Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

13
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK INDUSTRI KHUSUS: PERHOTELAN, RETAILING, DAN PERBANKAN A. Perhotelan 1. Laporan Laba Rugi Komparatif Periode Periode Perubahan Tahun 2011 Tahun 2012 Rupiah % Penjualan Rp 550,000 Rp 546,500 Rp (3,500) (0.6) Biaya-biaya: Gaji dan upah Rp 287,690 Rp 298,070 Rp 10,380 3.6 Kesejahteraan Rp 25,900 Rp 35,000 Rp 9,100 35.1 Supplies operasi Rp 20,000 Rp 25,000 Rp 5,000 25.0 Pemasaran Rp 9,000 Rp 12,000 Rp 3,000 33.3 Listrik dan energi Rp 12,000 Rp 20,000 Rp 8,000 66.7 Adminstrasi umum Rp 10,000 Rp 15,500 Rp 5,500 55.0 Pemeliharaan Rp 7,890 Rp 9,200 Rp 1,310 16.6 Total Biaya Rp 372,480 Rp 414,770 Rp 42,290 11.4 Laba (sebelum beban tetap) Rp 177,520 Rp 131,730 Rp (45,790) (25.8 ) Dengan melihat laporan laba-rugi komparatif ini maka kita dapat melihat, meskipun penurunan total penjualan relatif kecil, akan tetapi laba (sebelum beban tetap) mengalami penurunan sebesar Rp. 45,790 atau 25.8 %. 2. Laporan Laba-Rugi Common-Size Dengan analisis ini, semua pos laporan laba rugi dinyatakan dalam presentase (atas dasar penghasilan). Berikut ini disajikan laporan laba rugi di muka, yang dinyatakan dalam presentase perkomponen: Periode Periode Common size Tahun 2011 Tahun 2012 2011 2012 Penjualan Rp 550,000 Rp 546,500 100% 100% Analisis Laporan Keuangan | Hal.1

Transcript of Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

Page 1: Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK INDUSTRI KHUSUS:

PERHOTELAN, RETAILING, DAN PERBANKAN

A. Perhotelan1. Laporan Laba Rugi Komparatif

 Periode Periode Perubahan

Tahun 2011 Tahun 2012 Rupiah %

Penjualan Rp           550,000 Rp        546,500 Rp      (3,500) (0.6)

Biaya-biaya:Gaji dan upah  Rp           287,690 Rp        298,070 Rp      10,380 3.6Kesejahteraan Rp             25,900 Rp          35,000 Rp         9,100 35.1Supplies operasi Rp             20,000 Rp          25,000 Rp         5,000 25.0Pemasaran Rp               9,000 Rp          12,000 Rp         3,000 33.3Listrik dan energi Rp             12,000 Rp          20,000 Rp         8,000 66.7Adminstrasi umum Rp             10,000 Rp          15,500 Rp         5,500 55.0Pemeliharaan Rp               7,890 Rp            9,200 Rp         1,310 16.6

Total Biaya Rp           372,480 Rp        414,770 Rp      42,290 11.4Laba (sebelum beban tetap)  Rp           177,520 Rp        131,730 Rp    (45,790) (25.8)

Dengan melihat laporan laba-rugi komparatif ini maka kita dapat melihat, meskipun penurunan total penjualan relatif kecil, akan tetapi laba (sebelum beban tetap) mengalami penurunan sebesar Rp. 45,790 atau 25.8 %.

2. Laporan Laba-Rugi Common-Size

Dengan analisis ini, semua pos laporan laba rugi dinyatakan dalam presentase (atas dasar penghasilan). Berikut ini disajikan laporan laba rugi di muka, yang dinyatakan dalam presentase perkomponen:

 Periode Periode Common size

Tahun 2011 Tahun 2012 2011 2012

Penjualan Rp           550,000 Rp    546,500 100% 100%

Biaya-biaya:

Gaji dan upah  Rp           287,690 Rp    298,070 52.3% 55%Kesejahteraan Rp              25,900 Rp     35,000 4.7% 6%Supplies operasi Rp             20,000 Rp      25,000 3.6% 5%Pemasaran Rp                9,000 Rp      12,000 1.6% 2%Listrik dan energi Rp              12,000 Rp      20,000 2.2% 4%Adminstrasi umum Rp             10,000 Rp      15,500 1.8% 3%Pemeliharaan Rp                7,890 Rp        9,200 1.4% 2%

Total Biaya Rp           372,480 Rp    414,770 67.7% 76%Laba (sebelum beban tetap)  Rp           177,520 Rp    131,730 32.3% 24%

