ANALISIS KINERJA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK...

15
ANALISIS KINERJA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN PRESPEKTIF BALANCED SCORECARD (STUDI PADA BANK MANDIRI DAN BANK SYARIAH MANDIRI) NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh: ANNISA STELLATA A.W. B 200 090 027 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Transcript of ANALISIS KINERJA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK...

ANALISIS KINERJA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK

KONVENSIONAL DENGAN PRESPEKTIF BALANCED SCORECARD

(STUDI PADA BANK MANDIRI DAN BANK SYARIAH MANDIRI)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh:

ANNISA STELLATA A.W.

B 200 090 027

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

1

ANALISIS KINERJA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL

DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD

(Studi pada Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri)

Annisa Stellata A.W.

B 200 090 027

ABSTRAK

Pembangunan ekonomi di Indonesia diwujudkan dengan adanya badan usaha,

lembaga keuangan, dan perbankan. Persaingan antar lembaga keuangan semakin kompetitif

dalam perkembangan ekonomi global. Kebijakan perbankan di Indonesia untuk

mengembangkan layanan syariah mulai berkembang, Unit Usaha Syariah (UUS) melakukan

pemisahan (spin off) dari bank umum menjadi Bank Umum Syariah (BUS). Dalam

menyikapi persaingan ini perlu diupayakan peningkatan kinerja organisasi, keselarasan tujuan

organisasi dan tujuan tiap individu dalam organisasi. Diperlukan sistem penilaian kinerja

dengan hasil data yang akurat agar lebih tepat dalam penyusunan strategi organisasi.

Balanced Scorecard adalah salah satu alat pengukur kinerja yang menggunakan aspek

finansial dan non-finansial. Pengukuran tersebut diukur dari empat perspektif yaitu:

perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, perspektif pertumbuhan

dan pembelajaran.

Data primer dan data sekunder digunakan dalam metode penelitian ini. Data primer

diperoleh dari kuesioner teknik convinience sampling dengan responden nasabah dan

karyawan Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri. Data sekunder diperoleh dari annual

report Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri periode 2010 s.d. 2011. Hasil kuesioner

diukur menggunakan formula dan tidak menggunakan pengolahan data statistik. Dalam

menentukan skor tingkat kepuasan nasabah dan karyawan digunakan ukuran skala likert.

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perbandingan kinerja Bank Konvensional dan

Bank Umum Syariah.

Hasil penelitian ini diperoleh dari masing-masing perspektif adalah perspektif

keuangan dengan ukuran rasio CAR, NPL/NPF, ROA, ROE, BOPO, LDR/FDR.

Menunjukkan bahwa kinerja kedua bank baik dilihat dari peningkatan profitabilitas dari

tahun sebelumnya. Perspektif pelanggan menunjukkan peningkatan marketshare dan

profitabilitas konsumen yang mempengaruhi kepuasan nasabah dengan hasil yang baik/puas.

Perspektif bisnis internal digunakan rasio NGR dan AETR yang menunjukkan peningkatan

jaringan kantor dan tingkat efisiensi biaya yang baik. Pada perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran menunjukkan peningkatan produktifitas karyawan dan presentase pelatihan

karyawan pada tahun berikutnya. Hal ini mempengaruhi tingkat kepuasan karyawan yang

menghasilkan ketegori cukup baik/puas.

Kata kunci: Kinerja, Balanced Scorecard, Bank Umum Syariah, Bank Konfensional, Spin off.

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan pusat dari seluruh pembangunan

pemerintah. Secara umum pembangunan bertujuan untuk peningkatkan kesejahteraan rakyat.

Pihak swasta lebih berperan dalam melaksanakan pembangunan ekonomi dalam

pembangunan pemerintah. Sehingga adanya badan usaha, lembaga keuangan dan perbankan

menjadi sangat penting dalam mewujudkan cita-cita pembangunan tersebut.

2

Peranan bank dalam perekonomian suatu negara bersifat strategis. Berperan menjadi

lembaga intermediasi, bank sebagai alat memobilisasi dana masyarakat digunakan sebagai

biaya kegiatan investasi dan memberikan fasilitas pelayanan dalam lalu lintas pembayaran

bagi nasabahnya. Dalam perkembangan perbankan di Indonesia, pemerintah memberikan

kebijakan untuk perkembangan bank syariah dalam meningkatkan restrukturisasi perbankan

nasional dalam Undang-Undang No.10 Tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang

No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Undang-undang ini memungkinkan bank beroperasi

sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah (Sharing Edisi 34,

2009). Lahirnya undang-undang ini merupakan kebijakan perbankan di Indonesia sebagai

program restrukturisasi perbankan untuk melanjutkan pemulihan fungsi perbankan sebagai

intermediasi dan pemantapan kepatuhan kesehatan perbankan yang merupakan bagian dari

kinerja perbankan di Indonesia.

Kebijakan perbankan syariah yang digunakan di Indonesia sesuai dalam Peraturan

Bank Indonesia menjadi dua macam bentuk yaitu dengan office channeling dan spin off. Office

channeling diijinkan regulator melalui PBI No. 8/3/PBI/2006 yang berisi tentang perubahan

kegiatan usaha bank umum konvensional menjadi bank umum yang melaksanakan kegiatan

usaha berdasarkan prinsip syariah oleh bank umum konvensional. Spin off merupakan

kebijakan pemisahan Unit Usaha Syariah dengan Bank Umum yang diintrodusir dalam PBI

Nomor 11/10/2009.

