ANALISIS KURIKULUM PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI i.docx
-
Upload
azhari-umar -
Category
Documents
-
view
68 -
download
4
Transcript of ANALISIS KURIKULUM PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI i.docx
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Ilmu kimia merupakan ilmu yang sangat penting karena tidak satupun
materi di bumi ini yang terlepas dari kajiannya. Hal ini sesuai dengan pengertiannya
yakni ilmu kimia yang merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari
sifat-sifat, struktur, komposisi dan perubahan materi, serta energi yang menyertai
perubahan materi. Pada proses kehidupan sehari-hari misalnya, saat kita bangun dari
tidur dan ke kamar mandi untuk gosok gigi ataupun mandi maka kita telah
menggunakan produk yang dihasilkan dari penerapan konsep ilmu kimia.
Selanjutnya, kita sarapan pagi dengan bahan makanan yang tidak terlepas pula dari
ilmu kimia yakni zat adiktif (penyedap, pengawet, pemanis dan sebagainya). Proses
dari makanan hingga menghasilkan energi bagi tubuh kita sampai pada kondisi
seseorang yang meninggal juga dapat menjadi kajian dari ilmu kimia.
Kajian ilmu kimia yang sangat luas dapat dibagi menjadi 9 cabang yaitu,(1)
kimia organik yang mengkaji tentang senyawa-senyawa organik (senyawa
hidrokarbon), (2) kimia anorganik yang memusatkan kajian pada senyawa-senyawa
anorganik, (3) Biokimia yang berkaitan dengan ilmu biologi, khususnya mengenai
sifat dan komposisi senyawa pada makhluk hidup serta hasil reaksi perubahannya, (4)
kimia analitik yang berkaitan dengan penentuan keberadaan dan kandungan dari
suatu materi, (5) kimia lingkungan yang memusatkan kajian pada masalah limbah dan
penanggulangannya, (6) kimia inti yang berhubungan dengan zat-zat radioaktif, (7)
kimia farmasi yang memfokuskan pada pemisahan, pembuatan dan pengembangan
zat-zat aktif obat (8) kimiafisik yang bidang kajiannya berkaitan dengan energi yeng
menyertai reaksi, sifat fisik dan perubahan senyawa dan (9) kimia pangan yang
berpusat pada kajian bahan-bahan pangan dan zat-zat adiktif makanan. Keseluruhan
cabang kimia ini berbeda pada pusat kajian tetapi selalu terkait dalam kondisi nyata.
Misalnya saat terjadi pencemaran, maka kajian terhadap limbah dan
penanggulangannya pada kimia lingkungan akan tetapi dalam penentuan keberadaan
2
dan kandungan dari limbah dapat ditinjau dari kimia analitik serta dampaknya
terhadap kehidupan makhluk disekitarnya dikaji dengan biokimia atau kimia organik.
Manfaat ilmu kimia di bidang Biologi yang fokus kajiannya tentang
makhluk hidup dapat dirasakan dalam mempelajari proses kimia yang berlangsung
dalam makhluk hidup meliputi pencernaan makanan, pernafasan, metabolisme,
fermentasi, fotosintesis dan lain-lain. Untuk mempelajari hal tersebut diperlukan
pengetahuan tentang struktur, sifat dan reaksi senyawa yang terlibat seperti,
karbohidrat, protein, vitamin, enzim, lemak, asam nukleat dan lain-lain. Cabang
biokimia dan kimia organik berperan besar pada bidang ini dibandingkan cabang ilmu
kimia yang lain.
Tujuan utama Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (STKIP) “Tapanuli Selatan” Padangsidimpuan yang dipaparkan
dalam Visinya yakni “Menghasilkan tenaga kependidikan Pendidikan Biologi yang
profesional, beriman dan berakhlak mulia”. Visi ini dapat disederhanakan dengan
kata lain bahwa “guru biologi terbaik” merupakan produk akhir yang akan dihasilkan
dari program studi ini. “Guru biologi terbaik” menurut lembaga ini adalah yang
memiliki seluruh kompetensi profesional seorang guru.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh materi kimia dalam pencapaian visi dan misi Program
Studi Pendidikan Biologi STKIP “Tapanuli Selatan” Padangsidimpuan?
