ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL...

77
ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL MODIFIKASI (Skripsi) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2018 INDAH MARLINA ARDIANTI

Transcript of ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL...

Page 1: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKANBERBAGAI ASPAL MODIFIKASI

(Skripsi)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

INDAH MARLINA ARDIANTI

Page 2: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

ABSTRAK

ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKANBERBAGAI ASPAL MODIFIKASI

Oleh:

INDAH MARLINA ARDIANTI

Penelitian ini menganalisis kualitas campuran aspal panas menggunakan berbagai aspalmodifikasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik campuran aspal dancampuran beraspal modifikasi sebagai bahan utama pembentuk campuran. Selain ituuntuk mengetahui pengaruh penambahan bahan aditif pada campuran aspal modifikasiterhadap nilai stabilitas dan kepadatan campuran beraspal.

Bahan tambahan aspal modifikasi yang digunakan yaitu jenis aspal modifikasi Jaya AspalPolymer produksi Pertamina serta Taftpack-Super. Dilakukan tiga variasi penambahanTaftpack-Super yaitu sebesar 5%, 10% dan 15% untuk nilai Kadar Aspal Optimum(KAO) aspal penetrasi 60/70. Pengujian campuran beraspal yang dilakukan dalampenelitian ini menggunakan Marshall Test dengan lama perendaman 30 menit.Karakteristik peninjauan kualitas campuran beraspal meliputi nilai Stabilitas, Kelelehan(flow), Void In The Mix (VIM), Void Filled With Asphalt (VFA), Void Mineral Aggregate(VMA), Marshall Quostient (MQ), dan nilai Kepadatan pada campuran.

Hasil penelitian yang diperoleh Kadar Aspal Optimum (KAO) untuk aspal modifikasiJaya Aspal Polymer sebesar 5,8% sedangkan pada jenis aspal penentrasi 60/70 sebesar6,3%. Nilai karakteristik campuran aspal penetrasi 60/70 akan jauh lebih rendahdibandingkan dengan campuran beraspal yang telah dimodifikasi dengan penambahanbahan aditif Taftpack-Super, sedangkan nilai stabilitas dan Marshall Questiont (MQ)pada campuran aspal penetrasi 60/70 cenderung lebih besa dibandingkan Jaya AspalPolymer. Untuk nilai stabilitas campuran paling besar terdapat pada campuran aspal KAOaspal penetrasi 60/70 dengan penambahan Taftpack-Super sebesar 10% yaitu sebesar2017,864 Kg dengan nilai kepadatan sebesar 2,259. Dengan nilai stabiltas dan kepadatanyang besar sehingga mampu meberikan campuran mutu dan masa layan yang jauh lebihbaik dan tahan lama.

Kata kunci : Analisis Kualitas, Aspal Modifikasi, Jaya Aspal Polymer, Taftpack-Super,Kadar Aspal Optimum (KAO)

Page 3: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF HOT ASPHALT MIXTURE QUALITY BY USINGVARIOUS MODIFIED ASPHALT

By:

INDAH MARLINA ARDIANTI

This research analyzes the quality of hot asphalt mixture by using various modifiedasphalt. It is intended to know the characteristics of asphalt mixture and modified asphaltmixture as the main material to make mixture. Moreove, it is also intended to know theinfluence of additive materal adding in the asphalt mixture toward the score of stabilityand the solidity of asphalt mixture.

The additional materials of modified asphalts used are Jaya Aspal Polymer modificationpoduced by Pertamina and Taftpack-Super. There are three variaties in adding theTaftpack-Super that are 5%, 10%, and 15% for the Optimum Asphalt Level (KAO) of theasphalt penetration is 60/70. The test of asphalt mixture done in this research usesMarshall Test with 30 minutes soaking duration. The characteristics of the observation onthe asphalt mixture quality consist of the score of stability, flow, Void In The Mix (VIM),Void Filled With Asphalt (VFA), Void Mineral Aggregate (VMA), Marshall Quostient(MQ), and the solidity score of the mixture.

The result of the research shows the Optimum Asphalt Level (KAO) of the Jaya AspalPolymer modified asphalt is 5,8% while in the type of asphalt penetration 60/70 is 6,3%.The score of mixture characteristics of the penetration asphalt 60/70 will less than theasphalt mixture which has been modified by adding the additional material that isTaftpack-Super, whereas the stability score and Marshall Questiont (MQ) in thepenetration asphalt 60/70 tend higher than Jaya Aspal Polymer. The haighest score ofmixture stability is in the KAO asphalt mixture with the asphalt penetration 60/70 byadding Taftpack-Super 10% that is 2017,864 Kg with the solidity score 2,259. The highscore of stability and solidity can give the mixture the better and longer quality andservice period.

Keywords: Quality Analysis, Modified Asphalt, Jaya Aspal Polymer, Taftpack-Super,Optimum Asphalt Level (KAO)

Page 4: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN

BERBAGAI ASPAL MODIFIKASI

Oleh

INDAH MARLINA ARDIANTI

Skripsi

Sebagai Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Lampung

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

Page 5: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan
Page 6: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan
Page 7: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan
Page 8: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Sukadamai pada tanggal

23 Maret 1996, sebagai anak pertama dari dua

bersaudara dari pasangan Bapak Suwardi dan Ibu

Sukarti. Penulis memiliki satu saudara perempuan

bernama Rima Permata Ardianti.

Penulis memulai pendidikan Taman Kanak-kanak

(TK) di TK Al-Qur’an Desa Sukadamai, Kec. Natar

Kab. Lampung Selatan dan diselesaikan pada tahun 2002, menyelesaikan

pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 04 Desa Sukadamai Kec. Natar Kab.

Lampung Selatan pada tahun 2002-2008, Sekolah Menengah Pertama (SMP)

ditempuh di SMP Negeri 01 Metro Kibang Kec. Metro Kibang Kab. Lampung

Timur pada tahun 2008-2011, dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA) di

SMA Negeri 03 Kota Metro pada tahun 2011-2014. Tahun 2014 penulis terdaftar

sebagai Mahasiswi S1 Teknik Sipil Universitas Lampung melalui jalur Seleksi

Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswi, penulis juga aktif dalam organisasi internal kampus,

yaitu sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HIMATEKS) sebagai

Anggota Aktif Departemen Advokasi dan Profesi pada tahun 2015-2016, Staff

Aktif Dinas Internal dan Advokasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik

Page 9: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

ix

(BEM-FT) pada tahun 2015-2016, serta menjabat sebagai Bendahara Umum

Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HIMATEKS) pada tahun 2016-2017.

Pada bidang akademik, penulis melaksanakan Kerja Praktik (KP) pada Proyek

Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera Bakauheni-Terbanggi Besar Seksi 2

Sidomulyo-Kota Baru STA. 39+400-STA. 80+000 yang dikerjakan oleh PT.

WASKITA KARYA Persero (TBK) selama 3 bulan. Penulis juga telah mengikuti

Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Braja Harjosari Kecamatan Braja Selebah

Kabupaten Lampung Timur selama 40 hari pada periode Januari-Maret 2018.

Selama masa perkuliahan penulis diberikan kepercayaan menjadi Asisten

Praktimum Mata Kuliah Mekanika Tanah I di Institut teknologi Sumatera (2018),

asisten praktikum mata kuliah Mekanika Tanah II di Institut Teknologi Sumatera

(2018) dan Asisten Praktikum mata Kuliah Dasar Perkerasan Jalan Raya (2018) di

Universitas Lampung. Pada tahun 2017 penulis melakukan penelitian pada bidang

perkerasan jalan Raya dengan judul tugas akhir “Analisis Kualitas Campuran

Aspal Panas Menggunakan Berbagai Aspal Modifikasi” dibawah bimbingan

Bapak Sasana Putra, S.T., M.T. dan Muhammad Karami, S.T., M.Sc., Ph.D.

Bandar Lampung, 21 September 2018

Penulis

INDAH MARLINA ARDIANTI

Page 10: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

x

PERSEMBAHAN

Alhamdulilahhirabbilalamin, Kuucapkan Syukur atas Karunia-Mu

dan Dengan Segala Kerendahan Hati meraih Ridho Illahi Robbi dan

syafaat nabi Muhammad SAW Kupersembahkan karya Kecilku ini

untuk orang-orang yang aku sayangi

Ayah dan Ibuku

Kedua orang tua, Bapak Suwardi dan Ibu Sukarti atas segala

pengorbanan yang tak terbalaskan, do’a, kesabaran, keikhlasan,

cinta dan kasih sayangnya yang tidak ada putusnya

Suadara Perempuanku

Untuk adik perempuanku satu-satunya, yang menjadi semangat

terbesar dalam menyelesaikan tugas dan kewajibanku ini

Dosen Teknik Sipil

Yang selalu membimbing, mengajarkan, memberikan saran serta

saran baik secara akademis maupun non akademis

Page 11: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

xi

Sahabat-sahabatku

Yang selalu membantu, memberikan semangat, mendukung

menuju keberhasilan, serta berbagi cerita suka duka dalam

berkeluh kesah

Keluarga Besar Teknik Sipil 2014

Yang selalu memberi semangat, dukungan dalam proses yang

sangat panjang, dan selalu berdiri bersama dalam perjuangan

menuju kesuksesan

Page 12: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

MOTTO

Menuntut Ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim.

Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allahakan mudahkan baginya jalan menuju Surga.

Orang yang menginginkan mimpiannya menjadi kenyataan,harus mampu menjaga diri agar tidak tidur.

-Richard Wheeler-

Barang siapa keluar untuk mencariilmu maka dia berada di jalan Allah.

(HR. Turmudzi)

Berjalanlah Lurus dijalan Allah, Tak ada yang mustahilbagi orang yang yakin pada janji Allah yang amat nyata.

Tidak ada beban yang berat jika Allah menghendaki bebanseberat gunungpun akan menjadi ringgan.

Page 13: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

xiii

SAN WACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillahirobbilalamin, Penulis haturkan puji syukur atas kehadirat

Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah, serta inayah-Nya

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir

dengan mempersembahkan judul “Analisis Kualitas Campuran Aspal Panas

Menggunakan Berbagai Aspal Modifikasi” dengan sebaik-baiknya.

Shalawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan seluruh alam Nabi

Muhammad SAW, sahabatnya, serta para pengikutnya yang selalu istiqomah

diatas jalan agama islam hingga hari ajal menjemput.

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak mendapat bimbingan, motivasi

dan bantuan baik moral maupun materi oleh banyak pihak. Untuk itu dengan

sepenuh ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT dengan segala kuasa-Nya pemberi rahmat, hidayah dan ampunan

bagi hamba-Nya termasuk penulis. Terimakasih ya Allah, semoga semua hal

yang telah penulis lakukan dan kerjakan bernilai ibadah dan mendapat pahala

dari-Mu. Aamiin ya Rabb.

2. Nabi Muhammad SAW, untuk segala hal yang telah Beliau lakukan dahulu

menyempurnakan akhlaq sehingga semua umat yang hidup hingga sekarang

dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa keragu–

raguan.

