ANALISIS KONDISI SOSIAL EKONOMI PENGEMUDI OJEK …eprints.ums.ac.id/66607/13/PUBLIKASI ILMIAH...

24
ANALISIS KONDISI SOSIAL EKONOMI PENGEMUDI OJEK ONLINE DI KECAMATAN KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi Oleh: AMIN KASANAH E 100 140 150 PROGRAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Transcript of ANALISIS KONDISI SOSIAL EKONOMI PENGEMUDI OJEK …eprints.ums.ac.id/66607/13/PUBLIKASI ILMIAH...

i

ANALISIS KONDISI SOSIAL EKONOMI PENGEMUDI OJEK

ONLINE DI KECAMATAN KLATEN TENGAH

KABUPATEN KLATEN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi

Oleh:

AMIN KASANAH

E 100 140 150

PROGRAM STUDI GEOGRAFI

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

i

ii

iii

1

ANALISIS KONDISI SOSIAL EKONOMI PENGEMUDI OJEK ONLINE

DI KECAMATAN KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

Abstrak

Keberadaan ojek online di kecamatan Klaten Tengah didorong oleh penggunaan

internet dan smartphone mobile pada masyarakat setempat. Peningkatan jumlah

penduduk, dan masyarakat yang menganggur juga dapat menjadi faktor kehadiran

ojek online di kecamatan Klaten Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk; 1)

mengkaji sebaran pangkalan ojek online di kecamatan Klaten Tengah, 2) mengkaji

faktor yang mendodrong seseorang menjadi pengemudi ojek online, dan 3)

menganalisis kondisi sosial ekonomi pengemudi ojek online. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan metode pengambilan

sampel yaitu dengan metode purposive sampling. Data yang dikumpulkan berupa

data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan; 1)sebaran pangkalan

ojek online di kecamatan Klaten Tengah menyebar didaerah perkotaan yang mana

hal ini dipengaruhi oleh aksesibilitas jalan yang mudah dijangkau dan tingkat

mobilitas di kota Klaten yang tinggi dengan didukung adanya pelayanan sosial dan

kegiatan ekonomi, 2)pengemudi ojek online di kecamatan Klaten Tengah

mayoritas berjenis kelamin laki-laki hanya 11% yang berjenis kelamin perempuan,

3) ojek online dijadikan pekerjaan pokok karena terbatasnya lapangan pekerjaan

yang sesuai dengan tamatan sekolah, sedangkan ojek online dijadikan pekerjaan

sampingan untuk menambah pendapatan dari pekerjaan sebelumnya sehingga

kebutuhan ekonomi terpenuhi, 4) gojek tidak bisa berbagi pekerjaan dengan

sesama gojek karena pemesanan harus melalui secara online, sedangkan grabbike

bisa berbagi pekerjaan dengan grabbike jika kalau pemesanan dengan cara manual,

dan 5) kondisi ekonomi pengemudi ojek online di kecamatan Klaten Tengah yaitu

secara keseluruhan pendapatan sebelum dan sesudah menjadi pengemudi kini

meningkat sebesar 60% sehingga hal ini akan menjadikan mobilitas pekerjaan.

Kata kunci : Mobilitas, Sebaran, Sosial Ekonomi, Ojek Online, Klaten Tengah

Abstracts

The existence of an online motorcycle taxi in the district of Central Klaten is

driven by the use of internet and mobile smartphone in the local community.

Increasing population, and unemployed people can also become an online

motorbike presence factor in the sub-district of Central Klaten. The research aims

to; 1) studying the sparead of motorcycle taxis online in the subdistrict of Central

Klaten, 2) studying factors that encourage someone to become an online

motorcycle taxi drivers, and 3) to analyze the socio-economic an online

motorcycle taxi drivers. The method used in this reseach is survey method and

sampling method that is by purposive sampling method. The data collected in

form of primary data and secondary data. The results show; 1) online motorcycle

taxi drivers in subdistrict of Center Klaten are mostly male, and only 11% are

2

female, 2) the distributin of online motorcycle taxy driver in subdistrict of Center

Klaten spreads in urban areas where this is influenced by accessibility of

accessible road and high levels of mobility in urban Klaten supported by social

services and economic activited, 3) online motorbike taxis are the main task

because the work is limited according to school graduates, whereas ojek online is

used as a side job to increase income from previous work so that the economic

needs are met, 4) gojek can’t share his work with his fellow gojek because

reservations must be online. While grabbike can be share work with grabbike

when reservations must be manuals, and 5) the econmic konditions of online

motorcycle drivers in subdistrict of Central Klaten which in the driver now

increases by 60% so this will make the mobility

Keywords: Mobility, Spreading, Social Economy, Online Ojek, Klaten Tengah

1. PENDAHULUAN

Seiring dengan berjalannya waktu transportasi di Indonesia telah mengalami

banyak peningkatan karena meningkatnya kebutuhan masyarakat akan

transportasi umum. Permintaan akan adanya transportasi tiba pada tempat tujuan

serta transportasi yang ditemukan oleh masyarakat akan efisiensi faktu yang

optimal. selain itu meningkatnya mobilitas penduduk antar wilayah juga

berpengaruh terhadap sarana dan prasarana transportasi, dengan adanya sarana

prasarana transportasi interaksi sosial, budaya, ekonomi antar penduduk dapat

berjalan dengan baik. Perkembangan teknologi internet kini telah merubah life

stile masyarakat dalam banyak hal tak terkecuali yaitu mobilitas perjalanan.

