ANALISIS NETWORK PLANNING DENGAN CRITICAL ......2016/11/21  · Analisis Network Planning dengan...

14
eJournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (4): 1002-1015 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016 ANALISIS NETWORK PLANNING DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) DALAM USAHA EFISIENSI WAKTU PRODUKSI PAKAIAN BATIK PADA BUTIK “OMAHKOE BATIK” DI SAMARINDA Ibnu Dipoprasetyo 1 Abstrak Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui waktu normal penyelesaian kegiatan produksi pakaian batik, bentuk jalur kritis yang digunakan dengan waktu yang paling efisien, dan selisih waktu antara waktu normal butik “Omahkoe Batik” dengan waktu perhitungan menggunakan Critical Path Method (CPM) dalam penyelesaian produksi pakaian batik. Kemudian teknik analisis data yang digunakan yaitu Critcal Path Method (CPM). Berdasarkan hasil penelitian waktu normal yang dibutuhkan Butik “Omahkoe Batik” dalam penyelesaian kegiatan produksi 1 pesanan long dress batik adalah 31,09 jam. Yang merupakan aktivitas jalur kritis adalah: desain, pengukuran, pembuatan pola, pemotongan, penjahitan, pemasangan aksesoris, pasang kancing, setrika, finishing, pengemasan produk. Waktu perhitungan menggunakan Critical Path Method (CPM) adalah 29,92 jam. Kemudian selisih waktu penyelesaiannya sebesar 1,17 jam. Selisih waktu tersebut menunjukkan bahwa perhitungan waktu menggunakan Critical Path Method (CPM) menghasilkan waktu penyelesaian produksi pakaian batik yang lebih efisien. Kata Kunci : Network Planning, Critical Path Method (CPM), Efisiensi Waktu, Produksi. Pendahuluan Latar Belakang Penelitian Permintaan terhadap pakaian batik pada perusahaan pengelolanya biasanya diproses dalam bentuk pesanan. Proses produksi pesanan haruslah diselesaikan tepat pada waktunya. Jika proses produksi diselesaikan lebih lambat dari waktu yang telah dijadwalkan, maka berarti akan menyebabkan penambahan biaya di luar anggaran yang telah disepakati. Konsekuensi peningkatan biaya dapat dihindari jika perusahaan mampu membuat perencanaan untuk mempercepat aktivitas kerja pada proses produksi pesanan. Dalam penelitian ini penulis ingin meneliti tentang kegiatan produksi pada Butik “Omahkoe Batik” di Samarinda. Butik “Omahkoe Batik” merupakan sebuah tempat usaha yang bergerak dalam bidang pengolahan kain batik dan perdagangan pakaian batik. Kegiatan produksi pada butik ini dimulai dengan 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Transcript of ANALISIS NETWORK PLANNING DENGAN CRITICAL ......2016/11/21  · Analisis Network Planning dengan...

eJournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (4): 1002-1015 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016

ANALISIS NETWORK PLANNING DENGAN CRITICAL

PATH METHOD (CPM) DALAM USAHA EFISIENSI

WAKTU PRODUKSI PAKAIAN BATIK PADA BUTIK

“OMAHKOE BATIK” DI SAMARINDA

Ibnu Dipoprasetyo 1

Abstrak

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui waktu normal

penyelesaian kegiatan produksi pakaian batik, bentuk jalur kritis yang digunakan

dengan waktu yang paling efisien, dan selisih waktu antara waktu normal butik

“Omahkoe Batik” dengan waktu perhitungan menggunakan Critical Path Method (CPM) dalam penyelesaian produksi pakaian batik. Kemudian teknik analisis

data yang digunakan yaitu Critcal Path Method (CPM). Berdasarkan hasil

penelitian waktu normal yang dibutuhkan Butik “Omahkoe Batik” dalam

penyelesaian kegiatan produksi 1 pesanan long dress batik adalah 31,09 jam.

Yang merupakan aktivitas jalur kritis adalah: desain, pengukuran, pembuatan

pola, pemotongan, penjahitan, pemasangan aksesoris, pasang kancing, setrika,

finishing, pengemasan produk. Waktu perhitungan menggunakan Critical Path

Method (CPM) adalah 29,92 jam. Kemudian selisih waktu penyelesaiannya

sebesar 1,17 jam. Selisih waktu tersebut menunjukkan bahwa perhitungan waktu

menggunakan Critical Path Method (CPM) menghasilkan waktu penyelesaian

produksi pakaian batik yang lebih efisien.

Kata Kunci : Network Planning, Critical Path Method (CPM), Efisiensi Waktu,

Produksi.

