ANALISIS KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN ANTAR …eprints.ums.ac.id/56452/26/Naskah Publikasi...
-
Author
vuongxuyen -
Category
Documents
-
view
227 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of ANALISIS KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN ANTAR …eprints.ums.ac.id/56452/26/Naskah Publikasi...
ANALISIS KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN ANTAR
KECAMATAN DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2014
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Disusun Oleh :
YESPRINTA AS HERO
B 300 130 162
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ANALISIS KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN ANTAR
KECAMATAN DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2014
PUBLIKASI ILMIAH
oleh :
YESPRINTA AS HERO
B300130162
Telah diterima untuk diuji oleh :
Pembimbing
(Ir. Maulidya Indira Hasmarini, MS)
ii
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN ANTAR
KECAMATAN DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2014
YESPRINTA AS HERO
B300130162
Telah diperiksa didepan Dewan Penguji
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada Hari Sabtu 07 Oktober 2017
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
DEWAN PENGUJI
1. Penguji I
Ir. Maulidyah Indira Hasmarini, MS ( )
2. Penguji II
Dr. Daryono Soebagyo, MEc ( )
3. Penguji III
Drs. Yuni Prihadi Utomo, MM ( )
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
(Dr. Syamsudin, MM)
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kerjasama disuatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 07 Oktober 2017
Penulis
Yesprinta As Hero
B 300 130 162
1
ANALISIS KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN ANTAR
KECAMATAN DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2014
ABSTRAK
Dalam penelitian ini mengambil judul tentang Analisis Ketimpangan
Distribusi Pendapatan Antar Kecamatan di Kabupaten Wonogiri pada tahun 2010-
2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya tingkat
ketimpangan yang terjadi antar Kecamatan di Kabupaten Wonogiri pada tahun
2010-2014. Analisis yang digunakan yaitu Tipologi Klassen, Indeks Williamson,
dan Indeks Entropi Theil. Hasil dari Tipologi Klassen menunjukkan bahwa pada
setiap tahunnya masing-masing kecamatan mengalami peningkatan dan
mengalami penurunan. Dari 25 kecamatan terdapat dua kecamatan dalam kondisi
stabil dalam kategori daerah berkembang cepat yaitu kecamatan Wonogiri dan
Kecamatan Jatisrono, dan terdapat dua Kecamatan stabil lainnya dalam kategori
daerah tertinggal yaitu Kecamatan Bulukerto dan Slogohimo. Hasil Indeks
Williamson Kabupaten Wonogiri pada tahun 2010-2014 tidak mengalami
peningkatan yang signifikan. Nilai Indeks Williamsonnya sebesar 0,22. Angka
tersebut menunjukkan bahwa di Kabupaten Wonogiri nilai ketimpangannya relatif
kecil. Dari hasil analisis indeks Entropi Theil pada tahun 2010-2014 mengalami
peningkatan yang relatif kecil. Pada tahun 2010-2014 nilai dari Indeks Entropi
Theil sebesar 0,02295 dan menunjukkan bahwa antar kecamatan di Kabupaten
Wonogiri tidak terdapat ketimpangan distribusi pendapatan.
Kata Kunci : PDRB, Jumlah Penduduk, Ketimpangan Distribusi Pendapatan,
Pertumbuhan Ekonomi
ABSTRACT
In this study entitled Analysis of Inequality Distribution Income Inter
District Wonogiri in the year 2010-2014. This study aims to determine whether
the level of inequality that occurred between Wonogiri regency in 2010-2014. The
analysis used is Klassen Typology, Williamson Index, and Theil Entropy Index.
The result of Klassen Tipologi shows that every year every sub-district increases
and decreases. From 25 sub-districts, two sub-districts are in stable condition in
the fast-growing category of Wonogiri and Jatisrono, and there are two other
stable sub-districts in disadvantaged areas in Bulukerto and Slogohimo Sub-
districts. Williamogiri County Williamson Index 2010-2014 results do not
increase significantly. The value of the Williamson Index is 0.22. This figure
shows that in Wonogiri Regency, the value of inequality is relatively small. From
the analysis of Entropy Theil index in 2010-2014 has a relatively small increase.
