ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN...

9

Click here to load reader

Transcript of ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN...

Page 1: ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/JURNAL-ZAHARA... · ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP ... Fosfor

ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN OLAHAN TERIGU DI

KABUPATEN BANTUL

Zahara Ayu Maliga, Mohd. Harisudin, Sutarto Program Studi Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta

Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./ Fax.(0271) 637457

E-mail:[email protected]. Telp. 085728004932

Abstract : Based on the survey results revealed that, (1) the characteristics of

the respondents including age, education level, family size, and years of service

to the company Satria Prosperous Bakery did not significantly affect the

performance of the employee, (2) characteristics included age, education level,

number of members family, and future work on JaponBakpia company also did

not significantly affect the performance of the employee, (3) using ANCOVA

test result that incentives significantly affect the performance of the employee

in which variables can be explained by the variable performance incentives and

working period was 16.3% while the rest are influenced by other causes outside

the model., probability values obtained for variable working lives of 0,043 and

0,010 variable incentive sebesa at 95% confidence level covariates tenure

variables significantly affect employee performance incentives while treatment

also significantly affect the performance of employees.Based on the results of

these studies note that the provision of incentives will be able to improve

employee performance.

Keywords : Incentive, Ancova, Double log Non-Linear Regression

Abstrak : Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, (1) karakteristik

responden yang meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga,

dan masa kerja pada perusahaan Satria Sejahtera Bakery tidak berpengaruh

nyata terhadap kinerja karyawan, (2) karakteristik yang meliputi umur, tingkat

pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan masa kerja pada perusahaan Bakpia

Japon juga tidak berpengaruh nyata terhadap kinerja karyawan, (3) dengan

menggunakan uji ancova diperoleh hasil bahwa pemberian insentif berpengaruh

nyata terhadap kinerja karyawan dimana variabel kinerja dapat dijelaskan oleh

variabel insentif dan masa kerja sebesar 16,3% sedangkan sisanya dipengaruhi

oleh sebab-sebab lain diluar model. Diperoleh nilai probabilitas untuk variabel

masa kerja sebesar 0,043 dan variabel insentif sebesar 0,010 pada taraf

kepercayaan 95% variabel kovariat masa kerja berpengaruh nyata terhadap

kinerja karyawan sedangkan perlakuan insentif juga berpengaruh nyata

terhadap kinerja karyawan.

Kata kunci : Insentif, Ancova, Regresi Non-Linear double log

Page 2: ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/JURNAL-ZAHARA... · ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP ... Fosfor

PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara agraris

yang berarti negara yang

mengandalkan sektor pertanian baik

sebagai mata pencaharian maupun

sebagai penopang pembangunan.

Menurut Yulianik (2006) sektor

pertanian merupakan penopang

perekonomian Indonesia karena

pertanian memberikan sumbangan

untuk kas pemerintah. Indonesia kaya

akan keanekaragaman sumber bahan

pangan baik nabati maupun hewani,

guna pemenuhan kebutuhan gizi dan

kesehatan.

Khususnya sumber pangan

pokok sebagai sumber karbohidrat,

ketergantungan pada beras sangat

tinggi. Untuk menghindari

ketergantungan beras yang harganya

berfluktuatif dan stok yang terbatas

maka pemerintah intensif

memperkenalkan terigu.

Pertimbangannya adalah harga terigu

relatif stabil dan volume yang

diperdagangkan cukup banyak serta

beras dapat bersubstitusi dengan

terigu(Susenas, 2002).

Menurut Wibisono (2006)

adanya persaingan antar perusahan

yang sangat ketat,memaksa

perusahaan harus menata ulang strategi

bersaingnya dengan melakukan kajian

terhadap tujuan strategik perusahaan

yang didasarkan atas kebutuhan pasar,

perbandingan dengan perusahaan yang

memiliki kinerja terbaik serta

melakukan evaluasi yang intens

terhadap kompetensi internal

perusahaan. Insentif adalah suatu

penghargaan dalam bentuk material

atau non material yang diberikan oleh

pihak pimpinan perusahaan kepada karyawan agar mereka bekerja dengan

motivasi yang tinggi dan berprestasi

dalam mencapai tujuan-tujuan

perusahaan, dengan kata lain

pemberian insentif adalah pemberian

uang diluar gaji sebagai pengakuan

terhadap prestasi kerja dan kontribusi

terhadap karyawan kepada perusahaan.