Pendahuluan

Latar Belakang Penelitian

Permintaan terhadap pakaian batik pada perusahaan pengelolanya

biasanya diproses dalam bentuk pesanan. Proses produksi pesanan haruslah

diselesaikan tepat pada waktunya. Jika proses produksi diselesaikan lebih lambat

dari waktu yang telah dijadwalkan, maka berarti akan menyebabkan penambahan

biaya di luar anggaran yang telah disepakati. Konsekuensi peningkatan biaya

dapat dihindari jika perusahaan mampu membuat perencanaan untuk

mempercepat aktivitas kerja pada proses produksi pesanan.

Dalam penelitian ini penulis ingin meneliti tentang kegiatan produksi

pada Butik “Omahkoe Batik” di Samarinda. Butik “Omahkoe Batik” merupakan

sebuah tempat usaha yang bergerak dalam bidang pengolahan kain batik dan

perdagangan pakaian batik. Kegiatan produksi pada butik ini dimulai dengan

1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Analisis Network Planning dengan Critical Path Method (CPM) ( Ibnu D.)

1003

pengambilan bahan baku berupa kain batik tulis langsung dari produsen yang

berada di pulau Jawa, kemudian kain batik tulis tersebut diolah menjadi berbagai

jenis pakaian seperti gaun, kemeja, kebaya, seragam, dan lain-lain.

Selama ini butik “Omahkoe Batik” masih menggunakan perkiraan waktu

berdasarkan pengalaman sebelumnya dan dijadikan sebagai pedoman untuk

menentukan berapa lama kira-kira waktu penyelesaian produksi. Dari sekian

banyak kegiatan, perusahaan melakukan secara acak kegiatan-kegiatan mana saja

yang didahulukan proses pengerjaannya. Butik belum menerapkan sistem

penjadwalan baku dalam proses produksinya, sehingga dalam perusahaan ini

terjadi masalah penggunaan waktu yang belum efisien pada proses produksi.

Selain itu penggunaan waktu yang belum efisien juga dipengaruhi oleh jumlah

tenaga kerja bagian produksi yang terbatas.

Tabel Waktu Rata-Rata Kegiatan Produksi Untuk 1 Jenis Pakaian

No. Nama Kegiatan Waktu Rata-Rata Kegiatan (Jam)

1 Desain 0.5

2 Pengukuran 0.25

3 Persiapan bahan dan peralatan 0.2

4 Pembuatan pola 1

5 Pemotongan 1.5

6 Penjahitan 6

7 Bordir 2

8 Pemasangan aksesoris 30

9 Pasang kancing 0.5

10 Setrika 0.25

11 Finishing 0.5

12 Pengemasan produk 0.1

Jumlah 42.8 jam atau 5 hari 2,8 jam

Sumber: Data Butik “Omahkoe Batik” Samarinda diolah Tahun 2016

Tabel Tenaga Kerja Bagian Produksi Butik “Omahkoe Batik”

No. Jenis Pekerjaan Jumlah Tenaga Kerja (Orang)

1 Pembuat pola dan pemotongan 1

2 Penjahit 1

3 Pembordir 1

4 Pemasang aksesoris 2

Jumlah 5

Sumber: Data Butik “Omahkoe Batik” Samarinda diolah Tahun 2016 Untuk membahas mengenai masalah di atas, maka penulis ingin mencoba

menganalisis waktu produksi dan menuliskan hasilnya dalam skripsi dengan

mengambil judul “Analisis Network Planning dengan Critical Path Method

(CPM) dalam Usaha Efisiensi Waktu Produksi Pakaian Batik pada Butik

„Omahkoe Batik‟ Di Samarinda”.

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1002-1015

1004

Rumusan Masalah a. Berapa waktu normal yang dibutuhkan butik “Omahkoe Batik” dalam

penyelesaian kegiatan produksi pakaian batik?

b. Bagaimana bentuk jalur kritis yang digunakan dalam penyelesaian kegiatan

produksi pakaian batik di butik “Omahkoe Batik” dengan waktu yang paling

efisien?

c. Berapa besar selisih waktu antara waktu normal butik “Omahkoe Batik”

dengan waktu perhitungan menggunakan Critical Path Method (CPM) dalam

penyelesaian produksi pakaian batik?

Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui waktu normal yang dibutuhkan butik “Omahkoe Batik” dalam penyelesaian kegiatan produksi pakaian batik.

b. Untuk mengetahui bentuk jalur kritis yang digunakan dalam penyelesaian

kegiatan produksi pakaian batik di butik “Omahkoe Batik” dengan waktu

yang paling efisien.

c. Untuk mengetahui selisih waktu antara waktu normal butik “Omahkoe Batik”

dengan waktu perhitungan menggunakan Critical Path Method (CPM) dalam

penyelesaian produksi pakaian batik. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan dan

menjadi referensi atau bahan masukkan bagi penelitian-penelitian

selanjutnya dengan lebih luas dan mendalam b. Manfaat Praktis

1) Dengan diperolehnya hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi

Butik “Omahkoe Batik” dalam mengevaluasi kegiatan produksi yang

telah diterapkan sehingga dapat dijadikan dasar-dasar dalam pengambilan

keputusan yang akan datang.