Page 14: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

xiv

3. Ayahanda Suwardi dan Ibunda Sukarti serta Adikku Rima Permata Ardianti

yang selalu memberi semangat, dukungan, kesabaran, serta do’a yang tidak

pernah lelah dalam mendidik dan memberi cinta yang tulus dan ikhlas kepada

penulis semenjak kecil dalam keluarga.

4. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.sc., selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas

Lampung.

5. Bapak Gatot Eko Susilo, S.T., M.sc., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik

Sipil Universitas Lampung.

6. Bapak Ir. Maryanto, M.T., selaku dosen pembimbing akademik yang telah

membimbing penulis selama penulis menjalani masa studi di perkuliahan.

7. Bapak Sasana Putra, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing utama tugas akhir,

yang banyak memberikan waktu, ide pemikiran dan semangat serta motivasi

bagi penulis.

8. Bapak Dr. Muhammad Karami, S.T., M.Sc. selaku pembimbing kedua tugas

akhir, yang telah banyak memberikan waktu, pengalaman, motivasi dan

pemikiran bagi penulis.

9. Bapak Drs. I Wayan Diana S.T., M.T. selaku dosen pembahas yang telah

banyak memberikan kritik dan saran yang bermanfaat bagi penulis.

10. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung berkat ilmu yang

telah diajarkan kepada penulis selama penulis menjalani masa studi di

perkuliahan.

11. Staff Akademik serta Teknisi Laboratorium Inti Jalan Raya Jurusan Teknik

Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung yang telah banyak membantu

kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Page 15: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

xv

12. Wayan Anggi WR selaku rekan penelitian yang selalu mendampingi dan

bekerja sama dengan baik dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini.

13. Seluruh teman-teman Jurusan Teknik Sipil Unila angkatan 2014 untuk

kebersamaan yang telah dijalani. Tiada kata yang dapat penulis utarakan

untuk mengungkapkan perasaan senang dan bangga menjadi bagian dan juga

beban dari angkatan 2014.

14. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini

yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

baik dari segi isi maupun cara penyajiannya. Oleh karena itu, Penulis sangat

mengharapkan saran serta kritik yang bersifat membangun dari pembaca. Akhir

kata sedikit harapan penulis semoga karya sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Aamiin Allahumma Aamiin..

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 23 Agustus 2018Penulis,

Indah Marlina Ardianti

Page 16: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xix

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xxi

DAFTAR NOTASI......................................................................................... xxiv

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 31.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 31.4 Batasan Penelitian ................................................................................ 41.5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 41.6 Sistematika Penulisan .......................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kegagalan Perkerasan Aspal ............................................................... 62.2 Klasifikasi Kerusakan Jalan ................................................................ 9

1. Retak (Cracking)............................................................................ 92. Keriting (Corrugation)................................................................... 103. Alur (Rutting) ................................................................................. 10

2.3 Bahan Campuran Beraspal panas ........................................................ 111. Agregat ........................................................................................... 112. Bahan Pengisi (Filler) .................................................................... 173. Aspal .............................................................................................. 174. Bahan Tambahan.......................................................................... 21

2.4 Karakteristik Campuran Beraspal ........................................................ 221. Kekakuan (Stiffness) ...................................................................... 222. Stabilitas (Stability) ....................................................................... 233. Keawetan (Durability) ................................................................... 244. Fleksibilitas (Flexibility)................................................................ 255. Kedap Air (Impermeability) .......................................................... 256. Kekesatan/Tahanan Geser (Skid Resistance)................................. 25

Page 17: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

xvii

7. Kemudahan Pelaksanaan (Workability)......................................... 268. Ketahanan terhadap Kelelahan (Fatiqeu Resistance) .................... 26

2.5 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 282.6 Metode Pengujian Marshall ................................................................. 29

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Persiapan Alat dan Bahan ................................................................... 313.2 Diagram Alir Penelitian ....................................................................... 323.3 Tahap-Tahap Penelitian ....................................................................... 33

1. Pengujian Bahan ............................................................................ 332. Perencanaan Campuran ................................................................. 383. Pembuatan Benda Uji untuk Menentukan Kadar Aspal Optimum

(KAO)............................................................................................ 394. Pengujian dengan Alat Marshall untuk Menentukan Kadar Aspal

Optimum (KAO)............................................................................ 415. Menghitung parameter Marshall ................................................... 446. Analisis Pengolahan dan Pembahasan Data .................................. 457. Pembuatan Benda Uji pada Kadar Aspal Optimum (KAO).......... 458. Pengujian Benda Uji Kadar Aspal Optimum (KAO) .................... 479. Menghitung Parameter Marshall Benda Uji KAO........................ 4810. Analisis Pengolahan dan Pembahasan data benda Uji KAO......... 48

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Properties Material ............................................................ 491. Agregat.......................................................................................... 492. Aspal ............................................................................................. 57

4.2 Desain Campuran untuk Job Mix Formula (JMF).............................. 601. Komposisi Agregat Job Mix Formula (JMF) ............................... 602. Penentuan Perkiraan Kadar Aspal Rencana Job Mix Formula

(JMF)............................................................................................. 623. Perhitungan Berat Jenis Teori Maksimum dalam Job Mix

Formula (JMF).............................................................................. 664. Pembuatan Benda Uji Job Mix Formula (JMF) ........................... 675. Pengujian Benda Uji Job Mix Formula (JMF) dengan Alat

Marshall ........................................................................................ 676. Analisis Parameter Hasil Pengujian Marshall .............................. 68

4.3 Kadar Aspal Optimum ........................................................................ 831. Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO) .................................... 832. Pembuatan Benda Uji Job Mix Formula (JMF) pada persen

Kadar Aspal Optimum (KAO)...................................................... 873. Pengujian Benda Uji KAO dengan Alat Marshall........................ 874. Analisis Hasil Pengujian Marshall Benda Uji KAO..................... 88

Page 18: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

xviii

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 925.2 Saran ................................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN A

LAMPIRAN B

LAMPIRAN C

LAMPIRAN D

LAMPIRAN E

Page 19: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Amplop Gradasi Agregat Gabungan untuk Campuran Aspal .............. 13

2. Ketentuan Agregat Kasar ...................................................................... 15

3. Ketentuan Agregat Halus ...................................................................... 16

4. Ketentuan-ketentuan untuk Aspal Keras .............................................. 20

5. Properties Tafpack-Super (TPS)............................................................ 22

6. Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston (AC) ....................................... 27

7. Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston yang Dimodifikasi(AC Mod) .............................................................................................. 27

8. Standar Pemeriksaan Agregat ............................................................... 35

9. Standar Pengujian Aspal .......................................................................... 37

10. Data Hasil Analisa Saringan Agregat 1-2 ................................................ 50

11. Hasil Pengujian Agregat 1-2 .................................................................... 51

12. Data Hasil Analisa Saringan Screening.................................................... 53

13. Hasil Pengujian Screening........................................................................ 54

14. Data Hasil Analisa Saringan Abu Batu .................................................... 55

15. Hasil Pengujian Abu Batu ........................................................................ 56

16. Hasil Pengujian Aspal Penetrasi 60/70 dan Aspal Modifikasi ................. 58

17. Gradasi Agregat Campuran Asphalt Concrete-Wearing Course.................... 60

18. Jumlah Persen Akumulasi Kebutuhan Agregat pada Setiap Fraksi ......... 61

19. Jumlah Persen Akumulasi Agregat pada Setiap Fraksi............................ 63

Page 20: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

xx

20. Perkirassn Nilai Kadar Aspal Tiap Kelompok Benda Uji JMF ............... 64

21. Hasil Perhitungan dan Pengujian Berat Jenis Teori Maksimum.............. 66

22. Parameter dan Karakteristik Campuran pada Masing-masing kadarAspal untuk Aspal Penetrasi 60/70 .......................................................... 68

23. Parameter dan Karakteristik Campuran pada Masing-masing KadarAspal untuk Aspal Modifikasi Jaya Aspal Polymer (JAP) ...................... 69

24. Parameter dan Karakteristik Campuran pada Masing-masing KadarAspal Optimum ........................................................................................ 88

Page 21: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram Alir Penelitian ............................................................................ 32

2. Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat................................................... 33

3. Uji Kausan

4. Agregat (Los Angeles Abrassion Test)...................................................... 34

5. Uji Analisa Saringan ................................................................................. 34

6. Aggregate Impact Value Test (AIV) ......................................................... 34

7. Aggregate Crushing Value Test (ACV) .................................................... 35

8. Uji Berat Jenis Aspal................................................................................. 36

9. Uji Kehilangan Berat Minyak dan Aspal .................................................. 36

10. Uji Penetrasi Aspal.................................................................................... 37

11. Uji Titik Lembek Aspal ............................................................................ 37

12. Proses Pencampuran Material Agregat dan Aspal .................................... 40

13. Proses Pemadatan Benda Uji .................................................................... 40

14. Benda Uji .................................................................................................. 41

15. Proses Pengukuran Benda Uji................................................................... 42

16. Proses Perendaman Benda Uji .................................................................. 42

17. Proses Perendaman Benda Uji dalam Bak Perendam (Water Bath)Selama 30menit......................................................................................... 44

Page 22: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

xxii

18. Proses Pengujian Benda Uji dengan Marshall Test .................................. 44

19. Proses Pencampuran Bahan Aditif dengan Aspal Penetrasi 60/70 ........... 45

20. Benda Uji pada Kadar Aspal Optimum Aspal Penetrasi 60/70 ................ 46

21. Benda Uji pada Kadar Aspal Optimum Aspal ModifikasiJaya Aspal Polymer (JAP) ........................................................................ 46

22. Benda Uji KAO Aspal Pen 60/70+5% Tafpack-Super ............................. 46

23. Benda Uji KAO Aspal Pen 60/70+10% Tafpack-Super ........................... 47

24. Benda Uji KAO Aspal Pen 60/70+15% Tafpack-Super ........................... 47

25. Pengujian Benda Uji KAO........................................................................ 48

26. Grafik Analisa Saringan Agregat 1-2........................................................ 51

27. Grafik Analisa Saringan Screening ........................................................... 53

28. Grafik Analisa Saringan Abu Batu .......................................................... 55

29. Gradasi Agregat pada Campuran .............................................................. 60

30. Kurva Gradasi Agregat pada Campuran ................................................... 62

31. Grafik Hubungan Kadar Aspal Penetrasi 60/70 dan Aspal ModifikasiJaya Aspal Polymer dengan Nilai Stabilitas ............................................. 70

32. Grafik Hubungan Kadar Aspal Penetrasi 60/70 dan Aspal ModifikasiJaya Aspal Polymer dengan Kelelehan (Flow) ............................................... 72

33. Grafik Hubungan Kadar Aspal Penetrasi 60/70 dan Aspal ModifikasiJaya Aspal Polymer dengan Void In The Mix (VIM)................................ 74

34. Grafik Hubungan Kadar Aspal Penetrasi 60/70 dan Aspal ModifikasiJaya Aspal Polymer dengan Void Filled With Aspalht (VFA)................ 76

35. Grafik Hubungan Kadar Aspal Penetrasi 60/70 dan Aspal ModifikasiJaya Aspal Polymer dengan Void In Mineral Aggregate (VMA)............. 78

