Analisis Layanan Kualitas Teknologi Informasi Menggunakan ......1. Untuk memperbaiki operasi layanan...
Transcript of Analisis Layanan Kualitas Teknologi Informasi Menggunakan ......1. Untuk memperbaiki operasi layanan...
Analisis Layanan Kualitas Teknologi Informasi
Menggunakan Framework ITIL Version 3
(Studi Kasus : Aplikasi E-KTP Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Salatiga)
Artikel Ilmiah
Peneliti:
Afryno Patrick Tisera (682011056)
Ariya Dwika Cahyono, S.Kom., MT.
Agustinus Fritz Wijaya, S.Kom., M.Cs.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen SatyaWacana
Salatiga
Agustus 2016
1
2
3
4
5
1. Pendahuluan
Kemajuan Teknologi Informasi dalam dunia kerja saat ini berperan sangat
penting dikarenakan banyaknya pekerjaan yang sangat menbutuhkan hal ini.
Namun, masih banyak yang belum menyadari peran Teknologi Informasi itu
sendiri, sehingga organisasi atau perusahaan tidak bisa bersaing untuk
meningkatkan mutu kinerjanya. Keberadaan Teknologi juga harusnya
dimanfaatkan dengan baik karena beberapa faktor yang ada seperti, kemudahan,
kenyamanan dalam melayani masyarakat. Tentunya juga masyarakat akan
menyambut baik setiap langkah pemerintah ketika masyarakat ingin melakukan
sebuah aktivitas atau sebuah kewajiban dengan kemudahan karena adanya
teknologi. Pada Kota Salatiga, beberapa kantor pemerintahan yang ada, hampir
semua telah terbantu dengan adanya Teknologi Informasi. Misalnya, kinerja yang
terbantu seperti pada pengolahan data, pelayanan masyarakat hingga e-
Government. Menyadari hal tersebut, penelitian dilakukan pada salah satu kantor
pemerintahan yaitu Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DISDUKCAPIL)
Kota Salatiga. Penelitian yang dilakukan untuk mengukur tingkat kinerja TI yang
diterapkan dan metode ITIL (Information Technology Infrastructure Library)
digunakan untuk mengukur tingkat kinerja TI yang diterapkan.
ITIL atau Information Technology Infrastructure Library, merupakan
sebuah framework yang dibuat dan dikembangkan oleh Office of Government
Commerce (OGC) di Inggris. ITIL merupakan kumpulan dari best practice tata
kelola layanan teknologi informasi di berbagai bidang dan industri, dari mulai
manufaktur sampai finansial, industri besar dan kecil, swasta dan pemerintah.
Berdasarkan hasil wawancara pada pihak DISDUKCAPIL Kota Salatiga
ditemukan masalah seperti aplikasi e-KTP yang belum maksimal penggunaannya
seperti halnya terjadi system tunggu yang berkepanjangan pada aplikasi ketika
aplikasi memiinta data pada database. Kemudian, mengingat aplikasi e-KTP
sebagai sarana pelayanan masyarakat harus bisa menjamin kepuasan
penggunanya. Oleh karena itu penelitian ini bermaksud untuk mengetahui
seberapa besar kinerja Teknologi Informasi di DISDUKCAPIL Kota Salatiga
berperan dalam aktivitas pelayanan.
2. Kajian Pustaka
Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian yang
dilakukan, dijelaskan sebagai berikut. Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh
Silitonga dan Ali dengan judul Sistem Manajemen Insiden pada Program
Manajemen Help Desk dan Dukungan TI berdasarkan Framework ITIL v3
6
(2010) menjelaskan mengenai cara-cara melakukan manajemen insiden pada
program manajemen Help Desk dan dukungan TI menggunakan framework
ITIL. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa dokumen tata laksana
dikembangkan untuk sebagian tujuan program manajemen Help Desk dan
dukungan TI, yaitu proses manajemen insiden. Dokumen tersebut berisi 9
(sembilan) aktifitas Framework ITIL dan 2 (dua) aktifitas tambahan. Selain itu,
dalam penelitian ini juga disebutkan bawa aktifitas-aktifitas yang dikembangkan
dari Framework ITIL, pelaksanaannya dilakukan secara kontinu dan terus
menerus. Sedangkan dua aktifitas tambahan lainnya, yaitu pelaporan dan evaluasi
dilakukan pada awal dan akhir bulan saja [1].
