ANALISIS PELAYANAN POLIKLINIK KANDUNGAN DI INSTALASI …

17
31 Universitas Indonesia ANALISIS PELAYANAN POLIKLINIK KANDUNGAN DI INSTALASI RAWAT JALAN RSIA UMMI BOGOR TAHUN 2015 DENGAN KONSEP LEAN THINKING Annisa Darmawati 1 , Anhari Achadi 2 1 Manajemen Rumah Sakit, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, 16424 2 Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, 16424 [email protected] Abstrak Rumah Sakit Ibu dan Anak Ummi (RSIA Ummi) memiliki pelayanan unggulan pada poliklinik kandungan. Jumlah kunjungan pada poliklinik kandungan RSIA Ummi terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan jumlah pasien menyebabkan waktu tunggu pelayanan menjadi semakin lama, ditambah alur proses pelayanan yang kompleks menimbulkan kebingungan pada pasien. Penelitian ini menganalisis pelayanan poliklinik kandungan di Instalasi Rawat Jalan RSIA Ummi dengan Konsep Lean Thinking. Dengan menggunakan metode Lean Thinking memperlihatkan adanya non value added activity sebesar 86% dan value added activity sebesar 14%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat cukup banyak waste (pemborosan). Selain itu dari analisis fishbone diagram menunjukkan delapan akar masalah. Usulan ide perbaikan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, yang di dalamnya terdapat juga ide perbaikan untuk mengurangi waste (pemborosan) dan membuat aliran proses menjadi lebih efektif dan efisien. Kata kunci : Konsep Lean, Pemborosan, Value Assessment, Instalasi Rawat Jalan, RSIA Ummi, Poliklinik Kandungan Analisis pelayanan ..., Annisa Darmawati, FKM UI, 2016

Transcript of ANALISIS PELAYANAN POLIKLINIK KANDUNGAN DI INSTALASI …

Page 1: ANALISIS PELAYANAN POLIKLINIK KANDUNGAN DI INSTALASI …

31 Universitas Indonesia

ANALISIS PELAYANAN POLIKLINIK KANDUNGAN DI INSTALASI RAWAT JALAN RSIA UMMI BOGOR TAHUN 2015 DENGAN

KONSEP LEAN THINKING

Annisa Darmawati1, Anhari Achadi 2

1Manajemen Rumah Sakit, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, 16424

2Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, 16424

[email protected]

Abstrak

Rumah Sakit Ibu dan Anak Ummi (RSIA Ummi) memiliki pelayanan unggulan pada poliklinik kandungan. Jumlah kunjungan pada poliklinik kandungan RSIA Ummi terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan jumlah pasien menyebabkan waktu tunggu pelayanan menjadi semakin lama, ditambah alur proses pelayanan yang kompleks menimbulkan kebingungan pada pasien. Penelitian ini menganalisis pelayanan poliklinik kandungan di Instalasi Rawat Jalan RSIA Ummi dengan Konsep Lean Thinking. Dengan menggunakan metode Lean Thinking memperlihatkan adanya non value added activity sebesar 86% dan value added activity sebesar 14%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat cukup banyak waste (pemborosan). Selain itu dari analisis fishbone diagram menunjukkan delapan akar masalah. Usulan ide perbaikan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, yang di dalamnya terdapat juga ide perbaikan untuk mengurangi waste (pemborosan) dan membuat aliran proses menjadi lebih efektif dan efisien.

Kata kunci : Konsep Lean, Pemborosan, Value Assessment, Instalasi Rawat Jalan, RSIA Ummi, Poliklinik Kandungan

Analisis pelayanan ..., Annisa Darmawati, FKM UI, 2016

Page 2: ANALISIS PELAYANAN POLIKLINIK KANDUNGAN DI INSTALASI …

2

ABSTRACT

Name : Annisa Darmawati

NPM : 1306487156 Study Program : Sarjana Kesehatan Masyarakat Title : “Analysis of Obstetric dan Gynecology Polyclinic service in Outpatient

Installation RSIA Ummi Bogor 2015 with Lean Thinking Concept Mother and Child Hospital (RSIA) Ummi has a superior service at the obstetric and Gynecology polyclinic. The visitation number of the obstetric and Gynecology polyclinic in RSIA Ummi keep increasing every year. The increasing number of patients makes the waiting time services become longer. Beside that, the complex service flowchart causes confusion for patients. This research analyzes the content of polyclinic service at the Outpatient Installation RSIA Ummi with Lean Thinking Concept. By using Lean Thinking showed non-value added activity by 86% and value added activity by 14%. This shows that there are quite a lot of wastes. Addition of fishbone diagram analysis showed that there are eight roots of the problem. The writer proposed ideas for improvement that are divided into three stages, namely short term, medium term and long term, in which there is also the idea to reduce waste and to make the service flowchart becomes more effective and efficient.

