ANALISIS KINERJA BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT)...

128
ANALISIS KINERJA BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT) MEKAR DAKWAH SERPONG - TANGERANG SELATAN DALAM PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PERIODE 2012-2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) RAHMI AZIZAH NIM: 1112046100067 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017 M

Transcript of ANALISIS KINERJA BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT)...

ANALISIS KINERJA BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT) MEKAR DAKWAH

SERPONG - TANGERANG SELATAN DALAM PERSPEKTIF BALANCED

SCORECARD PERIODE 2012-2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

RAHMI AZIZAH

NIM: 1112046100067

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H/ 2017 M

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Hari ini Selasa, 28 Februari 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswi:

1. Nama : Rahmi Azizah

2. NIM : 1112046100067

3. Jurusan : Perbankan Syariah

4. Judul Skripsi : Analisis Kinerja Baitul Maal Wattamwil (BMT) Mekar

Dakwah SerpongTangerang Selatan dalam Perspektif

Balanced Scorecard Periode 2012-2015

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswi

tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 28 Februari 2017

PANITIA UJIAN:

1. Ketua : A. M. Hasan Ali, M.A.

NIP. 19751201 200501 1 005 (..........................)

2. Sekretaris : Dr. Abdurrauf, M.A.

NIP. 19731215 200501 1 002 (..............................)

3. Pembimbing : A. M. Hasan Ali, M.A.

NIP. 19751201 200501 1 005 (..............................)

4. Penguji I : Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd.

NIP. 19560712 198103 1 003 (..............................)

5. Penguji II : Sofyan Rizal, SE, M. Si.

NIP. 19760430 201101 1 002 (..............................)

iii

ABSTRAK

Rahmi Azizah, 1112046100067, Analisis Kinerja Baitul Maal Wattamwil (BMT)

Mekar Dakwah Serpong-Tangerang Selatan dalam Perspektif Balanced Scorecard

Periode 2012-2015, Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

2012.

Sektor keuangan memiliki peran penting dalam menstimulasi perekonomian

nasional dan masyarakat khususnya pada masyarakat usaha mikro agar memiliki

dasar perekonomian yang kuat. Hal ini dapat dimulai dari masyarakat menengah

kebawah yang kemudian menjadikan lembaga keuangan mikro sebagai instrumen

yang strategis dan efektif untuk menjangkau usaha mikro. BMT merupakan salah satu

lembaga keuangan berbasis syariah yang diklasifikasikan merupakan lembaga

terkecil dalam ruang lingkup lembaga keuangan syariah yang berorientasi pada

masyarakat miskin, menengah kebawah. Namun adanya preferensi masyarakat

terhadap permodalan pada lembaga informal seperti money lender menghambat

perkembangan BMT.

Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan dan mengevaluasi kinerja BMT

Mekar Dakwah agar dapat berekspansi, kemudian melihat pengaruh dominan pada

indikator kinerja berdasarkan metode balanced scorecard. Jenis data yang digunakan

yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil wawancara dan

kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh melalui kajian pustaka, literatur dan

laporan keuangan.

Hasil penelitian menunjukkan penilaian kinerja BMT Mekar Dakwah periode

2012-2015 menggunakan metode balanced scorecard berdasarkan kriteria nilai akhir

skor kinerja digolongkan pada kondisi koperasi sangat sehat, dengan kategori A

dengan total skor 75,07. Kinerja empat perspektif menunjukkan pengaruh masing-

masing terhadap kinerja BMT. Pada perspektif keuangan, kontribusi sebesar 50,52%

dengan nilai 12,63. Pada perspektif pelanggan, kontribusi yang diberikan terhadap

BMT Mekar Dakwah sebesar 77,52% dengan nilai 19,38. Perspektif Bisnis Internal

mendominasi dengan 89,52% dengan nilai 22,38 terhadap penilaian kinerja.

Perspektif terakhir Pembelajaran dan Pertumbuhan memiliki kontribusi sebesar

82,80% dengan nilai 20,70.

Kata Kunci: Kinerja, Balanced Scorecard, BMT

Pembimbing: A. M. Hasan Ali, MA

v

ABSTRACT

The financial sector has an important role in stimulating the national economy,

especially in the micro business in order to have a strong economic base. It can be

started from the public medium that turns the microfinance institutions as an instrument

of strategic and effective way to reach out to micro-enterprises. BMT is one of the

Islamic financial institutions classified the smallest institutions within the scope of

Islamic financial institutions are oriented to the poor, middle and lower. But the people's

preference to capital on informal institutions such as money lenders inhibit the

development of BMT.

This study aims to plan and evaluate the performance of BMT Mekar Dakwah order to

be able to expand then look at the dominant effect on the performance indicators of the

balanced scorecard method. The type of data used are primary and secondary data. The

primary data obtained through interviews and questionnaires, while secondary data

obtained through the study of literature, literature and financial reports.

The results showed the performance assessment for the period 2012-2015 BMT Mekar

Dakwah using balanced scorecard method is based on the criteria of the final value of

the performance score is classified at the cooperative condition "very healthy", with 'A'

category on 75.07 score. Performance four perspectives demonstrate the influence of

each on the performance of BMT. On the financial perspective, a contribution of 50.52%

with a value of 12.63. At the customer's perspective, the contribution made to the BMT

Mekar Dakwah of 77.52% with a value of 19.38. Internal Business Perspective

dominates with 89.52% with a value of 22.38 against the performance appraisal. Last

Learning and Growth perspective has contributed 82.80% to the value of 20.70.

Keywords: Performance, Balanced Scorecard, BMT

vi

Data Pribadi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rahmi Azizah

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 07 Oktober 1994 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Ampera Kodiklat TNI Serpong, Tangerang Selatan

Telepon : 085770505072

Email : [email protected]

Pendidikan Formal

1. SDN Dwiguna Tahun 2000-2006

2. MTsN 1 Tangerang Selatan Tahun 2006-2009

3. MAN 1 Tangerang Selatan Tahun 2009-2012

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012-2017

Pendidikan Non Formal

1. Insan Madina (2006)

2. Nurul Fikri, 2012

3. Training of Professional, 2014

4. Sharia Banking Training Centre, 2015

Pengalaman Organisasi

1. Himpunan Mahasiswa Prodi Muamalat FSH UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2013-2014

2. Sekertaris Umum Gerakan Mahasiswa Peduli Anak Bangsa

(GEMPA), 2013-2015

3. Co-founder Gerakan Mahasiswa Pediat FSH Anak Bangsa

(GEMPA), 2012

4. Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Uin Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2013

vii

mailto:[email protected]

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah-Nya serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga

penulis dapat meneyelesaikan skripsi yang berjudul ANALISIS KINERJA BAITUL

MAAL WATTAMWIL (BMT) MEKAR DAKWAH SERPONG- TANGERANG

SELATAN DALAM PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PERIODE 2012-

2015 dengan baik. Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini baik secara langsung ataupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Asep Saepudin Jahar, MA, Ph. D, Dekan Fakutas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. AM Hasan Ali, MA, Ketua Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen pembimbing penulis. Banyak ucapan

yang tidak bisa diungkapkan dengan kata teruntuk bapak, semoga Allah swt

senantiasa menjaga dan memberikan rahmat.

3. Abdur Rauf, M.A, Sekretaris Prodi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga Allah swt senantiasa memberi umur

bermanfaat.

4. Dr. Arief Mufraini, LC., Dekan Fakutas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Ketua Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Adhitya Ginanjar, M.Si.

viii

6. Sekertaris Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Fitri Damayanti, M.Si.

7. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

dengan ikhlas memberikan ilmu baik teoritis maupun ilmu kehidupan kepada

penulis.

8. Staf karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum yang telah berbaik hati

memberikan referensi kepada penulis dan kemudahan dalam surat menyurat.

9. Pak Ismail dan jajarannya di BMT Mekar Dakwah Serpong-Tangerang Selatan.

10. Orang tua penulis, Drs. Syukri HM. Hasan, MA dan Siti Nurhidayati, Amd.

Kebahagiaan terbesar adalah menjadi anakmu. Semoga kita lengkap berkumpul di

syurga-Nya.

11. Kakak dan adik-adik penulis, Nur Syifa Ummahat, S.Pd, Hikmatussaidah,

Muhammad Shihab Tibyan. Seperti bunga, kalian memberi kesan indah dengan

cara masing-masing.

12. Amigo, gadis-gadis kesayangan. Anis Khaerunnisa, Betari Tyas Maharani, Dian

Octaviani, Laeli Sayidah Izati, Marliana Fitriani. Makasih buat tahun-tahun

berharga. Semoga kisah kita menjadi buku tanpa akhir, pelangi tanpa ujung, laut

tanpa tepi (fier). Best friend till Jannah.

13. Gerakan Mahasiswa Peduli Anak Bangsa (GEMPA). Terima kasih untuk bukan

hanya menjadi penyalur ego atau menemukan jati diri. Kita menjadi kita ketika

bersama. Mengurangi kesombongan, mengakui kelemahan untuk dapat bersama.

Satukan tekad, ciptakan kepedulian!

ix

14. KKN Lebah 2015. Ketua jomblo, Panji. Bestie, Anis, Tyas. Ibu-ibu komplek,

Bidara, Devi, Tika, Nunu, Nisa, Ida. Syekh syahid. Trijel, Bogel, Miko, Dennis.

Sodaraan yang juga tijel, Kiki, Upi. Kalian luar biasa. Kedung banyak cerita!

