ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan...

109
ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN PRIVATISASI MELALUI IPO (Studi Kasus: PT. Wijaya Karya) Oleh: MIHROR DENDI PRASTYO H24104053 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Transcript of ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan...

Page 1: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG

MELAKUKAN PRIVATISASI MELALUI IPO

(Studi Kasus: PT. Wijaya Karya)

Oleh:

MIHROR DENDI PRASTYO

H24104053

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 2: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

RINGKASAN

MIHROR DENDI PRASTYO H24104053. Analisis Pengaruh Privatisasi

Melalui IPO Terhadap Kinerja Keuangan BUMN (Studi Kasus: PT. Wijaya

Karya). Dibawah bimbingan FARIDA RATNA DEWI.

Privatisasi merupakan program utama yang sedang dilakukan pemerintah

dalam membenahi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Bank Dunia menilai

bahwa para birokrat (pemerintah) tidak mampu mengelola bisnis dengan baik, hal

tersebut disebabkan karena mereka mengahadapi kontradiksi, yaitu apakah

mereka berperan sebagai pemain bisnis atau sebagai pelayan publik. Wijaya

Karya merupakan BUMN bidang konstruksi yang diprivatisasi melalui IPO pada

tahun 2007. Privatisasi yang dilakukan perseroan bertujuan untuk memperkuat

struktur modal agar dapat meluaskan operasi usahanya hingga ke-luar negeri

sesuai dengan visi misi Wijaya Karya. Privatisasi yang dilakukan telah sesuai

dengan arsitektur strategi perusahaan untuk mencapai Visi Wijaya Karya. Tujuan

dalam penelitian ini adalah (1) Untuk menganalisis perbedaan kinerja keuangan

Wijaya Karya sebelum dan sesudah privatisasi melalui IPO. (2) Untuk

menganalisis pengaruh yang signifikan pada rata-rata kinerja keuangan Wijaya

Karya setelah perseroan diprivatisasi melalui IPO. (3) Bagaimana perbandingan

kinerja keuangan Wijaya Karya terhadap BUMN lain pada industri sejenis yang

sudah diprivatisasi melalui IPO

Penelitian ini termasuk dalam metode penelitian deskriptif komparatif

yang bersifat ex post facto. Peneliti membandingkan kinerja keuangan perseroan

empat tahun sebelum dan sesudah privatisasi, yang dimulai sejak tahun 2003

hingga tahun 2011, kinerja keuangan yang diukur sesuai keputusan Menteri

BUMN No KEP-100/MBU/2002 tentang tata cara pengukuran tingkat kesehatan

BUMN di Indonesia. Adapun kinerja keuangan yang diukur tersebut

menggunakan kinerja profitabilitas (ROA dan ROE), likuiditas (Cash Ratio dan

Current Ratio), aktivitas (Total Asset Turnover dan Total Modal Sendiri Terhadap

Total Aset), serta solvabilitas (Debt to Equity Ratio dan Debt to Total Asset).

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif,

analisis trend dan uji Paired-Samples t Test.

Berdasarkan hasil penelitian, Kondisi rata-rata Return On Equity Wijaya

Karya menurun 5,02% setelah perseroan diprivatisasi, dan Return On Assets

terdapat kenaikan 3,37%, Pada Cash Ratio terjadi kenaikan sedangkan pada rata-

rata Current Ratio juga terjadi kenaikan sebesar 3,33%. Pada rata-rata Total Asset

Turn Over mengalami penurunan sebesar 21,39%, berbeda dengan Total Modal

Sendiri Terhadap Total Aset yang justru mengalami kenanikan setelah privatisasi.

Sedangkan kinerja solvabilitas yang diukur melalui rata-rata Debt Equity Ratio

dan Debt Total Assets, keduanya mengalami penurunan setelah diprivatisasi,

untuk Debt Equity Ratio turun sebesar 242,12% dan Debt Total Assets turun

10.18%.

Untuk lebih memperkuat apakah perubahan kinerja keuangan tersebut

dipengaruhi oleh adanya privatisasi, maka dilakukan uji Paired-Samples t Test.

Hasil dari uji tersebut untuk kinerja profitabilitas diproksikan melalui dua

pengukuran, yaitu Return On Equity dan Return On Assets. Terdapat penurunan

yang signifikan terhadap Return On Equity sesudah privatisasi, sedangkan pada

Page 3: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Return On Assets tidak terdapat kenaikan yang signifikan. Pada kinerja Cash

Ratio terjadi kenaikan yang signifikan, sedangkan pada Current Ratio penurunan

yang terjadi tidak signifikan. Pada kinerja Total Assets Turn Over terdapat

penurunan yang signifikan, dan pada Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset

terjadi kenaikan yang signifikan sesudah privatisasi. Hasil dari kinerja

profitabilitas diproksikan dengan dua pengukuran, yaitu Debt Equity Ratio dan

Debt to Total Assets menunjukkan hasil yang sama. Terdapat penurunan yang

signifikan terhadap tingkat Debt Equity Ratio dan Debt to Total Assets.

Rata-rata Return On Equity Wijaya Karya menempati posisi terendah baik

sebelum maupun setelah perseroan diprivatisasi terhadap BUMN pada industri

sejenis lainnnya. Sedangkan pada Return On Assets, posisi Return On Assets

Wijaya Karya setelah privatisasi memiliki nilai yang paling tinggi. Rata-rata Cash

Ratio dan Current Ratio Wijaya Karya setelah privatisasi nilainya paling tinggi

dibandingkan BUMN lainnya pada industri sejenis. Rata-rata Total Assets Turn

Over Wijaya Karya setelah privatisasi nilainya lebih rendah dibandingkan Adhi

Karya, akan tetapi lebih tinggi dibandingkan Pembangun Perumahan. Urutan

tersebut juga sama pada rata-rata Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset.

Penurunan nilai rata-rata Debt Equity Ratio dan Debt to Total Assets setelah

privatisasi, menjadikan Wijaya Karya memiliki nilai rata-rata terendah

dibandingkan perseroan lainnya.

Page 4: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG

MELAKUKAN PRIVATISASI MELALUI IPO

(Studi Kasus: PT. Wijaya Karya)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

MIHROR DENDI PRASTYO

H24104053

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 5: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Judul Skripsi : Analisis Kinerja Keuangan BUMN yang Melakukan

Privatisasi Melalui IPO (Studi Kasus: PT. Wijaya

Karya)

Nama : Mihror Dendi Prastyo

NIM : H24104053

Menyetujui,

Pembimbing

Farida Ratna Dewi, SE.,MM.

NIP 19710307 200501 2 001

Mengetahui:

Ketua Departemen

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc.

NIP 196101231986011002

Tanggal Lulus :

Page 6: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan putra kedua dari empat bersaudara

dari pasangan Drs. H. Tomtomi. MA dan Dra. Hj. Dwi

Hapsari. Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, Provinsi

Lampung, pada tanggal 25 Juli 1989.

Penulis mengawali pendidikan formal pada SD Dwi

Warna Panjang pada tahun 1995 hingga 2001. Penulis

memulai pendidikan menengah pertama pada SMP Negeri 2 Bandar lampung

pada tahun 2001-2004. Pada tahun 2004-2007, penulis menempuh pendidikan

menengah atas pada SMA Negeri 10 Bandar Lapung.

Tahun 2007 penulis diterima di Program Diploma Fakultas Ekonomika

dan Bisnis (FEB), Universitas Gadjah Mada melalui jalur seleksi masuk.

Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata 1 (S1) pada

Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Manajemen (FEM), Institut Pertanian Bogor.

Pengalaman organisasi yang pernah dijalani semasa kuliah yaitu menjadi

Kepala Departemen Internal Unit Mahasiswa Muslim Diploma UGM (UMMATI)

periode 2008-2010, kepala Departemen Eksternal Ikatan Mahasiswa Manajemen

UGM (IKMM) periode 2009-2010, anggota HMI-MPO FEB UGM, dan Vice

President Executive of Management (EXOM) Program Sarjana Alih Jenis

Manajemen periode 2011-2012.

Page 7: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

KATA PENGANTAR

Segala kalimat puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikan nikmat dan kemudahan tiada batasnya. Shalawat dan salam kepada

Nabi Muhhamad SAW sebagai tauladan sampai akhir zaman.

Tiada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah, terima kasih

kepada Allah SWT atas segala kesempatan dan kemudahan sehingga penulis

dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan

BUMN yang Melakukan Privatisasi Melalui IPO (Studi Kasus: PT. Wijaya

Karya)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen (FEM), Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan jauh

dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari berbagai pihak. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi

kita semua.

Bogor, Juni 2012

Penulis

Page 8: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Farida Ratna Dewi, SE., MM. selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah begitu banyak membantu penulis dalam menyelesaikan permasalahan,

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, ilmu, saran, motivasi

dan pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian

skripsi ini.

2. Kepada Prof. Dr. Ir. Musa Hubeis, MS, Dipl-Ing, DEA dan Ibu Yusrina

Permana sari, S.Sos., MM selaku dosen penguji sidang yang bersedia

meluangkan waktunya menjadi penguji sidang dan memberikan bmbingan,

serta saran dalam penulisan skripsi ini.

3. Dr. Ir Jono M. Munandar, M.Sc.. selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

4. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Program Sarjana Alih Jenis

Manajemen, Departemen Manajemen, FEM IPB.

5. Ayah dan Ibunda tercinta yang mencurahkan kasih sayangnya dan selalu

mendoakan penulis dengan tulus, serta memberikan semangat dan dorongan,

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini.

6. Keluarga Tercinta: Kak Awi, Ayuk Ila, Indah, Febi, Mamah Atik, Mas Angga

dan Arum yang senantiasa memberikan dukungan dan do’a kepada penulis.

7. Kepada seluruh teman-teman seperjuangan di kampus Program Sarjana Alih

Manajemen yang selalu memberikan warna bagi kehidupan penulis, semoga

kita semua bisa memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa dan

negara ini.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi, kepada

Akh Tom yang telah memberikan pinjaman buku, dan kepada mas Asep

teman seperjuangan saat seminar penelitian, semoga Allah SWT memberikan

pahala atas kebaikannya.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Page 9: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ............................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................... iv

UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................. v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xi

I PENDAHULUAN .................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ 5

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian……………………………... ...... 6

II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 7

2.1 Badan Usaha Milik Negara ............................................................ 7

2.2 Privatisasi ............................................................................. 8

2.3 Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN .................................. 10

2.4 Initial Public Offering (IPO) ................................................. 12

2.5 Laporan Keuangan .............................................................. 14

2.5.1 Neraca ........................................................................ 16

2.5.2 Laporan Laba-Rugi .................................................... 17

2.5.3 Laporan Perubahan Modal ......................................... 17

2.5.4 Laporan Arus Kas ...................................................... 18

2.5.5 Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan ................. 18

2.6 Analisis Laporan Keuangan ........................................................... 18

2.7.1 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan ....... 19

2.7.2 Prosedur Dalam Analisis Laporan Keuangan ............. 20

2.7.3 Analisis Rasio ............................................................ 21

2.7.4 Penggolongan Angka Rasio ........................................ 23

2.8 Bentuk Rasio Keuangan .............................................................. 23

2.8.1 Rasio Profitabilitas ...................................................... 27

2.8.2 Rasio Likuiditas ......................................................... 27

2.8.3 Rasio Aktivitas ........................................................... 28

2.8.4 Rasio Solvabilitas ........................................................ 29

2.9 Penelitian Terdahulu yang Relevan .......................................... 29

III METODE PENELITIAN ......................................................... 34

3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................ 34

3.2 Metode Penelitian ............................................................... 36

Page 10: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

3.2.1 Jenis dan Sumber Data ............................................... 36

3.2.2 Metode Pengumpulan Data ........................................ 36

3.3 Metode Analisis Data .......................................................... 36

3.3.1 Analisis Rasio Keuangan ........................................... 36

3.3.2 Uji Normalitas ............................................................ 40

3.3.3 Statistik Deskriptif ..................................................... 41

3.3.4 Analisis Trend ............................................................ 41

3.3.4 Uji Beda Paired-Samples T Test ................................. 41

IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 44

4.1 Definisi Objek Penelitian ..................................................... 44

4.1.1 Profile Wijaya Karya................................................... 44

4.1.2 Road Map to WIKA 2010 ........................................... 45

4.1.3 Unit Bisnis Wijaya Karya .......................................... 46

4.2 Analisis Data ........................................................................ 50

4.2.1 Uji Normalitas ............................................................ 50

4.2.2 Perbedaan Kinerja Keuangan Wijaya Karya ............. 51

4.3 Analisis Perbedaan Rata-rata Uji Paired-Samples

t Test ................................................................................... 66

4.3.1 Uji Hipotesis Kinerja Profitabilitas ............................. 67

4.3.2 Uji Hipotesis Kinerja Likuiditas ................................. 69

4.3.3 Uji Hipotesis Kinerja Aktivitas ................................... 70

4.3.4 Uji Hipotesis Kinerja Solvabilitas ............................... 72

4.4 Perbandingan Kinerja Keuangan Wijaya Karya

Dengan BUMN Sejenis ........................................................ 74

4.4.1 Perbandingan Kinerja Profitabilitas ............................ 74

4.4.2 Perbandingan Kinerja Likuiditas................................. 76

4.4.3 Perbandingan Kinerja Aktivitas .................................. 77

4.4.4 Perbandingan Kinerja Solvabilitas .............................. 79

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 81

1. Kesimpulan ........................................................................................ 81

2. Saran .............................................................................................. 82

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 84

GLOSSARIUM ................................................................................... 86

LAMPIRAN .......................................................................................... 90

Page 11: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1 Kerangka Pemikiran Penelitian .................................................... 35

2 Output Data Analisis Trend ROE Menggunakan

Minitab 15 ..................................................................................... 53

3 Output Data Analisis Trend ROA Menggunakan

Minitab 15 ..................................................................................... 55

4 Output Data Analisis Trend Cash Ratio

Menggunakan Minitab 15 ............................................................. 57

5 Output Data Analisis Trend CR Menggunakan

Minitab 15 ................................................................................... 59

6 Output Data Analisis Trend TATO Menggunakan

Minitab 15 ..................................................................................... 61

7 Output Data Analisis Trend TMSTTA Menggunakan

Minitab 15 ..................................................................................... 63

8 Output Data Analisis Trend DER Menggunakan

Minitab 15 ................................................................................... 64

9 Output Data Analisis Trend DTA Menggunakan

Minitab 15 ..................................................................................... 67

10 Output uji beda Paired-Samples t Test Data ROE Menggunakan

SPSS 15 ........................................................................................ 68

11 Output uji beda Paired-Samples t Test Data ROA Menggunakan

SPSS 15 ........................................................................................ 69

12 Output uji beda Paired-Samples t Test Data Cash Ratio

Menggunakan SPSS 15 ................................................................ 70

13 Output uji beda Paired-Samples t Test Data CR Menggunakan

SPSS 15 ........................................................................................ 70

14 Output uji beda Paired-Samples t Test Data TATO

Menggunakan SPSS 15 ................................................................ 71

15 Output uji beda Paired-Samples t Test Data TMSTTA

Menggunakan SPSS 15 ................................................................ 72

16 Output uji beda Paired-Samples t Test Data DER Menggunakan

SPSS 15 ........................................................................................ 73

17 Output uji beda Paired-Samples t Test Data DTA Menggunakan

SPSS 15 ........................................................................................ 74

18 Perbandingan ROE Wijaya Karya dengan Perseroan Lain .......... 75

19 Perbandingan ROA Wijaya Karya dengan Perseroan Lain ........... 75

20 Perbandingan Cash Ratio Wijaya Karya

dengan Perseroan Lain .................................................................. 76

21 Perbandingan CR Wijaya Karya dengan Perseroan Lain .............. 77

22 Perbandingan TATO Wijaya Karya dengan Perseroan Lain ......... 78

23 Perbandingan TMSTTA Wijaya Karya dengan Perseroan Lain .... 78

Page 12: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

24 Perbandingan DER Wijaya Karya dengan Perseroan Lain ........... 79

25 Perbandingan DTA Wijaya Karya dengan Perseroan Lain ........... 80

Page 13: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

DAFTAR TABEL

No Halaman

1 Laporan Posisi Keuangan Wijaya Karya

Sebelum Privatisasi ....................................................................... 3

2 Daftar Penelitian Terdahulu yang Relevan

(dalam jutaan rupiah) .................................................................... 32

3 Operasional Variabel ..................................................................... 39

4 Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 51

5 Return On Equity Wijaya Karya Sebelum Privatisasi

(dalam jutaan rupiah) ................................................................... 52

6 Return On Equity Wijaya Karya Sesudah Privatisasi

(dalam jutaan rupiah) ................................................................... 52

7 Return On Assets Wijaya Karya Sebelum Privatisasi

(dalam jutaan rupiah) ................................................................... 54

8 Return On Assets Wijaya Karya Sesudah Privatisasi

(dalam jutaan rupiah) ................................................................... 54

9 Cash Ratio Wijaya Karya Sebelum Privatisasi

(dalam jutaan rupiah) ................................................................... 55

10 Cash Ratio Wijaya Karya Sesudah Privatisasi

(dalam jutaan rupiah) ................................................................... 56

11 Current Ratio Wijaya Karya Sebelum Privatisasi

(dalam jutaan rupiah) ................................................................... 57

12 Current Ratio Wijaya Karya Sesudah Privatisasi

(dalam jutaan rupiah) ................................................................... 57

13 Total Assets Turn Over Wijaya Karya Sebelum Privatisasi

(dalam jutaan rupiah) ................................................................... 59

14 Total Assets Turn Over Wijaya Karya Sesudah Privatisasi

(dalam jutaan rupiah) ................................................................... 60

15 TMSTTA Wijaya Karya Sebelum Privatisasi

(dalam jutaan rupiah) ................................................................... 61

16 TMSTTA Wijaya Karya Sesudah Privatisasi

(dalam jutaan rupiah) ................................................................... 62

17 Debt Equity Ratio Wijaya Karya Sebelum Privatisasi

(dalam jutaan rupiah) ................................................................... 63

18 Debt Equity Ratio Wijaya Karya Sesudah Privatisasi

(dalam jutaan rupiah) ................................................................... 64

19 Debt to Total Assets Wijaya Karya Sebelum Privatisasi

(dalam jutaan rupiah) ................................................................... 65

20 Debt to Total Assets Wijaya Karya Sesudah Privatisasi

(dalam jutaan rupiah) ................................................................... 65

Page 14: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1 Ikhtisar Laporan Keuangan Wijaya Karya Sebelum

Privatisasi ...................................................................................... 91

2 Ikhtisar Laporan Keuangan Wijaya Karya Sesudah

Privatisasi ...................................................................................... 93

3 Perhitungan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test

Menggunakan SPSS 15 ................................................................. 95

4 Perhitungan Statistik Deskriptif Sebelum dan

Sesudah Privatisasi ........................................................................ 96

Page 15: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini kegiatan privatisasi Badan Usaha Milik Negara atau

disingkat BUMN menjadi isu yang sangat kontroversial. Privatisasi BUMN

yang banyak dijalankan terutama di negara berkembang sering menimbulkan

kontroversi terkait dengan tujuan, motivasi, serta implementasi yang disertai

banyak distorsi. Beberapa pemikiran yang muncul mendukung privatisasi

sebagai konsep untuk menciptakan perbaikan kinerja dan meningkatkan nilai

tambah BUMN, sementara pemikiran lain melihat langkah restrukturisasi

BUMN lebih tepat dilakukan untuk menghindarkan efek buruk privatisasi

(Pranoto, 2011). Menurut Bastian (2002), peran restrukturisasi pada BUMN

di Indonesia selama ini justru dilakukan untuk meningkatkan kemungkinan

keberhasilan memprivatisasi BUMN tersebut. Apabila kinerja perusahaan

BUMN membaik dengan direstrukturisasi, maka diharapkan proses

privatisasi BUMN dapat berjalan dengan lancar dan mencapai target yang

ditetapkan oleh pemerintah.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN,

privatisasi didefinisikan sebagai penjualan saham persero, baik sebagian

maupun seluruhnya kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja

dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan masyarakat,

serta memperluas kepemilikan saham oleh masyarakat. Penjualan saham

tersebut bisa dilakukan melalui mekanisme penawaran umum saham kepada

publik (IPO) atau dapat pula dilakukan melalui mekanisme strategic sales,

yaitu menjual langsung ke investor strategis tanpa melalui mekanisme pasar

modal.

Pemikiran yang mendukung perubahan status BUMN menjadi

perusahaan terbuka, melihat bahwa kinerja BUMN akan menjadi lebih baik

jika perusahaan tersebut menjadi perusahaan publik. Dengan menjadi

perusahaan publik, hal tersebut akan mendorong terciptanya transparansi

pada tata kelola perusahaan BUMN. Menurut studi yang dilakukan Bank

Page 16: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Dunia dalam IGCGS (2003), ada beberapa fenomena yang cenderung negatif

dalam tubuh BUMN yang belum diprivatisasi, yaitu antara lain:

a. Kebanyakan BUMN menyedot anggaran pemerintah yang sebenarnya bisa

dialokasikan untuk pelayanan sosial.

b. Kebanyakan BUMN mengambil kredit untuk investasi yang tidak tepat.

c. Kebanyakan BUMN lebih polutif daripada industri swasta.

d. Kebanyakan perbaikan BUMN menghasilkan manfaat dalam mengurangi

defisit fiskal.

Bank Dunia juga menilai bahwa para birokrat (pemerintah) tidak

mampu mengelola bisnis dengan baik, hal tersebut disebabkan bukan karena

birokrat tidak mempunyai kompetensi, akan tetapi karena mereka

menghadapi kontradiksi, yaitu apakah mereka berperan sebagai pemain bisnis

atau sebagai pelayan publik. Pemerintah yang melakukan privatisasi pada

perusahaan milik negara (BUMN) dapat dipastikan memiliki motif tertentu.