36. Grafik Hubungan Kadar Aspal Penetrasi 60/70 dan Aspal ModifikasiJaya Aspal Polymer dengan Marshall Quetion (MQ) .............................. 80

37. Grafik Hubungan Kadar Aspal Penetrasi 60/70 dan Aspal ModifikasiJaya Aspal Polymer dengan Kepadatan .................................................... 82

Page 23: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

xxiii

38. Kadar Aspal Pen 60/70 VS Parameter Karakteristik Marshall................. 83

39. Kadar Aspal JAP VS Parameter Karakteristik Marshall .......................... 84

Page 24: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

DAFTAR NOTASI

AC-WC = Asphalt Concrete - Wearing Course

JAP = Jaya Aspal Polymer

TPS = Taftpack-Super

AC Mod = Asphalt Concrete Modifikasi

ACV = Aggregate Crushing Value

AIV = Aggregate Impact Value

KAO = Kadar Aspal Optimum (%)

CA = Coarse aggregate (%)

FA = Fine aggregate (%)

FF = Filled filler (%)

K = Nilai Konstanta

SSD = Berat Jenis Jenuh Kering Permukaan

JMF = Job Mix Formula

V = Volume (cm3)

Flow = Kelelehan (mm)

Gmm = Berat jenis campuran maksimum teoritis seletah

pemadatan (gr/cm3)

JAP = Jaya Aspal Polimer

KAO = Kadar Aspal Optimum (%)

Page 25: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

VMA = Void In Mineral Agregat (%)

VIM = Void In Mix (%)

VFA = Void Filled with Asphalt (%)

MQ = Marshall Quotient (Kg/mm)

Stability = Beban maksimum terhadap beban (Kg)

Pb = Kadar aspal optimum rencana (%)

Page 26: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konstruksi jalan raya di Indonesia sebagian besar menggunakan tipe

perkerasan lentur (Fleksible Pavement). Aspal adalah salah satu material yang

digunakan dalam konstruksi pembangunan jalan raya, dimana pemilihan

material ini dikarenakan memiliki hasil akhir yang nyaman untuk konstruksi

perkerasan lentur (Fleksible Pavement).

Berdasarkan Lampung Post, (23/10/2017) kondisi sejumlah jalan milik

Provinsi Lampung keadaannya semakin memprihatinkan. Kondisi jalan

berlubang disertai banyak material bebatuan split yang terlepas dari kesatuan

komponen jalan yang ada disepanjang jalan.

Dalam penelitian Putri, V.A 2016, kondisi perkerasan lentur dilapangan

sekarang, meskipun perkerasan telah direncanakan dengan sangat baik pada

kenyataannya tidak sesuai dengan kondisi yang terjadi dilapangan. Kondisi

perkerasan seringkali sudah mengalami kerusakan sebelum masa layan

rencana jalan tersebut habis. Kerusakan pada konstruksi perkerasan lentur

dapat diakibatkan oleh beberapa faktor salah satu diantaranya yaitu

Page 27: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

2

meningkatnya pertumbuhan volume lalu lintas yang tidak terprediksi sesuai

rencana, beban lalu lintas kendaraan yang melampaui batas (Overloading),

kondisi tanah dasar yang kurang stabil, pelapukan permukaan perkerasan,

teknik pelaksanaan konstruksi yang kurang tepat, kesalahan pemilihan

material campuran perkerasan yang tidak sesuai, dan air tanah pada badan

perkerasan jalan.

Pemilihan material campuran perkerasan lentur harus sesuai dengan

spesifikasi yang telah ditetapkan. Kualitas aspal dan kesesuaian gradasi

agregat yang baik sangat menentukan kualitas konstruksi perkerasan lentur.

Salah satu cara meminimalisir kerusakan perkerasan lentur adalah dengan

mengontrol pemilihan aspal dan agregat penyusun perkerasan.

Aspal adalah material pengikat pada konstruksi perkerasan lentur yang sangat

berpengaruh. Untuk mendapatkan aspal berkualitas baik, dapat dilakukan

dengan melakukan modifikasi pada campuran aspal, yang didapatkan dari

proses pencampuran aspal keras dengan suatu bahan tambahan. Pencampuran

aspal bertujuan untuk menekan jumlah kebutuhan aspal yaitu dengan cara

meminimalisir serendah mungkin penggunaan bahan dasar aspal, atau dapat

juga dengan meningkatkan mutu aspal dalam campuran seperti peningkatan

nilai stabilitas, dengan menambahkan bahan tambahan berupa aditif

(Diansari, Sepriskha, 2016).

Fungsi penambahan bahan aditif ini dimaksudkan untuk meningkatkan

kualitas aspal dan meningkatkan kekuatan serta kelekatan antar butir agregat

Page 28: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

3

dalam campuran perkerasan, sehingga kegagalan dalam konstruksi perkerasan

dapat diminimalisir serendah mungkin.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan analisis kualitas campuran

aspal dengan menggunakan berbagai aspal modifikasi yakni dengan

penambahan bahan aditif untuk memperoleh kualitas aspal pada lapis

perkerasan, yang memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan beban lalu

lintas, dengan meningkatkan nilai stabilitas aspal yang tinggi sehingga

memberikan umur layan yang lebih lama.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, bahan pengikat aspal diduga menjadi salah

satu faktor penyebab dari kerusakan lapis perkerasan beraspal. Oleh sebab itu

dalam penelitian ini dilakukan modifikasi aspal menggunakan tambahan

bahan aditif yaitu berupa Jaya Aspal Polymer dan Tafpack-Super untuk

meningkatkan nilai stabilitas aspal dan memperbaiki kelemahan aspal serta

peningkatan mutu dan masa layan perkerasan beraspal.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang, tujuan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Mengetahui tingkat kebutuhan bahan pengikat aspal pada campuran aspal

untuk berbagai jenis aspal.

Page 29: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

4

2. Mengetahui pengaruh modifikasi bahan pengikat aspal terhadap

karakteristik dan parameter pada campuran aspal.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Aspal yang digunakan yaitu aspal penetrasi 60/70.

2. Bahan aditif yang digunakan berupa JAP (Jaya Aspal Polymer) dan TPS

(Taftpack-Super).

3. Tipe campuran yang digunakan adalah campuran aspal AC-WC (Asphalt

Concrete-Wearing Course).

4. Parameter kualitas aspal modifikasi diidentifikasi pada nilai stabilitas,

serta tingkat kelelehan (Flow) dalam campuran aspal.

5. Skala penelitian dilakukan pada Laboratorium Inti Jalan Raya Jurusan

Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitass Lampung.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan campuran beraspal

modifikasi dengan menggunakan penambahan bahan aditif Jaya Aspal

Polymer dan Tafpack-Super yang memiliki kualitas lebih baik dari aspal

modifikasi lain serta memiliki ketahan yang cukup lama serta guna

mengefisiensikan biaya yang tersedia dengan meminimalisirkan kebutuhan

aspal yang digunakan.

Page 30: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

5

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematis penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisikan landasan teori dan literature terdahulu yang digunakan

dalam mendukung penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam pelaksanaan

penelitian, yaitu meliputi tempat penelitian, bahan penelitian, peralatan, dan

prosedur pembuatan dan pengujian benda uji.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisikan tetang pelaksanaan penelitian yang dilakukan

mencakup hasil pengumpulan data, analisis pengolahan data, dan pembahasan

dari data-data yang telah diperoleh dari pengujian dan teori yang ada.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian,

serta saran-saran yang disampaikan peneliti terkait penelitian yang telah

dilaksanakan.

Page 31: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kegagalan Perkerasan Aspal

Kerusakan konstruksi perkerasan merupakan kondisi dimana konstruksi

perkerasan sudah mengalami kerusakan sebelum mencapai umur rencana.

Kerusakan pada konstruksi perkerasan dapat ditinjau dari kegagalan

fungsional dan kegagalan struktural. Kegagalan fungsional dimana kondisi

perkerasan jalan tidak dapat berfungsi kembali sesuai dengan rencana

bahkan mampu menyebabkan ketidak nyamanan bagi pengguna jalan.

Sedangkan kegagalan struktural ditandai dengan adanya kerusakan pada

salah satu atau lebih bagian dari struktur perkerasan yang disebabkan

lapisan tanah dasar yang tidak stabil, kelebihan beban lalu lintas, kelelahan

permukaan perkerasan, serta pengaruh kondisi lingkungan sekitar. (Yoder,

1975).

Menurut Departemen Pekerjaan Umum (2007), kerusakan pada konstruksi

jalan termasuk juga dengan bahu jalan beraspal dapat disebabkan oleh

beberapa faktor yaitu :

a. Volume lalu lintas kendaraan yang berlebihan, yakni dapat berupa

peningkatan beban lalu lintas dan repetisi beban kendaraan yang

melintas. Peningkatan beban (sumbu kendaraan yang melintas) yang

Page 32: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

7

melebihi beban rencana, atau juga repetisi beban (volume kendaraan

yang melintas) yang melebihi volume rencana perkerasan sehingga

membuat umur rencana jalan tidak tercapai sesuai rencana. Perencanaan

konstruksi perkerasan jalan didasarkan atas prakiraan beban lalu lintas

yang melintas dengan mengkonversi menjadi Satuan Mobil Penumpang

(SMP), beban per roda kendaraan kendaraan, dan jumlah roda

kendaraan. Beban kumulatif lalu lintas tersebut menjadi faktor penting

untuk memperhitungkan kekuatan serta merencanakan konstruksi

perkerasan jalan.

b. Air merupakan salah satu faktor penyebab kerusakan jalan, dimana air

bisa berasal dari air hujan langsung yang menggenangi lapis perkerasan,

kondisi sistem drainase jalan yang buruk, sehingga air naik yang

mengakibatkan sifat kapilaritas.

Menurut Jakarta Post, (Selasa, 25 Maret 2017) bahwasannya sepanjang

23,7 km jalan Jabodetabek menjadi rusak parah akibat tergenang air

termasuk jalan tol Sedyatmo, terjadinya banjir disebabkan perubahan

ekstrim musim hujan yang terjadi, serta kondisi drainase yang tidak

baik. Ketahanan aspal terhadap air memang sangat rendah, perkerasan

yang terlalu lama tergenang air mengakibatkan retak yang dilanjutkan

menjadi berlubang karena air mudah masuk kedalam lapis perkerasan

beraspal.

Sifat aspal berpori antaranya adalah sifat hidrolik dikarenakan memberi

manfaat mencegah Aqua Planning pada jalan dengan kondisi basah atau

Page 33: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

8

tergenang air dilapis permukaannya sehingga mengurangi

hidroplanning. Selebihnya sifat aspal berpori karena permukaannya

yang kasar sehingga tahan terhadap slip kendaraan pada kondisi

kecepatan tinggi disamping itu pula aspal berpori mengurangi

semprotan air dan pantulan cahaya dijalan karena fungsi drainasenya

baik.