Dengan kemajuan teknologi dan informasi dalam sistem pengendalian manajemen

untuk mengukur suatu kinerja perusahaan yang efektif yang bertujuan untuk menunjang

proses manajemen yang lebih baik maka digunakan alat analisis yang disebut dengan

Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Norton dan Kaplan pada tahun 1990.

Balanced scorecard merupakan alat ukur kinerja perusahaan yang komprehensif dengan

mengukur kinerja keuangan dan nonkeuangan untuk mencapai tujuan perusahaan yang

bersifat jangka panjang, sehingga perusahaan dapat menjalankan bisnis dengan lebih baik

dan terstruktur. Kerangka Balanced scorecard memasukkan strategi, target, dan inisiatif

yang diperlukan. Pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada umumnya diukur

dengan melihat dalam empat perspektif: keuangan, konsumen, proses bisnis internal,

pembelajaran dan pertumbuhan.

Sejalan dengan kemajuan perbankan saat ini memaksa Bank Umum Syariah harus

mampu bersaing dengan bank konvensional yang lebih dulu berkembang di Indonesia.

Persaingan ini mengharuskan inovasi manajemen yang baik untuk bertahan dalam industri

perbankan. Salah satu faktor yang terpenting adalah kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian

di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Bank

Umum Syariah dan Bank Konvensional dengan Perspektif Balanced Scorecard (Studi pada

Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri)”.

1.2.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mencari bukti empiris penilaian kinerja bank konvensional

dengan bank syariah dengan konsep balanced scorecard bahwa:

1. Terdapat perbedaan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah dan Bank

Konvensional.

2. Terdapat perbedaan antara kinerja Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional dilihat

dari aspek pelanggan.

3. Terdapat perbedaan antara kinerja Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional dilihat

dari aspek bisnis internal.

4. Terdapat perbedaan antara kinerja Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional dilihat

dari aspek pertumbuhan dan pembelajaran.

II. LANDASAN TEORI

3

2.1. Teori Bank

Di dalam UU Perbankan No.10 Tahun 1998 tentang perubahan atas UU No.7 Tahun

1992 tentang perbankan, mendefinisikan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana

dari masyarakat berbentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Di Indonesia struktur perbankan

berdasarkan kegiatan usahanya terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

2.2. Tujuan Bank

1. Jangka Pendek (Tactical Planning).

Bank bertujuan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas wajib minimum bank (reserve

requirement) yang harus dilaporkan secara mingguan kepada Bank Indonesia.

2. Jangka Panjang (Strategic Planning).

Dalam jangka panjang bank bertujuan memperoleh laba maksimum dan memaksimalkan

nilai perusahaan.

2.3. Kegiatan Bank

1. Menghimpun dana dari masyarakat (funding).

2. Menyalurkan dana kepada masyarakat (lending).

3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services).

2.4.Teori Bank Konvensional

Bank konvensional adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana

maupun dalam rangka penyaluran dananya, memberikan dan mengenakan imbalan berupa

bunga atau sejumlah imbalan dalam presentase tertentu dari dana untuk sesuatu periode

tertentu. Presentase tertentu ini biasanya ditetapkan per tahun (Budisantoso dan Triandaru,

2006).

2.5.Teori Bank Syariah

Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan sistem bunga,

sehingga bank syariah juga sering disebut dengan interest free bank atau bank tanpa bunga.

Bank syariah merupakan lembaga keuangan atau perbankan yang beroperasi dengan sistem

operasional dan produk dikembangkan berdasarkan pada Al Qur’an dan hadist Nabi

Muhammad SAW (Muhammad, 2005).

2.6. Kebijakan Perbankan Syariah

1.Kebijakan Office Channeling Office channeling adalah istilah yang digunakan BI untuk menggambarkan

penggunaan kantor bank umum (konvensional) dalam melayani transaksi-transaksi dengan

skim syariah dengan syarat bank bersangkutan telah memiliki UUS (Rohaya, 2008). Dalam

Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 8/3/PBI/2006 yang mengatur mengenai pembukaan

layanan syariah di kantor bank konvensional (office channeling).

2. Kebijakan Spin Off

Spin off merupakan kebijakan pemisahan bank syariah dari perbankan konvensional

menjadi bank yang berdiri sendiri. Bank-bank yang selama ini memiliki Unit Usaha Syariah

(UUS) harus mengubahnya menjadi anak perusahaan dengan badan hukum sendiri. Penerapan

spin off bagi UUS akan mendorong perkembangan industri perbankan syariah karena sejumlah

alasan salah satunya adalah dengan menggunakan kebijakan spin off, bank syariah baru

tersebut lebih leluasa mengembangkan bisnis syariahnya dibandingkan saat masih berupa

UUS (Rohaya, 2008). Terdapat tiga pendekatan dalam pendirian perbankan dengan

menggunakan kebijakan spin off antara lain:

a) Bank konvensional yang telah memiliki UUS, mengakuisisi bank yang relatif kecil,

mengkonversinya menjadi syariah, dan melepaskan serta menggabungkan UUS-nya

dengan bank yang baru dikonversi tersebut.

b) Bank umum konvensional yang belum memiliki UUS, mengakuisisi bank yang relatif

kecil, mengkonversinya menjadi syariah.

