ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang...

137
ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI FALUAYA YANG DIPERTUNJUKKAN SANGGAR FANAYAMA PADA BUDAYA MASYARAKAT NIAS DI KOTA MEDAN SKRIPSI SARJANA O L E H NAMA: METRAIKAN NATANAEL LAOLI NIM : 120707036 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2016

Transcript of ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang...

Page 1: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI

FALUAYA YANG DIPERTUNJUKKAN SANGGAR FANAYAMA PADA

BUDAYA MASYARAKAT NIAS DI KOTA MEDAN

SKRIPSI SARJANA

O

L

E

H

NAMA: METRAIKAN NATANAEL LAOLI

NIM : 120707036

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

2016

Page 2: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

ii

ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI

FALUAYA YANG DIPERTUNJUKKAN SANGGAR FANAYAMA PADA

BUDAYA MASYARAKAT NIAS DI KOTA MEDAN

OLEH : NAMA : METRAIKAN NATANAEL LAOLI

NIM : 120707036

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Muhammad Takari,M.Hum.,Ph.D. Dra. Heristina Dewi, M.Pd. NIP 196512211991031001 NIP 196605271994032001

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

2016

Page 3: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

iii

DITERIMA OLEH :

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk,

melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Seni dalam bidang disiplin

Etnomusikologi pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada Tanggal :

Hari :

Fakultas Ilmu Budaya USU,

Dekan

Dr. Budi Agustono, M.S

NIP. 196008051987031001

Panitia Ujian : Tanda Tangan

1. Drs. Muhammad Takari,M.Hum.,Ph.D. ( )

2. Dra. Heristina Dewi, M.Pd. ( )

3. Drs. Perikuten Tarigan, M.Si ( )

4. Drs. Fadlin, M.A. ( )

5. Arifni Netrirosa, SST., M.A. ( )

Page 4: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

iv

DISETUJUI OLEH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

KETUA,

Drs. Muhammad Takari,M.Hum.,Ph.D. NIP. 196512211991031001

Page 5: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

v

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam skripsi ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Agustus 2016

Metraikan Natanael Laoli

NIM. 120707036

Page 6: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

vi

ABSTRAK

ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI

FALUAYA YANG DIPERTUNJUKKAN SANGGAR FANAYAMA PADA

BUDAYA MASYARAKAT NIAS DI KOTA MEDAN

Skripsi ini akan mengkaji tentang struktur musik dan makna teks hoho dalam Tari Faluaya yang dipertunjukkan oleh Sanggar Fanayama pada budaya masyarakat Nias di Kota Medan. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif. Adapun dalam proses kerjanya, penulis akan melakukan pengumpulan dan pengolahan data dengan beberapa cara yaitu studi kepustakaan (termasuk pustaka online), kerja lapangan, wawancara, perekaman data visual dan audio, serta kerja laboratorium. Penelitian ini akan menggunakan teori weighted scale untuk menganalisis struktur musik vokal hoho dan teori semiotika untuk menganalisis makna teks hoho yang terdapat dalam Tari Faluaya. Hasil yang diperoleh adalah bahwa hoho dalam Tari Faluaya memiliki tangga nada dan nada dasar yang berbeda pada setiap jenis hoho nya dengan gaya bernyanyi call and respons, counter frase, maupun counter motif. Keseluruhan teks hoho dalam Tari Faluaya ini memiliki makna baik konotatif maupun denotatif untuk membakar semangat dan ajakan untuk tetap menjunjung tinggi persatuan dan kebersamaan.

Kata kunci : hoho, tari Faluaya, struktur musik, teks

Page 7: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

vii

KATA PENGANTAR

Segala pujian dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus,

atas kasih dan kemurahan-Nya yang begitu besar dan telah rela mati untuk seluruh

umat manusia. Penulis bersyukur atas segala berkat, kekuatan, penghiburan,

pertolongan dan perlindungan Tuhan yang tidak pernah berhenti dalam proses

penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini berjudul Analisis Musikal dan Makna Tekstua

Hoho Dalam Tari Faluaya Yang Dipertunjukkan Sanggar Fanayama Pada Budaya

Masyarakat Nias di Kota Medan.

Pada kesempatan ini penulis ingin mempersembahkan skripsi ini dan

mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua yang sangat penulis cintai,

Ayahanda tercinta Pdt. Daniel S. Laoli, S.Th dan Ibunda Adilniat Larosa.

Terimakasih atas segala cinta kasih serta ketulusan kalian sehingga penulis bisa

seperti sekarang ini. Terimakasih untuk perhatian yang tak pernah berhenti

terkhusus selama proses pengerjaan skripsi ini. Terimakasih untuk motivasi serta

semangat yang kalian berikan pada penulis. Terimakasih juga untuk segala doa

yang kalian panjatkan kepada Tuhan sehingga penulis memperoleh kekuatan dan

penghiburan dari Tuhan. Penulis juga berterimakasih kepada kakak dan abang

yang penulis kasihi dan sayangi, kakak Simfhoni Laoli (Ina Rensa), abang Yason

Hulu (Ama Rensa), kakak Licahaya Laoli, abang Otniel Laoli, dan kakak Anjani

Zai. Terimakasih untuk perhatian, semangat, kasih sayang, serta doa yang telah

kalian berikan kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat

Bapak Dr. Budi Agustono, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU Medan.

Page 8: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

viii

Terimakasih juga kepada yang terhormat Bapak Drs. Muhammad Takari,

M.Hum., Ph.D. selaku Ketua Departemen Etnomusikologi serta sekaligus Dosen

Pembimbing I yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih untuk nasehat, ilmu, perhatian serta

pengalaman yang telah bapak berikan selama penulis kuliah di Jurusan

Etnomusikologi. Kiranya Tuhan selalu membalaskan kebaikan bapak.

Terimakasih juga kepada yang terhormat Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd. selaku

Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Budaya USU, Sekretaris Departemen

Etnomusikologi, Dosen Pembimbing II, dan Dosen Penasihat Akademik penulis

selama selama kuliah di Departemen Etnomusikologi. Terimakasih untuk segala

nasehat, ilmu, perhatian serta pengalaman yang telah ibu berikan, kiranya Tuhan

membalaskan semua kebaikan ibu.

Penulis juga berterimakasih kepada seluruh dosen di Departemen

Etnomusikologi, Bapak Prof. Mauly Purba, M.A.,Ph.D., Bapak Drs. Irwansyah

Harahap, M.A., Ibu Dra. Rithaony Hutajulu, M.A., Bapak Drs. Perikuten Tarigan,

M.Si, Bapak Drs. Fadlin, M.A,, Bapak Drs. Bebas Sembiring, M.Si., Ibu Arifni

Netrirosa, S.ST.,M.A., Ibu Dra. Frida Deliana, M.Si., Bapak Drs. Setia Dermawan

Purba, M.Si., Bapak Drs. Torang Naiborhu, M.Hum. Terimakasih yang sebesar-

besarnya penulis ucapkan kepada bapak dan ibu sekalian yang telah membagikan

ilmu dan pengalaman hidup bapak dan ibu sekalian. Sungguh ucapan terimakasih

yang sebesar-besarnya penulis ucapkan karena telah berkesempatan belajar dari

orang-orang hebat seperti bapak dan ibu sekalian. Biarlah kiranya ilmu yang

penulis dapatkan dari bapak dan ibu dapat penulis aplikasikan dalam kehidupan

Page 9: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

ix

dan pendidikan selanjutnya. Kiranya Tuhan membalaskan semua jasa-jasa serta

kebaikan bapak dan ibu sekalian.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Hubari Gulo,

S.Sn., M.Sn selaku dosen praktik tari Nias di Departemen Etnomusikologi USU

yang telah banyak membagikan ilmu serta pengalaman kepada penulis selama

kuliah. Terimakasih juga karena telah berkenan menjadi salah satu informan

dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih untuk semua jasa, informasi, bantuan

dan arahan yang sangat berguna untuk penyelesaian skripsi ini. Kiranya Tuhan

membalaskan semua kebaikan bapak. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada

bapak Ariston Manao, bapak Dasa Manao, bang Michael Hura, bang Hendrik

Zega, bang Febri Maruao, serta seluruh penari di sanggar Fanayama Simalingkar

Medan. Terimakasih atas segala informasi dan bantuan dari bapak dan abang

sekalian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kiranya Tuhan

membalaskan semua kebaikan bapak dan abang sekalian.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh teman-teman di

jurusan Etnomusikologi stambuk 2012. Terimakasih untuk tahun-tahun yang telah

lalui bersama. Biarlah jalinan kasih dan persahabatan kita tidak terputus dan terus

berlanjut hingga ke masa mendatang. Harapan penulis, kiranya kelak kita menjadi

orang-orang hebat dan berhasil. Terimakasih juga kepada seluruh Senior dan

Junior di jurusan Etnomusikologi untuk hari-hari yang indah dan bersemangat

selama kuliah di Etnomusikologi.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh teman-teman

Forum Mahasiswa Nias USU (ForMaN-USU) yang juga telah banyak mendukung

dan memberikan semangat selama proses penyelesaian skripsi ini. Sungguh

Page 10: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

x

merupakan sebuah wadah organisasi yang luar biasa yang pernah penulis

temukan. Terimakasih untuk pengalaman memimpin serta pengalaman organisasi

yang penulis dapatkan melalui wadah ini. Kiranya kelak kita semua menjadi

pemimpin-pemimpin hebat untuk Nias maupun Indonesia.

Penulis juga mengucapkan terimakasih untuk setiap orang yang

mengasihi, mendoakan, serta mendukung saya selama ini dimanapun berada.

Kiranya Tuhan membalaskan kebaikan kalian.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi

kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap kiranya skripsi ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca dan dapat memberikan sumbangan bagi disiplin ilmu

pengetahuan Etnomusikologi.

Medan, Agustus 2016

Penulis,

Metraikan Natanael Laoli

NIM.120707036

Page 11: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

xi

DAFTAR ISI

PERNYATAAN .......................................................................... v ABSTRAKSI .......................................................................... vi KATA PENGANTAR .......................................................................... vii DAFTAR ISI .......................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................. 1 1.2 Pokok Permasalahan ........................................................ 9 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 9 1.3.1 Tujuan Penelitian .................................................... 9 1.3.2 Manfaat Penelitian .................................................. 9 1.4 Konsep dan Teori ............................................................. 10 1.4.1 Konsep .................................................................... 10 1.4.2 Teori ........................................................................ 12 1.5 Metode Penelitian ............................................................ 15 1.5.1 Studi Kepustakaan .................................................. 16 1.5.2 Kerja Lapangan ....................................................... 16 1.5.3 Wawancara .............................................................. 17 1.5.4 Perekaman Data Visual dan Audio ......................... 17 1.5.5 Kerja Laboratorium ................................................. 17 1.6 Pemilihan Lokasi Penelitian ............................................. 18 BAB II ETNOGRAFI MASYARAKAT NIAS DI KOTA MEDAN 2.1 Keadaan Geografis Kota Medan ..................................... 19 2.1.1 Demografi ............................................................... 20 2.1.2 Wilayah Administrasi Pemerintahan ...................... 22 2.2 Gambaran Umum dan Adaptasi Masyarakat Nias di Kota Medan ................................................................. 24 2.3 Gambaran Umum Kebudayaan Masyarakat Nias

Termasuk di Kota Medan ................................................ 28 2.3.1 Asal-Usul Masyarakat Nias .................................... 28 2.3.2 Bahasa ..................................................................... 32 2.3.3 Sistem Kepercayaan dan Agama ............................ 33 2.3.4 Sistem Kemasyarakatan dan Organisasi Sosial ........ 37 2.3.5 Sistem Mata Pencaharian ........................................ 41 2.3.6 Sistem Kekerabatan ................................................ 43 2.3.7 Teknologi Tradisional ............................................ 45 2.3.8 Kesenian ................................................................. 48

BAB III ANALISIS MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI FALUAYA

3.1 Sejarah Tari Faluaya ........................................................ 51 3.2 Identifikasi Struktur Tari Faluaya ................................... 53 3.2.1 Properti .................................................................... 54

Page 12: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

xii

3.2.1.1 Busana ......................................................... 55 3.2.1.2 Peralatan Tari .............................................. 58 3.2.2 Ragam Gerak …...................................................... 61 3.3 Analisis Tekstual Hoho Pada Tari Faluaya ..................... 66 3.3.1 Analisis Teks Fohuhugö ……................................. 71 3.3.2 Analisis Teks Hivfagö ............................................. 72 3.3.3 Analisis Teks Fu’alö …........................................... 73 3.3.4 Analisis Teks Siöligö …........................................... 79 3.3.5 Analisis Teks Fadolihia ........................................... 89 BAB IV ANALISIS STRUKTUR MUSIK HOHO DALAM TARI FALUAYA 4.1 Transkripsi dan Notasi …….…………………………… 93 4.2 Analisis Struktur Musik Hoho Fohuhugö ……………… 94 4.2.1 Tangga Nada ...…………………………………… 94 4.2.2 Nada Dasar …..…………………………………… 95 4.2.3 Wilayah Nada .…………………………………… 95 4.2.4 Jumlah Nada ……………………………………… 95 4.2.5 Interval …………………………………………… 96 4.2.6 Pola Kadensa ..…………………………………… 96 4.2.7 Formula Melodi ..………………………………… 97 4.2.8 Kontur .…………………………………………… 98 4.3 Analisis Struktur Musik Hoho Hivfagö …...…………… 98 4.3.1 Tangga Nada ..…………………………………… 98 4.3.2 Nada Dasar ….…………………………………… 99 4.3.3 Wilayah Nada .…………………………………… 99 4.3.4 Jumlah Nada ……………………………………… 100 4.3.5 Interval …………………………………………… 100 4.3.6 Pola Kadensa ...…………………………………… 101 4.3.7 Formula Melodi ...………………………………… 101 4.3.8 Kontur ..…………………………………………… 102 4.4 Analisis Struktur Musik Hohö Fu’alö ……..…………… 103 4.4.1 Tangga Nada ……………………………………… 104 4.4.2 Nada Dasar …..…………………………………… 104 4.4.3 Wilayah Nada ..…………………………………… 105 4.4.4 Jumlah Nada ……………………………………… 105 4.4.5 Interval …………………………………………… 105 4.4.6 Pola Kadensa ...…………………………………… 106 4.4.7 Formula Melodi ...………………………………… 107 4.4.8 Kontur ..…………………………………………… 109 4.5 Analisis Struktur Musik Hoho Siöligö ………………… 109 4.5.1 Tangga Nada ..…………………………………… 111 4.5.2 Nada Dasar ….…………………………………… 112 4.5.3 Wilayah Nada .…………………………………… 112 4.5.4 Jumlah Nada ...…………………………………… 112 4.5.5 Interval …………………………………………… 113 4.5.6 Pola Kadensa ...…………………………………… 114 4.5.7 Formula Melodi ...………………………………… 115

Page 13: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

xiii

4.5.8 Kontur ..…………………………………………… 118 4.6 Analisis Struktur Musik Hoho Fadolihia ….…………… 119 4.6.1 Tangga Nada ……………………………………… 120 4.6.2 Nada Dasar …..…………………………………… 120 4.6.3 Wilayah Nada ..…………………………………… 121 4.6.4 Jumlah Nada ……………………………………… 121 4.6.5 Interval …………………………………………… 121 4.6.6 Pola Kadensa …………………………………….. 122 4.6.7 Formula Melodi ………………………………….. 123 4.6.8 Kontur ……………………………………………. 124 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan …………………………………………… 126 5.2 Saran …………………………………………………… 127 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………… 129 DAFTAR INFORMAN …………………………………………… 131

Page 14: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di

antara ciptaan lain. Manusia diberikan akal budi guna mempertahankan

kelangsungan hidupnya. Akal budi menuntun manusia untuk menciptakan

berbagai hal yang dianggap penting dan berguna untuk menjalankan

kehidupannya sehari-hari. Tentu saja perbedaan wilayah dan kondisi geografis

daerah yang ditempati mempengaruhi setiap ciptaan dari manusia. Manusia dalam

arti luas terikat oleh satu kebudayaan yang mereka anggap sama, membentuk

sebuah komunitas yang lazim disebut masyarakat.1

Indonesia merupakan negara dengan masyarakat yang sangat plural

dipandang dari sisi kebudayaannya. Di Sumatera Utara sendiri terdapat suku-suku

natif dan pendatang yang memilki kebudayaan yang berbeda dan memilki wilayah

kebudayannya masing-masing. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,

tindakan, hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan

milik diri manusia dengan belajar. Kebudayaan memiliki tujuh unsur yang

universal, yaitu: bahasa, sistem pengetahuan, sistem kemasyarakatan atau

organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian

1Sumber http://kbbi.web.id/masyarakat

Page 15: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

2

hidup, sistem religi, dan kesenian. Setiap suku bangsa yang ada di Indonesia

memiliki seluruh unsur-unsur kebudayaan tersebut (Koentjaraningrat 1986).

Demikian juga halnya dengan setiap suku bangsa yang berdiam di

Sumatera Utara tentulah memiliki ketujuh unsur kebudayaan tersebut di atas.

Suku Nias adalah salah satu suku yang berdiam dan memiliki wilayah kebudayaan

tersendiri di Sumatera Utara. Secara geografis, suku Nias merupakan suku bangsa

yang berdiam di sebuah pulau yang disebut Pulau Nias (Tano Niha) dan

sekitarnya, yang terletak di sebelah barat pulau Sumatera. Suku Nias menamakan

diri mereka sebagai Ono Niha yang artinya (Ono artinya anak atau keturunan dan

Niha artinya manusia).

Masyarakat Nias yang pada dasarnya berdiam di Pulau Nias melakukan

perpindahan ke berbagai daerah karena perkembangan zaman. Perpindahan

masyarakat Nias ini menuju ke berbagai daerah seperti: Tapanuli, Sumatera Barat,

Aceh, Bengkulu, dan bahkan sampai ke Malaysia (Johor, Melaka, Negeri

Sembilan, Pulau Pinang). Perpindahan atau migrasi tersebut bertujuan untuk

mencari pekerjaan dan untuk kepentingan lainnya. Migrasi yang dilakukan oleh

Masyarakat Nias telah berlangsung lama dan diperkirakan telah terjadi dari abad

ke-17 yaitu pada waktu berinteraksi dalam hal perdagangan dengan Arab dan

bangsa Cina serta Hindia Belanda (Usman Pelly 1994:81).2

Kota Medan tanpa terkecuali menjadi daerah tujuan masyarakat Nias

yang berpindah untuk mencari pekerjaan dan untuk kepentingan lainnya. Suku

Nias merupakan salah satu suku pendatang yang pada akhirnya menetap di Kota

2Usman Pelly adalah seorang antropolog Indonesia, guru besar, dan ketua umum Yayasan Universitas Islam Sumatera Utara. Salah satu bukunya yang paling populer adalah Urbanisasi dan Adaptasi: Peranan Misi Budaya Minangkabau dan Mandailing (Jakarta: LP3ES), tahun 1994.

Page 16: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

3

Medan. Suku bangsa lain juga merupakan suku yang menetap di Medan

terbagi atas: (1) suku bangsa tempatan (natif) yaitu suku Melayu (Usman Pelly

1994:84), dengan alasan bahwa suku Melayu pertama sekali bermukim di

wilayah teritorial Kota Medan, (2) suku pendatang antara lain: Batak Toba, Batak

Karo, Simalungun, Pakpak-Dairi, Pesisir (Sibolga dan Tapanuli Tengah), dan

Mandailing. Tibanya orang Nias di Kota Medan dan tinggal menetap dan

melakukan aktivitas budaya dengan berbagai cara.

Suku Nias merupakan masyarakat yang terbiasa hidup di lingkungan adat

dan kebudayaan yang memilki nilai-nilai yang khas. Kebudayaan yang bernilai

khas ini juga pada akhirnya terbawa oleh masyarakat Nias ke tempat mereka

berpindah di luar pulau Nias. Hal ini dapat kita lihat melalui beberapa ciri – ciri

fisik seperti munculnya gereja suku masyarakat Nias, hadirnya organisasi sosial

masyarakat Nias, dan bentuk-bentuk lainnya.

Keragaman budaya masyarakat Nias juga dapat kita lihat dari sisi

kesenian nya seperti alat musik tradisional, tarian, serta nyanyian tradisionalnya.

Ada terdapat banyak alat musik tradisional yang dimilki masyarakat Nias, antara

lain: göndra (gendang besar), faritia (canang), mamba (gong), lagia (rebab spike

fiddle), nduri dana, doli-doli, tamburu, dan masih banyak lagi yang lainnya. Alat

musik tersebut biasanya selalu digunakan pada hampir setiap upacara kebudayaan

pada masyarakat Nias serta untuk mengiri tarian tradisional.

Selain alat musik tradisional, masyarakat Nias juga memiliki tarian

tradisional yang tetap dilestarikan dan dipertunjukkan oleh masyarakat Nias.

Beberapa jenis tarian tradisional yang terdapat dalam masyarakat Nias, antara

lain: Tari Maena yaitu tarian yang melambangkan sukacita dan biasanya

Page 17: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

4

dipertunjukkan pada acara pernikahan, owasa, dan penyambutan tamu yang

dihormati, tari Moyo yang merupakan tarian yang menyerupai gerakan elang dan

biasanya dipertunjukkan untuk penyambutan tamu. Kemudian tari Ya’ahowu

yang merupakan tari kreasi baru yang sudah menjadi salah satu tarian yang cukup

sering dipertunjukkan pada acara penyambutan tamu. Demikian pula tari Faluaya

yang merupakan sebuah tarian yang menyerupai gerakan para prajurit sedang

berada di medan perang.

Tari Faluaya merupakan sebuah tarian kolosal yang melibatkan penari

dengan jumlah yang tidak terbatas (dalam realitasnya berjumlah ganjil seperti 5,

7, 13, dan seterusnya) dan dipimpin oleh seorang pemimpin yang memberikan

komando. Gerakan dalam tarian ini memperagakan gerakan-gerakan layaknya

para prajurit perang yang sedang berada di medan perang. Tarian ini menurut

sejarahnya merupakan ungkapan sukacita dari para prajurit setelah meraih

kemenangan di medan perang.

Kata Faluaya sendiri bila diartikan adalah bersama-sama atau

kebersamaan, lebih dalam lagi maknanya adalah kerjasama. Jadi dari arti katanya

kita bisa menyimpulkan bahwa Tari Faluaya ini dilakukan dengan bersama-sama

dalam kelompok. Tari Faluaya ini merupakan tarian yang tidak diiringi oleh satu

alat musik pun, baik alat musik barat maupun alat musik tradisional Nias sendiri.

Tarian ini hanya diiringi oleh serangkaian syair-syair yang dinyanyikan dengan

lantang dan penuh semangat. Syair-syair tersebut lazim disebut sebagai Hoho oleh

masyarakat Nias. Susunan syair-syair pada Hoho ini dinyanyikan secara sahut-

sahutan oleh para peserta yang mempertunjukkan Tari Faluaya.

Page 18: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

5

Hoho dalam berbagai versi merupakan salah satu tradisi lisan Nias yang

dapat dijadikan rujukan dalam memahami kebudayaan lama mereka. Hoho ini

telah berurat berakar dalam kehidupan mereka sehari-hari. Seluruh kehidupan

masyarakat Nias pada zaman dahulu diatur oleh Hoho yang dituturkan ini

(Hammerle, 1999:25). Hoho dalam tari Faluaya merupakan salah satu bagian

dari beberapa jenis hoho yang ada pada kebudayaan masyarakat Nias.

Tari Faluaya awalnya hanya merupakan sebuah rangkaian gerakan yang

dirangkai sedemikian rupa untuk mengekspresikan sukacita atas kemenangan di

medan perang. Pada masa kini, tari Faluaya selalu dipertunjukkan pada hampir

setiap acara kebudayaan, termasuk di Kota Medan sendiri. Tari Faluaya

dipertunjukkan oleh pemuda-pemuda Nias yang berada di Kota Medan agar tetap

terjaga dan tidak tergilas oleh arus akulturasi dan globalisasi di tengah daerah

Kota Medan yang cukup plural dengan kebudayaannya. Kita dapat menyaksikan

pertunjukan Tari Faluaya di Kota Medan pada acara-acara yang bertemakan

kebudayaan dan acara-acara besar lainnya.