Bagi perusahaan, meningkatnya

kinerja bukan hanya ditentukan oleh

sumber daya manusia dalam jumlah

yang besar. Tanpa disertai semangat

kerja yang tinggi, maka karyawan

tidak akan dapat bekerja dengan baik,

efektif dan efisien. Oleh sebab itu,

setiap perusahaan harus mampu

memberikan motivasi atau dorongan

kepada karyawannya agar tidak ada

permintaan yang tidak terpenuhi, yang

dapat menurunkan semangat kerja

karyawan. Menurut Prawirosentono

(1999) Penggunaan tenaga kerja secara

efektif dan terarah merupakan kunci ke

arah peningkatan kinerja, untuk itu

diperlukan suatu kebijakan perusahaan

dalam usahanya untuk menggerakkan,

mengajak dan mengarahkan tenaga

kerja agar mau bekerja lebih

baiksesuai dengan sasaran yang telah

ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini

menuntut peran aktif dari manajemen

di dalam perusahaan, sebab peranan

manajemen tersebut sangat penting

artinya dalam upaya peningkatan

efisiensi dan produktivitas kerja.

Provinsi Yogyakarta memiliki

industri olahan terigu peringkat

pertama dibanding dengan jumlah

industri kelompok lain (LPPOM DIY,

2012). Kabupaten Bantul merupakan

salah satu kabupaten di Provinsi

Yogyakarta dimana terdapat cukup

banyak perusahaan yang mengolah

terigu hal ini disebabkan objek wisata

dikawasan Bantul yang cukup banyak

sehingga mendorong para pengusaha

Page 3: ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/JURNAL-ZAHARA... · ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP ... Fosfor

di bidang olahan terigu untuk

mendirikan usaha olahan terigu di

Kabupaten Bantul dan pada umumnya

hasil olahan terigu ini dapat dijadikan

buah tangan khas Yogyakarta.

Roti merupakan salah satu hasil

olahan terigu dengan tingkat

partisipasi konsumsi terbesar kedua

setelah mi. Kandungan gizi yang

terdapat pada roti juga tidak jauh

berbeda bahkan lebih baik daripada

nasi atau mi basah.Berikut ini

merupakan data mengenai kandungan

gizi roti per 100 gram bahan zat gizi

(Tabel 1).

Tabel 1. Komposisi Gizi Roti Dibanding Nasi dan Mi Basah per 100 gram

Zat Gizi Roti Putih Roti Cokelat Nasi Putih Mi Basah

Energi (kkal) 248,00 249,00 178,00 86,00

Protein (g) 8,00 7,90 2,10 0,60

Lemak (g) 1,20 1,50 0,10 3,30

Karbohidrat (g) 50,00 49,70 40,60 14,00

Kalsium (mg) 10,00 20,00 5,00 14,00

Fosfor (mg) 95,00 140,00 22,00 13,00

Besi (mg) 1,50 2,50 0,50 0,80

Vitamin A (mg) 0,00 0,00 0,00 0,00

Vitamin B (mg) 0,10 0,15 0,02 0,00

Vitamin C (mg) 0,00 0,00 0,00 0,00

Air (g) 40,00 40,00 57,00 80,00

Sumber : Nusawanti, 2009

Dalam suatu manajemen

perusahaan hal terpenting adalah

karyawan, dimana karyawan bertindak

sebagai pelaku dan berperan aktif

dalam upaya pencapaian tujuan

perusahaan. Terdapat beberapa cara

yang dilakukan perusahaan untuk

meningkatkan kinerja karyawannya

salah satunya yakni pemberian bonus

berupa insentif kepada karyawan. Oleh

sebab itu dilakukan penelitian dengan

judul Komparasi Pengaruh Pemberian

Insentif Terhadap Kinerja Karyawan

Pada Perusahaan Olahan Terigu Di

Kabupaten Bantul.