3. Penjualan dan biaya per kamar tersedia (sales and cost per room available)

 Periode Periode 31 Desember

Tahun 2011 Tahun 2012 2011 2012

Analisis Laporan Keuangan | Hal.1

Page 2: Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

Penjualan Rp      550,000 Rp        546,500 Rp              44.09 Rp        44.02

Biaya-biaya:Gaji dan upah  Rp      287,690 Rp       298,070 Rp              23.90 Rp       25.00Kesejahteraan Rp        25,900 Rp           35,000 Rp                2.54 Rp        2.90Supplies operasi Rp        20,000 Rp           25,000 Rp                3.01 Rp         2.99Pemasaran Rp          9,000 Rp           12,000 Rp                0.57 Rp          0.65Listrik dan energi Rp        12,000 Rp           20,000 Rp                0.49 Rp          0.67Adminstrasi umum Rp        10,000 Rp           15,500 Rp                0.89 Rp          0.97Pemeliharaan Rp          7,890 Rp             9,200 Rp                0.43 Rp          0.67

Total Biaya Rp     372,480 Rp       414,770 Rp              31.83 Rp        33.85Laba (sebelum beban tetap)  Rp      177,520 Rp       131,730 Rp             12.26 Rp        10.17

Di asumsikan Hotel ini memiliki 50 kamar, maka jumlah hari kamar tersedia untuk satu tahun adalah sebagai berikut:

Jumlah kamar x jumlah hari per tahun

50 kamar x 365 hari = 18. 250 hari kamar

Setiap penjualan dan biaya untuk dua periode (2011 dan 2012) dibagi dengan 18.250.

4. Penjualan dan biaya per kamar terjual (Sales and cost per room occupied)

Bila diasumsikan bahwa tingkat hunian tahun 2011 adalah 64% dan tahun 2012 adalah 65%, maka jumlah hari kamar terjual adalah sebagai berikut:

Jumlah kamar tersedia x Occupancy rate tahun 2011

18. 250 hari kamar x 64% = 11. 680 hari kamar.

Jumlah kamar tersedia x Occupancy rate tahun 2012

18. 250 hari kamar x 65% = 11.862.5 hari kamar.

Berikut ini adalah penjualan dan biaya tahunan atas dasar per kamar terjual;

Penjualan dan biaya per kamar terjual

 Periode Periode 31 Desember

Tahun 2011 Tahun 2012 2011 2012

Penjualan Rp   550,000 Rp      546,500 Rp   65.68 Rp      66.99

Biaya-biaya:Gaji dan upah  Rp      87,690 Rp        98,070 Rp   34.78 Rp      37.78Kesejahteraan Rp      25,900 Rp       35,000 Rp     3.09 Rp         5.00Supplies operasi Rp      20,000 Rp      25,000 Rp     3.78 Rp         4.90Pemasaran Rp        9,000 Rp        12,000 Rp     1.56 Rp         1.45Listrik dan energi Rp      12,000 Rp        20,000 Rp     1.93 Rp         1.78Adminstrasi umum Rp      10,000 Rp        15,500 Rp     0.45 Rp         0.89Pemeliharaan Rp        7,890 Rp           9,200 Rp     0.56 Rp         0.66

Total Biaya Rp      72,480 Rp     414,770 Rp   46.15 Rp       52.46Laba   (sebelum   beban tetap)  Rp   177,520 Rp       31,730 Rp   19.53 Rp       14.53

Analisis Laporan Keuangan | Hal.2

Page 3: Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

5. Ratio Operasi (Operating Ratio)

Berikut ini sejumlah ratio operasi yang berguna untuk menganalisa kinerja hotel.

a) Occupancy Percentage

Dihitung dengan membagi jumlah kamar yang dipakai selama periode tertentu dengan jumlah kamar yang tersedia selama periode yang sama dan dikalikan dengan 100%

Apabila sebuah hotel memiliki 105 kamar, dimana 75 kamar diantaranya dihuni semalam, maka occupncy percentage (persentase hunian) malam tersebut adalah:

75105

x 100% = 71.43%

b) Double Occupancy PercentageAdalah persentase kamar terjual yang dihuni oleh lebih dari satu orang.

Apabila Apabila 37 kamar dari 75 kamar yang terjual satu malam tersebut dihuni oleh lebih dari satu orang (per kamar), maka Double Occupancy Percentage adalah:

3775

x 100 %=49,33 %

Double Occupancy Percentage juga dapat dinyatakan dengan menghitung jumlah rata-rata orang perkamar terhuni dengan cara membagi jumlah tamu selama periode tertentu dengan total kamar yang dihuni selama periode tersebut. Misalnya, 75 kamar terjual tersebut dihuni oleh sebanyak 102 tamu, maka Double Occupancy Percentage adalah:

10275

x100 %=136 %

c) Avarage Rate per room Occupied

Tarif rata-rata per kamar yang dihuni dapat dihitung harian dengan membagi total penghasilan dengan total kamar yang dihuni.

