ANALISIS METODE Z SCORE UNTUK MEMPREDIKSI ...

12
ANALISIS METODE Z SCORE UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN INDUSTRI BAJA DI BEI Gunardiansya Satria perwira Universitas Gunadarma – [email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan baja di BEI dengan menggunakan metode Z score. Metode ini menggunaka laporan keuangan untuk di analisis dengan menggunakan variable dari Z score. Empat perusahaan yang dijadikan sampel adalah PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk, PT. Jaya Pari Steel Tbk, PT. Lionmesh Prima Tbk, PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. Laporan keuangan yang diambil dari tahun 2004 sampai 2008. Hasil yang didapat adalah PT. Jaya Pari Steel Tbk dan PT. Lionmesh Prima Tbk diprediksi memiliki tingkat kebangkrutan rendah. Sedangkan PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk dan PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk diprediksi memiliki tingkat kebangkrutan tinggi. Kata Kunci : Z score, kebangkrutan, Industri Baja, BEI ABSTRACT This research done to predict company bankcruptcy of steel in BEI by using method Z score. This method used financial statements for in analysis by using variable from Z score. Four companies taken as sample is PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk, Glorious PT. of Ray Steel Tbk, PT. Lionmesh Prima Tbk, PT. Prunes Alloy Steel Universal Tbk. Financial statements taken away from by the year 2004 to 2008. Result gotten is Glorious PT. of Ray Steel Tbk and PT. Lionmesh Prima Tbk is predicted to has level of low bankcruptcy. While PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk and PT. Prunes Alloy Steel Universal Tbk is predicted to has level of high bankcruptcy. Keyword : Score z, bankcruptcy, Steel Industry, BEI

Transcript of ANALISIS METODE Z SCORE UNTUK MEMPREDIKSI ...

Page 1: ANALISIS METODE Z SCORE UNTUK MEMPREDIKSI ...

ANALISIS METODE Z SCORE UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN

INDUSTRI BAJA DI BEI

Gunardiansya Satria perwira

Universitas Gunadarma – [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan baja di BEI dengan

menggunakan metode Z score. Metode ini menggunaka laporan keuangan untuk di analisis

dengan menggunakan variable dari Z score. Empat perusahaan yang dijadikan sampel adalah

PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk, PT. Jaya Pari Steel Tbk, PT. Lionmesh Prima Tbk, PT.

Prima Alloy Steel Universal Tbk. Laporan keuangan yang diambil dari tahun 2004 sampai

2008. Hasil yang didapat adalah PT. Jaya Pari Steel Tbk dan PT. Lionmesh Prima Tbk

diprediksi memiliki tingkat kebangkrutan rendah. Sedangkan PT. Jakarta Kyoei Steel Works

Tbk dan PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk diprediksi memiliki tingkat kebangkrutan

tinggi.

Kata Kunci : Z score, kebangkrutan, Industri Baja, BEI

ABSTRACT

This research done to predict company bankcruptcy of steel in BEI by using method Z score.

This method used financial statements for in analysis by using variable from Z score. Four

companies taken as sample is PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk, Glorious PT. of Ray Steel

Tbk, PT. Lionmesh Prima Tbk, PT. Prunes Alloy Steel Universal Tbk. Financial statements

taken away from by the year 2004 to 2008. Result gotten is Glorious PT. of Ray Steel Tbk

and PT. Lionmesh Prima Tbk is predicted to has level of low bankcruptcy. While PT. Jakarta

Kyoei Steel Works Tbk and PT. Prunes Alloy Steel Universal Tbk is predicted to has level of

high bankcruptcy.

Keyword : Score z, bankcruptcy, Steel Industry, BEI

Page 2: ANALISIS METODE Z SCORE UNTUK MEMPREDIKSI ...