15. Perbankan Syariah angkatan 2012, terkhusus PSB dan Deti Rahmani. Makasih atas

kesan hidup yang takkan terlupa. Ucapan tersingkat, tulus.

Jakarta, Januari 2017

Rahmi Azizah

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i

ABSTRAK .................................................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 6

C. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah ........................................................ 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

E. Kerangka Pemikiran dan Konsep ................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan ................................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................... 1

A. Kinerja .......................................................................................................... 12

1. Pengertian Kinerja.................................................................................... 12

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ............................................. 14

xi

3. Kriteria Pengukuran Kinerja .................................................................... 16

4. Manfaat Pengukuran Kinerja ................................................................... 17

B. Studi Terdahulu............................................................................................. 18

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 23

A. Pendekatan Penelitian ................................................................................... 23

B. Jenis Penelitian.............................................................................................. 23

C. Sumber Data Penelitian................................................................................. 23

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 24

E. Penentuan Sampel ........................................................................................ 25

F. Lokasi Objek Penelitian ................................................................................ 26

G. Teknik Pengolah Data ................................................................................... 26

1. Uji Validitas ............................................................................................ 27

2. Uji Reliabilitas.......................................................................................... 27

3. Uji Analisis Data ..................................................................................... 28

H. Metode Penelitian ......................................................................................... 28

1. Pengertian Balanced Scorecard ............................................................... 29

2. Sejarah Singkat Balanced Scorecard ....................................................... 30

3. Keunggulan Balanced Scorecard ............................................................. 31

4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ........................... 34

1. Perspektif Keuangan............................................................................ 34

2. Perspektif Pelanggan ........................................................................... 38

3. Perspektif Bisnis Internal .................................................................... 40

xii

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ......................................... 41

5. Hubungan Antar Empat Perspektif ......................................................... 42

6. Pembobotan Perspektif BSC ................................................................... 42

7. Pembobotan Perspektif BSC dan Target Penetapan ............................... 45

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 46

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................... 46

B. Analisis data dan Hasil Pembahasan ............................................................... 52

C. Kinerja BMT Mekar Dakwah Serpong Menurut Balance Scorecard............. 53

1. Perspektif Keuangan ................................................................................... 53

2. Perspektif Pelanggan .................................................................................. 57

3. Perspektif Bisnis Internal ........................................................................... 60

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ................................................ 62

BAB V : PENUTUP .................................................................................................. 66

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 66

B. Saran................................................................................................................ 68

Daftar Pustaka

Lampiran

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tingkat kemiskinan Periode 1976-2015 ................................................... 3

Gambar 1.2 Kerangka konsep ....................................................................................... 9

Gambar 3.1 Model Generik dari Proporsi Nilai Pelanggan ........................................ 39

Gambar 3.2 Hubungan Empat Perspektif dalam Balanced Scorecard ....................... 42

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BMT Mekar Dakwah Serpong ................................ 51

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria penilaian rasio likuiditas koperasi syariah ..................................... 35

Tabel 3.2 Ukuran Rasio Modal terhadap Total Aktiva ............................................... 36

Tabel 3.3 Ukuran Rentabilitas Aset dan Modal .......................................................... 37

Tabel 3.4 Ukuran AETR ............................................................................................. 41

Tabel 3.5 Pembobotan Perspektif BSC dan Target Penetapan ................................... 45

Tabel 4.1 Uji validitas ................................................................................................. 52

Tabel 4.2 Uji reliabilitas.............................................................................................. 53

Tabel 4.3 Rasio Kas .................................................................................................... 54

Tabel 4.4 Rasio modal pada aktiva ............................................................................. 55

Tabel 4.5 Rasio rentabilitas aset.................................................................................. 56

Tabel 4.6 Rasio rentabilitas modal .............................................................................. 57

Tabel 4.7 Indeks atribut produk dan jasa .................................................................... 58

Tabel 4.8 Indeks hubungan dengan mitra ................................................................... 59

Tabel 4.9 Indeks citra dan Reputasi ............................................................................ 59

Tabel 4.10 Rasio inovasi ............................................................................................. 60

Tabel 4.11 Rasio operasi pelayanan ............................................................................ 61

Tabel 4.12 Sistem informasi ....................................................................................... 63

Tabel 4.13 Indeks motivasi karyawan......................................................................... 63

Tabel4.14 Pengukuran Kinerja BMT Mekar Dakwah menggunakan Balanced

Scorecard .................................................................................................................... 65

Tabel 5.1 Tabel total skor kinerja ............................................................................... 66

xv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 setelah Cina, India dan

Amerika memiliki potensi besar menjadi negara maju. Salah satu indikator negara

maju adalah Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia

(IPM). IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar yaitu umur panjang (hidup sehat),

pengetahuan dan standar hidup layak1. Pada dimensi umur panjang dan pengetahuan,

titik tolaknya terdapat pada standar hidup layak.

Menurut Menurut Stewart (2002), terdapat 2 (dua) pendekatan utama dalam

melihat pembangunan manusia. Pendekatan pertama menekankan pada standar

kelayakan kebutuhan dasar atau Basic Needs atau dikenal dengan nama Basic Needs

Approach yang menyatakan, bahwa tujuan akhir pembangunan manusia adalah

jaminan kebutuhan dasar yang layak bagi setiap orang. Melalui pemenuhan

kebutuhan dasar secara layak, maka setiap orang memiliki kesempatan untuk hidup

lebih panjang dengan lebih sehat serta memiliki tingkat pengetahuan yang memadai

dan menjadikannya lebih produktif. Sementara pendekatan kedua menekankan pada

peningkatan kemampuan dan potensi manusia yang dipopulerkan melalui konsep

1

Diakses melalui https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/26#subjekViewTab1|accordion-

daftar- subjek1

1

http://www.bps.go.id/Subjek/view/id/26#subjekViewTab1|accordion-daftar-http://www.bps.go.id/Subjek/view/id/26#subjekViewTab1|accordion-daftar-

2

Amartya Sen mengenai kapabilitas atau kemampuan atau dikenal dengan Sens

Capabilities Approach (Stewart, 2002:10).

Penetapan standar hidup layak juga dijadikan penentu penetapan upah minimum

agar pekerja memenuhi kebutuhan hidup hal ini diatur oleh UU No. 13 tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan. Meski standar kebutuhan hidup layak telah diatur

sedemikian sistematis oleh pemerintah melalui UU No. 13 tahun 2003 menjadi salah

satu indikator IPM yang juga menjadi dasar penetapan kemiskinan suatu negara, tetap

saja kemiskinan di Indonesia masih mengalami perlambatan penurunan.

Pada periode 19761996, Indonesia memiliki tren penurunan yang cukup

signifikan dari kisaran 40% menjadi 11,7%. Tren penurunan ini terputus saat

Indonesia dihantam krisis keuangan Asia tahun 19971998. Mulai awal tahun

2000, tren penurunan tingkat kemiskinan mulai kembali lagi namun dengan

penurunan yang melambat dibandingkan dengan periode pra-krisis pada

tahun 19971998. Perlambatan penurunan tingkat kemiskinan ini terus

berlanjut hingga awal dimulainya periode pemerintahan SBY-Boediono pada

tahun 2009 seperti ditunjukan pada gambar dibawah2.

2 Diakses melalui: http://www.tnp2k.go.id/ pada 3 Maret 2016 pukul 15.12.

http://www.tnp2k.go.id/

3

Gambar 1.1Tingkat kemiskinan Periode 1976-2015

Permasalahan utama dalam upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia saat

ini terkait dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan ekonomi tidak tersebar secara

merata di seluruh wilayah Indonesia, adanya disparitas pendapatan antar daerah

menjadi bukti pertumbuhan ekonomi yang tidak merata. Selain itu kemiskinan juga

merupakan sebuah hubungan sebab akibat (kausalitas melingkar)3

yang bahkan dapat

berdampak pula pada stabilitas suatu negara karena berbanding lurus dengan tingkat

kriminalitas suatu negara4. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks

membutuhkan intervensi semua pihak secara bersamaan dan terkoordinasi, maka

penanganan yang dibutuhkan adalah penanganan yang berkelanjutan dan memiliki

prospek jangka panjang sehingga masyarakat dapat diberdayakan, tidak hanya

berdampak sesaat.

3

Widodo Wahyu, Efektivitas Program Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan

dalam Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Sangihe (Suatu Studi di Kampung Taloarane

Kecamatan Manganitu Kab. Sangihe), Jurnal (2014), h.2. 4

Abbas, Anwar, Modul Dasar-dasar Ekonomi Islam, 2012, h.112.

4

Peran dunia usaha dalam masyarakat yang pada umumnya belum optimal dapat

menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan akar permasalahan

kemiskinan. Hal ini dapat dijadikan solusi yang besifat sistemik dan menyeluruh.

Maka masalah kemiskinan dapat dimulai dari mengoptimalkan dunia usaha, salah

satunya dengan mendorong masyarakat khususnya masyarakat kecil menengah

memiliki dan mengembangkan usaha mikro.

Adanya ketimpangan akses terhadap modal untuk usaha mikro dari lembaga-

lembaga keuangan formal seperti perbankan, menyebabkan pelaku usaha mikro

bergantung pada sumber-sumber informal. Bank dan lembaga keuangan menganggap

sektor usaha mikro memiliki potensi, tetapi bank terhalang dengan kendala prinsip

prudent dalam penyaluran pembiayaan. Umumnya, pelaku usaha mikro unbankable

karena tidak memiliki aset legal dan memadai untuk dijaminkan pada pihak bank5.

