ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI ...penilaian kelas (soal evaluasi) kata kerja...

209
i ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V (STUDI KASUS DI SALAH SATU SD KABUPATEN BANTUL) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Alan Risky Subekti NIM : 151134029 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI ...penilaian kelas (soal evaluasi) kata kerja...

  • i

    ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA

    PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V

    (STUDI KASUS DI SALAH SATU SD KABUPATEN BANTUL)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Oleh:

    Alan Risky Subekti

    NIM : 151134029

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

    JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini saya persembahkan untuk:

    Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya yang selalu

    memberikan kemudahan dan kelancaran setiap waktu hingga skripsi ini

    selesai.

    Untuk kedua orang tuaku tersayang Bapak Sihono dan Ibu Murtilah yang

    selalu memberikan dukungan dari segi manapun, memberikan semangat, doa

    yang tiada hentinya yang tidak mungkin tidak dapat terbayarkan hanya

    dengan selembar kertas ucapan kasih sayang dan persembahan ini.

    Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd, dan Ibu Brigitta Erlita Tri

    Anggadewi, S.Psi., M.Psi yang telah membimbing, mendampingi,

    memberikan masukan – masukan serta memberikan semangat dan motivasi

    kepada penulis selama menyusun skripsi ini.

    Kekasihku Dewi Maghfiroh yang selalu memberikan perhatian, dukungan,

    motivasi, dan semangat yang selalu sabar dalam menemani penulis sejak masa

    sekolah hingga kuliah dan hingga skripsi ini selesai.

    Seluruh keluarga besar Widi Sentono dan Rejo Suparto dan teman – teman

    pemuda PRINTA yang selalu memberikan semangat, doa, dan warna dalam

    hidup penulis.

    Almamaterku Universitas Sanata Dharma

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    MOTTO

    ~”Man Jadda Wajada: Siapa yang bersungguh – sungguh pasti akan

    mendapatkan hasil”~

    ~” Fastabiqul Khoirot: Berlomba – lomba dalam kebaikan”~

    ~” Saat Allah Mendorongmu ke tebing, yakinlah kalau hanya ada dua hal

    yang mungkin terjadi. Mungkin saja Ia akan menangkapmu,

    atau Ia ingin kau belajar bagaimana caranya terbang.”~

    ~”Angin berhembus tidak untuk menggoyangkan pepohonan, tetapi untuk

    menguji kekuatan akarnya”~

    (Ali bin Abi Thalib)

    ~”Doa adalah pembuka jalan dari Tuhan dan usaha adalah pembuka jalan bagi

    manusia. Gabungkan keduanya sehingga skripsi cepat selesai”~

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

    tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah

    disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya

    ilmiah.

    Yogyakarta, 06 Agustus 2019

    Penulis

    Alan Risky Subekti

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

    Nama : Alan Risky Subekti

    Nomor Mahasiswa : 151134029

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

    ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA

    PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V

    (STUDI KASUS DI SALAH SATU SD KABUPATEN BANTUL)

    beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

    kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

    mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

    mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

    lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

    memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

    penulis.

    Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di Yogyakarta

    Pada tanggal: 06 Agustus 2019

    Yang menyatakan

    Alan Risky Subekti

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRAK

    ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA

    PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V

    (STUDI KASUS DI SALAH SATU SD KABUPATEN BANTUL)

    Alan Risky Subekti

    Universitas Sanata Dharma

    2015

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana perencanaan

    pembelajaran berpikir tingkat tinggi di salah satu SD di Kabupaten Bantul, Daerah

    Istimewa Yogyakarta kelas V; (2) Bagaimana penerapan keterampilan berpikir

    tingkat tinggi dalam pelaksanaan pembelajaran di salah satu SD di Kabupaten Bantul

    Daerah Istimewa Yogyakarta kelas V; (3) Bagaimana penilaian berpikir tingkat tinggi

    di salah satu SD di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta kelas V.

    Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian studi

    kasus. Jumlah subjek dalah penelitian ini adalah 34 orang dengan rincian 33 orang

    siswa kelas V dan 1 orang guru kelas V di salah satu Sekolah Dasar yang berada di

    Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Data dalam penelitian ini

    didapatkan melalui teknik observasi, dokumentasi, kuisioner, dan wawancara.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Desain Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran (RPP) yang didapatkan oleh peneliti dari guru kelas V masih

    didominasi oleh indikator kognitif yang menggunakan kata kerja operasional tingkat

    rendah (LOTS); (2) Pelaksanaan pembelajaran oleh guru kelas V cenderung sering

    dilakukan dan mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi; (3) Pelaksanaan

    penilaian kelas (soal evaluasi) kata kerja operasional yang digunakan masih

    didominasi oleh kata kerja operasional taksonomi bloom keterampilan berpikir

    tingkat rendah (LOTS).

    Kata Kunci: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pelaksanaan Pembelajaran,

    pelaksanaan penilaian kelas, keterampilan berpikir tingkat tinggi, keterampilan

    berpikir tingkat rendah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    ABSTRACT

    ANALYSIS OF HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) AT FIFTH

    GRADE STUDENTS BASED ON THEMATIC LEARNING

    (A CASE STUDY IN ONE OF ELEMENTARY SCHOOL AT BANTUL)

    Alan Risky Subekti

    Sanata Dharma University

    2015

    This study aims to find out: (1) How to plan high-level learning in one of the

    elementary schools in Bantul Regency, Yogyakarta Special Region class V; (2) How

    is the application of high-level thinking skills in the implementation of learning in one

    of the elementary schools in Bantul Regency, Yogyakarta Special Region class V; (3)

    What is the assessment of high-level thinking in one of the elementary schools in

    Bantul Regency, Special Region of Yogyakarta, class V.

    This is a qualitative research with case study research design. The number of

    subjects in this study were 34 people, with details of 33 students in the fifth grade and

    one is the fifth grade teacher in one of the elementary schools in Bantul Regency,

    Yogyakarta. The data in this study were obtained through observation,

    documentation, questionnaires, and interviews.

    The results of this research show that: (1) The design of the Lesson Plan

    obtained by researchers from fifth grade teachers is still dominated by cognitive

    indicators that use low-level operational verbs (LOTS); (2) The implementation of

    learning by class V teachers tends to be carried out frequently and leads to high-level

    thinking skills; (3) Implementation of class assessments (evaluation questions)

    operational verbs used are still dominated by bloom taxonomy operational verb low

    level thinking skills (LOTS).

    Keywords: Lesson plan, implementation of learning, implementation of class

    assessment, high-level thinking skills, low-level thinking skills.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

    berkat, rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

    berjudul ”Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Pembelajaran Tematik

    Kelas V (Studi Kasus di Salah Satu SD Kabupaten Bantul).”

    Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

    gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

    Dalam proses penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa banyak pihak yang

    membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu pada

    kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

    1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan

    dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd, selaku Ketua Program Studi

    Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

    3. Ibu Kintan Limiansih, M.Pd selaku Wakaprodi Program Studi Pendidikan

    Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

    4. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd, selaku dosen pembimbing 1

    atas bimbingan dan kebaikan yang dilakukan dengan penuh kesabaran dalam

    membimbing dan mengarahkan penulisan skripsi ini.

    5. Ibu Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi, selaku dosen pembimbing 2 yang

    telah memberikan banyak masukan dan koreksi demi kelancaran penulisan

    skripsi ini.

    6. Segenap Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma

    yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan ilmu selama

    perkuliahan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    7. Bapak dan Ibu yang berada di sekretariat Program Studi Pendidikan Guru

    Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma yang telah membantu segala

    urusan administrasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

    8. Ibu Kepala Sekolah, di Sekolah Dasar yang penulis gunakan untuk melakukan

    penelitian yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan segala

    keperluan dalam penelitian.

    9. Ibu guru kelas V di Sekolah Dasar yang penulis gunakan untuk penelitian,

    yang telah bersedia membantu segala keperluan dalam perolehan data.

    10. Kedua orang tua penulis Bapak Sihono dan Ibu Murtilah sebagai sumber

    semangat yang tanpa lelah selalu mendoakan, mendukung, menanyakan, dan

    memberikan semangat selama kuliah hingga dalam penyelesaian skripsi ini.

    11. Kekasih, motivator, sumber semangat, dan inspirasiku Dewi Maghfiroh yang

    dengan penuh kasih sayang selalu memberikan doa, dukungan dan dorongan

    selama 8 tahun berjalan ini, dari awal mengikuti perkuliahan hingga penulisan

    skripsi ini selesai.

    12. Teman – teman satu payung sekaligus teman yang melakukan triangulasi data

    bersama penulis Dominixus Rendy Kusuma, Bagus Suryo Handoko, dan

    Edhin Tio Wityasmoro yang dengan sepenuh hati membantu proses penulisan

    skripsi ini dalam suka maupun duka kita lalui bersama.

    13. Teman – teman seperjuangan Dominixus Rendy Kusuma, Bagus Suryo

    Handoko, Ireneus Christianta, Bayu Purnama Sari, Bernadetha Risna Salva,

    Ardya Sita Pramesthi, Theresia Septi Dwi, Daud Ega Prihantoro, Danang Nur

    Wicaksana, Kurnia Saputra, Ardo, Stefanus Nelson, Wakhid Suprapto,

    Febrian Adi, Edhin Tio Wityasmoro yang membuat warna di kehidupan

    penulis semasa perkuliahan.

    14. Seluruh teman – teman mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan

    2015 atas kerja sama, canda, tawa, suka, duka, senang, sedih, dan pengalaman

    – pengalaman berharga selama masa perkuliahan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam

    penulisan dan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu dengan penuh

    kerendahan hati penulis membutuhkan kritik dan saran guna kesempurnaan

    penulisan skripsi ini.