Di dalam penelitian ini, penulis memusatkan perhatian kepada Sanggar

Fanayama, yang berdomisili di Simalingkar, Medan. Sanggar ini adalah salah satu

sanggar kesenian Nias yang ada di Kota Medan, yang awalnya dibentuk oleh Dasa

Manao, S.Sn dan kini diteruskan oleh Hubari Gulö, S.Sn., M.Sn. Ketertarikan

penulis meneliti di sanggar ini di landasi oleh alasan: (1) para penarinya berusia

relatif muda yang memiliki kesadaran melestarikan kebudayaan Nias; (2) sanggar

ini didirikan oleh Dasa Manao, S.Sn. yang kemudian selepas beliau pindah ke

Nias, kepemimpinan diteruskan oleh Hubari Gulö, S.Sn., M.Sn.—berdasarkan

latar belakang keilmuan keduanya, maka sanggar ini menggunakan pendekatan-

Page 19: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

6

pendekatan keilmuan (khususnya) etnomusikologi, dalam mengembangkan Tari

Faluaya dan seni Nias lainnya di Medan. (3) Sanggar Fanayama ini menurut

pengamatan awal penulis cukup sering diundang untuk mengisi acara-acara

seminar, pembukaan pameran, ulang tahun organisasi sosial, peresmian gedung,

dan lain-lainnya, baik di Kota Medan atau kota-kota lain di Sumatera Utara.

Sebuah hal yang unik dan menarik untuk dikaji dapat kita temukan dalam

Tari Faluaya ini mengingat bahwa tarian ini tidak diiringi oleh satu alat musik

pun. Pengiring dalam tarian ini hanya serangkaian Hoho yang dituturkan. Hoho

tersebutlah yang menjadi pengatur tempo, siklus gerak serta pola lantai pada Tari

Faluaya ini. Hoho yang dituturkan ini mengisahkan tentang keperkasaan,

ketangkasan, dan ketangguhan para personil yang mempertunjukkan Tari Faluaya

ini. Dalam syair-syair Hoho yang dituturkan itu menceritakan tentang

keberhasilan para prajurit sepulangnya dari medan perang.

Melihat fenomena tarian ini seperti terurai di atas, maka penulis tertarik

untuk mengkajinya dari sudut keilmuan, khususnya melalui disiplin

etnomusikologi. Dalam konteks perkembangan disiplin etnomusikologi masa

kini, penjelasan mengenai apa itu etnomusikologi adalah seperti kutipan dari

laman web resmi Society for Ethnomusicology sebagai berikut.

Ethnomusicology encompasses the study of music-making throughout the world, from the distant past to the present. Ethnomusicologists explore the ideas, activities, instruments, and sounds with which people create music.European and Chinese classical musics, Cajun dance, Cuban song, hip hop, Nigerian juju, Javanese gamelan, Navajo ritual healing, and Hawaiian chant are a few examples of the many varieties of music-making examined in ethnomusicology. Ethnomusicology is interdisciplinary—many ethnomusicologists have a background not only in music but in such areas as anthropology, folklore, dance, linguistics, psychology, and

Page 20: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

7

history. Ethnomusicologists generally employ the methods of ethnography in their research. They spend extended periods of time with a music community, observe and document what happens, ask questions, and sometimes learn to play the community’s types of music. Ethnomusicologists may also rely on archives, libraries, and museums for resources related to the history of music traditions. Sometimes ethnomusicologists help individuals and communities to document and promote their musical practices.Most ethnomusicolo-gists work as professors at colleges and universities, where they teach and carry out research. A significant number work with museums, festivals, archives, libraries, record labels, schools, and other institutions, where they focus on increasing public knowledge and appreciation of the world’s music.Many colleges and universities have programs in ethnomusicology. To see a list of some of these programs, visit our guide to Program in Ethnomusicology (http://webdb.iu.edu)

Dalam situs web tersebut dijelaskan dengan tegas bahwa etnomusikologi

adalah kajian keilmuan yang menjangkau terbentuknya musik di seluruh dunia ini,

dari masa dahulu hingga sekarang. Etnomusikologi mengeksplorasi segala

gagasan, kegiatan, alat-alat musik, dan suara yang dihasilkan (alat-alat musik atau

vokal), dengan masyarakat yang menghasilkan musik tersebut. Musik klasik

Eropa dan China, tarian Cajun, nyanyian masyarakat Kuba, hip hop, juju dari

Nigeria, gamelan Jawa, ritual penyembuhan penyakit masyarakat Indian Navaho,

nyanyian keagamaan Hawaii, adalah beberapa contoh kajian terhadap musik di

seluruh dunia, yang dilakukan oleh para etnomusikolog.

Etnomusikologi merupakan disiplin ilmu pengetahuan yang sifatnya

interdisiplin. Beberapa etnomusikolog mempunyai latar belakang tidak hanya di

dalam musik saja, tetapi ada yang berasal dari bidang ilmu antropologi, folklor,

tari, linguistik, psikologi, dan sejarah. Etnomusikologi secara umum melibatkan

metode etnografi dalam penelitiannya. Para etnomusikolog mengkaji musik dalam

Page 21: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

8

dimensi waktu dan komunitas pendukungnya, mengamati, mengumpulkan

dokumen tentang apa yang terjadi, bertanya tentang apa yang diteliti, dan juga

turut terlibat memainkan musik seperti yang dilakukan komunitasnya. Para

etnomusikolog juga melakukan studi terhadap arsip, perpustakaan, dan museum,

untuk mencari sumber-sumber yang berkaitan dengan sejarah musik. Kadangkala

etnomusikolog melakukan dokumentasi dan mempromosikan pertunjukan musik.

Sebahagian besar etnomusikolog biasanya menjadi ilmuwan di berbagai jenis

pendidikan dan universitas. Sejumlah karya penting mereka berkaitan dengan

museum, festival, arsip, perpustakaan, label rekaman, sekolah, berbagai institusi,

di mana mereka memfokuskan pencerahan untuk ilmu pengetahuan dan apresiasi

musik di seluruh dunia. Beberapa perguruan tinggi dan universitas mempunyai

program etnomusikologi.

Uraian mengenai etnomusikologi di atas, menurut penulis relevan dalam

mengkaji Tari Faluaya dan teks Hoho di dalam kebudayaan masyarakat Nias di

Kota Medan. Etnomusikologi mencakup kajiannya terhadap tari, musik sebagai

fenomena bunyi, dan sekaligus juga teks nyanyian. Di dalam skripsi ini dikaji

tiga aspek utama fenomena Tari Faluaya dan teks Hoho, yaitu: struktur tari,

struktur musik, dan teks Hoho dalam penyajian tari tersebut.

Hal-hal inilah yang menjadi latar belakang penulis untuk mengangkat

judul Analisis Musikal dan Makna Tekstual Hoho Dalam Tari Faluaya Pada

Masyarakat Nias Di Kota Medan untuk melihat bagaimana struktur musikal,

seperti : tangga nada, nada dasar, wilayah nada, jumlah nada – nada, interval, pola

kadensa, formula melodi, dan kontur, serta untuk mengetahui apa makna yang

terkandung dalam Hoho yang menjadi pengiring dalam Tari Faluaya tersebut.

Page 22: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

9

1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya,

maka pokok permasalahan yang menjadi topik bahasan dalam tulisan ini adalah:

1. Bagaimana struktur musikal Hoho dalam Tari Faluaya pada masyarakat Nias

di Kota Medan?

2. Bagaimana struktur teks dan makna Hoho dalam Tari Faluaya pada

masyarakat Nias di Kota Medan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana struktur musikal hoho dalam

Tari Faluaya pada masyarakat Nias di Kota Medan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana struktur teks dan makna

Hoho dalam Tari Faluaya pada masyarakat Nias di Kota Medan.

3. Untuk mengetahui bagaimana struktur tari Faluaya pada masyarakat Nias di

Kota Medan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Agar dapat diketahui dengan jelas bagaimana struktur musikal serta makna

tekstual hoho dalam Tari Faluaya pada masyarakat Nias di Kota Medan.

2. Agar menjadi bahan dokumentasi eksistensi seni budaya, khususnya Nias.

Page 23: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

10

3. Agar menjadi bahan dokumentasi dasar bagi peneliti, terutama etnomusikolog

untuk dikembangkan berikutnya.

4. Agar menjadi bahan dokumentasi dasar untuk pelestarian kebudayaan Nias.

1.4 Konsep dan Teori

1.4.1 Konsep

Konsep adalah pengertian abstrak dari jumlah konsepsi-konsepsi atau

pengertian, pendapat (paham) yang telah ada dalam pikiran (Bachtiar, 1990).

Analisa adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan

bagian itu sendiri serta hubungan antara bagian untuk memperoleh pengertian

yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (Kamus Besar Bahasa Indonesia

2002:43). Analisis yang penulis maksudkan dalam tulisan ini adalah menelaah

dan menguraikan struktur musikal dan makna tekstual Hoho pada Tari Faluaya.

Musik adalah salah satu media ungkap kesenian, yang media utamanya

bunyi, disusun oleh dimensi waktu dan ruang. Musik mencerminkan kebudayaan

masyarakat pendukungnya. Musik itu sendiri memiliki bentuk yang khas baik dari

sudut strukturalnya maupun genrenya dalam kebudayaan. Di dalam musik terjadi

komunikasi verbal (biasanya disebut lirik nyanyian) dan nonverbal. Komunikasi

nonverbal ini dapat berupa nada, wilayah nada, tangga nada, nada dasar, rentak,

meter, aksentuasi, dan aspek-aspek sejenis (Takari dan Fadlin 2014:28). Makna

adalah maksud yang terkandung dalam perkataan atau kalimat, tujuan pembicara

atau penulis; pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan (KBBI

Page 24: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

11

Online). Dalam tulisan ini makna yang ingin dikaji adalah makna teks daripada

Hoho dalam tari Faluaya.

Hoho adalah salah satu dari tradisi lisan yang ada pada kebudayaan

masyarakat Nias. Selain hoho, jenis lain dari tradisi lisan yang dimiliki

masyarakat Nias seperti : hendri-hendri, manö-manö, hiwö-hiwö, dan lainnya

(Hubari Gulö, 2011). Setiap jenis tradisi lisan ini merupakan bentuk syair namun

berbeda ide serta fungsi penggunaannya. Hoho merupakan tradisi lisan yang

berbentuk syair yang dilagukan yang menceritakan atau mengisahkan berbagai

peristiwa sosial-budaya di kalangan masyarakat Nias. Beberapa jenis hoho ini

seperti : hoho asal-usul leluhur masyarakat Nias, hoho fabolosi (syair kematian

yang dinyanyikan oleh perempuan), hoho faluaya (hoho yang dituturkan pada tari

faluaya), dan lainnya.

Hoho ini telah berurat berakar dalam kehidupan masyarakat Nias sehari-

hari. Seluruh kehidupan masyarakat Nias pada zaman dahulu diatur oleh hoho

yang dituturkan ini. Itulah sebabnya mereka sering membedakan antara agama,

pemerintah dan adat. Istilah yang sering terdengar yaitu sara lala agama, sara

fareta, sara lala hada (lain cara agama, lain cara pemerintah, dan lain cara adat)

(Hammerle 1999). Hoho merupakan tradisi lisan masyarakat Nias yang adalah

warisan budaya masa lampau. Bentuk dari Hoho ini adalah syair yang dilagukan

secara puitis untuk mengungkapkan hal-hal yang berhubungan dengan asal-usul

kejadian, sejarah, hukum adat, dan hal lain yang berhubungan dengan tata

kemasyarakatan (Zebua, 1991).

Sebuah syair yang dilagukan sama halnya dengan nyanyian disebut juga

dengan musik vokal yang menggunakan suara manusia sebagai sumber utamanya.

Page 25: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

12

Hoho dalam tari Faluaya merupakan salah satu bagian dari beberapa jenis hoho

yang ada pada masyarakat Nias, dan khususnya hanya ada di daerah Nias Selatan.

Hoho jenis ini disajikan untuk merefleksikan suatu kekuatan yang dimiliki

masyarakat Nias Selatan dalam mempertahankan wilayah mereka dari serangan

musuh.

Tari Faluaya adalah salah satu tarian kolosal yang terdapat dalam

kebudayaan masyarakat Nias. Tarian ini menggambarkan ungkapan sukacita atas

kemenangan di medan perang. Tari Faluaya pada hakikat nya merupakan tarian

yang dipertunjukkan dalam upacara adat pada masyarakat Nias zaman dulu.

Namun oleh perkembangan zaman, tarian ini saat sekarang sering dipertunjukkan

untuk kebutuhan hiburan dengan menonjolkan aspek estetika yang terkandung

didalamnya. Masyarakat Nias yang berpindah ke daerah lain diluar Pulau Nias

masih melestarikan tarian ini guna mempertahankan kebudayaannya. Dalam

tulisan ini penulis akan melihat dan menganalisis bagaimana struktur musikal

serta makna tekstual Hoho dalam Tari Faluaya yang terdapat pada masyarakat

Nias di Kota Medan. Analisa ini akan didasari dengan teori-teori yang akan

dijelaskan dalam bagian dibawah ini.

1.4.2 Teori

Teori merupakan landasan pendapat yang dikemukakan mengenai suatu

peristiwa (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995:1041). Dalam konteks

penelitian, teori digunakan sebagai arahan untuk kerja-kerja penelitian. Teori

hanya sebagai acuan sementara agar penelitian tidak melebar kemana-mana. Teori

adalah bangunan yang mapan, ada pendapat peneliti, ada simpulan awal. Itulah

Page 26: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

13

sebabnya teori harus dibangun terstruktur, sejalan dengan apa saja yang mungkin

akan digunakan (Suwardi 2006:107).

Dalam tulisan ini, penulis menggunakan teori William P. Malm

(1977:15) untuk menganalisis Hoho, yang membahas scale (tangga nada), nada

dasar, range (wilayah nada), frequency of notes (jumlah nada-nada), prevalent

interval (interval yang dipakai), cadence patterns (pola-pola kadensa), melodic

formula (formula melodi), dan contour (kontur). Penulis juga melakukan

pendekatan seperti yang ditawarkan Bruno Nettl (1964), yaitu: (1) menganalisis

dan mendeskripsikan apa yang kita dengar, dan (2) menuliskan apa yang kita

dengar itu diatas kertas, dan kemudian mendeskripsikan apa yang kita lihat itu.

Untuk mengkaji makna-makna yang terkandung dalam teks Hoho pada

Tari Faluaya, digunakan teori semiotik. Semiotik adalah ilmu tentang tanda-

tanda. Ilmu ini berpandangan bahwa fenomena sosial dan budaya pada dasarnya

merupakan tanda-tanda. Semiotik mengkaji sistem-sistem, aturan-aturan, dan

konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut memilki arti.

(Takari dan Fadlin, 2014:19). Secara saintifik, istilah semiotik berasal dari bahasa

Yunani yaitu semeion. Dengan menggunakan pendekatan semiotik , seseorang

bisa bisa menganalisis makna yang tersurat dan tersirat di balik penggunaan

lambang dalam kehidupan sehari-hari.

Dua tokoh perintis semiotik adalah Ferdinand de Saussure, seorang pakar

bahasa dari Swiss, dan Charles Sanders Pierce, seorang filosof dari Amerika

Serikat. Menurut Ferdinand de Saussure, semiotik adalah kajian mengenai

“kehidupan tanda-tanda dengan masyarakat yang menggunakan tanda-tanda itu.”

Pierce juga menginterpretasikan bahasa sebagai sistem lambang, tetapi terdiri dari

Page 27: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

14

tiga bagian yang saling berkaitan: (1) representatum, (2) pengamat (interpretant)

dan (3) objek. Pierce membedakan lambang-lambang ke dalam tiga kategori:

ikon, indeks dan simbol.

Dalam semiotik terdapat hubungan tiga segi antara lambang, objek, dan

makna. Lambang itu mewakili objek yang dilambangkan. Penerima

menghubungkan lambang dengan objek dan makna, disebut interpretant, yang

berfungsi sebagai perantara antara lambang dengan objek yang dilambangkan.

Oleh karena itu, makna lambang hanya wujud dalam pikiran interpretant, selepas

saja interpretan menghubungkan lambang dengan objek.

Berdasarkan kepada Bagan 1.1 Segitiga Makna Ogden dan Richards

(1923) berikut ini maka dapat dikaji bahwa tidak ada hubungan secara langsung

atau isyarat dengan objek yang menjadi rujukan. Hubungan seperti yang

ditunjukkan seperti pada bagan berikut menunjukkan bahwa pemikiran seseorang

akan menginterpretasi (menafsir) makna lambang dengan objek atau peristiwa

yang dirujuk. Ini bermakna bahwa pikiran seseorang mengkonseptualisasikan

sesuatu objek yang dirujuk berdasarkan rupa bentuk lambang atau isyarat tertentu.

Hubungan antara pemikiran, lambang, dan objek yang dirujuk itu akan

menghasilkan makna.

Pemikiran (Rujukan)

-----------------------------

Lambang / Simbol Objek / Peristiwa (Isyarat) yang dirujuk (Referent)

Bagan 1.1

Segi Tiga Makna Ogden dan Richard (1923)

Page 28: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

15

Dalam mengkaji struktur tari Faluaya, penulis akan mendeskripsikan

bagaimana gerakan-gerakan yang terdapat dalam tari Faluaya tersebut.

Penyusunan gerak dalam seni tari, gerak dari masing-masing penari maupun dari

kelompok penari. Ditambah dengan penyesuaian ruang, sinar, warna, dan seni

sastranya, semuanya merupakan suatu pengorganisasian seni tari yang disebut

koreografi (Djelantik, 1990:23). Koreografi yang dimaksud dalam hal ini adalah

gerakan-gerakan yang dilakukan para penari pada tari Faluaya. Gerakan-

gerakannya terpola didalam aturan-aturan dan nilai keindahan serta memiliki ciri

khas tertentu. Gerakannya dilakukan secara simbolis dan memiliki makna

tertentu.

1.5 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengacu pada pendapat Nettl (1964:62)

yang mengatakan ada dua hal yang esensial untuk melakukan aktivitas penelitian

dalam disiplin etnomusikologi, yaitu kerja lapangan (field work) dan kerja

laboratorium (desk work). Penulis juga menggunakan metode penelitian kualitatif

umumnya ditujukan untuk mempelajari kehidupan kumpulan manusia. Penelitian

kualitatif ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : tahap ke lapangan, tahap analisis

data, dan tahap penulisan laporan (skripsi). Adapun teknik pengumpulan data

yang dipakai adalah sebagai berikut.

Page 29: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

16

1.5.1 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan salah satu landasan dalam melakukan

sebuah penelitian, yaitu dengan mengumpulkan literatur atau sumber bacaan

untuk mendapatkan pengetahuan dasar tentang objek penelitian. Sumber-sumber

bacaan ini dapat berupa buku, artikel, jurnal, laporan penelitian, dan lain-lain.

Sebagai langkah pertama yang penulis lakukan untuk studi kepustakaan

adalah dengan cara membaca dan mempelajari tulisan – tulisan yang berhubungan

dengan objek penelitian. Dalam hal ini penulis membaca dan mempelajari skripsi

sarjana yang pernah ditulis oleh alumni Departemen Etnomusikologi FIB USU.

Selain itu, penulis juga membaca dan mempelajari tesis pascasarjana yang pernah

ditulis oleh alumni Pasca Sarjana Penciptaan dan Pengkajian Seni.

Disamping itu, penulis juga melakukan pengumpulan data dengan

memanfaatkan teknologi internet yang memuat informasi dan data-data yang

penulis butuhkan dalam penelitian ini. Seluruh kepustakaan yang diperoleh akan

penulis jadikan sebagai acuan dan pelengkap untuk keberhasilan penelitian ini.

1.5.2 Kerja Lapangan

Menurut Harja W. Bachtiar (1990), bahwa pengumpulan data dilakukan

melalui kerja lapangan (field work) dengan menggunakan teknik observasi untuk

melihat, mengamati objek penelitian dengan tujuan mendapatkan informasi –

informasi yang dibutuhkan.

Page 30: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

17

1.5.3 Wawancara

Wawancara adalah untuk mencatat keterangan-keterangan yang

dibutuhkan dengan maksud agar data atau keterangan tidak ada yang hilang

(Bachtiar, 1990). Dalam proses wawancara, penulis mengacu pada metode yang

dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1981), yaitu: wawancara berfokus (focused

interview), wawancara bebas (free interview), dan wawancara sambil lalu (casual

interview).

1.5.4 Perekaman Data Visual dan Audio

Perekaman data baik itu visual maupun audio merupakan salah satu

bagian terpenting yang akan digunakan penulis untuk mengumpulkan data dan

informasi yang penulis butuhkan. Perekaman data dalam bentuk visual akan

dilakukan dengan menggunakan kamera digital Sony dan untuk perekaman data

dalam bentuk audio akan dilakukan dengan menggunakan laptop dan didampingi

oleh handphone Lenovo. Seluruh hasil perekaman data tersebut kemudian akan

dibawa ke laboratorium untuk diolah dan dianalisis sesuai tujuan penelitian.

1.5.5 Kerja Laboratorium

Keseluruhan data yang diperoleh dari lapangan, selanjutnya diproses dan

diolah dalam kerja laboratorium. Data-data yang bersifat analisis disusun dengan

sistematika penulisan ilmiah. Data-data dalam bentuk gambar dan rekaman diteliti

kembali sesuai ukuran yang telah ditentukan kemudian dianalisis seperlunya.

Menurut Burhan Bungin (2007:153), ada dua hal yang ingin dicapai

dalam analisis data kualitatif, yaitu: (1) menganalisis proses berlangsungnya suatu

Page 31: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

18

fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses

tersebut, dan (2) menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data, dan proses

suatu fenomena sosial tersebut. Setelah semua data yang diperoleh dari lapangan

maupun bahan dari studi kepustakaan terkumpul, selanjutnya dilakukan

pengolahan data dan penyusunan tulisan. Sedangkan untuk hasil rekaman

dilakukan pentranskripsian dan selanjutnya dianalisis.

1.6 Pemilihan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian difokuskan di tempat aktivitas Sanggar Fanayama yaitu

Perumnas Simalingkar, Medan Tuntungan. Adapun alasan penulis memilih daerah

tersebut karena informan dan para seniman tari yang menjadi sumber informasi

penting dalam penelitian ini memusatkan kegiatannya di tempat tersebut. Namun

demikian, sebagai sebuah penelitian kualitatif yang mencoba menggali makna-

makna di sebalik tari dan musik yang dipertunjukkan, maka penulis juga

mengikuti kegiatan-kegiatan Sanggar Fanayama dalam konteks memenuhi

undangan di berbagai tempat pertunjukan di Medan dan Sumatera Utara. Tujuan

kegiatan penelitian sebagai participant observer (pengamat terlibat) ini adalah

bahagian dari teknik penelitian yang mendalami bagaimana si peneliti menjadi

bagian dari kebudayaan yang diteliti, dapat memahaminya, melakukannya, dan

mentransmisikan nilai-nilai di balik kegiatan budaya. Teknik penelitian seperti ini

juga disarankan di dalam etnomusikologi, dengan istilah bimusicality

(bimusikalitas), yaitu peneliti dapat melakukan apa yang dilakukan oleh informan

yang menjadi objek penelitiannya.

Page 32: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

19

BAB II

ETNOGRAFI MASYARAKAT NIAS DI KOTA MEDAN

2.1 Keadaan Geografis Kota Medan

Kota Medan merupakan ibukota provinsi Sumatera Utara, Indonesia.

Sebagai kota terbesar di pulau Sumatera, Kota Medan merupakan pintu gerbang

wilayah Indonesia bagian barat. Secara geografis, Kota Medan terletak pada 3°35’

- 3°58’ Lintang Utara dan 98°35’ - 98°44’ Bujur Timur. Kota Medan berada di

bagian utara provinsi Sumatera Utara dan berada pada ketinggian 3 – 27 Meter

diatas permukaan laut. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²)

atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian,

dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang

relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar (www.wikipedia.com).

