Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare...

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dikaitkan dengan pemerintahan desa/marga yang keberadaannya adalah berhadapan langsung dengan masyarakat maka sejalan dengan otonomi daerah yang dimaksud, upaya untuk memberdayakan (empowering) Pemerintahan desa harus dilaksanakan dan tidak dapat ditunda-tunda lagi. Salah satu ciri pelayanan yang baik adalah dapat memberikan kepuasan bagi yang memerlukan karena cepat, mudah, dan bila ada biaya maka harus ada kepastian dapat terjangkau. Disamping itu pelayanan harus relatif dekat dengan yang memerlukannya, posisi Pemerintah yang paling dekat dengan masyarakat adalah pemerintah Desa. Sedangkan dari segi pengembangan peran serta masyarakat , maka Pemerintah Desa selaku Pembina, pengayom dan pelayan kepada masyarakat yang sangat berperan dalam menunjang mudahnya digerakkan untuk berpartisipasi. Penyelenggaraan Pemerintahan desa merupakan subsistem dalam sistem penyelenggaraan Pemerintahan Nasional sehingga desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Landasan pemikiran dalm pengaturan mengenai Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, Otonomi asli, demokrasi dan pemberdayaan mayarakat. Pada masa reformasi Pemerintahan Desa diatur dalam UU No. 22/1999 yang diperbarui menjadi 32/2004 Jo.Undang-Undang No.12 tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah sebagi perubahan keduanya, khususnya pada Bab XI pasal 200 s/d 216. Undang-undang ini berusaha mengembalikan konsep, dan bentuk Desa seperti asal- usulnya yang tidak diakui dalam undang-undang sebelumnya yaitu UU No. 5/1979. Menurut undang-undang ini, Desa atau disebut dengan nama lain, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memilik ii

description

 

Transcript of Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare...

Page 1: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dikaitkan dengan pemerintahan desa/marga yang keberadaannya adalah berhadapan

langsung dengan masyarakat maka sejalan dengan otonomi daerah yang dimaksud, upaya untuk

memberdayakan (empowering) Pemerintahan desa harus dilaksanakan dan tidak dapat ditunda-

tunda lagi. Salah satu ciri pelayanan yang baik adalah dapat memberikan kepuasan bagi yang

memerlukan karena cepat, mudah, dan bila ada biaya maka harus ada kepastian dapat terjangkau.

Disamping itu pelayanan harus relatif dekat dengan yang memerlukannya, posisi

Pemerintah yang paling dekat dengan masyarakat adalah pemerintah Desa. Sedangkan dari segi

pengembangan peran serta masyarakat , maka Pemerintah Desa selaku Pembina, pengayom dan

pelayan kepada masyarakat yang sangat berperan dalam menunjang mudahnya digerakkan untuk

berpartisipasi.

Penyelenggaraan Pemerintahan desa merupakan subsistem dalam sistem

penyelenggaraan Pemerintahan Nasional sehingga desa memiliki kewenangan untuk mengatur

dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Landasan pemikiran dalm pengaturan mengenai

Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, Otonomi asli, demokrasi dan

pemberdayaan mayarakat.

Pada masa reformasi Pemerintahan Desa diatur dalam UU No. 22/1999 yang diperbarui

menjadi 32/2004 Jo.Undang-Undang No.12 tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah sebagi

perubahan keduanya, khususnya pada Bab XI pasal 200 s/d 216. Undang-undang ini berusaha

mengembalikan konsep, dan bentuk Desa seperti asal-usulnya yang tidak diakui dalam undang-

undang sebelumnya yaitu UU No. 5/1979. Menurut undang-undang ini, Desa atau disebut

dengan nama lain, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memilik kewenangan untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat-

istiadat setempat yg diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di Daerah

Kabupaten. Desa dapat dibentuk, dihapus, dan/atau digabung dengan memperhatikan asal-

usulnya atas prakarsa masyarakat dengan persetujuan Pemerintah Kabupaten dan DPRD.

Adapun yang dimaksud dengan istilah desa dalam hal ini disesuaikan dengan kondisi

sosial, budaya masyarakat setempat seperti Nagari, Kampung, Huta, Bori dan Marga. Sedangkan

yang dimaksud dengan asal-usul adalah sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 18 UUD 1945

beserta penjelasannya.

Secara substantif undang-undang ini menyiratkan adanya upaya pemberdayaan aparatur

Pemerintah Desa dan juga masyarakat desa. Pemerintahan Desa atau dalam bentuk nama lain

seperti halnya Pemerintahan Marga, keberadaannya adalah berhadapan langsung dengan

masyarakat, sebagai ujung tombak pemerintahan yang terdepan. Pelaksaaan otonomisasi desa

yang bercirikan pelayanan yang baik adalah dapat memberikan kepuasan bagi masyarakat yang

memerlukan karena cepat, mudah, tepat dan dengan biaya yang terjangkau, oleh karena itu

ii

Page 2: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

pelaksanaan di lapangan harus didukung oleh faktor-faktor yang terlibat dalam implementasi

kebijakan tentang Desa tersebut.

Posisi Pemerintahan Desa yang paling dekat dengan masyarakat adalah Pemerintah Desa

selaku pembina, pengayom, dan pelayanan masyarakat sangat berperan dalam mendorong

masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan Desa.Penyelenggaraaan Pemerintahan

Desa merupakan sub sistem dalam penyelenggaraan sistem Pemerintahan Nasional, sehingga

Desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Adapun

landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai pemerintahan Desa adalah keanekaragaman,

partisipasi, otonomi asli dan pemberdayaan masyarakat.

Pemerintah desa selain menjalankan tugasnya dalam bidang Pemerintahan dan bidang

Pembangunan, pemerintah desa juga melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang

kemasyarakatan. Dimana dalam bidang kemasyarakatan, kepala desa dan perangkat desa

berperan aktif dalam menangani tugas dalam bidang kemasyarakatan ini.Pemerintah Desa turut

serta dalam membina masyarakat desa, seperti yang kita ketahui Pemerintah desa mempunyai

kewajiban menegakan peraturan perundang-undangan dan memelihara ketertiban dan

kententraman masyarakat. Ketertiban adalah suasana yang mengarah kepada peraturan dalam

masyarakat menurut norma yang berlaku sehingga menimbulkan motivasi bekerja dalam rangka

mencapai tujuan yang diinginkan.

Semenjak gerakan reformasi digulirkan, beberapa tuntutan perubahan terjadi secara

besar-besaran. Di berbagai sektor kehidupan menghendaki adanya proses penyesuaian menuju

tata sosial, politik, ekonomi dan sosial budaya yang lebih baik. Cara-cara demokratis yang

mencakup semangat toleransi, pluralisme, penghargaan atas minoritas, kebersamaan dan

pengembangan lokalitas mulai menguat kembali. Persoalannya adalah transformasi atas

perubahan baru ini ternyata justru tidak berjalan secara cepat, tepat dan relative normal. Justru

berbagai fakta membuktikan bahwa masa transisi cenderung mengisyaratkan adanya benturan-

benturan baru.

Berbagai harapan optimisme positif atas perubahan itu ternyata tersirat pula sejumlah keraguan

dan kebimbangan, terutama jika menyaksikan rangkaian persoalan konflik sosial berbasiskan

etnik, suku, agama antar golongan (Sara) b antar kelompok warga komunitas bertubi-tubi terjadi.

