ANALISIS MODAL SOSIAL: PERAN KEPERCAYAAN, …
Transcript of ANALISIS MODAL SOSIAL: PERAN KEPERCAYAAN, …
ANALISIS MODAL SOSIAL: PERAN KEPERCAYAAN, JARINGAN, DAN
NORMA TERHADAP INOVASI UMKM BATIK
Studi Tentang Modal Sosial di UMKM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Ekonomi
Oleh :
Yosef Galih Widyawan
NIM : 162314001
PROGRAM STUDI EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS MODAL SOSIAL: PERAN KEPERCAYAAN, JARINGAN, DAN
NORMA TERHADAP INOVASI UMKM BATIK
Studi Tentang Modal Sosial di UMKM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Ekonomi
Oleh :
Yosef Galih Widyawan
NIM : 162314001
PROGRAM STUDI EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
ANALISIS MODAL SOSIAL: PERAN KEPERCAYAAN, JARINGAN, DAN
NORMA TERHADAP INOVASI UMKM BATIK
Studi Tentang Modal Sosial di UMKM
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Sebab aku ini, Tuhan, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata
kepadamu: “Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau”
Yesaya 41:13
Kupersembahkan Untuk:
Papaku Rochadi Widya Hartono dan Mamaku Prisca Dwi Andriani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ .iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI .................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK .......................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
ABSTRAK .......................................................................................................... xi
ABSTRACT ........................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 11
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 13
1.4 Sistematika Penulisan .............................................................................. 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 15
2.1 Pembangunan Desa .................................................................................. 15
2.2 Pengertian Modal Sosial .......................................................................... 20
2.3 Kepercayaan dan Budaya Menumbuhkan Ekonomi ................................ 29
2.4 Inovasi Dalam Menumbuhkan Ekonomi ................................................. 30
2.5 Hubungan Modal Sosial dan Inovasi ....................................................... 31
2.6 Bagan Kerangka Berpikir ........................................................................ 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
2.7 Batasan Istilah .......................................................................................... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 38
3.1 Metode Penelitian .................................................................................... 38
3.2 Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 39
3.3 Kekuatan dan Kelemahan Metode ........................................................... 40
3.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 41
3.5 Teknik Analisis Data ................................................................................ 42
3.6 Penutup .................................................................................................... 44
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. 45
4.1 Pengaruh kepercayaan terhadap inovasi strategi UMKM........................ 46
4.2 Pengaruh jaringan terhadap inovasi strategi UMKM ............................... 56
4.3 Pengaruh norma terhadap inovasi strategi UMKM ................................. 67
4.4 Analisis ............................................................................................................. 72
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 75
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 75
5.2 Saran ........................................................................................................ 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRAK
ANALISIS MODAL SOSIAL: PERAN KEPERCAYAAN, JARINGAN, DAN
NORMA TERHADAP INOVASI UMKM BATIK
Studi Tentang Modal Sosial di UMKM
Yosef Galih Widyawan
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2020
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif pengaruh modal
sosial terhadap inovasi UMKM batik. Penelitian ini menggunakan kerangka ilmu
ekonomi sosial (Social Economics) sebagai rujukan dalam menganalisis data yang
ditemukan dari jurnal-jurnal penelitian sebelumnya, buku, dan artikel media cetak
maupun daring. Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa, modal sosial
terdiri dari peran kepercayaan, jaringan, dan norma sosial berkontribusi dalam
menghadapi persaingan bisnis di era Globalisasi dengan dukungan inovasi. Pada hasil
penelitian ini norma sosial dan jaringan sosial, memiliki pengaruh nyata terhadap
kinerja inovasi dan mampu mendorong UMKM dalam penjualannya. Adapun
variabel rasa percaya tidak memberikan pengaruh secara nyata. Namun, memberikan
manfaat dalam hubungan kerja sama. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi para
pengelola UMKM batik untuk mempertimbangkan dalam mengembangkan UMKM
batik dalam persaingan bisnis global di era modern.
Kata Kunci: Modal sosial, Globalisasi, Inovasi, UMKM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRACT
SOCIAL CAPITAL ANALYSIS: THE ROLE OF TRUST, NETWORKS, AND
NORMS TOWARDS INNOVATION OF SME CONCERNING ON BATIK
COMMODITY
A Study on Social Capital in SMEs
Yosef Galih Widyawan
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2020
This study aims to understanding how effective the influence of social capital is
on the innovation of SMEs concerning on batik commodity. This study uses a social
economics framework as a reference in analyzing data found from previous research
journals, books, and printed and online media articles The results of this study
provide information that, social capital consists of the role of trust, networks, and
social norms to contribute in facing business competition in the era of globalization
with the support of innovation. In the results of this study, social norms and social
networks have a real influence on innovation performance and are able to encourage
SMEs in their sales. The trust variable does not have a real effect. However, it does
provide benefits in cooperative relationships. This research can be a reference for
managers of batik SME to consider developing batik SME in competition Global
business in the modern era.
Keywords: Social capital, Globalization, Innovation, SMEs.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batik Indonesia memiliki keunikan tersendiri yang tidak dapat dibandingkan
dengan negara–negara lain. Batik merupakan warisan budaya yang sampai saat ini
masih berkembang di berbagai wilayah di Indonesia. Dalam beberapa catatan,
pengembangan batik banyak dilakukan pada zaman Mataram, lalu berlanjut pada
zaman Kesultanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Kesenian batik secara
umum meluas di Indonesia dan secara khusus di pulau Jawa setelah akhir abad ke-18
(InfoBatik, 16 Januari 2020). Batik merupakan pakaian yang dikenakan pada masa
Kerajaan Kraton dan pantang dipakai rakyat jelata. Beberapa corak atau motif batik
bahkan hanya boleh dikenakan oleh kalangan tertentu karena memiliki nilai filosofis
dan dipakai dalam upacara adat (Rossa dan Lakoro, 2011).
Sebagai bentuk pengakuan, pada tanggal 2 Oktober 2009 UNESCO (United
Nations Educatinonal, Scientific and Cultural Organization) mengumumkan bahwa
batik dijadikan sebagai salah satu warisan budaya dunia dari Indonesia yang wajib
dilindungi dan dilestarikan (Masterpieces of the Intangible Cultural Heritage of
Humanity). Batik diproduksi di seluruh daerah di Indonesia dan memiliki motif yang
berbeda yang menampilkan ciri khas dari masing–masing daerah tempat batik
tersebut berasal. Berdasarkan daerah asal, batik di Indonesia sangat banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
diproduksi di antaranya adalah Batik Bali, Batik Banyumas, Batik Betawi, Batik
Pekalongan, Batik Tegal, Batik Solo, Batik Yogyakarta, Batik Tasik, Batik Aceh,
Batik Jombang, Batik Kebumen, Batik Minangkabau, Batik Banten, dan lainnya.
Akan tetapi, pusat batik yang perkembangannya cukup pesat saat ini terletak di Pulau
Jawa, seperti di Indramayu, Pekalongan, Cirebon, Solo, dan Yogyakarta
(Widyaningrum, 2012: 16).
Penyebaran batik yang ada dapat ditemui pada sebagian besar kelompok
UMKM di beberapa wilayah di Indonesia. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
menjadi pengembangan usaha ekonomi secara nasional di Indonesia yang menjadi
prioritas. Pengembangannya mampu memperluas basis ekonomi serta dapat
meningkatkan perekonomian daerah dan ketahanan ekonomi nasional. UMKM juga
merupakan penopang perekonomian bangsa. Menurut Nuhung (2012)
“kewirausahaan UMKM berperan sangat penting dalam menekan angka
pengangguran, menyediakan lapangan kerja, mengurangi angka kemiskinan,
meningkatkan kesejahteraan dan membangun karakter bangsa”.
Dalam sejarah krisis ekonomi yang terjadi di negara Indonesia di tahun
1997/98, di mana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi atau bahkan
berhenti aktivitas, sektor usaha kecil menengah (UMKM) tangguh dalam menghadapi
krisis tersebut. UMKM masih dapat bertahan. Hal ini menunjukan bahwa UMKM
terbukti lebih tangguh, karena pada umumnya UMKM menghasilkan barang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
konsumsi yang dibutuhkan masyarakat (harganya terjangkau) serta tidak ada sangkut
pautnya dengan saham dan kurs dollar (Chabib, 2016).
UMKM batik yang dapat ditemui di berbagai penjuru wilayah di Indonesia
dan banyak masyarakat Indonesia yang masih menggunakan batik, untuk acara
sehari-hari dan acara formal. Batik juga mempunyai motif-motif yang menarik.
Kebanyakan motif batik bernuansa alam, flora dan fauna. Ini tergantung dari setiap
provinsi yang biasanya memang memiliki motif unggulan. Hal-hal yang dilakukan
UMKM batik warna hasil alam adalah bahan baku yang terbaik, agar dapat
menciptakan kelestarian dan keaslian batik tersebut berasal. Tidak hanya memberikan
bentuk keaslian, tetapi UMKM perlu menciptakan motif yang disesuaikan dengan
trend saat ini.
Batik tidak hanya dapat digunakan oleh masyarakat domestik saja, melainkan
juga oleh masyarakat mancanegara. Negara tetangga pun dapat mengetahui dan
menjangkau secara langsung proses pembuatan batik dari sisi edukasi dan dapat
dipastikan mempunyai kesan berharga bagi para penikmat batik. Maka dari itu,
sebagian UMKM batik kebanyakan berinisiatif mendirikan pariwisata di daerahnya,
lebih tepatnya Desa Wisata. Hal ini sangat berpotensi positif demi memajukan daerah
dengan orang-orang yang mempunyai bekal keahlian membuat batik akan
menjadikan produksi batik lokal tersebut unggul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Memasuki tahun 2020, UMKM batik secara nyata memiliki tantangan di
tengah arus Globalisasi. Tingginya persaingan membuat UMKM harus mampu
menghadapi tantangan global, seperti meningkatkan inovasi produk dan jasa,
pengembangan sumber daya manusia dan teknologi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menambah nilai jual UMKM, agar dapat bersaing dengan produk-produk asing yang
kian membanjiri sentra industri dan manufaktur di Indonesia. Ini sangat penting
mengingat UMKM adalah sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja
terbesar di Indonesia (Sudaryanto, 2011).
Konsep Globalisasi, yang sudah dibicarakan semenjak tahun 90-an,
menegaskan bahwa kemajuan teknologi dari segi komunikasi dan transportasi akan
mempercepat proses globalisasi. Menurut seorang ahli, Anthony Giddens
“Globalisasi adalah proses peningkatan kesalingtergantungan masyarakat dunia
dinamakan dengan globalisasi” (Anthony Giddens, 2001: 1). Menurut International
Monetary Fund (IMF), globalisasi adalah meningkatnya saling ketergantungan
ekonomi antara negara-negara di dunia yang ditandai oleh meningkat dan
beragamnya volume transaksi barang dan jasa lintas negara dan penyebaran teknologi
yang meluas dan cepat (IMF, 2000). Memasuki era globalisasi pada tahun 2020,
dapat kita rasakan bersama bahwa kehidupan saat ini dari segi teknologi, budaya, dan
ekonomi dapat mempengaruhi kehidupan kita secara perlahan-lahan. Globalisasi
adalah suatu proses yang mendunia, suatu proses yang membuat manusia saling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
terbuka dan bergantung satu sama lainnya tanpa batas waktu dan jarak. Tindakan dari
suatu proses atau pengambilan kebijakan yang menjadikan sesuatu mendunia, baik
dalam lingkupnya ataupun aplikasinya. Secara sederhana, era globalisasi dapat
dipahami sebagai era di mana kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan alat
transportasi yang mendorong kehidupan manusia menjadi tanpa batasan.
Waters mendefinisikan globalisasi dari sudut pandang yang berbeda. Dia
mengatakan bahwa globalisasi merupakan sebuah proses sosial, di mana batas
geografis tidak penting terhadap kondisi sosial budaya, yang akhirnya menjelma ke
dalam kesadaran seseorang (Waters, 1995). Terdapat penggunaan kata globalisasi
yang dapat dibedakan menjadi 5 (lima) aspek. Pertama, internasionalisasi yang
mencakup interksi antarnegara. Kedua, liberalisasi yang mencakup usaha
menciptakan perekonomian dunia yang terbuka dan terintegrasi. Ketiga,
universalisasi yang mencakup pengenalan berbagai objek dan pengalaman kepada
masyarakat di seluruh penjuru dunia. Keempat, westernisasi terutama dalam bentuk
Amerikanisasi. Kelima, deteritorialisasi di mana penduduk dunia tidak mengenal
batas geografi antarnegara (Scholte, 2001: 14).
Namun, seperti dikatakan Hadi Soesastro (2004: 8), globalisasi kenyataannya
itu sulit dihindari, karena dalam kurun saat ini telah banyak yang terjadi, baik di
belahan dunia, di kawasan Asia, atau di Indonesia sendiri. Di Indonesia, globalisasi
kini telah merambah masuk di semua sektor wilayah. Pada akhirnya, ini akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
berdampak terhadap budaya berpikir masyarakat. Pola kehidupan budaya Barat saat
ini telah menguasai sebagian besar kehidupan sosial budaya di Indonesia, mulai dari
makanan, kesenian, pakaian, dan politik. Dalam proses globalisasi tidak perlu
menjadi kekhawatiran berlebihan yang menjurus pada xenophobia, justru yang
terpenting adalah bagaimana memahami proses perubahan kebudayaan itu sendiri
yang sering luput dari perhatian (Alam, 1998: 1-11).
Oleh karena itu, UMKM perlu mengevaluasi usahanya maupun perusahaan
dalam negeri agar kita bisa unggul dari daya saing yang sudah merasuki di kehidupan
sekarang ini. Menurut Kuncoro (2009), tantangan yang dihadapi UMKM untuk
memperkuat struktur perekonomian secara nasional dan internasional masih terbilang
berat. Adapun permasalahan yang dihadapi UMKM adalah permasalahan
permodalan, rendahnya manajemen sumber daya manusia, serta kurangnya
pemanfaatan teknologi. Dari permasalahan yang ada, menurut Noor (A. P, 2002)
kehidupan masyarakat juga dapat mempengaruhi pengembangan UMKM. Kehidupan
sosial masyarakat dapat berperan sebagai modal sosial dalam memaksimalkan potensi
yang ada dan dapat meminimalisir peluang konflik.
Modal pengembangan UMKM yang didapat dari kehidupan sosial masyarakat
biasanya disebut modal sosial. Modal sosial dapat dibangun ketika tiap individu
mampu mempercayai individu lain, sehingga mereka dapat membuat komitmen yang
dapat dipertanggungjawabkan untuk mengembangkan bentuk-bentuk hubungan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
saling menguntungkan (Yustika, 2012). Modal sosial dapat dipahami sebagai sumber
daya aktual dan potensial yang mampu menghasilkan jejaring hubungan kerja yang
saling menghargai dan saling memaknai (Ferdinand, 2005). Menurut World Health
Organization (1998) modal sosial adalah “Social capital represents the degree of
social cohesion which exist in communities” Didalamnya berbaur jaringan hubungan
networks, norma-norma serta social trust .
Ferdinand (2005) menambahkan bahwa kata kunci konsepsi modal sosial ini
adalah pengembangan jejaring kerja dalam dan di luar organisasi (Network),
pengembangan jejaring sosial (Social Network), pengembangan rasa dipercaya
(Trust), penguatan norma-norma kerja dan hubungan antarorang dan organisasi
(Norms). Modal sosial seperti jaringan sosial dibangun berdasarkan kekeluargaan,
pertemanan, kedekatan geografis, sehingga dapat memberikan akses yang cepat untuk
memperoleh informasi yang banyak dan murah tentang pangsa pasar. Pengusaha
dapat mengakses informasi dari jaringannya seperti permintaan pelanggan,
mengevaluasi kekuatan pesaing, periklanan dan pelayanan terhadap pelanggan
sebagai dasar untuk berinovasi.
Perusahaan dengan modal sosial kecil dan memiliki kekurangmampuan
melakukan pembelajaran organisasi yang baik, juga akan memiliki
kekurangmampuan dalam mengembangkan inovasi. Hasil penelitian Andriani (2011)
menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat modal sosialnya, semakin tinggi pula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
kemampuan inovasi yang dilakukan oleh perusahaan. Modal sosial yang baik mampu
meningkatkan kemampuan berinovasi. Semakin tinggi kemampuan berinovasi
semakin tinggi pula tercipta strategi UMKM (Widjajanti dan Sugiyanto, 2016).