In 2010-2014 the value of Theil Entropy Index is 0.02295 and indicates that there
is no imbalance in the distribution of income between districts in Wonogiri
regency. Keywords: GRDP, population, Inequality of Economic Growth
Keyword : PDRB, Population, Inequality distribution income, Economic Growth
2
1. PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi merupakan salah satu indikator dari tinggi
rendahnya laju pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah, dan ditujukan untuk
mengatasi berbagai masalah ekonomi. Apabila pertumbuhan pembangunan
suatu wilayah mengalami peningkatan maka laju pertumbuhan
perekonomiannya juga akan meningkat dan ketimpangan semakin sedikit.
Pada hakekatnya pembangunan perekonomian bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pendapatan. Peningkatan dan
pertumbuhan ekonomi membawa pengaruh terhadap kesejahteraan dan
peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Menurut Suparmoko (1991) Pertumbuhan ekonomi di suatu negara
tidak selalu dilihat dari sisi global, karena cara tersebut dianggap kurang
mencerminkan keadaan riil perekonomian yang bersangkutan. Untuk lebih
jelasnya, harus dikelompokkan atau diperinci menjadi sektor-sektor usaha atau
kegiatan.
Kesenjangan sering kali terjadi di suatu wilayah dan menjadi
permasalahan yang cukup serius. Barika (2010) daerah yang mengalami
ketimpangan disesabkan salah satunya kekurangan sumber daya yang tidak
dimiliki, karena cendeerung para investor memilih daerah yang memiliki
sarana dan prasarana yang memadahi, seperti halnya yang ada di perkotaan
dan tidak ada di pedesaan. Budi Satrio (2013) perencanaan untuk mewujudkan
pemerataan pembangunan antar wilayah sangat diperlukan agar tujuan
pembanguan yakni meningkatkan perluasan distribusi dan ketersediaan
kebutuhan pokok, dan peningkatan standar dan kualitas hidup masyarakat
dapat tewujud secara bersamaan baik pada tingkat regional maupun nasional.
Andy dan Wisnu (2014) pertumbuhan ekonomi yang tidak diimbangi
dengan pemerataan akan memperluas kesenjangan antara satu wilayah dengan
wilayah lainnya, sedangkan pemerataan ekonomi yang tidak di imbangi
dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat akan menimbulkan kemiskinan di
daerah tersebut. Ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi merupakan masalah
yang banyak terjadi di negara Indonesia pada saat ini. Untuk meningkatkan
3
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah harus mempunyai sektor-sektor
pendukung yang mampu mengakselerasi pembangunan.
Menurut World Bank kategori ketimpangan dapat menggunakan
kriteria yaitu : a) Jika Proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk
dalam kategori 40 persen terendah terhadap total pendapatan seluruh
penduduk kurang dari 12 persen dikategorikan ketimpangan pendapatan
tinggi, b) Jika proporsi jumlah pendapatan penduduk yang masuk kategori 40
persen terendah terhadap total terhadap penduduk kurng dari 12-17 persen
dikategorikan ketimpangan sedang, c) Apabila jumlah pendapatan penduduk
masuk dalam kategori 40 persen terendah terhadap total pendapatan penduduk
kurang dari 17 persen dikatakan ketimpangan rendah.
Pada sisi lain, adanya permasalahan tentang kemiskinan dan
ketidakmerataan pendapatan tersebut juga akan menimbulkan dampak
instabilitas sosial, ketidakpastian, kelaparan, kesehatan, dan gizi yang buruk.
Apabila kondisi tersebut terus berlangsug dan menghambat laju pertumbuhan
ekonomi terus-menerus, maka akanmenganggu stabilitas ekonomi makro dan
kelangsungan pemerintahan yang ada pada saat itu. Ketimpangan
pembangunan pada saat ini berwujud dalam berbagai dimensi dan aspek,
seperti pendapatan per kapita atau pendapatan daerah wilayah tersebut.
