ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN...

119
ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop” Boutique dan “Day Or Night” Boutique di Jalan Gejayan Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Oleh : Yulita Eny Widiastuti 022214111 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 i

Transcript of ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN...

Page 1: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE

Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop” Boutique

dan “Day Or Night” Boutique di Jalan Gejayan

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh : Yulita Eny Widiastuti

022214111

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007

i

Page 2: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

ii

Page 3: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

iii

Page 4: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

JESUS IS MY SAVIOR

Just pray to Jesus; ask Him in,

Then in your heart He’ll live.

He’ll never walk away from you,

His love He’ll freely give.

He’s here for you, just trust in Him,

And give Him all your pain.

He longs for you to trust in Him,

And fell His blessings rain.

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus, Penuntun Hidupku

Bunda Maria, Pelita Hidupku

Bapak Ibu tersayang

Keluarga Besarku

Sahabat-Sahabatku

iv

Page 5: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”
Page 6: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

ABSTRAK

ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE

Studi Kasus Pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop” Boutique Dan “Day Or Night” Boutique

Di Jalan Gejayan Yogyakarta

Yulita Eny Widiastuti

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: motif apa yang menjadi alasan konsumen dalam melakukan pembelian pada ketiga boutique yakni “Mermaid” boutique, “Flip Flop” boutique dan Day Or Night boutique, dan juga untuk mengetahui motif apa yang paling penting bagi konsumen dalam melakukan pembelian pakaian di ketiga boutique diatas.

Teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan analisis persentase, untuk mengetahui persentase masing-masing motif konsumen di masing-masing boutique. dan untuk mengetahui prioritas kepentingan masing-masing motif di masing-masing boutique digunakan analisis prioritas kepentingan. Secara keseluruhan, penelitian ini menggunakan 100 orang responden. Adapaun alat untuk pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi , wawancara dan kuesioner yang dibagikan secara langsung kepada responden yang melakukan pembelian di ketiga boutique. teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik “Accidental Sampling”.

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa: motif para konsumen untuk melakukan pembelian pakaian di boutique adalah motif primer sebesar 61% untuk “Mermaid” boutique dan motif rasional sebesar 45% untuk “Flip Flop” boutique dan 34% untuk “Day Or Night” boutique sedangkan untuk motif pembelian yang terpenting bagi konsumen adalah motif rasional untuk “Mermaid” boutique dan “Flip Flop” boutique, motif selektif untuk “Day Or Night” boutique.

vi

Page 7: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE CUSTOMERS’ MOTIVES IN MAKING

PURCHASE OF APPARELS IN BOUTIQUE A Case Study in “Mermaid” Boutique, “Flip Flop” Boutique

and “Day Or Night” Boutique on Gejayan Street

Yogyakarta

Yulita Eny Widiastuti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

This study was conducted to identify: the reason customer had in mind when

they purchased products in three boutiques, namely “Mermaid” boutique, “Flip Flop” boutique and “Day Or Night” boutique; and to know the most significant motive for buying or purchasing in the three boutiques. The data analysis techniques used in this study were analysis of percentage to know the motive of purchasing in each boutique and analysis of importance-priority to know the highest priority of the motive in each boutique. This study used 100 respondents for the research sample. The methods to collect data in this study were observation, interview and questionnaire distributed directly to the respondents who made purchase in the three boutiques. The sampling technique was “Accidental Sampling”. The results of the data analysis indicated that the reason for the customers to purchase apparels in ”Mermaid” boutique was primary motive (61%), and in “Flip Flop” and “Day Or Night” boutique is rational motif ((45%) and (34%) respectively). The most significant motive for “Mermaid” and “Flip Flop” boutique was rational, and was selective motive for “Day Or Night” boutique

vii

Page 8: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan

penyertaan-Nya dari awal sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Penulis menyusun sebuah skripsi yang berjudul “Analisis Motif Konsumen

Dalam Melakukan Pembelian Pakaian di Boutique”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan

tanpa bantuan dan dukungan dari pihak lain, oleh karena itu dengan ketulusan hati

penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. A Triwanggono, M.S selaku Dosen Pembimbing I yang

dengan sabar telah berkenan memberikan pengarahan, bimbingan dan

masukan dari awal sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

viii

Page 9: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

4. Bapak V. Mardi Widyadmono,S.E., MBA selaku Dosen Pembimbing II

yang dengan sabar telah berkenan memberikan pengarahan, bimbingan

dan masukan dari awal sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan berjuta hal yang sangat berharga kepada

penulis. Tuk Bu Atun n Mba Tuti “thanks for your pray”. Mas Yuli n

Mas Penk “tetep kompak n solid aje ye..”

6. Kepada para pemilik boutique Bu Dewi, Mas Santos dan Mba Vivit

“makasih untuk bantuan dan kerjasamanya sehingga aku bisa penelitian

dengan enjoy”.

7. Alm. Mbah Kerto kakung, Alm. Mbah Iro putri, “matur nuwun atas

doa restunya..”. Mbah Kerto putri “matur nuwun atas nasehat,doa n

maem yang enak banget setiap aku pulang”. Mbah Iro kakung “matur

nuwun atas doa, wejangan-wejangannya n pertanyaan yang ga pernah

lupa klo ketemu “kapan le lulus nok?”.

8. Bapak Ibuku tercinta, Bapak Sadi dan Ibu Rita “terima kasih atas doa

yang ga pernah putus buat aku, perhatian yang selalu kau curahkan

buatku, cinta dan kasih sayang yang begitu hangat dengan cerita-cerita

indah di setiap pertemuan kita sehingga buatku selalu pengen cepet

pulang…..Pah,Bu aku sayang kalian muach..”.

ix

Page 10: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

9. Adekku yang cantik,”Wulan” makasih tuk omelan dan semangatnya tuk

cepet nyelesein skripsi ini… Cepet lulus ye n jadi sekretaris yang sukses”

10. My lovely boy “pipi ndutkoe” thanks for your love n your support for me.

Akhirnya selesai juga ya….pasti dah lumutan ya nunggu aku..wait me in

cikarang ya h..h..love u so much.

11. My sister in Jogja”mba Iikoe” makasih dah mo jadi ibu, kakak, sahabat n

teman buat aku yang selalu nemenin aku setiap saat n selalu ngasih input-

input positif buat aku. I love u…muach…kutunggu di cikarang ya…

12. My Brother Mas No “makasih dah nganter aku ke seluruh pelosok Jogja

n dah jadi semangat buatku….k’lo kamu bisa lulus aku pasti bisa he..he..”

13. My lovely niece and nephews : de Angel” makasih banget lho dah bisa

buat tante lupa ama semua masalah…besok kita ke purnama ya”, de Oce,

de Dikul, de Diky, yang udah selalu menghadirkan keceriaan di rumah…

“cepet gede dan jangan nakal ya…”

14. Mbah-Mbah, Pakdhe-Budhe, Om-Bulek, Mas-Mbak yang ada di

Jakarta dan Jogja, terima kasih buat doa & dukungannya.

15. Keluarga Pakde FX. Sukarjan, makasih untuk Pakde Karjan dan Bude Ti

atas kasih sayang dan doa serta dukungannya untuk aku. Mas Yanto dan

Mba Sri makasih dah mau jadi kakak yang baik buat aku. Buat dedek

Gracia “cepet gede dan tanbah pinter ya...besok tante ke ciledug dech”

x

Page 11: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

16. For my lovely friends Nora “thanks for our friendship jangan pernah

lupain aku lho”. Yany “Sukses ya buat kuliah S2 nya”. Karlina “ayo kita

sama-sama berjuang..cayo!!!!”. Rosa “sukses ya buat kariernya” Mas

Viankoe “makasih dah mo jadi masku yang paling baik ...jagain mbaknya

ya jangan ampe ilang..” Pakde Koko” makasih tuk omelan n semangat

buat aku tuk cepet nyelesein skripsi ini… kamu emank baik banget de”.

Bank Nyok “Maju teruz pantang mundur ya bank…”. Donny”thanks dah

mau jadi ayah n sahabat buatku...cepet lulus ya yah kasian tu si ncik dah

kangen berat h..h..☺.”. Papah Dwek n Mamah Ika “makasih tuk

suportnya..tetep langgeng aja ya..”.

17. Boeat the poniez : mba Ii, mba Angiek, mba Candra jangan pernah

lupain ini semua ya sampai kapanpun juga...thanks for ourfriendship..love

u all muach..

18. My Best Friend Mba Ias, Hara, Yany “aku siap balik ke kampung

halaman neh..buat pesta penyambutan ye tuk aku h…h…I miss u all..”.

19. Temen-temen “edanku” : Etik, Vinant, Silek, Anjar, Rudi, Pak Toni,

Bambang, Mendez, Gatier, Yanu, Dika, Meenk, Dodi si Jerapah,

Kenthus, makasih ya buat kebersamaannya selama ini, kpn kita bisa

kumpul2 lagi???…Indri, yandy, sisil, Niya, …”thanks for our

friendship”…, Temen2 man 02 “sukses ya…”

xi

Page 12: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

20. Team of Beauty : Mbak Gita, Mbak Elis, Rita, Feli, Tatik, “meskipun

kita udah gak bareng lagi tapi aku selalu ingat masa-masa bahagia di

saat kita bersama…Love u all….”.

21. Temen-temen KKP : Mas Icko, Mas Panji, Mba Santi, Mba Ika

“Makasih udah jadi team yang kompak. Cayo Pundong!!!”.

22. Kel A.R. Sunarto “terima kasih untuk keluarga yang menyenangkan

selama penulis berada di Yogyakarta”.

23. Tim asisten jadul Mas Andi “gimana dah dapet soulmate lom?” , Mas

Patrick “tetep jadi Mr Perfect aje ye…n jangan jauh2 dari kami.”, Titik

“ piye khabarmu mbakyu?” “mizz u all” tim asisten yang sekarang

Icha,Fika Dian, Ima, Dwita, Mas Unggul “teruskan perjuanganmu…”.

24. Pepopkoe yang ada di jogja terima kasih atas pengalaman hidup yang aku

dapatkan disini dengan semua ini aku belajar untuk semakin dewasa. “Be

your self aja ya beh”.

25. Toek Anak2 PSF “thanks atas kebersamaan kita selama ini…cayo terus

buat PSF..” Cinde, Maria, Puput “thanks dah mau pontang-panting

bantuin aku..” “love u guyz”.

26. Toek D’Killz n D’Kumelz Band ( Bendotz, Bejonk, Rio, Setro, Ayam)

“thanks tuk hari2 yang menyenangkan…seneng deh punya temen kayak

kalian…tong sera seri wae atu…”.

xii

Page 13: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

27. Toek Anak2 Kost STM Pembangunan No 5 ( Merry, Dini, Pristi )

“thanks ya dah buat kost ini rame lagi…jangan pada bandel ya..tetep

bawel n ribut aje ye he..he.. love u”.

28. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih

atas bantuannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi

ini.

Yogyakarta,31Januari 2007

Penulis

xiii

Page 14: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………...…………………………………………. i

HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….. iii

HALAMAN MOTTO……………………………………………………… iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………… v

ABSTRAK…………………………………………………………………. vi

ABSTRACT………………………………………………………………... vii

KATA PENGANTAR……………………………………………………… viii

DAFTAR ISI……………………………………………………………….. xiv

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………. 1

A. Latar Belakang Masalah………………………………………..... 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………….. 4

C. Batasan Masalah………………………………………………… 4

D. Tujuan Penelitian………………………………………………… 5

E. Manfaat Penelitian……………………………………………….. 5

F. Sistematika Penulisan…………………………………………….. 6

BAB II.LANDASAN TEORI………………………………………………. 8

A. Pengertian Pemasaran…………………………………………….. 8

B. Pengertian Manajemen Pemasaran………………………………... 9

xiv

Page 15: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

C. Strategi Marketing Mix…………………………………………….. 9

D. Perilaku Konsumen………………………………………………… 10

E. Teori-Teori Perilaku Konsumen……………………………………. 11

F. Variabel-Variabel Perilaku Konsumen……………………………… 13

G. Motif……………………………………………………………….. 19

H. Keputusan Pembelian………………………………………………. 22

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN…………………………………….. 26

A. Jenis Penelitian…………………………………………………… 26

B. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………. 26

C. Subyek dan Obyek Penelitian…………………………………….. 26

D. Variabel Penelitian……………………………………………….. 27

E. Teknik Pengumpulan Data……………………………………….. 27

F. Populasi dan Sampel……………………………………………… 28

G. Metode Pengujian Instrumen…………………………………….. 30

H. Teknik Analisis Data…………………………………………….. 32

BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN…………………………… 34

A. “Mermaid” Boutique…………………………………………….. 34

B. “Flip Flop” Boutique…………………………………………….. 40

C. “Day Or Night” Boutique………………………………………... 44

xv

Page 16: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN........................................... 50

A. Deskripsi Data…………………………………………………….. 50

B. Deskripsi Responden……………………………………………… 51

C. Pengujian Instrumen………………………………………………. 58

D. Analisis Data………………………………………………………. 60

E. Pembahasan………………………………………………………… 71

BAB VI. KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN………………… 75

A. Kesimpulan………………………………………………………… 75

B. Saran……………………………………………………………….. 76

C.Keterbatasan………………………………………………………… 78

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 79

LAMPIRAN I : Daftar Pertanyaan Untuk Penelitian dan Kuesioner………….. 80

LAMPIRAN II : Data Hasil Kuesioner…………………………………………. 89

LAMPIRAN III : Analisis Validitas dan Reabilitas…………………………….. 98

LAMPIRAN IV : Analisis Prioritas Kepentingan………………………………. 99

xvi

Page 17: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penampilan yang menarik sangat mempengaruhi manusia dalam

bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Terlebih dalam hal berpakaian, orang

semakin selektif untuk memilih apa yang akan dikenakannya agar penampilan

terlihat lebih menarik. Dengan benar-benar memperhatikan penampilan berarti

orang tersebut sangat menghargai orang-orang yang akan ditemuinya. Para pelaku

bisnis menggunakan kesempatan emas ini untuk memulai membuat suatu usaha

yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dalam hal fashion. Berdasarkan hal

tersebut, maka terbentuklah boutique, dimana di dalam boutique konsumen bisa

mendapatkan apa yang mereka perlukan untuk mempercantik penampilan.