2. Bagaimana kualitas pelaksanaan kurikulum pada program studi ini?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh materi kimia dalam pencapaian visi
dan misi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP “Tapanuli Selatan”
Padangsidimpuan.
3
2. Untuk mengetahui bagaimana kualitas pelaksanaan kurikulum pada program studi
ini.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini berada pada lingkup
teoritis maupun praktis. Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah wacana ilmu
pengetahuan khususnya yang berhubungan dengan ilmu kimia dan ilmu pendidikan.
Untuk praktisnya, hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi bahan pertimbangan
setiap lembaga/instansi/pribadi yang ingin atau telah terlibat dalam pendidikan
rumpun ilmu pengetahuan alam.
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Hakekat Kurikulum
Kurikulum adalah sekumpulan materi ajar dengan pelaksanaan yang terencana
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini tidak jauh berbeda sebagaimana
pengertian kurikulum sesuai undang-undang sebagai aturan yang berlaku. Menurut
Undang-Undang RI No 20 tahun 2003, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Pendapat yang hampir sama (Dakir: 2004, 4) menyatakan
“Kurikulum ialah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan
pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancang secara
sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam
proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapi
tujuan pendidikan”.
Terdapat tiga hal utama yang dapat kita simpulkan dari pengertian di atas
yakni materi ajar, pelaksanaan dan tujuan. Ketiga hal ini saling mempengaruhi satu
sama lain sehingga tidak terpisahkan. Saat suatu materi ajar dihilangkan dari sebuah
kurikulum maka pelaksanaan yang terencanapun akan berubah dan bisa dipastikan
tujuan yang diinginkan turut berubah. Demikian pula jika rencana pelaksanaan
berubah maka materi dan tujuannya juga pasti berubah.
Perubahan yang terjadi pada kurikulum umumnya berlandaskan pada
perubahan tujuan yang diinginkan. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
lalu misalnya, tujuan yang diinginkan adalah “kemandirian dan keberdayaan satuan
pendidikan”. Sedangkan pada Kurikulum 2013 yang akan dilaksanakan, tujuan yang
diinginkan adalah “pembentukan karakter”. Oleh karena perubahan ini maka, materi
ajar dan rencana pelaksanaannya juga pasti berbeda.
Perbedaan lembaga pendidikan juga menunjukkan perbedaan kurikulum atas
dasar perbedaan tujuan ataupun misi dari lambaga itu sendiri. Lembaga pendidikan
5
yang punya tujuan menghasilkan lulusan yang dapat bekerja dalam pengarsipan dan
penyusunan laporan sudah pasti memiliki kurikulum yang berbeda dengan lembaga
yang ingin menghasilkan arsitek dan pekerja di bidang bangunan. Walaupun kedua
lembaga ini mungkin sama-sama memiliki materi ajar tata ruang tetapi tujuan dan
pelaksanaannya sudah pasti berbeda.
Sama halnya seperti perbedaan lembaga, pada berbagai perguruan tinggi yang
berbeda tujuan juga berbeda kurikulum walaupun lulusan yang akan dihasilkan sama-
sama mempelajari materi yang serumpun. Pada perguruan tinggi yang akan
menghasilkan calon-calon guru sebagai lulusannya pasti memiliki kurikulum yang
berbeda dengan perguruan tinggi yang akan menghasilkan peneliti-peneliti di bidang
pengembangan budidaya tanaman. Mahasiswa di perguruan tinggi yang direncanakan
akan menjadi guru, mempelajari materi kimia sama halnya dengan yang ingin jadi
peneliti di bidang budidaya tanaman. Akan tetapi, disamping pelaksanaan yang
berbeda, kajian-kajian yang didalami juga sudah pasti berbeda.