Secara geografis, Kota Medan didukung oleh daerah – daerah sekitarnya

yang kaya akan sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan batu,

Simalungun, Tanah Karo, Tapanuli Utara, Binjai, dan lainnya. Kota Medan juga

memiliki posisi strategis sebagai gerbang masuk kegiatan perdagangan barang dan

jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Hal ini

mendorong perkembangan Kota Medan secara fisik di bidang ekonomi dan bisnis.

Kota Medan memiliki suhu udara berkisar 22,8°C – 33,0°C dengan kelembapan

udara berkisar 75% - 81%. Sebagai daerah yang tergolong cukup panas, Kota

Medan dituruni hujan selama 200 hari/tahun dengan curah hujan berkisar 2.178

mm. Kondisi geografis ini juga dilengkapi dengan kecepatan angin sebesar 1,20

m/sec.

Page 33: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

20

2.1.1 Demografi

Berdasarkan data statistik kependudukan pada tahun 2014 yang

dilakukan oleh pemerintah kota Medan, penduduk kota Medan

diperkirakan telah mencapai 2.135.516 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar

dari pria (1.082.123 jiwa > 1.053.393 jiwa). Selain itu, Kota Medan juga

merupakan daerah perkotaan yang dihuni oleh berbagai etnis, dengan latar

belakang yang berbeda pula. Di siang hari, jumlah ini bisa meningkat hingga

sekitar 2,5 juta jiwa dengan dihitungnya jumlah penglaju (komuter).

Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19

dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk). Dilihat

dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa

berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-

rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara

relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai

jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.

Populasi masyarakat Kota Medan didominasikan oleh beberapa suku

seperti: Melayu, Jawa, Batak (Toba, Karo, Simalungun, Mandailing-Angkola),

Nias dan Tionghoa. Mayoritas kependudukan di kota Medan sekarang

ialah Suku Jawa, dan suku-suku dari Tapanuli (Batak, Mandailing, Karo).

Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah mesjid, gereja, dan vihara

Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jl. Zainul

Arifin dikenal sebagai Kampung Keling, yang merupakan daerah pemukiman

orang keturunan India. Secara historis, pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan

dihuni 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang berketurunan Eropa, 35.009

Page 34: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

21

berketurunan Indonesia, 8.269 berketurunan Tionghoa, dan 139 lainnya berasal

dari ras timur lainnya.

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Medan Tuntungan 40.097 42.437 82.534 2 Medan Selayang 49.525 51.532 101.057 3 Medan Johor 62.331 64.336 126.667 4 Medan Amplas 57.918 59.004 116.922 5 Medan Denai 71.750 71.100 142.850 6 Medan Tembung 65.761 68.882 134.643 7 Medan Kota 35.422 37.700 73.122 8 Medan Area 48.054 49.200 97.254 9 Medan Baru 17.667 22.150 39.817 10 Medan Polonia 26.460 27.413 53.873 11 Medan Maimun 19.524 20.379 39.903 12 Medan Sunggal 55.717 57.927 113.644 13 Medan Helvetia 71.586 74.805 146.391 14 Medan Barat 34.931 36.406 71.337 15 Medan Petisah 29.526 32.701 62.227 16 Medan Timur 52.906 56.539 109.445 17 Medan Perjuangan 45.405 48.683 94.088 18 Medan Deli 86.937 85.014 171.951 19 Medan Labuhan 57.635 55.679 113.314 20 Medan Marelan 75.066 73.131 148.197 21 Medan Belawan 49.175 47.105 96.280 TOTAL 1.053.393 1.082.123 2.135.516 Sumber : BPS Kota Medan, Medan Dalam Angka 2014

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun

2014

Page 35: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

22

Etnis Tahun 1930 Tahun 1980 Tahun 2000

Jawa 24,89% 29,41% 33,03%

Batak 2,93% 14,11% 20,93%*

Tionghoa 35,63% 12,8% 10,65%

Mandailing 6,12% 11,91% 9,36%

Minangkabau 7,29% 10,93% 8,6%

Melayu 7,06% 8,57% 6,59%

Karo 0,19% 3,99% 4,10%

Aceh -- 2,19% 2,78%

Sunda 1,58% 1,90% --

Lain-lain 14,31% 4,13% 3,95% Sumber: 1930 dan 1980: Usman Pelly, 1983; 2000: BPS Sumut

*Catatan: Data BPS Sumut tidak menyenaraikan "Batak" sebagai suku bangsa, total Simalungun

(0,69%), Tapanuli/Toba (19,21%), Pakpak (0,34%), dan Nias (0,69%) adalah 20,93% Bangsa Punjabi

dan lainnya (3,95%)

Tabel 2.2

Perbandingan Etnis di Kota Medan Pada Tahun 1930, 1980, 2000

2.1.2 Wilayah Administrasi Pemerintahan

Secara administratif, Kota Medan berbatasan langsung dengan beberapa

kecamatan – kecamatan yang menjadi wilayah administratif pemerintah

Kabupaten Deli Serdang, kecuali di bagian utara nya yang berbatasan dengan

Selat Malaka. Perbatasan wilayah ini lebih jelas seperti dibawah ini.

- Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Deli Tua dan Pancur Batu

(Kabupaten Deli Serdang)

Page 36: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

23

- Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Sunggal (Kabupaten Deli

Serdang)

- Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Percut Sei Tuan dan Tanjung

Morawa (Kabupaten Deli Serdang)

Adapun beberapa kecamatan yang berada di wilayah pemerintahan

Kota Medan yaitu antara lain: Kecamatan Medan Petisah, Kecamatan Medan

Timur, Kecamatan Medan Barat, Kecamatan Medan S e l a y a n g ,

Kecamatan Medan Deli, Kecamatan Medan Baru, Kecamatan Medan

Belawan, Kecamatan Medan Tembung, Kecamatan Medan Perjuangan,

Kecamatan Medan Sunggal, Kecamatan Medan Polonia, Kecamatan Medan

Denai, Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Marelan, Kecamatan

Medan Helvetia, Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan Kota,

Kecamatan Medan Area, Kecamatan Medan Tuntungan, Kecamatan Medan

Amplas, Kecamatan Medan Labuhan. Kota Medan terdiri dari dua puluh satu

kecamatan, yaitu seperti yang terurai di dalam Tabel 2.3 sebagai berikut.

No Kecamatan Luas (Km2) 1 Medan Tuntungan 20,68 2 Medan Selayang 12,81 3 Medan Johor 14,58 4 Medan Amplas 11,19 5 Medan Denai 9,05 6 Medan Tembung 7,99 7 Medan Kota 5,27 8 Medan Area 5,52 9 Medan Baru 5,84 10 Medan Polonia 9,01 11 Medan Malmun 2,98

Page 37: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

24

12 Medan Sunggal 15,44 13 Medan Helvetia 13,16 14 Medan Barat 6,82 15 Medan Petisah 5,33 16 Medan Timur 7,76 17 Medan Perjuangan 4,09 18 Medan Deli 20,84 19 Medan Labuhan 36,67 20 Medan Marelan 23,82 21 Medan Belawan 26,25 TOTAL 265,1

Sumber : BPS Kota Medan 2014

Tabel 2.3

Kecamatan-kecamatan dan Luasnya dalam Kilometer di Kota Medan Tahun 2014

2.2 Gambaran Umum dan Adaptasi Masyarakat Nias di Kota Medan

Masyarakat Nias merupakan satu kelompok masyarakat yang pada

dasarnya bermukim di Pulau Nias. Pulau Nias adalah salah satu pulau terbesar

yang ada di wilayah Sumatera Utara. Pulau Nias memiliki luas sebesar 5.625 km2

atau 7,26% dari seluruh luas pulau Sumatera. Pulau Nias terletak di antara

0,12° LU – 1,32°LU dan 90° BT - 98° BT. Pulau Nias berbatasan dengan, (1)

Samudera Indonesia di sebelah barat, (2) Pulau Mursala (kepulauan Tapanuli

Tengah) disebelah timur, (3) Kepulauan Banyak (Nanggroe Aceh Darrusalam)

disebelah utara, dan (4) Kepulauan Mentawai (Sumatera barat) disebelah selatan.

Pada awalnya Pulau Nias hanya memiliki satu kabupaten saja sebagai

pusat administrasi pemerintahannya. Akan tetapi, dikarenakan oleh adanya

otonomi daerah, pulau Nias saat ini telah dimekarkan menjadi empat kabupaten

Page 38: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

25

dan satu kotamadya untuk mempercepat laju perkembangan nya. Wilayah

administrasi pemerintahan di Pulau Nias terdiri dari Kota Gunungsitoli,

Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Utara, dan Kabupaten

Nias Selatan. Pulau Nias merupakan daerah yang beriklim tropis dengan sebagian

besar wilayahnya merupakan hutan karena masuh kurangnya penggarapan secara

menyeluruh.

Masyarakat Nias seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman,

sebagian pergi dari pulau Nias dikarenakan berbagai hal, melakukan migrasi

keberbagai daerah dengan tujuan dan kepentingan yang bermacam-macam dan

menuju ke daerah-daerah seperti, Tapanuli, Sumatera Barat, Aceh, Bengkulu,

dan bahkan sampai ke Malaysia (Johor, Malaka, Negeri Sembilan, pulau

Pinang), India, dan Madagaskan. Migrasi ataupun perpindahan yang dilakukan

oleh orang Nias sudah berlangsung lama dan diperkirakan sudah terjadi dari

abad ke-17 yaitu pada waktu berinteraksi dalam hal perdagangan dengan Arab

dan bangsa Cina serta Hindia Belanda.

Pada saaat berlangsungnya jalur perdagangan menuju Baros, Tanö

Niha (pulau Nias) menjadi lumbung tempat penyimpanan bahan- bahan untuk

kebutuhan selama berlangsungnya perdagangan di Baros. Nias merupakan

daerah terdekat menuju Baros yang ramai dilayari kapal-kapal dagang dari

berbagai daerah sehingga orang Nias mempunyai peran penting dalam

kelangsungan perdagangan waktu itu seperti menyediakan tenaga kerja yang kuat

dan mudah dihimpun, karena karakter orang Nias ialah menghormati dan patuh

pada pemimpinnya. Hal ini menjadikan mereka mudah diorganisir sebagai pelaku

perdagangan pada zaman itu. Bersamaan dengan itu, orang Nias mulai

Page 39: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

26

mengunjungi daerah-daerah lain seperti Aceh pada waktu pemerintah Raja

Iskandar Muda yang berlangsung pada tahun 1624 hingga 1626. Pada kisaran

tahun tersebut banyak orang Nias dibawa ke Aceh untuk dijadikan prajurit

perang dan ada juga yang dijadikan pekerja atau budak bagi pria, dan wanita

dijadikan istri.

Pada waktu membuka perkebunan di Indonesia (Hindia Belanda waktu

itu) banyak pemuda-pemuda Nias yang dipekerjakan di wilayah-wilayah

perkebunan di luar pulau Nias, kemudian menetap dan bergenerasi di wilayah

tersebut hinga sekarang. Masyarakat suku Nias yang tinggal di Kota Medan

(dahulunya Sumatera Timur) diperkirakan dimulai sejak dibukanya

onderneming perkebunan tembakau dan perkebunan karet yang dikenal dengan

HVA. Banyak orang Nias bekerja di perkebunan-perkebunan, pada waktu itu

karet menjadi “primadona” oleh orang Belanda. Sehingga pohon karet oleh

orang Nias disebut hafea, yang tak lain adalah penyebutan lain untuk HVA yang

berada di Sumatera Timur (Augusman Tafönaö, 2012).

Inilah awalnya dan sejarahnya masyarakat suku Nias tinggal dan

menetap di Kota Medan. Seiring berjalannya waktu, Sumatera Timur kemudian

berkembang menjadi Kota Medan. Orang Nias terus melakukan proses

perpindahan atau urbanisasi yang dahulunya hanya kelompok kecil, semakin

lama terbentuk sebuah masyarakat suku Nias. Hidup berdampingan dengan

suku lainnya, hal ini terlihat dari berbagai macam keterlibatan dalam berbagi

dengan masyarakat sekitar dimana saling melakukan aktifitas budaya masing-

masing suku.

Page 40: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

27

Masyarakat Nias yang datang ke kota Medan beradaptasi dengan cara

berbaur dengan etnis-etnis lain yang ada di kota Medan. Suku Nias merupakan

salah satu suku pendatang yang menetap di kota Medan. Suku bangsa lain juga

merupakan suku yang menetap di Medan terbagi, (1) suku bangsa tempatan

(natif) yaitu suku Melayu (Usman Pelly, 1994), dengan alasan bahwa suku

Melayu pertama sekali bermukim di wilayah teritorial Kota Medan, (2) suku

pendatang antara lain: Batak Toba, Batak Karo, Simalungun, Pakpak-Dairi,

Pesisir Sibolga, Mandailing. Suku pendatang ini merupakan etnis yang wilayah

teritorialnya paling dekat dengan Kota Medan dan tergolong dalam satu struktur

pemerintahan setingkat propinsi dengan Medan menjadi pusat pemerintahannya.

Juga etnis seperti Jawa, Sunda, Minangkabau, serta kelompok kecil etnis

Nusantara lainnya serta etnis datang dari luar nusantara seperti etnis yang datang

dari Cina, India, dan yang lain dalam jumlah kecil.

Tibanya orang Nias di Kota Medan dan tinggal menetap dan

melakukan aktifitas budaya dengan berbagai cara. Sistem pemerintahan di Pulau

Nias saat ini berbentuk Kabupaten dan Kotamadya dimana sebelumnya pulau

Nias hanya memiliki satu kabupaten saja namun saat ini pulau Nias telah terbagi

menjadi empat Kabupaten satu Kotamadya sehingga semakin memudahkan

untuk dipahami baik dari segi kebudayaannya maupun segi dialek bahasanya.

Page 41: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

28

2.3 Gambaran Umum Kebudayaan Masyarakat Nias Termasuk Di Kota

Medan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada pendahuluan, bahwa

masyarakat Nias merupakan salah satu suku bangsa yang memiliki kebudayaan

tersendiri dengan ciri dan nilai yang terkandung didalamnya. Kebudayaan

masyarakat Nias ini telah ada dan terjaga sejak masyarakat Nias berada di Pulau

Nias dan pada akhirnya juga terbawa dan tetap dilestarikan oleh masyarakat itu

sendiri yang sebagian telah berpindah dan menetap diluar Pulau Nias.

Masyarakat Nias yang ada di Kota Medan juga salah satu kelompok masyarakat

yang masih tetap menjalankan nilai-nilai budaya yang nyatanya telah mereka

bawa dari tempat asal mereka. Subbab ini akan menjelaskan tentang bagaimana

gambaran umum kebudayaan masyarakat Nias sehari-hari yang tentunya juga

meliputi unsur-unsur kebudayaan yang berkembang dan dimiliki oleh

masyarakat Nias. Penjelasan dalam subbab ini meliputi asal-usul orang Nias,

bahasa, sistem kepercayaan, sistem kemasyarakatan, sistem mata pencaharian,

sistem kekerabatan, teknologi tradisional, dan keseniannya.

2.3.1 Asal – Usul Masyarakat Nias

Sekumpulan orang-orang yang pada akhirnya membentuk sebuah

komunitas atau masyarakat tentulah tidak terlepas dari asal-usul nya. Demikian

juga halnya dengan masyarakat Nias baik yang berada di Pulau Nias maupun

yang telah bermigrasi dan menetap diluar Pulau Nias, termasuk di Kota Medan.

Munculnya banyak pendapat dan mitos tentang asal-usul masyarakat Nias

menimbulkan kesimpangsiuran mengenai realita yang sebenarnya. Beberapa

Page 42: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

29

penelitian arkeologi dan antropologi pernah memusatkan penelitian nya di Pulau

Nias untuk mengungkap asal-usul masyarakat Nias ini.

Dalam buku yang ditulis oleh Ketut Wiradnyana (2010), dikatakan

bahwa manusia sudah mulai ada di Pulau Nias sejak masa Paleolitik dan

berlanjut hingga ke masa berikutnya. Penelitian yang dilakukan oleh Balai

Arkeologi Medan pada tahun 1999 menghasilkan temuan berupa peralatan batu

dan sisa pengerjaannya, masing-masing berupa 3 buah kapak perimbas, 3 buah

kapak genggam, sebuah serpih dengan retus3, 2 buah serpih tanpa retus dan

sebuah batu inti. Peralatan tersebut memiliki morfologi dan terknologi yang

hampir sama dengan peralatan-peralatan yang ditemukan pada situs-situs masa

Paleolitik di Indonesia. Temuan tersebut ditemukan pada dasar Sungai Muzöi, di

Pekan Muzöi yang terletak di Dusun Hiliwaele I, Kecamatan Hiliduho,

Kabupaten Nias. Hal ini mengiindikasikan adanya aktifitas manusia ditempat ini

pada Masa Paleolitik.

Penelitian ini juga menemukan adanya peninggalan artefak dan ekofak4

di Gua Tögi Ndrawa yang terletak di Dusun II, Desa Lolowonu Niko’otano,

Kecamatan Gunungsitoli dan di Gua Tögi Bögi yang terletak di Desa Binaka,

Kecamatan Gunungsitoli Idanoi. Artefak dan ekofak yang ditemukan berupa

tulang, tanduk, kapak batu, alat serpih yang menyerupai mata panah, sisa

cangkang moluska (kerang) sebagai bahan makanan, dan debu sisa pembakaran.

Hasil penemuan ini mengiindikasikan adanya aktifitas manusia pada masa

3 Upaya penyerpihan yang dilakukan untuk mendapatkan tajaman dari sebuah alat. 4 Artefak adalah penyebutan atas sisa aktifitas yang dengan sengaja dibuat manusia masa lalu. Ekofak dikaitkan dengan sisa dari aktifitas manusia masa lalu, seperti sisa makanan, sisa pembakaran, dan lainnya.

Page 43: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

30

Mesolitik di Pulau Nias. Selain penemuan diatas, gerabah juga merupakan salah

satu temuan yang ditemukan pada kedua Gua ini. Adanya gerabah

menggambarkan evolusi kebudayaan dari tradisi Mesolitik ke Neolitik. Masa

Neolitik ditandai dengan pola hidup manusia yang sudah menetap, adanya tradisi

pembuatan alat-alat batu yang diupam halus, sudah menggunakan teknologi

pengolahan logam, dan sudah menggunakan peralatan berbahan tanah liat pada

masa bercocok tanam. Masa Neolitik ini memilki rentang waktu berkisar 3.000

SM sampai 4 M. Penemuan Kalabubu5 berbahan perunggu yang dipenuhi

berbagai ornamen bercirikan budaya Dong Son (Vietnam) di bagian Utara Pulau

Nias menandakan masa Neolitik yang pernah ada di Pulau Nias.

Kebudayaan Megalitik yang sekarang masih dapat kita temukan

peninggalan nya di Pulau Nias diperkirakan telah berusia 600 tahun yang lalu

atau sekitar abad ke-14 Masehi (Ketut Wiradnyana 2010:113). Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Medan dan Institut de Recherche Pour Ie

Developpement (IRD) Perancis menemukan beberapa daerah Boronadu di

bagian Selatan Pulau Nias telah dihuni sekitar 576 ± 30 BP, yaitu sekitar 600

tahun yang lalu. Kebudayaan Megalitik ini dibawa oleh manusia dari kelompok

migrasi kedua yang menempati wilayah selatan Pulau Nias. Sementara manusia

yang masih bertahan dengan tradisi Neolitik yang terdapat di wilayah utara Pulau

Nias merupakan kelompok migrasi pertama yang memasuki Pulau Nias.

Kebudayaan Megalitik yang berkembang pertama sekali di wilayah

selatan Pulau Nias ini pada perkembangannya mulai diikuti oleh manusia dengan

5 Kalabubu merupakan hiasan leher (kalung) yang dibuat dari batok kelapa yang direkatkan hingga membentuk sebuah kalung.

Page 44: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

31

kebudayaan Neolitik yang berada di wilayah utara Pulau Nias. Hal ini dibuktikan

dengan penemuan situs Hili Gowe di wilayah utara Pulau Nias yang diperkirakan

baru berusia sekitar 260 tahun yang lalu. Kedua kelompok manusia yang

bermigrasi ke Pulau Nias ini didominasi oleh ras Mongoloid yang juga sama

dengan ras manusia yang bermigrasi ke seluruh bagian Barat Indonesia pada

masa itu. Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut, diperkirakan bahwa leluhur

masyarakat Nias yang ada saat ini telah hidup sekitar 12.000 tahun sebelum

Masehi dan merupakan golongan dari ras Mongoloid dengan ciri kebudayaan

yang mirip dengan Dong Son (Vietnam) yang mulai terlihat dari peninggalan

kebudayaan megalitik sekitar 600 tahun yang lalu.

Dalam berbagai mitos dan juga didukung oleh folklor lisan berupa hoho

asal-usul leluhur masyarakat Nias yang sering dituturkan, dikatakan bahwa

leluhur masyarakat Nias diturunkan dari langit di daerah Boronadu, Kecamatan

Gomo bagian selatan Pulau Nias. Hoho asal-usul leluhur masyarakat Nias ini

mengisahkan bahwa Sirao Uwu Zahono sebagai penguasa langit atas

menurunkan anaknya yang bernama Hia Walangi Adu ke daerah Boronadu,

Kecamatan Gomo, Nias Selatan. Keturunan dari Hia Walangi Adu inilah yang

pada akhirnya menjadi cikal bakal masyarakat Nias yang ada sampai saat ini.

Demikian halnya masyarakat Nias yang berada di Kota Medan merupakan

masyarakat dengan leluhur yang sama dengan masyarakat Nias yang masih

berada di Pulau Nias.

Page 45: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

32

2.3.2 Bahasa

Bahasa merupakan salah satu dari unsur kebudayaan yang dimiliki oleh

setiap suku bangsa di dunia ini. Lewat bahasa memungkinkan setiap manusia

dapat berkomunikasi dengan sesamanya dan membuat proses sosialisasi menjadi

lebih mudah. Demikian halnya dengan masyarakat Nias yang juga memiliki

bahasa sebagai alat komunikasi sehari-hari. Bahasa Nias dikenal dengan sebutan

Li Niha. Dr. Lea Brown, seorang ahli linguistik dari Australia menulis disertasi

doktoralnya yang berjudul “A Grammar of Nias Selatan”, mengatakan bahwa

“Barangkali misteri terpenting dari yang paling menarik bagi para ahli bahasa

adalah ciri khas gramatikal Li Niha yang hingga sekarang tidak dikenal dalam

bahasa-bahasa lain di dunia” (Chical Teodali Telaumbanua, 2012:37).

Li Niha termasuk dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia tetapi agak

berbeda dengan bahasa Nusantara lainnya, karena sifatnya yang vokal yaitu tidak

mengenal konsonan di tengah maupun di akhir kata. Bahasa nias mengenal

adanya 6 huruf vokal yaitu : a, i, u,e, o, dan ö (dibaca seperti menyebut huruf e

pada kata ‘gendang’). Logat dan intonasi bahasa Nias berbeda-beda yaitu karena

memiliki dua logat, antara lain logat Nias bagian Utara dan logat Nias Bagian

Selatan. Hal ini menurut penulis mungkin dikarenakan adanya dua gelombang

migrasi yang memasuki wilayah Pulau Nias dimana masyarakat yang ada di

bagian utara Pulau Nias lebih dahulu datang dibandingkan dengan masyarakat

yang ada di bagian selatan Pulau Nias. Logat bahasa di bagian selatan Nias

intonasinya lebih tegas dan penekanan bunyi konsonan lebih sering. Penggunaan

imbuhan berupa awalan, akhiran, dan sisipan terbatas penggunaannya.

Page 46: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

33

Penggunaan morfologi lebih banyak terjadi karena ada perubahan bunyi secara

sintaksis bukan semantik.

