ANALISIS KINERJA KEUANGAN USAHA HUTAN...

16
ANALISIS KINERJA KEUANGAN USAHA HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR DELIANA CAROLINE HASIANI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Transcript of ANALISIS KINERJA KEUANGAN USAHA HUTAN...

ANALISIS KINERJA KEUANGAN USAHA

HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DELIANA CAROLINE HASIANI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja

Keuangan Usaha Hutan Pendidikan Gunung Walat adalah benar karya saya

dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun

kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip

dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013

Deliana Caroline Hasiani

NIM H34104059

DAMERIA NOVANDINA. Analisis Pendapatan Usaha Pembenihan dan Pendederan Ikan Nila GMT. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (di bawah bimbingan HARIANTO).

Sektor perikanan menjadi salah satu tumpuan perekonomian dalam mengembangkan wilayah Kabupaten Sukabumi, salah satunya adalah sub sektor perikanan budidaya. Dinas kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi membuat target produksi budidaya perikanan yang cukup tinggi dan jumlahnya semakin meningkat setiap tahun. Target produksi yang tinggi tersebut didukung oleh produksi benih ikan di Kabupaten Sukabumi yang cenderung meningkat setiap tahun. Berdasarkan hal tersebut maka terdapat potensi yang cukup besar dalam sektor perikanan. Komoditi yang memiliki potensi yang cukup besar adalah ikan nila. karena selain ditargetkan jumlah produksinya paling banyak, juga karena produksi benih ikan nila setiap tahunnya paling banyak dan meningkat setiap tahun. Guna memenuhi target produksi ikan nila di Kabupaten Sukabumi, Balai Benih Air tawar (BBAT) Kabupaten Sukabumi menciptakan benih-benih unggul dengan berbagai jenis benih unggul yang memiliki karakteristik dan keunggulan yang berbeda.

Desa Caringin Wetan merupakan salah satu daerah yang memiliki petani pembenihan dan pendederan ikan nila dengan menggunakan benih yang unggul, yaitu benih ikan nila monoseks tipe Genetically Male Tilapia (GMT). Ikan nila GMT dapat dihasilkan dari induk ikan nila jantan unggul tipe Genetically Supermale Indonesia Tilapias (GESIT) yang akan menghasilkan keturunan anakan jantan. Benih ikan nila jantan cenderung diminati pasar karena memiliki karakteristik yang lebih unggul, yaitu pertumbuhan yang lebih cepat dan daya tahan yang lebih kuat. Sebagian besar petani Buni Sari memilih usaha pembenihan dan pendederan ikan nila GMT karena memiliki tujuan usaha yaitu cenderung mengejar perputaran modal usaha yang cepat dengan biaya yang relatif tidak terlalu besar.

Kegiatan usaha pembenihan dan pendederan ikan nila GMT di Buni Sari memiliki lima kelompok usaha dengan segmentasi usaha yang berbeda sehingga output yang dihasilkan berbeda. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk membandingkan usaha pembenihan ikan nila GMT berdasarkan segmentasi usaha yang dijalankan. Tjuan penelitian secara khusus adalah mengidentifikasi produk yang dihasilkan pada setiap segmen yang dikaji, menganalisis penerimaan dan biaya usaha pada setiap segmen yang dikaji dan menganalisis keuntungan dan efisiensi usaha pada setiap segmen yang dikaji.

Penelitian ini dilakukan pada kelompok tani Buni Sari yang berada di Desa Caringin Wetan, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan, yaitu bulan Januari sampai dengan bulan April 2013. Metode penentuan responden menggunakan metode sensus dengan responden sebanyak 17 orang petani. Analisis data yang digunakan adalah analisis kuatititatif dan analisis kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif meliputi gambaran umum kelompok tani, teknis pembenihan dan pendederan serta karakteristik petani. Analisis kualitatif terdiri dari biaya-biaya (biaya tetap, biaya variabel, biaya tunai dan biaya tidak

tunai), analisis pendapatan, analisis imbalan jasa terhadap faktor-faktor produksi dan analisis mengenai efisiensi usaha.

