ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH...

12
ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH ORGANIK (ORYZA NIVARA) DAN BERAS PUTIH ORGANIK (ORYZA SATIVA) (Studi Kasus di Desa Sukorejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen) Susi Naluri, Erlyna Wida Riptanti, Susi Wuri Ani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jl Ir Sutami No 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./ Fax. (0271) 637457 Email : [email protected] Telp : 085642330252 Abstract: This research was compiled based on the results of research that aims to find out the amount of productivity, costs, revenues, income incurred by farmers organic red rice (Oryza nivara ) and organic white rice (Oryza sativa ) of Sukorejo sub-district Sambirejo, Sragen regency. The basic method in this research is descriptive analytic with implementation techniques using method survey and census methods. Research done in the Sragen district, subdistrict of Sambirejo. The determination of sample villages carried out deliberately with consideration Sukorejo Village is the only village with pure organic farming system. The number of farmers samples taken as many as 48 farmers. Election of farmer groups, organic red rice farming is done by the method of census by the number of whole organic red rice farmers in the village of as many as 18 Sukorejo farmers. Based on the results of the analysis showed that the average cost of labour (Rp 10.752.579,23/ha/MT), average receipts (Idr 29.102.950,82/ha/MT), average productivity of land (55,97 kw/ha/MT), average earnings (Rp 18.350.371,58/ha/MT), and the average efficiency (2,71) to farming organic red rice. The average cost of work (Rp 9.724.863,86/ha/mt) average receipts (Rp 26.838.349,10/ha/mt) average productivity land (54,77 k.w/ha/mt) the average income (Rp 17.113.485,24/ha/mt) and average efficiency (Rp 2.76) to usahatani white organic rice Keywords : Organic farming, Organic Rice, red rice, test T (T-test), comparative analysis. Abstrak: Penelitian ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui besarnya produktivitas, biaya, penerimaan, pendapatan yang dikeluarkan oleh petani beras merah organik (Oryza nivara ) dan beras putih organik (Oryza sativa ) di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. Metode dasar dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan teknik pelaksanaan menggunakan metode survey dan metode sensus. Penelitian dilakukan di Kabupaten Sragen, Kecamatan Sambirejo. Penentuan desa sampel dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan Desa Sukorejo merupakan satu-satunya desa dengan sistem pertanian organik murni. Jumlah petani sampel yang diambil sebanyak 48 petani. Pemilihan kelompok tani usahatani beras merah organik dilakukan dengan metode sensus dengan jumlah seluruh petani beras merah organik yang ada pada desa Sukorejo yaitu sebanyak 18 petani. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata biaya mengusahakan (Rp 10.752.579,23/ha/MT), rata-rata penerimaan (Rp 29.102.950,82/ha/MT), rata-rata produktivitas lahan (55,97 kw/ha/MT), rata-rata pendapatan (Rp 18.350.371,58/ha/MT), dan rata-rata efisiensi (2,71) untuk usahatani beras merah organik. Sedangkan rata-rata biaya mengusahakan (Rp 9.724.863,86/ha/MT), rata-rata penerimaan (Rp 26.838.349,10/ha/MT), rata-rata produktivitas lahan (54,77 kw/ha/MT), rata-rata pendapatan (Rp 17.113.485,24/Ha/MT), dan rata-rata efisiensi (2,76) untuk usahatani beras putih organik. Kata Kunci: Pertanian Organik, Padi Organik, Beras Merah, Uji T (T-test), Analisis Komparatif.

Transcript of ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH...

Page 1: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/JURNAL-SUSI... · consideration Sukorejo Village is the only village with pure organic

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH ORGANIK(ORYZA NIVARA) DAN BERAS PUTIH ORGANIK (ORYZA SATIVA)(Studi Kasus di Desa Sukorejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen)

Susi Naluri, Erlyna Wida Riptanti, Susi Wuri AniProgram Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Jl Ir Sutami No 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./ Fax. (0271) 637457Email : [email protected] Telp : 085642330252