Padahal meski nominalnya kecil, pembiayaan tersebut terbukti sangat membantu para

nasabah untuk mengembangkan usahanya.

Sektor keuangan memiliki peran penting dalam menstimulasi perekonomian

nasional dan masyarakat khususnya pada masyarakat usaha mikro agar memiliki

dasar perekonomian yang kuat hal ini dapat dimulai dari masyarakat menengah

kebawah yang kemudian menjadikan lembaga keuangan mikro sebagai instrumen

yang strategis dan efektif untuk menjangkau usaha mikro, masyarakat miskin

5 Hidayati, Nadiah, Realisasi Pembiayaan Mikro Syariah di KJKS BMT UGT Sidogiri Koja

Jakarta, Jurnal Iqtishodia Edisi Jumat, 24 Desember 2014, h.28.

5

dan/atau berpenghasilan rendah agar usaha yang dimiliki berkembang sehingga

masyarakat dapat diberdayakan secara berkelanjutan.

BMT (Baitul Maal Wattamwil) (selanjutnya disebut BMT) merupakan salah satu

lembaga keuangan berbasis syariah yang jika di klasifikasikan merupakan lembaga

terkecil dalam ruang lingkup lembaga keuangan syariah yang berorientasikan pada

masyarakat miskin, menengah kebawah. Terkadang hal-hal kecil seringkali

dipinggirkan padahal jika dirunut, hal-hal besar berawal dari hal kecil yang dilakukan

secara sistematis, berkelanjutan, efisien dan efektif. Maka lembaga terdekat yang

dapat bersentuhan langsung dengan masyarakat saat ini adalah BMT karena

keberadaannya yang merakyat, penyaluran modal yang dapat dilakukan secara

professional terhadap pembiayaan mikro dan persyaratannya yang cenderung tidak

memberatkan.

Karena tingkat kompleksifitas yang tinggi pada usaha mikro di pasar, maka

penelitian ini dilakukan di BMT Mekar Dawah yang berada dekat pasar demi

melihat seberapa besar impact lembaga keuangan syariah terhadap ekonomi yang

dekat dengan rakyat atau ekonomi kerakyatan khususnya pada usaha mikro di pasar

Serpong-Tangerang Selatan.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk membahas penelitian terkait

ANALISIS KINERJA BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT) MEKAR

DAKWAH SERPONG- TANGERANG SELATAN DALAM PERSPEKTIF

BALANCED SCORECARD PERIODE 2012-2015

6

B. Identifikasi Masalah

1. Adanya preferensi masyarakat pada money lender.

2. Usaha Mikro yang Unbankable menyulitkan pengusaha mikro untuk mendapatkan

modal di perbankan.

3. Kinerja Lembaga Keuangan Syariah dalam eksistensinya pada mitra.

C. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar penelitian ini terarah pada adanya identifikasi masalah, maka penelitian ini

diarahkan pada Analisis Kinerja BMT Mekar Dakwah Serpong-Tangerang Selatan

berdasarkan perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal

dan perspektif pembelajaran dan petrtumbuhan berdasarkan indikator masing-

masing perspektif. Pada periode yang diteliti yaitu pada rentang waktu 2012-2015

agar terfokus pada permasalahan yang terbaru.

2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana analisis kinerja BMT Mekar Dakwah Serpong-Tangerang Selatan

berdasarkan perspektif dalam metode Balanced Scorecard?

b. Mengetahui hasil kinerja BMT Mekar Dakwah Serpong-Tangerang Selatan

berdasarkan tabel total skor kinerja?

7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui bagaimana rancangan kinerja BMT Mekar Dakwah Serpong-

Tangerang Selatan berdasarkan perspektif dalam metode Balanced Scorecard.

b. Mengetahui hasil kinerja BMT Mekar Dakwah Serpong-Tangerang Selatan

berdasarkan tabel total skor kinerja.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Bagi Akademisi

Hasil Penelitian diharapkan mampu memberi pengetahuan terkait teori hingga

praktik kinerja khususnya pada BMT Mekar Dakwah Serpong-Tangsel.

Bagi Penulis

Dalam rangka menunaikan perintah Allah SWT dan RasulNya, hasil

penelitian juga diharapkan mampu menginterpretasikan sedikit ilmu yang

diterima selama masa kuliah.

b. Manfaat Praktis

Bagi Lembaga Terkait

Penelitian diharapkan mampu menjadi bahan acuan aktifitas pengelolaan

BMT Mekar Dakwah.

Bagi Pemerintah

8

Penelitian diharapkan mampu menjadi bahan tambahan evaluasi kinerja

terkait regulasi pada lembaga keuangan khususnya lembaga keuangan syariah.

E. Kerangka Pemikiran dan Konsep

1. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menganalisis kinerja BMT Mekar Dakwah berdasarkan empat

perspektif dengan indikator penilaian masing-masing, yaitu perspektif keuangan

dengan indikator rasio likuiditas dinilai dari rasio kas, rasio solvabilitas

berdasarkan rasio modal terhadap aktiva dan rasio rentabiitas berdasarkan

rentabilitas aset dan modal. Perspektif kedua yaitu perspektif pelanggan dengan

indikator customer value preposition. Perspektif ketiga yaitu bisnis internal

dengan penilaian inovasi berdasarkan NGR dan operasi pelayanan berdasarkan

AETR. Perspektif keempat yaitu perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

dengan indikator Tingkat pendidikan karyawan, sistem informasi lembaga dan

motivasi karyawan. Kemudian dianalisis menggunakan tabel total skor kinerja.

9

2. Kerangka Konsep

Gambar 1.2 Kerangka konsep

ANALISIS KINERJA BMT BERDASARKAN METODE BALANCED

SCORECARD

Perspektif

Pelanggan

Perspektif

Pembelajaran dan

Pertumbuhan

Perspektif

Bisnis Internal

Perspektif

Keuangan

INDIKATOR PENILAIAN

Atribut produk

dan jasa

Hubungan

dengan

pelanggan

Citra dan

reputasi

Tingkat

Pendidikan

Sistem

Informasi

Motivasi

Karyawan

Inovasi:(NGR)

Operasi

pelayanan :

(AETR)

Rasio Likuiditas:

Rasio kas

Rasio

Solvabilitas:

Rasio modal

pada aktiva

Rasio

Rentabiitas:

Rentabilitas

aset dan ekuitas

ANALISIS BERDASARKAN TABEL TOTAL SKOR KINERJA

10

F. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Penjelasan yang erat hubungannya dengan masalah yang akan dibahas dalam bab-bab

selanjutnya, berisi latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian.

BAB II: LANDASAN TEORI

Menyajikan kajian kepustakaan dengan membahas tentang landasan teori yang

relevan dan diseleksi atas dasar pertimbangan bahwa teori tersebut dapat membantu

penulis memahami dan menafsirkan data. Kemudian bab-bab berikutnya dibahas

review studi terdahulu yang mendeskripsikan hasil penelusuran penulis terhadap studi

atau penelitian terdahulu yang serumpun.

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

Menyajikan data penelitian berupa deskripsi data berkenaan dengan variabel yang

diteliti secara objektif dalam arti tidak ikut campur dengan opini dan disajikan secara

jelas dan lengkap.

11

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis terhadap data penelitian yang ada, dideskripsikan guna menjawab masalah

penelitian. dalam kasus analisis juga dilakukan interpretasi terhadap penemuan

penelitian, modifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru. Uraian-uraian

tersebut harus memuat jawaban yang rinci atas masalah secara proporsional dengan

tujuan agar dapat menjelaskan masalah yang penulis teliti.

BAB V : PENUTUP

Kesimpulan ditarik dari uraian pembuktian yang telah ditulis dan berkaitan erat

dengan pokok masalah yang memuat jawaban masalah berdasarkan data yang

diperoleh. Kesimpulan harus ringkas, jelas dan tidak memuat hal-hal yang baru diluar

masalah berdasarkan data yang diteliti namun harus konsisten antara rumusan

masalah dengan tujuan penelitian.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara, kinerja adalah hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya1. Mathis dan Jackson

menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak

dilakukan pegawai.2

Sedangkan menurut Rivai dan Basri, kinerja adalah hasil atau tingkat

keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam

melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar

hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu

telah disepakati bersama.3

Sedangkan Sudarmanto (2009) berpendapat bahwa kinerja merupakan catatan

hasil yang diproduksi atau dihasilkan atas fungsi pekerjaan tertentu atau aktivitas-

1

Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2000), h. 67 2

Mathis, R.L. & J.H. Jackson. Human Resource Management: Manajemen Sumber Daya

Manusia. Terjemahan Dian Angelia. (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 65 3

Rivai, Vethzal & Basri, Peformance Appraisal: Sistem yang tepat untuk Menilai Kinerja

Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h.50.

12

13

aktivitas selama periode waktu tertentu dan seperangkat perilaku yang relevan

dengan tujuan organisasi.

Kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan kegiatan seseorang atau kelompok

dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor untuk mencapai

tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu4. Menurut (Stephen Robbins dalam

Rai, 2008), kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah

dilakukan dibandingkan dengan kiteria yang telah ditetapkan bersama.