Key Words : Lean Thinking, Waste, Value Assessment, Outpatient Installation, RSIA Ummi, Obstetric and Gynecology Policlinic

Pendahuluan

Kesehatan merupakan hak dan investasi semua warga negara. Undang-Undang

Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa setiap orang berhak

mendapatkan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan menjadi isu yang sangat penting

dalam era globalisasi saat ini. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di

bidang kesehatan, semakin besar pula tuntutan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan

kesehatan yang optimal, baik di bidang diagnostik maupun pengobatan. Oleh karena itu,

pelayanan kesehatan terus berusaha melakukan reformasi dengan menata ulang dalam upaya

memberikan pelayanan yang aman, efektif, dan efisien.Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyebutkan bahwa rumah sakit adalah institusi

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang digunakan dalam upaya

penyelenggaraan dan pembangunan kesehatan harus dapat meningkatkan dan

Analisis pelayanan ..., Annisa Darmawati, FKM UI, 2016

Page 3: ANALISIS PELAYANAN POLIKLINIK KANDUNGAN DI INSTALASI …

3 mempertahankan mutu pelayanan kesehatan yang berorientasi pada tercapainya kepuasan

pasien serta stakeholder.

Soeroso (2003) menyebutkan bahwa rumah sakit berkembang menjadi industri jasa

sehingga pihak rumah sakit harus mengupayakan pemberian pelayanan yang sebaik - baiknya

kepada masyarakat sebagai pelanggan. Perkembangan pengetahuan dan teknologi

menjadikan masyarakat semakin kritis dalam menyikapi persoalan kehidupan, salah satunya

adalah semakin tingginya tuntutan untuk mendapatkan produk atau jasa layanan yang

berkualitas. Hal ini mengakibatkan kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan

kesehatan yang berkualitas menjadi salah satu kebutuhan dasar.

Pelayanan rawat jalan merupakan bagian kesatuan dari rumah sakit yang memiliki

tugas dan fungsi untuk menyediakan fasilitas terhadap penyelenggaraan kegiatan pelayanan

berbagai disiplin ilmu kedokteran klinik. Rawat jalan adalah pelayanan yang diberikan

kepada pasien yang masuk rumah sakit untuk keperluan observasi, diagnosis, pengobatan,

rehabilitasi medis, dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal di ruang rawat inap

(Depkes, 1987 dikutip dari Rijadi, 1997).

Rumah sakit perlu menerapkan standar mutu untuk menjamin kualitas pelayanan yang

diberikan kepada masyarakat, sehingga rumah sakit dapat memberikan kualitas pelayanan

yang optimal kepada masyarakat. Kementerian Kesehatan menetapkan standar pelayanan

minimal tentang waktu tunggu di rawat jalan berdasarkan Permenkes Nomor 129/ Menkes/ SK/

II/2008 yaitu kurang atau sama dengan 60 menit. Lama waktu tunggu pasien mencerminkan

bagaimana rumah sakit mengelola komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan

harapan pasien (Kemenkes, 2007).

Lama waktu tunggu dalam pelayanan rawat jalan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi persepsi pasien terhadap mutu pelayanan di rumah sakit. Lama waktu tunggu

sering diasosiasikan dengan kecemasan, kebosanan, dan stres (Al-Haratani, 2010).

Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pasien serta

produktivitas, maka pelayanan rawat jalan membutuhkan suatu metode yang efisien dan

efektif. Salah satu metode baru yang dapat digunakan adalah Konsep Lean Thinking. Graban

(2012), dalam bukunya Improving Quality, Patient Safety, and Employee Engagement

mengatakan bahwa Konsep Lean Thinking adalah sebuah metode yang dapat dilakukan oleh

rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien dengan cara mengurangi

Analisis pelayanan ..., Annisa Darmawati, FKM UI, 2016

Page 4: ANALISIS PELAYANAN POLIKLINIK KANDUNGAN DI INSTALASI …

4 kesalahan dan waktu tunggu. Konsep Lean Thinking merupakan pendekatan yang

mendukung pegawai dan tenaga medis agar lebih fokus dalam memberikan pelayanan.