Demikian juga bencana alam dan gempa bumi susul menyusul, banjir tahunan yang sekarang

tidak lagi tahunan bahkan cenderung lebih sering datang, Bukan saja melahirkan korban materi

dan nyawa yang tidak berdosa yang ribuan jumlahnya, juga ketakutan secara psikologis massa

terus menghantui. Kuat dugaan, fenomena ini terjadi akibat kuatnya ketergantungan warga

terhadap otoritas atau kekuasaan dan disisi lain hilangnya kemandirian warga dalam

menyelesaikan persoalan sosial.

Berkaca dari domain itu, kiranya urgensi mengungkap kembali unsur-unsur nilai-nilai

Kesetiakawanan Sosial menjadi sangat penting. Kembali kita ingat semangat Kesetiakawanan

Sosial, mencapai “keemasan” kalau boleh dibilang pada zaman Orde Baru. Karena pada rezim

ii

Page 3: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

itu pada tataran Kebijakan Makro dan promosi sanga gencar dilakukan, walaupun dilakukan

dalam untaian “seremonial” belum sampai menyentuh aplikasi lapisan akar rumput (grass root).

Namun paling tidak telah menggugah “kesadaran warga yang juga merupakan nilai-nilai yang

terkandung dalam Kesetiakawanan Sosial. Hal ini terbukti berbagai pengalaman menunjukkan

bahwa, sebenarnya prinsip-prinsip dasar Kesetiakawanan Sosial kemasyarakatan justru terbukti

berhasil mewujudkan Kohesi dan Integrasi Sosial, bahkan memecahkan persoalan sosial

dilapisan akar rumput.

Namun nilai-nilai Kesetiakawanan Sosial warga masyarakat itu kelihatan mulai pudar,

jika tidak boleh disebut nyaris punah. Persoalannya adalah bagaimana Kesetiakawanan Sosial

(nilai-nilai) itu digali kembali dalam konteks masyarakat pluralis dan realitas perubahan seperti

saat ini.Ini memang bukan pekerjaan mudah, namun kiranya kita mencoba mengeksplore nilai-

nilai sosial yang mungkin mendasari Kemasyarakatan Sosial berdasarkan pengalaman-

pengalaman praktis ketika menangani suatu Problem Sosial yang terjadi di masyarakat.

Maka dari itu berdasarkan latar belakang diatas, dilakukanlah penelitian dengan Judul

“Analisis Pelaksanaan Kewenangan Pemerintahan Desa dalam Bidang Kemasyarakatan di

Desa Lapokainse Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan kewenangan Pemerintahan Desa Lapokainse dalam bidang

Kemasyarakatan?

2. Bagaimana upaya Pemerintah Desa Lapokainse dalam peningkatan peranan lembaga

Pemerintahan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau apa

yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui sebelumnya. Adapun yang menjadi

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui Pelaksanaan kewenangan pemerintahan Desa Lapokainse di

Bidang Kemasyarakatan

b. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan pemerintah desa dalam peningkatan

lembaga pemerintahan Desa dan Lembaga kemasyarakatan di Desa Lapokainse

Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna.

b. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan yaitu :

Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi Fakultas

Ilmu Pemerintahan dalam menambah bahan kajian perbandingan bagi yang

mengunakannya.

ii

Page 4: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran mengenai

permasalahan dan juga masukan bagi pemerintah desa dan masyarakat sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan kebijakan untuk melaksanakan kewenangan

pemerintahan di Desa Lapokainse Kecamatan kusambi

Sebagai bahan informasi bagi pihak yang berkepentingan terutama pemerintah desa dan

masyarakat dalam kemasyarakatan desa.

Bagi penulis, berguna untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berfikir

dan melatih penulis dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh selama masa

perkuliahan.

1 .4. Kerangka Konseptual

Gambaran mengenai kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan oleh

karena itu perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kewenangan pemerintahan

desa, apa saja kewenangan pemerintahan desa di bidang kemasyarakatan dengan maksud

tersebut pemerintah desa harus mampu mendorong dan mengarahkan warga masyarakatnya

dengan mengadakan pembinaan melalui upaya-upaya yang ditempuh antara lain pemberdayaan

Badan Permusyawaratan Desa(BPD), Pembinaan perangkat desa, dan melibatkan secara

langsung masyarakat, melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait serta berupaya dalam

pembinaan lembaga Kemasyarakatan. Dengan demikian untuk memperkuat upaya tersebut,

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang pedoman umum pengaturan

mengenai desa pada pasal 16 huruf (d) dan (e) dinyatakan tugas dan kewajiban kepala desa

dalam bidang kemasyarakatan untuk memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat desa

dan mendamaikan perselisihan masyarakat di desa. Sebagaimana diuraikan dalam Penjelesan

Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa bahwa landasan pemikiran pengaturan

(tata kelola) mengenai desa yaitu:

1. Keanekaragaman, yang memiliki makna bahwa istilah ’desa’ dapat disesuaikan dengan asal

usul dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Hal ini berarti pola penyelenggaraan

pemerintahan serta pelaksanaan pembangunan di desa harus menghormati sistem nilai yang

berlaku pada masyarakat setempat namun harus tetap mengindahkan sistem nilai bersama

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kaitan ini Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa negara mengakui dan menghormati

kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup

dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

2. Partisipasi, memiliki makna bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa

harus mampu mewujudkan peran aktif masyarakat agar masyarakat senantiasa memiliki dan

turut serta bertanggungjawab terhadap perkembangan kehidupan bersama sebagai sesama

warga desa.

ii

Page 5: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

3. Otonomi asli, memiliki makna bahwa kewenangan pemerintahan desa dalam mengatur dan

mengurus masyarakat setempat didasarkan pada hak asal usul dan nilai-nilai sosial budaya

yang terdapat pada masyarakat setempat namun harus diselenggarakan dalam perspektif

adiminstrasi pemerintahan negara yang selalu mengikuti perkembangan jaman.

4. Demokratisasi, memiliki makna bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan

pembangunan di desa harus mengakomodasi aspirasi masyarakat yang diartikulasi dan

diagregasi melalui Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan lembaga kemasyarakatan

sebagai mitra pemerintah desa.

5. Pemberdayaan masyarakat, memiliki makna bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan

pelaksanaan pembangunan di desa ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteraan masyarakat melalui penetapan kebijakan, program dan kegiatan yang sesuai

dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat.

