ANALISIS KURIKULUM PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI i.docx

23
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan ilmu yang sangat penting karena tidak satupun materi di bumi ini yang terlepas dari kajiannya. Hal ini sesuai dengan pengertiannya yakni ilmu kimia yang merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari sifat-sifat, struktur, komposisi dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Pada proses kehidupan sehari-hari misalnya, saat kita bangun dari tidur dan ke kamar mandi untuk gosok gigi ataupun mandi maka kita telah menggunakan produk yang dihasilkan dari penerapan konsep ilmu kimia. Selanjutnya, kita sarapan pagi dengan bahan makanan yang tidak terlepas pula dari ilmu kimia yakni zat adiktif (penyedap, pengawet, pemanis dan sebagainya). Proses dari makanan hingga menghasilkan energi bagi tubuh kita sampai pada kondisi seseorang yang meninggal juga dapat menjadi kajian dari ilmu kimia. Kajian ilmu kimia yang sangat luas dapat dibagi menjadi 9 cabang yaitu,(1) kimia organik yang mengkaji tentang senyawa-senyawa organik (senyawa hidrokarbon), (2) kimia anorganik yang memusatkan kajian pada senyawa- senyawa anorganik, (3) Biokimia yang berkaitan dengan

Transcript of ANALISIS KURIKULUM PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI i.docx

Page 1: ANALISIS KURIKULUM PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI i.docx

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ilmu kimia merupakan ilmu yang sangat penting karena tidak satupun

materi di bumi ini yang terlepas dari kajiannya. Hal ini sesuai dengan pengertiannya

yakni ilmu kimia yang merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari

sifat-sifat, struktur, komposisi dan perubahan materi, serta energi yang menyertai

perubahan materi. Pada proses kehidupan sehari-hari misalnya, saat kita bangun dari

tidur dan ke kamar mandi untuk gosok gigi ataupun mandi maka kita telah

menggunakan produk yang dihasilkan dari penerapan konsep ilmu kimia.

Selanjutnya, kita sarapan pagi dengan bahan makanan yang tidak terlepas pula dari

ilmu kimia yakni zat adiktif (penyedap, pengawet, pemanis dan sebagainya). Proses

dari makanan hingga menghasilkan energi bagi tubuh kita sampai pada kondisi

seseorang yang meninggal juga dapat menjadi kajian dari ilmu kimia.

Kajian ilmu kimia yang sangat luas dapat dibagi menjadi 9 cabang yaitu,(1)

kimia organik yang mengkaji tentang senyawa-senyawa organik (senyawa

hidrokarbon), (2) kimia anorganik yang memusatkan kajian pada senyawa-senyawa

anorganik, (3) Biokimia yang berkaitan dengan ilmu biologi, khususnya mengenai

sifat dan komposisi senyawa pada makhluk hidup serta hasil reaksi perubahannya, (4)

kimia analitik yang berkaitan dengan penentuan keberadaan dan kandungan dari

suatu materi, (5) kimia lingkungan yang memusatkan kajian pada masalah limbah dan

penanggulangannya, (6) kimia inti yang berhubungan dengan zat-zat radioaktif, (7)

kimia farmasi yang memfokuskan pada pemisahan, pembuatan dan pengembangan

zat-zat aktif obat (8) kimiafisik yang bidang kajiannya berkaitan dengan energi yeng

menyertai reaksi, sifat fisik dan perubahan senyawa dan (9) kimia pangan yang

berpusat pada kajian bahan-bahan pangan dan zat-zat adiktif makanan. Keseluruhan

cabang kimia ini berbeda pada pusat kajian tetapi selalu terkait dalam kondisi nyata.

Misalnya saat terjadi pencemaran, maka kajian terhadap limbah dan

penanggulangannya pada kimia lingkungan akan tetapi dalam penentuan keberadaan

Page 2: ANALISIS KURIKULUM PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI i.docx

2

dan kandungan dari limbah dapat ditinjau dari kimia analitik serta dampaknya

terhadap kehidupan makhluk disekitarnya dikaji dengan biokimia atau kimia organik.