4

c) Unit Usaha Syariah melakukan spin off (pelepasan) untuk menjadi Bank Umum Syariah.

2.7. Penilaian Kinerja

Kinerja (performance) dalam kamus istilah akuntansi adalah kuantifikasi dari

keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode tertentu (Kusumo, 2008). Kinerja

bank secara umum merupakan gambaran hasil prestasi yang dicapai oleh bank dalam

kegiatan operasionalnya. Kinerja menunjukkan sesuatu yang berhubungan dengan kekuatan

serta kelemahan suatu perusahaan. Kekuatan tersebut dipahami agar dapat dimanfaatkan dan

kelemahan juga harus diketahui agar dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan (Lestari dan

Sugiharto, 2007 dalam Kusumo, 2008).

2.8. Teori Balanced Scorecard

Balanced scorecard terdiri dari dua suku kata yaitu scorecard (kartu nilai) dan

balanced (berimbang). Yang dimaksud scorecard adalah kartu nilai untuk mengukur kinerja

personil yang dibandingkan dengan kinerja yang direncanakan, serta dapat digunakan sebagai

evaluasi. Serta balanced (berimbang) artinya kinerja personil diukur secara berimbang dari

dua aspek: keuangan dan nonkeuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan

ekstern. Karena itu jika kartu skor personil digunakan untuk merencanakan skor yang hendak

diwujudkan di masa depan, personil tersebut harus memperhitungkan keseimbangan antara

pencapaian kinerja keuangan dan nonkeuangan, kinerja jangka pendek dan jangka panjang,

serta antara kinerja bersifat internal dan kinerja yang bersifat ekstern (Mulyadi, 2001).

1. Manfaat Balanced Scorecard

Kaplan dan Norton (2000) mengemukakan beberapa manfaat dari konsep

pengukuran kinerja balance scorecard, yaitu:

a. Mengklarifikasi dan mengahasilkan konsensus mengenai strategi.

b. Mengkomunikasikan strategi ke seluruh perusahaan.

c. Menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi dengan strategi perusahaan.

d. Mengkaitkan berbagai tujuan strategis dengan sasaran jangka panjang dan anggaran

tahunan.

e. Mengidentifikasikan dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis.

f. Melaksanakan peninjauan ulang strategis secara periodik dan sistematis.

g. Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajari dan memperbaiki strategi.

2. Empat Prespektif dalam Balanced Scorecard

a. Perspektif Keuangan

Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif lainnya. Setiap

ukuran terpilih harus merupakan hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat

meningkatkan kinerja keuangan. Tujuan dan ukuran finansial harus memainkan peran ganda,

yakni: menentukan kinerja finansial yang diharapkan dari strategi dan menjadi sasaran akhir

tujuan dan ukuran perspektif balanced scorecard lainnya.

b. Perspektif Pelanggan

Dalam perspektif pelanggan, para manajer mengidentifikasi pelanggan dan segmen

pasar dimana unit bisnis tersebut bersaing. Perspektif pelanggan memfokuskan pada

bagaimana organisasi memperhatikan pelanggannya agar berhasil. Menurut Kaplan dan

Norton (2000), kelompok pengukuran pada perspektif pelanggan pada umumnya sama untuk

semua jenis perusahaan, yaitu: pangsa pasar, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan,

kepuasan dan profitabilitas pelanggan.

c. Prespektif Proses Bisnis Internal

Proses bisnis internal adalah serangkaian aktivitas yang ada dalam bisnis kita secara

internal yang kerap disebut dengan rantai nilai (value chain). Pada umumnya rantai nilai

terdiri dari pengembangan produk baru, produksi, penjualan dan marketing, distribusi

(product delivery), layanan purna jual (after sales service) serta keamanan dan kesehatan

lingkungan (enviroment safety and health) (Luis, 2009 dalam Zudia, 2010).

5

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memfokuskan ketrampilan sumberdaya

manusia. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dilakukan untuk mendukung tiga aspek

lain. Balanced scorecard menekankan upaya investasi untuk kepentingan masa mendatang,

meliputi investasi pada manusia, sistem, dan prosedur.

3. Keunggulan Balanced Scorecard

Menurut Moeheriono (2009) dalam Ikhwan (2011), Penggunaan sistem pengukuran

kinerja pada balanced scorecard yang dipakai banyak perusahaan dapat memberikan

beberapa keuntungan, yaitu:

a. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi organisasi.

b. Mengkomunikasikan dan menghubungkan sasaran strategik dengan indikator.

c. Merencanakan, menyiapkan target dan menyesuaikan inisiatif strategik.

d. Meningkatkan umpan balik untuk pengambilan keputusan strategik.

III. METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang menggambarkan keadaan

sebenarnya dari obyek penelitian. Studi ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data

perusahaan khususnya hal-hal yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dengan konsep

Balanced Scorecard.

