ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN...
Click here to load reader
Transcript of ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN...
ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP
KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN OLAHAN TERIGU DI
KABUPATEN BANTUL
Zahara Ayu Maliga, Mohd. Harisudin, Sutarto Program Studi Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./ Fax.(0271) 637457
E-mail:[email protected]. Telp. 085728004932
Abstract : Based on the survey results revealed that, (1) the characteristics of
the respondents including age, education level, family size, and years of service
to the company Satria Prosperous Bakery did not significantly affect the
performance of the employee, (2) characteristics included age, education level,
number of members family, and future work on JaponBakpia company also did
not significantly affect the performance of the employee, (3) using ANCOVA
test result that incentives significantly affect the performance of the employee
in which variables can be explained by the variable performance incentives and
working period was 16.3% while the rest are influenced by other causes outside
the model., probability values obtained for variable working lives of 0,043 and
0,010 variable incentive sebesa at 95% confidence level covariates tenure
variables significantly affect employee performance incentives while treatment
also significantly affect the performance of employees.Based on the results of
these studies note that the provision of incentives will be able to improve
employee performance.
Keywords : Incentive, Ancova, Double log Non-Linear Regression
Abstrak : Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, (1) karakteristik
responden yang meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga,
dan masa kerja pada perusahaan Satria Sejahtera Bakery tidak berpengaruh
nyata terhadap kinerja karyawan, (2) karakteristik yang meliputi umur, tingkat
pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan masa kerja pada perusahaan Bakpia
Japon juga tidak berpengaruh nyata terhadap kinerja karyawan, (3) dengan
menggunakan uji ancova diperoleh hasil bahwa pemberian insentif berpengaruh
nyata terhadap kinerja karyawan dimana variabel kinerja dapat dijelaskan oleh
variabel insentif dan masa kerja sebesar 16,3% sedangkan sisanya dipengaruhi
oleh sebab-sebab lain diluar model. Diperoleh nilai probabilitas untuk variabel
masa kerja sebesar 0,043 dan variabel insentif sebesar 0,010 pada taraf
kepercayaan 95% variabel kovariat masa kerja berpengaruh nyata terhadap
kinerja karyawan sedangkan perlakuan insentif juga berpengaruh nyata
terhadap kinerja karyawan.
Kata kunci : Insentif, Ancova, Regresi Non-Linear double log
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara agraris
yang berarti negara yang
mengandalkan sektor pertanian baik
sebagai mata pencaharian maupun
sebagai penopang pembangunan.
Menurut Yulianik (2006) sektor
pertanian merupakan penopang
perekonomian Indonesia karena
pertanian memberikan sumbangan
untuk kas pemerintah. Indonesia kaya
akan keanekaragaman sumber bahan
pangan baik nabati maupun hewani,
guna pemenuhan kebutuhan gizi dan
kesehatan.
Khususnya sumber pangan
pokok sebagai sumber karbohidrat,
ketergantungan pada beras sangat
tinggi. Untuk menghindari
ketergantungan beras yang harganya
berfluktuatif dan stok yang terbatas
maka pemerintah intensif
memperkenalkan terigu.
Pertimbangannya adalah harga terigu
relatif stabil dan volume yang
diperdagangkan cukup banyak serta
beras dapat bersubstitusi dengan
terigu(Susenas, 2002).
Menurut Wibisono (2006)
adanya persaingan antar perusahan
yang sangat ketat,memaksa
perusahaan harus menata ulang strategi
bersaingnya dengan melakukan kajian
terhadap tujuan strategik perusahaan
yang didasarkan atas kebutuhan pasar,
perbandingan dengan perusahaan yang
memiliki kinerja terbaik serta
melakukan evaluasi yang intens
terhadap kompetensi internal
perusahaan. Insentif adalah suatu
penghargaan dalam bentuk material
atau non material yang diberikan oleh
pihak pimpinan perusahaan kepada karyawan agar mereka bekerja dengan
motivasi yang tinggi dan berprestasi
dalam mencapai tujuan-tujuan
perusahaan, dengan kata lain
pemberian insentif adalah pemberian
uang diluar gaji sebagai pengakuan
terhadap prestasi kerja dan kontribusi
terhadap karyawan kepada perusahaan.
