(PERSERO) Tbk Menara BTN Lantai 9, Jl. Gadjah Mada No. 1 Jakar
Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio Pada PT. BTN (Persero) Cabang...
-
Upload
ryqkurniawan -
Category
Documents
-
view
411 -
download
0
Transcript of Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio Pada PT. BTN (Persero) Cabang...
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S – 1 EKSTENSI MEDAN
Skripsi
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO PADA
PT BTN (PERSERO) CABANG MEDAN
Oleh
Nama : Donny Rahdian Habibie NIM : 040522210 Departemen : Akuntansi
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi 2007
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul:
“ Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan Metode
Rasio pada PT. BTN (Persero) Cabang Medan”
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah
dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penilaian
skripsi level program S 1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas
benar apa adanya. Apabila dikemudian hari ini tidak benar, saya bersedia
menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.
Medan, 29 Oktober 2007
Yang Membuat Pernyataan Donny Rahdian Habibie
NIM : 040522210
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang hanya
dengan izin dan rahmat- Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Selama melakukan penelitian dan penyusunan skripsi, penulis menerima
bimbingan, bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih terutama kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, MSi., Ak , selaku Ketua Departemen Akuntansi
dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak, selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Rustam, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk membimbing saya dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4. Bapak Drs Zainul Bahri Torong, MSi, Ak dan Bapak Iskandar Muda, SE,
MSi., Ak selaku Dosen Pembanding/Penguji yang telah memberikan saran
untuk kesempurnaan skripsi penulis.
5. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
6. Pimpinan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan dan seluruh
staff karyawan khususnya Bang Edison, Bang Elfian, Bang Rizal yang telah
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
7. Terkhusus buat kedua orang tuaku, H. Ahmad Suhendro dan Hj. Basawaty,
keluarga besar H. Ansyari Lubis dan Hj. Erlinda Sari Nasution.
8. Teristimewa buat Ella yang telah berjuang dalam membantu penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini dan atas motivasi yang diberikan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini. Segala perhatian dan kasih sayang yang
diberikan tidak dapat tergantikan.
9. Kawan-kawan seperjuangan angkatan 2004 Ekstension ; Bangun, Dani,
Erick, Dina, Irza ”Etek”, Ami dan seluruh kawan-kawanku yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang telah membantu dan menyemangati penulis
selama kegiatan perkuliahan hingga pengerjaan skripsi ini.
Akhir kata dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari sempurna. Atas kritik dan saran yang bersifat membangun,
penulis mengucapkan terima kasih. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua
Medan, 29 Oktober 2007
Penulis
Donny Rahdian Habibie NIM : 040522210
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan dapat menjelaskan kinerja keuangan pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang jasa perbankan.
Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, wawancara dan studi literatur. Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data yang diperoleh dari responden bersumber dari kepala cabang dan bagian accunting dari objek penelitian.
Dari hasil pengamatan dan tanya jawab dengan responden, diketahui bahwa (1). Kinerja keuangan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan pada tahun 2005 dan tahun 2006 secara umum dapat dikatakan baik. (2).Kinerja Keungan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan mengalami perubahan yang cukup baik. (3). Meskipun tingkat likuiditas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan tampak rendah, namun hal ini tidak begitu dipermasalahkan khususnya di perusahaan perbankan yang tugasnya adalah menarik dan menyalurkan dana kepada masyarakat.
Kata Kunci : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
ABSTRAK .......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
E. Kerangka Konseptual .................. ............................................ 6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kinerja Keuangan ................................................. 8
B. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan .......................................... 9
2. Tujuan Laporan Keuangan ............................................... 11
3. Karakteristik Laporan Keuangan ...................................... 13
4. Jenis-Jenis Laporan Keuangan........................................... 14
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
C. Analisa Laporan Keuangan sebagai Dasar Penilaian Kinerja
Keuangan Perusahaan ............................................................. 19
D. Rasio Keuangan Bank ............................................................. 22
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 28
B. Responden................................................................................. 28
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 28
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 29
E. Metode Analisis Data .............................................................. 29
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Gambaran Umum Perusahaan
a. Sejarah Singkat............................................................... 30
b. Struktur Organisasi ....................................................... 36
2. Laporan Keuangan sebagai Dasar Penilaian Kinerja
Keuangan Perusahaan
a. Neraca .......................................................................... 41
b. Laporan Laba Rugi ....................................................... 42
3. Rasio-Rasio Keuangan Bank .............................................. 43
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis dan Evaluasi Laporan Keuangan sebagai Dasar
Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan............................. 49
2. Analisis dan Evaluasi Rasio Keuangan Bank...................... 51
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………………………………………………… 63
B. Saran ........................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 66
LAMPIRAN
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
NO JUDUL HALAMAN
Tabel 1 : Tabulasi Rasio Likuiditas…………………………………….. 43
Tabel 2 : Tabulasi Rasio Solvabilitas…………………………………... 45
Tabel 3 : Tabulasi Rasio Profitabilitas…………………………………. 46
Tabel 4 : Tabulasi Rasio Resiko Usaha Bank…………………………... 47
Tabel 5 : Tabulasi Rasio Efesiensi……………………………………... 48
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
NO JUDUL HALAMAN
Gambar : Kerangka Konseptual………………………………………… 7
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Struktur Organisasi
Lampiran 2 : Neraca
Lampiran 3 : Laba Rugi
Lampiran 4 : Kinerja Keuangan Diukur dari Rasio-Rasio Keuangan Bank
Lampiran 5 : Keseluruhan Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan
Bank
Lampiran 6 : Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan Bank
Lampiran 7 : Perhitungan Persentase Kenaikan/Penurunan Komponen
Neraca dan Laba Rugi
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dinamika globalisasi dan revolusi teknologi yang sedang melanda dunia
saat ini, sudah dapat dipastikan akan mempengaruhi peta dan pola persaingan
dunia bisnis secara drastis. Dari asumsi tersebut mengharuskan perusahaan untuk
memandang jauh ke depan guna mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang
dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan.
Setiap bentuk perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu profit (laba),
growth (pertumbuhan), survive (kelangsungan hidup perusahaan) dan tujuan
perusahaan tersebut harus dicapai oleh semua pihak yang ada dalam perusahaan.
Proses penetapan dan pencapaian tujuan membutuhkan ketelitian, keakuratan,
serta kecepatan manajemen dalam pengambilan keputusan serta dalam mengelola
perusahaan. Manajemen harus melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik
sehingga tujuan perusahaan akan tercapai dengan efektif dan efisien. Oleh karena
itu pihak manajemen perusahaan perlu mengetahui dan mengumpulkan berbagai
informasi tentang keadaan atau kondisi yang dialami perusahaan. Dengan
mengetahui informasi tersebut maka manajeman dapat mengambil tindakan yang
tepat untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan.
Media yang dapat dipakai untuk melihat kondisi kesehatan perusahaan
adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
keuangan adalah hasil akhrir dari proses akuntansi. Setiap transaksi yang dapat
diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa dan disajikan dalam
nilai uang. Laporan keuangan merupakan salah satu dasar informasi dan penilaian
dalam menentukan kebijaksanaan persahaan. Agar dapat mengetahui kondisi
kesehatan perusahaan dan prestasi yang dicapai, maka laporan keuangan perlu
dianalisa dan diinterpresentasikan yang menunjukkan posisi sumber daya yang
dimiliki selama periode tertentu serta kekuatan dan kelemahannya.
Untuk nilai kondisi keuangan dan presentasi perusahaan, pihak manajemen
memerlukan tolak ukur. Tolak ukur yang umumnya digunakan dalam perusahaan
adalah rasio. Rasio menggambarkan suatu hubungan dan perimbangan antara satu
jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan rasio ini akan
dapat menjelaskan atau mamberi gambaran kepada manajemen tentang baik
buruknya keuangan atau kesehatan perusahaan. Analisis dan iterpretasi dari
macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang
kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi analisis atau pihak manajemen
yang ahli dan berpengalaman dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas
data keuangan sendiri-sendiri yang tidak membentuk rasio. Pihak manajemen atau
analis harus mampu menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada masa sekarang
dengan faktor–faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan
mempengarihui posisi keuangan atau operasi perusahaan.
Analisa rasio berorientasi pada masa depan yaitu memprediksi keadaan
yang akan dialami oleh perusahaan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat
suatu angka rasio tergantung pada kemampuan dan kecerdasaan manajemen atau
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
analis dalam mengiterpretasikan data yang ada untuk menilai dan mengukur
kinerja keuangan perusahaan, karena data yang trercantum dalam laporan
keuangan mencerminkan kinerja keuangan dan merupakan jendela untuk melihat
aktivitas perusahaan.
Pengelolaan keuangan pada perusahaan-perusahaan yang berskala besar
sangat kompleks karena banyak faktor-faktor yang mampengaruhi maupun unsur-
unsurnya. Pada perusahaan jasa seperti perbankan juga mampunyai data keuangan
yang kompleks sehingga perlu analisis yang tajam untuk menilai dan mengukur
berdasarkan analisis rasio dan ketentuan ynag berlaku pada perusahaan tersebut
untuk mengetahui kondisi perusahaan. Pengelolaan keuangan pada perusahaan
perbankkan mampunyai keunikan sendiri dari perusahaan-perusahaan lainnya,
dimana bank merupakan badan usaha yang menghimpun dan menyalurkan dana
pada pihak yang berkepentinggan atau masyarakat sehingga pihak manajemen
bank harus mampu mengelola dana yang terhimpun agar dapat menciptakan
kekayaan sebagai kinerja keuangan dan prestasi yang baik. Manajer keuangan
merupakan suatu hal yang paling diperhatikan oleh masyarakat khususnya calon
investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Begitu juga halnya dengan
bank, dimana semakin baik kinerja keuangannya maka bank tersebut akan
semakin berkembang karena dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap bank tersebut sehingga akan dapat menarik dan meningkatkan jumlah
nasabahnya.
Dalam penelitian ini penulis meneliti keadaan PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Cabang Medan dengan menganalisis kinerja keuangannya. Sejauh
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
pengamatan penulis bank ini merupakan bank yang cukup berkembang sehingga
banyak masyarakat yang percaya dan menjadi nasabahnya, selain itu juga banyak
masyarakat yang menggunakan produk-produknya misalnya pembiyaan
kepemilikan rumah. Hal ini dapat dilihat pada jumlah tabungan dan kredit yang
disalurkan oleh bank ini kepada masyarakat dan bentuk-bentuk lainnya yang
merupakan bukti bahwa bank banyak melakukan transaksi yang ditunjukkan oleh
jumlah dana yang masuk dan keluar seperti tampak pada tabel berikut :
ASPEK 2005 ( Rp )
2006 ( Rp )
Giro pada bank lain 26.381.278,47 33.352.805,47
Kredit yang diberikan 294.510.324.876,14 311.995.907.748,32
Giro (dari nasabah) 17.094.318.540,61 126.149.088.804,21
Tabungan 256.148.669.500,08 264.553.020.111,54
Deposito berjangka 181.403.806.493,11 128.279.394.254,37
Penulis menganggap bahwa bank ini berkembang tentu karena memiliki
kinerja keuangan dan pengelolaan keuangan yang baik. Hal tersebut juga dapat
terlihat pada kemampuan perusahaan untuk menciptakan laba yang dapat
memberikan kepercayaan dengan kinerja yang baik kepada masyarakat sehingga
banyak masyarakat yang tertatik untuk menjadi nasabah bank tersebut. Seperti
perolehan laba bank ini pada tahun 2005 dan tahun 2006 yang cukup besar yaitu
Rp 4.443.975.192,52 (2005) dan meningkat menjadi Rp 18.559.753.290,53
(2006), yang tentunya ini merupakan kinerja keuangan yang baik yang
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2. Berdasarkan hal tersebut untuk
melihat sejauh mana pengelolaan keuangan dan kinerja keuangannya dan
bagaimana menginterprestasikanya sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam mambuat kebijakan dalam mengembangkan perusahaan, maka penulis
merasa tertarik untuk mempelajari dan menganalisis kinerja keuangan suatu
perusahaan khususnya kinerja keuangan suatu bank..
Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk meneliti dan mambahas
masalah dengan judul :
“Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan Metode
Rasio Pada PT. BTN (Persero) Cabang Medan”.
B. Perumusan Masalah
Untuk dapat mengarahkan dan memudahkan dalam melakukan penelitian
yang lebih terfokus dan sisitematis, penulis mencoba merumuskan masalah
yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini dalam bentuk pertanyaan, yaitu:
1. Apakah laporan keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang
Medan mencerminkan kinerja keuangan yang baik?
2. Apakah kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang
Medan pada periode 2005 dan 2006 menunjukkan kinerja keuangan yang
baik diukur dari rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, resiko usaha
bank, dan rasio efisiensi?
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah laporan keuangan PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Cabang Medan mencerminkan kinerja keuangan yang baik.
2. Untuk mengetahui apakah kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Cabang Medan pada periode 2005 dan 2006 menunjukkan
kinerja keuangan yang baik diukur dari rasio likuiditas, solvabilitas,
profitabilitas, resiko usaha bank, dan rasio efisiensi.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penulisan skripsi ini adalah :
1. Bagi penulis sendiri sebagai wadah untuk menuangkan pemikiran dan
mengembangkan kemampuan untuk meneliti.
2. Sebagai bahan masukan bagi investor dan calon investor PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan serta memberikan informasi
sebagai bahan pertimbangan dalam menanam modal.
3. Sebagai bahan refrensi bagi peneliti lainnya yang menganalisis,
mengembangkan dan menyempurnakan masalah kinerja keuangan dalam
suatu perusahaan.
E. Keranngka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah penulis
identifikasikan sebagai masalah yang penting. Kerangka konseptual ini
merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
permasalahan. Kriteria utama agar suatu kerangka konseptual adalah alur-alur
pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka konseptual yang
membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.
Berikut ini penulis akan memberikan kerangka konseptual untuk
mempermudah pemahaman alur skripsi ini :
Laporan Keuangan PT. BTN (Persero)
Cabang Medan
Metode Rasio
Analisa Laporan Keuangan
Analisa Kinerja Keuangan PT. BTN (Persero)
Cabang Medan
PT. BTN (Persero) Cabang Medan
Gambar
Kerangka Konseptual
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kinerja Keuangan
Pengertian kinerja keuangan pada dasarnya sama, tetapi tergantung dari
sudut mana yang mau didefenisikan apakah kinerja perusahaan atau organisasi
maupun kinerja perseroan.
Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu
yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja.
Menurut Mulyadi (2001: 293) mengemukakan bahwa :
“Kinerja organisasi merupakan usaha cerdas yang kompleks yang menjanjikan hasil signifikan dan berjangka panjang”. Dalam lingkungan bisnis yang stabil dan persaingan yang tidak begitu signifikan, kinerja organisasi perusahaan berupa penciptaan kekayaan dalam jumlah memadai. Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif untuk dapat bertahan hidup dan bertumbuh, organisasi perusahaan harus mampu melipatgandakan kekayaannya. Pada proses inilah dapat diukur kinerja perusahaan khususnya keuangan dalam melipatgandakan kekayaannya untuk dapat bertahan dan berkembang.
