ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA...
Transcript of ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA...
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN
NONELEKTROLIT
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun oleh:
Sutinah
1110016200008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
i
LEMBAR PENGES.{HAN
Skripsi yang berjudul Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui
Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Materi Larutan Elektrolit dan Larutan
Nonelektrolit disusun oleh Sutineh, NIM 1110016200008' Program Studi
pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Perrgetahuan Alam' Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta'
Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak
untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas'
Jakarta, Mei 2015
Yang mengesaltkan
Pembimbing I Pembimbing II
Burhanudin Milama. M.Pd.
NIP.19770201 200801 1 01 1 NIP.19710528 2000031 002
KEMENTERIAN AGAMA
a-& urN JAKARTA
u-i-nl',t,![r**, r" ro ro","t 1541 2 t.clonasa
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-O66
Tgl. Terbit : I Maret 2010No. Revisi: '. 02Hal 1t1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
TempatiTgl. Lahir
NIM
Jurusan/Prodi
Judul Skipsi
Dosen Pembimbing
Sutinah
Bogor, 01 September 1992
1110016200008
Peudidikan IPA/Pendidikan Kimia
: Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui
Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Materi Larutan Elektrolit
Den Larutan Nonelektrolit
: 1. Burhanudin Milama, M.Pd.
2. Dedi Irwandi, M. Si.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan
sal a bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satr.( syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta,
Mahasiswa Ybs.
NIM. 1110016200008
lll
iv
ABSTRAK
Sutinah (NIM:1110016200008). ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR
KRITIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN
NONELEKTROLIT.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kualitas dan mengetahui perbedaan
kualitas keterampilan berpikir kritis siswa kelas X-MIA setelah diterapkannya
model pembelajaran berbasis proyek. Penelitian ini dilaksanakan pada semester
ganjil tahun ajaran 2014/2015 dikelas X-MIA SMA Dharma Karya Legoso.
Sampel penelitian ini terdiri dari 24 siswa kelas X-MIA. Metode penelitian yang
digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini terdiri dari empat tahapan
pembelajaran yaitu tahap perencanaan proyek, tahap pelaksanaan proyek,
Tahapan penyelidikan Terbimbing dan pembuatan produk, tahap kesimpulan
proyek. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes, lembar
observasi, dan wawancara. Hasil analisis data menunjukan bahwa secara
keseluruhan kualitas keterampilan berpikir kritis melalui pembelajaran berbasis
proyek dalam ketegori baik dan terdapat perbedaan kualitas keterampilan berpikir
kritis pada indikator bertanya dan menjawab pertanyaan; Membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi; Mengidentifikasi asumsi. Hasil wawancara
siswa menunjukan bahwa siswa merasa tertarik dengan pembelajaran berbasis
proyek.
Keyword: Project Based Learning, Berpikir Kritis, Larutan Elektrolit dan non
elektrolit.
v
ABSTRACT
Sutinah (NIM:1110016200008). Analysis of Critical Thinking In Project Based
Learning About Electrolyte and Nonelectrolyte Solution.
The purpuse of this study is to analyze and determine the difference in
quality critical thinking skills class X-MIA after the implementation of project
based learning model. This study was carried out in the first year of first grade
SMA Dharma Karya legoso academic year 2014/2015. The subject of this study
were consisted of 24 students first grade. The methode used in this study was
descriptive quantitative. This study carried out in four stages: Project planning,
project implementation, guided inquiry and manufacture of products. The data
gathering in this study through test, observation, and interview. The result of the
analysis showed overall critical thinking skills of students in project based
learning model can be develoved and there are differences in the quality of
critical thinking skills in the indicator ask and answer questions:Make deduction
and considering the results of deduction:Identifying assumptions. The results of
student interviews showed that student were interested in the project based
learning.
Keyword: Project based learning, critical thinking, Electrolyte and Nonelectrolyte
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang senantiasa memberikan
kekuatan disetiap perjalanan hidup. Sholawat seta salam semoga selalu tercurah
kepada tauladan kita, Rasulullah SAW, keluarga, para sahabat dan umatnya.
Dengan segala upaya dan doa, penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul Analisis Ketrampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Model
Pembelajaran Berbasis Proyek pada Materi Larutan Elektrolit dan Larutan
Nonelektrolit. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana
pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dalam menyelesaikan skripsi ini tidak luput dari dukungan, bimbingan, dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hanna Susanti, M.Sc selaku Kepala Jurusan Pendidikan IPA UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dedi Irwandi, M.Si selaku Kepala Program Studi Kimia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Burhanudin Milama, M.Pd yang telah memberikan bimbingan dan saran
dalam penyususnan skripsi ini dengan penuh kesabaran dan kasih sayang
sebagai Bapak Pembimbing I dan Pembimbing Akademik. Semoga Alloh
selalu memberkahi kehidupan Bapak.
5. Dedi Irwandi, M.Si sebagai pembimbing II yang juga telah memberikan
bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini dengan penuh kesabaran
dan kasih sayang. Semoga Alloh memberkahi kehidupan Bapak.
6. Kedua orang tua tercinta dan tersayang yaitu Bapak Diding Suryadin dan
Emak Sumyati, Kakak pertama Dedi supriadi, Kakak kedua Asep Supriatna,
Kakak ipar Ida Nengsih, Keponakan tercinta Bunga Qurratun ‘Aini serta
vii
keluarga yang telah memberikan kasih sayang dan motivasi melalui
perjuangan dan gema do’a yang tiada hentinya.
7. Arif Soleh, S.Pd. selaku guru mata pelajaran kimia di SMA DK yang telah
banyak membantu dan memberikan saran untuk penelitian ini.
8. Ayah Dr. Sihabudin Noor, Bunda Karlina Helmanita M.A dan Keluarga
besar Sanggar Baca Jendela Dunia (Kak Ilut, Kak Zainul, Kak Ida, Kak
Najmah, Kak Hafidz, Kak Helmi, dan Kak Dion). Terimakasih telah
memberikan inspirasi dan motivasi secara tidak langsung bagi saya.
9. Tanpa Nama. Seseorang spesial yang masih berada di Lauhul Mahfudz dan
saya masih mencari serta menjemputnya nya hingga detik ini. Namun tetap
saja belum bertemu. Salam rindu dan Salam Jomblo Mulia. :’(
10. Sahabat di Lembaga Dakwah Kampus (LDK) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Sahabat di PSU (Pos Solidaritas Ummat), Sahabat Akhwat Forum
Angkatan An-Najm, Sahabat Pendidikan Kimia 2010, Sahabat Alumni
MAN Parungpanjang (Iti, dina, Abirah, Mae, tompel, ilfa, Mpau, sarah,
atika, aad, , dkk). Terimakasih telah memberikan banyak hal yang tiada bisa
ditulis dengan kata-kata. Cerita tentang cinta tulus kalian selama berada
dikampus peradaban telah menggoreskan kenangan yang tak pernah terlupa
hingga masa tua.
11. Teman-teman di Kosan Markaz Al-Hamra (Juni, Apri, Kak Hikmah, Tari,
Linda, dan Lala), dan teman-teman Bangsal A6 (Bangsa Assalam Kamar
A6)
12. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan Skripsi ini.
Peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun sehingga
menambah pengetahuan peneliti. Peneliti berharap bahwa skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang menggunakannya.
Jakarta, Mei 2015
Sutinah
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ......................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................. iv
ABSTRACT ................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................... 6
C. Batasan Masalah ................................................................. 6
D. Rumusan Masalah .............................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian .............................................................. 8
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teoretis ................................................................... 9
1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek .......................... 9
a. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek ....... 12
b. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek ........... 14
c. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek ........... 17
d. Perbedaan penekanan Pembelajaran Berbasis
Proyek dan Pembelajaran Tradisonal ...................... 18
2. Hakikat Keterampilan Berpikir Kritis ........................... 21
a. Pengertian Keterampilan ......................................... 21
ix
b. Pengertian Berpikir Kritis ........................................ 22
c. Prinsip Berpikir Kritis ............................................. 25
d. Karakteristik Berpikir Kritis .................................... 27
e. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ................... 27
f. Delapan Langkah Untuk Menuju Berpikir Kritis .... 31
3. Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Materi Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit .... 34
4. Konsep Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit .. 37
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................ 41
C. Kerangka Berpikir .............................................................. 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian............................................ 45
B. Metode Penelitian .............................................................. 45
C. Desain Penelitian ............................................................... 46
D. Populasi dan Sampel .......................................................... 49
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 50
F. Instrumen Penelitian .......................................................... 50
1. Instrumen Tes ............................................................... 53
2. Instrumen Nontes ......................................................... 56
G. Kalibrasi Instrumen ........................................................... 58
a. Uji Validitas ................................................................. 58
b. Uji Reliabilitas .............................................................. 59
c. Tingkat Kesukaran ....................................................... 60
d. Daya Pembeda .............................................................. 61
H. Teknik Analisis Data ........................................................ 62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................. 66
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................ 69
x
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 94
B. Saran .................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 96
LAMPIRAN ............................................................................................... 102
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Manajemen Kegiatan didalam Pembelajaran Berbasis Proyek ............. 15
Tabel 2.2 Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pembelajaran
Tradisional ............................................................................................. 19
Tabel 2.3 Prinsip Kecakapan Berpikir Kritis ........................................................ 26
Tabel 2.4 Keterampilan Berpikir Kritis Menurut Ennis ........................................ 28
Tabel 2.5 Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Materi Kimia ....... 35
Tabel 2.6 Perbedaan Elektrolit Kuat, Elektrolit Lemah, dan Nonelektrolit .......... 39
Tabel 2.7 Perbedaan Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen Polar .......................... 41
Tabel 3.1 Pembagian Kategori Kelompok Siswa .................................................. 50
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian .............................................................................. 52
Tabel 3.3 Sub Keterampilan Berpikir Kritis yang akan dianalisis .................. ..... 53
Tabel 3.4 Sub Keterampilan Berpikir Kritis Siswa yang diteliti
pada Tes Essai ....................................................................................... 55
Tabel 3.5 Kisi-kisi Penomoran Soal Tes Essai Keterampilan Berpikir Kritis ...... 56
Tabel 3.6 Kisi-kisi Sub Keterampilan Berpikir Kritis yang diteliti
pada Lembar Observasi ......................................................................... 57
Tabel 3.7 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ............................................................. 58
Tabel 3.8 Kriteria Validitas Butir Soal ................................................................ 60
Tabel 3.9 Klasifikasi Interpretasi untuk Koefisien Realiabilitas Tes .................... 61
Tabel 3.10 Kriteria Tingkat Kesukaran ................................................................. 62
Tabel 3.11 Kriteria Daya Pembeda ....................................................................... 63
Tabel 3.12 Pengkategorian Skor............................................................................ 66
Tabel 4.1 Pencapaian Keterampilan Berpikir Kritis pada seluruh siswa .............. 73
Tabel 4.2 Pencapaian Keterampilan Berpikir Kritis Kritis Setiap
Kelompok Siswa Pada Seluruh Indikator .............................................. 74
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ...................................................................... 44
Gambar 3.1 Desain Penelitian ........................................................................ 46
Gambar 4.1. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan
Memfokuskan Pertanyaan ........................................................... 71
Gambar 4.2. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan
Menganlisis Argumen ................................................................. 73
Gambar 4.3. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan Bertanya dan
Menjawab Pertanyaan ................................................................. 75
Gambar 4.4. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan
Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber ........................... 77
Gambar 4.5. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan
Mengobservasi dan melaporkan hasil observasi ......................... 79
Gambar 4.6. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan Membuat
deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi .......................... 81
Gambar 4.7. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan Membuat
induksi dan mempertimbangkan hasil induksi ............................ 83
Gambar 4.8. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan
Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan .................... 85
Gambar 4.9. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan Mendefinisikan
istilah, dan mempertimbangkan definisi ..................................... 86
Gambar 4.10. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan
Mengidentifikasi Asumsi.......................................................... 88
Gambar 4.11. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan
Memutuskan Suatu Tindakan ................................................... 89
Gambar 4.12. Nilai rata-rata Persentase Keterampilan
Berinteraksi dengan orang lain ................................................. 91
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP ............................................................................................. 100
Lampiran 2 Kisi-kisi Soal Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ..................... 133
Lampiran 3 Pedoman Penskoran Tes Essai .................................................... 143
Lampiran 4 Hasil Validitas Instrumen ........................................................... 150
Lampiran 5 Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa ................................ 151
Lampiran 6 Rubrik Penilaian Lembar Observasi ........................................... 152
Lampiran 7 LKS ............................................................................................. 162
Lampiran 8 Kisi-kisi LKS .............................................................................. 170
Lampiran 9 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ................................................... 177
Lampiran 10 Data Hasil Perhitungan Kedudukan Siswa Dalam Kelas ......... 178
Lampiran 11 Data Hasil Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis
dan Lembar Observasi seluruh siswa .......................................... 179
Lampiran 12 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan
Memfokuskan Pertanyaan ........................................................... 180
Lampiran 13 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan
Menganalisis Argumen .......................................................... 181
Lampiran 14 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Bertanya
dan Menjawab Pertanyaan ......................................................... 182
Lampiran 15 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan
Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber .......................... 183
Lampiran 16 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan
Mengobservasi dan melaporkan hasil observasi ........................ 184
Lampiran 17 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan
Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi .................. 185
Lampiran 18 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan
Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi ................. 186
xiv
Lampiran 19 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan
Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan ................... 187
Lampiran 20 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan
Mendefinisikan istilah, dan mempertimbangkan definisi .......... 188
Lampiran 21 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan
Mengidentifikasi Asumsi ........................................................... 189
Lampiran 22 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan
Memutuskan Suatu Tindakan .................................................... 190
Lampiran 23 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Berinteraksi
dengan orang lain ....................................................................... 191
Lampiran 24 Hasil Wawancara Terhadap Siswa .......................................... 192
Lampiran 25 Hasil Dokumentasi Kegiatan Belajar ....................................... 193
Lampiran 26 Uji Referensi ............................................................................ 194
Lampiran 27 Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian ................................. 200
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil studi Programme for International Student
Assessment (PISA) tahun 2012 skor sains indonesia dalam peringkat
terendah. Dari 65 negara anggota PISA, pendidikan Indonesia berada di
bawah peringkat 641. Oleh sebab itu, pembaharuan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan dilakukan pemerintah melalui penataan dalam
berbagai komponen pendidikan. Tiga isu utama yang menjadi fokus dalam
pembaharuan pendidikan adalah pembaharuan kurikulum, peningkatan
kualitas pembelajaran dan efektivitas metode pembelajaran. Oleh karena
itu, pemerintah menetapkan kurikulum 2013 sebagai kurikulum
pendidikan terbaru yang merupakan hasil revisi dari kurikulum 2006 atau
kurikulum tingkat satuan pendidikan. Menurut Husamah, kurikulum 2013
ini mampu menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif,
afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
terintegrasi.2
Pendidikan merupakan suatu berkah dari Maha Pencipta terhadap
ciptaanNya. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang ditakdirkan untuk
memperoleh pendidikan. Hakikat pendidikan adalah proses memanusiakan
anak manusia yaitu menyadari akan manusia yang merdeka.3 Berdasarkan
hal tersebut, pendidikan merupakan salah satu karunia yang berasal dari
Rabb Semesta Alam yang wajib di dapatkan oleh setiap manusia yang
merdeka supaya bisa mencetak generasi penerus bangsa Indonesia yang
mumpuni di bidang-bidang yang di gelutinya.
1http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf. h. 5.
2Husamah,dkk, Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Panduan dalam
Merancang Pembelajaran untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi
Pustakakaraya, 2013), h. 4. 3H.A.R. Tilaar, Manifesto Pendidikan Nasional tinjauan dari perspektif postmodernisme
dan studi kultural kompas Indonesia, (Jakarta: Buku Kompas, 2005), Cet.1 h. 109.
2
Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut ditunjang oleh
peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia nomor
65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah
yang menyatakan bahwa:
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.4
Berdasarkan permendikbud tersebut, setiap satuan pendidikan
melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran
serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Sesuai dengan standar
kompetensi lulusan SMA/MA permendikbud No.54 Tahun 2013, sasaran
pembelajaran mencakup pengembangan domain sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan5. Seluruh
domain ini harus dimiliki oleh siswa agar permendikbud No. 54 tahun
2013 dapat tercapai dengan baik. Salah satu upaya agar permendikbud
No.54 tahun 2013 ini tercapai adalah dengan memaksimalkan peran
seorang guru dan murid di lingkungan sekolah. Guru harus mampu
mengkolaborasikan berbagai macam keterampilannya di kelas. Misalnya
dengan memadukan berbagai macam metode, pendekatan, media, atau
model pembelajaran di kelas. Jika guru tidak memiliki kompetensi
tersebut, maka kemungkinan besar sasaran pembelajaran tidak akan
tercapai secara sempurna, murid-murid akan tetap tergantung kepada guru,
murid tetap tidak matang, dan masih bersifat kekanak-kanakan. Selain itu,
pihak sekolah pun harus berperan aktif dalam memfasilitasi guru dan
murid.
4Pendis.Kemenag,
http://www.pendis.kemenag.go.id/pai/file/dokumen/06.B.SalinanLampiranPermendikbudNo.65th2
013ttgStandarIsi.pdf Di unduh pada 26 Maret 2014 5http://bsnp-indonesia.org/id/?p=1239/SalinanLampiranPermendikbudNo.54th2013
3
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan seorang guru kimia
di sebuah sekolah menengah atas sebelum melakukan penelitian,
permasalahan yang terjadi di kelas adalah kurangnya siswa dalam
mengembangkan keterampilan berpikir kritis, hal ini terbukti saat guru
menjelaskan materi kimia hanya terdapat beberapa siswa yang memiliki
keterampilan berpikir kritis contohnya pada sub keterampilan bertanya dan
menjawab pertanyaan. Permasalahan selanjutnya terletak dalam penerapan
metode atau model yang kurang bervariasi saat proses pembelajaran,
selama guru tersebut mengajar disekolah metode yang sering diterapkan
dikelas adalah metode diskusi dan ceramah saja. Faktor penyebabnya
adalah alokasi waktu yang kurang memadai dalam menerapkan sebuah
model pembelajaran, sehingga guru hanya fokus pada penuntasan materi
saja.
Berbagai permasalahan yang di alami oleh guru terjadi di
lingkungan sekolah dan masih di perlukan riset untuk mengatasi masalah
itu. Hal ini pun didukung oleh Subiantoro yang telah melakukan
pengamatan di sekolah dan hasil sharing dengan mahasiswa calon guru
adalah masih terdapat guru-guru yang membelajarkan siswanya dengan
strategi atau metode yang kurang sesuai dan mendukung pemenuhan
kebutuhan keilmuan IPA, sehingga hanya sedikit kesempatan bagi siswa
untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, kurang
berinteraksi dengan objek pembelajaran, kecenderungan siswa hanya
menerima materi yang diajarkan tanpa mau menelaah lebih dalam dan
berkelanjutan, jika ditanya contoh dalam kehidupan sehari-hari maka
siswa akan memberikan jawabannya sesuai dengan yang diberikan oleh
guru, dan guru yang hanya fokus pada penuntasan materi pelajaran, serta
pada akhirnya guru dipaksa untuk mengabaikan proses pembelajaran IPA
yang ideal.6
6 Agung W Subiantoro, Pentingnya Praktium dalam Pembelajaran IPA.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PPM_PENTINGNYA%20PRAKTIKUM.pdf Di unduh
pada 26 Maret 2014
4
Berdasarkan permasalahan tersebut perlu adanya solusi
pembaharuan ketika proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
sebagai pendidik untuk menemukan alternatif pembelajaran tentang
strategi pembelajaran yang relevan dengan materi dan selalu berpedoman
pada tujuan pembelajaran. Dari penerapan strategi pembelajaran yang
sesuai tersebut, diharapkan agar siswa memiliki dorongan untuk belajar
lebih giat. Salah satu alternatif strategi pembelajaran yang efektif adalah
pembelajaran berbasis proyek yang mampu meningkatkan keterampilan
berpikir kritis siswa.
Di era digital saat ini, sebagian orangtua maupun guru berharap
agar setiap anak itu menguasai keterampilan berpikir dalam tingkatan yang
lebih kritis. Kemampuan berpikir dengan jelas dan imajinatif, menilai
bukti, bermain logika, dan mencari alternatif imajinatif dari ide-ide
konvensional, memberi anak-anak muda sebuah jalur yang jelas di tengah
carut marutnya pemikiran pada zaman tekhnologi ini. Berdasarkan hal ini,
jika anak-anak diberi kesempatan untuk menggunakan pemikiran dalam
tingkatan yang lebih kritis di setiap tingkat kelas, pada akhirnya mereka
akan terbiasa membedakan antara kebenaran dan kebohongan, penampilan
dan kenyataan, fakta dan opini, pengetahuan dan keyakinan. Keterampilan
berpikir kritis peserta didik perlu dilatih oleh guru sejak dini supaya
peserta didik mampu memecahkan masalah dan mengambil sebuah
keputusan yang tepat sesuai kebenaran ilmiah dalam kehidupannya. Dalam
proses pembelajaran seorang guru harus menanamkan keterampilan
berpikir kritis agar peserta didik cerdas dalam mencermati berbagai
permasalahan, mengidentifkasi permasalahan, mendefinisikan masalah,
menyusun dan menerapkan strategi dalam memecahkan masalah, serta
mengevaluasi permasalahan tersebut. Hal ini pun sesuai dengan tuntutan
yang terdapat dalam kurikulum 2013.
Permasalahan selanjutnya terletak pada motivasi siswa untuk
mempelajari mata pelajaran kimia yang masih rendah. Ilmu kimia adalah
ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang materi yang meliputi
5
struktur, susunan, sifat dan perubahan materi serta energi yang
menyertainya.7 Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif), pada perkembangan
selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori
(deduktif). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa,
mengapa dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan hal-hal
yang abstrak seperti komposisi, struktur sifat, perubahan dinamika, dan
energi zat. Berdasarkan penjelasan ini, mata pelajaran kimia seharusnya
menjadi pelajaran yang disenangi oleh para siswa bukan ditakuti karena
kimia itu sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Namun
fenomena menyeramkan tentang ilmu kimia masih tersebar di benak
sebagian siswa. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah
satunya adalah strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak
bervariasi, artinya penggunaan metode atau model pembelajaran yang
tidak sesuai dalam mengajar. Biasanya guru hanya menggunakan metode
ceramah, sehingga proses pembelajaran terasa monoton dan
membosankan. Akibatnya siswa hanya memiliki kemampuan menghapal
materi, tetapi tidak memahami konsep materi kimia yang bersifat abstrak
tersebut secara mendalam. Dengan demikian, guru diwajibkan untuk
menerapkan model yang bisa membuat siswa “melek” atau paham tentang
materi kimia serta mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritisnya.
Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan oleh Navhies di
peroleh hasil penelitian bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat
meningkatkan aspek keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan
kemahiran generik siswa SMK. Setiap aspek keterampilan berpikir kritis
mempunyai hubungan dengan aspek keterampilan berpikir kreatif
berdasarkan hasil analisis uji regresi. Sebagian besar siswa merespon baik
dan senang dengan pembelajaran fisika berbasis proyek.8 Sehingga di
harapkan dengan di terapkannya pembelajaran berbasis proyek, siswa bisa
7Michael, Purba, Kimia Untuk SMA/MA kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 3.
8Navhies Luthvitasari, Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Keterampilan
Berpikir dan Kemahiran Generik Sains.
6
termotivasi untuk belajar kimia dan mengasah ketrampilan berpikir kritis.
Menurut Thomas sebagaimana dikutip oleh Wena pembelajaran berbasis
proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan
kerja proyek. Hal ini banyak digunakan untuk menggantikan metode
pengajaran tradisional dimana guru sebagai pusat pembelajaran.9 Hal ini
senada dengan penelitian Annas Kurniawan, bahwa ada pengaruh yang
signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis antara siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa
yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung.10
Menurut Ida
Ayu bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep dan keterampilan
berpikir kritis siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis proyek
dan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional.11
Namun,
pada seluruh penelitian yang telah di jelaskan tersebut masih terdapat
beberapa hal yang perlu di kembangkan dan di perbaharui jika akan
melakukan riset lebih lanjut menurut Ida Ayu. Salah satunya adalah
kesesuaian pokok bahasan kimia dengan kemampuan berpikir siswa.
Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui
Model Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Materi Larutan Elektrolit
dan Nonelektrolit”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan, dapat
diidentifikasi beberapa masalah, antara lain :
1. Proses pembelajaran yang hanya berpusat pada guru (teacher center).
9Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual
Operasiona Edisi satu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet.6 h.144 10
Annas Kurniawan, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap
keterampilan berpikir kritis dan sikap terkait siswa SMP.
http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_ipa/article/download/399/191 11
Ida Ayu Kade Sastrika, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Pemahaman Konsep Kimia dan Keterampilan Berpikir Kritis. E-journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program studi IPA (Volume 3 Tahun 2013)
7
2. Siswa yang jarang di latih untuk berpikir secara kritis.
3. Siswa hanya mampu menghapal materi tanpa memahami konsep materi
kimia secara mendalam.
4. Penggunaan model pembelajaran yang belum bervariasi.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka masalah
hanya dibatasi pada :
1. Materi yang digunakan pada kegiatan pembelajaran dibatasi pada
materi larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit.
2. Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah Project
Based Learning.
D. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kualitas keterampilan berpikir kritis siswa melalui
pembelajaran berbasis proyek pada materi larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit?”
2. Adakah perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa pada kelompok
tinggi, kelompok sedang, & kelompok rendah pada materi larutan
elektrolit dan larutan nonelektrolit?”
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:
a. Untuk menganalisis kualitas keterampilan berpikir kritis siswa kelas
X-MIA setelah diterapkannya model pembelajaran berbasis proyek.
b. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa pada
kelompok tinggi, kelompok sedang, & kelompok rendah kelas X-MIA
setelah diterapkannya model pembelajaran berbasis proyek.
8
2. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat bagi
semua kalangan terutama untuk :
a. Siswa, penelitian dapat digunakan untuk memahami konsep tentang
materi larutan elektrolit dan non elektrolit sehingga dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
b. Guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
dalam mengajarkan dan menyampaikan konsep materi larutan
elektrolit dan non elektrolit dengan menggunakan model Project
Based learning.
c. Sekolah, hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan referensi
bagi guru-guru yang akan mengembangkan penelitian ini.
d. Peneliti, hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan referensi
untuk mengetahui model pembelajaran yang dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa.
9
BAB II
DESKRIPSI TEORITIK
A. Deskripsi Teoritik
1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Joyce dan Murin dalam Rusman berpendapat bahwa, “Model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran
di kelas atau yang lain”.1 Menurut Rusman model pembelajaran
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli
tertentu, (2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu,
(3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar-
mengajar dikelas, (4) Memiliki bagian-bagian model atau urutan
langkah-langkah pembelajaran (syntax), (5) Memiliki dampak
sebagai akibat terapan model pembelajaran, (6) Membuat
persiapan mengajar dengan pedoman model pembelajaran yang
dipilihnya.2
Thomas menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek
merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja
proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan
kepada pertanyaan dan permasalahan yang sangat menantang, dan
menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat
keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri.3 The pasific
1Rusman, Model-model pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 133. 2Ibid., h. 136
3John W. Thomas, A review of Reasearch on Project-Based Learning, (California: The
Autodesk Foundation, 2000), p. 1.
10
education institute's pada intinya menjelaskan bahwa dalam model
project based learning, guru dan siswa bekerja sama dan pada saat
proses pembelajaran tersebut siswa mampu membangun,
meningkatkan konten pengetahuan, kemampuan memecahkan
masalah, pemikiran sistem dan keterampilan berkomunikasi.
Sedangkan guru hanya sebagai fasilitator.4 Patton pun menjelaskan
bahwa keistimewaan pembelajaran berbasis proyek adalah di
pamerkannya output atau hasil produk secara terbuka. Dalam
pembelajaran berbasis proyek ini siswa dituntun untuk merancang,
merencanakan, dan melaksanakan proyek yang menghasilkan output
seperti sebuah produk, publikasi, atau presentasi. Hal itu berkaitan
dengan pembelajaran penyelidikan atau sering disebut juga inquiry
based learning dan pembelajaran berbasis masalah.5 Project based
learning berisi tugas intelektual untuk mengeksplorasi masalah yang
kompleks dan memiliki kegiatan dengan jangka waktu yang cukup,
berpusat pada siswa, siswa mengeksplorasi, membuat penilaian,
menafsirkan, dan mensintesis informasi dalam cara yang lebih
bermakna. Hal ini akan mendorong pemahaman yang benar tentang
pengetahuan.6
Tahapan Pembelajaran berbasis proyek siswa difokuskan pada
pertanyaan atau masalah yang kompleks, kemudian menjawab
pertanyaan atau memecahkan masalah melalui proses penyelidikan
bersama dengan periode waktu yang cukup. Selama proses
penyelidikan, siswa mempelajari konten, informasi, dan fakta yang
diperlukan untuk menarik kesimpulan tentang pertanyaan. Selain itu,
siswa juga belajar keterampilan yang berharga dan kebiasaan berpikir
4Erica Baker et al., Project-Based Learning Model: Relevant Learning for the 21st
Century, (Amerika: Pacific Education Insttitute, 2011), p. 1. 5Alec Patton, Work that Matters: The Teacher’s guide to Project-Based Learning, (UK:
The Paul Hamlyn Foundation, 2012), p. 13. 6Educational Technology Division Ministry of Education, Project Based Learning
Handbook “Educating the Millennial Learner”, (Kuala Lumpur: Communication and Training
Sector, 2006), p. 3.