Bagi perusahaan, meningkatnya
kinerja bukan hanya ditentukan oleh
sumber daya manusia dalam jumlah
yang besar. Tanpa disertai semangat
kerja yang tinggi, maka karyawan
tidak akan dapat bekerja dengan baik,
efektif dan efisien. Oleh sebab itu,
setiap perusahaan harus mampu
memberikan motivasi atau dorongan
kepada karyawannya agar tidak ada
permintaan yang tidak terpenuhi, yang
dapat menurunkan semangat kerja
karyawan. Menurut Prawirosentono
(1999) Penggunaan tenaga kerja secara
efektif dan terarah merupakan kunci ke
arah peningkatan kinerja, untuk itu
diperlukan suatu kebijakan perusahaan
dalam usahanya untuk menggerakkan,
mengajak dan mengarahkan tenaga
kerja agar mau bekerja lebih
baiksesuai dengan sasaran yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini
menuntut peran aktif dari manajemen
di dalam perusahaan, sebab peranan
manajemen tersebut sangat penting
artinya dalam upaya peningkatan
efisiensi dan produktivitas kerja.
Provinsi Yogyakarta memiliki
industri olahan terigu peringkat
pertama dibanding dengan jumlah
industri kelompok lain (LPPOM DIY,
2012). Kabupaten Bantul merupakan
salah satu kabupaten di Provinsi
Yogyakarta dimana terdapat cukup
banyak perusahaan yang mengolah
terigu hal ini disebabkan objek wisata
dikawasan Bantul yang cukup banyak
sehingga mendorong para pengusaha
di bidang olahan terigu untuk
mendirikan usaha olahan terigu di
Kabupaten Bantul dan pada umumnya
hasil olahan terigu ini dapat dijadikan
buah tangan khas Yogyakarta.
Roti merupakan salah satu hasil
olahan terigu dengan tingkat
partisipasi konsumsi terbesar kedua
setelah mi. Kandungan gizi yang
terdapat pada roti juga tidak jauh
berbeda bahkan lebih baik daripada
nasi atau mi basah.Berikut ini
merupakan data mengenai kandungan
gizi roti per 100 gram bahan zat gizi
(Tabel 1).
Tabel 1. Komposisi Gizi Roti Dibanding Nasi dan Mi Basah per 100 gram
Zat Gizi Roti Putih Roti Cokelat Nasi Putih Mi Basah
Energi (kkal) 248,00 249,00 178,00 86,00
Protein (g) 8,00 7,90 2,10 0,60
Lemak (g) 1,20 1,50 0,10 3,30
Karbohidrat (g) 50,00 49,70 40,60 14,00
Kalsium (mg) 10,00 20,00 5,00 14,00
Fosfor (mg) 95,00 140,00 22,00 13,00
Besi (mg) 1,50 2,50 0,50 0,80
Vitamin A (mg) 0,00 0,00 0,00 0,00
Vitamin B (mg) 0,10 0,15 0,02 0,00
Vitamin C (mg) 0,00 0,00 0,00 0,00
Air (g) 40,00 40,00 57,00 80,00
Sumber : Nusawanti, 2009
Dalam suatu manajemen
perusahaan hal terpenting adalah
karyawan, dimana karyawan bertindak
sebagai pelaku dan berperan aktif
dalam upaya pencapaian tujuan
perusahaan. Terdapat beberapa cara
yang dilakukan perusahaan untuk
meningkatkan kinerja karyawannya
salah satunya yakni pemberian bonus
berupa insentif kepada karyawan. Oleh
sebab itu dilakukan penelitian dengan
judul Komparasi Pengaruh Pemberian
Insentif Terhadap Kinerja Karyawan
Pada Perusahaan Olahan Terigu Di
Kabupaten Bantul.
Tujuan dari penelitian pengaruh
pemberian insentif terhadap kinerja
karyawan pada perusahaan olahan
terigu di Kabupaten Bantul adalah 1)
Untuk mengetahui latar belakang
pemberian insentif oleh perusahaan
kepada karyawan, 2) Mengetahui
pengaruh antara karakteristik personal
karyawan terhadap kinerja karyawan
di perusahaan Satria Sejahtera Bakery
dan Bakpia Japon di Kabupaten
Bantul, 3) Mengetahui pengaruh
pemberian insentif terhadap kinerja
karyawan.
Kinerja atau performance
merupakan hasil kerja yang dapat
dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu
organisasi, sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab masing-masing,
dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal,
tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral ataupun etika.