Selanjutnya manurut Agnes Sawir (2005: 1) mengemukakan bahwa : Yang dimaksud dengan kinerja keuangan adalah ukuran mengenai seberapa jauh perusahaan-perusahaan berada dari batas normal agar perusahaan dapat dikatakan sehat dan berjalan baik sehingga dapat memenuhi kewajibannya dan menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang.
Dari penjelasan di atas maka dapat diambil suatu kesimpulan mengenai
arti kinerja keuangan yaitu merupakan keadaan atau potensi keuangan yang
dimiliki oleh perusahaan dalam rangka mencapai tujuan. Kinerja keuangan dapat
dilihat dan diukur melalui laporan keuangan. Laporan keuangan dapat dijadikan
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
jendela untuk melihat kondisi atau hasil aktivitas yang telah dijalankan
perusahaan. Dengan melihat dan menganalisis laporan keuangan tersebut akan
ditemukan tanda-tanda permasalahan dan kondisi perusahaan secara lebih spesifik
mengenai kinerja keuangannya.
B. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan, maka perlu
mengetahui keadaan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Keadaan
keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi mengenai posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan menggambarkan informasi
prestasi keuangan pada masa lalu dan dapat memberikan petunjuk untuk
menetapkan kebijakan pada masa yang akan datang. Informasi yang tersedia
dalam laporan keuangan terutama menyangkut bentuk keuangan, yang diukur
dan dinyatakan dalam unit uang, biasanya dirangkum dan disajikan dalam
periode yang telah ditentukan sebelumnya. Akan tetapi bagaimanapun
hebatnya laporan keuangan kalau belum dianalisis tidak akan memberikan
informasi apa-apa.
Menurut H.S Munawir (2004:2) mengemukakan pengertian laporan
keuangan sebagai berikut :
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
“Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data
atau aktivitas dari perusahaan tersebut.”
Selanjutnya menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:7) mengemukakan
bahwa :
“Laporan keuangan adalah merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya.” Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi
Keuangan PSAK No. 1 (2004: 04) mengemukakan bahwa :
“Laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, asosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.”
Dari ketiga defenisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan
ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Kelima laporan
ini merupakan informasi sekaligus pertanggungjawaban pihak manajemen
kepada pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal yang mempunyai
hubungan dengan perusahaan. Dengan demikian laporan keuangan bukanlah
merupakan tujuan tetapi sebagai alat untuk mengkomunikasikan data
keuangan atau kegiatan yang merupakan tujuan dari laporan keuangan.
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan
PSAK No. 1 (2004: 04) mengemukakan bahwa:
“Tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.”
Laporan keuangan pada hakekatnya bersifat umum dalam arti laporan
tersebut ditujukan untuk berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang
berbeda sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Melalui analisa laporan keuangan akan dapat dilihat kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, struktur modal perusahaan,
distribusi dari aktiva, keefektifan penggunaan aktiva hasil usaha atau
pendapatan yang dicapai perusahaan.
Ada beberapa pihak atau kelompok yang memerlukan dan berkepentingan
terhadap analisa laporan keuangan dimana masing-masing kelompok menilai
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
laporan keuangan tersebut dari sisi yang berlainan. Secara garis besar ada dua
kelompok yang berkepentingan terhadap laporan keuangan yaitu pihak intern
perusahaan dan pihak ekstern perusahaan. Pihak intern adalah mereka yang
bebas untuk melihat data-data secara terperinci, biasanya dilakukan oleh
manajer yang merupakan orang dalam yang dapat menggunakan data
keuangan apapun yang ada dalam perusahaan. Pihak ekstern adalah pihak lain
di luar perusahaan yang tidak berwenang melihat data secara terperinci.
Adapun pihak atau kelompok yang membutuhkan laporan keuangan
sebagai informasi yang berbeda menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam
Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 (2004: 02) antara lain yaitu:
a Investor Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
b Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.
c Pemberi Pinjaman Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d Pemasok dan Kreditur Usaha Lainnya Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Keditur usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
e Pelanggan
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan.
f Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
g Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
3. Karakteristik Laporan Keuangan
Karakteristik merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna bagi pemakai. Karakteristik laporan keuangan menurut H
Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal dan Ferry N Idroes (2007:617)
mengemukakan bahwa :
a Relevan, data yang diolah ada kaitannya dengan transaksi. b Jelas dan Dapat Dipahami, informasi yang disajikan harus ditampilkan
sedemikian rupa sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh semua pembaca laporan keuangan.
c Dapat Diuji Kebenarannya, data dan informasi yang disajikan harus dapat ditelusuri kepada bukti asalnya.
d Netral, laporan keuangan yang disajikan dapat dipergunakan oleh semua pihak.
e Tepat Waktu, laporan keuangan harus memiliki periode pelaporan waktu penyajiannya harus dinyatakan dengan jelas dan disajikan dalam batas waktu yang wajar.
f Dapat Dipertimbangkan, laporan keuangan yang disajikan harus dapat diperbandingkan dengan periode-periode sebelumnya.
g Lengkap, data yang disajikan dalam informasi akuntansi harus lengkap sehingga tidak memberikan informasi yang menyesatkan bagi para pemakai laporan keuangan.
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
4. Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan
PSAK No. 1 (2004: 02) mengemukakan bahwa :
“Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan lain
serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan.”
a Neraca
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007: 107) mengemukakan
bahwa:
“Laporan neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan
perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan
modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saat dan
merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu.”
Selanjutnya menurut H.S Munawir (2004:13) mengemukakan
bahwa : “Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal
dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu”.
Sedangkan menerut H Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal dan
Ferry N Idroes (2007:617) mengemukakan bahwa :
“Neraca bank adalah suatu laporan keuangan yang diterbitkan setiap hari kerja oleh satuan kerja akunting. Laporan tersebut menunjukkan posisi saldo serta mutasi-mutasi dari rekening yang dikelola oleh satuan kerja akunting yang bersangkutan. Aktiva bank pada umumnya terdiri atas alat-
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
alat likuid, aktiva produktif dan aktiva tidak produktif. Sisi pasiva menggambarkan kewajiban bank yang berupa klaim pihak ketiga atau pihak lainnya atas kekayaan bank yang dinyatakan dalam bentuk rekening giro, deposito berjangka, tabungan dan instrumen kewajiban lainnya serta ekuitas yang menggambarkan nilai buku pemilik saham bank.”
Berdasarkan defenisi diatas, dapat dilihat bahwa neraca terdiri dari
aktiva dan pasiva (hutang dan modal). Umumnya aktiva dapat dibedakan
atas dua kelompok yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar
adalah kekayaan perusahaan yang dapat dicairkan menjadi uang tunai,
dijual atau dipakai habis dalam siklus kegiatan perusahaan misalnya kas
dan bank, surat-surat berharga dan lain-lain. Aktiva tetap merupakan
aktiva yang penggunaannya adalah untuk jangka panjang, misalnya lebih
dari satu tahun. Aktiva tetap terdiri dari aktiva tatap berwujud (fixed
tangible assets) dan aktiva tetap tidak berwujud (fixed intangible assets).
Aktiva tetap berwujud termasuk didalamnya seperti bangunan, peralatan,
tanah, dan lain-lain. Sedangkan aktiva tetap tidak berwujud adalah hak-hak
khusus seperti hak paten, good will, hak cetak dan sebagainya. Hutang
adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang
belum terpenuhi menurut jangka waktu pelunasannya. Hutang dapat
dikelompokkan menjadi hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang.
Hutang jangka pendek merupakan seluruh kewajiban keuangan perusahaan
yang jangka waktu temponya dibawah satu tahun atau kurang satu tahun
seperti hutang dagang, hutang wessel, hutang pajak dan sebagainya.
Hutang jangka panjang yaitu kewajiban keuangan perusahaan yang jangka
waktu temponya lebih dari satu tahun seperti hutang hipotik, hutang
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
obligasi, dan pinjaman dari perusahaan lain. Modal sendiri adalah modal
yang berasal dari peserta atau pemilik perusahaan. Modal ini menjadi
tanggungan terhadap keseluruhan resiko perusahaan yang merupakan
jaminan bagi kreditur.
Dalam menyajiannya neraca dapat dibagi dalam 3 bentuk, menurut
Sofyan Syafri Harahap (2002: 75) bentuk neraca yang umum digunakan
adalah sebagai berikut :
a Bentuk Neraca Staffel (Report Form) Neraca ini dilaporkan satu halaman vertikal. Disebelah atas
dicantumkan total aktiva dan di bawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal.
b Bentuk Neraca Skontro (Account Form) Di sini aktiva disajikan di sebelah kiri dan kewajiban serta modal
ditempatkan di sebelah kanan sehingga penyajiannya sebelah-menyebelah.
c Bentuk yang Menyajikan Posisi Keuangan (Financial Position Form) Dalam bentuk ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam
bentuk sebelumnya yang berpedoman pada persamaan akuntansi. Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi utang lancar dan pengurangannya diketahui modal kerja. Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka panjang, maka akan diperoleh modal pemilik.
b Laporan Laba Rugi
Pada umumnya perusahaan yang didirikan selalu berusaha untuk
mencari keuntungan yang semaksimal mungkin, dan dari laporan laba rugi
dapat diketahui sejauh mana perusahaan telah memperoleh keuntungan.
Menurut H. S Munawir (2004: 26) menyatakaan bahwa :
“Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang
penghasilan, biaya, laba rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama
periode tertentu”.
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
Sedangkan menerut H Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal dan
Ferry N Idroes (2007:618) mengemukakan bahwa :
“Laporan laba rugi bank merupakan suatu laporan keuangan bank yang
menggambarkan pendapatan, biaya operasional dan non operasional bank
serta keuntungan bersih bank untuk suatu periode tertentu.”
Menurut H.S Munawir (2004: 28) bahwa prinsip-prinsip yang
umumnya ditetapkan dalam penyusunan laporan laba rugi adalah sebagai
berikut:
1. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh usaha pokok perusahaan (penjualan barang dagangan atau memberikan service) diikuti dengan harga pokok dari barang/ service yang dijual sehingga diperoleh laba kotor.
2. Bagian kedua merupakan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum/administrasi (operating expense).
3. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh diluar operasi pokok perusahaan yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi di luar usaha pokok perusahaan (non operating/financial income dan expenses).
4. Bagian keempat menunjukkan rugi/laba yang insidentil (extraordinary gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.
Hasil akhir dari suatu laporan rugi laba adalah keuntungan bersih
atau kerugian. Kemudian bila perusahaan tidak membagi deviden, maka
seluruh hasil akhir tersebut menjadi laba ditahan. Tetapi bila perusahaan
membagi deviden, maka hasil akhir tersebut terlebih dahulu dikurangi
dengan deviden untuk memperoleh nilai laba ditahan.
Menurut H.S Munawir (2004: 26) bentuk laporan laba rugi yang
biasa digunakan adalah :
1. Bentuk Single Step yaitu dengan menggabungkan semua hasil menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam satu kelompok lainnya. Total
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
2. Bentuk Mutiple Step yaitu dengan membuat pengelompokan yang lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum, misal untuk memperoleh nilai laba penjualan, nilai penjualan bruto dikurangi dengan potongan yang didapat dan harga pokok penjualan. Kemudian laba penjualan ini dikurangi dengan biaya operasi untuk mendapatkan nilai laba bersih operasional.
c. Laporan Perubahan Ekuitas
Menurut H Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal dan Ferry N
Idroes (2007:619) mengemukakan bahwa :
“Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang menggambarkan
perubahan saldo akun ekuitas seperti modal disetor, tambahan modal
disetor, laba yang ditahan dan akun ekuitas lainnya.”
d. Laporan Arus Kas
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:93) mengemukakan bahwa :
“Laporan arus kas ini dinilai banyak memberikan informasi tenteng kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dan likuiditas di masa yang akan datang. Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, pembiayaan dan investasi”
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi
Keuangan PSAK No. 1 (2004: 6) mengemukakan bahwa :
“Catatan atas laporan keuangan umumnya menjelaskan ikhtisar
kebijaksanaan akuntansi yang penting dianut oleh perusahaan.”
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
C. Analisa Laporan Keuangan Sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan
Perusahaan
1. Pengertian Analisa Laporan Keuangan
Analisa laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu analisa dan laporan
keuangan. Kata analisa adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit
menjadi berbagai unit terkecil, sedangkan laporan keuangan adalah neraca,
laba rugi dan arus kas (dana). Jika dua pengertian ini digabungkan maka
analisa laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:93)
mengemukakan bahwa :
“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”. Laporan keuangan bisa saja menyembunyikan sesuatu informasi yang
salah, tetapi hasil analisa laporan keuangan tidak akan mungkin dapat
menyembunyikan semua informasi yang salah. Hal inilah yang juga
membuktikan bahwa akuntansi itu memiliki disiplin ilmu tersendiri yang
sifatnya objektif dan ilmiah.
2. Prosedur Analisa Laporan Keuangan
Menurut M Faisal Abdullah (2005:120) prosedur analisis meliputi tahapan
sebagai berikut :
a Review Data Laporan Merupakan aktivitas penyesuaian data laporan keuangan terhadap
berbagai hal, baik sifat atau jenis perusahaan yang melaporkan maupun sistem akuntansi yang berlaku. Sistem akuntansi yang diterapkan dalam
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
memberi pengakuan terhadap pendapatan dan biaya akan menentukan jumlah pendapatan maupun laba yang dihasilkan perusahaan.
b Menghitung Dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis
dilakukan perhitungan-perhitungan, baik metode perbandingan, persentase komponen, analisis rasio keuangan dan lain-lain. Dengan metode atau teknik apa yang digunakan dalam perhitungan sangat bergantung pada tujuan analisa.
c Membandingkan/Mengukur Langkah ini diperlukan guna mengetahui kondisi hasil perhitungan
tersebut apakah sangat baik, baik, sedang, kurang baik, dan seterusnya. Ada dua cara yang dapat dilakukan di dalam membandingkan rasio keuangan perusahaan yaitu : Cross Sectional Approach, suatu cara mengevaluasi dengan jalan
membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat bersamaan.
Time Series Analysis, dilakukan dengan jalan membandingkan hasil yang dicapai perusahaan dari periode yang satu ke periode lainnya. Dengan pembandingan semacam ini akan diketahui hasil yang dicapai perusahaan, apakah mengalami kemajuan atau kemunduran.
d Menginterpretasi Interpretasi merupakan inti dari proses analisa sebagai panduan
antara hasil pembandingan atau pengukuran dengan kaidah teoritik yang berlaku. Hasil interpretasi mencerminkan keberhasilan maupun permasalahaan apa yang dicapai perusahaan dalam pengeloaan keuangan.
e Solusi Merupakan langkah terakhir dari rangkaian prosedur analisa.