Manfaat ilmu kimia di bidang Biologi yang fokus kajiannya tentang

makhluk hidup dapat dirasakan dalam mempelajari proses kimia yang berlangsung

dalam makhluk hidup meliputi pencernaan makanan, pernafasan, metabolisme,

fermentasi, fotosintesis dan lain-lain. Untuk mempelajari hal tersebut diperlukan

pengetahuan tentang struktur, sifat dan reaksi senyawa yang terlibat seperti,

karbohidrat, protein, vitamin, enzim, lemak, asam nukleat dan lain-lain. Cabang

biokimia dan kimia organik berperan besar pada bidang ini dibandingkan cabang ilmu

kimia yang lain.

Tujuan utama Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan

dan Ilmu Pendidikan (STKIP) “Tapanuli Selatan” Padangsidimpuan yang dipaparkan

dalam Visinya yakni “Menghasilkan tenaga kependidikan Pendidikan Biologi yang

profesional, beriman dan berakhlak mulia”. Visi ini dapat disederhanakan dengan

kata lain bahwa “guru biologi terbaik” merupakan produk akhir yang akan dihasilkan

dari program studi ini. “Guru biologi terbaik” menurut lembaga ini adalah yang

memiliki seluruh kompetensi profesional seorang guru.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam penelitian

ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Seberapa besar pengaruh materi kimia dalam pencapaian visi dan misi Program

Studi Pendidikan Biologi STKIP “Tapanuli Selatan” Padangsidimpuan?

2. Bagaimana kualitas pelaksanaan kurikulum pada program studi ini?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh materi kimia dalam pencapaian visi

dan misi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP “Tapanuli Selatan”

Padangsidimpuan.

Page 3: ANALISIS KURIKULUM PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI i.docx

3

2. Untuk mengetahui bagaimana kualitas pelaksanaan kurikulum pada program studi

ini.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini berada pada lingkup

teoritis maupun praktis. Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah wacana ilmu

pengetahuan khususnya yang berhubungan dengan ilmu kimia dan ilmu pendidikan.

Untuk praktisnya, hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi bahan pertimbangan

setiap lembaga/instansi/pribadi yang ingin atau telah terlibat dalam pendidikan

rumpun ilmu pengetahuan alam.

Page 4: ANALISIS KURIKULUM PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI i.docx

4

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Hakekat Kurikulum

Kurikulum adalah sekumpulan materi ajar dengan pelaksanaan yang terencana

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini tidak jauh berbeda sebagaimana

pengertian kurikulum sesuai undang-undang sebagai aturan yang berlaku. Menurut

Undang-Undang RI No 20 tahun 2003, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu. Pendapat yang hampir sama (Dakir: 2004, 4) menyatakan

“Kurikulum ialah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan

pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancang secara

sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam

proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapi

tujuan pendidikan”.

Terdapat tiga hal utama yang dapat kita simpulkan dari pengertian di atas

yakni materi ajar, pelaksanaan dan tujuan. Ketiga hal ini saling mempengaruhi satu

sama lain sehingga tidak terpisahkan. Saat suatu materi ajar dihilangkan dari sebuah

kurikulum maka pelaksanaan yang terencanapun akan berubah dan bisa dipastikan

tujuan yang diinginkan turut berubah. Demikian pula jika rencana pelaksanaan

berubah maka materi dan tujuannya juga pasti berubah.

Perubahan yang terjadi pada kurikulum umumnya berlandaskan pada

perubahan tujuan yang diinginkan. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang

lalu misalnya, tujuan yang diinginkan adalah “kemandirian dan keberdayaan satuan

pendidikan”. Sedangkan pada Kurikulum 2013 yang akan dilaksanakan, tujuan yang

diinginkan adalah “pembentukan karakter”. Oleh karena perubahan ini maka, materi

ajar dan rencana pelaksanaannya juga pasti berbeda.

Perbedaan lembaga pendidikan juga menunjukkan perbedaan kurikulum atas

dasar perbedaan tujuan ataupun misi dari lambaga itu sendiri. Lembaga pendidikan

Page 5: ANALISIS KURIKULUM PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI i.docx

5

yang punya tujuan menghasilkan lulusan yang dapat bekerja dalam pengarsipan dan

penyusunan laporan sudah pasti memiliki kurikulum yang berbeda dengan lembaga

yang ingin menghasilkan arsitek dan pekerja di bidang bangunan. Walaupun kedua

lembaga ini mungkin sama-sama memiliki materi ajar tata ruang tetapi tujuan dan

pelaksanaannya sudah pasti berbeda.