Genangan air dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan jalan

dikarenakan air dapat melonggarkan ikatan antara agreat dengan aspal

pada konstruksi perkerasan. Saat ikatan aspal dan agregat longgar

karena air, kendaraan yang melintas akan memberi beban yang dapat

menimbulkan retak atau kerusakan jalan lainnya. Genangan air juga

mengakibatkan air tanah yang terletak dibawah permukaan tanah

menjadi jenuh sempurna yang dilanjutkan timbulnya retakan pada

struktur perkerasan jalan diatasnya. Keadaan tersebut diakibatkan karena

lemahnya daya dukung tanah karena adanya kenaikan kadar air pada

tanah dasar perkerasan.

c. Material konstruksi perkerasan juga menjadi salah satu faktor

kerusakan, dimana dikarenakan oleh pemilihan dan sistem pengolahan

material bahan penyusun yang kurang baik. Kesalahan dalam pemilihan

dan proses pengolahan material penyusun menjadi salah satu faktor

penyebab kerusakan perkerasan beraspal, yakni meliputi penentuan

penggunaan jenis aspal yang digunakan, kadar aspal yang digunakan

dalam campuran, rongga dalam campuran, temperatur pencampuran

Page 34: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

9

atau pemadatan. Aspal sebagai bahan pengikat agregat untuk perkerasan

jalan dimana mutu dan jumlahnya mempunyai pengaruh besar terhadap

terjadinya kerusakan jalan.

d. Iklim, Indonesia yang beriklim tropis dimana suhu udara dan curah

hujan umumnya tinggi yang dapat menjadi salah satu penyebab

kerusakan jalan. Dampak langsung yang disebabkan dari perubahan

iklim yaitu dapat melemahkan perkerasan lentur yang dapat membuat

perkerasan menjadi lebih rentan terhadap kerusakan jalan akibat

kendaraan berat. Serta dampak tidak langsung dari perubahan iklim

distruktur perkerasan adalah karena efek pada lokasi populasi dan

aktivitas manusia.

e. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil. Kemungkinan disebabkan oleh

sistem pelaksanaan pemadatan tanah yang kurang baik, atau dapat juga

disebabkan oleh sifat tanah dasar yang memang jelek dan berdaya

dukung rendah. Proses pemadatan lapisan diatas tanah dasar yang

kurang baik sehingga tidak memberikan daya dukung yang maksimal.

2.2 Klasifikasi Kerusakan Jalan

Menurut Shahin, 1994, terdapat beberapa jenis kerusakan pada perkerasan

jalan yaitu :

a. Retak (Cracking)

Retak adalah kerusakan permukaan perkerasan yang dapat

menyebabkan air pada permukaan perkerasan masuk kedalam lapisan

Page 35: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

10

struktur dibawahnya dan hal tersebut merupakan salah satu faktor yang

akan membuat parah tingkat kerusakan (Departemen Pekerjaan

Umum, 2007). Kerusakan ini dapat berkembang menjadi lubang

karena terjadinya pelepasan butir agregat. Kemungkinan penyebab

kerusakan jenis ini adalah :

1. Material penyusun lapis perkerasan kurang baik.

2. Tanah dasar/ lapis pondasi bawah kurang stabil.

3. Pelapukan permukaan perkerasan jalan.

b. Keriting (Corrugation)

Kerusakan keriting (Corrugation) yaitu kerusakan yang berupa

gelombang pada lapis permukaan, atau dapat dikatakan terjadi pada

arah melintang jalan. Lebih banyak terjadi pada persimpangan jalan

akibat adanya kendaraan yang berhenti dijalan, atau terjadi pada

daerah perbukitan untuk jalan yang menurun akibat gaya rem.

Kemungkinan penyebab kerusakan jenis ini adalah :

1. Nilai stabilitas lapis permukaan perkerasan yang rendah.

2. Mutu material penyusun perkerasan yang digunakan kurang baik.

3. Lapis pondasi yang bergelombang.

4. Air tanah masuk kedalam lapisan pondasi agregat.

c. Alur (Rutting)

Alur (Rutting) adalah bentuk kerusakan yang terjadi pada lintasan roda

sejajar dengan as jalan dan berbentuk alur. Kemungkinan penyebab

kerusakan semacam ini diantaranya adalah :

Page 36: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

11

1. Pemadatan lapisan campuran beraspal yang kurang sempurna

sehingga nilai stabilitas rendah dan terjadi deformasi plastis.

2. Ketebalan lapisan permukaan yang tidak mencukupi untuk

menahan beban lalu lintas.

3. Lapisan perkerasan atau lapisan pondasi yang kurang padat.

4. Lapisan permukaan/lapisan pondasi memiliki stabilitas rendah

sehingga terjadi deformasi plastis.

2.3 Bahan Campuran Beraspal Panas

Konstruki perkerasan jalan terdiri dari beberapa bahan penyusun yaitu

agregat dan bahan pengikat berupa aspal.

1. Agregat

Menurut Departemen Pekerjaan Umum-Direktorat Jendral Bina

Marga, 2010) agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah,

kerikil, pasir atau mineral lainnya berupa hasil alam atau buatan.

Material agregat adalah material dominan pada konstruksi

perkerasan lentur. Agregat digunakan sebagai material penyusun

lapis pondasi atas, lapis pondasi bawah, lapis permukaan, bahu jalan

yang diperkeras/berpenutup, konstruksi pelebaran jalan. Agregat

adalah material perkerasan jalan yang mempunyai persentase

dominasi sebesar 75% sampai 85% dari total volume komposisi

perkerasan. Sehinngga otomatis agregat menjadi faktor kekuatan

utama dalam konstruksi perkerasan jalan. Agregat halus yang

berfungsi untuk menstabilkan mekanis agar mempunyai suatu

Page 37: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

12

kekuatan untuk menghindarkan terjadinya kerusakan akibat beban

lalu lintas.

Sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebagai bahan konstruksi

perkerasan jalan dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok

yaitu :

a. Kekuatan dan keawetan (strength and durability) dimana lapis

konstruksi perkerasan dipengaruhi oleh gradasi agregat pada

campuran, ukuran maksimum, kadar lempung, kekerasan dan

ketahanan (toughness and durability) bentuk butir serta tekstur

permukaan agregat yang digunakan sebagai penyusun campuran

perkerasan.

b. Kemampuan agregat untuk dilapisi aspal dengan baik, yang

dipengaruhi oleh porositas, kemungkinan basah dan jenis agregat

yang digunakan pada campuran perkerasan

c. Kemudahan dalam pelaksanaan dan menghasilkan lapisan yang

nyaman dan aman, yang dipengaruhi oleh tahanan geser (skid

resistance) serta campuran yang memberikan kemudahan dalam

pelaksanaan (bituminous mix workability).

Menurut Shirley L. Hendarsin, 2000, Pemilihan agregat yang

digunakan pada suatu konstruksi perkerasan jalan dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain :

a. Gradasi agregat.

Gradasi agregat sangat mempengaruhi pada campuran beraspal

karena gradasi agregat berfungsi memberikan kekuatan yang

Page 38: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

13

pada akhirnya mempengaruhi nilai stabilitas dalam campuran,

dengan kondisi agregat yang saling mengunci (Interlocking) dari

masing-masing partikel.

Gradasi agregat gabungan untuk campuran yang digunakan

ditentukan dalam persen terhadap berat agregat dan bahan pengisi

campuran, dimana gradasi agregat yang digunakan harus

memenuhi dan mempunyai jarak terhadap batas-batas yang telah

ditentukan dalam Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Divisi 6

Perkerasan Aspal Revisi 3 sebagai berikut :

Tabel 1. Amplop Gradasi Agregat Gabungan untuk CampuranAspal

UkuranAyakan(mm)

% Berat yang Lolos Terhadap Total Agregat dalam CampuranLatasir (SS) Lataston (HRS) Laston (AC)

Gradasisenjang

Gradasi SemiSenjang

KelasA

KelasB

WC Base WC Base WC BC Base

37.5 10025 100 90-10019 100 100 100 100 100 100 100 90-100 76-90

12,5 90-100 90-100 87-100 90-100 90-100 75-90 60-789,5 90-100 75-85 65-90 55-88 55-70 77-90 66-82 52-714,75 53-69 46-64 35-542,36 75-100 50-72 35-55 50-62 32-44 33-53 30-49 23-411,18 21-40 18-38 13-300,600 35-60 15-35 20-45 15-35 14-30 12-28 10-220,300 15-35 5-35 9-22 7-20 6-150,150 6-15 5-13 4-100,075 10-15 8-13 6-10 2-9 6-10 4-8 4-9 4-8 3-7

Sumber: Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Divisi 6 PerkerasanAspal Revisi 3

b. Bentuk butir agregat.

c. Kekuatan/Daya tahan agregat.

d. Kelekatan pada aspal.

Page 39: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

14

e. Tekstur permukaan.

f. Tingkat kebersihan agregat.

Secara umum agregat yang dipilih menjadi material konstruksi

campuran perkerasan beraspal dibagi menjadi 2 fraksi, yakni :

1. Agregat Kasar

Fraksi agregat kasar untuk rancangan campuran perkerasan

adalah agregat yang tertahan ayakan/saringan No.4 (4,75 mm)

dimana kondisi agregat harus bersih, keras, dan bebas dari

lempung atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya serta

memenuhi ketentuan yaitu mempunyai tekstur permukaan yang

kasar dan tidak bulat agar agregat dapat memberikan sifat

interlocking yang baik dengan material yang lain. Fungsi agregat

kasar adalah sebagai berikut :

a. Memberikan stabilitas campuran dengan kondisi saling

mengunci (interlocking) masing-masing agregat kasar, serta

memiliki tahanan gesek terhadap suatu fraksi perpindahan.

b. Nilai stabilitas campuran beraspal ditentukan oleh bentuk dan

tekstur permukaan agregat yang digunakan.

Agregat kasar yang digunakan pada campuran beraspal harus

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam spesifikasi

Umum Bina Marga 2010 Divisi 6 Perkerasan Aspal Revisi 3,

seperti yang diterangkan dalam Tabel 2 berikut ini.

Page 40: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

15

Tabel 2. Ketentuan Agregat Kasar.