Dengan memahami problem keuangan yang dihadapi perusahan maka akan ditempuh solusi yang tepat.
3. Metode Analisa Laporan Keuangan
Menurut M Faisal Abdullah (2005:123) berdasarkan tekniknya,
analisis keuangan dapat dibedakan menjadi :
a Analisa Perbandingan Laporan Keuangan Merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih dengan menunjukkan perubahan baik dalam jumlah (absolut) maupun dalam persentase (relatif).
b Analisa Trend (Tendensi Posisi) Merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan penaikan atau penurunan. Hal yang membedakan antara kedua teknik ini adalah tahun atau periode pembanding. Apabila analisa perbandingan menggunakan tahun sebelumnya (n-1) sebagai tahun
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
pembanding, maka analisa trend menggunakan tahun dasar (Po) sebagai tahun pembanding.
c Analisa Persentase per Komponen (Common Size) Teknik analisa untuk mengetahui presentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktiva seluruhnya. Juga untuk mengetahui berapa besar proporsi setiap pos aktiva maupun hutang terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun hutang.
d Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Merupakan teknik analisa untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan. Selain mengetahui posisi modal kerja juga dimaksudkan untuk mengetahui sebab-sebab terjadi perubahan modal kerja dalam suatu periode tertentu.
e Analisa Sumber dan Penggunaan Kas Merupakan teknik analisis untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab-sebab terjadinya perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu.
f Analisa Rasio Keuangan Merupakan teknik analisis untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan. Analisis rasio keuangan yang menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan laba rugi dari periode yang satu dengan periode yang lain dapat menunjukkan posisi keuangan perusahaan. Rasio analisis keuangan meliputi dua jenis perbandingan yaitu : Analis dapat membadingkan rasio sekarang dengan yang lalu dan yang
akan datang untuk perusahaan yang sama (perbandingan internal). Jika rasio keuangan disajikan dalam bentuk suatu daftar untuk periode beberapa tahun, analis dapat mempelajari komposisi perubahan-perubahan dan menetapkan telah terdapat suatu perbaikan atau bahkan sebaliknya di dalam kondisi keuangan dan prestasi perusahaan selama jangka waktu tersebut. Rasio keuangan juga dapat diperhitungkan berdasarkan laporan keuangan performa atau proyeksi dan diperbandingkan dengan rasio sekarang atau masa lalu.
Perbandingan meliputi perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis atau dengan rata-rata industri pada satu titik yang sama (perbandingan eksternal). Perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan. Hanya dengan cara membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis seorang analis dapat memberikan pertimbangan yang realistis.
g Analisa Perubahan Laba Kotor Merupakan teknik analisis untuk mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba. Analisis ini juga dimaksudkan untuk mengetahui posisi laba yang dibudgetkan dengan laba yang benar-benar dapat dihasilkan.
h Analisa Break Even Merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian, tetapi pada tingkat penjualan tesebut perusahaan belum memperoleh keuntungan.
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
D. Rasio Keuangan Bank
Berdasarkan teknik analisis keuangan tersebut di atas, analisis rasio
keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos dengan
pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun bersama-sama
guna mengetahui hubungan di antara pos-pos tertentu baik dalam neraca
maupun laporan laba rugi. Setiap rasio keuangan yang dibentuk memiliki
tujuan yang ingin dicapai masing-masing. Ini berarti tidak dijumpai batasan
yang jelas dan tegas berapa rasio yang terdapat pada setiap aspek yang
dianalisis.
Rasio-rasio keuangan perbankan menurut Agnes Sawir (2005: 28)
diklasifikasi menjadi lima kelompok yaitu
“Rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio resiko usaha
bank, dan rasio efisiensi.”
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi seluruh
kewajiban hutang-hutangnya dan dapat membayar kembali kepada semua
deposannya serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi
penangguhan.
Menurut Agnes Sawir (2005:29) rasio likuiditas terdiri dari :
1. Quick Ratio, rasio untuk mengetahui kemampuan bank dalam membiayai kembali kewajibannya kepada para nasabah yang menyimpan dananya dengan cash assets yang dimilikinya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Quick ratio ini dapat dihitung dengan :
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
Quick Ratio = DepositsTotalAssetsCash
2. Banking Rasio, rasio untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para deposannya yang telah menyimpan dananya dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberkan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya.
Banking Ratio = DepositsTotalLoansTotal
3. Cash Ratio, rasio untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kewajibannya yang sudah jatuh tempo dengan cash assets yang dimilikinya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya.
Cash Ratio = dibayarsegeraharusyangPinjaman
AssetsCash
4. Loans to Assets Ratio, Rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi permintaan para debitur dengan asset bank yang tersedia. Semakin tinggi rasionya maka yang terjadi justru sebaliknya yaitu semakin rendah tingkat likuiditasnya
Loans to Assets Ratio = AssetsTotalLonasTotal
5. Lonas to Deposit Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali kewajibannya kepada para deposan dan pemilik modal dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada debiturnya. Semakin tinggi rasionya menunjukkan hasil yang semakin baik.
Loan to Deposit Ratio = diterimayangDana
LoansTotal
2. Rasio Solvabilitas
Rasio ini disebut juga rasio permodalan. Analisis solvabilitas digunakaan
untuk :
a Ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap kerugian-kerugian yang
tidak dapat dihindarkan.
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
b Sumber dana ynag diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya sampai
batas tertentu, karena sumber-sumber dana dapat juga berasal dari hutang
penjualan aset yang tidak terpakai dan lain-lain.
c Alat pengukuran besar kecilnya kekayaan bank tersebut yang dimiliki oleh
para pemegang sahamnya.
d Dengan modal yang mencukupi, memungkinkan manajemen bank yang
bersangkutan untuk berkerja dengan efisiensi yang tinggi, seperti yang
dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank tersebut.
Menurut Agnes Sawir (2005: 38) rasio solvabilitas terdiri dari :
1. Primary Ratio; rasio untuk mengukur kemampuan permodalan pada suatu bank untuk menutupi penurunan aktivitasnya akibat berbagai kerugian yang tidak dapat dihindarkan. Semakin tinggi rasionya menunjukkan hasil yang semakin baik.
Primary Ratio = AssetsTotalCapitalEquity
2. Capital Ratio; rasio untuk mengukur kemampuan permodalan pada suatu bank untuk menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses permodalan kredit. Semakin tinggi rasionya akan menunjukkan hasil yang semakin baik.
Capital Ratio = LoansTotalCapitalEquity
3. Capital Adequacy Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan permodalan pada suatu bank setelah dikurangi aktiva tetap dan untuk menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses permodalan kredit. Semakin tinggi rasionya akan menunjukkan hasil yang semakin baik.
Capital Adequacy Ratio = LonasTotal
AssetsFixedCapitalEquaty −
3. Rasio Profitabilitas
Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas. Rasio ini bertujuan untuk
mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu,
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan
operasional perusahaannya.
Menurut Agnes Sawir (2005:31) rasio profitabilitas terdiri dari :
1. Gross Profit Margin, rasio untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari operasi usahanya yang murni.
Gross Profit Margin = IncomeOperating
ExpenseOperatingIncomeOperating −
2. Net Profit Margin, rasio untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan net income (laba bersih sebelum pajak) ditinjau dari sudut operating income-nya. Semakin tinggi rasionya menunjukkan hasil yang semakin baik.
Net Profit Margin = IncomeOperating
IncomeNet
3. Return on Equity Capital, rasio untuk mengetahui kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan net income (laba bersih sebelum pajak) ditinjau dari sudut equity capitalnya. Semakin tinggi rasionya akan menunjukkan hasil yang semakin baik.
Return on Equity = CapitalEquity
IncomeNet
4. Return on Total Assets; rasio untuk mengetahui kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva yang dikuasainya untuk menghasilkan berbagai pendapatan. Semakin tinggi rasionya akan menunjukkan hasil yang semakin baik.
Return on Total Assets = AssetsTotal
IncomeOperating
5. Interest Margin on Loans, rasio ini untuk mengetahui kemampuan perkreditan bank dalam menghasilkan pendapatan. Semakin tinggi rasio yang dimiliki menunjukkan hasil yang semakin baik
Interest Margin in Loans = LoansTotal
ExpenseInterestIncomeInterest −
6. Return on Investment, raiso untuk mengetahui kemampuan bank dalam
mengelola aktivanya untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Semakin tinggi rasio yang dimiliki akan menunjukkan hasil yang semakin baik.
Return in Onvestment = AktivaTotal
PajakSetelahBersihLaba
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
4. Rasio Resiko Usaha Bank
Menurut Agnes Sawir (2005:34) rasio resiko usaha bank terdiri dari :
1. Deposit Risk Ratio, yaitu rasio untuk mengukur permodalan yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan untuk memenuhi kemungkinan kegagalan dalam memenuhi kewajiban kepada para nasabah yang menyimpan dananya. Semakin tinggi rasionya menunjukkan hasil yang semakin baik.
Deposit Risk Ratio = DepositsTotalCapitalEquity
2. Assets Risk Ratio, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan modal dalam menyerap resiko terjadinya kerugian yang mengakibatkan penurunan terhadap aktiva bank yang bersangkutan. Semain tinggi rasionya akan menunjukkan hasil yang semakin baik.
Assets Risk Ratio = CashAssetsTotal
CapitalEquity−
5. Rasio Efisiensi Usaha
Rasio ini bertujuan untuk mengukur kinerja manajemen suatu bank apakah
telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan hasil guna.
Maka melalui rasio-rasio keuangan dapat diukur secara kuantitatif tingkat efisiensi
yang telah dicapai oleh manajemen bank yang bersangkutan.
Menurut Agnes Sawir (2005:39) rasio efisiensi usaha terdiri dari:
1. Leverage Multiplier, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan manajemen suatu bank di dalam mengelola aktiva yang dikuasainya, mengingat atas penggunaan aktiva tetap tersebut bank harus mengeluarkan sejumlah biaya yang tetap. Semakin tinggi rasio menunjukkan hasil yang semakin baik.
Leverage Multiplier = CapitalEquityTotal
AssetsTotal
2. Assets Utilization, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan manajemen suatu bank dalam memanfaatkan aktiva yang dikuasai untuk menghasilkan total income. Semakin tinggi rasio ini akan menunjukkan hasil yang semakin baik.
AssetsTotalIncomengNonOperatiIncomeOperatingnUtilizatioAssets +
=
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
Hasil analisa rasio sangat bermanfaat bagi pihak ekstern perusahaan dan
pihak intern perusahaan. Dalam hal ini analisa rasio likuiditas, solvabilitas,
profitabilitas, resiko usaha bank, dan rasio efisiensi yang dipakai sebagai dasar
penilaian laporan keuangan perusahaan dimana dengan adanya analisa rasio ini
akan dapat diketahui tingkat kemampuan dan perkembangan keuangan atau secara
keseluruhan kinerja keuangan perusahaan.
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
BBAABB IIIIII
MMEETTOODDEE PPEENNEELLIITTIIAANN
AA.. TTeemmppaatt ddaann WWaakkttuu PPeenneelliittiiaann
PPeennuulliiss mmeellaakkuukkaann ppeenneelliittiiaann ppaaddaa PPTT BBaannkk TTaabbuunnggaann NNeeggaarraa ((PPeerrsseerroo))
CCaabbaanngg MMeeddaann yyaanngg bbeerraallaammaatt ddii JJll.. PPeemmuuddaa 1100 AA MMeeddaann.. PPeenneelliittiiaann iinnii ddiimmuullaaii
ppaaddaa bbuullaann JJaannuuaarrii 22000077..
BB.. RReessppoonnddeenn
YYaanngg mmeennjjaaddii rreessppoonnddeenn aaddaallaahh BBrraanncchh MMaannaaggeerr ddaann AAccccoouunnttiinngg
DDeeppaarrtteemmeenntt sseellaakkuu ppeejjaabbaatt sseerrttaa kkaarryyaawwaann yyaanngg tteerrkkaaiitt ddiibbaaggiiaann aakkuunnttaannssii PPTT
BBaannkk TTaabbuunnggaann NNeeggaarraa ((PPeerrsseerroo)) CCaabbaanngg MMeeddaann..
CC.. JJeenniiss ddaann SSuummbbeerr DDaattaa
DDaattaa yyaanngg ddiigguunnaakkaann aaddaallaahh ddaattaa bbeerrssiiffaatt kkuuaalliittaattiiff ddaann kkuuaannttiittaattiiff yyaanngg
bbeerruuppaa ddaattaa pprriimmeerr ddaann ddaattaa sseekkuunnddeerr..
1.1. Data Primer Data Primer
DDaattaa pprriimmeerr bbeerruuppaa ddaattaa yyaanngg ddiippeerroolleehh sseeccaarraa llaannggssuunngg ddaarrii oobbyyeekk ppeenneelliittiiaann,,
ddaallaamm hhaall iinnii PPTT BBaannkk TTaabbuunnggaann NNeeggaarraa ((PPeerrsseerroo)) CCaabbaanngg MMeeddaann,, mmeellaalluuii
tteekknniikk wwaawwaannccaarraa yyaanngg mmeemmeerrlluukkaann ppeennggoollaahhaann lleebbiihh llaannjjuutt sseeppeerrttii JJeenniiss--
jjeenniiss RRaassiioo BBaannkk,, PPeenniillaaiiaann KKiinneerrjjaa ddaann ddaattaa llaaiinnnnyyaa yyaanngg mmeenndduukkuunngg
ppeenneelliittiiaann iinnii
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
2.2. Data Sekunder Data Sekunder
DDaattaa sseekkuunnddeerr bbeerruuppaa ddaattaa yyaanngg ddiippeerroolleehh ddaallaamm bbeennttuukk yyaanngg ssuuddaahh jjaaddii,, bbaaiikk
bbeerruuppaa ppuubblliikkaassii mmaauuppuunn ddaattaa oollaahhaann ppeerruussaahhaaaann sseennddiirrii,, sseeppeerrttii:: SSttrruukkttuurr
OOrrggaanniissaassii ppeerruussaahhaaaann,, LLaappoorraann NNeerraaccaa,, LLaappoorraann RRuuggii LLaabbaa ddaann ddaattaa llaaiinnnnyyaa
yyaanngg bbeerrssuummbbeerr ddaarrii ppeerruussaahhaaaann yyaanngg mmeenndduukkuunngg ppeenneelliittiiaann iinnii..
DD.. TTeekknniikk PPeenngguummppuullaann DDaattaa
TTeekknniikk ppeenngguummppuullaann ddaattaa yyaanngg ddiigguunnaakkaann aaddaallaahh::
1.1. Teknik Dokumentasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap
dokumen-dokumen di perusahaan yang berkaitan dengan penelitian.
Teknik Dokumentasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap
dokumen-dokumen di perusahaan yang berkaitan dengan penelitian.