Mengingat teknoligi internet melalui smartphone dikalangan masyarakat

Indonesia mengundang akan hadirnya mobilitas perjalanan. Transportasi online

yang hadir di Indonesia yaitu taksi online dan ojek online. Dinegara

Transportation Network Companies (TNC) berawal di America, TNC

menyediakan jasa transportasi taksi online. Namun di Indonesia transportasi

online dibuat lebih bervariasi dengan muncul layanan ojek online.TNC di

Indonesia yang telah memasuki pasar transportasi yaitu gojek dan grabbike. Gojek

adalah TNC yang pertama kali di Indonesia dan dimiliki oleh Indonesia.

Sedangkan Grabbike yaitu TNC dari Malaysia yang telah memasuki pasar

transportasi Indonesia. Ojek online tidak hanya berkembang pesat di kota – kota

besar, dan kabupaten bahkan di lingkup kecamatan pun juga banyak

menggunakan ojek online. Adapun kehadiran ojek online di kecamatan Klaten

3

tengah didorong oleh penggunaan internet dan smartphone mobile oleh

masyarakat setempat, Peningkatan jumlah penduduk, dan penduduk yang

menganmggur dapat menjadi faktor kehadiran ojek online di kecamatan Klaten

Tengah. Kecamatan Klaten Tengah merupakan pusat kota Klaten dan aktifitas

penduduk yang banyak ditemui sehingga muncul layanan ojek online.

Berdasarkan tabel 1 jumlah kecamatan Klaten Tengah dari tahun 2012-2016

Tabel 1. Jumlah Penduduk di Kecamatan Klaten TengahTahun 2012-2016

Tahun 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah

Penduduk

39.806 39.899 39.981 40.046 40.106

Sumber: BPS.Kecamatan Klaten Tengahdalam Angka 2017

Tabel di atas menunjukkan jumlah pertumbuhan penduduk di kecamatan Klaten

Tengah mengalami peningkatan dalam jangka waktu lima tahun. Disamping

peningkatan jumlah penduduk yang tinggi dan menurunnya angkutan umum di

kecamatan Klaten Tengah, sehingga penduduk yang ingin melakukan berpergian

dapat berjalan lancar dengan menaiki ojek online. Masyarakat yang biasanya

melakukan mobilitas dengan angkutan umum kini beralih ke layanan ojek online

di Kecamatan Klaten Tengah. Ojek online merupakan sarana transportasi yang

alternatif karena lebih mudah untuk diakses oleh semua masyarakat yang

beraktivitas di kecamatan Klaten Tengah. Mereka tidak perlu lagi berjalan kaki ke

tempat pangkalan ojek, akan tetapi dengan adanya ojek online masyarakat hanya

perlu memesan ojek online lewat aplikasi khusus dan hanya perlu menunggu ojek

online menghampiri lokasi ke tempat mereka berada. Adapun ojek online yang

ada di kecamatan Klaten Tengah yaitu berupa Go-Jek dan Grab Bike. Selain itu,

aplikasi ojek online memungkinkan kepada calon penumpang untuk berinteraksi

dengan pengendara ojek online. Hal ini akan mempermudah calon penumpang

untuk memberitahukan lokasi kepada pengendara ojek. Ojek online tidak hanya

menerima jasa ojek manusia sebagai objeknya, akan tetapi ojek online juga

menawarkan jasa pengantar barang, seperti Go-Jek dan Grab Bike dapat

4

mengantarkan jasa pemesanan makanan yaitu berupa Go-Food dan Grab Food

sehingga dapat membantu perkembangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah) yang bergerak di bidang kuliner untuk terhubung dengan

pelanggannya. Beberapa komunoitas ojek online di kecamatan Klaten tengah

berupa Gojek dan Grabbike yang beraktifitas di daerah perkotaan, tepatnya di

kelurahan Bareng, Kabupaten, Klaten, Tonggalan, dan Semangkak. Komutas ojek

online ini sudah menempati pangkalan di emperan pertokoan, pinggir jalan, dan

alun – alun. Di satu sisi keberadaan ojek online di kecamatan Klaten Tengah

cukup membantu mengatasi pengangguran, akan tetapi di sisi lain keberadaan

ojek online tersebut menimbulkan beberapa permasalahan. Ojek online selalu

memanfaatkan tempat pangkalannya yang dipandang sebagai profit perkotaan

tempat yang mana banyak dilakukan aktivitas masyarakat. Mereka hanya berfikir

apa yang mereka lakukan adalah untuk mencari nafkah. Di satu sisi keberadaan

ojek online diakui sebagai potensi ekonomi yang dipandang tidak sebelah mata,

akan tetapi keberadaan ojek online juga dianggap menganggu keindahan dan

ketertiban lingkungan perkotaan.Permasalahan yang ada pada uraian pada uraian

di atas dapat dirumuskan masalah tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis persebaran pangkalan ojek online dan kondisi sosial ekonomi

pengemudi ojek online di kecamatan Klaten Tengah. Kemudian kegunaan dari

penelitian ini sebagai syarat menempuh program sarjana S-1 Geografi di Fakultas

Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta dan sebagai bahan pertimbangan

untuk Pemerintah perlu mengatur operasioanl ojek online. Sebab meskipun ojek

online menciptakan lapangan kerja baru dan dapat meningkatkan perekonomian

tenaga kerja pengemudi ojek online.