11
selama proses tersebut.7 Project based learning memungkinkan
peserta didik untuk menulis makna dan mencapai pemahaman dari
informasi baru, pengalaman, dan dibangun pada pemahaman tentang
masa lalu.8 Dengan project based learning, siswa menggunakan
pendekatan kolaboratif dan kooperatif untuk menghasilkan
pengetahuan. Hal ini juga memfasilitasi pembelajaran yang bermakna
dan sesuai dengan kehidupan.9 Ministry of Education Malaysia juga
menyebutkan bahwa ada delapan hasil project based learning yaitu,
(1) konten, (2) kerjasama, (3) berpikir kritis, (4) komunikasi lisan, (5)
komunikasi tertulis, (6) persiapan karir, (7) kewarganegaraan dan
etika, dan (8) literasi teknologi.10
Kelebihan project based learning dibandingkan dengan model
konvensional adalah membantu siswa mengembangkan keterampilan
dasar dan digital age skill untuk hidup berbasis pengetahuan dan
teknologi tinggi, sedangkan model konvensional kurang mampu
mempersiapkan siswa untuk dapat bertahan dalam keadaan di dunia
sekarang ini. Melalui kombinasi keterampilan ini, siswa akan menjadi
pemimpin dan pengatur dalam pembelajaran dengan panduan dan
bimbingan guru terampil.11
Berdasarkan uraian diatas mengenai definisi pembelajaran
berbasis proyek, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis
proyek adalah pembelajaran yang berpusat pada proses, relatif
berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermakna
dengan memadukan konsep-konsep dari sejumlah komponen baik itu
pengetahuan, disiplin ilmu atau lapangan.
Pembelajaran berbasis proyek kegiatan pembelajarannya
berlangsung secara kolaboratif dalam kelompok yang heterogen.
7Educational Technology Division Ministry of Education, op. cit., p. 51.
8Ibid., p. 51.
9Ibid., p. 13.
10Ibid., p. 18.
11Ibid., p. 6.
12
Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang sangat besar
untuk melatih proses berpikir siswa yang mengarah pada keterampilan
berpikir kritis siswa. Pembelajaran berbasis proyek menyediakan
tugas-tugas kompleks yang berbasis pertanyaan-pertanyaan
menantang atau masalah yang melibatkan siswa dalam aktivitas-
aktivitas memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan
investigasi dan refleksi yang melibatkan guru sebagai fasilitator.
Pembelajaran berbasis proyek terfokus pada pertanyaan-pertanyaan
yang menuntun (driving question) siswa untuk memanfaatkan konsep-
konsep dan prinsip-prinsip melalui pengalaman. Melalui pembelajaran
berbasis proyek siswa belajar dari pengalamannya dan kemudian
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya adalah agar
siswa mempunyai kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang
dihadapinya.
a. Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis proyek
Menurut Thomas pembelajaran berbasis proyek memiliki
beberapa prinsip yang dapat membedakan pembelajaran berbasis
proyek dengan model pembelajaran lain, yaitu (a) sentralis, (b)
pertanyaan pendorong, (c) investigasi konstruktif, (d) otonomi, (e)
realistis.12
a) Prinsip sentralis atau centrality
Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, dimana
siswa belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui
kerja proyek. Dalam pembelajaran, siswa mengalami dan
belajar konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek.
Dengan demikian, kegiatan pembelajaran akan dapat di
laksanakan secara optimal.13
12
Thomas, op.cit., h.3-4. 13
Wena, op.cit., h.145.
13
b) Prinsip pertanyaan pendorong/penuntun atau driving question.
Pembelajaran berbasis proyek berfokus pada pertanyaan
atau permasalahan yang dapat mendorong siswa untuk
berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang
tertentu. Jadi, dalam hal ini kerja sebagai external motivation
yang mampu menggugah siswa (internal motivation) untuk
menumbuhkan kemandiriannya dalam mengerjakan tugas-tugas
pembelajaran.14
c) Prinsip investigasi konstruktif/ constructive investigation
Prinsip ini mengarah kepada pencapaian tujuan yang
mengandung kegiatan inkuiri, pembangunan konsep, dan
resolusi. Penentuan jenis proyek haruslah dapat mendorong
siswa untuk mengonstruksi pengetahuan sendiri untuk
memecahkan persoalan yang di hadapinya. Dalam hal ini guru
harus mampu merancang suatu kerja proyek yang mampu
menumbuhkan rasa ingin meneliti, rasa untuk berusaha
memecahkan masalah, dan rasa ingin tahu yang tinggi.15
d) Prinsip otonomi/Autonomy
Pembelajaran berbasis proyek dapat diartikan sebagai
kemandirian siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran,
yaitu menjadi pemberi keputusan dan pencari solusi. Dalam hal
ini guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator untuk
mendorong tumbuhnya kemandirian siswa.16
e) Prinsip realistis/Realisme
Pembelajaran berbasis proyek dapat memberikan perasaan
realistis kepada siswa termasuk dalam memilih topik, tugas,
dan peran konteks kerja, kolaborasi kerja, produk, pelanggan,
maupun standar produknya. Pembelajaran berbasis proyek
mengandung tantangan nyata berfokus pada permasalahan yang
14
Ibid., h.145. 15
Ibid., h.146. 16
Ibid., h.146.
14
autentik (bukan simulasi), bukan dibuat-buat, dan solusinya
dapat di implementasikan dilapangan. Jadi guru harus mampu
menggunakan dunia nyata sebagai sumber belajar bagi siswa.
Kegiatan ini akan dapat meningkatkan motivasi, kreativitas,
dan kemandirian siswa dalam pembelajaran.17
Kelima prinsip di atas harus ada dalam model pembelajaran
berbasis proyek. Berdasarkan prinsipnya pembelajaran berbasis
proyek mengutamakan aktivitas siswa dalam menghimpun konsep dan
pengetahuannya.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek
Pelaksanaan Pembelajaran berbasis proyek, dijalankan
dengan melalui beberapa tahap pembelajaran. Belum ada ketetapan
baku untuk menjalankan tahap-tahap pembelajaran berbasis
proyek, namun pada umumnya didasarkan dan mencontoh pada
tahap pembelajaran konstruktivisme. Tahapan project based
learning yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: perencanaan
proyek (project planning), pelaksanaan proyek (project launch),
penyelidikan terbimbing dan pembuatan produk (guided inquiry
and product creation), dan kesimpulan proyek (project
conclution).18
Tahapan project based learning seperti yang dijelaskan
sebelumnya secara ringkas disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Manajemen kegiatan di dalam project based
learning19
Tahap
Pembelajaran Kegiatan pengelolaan
Tahap Perencanaan
Proyek (project
planning)
Menentukan cakupan proyek, masalah,
dan ide pemecahan masalah
Mengembangkan sebuah driving
question
17
Ibid., h.146-147. 18
Carolyn M. Evertson and Carol S. Weinstein (eds), Handbook of Classroom
Management, (New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers, 2006), p. 590. 19
Ibid., h. 590.
15
Pemilihan konten dan penggabungan
dengan non konten
Perencanaan assessment
Pengaturan sumber belajar
Menentukan strategi kelompok
Tahap Pelaksanaan
Proyek (project
launch)
Merangsang minat, semangat, dan
perhatian para siswa
Membangun harapan tinggi
Menjelaskan peraturan, prosedur,
produk, jadwal, dan penilaian
Tahap Penyelidikan
Terbimbing dan
Pembuatan Produk
(guided inquiry and
product creation)
Memfasilitasi penggunaan sumber
belajar
Membantu siswa menentukan tugas dan
kemajuan
Scaffolding
Mengusahakan ketrampilan presentasi
Tahap Kesimpulan
Proyek
(project conclution)
Tahap pameran
Melakukan assessment
Refleksi
Berikut ini akan dipaparkan secara rinci mengenai tahapan
model project based laearning.
1. Tahap perencanaan proyek
Tahapan awal project based learning, guru memberikan
pertanyaan atau masalah, kemudian memfasilitasi kegiatan
belajar siswa selama proses memecahkan masalah ini. Pada
tahap awal implementasi project based learning, guru seperti
memimpin perencanaan proyek tersebut dan membantu siswa
untuk melakukan kegiatan belajar yang diperlukan.
2. Tahap pelaksanaan proyek.
Tahapan dilanjutkan dengan peningkatan tanggung jawab di
tengah siswa dalam melakukan desain dan mencari sumber
belajar yang relevan dengan tema proyek. Proses pencarian
sumber belajar atau informasi yang mendukung proyek
merupakan proses investigasi secara teoritik. Dalam project
based learning siswa juga akan merasakan manfaat dan
16
semangat dalam menyelesaikan proyek tersebut karena dalam
tahapan ini guru berusaha merangsang minat dan semangat
siswa dengan menjelaskan seluruh peraturan, prosedur, dan
jadwal penilaian yang akan dilaksanakan.
3. Tahap penyelidikan terbimbing dan pembuatan produk.
Tahapan ketiga yaitu penyelidikan terbimbing dan pembuatan
produk. Guru berperan sebagai fasilitator dalam penggunaan
sumber daya dalam melakukan penyelidikan dan pembuatan
produk, sedangkan siswa mengembangkan kemampuan berpikir
kritisnya melalui pembuatan produk.
4. Tahap Kesimpulan Proyek.
Tahapan terakhir, yaitu kesimpulan proyek siswa akan
melakukan evaluasi, analisis dan menyimpulkan. Pada
kesimpulan proyek tersebut, guru memiliki tanggung jawab
untuk memastikan bahwa penilaian ini secara akademik sesuai,
maka dilakukan refleksi terhadap kegiatan untuk membuat
perbaikan proyek untuk di masa depan.
Tahapan project based learning ini juga memberikan
pengetahuan kepada siswa bagaimana metode ilmiah digunakan
dalam melaksanakan suatu proyek, yaitu dimulai dari merumuskan
permasalahan, menentukan langkah-langkah, menentukan alat dan
bahan yang dibutuhkan, melakukan penyelidikan, membuat sebuah
produk dari sebuah proyek, mempresentasikan dan
mengkomunikasikan produk sebagai hasil penyelidikan, dan
melakukan diskusi.
Menurut Martin, guru memiliki peran yang sangat penting
dalam project based learning. Karena peranan yang penting ini
maka ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru,
antara lain:20
20
Jennifer Railsback, Project Based Instruction “Creating Excitement for Learning”,
(Northwest Regional: Educational Laboratory, 2002) p. 24.
17
1) Menganalisis tugas dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan proyek tersebut.
2) Memfasilitasi proses analisis tugas proyek, menyiapkan
rencana aktivitas, dan melaksanakan serta mengevaluasi
proyek.
3) Menentukan bagaimana proyek akan memberikan kontribusi
untuk proses pembelajaran siswa.
4) Memfasilitasi pengambilan keputusan, berpikir, dan
kemampuan memecahkan masalah.
5) Memfasilitasi siswa untuk memperlihatkan tanggung jawab
pribadi, harga diri, dan integritas.
6) Memfasilitasi pertumbuhan keterampilan interpersonal siswa,
seperti bekerja sebagai tim, bekerja sama dengan anggota
masyarakat, dan bekerja dengan orang-orang dari berbagai
latar belakang.
c. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
Menurut Moursund seperti dikutip Wena, ada lima
keuntungan dari project based learning, yaitu: 21
1) Increased motivation. Pembelajaran berbasis proyek dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa terbukti dari beberapa
laporan penelitian tentang pembelajaran berbasis proyek yang
menyatakan bahwa siswa sangat tekun, berusaha keras untuk
menyelesaikan proyek, siswa merasa lebih bergairah dalam
pembelajaran, dan keterlambatan dalam kehadiran sangat
berkurang.
2) Increased problem-solving ability. Beberapa sumber
mendeskripsikan bahwa lingkungan belajar pembelajaran
berbasis proyek dapat meningkatkan kemampuan memecahkan
21
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
h. 147.
18
masalah, membuat siswa lebih aktif dan berhasil memecahkan
problem-problem yang bersifat kompleks.
3) Improved library research skills. Pembelajaran berbasis
proyek mempersyaratkan siswa harus mampu secara cepat
memperoleh informasi melalui sumber-sumber informasi,
maka keterampilan siswa untuk mencari dan mendapatkan
informasi akan meningkat.
4) Increased collaboration. Pentingnya kerja kelompok dalam
proyek mmerlukan siswa mengambangkan dan mempraktikan
keterampilan komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi
siswa, pertukaran informasi online adalah aspek-aspek
kolaboratif dari sebuah proyek. Selain itu, Bryson dan Reyes22
menganggap bahwa pembelajaran kolaboratif memungkinkan
siswa untuk mendukung yang muncul di antara mereka,
menyuarakan pendapat mereka sendiri, dan mendiskusikan
pemecahan masalah. Semua keterampilan tersebut akan
diperlukan dalam dunia kerja.
5) Increased resource-management skills. Pembelajaran berbasis
proyek yang diimplementasikan secara baik memberikan
kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi
proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain
seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
d. Perbedaan Penekanan Pembelajaran Berbasis Proyek dan
Pembelajaran Tradisional.
Project Based Learning memiliki banyak perbedaan dengan
model pembelajaran tradisional. Penjelasan di atas juga telah
diungkapkan model kovensional yang pasif hanya belajar fakta-
fakta, membaca, dan tidak konteks dengan kehidupan.23
22
Jennifer Railsback, Project Based Instruction “Creating Excitement for Learning”,
(Northwest Regional: Educational Laboratory, 2002), p. 9. 23
Educational Technology Division Ministry of Education, op. cit., p. 6.
19
Buck Institute for Education seperti dikutip Wena,24
terdapat
perbedaan antara pembelajaran tradisonal dan project based
learning. Perbedaan ini dapat dilihat dalam Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Perbedaan Project Based Learning dan Pembelajaran
Tradisional
Aspek
Pendidikan
Pembelajaran
Tradisional
Project Based
Learning (PjBL)
Fokus
kurikulum
Cakupan isi Kedalaman
pemahaman
Pengetahuan tentang
fakta
Penguasaan konsep
dan prinsip
Belajar keterampilan
“Building-Block”
dalam isolasi
Pengembangan
keterampilan
pemecahan masalah
yang kompleks
Lingkup dan
urutan
Mengikuti urutan
kurikulum secara ketat
Mengikuti minat
siswa
Berjalan dari blok ke
blok atau dari unit ke
unit
Unit-unit besar
terbentuk dari
problem dan isu yang
kompleks
Memusat, fokus
berbasis disiplin
Meluas, fokus,
interdisipiliner
Peranan guru
Penceramah dan
direktur pembelajaran
Penyedia sumber
belajar dan partisipan
dalam pembelajaran
Ahli Pembimbing/partner
Fokus
pengukuran
Produk Proses dan produk
Skor tes Pencapaian yang
nyata
Membandingkan
dengan yang lain
Unjuk kerja yang
standar dan kemajuan
dari waktu ke waktu
Bahan-bahan
pembelajaran
Teks, ceramah, dan
presentasi
Langsung sumber asli,
bahan-bahan tercetak,
interview, dokumen,
dan lain-lain
Kegiatan dan lembar
latihan dikembangkan
Data dan bahan
dikembangkan oleh
24
Wena, op. cit., h. 149-151.
20
guru siswa
Penggunaan Pendukung, peripheral Utama, integral
Teknologi
Dijalankan guru Diarahkan siswa
Kegunaan untuk
perluasan presentasi
guru
Kegunaan untuk
memperluas presentasi
siswa atau penguatan
kemampuan siswa
Konteks kelas
Siswa bekerja sendiri Siswa bekerja dalam
kelompok
Siswa kompetisis satu
dengan yang lainnya
Siswa kolaboratif satu
dengan yang lainnya
Siswa menerima
informasi guru
Siswa
mengkonstruksi,
berkonstribusi, dan
melakukan sintesis
informasi
Peranan siswa
Menjalankan perintah
guru
Melakukan kegiatan
belajar yang diarahkan
oleh diri sendiri
Pengingat dan
pengulang fakta
Pengkaji, integrator,
dan penyaji ide
Pembelajar menerima
dan menyelesaikan
tugas-tugas laporan
pendek
Siswa menentukan
tugas mereka sendiri
dan bekerja secara
independen dalam
waktu yang besar
Tujuan jangka
pendek
Pengetahuan tentang
fakta, istilah, dan isi
Pemahaman dan
aplikasi ide dan proses
yang kompleks
Tujuan jangka
panjang
Luas pengetahuan Dalam pengetahuan
Lulusan yang
memiliki pengetahuan
yang berhasil pada tes
standar pencapaian
Lulusan yang
berwatak dan terampil
mengembangkan diri,
mandiri, dan belajar
sepanjang hayat
21
2. Hakikat Keterampilan berpikir kritis
a. Pengertian Keterampilan
Keterampilan adalah sebuah kemampuan untuk
memfungsikan akal, pikiran, dan kreatifitas dalam mengerjakan,
mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna
sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut.
Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia keterampilan diartikan
sebagai kecakapan dalam meyelesaikan tugas.
Menurut Muhibbin, keterampilan itu suatu aktifitas yang
berkaitan dengan kegiatan jasmaniah seperti menulis, mencuci,
mengetik, dan lain-lain, artinya keterampilan itu bersifat motorik
yang membutuhkan koordinasi gerak dan kesadaran yang tinggi.
Dengan demikian, siswa yang melakukan gerakan motorik dengan
koordinasi dan kesadaran yang rendah dapat kurang atau tidak
terampil.25
Menurut Rebber dalam muhibbin, keterampilan adalah
kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan
tersusun rapi dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil
tertentu. Keterampilan bukan hanya pada aspek gerak motorik
melainkan juga pengejawantahan fungsi yang bersifat kognitif.26
Berdasarkan beberapa pengertian keterampilan yang telah
dikemukakan diatas maka keterampilan dapat disimpulkan bahwa
suatu kecakapan atau keahlian dalam mengerjakan sesuatu kegiatan
yang memerlukan koordinasi gerakan-gerakan otot.
b. Pengertian Berpikir Kritis
Pendidikan diharapkan memberikan pengetahuan yang
memungkinkan orang dapat mengatasi masalah-masalah kehidupan
dalam tugas-tugas professional dan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, dalam kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat
25
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2009), Cet.15 h. 117. 26
Ibid. h. 117.
22
cepat seperti sekarang ini, sering kali pengetahuan yang kita
peroleh tidak mampu kita implementasikan untuk mengatasi
masalah-masalah yang muncul. Oleh karena itu diperlukan
keterampilan berpikir kritis dan kreatif, keterampilan memecahkan
masalah dan mengambil keputusan. Memecahkan masalah
memerlukan penggunaan keterampilan berpikir secara terpadu dan
dasar pengetahuan yang relevan.27
Menurut para ahli psikologi asosiasi, berpikir adalah
kelangsungan tanggapan-tanggapan di mana subjek yang berpikir
pasif. Plato beranggapan bahwa berpikir itu berbicara dalam hati.
Berpikir adalah proses yang dinamis yang dapat dilukiskan
menurut proses atau jalannya.28
Proses atau jalannya berpikir itu
pada dasarnya ada tiga langkah,yaitu pembentukan pengertian,
pembentukan pendapat, penarikan kesimpulan atau pembentukan
keputusan.29
Menurut Peter Reason dalam Wina mendefinisikan
berpikir sebagai proses mental seseorang yang lebih dari sekedar
mengingat(remembering) dan memahami(comprehending).30
Menurut Donald, berpikir adalah tindakan yang kompleks
yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
memungkinkan individu untuk membentuk lingkungannya lebih
efektif daripada intuisi saja. Mengajar siswa bagaimana berpikir
adalah sebuah perjalanan, bukan suatu peristiwa.31
Menurut Edward
de Bono, berpikir sebagai keterampilan mental yang memadukan
kecerdasan dengan pengalaman.32
27
Darmiyati Zuchdi, Humanisasi Pendidikan Menemukan Kembali Pendidikan yang
Manusiawi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet.2 h. 124. 28
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), cet.1 h. 54-
55 29
Ibid, h. 55. 30
Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2011), cet.8 h. 230. 31
Donald C. Orlich, Teaching Strategies A Guide to Effective Instruction, (USA:
Wadsworth Cengage Learning, 2010), h. 286. 32
Edward de Bono, Revolusi Berpikir Edward De Bono:Belajar Berpikir Canggih dan
Kreatif dalam Memecahkan masalah dan Memantik Ide-ide Baru, (Bandung: Kaifa, 2007) h. 24.
23
Menurut Departemen Pendidikan Nasional mengatakan
bahwa berpikir adalah kegiatan akal untuk mengolah pengetahuan
yang kita terima melalui panca indra, dan ditujukan untuk
mencapai suatu kebenaran. Istilah berpikir dipergunakan untuk
menunjukan suatu bentuk kegiatan akal yang khas dan terarah.33
Menurut Jenicek dalam Laurent berpikir kritis tidaklah
identik dengan kemampuan memecahkan masalah, meskipun
kemampuan menyelesaikan masalah adalah bagian dari
kemampuan berpikir kritis.34
Dalam perspektif deskriptif, berpikir
kritis merupakan analisis situasi masalah melalui evaluasi potensi,
pemecahan masalah, dan sintesis informasi untuk menentukan
keputusan.35
Berpikir didalam batin akan mempertimbangkan,
merenungkan, menganalisis, membuktikan sesuatu, menunjukan
alasan-alasan, menarik kesimpulan, meneliti suatu jalan pikiran,
mencari bagaimana berbagai hal berhubungan satu sama lain,
mengapa atau untuk apa sesuatu terjadi, membahasakan suatu
realita. Dengan demikian, berpikir tidak sama dengan melamun,
mengkhayal, merasakan pekerjaan pancaindra seperti: mendengar,
melihat. Setiap orang yang sudah melakukan kegiatan berpikir,
belum tentu dapat dikatakan telah berpikir dengan kritis atau
dengan tepat, sebab untuk berpikir dengan kritis orang dituntut
untuk mengikuti hukum-hukum pemikiran.
Selama beberapa dekade, para ahli mempunyai definisi
beragam tentang istilah critical thinking. Norris dalam depdiknas
33
Anonim. Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking, (Departemen
Pendidikan Nasional, 2009), h. 9.
34
Joyce M Laurens, "integrasi riset dan desain:sebuah pendekatan dalam pembelajaran
di studio perancangan. prosedding seminar nasional" jurnal Seminar nasional Pendidikan
Arsitektur profesional Denpasar, 9-10 februari 2008. h. 35
http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/99-035/3.5-Joyce%20M.Laurens.pdf diunduh pada 09
januari 2014 14.43 WIB 35
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2011), Cet.1 h. 19.
24
berpendapat bahwa critical thinking adalah kemampuan membuat
keputusan secara rasional terhadap apa yang harus dipercayai tidak
boleh dipercayai.36
Menurut Jhon Dewey yang disebut juga sebagai bapak
tradisi berpikir kritis modern mendefinisikan berpikir kritis sebagai
pertimbangan yang aktif, terus menerus dan teliti mengenai sebuah
keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja
dengan menyertakan alasan-alasan yang mendukung dan
kesimpulan-kesimpulan yang rasional.37
Menurut Alec Fisher,
berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan
aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan
argumentasi.38
Robert Duron menyatakan critical thinking sebagai
kemampuan untuk membuat analisis dan melakukan evaluasi
terhadap data atau informasi. Menurut Ennis, berpikir kritis adalah
cara berpikir yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang
difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini dan
dilakukan.39
Wanda menyatakan bahwa berpikir kritis itu lebih dari
argumentasi, suatu disiplin ilmu yang luas daripada logika. Yang
termasuk berpikir kritis adalah keterampilan observasi, deskripsi,
kesimpulan, analisis bahasa, dan menilai dengan kerangka acuan.40
Liliasari mengutip Facione menyatakan bahwa inti berpikir
kritis adalah deskripsi yang rinci dari sejumlah karakteristik yang
berhubungan, meliputi analisis, inferensi, eksplanasi, evaluasi,
36
Anonim, Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking, ( Departemen
Pendidikan Nasional, 2009), h. 9. 37
Kasdin Sihotang, dkk., Critical Thinking Membangun Pemikiran Logis, (Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 2012), Cet.1 38
Alec Fisher, Berpikir Kritis Sebuah Pengantar, (Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama,
2008), h. 10. 39
Ibid., h. 4 40
Wanda Teays, Second thought:critical thinking for a diverse society, (New York: Mc
Graw-Hill Companies, 2006), h. 22.
25
pengaturan diri, dan interpretasi.41
Berdasarkan hal ini berpikir
kritis telah menjadi salah satu kompetensi dari tujuan pendidikan.
Selama menempuh pendidikan, berpikir kritis dapat membantu
siswa dalam meningkatkan pemahaman materi yang dipelajari
dengan mengevaluasi secara kritis argument pada buku teks, jurnal,
teman diskusi, termasuk argumentasi guru dalam kegiatan
pembelajaran. Jadi, berpikir kritis dalam pendidikan merupakan
kompetensi yang akan dicapai serta alat yag diperlukan dalam
mengkonstruksi pengetahuan.42
Menurut Halpern, pembelajaran berpikir kritis memerlukan
latihan;siswa dapat diberikan banyak dilema, argument logis dan
tidak logis, iklan ang sah dan menyesatkan, dan seterusnya.
Pengajaran pemikiran kritis yang efektif bergantung pada
penentuan suasana ruang kelas yang mendorong penerimaan
terhadap sudut pandang yang berlainan dan diskusi bebas.
Kemampuan berpikir kritis paling baik dipelajari pada topik-topik
yang sudah tidak asing lagi bagi siswa.43
Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh
para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah
Kemampuan membuat keputusan secara rasional, kemampuan
membuat analisis, kemampauan membuat interpretasi dan evaluasi
yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi,
informasi dan argumentasi.
41
Liliasari, "Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia menuju Profesionalisme
guru". http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/194909271978032-
LILIASARI/BERPIKIR_KRITIS_Dlm_Pembel_09.pdf diunduh 09 januari 2014 17.04 WIB 42
Anonim, Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking, (Departemen
Pendidikan Nasional, 2009), h. 14. 43
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik Edisi Kedelapan Jilid 2,
Terj. Marianto Samosir, (Jakarta: PT.Indeks, 2009), h. 40.
26
c. Prinsip Berpikir Kritis
Prinsip kecakapan berpikir kritis bersumber kepada enam
keahlian (BIG6) dan Empowering-8.44
Tabel 2.3 Prinsip Kecakapan Berpikir Kritis
6 Keahlian 12 Keterampilan atau
Langkah
1. Perumusan Masalah
1.1 Merumuskan masalah
1.2 Mengidentifikasi informasi
yang dibutuhkan
2. Strategi pencarian
Informasi
2.1 Menentukan Sumber
2.2 Memilih sumber terbaik
3. Lokasi dan Akses
3.1 Mengalokasi sumber secara
intelektual dan fisik.
3.2 Menemukan Informasi di
dalam sumber-sumber
tersebut
4. Pemanfaatan Informasi
4.1 Membaca, mendengar,
meraba, dsb.
4.2 Mengekstraksi Informasi
yang relevan.
5. Sintesis
5.1Mengorganisasikan informasi
dari berbagai sumber
5.2Mempersentasikan informasi
tersebut
6. Evaluasi
6.1Mengevaluasi Hasil
(Evektivitas)
6.2Mengevaluasi proses
(Efisiensi)
44
Anonim, Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking, ( Departemen
Pendidikan Nasional, 2009), h. 15.
27
d. Karakteristik Berpikir Kritis
Robert duron mengidentifikasi delapan karakteristik
berpikir kritis, yakni meliputi: (1) Kegiatan merumuskan
pertanyaan, (2) Membatasi permasalahan, (3) Menguji data-data,
(4) Menganalisis berbagai pendapat dan bias, (5) Menghindari
pertimbangan yang sangat emosional, (6) Menghindari
penyederhanaan berlebihan, (7) Mempertimbangkan berbagai
interpretasi, dan (8) Mempertimbangkan toleransi ambiguitas.45
e. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
Ada beberapa indikator untuk mengukur keterampilan
berpikir kritis menurut depdiknas, yaitu:(1) Membandingkan, (2)
Hubungan Sebab-Akibat, (3) Memberi alasan, (4) Meringkas, (5)
Menyimpulkan, (6) Berpendapat, (7) Mengelompokkan, (8)
Menciptakan, (9) Menerapkan, (10) Analisis, (11) Sintesis, (12)
Evaluasi.46
Menurut Ennis dan Norris menyatakan bahwa keterampilan
berpikir kritis itu dikelompokkan kedalam lima langkah
Memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan
dasar, menyimpulkan, memberikan penjelasan sederhana dan
mengatur strategi dan taktik.47
Berikut ini adalah Indikator dan sub indikator keterampilan
berpikir kritis menurut Ennis dalam Suwarna .48
45
Ibid., h. 19. 46
Ibid., h. 18. 47
Perkins, C., & Murphy, E, (2006). Identifying and measuring individual engagement in
critical thinking in online discussions: An exploratory case study. Educational Technology &
Society, 9 (1), h. 299. 48
Dina Mayadiana Suwarna, Suatu Alternatif Pembelajaran untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Matematika, (Jakarta: Cakrawala Maha Karya, tt), h. 13-16.