Dewasa ini banyak boutique yang menawarkan rangkaian produk fashion

yang mengikuti mode dan trend, mulai dari pakaian yang sedang digemari oleh

kawula muda hingga aksesoris-aksesoris yang dapat lebih membuat mereka

percaya diri dengan penampilan mereka. Dengan banyaknya boutique yang

bersaing dalam segmen pasar yang sama, mengakibatkan banyak pula pilihan

yang ditawarkan oleh masing-masing boutique. Hal ini membuat situasi pasar

semakin kompetitif, oleh karena itu boutique tersebut harus dapat memberikan

suatu produk yang unik dan mempunyai keunggulan berbeda dengan yang lain.

1

Page 18: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

2

Dalam hal ini boutique menawarkan suatu produk yang menarik sesuai

dengan trend fashion masa kini. Boutique menekankan pada baju-baju yang

digemari oleh kaum muda yang peduli pada penampilan. Kepuasan atau

ketidakpuasan konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh boutique akan

mempengaruhi perilaku pembelian selanjutnya, kepuasan akan suatu produk baik

dalam hal kualitas produk, harga, model dan pelayanan yang diberikan merupakan

motif atau dorongan konsumen untuk melakukan pembelian terhadap suatu

produk. Dari segi konsumen sendiri hal ini menjadikan konsumen untuk lebih

mudah mendapatkan barang/produk yang dibutuhkan/diinginkan. Dan jika di

perhatikan, pembukaan outlet-outlet fashion/boutique tersebut mendapatkan

tanggapan positif dari masyarakat umum sebagai konsumen. Hal ini ditunjukkan

dengan ramainya boutique yang dikunjungi setiap harinya.

Di antara sekian banyak yang berkunjung ada yang langsung membeli dan

ada juga yang sekedar melihat-lihat saja. Bisa dikatakan banyak orang yang

mengunjungi boutique di daerah Gejayan ini, masing-masing memiliki

pengunjung yang cukup banyak, termasuk ketiga boutique yang akan

diwawancarai peneliti yaitu, “Mermaid” boutique, “Flip Flop” boutique dan “Day

or Night” boutique. Masing-masing boutique tersebut mempunyai keunggulan

yaitu karena harga yang terjangkau, model pakaian yang selalu up to date dan lay

out tempat yang menarik. Mungkin itu semua yang menjadi pertimbangan para

konsumen untuk melakukan pembelian pakaian di ketiga boutique tersebut.

Page 19: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

3

Berdasar latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka penulis merasa

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS MOTIF

KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI

BOUTIQUE” Studi kasus pada “Mermaid “ boutique, “Flip Flop” boutique dan

“Day or Night” boutique yang berada di Jalan Gejayan Yogyakarta.

Page 20: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

4

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang diungkapkan tersebut maka dapat

dirumuskan masalahnya adalah :

1. Motif-motif apakah yang menjadi alasan konsumen dalam melakukan

pembelian pakaian di “Mermaid” boutique, “Flip Flop” boutique, dan Day

or Night” boutique?

2. Dari masing-masing motif tersebut, bagaimanakah prioritas tingkat

kepentingannya bagi para konsumen dalam melakukan pembelian pada

masing-masing boutique yaitu “Mermaid” boutique, “Flip Flop” boutique,

dan Day or Night” boutique?

C. Batasan Masalah

Agar masalah yang diteliti tidak terlampau luas, maka penulis memberikan

batasan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya ditunjukkan pada konsumen yang langsung

datang atau mengunjungi ketiga boutique tersebut yaitu

“Mermaid”boutique, “Flip Flop”boutique, dan Day or Night”boutique.

2. Motif yang hendak diteliti adalah prioritas motif konsumen dari

boutique tersebut terhadap 4 macam motif yaitu:

Motif primer yaitu motif yang menimbulkan perilaku

pembelian terhadap kategori-kategori umum (biasa) pada suatu

produk.

Page 21: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

5

Motif selektif yaitu motif yang mempengaruhi keputusan

tentang model dan merek dari kelas-kelas produk, atau macam

penjual yang dipilih untuk suatu pembelian.

Motif rasional yaitu motif yang didasarkan pada kenyataan-

kenyataan seperti yang ditunjukkan oleh suatu produk kepada

konsumen.

Motif emosional yaitu motif pembelian yang berkaitan dengan

perasaan atau emosi individu.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui motif-motif apa saja yang menjadi alasan konsumen

dalam melakukan pembelian pakaian di boutique.

2. Untuk mengetahui motif manakah yang mempunyai tingkat kepentingan

paling tinggi bagi para konsumen dalam melakukan pembelian pakaian di

boutique.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Dengan mengerti motif-motifnya terutama keempat motif yang ada dalam

penelitian ini yaitu motif primer, motif selektif, motif rasiomal, dan motif

emosional diharapkan perusahaan dapat menerapkan strategi-strategi

pemasaran yang tepat dalam hal pemuasan kebutuhan dan keinginan

konsumen. Diharapkan juga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

Page 22: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

6

masukan, apabila dalam penelitian ditemukan sesuatu hal yang baru dan

menguntungkan bagi perusahaan, maka dapat digunakan dan diterapkan untuk

mendukung kemajuan dan perkembangan perusahaan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah pada pengembangan

ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan motif-motif konsumen

dalam melakukan pembelian suatu produk. Diharapkan juga dapat menambah

referensi di perpustakaan sehingga dapat membantu mahasiswa yang akan

melakukan penelitian dalam bidang yang sama.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan suatu kesempatan untuk menerapkan teori-teori yang

diperoleh selama belajar di Perguruan Tinggi ke dalam praktek, serta untuk

menambah wawasan dan pengetahuan.

F. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasaan Teori

Pada bab ini berisi tentang landasan teori dari penulisan skripsi,

yang meliputi: uraian teoritis yang berhubungan dengan

masalah penelitian ini, serta hipotesis dari penelitian ini.

Page 23: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

7

BAB III : Metodologi Penelitian

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, waktu dan tempat

penelitian, subyek dan obyek penelitian, variabel penelitian,

sumber data, metode pengumpulan data, populasi dan metode

pengambilan sample, metode pengujian instrumen, teknik

analisis data.

BAB VI : Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini berisi tentang gambaran umum dari perusahaan dan

produk dari Boutique yang dijadikan objek penelitian

BAB V : Analisis Data

Bab ini berisikan tentang hasil kuIsioner disertai dengan

analisis data sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam bab ini

akan dibuktikan apakah hipotesis yang diajukan terbukti atau

tidak.

BAB VI : Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan.

Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil

penelitian dan saran yang dapat diberikan berdasarkan

rangkuman hasil analisis dan kesimpulan.

Page 24: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pemasaran

Dalam suatu operasi perusahaan, pemasaran merupakan suatu faktor yang

penting. Kegiatan pemasaran mengusahakan agar produk yang dipasarkan tesebut

dapat diterima dan disenangi oleh pasar. Kegiatan perkenalan produk merupakan

hal yang sangat penting untuk membuat produk tersebut dikenal oleh konsumen

sehingga dapat menarik minat dan perhatian pasar bahwa produk yang ditawarkan

oleh perusahaan dapat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasar.

Menurut Kotler (2002:9) pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Secara umum pemasaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang

mengusahakan agar produk yang dipasarkan dapat diterima dan disenangi oleh

pasar. Perusahaan harus mampu mengetahui bagaimana menyajikan tawaran yang

lebih baik dari yang ditawarkan oleh pesaingnya.

Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa yang baik kepada konsumen saat ini maupuan konsumen potensial (Swastha, 1985:7).

Dari kedua definisi tersebut di atas sangatlah jelas bahwa pemasaran yang

baik adalah selalu berorientasi kepada konsumen, sebab kepuasan konsumen akan

mempengaruhi minat terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan.

8

Page 25: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

9

B. Pengertian Manajemen Pemasaran

Dalam perencanaan pemasaran, perusahaan harus merencanakan tentang

target pasar, pengembangan produk, penentuan harga, saluran distribusi,

komunikasi dan promosi. Perencanaan pemasaran digunakan dalam

mengkoordinasi dan mengelola kegiatan pemasaran agar berjalan dengan baik.

Manajemen pemasaran adalah proses prencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang-barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan dan konsumen (Kotler, 2002:9).

Jadi manajemen pemasaran dirumuskan sebagai proses manajemen, yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan yang dilakukan oleh

perusahaan. Kegiatan ini bertujuan menimbulkan pertukaran yang dilakukan oleh

perusahaan. Kegiatan ini bertujuan menimbulkan pertukaran yang diinginkan,

baik yang menyangkut barang dan jasa, atau benda-benda lain yang dapat

memenuhi kebutuhan psikologis, sosial, kebudayaan. Pertukaran dapat timbul

baik oleh penjual, maupun pembeli yang menguntungkan kedua belah pihak.

C. Strategi Marketing Mix

Perencanaan strategi pemasran yang matang sangat diperlukan untuk

meningkatkan penjualan atau menstabilkan penjualan. Salah satu alat strategi

pemasaran yang dapat digunakan adalah marketing mix atau bauran pemasaran.

Definisi marketing mix atau bauran pemasaran menurut Philip Kotler:

Bauran pemasaran adalah campuran-campuran dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengajar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran.

Page 26: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

10

Variabel-variabel yang terdapat dalam marketing mix adalah sebagai berikut:

1. Produk

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk

diperhatikan, dimiliki, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan kebutuhan

dan keinginan ( Philip Kotler, 2000:448)

2. Harga

Definisi Harga adalah jumlah yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah

kombinasi dari produk dan pelayanannya.

3. Saluran Distribusi (Place)

Definisi dari saluran pemasaran menurut Philip Kotler adalah serangkaian

organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk

menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.

4. Promosi

Promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk

mendorong permintaan.

D. Perilaku Konsumen

Perilaku Konsumen (consumer behavior) menurut Swastha dan Handoko

(2000:10), dapat didefinisikan sebagai berikut :

Page 27: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

11

Perilaku Konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya prosespengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Menurut Winardi (1991:80), perilaku konsumen didefinisikan sebagai berikut:

Perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang dalam hal merencanakan, membeli dan menggunakan barang-barang ekonomis dan jasa.

Mempelajari perilaku konsumen adalah mengerti bagaimana individu atau

suatu organisasi dalam situasi pembelian, dan ini sangat penting karena apabila

perilaku konsumen dapat dimengerti, maka dapat menciptakan suatu kesempatan

bagi manajer untuk memenuhi kebutuhan konsumen potensial dengan cara yang

unik. Perilaku konsumen dapat juga membantu dalam menentukan strategi dan

taktik pemasaran yang tepat.

E. Teori-Teori Perilaku Konsumen

Untuk mempermudah pemahaman akan perilaku konsumen, maka

perusahaan harus memahami dan mempelajari beberapa teori sebagai berikut:

1. Teori Ekonomi Mikro

Teori ini didasarkan pada suatu pengertian bahwa orang adalah

ekonomis dan rasional dan pada setiap tindakan didasarkan karena rasa

tertarik pada sesuatu. Teori ini menganut kepuasan marginal yang

menyatakan setiap konsumen akan meneruskan pembelian untuk jangka

waktu yang lama, karena produk tersebut telah mampu memberikan

kepuasan. Teori ini didasarkan pada asumsi, yaitu:

Page 28: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

12

a) Konsumen selalu mencoba untuk memaksimalkan kepuasan

dalam batas kemampuannya.

b) Konsumen mempunyai penetahuan mengenai alternatif sumber

untuk memuaskan kebutuhannya.

c) Konsumen selalu bertindak rasional.

2. Teori Psikologis

Teori ini mendasarkan diri pada faktor psikologis individu yang selalu

dipengaruhi oleh kekuatan lingkungannya. Teori ini merupakan

penerapan teori-teori bidang psikologis dalam menganalisis perilaku

konsumen.

3. Teori Sosiologis

Teori ini menitik beratkan pada hubungan dan pengaruh antara individu

yang dikaitkan dengan tingkah laku mereka, sehingga teori ini lebih

mengutamakan perilaku kelompok.

4. Teori Antropologis

Teori ini menekankan pada tingkah laku pembelian dari suatu kelompok

masyarakat, tetapi dalam teori ini kelompok menjadi lebih luas seperti

kebudayaan, kelas sosial, dan lain-lain.

Page 29: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

13

F. Variabel-Variabel Perilaku Konsumen

Suatu kegiatan pembelian yang nyata hanyalah merupakan salah satu tahap

dari keseluruhan proses mental dan kegiatan-kegiatan fisik lainnya yang terjadi

dalam proses pembelian pada suatu periode waktu tertentu serta pemenuhan

kebutuhan tertentu. Banyak faktor yang mempengaruhi tiap tahap dalam proses

pembelian, baik faktor ekstern maupun intern. Variabel-variabel perilaku

konsumen dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu:

1. Faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi perilaku konsumen.

Faktor-faktor ekstern tersebut adalah:

1. Kebudayaan (Culture)

Mempelajari perilaku konsumen adalah mempelajari perilaku manusia.

Sehingga perilaku konsumen juga ditentukan oleh kebudayaan yang

tercermin pada cara hidup, kebiasaan tradisi dalam permintaan barang

dan jasa di pasar. Aspek belajar telah menjadikan cara hidup manusia

dengan berbagai sistem perilaku sebagai suatu “ kebudayaan”.