Bahasa Nias sebagai bahasa daerah saat ini masih digunakan oleh

masyarakat Nias dalam kehidupan sehari-hari, dalam upacara-upacara adat

sebagai alat komunikasi. Interferensi bahasa juga tidak terlepas dari bahasa Nias

pada perkembangannya. Dewasa ini, bahasa Nias mulai mengalami perubahan

baik dari sisi kosakata dan juga elemen-elemen lainnya. Dalam penulisan di

bahasa Nias harus memiliki ciri dan ketentuan seperti : penulisan kata yang

memiliki huruf double harus mengunakan tanda pemisah (‘) seperti kata Ga’a,

hal ini dimaksudkan untuk mempertegas penekanan bunyi pada kata tersebut.

Ciri yang lainnya yaitu seluruh kata dalam bahasa Nias selalu diakhiri atau

ditutup dengan huruf vokal.

2.3.3 Sistem Kepercayaan dan Agama

Sistem kepercayaan atau religi merupakan salah satu dari unsur

kebudayaan yang didalamnya terdapat sistem dengan satuan unsur-unsur yang

ada padanya saling terkait. Adapun satuan unsur-unsur yang ada pada religi

diantaranya ialah emosi (getaran jiwa); sistem kepercayaan (kosmologis, dewa,

makhluk halus, dan sebagainya); sistem upacara (ritus, pendeta, tempat upacara,

dan sebagainya); dan kelompok keagamaan (keluarga, komunitas, perkumpulan

khusus, dan sebagainya) (Koentjaraningrat, 1981:228-266). Masyarakat Nias

pada zaman dahulu memiliki konsep kepercayaan akan alam lain (kosmologi)

yang percaya adanya 9 tingkatan langit dan Alam Manusia adalah tingkatan

Page 47: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

34

paling bawah dari antara semuanya. Konsep kosmologi yang menganut 9

tingkatan langit tersebut terlihat seperti dibawah ini.

1. Tuha Sihai

2. Lawalangi, roh baik, roh buruk

3. Fuli, Tuha Baregedano

4. Golu Banua

5. Tarewe Kara

6. Hulunogia

7. Drundru Tanö

8. Sirao

9. Alam Manusia

Konsep kosmologi ini memiliki keterkaitan dalam hampir seluruh aspek

kehidupan masyarakat Nias zaman dahulu. Sembilan tingkatan langit ini dapat

dikaitkan dengan proses berkembangnya bayi dalam kandungan yang

memerlukan waktu selama 9 bulan untuk lahir kembali. Hal ini dianut oleh

masyarakat Nias dengan menghubungkannya dengan 9 tingkatan owasa (upacara

adat) yang dimiliki oleh masyarakat Nias, yang mana bila seluruh tingkatan

owasa itu telah dilaksanakan maka dia akan berada dalam tingkatan langit yang

tertinggi dan akan lahir kembali (Ketut Wiradnyana, 2010:146-148).

Selain konsep kepercayaan seperti diatas, masyarakat Nias juga

memiliki kepercayaan terhadap leluhur. Hal ini terlihat dari adanya patung-

patung menyerupai manusia sebagai simbol dari pada leluhur mereka. Berbagai

jenis patung yang ada pada masyarakat Nias seperti : Adu Nama, Adu Nina, Adu

Page 48: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

35

Nuwu, Adu Lawölö, Adu Siraha Horö, Adu Horö, dan lainnya. Patung-patung ini

terbuat dari bahan batu atau kayu dan disimpan dalam rumah. Masyarakat Nias

zaman dahulu juga percaya terhadap kekuatan supranatural yang terdapat pada

pohon-pohon besar dan gunung. Oleh karena masyarakat Nias mempercayai

banyak dewa, menyembah patung leluhur, dan kekuatan supranatural lainnya,

maka sering disebut bahwa masyarakat Nias menganut kepercayaan politeisme.

Dalam sistem kepercayaan masyarakat Nias, kepercayaan ini sering disebut

Sanömba Adu. Kata-kata ini secara etimologis bila diartikan yaitu : sanömba

berarti menyembah atau memuja, dan adu berarti patung yang terbuat dari bahan

batu atau kayu yang dipercayai sebagai media tempat roh bersemayam (Daniel

Zai, 2014).

Gambar 2.1

Patung (Adu) yang terbuat dari bahan Kayu

Pada abad ke-19 Masehi, masyarakat Nias mulai dimasuki ajaran agama

Kristen yang dibawa oleh Denninger pada tahun 1865 tepatnya di Kota

Page 49: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

36

Gunungsitoli. Sebelum masuk ke Pulau Nias, Denninger telah belajar bahasa

Nias dan bergaul dengan orang Nias yang ada di Padang. Orang Nias yang

berada di Padang pada saat itu berjumlah sekitar 3000 orang dan merupakan

pendatang di daerah itu. Dari mereka inilah Denninger belajar dan mengetahui

kebiasaan-kebiasan serta adat-istiadat masyarakat Nias dan tertarik untuk

menyebarkan dan mengajarkan agama Kristen ke Pulau Nias dan ternyata

membuahkan hasil yang baik.

Misi selanjutnya diteruskan oleh Thomas yang datang ke Nias pada

tahun 1873. Masa terpenting pada penyebaran agama Kristen di Pulau Nias

terjadi pada rentang tahun 1915 – 1930 dimana pada tahun-tahun ini terjadi

pertobatan massal yang kerap disebut Fangesa Dödö Sebua oleh masyarakat

Nias. Hal ini ditandai dengan sikap masyarakat Nias yang sudah mulai berani

menghanyutkan patung-patung nenek moyang mereka, menhir, patung-patung

dewa, dan benda-benda peninggalan leluhur lainnya. Keberhasilan penyebaran

agama Kristen di Pulau Nias didukung oleh strategi yang cerdik dalam

mengkonversi ritual-ritual adat sehingga makna ritual tersebut bergeser. Seperti

ritual famaoso dalo (mengangkat tengkorak kepala orang yang sudah meninggal)

digantikan dengan ritual fananö buno (menanam bunga) yang sarat akan nilai-

nilai Kristen.

Setelah penyebaran Injil oleh misionaris ke pulau Nias, umat Kristen

tumbuh dan berkembang. Pada saat itu, seluruh masyarakat Nias yang berada di

Pulau Nias maupun di Kota Medan menganut agama yang dikenal sekarang,

yaitu dengan komposisi agama Kristen Protestan 60%, Katolik 30%, 9%

Islam, dan 1% Hindu dan Budha (S. Zebua, 1984:63). Sistem kepercayaan ini

Page 50: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

37

juga ditandai dengan berdirinya rumah-rumah ibadah di Pulau Nias seperti

gereja, mesjid, dan rumah ibadah agama lainnya. Di Kota Medan sendiri

masyarakat Nias juga mendirikan rumah ibadah tempat berkumpul seperti Gereja

BNKP (Banua Niha Keriso Protestan). Keberadaan gereja ini dapat dijadikan

sebagai bukti fisik adanya kebudayaan dan masyarakat Nias di daerah tersebut.

2.3.4 Sistem Kemasyarakatan dan Organisasi Sosial

Masyarakat Nias sejak zaman dahulu telah terstruktur dalam sistem

kemasyarakatan yang tersusun sedemikian rupa. Struktur masyarakat ini juga

merupakan simbol dari kosmologis yang dipercaya masyarakat yang memiliki

pola makna, baik itu berbentuk fisik maupun nonfisik, yang merupakan milik

bersama dan memiliki tujuan tertentu, diantaranya melestarikan struktur

masyarakat. Sistem struktur sosial masyarakat Nias umumnya mengenal tiga

bagian kelompok, yaitu : kelompok bangsawan (si’ulu, si’ila, salawa), kelompok

masyarakat biasa (sato), dan kelompok budak (sawuyu, harakana). Namun,

dalam melaksanakan sistem pemerintahan tradisionalnya, masyarakat Nias

membagi masyarakat atas empat bagian, yaitu : kelompok bangsawan (si’ulu,

salawa), kelompok penasehat (si’ila), kelompok masyarakat biasa (sato), dan

kelompok budak (sawuyu, harakana) . Sedangakan dalam kegiatan religi,

masyarakat Nias memiliki empat struktur pelapisan masyarakat, yaitu : si’ulu

(bangsawan), ere (pemuka agama), ono mbanua/sato (rakyat biasa), dan sawuyu

(budak).

Beberapa kelompok menyatakan bahwa lapisan masyarakat si’ulu

dibagi menjadi dua golongan, yaitu balö si’ulu (yang memerintah) dan si’ulu

Page 51: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

38

(bangsawan kebanyakan). Ono mbanua juga terbagi menjadi dua golongan, yaitu

si’ila (para ahli dan pemuka rakyat), dan sato (rakyat kebanyakan). Sawuyu juga

terbagi menjadi tiga golongan, yaitu binu (budak yang kalah perang atau

diculik), sondrara hare (budak karena tak mampu bayar hutang), dan hölitö

(budak yang ditebus orang lain setelah mendapatkan hukuman mati)6. Lapisan-

lapisan masyarakat tersebut diatas bersifat eksklusif, perubahan hanya terjadi

pada lapisan antar golongan saja. Kalau masyarakat ingin menaikkan status

sosialnya maka yang bersangkutan harus terlebih dahulu melaksanakan upacara

owasa/faulu yang tingkatannya disesuaikan dengan besaran upacara.

Dalam struktur masyarakat Nias zaman dahulu juga terdapat hukum

adat yang menjadi pengatur setiap tatanan kehidupan masyarakat pada masa itu.

Hukum adat ini disebut dengan fondrakö oleh masyarakat Nias. Menurut

sejarahnya yang dilihat dari folklor yang berkembang pada masyarakat, fondrakö

pada awalnya ditetapkan oleh 2 orang raja yang wilayahnya ditengah-tengah

Pulau Nias, yaitu Balugu Samono Bauwa Danö yang memerintah di Talu Idanoi

(Marga Harefa), dengan Balugu Tuha Badanö yang memerintah di Laraga

(Marga Zebua). Fondrakö ini sewaktu-waktu dapat dirubah sesuai dengan

kebutuhan, namun harus tetap berdasarkan peraturan lama yang sudah

digariskan. Pada setiap akhir perubahan fondrakö selalu dilakukan pendirian

bangunan batu (gowe).

Masyarakat Nias zaman dahulu juga memiliki beberapa upacara-

upacara adat yang kerap dilakukan dan berhubungan dengan kehidupan sehari-

6 Informasi didapatkan pada saat wawancara dengan Ariston Manao, pada tanggal 28 Januari 2016 di Desa Bawomataluo, Nias Selatan. Ariston Manao merupakan kepala desa Bawomataluo yang tergolong dalam golongan Si’ulu pada struktur sosial.

Page 52: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

39

hari. Upacara-upacara tersebut berisikan tahapan-tahapan yang memiliki

ketentuan dan proses yang telah disusun sebelumnya pada masyarakat itu.

Upacara yang kerap dilakukan berupa Upacara Kelahiran, Upacara Perkawinan,

Upacara Kematian, Upacara Owasa/Fa’ulu, Upacara Fome’ana, dan Upacara

Fondrakö. Beberapa dari upacara tersebut dewasa ini sudah jarang kita temukan

dikarenakan oleh perkembangan zaman, termasuk karena berubahnya sistem

religi dan sistem kemasyarakatan yang dianut saat ini.

Masyarakat Nias zaman dahulu juga telah mengenal sistem organisasi

sosial pada masyarakatnya. Didalam organisasi sosial terdapat serangkaian

hubungan antara individu satu sama lainnya, yang masing-masing menduduki

posisi-posisi tertentu. Posisi seseorang ditentukan oleh besaran upacara dan juga

kedekatan garis keturunan dengan leluhur (Georges Balandier, 1986 dalam Ketut

Wiradnyana, 2010). Dalam masyarakat Nias, kelompok organisasi sosial yang

terkecil disebut gana. Kelompok organisasi tradisional ini terdiri dari beberapa

keluarga batih dari satu marga, atau dapat juga dari beberapa marga yang di

dalam desa itu tidak cukup banyak anggotanya dalam membentuk gana tersebut.

Kumpulan dari beberapa gana disebut nafolu dan kumpulan dari beberapa nafolu

disebut banua, yang dapat diidentikkan dengan desa dengan pemimpinnya

disebut salawa di Nias bagian Utara dan si’ulu di Nias bagian Selatan.

Sedangkan kumpulan dari beberapa banua disebut öri (negeri) dan dipimpin oleh

tuhenöri. Dulu sebuah banua di Nias didasarkan atas genealogis teritorial, oleh

karena itu sebuah desa hanya didiami oleh orang yang berdasarkan satu

keturunan darah, namun masih dalam satu mado (marga).

Page 53: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

40

Di Kota Medan sendiri, organisasi sosial masyarakat Nias saat ini

banyak kita temui. Tetapi organisasi sosial yang terdapat di Kota Medan telah

mengalami perubahan dari organisasi sosial yang ada pada masyarakat Nias

zaman dahulu. Organisasi sosial masyarakat Nias yang terdapat di Kota Medan

bermacam-macam bentuk organisasinya dan bermacam-macam pula acuan dasar

pembentukannya. Ada terdapat organisasi sosial yang terbentuk didasarkan dari

kampung asal nya di Pulau Nias, seperti PERMASGOM (Persatuan Masyarakat

Gomo), STM Boronadu (Masyarakat Nias yang berasal dari desa Boronadu), dan

organisasi lainnya. Ada juga terdapat organisasi sosial yang terbentuk

berdasarkan marga (mado), seperti STM Marga Larosa, STM Marga Mendrofa,

STM Marga Zalukhu, STM Marga Telaumbanua, dan organisasi lainnya. Selain

itu ada juga organisasi sosial yang terbentuk berdasarkan kedekatan tempat

tinggal mereka di Medan, seperti STM Saradödö, STM Faomakhöda, STM

Sehati, STM Kasih Karunia, yang kesemuanya beranggotakan masyarakat Nias

yang tinggal di daerah yang berdekatan. Organisasi sosial yang general dan

bersifat umum dan dapat beranggotakan seluruh masyarakat Nias tanpa melihat

dari marga, asal daerahnya, dan daerah tempat tinggalnya, seperti HIMNI

(Himpunan Masyarakat Nias), FORMANI (Forum Masyarakat Nias), PMN

(Persatuan Masyarakat Nias), dan organisasi sosial lainnya.

Kelompok mahasiswa Nias yang juga berada di Kota Medan tampaknya

tidak mau ketinggalan dalam hal ini. Hal ini terlihat dengan adanya organisasi

sosial diranah kampus yang dimana terdapat mahasiswa Nias yang belajar

disana. Seperti ForMaN-USU (Forum Mahasiswa Nias USU), Kesatuan

Mahasiswa Nias UDA, KAMNI UNIMED, KMN Nomensen, AMN Universitas

Page 54: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

41

Sari Mutiara, Generasi Muda Nias (GEMA NIAS) dan organisasi mahasiswa

Nias lainnya. Baru-baru ini juga telah dideklarasikan pembentukan organisasi

masyarakat Nias yang berdasarkan bidang pendidikan dan profesi, yaitu

PESTANI (Persatuan Sarjana Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Nias)

yang berpusat di Kota Medan. Budaya berorganisasi ini telah mengakar dalam

kehidupan masyarakat Nias sejak dulu dan terbawa ketempat mereka berpindah

dan menetap, walaupun dengan orientasi dan dasar pembentukan yang berubah,

namun tujuannya tetap untuk wadah persatuan dan komunikasi.

2.3.5 Sistem Mata Pencaharian

Masyarakat Nias merupakan masyarakat yang pada awalnya

menggantungkan hidupnya pada alam. Hal ini terlihat dari pola hidup masyarakat

Nias pada zaman dahulu yang memenuhi kebutuhannya dengan mengusahakan dan

mengolah sumber daya alam yang ada. Masyarakat Nias didukung oleh iklim dan

kondisi alam yang menjadikan masyarakat Nias lebih mudah mencukupi

kebutuhannya dari alam. Bercocok tanam merupakan salah satu cara masyarakat

Nias untuk mencukupi kebutuhannya. Masyarakat Nias telah mengenal sistem

bercocok tanam sejak masa leluhur dahulu kala. Bercocok tanam yang dimaksud

seperti membuka ladang, sawah, menanam buah-buahan, menyadap karet, dan lain

sebagainya.

Selain bercocok tanam, masyarakat Nias zaman dahulu juga beternak guna

mencukupi kebutuhannya. Masyarakat Nias memiliki hewan-hewan ternak yang

dibudidayakan seperti babi, ayam, kerbau, kambing, dan sebagainya. Budidaya

peternakan seperti ini hingga saat ini masih melekat dan sering kita temui pada setiap

Page 55: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

42

masyarakat Nias yang telah bermukim diluar Pulau Nias. Disamping beternak,

masyarakat Nias juga terbiasa berburu ke hutan. Hewan-hewan buruan yang ada di

Nias zaman dahulu seperti rusa, babi hutan, kijang, dan lain sebagainya. Masyarakat

Nias yang hidup di pesisir pantai juga memanfaatkan laut dan pantai untuk

memenuhi kebutuhannya, seperti halnya menjadi nelayan Semua hal-hal diatas

dilakukan oleh masyarakat Nias zaman dahulu sebagai mata pencaharian mereka

guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini juga terkandung dalam hoho

asal-usul leluhur masyarakat Nias yang menyebutkan bahwa ketika Hia Walangi Adu

diturunkan dari langit, kepadanya disertakan berbagai keperluan ekonomi berupa

babi (jantan dan betina), bibit padi, timbangan, dan beberapa bibit hewan dan

tanaman lainnya. Inilah yang dipercayai masyarakat Nias sebagai cikal bakal

keahlian masyarakat Nias dalam bercocok tanam dan beternak.

Masyarakat Nias pada perkembangannya melakukan migrasi atau

perpindahan ke luar Pulau Nias untuk beberapa kepentingan. Masyarakat Nias yang

berpindah ke luar Pulau Nias ada yang dikarenakan oleh mencari pekerjaan dan pada

akhirnya menetap ditempat yang mereka tuju. Kedatangan orang Nias di Kota

Medan berlangsung secara berkelompok dan juga secara individual. Para

pemuda Nias melakukan perjalanan (merantau) bersama-sama dengan teman

sekampung ke Kota Medan dengan tujuan untuk mencari pekerjaan. Kelompok

ini menyebar ke berbagai wilayah Kota Medan untuk bekerja di pabrik, bertani,

budidaya peternakan seperti ternak babi, membuka usaha sendiri seperti

rumah makan, menjadi tukang becak, karyawan swasta, dan ada juga yang

bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Instansi Pemerintahan dan

Page 56: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

43

Lembaga Pendidikan atau TNI / POLRI, serta menjadi buruh lepas dengan

pekerjaan yang tidak menetap.

Masyarakat Nias yang telah mempunyai ketetapan dan merasa nyaman

tinggal di Kota Medan pada akhirnya berbaur dengan masyarakat lainnya dan

melakukan perkawinan antara orang Nias maupun orang dari etnis lain. Pada saat

ini diperkirakan jumlah orang Nias yang tinggal dan menetap di Kota Medan

sekitar 25.000 jiwa yang tersebar di wilayah Medan seperti Belawan, Perumnas

Mandala, Perumnas Simalingkar, Padang Bulan, Helvetia, serta daerah lainnya

dalam jumlah kecil (BPS Kota Medan 2014).

2.3.6 Sistem Kekerabatan

Masyarakat Nias memiliki sistem kekerabatan sebagai salah satu unsure

kebudayaan yang masih melekat kuat hingga saat ini dimanapun masyarakat

Nias berada. Kelompok kekerabatan yang terkecil yang ada pada masyarakat

Nias adalah keluarga batih yang disebut fangambatö (di bagian Utara Nias) atau

gagambatö (di bagian Selatan Nias). Dalam masyarakat Nias, kelompok yang

terpenting ialah sambua mohelo atau sambua faono (keluarga luas), yaitu

keluarga batih senior beserta keluarga batih putera-puteranya yang tinggal

bersama di dalam satu rumah, dan merupakan satu kesatuan ekonomis. Keluarga

luas ini boleh berpisah jika keluarga anaknya dapat membangun sendiri rumah

yang tentunya dibarengi dengan pesta adat. Kelompok kekerabatan yang lebih

besar yang merupakan gabungan dari beberapa keluarga luas dari satu leluhur

disebut mado (marga) (Ketut Wiradnyana, 2010:161-162).

Page 57: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

44

Masyarakat Nias memiliki sistem kekerabatan yang mengikuti garis

keturunan ayah (patrilineal) dan mado (marga) menjadi lambang dan klasifikasi

keluarga seseorang. Mado (marga) dari ayah pada masyarakat Nias selalu

diturunkan kepada anak-anaknya dan selalu diletakkan dibelakang nama lahir

yang diberikan dan menjadi satu kesatuan utuh dari nama tersebut sampai

kapanpun. Masyarakat Nias juga memiliki sebutan dalam bahasa Nias untuk

memanggil kerabat-kerabatnya, seperti : Ama (untuk menyebut Ayah), Ina

(untuk menyebut Ibu), Ga’a (untuk menyebut Abang), Akhi atau Nakhi (untuk

menyebut Adik), Sibaya (untuk memanggil saudara laki-laki dari Ibu), Dua atau

Tua (untuk menyebut Kakek), Gawe (untuk menyebut Nenek), Ina Lawe (untuk

menyebut Tante), Gasiwa (untuk menyebut Sepupu), Onombene’ö (untuk

menyebut keponakan), dan masih ada yang lainnya.

Perkawinan bagi masyarakat Nias bersifat monogami, sekalipun

poligami diijinkan, hanya saja pada umumnya dilakukan oleh kelompok

bangsawan tertentu pada zaman dahulu. Perkawinan dari satu garis keturunan

patrilineal dapat dilakukan jika pasangan tersebut paling tidak sudah dalam

tingkatan 9 generasi. Begitu juga dengan perkawinan dalam bentuk cross causin,

yaitu mengawini anak paman tidak boleh dilakukan. Jika perkawinan yang

dilakukan kurang dari 9 generasi, maka perkawinan itu dapat dilakukan dengan

syarat-syarat tertentu, di antaranya dengan memisahkan perrtalian kesatuan

patung leluhur (Zebua, 1987:315).

Adapun beberapa mado (marga) yang terdapat dalam masyarakat Nias

seperti : Amazihönö, Baeha, Baene, Bate'e, Bawamenewi, Bawaniwa'ö, Bawö,

Bali, Bohalima, Bu'ulölö, Buaya, Bunawölö, Bulu'aro, Bago, Bawaulu,

Page 58: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

45

Bidaya, Bulolo, Baewa Ba'i Menewi, Boda Hili, Dakhi, Daeli, Dawolo, Daya,

Dohare, Dohona, Duha, Duho, Fa’u, Farasi, Finowa'a, Fakho, Fa'ana,

Famaugu, Fanaetu, Gaho, Garamba, Gea, Ge'e, Giawa, Gowasa, Gulö, Ganumba,

Gaurifa, Gohae, Gori, Gari, Halawa, Harefa, Haria, Harita, Hia, Hondrö, Hulu,

Humendru, Hura, Hoya, Harimao, Lafau, Lahagu, Lahömi, Laia, Luaha, Laoli,

Laowö, Larosa, Lase, Lawölö, Lo'i, Lömbu, Lamölö, Lature, Luahambowo,

Lazira, Lawolo, Lawelu, Laweni, Lasara, Laeru, Löndru Go'o, Lase, Larosa,

Maduwu, Manao, Maru'ao, Maruhawa, Marulafau, Mendröfa, Mangaraja,

Maruabaya, Möhö, Marundruri, Mölö, Nazara, Ndraha, Ndruru, Nehe, Nakhe,

Nadoya, Nduru, Sadawa, Saoiagö, Sarumaha, Sihönö, Sihura, Sisökhi, Saota,

Taföna'ö, Telaumbanua, Talunohi, Tajira, Wau, Wakho, Waoma, Waruwu,

Wehalö, Warasi, Warae, Wohe, Zagötö, Zai, Zalukhu, Zamasi, Zamago, Zamili,

Zandroto, Zebua, Zega, Zendratö, Zidomi, Ziliwu, Ziraluo, Zörömi, Zalögö,

Zamago Zamauze.