28
Tabel 2.4 Keterampilan Berpikir Kritis Menurut Ennis
No Kelompok Indikator Penjelasan
1. Memberikan
penjelasan
sederhana
1) Memfokus-
kan
pertanyaan
Mengidentifikasi
atau merumuskan
pertanyaan.
Mengidentifikasi
atau merumuskan
kriteria untuk
mempertimbangkan
kemungkinan
jawaban
Menjaga kondisi
berpikir
2) Menganalisis
argument
Mengidentifikasi
kesimpulan
Mengidentifikasi
kalimat-kalimat
pertanyaan
Mengidentifikasi
kalimat-kalimat
bukan pertanyaan
Mengidentifikasi
dan menangani
suatu ketidaktepatan
Melihat struktur dari
suatu argument
Membuat ringkasan
3) Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
Memberikan
penjelasan
sederhana
Menyebutkan
contoh
Bagaimana
menerapkannya
dalam kasus tersebut
Perbedaan apa yang
menyebabkannya
Akankah Anda
menyatakan lebih
dari itu.
29
2. Membangun
keterampilan
dasar
4) Mempertim-
bangkan
kredibilitas
(kriteria)
suatu sumber
Mempertimbangkan
keahlian
Mempertimbangkan
kemenarikan konflik
Mempertimbangkan
kesesuaian sumber
Mempertimbangkan
reputasi
Mempertimbangkan
penggunaan
prosedur yang tepat
Mempertimbangkan
risiko untuk reputasi
Kemampuan untuk
memberikan alasan
Kebiasaan berhati-
hati
5) Mengobser-
vasi dan
mempertim-
bangkan
laporan
observasi
Melibatkan sedikit
dugaan.
Menggunakan
waktu yang singkat
antara observasi dan
laporan.
Melaporkan hasil
observasi.
Merekam hasil
observasi.
Menggunakan bukti-
bukti yang benar.
Menggunakan akses
yang baik.
Menggunakan
teknologi
Mempertanggung-
jawabkan hasil
observasi
Mencatat hal-hal
yang diinginkan
3. Menyimpulkan 6) Membuat
deduksi dan
mempertim-
bangkan
hasil deduksi
Siklus logika Euler.
Mengkondisikan
logika.
Menyatakan
30
tafsiran.
7) Membuat
induksi dan
mempertim-
bangkan
hasil induksi
Mengemukakan hal
yang umum.
Mengemukakan
kesimpulan dan
hipotesis
Mengemukakan
hipotesis
Merancang
eksperimen
menarik kesimpulan
sesuai fakta
Menarik kesimpulan
dari hasil
menyelidiki.
8) Membuat
dan
mempertimb
angkan nilai
keputusan
Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
berdasarkan latar
belakang fakta-fakta
Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
berdasarkan akibat.
Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
berdasarkan
penerapan fakta.
Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
keseimbangan dan
masalah
4. Memberikan
penjelasan lanjut
9) Mendefinisi-
kan istilah
dan
mempertim-
bangkan
definisi
Membuat bentuk
definisi.
Strategi membuat
definisi.
Bertindak dengan
memberikan
penjelasan lanjut.
Mengidentifikasi
dan menangani
31
ketidakbenaran yg
disengaja.
Membuat isi
definisi.
10) Mengiden-
tifikasi
asumsi-
asumsi
Penjelasan bukan
pernyataan
Mengonstruksi
argument
5 Mengatur
strategi dan
taktik
11) Menentu-
kan suatu
tindakan
Mengungkap
masalah
Memilih kriteria
untuk
mempertimbangkan
solusi yang mungkin
Merumuskan solusi
alternative.
Menentukan
tindakan sementara.
Mengulang kembali.
Mengamati
penerapannya
12) Berinterak-
si dengan
orang lain
Menggunakan
argument.
Menggunakan
strategi logika.
Menggunakan
strategi retorika.
Menunjukkan posisi,
orasi, atau tulisan
f. Delapan Langkah Untuk Menjadi Pemikir Kritis
Ada delapan langkah yang dapat diikuti oleh pemikir kritis.
Kedelapan langkah berikut ini disajikan dalam bentuk sebuah
pertanyaan karena dengan menjawab pertanyaan, para siswa
dilibatkan dalam kegiatan mental yang mereka perlukan untuk
mendapatkan pemahaman yang mendalam. Pertanyaan-pertanyaan
ini harus dikemukakan sesuai dengan urutan untuk meneliti secara
menyeluruh setiap masalah, isu, proyek, atau keputusan yang
32
dihadapi oleh siswa ketika menjalankan kegiatan pengajaran dan
pembelajaran kontekstual atau merasakan pengalaman pribadi.49
1) Apa sebenarnya isu, masalah, keputusan, atau kegiatan yang
sedang dipertimbangkan?Ungkapkan dengan jelas.
Sebuah masalah atau isu mustahil bisa diteliti sebelum
masalah atau isu tersebut di gambarkan dengan jelas. Oleh
karena itu, subjek yang akan diteliti harus dijelaskan dengan
setepat-tepatnya. Mungkin subjek itu berupa sebuah isu. Isu
adalah sebuah topik pelik yang dapat memunculkan
perselisihan.50
2) Apa sudut pandangnya?
Sudut pandang adalah sudut pribadi yang kita gunakan
dalam memandang sesuatu, dapat membutakan kita dari
kebenaran. Pemikir kritis waspada terhadap bahasa
manipulative, logika yang cacat, dan bukti yang lemah.51
3) Apa alasan yang diajukan?
Alasan bisa berupa sebuah hubungan yang biasa saja.
Alasan bisa berupa penjelasan atas suatu kejadian, menegaskan
sebuah ide umum, atau mengambil bentuk-bentuk yang lain.
Tugas pemikir kritis adalah mengidentifikasi alasan-alasan dan
bertanya apakah alasan-alasan yang dikemukakan masuk akal
sesuai dengan konteksnya. Alasan yang bagus didasarkan pada
informasi yang dapat dipercaya dan relevan dengan kesimpulan
yang ditarik sesudahnya.52
4) Asumsi-asumsi apa saja yang dibuat?
Asumsi adalah ide-ide yang kita terima apa adanya. Kita
menganggap asumsi sebgai kebenaran yang sudah terbukti, dan
49
Elaine B, Jhonson, Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar-
Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung: Mizan Learning Center(MLC), 2007), Cet.5 h.
190. 50
Ibid., h. 192. 51
Ibid., h. 193. 52
Ibid., h. 194.
33
kita berharap orang lain mau bergabung dengan kita untuk
menerima kebenaran asumsi tersebut.53
5) Apakah bahasanya jelas?
Ketika mereka meneliti apa yang ditulis atau dikatakan
oleh orang lain, siswa harus tetap waspada pada kata-kata tidak
jelas yang menutupi makna, atau kata-kata emosional yang
menghalangi logika. Mereka selalu ingat bahwa kata-kata
membentuk ide, karena itu pemikir kritis harus terus-menerus
memeriksa bahasa mereka sendiri dan bahasa orang lain, sambil
bertanya, misalnya, apakah kata-kata yang digunakan justru
mengaburkan pengertian atau memperjelasnya?.54
6) Apakah alasan didasarkan pada bukti-bukti yang meyakinkan?
Menurut Ruggiero dalam Elaine menyebutkan bahwa
bukti yang dapat dipercaya memiliki sifat antara lain:Tidak
bertentangan dengan pokok masalahnya;Berasal dari sumber-
sumber terbaru;Akurat;Dapat diuji;Berlaku umum, bukan
pengecualian. Untuk menemukan bukti yang dapat dipercaya,
kita harus bekerja selaras dengan alam.55
7) Kesimpulan apa yang ditawarkan
Langkah-langkah efektif untuk menentukkan sebuah
kesimpulan adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi alasan.
b. Apakah alasan yang diambil sesuai dengan alasan yang
mendasarinya.56
8) Apakah implikasi dari kesimpulan-kesimpulan yang sudah
diambil?
Kesimpulan memiliki efek samping baik menyangkut
persoalan pribadi maupun umum. Pemikir kritis berusaha untuk
53
Ibid., h. 195. 54
Ibid., h. 197. 55
Ibid., h. 198. 56
Ibid., h. 199.
34
memprediksi dan mengevaluasi semua efek samping yang akan
timbul. Jika kesimpulan yang diambil tidak berdampak negatif,
makan pemikir kritis akan memakainya.57
3. Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Materi Larutan
Elektrolit dan non elektrolit
Pemilihan materi menjadi sangat penting karena harus dilihat
keterkaitannya dengan variabel dalam penelitian. Selain itu,
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) juga harus
diperhatikan. Berdasarkan definisinya, kompetensi inti merupakan
operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki para
siswa yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan
tertentu atau jenjang pendidikan tertentu. Sedangkan kompetensi dasar
merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi dasar adalah konten atau
kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang
bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.
Kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising
element) kompetensi dasar. Selain itu, konten kompetensi dasar
dijabarkan secara terperinci dalam suatu indikator pembelajaran.
Menurut Zulfiani, indikator pencapaian adalah tanda-tanda siswa telah
memiliki kemampuan dasar atau kompetensi dasar tertentu.
Berdasarkan uraian diatas, pada tabel 2.6 akan dijelaskan keterkaitan
KI, KD, Indikator pencapaian dan materi yang dipilih pada penelitian
ini.
57
Ibid., h. 200.
35
Tabel 2.5 KI, KD, dan Indikator Materi kimia
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator
KI 3 : Memahami
,menerapkan,
menganalisis
pengetahuan faktual,
konseptual,
prosedural
berdasarkan rasa
ingintahunya tentang
ilmu pengetahuan,
teknologi, seni,
budaya, dan
humaniora dengan
wawasan
kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban terkait
penyebab fenomena
dan kejadian, serta
menerapkan
pengetahuan
prosedural pada
bidang kajian yang
spesifik sesuai
dengan bakat dan
minatnya untuk
memecahkan
masalah.
3.8. Menganalisis
sifat larutan elektrolit
dan larutan
nonelektrolit
berdasarkan daya
hantar listriknya.
Membedakan
larutan elektrolit
dan non
elektrolit
berdasarkan
daya hantar
listrik melalui
penayangan
video.
Mengelompok-
kan larutan ke
dalam larutan
elektrolit dan
non elektrolit
serta larutan
elektrolit kuat
dan elektrolit
lemah
berdasarkan
hantaran listrik.
Menganalisis
penyebab
larutan elektrolit
dapat
menghantarkan
arus listrik.
KI 4 : Mengolah,
menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret
dan ranah abstrak
terkait dengan
pengembangan dari
yang dipelajarinya di
sekolah secara
mandiri, dan mampu
menggunakan
metoda sesuai kaidah
keilmuan.
4.8.Merancang,
melakukan dan
menyimpulkan serta
menyajikan hasil
percobaan untuk
mengetahui sifat
larutan elektrolit dan
larutan non-
elektrolit.
Menyusun
perencanaan
proyek mengenai
perancangan alat
identifikasi
larutan elektrolit
dan non
elektrolit.
Merancang
percobaan
pengujian daya
hantar listrik
berbagai larutan.
Menyimpulkan
36
bahwa larutan
elektrolit dapat
berupa senyawa
ion dan senyawa
kovalen polar.
Pada tabel 2.5 diatas dapat dilihat bahwa pada KI 3 dan KI 4.
Sedangkan kompetensi dasar 3.8 dan 4.8 adalah menganalisis sifat
larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar
listriknya.
Merancang;melakukan; dan menyimpulkan serta menyajikan
hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit. Berdasarkan KI dan KD tersebut siswa dituntut untuk
memiliki kemampuan menganalisis. Kemampuan analisis dapat
diartikan sebagai memecah-mecah materi jadi bagian-bagian
penyusunnya dan menentukkan hubungan-hubungan antar bagian
itu.58
Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa
informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan
informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau
hubungannya dan mampu mengenali serta membedakan faktor
penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. Kategori ini
terdiri dari kemampuan membedakan (Differentiating),
mengorganisasi (Organizing), dan memberi simbol (Attributing).59
Kemampuan analisis peserta melalui didik dapat dilihat sebuah model
pembelajaran. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah model
pembelajaran berbasis proyek yang didukung dengan sebuah metode
pembelajaran, yaitu praktikum. Selain itu, prinsip-prinsip pada
pembelajaran berbasis proyek yang mampu meningkatkan
kemampuan analisis diantaranya prinsip driving question/pertanyaan
58Lorin Anderson, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet.1 h. 101.
59
Ibid., h. 101.
37
pendorong yang dapat mendorong siswa untuk berjuang memperoleh
konsep atau prinsip utama suatu bidang tertentu dan prinsip
investigasi konstruktif. Dalam investigasi konstruktif ini memuat
proses perancangan, pembuatan keputusan, penemuan masalah,
pemecahan masalah, discovery, dan pembentukan model.
Berdasarkan uraian diatas, jika dilihat dari hubungan KI, KD
dan indikator materi pelajaran tersebut, pengimplementasian model
pembelajaran berbasis proyek lah yang mampu mencapai KD 3.8 dan
KD 4.8.
4. Konsep Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Dalam kehidupan sehari-hari kita berinteraksi dengan berbagai
jenis benda atau materi, yang bermacam-macam bentuk wujudnya, ada
yang berwujud (fase) padatan, cairan, gas, larutan dan campuran antara
padatan dan cairan.
Larutan memegang peranan yang sangat penting dalam segala
bidang kehidupan karena kebanyakan proses-proses kimia, biologi,
maupun fisika berlangsung dalam fase larutan. Larutan didefiniskan
sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat. Keenan
mendefinisikan larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom
ataupun ion dari dua zat atau lebih. Suatu larutan tersusun atas
komponen zat pelarut (solvent) dan zat terlarut (salute). Solvent
umumnya zat yang berada pada larutan dalam jumlah yang besar, dan
zat terlarut (solute) yang jumlahnya lebih sedikit. Zat pelarut atau
solvent yang paling banyak terdapat dialam semesta adalah air. Air
memiliki sifat pelarutan yang sangat baik, yang menyebabkan air
mampu mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh organisme. Jika
suatu larutan terbentuk dari pelarut air dengan zat terlarut senyawa-
senyawa ionik, maka larutan tersebut akan memiliki sifat dapat
menghantarkan arus listrik. Untuk menguji daya hantar listrik larutan
dapat dilakukan dengan menggunakan alat penguji elektrolit. Larutan
yang dapat menghantarkan arus listrik dapat menyebabkan lampu pijar
38
dalam alat tersebut menyala dan timbul gelembung-gelembung gas
disekitarnya elektrodenya.
Berdasarkan daya hantar arus listrik larutan dapat
dikelompokkan menjadi: larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.60
a) Larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik, dengan data percobaan berupa bola lampu menyala dan
timbul gelembung gas disekitar elektrode. Contohnya: larutan HCl,
larutan NaOH, larutan HCl.
b) Larutan nonelektrolit, yaitu larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik, dengan data percobaan berupa bola
lampu tidak menyala dan tidak timbul gelembung gas disekitar
elektrode. Contohnya:air suling, larutan etanol 70%, larutan gula.
Berdasarkan kekuatan daya hantar arus listrik larutan elektrolit
dapat dikelompokkan menjadi61
:
a) Larutan elektrolit kuat, yaitu larutan elektrolit yang daya hantar
arus listriknya kuat sehingga menyebabkan bola lampu pijar
menyala dan timbul gelembung gas disekitar elektrodenya.
Contohnya:Larutan HCl, larutan NaOH, larutan HCl.
b) Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan elektrolit yang daya hantar
arus listriknya lemah sehingga menyebabkan bola lampu pijar tidak
menyala (kadang menyala redup) tetapi timbul gelembung gas
disekitar elektrodenya. Contohnya: larutan CH3COOH, larutan
NH3.
Lihatlah perbedaan antara elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan
nonelektrolit pada tabel 2.7.
60
Michael Purba, Kimia 1 untuk SMA kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 166. 61
Ibid., h. 170.
39
Tabel 2.7 Perbedaan Elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non
elektrolit62
Jenis
Elektrolit
Jenis zat
terlarut(pelarut air)
Nyala
lampu
Contoh
Larutan
Elektrolit kuat
Senyawa ion.
Senyawa kovalen
polar yang
terhidrolisis
sempurna.
Terang
NaCl, HNO3,
H2SO4, NaOH,
CH3COOK
Elektrolit
Lemah
Senyawa kovalen polar
terhidrolisis sebagian. Redup
CH3COOH,
NH3, H2CO3
Nonelektrolit Senyawa kovalen polar
yang tidak terhidrolisis.
Tidak
menyala
C12H22O11,
C2H5OH,
CO(NH2)2,
C6H12O6
Tahun 1884 Stevane Arrhenius berpendapat bahwa larutan
elektrolit dapat menghantarkan listrik karena mengandung ion-ion
yang bergerak bebas. Zat elektrolit dalam larutannya akan terurai
menjadi partikel-partikel yang berupa atom atau gugus atom yang
bermuatan listrik yang dinamakan ion. Jadi suatu zat dapat bersifat
elektrolit bila dalam larutannya zat tersebut terurai menjadi ion-ion.
Ion yang bermuatan negatif disebut anion. Dan ion yang bermuatan
positif dinamakan kation. Peristiwa terurainya suatu elektrolit menjadi
ion-ionnya disebut reaksi ionisasi.
Larutan elektrolit dapat berasal dari senyawa ion dan kovalen.
senyawa ion meskipun tersusun dari ion-ion, tetapi dalam bentuk
padat tidak dapat menghantarkan listrik karena ion-ion terikat kuat
62
Ibid., h. 168-169
40
dan tidak bergerak bebas. Bila senyawa ion dalam bentuk lelehan dan
larutan atau cair, maka cairan dan dan dalam larutn senyawa ion dapat
menghantarkan listrik. Misalnya garam dapur (NaCl) dalam
larutannya terurai menjadi ion-ion (Terionisasi).
NaCl(aq) +
Senyawa kovalen dalam bentuk larutan juga dapat
menghantarkan listrik bila senyawa tersebut terionisasi. Misalnya
asam sulfat merupakan senyawa kovalen tetapi dalam air terionisasi
sehingga larutannya dapat menghantarka listrik.
Reaksinya:H2SO4(aq) 2 +
Tidak semua senyawa kovalen polar tergolong elektrolit. Menurut
Michael Faraday, elektrolit merupakan suatu zat yang dapat
menghantarkan listrik jika dalam bentuk larutan atau lelehannya.
Tabel 2.8. Perbedaan Senyawa ion dan senyawa kovalen polar
Jenis
Senyawa
Padatan Lelehan Larutan dalam
pelarut air
Senyawa Ion
Tidak dapat
menghantarkan
arus listrik,
karena dalam
bentuk padatan,
ion-ionnya tidak
dapat bergerak
bebas.
Dapat
menghantarkan
arus listrik,
karena dalam
bentuk lelehan,
ion-ionnya dapat
bergerak jauh
lebih bebas
dibandingkan
ion-ion dalam
zat padat.
Dapat
menghantarkan
arus listrik,
karena dalam
bentuk larutan,
ion-ionnya dapat
bergerak bebas.
Senyawa
kovalen
polar
Tidak dapat
menghantarkan
arus listrik,
karena
padatannya
terdiri dari
molekul-
molekul netral
meskipun
bersifat polar.
Tidak dapat
menghantarkan
arus listrik,
karena
lelehannya
terdiri dari
molekul-
molekul netral
meski dapat
bergerak bebas.
Dapat
menghantarkan
arus lsitrik,
karena dalam
bentuk larutan,
ion-ionnya dapat
bergerak bebas.
41
B. Hasil Penelitian yang relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Navies Luthvitasari, Ngurah Made D.,
dan Suharto Linuwih dengan judul “Implementasi Pembelajaran
Berbasis Proyek Pada Keterampilan Berpikir Dan Kemahiran Generik
Sains”. Hasilnya adalah pembelajaran berbasis proyek dapat
meningkatkan aspek keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan
kemahiran generik siswa SMK. Setiap aspek keterampilan berpikir
kritis mempunyai hubungan dengan aspek keterampilan berpikir kreatif
berdasarkan hasil analisis uji regresi. Sebagian besar siswa merespon
baik dan senang dengan pembelajaran fisika berbasis proyek.63
2. Penelitian yang dilakukan oleh Rosyidatul Munawaroh, Bambang
Subali, dan Achmad Sopyan dengan judul “Penerapan Model Project
Based Learning Untuk Membangun Empat Pilar Pembelajaraan siswa
smp”. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa Hasil belajar dan
motivasi siswa dengan model Project Based Learning (PBL) lebih
tinggi dari pada model pembelajaran kooperatif dalam membangun
empat pilar pembelajaran pada siswa SMP kelas VIII pokok bahasan
perubahan bentuk energi.64
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu Kade Sastrika, I Wayan Sadia,
dan I Wayan Muderawan dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep Kimia Dan
Keterampilan Berpikir Kritis”. Hasilnya adalah Siswa yang mengikuti
63
Navies Luthvitasari, Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Keterampilan
Berpikir Dan Kemahiran Generik Sains. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Program Studi IPA Vol.3,2013. 64
Rosyidatul Munawaroh, “Penerapan Model Project Based Learning Untuk
Membangun Empat Pilar Pembelajaraan siswa smp”.Jurnal dari Unnes Physics Education
Journal/2012 http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej
42
model pembelajaran berbasis proyek mendapatkan ruang lebih luas
untuk belajar secara mandiri.65
4. Penelitian oleh Herti Patmawati dengan judul “Analisis Keterampilan
Berpikir Siswa Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Non
Elektrolit Dengan Praktikum”. Hasilnya menunjukan bahwa
keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran larutan elektrolit dan
non elektrolit dengan metode praktikum tergolong sangat baik.66
5. Penelitian oleh Istiqomah dengan judul :Analisis Keterampilan Berpikir
kritis dengan Menggunakan PBL pada Materi laju reaksi. Hasilnya
menunjukkan bahwa indikator keterampilan berpikir kritis yang diukur
tergolong baik.67
C. Kerangka Berpikir
Salah satu tujuan pembelajaran kimia di SMA adalah “siswa dapat
memahami konsep-konsep kimia dan keterkaitannya serta penerapannya
untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari”. Pada konsep
kimia yang kebanyakan bersifat abstrak, memerlukan penalaran tinggi dan
kebanyakan juga perhitungan, yang mana guru selalu menyajikan materi
kimia dengan menggunakan ceramah saja tanpa menghubungkan dengan
kehidupan sehari-hari dan lingkungan kehidupan. Sehingga bagi siswa
pelajaran kimia itu cenderung tidak bermakna dan menakutkan.
Pada dasarnya proses pembelajaran kimia itu, guru tidak hanya
menekankan kepada salah satu dimensi aspek kognitif saja atau hanya
sekedar mengingat (C1) dan memahami (C2) saja, namun pada dimensi
mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), sampai
dengan mencipta(C6). Hal ini sangat penting, karena siswa akan mampu
65
Ida Ayu Kade Sastrika, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Pemahaman Konsep Kimia Dan Keterampilan Berpikir Kritis” e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA Vol. 3 Tahun 2013 66
Herti,Patmawati, “Analisis Keterampilan Berpikir Siswa Pada Pembelajaran Larutan
Elektrolit Dan Non Elektrolit Dengan Praktikum”, Skripsi Pada Strata satu UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2011. Tidak dipublikasikan. 67
Istiqomah, Analisis Keterampilan Berpikir Kritis dengan Menggunakan PBL”Skripsi
pada Strata satu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.2012. Tidak dipublikasian
43
mengembangkan keterampilan berpikirnya dalam memecahkan
permasalahan dan mampu menciptakan sesuatu yang berguna untuk
kehidupan sekitarnya dari konsep-konsep yang telah dipelajari. Oleh
karena itu, guru wajib menerapkan model-model pembelajaran yang
relevan dengan materi yang akan dipelajari oleh siswa, sehingga mampu
meningkatkan berbagai aspek belajar, yaitu aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotorik. Salah satu alternative model pembelajaran yang
bisa meningkatkan keaktifan siswa ketika pembelajaran, menjalin
kerjasama dengan anggota kelompoknya, serta melatih keterampilan
berpikir secara kritis sehingga mampu memecahkan permasalahan yang
dihadapi adalah model project based learning. Larutan elektrolit dan non
elektrolit adalah salah satu materi mata pelajaran kimia yang sangat sarat
dengan konsep teoritik dan konsep-konsepnya sangat erat dengan
kehidupan sehari-hari atau bersifat kontekstual. Sesuai dengan KD 3.8
(menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan
daya hantar listriknya) dengan salah satu indikator pembelajaran yaitu
merancang dan menguji alat daya hantar listrik larutan, hal ini sesuai
dengan prinsip-prinsip model pembelajaran berbasis proyek, diantaranya
prinsip investigasi konstruktif. Dalam investigasi memuat proses
perancangan, pembuatan keputusan, penemuan masalah, pemecahan
masalah, discovery, dan pembentukan model. Selain itu, project based
learning memiliki sintak pembelajaran yang mampu mengembangkan
indikator-indikator keterampilan berpikir kritis.
Berikut ini akan digambarkan lebih rinci mengenai kerangka
berpikir dalam penelitian ini.
44
Dengan menggunakan PjBL akan
muncul indikator keterampilan berpikir
kritis pada setiap tahapnya. Dan materi
yang sesuai dengan KD adalah Larutan
elektrolit dan nonelektrolit
larutan elektrolit dan nonelektrolit
Tahap Project Based
Learning
Indikator Keterampilan
Berpikir Kritis yang muncul
(1)Memfokuskan pertanyaan
(3)Bertanya dan menjawab Pertanyaan
(4)Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya
atau tidak
(5)Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan
observasi
(7)Menginduksi & mempertimbangkan hasil induksi
Tahap Perencanaan
Proyek
Analisis Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Kimia
pada Kurikulum 2013
Analisis Materi yang sesuai
dengan Variabel penelitian
(9)Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan
definisi.
(10)Mengidentifikasi Asumsi.
(12)Berinteraksi dengan orang lain.
(6)Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
Tahap Pelaksanaan
Proyek dan Tahap
Penyelidikan
terbimbing dan
pembuatan produk.
Tahap Kesimpulan
Proyek
(1)Memfokuskan pertanyaan
(3)Bertanya dan menjawab Pertanyaan
(4)Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya
atau tidak
(5)Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan
observasi
(7)Menginduksi & mempertimbangkan hasil induksi
(2)Menganalisis Argumen
(8)Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan
(12)Berinteraksi dengan orang lain.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan tempat
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian sesuai dengan masalah yang diambil yaitu mengenai
materi Larutan elektrolit dan nonelektrolit yang dipelajari pada semester
ganjil pada awal bulan November 2014
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan SMA Dharma Karya UT
B. Metode dan Prosedur Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kuantitatif. Menurut Nana Syaodih metode ini ditujukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini
mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan
dan perbedaannya dengan fenomena lain.1 Penelitian deskriptif tidak
memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variable-variabel
bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Penggambaran
kondisi bisa individual atau kelompok, dan menggunakan angka-angka.2Hasil
penelitian kuantitatif disajikan dalam bentuk deskripsi dengan menggunakan
angka-angka statistik.3 Penelitian kuantitatif bertujuan untuk menguji suatu
teori yang menjelaskan tentang hubungan antara kenyataan sosial, pengujian
tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah teori yang ditetapkan
didukung oleh kenyataan atau bukti-bukti empiris atau tidak.4
1NanaSyaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:PT.Remaja Rosadakarya, 2010),
Cet.6 h.72. 2Ibid., h.73.
3Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan,
(Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada), h.30. 4Ibid., h. 34.