Sumber: Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Divisi 6 PerkerasanAspal Revisi 3

2. Agregat Halus

Menurut SNI 02-6820-2002, agregat halus adalah agregat dengan

besar butir maksimum 4,75 mm. agregat halus dari sumber bahan

manapun harus terdiri dari pasir atau hasil pengayakan batu

pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No.8 (2,36 mm)

dan tertahan saringan no. 200 (0,075 mm) serta harus merupakan

bahan yang bersih, keras, dan bebas dari lempung. Agregat halus

harus memenuhi ketentuan sebagaimana ditunjukan pada Tabel 3

sebagai berikut :

Pengujian Standar NilaiKekuatan

bentuk agregatterhadaplarutan

Natrium sulfatSNI 3407:2008

Maks. 12%

Magnesium sulfatMaks. 18 %

Abrasi denganmesin LosAngeles

CampuranAC

Modifikasi

100Putaran

SNI 2417:2008

Maks. 6 %

500putaran

Maks. 30 %

Semua jeniscampuran

Aspalbergradasi

lainnya

100Putaran

Maks. 8%

500putaran

Maks. 40%

Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 03-2439-1991 Min. 95 %Butir pecah pada agregat kasar SNI 7619 : 2012 95/90 1

Partikel Pipih dan LonjongASTM D4791

Perbandingan 1 :5Maks. 10%

Material lolos Ayakan No.200 SNI 03-4142-1996 Maks. 2 %

Page 41: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

16

Tabel 3. Ketentuan Agregat Halus

Pengujian Standar Nilai

Nilai Setara pasir SNI 03-4428-1997Min 60 %

Angularitas dengan ujikadar rongga

SNI 03-6877-2002 Min. 45%

Gumpalan Lempung danButirbutir mudah pecahdalam Agregat

SNI 03-4141-1996 Maks 1%

Agregat lolos ayakan no.200

SNI ASTM C117 : 2012 Maks. 10%

Sumber: Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Divisi 6 Perkerasan AspalRevisi 3

Fungsi agregat halus adalah sebagai berikut :

a. Menambah nilai stabilitas dari campuran dengan memperkokoh

sifat saling mengunci dari agregat kasar dan juga untuk

mengurangi rongga udara agregat kasar.

b. Agregat halus pada saringan no.8 sampai saringan no.30

penting dalam memberikan kekasaran yang baik untuk

kendaraan pada permukaan aspal.

c. Agregat halus pada saringan no.30 sampai saringan no.200

penting untuk menaikkan kadar aspal, akibatnya campuran akan

lebih awet.

d. Semakin kasar tekstur permukaan agregat halus akan

menambah stabilitas campuran dan menambahkan kekasaran

permukaan.

e. Keseimbangan proporsi penggunaan agregat kasar dan halus

sangat penting untuk memperoleh permukaan yang tidak licin

dengan jumlah kadar aspal yang diinginkan agar efisiensi.

Page 42: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

17

2. Bahan Pengisi (Filler)

Bahan Pengisi (Filler) yang ditambahkan terdiri atas debu batu

kapur, semen, atau abu batu. Bahan pengisi yang ditambahkan harus

kering dan bebas dari gumpalan-gumpalan dan mempunyai sifat non

plastis.

Adapun fungsi bahan pengisi (filler) dalam campuran adalah :

1. Filler dan aspal secara bersamaan akan membentuk suatu pasta

yang akan membalut dan mengikat agregat halus.

2. Sebagai pengisi ruang antar agregat halus dan kasar serta

meningkatkan kepadatan dan kestabilan.

3. Untuk memodifikasi agregat halus sehingga berat jenis campuran

meningkat dan jumlah aspal yang diperlukan untuk mengisi

rongga dapat dikurangi.

3. Aspal

Aspal atau bitumen merupakan material yang berwarna hitam

kecoklatan yang bersifat viskoelastis sehingga akan melunak dan

mencair. Sifat viskoelastis inilah yang membuat aspal dapat

menyelimuti dan menahan agregat tetap pada tempatya selama

produksi dan masa pelayanan konstruksi jalan. Pada dasarnya aspal

terbuat dari suatu rantai hidrokarbon yang disebut bitumen.

(Departemen Pekerjaan Umum, 1994)

Aspal adalah material utama pada konstruksi lapis perkerasan lentur

(flexible pavement) jalan raya, yang berfungsi sebagai campuran bahan

Page 43: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

18

pengikat agregat, karena mempunyai daya lekat yang kuat, mempunyai

sifat adhesif, kedap air, dan mudah dikerjakan. Aspal merupakan bahan

yang plastis yang dengan kelenturannya mudah diawasi untuk dicampur

dengan agregat. Lebih jauh lagi, aspal sangat tahan terhadap asam,

alkali, dan garam-garaman. (Hendarsin, Shirley L, 2000).

Fungi aspal sebagai bahan pengikat dan bahan pengisi pada perkerasan

jalan. Bahan pengikat dimaksudkan adalah aspal berfungsi untuk

memberi ikatan yang kuat dan baik antar aspal, filler dan material

lainnya. Sedangkan aspal sebagai bahan pengisi dimaksudkan untuk

mengisi rongga antara butir agregat dan pori-pori yang ada didalam

butir agregat.

Untuk dapat memenuhi kedua fungsi tersebut, maka aspal harus

memiliki sifat adhesi dan kohesi yang baik sehingga aspal tersebut

memiliki durabilitas yang tinggi. Sifat adhesi aspal adalah kemampuan

pada aspal dalam mengikat material agregat sehingga didapat ikatan

yang kuat. Sifat kohesi aspal adalah kemampuan pada aspal untuk tetap

mempertahankan agregat yang telah saling terikat. Daya tahan atau

durabilitas aspal adalah kemampuan pada aspal untuk mempertahankan

sifat dan bentuk asalnya dari pengaruh cuaca, beban dan pengaruh

eksternal lainnya.

Pada umumnya aspal dengan penetrasi rendah digunakan didaerah

bercuaca panas, volume lalu lintas tinggi. Sedangkan aspal dengan

penetrasi tinggi digunakan untuk daerah bercuaca dingin, lalu lintas

Page 44: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

19

rendah. Di Indonesia umumnya digunakan aspal penetrasi 60/70 dan

80/100.

Aspal modifikasi adalah campuran aspal yang dibuat dengan proses

pencampuran antara aspal keras dengan suatu bahan tambahan,

penambahan bahan tambahan dimaksudkan mampu menambah

kekuatan konstruksi perkerasan dalam mencegah keretakan pada saat

musim hujan, serta mencegah deformasi plastis pada beban berat saat

musim kemarau. Adapun tujuan dari aspal modifikasi adalah sebagai

berikut :

1. Sifat-sifat aspal alami yang memiliki tingkat ketahan yang rendah

terhadap keadaan iklim sekitar yang menyebabkan aspal cenderung

lebih lembab dan mudah rusak.

2. Aspal dengan temperature rendah tidak rapuh atau getas sehingga

mampu mengurangi potensi keretakan (cracking).

3. Mengurangi viskositas pada temperature penghamparan sehingga

didapatkan kemudahan dalam proses pelaksanaan sekaligus

pemadatan.

4. Meningkatkan kekuatan dan kelekatan antar agregat dalam

campuran konstruksi perkerasan, sehingga mampu meminimalisir

kegagalan konstruksi.

5. Meningkatkan kualitas konstruksi perkerasan dengan peningkatan

karakteristik parameter yang harus terpenuhi dalam campuran

beraspal.

Page 45: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

20

Aspal yang digunakan harus terlebih dahulu memenuhi persyaratan

yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang ada, seperti tertera

pada Tabel 4. berikut ini.

Tabel 4. Ketentuan-ketentuan untuk Aspal Keras.

No Jenis Pengujian Metode PengujianTipe I aspal

penetrasi60/70

Tipe II aspal yangdimodifikasi

A BAsbuton

yangdiperoses

ElastomerSintetis

1 Penetrasi, 25o C (0,1) SNI 06-2456-1991 60-70 Min.50 Min.40

2Viskositas (mm)

Dinamis60OC (Pa.s)SNI 06-6441-2000 160-240 240-360 320-480

3ViskositasKinematis1350C (cSt)

SNI 06-6441-2000≥ 300

385-2000 ≤ 3000

4 Titik Lembek (oC) SNI 2434-2011 ≥ 48 ≥ 53 ≥ 545 Daktilitas pada 25

oC,SNI 2432-2011 ≥ 100 ≥ 100 ≥ 100

6 Titik Nyala (oC) SNI 2433-2011 ≥ 232 ≥ 232 ≥ 232

7Kelarutan dalamTrichloroethylene,(%)

AASHTO T44-03≥ 99

≥ 90(1) ≥ 99

8 Berat Jenis SNI 2441-2011 ≥ 1,0 ≥1,0 ≥ 1,0

9

StabilitasPenyimpanan :perbedaan titiklembek (oC)

ASTM D 5976part 6.1

-

≥ 2,2 ≤ 2,2

10Partikel yang lebihhalus dari 150micron (µm)(%)

Min.95 -

Pengujian Residu hasil TFOT (SNI-0602440-1991 atau RTFOT (SNI-03-6835-2002) :

11Berat yangHilang (%)

SNI-06-2441-1991≤ 0,8 ≤ 0,8 ≤ 0,8

12Viskositas Dinamis600C (Pa.s)

SNI03-6441-200≤ 800 ≤ 1200 ≤ 1600

13Penetrasi pada 250C(%)

SNI 06-2456-1991≥ 54 ≥ 54 ≥ 54

14Daktilitas pada 250C(cm)

SNI 2432-2011≥ 100 ≥ 50 ≥ 25

15Keelastisan setelahpengembalian (%)

AASHTO T 30198-

- ≥ 60

Sumber : Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Divisi 6 perkerasan AspalRevisi 3

Page 46: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

21

4. Bahan Tambahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah antara lain :

a. JAP (Jaya Aspal Polymer). Jaya Aspal Polymer merupakan hasil

modifikasi aspal dari proses pencampuran (blending) antara aspal

konvensional dengan Elvaloy (elastomer) dengan menggunakan

teknologi RET (Reactive Elastomeric Terpolymer) maka tidak ada

pemisahan atau endapan antara aspal dengan polimer karena reaksi

terjadi secara kimia.

Keunggulan dari JAP (Jaya Aspal Polymer) :

1) Meningkatkan Fatique Properties.

2) Meningkatkan elastic recovery.

3) Penurunan suhu hotmix lebih lambat yaitu rata-rata 2-3OC.

4) Meningkatkan resistensi terhadap goresan dan retakan.

5) Tidak ada masalah pemisahan.

6) Pemadatan dan penghamparan lebih cepat dan mudah.

7) Digunakan seperti aspal biasa dalam tanki hotmix.

8) Konsistensi dalam aplikasi hotmix, pelapisan maupun pemadatan.

9) Pengooperasian lebih cepat, hemat biaya, tidak lengket didalam

truk.

b. Tafpack-Super (TPS) adalah bahan aditif untuk campuran aspal

modifikasi yang dicampurkan pada aspal minyak dengan takaran untuk

meningkatkan viskositas aspal yang akan dipergunakan untuk

campuran aspal porus atau beton aspal. Bahan utama penyusun

Tafpack-Super adalah Thermoplastic Elastomer yang dapat menyatu

Page 47: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

22

dengan aspal sehingga membuat campuran menjadi lebih keras.

Properties dari Tafpack-Super adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Properties Tafpack-Super (TPS).

Bentuk Pallet 2-3 mm

Warna Kuning Muda

Suhu pencampuran 180O ± 5OC

Berat Jenis 0.98

Berat Volume 0,6 ton/m3

Suhu Pemadatan 165O ± 3OC

Sumber : Taiyu Kensetsu CO.Ltd,2001

2.4 Karakteristik Campuran Beraspal

Pada umunya aspal digunakan sebagai konstruksi perkerasan lentur,

dimana mempunyai syarat-syarat yang harus dipenuhi, ditinjau dari segi

kekuatan dan segi kenyaman. Terdapat enam karakteristik campuran

yang harus dimiliki oleh aspal beton, (Tenriajeng 1999).

Karakteristik campuran aspal harus dimiliki oleh aspal beton campuran

panas adalah sebagai berikut :

1. Kekakuan (Stiffness)

Kekakuan (Stiffness) adalah kemampuan untuk menahan deformasi

serta mendistribusi beban lalu lintas kedaerah yang lebih luas.

