Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

10
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK INDUSTRI KHUSUS: PERHOTELAN, RETAILING, DAN PERBANKAN A. Perhotelan 1. Laporan Laba Rugi Komparatif Periode Periode Perubahan Tahun 2011 Tahun 2012 Rupiah % Penjualan Rp 550,000 Rp 546,500 Rp (3,500) (0.6) Biaya-biaya: Gaji dan upah Rp 287,690 Rp 298,070 Rp 10,380 3.6 Kesejahteraan Rp 25,900 Rp 35,000 Rp 9,100 35.1 Supplies operasi  Rp 20,000 Rp 25,000 Rp 5,000 25.0 Pemasaran Rp 9,000 Rp 12,000 Rp 3,000 33.3 Listrik dan energi Rp 12,000 Rp 20,000 Rp 8,000 66.7 Adminstrasi umum Rp 10,000 Rp 15,500 Rp 5,500 55.0 Pemeliharaan Rp 7,890 Rp 9,200 Rp 1,310 16.6 Total Biaya Rp 372,480 Rp 414,770 Rp 42,290 11.4 Laba (sebelum beban tetap) Rp 177,520 Rp 131,730 Rp (45,790) (25.8) Dengan melihat laporan laba-rugi komparatif ini maka kita dapat melihat, meskipun  penurunan total penjualan relatif kecil, akan tetapi laba (sebelum beban tetap) mengalami  penurunan sebesar Rp. 45,790 atau 25.8 %. 2. Laporan Laba-Rugi Common-Size Dengan analisis ini, semua pos laporan laba rugi dinyatakan dalam presentase (atas dasar  penghasilan). Berikut ini disajikan laporan laba rugi di muka, yang dinyatakan dalam presentase  perkomponen: Periode Periode Common size Tahun 2011 Tahun 2012 2011 2012 Penjualan Rp 550,000 Rp 546,500 100% 100% Biaya-biaya: Gaji dan upah Rp 287,690 Rp 298,070 52.3% 55% Kesejahteraan Rp 25,900 Rp 35,000 4.7% 6% Supplies operasi  Rp 20,000 Rp 25,000 3.6% 5% Pemasaran Rp 9,000 Rp 12,000 1.6% 2% Listrik dan energi Rp 12,000 Rp 20,000 2.2% 4% Adminstrasi umum Rp 10,000 Rp 15,500 1.8% 3% Pemeliharaan Rp 7,890 Rp 9,200 1.4% 2% Total Biaya Rp 372,480 Rp 414,770 67.7% 76% Laba (sebelum beban tetap) Rp 177,520 Rp 131,730 32.3% 24% 3. Penjualan dan biaya per kamar tersedia ( s ales and cos t per room avail able)  Periode Periode 31 Desember

Transcript of Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

Page 1: Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

7/16/2019 Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-laporan-keuangan-untuk-industri-khusus 1/9

 Analisis Laporan Keuangan | Hal.1

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK INDUSTRI KHUSUS:

PERHOTELAN, RETAILING, DAN PERBANKAN

A.  Perhotelan

1.  Laporan Laba Rugi Komparatif 

Periode Periode Perubahan

Tahun 2011 Tahun 2012 Rupiah %

Penjualan Rp 550,000 Rp 546,500 Rp (3,500) (0.6)

Biaya-biaya:

Gaji dan upah Rp 287,690 Rp 298,070 Rp 10,380 3.6

Kesejahteraan Rp 25,900 Rp 35,000 Rp 9,100 35.1

Supplies operasi  Rp 20,000 Rp 25,000 Rp 5,000 25.0

Pemasaran Rp 9,000 Rp 12,000 Rp 3,000 33.3

Listrik dan energi Rp 12,000 Rp 20,000 Rp 8,000 66.7

Adminstrasi umum Rp 10,000 Rp 15,500 Rp 5,500 55.0

Pemeliharaan Rp 7,890 Rp 9,200 Rp 1,310 16.6

Total Biaya Rp 372,480 Rp 414,770 Rp 42,290 11.4

Laba (sebelum beban tetap) Rp 177,520 Rp 131,730 Rp (45,790) (25.8)

Dengan melihat laporan laba-rugi komparatif ini maka kita dapat melihat, meskipun

 penurunan total penjualan relatif kecil, akan tetapi laba (sebelum beban tetap) mengalami penurunan sebesar Rp. 45,790 atau 25.8 %.