Jawa Tengah adalah provinsi yang tidak terlepas dari masalah
ketimpangan distribusi pendapatan dan pertumbuhan ekonomi. Ada banyak
masalah yang dihadapi dalam pemerataan pembangunan ekonomi. Masalah
tersebut yang membuat pemerintah daerah membuat kebijakan-kebijakan yang
nantinya akan menghasilkan sebuah tujuan tertentu. Dalam Peraturan Daerah
(Perda) Provinsi Jawa Tengah No. 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029, bahwa Pemerintah
melakukan kerjasama antar daerah yang memiliki potensi-potensi di
kawasannya dengan tujuan meningkatkan pemerataan pembangunan ekonomi
di kawasan tersebut. Menurut Todaro 2000 Koefisien Gini adalah alat
pengukuran ketidakmerataan / ketimpangan yang angkanya berkisar antara nol
hingga nol. Koefisien yang mendekati angka nol maka tingkat ketimpangnnya
4
sempurna, namun jika mendekati angka satu berarti ketidakmerataan yang
sempurna.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Jenis dan Sumber Data
Untuk mengetahui pengaruh dari PDRB perkapita Kabupaten Wonogiri,
PDRB perkapita Kecamatan Wonogiri, dan Jumlah Penduduk terhadap
ketimpangan distribusi pendapatan antar Kecamatan di Kabupaten
Wonogiri tahun 2010-2014 digunakan Tipologi Kalssen, Indeks
Williamson dan Indeks Entropi Theil dalam melakukan analisis.
2.2 Metode Analisis Data
2.2.1 Analisis Tipologi Klassen
Quadrant I
Daerah maju dan cepat
tumbuh
ri > r dan yi < y
Quadrant II
Daerah maju tapi tertekan
ri < r dan yi > y
Quadrant III
Daerah berkembang pesat
ri > r dan yi > y
Quadrant IV
Daerah relatif terbelakang
ri < r dan yi < y
Keterangan:
ri : Laju pertumbuhan ekonomi kecamatan i
yi : PDRB perkapita Kecamatan i
r : rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wonogiri
y : rata-rata PDRB perkapita Kabupaten Wonogiri
5
2.2.2 Indeks Williamson
IW =
Keterangan :
IW = Indeks Williamson
Yi = PDRB per kapita kecamatan i
= Rerata PDRB per kapita Kabupaten Wonogiri
fi = Jumlah Penduduk Kecamatan i
N = Jumlah Penduduk kabupaten Wonogiri
2.2.3 Indeks Entropi Theil
Keterangan:
TE = Indeks ketimpangan Entropi Theil
= Total Income
N =The number of the agents in the economic system
Apabila nilai indeks entropi theil = 0 maka akan terjadi
pemerataan, dan sebaliknya apabila menjauh dari 0 maka akan
terjadi ketimpangan yang semakin besar.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada tahun 2010-2014 Kabupaten Wonogiri memiliki rata-rata
PDRB per kapita sebesar 90.997,451 dan rata-rata pertumbuhan ekonomi
sebesar 5,14. Dari hasil perhitungan tersebut pada tahun 2010-2014
kecamatan yang memiliki rata-rata laju pertumbuhan ekonomi di atas laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wonogiri adalah Kecamatan Wonogiri,
Pracimantoro, Jatisrono, Puhpelem, Purwantoro, Ngadirojo, Manyaran,
Eromoko, dan Baturetno.
Pada setiap tahunnya setiap Kecamatan memiliki hasil analisis
yang berubah-ubah. Pada tahun 2011, 2012 dan 2014 Kecamatan
Pracimantoro berada dalam kategori daerah berkembang cepat. Namun
6
pada tahun 2013 Pracimantoro termasuk ke dalam kategori daerah yang
tertinggal. Kecamatan paranggupito tahun 2011, 2012 dan 2014 termasuk
ke dalam daerah yang tertinggal, namun pada tahun 2013 termasuk ke
dalam daerah berkembang cepat. Untuk Kecamatan Giritontro pada tahun
2011 dan 2013 berada dalam daerah berkembang cepat, serta pada tahun
2012 dan 2014 termasuk ke dalam daerah tertinggal. Kecamatan Giriwoyo
pada tahun 2011, 2012, dan 2014 termasuk ke dalam kategori daerah yang
berkembang cepat, dan pada tahun 2013 berada pada kategori daerah yang
tertinggal. Pada tahun 2011 dan 2012 Kecamatan Batuwarno termasuk ke
dalam kategori daerah berkembang cepat, sedangkan pada tahun 2013 dan
2014 berubah menjadi daerah yang tertinggal.
