ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL · PDF fileUntuk melakukan pemilihan saham dan...
Transcript of ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL · PDF fileUntuk melakukan pemilihan saham dan...
Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014
ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL
BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM
KELOMPOK INDEKS LQ-45
Esi Fitriani Komara, SE
Manajemen, UNJANI Jl. Terusan Jenderal Sudirman, Cimahi
Abstrak - Investor dalam melakukan investasi saham mengharapkan return yang tinggi dengan risiko yang
rendah. Salah satu strategi yang banyak digunakan oleh investor untuk meminimalkan risiko investasi pada
saham adalah dengan membentuk portofolio saham. Kelompok saham yang menarik perhatian investor dalam
membentuk portofolio optimal adalah saham-saham kelompok Indeks LQ-45. Akan tetapi berdasarkan data harga saham LQ-45 pada tahun 2006-2011 mengalami fluktuasi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
walaupun saham LQ-45 merupakan saham yang berkinerja baik akan tetapi tetap mengandung risiko.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saham-saham apa saja dan pada proporsi berapa dari saham-saham
kelompok LQ-45 yang dapat membentuk portofolio optimal tahun 2011.
Populasi penelitian ini terdiri atas 45 perusahaan yang masuk jajaran LQ-45. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik purposive sampling sehingga diperoleh 29 perusahaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian kuantitatif, dengan metode penelitian deskriptif dan asosiatif. Metode pengumpulan data penelitian
ini menggunakan metode dokumentasi dan metode nonparticipant observer. Salah satu alat untuk menganalisis portofolio optimal adalah Model Indeks Tunggal. Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan
menggunakan Model Indeks Tunggal, diperoleh empat saham sebagai pembentuk portofolio optimal yaitu PT
Jasa Marga Tbk dengan proporsi sebesar 39,22%, PT Astra International Tbk dengan proporsi sebesar 45,33%,
PT Indosat Tbk dengan proporsi sebesar 10,67% dan PT Bank Central Asia Tbk dengan proporsi sebesar
4,77%.
Kata Kunci : Portofolio optimal, model indeks tunggal.
Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014
I. PENDAHULUAN
Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki tujuan
untuk memperoleh keuntungan tertentu. investasi dapat
dilakukan dalam dua cara, yaitu investasi pada real asset
dan financial asset. Perkembangan pasar modal di
Indonesia memungkinkan para investor mempunyai
berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi
risiko mereka, sehingga dapat membantu investor dalam
memilih alternatif untuk menanamkan dananya. Investor
dalam melakukan keputusan investasi selalu dihadapkan
pada berbagai alternatif, misalnya melakukan investasi dengan membeli sekuritas yang berpendapatan tetap
seperti obligasi, deposito, atau melakukan investasi pada
pasar modal dengan membeli saham-saham yang listing
di bursa efek. Alternatif mana yang akan dipilih,
tergantung kesediaan investor dalam menerima risiko dari
investasi dan tingkat pengembalian yang diinginkan
Hariyanto ( 2008 : 2).
Keputusan investasi pada saham dan surat berharga
lainnya akan dihadapkan pada risiko yang berhubungan
dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected
return), oleh karena itu investor akan selalu mencari portofolio optimal Rahmah (2007 : 37). Strategi yang
banyak digunakan investor untuk meminimalkan risiko
investasi saham adalah dengan membentuk portofolio
saham yaitu mengalokasikan dana pada berbagai alternatif
investasi saham dengan cara melakukan diversifikasi atau
pengkombinasian saham, sehingga risiko investasi saham
secara keseluruhan dapat dikurangi atau diminimumkan.
Untuk memperoleh portofolio yang diinginkan maka
seorang investor harus melakukan analisis yang
memberikan return maksimum.
Kelompok saham yang menarik perhatian investor
dalam memilih dan menentukan portofolio optimal adalah saham–saham kelompok Indeks LQ-45 dikarenakan
saham di Indeks LQ-45 merupakan 45 saham yang paling
berkinerja baik dengan tingkat perolehan return yang
menarik bagi para investor Jogiyanto (2010 : 87).
Berikut ini adalah tabel yang menunjukan
perkembangan harga Indeks LQ-45 dari tahun 2006
sampai dengan tahun 2011.