2.  Laporan Laba-Rugi Common-Size 

Dengan analisis ini, semua pos laporan laba rugi dinyatakan dalam presentase (atas dasar 

 penghasilan). Berikut ini disajikan laporan laba rugi di muka, yang dinyatakan dalam presentase

 perkomponen:

Periode Periode Common size

Tahun 2011 Tahun 2012 2011 2012

Penjualan Rp 550,000 Rp 546,500 100% 100%

Biaya-biaya:

Gaji dan upah Rp 287,690 Rp 298,070 52.3% 55%

Kesejahteraan Rp 25,900 Rp 35,000 4.7% 6%

Supplies operasi  Rp 20,000 Rp 25,000 3.6% 5%

Pemasaran Rp 9,000 Rp 12,000 1.6% 2%

Listrik dan energi Rp 12,000 Rp 20,000 2.2% 4%

Adminstrasi umum Rp 10,000 Rp 15,500 1.8% 3%

Pemeliharaan Rp 7,890 Rp 9,200 1.4% 2%

Total Biaya Rp 372,480 Rp 414,770 67.7% 76%

Laba (sebelum beban tetap) Rp 177,520 Rp 131,730 32.3% 24%

3.  Penjualan dan biaya per kamar tersedia (sales and cost per room avail able)  

Periode Periode 31 Desember

Page 2: Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

7/16/2019 Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-laporan-keuangan-untuk-industri-khusus 2/9

 Analisis Laporan Keuangan | Hal.2

Tahun 2011 Tahun 2012 2011 2012

Penjualan Rp 550,000 Rp 546,500 Rp 44.09 Rp 44.02

Biaya-biaya:

Gaji dan upah Rp 287,690 Rp 298,070 Rp 23.90 Rp 25.00

Kesejahteraan Rp 25,900 Rp 35,000 Rp 2.54 Rp 2.90

Supplies operasi  Rp 20,000 Rp 25,000 Rp 3.01 Rp 2.99

Pemasaran Rp 9,000 Rp 12,000 Rp 0.57 Rp 0.65

Listrik dan energi Rp 12,000 Rp 20,000 Rp 0.49 Rp 0.67

Adminstrasi umum Rp 10,000 Rp 15,500 Rp 0.89 Rp 0.97

Pemeliharaan Rp 7,890 Rp 9,200 Rp 0.43 Rp 0.67

Total Biaya Rp 372,480 Rp 414,770 Rp 31.83 Rp 33.85

Laba (sebelum beban tetap) Rp 177,520 Rp 131,730 Rp 12.26 Rp 10.17

Di asumsikan Hotel ini memiliki 50 kamar, maka jumlah hari kamar tersedia untuk satutahun adalah sebagai berikut:

Jumlah kamar x jumlah hari per tahun

50 kamar x 365 hari = 18. 250 hari kamar 

Setiap penjualan dan biaya untuk dua periode (2011 dan 2012) dibagi dengan 18.250.

4.  Penjualan dan biaya per kamar terjual (Sales and cost per room occupied)  

Bila diasumsikan bahwa tingkat hunian tahun 2011 adalah 64% dan tahun 2012 adalah 65%,

maka jumlah hari kamar terjual adalah sebagai berikut:

Jumlah kamar tersedia x Occupancy rate tahun 2011

18. 250 hari kamar x 64% = 11. 680 hari kamar.

Jumlah kamar tersedia x Occupancy rate tahun 2012

18. 250 hari kamar x 65% = 11.862.5 hari kamar.

