ANALISIS PASAR PARIWISATA Kabupaten Bantul · ziarah Kerajaan Mataram 7. Mangunan dan Hutan Pinus...
Transcript of ANALISIS PASAR PARIWISATA Kabupaten Bantul · ziarah Kerajaan Mataram 7. Mangunan dan Hutan Pinus...
DINAS PARIWISATA KABUPATEN BANTUL
2019
1. PENDAHULUAN:
1.1. LATAR BELAKANG, MAKSUD, dan TUJUAN
1.2. LINGKUP KAJIAN
2. KONDISI KEPARIWISATAAN dan KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
3. PARADIGMA, KONSEP DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN PARIWISATA dan METODE KAJIAN
3. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
4. ANALISIS PASAR WISATAWAN
5. KEBIJAKAN UMUM PENGEMBANGAN PASAR, STRATEGI SEGMENTING, TARGETING, DAN POSITIONING
6. ARAH PENGEMBANGAN PRODUK YANG DISESUAIKAN DENGAN TUJUAN PEMBANGUNAN PASAR
MATERI
1. PENDAHULUAN
4
1. Visi : “DIY pada 2025 sebagai pusat pendidikan, budaya dan daerah tujuan wisata terkemuka di Asia Tenggara dalam lingkungan masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera.”
2. Misi : a. Mewujudkan pendidikan berkualitas, berdaya saing, dan akuntabel yang didukung oleh
sumberdaya pendidikan yang handal. b. Mewujudkan budaya adiluhung yang didukung dengan konsep, pengetahuan budaya,
pelestarian dan pengembangan hasil budaya, serta nilai-nilai budaya secara berkesinambungan
c. Mewujudkan kepariwisataan yang kreatif dan inovatif d. Mewujudkan sosiokultural dan sosio ekonomi yang inovatif, berbasis pada kearifan
budaya lokal, ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan rakyat
L a t a r B e l a k a n g
Visi Kabupaten Bantul (2016-2021), yaitu: “Terwujudnya masyarakat Kabupaten Bantul yang sehat, cerdas, dan sejahtera, berdasarkan nilai-nilai keagamaan, kemanusiaan, dan
kebangsaan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Tujuan & Sasaran
TUJUAN dari Studi Analisis Pasar Pariwisata Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut.
1. Melakukan analisis atas pasar wisatawan (nusantara dan mancanegara) yang
mengunjungi Bantul.
2. Melakukan analisis atas tren wisatawan (nusantara dan mancanegara) yang menjadi pasar potensial bagi pengembangan pasar wisatawan Kabupaten Bantul.
3. Melakukan analisis dan merumuskan tujuan pengembangan pasar, strategi segmenting, targeting, dan positioning Kepariwisataan Kabupaten Bantul
4. Memberikan arah pengembangan produk yang disesuaikan dengan tujuan pembangunan pasar dan keputusan segmenting, targeting, dan positioning Kepariwisataan Kabupaten Bantul
Sasaran
•S
SASARAN yang akan dicapai melalui kegiatan ini adalah sebagai berikut : 1. Tersusunnya analisis atas pasar wisatawan (nusantara dan mancanegara)
yang mengunjungi Bantul.
2. Tersusunnya analisis atas tren wisatawan (nusantara dan mancanegara) yang menjadi pasar potensial bagi pengembangan pasar wisatawan Kabupaten Bantul.
3. Terumuskannya tujuan pengembangan pasar, strategi segmenting, targeting, dan positioning Kepariwisataan Kabupaten Bantul
4. Tersedianya arah pengembangan produk yang disesuaikan dengan tujuan pembangunan pasar dan keputusan segmenting, targeting, dan positioning Kepariwisataan Kabupaten Bantul.
Lingkup Substansi
•S
Lingkup substansi kegiatan ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi dan menganalisis portofolio pasar aktual dari
kepariwisataan Kabupaten Bantul.
2. Cakupan studi adalah pada analisis dan pengembangan pasar wisatawan mancanegara dan nusantara.
3. Menyusun hasil analisis dan implikasinya pada rekomendasi dan strategi pengembangan produk dan pasar yang diperlukan untuk dilakukan terhadap negara target pasar.
4. Cakupan wilayah adalah Kabupaten Bantul.
2. KONDISI KEPARIWISATAAN dan
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN
Jumlah Kunjungan Wisatawan ke DIY (2018)
ANALISIS: Jumlah wisman masih di bawah 10% dari total jumlah wisatawan yang
berkunjung ke DIY
1.1
9
Jumlah Kunjungan Wisman ke DIY (2017-2018)
ANALISIS: Portofolio wisman yang berkunjung ke DIY mengalami perubahan ASEAN (Malaysia dan Singapura menjadi asal wisman terbanyak), tetapi
pasar tradisional (Jelang dan Belanda masih berperan penting..
1.2.
10
Perbandingan Jumlah Kunjungan ke DTW di
Kota/Kabupaten di DIY
ANALISIS: Kabupaten Bantul menjadi Kabupaten ke-1 yang terbanyak menarik
wisatawan berkunjung ke DTW. Akan tetapi, secara umum wisatawan mempersepsikan DIY sebagai satu
destinasi.
1.3.
11
PantaiParangtritis
KawasanHutan Pinus
KawasanPantaiBaron-
Pantai PokTunggal
CandiPrambanan
Desa Wisatase
KabupatenBantul
GembiraLoka
TamanPintar
KaliurangTebingBreksi
Desa Wisatase
KabupatenKulon Progo
DTWlainnya
Jumlah Pengunjung 2.771.766 2.279.119 2.224.656 2.175.599 1.598.508 1.509.358 1.005.295 940.317 871.201 804.940 9.770.034
10 DTW di DIY yang Paling Banyak Dikunjungi
ANALISIS: Secara umum, Kabupaten Bantul memiliki DTW yang menyasar segmen wisatawan massal
(Pantai Parangtritis dan Kawasan Hutan Pinus). Kabupaten Sleman mengandalkan Candi Prambanan sebagai DTW untuk segmen wisatawan massal.
1.4.