Menurut Sulistio dalam Soegiharto (2005), privatisasi yang dilakukan oleh

perusahaan milik negara akan merubah kultur BUMN tersebut, sehingga

BUMN benar-benar berkonsenstrasi untuk mencapai misi utamanya, yakni

memaksimalkan kekayaan pemegang saham atau memaksimalkam profit.

Dari sisi fiskal pemerintah, hal tersebut berarti akan meningkatkan

pendapatan negara dari sektor pajak. Oleh sebab itu menurut Soedjais dalam

Soegiharto (2005), secara umum privatisasi yang dilakukan oleh Badan

Usaha Milik Negara sesungguhnya lebih banyak berdampak positif terhadap

BUMN yang melakukannya.

Salah satu BUMN yang sudah melakukan privatisasi adalah PT

Wijaya Karya (Persero) Tbk, perseroan melakukan privatisasi melalui Initial

Public Offering (IPO) pada tahun 2007. Wijaya Karya merupakan BUMN

kedua bidang konstruksi bangunan yang melantai di Bursa Efek Indonesia

setelah Adhi Karya ditahun 2004. Sebagai perusahaan yang bergerak pada

bisnis jasa konstruksi, perekayasaan dan investasi bidang infrastruktur di

Indonesia. Wijaya Karya memiliki visi untuk menjadi perusahaan terkemuka

di Asia Tenggara pada tahun 2010. Untuk mencapai visi tersebut, Wijaya

Karya harus memperkuat struktur modal agar dapat meluaskan operasi

Page 17: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

usahanya hingga ke luar negeri, serta terus mengembangkan kapasitas bisnis

Engineering Procurement and Construction (EPC) sesuai dengan visi misi

Wijaya Karya.

Oleh sebab itu, sesuai dengan arsitektur startegi perusahaan yang

disebut Road Map to WIKA 2010, maka untuk mengembangkan kapasitas

bisnis perseroan tesebut, Wijaya Karya harus melakukan privatisasi melalui

Initial Public Offering (IPO). Dana IPO tersebut diharapkan akan membuat

posisi Wijaya Karya semakin kuat, terutama ketika krisis ekonomi dunia

mulai memperlihatkan dampaknya di dalam negeri pada waktu itu. Dengan

dana segar yang didapat melalui IPO tersebut, perusahaan dapat berinvestasi

dan mengembangkan sejumlah proyek infrastruktur (Laporan tahunan Wijaya

Karya, 2008). Secara garis besar, privatisasi melalui IPO tersebut merupakan

usaha dalam memenuhi kebutuhan modal perseroan. Selain itu privatisasi

merupakan bagian dari tahapan yang harus dilakukan agar Wijaya Karya bisa

menjadi perusahaan terkemuka sesuai dengan visi perusahaan.

Tabel 1. Laporan Posisi Keuangan Wijaya Karya Sebelum Privatisasi

(dalam jutaan rupiah)

Indikator

Tahun

2003 2004 2005 2006

Aset lancar 1.105.950 1.610.988 1.700.320 2.246.164

Aset tetap 189.450 213.729 232.092 245.501

Total Aset 1.344.738 1.956.828 2.097.931 2.655.142

Total Hutang 1.100.733 1.622.418 1.718.220 2.197.879

Ekuitas 239.981 292.347 329.383 402.258

Jumlah Hutang

dan Ekuitas

1.344.738 1.956.828 2.097.931 2.655.142

Sumber : Laporan Keuangan PT. Wijaya Karya, (Persero) Tbk

Tabel diatas menunjukkan bagaimana posisi keuangan Wijaya Karya

sebelum privatisasi melalui IPO dilakukan. Sebelum dilakukannya privatisasi,

seluruh kepemilikan saham perseroan masih dikuasai oleh pemerintah 100%.

Akan tetapi setalah privatisasi dilakukan, komposisi kepemilikan saham

perseroan menjadi berubah, saham yang dimiliki oleh pemerintah berkurang

Page 18: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

menjadi 68,4% sedangkan sisanya dikuasai oleh publik sebesar 31,6%.

Berdasarkan prospektus yang diterbitkan untuk Penawaran Umum pada

tanggal 29 Oktober 2007, perolehan dana hasil penawaran umum setelah

dikurangi biaya emisi tercatat sebesar Rp 759,59 miliar. Hasil dana yang

didapat melalui IPO disalurkan ke berbagai pos belanja sesuai dengan

kebutuhan perseroan. Jumlah dana Rp 152 miliar ditargetkan untuk modal

kerja proyek, lalu Rp 304 miliar akan disalurkan sebagai modal kerja proyek

di luar negeri dan EPC, serta jumlah dana sebesar Rp 303,59 miliar akan

digunakan untuk investasi dan pengembangan proyek infrastruktur. Hingga

30 September 2009, seluruh dana hasil penawaran umum telah digunakan

100% sesuai dengan rencana dan telah dilaporkan kepada Bapepam–LK,

melalui surat No. SE.01.01/A.DIR.0952/2010 tertanggal 22 Juni 2010 yang

merupakan laporan final penggunaan dana hasil penawaran umum.

Keputusan Wijaya Karya dalam melakukan privatisasi melalui IPO

merupakan suatu keputusan yang kompleks, hal tersebut dikarenakan

privatisasi melalui IPO dapat memunculkan adanya kerugian dan biaya baru,

sehingga hal tersebut dapat menggagalkan cita-cita perseroan. Selain itu

keputusan sebuah perusahaan baik BUMN maupun perusahaan milik swasta

untuk menjadi perusahaan publik merupakan suatu keputusan yang penuh

dengan pertimbangan dan perhitungan. Karena dengan menjadi perusahaan

publik, maka perusahaan tersebut akan dihadapkan pada beberapa

konsekuensi langsung baik yang bersifat menguntungkan maupun yang

merugikan. Disamping biaya yang harus ditanggung setelah menjadi

perusahaan publik, perseroan juga akan mendapat tekanan untuk

meningkatkan performansi dan membayarkan deviden kepada pemegang

saham yang jumlahnya bertambah. Untuk itu harus diwaspadai bahwa

keberhasilan pada jangka panjang mungkin akan terancam bila manajemen

dipaksakan untuk mengejar tujuan jangka pendek pemegang saham

(Sitompul, 2004).

Salah satu indikator terpenting untuk mengetahui pengaruh privatisasi

melalui IPO yang dilakukan Wijaya Karya adalah dengan menganalisa

kinerja keuangan BUMN tersebut. Berdasarkan uraian diatas, maka akan

Page 19: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

menarik untuk diadakan penelitian mengenai pengaruh privatisasi melalui

IPO yang diakukan Wijaya Karya terhadap kinerja keuangannya. Kinerja

keuangan perseoran dapat dinilai melalui laporan keuangan yang dikeluarkan

oleh perusahaan, berdasarkan laporan keuangan tersebut maka dapat dihitung

sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian kinerja

perusahan. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kinerja

profitabilitas (return on equity dan return on assets), likuiditas (cash ratio dan

current ratio), aktivitas (total asset turnover dan total modal sendiri terhadap

total aset), dan solvabilitas (debt to equity ratio dan debt to total assets)

sesuai dengan keputusan Menteri BUMN No KEP-100/MBU/2002 tentang

tata cara pengukuran tingkat kesehatan BUMN di Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah

Perubahan status perseroan menjadi perusahaan publik adalah sebagai

upaya untuk pengembangan perseroan dan peningkatan kinerja demi

mencapai visi perseroan. Maka setelah perubahan status tersebut, perseroan

diharapkan dapat menunjukkan kinerja keuangannya. Berdasarkan latar

belakang penelitian tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini, adalah:

1. Bagaimana kinerja keuangan Wijaya Karya sebelum dan sesudah

privatisasi melalui IPO ?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada rata-rata kinerja keuangan

Wijaya Karya setelah perseroan diprivatisasi melalui IPO ?

3. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan Wijaya Karya terhadap BUMN

lain pada industri sejenis yang sudah diprivatisasi melalui IPO ?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini memiliki tujuan:

1. Menganalisis kinerja keuangan Wijaya Karya sebelum dan sesudah

privatisasi melalui IPO.

2. Menganalisis pengaruh yang signifikan pada rata-rata kinerja keuangan

Wijaya Karya setelah perseroan diprivatisasi melalui IPO.

Page 20: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

3. Membandingkan kinerja keuangan Wijaya Karya terhadap BUMN lain

pada industri sejenis yang sudah diprivatisasi melalui IPO.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ilmiah ini, penulis berharap dapat memeberikan sedikit

kontribusi yang berguna bagi beberapa pihak diantaranya, yaitu:

1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya karya ilmiah

dalam bidang msnsjemen keuangan dan juga memberikan kontribusi

empirik dalam hal menganalisa faktor-faktor yang berdampak pada kinerja

keuangan BUMN setelah melakukan privatisasi di Indonesia.

2. Bagi manajemen BUMN, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah

satu refrensi dalam merencanakan pengembangan perusahaan untuk

menjadi perusahaan yang lebih maju dan profesional.

3. Bagi masyarakat, sebagai informasi sehingga meningkatkan pemahaman

mengenai privatisasi sehingga mampu mengarahkan respon terhadap

privatisasi secara bijaksana dan memadai.

4. Bagi pemegang saham dan calon investor, sebagai infomasi untuk

pertimbangan investasi pada saham perusahaan BUMN.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada apakah privatisasi melalui IPO

berpengaruh terhadap kinerja keuangan atau tidak, dengan membandingkan

kondisi keuangan sebelum privatisasi dengan sesudah privatisasi periode

2003-2011. Kondisi kinerja keuangan dianalisis dengan rasio keuangan dan

dibandingkan dengan analisis deskriptif serta analisis trend untuk melihat

kecenderungan kondisi dimasa depan. Selanjutnya untuk mengetahui ada atau

tidak adanya pengaruh privatisasi melalui IPO terhadap kinerja keuangan,

digunakan analisis dengan uji Paired-Samples t Test.

Page 21: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Badan Usaha Milik Negara

Dalam UU No.19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara,

BUMN didefinisikan sebagai badan usaha yang seluruh atau sebagian besar

modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang

berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Menurut Ruru dalam

Soegiharto (2005), latar belakang filosofis dari terciptanya UU BUMN adalah

didasarkan pada UUD 1945 pasal 33 yang mengatakan bahwa: Cabang-

cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang

banyak dikuasai oleh negara. Upaya mewujudkan sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat merupakan tugas konstitusi bagi Negara. Tugas

konstitusi dilakukan melalui regulasi sektoral dan kepemilikan Negara

terhadap unit-unit usaha (BUMN).

Pendirian BUMN di berbagai negara bila diteliti secara seksama

sebenarnya memiliki beberapa kesamaan. Salah satunya adalah sebagai agent

of development yang memiliki kemiripan dengan tugas dari amanat pasal 33

dalam UUD 1945. Pemerintah Republik Indonesia mendirikan BUMN

bertujuan untuk mendorong pengembangan perekonomian nasional, hal

tersebut sebagaimana yang tertulis dalam UU No.19 tahun 2003 terkait

maksud dan tujuan pendirian BUMN yaitu:

a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada

umumnya dan penerimaan negara pada khususnya.

b. Mengejar keuntungan.

c. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang

dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat

hidup orang banyak.

d. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan

oleh sektor swasta dan koperasi.

e. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha

golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.

Page 22: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Sedangkan bentuk dari Badan Usaha Milik Negara sendiri telah

tertuang dalam peraturan perundang-undangan. Menurut UU Nomor 19

Tahun 2003 BUMN terdiri dari dua jenis, yaitu:

1. Perusahaan Perseroan (Persero)

Adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi

dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu

persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan

utamanya mengejar keuntungan. Sedangkan Perusahaan Perseroan

Terbuka, yang selanjutnya disebut Persero Terbuka, adalah Persero yang

modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau

Persero yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan

perundang-undangan di bidang pasar modal.

2. Perusahaan Umum (Perum)

Adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi

atas saham. Perusahaan Umum bertujuan untuk kemanfaatan umum yaitu

berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus

mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

2.2. Privatisasi

Privatisasi mulai banyak diterapkan pada awal dekade 1980an ketika

terjadi krisis ekonomi global, privatisasi dilakukan dalam rangka

menyehatkan unit bisnis yang dikelola oleh negara. Inggris merupakan negara

yang dianggap sebagai kiblat dari privatisasi global karena privatisasi dan

deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah Inggris pada tahun 1980an

dianggap sukses. Merujuk pada sukses Inggris dalam memprivatisasi dan

karena tekanan krisis ekonomi global, pemerintah negara dunia ketiga dan

negara yang memiliki utang banyak mengikuti berbagai kebijakan privatisasi

tersebut. Kesuksesan yang dicapai Inggris telah memberikan inspirasi pada

sejumlah negara sebagai pertimbangan untuk melakukan privatisasi aset

negara (IGCGS, 2003).

Page 23: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Privatisasi menurut Bastian (2002) merupakan kebijakan publik yang

mengarahkan bahwa tidak ada alternatif lain selain pasar yang dapat

mengendalikan ekonomi secara efisien. Hal tersebut menyadarkan bahwa

sebagian besar kegiatan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan selama ini

seharusnya diserahkan kepada sektor swasta.

Sedangkan UU No.19 tahun 2003 dan PP No.33 tahun 2003,

mendefinisikan privatisasi sebagai penjualan saham persero yang kegiatan

usahanya tidak harus dilakukan oleh BUMN, dan persero tersebut memiliki

unsur teknologi cepat berubah sehingga memerlukan investasi yang sangat

besar untuk menggantinya. Privatisasi dapat dilakukan dengan menjual

sebagian kepemilikan ataupun seluruhnya kepada pihak lain. Hal tesebut

dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan,

memperbesar manfaat bagi negara dan masyarakat, serta memperluas

kepemilikan saham oleh masyarakat. Privatisasi terhadap sebuah unit usaha

yang dikelola oleh negara dilakukan dengan beberapa metode (IGCGS,

2003), yaitu :

a. Initial Public Offering (IPO), adalah metode penjualan yang dilakukan di

pasar modal, sehingga semua masyarakat bisa menjadi pemilik unit usaha

yang diprivatisasi.

b. Strategic Sales, adalah metode penjualan unit usaha langsung kepada

investor strategis, tidak melalui lantai bursa.

c. Kerjasama Operasi (KSO), adalah konsep bagi hasil yang berimbang dan

konsisten antara pemerintah sebagai pemilik saham mayoritas yang meng-

outsource salah satu atau sebagian dari unit usaha yang dilakukan kepada

pihak swasta.

d. Employee Managemenet Buy Out (EMBO), adalah pembelian saham

mayoritas oleh suatu konsorsium yang diorganisasi dan dipimpin oleh

manajemen perusahaan yang berangkutan. Biasanya para manajer hanya

menempatkan sejumlah kecil dari modal yang dibutuhkan dan diikuti oleh

pemodal lainnya seperti perusahaan model ventura adau bank investasi.

Metode EMBO ini lebih banyak digunakan khusunya pada perusahaan

kecil yang asetnya lebih banyak terdiri atas keahlian tertentu daripada

Page 24: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

berupa properti. Dalam rangka membantu supaya perseroan dapat dibeli

oleh manajemen atau karyawan, maka aset perusahaan dapat dijual lebih

dahulu oleh pemerintah kepada pihak lain dan disewakan kembali kepada

perusahaan tersebut.

2.3. Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN

BUMN sebagai perusahaan yang dimiliki oleh negara perlu dikelola

secara profesional dan menguntungkan. Pemerintah sebagai pengelola perlu

memonitor kondisi kesehatannya terutama dari aspek keuangannya demi

menjaga eksistensi BUMN tersebut. Berdasarkan pasal 3 Keputusan Menteri

Badan Usaha Milik Negara No: KEP-100/MBU/2002 bahwa penilaian tingkat

kesehatan ditetapkan setiap tahun. Tingat kesehatan sebagaimana dimaksud

dalam ayat 1 dibedakan atas Sehat, Kurang Sehat dan Tidak Sehat. Tingkat

Kesehatan BUMN ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap kinerja

Perusahaan untuk tahun buku yang bersangkutan yang meliputi penilaian

aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi.

Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN tersebut berlaku bagi seluruh

BUMN non jasa keuangan maupun BUMN jasa keuangan kecuali Persero

Terbuka dan BUMN yang dibentuk dengan Undang Undang tersendiri serta

diatur dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No: KEP-

100/MBU/2002. Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN yang bergerak dibidang

non jasa keuangan dibedakan antara BUMN yang bergerak dalam bidang

infrastruktur dan BUMN yang bergerak dalam bidang non infrastruktur.

Sedangkan BUMN jasa keuangan adalah BUMN yang bergerak dalam bidang

usaha perbankan, asuransi, jasa pembiayaan dan jasa penjaminan.

BUMN infrastruktur adalah BUMN yang kegiatannya menyediakan

barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat luas, yang bidang usahanya

meliputi:

a. Pembangkitan, transmisi atau pendistribusian tenaga listrik.

b. Pengadaan dan atau pengoperasian sarana pendukung pelayanan angkutan

barang atau penumpang baik laut, udara atau kereta api.

c. Jalan dan jembatan tol, dermaga, pelabuhan laut atau sungai atau danau,

lapangan terbang dan bandara.

Page 25: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

d. Bendungan dan irigasi.

Sedangkan BUMN non infrastruktur adalah BUMN yang bidang

usahanya diluar bidang diatas. Dengan dikeluarkannya peraturan baru pada

tahun 2002, maka Keputusan Menteri Keuangan Nomor 198/KMK.016/1998

dan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara

Nomor Kep.215/M- BUMN/1999 tentang Penilaian Tingkat Kinerja Badan

Usaha Milik Negara dinyatakan tidak berlaku lagi.

Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No: KEP-

100/MBU/2002 yang baru, maka ditentukan bobot yang berbeda antara

BUMN Infrastruktur dan BUMN non infrastruktur dalam menilai

keberhasilan BUMN pada aspek keuangan. Hal tersebut dijelaskan dalam tata

cara penilaian tingkat kesehatan BUMN non jasa keuangan sebagai berikut

ini.

TATA CARA PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN

BUMN NON JASA KEUANGAN

Aspek Keuangan

1. Total Bobot

- BUMN INFRASTRUKTUR 50

- BUMN NON INFRASTRUKTUR 70

2. Indikator yang dinilai dari masing-masing bobotnya.

Dalam penilaian aspek keuangan ini, idikator yang dinilai dan masing-

masing bobotmya adalah seperti pada tabel dibawah ini :

Tabel 2. Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan

Indikator Bobot

Infrastruktur Non Infrastruktur

1. Imbalan kepada pemegang saham

(ROE)

15 20

2. Imbalan Investasi (ROI) 10 15

3. Rasio Kas 3 5

4. Rasio Lancar 4 5

5. Colection Periods 4 5

Page 26: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

6. Perputaran persediaan 4 5

7. Perputaran total aset 5

8. Rasio modal sendiri terhadap total

aktiva

6 10

Total Bobot 50 70

Sumber : Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100/MB

3. Metode Penilaian

a. Return On Equity (Imbalan Kepada Pemegang Saham)

Rumus ROE : x 100 %

b. Return on Ivestment (Imbalan Investasi)

Rumus ROI : x 100%

c. Cash Ratio (Rasio Kas)

Rumus Cash Ratio : x 100%

d. Current Ratio (Rasio Lancar)

Rumus Current Ratio : x 100%

e. Collection Periods

Rumus CP : x 100%

f. Perputaran Persediaan

Rumus PP : x 100%

g. Total Asset Turn Over (Perputaran Total Aset)

Rumus TATO : x 100%

h. Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset (TMS Terhadap TA)

Rumus TMS terhadap TA : x 100%

2.4. Initial Public Offering (IPO)

Dalam modul Sekolah Pasar Modal, initial public offering atau yang

dikenal dengan istilah go pulik adalah kegiatan yang dilakukan oleh emiten

(perusahaan yang akan go publik) untuk menjual saham atau efek kepada

masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan

Page 27: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Peraturan Pelaksanaannya. Sedangkan menurut Sitompul (2004), Initial

Public Offering merupakan penjualan saham suatu perusahaan kepada para

investor (pemodal) yang dilakukan untuk pertama kalinya. Terdapat berbagai

macam manfaat dan konsekuensi yang harus ditanggung perusahaan ketika

melakukan go publik. Manfaat tersebut sebagaimana ditulis dalam modul

Panduan Go Publik yang dikeluarkan oleh JSX yaitu:

1. Memperoleh Sumber Pendanaan Baru

Dengan menjadi perusahaaan publik, perusahaan bisa memperoleh dana

dari penjualan saham yang dapat digunakan untuk pengembangan usaha,

baik untuk penambahan modal kerja maupun ekspansi usaha.

2. Memberikan Competitive Advantage dalam Pengembangan Usaha

Dengan menjadi perusahaan publik, perusahaan dituntut oleh banyak pihak

untuk dapat meningkatkan kualitas kinerja operasionalnya. Selain itu

melalui penjualan saham perusahaan juga berkesempatan untuk mengajak

para partner kerjanya untuk turut memegang saham perusahaan.

3. Peningkatan Kemampuan Going Concern

Kemampuan going concern bagi perusahaan adalah kemampuan untuk

tetap dapat bertahan dalam kondisi apapun termasuk kondisi yang dapat

membangkrutkan perusahaan. Sebagai contoh dengan menjadi perusahaan

publik, jika perusahaan tersebut mengalami gagal bayar hutang maka

tersedia jalan keluar bagi kreditur untuk mengkonversi hutang menjadi

saham yang selanjutnya saham tersebut bisa dijual melalui mekanisme

bursa.

4. Meningkatkan Citra Perusahaan

Dengan go publik prusahaan akan mendapatkan perhatian media dan

komunitas keuangan. Hal ini berarti perusahaan mendapat publikasi secara

cuma-cuma, sehingga dapat meningkatkan citranya.