Keberhasilan dalam penerapan Konsep Lean Thinking sebagai metode untuk

perbaikan kualitas dan efisiensi pada berbagai rumah sakit di dunia dalam beberapa dekade

belakangan ini diyakini juga mampu mengurangi permasalahan dalam pelayanan rawat jalan

di Rumah Sakit Ibu dan Anak Ummi. Dengan menggunakan semangat Kaizen (continuous

improvement), proses perubahan bisnis internal akan dilakukan mulai dari pembuatan visual

management, Value Stream Mapping (VSM), memetakan keadaan saat ini kemudian dicari

akar masalahnya, lalu memangkas dan menghilangkan berbagai pemborosan yang ditemukan,

dan kemudian membuat perbaikan.

RSIA Ummi adalah salah satu rumah sakit milik swasta yang terletak di Kota Bogor.

RSIA Ummi merupakan RS Khusus tipe B dengan kapasitas tempat tidur saat ini 125 tempat

tidur (data rekam medis Juni Tahun 2015). RSIA Ummi mulai beroperasi sejak Tahun 2013,

kini RS tersebut terus berupaya untuk memenuhi tuntutan masyarakat akan pelayanan

kesehatan yang bermutu, berkesinambungan, dan berwawasan kedepan seiring dan sejalan

dengan pencapaian visi pemerintah, khususnya dalam bidang pembangunan kesehatan.

Berdasarkan data bulanan rekam medis RSIA Ummi didapatkan jumlah

kunjungan pasien rawat jalan pada tahun 2013 sampai dengan 2015 sebagai berikut :

Analisis pelayanan ..., Annisa Darmawati, FKM UI, 2016

Page 5: ANALISIS PELAYANAN POLIKLINIK KANDUNGAN DI INSTALASI …

5

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan RSIA Ummi selama 2 tahun Mei 2013

– April 2015

No Uraian Tahun Jumlah Rata-rata

Mei 2013- April 2014 Mei 2014 – April 2015

1 Jumlah Kunjungan 6432 17635 24067 274%

Sumber : Laporan bulanan rekam Medik Tahun 2013, 2014, 2015

Kunjungan pasien rawat jalan RSIA Ummi semakin meningkat hampir tiga kali

lipatnya dari tahun 2013 sampai dengan 2015 disebabkan semakin lengkapnya pelayanan

spesialistik dan kepercayaan pasien terhadap RSIA Ummi. Pelayanan rawat jalan ini terdiri

dari beberapa poli spesialistik dengan jumlah kunjungan sebagai berikut

Gambar 1.1 Grafik Jumlah Kunjungan Pasien di Poliklinik RSIA Ummi

Berdasarkan grafik di atas terlihat terjadi peningkatan kunjungan di poliknik hingga

274%. Hal ini disebabkan penambahan jumlah layanan poliknik spesialistik dan penambahan

jumlah dokter spesialis. Poliklinik dengan jumlah kunjungan tertinggi adalah poli kandungan.

Peningkatan jumlah kunjungan ini mengakibatkan waktu tunggu pelayanan rawat jalan poli

kandungan menjadi lama, melebihi standar pelayanan minimal. Waktu tunggu terlama

terdapat di poliklinik yakni sekitar 450 menit atau sekitar 7,5 jam (hasil observasi dan

wawancara informal).

0  

1000  

2000  

3000  

4000  

5000  

6000  

Mei  '13  –  April  '14   Mei  '14  –  April  '15  

Obgyn  

Anak  

Mata  

Gigi  

Internist    

THT  

Bedah  Umum  

Umum  &  IGD  

Orthopedi  

Analisis pelayanan ..., Annisa Darmawati, FKM UI, 2016

Page 6: ANALISIS PELAYANAN POLIKLINIK KANDUNGAN DI INSTALASI …

6

Banyaknya pasien di poli kandungan yang dilayani dan keterlambatan kehadiran

dokter menjadikan antrean pelayanan semakin panjang, sehingga waktu tunggu untuk

pelayanan menjadi semakin lama. Menurut data antrean instalasi rawat jalan dalam sehari

jumlah antrean pasien poliklinik kandungan adalah sekitar 30-40 antrean.

Peneliti juga melakukan wawancara informal dengan kepala ruangan instalasi rawat

jalan dimana panjangnya antrean poliklinik kandungan ini menimbulkan banyaknya keluhan

dan komplain pasien, terutama apabila dokter membatalkan (cancel) pasien yang telah

mengantre.

Berdasarkan masalah – masalah yang peneliti temukan pada studi observasi dan

berdasarkan wawancara informal, peneliti memutuskan untuk melakukan analisis lebih

mendalam mengenai penerapan Konsep Lean Thinking terbatas hanya pada pasien di

poliklinik kandungan, karena sebagai rumah sakit ibu dan anak pelayanan kandungan

merupakan pelayanan unggulan di RSIA Ummi ini. Selain itu, yang juga penting dilakukan

adalah menilai efisiensi atau value dari proses pelayanan di rawat jalan serta membuang

waste atau pemborosan sehingga alur proses pelayanan menjadi lebih singkat, mudah, dan

nyaman.