12
Perwilayahan Pembangunan Destinasi (Perda DIY No. 1/th 2019 tentang Perubahan atas Perda No 1/2012
tentang RIPPARDA 2012-2025)
Perwilayahan pembangunan destinasi Pariwisata daerah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mencakup:
A. KAWASAN LERENG MERAPI BAGIAN SELATAN dan
sekitarnya
B. KAWASAN PRAMBANAN – RATU BOKO dan
sekitarnya
C. KAWASAN GODEAN – MOYUDAN dan sekitarnya
D. KAWASAN KRATON – MALIOBORO dan sekitarnya
E. KAWASAN KASONGAN – TEMBI – WUKIRSARI
dan sekitarnya
F. KAWASAN PARANGTRITIS – DEPOK – KUWARU
dan sekitarnya
G. KAWASAN BARON – SUNDAK dan sekitarnya
H. KAWASAN SIUNG – WEDIOMBO – BENGAWAN
SOLO PURBA dan sekitarnya
I. KAWASAN PATUK dan sekitarnya
J. KAWASAN KARST GUNUNG SEWU dan sekitarnya
K. KAWASAN CONGOT – GLAGAH – TRISIK dan
sekitarnya
L. KAWASAN PEGUNUNGAN MENOREHdan
sekitarnya
2.1.
STRATEGI PENGEMBANGAN 1. Revitalisasi Parangtritis sebagai kawasan rekreasi
pantai keluarga; 2. Pantai Depok sebagai kawasan Wisata kuliner hasil
laut dan Wisata dirgantara; 3. Gumuk Pasir Barchans sebagai kawasan konservasi
geospasial dan cagar biosfer; 4. Pantai Kuwaru -Goa Cemara - Samas - Pantai Baru
sebagai kawasan Wisata pantai keluarga dan pendidikan;
5. Pantai Goa Cemara sebagai kawasan Wisata konservasi penyu; dan
6. Parangkusumo sebagai kawasan ritual budaya laut.
Pengembangan Wisata Alam, Kuliner, dan Dirgantara
RIPPARDA DIY: Kawasan Parangtritis – Depok – Kuwaru dskt
15
ARAHAN PENGEMBANGAN
1. Kasongan sebagai kawasan kerajinan gerabah tradisional
2. Gabusan-Manding-Tembi sebagai kawasan budaya dan kerajinan
3. Wukirsari sebagai kawasan desa wisata kerajinan
4. Kebonagung sebagai desa wisata pertanian tradiisional
5. Goa Cerme sebagai kawasan wisata susur gua
6. Makam Imogiri sebagai kawasan cagar budaya dam wisata ziarah Kerajaan Mataram
7. Mangunan dan Hutan Pinus Imogiri sebagai wisata alam
8. Pundong sebagai kawasan desa wisata penghasil gerabahMengembangkan
9. Goa Selarong-Krebet sebagai wisata sejarah dan wisata kerajinan
10. Bandung Tegal sebagai kawasan wisata tirta & OR
11. Goa Jepang sebagai wisata sejarah dan alam
12. Kawasan Puncak Becici, Seribu Batu Songo Langit, dan Puncak Dlingo sebagai kawasan wisata alam
Pengembangan sentra kerajinan dan wisata alam
A
B
C
D
E
A. KAWASAN
PARANGTRITIS-DEPOK
dskt
B. IMOGIRI – DLINGO –
PLERET dskt (PIYUNGAN
& BANGUNTAPAN)
C. KAWASAN
KASONGAN-TEMBI-
MANDING dskt
D. KREBET – SELARONG –
GANJURAN dskt
(SEDAYU & PANDAK)
E. JETIS – PUNDONG dskt
Sumber: RIPPARDA BANTUL
RIPPARDA BANTUL: Perwilayahan Destinasi Pariwisata Kabupaten Bantul
2.2.
RIPPARDA BANTUL: Peta Pengembangan KSP A (Piyungan, Pleret, Dlingo, Imogiri) di Kabupaten Bantul
RIPPARDA BANTUL: Peta Pengembangan KSP B (Kasihan, Banguntapan, Sewon) di Kabupaten Bantul
RIPPARDA BANTUL: Pengembangan KSP C (Sedayu, Pajangan, Pandak, Bantul) di Kabupaten Bantul
RIPPARDA BANTUL: Peta Pengembangan KSP D (Bambanglipuro, Kretek, Sanden, Srandakan) di Kabupaten Bantul
SUB KAWASAN
PARANGTRITIS-
DEPOK dskt
SUB KAWASAN
SAMAS-BARU dskt
SUB KAWASAN
BANDARA BARU-
GLAGAH-WATES dskt
SUB KAWASAN
PASIR MENDIT dskt
SUB KAWASAN
WADUK SERMO
dskt
SUB KAWASAN
PANJATAN-GALUR
dskt
21
KSPN PANSELA DIY DSKT
PENGEMBANGAN KESISTEMAN RUANG PARIWISATA
2.3.
KODE SUB KAWASAN
PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA UTAMA (HIGHLIGHT ATTRACTIONS) TEMA PENGEMBANGAN PRODUK
K-1
Sub Kws
Parangtritis –
Depok dskt
Pantai Parangtritis, Parangkusumo, Parang Wedang, Depok,
Parangendog, Gumuk Pasir, Pantai Pelangi, Pantai Cemoro
Sewu, Bukit Paralayang, Parangtritis Geomaritime Science Park,
Candi Gambirowati, Gua Cerme, Tebing Bekah, Tebing Peci,
Gua Langse, Landasan FASI, Sendang Beji, Gua Jepang
WISATA BUDAYA : MENGANGKAT
LEGENDA RATU KIDUL, KONSERVASI
GUMUK PASIR, KULINER
K-2 Sub Kws. Samas –
Pantai Baru dskt
Pesona Laguna Pengklik, Pantai Samas, Pantai Sanden, Pantai
Gua Cemara, Pantai Kuwaru, Pantai Baru, Pembangkit Listrik
Tenaga Bayu (PLTB), Pantai Pandansari, Mercu Suar Pantai
Pandansari, Pantai Pandansimo, Agrowisata (Kebun Buah Naga,
sayuran), tambak udang, Penangkaran Penyu
WISATA ALAM : MENGANGKAT
POTENSI AMAZING LAGOON
PENGKLIK
K-3
Sub Kws. Bandara
Baru-Glagah-Kota
Wates dskt
Site Bandara Baru (future), Pantai Glagah, Pelabuhan Laut
Tanjung Adikarto, Dermaga Wisata Glagah, Laguna Glagah,
Arena Motor Trail, Camping Ground, Fishing Area, Agrowisata
(Kebun Buah Naga), Desa Budaya Glagah
PUSAT FASILITAS DAN AKOMODASI,
WISATA PERKOTAAN, TRANSIT
INTER MODA
K-4 Sub Kws. Waduk
Sermo dskt
View point Kuwari, Pusat Informasi Teknis dan Maintenance
Waduk Sermo, Dermaga Wisata Dishub, Taman Bambu Air, Akar
Liar (Desa Wisata Sermo), Pesona Bukit Pethu, Desa Wisata
Kalibiru, Gunung Gajah
WISATA TIRTA KELUARGA
K-5 Sub Kws. Pasir
Mendit Dskt Hutan Mangrove, Tambak Udang, Panntai Pasir Mendit
EDUTOURISM : MANGROVE
TOURISM
K-6
Sub Kws.