2.2. Teknik Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung
kepada pihak-pihak yang terkait untuk mendapatkan keterangan yang penulis
butuhkan.
Teknik Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung
kepada pihak-pihak yang terkait untuk mendapatkan keterangan yang penulis
butuhkan.
3.3. Studi Literatur, yaitu mengumpulkan data-data dengan membaca dan
mempelajari teori-teori dan literatur-literatur yang berkaitan dengan analisis
kinerja keuangan dengan metode rasio.
Studi Literatur, yaitu mengumpulkan data-data dengan membaca dan
mempelajari teori-teori dan literatur-literatur yang berkaitan dengan analisis
kinerja keuangan dengan metode rasio.
EE.. MMeettooddee AAnnaalliissiiss DDaattaa
UUnnttuukk mmeennggaannaalliissiiss ddaattaa yyaanngg ddiippeerroolleehh,, ppeennuulliiss mmeenngggguunnaakkaann mmeettooddee
ddeesskkrriippttiiff yyaaiittuu mmeenngguummppuullkkaann,, mmeennyyuussuunn,, mmeennggkkllaassiiffiikkaassiikkaann ddaattaa yyaanngg
ddiippeerroolleehh kkeemmuuddiiaann ddiiiinntteerrpprreettaassiikkaann ddaann ddiiaannaalliissiiss sseehhiinnggggaa mmeemmbbeerriikkaann
iinnffoorrmmaassii yyaanngg lleennggkkaapp bbaaggii ppeemmeeccaahhaann mmaassaallaahh yyaanngg ddiihhaaddaappii..
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Gambaran Umum Perusahaan
a. Sejarah Singkat
Kelahiran merupakan salah satu peristiwa penting dalam
kehidupan siapapun, apakah itu menyangkut manusia, lembaga atau
organisasi. Sehubungan dengan itu Bank Tabungan Negara
mengambil langkah baru dengan menetapkan tanggal 9 Februari 1950
sebagai hari jadi Bank Tabungan Negara .
Secara de facto lembaga ini sudah ada sejak masa pemerintahan
Hindia Belanda. Catatan sejarah menyebutkan Bank Tabungan Negara
bermula dari Postpaarbank yang didirikan berdasarkan Koninklijk Besluit
No. 27 tahun 1897 tanggal 16 Oktober 1897 dan berlaku tanggal 1 Juli
1898. Dalam Besluit ditegaskan pula bahwa di Hindia Belanda didirikan
Pusat Perbankan yang berkedudukan di Batavia (Jakarta) dan Gubernur
Jendral yang mengatur pelaksanaan pendiriannya. Tujuan didirikannya
Postpaarbank antara lain adalah unuk mendidik rakyat gemar menabung
dan sekaligus memperkenalkan lembaga perbankan. Peraturan tentang
Postpaarbank berdasarkan koninklijk Besluit No. 27 tahun 1897 semasa
berlakunya selalu ditinjau kembali dan untuk selanjutnya disempurnakan
oleh Besluit Gubernur Jendral Hindia Belanda No. 27 tahun 1934 yang
dikenal dengan sebutan Postpaarbank Ordonantie (STBI N. I. No. 653
tahun 1934) yang berlaku 1 Januari 1935. Keberadaan Postpaarbank ini
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
berlangsung terus hingga pendudukan Jepang dan oleh pemerintahan
pendudukan Jepang tepatnya tanggal 1 April 1942 Postpaarbank diubah
menjadi “Tyokin Kyoku”. Sesudah Proklamasi Kemerdekaan R I 17
Agustus 1945, Tyokin Kyoku secara keseluruhan diambil oleh Pemerintah
RI dan diberi nama “Kantor Tabungan Post”. Tetapi lembaga ini belum
dapat menjalankan fungsinya dengan lancar. Pada Agresi Militer II tahun
1948, dimana Yogyakarta sebagai ibukota RI jatuh ke tangan Belanda
menyebabkan aktivitas Kantor Tabungan Post dilanjutkan di Yogyakarta
dengan nama “Bank Tabungan Post Republik Indonesia” dan ini
berlangsung hingga akhir tahun 1949. Selanjutnya atas dasar Undang-
undang Darurat No. 9 tahun 1950 tanggal 9 Februari 1950 dan dalam
Lembaran Negara No. 12 tahun 1950 nama Postpaarbank sebagai nama
awal bank ini dirubah menjadi “Bank Tabungan Post”.
Pada tahun 1953 melalui undang-undang No. 36 tahun 1953
Lembaran Negara No. 86 tahun 1953 ditetapkan undang-undang tentang
Bank Tabungan Post. Tabungan Post berganti nama menjadi “Bank
Tabungan Negara” sesuai dengan Peraturan Pemerintah pengganti
undang-undang No. 4 tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963. Kemudian
melalui undang-undang No. 2 tahun 1964 Lembaran Negara No. 51
ditetapkan undang-undang tentang Bank Tabungan Negara yang mencabut
undang-undang No. 36 tahun 1953 yang telah dirobah terakhir dengan
Perpu No. 4 tahun 1953. Dengan alasan “Program Ekonomi”, tahun 1965
Bank Tabungan Negara diinmtegrasikan kedalam Bank Indonesia melalui
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
Penetapan Presiden No. 11 tahun 1965 Lembaran Negara yang berlaku
sejak 21 Juni 1964.
Kemudian dengan penetapan Presiden tersebut, Bank Umum Milik
Negara termasuk Bank Tabungan Negara berubah menjadi Bank Tunggal
Milik Negara, kemudian dengan SK Menteri Urussan Bank Sentral No.
Kep 65/UBS/1965 tanggal 30 Juli 1965. Bank Tabungan Negara
ditetapkan menjadi ”Bank Negara Indonesia Unit V”. Berdasarkan
undang-undang No. 20 tahun 1968, Pemerintah Orde Baru mengubah lagi
Bank Negara Indonesia Unit V menjadi “Bank Tabungan Negara”’
dimana tugas dan usahanya diarahkan untuk perbaikan ekonomi rakyat dan
pembangunan ekonomi nasional dengan jalan menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk tabungan. Selain itu, sesuai dengan Surat
Menteri Keuangan Republik Indonesia No. B-49/MK/IV/I/1974, BTN
ditunjuk sebagai wadah pembiayaan proyek pembangunan Perumahan
Rakyat” yang benuknya berupa “pinjaman kepada para pembeli rumah”.
Untuk pelaksanaannya sesuai dengan undang-undang tersebut
diatas, dilakukan menurut bimbingan Bank Indonesia, sedangkan
pelaksanaan tekhnis dan ketentuannya, sesuai Surat Menteri Keuangan
tersebut ditetapkan oleh instansi-instansi yang ada kaitannya dengan
program tersebut. Adanya peningkatan usaha Bank Tabungan Negara
dalam penyediaan rumah dalam KPR-BTN ini memerlukan suatu sistem
penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan yakni
“Tabungan Uang Muka Kredit Pemilikan Rumah (TUM-KPR)” dan ini
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
telah mendapat persetujuan dari Direksi Bank Indonesia melalui Surat No.
18/DIR/UPUP tertanggal 16 Agustus 1985.
Selanjutnya untuk memperluas usahanya, tahun 1989 berdasarkan
Surat BI No. 22/9/DIR/UPG tanggal 29 April 1989, BTN diijinkan
beroperasi sebagai Bank Umum. Berdasarkan undang-undang No. 7 tahun
1992 tentang Perbankan dan Peraturan Pemerintah RI No. 24 tahun 1992
tentang Penyesuaian Bentuk Hukum BTN menjadi “Perusahaan Perseroan
Terbatas (Persero) PT Bnak Tabungan Negara”. Oleh karena itu BTN
yang didirikan berdasarkan undang-undang No. 20 tahun 1968 dibubarkan
dan dilanjutkan secara langsung oleh PT Bank Tabungan Negara
(Persero). Penyesuaian bentuk hukum tersebut sesuai dengan SK Menteri
Keuangan No. S-940/MK.01/1992 tanggal 31 Juli 1992.
Sebagaimana telah berjalan selama ini, hari ulang tahun BTN
diperingati tanggal 28 Desember. Hal ini berdasarkan suatu pertimbangan
dimana pada tanggal tersebut nulai diberlakukannya undang-undang No.
36 tahun 1953 tentang Bank Tabungan Post yang menetapkan:
• Mencabut Postpaarbank Ordonantie (Staatblad 1934 No. 653) yang
dirubah terakhir dengan undang-undang darurat No. 9 tahun 1950
• Menetapkan undang-undang Tabungan Post
Namun demikian, sebelum undang-undang No. 36 tanggal 28
Desember 1953 diundangkan sebagai undang-undang Bank Tabungan
Post, sebelumnya telah diundangkan undang-undang darurat No. 9 tahun
1950 tanggal 9 Februari 1950. Undang-undang yang berisikan tentang
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
perubahan undang-undang Postpaarbank tersebut diumumkan Menteri
Keuangan tanggal 13 Februari 1950, yang salah satu pasal didalmnya
menyebutkan nama “Postpaarbank In Indonesia” dirubah menjadi “Bank
Tabungan Post”. Hal lain, sejak ditetapkan secara hukum melalui
undang-undang darurat No. 9 tahun 1950, ditetapkan pula S.
Darmosusanto sebagai Pribumi I yang menduduki jabatan Direktur Bank
Tabungan Negara.
Berdasrkan kilasan sejarah tersebut, maka tanggal 9 Februari lebih
tepat dijadikan sebagai titik tolak hari jadi BTN, karena makna undang-
undang darurat No. 9 tahun 1950 lebih bersifat monumental disamping
mengandung makna histories sekaligus nasionalis. Ini dibuktikan dengan
munculnya S. Darmosusanto yang menduduki jabatan Direktur BTN
Pribumi I yang menandai bangkitnya Kelompok Pribumi dalam dunia
perbankan di Indonesia. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka Direksi
Bank Tabungan Negara melalui Ketetapan Direksi No.
05/DIR/BIDIR/tanggal 27 September 1993 memutuskan hari lahir BTN
adalah tanggal 9 Februari 1950.
Dalam perkembangan selanjutnya, tugas Bank Tabungan Negara
semakin bertambah ketiga pada tanggal 29 Januari 1974 pemerintah,
melalui Surat Menteri Keuangan No.B-49/MK/1974, memberikan tugas
untuk menyalurkan dana kredit perumahan melalui pemberian Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) yang berlangsung sampai saat ini. Tugas khusus
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
inilah yang selanjutnya menjadikan BTN sebagai Bank pelopor KPR,
bahkan menjadi bank yang terkemuka dalam bisnis pembiayaan KPR.
Ruang lingkup usaha BTN semakin meluas dengan diizinkannya
untuk beroperasi sebagai Bank Umum, yaitu melalui Surat BI No.
22/9/DIR/UPG tanggal 29 April 1989. Bentuk hukum Bank Tabungan
Negara mengalami perubahan lagi pada tahun 1992, yaitu dengan
dikeluarkannya PP No.24 tahun 1992 tanggal 29 April 1992 yang
merupakan pelaksanaan dari UU No.7 tahun 1992 bentuk hukum Bank
Tabungan Negara berubah menjadi Perseroan. Sejak itu nama Bank
Tabungan Negara menjadi PT. BANK TABUNGAN NEGARA
(PERSERO) dengan call name Bank BTN. Berdasarkan kajian konsultan
independent, Price Waterhouse Coopers, Pemerintah melalui Mentri
BUMN dalam surat nomor S-544/M-MBU/2002 tanggal 21 Agustus 2002
memutuskan Bank BTN sebagai Bank Umum dengan fokus bisnis
pembiayaan perumahan tanpa subsidi. PT. Bank Tabungan Negara
mempunyai Visi menjadi Bank yang terkemuka dalam pembiayaan
perumahan dan mengutamakan kepuasan nasabah. Untuk mencapai Visi
tersebut maka Bank Tabungan Negara memiliki misi yang harus
dijalankan yaitu :
Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan
industri yang terkait, serta menyediakan produk dan jasa perbankkan
lainnya.
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan profesional serta memiliki integritas yang tinggi.
Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi berkelanjutan
sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Melaksanakan manajemen perbankkan yang sehat sesuai dengan
prinsip kehati-hatian dan Good Corporate Governance untuk
meningkatkan Shareholder Value.
Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
Sampai tahun 2007, PT. Bank Tabungan Negara (Persero) telah
berkembang ke seluruh wilayah Indonesia, dan memiliki jaringan cukup
luas yang meliputi 208 Kantor Cabang termasuk Kantor Cabang Medan.
b. Struktur Organisasi
Pada umumnya setiap perusahaan memiliki struktur organisasi,
dimana dalam stuktur organisasi ini tercermin adanya pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab serta komunikasi maupun kondisi
pengawasan dan pelaksanaan tugas-tugas perusahaan. Dengan adanya
struktur organisasi maka karyawan akan mengetahui tugas dan
tanggungjawabnya serta kedudukannya sehingga ia dapat bekerja dengan
baik. Bagi para menejer struktur organisasi ini berguna sebagai pedoman
dalam pelaksanaan fungsi manajemen diperusahaan.
Dari beberapa jenis struktur organisasi yang ada, PT Bank
Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan menggunakan struktur
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
organisasi fungsional, dimana menurut bentuk ini wewenang dari
pimpinan puncak dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di bawahnya
dalam bidang pekerjaan tertentu dan pimpinan tiap bidang berhak
memerintah pada semua pelaksana yang ada sepanjang menyangkut
bagian kerjanya.
Berikut ini disajikan struktur organisasi dari PT Bank Tabungan
Negara (Persero) cabang Medan yang tertera pada lampiran 1, sebagai
berikut:
1. Kepala Cabang (Branch Manager)
Bertanggung jawab pada peningkatan kualitas sumber-sumber daya
pada perusahaan dan pertumbuhan usaha cabang baik aset , laba, kredit
serta dana pihak ketiga.
2. Kepala Bagian Retail Service (Deputy Branch Manager Retail
Service)
Bertanggung jawab atas pendapatan perusahaan dengan meningkatkan
kualitas pelayanan serta menjamin bahwa semua aset perusahaan di
bawah wewenangnya telah dilindungi dan diiventarisir dengan baik.
Kepala Bagian Retail Service membawahi seksi-seksi sebagai berikut:
a. Seksi Customer Service
b. Seksi Teller Service
c. Seksi Loan Service
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
3. Kepala Bagian Operasional (Deputy Branch Manager Operational).
Kepala Bagian Operasional merupakan manajer pusat biaya di
perusahaan ini dengan tugas sebagai berikut:
Mengelola operasional harian cabang untuk menjamin efektifitas
dan efisiensi
Menjamin keakuratan dan kecepatan semua proses transaksi di
bagian operasional.
Menjamin standar kualitas yang tinggi dalam seksi Transaction
Processing, Loan Administration, dan General Branch
Administration.