2.2. Ilmu Kimia
Ilmu kimia merupakan ilmu yang sangat penting karena tidak satupun
materi di bumi ini yang terlepas dari kajiannya. Hal ini sesuai dengan pengertiannya
yakni ilmu kimia yang merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari
sifat-sifat, struktur, komposisi dan perubahan materi, serta energi yang menyertai
perubahan materi. Pada proses kehidupan sehari-hari misalnya, saat kita bangun dari
tidur dan ke kamar mandi untuk gosok gigi ataupun mandi maka kita telah
menggunakan produk yang dihasilkan dari penerapan konsep ilmu kimia.
Selanjutnya, kita sarapan pagi dengan bahan makanan yang tidak terlepas pula dari
ilmu kimia yakni zat adiktif (penyedap, pengawet, pemanis dan sebagainya).
Salah satu jalan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang lebih baik, adalah
memiliki pengetahuan kimia. Kebutuhan kita yang sangat pokok yakni sandang,
pangan dan papan adalah berbentuk materi. Saat mengkaji tentang materi maka
dengan ilmu kimia yang kita miliki bahan-bahan pemenuhan kebutuhan yang kita
punya dapat kita tingkatkan kualitasnya. Pakaian yang kita punya dapat diperbaiki
6
kualitasnya dengan pewarnaan. Demikian pula bahan pangan yang kita punya dapat
lebih berkualitas dengan penambahan bahan lain agar lebih awet misalnya dengan
garam. Demikian pula dengan rumah tinggal kita agar lebih awet dapat dilapisi
dengan oli bekas/cat. Seluruh perlakuan itu semua berdasarkan kajian ilmu kimia.
Kajian ilmu kimia yang sangat luas dapat dibagi menjadi 9 cabang yaitu,
(1) kimia organik yang mengkaji tentang senyawa-senyawa organik (senyawa
hidrokarbon), (2) kimia anorganik yang memusatkan kajian pada senyawa-senyawa
anorganik, (3) Biokimia yang berkaitan dengan ilmu biologi, khususnya mengenai
sifat dan komposisi senyawa pada makhluk hidup serta hasil reaksi perubahannya, (4)
kimia analitik yang berkaitan dengan penentuan keberadaan dan kandungan dari
suatu materi, (5) kimia lingkungan yang memusatkan kajian pada masalah limbah dan
penanggulangannya, (6) kimia inti yang berhubungan dengan zat-zat radioaktif, (7)
kimia farmasi yang memfokuskan pada pemisahan, pembuatan dan pengembangan
zat-zat aktif obat (8) kimia fisik yang bidang kajiannya berkaitan dengan energi yeng
menyertai reaksi, sifat fisik dan perubahan senyawa dan (9) kimia pangan yang
berpusat pada kajian bahan-bahan pangan dan zat-zat adiktif makanan. Keseluruhan
cabang kimia ini berbeda pada pusat kajian tetapi selalu terkait dalam kondisi nyata.
Misalnya saat terjadi pencemaran, maka kajian terhadap limbah dan
penanggulangannya pada kimia lingkungan akan tetapi dalam penentuan keberadaan
dan kandungan dari limbah dapat ditinjau dari kimia analitik serta dampaknya
terhadap kehidupan makhluk disekitarnya dikaji dengan biokimia atau kimia organik.
Pada Program Studi Pendidikan Biologi kemungkinan besar seluruh kajian
tentang kimia di atas menjadi materi yang dipelajari walaupun pada tingkat yang
cukup sederhana. Hal ini pasti sangat dibutuhkan misalnya pada saat seorang guru
biologi yang mengajarkan tentang sistem pencernaan. Saat mengkaji vitamin dalam
keterkaitannya dengan sistem pencernaan, sedikit pengetahuan tentang kimia
anorganik akan lebih baik dalam menjelaskan kofaktor dari vitamin.