Abstract: This research was compiled based on the results of research that aims to find out the amount of productivity, costs, revenues, income incurred by farmers organic red rice (Oryzanivara) and organic white rice (Oryza sativa) of Sukorejo sub-district Sambirejo, Sragen

regency. The basic method in this research is descriptive analytic with implementation

techniques using method survey and census methods. Research done in the Sragen district, subdistrict of Sambirejo. The determination of sample villages carried out deliberately with consideration Sukorejo Village is the only village with pure organic farming system. The number of farmers samples taken as many as 48 farmers. Election of farmer groups, organic red rice farming is done by the method of census by the number of whole organic red rice farmers in the village of as many as 18 Sukorejo farmers. Based on the results of the analysis showed that the average cost of labour (Rp 10.752.579,23/ha/MT), average receipts (Idr 29.102.950,82/ha/MT), average productivity of land (55,97 kw/ha/MT), average earnings (Rp 18.350.371,58/ha/MT), and the average efficiency (2,71) to farming organic red rice. The average cost of work (Rp 9.724.863,86/ha/mt) average receipts (Rp 26.838.349,10/ha/mt) average productivity land (54,77 k.w/ha/mt) the average income (Rp 17.113.485,24/ha/mt) and average efficiency (Rp 2.76) to usahatani white organic rice

Keywords : Organic farming, Organic Rice, red rice, test T (T-test), comparative analysis.

Abstrak: Penelitian ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui besarnya produktivitas, biaya, penerimaan, pendapatan yang dikeluarkan oleh petani beras merah organik (Oryza nivara) dan beras putih organik (Oryza sativa) di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. Metode dasar dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan teknik pelaksanaan menggunakan metode survey dan metode sensus. Penelitian dilakukan di Kabupaten Sragen, Kecamatan Sambirejo. Penentuan desa sampel dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan Desa Sukorejo merupakan satu-satunya desa dengan sistem pertanian organik murni. Jumlah petani sampel yang diambil sebanyak 48 petani. Pemilihan kelompok tani usahatani beras merah organik dilakukan dengan metode sensus dengan jumlah seluruh petani beras merah organik yang ada pada desa Sukorejo yaitu sebanyak 18 petani. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata biaya mengusahakan (Rp 10.752.579,23/ha/MT), rata-rata penerimaan (Rp 29.102.950,82/ha/MT), rata-rata produktivitas lahan (55,97 kw/ha/MT), rata-rata pendapatan (Rp 18.350.371,58/ha/MT), dan rata-rata efisiensi (2,71) untuk usahatani beras merah organik. Sedangkan rata-rata biaya mengusahakan (Rp 9.724.863,86/ha/MT), rata-rata penerimaan (Rp 26.838.349,10/ha/MT), rata-rata produktivitas lahan (54,77 kw/ha/MT), rata-rata pendapatan (Rp 17.113.485,24/Ha/MT), dan rata-rata efisiensi (2,76) untuk usahatani beras putih organik.

Kata Kunci: Pertanian Organik, Padi Organik, Beras Merah, Uji T (T-test), Analisis Komparatif.

Page 2: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/JURNAL-SUSI... · consideration Sukorejo Village is the only village with pure organic

PENDAHULUAN

Potensi pertanian organik di Indonesia sangat besar yang dapat ditinjau dari kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah. Perkembangan sektor pertanian organik juga meningkat setiap tahun, oleh karena itu perkembangan pertanian organik ini harus diprioritaskan guna memenuhi kebutuhan pasar. Di Indonesia luas lahan pertanian organik sebesar 13.203.643 ha untuk komoditi padi dengan produksi setiap tahun sebesar 65.756.904 ton (BPS, 2011). Beberapa komoditas prospestik yang saat ini dikembangkan di Indonesia dengan menggunakan sistem pertanian organik adalah tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, tanaman rempah, dan obat serta peternakan. Indonesia sudah mulai mengembangkan pertanian untuk komoditi beras merah (Oryza nivara) karena mempunyai banyak manfaat (a) Sebagai sumber seratselenium yaitu zat yang dapat mereduksi resiko kanker usus. (b) Menurunkan kadar kolestrol jahat. (c) Menghambat radikal bebas pemicu kanker yang disebabkan oleh radikal bebas. (d) penghasil vitamin B khususnya thiamin yang berguna untuk menyampaikan pesan dari otak ke tulang saraf belakang.

Beras merah memiliki nilai jual yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan beras putih dan beras ketan. Beras ini juga memiliki keunggulan dan manfaat yang lebih banyak biladibandingkan dengan beras yang lain. Proses menanam dan waktu panen beras merah hampir sama dengan beras putih. Beras merah memiliki daya tahan terhadap hama yang lebih tinggi sehingga memiliki prospek

yang lebih baik daripada beras lain (M. Jihadi hasan, 2009). Meskipun beras merah memiliki manfaat yang lebih banyak bila dibandingkan dengan beras putih, namun beras ini kurang diminati masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan kebiasaan masyarakat yang selalu mengkonsumsi beras putih sebagai makanan pokok, selain harga beras yang lebih mahal sehingga masyarakat lebih memilih untuk mengkonsumsi beras putih. Beras yang menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia adalah jenis beras putih sehingga sebagian besar petani Indonesia menanam beras putih. Hanya beberapa petani Indonesia yang menanam jenis beras merah. Salah satu penghasil beras merah di Sragen adalah di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen.