Menjamin produktivitas dan kapabilitas pegawai bagian
operasional
Kepala Bagian Operasional membawahi seksi-seksi sebagai berikut:
a. Seksi Transaction Processing
- Mengatur operasional proses transaksi sehari-hari
- Mengoptimalkan peningkatan efisiensi pada back office dan
peningkatan kontrol
- Menganalisis operasional dan mengajukan usulan perbaikan ke
kantor pusat
- Memastikan bahwa standar kualitas dan kecepatan proses transaksi
selalu dalam kualitas yang baik.
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
b. Seksi Loan Administration
- Memastikan kecepatan dan ketepatan proses kredit sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang ada.
- Memastikan bahwa semua dokumen yang disimpan aman, dan
lengkap baik dokumen maupun pendukungnya
- Melakukan analisa kredit korporasi
- Memastikan kecepatan dan ketepatan proses Bapetarum PNS
c. Seksi General Branch Administration
- Memantau anggaran biaya dan cabang
- Bertanggungjawab atas pengembangan dan pengelolaan semua
inventaris cabang
- Menyelenggarakan/memantau dan menangani semua masalah
logistik
- Memastikan keamanan cabang setiap saat
- Memastikan file kepegawaian di administrasi secara tertib.
4. Kepala Bagian Penyelamatan Kredit ( Assistant Branch Manager
Loan Recovery)
Kepala Bagian Loan Recovery membawahi satu seksi yaitu seksi Loan
Recovery yang bertanggungjawab pada pengawasan dan pembinaan
kredit.
5. Kepala Bagian Akunting dan Kontrol (Assistant Manager Accounting
& Control)
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
- Kepala Bagian Akunting & Kontrol membawahi satu seksi yaitu
seksi Bookeeping & Controls yang bertanggungjawab pada
pelaporan keuangan, pembukuan dan kontrol perusahaan.
- Unit kerja ini secara umum bertugas mengontrol data transaksi
harian, mengelola buku besar (GL) Kantor Cabang, mengelola dan
mengarsipkan bukti transaksi, membuat nota jurnal, dan
mengkoordinasikan rekonsiliasi SL dan GL setiap unit kerja yang
memegang SL. Tugas-tugas tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
Memeriksa kas besar dan kas ATM;
Memeriksa sandi jurnal/sandi pemindah-bukuan dan validasinya;
Memeriksa/rekonsiliasi rekening milik BTN di bank lain;
Memeriksa Laporan Likuiditas;
Membuat Laporan Dana Harian;
Membuat Laporan Sistem Informasi Peyediaan Dana (SIPD),
Laporan Bulanan Bank Umum (LBBU), dan Sistem Informasi
Keuangan ke Bank Indonesia;
Menyelenggarakan dan menindaklanjuti audit intern dan audit
koordinasi.
Memeriksa neraca harian dan bulanan.
Mengelola buku besar Cabang dari mulai entry bukti transaksi
sampai cetak GL dan mencocokkan dengan listingnya.
Mengelola bukti transaksi.
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
Membuat nota jurnal transaksi serta periksa bukti dasar.
Mengkoordinasikan pencocokan GL dengan SL tiap unit
pemegang SL.
Financial Reporting & Analysis :
Membuat laporan cabang:
Membuat laporan SIPD dan LBU ke Kntor Pusat.
Membuat laporan SIK ke Bank Indonesia.
Membuat laporan arus kas dan laporan penerimaan angsuran.
Menerima dan memeriksa laporan manual.
Sistem informasi manajemen cabang.
Mengadiministrasikan pelaporan cabang.
2. Laporan Keuangan sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan
Perusahaan
a. Neraca
Neraca bank adalah suatu laporan keuangan yang diterbitkan setiap
hari kerja oleh satuan kerja akunting. Laporan tersebut menunjukkan
posisi saldo serta mutasi-mutasi dari rekening yang dikelola oleh satuan
kerja akunting yang bersangkutan. Aktiva bank pada umumnya terdiri atas
alat-alat likuid, aktiva produktif dan aktiva tidak produktif. Sisi pasiva
menggambarkan kewajiban bank yang berupa klaim pihak ketiga atau
pihak lainnya atas kekayaan bank yang dinyatakan dalam bentuk rekening
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
giro, deposito berjangka, tabungan dan instrumen kewajiban lainnya serta
ekuitas yang menggambarkan nilai buku pemilik saham bank
Dari data pada lampiran 2 dapat dilihat bahwa laporan neraca
perusahaan pada tahun 2006 menunjukkan kinerja perusahaan yang
meningkat dibandingkan dengan keadaaan pada tahun 2005. Hal ini dapat
dilihat pada peningkatan total aktiva dimana terjadi peningkatan pada
hampir semua akun diantaranya peningkatan pada kenaikan jumlah kas,
kenaikan kredit yang diberikan dan kenaikan pendapatan yang masih akan
diterima. Dari segi pasiva juga terjadi peningkatan dihampir semua akun,
diantaranya peningkatan pada giro, tabungan serta kewajiban segera
lainnya.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi bank merupakan suatu laporan keuangan bank
yang menggambarkan pendapatan, biaya operasional dan non operasional
bank serta keutungan bersih bank untuk suatu periode tertentu.
Dari data pada lampiran 3 dapat dilihat bahwa laporan laba rugi
perusahaan pada tahun 2006 menunjukkan kinerja perusahaan yang
meningkat jika dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2005. Hal ini
terlihat pada peningkatan pendapatan operasional dan beban operasional.
Peningkatan pendapatan bunga memperlihatkan perusahaan mampu
meningkatkan pemberian kredit kepada nasabahnya. Beban bunga yang
meningkat menunjukkan keberhasilan bank meningkatkan dana nasabah
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
yang tersimpan di bank. Peningkatan laba yang cukup besar terlihat pada
laporan laba rugi menunjukkan kinerja keuangan bank yang cukup baik.
3. Rasio-Rasio Keuangan Bank
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari PT Bank Tabungan
Negara (Persero) Cabang Medan, maka dilakukan analisis rasio laporan
keuangan yang meliputi likuiditas,solvabilitas, profitabilitas, resiko
keuangan bank, dan rasio efisiensi yang dijelaskan sebagai berikut :
a Analisis Likuiditas
Analisis likuiditas adalah suatu analisa terhadap perbandingan
harta lancar dengan hutang lancar. Analisis likuiditas yang dikaji
penulis disini meliputi quick ratio, cash ratio, dan loan to assets ratio
yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1
Tabulasi Rasio Likuiditas
Tahun 2005 dan 2006
Tahun Aspek
2005 2006 Keterangan
1. Quick Ratio 0,722% 1,247% (+) 0,525%
2. Cash Ratio 0,696% 1,195% (+) 0,499%
3. Loan to assets Ratio 61,728% 55,556% (-) 6,172%
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat likuiditas bank yang
diukur dengan rasio-rasio tersebut di atas meningkat pada tahun 2006.
Dengan angka-angka atau persentase yang ditunjukkan melalui rasio
itu, selain menunjukkan likuiditas yang meninggkat juga menunjukkan
tingkat likuiditas yang rendah karena persentasenya kecil. Namun bagi
bank hal seperti ini tidak terlalu masalah, karena dengan kondisi
seperti itu bukan berarti bank tidak sehat tetapi karena bank banyak
menyalurkan dana sehingga dana yang tinggal di bank sangat sedikit,
yang nampak pada kas dan harta lancar lainnya. Ini memang karena
kegiatan dan fungsi bank yaitu sebagai penarik dan penyalur dana
kepada masyarakat. Oleh karena itu setiap dana yang masuk misalnya
melalui tabungan dan usaha lainnya akan tersalur kembali. Sehingga
dana yang tinggal di bank akan tetap atau bahkan berkurang karena
permintaan dari nasabah yang akan meminjam dana.
b Analisis Solvabilitas
Analisis solvabilitas adalah analisis terhadap keadaan keuangan
jangka panjang atau permodalan bank dengan tujuan mengukur
kemampuan bank dalam menjalankan atau mengembangkan usaha
dengan menampung resiko kerugian. Analisis ini menganalisis modal,
total aset dan pinjaman kredit yang diberikan. Sehingga analisis
solvabilitas yang dikaji penulis disini adalah primary ratio, capital
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
ratio, dan capital adequacy ratio yang hasilnya dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel 2
Tabulasi Rasio Solvabilitas
Tahun 2005 dan 2006
Tahun Aspek
2005 2006 Keterangan
1. Primary Ratio 0,931% 3,305% (+) 2,374%
2. Capital Ratio 1,509% 5,949% (+) 4,440%
3. Capital Adequacy
Ratio
- 5,615% - 1,081% (+) 4,534%
Pada tabel di atas rasio menunjukkan ada kenaikan pada tahun
2006. Hal ini memberikan arti bahwa permodalan atau keadaan
keuangan jangka penjang bank semakin baik. Sehingga bank dapat
menjalankan usahanya dengan baik dan bahkan dapat memperluas
usaha atau sesuai dengan tugasnya dapat menambah jumlah pinjaman
yang akan diberikan atau penyaluran kredit dan giro dan yang lain-
lainnya. Dengan keadaan yang seperti itu bank juga dapat mengatasi
resiko kerugian yang dialami oleh bank, misalnya kredit macet. Jadi
dari rasio sovabilitas bank itu menunjukkan keadaan keuangan yang
baik.
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
c Analisis Profitabilitas
Analisis profitabilitas adalah suatu analisis terhadap keadaan
keuangan bank yang dapat menciptakan laba yang dapat diukur dari
pendapatan dan biaya-biaya usaha. Analisis profitabilitas yang dikaji
oleh penulis di sini adalah meliputi gross profit margin, net profit
margin, dan return on equity capital yang hasilnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 3
Tabulasi Rasio Profitabilitas
Tahun 2005 dan 2006
Tahun Aspek
2005 2006
Keterangan
1. Gross Profit Margin - 24,686% - 20,428% (+) 4,258%
2. Net Profit Margin 10,597% 38,056% (+) 27,459%
3. Return on Equty Capital 100% 100% -
Pada tabel di atas dilihat bahwa profitabilitas bank meningkat
dari tahun 2005 ke tahun 2006. Hal tersebut nampak pada kenaikan
gross profit margin dan net profit margin. Kenaikan tersebut
disebabkan oleh kenaikan pendapatan operasi pada tahun 2006
meskipun juga diikuti oleh kenaikan biaya operasi. Tidak berbeda jauh
dengan keadaan pada tahun 2005. Dimana pendapatan operasi lebih
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
kecil daripada biaya operasi yang menyebabkan gross profit marginnya
minus.
d Analisis Resiko Usaha Bank
Analisis ini mengukur permodalan atau kemampuan keuangan
bank untuk mengatasi kemungkinan kegagalan pembayaran kewajiban
kepada nasabah atau kerugian atas aktiva yang dimiliki dan resiko
kerugian lainnya yang diukur dari equity capital, total aset maupun
total deposito. Analisis yang dikaji oleh penulis di sini adalah deposit
risk ratio dan assets risk ratio seperti tampak pada tabel berikut.
Tabel 4
Tabulasi Rasio Resiko Usaha Bank
Tahun 2005 dan 2006
Tahun Aspek
2005 2006 Keterangan
1. Deposits Risk Ratio 0,977% 3,576% (+) 2,599%
2. Assets Risk Ratio 0,938% 3,343% (+) 2,405%
Angka dan persentase yang ditunjukkan pada tabel tersebut
memberikan arti bahwa keadaan keuangan bank mampu untuk
mengatasi atau membayar kewajiban kepada nasabah dan mampu
menyerap resiko kerugian yang dihadapi karena terjadi peningkatan
dari tahun 2005 ke tahun 2006. Hal ini terjadi karena kenaikan laba
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
pada tahun 2006 yang juga sebagai equity capitalnya yang semakin
besar untuk membagi total depositnya maupun total asetnya.
e Analisis Efesiensi
Analisis efesiensi adalah analisis yang bertujuan untuk mengukur
kinerja manajemen bank dengan membandingkan pendapatan usaha,
total asetnya dan juga modalnya atau total ekuitasnya. Analisisnya
meliputi leverage multiplier dan assets utilization yang hasilnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5
Tabulasi Rasio Efesiensi
Tahun 2005 dan 2006
Tahun Aspek
2005 2006
Keterangan
1. Leverage Multiplier 10.736,030% 3.025,841% (-) 7.710,189%
2. Assets Utilization 12,687% 13,784% (+) 1,097%
Pada tabel tersebut ditunjukkan bahwa tingkat efesiensi bank atau
manajemen bank pada tahun 2006 manurun yang dapat dilihat pada
angka atau persentase daripada leverage multiplier, sementara
meskipun assets utilizationnya meningkat namun peningkatannya
relatif kecil. Hal tersebut memberikan arti bahwa terjadi penurunan
kinerja manajemen bank dalam mengelola dan memanfaatkan semua
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
sumber daya yang ada pada tahun 2006 yang diukur dari rasio
efisiensi.
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis dan Evaluasi Laporan Keuangan sebagai Dasar Penilaian
Kinerja Keuangan Perusahaan
a. Neraca
Berdasarkan data neraca hasil penelitian yang terdapat pada
lampiran (2), maka dapat dijelaskan keadaan neraca PT Bank
Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan pada tahun 2005 dan tahun
2006 sebagai berikut :
Aktiva tahun 2006 naik sebesar Rp 84.482.105.974,82 ( dari
tahun 2005 sebesar Rp.477.106.514.131,04 menjadi
Rp561.588.620.105,86 pada tahun 2006) atau naik 17,707%. Kenaikan
aktiva tersebut disebabkan oleh kenaikan jumlah kredit yang diberikan
sebesar Rp.17.485.582.872,18 (dari tahun 2005 sebesar
Rp294.510.324.876,14 ke tahun 2006 menjadi Rp311.995.907.748,32)
atau naik 5,937%. Kenaikan aktiva total tersebut juga disebabkan oleh
kenaikan jumlah aktiva tetap sebesar 4,541% dan kenaikan jumlah
aktiva lain-lain sebesar 33,133%.