Inovasi tidak hadir secara tiba-tiba. Inovasi lahir melalui sebuah proses
belajar. Proses belajar ini berlangsung dalam konteks lingkungan sosio-kultural
melalui aksi yang menyatu dalam partisipasi kehidupan nyata (Lave & Wenger,
1991). UMKM batik, yang pada umumnya berada di desa, juga membangun sistem
interaksi bersosialisasi pada setiap individu, agar tercipta inovasi dalam memasarkan
produk dan memajukan usahanya.
Persaingan yang semakin ketat dan konsumen yang semakin kritis dalam
memilih produk menuntut perusahaan untuk lebih inovatif dalam menghasilkan suatu
produk. Dengan kata lain, perusahaan harus mampu menawarkan produk baru yang
berbeda dan jauh lebih baik dari produk yang ditawarkan oleh para pesaing lainnya.
Keberhasilan produk akan bermuara pada strategi UMKM yang baik (Wulandari,
2013).
Inovasi sangat penting, mengingat semakin kerasnya persaingan yang
dihadapi oleh perusahaan. Dalam situasi yang demikian, tidak ada lagi pilihan lain
bagi perusahaan kecuali berusaha untuk menghadapinya atau sama sekali keluar dari
arena persaingan. Bestari (2003: 85) menjelaskan, “respon yang paling baik untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
melindungi pasar yaitu dengan melakukan inovasi terus menerus”. Perusahaan
maupun UMKM dituntut selalu terus berusaha dalam melakukan karya berinovasi
terus menerus dan juga menerapkan penjualan pada sasaran yang tepat sebagai
prioritas utama agar dapat menembus pangsa pasar.
Untuk melakukan inovasi, ada dua tujuan yang akan dicapai, yaitu tujuan
jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Dalam tujuan jangka pendek, biasanya
perusahaan berusaha untuk menarik konsumen, terutama untuk produk baru yang
diluncurkan, sedangkan jangka panjang dilakukan mempertahankan produk-produk
yang sudah ada agar tetap bertahan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan
harus bisa menarik perhatian para konsumennya melalui tujuan produk inovatif yang
ditawarkannya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara promosi. Promosi bisa dilakukan
melalui pameran, media massa, dan media online (Rahayu, 2011).
Sistem UMKM batik yang berada di desa memerlukan dukungan modal
sosial. Menurut Damsar (2009: 211) “modal sosial merupakan investasi sosial yang
meliputi sumber daya sosial seperti jaringan, kepercayaan, nilai dan norma serta
timbal balik dalam struktur hubungan sosial untuk mencapai tujuan individual atau
kelompok secara efisien”. Jaringan-jaringan yang ada pada masyarakat di desa wisata
batik khususnya pada UMKM dalam mengelola ataupun membangun desa wisata,
dengan dukungan Pemerintah di berbagai wilayah, menjadi salah satu upaya penting
dalam membantu keberhasilan UMKM desa Wisata. Ini karena melalui akses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
lembaga pemerintahan mempunyai jaringan secara luas agar bisa terhubung langsung
maupun dengan target pasar. Pariwisata yang berlangsung di desa wisata batik
membutuhkan daya dukung dari setiap pihak yang berperan di dalamnya. Terdapat
berbagai tindakan atau aksi dari para individu di dalamnya untuk saling berpengaruh
satu sama lain, sehingga saling menguntungkan demi mewujudkan tujuan bersama.
Dengan mempertimbangkan ketatnya persaingan di era Globalisasi saat ini,
yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah tantangan seperti apa yang
dihadapi UMKM saat ini dalam mengembangkan usaha, serta bagaimana modal
sosial berpengaruh secara efektif pada UMKM dalam menjangkau inovasi strategi
UMKM batik. Tindakan seperti apa yang dilakukan oleh UMKM agar mampu
bertahan dan bersaing di era Globalisasi saat ini. Berdasarkan latar belakang masalah
yang dipaparkan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul “ANALISIS MODAL SOSIAL: PERAN KEPERCAYAAN, JARINGAN,
DAN NORMA TERHADAP INOVASI UMKM BATIK”.
1.2 Rumusan Masalah
Pengembangan UMKM perlu mendapatkan perhatian serius. Secara khusus,
di dalam proses penetapan inovasi strategi UMKM, UMKM harus benar-benar
matang, sehingga inovasi strategi UMKM yang dipilih akan mampu menembus
pangsa pasar. Inovasi strategi UMKM tidak akan terwujud, jika tidak ada unsur
modal sosial. Modal sosial dipandang merupakan salah satu instrumen strategi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya keunggulan bersaing yang pada
gilirannya mampu menghasilkan inovasi yang baik dan menjamin keberlanjutannya
(Ferdinand, 2005).
Karakteristik modal sosial yang terdiri dari pengembangan jejaring (Network),
pengembangan rasa dipercaya (Trust), dan norma (Norms). Ketiga hal ini akan
dijelaskan menurut para ahli dalam bagian berikut ini.
Menurut Fukuyama (1995) ia berpendapat “kepercayaan itu sangat berkaitan
dengan akar budaya, terutama yang berkaitan dengan etika dan moral yang berlaku”.
Karena itu, ia berkesimpulan bahwa tingkat saling percaya dalam suatu masyarakat
tidak terlepas dari nilai-nilai budaya yang dimiliki masyarakat bersangkutan. Adapun
tujuan kepercayaan yaitu sebagai aspek pengikat antar sosial secara kekeluargaan dan
melalui kepercayaan dapat menumbuhkan ekonomi. Fukuyama berpendapat bahwa
trust berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi. Dalam bukunya, Fukuyama menulis:
“A nation’s well being, as well as its ability to compete, is conditioned by single,
pervasive cultural characteristic: the level of trust inherent in the society”.
Selanjutnya ia menulis bahwa “social capital represented by trust will be as
important physical capital” (Fukuyama 1995: 26).
Unsur modal sosial selanjutnya adalah jaringan sosial. Definisi jaringan
sebagai unsur modal sosial adalah sekelompok orang yang memiliki norma-norma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
atau nilai-nilai informal di samping norma-norma atau nilai-nilai yang diberlakukan
untuk transaksi di pasar (Fukuyama, 2005: 245). Pertukaran informasi yang diwadahi
oleh jaringan sosial untuk berinteraksi akhirnya berkontribusi memunculkan
kepercayaan di antara mereka (Fukuyama, 2002). Modal sosial dapat terbentuk
dengan adanya jaringan, norma-norma, dan kepercayaan yang dipegang teguh
bersama yang sebagai landasan kerja sama.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah
yang akan diteliti dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Dari kepercayaan, jaringan, dan norma-norma, manakah yang paling
berpengaruh bagi inovasi strategi UMKM Batik di Desa?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan sebagai
berikut:
1. Mengetahui peran modal sosial yang mana paling berpengaruh secara efektif
dalam membangun inovasi strategi UMKM Batik di Desa.
2. Mengetahui faktor pendorong dan faktor penghambat pada UMKM batik di
Desa dalam menjalankan strateginya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada penelitian ini terdiri dari 5 bab dengan susunan
sebagai berikut:
Bab 1 – Pendahuluan
Bab pertama dari skripsi memuat pendahuluan yang memiliki
gambaran umum dalam penyusunan sesuai dengan judul. Penulis menyusun
latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab 2 –Tinjauan Pustaka
Bab dua merupakan tinjauan pustaka yang menjelaskan landasan teori
yang berhubungan dengan penelitian ini.
Bab 3 – Metodologi
Bab tiga merupakan metode penelitian yang menjelaskan pembahasan,
serta deskripsi obyek penelitian, dan analisis data.
Bab 4 – Pembahasan
Hasil pembahasan merupakan bagian yang menjelaskan pembahasan,
deskripsi obyek penelitian dan analisis data.
Bab 5 – Penutup
Penutup merupakan bagian terakhir dalam penelitian penulisan skripsi.
Bagian ini memuat kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan memaparkan tinjauan pustaka dengan menggunakan teori modal
sosial. Untuk memberikan konteks bagi penelitian ini, bab ini akan membahas
tentang kaitan antara modal sosial dan pembangunan desa yang di dalamnya juga
akan dibahas hubungan modal sosial dan inovasi. Teori modal sosial akan menjadi
alat analisis untuk melihat hubungan inovasi dalam pengembangan UMKM Batik.
2.1 Pembangunan Desa
Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup yang bertujuan
untuk kesejahteraan masyarakat desa. Dalam pelaksanaan pembangunan desa
mengacu pada pencapaian tujuan dari pembangunan yaitu mewujudkan kehidupan
masyarakat pedesaan yang mandiri, maju, sejahtera dan berkeadilan (Adisasmita,
2006: 3). Pembangunan adalah suatu proses perubahan yang berlangsung secara
sadar, terencana dan berkesinambungan, serta beranjak dari suatu keadaan atau
kondisi kehidupan yang kurang baik menuju suatu kondisi kehidupan yang baik, maju
dan modern, dalam upaya mencapai tujuan kehidupan bersama (Tjokroamidjojo dan
Mustopadidjaya, 1996). Modal sosial berpengaruh bagi pembangunan UMKM dan
pembangunan di desa, karena UMKM dan Desa memiliki peranan yang penting
dalam konteks pembangunan nasional. Modal sosial yang dimiliki masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pedesaan, pada gilirannya akan mendorong atau mempengaruhi keberhasilan dalam
pembangunan di desa tersebut.
2.1.1 Pariwisata dan Pembangunan Desa
UU Desa No.6 Tahun 2014 menyebutkan bahwa desa memiliki hak asal usul
dan hak tradisional dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
dan berperan mewujudkan cita-cita kemerdekaan berdasarkan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945: 1. Dinyatakan dalam UU tentang Desa No.6
Ayat (b) Tahun 2014:
Bahwa dalam perjalanan ketanagaraan Republik Indonesia, desa telah
berkembang dalam berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi dan
diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis
sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan
pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur,
dan sejahtera.
UU di atas memperlihatkan bahwa kita perlu menjaga dan merawat berbagai
unsur yang ada di desa di Indonesia, sehingga wilayah desa yang kita huni maupun
kita gunakan mempunyai hasil yang positif dalam mengelola maupun dalam
menciptakan nilai bentuk fisik yang dapat dijual. Pada akhirnya keuntungan dapat
menyejahterakan dan membangun wilayah desa tersebut.
Dalam menciptakan keuntungan pendapatan di wilayah desa, kebanyakan
hasil nyata berbagai wilayah di desa menciptakan wilayah wisata. Wilayah wisata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
adalah tempat atau daerah yang atraksinya dan fasilitas kepariwisataannya
menyebabkan tempat atau daerah tersebut menjadi obyek kebutuhan wisatawan
(Pendit 1997: 71). Sementara itu, menurut Mujadi (2012: 12).
Pengembangan suatu wilayah desa yang pada dasarnya tidak
mengubah apa yang sudah ada akan tetapi lebih cenderung
mengembangkan potensi desa yang ada dengan memanfaatkan
kemampuan unsur-unsur yang ada di dalam desa, yang berfungsi
sebagai atribut produk wisata dalam skala yang kecil menjadi
rangkaian aktivitas atau kegiatan pariwisata dan mampu menyediakan
serta memenuhi serangkaian kebutuhan perjalanan wisata. Baik dari
aspek daya tarik maupun sebagai fasilitas pendukung.
Desa wisata bermakna sebagai kegiatan wisata yang dilakukan pada obyek
wisata desa. Maka, desa wisata adalah obyek dan wisata desa adalah kegiatannya.
Keduanya adalah potensi besar yang dimiliki berbagai desa di Indonesia yang saat ini
sedang semarak berkembang menjadi potensi peningkatan ekonomi pedesaan.
Adapun menurut Nuryanti (1993). “Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara
atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur
kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku”.
Tidak hanya itu, menurut R.B. Soemanto (1999) menjelaskan bahwa wilayah wisata
suatu daerah bisa menjadi obyek pariwisata karena mempunyai atraksi wisata yang
mempunyai beberapa aspek historis, nilai, keaslian, dan aspek handycraf / kerajinan
tangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Wilayah wisata dan desa wisata memiliki persamaan arti yang hampir mirip.
Perwilayahan dalam dunia pariwisata adalah bentuk bagian wilayah yang mendukung
untuk membangun wisata di tempat tersebut. Sementara itu, Desa Wisata adalah
tempat yang bertujuan membuka fasilitas untuk umum demi memajukan
perekonomian dan memperkenalkan wisata yang ada di desa tersebut. Oleh karena
itu, dapat ditemui pada hampir setiap desa wisata barang maupun produk yang
memanfaatkan hasil bumi di wilayah desa tersebut.
Pada umumnya, desa wisata tidak akan mencapai keberhasilan maupun
kesuksesan tanpa ada orang-orang yang ikut serta bekerja sama untuk memajukannya.
Itulah mengapa desa wisata memerlukan modal sosial dalam upayanya meraih
keberhasilan pembangunan. Field (2005) menjelaskan bahwa pusat perhatian
utamanya dalam modal sosial adalah pengertian “tataran sosial”. Menurutnya, modal
sosial berhubungan dengan modal-modal lainnya, seperti modal ekonomi dan modal
budaya. Ketiga modal tersebut akan berfungsi efektif jika semuanya berhubungan.
Modal sosial dapat digunakan untuk segala kepentingan dengan dukungan sumber
daya fisik dan pengetahuan budaya yang dimiliki, begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan peran modal sosial bagi
desa wisata adalah suatu dukungan perpaduan antarmanusia mengupayakan dalam
mengelola dan meningkatkan sumber daya yang diinvestasikan untuk memperoleh
keuntungan ekonomi dan memberikan manfaat sosial. Perpaduan antarmanusia atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
relasi sosial tersebut diendapi oleh norma-norma yang memberikan jaminan,
kepercayaan, dan jaringan yang saling menguntungkan, sehingga dukungan modal
sosial bagi desa wisata memiliki potensi dalam bentuk hasil nyata. Dengan modal
sosial, desa wisata akan terbantu untuk menumbuhkan perekonomian desa wisata dan
akan berdampak baik bagi kesejahteraan bersama.
2.1.2 Mengembangkan Desa Wisata Melalui Modal Sosial
Pengembangan desa wisata pada dasarnya adalah proses bagaimana sebuah
desa dapat berkembang sebagai pusat wisata yang memiliki unsur hiburan dan
pendidikan. Pembangunan sektor pariwisata memiliki potensi yang sangat besar
untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan melibatkan peran aktif
masyarakat dalam pengelolaannya (Marpaung, 2002: 49). Modal sosial menjadi salah
satu unsur terpenting dalam menjalankan pengelolaan desa wisata. Tanpa peran
modal sosial, desa wisata yang akan didirikan maupun yang sudah berjalan tidak
berjalan secara baik dan optimal.
Muljadi (2010: 27) menjelaskan desa wisata sebagai suatu produk wisata yang
melibatkan anggota masyarakat desa (modal sosial) dengan segala perangkat yang
dimilikinya. Desa wisata tidak hanya berpengaruh pada skala ekonomi, tetapi juga
sekaligus dapat melestarikan lingkungan alam dan sosial budaya masyarakat terutama
terkait nilai-nilai kebersamaan, kekeluargaan, kegotong-royongan, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Kelestarian alam dan sosial budaya masyarakat akan menjadi daya tarik tersendiri
bagi wisatawan.
Berdirinya desa wisata akan kurang lengkap bila tidak ada modal sosial, karena
modal sosial dapat membantu dalam menghadapi permasalahan yang mungkin
dijumpai oleh desa wisata tersebut. Modal sosial memiliki manfaat, mulai dari
menyelesaikan konflik yang ada di dalam masyarakat, terjadinya integrasi sosial
maupun keahlian dari setiap orang di dalamnya. Maka semua itu mencakup
kemampuan modal sosial. Dalam hal ini, perlu adanya peran sebuah modal sosial
dalam menggerakkan desa wisata.
2.2 Pengertian Modal Sosial
Sebagai sebuah konsep, modal sosial mulai banyak dibicarakan oleh para ahli
pada pertengahan tahun 1990-an. Konsep ini dimunculkan oleh para ahli untuk
menegaskan ikatan yang ada di dalam masyarakat. Munculnya modal sosial pertama
kali muncul pada tulisan Lyda Judson Hanifan (1916) dalam konteks peningkatan
kondisi hidup masyarakat, niat baik serta atribut-atribut sosial lain dalam bertetangga.