Kecamatan Karangtengah pada tahun 2011 dan 2013 termasuk ke
dalam kategori daerah yang berkembang cepat, namun pada tahun 2012
dan 2014 Kecamatan tersebut masuk ke dalam kategori daerah tertinggal.
Pada Kecamatan Tirtomoyo tahun 2011 dan 2014 tergolong di dalam
daerah berkembang cepat, sedang pada tahun 2013 dan 2012 daerah yang
tertinggal. Pada tahun 2011 dan 2012 Kecamatan Nguntoronadi termasuk
dalam kategori daerah berkembang cepat, dan tahun 2013-2014 termasuk
kategori daerah tertinggal. Hasil dari Kecamatan Baturetno pada tahun
2011,2013 dan 2014 menunjukkan kedalam daerah yang berkembang
cepat, dan tahun 2012 Baturetno termasuk ke dalam daerah tertinggal.
Kecamatan Eromoko pada tahun 2011 dan 2013 termasuk ke
dalam kategori daerah berkembang cepat, namun pada tahun 2012 dan
2014 mengalami penurunan sehingga termasuk kedalam daerah tertinggal.
Pada tahun 2011 Kecamatan Wuryantoro termasuk dalam daerah yang
berkembang cepat, namun pada tahun 2012-2014 Wuryantoro mengalami
penurunan dan termasuk dalam daerah yang tertinggal.
Kecamatan Manyaran pada tahun 2011 dan tahun 2013 merupakan
Kecamatan yang berada dalam kategori daerah berkembang cepat, namun
pada tahun 2012 dan 2014 Manyaran termasuk kategori daerah tertinggal.
Kecamatan Selogiri di tahun 2011 dan 2014 termasuk dalam aderah yang
7
tertinggal, namun pada tahun 2012 dan 2013 Selogiri berada pada kategori
daerah yang berkembang cepat. Untuk Kecamatan Wonogiri pada tahun
2011 hingga 2014 berada dalam kategori daerah yang berkembang cepat,
dikarenakan nilai PDRB dan laju pertumbuhan ekonomi yang terus
meningkat. Kemudian untuk Kecamatan Ngadirojo pada tahun 2011-2012
termasuk dalam kategori daerah yang tertinggal, namun pada tahun 2013-
2014 naik menjadi daerah yang berkembang cepat. Kecamatan Sidoharjo
pada tahun 2011 merupakan daerah yang masih tertinggal, kemudian pada
tahun berikutnya yaitu 2012-2014 berubah kategori menjadi daerah yang
berkembang cepat.
Pada tahun 2011-2012 Kecamatan Jatiroto merupakan Kecamatan
yang termasuk ke dalam daerah yang berkembang cepat, dan paada tahun
2013-2014 termasuk dalam kategori daerah yang relatif tertinggal.
Kecamatan Kismantoro pada tahun 2011 berada dalam kategori daerah
yang berkembang cepat, namun dalam tahun berikutnya yaitu 2012-2014
berubah menjadi daerah yang relatif tertinggal. Untuk Kecamatan
Purwantoro pada setiap tahunnya mengalami perubahan, pada tahun 2011
dan 2013 termasuk dalam daerah yang berkembang cepat, kemudian tahun
2012 dan 2014 merupakan daerah yang tertinggal. Kecamatan Bulukerto
dalam tahun ke tahun yaitu 2011-2014 merupakan Kecamatan yang
termasuk dalam daerah yang relatif tertinggal.
