Analisis Pembangunan Berkelanjutan Dan Dampaknya.docx
description
Transcript of Analisis Pembangunan Berkelanjutan Dan Dampaknya.docx
Analisis Pembangunan Berkelanjutan Dan Dampaknya
Di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, yang tingkat kesejahteraan
masih rendah, pembangunan menjadi sangat penting untuk dilakukan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Tanpa pembangunan akan terjadi kerusakan lingkungan yang akan
menjadi semakin parah dengan berjalanya waktu. Namun di lain pihak pembangunan juga
mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan apabila tidak dilakukan secara terencana
dan tidak memperhatikan aspek lingkungan.
Pembangunan yang baik adalah pembangunan itu haruslah berwawasan lingkungan
yaitu lingkungan diperhatikan sejak mulai pembangunan itu direncanakan sampai pada
waktu operasi pembangunan itu dilaksanakan. Dengan adanya pembangunan berwawasan
lingkungan itu, pembangunan tersebut dapat dikatakan sebagai pembangunan yang
berkelanjutan.
Mengenai pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan UU No.23
tahun 1997 memberikan definisi tersendiri mengenai itu. Yang dikatakan pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup yaitu upaya sadar dan terencana yang
memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya kedalam proses pembagunan untuk
menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi
masa depan. Adapun pembangunan yang merupakan pembangunan berkelanjutan
(sustinable development) haruslah memiliki konsep dalam melaksanakan kegiatan
pembagunanya tersebut, yaitu :
a. Konsep pembangunan
b. Konsep lingkungan
c. Konsep sosial budaya.
Permasalahan yang akan diangkat dalam paper ini adalah mengenai pembangunan
seribu menara yang berlokasi di Jakarta dan Tanggerang. Pembangunan seribu menara
adalah suatu proyek pemerintah pusat dan pemerintah daerah Jakarta dalam pembagunan
rumah susun yang bertujuan untuk menekan pembangunan yang semakin meningkat,
khususnya pembangunan perumahan. Pembagunan yang ditargetkan tahun 2011 selesai
terbagi menjadi rumah susun sewa (rusunwa) dan rumah susun milik (rusunami). Adapun
lokasi pembagunan rusun tersebut tidak akan banyak mengunakan lahan warga/tanah
rakyat. Adapun yang menjadi sasaran pasar dalam pembagunan ini diharapkan adalah
warga yang berasal dari kalangan menengah kebawah. Sehingga kelak di Jakarta antara
pembangunan rumah dengan pembanguan ruang terbuka hijau dapat berimbang, yang
berdampak pada berkurangnya pembangunan liar yang tidak berwawasan lingkungan yang
terdapat di Jakarta dan Tanggerang.
Analisis pertama, mengenai konsep pembangunan yang merupakan salah satu
konsep yang terdapat dalam pembangunan berkelanjutan. pada pembangunan diatas konsep
tersebut haruslah merujuk pada UU No. 26 tahun 2007 mengenai tata ruang, yang berarti
bahwa setiap pembangunan haruslah mengadakan perencanaan tata ruang dan
memanfaatkan ruang dengan sebaik-baiknya. Hal ini sesuai dengan apa yang disebutkan
dalam pasal 19 UU No 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, yang
menyebutkan bahwa dalam menerbitkan izin melakukan usaha adanya hal-hal yang wajib
diperhatikan salah satunya adalah rencana tata ruang. Dengan melihat kedua aturan yang
menyebutkan bahwa setiap pembangunan harus dengan melakukan rencana tata ruang,
maka pembangunan rumah susun sebagaimana disebutkan diatas telah memenuhi salah satu
dari konsep pembangunan berkelanjutan yaitu konsep pembagunan. itu dapat dilihat dari
perencanaan pembangunan yang tidak menggunakan banyak lahan dan pembangunan rusun
tersebut tidak terlalu banyak menggunakan tanah warga sebagai lahan untuk pembangunan
rusun tersebut. Dengan demikian semakin sedikitnya lahan yang digunakan dalam
pembangunan tersebut berdampak pada semakin luasnya ruang terbuka hijau didaerah
Jakarta.