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Musda yang berjudul Penerapan IT
Service Management (ITSM) di Pusintek Kemenkeu (2010) dijelaskan bahwa
Pusintek Kemenkeu telah menyadari akan pentingnya meningkatkan efisiensi
pelayanan teknologi informasi kepada pengguna sehingga diterapkan pula
Manajemen Layanan Teknologi Informasi / Information Technology Service
Management (ITSM) dengan ITIL v2. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa
untuk menjawab tantangan dan kebutuhan organisasi secara umum tidak hanya
memerlukan kecanggihan teknologi, namun juga memerlukan perangkat
kebijakan, kerangka kerja, prosedur dan instruksi kerja yang memadai. Kerangka
kerja yang digunakan dalam hal ini adalah ITIL v2. Alasan tidak menggunakan
ITIL v3 pada penelitian ini dikarenakan Isu sumber daya manusia; organisasi ITIL
v3 membutuhkan sumber daya manusia yang jauh lebih banyak dibanding sumber
daya manusia. Pada ITIL v2 juga mengingat terlalu banyak rule pada satu
sumber daya manusia tidak akan efektif untuk pelaksanaan tugasnya, Isu
pengembangan Standar Operasional Prosedur; SOP yang dibentuk telah
menyesuaikan dengan ITIL versi 2 dengan mempertimbangkan aspek organisasi
di Pusintek, Isu Pengembangan Aplikasi; aplikasi yang dikembangkan saat ini
menunjang pelaksanaan ITIL versi 2, masih jauh dari kata cukup untuk
mendukung ITIL versi 3 [2].
Dalam penelitiannya yang dikutip oleh Manuputty (2011)[4], Maliki
(2010)[3] menyatakan bahwa kerangka kerja ITIL versi 3 digunakan sebagai
panduan dalam rangka menyusun langkah-langkah operasional agar
keberlangsungan layanan TI dapat berfungsi dengan baik. Hal ini sependapat
dengan Silitonga dan Ali (2010) yang menyatakan bahwa Framework ITIL
memiliki fokus pengembangan tata kelola TI khususnya dalam hal layanan (IT
service). Selain itu, Framework ITIL sangat tepat digunakan sebagai panduan
dalam mengembangkan sebuah tata laksana karena sifatnya best practice dan
memiliki library yang terinci untuk mengembangkan langkah-langkah dalam
prosedur. Library disini merupakan kumpulan metode yang ada dalam
Framework ITIL itu sendiri.
7
ITSM merupakan singkatan dari Information Technology Service
Management, yaitu suatu metode mengenai layanan-layanan TI (IT Services)
kepada pelanggan (Customer/user) yang berfokus terhadap berbagai perspektif
dari pelanggan dengan menggunakan pendekatan atau metodologi yang
berorientasi kepada proses-proses yang dijalankan. Kerangka kerja (framework)
yang dianggap dapat memberikan contoh penerapan ITSM, antara lain : COBIT,
ITIL, dan beberapa framework lainnya.
ITSM memfokuskan diri pada 3 tujuan utama, yaitu : menyelaraskan
layanan TI dengan kebutuhan sekarang dan akan datang dari bisnis dan
pelanggannya; memperbaiki kualitas layanan-layanan TI; serta mengurangi biaya
jangka panjang dari pengelolaan layanan-layanan tersebut. ITSM tak hanya
sekedar bagaimana mengelola pelayanan berbasis TI, melainkan bagaimana
penerapan TI benar-benar dilihat dari perspektif pelanggan [5].
Dalam menganalisis banyak sekali aspek yang bisa dianalisis, contohnya
saja mengenai keuangan, atau bahkan mengenai IT (Information Technology).
Dalam penelitian kali ini, Analisis Layanan Kualitas Teknologi Informasi di
DISDUKCAPIL Kota Salatiga dengan Framework ITIL version 3 pada
subdomain Service Desk, Incident Management, dan Problem Management yang
masuk ke dalam area Operational Support and Analysis. Domain tersebut
memiliki beberapa istilah yang berbeda-beda selain istilah area Operational
Support and Analysis, namun pada dasarnya sama. Subdomain Service Desk,
Incident Management, dan Problem Management dapat juga disebut sebagai
area/domain Service Operation, atau juga Service Support. Service Operation
merupakan fase penilaian untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam
rangka penyediaan jasa pelayanan.