Page 48: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

23

2. Stabilitas (Stability)

Stabilitas (Stability) adalah kemampuan aspal untuk menahan

deformasi akibat beban lalu lintas tanpa mengalami keruntuhan

(Plastic Flow) atau perubahan bentuk. Kebutuhan akan stabilitas

sangat dipengaruhi oleh jumlah lalu lintas dan beban kendaraan yang

akan dilayani oleh konstruksi jalan tersebut. Stabilitas terjadi akibat

geseran antar butir, penguncian antar partikel dan daya ikat yang

baik dari lapisan aspal. Untuk mendapatkan stabilitas tinggi harus

memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Agregat dengan gradasi yang rapat (dense graded).

b. Aspal dengan penetrasi rendah.

c. Agregat dengan permukaan kasar.

d. Kebutuhan aspal yang mencukupi untuk mengikat butiran agregat

dengan baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai stabilitas aspal adalah :

a. Gesekan internal yang dapat berasal dari kekasaran permukaan

butir-butir agregat, luas bidang kontak antar butir atau bentuk

butir, gradasi agregat, kepadatan campuran, dan tebal film aspal.

b. Kohesi yang merupakan gaya ikat aspal yang berasal dari daya

lekatnya, sehingga mampu memelihara tekanan kontak antar

butir agregat.

Page 49: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

24

Nilai stabilitas dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :

S = p x q ………………………………………………………….. (2.1)

Keterangan :

S : Angka stabilitas sesungguhnya.

p : Pembacaan arloji stabilitas x kalibrasi alat.

q : Angka koreksi benda uji.

3. Keawetan (Durability)

Keawetan (Durability) adalah kemampuan perkerasan jalan untuk

mencegah terjadinya perubahan pada aspal, kehancuran agregat, dan

mengelupasnya selaput aspal pada batuan agregat akibat cuaca, air,

suhu udara dan keuasan akibat gesekan dengan roda kendaraan.

Faktor yang mempengaruhi durabilitas lapis aspal beton adalah :

a) VIM kecil sehingga lapis kedap air dan udara tidak masuk kedalam

campuran yang menyebabkan terjadinya oksidasi dan aspal menjadi

rapuh (getas).

b) VMA besar sehingga film aspal dapat dibuat tebal. Jika VMA dan

VIM kecil serta kadar aspal tinggi maka kemungkinan terjadinya

bleeding cukup besar. Untuk mencapai VMA yang besar ini

dipergunakan agregat bergradasi senjang.

c) Film (selimut) aspal, film aspal yang tebal dapat menghasilkan lapis

aspal beton yang berdurabilitas tinggi, tetapi kemungkinan

terjadinya bleeding menjadi besar.

Page 50: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

25

4. Fleksibilitas (Flexibility)

Fleksibilitas (Flexibility) adalah kemampuan lapis perkerasan untuk

mengabsorbsi regangan tarik akibat deformasi/lendutan oleh beban lalu

lintas tanpa mengalami retak (Fatigue Cracking) yang terjadi berulang

tanpa timbulnya retakan dan perubahan volume. Untuk mendapatkan

fleksibelitas yang tinggi dapat diperoleh dengan :

a. Penggunaan agregat bergradasi senjang sehingga diperoleh VMA

yang besar.

b. Penggunaan aspal lunak (aspal dengan penetrasi yang tinggi)

c. Penggunaan aspal yang cukup banyak sehigga diperoleh VIM yangkecil.

5. Kedap Air (Impermeability)

Kedap Air (Impermeability) adalah kemampuan untuk melindungi lapis

perkerasan dari masuknya air dan udara yang mampu memperlemah

lapisan dibawahnya. Air dan udara yang masuk dapat mempengaruhi

percepatan penuaan aspal dan pengelupasan aspal dari permukaan aspal

secara dini.

6. Kekesatan/ Tahanan Geser (Skid Resistance)

Kekesatan/ Tahanan Geser (Skid Resistance) adalah kemampuan

permukaan dalam memberikan kekesatan sehingga kendaraan yang

melintas tidak mengalami slip dalam keadaan basah atau kering.

Page 51: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

26

7. Kemudahan Pelaksanaan (Workability)

Kemudahan Pelaksanaan (Workability) adalah kemudahan pelaksanaan

suatu campuran untuk dihamparkan dan dipadatkan sehingga diperoleh

hasil yang memenuhi kepadatan yang diharapkan.

8. Ketahanan terhadap Kelelahan (Fatique Resistance)

Ketahanan terhadap Kelelahan (Fatique Resistance) adalah ketahanan

dari lapis aspal beton dalam menerima beban berulang tanpa terjadinya

kelelahan yang berupa alur (rutting) dan retak. Faktor-faktor yang

mempengaruhi ketahanan terhadap kelelahan adalah :

a. VIM yang tinggi dan kadar aspal yang rendah akan mengakibatkan

kelelahan yang lebih cepat.

b. VMA dan kadar aspal yang tinggi dapat mengakibatkan lapis

perkerasan menjadi fleksibel.

Menurut syarat yang telah ditetapkan oleh Bina Marga tahun 2010 Divisi 6

Perkerasan Aspal Revisi 3 terdapat beberapa nilai minimum dan maksimum

untuk masing-masing karakteristik campuran beraspal. Berikut adalah nilai

spesifikasi yang telah ditetapkan untuk lapis perkerasan laston (AC) dan

laston yang dimodifikasi (AC Modifikasi).

Page 52: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

27

Tabel 6. Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston (AC).

Sifat-sifat CampuranLaston

Lapis Aus Lapis Antara PondasiJumlah tumbukan per bidang 75 112Rasio partikel lolos ayakan0,075mm dengan kadar aspalefektif

Min. 1,0

Maks. 1,4

Rongga dalam Campuran (%)Min. 3,0

Maks. 5,0Rongga dalam Agregat (VMA)(%)

Min. 15 14 13

Rongga Terisi Aspal (%) Min. 65 65 65

Stabilitas Marshall (kg) Min. 800 1800

Pelelehan (mm) Min. 2 3Maks. 4 6

Sumber : Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Divisi 6 Perkerasan AspalRevisi 3.

Tabel 7. Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston yang Dimodifikasi (AC Mod).

Sifat-sifat Campuran Laston

Jumlah tumbukan per bidang 75 112

Rasio partikel lolos ayakan 0,075mmdengan kadar aspal efektif

Min. 1,0Maks. 1,4

Rongga dalam Campuran (%)Min. 3,0

Maks. 5,0Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min. 15 14 13

Rongga Terisi Aspal (%) Min. 65 65 65

Stabilitas Marshall (kg) Min. 1000 2250

Pelelehan (mm)Min. 2 3

Maks. 4 6

Stabilitas Marshall Sisa (%) setelahperendaman selama 24 jam, 60°C

Min. 90

Rongga dalam Campuran (%) padaKepadatan membal (refusal)

Min. 2

Stabilitas Dinamis, lintasan/mm Min. 2500Sumber : Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Divisi 6 Perkerasan Aspal

Revisi 3.

Page 53: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

28

2.5 Penelitian Terdahulu

1. Dalam penelitian Sepriskha Diansari (2016) aspal modifikasi

direncanakan dengan penambahan plastik Low Linier Density

Polyethylene (LLDPE) yakni sebagai salah satu cara peningkatan mutu

pada perkerasan lentur ditinjau dengan peningkatan nilai stabilitas

campuran aspal dan flow, serta pengurangan plastik Low Linier Density

Polyethylene (LLDPE) yang sulit terurai dan peningkatan nilai

ekonomis. Dari hasil penelitian didapatkan grafik stabilitas pada bentuk

grafik menyerupai para bola dengan adanya titik maksimum sebagai

puncak, sehingga semakin tinggi penambahan kadar Low Linier Density

Polyethylene (LLDPE) maka nilai stabilitasnya bertambah.

2. Dalam penelitian Mita Amalia (2012) penggunaan bahan aditif jenis

polimer terhadap kinerja campuran aspal panas dengan tambahan variasi

BGA (Buton Granular Asphalt) dapat meningkatkan kinerja campuran

aspal pada tingkat optimum sebagai bahan campuran aspal modifikasi

untuk konstruksi perkerasan lentur pada kondisi lalu lintas sedang, serta

untuk meningkatkan kualitas pada aspal modifikasi. Penggunaan

polimer sebagai bahan modifikasi mampu meningkatkan sifat dasar

aspal terhadap tingkat kekerasan (Kekakuaan), Fleksibilitas pada

campuran lapis perkerasan.

Page 54: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

29

3. Dalam penelitian Komang Wijaya (2012) kinerja perkerasan dengan

aspal modifikasi asbuton dan tafpack-super memiliki tingkat kinerja

yang paling baik dan optimum adalah campuran dengan Tafpack-Super

10% dan telah memenuhi syarat spesifikasi teknis, yaitu VIM diatas

20% dan density 2,0 gram/m3 dengan stabilitas Marshall lebih besar dari

350 kg.

4. Dalam penelitian Muhammad Karami 2017, penambahan aspal Buton

dalam campuran beraspal sebagai bahan aditif pada campuran beraspal

AC-WC terbukti mampu untuk meningkatkan nilai stabilitas campuran

menjadi lebih tinggi, sehingga campuran AC-WC tahan terhadap

deformasi permanen, penambahan persentase aspal Buton dalam

campuran beraspal harus dikontrol dengan baik, karena penambahan

persen aspal Buton akan menyebabkan nilai stabilitas campuran semakin

bertambah untuk selanjutnya berbanding terbalik setelah mencampai

titik optimum.

2.6 Metode Pengujian Marshall

Menurut Silvia Sukirman 1999, kinerja campuran aspal beton dapat

diperiksa menggunakan konsep Marshall Test. Metode pemeriksaan aspal

tersebut ditemukan oleh Bruce Marshall, seorang insinyur bahan aspal

bersama-sama dengan The Mississppi State Highway Department.

Kemudian The U.S. Army Corp of Engineers melanjutkan penelitian intensif

dan mempelajari hal-hal yang ada kaitannya sehingga dapat meningkatkan

dan menambah kelengkapan pada prosedur pengujian Marshall yang pada

Page 55: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

30

akhirnya menggambarkan kriteria rancangan campuran pengujian dan

selanjutnya distandarisasikan didalam American Society for Testing and

Material 1989 (ASTM d-1559).

Pengujian Marshall bertujuan untuk mengukur daya tahan (Stability)

campuran agregat dan aspal terhadap kelelehan plastis (Flow) dari campuran

aspal dan agregat. Dari proses persiapan benda uji sampai pemeriksaan

dengan alat marshall diperoleh data-data sebagai berikut : nilai stabilitas,

kelelahan plastis (flow), VIM (rongga dalam campuran), VMA (rongga

antar agregat), VFA (rongga terisi aspal) , serta Marshall Quotient (MQ)

yaitu merupakan hasil pembagian dari stabilitas dengan kelelehan dan dapat

dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

MQ = …………………………………………….……………… (2.2)

Keterangan :

MQ = Marshall Quotient (Kg/mm)

MS = Marshall Stability (Kg)

MF = Marshall Flow (mm)

Page 56: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

III. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Inti Jalan Raya Jurusan Teknik

Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. Metode penelitian yang akan

dilaksanakan disajikan pada Gambar 1 dengan perincian tahapan penelitian

sebagai berikut :

3.1 Persiapan Alat dan Bahan

Pada tahap ini dilakukan proses penyiapan bahan dan pengecekan peralatan

yang akan digunakan. Persiapan bahan (aspal, agegat 1-2, Screening, Abu

batu, bahan tambahan aditif JAP (Jaya Aspal Polymer) dan Tafpack-Super,

dengan semua bahan yang dibutuhkan didatangkan ke Laboratorium Inti

Jalan Raya Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung.