Semua kecamatan di Kabupaten Sragen ini memproduksi padi organik namun hanya di Kecamatan Sambirejo yang benar-benar menghasilkan padi organik sedangkan di kecamatan lain hanya menghasilkan padi semi organik. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dipilihlah Kecamatan Sambirejo sebagai sampel kecamatan dalam penelitian ini.

Pada penelitian ini, komoditas yang diteliti adalah beras putih organik dan beras merah organik. Beras merah organik adalah komoditi baru dalam dunia pertanian yang diusahakan oleh sedikit petanisehingga masih dalam pengembangan. Pada umumnya, biaya usahatani beras merah ataupun beras putih tidak berbeda jauh, Padi beras merah biasanya ditanam pada lahan kering yang tidak memerlukan aliran air secara terus-menerus

Page 3: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/JURNAL-SUSI... · consideration Sukorejo Village is the only village with pure organic

sehingga lebih hemat biaya pengairankarena padi beras merah ini termasuk padi gogo. Harga benih beras merah lebih mahal daripada beras putih sedangkan perlakuan tanam antara beras merah organik dan beras putihorganik ini sama(Ali, 2012).

Desa Sukorejo merupakan satu-satunya desa di KecamatanSambirejo yang memproduksi beras merah organik di Kabupaten Sragen yang masih dalam tahap pengembangan dan masih sedikit petani yang mengusahakannya karena pasar untuk beras merah organik ini sendiri masih sangat kecil.

METODE PENELITIANMetode Dasar PenelitianMetode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis (Surakhmad, 1994). Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian surveyuntuk usahatani beras putih organik dan teknik sensus untuk usahatani beras merah organik.

Metode Penentuan Lokasi PenelitianLokasi penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sragen, Kecamatan Sambirejo, Desa Sukorejo karenamerupakan salah satu daerah penghasil beras organik di Jawa Tengah. Dan penentuan daerah sampel dilakukan dengan sengaja dengan pertimbangan Kabupaten Sragen khususnya Kecamatan Sambirejo merupakan penghasil padi organik murni. Pada Kecamatan Sambirejo terdapat desa Sukorejo yang merupakan penghasil beras organik (baik untuk usahatani beras putih organik maupun usahatani beras merah organik) yang dalam sistem

pertanianya menggunakan sistem organik murni, berdasarkan pertimbangan tersebut dipilihlah.Kecamatan Sambirejo sebagai sampel kecamatan, selanjutnya dari kecamatan terpilih, yaitu Kecamatan Sambirejo, kemudian dipilih desa yang benar-benar menggunakan sistem pertanian organik murni dalam mengusahakan beras putih organik dan juga beras merah organik, yaitu Desa Sukorejo.

Metode Penentuan SampelRespondenResponden Beras Putih Organik.Sampel responden yang akan diamati dalam penelitian ini adalah 30 petani beras putih. Pengambilan sampel kelompok tani terpilih dilakukan secara proporsional, menggunakan rumus :

……………..…….(1)Keterangan = Ni : Jumlah sampel setiap kelompok tani, Nk : Jumlah populasi petani beras putih organik dari tiap kelompok tani terpilih, N : Jumlah populasi beras putih organik dari seluruh kelompok taniterpilih, 30 : Jumlah sampel petani beras putih organikResponden Beras Merah Organik. Sampel yang akan diamati dalam penelitian ini adalah 18 petani beras merah yaitu merupakan jumlah seluruh petani beras merah di Desa Sukorejo. Metode yang digunakan adalalah sensus yaitu semua populasi dijadikan sampel (Singarimbun, 1989) sehingga yang diamati adalah seluruh petani beras merah pada desa tersebut.

Page 4: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/JURNAL-SUSI... · consideration Sukorejo Village is the only village with pure organic

Tabel 1. Jumlah Sampel Petani Padi Beras Putih Organik dan Beras Merah Organik di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen

Kelompok Tani Populasi Sampel Beras Putih OrganikGemah Ripah 72 7Sri Rejeki 52 5Sri Makmur 69 6Margo Rukun IMargo Rukun II

8342

84

Jumlah 318 30Beras Merah OrganikGemah Ripah - -Sri Rejeki - -Sri Makmur 18 18Margo Rukun IMargo Rukun II

--

--

Jumlah 18 18

Sumber : Analisis Data Sekunder

Sumber dan Jenis DataData yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan petani padi beras putih organik dan beras putih organik dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian, BPS, Bapeluh, Petugas Pertanian, ketua gapoktan dan instansi lain yang berkaitan dengan penelitian.