2. METODE

Metode Penelitian yang di gunakan dalam penelitian kali ini yaitu dengan metode

survei sebagai dimana informasi dapat dikumpulkan dari sebagian individu untuk

mewakili sebagian dari populasi sehingga dapat diperoleh suatu laporan kejadian,

perkembangan, atau situasi secara lengkap dan rici dari objek yang di teliti.

Penelitian ini yaitu berupa diskriptif yang dilakukan untuk mendapatkan

5

gambaran terperinci tentang persebaran pangkalan ojek online, motivasi dan

keadaan sosial ekonomi pekerja ojek online yang ada di kecamatan Klaten

Tengah. Penelitian dilakukan di kecamatan Klaten Tengah, dimana di wilayah ini

merupakan pusat pemerintahan dan perkotaan selain itu banyaknya ativitas

penduduk yang dilakukan di kecamatan Klaten Tengah sehingga menjadikan

tempat ojek online untuk mangkal. Populasi dalam penelitian ini adalah

pengemudi ojek online yang ada di kecamatan Klaten Tengah yang berupa Gojek

dan Grabbike. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder.

Data primer didapatkan dari pengemudi ojek online dengan menggunakan

kuesioneryang meliputi karakteristik demografi, sosial, ekonomi, dan faktor

pendotrongmenjadi pengemudi ojek online. Data primer juga diperoleh dari

pengamatan dan observasi. Data sekunder didapatkan dari kantor intansi, BPS,

untuk kelengkapan penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi kuesioner, GPS, Kamera, kertas, pulpen, kamera, tabel frekuensi, laptop.

Teknik Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian adalah metode

kuantitatif, dengan menggunakan tabel frekuensi yang berdasarkan jawaban dari

responden maupun informan dan setiap jawaban dari responden atau data-data

yang telah didapatkan, dikelompokan dan dianalisa dengan melihat presentase.

Adapun pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi editing

data, koding, dan tabulasi. Metode analisis data dilakukan dengan metode analisis

data statistik, yang mana data menggunakan tabel frekuensi digunakan untuk

menganialisis satu variabel. Tabel frekuensi menggunakan variabel demografi

digunakan untuk karakteristik dari responden atau informan yang meliputi (daerah

asal, umur, status kawin, pekerjaan sebelumnya, dan jumlah anak). Variabel

ekonomi yang berupa (tingkat pendidikan dan pendapatan). Analisis Geografis

yang dilakukan untuk penelitian dengan menggunakan pendekatan pola keruangan

yang menunjukkan persebaran ojek online di Kecamatan Klaten Tengah,

dimanakah pangkalan ojek online yang paling banyak, dari mana mereka berasal

dan bagaimana kondisi sosial ekonomi sebelum dan setelah menjadi pekerja ojek

online.

6

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Peresebaran Pangkalan ojek online di kecamatan Klaten Tengah

Gambar 3.1 Peta Persebaran Pangkalan Ojek Online

Pada peta 3.1 dapat dianalisis bahwa pola sebaran tempat pangkalan ojek online di

kecamatan Klaten Tengah yaitu menyebar di daerah perkotaan terdapat pada

kelurahan Bareng, Semangkak, Kabupaten, Klaten, dan kelurahan Tonggalan

sebab aksesibilitas jalan di perkotaan Klaten menghubungkan dua kota yaiyu kota

Surakarta dan kota Yogyakarta. Selain aksesibilitas mudah dijangkau daerah kota

Klaten tersebut memiliki tingkat mobilitas tinggi dengan didukung adanya

kegiatan ekonomi dan pelayanan sosial. Adapun pangkalan ojek online terbanyak

berada di kelurahan Kabupaten dan Klaten, hal ini dipengaruhi oleh aksesibilitas

jalan satu atah yang menghubungkan kota Yogyakarta dan di daerah tersebut

merupakan pusat kota Klaten sehingga banyak penduduk yang berasal dari dalam

maupun luar kota yang melakukan mobilitas untuk pelayanan sosial dan kegiatan

ekonomi misalkan bererja, berdagang, dan berbelanja. Kelurahan Bareng,

Semangkak dan Tonggalan hanya ada satu pangkalan ojek online, hal ini

dikarenakan pengaruh aksesibilitas jalan di pusat kota yang satu arah sehingga

kelurahan Bareng, Semangkak, dan Tonggalan merupakan jalan keluar untuk

menuju arah yang lain misalkan untuk ke arah kota Surakarta. Jadi, daerah

perkotaan (urban) adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan

pertanian dengan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,

pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial, dan

kegiatan ekonomi. Adapun tempat pangkalan ojek kebanyakan mangkal dipinggir

jalan dikarenakan sinyal lebih bagus dan mudah untuk mencari penumpang atau

7

orderan masuk, akan tetapi hal ini akan menganggu keindahan dan keamanan

daerah kota. Sedangkan beberapa kelurahan/desa di kecamatan Klaten Tengah

seperti kelurahan Mojayan, Gumulan, Jomboran, dan Buntalan tidak terdapat

pangkalan ojek online hal ini dikarenakan kelurahan/desa tersebut terlrtak di

pinggiran kota, penggunaan lahan masih didominasi pesawahan dan rendahnya

tingkat mobilitas penduduk dan kegiatan ekonomi. Sehingga ojek online tidak

mangkal di daerah tersebut.