Kecamatan Puhpelem pada thun 2011, 2012, dan 2014 termasuk
dalam daerah yang berkembang cepat, dan pada tahun 2013 Puhpelem
termasuk kategori daerah tertinggal. Pada tahun 2011 hingga 2014
Kecamatan Slogohimo tidak mengalami peningkatan, dan termasuk
kedalam daerah yang tertinggal. Kecamatan Jatisrono dari tahun ke tahun
termasuk dalam daerah yang berkembang cepat yaitu pada tahun 2011-
2014. Untuk Kecamatan Jatipurno pada tahun 2011-2013 tidak mengalami
peningkatan yaitu termasuk dalam daerah tertinggal, namun pada thun
2014 Jatipurno berubah menjadi Daerah yang berkembang cepat.
8
Kecamatan Girimarto pada setiap tahunnya juga tidak
mengalamipeningkatan. Di tahun 2011 Kecamatan Girimarto merupakan
daerah yang masih tertinggal, namun pada thun 2012 berubah menjadi
daerah yang berkembang pesat. Pada tahun berikutnya 2013 dan 2014
menurun kembali menjadi daerah yang tertinggal. Dari hasil analisis
Tipologi Klassen tersebut, dapat dilihat klasifikasinya pada tabel berikut :
Tabel 1. Hasil Klasifikasi Tipologi Klassen Kecamatan di
Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2014
Quadran 1 Quadran II
Daerah maju dan cepat
tumbuh Daerah maju tapi tertekan
( - ) ( - )
Quadran III Quadran IV
Daerah berkembang cepat Daerah relatif tertinggal
- Kecamatan Pracimantoro - Kecamatan Paranggupito
- Kecamatan Eromoko - Kecamatan Giritontro
- Kecamatan Baturetno - Kecamatan Giriwoyo
- Kecamatan Manyaran - Kecamatan Batuwarno
- Kecamatan Wonogiri - Kecamatan Karangtengah
- Kecamatan Ngadirojo - Kecamatan Tirtomoyo
- Kecamatan Jatisrono - Kecamatan Nguntoronadi
- Kecamatan Puhpelem - Kecamatan Wuryantoro
- Kecamatan Purwantoro - Kecamatan Selogiri
- Kecamatan Sidoharjo
- Kecamatan Jatiroto
- Kecamatan Kismsantoro
- Kecamatan Bulukerto
- Kecamatan Slogohimo
- Kecamatan Jatipurno
- Kecamatan Girimarto
9
Tabel 2. Indeks Williamson
di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2014
Tahun Indeks Wiliomson
2010 0,21
2011 0,21
2012 0,21
2013 0,22
2014 0,22
Rerata 0,22
Dari hasil perhitungan pada tabel di atas, tingkat
ketimpangan pendapatan kecamatan yang ada di Kabupaten
Wonogiri pada tahun 2010-2014 sebesar 0,22. Berdasarkan kriteria
yang sudah ditentukan dalam analisis indeks williamson maka
dapat dikatakan bahwa ketimpangan yang ada pada Kabupaten
Wonogiri pada tahun 2014 relatif kecil. Dapat dilihat pada tabel
diatas bahwa dari tahun 2010 hingga tahun 2012 nilai
ketimpangannya tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 0,21
masih relatif kecil.
Pada tahun berikutnya yaitu 2013 hingga 2014 nilainya
meningkat tidak begitu tinggi, yaitu sebesar 0,22 dan masih
dikategorikan relatif kecil. Nilai ketimpangan yang relatif kecil
disebabkan karena pemerataan pembangunan yang ada di masing-
masing daerah. Meskipun pada analisis Klassen ada beberapa
kecamatan yang relatif tertinggal namun upaya pemerataan
pembangunan pemerintah di setiap wilayah terus dilakukan.