Sedangakan konsekuensi yang harus ditanggung oleh perusahaan

yang melakukan Public Offering atau go publik diantaranya terjadi

pengurangan presentase saham pemilik perusahaan. Hal tersebut dikarenakan

pemilik sebelumnya telah menjual sebagian saham yang dimilikinya ke

Page 28: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

publik. Lalu perusahaan juga dituntut untuk mematuhi segala peraturan

terkait dengan pasar modal dimana perusahaan tersebut melakukan go publik.

Di samping itu, setelah perusahaan menjadi perusaaaan publik maka

akan terdapat tekana untuk meningkatkan performansi dan membayarkan

deviden kepada pemegang saham, untuk itu harus diwaspadai bahwa

keberhasilan untuk jangka panjang mungkin akan terancam bila manajemen

dipaksakan untuk mengejar tujuan dalam jangka pendek oleh para pemegang

saham. Pemegang saham (pemodal) harus disuguhi laporan triwulan dan

tahunan pemegang saham tentang keadaan keuangan perusahaan, hal ini akan

menambah besarnya tekanan bagi peningkatan performansi peusahaan,

terutama di masa-masa sedang meningkatnya kondisi pasar. Para pemodal

tentunya menginginkan laba dari investasinya dan apabila mereka tidak puas

atau kecewa, akan dapat pula menurunkan harga saham di pasar modal karena

mereka akan menjual sahamnya secara besar-besaran (Sitompul, 2004).

2.5. Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian

banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi dan

peristiwa yang bersifat finansial dicatat, digolongkan, dan diringkaskan

dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang, dan kemudian diadakan

penafsiran untuk berbagai tujuan. Laporan keuangan merupakan hasil

tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan

ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang

menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan

perusahaan (Jumingan, 2008).

Sedangkan menurut Munawir (1995) laporan keuangan pada dasarnya

adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusaaan dengan

pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan

tersebut. Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah

sebagai “alat penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk

selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi

Page 29: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan

perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang

berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui

posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh

perusahaan perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan tersebut.

Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat

secara serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan

standar yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah

dibaca dan dimengerti. Laporan Keuangan yang disajikan perusahaan sangat

penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan. Disamping itu, banyak

pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan keuangan yang

dimiliki perusahaan, seperti pemerintah, kreditor, investor, maupun para

supplier (Kasmir, 2010).

Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi

yang penting di samping informasi lain seperti informasi industri, kondisi

perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kulitas manajemen dan lainnya. Ada

tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan (1) Neraca, (2) Laporan

rugi laba, dan (3) Laporan aliran kas. Disamping ketiga laporan pokok

tersebut, dihasilkan juga laporan pendukung seperti laporan laba ditahan,

perubahan modal sendiri, dan diskusi-diskusi oleh pihak manajemen (Halim

dan Hanafi, 2007).

Menurut Jumingan (2008) laporan keuangan disusun dengan maksud

untuk menyajikan laporan kemajuan perusahaan secara periodik. Manajemen

perlu mengetahui bagaimana perkembangan keadaaan investasi dalam

perusahaan dan hasil-hasil yang dicapai selama jangka waktu yang diamati.

Laporan kemajuan perusahaan tersebut pada hakikatnya merupakan

kombinasi dari fakta-fakta yang tidak dicatat (recorded facts), kesepakatan-

kesepakatan akuntansi (accounting conventions), dan pertimbangan-

pertimbangan pribadi (personal judgments). Pertimbangan atau pendapat

pribadi berkaitan dengan kompetensi dan integritas pihak-pihak yang

menyusun laporan keuangan, sedang kesepakatan akuntansi akan bersumber

pada prinsip dan konsep akuntansi yang lazim diterima umum.

Page 30: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Fakta-fakta yang telah dicatat (recorded facts) menunjuk pada data

yang berasal dari catatan akuntansi. Sebagai contoh, data tentang jumlah kas

yang ada di tangan dan disimpan di bank, jumlah wesel tagih dan piutang

dagang kepada langganan dan debitur lain, jumlah aktiva tetap, jumlah utang

kepada kreditur, jumlah penjualan barang dagangan, dan lain-lain. Pos-pos

tersebut dicatat berdasarkan harga historisnya (original cost), yakni jumlah

yang dibayarkan pada waktu transaksi itu terjadi, bukan dinilai berdasarkan

jumlah yang harus dikorbankan jika aktiva tersebut akan diganti (replacement

cost). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa neraca itu tidak

mencerminkan keadaan keuangan perusahaan menurut kondisi perekonomian

yang paling akhir karena segala sesuatunya bersifat historis.

Perlu diketahui juga bahwa terdapat faktor-faktor tertentu yang

mungkin mempengaruhi keadaaan keuangan perusahaan tetapi tidak dicatat

dalam catatan-catatan seperti terlihat pada neracanya, karena faktor tersebut

tidak dapat dinyatakan dalam jumlah uang. Faktor-faktor tersebut misalnya

order-order yang tidak dapat dipenuhi, kontrak-kontrak pembelian dan

penjualan yang telah disepakati, kemampuan dan kejujuran manajemen dan

sebagainya.

2.5.1 Neraca

Menurut Manurung (2006) neraca adalah sebuah laporan keuangan

yang berisikan kekayan yang dikenal dengan asset dan hutang serta modal

perusahaan. Bentuk neraca seperti huruf T dimana besaran aktiva terletak

pada sisi kiri dan besaran pasiva disebelah kanan. Neraca memperlihatkan

kekayaan, hutang dan modal pada satu waktu tertentu.

Neraca merupakan laporan yang menunjukan posisi keuangan

perusahaan pada tangal tertentu. Arti dari posisi keuangan dimaksudkan

adalah posisi jumlah dan jenis aktiva dan pasiva suatu perusahaan.

Penyusunan komponen di dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas

dan jatuh tempo. Artinya penyusunan komponen neraca harus didasarkan

likuiditasnya atau komponen yang paling mudah dicairkan. Misalnya kas

disusun lebih dulu karena merupakan komponen yang paling likuid

dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. Sementara itu berdasarkan jatuh

Page 31: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

tempo, yang menjadi pertimbangan adalah jangka waktu terutama untuk sisi

pasiva. Contohnya untuk kewajiban (utang) disusun dari yang paling pendek

sampai yang paling panjang (Kasmir, 2010).

2.5.2 Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan

yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.

Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-

sumber pendapatan yang diperoleh. Kemudian juga tergambar jumlah biaya

dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dari jumlah

pendapatan dan jumlah biaya ini terdapat selisih yang disebut laba atau rugi.

Jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya, perusahaan dikatakan

laba. Sebaliknya bila jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya maka

perusahaan dikatakan rugi (Kasmir, 2010).

Sedangkan menurut Hanafi dan Halim (2007), laporan laba rugi

adalah meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama periode akuntansi

tertentu. Laporan ini seing dipandang sebagai apran akuntansi yang paling

enting dalam laporan tahunan. Kegiatan perusahaan selama periode tertentu

mencakup aktivitas rutin atau operasional, di samping aktivitas-aktivitas yang

sifatnya tidak rutin dan jarang muncul. Di samping itu perusahaan mungkin

memtuskan untuk menghentikan lini bisnis tertentu, melakukan perubahan

metode akuntansi, melaporkan item-item luar biasa. Aktivitas-aktivitas ini

perlu dilaporkan dengan semestinya agar pembaca laporan keuangan

memperoleh informasi yang relevan.

2.5.3 Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal menurut Manurung (2006) adalah laporan

perubahan mengenai perubahan modal karena adanya laba atau rugi,

pembayaran devidend serta adanya penjualan saham dalam satu periode.

Periode laporan perubahan modal ini harus sama dengan periode laporan rugi

laba, karena kedua laporan ini saling berkaitan.

Page 32: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

2.5.4 Laporan Arus Kas

Laporan aru kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek

yang berkaitan dengan kegiatan perusahaa, baik yang berpengaruh langsung

atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan

konsep kas selama peiode laporan keuangan. Laporan kas terdiri dari arus kas

masuk dan arus kas keluar selama periode tertentu. Kas masuk terdiri dari

uang yang masuk ke perusahaan, seperti hasil penjualan atau hasil

penerimaan lainnya. Sedangkan kas keluar merupakan sejumlah pengeluaran

dan jenis-jenis pengeluarannya, seperi pembayaran biaya operasional

perusahaan (Kasmir, 2010).

2.5.5 Laporan Catatan atas Laporan Keuangan

Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang

memberikan informasi apabila ada laporan yang memerlukan penjelasan

tertentu. Artinya terkadang ada komponen atau nilai dalam laporan keuangan

yang perlu diberi penjelasan terlebih dahulu sehingga jelas. Hal ini perlu

dilakukan agar pihak-pihak yang berkepentingan tidak salah dalam

menafsirkan (Kasmir, 2010).

2.6. Analisis Laporan Keuangan

Sebelum pihak manajemen perusahaan mengambil keputusan

keuangan, terlebih dahulu perlu memahami kondisi keuangan perusahaan

tersebut. Untuk memahami kondisi keuangan perusahaan, maka diperlukan

analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Disamping pihak manajemen

perusahaan, beberapa pihak di luar perusahaan juga perlu memahami kondisi

keuangan perusahaan. Pihak-pihak tersebut diantaranya adalah para kreditur

dan calon investor. Kepentingan mereka mungkin berbeda, tetapi mereka

mengharapkan untuk memperoleh informasi dari laporan keuangan

perusahaan. Bagi perusahaan, laporan keuangn perusahaan tersebut akan

disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi, dan karenanya para pemakai

laporan keuangan perlu memahami cara penyajian informasi keuangan

tersebut (Husnan dan Pudjiastuti, 1994).

Oleh sebab itu agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga

dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis

Page 33: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan manajemen tujuan utama analisis

laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahan

saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, maka setelah dilakukan analisis

laporan keuangan akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target

yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak. (Kasmir, 2010)

Menurut Halim dan Hanafi (2007) analisis terhadap laporan keuangan

suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat

profitabilitas (keuntungan) dan tingkat resiko atau tingkat kesehatan suatu

perusahaan. Pekerjaan yang paling mudah dalam analisis keuangan tentu saja

menghitung rasio-rasio keuangan suatu perusahaan. Bahkan dengan

tersedianya program-program komputer, seperti spreadsheet atau program-

program akuntansi dan program yang khusus ditulis untuk tujuan laporan

keuangan, perhitungan raasio-rasio keuangan menjadi hal yang mudah

dilakukan dan bisa dilakukan secara rutin. Tantangan analis bukan melakukan

peritungan semacam itu melainkan melakukan anlisis dan

menginterpretasikan rasio-rasio keuangan yang muncul. Analisis semacam itu

mengharuskan seorang analis untuk melakukan beberapa hal, yaitu :

1. Menentukan dengan jelas tujuan dari analisis.

2. Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan-

laporan keuangan dan rasio-rasio keuangan yang diturunkan dari laporan

keuangan tersebut.

3. Memahami kondisi perekonomian dan kondisi bisnis lain pada umumnya

yang berkaitan dengan perusahaan dan mempengaruhi usaha perusahaan.

Sebelum melakukan analisis, seorang analis harus memahami ketiga

langkah diatas terlebih dahulu. Setelah itu baru kemudian melakukan analisis

dengan menggunakan alat analisis seperti rasio-rasio keuangan atau rasio-

rasio lainnya.

2.6.1 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya

analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat

anlisis laporan euangan (Kasmir, 2010), yaitu:

Page 34: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

1. Untuk mengetahu posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu,

baik harta, kewajiban, model, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk

beberapa periode.

2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi

kekurangan perusahaan.

3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan.

4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu

dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat

ini.

5. Untuk mengetahui penilaian kinerja manajemen kedepan apakah perlu

penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.

6. Dapat juga sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil

yang mereka capai.

2.6.2 Prosedur Dalam Analisis Laporan Keuangan

Sebelum melakukan analisis laporan keuangan, diperlukan langkah

atau prosedur tertentu. Langkah atau prosedur ini diperlukanagar urutan

proses analisis mudah untuk dilakukan. Adapun prosedur yang dilakukan

dalm analisis laporan keuangan (Kasmir, 2010), yaitu:

1. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan

selengkap mungkin, baik untuk satu periode maupun beberapa periode.

2. Melakukan pengukuran-pengukuran atau perhitungan dengan rumus-

rumus tetentu, sesuai dengan standar yang biasa digunakan secara cermat

dan teliti, sehingga hasil yang diperolh benar-benar tepat.

3. Melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam

laporan keuangan secara cermat.

4. Memberikan intrepretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang

telah dibuat.

5. Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan.

6. Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil

analisis tersebut.

Page 35: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

2.6.3 Analisis Rasio

Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan

perusahaan dalam sutu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan

tersebut dituangkan kedalam angka-angka, baik dalam bentuk mata uang

rupiah maupun dalam mata uang asing. Angka-angka yang ada dalam laporan

keuangan menjadi kurang berarti jika hanya dilihat satu sisi saja. Angka-

angka ini akan menjadi lebih berguna apabila dapat kita bandingkan antara

satu komponen dengan komponen lainnya. Caranya adalah dengan

membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan atau antar

laporan keuangan. Setelah melakukan perbandingan, dapat disimpulkan

posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode tertentu. Pada akhirnya kita

dapat menilai kinerja manajemen dalam periode tertentu. Perbandingan ini

kita kenal dengan analisis rasio keuangan (Kasmir, 2010).

Menurut Jumingan (2008), rasio dalam analisis laporan keuangan

adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur

lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan

keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.

Secara individual rasio itu kursng berarti, kecuali jika dibandingkan dengan

suatu rasio standar yang layak dijadikan sebagai dasar pembanding. Apabila

tidak ada standar yang dipakai sebagai dasar pembanding dari penafsiran

rasio-rasio suatu perusahaan, penganalisis tidak dapat menyimpulkan apakah

rasiio-rasio itu menunjukan kondisi yang menguntungkan atau tidak

menguntungkan. Rasio standar itu dapat ditentukan berdasarkan alternatif

dibawah ini :

1. Didasarkan pada catatan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan

tahun-tahun yang telah lampau.

2. Didasarkan pada rasio dari perusahaan lain yang menjadi pesaingnya,

dipilih satu perusahaan yang tergolong maju dan berhasil

3. Didasarkan pada data laporan keuangan yang dibudgetkan (disebutkan

goal ratio).

4. Didasarkan pada rasio industri, di mana perusahaan yang bersangkutan

masuk sebagai anggotanya.

Page 36: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Dengan perbandingan rasio standar ini akan diketahui apakah rasio

perusahaan yang bersangkutan terletak di atas average, average, atau di

bawah average. Rasio standar yang baik adalah yang memberikan gambaran

rata-rata. Gambaran rata-rata yang paling tepat adalah rasio industri

(gabungan perusahaan sejenis). Rasio ini dipertimbangkan sebagai

satisfactory condition atau representative condition.

Analisa rasio seperti halnya alat-alat analisa yang lain menurut

Munawir (1995) adalah future oriented, oleh karena itu penganalisa harus

mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode saat ini

dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan

mempengaruhi psisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang

bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat angka rasio

sepenuhnya tergantung pada kemampuan atau kecerdasan penganalisa dalam

mengintrepretasikan data yang bersangkutan.

Untuk melakukan anlisis rasio keuangan, diperlukan perhitungan

rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio-rasio

keuangan mungkin dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam

neraca saja, dalam laporan rugi laba, atau hanya kombnasi keduanya. Setiap

analis keuangan bisa saja merumuskan rasio tertentu yang dianggap

mencerminkan aspek tertentu. Karena itu pertanyaan pertama yang perlu

diajawab adalah aspek-aspek apa yang akan dinilai. Pemilihan aspek-aspek

yang akan dinilai perlu diakitkan dngan tujuan analisis. Apabila analisis

dilakukan oleh pihak kreditor, aspek yang dinilai akan berbeda dengan

penilaian yang dilakukan oleh calon pemodal. Kreditor akan lebih

berkepentingan dengan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban finansial

tepat pada waktunya, sedangkan pemodal akan lebih berkepentingan dengan

kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Secara keseluruhan,

aspek-aspek yang dinilai biasanya diklasifikasikan menjadi aspek-aspek

leverage, aspek likuiditas, aspek profitabilitas atau efisiensi, dan rasio-rasio

nilai pasar (Husnan dan Pudjiastuti, 1994)

Page 37: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

2.6.4 Penggolongan Angka Rasio

Pada dasarnya jumlah dari angka-angka rasio itu banyak sekali karena

rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa, namun angka-angka rasio

yang ada pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua golongan. Golongan

pertama adalah berdasarkan sumber data keuangan yang merupakan unsur

atau elemen dari angka rasio tersebut dan golongan yang kedua adalah

berdaarkan pada tujuan penganalisa (Munawir, 1995).

Berdasarkan sumber datanya maka rasio itu dapat dibedakan menjadi

tiga jenis (Jumingan, 2008), yaitu sebagai berikut :

1. Rasio-rasio neraca (balance sheet ratios), yaitu rasio yang disusun dari

data yang berasal dari neraca, misalnya rasio lancar (current ratio), rasio

tunai (quick ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio tetap

dengan utang jangka panjang, dan sebagainya.

2. Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratios), yaitu rasio-rasio

yang disusun dari data yang berasal dari laporan perhitungan laba-rugi,

misalnya rasio laba bruto dengan penjuala neto, rasio laba usaha dengan

penjualan neto, operating ratio, dan sebagainya.

3. Rasio-rasio antar laporan (inter-statement ratios), yaitu rasio-rasio yang

disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi, misalnya

rasio penjualan neto dengan aktiva usaha, rasio penjualan kredit dengan

piutang rata-rata, rasio harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata

dan sebagainya.

Menurut Munawir (1995), penggolongan angka rasio yang didasarkan

pada sumber datanya sebenarnya kurang bermanfaat bagi penganalisa. Sebab

yang dibutuhkan bagi penganalisa bukan dari mana data itu diperoleh,

melainkan kegunaan dari angka rasio tersebut dan kesimpulan apa yang dapat

diperoleh dari angka rasio tersebut.

2.7. Bentuk Rasio Keuangan

Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan

bentuk rasio maka dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap

rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian,

setiap hasil rasio yang diukur diinterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi

Page 38: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

pengambil keputusan. Berikut ini adalah bentuk-bentuk rasio keuangan

menurut bebarapa ahli yang dialih bahasakan oleh Kasmir (2010).

Menurut J. Fred Weston, bentuk-bentuk rasio keuangan adalah

sebagai berikut.

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

- Rasio lancar (Current Ratio)

- Rasio sangat lancar (Quick Ratio)

2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)

- Total utang dibandingkan dengan total aktiva atau rasio utang (Debt

Ratio)

- Jumlah kali perolehan bunga (Times Interest Earned)

- Lingkup biaya tetap (Fixed Charge Coverage)

- Lingkup arus kas (Cash Flow Coverage)

3. Rasio Aktivity (Activity Ratio)

- Perputaran sediaan (Inventory Turn Over)

- Rata-rata jangka waktu penagihan piutang (Average Collection Period)

- Perputaran aktiva tetap (Fixed Asset Turn Over)

- Perputaran total aktiva (Total Asset Turn Over)

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

- Margin laba penjualan (Profit Margin on Salaes)

- Daya laba dasar (Basic Earning Power)

- Hasil pengembalian total aktiva (Return on Total Asset)

- Hasil pengembalian ekuitas (Return on Total Equity)

5. Rasio pertumguan (Growth Ratio) merupakan ratio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah

pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya.

- Pertumbuhan penjualan

- Pertumbuhan laba bersih

- Pertumbuhan pendpatan per-saham

- Pertumbuhan pendapatan per-saham

Page 39: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

6. Rasio penialian (Valuation Ratio) adalah rasio yang memberikan ukuran

kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usahanya di atas

biaya investasi.

- Rasio harga saham terhadap penjualan

- Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku

Kemudian menuru James C van Horne, jenis rasio dibagi menjadi

lima rasio dibawah ini.

1. Rasio Likuiditas (Likuidity Ratio)

- Rasio lancar (Current Ratio)

- Rasio sangat lancar (Quick Ratio)

2. Rasio Pengungkit (Leverage Ratio)

- Total utang terhadap ekuitas

- Total utang terhadap total aktiva

3. Rasio Pencakupan (Coverage Ratio)

- Bunga penutup

4. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

- Perputaran piutang (Receivable Turn Over)

- Rata-rata penagih piutang (Average Collection Period)

- Perputaran sediaan (Inventory Turn Over)

- Perputaran total aktiva (Total Asset Turn Over)

5. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

- Margin laba bersih

- Pengembalian investasi

- Pengembalian ekuitas

Sementara itu menurut Gerald, terdapat empat kategori dari bentuk

rasio yaitu.

1. Activity Analysis, evaluasi pendapatan dan output secara umum dari aset

perusahaan.

2. Liquidity Analysis, mengukur keseimbangan sumber kas perusahaan.

3. Long Term Debt and Solvency Analysis

4. Provitability Analysis.

Page 40: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Kemudian menurut Gerald, Activity Analysis terdiri dari masing-

masing rasio sebagai berikut.

1. Short-term (Operating) Activity Ratios

a. Inventory Turn Over

b. Average No. Days Inventory In Stock

c. Receivables Turn Over

d. Average No. Days Receivables Outstanding

e. Payables Turn Over

f. Average No. Days Payable Outstanding

g. Working Capital Turn over

2. Long-term (Investment) Activity Ratios

a. Fixed Assets Turn Over

b. Total Assets Turn Over

Selanjutnya menurut James O. Gill, jenis jenis rasio keuangan terdiri

dari masing-masing rasio sebagai berikut.