1.5. METODOLOGI PENELITIAN

a. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di desa Lapokainse Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna. Peneliti

memilih tempat ini dengan pertimbangan bahwa Desa Lapokainse merupakan salah satu desa

yang telah maju di bidang pertanian sehingga nantinya peneliti dapat memperoleh data yang

akurat, selain itu desa ini juga mudah dijangkau sehingga dapat membuat penelitian ini efektif

dan efisien.

b. Tipe dan Dasar Penelitian

a. Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan

untuk memberikan gambaran secara jelas tentang pelaksanaan kewenangan pemerintahan

desa dalam bidang kemasyarakatan di Desa Lapokainse Kecamatan Kusambi Kabupaten

Muna.

b. Dasar Penelitian ini adalah pengamatan yang memfokuskan masalah pada kewenangan

pemerintah desa di bidang Kemasyarakatan di Desa Lapokainse Kecamatan Kusambi

Kabupaten Muna.

ii

Page 6: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Setelah dipaparkan mengenai hal-hal yang melatar belakangi penelitian, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan serta metode yang digunakan dalam penelitian, selanjutnya dalam

bab ini akan dikemukakan tentang landasan-landasan teori yang merupakan tuntutan bagi penulis

dalam melakukan pembahasan masalah lebih lanjut, adapun penyajian pada Bab II yaitu terdiri

dari beberapa pengertian istilah penting dalam pembahasan karya ilmiah ini dan konsep-konsep

tentang bidang kemasyarakatan yaitu mengenai Ketentraman dan ketertiban masyarakat serta

partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial kegotong royongan.

a. Kewenangan Pemerintahan Desa Dalam bidang kemasyarakatan

Pemerintah Desa dalam menjalankan tugasnya dalam bidang kemasyarakatan pada

dasarnya cukup besar. Hal ini tercermin dengan sifat pemerintah desa yang berhadapan langsung

dengan masyarakat, baik secara sosial maupun kultural. Kewenangan Pemerintahan Desa dalam

bidang kemasyarakatan secara garis besar dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

a. Pembinaan kemasyarakatan yang meliputi keamanan, ketertiban dan kesejahteraan sosial;

b. Pembinaan gotong royong

c. Pembinaan kelembagaan baik lembaga masyarakat maupun lembaga adat;

d. Pembinaan kemasyarakatan dalam arti luas baik yang menyangkut aspek keduniawian

misalnya tersedianya pangan, sandang, maupun papan bagi masyarakat dan aspek

kerohanian yang meliputi rasa aman, keagamaan, dan lain-lain.

e. Pembinaan dan pelestarian adat istiadat yang berkembang dimasyarakat, yang

pelaksanaanya menjadi tugas dan tanggung jawab dari pada lembaga adat desa.

b. Beberapa Pengertian

Kewenangan

Wewenang (kamus Besar bahasa Indonesia, 1995) didefinisikan sebagai kekuasaan

membuat keputusan, memerintah, dan melimpahkan tanggung jawab kepada orang lain; fungsi

yang boleh tidak dilaksanakan.Kewenangan dalam literature bahasa inggris disebut authority

atau competence, sedang dalam bahasa Belanda disebut gezag atau bevoegdheid.Wewenang

adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu tindakan hukum public atau kemampuan bertindak

yang diberikan oleh undang-undang yang berlaku untuk melakukan hubungan-hubungan hukum.

Wewenang dalam bahasa hukum tidak sama dengan kekuasaan (matcht). Kekuasaan hanya

menggambarkan hak untuk berbuat dan tidak berbuat. Dalam hukum “wewenang”, berarti pula

hak dan kewajiban (rechteren plichter). Dalam kaitan dengan otonomi daerah, hak mengandung

pengertian kekuasaan untuk mengatur sendiri (self regular) dan mengelola sendiri (self bestur).

Sedangkan kewajiban berarti kekuasaan untuk menyelenggarakan pemerintahan sebagaimana

mestinya. Kewenangan itu berasal dari delegasi dan mandate. Istilah delegasi berarti penyerahan

atau perlimpahan wewenang dari atasan kepada bawahan untuk suatu tugas-tugas tertentu

ii

Page 7: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

dengan kewajiban untuk mempertanggunjawabkan tugas itu kepada pemberi tugas, seperti camat

menerima perlimpahan sebagian kewenangan dari Bupati/ Walikota. Adapun istilah mandate

adalah perintah atau tugas yang diberikan oleh atasan untuk melaksanakan suatu tugas.

Menurut Prajudi atmosudirdjo, membedakan antara wewenang (competence,

bevoegdheid) dan kewenangan (author, gezag). Walaupun dalam prakteknya perbedaan tidak

selalu perlu. Kewenangan apa yang disebut kekuasaan formal, kekuasaan yang berasal dari

kekuasaan legislative (diberi oleh undang-undang) atau dari kekuasaan eksekutif administrative

(Prajudi Atmosudirdjo, 1995:78). Tipe kewenangan, yaitu :

1. Kewenangan Prosedural, yaitu berasal dari Peraturan Perundang-undangan

2. Kewenangan Substansial, yaitu bersal dari tradisi, kekuatan sacral, kualitas pribadi dan

instrumental.

Sikap terhadap kewenangan, yaitu Menerima, Mempertanyakan (skeptis), Menolak dan

Kombinasi

Desa dan Pemerintahan Desa

Keberadaan desa telah dikenal lama dalam tatanan pemerintahan di Indonesia jauh

sebelum Indonesia merdeka. Masyarakat di Indonesia secara turun temurun hidup dalam suatu

kelompok masyarakat yang disebut dengan desa.

Ketertiban dan Ketentraman masyarakat

Ketentraman dan ketertiban, berasal dari kata dasar “tentram” dan “tertib” yang

pengertiannya menurut W.J.S Poerwadarminta adalah :

“Tentram ialah aman atau ( tidak rusuh, tidak dalam kekacauan) misalnya didaerah yang

aman, orang-orang bekerja dengan senang, tenang (tidak gelisah, tenang hati, pikiran).

Misalnya sekarang barulah ia merasa tentram, tiada tentram hatinya ketentraman artinya

keamanan, ketenangan, (pikiran). Selanjutnya Tertib ialah aturan, peraturan yang baik,

misalnya tertib acara aturan dalam sidang (rapat dan sebagainya), acara program, tertib

hukum yaitu aturan yang bertalian hukum. ketertiban artinya aturan peraturan,

kesopanan, peri kelakuan yang baik dalam pergaulan, keadaan serta teratur baik.”

Partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial dalam gotong royong

a. Pengertian Partisipasi dan Gotong royong

Dalam Kamus Bahasa Indonesia Populer, partisipasi didefinisikan sebagai “hal turut

berperan serta dalam suatu kegiatan; keikutsertaan; peran serta”.Sementara itu dalam kamus

Bahasa Inggris partisipasi disebut dengan “Participate” yang artinya mengikutsertakan atau

mengambil bagian, sementara orang yang ikut serta atau ambil bagian dalam suatu kegiatan

tersebut, dalam Bahasa Inggris disebut dengan “Participant”. Partisipasi adalah pengikut sertaan

suatu aktifitas untuk membangkitkan perasaan serta dalam kegiatan organisasi, turut serta dalam

organisasi.

ii

Page 8: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

b. Bentuk – Bentuk Partisipasi

Menurut  Holil  Soelaiman (1985), bentuk – bentuk  partisipasi  sosial  digolongkan  ke

dalam :

a. Partisipasi langsung dalam kegiatan bersama secara fisik dan tatap muka

b. Partisipasi dalam bentuk iuran uang atau barang dalam kegiatan partisipatori, dana dan

sarana sebaiknya datang dari dalam masyarakat sendiri kalaupun terpaksa diperlukan dari

luar hanya bersifat sementara dan sebagai umpan.

c. Partisipasi dalam bentuk dukungan.

d. Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan

e. Partisipasi representatif dengan memberikan kepercayaan dan mandat kepada wakil-wakil

yang duduk dalam organisasi atau panitia.

ii

Page 9: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Tingkat Pendidikan Masyarakat

Pendidikan awalnya bermula dari keluarga kemudian diterapkan pada tingkat lingkungan,

pada tingkat pendidikan lingkungan sekolah pula seseorang dapat mengembangkan

pribadinya.Tingkat Pendidikan sangat berpengaruh terhadap cara berpikir dan pola tindak

seseorang.Pendidikan akan berpengaruh bagi peningkatan kualitas keterampilan dan kemampuan

seseorang dalam berbuat dan berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam pendidikan juga dapat

ditanamkan suatu sikap dan kepribadian yang berwawasan luas.