Panjatan-Galur
dskt
Pantai Trisik, Pantai Bugel, Penangkaran Penyu, Desa Wisata
Imorenggo
DESA WISATA AGRO - BAHARI
DTW DI SUB KAWASAN PRIORITAS KSPN PANTAI SELATAN YOGYAKARTA DSKT
22
Kebijakan Strategis
• Visi Gubernur DIY dalam RPJMN DIY tahun 2017-2022 (Perda DIY Nomor 3 Tahun 2018) menjadikan Kawasan Pantai Selatan DIY sebagai “halaman depan” DIY
• SK Gubernur DIY no. 193/tahun 2017 memasukkan dua kawasan di Kabupaten Bantul, yaitu Kawasan Pantai Selatan dskt dan Kawasan Tembi-Kasongan dskt, dalam 7 (tujuh) kawasan prioritas pembangunan kepariwisataan DIY.
3.
3. PARADIGMA, KONSEP DAN
STRATEGI PENGEMBANGAN
PEMASARAN PARIWISATA dan
METODE KAJIAN
PENGEMBANGAN PARIWISATA
YANG BERBASIS PADA
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(Community-based Torism
Developmnt)
PRINSIP PENGELOLAAN
KEPARIWISATAAN YANG
BERKELANJUTAN
(Sustainable Tourism
Development)
KETERPADUAN
PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN LINTAS
SEKTOR, LINTAS DAERAH,
DAN LINTAS PELAKU
(Good Tourism Governance)
PENGUATAN
KETERKAITAN RANTAI NILAI
KEPARIWISATAAN
(Forward and Backward
Linkages)
Demand-Supply
Matching
Ecotourism
1. PARADIGMA PEMBANGUNAN PARIWISATA
Cakupan Pembangunan Kepariwisataan
UU NO. 10/ 2009 PASAL 9 MENEGASKAN CAKUPAN KOMPONEN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
MELIPUTI:
INDUSTRI
PARIWISATA
DESTINASI
PARIWISATA
PEMASARAN
PARIWISATA
KELEMBAGAAN
KEPARIWISATAAN
“Pembangunan
struktur (fungsi,
hirarkhi, hubungan)
industri pariwisata,
daya saing produk
pariwisata, kemitraan
usaha pariwisata,
kredibilitas bisnis, dan
tanggung jawab thd
lingkungan alam dan
sosial budaya”
“Pembangunan daya
tarik wisata,
pembangunan
prasarana,
pembangunan fasilitas
umum, pembangunan
fasilitas pariwisata
serta Pemberdayaan
masyarakat, secara
terpadu dan
berkesinambungan
“Pemasaran pariwisata
bersama terpadu dan
berkesinambungan
dengan melibatkan
seluruh pemangku
kepentingan serta
pemasaran yang
bertanggung jawab
dalam membangun
citra Indonesia sebagai
destinasi pariwisata
yang berdaya siang
“Pengembangan
organisasi pemerintah,
pemerintah daerah,
swasta dan
masyarakat,
pengembangan
sumber daya manusia,
regulasi dan
mekanisme
operasional di bidang
kepariwisataan
Pilar 1. Pilar 2. Pilar 3. Pilar 4.
2.
• Analisis Segmentasi
• Pemilihan Sasaran Pasar
Pemahaman Pasar
• Jenis Produk Wisata
• Keragaman Produk
Pemahaman Produk • Pendefinisian
Persaingan
• Produk yang ditawarkan
Pemahaman Persaingan
3. Konsep Pengembangan Pasar dan Pemasaran Pariwisata
3. METODE PENELITIAN
1. Wawancara
2. Observasi Lapangan
3. Observasi Dokumen
4. Focus-Group Discussion
4. ANALISIS ISU-ISU
STRATEGIS
• Wisatawan mancanegara berkontribusi sangat kecil pada jumlah total wisatawan.
• Tren produk yang disukai: berbeda antara wisnus dan wisman.
• Strategi promosi: perlu untuk lebih well-targeted.
• Koordinasi dan kemitraan promosi menjadi solusi untuk keterbatasan anggaran (low budget but higher impact).
ISU STRATEGIS DALAM PENGEMBANGAN PRODUK-PASAR
1.
Srandakan akan menjadi Rute alternative 2 dari Bandara- kota Yogyakarta
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR 2.
JJLS akan membuka seluruh potensi daerah selatan di Propinsi DIY seperti potensi wisata, industri kelautan dan pertanian yang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat
RENCANA PENGEMBANGAN KEK PARIWISATA SAMAS-PANDANSIMO
DAYA TARIK UTAMA
1. Pantai Kuwaru Baru (Pandansimo)
2. Pantai Goa Cemara
3. Pantai Samas 4. Pantai Depok 5. Gumuk Pasir
Parangkusumo 6. Pantai Parang
Tritis
1
2
3
4
5 6
3.
4. ANALISIS PASAR WISATAWAN
• Wisman (SK Gubernur DIY no. 193/2018) 1. ASEAN (Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam,
Myanmar, Filipina, Laos, Kamboja, Brunei); 2. Jepang; 3. Belanda, Jerman, Perancis.
• Wisnus 1. Pelajar/Mahasiswa dari Daerah lain. 2. Wisatawan dari Jakarta. 3. VFR (Visiting Friends and Relatives). 4. Week-enders. 5. Repeaters.
PENETAPAN TARGET PASAR 1.
Perjalanan "wisatawan nusantara (wisnus)"
adalah perjalanan yang dilakukan oleh penduduk Indonesia dalam wilayah
geografis Indonesia secara sukarela kurang dari 6 bulan dan bertujuan tidak
untuk sekolah atau bekerja (memperoleh upah/gaji) ditempat yang dituju, untuk
mengunjungi obyek wisata komersial, dan atau menginap di usaha
akomodasi komersial, dan atau jarak perjalanan pulang pergi sama atau lebih
besar dari 100 km.