1. Rasio Likuiditas (Likuidity Ratio)

- Rasio Lancar

- Rasio perputaran kas

- Rasio utang terhadap kekayaan bersih

2. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

- Rasio laba bersih

- Tingkat laba atas penjualan

- Tingkat laba atas investasi

3. Rasio Efisiensi (Activity Ratio)

- Waktu pengumpulan piutang

- Perputaran sediaan

- Rasio aktiva terhadap nilai bersih (Total Assets Turn Over)

- Rasio perputaran investasi

Dari pengrtian dan jenis rasio yang diemukaan di atas, hampir

seluruhnya sama dalam menggolongkan rasio keuangan. Jika terdapat

perbedaan, hal tersebut tidak terlalu menjadi masalah karena masing-masing

Page 41: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

ahli keuangan hanya berbeda dalam penempatan kelompok rasionya, namun

esensi dari penilaian rasio keuangan tidak menjadi masalah.

2.7.1 Rasio Profitabilitas

Rasio pofitabilitas meupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran

tingkat efektivitas manajemen suatu perusahan. Hal ini ditunjukkan oleh laba

yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah

penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Tujun penggunaan

rasio pofitabilitas bagi perusahan maupun bagi pihak luar perusahaan

(Kasmir, 2010), yaitu:

1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam

satu periode tertentu.

2. Untuk menilai posisi laba perusahaann tahun sebelunya dengan tahun

sekarang.

3. Untuk menilai perkembangan laba.

4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan

baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahan yang

digunakan.

Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan

perbandingan antara berbagai koponen yang ada dilaporan leuangan, teutama

laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan

untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar telihat perkembangan

perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan,

sekaligus penyebab perubahan tersebut. Jenis-jenis rasio profitabilitas seperti

profit margin on sales, return on investment, return on equity, serta earning

per-share of common stock.

2.7.2 Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal

kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya

suatu perusahaan (Kasmir, 2010). Caranya adalah dengan membandingkan

Page 42: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

komponen yang ada di neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total pasiva

lancar (untuk jangka pendek). Penilaian dapat dilakukan untuk beberapa

periode sehingga terlibat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke

waktu. Jenis-jenis dari rasio likuiditas adalah seperti current rastio, cash rati,

dan juga quick ratio.

Terdapat dua hasil penilaian terhadap terhadap pengukuran rasio

likuiditas, yaitu apabila perusahaan mampu memenuhi kewajibannya,

dikatakan perusahaan tersebut dalam keadaan likuid. Sebaliknya, apabila

perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut dikatakan perusahaan

dalam keadaan ilikuid. Berikut ini adalah tujuan dan manfaat yang dapat

dipetik dari hasil rasio likuiditas (Kasmir, 2010):

1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atas

hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih.

2. Untuk mengukur kemampuan perusaahaaan membayar kewajiban jangka

pendeknya dengan aktiva lancar secara keseluruhan.

3. Untuk mengukur kemampuan perusahaaan membayar kewajiban jangka

pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan.

4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada

dengan modal kerja perusahaan.

5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar

hutang.

6. Sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan dengan

perencanaan kas dan hutang.

7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke-

waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.

2.7.3 Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau

dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi

(efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan (Kasmir, 2010). Efisiensi

yang dilakukan misalnya dibidang penjualan, persediaan, penaghian piutang

dan efisiensi dibidang lainnya. Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai

Page 43: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil

pengukuran dengan rasio aktivitas akan terlihat apakah perusahaan lebih

efisien dan efektif dalam mengelola asset yang dimilikinya atau mungkin

justru sebaliknya. Jenis-jenis rasio aktivitas seperti receivable turnover,

inventory turnover, dan days of inventory.

2.7.4 Rasio Solvabilitas

Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan hutang,

yang berarti mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban

keuangannya (Husnan dan Pudjiastuti, 1994). Sedangkan menurut Kasmir

(2010) rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.

Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dbandingkan

dengan aktivanya. Dalam arti yang luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh

kewajibannya, baik janka pendek maupun jangka panjang apabila dilikuidasi.

Berikut ini adalah beberapa tujuan perusahaan menggunakan rasio

solvabilitas menurut Kasmir (2010), yaitu:

1. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak

lain.

2. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang

bersifat tetap.

3. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap

dengan modal.

2.8. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Beberapa penelitian tentang privatisasi Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) telah banyak dilakukan dari berbagai macam sudut pandang,

contohnya sebagai berikut. Kurniawati dan Lestari (2007) melakukan studi

atas kinerja perusahaan setelah privatisasi. Peneliti mencoba menilai kinerja

beberapa BUMN baik kinerja keuangan maupun kinerja sahamnya setalah

melakukan privatisasi melalui IPO. Adapun kinerja keuangan yang diukur

antara lain adalah Likuiditas (Current Ratio, Cash Ratio, Acid Test Ratio),

Page 44: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Profitabilitas (GPM, ROA, ROE dan NPM), Leverage (Debt Ratio, Debt to

Equity Ratio dan Long Term to Debt Ratio), sedangkan kinerja saham diukur

dengan indikator Abnormal Return (AR). Berdasarkan hasil penelitian

diketahui bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan rasio Likuiditas,

Profitabilitas dan Leverage sesudah privatisasi tidak lebih baik dibanding

sebelum privatisasi. Sedangkan kinerja saham BUMN dapat memberikan

pendapatan diatas rata-rata pasar (Abnormal Return Psitive).

Munggaran (2007) melakukan penelitian tentang analisa perbandingan

kinerja keuangan BUMN sebelum dan sesudah privatisasi. Penulis mengukur

kinerja keuangan dengan menggunakan aspek keuangan yang terdapat dalam

SK Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002 yang terdiri dari delapan

indikator yaitu ROE, ROI, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Period,

Perputaran Persediaan, Perputaran Total Aset, dan Total Modal Sendiri

terhadap Total Aset. Setelah dilakukan pengujian hipotesis diketahui bahwa

tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari tingkat kinerja BUMN sebelum

dan sesudah privatisasi.

Antoni dan Hasnawati (2009) melakukan penelitian tentang analisis

kinerja keuangan BUMN sebelum dan setelah privatisasi. Data penelitian

yang diambil adalah semua BUMN yang go public selain bank dan lembaga

keuangan bukan bank. Penelitian ini menggunakan 3 macam ukuran kinerja

keuangan yaitu rasio Profitabilitas (ROS, ROA dan ROE), Efisiensi (Ratio

Sales Efficiency dan Net Income Efficiency), Investasi (Capital Expenditure to

Sales dan Capital Expenditure per Total Asset). Berdasarkan hasil uji

hipotesis dengan menggunakan uji peringkat bertanda Wilcoxon disimpulkan

bahwa tidak ada perbedaan kineja BUMN sesudah dan sebelum dilakukannya

privatisasi.

Fitrianti dan Wardani (2010) melakukan penelitian mengenai analisis

komparasi profitabilitas sebelum dan sesudah penawaran saham perdana.

Data penelitian yang digunakan adalah laporan keuangan PT Adhi Karya

(persero) Tbk tahun 2000-2008. Tujuan penelitian ini adalah melakukan

analisa komparasi profitabilitas sebelum dan sesudah penawaran umum

saham perdana (initial public offering) pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

Page 45: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Berdasarkan hasil penelitian, secara umum diperoleh kesimpulan bahwa

penawaran umum saham perdana atau IPO pada Adhi Karya dapat

mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan menjadi lebih baik daripada

sebelumnya.

Setiyowati (2010) melakukan penelitian mengenai pengaruh

privatisasi terhadap perbedaan efisiensi, profitabilitas, leverage dan likuiditas

sebelum dan setelah Privatisasi terhadap 10 BUMN non bank yang

melakukan privatisasi melalui IPO tahun 1995-2007. Peneliti

membandingkan ROA, ROE, ROS, TATO, dan DTA sebelum dan sesudah

privatisasi. Berdasarkan paired sample t-Test terdapat peningkatan efisiensi,

likuiditas dan penurulan leverage. Akan tetapi tidak terdapat peningkatan

pada profitabilitas peusahaan.

Penelitian mengenai dampak privatisasi telah banyak dilakukan oleh

beberapa peneliti terdahulu, seperti yang dilakukan oleh Kurniawati dan

Lestari (2007), Munggaran (2007), Antoni dan Hasnawati (2009), Fitrianti

dan Wardani (2010), serta Asyikin dan Tanu (2011). Perbedaan penelitian ini

dengan penilitian sebelumnya adalah terletak pada objek penelitian, selain itu

periode waktu serta rasio yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan

ini juga berbeda. Penelitian ini menganalisis pengaruh privatisasi yang

dilakukan oleh Wijaya Karya dengan membandingkan kinerja keuangan

sebelum dan sesudah privatisasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

data laporan keuangan empat tahun sebelum privatisasi dan empat tahun

sesudah privatisasi, yaitu menggunakan data laporan keuangan yang dimulai

sejak tahun 2003 hingga tahun 2011.

Page 46: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Tabel 2. Daftar Penelitian Terdahulu yang Relevan

No Peneliti Metodologi Hasil

1 Kurniawati dan

Lestari (2007)

Membandingkan 2

tahun kinerja keuangan

sebelum dan sesudah

privatisasi BUMN

yang diprivatisasi

melalui IPO hingga

tahun 2006.

Kinerja keuangan yang

diukur dengan rasio

Likuiditas, Profitabilitas

dan Leverage sesudah

privatisasi tidak lebih baik

disbanding sebelum

privatisasi. Serdangkan

kinerja saham BUMN

dapat memberikan

pendapatan diatas rata-rata

pasar (Abnormal Return

Positive).

2 Munggaran

(2007)

Membandingkan

kinerja 2 tahun

sebelum dan sesudah

privatisasi PT.

Tambang Batubara

Bukit Asam, Tbk dan

PT. Perusahaan Gas

Negara, Tbk

menggunakan t-test.

Profitabilitas, likuiditas,

leverage, dan efisiensi

tidak mengalami

perubahan yang

signifikan.

3 Antoni dan

Hasnawati

(2009)

Membandingkan

kinerja keuangan

semua BUMN yang go

public selain bank dan

lembaga keuangan

bukan bank 3 tahun

sebelum dan sesudah

dipivatisasi.

Berdasarkan hasil uji

hipotesis dengan

menggunakan uji peringkat

bertanda Wilcoxon

disimpulkan bahwa tidak

ada perbedaan kineja

BUMN sesudah dan

sebelum dilakukannya

privatisasi.

Page 47: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

4 Fitrianti dan

Wardani (2010)

Memabandingkan

kinerja keuangan

keuangan PT. Adhi

Karya (persero), Tbk

tahun 2000-2008.

Penawaran umum saham

perdana atau IPO pada

Adhi Karya dapat

mempengaruhi kinerja

keuangan perusahaan

menjadi lebih baik

daripada sebelumnya.

5 Setiyowati

(2010)

Peneliti

membandingkan

ROA,ROE,ROS,

TATO, dan DTA

sebelum dan sesudah

privatisasi terhadap 10

BUMN non bank yang

melakukan privatisasi

melalui IPO tahun

1995-2007.

Berdasarkan paired

sample t-Test terdapat

peningkatan efisiensi,

likuiditas dan penurulan

leverage. Akan tetapi

tidak terdapat

peningkatan pada

profitabilitas perusahaan.

Page 48: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Bank Dunia menilai bahwa para birokrat (pemerintah) tidak mampu

mengelola bisnis dengan baik, hal tersebut disebabkan bukan karena tidak

memiliki kompetensi, akan tetapi karena mereka mengahadapi kontradiksi,

yaitu apakah mereka berperan sebagai pemain bisnis atau sebagai pelayan

publik. Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN membolehkan

unit usaha BUMN untuk dijual sebagian ataupun seluruh saham yang

dimilikinya, kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai

perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan masyarakat, serta

memperluas pemilikan saham oleh masyarakat. Pemikiran yang mendukung

privatisasi melihat bahwa kinerja perusahaan BUMN akan menjadi lebih baik

jika perusahaan tersebut menjadi perusahaan publik. Dengan menjadi

perusahaan publik hal tersebut akan mendorong terciptanya transparansi pada

tata kelola perusahaan BUMN.

Selain untuk mendapatkan tambahan modal, hal tersebut menjadikan

alasan bagi Wijaya Karya untuk melakukan privatisasi pada tahun 2007.

Privatisasi yang dilakukan perseroan telah sesuai dengan arsitektur strategi

perusahaan untuk mencapai Visi Wijaya Karya pada tahun 2010. Penelitian

ini menganalisis dengan membandingkan variabel fundamental kinerja

keuangan sebelum dan sesudah privatisasi.

Adapun kinerja keuangan yang diukur menggunakan rasio

profitabilitas, likuiditas, aktivitas dan solvabilitas sesuai dengan keputusan

Menteri BUMN No KEP-100/MBU/2002 tentang tata cara pengukuran

tingkat kesehatan BUMN di Indonesia. Rasio profitabilitas diukur

menggunakan return on equity dan return on assets. Rasio likuiditas diukur

menggunakan cash ratio dan current ratio. Rasio aktivitas diukur

menggunakan total asset turnover dan total modal sendiri terhadap total aset.

Sedangkan rasio solvabilitas mengukur seberapa jauh perusahaan

Page 49: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

menggunakan hutang, rasio ini diukur menggunakan debt to equity ratio dan

debt to total assets.

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian

PT. Wijaya Karya

(Persero) Tbk

Laporan keuangan

Laporan keuangan

Sebelum privatisasi

Laporan keuangan

sesudah privatisasi

Pengukuran kinerja keuangan :

1. Profitabilitas 3. Aktivitas

2. Likuiditas 4. Solvabilitas

Kinerja keuangan

sesudah privatisasi

Kinerja keuangan

sebelum privatisasi

Investor

Perbandingan Kinerja Keuangan

Sebelum dan Sesudah Privatisasi

- Uji Normalitas

- Analisis Deskriptif

- Analisis Trend

- Paired-Samples t-Test

Hasil

Rekomendasi

Page 50: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

3.2. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam metode penelitian deskriptif komparatif

yang bersifat ex post facto. Artinya, data dikumpulkan setelah semua kejadian

yang telah selesai berlangsung. Peneliti dapat melihat akibat dari suatu

fenomena dan menguji hubungan sebab akibat dari data-data yang tersedia

(Nazir, 2003).

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah diolah

dan disajikan melalui berbagai media seperti buku, jurnal, majalah dan

sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang berupa

angka atau bilangan. Sumber data kuantitatif yang digunakan dalam

penelitian ini adalah laporan keuangan peusahaan yang telah diaudit.

3.2.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

dilakukan dengan studi pustaka yaitu :

1. Mengkaji buku, artikel, jurnal, dan penelitian terdahulu.

2. Mengumpulkan data laporan tahunan yang didapat dari situs resmi

perusahaan.

3. Mengakses data melalui website di internet yang berkaitan dengan

penelitian.

3.4. Metode Analisis Data

3.4.1 Analisis Rasio Keuangan

Peneliti melakukan pemberian batasan-batasan terhadap variabel yang

diteliti dalam pengujian hipotesis, maka dapat diketahui terdapat dua variabel

dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel kinerja keuangan Wijaya Karya sebelum melakukan privatisasi

(X1). Variabel kinerja keuangan yang digunakan antara lain rasio

profitabilitas (ROA dan ROE ), likuiditas (Cash Ratio dan Current Ratio),

aktivitas (Total Asset Turnover dan Total Modal Sendiri Terhadap Total

Page 51: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Aset), dan solvabilitas (Debt to Equity Ratio dan Debt to Total Asset)

dalam jagka waktu empat tahun mulai dari tahun 2003 hingga 2006.

2. Variabel kinerja keuangan Wijaya Karya setelah melakukan privatisasi

(X2). Variabel kinerja keuangan yang digunakan antara lain rasio

profitabilitas (ROA dan ROE), likuiditas (Cash Ratio dan Current Ratio),

aktivitas (Total Asset Turnover dan Total Modal Sendiri Terhadap Total

Aset), dan solvabilitas (Debt to Equity Ratio dan Debt to Total Asset)

dalam jagka waktu empat tahun mulai dari tahun 2008 hingga 2011.

Rasio kinerja keuangan yang digunakan peneliti untuk menguji

hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Profitabilitas

Rasio ini menunjukan seberapa besar tingkat keberhasilan perusahaan di

dalam menghasilkan keuntungan. Semakin besar profitabilitas maka

semakin baik kinerja keuangan perusahaan. Profitabilitas diukur dengan

menggunakan, Return on Asset dan Return on Equity.

Operasionalisasi variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Return on Asset (ROA)

Merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dari modal

yang diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan bersih.

Rumus ROA = x 100 %...............................................(1)

b. Return On Equity (ROE)

Merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dari modal

sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang sahamnya.

Rumus ROE = x 100 %..............................................(2)

2. Likuiditas

Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

jangka pendeknya. Likuiditas diukur dengan menggunakan Current Ratio.

Operasionalisasi variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Page 52: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Operasionalisasi variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Cash Ratio

Rasio ini menunjukkan sejauh mana kemampuan kas dan setara kas

dalam melunasi kewajiban lancarnya.

Rumus Cash Ratio = x 100 %........................................(3)

b. Current Ratio

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dapat menutupi

kewajiban lancar. Semakin besar hasil perbandingan aktiva lancar

dengan hutang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk

menutupi kewajiban jangka pendek.

Rumus Current Ratio = x 100 %..........................................(4)

3. Aktivitas

Merupakan kemampuan serta efisiensi perusahaan di dalam memanfaatkan

aset-aset yang dimiikinya. Aktivitas diukur dengan menggunakan Total

Asset Turnover.

Operasionalisasi variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Total Assets Turn Over

Total asset turn over merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan

mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap aktiva

(Kasmir, 2010).

Rumus Total Assets Turnover = x 100 %...........................(5)

b. Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset

Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan modal sendiri

yang dimiliki perusahaan terhadap total aset.

Page 53: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Rumus TMSTTA = x 100 %.....................................................(6)

4. Sovabilitas (leverage)

Adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka

panjangnya, rasio ini biasa juga disebut rasio leverage. Semakin rendah

tingkat leverage semakin baik kinerja keuangan perusahaan. Rasio ini

mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan hutang, yang berarti

mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya

(Husnan dan Pudjiastuti, 1994). Solvabilitas diukur dengan menggunakan

Debt Equity Ratio dan Debt Total Asset.

Operasionalisasi variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Debt Equity Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dngan ekuitas.

Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang,

termauk utang lancar dengan seluruh equitas. Rasio ini berguna untuk

mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam dengan pemilik

perusahaan (Kasmir, 2010).

Rumus Debt Equity Ratio = x 100 %...........................(7)

b. Debt Total Assets

Menggambarkan aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk

menutup hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Rumus Debt Total Assets = x 100 %.....................................(8)

Tabel 3. Operasional Variabel

Variabel

Indikator Skala

Kinerja keuangan BUMN

yang diukur sebelum

Return on Asset (ROA)

x 100 %

Rasio

Page 54: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

lanjutan tabel 3.

dan sesudah privatisasi Return On Equity (ROE)

x 100 %

Rasio

Cash Ratio

x 100 %\

Rasio

Current Ratio

x 100 %

Rasio

Total Asset Turn Over

x 100 %

Rasio

TMSTTA

x 100 %

Rasio

Debt Equity Ratio

x 100 %

Rasio

Debt Total Assets

x 100 %

Rasio

3.4.3 Uji Normalitas

Penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik

Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui kenormalan data dengan hipotesis.

Kolmogorov-Smirnov digunakan karena jumlah data penelitian kurang dari

30. Intrepretasi output dari Kolmogorov-Smirnov menggunakan level of

significant ( ) 5 %. Intrepretasi outputnya (Nugroho, 2006), sebagai berikut:

Ho = Data variable tidak terdistribusi secara normal.

Ha = Data variabel terdistribusi secara normal.

Page 55: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Pedoman yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesa

adalah:

1. Ho diterima jika nilai p-value pada kolom Sig.(2-tailed) < level of

significant ( ).

2. Ha diterima jika nilai p-value pada kolom Sig.(2-tailed) > level of

significant ( ).

3.4.4 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik

mengenai nilai rata-rata dari return on equity, return on assets, current ratio,

total asset turnover, dan debt to equity ratio dan debt to total assets sebelum

dan sesudah privatisasi.

3.4.5 Analisis Trend

Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk

melakukan suatu estimasi atas peramalan pada masa yang akan datang.

Penelitian ini menggunakan program minitab 15 untuk menganalisa trend dari

kinerja keuangan perusahaan. Secara umum untuk melakukan peramalan

dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi (data) yang cukup

banyak dan diamati dalam periode waktu yang cukup panjang, sehingga dari

hasil analisis tersebut dapat diketahui sampai berapa besar fluktuasi yang

terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap perubahan

tersebut.

3.4.6 Uji Paired-Samples t Test

Selanjutnya setelah melakukan uji normalitas data dilanjutkan dengan

uji Paired-Samples t Test untuk menguji hipotesis. Uji Paired-Samples t Test

digunakan untuk menentukan ada tidaknya perbedaaan rata-rata dua sampel

bebas. Dua Sampel yang dimaksud di sini adalah sampel yang sama namun

mengalami perlakuan yang berbeda.

Data perlakuan yang berbeda dalam penelitian ini adalah sampel

pertama sebelum dilakukan IPO dan sampel kedua setelah dilakukan IPO,

sehingga output-nya akan terlihat ada atau tidaknya perbedaan rata-rata dari

kinerja keuangan Wijaya Karya sebelum dan sesudah privatisasi. Sehingga

Page 56: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

berdasarkan kesimpulan dan teori-teori sebelumnya maka hipotesis penelitian

yang akan diuji adalah:

Ho1: Diduga tidak Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata

Return On Equity Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan

sesudah privatisasi melalui IPO.

Ha1: Diduga terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Return On

Equity Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan sesudah

privatisasi melalui IPO

Ho2: Diduga tidak Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata

Return On Assets Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan

sesudah privatisasi melalui IPO.

Ha2: Diduga terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Return On

Assets Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan sesudah

privatisasi melalui IPO.

Ho3: Diduga tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Cash

Ratio Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan sesudah

privatisasi melalui IPO.