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 115). Populasi dalam penelitian ini

adalah nasabah dan karyawan Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri yang berada di

wilayah Surakarta.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 2009: 116). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan metode convenience sampling, yang bersifat tidak terbatas pada setiap elemen

populasi yang secara kebetulan untuk dipilih sebagai sampel. Menurut Sugiyono (2009)

convenience sampling adalah mengambil responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan,

yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel

bila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data dengan kriteria utamanya

adalah orang tersebut merupakan nasabah dan karyawan Bank Mandiri dan Bank Syariah

Mandiri.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer.

Data primer secara khusus dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner untuk

mengukur tingkat kepuasan nasabah serta tingkat kepuasan karyawan. Data diperoleh

dari nasabah dan karyawan Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri.

b. Data sekunder.

Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah laporan tahunan Bank

Mandiri dan Bank Syariah Mandiri tahun 2010 dan 2011 yang dipublikasikan dalam

website Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri. Dari laporan keuangan diperoleh

informasi rasio-rasio keuangan utama yang digunakan untuk membandingkan antara

kedua bank. Rasio keuangan yang digunakan pada perspektif keuangan antara lain:

CAR, NPL/NPF, ROA, ROE, BOPO, dan LDR/FDR. Selain itu digunakan literatur,

majalah, dan dokumen yang berkaitan dengan kinerja balanced scorecard.

3.3 Metode Pengumpulan Data

6

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Metode pengumpulan data primer menggunakan data kuesioner yang dibagikan kepada

karyawan dan nasabah Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri. Sedangkan

perhitungan bobot penilaian kuesioner karyawan dan nasabah menggunakan skala likert

yang menyatakan hubungan dengan pernyataan tentang sikap, persepsi, dan pendapat

seseorang terhadap sesuatu.

b. Pengumpulan data sekunder dengan menggunakan laporan ataupun data yang sudah

tersedia/ tersaji, dan mempelajari beberapa literatur yang relevan untuk memperoleh

gambaran teoritis tentang konsep penilaian kinerja balanced scorecard. Data dalam

penelitian ini dapat berupa informasi terkait dari internet, majalah, dokumen tambahan

dari modul tentang Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri, untuk dapat mengetahui

profil perusahaan, gambaran umum perusahaan dan mendapatkan laporan keuangan

dari Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri tahun 2010 dan 2011 yang dapat di

download dari website www.bankmadiri.co.id dan www.syariahmandiri.co.id.

3.4 Metode Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dan

kualitatif. Dengan teknik analisis kuantitatif akan dianalisis terlebih dahulu kinerja bank

syariah dan bank konvensional dengan pengukuran menggunakan empat perspektif balanced

scorecard (finansial, konsumen, internal bisnis, pertumbuhan dan pembelajaran). Untuk

menentukan skor tingkat kepuasan nasabah dan karyawan menggunakan analisis faktor dari

hasil data penyebaran kuesioner dengan nilai rata-rata diberikan skor menggunakan acuan

skala likert. Dalam pengujian data tidak digunakan pengolahan data statistik sehingga hasil

pengolahan data bersifat diskriptif.Selanjutnya teknik analisis kualitatif menggunakan data

laporan manajemen kedua bank dari data sekunder. Menggunakan metode deskriptif yang

bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematik, faktual dan akurat.

3.5 Alat Analisis

3.5.1 Kinerja Perspektif Keuangan

1. Permodalan

𝐶𝐴𝑅 =𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐵𝑎𝑛𝑘

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜× 100%

Rasio ini mencakup mengenai permodalan bank. Perhitungan rasio CAR (Capital

Adequancy Ratio)sesuai dengan ketentuan PBI No. 10/15/PBI/2008 tentang kewajiban

penyediaan modal minimum bank umum. CAR ideal adalah 10% namun Bank

Indonesia (2011) menentukan CAR minimum yang harus dicapai yaitu 8%. CAR yang

kecil akan meningkatkan risiko kegagalan bank tersebut dan sebaliknya. Semakin tinggi

rasio CAR, semakin kecil risiko bank tersebut.

2. Aktiva Produktif

𝑁𝑃𝐿 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑁𝑃𝐹 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎𝑕

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100%

Rasio Non Performing Loan/ Non Performing Financning (NPL/NPF) digunakan untuk

menganalisis kredit bermasalah terhadap total kredit. Kredit yang akan macet dibuatkan

cadangan kredit macet. Jika nilai rasio ini meningkat, maka analisis harus semakin

waspada karena bank tersebut bisa mengalami kesulitan. Standar terbaik NPL/ NPF

menurut Bank Indonesia (2011) adalah bila NPL/ NPF berada dibawah 5%.

3. Rentabilitas Ekonomi

𝑅𝑂𝐴 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡× 100%

Rasio ini mengukur kemampuan bank menghasilkan keuntungan. Standar Return On

Asset (ROA) terbaik menurut Bank Indonesia (2011) untuk perbankan adalah 1,5%.

7

Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai

bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam segi penggunaan aset.

4. Rentabilitas Modal Saham

𝑅𝑂𝐸 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖𝑕 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦× 100%

ROE (Return on Equity) adalah perbandingan laba bersih bank dengan modal sendiri.

Rasio ini merupakan indikator untuk para pemegang saham dan calon investor untuk

mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba yang dikaitkan dengan pembayaran

deviden. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (2011), standar minimum ROE adalah

12%.