Teknik Pengumpulan DataPengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi, wawancara dan pencatatan.

Metode Analisis DataAnalisis biaya, penerimaan, dan pendapatan usahatani beraas merah organik dan beras putih organik.Biaya Mengusahakan TC = Biaya Saprodi + Biaya TK + Biaya Lain-lain (Suratiyah, 2006), Penerimaan Usahatani TR =Y . Py Keterangan = TR : Total Revenue (penerimaan),

Y : Yield (jumlah output), Py : PriceYield (harga output) (Suratiyah, 2006). Pendapatan Usahatani PD = TR – TC. Keterangan = PD :Pendapatan Usahatani, TR : Total Reveneu (Total Penerimaan) dan TC:Total Cost (Total Biaya)(Soekartawi, 2006)Uji Membandingkan Tingkat Produktivitas. Menurut Mubyarto (1989) produktivitas yaitu banyaknya hasil suatu produksi fisik yang dapat diperoleh dari kesatuan faktor produksi (input). Pengertian produktivitas ini merupakan penggabungan antara konsep efisiensi usaha dengan kapasitas tanah, secara matematis dapat dituliskan dengan rumus :

…....……..(2)Untuk menguji hipotesis apakah tingkat produktivitas usahatani beras putih lebih besar daripada tingkat produktivitas usahatani beras merah, maka dilakukan dengan tahapan

Page 5: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/JURNAL-SUSI... · consideration Sukorejo Village is the only village with pure organic

sebagai berikut : (a) Formula hipotesisH0 : Ǫ1 = Ǫ2

H1 : Ǫ1>Ǫ2

Keterangan = Ǫ1 : Rata-rata produktivitas usahatani beras putih organik, Ǫ2 : Rata-rata produktivitas usahatani beras merah organik (b)Taraf nyata atau tingkat signifikan α : 5% : 0,05 (c) Uji statistik dengan menggunakan rumus :

thitung :

…..(3)Keterangan = : Rata-rata produktivitas usahatani beras merah,

: Rata-rata produktivitas usahatani beras putih, S1

2 : Varian produktivitas usahatani beras merah, S2

2 : Varian produktivitas usahatani beras putih, n1

: Jumlah petani sampel usahatani beras merah, n2 :Jumlah petani sampel usahatani beras putih, (d) Kriteria pengujian jika thitung ≤ ttabel, maka hipotesis (Ho) diterima. Jadi produktivitas usahatani beras putih organik lebih kecil atau sama dengan produktivitas usahatani beras merah organik, Jika thitung > ttabel,, maka hipotesis (Ho) ditolak. Jadi produktivitas usahatani beras putihorganik lebih besar dari produktivitas usahatani beras merah organik (e) Kesimpulan pengujian merupakan penerimaan atau penolakan H0

(Hasan, I, 2003 : 153) Uji Membandingkan Tingkat Pendapatan. Untuk menguji hipotesis apakah tingkat pendapatanusahatani beras merah lebih besar daripada tingkat pendapatan usahatani beras putih, maka dilakukan dengan tahapan sebagai berikut (a) Formula hipotesis

H0 : x1 = x2

H1 : x1> x2

Keterangan = x1 : Rata-rata pendapatan usahatani beras merah organik, x2 : Rata-rata pendapatan usahatani beras putih organik (b) Taraf nyata atau tingkat signifikan α: 5% : 0,05, (c) Uji statistik dengan menggunakan rumus :

thitung: ….....(4)

Keterangan = : Rata-rata

pendapatan usahatani beras merah, : Rata-rata pendapatan usahatani beras putih, S1

2 : Varian pendapatan usahatani beras merah, S2

2 : Varian pendapatan usahatani beras putih, n1 :Jumlah petani sampel usahatani beras merah, n2 : Jumlah petani sampel usahatani beras putih (d) Kriteria pengujia jika thitung ≤ ttabel, maka hipotesis (Ho) diterima. Jadi pendapatan usahatani beras merah organik lebih kecil atau sama dengan pendapatan usahatani beras putih organik, Jika thitung > ttabel, maka hipotesis (Ho) ditolak. Jadi pendapatan usahatani beras merah organik lebih besar daripada pendapatan usahatani beras putih organik (e) Kesimpulan pengujian merupakan penerimaan atau penolakan H0 (Hasan, I, 2003 : 153) Uji Membandingkan Tingkat Efisiensi. Untuk mengetahui tingkat efisiensi dituliskan dengan rumus :R/C ratio = Penerimaan

Total Biaya................(5)Kriteria = R/C < 1 maka, usahatani tidak efisien, R/C = 1 maka, usahatani impas, R/C > 1 maka, usahatani telah efisien (Soekartawi, 2006).