Misalnya, bila total penghasilan yang diperoleh adalah Rp 1.234.000 dari 75 kamar yang terjual, maka Avarage Rate per room Occupied adalah;

Rp 1.234 .00075

=Rp . 16.453,33

d) Avarage Rate per Guest

Ratio ini diperoleh dengan cara membagi total penghasilan (kamar) selama periode tertentu dengan jumlah tamu yang menginap selama periode tersebut.

Misalnya selama satu malam 75 kamar dihuni oleh sebanyak 100 tamu (yang berarti 25 kamar double occupied), maka Avarage Rate per Guest adalah:

Rp 1.234 .000100

=Rp . 12.340

Analisis Laporan Keuangan | Hal.3

Page 4: Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

e) Avarage Length Of Stay

Dihitung dengan membagi jumlah kamar yang dihuni selama periode tertentu dengan jumlah tamu yang terdaftar selama periode tersebut.

Misalnya bila jumlah kamar yang dihuni selama satu bulan adalah 1500 kamar dan jumlah tamu yang terdaftar adalah 850 orang, maka avarage length of stay adalah:

1500850

=1,76 hari

6. Analisis Trend Misalnya, berikut ini ditunjukkan data penjualan selama 6 bulan:

BulanPenjualan Perubahan

Perubahan

(Rupiah) (%)1 Rp        20,0002 Rp        30,000 + Rp     10,000 + 50%3 Rp        32,000 + Rp       2,000 +  7%4 Rp        37,000 + Rp       2,000 + 6%5 Rp        40,000 + Rp       1,000 + 3%6 Rp        40,000 Rp                0 0%

Hasil trend menunjukkan arah perkembangan suatu hotel. Pada contoh ini, hasil trend menunjukkan bahwa meskipun kondisi usaha selama beberapa bulan meningkat, akan tetapi peningkatannya mengalami penurunan (Perubahannya menurun). Informasi seperti ini akan sangat bermanfaat bagi permalan atau pengaggaran.

7. Index Trend

Adalah suatu metode yang digunakan untuk melihat trend dengan cara mengonversi jumlah rupiah ke dalam index.

Bulan Penjualan Biaya Gaji

Indeks IndeksPenjualan Biaya Gaji

1 Rp    20,000 65000 100 1002 Rp    30,000 10200 150 1603 Rp    32,000 10500 160 1624 Rp    37,000 12000 185 1855 Rp    40,000 13000 200 2006 Rp    40,000 13100 200 202

Setiap pos pada periode 1 (periode dasar atau basis) dinyatakan dengan nilai 100 (100%).

Dari hasil analisis ini tampak bahwa selama enam bulan biaya gaji meningkat lebih cepat dibanding peningkatan penjualan. Dengan cara lain, selama enam bulan penjualan meningkat 100% (200-100), sedangkan biaya gaji meningkat dengan 102% (202-100).

B. Retailing1. GMROI-rate

Analisis Laporan Keuangan | Hal.4

Page 5: Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

GMROI-rate (atau gross margin return on investment) adalah return on investment yang mengkombinasikan atau menggabungkan efek profit margin dan perputaran persediaan dalam satu indikator pengukuran prestasi. GMROI-rate dihitung dengan cara mengalikan antara perputaran persediaan dan cost mark on rate. Cost mark on rate adalah suatu presentase yang menunjukkan berapa besar harga pokok suatu jenis persediaan harus dinaikkan untuk mencapai harga jualnya.

Suatu jenis persediaan mempunyai volume penjualan tahunan sebesar 1000 unit. Rata-rata investasi untuk persediaan ini adalah 200 unit. Harga pokok persediaan ini adalah Rp 80,00 per unit,sedangkan harga jualnya Rp 120,00 per unit. Perhitungan GMROI-rate untuk persediaan ini adlah sebagai berikut:

2. GMROI-rate, alat pembanding investasi persediaan

Berikut ini disajikan data tentang Gross margin dan GMROI-rate untuk tiga jenis persediaaan:

Jenis Gross CostPerputara

nGMROI-

ratePersediaan Margin Mark-on Persediaan

A 45% 81.81% 2.0 1.64B 30% 42.86% 3.0 1.29C 20% 25.00% 8.0 2.00

Dari data ini dapat dilihat bahwa untuk setiap Rp 1,00 dana yang diinvestasikan untuk jenis persediaan C akan menghasilkan Rp 2.00 (hasil paling besar,meskipun memiliki gross margin paling kecil), sementara untuk jenis persediaan A dan B masing-masing hanya Rp 1.64 dan 1.29, meskipun Gross margin-nya lebih besar dibanding jenis C. dengan demikian, jenis persediaan yang paling menguntungkan adalah jenis C, karena akan memberikan manfaat kembalian investasi.