Tujuan dari penelitian pengaruh

pemberian insentif terhadap kinerja

karyawan pada perusahaan olahan

terigu di Kabupaten Bantul adalah 1)

Untuk mengetahui latar belakang

pemberian insentif oleh perusahaan

kepada karyawan, 2) Mengetahui

pengaruh antara karakteristik personal

karyawan terhadap kinerja karyawan

di perusahaan Satria Sejahtera Bakery

dan Bakpia Japon di Kabupaten

Bantul, 3) Mengetahui pengaruh

pemberian insentif terhadap kinerja

karyawan.

Kinerja atau performance

merupakan hasil kerja yang dapat

dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu

organisasi, sesuai dengan wewenang

dan tanggung jawab masing-masing,

dalam rangka upaya mencapai tujuan

organisasi bersangkutan secara legal,

tidak melanggar hukum dan sesuai

dengan moral ataupun etika.

Page 4: ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/JURNAL-ZAHARA... · ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP ... Fosfor

Menurut Prawirosentono (1999)

Terdapat hubungan yang erat antara

kinerja perusahaan (individual

performance) dengan kinerja lembaga

(institusional performance) atau

kinerja perusahaan (corporate

performance). Dengan perkataan lain

bila kinerja karyawan (individual

performance) baik maka kemungkinan

besar kinerja perusahaan (corporate

performance) juga baik. Kinerja

seorang karyawan akan baik bila dia

mempunyai keahlian (skill) yang

tinggi, bersedia bekerja karena digaji

atau diberi upah sesuai dengan

perjanjian, mempunyai harapan

(expectation) masa depan lebih baik.

Berdasarkan perbedaan budaya,

mengakibatkan perbedaan perilaku

(behavior) dan sikap (attitude) dalam

kegiatan organisasi. Perbedaan

perilaku berakibat pada perbedaan

hasil dalam “job performance” (kinerja

tugas) sebagai akibat dari perbedaan

perilaku (behavior) dan akibat

perbedaan budaya asal. Perbedaan

budaya masyarakat dipengaruhi pula

lingkungan geografi dimana mereka

hidup. Selain itu (Mangkunegara,

2002) menyatakan insentif merupakan

suatu bentuk motivasi yang diberikan

dalam bentuk uang atas dasar kinerja

yang tinggi dan juga merupakan rasa

pengakuan dari pihak organisasi

terhadap kinerja karyawan dan

kontribusi terhadap organisasi

(perusahaan).

Jumlah insentif seluruhnya yang

diterima tenaga kerja dapat memiliki

pengaruh positif langsung terhadap

perilaku tenaga kerja yang

bersangkutan berkenaan dengan

statusnya sebagai salah satu unsur

dalam perusahaan. Akan tetapi dalam

banyak segi, hal tersebut tidak

langsung mempengaruhi motivasi

tenaga kerja untuk berkinerja. Namun

motivasi merupakan suatu fungsi yang

menghubungkan antara insentif dengan

kinerja, dan secara tidak langsung

dipengaruhi oleh jumlah insentif

keseluruhan yang diterima tenaga kerja

yang bersangkutan (Sastrohadiwiryo,

2002).

Dalam hubungan-hubungan

kepegawaian yang modern, upah dan

gaji (wages and salaries) diharapkan

memainkan peranan yang besar dalam

mendorong pegawai untuk bekerja,

sehingga untuk menambah prestasi dan

keahliannya. Pemerintah membayar

patisipasi (participation) dan bantuan

(contribution) pegawai untuk

melaksanakan programnya, dari

pegawai yang paling rendah hingga

kepada pegawai yang paling tinggi

tingkatannya, pendorong utama untuk

membantu dan ikut serta dalam

pekerjaan pemerintah adalah upah

(reward) yang berupa insentif baik

uang ataupun non-uang (Moekijat,

1989).

