPRS

    b. BSM Net Banking

    BSM Net Banking adalah Layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui

    internet.

    c. BSM Card

    BSM Card adalah kartu yang dapat digunakan untuk transaksi perbankan

    melalui ATM dan mesin kredit.

    d. Sentra Bayar BSM

    Sentra Bayar BSM adalah layanan pembayaran beragam tagihan seperti

    telepon, ponsel, maupun listrik.

    e. PPBA (Pembayaran melalui menu pemindahbukuan di ATM)

    PPBA (Pembayaran melalui menu pemindahbukuan di ATM) adalah

    layanan pembayaran tagihan institusi (lembaga pendidikan, asuransi,

    lembaga khusus, lembaga keuangan non bank) melalui menu

    pemindahbukuan di ATM.

    f. BSM Electronic Payroll

  • lxi

    BSM Electronic Payroll adalah layanan administrasi pembayaran gaji

    karyawan suatu institusi.

    B. Data Deskriptif

    1. Pengertian

    Pembiayaan Dana Berputar adalah fasilitas pembiayaan modal kerja

    dengan prinsip musyarakah yang penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu-

    waktu berdasarkan kebutuhan riil nasabah.

    2. Akad

    Akad yang digunakan adalah akad musyarakah. Akad musyarakah

    adalah akad kerja sama usaha patungan dua pihak atau lebih pemiliki modal

    (syarik/shahibul maal) untuk membiayai suatu jenis usaha (masyru) yang

    halal dan produktif.

    3. Manfaat

    Pembiayaan ini mempunyai manfaat dalam membantu menanggulangi

    kesulitan likuiditas nasabah terutama kebutuhan dana jangka pendek dan

    nasabah dapat memanfaatkan pembiayaan bank secara optimal sesuai dengan

    kebutuhan riil dengan cara melakukan penarikan sesuai dengan kebutuhan

  • lxii

    4. Ketentuan Umum

    a. Segmentasi: Pembiayaan usaha komersial kecil, menengah, komersial

    besar, dan korporasi. (cfm SE Pembiayaan no 6/012/PEM/ tgl 24 Juni

    2004 perihal revisi segmentasi dan penanganan pembiayaan atas dasar

    gross annual sales (GAS) atau ketentuan lain yang akan diatur

    kemudian).

    b. Target Nasabah: Perorangan, Badan usaha

    c. Jenis/Sektor Usaha: Perdagangan, Industri, kontraktor

    d. Jenis Pembiayaan: Modal Kerja

    e. Tujuan Pembiayaan: Tambahan Modal Kerja

    f. Jaminan: Ketentuan jaminan sesuai dengan kebijakan bank mengenai

    jaminan pembiayaan

    g. Denda Keterlambatan: Mengacu pada ketentuan kebijakan denda

    keterlambatan pembiayaan

    h. Lain-lain: Pembiayaan ini memberikan fasilitas:

    a) Perubahan ekspektasi rate

    b) Perubahan plafond pembiayaan

    c) Perubahan ekspektasi sales nasabah

    Atas perubahan diatas, maka harus dilakukan perhitungan

    ulang/revisi terhadap nisbah bagi hasilnya. Perubahan ini harus

    diikuti dengan addendum akad. Apabila kebutuhan modal kerja lebih

  • lxiii

    besar dari maksimal plafond, maka kekurangannya dapat diberikan

    fasilitas pembiayaan lainnya misalnya murabahah, musyarakah.

    i. JangkaWaktu: 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang

    j. Penarikan: Penarikan dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan

    menggunakan media cek/BG. Transfer dengan menyertakan cek/BG.

    k. Perhitungan bagi hasil: Revenue Sharing

    l. Pricing: 1% diatas pembiayaan musyarakah (cfm SE No. 7/019/UMM

    tanggal 14 September 2005).