Tabel 1. Perkembangan Harga Indeks LQ-45
TAHUN HARGA INDEKS LQ-45
2006 393,11
2007 599,82
2008 270,23
2009 498,29
2010 661,38
2011 664,43
Sumber : yahoo.finance.com
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa harga Indeks LQ-45 mengalami
fluktuasi, hal ini mengindikasikan bahwa terdapat unsur
risiko dalam investasi tersebut terlihat dari harga saham
pada tahun 2008 yang mengalami penurunan cukup
drastis. Meskipun saham-saham Indeks LQ-45 merupakan
sekumpulan saham yang berkapitalisasi pasar tinggi dan
memiliki likuiditas tinggi namun tidak lepas dari
ketidakpastian akan tingkat pengembalian yang akan
diterima investor sehingga kalangan investor tetap perlu
mempertimbangkan berbagai ketidakpastian yang
mungkin terjadi dan mengantisipasinya.
Untuk melakukan pemilihan saham dan penentuan
portofolio optimal dapat digunakan berbagai alat analisis, diantaranya adalah dengan menggunakan model indeks
tunggal (single indeks model). Model indeks tunggal
mendasarkan pemikiran bahwa tingkat keuntungan suatu
saham berkolerasi dengan perubahan pasar Husnan (2009
: 103). Model indeks tunggal banyak digunakan sebagai
alat analisis untuk mendapatkan portofolio yang optimal,
karena model ini memungkinkan untuk dapat memberikan
return yang optimal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
saham-saham apa saja dan pada proporsi berapa dari
saham-saham kelompok LQ-45 yang dapat membentuk portofolio optimal tahun 2011.
II. LANDASAN TEORI
Menurut Tandelilin (2010 : 31), “Saham adalah
sekuritas yang diperdagangkan di pasar bersifat ekuitas
Indonesia”. Salah satu kelomok saham di indonesia
adalah kelompok Indeks LQ-45. Indeks LQ-45 pertama
kali diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997.
Penggantian saham dilakukan setiap enam bulan sekali,
yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus, apabila
terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi,
maka saham tersebut dikeluarkan dari perhitungan Indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria.
Menurut Tandelilin (2010 : 87), “Indeks LQ-45 terdiri
dari 45 saham di BEI dengan likuiditas yang tinggi dan
kapitalisasi pasar yang besar serta lolos seleksi menurut
beberapa kriteria pemilihan”.
Menurut Husnan (2009 : 49), “Portofolio merupakan
kumpulan investasi adalah gabungan atau kombinasi dari
berbagai instrumen atau aset investasi yang disusun untuk
mencapai tujuan investasi investor”. Portofolio optimal
merupakan portofolio yang dipilih seorang investor dari
sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio
efisien Tandelilin (2010 : 157). Tujuan investor dalam berinvestasi adalah
memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko
investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan
salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi
dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor
menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.
Menurut Jogiyanto (2010: 205):
1. Return merupakan hasil yang diperoleh dari
investasi. Return dapat dibagi menjadi :
a. Return realisasi (reliazed return), merupakan
return yang telah terjadi. b. Return ekspektasian (expected return),
merupakan return yang diharapkan akan
diperoleh oleh investor dimasa mendatang,
berbeda dengan return realisasian yang sifatnya
Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014
sudah terjadi, return ekspektasian sifatnya belum
terjadi.
2. Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara
return aktual yang diterima dengan return harapan.
Semakin besar kemungkinan perbedaanya, berarti
semakin besar risko investasi tersebut. Menurut
Halim (2005 : 43), risiko dapat dibedakan menjadi:
a. Risiko sistematis (systematic risk) yang
dilambangkan dengan βi merupakan risiko yang
tidak dapat dihilangkan dengan melakukan
diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat
mempengaruhi pasar secara keseluruhan.
b. Risiko tidak sistematis (unsystematic risk) yang
dilambangkan dengan σei2, merupakan risiko
yang dapat dihilangkan dengan melakukan
diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam
satu perusahaan atau industri tertentu.
Menurut Jogiyanto (2010 : 339), single index model
didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu
sekuritas berfluktuasi searah dengan harga indeks pasar.