46
Secara garis besar prosedur penelitian ini dapat disajikan sebagai
berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian
TAHAP PERSIAPAN
Studi Pendahuluan
Analisis KI,
KD,Silabus
kurikulum 2013,
Standar Isi mata
pelajaran Kimia
Studi
Kepustakaan
Model project
based learning
Studi Kepustakaan
Keterampilan
berpikir kritis
Pengajuan
judul,Pengajuan
proposal, Seminar
Proposal
Perbaikan Proposal
Membuat perangkat
pembelajaran (RPP,dll) Membuat Instrumen
Penelitian
Validasi Instrumen Revisi
Memperbanyak
Instrumen
Tes
Keterampilan
Berpikir Kritis
Lembar
Observasi
Pedoman
Wawancara
Analisis Data
Hasil &
Pembahasan
Kesimpulan
Membuat Skripsi
TAHAP PENYELESAIAN
TAHAP
PELAKSANAAN
47
Berdasarkan desain penelitian di atas dapat di tuliskan prosedur penelitian ini
yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Penyelesaian
Tahap-tahap penelitian tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Menganalisis kompetensi inti, kompetensi dasar, silabus kurikulum
2013, dan standar isi mata pelajaran kimia serta menganalisis materi
kimia diberbagai literatur yang sesuai dengan KI dan KD pada
kurikulum 2013, agar pada saat proses pembelajaran peneliti mampu
menerapkan pembelajaran berbasis proyek dan pendekatan
keterampilan berpikir kritis. Berdasarkan hasil analisis, peneliti memilih
materi mengenai larutan elektrolit dan nonelektrolit.
b. Menganalisis keterampilan berpikir kritis dan menentukan indikator
keterampilan berpikir kritis yang akan dikembangkan.
c. Menentukan materi yang akan dijadikan proyek bagi siswa pada konsep
larutan elektrolit dan nonelektrolit.
d. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan model
pembelajaran berbasis proyek.
e. Membuat instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data berupa
tes keterampilan berpikir kritis,lembar observasi, dan pedoman
wawancara yang dibuat oleh peneliti yang dibimbing oleh dosen
pembimbing.
f. Menguji validasi instrumen penelitian berupa tes keterampilan berpikir
kritis dan lembar observasi oleh para ahli, kemudian diperbaiki sesuai
dengan saran para ahli, selanjutnya instrumen tes essay diuji cobakan
kepada siswa kelas XII IPA SMA untuk mengetahui validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Hasil validasi
instrumen dikonsultasikan kepada kedua dosen pembimbing. Apabila
48
instrumen tersebut telah disetujui oleh para ahli, maka instrument
tersebut akan langsung digunakan untuk penelitian.
g. Menghubungi guru kimia untuk menentukan waktu pelaksanaan
penelitian.
h. Menghubungi kepala sekolah untuk melakukan penelitian.
i. Mempersiapkan dan mengurus surat izin penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam tiga kali pertemuan.
Pertemuan pertama melakukan diskusi mengenai tugas yang harus di
kerjakan di kelas, pada pertemuan kedua melakukan tugas proyek didalam
laboratorium, dan pada pertemuan terakhir mempresentasikan hasil
praktikum berupa poster setiap kelompok didepan kelas. Adapun tahapan-
tahapannya yaitu sebagai berikut:
a. Membagi siswa dalam lima kelompok, setiap kelompok terdiri dari
lima orang siswa yang terdiri dari kelompok tinggi, kelompok sedang,
dan kelompok rendah.
b. Memberikan lembar kerja siswa sebelum memulai pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek.
c. Melakukan kegiatan diskusi kelompok (pertemuan pertama) dan
kegiatan praktikum (pertemuan kedua) untuk menyelesaikan proyek
yang telah diberikan, setelah itu mempersentasian hasil proyek yang
telah dibuat oleh masing-masing kelompok(pertemuan ketiga)
d. Membimbing siswa dalam pelaksanaan praktikum dan diskusi
kelompok.
e. Menilai kemunculan keterampilan berpikir kritis dengan
menggunakan lembar observasi oleh para observer saat para siswa
melakukan kegiatan belajar dikelas dan dilaboratorium.
f. Memberikan tes keterampilan berpikir kritis pada siswa untuk
mengukur keterampilan berpikir kritis, yang kemudian hasil dari
lembar kerja siswa, tes keterampilan berpikiran kritis, dan lembar
49
observasi dianalisis apakah memenuhi kriteria keterampilan berpikir
kritis atau tidak.
g. Pelaksanaan wawancara.
3. Tahap Penyelesaian
Kegiatan dalam tahap penyelesaian diantaranya:
a. Mengolah data hasil penelitian
b. Menganalisis dan membahas hasil penelitian
c. Menarik kesimpulan
C. Populasi dan Sampel
Menurut sugiyono populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu.5
Dengan demikian Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA
Dharma Karya UT dan populasi target adalah siswa kelas X MIA. Adapun
sampel yang diukur adalah siswa kelas X MIA sebanyak 24 orang. Setelah
itu, peneliti mengelompokkan siswa tersebut menjadi kelompok tinggi,
kelompok sedang, dan kelompok rendah. Siswa dikelompokkan berdasarkan
hasil standar deviasi yang diolah dari data ulangan harian siswa melalui
kategori menurut Arikunto.
Berdasarkan hasil perhitungan (Lampiran 10) diperoleh data
penggolongan kelompok
Tabel 3.1 Pembagian kategori kelompok siswa
Kelompok Siswa Kriteria Jumlah Siswa
Tinggi ≥97 4 Orang
Sedang 78,4˂ N˂ 97 14 Orang
Rendah ≤78,4 6 Orang
5Sugiyono, Metode penelitian Pendidikan Pendidikan kuantitatif, kualitatif, dan R&D,
(Bandung:Alfabeta, 2010), Cet. 11 h.297.
50
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive
sampling. Menurut sugiyono menyatakan bahwa purposive sampling adalah
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan atau tertentu.6
Sedangkan menurut Arikunto purposive sampling dilakukan dengan cara
mengambil subjek bukan didasarkan pada strata atau daerah melainkan
didasarkan atas adanya tujuan tertentu.7
D. Teknik Pengumpulan Data
Pada kegiatan penelitian ini teknik pengumpulan data diartikan sebagai
cara memperoleh data.8 Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan tes dan non tes. Teknik tes yang digunakan
adalah tes tertulis berupa tes essai, sedangkan teknik non tes yang digunakan
adalah lembar observasi, dan lembar wawancara.Pada tes esai, indikator yang
mampu terukur terdapat sepuluh indikator, yaitu indikator memfokuskan
pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan,
mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber, membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi, membuat induksi dan mempertimbangkan
hasil induksi, membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan,
mendefinisikan istilah, dan mempertimbangkan definisi, mengidentifikasi
asumsi, dan memutuskan suatu tindakan. Sedangkan pada lembar observasi,
indikator yang mampu terukur terdapat dua indikator, yaitu mengobservasi
dan melaporkan hasil observasi, serta berinteraksi dengan orang lain.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengambilan data yang digunakan
untuk memperoleh data. Instrumen yang dirancang pada penelitian ini untuk
6Ibid, h.300
7Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik, (Jakarta:Rineka
Cipta, 2006), h.183. 8Ibid., 192.
51
mengukur keterampilan berpikir kritis.Instrumen dalam penelitian kuantitatif
dapat berupa test, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner.9
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
diteliti. Selain itu pengertian instrumen penelitian juga disebut sebagai alat
atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
penelitiannya lebih mudah dan hasilnya lebih cermat,dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah.10
Tabel 3.2Instrumen penelitian
Variabel
Penelitian
Sumber
Data
Instrumen
Penelitian
Kegunaan
Instrumen
Rencana
Pemberian
instrumen
Keterampilan
Berpikir Kritis.
Siswa
sebagai
Pelaku.
Tes
berupa
esai.
Mengukur
keterampil-
an berpikir
kritis pada
setiap
indikator-
indikator
keterampi-
lan berpikir
kritis.
Setelah
proses
pembelaja-
ran
Saat proses
pembelajar-
an
berlangsung
Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
sebagai
pelaku.
Lembar
observa-
si(Cek-
list)
dengan
Skala
Likert
Melihat
Kemuncul-
an dari
indikator
keterampil-
an berpikir
kritis.
9Sugiyono.Metode penelitian Pendidikan(Pendidikan kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
(Bandung:Alfabeta, 2010), Cet. 11 h.305 10
Suharsimi, op.cit., h.203
52
Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
sebagai
pelaku.
Pedo-
man
wawan-
cara
Melihat
Kemuncul-
an dari
indikator-
indikator
keterampil-
an berpikir
kritis.
Setelah
proses
pembelajar-
an berakhir
Instrument penelitian ini digunakan untuk melihat skor siswa secara individu
dengan teknik tes dan non tes. Adapun Indikator keterampilan berpikir kritis
yang akan dianalisis pada penelitin ini adalah:
Tabel 3.3Sub keterampilan berpikir kritis yang akan dianalisis
No
Aspek
Keterampilan
Berpikir
kritis
Sub
Keterampilan
Berpikir Kritis
Penjelasan
Dapat
diketahui
di
1. (1)Memberi-
kan
Penjelasan
Sederhana
(3)Bertanya dan
Menjawab
Pertanyaan
Memberikan
penjelasan
Sederhana
Tes essai
Menyebutkan
Contoh
Tes Essai
(2)menganalisis
Argumen
Mengidentifikasi
Kerelevanan
Tes Essai
(1)Memfokus-
kan Pertanyaan
Mengidentifikasi
atau merumuskan
pertanyaan
Tes Essai
2. (2)Memba-
ngun
keterampilan
Dasar
(4)Mempertim-
bangkan
kredibilitas
(kriteria) suatu
sumber
Mampu memberikan
alas an
Tes Essai
Mempertimbangkan
penggunaan
prosedur yang tepat.
Tes Essai
(5)Mengobser-
vasi dan
mempertim-
bangkan laporan
observasi
Mempertanggung-
jawabkan hasil
observasi
Lembar
Observasi
Melaporkan Hasil
Observasi
Lembar
Observasi
(6)Membuat
deduksi dan
mempertim-
bangkan hasil
observasi
Menyatakan tafsiran Tes Essay
53
3. (3)Menyim-
pulkan
(7)Membuat
induksi dan
mempertim-
bangkan hasil
induksi
Membuat
kesimpulan atau
Merumuskan
hipotesis
Tes Essai
(8)Membuat dan
mempertim-
bangkan nilai
keputusan
Menerapkan prinsip-
prinsip
Tes essai
4. (4)Memberi-
kan
Penjelasan
Lanjut
(9)Mendefinisi-
kan dan
mempertim-
bangkan suatu
define
Strategi membuat
definisi
Tes Essai
(10)Mengidenti-
fikasi Asumsi
Rekonstruksi
Argumen
Tes essai
5
.
(5)Mengatur
Strategi dan
Taktik
(11)Menentukan
suatu tindakan
Memilih Kriteria
untuk
mempertimbangkan
solusi yang mungkin
atau memutuskan
hal-hal yang akan
dilakukan
Tes essai
(12)Berinteraksi
dengan orang
lain
Menggunakan
Argumen
Lembar
Observasi
a. Tes
1) Tes Essay
Tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang
perlu di tempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang
pendidikan , yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas
baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus di jawab, atau perintah-
perintah yang harus di kerjakan oleh testee, sehingga atas dasar data
yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai
yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee.11
Berdasarkan
pengertian tersebut, jenis tes yang akan digunakan adalah tes tertulis
dengan bentuk tes esay. Tes esay ini untuk mengukur kemunculan
indikator keterampilan berpikir kritissetelah di terapkannya model
11
Anas, Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidian, (Jakarta:PT Raja Grafindo, 2005), h.67.
54
pembelajaran berbasis proyek. Menurut Ngalim purwanto menyatakan
bahwa tes essay itu sangat baik untuk tingkat sintesis dan evaluasi.
Berikut ini akan ditulis lebih rinci mengenai indikator keterampilan
berpikir kritis siswa.
Tabel 3.4 Sub keterampilan berpikir kritis siswa yang diteliti
pada tes essai
No
Aspek
Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub Keterampilan
Berpikir Kritis Penjelasan
1. Memberikan
Penjelasan
Sederhana
(1)Memfokuskan
Pertanyaan
Mengidentifikasi
atau merumuskan
pertanyaan
(2)Menganalisis
Argumen
Mengidentifikasi
kerelevanan
(3)Bertanya dan
Menjawab
Pertanyaan
Memberikan
Contoh
2. Memberikan
Keterampilan
Dasar
(4) Mempertim-
bangkan kredibilitas
(kriteria) suatu
sumber
Memberikan
alasan
3. Menyimpulkan (6) Membuat
deduksi &
mempertimbangkan
hasil deduksi
Menyatakan
Tafsiran
(7)Membuat induksi
&
mempertimbangkan
hasil induksi
Membuat
Kesimpulan atau
merumuskan
hipotesis
(8)Membuat dan
mempertimbangkan
nilai keputusan
Menerapkan
Prinsip-prinsip
4. Memberikan
Penjelasan Lanjut
(9)Mendefinisikan
istilah,
mempertimbangkan
definisi
Strategi definisi
(tindakan,
mengidentifikasi
persamaan)
(10)Mengidentifi-
kasi Asumsi
Rekonstruksi
Argumen
5. Strategi dan
Taktik
(11)Memutuskan
suatu tindakan
Memilih kriteria
untuk
mempertim-
bangkan solusi
yang memungkin-
55
kan atau
memutuskan hal-
hal yang
diinginkan
Adapun kisi-kisi soal tes tertulis keterampilan berpikir kritis yang
digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5Kisi-kisi Penomoran Soal Tes Tertulis Keterampilan
Berpikir Kritis
No
Aspek
Keterampil-
an Berpikir
Kritis
Sub Keterampil-
an Berpikir
Kritis
Penjelasan No.Soal
1. Memberikan
Penjelasan
Sederhana
(1)Memfokuskan
Pertanyaan
Mengidentifikasi
atau merumuskan
pertanyaan
1*, 2
(2)Menganalisis
Argumen
Mengidentifikasi
kerelevanan
3, 4*
(3)Bertanya dan
Menjawab
Pertanyaan
Memberikan
Contoh
5, 6, 7*
2. Memberikan
Keterampilan
Dasar
(4)Mempertim-
bangkan
kredibilitas suatu
sumber
Memberikan alasan 8, 9, 10*
3. Menyim-
pulkan
(6)Membuat
deduksi &
mempertimb-
angkan hasil
deduksi
Menyatakan
Tafsiran
21*, 22
(7)Membuat
induksi &
mempertim-
bangkan hasil
induksi
Membuat
Kesimpulan atau
merumuskan
hipotesis
11, 12*
(8)Membuat dan
mempertim-
bangkan nilai
keputusan
Menerapkan
prinsip-prinsip
13*, 14
4. Memberikan
Penjelasan
Lanjut
(9)Mendefinisika
n istilah,
mempertimbangk
an definisi
Strategi definisi
(tindakan,
mengidentifikasi
persamaan)
15*, 16
(10)Mengidentifi-
kasi Asumsi
Rekonstruksi
Argumen
17*, 18
5. Strategi dan
Taktik
(11)Memutuskan
suatu tindakan
Memilih kriteria
untuk mempertim-
bangkan solusi
19*, 20
56
yang
memungkinkan
atau memutuskan
hal-hal yang
diinginkan
Keterangan:*:Nomor Soal yang valid
b. Non Tes
1) Lembar Observasi
Observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemuatan
perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indra. Mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan,
penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap atau pengamatan
langsung. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang
mungkin timbul dan akan diamati.12
Lembar observasi adalah Pedoman terperinci yang berisi
langkah-langkah melakukan observasi mulai dari merumuskan
masalah, prosedur dan teknik perekaman, kriteria analisis hingga
interpretasi. Melalui lembar observasi peneliti dapat melihat apakah
muncul indikator keterampilan berpikir kritis siswa selama proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
proyek. Instrumen yang digunakan untuk menyaring data disesuaikan
dengan indikator keterampilan berpikir kritis siswa berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan dalam lembar observasi. Format yang
digunakan terdapat empat kategori, yaitu sangat baik, baik, kurang
baik dan sangat kurang baik.
Tabel 3.6Kisi-kisi sub keterampilan berpikir kritis yang diteliti
pada lembar observasi
No Aspek Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub Keterampilan Berpikir
Kritis
1. Membangun keterampilan
dasar
(5)Mengobservasi &
mempertimbangkan laporan
observasi
2. Strategi dan Taktik (12)Berinteraksi dengan orang
lain
12
Suharsimi, op.cit., h. 199-200.
57
2) Pedoman Wawancara
Wawancara atau interview adalah percakapan antara dua orang
atau lebih dan berlangsung antara interviewer dan interviewee.
Dengan wawancara peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan
fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui
observasi. Wawancara dalam penelitian ini diajukan kepada sebgaian
siswa untuk mengetahui tanggapan mereka terhadap pembelajaran
berbasis proyek dan untuk mengetahui tingkat keterampilan berpikir
kritis masing-masing siswa.
Tabel 3.7Kisi-kisi pedoman wawancara
Aspek yang
diwawancara Pertanyaan
Respon siswa terhadap
model pembelajaran
berbasis proyek
1. Menurut pendapat Anda, Apa
perbedaan yang Anda rasakan antara
pembelajaran berbasis proyek
dengan pembelajaran yang sehari-
hari dikelas khususnya pada
pembelajarn kimia?
2. Apakah Anda mengalami kesulitan
pada saat pembelajaran
berlangsung?Jika “Ya” kesulitan apa
yang kamu alami? Dan bila “tidak”
sebutkan alasanmu?
3. Menurut pendapat Anda, Apakah
dengan menggunakan pembelajaran
berbasis proyek dikelas sangat
menarik?jelaskan!
Respon siswa terhadap
akibat menggunakan
pembelajaran berbasis
proyek (keterampilan
berpikir kritis)
1. Apakah Anda termotivasi untuk
lebih kreatif melalui pembelajaran
berbasis proyek ini?Jelaskan alasan
Anda!
2. Apakah Anda termotivasi untuk
membuat pertanyaan dan
menyampaikan ide-ide atau
gagasanmu melalui pembelajaran
berbasis proyek ini ?Jelaskan alasan
Anda!
3. Apakah dengan pembelajaran
berbasis proyek mampu membuat
58
Anda memahami atau mudah dalam
menjawab soal yang telah diberikan?
Respon siswa untuk
mengetahui sejauh mana
keterampilan berpikir
kritis siswa
1. Soal manakah yang menurut Anda
paling sulit?Jelaskan alasannya!
2. Menurut Anda, Apakah soal-soal
yang diberikan termasuk kategori
sulit/sedang atau mudah?
Alasan siswa dalam
menjawab soal
keterampilan berpikir
kritis nomor 1-10
1. Bagaimana kamu bisa menjawab
soal ini (1-10)? Apakah kamu
mengalami Kesulitan
F. Kalibrasi Instrumen
Adapun tahapan analisis data hasil uji coba yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1) Uji Validitas
Validitas adalah kualitas yang menunjukkan hubungan antara suatu
pengukuran(diagnosis) dengan arti atau tujuan kriteria belajar atau tingkah
laku.13
Menurut Suharsimi validitas merupakan suatu ukuran yang
menunjukan tingkat kevalidan suatu instrumen.
Sedangkan Sugiyono mendefinisikan validitas itu adalah derajad
ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang
dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah
data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan
data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Untuk mengukur
keterampilan berpikir kritis siswa dilakukan validasi isi oleh pakar
pendidikan. Uji validitas yang dilakukan terhadap instrumen tes ini adalah
ujian validitas isi(content validity), yaitu dimana suatu isi tes sesuai
dengan atau mewakili sampel hasil-hasil belajar yang seharusnya dicapai
menurut tujuan kurikulum.14
13
Ngalim purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran,
(Bandung:Remaja Rosdakarya, 2013), Cet.18 h.137. 14
Purwanto,Op.cit h. 138.
59
Untuk menghitung validitas instrumen yaitu dengan cara menghitung
koefisien validitas menggunakan rumus Korelasi Product Moment.15
rxy=
√ √
Keterangan:
rxy :Koefisien antara variabel X dan variabel Y
X :Skor tiap item dari responden uji coba variabel X
Y :Skor tiap item dari responden uji coba variabel Y
N :Jumlah Responden
Valid atau tidaknya suatu soal dapat diketahui dengan
membandingkan rxy dan rtabel dengan Product Moment dengan α =0,05.
Perhitungan validitas soal dalam penelitian ini menggunakan bantuan
software Anates versi 4.0. Dengan menggunakan kriteria acuan untuk
validitas butir soal yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.8 Kriteria Validitas Butir Soal
No Rentang Kriteria
1. 0,8 – 1,00 Sangat Tinggi
2. 0,6 – 0,79 Tinggi
3. 0,4 – 0,59 Sedang
4. 0,2 – 0,39 Rendah
5. 0,0 – 0,19 Sangat Rendah
Dari uji validitas instrumen, diperoleh koefisien korelasi xy sebesar
0,63. Berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi xy, instrumen yang
digunakan memiliki validitas yang tergolong tinggi.
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas atau keandalan adalah kualitas yang menunjukkan kemantapan
(consistency) ekuivalensi atau stabilitas suatu pengukuran yang
dilakukan.16
Suatu tes atau alat evaluasi dikatakan andal jika ia dapat
dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif.
15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik, (Jakarta:Rineka
Cipta, 2010), cet.14, h.213. 16
Purwanto, op.cit., h.137.
60
Untuk tes hasil belajar bentuk uraian, pada umumnya untuk
mengetahui reliabilitas tes tersebut digunakan rumus alpha. Adapun rumus
alpha yang dimaksud adalah sebagai berikut:17
r11=(
) (
)
Keterangan:
r11 :Koefisien reliabilitas tes
n :Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
1 :Bilangan Konstan.
:Jumlah Varian skor dari tiap-tiap butir item
:Varian Total
Harga reliabilitas yang diperoleh kemudian ditafsirkan dengan
kriteria reliabilitas seperti pada tabel 3.8 berikut ini.
Tabel 3.9Klasifikasi Interpretasi untuk Koefisien Reliabilitas Tes
No Rentang Kriteria
1 0,8 – 1,00 Sangat Tinggi
2 0,6 – 0,79 Tinggi
3 0,4 – 0,59 Sedang
4 0,2 – 0,39 Rendah
5 0,0 – 0,19 Sangat Rendah
Perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software Anates versi 4.0.
Dari uji reliabilitas instrumen, diperoleh koefisien korelasi
reliabilitas sebesar 0,77. Berdasarkan tabel interpretasi koefisien
reliabilitas, instrument yang digunakan memiliki reliabilitas yang
tergolong tinggi.
3) Tingkat Kesukaran
Perhitungan taraf kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar
derajat kesukaran suatu soal.18
Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran
17
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2003)
h.208. 18
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2010), h.266.
61
seimbang(proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik.
Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah.
Cara menghitung tingkat kesukaran untuk soal uraian adalah dengan
menghitung berapa persen peserta didik yang gagal menjawab benar atau
ada di bawah batas lulus (passing grade) untuk tiap-tiap soal. Tingkat
kesukaran dapat dihitung dengan rumus:19
P =
Keterangan:
P :Indeks Kesukaran
B :Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
:Jumlah seluruh peserta tes
Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus tersebut, maka perhitungan
tersebut diklasifikasikan sesuai dengan kriteria nilai yang ada. Untuk
mengetahui tingkat kesukaran tiap butir soal, digunakan kriteria tingkat
kesukaran pada tabel berikut ini:
Tabel 3.10 Kriteria Tingkat Kesukaran
No Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Kriteria
1 0,70≤TK≤1,00 Mudah
2 0,30≤TK<0,70 Sedang
3 0,70≤TK<0,30 Sukar
Perhitungan pengujian taraf kesukaran dalam penelitian ini menggunakan
bantuan Software Anates versi 4.0.
4) Daya Pembeda
Daya pembeda dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir
soal mampu dijawab oleh setiap siswa. Daya beda suatu soal tes dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:20
19
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2006),
cet.6, h.223.
20
Ibid., h. 228.
62
D =
-
= -
Keterangan:
D :Daya Beda
:Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
:Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
:Banyaknya peserta kelompok atas
:Banyaknya peserta kelompok atas
PA :
=Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
PB :
=Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Adapun klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11 Kriteria Daya Beda
No Rentang Nilai D Kriteria
1 D<0,20 Jelek
2 0,20≤D≤0,40 Cukup
3 0,40≤D<0,70 Baik
4 0,70≤D<1,00 Baik Sekali
Pengujian daya beda dalam penelitian ini menggunakan bantuan Software
Anates versi 4.0
G. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu yang sangat penting dalam kegiatan
penelitian terutama bila diinginkan generalisasi atau kesimpulan tentang
masalah yang diteliti. Jika data disajikan dalam bentuk yang masih mentah
maka data kurang mempunyai arti. Data yang diperoleh dari hasil penelitian
ini adalah dari lembar observasi, tes essay keterampilan berpikir kritis, dan
wawancara lalu diolah lebih lanjut. Adapun langkah-langkah dalam
melakukan pengolahan data-data hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Cara mencari kedudukan siswa
Perhitungan variansi langkah yang pertama dilakukan dengan menghitung
simpangan terlebih dahulu dan kemudian menjumlahkan simpangannya.
63
Adapun rumus untuk menghitung variansi adalah21
:
atau
Keterangan:
S=Ragam/Varians
Xi=Skor Siswa
Rata-rata
Jumlah Siswa
Adapun rumus untuk menghitung simpangan baku adalah:
√
(
)
s=Standar Deviasi
=Tiap Skor dikuadratkan lalu dijumlahkan kemudian N dibagi N
(
)
=Semua skor dijumlahkan, dibagi N, lalu dikuadratkan.
2. Menganalisis instrumen tes essay
Keterampilan berpikir kritis siswa dianalisis melalui jawaban siswa dari
pertanyaan yang dapat mengindikasikan adanya keterampilan berpikir
kritis pada siswa. Data yang diperoleh dari instrumen diatas dapat
dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memberikan skor mentah pada setiap jawaban siswa terhadap tes
essay berdasarkan standar jawaban yang telah dibuat. Pedoman
penilaian terlampir pada lampiran ,
b. Menghitung skor total dari tes essay untuk masing-masing siswa
berdasarkan setiap indikatornya.
c. Menentukan nilai persentase keterampilan berpikir kritis masing-
masing siswa, dengan cara mengubah skor mentah ke dalam nilai
persentase berdasarkan rumus:22
21
Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara Perhitungan
dengan SPSS dan Ms. Office Exel, (Bandung:PT.Refika Aditama, 2010), Cet.1 h.71.
64
NP=
x 100
Keterangan:
NP :Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R :Skor mentah yang diperoleh siswa
SM :Skor maksimum ideal dari tes yang berangkutan
100 :Bilangan tetap
3. Menganalisis hasil lembar observasi
Hasil data observasi ini digunakan untuk dapat melengkapi data-data
penelitian yang telah diolah. Data yang diperoleh dari lembar observasi
dianalisis dengan cara:
a. Membubuhkan tanda ceklis di kolom yang tersedia. Tanda ceklis
tersebut dimasukkan ke dalam lembar observasi sesuai dengan kriteria
yang ada pada setiap aspek indikator keterampilan berpikir kritis
siswa yang muncul selama berlangsungnya rangkaian kegiatan proses
pembelajaran.
b. Menjumlahkan banyak ceklis(√) pada setiap kolom yang terdapat pada
lembar observasi dari tiap-tiap aspek indikator keterampilan berpikir
kritis siswa yang muncul dengan masing-masing kriteria, yaitu sangat
baik, baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.
c. Menghitung persentase dari masing-masing indikator yang muncul
berdasarkan rumus:
NP=
x 100
Keterangan:
NP :Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R :Skor mentah yang diperoleh siswa
SM :Skor maksimum ideal dari tes yang berangkutan
100 :Bilangan tetap
d. Mengukur skor rata-rata setiap kelompok siswa untuk masing-masing
sub keterampilan berpikir kritis.
22
Purwanto, op.cit., h.102.
65
Rata-rata =
e. Menentukkan jumlah siswa setiap kategori kemampuan dalam
masing-masing kategori kelompok (Tinggi, Sedang, Rendah) untuk
sub keterampilan berpikir kritis, dengan rumus sebagai berikut:
α
x 100%
Keterangan:
α =Sebaran siswa pada setiap kategori kelompok (Tinggi, Sedang,
Rendah) dan untuk masing-masing kategori kemampuan.
: Jumlah siswa pada setiap kategori kemampuan (SB, B, C, K,
SK).
: Jumlah siswa pada setiap kategori kelompok (Tinggi, Sedang,
Rendah)
f. Menginterpretasi secara deskriptif data persentase tiap-tiap
subketerampilan berpikir kritis siswa yang muncul selama proses
pembelajaran.
4. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis tes essay, dan lembar
observasi, nilai tersebut selanjutnya diinterpretasikan dalam bentuk
kategori agar lebih mudah dibaca dan mudah untuk memberi kesimpulan
masing-masing keterampilan berpikir kritis termasuk dalam kategori
sangat baik, baik, cukup, kurang atau sangat kurang. Pengkategorian ini
berdasarkan pedoman penilaian menurut Riduwan. Adapun kategori
penskoran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.12 Pengkategorian Skor23
No Interval Skor Kategori
1 81%-100% Sangat Baik
2 61%-80% Baik
3 41%-60% Cukup
4 21%-40% Kurang
5 0%-20% Sangat Kurang
23
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 89.
66
5. Menganalisis jawaban hasil wawancara yang dilakukan pada 10 orang
siswa. Mengubah hasil wawancara dari bentuk lisan ke tulisan, yang
kemudian dihubungkan tes essay untuk melengkapi data-data penelitian
yang telah diolah.