Oleh karena itu, peneliti memilih metode Lean Thinking untuk menganalisis masalah

tersebut serta dapat mengusulkan rancangan proses pelayanan rawat jalan di RSIA Ummi.

Tinjauan Teoritis

Unit rawat jalan diartikan sebagai fasilitas kesehatan bagi pasien yang tidak

memerlukan untuk menetap atau tinggal di rumah sakit. Rawat jalan terdiri dari ruangan

dokter sederhana yang menyediakan perawatan primer yang independen (G.D. Kunders,

2007). Kunders juga menyatakan bahwa saat ini pasien lebih mudah mendapatkan informasi

tentang layanan kesehatan, pasien ingin lebih terlibat dalam proses perawatan medis, hal ini

menyebabkan mereka mampu membuat keputusan sendiri untuk memilih rumah sakit terbaik,

memilih dokter yang akan menangani mereka, dan kesadaran akan biaya yang ditanggungnya

sehingga pasien menuntut perawatan berkualitas dengan harga yang wajar. Pasien saat ini

bersikap perseptis, mereka mengetahui perbedaan antara rumah sakit yang baik dan yang

biasa. Itulah sebabnya mengapa pasien memilih rumah sakit yang baik, rumah sakit yang

memiliki dokter kompeten, peralatan lengkap, berbagai pelayanan satu atap, kualitas

perawatan total dengan staf – staf yang sopan dan penuh perhatian.

Analisis pelayanan ..., Annisa Darmawati, FKM UI, 2016

Page 7: ANALISIS PELAYANAN POLIKLINIK KANDUNGAN DI INSTALASI …

7

Lean adalah sekumpulan konsep, prinsip, dan alat yang menggunakan sumber daya

minimal, pengetahuan, serta keterampilan yang optimal untuk menciptakan dan memberikan

value (nilai) yang dilihat dari kacamata atau perspektif pelanggan. (Graban, 2012)

Berpikir secara Lean berarti berusaha berpikir sistemik (dengan cara sebaik mungkin

memberikan apa yang pelanggan inginkan dengan mengurangi penggunaan sumber daya

manusia, mengurangi pemakaian alat yang tidak perlu, mengurangi waktu yang tidak penting,

mengurangi jarak, serta mengurangi ruang yang dapat memperlambat pekerjaan. (Graban,

2012)

Dikutip dari laporan Quality Improvement, Womack dan kawan-kawan menuliskan

dalam bukunya yang berjudul The Machine That Changed the World, mereka melaporkan

bahwa pabrik manufaktur Jepang memproduksi sebuah mobil yang berkualitas lebih baik

dengan sedikit cacat dan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit termasuk waktu dan

tempat. Singkatnya, perusahaan Jepang berhasil lebih produktif dengan efisiensi. (Womack,

1990)

Sangat penting untuk diingat bahwa pasien yang datang ke rumah sakit menginginkan

pelayanan yang efisien, biaya perawatan yang efektif, dan pelayanan yang aman setiap kali

mereka datang kunjungan atau berobat.

Metode Penelitian

1 Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan kualitatif melalui kegiatan observasi

dan telaah data dari rumah sakit dan proses pelayanan rawat jalan RSIA Ummi serta

wawancara dengan karyawan dari departemen terkait juga perwakilan dari manajemen rumah

sakit. Penelitian ini dilakukan untuk perbaikan mutu sehingga peneliti berusaha memahami

lebih mendalam mengenai permasalahan yang dirasakan oleh partisipan atau informan

dengan konsep lean hospital dimana mutu suatu pelayanan dinilai dari sudut pandang pasien.

Penelitian dilakukan pada Bulan November sampai Desember 2015 di RSIA Ummi yang

beralamat di Jl. Empang III, No. 2, Bogor. Sumber data berasal dari data primer dan

sekunder. Data primer didapat dari observasi langsung terhadap proses pelayanan poli

kandungan pada pasien di Instalasi Rawat Jalan RSIA Ummi dan wawancara dengan

informan sebanyak 8 orang terdiri dari perwakilan manajemen RS, koordinator bagian

pendaftaran, kepala ruangan rawat jalan, petugas nurse station rawat jalan, koordinator

apotek, petugas administrasi, dan pasien. Informan yang dipilih adalah informan yang

Analisis pelayanan ..., Annisa Darmawati, FKM UI, 2016

Page 8: ANALISIS PELAYANAN POLIKLINIK KANDUNGAN DI INSTALASI …

8 dianggap dapat memberikan lebih dari cukup informasi dan sesuai dengan kebutuhan

penelitian. Hasil dari wawancara tersebut akan diteliti kembali dan ditelaah apakah sudah

sesuai dengan kenyataan di lapangan atau dapat mengoreksi data yang kurang sesuai jika hal

tersebut ditemukan. Data sekunder diperoleh dari hasil pencatatan unit terkait dan telaah

dokumen.