    m. Pembayaran Bagi Hasil: maksimal tanggal 5 (lima) setiap bulan

    n. Biaya Administrasi: 1,0% pa terhadap plafond pembiayaan

    o. Plafond:

    Tabel 3.1

    Besaran Plafond Pembiayaan Dana Berputar (PDB)

    Relasi BSM Plafond

    >= 1 tahun Maksimal 50% atau Rp 500 juta

    < 1 tahun Maksimal 20% atau Rp 500 juta

    Sumber: Ketentuan Bank Mandiri

    p. Perhitungan proyeksi pendapatan bank: tanggal 1 (satu) tiap bulan

    5. Persyaratan Dokumen

    Tabel 3.2

    Persyaratan Pembiayaan Dana Berputar (PDB)

    Keterangan Badan Usaha Perorangan

  • lxiv

    Identitas diri dan pasangan - V

    Kartu Keluarga dan surat nikah - V

    Copy rekening bank 3 bulan terakhir V V

    Akte pendirian usaha V -

    Identitas pengurus V -

    Legalitas usaha V V

    Laporan keuangan 2 tahun terakhir V V

    Past performance 2 tahun terakhir V V

    Rencana usaha 12 bulan ke depan V V

    Data obyek pembiayaan V V

    Sumber: Ketentuan Bank Syariah Mandiri

    6. Dasar hukum Pembiayaan Dana Berputar

    a. UU Perbankan Pasal 1 ayat 12 UU no 21 tahun 2008 tentang kegiatan

    operasional Bank Syariah yaitu Prinsip Syariah adalah prinsip hukum

    Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh

    lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang

    syariah.

    b. UU Perbankan pasal 34 ayat 3 UU no 21 tahun 2008: ketentuan lebih

    lanjut mengenai tata kelola yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) diatur dengan Peraturan Bank Indonesia.

  • lxv

    c. PBI No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang penerapan

    Manajemen Risiko bagi Bank Umum.

    d. Kebijakan Pembiayaan PT Bank Syariah Mandiri.

    e. Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank Syariah Mandiri.

    f. Anggaran Dasar PT Bank Syariah Mandiri berikut perubahanya.

    g. Pedoman Pembiayaan PT Bank Syariah Mandiri.

    h. SE Pembiayaan no 6/012/PEM/ tgl 24 Juni 2004 perihal revisi segmentasi

    dan penanganan pembiayaan atas dasar gross annual sales (GAS) atau

    ketentuan lain yang akan diatur kemudian.

    i. SE No.:10/016/PEM, tanggal 22 Mei 2008 tentang prosedur pengajuan

    pembiayaan..

    j. SE No. 7/019/UMM tanggal 14 September 2005 tentang pricing

    pembiayaan.

    k. SE Pembiayaan No 8/001/PEM tanggal 2 Januari 2006 perihal Revisi

    Pedoman Pembiayaan BSM mengenai batas maksimum pemberian kredit

    modal kerja.

  • lxvi

    BAB IV

    ANALISIS

    Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, bank syariah selalu mendasarkan

    prinsip syariah baik pada produk, pelaksanaan kegiatan/transaksi, maupun obyek

    yang dibiayai dalam hal pembiayaan. Dalam fasilitas Pembiayaan Dana Berputar,

    sebelum pembiayaan direalisasikan tentu sudah dilakukan berbagai macam proses

    pembiayaan. Diantaranya adalah melalui prosedur-prosedur yang telah ditetapkan

    oleh masing-masing bank agar nantinya bisa diputuskan layak disetujui atau tidak.

    Dan kemudian dilakukan analis dari pihak bank, sebelum pembiayaan diberikan

    tentunya seorang petugas pembiayaan membutuhkan banyak informasi untuk

    mengenal lebih dalam nasabahnya (debitur), hal ini juga sangat dibutuhkan dalam

    memutuskan apakah pengajuan pembiaayaan diterima atau ditolak.