Menurut Husnan (2009 : 104), single index model dapat diringkas berdasarkan asumsi-asumsi berikut:
1. Indeks pasar tidak berkorelasi (berhubungan) dengan
kesalahan residu:
E[ei. (Rm- E (Rm))]. = 0
2. Sekuritas hanya dipengaruhi oleh pasar:
E(ei. ej) = 0, yaitu kesalahan residu dari saham ke i tidak
berkorelasi dengan kesalahan residu ke j untuk semua
nilai dari i dan j.
Mekanisme pembentukan portofolio optimal pada
saham-saham kelompok Indeks LQ-45 berdasarkan single
index model meliputi :
1. Menentukan data input a. Return saham individu
Rit = P𝑡−P𝑡−1
P𝑡−1………… . (1)
Dimana:
Rit = Return harga saham individu i pada
periode t
Pt = Harga saham pada periode t
Pt-1 = Harga saham pada periode t-1
b. Return pasar pada periode t dihitung sebagai berikut
(Jogiyanto, 2010 : 340):
RM.T = IHSG 𝑡−IHSG 𝑡−1
IHSG 𝑡−1………… . (2)
Dimana:
RM.T = Return pasar periode ke t
IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan periode ke
t
IHSGt-1= Indeks Harga Saham Gabungan ke t-1
t = Waktu diukur dalam bulan
c. Expected return
E R𝑖 = Rij . pj
𝑛
j=1 .................(3)
Dimana :
Rij = hasil masa depan ke-j untuk sekuritas ke-i
Pj = probabilitas hasil masa depan ke-j (untuk
sekuritas ke-i)
d. Risk free rate
Data SBI ini digunakan sebagai proxy return aktiva
bebas risiko (risk free rate of return).
Rf = SBI 𝑡−SBI 𝑡−1
SBI 𝑡−1………… . (4)
Apabila, E(Ri) ≥ Rf maka saham individu i terpilih
kedalam proses selanjutnya, sebaliknya jika E(Ri) ≤
Rf, maka saham individu i tidak terpilih kedalam
proses selanjutnya.
2. Menentukan risiko sistematis dan risiko tidak
sistematis
Risiko sistematis diukur dengan β diperoleh dengan
meregresikan return saham individu (Rit) terhadap
return pasar (Rmt) dengan persamaan regresi sebagai
berikut (Jogiyanto, 2010 : 341):
Rit = αi + βi . Rmt + ei ...........(5) ei merupakan residual error (error ke i) dimana
varians ei (σei2) digunakan untuk mengukur risiko
tidak sistematis dengan rumus :
σ𝑒𝑖2=σi
2 − βi2 .σm
2...........(6)
Seleksi berikutnya dilakukan pada βi yaitu bila βi > 0
maka saham tersebut terpilih dan disertakan dalam
proses analisis salanjutnya dan sebaliknya bila βi ≤ 0
maka saham tersebut tidak terpilih.
3. Meranking peringkat saham berdasarkan Expected
Return to Beta (ERB) terbesar ke ERB terkecil
(Jogiyanto, 2010 : 362) :
ERB = E Ri − RF
β𝑖 .........(7)
Dimana :
E(Ri) = Expected return saham ke-i Rf = Return bebas risiko
βi = Beta saham i
4. Menentukan Cut off Point
Cut off point saham i (Ci*) adalah titik pembatas yang
menentukan batas nilai expected return to beta (ERB)
mana yang dikatakan tinggi.
Besarnya cut off Point (C*) adalah nilai Ci dimana
nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci
yang besar (Jogiyanto, 2010 : 364):
ci =σ
m 2 Ajij=1
1+σm 2 B jij=1
..................(8)
Dimana:
Ai = [ Ri −Rf ]β
σei2 ............(9)
Bi =
β𝑖2
σei2………………… (10)
Aj dan Bj merupakan akumulasi nilai dari Ai dan Bi
Portofolio optimal akan berisi saham yang memiliki
nilai rasio ERB yang tinggi, sedangkan saham yang
memiliki nilai rasio ERB yang rendah tidak
dimasukan dalam portofolio optimal.