Analisis kedua, mengenai konsep lingkungan yang menjadi salah satu bagian dari
konsep pembangunan berkelanjutan. sesuai dengan konsep tersebut pembangunan rusun di
Jakarta tersebut telah mengimplementasikannya, itu terlihat dari pembangunan rusun yang
dibangun tanpa banyak menggunakan lahan dan adanya pembangunan rusun tersebut ini
jelas akan memperbanyak ruang terbuka hijau yang ada di Jakarta. Bukan itu saja dengan
adanya pembangunan rusun tersebut berarti pemerintah serius dalam menekan musibah
banjir karena dengan adanya pembangunan rusun tersebut maka warga Jakarta yang
berpenghasilan di bawah rata-rata sanggup untuk memiliki atau menyewa rusun tersebut.
Sehingga pemerintah dapat menekan pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan
seperti pembangunan rumah kumuh dibantaran sungai. Hal ini sesuai dengan apa yang
dinyatakan pada pasal 4 UU No.23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup yang
menyatakan bahwa yang menjadi sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah salah
statunya tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup. Hal tersebut dipertegas melalui
pasal 3 sub c UU No.26 tahun 2007 tentang tata ruang yang menyatakan bahwa
penyelenggaraan penataan ruang salah satu tujuanya adalah terwujudnya perlindungan
fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif dari terhadap lingkungan akibat pemanfaatan
ruang. Dengan demikian pembangunan diatas apabila merujuk kepada dua aturan tersebut
jelas bahwa konsep lingkungan sangatlah diperhatikan, itu terlihat jelas pada pembangunan
rusun yang dibuat dengan seminimal mungkin memanfaatkan ruang yang bertujuan
semakin luasnya ruang terbuka hijau dan mengembalikan fungsi lingkungan / ruang
sebagaimana mestinya.
Analisis ketiga, mengenai konsep sosial-budaya konsep adalah sangat vital apabila
dalam setiap pembangunan tidak diperhatikan. Sebagai contoh kesenjangan sosial. Namun
melihat permasalahan diatas mengenai pembagunan rusun itu, konsep sosial budaya
sangatlah diperhatikan betul, hal tersebut tercerrmin dari perencanaan pembangunan yang
tidak akan banyak menggunakan tanah warga sebagai lahan pembangunan rusun tersebut.
Selain itu masalah kesenjangan sosial yang merupakan masalah yang paling mungkin
terjadi pada setiap pembangunan,hal tersebut tidak akan terjadi karena pembangunan rusun
yang menjadi proyek pemerintah Jakarta tersebut, yang menjadi sasaran pasar adalah warga
yang memiliki penghasilan rata-rata/menengah kebawah sehingga dengan adanya
pembagunan rusun tersebut akan berdampak pada berkurangnya masyarakat miskin yang
berarti kesenjangan sosial yang diakibatkan karena adanya pembangunan tersebut sebisa
mungkin ditekan atau kalau mungkin dihilangkan.
Oleh karena itu dengan terpenuhinya ketiga konsep tersebut maka baru dapat
dikatakan bahwa pembangunan tersebut berwawasan lingkungan.
Dampak Positif Pembangunan Berkelanjutan
Kalau melihat dampak positif pembangunan berkelanjutan tentunya tidak lepas dari
manfaat yang kita peroleh dari adanya proses pembangunan yang berterusan. Pembangunan
berkelanjutan yang dimaksud adalah pembangunan yang bertahap, terarah dan memiliki
konsep yang matang.
Sehingga tujuan dari pembangunan benar-benar dapat mencapai target.
Pembangunan berkelanjutan bisa berupa pembangunan fisik seperti perbaikan fasilitas
umum, pengadaan sarana pendidikan, maupun meningkatkan kesejahteraan rakyat miskin.
Dampak positif yang dapat dilihat dari adanya pembangunan fisik berkelanjutan
bisa dirasakan dari semakin meningkatnya taraf hidup masyarakat. Baik dari segi
pendidikan maupun ekonomi mengalami kemajuan.
Dampak positif pembangunan berkelanjutan bukan saja semata-mata untuk kita
rasakan, tapi juga bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi generasi penerus kita
kelak.