SEGMEN WISNUS
PERSONAL –
WISATA UMUM
SEGMEN WISNUS PERSONAL -
WISATA MINAT KHUSUS
BERLIBUR/
REKREASI
BERLIBUR/
REKREASI
BERLIBUR/
REKREASI
PENDIDIKAN
KESEHATAN
BERLIBUR/
REKREASI
ZIARAH/
KEAGAMAAN
MENGUN-
JUNGI TEMAN/
KELUARGA
OLAH RAGA/
KESENIAN
SEGMEN WISNUS
BISNIS /
PEMERINTAH
MISI/
PERTEMUAN/
KONGRES
BERLIBUR/
REKREASI
BERLIBUR/
REKREASI
LAINNYA PROFESI/
BISNIS
36
PERSONAL
Sumber : llitbangjakpar, Kemenpar & BPS,2015.
MOTIVASI PERJALANAN WISNUS
MALAYSIA
Belanda
Perbandingan Jumlah Pencarian Internet Tentang Pariwisata DIY Tahun 2018
Sumber :
https://trends.google.com/trends/explore?cat=67&date=2018-01-01%202018-12-
31&geo=ID&q=%2Fg%2F11b_2jgvc4,%2Fm%2F0dg6yx,%2Fm%2F0dfcc3,%2Fm%2F027g3sd,%2Fm%2F03x4fk
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
01-Jan 01-Feb 01-Mar 01-Apr 01-Mei 01-Jun 01-Jul 01-Agust 01-Sep 01-Okt 01-Nop 01-Des
Yogyakarta Gunung Kidul Bantul Kulon Progo Sleman
ANALISIS ONLINE MEDIA PRESENCE 2.
Perbandingan Jumlah Pencarian Internet Tentang Pariwisata di Kab. Bantul Tahun 2018
Sumber :
https://trends.google.co.id/trends/explore?date=2018-01-01%202018-12-31&geo=ID&q
0
50
100
150
200
250
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Hutan Pinus Mangunan Dlingo Bukit Panguk Kediwung Gumuk Pasir Parangkusumo
Jurang Tembelan Puncak Kebun Buah Mangunan Pantai Depok
Keyword Suggestion Berdasarkan Wisata Bantul pada pencarian Google
Sumber :
google.co.id
0
1
2
3
4
5
6
7
wisata bantulterbaru 2019
wisata bantulyogyakarta
wisata bantulselatan
wisata bantulmurah
wisata bantuldlingo
wisata bantuldiy
wisata bantulphotos
wisata bantulterhits
Analisis
1. Tahun 2018 wisata di Kabupaten Bantul berada diurutan 3 terbanyak se-DIY
2. Wisata populer di Kabupaten Bantul ialah Pantai Depok, Jurang Tembelan, Bukit panguk Kediwung
3. Data terbanyak dari keywords di Tahun 2019, menunjukkan bahwa konsumen mencari tempat wisata yang baru pada tahun 2019
Daya Tarik Wisata Paling
Populer (tripadvisor.com)
Publisitas Pariwisata Bantul
• Daya Tarik Wisata di Bantul memiliki potensi untuk pasar wisman
• Dua destinasi populer: Parantrisit dan Hutan Pinus
PENGEMBANGAN MOBILE APP: PARIWISATA
BANTUL 3.
Refleksi atas App Kabupaten Bantul
1. Konten Cukup lengkap 2. Agenda event terbatas 3. DTW masih berdiri
sendiri 4. Deskripsi sudah cukup
bagus (dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris)
5. Perlu Editing Bahasa Inggris
6. Masih perlu dipasarkan secara sistematis (adopsi dan mendorong review)
1. Ada rekomendasi untuk Produk Unggulan (Tema, Waktu tertentu) TOP 5
2. Ada rekomendasi event yang sedang berlangsung (dan calendar of event sampai dengan Desember).
3. Ada rekomendasi tempat menarik yang bisa dikunjungi.
4. Ada diskon/potongan harga untuk beraneka produk (Catatan: ini sangat mendorong adopsi App ini).
5. Ada rekomendasi jalur kunjungan berdasarkan tema.
6. Fotografi dan konten dirancang secara sangat profesional.
PENGEMBANGAN MOBILE APP: BENCHMARK
KEPADA PENANG TOURISM (Penang Tourist Info) 3.
EVENT SEBAGAI PRODUK SEKALIGUS PROMOSI WISATA 2.
1. Event Bantul menjadi bagian dari Event DIY
2. Event pendukung destinasi (Mangunan:Wanawisata Mataram ; Parangtritis dkst: Jogja Air Show)
3. Pencarian “EVENT WISATA DI BANTUL” belum menghasilkan informasi yang optimal.
4. Tembi Rumah Budaya banyak mengadakan event untuk pasar internasional
• Untuk pasar wisman, DTW yang populer di Bantul adalah: 1. Makam Imogiri (Wisman asal Eropa)
2. Desa Wisata, terutama Tembi (wisman Eropa)
3. Pinus, Pengger, dan Mangunan (wisman asal Malaysia)
• Tren menunjukkan bahwa wisman lebih tertarik ke Gunungkidul (Pantai Timang, Goa Jomblang, Kalisuci, Pindul, Nglanggeran).
HASIL WAWANCARA DAN OBSERVASI LAPANGAN: DTW di Kab. Bantul bagi Wisman
3.
1. Makam Imogiri (Wisman asal Eropa) Wisatawan yang mengunjungi DTW ini tertarik dan memberikan apresiasi
pada budaya. Wisatawan mengunjungi Makam Imogiri dan mendengarkan narasi dari
pemandu. Di Makam Imogiri, tidak banyak aktivitas yang dilakukan wisman. Setelah dari Makam Imogiri, sebagian wisman berkunjung ke Giriloyo untuk
menyaksikan kegiatan membatik (beberapa membeli paket membatik).
2. Desa Wisata, terutama Tembi (wisman Eropa) Desa Wisata Tembi sudah cukup terkenal bagi wisman asal Eropa yang
menginap di d’Omah Village. Aktivitas diskusi, pameran seni/budaya, dan pertunjukan seni/budaya
banyak diselenggarakan oleh Rumah Budaya Tembi.