3.2 Karakteristik demografi, sosial, dan ekonomi pengemudi ojek online di

kecamatan Klaten Tengah

3.2.1 Pengemudi ojek online berdasarkan jenis kelamin

Tabel 3.2.1 Pengemudi berdasarkan jenis kelamin ojek online

Jenis Kelamin Ojek online Frekuensi Persentase (%)

Laki – Laki 49 89

Perempuan 6 11

Jumlah 55 100

Sumber: Pengelolaan data primer

Pada tabel 3.2.1 pengemudi ojek online yang ada di kecamatan Klaten Tengah

berdasarkan jenis kelamin yang paling tinggi yaitu laki-laki sebanyak 89%,

sedangkan perempuan hanya 11% dari jumlah responden 55 responden. Hal ini

dipengaruhi oleh tuntutan ekonomi semakin meningkat, untuk itu demi memenuhi

kebutuhan hidup mereka rela untuk menjadi pengemudi ojek online, tidak hanya

laki-laki bahkan perempuan pun juga ikut serta.

3.2.2 Pengemudi ojek online berdasarkan umur

Tabel 3.2.2 Umur pengemudi ojek online

Umur Frekuensi Persentase (%)

17 – 29 th 23 42

30 – 39 th 20 36

40 – 49 th 12 22

>50 th 0 0

Jumlah 55 100

Sumber: Pengelolaan data primer

8

Berdasarkan tabel 3.2.2 menunjukkan gambaran distribusi frekuensi berkaitan

dengan umur pengemudi ojek online di kecamatan Klaten Tengah. Jumlah

pengemudi terbanyak berada pada kelompok umur 17-29 tahun dengan persentase

42%, kemudian menyusul kelompok umur 30-39 tahun dengan persentase 36%,

dan sisanya berada pada umur 40-49 tahun sebanyak 22%.

Hasil ini mengindikasikan bahwa pengemudi ojek online yang berada di

kecamatan Klaten Tengah kebanyakan berada pada umur 17-29 tahun, hal ini

dimungkinkan karena pada usia tersebut merupakan usia pekerja aktif untuk

menuai hasil dari apa yang dikerjakan sejak pertama kali mereka menyelesaikan

jenjang pendidikan di sekolah menengah.

3.2.3 Daerah asal pengemudi ojek online

Tabel 3.2.3 Alamat ojek online

Alamat Frekuensi Persentase (%)

Satu daerah dengan tempat

mangkal 12 27

Luar desa dengan tempat mangkal 9 16

Di luar kecamatan dengan tempat

mangkal 34 62

Di luar kebupaten dengan tempat

mangkal 0 0

Di luar propinsi 0 0

Jumlah 55 100

Sumber: pengelolaan data primer

Berdasarkan tabel 3.2.3 menunjukkan bahwasannya pengemudi menurut tempat

tinggalnya paling banyak berasal dari luar kecamatan dari tempat mereka mangkal

dengan persentase 62%, satu daerah dengan tempat mereka mangkal sebanyak

27%, dan paling sedikit yaitu berada di luar desa dari tempat mereka mangkal

sebanyak 16%. Hal ini dipengaruhi oleh kehadiran ojek online di kecamatan

Klaten Tengah, sehingga penduduk yang berasal dari luar kecamatan, dan luar desa

melakukan mobilitas nonpermanen didaerah perkotaan untuk bekerja menjadi

pengemudi ojek online.

9

3.2.4 Pengemudi berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel 3.2.4 Tingkat pendidikan terakhir

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

SMP 9 16

SMA 43 78

Sederajad 3 6

Jumlah 55 100

Sumber: Penggelolahan data primer

Pada tabel 3.2.4 tingkat persentase pendidikan pengemudi ojek online berada pada

tingkat SMA kebawah terdapat 16%, karena pendidikan yang rendah dan ketidak

mampuan dalam hal biaya pendidikan sehingga mereka tidak bisa melanjutkan

sekolah, kemudian mereka lebih memilih menjadi pengemudi ojek online.

Pengemudi yang berijazah SMA sebanyak 78%, hal ini dipengaruhi oleh

terbatasnya lapangan pekerjaan yang sesuai dengan tamatan sekolah. Pengemudi

yang memiliki ijazah sarjana sebanyak 6%, mereka bekerja menjadi pengemudi

ojek online karena kurangnya penghasilan dari pekerjaan sebelumnya.

3.2.5 Status perkawinan pengemudi ojek online

Tabel 3.2.5 Status kawin pengemudi

Status Pekawinan Frekuensi persentase (%)

Kawin 42 76

Belum Kawin 13 23

Duda/janda 0 0

Jumlah 55 100

Sumber: Penggeloaan sumber data primer

Berdasarkan pada tabel 3.2.5 status perkawinan pengemudi ojek online di

kecamatan Klaten Tengah yang paling banyak yaitu pengemudi yang berstatus

sudah menikah dengan persentase 76% dan 23% pengemudi yang berstatus belum

menikah. Hasil ini dapat mengidentifikasikan pengemudi ojek online di kecamatan

Klaten Tengah mayoritas sudah berstatus menikah, karenakan apabila seseorang

yang sudah berkeluarga maka kepala keluarga harus bekerja untuk memenuhi

kebutuhan keluarganya. Sedangkan seseorang berstatus belum menikah, mereka

bekerja sebagai pengemudi ojek online untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri.