Dalam karya tersebut, muncul ciri utama dari modal sosial yakni membawa manfaat
internal dan eksternal.
Menurut Hanifan, dalam modal sosial termasuk kemauan baik, rasa bersahabat,
saling simpati, hubungan sosial dan kerja sama yang erat antara individu dan keluarga
yang membentuk suatu kelompok sosial. Sekalipun Hanifan telah menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
istilah modal sosial hampir seabad yang lalu, istilah tersebut baru dikenal di dunia
akademis sejak akhir tahun 1980-an.
Istilah modal sosial sudah diperkenalkan Lyda Judson Hanifan dalam sebuah
tulisan tentang keberhasilan seorang kepala sekolah membangun rasa kebersamaan
dalam sebuah komunitas masyarakat, sehingga kemajuan tidak hanya dicapai oleh
anak didik tetapi juga oleh warga masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan.
Dalam tulisan tersebut Hanifan bukan hanya sekedar memperkenalkan istilah dan
memberi definisi terhadap istilah tersebut, tetapi juga jelas menunjukan suatu
pemikiran konseptual tentang strategi pengembangan modal sosial di dalam
masyarakat.
Tulisan L.J. Hanifan tentang modal sosial dikembangkan oleh tulisan-tulisan
Robert Putnam (1983-1985) dan Francis Fukuyama (1995). Melalui tulisan-tulisan
mereka, konsep modal sosial mulai mendapat perhatian besar dari berbagai kalangan,
baik sebagai pendekatan teoritis yang baru untuk memahami dinamika masyarakat
maupun sebagai alat yang efektif untuk membantu perbaikan kondisi ekonomi,
terutama pada masyarakat di negara-negara berkembang.
2.2.1 Teori Modal Sosial Putnam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Robert David Putnam adalah seorang ilmuwan politik dan profesor kebijakan
publik di Harvard University. Pada tahun 1995 Putnam menerbitkan artikel
terkenalnya dengan judul “Bowling Alone: America's Declining Social Capital”
dalam Journal of Democracy. Ini berbicara masyarakat dengan jaringan sosial yang
kuat, upaya memajukan sebuah negara telah jauh lebih berhasil dalam berbagai
bidang, seperti kualitas pendidikan. Beberapa kritikus berpendapat bahwa Putnam
menghiraukan organisasi baru dan bentuk modal sosial. Pada tahun 2000, ia
menerbitkan Bowling Alone: The Collapse and Revival of American Community
Runtuhnya dan Kebangkitan Masyarakat Amerika. Ini adalah kelanjutan dari artikel
di tahun 1995 yang memperoleh banyak kritik. Di tahun 2000 Putnam memberikan
bukti baru dan menjawab kritikan. Meskipun ia mengukur penurunan modal sosial
dengan banyak variasi data, titik yang paling mencolok adalah bahwa banyak
organisasi sipil, sosial, dan persaudaraan tradisonal ditandai mengalami penurunan
besar.
Menurut Putnam, modal sosial adalah seperangkat hubungan horizontal antara
orang-orang. Maksudnya modal sosial terdiri dari “networks of civic engagements”
atau jaringan keterikatan sosial yang diatur oleh norma-norma yang menentukan
produktivitas suatu kelompok masyarakat atau komunitas. Oleh karena itu, dasar
modal sosial menurut Putnam ada jaringan dan norma, yakni adanya jaringan
hubungan dengan norma-norma yang terkait, dan keduanya saling mendukung guna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
mencapai keberhasilan dibidang ekonomi bagi orang-orang yang termasuk dalam
jaringan tersebut.
Sebagai dua tokoh utama yang mengembangkan konsep modal sosial, Putnam
dan Fukuyama memberikan definisi penting. Meskipun berbeda dalam pendekatan
konsep, untuk keduanya memiliki kaitan erat terutama menyangkut konsep trust
(kepercayaan) (Spellerberg, 1997).
2.2.2 Teori Modal Sosial Fukuyama
Yoshihiro Francis Fukuyama adalah ilmuwan politik, ekonom politik, dan
penulis Amerika Serikat. Fukuyama dikenal karena bukunya, Trust: Social Virtues
and Creation of Prosperity (1995). Dalam karyanya ini, Fukuyama menjelaskan
ekonomi tidak pernah tumbuh di dalam ruang vakum. Ekonomi selalu mengakarkan
dirinya dalam kehidupan sosial. Karena itu, Fukuyama menganggap “sebuah
kemustahilan memahami ekonomi terpisah dari persoalan masyarakat dan nilai
budaya” (Fukuyama, 1995: 15). Fukuyama menjelaskan bagaimana masyarakat
modern mengorganisasikan dirinya dalam menciptakan sebuah tatanan ekonomi yang
unggul di zaman modern ini. Fukuyama berupaya membandingkan dan
mengontraskan beberapa budaya berbeda dengan kinerja ekonomi. Fukuyama
menyebut Cina, Korea, dan Perancis sebagai contoh-contoh masyarakat yang
memiliki nilai budaya kepercayaan rendah. Sebaliknya, bangsa-bangsa yang telah
lebih dahulu berhasil menjadi kekuatan ekonomi besar dunia, seperti Jepang,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Amerika Serikat, dan Jerman, menurut Fukuyama berhasil karena masyarakatnya
memiliki nilai budaya kepercayaan yang tinggi (high trust social). Fukuyama
menganggap kepercayaan sangat berkaitan dengan akar budaya, terutama yang
berkaitan dengan etika dan moral yang berlaku (Fukuyama, 1995 dalam Syahra,
2003: 7).
Fukuyama menggunakan konsep kepercayaan untuk mengukur tingkat modal
sosial. Fukuyama berpendapat, bahwa modal sosial akan menjadi semakin kuat
apabila dalam suatu masyarakat berlaku norma saling balas membantu dan kerja sama
melalui suatu ikatan jaringan hubungan kelembagaan sosial.
Uraian di atas memberikan dua unsur penting pengertian tentang modal sosial
menurut Putnam dan Fukuyama. Menurut Putnam modal sosial adalah elemen
organisasi sosial, seperti jaringan-jaringan dan kepercayaan yang memfasilitasi
koordinasi dan kerja sama demi keuntungan bersama. Putnam memberi penekanan
pada jaringan sosial. Sementara itu, Fukuyama memberi penekanan pada
kepercayaan. Ada tiga komponen modal sosial menurut Putnam dan Fukuyama nilai
dan norma, jaringan sosial, dan kepercayaan. Ketiga hal ini akan dijelaskan secara
rinci dalam bagian berikut ini.
2.2.1 Nilai dan Norma
Norma adalah sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh
anggota ataupun kelompok masyarakat dalam suatu keberadaan sosial tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Menurut Fukuyama (2000), norma merupakan bagian dari modal sosial yang tidak
diciptakan oleh birokrat atau pemerintah. Norma terbentuk melalui tradisi, sejarah,
atau tokoh karismatik yang membangun sesuatu tata cara berperilaku seseorang atau
kelompok masyarakat.
Kemunculan norma secara spontan akan menciptakan modal sosial yang
menentukan tata aturan yang dapat mengatur kepentingan pribadi dan juga
kepentingan kelompok. Menurut Hasbullah (2006), “Aturan-aturan kolektif tersebut
biasanya tidak tertulis tetapi dipahami oleh setiap anggota masyarakat dan
menentukan pola tingkah laku yang diharapkan dalam konteks hubungan sosial”.
Norma dapat bersifat informal dan formal. Norma-norma formal pada
umumnya ditulis secara spesifik yang memuat jenis-jenis hukuman yang harus
diberikan kepada orang yang perilakunya tidak sesuai dengan norma yang dianut oleh
suatu masyarakat di mana norma itu diakui. Sedangkan norma informal tidak memuat
sanksi-sanksi yang spesifik. Namun walaupun tidak spesifik dan jelas, masyarakat
pada umumnya memiliki standar-standar nilai yang hidup dalam seluruh kepribadian
mereka.
2.2.2 Jaringan Sosial
Unsur modal sosial selanjutnya adalah jaringan sosial. Definisi jaringan
sebagai unsur modal sosial adalah sekelompok orang yang memiliki norma-norma
atau nilai-nilai informal di samping norma-norma atau nilai-nilai yang diperlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
untuk transaksi (Fukuyama, 2005: 245). Jaringan sosial dapat terbentuk karena
adanya nilai dan norma yang dipegang teguh bersama yang kemudian melandasi
lahirnya kerja sama.
Adanya jaringan yang memfasilitasi terjadinya komunikasi dan interaksi
memungkinkan tumbuhnya kepercayaan dan memperkuat kerja sama antara individu
dalam suatu kelompok. Menurut Putnam (1993), infrastruktur yang dinamis dari
modal sosial berwujud jaringan-jaringan kerja sama antarmanusia. Masyarakat yang
terbuka pada jaringan-jaringan yang sehat dalam kerja sama akan menciptakan
hubungan sosial yang kokoh. Putnam (1995) beragumen bahwa jaringan-jaringan
sosial yang erat akan memperkuat perasaan kerja sama para anggotanya serta
meningkatkan manfaat dari partisipasinya itu.
Dari pembahasan Putnam, dapat disimpulkan bahwa jaringan dan kerja sama
tidak dapat dipisahkan. Jaringan merupakan hal penting yang menjadi salah satu
syarat menumbuhkan kerja sama dalam kelompok ataupun organisasi. Dalam proses
mengembangkan jaringan-jaringan sosial yang didasari oleh norma-norma bersama
dan iklim kerja sama akan membuat, modal sosial berkembang.
Adapun menurut Field (2005) jaringan kerja sama, adalah “jaringan-jaringan
sosial merupakan suatu aset yang bernilai dan jaringan-jaringan menyediakan suatu
basis bagi kohesi sosial, karena menyanggupkan orang untuk bekerja sama satu sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
lain dan bukan hanya dengan orang yang mereka kenal secara langsung agar saling
menguntungkan”. Sebuah asumsi dasar dari hubungan jaringan adalah bahwa satu
pihak tergantung pada sumber-sumber yang dikontrol oleh pihak lain dan ada
keuntungan yang bisa diperoleh dari penggabungan sumber daya yaitu menjalin
korelasi antar pihak terkait untuk mendapatkan tujuan bersama. Syahputra (2008: 13)
menyatakan, pihak-pihak dalam jaringan setuju untuk tidak mengejar kepentingan
diri sendiri dan tidak merugikan yang lainnya. Pada dasarnya modal sosial merupakan
kerja sama yang dibangun untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama yang terjalin
tercipta ketika telah terjadi hubungan interaksi sosial, sehingga menghasilkan
jaringan kerja sama, pertukaran sosial, saling percaya dan terbentuknya nilai dan
norma dalam hubungan interaksi tersebut.
2.2.3 Kepercayaan
Kemampuan dalam bersosialisasi menjadi modal yang sangat penting bagi
kehidupan ekonomi dan aspek eksistensi sosial yang lain. Akan tetapi, kemampuan
ini sangat tergantung pada sesuatu kondisi di mana anggota dalam komunitas mau
saling berbagi untuk mencari titik temu norma-norma dan nilai-nilai bersama. Jika
titik temu etis-normatif ini ditemukan pada gilirannya kepentingan-kepentingan
individual akan tunduk pada komunitas-komunitas kelompok. Nilai-nilai bersama ini
akan membangkitkan kepercayaan (Fukuyama, 2007: 13).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Menurut Fukuyama (1995), kepercayaan adalah harapan yang tumbuh di
dalam sebuah masyarakat yang ditunjukan dengan adanya perilaku jujur, teratur, dan
kerja sama berdasarkan norma-norma yang dianut bersama. Cox (1995) mengatakan
“bahwa dalam masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi, aturan-aturan
sosial akan cenderung bersifat positif, antar hubungan akan bersifat kerja sama”.
Dengan demikian, kepercayaan menjadi stimulus bagi para pekerja industri maupun
pihak industri. Kepercayaan menjadi penggerak dasar dalam membangun industri,
yang melibatkan lingkup masyarakat. Kepercayaan dapat dipahami sebagai sebuah
rasa yang timbul dari hati nurani yang terhubung satu dengan lainnya, seperti pekerja
terhadap pekerja lainnya. Demikian pula bagi pekerja industri dengan pihak industri.
Melalui kepercayaan bisa dipastikan sebuah industri akan berjalan lebih baik.
Ketiga elemen modal sosial di atas seharusnya di dalam kehidupan sebuah
kelompok sosial. Bila ketiga elemen modal sosial itu diimplementasikan oleh
pengusaha UMKM Batik, ia akan dapat meningkatkan potensi produktivitas
usahanya.
2.3 Kepercayaan dan Budaya Menumbuhkan Ekonomi
2.3.1 Dampak Modal Sosial Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Modal sosial memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi melalui
perluasan kerja sama dan kepercayaan yang tumbuh antar pelaku dalam perusahaan.
Selain itu, jaringan kerja sama dapat menjadi jaminan sosial yang meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
akses individu dan kelompok terhadap sumber daya. Modal sosial sangat tinggi
pengaruhnya terhadap perkembangan dan kemajuan berbagai sektor ekonomi.
Fukuyama (1999: 94) menunjukan hasil-hasil studi di berbagai negara yang
menunjukkan bahwa modal sosial yang kuat akan merangsang pertumbuhan berbagai
sektor ekonomi. Ini karena adanya tingkat rasa percaya yang tinggi dan kerekatan
hubungan dalam jaringan yang luas dan tumbuh antar sesama pelaku ekonomi.
Fukuyama (2000: 10) menyatakan bahwa modal sosial ditransmisikan melalui
mekanisme-mekanisme budaya seperti agama, tradisi, atau kebiasaan sejarah. Modal
sosial lebih menekankan komunitas moral dengan mengadopsi nilai-nilai kebajikan,
seperti kesetiaan, kejujuran, dan keteguhan. Dalam pertumbuhan ekonomi pada desa
wisata, ini muncul dalam khasanah tradisi dari kebiasaan turun temurun. Seperti kerja
sama antar individu dalam menumbuhkan ekonomi dan pembuatan batik di wilayah
desa, rasa percaya mengawali jaringan-jaringan yang ada di setiap relasi.
Pembangunan industri UMKM batik pada masyarakat dengan modal sosial tinggi
akan cepat berkembang karena modal sosial akan menghasilkan energi kolektif, yang
memungkinkan berkembangnya jiwa dan semangat kewirausahaan di tengah
masyarakat yang pada gilirannya akan menumbuhkembangkan dunia usaha.
2.4 Inovasi Dalam Menumbuhkan Ekonomi
Definisi inovasi dapat dipahami sebagai langkah pembaruan, terkait ide baru,
barang baru, pelayanan baru, dan cara-cara baru yang lebih bermanfaat. Inovasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
menurut Zimmerer (1996: 51) dalam buku Suryana (2006: 14) diartikan sebagai
kemampuan menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan
peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan.
Pertumbuhan pasar yang dinamis menuntut perusahaan untuk selalu melakukan
inovasi yang berkelanjutan. Hal ini dikarenakan, lingkungan bisnis berdampak pada
perubahan selera pelanggan. Perubahan inilah pada gilirannya menuntut inovasi agar
dapat menyempurnakan produk yang sudah ada dan mengembangkan produk baru
untuk mempertahankan kelangsungan usaha (Chandra, 2005: 111). Oleh karena itu,
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meminimalisir permasalahan pada
persaingan bisnis adalah dengan menghadirkan karya cipta produk yang kreatif, serta
mempunyai kualitas tinggi dan mampu memenuhi keinginan masyarakat yang terus
berubah.
2.5 Hubungan Modal Sosial dan Inovasi
Modal sosial dapat mendorong inovasi dengan berbagai macam cara. Inovasi
tidak hadir secara langsung maupun tiba-tiba. Inovasi lahir melalui sebuah proses
belajar. Proses belajar ini berlangsung dalam konteks lingkungan sosio-kultural
melalui aksi yang menyatu dalam partisipasi kehidupan nyata (Lave & Wenger,
1991). Pengaruh modal sosial terhadap inovasi juga terjadi di Usaha Mikro dan Kecil
(UMKM). Dalam penelitiannya di Industri kerajinan di Kabupaten Bantul, Brata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
(2011) menemukan bahwa kedekatan jaringan kerja sama berpengaruh terhadap mitra
usaha.
Penelitian serupa dari Suriatna & Ardianti (2013) yang menganalisis kaitan
modal sosial dengan inovasi produk pada pengusaha mikro kecil dan menengah di
Jawa Timur. Mereka menganalisis pengaruh faktor-faktor sosial terhadap kemampuan
inovasi Entrepreneur skala mikro. Variabel independen dalam penelitiannya adalah
modal sosial dari pengusaha yang dipengaruhi oleh faktor keluarga (dependen).