3 Pinus, Pengger, dan Mangunan (wisman asal Malaysia) Wisatawan di tempat ini banyak mengambil foto dan menikmati
pemandangan alam Tidak banyak aktivitas/atraksi wisata yang tersedia bagi wisman.
HASIL WAWANCARA DAN OBSERVASI LAPANGAN: Aktivitas Wisata Wisman
3.
5. KEBIJAKAN dan REKOMENDASI
A. PENGEMBANGAN PASAR, STRATEGII SEGMENTING, TARGETING, DAN POSITIONING
B. PENGEMBANGAN PRODUK
51
Analisis atas profil wisnus menunjukkan keberadaan beberapa sub segmen dalam segmen wisnus, dimana setiap segmen memiliki karakteristik, kebutuhan, dan ekspektasi yang berbeda. Oleh karena itu, perlu dirumuskan strategi yang spesifik untuk masing-masing segmen.
1. Kerjasama dengan tokoh agama dan komunitas agama/aliran kepercayaan perlu dilakukan untuk menggerakkan perjalanan wisnus dengan motivasi Wisata religi. Jenis wisata religi merupakan jenis perjalanan yang sedang sangat berkembang.
2. Kerjasama dengan komunitas hobby dan Sekolah/PT untuk bersinergi dalam promosi Bantul dikaitkan dengan wisuda, konferensi dll.
3. Untuk DIY pada umumnya dan Bantul pada khususnya, segmen weekenders merupakan segmen yang besar. Oleh karena itu, perlu dirancang promosi event, diskon, atau produk khusus yang ditawarkan pada long weekend.
STRATEGI YANG BERBASIS PADA SEGMEN YANG
SPESIFIK A.1.
Arahan Program/ Kegiatan:
52
Analisis atas strategi promosi sekarang menunjukkan kurangnya integrasi antara berbagai platform promosi yang digunakan. Profil wisatawan menunjukkan keberadaan banyak sub segmen (dimana setiap segmen memiliki karakteristik, kebutuhan, dan ekspektasi yang berbeda) strategi untuk masing-masing segmen tetapi tetap teintegrasi dengan baik.
1. Digital Marketing:
IG, FB, dan YOUTUBE harus berisi konten-konten baru.
MOBILE APPS berisi informasi destinasi , event, dan promosi harga.
Viral Marketing (dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan).
2. IKLAN (MAJALAH, BILLBOARD, VIDEOTRON).
3. FAM TRIP (juga untuk Celebgram, Youtuber, dll).
4. TRADE SHOWS (di wilayah tertentu sesuai Target Market)
5. SALES MISSION dan TABLE TOPS (di wilayah tertentu sesuai Target Market).
PENGGUNAAN MULTI-PLATFORM KOMUNIKASI
PEMASARAN SECARA TERINTEGRASI A.2.
Arahan Program/ Kegiatan:
53
Untuk dapat mempromosikan destinasi Bantul secara optimal dan berdampak tinggi (high-impact), harus dioptimalkan kerjasama dan kemitraan dengan semua pemangku kepentingan (Pemerintah-Industri-Komunitas).
1. Perancangan skema kerjasama promosi untuk semua pemangku kepentingan.
2. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pemangku kepentingan (ASITA, PHRI, HPI, ASPPI, Forkom Desa Wisata, GENPI, DIMAS-DIAJENG, KOMUNITAS untuk meningkatkan sinergitas dalam melaksanakan promosi yang terintegrasi.
3. Melakukan koordinasi dengan OPD di Bantul (Humas, DPMPT, Perindustrian, Pertanian, dll) untuk meningkatan sinergi promosi.
4. Bekerjasama dengan maskapai penerbangan, Kereta api, PO Bus, untuk promosi destinasi.
5. Bekerjasama dengan restaurant, pusat oleh-oleh, dan sebagainya yang akan menjadi rangkaian dari pelayanan paket wisata yang akan dijual.
KERJASAMA PROMOSI (JOINT PROMOTION) A.3.
Arahan Program/ Kegiatan:
54
Pemahaman terhadap profil wisatawan sangat penting bagi Pemeringah dan pelaku wisata untuk mempelajari karakteristik, pola, preferensi, dan tren kepariwisataan. Oleh karena itu diperlukan penyusunan data base tentang data-data tersebut sebagai dasar pengambilan keputusan segmentasi, targeting, positioning (termasuk strategi 4P).
1. Dinas Pariwisata Bantul (bersama-sama dengan Dinpar DIY) perlu merumuskan metodologi untuk menghitung dan menyusun profil wisatawan yang kemudian disosialisasikan dan diterapkan di seluruh Kab. Bantul.
2. Sosialisasi Penyamaan persepsi, definisi, dan metodologi penting untuk dilakukan agar semua pengelola DTW memiliki data base (jumlah kunjungan, spending, dan profil wisatawan) yang standar.
3. Perumusan strategi yang spesifik pada tiap-tiap segmen sesuai dengan profil dan karakteristiknya
Arahan Program/ Kegiatan:
PENYUSUNAN DATABASE WISATAWAN A.4.
55
Faktor Harga / Biaya Mahal (perjalanan dan paket wisata), menjadikan wisatawan cenderung memilih destinasi lain. Pada umumnya, wisnus masih sensitif harga. Untuk segmen-segmen tertentu: pelajar dan mahasiswa (study-tour) dan first-timer, harga masih menjadi pertimbangan utama. Selain itu, pada saat musim sepi (low season: Februari-April), promosi harga bisa menarik segmen yang sensitif harga.
1. Kerjasama hot-deals dengan industri pariwisata (hotel, restoran, pengelola DTW, toko suvenir dan oleh-oleh)
2. Kerjasama bisa dalam level DIY dengan menjadi sub-brand (Jogja Heboh ….Bantul juga Heboh).
3. Percepatan pengembangan transportasi dan jalur wisata ke DTW untuk meningkatkan daya saing paket wisata
PRICE PROMOTION A.5.
Arahan Program/ Kegiatan:
56
Familiarization Trip merupakan kegiatan berwisata yang diperuntukkan bagi sejumlah orang seperti Wartawan (Jurnalis), Penulis perjalanan (Travel Writter), CELEBGRAM, YOUTUBER, atau pihak-pihak yang berkaitan dengan suatu kegiatan wisata yang tujuannya untuk mengenalkan dan mensosialisasikan, sehingga kemudian diharapkan akan dapat disebarluaskan ke daerah asalnya dan informasinya kemudian diketahui oleh masyarakat luas. Fam Trip dianggap cukup efektif dalam teknik mempromosikan sebuah DTW termasuk bagi segmen wisman.