Berdasarkan monografi Desa Lapokainse tahun 2010/2011 tercatat bahwa jumlah

penduduk Desa Sumare sebesar 2.822 orang dan dan hampir sebagian diantaranya pernah

mengikuti pendidikan formal Sekolah Dasar sampai dengan perguruan tinggi, baik itu tamat

maupun tidak tamat. Hasil data yang diperoleh memperlihatkan berapa banyak masyarakat yang

memiliki pendidikan wajib belajar 9 tahun, seberapa besar minat masyarakat di dalam

menempuh pendidikan formal mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga jenjang perguruan

tinggi sebagai jenjang pendidikan yang berhak diperoleh masyarakat setidaknya hingga jenjang

Sekolah Menengah Atas. Untuk mengetahui struktur penduduk Desa Lapokainse berdasarkan

tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel

Keadaan Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Lapokainse Tahun 2010/2011

Sumber : Data Monografi Desa Lapokainse tahun 2010/201

B. Tingkat

Kesehatan

Kesehatan adalah merupakan faktor yang sangat diperhatikan dalam upaya mewujudkan

masyarakat yang handal, dimana kesehatan bukan hanya kesehatan jasmani saja akan tetapi

harus didukung pula oleh kesehatan lingkungan. Kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh

kesadaran dan akses atau fasilitas yang tersedia. Untuk memenuhi peningkatan pelayanan

ii

No. Pendidikan

Jumlah(Jiwa

)

1 Belum/Tidak sekolah 300

2 Tidak Tamat SD 250

3 Tamat SD/Sederajat 400

4 Tamat SLTP/Sederajat 550

5 Tamat SLTA/Sederajat 800

6 Tamat Akademi/Diploma 15

7 Tamat Sarjana 30

Jumlah

Page 10: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

kesehatan masyarakat, terdapat fasilitas-fasilitas yaitu 1 buah Puskesmas pembantu dan 3 buah

Posyandu. Adapun data berdasarkan data tahun 2010,

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal mandi, cuci dan buang air besar

tersedia 5 MCK umum dengan fasilitas air dari Sumber mata air dengan menggunakan

penampungan air sedangkan bagi sebahagian besar masyarakat memiliki MCK dirumah masing-

masing dengan menggunakan air bersih dari sumber mata air ataupun membuat sumur.

C. Sumber Mata Pencaharian

Wilayah Desa Lapokainse merupakan daerah pertanian sehingga dapat kita ketahui bahwa

mata pencaharian masyarakat adalah petani, dengan latar belakang tersebut maka sebagian besar

mata pencaharian penduduk Desa Lapokainse adalah Tani.

D. Keadaan Pemerintahan

Struktur organisasi dan tata kerja Pemerintah desa Sumare mengacu pada Peraturan Daerah

Kabupaten Mamuju Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata kerja

Pemerintah Desa di Kabupaten Mamuju. Dalam Peraturan Daerah Kabupaten muna diatur

susunan Organisasi Pemerintahan Desa yang terdiri dari: Kepala Desa; Badan Permusyawaratan

Desa (BPD); Perangkat Desa yang meliputi Sekretaris Desa, Kepala-kepala Urusan, dan Kepala

Dusun.Kepala Desa dan Aparatur desa membentuk dusun untuk menjamin pelaksanaan

pemerintahan yang cepat dan efisien.Selain itu untuk mejalankan pemerintahan kepala Desa

bekerja sama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang merupakan mitra pemerintah

desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.

Dalam pemerintahan terdapat berbagai tugas pokok dalam setiap bidang masing-

masing.Adapun rincian tugas pokok/program kerja Desa Lapokainse antara lain sebagai berikut :

1. Kepala Desa

1. Melaksanakan kegiatan dalam rangka penyelenggaraan urusan rumah tangga desa

sendiri.

2. Menggerakkan partisipasi masyarakat dalam wilayah desa.

3. Melaksanakan tugas pemerintah daerah.

4. Melaksanakan tugas dalam rangka pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat

desa.

5. Melaksanakan koordinasi jalannya pemerintahan, pembangunan dan pembinaan

kehidupan masyarakat di desa.

6. Membagi tugas pada bawahan sesuai bidang tugasnya dan memberi petunjuk pada

bawahan secara lisan maupun melalui rapat staf dalam rangka pembinaan agar

pelaksanaan tugas dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

7. Mengawasi tanah perkuburan agar tidak diambil alih oleh orang lain.

8. Membuat laporan mutasi tanah di wilayah desa.

9. Melaksanakan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan guna menunjang pembangunan

di daerah.

ii

Page 11: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

10.Mengawasi pemungutan PBB oleh petugas pemungut guna tercapainya target penerimaan

PBB.

11.Melaksanakan pembinaan terhadap organisasi-organisasi kemasyarakatan yang ada di

desa.

12.Menggali dan memelihara suber-sumber pendapatan dan kekayaan desa.

13.Bertanggung jawab atas jalannya penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan

pembangunan dan pembinaan masyarakat di desa.

2. Sekertaris Desa

1. Membantu Kepala Desa dalam menjalankan tugasnya

2. Memberikan pelayanan administrasi secara teknis di dusun organisasi Pemerintah Desa

3. Menjalankan administrasi pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan di desa serta

memberikan pelayanan administrasi kepada Kepala Desa.

4. Melaksanakan urusan surat-menyurat, kearsipan dan laporan.

5. Melaksanakan urusan keuangan.

6. Melaporkan situasi keamanan dan ketertiban penduduk dari semua urusan yang ada di

wilayah kepala desa.

3. Bidang Pemerintahan Umum

1. Menyiapkan bahan pembinaan, penyelenggaraan dan ketertiban umumm guna

menegakkan peraturan perundang-undangan di Desa Lapokainse

2. Menyiapkan bahan pembinaan kependudukan, keluarga berencana, bahan bumi dan

bangunan, catatan sipil dan bencana alam.

3. Menyiapkan bahan pembinaan, kesatuan bangsa, organisasi politik, organisasi

kemasyarakatan dan lembaga-lembaga lain di Desa Sumare

4. Monitoring dan evaluasi kegiatan-kegiatan.

5. Menyusun Rencana tehnis sesuai Bidang tugas masing-masing

6. Melakukan perumusan kebijaksanaan tehnis pelaksanaan dan pengendalian, pemberi

pembinaan dan penerimaan sesuai tugasnyaserta pelaksanaan tugas pokok sesuai

dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Kepala Desa.