5. Menentukan proporsi dana masing-masing saham
(Jogiyanto, 2010 : 366):
Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014
Xi = Zi
Zjnj=1
........................(11)
Zi = 𝛽𝑖
σei 2 (
Ri−Rf
βi- Ci*) ...............(12)
Dimana :
Xi = Proporsi sekuritas ke i
n = Jumlah sekuritas di portofolio optimal
βi = Beta sekuritas ke i
σei2 = Varian dan kesalahan risidu sekuritas ke-i
ERBi = expected return to beta sekuritas ke i
Ci* = nilai cut off point yang merupakan nilai Ci
terbesar Zj = Akumulasi dari nilai
III. PEMBAHASAN
3.1 Operasionalisasi Variabel
Berdasarkan model indeks tunggal, maka variabel
penelitian yang akan di operasionalisasikan adalah
sebagai berikut: a. Independent Variable (Variabel Bebas)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah
tingkat return dari indeks pasar, dengan proxy indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG).
b. Dependent Variable (Variabel Terikat)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return
saham ke-i.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah saham-saham yang
termasuk kedalam kelompok Indeks LQ-45 periode
2009-2011. Penelitian ini menggunakan purposive
sampling dalam pengambilan sampel. Berdasarkan
kriteria-kriteria yang digunakan, diperoleh sampel
sebanyak 29 perusahaan (emiten).
3.3 Analisis Data
Dengan menggunakan single indeks model, proses pembentukan portofolio memerlukan data return saham individu, return pasar (proxy:IHSG) dan return risk free asset (proxy:SBI), sebagai data input untuk mendapatkan nilai expected return saham individu E(Ri), risiko sistematis (βi), risiko tidak sisematis (σei
2), excess return to beta E(RB), dan cut off point
(Ci). Berikut adalah rangkuman perhitungan dalam pembentukan portofolio optimal.
Tabel 2. Nilai Return Ekspektasi, Varian residu, Beta Saham, Varian Pasar, Alfa dan Risiko Tidak Sistematis
Masing-masing Saham Kelompok Indeks LQ-45 Periode Januari – Desember 2011
NO KODE E(Ri) σi2 β β
2 σm
2 α σei
2
1 ADRO -0,0229 0,0149 1,573 2,4743 0,0029 -0,0292 0,0077
2 ANTM -0,0297 0,0089 1,367 1,8687 0,0029 -0,0352 0,0035
3 AALI -0,0128 0,0057 1,152 1,3271 0,0029 -0,0174 0,0018
4 ASII 0,0279 0,0046 1,086 1,1794 0,0029 0,0236 0,0011
5 UNSP -0,02 0,0119 1,627 2,6471 0,0029 -0,0265 0,0042
6 BBCA 0,0212 0,0052 1,087 1,1816 0,0029 0,0169 0,0018
7 BDMN -0,0248 0,0048 0,316 0,0999 0,0029 -0,0261 0,0045
8 BMRI 0,0074 0,0093 1,61 2,5921 0,0029 0,001 0,0017
9 BBNI 0,0026 0,0092 1,587 2,5186 0,0029 -0,0037 0,0018
10 BBRI -0,013 0,0362 2,767 7,6563 0,0029 -0,0241 0,0138
11 SMCB 0,0008 0,0081 1,142 1,3042 0,0029 -0,0038 0,0043
12 INDY -0,0521 0,0221 2,108 4,4437 0,0029 -0,0605 0,0091
13 ITMG -0,0186 0,0084 1,426 2,0335 0,0029 -0,0243 0,0025
14 INTP 0,0103 0,0104 1,264 1,5977 0,0029 0,0052 0,0057
15 INDF -0,0014 0,0074 1,234 1,5228 0,0029 -0,0063 0,0029
16 ISAT 0,0048 0,0022 0,645 0,416 0,0029 0,0022 0,0009