METODE PENELITIAN

Metode dasar penelitian

Metode dasar yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode

adalah metode deskriptif analitis

(Nazir 1988). Teknik pengumpulan

data adalah observasi, wawancara dan

pencatatan. Penelitian ini dilakukan

pada perusahaan olahan terigu di

Kabupaten Bantul. Lokasi penelitian

dipilih 2 perusahaan yang menerapkan

dan tidak menerapkan insentif.

Perusahaan Satria Sejahtera Bakery

merupakan salah satu perusahaan roti

yang telah menerapkan sistem insentif

bagi karyawannya di Kabupaten

Page 5: ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/JURNAL-ZAHARA... · ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP ... Fosfor

Bantul, sedangkan perusahaan Bakpia

Japon adalah salah satu perusahaan

pembuat roti bakpia yang belum

mampu menerapkan insentif kepada

karyawannya.

Metode Analisis Data

Untuk mengetahui latar belakang

pemberian insentif terhadap karyawan

maka dilakukan Analisis Deskriptif.

Dalam penelitian ini, analisis deskriptif

melalui metode kasus dilakukanuntuk

mendeskripsikan gambaran umum

perusahaan yang meliputi sejarah

danperkembangan perusahaan; visi,

misi, dan tujuan perusahaan; struktur

perusahaan; karakteristik personal

karyawan; serta latar belakang

pemberian insentif terhadap karyawan

Untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh karakteristik personal

terhadap kinerja karyawan maka

digunakan analisis Regresi Non-Linier

Model Double Log dengan Logaritma

Natural(Ln). Analisis yang digunakan

untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh lebih dari satu variabel bebas

terhadap satu variabel terikat (Ghozali,

2006) yaitu:

Y = a X1b1

.X2b2

.X3b3

.X4b4

……. (1)

Keterangan, Y= kinerja karyawan;

a=intercept; b1 – b4 = nilai dugaan

besaran parameter; X1 = tingkat

pendidikan (th); X2= jumlah anggota

keluarga (orang); X3= umur (th); X4=

masa kerja (th)

Untuk mengetahui pengaruh

pemberian insentif terhadap kinerja

karyawan maka dilakukan analisis

menggunakan Uji Ancova. Ancova

merupakan teknik analisis yang

berguna untuk meningkatkan presisi

sebuah percobaan karena didalamnya

di lakukan pengaturan terhadap

pengaruh peubah bebas lain yang tidak

terkontrol. Model ANCOVA dengan

satu covariate

Yi= B1+B2Di+B3X1+µi……......(2)

Keterangan, Y= Kinerja Kayawan; B1

:intercept; D =1 untuk insentif D =2

untuk non-insentif; B: koefisien

regresi; X: variabel independent; µi :

random error

HASIL DAN PEMBAHASAN

Latar Belakang Pemberian Insentif

Pada perusahaan Satria Sejahtera

Bakery insentif yang diberikan dalam

bentuk material yang diberikan oleh

perusahaan kepada karyawan

bersamaan dengan gaji. Menurut hasil

wawancara dengan pemilik perusahaan

pemberian insentif bertujuan untuk

memotivasi para karyawan agar dapat

mencapai target-target perusahaan.

Pada divisi produksi dan pemasaran

target yang diberikan oleh perusahaan

sebanyak 6000 roti untuk roti semir

dan 6000 untuk roti kering, namun

hanya roti semir yang mampu melebihi

target perusahaan yakni dengan

produksi dan penjualan sebanyak

10.000/ bulan.

Karakteristik Personal Karyawan

Satria Sejahtera Bakery

Perbedaan pandangan, tujuan,

kebutuhan dan kemampuan yang

berbeda satu sama lain akan

menyebabkan kinerja satu orang

dengan yang lain berbeda pula,

meskipun bekerja ditempat yang sama.