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil
penelitian dengan judul analisis keterampilan berpikir kritis siswa melalui
model pembelajaran berbasis proyek pada materi larutan elektrolit dan
nonelektrolit. Penelitian ini dilakukan di SMA Dharma Karya dengan
menggunakan sampel kelas X-MIA (Matematika-IPA) yang berjumlah 24
orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur keterampilan berpikir
kritis siswa dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek pada
materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Pada saat proses pembelajaran, diterapkan model pembelajaran berbasis
proyek ini yang terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap perencanaan proyek,
tahap pelaksanaan proyek, tahap penyelidikan terbimbing dan pembuatan
produk, serta tahap kesimpulan proyek. Terdapat lima aspek atau kelompok
keterampilan berpikir kritis yang terdiri dari dua belas indikator. Pencapaian
keterampilan berpikir kritis setiap kelompok dapat dilihat dari hasil jawaban
tes essay untuk indikator memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen,
bertanya & menjawab pertanyaan, mempertimbangkan kredibilitas suatu
sumber, mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi, membuat & mempertimbangkan nilai
keputusan, mendefinisikan istilah & mempertimbangkan definisi,
mengidentifikasi asumsi, dan memutuskan suatu tindakan. Hasil dari lembar
observasi, indikator yang mampu terukur terdapat dua indikator, yaitu
mengobservasi dan melaporkan hasil observasi, serta berinteraksi dengan
orang lain.
68
1. Pencapaian Keterampilan Berpikir Kritis Setiap Kelompok Siswa
Pada Seluruh Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Siswa.
Untuk mengetahui pencapaian keterampilan berpikir kritis setiap
kelompok siswa pada seluruh indikator dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Pencapaian Keterampilan Berpikir Kritis Pada seluruh siswa
No Indikator Nilai persentase
(%) Kategori
1 Memfokuskan Pertanyaan 66 Baik
2 Menganalisis Argumen 92 Sangat Baik
3 Bertanya dan Menjawab
Pertanyaan 51 Cukup
4 Mempertimbangkan kredibilitas
(kriteria) suatu sumber 97 Sangat Baik
5 Mengobservasi dan melaporkan
hasil observasi 86 Sangat Baik
6
Membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil
deduksi
60 Cukup
7
Membuat Induksi dan
mempertimbangkan hasil
induksi
99 Sangat Baik
8
Membuat dan
mempertimbangkan nilai
keputusan
82 Sangat Baik
9 Mendefinisikan istilah, dan
mempertimbangkan definisi 85 Sangat Baik
10 Mengidentifikasi Asumsi 38 Kurang
11 Memutuskan Suatu Tindakan 65 Baik
12 Berinteraksi dengan orang lain 88 Sangat Baik
Rata-rata 75,75 Baik
69
2. Pencapaian Keterampilan Berpikir Kritis Setiap Kelompok Siswa
Pada Masing-masing Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Siswa.
Pencapaian keterampilan berpikir kritis setiap kelompok dapat
dilihat dari hasil jawaban tes essay untuk indikator memfokuskan
pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya & menjawab pertanyaan,
mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber, mendeduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan
hasil induksi, membuat & mempertimbangkan nilai keputusan,
mendefinisikan istilah & mempertimbangkan definisi, mengidentifikasi
asumsi, dan memutuskan suatu tindakan. Sedangkan pada lembar
observasi, indikator yang mampu terukur terdapat dua indikator, yaitu
mengobservasi dan melaporkan hasil observasi, serta berinteraksi dengan
orang lain.
Tabel 4.2. Pencapaian Keterampilan Berpikir Kritis Setiap Kelompok
Siswa Pada seluruh Indikator
No Indikator
Kelompok
Tinggi
Kelompok
Sedang
Kelompok
Rendah
% Kategori % Kategori % Kategori
1 Memfokuskan
Pertanyaan 100
Sangat
Baik 67 Baik 44,5 Cukup
2 Menganalisis
Argumen 100
Sangat
Baik 90,5
Sangat
Baik 89
Sangat
Baik
3 Bertanya dan
Menjawab Pertanyaan 43,7 Cukup 50 Cukup 58,3 Cukup
4
Mempertimbangkan
kredibilitas (kriteria)
suatu sumber
100 Sangat
Baik 98,2
Sangat
Baik 92
Sangat
Baik
5
mengobservasi dan
melaporkan hasil
observasi
85,6 Sangat
Baik 85,8
Sangat
Baik 87
Sangat
Baik
6
Membuat deduksi dan
mempertimbangkan
hasil deduksi
50 Cukup 62 Baik 61 Baik
7
Membuat Induksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
100 Sangat
Baik 98,2
Sangat
Baik 100
Sangat
Baik
8 Membuat dan
mempertimbangkan 83,5
Sangat
Baik 83,4
Sangat
Baik 78 Baik
70
nilai keputusan
9
Mendefinisikan
istilah, dan
mempertimbangkan
definisi
92 Sangat
Baik 88
Sangat
Baik 72 Baik
10 Mengidentifikasi
Asumsi 42 Cukup 38 Kurang 33 Kurang
11 Memutuskan Suatu
Tindakan 67 Baik 67 Baik 67 Baik
12 Berinteraksi dengan
orang lain 94
Sangat
Baik 88
Sangat
Baik 81
Sangat
Baik
Rata-rata 79 Baik 76 Baik 72 Baik
B. Pembahasan
Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang
berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan.1
Keterampilan ini diperoleh melalui penerapan model pembelajaran berbasis
proyek dikelas. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran
yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran
dikelas dengan memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada
pertanyaan dan permasalahan yang sangat menantang, dan menuntut siswa
untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan
kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja
secara mandiri.2 Pembelajaran berbasis proyek mempunyai lima karakteristik,
yaitu sentralis, pertanyaan pendorong, investigasi konstruktif, otonomi, dan
realistis.3 Kelima karakteristik ini yang akan melatih keterampilan berpikir
kritis siswa melalui lima tahapan pembelajaran berbasis proyek, diantaranya
tahapan perencanaan proyek, tahapan pelaksanaan proyek, tahapan
penyelidikan terbimbing dan pembuatan produk, dan kesimpulan proyek.
Pada tahapan perencanaan proyek keterampilan berpikir kritis yang
dikembangkan adalah memfokuskan pertanyaan, menginduksi dan
1Alec Fisher, Berpikir Kritis Sebuah Pengantar, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama,
2009), h. 4. 2John W Thomas, A review of Reasearch on Project-Based Learning, (California: The
Autodesk Foundation, 2000), p. 1. 3Ibid, h.3-9
71
mempertimbangkan hasil induksi, mengobservasi & mempertimbangkan
laporan observasi, mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau
tidak, bertanya dan menjawab pertanyaan. Hal ini dikarenakan pada tahapan
perencanaan proyek, siswa mengembangkan driving question dari guru yang
akan menentukan bagaimana siswa akan merancang atau merencanakan sebuah
proyek. Melalui penayangan video larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
yang ditampilkan oleh peneliti ini siswa distimulus untuk membuat sebuah
proyek yaitu membuat alat uji elektrolit sederhana dengan cara mencari sumber
atau informasi yang relevan dengan tema proyek.
Selanjutnya adalah pada tahapan pelaksanaan dan tahapan penyelidikan
terbimbing & pembuatan produk keterampilan berpikir kritis siswa akan
melibatkan beberapa indikator keterampilan berpikir kritis siswa seperti
memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab
pertanyaan, mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak,
mengobservasi & mempertimbangkan laporan observasi. Menurut Annas
Kurniawan, pada tahapan ini kreatifitas siswa dalam menciptakan sebuah
produk yang original, siswa harus mampu bekerja secara kolaboratif.4
Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari hasil penelitian ini, pada
kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah indikator
menganalisis argumen, mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya
atau tidak, mengobservasi dan melaporkan hasil observasi, membuat induksi
dan mempertimbangkan hasil induksi, dan berinteraksi dengan orang lain
mencapai kategori sangat baik. Hal inilah yang menjadi temuan dalam
penelitian ini, bagaimana ketiga kelompok siswa ini mampu mencapai kategori
sangat baik terutama pada indikator keterampilan berpikir kritis diatas yang
akan dijelaskan secara rinci berikut ini.
1) Indikator Memfokuskan Pertanyaan
Indikator keterampilan berpikir kritis yang diteliti adalah
memfokuskan pertanyaan. Indikator ini muncul pada tahapan perencanaan
4Annas kurniawan, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap terkait Sains Siswa SMP, (Studi Eksperimen di SMPN 4
Singaraja)
72
proyek dimana siswa diharapkan bisa mengidentifikasi suatu fenomena
yang menjadi permasalahan yang diberikan oleh guru lalu siswa menjawab
pertanyaan tersebut berdasarkan apa yang siswa pahami. Fenomena yang
diberikan bertujuan agar siswa mampu menjelaskan temuan pada fenomena
tersebut dan siswa mampu merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan
berdasarkan fenomena yang telah dipahami. Fenomena yang diberikan
adalah bagaimana gejala-gejala yang ditimbulkan larutan garam pada alat
uji elektrolit. Pencapaian indikator memfokuskan pertanyaan ini diukur
melalui soal tes tertulis nomor 1(lampiran 2).
Berdasarkan analisis tes essay, siswa mampu menjelaskan temuan dan
merumuskan masalah berdasarkan pada fenomena yang telah dipahami
dengan persentase secara keseluruhan ada pada kategori baik. Berdasarkan
gambar diatas, pencapaian keterampilan memfokuskan pertanyaan pada
siswa kelompok tinggi dengan kategori sangat baik, pada kelompok
sedang dengan kategori baik, dan pada kelompok rendah dengan kategori
cukup. Persentase tersebut menunjukan bahwa kelompok tinggi dan
kelompok sedang dapat mengembangkan sub keterampilan memfokuskan
pertanyaan. Kelompok rendah belum mampu mengembangkan sub
keterampilan ini.
Meskipun model pembelajaran berbasis proyek mampu dalam
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dibandingkan dengan
model konvensional, tetapi data statistik menunjukkan bahwa kelompok
rendah dikatakan belum mencapai kategori sangat baik. Hal ini karena
siswa belum terbiasa belajar dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis proyek. Selama ini proses pembelajaran dikelas berpusat pada
guru, siswa belum terampil dalam menghadapi sebuah pertanyaan atau
masalah atau tugas yang kompleks berupa tugas proyek sehingga mereka
dituntut untuk menyelesaikannya dalam waktu yang telah ditentukan.
Akibat budaya belajar dikelas yang kurang baik ini siswa tidak
mengerahkan semua kemampuan dan interaksinya dalam menyelesaikan
tugas proyek. Faktor lain yang mempengaruhi adalah motivasi intrinsik
73
setiap siswa yang berbeda-beda. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik
tinggi berusaha menyelesaikan tugas proyek yang diberikan guru secara
optimal sedangkan siswa dengan motivasi intrinsik rendah hanya sekedar
saja dalam melakukan diskusi untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
Disisi lain, jika ditinjau dari soal/pertanyaan yang diberikan setelah
kegiatan proses pembelajaran, soal/pertanyaan tersebut memuat sebuah
fenomena tentang bagaimana gejala-gejala yang ditimbulkan larutan garam
pada alat uji elektrolit dan siswa diminta untuk merumuskan temuan itu
kedalam sebuah pertanyaan. Jenis soal ini lah yang membingungkan siswa
dalam menjawab pertanyaan tersebut, karena siswa belum terbiasa dengan
jenis soal yang memerlukan kemampuan berpikir kritis.
Hal ini pun sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chee
Coy, faktor yang mempengaruhi siswa belum bisa mengembangkan
keterampilan berpikir kritis adalah mereka tidak pernah dilatih untuk
berpikir kritis diawal pendidikan mereka, sehingga mereka memiliki
prilaku pasif didalam kelas, mereka tidak memiliki penguasaan bahasa atau
kepercayaan diri untuk berpikir kritis, dan mereka hanya berorientasi pada
latihan soal saja.5
2) Indikator Menganalisis Argumen
Indikator keterampilan berpikir kritis yang kedua adalah menganalisis
argumen. Pada tahapan pelaksanaan proyek ini terdapat kegiatan
merangsang semangat dan perhatian para siswa, sehingga guru memberikan
pertanyaan kemudian para siswa menganalisis pertanyaan tersebut. Dalam
tes essay, siswa diharapkan mampu menjelaskan perbedaan gejala-gejala
yang ditimbulkan oleh tiga jenis larutan elektrolit(kuat/lemah) dan
nonelektrolit. Pencapaian indikator menganalisis argumen ini diukur melalui
soal tes tertulis nomor 4(lampiran 2).
Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada
kategori sangat baik. Pencapaian keterampilan menganalisis argumen pada
5S Chee Choy & Phaik Kin Cheah. Teacher Perceptions Of Critical Thinking Among
Students and Its Influence on Higher Education. Journal of teaching and learning in higher
education. (2009). Vol.20 No. 2, h.202
74
siswa kelompok tinggi dengan kategori sangat baik, pada kelompok sedang
dengan kategori sangat baik, dan pada kelompok rendah dengan kategori
sangat baik. Persentase tersebut menunjukan bahwa kelompok tinggi,
kelompok sedang, dan kelompok rendah dapat mengembangkan sub
keterampilan menganalisis argumen.
Pencapaian ini berada pada kategori sangat baik disebabkan karena
penerapan model pembelajaran berbasis proyek di dalam kelas, pada saat
tahap penyelidikan terbimbing dan pembuatan produk siswa belajar konsep
utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek dan siswa melakukan
praktikum sehingga siswa dituntut untuk mengerahkan seluruh kemampuan
berpikirnya secara optimal, pada tahapan ini juga setiap kelompok dituntut
untuk saling berdiskusi dengan sesama timnya yang akan berakibat kepada
siswa yang berkognitif rendah akan memahami lebih dalam dari proses
diskusi tersebut. Selain itu, dikarenakan penyebaran siswa pada setiap
kelompok merata, artinya disetiap kelompok terdapat siswa yang berlevel
kognitif tinggi, sedang, dan rendah, sehingga mengakibatkan siswa yang
berlevel kognitif rendah mampu menganalisis argumen dari soal/pertanyaan
yang diberikan guru dengan baik.
Jika ditinjau dari jenis soal/pertanyaan yang diberikan, soal ini
memuat perbedaan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh tiga jenis larutan
elektrolit(kuat/lemah) dan nonelektrolit, setelah melihat jawaban siswa,
mereka cenderung mampu menjawab soal tersebut dengan baik. Hal ini lah
yang menyebabkan kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok
rendah mencapai kategori sangat baik. Hal ini pun sejalan dengan hasil
observasi yang dilakukan pada saat proses pembelajaran didalam kelas dan
laboratorium, semua kelompok siswa memperoleh kategori sangat baik.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap para siswa diketahui bahwa selama
proses pembelajaran beberapa siswa berperan aktif dalam menjelaskan
contoh larutan elektrolit setelah mereka melihat video yang ditayangkan.
Selain itu, berdasarkan hasil wawancara diperoleh jawaban sebagai berikut:
75
Tanya: “Pada soal nomor 2, Bagaimana kamu mampu menjawab soal
mengenai gejala-gejala yang ditimbulkan oleh larutan? Apakah kamu
mengalami kesulitan?”.
Jawaban siswa kelompok tinggi:”Saya menjawab soal ini karena saya
paham dengan soal ini dan karena sudah membaca serta praktek, kak. Saya
juga tidak mengalami kesulitan.”
Jawaban siswa kelompok sedang:”Saya sudah membaca LKS yang
diberikan kaka dan sudah praktikum, jadi saya ngerti pertanyaannya. Dan
saya tidak mengalami kesulitan.”
Jawaban siswa kelompok rendah:”Saya bisa menjawab soal ini karena
sebelumnya kaka menayangkan video, jadi saya masih ingat gejala
larutannya dan karena saya juga sudah praktikum. Dan saya tidak
mengalamai kesulitan.”
3) Indikator Bertanya dan Menjawab Pertanyaan
Indikator keterampilan berpikir kritis yang ketiga adalah bertanya dan
menjawab pertanyaan. Pada tahapan perencanaan proyek, guru
menampilkan tayangan video daya hantar listrik larutan, dalam kegiatan ini
siswa dirangsang untuk bertanya hal-hal yang tidak dipahami kepada guru.
Pada soal essay yang memuat indikator ini siswa diharapkan mampu
memberikan penjelasan sederhana tentang penyebab senyawa kovalen
polar dalam bentuk larutan dan senyawa ion dalam bentuk lelehan/larutan
mampu menghantarkan listrik. Pencapaian indikator bertanya dan
menjawab pertanyaan ini diukur melalui soal tes tertulis nomor 7(lampiran
2).
Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada
kategori cukup. Pencapaian keterampilan bertanya dan menjawab
pertanyaan pada siswa kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok
rendah dengan kategori cukup. Pencapaian ini berada pada kategori cukup
disebabkan karena penerapan model pembelajaran berbasis proyek di
dalam kelas, pada saat tahapan perencanaan proyek guru membagikan
lembar proyek dan lembar kerja siswa, siswa merasa termotivasi untuk
76
menjawab setiap pertanyaan yang terdapat dalam lembar kerja siswa dan
lembar proyek bersama kelompok mereka dan setiap anggota kelompok
merasa penasaran dengan pertanyaan yang kurang dipahami sehingga
mereka bertanya kepada guru. Namun, ketika guru memberikan post test,
data statistik menunjukkan ketiga kelompok ini berada pada kategori
cukup.
Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, diantaranya disebabkan
karena faktor diri dan faktor lingkungan. Faktor diri bisa saja terlihat pada
penguasaan konsep materi prasyarat siswa yang belum baik, yaitu
mengenai ikatan kimia, sehingga siswa tidak dapat menjawab pertanyaan
yang diberikan dengan baik. Selain itu, pada saat proses pembelajaran,
terdapat beberapa siswa yang kurang aktif ketika proses diskusi bersama
tim kelompoknya, sehingga membuat sebagian siswa kurang memahami
konsep yang diajarkan.
Sebagian siswa yang salah dalam menjawab saat diminta untuk
menjelaskan penyebab larutan elektrolit (NaOH/HCl) dalam senyawa ion
dan senyawa kovalen polar yang mampu menghantarkan arus listrik.
Sebagian besar siswa hanya mampu menjawab bahwa penyebab larutan
tersebut adalah karena termasuk kedalam elektrolit kuat dan elektrolit
lemah. Di ketahui bahwa masih banyak siswa yang belum memahami
konsep larutan elektrolit berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
Hal ini pun sesuai dengan hasil wawancara yang menunjukkan masih
terdapat siswa yang kesulitan dalam menjawab soal ini.
Tanya:”Pada soal nomor 3, bagaimana cara kamu menjawab soal
ini?Apakah kamu mengalamai kesulitan?”
Kelompok Tinggi:”Saya sebenarnya bingung jawabnya kak, untuk soal ini
saya lumayan mengalami sedikit kesulitan.”
Kelompok Sedang: ”Saya bisa menjawab ini dari lks yang sudah dibaca,
dan lumayan sedikit bingung soalnya.”
Kelompok Rendah: ”Saya bisa menjawab soal ini karena sudah praktek
kak, lumayan sulit .”
77
4) Indikator Mempertimbangkan Kredibilitas (kriteria) suatu sumber
Indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang keempat adalah
mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber. Pada soal essay yang
memuat indikator ini siswa diharapkan mampu untuk mempertimbangkan
penggunaan prosedur yang tepat dengan membuat prosedur atau langkah
kerja pengujian daya hantar listrik larutan NaOH. Pencapaian indikator
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak ini diukur
melalui soal essay nomor 10(lampiran 2).
Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada
kategori sangat baik. Pencapaian keterampilan mempertimbangkan apakah
sumber dapat dipercaya atau tidak pada siswa kelompok tinggi dengan
kategori sangat baik, pada kelompok sedang dengan kategori sangat baik,
dan pada kelompok rendah dengan kategori sangat baik.
Pencapaian ini berada pada kategori sangat baik disebabkan karena
penerapan model pembelajaran berbasis proyek di dalam kelas, pada saat
tahapan perencanaan proyek, siswa berdiskusi dan didorong untuk
membuat sebuah proyek (membuat alat uji elektrolit) bersama tim
kelompok dengan mengisi lembar proyek yang telah disediakan guru, pada
tahapan ini siswa dituntut untuk membaca beberapa sumber referensi
(buku/internet) agar mampu membuat alat uji elektrolit dan mampu
melakukan praktikum sederhana pada pertemuan berikutnya sehingga
mereka merasa terpacu untuk merencanakan proyek di lembar proyek
dengan baik/lengkap dan tepat waktu.
Jika ditinjau dari hasil observasi pada saat proses pembelajaran di
laboratorium siswa menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap dan benar,
membuat dan merancang alat uji elektrolit sesuai yang ditugaskan, hal
inilah yang menyebabkan siswa mengerahkan segala kemampuan
berpikirnya sehingga mampu menjawab soal/pertanyaan dengan sangat
baik. Hal ini di dukung dengan hasil wawancara kepada masing-masing
kelompok siswa.
78
Tanya:” Pada soal nomor 4, Bagaimana kamu bisa menjawab soal
mengenai penulisan prosedur kerja pengujian daya hantar listrik pada
larutan NaOH?. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam menjawab soal
ini?”
Jawaban siswa kelompok tinggi:”Saya bisa menjawab soal ini karena
saya pernah praktikum dengan kakak dan membaca LKS, dan saya tidak
merasa kesulitan?
Jawaban siswa kelompok sedang:”Saya sudah praktikum dan mengisi lks
yang kaka berikan, jadi saya mengerti dalam menulis prosedur kerja dan
saya tida kesulitan kak.”
Jawaban siswa kelompok rendah:”Saya sudah praktikum, jadi saya tahu
kak.”
5) Mengobservasi dan melaporkan hasil observasi
Indikator keterampilan berpikir kritis yang kelima adalah
mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi. Pada indikator
ini, kegiatan siswa yang dianalisis pada lembar observasi adalah mengamati
gejala hantaran arus listrik yang timbul pada alat uji elektrolit yang terdapat
pada video, melaporkan hasil pencarian di google/buku mengenai proyek
yang akan dibuat, menyampaikan hasil diskusi kelompok tentang proyek
yang akan dibuat, mengamati gejala-gejala yang terjadi pada larutan
elektrolit (kuat/lemah) maupun larutan nonelektrolit pada saat praktikum
sederhana, dan mencatat data hasil pengamatan.
Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada
kategori sangat baik. Pencapaian keterampilan mengobservasi dan
mempertimbangkan laporan observasi pada siswa kelompok tinggi dengan
kategori sangat baik, pada kelompok sedang dengan kategori sangat baik,
dan pada kelompok rendah dengan kategori sangat baik. Persentase tersebut
menunjukan bahwa kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok
rendah dapat mengembangkan sub keterampilan ini dengan sangat baik.
Ketercapaian indikator keterampilan berpikir kritis ini terlihat pada
pertemuan pertama yaitu tahap perencanaan dan pertemuan kedua yaitu
79
tahap pelaksanaan proyek dan tahap penyelidikan terbimbing & pembuatan
produk. Pada tahap perencanaan ini siswa distimulus untuk mengamati
gejala hantaran arus listrik yang timbul pada alat uji elektrolit yang terdapat
pada video, dan membawa sebuah proyek (alat uji elektrolit), setelah itu
alat uji elektrolit ini digunakan untuk menguji berbagai larutan. Pada tahap
perencanaan dan tahap pelaksanaan proyek ini siswa diberikan kesempatan
untuk mengamati secara langsung gejala-gejala yang ditimbulkan pada alat
uji elektrolit sehingga siswa mampu melaporkan hasil observasinya.
Keadaan ini menggambarkan bahwa dengan model pembelajaran berbasis
proyek siswa dapat mencapai keterampilan mengobservasi dan melaporkan
hasil observasi dengan baik.
Melalui melakukan proses kegiatan pembelajaran ini, siswa mampu
berpikir kritis dengan baik. Hal ini pun sejalan dengan teori yang dijelaskan
oleh Zulfiani bahwa praktikum diyakini sebagai metode yang paling tepat
dalam mengajarkan konsep-konsep sains, karena sains berasal dari hal-hal
yang bersifat fakta.6 Seseorang belajar jauh lebih baik melalui
keterlibatannya secara aktif dalam proses belajar, yakni berpikir tentang
apa yang dipelajari kemudian menerapkan apa yang telah dipelajari dalam
situasi nyata.7 Metode pembelajaran ini pun dapat mendukung
pembelajaran berbasis proyek didalam kelas.
Hal ini pun didukung oleh jawaban siswa pada lembar kerja siswa saat
melakukan kegiatan pembelajaran, mereka aktif berdiskusi untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada lks tersebut. Di dalam
lembar kerja siswa terdapat perintah untuk menuliskan hasil pengamatan
saat menguji alat uji elektrolit.
6Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 104. 7Ida Ayu Kade Sastrika, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Pemahaman Konsep Kimia Dan Keterampilan Berpikir Kritis” e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA Vol. 3 Tahun 2013 h.7
80
6) Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
Indikator keterampilan berpikir kritis yang keenam adalah
mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi. Keterampilan
mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi adalah keterampilan
dalam menggunakan teori yang telah dipelajari sebelumnya. Pada soal
essay yang memuat indikator ini siswa diharapkan mampu untuk
menyatakan tafsiran dengan diberikannya soal mengenai alasan air buah
jeruk mampu menghantarkan arus listrik. Pencapaian indikator
mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi ini diukur melalui soal
essay nomor 21(lampiran 2).
Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada
kategori cukup. Pencapaian ini berada pada kategori cukup disebabkan
karena penerapan model pembelajaran berbasis proyek di dalam kelas, pada
saat tahapan kesimpulan proyek terdapat kegiatan pameran alat uji
elektrolit didepan kelas. Siswa dituntut untuk menjelaskan alat uji elektrolit
tersebut. Pencapaian keterampilan mendeduksi dan mempertimbangkan
hasil deduksi pada siswa kelompok tinggi dengan kategori cukup, pada
kelompok sedang dengan kategori baik, dan pada kelompok rendah dengan
kategori baik.
Perbedaan data statistik dari setiap kelompok siswa ini disebabkan
karena faktor dalam diri siswa, salah satu faktor ini adalah rendahnya
kemampuan logika yang dimiliki sebagian siswa, hal ini dibuktikan saat
mengerjakan soal-soal keterampilan berpikir kritis, sebagian siswa yang
mengeluh dan bertanya tentang maksud soal ini dan siswa belum mampu
menghubungkan konsep prasyarat dengan konsep yang sedang dipelajari.
Padahal jika siswa membaca dengan seksama dan bersabar dalam
memahami soal ini, sebagian siswa akan mampu menjawabnya secara
tepat. Berikut ini hasil wawancara yang akan memperkuat alasan mengapa
sub keterampilan ini dalam kategori cukup.
Tanya:”Pada soal nomor 5, bagaimana kamu bisa menjawab soal
ini?Apakah kamu mengalami kesulitan?”
81
Kelompok Tinggi:”Saya hanya tahu kalau air jeruk itu elektrolit lemah
karena sudah praktek, dan sedikit sulit.
Kelompok Sedang:”Saya bisa karena sudah mencoba air jeruk saat di
lab.”
Kelompok Rendah:”Saya bisa karena sudah praktek kak.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas, beberapa siswa hanya mengetahui
bahwa air jeruk termasuk larutan elektrolit lemah saja namun tidak
mengetahui mengapa penyebab air jeruk tersebut bersifat elektrolit lemah.
Hal ini disebabkan karena siswa belum mampu mengetahui cara
menghubungkan materi prasyarat dengan materi yang sedang dipelajari
sehingga mereka mengalami sedikit kesuliitan.
7) Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi
Indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang ketujuh adalah
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi. Keterampilan
menginduksi adalah kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan
berdasarkan keadaan-keadaan yang khusus untuk diperlakukan secara
umum. Pada soal essay yang memuat indikator ini siswa diharapkan
mampu membuat kesimpulan pengelompokkan larutan elektrolit kedalam
larutan elektrolit (kuat/lemah) dan larutan nonelektrolit. Pencapaian
indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi ini diukur
melalui soal essay nomor 12 (lampiran 2 ).
Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada
kategori sangat baik. Pencapaian ini berada pada kategori sangat baik
disebabkan karena penerapan model pembelajaran berbasis proyek di
dalam kelas, pada saat tahapan pelaksanaan proyek penyebaran siswa pada
setiap kelompok merata, artinya disetiap kelompok terdapat siswa yang
berlevel kognitif tinggi, sedang, dan rendah, sehingga mengakibatkan siswa
yang berlevel kognitif rendah mampu menjawab soal menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi yang diberikan guru dengan baik. Selain
itu, hal ini pun teramati pada saat diskusi berlangsung, dengan adanya
diskusi dalam pembelajaran ini memberikan siswa yang berada pada
82
kelompok tinggi, sedang dan rendah saling membantu untuk memahami
konsep materi ini dan mereka pun bisa untuk menarik kesimpulan
berdasarkan keadaan-keadaan yang khusus untuk diperlakukan secara
umum. Selain itu, dikarenakan siswa telah mengalami pengalaman
praktikum dilaboratorium, sehingga memudahkan siswa dalam menjawab
atau menyimpulkan soal ini. Menurut Sanjaya, kemampuan berpikir logis
akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta
keluasan pengalaman.8 Hal ini pun didukung oleh hasil wawancara kepada
siswa sebagai berikut ini:
Tanya :”Pada soal nomor 7, bagaimana kamu bisa menjawab soal mengenai
membuat kesimpulan larutan elektrolit yang disajikan dalam sebuah tabel?