10

3.2.6 Jumlah tanggungan keluarga pengemudi ojek online

Tabel 3.2.6 Jumlah Tanggungan

Pengemudi Ojek online

Jumlah

Tanggungan

Keluarga

Frekuensi Persentase

(%)

0 13 24

1 5 9

2 14 25

3 8 15

4 9 16

5 6 11

Jumlah 55 100

Sumber: Pengelolaan data primer

Dari tabel 3.2.6 jumlah tanggungan keluarga pengemudi ojek online di kecamatan

Klaten tengah persentase yang paling banyak yaitu pada pengemudi yang belum

mempunyai tanggungan hidup sebanyak 24%. Hal ini dikarenakan pengemudi

ojek online di kecamatan Klaten Tengah ada yang masih kuliah. Akan tetapi

pengemudi ojek online yang ada di kecamatan Klaten Tengah pada umumnya

mempunyai tanggungan 2, 4, dan 5. Dalam hal ini disebabkan oleh kebutuhan

ekonomi meningkat dan terbatasnya lapangan pekerjaan yang layak sehingga para

pengemudi dituntut untuk bekerja dan dapat mencukupi tanggungan keluarga.

3.2.7 Jenis pekerjaan ojek online

Tabel 3.2.7 Jenis pekerjaan ojek online

Jenis

pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

Pokok 10 18

Sampingan 45 82

Jumlah 55 100

Sumber: Pengelolaan data primer

Berdasarkan tabel 3.2.7 dapat diketahui bahwa pekerjaan ojek online 82% hanya

dijadikan untuk pekerjaan sampingan dan hanya 18% sebagai pekerjaan pokok.

Ojek online hanya dijadikan pekerjaan sampingan karena dipengaruhi oleh

kurangnya pendapatan dari pekerjaan sebelumnya, Sedangkanojek online dijadikan

pekerjaan pokok yaitu karena terbatasnya pekerjaan sesuai dengan lapangan

11

pekerjaan sesuai dengan tamatan sekolah dan masih adanya penduduk yang

menganggur sehingga mereka memilih menjadi pengemudi ojek online dari pada

tidak bekerja.

3.2.8 Pekerjaan sebelum menjadi ojek online

Tabel 3.2.8 Pekerjaan sebelum menjadi ojek

online

Jenis pekerjaan

sebelum

Frekuensi

persentase

(%)

pegawai/karyawan 24 44

Pedagang 12 22

Wiraswasta 3 5

Buruh 4 7

Kuliah 7 13

Pengangguran 5 9

Jumlah 55 100

Sumber: Pengelolaan data primer

Pada tabel 4.2.8 diketahui bahwa pekerjaan sebelum menjadi pengemudi ojek

online yaitu pegawai ataupun karyawan sebesar 40%, yang sebelumnya bekerja

sebagai wiraswasta 22%, bekerja sebagai buruh sebesar 9%, yang sedang kuliah

sebanyak 16%, dan menganggur hanya 6%. Dalam hal ini dapat menunjukkan

bahwa penyerapan pengangguran sangat rendah karena mayoritas pengemudi ojek

online telah memiliki pekerjaan sebelum menjadi pengemudi.

3.2.9 Jam kerja ojek online

Tabel 3.2.9 Jam kerja ojek online

Jam kerja ojek

online Frekuensi Persentase (%)

< 3 jam 0 0

3-5 jam 20 36

5-7 jam 30 55

>7 jam 5 9

Jumlah 55 100

Sumber: Pengelolaan data primer

Dari tabel 3.2.9 menunjukkan persentase jam kerja ojek online paling banyak jam

kerja ojek online di kecamatan Klaten Tengah yaitu 5-7 jam per hari sebesar 55%,

12

ini dapat dikatakan sebagai jam kerja penuh. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

definisi jam kerja penuh adalah mereka yang bekerja lebih dari atau sama dengan

jam kerja normal yaitu 6 jam per hari ataupun 35 jam per minggu. Persentase jam

kerja paling cepat yaitu 3-5 jam perhari sebesar 36%, jam kerja ini merupakan jam

kerja part time. Kerja part time merupakan pekerjaan yang memiliki waktu

setengah dari jam kerja normal. Kemudian persentase jam kerja paling lama yaitu

>7 jam per hari sebesar 9%, hal ini dikarenakan mereka bekerja lebih dari >7 jam

per hari untuk mendapatkan bonus kerja atau mendapatkan tambahan dari

pendapatan yang lebih dari jam kerja.

3.2.10 Pendapatan perbulan ojek online

Tabel 3.2.10 Pendapatan tiap Bulan ojek online

Pendapatan Frekuensi Persentase (%)

1-2 juta 15 27

3-4 juta 26 47

>4 juta 14 25

Jumlah 55 100

Sumber: Pengelolaan data primer

Pada tabel 3.2.10 pendapatan tiap bulan pengemudi ojek online yang ada di

kecamatan Klaten Tengah kebanyakan mereka mendapat penghasilan 3-4 juta

yaitu sebesar 47%, dan yang mendapat lebih dari 4 juta hanya sedikit yaitu 25%.

Hal ini dapat mengatasi keadaan ekonomi pengemudi dengan baik. Karena

pengaruh teknologi internet kini telah menghadirkan sebuah transportasi online

yang berupa ojek online sehingga dapat membuka lapngan pekerjaan yang baru.