Karakteristik individu dalam penelitian

ini meliputi : tingkat pendidikan, usia,

masa kerja dan jumlah tanggungan

keluarga. Model Regresi Double Log

dengan Logaritma Natural(Ln)

Dari analisis yang dilakukan diperoleh

model sebagai berikut:

Page 6: ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/JURNAL-ZAHARA... · ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP ... Fosfor

Y= 1,558 X1-0,230

.X2-0,313

.X30.583

.X40,178

....................................(3)

Keterangan, Y = Kinerja Karyawan;

X1= Tingkat Pendidikan; X2= Jumlah

Anggota Keluarga; X3= Umur; X4=

Masa Kerja

Berdasarkan model regresi

tersebut menunjukkan nilai R² sebesar

0,504 dan adjusted R Square sebesar

0.380 hal ini berarti 38% variasi dari

kinerja bisa dijelaskan oleh variasi dari

keempat variabel tak bebas. Sedangkan

62% dijelaskan oleh variabel-variabel

lain diuar model seperti upah dan

lingkungan kerja.

Berdesarkan uji F diketahui nilai

signifikanasi sebesar 0,019< taraf

signifikansi yang telah ditetapkan

yakni 0,05 yang artinya variabel usia,

masa kerja, tingkat pendidikan, jumlah

tanggungan keluarga secara bersama-

sama berpengaruh nyata terhadap

kinerja pada perusahaan Satria

Sejahtera Bakery. Pengaruh Masing-

masing Variabel Bebas terhadap

Kinerja pada Perusahaan Satria

Sejahtera Bakery dapat dilihat pada

Tabel 2.

Tabel 2.Pengaruh Masing-masing Variabel Bebas terhadap Kinerja pada Perusahaan

Satria Sejahtera Bakery

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.558 .930 1.676 .113

Tingkat pendidikan -.230 .189 -.217 -1.214 .242

Jumlah angota

keluarga -.313 .173 -.444 -1.810 .089

Umur .583 .275 .510 2.118 .050

Masa kerja .178 .054 .590 3.301 .005

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan uji t hanya terdapat

dua variabel bebas yang berpengaruh

nyata terhadap kinerja yakni usia dan

masa kerja (Tabel 2). Usia

berpengaruh nyata terhadap kinerja,

hal ini disebabkan karyawan yang

direkrut mamiliki umur berkisar 20-25

tahun pada umur seperti itu karyawan

lebih giat untuk bekerja dan

mengumpulkan uang untuk persiapan

menikah maupun untuk diberikan

kepada orang tua mereka, sehingga

karyawan yang berusia muda akan

terapacu untuk giat bekerja apalagi hal

ini ditunjang oleh status para karyawan

yang sebagian besar belum menikah.

Pada perusahaan Satria Sejahtera

Bakery lamanya pengalaman bekerja

mempengaruhi kinerja, karena

semakin lama karyawan bekerja di

perusahaan Satria Sejahtera Bakery

maka karyawan tersebut memiliki

kesempatan untuk naik jenjang

jabatan.

Karakteristik Personal Karyawan

Bakpia Japon

Karakteristik individu dalam

penelitian ini meliputi : tingkat

pendidikan, usia, masa kerja dan

jumlah tanggungan keluarga.