2) Diharapkan berguna sebagai informasi dan masukan bagi kalangan-

kalangan yang memiliki profesi wirausaha dalam melakukan

pengendalian usaha terutama pada kegiatan produksi.

Kerangka Dasar Teori

Manajemen Produksi dan Operasi

Reksohadiprodjo (2003:3) mengatakan bahwa manajemen

produksi/operasi adalah kegiatan yang bertalian dengan penciptaan barang-barang

dan jasa-jasa melalui pengubahan masukan/faktor produksi menjadi

keluaran/hasil produksi, kegiatan mana memerlukan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengawasan agar tujuan-

tujuan dapat dicapai secara efesien dan efektif.

Analisis Network Planning dengan Critical Path Method (CPM) ( Ibnu D.)

1005

Network Planning

Badri (1997 : 13) mengatakan bahwa network planning pada prinsipnya

adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan (variables) yang

digambarkan/divisualisasikan dalam diagram network. Dengan demikian

diketahui bagian-bagian pekerjaan mana yang harus didahulukan, bila perlu

dilembur (tambah biaya), pekerjaan mana yang menunggu selesainya pekerjaan

yang lain, pekerjaan mana yang tidak perlu tergesa-gesa sehingga alat dan tenaga

dapat digeser ke tempat lain demi efisiensi.

Simbol dan Notasi

Herjanto (2007:361) menyatakan bahwa terdapat simbol dan notasi yang

dipakai dalam network planning yaitu:

a. Anak panah

Anak panah menggambarkan kegiatan (activity). Arah anak panah

menunjukkan arah kegiatan, sehingga dapat diketahui kegiatan yang

mendahului (preceding activity) dan kegiatan yang mengikuti (succeeding

activity). Suatu aktivitas baru dapat dimulai jika preceding event sudah selesai

dikerjakan. Setiap anak panah biasanya disertai dengan notasi yang

memberikan identifikasi nama/jenis kegiatan dan estimasi waktu penyelesaian

kegiatan yang bersangkutan.

b. Lingkaran

Lingkaran (node) menggambarkan peristiwa (event). Setiap kegiatan selalu

dimulai dengan suatu peristiwa dan diakhiri dengan suatu peristiwa juga,

yaitu peristiwa mulainya kegiatan dan peristiwa selesainya kegiatan itu. c. Anak panah terputus-putus (dummy)

Dummy menunjukkan suatu kegiatan semu, yang diperlukan untuk

menggambarkan adanya hubungan di antara dua kegiatan. Mengingat dummy

merupakan kegiatan semu maka lama kegiatan dummy adalah nol.

Langkah-Langkah Pembuatan Network Planning

Herjanto (2007:364) menyatakan bahwa langkah-langkah pembuatan

network planning yaitu sebagai berikut:

a. Penggambaran Diagram Kerja Jaringan Kerja Suatu Proyek

Suatu diagram jaringan kerja proyek selalu dimulai dengan suatu peristiwa

(yang menunjukkan saat dimulainya proyek) dan diakhiri oleh suatu peristiwa

(yang menunjukkan saat berakhirnya proyek).

b. Dalam perhitungan waktu proyek dikenal beberapa istilah, sebagai berikut.

1) Earliest activity start time (ES), menunjukkan saat paling awal suatu

kegiatan dapat dimulai.

2) Earliest activity finish time (EF), menunjukkan saat paling awal

selesainya suatu kegiatan.

3) Latest activity start time (LS), menunjukkan saat paling lambat suatu

kegiatan harus dimulai.

4) Latest activity finish time (LF), menunjukkan saat paling lambat suatu

kegiatan harus sudah dimulai.

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1002-1015

1006

Perhitungan waktu proyek dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama

menghitung ES dan EF, dan tahap kedua menghitung LS dan LF. Perhitungan

ES dan EF dilakukan secara maju (forward pass):

EFX = ESX + tX

Sementara, perhitungan LS dan LF dilakukan secara mundur (backward pass),

yang dirumuskan sebagai berikut.

LSX = LFX - tX

Perhitungan dimulai dari kegiatan terakhir (dimana EF = LF) menuju ke

kegiatan pertama (dimana ES = LS = 0). Pada diagram jaringan kerja, posisi yang dipergunakan untuk menunjukkan

ES, LS, EF, dan LF dari suatu kegiatan X yang berasal dari peristiwa i dan

berakhir pada peristiwa j sebagai berikut.