Berikut ini adalah penjualan dan biaya tahunan atas dasar per kamar terjual;

Penjualan dan biaya per kamar terjual

Periode Periode 31 Desember

Tahun 2011 Tahun 2012 2011 2012

Penjualan Rp 550,000 Rp 546,500 Rp 65.68 Rp 66.99

Biaya-biaya:

Gaji dan upah Rp 87,690 Rp 98,070 Rp 34.78 Rp 37.78

Kesejahteraan Rp 25,900 Rp 35,000 Rp 3.09 Rp 5.00

Supplies operasi  Rp 20,000 Rp 25,000 Rp 3.78 Rp 4.90

Pemasaran Rp 9,000 Rp 12,000 Rp 1.56 Rp 1.45

Listrik dan energi Rp 12,000 Rp 20,000 Rp 1.93 Rp 1.78

Adminstrasi umum Rp 10,000 Rp 15,500 Rp 0.45 Rp 0.89

Pemeliharaan Rp 7,890 Rp 9,200 Rp 0.56 Rp 0.66

Total Biaya Rp 72,480 Rp 414,770 Rp 46.15 Rp 52.46

Laba (sebelum beban

tetap) Rp 177,520 Rp 31,730 Rp 19.53 Rp 14.53

Page 3: Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

7/16/2019 Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-laporan-keuangan-untuk-industri-khusus 3/9

 Analisis Laporan Keuangan | Hal.3

5.  Ratio Operasi (Operating Ratio)  

Berikut ini sejumlah ratio operasi yang berguna untuk menganalisa kinerja hotel.

a)  Occupancy Percentage 

Dihitung dengan membagi jumlah kamar yang dipakai selama periode tertentu dengan

 jumlah kamar yang tersedia selama periode yang sama dan dikalikan dengan 100%

Apabila sebuah hotel memiliki 105 kamar, dimana 75 kamar diantaranya dihuni semalam,

maka occupncy percentage (persentase hunian) malam tersebut adalah:

 x 100% = 71.43%

 b)   Double Occupancy Percentage Adalah persentase kamar terjual yang dihuni oleh lebih dari satu orang.

Apabila Apabila 37 kamar dari 75 kamar yang terjual satu malam tersebut dihuni oleh

lebih dari satu orang (per kamar), maka Double Occupancy Percentage adalah:

 Double Occupancy Percentage  juga dapat dinyatakan dengan menghitung jumlah rata-

rata orang perkamar terhuni dengan cara membagi jumlah tamu selama periode tertentu dengan

total kamar yang dihuni selama periode tersebut. Misalnya, 75 kamar terjual tersebut dihuni olehsebanyak 102 tamu, maka Double Occupancy Percentage adalah:

c)   Avarage Rate per room Occupied  

Tarif rata-rata per kamar yang dihuni dapat dihitung harian dengan membagi total penghasilan dengan total kamar yang dihuni.

Misalnya, bila total penghasilan yang diperoleh adalah Rp 1.234.000 dari 75 kamar yang

terjual, maka Avarage Rate per room Occupied adalah;

 

d)   Avarage Rate per Guest  

Ratio ini diperoleh dengan cara membagi total penghasilan (kamar) selama periode tertentudengan jumlah tamu yang menginap selama periode tersebut.

Misalnya selama satu malam 75 kamar dihuni oleh sebanyak 100 tamu (yang berarti 25

kamar double occupied), maka Avarage Rate per Guest adalah:

 

Page 4: Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

7/16/2019 Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-laporan-keuangan-untuk-industri-khusus 4/9

 Analisis Laporan Keuangan | Hal.4

e)   Avarage Length Of Stay 

Dihitung dengan membagi jumlah kamar yang dihuni selama periode tertentu dengan jumlah

tamu yang terdaftar selama periode tersebut.

Misalnya bila jumlah kamar yang dihuni selama satu bulan adalah 1500 kamar dan jumlahtamu yang terdaftar adalah 850 orang, maka avarage length of stay adalah:

 

6.  Analisis Trend

Misalnya, berikut ini ditunjukkan data penjualan selama 6 bulan:

BulanPenjualan

Perubahan Perubahan

(Rupiah) (%)

1 Rp 20,0002 Rp 30,000 + Rp 10,000 + 50%

3 Rp 32,000 + Rp 2,000 + 7%

4 Rp 37,000 + Rp 2,000 + 6%

5 Rp 40,000 + Rp 1,000 + 3%

6 Rp 40,000 Rp 0 0%

Hasil trend menunjukkan arah perkembangan suatu hotel. Pada contoh ini, hasil trend

menunjukkan bahwa meskipun kondisi usaha selama beberapa bulan meningkat, akan tetapi

 peningkatannya mengalami penurunan (Perubahannya menurun). Informasi seperti ini akan

sangat bermanfaat bagi permalan atau pengaggaran.