Menurut Werther dan Davis (1996: 346), pengukuran kinerja dapat dilakukan

dengan menggunakan sistem penilaian (rating) yang relevan. Rating tersebut harus

mudah digunakan sesuai dengan yang akan diukur, dan mencerminkan hal-hal

yang memang menentukan kinerja. Pengukuran kinerja juga berarti

membandingkan antara standar yang telah ditetapkan dengan kinerja sebenarnya

yang terjadi. Pengukuran kinerja dapat bersifat subyektif atau obyektif. Obyektif

berarti pengukuran kinerja dapat juga diterima, diukur oleh pihak lain selain yang

melakukan penilaian dan bersifat kuantitatif. Sedangkan pengukuran yang bersifat

subyektif berarti pengukuran yang berdasarkan pendapat pribadi atau standar

pribadi orang yang melakukan penilaian dan sulit untuk diverifikasi oleh orang

lain (Werther dan Davis dalam Venda).

Menurut Siegal, dalam Cahyo (2009) penilaian kinerja adalah penentuan secara

periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan

4 Moh. Pabundu Tika, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, (Jakarta:PT Bumi

Aksara,2006), cet.1, h.121

14

karyawannya berdasarkan sasaran, kriteria dan standar yang telah ditetapkan

sebelumnya. Kata penilaian sering diartikan dengan kata assessment. Sedangkan

kinerja perusahan merupakan suatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam

periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Dengan demikian

penilaian kinerja perusahaan adalah suatu proses atau sistem penilaian mengenai

pelaksanaan kemampuan kerja suatu perusahaan berdasarkan standar tertentu.5

Dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil yang dicapai berdasarkan

periode tertentu dan dievaluasi berdasarkan standar tertentu.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Tinggi rendahnya kinerja seorang pegawai tentunya ditentukan oleh faktor-

faktor yang mempengaruhinya baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sistem penilaian kinerja yang efekif sebaiknya mengandung indikator kinerja,

yaitu :

a. Memperhatikan setiap aktivitas organisasi dan menekankan pada perspektif

pelanggan,

b. Menilai setiap aktivitas dengan menggunakan alat ukur kinerja yang

mengesahkan pelanggan

c. Memperhatikan semua aspek aktivitas kinerja secara komprehensif yang

mempengaruhi pelanggan

5 Cahyo Halim Istiqlal, Penilaian Kineja Perbankan Syariah dengan Metode Balance Scorecard, h.

172.

15

d. Menyediakan informasi berupa umpan balik untuk membantu anggota

organisasi mengenali permasalahan dan peluang untuk melakukan perbaikan.6

Faktor lain yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan

(ability) dan faktor motivasi (motivation)7. Menurut Keith Davis (1964:484) dalam

Anwar prabu Mangkunegara (2011:67) dirumuskan bahwa faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi kinerja antara lain kemampuan dan motivasi dimana:

Human Performance = Ability + Motivation

a. Faktor Kemampuan (Ability = Knowledge + Skill)

Secara psikologis, kemampuan (Ability) pegawai terdiri dari kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + Skill). Artinya, pegawai

yang memiliki IQ rata-rata (IQ 110 120) dengan pendidikan yang memadai

untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya sehari-hari,

maka ia akan lebih mudah mencapai prestasi kerja yang diharapkan. Oleh

karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan

keahliannya (the right man on the right place, the right man on the right job).

b. Faktor Motivasi (Motivation = Attitude + Situation)

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi

situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri

pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).

6 Aida Fitria, Skripsi, Jurusan Asuransi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Jakarta, Tahun 2014. h. 17. 7

Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2000), h. 67

16

Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk

berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seorang

pegawai harus sikap mental yang siap secara psikofisik (sikap secara mental,

fisik, tujuan dan situasi). Artinya seorang pegawai harus siap mental, mampu

secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai serta

mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.

Menurut A. Dale Timple yang dikutip oleh Anwar Prabu Mangkunegara

(2006:15) faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang.

Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap, dan tindakan-

tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja dipengaruhi oleh banyak

indikator, baik internal maupun eksternal dimana masing-masing faktor memiliki

subfaktor pembentuk.

3. Kriteria Pengukuran Kinerja

Ukuran kinerja merupakan alat ukur yang harus bersifat objektif sehingga

diperlukan adanya kriteria yang sama. Dengan kriteria yang diharapkan

memberikan hasil yang dapat dibandingkan secara objektif dan adil. Kriteria suatu

ukuran kinerja menurut Armstrong dan Baron (1998: 272) seharusnya adalah:

17

a. Dikaitkan dengan tujuan strategis dan mengukur apa yang secara organisasional

penting dan mendorong kinerja bisnis

b. Relevan dengan sasaran dan akuntabilitas tim dan individu yang

berkepentingan

c. Memfokuskan pada output yang terukur dan penyelesaian tugas dan bagaimana

tingkah laku mereka

d. Mengindikasi data yang akan tersedia sebagai dasar pengukuran

e. Dapat diverifikasi, dengan mengusahakan informasi yang akan menginformasi

tingkat seberapa jauh harapan dapat dipenuhi

f. Menjadi setepat mungkin dalam hubungan dengan maksud pengukuran dan

ketersediaan data

g. Mengusahakan dasar untuk umpan balik dan tindakan

h. Bersifat komprehensif, mecakup semua aspek kinerja sehingga keluarga ukuran

tersedia

4. Manfaat Pengukuran Kinerja

Menurut Mulyadi, tujuan pokok pengukuran kinerja yaitu untuk memotivasi

karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar

perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil

yang dinginkan.8

8

Mulyadi, Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa, (Jakarta : Salemba Empat,

2001), h. 416

18

B. Studi Terdahulu

No Aspek

Perbandingan

Studi Terdahulu

Rencana Skripsi

1. Judul Penerapan Metode Balanced

Scorecard sebagai Alat ukur

kinerja Perusahaan (Studi: AJB

Bumi Putera 1912 Divisi

Syariah).9

Analisis Kinerja BMT

Mekar Dakwah Serpong

dalam Perspektif

Balanced Scorecard

Fokus Penelitian ini mengevaluasi

kinerja AJB Bumi Putera 1912

yang difokuskan pada Divisi

Syariah menggunakan empat

perspektif

Penelitian ini

menganalisis kinerja

BMT Mekar Dakwah

Serpong dalam perspektif

Balanced Scorecard

Metode

penelitian

Metode penelitian ini

menggunakan alat evaluasi

kinerja, yaitu Balanced

Scorecard.

Pada dasarnya, penelitian

ini tidak menggunakan

metode yang berbeda

karena menggunakan alat

ukur kinerja berdasarkan

empat perspektif yakni

Balanced Scorecard.

9

Fitria, Aida, Penerapan Metode Balanced Scorecard sebagai Alat ukur kinerja

Perusahaan (Studi: AJB Bumi Putera 1912 Divisi Syariah), (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014).

19

Waktu/Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada

tahun 2014 di AJB Bumiputera.

Penelitian ini

dilaksanakan pada tahun

2016 di BMT Mekar

Dakwah Serpong -

Tangerang Selatan

2. Judul Analisis Pengukuran Kinerja

Peruahaan dengan Metode

Balanced Scorecard (Studi

Kasus Pada PT. Bank Jateng

Cabang Utama Semarang)10

Analisis Kinerja BMT

Mekar Dakwah Serpong

dalam Perspektif

Balanced Scorecard.

Fokus Penelitian ini menganalisis

pengukuran kinerja PT Bank

Jateng Cabang Utama Semarang

jika diukur dengan

menggunakan konsep Balanced

Scorecard..

Penelitian ini

menganalisis kinerja

BMT Mekar Dakwah

Serpong.

Metode

Penelitian

Metode penelitian ini

menggunakan alat evaluasi

kinerja, yaitu Balanced

Penelitian ini

menggunakan metode

yang sama karena

10 Laksmita, Venda Arsenia, Analisis Pengukuran Kinerja Peruahaan dengan Metode

Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada PT. Bank Jateng Cabang Utama Semarang), (Skripsi

S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2011).

20

Scorecard. menggunakan alat ukur

kinerja berdasarkan

empat perspektif yakni

Balanced Scorecard.

Waktu/Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada

tahun 2011 di kota Semarang.

Penelitian ini

dilaksanakan pada tahun

2016 di BMT Mekar

Dakwah, Serpong -

Tangerang Selatan.

3. Judul Efektivitas Kinerja dengan

Konep Balanced Scorecard

dalam Perspektfi Pelanggan

pada BMT al Fath IKMI di

Tangerang Selatan11

.

Analisis Kinerja BMT

Mekar Dakwah Serpong

dalam Perspektif

Balanced Scorecard.

Fokus Penelitian ini berfokus pada

efektivitas kinerja pada satu

perspektif.

Penelitian ini

menganalisis kinerja

BMT Mekar Dakwah

Serpong dengan empat

perspektif.

11 Ilham, Yuliandi,Efektivitas Kinerja dengan Konep Balanced Scorecard dalam

Perspektfi Pelanggan pada BMT al Fath IKMI di Tangerang Selatan, Skripsi S1 Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014).

21

Metode

Penelitian

Metode yang digunakan adalah

Balanced Scorecard.

Pada dasarnya, penelitian

ini tidak menggunakan

metode yang berbeda

karena menggunakan alat

ukur kinerja Balanced

Scorecard.

Waktu/Tempat Penelitian ini dilakukan di BMT

al Fath IKMI di Tangerang

Selatan pada tahun 2014.

Penelitian ini

dilaksanakan pada tahun

2016 di BMT Mekar

Dakwah Serpong -

Tangerang Selatan.