1. Pelaksanaan Fam Trip secara berkala dan bertahap misalnya tahun ini yang disasar akan fokus segmen kuliner maka dapat mengajak praktisi kuliner yang populer atau wartawan yang membidangi hal tersebut
2. Mempublikasikannya baik secara “Live Program” misalnya di stasiun TV atau program lainnya juga media cetak
MARKETING PUBLIC RELATIONS (FAMTRIP) A.6.
Arahan Program/ Kegiatan:
57
Iklan merupakan platform yang bisa menyasar banyak orang dan bisa memberikan dramatisasi (dalam bentuk video di di videotron. TV, Youtube). Media iklan bisa berbentuk billboard, videotron, iklan cetak, iklan di online platform, dll). Iklan diutamakan menjadi pembentuk citra, mendorong untuk mengunjungi, dan sebagai pengingat. Strategi pesan harus disesuaikan dengan lokasi pemasangan iklan dan sifat media tersebut. Contoh: iklan di billboard/videotron di Bantul ditujukan pada wisatawan yang sudah berada di Bantul karenanya harus berisi informasi untuk mengajak wisatawan “datang kembali”.
1. Pembuatan konten iklan yang inovatif, menarik, dan tepat sasaran (billboard, videotron, majalah, iklan bergerak).
2. Media scheduling untuk pemasangan iklan. Mempublikasikannya baik secara “Live Program” misalnya di stasiun TV atau program lainnya juga media cetak.
IKLAN (OOH, PRINT AD, DIGITAL AD) A.7.
Arahan Program/ Kegiatan:
58
Travel Fair dan Sales Mission merupakan kegiatan yang berorientasi Selling. Kementarian Pariwisata dan Dinpar DIY melaksanakannya secara reguler, sehingga perlu dilakukan koordinasi aktif tentang materi Bantul yang akan dibawa ke Travel Fair dan Sales Mission tersebut. Bantul mengikuti Travel Fair dan Sales Mission dengan lebih well-targeted (sesuai target market yang telah ditentukan: wisnus, ASEAN, ditambah Jepang atau Belanda)
1. Mengikuti Travel Fair secara reguler di ASEAN (MATTA FAIR MALAYSIA dan NATAS SINGAPORE, JATA JEPANG) dengan memasarkan produk yang sesuai dengan target pasar (ICONIC PRODUCTS: PARANGTRITIS, HUTAN PINUS, IMOGIRI, KLASTER DESA WISATA-KERAJINAN).
2. Menyiapkan produk dan materi promosi khusus untuk travel fair yang tidak diikuti secara langsung tetapi penting untuk menyasar target market (misal: ITB BERLIN)
DIRECT SELLING (TRAVEL FAIR, SALES MISSION) A.8.
Arahan Program/ Kegiatan:
59
Digital Marketing dibagi menjadi: Owned Media (Website), Social Media (IG, Youtube, Facebook) dan mobile application. Pengembangan Digital Marketing mengarah pada 2 strategi: 1. Integrated Digital Marketing (melibatkan semua pemangku kepentingan) 2. Viral Marketing (untuk beberapa kali dalam setahun, ada strategi viral marketing yang
perlu dirancang khusus)
1. Pengembangan konten untuk website dan sosial media dengan melibatkan semua pihak. E-moderator dan koordinator akan mengumpulkan berbagai konten, mem-post dan menyebarkan ke kaki-tangan mitra Digital Marketing Bantul. E-moderator akan memantau sejauh mana pesan tsb di-post dan di-share oleh mitra.
2. Pengembangan Apps dengan memuat konten dan variasi sesuai benchmark.
3. Perumusan strategi Viral Marketing untuk konten tertentu (melibatkan semua stakeholder).
DIGITAL MARKETING A. 9.
Arahan Program/ Kegiatan:
60
Viral Marketing (untuk beberapa kali dalam setahun, ada strategi viral marketing yang perlu dirancang khusus) untuk EVENT BESAR atau PRODUK BARU, dengan melibatkan: 1. ASN Bantul 2. Dimas-Diajeng 3. GIPI dan semua asosiasi pariwisata 4. Celebgram/e-influencer
DIGITAL MARKETING A. 9.
61
Travel Patterns (pola perjalanan) menujukkan Daya Tarik Wisata dan atraksi/aktivitas yang dikunjungi dan dilakukan wisatawan saat berkunjung ke suatu destinasi. Travel Patterns bisa menunjukkan pola perjalanan sekarang (eksisting) atau bisa merupakan pola perjalanan baru yang dirancang untuk ditawarkan sebagai produk baru kepada wisatawan.
1. Pengembangan travel patterns untuk menganalisis pola perjalanan wisatawan mancanegara dan nusantara sekarang ini (eksisting).
2. Pengembangan travel patterns baru untuk merespon isu strategis bandara YIA dan JJLS yang meliputi destinasi di wilayah Kabupaten Bantul.
3. Pengembangan travel patterns eksisting dan baru untuk menganalisis dan menawarkan travel patterns baru yang meliputi destinasi di Kabupaten Bantul dan destinasi lain di wilayah Kabupaten/Kota di DIY.
PENGEMBANGAN TRAVEL PATTERNS A. 10.
Arahan Program/ Kegiatan:
62
Pengembangan desa wisata sebagai strategi pengembagan pariwisata berbasis masyarakat dan sebagai bufferzone rencana pengembangan KEK Pariwisata di Kawasan Pansela DIY harus dilakukan. Desa Wisata yang harus mendapat fokus penguatan adalah yang berada di Kecamatan Srandakan ,Sanden,dan Kretek, yang akan menjadi bufferzone rencana KEK Pariwisata di Kawasan Pansela DIY)
1. Pengembangan desa wisata bertaraf internasional, dengan standar atraksi, SDM, amenitas, dan fasilitas pariwisata pada tingkat internasional (berkualitas tinggi).
2. Penyelenggaraan Festival Desa Wisata secara kontinu dan berkesinambungan.
3. Penguatan daya tarik desa wisata Bantul berbasis kerajinan, kuliner, dan budaya masyarakat. Pengembangan daya tarik desa wisata di Bantul harus memunculkan Unique Selling Point (keunikan) dari masing-masing desa wisata dan keunikan desa wisata Bantul secara umum.