Page 7: ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/JURNAL-ZAHARA... · ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP ... Fosfor

Tabel 3. Pengaruh Masing-Masing Variabel Bebas terhadap Kinerja pada Perusahaan

Bakpia Japon

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

(Constant) 3.020 .358 8.445 .000

Masakerja .042 .030 .252 1.435 .160

Pendidikan -.168 .095 -.310 -1.777 .084

Anggota Keluarga -.018 .075 -.037 -.233 .817

Umur .023 .071 .066 .323 .748

Sumber : Analisis Data Primer

Dari data primer kemudian

dianalisis dengan menggunakan model

double log. Didapat model persamaan

sebagai berikut:

Y= 3,020 .X1-0,168

.X2-0,018

.X30,0223

.X40,042

........................................(4)

Dimana, X1 = Tingkat Pendidikan; X2

= Jumlah Anggota Keluarga; X3=

Umur; X4 = Masa Kerja

Berdasarkan model regresi

tersebut menunjukkan nilai R² sebesar

0,259 dan adjusted R Square sebesar

0,174 hal ini berarti 17,4% variasi dari

kinerja bisa dijelaskan oleh variasi dari

keempat variabel tak bebas. Sedangkan

82,6% sisanya dijelaskan oleh

variabel-variabel lain diuar model

seperti gaji dan lingkungan kerja.

Berdesarkan uji F diketahui nilai

signifikanasi sebesar 0,029<0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa

keempat variabel bebas secara

bersama-sama berpengaruh nyata

terhadap kinerja pada perusahaan

Bakpia Japon.

Berdasarkan uji t setelah

dilakukan transformasi model regresi

dari keempat variabel bebas yakni

masa kerja, jumlah tanggungan

keluarga, usia, dan tingkat pendidikan

tidak satupun yang signifikan (tabel 3)

hal ini dikarenakan:

Masa Kerja, masa kerja tidak

berpengaruh signifikan karena masa

kerja yang lama pada perusahaan

bakpia japon tidak berdampak pada

kinerja karyawan, walaupun masa

kerja yang lama namun sebagian besar

karyawan tidak melakukan

pengembangan skill dalam

menghasilkan produk mereka.

Tingkat Pendidikan, tingkat

pendidikan tidak berpengaruh

signifikan karena pemilik perusahaan

bakpia japon tidak mematok minimal

tingkat pendidikan bagi karyawan, dan

menurut penuturan dari pemilik

perusahaan bahwa perusahaan tidak

memerlukan karyawan yang tingkat

pendidikannya tinggi hanya mereka

menginginkan karyawan yang mampu

bekerja keras dan sabar.

Jumlah Anggota Keluarga, jumlah

anggota keluarga tidak berpengaruh

signifikan karena rata-rata jumlah

tanggungan keluarga yang cukup kecil

karena sebagian besar karyawan di

perusahaan bakpia japon berusia muda

dimana mereka hanya mempunyai

tanggungan keluarga di rumah mereka

cukup kecil dan anak-anak mereka

sebagian besar telah berkeluarga dan

bertempat tinggal jauh dari keluarga.

Page 8: ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/JURNAL-ZAHARA... · ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP ... Fosfor

Umur, sebagian besar karyawan yang

bekerja memiliki usia yang hampir

mendekati usia non-produktif.

Kaitannya dengan kinerja karyawan,

para karyawan yang berusia tua

mereka umumnya telah mengerti seluk

beluk pembuatan bakpia, namun

mereka belum memiliki pengalaman

yang cukup lama di perusahaan Bakpia

Japon, sehingga dalam pengerjaannya

mereka harus dilatih kembali agar

sesuai dengan Standar Operasional

Perusahaan (SOP).

Pengaruh Pemberian Insentif

Terhadap Kinerja Karyawan Model ancova diperoleh dengan

meletakkan koefisien regresi (B) pada

model. Dari tabel Parameter Estimate

diatas diperoleh nilai koefisien regresi

sebagai berikut:

Tabel 4. Parameter Estimate Pengaruh Insentif Terhadap Kinerja Karyawan

Parameter B Std. Error t Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Intercept 14.972 .725 20.639 .000 13.520 16.424

Masakerja .283 .137 2.070 .043 .009 .557

[insentif=1] 1.909 .712 2.682 .010 .484 3.333

[insentif=2] 0a . . . . .