Modal sosial digambarkan ada atau tidaknya dukungan finansial, dukungan jaringan,
dan dukungan moril yang didapatkan pengusaha dari orang tua, anggota keluarga,
teman dekat, tetangga, kelompok masyarakat, dan rekan bisnis. Sementara itu, inovasi
yang dimaksud adalah inovasi produk. Inovasi produk memiliki 3 indikator, yaitu
kualitas produk, fitur produk, gaya dan desain produk.
Penelitian ini menunjukan bahwa hubungan yang paling berpengaruh terhadap
modal sosial adalah dukungan dari orang tua, anggota keluarga, dan pasangan hidup.
Hasil tersebut dalam penelitiannya didapatkan bahwa kedua variabel independen
(pengusaha) dan dependen (keluarga) dapat saling berhubungan, dengan hasil modal
sosial dapat meningkatkan inovasi.
Dengan demikian, inovasi berarti melakukan perubahan dalam karya ataupun
sistem, sehingga yang lama menjadi baru. Bahwa, kemampuan berinovasi adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
kemampuan untuk membawa pengetahuan baru atau teknologi untuk
mengembangkan produk baru. Menurut Stephen Robbins (1994), inovasi memiliki
ciri-ciri sebagai berikut: 1.) memiliki kekhasan atau khusus. Artinya, suatu inovasi
memiliki ciri yang khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem, dan termasuk
kemungkinan hasil yang diharapkan. 2.) Memiliki ciri atau unsur kebaruan. Artinya,
suatu inovasi harus memiliki karakteristik sebagai sebuah karya dan buah pemikiran
yang memiliki kadar kemurnian dan kebaruan. 3.) Program inovasi dilaksanakan
melalui program yang terencana. Artinya, suatu inovasi dilakukan melalui proses
yang tidak tergesa-gesa, dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan
direncanakan terlebih dahulu. 4.) Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan. Artinya,
program inovasi yang dilakukan harus memiliki arah yang ingin dicapai, termasuk
arah dan strategi untuk mencapai tujuan.
Modal sosial secara tidak langsung akan mendorong inovasi yang beragam.
Karena memungkinkan berbagai individu yang mempunyai ide yang berbeda-beda
untuk bekerja sama. Maka, apabila industri UMKM batik memiliki modal sosial yang
kuat, industri UMKM batik dapat terus berkembang dan mampu bersaing di era
globalisasi. Sebuah industri membutuhkan terobosan baru berupa inovasi yang dapat
diterapkan dengan prosedur yang sesuai dan menjawab kebutuhan pasar.
2.6 Bagan Kerangka Berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Bagan 1. Kerangka Berpikir
Industri UMKM batik merupakan salah satu jenis bisnis yang menjual pakaian
motif batik dan beberapa cindera mata lain. Bisnis seperti UMKM batik ini menjual
khasanah budaya yang ada di wilayahnya dengan memanfaatkan hasil bumi yang
terkandung di sana. Ini dilakukan dengan proses kebersamaan yang didasarkan pada
gerakan modal sosial. Modal sosial yang ada pada UMKM batik di desa dibagi
menjadi kepercayaan, jaringan, dan norma sosial. Hal ini akan membantu menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
fondasi atau kekuatan dasar untuk memajukan industri UMKM batik, sehingga lebih
optimal dalam menggerakkan dasar inovasi strategi UMKM.
Modal sosial yang ada pada UMKM batik sangat menentukan kemajuan
bisnis batik tersebut karena modal sosial yang berkembang dengan jaringan
perorangan melalui konsep pikiran dan obrolan, dapat menghasilkan terobosan baru
untuk mengatasi permasalahan ataupun membuat persiapan jangka panjang. Norma
yang bersifat informal atau tidak ada hubungannya dengan pemerintah ini akan lebih
optimal jika dirasakan oleh para warga UMKM batik di desa lewat aturan-aturan
yang mereka hayati sejak lama. Ini memenuhi unsur keberadaan yang harus
disesuaikan dengan situasi di wilayah setempat. Walaupun ada aturan-aturan formal
yang mencakup UMKM di desa melalui hubungan pemerintahan, ini mungkin tidak
akan berpengaruh banyak. Terakhir kepercayaan, dapat diartikan suatu rasa yang
percaya individu kepada individu lainya yang menjadi unsur pengikat. Dalam hal ini,
modal sosial menjadi penggerak dalam menjalankan industri UMKM batik. Modal
sosial dapat mengatasi permasalahan maupun menemukan terobosan baru terkait
strategi inovasi UMKM yang ada pada desa wisata UMKM batik di setiap wilayah.
2.7 Batasan Istilah
Istilah yang perlu ditegaskan untuk menghindari penafsiran yang berbeda
adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2.7.1 Strategi
Strategi merupakan suatu pendekatan berkaitan dengan gagasan, perencanaan,
dan pelaksanaan dari sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Menurut para ahli
Tjokromidjojo dan Mustopadidjaya (1983: 24), Strategi merupakan “perhitungan
mengenai rangkaian kebijaksanaan dan langkah-langkah pelaksanaan untuk
keseluruhannya menggunakan teknik dan metode untuk mencapainya suatu tujuan”.
Oleh karena itu, strategi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara-cara yang
dilakukan oleh kelompok UMKM pengrajin batik untuk mencapai suatu tujuan, yaitu
menaikan kehidupan sosial dan ekonomi. Menaikan kehidupan sosial dan ekonomi
maksudnya adalah meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran kelompok UMKM
batik dalam hal pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
2.7.2 Inovasi
Dalam penelitian ini, inovasi dalam strategi UMKM batik. Berarti inovasi
yang berhubungan dengan pengembangan dan kekuatan pada UMKM, khususnya
pada penjualan, sehingga perbaikan, penyempurnaan, atau pengembangan produk
UMKM. Inovasi perlu dilakukan demi keberhasilan penjualannya. Inovasi adalah
gagasan, produk atau barang yang dianggap baru oleh sesorang (Roggers dan
Shoemaker, 1987: 26). Karena, inovasi dipengaruhi oleh pasar, perlu diketahui
kondisi atau fokus pasar dan apa saja masalah-masalah yang dihadapi oleh desa
wisata batik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2.7.3 Modal sosial
Modal sosial merupakan sumber daya yang dapat berkembang pada diri
seorang individu atau kelompok melalui kemampuan untuk memiliki jaringan serta
pengetahuan (Pierre Bourdie, 1992). Bentuk modal sosial pada pengrajin UMKM
batik di desa dalam penelitian ini adalah hal-hal yang mempunyai pengaruh besar
bagi pembangunan desa wisata. Tanpa modal sosial, pembangunan UMKM di desa
tidak dapat berjalan secara efektif. Modal sosial berperan penting dalam perencanaan
upaya/strategi, khususnya dalam inovasi strategi UMKM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan membahas metodologi yang digunakan dalam penelitian ini.
Metodologi berasal dari kata “metode”, yang artinya cara yang tepat untuk
melakukan sesuatu, dan “logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Dengan
demikian, metodologi berarti cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran
secara selaras untuk mencapai suatu tujuan.
3.1 Metode Penelitian
Pengertian metodologi penelitian yang terdapat dalam kamus besar bahasa
Indonesia yaitu “Cara yang teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar dapat tercapai sesuatu yang dikehendaki, atau cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan” (Kamus Besar Pendidikan Nasional RI, hal. 740). Sedangkan pengertian
metodologi menurut Partanto dan Al Barry adalah “cara yang teratur dan sistematis
untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan” (Partanto, 1994: 461).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif. Menurut Moleong (2011: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bertujuan untuk memahami kejadian terkait apa yang dialami oleh subyek penelitian,
seperti perilaku, presepsi, motivasi, dan tindakan. Penelitian kualitatif bertujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
untuk menjelaskan kejadian atau fenomena melalui pengumpulan data secara
mendalam. Menurut Sulistyo dan Basuki (2010), tujuan penelitian kualitatif ialah
untuk mendapatkan konsep gambaran lengkap mengenai suatu objek menurut
pandangan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif tidak dapat diukur dengan
angka, melainkan dengan ide, pendapat, presepsi, atau kepercayaan orang yang
dijadikan sumber informan. Dua alasan peneliti memilih menggunakan metode
penelitian kualitatif adalah pertama menggunakan metode penelitian kualitatif karena
penelitian ini terbaik dibidang kajiannya, kedua peneliti menggunakan metode
penelitian ini karena sifat dari masalah yang akan diteliti.
3.2 Jenis dan Sumber Data
3.2.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang
diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2002: 58).
Sumber data yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung
berupa literatur, jurnal, atau artikel yang dipublikasikan secara umum. Penelitian ini
juga menggunakan artikel, jurnal, literatur yang terkait dengan topik penelitian ini.
Penelitian ini tidak bertujuan untuk mencoba menguji teori baru atau
membangun penjelasan teoritis baru, tetapi untuk memahami aspek intrinsik objek
penelitian secara mendalam. Pengamatan mendalam menjadi satu-satunya cara untuk
bisa memahami dan menjelaskan interaksi antar variabel untuk dianalisis (Remenyi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
1998). Maka dari itu, untuk menganalisis dan memahami variabel penelitian ini, data
dikumpulkan dari berbagai sumber.
3.2.2. Sumber Data
Dalam penelitian ini, informasi didapat melalui data sekunder. Data sekunder
dapat memberikan kemudahan bagi peneliti dalam melakukan pengolahan data. Data
sekunder relatif didapatkan dengan mudah dari berbagai sumber-sumber. Ini semua
bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang diajukan dalam penelitian.
Sumber data sekunder dapat berupa dari sumber literatur, buku, dan jurnal penelitian
sebelumnya.
3.3 Kekuatan dan Kelemahan Metode
Keuntungan menggunakan analisis data sekunder adalah peneliti dapat lebih
menghemat waktu dan biaya. Karena data diperoleh melalui hasil penelitian orang
lain, peneliti tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mengumpulkan data (Jhontson,
2014: 624). Oleh karena itu, analisis data sekunder memberikan manfaat bagi peneliti
sehingga mendapatkan data yang akurat dengan biaya yang rendah. Namun di sisi
lain, analisis data sekunder menuai beberapa keterbatasan, seperti data yang
dikumpulkan tidak begitu spesifik dalam menjawab pertanyaan peneliti.
Peneliti menggunakan analisis data sekunder karena kondisi dan situasi saat
penelitian dilakukan dunia sedang mengalami pandemi Covid-19. Oleh karena itu,
penulis tidak mungkin dapat melakukan penelitian lapangan. Penulis sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
menyadari bahwa analisis data sekunder mempunyai beberapa kelemahan. Peneliti
tidak berpartisipasi langsung dalam melakukan analisis pengumpulan data dan tidak
mengetahui persis bagaimana bentuk proses penelitian dilakukan. Oleh karena itu,
peneliti harus menggali informasi sebanyak-banyaknya (Jhontson, 2014: 625). Untuk
mengatasi ketidakakuratan data, peneliti mencari informasi sebanyak-banyaknya dari
artikel, jurnal penelitian, buku, dan berita yang dipublikasikan. Hal tersebut dilakukan
untuk memastikan kecocokan data dan pertanyaan penelitian, sehingga dapat
menghindari keterbatasan analisis penelitian ini.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data dan informasi terkait topik penelitiannya (Johnston, 2014: 625).
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti, dokumentasi, studi pustaka,
dan triangulasi.
3.4.1 Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang menghasilkan
catatan-catatan penting, yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Ini
memungkinkan peneliti memperoleh data-data yang lengkap, sah, dan bukan
berdasarkan perkiraan. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data sah
yang tersedia dari hasil-hasil penelitian sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3.4.2 Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan sebagai landasan selama proses penelitian, agar dapat
menambah pengetahuan dengan berbagai konsep (Martono, 2011). Penelitian ini
menggunakan studi pustaka dalam teknik pengumpulan data, yang berasal dari buku,
karya ilmiah, jurnal-jurnal penelitian terdahulu, dan artikel surat kabar dari internet.
Tujuan dari studi pustaka ini adalah untuk mendapatkan fakta yang akurat terkait
topik penelitian, sehingga dapat menjawab yang dirumuskan dalam penelitian ini.
3.4.3 Triangulasi
Teknik triangulasi adalah memeriksa data dengan cara membandingkan data
dengan data lain yang sudah didapat oleh peneliti lain. Teknik ini dilakukan dengan
cara mengumpulkan data dari berbagai sumber dan mengecek kredibilitas data.
Tujuan triangulasi tidak semata-mata mencari kebenaran tentang fenomena, tetapi
memahami secara lebih mendalam apa yang telah ditemukan.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mencari serta menyusun data yang telah
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan lain-lain (Sugiyono,
2009: 244). Data ini dikelola secara sistematis dengan analisis agar dapat mudah
dipahami dan dapat dijadikan informasi untuk orang lain. Proses analisis data, dalam
penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2018: 321).
Proses bentuk analisis Miles dan Huberman dikategorikan sebagi berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3.5.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data melalui penelitian kualitatif dapat dilakukan berbagai cara,
seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi. Namun, penelitian ini akan
mengambil dokumentasi yang sudah ada di literatur, jurnal-jurnal penelitian
sebelumnya, dan buku. Buku yang terkait dengan topik penelitian.
3.5.2 Reduksi data
Reduksi data berarti merangkum dan memilih hal-hal pokok yang penting
sehingga data yang dipilih menjadi sumber acuan sebagai jawaban penelitian. Hasil
data yang telah direduksi memberikan pola yang jelas dan mempermudah peneliti
dalam pengumpulan data selanjutnya. Reduksi data dilakukan dengan interpretasi
data. Interpretasi data adalah mencari pengertian lebih luas dan terperinci tentang arti
dari data yang didapat.
3.5.3 Penyajian data
Setelah melakukan reduksi data, penulis melakukan penyajian data. Penyajian
data dalam penelitian kualitatif dapat berupa uraian singkat dan hubungan
antarkategori. Sajian data menurut Miles dan Huberman adalah menemukan pola-
pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan simpulan
serta memberikan tindakan (Miles & Huberman, 2007: 84).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3.5.4 Penarikan kesimpulan
Tahap ini merupakan langkah terakhir dari penelitian ini. Peneliti akan
menarik kesimpulan dari data yang telah ditemukan, lalu dibandingkan dan
diverifikasi. Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari suatu kegiatan konfigurasi
yang utuh (Miles & Huberman, 2007: 18).
3.6 Penutup
Bab ini, sudah menjelaskan mengenai unsur-unsur maupun langkah-langkah
yang akan dilakukan oleh peneliti. Pada bab selanjutnya, peneliti akan menyampaikan
hasil dan analisis penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab IV, peneliti akan mengkaji bagaimana modal sosial, khususnya
peran kepercayaan, jaringan, dan norma berpengaruh pada strategi pengembangan
UMKM Batik. Ini dilakukan dengan menganalisis penelitian-penelitian yang sudah
dilakukan. Oleh karena itu, semua informasi yang berpengaruh pada inovasi strategi
UMKM, peneliti akan mencoba menilai pengaruh masing-masing unsur modal sosial.
UMKM mempunyai unsur peran strategis dalam pembangunan ekonomi
Nasional. UMKM selama ini terbukti dapat diandalkan sebagai unsur pengaman di
masa krisis melalui mekanisme penciptaan lapangan kerja. UMKM tersebar luas di
berbagai wilayah di Indonesia dan menciptakan hasil produksi yang berbeda-beda.
UMKM tentu ingin barang produksinya dilirik banyak orang, dikenal di berbagai
wilayah nasional maupun internasional, dan meningkatkan kesejahteraan hidup
masyarakat. Hal ini yang ingin dialami UMKM pada skala nasional di berbagai
wilayah.
Secara umum UMKM di Indonesia belum relatif berkembang dengan baik,
karena masih ada penghalang dalam mengembangkan segi produktivitasnya.
Hambatan-hambatan tersebutlah yang menyebabkan UMKM sulit berkompetisi di
pasar global. Hambatan-hambatan tersebut meliputi masalah kesulitan pemasaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
keterbatasan SDM, permodalan, bahan baku, dan keterbatasan teknologi yang
membuat produk dalam negeri masih tertinggal dengan produk luar negeri
(Tambunan, 2002: 73-80). Karena keterbatasan-keterbatasan ini, modal sosial
mempunyai peranan yang semakin penting.