Definisi kebudayaan menurut Swasta dan Handoko (2000:59):

Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Page 30: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

14

2. Kelas Sosial

Kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen

dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara

hierarki dan keanggotaannya mempunyai minat dan perilaku yang

serupa. Masyarakat kita dikelompokkan ke dalam tiga golongan yaitu:

Golongan atas; Golongan menengah; golongan rendah. Dasar yang

dipakai pada penggolongan ini adalah: tingkat pendapatan, macam

perumahan, dan lokasi tempat tinggal.

3. Kelompok Sosial dan Kelompok referensi

Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang menjadi tempat individu-

individu berinteraksi satu sama lain, karena adanya hubungan diantara

mereka. Kelompok referensi adalah kelompok yang mempunyai

pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau

perilaku seseorang.

4. Keluarga

Istilah “keluarga” dipergunakan untuk menggambarkan berbagai

macam bentuk rumah tangga. Ada dua bentuk keluarga dalam

kehidupan pembeli, yang pertama adalah: keluarga orientasi, yang

merupakan orang tua seseorang. Dari orang tualah seseorang

mendapatkan pandangan tentang agama, politik, ekonomi, dan

merasakan ambisi pribadi nilai atau harga diri dan cinta. Keluarga

Page 31: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

15

prokreasi, yaitu pasangan hidup anak-anak seorang keluarga

merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang paling penting

dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif.

2. Faktor-faktor intern yang menentukan perilaku konsumen.

Faktor-faktor intern tersebut adalah:

1. Umur dan Tahapan dalam Siklus Hidup

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.

Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan

dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya

mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka

menjalani hidupnya.

2. Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja

yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa tersebut.

3. Keadaan Ekonomi

Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari

pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan

polanya), tabungan dan hartanya (termasuk persentase yang mudah

dijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap

mengeluarkan lawan menabung.

Page 32: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

16

4. Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan

oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup

menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi

dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik

kelas sosial seseorang.

5. Kepribadian dan Konsep Diri

Yang dimaksud dengan kepribadian adalah karakteristik psikologis

yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap

lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu

variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen.

6. Motif

Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong

keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna

mencapai suatu tujuan. Motif yang ada pada seseorang akan

memujudkan suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan untuk

mencapai sasaran kepuasan.

Page 33: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

17

7. Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih,

mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk

menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Orang dapat

memiliki persepsi yang berbeda dari objek yangsama karena adanya

tiga proses persepsi:

Perhatian yang selektif

Gangguan yang selektif

Mengingat kembali yang selektif

Dengan adanya faktor-faktor tersebut berarti para pemasar harus bekerja

keras agar pesan yang disampaikan diterima.

8. Proses Belajar

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang

timbul dari pengalaman.

9. Kepercayaan dan Sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang

terhadap sesuatu.

Page 34: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

18

3. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen.

Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut:

Gambar 2.1

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Pencarian informasi

Perilaku pasca pembelian

Evaluasi alternatif

Keputusan membeli

Mengenali kebutuhan

secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengenalan Masalah

Menganalisa masalah bertujuan untuk mengetahui adanya keinginan

dan kebutuhan yang belum terpenuhi. Adanya kebutuhan yang belum

terpenuhi tersebut sering diketahui secara tiba-tiba pada saat konsumen

sedang berjalan-jalan ke toko atau sedang berbelanja atau pada saat

memperoleh informasi dari iklan, media lain atau teman.

2. Pencarian Informasi

Pencarian yang bersifat aktif berupa kunjungan terhadap beberapa toko

untuk membuat perbandingan harga dan kualitas produk, sedangkan

pencarian pasif hanya dengan membaca iklan di majalah tanpa

mempunyai tujuan khusus dalam pikirannya tentang gambaran produk.

Page 35: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

19

3. Evaluasi Alternatif

Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari

proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka yan

memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk

terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

4. Keputusan Membeli

Bila konsumen memutuskan untuk membeli, ada serangkaian

keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek,

penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayaran.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen

akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.

Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah

pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar.

G. Motif

Motif yang dimiliki tiap konsumen sangat berpengaruh terhadap keputusan

yang akan diambil. Perilaku konsumen dimulai dengan adanya motif.

Definisi motif menurut Mowen (1987:61) adalah sebagai berikut:

Motif adalah dorongan dari dalam diri seseorang yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yaitu kepuasan.

Page 36: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

20

Definisi motif menurut Swastha dan Handoko (2000:77) adalah:

Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatn tertentu guna mencapai suatu tujuan.

Motif manusia dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu:

a. Motif Fisiologis adalah motif yang merupakan motif alamiah

(biologis), seperti lapar, haus dan seks.

b. Motif Psikologis dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu:

1. Motif kasih sayang (affectional motive) adalah motif untuk

menciptakan dan memelihara kehangatan, keharmonisan

dan kepuasan batiniah (emosional) dalam berhubungan

dengan orang lain.

2. Motif mempertahankan diri (ego defensive motive) adalah

motif untuk melindungi kepribadian, menghindari luka

fisik, atau psikologis, mempertahankan prestise,

mendapatkan kebanggaan diri.

3. Motif memperkuat diri (ego bolstering motive) adalah motif

untuk mengembangkan kepribadian, berprestasi, menaikkan

prestise dan pengakuan orang lain.

Page 37: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

21

Berdasarkan pada kesadaran motif-motif pembelian konsumen serta

kesediaan untuk memberitahukan, maka motif pembelian dapat dikelmpokkan ke

dalam beberapa tingkatan yang berbeda, yaitu:

1. Kelompok pembeli yang mengetahui dan bersedia memberitahukan

motif pembelian mereka terhadap produk tertentu.

2. Kelompok pembeli yang mengetahui alasan mereka untuk membeli

produk tertentu, tetapi tidak bersedia memberitahukan motif

pembeliannya.

3. Kelompok pembeli yang tidak mengetahui motif pembelian

sesungguhnya terhadap produk tertentu. Biasanya, motif pembelian

mereka memang sangat sulit diketahui.

Selain itu juga terdapat 4 pengertian dari motivasi manusia mengenai

motif pembelian yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam melakukan suatu

proses pembelian produk menurut Swastha dan Handoko (2000:79-80) yaitu:

1. Motif pembelian primer adalah motif yang menimbulkan perilaku

pembelian terhadap kategori-kategori umum (biasa) pada suatu

produk.

Contoh motif ini, antara lain keinginan untuk menikmati

kesenangan, motif ingin tahu, kebutuhan unruk berafiliasi dengan

orang lain.

Page 38: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

22

2. Motif pembelian selektif adalah motif yang mempengaruhi

keputusan tentang model dan merek dari kelas-kelas produk atau

macam penjual yang dipilih untuk suatu pembelian. Contohnya:

motif ekonomi, merek, keamanan, status.

3. Motif pembelian rasional adalah motif yang didasarkan pada

kenyataan-kenyataan seperti yang ditunjukkan oleh suatu produk

kepada konsumen. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dapat

berupa faktor ekonomi seperti: faktor penawaran, permintaan dan

harga, ukuran, kebersihan, efisiensi dalam penggunaan, keawetan,

dapat dipercaya dan keterbatasan waktu yang ada pada konsumen.

4. Motif pembelian emosional adalah motif yang berkaitan dengan

perasaan atau emosi individu, seperti pengungkapan rasa cinta,

kebanggaan, keinginan untuk mencapai comfort (kenyamanan),

kesehatan, keamanan, kepraktisan, dan komformitas atau keinginan

untuk menyerupai pihak lain.

H. Keputusan Pembelian

Keputusan membeli di sini merupakan proses dalam pembelian yang

nyata. Bila konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan

menjumpai serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut jenis

produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian, dan cara pembayarannya

Page 39: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

23

komponen-komponen tersebut akan dibahas berikut ini dalam kaitannya

dengan pembelian pakaian di boutique.

1. Keputusan tentang jenis produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah

pakaian di boutique atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain.

Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada

orang-orang yang berminat membeli pakaian di boutique serta

alternatif lain yang mereka pertimbangkan.

2. Keputusan tentang bentuk produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk

pakaian tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran,

mutu kain, corak, warna dan sebagainya. Dalam hal ini perusaahan

harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan

konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat

memaksimumkan daya tarik dari produk tersebut.

3. Keputusan tentang merek

Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang

akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan

tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana

konsumen memilih sebuah merek.

4. Keputusan tentang penjualnya

Konsumen harus mengambil keputusan di boutique pakaian itu

akan dibeli. Dalam hal ini para pemilik boutique harus mengetahui

Page 40: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

24

bagaimana cara menarik konsumen untuk bisa membeli produk

pakaian pada boutique yang dimilikinya.

5. Keputusan tentang jumlah produk

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak

produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang

dilakukan mungkin lebih dari satu unit. Dalam hal ini perusahaan

harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan

yang berbeda-beda dari para pembeli.

6. Keputusan tentang waktu pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus

melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya

uang untuk membeli pakaian di boutique. Dengan demikian

perusahaan dalam hal ini adalah boutique harus mengatur kegiatan

pemasarannya.

7. Keputusan tentang cara pembayaran

Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara

pembayaran produk yang dibeli. Keputusan tersebut akan

mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah

pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui

keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya.

Untuk memasarkan dengan cara yang lebih baik dalam tahap pembelian

ini, perusahaan perlu mengetahui beberapa jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan menyangkut perilaku konsumen dalm keputusan

Page 41: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

25

pembeliannya. Misalnya: berapa banyak usaha yang harus dilakukan oleh

konsumen dalam memilih produknya? Faktor-faktor apakah yang

mempengaruhi konsumen dalam pemilihan penjual (choosing a store)?

Faktor-faktor apakah yang menentukan kesan terhadap sebuah toko?

Faktor-faktor apakah yang menyebabkan kesetiaan konsumen terhadap

satu merek tertentu (brand loyality)?.

Page 42: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah studi kasus, yaitu penelitian yang

memusatkan diri secara intensif pada obyek tertentu, dan kesimpulan yang akan

ditarik hanya berlaku pada obyek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian : dilakukan pada tiga buah boutique yaitu boutique

“Mermaid”, “Flip Flop” dan “Day Or Night yang ada di jalan Gejayan,

Mrican, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian: bulan Oktober - November 2006

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian : konsumen dari boutique “Mermaid”, “Flip Flop” dan

“Day Or Night”

2. Objek penelitian : yang menjadi objek penelitian adalah motif konsumen

dalam melakukan pembelian pakaian di boutique “Mermaid”, “Flip Flop”

dan Day Or Night.

26

Page 43: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

27

D. Variabel Penelitian

1. Variabel masalah pertama adalah motif pembelian yaitu motif yang

menimbulkan perilaku pembelian terhadap suatu produk. Cara ukurnya

dengan menggunakan skala likert yaitu responden diminta untuk mengisi

serangkaian pertanyaan dengan menyatakan sangat setuju, setuju, tidak

setuju, sangat tidak setuju. Jawaban itu akan diberikan nilai yang akan

merefleksikan sikap responden yang diteliti. Jawaban tersebut diberikan

nilai sebagai berikut :

SS = 4

S = 3

TS = 2

STS = 1

2. Variabel masalah kedua adalah tingkat pentingnya motif yaitu urutan

kepentingan motif yang sangat berperan dalam suatu pengambilan

keputusan. Cara ukurnya dengan menggunakan skala interval yaitu skala

suatu variabel yang selain dibedakan, dan mempunyai tingkatan, juga

diasumsikan mempunyai jarak yang pasti antara satu kategori dengan

kategori lainnya dalam satu variabel.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Dengan melakukan pengamatan langsung di lokasi penelitian dengan

melihat proses konsumen dalam membuat suatu keputusan pembelian.

Page 44: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

28

2. Kuesioner

Dengan membagi–bagikan kuesioner kepada konsumen yang terpilih

sebagai responden. Dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan untuk

dijawab mengenai motif-motif konsumen yang mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen.

3. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab

kepada subyek penelitian yang dikerjakan secara sistematis dan

berlandaskan pada tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui motif

konsumen dalam melakukan pembelian pakaian di boutique. Wawancara

juga dilakukan kepada pemilik boutique yang bertujuan untuk mengetahui

gambaran umum mengenai boutique tersebut.

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan subyek penelitian. Dalam penelitian

ini, yang diambil sebagai populasi adalah pemilik boutique, karyawan dan

konsumen boutique. Dimana jumlah populasi dari konsumen boutique

tidak diketahui jumlahnya (infinite).

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

a. Jumlah Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data

dalam suatu penelitian. Tujuannya adalah untuk memperoleh

Page 45: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

29

keterangan tentang populasi. Dalam penelitian ini penentuan sampel

dilakukan dengan menggunakan teknik proporsional, banyaknya

sampel akan proporsional dengan jumlah elemen setiap unit pemilihan

sampel.

Berdasarkan perkiraan sementara maka dapat diperoleh jumlah sampel

sebagai berikut:

Mermaid Boutique

Jml Sampel = kons Mermaid boutique/hari x responden yang diinginkan Tot.kons/hari dari ketiga boutique Estimasi ini juga berlaku untuk menentukan jumlah sampel “Flip

Flop” Boutique dan “Day Or Night” Boutique

Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diinginkan sebanyak 100

responden.

b. Teknik pengambilan sampel

Dalam pengambilan sampel peneliti mengunakan metode

Accidental Sampling, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu

dengan peneliti pada masing-masing boutique yaitu

“Mermaid”boutique, “Flip Flop”boutique dan “Day or Night”boutique

dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan

itu cocok dengan sumber data (Sugiyono, 1997: p. 77).

Page 46: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

30

G. Metode Pengujian Instrumen Digunakan sebanyak 100 sampel untuk mengukur apakah setiap item yang

digunakan sudah valid dan reliable.