3.2.11 Penghasilan sebelum menjadi Ojek Online

Tabel 3.2.11 Pendapatan tiap bulan sebelum

menjadi pengemudi ojek online

Pendapatan Frekuensi Persentase (%)

0 13 24

>1 juta 1 2

1-2 juta 26 47

13

3-4 juta 7 12

>4 juta 8 15

Jumlah 55 100

Sumber: Pengelolaan data primer

Berdasarkan tabel 3.2.11 pendapatan tiap bulan sebelum menjadi pengemudi ojek

online di kecamatan Klaten tengah mayoritas mereka mendapatkan penghasilan

sekitar 1-2 juta tiap bulan sebesar 47%, hal ini dikarenakan UMK gaji seorang

karyawan di kecamatan Klaten Tengah sekisar Rp 1.600.000. Akan tetapi

pengemudi yang mendapat penghasilan lebih dari 4 juta sebesar 15%, hal ini

dikarenakan sebelum menjadi pengemudi ojek online mereka sudah mendapatkan

penghasilan dari pekerjaan sebelum menjadi pengemudi. Persentase yang tidak

mendapatkan penghasilan sebelum menjadi pengemudi sebesar 24%, hal ini

dikarenakan sebelum menjadi pengemudi mereka menganggur sehingga tidak

mempunyai penghasilan sebelumnya.

3.2.12 Status kepemilikan motor ojek online

Tabel 3.2.12 Status kepemilikan motor

Kepemilikan

motor

Frekuensi

Persentase

(%)

Cash 46 80

Kridit 9 20

Jumlah 55 100

Sumber: Pengelolaan data primer

Pada tabel 3.2.12 diketahui bahwasannya status kepemilikan motor pengemudi

ojek online yang berada di kecamatan Klaten Tengah yaitu pembayaran motor

secara cash atau lunas paling banyak dengan persentase 80% dari pada

pembayaran secara kredit. Pembayaran motpr secara kredit sebesar 20%.Jadi,

pada tiap bulannya gaji pengemudi ojek online yang masih memiliki cicilan

motordipotong tiap bulannya rata-rata Rp. 8.50.000 untuk membyar tagihan motor

tiap bulan.

3.2.13 Nama merk dan jenis motor yang digunakan pengemudi ojek online

14

Tabel 3.2.13.1 Merk motor

Merk motor Frekuensi Persentase (%)

Honda 35 63

Yamaha 16 29

Suzuki 2 4

Kawasaki ninja 2 4

Jumlah 55 100

Sumber: Pengelolaan data primer

Berdasarkan tabel 3.2.13.1 diketahui alat transportasi atau motor yang digunakan

oleh pengemudi ojek online kebanyakan bermerk honda sebesar 63%, sedangkan

pengemudi yang menggunakan merk motor motor yamaha sebesar 29%.

Kemudian pengemudi yang menggunakan merk motor suzuki dan Kawasaki ninja

hanya sedikit. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengemudi ojek online di

kecamatan Klaten Tengah lebih suka menggunakan motor yang bermerk honda.

Hal ini dikarenakan motor dengan merk honda lebih irit dan nyaman dikendarai

dari pada merk yang lainnya.

Tabel 3.2.13.2 Jenis motor

Jenis motor Frekuensi Persentase (%)

Bebek 16 29

Skuter Matik 34 62

Sport 1 2

Standart/Naked 4 7

Jumlah 55 100

Sumber: Pengelolaan data primer

Berdasarkan tabel 3.2.13.2 pengemudi ojek online di kecamatan Klaten tengah

mayoritas menggunakan jenis motor skuter matik dengan persentase sebanyak

62%. Kemudian yang menggunakan jenis motor bebek sebesar 29%, dan sisanya

yaitu jenis motor standartn dan sport..

3.2.14 Pembagian job atau pekerjaan sesama group

Tabel 3.2.14 Pembagian job atau pekerjaan

15

sesama group

Berbagi job Frekuensi Persentase (%)

Bisa 28 51

Tidak 27 49

Jumlah 55 100

Sumber: Pengelolaan data primer

Pada tabel .2.14 dapat dilihat bahwa pengemudi ojek online yang ada di

kecamatan Klaten Tengah ada yang bisa berbagi pekerjaan dengan sesama group

atau komunitas dan ada yang tidak bisa berbagi pekerjaan sesama group. Hal ini

dikarenakan pemesanan ojek yang secara online melalui aplikasi di smart phone

tidak bisa berbagi job dengan sesama group. Sedangkan pemesanan yang secara

manual tidak melalui aplikasi bisa untuk berbagi job sesama group.

3.2.15 Pengguna Ojek Online

Kebanyakan pengguna ojek online di kecamatan Klaten Tenggah diantaranya

adalah seorang karyawan, siswa, mahasiswa, pedagang, dan ibu rumah tangga

dengan tujuannya sekolah, tempat kerja, terminal, stasiun, rumah, ke bank, pusat

perbelanjaan, dan rumah sakit.Adapun persepsi masyarakat tentang ojek nline ini

adalah harga lebih murah karena tarif sudah tertera di aplikasi, cepat sampai pada

tempat tujuannya. Ojek online di kecamatan Klaten Tengah tidak hanya

digunakan oleh manusia saja, akan tetapi ojek online di kecamatan Klaten Tengah

juga digunakan untuk jasa pengiriman barang ataupun makanan. Oleh karena itu

hal ini akan berdapak baik bagi kuliner yang ada dikecamatan klaten tengah untuk

tetap terhubung dengan konsumennya.