Sama halnya seperti perbedaan lembaga, pada berbagai perguruan tinggi yang

berbeda tujuan juga berbeda kurikulum walaupun lulusan yang akan dihasilkan sama-

sama mempelajari materi yang serumpun. Pada perguruan tinggi yang akan

menghasilkan calon-calon guru sebagai lulusannya pasti memiliki kurikulum yang

berbeda dengan perguruan tinggi yang akan menghasilkan peneliti-peneliti di bidang

pengembangan budidaya tanaman. Mahasiswa di perguruan tinggi yang direncanakan

akan menjadi guru, mempelajari materi kimia sama halnya dengan yang ingin jadi

peneliti di bidang budidaya tanaman. Akan tetapi, disamping pelaksanaan yang

berbeda, kajian-kajian yang didalami juga sudah pasti berbeda.

2.2. Ilmu Kimia

Ilmu kimia merupakan ilmu yang sangat penting karena tidak satupun

materi di bumi ini yang terlepas dari kajiannya. Hal ini sesuai dengan pengertiannya

yakni ilmu kimia yang merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari

sifat-sifat, struktur, komposisi dan perubahan materi, serta energi yang menyertai

perubahan materi. Pada proses kehidupan sehari-hari misalnya, saat kita bangun dari

tidur dan ke kamar mandi untuk gosok gigi ataupun mandi maka kita telah

menggunakan produk yang dihasilkan dari penerapan konsep ilmu kimia.

Selanjutnya, kita sarapan pagi dengan bahan makanan yang tidak terlepas pula dari

ilmu kimia yakni zat adiktif (penyedap, pengawet, pemanis dan sebagainya).

Salah satu jalan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang lebih baik, adalah

memiliki pengetahuan kimia. Kebutuhan kita yang sangat pokok yakni sandang,

pangan dan papan adalah berbentuk materi. Saat mengkaji tentang materi maka

dengan ilmu kimia yang kita miliki bahan-bahan pemenuhan kebutuhan yang kita

punya dapat kita tingkatkan kualitasnya. Pakaian yang kita punya dapat diperbaiki

Page 6: ANALISIS KURIKULUM PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI i.docx

6

kualitasnya dengan pewarnaan. Demikian pula bahan pangan yang kita punya dapat

lebih berkualitas dengan penambahan bahan lain agar lebih awet misalnya dengan

garam. Demikian pula dengan rumah tinggal kita agar lebih awet dapat dilapisi

dengan oli bekas/cat. Seluruh perlakuan itu semua berdasarkan kajian ilmu kimia.

Kajian ilmu kimia yang sangat luas dapat dibagi menjadi 9 cabang yaitu,

(1) kimia organik yang mengkaji tentang senyawa-senyawa organik (senyawa

hidrokarbon), (2) kimia anorganik yang memusatkan kajian pada senyawa-senyawa

anorganik, (3) Biokimia yang berkaitan dengan ilmu biologi, khususnya mengenai

sifat dan komposisi senyawa pada makhluk hidup serta hasil reaksi perubahannya, (4)

kimia analitik yang berkaitan dengan penentuan keberadaan dan kandungan dari

suatu materi, (5) kimia lingkungan yang memusatkan kajian pada masalah limbah dan

penanggulangannya, (6) kimia inti yang berhubungan dengan zat-zat radioaktif, (7)

kimia farmasi yang memfokuskan pada pemisahan, pembuatan dan pengembangan

zat-zat aktif obat (8) kimia fisik yang bidang kajiannya berkaitan dengan energi yeng

menyertai reaksi, sifat fisik dan perubahan senyawa dan (9) kimia pangan yang

berpusat pada kajian bahan-bahan pangan dan zat-zat adiktif makanan. Keseluruhan

cabang kimia ini berbeda pada pusat kajian tetapi selalu terkait dalam kondisi nyata.

Misalnya saat terjadi pencemaran, maka kajian terhadap limbah dan

penanggulangannya pada kimia lingkungan akan tetapi dalam penentuan keberadaan

dan kandungan dari limbah dapat ditinjau dari kimia analitik serta dampaknya

terhadap kehidupan makhluk disekitarnya dikaji dengan biokimia atau kimia organik.