  • lxvii

    A. Kesesuaian dengan Prinsip Syariah pada Poduk Pembiayaan Dana

    Berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga

    Bank yang menjalankan kegiatan operasional berdasarkan prinsip

    syariah, dalam menjalankan setiap kegiatan operasionalnya maupun

    transaksinya harus sesuai dengan prinsip syariah. Baik dari segi hukum

    peraturan perundang undangan maupun dari segi hukum islam.

    1. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang bank

    syariah, diantaranya:

    a. UU Perbankan Pasal 1 ayat 12 UU no 21 tahun 2008 tentang kegiatan

    operasional Bank Syariah yaitu Prinsip Syariah adalah prinsip

    hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang

    dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam

    penetapan fatwa di bidang syariah.

    b. UU Perbankan pasal 34 ayat 3 UU no 21 tahun 2008: ketentuan

    lebih lanjut mengenai tata kelola yang baik sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bank Indonesia.

    c. PBI No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang penerapan

    Manajemen Risiko bagi Bank Umum.

  • lxviii

    d. SE Pembiayaan no 6/012/PEM/ tgl 24 Juni 2004 perihal revisi

    segmentasi dan penanganan pembiayaan atas dasar gross annual sales

    (GAS) atau ketentuan lain yang akan diatur kemudian.

    e. SE No.:10/016/PEM, tanggal 22 Mei 2008 tentang prosedur

    pengajuan pembiayaan..

    f. SE No. 7/019/UMM tanggal 14 September 2005 tentang pricing

    pembiayaan.

    g. SE Pembiayaan No 8/001/PEM tanggal 2 Januari 2006 perihal Revisi

    Pedoman Pembiayaan BSM mengenai batas maksimum pemberian

    kredit modal kerja.

    2. Sesuai dengan hukum islam

    a. Bahwa akad yang digunakan dalam Pembiayaan Dana Berputar adalah

    akad Musyarakah yaitu akad kerja sama usaha patungan dua pihak atau

    lebih pemiliki modal (syarik/shahibul maal) untuk membiayai suatu

    jenis usaha (masyru) yang halal dan produktif.

    b. Prinsip pemberian imbalannya adalah prinsip bagi hasil, dimana porsi

    bagi hasilnya bisa berubah-ubah setiap periode sesuai dengan

    keuntungan yang diperoleh oleh nasabah. Sedangkan nisbah bagi

    hasilnya sendiri sesuai dengan kesepakatan antara nasabah dengan

    pihak bank. Hal ini tidak melanggar larangan riba yang diharamkan al-

    quran dan hadits.

  • lxix

    c. Dalam pemberian pinjaman atas dasar prinsip tolong menolong,

    artinya pihak bank memberi kelonggaran pada setiap keterlambatan

    pembiayaan dengan pembayaran denda keterlambatan atas dasar

    kesepakatan bersama.

    d. Jika terjadi kredit macet pun, pihak bank masih memberi kelonggaran

    waktu, yaitu dengan memperpanjang jangka waktu pembiayaan

    maksimal 2 tahun. Hal ini dilakukan bank untuk menghindari tidakan

    zhalim, artinya ketidak adilan pada suatu pihak.

    e. Untuk obyek pembiayaan bank hanya membiayai usaha-usaha yang

    tidak melanggar prinsip syariah. setiap pengajuan pembiayaan bank

    selalu meminta data lengkap tentang obyek pembiayaan. Hal ini

    dilakukan untuk selain menghindari kredit macet, juga untuk

    menghindari larangan prinsip syariah yaitu gharar dan haram. Gharar

    artinya obyek ya g dibiayai tidak jelas, dan haram arinya obyek yang

    dibiayai tidak sesuai dengan prinsip syariah.

    Dilihat dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

    produk Pembiayaan Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga sudah

    sesuai dengan prinsip syariah. Produk tersebut sesuai dengan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku tentang bank syariah dan tidak melanggar

    prinsip ataupun hukum islam.

