Analisis Pelaksanaan Program SDIDTK.doc

4
Analisis Pelaksanaan Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh kembang (SDIDTK) pada Balita di Puskesmas Kota Magelang A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan anak secara fisik, mental, sosial, emosional dipengaruhi oleh gizi, kesehatan dan pendidikan. Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10% dari seluruh populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya dan mampu bersaing di era global. Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh kembang (SDIDTK) merupakan revisi dari program Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang telah dilakukan sejak tahun 1988 dan termasuk salah satu program pokok Puskesmas. Kegiatan ini dilakukan menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional.

Transcript of Analisis Pelaksanaan Program SDIDTK.doc

Analisis Pelaksanaan Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh kembang (SDIDTK) pada Balita di Puskesmas Kota MagelangA. Latar BelakangPertumbuhan dan perkembangan anak secara fisik, mental, sosial, emosional dipengaruhi oleh gizi, kesehatan dan pendidikan. Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10% dari seluruh populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya dan mampu bersaing di era global. Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh kembang (SDIDTK) merupakan revisi dari program Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang telah dilakukan sejak tahun 1988 dan termasuk salah satu program pokok Puskesmas. Kegiatan ini dilakukan menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional.

Angka Kematian Balita / AKABA (Crude Mortality Rate /CMR)yaitu jumlah kematian balita usia dibawah 5 tahun (0 59 bulan) per 1.000 Kelahiran Hidup (KH). AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan balita, tingkat pelayanan KIA/Posyandu, tingkat keberhasilan program KIA/Posyandu dan kondisi sanitasi lingkungan. Di Kota Magelang pada tahun 2013 terdapat 32 kasus kematian balita, yang terjadi di wilayah Puskesmas Magelang Utara sebanyak15 kasus, Puskesmas Magelang Tengah 7 kasus, Puskesmas Kerkopan 1 kasus, Puskesmas Magelang Selatan 7 kasus, dan Puskesmas Jurangombo dengan 2 kasus, dengan Angka Kematian Balita / AKABA tahun 2013 sebesar 17,80 per 1.000 KH. AKABA tahun 2013 lebih tinggi bila dibandingkan AKABA tahun 2012 yang sebesar 17,55 per 1.000 KH dengan 33 kasus, maupun dari tahun 2011dengan 18 kasus dengan AKABA sebesar 9,55 per 1.000KH.Cakupan pelayanan anak balita merupakan cakupan anak balita (12 59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia 12 59 bulan dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada Kohort Anak Balita dan Prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya. Pelayanan SDIDTK dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam menjalankan tugasnya melakukan stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang anak.Cakupan pelayanan anak balita di Kota Magelang pada tahun 2013 sebesar 84,36%, menurun dibanding cakupan tahun 2012 yang sebesar 87,51%, tetapi masih lebih tinggi dari cakupan tahun 2011 yang sebesar 58,41%.B. Rumusan MasalahBagaimana Pelaksanaan Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh kembang (SDIDTK) pada Balita di Puskesmas Kota Magelang?C. Teori Penelitian ini ini bertujuan untuk mengetahui Pelaksanaan Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh kembang (SDIDTK) pada Balita di Puskesmas Kota Magelang yang sesuai teori Teori Sistem yang terdiri dari input program, proses pelaksanaan (perencanaan, penggorganisasian, penggerakan, pengendalian), output program, outcome dan impact. Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui bahwa input akan mempengaruhi proses, output, outcome dan impact.D. MetodeMetode yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif eksploratif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam pada penanggung jawab program SDIDTK di Puskesmas, kader kesehatan di Puskesmas dan Staf Seksi Anak dan Remaja DKK.

E. Kerangka Konsep

Output Program

Cakupan SDIDTK Balita

Proses Pelaksanaan

- Pengorganisasian

- Penggerakan

Input Program

Pelaksana Kegiatan SDIDTK

Kader

Buku Pedoman