Pada Program Studi Pendidikan Biologi kemungkinan besar seluruh kajian

tentang kimia di atas menjadi materi yang dipelajari walaupun pada tingkat yang

cukup sederhana. Hal ini pasti sangat dibutuhkan misalnya pada saat seorang guru

biologi yang mengajarkan tentang sistem pencernaan. Saat mengkaji vitamin dalam

keterkaitannya dengan sistem pencernaan, sedikit pengetahuan tentang kimia

anorganik akan lebih baik dalam menjelaskan kofaktor dari vitamin.

Page 7: ANALISIS KURIKULUM PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI i.docx

7

2.3. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP “Tapanuli Selatan”

Padangsidimpuan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan disingkat STKIP “Tapanuli

Selatan” Padangsidimpuan merupakan perguruan tinggi yang legal di bawah naungan

Yayasan Al-Iman Padangsidimpuan yang diketuai oleh Bapak H. Syahrul Hadi Lubis

dan telah berdiri berdasarkan Akta Notaris pada tanggal 31 Agustus 1981. Pada

mulanya embrio dari STKIP ”Tapanuli Selatan” Padangsidimpuan diusulkan dengan

nama IKIP Nahdatul Ulama (NU) Padangsidimpuan. Kemudian usulannya berubah

lagi dengan nama STKIP Al-Iman Padangsidimpuan. Akhirnya, berdasarkan Surat

Keputusan Nomor: 041/PD/Kop.I/82 tanggal 30 Desember 1982 tentang pemberian

izin operasional, namanya berubah lagi menjadi STKIP ”Tapanuli Selatan”

Padangsidimpuan dibawah naungan Yayasan Al-Iman Padangsidimpuan.

Semua program studinya telah memperoleh status terdaftar pada tahun 1984

dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Nomor: 0356/0/1984 Tanggal 18

Agustus 1984 ditandatangi oleh Sekjen Prof. Dr. Nugroho Notosusanto. Selanjutnya,

pada tahun 1990 STKIP “Tapanuli Selatan” Padangsidimpuan memperoleh status

diakui pada semua program studi dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan

Nomor 0284/O/1990.

Pada Tahun Akademik 2008/2009, Jurusan MIPA bertambah dua lagi, yaitu:

Pendidikan Biologi dan Pendidikan Fisika. Program Studi Pendidikan Biologi

kemudian terdaftar di Dikti dengan SK nomor 8112/D/T/K-I/2011 tertanggal 01

Agustus 2011. Program studi ini sekarang dipimpin oleh Ibu Perima Simbolon, S.Si.

Program studi inilah yang menjadi bahan kajian pada penelitian ini.

Page 8: ANALISIS KURIKULUM PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI i.docx

8

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Biologi STKIP

“Tapanuli Selatan” Padangsidimpuan pada tanggal 19-20 April 2013.

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa dan dosen Program Studi

Pendidikan Biologi STKIP “Tapanuli Selatan” Padangsidimpuan.Adapun yang

menjadi sampel penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Biologi semester VI-B

yang diambil secara acak dan seluruh dosen berlatar belakang kimia pada Program

Studi Pendidikan Biologi STKIP “Tapanuli Selatan” Padangsidimpuan.

3.3. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini maka

dipergunakan instrumen yakni :

1. Lembar Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati kesesuaian materi ajar,

ketersediaan sarana dan prasarana serta komponen lain yang menunjang

pelaksanaan kurikulum terkait dengan materi kimia.

2. Angket

Angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang persepsi dosen dan

mahasiswa terhadap kurikulum dalam proses perkuliahan.

Page 9: ANALISIS KURIKULUM PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI i.docx

9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan dalam penelitian ini maka

hasil yang diperoleh yakni :

4.1.1. Hasil Observasi

Dari observasi yang dilakukan terhadap kurikulum dapat diketahui Visi dan

Misi program studi. Adapun yang menjadi visi dari Program Studi ini adalah :

“Menghasilkan tenaga kependidikan Pendidikan Biologi yang

profesional, beriman dan berakhlak mulia”

Sedangkan Misi Program Studi ini adalah:

1. Menyelenggarakan proses pendidikan yang berdisiplin dan

berkualitas yang relevan dengan Kurikulum Kompetensi.

2. Menyelenggarakan proses pendidikan tambahan dalam bidang

observasi lapangan untuk mendukung pelaksanaan

penyelenggaraan mata kuliah.

3. Menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga swasta dan

pemerintah yang relevan dalam kerjasama bidang penelitian

dan pendidikan untuk membangun Program Studi Pendidikan

Biologi dan meningkatkan mutu lulusan.