Apakah kamu mengalami kesulitan?”
Jawaban kelompok tinggi:”Kan saya sudah belajar kak dan sudah praktik
juga, dan tidak mengalami kesulitan.”
Jawaban kelompok sedang:”Ya bisa aja kak, karna sudah diskusi sama
temen-temen pas praktek dan mudah kak soalnya.”
Jawaban kelompok rendah:”Kan sudah belajar dan baca lks, jadi saya tahu
kak dan tidak mengalami kesulitan.”
8) Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan
Indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang kedelapan adalah
membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan. Pada soal essay yang
memuat indikator ini siswa diharapkan mampu menerapkan prinsip-prinsip
dengan mengelompokkan berbagai larutan ke dalam larutan elektrolit
(kuat/lemah)dan larutan non elektrolit. Pencapaian indikator membuat dan
mempertimbangkan nilai keputusan ini diukur melalui soal essay nomor 13
(lampiran 2).
Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada
kategori sangat baik. Pencapaian ini berada pada kategori sangat baik
disebabkan karena penerapan model pembelajaran berbasis proyek di
8Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, (Jakarta:
Kencana Pranada Media, 2011), h. 204.
83
dalam kelas, pada saat tahap penyelidikan terbimbing dan pembuatan
produk. Hal ini dapat teramati pada saat berdiskusi dikelas, siswa dituntut
agar mampu secara cepat memperoleh informasi melalui sumber-sumber
informasi, saat mereka mampu menemukan informasi yang tepat secara
otomatis siswa mampu membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan
dengan baik. Jika ditinjau dari jawaban siswa terhadap soal mengenai
mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah,
dan larutan elektrolit kuat, ada beberapa larutan yang belum dipraktekkan
namun mereka mengetahui pengelompokkan larutan tersebut, hal ini pun
sudah menunjukkan bahwa siswa membaca informasi didalam buku atau di
internet saat proses pembelajaran.
9) Mendefinisikan istilah, dan mempertimbangkan definisi
Indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang kesembilan adalah
mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi. Pada tes soal essay,
siswa diharapkan mampu memberikan strategi definisi (tindakan
mengidentifikasi persamaan) dengan menjawab soal mengenai peristiwa
hantaran listrik dan siswa diminta untuk menghubungkan peristiwa
tersebut. Pencapaian indikator mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan hasil induksi ini diukur pada soal essay nomor 15
(lampiran 2).
Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada
kategori sangat baik. Pencapaian ini berada pada kategori sangat baik
disebabkan karena penerapan model pembelajaran berbasis proyek di
dalam kelas, pada saat tahapan kesimpulan proyek siswa didorong agar
mampu menjelaskan kembali materi yang berkaitan dengan larutan
elektrolit dan larutan nonelektrolit. Pada saat tahap perencanaan proyek
atau pada saat proses pembelajaran berlangsung, guru meminta setiap
perwakilan kelompok untuk mengemukakan definisi larutan elektrolit dan
larutan nonelektrolit setelah penayangan video usai dan hasilnya siswa
mampu mendefiniskan larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit dengan
84
baik. Selain itu, pada tes essay pun siswa mampu menjawab soal tersebut
dengan baik.
10) Mengidentifikasi Asumsi
Indikator keterampilan berpikir kritis yang kesepuluh adalah
mengidentifikasi asumsi. Menurut Jhonson, asumsi adalah ide-ide yang kita
terima apa adanya.9 Pencapaian indikator mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan hasil induksi ini diukur pada soal essay nomor 17
(lampiran 2). Pada tes essay, siswa diharapkan mampu merekonstruksi
argumen mengenai penyebab larutan elektrolit itu kuat dan lemah.
Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada
kategori kurang. Indikator ini merupakan indikator dengan persentase
terendah jika dibandingkan dengan indikator keterampilan berpikir kritis
yang lain. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Fitria Takhlisi,
keterampilan mengidentifikasi asumsi memiliki kategori yang lebih tinggi
dibandingkan dengan penelitian ini. Rendahnya keterampilan berpikir kritis
ini disebabkan karena terdapat beberapa siswa yang tidak aktif saat
praktikum dan ada beberapa siswa yang tidak ikut berkontribusi dalam
membuat alat uji elektrolit terutama saat mencari informasi di internet atau
buku. Sehingga siswa kurang memahami konsep mengenai penyebab
larutan elektrolit itu bisa bersifat kuat dan lemah. Hal ini, dibuktikan
dengan hasil wawancara kepada siswa.
Tanya:”Pada soal nomor 9, Bagaimana kamu bisa menjawab soal
ini?Apakah kamu mengalami kesulitan?
Jawaban Kelompok Tinggi:”Lumayan bisa karena sudah praktikum, tapi
saya belum tahu penyebabnya kak”
Jawaban Kelompok Sedang:”Saya bingung kak alasannya.”
Jawaban Kelompok Rendah:”Saya bingung alasannya kak.”
9Elaine B jhonson, Contextual Teaching & Learning (Menjadikan Kegiatan Belajar-
Mengajar Mengasyikan dan Bermakna, (Bandung: Mizan Learning Center, 2006), h. 195.
85
11) Memutuskan Suatu Tindakan
Indikator keterampilan berpikir kritis yang kesebalas adalah
memutuskan suatu tindakan. Pada indikator ini siswa diharapkan mampu
memilih kriteria untuk mempertimbangkan solusi yang memungkinkan
atau memutuskan hal-hal yang diinginkan. Pencapaian indikator
mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan hasil induksi ini diukur
pada soal essay nomor 19 (lampiran 2).
Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada
kategori baik. Pencapaian ini berada pada kategori baik disebabkan karena
penerapan model pembelajaran berbasis proyek di dalam kelas, pada saat
tahap penyelidikan terbimbing dan pembuatan produk. Pada tes essay yang
memuat indikator ini siswa diharapkan mampu untuk memutuskan suatu
tindakan jika diberikan soal yang memuat sebuah fenomena tentang gardu-
gardu listrik yang terendam oleh air banjir. Secara keseluruhan siswa
mampu menjawab dengan baik pertanyaan tersebut. Hal ini disebabkan
karena tes essay ini memuat sebuah fenomena yang pernah dilihat atau
dialami oleh para siswa, sehingga memudahkan siswa untuk berpikir kritis
terutama dalam hal memutuskan suatu tindakan.
12) Berinteraksi dengan orang lain
Indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang kedua belas adalah
berinteraksi dengan orang lain. Pada indikator ini, siswa diharapkan
mampu melakukan diskusi kelompok mengenai materi yang dipelajari
terutama saat membuat sebuah proyek, mengisi lembar kerja siswa,
melakukan kegiatan praktikum, dan saat mempersentasikan alat uji
elektrolit serta mempersentasikan poster hasil praktikum bersama tim
kelompoknya.
Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada
kategori sangat baik. Ketercapaian keterampilan ini dapat teramati pada
saat siswa melakukan pembelajaran didalam kelas dan di laboratorium, dari
hasil pengamatan terlihat bahwa siswa berdiskusi pada tahap perencanaan
proyek sampai tahap kesimpulan proyek dan munculnya keterampilan ini
86
pada saat guru menayangkan video, saat memberikan lks, saat memberikan
lembar proyek, saat pembuatan proyek dan praktikum. Setiap kelompok
siswa yang terdiri dari kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok
rendah ini bekerja sama dalam satu tim untuk membuat satu proyek yang
harus diselesaikan dalam jangka waktu lima hari dan secara otomatis setiap
anggota tim saling bertukar ide atau membagi tugas.
Hal ini terbukti dari hasil penilaian sejawat/sesama siswa yang
menjelaskan bahwa mereka mampu belajar secara mandiri. Keadaan ini
membuktikan bahwa model pembelajaran berbasis proyek ini dapat
membantu siswa untuk mencapai keterampilan berinteraksi dengan orang
lain dengan kategori sangat baik, sebab model ini memiliki prinsip otonomi
yaitu menuntut siswa untuk belajar mandiri saat melaksanakan proses
pembelajaran dan dalam hal ini guru hanya berperan sebagai fasilitator dan
motivator untuk mendorong tumbuhnya kemandirian siswa, sehingga siswa
dipacu untuk berdiskusi dengan kelompok lain untuk menyelesaikan tugas
proyek yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan data hasil tes essay keterampilan berpikir kritis, dan lembar
observasi dapat diketahui bahwa rata-rata pencapaian keterampilan seluruh
siswa termasuk dalam kategori baik. Pencapaian indikator keterampilan
berpikir kritis yang tertinggi diperoleh oleh indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi dengan kategori sangat baik, sedangkan
pencapaian indikator keterampilan berpikir kritis yang terendah diperoleh oleh
indikator mengidentifikasi asumsi.
Rendahnya indikator ini disebabkan karena terdapat beberapa siswa yang
tidak aktif saat praktikum dan ada beberapa siswa yang tidak ikut berkontribusi
dalam membuat alat uji elektrolit terutama saat mencari informasi di internet
atau buku. Sehingga siswa kurang memahami konsep mengenai penyebab
larutan elektrolit itu bisa bersifat kuat dan lemah. Hal ini pun senada dengan
penelitian yang dilakukan oleh Gebi Dwiyanti dan Siti Darsati bahwa aspek
keterampilan berpikir kritis yang keempat itu tergolong kurang karena
disebabkan oleh penguasaan konsep prasyarat siswa yang tidak baik, sehingga
87
siswa tidak dapat memberikan penjelasan dengan baik. Alasan yang lain adalah
siswa tidak dapat menghubungkan konsep-konsep yang telah dimiliki dan tidak
dapat mengaitkannya dengan suatu fenomena yang terjadi pada praktikum
yang dilakukan.10
Model pembelajaran berbasis proyek mampu meningkatkan motivasi
belajar dan siswa sangat tekun, berusaha keras untuk menyelesaikan proyek,
siswa merasa lebih bergairah dalam pembelajaran, dan dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis. Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian Sri
Wahyuni yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran
berbasis proyek terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Hal yang sama pun
dikemukakan oleh Fitri Takhlisi yang menjelaskan pembelajaran inquiri
terbimbing dapat menciptakan suasana pembelajaran yang membuat siswa aktif
dan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa11
. Selain itu,
penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani Dwi Astuti pun menjelaskan bahwa
pencapaian keterampilan berpikir kritis seluruh siswa secara umum dikatakan
baik dengan menggunakan pembelajaran Learning Cycle tipe Hypotetical
Dedustive.12
10Gebi Dwiyanti dan Siti Darsati. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sma Kelas X Dan Xi
Pada Pembelajaran Kimia Menggunakan Metoda Praktikum. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA
UPI. h. 6. Di unduh dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/195603231981012-
SITI_DARSATI/Makalah_Semnaskim.pdf
11Fitria, Takhlisi. Analisis keterampilan berpikir kritis dalam model pembelajaran
inquiry(guided inquiry) pada materi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. h. 74. 12
Oktaviani dwi astuti. Analisis keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran
learning cycle tipe hypothetical deductive. h. 67.
88
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas
keterampilan berpikir kritis siswa kelas X-MIA setelah diterapkannya
model pembelajaran berbasis proyek dan untuk mengetahui perbedaan
kualitas keterampilan berpikir kritis setelah penerapan model
pembelajaran berbasis proyek. Berdasarkan hasil temuan penelitian dan
pembahasan pada bab IV, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan kualitas keterampilan berpikir kritis untuk setiap
kelompok siswa (tinggi, sedang, dan rendah) tergolong baik dan dapat
dikembangkan secara optimal.
2. Terdapat perbedaan Kualitas keterampilan berpikir kritis pada
kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah. Indikator
bertanya dan menjawab pertanyaan; Membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi; Mengidentifikasi asumsi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti
merekomendasikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru :
a. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
proyek disarankan lebih sering diterapkan karena dapat melatih
keterampilan berpikir kritis siswa.
b. Jika guru akan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek,
hendaknya memperhatikan karakteristik siswa yang akan diajarkan
misalnya siswa yang memiliki karakter pekerja
keras/semangat/tekun dalam belajar, karakteristik materi yang akan
diajarkan sebaiknya bersifat kontekstual agar siswa tidak kesulitan
dalam menerapkan konsep menjadi suatu proyek, jenis proyek
89
yang akan diberikan kepada siswa harus sesuai dengan kemampuan
siswa, alokasi waktu dalam menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek harus cukup agar proses pembelajarn dikelas
menjadi efektif dan efisien.
2. Bagi peneliti selanjutnya
a. Perlu dilakukan penelitian pada materi pembelajaran kimia yang
lainnya yang berpotensi dapat mengembangkan keterampilan
berpikir kritis siswa.
b. Pada saat pembuatan proyek sebaiknya peneliti terus memantau
perkembangan kemajuan proyek tersebut agar semangat siswa
semakin menggebu.
90
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking.
Departemen Pendidikan Nasional.
Arifin, Zaenal. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Baker, Erica. 2011. Project-Bades Learning Model: Relevant Learning for the
21st Century. Amerika: Pacific Education Insttitute.
Bono, Edward de. 2007. Revolusi Berpikir Edward De Bono:Belajar Berpikir
Canggih dan Kreatif dalam Memecahkan masalah dan Memantik Ide-ide
Baru. Bandung: Kaifa.
Daryanto. 2013. Strategi dan Tahapan Mengajar Bekal Keterampilan Dasar bagi
Guru. Bandung: Yrama Widya.
Educational Technology Division Ministry of Education. 2006. Project Based
Learning Handbook “Educating the Millennial Learner”. Kuala Lumpur:
Communication and Training Sector.
Elaine B, Jhonson. 2007. Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan
Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning
Center(MLC).
Ennis, Robert H. 1996. Critical Thinking. New York: The New York Company.
Evertson, Carolyn M. and Weinstein, Carol S (eds). 2006. Handbook of
Classroom Management. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates
Publishers.
Fisher, Alec. 2008. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: PT.Gelora Aksara
Pratama.
Gowin, D.Bob. 2005. The Art of Educating with V Diagrams. New york:
Cambridge University Press.
91
Husamah. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Panduan
dalam Merancang Pembelajaran untuk Mendukung Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustakakaraya, 2013.
http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_ipa/article/download/
399/191
Istiqomah. Analisis Keterampilan Berpikir Kritis dengan Menggunakan
PBL”Skripsi pada Strata satu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.2012. Tidak
dipublikasian.
Kurniawan, Annas. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap
keterampilan berpikir kritis dan sikap terkait siswa SMP.
Laurens, Joyce M. "integrasi riset dan desain:sebuah pendekatan dalam
pembelajaran di studio perancangan. prosedding seminar nasional" jurnal
Seminar nasional Pendidikan Arsitektur profesional Denpasar, 9-10 februari
2008. http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/99-035/3.5-
Joyce%20M.Laurens.pdf diunduh pada 09 januari 2014 14.43 WIB.
Liliasari, "Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia menuju
Profesionalisme guru".
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19490927197
8032-LILIASARI/BERPIKIR_KRITIS_Dlm_Pembel_09.pdf diunduh 09
januari 2014 17.04 WIB.
Litbang Kemendikbud..2013. di unduh di
http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-pisa.
Luthvitasari, Navhies. Implementasi Pembelajarn Berbasis Proyek Pada
Keterampilan Berpikir dan Kemahiran Generik Sains.
Munawaroh, Rosyidatul., Subali,Bambang, dan Sopyan, Achmad. “Penerapan
Model Project Based Learning Untuk Membangun Empat Pilar
Pembelajaraan siswa smp”.Jurnal dari Unnes Physics Education
Journal/2012 http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej
Mutma’innah. Penerapan Pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran
praktikum terhadap literasi inkuiri ilmiah dan keterampilan berpikir kreatif
siswa smp pada materi sistem pencernaan.Tesis dari UPI, 2013.
Orlich, Donald C. 2010. Teaching Strategies A Guide to Effective Instruction.
USA:Wadsworth Cengage Learning.
Patmawati, Herti. “Analisis Keterampilan Berpikir Siswa Pada Pembelajaran
Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit Dengan Praktikum”, Skripsi Pada
Strata satu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011. Tidak dipublikasikan.
92
Patton, Alec. 2012. Work that Matters: The Teacher’s guide to Project-Based
Learning. UK: The Paul Hamlyn Foundation.
Pendis.Kemenag. Salinan Lampiran Permendikbud No.65 th.2013.
http://www.pendis.kemenag.go.id/pai/file/dokumen/06.B.SalinanLampiranP
ermendikbudNo.65th2013ttgStandarIsi.pdf Di unduh pada 26 Maret 2014
Purba, Michael. 2012. Kimia Untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga.
Purwanto, Ngalim. 2013. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Railsback, Jennifer. 2002. Project Based Instruction “Creating Excitement for
Learning”. Northwest Regional: Educational Laboratory.
Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung:Alfabeta.
Rusman. 2012. Model-model pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sastrika Ida Ayu Kade., Sadia, I Wayan, dan Muderawan, I Wayan. Pengaruh
Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep Kimia
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Pada Mata Pelajaran Kimia.e-journal
program pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Prodi IPA. (3) Tahun
2013.
Sihotang, Kasdin. 2012. Critical Thinking Membangun Pemikiran Logis. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Slavin, Robert E. 2009. Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik Edisi Kedelapan
Jilid 2, Terj. Marianto Samosir. Jakarta: PT.Indeks.
Subiantoro, Agung W. Pentingnya Praktium dalam Pembelajaran IPA.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PPM_PENTINGNYA%20PRA
KTIKUM.pdf Di unduh pada 26 Maret 2014.
Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidian. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Sugiyono. 2010. Metode penelitian Pendidikan (Pendidikan kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
93
Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Syaodih, Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.Remaja
Rosadakarya.
Thomas, John W. 2000. A review of Reasearch on Project-Based Learning.
California: The Autodesk Foundation.
Tilaar, H.A.R. 2005. Manifesto Pendidikan Nasional tinjauan dari perspektif
postmodernisme dan studi kultural kompas Indonesia. Jakarta: Buku
Kompas.
Wanda, Teays. 2006. Second thought:critical thinking for a diverse society. New
York: Mc Graw-Hill Companies.
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan
Konseptual Operasiona Edisi satu. Jakarta: Bumi Aksara.
Wiyarsi, Antuni. Penerapan Pembelajaran Berbasis Projek Pada Perkuliahan
Workshop Pendidikan Kimia Untuk Meningkatkan Kemandirian Dan
Prestasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Prodi Kimia UNY Jilid 12 No.1 Tahun
2009
Zuchdi, Darmiyati. 2009. Humanisasi Pendidikan Menemukan Kembali
Pendidikan yang Manusiawi. Jakarta: Bumi Aksara.
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Identitas
Identitas Sekolah : SMA / MA
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas /Semester : X / 1
Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan :Ke-1
B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
KD
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel
materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
Lampiran 1
95
KD
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet,
teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi
yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
KD
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya
alam.
KD
2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat
keputusan.
KD
3.8
Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.
Indikator:
Membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan daya hantar listrik melalui penayangan video.
KD
4.8
Merancang, melakukan dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non-
elektrolit.
Indikator:
Menyusun perencanaan proyek mengenai perancangan alat identifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses mengkaji literatur, menanya, berdiskusi, merancang dan melakukan percobaan peserta didik dapat :
Membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan daya hantar listrik melalui penayangan video.
Menyusun perencanaan proyek mengenai perancangan alat identifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit.
96
97
isolator dan semikonduktor?Lalu,
Apakah larutan memiliki sifat yang
sama?.
Menampilkan video yang berkaitan
dengan larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
bersifat semikonduktor adalah
silikon dan karbon.
Ya, larutan pun memiliki sifat
menghantarkan listrik.
Siswa memperhatikan dan
membuat catatan penting
Mengembangkan
sebuah Driving
question
Bertanya mengenai video yang telah
ditampilkan:
-Apakah hasil pengamatan kelompok
kalian terhadap video tersebut?
-Apakah akuades dan cairan lainnya
termasuk elektrolit juga?
-Apakah dalam tubuh kita terdapat
larutan elektrolit juga
-Bagaimana membuktikan bahwa suatu
larutan bersifat elektrolit?
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru:
-Larutan NaCl bisa menghantarkan
arus listrik dan larutan gula tidak bisa.
-Iya termasuk elektrolit
-Iya di dalam tubuh kita terdapat
elektrolit karena kita bisa kesetrum
-Dengan menguji cairan elektrolit
tersebut menggunakan alat uji
elektrolit.
Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang disampaikan
oleh guru.
(7)Menginduksi
dan mempertim-
bangkan hasil
induksi
10 menit
98
b. Kegiatan Inti
Tahapan Project
Based Learning Komponen Project
Based Learning Aktifitas Guru Aktifitas Siswa
Sub Indikator
Keterampilan
berpikir kritis.
Alokasi
Waktu
Tahap
Perencanaan
Proyek
Pemilihan konten dan
penggabungan dengan
non konten
Meminta masing-masing siswa
untuk duduk berdasarkan
kelompoknya.
Memberikan lembar kerja siswa
kepada masing-masing kelompok.
Menginstruksikan agar setiap
kelompok memperhatikan video
yang akan ditayangkan dan setelah
video ditayangkan siswa harus
menjawab soal yang terdapat di
lembar kerja siswa.
Menampilkan video mengenai
pengujian daya hantar listrik
larutan.
Meminta siswa untuk mengisi LKS
secara berkelompok.
Meminta untuk menjelaskan
pengertian larutan elektrolit dan
larutan nonelektrolit beserta
contohnya?.
Meminta untuk menjelaskan
gejala-gejala yang menandai
hantaran listrik melalui larutan.
Menyiapkan kelompoknya.
Membaca lembar kerja siswa
yang dibagikan.
Setiap kelompok memberitahu
anggota kelompok yang lain agar
menyimak penayangan video
tersebut.
Siswa melihat dengan seksama isi
video tersebut.
Mengisi LKS secara berkelompok.
Larutan elektrolit adalah larutan
yang mampu menghantarkan
arus listrik, sedangkan larutan
nonelektrolit sebaliknya.
Contohnya garam dan gula.
Terdapat nyala lampu dan
banyak gelembung untuk larutan
elektrolit, sedangkan larutan
nonelektrolit tidak ada nyala
15 menit
(5)Mengobser-
vasi &
mempertim-
bangkan
laporan
observasi.
(5)Mengobser-
vasi &
mempertim-
bangkan
99
Kesimpulan yang diperoleh
berdasarkan video yang telah
ditampilkan.
lampu dan tidak ada gelembung
gas.
Larutan elektrolit adalah larutan
yang bisa menghantarkan listrik.
Larutan nonelektrolit adalah
larutan yang tidak mampu
menghantarkan arus listrik.
laporan
observasi.
(6) Menginduksi &
mempertimbangkan
hasil induksi
Menentukan cakupan
proyek dan ide Menginstruksikan siswa untuk
membuat sebuah alat uji elektrolit
sederhana dan memodifikasi
indikator alat identifikasi larutan
elektrolit & non elektrolit dalam
kehidupan sehari-hari yang akan
digunakan pada saat eksperimen
serta membuat poster untuk lomba
tentang eksperimen hasil kerja
kelompoknya di pertemuan kedua &
pertemuan ketiga.
Menyimak instruksi guru dan
menSearching di google tentang
alat identifikasi larutan elektrolit
dan non elektrolit.
(5)Mengobservasi
dan
mempertimbang-
kan laporan
observasi.
5 menit
Perencanaan
assessment
Membagikan lembar desain project,
lembar manajemen tugas, dan
menjelaskan bahwa setiap kelompok
harus membuat sebuah project berupa
pembuatan alat uji elektrolit yang
dimodifikasi alat identifikasi larutan
elektrolit dan non elektrolit dalam
kehidupan sehari-hari serta
mempresentasikan project yang telah
dibuat.
Mendiskusikan project yang akan
dikerjakan bersama, dan memberi
tugas secara merata kepada setiap
anggota kelompok
(4)Mempertim-
bangkan apakah
sumber dapat
dipercaya atau
tidak
10 menit
Mengatur sumber Meminta siswa untuk menjelaskan hasil
diskusi kelompok mereka.
Perwakilan siswa dari masing-masing
kelompok menjelaskan hasil diskusi
(5)Mengobser-
vasi dan 20 menit
100
c. Kegiatan Akhir
Tahapan Project
Based Learning
Komponen Project Based
Learning
Aktifitas Guru Aktifitas Siswa Alokasi
Waktu
Tahap Perencanaan
Proyek
Kegiatan Akhir Meminta siswa untuk mengumpulkan
lembar desain project dan memberikan
masukan terhadap bahan serta alat yang
akan digunakan.
Memberikan hasil diskusi lembar desain project
dan menanyakan beberapa hal mengenai alat dan
bahan yang akan digunakan
5 menit
Mengembalikan lembar desain project
dan menjelaskan bahwa pertemuan
selanjutnya adalah laporan progress
project yang dijalankan.
Meminta siswa untuk menyimpulkan
Menulis di dalam lembar managemen tugas
dan mengingatkan kepada kelompoknya
masing-masing.
Menyimpulkan bahwa larutan elektrolit
belajar
kelompok mereka. mempertimbang-
kan laporan
observasi
Memberikan penjelasan mengenai hal
yang kurang dipahami siswa dari
berbagai literatur yang dibaca bersama
kelompoknya.
Menanyakan informasi yang kurang
dipahami untuk bagaimana membuat
alat uji elektrolit dan memodifikasi
indikator alat identifikasi larutan
elektrolit dan non elektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
(3)Bertanya
dan Menjawab
Pertanyaan
Menentukan strategi
kelompok
Meminta siswa mendiskusikan dan
mengisi tabel managemen tugas
Mendiskusikan dan mengorganisir
tugas masing-masing siswa dengan
tabel menajemen tugas.
(4)Memper-
timbangkan
apakah sumber
dapat
dipercaya atau
tidak
10 menit
101
pertemuan pertama. adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik dan larutan non elektrolit adalah
sebaiknya.
Guru menutup pertemuan dengan berdoa
bersama
Berdoa bersama-sama
Guru mengakhiri pertemuan dengan
mengucapkan salam
Menjawab salam
G. Sumber Belajar
1. Internet
http://www.chem-is-try.org/
http://kimia.lipi.go.id/
http://www.swfcabin.com/open/1386036058
2. Buku Kimia SMA Kelas X
James,Brady.Kimia Universitas Asas & Struktur Edisi kelima Jilid I. Jakarta:Binapura Aksara.
Michael Purba. 2006. Kimia IB Untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta:Erlangga.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
3. LKS
H. Penilaian Hasil Belajar
a. Jenis Tagihan
-Lembar Kerja Siswa
b. Bentuk Instrumen
-Lembar Instrumen
Tangerang, November 2014
Guru Kimia Peneliti
Sutinah Arif Soleh, S.Pd
102
103
3. Alat dan Bahan
4. Gambarlah rangkaian alat uji elektrolit sederhana dan memodifikasi indikator alat
identifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit dalam kehidupan sehari-hari yang
akan kalian buat!
5. Buatlah Prosedur kerja atau langkah kerja pada proyek yang akan kalian buat
dengan Tim kelompok!
Alat Bahan
104
TABEL MANAJEMEN TUGAS TIM KELOMPOK
Nama Kelompok :
No Jenis Proyek yang akan
kerjakan
Penanggung Jawab
didalam Tim kelompok
Deadline
pengerjaan proyek
1 Pembuatan Alat Uji
elektrolit dan eksperimen
sederhana
18 November 2014
3 Pembuatan Poster hasil
eksperimen sederhana
25 November 2014
105
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Identitas
Identitas Sekolah : SMA / MA
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas /Semester : X / 1
Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan :Ke-2
B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Lampiran 1
106
Kompetensi Dasar
KD 1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud. kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel
materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
KD 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet,
teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi
yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
KD 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya
alam.
KD 2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat
keputusan.
KD 3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.
Indikator:
Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit serta larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah
berdasarkan hantaran listrik.
KD 4.8 Merancang, melakukan dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non-
elektrolit.
Indikator:
Merancang percobaan pengujian daya hantar listrik berbagai larutan.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses mengkaji literatur, menanya, berdiskusi, merancang dan melakukan percobaan peserta didik dapat :
Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit serta larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah
berdasarkan hantaran listriknya.
Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan daya hantar listrik.
107
108
a. Kegiatan Awal
Tahapan Project
Based Learning
Komponen Project
based Learning Aktifitas Guru Aktifitas Siswa
Sub indikator
keterampilan
berpikir kritis
Alokasi
Waktu
Tahap
Perancangan
proyek
Awal Mengucapkan salam Menjawab salam 5 menit
Menunjuk salah satu siswa untuk
memimpin doa.
Bersama-sama berdoa sebelum
belajar
Mengecek kehadiran siswa dan
meminta siswa duduk bersama
kelompoknya
Memperhatikan guru dan duduk
bersama kelompoknya
Merangsang minat,
semangat, dan perhatian
para siswa
Menunjukkan contoh larutan elektrolit
dalam kehidupan sehari-hari seperti
minuman mizone, extra jos. Kemudian
Guru bertanya :Tebak lah minuman
ini, termasuk kedalam larutan apa?
Melihat contoh larutan elektrolit
tersebut dan menjawab pertanyaan
guru bahwa larutan tersebut
termasuk larutan elektrolit.