4. Judul Rancangan dan Evaluasi Kinerja

pada PT Bank Muamalat

Indonesia (BMI) Tbk Cabang

Serang dengan Balanced

Scorcard.12

Analisis Kinerja BMT

Mekar Dakwah Serpong

dalam Perspektif

Balanced Scorecard.

Fokus Penelitian Penelitian berfokus pada

Evaluasi kinerja dan strategi PT

Bank Muamalat Indonesia

(BMI) Tbk Cabang Serang.

Penelitian ini

menganalisis kinerja

BMT Mekar Dakwah

Serpong

12

Gustika, Ade, Rancangan dan Evaluasi Kinerja pada PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) Tbk

Cabang Serang dengan Balanced Scorcard, (Jurnal Institut Pertanian Bogor (IPB), 2011)

22

Metode

Penelitian

Metode yang digunakan adalah

Evaluasi berdasarkan balanced

Scorcard.

Pada dasarnya, penelitian

ini tidak menggunakan

metode yang berbeda

karena menggunakan alat

ukur kinerja berdasarkan

empat perspektif yakni

Balanced Scorecard.

Waktu/Tempat Penelitian ini dilakukan di PT

Bank Muamalat Indonesia

(BMI) Tbk Cabang Serang pada

tahun 2011.

Penelitian ini

dilaksanakan pada tahun

2016 di BMT Mekar

Dakwah Serpong -

Tangerang Selatan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

deskriptif yang menggambarkan realitas objek penelitian melalui penerjemahan

angka yang dideskripsikan pada penjelasan sesuai dengan hasil hitung pada indikator

yang mempengaruhi kinerja objek penelitian.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian kuantitatif

yang kemudian diinterpretasikan secara deskriptif yang untuk memberikan gambaran

rinci dan pengaruh pada kinerja objek penelitian, baik pada faktor internal maupun

faktor eksternal. Penelitian kuantitatif adalah pendekatan terhadap kajian empiris

untuk mengumpulkan, menganalisa dan menampilkan data dalam bentuk numerik

daripada naratif (Robert Donmoyer dalam Given, 2008: 713). Sedangkan penelitian

deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek

yang diteliti sesuai dengan apa adanya (Best 1982:119).

C. Sumber Data Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer (primary source) dan data

sekunder (secondary source). Adapun rincian dari sumber data yang dimaksud

adalah:

23

24

1. Data Primer

Data ini berkaitan dengan objek dalam penelitian ini yaitu respon dari para

pelanggan BMT Mekar Dakwah Serpong terhadap kinerja yang telah diberikan.

Selain itu respon yang didapat dari hasil wawancara terbuka dengan karyawan

setempat. Objek utama dalam penelitian ini adalah mitra dan karyawan BMT

Mekar Dakwah Serpong.

2. Data Sekunder

Data ini diperoleh dari studi pustaka yaitu, pengumpulan data dengan cara

membaca dan mempelajari buku literatur serta sumber lainnya yang relevan

dengan penelitian ini, seperti jurnal terkait penelitian, surat kabar, majalah, artikel

dan sumber tertulis lainnya. Pada penelitian ini, data sekunder yang digunakan

pada laporan keuangan BMT Mekar Dakwah Serpong periode 2012-2015.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui survei pada beberapa cara yaitu sumber data

primer (kuesioner) yang disebar kepada mitra pengguna jasa BMT Mekar Dakwah

Serpong, wawancara terhadap pengawas pelaksanaan dan tinjauan pustaka.

Metode kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan

mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh data,

25

angket disebarkan kepada para responden1. Melalui kuesioner, informasi yang

diperoleh memiliki reliabilitas dan validitas yang tinggi2

Wawancara adalah pengumpulan data dengan bertanya jawab langsung kepada

responden. Wawancara merupakan alat yang baik untuk meneliti pendapat,

keyakinan, motivasi perasaan dan proyeksi seseorang terhadap masa depannya3.

Tinjauan pustaka metode pengumpulan data dengan cara mempelajari literatur

literatur yang relevan guna memperoleh gambaran teoritis mengenai konsep penilaian

kinerja Balanced Scorecard. Kemudian menganalisis laporan keuangan dengan

penentuan bobot berdasarkan penerjemahan visi dan misi BMT Mekar Dakwah

Serpong.

E. Penentuan Sampel

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik pemilihan

sampel probabilitas, yaitu dengan pemilihan sampel acak sederhana (simple random

sampling), pemilihan sampel yang memberikan kesempatan yang sama dan bersifat

tidak terbatas pada setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel. Rumus yang

menentukan besarnya sampel yang diinginkan menggunakan rumus Slovin

(Umar,1997), yaitu :

=

70.

1 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009) h,

2 Tukiran, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 2012), h. 182 3

Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, h. 83

26

Keterangan :

n = Ukuran sampel

N = Ukuran Populasi

e = Persentase kelonggaran karena kesalahan pengambilan yang masih dapat

ditolerir atau diinginkan.

N = 1 + Ne2

1731 = 1 + 1731 (0.1 )

=95 Mitra. Untuk analisis perspektif pelanggan, maka mitra yang dijadikan sampel

berjumlah 95 mitra.

Sedangkan untuk merepresentasikan kepuasan karyawan pada sistem kinerja

dilakukan pada seluruh karyawan bertugas, sebanyak 6 orang.

F. Lokasi Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di KJKS BMT Mekar Dakwah Serpong, yang beralamat di

Jalan Kantor Pos Giro RT/RW 01/03 Serpong.

G. Teknik Pengolah Data

Data yang digunakan merupakan data kuantitatif yang kemudian dideskriptifkan.

Data kuantitatif dianalisis menggunakan metode balanced scorecard, sedangkan data

pendeskriptifan data diolah dengan bantuan SPSS versi 2.0 dengan beberapa tahap

27

pengujian. Pengujian yang pertama adalah statistik deskriptif, statistik deskriptif

dimaksudkan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berkalu unntuk umum4. Pengujian instrumen yang

digunakan adalah:5

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya kuesioner. Suatu

kuesioner dinyatakan sah apabila mampu mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut. uji validitas dihitung dengan membandingkan nilai

r hitung (correlated item-total correlations) dengan nilai r tabel jika r dihitung >

dari r tabel (pada taraf signifikan 5%) maka pertanyaan dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Salah satu tahap dalam penelitian ini adalah perancangan instrumen pengukuran

yang dilengkapi dengan uji reliabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006).

4 Sugiyono, Metde Penelitian Kualitatif, kuantitatif dan R&D, (Jakarta, CV. Alphabeta, 2009), h.

147. 5

Fitria, Aida, Penetapan Metode Balance Scorecard sebagai Alat Ukur Kinerja Perusahaan,

Skripsi di Fakultas Syariah dan Hukum (Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta,

2014), h.147.

28

Pengukuran reliabilitas menggunakan metode one shot (pengukuran sekali saja)

dengan uji statistik cronbachs alpha dari masing-masing instrumen dalam suatu

variabel. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

cronbachs alpha >0,60 (Nunnally dalam Ghozali, 2006).

3. Uji Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan nasabah dan

karyawan yang dapat diukur dengan menggunakan uji analisis faktor. Analisis

faktor merupakan salah satu metode reduksi data yang bertujuan

menyederhanakan sekumpulan data yang saling berkorelasi menjadi kelompok

kelompok variabel lebih kecil (faktor) agar dapat dianalisis dengan mudah.

Selanjutnya nilai rata rata tersebut diberikan skor bobot nilai mengacu pada skala

likert. Skala likert adalah penilaian pernyataan seseorang terhadap sesuatu dengan

lima tingkat jawaban yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), Netral (N),

setuju (S), sangat setuju (SS), dengan skor nilai secara berurutan satu (1) sampai

dengan lima (5) (Masud dalam Zudia,2010).

H. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode evaluasi standar Balanced Scorecard

dengan penjelasan kualitatif yang menjelaskan data kuantitatif. Balanced Scorecard

adalah suatu metode pengukuran kinerja yang di dalamnya ada keseimbangan antara

29

keuangan dan non-keuangan untuk mengarahkan kinerja perusahaan terhadap

keberhasilan.

1. Pengertian Balanced Scorecard

Balanced Scorecard (selanjutnya akan disingkat BSC) berasal dari dua kata

yaitu balanced (berimbang) dan scorecard (kartu skor). Balanced (berimbang)

berarti adanya keseimbangan antara performa keuangan dan non-keuangan,

performa jangka pendek dan performa jangka panjang, antara performa yang

bersifat internal dan performa yang bersifat eksternal. Sedangkan scorecard (kartu

skor) yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor performa seseorang. Kartu

skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan

oleh seseorang di masa depan.

BSC adalah suatu mekanisme sistem manajemen yang mampu menerjemahkan

visi dan strategi organisasi ke dalam tindakan nyata di lapangan yang juga menjadi

salah satu alat manajemen yang telah terbukti telah membantu banyak perusahaan

dalam mengimplementasikan strategi bisnisnya.

Dari definisi tersebut, pengertian sederhana dari Balanced Scorecard adalah

kartu skor yang digunakan untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan

keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan, antara jangka pendek dan

jangka panjang serta melibatkan faktor internal dan eksternal.