Ha3: Diduga Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Cash

Ratio Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan sesudah

privatisasi melalui IPO.

Ho4: Diduga tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata

Current Ratio Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan

sesudah privatisasi melalui IPO.

Ha4: Diduga Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Current

Ratio Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan sesudah

privatisasi melalui IPO.

Ho5: Tidak Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Total

Asssets Turn Over Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan

sesudah privatisasi melalui IPO.

Page 57: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Ha5: Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Total Asssets Turn

Over Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan sesudah

privatisasi melalui IPO.

Ho6: Tidak Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Total

Modal Sendiri Terhadap Total Aset Wijaya Karya antara sebelum

privatisasi dengan sesudah privatisasi melalui IPO.

Ha6: Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Total Modal

Sendiri Terhadap Total Aset Wijaya Karya antara sebelum

privatisasi dengan sesudah privatisasi melalui IPO.

Ho7: Diduga tidak Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Debt

Equity Ratio Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan

sesudah privatisasi melalui IPO.

Ha7: Diduga terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Debt

Equity Ratio Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan

sesudah privatisasi melalui IPO.

Ho8: Diduga tidak Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Debt

Total Assets Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan

sesudah privatisasi melalui IPO.

Ha8: Diduga terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Debt Total

Assets Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan sesudah

privatisasi melalui IPO.

Intrepretasi output dapat dilihat dari nilai t dan Sig.(2-tailed).

Kesimpulan dapat diambil melalui penerimaan dan penolakan hipotesis yang

diusulkan (Nugroho, 2006), yaitu:

1. Ho diterima jika t-hitung < t-tabel, atau nilai p-value pada kolom

Sig.(2-tailed) > level of significant ( ).

2. Ha diterima jika t-hitung > t-tabel, atau nilai p-value pada kolom

Sig.(2-tailed) < level of significant ( ).

Page 58: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Definisi Objek Penelitian

4.1.1 Profil Wijaya Karya

Sejarah Wijaya Karya (WIKA) dimulai 52 tahun yang lalu ketika

pemerintah Republik Indonesia menasionalisasikan perusahaan Belanda yang

bernama Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij en

Bouwbedijf Vis en Co. atau NV Vis en Co. Berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 2 tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum

dan Tenaga Listrik No. 5 tanggal 11 Maret 1960, WIKA lahir dengan nama

Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja. Seiring dengan upayanya untuk

terus-menerus bertransformasi, WIKA terus mencari jalan untuk memperluas

operasinya.Tidak puas hanya menjadi sub-kontraktor dari kontraktor-

kontraktor besar, WIKA pun berkembang menjadi pemborong pemasangan

jaringan listrik tegangan rendah, menengah dan tinggi di akhir dasawarsa

1960-an. Kemudian, pada awal 1970, WIKA memperluas usahanya menjadi

perusahaan kontraktor sipil dan bangunan perumahan.

Keinginan untuk terus berinovasi dan bertumbuh mendorong

perusahaan kembali memasuki babak baru, yakni dengan berganti status

menjadi Perseroan Terbatas Wijaya Karya (Persero) atau WIKA (Perseroan)

melalui Akta No. 110 tanggal 20 Desember 1972, yang dibuat di hadapan

Notaris Djojo Muljadi di Jakarta. Perubahan status perusahaan tersebut

memacu WIKA untuk terus berkembang, baik dari segi kemampuan sumber

daya manusia, bidang usaha, dan jangkauan operasinya. WIKA mencatatkan

sahamnya di Bursa Efek Jakarta, yang sekarang berubah menjadi Bursa Efek

Indonesia (BEI), pada tanggal 29 Oktober 2007. Kode saham Perseroan di

bursa adalah WIKA. Pencatatan saham ini berhasil dilakukan berkat adanya

persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) No.

KD. 01/3406/DPRRI/2007 tanggal 26 April 2007, dan Rapat Pemegang

Saham Luar Biasa No. RIS-15/D2.MBU/2007, yang diselenggarakan pada

tanggal 14 Juni 2007 serta surat persetujuan Menteri Negara BUMN No. F-

Page 59: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

717/MBU/2007 tanggal 8 Oktober 2007 tentang persetujuan program

Employee Stock Allocation (ESA) dan Employee Stock Option Plan &

Management Stock Option Plan (ESOP/MSOP).

Melalui IPO tersebut, WIKA memperoleh dana segar yang siap

digunakan untuk terus berinovasi dan bertumbuh. Dana IPO diharapkan dapat

membuat posisi WIKA semakin kuat, terutama ketika krisis ekonomi dunia

mulai memperlihatkan dampaknya di dalam negeri. Dengan dana segar

ditangan, WIKA dapat memperkuat struktur modal, siap meluaskan operasi

usahanya ke luar negeri, dan terus mengembangkan Engineering

Procurement and Construction (EPC), serta berinvestasi dan

mengembangkan sejumlah proyek infrastruktur, terutama proyek-proyek

yang menjadi program pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Initial Public Offering (IPO) merupakan salah satu agenda yang telah

ditetapkan dalan arsitektur strategi perusahaan, strategi untuk mencapai visi

tersebut oleh perusahaan disebut juga Road Map to WIKA 2010. Road Map

to WIKA 2010 disusun pada tahun 2002, yaitu berupa pandangan ke depan

dimana setiap periode memiliki tahap-tahap pencapaian tersendiri, dan

merupakan tonggak sejarah (milestone) perusahaan.

4.1.2 Road Map to WIKA 2010

Pada tahun 2002, Perseoan mengawali Road Map to WIKA 2010

sebagai perusahaan dengan bisnis inti konstruksi skala nasional dan memiliki

anak-anak perusahaan yaitu: PT Wijaya Karya Beton, PT Wijaya Karya

Realty, dan PT Wijaya Karya Intrade serta perusahaan afiliasi PT WIKA-

NGK Insulator, dan mencanangkan bisnis EPC untuk jangka pendeknya.

Periode 2003-2004, merupakan tonggak sejarah kedua yang ditandai dengan

perolehan proyek Petrochemical TPPI di Tuban. Pada periode ini WIKA

mulai melakukan transformasi bisnis dari sebuah perusahaan kontraktor

nasional menuju perusahaan EPC, dengan semakin mengandalkan sinergi

antara perseroan dengan anak perusahaan. Pada tahap ini dicanangkan ruang

lingkup bisnis merambah ke luar negeri.

Page 60: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Tonggak sejarah ketiga terjadi pada periode tahun 2005- 2007, saat itu

WIKA melakukan restrukturisasi usaha dengan menawarkan 35 persen saham

kepada publik melalui Initial Public Offering (IPO). Seiring dengan

kegiatannya sebagai perusahaan terbuka, WIKA terus melangkah menembus

pasar konstruksi internasional dengan mengerjakan berbagai proyek di luar

negeri, di Uni Emirat Arab (Dubai) dan Aljazair. Kekuatan kompetensi

sumber daya manusia WIKA dipadu dengan perbaikan kinerja keuangan

Perseroan membuat WIKA semakin mantap melangkah ke depan. Setelah

berhasi IPO langkah strategis selanjutnya adalah memasuki bisnis investasi

untuk memperkuat sisi pendapatan dan laba.

Pada tonggak sejarah keempat di periode 2008-2010 yang merupakan

tahapan terakhir dari Road Map WIKA 2010, hampir seluruh bidang usaha

konstruksi WIKA telah mengarah kepada kegiatan perusahaan EPC, baik di

bidang konstruksi sipil umum, bangunan gedung, maupun di bidang

mekanikal. Prospek usaha di bidang konstruksi dengan pola Public Private

Partnership sebagai kontraktor EPC, Design and Build dan Turnkey Project

menjadi peluang bagi WIKA untuk mempertajam dan memantapkan

transformasi bisnisnya sebagai kontraktor EPC yang berbasis investasi. Pada

tahap ini WIKA telah masuk pada bisnis investasi di jalan tol dan pembangkit

listrik (IPP). Hal ini memberikan keyakinan kepada WIKA untuk

mempersiapkan visi lanjutan Perseroan yaitu VISI 2020 untuk menjadi salah

satu perusahaan EPC dan Investasi terbaik di Asia Tenggara.

4.1.3 Unit Bisnis Wijaya Karya

WIKA saat ini memiliki 4 Strategic Business Unit (SBU) dalam

bidang infrastruktur yang meliputi konstruksi sipil, konstruksi bangunan

gedung, utilitas dan energi, yang ke depannya akan semakin terintegrasi

menjadi perusahaan Engineering Procurement Construction (EPC) dan

Investasi.

1. Konstruksi Sipil

SBU Konstruksi Sipil terdiri dari sub-sub bidang usaha: jalan dan

jembatan, pengairan, prasarana perhubungan, dan ketenagaan. Saat ini,

kegiatan usaha SBU Konstruksi Sipil tidak sekadar kontraktor. Didukung

Page 61: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

oleh tim enjinering yang mumpuni, SBU ini berkemampuan mengerjakan

rancang bangun (design and build) dari mulai proses perencanaan sampai

proses konstruksi. Beberapa proyek yang telah dikerjakan diantaranya adalah

Jetty Batubara PLTU Cilacap, Jetty Wood Chip Pulau Laut, serta

Removeable Trashrack Banjir Kanal Manggarai. Untuk sub bidang usaha

jalan, jalan tol, dan jembatan, SBU ini telah berhasil menyelesaikan berbagai

proyek berskala besar dan berteknologi tinggi, diantaranya:

a. Jembatan Layang Sudirman pada tahun 1993 dan KS Tubun pada tahun

1996 dengan menggunakan teknologi Incremental Launching Method

(ILM).

b. Jembatan Layang Pasupati Bandung yang merupakan jembatan layang

terpanjang di Indonesia pada tahun 2005 dengan teknologi Cable Stayed.

c. Jembatan Layang Cikubang-Tol Cipularang Jawa Barat yang merupakan

jembatan dengan pilar tertinggi di Indonesia pada tahun 2006.

d. Jembatan Surabaya Madura (Suramadu) pada tahun 2009.

Sub bidang pengairan meliputi pembangunan prasarana dan sarana

dasar bidang engairan antara lain bendung, bendungan/dam, saluran irigasi,

penyediaan air baku, instalasi pengolahan air bersih, dan penanggulangan

banjir. Di bidang ini, WIKA berhasil merampungkan sejumlah proyek antara

lain:

a. Bendung Gerak Klambu Barrage pada tahun 1991 dan Bendung Gerak

Serayu pada tahun 1995 di propinsi Jawa Tengah.

b. Di tahun 2009 WIKA antara lain mengerjakan proyek: Banjir Kanal

Timur, Normalisasi Sungai Bengawan Solo, Bendung Amandit di

Kalimantan, dan Waduk Jatigede di Jawa Barat.

Sub bidang usaha prasarana perhubungan meliputi jasa konstruksi

prasarana perhubungan darat, laut, dan udara, seperti bandara, pelabuhan laut,

termasuk jetty dan terminal peti kemas, dan stasiun kereta api. Beberapa

proyek yang telah diselesaikan antara lain:

a. Pelabuhan Peti Kemas dan Car Terminal Tanjung Priok.

b. Depo Kereta Api Depok dan Double Track Yogyakarta-Kroya.

Page 62: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

2. Konstruksi Bangunan Gedung

SBU Konstruksi Bangunan Gedung memiliki anak perusahaan

tersendiri. SBU konstruksi bangunan gedung meliputi Sub Bidang Usaha

Bangunan Hunian dan Bangunan Fasilitas. Saat ini, dengan dukungan

kemampuan di bidang enjinering, telah melakukan pekerjaan rancang bangun

atau design and build, yaitu melakukan pekerjaan sejak proses perencaaan

sampai proses konstruksi. Sub bidang usaha jasa konstruksi bangunan hunian,

meliputi pembangunan apartemen, kondominium, hotel, rumah susun, dan

kompleks perumahan. Sejumlah proyek yang dikerjakan diantaranya:

a. Bangunan Apartemen: Apartemen Permata Berlian dan Apartemen

Belezza-Jakarta, Apartemen Adhi Wangsa-Surabaya, Apartemen Paragon-

Solo.

b. Bangunan Hotel: Hotel Paragon City, Semarang.

Sub bidang usaha bangunan fasilitas menggarap bangunan fasilitas

seperti rumah sakit, terminal penumpang bandara dan stasiun, sarana

pendidikan, sarana olahraga, perkantoran, mal dan sarana rekreasi lainnya.

Sejumlah proyek yang dikerjakan antara lain:

a. Rumah Sakit Sahid Sahirman, Jakarta.

b. Terminal Bandar Udara Adi Soemarmo, Solo.

c. Mal Lucky Square-Bandung, Mal Adhiwangsa-Surabaya, Mal Solo

Paragon-Solo, Plaza Balikpapan.

d. Kantor Pemerintahan Riau, Soho Group.

3. Utilitas

SBU Utilitas terdiri dari sub-sub bidang usaha jasa konstruksi

mekanikal dan elektrikal yang meliputi sub bidang usaha minyak dan gas,

sarana industri, dan pabrikasi baja. Sub bidang usaha minyak dan gas

meliputi jasa konstruksi mekanikal dan elektrikal di sektor hulu, hilir, dan

distribusi dari kegiatan operasi di sektor minyak dan gas. Di sektor hulu

terkait dengan pekerjaan platform rig offshore, crude oil & gas pipeline

distribution. Di sektor hilir terkait dengan pekerjaan konstruksi baja kilang

minyak, CO2 removal (amine plant), LPG plant, tangki kilang, dan

pipanisasi. Sedangkan di sektor distribusi yang terkait dengan pemasaran

Page 63: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

meliputi pekerjaan jasa konstruksi jaringan pipa dan tangki/terminal minyak

dan gas. Sejumlah proyek yang berhasil diselesaikan antara lain:

a. Proyek Pipanisasi Jaringan Distribusi Gas Jawa Barat Paket 14 Cilamaya.

b. Proyek Pipanisasi Distribusi Bahan Bakar Minyak Balongan-Jakarta.

c. LPG Terminal 4 x 2500 MT di Tanjung Sekong.

d. Avtur Terminal & Filling Point Bandara Kualanamu dan Bandara

Soekarno Hatta.

Sub bidang usaha sarana industri meliputi jasa konstruksi di bidang

bangunan industri pabrik seperti pabrik pengolahan kelapa sawit, pabrik

biofuels, pabrik granulasi pupuk NPK, pabrik semen, pabrik farmasi, instalasi

pengolahan air bersih dan limbah. Sejumlah proyek yang dikerjakan

diantaranya:

a. Raw Water Clarification (RWC) Pertamina Plaju.

b. Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit.

c. Pabrik Granulasi Pupuk NPK, RFO, Petrokimia Gresik.

d. Konstruksi Pabrik Biodiesel Ciliandra Perkasa Dumai.

e. Rekondisi Pabrik Semen Indocement.

f. Pabrik CPO di Malingping, Jawa Barat.

g. Palimanan Cement Mill di Cirebon.

Sub bidang usaha pabrikasi baja pada awalnya merupakan sarana

pabrikasi pendukung. Sejak tahun 2009 ditingkatkan menjadi sub bidang

usaha yang dapat mengelola sendiri usahanya mulai dari pemasaran,

produksi, dan pengiriman dengan rentang produk yang besar dalam

menghasilkan produk konstruksi baja seperti struktur rangka baja, menara

telekomunikasi, menara transmisi listrik, jembatan baja, tangki baja, silo,

hopper baja, pressure vessel, welded beam, dan steel plate work lainnya. Saat

ini, selain memproduksi produk-produk di atas, sedang dijajaki produk-

produk baja terkait dengan industri perminyakan dengan target pasar

kontraktor KKKS seperti pekerjaan on-shore steel platform, juga sudah

dimulai pengembangan pabrik untuk memproduksi boiler untuk pembangkit

skala kecil (dibawah 100 MW).

Page 64: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

4. Energi

SBU Energi menjalankan usaha dalam bidang konstruksi berbasis

EPC (Engineering Procurement Construction) yang terintegrasi. Lingkup

pekerjaan yang dilakukan mulai dari pekerjaan rekayasa dasar, rekayasa

proses, rekayasa detil, procurement terkait pengadaan equipment, dan

construction atau pelaksanaan konstruksi dari proyek-proyek yang telah

direncanakan. Saat ini, yang dikerjakan adalah EPC Power Plant, baik yang

terkait dengan konstruksi sipil maupun EPC dari Power Plant. Beberapa

proyek yang dikerjakan terkait power plant antara lain:

a. Kontruksi Sipil Power Plant: PLTU Labuhan Angin, PLTU Labuan, PLTU

Pelabuhan Ratu, PLTG Muara Karang, PLTGU Tanjung Priok, dan PLTU

Pacitan.

b. EPC Power Plant: PLTU Amurang 2 x 25 MW, PLTD Bali 50 MW, PLTU

Asam-Asam 2x65MW, Kalimantan Selatan.

4.2. Analisis Data

4.2.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk menguji kenormalan data pada

variabel penelitian, yaitu Return On Equity, Return On Assets, Cash Ratio,

Current Ratio, Total Assets Turn Over, Total Modal Sendiri Terhadap Total

Aset, Debt to Equity Ratio, dan Debt to Total Assets sehingga dapat

digunakan untuk menentukan analisis hipotesis yang akan digunakan.

Pengujian normalitas yang digunakan adalah one-sample Kolmogorov-

Smirnov.

Uji normalitas menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov

memperlihatkan signifikansi masing-masing untuk Return On Equity sebesar

0.959>0,05; Return On Assets sebesar 0.982>0,05; Cash Ratio sebesar

0.985>0,05; Current Ratio sebesar 0.789>0,05; Total Assets Turn Over

sebesar 0.876>0.05; Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset sebesar

0.867>0.05; Debt to Equity Ratio sebesar 0.720>0,05 dan Debt to Total

Assets sebesar 0.505>0,05. Artinya semua variabel terdistribusi normal

karena memiliki nilai lebih besar dari 0,05.

Page 65: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov test

Variabel Kolmogorov-Smirnov

Z

Asymp. Sig. (2-

tailed)

Return On Equity 0.507 0.959

Return On Assets 0.466 0.982

Cash Ratio 0.457 0.985

Current Ratio 0.652 0.876

Total Assets Turn

Over

0.591 0.876

Total Modal Sendiri

Terhadap Total Aset

0.598 0.867

Debt to Equity Ratio 0.695 0.720

Debt to Total Assets 0.824 0.505

Sumber : Output Kolmogorov-Smirnov SPSS 15

4.2.2 Perbedaan Kinerja Keuangan Wijaya Karya

Berikut ini merupakan analisis kondisi kinerja keuangan PT. Wijaya

Karya, (Persero) Tbk sebelum dan sesudah privatisasi berdasarkan

penggolongan rasio sesuai tujuan penganalisa menurut Munawir (1995).

Adapun indikator yang digunakan meliputi rasio profitabilitas (return on

equity dan return on assets), likuiditas (cash ratio dan current ratio), aktivitas

(total asset turnover dan total model sendiri terhadap total aset), serta

solvabilitas (debt equity ratio dan debt to total assets). Untuk mengetahui

nilai rata-rata dari masing-masing rasio tersebut, penulis menggunakan

analisis deskriptif SPSS 15 for Windows.

Page 66: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

1. Rasio Profitabilitas

a. Return on Equity

Tabel 5. Return On Equity Wijaya Karya Sebelum Privatisasi (dalam

jutaan rupiah)

Indikator Tahun

2003 2004 2005 2006

Laba setelah

pajak

40.738 71.727 68.382 93.897

Modal sendiri 239.981 292.347 329.383 402.258

Return On

Equity

16,97% 24,53% 20,76% 23,34%

Rata-rata 21,40%

Sumber : Laporan Keuangan PT. Wijaya Karya, (Persero) Tbk

Tabel 6. Return On Equity Wijaya Karya Sesudah Privatisasi (dalam

jutaan rupiah)

Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011

Laba setelah pajak 156.035 189.222 284.922 354.499

Modal sendiri 1.384.641 1.532.941 1.801.624 2.076.561

Return On Equity 11,27% 12,34% 15,81% 17,11%

Rata-rata 14,13%

` Sumber : Laporan Keuangan PT. Wijaya Karya, (Persero) Tbk

Dari kedua tabel diatas dapat dilihat bahwa, pada saat sebelum

privatiasi melalui IPO, rata-rata Return On Equity Wijaya Karya dari tahun

2003-2006 sebesar 21,40%. Menurut keputusan Menteri BUMN No KEP-

100/MBU/2002 tentang tata cara pengukuran tingkat kesehatan BUMN,

Return On Equity BUMN memiliki skor paling tinggi sebesar 20 poin apabila

memiliki nilai lebih dari 15%. Hal ini mengindikasikan bahwa Return On

Equity Wijaya Karya sebelum diprivatisasi memiliki skor yang sangat tinggi.

Page 67: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Sedangkan rata-rata Return On Equity Wijaya Karya sesudah

privatisasi adalah sebesar 14,38%, yang berarti terjadi penurunan 7,02%.

Penurunan ini menyebabkan skor penilaian menurut keputusan Menteri

BUMN turun menjadi 18 poin disebabkan oleh penurunan rata-rata Return

On Equity. Rasio Return On Equity digunakan untuk mengukur kemampuan

dari modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang

saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Penurunan rata-rata Return

On Equity Wijaya Karya merupakan penurunan yang tidak diinginkan oleh

investor, hal tersebut dikarenakan setiap 100 rupiah modal sendiri yang

diinvestasikan akan menghasilkan laba setelah pajak turun menjadi 14,38

rupiah sesudah perseroan diprivatisasi. Penurunan ini konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Setiyowati (2010) yang meneliti sepuluh

BUMN bidang non bank.

Berdasarkan Gambar 2 dari analisa trend menggunakan Minitab 15,

terlihat kecenderungan menurun pada nilai rata-rata Return On Equity Wijaya

karya dimasa depan. Penurunan tersebut dapat dilihat pada garis forecast

berwarna hijau untuk tahun 2012-2013. Hal tersebut mengindikasikan bahwa

kecenderungan sumbangan keuntungan terhadap pemegang saham pada masa

depan akan menurun.