Gambar 1 Service Lifecycle [7]
Dapat dilihat dari Gambar 1 Service Lifecycle bahwa ITIL teridiri dari 5
domain, yaitu domain Service Strategy, Service Design, Service Transition,
Service Operation, dan Continual Service Improvement. Penelitian ini
menggunakan domain Service Operation, seperti yang telah disebutkan
sebelumnya.
Pada penelitian yang dilakukan menggunakan metode ITIL (Information
Technology Infrastructure Library) version 3. Menurut Côté, Grondin and Byam
(2002), ITIL Framework merupakan checklist dari prinsip pengorganisasian dan
8
alat komunikasi untuk para manajer, policy-makers, planners, dan staff sehingga
pekerjaan mereka menjadi lebih mudah :
“ It is a checklist, an organizing principle and communications tool for
managers, policy-makers, planners and staff so that their job is made
easier” [6].
Framework ITIL (Information Technology Infrastructure Library) adalah
sebuah framework tata kelola TI yang berisi best practice secara khusus dalam
manajemen service TI. Pada saat ini framework ITIL sudah dikembangkan
hingga versi 3. ITIL ini memang memiliki beberapa versi yang berbeda, namun
pada dasarnya isinya sama hanya saja di versi berikutnya merupakan
penyempurnaan dari versi sebelum-sebelumnya. Pada dasarnya, ITIL adalah best
practice dari IT Service Management yang digunakan oleh ratusan organisasi di
dunia (OGC, 2008) ITIL dan IT Service Management memiliki prinsip yang
sama, yaitu pelayanan kepada pelanggan (Rudd and Hodgkiss, 2004) :
“ one of the core principles of ITIL and IT Service Management is the
provision of quality Customer Service ” [8].
Help Desk atau Service Desk yaitu jasa pelayanan mengenai keluhan yang
terjadi agar tidak terabaikan, sehingga dapat ditangani secepat mungkin. Service
Desk ini merupakan jembatan penghubung antara pelanggan, pemakai, IT
Services, dan pihak ketiga pendukung organisasi. Hal tersebut seperti yang
dijelaskan OGC (2007) [7] :
“ Help desk is main contact point of user to business and it tries to insure
that no call or Incident is lost, forgotten or ignored and that service is
returned as quickly as possible. The Service Desk provides a single point
of a contact between customers, users, IT services and third party support
organizations “.
Tugas dalam Service Desk, antara lain : menerima insiden, mencatat
insiden, klasifikasi insiden berdasar prioritas, klasifikasi dan eskalasi, pencarian
solusi, memberikan informasi kepada end-user mengenai proses yang
berlangsung, mengenai komunikasi dengan proses ITIL yang lain, pelaporan ke
manajemen, manajer proses dan customer terkait dengan performa Service Desk.
Service Desk sebenarnya bukan merupakan rangkaian proses dari Service Support,
melainkan hanya sebuah fungsi teknis yang ada dalam proses implementasi
Service Support (OGC, 2003) [11].
Ada beberapa definisi berbeda mengenai Incident, menurut OGC (1986) :
“ Incident is any event which is not part of standard operation and which
causes or may cause an interruption to or a reduction in the quality of
services ”.
Menurut framework ITIL [5] , pengertian insiden adalah sebuah interupsi
atau pengurangan kualitas dari layanan TI. Selain itu sebuah kesalahan
konfigurasi pada sistem dapat dikatakan sebagai insiden walaupun belum
menimbulkan masalah yang berarti pada sistem tersebut. Manajemen insiden
(incident management) adalah proses yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu
insiden. Proses manajemen insiden (incident management) dilakukan berdasarkan
input dari user melalui service desk, laporan teknisi, dan juga deteksi otomatis dari
sebuah tool event management. Manajemen insiden (incident management) pada
9
framework ITIL v3 berada pada cycle Service Operation. Namun apapun itu,
manajemen insiden merupakan proses pengelolaan insiden/peristiwa atau
penyelesaian efek gangguan yang terjadi atas sistem informasi yang ada, sehingga
gangguan tersebut tidak terulang kembali karena dapat mengganggu operasional
organisasi. Tujuan utama dari manajemen insiden (incident management) adalah
untuk mengembalikan kondisi layanan TI ke keadaan normal secepat mungkin,
dan meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan terhadap kegiatan bisnis
utama organisasi.