2.3.7 Teknologi Tradisional

Kehidupan masyarakat Nias sejak zaman prasejarah telah ditandai

dengan adanya peradaban yang telah memiliki dan menciptakan beberapa

teknologi dan peralatan hidup guna membantu kehidupan sehari-hari. Beberapa

dari hasil penelitian arkeologi yang dilakukan di Pulau Nias menemukan

peninggalan budaya masa lampau berupa teknologi peralatan hidup yang

digunakan oleh masyarakat Nias pada masa itu. Penelitian di DAS Muzoi, Gua

Tögi Ndrawa, dan Gua Tögi Bögi yang ada di Pulau Nias menemukan

peninggalan berupa peralatan hidup yang terbuat dari bahan batu, tulang dan

Page 59: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

46

tanduk, serta cangkang moluska (kerang). Peralatan hidup di masa lampau ini

seperti kapak perimbas, kapak genggam, alat serpih, tulang dan tanduk yang

digunakan sebagai alat penusuk, dan cangkang moluska yang digunakan sebagai

alat untuk memotong dan menguliti. Semua temuan ini diindikasikan telah ada

sejak zaman paleolitik hingga zaman neolitik di Pulau Nias.

Pada perkembangan zaman selanjutnya, masyarakat Nias telah

memasuki masa megalitik yang dibawa kelompok migrasi kedua ke Pulau Nias

yang menempati wilayah Selatan Nias. Masa ini juga meninggalkan benda-benda

kebudayaan yang terkait dengan penggunaan teknologi peralatan hidup yang

berkembang paada masa itu. Masyarakat Nias telah mengenal peralatan memahat

dan mengukir untuk membuat sesuatu. Hal ini terlihat dari peninggalan budaya

berupa batu-batu besar yang dipenuhi dengan ukiran-ukiran dengan berbagai

macam motif dan ornamen. Beberapa situs peninggalan budaya seperti ini masih

bertahan sampai saat ini dan dapat kita temui di perkampungan atau desa di

Pulau Nias seperti di desa Bawömataluo,Börönadu, Hilisimaetanö,Onozitoli,

Balödanö, dan lainnya (Ketut Wiradnyana, 2010:11-80).

Selain teknologi yang berkaitan dengan pemanfaatan bahan dasar batu,

masyarakat Nias zaman dahulu juga telah mengenal pemanfaatan dan

pengolahan berbahan dasar logam. Misalnya, pembuatan beberapa jenis pedang

dan golok yang disebut seno gari dan telögu (Chical Teodali Telaumbanua,

2012). Peninggalan benda-benda sejenis ini juga dapat kita lihat dari peralatan

yang digunakan dalam Tari Faluaya yang menggunakan pedang dan tombak

serta penutup kepala berbahan logam. Teknologi pemanfaatan dan pengolahan

berbahan dasar kayu juga turut mewarnai kebudayaan masyarakat Nias. Hal ini

Page 60: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

47

dapat kita lihat dari benda peninggalan budaya berupa patung dari bahan kayu,

perisai yang digunakan dalam Tari Faluaya, serta rumah adat Nias yang hampir

keseluruhannya berbahan kayu dan papan. Semua benda-benda budaya ini

dilengkapi dengan ukiran dan ornamen-ornamen yang memiliki makna dan

fungsi tertentu. Rumah adat Nias memiliki keunikan tersendiri dari segi

arsitektur dan pembuatannya, dimana rumah adat ini tidak mengenal paku untuk

menghubungkan antara bahan bangunan yang satu dengan lainnya. Penghubung

atau perekat yang digunakan hanya berupa pen kayu yang diselipkan pada

lubang yang telah dibuat.

Gambar 2.2

Rumah Adat (Omo Hada) Nias Selatan

Namun, oleh karena pengaruh budaya luar dan perkembangan zaman

menyebabkan adanya pergeseran nilai dan menurunnya keahlian dalam

pembuatan perkakas dan oranamen-ornamen budaya oleh masyarakat Nias. Saat

Page 61: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

48

ini, indusri yang berkembang dan masih bertahan di Pulau Nias seperti kerajinan

anyaman, pembuatan topi berbahan logam tipis, pembuatan tikar, seta

pembuatan perkakas logam lainnya seperti pedang, tombak, golok, dan cangkul.

Semua hasil karya dari industri ini masih sering digunakan dalam kehidupan

sehari-hari masyarakat Nias termasuk juga yang berada di Kota Medan. Seluruh

peralatan-peralatan yang kita lihat dalam kesenian tradisional masyarakat Nias

baik di Pulau Nias maupun di Kota Medan merupakan hasil karya dari

masyarakat Nias sendiri.

2.3.8 Kesenian

Masyarakat Nias merupakan salah satu suku bangsa yang kaya akan

aneka ragam kesenian tradisional yang tetap terjaga hingga saat ini. Kesenian

tradisional yang dimiliki masyarakat Nias berupa seni suara, seni tari, seni rupa,

dan seni ukir dan ornamentasi yang menjadi ciri khas masyarakat Nias yang

mewarnai setiap aspek kehidupan mereka. Masyarakat Nias memiliki alat-alat

musik tradisional yang mereka gunakan dalam upacara-upacara adat dan juga

dalam kehidupan sehari-hari. Alat musik tradisional yang dimiliki masyarakat

Nias seperti : göndra (gendang besar, sejenis membranophone), faritia (canang,

sejenis idiophone), mamba (gong, sejenis idiophone), lagia (rebab spike fiddle),

nduri dana (sejenis jew’s harp), doli-doli (sejenis xylophone), tamburu, surune

(sejenis aerophone), riti-riti, tutu, nduri mbalöduhi, dan masih banyak lagi yang

lainnya.

Selain alat musik, masyarakat Nias juga memiliki tarian tradisional yang

juga tetap terjaga hingga saat ini dan sering dipertunjukkan pada upacara-upacara

Page 62: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

49

adat dan acara-acara kebudayaan baik di Pulau Nias maupun di luar Pulau Nias

seperti di Kota Medan contohnya. Beberapa tarian tradisional yang dimiliki

masyarakat Nias seperti : tari maena, tari moyo, tari tuwu, tari ya’ahowu, tari

famadögö omo, tari baluse, dan tari faluaya yang juga akan dibahas selanjutnya

dalam tulisan ini serta masih banyak tarian tradisional lainnya. Setiap tarian ini

memiliki sejarah dan cerita tersendiri yang terkandung dalam gerakan tarian

tersebut. Tarian tradisional ini mengandung aspek-aspek estetika dan saat ini

sering diperuntukkan untuk kebutuhan hiburan. Beberapa tarian tradisional ini

juga mengalami perubahan seperti dari segi musik pengiringnya, misalnya tari

maena yang saat ini lebih sering menggunakan keyboard sebagai alat musik

pengiringnya. Kesenian tradisional lainnya selain alat musik dan tarian,

msayarakat Nias juga memiliki kesenian dibidang seni rupa, seni arsitektur

bangunan, dan seni ukir (ornamentasi). Banyaknya patung-patung yang terbuat

dari bahan batu dan kayu serta arsitektur rumah adat Nias yang khas merupakan

hasil karya yang memiliki nilai seni yang tinggi.

Gambar 2.3

Göndra (Membranophone)

Page 63: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

50

Gambar 2.4

Doli-doli (Xylophone)

Gambar 2.5 Pertunjukan Tari Faluaya di Desa Bawömataluo, Nias Selatan

Gambar 2.6 Penari Sanggar Fanayama Medan

Page 64: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

51

BAB III

ANALISIS MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI FALUAYA

3.1 Sejarah Tari Faluaya

Seperti telah dijelaskan pada Bab I bahwa Tari Faluaya oleh masyarakat

Nias pada masa sekarang ini telah menjadi sebuah seni pertunjukan yang kerap

ditampilkan pada beberapa acara. Dengan melihat eksistensi Tari Faluaya saat ini

tentunya tidak terlepas dari sejarah kemunculannya hingga menjadi sebuah seni

pertunjukan. Sebagai kesenian tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Nias,

Tari Faluaya pertama sekali muncul dan berkembang di Pulau Nias tempat

dimana masyarakat Nias bermukim. Untuk memperoleh informasi yang penulis

butuhkan, penulis menggunakan informasi yang diperoleh dari wawancara dengan

beberapa informan yang memang memahami dan mengenal Tari Faluaya ini.

Tari Faluaya merupakan sebuah kesenian tradisional dalam bentuk seni

tari yang berkembang dan dilestarikan oleh masyarakat Nias dan secara khusus

oleh masyarakat Nias yang bermukim di wilayah Nias Selatan. Menurut

penjelasan Bapak Ariston Manao7, Tari Faluaya dulunya bukanlah sebuah tarian

atau sejenis kesenian. Gerakan–gerakan yang terdapat dalam Tari Faluaya saat ini

merupakan unsur-unsur gerakan dalam latihan perang terhadap prajurit zaman

dahulu. Pada masa lampau, masyarakat Nias terintegrasi dalam beberapa kerajaan

atau öri yang masing-masing kerajaan ini melakukan invansi untuk memperluas

7 Informasi diperoleh dalam sebuah kesempatan wawancara di Desa Bawomataluo, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan. Beliau merupakan Kepala Desa Bawomataluo serta budayawan Nias.

Page 65: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

52

wilayah dan meningkatkan kekuasaan. Wilayah kerajaan (öri) yang lemah dan

kalah dalam peperangan akan dikuasai oleh kerajaan yang kuat dan memenangkan

peperangan. Para prajurit dan bahkan masyarakat dari kerajaan (öri) yang kalah

ini akan menjadi budak (binu/sawuyu) di kerajaan pemenang perang.

Oleh karena itu, masing-masing dari setiap kerajaan ini harus

mempersiapkan para prajurit perang yang tangguh dan tak terkalahkan. Maka

dilakukanlah pemusatan latihan untuk para prajurit seperti gerakan-gerakan dalam

Tari Faluaya yang dapat kita saksikan saat ini. Rangkaian dari latihan perang ini

selalu diakhiri dengan atraksi lompat batu yang juga berfungsi untuk

meningkatkan ketangguhan para prajurit. Atraksi lompat batu ini dimaksudkan

untuk melatih para prajurit agar dapat melompati batas-batas wilayah yang

biasanya berbentuk pagar-pagar yang tinggi. Perang memang selalu mewarnai

kehidupan masyarakat Nias zaman dahulu. Hoho yang terdapat dalam Tari

Faluaya ini dimaksudkan untuk membakar semangat para prajurit dalam

peperangan. Hoho ini mengisahkan tentang keperkasaan dan ketangguhan para

prajurit dan juga menggambarkan bagaimana keindahan setiap kerajaan atau

daerah para prajurit ini berasal.

Lambat laun dalam perkembangannya yang dikarenakan oleh beberapa

faktor, kebiasaan berperang mulai memudar dari kehidupan masyarakat Nias.

Pada akhirnya, gerakan latihan perang ini berubah menjadi kesenian tradisional

dalam bentuk tarian kolosal yang dimaksudkan untuk mengenang kehidupan

masyarakat Nias zaman dahulu lewat sebuah kesenian. Tari Faluaya yang

awalnya merupakan latihan perang para prajurit beralih menjadi seni pertunjukan.

Page 66: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

53

Bapak Dasa Manao8, seorang budayawan Nias dan pendiri Sanggar Fanayama,

juga mengutarakan pendapat yang sama tentang hal ini. Beliau menjelaskan

bahwa dalam perkembangan saat ini Tari Faluaya lebih sering ditampilkan dalam

acara-acara bertemakan kebudayaan. Selain itu, Tari Faluaya juga ditampilkan

untuk menyambut tamu-tamu kehormatan yang mengunjungi daerah pemukiman

masyarakat Nias khususnya di Nias Selatan.

Di Kota Medan, melalui sebuah sanggar, Dasa Manao ambil bagian

dalam pelestarian kesenian tradisional untuk meningkatkan rasa kecintaan

terhadap budaya oleh para pemuda Nias khususnya yang ada di Kota Medan. Saat

ini, Tari Faluaya cukup sering kita saksikan di beberapa acara seperti acara

pelantikan, peresmian gedung, penyambutan tamu atau pejabat, dan tidak

terkecuali di acara beberapa perusahaan-perusahaan dan instansi pemerintahan.

Sebagai sebuah seni pertunjukan, Tari Faluaya sekarang ini lebih menonjolkan

aspek estetika untuk kepentingan hiburan semata. Keutuhan ragam gerak tari serta

hoho yang dituturkan pun lebih sering disesuaikan dengan situasi dan kondisi

pertunjukan.

3.2 Identifikasi Struktur Tari Faluaya

Tari Faluaya merupakan sebuah seni pertunjukan yang didalamnya

terdapat beberapa bagian-bagian yang menyatu menjadi sebuah pertunjukan yang

memiliki nilai estetika dan kebudayaan. Dalam konteks pertunjukannya, Tari

8 Informasi diperoleh dari wawancara via telepon. Beliau merupakan budayawan Nias serta pendiri Sanggar Fanayama di Simalingkar, Medan. Saat ini beliau menjadi PNS di Dinas Pariwisata Kabupaten Nias Selatan dan tinggal di Teluk Dalam, Nias Selatan.

Page 67: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

54

Faluaya biasanya ditampilkan pada awal atau pembuka acara dan tempat

pertunjukannya disesuaikan dengan kondisi tempat pelaksanaan acara. Tarian ini

memungkinkan untuk ditampilkan baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan.

Sebuah pertunjukan juga tentunya harus didukung oleh beberapa hal agar dapat

berjalan dengan baik dan lebih menarik keindahannya. Beberapa pendukung

pertunjukan Tari Faluaya, antara lain seperti penari dan penonton.

Dalam pertunjukan Tari Faluaya, penari merupakan bagian yang paling

penting karena penari lah yang akan mempertunjukkan Tari Faluaya. Penari

dalam Tari Faluaya terbagi dalam dua bagian yaitu Kafalo Zaluaya (Panglima)

dan Bohalima (Prajurit ). Jumlah penari dalam pertunjukan Tari Faluaya biasanya

berjumlah ganjil dengan 1 orang berperan sebagai Kafalo Zaluaya dan selebihnya

berperan sebagai Bohalima yang berjumlah genap. Penari dalam pertunjukan Tari

Faluaya selain berperan untuk menampilkan gerakan-gerakan tari, juga sekaligus

menjadi penutur hoho yang menjadi musik vokal pengiring Tari Faluaya tersebut.

Selain penari, penonton juga merupakan pendukung dari pertunjukan Tari

Faluaya. Penonton ini bisa berasal dari kalangan apa saja, seperti pejabat, tetua-

tetua adat, masyarakat Nias, maupun orang-orang yang berasal dari daerah dan

suku bangsa lain yang merupakan tamu dan hadirin dalam acara dimana Tari

Faluaya dipertunjukkan.

3.2.1 Properti

Dalam pertunjukan Tari Faluaya, selain penari dan penonton yang

mendukung pertunjukan, juga dibutuhkan beberapa properti yang melengkapi dan

Page 68: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

55

menambah estetika dari pertunjukan Tari Faluaya. Properti yang digunakan

biasanya dalam bentuk busana dan peralatan tari lainnya.

3.2.1.1 Busana

Busana yang dikenakan oleh penari dalam pertunjukan Tari Faluaya

pada saat sekarang ini umumnya didominasi dengan busana berbahan kain. Hal ini

cukup berbeda dengan busana yang dikenakan sebelum masyarakat mengenal

teknologi atau cara membuat pakaian dari bahan kain. Dulunya, kostum ataupun

busana yang dikenakan ada yang terbuat dari ijuk, kulit kayu, bahkan dari plat

seng yang ditempah dan dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat dikenakan oleh

penari. Namun dari segi bentuk maupun motif tetap sama baik dahulu maupun

sekarang ini. Adapun beberapa busana atau kostum penari dalam Tari Faluaya

seperti dibawah ini.

1. Oröba, merupakan baju tari perang berbentuk rompi yang saat ini umumnya

terbuat dari bahan kain. Dulunya oröba inilah yang terbuat dari plat seng yang

ditempah sehingga berbentuk rompi. Rompi tari perang yang terbuat dari

bahan ijuk biasanya lebih dikenal dengan sebutan Leama, dan rompi yang

berbahan kulit kayu lebih dikenal dengan sebutan Baru Uli Geu yang terbuat

dari kulit kayu Oholu/Solou.

Page 69: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

56

Gambar 3.1

Oröba

2. Baru Oröba / Baru Nukha, merupakan kostum penari berlengan panjang yang

terbuat dari bahan kain. Baju ini memiliki beberapa macam atau jenis ditinjau

dari motif coraknya, seperti : Baru Nifobowo Gafasi dan Baru Ni’o La’a

Harimo yang bahannya terbuat dari kain atau baldu yang dijahit oleh penjahit

dengan keahlian khusus.

Gambar 3.2 Baru Oröba / Baru Nukha

Page 70: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

57

3. Ondröra, merupakan pengikat pinggang dan juga sekaligus berfungsi sebagai

pelindung bagian vital dari si penari. Ondröra ini terbuat dari bahan kain dan

umumnya berwarna kuning.

Gambar 3.3

Ondröra

4. Laeru, merupakan penutup kepala atau topi penari yang terbuat dari bahan

kain. Ada juga penutup kepala yang berbahan ijuk dan biasa disebut Takula

Leama. Selain berbahan ijuk dan kain, ada juga penutup kepala yang terbuat

dari bahan besi yang disebut Takula Tefaö dan dari bahan kulit kayu yang

disebut Lela.

Page 71: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

58

Gambar 3.4

Laeru

3.2.1.2 Peralatan Tari

Selain busana atau kostum, penari juga membutuhkan beberapa peralatan

tari yang mendukung pertunjukan Tari Faluaya. Peralatan-peralatan ini layaknya

seperti peralatan para prajurit perang zaman dahulu yang berfungsi untuk

menyerang musuh dan juga melindungi diri. Peralatan tari dalam pertunjukan Tari

Faluaya tersebut antara lain seperti dibawah ini.

1. Toho, merupakan tombak yang terbuat dari bahan kayu atau rotan dengan

panjangnya kurang lebih 150 cm dan diujungnya terdapat besi yang

diruncingkan yang berfungsi untuk menombak atau menyerang musuh.

Page 72: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

59

Gambar 3.5

Toho

2. Baluse, merupakan perisai yang terbuat dari bahan kayu yang dibentuk

sedemikian rupa sehingga berbentuk perisai dengan panjang kurang lebih 120

cm. Baluse ini berfungsi untuk melindungi diri dari serangan musuh.

Gambar 3.6

Baluse

Page 73: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

60

3. Kalabubu, merupakan kalung atau pelindung leher yang terbuat dari besi atau

kuningan yang dibalut dengan rotan atau karet. Kalabubu ini berfungsi untuk

melindungi diri dari tebasan pedang.

Gambar 3.7

Kalabubu

4. Tolögu, merupakan pedang yang terbuat dari besi atau kuningan dan

tangkainya terbuat dari bahan kayu yang diukir menyerupai kepala naga.

Tolögu ini biasanya dipakai oleh komandan perang atau Kafalo Zaluaya.

Gambar 3.8

Tolögu

Page 74: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

61

Gambar 3.9

Penari dengan Busana dan Peralatan Tari Faluaya

3.2.2 Ragam Gerak

Dalam penyajian Tari Faluaya, terdapat beberapa gerakan yang

diperagakan dan terstruktur sedemikian rupa. Gerakan yang terdapat dalam Tari

Faluaya ini mengandung lambang atau simbol dengan makna tertentu. Menurut

Pak Hubari Gulo, salah satu informan penulis, gerakan-gerakan dalam Tari

Faluaya merupakan gerakan variatif yang melambangkan gerakan di medan

perang oleh para prajurit. Terdapat beberapa ragam gerak dalam Tari Faluaya

yang akan penulis jelaskan sepeti berikut ini.

1. Hugö, merupakan gerakan dengan posisi kuda-kuda yang biasanya disertai

dengan menyerukan Hoho Fohuhugö. Dalam gerakan ini, posisi kaki kiri

Page 75: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

62

berada 1 langkah didepan kaki kanan dengan badan sedikit menunduk. Tangan

kiri memegang Baluse tepat didepan dada dengan posisi miring ke kanan dan

tangan kanan mengangkat Tolögu dengan posisi lurus keatas. Gerakan ini

diperagakan oleh Kafalo Zaluaya.

2. Manökhö, merupakan gerakan berjalan seperti mengintai musuh. Penari dalam

gerakan ini berjalan dengan sedikit menyeret dan sekali-sekali melompat

dengan kaki kiri sebagai tumpuan. Baluse dalam gerakan ini dikepakkan ke

tangan sehingga menghasilkan suara dan toho di tangan kanan dipegang

dengan posisi runcingan tajam berada dibawah dengan gerakan menusuk ke

depan. Gerakan ini diperagakan oleh para Bohalima.

3. Ohigabölöu, merupakan gerakan melompat sambil berjalan dengan berjingkat

satu kaki sambil mengepakkan baluse sambil mengayunkan toho (bohalima)

ataupun tolögu (kafalo zaluaya) dengan posisi runcingan berada di atas.

4. Hivfagö, merupakan gerakan yang hampir sama dengan gerakan Ohigabölöu

namun hanya dilakukan ditempat pada posisi masing-masing. Gerakan ini

dilakukan pada saat Hoho Hivfagö dituturkan dengan gerakan menghadap ke

depan, ke kiri, ke depan, ke kanan, kembali ke depan, dan demikian seterusnya

hingga Hoho Hivfagö selesai dituturkan.

5. Fu’alö, merupakan gerakan ditempat dengan melangkahkan kaki kiri 1 langkah

dan kemudian kembali pada posisi awal. Setiap melangkahkan kaki kiri posisi

badan akan menghadap ke depan, ke kiri, ke depan, ke kanan, dan seterusnya

demikian. Gerakan ini dilakukan sambil mengepakkan baluse dan

mengayunkan toho dengan posisi runcingan berada diatas. Pada gerakan ini

Hoho Fu’alö dituturkan dari awal hingga akhir.

Page 76: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

63

6. Fasuwö, merupakan gerakan yang menggambarkan terjadinya perang antara

dua kelompok. Dalam posisi ini, baluse ditabrakkan dengan baluse musuh saat

tepat berhadapan.

7. Siöligö, merupakan gerakan dalam bentuk lingkaran yang melambangkan

adanya persatuan dan kesatuan. Gerakan ini dilakukan pada saat semua penari

meletakkan peralatan mereka ke bawah. Gerakan siöligö ini dimulai dengan

mengayun-ayunkan badan kebawah dan ke atas ketika teks pembuka bagian I

Hoho Siöligö dituturkan. Ketika masuk pada teks pembuka bagian II, gerakan

beralih menjadi gerakan menghentakkan kaki ke kanan dan ke kiri. Pada saat

teks isi Hoho Siöligö mulai dituturkan, gerakan berganti menjadi gerakan

berjalan 3 langkah dengan langkah pertama oleh kaki kanan. Pada langkah

ketiga, kaki kiri diangkat kemudian dijatuhkan 1 langkah ke depan kaki kanan

sehingga berat badan menumpu pada kaki kiri dengan badan menghadap ke

titik pusat lingkaran. Saat kaki kiri telah menumpu ke tanah, kaki kanan

kemudian sedikit diangkat lalu secepat mungkin berganti menjadi kaki kanan

yang menopang berat badan dan kaki kiri diangkat. Pada posisi ini, secepat

mungkin posisi kaki berganti menjadi kaki kanan berada didepan kaki kiri

dengan keduanya memijak tanah lalu mulai melangkah 3 langkah lagi,

demikian seterusnya. Hingga teks penutup Hoho Siöligö selesai dituturkan

gerakan akan beralih ke gerakan Ohigabölöu hingga masing-masing berada

tepat didepan peralatan yang diletakkan tadi.

8. Fahijale, merupakan gerakan membentuk satu barisan dan berjalan menyerupai

ular atau berliku-liku. Gerakan ini dilakukan pada saat Hoho Fadolihia

dituturkan dengan posisi Kafalo Zaluaya berada didepan dan diikuti oleh

Page 77: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

64

Bohalima dari belakang. Gerakan ini merupakan gerakan berjalan dimana

pada setiap langkah ketiga kaki kanan dihentakkan ketanah dan kemudian

berjalan lagi lalu demikian seterusnya.