30

2. Sejarah Singkat Balanced Scorecard

Konsep Balanced Scorecard (selanjutnya akan disingkat BSC) adalah

pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert Kaplan

(Harvard Business School) and David Norton pada awal tahun 1990.6

Awalnya Balanced Scorecard diciptakan untuk mengatasi problem tentang

kelemahan sistem pengukuran kinerja eksekutif yang berfokus pada aspek

keuangan.Selanjutnya, Balanced Scorecard mengalami perkembangan pada

implementasinya, tidak hanya sebagai alat ukur kinerja eksekutif.7

Kemudian pada tahun 1990, Nolan Norton Institute, bagian riset kantor akuntan

publik KPMG, mensponsori study tentang Mengukur Kinerja Organisasi Masa

Depan (Kaplan and Norton ,1996: vii). Studi ini didorong oleh kesadaran bahwa

pada waktu itu ukuran kinerja keuangan yang digunakan oleh semua perusahaan

untuk mengukur kinerja eksekutif tidak lagi memadai. Balanced scorecard

digunakan untuk menyeimbangkan usaha dan perhatian eksekutif ke kinerja

keuangan dan nonkeuangan, serta kinerja jangka pendek dan kinerja jangka

panjang.

6 Rangkuti, Freddy, SWOT Balanced Scorecard, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013), h.3. 7

Mulyadi, Balanced Scorecard: alat manajemen kontemporer untuk pelipat ganda kinerja keuangan, h.2

31

Hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja eksekutif

masa depan, diperlukan ukuran yang komprehensif yang mencakup empat

perspektif: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan

pertumbuhan. Ukuran ini disebut dengan balanced scorecard. Berdasarkan

pendekatan balanced scorecard, kinerja keuangan yang dihasilkan oleh eksekutif

harus merupakan akibat diwujudkannya kinerja dalam pemuasan kebutuhan

pelanggan, pelaksanaan proses bisnis internal yang produktif proses bisnis

internal, pembelajaran dan pertumbuhan membangun personel yang produktif dan

berkomitmen.

3. Keunggulan Balanced Scorecard

Keunggulan pendekatan Balanced Scorecard (Selanjutnya disingkat BSC)

dalam sistem perencanaan strategis (Mulyadi, 2001) adalah mampu menghasilkan

rencana strategis, yang memiliki karakteristik yaitu komprehensif, koheren,

seimbang dan terukur.

BSC memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki sistem strategi

manajemen tradisional. Strategi manajemen tradisional hanya mengukur kinerja

organisasi dari sisi keuangan saja dan lebih menitik beratkan pengukuran pada hal-

hal yang bersifat tangible, namun perkembangan bisnis menuntut untuk mengubah

pandangan bahwa hal-hal intangible juga berperan dalam kemajuan organisasi.

BSC menjawab kebutuhan tersebut melalui sistem manajemen strategi

32

kontemporer, yang terdiri dari empat perspektif yaitu pada keuangan, pelanggan,

proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Menurut Suwardi, pengukuran kinerja dengan balance scorecard mempunyai

beberapa kelebihan8, yaitu :

a. Strategik. Balanced scorecard tidak hanya menuntut personel untuk

merumuskan sasaran yang bersifat strategik dalam tahap perencanaan strategik,

tetapi juga untuk mencari inisiatif-inisiatif strategik dalam mewujudkan sasaran

strategik yang telah ditetapkan.

b. Komprehensif. Balanced scorecard menekankan pengukuran kinerja tidak

hanya pada aspek kuantitatif saja, tetapi juga pada aspek kualitatif. Aspek

finansial dilengkapi dengan aspek pelanggan, inovasi dan pertumbuhan

merupakan fokus pengukuran integral. Keempat perspektif ini menyediakan

keseimbangan antara pengukuran eksternal seperti laba pada pengukuran

internal seperti produk baru. Keseimbangan ini menunjukkan trade off yang

dilakukan oleh manajer terhadap ukuran tersebut untuk mendorong manajer

untuk mencapai tujuan perusahaan.

c. Koheren. Didalam menghasilkan perencanaan strategik diantara berbagai

sasaran diperlukannya suatu personel untuk membangun hubungan sebab akibat

(casual relationship). Koheren berarti adanya hubungan sebab akibat antara

8

Suwardi Luis dan Prima A. Bromo, Step by Step in Casading Balanced Scorecard,

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008) h.48.

33

keluaran yang dihasilkan sistem perumusan straegik dengan keluaran sistem

perencanaan strategik. Sasaran strategik yang dirumuskan dalam sistem

perencanaan strategik merupakan penerjemahan visi, tujuan dan strategi yang

dihasilkan perumusan strategik.

d. Seimbang. Seimbang berarti adanya keseimbangan pemusatan antara interen

dan ekstern, pemusatan proses dan orang yakni pemusatan yang seimbang

diantara keempat perspektif.

e. Terukur. Balanced scorecard mengukur sasaran-sasaran strategik yang tidak

mudah diukur: pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan

pertumbuhan dengan menentukan ukuranmya agar dapat dikelola sehingga

dapat diwujudkan. Hasil dari perencanaan strategik berupa ketrukuran sasaran

strategik memungkinkan ketercapaian berbagai sasaran strategik dari

perencanaan sistem tersebut.9

Keterukuran sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik

menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran strategic yang dihasilkan oleh sistem

tersebut. Semangat untuk menentukan ukuran dan untuk mengukur berbagai

sasaran strategik di keempat perspektif tersebut dilandasi oleh keyakinan:

If we can measure it, we can manage it.

If we can manage it, we can achieve it.

9 Mulyadi, Balanced Scorecard: alat manajemen kontemporer untuk pelipatganda

kinerja keuangan,h.18-24

34

4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Operasional variabel adalah melekatkan pada arti variabel dengan cara

menetapkan kegiatan atau tindakan yang perlu dilakukan untuk mengukur variabel

itu. Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala

dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian dapat

dilakukan secara benar, sesuai dengan penelitian. Operasional variabel dalam

penelitian ini meliputi variabel yang berkaitan dengan balanced scorecard.

Balanced scorecard menyeimbangkan faktor keuangan dengan non keuangan,

hasil yang didapatkan dengan alasan mengapa hasil didapatkan, jangka pendek

dengan jangka panjang, faktor external dengan faktor internal menggunakan empat

perspektif, yaitu :

a. Perspektif Keuangan

Pengukuran kinerja melalui perspektif keuangan dapat dilihat dari siklus

bisnis perusahaan dengan skala rasio. Rasio yang dipakai dalam penelitian ini

yaitu dengan rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas.

Cara penghitungan pada perspektif keuangan ini juga mengacu pada

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengaah Republik

Indonesia Nomor: 20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Penilaian

Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi dan

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengaah Republik

35

Indonesia Nomor : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman Penilaian

Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah.

1) Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.

Pengukuran yang dilakukan yaitu dengan Rasio Kas.

Rasio Kas dinilai representatif karena variabel kas+bank merupakan alat

likuid yang segera dapat digunakan,10

maka rasio kas (current ratio)

bermanfaat untuk mengetahui sampai seberapa jauh perusahaan dapat

melunasi hutang jangka pendeknya.11

Kas + Bank = Kewajiban Lancar

100%

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Rasio Likuiditas Koperasi Syariah

Prosentase Rasio Kriteria

56 Tidak Likuid

(14-20) dan (46-56) Kurang Likuid

(21-25) dan (35-45) Cukup Likuid

26-34 Likuid

Sumber: Peraturan Menteri KUKM NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007

10

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Pedoman Penilaian

Kesehatan KJKS dan UJKS Koperasi, (Jakarta: Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah, 2007), h. 26 11

Rangkuti, Freddy, SWOT Balanced Scorecard,

h.184.

36

2) Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuuhi

kewajiban keuangannya pada saat perusahaan tersebut dilikuidasi.

Rasio modal pada aktiva dinilai dapat merepresentasikan kekayaan KJKS

atau UJKS Koperasi yang dapat mendatangkan penghasilan.12

Rumusnya

adalah:

Rasio Modal pada Aktiva

Modal Sendiri = Total Aktiva

100%

Tabel 3.2 Ukuran Rasio Modal terhadap Total Aktiva

Prosentase Rasio Kriteria

< 0 Sangat Rendah

0 < < 5 Rendah

5 < < 10 Cukup

10 < < 15 Baik

15 < < 20 Sangat Baik

Sumber: Peraturan Menteri KUKM No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008

12 Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Pedoman Penilaian Kesehatan

KJKS dan UJKS Koperasi, h. 4

37

3) Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba/keuntungan.

Rasio rentabilitas dinilai representatif karena rentabilitas merupakan

kemampuan Koperasi Simpan Pinjam untuk memperoleh sisa hasil usaha

dan atau kemampuan Unit Simpan Pinjam koperasi untuk memperoleh hasil

usaha.13

Rumusnya:

a) Rentabilitas Aset

Rentabilitas aset merepresentasikan kemampuan KJKS atau UJKS

menghasilkan pada tingkat aset tertentu.

b) Rentabilitas Modal

SHU sebelum pajak = Total Aktiva

100%

Rentabilitas modal merepresentasikan kemampuan KJKS atau UJKS

menghasilkan pada tingkat modal tertentu.