20132012201120102009200820072006200520042003

26

24

22

20

18

16

14

12

10

Year

RO

E

MAPE 26.7217

MAD 3.9871

MSD 18.4895

Accuracy Measures

Actual

Fits

Forecasts

Variable

Trend Analysis Plot for ROELinear Trend Model

Yt = 21.45 - 0.908500*t

Gambar 2. Output data analisis trend ROE menggunakan Minitab 15

Page 68: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

b. Return On Assets

Tabel 7. Return On Assets Wijaya Karya Sebelum Privatisasi (dalam

jutaan rupiah)

Indikator Tahun

2003 2004 2005 2006

Laba setelah

pajak

40.738 71.727 68.382 93.897

Total Aset 1.344.738 1.956.828 2.097.931 2.655.142

Return On

Assets

3,03% 3,67% 3,26% 3,54%

Rata-rata 3,37%

Sumber : Laporan Keuangan PT. Wijaya Karya, (Persero) Tbk

Tabel 8. Return On Assets Wijaya Karya Sesudah Privatisasi (dalam

jutaan rupiah)

Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011

Laba setelah

pajak

156.035 189.222 284.922 354.499

Total Aset 5.771.424 5.700.614 6.286.305 8.322.980

Return On

Assets

2,70% 3,32% 4,53% 4,26%

Rata-rata 3,70%

Sumber : Laporan Keuangan PT. Wijaya Karya, (Persero) Tbk

Pada perbandingan rata-rata Return On Assets dari kedua tabel diatas,

dapat dilihat bahwa pada saat sebelum privatiasi melalui IPO, rata-rata Return

On Assets Wijaya Karya dari tahun 2003-2006 adalah sebesar 3,37%. Rasio

ini menggambarkan kemampuan aset dalam menghasil laba setelah pajak,

artinya semakin besar rasio Return On Assets maka semakin baik efektifitas

aset dalam menghasilkan laba bagi perusahaan.

Sedangkan rata-rata Return On Assets setelah privatisasi adalah

sebesar 3,70% yang berarti terjadi kenaikan sebesar 0,33% dibandingkan

sebelum melakukan privatisasi. Pada kedua tabel diatas, terlihat kenaikan

Page 69: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

total aset Wijaya Karya yang selalu konsisten setiap tahunnya. Kenaikan total

aset tertinggi adalah pada tahun 2008 jika dibandingkan dengan tahun 2006,

hal tersebut dikarenakan pada tahun 2008 Wjaya Karya sudah melakukan

IPO.

Pada Gambar 3 dari analisa trend menggunakan Minitab 15,

kecenderungan Return On Assets Wijaya karya yang digambarkan pada garis

forecast berwarna hijau menunjukkan kenaikan nilainya pada tahun 2012-

2013. Hal tersebut meramalkan bahwa rasio total aset dalam menghasilkan

laba setelah pajak akan canderung meningkat pada masa depan.

20132012201120102009200820072006200520042003

4.5

4.0

3.5

3.0

2.5

Year

RO

A

MAPE 11.0490

MAD 0.3760

MSD 0.2220

Accuracy Measures

Actual

Fits

Forecasts

Variable

Trend Analysis Plot for ROALinear Trend Model

Yt = 2.927 + 0.113*t

Gambar 3. Output data analisis trend ROA menggunakan Minitab 15

2. Rasio Likuiditas

a. Cash Ratio

Tabel 9. Cash Ratio PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk Sebelum Privatisasi

(dalam jutaan rupiah)

Indikator Tahun

2003 2004 2005 2006

Kas dan setara kas 121.736 95.664 194.620 336.744

Hutang Lancar 798.541 1.166.320 1.331.080 1.850.445

Cash Ratio 15,24% 8,20% 14,62% 18,19%

Rata-rata 14,06%

Sumber : Laporan Keuangan PT. Wijaya Karya, (Persero) Tbk

Page 70: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, pada saat sebelum privatiasi

melalui IPO rata-rata Cash Ratio Wijaya Karya dari tahun 2003-2006 adalah

sebesar 14,06%. Cash Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan Kas

yang dimiliki perseroan dalam melunasi hutang lancarnya. Menurut keputusan

Menteri BUMN No KEP-100/MBU/2002 tentang tata cara pengukuran tingkat

kesehatan BUMN, Cash Ratio BUMN yang memiliki nilai antara 10%

sampai15% mendapat skor penilaian sebesar 2 poin.

Tabel 8. Cash Ratio PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk Sebelum Privatisasi

(dalam jutaan rupiah)

Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011

Kas dan

setara kas

1.051.432 1.210.888 1.227.705 1.244.316

Hutang

Lancar

3.620.587 3.435.525 3.642.027 5.127.209

Cash Ratio 29,04% 35,24% 33,71% 23,88%

Rata-rata 30,46%

Sumber : Laporan Keuangan PT. Wijaya Karya, (Persero) Tbk

Sedangkan rata-rata Cash Ratio Wijaya Karya sesudah privatisasi

adalah sebesar 30,46%, yang berarti terjadi kenaikan 16,04%. Kenaikan ini

menyebabkan skor penilaian menurut keputusan Menteri BUMN No KEP-

100/MBU/2002 sesudah perseroan diprivatisasi menjadi 4 poin, kenaikan ini

dikarenakan Cash Ratio Wijaya Karya setelah privatisasi memiliki nilai

diantara 25% sampai 35%. BUMN non infrastruktur mendapat skor penilaian

tertinggi sebesar 5 poin apabila memiliki nilai rata-rata Cash Ratio lebih dari

35%.

Berdasarkan Gambar 4 dari analisa trend menggunakan Minitab 15,

terlihat kecenderungan pada nilai rata-rata Cash Ratio Wijaya karya dimasa

depan meningkat. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada garis forecast

berwarna hijau untuk tahun 2012-2013.

Page 71: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Gambar 4. Output data analisis trend Cash Ratio menggunakan Minitab 15

b. Current Ratio

Tabel 11. Current Ratio PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk Sebelum

Privatisasi (dalam jutaan rupiah)

Indikator Tahun

2003 2004 2005 2006

Aset Lancar 1.105.950 1.610.988 1.700.320 2.246.164

Hutang

Lancar

798.541 1.166.320 1.331.080 1.850.445

Current

Ratio

138,50% 138,13% 127,74% 121.38%

Rata-rata 131,44%

Sumber : Laporan Keuangan PT. Wijaya Karya, (Persero) Tbk

Tabel 12. Current Ratio PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk Sesudah

Privatisasi (dalam jutaan rupiah)

Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011

Aset

Lancar

5.229.930 4.962.530 4.954.287 5.838.852

20132012201120102009200820072006200520042003

60

50

40

30

20

10

Year

C2

MAPE 36.682

MAD 8.395

MSD 174.480

Accuracy Measures

Actual

Fits

Forecasts

Variable

Cash RatioLinear Trend Model

Yt = 13.0 + 2.72*t

Page 72: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

lanjutan tabel 12.

Hutang

Lancar

3.620.587 3.435.525 3.642.027 5.127.209

Current

Ratio

144,45% 144,45% 136,03% 113,88%

Rata-rata 134,70%

Sumber : Laporan Keuangan PT. Wijaya Karya, (Persero) Tbk

Berdasarkan Tabel 11 dan 12 tabel diatas dapat dilihat bahwa, pada

saat sebelum privatisasi melalui IPO, rata-rata Current Ratio Wijaya Karya

dari tahun 2003-2006 adalah sebesar 131,44%, yang berarti setiap satu

rupiah hutang lancar akan dijamin oleh aset lancar sebesar Rp. 1,31. Rasio

dari Current Ratio ini menunjukkan sejauh mana aset lancar dapat menutupi

kewajiban lancarnya, semakin besar hasil perbandingannya maka semakin

tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Menurut keputusan Menteri BUMN No KEP-100/MBU/2002, Current Ratio

BUMN bidang non infrastruktur mendapat skor tertinggi apabila berada

diatas 125%. Jadi rata-rata Current Ratio Wijaya Karya sebelum diprivatisasi

melalui IPO mendapat skor tertinggi yaitu sebesar 5 poin.

Sedangkan rata-rata Current Ratio Wijaya Karya setelah privatisasi

adalah sebesar 134,70%, yang berarti terjadi kenaikan sebesar 3,33%

dibandingkan sebelum perseroan melakukan privatisasi. Hasil tersebut

mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka

pendeknya setelah privatisasi menjadi lebih baik. Akan tetapi kenaikan

tersebut tidak merubah poin penilaian menurut keputusan Menteri BUMN,

dikarenakan Current Ratio Wijaya Karya telah mencapai skor tertinggi yaitu

jika nilainya lebih dari 125%.

Berdasarkan Gambar 5 dari analisa trend menggunakan Minitab 15,

hasil peramalan nilai Current Ratio Wijaya Karya pada masa depan

menunjukkan hasil yang berbeda jika dibandingkan pada tabel analisa

sebelumnya. Jika analisa perbandingan rata-rata pada tabel yang

menggunakan statistik deskriptif terjadi kenaikan sesudah privatisasi, akan

tetapi pada analisa trend justru terjadi kecenderungan penurunan pada masa

Page 73: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

yang akan datang. Hal tersebut terlihat pada garis forecast berwarna hijau

yang menurun ditahun 2012-2013. Kecenderungan penurunan nilai rata-rata

Current Ratio pada analisa trend ini, kemungkinan disebabkan oleh nilai

Current Ratio ditahun 2011 yang turun sangat signifikan.

20132012201120102009200820072006200520042003

170

160

150

140

130

120

110

Year

Cu

rre

nt

Ra

tio MAPE 7.930

MAD 10.756

MSD 192.800

Accuracy Measures

Actual

Fits

Forecasts

Variable

Trend Analysis Plot for Current RatioLinear Trend Model

Yt = 140.7 - 0.805000*t

Gambar 5. Output data analisis trend Current Ratio menggunakan

Minitab 15

3. Rasio Aktivitas

a. Total Assets Turn Over

Tabel 13. Total Assets Turn Over Wijaya Karya Sebelum Privatisasi

(dalam jutaan rupiah)

Indikator Tahun

2003 2004 2005 2006

Penjualan

Bersih

1.857.753 2.476.226 2.601.509 3.049.427

Total Aset 1.344.738 1.956.828 2.097.931 2.655.142

TATO 138,25% 126,54% 124,00% 114,84%

Rata-rata 125,91%

Sumber : Laporan Keuangan PT. Wijaya Karya, (Persero) Tbk

Dari Tabel 13 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata perputaran total

asset sebelum privatiasi dari tahun 2003-2006 adalah sebesar 125,91%,

berarti bahwa setiap satu rupiah aset yang digunakan menghasilkan rata-rata

pendapatan Rp. 1,25. Menurut keputusan Menteri BUMN No KEP-

Page 74: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

100/MBU/2002, Total Assets Turn Over BUMN bidang non infrastruktur

mendapat skor penilaian tertinggi apabila berada diatas 120%. Jadi rata-rata

Total Assets Turn Over Wijaya Karya sebelum privatisasi telah mendapat

skor tertinggi yaitu sebesar 5 poin.

Tabel 14. Total Assets Turn Over Wijaya Karya Sesudah Privatisasi

(dalam jutaan rupiah)

Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011

Penjualan

Bersih

6.559.077 6.590.857 6.022.921 7.741.827

Total Aset 5.771.424 5.700.614 6.286.305 8.322.980

TATO 113,65% 115,62% 95,81% 93,02%

Rata-rata 104,52%

Sumber : Laporan Keuangan PT. Wijaya Karya, (Persero) Tbk

Sedangkan rata-rata Total Assets Turn Over setelah privatisasi yang

dapat dilihat pada tabel diatas adalah sebesar 104,52%, hasil tersebut

menunjukkan penurunan sebesar 21,39% dibanding sebelum melakukan

privatisasi. Hal itu menyebabkan setiap satu rupiah aset yang digunakan

Wijaya Karya, terjadi penurunan dalam menghasilkan rata-rata pendapatan

menjadi Rp. 1,04 setelah privatisasi. Rata-rata Total Assets Turn Over setelah

diprivatisasi mendapat nilai skor turun menjadi 4 poin menurut keputusan

Menteri BUMN No KEP-100/MBU/2002, karena Total Assets Turn Over

Wijaya berada diantara 90% sampai 105%.

Hasil penelitian ini, konsisten dengan rata-rata sepuluh BUMN non

bank yang diteliti oleh Setiyowati (2010). Penurunan tersebut dapat

dijelasakan dengan teori property rights. Dimana revenue privatization yang

menciptakan sebagian besar kontrol masih berada ditangan pemerintah, baik

dalam penentuan alokasi sumber daya maupun reward. Hal tersebut

menyebabkan pihak manajemen kekurangan insentif dalam memanfaatkan

sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efisien.

Berdasarkan Gambar 6 dari analisa trend menggunakan Minitab 15,

maka terlihat kecenderungan menurun dari nilai Total Assets Turn Over

Page 75: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Wijaya Karya dimasa depan. Kecenderungan tersebut meramalkan nilai Total

Assets Turn Over pada tahun 2012-2013 akan menurun, hal tersebut dapat

dilihat pada garis forecast berwarna hijau. Interpretasi dari garis forecast ini

adalah bahwa setiap rupiah aset yang digunakan perseroan, ternyata akan

mengalami penurunan dalam menghasilkan rata-rata pendapatan pada masa

depan.

20132012201120102009200820072006200520042003

140

130

120

110

100

90

80

Year

TA

TO

MAPE 4.2164

MAD 4.7196

MSD 34.9717

Accuracy Measures

Actual

Fits

Forecasts

Variable

Trend Analysis Plot for TATOLinear Trend Model

Yt = 138.19 - 4.85100*t

Gambar 6. Output data analisis trend TATO menggunakan Minitab 15

b. Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset

Tabel 15. TMSTTA Wijaya Karya Sesudah Privatisasi (dalam jutaan

rupiah)

Indikator Tahun

2003 2004 2005 2006

Modal Sendiri 239.981 292.347 329.383 402.258

Total Aset 1.344.738 1.956.828 2.097.931 2.655.142

Total Modal

Sendiri

Terhadap Total

Aset

17,84% 14,94% 15,70% 15,15%

Rata-rata 15,91%

Sumber : Laporan Keuangan PT. Wijaya Karya, (Persero) Tbk

Page 76: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Berdasarkan Tabel 15 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata

perbandingan modal sendiri terhadap total aset sebelum Wijaya Karya

diprivatiasi, dari tahun 2003-2006 adalah sebesar 15,91%. Menurut keputusan

Menteri BUMN No KEP-100/MBU/2002, rasio Total Modal Sendiri

Terhadap Total Aset Wijaya Karya sebelum diprivatisasi mendapat skor

penilaian sebesar 6 poin, karena berada diantara 10% sampai 20%.

Tabel 16. TMSTTA Wijaya Karya Sesudah Privatisasi (dalam jutaan

rupiah)

Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011

Modal sendiri 1.384.641 1.532.941 1.801.624 2.076.561

Total Aset 5.771.424 5.700.614 6.286.305 8.322.980

Total Modal

Sendiri

Terhadap

Total Aset

23,99% 26,89% 28,66% 24,95%

Rata-rata 26,12%

Sumber : Laporan Keuangan PT. Wijaya Karya, (Persero) Tbk

Sedangkan rata-rata perbandingan modal sendiri terhadap total aset

setelah privatisasi yang dapat dilihat pada tabel diatas didapat 26,12%, hasil

tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 10,21% dibanding sebelum

melakukan privatisasi. Skor penilaian dari rata-rata Total Modal Sendiri

Terhadap Total Aset Wijaya Karya setelah diprivatisasi menurut keputusan

Menteri BUMN mengalami peningkatan menjadi 7,25 poin, hal tersebut

dikarenakan Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset Wijaya Karya berada

diantara 20% sampai 30%.

Berdasarkan gambar 7 dari analisa trend menggunakan Minitab 15,

dapat dilihat bahwa kecenderungan dari nilai Total Modal Sendiri Terhadap

Total Wijaya Karya dimasa depan akan meningkat. Kecenderungan tersebut

digambarkan pada garis forecast berwarna hijau untuk tahun 2012-2013.

Page 77: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Gambar 7. Output data analisis trend TMSTTA menggunakan Minitab 15

4. Rasio Solvabilitas

a. Debt Equity Ratio

Tabel 17. Debt Equity Ratio Wijaya Karya Sebelum Privatisasi (dalam

jutaan rupiah)

Indikator Tahun

2003 2004 2005 2006

Total Hutang 1.100.733 1.622.418 1.718.220 2.197.879

Modal

sendiri

239.981 292.347 329.383 402.258

Debt to

Equity Ratio

458,67% 554,96 521,65 546,39

Rata-rata 520,41%

Sumber : Laporan Keuangan PT. Wijaya Karya, (Persero) Tbk

Pada perbandingan rata-rata Debt Equity Ratio dari tabel diatas, dapat

dilihat bahwa pada saat sebelum privatiasi melalui IPO, rata-rata Debt Equity

Ratio Wijaya Karya dari tahun 2003-2006 adalah sebesar 520,41%. Rasio ini

menggambarkan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan untuk melihat

struktur resiko tidak tertagihnya hutang, semakin kecil angka rasio ini maka

semakin baik bagi perusahaan.

20132012201120102009200820072006200520042003

32.5

30.0

27.5

25.0

22.5

20.0

17.5

15.0

Year

TMS

TTA

MAPE 15.3960

MAD 3.2231

MSD 16.7170

Accuracy Measures

Actual

Fits

Forecasts

Variable

TMSTTALinear Trend Model

Yt = 13.75 + 1.68*t

Page 78: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Tabel 18. Debt Equity Ratio Wijaya Karya Sesudah Privatisasi (dalam

jutaan rupiah)

Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011

Total Hutang 4.304.026 4.064.899 4.369.537 6.103.604

Modal sendiri 1.384.641 1.532.941 1.801.624 2.076.561

Debt to

Equity Ratio

310,84% 265,17% 242,53% 294,64%

Rata-rata 278,29%

Sumber : Laporan Keuangan PT. Wijaya Karya, (Persero) Tbk

Sedangkan rata-rata Debt Equity Ratio sesudah privatisasi adalah

sebesar 278,29%, yang berarti terjadi penurunan sebesar 242,12%

dibandingkan sebelum melakukan privatisasi. Hasil penurunan dari rata-rata

Debt Equity Ratio setelah privatisasi ini, menjadikan struktur modal

perseroan sesudah privatisasi menjadi lebih baik, hal tersebut kemungkinan

disebabkan oleh meningkatnya nilai modal sendiri dibandingkan total hutang

setelah perusahaan melakukan privatisasi melalui IPO.

Pada Gambar 8 dari analisa trend menggunakan Minitab 15, terlihat

kecenderungan menurun nilai Debt Equity Ratio Wijaya karya pada masa

depan. Kecenderungan tersebut dapat dilihat pada garis forecast berwarna

hijau untuk tahun 2012-213. Semakin menurun garis forecast berwarna hijau

ini, menunjukkan struktur modal perseoran semakin baik.

20132012201120102009200820072006200520042003

600

500

400

300

200

100

Year

DER

MAPE 21.61

MAD 72.02

MSD 7165.56

Accuracy Measures

Actual

Fits

Forecasts

Variable

Trend Analysis Plot for DERLinear Trend Model

Yt = 574.0 - 39.0327*t

Gambar 8. Output data analisis trend DER menggunakan Minitab 15

Page 79: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

b. Debt to Total Assets

Tabel 19. Debt to Total Assets Wijaya Karya Sebelum Privatisasi (dalam

jutaan rupiah)

Indikator Tahun

2003 2004 2005 2006

Total

Hutang

1.100.733 1.622.418 1.718.220 2.197.879

Total Aset 1.344.738 1.956.828 2.097.931 2.655.142

Debt to

Total Asets

81,85% 82,91% 81,90% 82,78%

Rata-rata 82,36%

Sumber : Laporan Keuangan PT. Wijaya Karya, (Persero) Tbk

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, pada saat sebelum privatiasi

melalui IPO, rata-rata Debt to Total Assets Wijaya Karya dari tahun 2003-

2006 adalah sebesar 82,36%. Rasio Debt to Total Assets ini menggambarkan

kemampuan aset yang dipergunakan oleh perusahaan dalam menutup

hutangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Oleh sebab itu,

semakin kecil rasio dari Debt to Total Assets, mengindikasikan struktur aset

perusahaan semakin baik.

Tabel 20. Debt to Total Assets Wijaya Karya Sesudah Privatisasi (dalam

jutaan rupiah)

Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011

Total

Hutang

4.304.027 4.064.899 4.369.537 6.103.604

Total Aset 5.771.424 5.700.614 6.286.305 8.322.980

Debt to

Total Asets

74,57% 71,31% 69,51% 73,33%

Rata-rata 72,18%

Sumber : Laporan Keuangan PT. Wijaya Karya, (Persero) Tbk

Sedangkan rata-rata Debt to Total Assets setelah privatisasi adalah

sebesar 72,18%, yang berarti terjadi penurunan sebesar 10.18% dibandingkan

Page 80: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

sebelum perseroan melakukan privatisasi. Hasil ini mengindikasikan rasio

aset yang dipergunakan oleh perusahaan untuk menutup hutang, baik jangka

panjang maupun jangka pendek setelah perseroan diprivatisasi semakin baik.

Jika melihat nilai total aset pada tabel, kenaikan tertinggi total aset adalah

pada periode 2006-2008, hal tersebut dikarenakan pada tahun 2008 perseroan

mendapatkan modal dari penjualan saham setelah preivatisasi melalui IPO.

Penurunan rasio ini merupakan penurunan yang diinginkan oleh pemegang

saham perseroan, karena pemegang saham menilai perbandingan total aset

yang dimiliki perseroan semakin besar setelah privatisasi jika dibandingkan

dengan kewajiban yang dimilikinya.