Gambar 3.10 Posisi Fohuhugö

Gambar 3.11 Formasi Gerakan Hivfagö

Page 78: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

65

Gambar 3.12 Formasi Gerakan Fu’alö

Gambar 3.13 Formasi Gerakan Fasuwö

Gambar 3.14 Formasi Gerakan Siöligö

Page 79: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

66

3.3 Analisis Tekstual Hoho Pada Tari Faluaya

Dalam kajian ini, penulis akan menganalis makna teks Hoho Faluaya

dengan menggunakan teori semiotika. Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda.

Ilmu ini berpandangan bahwa fenomena sosial dan budaya pada dasarnya

merupakan tanda-tanda. Semiotik mengkaji sistem-sistem, aturan-aturan, dan

konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut memiliki arti

(Takari dan Fadlin, 2014:19).

Teori semiotika ini kemudian dipadukan dengan pandangan dari Barthes

yang mengatakan bahwa setiap tanda selalu memiliki pemaknaan awal (denotasi)

dan pengembangan (konotasi) yaitu isi sebuah ekspresi atau simbol. Analisa teks

Hoho Faluaya ini akan disusun berdasarkan struktur urutan penyajian teks Hoho

Faluaya yaitu Hoho Fohuhugö, Hoho Hivfagö, Hoho Fu’alö, Hoho Siöligö, dan

Hoho Fadolihia. Perlu penulis jelaskan terlebih dahulu bahwa dalam kaitannya

pada penyajian teks Hoho, Kafalo Zaluaya yang adalah komandan perang disebut

sebagai Sondroro dan Bohalima atau prajurit kebanyakan disebut Sanoyohi.

Secara lengkap urutan penyajian teks Hoho Faluaya akan seperti dibawah ini :

Hoho Fohuhugö Tari humöho tabörötai tabörögö… (Sondroro) Hu ! (Sanoyohi)

Bahijale ! (Sondroro)

Ha ! (Sanoyohi)

Hoho Hivfagö Hefa ! (Sondroro)

Khöyola laimba imba hörö (Sanoyohi)

He yaiya, yaiya hö ! Hu ! Hu! Ha! (Sanoyohi)

Page 80: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

67

Hoho Fu’alö Ohaya he..e.. haya dahumalö (Sondroro)

Aihu ! He… (Sanoyohi)

Ohaya ba ha ya dahumalö manö-manö (Sondroro)

Aihu ! He… (Sanoyohi)

Ohaya he..e.. da tabörötaigö (Sondroro)

Aihu ! He… (Sanoyohi)

Ohaya ba databörötai tabörögö (Sondroro)

Aihu ! He… (Sanoyohi)

Ohaya he..e.. databörö danö (Sondroro)

Aihu ! He… (Sanoyohi)

Ohaya ba databörö danö ta balo (Sondroro)

Aihu ! He… (Sanoyohi)

Ohaya he..e.. yae ndraono matua (Sondroro)

Aihu ! He… (Sanoyohi)

Ohaya ba yae ndraono matua sihino döla (Sondroro)

Aihu ! He … Yaiya ! Yaiya ! Hö ! (Sanoyohi)

Hoho Siöligö He..he..khö ! Ho ba ba… (Sondroro)

Ha.. lö..hi..li.. no laukha (Sondroro)

Aaa…. (Sanoyohi)

O inagu ae ho ina aehe ya… (Sondroro)

Ho iwaö wöwö awöni ba ndraso… (Sondroro)

Lumö hö jimöi… Ae lumö hö jiso… (Sondroro)

Lau babö böli he..e.. (Sondroro)

He he khö ba (Sondroro)

Ba lö hili wöwö awöni ba..a.. ndraso (Sanoyohi)

He lumö ! Lumö jimöi (Sanoyohi)

Page 81: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

68

He lumö ! Lumö jiso (Sanoyohi)

He yaiya yaiya hö ! (Sanoyohi)

Andrö da tabörötai… (Sondroro)

Andrö da tabörötai tabörögö… (Sanoyohi)

He siwöwö no niwaö mö.. (Sanoyohi)

Ba siwöwö no niwaö mö.. (Sanoyohi)

Andrö da tabörötai tabörögö (Sanoyohi)

Haiwa hö, haiwa hö ! Aihu ! He… (Sanoyohi)

Andrö da umane-mane… (Sondroro)

Andrö da umane-mane ba manö-manö… (Sanoyohi)

He siwöwö no niwaö mö.. (Sanoyohi)

Ba siwöwö no niwaö mö.. (Sanoyohi)

Andrö da umane-mane ba manö-manö.. (Sanoyohi)

Siwöwö niwaö mö ! Aihu ! He… (Sanoyohi)

Lumö mia lumö jimöi (Sondroro)

Lumö mia lumö jimöi (Sanoyohi)

He ae he ho lauwe (Sanoyohi)

Lumö… Ae… (Sanoyohi)

Lumö mia lumö jimöi ba lumö jisö (Sanoyohi)

He he khö ba (Sondroro)

Ba lö hili wöwö awöni ba..a.. ndraso (Sanoyohi)

He lumö ! Lumö jimöi (Sanoyohi)

He lumö ! Lumö jiso (Sanoyohi)

He yaiya yaiya hö ! (Sanoyohi)

Hoho Fadolihia Ta lau maluaya maökhö ! (Sondroro)

Ae hijaho ! He… (Sanoyohi)

Page 82: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

69

Ono matua sifakhöyö ! (Sondroro)

Ae hijaho ! He… (Sanoyohi)

Ono matua fatuwusö ! (Sondroro)

Ae hijaho ! He… (Sanoyohi)

Andre si duhu si wöwö ! (Sondroro)

Ae hijaho ! He… (Sanoyohi)

Sanae binu sanae högö ! (Sondroro)

Ae hijaho ! He… (Sanoyohi)

Yaiya ! Yaiya ! Hö ! Hu ! Ha…! (Sondroro+Sanoyohi)

3.3.1 Analisis Teks Fohuhugö

Pertunjukan Tari Faluaya selalu dibuka dengan Hoho Fohuhugö.

Fohuhugö merupakan sebuah teriakan atau seruan yang memiliki makna

‘meminta’ persetujuan atau kesepakatan atas apa yang hendak dilaksanakan dan

atas apa yang telah dilaksanakan. Seruan ini diteriakkan oleh Sondroro Hoho pada

awal pertunjukan, saat pergantian dari Hoho Fu’alö menuju Hoho Siöligö, dan

pada saat pergantian dari Hoho Siöligö menuju Hoho Fadolihia. Analisis teks

Hoho Fohuhugö akan penulis jelaskan seperti pada tabel dibawah ini.

Penyaji Teks Nyanyian Hoho Terjemahan Objek / Tanda

Son San Son San

- Tari humöhö tabörötai tabörögö

- Hu ! - Bahijale ! - Ha !

- Sudahkah bisa kita mulai - Ya ! - Mari lanjutkan ! - Ya, mari !

tabörötai tabörögö (memulai) bahijale (teruskan)

NO Denotasi Konotasi Keterangan 1. memulai : upaya untuk

segera melakukan sesuatu

memulai : tindakan bertanya apakah ada yang keberatan

Frase Hugö ini merupakan bentuk pertanyaan apakah

Page 83: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

70

teruskan : jangan berhenti

pertunjukan ini dilanjutkan teruskan : jika tidak ada yang keberatan boleh dilanjutkan, jangan berhenti

para penari yang hadir setuju pertunjukan ini dimulai. Frase Hugö ini bersifat call respons.

Tabel 3.1

Analisis Teks Fohuhugö

Saat pertunjukan Tari Faluaya dimulai, Sondroro mengawali dengan

kalimat pertanyaan kesiapan para penari dalam melakukan pertunjukan. Jika

seluruh penari sudah siap dan sepakat maka akan dijawab dengan “Hu !” (ya,

kami sepakat, kami siap !). Setelah mendapatkan jawaban, Sondroro kemudian

menyerukan ajakan untuk meneruskan dengan mengatakan “Bahijale !” yang

kemudian disambut oleh Sanoyohi dengan menyerukan ”Ha !” (mari kita

lanjutkan).

3.3.2 Analisis Teks Hivfagö

Setelah hugö yang diserukan oleh Sondroro, maka selanjutnya para

penari akan melakukan gerakan ohigabölöu untuk memasuki tempat pertunjukan

dengan formasi acak. Kemudian dihentikan oleh Sondroro dengan menyerukan

Ha !. Setelah itu para penari kembali melakukan gerakan ohigabölöu dan

membentuk formasi melingkar. Setelah formasi melingkar terbentuk, para penari

menyerukan Hoho Hivfagö sambil melakukan gerakan Hivfagö. Seruan Hivfagö

ini merupakan penegasan dari Hugö yang telah diserukan sebelumnya. Analisis

teks Hivfagö akan penulis jelaskan seperti pada tabel berikut ini.

Page 84: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

71

Penyaji Teks Nyanyian Hoho Terjemahan Objek / Tanda Son San

- He fa ! - Khöyola - Laimba imba hörö - He yaiya, yaiya hö ! - Hu ! Hu! Ha!

- Mari ! - Bermain - Babi jantan liar - Ya, lakukan - Ya, pasti

1. Fakhöyöla (bermain) 2. Laimba imba hörö

(babi jantan liar yang kuat)

No. Denotasi Konotasi Keterangan 1.

2.

bermain : beratraksi, bergerak, bercanda babi jantan liar yang kuat : hewan liar yang berbahaya

bermain : aktifitas beratraksi babi jantan liar yang kuat : menunjukkan keperkasaan

Frase Hivfagö ini menunjukkan simbol keperkasaan para penari (bohalima). Frase Hivfagö ini bersifat call respons.

Tabel 3.2

Analisis Teks Hivfagö

3.3.3 Analisis Teks Fu’alö

Setelah para penari selesai menyerukan teks Hivfagö, mereka kembali

melakukan gerakan ohigabölöu dan kemudian menyusun formasi berbaris dua

dengan posisi Kafalo Zaluaya (Sondroro) berada di bagian tengah depan barisan

Bohalima (Sanoyohi). Setelah tersusun formasi sedemikian, Kafalo Zaluaya

(Sondroro) akan menghentikan gerakan dengan menyerukan Ha!. Kemudian para

penari menyerukan teks Fu’alö yang tersusun dalam beberapa bait, umumnya

hanya 4 bait. Dalam teks Fu’alö ini diceritakan tentang keperkasaan para penari

yang sedang mempertunjukkan Tari Faluaya. Analisis teks Fu’alö setiap baitnya

akan penulis jelaskan seperti tabel dibawah ini.

Penyaji Teks Nyanyian Hoho Terjemahan Objek / Tanda Son San

- Ohaya he..e.. haya dahumalö

- Aihu ! He…

- Apa yang mau kita ambil

- Ya

1. dahumalö (mengambil)

2. dahumalö manö-

Page 85: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

72

Son San

- Ohaya ba haya dahumalö manö-manö

- Aihu ! He…

- Apa pokok pembicaraan yang kita ambil

- Ya

manö (mengambil pokok pembicaraan)

No. Denotasi Konotasi Keterangan 1.

2.

mengambil : usaha untuk memperoleh / mendapatkan sesuatu mengambil bahan pokok pembicaraan : usaha untuk mendapatkan pokok pembicaraan

mengambil : tindakan menanyakan apa yang hendak dilakukan/dikerjakan/diperbuat sekarang mengambil pokok pembicaraan : tindakan menanyakan apa pokok pembicaraan yang akan diceritakan sekarang

Frase bait I teks Fu’alö ini merupakan bentuk pertanyaan Kafalo Zaluaya (Sondroro) tentang apa yang akan diperbuat. Frase berikutnya ini menanyakan apa yang mau dijadikan pokok pembicaraan (usaha memperjelas pertanyaan frase 1). Setiap frase bersifat call respons dan counter frase (pengulangan).

Tabel 3.3

Analisis Teks Fu’alö Bait ke-I

Pada bait I teks Fu’alö ini, Kafalo Zaluaya (Sondroro Hoho)

menanyakan kepada Bohalima tentang apa yang hendak diceritakan atau dijadikan

bahan pembicaraan sekarang ini. Teks Fu’alö ini memiliki ciri bersifat call

respons sekaligus counter frase pada setiap baitnya. Berikutnya adalah analisis

teks Fu’alö bait ke-II.

Penyaji Teks Nyanyian Hoho Terjemahan Objek / Tanda

Son San

- Ohaya he..e.. da tabörötaigö

- Aihu ! He…

- Mari kita memulai

- Ya

1. da tabörötaigö (memulai)

2. databörötai tabörögö

Page 86: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

73

Son San

- Ohaya ba databörötai tabörögö

- Aihu ! He…

- Mari kita mulai dan melanjutkannya

- Ya

(mulai melanjutkan)

No. Denotasi Konotasi Keterangan 1.

2.

memulai : suatu aktifitas mengawali / mendahului mulai melanjutkan : meneruskan sesuatu yang telah diawali / didahului

memulai : membuka cerita / pembicaraan yang telah ditanyakan sebelumnya mulai melanjutkan : pembicaraan yang sudah dibuka maka harus dilanjutkan

Frase bait II ini merupakan ajakan untuk tidak berlama-lama membahas tentang apa yang akan diceritakan/dikisahkan oleh para penari. Frase bait II ini juga bersifat call respons dan sekaligus counter frase.

Tabel 3.4

Analisis Teks Fu’alö Bait ke-II

Frase pada bait II teks Fu’alö ini merupakan sebuah bentuk jawaban dari

frase bait I yang berarti bahwa para penari harus memulai dan kemudian

melanjutkan bahan pembicaraan yang ingin dibicarakan. Teks pada bait II ini

bersifat call respons dan sekaligus counter frase (pengulangan). Berikutnya

adalah analisis teks Fu’alö bait ke-III.

Penyaji Teks Nyanyian Hoho Terjemahan Objek / Tanda Son San Son San

- Ohaya he..e.. databörö danö

- Aihu ! He… - Ohaya ba databörö

danö ta balo - Aihu ! He…

- Mari kita menghentakkan tanah

- Ya - Mari kita

menghentakkan tanah dan menggoncangnya

- Ya

1. databörö danö (menghentak tanah)

2. databörö danö ta balo (menghentak tanah hingga goncang)

Page 87: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

74

No. Denotasi Konotasi Keterangan 1.

2.

menghentak tanah : memijak tanah dengan tambahan tekanan menghentak tanah hingga goncang : memijak tanah dengan tekanan kuat sehingga tanah bergetar/goncang

menghentak tanah : melakukan aktifitas sedikit melompat sehingga tanah pijakan terhentak menghentak tanah hingga goncang : para penari menunjukkan keperkasaannya dengan menghentak-hentakkan tanah sehingga terdapat getaran/goncangan

Frase bait ke III ini menunjukkan keperkasaan para penari dengan melakukan hentakan pada tanah bahkan sampai tanah bergoncang. Frase ini juga bersifat call respons dan sekaligus counter frase.

Tabel 3.5

Analisis Teks Fu’alö Bait ke-III

Pada bait III teks Fu’alö ini menceritakan tentang kehebatan dan

keperkasaan para penari dengan sebuah ajakan dari Kafalo Zaluaya (Sondroro)

kepada seluruh Bohalima (Sanoyohi) untuk melakukan gerakan menghentak tanah

hingga tanah bergoncang. Frase pada bait ini juga bersifat call respons dan

sekaligus counter frase. Berikutnya adalah analisis teks Fu’alö bait ke-IV.

Penyaji Teks Nyanyian Hoho Terjemahan Objek / Tanda Son San Son San

- Ohaya he..e.. yae ndraono matua

- Aihu ! He… - Ohaya ba yae

ndraono matua sihino döla

- Aihu ! He … Yaiya ! Yaiya ! Hö !

- Inilah para pria/lelaki

- Ya - Para pria yang

gagah perkasa

- Ya, sungguh demikian

1. ndraono matua (pria)

2. ndraono matua sihino döla (pria yang kuat)

No. Denotasi Konotasi Keterangan 1. pria : laki-laki (para pria : prajurit Frase pada bait ke IV

Page 88: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

75

2.

prajurit) pria yang kuat : para prajurit yang perkasa

perang (para penari) yang sedang mempertunjukkan Tari Faluaya pria yang kuat : para penari (Bohalima) yang gagah perkasa sedang mempertunjukkan Tari Faluaya

ini menegaskan kepada para khalayak bahwa para penari adalah pria yang gagah perkasa yang sedang mempertunjukkan Tari Faluaya. Setiap frase juga merupakan call respons dan sekaligus counter frase.

Tabel 3.6

Analisis Teks Fu’alö Bait ke-IV

Pada bait ke-IV teks Fu’alö ini diceritakan lagi bahwa para penari

(Bohalima) merupakan para pria yang gagah perkasa, yang kuat dan berani

menghadapi musuh. Setiap bait dalam teks Fu’alö bersifat call respons dan juga

sekaligus counter frase (pengulangan). Demikianlah analisis teks Fu’alö yang

terdapat pada pertunjukan Tari Faluaya untuk setiap baitnya.

3.3.4 Analisis Teks Siöligö

Setelah Teks Fu’alö dituturkan maka para penari (Bohalima) kembali

melakukan gerakan Ohigabölöu untuk kemudian mengambil posisi yang terbagi

menjadi dua kubu yang saling berhadapan dan bermususuhan. Ketika telah

terbentuk formasi dua kubu, para penari (Bohalima) kemudian melakukan gerakan

Manökhö sehingga terlihat seperti terjadi perang antara dua kubu. Untuk

menghentikan perang tersebut, Kafalo Zaluaya akan menyerukan “Ha !” dan para

Page 89: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

76

penari akan kembali melakukan gerakan Ohigabölöu dan membuat formasi

lingkaran.

Setelah terbentuk formasi lingkaran, para penari (Bohalima) kembali

menyanyikan teks Hoho Hivfagö dengan disertai gerakan Hivfagö pula. Kemudian

setelah itu, Kafalo Zaluaya kembali menyerukan Hugö dan dilanjutkan dengan

para penari meletakkan peralatan perang mereka ke tanah. Pada formasi lingkaran

inilah teks Hoho Siöligö dinyanyikan oleh para penari (Bohalima) yang isinya

menggambarkan indahnya sebuah persatuan. Analisis teks Siöligö akan penulis

jelaskan seperti dibawah ini.

Penyaji Teks Nyanyian Terjemahan Objek / Tanda

Son San Son Son San

- He..he..khö ! - Ho ba ba… - Ha.. lö..hili.. no

laukha - Aaa…. - O inagu ae - Ho ina aehe ya… - Ho iwaö wöwö

awöni ba ndraso… - Lumö hö jimöi… - Ae lumö hö jiso… - Lau babö böli he..e.. - He he khö ba - Ba lö hili wöwö

awöni ba..a.. ndraso

- He lumö ! Lumö jimöi

- He lumö ! Lumö jiso

- He yaiya yaiya hö !

- Inilah negeri kita - terletak di - tepi pegunungan

- Ya… - Oh ibuku - Ya ibuku - Pendiri desa

- Sudah pergi - Yang datang - Jangan lupakan - Inilah negeri kita - Di pegunungan

sudah didirikan tempat kita

- Ya mereka yang telah pergi

- Ya mereka yang datang

- Ya, mari kita bersama

1. Khö (wilayah/negeri)

2. hili.. no laukha (pinggir gunung)

3. inagu (ibuku) 4. wöwö awöni ba

ndraso (pendiri desa)

5. jimöi (pergi) 6. jiso (datang) 7. böli (jangan)

Page 90: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

77

No. Denotasi Konotasi Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

wilayah/negeri : wilayah desa pinggir gunung : letak wilayah pedesaan masyarakat Nias ibuku : yang melahirkan pendiri desa : nenek moyang pergi : tidak berada didesa lagi datang : hadir/berada di desa jangan : tidak boleh dilakukan

wilayah/negeri : wilayah strategis desa pinggir gunung : letak desa Bawömataluo, yang juga merupakan tempat berkembangnya Tari Faluaya ibuku : leluhur masyarakat Nias pendiri desa : yang membangun dan menata desa pergi : sudah meninggal dunia datang : lahir generasi baru jangan : teruskan warisan leluhur

Teks pembuka Siöligö ini bertemakan pesan pewarisan dan pesan untuk generasi penerus untuk memeliharanya dan juga berisikan penegasan dari pesan tersebut. Frase pada teks pembuka Siöligö ini bersifat call respons dan sekaligus counter motif.

Tabel 3.7

Analisis Teks Pembuka Siöligö

Sebagai teks pembuka Hoho Siöligö, Sondroro menggambarkan

indahnya sebuah persatuan dan bagaimana kuatnya masyarakat Nias bila bersatu

untuk mempertahankan warisan leluhur mereka. Pada teks pembuka ini

mengungkapkan rasa bangga akan wilayah desa dan penataan desa warisan

leluhur masyarakat Nias yang terletak pada tepi dataran tinggi (pegunungan) dan

betapa seluruh masyarakat baik yang pergi maupun yang datang merasa harmonis

dan kagum akan warisan leluhur tersebut. Selanjutnya penulis akan menjelaskan

analisis teks isi Hoho Siöligö pada setiap bagiannya.

Page 91: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

78

Penyaji Teks Nyanyian Terjemahan Objek / Tanda Son San San San San San San

- Andrö da tabörötai… - Andrö da tabörötai

tabörögö… - He siwöwö no niwaö

mö.. - Ba siwöwö no niwaö

mö.. - Andrö da tabörötai

tabörögö - Haiwa hö, haiwa hö ! - Aihu ! He…

- Sekarang kita mulai - Ya kita mulai

ungkapkan - Tentang pendiri desa

yang diungkapkan - Ya tentang pendiri

desa - Ya kita mulai

ungkapkan - Ya nyanyikanlah - Ya tuturkan

1. tabörötai (mulai)

2. tabörötai tabörögö (mulai katakan)

3. siwöwö no niwaö (pendiri desa)

4. haiwa hö (nyanyikan)

No. Denotasi Konotasi Keterangan 1.

2.

3.

4.

mulai : upaya untuk segera melakukan sesuatu mulai katakan : bicarakan dan sampaikan pendiri desa : pendiri desa masyarakat Nias nyanyikan : bersuara dengan bernada

mulai : tindakan bertanya apakah ada yang keberatan untuk dilanjutkan mulai katakan : menyampaikan maksud dan tujuan pendiri desa : kepada generasi muda diharapkan peduli pada peninggalan leluhur nyanyikan : ungkapan kegembiraan dan kebersamaan diungkapkan dengan bernyanyi Hoho

Teks isi bagian I Hoho Siöligö ini merupakan ungkapan rasa kebersamaan dalam persatuan. Setiap frase bersifat call respons dan sekaligus counter frase.

Tabel 3.8

Analisis Teks Isi Siöligö Bagian I

Sebagai teks isi bagian I Hoho Siöligö, Sondroro kembali

mengungkapkan bagaimana indahnya kebersamaan dan persatuan untuk tetap

mempertahankan warisan leluhur. Dengan teks isi bagian I ini, para penari mulai

Page 92: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

79

melakukan gerakan Siöligö yang juga merupakan gambaran kebersamaan dan

persatuan masyarakat Nias. Dengan bentuk yang sama namun teks berbeda, Hoho

Siöligö kembali dilanjutkan oleh Sondroro dan Sanoyohi. Berikut akan penulis

jelaskan analisis teks isi bagian II Hoho Siöligö.

Penyaji Teks Nyanyian Terjemahan Objek / Tanda Son San San San San San San

- Andrö da u mane-mane…

- Andrö da umane-mane ba manö-manö…

- He siwöwö no niwaö mö.. - Ba siwöwö no niwaö mö.. - Andrö da umane-mane ba

manö-manö.. - Siwöwö niwaö mö ! - Aihu ! He…

- Sekarang kita ceritakan

- Ya ceritakan masa lalu

- Pendiri desa - Ya pendiri desa - Ya cerita leluhur

- Ya Pendiri Desa - Ya, tuturkan

1. mane-mane (ceritakan)

2. manö-manö (cerita masa lalu)

3. siwöwö no niwaö mö (pendiri desa)

4. haiwa hö (nyanyikan)

No. Denotasi Konotasi Keterangan 1.