Hasil Penelitian

Current State - Value Stream Map (Peta Arus Nilai – Saat ini)

Peneliti melakukan observasi secara langsung ke lapangan untuk memetakan value

stream map kegiatan di instalasi rawat jalan poli kandungan sebagai tools untuk mengetahui

komposisi value added dan non value added. Hal ini sesuai dengan tujuan dari Konsep Lean

Thinking yaitu membuat sistem menjadi efektif dan efisien dengan menghilangkan waste

yang tidak menambah value kepuasan pelanggan.

Dalam gambaran Value Stream Map (Alur proses pelayanan rawat jalan) dikelompokkan

berdasarkan tanggung jawab setiap bagian yang terlibat dalam proses tersebut, yaitu pendaftaran,

poliklinik, kasir, dan apotek. Fokus pengamatan hanya sebatas pada kegiatan proses pelayanan

pasien dari mulai pasien masuk ke bagian pendaftaran sampai dengan pasien menerima obat dari

apotek. Dari hasil perhitungan VSM (Value Stream Map) didapat komposisi value added

dibanding non value added sebagai berikut,

Value Assessment Pelayanan Rawat Jalan Poli Kandungan

Dalam menjabarkan aktivitas dan memetakan waste (pemborosan) yang terjadi dalam

proses pelayanan poli kandungan, peneliti membagi value assessment menjadi 5 bagian, yaitu

value assessment pasien, petugas pendaftaran, petugas nurse station, petugas administrasi, dan

Analisis pelayanan ..., Annisa Darmawati, FKM UI, 2016

Page 9: ANALISIS PELAYANAN POLIKLINIK KANDUNGAN DI INSTALASI …

9 petugas apotek. Value assessment mencatat dan menjabarkan seluruh aktivitas yang dilakukan

oleh objek obervasi secara rinci. Peneliti mengambil data waktu, jarak, dan menentukan value,

serta menentukan jenis pemborosan yang muncul dari aktivitas objek observasi.

Tabel. Ringkasan Value Assessment

No Value Assessment Total Waktu Total Jarak

1 Pasien 168 menit 330 m

2 Petugas Pendaftaran 5,8 menit 10 m

3 Petugas Nurse Station Rawat Jalan 2,2 menit 5 m

Analisis pelayanan ..., Annisa Darmawati, FKM UI, 2016

Page 10: ANALISIS PELAYANAN POLIKLINIK KANDUNGAN DI INSTALASI …

10

4 Petugas Apotek 15,2 menit 12 m

Untuk perhitungan dalam value assessment pasien, total waktu dan total jarak dialami oleh 1

orang pasien. Sedangkan value assessment petugas, total waktu dan total jarak dialami oleh

beberapa orang yang melakukan pekerjaan mereka secara berurutan.

Dari hasil perhitungan VSM (Value Stream Map) didapat non-value-added, untuk

kegiatan pasien sebesar 86% yaitu sebesar 8332 detik per pasien. Maka sesuai dengan tinjauan

pustaka, apabila rasio antara waste dengan total kegiatan belum mencapai 30%, maka masih

temasuk ke dalam Un-lean enterprise atau perusahaan tradisional, sehingga hasil perhitungan di

atas mengidentifikasi adanya waste yang berdampak pada kurang optimalnya kinerja instalasi

rawat jalan.

Sejalan dengan konsep Lean Thinking yang menyatakan bahwa segala bentuk waste bagi

pelanggan dan tidak mendatangkan nilai tambah (value) harus dihilangkan atau diminimalisir,

maka peneliti mendapatkan permasalahan utama yang menjadi keluhan dari pasien.