Diagram Jaringan Kerja Peristiwa i dan j

c. Waktu Tenggang dan Lintasan Kritis

Waktu tenggang kegiatan (activity float time atau slack, S) dapat diukur

sebagai perbedaan antara LF dan EF atau antara LS dan ES.

S = LFx - EFx = LSx - ESx

Lintasan kritis merupakan lintasan dengan jumlah waktu yang paling lama

dibandingkan dengan semua lintasan lain.

Crtical Path Method (CPM)

Haming dan Nurnajamuddin (2011:100) mengatakan bahwa critical Path

Method (CPM) atau Metode Jalur Kritis (MJK) merupakan diagram kerja yang

memandang waktu pelaksanaan kegiatan yang ada dalam jaringan bersifat unik

(tunggal) dan deterministic (pasti), dan dapat diprediksi karena ada pengalaman

mengerjakan pekerjaan yang sama pada proyek sebelumnya.

Sifat-Sifat Jalur Kritis

Gitosudarmo (2000:123) menyatakan bahwa, jalur kritis memiliki sifat atau

ciri-ciri sebagai berikut:

a. Jalur kritis merupakan jalur yang memakan waktu terpanjang dalam proses

produksi itu.

b. Jalur Kritis adalah jalur yang tidak memiliki tenggang waktu antara waktu

selesainya suatu tahap kegiatan dengan waktu mulainya suatu tahap kegiatan

lain yang lain dalam proses produksi itu.

Efisiensi Waktu

Muchdoro (1997:180) mengatakan bahwa efisiensi waktu adalah tingkat

kehematan dalam hal waktu saat pelaksanaan hingga kapan proyek itu selesai.

EF

x

LF

x

j

ES

x

i

LS

x x

t

Analisis Network Planning dengan Critical Path Method (CPM) ( Ibnu D.)

1007

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis penelitian

deskriptif kuantitatif. Sugiyono (2007:11) mengatakan bahwa penelitian deskriptif

adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik

satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau

menghubungkan dengan variabel yang lain. Jenis penelitian ini bertujuan untuk

menganalisa dan menarik kesimpulan mengenai keadaan objek yang diteliti

berdasarkan fakta yang terdapat dalam perusahaan.

Definisi Operasional

Agar diperoleh gambaran tentang variabel-variabel yang diteliti, maka

berikut ini penulis akan memberikan definisi operasional yang berkaitan dengan

permasalahan antara lain:

Tabel Definisi Operasional

Variabel Sub Variabel Indikator Sub Indikator

Network

Planning

Critical Path

Method (CPM)

1. Diagram jaringan

kerja

2. Perhitungan waktu

proyek

3. Waktu tenggang dan

lintasan kritis

1. Forward pass:

EFX = ESX + tX

2. Backward pass:

LSX= LFX - tX

1. S = LFx - EFx = LSx - ESx

2. ES = LS dan EF = LF

Efisiensi Efisiensi waktu 1. Waktu penyelesaian

produksi

keseluruhan yang

dilakukan butik

“Omahkoe Batik”

dan total waktu

penjadwalan

metode network

planning.

1. Selisih waktu

penyelesaian produksi

keseluruhan yang

dilakukan butik

“Omahkoe Batik”

dengan total waktu

pada lintasan kritis

Sumber: Herjanto (2007:364) dan Muchdoro (1997:180) Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian pada butik

“Omahkoe Batik” adalah network planning dengan menggunakan teknik CPM

(Critical Path Method) atau metode lintasan kritis.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan peneliti

memperoleh hasil berupa:

a. Data Peralatan Mesin Produksi

Berikut terdapat data peralatan mesin produksi butik “Omahkoe Batik”:

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1002-1015

1008

1) Mesin jahit:

4 unit (2 unit digunakan, 2 unit tidak digunakan)

2) Mesin neci/obras:

2 unit (1 unit digunakan, 1 unit tidak digunakan)

3) Mesin lubang kancing:

1 unit digunakan

4) Mesin bordir:

1 unit digunakan

b. Data Waktu Penyelesaian Waktu Produksi

Berikut terdapat hasil pengukuran waktu penyelesaian produksi normal salah

satu jenis pakaian batik yaitu 1 longdress: Tabel Waktu Penyelesaian Produksi Normal Pesanan Long Dress

No. Jenis Pekerjaan Lama Kegiatan (Jam)

1 Desain 0,25

2 Pengukuran 0,33

3 Persiapan bahan dan peralatan 0,17

4 Pembuatan pola 1,5

5 Pemotongan 1

6 Penjahitan 3

7 Bordir 1

8 Pemasangan aksesoris 22,17

9 Pasang kancing 0,5

10 Setrika 0,25

11 Finishing 0,75

12 Pengemasan produk 0,17

Jumlah 31,09 atau 3 hari 7,09 jam

Sumber: Data Butik “Omahkoe Batik” Samarinda diolah tahun 2016

Pada tabel di atas merupakan penjelasan waktu dari 12 tahap kegiatan untuk

memproduksi 1 long dress. Waktu yang digunakan merupakan waktu normal

yang dimana pekerjaan dilakukan membutuhkan waktu yang wajar dan tidak

terdapat kendala untuk menyelesaikannya.