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat lima kelompok usaha dengan segmen usaha yang berbeda. Kelompok A melakukan usaha pembenihan sampai dengan menghasilkan produk berupa larva, Kelompok B melakukan usaha pembenihan dan pendederan sampai dengan menghasilkan produk berupa larva dan benih ukuran 2-3 cm, Kelompok C melakukan usaha pembenihan dan pendederan sampai dengan menghasilkan produk berupa larva, benih ukuran 2-3 cm dan benih ukuran 3-5 cm. Kelompok D melakukan usaha pembenihan dan pendederan sampai dengan menghasilkan produk berupa benih ukuran 5-8 cm. Kelompok E melakukan usaha pendederan sampai dengan menghasilkan produk berupa benih ukuran 2-3 cm.

Pengeluaran biaya tunai untuk masing-masing kelompok lebih banyak dibandingkan dengan biaya yang diperhitungkan. Persentase total biaya tunai terhadap total biaya produksi masing-masing kelompok berkisar antara 18-39 persen. Komponen biaya tertinggi yaitu biaya tenaga kerja dan biaya pakan. Total biaya produksi terkecil dikeluarkan oleh Kelompok C.

Penerimaan usaha terbesar dalam satu periode produksi diperoleh Kelompok E. Persentase penerimaan Kelompok E terhadap total penerimaan seluruh kelompok di Buni Sari sebesar 27 persen. Pendapatan atas biaya tunai terbesar diperoleh Kelompok B, pendapatan atas biaya total terbesar diperoleh Kelompok C, nilai R/C atas biaya tunai tertinggi diperoleh Kelompok B dan nilai R/C atas biaya total tertinggi diperoleh Kelompok C dalam satu periode per luasan kolam 600 m2.

Berdasarkan hal tersebut, apabila petani dihadapkan pada kondisi yang dibatasi oleh modal maka Kelompok C yang memiliki prospek usaha paling menguntungkan karena memiliki nilai R/C atas biaya total tertinggi. Apabila petani tidak dihadapkan pada kondisi modal yang terbatas maka Kelompok B yang memiliki prospek keuntungan yang paling tinggi karena memiliki nilai pendapatan atas biaya tunai tertinggi.

ABSTRAK

DELIANA CAROLINE HASIANI. Analisis Kinerja Keuangan Hutan Pendidikan

Gunung Walat Institut Pertanian Bogor. Dibimbing oleh DWI RACHMINA.

Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) sebagai hutan pendidikan yang

dikelola oleh Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) memulai

kemandirian finansial sejak tahun 2009. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui

perkembangan usaha melalui kinerja keuangan serta mengklasifikasi biaya

HPGW. Penilaian kinerja keuangan dilakukan dengan analisis rasio dan analisis

Du Pont. Adapun hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat rasio

likuiditas dan solvabilitas keuangan HPGW semakin baik dari tahun 2009 hingga

2012, sementara tingkat rasio rentabilitas dan aktivitas cenderung menurun.

Secara keseluruhan peningkatan perkembangan usaha dari tahun 2009 hingga

2011 yang mengindikasikan HPGW mampu memenuhi kebutuhan aktivitas

usahanya. Hanya saja pada tahun 2012, HPGW sedikit mengalami penurunan

akibat adanya harga jual yang menurun, namun masih dapat diatasi dengan

simpanan modal yang dimiliki.

Kata kunci : Kinerja Keuangan, Hutan Pendidikan, Analisis Rasio, Du Pont

ABSTRACT

DELIANA CAROLINE HASIANI. Financial Performance Analysis of Gunung

Walat University Forest Bogor Agricultural University. Supervised by DWI

RACHMINA.

Gunung Walat University Forest (GWUF) as educational forest managed by

the Faculty of Forestry, Bogor Agricultural University (IPB) iniatiate financial

independence since 2009. This study was conducted to determine the development

of business through financial performance as well as classifying GWUF costs.

Financial performance assessment conducted with a ratio analysis and analysis of

Du Pont. The results obtained indicate that the level of financial liquidity and

solvency ratios GWUF the better from 2009 to 2012, while the profitability ratios

and activity levels tend to decline. Overall increase in business development from

2009 to 2011 which indicates GWUF able to meet the needs of their business

activities. Only in 2012, GWUF slightly decreased due to declining selling prices,

but still can be overcome by deposits owned capital.