Page 6: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/JURNAL-SUSI... · consideration Sukorejo Village is the only village with pure organic

Untuk menguji hipotesis apakah tingkat efisiensi usahatani beras merah lebih besar daripada tingkat efisiensi usahatani beras putih, maka dilakukan denga tahapan sebagai berikut. (a) Formula hipotesisH0 : ε1 = ε2

H1 : ε1 > ε2

Keterangan = : Efisiensi usahatani

beras merah organik, : Efisiensi usahatani beras putih organik, (b) Taraf nyata atau tingkat signifikan α : 5%: 0,05 (c) Uji statistik dengan menggunakan rumus :

thitung: ……..(6)

Keterangan = : Rata-rata efisiensi

usahatani beras merah, :Rata-rata efisiensi usahatani beras putih, S1

2:Varian efisiensi usahatani beras

merah, S22 :Varian efisiensi usahatani

beras putih, n1 : Jumlah petani sampel usahatani beras merah, n2 : Jumlah petani sampel usahatani beras putih(d) Kriteria pengujian, Jika thitung ≤ ttabel, maka hipotesis (Ho) diterima. Jadi efisiensi usahatani beras merah organik lebih kecil atau sama dengan efisiensi usahatani beras putih organik, Jika thitung > ttabel, maka hipotesis (Ho) ditolak. Jadi efisien usahatani beras merah organik lebih besar dibandingkan efisiensi usahatani beras putih organik (e) Kesimpulan pengujian merupakan penerimaan atau penolakan H0

(Hasan, 2003 : 153)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik RespondenTabel 2. Karakteristik Petani Sampel Usahatani Beras Merah Organik dan Beras

Putih Organik di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen MT III Tahun 2012

No Uraian Beras Merah

Beras Putih

1. Jumlah petani responden (orang) 18 302. Rata-rata umur petani (tahun) 51,28 493. Rata-rata pendidikan petani (tahun) 7,50 7,804. Rata-rata jumlah anggota keluarga petani (orang) 5 45. Rata-rata status kepemilikan lahan Hak milik Hak milik6. Rata-rata luas lahan sawah yang digarap (Ha) 0,17 0,397. Rata-rata pengalaman mengelola padi organik

di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen (tahun)

5 13

Sumber : Analisis Data Primer

Page 7: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/JURNAL-SUSI... · consideration Sukorejo Village is the only village with pure organic

Rata-rata umur sampel petani beras merah organik dan beras putih organik masih tergolong dalam umur produktif (14-65 tahun). Petani yang tergolong dalam umur produktif lebih memiliki semangat kerja yang tinggi dan didukung dengan tenaga yang masih mumpuni untuk melakukan kegiatan usahatani. Petani pada usia produktif, sangat mungkin untuk meningkatkan kemampuan usahataninya, dalam mengadopsi teknologi baru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani.

Tingkat pendidikan rata-rata petani beras merah organik dan beras putih organik masih tergolong rendah yaitu sekitar 7 tahun. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi petani dalam mengambil keputusan terkait dengan kegiatan usahatani yang sedang dijalankan dan dapat mempengaruhi dalam mengakses informasi dan teknologi baru di bidang pertanian.

Rata-rata jumlah anggota keluarga petani beras merah organik dan beras putih organik adalah 4 orang. Tidak semua anggota keluarga petani sampel memiliki kemampuan untuk menjalankan usahatani. Kemampuan dan pengetahuan dalam menjalankan usahatani setiap anggota keluarga juga berbeda-beda sehingga secara langsung berpengaruh terhadap penggunaan tenaga kerja luar atau buruh tani. Penggunaan tenaga kerja luar dalam jumlah tertentu akan mempengaruhi pendapatan rumah tangga petani.

Luas rata-rata sawah garapan petani padi beras putih organik lebih tinggi daripada beras putih organik, yaitu 0,39 ha untuk beras merhaorganik dan 0,17 ha untuk beras merah organik ini karena setiap lahan yang dimiliki oleh setiap petani 75 % lahannya untuk ditanami beras putih organik dan 25% lahannya untuk ditanami beras merah organikSemakin luas area sawah petani meningkatkan pendapatan sehingga mereka lebih terbuka menerima teknologi baru yang mampu meningkatkan produksi usahatani.