    B. Prosedur Pembiayaan Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga

  • lxx

    Sesuai dengan standar prosedur yang digunakan oleh Bank Syariah

    Mandiri Kantor Cabang Salatiga dalam pengajuan pembiayaan (kredit), maka

    Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Salatiga memiliki proses dan prosedur

    pengajuan pembiayaan (kredit) sebagai berikut (SE No.:10/016/PEM,tanggal

    22 Mei 2008) :

    1. Pemberkasan (permohonan)

    Pemberkasan merupakan suatu tahap awal dalam pengajuan pembiayaan

    (kredit), pemberkasan meliputi berkas-berkas / dokumen-dokumen yang

    dibutuhkan sebagai syarat dalam pengajuan pembiayaan (kredit), pada tahap

    pemberkasan ini merupakan tahap awal bagi marketing lending untuk

    berkenalan dengan calon debitur (nasabah), sehingga pada kesempatan ini

    marketing lending bisa saja menanyakan beberapa hal penting mengenai calon

    debitur (nasabah), seperti : pekerjaan, penghasilan, jumlah tanggungan dan

    lain-lain yang dianggap penting dan bisa membantu informasi tentang keadaan

    calon debitur (nasabah). Setelah calon debitur (nasabah) memasukan berkas-

    berkas permohonan pembiayaan (kredit), maka marketing lending langsung

    memeriksa kelengkapan berkas tersebut, jika terdapat kekurangan maka

    marketing lending akan langsung memberitahukan kepada calon nasabah

    (debitur) untuk melengkapi berkas-berkas tersebut agar permohonan

    pembiayaan (kredit) cepat diproses.

    Kelengkapan syarat-syarat Pembiayaan Dana Berputar pada Bank Syariah

    Mandiri (BSM) Kantor Cabang Salatiga meliputi :

  • lxxi

    a. Persyaratan

    1) WNI cakap hukum

    2) Usiah minimal 21 tahun

    3) Maximum pembiayaan 70 % dari kebutuhan modal kerja yang

    sebelumnya dikurangi dengan hutang lancar.

    4) Besar angsuran tidak melebihi 40% dari penghasilan bulanan

    bersih

    b. Dokumen yang diperlukan

    1) Form permohonan Pembiayaan Dana Berputar

    2) Foto copy KTP pemohon dan suami/istri pemohon (bila sudah

    menikah)

    3) Foto copy Kartu Keluarga dan Akta nikah (bila sudah menikah)

    4) Foto copy rekening bank 3 bulan terakhir

    5) Akta pendirian usaha

    6) Identitas pengurus meliputi data lengkap pengurus perusahaan.

    7) Legalitas usaha seperti SIUP, NPWP, TDP, dll.

    8) Laporan keuangan 2 tahun terakhir.

    9) Past performance 2 tahun terakhir.

    10) Rencana usaha 1 tahu ke depan.

    11) Data obyek pembiayaan.

    2. Investigasi

  • lxxii

    Investigasi merupakan tahap lanjutan dari pemberkasan data calon

    nasabah, investigasi ini merupakan tahap kedua yang harus dilakukan, bila

    calon nasabah tidak memenuhi syarat, maka pembiayaan tidak dilanjutkan,

    bila memenuhi syarat akan berlanjut ke tahap berikutnya. Kegiatan ini

    nantinya akan dituangkan pada laporan investigasi. Laporan investigasi ini

    meliputi :

    a. Penyelidikan berkas pinjaman

    Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan

    sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar, termasuk

    menyelidiki keabsahan berkas. Jika menurut pihak perbankan belum

    lengkap atau belum cukup, maka calon nasabah diminta untuk segera

    melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu calon nasabah tidak

    sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya permohonan

    pembiayaan (kredit) dibatalkan saja.