Keywords : Financial Performance, Education Forest, Ratio Analysis, Du Pont

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

ANALISIS KINERJA KEUANGAN USAHA

HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DELIANA CAROLINE HASIANI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Judul Skripsi : Analisis Kinerja Keuangan Usaha Hutan Pendidikan

Gunung Walat Institut Pertanian Bogor

Nama : Deliana Caroline Hasiani

NIM : H34104059

Disetujui oleh

Dr. Ir. Dwi Rachmina, MSi

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus atas kasih karunia yang

dianugerahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2013 ini ialah

kinerja keuangan, dengan judul Analisis Kinerja Keuangan Usaha Hutan

Pendidikan Gunung Walat Institut Pertanian Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Dwi Rachmina, MSi selaku

dosen pembimbing, Dr. Ir. Anna Fariyanti, MS selaku dosen evaluator, Dr. Ir.

Netti Tinaprilla, MM selaku dosen penguji utama, Yanti Nuraeni Muflikh, SP,

MAgribuss selaku dosen komisi pendidikan, serta Rahmat Yanuar, SP, Msi selaku

dosen pembimbing akademik yang telah memberikan saran dan masukan kepada

penulis. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ir. Budi Prihanto,

MS selaku Direktur Eksekutif Hutan Pendidikan Gunung Walat Fakultas

Kehutanan Institut Pertanian Bogor, serta seluruh staf Hutan Pendidikan Gunung

Walat atas kesempatan dan informasi yang diberikan. Ungkapan terima kasih juga

disampaikan kepada orangtua, adik-adik tercinta, serta sahabat penulis untuk

setiap doa, dukungan dan kasih sayang yang diberikan.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2013

Deliana Caroline Hasiani

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN ix

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 4

Manfaat Penelitian 4

Ruang Lingkup Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 4

Kinerja Keuangan 5

Analisis Rasio Laporan Keuangan 5

Analisis Du Pont 8

Hutan Pendidikan Gunung Walat 9

KERANGKA PEMIKIRAN 9

Kerangka Pemikiran Teoritis 9

Kinerja Keuangan 9

Laporan Keuangan 11

Analisis Laporan Keuangan 13

Kerangka Pemikiran Operasional 17

METODE PENELITIAN 18

Lokasi dan Waktu Penelitian 18

Jenis dan Sumber Data 19

Metode Pengolahan dan Analisis Data 19

Analisis Rasio Laporan Keuangan 19

Analisis Du Pont 22

KONDISI UMUM HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT 22

Sejarah dan Gambaran Umum Hutan Pendidikan Gunung Walat 22

Visi dan Misi Hutan Pendidikan Gunung Walat 25

Struktur Organisasi 26

Kondisi Keuangan HPGW 27

KINERJA KEUANGAN HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT 29

Struktur Biaya Hutan Pendidikan Gunung Walat 29

Perkembangan Usaha Hutan Pendidikan Gunung Walat Berdasarkan

Kinerja Keuangan 31

Analisis Rasio Laporan Keuangan Hutan Pendidikan Gunung Walat 32

Analisis Du Pont Laporan Keuangan Hutan Pendidikan Gunung

Walat 40

SIMPULAN DAN SARAN 41

Simpulan 41

Saran 42

DAFTAR PUSTAKA 42

LAMPIRAN 44

RIWAYAT HIDUP 46

DAFTAR TABEL

1. Kontribusi Subsektor Kehutanan Terhadap Total Produk

Domestik Bruto Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku

1

2. Jumlah Penerimaan HPGW dan Keuntungan Tahun 2009-2012 3

3. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) HPGW Tahun 2009-2012 28

4. Laporan Aktivitas (Laba?Rugi) HPGW Tahun 2009-2012 28

5. Komponen Biaya HPGW Tahun 2009-2012 31

6. Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas HPGW Tahun 2009-2012 32