17 INCO -0,0288 0,0124 1,344 1,8063 0,0029 -0,0342 0,0072
18 JSMR 0,019 0,0039 0,626 0,3919 0,0029 0,0165 0,0027
19 KLBF 0,0063 0,0056 0,991 0,9821 0,0029 0,0023 0,0027
20 LPKR 0,0052 0,0179 1,518 2,3043 0,0029 -0,0009 0,0111
21 MEDC -0,0254 0,0038 0,632 0,3994 0,0029 -0,0279 0,0026
22 PGAS -0,0217 0,011 1,247 1,555 0,0029 -0,0267 0,0065
23 LSIP -0,0691 0,0605 0,408 0,1665 0,0029 -0,0707 0,06
24 SMGR 0,0215 0,0121 1,419 2,0136 0,0029 0,0158 0,0062
Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014
NO KODE E(Ri) σi2 β β
2 σm
2 α σei
2
25 PTBA -0,0203 0,0058 1,345 1,809 0,0029 -0,0257 0,0005
26 TLKM -0,0095 0,001 -0,029 0,0008 0,0029 -0,0094 0,001
27 TINS -0,0372 0,0073 1,069 1,1428 0,0029 -0,0415 0,004
28 UNVR 0,0132 0,0051 -0,079 0,0062 0,0029 0,0135 0,0051
29 UNTR 0,0126 0,0089 1,32 1,7424 0,0029 0,0073 0,0038
Sumber : Laporan Bursa Efek Indonesia, diolah kembali, 2013
Dilihat dari tabel diatas dapat diketahui
bahwa saham ADRO, ANTM, BDMN, INDY, INCO,
MEDC, PGAS, LSIP dan TINS adalah saham-saham yang memiliki nilai E(Ri) lebih rendah dari nilai R(f).
Sedangkan Saham TLKM dan UNVR memiliki nilai β
negatif. sehingga saham-saham tersebut tidak terpilih
dalam proses perhitungan portofolio optimal.
Tabel 3. Nilai Excess Return to Beta (ERB), Ai,Bi dan Cut off point (Ci) Masing-masing Saham Kelompok
Indeks LQ-45 Periode Januari – Desember 2011
No KODE ERB Ai Bi ∑Aj ∑Bj Ci
1 JSMR 0,0639 9,2101 144,1376 9,0028 144,1376 0,0184
2 ASII 0,045 46,2477 1027,0958 55,2505 1.171,23 0,0364
3 ISAT 0,04 17,7148 442,871 72,9653 1.614,10 0,0372
4 BBCA 0,0388 25,9246 667,7736 98,8899 2.281,88 0,0376
5 SMGR 0,03 9,7291 324,8391 108,6189 2.606,72 0,0368
6 KLBF 0,0275 9,9981 362,936 118,6172 2.969,65 0,0358
7 UNTR 0,0255 11,7099 460,0304 130,3271 3.429,68 0,0345
8 INTP 0,0248 6,915 279,252 137,2421 3.708,94 0,0339
9 SMCB 0,0191 5,7863 303,1182 143,0284 4.012,05 0,0328
10 BMRI 0,0176 26,1788 1484,0818 169,2073 5.496,14 0,029
11 LPKR 0,0173 3,573 207,018 172,7803 5.703,15 0,0286
12 INDF 0,0159 8,3401 525,0883 181,1204 6.228,24 0,0276
13 BBNI 0,0149 20,5445 1381,5279 201,6649 7.609,77 0,0254
14 AALI 0,0071 5,248 737,28 206,9129 8.347,05 0,0238
15 BBRI 0,0029 1,6041 554,8036 208,5169 8.901,85 0,0226
16 ITMG 0,0017 1,369 813,3904 209,8859 9.715,24 0,0209
17 UNSP 0,0006 0,3874 630,2688 210,2733 10.345,51 0,0197
18 PTBA 0,0005 1,9614 3.768,71 212,2347 14.114,22 0,0147
Sumber : Laporan Bursa Efek Indonesia, diolah kembali, 2013
Saham-saham diatas diurutkan berdasarkan nilai ERB
terbesar ke nilai ERB terkecil. Selanjutnya
membandingkan ERB tersebut dengan cut off
pointnya, maka dari 18 saham terdapat 4 saham yang
dapat membentuk portofolio optimal, yaitu saham Jasa Marga, saham Astra International, saham indosat,
dan saham Bank Central Asia. Keempat saham ini
memiliki nilai ERB>nilai Ci.