1. PENDAHULUAN

Sejak empat tahun terakhir impor baja cenderung meningkat seiring naiknya

permintaan dalam negeri. Diperkirakan, sampai tahun 2008, total impor baja mencapai sekitar

1,5 juta ton dari kebutuhan sekitar enam juta ton per tahun. Sementara itu, menurut Indonesia

Iron and Steel Industry Asociation (IISIA), mengatakan, hingga September 2008 produksi

baja hampir sama dengan tahun 2007 yang mencapai 6,5 juta ton. Pada tahun 2006, IISIA

mengatakan, produksi baja mencapai 5,3 juta ton. Di tahun 2009, kemungkinan produksi baja

hanya mencapai dua juta ton saja jika pemerintah tidak segera memberikan merubah

kebijakannya terkait baja. IISIA menambahkan, utilisasi industri baja tanah air tahun 2009 ini

turun drastis sehingga hanya mencapai 20-40 persen saja. Padahal di awal 2008, bisa

mencapai 80%. Penundaan harmonisasi tarif bea masuk termasuk produk baja yang dilakukan

pemerintah saat ini tidak cukup. Asosiasi meminta pemerintah menaikan bea masuk impor

baja 20 hingga 30%.

Untuk memprediksi apakah industri baja di Indonesia dapat tetap bertahan atau

mengalami kebangkrutan, maka perlu dilakukan pengukuran atas kinerja perusahaan baja.

Salah satunya dengan mengukur kinerja keuangan perusahaan yang dapat dilakukan dengan

menganalisis laporan keuangan yang dilaporkan perusahaan setiap periodenya. Dengan

berbagai metode yang telah ditemukan, analisa terhadap laporan keuangan dapat memberikan

informasi yang bermanfaat untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan kinerja

keuangan yang sedang berjalan juga sebagai alat untuk memprediksi kondisi perusahaan di

masa yang akan datang.

Contoh analisis multivariate yang cukup terkenal adalah model kebangkrutan yang

dikembangkan oleh Edward Altman seorang professor of finance dari New York University

School of Business pada akhir 1960-an yang dikenal dengan Altman Z-score. model ini

menggunakan analisis keuangan yang dibuat dengan mengkombinasikan lima rasio keuangan

yang berbeda-beda (Rasio Modal Kerja/Total Aktiva, Laba Ditahan/Total Aktiva, Earning

Before Income and Tax/Total Aktiva, Nilai Pasar Modal/Nilai Buku Hutang, Penjualan/Total

Aktiva) untuk menentukan potensi atau kemungkinan bangkrutnya sebuah perusahaan. Dari

nilai Z-nya, berdasarkan titik cut-off yang dilaporkan Altman. Suatu perusahaan dapat

dikelompokkan ke dalam salah satu klasifikasi perusahaan sehat, sehat tapi rawan

kebangkrutan ataupun sebagai perusahaan yang diprediksikan bangkrut.

Page 3: ANALISIS METODE Z SCORE UNTUK MEMPREDIKSI ...

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kebangkrutan

Kebangkrutan adalah kesulitan keuangan sangat parah sehingga perusahaan tidak

mampu menjalankan kegiatan operasinya. Sedangkan kesulitan keuangan adalah adalah

kesulitan likuiditas yang bias mengakibatkan kebangkrutan. Di Indonesia, studi tentang

prediksi kebangkrutan akibat kesulitan keuangan masih jarang dilakukan, karena sulitnya

mencari data. Keuangan perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan dipublikasikan.

Analisis kesulitan keuangan akan sangat membantu membuat keputusan untuk menentukan

sikap terhadap perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan. Ada beberapa jenis

kebangkrutan yang dapat didefinisikan sebagai berikut :

A. Economic failure

Perusahaan tidak dapat menutup biaya total, termasuk biaya modal. Usaha yang

mengalami economic Failure dapat meneruskan operasinya sepanjang kreditur berkeinginan

untuk menyediakan tambahan modal dan pemilik dapat menerima tingkat pengembalian

(return) di bawah tingkat bunga pasar.

B. Business Failure

Istilah ini digunakan oleh Dun & Bradstreet yang merupakan penyusun utama failure

statistic, untuk mendefinisikan usaha yang menghentikan operasinya dengan akibat kerugian

bagi kreditur. Dengan demikian suatu usaha dapat diklasifikasikan sebagai gagal meskipun

tidak mengalami kebangkrutan secara normal. Juga suatu usaha dapat menghentikan/menutup

usahanya tetapi tidak dianggap sebagai gagal.

C. Technical Insolvency

Sebuah perusahaan dapat dinilai bangkrut apabila tidak memenuhi kewajibannya yang

jatuh tempo. Technical insolvency mungkin menunjukan kekurangan likuiditas yang sifatnya

sementara, dimana suatu waktu perusahaan dapat mengumpulkan uang untuk memenuhi

kewajibannya dan tetap hidup. Di lain pihak, apabila technical insolvency ini merupakan

gejala awal dari economic failure, maka hal ini merupakan tanda kea rah bencana keuangan

(Financial Disaster).

Page 4: ANALISIS METODE Z SCORE UNTUK MEMPREDIKSI ...

D. Insolvency in Bankrupcy

Sebuah perusahaan dikatakan insolvency bankruptcy bilamana nilai buku dari total

kewajiban melebihi nilai pasar dari asset perusahaan. Hal ini merupakan suatu keadaan yang

lebih serius bila dibandingkan dengan technical insolvency. Sebab pada umumnya hal ini

merupakan pertanda dari economic failure yang mengarah ke likuidasi suatu usaha. Perlu

dicatat bahwa perusahaan yang mengalami insolvency in bankruptcy tidak perlu melalui legal

bankruptcy.

E. Legal Bankrupcy

Istilah kebangkrutan digunakan untk setiap perusahaan yang gagal. Perusahaan tidak

dapat dikatakan bangkrut secara hukum, kecuali diajukan secara resmi dengan Undang-

Undang.

2.2 Prediksi Kebangkrutan

A. Analisis Univariate

Pendekatan tunggal (univariate) bisa dipakai untuk memprediksi kesulitan keuangan

dengan asumsi bahwa distribusi keuangan untuk perusahaan yang mengalami kesulitan

keuangan berbeda dengan distribusi variabel keuangan untuk perusahaan yang tidak

mengalami kesulitan keuangan. Ada 4 variabel yang menunjukkan perbedaan antara

perusahaan yang bangkrut dengan tidak bangkrut, yaitu :

Tingkat rate of return: Perusahaan bangkrut cenderung mempunyai tingkat return

yang lebih rendah dibanding return perusahaan sejenis yang tidak bangkrut

Penggunaan hutang: Perusahaan yang bangkrut cenderung menggunakan hutang yang

lebih tinggi

Perlindungan terhadap biaya tetap (fixed payment coverage): Perusahaan yang

bangkrut cenderung mempunyai perlindungan terhadap biaya tetap yang lebih kecil

Fluktuasi return saham: Perusahaan yang bangkrut cenderung mempunyai rata-rata

return yang lebih rendah dan mempunyai fluktuasi return saham yang lebih tinggi

Page 5: ANALISIS METODE Z SCORE UNTUK MEMPREDIKSI ...

B. Analisis Multivariate

Analisis univariate memiliki kelemahan adanya konflik antara variabel-variabel yang

dijadikan prediksi. Untuk mengatasi masalah itu model multivariate perlu dikembangkan.

Altman (1968, 1983) menemukan bahwa ada kesamaan rasio keuangan yang bisa dipakai

untuk prediksi kebangkrutan (Z-score).

2.3 Analisis Kebangkrutan Z-score

Analisa Kebangkrutan Z, adalah suatu alat yang digunakan untuk meramalkan tingkat

kebangkrutan suatu perusahaan dengan menghitung nilai dari beberapa rasio lalu kemudian

dimasukan dalam suatu persamaan diskriminan, maka berdasarkan analisa ini apabila nilai Z

dari perusahaan yang diteliti lebih kecil dari 1,81 berisiko tinggi terhadap kebangkrutan, bila

nilai Z berada diantara 1,81 sampai dengan 2,99 dikatakan masih memiliki resiko

kebangkrutan, bila di atas nilai 2,99 atau Z > 2,99 aman dari kebangkrutan.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Perusahaan yang digunakan sebagai objek penelitian adalah perusahaan baja yang

telah go public minimal selama 5 (lima) tahun dari tahun 2004. Hal ini untuk memenuhi

kelima syarat dari variabel yang termasuk dalam metode Z-score. Karena yang digunakan

adalah metode Z-score untuk perusahaan yang telah go public, maka dibutuhkan nilai dari

saham suatu perusahaan. Dengan adanya nilai saham, maka bisa dicari Market Value of

Equity to Book Value of Debt sebagai variable X4. Keempat perusahaan yang telah terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) antara lain :

1. PT. JAKARTA KYOEI STEEL WORKS Tbk.

2. PT. JAYA PARI STEEL Tbk.

3. PT. LIONMESH PRIMA Tbk.

4. PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.

Keempat perusahaan tersebut memenuhi kriteria dari metode Z-score untuk perusahaan yang

telah go public. Keempat perusahaan tersebut juga telah beroperasi minimal 5 tahun dari

tahun 2004 dan memiliki saham yang tercatat di BEI.

Page 6: ANALISIS METODE Z SCORE UNTUK MEMPREDIKSI ...

3.2 Metode Z-score

Formula yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode Z-score untuk perusahaan yang

telah go public, Prediksi kebangkrutan dinyatakan dengan persamaan :

Zi =1,2 X1 +1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5

X1 = (aktiva lancar-hutang lancar) / Total aktiva

X2 = laba ditahan / total aktiva

X3 = Laba sebelum bunga dan pajak / total aktiva

X4 = Modal Saham Ditempatkan / nilai buku total hutang

X5 = Penjualan / Total aktiva

nilai Zi Perusahaan Z-score < 1,81 kemungkinan bangkrut tinggi

nilai Zi Perusahaan Z-score > 2,99 kemungkinan bangkrut rendah

Nilai Zi Perusahaan 1,81 < Z-score < 2,99 berada dalam kondisi yang ambigu/abu-abu

(meragukan) kemungkinan bangkrutnya.

4. PEMBAHASAN

4.1 PT. JAKARTA KYOEI STEEL WORKS Tbk.

Nilai Z score dari PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk. selama lima tahun dari 2004 sampai

2008 selalu berada dalam kategori perusahaan yang diprediksikan mengalami kebangkrutan.

Hal ini sesuai dengan keadaan sesungguhnya dari perusahaan. PT. Jakarta Kyoei Steel Works

Nilai Z-score

1.81 1.81 1.81 1.81 1.81

2.99 2.99 2.99 2.99 2.99

-3.98 -3.89 -1.03 -1.77 -1.76

-4

-2

2 4

2004 2005 2006 2007 2008Tahun

Cut-off Cut-off Z-score

Z

S

C

O

R

Page 7: ANALISIS METODE Z SCORE UNTUK MEMPREDIKSI ...

Tbk. mengalami penurunan penjualan dan harus merumahkan sebagian karyawannya karena

perusahaan mengalami penurunan penjualan. Sehingga kinerja perusahaan di awal 2009

mengalami penurunan. Faktor penyebab penurunan penjualan disebabkan harga baja di pasar

lebih murah dari harga baja PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk. yang masih menggunakan

bahan baku pembuatan baja ketika masih tinggi nilainya. Sehingga perusahaan masuk dalam

kategori rawan kebangkrutan.

4.2 PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk

Nilai Z score dari PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. pada tahun 2004 masuk ke dalam

kategori grey area dan di tahun 2005 sampai 2008 masuk dalam kategori rawan

kebangkrutan. Hal ini sesuai dengan kondisi perusahaan sesungguhnya. Karena kinerja PT.