Modal sosial bukan semata-mata sebuah hasil melainkan lebih sebuah proses.
Modal sosial mengalami pembentukan terus-menerus dan senantiasa mengakumulasi
dirinya, sehingga modal sosial tidak akan pernah habis ketika dipakai. Kualitas modal
sosial justru akan semakin baik apabila sering dimanfaatkan. Modal sosial terutama
berakar pada gagasan kepercayaan, norma, dan jaringan sosial dan percaya bahwa
relasi sosial adalah sumber daya yang berharga (Bhandari dan Yasinoubu, 2009).
Ketiga elemen modal sosial tersebut dapat saling berhubungan dan bisa menjadi alat
pengukur kondisi modal sosial pada suatu kelompok masyarakat.
4.1 Pengaruh kepercayaan terhadap inovasi strategi UMKM
Kepercayaan secara umum dapat dipahami sebagai rasa saling percaya satu
dengan yang lainnya terkait aktivitas yang dilakukan. Kepercayaan merupakan bagian
penting dalam modal sosial, karena atas dasar kepercayaan produktivitas kelompok
akan tetap terjaga untuk tetap berjalan mencapai tujuan bersama. Menurut Pavlo
dalam Donni (2017: 116) kepercayaan merupakan penilaian hubungan seseorang
terhadap orang lain yang akan melakukan transaksi tertentu sesuai dengan harapan
dalam sebuah lingkungan yang penuh dengan ketidakpastian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Di era modern seperti ini, semua serba cepat dan dinamis. Informasi dari
belahan dunia lain dapat terakses hanya dalam sepersekian menit. Ini menunjukan
bahwa pergerakan teknologi dan informasi memberikan nilai perubahan secara
mendunia baik di dalam kehidupan pribadi dan ekonomi atau bisa dikenal perubahan
industri 4.0 skala dunia (Ngafifi, 2014: 3). Hal tersebut menjadikan paradigma
tentang ekonomi dan pemasaran juga berubah. Produksi, distribusi hingga pemasaran
harus mengikuti gerak digitalisasi ekonomi yang terus berkembang. Tentu perubahan,
belum tentu membawa hal baru yang menguntungkan dan memudahkan bagi para
pelaku ekonomi sektor UMKM. Jangkauan luas dan kecepatan menjadi keunggulan
digitalisasi ekonomi di era baru ini.
Kemajuan teknologi di zaman ini memberikan kemungkinan untuk
meningkatkan kepercayaan. Salah satu peluang untuk menambah daya minat
konsumen adalah edukasi. Azzahra, (2018) dalam penelitian berjudul “Sistem
Pemasaran Zaman Now Guna Menggencarkan Produk Batik Tulis Dan Batik Cap
Danar Hadi” menjelaskan bahwa ada berbagai cara untuk memberikan informasi
terkait edukasi dengan mengoptimalkan pemasaran daring. Hasil penelitiannya
menunjukan bahwa banyak masyarakat tidak mengetahui mana produk batik asli dan
mana yang hanya tiruan. Maka pengusaha batik Danar Hadi memberikan solusi
melalui edukasi kepada masyarakat dengan menggunakan video project yang menjadi
daya tarik dalam melakukan pemasarannya. Selain itu, pengusaha batik Danar Hadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
menawarkan solusi untuk meningkatkan value. Teknik-teknik penjualan online
semacam ini dapat meningkatkan volume penjualan batik Danar Hadi, sehingga
perusahaan batik tersebut semakin dikenal luas dan memperoleh keuntungan bagi
perusahaan.
Apabila pengusaha batik Danar Hadi menerapkan kepercayaan dan
kemungkinan dapat berkontribusi secara efektif bagi UMKM Batik Danar Hadi
dalam bertransaksi, dipastikan kegiatan antara penjual dan pembeli akan
membuahkan rasa percaya, sehingga rasa percaya dapat meningkatkan keuntungan
bagi kedua belah pihak. Kepercayaan produk adalah item penting yang membantu
konsumen setia dengan produk tertentu (Ahmed, dkk, 2014). Kepercayaan tumbuh
tidak hanya saat melakukan penjualan saja. Informasi juga dapat memberikan rasa
percaya bagi banyak orang. Seperti kebanyakan orang ingin membeli batik, tapi di
sisi lain orang tersebut bingung untuk melakukan pembelian batik yang bagus. Hal
seperti ini memberikan peluang bagi produsen untuk melakukan pemasaran melalui
teknologi internet. Selain melakukan pemasaran melalui internet, produsen juga dapat
mengisi berbagai konten video yang diisi dengan edukasi mengenai batik, seperti cara
mengelola batik, bahan yang bagus dan nyaman dipakai, dan lain-lain. Dengan
demikian, brand-brand yang diluncurkan produsen melalui video atau foto dapat
diakses dan dapat dinikmati banyak orang. Ini meningkatkan kemungkinan konsumen
batik membeli brand tersebut karena brand value yang dipasarkan melalui video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dapat tersampaikan melalui rasa percaya terhadap isi konten video tersebut. Hal ini
dapat membantu masyarakat, khususnya konsumen batik. Isi video yang dibuat oleh
perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Apabila perusahaan UMKM Batik Danar Hadi tidak melakukan inovasi
melalui video, informasi yang disampaikan hanya akan menjangkau kalangan yang
sangat terbatas. Akibatnya, konsumen kesulitan untuk menumbuhkan rasa percaya
terhadap UMKM Batik ini. Kesulitan ini akan berdampak pada ketidakmampuan
UMKM Batik Danar Hadi untuk menumbuhkan loyalitas pelanggan pada produk-
produk yang mereka tawarkan. Inovasi produk sangat berpengaruh positif terhadap
kepercayaan konsumen, karena akan mengarah pada loyalitas pelanggan pada suatu
produk (Dimyati, 2011).
Selain menambah minat konsumen melalui teknologi edukasi, kepercayaan
memiliki peran dalam menciptakan ketahanan ekonomi dan meningkatkan kualitas
produk. Irfan (2018) dalam penelitian berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Dalam
Meningkatkan Volume Penjualan Produk Pada PT. Proderma Sukses Mandiri”
menjelaskan bahwa, PT. Proderma dalam mengelola perusahaannya agar terus
berkembang, memberlakukan hubungan kerja sama dengan perusahaan lain.
Perusahaan lain ini memproduksi produk yang sama dengan PT. Proderma. Hasil
produksinya ialah krim kecantikan. Inti dari penelitian ini adalah PT. Proderma tidak
hanya mempunyai hubungan kerja sama dengan perusahaan lain yang meringankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
kinerja produksi, agar tetapi PT. Proderma juga ingin meningkatkan kualitas barang
produksinya. Agar dapat dikonsumsi banyak orang, cara yang dilakukan oleh PT.
Proderma adalah memberikan unsur promosi dan memberikan kepercayaan kepada
banyak orang melalui media iklan. Menurut Sigit (2007: 101) “Promosi adalah
aktivitas-aktivitas sebuah perusahaan yang dirancang untuk memberi informasi,
membujuk, atau mengingatkan pihak lain tentang perusahaan yang bersangkutan
dengan barang-barang serta jasa-jasa yang ditawarkan olehnya”. Meningkatkan
penjualan produk melalui promosi membutuhkan unsur kepercayaan calon konsumen
supaya mereka tertarik untuk membelinya. Promosi juga memberikan rasa percaya,
promosi dalam diri calon konsumen dan konsumen, sehingga dapat membangun dan
membina hubungan jangka panjang.
Apabila perusahaan PT. Proderma dengan mitranya tidak memberlakukan
unsur promosi, penjualan barang hasil produksi pada masyarakat luas tidak akan
maksimal. Promosi dapat meningkatkan unsur kepercayaan bagi perusahaan dan
konsumen. Karena sisi kepercayaan dapat membangun dan membina hubungan
jangka panjang, perusahaan perlu dalam memberikan informasi (promosi) secara
terus menerus (Rousseau dalam Pudjihardjo, 2015). Kualitas (mutu) produk menjadi
cerminan bagi sebuah perusahaan, mengingat kaitan eratnya dengan masalah
kepuasan konsumen, yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan
perusahaan. PT. Proderma memberikan informasi bahwa kepercayaan dapat menjalin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
kerja sama dengan perusahaan lain. Apabila UMKM batik menerapkan hal yang sama
dengan PT. Proderma, kemungkinan UMKM batik dapat memberikan kepercayaan
pada perusahaan yang memungkinkan dapat menjalin kerja sama.
Unsur kepercayaan dapat berkontribusi dalam mempertahankan dan
meningkatkan kualitas produk yang sudah dibahas sebelumnya. Ini tampak dalam
penelitian Dheni, (2019) yang berjudul “Strategi Pemasaran Batik Dalam
Menghadapi Persaingan Bisnis Global Dengan Pendekatan Analisis SWOT pada
Alya Batik Trenggalek”. Dengan semakin pesatnya perkembangan industri tekstil di
seluruh dunia, dan juga di Indonesia persaingan bisnis di industri ini tidak dapat
dihindari. Dengan adanya persaingan bisnis, perusahaan harus bisa menyusun strategi
pemasaran dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang yang dimiliki untuk
meminimalkan atau mencegah kelemahan dan ancaman yang mungkin terjadi di masa
depan. Inovasi strategi perusahaan perlu mempertimbangkan aspek legalitas,
sehingga memberikan kepercayaan bahwa produk tersebut diakui.
Hasil strategi pengembangan yang dilakukan oleh Batik Alya dalam
menghadapi persaingan justru meningkatkan inovasi pada produknya dari segi motif
dan warna, sehingga memiliki ciri khas motif tertentu yang berbeda dari perusahaan
batik lainnya. Batik Alya juga memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai media
promosi dan memanfaatkan peluang yang ada. Dengan memiliki legalitas secara
hukum, Batik Alya mendapatkan kepercayaan dunia atas produk batiknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Jika perusahaan batik Alya tidak menerapkan inovasi pada hasil produk batik
unggulannya serta strategi sistem pemasaran yang baik, dan tidak memberikan hak
paten produk secara hukum, sangat mungkin muncul batik tiruan di tempat lain
ataupun di sekitarnya. UMKM lain akan bisa menirukan hasil batik unggulan produk
batik Alya yang memiliki banyak peminat. Ini akan menurunkan kepercayaan
konsumen. Konsumen lalu akan meragukan keaslian produk batik Alya. Apabila ini
terjadi, kepuasaan konsumen menjadi rendah, karena banyaknya produk palsu yang
sudah tersebar luas.
Irma (2018) dalam penelitian berjudul “Pengembangan UMKM Batik Warna
Alam Kampung Batik Laweyan Surakarta” membahas tentang pengembangan
strategi yang dapat diterapkan pada UMKM batik warna alami untuk lebih
meningkatkan daya saing produk. Hasil pembahasannya menemukan beberapa faktor,
di antaranya faktor kekuatan, yaitu mempunyai label Clean Batik Intiative (CBI),
bahan baku tersedia, ramah lingkungan, memiliki pelatihan CBI. Sementara itu,
kelemahan-kelemahannya meliputi SDM terbatas, harga jual tinggi, tidak produksi
setiap saat, beberapa warna tidak menyatu dengan kain, serta proses pewarnaan lama.
Penelitian ini juga mengidentifikasi faktor eksternal seperti, batik warna mempunyai
peluang ekspor, hubungan dengan pemasok baik, dan mendapat dukungan dari
Pemerintah. Beberapa ancamannya adalah promosi masih kurang, posisi pesaing
yang berdekatan, segmen pasar menengah ke atas, minat konsumen rendah, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
teknologi yang belum memadai. Kesimpulan dari penelitian ini memberikan
informasi, bahwa mengembangkan usaha perlu ada rancangan-rancangan terlebih
dahulu untuk meningkatkan kualitas bagi perusahaan dalam menjalankan usahanya.
UMKM berusaha memberikan rasa percaya pada pelanggan di tengah-tengah
kesulitan UMKM berkembang. UMKM juga dapat meningkatkan kepercayaan
melalui inovasi dengan menciptakan produk selain kain. Ini bisa produk tas, tempat
tisu, dompet, dan menerapkan inovasi teknologi agar teknik pewarnaan lebih cepat
dan menghasilkan warna dengan kualitas tinggi. Dalam melakukan ini semua,
produsen perlu menyesuaikan kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal tersebut
tercermin dari mutu produk yang dihasilkan, jenis dan ragam corak yang ditawarkan
dan jenis bahan baku yang digunakan. Oleh karena itu, penting bagi produsen untuk
melakukan suatu strategi produk yang berupa memelihara dan mempertahankan mutu
produk, serta meningkatkan kepercayaan konsumen (Yulianti, 2008). Jika
kepercayaan yang dimiliki UMKM rendah, tingkat konsumsi konsumen terhadap
barang yang dihasilkan juga rendah. Kemungkinan barang yang dihasilkan tidak
memenuhi ekspektasi konsumen. UMKM perlu melakukan bentuk perubahan dan
atau peningkatan barang yang dihasilkan, agar kepercayaan konsumen dapat kembali
tumbuh dengan hasil barang produksi dari UMKM.
Kepercayaan atas nama Agama dapat memicu persaingan usaha dalam satu
wilayah. Nisa (2015) dalam penelitian “Strategi Pengembangan Usaha Pengusaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Batik Tulis Lasem” memperlihatkan bahwa strategi pengembangan usaha yang
dilakukan oleh pengusaha batik tulis Lasem sudah cukup sesuai dengan strategi
pengembangan menurut ajaran Islam. Sebagian besar pengusaha menerapkan
kejujuran, tanggungjawab, menjalin hubungan baik dengan pelanggan maupun
dengan pengusaha yang lain, dan bersaing dalam perdagangan dengan cara sehat.
Usaha batik di kota Lasem yang dahulu didominasi oleh pengusaha Tionghoa.
Namun, belakangan ini sebagian besar usaha batik di kota Lasem dikuasai oleh
pengusaha Jawa pribumi Muslim. Sebagian besar bisnis masih dikuasai pengusaha
Tionghoa. Asal-usul Tionghoa adalah imigran yang datang ke Indonesia, yang berasal
dari negara Tiongkok. Etnis Tionghoa bisa dikenal sukses, karena mereka bekerja
keras dan terus mengasah insting dalam bertahan hidup. Namun, salah satu alasan
pengusaha pribumi Muslim sekarang menjadi berkembang, karena mereka juga ingin
mengembangkan peninggalan sejarah Lasem yaitu Batik Tulis Lasem. Pengusaha
pribumi Muslim tidak ingin peninggalan sejarah Lasem itu dikuasai oleh pengusaha
Tionghoa saja. Faktor penyebab pengusaha Tionghoa semakin lama semakin
menurun usahanya, karena hampir tidak ada generasi muda Tionghoa di Lasem yang
berminat untuk meneruskan usaha keluarga mereka. Rata-rata keturunan mereka yang
sudah tamat sekolah meninggalkan kota Lasem untuk bekerja di luar kota.
Batik tulis Lasem memiliki strategi perkembangannya yang baik, walaupun
mempunyai masalah dalam pemasarannya, yaitu persaingan bisnis dari etnis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tionghoa. Namun, tidak tertutup kemungkinan dalam melakukan perubahan langkah
dengan menerapkan kerja sama antara pengusaha pribumi Muslim dan pengusaha
Tionghoa. Ini dapat mengembangkan hubungan kerja sama yang berlandaskan
kepercayaan, untuk meningkatkan produk hasil batik tulis Lasem yang berakar dari
budaya Lasem. Maka, kepercayaan dapat menumbuhkan kerja sama. Ini akan
membuat penjualan berjalan baik. Kerja sama juga dapat menumbuhkan inovasi dan
sistem pemasaran yang baik.
Apabila batik tulis Lasem mempunyai kepercayaan rendah dalam kerja sama
antara pengusaha pribumi Islam dan pengusaha Tionghoa, penjualan tidak akan
berkembang. Penelitian ini memberikan kesan persaingan yang “tidak sehat”.