Analisis

Analisis Waktu Penyelesaian Produksi Normal:

a. Penggambaran Diagram Kerja Jaringan Kerja Kegiatan Produksi Butik

“Omahkoe Batik”

Berikut tabel kegiatan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan

produksi pakaian:

Analisis Network Planning dengan Critical Path Method (CPM) ( Ibnu D.)

1009

Tabel Kegiatan-Kegiatan Produksi Pesanan Long Dress disertai Kurun

Waktu Penyelesaian Produksi Normal

No. Kode

Kegiatan Jenis Pekerjaan

Kegiatan

Pendahulu

Lama Kegiatan

(Jam)

1 A Desain - 0,25

2 B Pengukuran A 0,33

3 C Persiapan bahan dan peralatan - 0,17

4 D Pembuatan pola B dan C 1,5

5 E Pemotongan D 1

6 F Penjahitan E 3

7 G Bordir E 1

8 H Pemasangan aksesoris F dan G 22,17

9 I Pasang kancing H 0,5

10 J Setrika I 0,25

11 K Finishing J 0,75

12 L Pengemasan produk K 0,17

Sumber: Data Butik “Omahkoe Batik” Samarinda diolah tahun 2016

Selanjutnya, kegiatan produksi tersebut dapat digambarkan dalam suatu bentuk

diagram jaringan kerja sebagai berikut:

Diagram Jaringan Kerja Produksi Long Dress pada

Waktu Penyelesaian Produksi Normal

b. Perhitungan Waktu Produksi

Dengan menggunakan data Butik “Omahkoe Batik” maka untuk perhitungan

maju sebagai berikut:

Kegiatan A: ESA= 0 EFA = ESA + tA = 0 + 0,25 = 0,25

Kegiatan B: ESB= EFA = 0,25 EFB = 0,25 + 0,33 = 0,58

Kegiatan C: ESC=0 EFC = 0 + 0,17 = 0,17

Kegiatan D: ESD =max(EFB, EFC)=0,58 EFD = 0,58 + 1,5 = 2,08

Kegiatan E: ESE= 2,08 EFE = 2,08 + 1 = 3,08

Kegiatan F: ESF= 3,08 EFF = 3,08 + 3 = 6,08

Kegiatan G: ESG= 3,08 EFG = 3,08 + 1 = 4,08

Kegiatan H: ESH= max (EFF, EFG)=6,08 EFH=6,08+22,17=28,25

Kegiatan I: ESI= 28,25 EFI= 28,25+ 0,5= 28,75

Kegiatan J: ESJ= 28,75 EFJ= 28,75 + 0,25 = 29

Kegiatan K: ESK= 29 EFK= 29 + 0,75 = 29,75

Kegiatan L: ESK= 29,75 EFK=29,75+0,17=29,92

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1002-1015

1010

Hasil perhitungan ES dan EF secara keseluruhan sebagaimana gambar berikut

ini, di mana terlihat bahwa umur proyek (selesainya seluruh kegiatan proyek)

sama dengan EF kegiatan terakhir, yaitu 29,92 jam.

Diagram Perhitungan Maju Waktu Penyelesaian Produksi Normal

Kemudian untuk uraian perhitungan mundur sebagai berikut:

Kegiatan L: LFL= LSL = 29,92 EFL=29,92-0,17=29,75

Kegiatan K: LFK = EFL = 29,75 EFK= 29,75 - 0,75 = 29

Kegiatan J: LFJ = EFK = 29 EFJ = 29 - 0,25 = 28,75

Kegiatan I: LFI = EFJ = 28,75 EFI=28,75 - 0,5 =28,25

Kegiatan H: LFH = EFI =28,25 EFH=28,25–22,17=6,08

Kegiatan G: LFG = EFH = 6,08 EFG = 6,08 - 1 = 5,08

Kegiatan F: LFF = EFH = 6,08 EFF = 6,08 - 3 = 3,08

Kegiatan E: LFE = min (EFF , EFG)= 3,08 EFE = 3,08 - 1 = 2,08

Kegiatan D: LFD =EFE = 2,08 EFD = 2,08 - 1,5 = 0,58

Kegiatan C: LFC = EFD = 0,58 EFB = 0,58 - 0,17 =0,41

Kegiatan B:LFB = EFD= 0,58 EFB= 0,58 - 0,33 = 0,25

Kegiatan A: LFA = EFB = 0,25 EFB = 0,25 – 0,25 = 0

Hasil perhitungannya sebagai berikut:

Diagram Perhitungan Mundur Waktu Penyelesaian Produksi Normal

Hasil perhitungan ES, LS, EF, dan LF secara bersama-sama dapat dirangkum

seperti terlihat dalam tabel:

Analisis Network Planning dengan Critical Path Method (CPM) ( Ibnu D.)