7
2.3. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP “Tapanuli Selatan”
Padangsidimpuan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan disingkat STKIP “Tapanuli
Selatan” Padangsidimpuan merupakan perguruan tinggi yang legal di bawah naungan
Yayasan Al-Iman Padangsidimpuan yang diketuai oleh Bapak H. Syahrul Hadi Lubis
dan telah berdiri berdasarkan Akta Notaris pada tanggal 31 Agustus 1981. Pada
mulanya embrio dari STKIP ”Tapanuli Selatan” Padangsidimpuan diusulkan dengan
nama IKIP Nahdatul Ulama (NU) Padangsidimpuan. Kemudian usulannya berubah
lagi dengan nama STKIP Al-Iman Padangsidimpuan. Akhirnya, berdasarkan Surat
Keputusan Nomor: 041/PD/Kop.I/82 tanggal 30 Desember 1982 tentang pemberian
izin operasional, namanya berubah lagi menjadi STKIP ”Tapanuli Selatan”
Padangsidimpuan dibawah naungan Yayasan Al-Iman Padangsidimpuan.
Semua program studinya telah memperoleh status terdaftar pada tahun 1984
dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Nomor: 0356/0/1984 Tanggal 18
Agustus 1984 ditandatangi oleh Sekjen Prof. Dr. Nugroho Notosusanto. Selanjutnya,
pada tahun 1990 STKIP “Tapanuli Selatan” Padangsidimpuan memperoleh status
diakui pada semua program studi dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan
Nomor 0284/O/1990.
Pada Tahun Akademik 2008/2009, Jurusan MIPA bertambah dua lagi, yaitu:
Pendidikan Biologi dan Pendidikan Fisika. Program Studi Pendidikan Biologi
kemudian terdaftar di Dikti dengan SK nomor 8112/D/T/K-I/2011 tertanggal 01
Agustus 2011. Program studi ini sekarang dipimpin oleh Ibu Perima Simbolon, S.Si.
Program studi inilah yang menjadi bahan kajian pada penelitian ini.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Biologi STKIP
“Tapanuli Selatan” Padangsidimpuan pada tanggal 19-20 April 2013.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa dan dosen Program Studi
Pendidikan Biologi STKIP “Tapanuli Selatan” Padangsidimpuan.Adapun yang
menjadi sampel penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Biologi semester VI-B
yang diambil secara acak dan seluruh dosen berlatar belakang kimia pada Program
Studi Pendidikan Biologi STKIP “Tapanuli Selatan” Padangsidimpuan.
3.3. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini maka
dipergunakan instrumen yakni :
1. Lembar Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati kesesuaian materi ajar,
ketersediaan sarana dan prasarana serta komponen lain yang menunjang
pelaksanaan kurikulum terkait dengan materi kimia.
2. Angket
Angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang persepsi dosen dan
mahasiswa terhadap kurikulum dalam proses perkuliahan.
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan dalam penelitian ini maka
hasil yang diperoleh yakni :
4.1.1. Hasil Observasi
Dari observasi yang dilakukan terhadap kurikulum dapat diketahui Visi dan
Misi program studi. Adapun yang menjadi visi dari Program Studi ini adalah :
“Menghasilkan tenaga kependidikan Pendidikan Biologi yang
profesional, beriman dan berakhlak mulia”
Sedangkan Misi Program Studi ini adalah:
1. Menyelenggarakan proses pendidikan yang berdisiplin dan
berkualitas yang relevan dengan Kurikulum Kompetensi.
2. Menyelenggarakan proses pendidikan tambahan dalam bidang
observasi lapangan untuk mendukung pelaksanaan
penyelenggaraan mata kuliah.
3. Menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga swasta dan
pemerintah yang relevan dalam kerjasama bidang penelitian
dan pendidikan untuk membangun Program Studi Pendidikan
Biologi dan meningkatkan mutu lulusan.
4. Meningkatkan kualitas dosen melalui peningkatan kualifikasi
pendidikan ke program Strata S2 dan S3, pelatihan, seminar
dan sertifikasi dosen.
5. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat melalui
kegiatan PPL/KKL yang berbasis kepada peningkatan
pelayanan mahasiswa.