Menurut Prawirosentono (1999)
Terdapat hubungan yang erat antara
kinerja perusahaan (individual
performance) dengan kinerja lembaga
(institusional performance) atau
kinerja perusahaan (corporate
performance). Dengan perkataan lain
bila kinerja karyawan (individual
performance) baik maka kemungkinan
besar kinerja perusahaan (corporate
performance) juga baik. Kinerja
seorang karyawan akan baik bila dia
mempunyai keahlian (skill) yang
tinggi, bersedia bekerja karena digaji
atau diberi upah sesuai dengan
perjanjian, mempunyai harapan
(expectation) masa depan lebih baik.
Berdasarkan perbedaan budaya,
mengakibatkan perbedaan perilaku
(behavior) dan sikap (attitude) dalam
kegiatan organisasi. Perbedaan
perilaku berakibat pada perbedaan
hasil dalam “job performance” (kinerja
tugas) sebagai akibat dari perbedaan
perilaku (behavior) dan akibat
perbedaan budaya asal. Perbedaan
budaya masyarakat dipengaruhi pula
lingkungan geografi dimana mereka
hidup. Selain itu (Mangkunegara,
2002) menyatakan insentif merupakan
suatu bentuk motivasi yang diberikan
dalam bentuk uang atas dasar kinerja
yang tinggi dan juga merupakan rasa
pengakuan dari pihak organisasi
terhadap kinerja karyawan dan
kontribusi terhadap organisasi
(perusahaan).
Jumlah insentif seluruhnya yang
diterima tenaga kerja dapat memiliki
pengaruh positif langsung terhadap
perilaku tenaga kerja yang
bersangkutan berkenaan dengan
statusnya sebagai salah satu unsur
dalam perusahaan. Akan tetapi dalam
banyak segi, hal tersebut tidak
langsung mempengaruhi motivasi
tenaga kerja untuk berkinerja. Namun
motivasi merupakan suatu fungsi yang
menghubungkan antara insentif dengan
kinerja, dan secara tidak langsung
dipengaruhi oleh jumlah insentif
keseluruhan yang diterima tenaga kerja
yang bersangkutan (Sastrohadiwiryo,
2002).
Dalam hubungan-hubungan
kepegawaian yang modern, upah dan
gaji (wages and salaries) diharapkan
memainkan peranan yang besar dalam
mendorong pegawai untuk bekerja,
sehingga untuk menambah prestasi dan
keahliannya. Pemerintah membayar
patisipasi (participation) dan bantuan
(contribution) pegawai untuk
melaksanakan programnya, dari
pegawai yang paling rendah hingga
kepada pegawai yang paling tinggi
tingkatannya, pendorong utama untuk
membantu dan ikut serta dalam
pekerjaan pemerintah adalah upah
(reward) yang berupa insentif baik
uang ataupun non-uang (Moekijat,
1989).
METODE PENELITIAN
Metode dasar penelitian
Metode dasar yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode
adalah metode deskriptif analitis
(Nazir 1988). Teknik pengumpulan
data adalah observasi, wawancara dan
pencatatan. Penelitian ini dilakukan
pada perusahaan olahan terigu di
Kabupaten Bantul. Lokasi penelitian
dipilih 2 perusahaan yang menerapkan
dan tidak menerapkan insentif.
Perusahaan Satria Sejahtera Bakery
merupakan salah satu perusahaan roti
yang telah menerapkan sistem insentif
bagi karyawannya di Kabupaten
Bantul, sedangkan perusahaan Bakpia
Japon adalah salah satu perusahaan
pembuat roti bakpia yang belum
mampu menerapkan insentif kepada
karyawannya.
Metode Analisis Data
Untuk mengetahui latar belakang
pemberian insentif terhadap karyawan
maka dilakukan Analisis Deskriptif.