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 4 maka

diperoleh model ancova:

…...........................................................(5)|

Dimana, Y= Kinerja; d1= Insentif

(fixed factor); x= Masa Kerja

(covariat)

Hasil perhitungan mengunakan SPSS

diperoleh nilai R Squared sebesar

0,191 dan nilai adjustedR Squared

adalah 0,163, dapat dinyatakan bahwa

16,3 %

variabel kinerja dapat dijelaskan oleh

variabel insentif dan variabel masa

kerja, sedangkan 83,7% lainnya

dijelaskan oleh variabel lain diluar

model. Dalam model ancova ini

peranan kovariat masa kerja dalam

menentukan perbedaan rata-rata

kinerja karyawan adalah signifikan.

Dengan kata lain, variabel masa kerja

berpengaruh signifikan terhadap

perbedaan rata-rata kinerja karyawan

yang memperoleh insentif dan yang

tidak memperoleh insentif. Hal ini

dikarenakan dengan pemberian insentif

akan menambah motivasi karyawan

untuk bekerja dan berdampak pada

kinerja karyawan yang semakin

meningkat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1) Latar belakang pemberian insentif

adalah agar karyawan termotivasi

untuk mencapai target-target

perusahaan, 2) Pada Perusahaan Satria

Sejahtera Bakery keseluruhan variabel

bebas yang dimasukkan meliputi umur,

jumlah tanggungan keluarga, tingkat

pendidikan dan masa kerja. Terdapat

dua variabel yang berpengaruh nyata

setelah dilakukan transformasi model

yakni variabel umur dan masa kerja.

Sedangkan pada Perusahaan Bakpia

Japon karakteristik personal meliputi

masa kerja, jumlah tanggungan

Page 9: ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/JURNAL-ZAHARA... · ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP ... Fosfor

keluarga, usia dan tingkat pendidikan

tidak ada yang berpengaruh nyata

terhadap kinerja karyawan pada

perusahaan Bakpia Japon, 3) Variabel

insentif sesuai dengan hasil

perhitungan dengan uji ancova terbukti

berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan pada perusahaan

Satria Sejahtera Bakery hal ini terbukti

dengan nilai probabilitas yang

ditunjukkan sebesar 0,010. Hal ini

dikarenakan dengan pemberian insentif

akan menambah motivasi karyawan

untuk bekerja, dan berdampak pada

kinerja karyawan yang semakin

meningkat.

Saran

1) Variabel insentif yang ternyata

berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan, dapat menjadi salah

satu alternative yang digunakan bagi

perusahaan Bakpia Japon untuk

meningkatkan kinerja karyawan, 2)

Penelitian yang akan datang dapat

disarankan untuk menambah variabel-

variabel baru yang berpengaruh

terhadap kinerja karyawan seperti

replacement sehingga dapat

memberikan gambaran yang lebih luas

tentang masalah penelitian yang

sedang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali 2006. Ekonometrika Jilid 1.

Jakarta: Raja Grafindo.

LPPOM DIY.2012. Daftar Jumlah

Industri Berdasarkan Kelompok

Produk di Provinsi Yogyakarta.

Lembaga Pengawas Pangan Obat

dan Makanan. Yogyakarta.

Moekijat 1989. Manajemen

Kepegawaian. Bandung: Mandar

Maju.

Nazir 1988. Metode Penelitian.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Prawirosentono S 1999. Kebijakan

Kinerja Karyawan; Kiat

Membangun Organisasi

Kompetitif Menjelang

Perdagangan Bebas Dunia.

Yogyakarta: BPFE.

Sastrohadiwiryo S 2002. Manajemen

Tenaga Kerja Indonesia

Pendekatan Administrasi dan

Operasi. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Wibisono D 2006. Manajemen Kinerja

Konsep, Desain, dan Teknik

Meningkatkan Daya Saing

Perusahaan. Jakarta: Erlangga.

Yulianik F 2007. Hubungan

Karakteristik Pegawai Dengan

Produktivitas Kerja. Jurnal

Ichsan Gorontalo vol 2 no.1

Februari-April 2007 hal 627-637.