SHU bagian anggota = Total modal sendiri

100%

Tabel 3.3 Ukuran Rentabilitas Aset dan Modal

Prosentase Rasio Kriteria

< 5% Rendah

5% - 7,5% Kurang

13 13

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Pedoman Penilaian

Kesehatan KJKS dan UJKS Koperasi, h. 5

38

7,5% - 10% Cukup

> 10% Tinggi

Sumber: Peraturan Menteri KUKM No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008

b. Perspektif Pelanggan

Perspektif pelanggan dalam balanced scorecard merupakan suatu indikator

pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki, yang telah diidentifikasikan

oleh perusahaan. Segmen pasar adalah sumber pendorongpenghasilan tujuan

finansial perusahaan. Suatu pernyataan manajemen terkini adalah pentingnya

costumer focus dan costumer satisfaction. Sehingga, apabila servis perusahaan

tidak memuaskan para pelanggan, maka mereka akan mencari produsen lain

yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kinerja yang buruk dari perspektif ini

akan dapat menurunkan jumlah pelanggan di masa depan meskipun saat ini

kinerja keuangan perusahaan terlihat baik.

Nilai dari sebuah produk harus ditentukan dan ditonjolkan yang dominan.

Atribut atribut yang membentuk proporsi nilai adalah atribut produk atau jasa

(product or service attribute), hubungan pelanggan (customer relationship) dan

cita dan reputasi (image and reputation). Adapun proposisi nilai pelanggan

tersusun dari tiga macam atribut yang dikategorikan sebagai berikut:

a) Product/Service Attributes (atribut produk dan jasa). Meliputi fungsi dari

produk atau jasa, harga, dan kualitas. Costumer memiliki kecenderungan

yang berbeda-beda atas produk yang ditawarkan. Perusahaan harus dapat

39

c. Perspektif Bisnis Internal

mengidentifikasikan apa yang diinginkan pelanggan atas produk yang

ditawarkan;

b) Costumer Relationship (hubungan pelanggan). Hubungan pelanggan

berhubungan dengan penyampaian produk atau jasa kepada pelanggan

yang meliputi dimensi waktu pesan dan penyerahan, serta bagaimana

perasaan pelanggan setelah membeli produk atau jasa dari perusahaan;

c) Image and Reputation (citra dan reputasi). Menggambarkan faktor-faktor

intangible yang menarik pelanggan untuk terus berhubungan dengan

perusahaan. Membangun image dan reputasi dapat dilakukan melalui iklan

dan menjaga kualitas seperti yang dijanjikan.

Gambar 3.1

Model Generik dari Proporsi Nilai Pelanggan14

Nilai = Atribut Produk

dan Jasa

+ Citra + Hubungan dengan

Pelanggan

Fungsionalis Mutu Harga Waktu

14 Venda Arsenia Laksmita, Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Metode

Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT. Bank Jateng Cabang Utama Semarang), (Skripsi S1

Fakultas Ekonomi, Universitas Diponedoro Semarang , 2011), h.25, dalam Kaplan dan Norton,

2000.

40

c. Perspektif Bisnis Internal

Dalam perspektif bisnis internal, pengukuran kinerja yang dilakukan dilihat

dari:

1) Inovasi, dimaksudkan untuk melihat bagaimana perusahaan melakukan

inovasi terhadap produk dan jasa yang dilakukan untuk memuaskan

konsumen. NGR dinilai dapat merepresentasikan inovasi karena NGR

mengukur peningkatan jaringan unit kerja dengan cara membandingkan

peningkatan jaringan unit kerja terhadap total unit kerja pada periode

tertentu, maka semakin meningkat rasio NGR (Network Growth Ratio) maka

semakin baik. Rumus yang digunakan yaitu :

NGR ( ) =

Delta Unit Kerja

Total Unit Kerja 100%

2) Operasi Pelayanan merupakan proses menghasilkan dan mendistribusikan

produk atau jasa kepada pelanggan. Untuk mengukur seberapa besar tingkat

kualitas pelayanan yang diberikan kepada nasabah. Pengukuran dapat

dilakukan dengan menggunakan rasio Administrative Expense to Total

Revenue (AETR) yang bertujuan untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas

serta ketepatan waktu proses atas transaksi yang dilakukan. AETR dinilai

representatif karena menunjukkan pengendalian biaya administrasi terhadap

tingkat pelayanan. 15

Rumus yang digunakan adalah:

15 Rangkuti, Freddy, SWOT Balanced Scorecard, h.105.

41

AETR =

Biaya Administrasi Total Pendapatan 100%

Tabel 3.4 Ukuran AETR16

Prosentase Rasio Skor

> 12% 0

10% - 12% 80

8,5% - 10% 100

< 8,5% 90

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif ini mengukur kinerja dari sisi sumber daya manusia yang dimiliki

BMT. Pengukuran dilakukan dengan melihat indeks pada hasil kuesioner,

meliputi :

1) Tingkat Pendidikan, dalam hal ini berkaitan dengan tingkat kemampuan

karyawan yang berhubungan dengan kepuasan karyawan dalam bekerja.

2) Sistem Informasi, hal ini dilihat dari bagaimana kemudahan sistem informasi

di perusahaan. Peningkatan kualitas karyawan dan produktivitas karyawan

juga dipengaruhi oleh akses terhadap sistem informasi yang dimiliki oleh

perusahaan.

3) Motivasi Karyawan, dengan menerangkan motivasi karyawan terhadap

perusahaan.

16 Rangkuti, Freddy, SWOT Balanced Scorecard, h.105.

42

5. Hubungan Antar Empat Perspektif

Dalam Balanced Scorecard, keempat persektif menjadi satu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan. Keempat perspektif tersebut juga merupakan indikator

pengukuran kinerja yang saling melengkapi dan saling memiliki hubungan sebab

akibat.

Gambar 3.2

Hubungan Empat Perspektif dalam Balanced Scorecard17

6. Pembobotan Perspektif BSC

Pada sub bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa kelebihan metode balanced

scorecard adalah komprehensif, artinya tidak hanya dilihat pada satu aspek. Maka

agar seimbang, sebelum dilakukan pengukuran sebaiknya dilakukan pemberian

17 Venda Arsenia Laksmita, Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Metode Balanced

Scorecard (Studi Kasus pada PT. Bank Jateng Cabang Utama Semarang), (Skripsi S1 Fakultas

Ekonomi, Universitas Diponedoro Semarang , 2011), h.25, dalam Kaplan dan Norton, 2000, h. 28.

43

bobot terlebih dahulu. Pemberian bobot dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

pengaruh indikator masing masing perspektif.

Besarnya nilai pembobotan menentukan skor akhir pengukuran kinerja karena

hasil pembobotan akan dikalikan dengan pencapaian kinerja. Target yang

ditetapkan pada keempat perspektif adalah sama karena memiliki pengaruh yang

sama maka bobot yang diberikan sebesar 25% pada tiap indikator. Namun

pembobotan berbeda diukur pada tiap indikator perspektif.

Bobot maksimal masing masing indikator dilihat pada masing-masing pedoman

yang tertera pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengaah Republik Indonesia Nomor: 20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang

Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam

Koperasi dan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengaah

Republik Indonesia Nomor: 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman

Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan

Syariah Koperasi dan standar ketentuan Bank Indonesia.

Pada perspektif keuangan, sasaran strategis dilihat dari tiga rasio yaitu rasio

likuiditas yang bertujuan untuk pemenuhan kewajiban segera dengan ukuran hasil

pencapaian pada rasio kas ber bobot 25%, rasio solvabilitas yang direpresentasikan

oleh rasio modal terhadap total aktiva sebagai ukuran hasil dengan bobot 25%,

bertujuan bagi pemenuhan kewajiban saat perusahaan dilikuidasi. Rasio terakhir

yaitu rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan BMT memperoleh laba yang

44

direpresentasikan oleh rentabilitas aset dan rentabilitas modal sebagai ukuran hasil

berbobot 50% karena BMT merupakan lembaga nirlaba.

Pada perspektif pelanggan di representasikan oleh atribut produk dan jasa, hubungan

dengan pelanggan kemudian citra dan reputasi yang diukur oleh indeks data primer

(kuesioner) dengan jumlah keseluruhan pertanyaan sebanyak 12 butir menggunakan

skala likert dengan bobot maksimal sebesar 5,00. Perspektif bisnis internal dibagi

oleh dua sasaran strategik dengan bobot yang sama yaitu 50% inovasi dan

operasional pelayanan karena memiliki pengaruh yang sama. Perspektif terakhir

dilihat dari pembelajaran dann pertumbuhan BMT yang ditinjau dari tiga sasaran

stratejik yaitu tingkat pendidikan dengan bobot 35%, sistem informasi 30% dan

motivasi karyawan 35%. Tingkat pendidikan dan motivasi karyawan memiliki bobot

yang lebih tinggi karena visi BMT mengedepankan sumber daya yang solid. Teknik

pengukuran yang menggunakan indeks dari kuesioner. Bobot maksimal sekaligus

target yang digunakan adalah 5,00. Tabel berikut merepresentasi secara lugas:

45

7. Pembobotan Perspektif BSC dan Target Penetapan

Tabel 3.5 Pembobotan Perspektif BSC dan Target Penetapan

Sasaran Strategik dan

Target

Ukuran Strategik Bobot

(%)

Target Ukuran Hasil

(Lag Indicator)

Ukuran Pendorong

(Lead Indicator)

Per

spek

tif

Keu

an

ga

n

(25

%)

Rasio

Likuiditas

(25%)

Rasio Kas

Pemenuhan kewajiban

segera

100

34%

Rasio

Solvabilitas

(25%)

Rasio Modal terhadap

Aktiva

Pemenuhan kewajiban

saat perusahaan

dilikuidasi

100

20%

Rasio

Rentabilitas

(50%)