PENGEMBANGAN DESA WISATA BERSTANDAR
INTERNASIONAL B. 1.
Arahan Program/ Kegiatan:
Pengembangan Produk daya tarik wisata di desa wisata berdasarkan tipologi dan tingkat pengembangan desa wisata dapat dibagi kedalam 3 tipe: 1. Desa Wisata Tumbuh: Desa Wisata yang masih baru dirintis (masih perlu identifikasi dan pengembangan potensi desa serta merintis sara prasarana pendukungnya, belum ada program wisata yang terencana baik), di antaranya:
Dusun Kalimundu, Desa Gadingharjo, Kec. Sanden Dusun Kenteng, Desa Gadingsari, Kec. Sanden Dusun Piring, Desa Gadingsari, Kec. Sanden Desa Srigading, Kec.Sanden Desa Murtigading, Kec. Sanden Dan lainnya
2. Desa Wisata Berkembang: Desa Wisata yang sudah mengembangkan potensinya, memiliki sarpras dan mengembangkan kualitas dan kuantitasnya, sudah ada program wisata dan pengelolaan desa wisatanya, di antaranya:
Desa Wisata Goa Cemara, Kec.Sanden Desa Wisata Kuwaru, Poncosari, Kec.Srandakan Desa WisataLaguna Depok, Kec.Kretek Desa Wisata Pandansari, Desa Gadingsari, Sanden, Kec. Kretek Desa Wisata Ngentak Cangkring, Poncosari Desa Wisata Tirtosari Desa Wisata Pantai Baru Desa Wisata Kwaru Desa Wisata Pithisari Dan lainnya
3. Desa Wisata Mandiri: sudah memiliki produk wisata handal (mulai mengembangkan inovasi produk), pengembangan program dan pengelolaan desa, memiliki sarpras yang baik, mulai melakukan promosi dan pemasaran sesuai minat pasar, di antaranya:
Desa Wisata Parangtritis Desa Wisata Lopati, Desa Trimurti Desa Wisata Tirtohargo, Dusun Baros Dan lainnya
PENGEMBANGAN DESA WISATA BERSTANDAR
INTERNASIONAL: Identifikasi Desa Wisata B. 1.
BASIS PENGEMBANGAN NAMA DESA Potensi Pengembangan Pengembangan desa wisata berbasis pertanian dan perkebunan
Desa Tirtohargo Desa Parangtritis, Kec. Kretek Pengembangan usaha pertanian padi dan bawang merah
(pengembangan ekowisata dari proses penanaman – petik –olah –
produk)
Desa Tirtosari, Kec. Kretek Pengembangan usaha pertanian dan makanan kecil seperti emping
dan peyek (pengembangan ekowisata dari proses penanaman – petik
–olah – produk)
Desa Sri Gading, Kec. Sanden Pengembangan usaha Pengolahan Ubi dan perkebunan buah naga
(pengembangan ekowisata dari proses penanaman – petik –olah –
produk)
Desa Gadingsari, Kec. Sanden Pengembangan usaha Pengolahan pertanian ubi dan perkebunan
buah naga pada khususnyapengembangan ekowisata dari proses
penanaman – petik –olah – produk)
Desa Samas, Kec. Sanden Pengembangan usaha Pengolahan pertanian dan perkebunan lokal
Desa Goa Cemara, Kec. Sanden Pengembangan usaha Pengolahan Ubi dan perkebunan buah naga
(pengembangan ekowisata dari proses penanaman – petik –olah –
produk)
Pembangunan pasar souvenir/ cindera mata dan hasil industri lokal
(Pengembangan pembuatan cinderamata bias dari serat alami daun
pandan, mending, enceng gondok, buah cemara)
Desa Wisata Ngentak Cangkring di Poncosari, Kec. Srandakan Pengembangan usaha pertanian dan makanan kecil seperti tempe
(pengembangan ekowisata dari proses penanaman – petik –olah –
produk)
Desa Wisata Lopati (Desa Trimurti), Kec. Srandakan Pengembangan usaha pertanian dan makanan kecil seperti bakpia,
tahu, mie lethek, susu, bamboo, dll (pengembangan ekowisata dari
proses penanaman – petik –olah – produk)
Desa Wisata Pandansari (Desa Gadingsari), Kec. Sanden Pengembangan usaha pertanian ubi dan perkebunan buah naga
(pengembangan ekowisata dari proses penanaman – petik –olah –
produk) Pengembangan desa wisata berbasis peternakan Desa Wisata Lopati (Desa Trimurti), Kec. Srandakan Pengembangan cattle ranch, wisata edukasi peternakan, wisata
biogas Pengembangan desa wisata berbasis perikanan Desa-desa di Kecamatan Kretek, Sanden dan Srandakan yang berada di
sekitar pesisir pantai selatan, seperti diantaranya:
Desa Wisata Lopati, Trimurti, Kec. Srandakan
Desa Wisata Pithisari, Kec. Srandakan
Desa Wisata Tirtosari, Kec. Kretek
Desa wisata Depok, Kec. Kretek
Desa Wisata Kwaru,Kec. Srandakan
Desa Wisata Parangtritis,Kec. Kretek
Desa Wisata Pantai Baru, Desa Poncosari, Kec. Srandakan
Pembangunan hasil perikanan dan pengolahannya
Pengembangan tempat wisata kuliner hasil olahan laut masyarakat
lokal
Pengembangan fasilitas dan program wisata tirta (memancing, dll)
PENGEMBANGAN DESA WISATA BERSTANDAR INTERNASIONAL:
Contoh Tema Pengembangan dengan Unique Selling Point (1) B. 1.
BASIS PENGEMBANGAN NAMA DESA Potensi Pengembangan
Pengembangan desa wisata berbasis industri dan kerajinan
Desa Wisata Lopati (Desa Trimurti), Kec.
Srandakan
Pembangunan pasar souvenir/ cindera mata dan hasil industri
lokal
industri makanan :Mie Lethek, Bakpia, tahu, dll
industri kerajinan: mebel, anyaman bamboo, batik bamboo,
batik tulis, dll
Dusun Kalimundu, Desa Gadingharjo, Kec.
Sanden
Pembangunan pasar souvenir/ cindera mata dan hasil industri
local (Bamboo Fountain Craft, alat peraga edukasi dari
bamboo, dll)
Dusun Kenteng, Desa Gadingsari, Kec.