4. Bidang Pembangunan Umum yaitu:

1. Menyiapkan bahan penyusunan program kebijakan penyelenggaran dusun hidup di

Desa Sumare

2. Menyiapkan bahan penyelenggaran pembinaan dan perekonomian dan pembangunan

Desa Sumare

3. Menyiapkan bahan penyusunan program dan pembinaan pelayanan dan bantuan

sosial kependudukan, pemberdayaan perempuan, pemuda dan olahraga, pendidikan,

kebudayaan, keagamaan dan kesehatan masyarakat di Desa Sumare.

5. Bidang Kesejahteraan Masyarakat/Kemasyarakatan

ii

Page 12: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

1. Koordinasi dan melaksanakan pengendalian dalam rangka penanggulangan bencana

alam

2. Memberikan pelayananan kepada masyarakat di bidang kesejahteraan masyarakat.

3. Melaksanakan pembinaan kegiatan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

4. Membantu, membina dan menyiapkan bahan-bahan dalam rangka musyawarah

lembaga ketahanan masyarakat desa.

5. Penguatan sistem keamanan lingkungan;

6. Pembangunan dan pemeliharaan pos keamanan lingkungan;

7.  Peningkatan kemampuan satuan Pertahanan Sipil/Hansip dan satuan Perlindungan

Masyarakat Linmas di Desa dan Kelurahan,

8. Penegakkan ketenteraman dan ketertiban masyarakat

9. Penggerakan partisipasi masyarakat dalam membangun desa dan kelurahan secara

gotong royong dan swadaya

ii

Page 13: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.2.1 Partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial gotong royong

Partisipasi masyarakat sebenarnya dapat dilaksanakan dengan cara sederhana utamanya

partisipasi masyarakat desa yang secara fundamentalis memiliki sistem kekerabatan yang sangat

erat, yaitu sesuai dengan kebutuhan, kemauan dan kemampuan masyarakat itu sendiri. Pada

hakekatnya manusia atau yang lebih luas yaitu masyarakat memiliki pengetahuan dan

kemampuan secara mendasar untuk mengatur dan menentukan arah hidup dan memecahkan

masalah sendiri. Sehingga untuk menggunakan tenaga dan fikiran masyarakat dalam

melaksanakan kegiatan sosial serta meningkatkan partisipasinya dalam meningkatkan dan

memajukan desa dimana masyarakat itu berada, pemerintah desa harus mempertimbangkan

potensi lokal dan dinamika masyarakat itu sendiri. Pada dasarnya fungsi pemerintah desa dalam

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan desa sebagai berikut :

1. Memahami aspirasi dan masalah masyarakat

2. Membangun partisipasi masyarakat

3. Menyiapkan masyarakat

4. Membuka jalur informasi

5. Membuka dialog, keterbukaan dan konsultasi

6. Menciptakan instrument peraturan yang memihak golongan masyarakat lemah.

4.3 Upaya-upaya Pemerintahan Desa Dalam Bidang Kemasyarakatan

Dalam mejalankan tugas dan fungsi dalam bidang kemasyarakatan masyarakat desa,

khususnya dalam kegiatan pelaksanaan ketentraman dan ketertiban masyarakat Desa harus

didukung dari setiap elemen masyarakat desa. Untuk itu Pemerintah Desa harus mampu

menggerakkan, menggkoordinasikan dan mensinergikan elemen-elemen yang menjadi faktor-

faktor simpul dalam masyarakat.

Dalam melaksanakan berbagai kegiatan dalam bidang kemasyarakatan pemerintah desa

melakukan berbagai upaya-upaya penting dalam menciptakan suatu masyarakat yang mampu

meningkatkan nilai masyarakat desa itu sendiri. Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh

pemerintah desa yaitu :

Pembinaan Perangkat Desa

Pembinaan Pemerintah Desa itu sendiri khususnya perangkat desa secara struktural

perangkat desa berada dibawah dan bertanggung jawab langsung terhadap pelaksanaan tugas dan

fungsi kepada Kepala Desa. Perangkat Desa yang terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat

Desa Lainnya. Salah satu perangkat desa adalah Sekretaris Desa, yang diisi dari Pegawai Negeri

Sipil. Sekretaris Desa diangkat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota atas nama

Bupati/Walikota. Perangkat Desa lainnya diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk desa, yang

ii

Page 14: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. Dengan posisi yang demikian maka akan

memudahkan Kepala Desa dalam mengarahkan, menggerakkan dan melakukan pembinaan

terhadap perangkat desa.

4.3.2 Upaya Peningkatan Lembaga Kemasyarakatan

Upaya Pemerintah desa Dalam meningkatkan Lembaga Kemasyarakatan yaitu :

1. Pendekatan Tokoh Masyarakat

Tokoh masyarakat Desa Sumare adalah orang terkemuka, orang-orang yang dituakan,

disegani karena kharismatiknya atau kecendikiawannya yang pada umumnya berupa tokoh

agama, pensiunan, Pegawai Negeri Sipil dan sbahagian kecil anggota LSM. Kedudukan tokoh

masyarakat sangat menentukan dalam pembinaan sosial kehidupan masyarakat karena dengan

posisi sebagai orang yang dituakan, disegani, dan cendikiawan, setiap kata dan perbuatannya

sangat di dengar dan di ikuti oleh masyarakat. Oleh karena itu Pemerintah Desa dalam hal ini

Kepala Desa harus senantiasa melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat agar mau terlibat

dalam setiap kegiatan pemerintah desa.

Setiap kegiatan yang dilasanakan oleh Pemerintah Desa masyarakat, baru akan dapat

ditaati dan dilaksanakan oleh masyarakat , apabila kegiatan tersebut benar-benar diketahui,

dipahami dan dihayati oleh masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu agar setiap kegiatan dapat

diketahui dan dilaksanakan oleh masyarakat, maka perlu adanya penerangan dan penyuluhan

dari tokoh-tokoh masyarakat. Mengingat penduduk Desa Sumare mayoritas beragama Islam

maka pola pendekatan yang sering dilakukan oleh Pemerintah Desa Sumare kepada tokoh

masyarakat Desa Sumare adalah dengan melalui jalur pendekatan kegiatan keagamaan,

diantaranya dengan menghadiri kegiatan majelis taklim dan pengajian rutin yang dilakukan

setiap bulannya, serta menggalakkan program pengajian.

Hal ini dikemukakan juga oleh salah satu tokoh agama, yaitu Bapak H.Makmur

mengatakan bahwa :

“seperti yang dikatakan oleh saudara tadi upaya pemerintah desa dalam pelaksanaan

bidang kemasyarakatan juga di dukung oleh tokoh agama, kadang juga kami meminta

pendapat dari para tokoh agama, seringkali juga untuk mengsosialisasikan kegiatan desa

kepada masyarakat disampaikan oleh tokoh agama bgt pula dgn tokoh masyarakat yang

lain. Kami biasanya melakukan pendekatan secara personal ataupun melalui kegiatan

keagamaan yang berlangsung di Desa seperti pengajian, ataupun setiap pelaksanaan

ibadah shalat jumat“.