Page 57: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

32

3.2 Diagram Alir Penelitian

Persiapan Alat dan Bahan

Pengujian bahan :

1. Agregat : a. Berat jenis dan penyerapan agregat 1-2b. Berat jenis dan penyerapan Screeningc. Berat jenis dan penyerapan Abu Batud. Analisa saringae. Los Angeles Testf. ACVg. AIV

2. Aspal : a. Berat Jenis c. Uji penetrasib. Titik Lembek d. Uji Kehilangan Berat

Menentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)(untuk masing-masing campuran beraspal)

a. Aspal Penetrasi 60/70b. Aspal Modifikasi Jaya aspal Polymerc. Aspal Penetrasi 60/70+Tafpack-Super (KAO

menggunakan KAO aspal pen 60/70+persenTafpack-Super)5 kadar aspal x 3 benda uji

Uji Marshall (VMA, VIM, VFA, MQ, Stabilitas, Flow, Kepadatan)

Hasil dan Analisis Data

Tujuan Penelitian

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian.

Pembuatan benda uji untuk setiap campuran beraspala. 5 Benda uji KAO Aspal Penetrasi 60/70b. 5 Benda uji KAO Aspal Modifikasi Jaya Aspal Polymerc. 5 Benda uji KAO Aspal Pen 60/70+5%Tafpack-Superd. 5 Benda uji KAO Aspal Pen 60/70+10%Tafpack-Supere. 5 Benda uji KAO Aspal Pen 60/70+15%Tafpack-Super

Page 58: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

33

3.3 Tahap-Tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan mulai dari awal sampai akhir

seperti pada gambar (gambar diagram alir penelitian) yang dijelaskan

sebagai berikut :

1. Pengujian bahan

a. Agregat 1-2, Sceering, dan Abu Batu

Pengujian agregat diperlukan sebagai bahan pengisi pada campuran

beraspal dengan komposisi gradasi sesuai dengan gradasi terpakai yang

memenuhi spesifikasi yang ada. Material agregat yang digunakan dalam

penelitian ini berasal dari PT. Sumber Batu Berkah (SBB) yang berlokasi

di Tanjungan Kabupaten Lampung Selatan dengan ukuran butiran standar

untuk lapis perkerasan jenis laston. Untuk material Agregat 1-2, Sceering,

dan abu batu dilakukan pengujian analisa saringan, berat jenis dan

penyerapan agregat, uji keusan agregat (Los Angeles Abrassion Test), uji

kekuatan akibat tumbukan (AIV), uji kekuatan akibat tekanan (ACV).

Berikut adalah proses pengujian material agregat yang digunakan.

Gambar 2. Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat.

Page 59: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

34

Gambar 3. Uji Kausan Agregat (Los Angeles Abrassion Test).

Gambar 4. Uji Analisa Saringan.

Gambar 5. Aggregate Impact Value Test (AIV).

Page 60: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

35

Gambar 6. Aggregate Crushing Value Test (ACV).

Dengan kontrol standar pengujian agregat seperti terdapat pada Tabel

8 dibawah ini yang disyaratkan oleh Spesifikasi Umum Bina Marga

2010 Divisi 6 Perkerasan Aspal Revisi 3 sebagai berikut :

Tabel 8. Standar Pemeriksaan Agregat

Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen PekerjaanUmum Republik Indonesia, Spesifikasi Umum 2010 Divisi 6Perkerasan Aspal Revisi 3

No Jenis Pengujian Standar Uji

1 Analisa saringan SNI 03-1968-1990

2 Berat jenis (Berat jenis Bulk, Berat jenisSSD dan Berat Jenis Semu) danpenyerapan agregat halus.

SNI 03-1970-1990

3 Berat jenis (Berat jenis Bulk, Berat jenisSSD dan Berat Jenis Semu) danpenyerapan agregat kasar.

SNI 03-1969-1990

4 Los Angeles Test SNI 03-2417:2008

5 Aggregate Impact Value Test (AIV) BS 812:part 3: 1975

6 Aggregate Crushing Value Test (ACV) BS 812:part 3: 1975

Page 61: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

36

b. Aspal

Pengujian aspal dilakukan dengan melakukan uji penetrasi, titik

lembek, berat jenis, dan kehilangan berat. Pada penelitian ini

digunakan 3 jenis aspal yaitu, Aspal non modifikasi Aspal

Penetrasi 60/70, Aspal Modifikasi Jaya Aspal Polymer dan Aspal

Penetrasi 60/70+Bahan Aditif berupa Tafpack-Super. Berikut

adalah proses pengujian material aspal yang digunakan pada

penelitian ini.

Gambar 7. Uji Berat Jenis Aspal.

Gambar 8. Uji Kehilangan Berat Minyak dan Aspal.

Page 62: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

37

Gambar 9. Uji Penetrasi Aspal.

Gambar 10. Uji Titik Lembek Aspal.

Dengan kontrol standar pengujian aspal seperti terdapat pada Tabel

9 dibawah ini yang telah disyaratkan oleh Spesifikasi Umum Bina

Marga 2010 Divisi 6 Perkerasan Aspal Revisi 3 sebagai berikut :

Tabel 9. Standar Pengujian Aspal

Sumber: Direktorat jenderal Bina Marga Departemen PekerjaanUmum Republik Indonesia, Spesifikasi Umum 2010 Divisi 6 hal 38.

No Jenis Pengujian Standar Uji

1 Penetrasi 25°C (mm) SNI 06-2456-1991

2 Titik Lembek (°C) SNI 06-2434-1991

4 Berat Jenis SNI 06-2441-1991

5 Kehilangan Berat SNI 06-2440-1991

Page 63: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

38

2. Perencanaan Campuran

Untuk mendapatkan campuran yang ideal dan memberikan kinerja

perkerasan yang optimal maka sebelum membuat campuran

diperlukan perencanaan campuran untuk menentukan komposisi

masing-masing bahan penyusun campuran agar diperoleh campuran

beraspal yang memenuhi spesifikasi antara lain :

a. Pada Penelitian ini gradasi campuran agregat yang digunakan

adalah gradasi campuran AC-WC. Perencanaan campuran beraspal

AC-WC ini dilakukan dengan mengambil campuran agregat yang

berada pada batas atas dan batas bawah dari setiap persen berat

lolos saringan, sesuai dengan spesifikasi Bina Marga 2010.

b. Melakukan analisa perhitungan komposisi yang ideal dan

memenuhi persyaratan spesifikasi. Komposisi didapat dari hasil

trial and error dan didasarkan pada nilai spesifikasi pada campuran

beraspal tipe AC-WC. Berikut cara menghitung perkiraan awal

kadar aspal optimum (Pb) dengan persamaan sebagai berikut :

Pb = 0,035 (%CA) + 0,045 (%FA) + 0,18 (% FF) + K

Keterangan:

Pb : Kadar aspal tengah/ideal, persen terhadap berat campuran

CA : Persen agregat tertahan saringan No.8 (2,36 mm)

FA : Persen agregat lolos saringan No.8 (2,36 mm) dan

tertahan saringan No.200 (0,075 mm)

FF : Persen agregat minimal 75 % lolos No.200 (0,075 mm)

K : Nilai Konstanta antara 0,5-1,0 untuk Laston,

Page 64: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

39

c. Hasil perhitungan nilai Pb dibulatkan, perkiraan nilai Pb sampai

0,5% terdekat. Conohnya jika hasil perhitungan diperoleh 5,95 %

maka dibulatkan menjadi 6 %.

d. Setelah proses analisa didapatkan komposisi masing-masing fraksi

agregat, kemudian dilanjutkan proses pengayakan agregat sesuai

dengan nomor saringan yang dibutuhkan, dan sesuai berat yang

telah kita hitung dari proses analisa.

3. Pembuatan Benda Uji untuk Menentukan Kadar Aspal Optimum(KAO)

a. Menyiapkan benda uji marshall pada kadar aspal (Pb).

b. Menghitung berat jenis maksimum (BJ max) dengan cara

mengambil data dari percobaan berat jenis Agregat 1-2, Sceering,

dan abu batu.

c. Menghitung berat sampel, berat aspal, berat agregat dan

menghitung kebutuhan agregat tiap sampel berdasarkan persentase.

d. Menghitung komposisi campuran agregat 1-2, Sceering, dan abu

batu, dan aspal dengan suhu standar pencampuran yaitu 145OC,

aspal yang digunakan untuk pembuatan benda uji adalah aspal pen

60/70 dan aspal modifikasi Jaya Aspal Polymer. Benda uji dibuat

sebanyak 3 sampel tiap masing-masing variasi kadar aspal.

e. Pencampuran benda uji dilakukan secara manual dengan diaduk

diatas wajan yang dipanaskan. Dilanjutkan proses pemadatan

standart dengan Automatic Marshall Compactor terhadap sampel

sebanyak 2 x 75 kali tumbukan tiap sisinya (sisi atas dan sisi

Page 65: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

40

bawah) dengan suhu pencampuran yakni 145OC. benda uji yang

dibuat berbentuk silinder dengan tinggi standar 6,35 cm dan

diameter 10,16 cm.

Gambar 11. Proses Pencampuran Material Agregat dan Aspal.

Gambar 12. Proses Pemadatan Benda Uji.

Page 66: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

41

Gambar 13. Benda Uji.

4. Pengujian dengan Alat Uji Marshall untuk Menentukan Kadar AspalOptimum (KAO).

a. Pemeriksaan Berat Jenis Campuran

Setelah proses pencampuran dan pemadatan, benda uji dikeluarkan

dari cetakan kemudian diukur pada tiga sisi tiap-tiap benda uji dan

ditimbang untuk memperoleh berat benda uji kering. Kemudian

merendam benda uji di dalam bak perendaman (water bath) selama

3-5 menit dan ditimbang dalam air untuk mendapatkan berat benda

uji dalam air. Kemudian benda uji diangkat dan dilap sehingga

kering permukaan dan didapatkan berat benda uji pada kondisi

kering permukaan jenuh.

Page 67: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

42

Gambar 14. Proses Pengukuran Benda Uji.

Gambar 15. Proses Perendaman Benda Uji.

b. Pengujian Benda Uji

Pengujian dimaksudkan untuk menentukan ketahanan (stabilitas)

terhadap (flow) dari campuran aspal sesuai dengan prosedur SNI

24891991 atau AASHTO-245-90. Berikut langkah-langkah

pengujian dengan alat Marshall :

1. Benda uji direndam dalam bak perendaman pada suhu 60ºC ±

1ºC selama 30 menit.