Sedangkan pada pasiva, kenaikannya tampak pada hampir semua
komponen pasiva, dimana terdapat kenaikan giro yang cukup besar
yaitu 637,959% dan kenaikan tabungan sebesar 3,281%. Hal itu juga
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
disebabkan oleh kenaikan saldo laba yang terdapat pada ekuitas yang
cukup besar yaitu sebesar Rp.14.115.778.098,01 atau sebesar
317,638%. Pada pasiva dapat juga diketahui bahwa bank telah banyak
menerima dana, ini terlihat dari meningkatnya jumlah giro dan
tabungan pada tahun 2006. Penurunan yang cukup signifikan terlihat
pada deposito berjangka yang turun sebesar Rp.53.124.412.238,74 atau
sebesar 29,285% dan beban bunga yang masih harus dibayar sebesar
Rp.30.468.151,31 atau sebesar 4,335%.
b. Laporan Laba Rugi
Berdasarkan hasil penelitian dari data laba rugi (pada lampiran
3), maka dapat dijelaskan keadaan keuangan bank pada tahun 2005 dan
tahun 2006 sebagai berikut :
Bahwa laba yang dicapai tahun 2006 sebesar
Rp.18.559.753.290,53 meningkat dari tahun 2005
(Rp.4.443.975.192,52) sebesar Rp.14.115.778.098,01 atau naik sebesar
317,638%. Kenaikan laba ini didukung oleh kenaikan pendapatan non
operasional sebesar 53,993% dan penurunan beban non operasional
sebesar 96,986%. Tetapi jika dilihat dari sisi pendapatan bunga
bersihnya, tidak baik karena pada tahun 2006 menurun sebesar
Rp.1.854.884.410,15 atau turun 12,362% dari tahun 2005. Peningkatan
laba juga terjadi disebabkan oleh peningkatan pendapatan operasional
lainnya yaitu sebesar Rp.292.005.476,83 atau meningkat sebesar
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
8,475%, sementara beban operasional lainnya mengalami penurunan
sebesar Rp.1.992.452.044,45 atau turun sebesar 6,908%. Kenaikan
laba pada tahun 2006 tidak diikuti oleh kenaikan pendapatan bunga
bersih yang mengalami penurunan sebesar 12,362%. Sehingga secara
umum kenaikan laba bank pada tahun 2006 dipengaruhi oleh kenaikan
pendapatan operasional lainnya, pendapatan non operasional dan
jumlah beban yang semakin menurun baik itu beban operasional
lainnya maupun beban non operasional lainnya. Hal ini memberikan
arti bahwa kegiatan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang
Medan berjalan secara efisien dimana perusahaan dapat meningkatkan
pendapatan dan mengurangi biaya-biaya usaha yang menyebabkan
laba meningkat sebesar 317,638%
2. Analisis dan Evaluasi Rasio Keuangan Bank
Berdasarkan data-data dari hasil penelitian dan perhitungan rasio-
rasio keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan
seperti terlampir, maka dapat dianalisis kinerja keuangannya dan
perbandingannya selama dua periode yaitu tahun 2005 dan 2006.
I. Rasio Likuiditas
1. Quick Ratio
Quick ratio tahun 2005 yaitu 0,722%, berarti cash assets
dapat menjamin 0,722% dari total deposit yang terdiri dari giro,
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
tabungan, dan deposit berjangka. Pada tahun 2006 quick ratio
sebesar 1,247% dimana quick ratio pada periode ini mengalami
kenaikan sebesar 0,525% dari tahun 2005. Hal ini terjadi karena
cash assets yang meningkat pada tahun 2006 sebesar
Rp.3.189.120.287 atau 97,102%, demikian juga dengan total
deposit meningkat sebesar Rp.64.334.708.636,32 atau sebesar
14,150% . Jumlah kas, penempatan pada bank lain, giro dan
tabungan pada tahun 2006 meningkat tetapi jumlah deposito
berjangka menurun.
Dapat dilihat bahwa bank berusaha meningkatkan jumlah kas
dan jumlah penempatan pada bank lain untuk mengimbangi
peningkatan jumlah tabungan dan giro, sementara deposito
berjangka mengalami penurunan. Peningkatan pada kas dan
penempatan pada bank lain diikuti oleh peningkatan giro dan
tabungan sehingga quick ratio cendrung meningkat. Dengan
jumlah kas yang kecil, dapat diketahui bahwa bank banyak
menyalurkan kredit untuk menambah pendapatan melalui bunga.
Selain itu juga bank banyak memperoleh dana dari giro dan
tabungan. Jadi kemampuan bank dalam memperoleh dana dari giro
dan tabungan sangat baik karena ada peningkatan pada tahun 2006.
Dengan demikian dilihat dari data, quick ratio dari tahun
2005 ke tahun 2006 mengalami peningkatan, artinya kemampuan
bank dalam membiayai kembali kewajibannya kepada para
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
nasabah yang menyimpan dananya dengan cash assets yang
dimilikinya meningkat.
2. Cash Ratio
Cash ratio pada tahun 2005 yaitu sebesar 0,696%, ini berarti
cash assets dapat menjamin 0,696% dari pinjaman yang harus
segera dibayar. Pada tahun 2006 cash ratio meningkat sebesar
0,499% sehingga menjadi 1,195%. Peningkatan cash assets pada
tahun 2006 yang meningkat sebesar Rp.3.189.120.287 atau naik
97,102% lebih besar dari pada persentase peningkatan pinjaman
yang harus segera dibayar sebesar 14,822% mengakibatkan cash
ratio menjadi naik.
Pada tahun 2006 pinjaman yang harus segera dibayar
meningkat dibanding tahun 2005. Hal ini dikarenakan penerimaan
dana yang cukup tinggi dari tabungan, kewajiban segera lainnya,
kewajiban lain-lain dan giro yang mengalami kenaikan, tetapi
deposito berjangka cenderung menurun. Dilihat dari perbandingan
jumlah cash assets dengan jumlah pinjaman yang harus segera
dibayar, maka keadaan bank sebenarnya pada keadaan sulit atau
tidak likuid karena jumlah cash assets yang demikian tidak mampu
menutupi semua kewajiban yang segera jatuh tempo.
Namun ditinjau dari segi perputaran uang pada bank tersebut,
sangat baik karena hanya sedikit atau bahkan tidak ada uang atau
dana yang bisa dikatakan menganggur di bank. Jadi jumlah cash
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
assets yang ada pada bank pada periode ini hanya merupakan stok.
Tetapi kas ataupun cash assets yang terlalu kecil juga tidak baik.
Dari angka-angka rasio, maka dari tahun 2005 ke 2006
kemampuan bank dalam membayar kewajibannya yang sudah jatuh
tempo dengan cash assets yang dimilikinya meningkat.
3. Loan to Assets Ratio
Tahun 2005 loan to assets ratio sebesar 61,728% dan
menurun sebesar 6,172% sehingga menjadi 55,556% pada tahun
2006. Penurunan rasio ini disebabkan karena persentase kenaikan
total assets (Rp.84.482.105.974,82) atau 17,707% lebih besar dari
persentase kenaikan total loans (Rp.17.485.582.872,18) atau
5,937%. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah tingkat
likuiditasnya.
Pada rasio ini bank mengalami penurunan yaitu kemampuan
untuk memenuhi permintaan para debitur dengan assets bank yang
tersedia. Walaupun ada peningkatan penyaluran kredit dari tahun
2005 ke athun 2006, namun tak dapat meningkatkan loan to assets
rationya karena perubahan kenaikan total assets jauh lebih besar
dari kenaikan total loan, sehingga tidak bisa naik bahkan jadi
menurun. Hal ini mungkin disengaja oleh pihak manajemen bank
agar tetap terkontrol (tidak terlalu tinggi) karena loan to assets
ratio yang tinggi akan dapat menurunkan tingkat likuiditas bank itu
sendiri. Berarti pada dua periode ini (dari tahun 2005 ke 2006 ) ada
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
peningkatan tingkat likuiditas dari loan to assets ratio karena rasio
ini pada tahun 2006 menurun dimana bila rasio ini meningkat maka
tingkat likuiditas menurun, demikian juga sebaliknya bila rasionya
menurun maka tingkat likuiditasnya meningkat.
II. Rasio Solvabilitas
1. Primary Ratio
Primary ratio tahun 2005 sebesar 0,931% dan pada tahun
2006 menjadi 3,305%. Berarti ada kenaikan sebesar 2,374%. Pada
masing-masing periode ini perusahaan dapat menciptakan laba
yang berpengaruh pada kenaikan ekuitas atau equity capital.
Namun yang menjadi unsur equitas pada periode ini adalah hanya
laba ditahan/tahun berjalan. Sehingga peningkatan laba tahun
berjalan berarti merupakan peningkatan equity capitalnya. Pada
tahun 2006 equity capital meningkat sebesar Rp.14.115.778.098,01
dari Rp.4.443.975.192,52 menajdi Rp.18.559.753.290,53.
Persentase kenaikan equity capital yaitu sebesar 317,638% lebih
besar dari persentase kenaikan total assets yaitu sebesar 17,707%
sehingga rasio ini meningkat. Primary ratio 0,931% artinya
kemampuan permodalan bank sebesar 0,931% untuk menutupi
penurunan aktivanya akibat kerugian yang tidak dapat dihindarkan
pada tahun 2005, begitu juga pada tahun 2006 kemampuan
permodalannya untuk menutupi penurunan aktivanya sebesar
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
3,305%. Adanya peningkatan rasio ini dari tahun 2005 ke 2006
menunjukkan kondisi bank yang baik karena rasio yang semakin
tinggi berarti akan semakin baik, dengan permodalan yang
meningkat kemampuan bank dalam pengembangan usaha dan
menampung resiko kerugian akan semakin kuat.
2. Capital Ratio
Capital ratio pada tahun 2005 sebesar 1,509%, artinya
kemapuan permodalan bank dalam menutupi kemungkinan
kegagalan yang ada dalam proses permodalan kredit adalah
1,509%. Tahun 2006 capital ratio 5,949% berarti ada kenaikan
sebesar 4,440% dibandingkan tahun 2005 sebesar 1,509%. Equity
capital meningkat sebesar Rp.14.115.778.098,01 atau naik
317,638% dan total loans bertambah Rp.17.485.582.872,18 atau
naik 5,937%. Tingginya kenaikan equity capital dan persentasenya
(317,638%) dibandingkan dengan kenaikan dan persentase total
loans (5,937%) mengakibatkan capital ratio meningkat. Naiknya
rasio ini artinya kemampuan permodalan bank meningkat dalam
menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses
permodalan kredit. Hal ini juga menunjukkan kemampuan
manajemen bank meningkat/ baik dalam mengelola modal yang
dimilikinya.
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
3. Capital Adequacy Ratio
Capital adequacy ratio (CAR) pada tahun 2005 adalah -
5,615% dan meningkat sebesar 4,534% menjadi -1,081% pada
tahun 2006. Angka persentase pada tahun 2005 adalah minus, ini
dikarenakan fixed asset/aktiva tetap (Rp.20.980.183.089,39) lebih
besar dari pada jumlah equity capital (Rp.4.443.975.192,52),
sehingga hasil selisih equity capital dengan fixed asset menjadi
negatif (-Rp.16.536.207.896,87) yang artinya untuk menutupi
kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses permodalan kredit
sudah menggunakan fixed asset sebesar Rp.16.536.207.896,87
karena equity capitalnya tak mampu lagi menutupinya. Tetapi pada
tahun 2006 terjadi kenaikan sebesar Rp.13.163.061.112,01 atau
naik 79,601% sehingga menjadi negatif yaitu sebesar
Rp.3.373.146.784,85. Sedangkan total loans pada tahun 2006 naik
sebesar Rp.17.485.582.872,18 atau meningkat 5,937% dari
Rp.294.510.324.876,14 pada tahun 2005 menjadi
Rp.311.995.907.748,32 pada tahun 2006. Jumlah dan persentase
kenaikan selisih equity capital dengan fixed asset (79,601%) yang
lebih besar dari pada jumlah dan persentase kenaikan total loans
(5,937%) menjadi CAR pada tahun 2006 meningkat. Kenaikan
tersebut didominasi oleh equity capital. Sedangkan jumlah dan
persentase kenaikan fixed asset hanya sebagian kecil saja
(Rp.952.716.986) atau 4,541%. CAR bank yang meningkat dari
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
tahun 2005 ke tahun 2006 sebesar 4,534% artinya kemampuan
bank meningkat dalam permodalan setelah dikurangi aktiva tetap
untuk menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses
permodalan kredit.
III. Rasio Profitabilitas
1. Gross Profit Margin
Pada tahun 2005 gross profit margin (GPM) sangat rendah
dengan angka negatif yaitu –24,686%. Rendahnya rasio ini karena
besarnya operasional expense melebihi jumlah pendapatan
operasional. Hal ini disebabkan oleh beban operasional lainnya
lebih besar dari pada pendapatan operasional lainnya, sehingga
pada saat ini bank rugi jika ditinjau dari segi pendapatan
operasional lainnya sebesar (Rp.3.445.321.111,96 –
Rp.28.842.303.531,02 = -Rp.25.396.982.419,06). Selain itu juga
selisih pendapatan bunga dengan beban bunga tidak terlalu tinggi
atau cukup besar untuk menutupi kerugian tersebut sehingga
angkanya masih tetap minus. Demikian juga halnya yang terjadi
pada tahun 2006 dimana GPM -20,428% naik sebesar 4,258%.
Pada tahun ini bank juga masih merugi dari segi pendapatan
operasional lainnya sebesar (Rp.3.737.326.588,79 –
Rp.26.849.851.486,57 = -Rp.23.112.524.897,78) meskipun bank
memperoleh keuntungan dari pendapatan bunga bersih sebesar
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
Rp.13.149.716.241,41. Kenaikan GPM pada tahun ini juga
dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan bunga yang cukup besar dan
penurunan beban operasional lainnya. Pada tahun ini pihak
manajemen belum mampu untuk menekan beban operasional
meskipun manajemen manpu meningkatkan pendapatan
operasionalnya. Dari data dapat dilihat perbandingan biaya
operasional terhadap pendapatan operasional pada tahun 2005
sebesar 124,686% sehingga tidak baik bagi kelangsungan bank.
Pada tahun 2006 perbandingan biaya operasional terhadap
pendapatan operasional adalah sebesar 120,428%. Artinya disini
dari tahun 2005 ke tahun 2006 ada perbaikan. Kenaikan GPM pada
tahun 2006 disebabkan kenaikan persentase pendpatan operasional
(16,296%) lebih besar dari persentase beban operasional yang naik
sebesar 12,324%.
Dari data dapat dilihat GPM dari tahun 2005 ke 2006
meningkat dan perbandingan biaya operasional terhadap
pendapatan opersional menurun, ini menunjukkan prestasi yang
baik dan dapat dilihat pada laporan laba rugi bahwa laba ditahan
atau tahun berjalan terus meningkat dan itu artinya kemampuan
bank terus meningkat dalam menghasilkan laba dari operasi
usahanya yang murni.
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
2. Net Profit Margin
Net profit margin (NPM) tahun 2005 yaitu 10,597%, artinya
kemampuan bank dalam menghasilkan net income dilihat dari
operating incomenya adalah sebesar 10,597%. Tahun 2006 NPM
meningkat 27,459% menjadi 38,056%. Kenaikan ini dipengaruhi
oleh kenaikan net income 317,638% lebih besar dari kenaikan
operating income sebesar 16,296%. Besarnya beban operasional
yang melampaui pendapatan operasional mengakibatkan net
income bank pada tahun 2005 rendah. Meningkatnya NPM pada
tahun 2006 karena meningkatnya pendapatan non operasional
bersih. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan bank dalam
menghasilkan net income ditinjau dari operating incomenya
meningkat.