2.

3.

4.

ceritakan : hal sejarah desa cerita masa lalu : sesuatu hal yang sudah lampau pendiri desa : pendiri desa masyarakat Nias nyanyikan : bersuara dengan bernada

ceritakan : tindakan menanyakan apa ada yang keberatan jika cerita dilanjutkan cerita masa lalu : menyampaikan pesan moral dan nasehat dari leluhur kepada generasi muda pendiri desa : kepada generasi muda diharapkan peduli pada peninggalan leluhur nyanyikan : ungkapan kegembiraan dan

Teks isi bagian II Hoho Siöligö ini merupakan ungkapan rasa kebersamaan dalam persatuan. Setiap frase bersifat call respons dan sekaligus counter frase.

Page 93: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

80

kebersamaan diungkapkan dengan bernyanyi Hoho

Tabel 3.9

Analisis Teks Isi Siöligö Bagian II

Teks isi Siöligö bagian II masih sama seperti bagian sebelumnya yang

juga mengungkapkan bagaimana indahnya kebersamaan dan persatuan untuk tetap

mempertahankan warisan leluhur. Teks ini juga dinyanyikan sambil melakukan

gerakan Siöligö yang juga menggambarkan semangat kebersamaan dan persatuan.

Selanjutnya akan penulis jelaskan tentang analisis teks isi Siöligö bagian III.

Penyaji Teks Nyanyian Hoho Terjemahan Objek / Tanda Son San San San San

- Lumö mia lumö jimöi

- Lumö mia lumö jimöi

- He ae he ho lauwe - Lumö… Ae… - Lumö mia lumö jimöi ba

lumö jisö

- Kalian yang telah pergi

- Kalian yang telah pergi

- Ya leluhur kami - Ya… - Yang kalian akan

diteruskan

1. jimöi (pergi)

2. ho lauwe (leluhur)

3. jisö (datang) No. Denotasi Konotasi Keterangan 1.

2.

3.

pergi : tidak berada di desa leluhur : nenek moyang datang : hadir/berada

pergi : sudah meninggal dunia leluhur : yang berjasa mendirikan dan menata desa datang : generasi

Teks isi bagian III Hoho Siöligö ini merupakan ungkapan rasa kebersamaan dalam persatuan.

Page 94: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

81

didesa baru harapan penerus warisan leluhur

Setiap frase bersifat call respons dan sekaligus counter frase.

Tabel 3.10

Analisis Teks Isi Siöligö Bagian III

Teks isi Siöligö bagian III ini juga masih sama yang isinya

mengungkapkan bagaimana indahnya kebersamaan dan persatuan untuk tetap

mempertahankan warisan leluhur. Isi bagian III teks ini merupakan pelengkap

gambaran dari pentingnya kebersamaan dan persatuan dari masyarakat Nias untuk

tetap mempertahankan warisan leluhur. Teks ini juga dinyanyikan sambil

melakukan gerakan Siöligö yang juga menggambarkan semangat kebersamaan

dan persatuan. Selanjutnya akan penulis jelaskan tentang analisis teks penutup

Siöligö yang merupakan penggalan dari teks pembuka Siöligö.

Penyaji Teks Nyanyian Hoho Terjemahan Objek / Tanda Son San San San San

- He he khö ba - Ba lö hili wöwö awöni

ba..a.. ndraso - He lumö ! Lumö jimöi

- He lumö ! Lumö jiso

- He yaiya yaiya hö !

- Inilah negeri kita - Di pegunungan sudah

didirikan tempat kita - Ya mereka yang telah

pergi - Ya mereka yang

datang - Ya, mari kita bersama

1. khö (wilayah/negeri)

2. hili (pegunungan)

3. wöwö awöni ba..a.. ndraso (pendiri desa)

4. jimöi (pergi) 5. jiso (datang)

No. Denotasi Konotasi Keterangan 1. wilayah/negeri : wilayah wilayah/negeri : Teks penutup

Page 95: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

82

2.

3.

4.

5.

desa pegunungan : letak pedesaaan masyarakat Nias pendiri desa : nenek moyang pergi : tidak berada di desa datang : hadir/berada di desa

wilayah strategis desa pegunungan : letak desa Bawömataluo, yang juga merupakan tempat berkembangnya Tari Faluaya pendiri desa : yang berjasa mendirikan dan menata desa pergi : sudah meninggal dunia datang : generasi baru harapan penerus warisan leluhur

Siöligö ini merupakan penegasan dari betapa indahnya kebersamaan dan persatuan untuk mempertahankan warisan leluhur. Teks ini bersifat call respons dan counter motif.

Tabel 3.11

Analisis Teks Penutup Siöligö

Sebagai teks penutup Hoho Siöligö, teks ini merupakan penegasan

kembali betapa pentingnya dan indahnya kebersamaan dan persatuan di antara

masyarakat Nias untuk tetap mempertahankan warisan leluhur. Para generasi

muda adalah harapan untuk tetap meneruskan dan mempertahankan peninggalan

leluhur bagi masyarakat Nias. Setelah teks ini selesai dinyanyikan, para penari

akan berganti gerakan dari gerakan Siöligö menjadi gerakan Ohigabölöu dengan

tetap mempertahankan posisi lingkaran. Tepat ketika para penari berada didepan

peralatannya masing-masing, Sondroro akan kembali menyerukan Hoho Hivfagö

dan diikuti dengan pergantian gerakan menjadi gerakan Hivfagö pula.

3.3.5 Analisis Teks Fadolihia

Teks Fadolihia dinyanyikan sebagai penutup dari seluruh rangkaian

Hoho Faluaya yang menandakan akan berakhirnya pertunjukan Tari Faluaya.

Page 96: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

83

Teks ini mulai dinyanyikan ketika formasi masih membentuk lingkaran seusai

penuturan Siöligö yang disusul dengan Hivfagö seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya. Ketika gerakan dan Hoho Hivfagö selesai, para penari (Kafalo

Zaluaya dan Bohalima) kembali berlutut untuk mengambil peralatan mereka dan

kemudian berdiri kembali.

Dengan sedikit mengayun-ayunkan badan ke atas dan ke bawah, maka

Hoho Fadolihia mulai dituturkan yang disertai gerakan Fahidjale. Gerakan

Fahidjale merupakan gerakan berliku-liku menyerupai ular dengan Kafalo

Zaluaya (Sondroro) berada paling depan. Para penari membentuk satu barisan dan

mengikuti arah kemana Kafalo Zaluaya membawa barisan tersebut. Analisis teks

Fadolihia ini akan penulis jelaskan seperti pada tabel dibawah ini.

Penyaji Teks Nyanyian Hoho Terjemahan Objek / Tanda

Son San Son San Son San Son San Son San Son+San

- Ta lau maluaya maökhö !

- Ae hijaho ! He… - Ono matua sifakhöyö !

- Ae hijaho ! He… - Ono matua fatuwusö !

- Ae hijaho ! He… - Andre si duhu si wöwö !

- Ae hijaho ! He… - Sanae binu sanae högö !

- Ae hijaho ! He… - Yaiya ! Yaiya ! Hö ! Hu !

Ha…!

- Mari kita semua menari

- Ya - Para pria yang

bermain - Ya - Para pria yang

muda - Ya - Sungguh para

leluhur kita - Ya - Para prajurit perang

nan perkasa - Ya - Ya, sungguh

demikian

1. maluaya (bersama)

2. sifakhöyö (bermain)

3. fatuwusö (muda)

4. wöwö (leluhur) 5. sanae (yang

mengambil) 6. binu (budak) 7. högö (kepala)

No. Denotasi Konotasi Keterangan 1. bersama : kelompok / bersama : bersatu Teks Fadolihia ini

Page 97: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

84

2.

3.

4.

5.

6.

kerjasama bermain : beratraksi / bercanda muda : sedang bertumbuh / berkembang leluhur : nenek moyang yang mengambil : orang yang mendapatkan sesuatu budak : suruhan / pembantu seorang majikan kepala : bagian tubuh manusia yang paling penting

untuk melakukan sesuatu bermain : melakukan atraksi atau pertunjukan yaitu Tari Faluaya muda : para penari yang merupakan generasi penerus leluhur : para pendahulu masyarakat Nias yang merupakan prajurit-prajurit tangguh yang mengambil : prajurit perang leluhur masyarakat Nias budak : musuh dalam perang zaman dahulu yang berhasil dikalahkan menjadi budak kepala : para musuh yang tidak bertahan di medan perang dipenggal kepalanya

merupakan teks penutup dari keseluruhan Hoho Faluaya yang merupakan ajakan dan himbauan untuk seluruh masyarakat Nias terkhusus generasi muda untuk tetap bersatu dan bersama-sama. Teks ini juga sekaligus mengingatkan kembali bahwa leluhur masyarakat Nias merupakan orang-orang yang gagah perkasa. Teks ini bersifat call respons dan sekaligus counter frase.

Tabel 3.12

Analisis Teks Fadolihia

Sebagai penutup dari keseluruhan Hoho Faluaya, teks Fadolihia ini

merupakan himbauan dan ajakan kembali kepada seluruh masyarakat Nias dan

secara khusus generasi muda untuk tetap bersatu dan bersama dalam

mempertahankan warisan leluhur. Teks ini juga mengingatkan kembali bahwa

Page 98: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

85

leluhur masyarakat Nias merupakan orang-orang yang gagah perkasa yang selalu

menang dalam peperangan dengan berhasil memenggal kepala musuh dan

menjadikan mereka budak. Teks Fadolihia ini bersifat call respons dan sekaligus

counter frase yang menggambarkan sukacita seperti sorak-sorai kemenangan.

Page 99: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

86

BAB IV

ANALISIS STRUKTUR MUSIK HOHO DALAM TARI FALUAYA

4.1 Transkripsi dan Notasi

Untuk menganalisa struktur musik daripada Hoho dalam Tari Faluaya,

penulis melakukan transkripsi. Transkripsi dilakukan untuk mengubah bunyi yang

didengar menjadi simbol-simbol yang dapat dibaca sehingga kita dapat

menemukan strukturnya. Di dalam membuat transkripsi ini, penulis menggunakan

notasi barat karena notasi inilah yang paling umum digunakan untuk penulisan

musik. Alasan lain menggunakan notasi barat ini adalah karena sejauh ini belum

ada ditemukan notasi khusus untuk menuliskan musik Nias. Selain itu, notasi

barat juga telah terdapat gambaran-gambaran tinggi rendahnya serta pembagian

durasi ritmis yang jelas sehingga memudahkan dalam segi penulisan dan analisa

musik.

Seeger mengemukakan seperti yang ditulis oleh Nettl (1964:99) bahwa

ada dua jenis notasi yang mempunyai tujuan berbeda, yaitu notasi preskriptif dan

notasi deskriptif. Simbol-simbol notasi preskriptif kadang-kadang tidak lebih

daripada alat pembantu untuk si penyaji supaya ia dapat mengingat apa yang

dimainkannya. Sedangkan notasi deskriptif dimaksudkan untuk menyampaikan

kepada para pembaca tentang ciri-ciri dan detail-detail komposisi musik yang

belum diketahui oleh si pembaca sebelumnya. Berdasarkan tujuan pemakaian

tersebut maka notasi yang digunakan adalah notasi deskriptif.

Selanjutnya, untuk menganalisa struktur musik Hoho dalam Tari Faluaya

ini, seperti yang telah dijelaskan dalam Bab I penulis akan mengacu pada teori

Page 100: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

87

weighted scale yang dikemukakan oleh William P. Malm (1977). Melalui teori ini

penulis akan menjelaskan mengenai scale (tangga nada), nada dasar, range

(wilayah nada), frequency of notes (jumlah nada-nada), prevalent interval

(interval yang dipakai), cadence patterns (pola-pola kadensa), melodic formula

(formula melodi), dan contour (kontur) yang terdapat dalam Hoho pada Tari

Faluaya. Pada setiap transkripsi Hoho berikut ini, penulis akan menggunakan dua

garis paranada yang menunjukkan bahwa Hoho disajikan oleh dua kelompok yaitu

Sondroro pada garis paranada pertama dan Sanoyohi pada garis paranada kedua.

4.2 Analisis Struktur Musik Hoho Fohuhugö

Hoho Fohuhugö

Transkripsi oleh : Mario Sinaga dan Metraikan Laoli

4.2.1 Tangga Nada

Langkah awal dalam menganalisa struktur sebuah komposisi musik

adalah dengan menentukan tangga nada nya. Tangga nada ini diperoleh dengan

mengurutkan nada-nada yang digunakan mulai dari nada terendah hingga nada

Page 101: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

88

tertinggi. Melihat dari transkripsi Hoho Fohuhugö, penulis mengurutkan nada-

nadanya mulai dari nada terendah hingga ke nada tertinggi, yaitu : E – C’ – A’.

4.2.1 Nada Dasar

Dalam menentukan nada dasar yang dipakai pada Hoho Fohuhugö,

penulis mengacu pada hasil rekaman yang penulis peroleh dari informan melalui

kerja lapangan. Melalui hasil rekaman yang penulis dengarkan tersebut dan

dibantu dengan alat musik keyboard penulis memperoleh hasil bahwa nada dasar

yang digunakan adalah nada C.

Selain itu, dari hasil penulisan musik dalam bentuk transkripsi serta

mengacu pada salah satu pendapat Nettl dalam bukunya Theory and Method in

Ethnomusicology (1984:164) yang mengatakan bahwa salah satu kriteria yang

digunakan untuk menentukan nada dasar suatu lagu yaitu dengan melihat nada

mana yang sering dipakai dalam sebuah komposisi musik. Mengacu pada

pendapat tersebut dan melihat dari transkripsi Hoho Fohuhugö penulis

menemukan bahwa nada dasar yang dipakai adalah juga nada C.

4.2.2 Wilayah Nada

Wilayah nada adalah jarak antara nada yang terendah hingga nada yang

tertinggi yang terdapat dalam sebuah komposisi musik. Dalam komposisi musik

Hoho Fohuhugö wilayah nada yang dapat dilihat adalah dari nada E sampai ke

nada A’.

Page 102: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

89

4.2.3 Jumlah Nada

Jumlah nada merupakan banyaknya (frekuensi) pemakaian nada-nada

yang di dalam sebuah komposisi musik. Dalam komposisi musik Hoho Fohuhugö

terdapat 3 nada yang digunakan yaitu nada E, C’, dan A’. Frekuensi pemakaian

ketiga nada ini adalah sebagai berikut.

1. Nada E = 2

2. Nada C’ = 19

3. Nada A’ = 1

4.2.4 Interval

Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada berikutnya yang

terdapat dalam sebuah komposisi musik. Interval-interval yang terdapat dalam

Hoho Fohuhugö akan penulis jelaskan melalui tabel dibawah ini.

Interval Posisi Jumlah Total 1P - 17 17

3M ↑ 0

1 ↓ 1

6M ↑ 1

2 ↓ 1

4.2.5 Pola Kadensa

Pola kadensa adalah suatu rangkaian harmoni atau melodi sebagai

penutup pada akhir melodi atau di tengah kalimat, sehingga bisa menutup

sempurna melodi tersebut atau setengah menutup (sementara) melodi tersebut.

Page 103: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

90

Berikut ini akan penulis tunjukkan pola kadensa yang terdapat pada Hoho

Fohuhugö.

Kadensa

4.2.6 Formula Melodi

Formula melodi adalah susunan melodi berdasarkan kesatuan-

kesatuannya yang pada umumnya terbagi menjadi tiga, yaitu : bentuk, frase, dan

motif. Bentuk adalah bagian melodi terbesar yang menjadi dasar pengulangan

bagi bentuk-bentuk berikutnya. Satu bentuk melodi biasanya terdiri dari dua frase

melodi atau lebih. Frase melodi merupakan rangkaian melodi yang terdiri dari

beberapa motif yang merupakan satu ide melodi yang utuh. Sedangkan motif

melodi merupakan bagian terkecil yang menjadi karakter pengulangan seluruh

komposisi. Formula melodi Hoho Fohuhugö adalah seperti dibawah ini.

Frase 1

Motif A Motif B Motif C

Page 104: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

91

4.2.7 Kontur

Kontur adalah garis lintasan melodi yang terdapat pada sebuah komposisi

musik. Menurut Malm (1977:16), kontur dapat dideskripsikan dengan

menggunakan istilah ascending (menaik), descending (menurun), pendulous

(melengkung), terraced (berjenjang), statis (gerak melodi terbatas/datar), atau

dapat diperlihatkan dengan garis-garis dalam bentuk grafik. Berkaitan dengan

pendapat tersebut, penulis mendeskripsikan kontur yang terdapat pada Hoho

Fohuhugö dengan menggunakan istilah yang telah disebut diatas. Dari hasil

transkripsi musik Hoho Fohuhugö, penulis menyimpulkan bahwa kontur nya

adalah statis, ascending, dan descending.

4.3 Analisis Struktur Musik Hoho Hivfagö

Hoho Hivfagö Transkripsi oleh : Mario Sinaga dan Metraikan Laoli

4.3.1 Tangga Nada

Langkah awal dalam menganalisa struktur sebuah komposisi musik

adalah dengan menentukan tangga nada nya. Tangga nada ini diperoleh dengan

Page 105: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

92

mengurutkan nada-nada yang digunakan mulai dari nada terendah hingga nada

tertinggi. Melihat dari transkripsi Hoho Hivfagö, penulis mengurutkan nada-

nadanya mulai dari nada terendah hingga ke nada tertinggi, yaitu : E – G – A – B -

C.

4.3.1 Nada Dasar

Dalam menentukan nada dasar yang dipakai pada Hoho Hivfagö, penulis

mengacu pada hasil rekaman yang penulis peroleh dari informan melalui kerja

lapangan. Melalui hasil rekaman yang penulis dengarkan tersebut dan dibantu

dengan alat musik keyboard penulis memperoleh hasil bahwa nada dasar yang

digunakan adalah nada A.

Selain itu, dari hasil penulisan musik dalam bentuk transkripsi serta

mengacu pada salah satu pendapat Nettl dalam bukunya Theory and Method in

Ethnomusicology (1984:164) yang mengatakan bahwa salah satu kriteria yang

digunakan untuk menentukan nada dasar suatu lagu yaitu dengan melihat nada

mana yang sering dipakai dalam sebuah komposisi musik. Mengacu pada

pendapat tersebut dan melihat dari transkripsi Hoho Hivfagö penulis menemukan

bahwa nada dasar yang dipakai adalah juga nada A.

4.3.2 Wilayah Nada

Wilayah nada adalah jarak antara nada yang terendah hingga nada yang

tertinggi yang terdapat dalam sebuah komposisi musik. Dalam komposisi musik

Page 106: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

93

Hoho Hivfagö wilayah nada yang dapat dilihat adalah dari nada E sampai ke nada

C.

4.3.3 Jumlah Nada

Jumlah nada merupakan banyaknya (frekuensi) pemakaian nada-nada

yang di dalam sebuah komposisi musik. Dalam komposisi musik Hoho Hivfagö

terdapat 5 nada yang digunakan yaitu nada E, G, A, B, dan C. Frekuensi

pemakaian kelima nada ini adalah sebagai berikut.

1. Nada E = 1

2. Nada G = 1

3. Nada A = 17

4. Nada B = 2

5. Nada C = 2

4.3.4 Interval

Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada berikutnya yang

terdapat dalam sebuah komposisi musik. Interval-interval yang terdapat dalam

Hoho Hivfagö akan penulis jelaskan melalui tabel dibawah ini.

Interval Posisi Jumlah Total 1P - 13 13

2M ↑ 3 5

↓ 2

3M ↑ 1

3 ↓ 2

4P ↑ 0

1 ↓ 1

Page 107: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

94

4.3.5 Pola Kadensa

Pola kadensa adalah suatu rangkaian harmoni atau melodi sebagai

penutup pada akhir melodi atau di tengah kalimat, sehingga bisa menutup

sempurna melodi tersebut atau setengah menutup (sementara) melodi tersebut.

Berikut ini akan penulis tunjukkan pola kadensa yang terdapat pada Hoho

Hivfagö.

Kadensa

4.3.6 Formula Melodi

Formula melodi adalah susunan melodi berdasarkan kesatuan-

kesatuannya yang pada umumnya terbagi menjadi tiga, yaitu : bentuk, frase, dan

motif. Bentuk adalah bagian melodi terbesar yang menjadi dasar pengulangan

bagi bentuk-bentuk berikutnya. Satu bentuk melodi biasanya terdiri dari dua frase

melodi atau lebih. Frase melodi merupakan rangkaian melodi yang terdiri dari

beberapa motif yang merupakan satu ide melodi yang utuh. Sedangkan motif

melodi merupakan bagian terkecil yang menjadi karakter pengulangan seluruh

komposisi. Formula melodi Hoho Hivfagö adalah seperti berikut ini.

Page 108: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

95

Frase 1 Motif A Motif B Motif C Motif D Motif E

4.5.6 Kontur

Kontur adalah garis lintasan melodi yang terdapat pada sebuah komposisi

musik. Menurut Malm (1977:16), kontur dapat dideskripsikan dengan

menggunakan istilah ascending (menaik), descending (menurun), pendulous

(melengkung), terraced (berjenjang), statis (gerak melodi terbatas/datar), atau

dapat diperlihatkan dengan garis-garis dalam bentuk grafik.

Berkaitan dengan pendapat tersebut, penulis mendeskripsikan kontur

yang terdapat pada Hoho Hivfagö dengan menggunakan istilah yang telah disebut

diatas. Dari hasil transkripsi musik Hoho Hivfagö, penulis menyimpulkan bahwa

kontur nya adalah ascending, descending, dan statis.

Page 109: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

96

4.4 Analisis Struktur Musik Hoho Fu’alo

Hoho Fu’alo

Transkripsi oleh : Mario Sinaga dan Metraikan Laoli

Page 110: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

97

4.4.1 Tangga Nada

Langkah awal dalam menganalisa struktur sebuah komposisi musik

adalah dengan menentukan tangga nada nya. Tangga nada ini diperoleh dengan

mengurutkan nada-nada yang digunakan mulai dari nada terendah hingga nada

tertinggi. Melihat dari transkripsi Hoho Fu’alo, penulis mengurutkan nada-

nadanya mulai dari nada terendah hingga ke nada tertinggi, yaitu : F – G – A –

Bes – C - D.

4.4.2 Nada Dasar

Dalam menentukan nada dasar yang dipakai pada Hoho Fu’alo, penulis

mengacu pada hasil rekaman yang penulis peroleh dari informan melalui kerja

lapangan. Melalui hasil rekaman yang penulis dengarkan tersebut dan dibantu

dengan alat musik keyboard penulis memperoleh hasil bahwa nada dasar yang

digunakan adalah nada F.

Selain itu, dari hasil penulisan musik dalam bentuk transkripsi serta

mengacu pada salah satu pendapat Nettl dalam bukunya Theory and Method in

Ethnomusicology (1984:164) yang mengatakan bahwa salah satu kriteria yang

digunakan untuk menentukan nada dasar suatu lagu yaitu dengan melihat nada

mana yang sering dipakai dalam sebuah komposisi musik. Mengacu pada

pendapat tersebut dan melihat dari transkripsi Hoho Fu’alo penulis menemukan

bahwa nada dasar yang dipakai adalah juga nada F.

Page 111: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

98

4.4.3 Wilayah Nada

Wilayah nada adalah jarak antara nada yang terendah hingga nada yang

tertinggi yang terdapat dalam sebuah komposisi musik. Dalam komposisi musik

Hoho Fu’alo wilayah nada yang dapat dilihat adalah dari nada F sampai ke nada

D.

4.4.4 Jumlah Nada-Nada

Jumlah nada merupakan banyaknya (frekuensi) pemakaian nada-nada

yang di dalam sebuah komposisi musik. Dalam komposisi musik Hoho Fu’alo

terdapat 6 nada yang digunakan yaitu nada F, G, A, Bes, C, dan D. Frekuensi

pemakaian kelima nada ini adalah sebagai berikut.