3.3 Faktor pendorong menjadi ojek online di kecamatan Klaten Tengah

Tabel 4.3 Faktor pendorong seseorang menjadi pengemudi ojek online

Faktor pendorong Frekuensi Presentase (%)

Kurangnya lapangan pekerjaan sesuai

dengan lulusan 4 9

Kurangnya penghasilan yang diperoleh

dari pekerjaan sebelumnya 14 31

16

Kebutuhan ekonomi semakin meningkat 17 38

Biaya pendidikan 7 15

Menganggur 3 7

Jumlah 55 100

Sumber: Pengelolaan data primer

Pada tabel 3.3 dapat diketahui faktor seseorang untuk memilih menjadi

pengemudi ojek online yaitu karena kebutuhan ekonomi yang terus meningkat

sebanyak 38%, kurangnya penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan sebelumnya

sebanyak 31%, dan biaya pendidikan sebanyak 15% sehingga mereka memilih

pekerjaan ojek online sebagai pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhen

hidup sehari – hari dan untuk biaya pendidikan. Persentase yang paling kecil dari

faktor pendorong menjadi pengemudi ojek online yaitu kurangnya lapangan

pekerjaan yang sesuai dengan lulusan sekolah dan menganggur sehingga mereka

memilih pekerjaan ojek online ini dijadikan pekerjaan pokok untuk memenuhi

kebutuhan hidup setiap hari.

3.4 Analisis kondisi sosial ekonomi ojek online di kecamatan Klaten Tengah.

Pengemudi ojek online di kecamatan klaten tengah 89% berjenis kelamin laki-laki

dan hanya 11% yang berjenis kelamin perempuan. Pengemudi ojek online yang

ada di kecamatan Klaten Tengah sebelumnya mayoritas telah memiliki pekerjaan

sampingan sebelum mereka menjadi pengemudi ojek online artinya mereka aktif

bekerja. Pekerjaan sebelumnya pun juga beragam. Usia pengemudi ojek online di

kecamatan Klaten Tengah mayoritas berusia 17-29 tahun, usia ini merupakan usia

pekerja yang produktif untuk menuai hasil dari apa yang dikerjakan sejak pertama

kali mereka menyelesaikan jenjang pendidikan di sekolah menengah. Selain itu,

tingkat pendidikan terakhir pengemudi ojek online di kecamatan Klaten Tengah

adalah SMA kebawah, hal ini dikarenakan mereka dari keluarga yang kurang

mampu sehingga mereka tidak mampu untuk melanjutkan pendidikannya ke

jenjang sarjana dan kurangnya keretampilan dalam hal kerja sehingga mereka

menjadi pengemudi ojek online karena untuk menjadi pengemudi ojek online

tidak membutuhakan ijazah sekolah. Kebanyakan dari pengemudi ojek online ini

17

sudah menikah dan mempunyai tanggungan hidup paling banyak adalah 2

tanggungan sehingga mereka bekerja sebagai pengemudi untuk memenuhi

kanggungan keluarganya. Pengemudi oejk online di kecamatan Klaten Tengah

bekerja 5-7 jam tiap hari untuk mencari penumpang, hal ini dikarenakan jam kerja

ojek online yang tidak terbatas sehingga para pengemudi bebas menentukan jam

kerjanya sendiri. Pengemudi ada yang bekerja dari pagi sampei sore dan ada yang

bekerja dari sore sampai malam. Hal ini memungkinkan pengemudi ojek online

menjadikan pekerjaan ojek online ini menjadi pekerjaan sampingan sehingga

dapat mengatasi masalah perekonomian bagi pengemudi. Pengemudi bekerja

antara 5-7 jam ini juga dikatakan sebagai mobilitas nonpermanen. Seperti yang

dikatakan oleh Mantra (1970) dalam penelitiannya mengenai mobilitas penduduk

nonpermanen menggunakan dukuh sebagai satuan wilayah, dan batas waktu 6 jam

dengan alasan untuk menjaring orang-orang yang melakukan mobilitas ulang-alik.

Jadi pengemudi ojek online yang mangkal di kecamatan Klaten Tengah 65%

berasal dari luar kecamatan dari tempat mereka mangkal dan rata-rata mereka

meninggalkan daerahnya selama 5-7 jam.

Tabel 3.4.2 jam kerja pengemudi berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin 3-5 jam 5-7 jam >7 jam

Laki –laki 7 37 5

Perempuan 6 0 0

Sumber: Pengelolaan data primer

Pada tabel 3.4.2 dapat diketahui bahwa jam kerja pengemudi perempuan rata-rata

3-5 jam sedangkan pada pengemudi laki-laki bebas yaitu 3-5 jam, 5-7 jam, dan

bahkan ada yang melebihi dari jam kerja normal yaitu >7 jam. Untuk mengetahui

kondisi pereknomian pengemudi ojek online di kecamatan Klaten Tengah,

dilakukan dengan pendekatan analisis pendapatan sebelum dan sesudah menjadi

pengemudi ojek online. Berdasarkan dari data primer hasil survei dari 45

responden dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan pengemudi ojek online di

kecamatan Klaten Tengah yaitu Rp 3.246.667 sedangkan pendapatan dari

pekerjaan sebelumnya yaitu Rp 1.971.111, sehingga hal ini dapat meningkatkan

pendapatan pengemudi persentase sebesar 60% seperti pada tabel 3.4.3 berikut:

18

Tabel 3.4.3 rata – rata pengemudi sebelum dan sesudah

menjadi ojek online di kecamatan Klaten Tengah

Sebelum Sesudah

Rata – rata Rp 1.971.111 Rp 3.246.667

Persentase 60%

Sumber: Data Primer Hasil Survei (Diolah)

Dari perhitungan pendapatan tersebut menunjukkan bahwa ojek online dapat

meningkatkan perekonomian pengemudi sehingga para pengemudi ojek online

bisa mencukupi tanggungan keluarganya, karena pendapatan pengemudi lebih

besar dari pada pendapatan sebelum menjadi pengemudi. Pendapatan pengemudi

lebih besar dari pekerjaan sebelumnya ini juga meyebabkan terjadinya mobilitas

tenaga kerja. Selain itu ada beberapa motor pengemudi ojek online yang status

kepemilikan motor yang kredit, sehingga pada tiap bulannya gaji dari ojek online

dipotong untuk membayar cicilan motor rata-rata sebesar Rp 850.000.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tersebut, dapat diketahui beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pola sebaran ojek online di kecamatan Klaten Tengah adalah menyebar di

daerah perkotaan. Hal ini dipengaruhi oleh aksesibilitas jalan yang

menghubungkan atar dua kota yaitu kota Surakarta dan kota Yogyakarta.

Selain aksesibilitas yang mudah dijangkau daerah pusat kota Klaten

memiliki tingkat mobilitas yang tinggi dan didukung dengan adanya

kegiatan ekonomi dan pelayanan sosial.

2. Pengemudi ojek online di Klaten Tengah sebagian besar sebelumnya sudah

memiliki pekerjaan dan hanya 17% yang tidak memiliki pekerjaan.

Sebagian pengemudi ojek online berpendidikan SMA kebawah dan hanya

6% yang perpendidikan sarjana. Sebagian besar pengemudi ojek online

berjenis kelamin laki-laki dan hanya 11% berjenis kelamin perempuan.

Pengemudi ojek online rata-rata bekerja 5-7 jam dan mayoritas daerah asal

pengemudi ojek online berada di luar kecamatan dari tempat pangkalannya.

19

3. Faktor pendorong seseorang menjadikan ojek online dijadikan pekerjaan

sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, menambah

penghasilan dari pekerjaan sebelumnya dan memuhi biaya pendidikan bagi

penduduk yang masih kuliah.

4. Faktor pendorong menjadikan ojek online sebagai pekerjaan pokok yaitu

karena terbatasnya lapangan pekerjaan sesuai tamatan sekolah dan

penduduk yang menganggur.

5. Adanya ojek online dapat meningkatkan pendapatan pengemudi ojek online

sebesar 60%.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, dapat dibuat beberapa saran yang bersifat

teoritis dan praktis agar dapat dijadikan rujukan bagi peneliti selanjutnya maupun

pengambil keputusan sebagai berikut :

1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dapat mengkaji lebih luas tentang

dampak sosial ekonomi ojek konvensional terhdap ojek online.

2. Pemerintah perlu mengatur operasioanl ojek online. Sebab meskipun ojek

online menciptakan lapangan kerja baru dan dapat meningkatkan

perekonomian tenaga kerja pengemudi ojek online.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani.1994.Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. Pustaka Jaya.Jakarta.

Antaranews.2016.Ojek “online” Bantu Turunkan Pengangguran. [diunduh 2017

febuari 16] http://www.antarandews.com/berita/595232/ojek-online-

turunkanpengangguran

Badan Pusat Statistik Kecamatan Klaten Tengah.2017.Kabupaten Angka dalam

Angka.2017

Badan Pusat Statistik Kecamatan Klaten Tengah.2017.Staistik Daerah

klaten.2017.

Fitri Inayah.2016.Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Kecil Desa Poncowarno

Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2016. Skripsi.

Lampung.Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.Universitas Lampung.

20

Kurniawan.2015.Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Wisata Umbul

Sidomukti Kecamatan Bandung Kabupaten Semarang. Skripsi. Semarang:

Fakultas Geografi.UNES.

Mantra,Ida Bagoes, 2003. Demografi Umum. Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Moh.Nazir, 1983. Meode Penelitian, Beberapa Tehnik Sampling. Bogor: Penerbit

Ghalia Indonesia.

Morlok.61. dalam Drs.Fidel Miro.MSTR. Sistem Transporasi Kota.

TARSITO.Bandung.1997.

Nasution.1990.dalam Drs. Fidel Miro. MSTR. Sistem Transporasi Kota.

TARSITO.Bandung.1997.

Nursid Sumaatmadja.1988. Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan.

Rismala Risma.2016.Analisis Dampak Sosial Ekonomi dari Penutupan Gude

Terhadap EKS-PSK, Mucikari yang Berdomosili di Kabupaten

Madiun.Skipsi.Surakarta.Fakultas Geografi.UMS

Sofian Effendi dan Tukiran, 2012.Metode Penelitian Survei. Jakarta:LP3ES

Sukandarumidi, 2006. Metodologi Penelitian, Petunjuk Praktis Untuk Penelitian

Pemula. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Tehnik UGM.

Warpani,1990. dalam Drs.Fidel Miro.MSTR. Sistem Transporasi Kota.

TARSITO.Bandung.1997.