    Yogyakarta, 06 Agustus 2019

    Penulis

    Alan Risky Subekti

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ……………………………………….………………………...i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………...…………………………ii

    HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………...…iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………………iv

    HALAMAN MOTTO …………………………………………………………….…v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………………………vi

    LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

    ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS …………………………...…vii

    ABSTRAK …………………………………………………………………………viii

    ABSTRACT ………………………………………………………………………….ix

    KATA PENGANTAR ………………………………………………………………x

    DAFTAR ISI ………………………………………………………………………xiii

    DAFTAR TABEL ………………………………………………………………...xvii

    DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………….xviii

    DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………….xx

    BAB I PENDAHULUAN ……………………………… …………………………..1

    1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………1

    1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………...5

    1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………………………5

    1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………………………..6

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    1.5 Asumsi Penelitian ………………………………………………………………...6

    1.6 Definisi Operasional ……………………………………………………………...7

    BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………………….....9

    2.1. Kajian Pustaka …………………………………………………………………...9

    2.1.1 Teori yang mendukung.…………………………………………………………9

    2.1.1.1 Keterampilan Abad 21 ..………………………………………………………9

    2.1.1.2 Higher Order Thinking Skills ……………………………............................11

    2.1.1.3 Lower Order Thinking Skills……...................................................................16

    2.1.1.4 Kurikulum 2013 ……………………………………......................................18

    2.1.2 Penelitian Yang Relevan ………………………………………………………22

    2.1.3 Kerangka Berpikir …………………………………………………………….25

    BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………………..29

    3.1 Jenis Penelitian ………………………………………………………………….29

    3.2 Setting penelitian ………………………………………………………………..29

    3.2.1 Tempat penelitian ……………………………………………………………..29

    3.2.2 Waktu Penelitian ……………………………………………............................29

    3.2.3 Subjek Penelitian ……………………………………………………………...29

    3.2.4 Objek Penelitian …………………………………………………….................30

    3.3 Desain Penelitian ………………………………………………………………..30

    3.4 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………………...30

    3.4.1 Observasi ……………………………………………………...........................30

    3.4.2 Dokumentasi …………………………………………………..........................31

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    3.4.3 Wawancara ……………………………………………………………………31

    3.4.4 Kuesioner ……………………………………………………...........................32

    3.5 Instrumen Penelitian …………………………………………………………….32

    3.5.1 Instrumen penelitian Rencana pelaksanaan Pembelajaran …………................33

    3.5.2 Instrumen Analisis Pelaksanaan Pembelajaran ……………….........................36

    3.5.3 Instrumen Analisis pada Soal Evaluasi Pembelajaran ………………...............45

    3.6 Kredibilitas dan Transferabilitas ………………………………………………...48

    3.7 Teknik Analisis Data ……………………………………………………………49

    3.7.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran …………………………………………..49

    3.7.2 Implementasi Proses Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………...59

    3.7.3 Pelaksanaan Penilaian Kelas (Assesment) …………………………………….50

    3.7.4 Analisis Konten …………….………………………………………................50

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………………52

    4.1 Hasil Penelitian ………………...………………………………….............……52

    4.1.1 Analisis keterampilan berpikir tingkat tinggi pada

    perencanaan pembelajaran…………………………………………………...52

    4.1.2 Penerapan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada pelaksanaan

    Pembelajaran tematik di salah satu Sekolah Dasar di Kabupaten Bantul ……....…..56

    4.1.3 Analisis keterampilan berpikir tingkat tinggi pada penilaian

    pembelajaran di salah satu SD di Kabupaten Bantul ……………………….……….68

    4.2. Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .71

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    4.2.1. Analisis keterampilan berpikir tingkat tinggi pada

    perencanaan pembelajaran ..............................................................................71

    4.2.2. Penerapan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada pelaksanaan

    pembelajaran tematik di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Bantul

    …..79

    4.2.3. Analisis keterampilan berpikir tingkat tinggi pada penilaian

    pembelajaran di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Bantul …………......

    84

    BAB V PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 96

    5.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .96

    5.2 Keterbatasan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 97

    5.3 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .97

    DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 98

    LAMPIRAN ………………………………………………………………………103

    RIWAYAT PENELITI …………………………………………………………..185

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 3.1 Pedoman Analisis desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran . . . . . . . . . 33

    Tabel 3.2 Pedoman Pelaksanaan Proses Pembelajaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36

    Tabel 3.3 Instrumen Analisis Wawancara Guru . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .38

    Tabel 3.4 Kuesioner Persepsi Guru terhadap suatu proses pembelajaran . . . . . . . . . 41

    Tabel 3.5 Kuesioner Persepsi Siswa terhadap Guru dalam proses pembelajaran . . . 43

    Tabel 3.6 Pedoman Analisis Soal Evaluasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 45

    Tabel 3.7 Hasil Interval Indeks Persepsi Skala Likert . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .51

    Tabel 4.1 Hasil Analisis Indikator Kognitif pada RPP Tematik Kelas V . . . . . . . . . 52

    Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Pernyataan Pada Pelaksanaan pembelajaran 4C

    Menggunakan Skala Likert …... ………………………………………….57

    Tabel 4.3 Hasil Analisis Kuesioner 33 Siswa ……………………………………….59

    Tabel 4.4 Hasil Hitung Interval Pernyataan Penerapan Skala Likert ……………….60

    Tabel 4.5 Hasil Analisis Kuesioner Guru …………………………………………...61

    Tabel 4.6 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ………………………..…….65

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 Piramida C4 – C6 ………………………………………………………12

    Gambar 2.2 Piramida C1 – C3 ……………………………...……………………….17

    Gambar 2.3 Peta Literatur Penelitian ………………………………………………..24

    Gambar 2.4 Peta Kerangka Berpikir ………………………………………………...28

    Gambar 3.1 Skema Analisis Konten ………………………………………………...51

    Gambar 4.1 Proses Pengisian Kuesioner Siswa …………………………………….57

    Gambar 4.2 Diagram Hasil Analisis Kuesioner 33 Siswa …………………………..58

    Gambar 4.3 Diagram Hasil Analisis Kuesioner Guru ………………………………60

    Gambar 4.4 Diagram Pie Hasil Analisis Penilaian Harian ………………………….69

    Gambar 4.5 Indikator Kognitif pada RPP ………………………………...…………71

    Gambar 4.6 Indikator Kognitif pada RPP ………………………………...…………73

    Gambar 4.7 Indikator Kognitif pada RPP ………………………………...…………74

    Gambar 4.8 Indikator Kognitif pada RPP ………………………………...…………75

    Gambar 4.9 Indikator Kognitif pada RPP ………………………………...…………75

    Gambar 4.10 Indikator Kognitif pada RPP ……………………………...…………..77

    Gambar 4.11 Indikator Kognitif pada RPP ……………………………...…………..78

    Gambar 4.12 Hasil Analisis Soal Penilaian Harian PPKn Peneliti ………………....85

    Gambar 4.13 Hasil Analisis Soal Penilaian Harian PPKn Rekan Peneliti 1 ……......86

    Gambar 4.14 Hasil Analisis Soal Penilaian Harian PPKn Rekan Peneliti 2 ………..86

    Gambar 4.15 Hasil Analisis Soal Penilaian Harian PPKn Rekan Peneliti 3 ………..87

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xix

    Gambar 4.16 Hasil Akhir Analisis Soal PPKn Peneliti dan 3 rekan peneliti …….....87

    Gambar 4.17 Contoh Soal PPKn kata kerja operasional berpikir tingkat tinggi.........88

    Gambar 4.18 Contoh Soal Bahasa Indonesia kata kerja operasional tingkat tinggi…89

    Gambar 4.19 Contoh Soal IPA kata kerja operasional tingkat tinggi …………….....90

    Gambar 4.20 Contoh Soal PPKn kata kerja operasional tingkat rendah ……………91

    Gambar 4.21 Contoh soal Bahasa Indonesia kata kerja operasional tingkat rendah...92

    Gambar 4.22 Contoh Soal IPA kata kerja operasional tingkat rendah ……………...92

    Gambar 4.23 Contoh Soal IPS kata kerja operasional tingkat rendah ………………93

    Gambar 4.24 Contoh Soal SBdP kata kerja operasional tingkat rendah ……………94

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xx

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1 Surat Izin Penelitan ………………………………………………..….104

    Lampiran 2 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian …………………….…105

    Lampiran 3A Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa …………………………106

    Lampiran 3B Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa …………………………107

    Lampiran 4A Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Guru ………………………….108

    Lampiran 4B Hasil Validasi Instrumen Kesioner Guru …………………………...109

    Lampiran 5A Hasil Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Guru ……………...110

    Lampiran 5B Hasil Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Guru ……………...111

    Lampiran 6A Hasil Validasi Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran …. .112

    Lampiran 6B Hasil Validasi Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ……113

    Lampiran 7 Hasil Validasi Instrumen Analisis Indikator RPP …………………….114

    Lampiran 8 Hasil Validasi Instrumen Analisis Soal Evaluasi ……………………..115

    Lampiran 9 Lembar Pedoman Analisis Indikator RPP …………………………….116

    Lampiran 10 Lembar Pedoman Analisis Soal Evaluasi Penilaian Harian …………121

    Lampiran 11A Hasil Kuesioner Siswa …………………………………………….126

    Lampiran 11B Hasil Kuesioner Siswa ……………………………………………..127

    Lampiran 11C Hasil Kuesioner Siswa …………………………………………… .128

    Lampiran 11D Hasil Kuesioner Siswa …………………………………………….129

    Lampiran 12 Hasil Rekapitulasi Data Kuesioner Siswa …………………………...130

    Lampiran 13 Hasil Analisis Skala Likert Kuesioner Siswa ………………………..139

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xxi

    Lampiran 14A Hasil Kuesioner Guru ……………………………………...………140

    Lampiran 14B Hasil Kuesioner Guru ……………………………………………...141

    Lampiran 15 Hasil Rekapitulasi Data Kuesioner Guru ……………………………142

    Lampiran 16 Hasil Analisis Skala Likert Kuesioner Guru ………………………...144

    Lampiran 17 Pedoman Wawancara Guru ………………………………………….145

    Lampiran 18 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran …………………………149