1011

Tabel Hasil Perhitungan ES, EF, LS,dan LF pada Waktu Penyelesaian

Produksi Normal Kegiatan Waktu ES EF LS LF

A 0,25 0 0,25 0 0,25

B 0,33 0,25 0,58 0,25 0,58

C 0,17 0 0,17 0,41 0,58

D 1,5 0,58 2,08 0,58 2,08

E 1 2,08 3,08 2,08 3,08

F 3 3,08 6,08 3,08 6,08

G 1 3,08 4,08 5,08 6,08

H 22,17 6,08 28,25 6,08 28,25

I 0,5 28,25 28,75 28,25 28,75

J 0,25 28,75 29 28,75 29

K 0,75 29 29,75 29 29,75

L 0,17 29,75 29,92 29,75 29,92 Sumber: Data Butik “Omahkoe Batik” Samarinda diolah tahun 2016

c. Waktu Tenggang dan Lintasan Kritis

Waktu tenggang kegiatan (activity float time atau slack, S) dapat diukur

sebagai perbedaan antara LF dan EF atau antara LS dan ES.

S = LFx - EFx = LSx - ESx

Berikut perhitungan waktu tenggang kegiatan atau Slack seperti terlihat dalam

tabel:

Tabel Hasil Perhitungan Waktu Tenggang Kegiatan atau Slack pada Waktu

Penyelesaian Produksi Normal Kegiatan Waktu ES EF LS LF Slack Keterangan

A 0,25 0 0,25 0 0,25 0 Kritis

B 0,33 0,25 0,58 0,25 0,58 0 Kritis

C 0,17 0 0,17 0,41 0,58 0,41 Waktu Luang

D 1,5 0,58 2,08 0,58 2,08 0 Kritis

E 1 2,08 3,08 2,08 3,08 0 Kritis

F 3 3,08 6,08 3,08 6,08 0 Kritis

G 1 3,08 4,08 5,08 6,08 2 Waktu Luang

H 22,17 6,08 28,25 6,08 28,25 0 Kritis

I 0,5 28,25 28,75 28,25 28,75 0 Kritis

J 0,25 28,75 29 28,75 29 0 Kritis

K 0,75 29 29,75 29 29,75 0 Kritis

L 0,17 29,75 29,92 29,75 29,92 0 Kritis Sumber: Data Butik “Omahkoe Batik” Samarinda diolah tahun 2016

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1002-1015

1012

Gambar Lintasan Kritis Kegiatan Produksi pada Waktu Penyelesaian

Produksi Normal

Berdasarkan gambar di atas terdapat empat lintasan, yaitu:

ABDEFHIJKL dengan panjang 29,92 jam

ABDEGHIJKL dengan panjang 27,92 jam

CDEFHIJKL dengan panjang 29,51 jam

CDEGHIJKL dengan panjang 27,51 jam

Dari keempat lintasan tersebut, ABDEFHIJKL merupakan lintasan kritis

karena merupakan lintasan dengan waktu yang terpanjang. Dengan demikian,

perkiraan waktu penyelesaian produksi adalah 29,92 jam.

Pembahasan

Berdasarkan analisis data di atas maka terdapat beberapa pembahasan yang di

antaranya:

a. Pembahasan mengenai waktu normal yang dibutuhkan butik “omahkoe batik”

dalam penyelesaian kegiatan produksi pakaian batik:

1) Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan produksi dengan

mengambil sampel berupa salah satu jenis pakaian batik, yaitu long dress.

Long Dress dipilih karena merupakan salah satu jenis pakaian yang

memiliki jalur kegiatan produksi terlengkap, yaitu dengan 12 kegiatan.

2) Berdasarkan hasil pengamatan tersebut peneliti melakukan pengamatan

terhadap salah satu pesanan pakaian batik dari seorang customer Butik

“Omahkoe Batik” yaitu berupa 1 long dress. Untuk waktu

penyelesaiannya terdapat 2 pengamatan waktu secara keseluruhan, yaitu:

waktu penyelesaian produksi normal dan waktu penyelesaian produksi

tidak normal. Untuk waktu penyelesaian produksi normal dalam asumsi

waktu 1 hari = 8 jam kerja, dikerjakan selama 31,09 jam atau 3 hari lebih

7,09 jam. Dan untuk waktu penyelesaian produksi tidak normal

dikerjakan selama 152,92 jam atau 19 hari lebih 0,92 jam.