7.  Index Trend

Adalah suatu metode yang digunakan untuk melihat trend dengan cara mengonversi jumlah

rupiah ke dalam index.

Bulan PenjualanBiaya

Gaji

Indeks Indeks

Penjualan Biaya Gaji

1 Rp 20,000 65000 100 100

2 Rp 30,000 10200 150 1603 Rp 32,000 10500 160 162

4 Rp 37,000 12000 185 185

5 Rp 40,000 13000 200 200

6 Rp 40,000 13100 200 202

Setiap pos pada periode 1 (periode dasar atau basis) dinyatakan dengan nilai 100 (100%).

Dari hasil analisis ini tampak bahwa selama enam bulan biaya gaji meningkat lebih cepat

dibanding peningkatan penjualan. Dengan cara lain, selama enam bulan penjualan meningkat

100% (200-100), sedangkan biaya gaji meningkat dengan 102% (202-100).

B.  Retailing

1.  GMROI-rate  

GMROI-rate (atau gross margin return on investment) adalah return on investment yang

mengkombinasikan atau menggabungkan efek profit margin dan perputaran persediaan dalam

Page 5: Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

7/16/2019 Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-laporan-keuangan-untuk-industri-khusus 5/9

 Analisis Laporan Keuangan | Hal.5

satu indikator pengukuran prestasi. GMROI-rate dihitung dengan cara mengalikan antara

 perputaran persediaan dan cost mark on rate. Cost mark on rate adalah suatu presentase yang

menunjukkan berapa besar harga pokok suatu jenis persediaan harus dinaikkan untuk mencapai

harga jualnya.

Suatu jenis persediaan mempunyai volume penjualan tahunan sebesar 1000 unit. Rata-rata investasi untuk persediaan ini adalah 200 unit. Harga pokok persediaan ini adalah Rp 80,00

 per unit,sedangkan harga jualnya Rp 120,00 per unit. Perhitungan GMROI-rate untuk persediaan

ini adlah sebagai berikut:

2.  GMROI-rate, alat pembanding investasi persediaan

Berikut ini disajikan data tentang Gross margin dan GMROI-rate untuk tiga jenis persediaaan:

Jenis Gross Cost Perputaran

GMROI-

rate

Persediaan Margin Mark-on Persediaan

A 45% 81.81% 2.0 1.64

B 30% 42.86% 3.0 1.29C 20% 25.00% 8.0 2.00

Dari data ini dapat dilihat bahwa untuk setiap Rp 1,00 dana yang diinvestasikan untuk jenis

 persediaan C akan menghasilkan Rp 2.00 (hasil paling besar,meskipun memiliki gross margin

 paling kecil), sementara untuk jenis persediaan A dan B masing-masing hanya Rp 1.64 dan 1.29,

meskipun Gross margin-nya lebih besar dibanding jenis C. dengan demikian, jenis persediaan

yang paling menguntungkan adalah jenis C, karena akan memberikan manfaat kembalian

investasi.

3.  GMROI-rate dan Pemanfaatan Ruang Penjualan

Untuk menggambarkan tingkat pemanfaatan ruang penjualan, harus dihitung satu angka

yang disebut Gross margin rupiah per meter persegi. Dengan cara sebagai berikut ini:

Penjualan Gross MarginLuas

Ruang GM-Rupiah

Margin Rupiah (m²) per m²

Rp 2.000.000 45% Rp 900,000 2500 Rp 360.00

Rp 1.500.000 30% Rp 450,000 2000 Rp 225.00

Rp 1.000.000 20% Rp 200,000 1500 Rp 133.33

Penjualan : Rata-rata persediaan = Perputaran persediaan

1.000 unit 200 unit 5,0 kali

Perputaran persediaan x cost mark-on rate = GMROI-rate

5,0 kali 41% 2,05

Page 6: Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

7/16/2019 Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-laporan-keuangan-untuk-industri-khusus 6/9

 Analisis Laporan Keuangan | Hal.6

Berikut disajikan data tentang GMROI-rate dan GM-rupiah untuk tiga jenis persediaan:

Jenis Return untuk Return untuk

Persediaan setiap Rp 100 setiap

Investasi persediaan persegi dipakai

ARp 163.62

Rp 360.00

BRp 128.58

Rp 225.00

CRp 200.00

Rp 133.33

Dari data perbandingan ini dapat dilihat bahwa untuk setiap meter persegi ruang penjualan yang digunakan,ternyata persediaan jenis A memberikan hasil yang paling besar, yaitu

sebesar Rp. 360. Ini berati bahwa produktivitas persediaan A paling tinggi dibanding jenis

 persediaan B dan C.

4.  Pengaruh Termin Pembayaran dari Pemasok 

Agar dapat diperoleh indikator pengukuran prestasi investasi persediaan yang dapat

menggambarkan kebutuhan dana, perlu dihitung GMROI-rate yang disesuaikan dengan aliran

kas (Cash-flow adjusted  GMROI-rate). Angka ini dihitung dengan langkah-langkah sebagai

 berikut:

a)  Menghitung jumlah hari persediaan ( Day on hand) 

Jenis Jumlah hari Perputaran Jumlah hari

Persediaan per tahun Persediaan Persediaan

A 365 3 122 hari

B 365 5 73 hari

C 365 9 41 hari

 b)  Menghitung jumlah hari yang memerlukan dana

Jenis Jumlah hari Perputaran Jumlah hari

Persediaan persediaan Pemasok Perlu dana

A 122 hari 100 hari 22 hari

B 73 hari 21hari 52 hri

C 41 hari 31 hari 10 hari

c)  Menghitung jumlah hari yang memerlukan dana per tahun

Jenis Jumlah hari Perputaran Jumlah hari

Persediaanperlu dana Persediaan

Perlu

dana/tahun

A 22 hari 2 44 hari

B 52 hari 6 312 hari

Page 7: Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

7/16/2019 Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-laporan-keuangan-untuk-industri-khusus 7/9

 Analisis Laporan Keuangan | Hal.7

C 10 hari 8 80 hari

d)  Menghitung penyesuaian biaya uang

Jenis Jumlah hari Tingkat Penyesuaian

Persediaan perlu dana Bunga Biaya uangHari per tahun per tahun

A 44/365 5% 0.60%

B 312/365 5% 4.27%

C 80/365 5% 1.09%

e)  Menghitung GMROI-rate setelah penyesuaian biaya uang

Jenis Return untuk Penyesuaian

GMROI-ratePersediaan setiap Rp 100 Biaya UangInvestasi

persediaan

A163.62 0.60 163

B128.58 4.27 124

C200.00 1.09 199

GMROI-rate yang sudah disesuaikan dengan aliran dana ini menunjukkan bahwa

konstribusi laba masing-masing investasi persediaan dapat berubah apabila biaya uang atau dana

yang diperlukan sebagai konsekuensi adanya perbedaan waktu pembayaran kepada pemasok dan pembayaran dari pelanggan dipertimbangkan.

C.  Perbankan

1.  Return On Equity (ROE)  

Untuk mengukur profitabilitas bank biasanya digunakan ratio return on equity. Ratio ini

membandingkan antara laba bersih dan investasi dari pemilik, dengan rumus sbb:

ROE =Net Income

Owner Equity

Misalnya laba bersih tahun 2011 sebesar Rp. 54.000 dan total modal sebsar Rp

5.556.564, maka ROE adalah 0.9%.

2.  Mengukur Capital Positi on  

Capital Position diukur dengan menggunakan ratio equity multiplier (EM),dengan rumus

sbb:

EM =Total Asset

Equity Capital

Misalnya bila total aktiva sebesar Rp.13.009.899 dan total modal sebesar Rp 5.556.564,

maka EM adalah 2.34. Ratio ini mengukur efektivitas penggunaan financial leverage.