3. Return on Equity Capital (ROEC)
Return on equity capital (ROEC) tahun 2005 100% dan sama
dengan tahun 2006. hal ini disebabkan equity capital pada kedua
tahun tersebut sama-sama hanya bersumber dari laba ditahan.tahun
berjalan. Sementara jumlah equity capitalnya sama dengan net
incomenya, karena net incomenya tidak dikurangi dengan pajak
dan itulah yang langsung menjadi laba ditahan dan komponen dari
pada equity capital. Dengan demikian kemampuan bank tetap atau
tidak berubah dalam menghasilkan net income ditinjau dari equity
capital pada tahun 2005 dan 2006.
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
IV. Rasio Resiko Usaha Bank
1. Deposit Risk Ratio
Tahun 2005 deposit risk ratio yaitu 0,977%, artinya
kemampuan modal bank menyerap resiko kegagalan pembayaran
deposit adalah sebesar 0,977%. Tahun 2006 rasio ini meningkat
sebesar 2,599% menajdi 3,576% karena peningkatan equity capital
sebesar 317,638% lebih besar dibandingkan peningkatan total
deposit sebesar 14,150%. Peningkatan rasio ini menaytakan bahwa
kemampuan permodalan bank meningkat dalam menyerap resiko
kegagalan pembayaran deposito.
2. Assets Risk Ratio
Assets risk ratio pada tahun 2005 sebesar 0,977% dan pada
tahun 2006 menjadi 3,343%, berarti ada peningkatan sebesar
2,405%. Pada tahun 2006 peningkatan hasil selisih total aset
dengan kas adalah sebesar 17,157% sedangkan equity capital
meningkat sebesar 317,638%. Peningkatan equity capital yang
lebih tinggi dibandingkan peningkatan selisih total aset dengan kas
menyebabkan assets risk ratio pada tahun 2006 naik. Berarti
kemampuan permodalan bank meningkat dalam menyerap resiko
penurunan terhadap aktiva bank.
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
V. Rasio Efisiensi
1. Leverage Multiplier
Total aset yang hanya naik sebesar 17,707% pada tahun 2006
dari tahun 2005 sementara equity capital jauh lebih besar menigkat
sebesar 317,638% mengakibatkan rasio leverage multiplier bank
menurun 7710,189% dari 10.736,030% pada tahun 2005 menjadi
3.025,841% pada tahun 2006. maka hal ini menggambarkan bahwa
kemampuan manajemen bank menurun dalam mengelola aktiva
yang dikuasainya dan tingkat efisiensi yang menurun.
2. Assets Utilization
Tahun 2005 total aset sebesar Rp.477.106.514.131,04,
sedangkan hasil penjumlahan pendapatan operasional dan non
operasional adalah Rp.60.532.579.456 sehingga aset utilization
sebesar 12,687%, artinya kemampuan manajemen bank dalam
memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan total income adalah
sebesar 12,687%. Peningkatan assets utilization terjadi pada tahun
2006 sebesar 1,097% menjadi 13,784% karena persentase kenaikan
total income sebesar 27,877% lebih besar jika dibandingkan
dengan persentase kenaikan total asset yang sebesar 17,707%
menjadikan kemampuan manajemen bank meningkat dalam
memanfaatkaan aktivanya untuk menghasilkan total income.
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab IV, maka dapat dibuat
beberapa kesimpulan mengenai kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Cabang Medan pada tahun 2005 dan tahun 2006 sebagai berikut :
1. Dilihat dari sudut rasio likuiditas, secara umum kondisi rasio likuiditas
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan pada tahun 2005 dan
tahun 2006 dapat dikatakan kurang baik, meskipun terjadi peningkatan
angka rasio. Hal ini dikarenakan rasio likuiditas pada tahun 2005 dan
tahun 2006 menujukkan rasio yang sangat rendah. Pada tahun 2006, rasio
likuiditas pada aspek quick ratio dan cash ratio yang berada di angka 1%
yang artinya tiap-tiap Rp. 1,00 hutang lancar hanya dijamin oleh kurang
dari Rp. 0,01 harta lancar.
2. Dari sudut rasio solvabilitas, kondisi keuangan perusahaan menunjukkan
kinerja keuangan yang baik karena terjadi kenaikan baik primary ratio,
capital ratio, maupun capital adequacy rationya dari tahun 2005 ke tahun
2006. Berarti kemampuan permodalan bank untuk menutupi penurunan
aktiva akibat kerugian dan kemampuan untuk mengatasi permasalahan
kredit semakin meningkat.
3. Dari sudut rasio profitabilitas, kondisi keuangan menunjukkan kinerja
keuangan yang baik pada tahun 2006, karena terjadi peningkatan dari
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
tahun 2005 yang tampak pada kenaikan gross profit marginnya maupun
net profit marginnya yang berarti kemampuan keuangan perusahaan untuk
menciptakan laba semakin baik.
4. Dari sudut rasio resiko usaha bank juga menunjukkan kinerja keuangan
yang baik karena terjadi peningkatan dari tahun 2005 ke tahun 2006 yang
tampak pada kenaikkan persentase deposit risk ratio dan assets risk
rationya. Kemampuan keuangan bank untuk mengatasi kemungkinan
kegagalan pembayaran kewajiban kepada nasabah dan kemampuan
mengatasi kerugian atas aktiva yang dimiliki semakin meningkat.
5. Sedangkan dari sudut rasio efisiensi, kinerja keuangannya mengalami
penurunan dari tahun 2005 ke tahun 2006 yang ditunjukkan pada
penurunan leverage multipliernya,meskipun terjadi peningkatan pada asset
utilization namun peningkatannya relatif kecil. Ini mengartikan bahwa
kemampuan manajemen menurun dalam mengelola dan memanfaatkan
seluruh sumber daya yang ada pada tahun 2006.
6. Secara umum kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Cabang Medan dari tahun 2005 ke tahun 2006 mengalami peningkatan,
yang berarti bank telah memiliki kinerja keuangan yang baik karena rasio-
rasio keuangan bank yang ditunjukkan secara umum meningkat. Namun
persentase rasio-rasio tersebut relatif sangat rendah khususnya pada rasio
solvabilitas dan rasio resiko usaha bank, karena komponen equity
capitalnya hanya terdiri dari laba ditahan atau laba tahun berjalan. Pada
neraca tidak terdapat modal disetor, modal sumbangan dan modal
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
cadangan umum. Sehingga perbandingan equity capitalnya dengan total
asetnya maupun dengan total loans relatif sangat rendah.
B. Saran
1. Mengingat rasio likuiditas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Cabang Medan yang relatif sangat rendah, untuk itu PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Cabang Medan perlu mengupayakan untuk
meningkatkan rasio likuiditasnya. Adapun upaya untuk meningkatkan
rasio likuiditas ini dapat dilakukan dengan cara menjual aktiva tetap untuk
menambah aktiva lancar atau mengadakan tambahan modal untuk
menambah aktiva lancar serta menambah hutang jangka panjang untuk
menambah aktiva lancar.
2. Pada tahun 2006 kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Cabang Medan dari sudut rasio efisiensi menurun, untuk itu bank perlu
mengupayakan meningkatkan pendapatan operasional serta dapat menekan
beban-beban operasional agar dapat memperoleh laba yang tinggi. Hal ini
juga sangat berpengaruh pada rasio profitabilitas khususnya gross profit
margin dimana pada tahun 2005 dan tahun 2006 mengalami minus karena
biaya operasi lebih besar dari pemdapatan operasi.
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M.Faisal, 2005. Manajemen Perbankan, Cetakan Ketiga, Penerbit
UMM Press, Malang. Harahap, Sofyan Safri, 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi 1,
Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. _______, 2002. Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Cetakan Ketiga, Penerbit
PT. Bumi Aksara, Jakarta. Kuncoro Mudrajad, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit
Erlangga, Jakarta. Mulyadi, 2001. Balanced Scorcard. Alat Manajemen Kontemporer untuk
Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Mulyono, Teguh Pudjo, 2002. Aplikasi Akuntansi Manajemen dalam Praktik
Perbankan, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Munawir, H.S. 2004. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan
Ketigabelas, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Rivai, H.Veithzal, Veithzal Andria P, Idroes N.Ferry,2007. Bank and Financial
Institution Management, Edisi Pertama, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sawir, Agnes, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perencanaan, Cetakan Ketiga, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Fakutas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Departemen Jurusan Akuntansi,
2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal, Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba
Empat, Jakarta.
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
Lampiran 1. Struktur Organisasi
BRANCH MANAGER
DBM RETAIL SERVICE
ABM OPERATION
ABM LOAN RECOVERY
SEKSI CUSTOMER
SERVICE
SEKSI TELLER
SERVICE
SEKSI LOAN
SERVICE
SEKRETARIS
KEPALA SEKSI ACCOUNTING
SEKSI BOOKEPING KEPALA SEKSI
KEPALA SEKSI LOAN SERVICE
KEPALA SEKSI TELLER SERVICE
KEPALA SEKSI CUSTOMER SERVICE
AND CONTROLL LOAN ADMIN
SEKSI LOAN ADMINISTRATION
KEPALA SEKSI TRANS. PROCESSING
SEKSI TRANSACTION PROCESSING
KEPALA SEKSI UMUM/GBA
SEKSI UMUM GBA
SEKSI LOAN RECOVERY
LAS & LAO
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
Lampiran 2
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan Neraca
Per 31 Desember 2005 – 2006
Keterangan 2005 (Rp)
2006 (Rp)
AKTIVA
Naik (+) Turun (-)
(Rp)
Kas 3.257.925.850,00 6.440.074.610,00 (+) 3.182.148.760
Penempatan pada Bank Indonesia - - -
Giro Pada Bank Lain 26.381.278,47 33.352.805,47 (+) 6.971.527
PPAP-Penempatan pada Bank Lain -/- (919.052,00) (400.233,67) (-) 518.818,33
Kredit yang diberikan 294.510.324.876,14 311.995.907.748,32 (+) 17.485.582.872.18
PPAP-Kredit yang diberikan -/- (11.614.554.265,70) (8.749.161.959,70) (-) 2.865.392.306
Pendapatan yang masih akan diterima 3.560.686.040,00 4.723.439.703,00 (+) 1.162.753.663
Biaya dibayar dimuka 785.445.292,45 1.270.125.210,71 (+) 484.679.918,26
Aktiva tetap 20.980.183.089,39 21.932.900.075,39 (+) 952.716,986
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap -/- (14.760.879.867,95) (16.138.709.085,87) (+) 1.377.829.217,92
Aktiva Lain-lain 180.361.920.890,24 240.121.091.232,21 (+) 59.759.170.341,97
Total Aktiva 477.106.514.131,04 561.588.620.105,86 (+) 84.482.105.974,82
PASIVA
Giro 17.094.318.540,61 126.149.088.804,21 (+) 109.054.770.263,60
Kewajiban Segera Lainnya 4.628.022.022,66 10.212.884.971,65 (+) 5.584.862.948,99
Tabungan 256.148.669.500,08 264.553.020.111,54 (+) 8.404.350.611,46
Deposito Berjangka 181.403.806.493,11 128.279.394.254.37 (-) 53.124.412.238,74
Simpanan dari Bank Lain - - -
Estimasi Kerugian Komitmen & Kontinjensi - 442.763.465,00 (+) 442.763.465,00
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
Beban Bunga yang masih harus dibayar 702.818.664,19 672.350.512,88 (-) 30.468.151,31
Kewajiban lain-lain 12.684.903.717,87 12.719.364.695,68 (+) 34.460.977,81
Ekuitas
Modal disetor - - -
Cadangan Umum - - -
Modal Sumbangan - - -
Laba ditahan 4.443.975.192,52 18.559.753.290,53 (+) 14.115.778.098,01
Total Pasiva 477.106.514.131,04 561.588.620.105,86 (+) 84.482.105.974,82
Sumber: Data Neraca PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan tahun 2005 dan 2006 yang diolah oleh penulis.