7. Hasil Perhitungan Rasio Solvabilitas HPGW Tahun 2009-2012 ................................ 33

8. Hasil Perhitungan Rasio Rentabilitas HPGW Tahun 2009-2012 ............................... 36

9. Total Produksi Getah Pinus dan Damar HPGW Tahun 2009-

2012

37

10. Hasil Perhitungan Rasio Aktivitas HPGW Tahun 2009-2012 38

11. Hasil Perhitungan Rasio Total Aktiva dengan Modal Tahun

2009-2012

40

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Kinerja Keuangan

Hutan Pendidikan Gunung Walat IPB

18

2. Struktur Organisasi HPGW 26

3. Perkembangan Rasio Likuiditas HPGW Tahun 2009-2012 34

4. Perkembangan Rasio Solvabilitas HPGW Tahun 2009-2012 36

5. Trend Harga Jual Getah Tahun 2012 37

6. Perkembangan Rasio Rentabilitas HPGW Tahun 2009-2012 38

7. Perkembangan Rasio Aktivitas HPGW Tahun 2009-2012 39

8. Perkembangan Keuangan HPGW dengan Metode Analisis Du

Pont Tahun 2009-2012

41

DAFTAR LAMPIRAN

1. Laporan Posisi Keuangan Tahunan Hutan Pendidikan Gunung

Walat

44

2. Laporan Aktivitas Tahunan Hutan Pendidikan Gunung Walat 45

3. Bagan Analisis Du Pont 45

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hutan termasuk salah satu sumber daya alam yang turut berperan untuk

membangun perekonomian negara. Sumber daya hutan dapat memberikan

kontribusi dalam penyediaan bahan baku industri, sumber pendapatan,

menciptakan lapangan dan kesempatan kerja. Namun, jumlah kontribusi subsektor

kehutanan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) cenderung berfluktuasi sejak

tahun 2000. Pada tahun 2009 hingga 2011, kontribusi subsektor kehutanan terus

mengalami penurunan (Tabel 1).

Tabel 1. Kontribusi Subsektor Kehutanan Terhadap Total Produk Domestik Bruto

Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku

Tahun

Produk Domestik Bruto (PDB)

(Miliar Rupiah)

Kontribusi

Subsektor

Kehutanan

terhadap PDB

(%) Kehutanan Total PDB

2000 16.343,0 1.389.769,9 1,18

2001 16.962,1 1.646.322,0 1,03

2002 17.602,4 1.821.833,0 0,97

2003 18.414,6 2.013.674,6 0,91

2004 20.290,0 2.295.826,2 0,88

2005 22.561,8 2.774.281,1 0,81

2006 30.065,7 3.339.216,8 0,90

2007 36.154,1 3.950.893,2 0,92

2008 40.375,1 4.951.356,7 0,82

2009 44.952,1 5.613.441,7 0,80

2010 48.050,5 6.422.918,2 0,75

2011 51.638,1 7.427.086,1 0,70

Laju (%/tahun) 11,31 16,54 -0,04

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011 (diolah)

Jumlah subsektor kehutanan yang meningkat dalam nominal rupiah tidak

sejalan dengan perhitungan laju subsektor kehutanan sebesar 11,31 persen per

tahun, jika dibandingkan dengan laju total PDB sebesar 16,54 persen per tahun.

Rata-rata laju kontribusi subsektor kehutanan terhadap PDB memperlihatkan

angka yang negatif yaitu -0,04. Hal ini menunjukkan pertumbuhan subsektor

kehutanan yang relatif lambat pada aspek ekonomi. Perhitungan manfaat hasil

hutan baik kayu maupun non kayu serta pengusahaan hutan yang berupa jasa

lingkungan perlu untuk diperhitungkan kembali, sehingga dapat mengevaluasi

perkembangan usaha secara keseluruhan.

Kontribusi subsektor kehutanan juga tidak terlepas dari besarnya luas

kawasan hutan yang ada di Indonesia. Luas kawasan hutan Indonesia berdasarkan

SK penunjukan kawasan hutan dan perairan sampai dengan bulan November 2011

2

adalah sebesar 133,9 juta hektar (Ha). Hutan tersebar di seluruh provinsi setiap

pulau di Indonesia mulai dari Sumatera hingga Papua, termasuk salah satunya

Pulau Jawa. Meskipun Pulau Jawa memiliki banyak provinsi namun jumlah total

luas hutan tidak seluas hutan pada pulau yang serupa lainnya seperti Sumatera.