Sasaran dari Incident Management adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperbaiki operasi layanan menjadi normal secepat mungkin sesuai
SLA (Service Level Agreement) yang disepakati.
2. Jika terjadi incidents, meminimalkan dampak pada operasional bisnis.
3. Menjamin level kualitas dan ketersediaan layanan yang terbaik sesuai SLA
yang disepakati.
4. Mengelola incidents dan permintaan layanan mulai dari awal hingga akhir dan
mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan hingga
incident tersebut ditutup.
Proses-proses penting yang dilakukan pada Incident Management adalah :
1. Mendeteksi incident dan mencatat incident dari Service Desk.
2. Mengklasifikasi setiap incident dan permintaan layanan (Service Request)
dalam hal dampaknya (impact) dan urgency-nya.
3. Menentukan prioritas penyelesaian setiap incident berdasarkan level high,
medium, atau low.
4. Mengkategorikan setiap incident, misalnya kategori hardware atau software.
ITIL menggambarkan masalah (problem) sebagai suatu dasar yang tidak
dikenal penyebab satu atau lebih dari peristiwa oleh OGC (1986). Sejalan dengan
hal tersebut, Knowledge Transfer (2007) juga mengungkapkan bahwa suatu
masalah merupakan sebab utama yang tidak dikenal penyebab satu atau lebih dari
insiden yang potensial.
Dalam penelitian Ayat (2008) digambarkan proses dari Problem
Management, terlihat pada Gambar 2 [9] :
Gambar 2 Problem Management Process [9]
10
Sasaran dari Problem Management adalah sebagai berikut :
1. Menjamin minimalisasi dampak operasional ketika masalah terjadi yang
disebabkan oleh errors di dalam infrastuktur TI.
2. Menghindari incident yang sama terjadi kembali akibat errors yang sama atau
errors lainnya yang belum terdeteksi.
3. Meningkatkan produktifitas atas penggunaan sumber daya TI dengan
mengetahui dan memahami cara bagaimana menggunakannya (dibentuk
Knowledge Database).
Proses - proses penting yang dilakukan pada Problem Management adalah:
1. Mencatat eskalasi incidents.
2. Menugaskan sumber daya (people, technology, tools) untuk menanganinya.
3. Lakukan workaround terlebih dahulu agar dampak operasional bisnis tidak
terganggu terlalu lama.
4. Tindak lanjuti problem tersebut ke proses-proses berikutnya.
5. Mencari akar penyebab masalah sehingga berubah dari kondisi ‘problem’
menjadi kondisi ‘Known Error’, dengan melakukan identifikasi, klasifikasi
permasalahan; menugaskan sumber daya (people, hardware, software, tools)
untuk mencari penyebabnya; menyelidiki dan mendiagnosa data / informasi
yang didapat.
6. Mencari dan mengimplementasikan solusi terbaik sehingga merubah dari
kondisi ‘Known Error’ menjadi kondisi ‘Error Closure’, dengan melakukan
identifikasi dan pencatatan errors yang terjadi.
7. Eskalasi ke pihak penyedia solusi dengan memberikan data-data (informasi)
diatas sehingga dapat dikembangkan / dicari software dan hardware solusinya
[4].
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian. Metode
pengumpulan data harus mencerminkan keterkaitan langkah-langkah sehingga
kegiatan menjadi lebih mudah, terarah, dan sistematis. Penelitian ini dilakukan
menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus di DISDUKCAPIL Kota
Salatiga. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi , tindakan, dan lain - lain. secara holistic, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dahn dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah oleh Moleong,
(2005) [10]. Penelitian akan dilakukan secara langsung pada obyek penelitian
dengan pengumpulan data berupa observasi dan wawancara dan evaluasi sistem
yaitu menganalisis terhadap data sehingga menghasilkan informasi berupa temuan
dan diperoleh rekomendasi berdasarkan temuan sesuai dengan penerapan proses
TI dari obyek yang diteliti.