4. Meningkatkan kualitas dosen melalui peningkatan kualifikasi

pendidikan ke program Strata S2 dan S3, pelatihan, seminar

dan sertifikasi dosen.

5. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat melalui

kegiatan PPL/KKL yang berbasis kepada peningkatan

pelayanan mahasiswa.

6. Menyelenggarakan kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial.

7. Mempersiapkan sarana/prasarana yang mendukung proses

pembelajaran Program Studi Pendidikan Biologi.

Page 10: ANALISIS KURIKULUM PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI i.docx

10

Realisasi dari visi dan misi yang ingin dicapai dijabarkan berupa materi ajar

yang dilaksanakan pada program studi ini sebagai berikut :

Tabel 1. Kurikulum Program Studi Pendidikan Biologi

SEM NO KODE MATA KULIAH SKS SEM

I

1 U-001 PENDIDIKAN AGAMA 2

2 U-004 BAHASA INDONESIA 2

Page 11: ANALISIS KURIKULUM PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI i.docx

11

Keseluruhan kurikulum ini dikembangkan sendiri oleh tim pengembang

materi ajar yang terdiri atas tiga orang dosen pengampu mata kuliah tersebut.

Adapun jumlah tenaga pengajar/dosen pada Program Studi Pendidikan

Biologi di sekolah ini berjumlah 19 orang yang masuk dalam kategori dosen tetap

sebanyak 5 orang dan dosen tidak tetap 14 orang. Untuk sebaran jenjang pendidikan

tenaga pengajar, 6 orang sudah berpendidikan S-2 sedangkan 13 orang lagi masih S-

1. Dari 13 orang yang S-1, tercatat sebanyak 5 orang sedang mengikuti program

pascasarjana di berbagai universitas.

Tenaga pengajar yang berlatar belakang kimia dari 19 orang total tenaga

pengajar pada Program Studi Pendidikan Biologi adalah sebanyak 5 orang dan 2

orang diantaranya sebagai dosen tetap sedangkan yang lain hanya sebagai dosen luar

biasa. Untuk sebaran jenjang pendidikannya, dari 5 orang ini tercatat 3 orang

diantaranya telah berpendidikan S-2.

Menyangkut sarana dan prasarana, kampus ini telah memiliki ruang kuliah

yang memadai dan beberapa diantaranya telah dipasang proyektor, perpustakaan

yang cukup lengkap, seluruh area kampus telah terjangkau jaringan wifi, memiliki

laboratorium komputer, biologi, fisika dan mikroteaching. Sarana dan prasarana yang

ada sangat menunjang dalam pencapaian visi dan misi.

4.1.2. Hasil Angket

Angket dibagikan pada mahasiswa semester VI kelas B Program Studi

Pendidikan Biologi yang jumlahnya 35 orang. Pada saat pembagian angket ternyata

dua orang mahasiswa tidak hadir sehingga angket yang direkapitulasi hanya 33

lembar. Sebanyak 3 orang yang tidak menjawab seluruh pernyataan yang diberikan.

Pernyataan yang tidak dijawab adalah nomor 3 (2 orang), 4 (1 orang), 6 (1 orang) dan

8 (1 orang).

Rekapitulasi jawaban angket yang dibagikan kepada mahasiswa dalam

melihat persepsi mereka tentang kurikulum yang ada dijabarkan sebagai berikut:

Page 12: ANALISIS KURIKULUM PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI i.docx

12

Tabel 2. Rekapitulasi Angket Persepsi Terhadap Kurikulum

NO

PERNYATAAN SS(%)

S(%)

TS(%)

STS(%)

1Dosen memberikan kesepakatan/kontrak belajar dan bahan-bahan ajar yang akan dipelajari.