Langkah-langkah yang dilakukan pengusaha dalam memasarkan produknya di
antaranya adalah pengusaha pribumi Islam melakukan penjualan dengan pendekatan
secara Syariah atau Islamiah dan pengusaha Tionghoa mencoba menguasai pasar
melalui teknologi maupun pendekatan-pendekatan lain. Akan tetapi, pengusaha
Tionghoa mempunyai permasalahan pada regenerasi. Hal ini bisa diatasi secara sosial
dalam kebersamaan. Jika tidak ada yang tertarik pada batik tulis di kota Lasem atau
barang-barang yang diproduksi tidak disukai oleh konsumen karena cenderung lama
dan tidak mengikuti trend saat ini. Pengusaha pribumi Islam dan pengusaha Tionghoa
perlu bekerja sama untuk mengembangkan usaha batik di kota mereka. Kepercayaan
dapat meningkatkan kerja sama. Selanjutnya, kepercayaan akan mendorong sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
strategi pemasaran yang baik, serta dapat melahirkan inovasi hasil barang
produksinya.
Penjelasan di atas memberikan beberapa hal penting terkait kepercayaan.
Kepercayaan adalah bentuk rasa percaya terhadap sesuatu baik itu bentuk produk
ataupun manusia. Dalam menghasilkan suatu produk yang dijualkan kepada banyak
orang, UMKM memerlukan unsur kepercayaan. Kepercayaan dapat diwujudkan
melalui promosi, komunikasi edukatif secara langsung maupun melalui teknologi
internet, jaminan hukum legalitas (hak paten), dan kerja sama dengan pemasaran lain.
Apabila dari keempat tersebut diberlakukan, kemungkinan akan sebagai bentuk
strategi pemasaran bagi UMKM melalui kepercayaan.
4.2 Pengaruh jaringan terhadap inovasi strategi UMKM
Bentuk modal sosial kedua adalah jaringan sosial. Jaringan sosial dapat
dipahami sebagai kemampuan membangun hubungan dalam skala luas. Semakin luas
pergaulan dan semakin luas jaringan sosialnya, semakin tinggi nilai seseorang.
Jaringan sosial dapat melandasi kerja sama dengan menunjukan adanya kesepakatan
antara dua orang atau lebih, dengan tujuan untuk saling menguntungkan. Seperti
UMKM yang memiliki jaringan dengan pemerintah, manfaatnya hasil produksi
UMKM dapat dipromosikan melalui pameran yang diselenggarakan oleh pemerintah,
atau dapat mempermudah pinjaman modal usaha untuk mengembangkan UMKM,
dan UMKM dapat mengusulkan pada pemerintah untuk pembinaan dan pelatihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
usaha UMKM. Adapun jaringan dalam kerja sama dengan UMKM batik lain,
manfaatnya sesama UMKM batik dapat saling memberikan informasi dan
pengetahuan mengenai batik, dan UMKM dapat berencana untuk mempromosikan
hasil produksi secara bersama dengan membuat pameran batik bersama. Menurut
Suriatna (2013), faktor sosial atau dukungan sosial akan mempermudah individu
ataupun sebuah kelompok memperoleh sumber kekuatan ketika menghadapi
permasalahan.
Modal sosial dipandang sebagai salah satu instrumen strategis yang mampu
mendorong tumbuh dan berkembangnya keunggulan bersaing yang pada gilirannya
mampu menghasilkan kinerja pemasaran yang baik dan menjamin keberlanjutannya
(Ferdinand, 2005). Dengan begitu modal sosial mampu memperluas jaringan dalam
menguasai pangsa pasar yang tinggi. Sebagai contoh, Faizah (2019) dalam
penelitiannya yang berjudul “UMKM Dalam Persaingan di Era Globalisasi Ekonomi”
membahas UMKM produksi olahan bawang merah yang berada di Kabupaten
Probolinggo, Jawa Timur. UMKM tersebut memiliki kendala harga yang rendah
karena banyaknya jumlah bawang merah yang tersedia saat panen raya tiba. Hal
tersebut dalam mengurangi harga hasil panen. Untuk mengatasi ini, beberapa orang
berinisiatif mendirikan UMKM dan mengajak para petani bawang di wilayahnya
untuk turut serta bergabung. Ini diharapkan dapat meningkatkan harga bawang,
karena pengolahan bawang dapat menghasilkan nilai jual tinggi lewat produksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
camilan sehat bawang merah dan sambal bawang. Untuk menjaga kualitas produk
yang dihasilkan, produk bawang merah goreng dikemas plastik. Untuk camilan
sendiri, pihak UMKM mengemasnya dengan plastik berdesain menarik. UMKM juga
mengembangkan empat varian rasa dalam camilannya yakni varian ayam bakar, keju,
original, dan sapi panggang. Empat varian rasa ini kemudian dikemas ke dalam kotak
kecil, sedangkan produk sambal dikemas ke dalam botol-botol plastik.
Jaringan yang dibangun UMKM olahan bawang memberikan bentuk
pertahanan harga bawang dan meningkatkan hasil kualitas produksi bawang. Melalui
akan kesadaran ekonomi daerah tersebut yang melemah akibat musim panen. Warga
lalu mendirikan UMKM sebagai strategi untuk meningkatkan penjualan.
Lalu, bagaimana UMKM dengan jaringan yang dapat menghadapi persaingan
bisnis di era globalisasi? Ini bisa berakibat pada, rendahnya sumber daya manusia,
terbatasnya informasi, serta tidak mampu atau minimnya membaca peluang pasar.
Oleh karena itu, perlu memiliki jaringan internal maupun eksternal, agar UMKM
dapat bersinergi untuk mewujudkan strategi inovasi pemasaran yang baik dan tepat.
Bekerja sama dengan pemerintahan setempat, memberikan keuntungan bagi UMKM,
karena memungkinkan akses ekspor.
Persaingan akan mengalami perubahan di tengah perekonomian global karena
sektor bisnis harus dapat beradaptasi dengan lingkungan baru tersebut. Maka dari itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
perusahaan harus dapat membangun jaringan (network) dengan bermitra atau dengan
organisasi-organisasi lain yang tentunya menunjang operasional perusahaan (Craven,
2007). Jaringan dapat meminimalisir persaingan usaha. Jaringan penting karena
peningkatan produktivitas dan sinergi kinerja dapat meningkat dengan adanya
jaringan tersebut (Porter, 2007). Alfi, dkk (2012) menyatakan dalam penelitiaanya
dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada UMKM Batik
Semarangan Di Kota Semarang” menunjukan bahwa peningkatan volume penjualan
turun karena dipengaruhi persaingan yang begitu ketat dan promosi yang kurang
efektif, SDM yang masih kurang memadai, dan manajemen yang tidak rapi. Ini perlu
dievaluasi agar perusahaan UMKM tersebut dapat beroperasional kembali.
Jaringan sosial yang dimiliki UMKM Batik Semarangan dapat meningkatkan
penjualan. UMKM Batik Semarangan perlu melakukan inovasi produk. Perlu ada
perubahan desain batik yang sebelumnya baju, dengan membuat hal baru seperti
jaket, sarung bantal, tas, dan segi pelayanan pesanan konsumen. Dengan itu,
konsumen dapat menjadi lebih tertarik dengan UMKM. UMKM perlu melakukan
kerja sama dengan pedagang batik lain, promosi dengan cara membuat iklan di
internet, dan pada saat tertentu mengadakan pameran produk-produk UMKM dengan
mengundang banyak pengunjung. Yang terakhir ini dapat menjadi kesempatan untuk
melakukan promosi dan meningkatkan penjualan. Terakhir, perlu ada hubungan kerja
sama untuk meminimalkan kelemahan yang ada pada UMKM batik dan menghindari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
ancaman yang datang. Ini dilakukan dengan promosi yang memanfaatkan media
promosi sesuai dengan dana yang ada, dan juga dapat dilakukan penambahan saluran
distribusi seperti agen, reseller ataupun sales, agar pengoptimalan perusahaan
UMKM dapat berjalan dengan pasti dan baik.
Apabila UMKM Batik Semarangan terus memiliki jaringan dan tidak
melakukan langkah-langkah penerapan inovasi dalam strategi pemasarannya. UMKM
itu berpotensi gulung tikar. Oleh karena itu, UMKM batik perlu berinisiatif mencari
peluang untuk bertahan memajukan secara kolektif melalui hubungan sosial ataupun
kerja sama. Semakin baik jaringan sosial dalam ranah bisnis, semakin baik pula
kinerja pemasaran yang dilakukannnya. Begitu juga dengan sebaliknya.
Perusahaan yang berupaya membangun sistem bisnis yang baik dan berjangka
panjang akan mengembangkan terobosan-terobosan dalam pemasaran. Perusahaan
melakukan pemasaran agar konsumen tertarik dan membeli hasil produk yang
ditawarkan untuk konsumen. Untuk keperluan tersebut, perusahaan melakukan
tindakan-tindakan yang terdiri dari 4 macam, yaitu produk, harga, distribusi, dan
promosi.
Kualitas jaringan dapat meningkatkan promosi UMKM. Promosi merupakan
strategi memasarkan yang penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam
memasarkan produk. Promosi berarti mengkomunikasikan program pemasaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
persuasif kepada pelanggan untuk mendorong terciptanya transaksi (Hasan, 2009).
Arlita (2014) dalam penelitian “Analisis Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan
Daya Saing Industri Batik Tulis Giriloyo Untuk Mendukung Pembangunan Wilayah
di Desa Wukisari, Imogiri, Bantul” menunjukan informasi bahwa kegiatan yang ada
pada UMKM Giriloyo melakukan strategi-strategi pemasaran yang membawa
UMKM berkembang dan pada akhirnya bisa menghidupkan banyak orang di wilayah
tersebut. Permasalahan utama adalah UMKM Giriloyo terbatasnya modal usaha,
kendala faktor geografis, dan kurangnya dukungan pemerintah. Lalu UMKM batik
Giriloyo juga mempunyai pesaing yang mempunyai hasil serupa. Hal ini perlu diatasi
oleh pengelola UMKM batik tulis Giriloyo dengan menerapkan strategi-strategi yang
lebih tepat guna, agar dapat meningkatkan daya saingnya dan menjangkau konsumen.
Jika kualitas jaringan yang ada pada UMKM batik tulis Giriloyo dibangun, ini
dapat meningkatkan kualitas kerja sama dan macam-macam pendekatan strategi yang
tepat dalam menjalankan usaha. Ini dilakukan dengan menciptakan hubungan kerja
sama dengan usaha-usaha lain maupun lembaga-lembaga pemerintahan. Ini penting,
karena pemerintah mempunyai akses informasi yang bisa membuat UMKM Batik
Giriloyo dapat terbantu dalam pemasarannya dan dapat mempengaruhi
keberlangsungan usahanya.
Tidak hanya itu, UMKM Giriloyo dalam meningkatkan daya saingnya dapat
mengikuti berbagai kegiatan, salah satunya adalah mengikuti acara kegiatan pameran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
sebagai bentuk promosi dan melakukan penjualan secara daring. UMKM Giriloyo
juga dapat menciptakan desa wisata di daerahnya. Dengan itu, UMKM Giriloyo dapat
memajukan perekonomian dalam pembangunan pada desa wisata di wilayah
Giriloyo. Ini bisa menjawab kekhawatiran terkait letak geografis, yang tidak bisa
dijangkau oleh pembeli. Ini bisa diubah melalui inovasi-inovasi dalam
memberlakukan strategi pemasarannya UMKM tersebut. Jika UMKM melakukan
hubungan kerja sama dengan lembaga ataupun pemerintah untuk membantu
pemasaran UMKM Giriloyo, UMKM dapat terbantu untuk dapat berkembang.
Jika kualitas jaringan UMKM Giriloyo rendah, mereka hanya akan
mengandalkan orang-orang yang ada di wilayahnya saja. Ini berarti pendapatan
diperoleh hanya dengan mengandalkan konsumen yang datang ke tempat UMKM
Giriloyo dan memberlakukan konsinasi atau titip jual yang berakhir keuntungan yang
tidak seberapa. Jika hal tersebut tetap dilakukan tanpa ada unsur inovasi dalam
pemasaran, UMKM Giriloyo tidak dapat dipertahankan. Meningkatkan daya saing
dapat dilakukan juga dengan mempelajari ataupun menguasai, teknologi media. Pada
tahun 2020 semua bisnis, baik perusahaan besar maupun UMKM, secara nasional
diharuskan menguasai teknologi dalam pemasarannya. Hal tersebut dapat
meningkatkan sistem pemasaran yang baik dan bisa menjangkau hubungan secara
luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Keberadaan modal sosial dapat menjadi sumber daya produktif bagi UMKM
perajin batik untuk mencari berbagai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
dalam rangka mengembangkan usahanya. Dalam hal ini, UMKM perajin batik dapat
mengalami proses belajar untuk meningkatkan kompetensi untuk memenuhi
kebutuhan inovasi. Dengan kata lain, jaringan dapat mengembangkan produktivitas
pengrajin batik. Adapun proses belajar dapat terjadi dalam proses interaksi yang
terbentuk dengan lingkungan internal maupun eksternal usaha batik. Sebagai contoh,
Tohani & Sugito (2019) dalam penelitian dengan judul “Kebutuhan Inovasi, Modal
Sosial, dan Proses Belajar Perajin Batik” menunjukkan bahwa UMKM perajin batik
melakukan proses belajar melalui interaksi bisnis dengan pihak lain, baik internal
maupun eksternal untuk memenuhi kebutuhan inovasi dalam rangka mengembangkan
usahanya.
Proses belajar untuk membentuk keahlian perajin batik dapat dilakukan
dengan interaksi antarsesama perajin batik, sehingga perajin batik melalui proses
pembelajaran dapat meningkatkan keahlian dan dapat mengembangkan inovasi
produk UMKM. Dengan demikian, perajin batik dapat memberikan unsur inovasi
pada strategi pemasaran UMKM yang mereka kelola.
Produktivitas modal sosial dapat berbentuk ketersediaan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan dengan pengembangan usaha batik yang dapat dimanfaatkan oleh
para perajin batik melalui proses belajar. Apabila UMKM memiliki jaringan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
rendah, para perajin batik tidak memiliki keinginan ketersediaan sikap. Pada
akhirnya, inovasi pengetahuan terkait keterampilan tidak diperoleh. Ini jelas
menghambat inovasi serta menghambat juga pada strategi pemasaran pada UMKM
batik tersebut.
Pengembangan bisnis jaringan terhadap lembaga memungkinkan majunya
laju produktivitas penjualan batik. Dalam jaringan antar perusahaan maupun
lembaga, keunggulan kompetitif dari masing-masing perusahaan berkaitan dengan
keuntungan dari jaringan di mana perusahaan tertanam, karena hubungan dapat
memberikan hal yang berharga untuk kedua jaringan dan anggota perusahaan. Namun
penciptaan, pemeliharaan, dan pengembangan modal sosial dalam jaringan adalah
tugas yang mahal. Proses pembentukan dan memanfaatkan modal sosial
membutuhkan investasi dan waktu (Antoldi, 2011).
Penelitian bernama Mukaffi (2019), dengan judul “Strategi Pengembangan
Industri Kreatif Berbasis kearifan Lokal,” menemukan pengembangan industri kreatif
di Banyuwangi lewat kolaborasi antara pemerintah, bisnis, dan cendekiawan. Peran
cendekiawan atau akademisi sebagai relawan yang berkomitmen di dalam
pendidikan, penelitian, dan pengabdian di masyarakat. Hasil penelitiannya
melahirkan inovasi teknologi dan ide kreatif. Pemerintah berperan melakukan
sosialisasi tentang batik Banyuwangi ke publik luar, baik secara langsung maupun
melalui media resmi Pemerintah Daerah. Pemerintah juga memberi pelatihan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
mengadakan festival di Banyuwangi maupun di luar. Namun, akademi/cendekiawan
masih kurang berkontribusi terhadap pengembangan batik di Banyuwangi, mereka
dapat memberi pelatihan, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat.
Industri kerajinan batik Banyuwangi mempunyai akses jaringan yang kuat,
karena pemerintahnya. Beruntungnya UMKM jika menjalin hubungan kerja sama
dengan Pemerintah Daerah, karena pemerintah dapat turut serta dapat membantu
meningkatkan penjualan UMKM melalui acara pameran, web resmi pemerintahan,
dan hal-hal yang lain. Pemerintah juga memungkinkan UMKM menjalin hubungan
kerja sama dengan agen-agen wisata dalam menciptakan kesejahteraan, dengan
secara tidak langsung maupun langsung. UMKM Banyuwangi dapat terbantu dengan
bermitra melalui peran pemerintahan dan lembaga. UMKM juga bisa
mengembangkan usahanya lewat promosi melalui media sosial, dengan seperti
memberikan informasi kepada masyarakat luas adanya informasi yang diberikan
terkait produk maupun promo wisata.