Fishbone Diagram

Berdasarkan fishbone analysis, akar permasalahan yang menjadi faktor waste

(pemborosan) pada sistem alur proses rawat jalan poli kandungan mencoba untuk

Analisis pelayanan ..., Annisa Darmawati, FKM UI, 2016

Page 11: ANALISIS PELAYANAN POLIKLINIK KANDUNGAN DI INSTALASI …

11

mengusulkan penyelesaian mengurangi non value added yang ada, pertimbangan –

pertimbangan lain yang disadari oleh peneliti bahwa untuk mengubah dan merencanakan

suatu ide di RSIA Ummi harus melalui proses yang panjang dan rumit karena

menyangkut berbagai kebijakan, unsur – unsur yang berwenang, dan aturan – aturan yang

berlaku saat ini. Pada tabel 7.1 merupakan usulan perbaikan masalah berdasarkan periode

implementasi.

Peneliti dalam menentukan periode implementasi menggunakan kriteria sebagai

berikut; bila dalam implementasi tidak membutuhkan biaya maka periode implementasi

jangka pendek. Bila dalam implementasinya membutuhkan biaya dan tambahan sarana

maka periode implementasinya jangka menengah, dan bila dalam implementasinya

membutuhkan biaya, sarana, dan perubahan kebijakan maka periode implementasinya

jangka panjang.

Desain Usulan Perbaikan

Sumber

Masalah

Akar Masalah Perbaikan Periode

Implement

asi

Man Petugas Kurang

Ramah

- Perlu ditanamkan 3 S (Senyum, Salam, Sapa)

- Memasukkan 3S ke dalam SOP pelayanan

Menengah

Dokter datang

terlambat

- Perlu ditelaah dan disepakati kembali jadwal praktik dokter

- Membuat kebijakan (reward/punishment) atas kedisiplinan dokter

Menengah

Kegiatan

manajerial kurang

optimal

- Perlunya komunikasi atas permasalahan yang timbul untuk dicarikan penyelesaian masalahnya

Pendek

Method Penerapan SOP

belum optimal

- SOP diletakkan di tempat yang mudah dibaca oleh petugas

- Menghimbau kepada petugas untuk saling mengingatkan mengenai SOP dalam menjalankan tugas

Menengah

Machine Layout Poliklinik

belum memenuhi

- Membuat pengaturan mengenai penerangan ruang poliklinik

- Menempatkan kursi roda pada pojok yang jarang dilalui dan dalam keadaan terlipat

Pendek

Analisis pelayanan ..., Annisa Darmawati, FKM UI, 2016

Page 12: ANALISIS PELAYANAN POLIKLINIK KANDUNGAN DI INSTALASI …

12

standar K3 - Memberikan wadah container untuk petugas meletakkan tempat minum, sehingga tidak terjatuh lagi

- Memasang papan penunjuk fasilitas umum di ruang tunggu

Menengah

- Melebarkan jalan menuju ruang poliklinik

Panjang

Pasien sering salah

ruangan

- Memasang papan penunjuk arah di lantai 1 dan lantai 2, lengkap dengan penjabaran polikliniknya

- Memasang keterangan lantai pada nomor lantai di dalam lift

- Memasang tulisan lengkap nurse station rawat inap & nurse station rawat jalan

- Menghimbau kepada petugas di pendaftaran dan nurse station untuk mengarahkan pasien ke lokasi yang akan dituju selanjutnya

Panjang

SIM RS kurang

optimal

- SIM RS antara dokter dan input obat saling terintegrasi untuk memudahkan petugas apotek sehingga tidak perlu untuk input obat lagi

- Mengintegrasikan sistem pendaftaran dengan nomor antrean yang ditampilkan pada layar monitor baik di bagian pendaftaran maupun di ruang tunggu poli kandungan

Panjang

Environmental Pasien bingung

akan alur proses

yang kurang

efektif dan efisien

- Mendesain alur proses pelayanan rawat jalan yang efektif

- Membuat banner alur proses pasien rawat jalan yang mudah dilihat dan dibaca oleh pasien

- Menghimbau petugas pada setiap pos pelayanan untuk mengarahkan pasien ke proses berikutnya

Menengah

Setelah menerapkan usulan perbaikan di atas maka gambaran future spaghetti

diagram dan future state- value stream map adalah sebagai berikut:

Analisis pelayanan ..., Annisa Darmawati, FKM UI, 2016

Page 13: ANALISIS PELAYANAN POLIKLINIK KANDUNGAN DI INSTALASI …

13

Gambar 6.5. Future Spaghetti Diagram

Gambar. Future State – Visual Stream Map Aktivitas Pasien Selama Proses Rawat Jalan

Poliklinik kandungan

Analisis pelayanan ..., Annisa Darmawati, FKM UI, 2016

Page 14: ANALISIS PELAYANAN POLIKLINIK KANDUNGAN DI INSTALASI …

14 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Dari hasil Value Assessment pasien rawat jalan poli kandungan mulai dari proses

pendaftaran hingga mendapatkan obat di apotek menunjukkan wasting time yang terlalu

lama, hal ini karena terdapat beberapa hambatan yang terjadi di sepanjang alur prosesnya.