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat validitas atau kesahan

suatu alat ukur. Semakin tinggi validitas suatu alat pengukur, semakin tepat alat

pengukur mengenai sasaran untuk menguji validitas ini.

Pengujian ini menggunakan rumus Product Moment menurut (Sutrisno,

1991:23) yaitu:

( )( )} ( ) }{{( )∑ ∑ ∑∑

∑ ∑∑−−

−=

2222 yynxnxn

yxxynrxy

keterangan :

xyr = koefisien korelasi setiap pertanyaan

n = jumlah responden

x = nilai dari setiap item pertanyaan

y = nilai dari semua item pertanyaan

Apabila r hitung ≥ r tabel, maka kuesioner sebagai alat pengukuran dikatakan

valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Tujuan dari analisis reliabilitas adalah untuk mangetahui sejauh mana

pengukuran data dapat memberikan hasil relatif tidak beda bila dilakukan

pengukuran kembali pada subyek yang sama. Pengukuran dilakukan dengan

metode belah dua dengan cara mengkorelasikan item yang bernomor ganjil

Page 47: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

31

dengan item yang bernomor genap, kemudian masing-masing dijumlahkan

untuk mengkorelasikan masing-masing skor dengan menggunakan teknik

Product Moment dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno, 1991;23):

( )( )} ( ) }{{( )∑ ∑ ∑∑

∑ ∑∑−−

−=

2222 yynxnxn

yxxynrxy

keterangan:

= koefisien korelasi setiap pertanyaan xyr

= jumlah responden n

x = nilai dari setiap item pertanyaan

= nilai dari semua item pertanyaan y

Setelah hasil penerapan teknik belah dua diketemukan maka untuk estimasi

reliabilitas digunakan rumus Spearman Brown (Sutrisno (1991: 23))

( )

( )xy

xytt r

rr

+=

12

keterangan

= koefisien reliabilitas ttr

= koefisien korelasi antara item bernomor ganjil dengan item bernomor

genap

xyr

apabila r hitung ≤ r tabel maka kuesioner dalam penelitian ini telah

memenuhi syarat reliabilitas dan sebaliknya bila r hitung ≥ r tabel maka

kuisioner belum memenuhi reliabilitas

Page 48: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

32

I. Teknik Analisis Data

1. Untuk menjawab masalah satu digunakan Analisis Persentase

Analisis ini digunakan untuk mengetahui profil responden yang membeli

di ketiga boutique yaitu “Mermaid “ boutique, “Flip Flop” boutique dan

“Day or Night” boutique dan motif apa saja yang menjadi alasan

konsumen dalam melakukan pembelian pada ketiga boutique tersebut ke

dalam persentase.

Dengan rumus persentase:

%100xNiXiP =

Keterangan:

P = Hasil Persentase

Xi = Jumlah Responden

Ni = Jumlah Sampel

2. Untuk menjawab masalah dua digunakan Analisis Prioritas Kepentingan

Analisis ini digunakan untuk mengetahui variabel-variabel yang menjadi

prioritas utama dalam pembelian produk pakaian di boutique yang mana

analisis dengan menggunakan analisis prioritas kepentingan masing-

masing variabel. Analisis ini dibuat berdasarkan jawaban responden dari

kuesioner dimana:

Peringkat 1 diberi skor 1

Peringkat 2 diberi skor 2

Peringkat 3 diberi skor 3

Peringkat 4 diberi skor 4

Page 49: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

33

dimana jawaban responden dari setiap variabel dikalikan dengan nilai yang

diberikan dari setiap variabel kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan

skor variabel menentukan urutan kepentingan skor tentang banyak

menunjukkan bagi pelanggan artinya semakin tinggi skor untuk suatu

variabel, maka variabel-variabel tersebut semakin penting bagi pelanggan.

Page 50: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. “Mermaid” Boutique

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Boutique ini didirikan oleh Ibu Dewi selaku pemilik dari usaha ini

pada 28 Februari tahun 2004. pada awal pendiriannya, modal berasal dari

pemilik sendiri sebagai bentuk investasi yang ia lakukan guna mengisi

waktunya. Usaha ini dapat dikatakan sebagai usaha milik Ibu Dewi sendiri

yang didukung oleh suaminya, yang juga turut membantu memberikan

modal untuk usaha ini. Mengenai besarnya modal awal pemilik tidak ingin

memberitahukannya karena ini termasuk bagian dari rahasia perusahaan.

Pemilihan nama boutique ini dipilih sendiri oleh pemilik boutique, dimana

kata “Mermaid” itu sendiri berasal dari bahasa Inggris yang berarti puteri

duyung. Menurut pemilik karena putri duyung itu sangat identik dengan

wanita cantik yang suka berdandan dan bergaya, maka dipilihlah nama itu

sebagai nama boutiquenya.

Dalam perkembangannya selama beberapa tahun terakhir ini, sejak

didirikan, usaha boutique ini bisa dikatakan sangat baik dan lancar serta

mengalami peningkatan yang semakin besar dari waktu ke waktu. Hal

tersebut dapat dimengerti mengingat situasi persaingan yang ada untuk

jenis usaha ini sudah cukup marak, sehingga sejauh ini pihak boutique

34

Page 51: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

35

selalu berusaha untuk mempelajari situasi pasar sehingga dapat

menerapkan strategi yang tepat dan pas pada sasaran yang ingin dicapai.

Peningkatan dari usaha ini dapat dilihat dari bertambahnya penerimaan

harian dan banyaknya barang yang keluar dan masuk, serta meningkatnya

permintaan dari konsumen. Tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik sangat

sederhana, yakni selain mencari keuntungan dan pelanggan sebanyak-

banyaknya, juga agar para konsumen bisa dengan mudah menikmati atau

memakai busana yang cukup up to date dan sekaligus memperkenalkannya

kepada masyarakat luas.

2. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi dari boutique ini sangat sederhana, hanya

terdiri dari pemilik dan karyawan.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi “Mermaid” Boutique

PEMILIK (Ibu Dewi)

KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN

Pemilik langsung mengawasi seluruh kegiatan operasional dari

usaha boutique ini, dan juga sekaligus mengawasi para karyawannya. Para

Page 52: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

36

karyawan juga turut bertanggung jawab atas kegiatan operasional sehari-

hari dari usaha boutique ini.

Dekripsi jabatan secara umum dapat dikatakan dikendalikan oleh

pemilik usaha ini sendiri dengan dibantu oleh beberapa karyawan yang

ada. Kegiatan-kegiatan seperti melakukan pengawasan jalannya usaha,

fungsi administrasi, fungsi pemasaran, dan fungsi akuntansi dari

perusahaan, dijalankan sendiri oleh pemilik, meskipun dalam prakteknya

kadang jika pemilik berhalangan hadir maka akan digantikan sementara

oleh anaknya atau salah satu dari karyawan yang ada yang dapat diberikan

kepercayaan. Namun itu hanya menyangkut beberapa peran kecil. Tugas

utama dari para karyawan adalah untuk melayani para pengunjung.

3. Personalia Perusahaan

Cara perusahaan merekrut tenaga kerjanya adalah dengan cara

sosialisasi biasa kepada warga sekitar dan iklan-iklan kecil. Kemudian

pihak boutique akan secara langsung melihat setiap pelamar yang sudah

siap untuk bekerja di tempatnya dan menyetujui semua peraturan yang

yang diberikan selanjutnya akan diterima dan diberi kesempatan untuk

bekerja. Hingga saat ini jumlah karyawan yang ada berjumlah 3 orang.

Sistem penggajian yang diterapkan di perusahaan ini adalah berupa

pemberian gaji bulanan sebesar Rp 300.000, dan ditambah uang makan

sebesar Rp 120.000 per bulan.

Page 53: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

37

Pengaturan sistem kerja karyawan adalah tanpa sistem shift. Jadi

dalam sehari setiap karyawan bekerja penuh yakni dari pukul 9 pagi

hingga pukul 9 malam saat boutique tutup. Setiap karyawan diberikan

kesempatan untuk berlibur sekali dalam sebulan, dan waktunya bebas

dipilih oleh para karyawan sendiri asalkan waktunya tidak bertabrakan

dengan rencana pengambilan hari libur karyawan lainnya. Usaha dari

pihak pengelola boutique untuk menjaga dan meningkatkan kinerja

karyawan adalah menjaga hubungan antara pengelola dan karyawan agar

selalu baik dan terbuka baik dalam interaksi sehari-hari maupun dalam

usaha bersama guna menarik konsumen dan pelanggan sebanyak-

banyaknya. Pihak pengelola selalu berusaha untuk terbuka dengan para

karyawan dan selalu mendengarkan setiap masukan dan keluhan dari para

karyawan. Selain itu pihak pengelola juga memberikan bonus bagi

karyawan yang terlihat rajin.

4. Pemasaran

Yang menjadi segmen pasar / pasar sasaran dari usaha ini adalah

para remaja, khususnya remaja putri dan para wanita pada umumnya. Dan

dalam memasarkan produknya, pihak boutique melakukan penjualan

langsung kepada para calon konsumen dan konsumen di boutique

“Mermaid” sendiri yang berlokasi di jalan Gejayan, menurut pihak

pengelola karena lokasi ini merupakan lokasi yang ideal, dimana lokasi ini

berada dekat sekali dengan calon konsumen dan konsumen yang menjadi

Page 54: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

38

target utama dari pihak boutique dalam memasarkan produknya. Selain itu

di lokasi ini terdapat beberapa perguruan tinggi swasta yang besar juga

tempat tinggal dari para mahasiswa yang menuntut ilmu di perguruan

tinggi tersebut. Lokasi yang dipilih oleh pihak pengelola ini juga

merupakan lokasi yang strategis karena mudah dijangkau dan letaknya

yang persis di pinggir jalan. .

Untuk mengatasi persaingan, pihak boutique selalu mengutamakan

pelayanan yang terbaik pada para pengunjung dan pelanggan. Pelayanan

itu dapat berupa pelayanan yang ramah kepada setiap pengunjung, dan

menciptakan situasi yang nyaman di dalam boutique. selain itu, pihak

boutique juga memberikan harga yang relative tidak terlalu mahal, tetapi

tetap kompetitif dengan para pesaingnya. Produk yang dipasarkan adalah

terdiri dari semua model pakaian yang sekarang banyak digemari dengan

berbagai variasi agar para calon konsumen dan konsumen bebas memilih

yang sesuai dengan selera mereka. Selain itu juga disediakan asesoris-

asesoris pendukung berupa tas, ikat pinggang, topi, dan sepatu. Untuk

meningkatkan penjualan, pihak pengelola boutique selalu berusaha untuk

menjadi yang pertama yang menjual model pakaian yang terbaru sebelum

para pesaingnya, dengan pertimbangan bahwa dengan cara ini maka

mereka lebih punya peluang untuk mendapatkan konsumen yang

potensial. Di samping itu pihak pengelola juga melakukan usaha-usaha

lain berupa promosi, misalnya lewat surat kabar dan radio serta event-

event yang diselenggarakan di kampus-kampus dengan turut menjadi

Page 55: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

39

sponsor, meskipun dalam skala kecil. Namun promosi ini tidak dilakukan

secara rutin olah pihak boutique.

Dalam masalah penentuan harga produk, mutu / kualitas dari

barang adalah yang diutamakan, disamping dari segi bahan pembuetan

pakaian. Harga barang disesuaikan dengan mutu atau pembuatan pakaian.

Semakin baik mutunya, maka akan semakin tinggi pulalah harga yang

dikenakan pada produk tersebut. Namun khusus untuk barang lama yang

belum laku terjual, pihak pengelola punya kebijakkan sendiri yakni dengan

memberikan diskon atau dengan menurunkan harga produk tersebut secara

langsung.

Umumnya bahan pakaian jadi didatangkan dari Bandung, Tasik,

dan dari beberapa kota di Jawa Timur dan Jawa Barat lainnya. Stok

pakaian ini ada yang dicari sendiri oleh pihak pengelola dengan cara

memesan pada pemasok langganan, dan ada juga yang didatangi /

ditawarkan sendiri oleh pedagangnya langsung.

5. Keuangan

Modal awal untuk mendirikan boutique ini sepenuhnya berasal

dari pemilik. Hal ini disebabkan karena usaha boutique ini merupakan

usaha pribadi. Sedangkan untuk pembukuan keuangan masih dilakukan

secara manual oleh pihak boutique. Untuk besarnya pendapatan boutique

pemilik tidak dapat memberitahukannya karena merupakan rahasia

Page 56: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

40

perusahaan. Pihak boutique mengaku bahwa pendapatan yang diperoleh

selama beberapa tahun ini sudah dapat membuat boutique ini balik modal.

B. “Flip Flop” Boutique

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Boutique ini didirikan oleh ibu Ismawati Landa selaku pemilik

pada bulan September 2002. sekarang boutique ini di kelola oleh bapak

Santos yang merupakan suami dari ibu Ismawati sendiri. Modal awal

untuk pendirian boutique ini berasal dari insvestor secara keseluruhan.

Pertama kali pemilik memulai usaha dengan berjualan pakaian di dalam

mobil di Universitas Gajah Mada lalu karena selalu ada permintaan dari

konsumen yang sangat tinggi maka pemilik mulai mencari lokasi untuk

membuat sebuah toko pakaian dalam bentuk boutique.

Dalam perkembangannya dari tahun 2002-2004 perusahaan ini

mengalami peningkatan yang sangat bagus. Namun pada tahun 2005-2006

mengalami sedikit penurunan karena terpengaruh pembangunan boutique-

boutique yang ada di dalam mall. Tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik

boutique selain untuk mencari keuntungan dan pelanggan yang banyak,

dan juga untuk menyalurkan hobbi dari si pemilik sendiri.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dari boutique ini sederhana, yaitu terdiri dari

pemilik, pengelola, karyawan.