3. GMROI-rate dan Pemanfaatan Ruang Penjualan

Untuk menggambarkan tingkat pemanfaatan ruang penjualan, harus dihitung satu angka yang disebut Gross margin rupiah per meter persegi. Dengan cara sebagai berikut ini:

Penjualan Gross MarginLuas 

Ruang GM-RupiahMargin Rupiah (m²) per m²

Rp 2.000.000 45% Rp      900,000 2500 Rp     360.00

Analisis Laporan Keuangan | Hal.5

Penjualan  :     Rata-rata persediaan   =   Perputaran persediaan

1.000 unit 200 unit 5,0 kali

Perputaran persediaan x cost mark-on rate = GMROI-rate

5,0 kali 41% 2,05

Page 6: Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

Rp 1.500.000 30% Rp      450,000 2000 Rp     225.00Rp 1.000.000 20% Rp      200,000 1500 Rp     133.33

Berikut disajikan data tentang GMROI-rate dan GM-rupiah untuk tiga jenis persediaan:

Jenis Return untuk Return untukPersediaa

n setiap Rp 100 setiapInvestasi persediaan persegi dipakai

ARp          163.62

Rp                360.00

BRp           128.58

Rp                 225.00

CRp            200.00

Rp               133.33

Dari data perbandingan ini dapat dilihat bahwa untuk setiap meter persegi ruang penjualan yang digunakan,ternyata persediaan jenis A memberikan hasil yang paling besar, yaitu sebesar Rp. 360. Ini berati bahwa produktivitas persediaan A paling tinggi dibanding jenis persediaan B dan C.

4. Pengaruh Termin Pembayaran dari Pemasok

Agar dapat diperoleh indikator pengukuran prestasi investasi persediaan yang dapat menggambarkan kebutuhan dana, perlu dihitung GMROI-rate yang disesuaikan dengan aliran kas (Cash-flow adjusted GMROI-rate). Angka ini dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menghitung jumlah hari persediaan (Day on hand)

Jenis Jumlah hari Perputaran Jumlah hariPersediaan per tahun Persediaan Persediaan

A 365 3 122 hariB 365 5 73 hariC 365 9 41 hari

b) Menghitung jumlah hari yang memerlukan dana

Jenis Jumlah hari Perputaran Jumlah hariPersediaan persediaan Pemasok Perlu dana

A 122 hari 100 hari 22 hariB 73 hari 21hari 52 hriC 41 hari 31 hari 10 hari

c) Menghitung jumlah hari yang memerlukan dana per tahun

Jenis Jumlah hari Perputaran Jumlah hari

Persediaanperlu dana Persediaan

Perlu dana/tahun

Analisis Laporan Keuangan | Hal.6

Page 7: Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

A 22 hari 2 44 hariB 52 hari 6 312 hariC 10 hari 8 80 hari

d) Menghitung penyesuaian biaya uang

Jenis Jumlah hari Tingkat PenyesuaianPersediaan perlu dana Bunga Biaya uang

Hari per tahun per tahun

A 44/365 5% 0.60%B 312/365 5% 4.27%C 80/365 5% 1.09%

e) Menghitung GMROI-rate setelah penyesuaian biaya uang

Jenis Return untuk Penyesuaian

GMROI-ratePersediaa

n setiap Rp 100 Biaya UangInvestasi 

persediaan

A163.62 0.60 163

B128.58 4.27 124

C200.00 1.09 199

GMROI-rate yang sudah disesuaikan dengan aliran dana ini menunjukkan bahwa konstribusi laba masing-masing investasi persediaan dapat berubah apabila biaya uang atau dana yang diperlukan sebagai konsekuensi adanya perbedaan waktu pembayaran kepada pemasok dan pembayaran dari pelanggan dipertimbangkan.

C. Perbankan

1. Return On Equity (ROE)

Untuk mengukur profitabilitas bank biasanya digunakan ratio return on equity. Ratio ini membandingkan antara laba bersih dan investasi dari pemilik, dengan rumus sbb:

ROE =Net IncomeOwner Equity

Misalnya laba bersih tahun 2011 sebesar Rp. 54.000 dan total modal sebsar Rp 5.556.564, maka ROE adalah 0.9%.