Rata-rata pengalaman mengelola usahatani beras putih organik lebih tinggi daripada beras merah organik. petani mulai menanam beras putih organik pada tahun 200 dan Petani di Desa Sukorejo mulai menanam varietas beras merah organik pada tahun 2008. Petani beras merah juga merupakan petani beras putih organik. Pengalaman dalam menjalankan usahatani dapat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan petani terhadap teknologi dan inovasi yang baru. Petani dengan pengalaman usahatani yang cukup lama, lebih sulit dalam menerima tekologi dan inovasi baru yang ditawarkan oleh pemerintah karena lebih percaya terhadap pengalaman berusahatani yang telah dijalankan selama ini.

Page 8: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/JURNAL-SUSI... · consideration Sukorejo Village is the only village with pure organic

Biaya UsahataniTabel 3. Rata-Rata Biaya Usahatani Beras Merah Organik dan Beras Putih di

Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen MT III Tahun 2012

No Jenis BiayaBeras Merah Beras Putih

Per Ha%

Per Ha

%

1.Biaya Sarana Produksi

3.550.229,5122,95

3.435.769,56 24,51

a. Benih 339.344,26 3,60 245.915,74 2,79b. Pupuk Kandang 2.231.311,48 18,76 2.315.133,28 20,86c. Pestisida 889.573,77 0,59 874.720,55 0,86

2.Biaya Tenaga Kerja

6.970.491,8074,46

6.110.490,11 73,36

a. TK Dalam 3.331.147,54 36,64 2.593.293,21 32,49b. TK Luar 2.832.786,89 31,10 2.772.141,01 33,09c. TK Mesin - Traktor 573.770,49 4,36 464.746,35 5,32 - mesin perontok 232.786,89 2,36 280.409,54 2,46

3. Biaya Lain-lain 231.857,92 2,59 178.604,18 2,13a. Penyusutan 132.513,66 1,57 78.002,29 1,01b. Pajak tanah 99.344,26 1,02 100.601,89 1,12

Biaya Mengusahakan 10.752.579,23 100,00 9,724.863,86 100,00

Sumber : Analisis Data PrimerBiaya Mengusahakan pada

usahatani beras merah lebih besar daripada beras putih organik. Hal ini disebabkan harga benih beras merah organik lebih mahal daripada beras putih organik. Namun pada dasarnya penggunaan biaya usahatani padi beras merah organik dan beras putih organik sama. harga benih beras merah yang lebih mahal ini karena kandungan yang dimiliki oleh beras merah organik ini lebih banyak daripada beras putih organik

Biaya usahatani beras organik terdiri dari biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja, biaya lain-lain. Pengeluaran terbesar dari kedua usahatani tersebut adalah biaya tenaga kerja yaitu sekitar 74,46% untuk usahatani beras merah organik dan

73,36% untuk usahatani beras putih organik. Besarnya biaya tenaga kerja yang dikeluarkan tergantung dari besarnya penggunaan tenaga kerja, penggunaan antara beras merah organik dengan beras putih organik sebenarnya tidak acuan khusus tergantung dari apa yang dibutuhkan oleh petani untuk kebutuhan lahannya. Biaya tenaga kerja meliputibiaya tenaga kerja dalam, tenaga kerja luar, dan tenaga kerja mesin. biaya tenaga kerja mesin ini dihitung berdasarkan biaya sewa yang dikeluarkan petani untuk menyewa tenaga kerja mesin ini.

Biaya terbesar kedua baik usahatani beras merah organik maupun beras putih organik adalah biaya sarana produksi. Biaya sarana

Page 9: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/JURNAL-SUSI... · consideration Sukorejo Village is the only village with pure organic

produksi yang digunakan meliputi biaya benih, pupuk kandang, dan pestisida. Besarnya biaya sebesar 22,95% untuk usahatani beras merah organik dan 24,51% untuk biaya beras putih organik. Petani disana menggunakan pupuk organik dan pestisida organik dari pembelian.

Komponen biaya yang terkecil adalah biaya lain-lain yang terdiri dari biaya penyusutan dan pajak tanah yaitu sebesar 2,59% untuk biaya usahatani beras merah organik dan 2,13 % untuk biaya usahatani beras putih organik. Rata-rata biaya mengusahakan usahatani padi beras merah organik per hektar sebesar Rp 10.752.579,23 dan rata-rata biaya mengusahakan pada usahatani padi beras putih organik sebesar Rp 9,724.863,86. Biaya mengusahakan pada usahatani beras merah organik

ini lebih besar karena harga benih beras merah organik memang lebih mahal daripada beras putih organik yaitu Rp 7.500,00 untuk harga benih beras merah organik dan Rp 6.500,00 untuk harga benih beras putih organik. biaya pengairan untuk usahatani di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen adalah gratis karena di Desa Sukorejo ini terdapat tujuh sumber mata air yang dapat digunakan irigasi pengairan uuntuk mengairi sawah-sawah petani di Desa Sukorejo.