Berdasarkan Gambar 9 dari analisa trend menggunakan Minitab 15,

terlihat kecenderungan menurun dari nilai Debt to Total Assets Wijaya karya

pada masa depan. Hasil ini meramalkan bahwa kemampuan perseroan dalam

melunasi hutangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek

menggunakan total asetnya, akan menjadi semakin baik pada masa depan.

20132012201120102009200820072006200520042003

85

80

75

70

65

Year

DTA

MAPE 3.9171

MAD 2.8916

MSD 14.9253

Accuracy Measures

Actual

Fits

Forecasts

Variable

Trend Analysis Plot for DTALinear Trend Model

Yt = 84.79 - 1.72783*t

Gambar 9. Output data analisis trend DTA menggunakan Minitab 15

4.3. Analisis Perbedaan Rata-rata Uji Beda Paired-Samples t Test

Untuk lebih memperkuat apakah peubahan-perubahan kinerja

keuangan pada Wijaya Karya tersebut dipengaruhi oleh adanya privatisasi

melalui IPO, maka selanjutnya dilakukan uji lanjutan, yaitu uji beda Paired-

Samples t Test menggunakan SPSS 15 for Windows terhadap seluruh data-

Page 81: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

data yang memiliki parameter yang sama. Adapun kinerja keuangan yang

digunakan adalah kinerja profitabilitas (return on equity dan return on

assets), likuiditas (cash ratio dan current ratio), aktivitas (total asset turnover

dan total modal sendiri terhadap total aset), dan solvabilitas (debt to equity

ratio dan debt to total assets).

4.3.1 Uji Hipotesis Kinerja Profitabilitas

Hipotesis kinerja profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan

dengan dua pengukuran yaitu Return On Equity dan Return On Assets Wijaya

Karya. Kedua rasio dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh yang berbeda

antara sebelum dengan sesudah privatisasi melalui IPO untuk periode 2003-

2011.

Hasil uji beda Paired-Samples t Test pada Return On Equity,

menunjukkan terdapat perbedaan signifikansi antara sebelum dengan sesudah

privatisasi. Terlihat pada Gambar 10, t hitung sebesar 4,374 dan signifikansi

0,022. Diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0,05 dalam penelitian ini

sebesar 3,182. Jadi t hitung > t tabel (4,374 > 3,182). Sedangkan signifikansi

0,022 < 0,05 sehingga Ha1 diterima. Berarti penurunan rata-rata Return On

Equity Wijaya Karya setelah diprivatisasi sangat signifikan.

Hasil ini berbeda dengan penelitian Kurniawati dan Lestari (2007)

yang meneliti seluruh BUMN yang diprivatisasi hingga tahun 2006. Akan

tetapi, penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Setiyowati (2010) yang

menggunakan data sepuluh BUMN, dimana kesepuluh BUMN tersebut

terdapat perbedaan rata-rata sebesar 0,19741, dengan t hitung didapat sebesar

2,23062 < t tabel yaitu 2,365, sehingga Ha ditolak dan Ho diterima.

Paired Samples Test

Pair 1

ROE_Sebelum_Priv

atisasi -

ROE_Sesudah_Priva

tisasi

Paired Differences Mean 7.26750

Std. Deviation 3.32342

Page 82: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Std. Error Mean 1.66171

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower 1.97920

Upper 12.55580

t 4.374

df 3

Sig. (2-tailed) .022

Gambar 10. Output beda Paired-Samples t Test data ROE menggunakan

SPSS 15

Sedangkan hasil uji beda Paired-Samples t Test pada Return On

Assets, menunjukkan tidak adanya perbedaan kinerja antara sebelum

privatisasi dengan sesudah privatisasi melalui IPO untuk periode 2003-2011.

Gambar 11 menunjukkan t hitung sebesar –0,816 dan signifikansi 0,474.

Selanjutnya diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0,05 untuk data penelitian

ini sebesar 3,182. Jadi t hitung < t tabel (-0,816 < 3,182). Sedangkan

signifikansi 0,474 > 0,05 sehingga Ho2 diterima. Berarti kenaikan rata-rata

Return On Assets Wijaya Karya setelah diprivatisasi tidak signifikan.

Hasil ini konsisten dengan penelitian Antoni dan Hasnawati (2009)

yang meniliti seluruh BUMN non Bank dan Lembaga Keuangan non Bank

yang sudah diprivatisasi melalui IPO. Selain itu penelitian ini juga konsisten

dengan penelitian Kurniawati dan Lestari (2007) yang meneliti seluruh

BUMN yang diprivatisasi hingga tahun 2006.

Paired Samples Test

Pair 1

ROA_Sebelum_Privatisasi -

ROA_Sesudah_Privatisasi

Paired

Differences

Mean -.32750

Std. Deviation .80284

Std. Error Mean .40142

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower -1.60500

Upper .95000

t -.816

df 3

Page 83: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Sig. (2-tailed) .474

Gambar 11. Output uji Paired-Samplest t Test data ROA menggunakan

SPSS 15

4.3.2 Uji Hipotesis Kinerja Likuiditas

Hipotesis kinerja likuiditas dalam penelitian ini diproksikan dengan

dua pengukuran yaitu Cash Ratio dan Current Ratio Wijaya Karya. Kedua

rasio dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh yang berbeda antara

sebelum dengan sesudah privatisasi melalui IPO untuk periode 2003-2011.

Hasil uji beda Paired-Samples t Test pada cash ratio, menunjukkan

terdapat perbedaan signifikansi antara sebelum dengan sesudah privatisasi.

Terlihat pada Gambar 12, t hitung sebesar -3,654 (nilai mutlak +/-) dan

signifikansi 0,035. Diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0,05 dalam

penelitian ini sebesar 3,182. Jadi t hitung > t tabel (3,654 > 3,182).

Sedangkan signifikansi 0,035 < 0,05 sehingga Ha3 diterima. Berarti kenaikan

rata-rata cash ratio Wijaya Karya setelah diprivatisasi sangat signifikan.

Paired Samples Test

Pair 1

Cash_Ratio_Sebelum -

Cash_Ratio_Sesudah

Paired

Differences

Mean -16.40500

Std. Deviation 8.97979

Std. Error Mean 4.48989

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower -30.69384

Upper -2.11616

t -3.654

df 3

Sig. (2-tailed) .035

Gambar 12. Output uji Paired-Samples t Test data Cash Ratio menggunakan

SPSS 15

Sedangkan pada hasil uji beda Paired-Samples t Test dengan

menggunakan SPSS 15 for Windows, menunjukkan tidak adanya perbedaan

kinerja likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio Wijaya Karya

antara sebelum dengan sesudah privatisasi. Berdasarkan pada Gambar 13,

pada hasil uji beda didapat nilai t hitung sebesar –0,899 dan signifikansi

Page 84: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

0,435. Selain itu diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0,05 sebesar 3,182.

Jadi t hitung < t tabel (-0,899 < 3,182). Sedangkan signifikansi 0,435 > 0,05

sehingga Ho2 diterima. Artinya kenaikan rata-rata Current Ratio Wijaya

Karya setelah diprivatisasi tidak signifikan.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Setiyowati (2010) yang

meneliti sepuluh BUMN non bank, dimana t hitung pada penelitian tersebut

sebesar -2,75063 < t tabel (9; 0,05) yaitu 2,365 dan Sig.(2tailed) atau

probabilitas sebesar 0,02245 lebih kecil dari α= 0,05, sehingga Ha4 diterima.

Akan tetapi hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Kurniawati dan

Lestari (2007) yang meneliti seluruh BUMN yang diprivatisasi hingga tahun

2006.

Paired Samples Test

Pair 1

CR_Sebelum_Privatisasi -

CR_Sesudah_Privatisasi

Paired

Differences

Mean -3.26250

Std. Deviation 7.25473

Std. Error Mean 3.62737

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower -14.80640

Upper 8.28140

t -.899

df 3

Sig. (2-tailed) .435

Gambar 13. Output uji Paired-Samples t Test data Current Ratio

menggunakan SPSS 15

4.3.3 Uji Hipotesis Kinerja Aktivitas

Hipotesis kinerja likuiditas dalam penelitian ini diproksikan dengan

dua pengukuran yaitu Cash Ratio dan Current Ratio Wijaya Karya. Kedua

rasio dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh yang berbeda antara

sebelum dengan sesudah privatisasi melalui IPO untuk periode 2003-2011.

Hasil uji beda Paired-Samples t Test dengan menggunakan SPSS 12

for Windows, menunjukkan adanya perbedaan kinerja aktivitas yang

Page 85: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

diproksikan dengan Total Assets Turn Over Wijaya Karya. Gambar 14

Memperlihatkan t hitung sebesar 5,743 dan signifikansi 0,010. Diperoleh t

tabel pada signifikansi α = 0,05 sebesar 3,182. Jadi t hitung > t tabel, (5,743 >

3,182). Sedangkan signifikansi 0,010 < 0,05 sehingga Ha5 diterima. Berarti

penurunan nilai Total Assets Turn Over Wijaya Karya setelah diprivatisasi

signifikan. Hasil ini berbeda dengan penelitian Munggaran (2007) dan

Setiyowati (2010) yang meneliti pengaruh privatisasi pada kinerja keuangan

sepuluh BUMN non bank.

Paired Samples Test

Pair 1

TATO_sebelum_Privatisasi -

TATO_Sesudah_Privatisasi

Paired

Differences

Mean 21.38250

Std. Deviation 7.44647

Std. Error Mean 3.72323

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower 9.53351

Upper 33.23149

t 5.743

df 3

Sig. (2-tailed) .010

Gambar 14. Output uji Paired-Samples t Test data TATO menggunakan SPSS

15

Sedangkan pada hasil uji beda Paired-Samples t Test pada Total

Modal Sendiri Terhadap Total Aset, menunjukkan terdapat perbedaan

signifikansi antara sebelum dengan sesudah privatisasi. Terlihat pada Gambar

15, t hitung sebesar -6,780 (nilai mutlak +/-) dan signifikansi 0,007.

Diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0,05 dalam penelitian ini sebesar

3,182. Jadi t hitung > t tabel (6,780 > 3,182). Sedangkan signifikansi 0,007 <

0,05 sehingga Ha6 diterima. Berarti kenaikan rata-rata Total Modal Sendiri

Terhadap Total Aset Wijaya Karya setelah diprivatisasi sangat signifikan.

Paired Samples Test

Page 86: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Pair 1

TMSTTA_Ratio_Sebelum -

TMSTTA_Sesudah

Paired

Differences

Mean -10.21500

Std. Deviation 3.01340

Std. Error Mean 1.50670

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower -15.00999

Upper -5.42001

t -6.780

df 3

Sig. (2-tailed) .007

Gambar 15. Output uji Paired-Samples t Test data TMSTTA menggunakan

SPSS 15

4.3.4 Uji Hipotesis Kinerja Solvabilitas

Hipotesis kinerja solvabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan

2 pengukuran, yaitu Debt Equity Ratio dan Debt to Total Assets Wijaya

Karya. Kedua rasio dalam penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan

kinerja yang signifikan antara sebelum dengan sesudah privatisasi melalui

IPO untuk periode 2003-2011.

Untuk Debt Equity Ratio, hasil uji beda Paired-Samples t Test dengan

menggunakan SPSS 15 for Windows, menunjukkan adanya perbedaan kinerja

Debt Equity Ratio. Terlihat pada Gambar 16, t hitung sebesar 7,465 dan

signifikansi 0,005. Diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0,05 dalam

penelitian ini sebesar 3,182. Jadi t hitung > t tabel (7,465 > 3,182).

Sedangkan signifikansi 0,005 < 0,05 sehingga Ha7 diterima. Berarti

penurunan Debt Equity Ratio perseroan sesudah diprivatisasi sangat

signifikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Kurniawati dan

Lestari (2007), dimana peneliti meneliti kinerja seluruh BUMN yang sudah

diprivatisasi sampai tahun 2006.

Paired Samples Test

Pair 1

Page 87: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

DER_Sebelum_privatisasi -

DER_Sesudah_Privatisasi

Paired

Differences

Mean 242.12250

Std. Deviation 64.87108

Std. Error Mean 32.43554

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower 138.89814

Upper 345.34686

t 7.465

df 3

Sig. (2-tailed) .005

Gambar 16. Output uji Paired-Samples t Test data DER menggunakan SPSS

15

Hasil yang sama juga ditunjukkan pada Debt to Total Assets, terlihat

pada Gambar 17, didapat nilai t hitung sebesar 8,860 dan signifikansi 0,003.

Selanjutnya diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0,05 untuk data penelitian

ini sebesar 3,182. Jadi t hitung > t tabel (8,860 > 3,182). Sedangkan

signifikansi 0,003 < 0,05 sehingga Ha8 diterima. Artinya Debt to Total Assets

Wijaya Karya setelah diprivatisasi mengalami penurunan yang signifikan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Setiyowati (2010)

yang menganalisis kinerja keuangan sepuluh BUMN non bank sebelum dan

sesudah privatisasi. Sun et al (2002) dalam Setiyowati (2010), menyatakan

bahwa leverage menurun akibat penyertaan dari pemerintah sebagai jaminan

pinjaman menurun sehingga biaya pinjaman meningkat, selain itu terbukanya

akses pada investor swasta menyebabkan jumlah penyertaan modal dari

investor swasta meningkat. Dana yang diperoleh dari privatisasi digunakan

untuk memenuhi kewajiban perusahaan yang selanjutnya mempengaruhi

leverage.

Paired Samples Test

Pair 1

DTA_Sebelum_Privatisasi -

DTA_Sesudah_Privatisasi

Paired

Differences

Mean 10.18000

Page 88: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Std. Deviation 2.29807

Std. Error Mean 1.14904

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower 6.52326

Upper 13.83674

t 8.860

df 3

Sig. (2-tailed) .003

Gambar17. Output uji Paired-Samples t Test data DTA menggunakan SPSS

15

4.3. Perbandingan Kinerja Keuangan Wijaya Karya Dengan BUMN Sejenis

4.4.1 Perbandingan Kinerja Profitabilitas

Kinerja profitabilitas Wijaya Karya dalam penelitian ini dibandingkan

dengan BUMN bidang konstruksi bangunan lainnya yang sudah diprivatisasi.

BUMN tersebut antara lain Adhi Karya dan Pembangun Perumahan.

Perbandingan diproksikan dengan dua pengukuran, yaitu menggunakan

Return On Equity dan Return On Assets pada BUMN bidang konstruksi

bangunan yang sudah diprivatisasi.

Berdasarkan pada Gambar 18, dapat dilihat hasil perbandingan Return

On Equity Wijaya Karya dengan BUMN pada industri sejenis lainnya yang

sudah diprivatisasi. Rata-rata Return On Equity Wijaya Karya sebelum

diprivatisasi masih berada dibawah Adhi Karya dan Pembangun Perumahan.

Penurunan rata-rata Return On Equity Wijaya Karya sesudah privatisasi

masih lebih baik jika dibandingkan dengan Pembangun Perumahan yang

turun hingga 19.94%. Hanya Adhi Karya saja BUMN bidang konstruksi

bangunan yang setelah melakukan privatisasi mengalami kenaikan pada

gambar tersebut.

Page 89: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Gambar 18. Perbandingan ROE Wijaya Karya dengan perseroan lain

Sedangkan pada Gambar 19 dibawah ini, terlihat bahwa nilai rata-rata

Return On Assets Wijaya Karya sesudah diprivatisasi mengalami peningkatan

nilainya dibandingkan dengan perseroan lainnya. Sedangkan pada Adhi

Karya dan Pembangun Perumahan, nilai rata-rata Return On Assets sesudah

diprivatisasi justru mengalami penurunan.

Gambar 19. Perbandingan ROA Wijaya Karya dengan perseroan lain

21,4 16,38

25,22 27,15

40,39

20,45

SebelumPrivatisasi

SesudahPrivatisasi

Rata-rata ROE (%)

Wijaya Karya

Adhi Karya

Pembangun Perumahan

21,4 25,22

40,39

16,38

27,15

20,45

Wijaya Karya Adhi Karya PembangunPerumahan

Rata-rata ROE (%)

Sebelum Privatisasi

Sesudah Privatisasi

3,37 3,7 3,59

3,28

4,25

3,46

Sebelum Privatisasi Sesudah Privatisasi

Rata-rata ROA (%)

Wijaya Karya

Adhi Karya

Pembangun Perumahan

3,37 3,59

4,25

3,7 3,28 3,46

Wijaya Karya Adhi Karya PembangunPerumahan

Rata-rata ROA (%)

Sebelum Privatisasi

Page 90: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

4.4.2 Perbandingan Kinerja Likuiditas

Kinerja likuiditas Wijaya Karya dalam penelitian ini dibandingkan

dengan BUMN bidang konstruksi bangunan lainnya yang sudah diprivatisasi.

BUMN tersebut antara lain Adhi Karya dan Pembangun Perumahan.

Perbandingan diproksikan dengan dua pengukuran, yaitu menggunakan Cash

Ratio dan Current Ratio pada BUMN bidang konstruksi bangunan yang

sudah diprivatisasi.

Nilai rata-rata Cash Ratio Wijaya Karya yang ditunjukkan oleh

Gambar 20 dibawah ini, menunjukkan nilai yang hampir sama dengan

BUMN pada industri sejenis lainnya. Akan tetapi setelah perseroan

diprivatisasi, Nilai rata-rata Cash Ratio Wijaya Karya menjadi paling tinggi

dibandingkan perseoran lainnya.

Gambar 20. Perbandingan Cash Ratio Wijaya Karya dengan perseroan

lain

Jika melihat Gambar 21 dibawah ini, nilai rata-rata Current Ratio

Wijaya Karya sebelum diprivatisasi lebih rendah dibandingkan Adhi Karya.

Akan tetapi setelah kedua perseroan tersebut diprivatisasi, nilai rata-rata

Current Ratio Wijaya Karya menjadi lebih baik dibandingkan Adhi Karya

yang emngalami penurunan. Sedangkan rata-rata Current Ratio Pembangun

Perumahan sebelum dan sesudah privatisasi, memiliki nilai rata-rata Current

Ratio berada dibawah Wijaya Karya.

14,06

30,46

14,76 12,96 14,57

26,22

SebelumPrivatisasi

Sesudah Privatisasi

Rata-rata Cash Ratio (%)

Wijaya Karya

Adhi Karya

Pembangun Perumahan

14,06 14,76 14,57

30,46

12,96

26,22

Wijaya Karya Adhi Karya PembangunPerumahan

Rsta-rata Cash Ratio (%)

Sebelum Privatisasi

Sesudah Privatisasi

Page 91: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Gambar 21. Perbandingan CR Wijaya Karya dengan perseroan lain

4.4.3 Perbandingan Kinerja Aktivitas

Kinerja Aktivitas Wijaya Karya dalam penelitian ini dibandingkan

dengan BUMN bidang konstruksi bangunan lainnya yang sudah diprivatisasi.

BUMN tersebut antara lain Adhi Karya dan Pembangun Perumahan.

Perbandingan diproksikan dengan dua pengukuran, yaitu menggunakan Total

Assets Turn Over dan Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset pada BUMN

bidang konstruksi bangunan yang sudah diprivatisasi.

Pada Gambar 22 dibawah ini, Wijaya Karya merupakan BUMN yang

memiliki nilai rata-rata Total Assets Turn Over paling rendah jika

dibandingkan dengan BUMN lainnya pada industri sejenis. Setelah BUMN

bidang konstruksi tersebut diprivatisasi, hampir semua BUMN pada gambar

tersebut mengalami penurunan nilai rata-rata Total Assets Turn Over.

Penurunan yang paling dalam dialami oleh Pembangun Perumahan.

131,44 134,7

149,77

126,83 127,21 130,24

Sebelum Privatisasi Sesudah Privatisasi

Rata-rata CR (%)

Wijaya Karya

Adhi Karya

Pembangun Perumahan

131,44

149,77

127,21

134,7

126,83 130,24

WijayaKarya

Adhi Karya PembangunPerumahan

Rata-rata CR (%)

Sebelum Privatisasi

Sesudah Privatisasi

Page 92: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Gambar 22. Perbandingan TATO Wijaya Karya dengan perseroan lain

Jika melihat Gambar 23 dibawah ini, kenaikan tertinggi nilai rata-rata

Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset setelah diprivatisasi pada BUMN

bidang konstruksi dialami oleh Wijaya Karya. Sedangkan pada Adhi Karya

nilai rata-rata Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset setelah diprivatisasi

justru mengalami penurunan. Posisi Wijaya Karya setelah diprivatisasi,

memiliki nilai rata-rata Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset yang paling

baik dibandingkan BUMN bidang konstruksi lainnya.

Gambar 23. Perbandingan TMSTTA Wijaya Karya dengan perseroan lain

125,91

104,52

155,05 138,11 132,16

89,88

Sebelum Privatisasi Sesudah Privatisasi

Rata-rata TATO (%)

Wijaya Karya

Adhi Karya

Pembangun Perumahan

125,91

155,05 132,16

104,52

138,11

89,88

Wijaya Karya Adhi Karya PembangunPerumahan

Rata-rata TATO (%)

Sebelum Privatisasi

Sesudah Privatisasi

15,91

26,12

17,8 15,35 14,27

20,55

Sebelum Privatisasi Sesudah Privatisasi

Rata-rata TMSTTA (%)

Wijaya Karya

Adhi Karya

Pembangun Perumahan

15,91 17,8

14,27

26,12

15,35

20,55

Wijaya Karya Adhi Karya PembangunPerumahan

Rata-rata TMSTTA (%)

Sebelum Privatisasi

Sesudah Privatisasi

Page 93: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

4.4.4 Perbandingan Kinerja Solvabilitas

Kinerja solvabilitas Wijaya Karya dalam penelitian ini dibandingkan

dengan BUMN bidang konstruksi bangunan lainnya yang sudah diprivatisasi.