Dalam penelitian ini, analisis deskriptif
melalui metode kasus dilakukanuntuk
mendeskripsikan gambaran umum
perusahaan yang meliputi sejarah
danperkembangan perusahaan; visi,
misi, dan tujuan perusahaan; struktur
perusahaan; karakteristik personal
karyawan; serta latar belakang
pemberian insentif terhadap karyawan
Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh karakteristik personal
terhadap kinerja karyawan maka
digunakan analisis Regresi Non-Linier
Model Double Log dengan Logaritma
Natural(Ln). Analisis yang digunakan
untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh lebih dari satu variabel bebas
terhadap satu variabel terikat (Ghozali,
2006) yaitu:
Y = a X1b1
.X2b2
.X3b3
.X4b4
……. (1)
Keterangan, Y= kinerja karyawan;
a=intercept; b1 – b4 = nilai dugaan
besaran parameter; X1 = tingkat
pendidikan (th); X2= jumlah anggota
keluarga (orang); X3= umur (th); X4=
masa kerja (th)
Untuk mengetahui pengaruh
pemberian insentif terhadap kinerja
karyawan maka dilakukan analisis
menggunakan Uji Ancova. Ancova
merupakan teknik analisis yang
berguna untuk meningkatkan presisi
sebuah percobaan karena didalamnya
di lakukan pengaturan terhadap
pengaruh peubah bebas lain yang tidak
terkontrol. Model ANCOVA dengan
satu covariate
Yi= B1+B2Di+B3X1+µi……......(2)
Keterangan, Y= Kinerja Kayawan; B1
:intercept; D =1 untuk insentif D =2
untuk non-insentif; B: koefisien
regresi; X: variabel independent; µi :
random error
HASIL DAN PEMBAHASAN
Latar Belakang Pemberian Insentif
Pada perusahaan Satria Sejahtera
Bakery insentif yang diberikan dalam
bentuk material yang diberikan oleh
perusahaan kepada karyawan
bersamaan dengan gaji. Menurut hasil
wawancara dengan pemilik perusahaan
pemberian insentif bertujuan untuk
memotivasi para karyawan agar dapat
mencapai target-target perusahaan.
Pada divisi produksi dan pemasaran
target yang diberikan oleh perusahaan
sebanyak 6000 roti untuk roti semir
dan 6000 untuk roti kering, namun
hanya roti semir yang mampu melebihi
target perusahaan yakni dengan
produksi dan penjualan sebanyak
10.000/ bulan.
Karakteristik Personal Karyawan
Satria Sejahtera Bakery
Perbedaan pandangan, tujuan,
kebutuhan dan kemampuan yang
berbeda satu sama lain akan
menyebabkan kinerja satu orang
dengan yang lain berbeda pula,
meskipun bekerja ditempat yang sama.
Karakteristik individu dalam penelitian
ini meliputi : tingkat pendidikan, usia,
masa kerja dan jumlah tanggungan
keluarga. Model Regresi Double Log
dengan Logaritma Natural(Ln)
Dari analisis yang dilakukan diperoleh
model sebagai berikut:
Y= 1,558 X1-0,230
.X2-0,313
.X30.583
.X40,178
....................................(3)
Keterangan, Y = Kinerja Karyawan;
X1= Tingkat Pendidikan; X2= Jumlah
Anggota Keluarga; X3= Umur; X4=
Masa Kerja
Berdasarkan model regresi
tersebut menunjukkan nilai R² sebesar
0,504 dan adjusted R Square sebesar
0.380 hal ini berarti 38% variasi dari
kinerja bisa dijelaskan oleh variasi dari
keempat variabel tak bebas. Sedangkan
62% dijelaskan oleh variabel-variabel
lain diuar model seperti upah dan
lingkungan kerja.
Berdesarkan uji F diketahui nilai
signifikanasi sebesar 0,019< taraf
signifikansi yang telah ditetapkan
yakni 0,05 yang artinya variabel usia,
masa kerja, tingkat pendidikan, jumlah
tanggungan keluarga secara bersama-
sama berpengaruh nyata terhadap
kinerja pada perusahaan Satria
Sejahtera Bakery. Pengaruh Masing-
masing Variabel Bebas terhadap
Kinerja pada Perusahaan Satria
Sejahtera Bakery dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2.Pengaruh Masing-masing Variabel Bebas terhadap Kinerja pada Perusahaan
Satria Sejahtera Bakery
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.558 .930 1.676 .113
Tingkat pendidikan -.230 .189 -.217 -1.214 .242
Jumlah angota
keluarga -.313 .173 -.444 -1.810 .089
Umur .583 .275 .510 2.118 .050
Masa kerja .178 .054 .590 3.301 .005
Sumber : Analisis Data Primer
Berdasarkan uji t hanya terdapat
dua variabel bebas yang berpengaruh
nyata terhadap kinerja yakni usia dan
masa kerja (Tabel 2). Usia
berpengaruh nyata terhadap kinerja,
hal ini disebabkan karyawan yang
direkrut mamiliki umur berkisar 20-25
tahun pada umur seperti itu karyawan
lebih giat untuk bekerja dan
mengumpulkan uang untuk persiapan
menikah maupun untuk diberikan
kepada orang tua mereka, sehingga
karyawan yang berusia muda akan
terapacu untuk giat bekerja apalagi hal
ini ditunjang oleh status para karyawan
yang sebagian besar belum menikah.