5. Efisiensi

𝐵𝑂 𝑃𝑂 =𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 × 100%

Rasio BOPO merupakan perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan

operasional. Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan

bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Standar terbaik BOPO menurut Bank

Indonesia (2011) adalah 92%.

6. Likuiditas

𝐿𝐷𝑅 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐹𝐷𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑛𝑎 𝑝𝑖𝑕𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 × 100%

Loan to Deposit Ratio/ Financing Deposit Ratio adalah rasio antara seluruh jumlah

kredit yang diberikan kepada pihak ketiga oleh bank dengan dana yang diterima bank.

LDR/FDR menggambarkan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali

penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan

sebagai sumber likuiditasnya. Standar terbaik LDR/FDR menurut Bank Indonesia (2011)

adalah 85%-110%.

3.5.2 Kinerja Perspektif Konsumen

1. Pangsa Pasar (Market Share)

Pangsa pasar untuk menganalisis seberapa besar penguasaan segmen pasar antara Bank

Umum Syariah dan Bank Konvensional. Semakin tinggi nilai market share, berarti

semakin baik penguasaan segmen pasarnya. Rumus market share dari Bank Indonesia

(2011) yang dikutip dari www.infobank.co.id :

𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑆𝑕𝑎𝑟𝑒 =𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐵𝑎𝑛𝑘

𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢𝑕 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐵𝑎𝑛𝑘 𝑠𝑒𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑁𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙× 100%

2. Profitabilitas konsumen

Profitabilitas konsumen digunakan untuk mengukur seberapa besar keuntungan yang

berhasil dicapai dari pendapatan jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Profitabilitas

konsumen diukur dengan menggunakan rumus (Zudia, 2010):

𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑒𝑛 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑒𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑈𝑠𝑎𝑕𝑎× 100%

3. Tingkat kepuasan nasabah (Customer Satisfaction)

Kepuasan nasabah merupakan faktor utama penggerak roda perusahaan. Untuk

mengetahui tingkat kepuasan nasabah dilakukan survei dengan menggunakan kuesioner.

Hasil survei kemudian dihitung dengan menggunakan rumum. Rumus untuk menghitung

kepuasan nasabah dengan pengukuran skala likert adalah sebagai berikut (Zudia, 2010):

𝐾𝑒𝑝𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑁𝑎𝑠𝑎𝑏𝑎𝑕 = Σ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 × 100%

3.5.3 Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal

1. NGR (Network Growth Ratio)

8

Rasio ini mengukur peningkatan jaringan unit kerja dengan cara membandingkan

peningkatan jaringan unit kerja terhadap total unit kerja pada periode tertentu (Henry,

2004 dalam Zudia, 2010). NGR bertujuan untuk mengetahui tingkat inovasi produk dan

jasa yang ditawarkan perusahaan guna memenuhi kebutuhan masyarakat kususnya

kepada nasabah bank. NGR dihitung dengan rumus:

𝑁𝐺𝑅 =𝛿 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎× 100%

2. AETR (Administrative Expense to Total Revenue)

Rasio AETR yaitu rasio untuk mengukur biaya administrasi yang dikeluarkan suatu bank

yang diukur dengan membandingkan dengan total pendapatan yang diterima dalam suatu

periode (Kemalasari,2010). Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan

mengendalikan biaya administrasinya terhadap pendapatan yang diperoleh. Perhitungan

AETR sebagai berikut:

𝐴𝐸𝑇𝑅 =𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐴𝑑𝑚𝑖𝑛𝑖𝑠𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 × 100%

3.5.4 Kinerja Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

1. Tingkat Produktifitas Karyawan

Tingkat produktifitas karyawan berpengaruh dalam pengukuran perspektif pertumbuhan

dan pembelajaran untuk mengetahui seberapa besar kemampuan karyawan untuk

berproduktif dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Produktifitas karyawan

diukur dalam periode tertentu pada Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional,

menggunakan rumus (Henry, 2004 dalam Zudia, 2010):

𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛 = 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖𝑕 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝐾𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖𝑕× 100%

2. Tingkat Presentase Pelatihan Karyawan

Rasio ini digunakan mengukur seberapa besar presentase karyawan yang terampil untuk

menambah tingkat pertumbuhan dan pembelajaran perusahaan. Semakin banyak jumlah

karyawan yang ditraining akan meningkatkan pertumbuhan dan pembelajaran bagi

perusahaan. Tingkat presentase pelatihan karyawan dihitung dengan menggunakan

rumus (Henry, 2004 dalam Zudia, 2010):

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐾𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑎𝑚𝑝𝑖𝑙 =𝐾𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝐾𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛× 100%

3. Tingkat Kepuasan Karyawan

Kepuasan karyawan dalam bekerja sangat mempengaruhi bagaimana pertumbuhan

perusahaan. Kepuasan karyawan mencakup kenyamanan dalam bekerja yang baik

menghasilkan kinerja yang baik pula. Untuk mengukur seberapa jauh karyawan merasa

puas terhadap perusahaan adalah dengan menggunakan survei kepuasan karyawan

dengan ukuran skala likert, kemudian hasil survei dihitung dengan menggunakan rumus

(Zudia, 2010):

𝐾𝑒𝑝𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 𝐾𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛 =Σ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 × 100%