Kelemahan yang ada pada UMKM Banyuwangi, memungkinkan
perkembangan UMKM tidak optimal, dalam melakukan penjualan produk. Karena
UMKM ini tidak melakukan inovasi pada produknya, sehingga UMKM Banyuwangi
perlu mempunyai perubahan pada hasil produksinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Penelitian Achmad, (2017) dengan judul “Penerapan Strategi Pemasaran
Industri Kreatif Batik Jember Dalam Upaya Meningkatkan Daya Saing”
menunjukkan jaringan kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Jember, dinas
koperasi, dan UMKM dapat meningkatkan daya saing UMKM itu. Ini dibuktikan
dengan adanya peningkatan produk yang berkelanjutan serta omzet penjualan yang
terus meningkat dari tahun ke tahun pada Rumah Batik Rolla.
Selain menjalin hubungan kerja sama antar pemerintah, Rumah Batik Rolla
bisa menjalin kerja sama dengan UMKM pada wilayah Jember yang memproduksi
batik khas Jember. Hal ini selain menguntungkan UMKM, dapat menjalin relasi kerja
sama dan menjalin silahturahmi yang memungkinkan hubungan jangka panjang antar
UMKM, serta memicu inovasi antara UMKM agar dapat memasarkan hasil
produksinya dan dapat digemari oleh konsumen.
Selain membangun hubungan kerja sama dengan pemerintah, koperasi
maupun UMKM di wilayahnya, Rumah Batik Rolla dapat memanfaatkan bentuk
promosi melalui teknologi internet, televisi, radio, dan koran. Rumah Batik Rolla
juga bisa menerapkan strategi pemasaran yang agresif dengan melakukan perluasan
pasar dengan cara membuka cabang Rumah Batik Rolla pada tempat lain yang lebih
strategis, mengembangkan produk baru, dan meningkatkan fasilitas produksi untuk
menigkatkan penjualan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Konsep jaringan adalah hubungan sosial yang dimiliki setiap individu maupun
kelompok, yang memiliki keteraturan bersikap dalam lingkungan masyarakat dan
memiliki tujuan bersama. Jaringan sosial dapat meningkatkan produktivitas dan
efektivitas dalam tindakan bersama. Jaringan yang dimiliki UMKM pada penelitian
ini, memperoleh dalam meningkatkan kegiatan promosi, jaringan juga dapat
meminimalisir persaingan usaha, jaringan dapat berguna memperluas pangsa pasar,
dan jaringan mempunyai manfaat dalam mengembangkan kinerja UMKM. Beberapa
yang disebutkan keuntungan pada jaringan, dapat memberikan nilai kegunaan bagi
UMKM serta dapat berkontribusi pada inovasi dalam strategi pemasaran.
4.3 Pengaruh norma terhadap inovasi strategi UMKM
Sebuah industri tentu memiliki seperangkat aturan yang telah disepakati
bersama. Begitu pula dengan UMKM di wilayah manapun. Menurut Soekanto (2013:
174) norma adalah suatu perangkat agar hubungan di dalam masyarakat dapat
terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Norma merupakan hal penting dalam
modal sosial. Norma bertindak sebagai pengendali sosial terhadap tindakan yang ada.
Norma juga berkontribusi dalam menciptakan keselarasan hubungan antar pengrajin,
sehingga akan menciptakan suatu keteraturan, kenyamanan, kemakmuran dan
kebahagiaan antar pengrajin dan memungkinkan dapat menciptakan lahirnya norma
dapat berjalan lancar dalam proses pembuatan batik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Penelitian Astuti, (2018) dengan judul “Kontribusi Modal Sosial Terhadap
Perkembangan Industri Kreatif Batik Tulis Giriloyo Bantul” menunjukkan norma
yang ada pada paguyuban batik tulis Giriloyo berlaku untuk setiap anggota.
Tujuannya norma dijadikan sebagai pedoman, arahan, dan tata tertib bagi anggota
agar tercipta masyarakat yang teratur dan tenteram. Norma yang ada pada Giriloyo
disepakati secara bersama-sama dan digolongkan norma tertulis dan tidak tertulis.
Norma yang tidak tertulis umumnya pada masyarakat seperti norma agama, norma
kesopanan, dan norma kesusilaan. Norma tertulis dimuat dalam AD ART, memuat
landasan-landasan dasar seperti tugas, fungsi, kepengurusan, keanggotaan, sumber
dana, kegiatan, dan keuangan. Acuan ini memberikan batasan-batasan pada
pengrajin, sehingga kegiatan pun menjadi tertata.
Jika norma kuat, pekerja akan mematuhi aturan-aturan yang ditetapkan oleh
perusahaan dan akan berpengaruh juga pada hasil produksi yang dihasilkan.
Perusahaan perlu memberikan aturan yang dapat disanggupi oleh pekerja. Jika norma
atau aturan yang ditetapkan oleh perusahaan sendiri tanpa ada unsur musyawarah,
aturan itu tidak dapat berjalan dengan kesepakatan bersama. Selain itu, norma dapat
berupa sanksi yang berlaku bagi setiap perusahaan. Mengingat para pekerja, memiliki
sifat yang berbeda-beda, jika aturan sudah ditetapkan, perusahaan berhak
memberikan sanksi yang berlaku. Apabila aturan dilanggar, norma akan berpengaruh
juga terhadap hasil produksi pada perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Jika norma perusahaan lemah, perkembangan perusahaan tidak optimal.
Aturan memang tidak membuat batasan ruang gerak pekerja, tetapi dengan adanya
aturan tindakan pekerja menjadi lebih tertata dan tidak seenaknya sendiri. Jika norma
tersebut dilakukan dan ditanggapi secara baik, pekerja menjadi terbiasa, sehingga
pelanggaran terhadap norma tersebut jarang ditemukan. Ini akan berpengaruh baik
juga terhadap hasil produksi perusahaan itu sendiri
Kedisiplinan perlu ditegaskan dalam suatu organisasi perusahaan. Tanpa
dukungan disiplin pekerja yang baik, sulit perusahaan untuk mewujudkan tujuannya.
Maka, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu perusahan dalam mencapai
tujuannya. Menurut Rivai dan Sagala (2013: 824) semakin baik disiplin yang
dilakukan oleh karyawan di suatu perusahaan, semakin besar prestasi kerja yang
dihasilkan. Sebaliknya, tanpa disiplin yang baik, sulit bagi perusahaan mencapai hasil
yang optimal. Begitu juga kedisiplinan pekerja mempengaruhi hasil produksi.
Peneliti Ari dan Noah, (2018) dengan judul “Disiplin Kerja Pada UMKM
Batik Semarang 16”. Perusahaan, terutama UMKM akan selalu berusaha
meningkatkan produktivitas karyawan. Salah satu faktor yang mampu meningkatkan
produktivitas secara drastis adalah disiplin kerja. Pada UMKM Batik Semarang 16,
aturan tertulis yang sudah diterapkan pada UMKM sudah berjalan baik. Namun
masih ada yang kurang, yaitu sosialisasi mengenai aturan tertulis kepada pekerja lama
maupun baru, sehingga masih ada beberapa pekerja yang belum mengetahui tahap-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
tahap sanksi hukuman dan aturan tertulis yang digunakan di UMKM batik Semarang
16.
Untuk meminimalisir dampak sanksi perusahaan terhadap pekerja perlu
sosialisasi dalam mekanisme penafsiran yang rutin mengenai disiplin kerja tentang
aturan tertulis serta sanksi hukuman yang berlaku di UMKM batik Semarang 16,
sehingga para pekerja baik yang lama maupun baru selalu mendapatkan peringatan
tentang aturan tertulis dan sanksi hukuman yang berlaku. Ini membuat norma kembali
kuat dan berdampak positif pada hasil produksi UMKM batik Semarang, serta
memberikan strategi UMKM yang optimal.
Jika UMKM Batik Semarang 16 tidak memberlakukan peringatan pada
pekerja lama maupun baru, sebagian pekerja bisa mendapatkan sanksi hukuman
setiap harinya. Hal ini akan berpengaruh pada hasil produksi yang tidak mencapai
target. Pekerja juga mengalami beban pikiran. Maka, hukuman tersebut akan
mempengaruhi pada hasil produksi nantinya. Hal tersebut menggambarkan norma
yang lemah yang terjadi pada UMKM Batik Semarang dan akan berpengaruh juga
keberlangsungan pada pengembangan usaha.
Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi beberapa faktor seperti pendidikan,
keterampilan, disiplin kerja, budaya, etika kerja, tingkat penghasilan, manajemen,
beban pekerjaan, budaya organisasi, dan teknologi (Tohardi, 2002: 452). Apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
faktor-faktor tersebut diolah dengan baik oleh pekerja, produktivitas karyawan akan
lebih baik dan berlanjut baik bagi perkembangan perusahaan (Kanzunnudin, 2006).
Norma sosial memberikan unsur kerja sama bagi anggota-anggota kelompok dan
kecenderungan pada anggota kelompok lebih mementingkan kepentingan umum
dibanding kepentingan pribadi. Karena anggota kelompok ingin meningkatkan
kesejahteraan sosial mereka lebih terdorong untuk mengikuti lebih banyak kegiatan di
dalam kelompok. Ini memungkinkan kekuatan norma pada anggota kelompok juga
memberikan kontribusi kekuatan dalam pembangunan dan perkembangan pada
UMKM.
Peneliti Khoirul, (2018) dengan judul penelitian “New Social Capital dan
Revolusi Industri 4.0; Studi Terhadap Pembangunan Masyarakat UMKM Batik
Tanjung Bumi Bangkalan Madura” menunjukkan modal sosial yang dimiliki UMKM
Batik Tanjung Bumi Madura mampu memberikan kekuatan ekonomi di zaman
modern sekarang. Melalui modal sosial seperti sejarah, norma, sosial, kebudayaan,
kepercayaan, dan organisasi. UMKM dapat menghadapi Revolusi Industri 4.0. Modal
sosial yang mereka miliki juga mengalami dinamika, sehingga modal sosial pun
berevolusi dengan waktu. Salah satunya adalah dunia internet. Inilah yang disebut
bagi UMKM batik Tanjung Bumi modal sosial baru atau new social capital. Jadi
UMKM batik Tanjung Bumi memberlakukan new social capital memberikan unsur
baru dalam menghadapi revolusi industri 4.0, di mana para pekerja ditentukan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
bagaimana kemampuan mereka memiliki dan mengoperasikan modal sosial baru itu
seperti internet, media sosial, facebook, instagram, dll.
Pembaruan UMKM Tanjung Bumi dalam memberlakukan modal sosial baru
adalah wujud strategi yang dilakukan dalam menghadapi persaingan usaha di era
industri 4.0. Hal ini melihat munculnya modal sosial baru, memungkinkan timbulnya
norma-norma baru juga dalam memberlakukan sistem kerja yang ada pada UMKM.
Jika dalam lingkup wilayah norma informal dapat berpengaruh dalam skala internal,
yang di mana pekerja dapat bekerja sama dalam memasarkan produk pada setiap
individu dalam kelompok. Dengan aturan-aturan yang sudah disepakati bersama
dapat dilakukan dalam membantu penjualan maupun pemasaran pada UMKM.
Sehingga UMKM pun dapat bersaing dan berkembang di era 4.0. Pada akhirnya
norma informal dapat berkontribusi pada kekuatan pembangunan UMKM batik
Tanjung Bumi.
Apabila UMKM tidak memberlakukan modal sosial baru dalam menghadapi
perkembangan zaman di era 4.0 ini, UMKM tidak dapat berkembang serta
kesejahteraan sosial menurun, sehingga yang terjadi UMKM tidak mengambil
langkah inovasi pada strategi UMKM. Jika UMKM tidak memberlakukan modal
sosial baru, UMKM akan ditinggalkan oleh pasar. Sebaliknya dengan pemanfaatan
modal sosial baru, UMKM batik Tanjung Bumi yang ada dapat mengikuti pasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
4.4 Analisis: Mana yang paling berpengaruh terhadap inovasi strategi UMKM
Modal sosial pelaku UMKM batik di berbagai tempat wilayah di Indonesia,
tampak dalam rasa percaya, jaringan, dan norma sosial. Berdasarkan analisis variabel
modal sosial yang mempengaruhi inovasi strategi UMKM batik melalui penelitian
sekunder, norma sosial dan jaringan sosial memiliki pengaruh nyata terhadap kinerja
inovasi strategi UMKM. Sementara itu, variabel rasa percaya tidak memberikan
pengaruh secara nyata. Norma terbentuk dengan keteraturan sendiri. Ada pula unsur
peran perusahaan dalam memberlakukan norma, yang diharapkan akan membentuk
karakter masyarakat atau pekerja agar dapat berperan dalam keberlangsungan usaha.
Jaringan sosial memberikan pengaruh nyata terhadap kinerja inovasi pelaku UMKM.
Sulit dipungkiri jaringan sosial adalah sebuah kekuatan yang sangat penting bagi
pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya. Semakin besar ukuran jaringan,
semakin besar manfaat bagi inovasi strategi UMKM.
Ketiga bentuk modal sosial dapat menggerakkan roda perekonomian pada
sektor UMKM. Modal sosial dapat menjalankan suatu kegiatan ekonomi secara
efektif pada UMKM. Terjadinya proses ekonomi pada UMKM perlu dukungan
modal sosial dalam bentuk kepercayaan, jaringan, dan norma yang mempunyai fungsi
kerja masing-masing. Kemungkinan UMKM batik tidak dapat berjalan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
optimal, apabila tidak didukung modal sosial. Karena modal sosial dapat disebut
sebagai alat pengukur kekuatan ekonomi.
Untuk memberikan jawaban atas pertanyaan dari rumusan masalah, data yang
diperoleh dari pembahasan yang sudah dibahas di atas. Berdasarkan hasil kumpulan
penelitian yang sudah ada, yang mana paling berpengaruh secara efektif dan penting
bagi inovasi dalam strategi UMKM batik dalam penjualannya ialah, jaringan dan
norma.
Jaringan sosial berpengaruh positif pada inovasi strategi UMKM. Jika UMKM
mempunyai banyak jaringan, ada banyak manfaat bagi UMKM. Ini meliputi,
mendapati rekan kerja bisnis dan bisa menciptakan hubungan kerja sama dengan visi
kerja yang sama, sehingga inovasi dalam strategi UMKM dapat diberlakukan.
Sementara itu, norma juga berpengaruh positif pada strategi inovasi UMKM.
Norma sosial memiliki kontribusi yang nyata terutama bagi perilaku maupun aturan
yang dibuat bersama, sehingga norma sosial akan sangat berperan dalam mengontrol
bentuk-bentuk perilaku yang tumbuh dalam masyarakat. Ini dapat mencegah individu
maupun kelompok berbuat sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan. Apabila terjadi
pada UMKM, dipastikan tidak dapat berjalan dengan optimal, sehingga norma yang
dijalankan akan memperhambat laju pertumbuhan UMKM dan juga akan terdampak
bagi inovasi dalam strategi UMKM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
BAB V
PENUTUP
Bab ini membahas seluruh rangkuman dari bab 1 hingga bab 4. Bagian awal
menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian ini, kemudian menjelaskan teori yang
digunakan, selanjutnya menjelaskan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini,
dan terakhir menyimpulkan secara singkat hasil dari penelitian ini. Peneliti juga
memberikan saran sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Modal sosial pelaku UMKM Batik melalui bukti penelitian sekunder, yang
direfleksikan oleh kepercayaan, jaringan, dan norma sosial mempunyai unsur dalam
pembangunan ekonomi khususnya bagi UMKM Batik di Desa. Penjualan dan
pembuatan batik secara nasional kebanyakan berupa wajah UMKM yang dinaungi
aspek lingkup masyarakat dan secara sadar ingin membangun lingkup ekonomi
internal dan mandiri. Disisi lain UMKM mempunyai permasalahan eksternal maupun
internal yang mempengaruhi keberlangsungan penjualan pada UMKM tersebut.
Tidak bisa dipungkiri bahwa dampak globalisasi mempengaruhi kehidupan kita
sehari-hari dan industri UMKM. Untuk dapat meminimalisir permasalahan pada
UMKM akibat dampak dari globalisasi ialah, modal sosial yang bersumber dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
lingkup UMKM. Kegunaan modal sosial adalah sebagai alat kekuatan ekonomi
dalam mempengaruhi dampak globalisasi dan modal sosial juga dapat meminimalisir
dampak penjualan batik, melalui kepercayaan, jaringan, dan norma.