Page 68: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

43

2. Bagian dalam permukaan kepala penekan dibersihkan dan

dilumasi agar benda uji mudah dilepaskan setelah pengujian.

3.Benda uji dikeluarkan dari bak perendam, kemudian

diletakkan tepat di tengah pada bagian bawah kepala penekan

untuk selanjutnya letakkan bagian atas kepala penekan dengan

memasukkan lewat batang penuntun, kemudian letakkan

pemasangan yang sudah lengkap tersebut tepat di tengah alat

pembebanan, arloji kelelehan (flow meter) dipasang pada

dudukan diatas salah satu batang penuntun pada alat uji.

4. Kepala penekan akan dinaikkan sampai menyentuh alas cincin

penguji, kemudian diatur kedudukan jarum arloji penekan dan

arloji kelelehan sehingga menunjukan persis pada angka nol.

5. Pembebanan dilakukan dengan kecepatan tetap 51 mm atau 2

inch tiap 60 detik, dilakukan pembacaan pada saat arloji

pembebanan berhenti dan mulai kembali berputar menurun,

pada saat itu pula dibaca arloji kelelehan. Titik pembacaan

pada saat arloji pembebanan berhenti dan mulai kembali

menurun, itu merupakan nilai stabilitas Marshall.

Setelah pengujian selesai, kepala penekan diambil, bagian atas

dibuka dan benda uji dikeluarkan.

Page 69: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

44

Gambar 16. Proses Perendaman Benda Uji dalam Bak Perendaman(Water Bath) Selama 30menit.

Gambar 17. Proses Pengujian Benda Uji dengan Marshall Test.

5. Menghitung Parameter Marshall

Setelah pengujian menggunakan alat Marshall selesai maka akan

didapatkan nili stabilitas dan flow, selanjutnya dilakukan perhitungan

parameter Marshall yaitu : VMA, VIM, VFA, MQ, Stabilitas, Flow,

Kepadatan yang ada pada spesifikasi campuran dengan

menggambarkan hubungan antara kadar aspal dan parameter Marshall.

Page 70: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

45

6. Analisis Pengolahan dan Pembahasan Data

Dari data yang telah didapatkan saat penelitian di Laboratorium akan

dilakukan analisa pengolahan data terhadap nilai stabilitas dan

karakteristik campuran pada variasi kadar aspal untuk menentukan

nilai Kadar Aspal Optimum yang selanjutnya akan digunakan untuk

pembuatan benda uji dengan penambahan bahan aditif sebagai

modifikasi aspal.

7. Pembuatan Benda Uji pada Kadar Aspal Optimum (KAO).

Pembuatan benda uji pada kadar aspal optimum dilakukan dengan

langkah yang sama dengan pembuatan benda uji sebelumnya. untuk

jenis aspal modifikasi Tafpack-Super dilakukan tiga variasi

penambahan bahan aditif, yaitu 5%, 10% dan 15%.

Gambar 18. Proses Pencampuran Bahan Aditif dengan AspalPenetrasi 60/70.

Page 71: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

46

Gambar 19. Benda Uji pada Kadar Aspal Optimum AspalPenetrasi 60/70.

Gambar 20. Benda Uji pada Kadar Aspal Optimum AspalModifikasi Jaya Aspal Polymer (JAP).

Gambar 21. Benda Uji KAO Aspal Pen 60/70+5% Tafpack-Super.

Page 72: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

47

Gambar 22. Benda Uji KAO Aspal Pen 60/70+10% Tafpack-Super.

Gambar 23. Benda Uji KAO Aspal Pen 60/70+15% Tafpack-Super.

8. Pengujian Benda Uji Kadar Aspal Optimum (KAO).

Pengujian Benda Uji Kadar Aspal Optimum (KAO) dilakukan dengan

langkah yang sama dengan pengujian sebelumnya, yaitu pengujian

yang dilakukan dengan alat uji Marshall. Pengujian yang dilakukan

seperti pada Gambar 22 berikut :

Page 73: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

48

Gambar 24. Pengujian Benda Uji KAO.

9. Menghitung Parameter Marshall Benda Uji KAO

Setelah pengujian menggunakan alat Marshall selesai maka akan

didapatkan nili stabilitas dan flow, selanjutnya dilakukan perhitungan

parameter Marshall yaitu : VMA, VIM, VFA, MQ, Stabilitas, Flow,

Kepadatan yang ada pada spesifikasi campuran dengan

menggambarkan hubungan antara kadar aspal dan parameter Marshall.

10. Analisis Pengolahan dan Pembahasan Data Benda Uji KAO

Dari data yang telah didapatkan saat penelitian di Laboratorium akan

dilakukan analisa pengolahan data terhadap nilai stabilitas dan

karakteristik campuran pada variasi jenis aspal dan penambahan bahan

aditif yang digunakan untuk menentukan jenis campuran yang paling

baik dan bagus kualitasnya sesuai dengan parameter marshall yang

telah ditentukan sesuai Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Divisi 6

Perkerasan Aspal Revisi 3.

Page 74: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data hasil pengujian, pembahasan, dan analisa dalam penelitian

ini dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut:

1. Kadar Aspal Optimum (KAO) yang diperoleh untuk aspal penetrasi

60/70 sebesar 6,3% dan untuk aspal modifikasi Jaya Aspal Polymer

sebesar 5,8%. Persen KAO untuk aspal modifikasi Jaya Aspal Polymer

jauh lebih sedikit dibandingkan dengan persen KAO aspal penetrasi

60/70, dimana hal tersebut dapat mengurangi kuantitas kebutuhan aspal

pada campuran lapis perkerasan jalan.

2. Karakteristik campuran beraspal meliputi nilai Stabilitas, MQ, VIM,

VMA, Flow, dan VFA pada aspal penetrasi 60/70 akan jauh lebih rendah

dibandingkan dengan campuran beraspal yang telah dimodifikasi dengan

penambahan bahan aditif Taftpack Super, namun nilai stabilitasnya dan

Marshall Quotient (MQ) pada campuran beraspal penetrasi 60/70

cenderung sedikit lebih besar dibandingkan dengan campuran aspal

modifikasi Jaya Aspal Polymer, meskipun pada beberapa nilai

karakteristik seperti nilai VIM, VMA, VFA, dan Flow aspal penetrasi

60/70 cenderung lebih besar.

Page 75: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

93

3. Untuk nilai stabilitas campuran paling besar terdapat pada campuran

aspal KAO aspal penetrasi 60/70+TPS 10% dimana campuran tersebut

memiliki nilai stabilitas sebesar 2017,864 Kg dengan nilai kepadatan

sebesar 2,259 dengan stabilitas dan kepadatan yang besar diharapkan

lapisan perkerasan dapat memberikan mutu dan masa layan yang jauh

lebih baik dan tahan lama, sehingga campuran tersebut sangat dianjurkan

sebagai material konstruksi perkerasan.

5.2 Saran

Berikut beberapa saran yang penulis usulkan untuk dijadikan bahan

pertimbangan :

1. Untuk mendapatkan kualitas aspal dengan nilai stabilitas tinggi penulis

merekomendasikan jenis campuran beraspal modifikasi 60/70 dengan

penambahan bahan aditif Taftpack Super 10% sebagai hasil campuran

terbaik dalam penelitian ini untuk pengaplikasian dilapangan.

2. Perlu dilakukannya penelitian lanjutan untuk mengetahui kualitas

campuran aspal modifikasi terhadap nilai keawetan (durability).

3. Perlu dilakukannya proses perbaikan untuk alat uji daktilitas aspal agar

aspal yang digunakan pada campuran dapat dilihat nilai daktilitasnya.

4. Perlunya dilaukannya perawatan dan perbaikan untuk alat pemadatan, agar

pada saat melakukan proses pemadatan benda uji hasil yang diperoleh

lebih maksimum nilai kepadatannya.

5. Perlu adanya perawatan untuk arloji pengukuran flow (kelelahan) dan pada

alat marshall agar pada saat pengukuran laju arloji tidak mengalami

hambatan.

Page 76: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Mita. 2012. Pengaruh Penggunaan Bahan Aditif Jenis Polimer TerhadapKinerja Campuran Aspal Panas dengan Tambahan Variasi BGA(Buton Granular Asphalt). Skripsi Teknik sipil, Fakultas Teknik,Universitas Indonesia, Jakarta.

Anonim. 2017. Kondisi Jalan Provinsi Lampung Memprihatinkan. Lampung Post.23 Oktober 2017.

Anonim. 2017. Kerusakan Jalan Jabodetabek. Jakarta Post. 25 Maret 2017.

Balitabang (Badan Penelitian dan Pengembangan) Departemen Pekerjaan Umum(PU), 2007. Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan. Bandung.

Balitabang (Badan Penelitian dan Pengembangan) Departemen Pekerjaan Umum(PU), 1994. Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan. Bandung.

Diansari, Sepriskha. 2016. Aspal Modifikasi dengan Penmabahan Plastik LowLinier Density Poly Ethylene (LLDPE) ditinjau dari KarakteristikMarshall dan Uji Penetrasi pada Lapisan Aspal Beton (AC-WC).Skripsi Teknik SIpil, Universitas Lampung. Bandar Lampug.

Hendarsin, Shirley L. 2000. Perencanaan Teknik Jalan Raya. Bandung :Politeknik Negeri Bandung.

Jaya, Komang Wira. 2012. Analisis Kinerja Perkerasan Semi lentur dengan AspalModifikasi Asbuton dan Tafpack-Super. (Tesis). Magister Teknik Sipil,Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Karami, Muhammad. 2017. Evaluasi Terhadap Penggunaan Aspal Buton sebagaiBahan Tambah terhadap Karakteristik dan Parameter CampuranBeraspal Modifikasi. Universitas Lampung

Putri, Vidya Annisah. 2016. Identifikasi Jenis Kerusakan pada Perkerasan Lentur(Studi Kasus Jalan Soekarno – Hatta Bandar Lampung). Skripsi TeknikSipil, Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Page 77: ANALISIS KUALITAS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN BERBAGAI ASPAL …digilib.unila.ac.id/55169/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-05 · aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan

Shahin, M.Y., Walther, J.A. 1994. Pavement Maintenance Management for Roadsand Streets Using The PAVER System. US Army Corps of Engineer.New York. 282 pp.

Sukirman, Silvia. 1999. Perkerasan Lentur Jalan Raya. Nova. Bandung. 243 hlm.

Tenriajeng, Andi Tenrisukki. 1999. Rekayasa Jalan Raya-2. Jakarta. UniversitasGunadharma.

Universitas Lampung. 2017. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UniversitasLampung. Unila Offset. Bandar Lampung.

Yoder, E.J dan Witczak, M.W. 1975, Principles of Pavement Design, A Wiley-Interscience Publication, New York.

. 2010. Spesifikasi Umum Divisi 6 Perkerasan Aspal. Republik IndonesiaKementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga.

______. 2017. Panduan Praktikum Pelaksanaan Perkerasan Jalan (PPJ).Laboratorium Inti Jalan Raya Jurusan Teknik Sipil Fakultas TeknikUniversitas Lampung. Bandar Lampung. 59 hlm.