Setelah mengetahui saham-saham yang dapat
membentuk portofolio optimal, maka langkah
selanjutnya adalah menentukan proporsi dana untuk
masing-masing saham portofolio tersebut.
Tabel 4. Proporsi
Dana Masing-
masing Saham
Kelompok
Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014
Indeks LQ-
45
Pembentuk
Portofolio
Optimal
Periode
Januari –
Desember
2011
NO KODE Zi Xi
1 JSMR 6,0556 0,3922
2 ASII 6,9986 0,4533
3 ISAT 1,6479 0,1067
4 BBCA 0,7372 0,0477
Sumber : Laporan Bursa Efek Indonesia, diolah
kembali, 2013
Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
besarnya proporsi dana yang di investasikan pada
masing-masing saham di dalam portofolio selama
periode Januari - Desember 2011 adalah sebagai
berikut:
1. JSMR (PT Jasa Marga Tbk) sebesar 39,22% 2. ASII (PT Astra International Tbk) sebesar
45,33%
3. ISAT (PT Indosat Tbk) sebesar 10,67%
4. BBCA (PT Bank Central Asia Tbk) sebesar
4,77%
Hasil penelitian terdahulu yang
membentuk portofolio optimal. Septiarini (2009),
diketahui bahwa untuk membentuk suatu portofolio
optimal dari saham-saham kelompok Indeks LQ-45
pada periode Juli 2007 - Juni 2009 dari 23 saham
LQ-45 hanya ada 4 saham yang membentuk
portofolio optimal yaitu Tambang Batubara Bukit Asam Tbk sebesar 60,49%, Indah Kiat Pulp &
Paper Tbk sebesar 27,16%, United Tractors Tbk
sebesar 10,79%, dan Astra Agro Lestari Tbk
sebesar 1,56%.
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah
dengan menggunakan singel indeks model, dari 29
saham terdapat 4 saham yang dapat membentuk
portofolio optimal. Keempat saham tersebut beserta proporsi investasinya adalah sagai berikut : (1)
ASII (PT Astra International Tbk) sebesar 45,33%,
(2) JSMR (PT Jasa Marga Tbk) sebesar 39,22%,
(3) ISAT (PT Indosat Tbk) sebesar 10,67%, (4) dan
BBCA (PT Bank Central Asia Tbk) sebesar 4,77%.
REFERENSI
Elton, Edwin J And MJ. Gruber. Modern
Portofolio Theory and Investment
Analysis. United States of Amerika : Jhon
Wiley & Sons New York, 2007.
Halim, Abdul.Analisis Investasi. Salemba Empat, Jakarta : 2005.
Husnan, Suad. Teori Portofolio dan Analisis
Sekuritas. Yogyakarta : Unit Penerbit
dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, 2009.
Jogiyanto. Teori Portofolio dan Analisis
Investasi. Edisi Ketujuh, Yogyakarta :
BPFE, 2010.
Rahmah, Aini Nunung. Analisis Risiko Investasi
Saham pada Portofolio Optimal
Menggunakan Model Indeks Tunggal.
UNJANI. Cimahi : Jurnal Ekonomi
Manajemen dan Akuntansi, 2007.
Sembiring, Ferikawita Magdalena. Pembentukan
Portofolio Optimal dari Saham-
Saham yang Diperkirakan Memiliki
Kinerja Unggul pada Tahun 2012.
Cimahi : Jurnal Kartika Wijaya Kusuma,
Vol. 20, No.1, 2012.
Tandelilin, Eduardus. Portofolio dan Investasi :
Teori dan Aplikasi. Edisi Kelima, Yogyakarta : Kanisius, 2010.
Yuniarti, Sari. Pembentukan Portofolio Optimal
Saham-Saham Perbankan Dengan
Menggunakan Model Indeks
Tunggal. Malang : Jurnal Keuangan
dan Perbankan, Vol. 14, No.3, 2007.
Biodata Penulis
Esi Fitriani Komara,SE memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi (SE), Jurusan Manajemen Universitas
Jenderal Achmad Yani, lulus tahun 2013. Sedang
menempuh pendidikan S2 pada Magister Ilmu
Manajemen UNPAD. Saat ini menjadi dosen di
Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Achmad
Yani.