Pada perusahaan Satria Sejahtera
Bakery lamanya pengalaman bekerja
mempengaruhi kinerja, karena
semakin lama karyawan bekerja di
perusahaan Satria Sejahtera Bakery
maka karyawan tersebut memiliki
kesempatan untuk naik jenjang
jabatan.
Karakteristik Personal Karyawan
Bakpia Japon
Karakteristik individu dalam
penelitian ini meliputi : tingkat
pendidikan, usia, masa kerja dan
jumlah tanggungan keluarga.
Tabel 3. Pengaruh Masing-Masing Variabel Bebas terhadap Kinerja pada Perusahaan
Bakpia Japon
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
(Constant) 3.020 .358 8.445 .000
Masakerja .042 .030 .252 1.435 .160
Pendidikan -.168 .095 -.310 -1.777 .084
Anggota Keluarga -.018 .075 -.037 -.233 .817
Umur .023 .071 .066 .323 .748
Sumber : Analisis Data Primer
Dari data primer kemudian
dianalisis dengan menggunakan model
double log. Didapat model persamaan
sebagai berikut:
Y= 3,020 .X1-0,168
.X2-0,018
.X30,0223
.X40,042
........................................(4)
Dimana, X1 = Tingkat Pendidikan; X2
= Jumlah Anggota Keluarga; X3=
Umur; X4 = Masa Kerja
Berdasarkan model regresi
tersebut menunjukkan nilai R² sebesar
0,259 dan adjusted R Square sebesar
0,174 hal ini berarti 17,4% variasi dari
kinerja bisa dijelaskan oleh variasi dari
keempat variabel tak bebas. Sedangkan
82,6% sisanya dijelaskan oleh
variabel-variabel lain diuar model
seperti gaji dan lingkungan kerja.
Berdesarkan uji F diketahui nilai
signifikanasi sebesar 0,029<0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa
keempat variabel bebas secara
bersama-sama berpengaruh nyata
terhadap kinerja pada perusahaan
Bakpia Japon.
Berdasarkan uji t setelah
dilakukan transformasi model regresi
dari keempat variabel bebas yakni
masa kerja, jumlah tanggungan
keluarga, usia, dan tingkat pendidikan
tidak satupun yang signifikan (tabel 3)
hal ini dikarenakan:
Masa Kerja, masa kerja tidak
berpengaruh signifikan karena masa
kerja yang lama pada perusahaan
bakpia japon tidak berdampak pada
kinerja karyawan, walaupun masa
kerja yang lama namun sebagian besar
karyawan tidak melakukan
pengembangan skill dalam
menghasilkan produk mereka.
Tingkat Pendidikan, tingkat
pendidikan tidak berpengaruh
signifikan karena pemilik perusahaan
bakpia japon tidak mematok minimal
tingkat pendidikan bagi karyawan, dan
menurut penuturan dari pemilik
perusahaan bahwa perusahaan tidak
memerlukan karyawan yang tingkat
pendidikannya tinggi hanya mereka
menginginkan karyawan yang mampu
bekerja keras dan sabar.
Jumlah Anggota Keluarga, jumlah
anggota keluarga tidak berpengaruh
signifikan karena rata-rata jumlah
tanggungan keluarga yang cukup kecil
karena sebagian besar karyawan di
perusahaan bakpia japon berusia muda
dimana mereka hanya mempunyai
tanggungan keluarga di rumah mereka
cukup kecil dan anak-anak mereka
sebagian besar telah berkeluarga dan
bertempat tinggal jauh dari keluarga.
Umur, sebagian besar karyawan yang
bekerja memiliki usia yang hampir
mendekati usia non-produktif.
Kaitannya dengan kinerja karyawan,
para karyawan yang berusia tua
mereka umumnya telah mengerti seluk
beluk pembuatan bakpia, namun
mereka belum memiliki pengalaman
yang cukup lama di perusahaan Bakpia
Japon, sehingga dalam pengerjaannya
mereka harus dilatih kembali agar
sesuai dengan Standar Operasional
Perusahaan (SOP).