Page 57: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

41

Gambar 4.2 Struktur Organisasi “Flip Flop” Boutique

PEMILIK ( Ibu Ismawati Lamda)

PENANGGUMG JAWAB ( Bapak Santos )

PENGELOLA

( Mba Ika )

KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN

Pemilik tidak terjun langsung untuk kegiatann operasionalnya karena

semua tugas tersebut sudah di laksanakan oleh penanggung jawab dengan

di bantu oleh satu karyawan yang bertindak sebagai pengelola boutique.

Para karyawan harus bertanggung jawab atas kegiatan operasional sehari-

hari, tidak hanya menjaga boutique dan melayani pembeli tapi juga harus

membersihkan boutique sebelum dan sesudah boutique dibuka. Karena

pemilik menerapkan bahwa semua yang terlibat dalam boutique ini harus

menganggap bahwa boutique ini adalah kepunyaan mereka.

Page 58: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

42

3. Personalia Perusahaan

Cara perusahaan merekrut karyawan adalah dengan cara membuat

pengumuman di depan boutique bahwa perusahaan membutuhkan tenaga

kerja atau pemilik akan merekrut teman-teman dari pemilik sendiri yang

membutuhkan pekerjaan. Dalam menentukan karyawan pemilik akan

mencari karyawan yang jujur, Karena pemilik sangat menjunjung tinggi

kejujuran lalu loyalitas kepada perusahaan, ada salah satu karyawan yang

sangat loyal kepada perusahaan sampai mengorbankan kuliah demi

bekerja di perusaan ini, dan juga harus mau melakukan pekerjaan apa saja

yang ada di perusahaan.

Hingga saat ini jumlah karyawan yang ada berjumlah 4 orang

dengan 1 orang karyawan sebagai penanggung jawab. Besarnya upah

yang diberikan kepada karyawan, pemilik mengaku bahwa gaji yang

diberikan diatas rata-rata upah minimum regionalnya kota Jogja yaitu

diatas Rp 423.000. Pengaturan sistem kerja karyawan adalah dengan

sistem shift, ada 2 kali shift dalam sehari. Shift yang pertama adalah dari

pukul 9 pagi sampai pukul 3 sore dan shift yang kedua mulai dari pukul 3

sore sampai pukul 9 malam. Namun untuk karyawan yang bertindak

sebagai penanggung jawab bekerja dalam bentuk full timer yaitu dari

pukul 9 pagi hingga pukul 9 malam hingga boutique tutup.

Page 59: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

43

4. Pemasaran

Yang menjadi segmen pasar dari boutique ini adalah para

mahasiswi dan ibu-ibu muda yang ingin tampil beda. Pemilik memilih

lokasi di jalan gejayan karena tempat yang srrategis selain jalan yang

ramai juga merupakan daerahnya mahasiswa berkuliah dan bertempat

tinggal. Selain memasarkan produk di dalam boutique pemilik juga

memasarkan produknya di rumah mereka khusus untuk teman-teman

pemilik sendiri. Usaha boutique ini agar tetap bertahan di pasar pemilik

melakukan promosi di cafe-cafe agar nama boutique ini selalu akrab di

telingga mereka. Jenis produk yang dipasarkan berupa pakaian jadi formal

dan non formal, tas dan sepatu. Penentuan harga untuk masing-masing

produk ditentukan dari harga ambil pada saat pembelian.

Pakaian jadi yang mereka jual sebagian besar mereka beli di luar

negri yaitu di Hongkong, Korea dan Bangkok. Pemilik membeli langsung

produk-produk pakaian tersebut dan kadang pemilik juga menitipkan

pesanan kepada teman bila tidak bisa berangkat untuk membeli barang.

Untuk produk-produk yang sudah lama pemilik memberikan sale dengan

maksud agar barang-barang tersebut dapat habis. Pemilik juga melakukan

sale pada event-event tertentu yaitu pada hari raya, hari valentine, hari

kemerdekaan dan juga pada saat hari jadi boutique ini.

Page 60: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

44

5. Keuangan

Modal awal pemilik untuk mendirikan boutique ini berasal dari

pinjaman sebuah bank. Pemilik lebih memilih menggunakan modal dari

bank karena pada saat awal pendirian pemilik belum mempunyai modal

dan tidak ingin merepotkan orang tua. Dalam waktu setahun pemilik

sudah dapat mengembalikan modal. Pembukuan untuk boutique ini masih

dilakukan secara manual dengan membuat laporan penjualan dan laporan

keluar masuknya barang.

3. “DAY OR NIGHT” Boutique

1. Sejarah singkat Perusahaan

Boutique ini didirikan oleh ibu Vivit selaku pemilik pada bulan

Mei 2003. Pada awal pendiriannya, modal berasal dari pemilik sendiri

sebagai bentuk investasinya dalam usaha jenis ini. disini ibu Vivit

bertindak sebagai pemilik sekaligus sebagai pengelola boutique. Dalam

perkembangannya selama beberapa tahun terakhir ini, usaha mengalami

peningkatan walaupun tidak terlalu tajam. Hal ini disebabkan antara lain

banyak boutique baru yang didirikan di dalam mall sehingga banyak

konsumen yang lebih senang berbelanja pakaian di boutique yang ada di

sana. Namun pemilik yakin boutique ini tidak akan kehilangan pasar

dengan menetapkan strategi yang tepat dalam penentuan harga produk,

kualitas barang atau produk, dan selalu menyediakan model-model

pakaian yang cukup up to date sehingga dapat menarik para konsumen.

Page 61: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

45

Meskipun demikian permintaan konsumen akan produk pakaian dari

boutique ini tidak pernah berhenti hingga saat ini. hal ini dapat

dibuktikan dari peningkatan jumlah barang yang masuk dan jumlah

barang yang keluar. Oleh karena itu, agar boutique tetap dapat bertahan

dari persaingan yang cukup ketat ini pemilik telah memiliki tujuan yang

spesifik dalam pengembangan usahanya ini. Tujuan itu antara lain tujuan

jangka panjang yaitu mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya namun

tetap mempertahankan kualitas produknya, dan tujuan jangka pendeknya

adalah menarik konsumen sebanyak-banyaknya untuk berbelanja di

boutique ini.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi boutique ini hanya terdiri dari pemilik dan

karyawan.

Gambar 4.3 Struktur Organisasi “Day Or Night” Boutique

KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN

PEMILIK ( Ibu Vivit)

Pemilik langsung mengawasi kegiatan operasional dan ada satu karyawan

yang bertugas membantu pemilik dalam menyusun pembukuan dari

Page 62: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

46

boutique ini, sedangkan karyawan yang lain bertanggung jawab masing-

masing dalam kegiatan operasional sehari-hari boutique.

Deskripsi jabatan secara umum dikendalikan oleh pemilik namun

biasanya pemilik hanya akan menerima laporan dari salah satu karyawan

yang sudah menjadi orang kepercayaan dari pemilik boutique.

3. Personalia Perusahaan

Karyawan dalam perusahaan ini berjumlah 4 orang, sehingga

semua karyawan dalam tugasnya juga merangkap sebagai tenaga kerja.

Pengaturan system kerja dengan cara shift, yakni shift siang dan shift

sore, dimana masing-masing shift lama kerjanya 6 jam, dan dilakukan

bergantian. Shift pagi dimulai dari pukul 9 pagi sampai pukul 4 sore,

sedangkan untuk shift sorenya dimulai dari pukul 3 sore sampai pukul 9

malam. Tugas utama mereka adalah melayani para pengunjung atau

pembeli, dan mereka hanya ditempatkan di dalam boutique saja, dan

mengurus segala sesuatu yang ada dalam boutique. Karyawan boleh

memilih sendiri hari libur yang mereka inginkan. Mereka diberi waktu

libur sebanyak 2 kali dalam sebulan. Sistem pengupahan yang diterapkan

oleh boutique ini kapada para karyawannya adalah upah bulanan.

Mengenai besarnya upah yang diberikan pihak boutique tidak bersedia

memberi tahukan kepada peneliti karena merupakan rahasia perusahaan.

Boutique ini selalu memberikan reward bagi para karyawannya bila

mereka rajin dalam bekerja dan selalu loyal kepada perusahaan. Langkah

Page 63: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

47

ini diambil agar para karyawan selalu termotivasi untuk terus bekerja

dengan baik. Pemilik pun selalu memperhatikan keadaan para

karyawannya dan juga pemilik selalu siap menerima dan menampung

keluhan atau kritik dari para karyawannya agar selalu terjalin hubungan

yang harmonis antara pemilik dan para karyawannya.

4. Pemasaran

Yang menajdi segmen pasar atau pasar sasaran dari usaha ini

adalah para remaja dan mahasiswi yang melaksanakan studi di

perguruan tinggi yang ada di dekat lokasi boutique. Dari lokasi boutique

yang strategis ini kemudian pihak boutique melancarkan promosi

melalui Koran, radio, dan juga ikut menjadi acara sponsor pada acara-

acara yang diadakan di kampus seperti pentas seni maupun festival band

yang ada di kampus. Usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak boutique

untuk mengatasi persaingan yang semakin ketat adalah dengan

memberikan pelayanan/servis yang terbaik bagi konsumen agar

konsumen dapat merasa nyaman berada di boutique dan melakukan

transaksi. Demi kepuasan konsumen pihak boutique juga memberikan

harga-harga khusus terhadap produk-produk tertentu bagi para

konsumen.

Srategi pemberian harga yang diberikan kepada produk yang

mereka jual disesuaikan dengan jenis bahan dan model dari produk yang

bersangkutan, dan selalu diusahakan harga yang cukup kompetitif untuk

Page 64: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

48

menyesuaikan dengan harga pasar yang ada pada saat itu agar

perusahaan tidak mengalami kerugian.

Jenis produk yang dipasarkan oleh boutique ini adalah berupa

pakaian jadi. Masing-masing produk itu tersedia dalam kemasan yang

casual atau semi formal dan yang formal, dan telah tersedia dalam

banyak pilihan bagi konsumen.

5. Keuangan

Modal awal untuk mendirikan boutique ini berasal dari pemilik

sendiri yaitu dengan maksud agar dapat menginvestasikan uangnya

untuk sebuah bisnis. Besar pendapatan boutique dirahasiakan oleh

pemilik. Pembukuan keuangan boutique masih dilakukan secara manual.

Hal ini dilakukan agar semua karyawan dapat melakukan pencatatan

tanpa harus memiliki keahlian khusus.

Page 65: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Analisis data dalam penelitian ini bertujuan untuk menjawab pokok

permasalahan yang telah diuraikan pada bab I. Sebelum melakukan analisis

data peneliti mengumpulkan data yang diperlukan terlebih dahulu. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner pada lampiran I yang terlebih

dahulu dibagikan kepada 30 responden untuk mengukur validitas dan

keandalan kuesioner tersebut, selanjutnya apabila kuesioner tersebut valid dan

andal, maka akan diterapkan untuk melakukan penelitian yang sesungguhnya.

pada bab in peneliti melakukan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan

dan dijawab oleh 100 responden. Adapun langkah-langkah yang digunakan

sebagai berikut:

1. Menetapkan motif pembelian konsumen yang terdiri dari motif

pembelian primer, selektif, rasional dan emosional.

2. Menyusun pertanyaan-pertanyaan berdasarkan motif-motif

pembelian primer, selektif, rasional dan emosional.

3. Melakukan uji validitas dan reabilitas terhadap pertanyaan yang

telah diajukan kepada responden.

4. Menganalisis menggunakan analisis persentase untuk

mengetahui motif pembelian apa yang menjadi alasan bagi

konsumen untuk melakukan pembelian di boutique.

49

Page 66: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

50

5. Menganalisis dengan menggunakan analisis prioritas kepentingan

untuk mengetahui motif mana yang paling kuat atau lebih dominan

dalam membuat keputusan pembelian konsumen di boutique.

A. Deskripsi Responden Penelitian

Pada deskripsi responden digunakan analisis persentase dan data

yang dianalisis adalah data yang diperoleh dari kuesioner pada bagian I.

Analisis persentase dapat diperoleh dengan cara membandingkan antara

responden yang memilih dari alternatif yang ada dengan responden secara

keseluruhan. Dalam penelitian ini jumlah responden yang dianggap

representatif atau mewakili populasi adalah berjumlah 100 responden,

untuk penyebaran kuesioner jumlah kuesioner yang dibagikan sesuai

dengan jumlah sampel dari masing-masing boutique diperoleh dengan

rumus:

a. Jumlah Sampel untuk “Mermaid” Boutique

diinginkanygrespondenxboutiqueketigadariharikonstotal

hariBoutiqueMermaidkonsSampelJml/

/"=

respondenxharihari 100

/65/20

=

responden31=

Page 67: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

51

b. Jumlah Sampel untuk “Flip Flop” Boutique

diinginkanygrespondenxboutiqueketigadariharikonstotal

hariBoutiqueFlopFlipkonsSampelJml/

/""=

respondenxharihari 100

/65/20

=

responden31=

c. Jumlah Sampel untuk “Day Or Night” Boutique

diinginkanygrespondenxboutiqueketigadariharikonstotal

hariBoutiqueNightOrDaykonsSampelJml/

/""=

respondenxharihari 100

/65/25

=

responden38=

dan dari hasil perhitungan ini dapat diketahui karakteristik responden

sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden “Mermaid” Boutique

a. Deskripsi karakteristik responden menurut usia

Berdasarkan data hasil penelitian, deskripsi profil responden “Mermaid”

boutique menurut usia dapat dinyatakan dalam tabel berikut:

Tabel 5.1 Profil Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase

15-20 th 15 48.4%

21-25 th 10 32.3%

26-30 th 6 19.4%

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Page 68: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

52

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

“Mermaid” boutique berusia antara 15-20 tahun sebanyak 15

responden, urutan yang kedua adalah responden yang berusia antara

21-25 tahun sebanyak 10 responden, dan urutan yang ketiga berusia

antara 26-30 tahun sebanyak 6 responden.

b. Deskripsi Karakteristik berdasarkan status/ pekerjaan:

Deskripsi profil responden “Mermaid” boutique menurut

status/pekerjaan dapat dinyatakan dalam tabel berikut:

Tabel 5.2 Profil Berdasarkan Status/Pekerjaan

Status/Pekerjaan Jumlah Persentase

Pelajar 14 45.2%

Mahasiswi 11 35.5%

Karyawati 6 19.4%

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden berstatus sebagai pelajar sebanyak 14 responden, urutan

yang kedua adalah responden yang berstatus sebagai mahasiswi

sebanyak 11 responden, dan urutan yang ketiga adalah responden yang

berstatus sebagai karyawati sebanyak 6 responden.

c. Deskripsi Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Deskripsi profil responden “Mermaid” boutique menurut tingkat

pendapatan dapat dinyatakan dalam tabel berikut:

Page 69: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

53

Tabel 5.3 Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Tingkat Pendapatan Jumlah Persentase

<Rp 500.000 9 29%

Rp 500.000- Rp 900.000 12 38.7%

> Rp 900.000 10 32.3%

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Pendapatan itu sendiri mempunyai arti uang atau harta yang

diperoleh secara berkala sebagai hasil pemilikan, perdagangan, atau

pekerjaan.