1. Nada F = 16

2. Nada G = 56

3. Nada A = 9

4. Nada Bes = 28

5. Nada C = 4

6. Nada D = 14

4.4.5 Interval

Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada berikutnya yang

terdapat dalam sebuah komposisi musik. Interval-interval yang terdapat dalam

Hoho Fu’alo akan penulis jelaskan melalui tabel dibawah ini.

Page 112: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

99

Interval Posisi Jumlah Total 1P - 30 30

2M ↑ 23

46 ↓ 23

2m ↑ 7

7 ↓ -

3M ↑ 8

8 ↓ -

3m ↑ 13

29 ↓ 16

5P ↑ -

4 ↓ 4

6M ↑ 1

2 ↓ 1

4.4.6 Pola Kadensa

Pola kadensa adalah suatu rangkaian harmoni atau melodi sebagai

penutup pada akhir melodi atau di tengah kalimat, sehingga bisa menutup

sempurna melodi tersebut atau setengah menutup (sementara) melodi tersebut.

Berikut ini akan penulis tunjukkan pola kadensa yang terdapat pada Hoho

Fu’alo.

1.

2.

3.

Page 113: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

100

4.4.7 Formula Melodi

Formula melodi adalah susunan melodi berdasarkan kesatuan-

kesatuannya yang pada umumnya terbagi menjadi tiga, yaitu : bentuk, frase, dan

motif. Bentuk adalah bagian melodi terbesar yang menjadi dasar pengulangan

bagi bentuk-bentuk berikutnya. Satu bentuk melodi biasanya terdiri dari dua frase

melodi atau lebih. Frase melodi merupakan rangkaian melodi yang terdiri dari

beberapa motif yang merupakan satu ide melodi yang utuh. Sedangkan motif

melodi merupakan bagian terkecil yang menjadi karakter pengulangan seluruh

komposisi. Formula melodi Hoho Fu’alo adalah seperti berikut ini.

Frase 1

Motif A.1 Motif B.1 Motif C.1

Frase 2

Motif D.1 Motif A.2 Motif B.2 Motif C.2

Page 114: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

101

Frase 3

Motif D.2 Motif A.3 Motif B.3 Motif C.3

Frase 3 Frase 4

Motif C.3 Motif D.3 Motif A.4 Motif B.4

Frase 4

Motif C.4 Motif D.4

Selain kajian terhadap frase melodi dan motif yang termasuk dalam

formula melodi, penulis juga mengkaji tentang bentuk yang juga merupakan

bagian dari formula melodi. Bentuk dari Hoho Fu’alo adalah call respons dan

counter frase (counter motif). Hal ini terlihat dari setiap frasa selalu mengalami

pengulangan yang berfungsi sebagai call dan motif nya juga berulang yang

berfungsi sebagai respons.

Page 115: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

102

4.4.8 Kontur

Kontur adalah garis lintasan melodi yang terdapat pada sebuah komposisi

musik. Menurut Malm (1977:16), kontur dapat dideskripsikan dengan

menggunakan istilah ascending (menaik), descending (menurun), pendulous

(melengkung), terraced (berjenjang), statis (gerak melodi terbatas/datar), atau

dapat diperlihatkan dengan garis-garis dalam bentuk grafik.

Berkaitan dengan pendapat tersebut, penulis mendeskripsikan kontur

yang terdapat pada Hoho Fu’alo dengan menggunakan istilah yang telah disebut

diatas. Dari hasil transkripsi musik Hoho Fu’alo, penulis menyimpulkan bahwa

kontur nya adalah ascending, descending, statis, dan terraced.

4.5 Analisis Struktur Musik Hoho Siöligö

Hoho Siöligö

Transkripsi oleh : Mario Sinaga dan Metraikan Laoli

Page 116: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

103

Page 117: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

104

4.5.1 Tangga Nada

Langkah awal dalam menganalisa struktur sebuah komposisi musik

adalah dengan menentukan tangga nada nya. Tangga nada ini diperoleh dengan

mengurutkan nada-nada yang digunakan mulai dari nada terendah hingga nada

tertinggi. Melihat dari transkripsi Hoho Siöligö, penulis mengurutkan nada-

nadanya mulai dari nada terendah hingga ke nada tertinggi, yaitu : A – B – C – D

– Dis – E – F – G – A’

Page 118: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

105

4.5.2 Nada Dasar

Dalam menentukan nada dasar yang dipakai pada Hoho Siöligö, penulis

mengacu pada hasil rekaman yang penulis peroleh dari informan melalui kerja

lapangan. Melalui hasil rekaman yang penulis dengarkan tersebut dan dibantu

dengan alat musik keyboard penulis memperoleh hasil bahwa nada dasar yang

digunakan adalah nada C .

Selain itu, dari hasil penulisan musik dalam bentuk transkripsi serta

mengacu pada salah satu pendapat Nettl dalam bukunya Theory and Method in

Ethnomusicology (1984:164) yang mengatakan bahwa salah satu kriteria yang

digunakan untuk menentukan nada dasar suatu lagu yaitu dengan melihat nada

mana yang sering dipakai dalam sebuah komposisi musik. Mengacu pada

pendapat tersebut dan melihat dari transkripsi Hoho Siöligö penulis menemukan

bahwa nada dasar yang dipakai adalah juga nada C.

4.5.3 Wilayah Nada

Wilayah nada adalah jarak antara nada yang terendah hingga nada yang

tertinggi yang terdapat dalam sebuah komposisi musik. Dalam komposisi musik

Hoho Siöligö wilayah nada yang dapat dilihat adalah dari nada A sampai ke nada

A’ .

4.5.4 Jumlah Nada-Nada

Jumlah nada merupakan banyaknya (frekuensi) pemakaian nada-nada

yang di dalam sebuah komposisi musik. Dalam komposisi musik Hoho Siöligö

Page 119: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

106

terdapat nada yang digunakan yaitu nada . Frekuensi pemakaian kelima nada ini

adalah sebagai berikut.

1. Nada A = 25

2. Nada B = 147

3. Nada C = 26

4. Nada D = 104

5. Nada Dis = 11

6. Nada E = 30

7. Nada F = 29

8. Nada A’ = 6

4.5.5 Interval

Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada berikutnya yang

terdapat dalam sebuah komposisi musik. Interval-interval yang terdapat dalam

Hoho Siöligö akan penulis jelaskan melalui tabel dibawah ini.

Interval Posisi Jumlah Total

1P - 137 137

2M ↑ 40 62

↓ 22

2m ↑ 8

17 ↓ 9

3M ↑ -

6 ↓ 6

3m ↑ 23

46 ↓ 23

4P ↑ 5

14 ↓ 9

5P ↑ 2

5 ↓ 3

6m ↑ 3

3 ↓ 2

Page 120: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

107

4.5.6 Pola Kadensa

Pola kadensa adalah suatu rangkaian harmoni atau melodi sebagai

penutup pada akhir melodi atau di tengah kalimat, sehingga bisa menutup

sempurna melodi tersebut atau setengah menutup (sementara) melodi tersebut.

Berikut ini akan penulis tunjukkan pola kadensa yang terdapat pada Hoho

Siöligö.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Page 121: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

108

4.5.7 Formula Melodi

Formula melodi adalah susunan melodi berdasarkan kesatuan-

kesatuannya yang pada umumnya terbagi menjadi tiga, yaitu : bentuk, frase, dan

motif. Bentuk adalah bagian melodi terbesar yang menjadi dasar pengulangan

bagi bentuk-bentuk berikutnya. Satu bentuk melodi biasanya terdiri dari dua frase

melodi atau lebih. Frase melodi merupakan rangkaian melodi yang terdiri dari

beberapa motif yang merupakan satu ide melodi yang utuh. Sedangkan motif

melodi merupakan bagian terkecil yang menjadi karakter pengulangan seluruh

komposisi. Formula melodi Hoho Siöligö adalah seperti berikut ini.

Frase 1 Frase 2

Motif A.1 Motif B.1 Motif A.2

Frase 3

Motif B.2 Motif A.3 Motif B.3

Page 122: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

109

Frase 4

Motif C.3 Motif A.4 Motif B.4 Motif C.4

Frase 5

Motif D.4 Motif E.4 Motif F.4 Motif A.5

Frase 6

Motif B.5 Motif A.6 Motif B.6

Frase 7

Motif C.6 Motif D.6 Motif A.7

Page 123: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

110

Frase 8

Motif B.7 Motif A.8 Motif B.8 Motif C.8

Frase 9

Motif D.8 Motif A.9

Frase 10 Frase

Motif B.9 Motif A.10 Motif B.10 Motif

Frase 11 Frase 12

A.11 Motif B.11 Motif C.11 Motif A.12

Page 124: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

111

Frase 12

Motif B.12 Motif C.12

Selain kajian terhadap frase melodi dan motif yang termasuk dalam

formula melodi, penulis juga mengkaji tentang bentuk yang juga merupakan

bagian dari formula melodi. Bentuk dari Hoho Siöligö adalah call respons dan

counter frase (counter motif). Hal ini terlihat dari setiap frasa selalu mengalami

pengulangan yang berfungsi sebagai call dan motif nya juga berulang yang

berfungsi sebagai respons.

4.5.8 Kontur

Kontur adalah garis lintasan melodi yang terdapat pada sebuah komposisi

musik. Menurut Malm (1977:16), kontur dapat dideskripsikan dengan

menggunakan istilah ascending (menaik), descending (menurun), pendulous

(melengkung), terraced (berjenjang), statis (gerak melodi terbatas/datar), atau

dapat diperlihatkan dengan garis-garis dalam bentuk grafik.

Berkaitan dengan pendapat tersebut, penulis mendeskripsikan kontur

yang terdapat pada Hoho Siöligö dengan menggunakan istilah yang telah disebut

diatas. Dari hasil transkripsi musik Hoho Siöligö, penulis menyimpulkan bahwa

kontur nya adalah ascending, descending, statis, dan terraced.

Page 125: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

112

4.6 Analisis Struktur Musik Hoho Fadolihia

Hoho Fadolihia

Transkripsi oleh : Mario Sinaga dan Metraikan Laoli

Page 126: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

113

4.6.1 Tangga Nada

Langkah awal dalam menganalisa struktur sebuah komposisi musik

adalah dengan menentukan tangga nada nya. Tangga nada ini diperoleh dengan

mengurutkan nada-nada yang digunakan mulai dari nada terendah hingga nada

tertinggi. Melihat dari transkripsi Hoho Fadolihia, penulis mengurutkan nada-

nadanya mulai dari nada terendah hingga ke nada tertinggi, yaitu : C – E – A – B

– C’ – E’.

4.6.2 Nada Dasar

Dalam menentukan nada dasar yang dipakai pada Hoho Fadolihia,

penulis mengacu pada hasil rekaman yang penulis peroleh dari informan melalui

kerja lapangan. Melalui hasil rekaman yang penulis dengarkan tersebut dan

dibantu dengan alat musik keyboard penulis memperoleh hasil bahwa nada dasar

yang digunakan adalah nada C.

Selain itu, dari hasil penulisan musik dalam bentuk transkripsi serta

mengacu pada salah satu pendapat Nettl dalam bukunya Theory and Method in

Ethnomusicology (1984:164) yang mengatakan bahwa salah satu kriteria yang

digunakan untuk menentukan nada dasar suatu lagu yaitu dengan melihat nada

mana yang sering dipakai dalam sebuah komposisi musik. Mengacu pada

pendapat tersebut dan melihat dari transkripsi Hoho Fadolihia penulis

menemukan bahwa nada dasar yang dipakai adalah juga nada C.

Page 127: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

114

4.6.3 Wilayah Nada

Wilayah nada adalah jarak antara nada yang terendah hingga nada yang

tertinggi yang terdapat dalam sebuah komposisi musik. Dalam komposisi musik

Hoho Fadolihia wilayah nada yang dapat dilihat adalah dari nada C sampai ke

nada E’.

4.6.4 Jumlah Nada

Jumlah nada merupakan banyaknya (frekuensi) pemakaian nada-nada

yang di dalam sebuah komposisi musik. Dalam komposisi musik Hoho Fadolihia

terdapat 6 nada yang digunakan yaitu nada C, E, A, B, C’, dan E’. Frekuensi

pemakaian keenam nada ini adalah sebagai berikut.

1. Nada C = 11

2. Nada E = 1

3. Nada A = 31

4. Nada B = 4

5. Nada C’ = 30

6. Nada E’ = 4

4.6.5 Interval

Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada berikutnya yang

terdapat dalam sebuah komposisi musik. Interval-interval yang terdapat dalam

Hoho Fadolihia akan penulis jelaskan melalui tabel berikut ini.

Page 128: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

115

Interval Posisi Jumlah Total 1P - 48 48

2M ↑ 4

4 ↓ -

2m ↑ 4

4 ↓ -

3M ↑ 1

2 ↓ 1

3m ↑ 5

10 ↓ 5

5P ↑ -

1 ↓ 1

6M ↑ 5

5 ↓ -

8P ↑ -

5 ↓ 5

4.6.6 Pola Kadensa

Pola kadensa adalah suatu rangkaian harmoni atau melodi sebagai

penutup pada akhir melodi atau di tengah kalimat, sehingga bisa menutup

sempurna melodi tersebut atau setengah menutup (sementara) melodi tersebut.

Berikut ini akan penulis tunjukkan pola kadensa yang terdapat pada Hoho

Fadolihia.

1.

2.

Page 129: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

116

4.6.7 Formula Melodi

Formula melodi adalah susunan melodi berdasarkan kesatuan-

kesatuannya yang pada umumnya terbagi menjadi tiga, yaitu : bentuk, frase, dan

motif. Bentuk adalah bagian melodi terbesar yang menjadi dasar pengulangan

bagi bentuk-bentuk berikutnya. Satu bentuk melodi biasanya terdiri dari dua frase

melodi atau lebih. Frase melodi merupakan rangkaian melodi yang terdiri dari

beberapa motif yang merupakan satu ide melodi yang utuh. Sedangkan motif

melodi merupakan bagian terkecil yang menjadi karakter pengulangan seluruh

komposisi. Formula melodi Hoho Fadolihia adalah seperti berikut ini.

Frase 1 Frase 2

Motif A.1 Motif B.1 Motif A.2 Motif B.2

Frase 3 Frase 4

Motif A.3 Motif B.3 Motif A.4

Page 130: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

117

Frase 5 Motif B.4 Motif A.5 Motif B.5

Frase 5 Motif C.5 Motif D.5

Selain kajian terhadap frase melodi dan motif yang termasuk dalam

formula melodi, penulis juga mengkaji tentang bentuk yang juga merupakan

bagian dari formula melodi. Bentuk dari Hoho Fadolihia adalah call respons. Hal

ini terlihat dari kelima frase yang ada, dimana motif pertama pada setiap frase

berfungsi sebagai call dan motif kedua pada setiap frase berfungsi sebagai

respons.

4.6.8 Kontur

Kontur adalah garis lintasan melodi yang terdapat pada sebuah komposisi

musik. Menurut Malm (1977:16), kontur dapat dideskripsikan dengan

menggunakan istilah ascending (menaik), descending (menurun), pendulous

Page 131: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

118

(melengkung), terraced (berjenjang), statis (gerak melodi terbatas/datar), atau

dapat diperlihatkan dengan garis-garis dalam bentuk grafik.

Berkaitan dengan pendapat tersebut, penulis mendeskripsikan kontur

yang terdapat pada Hoho Fadolihia dengan menggunakan istilah yang telah

disebut diatas. Dari hasil transkripsi musik Hoho Fadolihia, penulis

menyimpulkan bahwa kontur keseluruhan Hoho Fadolihia adalah ascending,

descending, statis, dan terraced.

Page 132: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

119

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada bagian akhir ini, penulis akan memberikan kesimpulan terhadap

hasil penelitian serta analisa atas data yang telah diperoleh. Dalam penulisan

skripsi ini telah ditentukan bahwa yang menjadi pokok kajian nya adalah

mengenai makna teks dan struktur musik Hoho dalam Tari Faluaya yang

dipertunjukkan oleh Sanggar Fanayama di Kota Medan. Dari hasil kerja lapangan

serta kerja laboratorium yang dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan seperti

berikut ini.

1. Hoho dalam Tari Faluaya merupakan salah satu dari beberapa Hoho lainnya

yang dimiliki oleh masyarakat Nias dan tidak terkecuali yang berada di Kota

Medan. Berdasarkan urutan penyajiannya, Hoho dalam Tari Faluaya terbagi

menjadi 5, yaitu : Hoho Fohuhugö, Hoho Hivfagö, Hoho Fu’alo, Hoho

Siöligö, dan Hoho Fadolihia. Setiap bagian Hoho ini terikat dengan gerakan

yang dilakukan pada saat penyajiannya. Artinya, masing-masing bagian Hoho

memiliki gerakannya tersendiri. Penyajian Hoho dalam pertunjukkan Tari

Faluaya disajikan oleh penari yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu :

Sondroro dan Sanoyohi.

2. Pada sisi analisis makna teks yang dikaji dengan menggunakan teori

semiotika, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan seperti berikut : (a)

Hoho Fohuhugö bermakna pertanyaan persetujuan yang bersifat call respons,

(b) Hoho Hivfagö bermakna penegasan yang bersifat call respons, (c) Hoho

Page 133: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

120

Fu’alo bermakna cerita tentang kehebatan dan keperkasaan para prajurit

(penari) yang bersifat call respons serta counter frase, (d) Hoho Siöligö

bermakna ajakan untuk menjaga persatuan dan kebersamaan yang bersifat

call respons serta counter frase, (e) Hoho Fadolihia bermakna refleksi untuk

mengenang para leluhur dan untuk mempertahankan warisan leluhur yang

bersifat call respons serta counter frase.

3. Pada sisi analisis struktur musik yang dikaji dengan menggunakan

pendekatan teori weighted scale, penulis menyimpulkan bahwa struktur

musikal yang terdapat dalam setiap bagian Hoho Faluaya jika dikaji dengan

menggunakan 8 aspek dalam pendekatan teori weighted scale tidaklah sama.

Masing-masing bagian Hoho Faluaya memiliki strukturnya tersendiri yang

berbeda satu dengan yang lain. Aspek-aspek yang dikaji adalah tangga nada,

nada dasar, wilayah nada, interval, jumlah nada, pola kadensa, formula

melodi, serta kontur. Namun, secara keseluruhan Hoho Faluaya memiliki

gaya musikal yang sama dan khas yaitu bersifat call respons dan counter

frase (counter motif).

5.2 Saran

Dari keseluruhan hasil penelitian yang tertuang dalam skripsi ini serta

dilengkapi dengan kesimpulan diatas, penulis menyadari adanya kekurangan

dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis tidak menutup kemungkinan

atas saran serta koreksi untuk penyempurnaan kedepannya. Melalui penelitian ini,

penulis menyarankan beberapa hal yang berkaitan tentang Hoho dalam Tari

Page 134: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

121

Faluaya. Sebagai masyarakat yang kaya akan kebudayaan dan tradisi musikal,

penulis berharap agar seluruh masyarakat Nias tetap menjaga dan

mempertahankan eksistensi Hoho sebagai nyanyian pengiring dalam pertunjukan

Tari Faluaya. Selain itu, tulisan ini juga diharapkan menjadi dokumentasi

kebudayaan musikal masyarakat Nias secara khusus Hoho Faluaya dan

memungkinkan untuk menjadi acuan dasar bagi penelitian selanjutnya baik

tentang Hoho Faluaya sendiri maupun tentang kajian lainnya yang berkaitan

tentan masyarakat Nias.

Hoho dalam Tari Faluaya bukanlah merupakan satu-satunya Hoho yang

terdapat pada masyarakat Nias. Oleh karena itu, penulis juga menyarankan adanya

penelitian oleh peneliti lainnya tentang Hoho secara keseluruhan maupun tentang

jenis Hoho lainnya diluar daripada Hoho yang disajikan dalam Tari Faluaya.

Penulis juga menyarankan agar seluruh masyarakat Nias termasuk di Kota Medan

untuk tetap menjaga keutuhan Hoho Faluaya baik dari segi tekstual maupun

musikalnya sehingga tidak mudah terkikis dan berubah oleh karena

perkembangan zaman.

Page 135: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

122

DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Harja W. 1990. Pengamatan sebagai Suatu Metode Penelitian. Jakarta: Gramedia.

Burhan, Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. BPS. Kota Medan. 2014. Medan Dalam Angka. Medan: BPS Kota Medan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995, 2002. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Djelantik. 1990. Estetika, Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni

Pertunjukan Indonesia. Endaswara, Suwardi. 2006. Metode Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gadjah

Mada Press. Hammerle, Johannes. 1999. Nidunö-dunö ba Nöri Onolalu. Gunung Sitoli:

Yayasan Pusaka Nias. Koentjaraningrat. 1981. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT.

Gramedia Indonesia. -----------. 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Gramedia. -----------. 1981. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat. Malm, Wiliam P. 1977. Music Cultures of Pacific, Near East, and Asia.

Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall. Nettl, Bruno. 1964. Theory and Method in Etnomusicology. New York : The Pree

Press. Pelly, Usman. 1994. Urbanisasi dan Adaptasi: Peranan Misi Budaya

Minangkabau dan Mandailing. Jakarta: LP3ES. Tafönaö, Augusman. 2012. Analisis Musik Vokal Pada Pertunjukan Maena

Ddalam Pesta Adat Falöwa (Perkawinan) Masyarakat Nias di Kota Medan. Skripsi Sarjana Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Takari, Muhammad dan Fadlin Muhammad Dja’far. 2014. Ronggeng dan Serampang Dua Belas dalam Kajian Ilmu-Ilmu Seni. Medan: USU Press.

Telaumbanua, Chical Teodali. 2012. Analisis Sinunö Pada Pertunjukan Fanari Ya’ahowu Dalam Kebudayaan Nias di Kota Gunungsitoli. Skripsi Sarjana Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Wiradnyana, Ketut. 2010. Legitimasi Kebudayaan Pada Budaya Nias, Paduan Penelitian Arkeologi dan Antropologi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Zai, Daniel. 2014. Analisis Struktur Musik dan Fungsi Keyboard Sebagai Musik Pengiring Tari Maena Pada Upacara Pesta Pernikahan Masyarakat Nias di Kota Medan. Skripsi Sarjana Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Zebua. F.A. Yana. 1987. Kebudayaan Tradisional Ono Niha (Nias). Gunung Sitoli: Tp.

Zebua, HS. 1995. Sastra dan Tata Bahasa Daerah Nias (Ono Niha). Gunung Sitoli: Depdikbud.

Zebua, S. 1984. Menyelusuri: Sejarah Kebudayaan Ono Niha Seri 1. Gunung Sitoli: Tp.

Page 136: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

123

Internet : http://kbbi.web.id/masyarakat http://webdb.iu.edu http://kbbi.web.id/makna www.wikipedia.com

Page 137: ANALISIS MUSIKAL DAN MAKNA TEKSTUAL HOHO DALAM TARI · Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling ... berbagai hal yang dianggap penting dan berguna ... Kebudayaan memiliki

124

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Hubari Gulö S.Sn., M.Sn

Umur : 44 Tahun

Pekerjaan : - Dosen Departemen Etnomusikologi FIB USU

- Pengelola Sanggar Fanayama Medan

- Dosen dan Guru di berbagai Sekolah di Kota Medan

Alamat : Jl. Bunga Kenanga No. 16, Padang Bulan, Medan.

2. Nama : Dasa Manao S.Sn

Umur : 49 Tahun

Pekerjaan : PNS Dinas Pariwisata Nias Selatan

(Pendiri Sanggar Fanayama Medan)

Alamat : Jl. Sudirman Teluk Dalam Nias Selatan

3. Nama : Ariston Manao

Umur : 51 Tahun

Pekerjaan : Kepala Desa Bawomataluo

(Budayawan Nias)

Alamat : Desa Bawomataluo Nias Selatan

4. Nama : Michael C. Hura S.Sos

Umur : 25 Tahun

Pekerjaan : Supervisor di Bess Finance

(Anggota Sanggar Fanayama)

Alamat : Perumnas Simalingkar A, Medan

5. Nama : Pebriaman Maruao S.P

Umur : 25 Tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

(Anggota Sanggar Fanayama )

Alamat : Perumnas Simalingkar A, Medan