Menjalin kerjasama dengan Tokoh Agama merupakan salah satu cara pihak Pemerintah

Desa dalam melaksanakan tujuannya untuk meningkatakan partisipasi masyarakat.Tokoh

masyarakat merupakan salah satu aktor yang dapat mempengaruhi keterlibatan masyarakat

desa.Baik itu melalui kegiatan keagamaan yang biasanya dilaksanakan di Desa seperti yang

dikemukakan diatas salah satunya adalah pengajian atau majelis Ta’lim desa.

ii

Page 15: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

Selanjutnya pernyataan salah satu tokoh agama meyatakan bahwa :

“Jika dalam masalah ketentraman dan ketertiban tokoh agama juga memiliki peran

menjaga kerukunan masyarakat, kalau masalah serobot tanah pasti ada kecenderungan

ingin memiliki satu sama lain jadi terdapat indikasi pertengkaran yang terjadi.Kalaupun

begitu tokoh agama/masyarakat beserta kepala desa berperan mendamaikan dan

membawa masalah tersebut kepihak yang berwajib agar urusan ini selesai.Tapi jika

masalah kriminal lainnya semuanya masih aman”.

Berdasarkan pernyataan bapak diatas ditemukan bahwa pihak tokoh masyarakat/agama

pun berperan penting di dalam masalah ketentraman desa Lapokainse, mendamaikan masyarakat

secara kekeluargaan jikalau ada masalah yang terjadi di wilayah desa mereka. Peran serta tokoh

masyarakat/agama dan kepala desa dalam masalah ketentraman sangat berpengaruh besar di

dalam menjaga kerukunan masyarakat desa.mengapa? sebab tokoh masyarakat merupakan orang

yang dituakan, yang disegani karena kharismatiknya sehingga mampu mendorong masyarakat

dalam melakukan kegiatan yang positif setidaknya mampu member masukan yang baik dan

didengar oleh masyarakat setempat.karena ke khasannya itulah yang menyebabkan pendekatan

denga tokoh masyarakat sangat diperlukan dalam upaya pemerintah desa meningkatkan bidang

kemasyarakatan khususnya masala ketentraman/ketertiban serta partisipasi masyarakat berbasis

gotongroyong. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap upaya pendekatan tokoh

masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah desa Lapokainse dalam bidang kemasyarakatan,

Kecenderungan jawaban responden diatas menunjukkan bahwa upaya pemerintah desa

dalam melibatkan tokoh masyarakat Desa Lapokainse dalam kegiatan kemasyarakatan dinilai

responden dengan nilai yang baik. Oleh karena itu, dengan baiknya penilaian masyarakat

terhadap keterlibatan tokoh masyarakat maka pemerintah desa perlu mempertahankan pendapat

masyarakat tersebut di dalam menjaga hubungan baik dengan tokoh masyarakat sebagai salah

satu pihak yang dituakan di desa setempat..

2. Pembinaan LKMD

LKMD merupakan suatu wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra

pemerintah desa dalam menampung dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat

dibidang kemasyarakatan dan pembangunan.Tugas pokok dan fungsi LKMD antara lain

menyusun rancangan pembangunan yang partisipatif, menggerakkan swadaya masyarakat,

melaksanakan dan mengendalikan pembangunan, penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan

kesatuan masyarakat desa, pengoordinasian perencanaan pembangunan, pengoordinasian

perencanaan lembaga kemasyarakatan, dan perencanaan kegiatan secara partisipatif dan

terpadu.membantu Pemerintah Desa atau Kelurahan dalam menggerakkan dan meningkatkan

prakarsa dan partisipasi masyarakat untuk melaksanakan pembangunan secara terpadu, baik yang

berasal dari kegiatan Pemerintah maupun swadaya gotong royong masyarakat serta

ii

Page 16: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

menumbuhkan kondisi dinamis masyarakat. Peranserta masyarakat itu diharapkan dapat

ditampung dalam suatu wadah yang dibina oleh Pemerintah yaitu LKMD.

Dalam prakteknya di desa Lapokainse lembaga kemasyarakatan yaitu LKMD yang

kadang dinamakan LKM, organisasi kemasyarakatan desa ini diketuai oleh ketua yang sama

yaitu Bapak Makmur. Dalam menciptakan ketentraman dan ketertiban masyararakat desa serta

partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial secara gotong royong membawa implikasi yang

disadari betul oleh Ketua LKMD,

Seperti yang dituturkan oleh Bapak Dara .BR, selaku Ketua LKMD (Wawancara, 13 Maret

2011) mengatakan bahwa :

“Peran LKMD itu dalam bidang kemasyarakatan yaitu mengajukan rencana lembaga

kemasyarakatan yang perlu di desa disesuaikan juga dengan kebutuhan masyarakat,

sebagai penggerak swadaya masyarakat tidak hanya dalam pembangunan tetapi juga

bergerak dalam bidang kemasyarakatan, Seperti yang kita katakan tentang partisipasi

masyarakat dalam kegiatan sosial yang sifatnya gotong royong”

Berdasarkan pernyataan dari Ketua LKMD diatas dapat diketahui bahwa LKMD juga

memiliki peran penting sebagai penggerak swadaya masyarakat, memberikan pandangan rasa

persatuan dan kesatuan masyarakat desa untuk memiliki sikap rasa bersatu dalam berbagai

kegiatan khususnya yang berkaitan dalam hal menjaga perilaku-perilaku bermasyarakat seperti

menjaga ketentraman dan ketertiban serta partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial.LKMD

juga berperan sebagai salah satu pelaksana perencanaan lembaga kemasyarakatan yang

dibutuhkan masyarakat dilihat dari kondisi sosial masyarakatnya.

Berkaitan dengan pernyataan diatas dlam menjalankan segala tugas dan fungsi diperlukan

peran masyarakat dalam terciptanya kondisi yang selaras dengan si penggerak yakni LKMD,

pemerintah desa dan masyarakat Desa Lapokainse sendiri. Wawancara dengan ketua LKMD

(wawancara, tanggal 13 Maret 2011), bertempat dikediaman beliau yang menyatakan bahwa :

“Saya sadar betul kedudukannya masyarakat dalam setiap pelaksanaan tugas

kemasyarakata begitu pula dengan kedudukan kepala desa beserta aparat desa lainnya.

Kebetulan saya disini menjabat sebagai ketua LKMD/LKM,sehingga Kepala Desa dan

saya kadang bertemu, baik itu pada saat rapat desa ataupun diluar wilayah kantor sering

membicarakan mengenai kegiatan saya selaku ketua dari LKMD, Kepala desa juga sering

memberi masukan dan arahan kepada saya apa yang mesti saya perbuat selaku ketua

lembaga kemasyarakatan cuman kalau pembinaan masalah Lembaga Organisasi

Kemasyarakatan di Desa Kami ini tidak pernah dilaksanakan oleh Kepala Desa secara

formal hanya secara koordinasi dengan pihak pemerintahn desa”

Dari pernyataan diatas maka dapat dilihat bahwa Pemerintah desa telah melakukan

koordinasi yang baik dengan ketua lembaga kemasyarakatan walaupun melalui pembinaan

ii

Page 17: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

secara formal untuk lembaga-lembaga kemasyarakatan ini boleh dikata belum pernah

dilaksanakan oleh pemerintah Desa guna meningkatkan kinerja LKMD itu sendiri.