(2)Menganalisis
Argumen 5 menit
Membangun harapan
tinggi Memberikan pertanyaan :
“Mengapa saat mencabut saklar,
tangan kita tidak boleh basah?Apa
yang akan terjadi jika tangan kita
basah?
Menjelaskan bahwa project yang
akan dilakukan sangat berguna
untuk meningkatkan kualitas
pribadi masing-masing dan akan
terlihat dari rubrik penilaian teman
sekelompok.
Karena tangan kita mengandung
air, dan air termasuk kedalam
larutan elektrolit, sehingga tangan
yang basah akan tersetrum jika
bersentuhan dengan saklar.
Siswa merasakan bahwa mereka
harus menampilkan kemampuan
yang baik dan mampu bekerja
bersama kelompok untuk
menyelesaikan project tersebut.
(1)Memfokuskan
pertanyaan.
109
Menjelaskan peraturan,
prosedur, produk,
jadwal,dan penilaian
praktik
Menjelaskan bahwa pada akhir
kegiatan, project akan ditampilkan di
depan semua kelompok dan
memberikan rubrik penilaian
presentasi.
Membaca rubrik penilaian presentasi
dan saling memotivasi sesama
anggota kelompok.
b. Kegiatan Inti
Tahapan Project
Based Learning
Komponen Project
Based Learning Aktifitas Guru Aktifitas Siswa
Sub Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Alokasi
waktu
Tahap
penyelidikan
Terbimbing dan
Pembuatan
Produk
Memfasilitasi
penggunaan sumber
belajar
Meminta setiap kelompok untuk
mengelompokkan larutan elektrolit
dan non elektrolit serta larutan
elektrolit kuat dan lemah
berdasarkan daya hantar listriknya
dengan praktikum.
Membagikan LKS bagi setiap
kelompok untuk didiskusikan
bersama kelompok.
Meminta setiap kelompok untuk
Melakukan praktikum di
laboratorium bersama masing-
masing tim kelompok.
Menerima LKS bersama
kelompok.
Menyiapkan alat dan bahan yang
(4)Mempertim-
20
menit
110
menyiapkan alat dan bahan yang
akan dipraktikumkan.
Meminta siswa untuk merangkai
alat uji elektrolit sederhana yang
telah mereka bawa.
Meminta siswa untuk mengisi
gelas kimia dengan larutan yang
akan diamati. Lalu diuji dengan
alat uji elektrolit.
Meminta siswa untuk
mengelompokkan larutan elektrolit
kedalam larutan elektrolit
kuat/lemah, dan larutan
akan digunakan.
Merangkai alat uji elektrolit yang
telah mereka bawa
Mengisi gelas kimia dengan
larutan yang akan diamati, lalu
diuji dengan alat uji elektrolit.
Mengelompokkan larutan
elektrolit kedalam larutan
elektrolit kuat/lemah, dan larutan
nonelektrolit.
bangkan apakah
sumber dapat
dipercaya atau
tidak.
(7)Menginduksi
dan
mempertimbang-
kan hasil induksi.
(4)Mempertim-
bangkan apakah
sumber dapat
dipercaya atau
tidak.
(5)Mengobservasi
dan
mempertimbang-
kan laporan
111
nonelektrolit.
Meminta siswa untuk mengulangi
kegiatan tersebut pada larutan
lainnya dengan terlebih dahulu
membersihkan elektrode sampai
kering.
Meminta siswa untuk mengisi LKS
secara berkelompok.
Meminta siswa menjelaskan
gejala-gejala yang terjadi pada
elektrolit kuat, elektrolit lemah,
dan nonelektrolit.
Meminta siswa untuk
menyebutkan contoh larutan
elektrolit yang berasal dari
Mengulangi kegiatan tersebut
pada larutan lainnya dengan
terlebih dahulu membersihkan
elektrode sampai kering.
Mengisi LKS bersama kelompok.
Elektrolit kuat:terdapat nyala
lampu terang dan banyak
gelembung gas. Elektrolit
lemah:terdapat nyala lampu
redup dan sedikit gelembung.
Nonelektrolit:tidak ada nyala
lampu dan tidak ada
gelembung gas
Larutan elektrolit senyawa ion:
NaCl dan KCl. Larutan
elektrolit senyawa kovalen:
observasi.
(8)Membuat dan
mempertimbang-
kan nilai
keputusan.
(8)Membuat dan
mempertimbang-
kan nilai keputusan
(3)Bertanya dan
Menjawab
112
senyawa ion dan larutan
elektrolit yang berasal dari
senyawa kovalen.
Meminta siswa menuliskan
reaksi ionisasi senyawa berikut
ini:
KCl
Meminta siswa menggunakan
sumber yang telah di cari dalam
pertemuan pertama berupa
jurnal/artikel/video.
HCl & CH3COOH.
KCl K+ + Cl
−
Membaca semua sumber yang
telah dicari.
Pertanyaan
(8)Membuat dan
mempertimbang-
kan nilai keputusan
Membantu siswa
menentukan tugas dan
kemajuan
Memperhatikan siswa yang sedang
melaksankan project mereka.
Melakukan eksperimen sederhana. (12)Berinteraksi
dengan orang lain.
Memberikan saran kepada murid yang
memiliki kendala saat dalam
pengerjaan proyek.
Mencatat saran-saran yang
disampaikan oleh guru.
(5)Mencatat hal-hal
yang di inginkan.
Scaffolding
Mengingatkan agar proyek yang
dibuat harus segera selesai sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan
Merapikan data-data hasil praktikum
yang akan dipersentasikan pada
pertemuan terakhir(tahap kesimpulan
(5)Mencatat hal-hal
yang di inginkan.
(4)Mempertimbang-
10
menit
113
agar pada saat tahap pameran alat
identifikasi larutan elektrolit dan non
elektrolit dan poster hasil praktikum
telah siap untuk dipresentasikan di
depan kelas.
proyek) kan apakah sumber
dapat dipercaya atau
tidak
Mengusahakan
keterampilan presentasi
Meminta siswa untuk mendiskusikan
konten/materi yang akan
dipresentasikan.
Mendiskusikan konten/materi yang
akan dipresentasikan bersama
kelompoknya.
(7)Menginduksi &
mempertimbangkan
hasil induksi
114
c. Kegiatan Akhir
G. Sumber Belajar :
1. Buku Kimia kelas X
James,Brady.Kimia Universitas Asas & Struktur Edisi kelima Jilid I. Jakarta:Binapura Aksara
Michael Purba. 2006. Kimia IB Untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta:Erlangga.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
2. Lembar Kerja Siswa
3. Internet
http://www.chem-is-try.org/
http://kimia.lipi.go.id/
http://www.swfcabin.com/open/1386036058
Tahapan Project
Based Learning
Komponen Project
Based Learning Aktifitas Guru Aktifitas Siswa
Alokasi
Waktu
-
Kegiatan Akhir,
penutup Menjelaskan bahwa pertemuan selanjutnya
adalah presentasi project dan penjelasan
konten/materi dalam bentuk poster.
Meminta Siswa untuk menyimpulkan
pertemuan ini.
Menulis di dalam lembar managemen tugas
dan mengingatkan kepada kelompoknya
masing-masing.
Menyimpulkan mengenai pelajaran hari ini.
5 menit
Guru menutup pertemuan dengan berdoa
bersama
Berdoa bersama-sama
Guru mengakhiri pertemuan dengan
mengucapkan salam
Menjawab salam
115
H. Alat dan Bahan yang digunakan:
Alat
1. Spidol
2. Gelas kimia
3. Baterai kotak 12 volt
4. Kancing kutub baterei
5. Elektroda (paku/tembaga/alumunium foil)
6. Kabel
Bahan
Berdasarkan Bentuk Zat
Nama Zat Bentuk Zat Jumlah Zat
NaOH Murni 3 gram
Larutan 3 gram/30 ML
Berdasarkan Jenis Zat
Nama Zat Bentuk Zat Jumlah Zat
Asam Asetat Asam 50 ML
Natrium Klorida Garam 50 ML
Alkohol Senyawa Organik 50 ML
Larutan Gula Senyawa Organik 50 ML
7. Fitting (dudukan lampu)
8. Lampu kecil
lampu)
116
I. Penilaian:
LKS, Lembar Observasi
Tangerang, November 2014
Peneliti
Sutinah
Guru Kimia
Arif Soleh, S.Pd
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Identitas
Identitas Sekolah : SMA / MA
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas /Semester : X / 1
Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan :Ke-3
B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
Lampiran 1
118
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
KD 1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel
materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
KD 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet,
teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta
berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
KD 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya
alam.
KD 2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat
keputusan.
KD 3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.
Indikator:
Menganalisis penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik.
KD 4.8 Merancang, melakukan dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan
119
120
E. Model / Metode Pembelajaran
Project based Learning / Diskusi
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan
Tahapan
Project Based
Learning
Komponen
Project Based
Learning
Aktifitas Guru Aktifitas Siswa
Sub Indikator
Keterampilan
Berpikir kritis
Alokasi
Waktu
Tahap
kesimpulan
proyek
Awal,
pembukaan
Mengucapkan salam Menjawab salam 5 menit
Menunjuk siswa memimpin doa Bersama-sama berdoa sebelum belajar
Mengecek kehadiran siswa Memperhatikan guru
Bertanya: “Berdasarkan hasil percobaan
yang telah dilakukan oleh tim kelompok
kalian, Bisakah kalian menjelaskan
penyebab larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik?
Karena terdapat ion-ion yang bergerak
bebas, sehingga larutan itu mampu
menghantarkan arus listrik.
(1)Memfokuskan
Pertanyaan
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Siswa menyimak
121
b. Kegiatan Inti
Tahapan
Project Based
Learning
Komponen
Project Based
Learning
Aktifitas Guru Aktifitas Siswa
Sub Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Alokasi
Waktu
Tahap
kesimpulan
proyek
Tahap pameran
Meminta siswa menyiapkan
kelompoknya untuk mempresentasikan
hasil eksperimen dalam bentuk poster
didepan kelas.
Membaca sumber yang telah dibawa dari
rumah.
(9)Mendefiniskan
dan
mempertimbangkan
suatu definisi.
(10)Mengidentifikasi
Asumsi
25 menit
Meminta salah satu kelompok untuk
mempresentasikan project di depan kelas
Mempresentasikan project. (12)Berinteraksi
dengan orang lain
Meminta masing-masing siswa aktif
untuk berdiskusi (bertanya hal yang
kurang dipahami).
Aktif dalam kegiatan diskusi
Guru menguatkan dan atau meluruskan
hasil diskusi kelompok.
Siswa menyimak dan mencatat penjelasan
guru.
Melakukan
penilaian
Menilai penampilan setiap kelompok
dengan rubrik
Menampilkan penampilan terbaik agar
mendapatkan nilai yang baik
5 menit
122
Memberikan peer assessment bagi setiap
kelompok
Masing-masing siswa menerima peer
assessment lalu mengisinya
5 menit
Memberikan beberapa komentar atas
beberapa penampilan terbaik
Mengapresiasi penampilan-penampilan
terbaik
c. Kegiatan Akhir
Tahapan Project
Based Learning
Komponen Project
Based Learning Aktifitas Guru Aktifitas Siswa
Alokasi
Waktu
Tahap
kesimpulan
proyek
Penutup
Mengucapkan rasa terimakasih atas semua kerja
keras yang dilakukan dan meluruskan
kesalahpahaman konsep saat diskusi.
Menampilkan rasa senangnya terhadap
project yang telah selesai
5 menit
Guru menutup pertemuan dengan berdoa bersama Berdoa bersama-sama
Guru mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan
salam
Menjawab salam
123
G. Sumber Belajar :
1. Internet
http://www.chem-is-try.org/
http://kimia.lipi.go.id/
http://www.swfcabin.com/open/1386036058
2. Buku Kimia SMA Kelas X
James,Brady.Kimia Universitas Asas & Struktur Edisi kelima Jilid I. Jakarta:Binapura Aksara.
Michael Purba. 2006. Kimia IB Untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta:Erlangga.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
H. Alat dan Bahan yang digunakan:
1. Infokus
2. Sound system
I. Penilaian:
Rubrik Diskusi
Rubrik Presentasi
Rubrik penilaian hasil proyek
124
1. Rubrik Diskusi (Metode Diskusi)
No. Nama Siswa Aspek Yang Dinilai
Ʃ Skor Nilai 1 2 3 4 5 6
Dst
Keterangan :
1. Kemampuan menghargai pendapat teman lain
2. Kemampuan mempertanggung jawabkan argumentasi
3. Kemampuan mengajukan pertanyaan
4. Kemampuan menggunakan banyak ide (kreatif)
5. Bersemangat ( Pantang Menyerah )
6. Kerja sama
Penskoran :
Skor 1=Tidak Baik
Skor 2 = Kurang Baik
Skor 3 = Cukup
Skor 4 = Baik
Skor 5 = Sangat Baik
125
Jumlah Skor Maksimum = 6 x 5 = 30
Nilai = (Ʃ Skor / 3) x 10 skala 100
2. Rubrik Presentasi Kelompok
No Nama Siswa Kelengkapan
Materi
Kemampuan
Presentasi
Total Skor Nilai Akhir
1. 4 3 2 1 4 3 2 1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Nilai Akhir =
x 100%
No Aspek Skor Kriteria
1. Kelengkapan materi 4 Poster terdiri dari judul;Nama Anggota Kelompok;Isi Materi; dan Daftar
Pustaka.
Poster disusun sistematis sesuai materi.
Di lengkapi dengan gambar/animasi yang menarik dan sesuai dengan
materi.
126
3 Terdapat 1 kriteria pada kelengkapan materi dari skor 4 tidak terpenuhi
2 Terdapat 2 Kriteria pada kelengkapan materi dari skor 4 tiak terpenuhi
1 Terdapat lebih dari 2 kriteria kelengkapan materi dari skor 4 tidak terpenuhi.
2. Kemampuan Presentasi 4 Dipresentasikan dengan percaya diri, antusias, dan bahasa yang lantang.
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi dalam presentasi.
Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik.
Memanajemen waktu persentasi dengan baik.
3 Terdapat 1 kriteria pada kelengkapan materi dari skor 4 tidak terpenuhi.
2 Terdapat 2 Kriteria pada kelengkapan materi dari skor 4 tiak terpenuhi.
1 Terdapat lebih dari 2 kriteria kelengkapan materi dari skor 4 tidak terpenuhi.
3. Rubrik penilaian hasil proyek1
No Aspek-aspek
Penilaian
Indikator Skor Keterangan
1 Persiapan
Mengumpulkan sumber referensi untuk membuat alat uji
identifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit
Mengisi lembar proyek yang diberikan oleh guru
2 Komponen penilaian
-Desain alat identifikasi larutan elektrolit dalam kehidupan
sehari-hari yang ditampilkan menarik.
-Alat uji identifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit tersebut
bisa berfungsi dengan baik.
Bahan yang ada pada alat itu harus terdiri dari :Alat dudukan
baterai/kayu ukuran, Batang karbon dua buah, Baterai kecil, Bel,
Kabel, dudukan baterai.
Poster harus memiliki kriteria :gambar jelas yang dilengkapi
dengan langkah kerja percobaan sederhana, Data, dan
1 http://psma.kemdikbud.go.id/files/Buku_Alat_Peraga_Kimia.pdf
127
128
Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/2
Bentuk Soal : Essay Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Alokasi Waktu : 60 menit Jumlah Soal : 22
No Indikator Keterampilan Berpikir Kritis yang akan diukur No. Soal
1 (1)Memfokuskan Pertanyaan 1*, 2
2 (2)Menganalisis Argumen 3, 4*
3 (3)Bertanya dan Menjawab Pertanyaan 5, 6, 7*
4 (4)Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak 8, 9, 10*
5 (5)Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi -
6 (6)Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi 21*, 22
7 (7)Menginduksi & mempertimbangkan hasil induksi 11, 12*
8 (8)Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan 13*, 14,
9 (9)Mendefinisikan istilah, mempertimbangkan hasil induksi 15*, 16
10 (10)Mengidentifikasi Asumsi 17*, 18
11 (11)Memutuskan suatu tindakan 19*, 20
12 (12)Berinteraksi dengan orang lain -
KISI-KISI INSTRUMEN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Lampiran 2
129
130
elektrolit
dan
nonelektr-
olit serta
larutan
elektrolit
kuat &
elektrolit
larutan,
siswa
diminta
untuk
memberik-
an
penjelasan
perbedaan
indikator
larutan
elektrolit &
nonelektro-
lit.
Berdasarkan gambar diatas, Menurut pengamatan
Anda, uraikanlah perbedaan indikator larutan
elektrolit (kuat/lemah) dan larutan non elektrolit
tersebut!(C4)
dielektroda terjadi sedikit gelembung.
Gambar 3 adalah Larutan Nonelektrolit:
Tidak ada nyala lampu, Tidak ada
gelembung dielektroda.
(2)Mengana-
lisis Argumen
Mengidentifi-
kasi kerelevanan
atau persamaan
atau perbedaan
4 Seorang siswa akan menguji tiga jenis larutan
senyawa kimia di laboratorium kimia. Menurut
analisis Anda, sebutkanlah gejala-gejala yang akan
timbul pada rangkaian alat uji larutan elektrolit
tersebut!
a. Larutan C6H12O6
b. Larutan NH4OH
c. Larutan NaOH (C4)
a. Gejala yang timbul pada senyawa
C6H12O6 adalah tidak ada nyala lampu
dan tidak ada gelembung gas.
b. Gejala yang timbul pada senyawa
NH4OH adalah nyala lampu redup dan
terdapat sedikit gelembung gas.
c. Gejala yang timbul pada senyawa NaOH
adalah nyala lampu terang dan terdapat
banyak gelembung gas.
Mengelo-
mpokkan
larutan ke
dalam
larutan
elektrolit
dan
nonelektr-
olit serta
larutan
elektrolit
kuat dan
Diberikan
soal untuk
menyebutk-
an contoh
larutan
elektrolit
yang bersifat
asam dan
basa.
(3)Bertanya
dan Menjawab
Pertanyaan
Memberikan
Contoh
Senyawa
elektrolit yang
bersifat Asam &
Basa
5 Dalam kehidupan kita sehari-hari sering
menggunakan larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Sebutkan masing-masing 2 contoh larutan elektrolit
yang bersifat asam dan basa dalam kehidupan sehari-
hari?(C3)
Larutan Elektrolit yang bersifat
Asam:HCl, H2SO4(Terdapat dalam aki)
Larutan Elektrolit yang bersifat
Basa:NaOH (terdapat dalam sabun),
NH4OH
131
elektrolit
berdasar-
kan
hantaran
listrik.
Menyim-
pulkan
bahwa
larutan
elektrolit
dapat
berupa
senyawa
ion &
senyawa
kovalen
polar.
Diberikan
soal untuk
menyebut-
kan contoh
larutan
elektrolit
yang berasal
dari senyawa
ion dan
senyawa
kovalen
polar.
Memberikan
Contoh senyawa
ion dan senyawa
kovalen polar
6 Dalam kehidupan kita sehari-hari sering
menggunakan larutan elektrolit. Sebutkanlah masing-
masing 2 contoh larutan elektrolit yang berasal dari
senyawa ion dan kovalen polar?(C3)
Senyawa ion: NaCl dan KCl
Senyawa Kovalen Polar: HCl,
CH3COOH
Menyim-
pulkan
bahwa
larutan
elektrolit
dapat
berupa
senyawa
ion &
senyawa
kovalen
polar.
Diberikan
soal untuk
menjelask-
an senyawa
yang bersifat
sebagai
elektrolit.
Memberikan
penjelasan
sederhana
7 Seorang siswa ingin menguji daya hantar senyawa
ionik dan senyawa kovalen, contohnya lelehan
NaOH dan larutan NaOH serta larutan HCl.
Mengapa senyawa kovalen polar (dalam bentuk
larutan) serta senyawa ion (dalam bentuk lelehan dan
larutan) mampu menghantarkan arus listrik!(C4)
Hal ini dikarenakan senyawa ion dalam
bentuk lelehan & larutan serta senyawa
kovalen polar dalam bentuk larutan, ion-
ionnya akan terurai dan bergerak bebas,
sehingga bisa menghantarkan arus listrik.
Mengana-
lisis
penyebab
larutan
elektrolit
Diberikan
tabel yang
terdiri dari
berbagai
bentuk zat,
(2)Membe-
rikan
Keteramp-
ilan Dasar
(4)Memperti-
mbangkan
apakah
sumber dapat
dipercaya atau
Memberikan
alasan
8 Perhatikan data pada tabel berikut ini!
Bentuk Zat Keterangan
NaOH Padatan Tidak dapat
menghantarkan
a. Karena padatan NaOH termasuk padatan
senyawa ion yang ion-ionnya tidak bisa
bergerak bebas. Sehingga tidak mampu
menghantarkan arus listrik
b. Karena ion-ion NaOH dapat bergerak
132
dapat
menghan-
tarkan arus
listrik.
siswa
diminta
untuk
menjelas-
kan alasan
mengenai
daya
hantaran
listrik.
tidak
Berdasarkan data diatas, jawablah pertanyaan berikut
ini!
a. Mengapa NaOH dalam bentuk padatan tidak
dapat menghantarkan arus listrik?
b. Mengapa NaOH dalam bentuk larutan dapat
menghantarkan arus listrik?
c. Apakah NaOH dalam bentuk lelehan juga
menghantarkan arus listrik?(C4)
Arus Listrik
NaOH Lelehan Dapat
menghantarkan
arus listrik
NaOH Larutan Dapat
menghantarkan
arus listrik
bebas, sehingga dapat menghantarkan
arus listrik.
c. Lelehan NaOH bisa menghantarkan arus
listrik, karena ion-ion tersebut dapat
bergerak bebas.
Membed-
akan
larutan
elektrolit
dan
nonelekt-
rolit
berdasar-
kan arus
listrik.
Diberikan
soal untuk
menjelask-
an penyebab
larutan
elektrolit
menghanta-
rkan arus
listrik dan
non
elektrolit
tidak
menghanta-
rakan arus
listrik.
Memberikan
alasan
9 Dua elektroda A dimasukkan ke dalam larutan cuka,
dan dua elektroda B dimasukkan ke dalam larutan
garam. Jika dialiri listrik, mengapa pada elektroda A
timbul sedikit gelembung gas dan lampu tidak
menyala, sedangkan pada elektroda B timbul banyak
gelembung gas dan lampu menyala terang?(C4)
Karena pada elektroda A termasuk
larutan elektrolit lemah sedangkan pada
elektroda B termasuk larutan elektrolit
kuat.
133
Meranca-
ng
percobaan
pengujian
daya
hantar
listrik
berbagai
larutan.
Disediakan
alat dan
bahan yang
dibutuhkan
untuk
membuat
langkah
kerja pada
percobaan
daya hantar
listrik
terhadap
larutan.
Mempertimba-
ngkan
penggunaan
prosedur yang
tepat.
10 Saat akan melakukan eksperimen tentang pengujian
daya hantar listrik larutan disediakan alat dan bahan
sebagai berikut:
1. Satu set alat uji elektrolit
2. Padatan NaOH
3. Aquades 100 mL
4. Batang Pengaduk
5. Gelas Kimia 100 mL
Tulislah prosedur kerja pengujian daya hantar listrik
pada larutan NaOH dengan menggunakan alat uji
elektrolit!(C4)
1. Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
2. melarutkan NaOH dengan menggunakan
aquades.
3. Uji daya hantar larutan dengan
mencelupkan elektrode kedalam larutan
yang akan diuji.
4. Dilakukan pengamatan pada nyala
lampu dan pada gelembung gasnya di
kedua elektroda.
5. Mencatat hasil pengamatan.
Mengelo-
mpokkan
larutan ke
dalam
larutan
elektrolit
kuat dan
elektrolit
lemah serta
berdasar-
kan
hantaran
listrik.
Diberikan
tabel
mengenai
daya hantar
listrik
berbagai
jenis air,
siswa
diminta
untuk
menyimpu-
lkan daya
hantar
listrik.
(3)Menyimp
ulkan
(7)Mengind-
uksi &
mempertimba
ngkan hasil
induksi
Membuat
Kesimpulan
atau
merumuskan
hipotesis
11 Perhatikan data percobaan daya hantar listrik dari
beberapa sumber berikut!
Berdasarkan data dari tabel diatas, buatlah
kesimpulan yang dipahami oleh Anda! (C3)
Jenis Air Nyala Lampu Gelembung
Gas
Sumur Redup Ada
Laut Redup Ada
Sungai Tidak
Menyala
Ada
Danau Tidak
Menyala
Ada
Semua air dari berbagai sumber bersifat
elektrolit.
Mengelo-
mpokkan
larutan ke
dalam
larutan
elektrolit
kuat dan
Diberikan
tabel
mengenai
daya hantar
listrik
berbagai
jenis air,
(7)Mengind-
uksi &
mempertim-
bangkan hasil
induksi
Membuat
Kesimpulan
atau
merumuskan
hipotesis
12 Diketahui data hasil eksperimen daya hantar listrik
beberapa larutan berikut:
Lar-
utan Lampu
Gelem-
bung Gas
Keterangan
1 - + Larutan elektrolit
lemah
2 + + Larutan elektrolit
Larutan 1, 3, 5 adalah larutan elektrolit
lemah, karena tidak ada nyala lampu dan
terdapat gelembung gas.
Larutan 2 adalah larutan elektrolit kuat,
karena ada nyala lampu dan terdapat
gelembung gas.
Larutan 4 & 6 adalah larutan
134
elektrolit
lemah serta
berdasar-
kan
hantaran
listrik.
siswa
diminta
untuk
menyimpu-
lkan daya
hantar
listrik.
kuat
3 - + Larutan elektrolit
lemah
4 - - Larutan
nonelektrolit
5 - + Larutan elektrolit
lemah
6 - - Larutan
nonelektrolit
Berdasarkan tabel diatas, buatlah kesimpulan
mengenai larutan elektrolit!(C3)
nonelektrolit, karena tidak ada nyala
lampu dan gelembung gas.
Mengelo-
mpokkan
larutan ke
dalam
larutan
elektrolit
kuat dan
elektrolit
lemah serta
berdasarka
n hantaran
listrik.
Diberikan
soal untuk
mengelom-
pokkan
larutan yang
termasuk
kedalam
elektrolit
kuat/lemah
atau non
elektrolit.
(8)Membuat
dan
mempertim-
bangkan nilai
keputusan
Menerapkan
Prinsip-prinsip
13 Perhatikan macam-macam larutan berikut ini!
a. Larutan garam(NaCl)
b. Larutan cuka(CH3COOH)
c. Larutan air sungai
d. Larutan Alkohol
e. Larutan Soda Api(NaOH)
f. Larutan Aki(H2SO4)
Berdasarkan data diatas, Kelompokkanlah larutan
kedalam;Larutan Elektrolit Kuat;Larutan Elektrolit
Lemah;Larutan Nonelektrolit!(C3)
Larutan elektrolit kuat: NaCl, NaOH,
H2SO4
Larutan elektrolit Lemah: CH3COOH,
Air Sungai
Larutan Nonelektrolit: Larutan Alkohol.
Menyim-
pulkan
bahwa
larutan
elektrolit
dapat
berupa
senyawa
ion dan
senyawa
kovalen
Diberikan
soal untuk
menuliskan
reaksi
ionisasi
larutan
elektrolit.
Menerapkan
Prinsip-prinsip
14 Tuliskan reaksi ionisasi senyawa ion dan kovalen
berikut ini!(C3)
a. KCl
b. HBr
c. NaCl
a. KCl K+ + Cl
−
b. HBr H+ + Br
−
c. NaCl Na+ + Cl
−
135
polar.
Mengana-
lisis
penyebab
larutan
elektrolit
dapat
menghan-
tarkan arus
listrik.
Diberikan
soal
mengenai
peristiwa
hantaran
listrik, siswa
diminta
untuk
menghub-
ungkan
peristiwa
tersebut.
(4)Membe-
rikan
Penjelasan
Lanjut
(9)Mendefin-
isikan istilah,
mempertim-
bangkan hasil
induksi
Strategi definisi
(tindakan
mengidentifik-
asi persamaan)
15 Pada pagi hari, Lulu akan mencabut saklar untuk
mematikan lampu dengan menggunakan tangan yang
basah. Lalu Ibunya menegur Lulu supaya mengelap
tangannya yang basah terlebih dahulu saat mencabut
saklar. Lulu pun penasaran dan bertanya kepada
ibunya "Apakah yang terjadi jika tangan yang dalam
keadaan basah mengenai saklar?Mengapa tangan
yang basah jika mengenai saklar bisa tersetrum?.
Jawablah pertanyaan tersebut!jelaskan
alasannya.(C4)
Akan tersetrum. Hal ini dikarenakan tangan
yang basah tersebut mengandung air atau
ion-ion yang dapat terurai menjadi ion
positif ( kation) dan ion negatif (anion),
sehingga jika tangan yang basah tersebut
menyentuh saklar, Lulu akan tersengat
listrik.