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Ratio Balanced Scorecard dan Pembahasan Hasil Penelitian

1. Perspektif Keuangan

Tabel 4.1. Perbandingan Rasio Keuangan Bank Mandiri dan Bank Syariah

Mandiri

RASIO KEUANGAN

Bank Mandiri Bank Syariah Mandiri

9

2010 2011 2010 2011

CAR 14,7% 17,2% 6,9% 8,8%

NPL / NPF 2,4% 2,2% 0,74% 0,70%

ROA 3,1% 3,0% 1,8% 1,5%

ROE 22,3% 20,3% 20,7% 17,9%

BOPO 70,6% 71,9% 45,6% 44,7%

LDR / FDR 153,1% 167,7% 111,2% 71,2%

Sumber: Laporan Keuangan Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri tahun 2010 dan

2011

Dalam perspektif keuangan, beberapa rasio keuangan yang digunakan dalam

mengukur kinerja keuangan Bank Mandiri lebih baik dibandingkan rasio keuangan Bank

Syariah Mandiri. Dilihat dari kecukupan modal, rentabilitas ekonomi dan modal saham.

Namun pada rasio aktiva produktif, efisiensi operasional dan tingkat likuiditas Bank

Syariah Mandiri lebih baik dibandingkan Bank Mandiri. Hal ini dikarenakan Bank Syariah

Mandiri menggunakan metode pelaksanaan kegiatan perbankan antara pihak bank kepada

pihak lain dengan prinsip hukum Islam, didasarkan pada prinsip bagi hasil, jual beli, atau

sewa. Penentuan harga dan pelaksanaan kegiatan bank dengan sistem syariah bersumber

pada Al Qur’an dan Al-Hadits. Sedangkan Bank Mandiri lebih fokus pada profit oriented

dengan sistem bunga dalam kegiatannya.

2. Perspektif Nasabah

Tabel 4.2. Perbandingan Market Share dan Profitabilitas Konsumen Bank Mandiri

dan Bank Syariah Mandiri

PERSPEKTIF KONSUMEN

Bank Mandiri Bank Syariah Mandiri

2010 2011 2010 2011

Market Share 14,95% 15,11% 1,08% 1,33%

Profitabilitas Konsumen 15,82% 19,87% 1448,2% 1275,3%

Sumber: Laporan Keuangan Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri tahun 2010-

2011.

Tabel 4.3. Perbandingan Tingkat Kepuasan Nasabah Bank Mandiri dan Bank

Syariah Mandiri

PERSPEKTIF KONSUMEN

Tingkat Kepuasan

Nasabah Bank Mandiri Bank Syariah Mandiri

81,6% 80,5%

Sumber: Data primer yang diolah

Dalam perspektif pelanggan, menunjukkan bahwa Bank Mandiri lebih unggul pada

market share terhadap pertumbuhan aset perbankan nasional dan kepuasan nasabah. Tetapi

profitabilitas Bank Syariah Mandiri lebih unggul karena jumlah pelayanan syariah yang

beragam dan jumlah pembiayaan konsumen yang besar dengan konsep Bank Syariah

Mandiri bagi hasil, sehingga pendapatan yang diperoleh sedikit dibandingkan Bank Mandiri

yang menggunakan sistem bunga yang lebih profit pada perusahaan dengan pembatasan

biaya konsumen.

3. Perspektif Bisnis Internal

Tabel 4.4. Perbandingan Rasio Bisnis Internal Bank Mandiri dan Bank Syariah

Mandiri

RASIO BISNIS INTERNAL

Bank Mandiri Bank Syariah Mandiri

2010 2011 2010 2011

10

NGR 62,22% 37,78% 47,06% 52,94%

AETR 12,55% 12,06% 15,06% 15,80%

Sumber : Laporan Keuangan Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri tahun 2010 dan

2011 yang diolah.

Perspektif proses bisnis internal dalam pengukuran kinerja menunjukkan pada

perkembangan perluasan jaringan kantor Bank Syariah Mandiri semakin meningkat dan

meningkatkan inovasi dalam produk. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan layanan purna

jual dan memberikan tambahan manfaat untuk nasabah agar mendapatkan loyalitas terhadap

Bank Syariah Mandiri. Rasio AETR menunjukkan Bank Mandiri lebih rendah dalam

penggunaan biaya administrasi terhadap pendapatannya, sehingga kesuksesan efisiensi,

efektivitas, dan ketepatan proses transaksi yang dilakukan Bank Mandiri lebih baik

dibandingkan Bank Syariah Mandiri.

4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Tabel 4.5. Perbandingan Produktifitas Karyawan dan Pelatihan Karyawan

Terampil Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri

PERSPEKTIF PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN

Bank Mandiri Bank Syariah Mandiri

2010 2011 2010 2011

Produktifitas Karyawan 0,0040% 0,0036% 0,013% 0,0085%

Pelatihan Karyawan Terampil 14,92% 53,06% 5,96% 6,23%

Sumber: Laporan Keuangan Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri tahun 2010 dan

2011 yang diolah.