Keberadaan kawasan hutan di Pulau Jawa yang tidak terlalu luas tersebut

menjadikan provinsi-provinsi yang memiliki luas hutan cukup besar harus

dikelola dengan baik di setiap aspek sehingga menghasilkan manfaat maksimal

dan pendapatan optimal. Provinsi Jawa Barat yang memberikan kontribusi luas

lahan hutan terluas kedua di Pulau Jawa setelah Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar

0,82 juta Ha.

Luas wilayah yang paling besar di Provinsi Jawa Barat ialah Kabupaten

Sukabumi yakni 0,42 juta Ha dengan luas hutan sebesar 0,11 juta Ha.

Berdasarkan SK. Menteri Kehutanan Nomor 195/Kpts-II/2003 tentang

Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Jawa Barat, luas kawasan hutan

di Sukabumi mendapatkan urutan kedua untuk jumlah luas hutan dari 26 jumlah

total kota/kabupaten di Jawa Barat. Luas kawasan hutan tersebut terbagi-bagi

menurut fungsinya menjadi hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi.

Kawasan hutan yang mencakup fungsi sebagai hutan konservasi, hutan

lindung, dan hutan produksi salah satunya adalah Kawasan Hutan Dengan Tujuan

Khusus (KHDTK). Tujuan dari KHDTK diperuntukkan khusus antara lain untuk

kegiatan penelitian dan pengembangan sesuai dengan amanat Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999, dengan tanpa mengubah fungsi pokok

kawasan hutan dimaksud. Oleh karena itu,KHDTK juga turut berkontribusi

dalam subsektor kehutanan dengan melakukan pemanfaatan sumber daya hutan

yang ada. Perkembangan KHDTK saat ini berdasarkan statistik Badan Litbang

Kehutanan tahun 2010 terdapat 33 kawasan hutan yang dikelola oleh Badan

Litbang Kehutanan. Selain itu, pengelolaan KHDTK juga dilakukan oleh

perguruan tinggi yang memiliki Fakultas Kehutanan.

Satu dari beberapa KHDTK yang dikelola oleh perguruan tinggi ialah Hutan

Pendidikan Gunung Walat (HPGW) di bawah pengelolaan Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor (IPB). HPGW merupakan hutan tropis dan menjadi

bagian dari kawasan hutan yang terdapat di Jawa Barat tepatnya terletak di

Cibadak, Kabupaten Sukabumi dengan luas sebesar 359 Ha. HPGW berfungsi

sebagai media implementasi Tridharma Fakultas Kehutanan IPB yang meliputi

fungsi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dimana dalam

menjalankan fungsinya, HPGW melakukan pengembangan hutan secara mandiri

akan finansialnya (self finance) yang menjadi pembeda dengan hutan pendidikan

dibawah pengelolaan perguruan tinggi lain.

Perkembangan usaha yang dilakukan oleh HPGW sebagai hutan pendidikan

yang mandiri dari segi finansial dapat dinilai melalui kinerja keuangan. Kinerja

keuangan penting untuk diketahui sehingga mampu melihat keberhasilan

manajemen HPGW dalam mengelola keuangannya. Berdasarkan kinerja

keuangan dapat menjadi bahan evaluasi untuk pengambilan kebijakan selanjutnya

oleh manajemen.

3

Perumusan Masalah

HPGW sebagai hutan pendidikan di bawah pengelolaan Fakultas

Kehutanan IPB memulai kemandirian finansial sejak tahun 2009. Agar dapat

melakukan pengorganisasian pengelolaan yang mampu memberikan pelayanan

optimal, HPGW harus mengembangkan sumber-sumber penerimaan. HPGW

dikembangkan melalui penguatan fasilitasi penyelenggaraan kegiatan Tridharma,

yakni dengan pengembangan paket-paket kerjasama program pendidikan dan

latihan, serta pengembangan ekowisata terpadu. Selain itu, HPGW memanfaatkan

hasil hutan berupa getah pinus dan damar.

Berdasarkan laporan keuangan HPGW, penerimaan HPGW bersumber

dari penjualan getah pinus, penjualan getah damar, pendapatan pelayanan jasa,

sumbangan tidak terikat, pendapatan lain-lain, dan pendanaan terikat temporer.