    Lampiran 19A Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….152

    Lampiran 19B Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….153

    Lampiran 19C Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….154

    Lampiran 19D Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….155

    Lampiran 19E Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….156

    Lampiran 19F Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….157

    Lampiran 19G Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….158

    Lampiran 19H Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….159

    Lampiran 19I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………………………………..160

    Lampiran 19J Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………………………………..161

    Lampiran 19K Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….162

    Lampiran 19L Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….163

    Lampiran 19M Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………………………………164

    Lampiran 20 Hasil Analisis Indikator RPP………………………………………...165

    Lampiran 21A Soal Evaluasi Penilaian Harian ……………………………………167

    Lampiran 21B Soal Evaluasi Penilaian Harian ……………………………………168

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xxii

    Lampiran 21C Soal Evaluasi Penilaian Harian ……………………………………169

    Lampiran 21D Soal Evaluasi Penilaian Harian ……………………………………170

    Lampiran 21E Soal Evaluasi Penilaian Harian …………………………………….171

    Lampiran 21F Soal Evaluasi Penilaian Harian …………………………………….172

    Lampiran 22 Hasil Rekapitulasi Analisis Soal Evaluasi Penilaian Harian ………...173

    Lampiran 23A Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Harian …………….183

    Lampiran 23B Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Harian …………….184

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

    suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

    mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

    pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan

    yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selain itu, pendidikan

    nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

    manusia yang beriman dan bertakwa kepata Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

    mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

    demokratis serta bertanggung jawab (Undang – Undang Republik Indonesia

    nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003).

    Guna mewujudkan tujuan dan fungsi pendidikan, maka setiap lulusan Sekolah

    Dasar (SD/MI) harus memiliki kompetensi minimal yang mewakili tujuan

    pendidikan nasional. Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada

    Peraturan Menteri Pendidikan dan Budaya Nomor 20 Tahun 2016 untuk SD/MI

    setiap lulusan harus memiliki kompetensi dalam dimensi sikap, pengetahuan,

    dan keterampilan yang mencakup aspek-aspek pada tiap dimensi

    (Permendikbud, 2016).

    Seiring dengan kemajuan teknologi dan iptek pada era globalisasi pada

    abad 21 ini berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang ada baik berupa

    lingkungan hidup masyarakat, sosial, budaya, maupun pola pendidikan

    masyarakat itu sendiri. Menurut Hosnan (2014:2) di abad 21 para siswa

    menghadapi resiko dan ketidakpastian sejalan dengan perkembangan

    lingkungan yang begitu pesat, seperti teknologi, ilmu pengetahuan, ekonomi

    dan sosial budaya. Ditinjau dari sisi kemajuan teknologi yang datang di era

    globalisasi ini, ternyata masyarakat sangat bergantung kepada teknologi dalam

    mencari suatu informasi baru yang sedang menjadi perbincangan di

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    masyarakat. Kemajuan teknologi juga dapat menjadikan masyarakat menjadi

    lebih berkualitas ketika dimanfaatkan dalam hal yang positif.

    Kemajuan teknologi perlu diterapkan pada kegiatan yang membutuhkan

    sarana atau media untuk menunjang proses kegiatan belajar. Hosnan (2014:2)

    mengatakan dalam era ini khususnya dalam bidang pendidikan merupakan

    suatu keharusan atau tuntutan bagi guru untuk terus belajar dan bersikap

    responsive terhadap perubahan abad 21. Beberapa yang perlu ditekankan

    adalah bagaimana caranya agar setiap insan mempunyai 4 aspek yang dapat

    dikembangkan dalam dirinya yaitu, communication, collaboration, critical

    thinking, creativity. Keempat aspek tersebut harus ditekankan pada setiap

    proses pendidikan anak, terutama di sekolah. Menurut Lambertus (2019:136)

    Apabila anak diberikan kesempatan untuk menggunakan pemikiran dalam

    tingkatan yang lebih tinggi di setiap tingkat kelas, maka mereka akan terbiasa

    membedakan antara kebenaran dan ketidakbenaran, penampilan dan kenyataan,

    fakta dan opini, pengetahuan dan keyakinan. Secara alami, mereka akan

    membangun argumen dengan menggunakan bukti yang dapat dipercaya dan

    logika yang masuk akal. Artinya, anak perlu mempunyai kemampuan berpikir

    kritis agar anak dapat membedakan mana informasi yang Hoaks dan mana yang

    fakta, mana yang nyata dan mana yang opini. Itulah fungsi praktis ketika anak

    mempunyai keterampilan berpikir kritis. Pernyataan Lambertus berhubungan

    dengan 4 aspek yang dapat dikembangkan dalam diri anak karena ketika anak

    mempunyai keterampilan berpikir kritis maka anak tersebut dapat berpikir

    secara benar sebelum menentukan tindakan yang perlu ia lakukan. Anak dapat

    berkomunikasi dengan baik ketika ia menguasai aspek communication,

    collaboration. Anak juga dapat menciptakan sesuatu melalui kreativitasnya

    sendiri. Maka itulah pentingnya keterampilan berpikir kritis, keterampilan

    berkomunikasi, keterampilan bekerjasama dan keterampilan untuk

    menciptakan sesuatu.

    PISA (Programme for International Student Assesment) adalah studi

    yang dilakukan oleh OECD (Organitation for Economic Co-operation and

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Development). Mereka adalah lembaga yang meneliti tentang kemampuan

    membaca, matematika dan sains siswa yang berumur 15 tahun di banyak negara

    di dunia. Menurut OECD (dalam Martalyna, 2018) Pada PISA tahun 2009

    Indonesia hanya menduduki rangking 61 dari 65 peserta. Sedangkan pada tahun

    2012, Indonesia menempati peringkat 64 dari 65 negara. Menurut OECD

    (dalam Martalyna, 2018) pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat 63

    dari 72 negara. Hasil tersebut seharusnya dapat menjadi bahan evaluasi untuk

    pemerintah pusat maupun guru sebagai agen pendidikan. Pemerintah dan juga

    guru harus memperbaiki kualitas yang ada pada proses, tidak hanya ditekankan

    pada hasil akhirnya saja. Pemerintah juga harus memerhatikan pemerataan

    pendidikan agar peringkat yang dicapai oleh Indonesia terhadap PISA. Peneliti

    berharap setelah melakukan penelitian ini dan melihat fenomena yang terjadi,

    peneliti dapat memperbaiki kualitas soal tes yang akan dibuat ketika nantinya

    menjadi seorang pendidik agar peringkat Indonesia terhadap PISA dapat

    merangkak naik.

    Sistem pendidikan di Indonesia terdapat pedoman dalam melakukan

    pembelajaran yang disebut dengan kurikulum. Kurikulum adalah suatu

    perangkat yang ada dalam dunia pendidikan yang memuat rancangan-

    rancangan program belajar siswa pada suatu sekolah. Kurikulum di Indonesia

    sendiri saat ini menggunakan kurikulum 2013. (Permendikbud No. 69 tahun

    2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah

    Atas/Madrasah Aliyah) Tujuan dari pengembangan kurikulum 2013 adalah

    mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai

    pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, invoatif, dan afektif

    serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat berbangsa,

    bernegara, dan peradaban dunia. Menurut Nugraha, Suyitno dan Susilaningsih

    (2017) kenyataan di lapangan yang terjadi pembelajaran berorientasi kepada

    guru (Teacher Centered) sehingga peserta didik belum mendapat pengalaman

    belajar yang menantang dan bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran

    diarahkan untuk menghafal, tetapi miskin aplikasi dan pemecahan masalah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    Dalam penerapannya setiap siswa diajak untuk berpikir, akan tetapi

    kemampuan berpikir cendrung masih dalam tingkatan yang rendah (LOTS)

    yang berorientasi pada jawaban yang berdasarkan fakta ataupun suatu kata

    dalam bacaan yang dijadikan hafalan dalam menjawab suatu soal. Kemampuan

    berpikir dapat ditingkatkan melalui dorongan dan bimbingan dari guru untuk

    membuat siswa mempunyai keterampilan berpikir tingkat tinggi. Keterampilan

    berpikir tingkat tinggi ditentukan dari keleluasaan penggunaan pikiran untuk

    tantangan yang baru.

    Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia pasal 1 ayat 4 Tahun

    2005 menyatakan bahwa: “Standar kompetensi kelulusan adalah kualifikasi

    kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan”.

    Pernyataan tersebut sesuai dengan teori Taksonomi Bloom bahwa dalam

    mengukur pencapaian hasil belajar tidak hanya dalam aspek pengetahuan

    (kognitif) saja namun juga harus diukur dari tiga aspek komprehensif yaitu

    pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik).

    Taksonomi Bloom terevisi (Anderson & Krathwohl, dalam Rahmawati

    2016) kemampuan berpikir mencakup dimensi proses mengingat (remember),

    mengerti (understand), menerapkan (apply) kemampuan menganalisis

    (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create). Berdasarkan

    kualifikasi ini, kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam penelitian ini

    mencakup kemampuan dalam cakupan dimensi proses menganalisis,

    mengevaluasi, dan menciptakan dengan dasar-dasar proses mengingat yang

    baik.

    Taksonomi Bloom mempunyai 2 dimensi (Anderson dan Krathwohl

    dalam Wulan, 2016) yaitu dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif.

    Dimensi pengetahuan mencakup pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual,

    pengetahuan procedural, dan pengetahuan metakognitif. Dimensi proses

    kognitif mencakup proses mengingat, memahami, mengaplikasikan,

    menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Sekolah telah melakukan berbagai

    cara untuk menunjang aspek keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    misalnya dengan memberikan kegiatan berdiskusi, bereksplorasi dan lain

    sebagainya. Tetapi ketidak-merataan tingkat pemahaman siswa menjadikan ini

    sebagai hal yang tidak dapat diselesaikan secara mudah. Peneliti mengambil

    judul “Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Pembelajaran

    Tematik di kelas V.” Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengambil judul

    tersebut karena akhir – akhir ini keterampilan berpikir tingkat tinggi sedang

    diperhatikan oleh pemerintah. Keterampilan berpikir tingkat tinggi menjadi

    penting pada abad 21 karena dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran

    dari setiap aspek mulai dari perencanaan, pelaksanaan, serta penilaian.

    Perlu dilakukan analisis secara mendalam terhadap Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran yang telah direncanakan oleh guru agar dapat

    diketahui sejauh mana keterampilan berpikir tingkat tinggi diterapkan. Manfaat

    dari penelitian ini adalah peneliti dapat menganalisis sejauh mana

    diterapkannya RPP, kegiatan belajar, dan proses penilaian belajar dalam

    penerapan Higher Order Thinking Skill pada siswa sekolah dasar.

    1.2. Rumusan Masalah

    1.2.1. Bagaimana perencanaan pembelajaran yang mengacu pada keterampilan

    berpikir tingkat tinggi di salah satu SD di Kabupaten Bantul Daerah

    Istimewa Yogyakarta kelas di V?

    1.2.2. Bagaimana penerapan pembelajaran yang mengacu pada keterampilan

    berpikir tingkat tinggi dalam pelaksanaan pembelajaran di salah satu SD di

    Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta di kelas V?

    1.2.3. Bagaimana penilaian pembelajaran yang mengacu pada keterampilan

    berpikir tingkat tinggi di salah satu SD di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa

    Yogyakarta di kelas V?

    1.3.Tujuan Penelitian

    1.3.1. Untuk mendeskripsikan sejauh mana perencanaan pembelajaran berpikir

    tingkat tinggi di salah satu SD di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa

    Yogyakarta Kelas V?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    1.3.2. Untuk mendeskripsikan sejauh mana penerapan keterampilan berpikir

    tingkat tinggi dalam pelaksanaan pembelajaran di salah satu SD di

    Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta kelas V.

    1.3.3. Untuk mendeskripsikan sejauh mana penilaian berpikir tingkat tinggi di

    salah satu SD di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta kelas V.

    1.4.Manfaat Penelitian

    1.4.1. Manfaat untuk guru

    1.4.1.1. Manfaat untuk sekolah adalah sekolah dapat mengetahui sejauh mana

    keterampilan berpikir tingkat tinggi diterapkan pada Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran sehingga sekolah dapat menentukan

    keputusan apa yang harus diambil.

    1.4.1.2. Manfaat untuk guru yaitu guru dapat menerapkan indikator yang

    memuat aspek keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Guru

    juga dapat mengetahui tingkat kognitif siswa.

    1.4.2. Manfaat bagi peneliti

    1.4.2.1. Manfaat bagi peneliti adalah peneliti dapat menganalisis dan

    menerapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran yang akan dibuat untuk digunakan mengajar

    di masa depan.

    1.4.2.2. Menambah wawasan peneliti untuk menerapkan pembelajaran yang

    fokus pada keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk siswa.

    1.5. Asumsi Penelitian

    Asumsi dalam penelitian ini adalah:

    1.5.1. Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang terdapat kata kerja operasional

    tingkatan C4, C5, dan C6 sudah diterapkan pada perencanaan pelaksanaan

    pembelajaran tematik kelas V di Salah satu SD di Kabupaten Bantul.

    1.5.2. Keterampilan berpikir tingkat tinggi sudah diterapkan pada proses

    pelaksanaan pembelajaran tematik kelas V di Salah satu SD di Kabupaten

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    Bantul melalui penerapan kemampuan 4C meliputi critical thinking,

    collaborative, creativity, dan communication.

    1.5.3. Menggunakan soal yang mengacu pada tingkatan C4, C5, dan C6 pada

    soal yang digunakan untuk penilaian.

    1.6. Definisi Operasional

    1.6.1. Keterampilan Abad 21

    Keterampilan Abad 21 adalah keterampilan yang perlu dimiliki oleh

    setiap manusia untuk dapat berpikir kritis dalam mengikuti

    perkembangan zaman. Keterampilan abad 21 sering disebut keterampilan

    4C yaitu Critical thinking, Collaborative, Communication, dan creativity.

    Siswa diharapkan mampu berpikir kritis, menyelesaikan suatu

    permasalahan secara kreatif, dapat bekerjasama dengan baik dan dapat

    menyampaikan suatu penyelesaian secara lisan maupun tulisan.

    1.6.2. Higher Order Thinking Skill

    Higher Order Thinking Skill adalah kemampuan berpikir yang mengacu

    pada Taksonomi Bloom tingkatan C4, C5, dan C6 dalam kegiatan belajar.

    Tingkatan tersebut adalah menganalisa, mengevaluasi, dan mencipta.

    1.6.3. Lower Order Thinking Skills

    Lower Order Thinking Skills adalah keterampilan berpikir yang

    memfokuskan keterampilan berpikir pada siswa di tingkat mengingat,

    memahami dan mengaplikasikan sesuatu hal. Dalam taksonomi bloom

    ada pada tingkatan C1, C2, dan C3.

    1.6.4. Kurikulum 2013

    Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang saat ini aktif digunakan

    disekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Kurikulum ini menggantikan

    kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum KTSP (2006) yang terdiri dari

    3 standar yaitu:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    1.6.4.1. Standar Isi

    Standar isi adalah suatu tujuan yang mempunyai ruang lingkup

    pemberian materi untuk setiap bidang ilmu dan pemenuhan

    tingkat kompetensi siswa untuk memenuhi standar kelulusan

    pada jenjang pendidikan tertentu. Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran atau biasa disebut RPP adalah suatu perangkat

    pembelajaran yang digunakan untuk merancang suatu kegiatan

    pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran memuat

    Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, tujuan pembelajaran, dan

    Indikator.

    1.6.4.2. Standar Proses

    Standar proses adalah suatu standar dimana proses kegiatan

    pembelajaran pada suatu satuan pendidikan diselenggarakan

    secara aktif dan interaktif bagi siswa maupun guru. Standar ini

    terencana pada bagian Kegiatan Pembelajaran.

    1.6.4.3. Standar Penilaian (Assesment)

    Standar penilaian adalah standar pengukuran hasil belajar siswa

    selama kegiatan pembelajaran. Standar ini berfungsi untuk

    mengukur tingkat pemahaman siswa dengan menggunakan

    instrumen penilaian yang sudah direncanakan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Kajian Pustaka

    2.1.1.Teori-Teori Yang Mendukung

    2.1.1.1. Keterampilan Abad 21

    2.1.1.1.1 Pengertian Keterampilan Abad 21

    Keterampilan abad 21 adalah suatu keterampilan yang harus dimiliki

    oleh siswa atau lulusan sekolah untuk dapat bersaing di kehidupan abad

    21. Saat ini indikator keberhasilan lebih didasarkan pada kemampuan

    untuk berkomunikasi, berbagi, dan menggunakan informasi untuk

    memecahkan masalah yang kompleks, dapat beradaptasi dan berinovasi

    dalam menanggapi tuntutan baru dan mengubah keadaan, dan memperluas

    kekuatan teknologi untuk menciptakan pengetahuan baru (Zubaidah,

    2017: 2)

    Keterampilan abad 21 didefinisikan dalam bermacam cara, dengan

    komponen utamanya adalah keterampilan belajar dan berpikir (pemikiran

    yang lebih tinggi, perencanaan, pengelolaan, kerjasama), melek teknologi

    (menggunakan teknologi dalam pembelajaran), dan keterampilan menjadi

    seseorang pemimpin (kreatifitas, etika dan menciptakan produk). Benang

    merah dari semua keterampilan itu adalah teknologi (Arifin, 2017: 94).

    Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, peneliti dapat

    menyimpulkan bahwa keterampilan abad 21 adalah suatu keterampilan

    yang harus dimiliki oleh siswa di masa kini. Keterampilan tersebut

    menjadi sesuatu yang penting untuk dimiliki oleh siswa untuk dapat

    beradaptasi dan bersaing di era global ini.

    2.1.1.1.2 Macam-macam keterampilan abad 21

    Sekolah ditantang menemukan cara dalam rangka memungkinkan

    siswa sukses dalam pekerjaan dan kehidupan melalui penguasaan

    keterampilan berpikir kreatif, pemecahan masalah yang fleksibel,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    berkolaborasi dan berinovasi. Indikator keberhasilan lebih didasarkan

    pada kemampuan untuk berkomunikasi, berbagi, dan menggunakan

    informasi untuk memecahkan masalah yang kompleks, dapat beradaptasi

    dan berinovasi dalam menanggapi tuntutan baru dan mengubah keadaan,

    dan memperluas kekuatan teknologi untuk menciptakan pengetahuan baru

    (Zubaidah, 2016: 3). Maka dirumuskanlah macam – macam berpikir

    tingkat tinggi:

    1) Critical Thinking

    Critical Thinking atau berpikir kritis adalah keterampilan

    fundamental pada pembelajaran di abad ke-21. Keterampilan

    berpikir kritis mencakup kemampuan mengakses, menganalisis,

    mensintesis informasi yang dapat dibelajarkan, dilatihkan dan

    dikuasai (Zubaidah, 2016: 3).

    2) Collaborative

    Kolaborasi adalah kerjasama siswa dalam menyelesaikan suatu

    permasalahan dengan siswa lain atau dapat secara berkelompok.

    Dalam bekerjasama, siswa diberikan kesempatan untuk

    bereksplorasi bersama dengan temannya seluas mungkin.

    (Zubaidah, 2016: 4).

    3) Creativity

    Creativity diperlukan untuk mencapai kesuksesan profesional dan

    personal, dan memerlukan keterampilan berinovasi serta semangat

    berkreasi. Kreativitas dan inovasi akan semakin berkembang jika

    siswa memiliki kesempatan untuk berpikir divergen (Zubaidah,

    2016: 4).

    4) Communication

    Kemampuan komunikasi yang baik merupakan keterampilan

    yang sangat berharga di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.

    Kemampuan komunikasi mencakup keterampilan dalam

    menyampaikan pemikiran dengan jelas dan persuasif secara oral

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    maupun tertulis, kemampuan menyampaikan opini dengan kalimat

    yang jelas, menyampaikan perintah dengan jelas, dan dapat

    memotivasi orang lain melalui kemampuan berbicara Menurut

    (Zubaidah, 2016: 4).

    2.1.1.2. Higher Order Thinking Skills

    2.1.1.2.1 Pengertian Higher Order Thinking Skills

    High Order Thinking Skills adalah suatu proses berpikir peserta

    didik dalam level kognitif yang lebih tinggi yang dikembangkan dari

    berbagai konsep dan metode kognitif dan taksonomi pembelajaran

    seperti metode problem solving, taksonomi bloom, dan taksonomi

    pembelajaran, pengajaran, dan penilaian (Saputra dalam Dinni, 2018).

    High Order Thinking Skills adalah keterampilan berpikir yang

    tidak lagi hanya menghafal secara verbalistik saja namun juga

    memaknai hakikat yang terkandung didalamnya. Untuk mampu

    memaknai maka dibutuhkan keterampilan berpikir yang intergralistik

    dengan analisis, sintesis, mengasosiasi hingga menarik kesimpulan

    menuju penciptaan ide – ide kreatif dan produktif (Ernawati dalam

    Aningsih, 2018).

    Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) adalah kemampuan

    berpikir yang bukan hanya sekedar mengingat, menyatakan kembali,

    dan juga merujuk tanpa melakukan pengolahan, tetapi kemampuan

    berpikir untuk menelaah informasi secara kritis, kreatif, berkreasi dan

    mampu memecahkan masalah (Aningsih, 2018).

    Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka peneliti dapat menarik

    kesimpulan bahwa HOTS atau berpikir tingkat tinggi adalah

    kemampuan berpikir yang berada pada tingkatan yang lebih dari

    sekedar mengetahui, lebih dari sekedar memahami dan juga lebih dari

    sekedar mengaplikasikan. Perlu adanya pemikiran yang kritis dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    kreatif sehingga dapat menyelesaikan suatu permasalahan dengan

    tepat.

    2.1.1.2.2 Tujuan Higher Order Thinking Skills

    Tujuan utama dari higher order thinking skills adalah

    bagaimana meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik pada

    level yang lebih tinggi, terutama yang berkaitan dengan kemampuan

    untuk berpikir secara kritis dalam menerima berbagai jenis informasi,

    berpikir kreatif dalam memecahkan suatu masalah menggunakan

    pengetahuan yang dimiliki serta membuat keputusan dalam situasi-

    situasi yang kompleks (Saputra dalam Dinni, 2018).

    2.1.1.2.3 Indikator Higher Order Thinking Skills

    Keterampilan higher order thinking merupakan keterampilan siswa

    pada tingkatan 4 (analyzing) sampai 6 (creating) pada taksonomi Bloom

    ranah kognitif, sehingga keterampilan tersebut yaitu pada analisis,

    evaluasi, dan kreasi. Indikatornya adalah kata kerja operasional yang

    digunakan adalah kata kerja yang operasional yang berada pada tingkatan

    C4, C5, dan C6. Dibawah ini adalah piramida tingkatan kata kerja

    operasional yang mengacu pada tingkatan berpikir tingkat tinggi. Piramida

    ini dibuat bermaksud untuk menggolongkan kata kerja operasional yang

    mengacu pada keterampilan berpikir tingkat tinggi mulai dari tingkatan

    paling bawah.

    Gambar 2.1 Piramida C4 – C6

    C6 Creating

    C5 Evaluating

    C4 Analyzing

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    1) Pada tingkatan C4 kata kerja operasionalnya adalah menganalisis,

    mengaudit, memecahkan, menegaskan, mendeteksi,

    mengdiagnosis, menyeleksi, merinci, menominasikan,

    mendiagramkan, mengorelasikan, merasionalkan, menguji,

    mencerahkan, menjelajah, membagankan, dan menyimpulkan.

    2) Pada tingkatan C5 kata kerja operasionalnya adalah mengevaluasi,

    membandingkan, menilai, mengarahkan, mengkritik, menimbang,

    memutuskan, memisahkan, memprediksi, memperjelas,

    menugaskan, menafsirkan, mempertahankan, memerinci,

    mengukur, merangkum, dan membuktikan.

    3) Pada tingkatan C6 kata kerja operasionalnya adalah mencipta,

    mengabstraksi, mengatur, menganimasi, mengumpulkan,

    mengkategorikan, mengkode, mengombinasikan, menyusun,

    mengarang, membangun, menganggulangi, menghubungkan,

    menciptakan, mengkreasikan, mengoreksi, merancang, dan

    merencanakan.

    2.1.1.2.4 Karakteristik soal Higher Order Thinking Skills

    Karakteristik soal-soal HOTS sangat direkomendasikan untuk

    digunakan pada berbagai bentuk penilaian kelas (Widana dalam Aningsih,

    2018). Soal – soal HOTS dapat menunjang keterampilan berpikir kritis

    siswa.

    Berikut adalah karakteristik soal – soal HOTS:

    1) Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi

    Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk

    kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving),

    keterampilan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif

    (creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan

    kemampuan mengambil keputusan (decision making).

    Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    kompetensi penting dalam dunia modern sehingga wajib

    dimiliki oleh setiap peserta didik.

    2) Berbasis permasalahan kontekstual

    Soal – soal HOTS merupakan asesmen yang berbasis situasi

    yang nyata dalam kehidupan sehari-hari, dimana peserta didik

    diharapkan dapat menerapkan konsep – konsep pembelajaran

    dikelas untuk menyelesaikan masalah. Berikut adalah 5

    karakteristik asesmen kontekstual, yang disingkat REACT.

    a) Relating, asesmen terkait langsung dengan konteks

    pengalaman kehidupan nyata

    b) Experencing, asesmen yang ditentukan kepada penggalian

    (exploration),penemuan (discovery), dan penciptaan

    (creation)

    c) Applying, asesmen yang menuntut peserta didik untuk

    menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam

    kelas untuk menyelesaikan masalah – masalah nyata.

    d) Communicating, asesmen yang menuntut kemampuan

    peserta didik untuk mampu mengomunikasikan kesimpulan

    model pada kesimpulan konteks masalah.

    e) Transferring, asesmen yang menuntut kemampuan peserta

    didik untuk mentrasformasi konsep – konsep pengetahuan

    dalam kelas ke dalam situasi atau konteks baru.

    3) Membangun bentuk soal beragam

    Bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis butir

    soal HOTS (yang digunakan pada model pengujian PISA),

    sebagai berikut:

    a) Pilihan ganda

    Pada umumnya soal – soal HOTS menggunakan

    stimulus yang bersumber pada situasi nyata. Soal pilihan ganda

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    terdiri dari pokok soal (stem), dan pilihan jawaban (option).

    Pilihan jawaban terdiri atas jawaban dan pengecoh (distractor)

    b) Pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak)

    Soal bentuk pilihan ganda kompleks bertujuan untuk

    menguji pemahaman peserta didik terhadap suatu masalah

    secara komperhensif yang terkait antara pernyataan satu

    dengan yang lainnya. Soal HOTS yang berbentuk pilihan

    ganda kompleks juga memuat stimulus yang bersumber pada

    situasi kontekstual.

    c) Isian singkat melengkapi

    Soal isian singkat atau melengkapi adalah soal yang

    menuntut peserta tes mengisi jawaban singkat dengan mengisi

    kata, frase, angka, atau simbol. Karakteristik soal isian singkat

    adalah sebagai berikut. Bagian kalimat yang harus dilengkapi

    sebaiknya satu bagian dalam ratio butir soal, dan paling banyak

    dua bagian supaya tidak membingungkan siswa. Jawaban yang

    dituntut oleh soal harus singkat dan pasti yaitu berupa frase,

    kata, angka, simbol, tempat, atau waktu.

    d) Jawaban singkat atau pendek

    Soal dengan bentuk jawaban singkat atau pendek adalah

    soal yang jawabannya berupa kata, kalimat pendek, atau frasa

    terhadap suatu pertanyaan. Karakteristik soal jawaban singkat

    adalah sebagai berikut. Menggunakan kalimat pertanyaan

    langsung atau kalimat perintah. Pertanyaan atau perintah harus

    jelas, agar mendapat jawaban yang singkat. Panjang kata atau

    kalimat yang harus dijawab oleh siswa pada semua soal

    diusahakan mirip. Hindari penggunaan kata, kalimat atau frasa

    yang diambil langsung dari buku teks, sebab dapat mendorong

    siswa untuk sekedar mengingat atau menghafal hal yang ditulis

    di buku.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    e) Uraian

    Soal bentuk uraian adalah suatu soal yang jawabannya

    menuntut siswa untuk mengorganisasikan gagasan atau hal –

    hal yang telah dipelajarinya dengan mengemukakan atau

    mengekspresikan gagasan tersebut menggunakan kalimatnya

    sendiri dalam bentuk tertulis.

    2.1.1.3. Lower Order Thinking Skills

    2.1.1.3.1 Pengertian Lower Order Thinking Skills

    Lower Order Thinking Skills atau LOTS adalah mengasah aspek

    mengingat (remembering), memahami (understanding), dan

    mengaplikasikan (Applying) yang merupakan low order of thinking skills

    (Nova, 2016).

    Lower order thinking mewakili aplikasi rutin, mekanisme dan

    penggunaan pemikiran yang terbatas (Martalyna, Wardono, dan Kartono,

    2018).

    Kemampuan berpikir tingkat rendah (LOTS) didefinisikan sebagai

    kemampuan dalam mengetahui dan mengingat sesuatu konsep dasar

    (Sutrisno, Supriyono, dan Supriana, 2018).

    Lower order thinking skills (LOTS) atau keterampilan berpikir tingkat

    rendah adalah suatu proses berpikir yang menggunakan kemampuan

    mengetahui, memahami, dan menerapkan dalam menghadapi suatu

    permasalahan.

    2.1.1.3.2 Indikator LOTS

    LOTS atau Lower Order Thinking Skills berada pada tingkatan C1 –

    C3 pada taksonomi bloom. C1 yaitu Mengetahui, C2 yaitu Memahami,

    dan C3 yaitu Mengaplikasikan. Indikator LOTS adalah apabila kata kerja

    operasional menggunakan kata kerja tingkatan C1 – C3 pada taksonomi

    bloom.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    1) Pada tingkatan C1 kata kerja operasional yang digunakan adalah

    mengetahui, menyebutkan, menjelaskan, menggambar,

    membilang, mengidentifikasikan, mendaftar, menunjukkan,

    memberi label, memberi indeks, memasangkan, menamai,

    menandai, membaca, menyadari, menghafal, meniru, mencatat,

    mengulang, mereproduksi, meninjau, memilih, dan menyatakan.

    2) Pada tingkatan C2 kata kerja operasional yang digunakan adalah

    memahami, memperkirakan, menjelaskan, mengkategorikan,

    mencirikan, merinci, mengasosiasikan, membandingkan,

    menghitung, mengkontraskan, mengubah, mempertahankan,

    menguraikan, menjalin, membedakan, mendiskusikan, menggali,

    mencontohkan, menerangkan, mengemukakan, mempolakan,

    memperluas, menyimpulkan, dan meramalkan.

    3) Pada tingkatan C3 kata kerja operasional yang digunakan adalah

    mengaplikasikan, menugaskan, mengurutkan, menentukan,

    menerapkan, menyesuaikan, mengkalkulasi, memodifikasi,

    mengklasifikasi, menghitung, membangun, mengurutkan,

    membiasakan, mencegah, menggambarkan, menggunakan,

    menilai, melatih, menggali, mengemukakan, mengadaptasi,

    menyelidiki, mengoperasikan, dan mempersoalkan.

    C3 Applying

    C2 Understanding

    C1 Knowing

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    Gambar 2.2 Piramida C1-C3

    2.1.1.4. Kurikulum 2013

    2.1.1.4.1 Pengertian kurikulum 2013

    Pengertian kurikulum secara etimologis adalah berlari dengan kata

    yang berasal dari bahasa latin curir yaitu pelari, dan curere yang artinya

    tempat berlari (Kurniasih, 2014).

    Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi dengan

    memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai

    kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Majid, dan Rochman,

    2014).

    Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berbasis karakter sekaligus

    berbasis kompetensi (Mulyasa, 2018).

    Berdasarkan pendapat ahli diatas maka peneliti dapat menarik

    kesimpulan bahwa kurikulum 2013 dapat diartikan sebagai tempat

    belajarnya para pelajar atau tempat dimana kurikulum menjadi acuan

    dalam merancang dan melangsungkan kegiatan pembelajaran yang

    mengacu pada proses pembelajaran yang menuju kompetensi secara

    spiritual, kognitif dan psikomotorik.

    2.1.1.4.2 Tujuan pengembangan kurikulum 2013

    Kurikulum 2013 dikembangkan berkaitan dengan empat standar

    yakni standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan

    standar penilaian pendidikan. Hal ini dilakukan demi untuk

    mengakomodasi kebutuhan berbagai pihak dalam berbagai dimensi

    masyarakat, baik kebutuhan sekarang maupun masa depan tanpa

    melupakan kebutuhan masa lalu yang tidak terealisasikan (Mulyasa,

    2018).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    Tujuan dari pengembangan kurikulum 2013 agar terjadi

    peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude),

    Keterampilan (Skill), dan Pengetahuan (Knowledge) (Majid, dan

    Rochman, 2014).

    Dalam amanat UU No.20 Tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam

    penjelasan pasal 35: “Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi

    kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

    keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Hal

    inni sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis

    kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup

    kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.”

    Berdasarkan pendapat para ahli dan juga undang – undang diatas,

    maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa tujuan dari

    pengembangan kurikulum 2013 adalah untuk mendorong kemajuan

    dan juga menjaga keseimbangan antara aspek sikap, pengetahuan, dan

    keterampilan peserta didik di Indonesia.

    2.1.1.4.3 Komponen kurikulum 2013

    1) Standar isi (RPP)

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

    menggambarkan prosedur, dan pengorganisasian pembelajaran untuk

    mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan. Dalam standar isi

    yang telah dijabarkan dalam silabus. Ruang lingkup rencana

    pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang

    terdiri atas 1(satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali

    pertemuan atau lebih. Secara definisi rencana pelaksanaan

    pembelajaran merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan

    semua aktivitas yang akan dilakukan pada masa kini dan masa yang

    akan datang dalam rangka mencapai tujuan (Mulyasa, 2007).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar

    Proses, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan suatu

    rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan

    ataupun lebih. RPP berkembang dari silabus untuk lebih mengarahkan

    kegiatan pembelajaran peserta didik untuk mencapai Kompetensi

    Dasar.

    Berdasar pada pendapat ahli maka peneliti dapat menarik

    kesimpulan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran adalah

    perangkat kegiatan pembelajaran yang terdiri dari sintaks-sintaks yang

    menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

    2) Standar proses (Pelaksanaan Pembelajaran)

    Pembelajaran dikondisikan agar mampu mendorong kreativitas

    anak secara keseluruhan, membuat peserta didik aktif, mencapai

    tujuan pembelajaran secara efektif dan berlangsung dalam kondisi

    menyenangkan (Munandar dalam Suyono, dan Hariyanto, 2011).

    Kondisi lingkungan sekitar dari siswa sangat berpengaruh

    terhadap kreativitas yang diciptakan oleh siswa. Disaat ketika siswa

    merasa nyaman, maka tujuan pembelajaran menjadi lebih mudah

    untuk dicapai.

    Arti pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk

    menginisiasi, memfasilitasi dan meningkatkan intensitas dan kualitas

    belajar pada diri peserta didik (Winataputra, 2007: 1).

    Berdasarkan pendapat dari ahli, maka peneliti dapat menarik

    kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran adalah suatu aktifitas yang

    melibatkan guru dan siswa pada suatu waktu yang aktifitasnya

    mempunyai tujuan yang terumus dalam Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran (RPP).

    3) Standar penilaian

    Assesment (penilaian) merupakan suatu istilah umum yang

    meliputi tentang belajar siswa (observasi, rata-rata pelaksanaan tes

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    tertullis) dan format penilaian kemajuan belajar (Linn dan Gronlund,

    dalam Uno dan Satria, 2012). Selain itu, asesment didefinisikan juga

    sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi

    yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan

    mengenai para siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan

    pendidikan, metode atau instrumen pendidikan lainnya oleh suatu

    badan, lembaga, organisasi atau institusi resmi yang

    menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu (Uno dan Satria, 2012).

    Penilaian merupakan sebuah proses yang didesain untuk

    membantu guru menemukan hal-hal yang telah dipelajari siswa di

    dalam kelas dan tingkat keberhasilannya dalam pembelajaran (Angelo

    dan Croos, dalam Abidin, 2014). Penilaian merupakan usaha formal

    yang dilakukan untuk menjelaskan status siswa dalam variabel penting

    pendidikan yang meliputi ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap

    (Propham, dalam Abidin, 2014). Penilaian merupakan seluruh

    prosedur untuk mendapatkan informasi tentang status belajar siswa

    dan membuat keputusan berdasarkan peningkatan hasil belajar siswa

    (Miller dalam Abidin, 2014). Penilaian adalah penerapan berbagai

    metode dan penggunaan alat penilaian untuk memperoleh informasi

    tentang hasil belajar siswa atau ketercapaian kemampuan siswa (Tim

    Penyusun, 2006). Sehingga, pengertian asesmen adalah suatu kegiatan

    yang mengukur kemampuan siswa baik pengetahuan, sikap maupun

    keterampilannya dalam proses pembelajaran.

    Objek dari penilaian terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek

    kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor (Sudijono, 2008).

    Taksonomi (pengelompokkan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa

    mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang

    melekat pada diri siswa, yaitu (a) ranah proses berfikir (cognitive

    domain), (b) ranah nilai atau sikap (affective domain), dan (c) ranah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    keterampilan (psychomotor domain) (Bloom, dkk dalam Sudijono,

    2008).

    Berdasarkan pendapat ahli diatas, maka peneliti dapat menarik

    kesimpulan bahwa pelaksanaan penilaian kelas merupakan acuan guru

    dalam mengkategorikan siswa apakah siswa berhasil mencapai

    kompetensi yang telah ditetapkan dalam RPP.

    2.1.2 Penelitian Yang Relevan

    Penelitian yang relevan ke – 1 adalah skripsi dengan judul “Analisis

    Higher Order Thinking Skill Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal Mata

    Kuliah Struktur Aljabar.” Penelitian ini dilakukan oleh Jati Agung

    Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini

    bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi yang

    dimiliki mahasiswa terhadap penyelesaian soal Struktur Aljabar Grup.

    Fokus dari penelitian ini mendeskripsikan bagaimana proses berpikir yang

    dimiliki mahasiswa berdasarkan indikator HOTS. Penelitian ini

    merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan tes dan

    wawancara sebagai metode pengumpulan data. Hasil penelitian yang

    diperoleh menyatakan bahwa kemampuan berpikir mahasiswa dalam

    menyelesaikan soal pada tahap analisis sebesar 74,03%, pada tahap

    evaluasi sebesar 49,73%, dan pada tahap mencipta sebesar 44,72%.

    Sebanyak 12 mahasiswa memiliki HOTS tinggi, 18 mahasiswa memiliki

    HOTS sedang, dan 6 mahasiswa memiliki HOTS rendah. Hasil penelitian

    memperlihatkan bahwa mahasiswa memiliki penguasaan aspek-aspek

    HOTS dalam menyelesaikan soal Struktur Aljabar Grup.

    Penelitian yang relevan yang ke – 2 adalah skripsi dengan judul

    “Analisis Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Mata

    Pelajaran Ekonomi di SMA N 8 Yogyakarta”. Penelitian ini dilakukan

    oleh Hilaria Mitri seorang mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah guru sudah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    menyusun desain RPP mata pelajaran Ekonomi yang memuat indikator

    keterampilan berpikir tingkat tinggi. (2) Apakah guru sudah menerapkan

    kegiatan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat

    tinggi. (3) Apakah pelaksanaan penilaian kelas (assessment) telah

    mengarah pada pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hasil

    analisis yang dilakukan menunjukkan pada kuisioner jumlah responden

    pada kriteria baik sebanyak 25 orang dengan persentase sebesar 62.5%.

    Sedangkan jumlah responden pada kriteria tidak baik sebanyak 15 orang

    dengan persentase sebesar 37.5%

    Penelitian yang relevan yang ke – 3 adalah skripsi dengan judul

    “Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Pendidikan Agama Islam

    Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto Ditinjau Dari Prestasi

    Belajar.” Penelitian ini dilakukan oleh Anugrah Aningsih seorang

    mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Penelitian ini

    bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi pada mata

    pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1

    Purwokerto ditinjau dari prestasi belajar.

    Penelitian yang relevan yang ke – 4 adalah Jurnal dengan judul

    “Penerapan Metode Studi Kasus Dalam Upaya Meningkatkan

    Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pada Mata Kuliah Hubungan

    Internasional.” Penelitian ini dilakukan oleh Leni Anggraeni, S.Pd. M.Pd.

    dosen FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian ini bertujuan

    untuk mengetahui: (1) Kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada mata

    kuliah hubungan internasional di kelas 2009 A Pkn FPIPS UPI dengan

    menggunakan metode studi kasus. (2) Tingkat Antusiasme mahasiswa

    pada mata kuliah hubungan internasional dengan menggunakan metode

    studi kasus di kelas 2009 A Pkn FPIPS UPI. (3) Penciptaan suasana

    belajar yang demokratis dalam perkuliahan hubungan internasional

    dengan metode studi kasus di kelas 2009 A Pkn FPIPS UPI. Kesimpulan

    dari penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan berpikir kritis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    Gambar 2.3 Peta Literatur Penelitian

    Berdasarkan ketiga penelitian yang relevan diatas, peneliti

    menemukan kekhasan tersendiri dari penelitian yang dilakukan.

    Kekhasan tersebut antara lain adalah dari segi pembelajaran tematik

    yang diselenggarakan di kelas V SD. Penelitian tidak hanya dilihat

    dari segi penilaian tetapi juga dari segi perencanaan dan juga

    pelaksanaan. Sedangkan perbedaannya adalah metode yang dipakai

    oleh setiap peneliti.

    Peneliti melakukan penelitian :

    Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada

    Pembelajaran Tematik Kelas V (Studi Kasus di Salah Satu SD

    Kabupaten Bantul)

    Jati Agung Melakukan penelitian

    “Analisis Higher Order Thinking Skill

    Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal Mata Kuliah Struktur

    Aljabar.”

    Hilaria Mitri melakukan penelitian

    “Kemampuan Berpikir Tingkat

    Tinggi Pada Pendidikan Agama

    Islam Siswa Kelas X SMK

    Muhammadiyah 1 Purwokerto Ditinjau

    Dari Prestasi Belajar.”

    Anugrah Aningsih melakukan penelitian

    “Kemampuan Berpikir Tingkat

    Tinggi Pada Pendidikan Agama

    Islam Siswa Kelas X SMK

    Muhammadiyah 1 Purwokerto Ditinjau

    Dari Prestasi Belajar.”

    Leni Anggraeni, S.Pd., M.Pd.

    melakukan penelitian “Penerapan Metode Studi Kasus Dalam

    Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir

    Kritis Mahasiswa Pada Mata Kuliah

    Hubungan Internasional.”

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    2.1.3. Kerangka Berpikir

    Era globalisasi yang sedang berlangsung ini mendorong terjadinya

    perkembangan pada tiap aspek yang harus selaras dan sejalan dengan era ini.

    Pada abad ke – 21 ini banyak terjadi perkembangan. Dari sisi SDM yang

    semakin berkembang menuntut juga perkembangan aspek pendidikan.

    Tentunya hal itu menuntut siswa agar mampu berkompetisi nantinya di masa

    depan. Maka dari itu dibutuhkan suatu skill yang harus dimiliki untuk

    dijadikan bekal dalam menjalani kehidupan di masa yang akan datang. Hal

    ini seharusnya menjadi acuan dalam meningkatkan sikap kompetitif siwa,

    tentunya dengan perilaku yang jujur. Oleh karena itu, pendidikan seharusnya

    mulai menerapkan kegiatan pembelajaran yang bertolak ukur pada

    kemampuan berpikir, menalar, dan pengembangan materi, tidak hanya

    berfokus pada hafalan materi. Menurut pengalaman penulis, sistem

    pendidikan yang dialami oleh penulis menerapkan kemampuan yang lebih

    banyak kepada ranah menghafal. Pembelajaran tidak menekankan kepada

    pengalaman apa yang diperoleh oleh siswa sehingga mudah sekali siswa lupa

    terhadap materi yang baru saja ia dapatkan. Guru mengajar dengan metode

    ceramah, sehingga dibutuhkan model pembelajaran yang dapat menjadi

    wadah dan tempat berinteraksinya siswa dengan perkembangan global.

    Metode belajar yang dapat menjadi wadah kreatifitas dan inovasi siswa

    sehingga kemampuannya dapat berkembang.

    Sekolah sebagai lembaga yang menjamin terjadinya proses pendidikan,

    harus mampu menanamkan nilai-nilai positif dan bermanfaat kepada siswa

    agar siswa mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kurikulum

    2013 adalah kurikulum yang saat ini berfokus pada 3 aspek penting yang perlu

    terus dikembangkan yaitu aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek

    keterampilan. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik yang dapat

    memacu interkasi siswa, minat belajar siswa dan sistem belajar siswa.

    Kurikulum 2013 menuntut kreatifitas dan inovasi guru maupun siswa pada saat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    melakukan kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 sangat cocok diterapkan

    pada kegiatan pembelajaran di era globalisasi ini. Maka kurikulum 2013 perlu

    diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.

    Pembelajaran yang mengarah pada kemampuan berpikir tingkat tinggi

    perlu diterapkan dalam tiap kegiatan pembelajaran untuk memberikan

    keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa seperti dalam literasi. Kemampuan

    tersebut diarahkan kepada kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) yang

    menuntut siswa untuk mampu berpikir secara kritis, kreatif, dan inovatif. Siswa

    yang mampu berpikir secara kritis, kreatif, dan inovatif dapat memecahkan

    suatu permasalahan yang ada. Kemampuan berpikir tingkat tinggi diterapkan

    melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kegiatan tersebut

    dirumuskan dalam suatu desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

    pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan pelaksanaan penilaian kelas

    (assessment). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat didesain untuk

    menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dengan menyusun

    indikator, tujuan, metode, dan langkah pembelajaran yang tepat dan sesuai

    dengan kaidah kemampuan berpikir tingkat tinggi.

    Guru adalah sosok yang terdepan memberikan arahan dan pengalaman

    kepada siswa ketika di sekolah. Guru harus mampu menanamkan aspek - aspek

    yang menjadi kriteria dengan langkah yang sesuai dengan norma agar siswa

    dapat menjadi manusia yang kompeten pada saatnya nanti. Dengan

    menerapkan kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan

    berpikir tingkat tinggi, sekolah dapat mempunyai lulusan yang tidak hanya

    mendapatkan nilai yang tinggi, tetapi lulusan yang dapat menjadi seorang yang

    kompeten dari segi sikap (attitude), pengetahuan (Knowledge), dan

    keterampilan (skill). Siswa mempunyai keterampilan 4C yaitu berpikir kritis,

    kreatif, terampil berkomunikasi dan mahir bekerja sama atau berkolaborasi

    dengan orang lain. Ketika kompetensi tersebut tercapai, sukses sudah guru

    membekali siswa untuk dapat bersaing di era globalisasi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana proses kegiatan

    pembelajaran di salah satu sekolah dasar yang terdapat di Kecamatan Jetis,

    Bantul, D.I Yogyakarta terutama pada kelas V tahun ajaran 2018/2019 apakah

    sudah menerapkan pembelajaran yang mengacu pada keterampilan berpikir

    tingkat tinggi atau belum yang dianalisis melalui proses perencanaan,

    pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap kegiatan dan

    hasil belajar siswa. Dengan melakukan penelitian mengenai analisis

    keterampilan berpikir tingkat tinggi di salah satu sekolah dasar di Kabupaten

    Bantul ini diharapkan dapat menjadi suatu pengetahuan dan referensi bagi para

    pendidik maupun calon pendidik agar dapat kreatif dan inovatif dalam

    merencanakan, melaksanakan, dan memberikan evaluasi terhadap kegiatan

    pembelajaran yang dilakukan kepada siswa. Sehingga sistem pendidikan yang

    terjadi di era peneliti perlahan jarang terjadi lagi di era sekarang.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    Gambar 2.4 Peta Kerangka Berpikir

    Abad 21

    "Pada abad ke – 21 menuntut siswa

    agar mampu berkompetisi

    nantinya di masa depan"

    Kurikulum 2013

    Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang saat ini berfokus pada 3 aspek

    penting yang perlu terus dikembangkan yaitu aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan

    HOTS

    "Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS )

    yang menuntut siswa untuk mampu berpikir secara

    kritis, kreatif, dan inovatif"

    Guru

    "sebagai yang terdepan memberikan arahan ketika siswa

    di sekolah harus mampu menanamkan aspek - aspek

    tersebut dengan langkah yang sesuai norma dan tepat agar siswa

    dapat menjadi manusia yang kompeten"

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1.Jenis Penelitian

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

    adalah upaya untuk mengungkap suatu fakta atau fenomena (Arikunto & Jabar,

    2014). Dalam penelitian ini menggunakan model analisis formatif dimana

    analisis dilakukan pada desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

    kegiatan pembelajaran, dan pelaksanaan penilaian kelas (assesment).

    Data penelitian kualitatif ini diperoleh melalui survei angket

    (Kuesioner), observasi, dan wawancara. Sehingga didapat beberapa data yang

    digunakan untuk memperoleh kesimpulan dari penelitian.

    3.2. Setting penelitian

    3.2.1. Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Salah satu SD yang berada di wilayah

    Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah ini dipilih karena

    peneliti ingin mengetahui sejauh mana guru di kelas atas terutama di kelas

    V menerapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Selain itu sekolah ini

    dipilih karena merupakan salah satu sekolah yang besar dengan jumlah

    siswa yang banyak. Juga merupakan salah satu Sekolah Dasar favorit di

    Kabupaten Bantul. Sedangkan untuk siswa sejauh mana siswa dapat

    menyelesaikan suatu persoalan yang menuntut siswa menggunakan

    keterampilan berpikir tingkat tinggi.

    3.2.2. Waktu penelitian

    Penelitian dilakukan pada tanggal 27 Februari 2019 sampai dengan tanggal

    2 maret 2019.

    3.2.3. Subjek penelitian

    Subjek penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah seorang guru kelas V dan

    siswa kelas V di Salah satu SD di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa

    Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019. Peneliti memilih subyek penelitian

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    yaitu guru dan siswa kelas V dengan asumsi bahwa kelas atas telah lebih

    sering diterapkan pembelajaran yang berbasis Higher Order Thinking Skills

    mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan proses penilaian pembelajaran.

    Guru tersebut adalah yang mempraktikkan kegiatan belajar mengajar

    dikelas, sebagai narasumber ketika wawancara, sebagai responden

    Kuesioner guru dan juga sebagai pembuat Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran (RPP). Siswa sebagai subjek yang menerima pembelajaran

    yang diberikan oleh guru. Siswa juga menjadi responden dalam pengisian

    Kuesioner siswa.

    3.2.4. Objek penelitian

    Objek dalam penelitian ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

    proses pelaksanaan pembelajaran dan ,pelaksanaan penilaian kelas

    (Penilaian Harian)

    3.3.Desain penelitian

    Metode yang digunakan oleh peneliti adalah studi kasus dimana desain ini

    sering digunakan dalam penelitian kualitatif dengan mempelajari berbagai

    kegiatan, proses atau aktifitas individu maupun kelompok dalam suatu lingkup

    tertentu (Anggraeni, 2012).

    3.4. Teknik pengumpulan data

    Ada beberapa teknik pengumpulan data yang dipilih oleh peneliti

    untuk mengumpulkan seluruh sumber data. Berdasarkan variabel yang diteliti,

    maka data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa:

    3.4.1. Observasi

    Observasi, yaitu penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang

    dilaksanakan oleh guru mata pelajaran di kelas dengan menggunakan

    metode, model dan teknik tertentu dalam rangka mencapai tujuan

    pembelajaran berupa keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dalam penelitian

    ini, peneliti memeroleh data dengan cara mengamati secara langsung

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    terhadap objek penelitian yaitu dengan mengamati proses pelaksanaan

    pembelajaran apakah guru sudah menerapkan pembelajaran yang HOTS

    dengan mengacu pada kriteria 4C yaitu Critical thinking and problem

    solving, Communication, Creativity and Innovation, dan Collaboration atau

    masih pada tingkatan LOTS.

    3.4.2. Dokumentasi

    Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

    memperoleh data yang dalam penelitian ini didapatkan sebuah rencana

    pelaksanaan pembelajaran dan soal evaluasi yang didalamnya terdapat

    indikator yang dapat dipergunakan untuk meneliti tingkat pemakaian kata

    kerja yang mengacu pada taksonomi Bloom. Dokumentasi digunakan untuk

    mengumpulkan data kemudian ditelaah (Sugiyono, 2015).

    Dalam penelitian ini, peneliti dan tiga ahli menganalisis dokumen

    rencana pelaksanaan pembelajaran khususnya pada bagian indikator kognitif

    apakah sudah menggunakan kata kerja operasional yang terdapat dalam

    taksonomi Bloom yang berada pada tingkatan tinggi C4, C5, C6 atau masih

    berada pada tingkatan rendah C1, C2, C3.

    Dalam penelitian ini, peneliti dan tiga ahli menganalisis dokumen soal

    evaluasi yang digunakan guru untuk mendapatkan gambaran hasil belajar

    siswa. Analisis dilakukan pada soal evaluasi apakah pertanyaan –

    pertanyaan pada soal mengandung kata kerja operasional yang ada pada

    taksonomi bloom tingkatan tinggi C4, C5, C6 atau berada pada tingkatan

    rendah C1, C2, C3.

    3.4.3. Wawancara

    Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara berdialog

    dan bertanya langsung kepada narasumber. Dalam penelitian ini peneliti

    melakukan wawancara terhadap guru mengenai perencanaan, pelaksanaan,

    dan proses evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hal itu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    dilakukan agar peneliti dapat membandingkan pengamatan, hasil analisis

    kuesioner, dan analisis rencana pelaksanaan pembelajaran serta soal

    evaluasi dengan pernyataan guru. Hal tersebut dilakukan agar peneliti dapat

    mengetahui apakah hasil penelitian dan pernyataan guru sama atau tidak.

    3.4.4. Kuesioner

    Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menjawab

    pernyataan atau pertanyaan yang ada secara tertulis untuk mendapatkan data

    responden atau pengisi kuesioner. Pada penelitian ini ada 2 macam

    kuesioner yaitu kuesioner untuk guru dan kuesioner untuk siswa.

    Kuesioner guru, yaitu persepsi guru dalam menerapkan kegiatan

    pembelajaran yang meningkatkan keterampilan Abad - 21. Kuesioner siswa,

    yaitu persepsi siswa terhadap guru dalam menerapkan kegiatan

    pembelajaran yang meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

    Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yaitu dengan cara responden

    tinggal memilih jawaban pernyataan yang sesuai dengan hatinya. Rentang

    pilihannya ada 4 macam yaitu: SS (Sering Sekali), S (Sering), JR (Jarang),

    TP (Tidak Pernah). Pada kuesioner ini terdapat 16 pernyataan dengan

    kriteria 4C Creativity and Innovation, Communication, Collaborative dan

    Critical thinking and Problem Solving.

    3.5. Instrumen penelitian

    Instrumen penelitian adalah suatu alat pengumpul data yang digunakan

    untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Dengan

    demikian, penggunaan instrumen penelitian yaitu untuk mencari informasi

    yang lengkap mengenai suatu masalah, fenomena alam maupun sosial

    (Sugiyono, 2014).

    Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti menjadi instrumen utama yang

    mengamati segala proses mulai dari perencanaan, pelaksanaan, serta proses

    penilaian atau evaluasi dalam pembelajaran. Maka peneliti harus memahami

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    metode penelitian kualitatif itu sendiri. Instrumen yang digunakan adalah

    kuesioner, observasi, wawancara dan diri peneliti itu sendiri.

    3.5.1. Instrumen Penelitian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    Desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dianalisis

    menggunakan tabel kata k