11
Gambar 4 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian pada Gambar 4 dijelaskan sebagai berikut :
1. Studi pendahuluan, pada tahap satu yakni melakukan studi literatur dan
mencari informasi awal. Maksud dari studi literatur di sini yaitu mempelajari
kembali literatur ITIL V.3 agar lebih memahami apa yang akan diteliti dan
mencari informasi awal di mana antara literatur yang dipelajari bisa diterapkan
untuk menjawab masalah-masalah yang terjadi pada DISDUKCAPIL Kota
Salatiga yang berhubungan dengan operasional sistem yaitu aplikasi E-KTP
yang digunakan pada DISDUKCAPIL Kota Salatiga. Pendekatan yang
dilakukan dengan menggunakan ITIL V.3 domain service operation.
2. Persiapan dan Perencanaaan Analisis, merupakan bagian tahapan rancangan
pertanyaan karena penelitian dilakukan dengan cara pengumpulan data secara
Kualitatif. Pertanyaan yang ada sesuai dengan kebutuhan yang menjawab pada
domain Service Operation.
3. Pengumpulan Data, dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode
penelitian, yaitu wawancara yang akan dilakukan pada staff pekerja yaitu
Kepala Seksi Bidang PDIK (Pengolahan Data Informasi & Kependudukan)
serta Operator bidang PDIK dan salah satu staff bidang PDIK. Observasi
langsung dilakukan dimana melihat sendiri kenyataan yang berlangsung di
lapangan (objek penelitian). Setelah itu, mempelajari hasil wawancara dan
Persiapan dan
Perencanaan Analisis
Pengumpulan Data :
-. Observasi
-. Wawancara
Studi Pendahuluan
Evaluasi Sistem
Rekomendasi dan
Kesimpulan
12
dokumen-dokumen yang diperoleh dari objek penelitian. Pengumpulan data
dilakukan selama 2 bulan.
4. Evaluasi Sistem, merupakan tahap analisis data berdasarkan alat ukur ITIL
V.3 hasil temuan berupa bukti pernyataan narasumber saat wawancara serta
observasi pada DISDUKCAPIL Kota Salatiga. Dengan melihat proses bisnis
dari aplikasi E-KTP untuk melihat perbedaan dari tiap proses bisnis yang telah
ada yang berpengaruh terhadap kualitas layanan TI. Setelah itu hasil tersebut
akan dilakukan analisis kualitas layanan tiap proses dalam ITIL V.3 dengan
domain service operation. Pada proses ini, verifikasi data dilakukan secara
terus menerus sepanjang proses penelitian karena penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif.
5. Rekomendasi dan Kesimpulan, pada tahap ini dibuatlah dan disusun temuan
serta rekomendasi berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data pada proses
sebelumnya. Temuan dan rekomendasi disusun berdasarkan standar ITIL V3.
Maka akhir dari penelitian dengan adanya laporan yang dibuat ditariklah
kesimpulan akhir dari penelitian ini.
4. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 8 Tahun 2011 tentang
perubahan atas peraturan Kota Salatiga no 10 tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Daerah Kota Salatiga, Dinas Kependudukan Dan Pencatatan
Sipil mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah di
bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil berdasarkan asas otonomi dan
tugas pembantuan. Visi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga
adalah Produktif, dinamis dan prima dalam pelayanan. Sedangkan, Misi dari
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga adalah 1).Mewujudkan
sistem informasi administrasi ; 2).Meningkatkan / mewujudkan pelayanan
administrasi kependudukan kepada masyarakat ; 3).Memasyarakatkan akta – akta
catatan sipil dan pendaftaran penduduk ; dan 4).Meningkatkan SDM di bidang
pelayanan Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Langkah awal yang dilakukan untuk Analisis Layanan Kualitas Teknologi
Informasi Menggunakan Framework ITIL V3 Pada Penggunaan Aplikasi E-KTP
Dinas Kependudukan dan Pecatatan Sipil Salatiga adalah dengan membuat profil
aplikasi dari aplikasi E-KTP yang didapati melalui wawancara dengan salah satu
operator dari Aplikasi E-KTP. Profil aplikasi E-KTP Disdukcapil Salatiga,
dijelaskan sebagai berikut :