Tabel 4.6. Perbandingan Tingkat Kepuasan Karyawan Bank Mandiri dan Bank

Syariah Mandiri

PERSPEKTIF PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN

Tingkat Kepuasan

Karyawan Bank Mandiri Bank Syariah Mandiri

85,33% 83,78%

Sumber: Data primer yang diolah

Dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan Bank Mandiri lebih

unggul dibandingkan Bank Syariah Mandiri pada presentase karyawan terampil dan tingkat

kepuasan karyawan. Namun dalam produktifitas karyawan Bank Syariah Mandiri lebih

unggul, karena Bank Syariah Mandiri yang tidak berprinsip prinsip profit oriented sehingga

laba usaha yang diperoleh tidak sebanyak Bank Mandiri dengan jumlah karyawan yang

semakin meningkat.

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Dalam perspektif keuangan, beberapa rasio keuangan yang digunakan dalam mengukur

kinerja keuangan Bank Mandiri lebih baik dibandingkan rasio keuangan Bank Syariah

Mandiri. Dilihat dari kecukupan modal, rentabilitas ekonomi dan modal saham. Namun

pada rasio aktiva produktif, efisiensi operasional dan tingkat likuiditas Bank Syariah

Mandiri lebih baik dibandingkan Bank Mandiri.

2. Dalam perspektif pelanggan, menunjukkan bahwa Bank Mandiri lebih unggul pada

market share terhadap pertumbuhan aset perbankan nasional. Bank Mandiri dan Bank

Syariah Mandiri tetap bertahan dalam persaingan perbankan dan meningkatkan

penguasaan segmen pasar untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Profitabilitas Bank

Syariah Mandiri lebih unggul karena jumlah pelayanan syariah yang beragam dan jumlah

pembiayaan konsumen yang besar dengan konsep bagi hasil, sehingga pendapatan yang

diperoleh sedikit dibandingkan Bank Mandiri yang menggunakan sistem bunga yang

11

lebih profit pada perusahaan dengan pembatasan biaya konsumen. Hasil penilaian tentang

tingkat kepuasan nasabah diperoleh dari survei dengan kuesioner. Hasil penelitian dan

preferensi masyarakat terhadap Bank Syariah Mandiri menunjukkan minat masyarakat

terhadap bank syariah, namun minat masyarakat terhadap Bank Mandiri masih konsisten.

Kedua bank mencapai kategori kepuasan nasabah yang cukup baik/puas dengan

presentase tingkat kepuasan diatas 80%.

3. Perspektif proses bisnis internal dalam pengukuran kinerja menunjukkan pada

perkembangan perluasan jaringan kantor Bank Syariah Mandiri semakin meningkat dan

meningkatkan inovasi dalam produk. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan layanan

purna jual dan memberikan tambahan manfaat untuk nasabah agar mendapatkan loyalitas

terhadap Bank Syariah Mandiri. Rasio AETR menunjukkan Bank Mandiri lebih rendah

dalam penggunaan biaya administrasi terhadap pendapatannya, sehingga kesuksesan

efisiensi, efektivitas, dan ketepatan proses transaksi yang dilakukan Bank Mandiri lebih

baik dibandingkan Bank Syariah Mandiri.

4. Dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan Bank Syariah Mandiri

lebih unggul dalam produktifitas karyawan, sedangkan presentase karyawan terampil

Bank Mandiri lebih unggul. Berdasarkan tingkat kepuasan karyawan Bank Mandiri dan

Bank Syariah Mandiri yang diperoleh dari kegiatan survei menunjukkan kepuasan yang

baik/puas oleh karyawan.

5.2 Keterbatasan Penelitian

1. Sampel yang digunakan dalam penelitian hanya satu bank saja yang melakukan

pemisahan (spin off) terhadap Unit Usaha Syariah-nya. Oleh karena itu, selanjutnya perlu

dilakukan penelitian dengan penggunaan sampel yang lebih banyak untuk menghasilkan

penelitian yang lebih mendetail.

2. Jangka waktu penelitian selama 2 tahun yaitu dari tahun 2010 hingga tahun 2011,

menyebabkan keterkaitan antar tiap perspektif dalam penilaian kinerja tidak dapat

dilakukan secara maksimal. Sehingga penelitian berikutnya diharapkan dapat menambah

waktu pengamatan sehingga dapat dilakukan evaluasi kinerja yang lebih optimal tiap

perspektif dalam konsep Balanced Scorecard.

3. Hasil penelitian ini belum dapat menunjukkan kinerja secara keseluruhan yang dapat

menyimpulkan manakah diantara kedua perusahaan tersebut yang kinerjanya lebih baik.

Sehingga penelitian berikutnya diharapkan lebih dapat membedakan kinerja antar

perusahaan secara keseluruhan pada perspektif Balanced Scorecard.

5.3 Saran

a. Bagi Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri

1. Upaya- upaya pemulihan dan perbaikan pembiayaan pada Bank Mandiri dan Bank

Syariah Mandiri perlu diintensifkan sehingga tidak membebani di masa mendatang.

2. Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri perlu meningkatkan kualitas pelayanan dan

inovasi produk dipengaruhi perubahan selera pasar (market driven), kemajuan teknologi

(technology driven) dan kondisi ekonomi (economic driven). Hal ini untuk meningkatkan

pangsa pasar dan memenuhi kebutuhan perbankan rakyat Indonesia. Selain itu Bank

Syariah Mandiri perlu meningkatkan penerimaan masyarakat tentang perbankan syariah

untuk meningkatkan market share, karena pemahaman masyarakat tentang perbankan

syariah masih kurang.