Rentabilitas Aset

Kemampuan

memperoleh laba

50

>10% Rentabilitas Ekuitas

50

Per

spek

tif

Pel

an

gg

an

(25%

)

Customer

value

proposition

(100%)

Atribut produk dan jasa

Cara menghasilkan

tujuan finansial

30

5,00 Hubungan dengan

pelanggan

40

Citra dan reputasi

30

Per

spek

tif

Bis

nis

Inte

rnal

(25

%)

Inovasi

(50%)

NGR

Kepuasan konsumen

100

2,28%

Operasi

Pelayanan

(50%)

AETR

Pendistribusian

produk dan jasa

100

8,5% -

10%

Per

spek

tif

Pem

bel

aja

ra

n

Per

tum

bu

han

(2

5%

) Tingkat

Pendidikan

(35%)

Indeks tingkat pendidikan

Kepuasan karyawan

dalam bekerja

100

100%

Sistem

Informasi

(30%)

Indeks sistem informasi

Kemudahan sistem

informasi

100

5,00 Motivasi

Karyawan

(35%)

Indeks motivasi

karyawan

Semangat dalam

bekerja

100

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Berdiri BMT Mekar Dakwah

Objek penelitian yang diangkat ialah BMT Mekar Dakwah Serpong. BMT

Mekar Dakwah Serpong yang merupakan cabang dari BMT Taruna Al- Quran

Yogyakarta (BMT Jogjatama, red) didirikan pada tanggal 26 Februari 2004

dengan No. Akta Pendirian 518/7/BH/Dis/KUK. Manajemen Taruna Yogyakarta

mengalami kendala cukup berat yang menyebabkan bulan Juni 2004 penanganan

BMT Mekar Dakwah terpisah dari BMT Taruna Al-Quran Yogyakarta sebagai

induk, sehingga diambil alih sebuah komunitas yang peduli syariah di Jakarta.

Pembenahan manajemen itu dilaksanakan oleh Tim Counterpart hingga

mengalami perkembangan yang positif sehingga cukup layak dianggap sebuah

lembaga keuangan mikro yang berbasis syariah. Meskipun kondisi baik dari

eksternal maupun internal BMT Mekar Dakwah mengalami pasang surut tetapi

kinerja operasional membaik walau sering terjadi pergantian pengurus, pengelola

dan lokasi usaha. Pergantian tersebut mulai terbentuk tim kinerja BMT yang solid

menginjak tahun 2008. Pemulihan keadaan yang semakin solid terlihat pada

tahun 2009. Kinerja dari BMT baik di Baitul Maal tertata rapi dan pada sisi Baitul

Tamwil menunjukan peranannya. BMT Mekar Dakwah Serpong semakin diakui

serta dipercaya, bahkan menjadi lembaga yang mendapat tempat sendiri. Fungsi

46

47

BMT dalam pemberdayaan ekonomi umat dari sosial dan bisnis, BMT

Mekar Dakwah Serpong berkembang dengan adanya program-program

kemaslahatan umat, didukung oleh lembaga-lembaga yang bersinergi dengan

BMT, baik lembaga keuangan pendidikan, sosial, pemerintah, dan lainnya.

2. Visi, Misi dan Tujuan

a. Visi

Menjadi Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yang handal karena

kualitas pelayanan dan kinerja operasional, dalam pengembangan dan

pemberdayaan sumber dayanya hingga berkesinambungan dan selalu berusaha

sesuai prinsip syariah.

b. Misi

1) Meningkatkan taraf hidup dan kemampuan, baik sosial maupun ekonomi

masyarakat melalui muamalah sesuai syariah.

2) Meningkatkan baik kuantitas, maupun kualitas pelayanan dan kinerja

operasional dalam bermuamalah.

3) Membangun kepercayaan dan mengembangkan kerjasama dengan berbagai

pihak, baik di Serpong Tangerang Selatan, hingga skala nasional.

4) Usaha yang memiliki keunggulan kompetitif, accountable, serta terpercaya

dalam bermuamalah dan tetap dalam koridor yang sesuai dengan prinsip

syariah,

5) Mewujudkan lembaga yang ideal bagi pengembangan diri dan pembentukan

48

sumber daya yang selalu konsisten dalam menerapkan kinerjanya sesuai

dengan prinsip syariah.

c. Tujuan

Membentuk sumber daya yang berkemampuan, berwawasan, dan

professional didalam menerapkan muamalah yang sesuai dengan prinsip syariah.

Meningkatkan baik kualitas maupun kuantitas dalam penerapan usaha demi

kemaslahatan bersama.

3. Filosofi, Prinsip, dan Fungsi BMT Mekar Dakwah

a. Filosofi BMT Mekar Dakwah

1) Kepedulian, terhadap kondisi yang terjadi baik simpati maupun empati.

2) Membantu/Menolong, baik materi atau non materi sesuai kemampuan.

3) Pembinaan, dalam hal ruhiah maupun jasmaniah dalam bermuamalah.

4) Pengawasan, atau menjaga sumber daya agar tetap sesuai syariah.

5) Pemberdayaan, baik ekonomi dan sosial didalam penerapan

kinerjanya/bermuamalah tetap sesuai dengan prinsip syariah.

b. Prinsip BMT Mekar Dakwah

1) Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dalam melaksanakan segala

kegiatan muamalah agar tetap susuai prinsip-prinsip syariah.

2) Keterpaduan dalam segala yang berhubungan dengan muamalah baik dari

nilai-nilai spiritual, moral, etika, sikap, pengetahuan dan lainnya.

3) Kekeluargaan, yakni lebih mementingkan kepentingan bersama dan serta

49

kebersamaan, dalam satu kesatuan visi, misi dan tujuan BMT. Kemandirian

yang tidak terpengaruh oleh kepentingan pihak tertentu.

4) Profesionalisme dalam bekerja yang selalu dilandasi keimanan dalam

bermuamalah dalam menjadikan sifat rasulullah SAW sebagai tauladan.

5) Istiqomah dalam bekerja dan selalu berusaha sesuai prinsip syariah.

6) Silaturahmi dengan berbagai pihak/jaringan kerja selalu dijaga.

c. Fungsi BMT Mekar Dakwah

1) Fungsi sosial, yakni BMT sebagai institusi dakwah yang memiliki

kepedulian tinggi hingga kualitas spiritual dan moral meningkat.

2) Fungsi ekonomis, yakni BMT sebagai perantara manajemen dan keuangan

berbagai pihak demi kemaslahatan bersama.

3) Fungsi Ilmu Pengetahuan, yakni BMT jadi tempat pengembangan sumber

daya insani khususnya dalam muamalah sesuai syariah.

4) Fungsi pengembangan, yakni BMT motivator, pengaruh dan juga

pengembangan potensi sosial dan ekonomi masyarakat.

4. Target, Motto, dan Jargon BMT Mekar Dakwah

a. Target/Sasaran BMT Mekar Dakwah

1) Letak lokasi usaha meliputi: lembaga sosial kemasyarakatan, lembaga

pendidikan dan lembaga usaha.

2) Pelaku usaha meliputi: perorangan, kelompok/komunitas serta badan usaha

dari mikro hingga menengah khususnya dan bila dimungkinkan makro,

50

baik formal maupun non formal.

3) Alokasi/Jenis usaha meliputi: produktif dan konsumtif.

4) Sektor usaha meliputi: bidang jasa, perdagangan, industri kecil dan

menengah, konsumtif dan lain-lain.

5) Bentuk usaha meliputi: dana kebajikan, dana talangan/bantuan, kemitraan

dan pemberdayaan.

6) Jangka waktu meliputi: jangka pendek, menengah dan panjang.

7) Wilayah usaha meliputi: Kecamatan Serpong khususnya hingga Kabupaten

Tangerang bahkan hingga skala nasional.

b. Motto BMT Mekar Dakwah

Motto BMT Mekar Dakwah yaitu: Jujur Bermitra, Profesional Bekerja

c. Jargon BMT Mekar Dakwah

Jargon BMT Mekar Dakwah yaitu: Mekar Raih Prestasi, Bismillah!!!

5. Identitas Lembaga

Nama : BMT Mekar Dakwah

Tanggal Berdiri : 12 Februari 2004

Akta Pendirian : 01/KUS-SMD/II/2004

Badan Hukum : 518/7/BH/DISKUK/2004

Domisili : 503/74.Kel-Srp/2014

Siup : 503/001205-BP2T/30-08/PK/IX/2012

TDP : 30.08.2.47.00081

51

NPWP : 02.629.064.3-411.000

6. Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BMT Mekar Dakwah Serpong

52

B. Analisis Data dan Hasil Pembahasan

1. Uji Validitas

Uji validitas dihitung dengan membandingkan nilai r hitung (correlated item-total

correlations) dengan nilai r tabel jika r dihitung > dari r tabel (pada taraf

signifikan 5%) maka pertanyaan dinyatakan valid. Berikut hasil uji validitas

menggunakan SPSS 20.0.

Tabel 4.1 Uji validitas

r hitung r tabel (sig. 5%) Hasil

0,694 0,202 Valid

0,395 0,202 Valid

0,449 0,202 Valid

0,756 0,202 Valid

0,789 0,202 Valid

Keseluruhan output menunjukkan r hitung > r tabel maka pertanyaan

dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indikator tingkat keandalan atau konsistensi terhadap suatu

hasil pengukuran. Suatu pengukuran dianggap reliable atau memiliki keandalan

jika konsisten. Uji reliabilitas dalam penelitian ini