Sejalan dengan pernyataan diatas,Kepala Desa Lapokainse memberikan keterangan

(wawancara, 10 Maret 2011) menyatakan bahwa :

“Pemerintah desa dan LKMD memiliki kerja sama dalam menggerakkan gotong royong

masyarakat, itulah juga mengapa LKMD dan permerintah desa memiliki hubungan yang

erat juga,karena LKMD merupakan lembaga yang ditujukan buat pengembangan

peningkatan dalam kegiatan bermasyarakat baik sosial,ekonomi ataupun pembangunan.”

Mengingat bahwa ketentraman dan ketertiban merupakan salah satu kebutuhan dasar

individu dan atau masyarakat, sudah selayaknya apabila ada partisipasi aktif dari masyarakat,

sehingga partisipasi dari masyarakat tersebut dapat tersalur secara tepat perlu dibangun suatu

mekanisme. Terutama mengenai ketentraman wilayah desa Lapokainse itu sendiri, agar

terhindar dari berbagi kekacauan. Partisipasi masyarakat memerlukan prasyarat yakni adanya

kesukarelaan, adanya keterlibatan emosional serta adanya manfaat baik langsung maupun tidak

langsung dari keterlibatannya. Partisipasi masyarakat akan muncul apabila mereka mengetahui,

memahami serta memahami mengenai hal-hal yang akan dijalankannya.

Dari hasil pengamatan peneliti diketahui, bahwa Pemerintah Desa Lapokainse telah

mengupayakan secara nyata keterlibatan masyarakat secara langsung dalam menciptakan upaya

menetramkan wilayah desa dan juga untuk mengupayakan masyarakat agar dapat ikut

berpartisipasi dalam berbagai kegiatan secara gotong royong. Oleh karena itu diperlukan

langkah-langkah nyata dimaksud adalah memberi penjelasan kepada masyarakat Desa Sumare

mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan agar tahu, mau, dan mampu melaksanakan kegiatan

Desa sumare dalam berbagai bidang terutama dalam kegiatan kemasyarakatan serta menjaga

arah dukungan masyarakat dari sikap adapatif menuju sikap partisipatif pada saat pemilihan

kepala desa, Memberi kesempatan kepada masyarakat untuk memberikan masukan, baik pada

tahap penyusunan kebijakan, tahap implementasi maupun tahap evaluasinya, dan Membahas

bersama mengenai pelaksanaan kegiatan, baik keberhasilan maupun kegagalannya secara

terbuka.Keterlibatan langsung masyarakat terutama dalam ketentraman dan ketertiban serta

bagaimana partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial gotong royong juga dikemukakan oleh

masyarakat Desa Lapokainse menyatakan bahwa :

“Dalam hal kegiatan-kegiatan yang sifatnya membutuhkan banyak peran serta masyarakat

Desa Sumare tentunya Pemerintah desa dan masyarakat makin meningkatkan kegiatan

seperti ronda malam atau siskamling secara bergantian dengan masyarakat lainnya yang

diawasi oleh perangkat desa di tiap-tiap pos ronda yang ada seperti di Dusun Parundang

ini.Biasanya ada 2 (dua) orang atau lebih karena kadang juga banyak anak muda yang

menghabiskan malam dipos ronda.tidak hanya itu partisipasinya berupa masyarakat ikut

bergotong royong dalam pengadaan sanitasi air,pembersihan areal pekuburan karena

ii

Page 18: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

pekuburan kami disini belum ada tempat yang ditunjuk sebagai area tetap begitu pula jika

ada acara syukuran nelayan karena di desa kami ini hampir seluruhnya berprofesi nelayan”

Tidak hanya Peranserta LKMD, Kepala Desa, Tokoh masyarakat ataupun pihak yang telah

disebutkan diatas tetapi keterlibatan Masyarakat pun sangat diutamakan disini, karena organ-

organ tersebut tidak dapat bekerja maksimal tanpa adanya dukungan dan partisipasi masyarakat

baik itu dana, tenaga maupun sumbangsih pikiran dalam membangun Desa Lapokainse.

Untuk mengetahui upaya pemerintah Desa Lapokainse terhadap berbagai kegiatan

kemasyarakatan dalam keterkaitan dengan keamanan dan ketertiban serta partisipasi masyarakat

baik itu dalam kegiatan sosial ataupun kegiatan kemasyarakatan yang lainnya. Sehingga dapat

memperjelas masalah dari hasil tanggapan para responden yang telah peneliti amati.

Kecenderungan jawaban responden tersebut menunjukkan bahwa upaya Pemerintah Desa

Lapokainse dalam melibatkan secara langsung masyarakat Desa Lapokainse selama pelaksanaan

dalam menciptakan ketentraman dan ketertiban masyarakat serta partisipasi masyarakat dalam

kegiatan sosial sebahagian besar responden menilai baik. Berdasarkan hasil wawancara dan hasil

responden dapat dilihat bahwa antara informan dan responden memiliki pendapat yang sama

dalam menilai keterrlibatan LKMD dan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan kemasyarakatan

desa.Masyarakat juga sangat turut berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan oleh pihak BPD ataupun LKMD yang ada di desa Lapokainse, kegiatan yang

berlangsung baik itu kegiatan ibu-ibu PKK, kegiatan pembangunan desa terutama program

pemerintah yaitu PNPM, serta kegiatan peduli lingkungan desa ataupun ikut menyukseskan

lomba antar desa yang biasa diselenggarakan ditingkat kabupaten.Hal inilah yang menjadi

kebanggaan suatu desa karena tingkat partisipasi kegotongroyongan masyarakat desa masih

besar dorongan untuk turut serta saling bahu membahu antar sesama dengan asas kekeluargaan

yang sangat dijunjung tinggi.Karena ciri khas inilah yang membuat hampir seluruh desa

memiliki point lebih didalam hubungannya antar masyarakat desa sekitar.

ii

Page 19: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan dalam skripsi ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pelaksanaan kewenangan Pemerintahan Desa dalam bidang kemasyarakatan mendukung

peningkatan Ketentraman dan ketertiban masyarakat Desa lapokainse berjalan cukup baik

terhindar dari segala ancaman kriminal baik itu pencurian,perampokan dan tindakan kriminal

lain yang dapat mengganggu kondisi harmonis desa, kecuali satu kasus masalah serobot

tanah. Dan dalam hal peningkatan partisipasi masyarakat Desa lapokainse dirasa cukup baik

dalam pelaksanaannya. Baik itu secara personal ataupun secara gotong royong dalam

mewujudkan sikap gotong royong melalui kegiatan sosial, Walau kadang masih terdapat

masyarakat yang kurang termotivasi dalam kegiatan yang dilakukan.