Pengaruh Pemberian Insentif
Terhadap Kinerja Karyawan Model ancova diperoleh dengan
meletakkan koefisien regresi (B) pada
model. Dari tabel Parameter Estimate
diatas diperoleh nilai koefisien regresi
sebagai berikut:
Tabel 4. Parameter Estimate Pengaruh Insentif Terhadap Kinerja Karyawan
Parameter B Std. Error t Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Intercept 14.972 .725 20.639 .000 13.520 16.424
Masakerja .283 .137 2.070 .043 .009 .557
[insentif=1] 1.909 .712 2.682 .010 .484 3.333
[insentif=2] 0a . . . . .
Sumber : Analisis Data Primer
Berdasarkan Tabel 4 maka
diperoleh model ancova:
…...........................................................(5)|
Dimana, Y= Kinerja; d1= Insentif
(fixed factor); x= Masa Kerja
(covariat)
Hasil perhitungan mengunakan SPSS
diperoleh nilai R Squared sebesar
0,191 dan nilai adjustedR Squared
adalah 0,163, dapat dinyatakan bahwa
16,3 %
variabel kinerja dapat dijelaskan oleh
variabel insentif dan variabel masa
kerja, sedangkan 83,7% lainnya
dijelaskan oleh variabel lain diluar
model. Dalam model ancova ini
peranan kovariat masa kerja dalam
menentukan perbedaan rata-rata
kinerja karyawan adalah signifikan.
Dengan kata lain, variabel masa kerja
berpengaruh signifikan terhadap
perbedaan rata-rata kinerja karyawan
yang memperoleh insentif dan yang
tidak memperoleh insentif. Hal ini
dikarenakan dengan pemberian insentif
akan menambah motivasi karyawan
untuk bekerja dan berdampak pada
kinerja karyawan yang semakin
meningkat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1) Latar belakang pemberian insentif
adalah agar karyawan termotivasi
untuk mencapai target-target
perusahaan, 2) Pada Perusahaan Satria
Sejahtera Bakery keseluruhan variabel
bebas yang dimasukkan meliputi umur,
jumlah tanggungan keluarga, tingkat
pendidikan dan masa kerja. Terdapat
dua variabel yang berpengaruh nyata
setelah dilakukan transformasi model
yakni variabel umur dan masa kerja.
Sedangkan pada Perusahaan Bakpia
Japon karakteristik personal meliputi
masa kerja, jumlah tanggungan
keluarga, usia dan tingkat pendidikan
tidak ada yang berpengaruh nyata
terhadap kinerja karyawan pada
perusahaan Bakpia Japon, 3) Variabel
insentif sesuai dengan hasil
perhitungan dengan uji ancova terbukti
berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan pada perusahaan
Satria Sejahtera Bakery hal ini terbukti
dengan nilai probabilitas yang
ditunjukkan sebesar 0,010. Hal ini
dikarenakan dengan pemberian insentif
akan menambah motivasi karyawan
untuk bekerja, dan berdampak pada
kinerja karyawan yang semakin
meningkat.
Saran
1) Variabel insentif yang ternyata
berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan, dapat menjadi salah
satu alternative yang digunakan bagi
perusahaan Bakpia Japon untuk
meningkatkan kinerja karyawan, 2)
Penelitian yang akan datang dapat
disarankan untuk menambah variabel-
variabel baru yang berpengaruh
terhadap kinerja karyawan seperti
replacement sehingga dapat
memberikan gambaran yang lebih luas
tentang masalah penelitian yang
sedang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali 2006. Ekonometrika Jilid 1.
Jakarta: Raja Grafindo.
LPPOM DIY.2012. Daftar Jumlah
Industri Berdasarkan Kelompok
Produk di Provinsi Yogyakarta.
Lembaga Pengawas Pangan Obat
dan Makanan. Yogyakarta.
Moekijat 1989. Manajemen
Kepegawaian. Bandung: Mandar
Maju.
Nazir 1988. Metode Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Prawirosentono S 1999. Kebijakan
Kinerja Karyawan; Kiat
Membangun Organisasi
Kompetitif Menjelang
Perdagangan Bebas Dunia.
Yogyakarta: BPFE.
Sastrohadiwiryo S 2002. Manajemen
Tenaga Kerja Indonesia
Pendekatan Administrasi dan
Operasi. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Wibisono D 2006. Manajemen Kinerja
Konsep, Desain, dan Teknik
Meningkatkan Daya Saing
Perusahaan. Jakarta: Erlangga.
Yulianik F 2007. Hubungan
Karakteristik Pegawai Dengan
Produktivitas Kerja. Jurnal
Ichsan Gorontalo vol 2 no.1
Februari-April 2007 hal 627-637.