3. Pertumbuhan jaringan kantor dan meminimalisir jumlah biaya administrasi pada Bank

Syariah Mandiri perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja perspektif proses bisnis

internal agar dapat bersaing dengan Bank Mandiri sebagai bank konvensional. Bank

Mandiri harus konsisten dengan penggunaan biaya administrasi pada pendapatannya agar

lebih optimal dalam menjalankan proses transaksinya, selain itu Bank Mandiri juga perlu

12

mengembangkan pelayanannya dengan menambah jumlah jaringan kantor atau pelayanan

nasabah yang lainnya.

4. Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri perlu peningkatkan pelatihan dan pendidikan

untuk menghasilkan human capital yang berkompeten dan profesional, peningkatan

teknologi informasi yang canggih dan mengoptimalkan pelayanan yang prima bagi

nasabah.

b. Bagi peneliti yang akan datang

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perspektif keuangan menggunakan beberapa

tolok ukur enam rasio keuangan: CAR, NPL/NPF, ROA, ROE, BOPO, dan LDR/FDR.

Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan pengukuran rasio keuangan yang

lebih lengkap.

2. Pada perspektif nonkeuangan diharapkan dapat mengembangkan pengukuran yang lebih

kompleks.

3. Sampel yang digunakan diharapkan lebih diperbanyak dan penambahan waktu

pengamatan agar hasilnya lebih tergeneralisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Amirillah, Muhammad A. 2010. Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2005-2009.

Tesis Program Pascasarjana UNDIP

Antinio, Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press

Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi

Dua, Jakarta: Salemba Empat

Hernanto, Yuli. 2009. Pengukuran Kinerja dengan Pendekatan Balanced Scorecard pada PT

Bank Syariah Mandiri Cabang Bogor. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen

ITB

Ikhwan, Awan. 2011.Pengukuran Kinerja Dengan Pendekatan Balanced Scorecard pada PT

Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Bogor. Skripsi Fakultas Ekonomi dan

Manajemen ITB

Irawan, Dessy A. 2009. Pengukuran Kinerja Perbankan Berdasarkan Analisis Balanced

Scorecard pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Artikel Fakultas Ekonomi

Universitas Gunadharma

Istiqlal, Cahyo Halim. 2009.Penilaian Kinerja Perbankan Syariah Dengan Metode Balanced

Scorecard. La Riba Vol.III, No. 2

Kaplan, Robert S. dan David P. Norton. 2000. Balanced Scorecard Menerapkan Strategi

Menjadi Aksi, Terjemahan: Pasla Yosi Peter R. Jakarta: Erlangga

Kemalasari, Yuanisa D. 2010. Evaluasi Terhadap Kinerja Unit Usaha Syariah pada Bank

Konvensional dengan Perspektif Balanced Scorecard (Studi Kasus pada Bank

Jateng). Skripsi Fakultas Ekonomi UNDIP

Kusumo, Yunanto A. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode 2002-

2007. Jurnal Ekonomi Islam La Riba. Vol.II, No.1, Juli 2008

13

Makhijani, Naresh dan James Creelman. 2012. Menciptakan Balanced Scorecard untuk

Organisasi Jasa Keuangan, Terjemahan: Gina Gania. Jakarta: Esensi Erlangga

Group

Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, Edisi 3. Jakarta:

Salemba Empat

______. 2005. Sistem Manajemen Strategik Berbasis Balanced Scorecard. Yogyakarta: UPP

AMP YKPN

Putri, Dhika P. 2008. Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Konsep Balanced

Scorecard (Studi Kasus PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo). Skripsi

Fakultas Ekonomi UMS

Rohaya, Hairienisa. 2008. Perkembangan Skala Usaha Perbankan Syariah di Indonesia Pra

dan Pasca Kebijakan Office Chanelling. Jurnal Ekonomi Islam La Riba.Vol.II,

No.2, Desember 2008

Sharing Edisi 34 TahunIII Oktober 2009. Majalah Ekonomi dan Bisnis Syariah. Jakarta

Selatan

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Sukirman, Yudhi A. 2008. Evaluasi Kinerja Berdasarkan Metode Balanced Scorecard pada

Segmen UKM, Segmen Korporasi dan PT BNI Tbk, Agregat. Skripsi Fakultas

Pertanian ITB

Susestu, Alina Widya dan Bambang Tjahjadi. 2009. Model Sistem Manajemen Kinerja

Berbasis Strategi pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim):

Studi Kasus dengan Rerangka Balanced Scorecard. Ventura Vol.11 No. 2

Umam, Khotibul. 2010. Peningkatan Ketaatan Syariah Melalui Pemisahan (Spin Off) Unit

Usaha Syariah Bank Umum Konvensional. Mimbar Hukum. Vol.22, No.3, Oktober

2010

www.bankmandiri.co.id

www.bi.go.id

www.infobank.co.id

www.syariahmandiri.co.id

Zudia, Meirdania. 2010. Analisis Penilaian Kinerja Organisasi dengan Menggunakan

Konsep Balanced Scorecard pada PT Bank Jateng Semarang. Skripsi Fakultas

Ekonomi UNDIP