Sanden
Pembangunan pasar souvenir/ cindera mata dan hasil industri
lokal (Pengembangan cinderamata dari serat alami daun
pandan, mending, enceng gondok, buah cemara)
Dusun Piring, Desa Gadingsari, Kec. Sanden Pembangunan pasar souvenir/ cindera mata dan hasil industri
lokal (Pengembangan Kerajinan dari tempurung kelapa)
Desa Murtigading, Kec. Sanden Pembangunan pasar souvenir/ cindera mata dan hasil industri
lokal
Pengembangan desa wisata berbasis edukasi
Desa Wisata Tirtohargo (Dusun Baros), Kec.
Kretek
Pembangunan fasilitas pendukung wisata edukasi mangrove
Pengembangan fasilitas penunjang wisata rekreatif keluarga:
outbound, memancing, wisata tirta
Desa Wisata Lopati (Desa Trimurti) Pembangunan fasilitas pendukung wisata edukasi kesenian
dan budaya (tari, batik, musik tradisional, dll)
Desa Wisata Pantai Baru, Poncosari Pembangunan fasilitas pendukung wisata edukasi wisata
energy terbarukan dan wisata biogas
Pengembangan desa wisata berbasis pengembangan daya tarik wisata berbasis budaya dan religi
Desa Srigading, Kec. Sanden Pengembangan event kesenian dan budaya
Pembangunan plaza/ pusat kegiatan multifungsi
Desa Wisata Kuwaru, Poncosari, Kec.
Srandakan
Pengembangan event kesenian dan budaya
Pembangunan plaza/ pusat kegiatan multifungsi
Desa Wisata Parangtritis, Kec. Kretek Pengembangan event kesenian dan budaya
Pembangunan plaza/ pusat kegiatan multifungsi
Desa Wisata Lopati (Desa Trimurti), Kec.
Srandakan
Pengembangan event kesenian dan budaya
Pembangunan plaza/ pusat kegiatan multifungsi
PENGEMBANGAN DESA WISATA BERSTANDAR INTERNASIONAL:
Contoh Tema Pengembangan dengan Unique Selling Point (2) B. 1.
PENGEMBANGAN DESA WISATA BERSTANDAR INTERNASIONAL:
Ilustrasi Pengembangan Desa Wisata (1) B. 1.
PENGEMBANGAN DESA WISATA BERSTANDAR INTERNASIONAL:
Ilustrasi Pengembangan Desa Wisata (2) B. 1.
68
KSP B adalah termasuk Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY) yang memiliki kedekatan geografis dengan kawasan perkotaan. Kawasan ini akan ditujukan pada pengembangan kawasan pasar wisata ‘lifestyle’ (modern, tradisional, dan kombinasi ke-duanya), kuliner, dan kerajinan
1. Mengidentifikasi produk wisata lifestyle di wilayah KSP B (café, kuliner, belanja, spa, akomodasi unik, dll).
Potensinya adalah: 1) Desa Wisata Tembi (Rumah Budaya Tembi,
d’Omah, Desa Wisata Tembi) Enjoy Bantul Unique Life style
2) Unique Shopping Experience: Kasongan, dll 3) Unique Culinary 4) Modern and relaxed lifestyle: Kawasan Café 2. Mempromosikan produk wisata Bantul yang
bernuansa lifestyle
PENGEMBANGAN PASAR WISATA LIFESTYLE di KSP B (Kec.
Kasihan-Sewon-Banguntapan) B.2.
Arahan Program/ Kegiatan:
69
KSP A meliputi kawasan dengan lanskap unik yang sudah sangat populer di media sosial. Kawasan ini adalah kawasan yang merupakan ‘rising star’ (dengan jumlah kunjungan kedua tertinggi). Kawasan ini juga sangat populer pasca kunjungan Obama
1. Mempromosikan secara sistematis (terutama melalui media sosial) Kawasan KSP A, salah satunya dan terutama dengan memanfaatkan kunjungan Obama ke destinasi ini.
2. Meningkatkan programming dan packaging untuk aktivitas wisata di KSP A (selain ‘selfie’).
3. Menjadikan lokasi-lokasi ini sebagai setting film, vlog, dll.
PENGEMBANGAN PASAR WISATA LANSKAP UNIK di KSP A (Kec.
Piyungan, Pleret, Dlingo, Imogiri) B.3.
Arahan Program/ Kegiatan:
70
KSP C akan ditandai dengan kawasan yang menunjang Kawasan Bandara YIA, sehingga Kawasan ini diproyeksikan menjadi Kawasan MICE/akomodasi/perhotelan/jasa-jasa.
1. Mengidentikasi kawasan Pajangan-Sedayu yang akan diperuntukkan bagi kawasan pendukung perkembangan YIA .
2. Bekerjasama dengan DPMPT untuk menyusun prospektus investasi di KSP C.
PENGEMBANGAN PASAR WISATA MICE (TERKAIT BANDARA YIA
(Kec. Sedayu-Pajangan-Pandak-Bantul ) B.4.
Arahan Program/ Kegiatan:
71
Calender of Events perlu disusun secara rutin setiap tahunnya sebagai arahan dalam menyelenggarakan event secara terpadu di daerah. Event dinilai mampu menarik wisman dan menggerakan wisatawan nusantara dalam jumlah besar dan dalam waktu yang singkat. Event (dengan kualitas yang baik) akan membantu menarik wisman dan meningkatkan pergerakan wisnus.
1. Mengidentifikasikan event-event yang dapat diangkat sebagai “master events” yang berpengaruh kuat dalam menggerakan perjalanan wisata. Event yang bisa menjadi Master Events adalah: (1) Jogja Airshow, (2) Event di Gumuk Pasir (misal: International Tourism Festival), (3) Festival Lentera, (4) Festival Desa Wisata Internasional.
2. Menyusun calenders of events di awal tahun. Informasi penyelenggaraan event disebarluaskan sedini mungkin (minimal 1 bulan sebelumnya untuk wisnus; dan 3 bulan sebelumnya untuk wisman).
3. Menyelenggarakan setiap event dengan perencanaan dan persiapan yang baik dan secara kontinu. Implikasi penyelenggaraan events secara berkesinambungan adalah ada penganggaran yang multi-years.
4. Melakukan monitoring post event dan mendata kunjungan dan partisipasi masyarakat terhadap event
PENGEMBANGAN EVENT & EXPERIENCES B.5.
Arahan Program/ Kegiatan:
Terima kasih