Dari hasil analisis Indeks williamson diatas maka di
kabupaten Wonogiri pada tahun 2010-2014 tingkat
ketimpangannya relatif kecil. Berikut merupakan hasil dari
perhitungan Indeks Entropi Theil Kecamatan di Kabupaten
Wonogiri pada tahun 2010-2014 :
10
Tabel 3. Hasil dari Indeks Entropi Theil Kecamatan
di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2014
Tahun
Indeks
Entropi Theil
2010 0,02144
2011 0,02267
2012 0,02290
2013 0,02369
2014 0,02407
Rerata 0,022959
Dari hasil Indeks Entropi Theil diatas menunjukkan bahwa
kecamatan di Kabupaten Wonogriri pada tahun 2010 hingga 2014
tidak mengalami ketimpangan pendapatan. Angka tersebut
menunjukkan hasil sebesar 0,02295. Pada tahun 2010 - 2014 hasil
dari Indeks Entropi Theil mengalami peningkatan yang tidak
terlalu banyak.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis diatas maka dapat diambil kesimpulannya
yaitu:
1) Berdasarkan dari hasil Tipologi Kalssen bahwa pada tahun 2010
hingga tahun 2014 terdapat 16 kecamatan yang dikategorikan
sebagai daerah yang relatif tertinggal yaitu Kecamatan
Paranggupito, Giritontro, Giriwoyo, Batuwarno, Karangtengah,
Tirtomoyo, Nguntoronadi, Wuryantoro, Selogiri, Sidoharjo,
Jatiroto, Kismantoro, Bulukerto, Slogohimo, Jatipurno, dan
Girimarto. Untuk 9 Kecamatan termasuk ke dalam kategori daerah
berkembang cepat yaitu Kecamatan Pracimantoro, Eromoko,
Baturetno, Wonogiri, Jatisrono, Manyaran, Ngadirojo, Puhpelem,
dan Purwantoro. Daerah yang relatif tertinggal disebabkan karena
nilai laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB Per Kapita yang
rendah.
11
2) Untuk hasil analisis Indeks Williamson di Kabupaten Wonogiri
pada tahun 2010-2014 sebesar 0,22. Hal ini menyebabkan
ketimpangan di Kabupaten Wonogiri relatif kecil karena kurang
dari 0,3. Pada tahun 2010 hingga 2012 tingkat ketimpangan di
Kabupaten Wonogiri relatif kecil pula yaitu 0,21. Tahun 2013 dan
2014 walaupun mengalami peningkatan tetapi tidak berpengaruh
terhadap ketimpangan. Hasil yang di tunjukkan sebesar 0,22 yaitu
masih relatif kecil. Meskipun Kecamatan Wonogiri berada di pusat
kota, namun hal ini tidak menjadikan pemusatan roda
perekonomian. Hasil yang ditunjukkan bahwa distribusi
pendapatan merata.
3) Ketimpangan distribusi pendapatan antar Kecamaatan di
Kabupaten Wonogiri pada tahun 2010-2014 relatif kecil. Pada
analisis Indeks Entropi Theil bahwa nilainya sebesar 0,02295.
Hasil menunjukkan pada tahun 2010 hingga tahun 2014 mengalami
peningkatan yang tidak cukup berarti (sangat kecil). Berdasarkan
hasil analisis nilai ketimpangan masih relatif kecil. Ketimpangan
Pendapatan antar Kecamatan di Kabupaten Wonogiri pada tahun
2010-2014 tidak terbukti.
4.2 Saran
1) Untuk Kecamatan yang termasuk ke dalam kategori daerah relatif
tertinggal di KabupatenWongiri dibutuhkan campur tangan oleh
pemerintah derah dari sarana dan prasarana kebutuhan ekonomi.
Agar nantinya kecamatan tersebut dapat meningkatkan pendapatan
perkapita dan pertumbuhan ekonomi ikut meningkat.
2) Pemerintah daerah diharapkan dapat menggali potensi yang ada
pada setiap Kecamatan yang masih dalam kategori daerah relatif
tertinggal. Sehingga diharapkan nantinya pendapatan antar
Kecamatan lebih meningkat dan pemerataan semakin berkembang
dan dapat mempertahankan yang sudah ada saat ini.
12
3) Dalam mempertahankan pemerataan pendapatan di seluruh
Kecamatan yang ada di Kabupaten Wonogiri Pemerintah
diharapkan menggali kembali potensi di masing-masing daerah,
melakukan kembali evaluasi serta pembangunan di setiap
Kecamatan agar Ketimpangan dan ketiadakmerataan pendapatan
tidak akan terjadi di Kabupaten Wongiri pada tahun berikutnya.
4) Bagi masyarakat setiap Kecamatan di Kabupaten Wonogiri
diharapkan partisipasi untuk kegiatan ekonomi agar tidak adanya
ketimpangan distribusi pendapatan dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Amico, Guglielmo D , Giussepe Di Biase and Raimondo Manca.2014.
Decompositing Of The Population Dynamic Theils Entropy and Its
Application to Four Europan Countries.Department of Pharmacy, G.
dAnnunzio University Chieti , Department of Methods and Models for
the Economy, Territory and Finance, La Sapienza University Rome.
Arsyad, Lincolin.1999.Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi
Daerah, Edisi Pertama.Yogyakarta:BPFE Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik Wonogiri.2010.PDRB Per Kecamatan di Kabupaten
Wonogiri.BPS:Wonogiri.
Badan Pusat Statistik Wonogiri.2011.PDRB Per Kecamatan di Kabupaten
Wonogiri.BPS:Wonogiri.
Badan Pusat Statistik Wonogiri.2012.PDRB Per Kecamatan di Kabupaten
Wonogiri.BPS:Wonogiri.
Badan Pusat Statistik Wonogiri.2013.PDRB Per Kecamatan di Kabupaten
Wonogiri.BPS:Wonogiri.
Badan Pusat Statistik Wonogiri.2014.PDRB Per Kecamatan di Kabupaten
Wonogiri.BPS:Wonogiri.
Badan Pusat Statistik Wonogiri.2014.PDRB Kabupaten Wonogiri dan Jumlah
Penduduk.BPS:Wonogiri
Badan Pusat Statistik Wonogiri.2016.Wonogiri Dalam Angka Kabupaten
Wonogiri.BPS:Wonogiri.
Barika.2012.Analisis Ketimpangan Pembangunan Wilayah Kabupaten/Kota di
provinsi Bengkulu Tahun 2005-2009.Ekonomi Pembangunan.
Universitas Bengkulu.Volume : 04. NO. 03, Januari-Juni 2012
13
Kalalao,T.,Daisy,S.,danMauna.2016.Analisis distribusi Pendapatan Masyarakat
Kecamatan Airmandidi Kabupaten Minahasa Utara.Jurnal Ekonomi
Pembangunan Universitas Sam Ratulangi,pp.820.
Kuncoro Mudrajad.2010.Dasar-Dasar Ekonomika Pembangunan, Edisi
Kelima.UPP STIM YKPN.Yogyakarta.
Mahardiki, Doni dan Rokhedi Priyo S.2013.Analisis Perubahan Ketimpangan
Pendapatan Dan Pertumbuhan Ekonomi antar Propinsi di Indonesia 2006-
2011,Universitas Islam Indonesia,pp.183.
Pauzi, Ahmad dan Dewa Nyoman Budiana.2016.Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Secara Langsung Maupun Tidak Langsung Ketimpangan
Distribusi Pendapatan.JEP Universitas Udayana Bali.
Raswita, Ngakan Putu Mahesa Eka dan Made Suyana Utama.2013.Analisis
Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pendapatan Antar Kecamatan di
Kabupaten Gianyar.Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana,
Vol.2,pp.3.
Razak, Abd.Rahman. 2011. Economic Growth and Regional Development
Disparity In South Sulawesi. Economic Journal Of Emerging Markets
Hassanudin University. Vol. 3, No.3, 275-287.
Soebagiyo,Daryono.2015.Perekonomian Indonesia.Gumpang, Kartasura
CV.Jasmine.
Suparmoko,M.1991.Pengantar Ekonomika Makro Edisi II.BPFE:Yogyakarta
Suparmoko,M. Dan Irawan.1992.Ekonomika Pembangunan, Edisi Kelima,
BPFE:Yogyakarta.
Tambunan,Tulus.2001.Perekonomian Indonesia. Teori dan Temuan Empiris.
Jakarta : Ghalia Indonesia.
Tb, Ai Edy.2015.Regional Development Classification Model using Decision
Tree Approach. International Journal of Computer Applications (0975
8887) Volume 114 No. 8, March 2015.
Theil, H.1967.Economic And Informations Theory. Amsterdam, North Holand
Todaro, Michael.2000.Ekonomi Untuk Negara Berkembang.Jakarta:Bumi Askara
Williamson, Jeffrey G.1965.Economic Development And Cultural Change.Vol 13,
No.4, Part 2, pp.1-84.
Yuliani, Tutik.2015.Pertumbuhan Ekoonomi dan Ketimpangan Pendapatan Antar
Kabupaten di Kalimantan Timur. Universitas Balikpapan. Jejak 8 (1):1-88