6. Menyelenggarakan kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial.
7. Mempersiapkan sarana/prasarana yang mendukung proses
pembelajaran Program Studi Pendidikan Biologi.
10
Realisasi dari visi dan misi yang ingin dicapai dijabarkan berupa materi ajar
yang dilaksanakan pada program studi ini sebagai berikut :
Tabel 1. Kurikulum Program Studi Pendidikan Biologi
SEM NO KODE MATA KULIAH SKS SEM
I
1 U-001 PENDIDIKAN AGAMA 2
2 U-004 BAHASA INDONESIA 2
11
Keseluruhan kurikulum ini dikembangkan sendiri oleh tim pengembang
materi ajar yang terdiri atas tiga orang dosen pengampu mata kuliah tersebut.
Adapun jumlah tenaga pengajar/dosen pada Program Studi Pendidikan
Biologi di sekolah ini berjumlah 19 orang yang masuk dalam kategori dosen tetap
sebanyak 5 orang dan dosen tidak tetap 14 orang. Untuk sebaran jenjang pendidikan
tenaga pengajar, 6 orang sudah berpendidikan S-2 sedangkan 13 orang lagi masih S-
1. Dari 13 orang yang S-1, tercatat sebanyak 5 orang sedang mengikuti program
pascasarjana di berbagai universitas.
Tenaga pengajar yang berlatar belakang kimia dari 19 orang total tenaga
pengajar pada Program Studi Pendidikan Biologi adalah sebanyak 5 orang dan 2
orang diantaranya sebagai dosen tetap sedangkan yang lain hanya sebagai dosen luar
biasa. Untuk sebaran jenjang pendidikannya, dari 5 orang ini tercatat 3 orang
diantaranya telah berpendidikan S-2.
Menyangkut sarana dan prasarana, kampus ini telah memiliki ruang kuliah
yang memadai dan beberapa diantaranya telah dipasang proyektor, perpustakaan
yang cukup lengkap, seluruh area kampus telah terjangkau jaringan wifi, memiliki
laboratorium komputer, biologi, fisika dan mikroteaching. Sarana dan prasarana yang
ada sangat menunjang dalam pencapaian visi dan misi.
4.1.2. Hasil Angket
Angket dibagikan pada mahasiswa semester VI kelas B Program Studi
Pendidikan Biologi yang jumlahnya 35 orang. Pada saat pembagian angket ternyata
dua orang mahasiswa tidak hadir sehingga angket yang direkapitulasi hanya 33
lembar. Sebanyak 3 orang yang tidak menjawab seluruh pernyataan yang diberikan.
Pernyataan yang tidak dijawab adalah nomor 3 (2 orang), 4 (1 orang), 6 (1 orang) dan
8 (1 orang).
Rekapitulasi jawaban angket yang dibagikan kepada mahasiswa dalam
melihat persepsi mereka tentang kurikulum yang ada dijabarkan sebagai berikut:
12
Tabel 2. Rekapitulasi Angket Persepsi Terhadap Kurikulum
NO
PERNYATAAN SS(%)
S(%)
TS(%)
STS(%)
1Dosen memberikan kesepakatan/kontrak belajar dan bahan-bahan ajar yang akan dipelajari.