Page 8: Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

7/16/2019 Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-laporan-keuangan-untuk-industri-khusus 8/9

 Analisis Laporan Keuangan | Hal.8

3.  Mengukur Operational Profi tabil ity  

Analisis ini mendekomposisi manajemen biaya (cost manajemen) dan manajemen

 pendapatan ke dalam kategori biaya dan pendapatan yang lebih sempit sehingga dapat digunakan

untuk melakukan evaluasi-evaluasi sumber laba. Untuk mengukurb profitabilitas operasional ini

digunakan ratio return on asset (ROA),dengan rumus sbb:

ROA =Net income

Total Assets

Misalnya apabila laba bersih tahun 2011 sebesar Rp. 54.000 dan total aktiva sebesar 

Rp.13.009.899, maka ROA adalah 0.4%. ratio ini mengukur kemampuan para manajer dan

 pegawai bank mengelola semua aspek dari fungsi-fungsi harian bank.

4. Assets Util ization 

Mengukur kemampuan aktiva bank dalam menghasilkan pendapatan,dan

menggambarkan efektivitas manajemen pendapatan. Ratio Assets Utilization (AU) dihitung

dengan rumus sbb:

ROA =Total Operating Revenue

Total Assets

Misalnya apabila total pendapatan operasional tahun 2011 sebesar Rp. 550.000 dan total aktiva

sebesar Rp.13.009.899., maka AU adalah 4.2%.

5.  Net Profit Margin  

Adalah untuk mengukur kemampuan para manajer bank untuk mengendalikan biaya,

menghasilkan pendapatan bunga dan non-bunga. Ratio net interest Margin (NPM) dihitung

dengan rumus sbb:

NPM =Net Income

Total Operating Revenue

Misalnya apabila laba bersih tahun 2011 sebesar Rp. 54.000 dan total pendapatan

operasional sebesar Rp. 550.000, maka NPM adalah 9.8%.

 NPM dapat dipecah menjadi dua, yang dapat memberikan informasi tentang efisiensi,

 baik efisiensi pengelolaan pajak maupun efisiensi pengendalian biaya, masing-masing dengan

formula perhitungan sbb:

 NPM = (Net Income[NI]/Pre-tax operating income[POI]) x (Pre-tax operating income/

total operating revenue[TOR])

Misalnya apabila total laba bersih sebesar Rp 54.000, total laba sebelum pajak sebesar Rp 65.890

dan total pendapatan operasinal sebesar Rp. 550.000, maka besarnya ratio NI/PO adalah 81.9%

(45.890/54.000) dan POI/TOR adalah 11.98% (65.890/550.000).

6.  Net Interest Margin  dan Ef iciency Ratio  

Page 9: Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

7/16/2019 Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-laporan-keuangan-untuk-industri-khusus 9/9

 Analisis Laporan Keuangan | Hal.9

Kedua ratio ini mengukur baik kemampuan mengendalikan biaya maupun kemampuan

menghasilkan pendapatan ratio yang sama. Kedua ratio ini dipakai secara luas dalam industri

 perbankan. Net interest margin menggunakan rumus sbb:

Net Interest Margin =

Net interest income

Earning Assets

Misalnya apabila pendapatan bunga bersih (NII), yaitu selisih antara pendapatan bungan

dan biaya bunga sebesar Rp 350.000 dan saldo kredit sebsesar Rp. 3.500.000, maka NIM adalah

10% (3.500.000/ 350.000).

Salah satu alat untuk mengukur kemampuan bank dalam mengelola biaya-biayanya

adalah ratio yang membandingkan antara biaya dan pendapatan yang disebut Efficiency ratio,

dengan rumus sbb:

Efficiency Ratio =

Non-interest Expense

(Net interest Income + Non-ineterest income)

Besarnya non-interest expense dipengaruhi oleh biaya-biaya seperti biaya tenaga kerja

atau biaya personil, occupancy expense dan biaya peralatan.

7.  Net Non-in terest M argin 

Sering disebut juga sebagai burden ratio. Burden adalah selisish antara non-interest

expense dan non-interest income dan mengindikasikan jumlah biaya overhead yang harus ditutup

oleh pendapatan bunga. Net non-interest margin dihitung dengn menggunakan rumus sbb:

Net Non-interest margin =(Non-interest expense - Non-interest Income)

Total Assets

Ratio net non-interest margin yang tinggi mengindikasikan bahwa bank memiliki biaya

overhead yang tinggi relatif terhadap jumlah aktiva yang dikelolanya.