BUMN tersebut antara lain Adhi Karya dan Pembangun Perumahan.

Perbandingan diproksikan dengan dua pengukuran, yaitu menggunakan Total

Assets Turn Over dan Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset pada BUMN

bidang konstruksi bangunan yang sudah diprivatisasi.

Berdasarkan Gambar 24 yang membandingkan rata-rata Debt Equity

Ratio Wijaya Karya terhadap BUMN lainnya pada industri sejenis. Rasio

hutang terhadap modal sendiri Wijaya Karya sesudah privatisasi ternyata

lebih baik dibandingkan Adhi Karya dan Pembangun Perumahan. Hal itu

disebabkan karena penurunan rata-rata Debt Equity Ratio sesudah privatisasi

lebih signifikan disbanding BUMN lainnya. Sedangkan rata-rata Debt Equity

Ratio Adhi Karya sesudah rivatisasi justru tejadi kenaikan dibandingkan

sebelum privatisasi.

Gambar 24. Perbandingan DER Wijaya Karya dengan perseroan lain

Berdasarkan pada Gambar 25 di bawah ini, jika dibandingkan dengan

BUMN bidang konstruksi bangunan lainnya yang sudah diprivatisasi. Rata-

rata Debt to Total Assets Wijaya Karya dan Pembangun Perumahan setelah

diprivatisasi mengalami penurunan. Sedangkan Adhi Karya justru mengalami

kenaikan. Hal ini mengindikasikan, bahwa kemampuan aset yang dimiliki

520,41

278,29

458,18 550,13 579,15

386,4

Sebelum Privatisasi Sesudah Privatisasi

Rata-rata DER (%)

Wijaya Karya

Adhi Karya

Pembangun Perumahan520,41

458,18

579,15

278,29

550,13

386,4

Wijaya Karya Adhi Karya PembangunPerumahan

Rata-rata DER (%)

Sebelum Privatisasi

Sesudah Privatisasi

Page 94: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

oleh Wijaya Karya dan Pembangun Perumahan untuk menutupi seluruh

kewajibannya semakin baik setelah perseroan diprivatisasi. Penurunan yang

sangat dalam terjadi pada Pembangun Perumahan sebesar 11,69%.

Gambar 25. Perbandingan DTA Wijaya Karya dengan perseroan lain

82,36

72,18

81,36 84,49 85,19

73,5

SebelumPrivatisasi

Sesudah Privatisasi

Rata-rata DTA (%)

Wijaya Karya

Adhi Karya

Pembangun Perumahan

82,36 81,36

85,19

72,18

84,49

73,5

Wijaya Karya Adhi Karya PembangunPerumahan

Rata-rata DTA (%)

Sebelum Privatisasi

Sesudah Privatisasi

Page 95: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

1) Perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah privatisasi melalui IPO :

NIlai rata-rata dari Return On Assets, Cash Ratio, Current Ratio dan Total

Modal Sendiri Terhadap Total Aset Wijaya Karya meningkat setelah

perseroan diprivatisasi. Peningkatan nilai yang terjadi setelah privatisasi ini

berdampak positif terhadap kinerja keuangan perseroan. Sedangkan nilai

rata-rata dari Return On Equity dan Total Assets Turn Over setelah

perseroan diprivatisasi justru terjadi penurunan, dan berdampak negatif

terhadap kinerja keuangan perseroan. Untuk Debt Equity Ratio dan Debt

Total Assets juga terjadi penurunan nilai rata-rata setelah perseroan

diprivatisasi. Akan tetapi penurunan dari kedua rasio tersebut justru

berdampak positif terhadap struktur modal perseroan.

2) Bagaimana pengaruh yang signifikan pada rata-rata kinerja keuangan Wijaya

Karya setelah perseroan diprivatisasi :

Peningkatan nilai setelah setelah privatisasi yang dialami oleh rata-rata

Return On Assets dan Current Ratio ternyata tidak berpengaruh secara

signifikan setelah diuji menggunakan Paired Sample t Test. Peningkatan

nilai yang berpengaruh secara signifikan terjadi pada rata-rata Cash Ratio

dan Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset. Sedangkan pada Return On

Equity, Total Assetes Turn Over, Debt Equity Ratio dan Debt Total Assets,

penurunan nilai keempat rasio ini setelah privatisasi berpengaruh secara

signifikan.

3) Perbandingan kinerja keuangan Wijaya Karya terhadap BUMN lain pada

industri sejenis yang sudah diprivatisasi melalui IPO :

Rata-rata Return On Equity Wijaya Karya menempati posisi terendah baik

sebelum maupun setelah perseroan diprivatisasi terhadap BUMN pada

industri sejenis lainnnya. Sedangkan pada Return On Assets, Cash Ratio dan

Current Ratio setelah privatisasi, nilainya justru paling tinggi dibandingkan

Page 96: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

BUMN lainnya pada industri sejenis. Rata-rata Total Assets Turn Over

Wijaya Karya setelah privatisasi nilainya lebih rendah dibandingkan Adhi

Karya, akan tetapi lebih tinggi dibandingkan Pembangun Perumahan.

Urutan tersebut juga sama pada rata-rata Total Modal Sendiri Terhadap

Total Aset. Penurunan nilai rata-rata Debt Equity Ratio dan Debt to Total

Assets setelah privatisasi, menyebabkan Wijaya Karya memiliki nilai rata-

rata terendah dibandingkan perseroan lainnya setelah privatisasi.

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, penulis mengajukan

beberapa saran yang diharapkan dapat membantu dalam memperbaiki kinerja

perseroan dan Badan Usaha Milik Negara lainnya dikemudian hari:

1. Penulis menyarankan agar perseroan memperhatikan tingkat Return On

Equity dan Total Assets Turn Over, karena setelah privatisasi dilakuakn

kedua rasio ini menurun. Rasio ini menjadi daya tarik utama yang

ditawarkan kepada investor dan perbankan. Tingkat Return On Equity

pada perseroan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan laba setelah

pajak, sedangkan tingkat Total Assets Turn Over dapat ditingkatkan

dengan meningkatkan pejualan bersih. Artinya perusahaan harus

meningkatkan tingkat pendapatannya dan mengefisiensikan proses operasi

perseroan.

2. Untuk penelitian selanjutnya, data perusahaan pembanding pada industri

sejenis harus lebih diperbanyak. Hal tersebut agar mendapatkan

perbandingan kinerja keuangan yang lebih lengkap dan komprehensif.

Page 97: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

DAFTAR PUSTAKA

Antonia, dan Hasnawati. 2009. “Analisis Kinerja keuangan BUMN Sebelum dan

Sesudah Privatisasi Di Indonesia”. Jurnal Telaah Manajemen, Vol.4 No.2

November 2009 hal 125-140.

Asyikin, J. dan Tanu. 2008. “Analsisi Perbandingan Kinerja Keuangan Antara

Perusahaan Farmasi Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan

Farmasi Swsata yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Spread,

Vol.1 No.1 April 2011 hal 36-48. http://jurnalistiei-kayutangi.ac.id.pdf.

Diakses 6 Maret 2012

Bastian, I. 2002. Privatisasi di Indonesia Teori dan Implementasi, Jakarrta:

Salemba Empat,

Husnan, S, 2002, Manajemen Keuangan Teori Dan Praktek. Yogyakarta: Yayasan

Badan Penerbit Gajah Mada Yogyakarta.

IGCGS. 2003. Apa dan Bagaimana Privatisasi BUMN. Jakarta: penerbit IGCGS

Lestari, K. dan Lestari. 2008. ”Studi Atas Kinerja BUMN setelah Privatisasi.”

Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.12 No.2 Mei 2008 hal 263-272.

http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/12208263272.pdf. Diakses 6 Maret

2012.

Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Press.

Hanafi, M. dan Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Unit

Penerbit dan Percetakkan STIM YKPN.

Jumingan. 2008. Analisa Laporan keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Manurung, A. 2006. Cara Menilai Perusahaan. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo-Gramedia.

Munawir, S. 1995. Analisa Laporan keuangan. Yogyakarta: Penerbit Libery.

Munggaran, A.K. 2007. ”Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan BUMN

Sebelum dan Sesudah Privatisasi”. Skripsi Universitas Widyatama,

http://dspace.widyatama.ac.id/bitstream/handle/10364/517/cover.pdf?sequ

ence=6. Diakses 6 Maret 2012.

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

Pranoto, T. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Privatisasi

BUMN”. Paper presentasi FEUI Research Day. 13 Desember 2011.

Setiyowati, R. 2010. ”Analisis Perbedaan Efisiensi, Profitabilitas, Leverage dan

Likuiditas Sebelum dan Setelah Privatisasi (Studi Empiris pada BUMN

Sektor Non Infrastruktur dan Non Jasa Keuangan yang Go Public Tahun

1995-2007)”. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang,

http://eprints.undip.ac.id/22449/1/RiriSetiyowatiC2C006126.pdf Diakses 6

Maret 2012

Page 98: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Sitompul, A. 2004. Pasar Modal, Penawaran Umum dan permasalahannya.

Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Soegiharto, dkk. 2005. BUMN Indonesia, BUMN Incorporated. Jakarta: Elex

Media Komputindo.

Wardhani, S dan Fitriati. 2010. ”Analisis Komparasi Profitabilitas Sebelum dan

Sesudah Penawaran Perdana Saham”. Ilmu Administrasi dan

Organisasi.Vol.17 No.2 Mei 2010 hal 91-100.

journal.ui.ac.id/jbb/article/view/630/615.

www.wika.co.id. [10 - 17 April 2012]

http://portal.bumn.go.id. [diakses 20 April 2012]

Page 99: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

GLOSSARIUM

Aktiva :

Merupakan harta atau kekayaan yang dimiliki oleh perushaan, baik pada saat

tertentu maupun periode tertentu.

Aktiva Lancar :

Merupaan harta atau kekayaan yang segera dapat dituanikan pada saaat

dibubutuhkan dan paling lama satu tahun.

Aktiva Tetap :

Merupakan harta atau kekayaan perusahaan yang digunakan dalam jangka

waktu panjang.

Akun :

Kumpulan semua transaksi keuangan.

Akuntan :

Ahli yg pekerjaannya menyusun, membimbing, mengawasi, memperbaiki tata

buku dan administrasinya

Akuntansi :

Teori dan praktik yg berkenaan dng transaksi keuangan, termasuk tanggung

jawab, prinsip, standar, kelaziman dan semua kegiatannya

Analisis :

Penyelidikan thd suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk

mengetahui keadaan yg sebenarnya (sebab- musabab, duduk perkaranya,

dsb).

Annual Report :

Laporan tahunan keuangan perusahaan

Page 100: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Assets Turn Over :

Jumlah penjualan yang didapat tiap nilai aset dimana didapatkan dengan cara

membagi penjualan dengan nilai aset.

Badan Uaha Milik Negara (BUMN) :

Didefinisikan sebagai badan usaha yang seluruh atau sebagian besar

modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang

berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.

Bursa :

Tempat berlansungnya perdagangan surat berharga.

Devidend :

Pembagian keuntungan suatu peusahaan kepada para pemegang sahamnya.

Efisiensi :

Kemampuan perusahaan mengukur efektivitas perusahaan dalam

menggunakan aktiva yang dimilikinya.

Kas :

Uang tunai yang dimiliki erusahaan dan dapat segera digunakan.

Laba :

Keuntungan yang didapat perusahaaan.

IPO (Initial Public Offering) :

Penjualan saham suatu perusahaan kepada para investor, yang dilakukan

untuk pertama kali.

Kerjasama Operasi (KSO) :

Adalah konsep bagi hasil yang berimbang dan konsisten antara pemerintah

sebagai pemilik saham mayoritas yang meng-outsource salah satu atau

sebagian dari unit usaha yang dilakukan kepada pihak swasta.

Laporan keuangan :

Adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusaaan dengan

pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan

tersebut

Page 101: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Likuiditas :

Kemampuan perusahaan mengukur mengukur seberapa likuidnya suatu

perusahaan

Manajemen :

Proses pemakaian sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yg

telah ditentukan; penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai

sasaran.

Modal (Ekuitas) :

Merupakan hak yang dimiliki perusahaan

Neraca :

Adalah sebuah laporan keuangan yang berisikan kekayan yang dikenal

dengan asset dan hutang serta modal perusahaan

Obligasi :

Surat hutang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan yang akan

membayar kupon tertentu dan melunasi pokok hutang tersebut pada saat jatuh

tempo

Pemerintah :

Sistem menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial,

ekonomi, dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya.

Piutang :

Meupakan tagihan perusahaan kepada pihak lainnya yang memiliki jangka

waktu tidak lebih dari satu tahun.

Portfolio :

Sekumpulan surat berharga dari beberapa jenis.

Privatisasi :

Penjualan saham persero, baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak

lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar

manfaat bagi negara dan masyarakat, serta memperluas kepemilikan saham

oleh masyarakat.

Pofitabilitas :

Kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.

Page 102: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Prospektus :

Dokumen penawaran, yang berisikan seluruh aspek penting yang harus

diketahui oleh calon pemodal

Rasio :

Angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya

dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan

tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana

Saham Biasa (common stock) :

Bukti kepemilikan dalam suatu perusahaan , dimana pemilik saham biasa

memiliki hak untuk menerima dividend

Strategic Sales :

adalah metode penjualan unit usaha langsung kepada investor strategis, tidak

melalui lantai bursa

Solvabilitas :

Mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan hutang

.

Page 103: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

LAMPIRAN

Page 104: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Lampran 1. Ikhtisar Laporan Keuangan Sebelum Privatisasi

Uraian

Dalam Juta Rupiah, kecuali data saham

2003 2004 2005 2006

LAPORAN POSISI KEUANGAN

KONSOLIDASIAN

Aset Lancar 1,005,090 1,616,988 1,700,320 2,272,818

Aktiva Tidak Lancar 3,848 5,219 154,249 88,403

Investasi pada

Perusahaan

Asosiasi

2,023 2,023 2,023 1,708

Aktiva Tetap 128,828 189,450 213,729 230,153

Aktiva Lain-lain 103,089 149,148 27,610 63,999

Jumlah Aktiva 1,343,738 1,956,828 2,097,931 2,655,143

Kewajiban Lancar 798,541 1,166,320 1,331,080 1,820,445

Kewajiban Tidak

Lancar

302,192 456,098 387,140 377,434

Total Kewajiban 1,100,733 1,622,418 1,718,220 2,197,879

Hak Kepemilikan

Minoritas dalam Anak

Perusahaan

3,024 42,063 50,328 55,005

Modal Sendiri 209,911 292,347 329,383 457,263

Jumlah Kewajiban dan

Modal

1,343,738 1,956,828 2,097,931 2,655,143

Modal Kerja Bersih 307,409 444,668 369,240 452,373

Investasi 21,483 40,863 39,286 39,286

LAPORAN LABA RUGI

Penjualan Bersih 1,857,783 2,476,226 2,601,509 3,049,427

Harga Pokok Penjualan (1,715,076) (2,286,056) (2,396,359) (2,803,582)

Laba Kotor Sebelum

Bagian Laba

Kerjasama Operasi

(KSO)

142,707 190,170 205,150 245,845

Bagian Laba KSO 0 30,201 29,344 (7,606)

Laba Kotor Setelah

Bagian Laba

KSO

142,707 220,371 234,494 238,240

Biaya Usaha (73,051) (88,617) (99,305) (114,475)

Laba Usaha 53,050 131,754 135,189 123,765

Beban Bunga (31,706) (53,006) (58,407) (53,376)

Pendapatan/Beban

lain-lain

17,969 16,897 19,180 64,827

Laba Sebelum Pajak 55,919 95,646 95,962 135,215

Page 105: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

lanjutan lampiran 1.

Pajak Penghasilan Final 0 0 0 0

Pajak Penghasilan

Terhutang

(8,640) (16,111) (18,145) (29,722)

Pajak Tangguhan (5,898) 0 475 0

Laba Bersih Sebelum

Hak Minoritas Anak

Perusahaan

41,381 79,535 78,293 105,494

Hak Minoritas Pada

Perusahaan

Anak

(643) (7,811) (9,910) (11,596)

Laba Bersih 40,738 71,724 68,382 93,897

Laba Bersih Per

Saham

0.586 1.032 0.984 1.351

Page 106: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Lampran 2. Ikhtisar Laporan Keuangan Sesudah Privatisasi

Uraian

Dalam Juta Rupiah, kecuali data saham

2007 2008 2009 2010 2011

LAPORAN POSISI KEUANGAN

KONSOLIDASIAN

Aset Lancar 3.687.320 5.229.930 4.962.530 4.954.287 5.838.852

Investasi pada

Entitas Asosiasi

1.708 19.709 121.509 147.800 152.036

Aset Tetap 245.501 335.878 332.207 405.546 753.148

Aset Tidak Lancar

Lainnya

198.535 185.907 284.367 778.671 1.578.943

Total Aset 4.133.064 5.771.424 5.700.61

4

6.286.30

5

8.322.980

Liabilitas Jangka

Pendek

2.231.957 3.620.587 3.435.525 3.642.027 5.127.209

Liabilitas Jangka

Panjang

544.947 683.440 629.374 727.510 976.395

Total Liabilitas 2.776.904 4.304.026 4.064.89

9

4.369.53

7

6.103.604

Kepentingan Non

Pengendali

64.947 82.756 102.774 115.144 147.815

Ekuitas 1.291.212 1.384.641 1.532.94

1

1.801.62

4

2.071.561

Jumlah Liabilitas

dan Ekuitas

4.133.064 5.771.424 5.700.614 6,286.305 8,322.980

Modal Kerja Bersih 1.455.363 1.609.344 1.527.00

5

1.312.26

0

711.643

Investasi 42.308 127.975 45.024 622.085 848.353

LAPORAN LABA RUGI

KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN

Penjualan Bersih 4.284.58

1

6.559.077 6.590.85

7

6.022.92

1

7.741.827

Beban Pokok

Penjualan

(3.925.624) (6.113.047) (5.967.732) (5.390.011) (6.978.414)

Laba Kotor 358.957 446.031 623.125 632.910 763.413

Laba (Rugi) Proyek

KSO

17.349 (3.099) 22.608 40.158 101.522

Beban Usaha 135.694) (155.001) (160.782) (195.457) (211.194)

Laba Usaha 240.612 287.930 484.951 477.611 653.741

Beban Bunga (51.044) (44.024) (51.764) (9.611) (15.696)

Pendapatan (Beban)

lain-lain

(1.620) 12.509 (85.078) 5.326 (8.438)

Page 107: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

lanjutan lampiran 2.

Laba Sebelum Pajak

Penghasilan

187.948 256.415 348.109 473.326 629.607

Pajak Kini

- Pajak Tidak Final (40.352) (72.727) (37.459) (38.757) (62.938)

- Pajak Final 0 0 (123.866) (132.425) (186.631)

- Pajak Tangguhan (3.973) (9.035) 19.740 9.097 10.908

Laba Bersih 143.623 174.654 206.524 311.241 390.946

Pendapatan

Komprehensif

Lainnya

0 0 0 0 10.881

Laba Komprehensif 143.623 174.654 206.524 311.241 401.828

Laba yang dapat

diatribusikan ke

Kepentingan Non

Pengendali

(14.484) (18.619) (17.302) (26.319) (36.447)

Laba yang dapat

diatribusikan ke

Pemilik Entitas

Induk

129.139 156.035 189.222 284.922 354.499

Laba Bersih Per

Saham Dasar

(Rupiah)

45,09 26,75 33,37 50,15 60,59

Page 108: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Lampran 3. Perhitungan Uji Normalitas Kolmogoro-Smirnov Test

Menggunakan SPSS 15

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

NERACA/BALANCE SHEET 2004 (*) 20

N

Normal Parameters(a,b)

Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig.

(2-tailed)

Mean Std.

Deviation Absolut

e Positive Negati

ve Mean

Std. Deviat

ion Absol

ute

ROE 8 17.7663 4.81537 .179 .179 -.126 .507 .959

ROA 8 3.5387 .61037 .165 .165 -.131 .466 .982

Cash_RATIO

8 22.2650 9.78391 .161 .161 -.131 .457 .985

Current_Ratio

8 133.0713 11.0579

4 .230 .152 -.230 .652 .789

TATO 8 115.2163

15.15618

.209 .150 -.209 .591 .876

TMSTA 8 21.0150 5.69373 .211 .211 -.199 .598 .867

DER 8 399.3563

134.00766

.246 .246 -.194 .695 .720

DTA 8 77.2700 5.64593 .291 .184 -.291 .824 .505

Page 109: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN YANG MELAKUKAN … · analisis kinerja keuangan bumn yang melakukan privatisasi melalui ipo (studi kasus: pt. wijaya karya) oleh: mihror dendi prastyo

Lampran 4. Perhitungan Statistik Deskriptif Sebelum dan Sesudah

Privatisasi

Sebelum Privatisasi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROE 4 16.97 24.53 21.4000 3.34639

ROA 4 3.03 3.67 3.3750 .28665

Cash_RATIO 4 8.20 18.19 14.0625 4.20723

Current_Ratio 4 121.38 138.50 131.4375 8.35650

TATO 4 114.84 138.25 125.9075 9.64133

TMSTA 4 14.94 17.84 15.9075 1.32759

DER 4 458.67 554.96 520.4175 43.52022

DTA 4 81.85 82.91 82.3600 .56291

Valid N (listwise) 4

Sesudah Privatisasi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROE 4 11.27 17.11 14.1325 2.77407

ROA 4 2.70 4.53 3.7025 .84595

Cash_RATIO 4 23.88 35.24 30.4675 5.12261

Current_Ratio 4 113.88 144.45 134.7025 14.43799

TATO 4 93.02 115.62 104.5250 11.75700

TMSTA 4 23.99 28.66 26.1225 2.07768

DER 4 242.53 310.84 278.2950 30.42881

DTA 4 69.51 74.57 72.1800 2.23013

Valid N (listwise) 4