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
Lampiran 3
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan Laba Rugi
Per 31 Desember 2005 – 2006
Keterangan 2005 (Rp)
2006 (Rp)
Naik (+) Turun (-)
(Rp)
Pendapatan dan Beban Operasional - - -
Pendapatan Bunga - - -
Hasil Bunga 37.412.062.404,51 43.972.178.913,20 (+) 6.560.116.580,69
Provinsi dan Komisi 1.078.837.908,00 1.060.559.889,00 (-) 18.278.019
Jumlah Pendapatan Bunga Total 38.490.900.312,51 45.032.738.802,20 (+) 6.541.838.489,69
Beban Bunga
Beban Bunga (23.446.299.660,95) (31.883.022.560,79) (+) 8.436.722.899,84
Beban Lainnya - - -
Jumlah Beban Bunga (23.446.299.660,95) (31.883.022.560,79) (+) 8.436.722.899,84
Pendapatan Bunga Bersih 15.004.600.651,56 13.149.716.241,41 (-) 1.854.884.410,15
Pendapatan Operasional Lainnya
Pendapatan provinsi, komisi dan fee
Fee
30.123.170,00 39.345.000,00
(+) 9.221.830
Pendapatan lainnya 3.415.197.941,96 3.697.981.588,79 (+) 282.783.646,83
Jumlah Pendaptan Operasional Lainnya 3.445.321.111,96 3.737.326.588,79 (+) 292.005.476,83
Beban Operasional Lainnya
Beban penyisihan & Penghapusan atas
Aktiva Produktif
9.108.223,00 (110.958.422,67) (+) 101.850.199,67
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
Beban Estimasi Kerugian Komitmen &
kontinjensi
330.000,00 (442.763.465,00) (+) 442.443.465
Beban Administrasi dan Umum (10.021.491.165,22) (11.665.923.930,03) (+) 1.644.432.764,81
Beban Personalia (11.182.025.795,00) (13.126.079.222,57) (+) 1.944.053.427,57
Beban Lainnya (7.648.224.793,80) (1.504.126.446,30) (-) 6.144.098.347,50
Jumlah Beban Operasional Lainnya (28.842.303.531,02) (26.849.851.486,57) (-) 1.992.452.044,45
Pendapatan Operasional Bersih - 10.352.381.767,50 - 9.962.808.656,37 (+) 389.573.111,13
Pendapatan dan Beban Non Operasional
Pendapatan Non Operasional 18.596.358.031,53 28.637.073.079,62 (+) 10.040.715.048,09
Beban Non Operasional (3.800.001.071,51) (114.511.132,72) (-) 3.685.489.938,79
Pendapatan Non Operasional Bersih 14.796.356.960,02 28.522.561.946,90 (+) 13.726.204.986,88
Laba Rugi Sebelum Pajak Penghasilan 4.443.975.192,52 18.559.753.290,53 (+) 14.115.778.098,01
Taksiran Pajak Penghasilan - - -
Laba/Rugi Tahun Berjalan 4.443.975.192,52 18.559.753.290,53 (+) 14.115.778.098,01
Sumber: Data Laba Rugi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan Tahun 2005 dan 2006 Yang diolah oleh penulis
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
Lampiran 4
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan
Kinerja Keuangan diukur dari Rasio-Rasio Keuangan Bank
Per 31 Desember 2005 – 2006
URAIAN 2005 (Rp)
2006 (Rp)
RASIO LIKUIDITAS
A. Quick Ratio (a:b) 0,722% 1,247%
Cash Assets (a) 3.284.307.128,47 6.473.427.415,47
Kas 3.257.925.850,00 6.440.074.610,00
Giro pada Bank Indonesia - -
Penempatan pada bank lain 26.381.278,47 33.352.805,47
Total Deposit (b) 454.646.794.533,80 518.981.503.170,12
Giro (pada pasiva) 17.094.318.540,61 126.149.088.804,21
Tabungan 256.148.669.500,08 264.553.020.111,54
Deposit Berjangka 181.403.806.493,11 128.279.394.254,37
B. Cash Ratio (a : b) 0.696 % 1,195 %
Cash Assets (a) 3.284.307.128,47 6.473.427.415,47
Pinjaman yang harus segera dibayar (b) 471.959.720.274,33 541.913.752.837,45
Tabungan 256.148.669.500,08 264.553.020.111,54
Deposito Berjangka 181.403.806.493,11 128.279.394.254,37
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
Kewajiban segera lainnya 4.628.022.022,66 10.212.884.971,65
Simpanan dari bank lain - -
Kewajiban lain – lain 12.684.903.717,87 12.719.364.695,68
Giro (pada pasiva) 17.094.318.540,61 126.149.088.804,21
C. Loan to Assets Ratio (a : b) 61,728 % 55,556%
Total Loans (kredit yang diberikan) (a) 294.510.324.876,14 311.995.907.748,32
Total Assets (b) 477.106.514.131,04 561.588.620.105,86
RASIO SOLVABILITAS
A. Prymary Ratio (a : b) 0,931 % 3,305 %
Equity Capital (a) 4.443.975.192,52 18.559.753.290,53
Modal Disetor - -
Cadangan Umum - -
Modal Sumbangan - -
Laba ditahan/tahun berjalan 4.443.975.192,52 18.559.753.290,53
Total Assets (b) 477.106.514.131,04 561.588.620.105,86
B. Capital Ratio (a : b) 1,509 % 5,949 %
Equity Capital (a) 4.443.975.192,52 18.559.753.290,53
Total Loans (b) 294.510.324.876,14 311.995.907.748,32
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
C. Capital Adequacy Ratio (a : b) -5,615 % -1,081 %
Equity Capital 4.443.975.192,52 18.559.753.290,53
Fixed Assets 20.980.183.089,39 21.932.900.075,39
(Equity Capital – Fixed Assets) (a) - 16.536.207.896,87 - 3.373.146.784,86
Total Loans (b) 294.510.324.876,14 311.995.907.748,32
RASIO PROFITABILITAS
A. Gross Profit Margin ((a-b) :a) -24,686 % -20,428 %
Operating Income (a) 41.936.221.424,47 48.770.065.390,99
Pendapatan Bunga 39.490.900.312,51 45.032.738.802,20
Pendaptan Operasional Lainnya 3.445.321.111,96 3.737.326.588,79
Operasional Expense (b) 52.288.603.191,97 58.732.874.047,36
Beban Bunga 23.446.299.660,95 31.883.022.560,79
Beban Operasional lainnya 28.842.303.531,02 26.849.851.486,57
(operating Income – Operating
Expense)
- 10.352.381.767,50 - 9.962.808.656,37
B. Net Profit Margin (a : b) 10,597 % 38.056 %
Net Income (a) 4.443.975.192,52 18.559.753.290,53
Operating Income (b) 41.936.221.424,47 48.770.065.390,99
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
C. Return on Equity Capital (a:b) 100 % 100 %
Net Income (a) 4.443.975.192,52 18.559.753.290,53
Equity Capital (b) 4.443.975.192,52 18.559.753.290,53
RASIO RESIKO USAHA BANK
A. Deposit Risk Ratio (a : b) 0,977 % 3,576 %
Equity Capital (a) 4.443.975.192,52 18.559.753.290,53
Total Deposit (b) 454.646.794.533,80 518.981.503.170,12
B. Assets Risk Ratio (a :(b-c)) 0,938 % 3,343 %
Equity Capital (a) 4.443.975.192,52 18.559.753.290,53
Total Assets (b) 477.106.514.131,04 561.588.620.105,86
Kas (c) 3.257.925.850,00 6.440.074.610,00
(Total Assets - Kas) (b-c) 473.848.588.281,04 555.148.545.495,86
RASIO EFISIENSI
A. Leverage Multiplier (a : b) 10.736,030 % 3.025,841 %
Total Assets (a) 477.106.514.131,04 561.588.620.105,86
Equity Capital (b) 4.443.975.192,52 18.559.753.290,53
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
B. Assets Utilization ((a+b) :c) 12,687 % 13,784 %
Operating Income (a) 41.936.221.424,47 48.770.065.390,99
Non Operating Income (b) 18.596.358.031,53 28.637.073.079,62
Total Assets (c) 477.106.514.131,04 561.588.620.105,86
Operating Income + Non Operating
Income
60.532.579.456,00 77.407.138.470,61
Sumber: Data Keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan tahun 2005 dan 2006
Yang diolah oleh penulis.
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
Lampiran 5
Keseluruhan hasil perhitungan rasio-rasio keuangan bank
Tahun
No
Uraian 2005 2006 Naik (+) Turun (-)
I RASIO LIKUIDITAS
1 Quick Ratio 0,722% 1,247% (+) 0,525%
2 Cash Ratio 0,696% 1,195% (+) 0,499%
3 Loan to Assets Ratio 61,728% 55,556% (-) 6,172 %
II RASIO SOLVABILITAS
1 Primary Ratio 0,931% 3,305% (+) 2,374%
2 Capital Ratio 1,509% 5,949% (-) 4,44%
3 Capital Adequacy Ratio - 5,615% - 1,081% (+) 4.534%
III RASIO PROFITABILITAS
1 Gross Profit Margin - 24,686% - 20,428% (+) 4,258%
2 Net Profit Margin 10,597% 38,056% (-) 27,459%
3 Return on Equity Capital 100% 100% -
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
IV RASIO RESIKO USAHA
BANK
1 Deposit Risk Ratio 0,977% 3,576% (+) 2,599%
2 Assets Risk Ratio 0,938% 3,343% (+) 2,405%
V RASIO EFISIENSI
1 Leverage Multiplier 10.736,030% 3.025,841% (-) 7.710,189%
2 Assets Utilization 12,687% 13,784% (-) 1,097%
Sumber: Data Keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan tahun 2005 dan 2006 Yang diolah oleh penulis.
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
Lampiran 6
Perhitungan Rasio-rasio Keuangan Bank
1. Rasio Likuiditas
A. Quick Ratio : %100xDepositTotalAssetsCash
Tahun 2005 %722,0%100722386513,00,0%100534.794.646.454
128.307.284.3== xx
Tahun 2006 %247,1%10030124733297,0%100170.503.981.518
415.427.473.6== xx
B. Cash Ratio : %100xdibayarsegeraharusyangPinjaman
AssetsCash
Tahun 2005 %696,0%10070069588716,0%100274.720.959.471
128.207.284.3== xx
Tahun 2006 %195,1%10070119454938,0%100837.752.913.541
415.427.473.6== xx
C. Loan to assets ratio : %100xAssetsTotalLoansTotal
Tahun 2005 %728,61%10026172842251,0131.514.106.477876.324.510.294
=xx
Tahun 2006 %556,55%10075555595262,0%100106.620.588.561748.907.995.311
== xx
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
2. Rasio Solvabilitas
A. Primary Ratio : %100xTotal
CapitalEquity
Tahun 2005 %931,0%10020093144299,0%100131.514.106.477
193.975.443.4== Xx
Tahun 2006 %305,3%10020330486634,0%100106.620.588.561291.753.559.18
== Xx
B. Capital Ratio : %100xLoansTotalCapitalEquital
Tahun 2005 509,160150893697,0%100876.324.510.294
193.975.443.4==x %
Tahun 2006 %949,5%10090594871689,0%100748.907.995.311
291.753.559.18== xx
C. Capital Adequency Ratio : %100xAssetsTotal
AsassetsFixedCapitalEquity −
Tahun 2005 %615,50561481432,0%100876.324.510.294897.207.536.6
==− x
Tahun 2006 %081,1%1000108115097,0%100748.907.995.311785.146.373.3
==− xx
3. Rasio Profitabilitas
A. Gross Profit Margin : %100xIncomeOperating
ExpenseOperatingIncomeOperating −
Tahun 2005 %686,24%1002468014658,0%100424.221.936.41768.381.352.10
−==− xx
Tahun 2006 %428,20%10062042812240,0%100391.065.770.48656.808.962.9
−==− xx
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
B. Net Profit Margin : %100xIncomeOperating
IncomeNet
Tahun 2005 %597,10%10061059698523,0%100424.221.936.41193.975.443.4
== xx
Tahun 2006 %056,38%10013805562519,0%100391.065.770.48291.753.559.18
== xx
C.. Return on Equity Capital : %100xCapitalEquity
IncomeNet
Tahun 2005 %100%100193.975.443.4193.975.443.4
=x
Tahun 2006 %100%100291.753.559.18291.753.559.18
=x
4. Rasio Resiko Usaha Bank
A. Deposit Risk Ratio : %100xDepositsTotalCapitalEquity
Tahun 2005 %977,0%1000087745662,0%100534.794.646.454
193.975.443.4== xx
Tahun 2006 %576,3%10070357618781,0%100170.503.981.518291.753.559..18
== xx
B. Assets Risk Ratio : %100KasAssetsTotal
CapitalEquity−
Tahun 2005 %938,0%120090093784708,0%100281.588.848.473
193.975.443.4== xx
Tahun 2006 %343,3%10040334320488,0%100496.545.148.555291.753.559.18
== xx
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
5. Rasio Efisiensi
A. Leverage Multiplier : %100xCapitalEquityAssetsTotal
Tahun 2005 %030,10736%100360300949.107%100193.975.443.4
131.514.106.477=−= xx
Tahun 2006 %841,025,3%100258409759,30%100291.753.559.18106.620.588.561
== xx
B. Assets Utilization : %100xAssetsTotal
IncomeOperatingNonIncomeOperating +
Tahun 2005 %687,12%10041268743512,0%100131.514.106.477
456.579.532.60== xx
Tahun 2006 %784,13%10091378360167,0%100106.620.388.561471.138.407.77
== xx
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
Lampiran 7
Perhitungan persentase kenaikan atau penurunan komponen neraca dan
laba rugi dari tahun 2005 ke tahun 2006.
1. Persentase kenaikan total aktiva neraca dari tahun 2005 ke athun 2006 :
%1002005
20052006 xtahunAktivaTotal
tahunaktivaTotaldengantahunaktivaTotalSelisih
%10004,131.514.106.47782,974.105.482.84%100
04,131.514.106.47704,131.514.106.47786,105.620.588.561 xx =
−
= 0,177071793 x 100% = 17,707 %
2. Persentase Kenaikan jumlah kredit yang diberikan (total loans):
%937,5%100059371714,0%10014,876.324.510.294
18,872.582.485.17== xx
3. Persentase Kenaikan jumlah aktiva tetap :
%541,4%100045410327,0%10039,089.183.980.20
986.716.952== xx
4. Persentase kenaikan aktiva lain-lain :
%133,33%100331329196,0%10024,800.920.361.180
97,341.170.759.59== xx
5. Persentase kenaikan giro :
%959,637%10037959155,6%10061,540.318.094.1760,263.770.054.109
== xx
6. Persentase kenaikan tabungan :
%281,3%100032810440,0%10008,500.669.148.256
46,61.350.404.8== xx
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
7. Persentase kenaikan laba :
%638,317%10017685440,3%10052,192.975.443.401,098.778.115.14
== xx
8. Persentase penurunan deposito berjangka :
%10011,493.806.403.18174,238.412.124.53 x = 0,29285169 x 100 % = 29,285 %
9. Persentase penurunan pendapatan bunga bersih :
%362,2̀1%100123621044,0%10056,651.600.004.1515,410.884.854.1
== xx
10. Persentase penurunan beban bunga yang masih harus dibayar :
%10019,664.818.70231,151.468.30 x = 0,0433513 690 x 100% = 4,335 %
11. Persentase kenaikan beban bunga :
%983,35%1003598317441,0%10095,660.299.446.23
84,890.722.436.8== xx
12. Persentase kenaikan jumlah pendapatan operasional lainnya :
%475,8%100084754212,0%10096,111.321.445.3
83,476.005.292== xx
13. Persentase penurunan jumlah beban operasional lainnya :
%%908,6%100069080886,0%10002,531.705.842.2845,044.452.992.1
== xx
14. Persentase kenaikan pendapatan operasional bersih :
%763,3%100037631254,0%10050,767.381.352.10
13,111.573.389== xx
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
15. Persentase kenaikan pendapatan non operasional :
%993,53%1005399291103,0%10053,031.358.596.1809,048.715.040.10
== xx
16. Persentase penurunan beban non operasional :
%986,96%1009698654998,0%10052,071.001.800.379,938.489.685.3
== xx
17. Persentase kenaikan cash assets :
%1002005
20052006 xtahunassetsCash
tahunassetsCashtahunassetsCash −
%10047,128.307.284.3
287.120.189.3%10047,128.307.284.3
47,128.307.284.347,415.427.473.6 xx =−
=
= 0,971017679 x 100 % = 97,102 %
18. Persentase kenaikan total deposit
%150,14%1001415048107,0%10080,533.794.646.45432,636.708.334.64
== xx
19. Persentase kenaikan pinjaman yang harus segera dibayar :
%822,14%1001482203448,0%10033,274.720.959.471
12,563.032.954.69== xx
20. Persentase kenaikan pendapatan operasional :
%296,16100162957028,0%10047,424.221.936.41
52,966.843.833.6== xx
21. Persentase kenaikan total income (pendapatan operasional + pendapatan non
operasional ):
%877,27%1002787682131,0%100456.579.532.60
61,014.559.874.16== xx
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
22. Persentase kenaikan beban operasional :
%324,12%100123244272,0%10097,191.603.288.5239,855.270.444.6
== xx
23. Persentase kenaikan hasil selisih total aset dengan kas :
%157,17%1001715737035,0%10007,281.588.848.47382,214.957.299.81
== xx
24. Persentase penurunan selisih equity capital dengan fixed assets :
%601,79%10079601449,0%10087,896.207.536.1601,112.061.163.13
== xx
25. Persentase perbandingan biaya operasional terhadap pendaptan operasional :
Tahun 2005 : %686.124%100246860146,1%10077,424.221.936.4197,191.603.288.52
== xx
Tahun 2006 : %428,120%100204281224,1%10099,390.065.770.4836,047.874.732.58
== xx
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009
Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository © 2009