    b. Wawancara awal

    Merupakan penyidikan kepada calon nasabah dengan langsung

    berhadapan dengan calon nasabah tersebut. Tujuannya adalah untuk

    meyakinkan bank apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap

    seperti dengan keinginan bank. Wawancara ini juga untuk mengetahui

    keinginan dan kebutuhan calon nasabah yang sebenarnya. Hendaknya

    dalam wawancara ini dibuat serilek mungkin sehingga diharap hasil

    wawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Berikan

  • lxxiii

    kesempatan kepada calon nasabah untuk berbicara lebih banyak,

    sehingga bank memperoleh informasi yang banyak pula. Kegiatan ini

    nantinya akan dituangkan pada laporan wawancara

    c. On the spot

    Merupakan kegiatan pemeriksaan kelapangan dengan meninjau

    berbagai obyek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil

    on the spot hendaknya jangan diberitahukan kepada nasabah. Sehingga

    apa yang kita lihat dilapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

    Kegiatan ini akan dituangakan pada laporan taksasi, dan berkas jaminan

    / agunan.

    d. Wawancara II

    Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada

    kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di

    lapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara

    I dicocokkan dengan kegiatan on the spot yang telah dilakukan apakah

    ada kesesuaian dengan mengandung suatu kebenaran.

    3. Tahap analisa

    Analisa merupakan tahap lanjutan setelah investigasi, bila semua

    persyaratan telah lolos verivikasi dari investigasi. Analisa merupakan kegiatan

    suatu proses analisis pembiayaan ( kredit) dengan menggunakan pendekatan-

    pendekatan dan rasio-rasio keuangan untuk menentukan kebutuhan

    pembiayaan (kredit) yang wajar.

  • lxxiv

    Kegiatan ini nantinya akan dituangkan pada Nota Analisa Pembiayaan

    (NAP) Cabang. Sedikitnya ada beberapa aspek analisa yang digunakan oleh

    Bank Syariah Mandiri (BSM) Kantor Cabang Salatiga antara lain:

    a. Informasi pemohon

    1) Informasi Nasabah

    Ini digunakan untuk mengetahui secara keseluruhan tentang

    bagaimana informasi nasabah.

    2) Informasi bank

    Ini digunakan untuk mengetahui informasi nasabah dalam

    kegiatan pebankan, yakni informasi antar bank melalui informasi

    BI Cheking. Nantinya akan diketahui bagaimana keterkaitan calon

    nasabah dalam kegiatan perbankan.

    b. Analisa aspek yuridis

    Analisa aspek yuridis ini meliputi

    1) Legalitas pemohon

    2) Legalitas permohonan pembiayaan

    c. Analisa aspek keuangan

    Analisa yang digunakan untuk mengetahui kemampuan keuangan

    calon nasabah baik penghasilan, pengeluaran dan kemampuan berapa

    nantinya nasabah mampu membayar angsuran.

    d. Analisa aspek agunan (jaminan)

  • lxxv

    Analisa tentang agunan (jaminan) tentang berapa nilai

    jaminan(agunan), layak atau tidak.

    e. Risiko dan mitigasi

    Untuk menilai dan mencegah

    1) Resiko ketidak tertiban pembayaran angsuran tiap bulan

    Mitigasi :Monitoring angsuran tiap bulan, dengan meminta

    pembayaran angsuran tiap bulan

    2) Resiko pembiayaan tidak digunakan sebagaimana tersebut dalam

    pengajuan

    Mitigasi :Dana pencairan pembiayaan langsung ditransfer ke

    rekening pemilik rumah (penjual rumah yang akan dibeli)

    3) Resiko obyek jaminan terbakar dan nasabah meninggal dunia

    Mitigasi :Obyek yang dijaminkan harus dicover dengan

    asuransi kebakaran dan asuransi jiwa nasabah dengan jangka

    waktu sampai jatuh tempo pembayaran

    f. Kesimpulan dan rekomendasi

    Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat kesimpulan dan

    rekomendasi bank atas rencana rencana calon nasabah pembelian rumah,

    meliputi

    1) Fasilitas pembiayaan

    2) Syarat penandatangan akad

    3) Syarat pencairan

  • lxxvi

    4) Syarat lain-lain

    5) Lain-lain (jika ada pelanggaran)