2. Upaya pemerintah desa dalam meningkatkan Bidang kemasyarakatan, yaitu :

a. Upaya untuk lembaga pemerintah desa

Pemerintah Desa lapokainse menghimbau kepada BPD agar tetap menjalankan fungsi-

fungsinya berupaya semaksimal mungkin melaksanakan perannya yaitu sebagai pengayom

lembaga adat, fungsi penyerapan aspirasi, Fungsi legislasi , dan fungsi pengawasan, yaitu

meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa,Anggaran Pendapatan dan Belanja

Desa serta Keputusan Kepala Desa. Kepala Desa menstimulasi perangkat desa agar juga

dapat mengawasi keadaan lingkungan sekitar terutama dalam hal ketentraman dan ketertiban

masyarakat desa, Pemerintah Desa Memberi tugas perangkat desa untuk berkoordinasi dan

bekerjasama dengan Binmas/Babinsa, mengadakan evaluasi dan rapat kerja terhadap

perkembangan hasil tugas yang telah dibebankan oleh kepala desa selaku pemimpin

desa.Perangkat desa ikut turut serta dalam berbagai pelatihan yang dilaksanakan ditingkat

kecamatan dan kabupaten seperti halnya pelatihan madya yang diselenggarakan di tingkat

kabupaten untuk meningkatkan mendorong peningkatan kapasitas masyarakat dan kapasitas

aparatur desa.

b. Upaya untuk Lembaga Kemasyarakatan

Dalam hal ini upaya pemerintah desa juga dirasa sudah cukup baik dalam mengadakan

pendekatan langsung kepada tokoh masyarakat atau agama, memperlancar kinerja

pemerintahan desa dengan dilibatkannya tokoh masyarakat dalam meningkatkan ketentraman

dan ketertiban seperti dengan mengarahkan masyarakat untuk tetap menjaga kondisi wilayah

desa serta partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial yaitu dengan memberikan pencerahan

kepada masyarakat agar mau turut berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan

pemerintah desa baik itu kegiatan formal ataupu kegiatan nonformal desa seperti Kebersihan

lingkungan, ataupun berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan desa secara

keseluruhan.Dalam hal pembinaan secara formal LKMD pelatihan kemasyarakatan tidak

ii

Page 20: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

dilaksanakan ditingkat desa namun pemerintah desa khususnya kepala desa membina

anggota LKMD hanya sekedar koordinasi secara langsung saling memberikan pendapat dan

saran tentang apa yang perlu dilakukan dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan yang ada.

5.2 Saran-saran

1. Dalam rangka menstimulasi masyarakat agar mau berpartisipasi dalam bidang

ketentraman dan ketertiban dan partisipasi masyarakat, diperlukan adanya rasa saling

percaya antara pemerintah dengan masyarakat serta antar masyarakat. Pada sisi lain juga

diperlukan peran, pembagian peran serta tanggung jawab disertai dengan hubungan yang

jelas diantara para entitas (masyarakat, pemerintah desa dan lembaga masyarakat).

2. Untuk menghindari adanya bencana abrasi pemerintah desa perlu mensosialisaikan

betapa pentingnya menjaga lingkungan batu karang disekitar daerah pantai kepada

masyarakat Desa Lapokainse agar di tahun-tahun berikutnya tidak terjadi lagi abrasi. Hal

ini bukan hanya merugikan lingkungan alam laut tetapi juga sangat berpengaruh dalam

kehidupan masyarakat desa itu sendiri.

3. Sebaiknya Pemerintah Desa baik itu Kepala Desa maupun aparat Desa yang lain, dan

terlebih juga bagi para Kepala Dusun sebagai aparat yang paling dekat dengan

masyarakatnya di Dusun mereka masing-masing, Diharapkan mampu berperan aktif

dalam member pemahaman dan mengikutsertakan masyarakat Hal ini dikarenakan

masyarakat kadang salah persepsi dalam menanggapi setiap adanya kegiatan itu

memiliki Dana dari pemerintah.

4. Sebaiknya Pemerintah Desa sangat perlu melakukan pertemuan dengan anggota

Binmas/Babinsa setidaknya sebulan sekali, guna saling mengenal antara pemerintah Desa

setempat dengan anggota keamanan sehingga tidak ada lagi yang mengatakan bahwa

tidak mengetahui anggota Babinsa-nya. Babinsa dapat berfungsi aktif dan saling

berkoordinasi dalam berbagai kegiatan yang ada tentang ketentraman dan ketertiban

masyarakat di Desa

ii

Page 21: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

DAFTAR PUSTAKA

1. Abu Ahmadi, H. 2003. Ilmu Sosial Dasar, Hal.241

2. Budiardjo, Miriam. 2004. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT.Garamedia Pustaka

Utama

3. Labolo, Muhadam, 2010. Memahami Ilmu Pemerintahan Suatu Kajian, teori, Konsep,

dan Pengembangannya. Jakarta: Rajawali Pers.

4. Pedoman Penulisan Usulan penelitian dan Skripsi Program Studi Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.

5. Rasyid, Ryas. 1997. Makna Pemerintahan (Tinjauan Dari Segi Etika dan

Kepemimpinan). Jakarta : PT Yasrif Watampone.

6. Rahardjo, Adisasmita. 2006. Membangun Desa Partisipatif, Yogyakarta : Graha Ilmu

Yogyakarta

7. Rama, Tri. 2010. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Agung

8. Soetrisno,Loekman, 1995, Menuju Masyarakat Partisipatif, Penerbit : Kanisius,

Yogyakarta

9. Soetomo, Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat,Yogyakarta : Penerbit Pustaka

Pelajar.2006

10. Suharto, Edi. 2006. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat.Bandung :

PT.Refika Pratama.

11. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D.Bandung: CV.Alfabeta.

2010

12. Syafei, Inu Kencana. 2005. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung : Refika

Aditama

13. Syarifin, Pipin. 2006. Pemerintahan Daerah di Indonesia. Bandung : Pustaka Setia.

ii

Page 22: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

FILD STADYANALISIS PELAKSANAAN KEWENANGAN PEMERINTAHAN DESA DALAM BIDANG

KEMASYARAKATAN DI DESA LAPOKAINSE KECAMATAN KUSAMBI KABUPATEN MUNA

DISUSUN OLEH :

NAMA : MUSTAMIN

STAMBUK :

PRODI :ILMU PEMERINTAHAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

2013

ii

Page 23: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil ‘Alamin segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kepada Allah SWT 

yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini, namun penulis menyadari studi banding ini belum dapat dikatakan

sempurna karena mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan. Shalawat serta salam semoga

selalu dilimpahkan kepada junjunan kita semua habibana wanabiana Muhammad SAW, kepada

keluarganya, kepada para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya.

study banding ini penulis membahas mengenai “ANALISIS PELAKSANAAN KEWENANGAN

PEMERINTAHAN DESA DALAM BIDANG KEMASYARAKATAN DI DESA LAPOKAINSE KECAMATAN

KUSAMBI KABUPATEN MUNA”, dengan study banding penulis mengharapkan agar dapat

membantu sistem pembelajaran. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas segala perhatiannya.

Raha,  Agustus 2013

Penyusun

ii

Page 24: Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di desa sumare kecamatan simboro kabupaten mamuju

DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................... i   

Daftar Isi................................................................................................................. ii    

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................................................... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 6

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN................................. 9

A. Tingkat Pendidikan Masyarakat.................................................................... 9

B. Tingkat Kesehatan........................................................................................ 9

C. Sumber dan Mata Pencaharian.......................................................................10

D. Keadaan Pemerintah........................................................................... 10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................... 13

BAB V PENUTUP........................................................................................ 19

A. Kesimpulan.................................................................................................. 19

B. Saran............................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 21

ii