Penerimaan UsahataniTabel 4. Rata-Rata Penerimaan Usahatani Beras Merah Organik dan Beras Putih

Organik di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen MT III Tahun 2012

No UraianBeras Merah

Per HaBeras Putih

Per Ha1 Produksi Gabah (Kw) 55,97 54,772 Harga (Rp/Kw) 520.000,00 490.000,003 Penerimaan (Rp) 29.102.950,82 26.838.349,10

Sumber : Analisis Data Primer

Rata-rata produksi gabah kering panen padi beras merah organik varietas thailand sebesar 55,97 kw/ha sedangkan produksi gabah kering panen pada usahatani padi beras putih organik varietas menthik sebesar 54,77 kw/ha. Rata-rata harga gabah kering panen pada usahatani padi beras merah organik adalah Rp 520.000,00 per kwintal dan untuk beras putih organik Rp 490.000,00 per kwintal. Perbedaan

harga gabah tersebut dikarenakan perbedaan varietas beras dari keduanya yaitu beras merah organik dan beras putih organik. Beras merah organik memiliki harga jual yang lebih tinggi dari beras putih organik karena manfaat yang dimiliki beras merah organik lebih banyak daripada beras putih organik.

Rata-rata penerimaan padausahatani padi beras merah organik dan beras putih organik menunjukkan

Page 10: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/JURNAL-SUSI... · consideration Sukorejo Village is the only village with pure organic

nilai yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh harga dari kedua varietas yang memang berbeda. Rata-rata penerimaan usahatani padi beras merah organik sebesar Rp 29.102.950,82 per hektar dan

penerimaan usahatani padi beras putih organik sebesar Rp 26.838.349,10 per hektar. Selisih pemerimaan antara kedua usahatani juga tidak berbeda jauh yaitu Rp 2.264.601,72 per hekt

Pendapatan UsahataniTabel 5. Rata-Rata Pendapatan Usahatani Beras Merah Organik dan Beras Putih

Organik di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen MT III Tahun 2012

No UraianBeras Merah

Per HaBeras Putih

Per Ha1 Penerimaan (Rp) 29.102.950,82 26.838.349,102 BiayaMengusahakan 10.752.579,23 9,724.863,863 Pendapatan 18.350.365,58 17.113.485,24

Sumber : Analisis Data Primer

Pendapatan petani diperoleh dari penerimaan dikurangi dengan biaya mengusahakan. Rata-rata pendapatan usahatani padi beras merah organik sebesar adalah Rp 18.350.365,58/ha sedangkan rata-rata

pendapatan usahatani padi beras putih organik sebesar Rp 17.113.485,24/ha. Selisih pendapatan antara kedua usahatani tersebut adalah Rp 1.236.880,34 per hektar

Produktivitas UsahataniTabel 6. Rata-Rata Produktivitas Usahatani Beras Merah Organik dan Beras Putih

Organik di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten SragenMT III Tahun 2012

No Uraian Beras Merah Beras Putih

1 Produksi (Kw) 9,48 21,232 Luas areal (Ha) 0,17 0,393 Produktivitas Lahan (Kw/Ha) 55,97 54,77

Sumber : Analisis Data Primer

Rata-rata petani beras merah organik memiliki lahan yang lebih kecil (0,17ha) dibanding petani beras putih organik (0,39ha). Produksi rata-rata gabah kering panen untuk petani beras merah organik yaitu sebesar 9,48 kwintal, sedangkan rata-rata produksi gabah kering panen

usahatani beras putih organik yaitu sebesar 21,23 kwintal. Produktivitas lahan dipengaruhi oleh luas areal dan rata-rata hasil produksi. Produktivitas usahatani padi beras merah organik sebesar 55,97 kw/ha lebih tinggi daripada produktivitas usahatani beras putih organik yaitu 54,77 kw/ha

Page 11: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/JURNAL-SUSI... · consideration Sukorejo Village is the only village with pure organic

Efisiensi UsahataniTabel 7. Rata-Rata Efisiensi Usahatani Beras Merah Organik dan Beras Putih

Organik di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen MT III Tahun 2012

No UraianBeras Merah

Per Ha

Beras Putih

Per Ha 1 Penerimaan (Rp) 29.102.950,82 26.838.349,102 Biaya Mengusahakan (Rp) 10.752.579,23 9,724.863,863. Efisiensi 2,71 2,76

Sumber : Analisis Data Primer

Usahatani padi beras merah organik dan beras putih organik telah mencapai efisiensi usahatani yang ditunjukkan dari nilai perbandingan penerimaan dan biaya mengusahakan. Nilai R/C Ratio menunjukkan hasil lebih dari satu, yaitu 2,71 dan 2,76. Nilai R/C Ratio kedua usahatani padi

sawah tersebut dapat diartikan bahwa setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan oleh petani beras merah organik memberikan penerimaan sebesar Rp 2,71 dan setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan oleh petani beras putih organik akan memberikan penerimaan Rp 2,76.