    Dari uraian prosedur yang ada di Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang

    Salatiga bisa penulis amati bahwa sudah sesuai dengan teori-teori yang

    disajikan. Namun hanya saja prosedur itu cukup rumit dan panjang,

    diakarenakan minimnya sumber daya yang dimiliki. Semua prosedur yang

    diterapkan hanya dikerjakan oleh satu staf, yakni staf marketing lending. Staf

    tersebut mengerjakan semua prosedur tersebut, dari mulai solisitasi hingga

    realisasi dan monitoring. Maka terkadang calon nasabah mengeluhkan betapa

    lamanya prosedur yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang

    Salatiga.

    C. Penilaian Aspek-Aspek dalam Pemberian Pembiayaan Dana Berputar

    di Bank Syariah Mandiri Salatiga

    Pembiaayan atau kredit adalah bisnis yang, beresiko di mana ada

    kemungkinan pembiayan yang diberikan tidak dapat tertagih (kredit macet).

    Debitur (penerima pembiayaan) dapat mengemukakan sejuta alasan untuk itu.

    Di sisi lain bank harus membayar setiap rupiah dana masyarakat yang

    ditempatkan padanya. Apapun yang terjadi pada pembiayaan, bank tidak boleh

    tidak membayar dana masyarakat.

  • lxxvii

    Sehubungan dengan hal tersebut, sudah seharusnya bank hanya

    memberikan pembiayaan (kredit) kepada debitur yang layak. Bank harus dapat

    mengendalikan risiko pembiayan yang diberikannya. Untuk itu, bank

    mengembangkan suatu proses seleksi untuk menyaring setiap proposal

    pembiaayan (kredit) yang masuk. Melalui proses tersebut diharapkan

    pembiayaan (kredit) yang diberikan adalah dengan kualitas bagus.

    Sesuai dengan UU Perbankan No. 10 tahun 1998 yang mengharuskan

    setiap bank mempunyai pedoman analisis guna menghindari risiko, maka Bank

    Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga menerapkan pedoman analisis yang

    telah dikembangkan sendiri, tetapi pada intinya sama dan seperti yang biasa

    disebut dengan 5C + 7A dan aspek internal. Berikut adalah beberapa hambatan

    hambatan yang mungkin bisa terjadi dalam pembiayaan griya BSM beserta

    Mitigasi risiko yang diterapkan guna menghadapi hambatan hambatan

    tersebut dari berbagai aspek diantaranya:

    1. Informasi Pemohon

    a. Character

    Karakter calon nasabah merupakan gerbang utama yang harus

    ditempuh dalam proses pembiayaan. Beberapa risiko yang bisa terjadi

    dari character calon nasabah adalah pemalsuan identitas diri calon

    nasabah guna memperlancar proses pembiayaan yang sedang dilakukan.

  • lxxviii

    Untuk mengetahui baik buruknya karakter calon nasabah, Bank Syariah

    Mandiri (BSM) Cabang Salatiga, melakukan mitigasi dengan cara sebagai

    berikut:

    1) Verifikasi data, dilakukan dengan cara mempelajari riwayat hidup

    calon nasabah

    2) Melakukan wawancara dengan calon nasabah, tetangga calon

    nasabah untuk mengetahui bagaimana karakter dari calon nasabah

    tersebut.

    Dari proses mitigasi wawancara ke pada calon nasabah tersebut

    biasanya pihak BSM Cabang Salatiga baru bisa menilai dari karakter

    calon nasabah tersebut. Karakter tersebut misalnya :

    1) Dapat dipercaya

    Bisa dilihat dengan jawaban yang diberikan calon nasabah apakah