Modal sosial UMKM di Desa untuk bertahan di era modern perlu ada inovasi,
sebagaimana inovasi ini wujud strategi UMKM. Kinerja inovasi dapat disebut berupa
perubahan secara menyeluruh baik dalam hasil produksi ataupun hal-hal yang dikira
dapat menjadikan suatu hasil keuntungan. Kebanyakan UMKM di Desa membuka
wilayah desa wisata, desa wisata sebagai bentuk inovasi UMKM yang mempunyai
wujud baru dan sebagian besar UMKM Batik di desa mempunyai program-program
wisata yang ditawarkan, sehingga konsumen dapat menikmati program wisata yang
ditawarkan. Keuntungan konsumen mengunjungi desa wisata adalah konsumen tidak
hanya melihat barang-barang motif batik saja melainkan konsumen mendapatkan
edukasi pada proses pembuatan batik. Peristiwa tersebut menggambarkan keuntungan
dan manfaat bagi pengunjung untuk mengeksplore wisata UMKM Batik.
Pilar modal sosial yaitu kepercayaan, jaringan, dan norma menjadi perekat
antar individu dalam membangun hubungan sesama. Begitu juga dalam hasil
penelitian ini, kepercayaan atau rasa percaya dapat berkontribusi dalam lingkup
internal melalui antar hubungan pekerja UMKM. Untuk kinerja inovasi, kepercayaan
tidak memberikan kontribusi besar. Namun, tetap berguna dalam pembangunan
UMKM. Jaringan sosial juga memberikan pengaruh secara signifikan dalam kinerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
inovasi strategi UMKM. Semakin besar ukuran jaringan akan memperluas sumber
informasi penting berkaitan usaha, sehingga akan meningkatkan peluang berinovasi.
Norma sosial berpengaruh signifikan terhadap kinerja inovasi dalam strategi UMKM.
Norma sosial direfleksikan sebagai perilaku kebiasaan pekerja dan kesediaan berbagi
informasi. Pelaku UMKM Batik yang memiliki nilai norma sosial akan meningkatkan
kinerja inovasi dalam strategi UMKM.
5.2 Saran
Secara nyata teori modal sosial dapat berpengaruh di dalam semua kegiatan
yang berhubungan sosial. Pelaku UMKM sebaiknya tetap memperkuat prinsip nilai-
nilai norma sosial dalam menjalankan usahanya seperti memperkuat sistem kesadaran
masyarakat maupun pekerja UMKM Batik. Pelaku UMKM dalam melakukan norma
yang berkaitan dalam usaha dan saling berbagi informasi antar sesama pekerja batik,
akan dapat meningkatkan kinerja inovasi dalam strategi UMKM Batik.
Pelaku UMKM perlu memperluas jaringan usaha dengan mengikuti
komunitas-komunitas pengusaha atau mengikuti pelatihan kewirausahaan dan
memanfaatkan jaringan internet dengan maksimal. Apabila UMKM jatuh akibat
dampak globalisasi maupun persaingan usaha, UMKM dapat mengatasi permasalahan
yang diterimanya. Dengan begitu, jaringan sosial dapat mengatasi permasalahan yang
ada pada UMKM, sehingga pelaku UMKM dapat bertahan dikala persaingan usaha
terus menyerang UMKM tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Untuk peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan pengetahuan terkait hubungan modal sosial terhadap inovasi strategi
UMKM batik dalam penjualannya, serta untuk mengembangkan UMKM batik dalam
persaingan bisnis global di era modern. Khususnya yang ingin mendalami lebih jauh
tentang pengaruhnya terhadap modal sosial dan inovasi strategi UMKM tertentu,
maka perlu menambahkan studi kasus. Sehingga penelitian selanjutnya akan lebih
objektif dan bervariasi. Untuk pemerintah, dapat memberikan ruang atau fasilitas bagi
UMKM dalam mempromosikan hasil produksi, melalui pameran dan promosi melalui
media lembaga pemerintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
DAFTAR PUSTAKA
Achmad. (2017). Penerapan Strategi Pemasaran Industri Kreatif Batik Jember Dalam
Upaya Meningkatkan Daya Saing. http://repository.ub.ac.id/6446/.
Adisasmita. (2006). Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2006, Hlm:3.
Alam, B. (1998). Globalisasi dan Perubahan Kebudayaan: Perspektif Teori
Kebudayaan. Jurnal Antropology Indonesia No.54 Tahun 1998. Hlm 1-11.
Alfi. (2012). Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada UMKM Batik
Semarangan. Semarang:
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jiab/article/view/854.
Amstrong, K. dasar-dasar pemasaran. jilid 2, edisi ke-9, Bab 17.
Andriani, N. (2012). "Model Hubungan Modal Sosial, Kompetensi Pemasaran
(Marketing Intelligence dan Marketing Innovation) Dalam Mempengaruhi
Kinerja Pemasaran (Vol. 10). Jurnal Aplikasi Manajemen No.1.
Anisa, D. F. (Rabu,2 Oktober 2019). Batik Impor Ancam Kelestarian Batik Asli
Indonesia. Nasional: Berita Satu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Ari, & Noah. (2018). Disiplin Kerja Pada UMKM Batik Semarang 16. Semarang:
https//ejournal3.undip.ac.id.
Arlita. (2014). Analisis Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Daya Saing Industri
Batik Tulis Giriloyo Untuk Mendukung Pembangunan Wilayah di Desa
Wukisari Bantul. http://lib.geo.ugm.ac.id/ojs/index.php/jbi/article/view/655.
Assauri, S. (2013). Manajeman Pemasaran. Jakarta: Rajawali Press.
Astuti. (2018). Kontribusi Modal Sosial Terhadap Perkembangan Industri Kreatif
Batik Tulis.
http://library.fis.uny.ac.id/opac/index.php?p=show_detail&id=8138.
Azzahra. (2018). Sistem Pemasaran Zaman Now Menggencarkan Produk Batik Cap
Danar Hadi.
https://www.academia.edu/37671577/SISTEM_PEMASARAN_ZAMAN_N
OW_GUNA_MENGGENCARKAN_PRODUK_BATIK_TULIS_DAN_BAT
IK_CAP_DANAR_HADI.
Basuki, S. (2010). Metode Penelitian. Jakarta: Penaku.
Bourdie, P. (1986). The From Capital. In Jousari Hasbullah: Social Capital Jakarta:
MR-United Press, hal 3-8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Bourdie, P. (1992). An Invitation to Reflexive Sociology. Chicango: University
Chicango Press.
Chabib. (2016). Pemberdayaan dan Pengembangan UKM Sebagai Penggerak
Ekonomi Desa. Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship hlm. 203-
209.
Chandra, G. (2005). Strategi dan Program Pemasaran, Yogyakarta : Andi.
Cox, E. (1995). Bacground Material and Boyer Lecture.
(http://www.leta.edu.au/coxp.htm).
Damsar. (2002). Sosiologi Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
departeman. (2012). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Dheni. (2019). Strategi Pemasaran Batik Dalam Menghadapi Persaingan Bisnis
Global Dengan Pendekatan Analisis SWOT Pada Alya Batik Trenggalek.
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/10945/.
Faizah. (2019). UMKM Dalam Persaingan di Era Globalisasi Ekonomi. Upajiwa
Dewantara Vol.3 No.2 ( http://jurnal.ustjogja.ac.id).
Ferdinand, A. T. (2005). "Modal Sosial dan Keunggulan Bersaing: Wajah Sosial
Strategi Kinerja Pemasaran". Disampaikan pada Upacara Persemian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Penerimaan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Marketing pada Fakultas
Ekonomi Universitas Dipenogoro, Semarang.
Field, J. (2005). Modal Sosial. Medan: Media Perintis
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3/chapter%20II.pdf diakses
tanggal 10 April 2020.
Field, J. (2005). Modal Sosial. Medan: Media Perintis.
Fukuyama, F. (1995). Trust: The Social Virtues and the Creation of Prosperity. New
York: The Free Press.
Fukuyama, F. (1999). Social Capital and the Global Economy (Vol. 74). Foreign
Affairs, No.5, pp.89-97.
Fukuyama, F. (1999). Social Capital and the Global Economy (Vol. 74). Foreign
Affairs.
Fukuyama, F. (2000). Social Capital, Civil Society, and Development. Third World
Quarterly, 22 (1): 7-20.
Fukuyama, F. (2000). Social Capital, Civil Society, and Development. Third World
Quarterly.
Fukuyama, F. (2010). "Trust". Yogyakarta: Penerbit Qalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Giddens, A. (1990). The Consequences of Modernity. Cambridge: Polity Press,
hal.64.
Giddens, A. (2001). Runaway World: Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan
Kita. Jakarta: Gramedia, hal.1.
Hanifan, L. (1916). "The Rural School Community Center". Annals of the American
Academy of Political and Social Science 67: 130-138.
Hasan. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya. Bogor:
Ghalia Indonesia.
IMF. (2000). "Gloabalization: Threats or Opportunity". April 2000: IMF Publication.
Irfan. (2018). Analisa Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Volume Penjualan
Produk Pada PT. Proderma Sukses Mandiri.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37992/1/IRFAN%2
0ZEVI-FEB.pdf.
Irma. (2018). Pengembangan UMKM Batik Warna Alam Kampung Batik Laweyan .
Surakarta: https://journal.uniba.ac.id.
Jackson. (2013). Kualitas Produk, Harga Produk, Dan Kualitas Pelayanan
Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian. Camforta. Jurnal Emba. Vol.1.
No 4. Hal 607-618.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Jhonston. (2014). Secondary Data Analysis: A Method of Which the Time Has Come.
University of west Georgia. Hlm 624-625.
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreaatif RI 2014. Ekonomi Kreatif: Kekuatan
Baru Menuju 2025. www.kemenpar.go.id.
Khoirul. (2018). New Social Capital dan Revolusi Industri 4.0 Studi Terhadap
Pembangunan Masyarakat UMKM Batik Tanjung Bumi Bangkalan Madura.
Madura: Volume 11, No. 2, Oktober 2018 Hlm. 49-53.
Kotler. (1980). Marketing Management: Analysis, Planning, and Control. 4th Ed.
London: Prentice-Hall, Inc.
Kotler. (2007). "Manajeman Pemasaran". Jakarta : Erlangga.
Kuncoro, O. S. (2013). Jadikan Pesaing Sebagai Mitra Kerja. (edisi marketing).
http://spocjournal.com/ekonomi/marketing/327-jadikan-pesaing-sebagai-
mitra-kerja-edisi-marketing.html Diakses Pada 11 Mei 2020.
Lewis, D. (2008). "Southwest Staff Go Nuts" (for Customers). Jakarta: PT. Gelora
Aksara Pratama.
Marpaung. (2002). Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta.
Mayo. (2000). "The Role of Employe Development in The Growth of Intellectual
Capital" (Vol. 29). Personal Review.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Miles, M.B & M.B Huberman. 1984, Qualitative Data Analysis: A Source of New
Method. Sage Publications. London.
Miles, H. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Perss.
Moleong, L. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosada Karya
Hlm.6.
Monica. (2019). Pemasaran Konvensional versus Digital Marketing.
https://www.monicaanggen.com/pemasaran-konvensional-vs-digital-
marketing/. Diakses 8 Juli 2020.
Mujadi, A. (2012). Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mukaffi. (2019). Strategi Pengembangan Industri Kreatif Berbasis Kearifan Lokal.
http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/tahdzib/article/view/373
3.
Ngafifi, M. (2014). Kemajuan Teknologi dan Pola Hidup Manusia Dalam Perspektif
Sosial Budaya. Wonosobo: https://journal.uny.ac.id Diakses tanggal 9Juni
2020.
Nisa. (2015). Strategi Pengembangan Usaha Pengusaha Batik Tulis Lasem.
http://eprints.walisongo.ac.id/5455/1/112411074.pdf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Philip Kotler dan Gary Amstrong. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran (Vol. 12).
Erlangga Jakarta.
Purwanto. (2007). Sosiologi Untuk Pemula. Yogyakarta: Media Wacana.
Putnam, R. D. (1993). The Prosperous Community: Social Capital and Public Life
(Vol. 13). dalam The American Prospect.
Putnam, R. D. (1995). Bowling Alone: America's Declining Social Capital (Vol. 6).
America: dalam Journal of Democracy.
Ratna. (2016). Pengaruh Citra Merek. Kualitas Produk, Dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian. (Vol. 5). Ilmu dan Riset Manajemen No 7. Hal 1-15.
Remenyi, B. (1998). Athur Money, and EthneSwartz. Doing Research in Business
and Management: An Introduction to Process and Method.
Rivai, & Sagala. (2013). Manajeman Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan.
Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Robbins, S. (1994). Teori Organisasi Struktur, Desain, dan Aplikasi. Jakarta: Arcan,
hlm. 4.
Rogers, & Shoemaker. (1987). Memasyarakatkan ide-ide baru. Terjemahan Abdillah
Hanafi. Surabaya: Usaha Nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Sofyan, A. (2007). "Manajemen Pemasaran". Jakarta: Raja Grafindo Persada,
Hlm.168.
Spellerberg. (1997). Towards a Framework for the Measurement of Social Capital
dalam David, R. (ed), Social Caiptal and Policy Development,. Wellington:
The Institute of Policy Studies.
Sudaryanto. (2011). The Need for ICT-Education for Manager or Agribusinessman to
Increasing Farm Income: Study of Factor Influences on Computer Adoption
in East Java Farm Agribusiness. International Journal of Education
Development, JEDICT, Vol7 No1 hlm.56-67.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Yogyakarta:
Alfabeta.
Suryana. (2006). Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Menuju Sukses .
Kewirausahaan, Jakarta Salemba Empat.
Syahra. (2003). MODAL SOSIAL: KONSEP DAN APLIKASI. Jurnal Masyarakat
dan Budaya. Vol.5 No.1. Hlm.1-22.
Tambunan. (2002). Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Beberapa Isu Penting.
Jakarta: PT. Salemba Empat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Thomas, Z., & Scarborough., N. M. (2002). Pengantar Kewirausahaan dan
Manajemen Bisnis Kecil, Jakarta : Prenhallindo.
Tjokroamidjojo, B., & Mustopadidjaya. (1983). Teori Strategi Pembangunan
Nasional. Jakarta: NV. Sapdodadi.
Tjokroamidjojo, B., & Mustopadidjaya. (1996). Teori dan Strategi Pembangunan
Nasional. Jakarta: Cetakan Kedua, Gunung Agung .
Tohani, & Sugito. (2019). Kebutuhan Inovasi, Modal Sosial, dan Proses Belajar
Batik. https://journal.uny.ac.id/index.php/economia/article/view/22799.
Tohardi. (2002). Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:
Universitas Tanjung Pura, Mandar Maju.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
UMKM, B. (2019). Strategi Pemasaran Batik Muria Untuk Bertahan Hadapi
Persaingan. Kudus: https://bisnisukm.com/strategi-pemasaran-batik-muria-
untuk-bertahan-hadapi-persaingan.html.
Wadji, M. F., & Isa, M. (2014). "Membangun Konsep Modal Manusia yang Berperan
dalam Kinerja Pemasaran Industri Kecil". Seminar Nasional dan Call Paper,
Research Methods and Organizational Studies.
Waters. (1995). Globalization. 2nd Edition. Taylor and Francis Group. London.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Waters, M. (1995). Globalization. London dalam ibid: Raden Intan. 2012. Hlm 31.
Wenger, J. L. (1991). Situated learning: Legitimate peripheral participation.
Cambridge: Cambridge University Press.
Westlund. (2013). Implacation of Social Capital for Business in the Knowledge
Economy: Theoretical Considerations, International Forum on Economic and
Social Research Institute Cabinet Office. Japan: In Tokyo on 24 and 25 th
March 2003.
WHO. (1998). The World Health Organization Quality of Life Assesment
(WHOQOL): Development and General Psychometric Properties. Soc. Sci.
Med Vol.46, No 12, pp 1569-1585. Great Britain.
Widodo. (2009). "Model Pengembangan Human Capital dalam Konteks Modal
Sosial". Benefit Jurnal, Vol. 13, No.2.
Widodo. (2010). "Metodologi Penelitian Manajemen". Fakultas Ekonomi Universitas
Semarang.
Widyaningrum. (2012). Strategi Pemasaran Kampung Batik Laweyan Solo. Jakarta:
Tesis, Fakultas Ekonomi, Program Studi Magister Manajemen Universitas
Indonesia hlm.16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Wulandari, A. (2013). "Pengaruh Orientasi Pelanggan, Orientasi Pesaing dan Inovasi
Produk terhadap Kinerja Pemasaran" . Management Anlysis Journal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI