ANALISIS LUARAN TEKS PADA RUBRIK OPINI MAJALAH HADILA ...
Transcript of ANALISIS LUARAN TEKS PADA RUBRIK OPINI MAJALAH HADILA ...
ANALISIS LUARAN TEKS PADA RUBRIK OPINI MAJALAHHADILA EDISI SEPTEMBER-OKTOBER 2018
(ANALISIS WACANA KRITIS)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II
pada Jurusan Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana
Oleh:
AMALINA KUSUMA WARDANI
NIM. S200170048
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA PROGRAM MAGISTER
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
1
2
3
4
ANALISIS LUARAN TEKS PADA RUBRIK OPINI MAJALAH HADILAEDISI SEPTEMBER-OKTOBER 2018
(ANALISIS WACANA KRITIS)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan luaran teks dalam wacana padaRubrik Opini Majalah Hadila edisi September-Oktober 2018. Jenis penelitian iniadalah kualitatif. Data penelitian ini berupa kalimat serta layout, gambar atauilustrasi yang mendukung dalam wacana pada Rubrik Opini dalam MajalahHadila edisi September-Oktober 2018. Teknik pengumpulan data yang digunakanadalah dokumen, simak, dan wawancara. Teknik analisis data menggunakanmetode agih dan padan. Hasil analisis luaran teks pertama, layout yangdigunakan dalam artikel yaitu dua halaman penuh disertai dengan ilustrasi yangsesuai serta mendukung topik artikel yang dibahas. Kedua, kedua artikel tersebutmenggunakan subjudul yang isinya mendukung judul utama. Ketiga, artikel yangpilih menstruktur unit-unitnya melalui paragraf yang saling mendukung paragrafyang lainnya. Keempat, topik yang dibahas dalam wacana berjudul “GerakanLiterasi Melawan Hoax” adalah gerakan literasi yang sehat untuk melawan hoax.Topik yang dibahas dalam wacana berjudul “Tetap Menjadi Sekolah TamanKanak-Kanak” adalah pandangan masyarakat mengenai Sekolah taman kanak-kanak. Topik yang dibahas dalam wacana berjudul “Auditor Internal dan TataKelola Pemerintahan yang Baik” adalah tugas dan pergeseran peran auditorinternal. Topik yang dibahas dalam wacana “Assesment Online, AlternatifCerdas” adalah manfaat penggunaan assesment online.
Kata kunci: analisis wacana kritis, luaran teks, rubrik
Abstract
The objective of this study is to describe the context and textual outputs in thediscourse on Opinion Rubric of Hadila Magazine in July-October 2018 edition.The design of this research is qualitative. The data is in the form of sentences aswell as layouts, pictures or illustrations that support the discourse on the OpinionRubric of Hadila Magazine in July-October 2018 edition. The technique ofcollecting the data were documents, referrals, and interviews. In analysing thedata used agitation and matching method. The results of the analysis of the firsttext output, the layout used in the article is two full pages accompanied byappropriate illustrations and supports the topic of the article discussed. Second,there are two articles that use subtitles and two articles that were not use subtitles.Third, articles that select structure their units through paragraphs that supporteach other paragraphs. Fourth, the topic discussed in the discourse entitled"Literacy Movement Against Hoaxes" is a healthy literacy movement to fighthoaxes. The topic discussed in the discourse entitled "Still Becoming aKindergarten School" is the public's view of a kindergarten School. The topicdiscussed in the discourse entitled "Internal Auditors and Good Governance" is
1
the task and shift in the role of internal auditors. The topic discussed in thediscourse "Online Assessment, Smart Alternative" is the benefit of using onlineassessment. This research was also implemented in the learning of IndonesianLanguage class VIII KD 4.1 Summing up the content of the news (developing andmotivating) that was read and heard. Indicators of competency achievementdetermine the topic of the news text that is read or heard and concludes the newstext.
Keywords: critical discourse, text output, rubric
1. PENDAHULUAN
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk
berinteraksi dengan orang lain. Bahasa bisa berupa lisan, tulisan, dan gambar.
Gambar atau ilustrasi merupakan wujud bahasa yang juga dapat diartikan
maksudnya. Penelitian ini menganalisis luaran teks. Luaran teks di sini
besangkutan dengan ilustrasi yang digunakan dalam artikel. Selain itu analisis
luaran teks juga menganalisis setiap alinea yang saling berkesinambungan dengan
alinea lainnya. Penelitian ini menggunakan media masa cetak yaitu Majalah hadila
khususnya pada Rubrik Opini. Melalui rubrik opini masyarakat dapat
menyalurkan aspirasi mereka tentang apapun. Opini yang ditulis masyarakat
tersebut membuat peneliti tertarik untuk menganalisis secara kritis. Analisis
wacana kritis cara untuk membongkar bagaimana ideologi di balik tulisan.
Fowler (2018:23), menyatakan wacana adalah komunikasi lisan atau tulisan
yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan katagori yang masuk di
dalamnya, kepercayaan di sini mewakili pandangan dunia, sebuah organisasi atau
representasi dari pengalaman.Wacana menurut Chaer (2013:62) adalah satuan
bahasa yang lengkap sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan
gramatikal tertinggi di atas satuan kalimat. Sebagai satuan tertinggi yang lengkap
maka di dalam wacana itu terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh,
yang bisa dipahami tanpa keraguan apapun.
Badara (2015:25), menjelaskan analisis wacana kritis memandang bahasa
selalu terlibat dalam hubungan kekuasaan, terutama dalam membentuk subjek
serta berbagai tindakan representasi yang terdapat di dalam masyarakat.Fairclough
(2013:63) berargumen bahwa Analisis wacana kritis (AWK) memandang wacana
2
sebagai teks, praktik wacana dan praktik sosial.Analisis wacana kritis dikenal
dengan Critical Discourse Analysis (CDA) membantu memahami bahasa dalam
penggunaannya. Bahasa bukan hanya sekedar menjadi alat komunkasi. Namun,
juga digunakan sebagai instrumen untuk melakukan sesuatu atau sarana untuk
menerapkan strategi kekuasaan (Haryatmoko, 2016:5).
Fairclough (2013:63) berargumen bahwa Analisis wacana kritis (AWK)
memandang wacana sebagai teks, praktik wacana dan praktik sosial. Masih
menurut Fairclough, menggunakan AWK untuk menelaah teks adalah suatu upaya
untuk memahami perubahan praktik penggunaan bahasa (wacana) yang terkait
dengan praktik sosial dan perubahan sosial budaya.Suatu teks berpotensi
mengalami perubahan menjadi bentuk yang berbeda pada waktu yang berbeda
karena dipengaruhi oleh perubahan konteks sosial, politik dan budaya.
Baker, dkk (2008) meneliti “A useful methodological synergy? Combining
critical discourse analysis and corpus linguistics to examine discourses of
refugees and asylum seekers in the UK press”. Hasil penelitian ini adalah secara
keseluruhan, masing-masing pendekatan dapat digunakan untuk membantu
melakukan pelacakan temuan yang lain.
Penelitian Sumarti (2010) memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu
analisis wacana kritis. Perbedaannya sumarti menganalisis strategi politik yang
digunakan dalam pidato, sedang penelitian ini analisis konteks dan luaran teks.
Hasil analisis Sumarti yaitu strategi politik penggunaan bahasa dalam pidato
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono unsur yang tampak adalah penggunaan
kata-kata persona, penggunaan kata yang bernuansa “reformasi” dan
“keterbukaan”. Hasil analisis penelitian ini adalah alinea satu dengan yang lainnya
dalam artikel saling berkalitan dan mendukung, pengarang memiliki keahlian
yang sesuai dengan bidang yang ditekuninya dan tulisannya.
Setiawan (2011) penelitiannya berjudul “Analisis Wacana Kritis Pemberitaan
Kekerasan Berbasis Gender di Surat Kabar Harian Suara Merdeka”. Hasil
penelitian ini yaitu secara tekstual, teks-teks berita tentang kasus kekerasan
terhadap wanita menunjukkan bias gender. Pemberitaan kekerasan pada surat
3
kabar harian Suara Merdeka banyak menggunakan kata-kata yang menarik
perhatian seorang pria karena megikuti sudut pandang dan selera pria.
Sari (2011) meneliti “Visible Boys, Invisible Girls: The Representation Of
Gender In Learn English With Tito”. Temuan-temuannya menunjukkan bahwa
buku-buku itu memihak laki-laki daripada perempuan.Karakter pria lebih terlihat
bahwa mereka lebih sering terjadi dan mereka tampaknya memegang peran yang
lebih penting peserta.
Penelitian Ardianto (2012) berjudul “Analisis Wacana Kritis Pemberitaan
Harian Pikiran Rakyat dan Harian Kompas Sebagai Public Relations Politik
dalam Membentuk Branding Reputation Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY)”. Hasil penelitian ini menunjukkan produksi teks Pikiran Rakyat
cenderung branding reputation negatif Presiden SBY. Produksi teks Kompas
cenderung Branding Reputation positif Presiden SBY.
2. METODE
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Deskriptif kualitatif adalah data, fakta yang dihimpun berbentuk kata atau
gambar daripada angka-angka (Satori dan Komariah, 2013:28). Subjek dalam
penelitian ini adalah media masa berbasis cetak, yaitu majalah Hadila bulan
September-Oktober 2018. Objek dalam penelitian ini adalah rubrik opini. Data
penelitian ini berupa kalimat serta layout, gambar yang mendukung dalam
wacana pada Rubrik Opini dalam Majalah Hadila. Sumber data dalam penelitian
ini adalah media masa berbasis majalah yaitu pada Rubrik Opini dalam Majalah
Hadila. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
dokumen, simak, dan wawancara. Keabsahan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah trianggulasi teknik. Penelitian ini menggunakan teknik
padan referensial dengan teknik dasar PUP (Pilah Unsur Penentu).
4
3. HASIL DAN PEMBAHASAN3.1 HASIL PENELITIAN
a. Wacana “Auditor Internal dan Tata kelola Pemerintahan yang Baik”
1) Bagaimana besar layoutnya? Foto, gambar, grafik apa yang menyertai
teks?
Artikel ini ditulis pada dua halaman penuh, yaitu di halaman 46-47.
Pada bagian atas artikel dilengkapi dengan ilustrasi kertas yang bertuliskan
angka-angka. Ilustrasi tersebut menandakan audit di dalamnya. Di bagian
kiri dari ilustrasi juga dilengkapi dengan identitas dari penulis opini
tersebut. Identitas penulis dilengkapi dengan foto walaupun dicetak dalam
dalam kertas hitam putih.
Bukti:
1.1 Gambar layout yang terdapat dalam wacana “Audit Internal dan tata Kelola
Pemerintahan yang baik”
1.2 Gambar layout yang terdapat dalam wacana “Audit Internal dan tata Kelola
Pemerintahan yang baik”
5
Bagian paling bawah dari artikel tersebut juga terdapat gambar tangan
memegang kaca pembesar yang bertuliskan audit. Ilustrasi tersebut
menggambarkan bahwa seorang audit harus teliti dalam melakukan
pengauditan. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa ilustrasi yang
digunakan dalam artikel ini sesuai dan mendukung artikel tersebut.
2) Apa judul subjudulnya?
Subjudul adalah bagian dari judul. Selain judul utama biasanya artikel
dicetak dengan subjudul. Namun, ada beberapa artikel yang tidak
mengggunakan subjudul. Artikel bejudul “Audit Internal dan Tata kelola
Pemerintahan yang Baik” tidak memiliki subjudul. Judul utama dari artikel
tersebut sudah mewakili keseluruhan isi wacana. Isi opini tersebut dapat
menjawab pertanyaan sebagai berikut.
Apa tugas seorang audit internal?
Audit internal melakukan tinjauan terhadap sistem dan proses di masing-masing organisasi, kemudian membuat rekomendasi kepada pimpinanorganisasi sektor publik mengenai bagaimana pengendalian internaldapat ditingkatkan. (Oktavia, 2018)
Mengapa peran audit internal mengelami pergeseran?
Pergeseran peran ini dibutuhkan dalam rangka mewujudkan tata kelolapemerintahan yang baik. (Oktavia, 2018)
Siapa yang menulis artikel tersebut?
Artikel tersebut ditulis oleh Ika Rochmawati Oktavia, S.E., M.Si., Ak, C.A.seorang auditor Muda Kabupaten sragen. (Hadila, Juli 2018)
Kapan artikel tersebut diterbitkan?
Artikel ini diterbitkan pada bulan September tahun 2018. (Hadila, Juli2018)
Bagaimana cara mencapai pemerintahan yang baik?
6
Rekomendasi yang dibuat oleh audit internal membantu manajemen padainstitusi sektor publik untuk meningkatkan manajemen risiko,pengendalian, dan proses tata kelola. (Oktavia, 2018)
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa artikel tersebut tidak
menggunakan subjudul. Artikel tersebut dapat menjawab lima pertanyaan.
Pertama, apa tugas seorang audit internal. Kedua, mengapa peran audit
internal mengelami pergeseran. Ketiga, siapa yang menulis artikel. .
Keempat, kapan artikel diterbitkan. Terakhir kelima, bagaimana cara
mencapai pemerintahan yang baik.
3) Bagaimana artikel tersebut menstruktur unit-unit maknanya?
Artikel berjudul “Audit Internal dan Tata Kelola Pemerintahan yang
Baik” memiliki lima ainea. Alinea pertama memaparkan tentang audit
internal yang mengalami pergeseran peran.
Bukti:
Saat ini, peran audit internal telah mengalami pergeseran. Peran auditinternal yang dulu hanya sebagai pengawas atau mata telinga manajemensaat ini telah mengalami perubahan sebagaimana tertuang dalam standaraudit intern AAIPI (Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia), yaitusebagai pemberi jasa keyakinan atas efektivitas pencapaian tujuanorganisasi, pemberi peringatan dini dan peningkatan efektivitasmanajemen risiko, dan pemberi masukan untuk peingkatan kualitas tatakelola penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah. (Oktavia,2018)
Alinea dua mendukung alinea pertama. Pada alinea kedua ini
memaparkan alasan mengapa auditor internal mengalami pergeseran
peran.
Bukti:
Pergeseran peran ini dibutuhkan dalam rangka mewujudkan tata kelolapemerintahan yang baik.(Oktavia, 2018)Melalui audit internal, akan diketahui apakah instansi pemerintahan telahmelaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana dan kebijakan yang telahditetapkan, telah melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya secaraefektif dan efisien, serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (Oktavia,2018)
7
Setelah alinea pertama dan kedua menjelaskan pergeseran peran
auditor internal, alinea ketiga baru menjelaskan mengenai profesi auditor
internal. Alinea ketiga ini juga mendung alinea kedua.
Bukti:
Audit internal adalah profesi dan aktivitas yang meliputi pemberian saranterkait bagaimana suatu organisasi dapat mencapai tujuan merekadengan lebih baik melalui manajemen risiko dan peningkatanpengendalian internal.(Oktavia, 2018)
Alinea keempat, penulis memaparkan tugas dan fungsi seorang audit
internal.
Bukti:
Audit internal yang efektif sangat penting bagi tata kelola yang baik danpengelolaan keuangan publik yang efektif. Audit internal melakukantinjauan terhadap sistem dan proses di masing-masing organisasi,kemudian membuat rekomendasi kepada pimpinan organisasi sektorpublik mengenai bagaimana pengendalian internal dapat ditingkatkan.(Oktavia, 2018)
Alinea kelima ini mendukung alinea keempat dan kedua. Pada alinea
ini memaparkan cara mencapai tata kelola pemerintahan yang baik.
Bukti:
Audit internal hanya sebagai salah satu sarana dalam mencapai tatakelola pemerintahan yang baik. Selain itu, dibutuhkan suatu tekad darimasing-masing pihak yang terlibat dalam institusi pemerintahan untukbersikap jujur dan amanah dalam bekerja.(Oktavia, 2018)
Dengan sikap mental yang amanah akan menumbuhkan sikap salingpercaya, jujur, dan transparan dalam seluruh aktivitas kehidupan yangpada akhirnya dapat membentengi dari perilaku yang dilarang agamaseperti tindakan korupsi maupun tindakan kecurangan yang lain.(Oktavia,2018)
Dapat disimpulkan bahwa alinea kedua mendukung alinea pertama.
Alinea ketiga mendukung alinea kedua. Serta alinea kelima mendukung
alinea keempat dan kedua. Jadi, setiap alinea pada artikel tersebut saling
mendukung.
8
4) Topik apa yang dibahas dalam artikel itu?
Topik yang dibahas dalam artikel ini adalah tugas seorang audit
internal dan tata kelola pemerintahan yang baik. Dalam artikel ini penulis
memaparkan banyak hal mengenai tugas-tugas dan fungsi sebagai audit
internal. Artikel ini juga menjelaskan audit internal yang mengalami
pergeseran peran.
Bukti:
Saat ini, peran audit internal telah mengalami pergeseran. Peran auditinternal yang dulu hanya sebagai pengawas atau mata telinga manajemensaat ini telah mengalami perubahan sebagaimana tertuang dalam standaraudit intern AAIPI (Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia), yaitusebagai pemberi jasa keyakinan atas efektivitas pencapaian tujuanorganisasi, pemberi peringatan dini dan peningkatan efektivitasmanajemen risiko, dan pemberi masukan untuk peingkatan kualitas tatakelola penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah. (Oktavia,2018)Audit internal yang efektif sangat penting bagi tata kelola yang baik danpengelolaan keuangan publik yang efektif. Audit internal melakukantinjauan terhadap sistem dan proses di masing-masing organisasi,kemudian membuat rekomendasi kepada pimpinan organisasi sektorpublik mengenai bagaimana pengendalian internal dapat ditingkatkan.(Oktavia, 2018)
Selain tugas seorang audit internal, artikel ini juga memaparkan tata kelola
pemerintahan yang baik. Selain dari administrasi yang baik, pihak-pihak
yang terlibat dalam pemerintahan juga berpengaruh. Misalnya, apabila
pihak-pihak pemerintahan bersikap jujur, amanah, dan terbuka maka
pemerintahan yang dijalankan akan menjadi baik.
Bukti:
Audit internal hanya sebagai salah satu sarana dalam mencapai tatakelola pemerintahan yang baik. Selain itu, dibutuhkan suatu tekad darimasing-masing pihak yang terlibat dalam institusi pemerintahan untukbersikap jujur dan amanah dalam bekerja.(Oktavia, 2018)
Apabila semua pihak yang terlibat dalam institusi sektor publik bersikapjujur, maka kemungkinan akan teguh dalam memegang amanah.(Oktavia,2018)
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa topik yang dibahas
dalam artikel berjudul “Auditor Internal dan Tata Kelola Pemerintahan
9
yang Baik” adalah tugas dan pergeseran peran auditor internal serta cara
mencapai pemerintahan yang baik.
b. Wacana “Assesment Online, Alternatif Cerdas”
1) Bagaimana besar layoutnya? Foto, gambar, grafik apa yang menyertai
teks?
Opini “Assesment Online, Alternatif Cerdas” ditulis dalam dua
halaman. Halaman 46 sampai 47. Bagian atas wacana terdapat ilustrasi
laptop, smartphone, buku, dan berbagai ilustrasi lainnya. Ilustrasi yang
digunakan dalam opini ini menggambarkan teknologi yang canggih di
zaman ini. Opini tersebut juga dilengkapi dengan identitas dari penulis.
Terdapat foto, nama lengkap dan instansi dimana penulis bekerja.
Bukti:
1.3 Gambar layout yang terdapat dalam wacana “Assesment Online, Alternatif Cerdas”
Sayangnya, ilustrasi menggunakan warna hitam dan putih. Jadi,
membuat gambar atau ilustrasi kurang menarik. Opini tersebut dicetak
dalam dua halaman. Namun, ilustrasi yang digunakan pada halaman
pertama dari opini. Walaupun ilustrasi hanya pada halaman pertama saja,
namun ilustrasi tersebut sudah men dukung dan mewakili isi dari opini.
10
2) Apa judul subjudulnya?
Subjudul adalah bagian dari judul utama. Judul utama opini tersebut
adalah “Assesment Online, Alternatif Cerdas”. Pada opini ini tidak
menggunakan subjudul. Hanya terdapat judul utama yang mewakili
keseluruhan wacana. Isi opini tersebut dapat menjawab pertanyaan sebagai
berikut.
Apa yang dibicarakan dalam opini tersebut?
Salah satu teknologi dalam pembelajaran yang bisa meringankanpekerjaan guru adalah dengan mengadakan assesment online. (Aisyah,2018)
Kepada siapa opini tersebut ditujukan?
Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentaang standar KualifikasiAkademik dan Kompetensi Guru, menyebutkan bahwa salah satukompetensi yang harus dimiliki guru adalah memanfaatkan teknologiinformasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. (Aisyah,2018)
Bagaimana keuntungan menggunakan Assesment online?
Pertama, aplikasi mudah digunakan. Kedua, guru tidak perlu mengoreksisatu per satu hasil tes siswa secara manual. Ketiga, aplikasi inimemberikan fasilitas yang memungkinkan guru memberikan tanggapanterhadap jawaban siswa. (Aisyah, 2018)
Mengapa opini tersebut ditulis?
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru adalah memanfaatkanteknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. Inimerupakan landasan untuk seorang guru harus menguasai dan terusbelajar tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi,terutama digunakan dalam pembelajaran.(Aisyah, 2018)
Simpulan dari paparan di atas adalah sebagai berikut. Tidak terdapat
subjudul dalam opini tersebut. Dari keseluruhan isi opini tersebut dapat
menjawab 4 pertanyaan. Pertama, apa yang dibicarakan dalam opini
tersebut. Kedua, kepada siapa opini tersebut ditujukan. Ketiga, bagaimana
keuntungan menggunakan assesment online. Keempat, mengapa opini
tersebut ditulis.
11
3) Bagaimana artikel tersebut menstruktur unit-unit maknanya?
Opini “Assesment Online, Alternatif Cerdas” memiliki 16 alinea.
Alinea pertama penulis menjelaskan Permendiknas tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Bukti:
Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentaang standar KualifikasiAkademik dan Kompetensi Guru, menyebutkan bahwa salah satukompetensi yang harus dimiliki guru adalah memanfaatkan teknologiinformasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. (Aisyah,2018)
Alinea kedua mendukung alinea pertama. Pada alinea kedua ini
merupakan penjelasn dari alinea pertama. Penulis menjelaskan bahwa guru
di era modern ini harus bisa memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi sebagai media pembelajaran.
Bukti:
Di era digital ini, guru disediakan banyak sekali fasilitas yang bisadimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Aplikasi yang dikembangkanuntuk pembelajaran baik yang khusus untuk guru maupun siswa, bisa kitadownload melalui laptop maupun smartphone. (Aisyah, 2018)
Alinea ketiga, penulis memaparkan berbagai tugas seorang guru yang
tidak hanya mengajar di kelas.
Bukti:
Bagi seorang guru, membuat administrasi pembelajaran adalah sesuatuyang wajib dilakukan. Membuat soal, mengoreksi, menilai, menganalisis,dan lain-lain adalah tugas keseharian guru. (Aisyah, 2018)
Alinea keempat, mejelaskan bahwa tugas guru bukan hanya mengajar.
Namun, juga mendidik karakter siswa.
Bukti:
Guru tidak hanya bertugas menyampaikan dan mentransfer ilmupengetahuan kepada murid-muridnya, tetapi juga mendidik danmenanamkan karakter atau akhlak yang baik kepada mereka. (Aisyah,2018)
12
Alinea kelima mendukung alinea kedua dan tiga. Penulis dalam alinea
ini mulai mejelaskan apa yang dimaksud dengan assesment online.
Bukti:
Assesment online adalah suatu proses untuk mengetahui kemampuanseseorang terhadap suatu kompetensi yang dilakukan denganmenggunakan media yang harus terhubung dengan internet baik dalampembuatan alat ukur (soal) maupun saat mengerjakan soal tersebut.(Aisyah, 2018)
Alinea keenam, penulis mengenalkan salah satu assesment online,
yaitu google form.
Bukti:
Salah satu yang sangat sederhana dan bisa dibuat oleh guru baikmenggunakan smartphone, tablet, komputer, atau laptop adalah googleform. (Aisyah, 2018)
Alinea ketujuh sampai alinea 14 merupakan pendukung dari alinea
enam. Pada alinea ini penulis memaparkan berbagai keuntungan jika kita
menggunakan google form.
Bukti:
Keuntungan kita menggunakan google form antara lain:Pertama, aplikasi ini cukup mudah digunakan. Kedua, guru tidakmengoreksi satu per satu hasil tes siswa secara manual. Ketiga, aplikasiini memberikan fasilitas yang memungkinkan guru memberikan tanggapanterhadap jawaban siswa. Keempat, aplikasi ini memungkinkan gurumengacak soal. Kelima, guru tidak perlu membuat analisis ulangan.Keenam, google form menyediakan fasilitas untuk menyisipkan gambar.Terakhir, menghemat penggunaan kertas. (Aisyah, 2018)
Alinea lima belas, penulis menjelaskan bagaimana cara menggunakan
aplikasi google form.
Bukti:
Soal online ini bisa dikerjakan melalui smartphone mereka. Jika disekolah ada aturan tidak diperbolehkan membawa smartphone, siswa bisamengerjakannya dengan komputer atau laptop baik di laboratoriumsekolah atau di rumah masing-masing sesuai kondisi. (Aisyah, 2018)
13
Alinea terakhir merupakan pesan yang disampaikan penulis untuk
sesama guru. Pesan tersebut penulis kutip dari tokoh yang bernama Dr.
Ray Clifford.
Bukti:
Teknologi tidak akan menggantikan guru, namun guru yang menggunakanteknologi akan menggantikan guru yang tidak. (Aisyah, 2018)
Simpulan dari paparan di atas adalah sebagai berikut. Terdapat 16
alinea yang isinya saing mendukung antar alineanya. Alinea kedua
mendukung alinea pertama. Alinea kelima mendukung alinea kedua dan
tiga. Alinea ketujuh sampai 14 mendukung alinea ke 6.
4) Topik apa yang dibahas dalam artikel itu?
Topik yang dibahas dalam opini ini adalah google form. Penulis
mengenalkan assesment online, salah satu aplikasinya yaitu google form.
Di era modern ini guru harus bisa mengikuti perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi. Penulis berharap guru bisa menggunakan
google form. Dengan google form guru bisa mendapatkan banyak
keuntungan.
Bukti:
Salah satu pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran yang bisameringankan pekerjaan guru adalah assesment online. Salah satu aplikasisederhana dan bisa dibuat oleh guru baik menggunakan smartphone,tablet, komputer atau laptop adalah google form. (Aisyah, 2018)Apliksi ini cukup mudah digunakan dan sangat membantu meringankantugas administrasi guru dalam hal penlaian. (Aisyah, 2018)
Inti dari topik yang dibahas dalam opini ini adalah penggunaan
assesment online yang bisa membantu pekerjaan guru. Selain menghemat
waktu ketika pengoreksian, assesment online juga menarik untuk siswa.
Siswa menjadi tidak bosan dengan penugasan yang melulu menggunakan
kertas.
14
Tabel Hasil Analisis Luaran Teks Wacana pada Rubrik Opini Majalah Hadila Edisi September-Oktober 2018
Judul ArtikelBagaimana besar
layoutnya?
Apa judul
subjudulnya?
Bagaimana artikel tersebut
menstruktur unit-unitnya?Topik apa yang dibahas?
Auditor Internal
dan Tata Kelola
Pemerintahan
yang Baik
Ilustrasi
menggambarkan
bahwa seorang audit
harus teliti dalam
melakukan
pengauditan.
Ilustrasi yang
digunakan dalam
artikel ini sesuai dan
mendukung artikel
tersebut. Namun,
sayangnya ilustrasi
dicetak dalam kertas
hitam putih.
Artikel tersebut tidak
menggunakan subjudul,
namun dapat menjawab
lima pertanyaan. Pertama,
apa tugas seorang audit
internal. Kedua, mengapa
peran audit internal
mengelami pergeseran.
Ketiga, siapa yang menulis
artikel. Keempat, kapan
artikel diterbitkan.
Terakhir kelima,
bagaimana cara mencapai
pemerintahan yang baik.
Terdapat lima alinea dalam
wacana ini. Alinea kedua
mendukung alinea pertama.
Alinea ketiga mendukung
alinea kedua. Serta alinea
kelima mendukung alinea
keempat dan kedua. Jadi,
setiap alinea pada artikel
tersebut saling mendukung.
Topik yang dibahas dalam
wacana berjudul “Auditor
Internal dan Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik”
adalah tugas dan pergeseran
peran auditor internal serta
cara mencapai pemerintahan
yang baik.
Judul Artikel Bagaimana besar Apa judul Bagaimana artikel tersebut Topik apa yang dibahas?
15
layoutnya? subjudulnya? menstruktur unit-unitnya?Assesment
Online,
Alternatif
Cerdas
Ilustrasi yang
digunakan dalam
artikel ini
menggambarkan
teknologi yang
canggih di zaman
ini. Opini tersebut
juga dilengkapi
dengan identitas dari
penulis. Terdapat
foto, nama lengkap
dan instansi dimana
penulis bekerja.
Tidak terdapat subjudul
dalam opini tersebut.
Dari keseluruhan isi
opini tersebut dapat
menjawab 4 pertanyaan.
Pertama, apa yang
dibicarakan dalam opini
tersebut. Kedua, kepada
siapa opini tersebut
ditujukan. Ketiga,
bagaimana keuntungan
menggunakan
assesment online.
Keempat, mengapa
opini tersebut ditulis.
Terdapat 16 alinea yang isinya
saing mendukung antar
alineanya. Alinea kedua
mendukung alinea pertama.
Alinea kelima mendukung
alinea kedua dan tiga. Alinea
ketujuh sampai 14 mendukung
alinea ke 6.
Topik yang dibahas dalam
wacana “Assesment Online,
Alternatif Cerdas” adalah
penggunaan assesment online
yang bisa membantu
pekerjaan guru. Selain
menghemat waktu ketika
pengoreksian, assesment
online juga menarik untuk
siswa. Siswa menjadi tidak
bosan dengan penugasan yang
melulu menggunakan kertas.
16
3.2 PEMBAHASAN
Penelitian ini menganalisis luaran teks pada Rubrik Opini Majalah Hadila
edisi September-Oktober 2018. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi
pengetahuan di bidang bahasa khususnya pada analisis wacana kritis yang
menganalisis luaran teks.Hasil analisis luaran teks pertama, layout yang
digunakan dalam artikel yaitu dua halaman penuh disertai dengan ilustrasi
yang sesuai dengan isi artikel. Kedua, terdapat dua artikel yang menggunakan
subjudul dan dua artikel yang tidak menggunakan subjudul, setiap subjudul
yang ada dalam wacana tersebut mendukung keseluruhan isi. Ketiga, artikel
yang pilih menstruktur unit-unitnya melalui paragraf yang saling mendukung
paragraf yang lainnya. Keempat, topik yang dibahas dalam artikel sesuai
dengan judul yang bersangkutan, namun tidak sesuai dengan tema majalah.
Penelitian Aman (2000) memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu
sama-sama menganalisis wacana kritis. Perbedaannya penelitian Aman fokus
pada cara bahasa dieksploitasi oleh institusi perancang bahasa negara.
Penelitian ini fokus analisis luaran teks yang berhubungan dengan layout
yang digunakan dalam wacana, judul pada subjudulnya, artikel menstruktur
unit-unitnya, serta topik yang dibahas dalam artikel.
Baker, dkk (2008) meneliti “A useful methodological synergy? Combining
critical discourse analysis and corpus linguistics to examine discourses of
refugees and asylum seekers in the UK press”. Hasil penelitian Baker adalah
secara keseluruhan, masing-masing pendekatan dapat digunakan untuk
membantu melakukan pelacakan temuan yang lain. Sedangkan hasil
penelitian ini diantaranya adalah ilustrasi yang digunakan dalam artikel
sesuai dengan isinya.
Penelitian Sumarti (2010) memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu
analisis wacana kritis. Perbedaannya sumarti menganalisis strategi politik
yang digunakan dalam pidato, sedang penelitian ini analisis luaran teks. Hasil
analisis Sumarti yaitu strategi politik penggunaan bahasa dalam pidato
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono unsur yang tampak adalah penggunaan
kata-kata persona, penggunaan kata yang bernuansa “reformasi” dan
17
“keterbukaan”. Hasil analisis penelitian ini adalah alinea satu dengan yang
lainnya dalam artikel saling berkalitan dan mendukung, pengarang memiliki
keahlian yang sesuai dengan bidang yang ditekuninya dan tulisannya.
Budiwati (2011) dalam penelitiannya memiliki persamaan dengan
penelitian ini yaitu sama-sama analisis wacana kritis. Perbedaannya budiwati
ngenalisis intralinguisti, idiom, dan ungkapan. Penelitian ini menganalisis
luaran teks. Melihat dari segi pelakunya idiom dan ungkapan mengacu pada
jenis kelamin laki-laki, perempuan dan laki-laki atau perempuan. Hasil
penelitian ini diantaranya setiap alinea mendukung alinea satu sama lainnya,
topik yang dibahas sesuai dengan judul artikel, dan artikel dipilih karena
sedang hangat.
Penelitian Ellyawati (2011) memiliki persamaan dengan penelitan ini yaitu
sama-sama menganalisis wacana kritis. Perbedaannya Ellyawati fokus pada
konteks, apraisal, serta modalitas pada teks berita Kasus Terbongkarnya
Perlakuan Istimewa terhadap Terpidana Suap Arthalyta Suryani pada Media
Online. Sedangkan penelitian ini fokus pada analisis luaran teks yang
membahas hal-hal yang menstruktur wacana pada Rubrik Opini Majalah
hadila Edisi Juli-Oktober 2018.
Sari (2011) meneliti “Visible Boys, Invisible Girls: The Representation Of
Gender In Learn English With Tito”. Temuan-temuannya menunjukkan
bahwa buku-buku itu memihak laki-laki daripada perempuan.Karakter pria
lebih terlihat bahwa mereka lebih sering terjadi dan mereka tampaknya
memegang peran yang lebih penting peserta. Hasil penelitian ini diantaranya
adalah artikel ditulis pada bagian rubrik opini, alinea dalam artikel tersebut
saling mendukung satu sama lainnya, dan topik yang dibahas sesuai dengan
judul artikel.
Setiawan (2011) penelitiannya berjudul “Analisis Wacana Kritis
Pemberitaan Kekerasan Berbasis Gender di Surat Kabar Harian Suara
Merdeka”. Persamaan penelitian ini dengan Setiawan yaitu sama-sama
analisis wacana kritis. Perbedaannya Setiawan fokus pada konteks wacana
pada surat kabar, sedangkan penelitian ini fokus pada luaran teks. Hasil
18
analisis penelitian ini yaitu pertama, layout yang digunakan dalam artikel
yaitu dua halaman penuh disertai dengan ilustrasi yang sesuai dengan isi
artikel. Kedua, terdapat dua artikel yang menggunakan subjudul dan dua
artikel yang tidak menggunakan subjudul, setiap subjudul yang ada dalam
wacana tersebut mendukung keseluruhan isi. Ketiga, artikel yang pilih
menstruktur unit-unitnya melalui paragraf yang saling mendukung paragraf
yang lainnya. Keempat, topik yang dibahas dalam artikel sesuai dengan judul
yang bersangkutan, namun tidak sesuai dengan tema majalah.
Ardianto (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Wacana
Kritis Pemberitaan Harian Pikiran Rakyat dan Harian Kompas Sebagai
Public Relations Politik dalam Membentuk Branding Reputation Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)”. Penelitian Ardianto memiliki
persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaannya yaitu sama-
sama menganalisis wacana kritis. Perbedaannya Ardianto menggunakan
analisis konteks, sedangkan penelitian ini menganalisis luaran teks.
Penelitian Hwia (2013) menganalisis tentang dimensi sosial, praktik sosial,
dan praktik kewacanaan dalam UU kebahasaan, kewenangan pembakuan dam
tantangan global Bahasa Indonesia. Persamaannya dengan penelitian ini
adalah analisis wacana kritis dari segi konteksnya. Perbedaannya, penelitian
ini menganalisis luaran teks.
Penelitian Shurkry (2013) memiliki persamaan dan perbedaan dengan
penelitian ini. Persamaannya yaitu analisis wacana kritis. Perbedaannya
Shurkry menganalisis strategi percakapan dan langkah-langkah perbincangan,
sedangkan penelitian ini analisis luaran teks. Hasil penelitian Shurkry adalah
penolakan Mahathir Bush diungkapkan berulang-ulang. Sedangkan penelitian
ini menghasilkan beberapa aspek, diantaranya topik yang dibahas sesuai
dengan judul artikel, namun tidak sesuai dengan tema majalah.
Hidayat (2014) dalam penelitiannya memiliki persamaan dan perbedaan
dalam penelitian ini. Persamaannya yaitu menganalisis wacana kritis.
Perbedaannya Hidayat menganalisis unsur kebahasaan metafora pada teks
pidato, sedangkan penelitian ini analisis luaran teks. Hasil penelitian Hidayat
19
adalah unsur metafora digunakan dalam teks pidato untuk menyalurkan
kekuasaan. Penelitian ini menghasilkan antara lain topik yang dibahas sesuai
dengan judul artikel, akan tetapi tidak sesuai dengan tema majalah.
Penelitian Lado (2014) mengenai analisis wacana kritis memiliki
persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaannya adalah
analisis wacana kritis, sedangkan perbedaannya penelitian ini menganalisis
luaran teks. Lado meneliti program Mata Najwa “Balada Perda” di Metro TV.
Penelitian ini meneliti artikel yang terdapat dalam rubrik Opini majalah
Hadila.
Penelitian Mardikantoro (2014) memiliki persamaan dengan penelitian ini
yaitu sama-sama menganalisis wacana kritis. Perbedaannya Mardikantoro
fokus pada sikap dan pandangan surat kabar terhadap kasus korupsi,
sedangkan penelitian ini fokus pada luaran teks wacana. Hasil penelitian
Mardikantoro pada Koran Tempo menunjukkan sikap tidak setuju terhadap
berita korupsi. Kompas, Republika, Suara Merdeka, dan Jawa Pos
menunjukan sikap setuju terhadap berita korupsi.
Penelitian Carvalho (2015) memiliki persamaannya dan perbedaan dengan
penelitian ini. Persamaannya yaitu analisis wacana kritis dan sama-sama
menggunakan wacana sebagai objek penelitiannya. Perbedaannya penelitian
inijuga menganalisis luaran teks.
Noverino (2015) dalam penelitiannya memiliki persamaan dengan
penelitian ini yaitu sama-sama menganalisis wacana kritis. Perbedaannya
Noverino fokus pada konteks sosial dan budayahubungan intertekstualitas
dalam novel.Penelitian ini fokus pada luaran teks pada wacana Rubrik Opini
Majalah Hadila.
Penelitian Samsul (2015) memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu
sama-sama menganalisis wacana kritis. Perbedaannya penelitian ini fokus
pada luaran teks. Penelitian Samsul fokus pada analisis makro, mikro, dan
meso. Penelitian Samsul menghasilkan dua paradigma besar, yaitu paradigma
positivistic dan paradigma kritis.
20
Samosir, dkk (2016) penelitiannya yang berjudul “Hegemoni Penggunaan
Bahasa Inggris dalam Slogan Perguruan Tinggi (Analisis Wacana Kritis
Fairclough pada Slogan Dua Universitas Swasta di Kota Bandung)”.
Persamaan penelitian ini dengan samosir yaitu sama-sama menganalisis
wacana kritis. Perbedaannya penelitian Samosir menganalisis aspek
linguistiknya, sedangkan penelitian ini menganalisis luaran teks. Penelitian
Samosir menunjukkan bahwa aspek linguistik yang berupa diksi dan bentuk
kata dalam slogan dua universitas swasta di Kota Bandung merupakan bagian
dari bentuk pencitraan positif. Penelitian ini menunjukkan bahwa layout yang
digunakan dalam wacana sesuai dengan tema wacana.
Payuyasa (2017) memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-
sama menganalisis wacana kritis. Perbedaannya, penelitian ini menggunakan
media masa cetak. Payuyasa menggunakan media masa elektronik sebagai
subjek penelitiannya. Perbedaannya pula, penelitian ini menganalisis luaran
teks, sedangkan Payuyasa menganalisis struktur makro, super struktur, dan
mikro.
Firmasnyah (2018) berjudul “Dimensi Sosial dalam Novel Negeri Para
Bedebah Karya Tere Liye (Perspektif Analisis Wacana Kritis)”. Persamaan
penelitian ini dengan Firmansyah yaitu sama-sama menggunakan analisis
wacana kritis. Perbedaannya dalam penelitian Firmansyah mendapatkan tiga
dimensi sosial, yaitu dimensi teks bahasa sebagai piranti linguistik, dimensi
praksis wacana, dan dimensi praksis sosiokultural. Penelitian ini
menghasilkan luaran teks pada wacana yang terdapat pada Rubrik Opini
Majalah hadila Edisi Juli-Oktober 2018.
4. PENUTUP
Hasil analisis luaran teks pertama, layout yang digunakan dalam artikel yaitu
dua halaman penuh disertai dengan ilustrasi yang sesuai dengan isi artikel.
Kedua, ada dua artikel yang menggunakan subjudul dan dua artikel yang tidak
menggunakan subjudul. Ketiga, artikel yang pilih menstruktur unit-unitnya
melalui paragraf yang saling mendukung paragraf yang lainnya. KeempatTopik
21
yang dibahas dalam wacana berjudul “Auditor Internal dan Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik” adalah tugas dan pergeseran peran auditor internal.
Topik yang dibahas dalam wacana “Assesment Online, Alternatif Cerdas” adalah
manfaat penggunaan assesment online.
DAFTAR PUSTAKA
Aman, Idris. 2000. “Bahasa, Kuasa, dan Ideologi: Analisis Wacana Kritis SebutanBaku Bahasa Melayu”. Akademika, 56 (Januari) 2000:121-133.
Ardianto, Elvanaro. 2012. “Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Harian Pikiran Rakyat dan Harian Kompas Sebagai Public Relations Politik dalam Membentuk Branding Reputation Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)”. Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(1):2088-981X.
Badara, Aris. 2015. Analisis Wacana Teori, Metode, dan Penerapannya padaWacana Media. Jakarta: Kencana.
Baker, Paul, dkk. 2008. “A useful methodological synergy? Combining criticaldiscourse analysis and corpus linguistics to examine discourses ofrefugees and asylum seekers in the UK press”. Lancaster University,UK. 19(3):273–306 10.1177/0957926508088962.https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0957926508088962
Budiwati, Tri Rina. 2011. “Representasi Wacana Gender dalam UngkapanBerbahasa Indonesia dan Bahasa Inggris: Analisis Wacana Kritis”.Kawistara,1(3):213-320, 298.https://journal.ugm.ac.id/kawistara/article/view/3926
Carvalho, Anabela. 2008. “Media (Ted) Discourse and Society Rethinking theFramework of Critical Discourse Analysis”. Journalism Studies,9(2):1461-670X.https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/14616700701848162
Chaer, Abdul. 2013. Kajian Bahasa Struktur Internal, Pemakaian danPembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Ellyawati, Hetty Catur. 2011. “Analisis Wacana Kritis Teks Berita KasusTerbongkarnya Perlakuan Istimewa terhadap Terpidana Suap ArthalytaSuryani pada Media Online”. The Messenger, 3(1). http://journals.usm.ac.id/index.php/the-messenger/article/view/267
Fairlough, Norman. 2013. Critical Discourse Analysi: The Critical Study ofLanguage. Harlo-Essex:Longman Group Limited.
22
Fowler, Roger. 2018 . An Introduction to Transformational Syntax. Great Britain:Routledge and Paul Kegan LTD.
Firmansyah, M Bayu. 2018. “Dimensi Sosial dalam Novel Negeri Para BedebahKarya Tere Liye (Perspektif Analisis Wacana Kritis)”. KEMBARA:(Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya), 4(1):60-68,PISSN 2442-7632, EISSN 2442-9287.
https://www.researchgate.net/profile/Bayu_Firmansyah2/publication/332555872_DIMENSI_SOSIAL_DALAM_NOVEL_NEGERI_PARA_BEDEBAH_KARYA_TERE_LIYE_PERSPEKTIF_ANALISIS_WACANA_KRITIS/links/5cbd86a6a6fdcc1d49a5ebe8/DIMENSI-SOSIAL-DALAM-NOVEL-NEGERI-PARA-BEDEBAH-KARYA-TERE-LIYE-PERSPEKTIF-ANALISIS-WACANA-KRITIS.pdf
Haryatmoko. 2016. Critical Discourse Analysis (Analisis Wacana Kritis)Landasan Teori, Metodologi dan Penerapan. Depok: PT rajagrafindoPersada.
Hidayat, Hadi. 2014. “Pemanfaatan Fitur Metafora dalam Teks Pidato PolitikShinzo Abe sebagai Perdana Menteri Jepang Ke-96: Analisis WacanaKritis”. Metalingua, 12(2):165-178.
http://metalingua.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/metalingua/article/view/24
Hwia, Ganjar. 2013. “UU Kebahasaan, Kewenangan Pembakuan, Dan TantanganGlobal Bahasa Indonesia: Sebuah Analisis Wacana Kritis”. Literasi,3(1)1-11.https://jurnal.unej.ac.id/index.php/LIT/article/view/6105
Lado, Christo Rico. 2014. “Analisis Wacana Kritis Program Mata Najwa ‘BaladaPerda’ di Metrotv”. Jurnal E-Komunikas, 2(2).http://publication.petra.ac.id/index.php/ilmu-komunikasi/article/view/1777
Komariah, Aan dan Satori, Dja’man. 2013. MetodologiPenelitianKualitatif.Bandung: Alfabeta.
Mardikantoro, Hari Bakti. 2014. “Analisis Wacana Kritis pada Tajuk (Anti)Korupsi di Surat Kabar Berbahasa Indonesia”. Litera,13(2).https://journal.uny.ac.id/index.php/litera/article/view/2576
Noverino, Romel. 2015. “Kajian Analisis Wacana Kritis Intertekstualitas(Interdiskursivitas) pada Terjemahan yang Menggunakan Bahasa Gaul”.Prosiding PESAT, 6(3):20-2, ISSN: 1858-2559.
https://www.ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/pesat/article/view/1376
23
Payuyasa, I Nyoman. 2017. “Analisis Wacana Kritis Model Van Dijk dalamProgram Acara Mata Najwa di Metro TV”. Segara Widya, 5(2):2354-7154. https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/segarawidya/article/view/188
Samosir, Dian Kristiani, Iis Kurnia Nurhayati, dan Syarif Maulana. 2016.“Hegemoni Penggunaan Bahasa Inggris dalam Slogan PerguruanTinggi (Analisis Wacana Kritis Fairclough pada Slogan DuaUniversitas Swasta di Kota Bandung)”. Jurnal Sosioteknologi, 15(1).http://journals.itb.ac.id/index.php/sostek/article/view/1538
Samsul, La Ode. 2015. “Pemberitaan Berdirinya Khilafah (Analisis WacanaKritis Pada Tabloid Media Umat)”. DIALEKTIKA: Jurnal PendidikanBahasa, Sastra, dan Matematika,1(1).https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Pemberitaan+Berdirinya+Khilafah+%28Analisis+Wacana+Kritis+Pada+Tabloid+Media+Umat%29&btnG=
Setiawan, Yuliyanto Budi. 2011. “Analisis Wacana Kritis Pemberitaan KekerasanBerbasis Gender di Surat Kabar Harian Suara Merdeka”. JurnalIlmiah Komunikasi, 2(1).http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/makna/article/viewFile/99/76
Shukry, Azimah Shurfa Mohammed. 2013. “A critical discourse analysis ofMahathir Mohamad’s speeches on the “war on terror”. IntellectualDiscourse, 21(2):0128-4878, ISSN 2289-5639.http://studentsrepo.um.edu.my/1479/
24