Dapat dilihat dalam Tabel 2, bahwa penerimaan meningkat di tahun 2009 hingga

2011, lalu menurun pada tahun 2012 bersamaan dengan surplus/defisit yang

diperoleh.

Tabel 2. Jumlah Penerimaan HPGW dan Surplus/Defisit Tahun 2009-2012

Uraian 2009

(Rp)

2010

(Rp)

2011

(Rp)

2012

(Rp)

Penerimaan 1.173.586.085 1.556.833.109 2.556.047.833 2.009.850.300

1. Penjualan

Getah Pinus 207.620.000 355.520.000 996.692.500 366.067.575

2. Penjualan

Getah

Damar 232.684.500 399.591.375 468.645.000 75.924.950

3. Pendapatan

Pelayanan

Jasa 269.212.500 578.641.600 900.848.800 673.573.965

4. Sumbangan

Tidak

Terikat 0 0 0 723.316.435

5. Pendapatan

Lain-lain 299.269.085 18.557.634 75.116.533 23.888.375

6. Pendanaan

Program

Terikat

Temporer 164.800.000 204.522.500 114.745.000 147.079.000

Surplus/Defisit 122.645.236 150.014.460 472.640.727 (157.791.724)

Sumber : Laporan Keuangan Hutan Pendidikan Gunung Walat Tahun 2009-2012 (diolah)

Keuntungan HPGW dipengaruhi salah satunya oleh biaya yang

dibebankan terhadap penerimaan. Seperti yang terlihat dalam Tabel 2,

penerimaan yang diterima pada tahun 2012 menurun dan mengalami defisit.

Sementara jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan pendapatan yang

lebih kecil namun masih menghasilkan surplus. Menjadi pertanyaan dalam

penelitian ini ialah bagaimana struktur biaya pada HPGW Fakultas Kehutanan

IPB?

Sumber pendanaan yang mandiri akan memperlihatkan kemampuan

keuangan HPGW dalam menjalankan usaha dan memenuhi kewajiban. Upaya

untuk meningkatkan usaha serta sejauh mana upaya tersebut telah terealisasi dapat

4

terlihat dengan menganalisa laporan keuangan HPGW. Dengan mengetahui

perkembangan usaha selama beberapa periode dapat membantu manajemen untuk

mengambil strategi usaha yang tepat guna pada periode mendatang berdasarkan

kinerja keuangan. Oleh karena itu timbul pertanyaan lain yang akan dijawab

dalam penelitian ini, yaitu bagaimana perkembangan usaha dilihat dari kinerja

keuangan HPGW Fakultas Kehutanan IPB tahun 2009-2012?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka perlu diketahui tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Mengklasifikasi struktur biaya pada Hutan Pendidikan Gunung Walat

Fakultas Kehutanan IPB.

2. Menganalisis perkembangan usaha dilihat dari kinerja keuangan pada Hutan

Pendidikan Gunung Walat Fakultas Kehutanan IPB periode 2009-2012.

Manfaat Penelitian

Melalui penelitian yang dilakukan, maka diharapkan hasilnya dapat

memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Pengembangan Keilmuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan sesuatu yang berharga

bagi pihak universitas khususnya Institut Pertanian Bogor sekaligus sebagai

koleksi pembendaharaan referensi dan tambahan wacana pengetahuan untuk

perpustakaan Institut Pertanian Bogor.

2. Bagi Instansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi atau masukan untuk

menyusun pola perencanaan anggaran selanjutnya dan memberikan gambaran

tentang kontribusi Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) di dalam

mendukung penyelenggaraan kegiatan Tridharma Fakultas Kehutanan Institut

Pertanian Bogor.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengalaman dan

pengetahuan tentang cara penulisan karya ilmiah yang baik khususnya

peneliti dan diaplikasikan dalam bermasyarakat.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah terbatas pada klasifikasi

struktur biaya serta mengetahui perkembangan usaha berdasarkan kinerja

keuangan Hutan Pendidikan Gunung Walat Fakultas Kehutanan Institut Pertanian

Bogor. Pembatasan ini dilakukan agar penelitian lebih fokus dan mendapatkan

hasil yang lebih tepat.