2. Dari analisis Value Stream Mapping instalasi rawat jalan poli kandungan RSIA Ummi

ditemukan masih banyaknya masalah dan waste dalam interaksi antar unit karena kurang

fokus pada aliran pasien secara keseluruhan.

3. Hasil identifikasi kegiatan dan aktivitas selama proses kerja instalasi rawat jalan yang ada

banyak ditemukan pemborosan (waste), sehingga rasio aktivitas yang bernilai tambah (value

added actvities) kurang dari 30%, beberapa permasalahan tersebut diantaranya:

- Man : petugas kurang ramah, dokter datang terlambat, dan kegiatan manajerial

kurang optimal

- Method : penerapan SOP belum optimal

- Machine : Layout poliklinik belum memenuhi standar K3, pasien sering salah

ruangan, SIM RS kurang optimal,

- Environmental : Pasien bingung akan alur proses yang kurang efektif dan efisien.

4. Usulan perbaikan dengan menganalisis akar penyebab masalah, membuat langkah –

langkah perbaikan dengan memperkirakan kemampuan rumah sakit dan faktor – faktor yang

mempengaruhi. Pebaikan yang diusulkan terbagi dalam 3 tahap yaitu, jangka pendek, jangka

menengah, serta jangka panjang. Kriteria perbaikan untuk jangka pendek diimplementasikan

bila pelaksanaannya diperkirakan tidak membutuhkan biaya. Kriteria perbaikan jangka

menengah ditentukan bila dalam pelaksanaannya diperkirakan membutuhkan biaya dan

sarana tambahan. Sedangkan perbaikan jangka panjang adalah apabila dalam pelaksanaannya

diperkirakan membutuhkan biaya, sarana, dan perubahan kebijakan dari pimpinan instansi.

Penerapan lean hospital dapat meminimalkan pemborosan sebagai bentuk perbaikan dan

peningkatan pelayanan di instalasi rawat jalan poli kandungan.

Analisis pelayanan ..., Annisa Darmawati, FKM UI, 2016

Page 15: ANALISIS PELAYANAN POLIKLINIK KANDUNGAN DI INSTALASI …

15 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan oleh

peneliti bagi RSIA Ummi, yaitu

1. Beberapa usulan tersebut di atas merupakan solusi ideal, namun dalam pelaksanaannya

harus disesuaikan dengan kemampuan rumah sakit, adanya inovasi dan usaha yang

memperlihatkan kemauan rumah sakit dalam memperbaiki pelayanannya akan

menambah kepercayaan dan kepuasan pasien, sehingga dapat menjadi sarana

pemasaran yang positif bagi kepentingan rumah sakit.

2. Penggunaan sistem elektronik nomor antrean dengan mesin pencetak nomor dan

monitor nomor antrean sehingga pasien dapat teratur dalam mengantri baik di bagian

pendaftaran, poliklinik, maupun apotek, sehingga petugas dapat menyelesaikan

pekerjaannya dengan teratur dan segera.

3. Informasi yang tepat, tahapan proses yang sederhana, serta alur proses pelayanan yang

jelas akan memberikan kemudahan bagi pasien terutama bagi pasien baru, pasien tidak

harus bertanya untuk mengetahui proses selanjutnya dan juga lokasi yang akan dituju.

4. Melakukan pembenahan pada SIM RS yang ada, yaitu dengan mengintegrasikan SIM

RS yang memungkinkan dokter untuk input resep, sehingga pasien dapat langsung

melakukan pembayaran dan mengambil obatnya. Selain itu, dengan menggunakan SIM

RS yang terintegrasi antara nomor antrean pasien dengan tampilan nomor urut di layar

monitor dan juga website rsia Ummi dapat memudahkan pasien untuk mengetahui

nomor urut saat ini, dan pasien juga dapat mengestimasi kedatangannya kembali,

meskipun sedang berada di luar instalasi rawat jalan. Dengan sistem yang baik,

diharapkan seluruh proses pelayanan dilakukan secara efektif dan efiesien sehingga

tidak terdapat lagi waste.

5. Dari analisis dibagian poliklinik, ditemukan waste yang cukup lama waktunya yaitu

pasien menunggu lama antrean pemeriksaan dan juga kehadiran dokter sehingga perlu

dibuatkan kebijakan untuk memotivasi dokter agar datang tepat waktu dengan

penetapan reward / punishment atas tindak kedisiplinan dokter.