39.39 60.61
0 0
2Dosen membuka pelajaran dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengkaji sesaat materi ajar
18.1878.7
93.03 0
3Dosen mengembangkan materi ajar kimia pada program studi saudara sesuai dengan SK dan KD 22.58
74.19
3.226 0
4Bahan ajar yang disampaikan dosen dalam Proses Pembelajaran kimia memberikan kejelasan
40.6353.1
36.25 0
5Sarana dan prasarana yang digunakan sesuai dengan SK dan KD yang ingin dicapai
24.2472.7
33.03 0
6Sarana dan prasarana yang digunakan memadai (lengkap) sesuai dengan materi ajar
34.3856.2
59.375 0
7Dosen yang mengampu mata kuliah ini sesuai dengan bidang keahliannya
57.5836.3
66.061 0
8Kualifikasi dosen yang mengampu materi ajar setingkat S2
31.2559.3
89.375 0
9Dosen memberikan pre test dan post test untuk melihat pengetahuan yang sudah dimiliki mahasiswa tentang bahan ajar
51.5248.4
80 0
10Dosen menyerahkan hasil pre test dan post test kepada mahasiswa sebagai umpan balik PBM
45.4551.5
23.03 0
4.2. Pembahasan
Dari gambaran kurikulum di atas, bisa dikatakan materi kimia (dalam mata
kuliah yang ditandai dengan cetak tebal) berpengaruh cukup besar terhadap
pencapaian visi dan misi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP “Tapanuli
Selatan” Padangsidimpuan. Dari 150 sks beban kuliah untuk menyelesaikan program
studi ini, terdapat 34 sks dari 12 mata kuliah yang terdapat materi kimia di dalamnya.
Jika dinyatakan dalam persentase maka materi kimia berpengaruh sebesar 23%
terhadap kelulusan dari program studi ini.
Hasil rekapitulasi angket tentang persepsi mahasiswa di atas menunjukkan
bahwa pelaksanaan kurikulum pada program studi ini “sangat baik”. Simpulan ini
13
diambil dengan dasar persepsi dari 33 sampel yang diberikan angket, + 91%
membenarkan kurikulum telah terlaksana. Angket yang dibagikan dalam mengukur
pelaksanaan kurikulum berupa 10 pernyataan dengan indikator sebagai berikut :
1. Silabus,
2. Materi Ajar,
3. Sarana dan Prasarana,
4. Persyaratan Dosen dan
5. Penilaian.
Pengajaran materi kimia pada program studi ini terjadi hanya pada ranah
koognitif saja. Hal ini diakibatkan fasilitas laboratorium kimia yang belum ada dan
merupakan permasalahan yang diutarakan dosen-dosen yang berlatarbelakang kimia..
Keinginan untuk melakukan percobaan kimia di laboratorium biologi masih
terkendala pada keberadaan alat dan bahan. Dosen kimia yang 5 orang dari total
seluruh dosen program studi berjumlah 19 orang kurang diperhitungkan. Akibatnya
pengajuan alat dan bahan praktikum kimia rasanya tidak mungkin akan disetujui.
14
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa
simpulan yakni:
1. Materi kimia cukup berpengaruh dalam menghasilkan lulusan yang sesuai
dengan visi dan misi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP “Tapanuli
Selatan” Padangsidimpuan.
2. Ukuran dari pengaruh ini berada pada angka 23% dari total keseluruhan
materi pada kurikulum program studi.
3. Pelaksanaan Kurikulum pada program studi ini “sangat baik”.
4. Pengajaran materi kimia pada program studi ini terjadi hanya pada ranah
koognitif saja.
5.2. Saran
Berikut ini beberapa saran untuk lebih mengembangkan pendidikan sesuai
dengan hasil penelitian ini:
1. Materi kimia itu sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari sehingga
pengajarannya sudah semestinya menyentuh seluruh aspek pada diri
siswa/mahasiswa. Untuk mencapai hal tersebut, praktikum kimia wajib dilakukan.
2. Indikator dan jumlah pernyataan pada penelitian ini dapat dikembangkan agar
mendapatkan simpulan yang lebih baik lagi.
3. Besarnya keterlibatan materi kimia dalam materi ajar pada jenjang pendidikan
perguruan tinggi yang bertujuan menghasilkan tenaga pendidik rumpun Ilmu
Pengetahuan Alam idealnya tidak kurang dari 30%. Asumsi ini diambil dengan
dasar seluruh fenomena alam 100% dapat dikaji pada 3 bidang ilmu yakni Kimia,
Fisika dan Biologi. Jika masing-masing bidang ilmu tadi masing-masing 30% saja
mengisi seluruh konsep di pikiran tenaga pendidik maka dia pasti bisa
membangun pengetahuan, sikap dan keterampilan yang benar pada siswanya.