39.39 60.61

0 0

2Dosen membuka pelajaran dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengkaji sesaat materi ajar

18.1878.7

93.03 0

3Dosen mengembangkan materi ajar kimia pada program studi saudara sesuai dengan SK dan KD 22.58

74.19

3.226 0

4Bahan ajar yang disampaikan dosen dalam Proses Pembelajaran kimia memberikan kejelasan

40.6353.1

36.25 0

5Sarana dan prasarana yang digunakan sesuai dengan SK dan KD yang ingin dicapai

24.2472.7

33.03 0

6Sarana dan prasarana yang digunakan memadai (lengkap) sesuai dengan materi ajar

34.3856.2

59.375 0

7Dosen yang mengampu mata kuliah ini sesuai dengan bidang keahliannya

57.5836.3

66.061 0

8Kualifikasi dosen  yang mengampu materi ajar setingkat S2

31.2559.3

89.375 0

9Dosen memberikan pre test dan post test untuk melihat pengetahuan yang sudah dimiliki mahasiswa tentang bahan ajar

51.5248.4

80 0

10Dosen menyerahkan hasil pre test dan post test kepada mahasiswa sebagai umpan balik PBM

45.4551.5

23.03 0

4.2. Pembahasan

Dari gambaran kurikulum di atas, bisa dikatakan materi kimia (dalam mata

kuliah yang ditandai dengan cetak tebal) berpengaruh cukup besar terhadap

pencapaian visi dan misi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP “Tapanuli

Selatan” Padangsidimpuan. Dari 150 sks beban kuliah untuk menyelesaikan program

studi ini, terdapat 34 sks dari 12 mata kuliah yang terdapat materi kimia di dalamnya.

Jika dinyatakan dalam persentase maka materi kimia berpengaruh sebesar 23%

terhadap kelulusan dari program studi ini.

Hasil rekapitulasi angket tentang persepsi mahasiswa di atas menunjukkan

bahwa pelaksanaan kurikulum pada program studi ini “sangat baik”. Simpulan ini

Page 13: ANALISIS KURIKULUM PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI i.docx

13

diambil dengan dasar persepsi dari 33 sampel yang diberikan angket, + 91%

membenarkan kurikulum telah terlaksana. Angket yang dibagikan dalam mengukur

pelaksanaan kurikulum berupa 10 pernyataan dengan indikator sebagai berikut :

1. Silabus,

2. Materi Ajar,

3. Sarana dan Prasarana,

4. Persyaratan Dosen dan

5. Penilaian.

Pengajaran materi kimia pada program studi ini terjadi hanya pada ranah

koognitif saja. Hal ini diakibatkan fasilitas laboratorium kimia yang belum ada dan

merupakan permasalahan yang diutarakan dosen-dosen yang berlatarbelakang kimia..

Keinginan untuk melakukan percobaan kimia di laboratorium biologi masih

terkendala pada keberadaan alat dan bahan. Dosen kimia yang 5 orang dari total

seluruh dosen program studi berjumlah 19 orang kurang diperhitungkan. Akibatnya

pengajuan alat dan bahan praktikum kimia rasanya tidak mungkin akan disetujui.

Page 14: ANALISIS KURIKULUM PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI i.docx

14

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa

simpulan yakni:

1. Materi kimia cukup berpengaruh dalam menghasilkan lulusan yang sesuai

dengan visi dan misi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP “Tapanuli

Selatan” Padangsidimpuan.

2. Ukuran dari pengaruh ini berada pada angka 23% dari total keseluruhan

materi pada kurikulum program studi.

3. Pelaksanaan Kurikulum pada program studi ini “sangat baik”.

4. Pengajaran materi kimia pada program studi ini terjadi hanya pada ranah

koognitif saja.

5.2. Saran

Berikut ini beberapa saran untuk lebih mengembangkan pendidikan sesuai

dengan hasil penelitian ini:

1. Materi kimia itu sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari sehingga

pengajarannya sudah semestinya menyentuh seluruh aspek pada diri

siswa/mahasiswa. Untuk mencapai hal tersebut, praktikum kimia wajib dilakukan.

2. Indikator dan jumlah pernyataan pada penelitian ini dapat dikembangkan agar

mendapatkan simpulan yang lebih baik lagi.

3. Besarnya keterlibatan materi kimia dalam materi ajar pada jenjang pendidikan

perguruan tinggi yang bertujuan menghasilkan tenaga pendidik rumpun Ilmu

Pengetahuan Alam idealnya tidak kurang dari 30%. Asumsi ini diambil dengan

dasar seluruh fenomena alam 100% dapat dikaji pada 3 bidang ilmu yakni Kimia,

Fisika dan Biologi. Jika masing-masing bidang ilmu tadi masing-masing 30% saja

mengisi seluruh konsep di pikiran tenaga pendidik maka dia pasti bisa

membangun pengetahuan, sikap dan keterampilan yang benar pada siswanya.