Prima Alloy Steel Universal Tbk. dari tahun 2004 hingga tahun 2008. Penyebabnya sama

dengan kebanyakan perusahaan baja di Indonesia yang tidak bisa menyesuaikan harga baja

produksi perusahaan dengan harga baja di pasaran. Penyebabnya adalah harga bahan baku

yang mahal ketika proses produksi dilakukan. Sehingga penjualan perusahaan ikut menurun

yang mengakibatkan laba juga menurun. Bahkan di akhir tahun 2008 terjadi pemogokan

karyawan yang mengindikasikan kinerja perusahaan tidak sehat dan PT. Prima Alloy Steel

Universal Tbk. mempunyai masalah dengan modal saham mereka. Sehingga sesuai dengan

prediksi Z score.

Nilai Z-score

1.81 1.81 1.81 1.81 1.81

2.99 2.99 2.99 2.99 2.99

1.90 1.65 1.511.50

0.90

0

2

3

2004 2005 2006 2007 2008Tahun

Z s c o r e

Cut-off Cut-off Z-score

Page 8: ANALISIS METODE Z SCORE UNTUK MEMPREDIKSI ...

4.3 PT. Jaya Pari Steel Tbk

Nilai Z score PT. Jaya Pari Steel Tbk. selama tahun 2004 sampai 2008 berada dalam kategori

perusahaan sehat atau kecil kemungkinan mengalami kebangkrutan. Walaupun industri baja

akhir-akhir ini mengalami kesulitan, tetapi kinerja dari PT. Jaya Pari Steel Tbk. termasuk

stabil. Penjualan perusahaan juga tidak mengalami penurunan dan tidak terjadi masalah

internal dalam tubuh perusahaan. Hal ini sesuai dengan nilai dari Z score yang memprediksi

perusahaan dalam keadaan sehat atau kecil kemungkinan mengalami kebangkrutan.

Nilai Z-score

1.81 1.81 1.81 1.81 1.81

2.99 2.992.99 2.99 2.99

3.995.18

8.59

4.68 4.77

2

4

9

2004 2005 2006 2007 2008Tahun

Z S C R Oe

Cut-off Cut-off Z-score

Page 9: ANALISIS METODE Z SCORE UNTUK MEMPREDIKSI ...

4.4 PT. Lionmesh Prima Tbk

Nilai Z score PT. Lionmesh prima Tbk. dari 2004 sampai 2008 selalu berada di atas nilai cut

off 2,99. Sehingga perusahan termasuk dalam kategori kecil kemungkinan mengalami

kebangkrutan atau dalam keadaan sehat. Hal ini sesuai dengan kondisi perusahaan

sesungguhnya. Kinerja PT. Lionmesh prima Tbk. selama lima tahun cenderung stabil dan

tidak terjadi masalah internal dalam perusahaan. Sehingga sesuai dengan prediksi dari Z

score.

Nilai Z-score

1.81 1.81 1.81 1.81 1.81

2.99 2.99 2.99 2.99 2.99

3.574.06 3.86

3.434.96

2

34

2004 2005 2006 2007 2008

Tahun

Zs c or e

Cut-off Cut-off Z-score

Page 10: ANALISIS METODE Z SCORE UNTUK MEMPREDIKSI ...

5. KESIMPULAN

A. Dari hasil perhitungan menggunakan metode Z-score untuk memprediksi

kebangkrutan dari perusahaan baja yang ada di BEI, didapat hasil 2 perusahaan baja

yaitu PT. Jaya Pari Steel Tbk. dan PT. LIONMESH PRIMA Tbk. termasuk

kategori perusahaan yang kemungkinan bangkrut rendah. Karena nilai Z-score

kedua perusahaan selama lima tahun selalu diatas nilai 2,99. Untuk PT. Prima Alloy

Steel Universal Tbk. pada tahun 2004 berada dalam kondisi grey area atau rawan

kebangkrutan, tetapi untuk tahun 2005 sampai 2008 nilai Z-score nya berada di

bawah 1,81 sehingga perusahaan diprediksi kemungkinan bangkrut tinggi.