3) Waktu penyelesaian produksi tidak normal mengalami penambahan

waktu karena terdapat permasalahan pada beberapa kegiatan produksi

yang di antaranya:

Analisis Network Planning dengan Critical Path Method (CPM) ( Ibnu D.)

1013

a) Pada kegiatan persiapan bahan dan peralatan:

Permasalahan pada kegiatan ini yaitu salah satu bahan pakaian yang

tidak tersedia di butik menyebabkan harus membeli bahan di luar dan

memerlukan waktu yang cukup lama.

b) Pada kegiatan penjahitan, pemasangan aksesoris, dan pasang kancing:

Keterbatasan tenaga kerja bagian produksi merupakan faktor utama

yang menjadi kendala penyelesaian produksi pada butik. Jumlah

tenaga kerja bagian produksi yang tersedia tidak seimbang dengan

banyaknya pekerjaan yang dilakukan. Kemudian khusus pada

kegiatan penjahitan terkadang mesin yang digunakan mengalami

masalah seperti benang yang menyangkut dan membuat hasil jahitan

tidak baik. Pada proses penjahitan ini tertunda beberapa saat karena

harus memperbaiki kerusakan kecil tersebut.

c) Jumlah tenaga kerja yang tersedia juga tidak seimbang dengan jumlah

mesin produksi yang dimiliki butik “Omahkoe Batik”. Terdapat mesin

produksi berupa 2 unit mesin jahit dan 1 unit mesin neci/obras dengan

kondisi yang masih baik tetapi tidak digunakan sama sekali.

b. Pembahasan mengenai bentuk jalur kritis yang digunakan dalam

penyelesaian kegiatan produksi pakaian batik di butik “Omahkoe Batik”

dengan waktu yang paling efisien:

1) Berdasarkan hasil analisis network planning dengan menggunakan

critical path method maka dari keseluruhan kegiatan produksi pesanan 1

long dress yang merupakan jalur kritis terdapat pada jalur kegiatan:

desain, pengukuran, pembuatan pola, pemotongan, penjahitan,

pemasangan aksesoris, pasang kancing, setrika, finishing, pengemasan

produk.

2) Jalur pada kegiatan-kegiatan di atas merupakan jalur penyelesaian

proyek terlama dan tidak memiliki tenggang waktu.

c. Pembahasan mengenai selisih waktu antara waktu normal yang dibutuhkan

butik “Omahkoe Batik” dengan waktu perhitungan menggunakan Critical

Path Method (CPM) dalam penyelesaian produksi pakaian batik:

1) Berdasarkan hasil perhitungan analisis network planning waktu

perhitungan Critical Path Method (CPM) menghasilkan waktu

penyelesaian produksi yang lebih efisien dibandingkan dengan waktu

normal yang dibutuhkan butik “Omahkoe Batik”.

2) Dengan waktu penyelesaian produksi pakaian batik yang lebih efisien

maka pekerjaan pesanan produksi lainnya dapat segera diselesaikan dan

meminimalisir terjadinya keterlambatan.

3) Kemudian dengan adanya efisiensi waktu maka memungkinkan Butik

“Omahkoe Batik” memanfaatkan waktu secara maksimal untuk

menerima pesanan produksi pakaian batik yang lebih banyak lagi.

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1002-1015

1014

Penutup

Pada hasil pengamatan waktu normal yang dibutuhkan Butik “Omahkoe Batik” dalam penyelesaian produksi 1 pesanan long dress batik adalah 31,09 jam.

Pada diagram jaringan kerja kegiatan produksi 1 pesanan long dress yang

merupakan aktivitas jalur kritis adalah: (A) desain, (B) pengukuran,(D)

pembuatan pola, (E) pemotongan, (F) penjahitan, (H) pemasangan aksesoris, (I)

pasang kancing, (J) setrika, (K) finishing, (L) pengemasan produk.

Waktu normal yang dibutuhkan Butik “Omahkoe Batik” dalam

penyelesaian kegiatan produksi 1 pesanan long dress batik adalah 31,09 jam dan

waktu perhitungan menggunakan Critical Path Method (CPM) adalah 29,92 jam.

Kemudian selisih waktu penyelesaiannya sebesar 1,17 jam. Selisih waktu tersebut

menunjukkan bahwa waktu penyelesaian produksi pakaian batik lebih efisien.

Sebaiknya Butik “Omahkoe Batik” melakukan perencanaan yang matang

sebelum pesanan pakaian batik dikerjakan terutama pada pakaian long dress.

Butik “Omahkoe Batik” sebaiknya perlu melakukan penambahan

karyawan pada bagian penjahitan dan pemasangan aksesoris. Kemudian selain itu

butik juga perlu melakukan pemeriksaan kondisi mesin-mesin dan alat-alat

produksi yang akan digunakan, serta melakukan pemeliharaan (service) secara

kontinyu agar keadaan mesin dan alat-alat produksi dalam kondisi prima.

Butik “Omahkoe Batik” sebaiknya menggunakan metode penjadwalan

yang lebih pasti. Salah satunya yaitu menggunakan hasil analisis network

planning dengan critical path method (cpm) dalam proses produksi, sehingga

butik dapat membuat sistem perencanaan dan pengawasan yang lebih optimal

serta dapat menghasilkan efisiensi waktu produksi dan peningkatan jumlah

produksi.

Daftar Pustaka

Ahyari, Agus. 1999. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi. Edisi 4.

Yogyakarta: BPFE UGM

Ali ,Tubagus Haedar. 1989. Prinsip-Prinsip Network PlanningJakarta: Gramedia.

Assauri, Sofyan. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi revisi Jakarta :

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Badri, Sofwan. 1997.Dasar-Dasar Network Planning. Jakarta: Gramedia.

Gitosudarmo, H. Indriyo. 2000. Sistem Perencanaan Dan Pengendalian Produksi,

Edisi 2. Yogyakarta: BPFE UGM

Gitosudarmo,H. Indriyo. 2007. Manajemen Operasi,Edisi 3. Yogyakarta :BPFE

UGM.

Griffin, Ricky W. 2004.Manajemen jilid 1, Edisi 7. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Haming, Murdifin dan Mahfud Nurnajamuddin. 2011.Manajemen Produksi

Modern. Jakarta: Bumi Aksara.

Handoko, T.Hani. 2003. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 1.

Yogyakarta : BPFE UGM.

Herjanto, Eddy. 2007. Manajemen Operasi, Edisi Ketiga. Jakarta: Grasindo

Analisis Network Planning dengan Critical Path Method (CPM) ( Ibnu D.)

1015

Husen, Abrar. 2011Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan, Dan

Pengendalian Proyek, Edisi Revisi. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metode Penelitian Bisnis Untuk

Akuntansi Dan Manajemen. Yogyakarta:BPFE UGM.

Kusuma, Hendra. 1999. Manajemen Produksi Perencanaan Dan Pengendalian

Produksi. Yoyakarta : Penerbit Andi.

Muchdoro, A. M. 1997. Teori dan Perilaku Organisasi. Yogyakarta: UMM-Press.

Muhardi. 2011. Manajemen Operasi Suatu Pendekatan Kuantitatif Untuk

Pengambilan Keputusan. Bandung : Refika Aditama.

Pardede, Pontas M.. 2003.Manajemen Operasi dan Produksi Teori, Model, dan

Kebijakan. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Reksohadiprojo,Sukanto. 2003.Manajemen Produksi Dan Operasi,Edisi 2.

Yogyakarta :BPFE UGM.

Soeharto, Iman. 1995. Manajemen Proyek.. Jakarta: Erlangga.

Soeharto, Iman. 1999. Manajemen Proyek Jilid I dari Konseptual Sampai

Operasional. Jakarta : Erlangga.

Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi.Jakarta:

Penerbit Salemba Empat.

Terry, George R. dan L.W. Rue. 2014.Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta : Bumi

Aksara.

Williams, Chuck. 2001. Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Yamit, Zulian. 2002.Manajemen Produksi Dan Operasi. Yogyakarta :Penerbit

Ekonisia.

Skripsi:

Roni. 2010. Analisis Penjadwalan Proyek Untuk Memperoleh Efisiensi Waktu

Pada Konsorsium Bumi Prestasi Kencana. Universitas Mulawarman:

Samarinda.

Sumber Internet:

Nurhastuti, Heny. 2005. Analisis Network Dengan Metode PERT Dalam Proses Produksi Drop Faset Pada Unit Industri Batu Mulia Sri Giri Sejati

Wonogiri. (http://eprints.uns.ac.id/id/eprint/2964.html , diakses pada 25

Januari 2016).

Pratiwi, Octavia Eka. 2010. Teknik Penjadwalan Proses Produksi Batik Motif Kembang Api Dengan Metode PERT Dan CPM Pada Batik Semar

Surakarta. (http://eprints.uns.ac.id/id/eprint/8248.html , diakses pada 25

Januari 2016)

Widada, Fx. Dwi Antara Agung. 2004. Analisis PERT Dan CPM Untuk Pesanan

Khusus Pada CV. Batik Surya Kencana Yogyakarta.

(http://eprints.uns.ac.id/id/eprint/3199.html , diakses pada 25 Januari

2016).

Sumber Dokumen: Butik Omahkoe Batik. 2016. Data Pesanan Jahitan Butik Omahkoe Batik.