Pada apikasi E-KTP atau ‘BCardMgmt’ Disdukcapil Salatiga,
dioperasikan oleh bagian PDIK atau Pengolahan Data Informasi dan
13
Kependudukan yang terdiri dari Kepala Seksi, Operator dan staff - staff bidang
PDIK . Penggunanaan aplikasi E-KTP ini sendiri untuk melakukan proses
perekaman dan pencetakan E-KTP penduduk. Penggunaan apliasi E-KTP ini
sudah berjakan setahun terhitung dari tahun 2015 kemarin. Stakeholder yang
terkait pada bagian ini yaitu : Kemendagri, Kecamatan, Kelurahan, dana
Penduduk. Aplikasi E-KTP ini, mempunyai kinerja untuk terkoneksi dengan
database terutama database Kemandagri (Pusat) dikarenakan sistem datanya yang
terkoneksi di seluruh indonesia sehingga semua data penduduk dapat dibuat, dan
dicari mudah dalam database tersebut. Aplikasi E-KTP ditujukan pada Gambar 5,
sebagai berikut :
Gambar 5 Tampilan Aplikasi E-KTP
Gambar 5, merupakan tampilan dari aplikasi E-KTP, pada tampilan ini,
digunakan untuk mengecek data pemohon dilakukan dengan cara memasukkan
NIK (Nomor Induk Kependudukan) pada kolom search, maka aplikasi E-KTP
langsung mencari dengan merequest data pada database daerah yang miliki, jika
ada maka akan ditampilkan, tetapi jika pada database daerah tidak ada maka
aplikasi E-KTP ini akan merequest juga pada database pusat. Arsitektur yang
digunakan ini merupakan arsitektur tersentralisasi, dikarenakan semua data akan
berpatokan pada database pusat akan tetapi sebelumnya meggunakan database
daerah terlebih dahulu. dan juga, adanya arsitektur client server sebab proses yang
berlangsung melalui suatu client yang meminta data ke server melalui jaringan
setelah server menerimanya kemuadian menanggapinya dan mengirim data
tersebut kepada client. Apabila data yang dicari ada dan ditampilkan pada aplikasi
E-KTP (seperti pada gambar 5) maka pemohon telah melakukan perekaman, maka
proses perekaman selesai. Tetapi jika data yang dicari oleh aplikasi E-KTP tidak
14
ada dan ditampilkan semua label yang tertera kosong maka pemohon tersebut
belum melakukan perekaman, dan proses bisnis aplikasi berlangsung yaitu semua
kolom yang tertera akan diisi oleh operator.
Pemohon Operator
No Yes
Mulai
Membawa identitas
kependudukan.
Proses perekaman
dilakukan.
Pengecekan data
pemohon.
Belum
Perekaman.
Sudah
Perekaman.
Selesai
Pengecekan
identitas
Penginputan
Sidik
Jari
Scan
Mata
Tanda
Tangan Foto
Simpan di Database
Cetak
Selesai
15
Gambar 6 Proses Bisnis Penggunaan Aplikasi E-KTP
Gambar 6 menjelaskan proses bisnis penggunaan aplikasi E-KTP ;
Pemohon datang kepada Petugas Operator, kemudian Operator mengecek data
dari pemohon pada aplikasi E-KTP dengan merequest data pada database, untuk
mengecek apakah pemohon sudah pernah perekaman atau belu. Jika sudah, maka
perekaman tidak jadi dilakukan, jika belum maka perekaman dilanjutkan. Pada
proses perekaman, dilakukan seperti pengecekan identitas yang disesuiakan pada
data yang ditempilkan pada aplikasi E-KTP, jika sesuai dan lengkap (hal ini
sebelumnya telah dilakukan saat pemohon membuat KTP biasa sehingga akan
disimpan pada database yang tersedia, maka ketika membuat E-KTP hanya
dilakukan pengecekan pada database yang ada) kemudian akan dilakukan
penginputan sidik jari (semua jari discan), penginputan sidik mata, penginputan
tanda tangan pemohon, yang dilakukan dengan alat bantu (scanner) yang nantinya
akan otomatis terinput pada aplikasi e-KTP, kemudian foto. Jika semua selesai
maka, data yang telah tercantum di aplikasi e-KTP akan disimpan di database
daerah yang mana terkoneksi juga dengan database pusat. Setelah itu E-KTP pun
akan dicetak tetapi berdasarkan alur bisnis yang berjalan, E-KTP dapat diambil
satu minggu setelah perekaman oleh pemohon. Maka proses bisnis pun selesai.
Setelah melakukan penelitian, kemudian melihat alur dari aplikasi E-KTP
sendiri dan mencocokkan dengan Framework ITIL maka dapat ditentukan
masalah yang terjadi dapat diselesaikan dengan domain Service Operation.