6. Untuk memberikan kenyamanan pada pasien, pegawai rumah sakit, dan pengunjung

diharapkan toilet dapat diperbanyak jumlahnya, dan disediakan juga toilet bagi

penyandang disabilitas.

Analisis pelayanan ..., Annisa Darmawati, FKM UI, 2016

Page 16: ANALISIS PELAYANAN POLIKLINIK KANDUNGAN DI INSTALASI …

16

7. Untuk usulan jangka panjang, saat diimplementasikan sebaiknya direncanakan dengan

detail dan mengacu pada standar K3 mengenai kebutuhan ruang klinik serta fasilitas

umum yang mendukung operasional rumah sakit.

8. Dan yang terpenting dalam Konsep Lean Thinking adalah Kaizen, yaitu uoaya dan

siklus perbaikan secara terus menerus hingga mencapai kesempurnaan, mengikuti

perkembngan yang terjadi dan menjalani proses pembelajaran sehingga menambah

wawasan untuk meningkatkan kemampuan dan motivasi.

Daftar Referensi

Al-haratani, R., 2010. Optimizing wait time using smart phones as a patient empowerment

tool. California State University : Long Beach.

Balle, M., & Reigner, A. 2007. Lean as a Learning System in a Hospital Ward. Leadership in

Health Services, 20(1), 33-41.

Christopher, S. Kim. 2006. Lean Health Care: What Can Hospitals Learn from a World-

Class Automaker?. Journal of Hospital Medicine: Society of Hospital Medicine.

Graban, M. 2012. LEAN HOSPITAL : Improving Quality, Patient Safety, and Employee

Engagement (2 ed.). Boca Raton: CRC Press.

G. D. Kunders. 2004. Hospitals Facilities Planning and Management. Tata McGraw-Hill

Publishing Company Limited.

Galsworth, Gwendolyn, 2005. Visual Workplace, Visual Thinking. Portland, OR:Visual-Lean

Enterprise Press, 2005, p. 13.

Gaspersz, V. dan A. Fontana. 2011. Integrated Management Problem Solving Panduan bagi

Praktisi Bisnis dan Industri. Jakarta:Penerbit Vinchristo Publication.

Julioprihadi, Agung. 2015. Analisis Pelayanan Kemoterapi Peserta Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Di Ruang Rawat Singkat Anyelir Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

Dengan Metode Lean Tahun 2015 (thesis). Universitas Indonesia: Jakarta.

Kemenkes. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

Kemenkes. 2007. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/ Menkes/ SK/

II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal.

Larman, C., & Vodde, B. 2009. Lean Primer. Diambil kembali dari Lean Primer

Analisis pelayanan ..., Annisa Darmawati, FKM UI, 2016

Page 17: ANALISIS PELAYANAN POLIKLINIK KANDUNGAN DI INSTALASI …

17

http://www.leanprimer.com/downloads/lean_primer.pdf

Manuele, F. A. 2007. Lean Concept : Oportunities for Safety Professionals. Professional

Safety, 52(8), 28-34.

Manos, A., Sattler, M., & Alukal, G.. 2006. Make Healthcare Lean. Quality Progress, 39(7),

24-30.

Martin, K., & Osterling, M. (2014). Value Stream Mapping : How to Visualize Work and

Align Leadership for Organizational Transformation (1 ed.). New York: Mc Graw

Hill Education.

Nasiri, S. D. (2009. Lean Thinking and Queue Modelling in Healthcare (Disertasi). Diambil

kembali dari Lancaster University Management School:

http://www.lancaster.ac.uk/pg/dehghans/pdf/dissertation.pdf

Rijadi, S., 1997. Manajemen Unit Rawat Jalan di Rumah Sakit. Pusat Penelitian Kesehatan

Universitas Indonesia

Sari, Relia. 2015. Analisis Konsep Lean Thinking Pelayanan Laboratorium Pada Pasien

UGD RS Masmitra Bekasi (thesis). Universitas Indonesia: Jakarta.

Soeroso. 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit. Jakarta, ECG.

Wasetya, Dwiyani. 2012. Alur Proses Pelayanan Unit Rawat Jalan dengan Mengaplikasikan

Lean Hospital di RS Marinir Cilandak (thesis). Universitas Indonesia: Jakarta.

Womack, J.P., Jones, D.T., and Ross, Daniel.1990. The Machine That Change The World.

Macmillan Publishing Company: New York.

World Health Organization. 2006. Quality of Care : A process for making strategic choices in

health systems. Geneva: WHO

Analisis pelayanan ..., Annisa Darmawati, FKM UI, 2016