2. Mengukur Capital Position

Capital Position diukur dengan menggunakan ratio equity multiplier (EM),dengan rumus sbb:

EM =Total AssetEquity Capital

Analisis Laporan Keuangan | Hal.7

Page 8: Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

Misalnya bila total aktiva sebesar Rp.13.009.899 dan total modal sebesar Rp 5.556.564, maka EM adalah 2.34. Ratio ini mengukur efektivitas penggunaan financial leverage.

3. Mengukur Operational Profitability

Analisis ini mendekomposisi manajemen biaya (cost manajemen) dan manajemen pendapatan ke dalam kategori biaya dan pendapatan yang lebih sempit sehingga dapat digunakan untuk melakukan evaluasi-evaluasi sumber laba. Untuk mengukurb profitabilitas operasional ini digunakan ratio return on asset (ROA),dengan rumus sbb:

ROA =Net incomeTotal Assets

Misalnya apabila laba bersih tahun 2011 sebesar Rp. 54.000 dan total aktiva sebesar Rp.13.009.899, maka ROA adalah 0.4%. ratio ini mengukur kemampuan para manajer dan pegawai bank mengelola semua aspek dari fungsi-fungsi harian bank.

4. Assets Utilization

Mengukur kemampuan aktiva bank dalam menghasilkan pendapatan,dan menggambarkan efektivitas manajemen pendapatan. Ratio Assets Utilization (AU) dihitung dengan rumus sbb:

ROA = Total Operating RevenueTotal Assets

Misalnya apabila total pendapatan operasional tahun 2011 sebesar Rp. 550.000 dan total aktiva sebesar Rp.13.009.899., maka AU adalah 4.2%.

5. Net Profit Margin

Adalah untuk mengukur kemampuan para manajer bank untuk mengendalikan biaya, menghasilkan pendapatan bunga dan non-bunga. Ratio net interest Margin (NPM) dihitung dengan rumus sbb:

NPM =Net IncomeTotal Operating Revenue

Misalnya apabila laba bersih tahun 2011 sebesar Rp. 54.000 dan total pendapatan operasional sebesar Rp. 550.000, maka NPM adalah 9.8%.

NPM dapat dipecah menjadi dua, yang dapat memberikan informasi tentang efisiensi, baik efisiensi pengelolaan pajak maupun efisiensi pengendalian biaya, masing-masing dengan formula perhitungan sbb:

NPM = (Net Income[NI]/Pre-tax operating income[POI]) x (Pre-tax operating income/ total operating revenue[TOR])

Misalnya apabila total laba bersih sebesar Rp 54.000, total laba sebelum pajak sebesar Rp 65.890 dan total pendapatan operasinal sebesar Rp. 550.000, maka besarnya ratio NI/PO adalah 81.9% (45.890/54.000) dan POI/TOR adalah 11.98% (65.890/550.000).

Analisis Laporan Keuangan | Hal.8

Page 9: Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus

6. Net Interest Margin dan Eficiency Ratio

Kedua ratio ini mengukur baik kemampuan mengendalikan biaya maupun kemampuan menghasilkan pendapatan ratio yang sama. Kedua ratio ini dipakai secara luas dalam industri perbankan. Net interest margin menggunakan rumus sbb:

Net Interest Margin  =Net interest incomeEarning Assets

Misalnya apabila pendapatan bunga bersih (NII), yaitu selisih antara pendapatan bungan dan biaya bunga sebesar Rp 350.000 dan saldo kredit sebsesar Rp. 3.500.000, maka NIM adalah 10% (3.500.000/ 350.000).

Salah satu alat untuk mengukur kemampuan bank dalam mengelola biaya-biayanya adalah ratio yang membandingkan antara biaya dan pendapatan yang disebut Efficiency ratio, dengan rumus sbb:

Efficiency Ratio  =Non-interest Expense(Net interest Income + Non-ineterest income)

Besarnya non-interest expense dipengaruhi oleh biaya-biaya seperti biaya tenaga kerja atau biaya personil, occupancy expense dan biaya peralatan.

7. Net Non-interest Margin

Sering disebut juga sebagai burden ratio. Burden adalah selisish antara non-interest expense dan non-interest income dan mengindikasikan jumlah biaya overhead yang harus ditutup oleh pendapatan bunga. Net non-interest margin dihitung dengn menggunakan rumus sbb:

Net Non-interest margin  =(Non-interest expense - Non-interest Income)Total Assets

Ratio net non-interest margin yang tinggi mengindikasikan bahwa bank memiliki biaya overhead yang tinggi relatif terhadap jumlah aktiva yang dikelolanya.

Analisis Laporan Keuangan | Hal.9