Disdukcapil Salatiga berfungsi sebagai pengguna, bukanlah pengambil kebijakan
disebabkan pengadaan implementasi dilakukan semua dari pusat, dan Disdukcapil
Salatiga hanya sebagai pengguna saja oleh karena itu domain Service Operation
ini sesuai untuk masalah ini. Tujuan Service Operation sendiri untuk
menyampaikan tingkatan layanan yang telah disetujui sebelumnya kepada user
dan customer, dan untuk mengelola aplikasi, teknologi, dan infrastruktur yang
mendukung penyampaian layanan. Sedangkan fungsinya sendiri, mengelola
layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin tingkat kinerja yang telah
diperjanjikan dengan pelanggan serta menjaga kestabilan operational layanan TI
dan pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja
layanan TI. Proses - proses yang dicakup dalam Service Operation dengan
masalah yang terkait dapat dianalisis sebagai berikut :
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap operator PDIK sebagai
pengguna aplikasi E-KTP, maka masalah yang ditemukan adalah 1).Aplikasi E-
KTP yang digunakan merupakan aplikasi dari Pusat ; 2).Menggunakan akses pada
saat penggunaan aplikasi, 1 user dengan 1 password ; dan 3).Belum adanya modul
dalam pemenuhan kegiatan dalam layanan TI.
Footnote : Wawancara dilakukan dengan bagian PDIK pada 12 July 2016 di Kantor Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Salatiga.
16
Hasil analisis dengan Service Operation, dijelaskan sebagai berikut :
Event management pada aplikasi E-KTP adalah ketika event yang terjadi
menimbulkan masalah dan secepat mungkin akan diminimalisir oleh bagian PDIK
sebagai pemengang hak pada aplikasi E-KTP ini. Penggunaan Aplikasi E-KTP ini
terkoneksi dengan database daerah juga database Pusat, sehingga semua data yang
masuk haruslah akurat. Namun, kadang secara teknis, masalah yang timbul
terhadap penggunaan aplikasi E-KTP ini adalah ketika database mengalami proses
tunggu yang lama ketika data yang diminta oleh aplikasi E-KTP pada database,
artinya sistem aplikasi akan meminta data pada database daerah jika data yang
cari tidak ada maka aplikasi E-KTP pun akan meminta database pusat dan pada
proses inilah terjadi masalah proses tunggu yang lama.
Request Fulfilment, dalam penggunaan aplikasi E-KTP ini belum adanya
modul tentang penggunaan layanan TI terhadap aplikasi E-KTP ini terutama jika
aplikasi yang digunakan mengalami masalah. Artinya, dalam penggunaan aplikasi
E-KTP masih saja terjadi gangguan teknis seperti halnya terjadi sistem tunggu
akan tetapi belum adanya tindak lanjut.
Problem management, insiden yang sama yang terjadi berulang kali yaitu
sistem error akibat proses tunggu yang lama ketika aplikasi E-KTP merequest data
pada database pusat. Hal ini terjadi akibat, banyaknya request data pada database
pusat dan pada database pusat diberlakukan sistem antri artinya, database akan
menanggapi data yang direquest berdasarkan request yang masuk terlebih dahulu.
Maka yang merequest data terakhir berdasarkan sistem antri yang terjadi maka
harus menunggu untuk dapat tanggapan dari databse pusat. Oleh sebab itu, kinerja
operator pada aplikasi E-KTP ini akan terhenti sejenak dikarenakan proses tunggu
merequest data yang lama pada database pusat.
Access management, akses yang digunakan dan sering dilakukan dalam
penggunaan aplikasi E-KTP adalah proses login yang dikendalikan oleh 1
operator sebagai administrator kemudian operator akan menurukan pada staff
pengguna aplikasi ini. Setiap staff hanya memiliki 1 user dan 1 password. Proses
log ini dilakukan dengan cara mengisi nama user dan password pada awal aplikasi
E-KTP digunakan. Dalam penggunaannya, setiap akses yang diberikan tidak
boleh diberitahukan kepada siapa pun dikarenakan keamanan data sudah menjadi
tanggung jawab setiap user. Apabila terjadi pergantian staff, maka data user dan
password tersebut akan dinonaktifkan.