Sedangkan untuk PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk. Nialai Z-score nya dari tahun

2004 sampai 2008 berada di bawah angka 1,81 sehingga perusahaan diprediksi

kemungkinan bangkrut tinggi.

B. Implemantasi nilai Z score dengan keadaan perusahaan sesungguhnya sangat

penting. Karena prediksi dari Z score harus dibandingkan dengan keadaan yang

sesungguhnya dari masing-masing perusahaan baja di BEI. Sehingga prediksi

dengan menggunakan metode Z score dapat dipercaya hasilnya. Untuk PT. Jaya Pari

Steel Tbk. dan PT. LIONMESH PRIMA Tbk. yang diprediksi kemungkinan

bangkrut rendah memiliki kinerja perusahaan selama lima tahun yang cenderung

stabil. Hal ini dibuktikan dengan penjualan produk baja yang tidak mengalami

penurunan dan tidak adanya masalah internal dalam perusahaan. Sehingga

perusahaan dalam keadaan sehat. Sedangkan untuk PT. Prima Alloy Steel Universal

Tbk. dan PT. Jaya Pari Steel Tbk. yang diprediksi kemungkinan bangkrut tinggi

memiki kinerja perusahaan selama lima tahun yang cenderung menurun. Hal ini

dibuktikan dengan penurunan produk baja dari kedua perusahaaan tersebut serta

adanya masalah internal pada kedua perusahaan tersebut. Untuk PT. Jaya Pari Steel

Tbk. yang harus merumahkan sebagian karyawannya akibat penurunan permintaan

produk baja perusahaan tersebut. Untuk PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk.

terjadi pemogokan karyawan dan permaslahan pada modal saham perusahaan.

Kondisi tersebut mengindikasikan perusahaan dalam kondisi tidak sehat dan besar

kemungkinan mengalami kebangkrutan. Hal ini berarti sesuai dengan prediksi dari

Z score.

Page 11: ANALISIS METODE Z SCORE UNTUK MEMPREDIKSI ...

Daftar Pustaka

Agnes Sawir. 2003. Analisis Kinerja Keuangan Dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Altman, Edward I, 1968. Financial Ratio, Discriminant Analysis and the

Prediction of Corporate Bankruptcy. The Journal of Finance.

XXIII(4): 589-609.

Journal. 37(6): 1603-1618..

Darsono Prawironegoro. 2007. Manajemen Keuangan. DIADIT MEDIA. Jakarta Timur.

Foster G (1986), Financial Statement Analysis, 2nd ediation, USA: Prentice Hall

Int. Inc.

Griffin, John M. and Michael L. Lemmon, 2002. Book-to-Market Equity,

Distress Risk, and Stock Returns. Journal of Finance. LVII(5): 2317-2336.

Hadad, Muliaman D., Wimboh Santoso, dan Ita Rulina, 2003. Indikator

Kepailitan di Indonesia: An Additional Eraly Warning Tools pada

Stabilitas Sistem Keuangan.

Hall, Steven C., 2002. Predicting Financial Distress. Journal of Financial

Service Professionals. May. p. 12-15.

Kahl, Matthias, 2002. Economic Distress, Financial Distress, and

Dynamic Liquidation. Journal of Finance. LVII(1): 135-145.

Kahya, Emel and Panayiotis Theodossiou, 1999. Predicting Corporate

Financial Distress: a Time-Series CUSUM Methodology. Review of

Quantitative Finance and Accounting. 13: 323-345.

Payamta dan Machfoed,M. 1999. “Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan

Sebelum dan Sesudah Menjadi Perusahaan Publik Di Bursa Efek Jakarta”.

Kelola, No. 20/VIII/1999

Page 12: ANALISIS METODE Z SCORE UNTUK MEMPREDIKSI ...

Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan edisi 4. BPFE. Yogyakarta

Zaki Bardawin. 2002. Intermidiate Accounting. BPFE. Yogyakarta