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui sebagian besar responden

mempunyai tingkat pendapatan rata-rata sebasar Rp 500.000-Rp

900.000 per bulan sebanyak 12 responden, yang kedua mempunyai

tingkat pendapatan rata-rata sebesar > Rp 900.000 per bulan sebanyak

10 responden, dan yang terakhir dengan pendapatan rata-rata Rp

<500.000 sebanyak 9 responden.

2. Karakteristik Responden“Flip Flop” Boutique

a. Deskripsi karakteristik responden menurut usia

Berdasarkan data hasil penelitian, deskripsi profil responden “Flip

Flop” boutique menurut usia dapat dinyatakan dalam tabel berikut:

Page 70: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

54

Tabel 5.4

Profil Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase

15-20 th 7 22.6%

21-25 th 18 58.1%

26-30 th 6 19.4%

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

“Mermaid” boutique berusia antara 21-25 tahun sebanyak 18

responden, urutan yang kedua adalah responden yang berusia antara

15-20 tahun sebanyak 7 responden, dan urutan yang ketiga berusia

antara 26-30 tahun sebanyak 6 responden.

b. Deskripsi Karakteristik berdasarkan status/ pekerjaan:

Deskripsi profil responden “Flip Flop” boutique menurut status/pekerjaan

dapat dinyatakan dalam tabel berikut:

Tabel 5.5

Profil Bedasarkan Status/Pekerjaan

Status/Pekerjaan Jumlah Persentase

Pelajar 7 22.6%

Mahasiswi 16 51.6%

Karyawati 8 25.8%

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

berstatus sebagai mahasiswi sebanyak 16 responden, urutan yang

kedua adalah responden yang berstatus sebagai karyawati sebanyak 7

Page 71: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

55

responden, dan urutan yang ketiga adalah responden yang berstatus

sebagai pelajar sebanyak 8 responden.

c. Deskripsi Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Deskripsi profil responden “Flip Flop” boutique menurut tingkat

pendapatan dapat dinyatakan dalam tabel berikut:

Tabel 5.6

Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Tingkat Pendapatan Jumlah Persentase

<Rp 500.000 5 16.1%

Rp 500.000- Rp 900.000 15 48.4%

> Rp 900.000 11 35.5%

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Pendapatan itu sendiri mempunyai arti uang atau harta yang

diperoleh secara berkala sebagai hasil pemilikan, perdagangan, atau

pekerjaan.

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui sebagian besar responden

mempunyai tingkat pendapatan rata-rata sebasar Rp 500.000-Rp

900.000 per bulan sebanyak 15 responden, yang kedua mempunyai

tingkat pendapatan rata-rata sebesar > Rp 900.000 per bulan sebanyak

11 responden, dan yang terakhir dengan pendapatan rata-rata Rp

<500.000 sebanyak 5 responden.

Page 72: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

56

3. Karakteristik Responden “Day Or Night” Boutique

a. Deskripsi karakteristik responden menurut usia

Berdasarkan data hasil penelitian, deskripsi profil responden “Day

Or Night” boutique menurut usia dapat dinyatakan dalam tabel berikut:

Tabel 5.7 Profil Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase

15-20 th 8 21.1%

21-25 th 20 52.6%

26-30 th 10 26.3%

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

“Mermaid” boutique berusia antara 21-25 tahun sebanyak 20

responden, urutan yang kedua adalah responden yang berusia antara

26-30 tahun sebanyak 10 responden, dan urutan yang ketiga berusia

antara 15-20 tahun sebanyak 8 responden.

b. Deskripsi Karakteristik berdasarkan status/ pekerjaan:

Deskripsi profil responden “Day Or Night” boutique menurut

status/pekerjaan dapat dinyatakan dalam tabel berikut:

Page 73: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

57

Tabel 5.8 Profil Bedasarkan Status/Pekerjaan

Status/Pekerjaan Jumlah Persentase

Pelajar 9 23.7%

Mahasiswi 18 47.4%

Karyawati 11 28.9%

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden berstatus sebagai mahasiswi sebanyak 18 responden, urutan

yang kedua adalah responden yang berstatus sebagai karyawati

sebanyak 11 responden, dan urutan yang ketiga adalah responden yang

berstatus sebagai pelajar sebanyak 9 responden.

c. Deskripsi Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Deskripsi profil responden “Day Or Night” boutique menurut

tingkat pendapatan dapat dinyatakan dalam tabel berikut:

Tabel 5.9 Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Tingkat Pendapatan Jumlah Persentase

<Rp 500.000 8 21.1%

Rp 500.000- Rp 900.000 18 47.4%

> Rp 900.000 12 31.6%

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Pendapatan itu sendiri mempunyai arti uang atau harta yang diperoleh

secara berkala sebagai hasil pemilikan, perdagangan, atau pekerjaan.

Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui sebagian besar responden

mempunyai tingkat pendapatan rata-rata sebasar Rp 500.000-Rp

Page 74: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

58

900.000 per bulan sebanyak 18 responden, yang kedua mempunyai

tingkat pendapatan rata-rata sebesar > Rp 900.000 per bulan sebanyak

12 responden, dan yang terakhir dengan pendapatan rata-rata Rp

<500.000 sebanyak 8 responden.

B. Pengujian Instrumen

Tujuan pengujian validitas dan reabilitas ini untuk

menghindari adanya kesalahan atau ketidakpastian dalam

perhitungan, sebab itu sebelum digunakan untuk penelitian

yang sesungguhnya terlebih dahulu dilakukan pengujian

kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) kuesioner

terhadap 30 orang responden. Proses analisis dengan

bantuan program komputer spss 11,5 for windows,

1. Pengujian Validitas

Analisis ini digunakan untuk menunjukkan tingkat kesahihan suatu

alat ukur (instrument). Suatu instrument dikatakan sahih atau valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap

data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian tingkat validitas

kuesioner dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product

moment dengan taraf signifikansi (α) = 5 %. Apabila nilai r hitung

(output reliabilitas validitas hasil olahan SPSS 11.5 for windows) yang

diperoleh lebih besar dari nilai r tabel, menunjukkan bahwa alat

pengukur tersebut valid. Sebaliknya, apabila nilai r hitung yang

diperoleh lebih kecil dari nilai r tabel, menunjukkan bahwa alat

Page 75: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

59

pengukur tersebut tidak valid. Nilai r tabel dicari dengan melihat df dan

taraf signifikansinya. Rumus df = n-2.

Hasil uji validitas penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 5.10 Uji Validitas

Item r hitung r tabel Keterangan

1 0.5578 0.239 Valid

2 0.4826 0.239 Valid

3 0.4364 0.239 Valid

4 0.4280 0.239 Valid

5 0.4774 0.239 Valid

6 0.4069 0.239 Valid

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Dari setiap butir pertanyaan untuk variabel motif pembelian dapat

dikatakan valid atau dapat digunakan untuk melakukan penelitian karena

nilai r hitung pada tiap butir pertanyaan lebih besar daripada nilai r tabel,

dimana nilai r tabel untuk df = 30-2 = 28 dengan taraf signifikansi 5 %

adalah 0,239. Pada tabel 5.10 dapat diketahui bahwa nilai r hitung pada

keenam butir pertanyaan untuk motif pembelian berkisar antara 0.4096

hingga 0.5578.

2. Pengujian Reliabilitas

Kuesioner dapat dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Semakin tinggi reliabilitas suatu alat ukur, maka semakin stabil pula alat

pengukur tersebut dalam mengukur suatu gejala. Sebaliknya, semakin

Page 76: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

60

rendah relibilitas suatu alat pengukur, maka semakin tidak stabil alat

pengukur tersebut dalam mengukuar suatu gejala.

Pada pengujian reliabilitas yang dilakukan terhadap butir-butir

pertanyaan yang valid, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5.11 Uji Reliabilitas

Item r hitung r tabel keterangan

1 0.7953 0.239 Reliabel

2 0.7953 0.239 Reliabel

3 0.7953 0.239 Reliabel

4 0.7953 0.239 Reliabel

5 0.7953 0.239 Reliabel

6 0.7953 0.239 Reliabel

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Untuk menguji reliabilitas dan mendapatkan hasil seperti pada

tabel 5.11, maka digunakan rumus Spearman Brown. Hasilnya adalah

sebagai berikut:

Pengujian Reliabilitas

rxx = 2 rxy 1+rxy

rxx = 2 (0,6601)

(1+0,6601)

= 0,7953

Karena nilai rxx (hitung) adalah 0,7953 sedangkan nilai r tabel pada taraf

signifikansi 5 % adalah 0,239, jadi nilai rxx (hitung) lebih besar daripada

Page 77: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

61

nilai r tabel (0,7953 > 0,239), maka alat pengukur ini reliabel. (Hasil

perhitungan r hitung secara lengkap dapat dilihat melalui hasil olahan

dengan program SPSS pada Lampiran II).

C. Analisis Data

1. Analisis Persentase Motif Pembelian Konsumen

Dalam menjawab permasalahan yang pertama yaitu motif apa

saja yang menjadi alasan konsumen melakukan pembelian pakaian pada

masing-masing boutique digunakan Analisis Persentase, data motif

pembelian konsumen didapat dari hasil kuesioner bagian II, analisis

persentase dapat diperoleh dengan cara membandingkan antara

responden yang memilih dari alternatif yang ada dengan responden

secara keseluruhan. Berikut ini adalah hasil dari analisis persentase

mengenai motif yang menjadi alasan konsumen dalam melakukan

pembelian pakaian pada masing-masing boutique :

a.Persentase Motif Pembelian Pada “Mermaid” Boutique.

Pada “Mermaid” boutique motif primer yang menjadi alasan

para konsumen dalam melakukan pembelian pakaian. Ini diperoleh

dari jawaban sangat setuju dan setuju para responden boutique ini

untuk pertanyaan nomor 1 sampai nomor 3. Hasilnya dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Page 78: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

62

Tabel 5.12 Persentase Motif Pembelian Pada “Mermaid” Boutique

Motif Pembelian Jumlah Responden Persentase

Primer 19 61%

Selektif 2 7%

Rasional 6 19%

Emosional 4 13%

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Berdasarkan perhitungan di atas terlihat bahwa motif-motif

yang menjadi alasan konsumen dalam melakukan pembelian

pakaian di Mermaid boutique 61% adalah motif pembelian

primer,19% adalah motif pembelian rasional, 13% adalah motif

pembelian emosional dan 7% adalah motif pembelian selektif.

b. Persentase Motif Pembelian Pada “Flip Flop” Boutique.

Pada “Flip Flop” boutique motif rasional yang menjadi alasan

para konsumen dalam melakukan pembelian pakaian. Ini diperoleh

dari jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju para responden

boutique ini untuk pertanyaan nomor 2 dan nomor 4 juga jawaban

sangat setuju dan setuju untuk pertanyaan nomor 6. Hasilnya dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 79: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

63

Tabel 5.13 Persentase Motif Pembelian Pada “Flip Flop” Boutique

Motif Pembelian Jumlah Responden Persentase

Primer 9 29%

Selektif 5 16%

Rasional 14 45%

Emosional 3 10%

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Berdasarkan perhitungan di atas terlihat bahwa motif-motif

yang menjadi alasan konsumen dalam melakukan pembelian

pakaian di Flip Flop boutique 45% adalah motif pembelian rasional,

29% adalah motif pembelian primer, 16% adalah motif pembelian

selektif dan 10% adalah motif pembelian emosional.

c. Persentase Motif Pembelian Pada “Day Or Night” Boutique.

Pada “Day Or Night” boutique motif rasional yang menjadi

alasan para konsumen dalam melakukan pembelian pakaian. Ini

diperoleh dari jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju para

responden boutique ini untuk pertanyaan nomor 2 dan nomor 4 juga

jawaban sangat setuju dan setuju untuk pertanyaan nomor 6.

Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 80: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

64

Tabel 5.14 Persentase Motif Pembelian Pada Day Or Night Boutique

Motif Pembelian Jumlah Responden Persentase

Primer 12 32%

Selektif 8 21%

Rasional 13 34%

Emosional 5 13%

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Berdasarkan perhitungan di atas terlihat bahwa motif-motif

yang menjadi alasan konsumen dalam melakukan pembelian

pakaian di Day Or Night boutique 34% adalah motif pembelian

rasional, 32% adalah motif pembelian primer, 21% adalah motif

pembelian selektif dan 13% adalah motif pembelian emosional.

2. Analisis Prioritas Kepentingan

Analisis ini digunakan untuk menjawab permasalahan kedua,

yaitu motif apa yang paling penting bagi konsumen dalam membuat

keputusan pembelian di masing-masing boutique.

1. Urutan Kepentingan untuk “Mermaid” Boutique

Untuk menghitung urutan tingkat kepentingan konsumen

terhadap motif pembelian pada “Mermaid” boutique, digunakan

sistem perkalian dimana banyaknya responden yang memilih satu

motif dikalikan dengan urutan nomor kepentingan lalu

dijumlahkan, semakin rendah skor suatu motif, maka semakin

penting motif tersebut bagi konsumen.

Page 81: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

65

Tabel 5.15 Jumlah Urutan Kepentingan

No Motif 1 2 3 4

1 Motif Primer 4 18 5 4

2 Motif Selektif 5 7 17 2

3 Motif Rasional 22 6 0 3

4 Motif Emosional 0 0 9 22

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Perhitungan urutan dari masing-masing motif pembelian adalah

sebagai berikut:

1. Motif Pembelian Primer:

(4×1) + (18 × 2) + (5 × 3) + (4 × 4 ) = 71

2. Motif pembelian selektif:

(5 × 1) + (7 × 2) + (17 × 3) + (2 × 4) = 78

3. Motif Pembelian Rasional:

(22 × 1) + (6 × 2)+ (3 × 4) = 46

4. Motif Pembelian Emosional:

(9 × 3) + (22 × 4) = 115

Adapun bobot dari motif-motif tersebut berdasarkan

tingkat kepentingannya adalah sebagai berikut:

Page 82: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

66

Tabel 5.16 Tabel Bobot Motif

Urutan Prioritas Tingkat Kepentingan Motif Bobot

1 Motif Rasional 40 %

2 Motif Selektif 30 %

3 Motif Primer 20 %

4 Motif Emosional 10 %

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Sedangkan motif yang paling penting bagi konsumen

“Mermaid” boutique sesuai dengan urutannya adalah sebagai

berikut:

Tabel 5.17 Motif yang Paling Penting Mempengaruhi keputusan

pembelian Konsumen

Motif Urutan

Kepentingan

Bobot Hasil

Perkalian

Motif Rasional 1 40 % 46

Motif Selektif 2 30 % 71

Motif Primer 3 20 % 78

Motif Emosional 4 10 % 115

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Dari informasi diketahui bahwa motif yang paling

menentukan keputusan pembelian konsumen di boutique adalah

motif rasional, sedangkan motif yang kurang menentukan

keputusan pembelian konsumen adalah motif emosional.

2. Urutan Kepentingan untuk “Flip Flop” Boutique

Untuk menghitung urutan tingkat kepentingan konsumen

terhadap motif pembelian pada “Flip Flop” boutique, digunakan

Page 83: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

67

sistem perkalian dimana banyaknya responden yang memilih satu

motif dikalikan dengan urutan nomor kepentingan lalu

dijumlahkan, semakin rendah skor suatu motif, maka semakin

penting motif tersebut bagi konsumen.

Tabel 5.18 Jumlah Urutan Kepentingan

No Motif 1 2 3 4

1 Motif Primer 10 16 0 5

2 Motif Selektif 5 3 23 0

3 Motif Rasional 16 12 3 0

4 Motif Emosional 0 0 5 26

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Perhitungan urutan dari masing-masing motif pembelian

adalah sebagai berikut:

1. Motif Pembelian Primer

(10×1) + (16 × 2) + (5 × 4 ) = 62

2. Motif Pembelian Selektif

(5 × 1) + (3 × 2) + (23 × 3) = 80

3. Motif Pembelian Rasional

(16 × 1) + (12 × 2)+ (3 × 3) = 49

4. Motif Pembelian Emosional

(5 × 3) + (26 × 4) = 11

Adapun bobot dari motif-motif tersebut berdasarkan tingkat

kepentingannya adalah sebagai berikut:

Page 84: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

68

Tabel 5.19 Tabel Bobot Motif

Urutan Prioritas Tingkat Kepentingan Motif Bobot

1 Motif Rasional 40 %

2 Motif Primer 30 %

3 Motif Selektif 20 %

4 Motif Emosional 10 %

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Sedangkan motif yang paling penting bagi konsumen “Flip

Flop” boutique sesuai dengan urutannya adalah sebagai berikut:

Tabel 5.20 Motif yang Paling Penting Mempengaruhi keputusan

pembelian Konsumen

motif Urutan kepentingan bobot Hasil

perkalian

Motif Rasional 1 40 % 49

Motif Primer 2 30 % 62

Motif Selektif 3 20 % 80

Motif Emosional 4 10 % 119

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Dari informasi diketahui bahwa motif yang paling

menentukan keputusan pembelian konsumen di boutique adalah

motif rasional, sedangkan motif yang kurang menentukan

keputusan pembelian konsumen adalah motif emosional.

Page 85: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

69

3. Urutan Kepentingan untuk “Day Or Night” Boutique

Untuk menghitung urutan tingkat kepentingan

konsumen terhadap motif pembelian pada “Day Or Night”

boutique, digunakan sistem perkalian dimana banyaknya

responden yang memilih satu motif dikalikan dengan urutan

nomor kepentingan lalu dijumlahkan, semakin rendah skor

suatu motif, maka semakin penting motif tersebut bagi

konsumen.

Tabel 5.21 Jumlah Urutan Kepentingan

No Motif 1 2 3 4

1 Motif Primer 14 2 22 0

2 Motif Selektif 22 1 15 0

3 Motif Rasional 0 26 1 11

4 Motif Emosional 2 9 0 27

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Perhitungan urutan dari masing-masing motif pembelian

adalah sebagai berikut:

1. Motif Pembelian Primer

(14×1) + (2 × 2) + (22 × 3) = 84

2. Motif Pembelian Selektif

(22 × 1) + (1 × 2) + (15 × 3) = 69

3. Motif Pembelian Rasional

(26 × 2)+ (1 × 3)+ (11 × 4) = 99

Page 86: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

70

4. Motif Pembelian Emosional

(2×1)+(9 × 2) + (27 × 4) = 128

Adapun bobot dari motif-motif tersebut berdasarkan

tingkat kepentingannya adalah sebagai berikut:

Tabel 5.22 Tabel Bobot Motif

Urutan

Prioritas

Tingkat Kepentingan Motif Bobot

1 Motif Selektif 40 %

2 Motif Primer 30 %

3 Motif Rasional 20 %

4 Motif Emosional 10 %

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Sedangkan motif yang paling penting bagi konsumen

“Day Or Night” boutique sesuai dengan urutannya adalah

sebagai berikut:

Tabel 5.23 Motif yang Paling Penting Mempengaruhi

keputusan pembelian Konsumen

Motif Urutan

kepentingan

bobot Hasil perkalian

Motif Selektif 1 40 % 69

Motif Primer 2 30 % 84

Motif Rasional 3 20 % 99

Motif Emosional 4 10 % 128

Sumber : Data primer yang sudah diolah

Dari informasi diketahui bahwa motif yang paling

menentukan keputusan pembelian konsumen di boutique

Page 87: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

71

adalah motif rasional, sedangkan motif yang kurang

menentukan keputusan pembelian konsumen adalah motif

emosional.

D. Pembahasan

Dari hasil analisis data, maka penulis akan menyajikan

pembahasan tentang motif yang menjadi alasan dan yang paling penting

bagi konsumen dalam melakukan pembelian pakaian di boutique.

Dari responden dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

konsumen boutique berusia antara 20-25 tahun dan berprofesi sebagai

mahasiswi. Hal ini disebabkan karena wanita dalam umur 20-25 tahun

sangat memperhatikan penampilan agar dapat terlihat cantik dengan apa

yang mereka pakai. Tempat yang paling tepat bagi mereka untuk

memperoleh produk pakaian yang up to date adalah di boutique, karena di

tempat ini mereka dapat memperoleh apa yang mereka harapkan dari

penampilan mereka tanpa takut ada yang menyamai pakaian maupun

aksesoris yang mereka pakai. Sehingga mereka dapat lebih percaya diri

dengan apa yang mereka kenakan.

Dari hasil analisis untuk mermaid boutique diketahui bahwa motif

yang menjadi alasan bagi sebagian besar konsumen adalah motif primer,

yang artinya mereka membeli pakaian di boutique ini karena di tempat ini

mereka dapat memperoleh produk pakaian yang unik dan menarik, mereka

dapat memperoleh informasi mengenai produk-produk pakaian yang

Page 88: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

72

terbaru dan mereka dapat menggunakan boutique ini sebagai ajang untuk

bertukar pikiran tentang penampilan. Hal ini dibuktikan dari jumlah

persentase motif primer di boutique ini sebesar 61%. Sedangkan untuk

“Flip Flop” dan “Day Or Night” boutique sebagian besar konsumen

memakai motif rasional sebagai alasan mereka dalam melakukan

pembelian pakaian di boutique tersebut, yang artinya para konsumen ini

melakukan pembelian produk pakaian pada boutique ini karena boutique

ini menyediakan produk pakaian yang berkualitas dengan harga yang yang

terjangkau bagi para konsumen sehingga mereka dapat lebih banyak

mempunyai kesempatan untuk membeli pakaian lebih dari satu pasang

yang dapat mereka padu padankan satu sama lain. Hal ini dibuktikan dari

jumlah motif rasional untuk “Flip Flop” boutique sebesar 45% dan jumlah

motif rasional untuk “Day Or Night” boutique sebesar 34%.

Menurut urutan kepentingan pada “Mermaid” boutique dan “Flip

Flop” boutique motif rasional yang berada pada peringkat pertama, ini

berarti “Mermaid” boutique juga harus memperhatikan harga, kualitas dan

juga kepraktisan konsumen dalam melakukan pembelian. Untuk “Flip

Flop” Boutique ternyata sudah dapat memenuhi keinginan para

konsumennya ini dapat dilihat dari motif yang menjadi alasan konsumen

melakukan pembelian di boutique ini sudah sesuai dengan prioritas

kepentingan konsumen untuk boutique ini. Sedangkan untuk “Day Or

Night” boutique yang menempati urutan pertama adalah motif selektif, ini

Page 89: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

73

berarti konsumen ingin agar nama dan status boutique dapat lebih

terdengar lagi dan agar produk yang dijual dapat lebih variatif.

Motif yang menempati urutan paling akhir pada masing-masing

boutique adalah motif emosional, yang artinya gengsi dan keinginan untuk

menyerupai orang lain ternyata tidak terlalu penting bagi konsumen dalam

melakukan pembelian pakaian.

Bila dilihat dari motif yang menjadi alasan konsumen dan yang

paling penting dalam melakukan pembelian dapat dilihat bahwa konsumen

dalam hal ini anak muda lebih memilih boutique sebagai tempat berbelanja

mereka karena di boutique mereka bisa mendapat produk yang bervariasi,

harga terjangkau, kualitas baik, selalu up to date dan sesuai dengan

karakter mereka. Di sisi lain bagi anak muda yang “suka berbelanja”

mereka menganggap belanja sebagai pengalaman menyenangkan

dibandingkan dengan kegiatan lainnya dan juga ada anak muda yang pergi

ke boutique untuk membeli sesuatu yang mereka butuhkan hanya sebagai

bentuk pemuasan dan kesenangan sementara. Dari semuanya itu dapat

dilihat bahwa setiap konsumen memiliki motif yang berbeda hal ini

disebabkan karena selera tiap konsumen pun berbeda dan dengan motif

yang mereka punya dalam diri mereka, mereka berharap agar apa yang

mereka inginkan terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan fashion

mereka dapat terpenuhi dengan mereka berbelanja di boutique.

Pihak boutique harus dapat menangkap dan dapat mewujudkan apa

yang menjadi keinginan konsumen dengan tetap menjadikan kaum muda

Page 90: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

74

sebagai segmen pasar mereka. Oleh karena itu masing-masing boutique

pun harus mempunyai cara sendiri-sendiri untuk menarik pelanggan

mereka melalui produk-produk yang mereka jual. Yang secara tidak

langsung hal ini akan menjadi ciri khas tersendiri untuk masing-masing

boutique yang akan tertanam pada para konsumen mereka.

Page 91: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

BAB VI

KESIMPULAN,SARAN DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari analisis yang telah

dilaksanakan, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :

a. Hasil analisis data menunjukkan bahwa motif primer merupakan

motif utama yang menjadi alasan konsumen untuk melakukan

pembelian pakaian di “Mermaid” boutique dimana jumlah

persentasenya paling tinggi diantara motif yang lain yaitu sebesar

61%. Sedangkan motif rasional merupakan motif utama yang

menjadi alasan konsumen untuk melakukan pembelian pakaian

baik di “Flip Flop” boutique maupun “Day Or Night” boutique

dengan masing-masing persentase sebesar 45% dan 34%.

b. Hasil analisis data menunjukkan bahwa motif rasional merupakan

motif yang paling penting bagi para konsumen untuk melakukan

pembelian di “Mermaid” boutique dan “Flip Flop” boutique, ini

dapat dilihat bahwa motif rasional menempati peringkat pertama,

sedangkan untuk “Day Or Night” boutique yang menempati urutan

pertama adalah motif selektif. Untuk peringkat kedua adalah motif

primer untuk “Flip Flop” boutique dan “Day Or Night” boutique

sedangkan untuk “Mermaid” boutique yang menempati peringkat

75

Page 92: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

76

kedua adalah motif selektif. Dan untuk peringkat terakhir adalah motif

emosional untuk ketiga boutique.