17
Tabel 2 Masalah dan Rekomendasi
Subdomain Masalah Rekomendasi
Problem Management
Sistem Error akibat :
- Proses tunggu
yang lama saat
merequest data
pada database
pusat. (Antrian)
- Dibergunakan long
runtime script artinya
dari pusat diberikan hak
untuk setiap daerah
mengenai waktu ketika
melakukan merequest
data, dibagi daerah
tertentu dapat direquest
pada waktu kapan,
begitupun bagi daerah
lain kapan harus
melakukan request data,
sehingga tidak semua
harus merequest data
bersamaan sebab inilah
menyebabkan sistem
terhenti (proses tunggu
yang terjadi dalam
aplikasi).
Request Fulfilment
Belum adanya modul
baru untuk perbaikan
dalam penggunaan
layanan TI ini terhadap
aplikasi E-KTP ini.
Membuat modul dalam
penggunaan aplikasi E-KTP
ini, seperti adanya forum
(setiap daerah dapat
berkomunikasi jika terjadi
gangguan), panduan dalam
meningkatkan kegunaan
aplikasi.
5. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
adalah 1).Dalam peggunaan aplikasi E-KTP, merupakan salah layanan TI pada
Disdukcapil Salatiga, masih terjadi masalah yaitu terjadinya proses tunggu yang
lama dalam merequest data pada database pusat sehingga proses bisnis yang
dilakukan terkadang akan berhenti sejenak ; 2).Belum adanya modul untuk
penggunaan aplikasi E-KTP, sehingga harus adanya modul baru untuk mengatasi
hal tersebut terkait layanan TI yang digunakan misalnya, dengan adanya forum
18
tentang penggunaan aplikasi E-KTP yang nantinya forum ini terkoneksi antar
daerah satu dengan yang lain sehingga setiap masalah yang dihadapi dapat
dituangkan disitu artinya komunikasi antara daerah satu dengan yang lain.
Ataupun panduan dalam penggunaan aplikasi E-KTP. Hasil analisis diharapkan
dapat diterapkan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga
untuk meningkatkan kinerja TI nantinya. Tetapi berdasarkan investasi TI yang
telah berlaku, hasil analisis yang diberikan dikembalikan lagi pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Salatiga untuk menggunakannya atau tidak.
6. Daftar Pustaka
[1] Silitonga & Ali.2010. Sistem Manajemen Insiden pada Program
Manajemen Helpdesk dan Dukungan TI berdasarkan Framework
ITIL V3 di Biro Teknologi Informasi BPK-RI. Thesis. Surabaya:
Fakultas Teknologi Informasi - ITB.
[2] Musda.2010. Penerapan IT Service Management (ITSM) di
Pusintek Kemenkeu. Jurnal. Komunitas e-Learning
IlmuKomputer.com
[3] Maliki, Irfan.2010. Maanjemen Resiko Teknologi Informasi untuk
Keberlangsungan Layanan Publik menggunakan Framework
Information Technology Infrastructure Library (ITIL Versi 3).
Universitas Komputer Indonesia : Bandung.
[4] Manuputty, Augie David.2011. Analisa Layanan Manajemen TI
dengan Framework ITIL (Studi Kasus : Fakultas Teknologi
Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana). Universitas Kristen
Satya Wacana : Salatiga.
[5] IT Service Management Forum, An Introductory Overview of ITIL
V.3.
[6] Côté, Grondin & Byam.2002. Investigating The Use Of The Itil
Framework Towards It Service Delivery At The Nmmu. Jurnal.
Nelson Mandela Metropolitan University.
[7] Office of Government Commerce (OGC).2007. The Official
Introduction to the ITIL Service Lifecycle, 1st ed, The Satationery
Office Norwich.
[8] Office of Government Commerce (OGC).2009. ITIL V3
Foundation Complete Certification Kit: 2009 Edition Study Guide
Book and Online Course, The Art of Service.
[9] Sharifi M., Masarat Ayat, Shamsul Sahibudin.2007,
AMS2008:Combining ITIL, COBIT and ISO/IEC 27002 in Order
19
to Make a Comprehensive IT Framework in Organizations,
combiningcobititil.
[10] Lexy J. Moleong.2005. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:
Remaja Rosdakarya. [11] Office of Government Commerce (OGC).2003. The key to
Managing IT Services-Service Support, 2nd ed. United Kingdom :
The Stationery Office Norwich. [12] Wawancara dengan bagian PDIK, tanggal 12 Juli 2016 di Kantor
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Salatiga.