Tabel 8. Perbandingan Produktivitas, Pendapatan, dan Efisiensi Usahatani Beras Merah Organik dan Beras Putih Organik di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen MT III Tahun 2012

Uraian t-hitung t-tabel Produktivitas (Kw/Ha) -0,41 1,68Pendapatan (Rp) 0,97 1,68Efisiensi -0,35 1,68

Sumber : Analisis Data Primer

Uji perbandingan (t-test)terhadap produktivitas usahatani beras merah organik dan beras putih organik yang memberikan nilai t-hitung (-0,41) lebih kecil daripada nilai t-tabel (1,68) sehingga hipotesis yang diajukan (H1) ditolak dan hipotesis (H0) diterima yang menyatakan bahwa produktivitas beras putih organik lebih kecil atau sama dengan produktivitas usahatani beras merah organik di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen.

Uji statistik memberikan nilai t-hitung (0,97) lebih kecil dari t-tabel

(1,68). Dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis yang diajukan (H1) ditolak dan hipotesis (H0) diterima yang menyatakan pendapatan usahatani beras merah organik lebih kecil daripada pendapatan usahatani beras putih organik di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen.

Uji perbandingan (t-test) terhadap efisiensi usahatani beras merah organik dan beras putih organik memberikan nilai t-hitung (-0,35) lebih kecil daripada nilai t-tabel (1,68). Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis yang diajukan (H1)

Page 12: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/JURNAL-SUSI... · consideration Sukorejo Village is the only village with pure organic

ditolak dan hipotesis (H0) diterima yang menyatakan bahwa efisiensi beras merah organik lebih kecil daripada efisiensi beras putih organik di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen.

KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian tentang usahatani beras merah organik dan beras putih organik di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen dapat diambil kesimpulan sebagai berikut (1) Biaya, penerimaan, dan pendapatan usahatani beras merah organik dan beras putih organik di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen yaitu sebesar a) Biaya mengusahakan pada usahatani beras merah organik sebesar Rp 10.752.579,23/ha/MT dan biaya mengusahakan pada usahatani beras putih organik sebesar Rp 9.724.863,86/ha/MT. b) Penerimaan usahatani beras merah organik adalah sebesar Rp 29.102.950,82/ha/MT dan penerimaan pada usahatani beras putih organik Rp 26.838.349,10/ha/MT. c) Pendapatan yang diperoleh dari usahatani beras merah organik sebesar Rp 18.350.371,58/ha/MT dan pendapatan usahatani beras putih organik sebesar Rp 17.113.485,24/ha/MT. (2) Hasil uji t-test menunjukan produktivitas beras putih organik sama dengan produktivitas usahatani beras merah organikdi Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. (3) Hasil uji t-test menunjukan pendapatan petani dari usahatani beras merah organik sama dengan pendapatan usahatani beras putih organik di Desa Sukorejo, Kecamatan

Sambirejo, Kabupaten Sragen. (4) Hasil uji t-test menunjukan Efisiensi beras merah organik sama dengan efisiensi beras putih organik di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen.SARANBerdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan bagi setiap petani padi sawah di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, sebaiknya penggunaan pupuk organik dan pestisida organik itu bukan berasal dari pembelian tetapi dari hasil membuat sendiri. Pupuk organik bisa dibuat dari limbah tumbuhan atau hewan dan pestisisda organik bisa dibuat dari bahan aktif tumbuhan. Sehingga akan menurunkan biaya produksi dan mampu meningkatkan nilai R/C ratio.

DAFTAR PUSTAKABPS. 2011. www.bps.go.id. Diakses

tanggal 26 September 2012Hasan, Iqbal. 2003. Analisis Data

Penelitian dengan Statistik. Bumi Aksara. Jakarta

Ken Suratiyah. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta

Muhammad, Jihadi Hasan. 2009. Prospek Beras Merah di Indonesia.http://pertanian.untag.smd.ac.id. Diakses pada tanggal 26 September 2012

Singarimbun dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta.

Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. UI Pess. Jakarta

Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah.Bandung.