B. Saran

Berdasarkan analisis dan kesimpulan di atas, maka penulis dapat

memberikan saran kepada perusahaan guna mendukung kemajuan dan

perkembangan perusahaan. Adapun saran-saran yang dapat penulis

kemukakan adalah sebagai berikut :

1. Saran untuk “Mermaid” boutique

a. Pemilik boutique harus memperhatikan apa yang menjadi

keinginan konsumen dalam hal ini boutique harus tetap

mempertahankan produk pakaian yang memiliki model-model

yang unik dan selalu up to date karena masalah selera inilah

yang akan membuat boutique berkembang. Namun pemilik

boutique harus tetap mengantisipasi selera konsumen karena

tiap konsumen memiliki selera yang berbeda-beda inilah yang

menjadi tantangan bagi pihak boutique agar terus menggali dan

mencari apa yang terbaik bagi konsumen dan juga boutique itu

sendiri.

2. Saran untuk “Flip Flop” boutique

a. Yang telah diberikan oleh pihak boutique sudah sejalan dengan

apa yang diinginkan oleh konsumen yaitu harga yang

terjangkau, kualitas yang baik serta kepraktisan dalam

Page 93: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

77

pembayaran. Dengan mengetahui karakter dan keadaan

keuangan konsumen secara umum pihak boutique dapat

menjadikan konsumen sebagai segmen yang patut dilayani

dalam berbelanja sehingga konsumen pun dapat dengan rela

membelanjakan uangnya untuk produk yang disediakan di

boutique tersebut.

3. Saran untuk “Day Or Night” boutique

a. Agar boutique ini dapat lebih dikenal konsumen maka pihak

boutique harus terus melakukan promosi yang efektif sehingga

konsumen dapat mengetahui apa yang menjadi kelebihan dari

boutique ini, karena bukan hanya namanya saja yang menjadi

unggulan dari boutique ini melainkan harga dan produknya

juga diunggulkan.

4. Saran untuk ketiga boutique

a. Setelah dilihat dari masing-masing responden dari ketiga

boutique dapat diketahui bahwa motif yang menjadi alasan dan

motif yang mempunyai urutan tertinggi bagi konsumen dalam

melakukan pembelian pakaian di boutique adalah motif

rasional, yang artinya konsumen datang dan berbelanja di

boutique, karena di sini konsumen dapat memperoleh produk

pakaian yang memiliki harga terjangkau dengan kualitas yang

baik serta dapat lebih praktis dalam melakukan transaksi

pembayarannya. Oleh karena itu pihak boutique sebaiknya

Page 94: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

78

dapat mengevaluasi harga secara rutin untuk setiap produknya

agar harga yang ditawarkan dapat terjangkau oleh konsumen

dan dapat sesuai dengan kualitas produknya. Karena dengan

memberikan apa yang menjadi keinginan konsumen maka

konsumen pun tidak akan pernah enggan untuk datang kembali

dan melakukan pembelian di boutique.

C. Keterbatasan

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menyadari adanya

berbagai kelemahan dan keterbatasan yang penulis hadapi yaitu:

1. Responden sebagai sumber data utama memiliki kemungkinan

untuk membuat kesalahan dalam mengisi kuesioner dikarenakan

kurang memahami pertanyaan kuesioner dan kurang konsentrasi

pada saat pengisian, hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat

signifikansi dan kualitas jawaban kuesioner.

2. Keterbatasan jumlah responden sehingga penulis hanya mengambil

100 responden untuk dijadikan sampel. Karena penelitian ini studi

kasus, maka hanya dapat digunakan untuk daerah atau subyek yang

bersangkutan.

3. Keterbatasan informasi dan pengetahuan dari penulis yang

berpengaruh terhadap kesempurnaan dari karya tulis ini.

Page 95: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

79

DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Sutrisno. Analisis Butir untuk instrumen Angka, Tes, Skala Nilai. (1991). Yogyakarta: Andi Offset.

Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran. (Jilid 1). (2002). Jakarta : Prenhallindo. Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran. (Jilid 2). (2002). Jakarta : Prenhallindo. Kotler, Philip, dan A.B Susanto. Manajemen Pemasaran di Indonesia. (2001)

Jakarta: Salemba Empat. Mowen, John C. Consumer Behavior. (1987). New York: Macmillan Publishing

Company. Nugroho. J .Setiadi. Perilaku Konsumen. (2003). Jakarta : Kencana. Pedoman Penulisan Skripsi. (2004). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Stanton, William J. Prinsip Pemasaran. (1995). Jakarta : Erlangga. Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. (2002). Bandung : CV. Alfabeta. Swastha, Basu. Azas-Azas Marketing. (1984) Yogyakarta : Liberty. Swastha, Basu, dan Hani handoko. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku

Konsumen. (Edisi 1)(Cetakan Ketiga). (2000). Yogyakarta: BPFE. Umar, Husein. Metode Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran. (1999) Jakarta :

PT. Gramedia Pustaka Utama. Utari, Diah. Diktat Metodologi Penelitian. (2005) Yogyakarta. Universitas Sanata

Dharma. (Tidak Dipublikasikan). Verawati, T arulian Y. Analisis Motif Konsumen Dalam Melakukan Pembelian

Ulang Produk Oriflame. (2005) Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma Winardi. Marketing dan Perilaku Konsumen. (Cetakan Pertama). (1991). Mandar

Madju

Page 96: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”
Page 97: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

80

PEDOMAN / DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan

1. Kapan boutique ini mulai didirikan, dan siapa pendirinya?

2. Darimanakah modal yang diperoleh pada saat pendirian boutique?

3. Darimanakah saja modal yang diperoleh untuk memperlancar kegiatan

operasional usaha boutique ini sehari-hari?

4. Bagaimana perkembangan usaha boutique ini dari awal berdiri sampai

sekarang?

5. Apa tujuan yang ingin dicapai dari pihak boutique?

B Struktur Organisasi

1. Bagaimana struktur organisasi pada boutique ini?

2. Tugas apakah yang dilakukan dari masing-masing bagian?

C. Personalia Perusahaan

1. Bagaimana cara perusahaan memperoleh tenaga kerja?

2. Berapa jumlah karyawan yang ada dari usaha ini?

3. Bagaimana pengaturan sistem kerja bagian karyawan?

4. Bagaimana sistem pengupahan/ kompensasi karyawan?

5. Bagaimana penempatan tenaga kerja?

6. Bagaimana pengaturan libur bagi karyawan?

Page 98: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

81

D. Pemasaran

1. Siapa yang menjadi target pasar / konsumen dari perusahaan ini?

2. Bagaimana dengan saluran distribusi? Apa alasan / pertimbangan pemilihan

lokasi perusahaan?

3. Bagaiaman boutique ini memasarkan produknya?

4. Bagaimana usaha boutique ini mengatasi persaingan dan mempertahankan

pelanggannya?

5. Jenis produk apa saja yang dipasarkan oleh boutique ini?

6. Langkah apa sajakah yang dilakukan oleh pihak boutique untuk

meningkatkan penjualan? Apakah boutique ini melakukan promosi

penjualan terhadap produk-produk yang dimiliki?

7. Dalam menentukan harga suatu produk, hal-hal apa sajakah yang perlu

dipertimbangkan?

E. Aspek Produksi

1. Bahan baku berasal dari mana?

2. Bagaimana cara mendapatkan bahan baku?

3. Misalnya stok lama belum laku terjual, bagaimana perusahaan

mensiasatinya? Jika dijual, apakah diberi diskon terhadap tiap produk

tersebut?

Page 99: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

82

Yogyakarta, 1- Oktober - 2006

Kepada

Yth. Bapak / Ibu / Saudara / i

Konsumen “Mermaid” Boutique

Di Jalan Gejayan, Yogyakarta

Dengan ini saya sampaikan bahwa saya adalah salah mahasiswa Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang

sedang melaksanakan penelitian dalam rangka untuk menyusun skripsi dengan

judul “Analisis Motif Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Pakaian di

Boutique”. Studi kasus pada “Mermaid “ boutique, “Flip Flop” boutique dan

“Day or Night” boutique yang berada di Jalan Gejayan Yogyakarta.

Sehubungan dengan hal tersebut kami mohon Bapak / Ibu / Saudara / i

berkenan menjadi responden penelitian ini, dengan memberikan bantuan dan

meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan dalam kuesioner ini.

Atas kesediaan dan partisipasi Bapak / Ibu / Saudara / i dalam pengisian

kuesioner ini, saya mengucapkan terima kasih.

Mengetahui Hormat Saya,

Pimpinan “Mermaid” Boutique Peneliti,

Dewi Yulita Eny Widiastuti

Page 100: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

83

Yogyakarta, 1- Oktober - 2006

Kepada

Yth. Bapak / Ibu / Saudara / i

Konsumen “Flip Flop” Boutique

Di Jalan Gejayan, Yogyakarta

Dengan ini saya sampaikan bahwa saya adalah mahasiswa Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang

sedang melaksanakan penelitian dalam rangka untuk menyusun skripsi dengan

judul “Analisis Motif Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Pakaian di

Boutique”. Studi kasus pada “Mermaid “ boutique, “Flip Flop” boutique dan

“Day or Night” boutique yang berada di Jalan Gejayan Yogyakarta.

Sehubungan dengan hal tersebut kami mohon Bapak / Ibu / Saudara / i

berkenan menjadi responden penelitian ini, dengan memberikan bantuan dan

meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan dalam kuesioner ini.

Atas kesediaan dan partisipasi Bapak / Ibu / Saudara / i dalam pengisian

kuesioner ini, saya mengucapkan terima kasih.

Mengetahui Hormat Saya,

Pimpinan “Flip Flop” Boutique Peneliti,

Santos Yulita Eny Widiastuti

Page 101: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

84

Yogyakarta, 1- Oktober - 2006

Kepada

Yth. Bapak / Ibu / Saudara / i

Konsumen “Day Or Night” Boutique

Di Jalan Gejayan, Yogyakarta

Dengan ini saya sampaikan bahwa saya adalah mahasiswa Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang

sedang melaksanakan penelitian dalam rangka untuk menyusun skripsi dengan

judul “Analisis Motif Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Pakaian di

Boutique”. Studi kasus pada “Mermaid “ boutique, “Flip Flop” boutique dan

“Day or Night” boutique yang berada di Jalan Gejayan Yogyakarta.

Sehubungan dengan hal tersebut kami mohon Bapak / Ibu / Saudara / i

berkenan menjadi responden penelitian ini, dengan memberikan bantuan dan

meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan dalam kuesioner ini.

Atas kesediaan dan partisipasi Bapak / Ibu / Saudara / i dalam pengisian

kuesioner ini, saya mengucapkan terima kasih.

Mengetahui Hormat Saya,

Pimpinan “Day Or Night” Boutique Peneliti,

Vivit Yulita Eny Widiastuti

Page 102: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

85

PERTANYAAN KUESIONER

I. DATA DIRI RESPONDEN

Pilihlah jawaban yang sesuai dengan keadaan anda, dengan memberikan tanda

silang (x) di depan jawaban yang anda pilih

1. Nama (jika Anda tidak keberatan) :_____________________________

2. Usia :

a. 15 – 20 tahun

b. 21 – 25 tahun

c. 26 – 30 tahun

3. Status/ Pekerjaan :

a. Pelajar

b. Mahasiswi

c. Karyawati

4. Rata-rata pendapatan/ uang saku yang diperoleh dalam sebulan :

a. >Rp 500.000

b. Rp 500.000 – 900.000

c. >Rp 900.000

Page 103: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

86

II. Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda (√) pada kolom SS, S, TS,

atau STS

Diberikan alternatif jawaban berikut :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

Menurut yang Anda ketahui pada saat membuat keputusan

untuk melakukan pembelian di boutique ini

SS S TS STS

1. Kesenangan akan produk pakaian yang unik lebih

mendorong Anda untuk melakukan pembelian

dibanding dengan nama dari boutique ini.

2. Rasa ingin tahu akan produk pakaian terbaru yang

sedang in saat ini lebih mendorong Anda untuk

melakukan pembelian dibanding dengan kualitas

produk pakaian yang tersedia di boutique ini.

3. Rasa ingin untuk beraffiliasi dengan orang lain

misalnya saling bertukar pendapat tentang model

pakaian terbaru dengan sesama konsumen boutique

lebih mendorong Anda melakukan pembelian di

boutique ini dibanding dengan rasa ingin menyerupai

orang lain.

Page 104: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

87

4. Status boutique ini yang sudah terkenal lebih

mendorong Anda untuk melakukan pembelian

dibanding dengan harga yang terjangkau untuk setiap

produk yang ada di boutique ini.

5. Produk pakaian yang bervariasi (model, corak dan

warna) lebih mendorong Anda untuk melakukan

pembelian dibanding dengan jumlah yang terbatas dari

setiap produk yang ada di boutique ini.

6. Kepraktisan ( tidak perlu repot dan antri panjang) dalam

melakukan transaksi pembayaran lebih mendorong

Anda untuk melakukan pembelian di boutique ini

dibanding dengan keinginan untuk menaikan prestige

(gengsi).

Page 105: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

88

III. Urutkanlah macam-macam motif di bawah ini sesuai dengan motif yang

menurut Anda sangat berperan penting dalam pengambilan keputusan pembelian.

Motif terpenting mohon diberi skor 1 dan seterusnya secara berurutan sampai

dengan yang relatif kurang penting diberi skor 4.

Macam-macam motif Urutan Kepentingan

1. Kesenangan, Rasa ingin tahu, Berafiliasi dengan orang lain

2. Nama boutique, Status boutique, Variasi produk

3. Kualitas produk, Harga, Kepraktisan

4. Menyerupai orang lain, Ketersediaan produk, Prestige (gengsi)

Page 106: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”
Page 107: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

89

Page 108: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

90

Page 109: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

91

Page 110: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

92

Page 111: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

93

Page 112: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

94

Page 113: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

95

Page 114: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

96

Page 115: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

97

Page 116: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”
Page 117: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

98

Page 118: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”
Page 119: ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN … · ANALISIS MOTIF KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PAKAIAN DI BOUTIQUE Studi Kasus pada “Mermaid” Boutique, “Flip Flop”

99