(9)Mendefin-
isikan istilah,
mempertim-
bangkan hasil
induksi
Strategi definisi
(tindakan
mengidentifik-
asi persamaan)
16 Bagaimana senyawa ion dan senyawa kovalen polar
dapat menghantarkan arus listrik?Jelaskan menurut
pendapat Anda!(C4)
Senyawa ion:Jika senyawa ion
dilarutkan dalam air, ion-ion yang terikat
kuat dalam zat padat akan lepas dan
dapat bergerak bebas satu dengan yang
lainnya. Sehingga senyawa ion bisa
menghantarkan arus listrik.
Senyawa kovalen polar: Senyawa
kovalen polar terjadi karena adanya
penggunaan bersama pasangan elektron
antara dua atom nonlogam yang
memiliki keelektronegatifan yang besar.
Molekul-molekul senyawa kovalen polar
dapat diuraikan oleh air membentuk ion
positif dan ion negatif yang bergerak
bebas. Sehingga dapat menghantarkan
arus listrik.
Mengana-
lisis
penyebab
larutan
elektrolit
dapat
menghan-
Diberikan
soal untuk
merekonst-
ruksi
argumen
siswa
mengenai
(10)Mengid-
entifikasi
Asumsi
Rekonstruksi
Argumen
17 Mengapa larutan NaCl 5% di dalam air dapat
menghantarkan arus listrik dengan baik (lampu
menyala terang), sedangkan larutan CH3COOH 10%
menyala redup?Jelaskan!(C4)
NaCl tergolong senyawa ion. Jika dilarutkan
dalam air akan terionisasi membentuk ion
Na+ dan ion Cl
−. Oleh karena daya hantar
listrik NaCl baik, berarti elektrolit kuat.
CH3COOH tergolong senyawa kovalen.
Jika dilarutkan dalam air, hanya ada sedikit
ion-ion H+ dan CH3COO
− yang dapat
136
tarkan arus
listrik.
larutan yang
bersifat
elektrolit
lemah dan
kuat.
menghantarkan arus listrik. Berarti larutan
CH3COOH tergolong elektrolit lemah.
Mengelo-
mpokkan
larutan ke
dalam
larutan
elektrolit
kuat dan
elektrolit
lemah serta
berdasar-
kan
hantaran
listrik.
Diberikan
soal untuk
membeda-
kan larutan
elektrolit
dan non
elektrolit.
Rekonstruksi
Argumen
18 Menurut Anda, Apakah larutan H2SO4 dan larutan
Alkohol bisa atau tidak menghantarkan arus
listrik?Jelaskan alasanmu!. (C4)
Larutan H2SO4: Dapat menghantarkan arus
listrik karena dalam air dapat terurai
sempurna membentuk ion positif (kation)
dan ion negatif (anion), sehingga larutan
H2SO4 termasuk larutan elektrolit kuat.
Larutan Alkohol: Tidak dapat
menghantarkan arus listrik, karena
senyawanya dalam air tidak dapat terurai
membentuk ion positif (kation) dan ion
negatif (Anion), sehingga larutan alkohol
termasuk larutan nonelektrolit.
Mengana-
lisis
penyebab
larutan
elektrolit
dapat
menghan-
tarkan arus
listrik.
Diberikan
soal tentang
peristiwa
hantaran
listrik, siswa
diminta
untuk
menghubu-
ngkan
peristiwa
tersebut.
(5)Strategi
dan Taktik
(11)Memutu-
skan suatu
tindakan
Memilih kriteria
untuk
mempertimba-
ngkan solusi
yang
memungkin-kan
atau
memutuskan
hal-hal yang
diinginkan
19 Apa yang akan PLN lakukan , jika melihat gardu-
gardu listrik terendam banjir? Jelaskan pendapat
Anda!(C4)
Memutuskan atau mematikan aliran listrik.
Hal ini dilakukan karena air banjir bersifat
elektrolit. Larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik karena ion-
ionnya dapat terurai menjadi ion
positif(kation) dan ion negatif(anion), yang
akan mengakibatkan sengatan listrik
disekitar air banjir ters
ebut.
(11)Memut-
uskan suatu
tindakan
Memilih kriteria
untuk
mempertimba-
ngkan solusi
yang
20 Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia,
yang 2/3 wilayahnya merupakan wilayah lautan.
Selama ini, Salah satu permasalahan di Indonesia
yang belum terselesaikan adalah terjadinya krisis
energi. Berdasarkan hal ini, Anda sebagai seorang
Air laut dapat dimanfaatkan sebagai
penghasil listrik karena air laut mengandung
senyawa NaCl (garam) yang terurai menjadi
ion Na+ dan Cl
- di dalam air. Air laut pun
merupakan larutan elektrolit dengan zat
137
memungkin-kan
atau
memutuskan
hal-hal yang
diinginkan
pelajar diarahkan supaya bisa mengembangkan
energi alternatif. Menurut Anda, apakah air laut dapat
dimanfaatkan sebagai energi alternatif penghasil
energi listrik?jelaskan hubungannya dengan larutan
elektrolit! (C4)
terlarut terbesar. Untuk mendapatkan arus
listrik yang besar diperlukan lempengan
elektroda yang mempunyai luas permukaan
yang besar dan air laut yang banyak.
Mengana-
lisis
penyebab
larutan
elektrolit
dapat
menghan-
tarkan arus
listrik.
Diberikan
soal tentang
air buah
jeruk untuk
menyatak
tafsiran
mengenai
mengapa air
jeruk
tersebut
termasuk
elektrolit.
(6)Mendedu-
ksi dan
mempertimba
ngkan hasil
deduksi
Menyatakan
Tafsiran
21 Menurut analisis Anda, air buah jeruk itu dapat
menghantarkan arus listrik atau tidak? Jika
seandainya dapat menghantarkan listrik, kira-kira
termasuk elektrolit kuat atau elektrolit
lemah?Jelasakan alasannya menurut
pengetahuanmu!(C4)
Air jeruk atau asam sitrat (C6H8O7)itu dapat
menghantarkan arus listrik dan termasuk
kedalam larutan elektrolit lemah. Hal ini
disebabkan karena Air jeruk tersebut terurai
sebagian membentuk ion-ionnya dalam
pelarut air.
Mengana-
lisis
penyebab
larutan
elektrolit
dapat
menghan-
tarkan arus
listrik.
Diberikan
soal tentang
fenomena
dalam
kehidupan
sehari-hari
untuk
menganalisis
penyebab
dari
fenomena.
(6)Mendedu-
ksi dan
mempertimba
ngkan hasil
deduksi
Menyatakan
Tafsiran
22 Jika Anda terkena penyakit diare, akibatnya adalah
tubuh terasa lemah. Menurut Analisis anda mengapa
tubuh menjadi terasa lemah? Kira-kira larutan apa
yang diminum untuk memulihkan tubuh yang terasa
lemah?(C4)
Tubuh terasa lemah saat diare, disebabkan
karena tubuh kekurangan cairan
tubuh(dehidrasi) yang mengandung
elektrolit. Untuk memulihkannnya dapat
diberikan larutan oralit, karena larutan oralit
adalah larutan yang mengandung elektrolit.
138
PEDOMAN PENSKORAN TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
No Soal Jenjang Kognitif Penskoran
1 C4 3:Bila membuat jawaban sangat tepat. Seperti berikut:
Temuan yang saya peroleh adalah larutan garam termasuk larutan elektrolit kuat dengan menimbulkan gejala nyala lampu terang
dan banyak gelembung gas.
Sebutkan gejala-gejala yang terjadi dalam larutan garam pada saat diuji dengan satu set alat uji!
2:Bila membuat jawaban cukup tepat.
Sebutkan gejala-gejala yang terjadi dalam larutan garam pada saat diuji dengan satu set alat uji!
1:Bila membuat jawaban kurang tepat.
0:Tidak memberikan jawaban.
2 C4 3:Bila membuat jawaban sangat tepat.
Temuan yang saya peroleh adalah Larutan elektrolit mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas di antara molekul air. Jika arus
listrik dialirkan, maka kation akan bergerak menuju elektrode negatif (katode) dan ion-ion negatif akan bergerak menuju elektrode
positif (anode).
Bagaimana larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik?
2:Bila membuat jawaban cukup tepat.
Bagaimana larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik?
1:Bila membuat jawaban kurang tepat.
0:Tidak memberikan jawaban.
3 C4 2:Bila membuat jawaban sangat tepat. Seperti berikut ini:
Gambar 1 & 2 adalah Larutan Elektrolit Kuat: Nyala lampu terang dan di elektroda terjadi banyak gelembung.
Gambar 4 & 5 adalah Larutan Elektrolit Lemah: Nyala lampu redup dan dielektroda terjadi sedikit gelembung.
Gambar 3 adalah Larutan Nonelektrolit: Tidak ada nyala lampu, Tidak ada gelembung dielektroda.
1: Bila jawaban kurang tepat Seperti berikut ini:
Gambar 1 & 2 adalah Larutan Elektrolit Kuat: Nyala lampu redup dan dielektroda terjadi sedikit gelembung.
Gambar 4 & 5 adalah Larutan Elektrolit Lemah: Nyala lampu terang dan di elektroda terjadi banyak gelembung.
Gambar 3 adalah Larutan Nonelektrolit: Tidak ada nyala lampu.
0:Tidak memberikan jawaban.
4 C4 3:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Seperti berikut ini:
a. Gejala yang timbul pada senyawa C6H12O6 adalah tidak ada nyala lampu dan tidak ada gelembung gas.
b. Gejala yang timbul pada senyawa NH4OH adalah nyala lampu redup dan terdapat sedikit gelembung gas.
c. Gejala yang timbul pada senyawa NaOH adalah nyala lampu terang dan terdapat banyak gelembung gas.
2: Bila mampu membuat jawaban cukup tepat.
a. Gejala yang timbul pada senyawa C6H12O6 adalah tidak ada nyala lampu dan tidak ada gelembung gas.
Lampiran 3
139
b. Gejala yang timbul pada senyawa NH4OH adalah nyala lampu redup dan terdapat sedikit gelembung gas.
1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat.
a. Gejala yang timbul pada senyawa C6H12O6 adalah tidak ada nyala lampu dan tidak ada gelembung gas.
0:Tidak memberikan jawaban.
5 C3 2: Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Seperti berikut ini:
Larutan Elektrolit yang bersifat Asam:HCl, H2SO4
Larutan Elektrolit yang bersifat Basa:NaOH, NH4OH
1:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat.
Larutan Elektrolit yang bersifat Asam: NH4OH, H2SO4
Larutan Elektrolit yang bersifat Basa:NaOH, HCl,
0:Tidak memberikan jawaban.
6 C3 2: Bila mampu membuat jawaban sangat tepat.
Senyawa ion: NaCl dan KCl
Senyawa Kovalen Polar: HCl, CH3COOH
1:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat.
Senyawa ion: NaCl
Senyawa Kovalen Polar: HCl
0:Tidak memberikan jawaban.
7 C4 4:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Seperti berikut:
Hal ini dikarenakan senyawa ion dalam bentuk lelehan & larutan serta senyawa kovalen polar dalam bentuk larutan, ion-ionnya
akan terurai dan bergerak bebas, sehingga bisa menghantarkan arus listrik.
3:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat. Seperti berikut:
Hal ini dikarenakan senyawa ion dalam bentuk lelehan & larutan ion-ionnya akan terurai dan bergerak bebas, sehingga bisa
menghantarkan arus listrik.
2:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat. Seperti berikut ini:
Hal ini dikarenakan senyawa ion dalam bentuk larutan ion-ionnya akan terurai dan bergerak bebas, sehingga bisa menghantarkan
arus listrik. Senyawa kovalen polar ion-ionnya akan terurai dan bergerak bebas, sehingga bisa menghantarkan arus listrik.
1:Bila membuat jawaban tidak tepat.
Hanya senyawa ion yang termasuk larutan elektrolit.
0:Tidak memberikan jawaban.
8 C4 4:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Seperti berikut:
a. Karena padatan NaOH termasuk padatan senyawa ion yang ion-ionnya tidak bisa bergerak bebas. Sehingga tidak mampu
menghantarkan arus listrik
b. Karena ion-ion NaOH dapat bergerak bebas, sehingga dapat menghantarkan arus listrik.
c. Lelehan NaOH bisa menghantarkan arus listrik, karena ion-ion tersebut dapat bergerak bebas.
3:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat (poin a/b/c saja). Seperti berikut:
a. Karena padatan NaOH termasuk padatan senyawa ion yang ion-ionnya tidak bisa bergerak bebas. Sehingga tidak mampu
140
menghantarkan arus listrik
2:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat.
a. Karena padatan NaOH termasuk padatan senyawa ion yang ion-ionnya tidak bisa bergerak bebas. Sehingga tidak mampu
menghantarkan arus listrik
b. Karena ion-ion NaOH dapat bergerak bebas, sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik.
c. Lelehan NaOH bisa tidak bisa menghantarkan arus listrik, karena ion-ion tersebut dapat bergerak bebas.
1:Bila mampu membuat jawaban tidak tepat.
a. Karena padatan NaOH termasuk padatan senyawa ion yang ion-ionnya bisa bergerak bebas. Sehingga tidak mampu
menghantarkan arus listrik
b. Karena ion-ion NaOH tidak dapat bergerak bebas, sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik.
c. Lelehan NaOH bisa tidak bisa menghantarkan arus listrik, karena ion-ion tersebut dapat bergerak bebas.
0:Tidak memberikan jawaban.
9 C4 2:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat.
Karena pada elektroda A termasuk larutan elektrolit lemah sedangkan pada elektroda B termasuk larutan elektrolit kuat.
1:Bila mampu membuat jawaban tidak tepat.
0:Tidak memberikan jawaban.
10 C4 4:Bila mampu membuat empat langkah kerja menguji larutan elektrolit dengan tepat.
3:Bila hanya mampu membuat tiga langkah kerja menguji larutan elektrolit.
2:Bila hanya mampu membuat dua langkah kerja menguji larutan elektrolit.
1:Bila hanya mampu membuat satu langkah kerja menguji larutan elektrolit.
0:Tidak memberikan jawaban.
11 C3 2:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat.
Semua air dari berbagai sumber bersifat elektrolit.
1:Bila mampu membuat jawaban tidak tepat.
0:Tidak memberikan jawaban.
12 C3 4:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Seperti berikut:
Larutan 1, 3, 5 adalah larutan elektrolit lemah, karena tidak ada nyala lampu dan terdapat gelembung gas.
Larutan 2 adalah larutan elektrolit kuat, karena ada nyala lampu dan terdapat gelembung gas.
Larutan 4 & 6 adalah larutan nonelektrolit, karena tidak ada nyala lampu dan gelembung gas.
3:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat.
Larutan 1, 3 adalah larutan elektrolit lemah, karena tidak ada nyala lampu dan terdapat gelembung gas.
Larutan 2 adalah larutan elektrolit kuat, karena ada nyala lampu dan terdapat gelembung gas.
2:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat.
Larutan 1, 3, 5 adalah larutan elektrolit lemah, karena tidak ada nyala lampu dan terdapat gelembung gas.
Larutan 2 adalah larutan elektrolit kuat, karena ada nyala lampu dan terdapat gelembung gas.
1:Bila mampu membuat jawaban tidak tepat.
0:Tidak memberikan jawaban.
141
13 C3 3:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat.
Larutan elektrolit kuat: NaCl, NaOH, H2SO4
Larutan elektrolit Lemah: CH3COOH, Air Sungai
Larutan Nonelektrolit: Larutan Alkohol.
2: Bila mampu membuat jawaban cukup tepat.
Larutan elektrolit kuat: NaCl, NaOH, H2SO4
Larutan elektrolit Lemah: CH3COOH, Air Sungai
1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat.
Larutan elektrolit kuat: NaCl, NaOH, CH3COOH
Larutan elektrolit Lemah: H2SO4 Larutan Alkohol.
Larutan Nonelektrolit: Air Sungai
0:Tidak memberikan jawaban.
14 C3 2: Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. (poin a, b, & c)
a. KCl K+ + Cl−
b. HBr H+ + Br−
c. NaCl Na+ + Cl−
1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat.
0:Tidak memberikan jawaban.
15 C4
3:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat.
Akan tersetrum. Hal ini dikarenakan tangan yang basah tersebut mengandung air atau ion-ion yang dapat terurai menjadi ion
positif ( kation) dan ion negatif (anion), sehingga jika tangan yang basah tersebut menyentuh saklar, Lulu akan tersengat listrik
2:Bila menjelaskan namun cukup tepat.
Akan tersetrum.
1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat.
0:Tidak memberikan jawaban.
16 C4 3:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat.
Senyawa ion:Jika senyawa ion dilarutkan dalam air, ion-ion yang terikat kuat dalam zat padat akan lepas dan dapat bergerak
bebas satu dengan yang lainnya. Sehingga senyawa ion bisa menghantarkan arus listrik.
Senyawa kovalen polar: Senyawa kovalen polar terjadi karena adanya penggunaan bersama pasangan elektron antara dua
atom nonlogam yang memiliki keelektronegatifan yang besar. Molekul-molekul senyawa kovalen polar dapat diuraikan oleh air
membentuk ion positif dan ion negatif yang bergerak bebas. Sehingga dapat menghantarkan arus listrik.
2:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat.
Senyawa ion:Jika senyawa ion dilarutkan dalam air, ion-ion yang terikat kuat dalam zat padat akan lepas dan dapat bergerak
bebas satu dengan yang lainnya. Sehingga senyawa ion bisa menghantarkan arus listrik.
1:Bila mampu membuat jawaban tidak tepat.
0:Tidak memberikan jawaban.
17 C4 3:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat.
142
NaCl tergolong senyawa ion. Jika dilarutkan dalam air akan terionisasi membentuk ion Na+ dan ion Cl−. Oleh karena daya hantar
listrik NaCl baik, berarti elektrolit kuat.
CH3COOH tergolong senyawa kovalen. Jika dilarutkan dalam air, hanya ada sedikit ion-ion H+ dan CH3COO− yang dapat
menghantarkan arus listrik. Berarti larutan CH3COOH tergolong elektrolit lemah.
2:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat.
NaCl tergolong senyawa ion.
CH3COOH tergolong senyawa kovalen.
1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat.
0:Tidak memberikan jawaban.
18 C4 3:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat.
Larutan H2SO4: Dapat menghantarkan arus listrik karena dalam air dapat terurai sempurna membentuk ion positif (kation) dan ion
negatif (anion), sehingga larutan H2SO4 termasuk larutan elektrolit kuat.
Larutan Alkohol: Tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena senyawanya dalam air tidak dapat terurai membentuk ion positif
(kation) dan ion negatif (Anion), sehingga larutan alkohol termasuk larutan nonelektrolit.
2:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat.
Larutan H2SO4: Dapat menghantarkan arus listrik.
Larutan Alkohol: Tidak dapat menghantarkan arus listrik,
1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat.
0:Tidak memberikan jawaban.
19 C4 3:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat.
Memutuskan atau mematikan aliran listrik. Hal ini dilakukan karena air banjir bersifat elektrolit. Larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik karena ion-ionnya dapat terurai menjadi ion positif(kation) dan ion negatif(anion), yang akan
mengakibatkan sengatan listrik disekitar air banjir tersebut.
2:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat.
Memutuskan atau mematikan aliran listrik.
1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat.
0:Tidak memberikan jawaban.
20 C4 3:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat.
Air laut dapat dimanfaatkan sebagai penghasil listrik karena air laut mengandung senyawa NaCl (garam) yang terurai menjadi ion
Na+ dan Cl- di dalam air. Air laut pun merupakan larutan elektrolit dengan zat terlarut terbesar. Untuk mendapatkan arus listrik
yang besar diperlukan lempengan elektroda yang mempunyai luas permukaan yang besar dan air laut yang banyak.
2:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat.
Air laut dapat dimanfaatkan sebagai penghasil listrik karena air laut mengandung senyawa NaCl (garam) yang terurai menjadi ion
Na+ dan Cl- di dalam air. Air laut pun merupakan larutan elektrolit dengan zat terlarut terbesar.
1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat
0:Tidak memberikan jawaban.
21 C4 3: Bila mampu membuat jawaban sangat tepat.
Air jeruk atau asam sitrat (C6H8O7)itu dapat menghantarkan arus listrik dan termasuk kedalam larutan elektrolit lemah. Hal ini
143
disebabkan karena Air jeruk tersebut terurai sebagian membentuk ion-ionnya dalam pelarut air.
2: Bila mampu membuat jawaban cukup tepat.
Air jeruk atau asam sitrat (C6H8O7)itu dapat menghantarkan arus listrik dan termasuk kedalam larutan elektrolit lemah
1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat.
0: Tidak memberikan jawaban.
22 C4 3: Bila mampu membuat jawaban sangat tepat.
Tubuh terasa lemah saat diare, disebabkan karena tubuh kekurangan cairan tubuh(dehidrasi) yang mengandung elektrolit. Untuk
memulihkannnya dapat diberikan larutan oralit, karena larutan oralit adalah larutan yang mengandung elektrolit.
2: Bila mampu membuat jawaban cukup tepat.
Tubuh terasa lemah saat diare, disebabkan karena tubuh kekurangan cairan tubuh(dehidrasi) yang mengandung elektrolit.
1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat.
0: Tidak memberikan jawaban.
144
Hasil Validasi Instrumen Tes
Rata-rata = 36,63
Simpang Baku = 6,38
Korelasi XY = 0,63
Reliabilitas Tes = 0,77
Butir Soal = 22
Jumlah Subyek = 24
No No.Butir
Soal T DP(%)
Tingkat
Kesukaran Korelasi
Signifikan
Korelasi
1 1 2,58 50,00 Sedang 0,631 Sangat Signifikan
2 2 1,38 27,78 Sedang 0,142 -
3 3 0,54 8,33 Sukar 0,274 -
4 4 1,75 27,78 Sedang 0,474 Signifikan
5 5 2,24 41,67 Sedang 0,409 Signifikan
6 6 0,00 0,00 Sedang 0,194 -
7 7 3,38 45,83 Sedang 0,437 Signifikan
8 8 2,44 29,17 Sedang 0,651 Sangat Signifikan
9 9 -.... -2... Sedang -0,162 -
10 10 1,27 20,83 Mudah 0,422 Signifikan
11 11 0,00 0,00 Sangat Mudah 0,152 -
12 12 4,57 45,83 Sedang 0,623 Sangat Signifikan
13 13 2,12 33,33 Mudah 0,559 Sangat Signifikan
14 14 1,58 33,33 Sedang 0,267 -
15 15 3,95 55,56 Mudah 0,552 Sangat Signifikan
16 16 2,70 44,44 Mudah 0,322 -
17 17 2,08 27,78 Sedang 0,433 Signifikan
18 18 -... -1... Sedang -0,111 -
19 19 0,96 16,67 Sedang 0,402 Signifikan
20 20 0,00 0,00 Mudah 0,059 -
21 21 2,91 38,89 Sedang 0,586 Sangat Signifikan
22 22 -... -2... Sedang -0,411 -
Lampiran 4
145
LEMBAR OBSERVASI
KETERLAKSANAAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Nama Siswa :-----------------------------------
Waktu /Hari/Tanggal :-----------------------------------
Pertemuan ke :-----------------------------------
Petunjuk Penilaian :
1. 4 = Sangat Baik; 3 = Baik; 2 = Kurang Baik; 1 = Sangat Kurang Baik;
2. Ceklislah (√) skor penilaian;
3. Jumlahkanlah skor total dan buat skor rata-rata
Tahap Project Based
Learning
Keterampilan
berpikir kritis yang
tergali
Kegiatan Siswa
Skor
Persentase 4 3 2 1
Tahap Perencanaan
Proyek
(1)Memfokuskan
pertanyaan guru.
Memberikan respon
terhadap pertanyaan guru.
(2)Menganalisis
Argumen
Menjelaskan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit
(3)Bertanya dan
Menjawab
Pertanyaan
Bertanya mengenai materi
yang diajarkan.
(4)Mempertimbangka
n apakah sumber
dapat dipercaya atau
tidak.
Merencanakan proyek di
lembar proyek dengan
baik/lengkap dan tepat
waktu
(5)Mengobservasi dan
mempertimbangkan
laporan.
Mengamati gejala hantaran
arus listrik yang timbul pada
alat uji elektrolit yang
terdapat pada video.
Melaporkan hasil pencarian
di google mengenai proyek
yang akan dibuat.
Lampiran 5
146
Menyampaikan hasil diskusi
kelompok tentang proyek
yang akan dibuat.
Mencatat data hasil
pengamatan
(6)Mendeduksi dan
mempertimbangkan
hasil deduksi.
Menarik kesimpulan
berdasarkan fakta.
(7)Menginduksi &
mempertimbangkan
hasil induksi
Membuat hipotesis atau
dugaan sederhana mengenai
larutan NaCl itu sebagai
larutan elektrolit.
(9) Strategi membuat
definisi dengan
bertindak
memberikan
penjelasan lanjut.
Membuat bentuk definisi
seperti siswa dapat
memberikan definisi larutan
elektrolit sesuai dengan
hasil pengamatan saat
mengamati tayangan video
Menjelaskan penggolongan
larutan elektrolit kuat dan
lemah
(12)Berinteraksi
dengan orang lain
Melakukan diskusi
kelompok
Tahap Pelaksanaan
Proyek dan Tahap
Penyelidikan
terbimbing dan
pembuatan produk.
(1)Memfokuskan
pertanyaan
Memberikan respon
terhadap pertanyaan guru.
(2)Menganalisis
Argumen
Menjelaskan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit
(3)Bertanya dan
Menjawab
Pertanyaan
Bertanya mengenai materi
yang diajarkan.
(4)Mempertimbangka
n apakah sumber
dapat dipercaya atau
Membuat prosedur atau
langkah kerja percobaan
sederhana
147
tidak. Menyiapkan alat dan bahan
dengan lengkap dan benar.
Membuat dan merancang
alat uji elektrolit sesuai yang
ditugaskan.
(5)Mengobservasi &
mempertimbangkan
laporan observasi.
Mengamati gejala-gejala
yang terjadi pada larutan
elektrolit, larutan elektrolit
kuat.lemah, maupun larutan
nonelektrolit.
Mencatat data hasil
praktikum
Tahap Kesimpulan
Proyek
(12)Berinteraksi
dengan orang lain
Melakukan diskusi
kelompok
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi :
.…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………........
Nama Observer :………………………………..
Mengetahui, November 2014
Observer
(………………………………)
148
RUBRIK KETERLAKSANAAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
Tahap Project Based
Learning
Keterampilan berpikir
kritis yang tergali Kegiatan Siswa Skor
Tahap Perencanaan
Proyek
(1)Memfokuskan
pertanyaan guru.
Memberikan respon terhadap
pertanyaan guru.
4:Menjawab semua pertanyaan dengan benar
3:Menjawab semua pertanyaan namun kurang tepat.
2:Menjawab hanya beberapa pertanyaan namun salah.
1:Tidak memberikan respon.
(2)Menganalisis
Argumen
Menjelaskan dua contoh larutan
elektrolit dan dua contoh larutan
nonelektrolit
4:Menjelaskan dua contoh larutan elektrolit dan
nonelektrolit dengan lengkap dan benar.
3:Menjelaskan dua contoh larutan elektrolit dan dua
contoh larutan nonelekktrolit namun kurang tepat.
2:Menjelaskan hanya sebagian contoh larutan elektrolit
dan larutan nonelektrolit.
1:Tidak menjelaskan dua contoh larutan elektrolit dan
larutan nonelektrolit.
(3)Bertanya dan
Menjawab Pertanyaan
Bertanya mengenai materi yang
diajarkan.
4:Bertanya tentang pertanyaan yang terdapat didalam
LKS dan Lembar Proyek yang digunakan.
3:Bertanya tentang pertanyaan yang terdapat didalam
LKS saja.
2:Bertanya tentang pertanyaan yang terdapat didalam
LKS dan lembar proyek namun kurang jelas.
Lampiran 6
149
1:Tidak Bertanya
(4)Mempertimbangkan
apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak.
Merencanakan proyek di lembar
proyek dengan baik/lengkap dan
tepat waktu
4: Merencanakan proyek di lembar proyek dengan
baik/lengkap dan tepat waktu.
3: Merencanakan proyek di lembar proyek dengan tidak
baik/lengkap dan tepat waktu.
2: Merencanakan proyek di lembar proyek dengan
baik/lengkap namun tidak tepat waktu.
1: Merencanakan proyek di lembar proyek dengan tidak
baik/lengkap dan tidak tepat waktu.
(5)Mengobservasi dan
mempertimbangkan
laporan.
Mengamati gejala hantaran arus
listrik yang timbul pada alat uji
elektrolit yang terdapat pada video.
4: Memperkirakan semua gejala yang terjadi saat larutan
diuji dengan alat uji daya hantar listrik baik pada nyala
lampu maupun pada elektrode.
3: Memperkirakan beberapa gejala saja yang terjadi saat
larutan diuji dengan alat uji daya hantar listrik, misalnya
hanya pada nyala lampu saja/ hanya pada elektrode saja.
2: Memperkirakan semua gejala yang terjadi saat larutan
diuji dengan alat uji daya hantar listrik baik pada nyala
lampu maupun pada elektrode namun kurang tepat.
1: Tidak memperkirakan gejala yang terjadi saat larutan
diuji dengan alat uji daya hantar listrik. Tidak
memperkirakan gejala yang terjadi saat larutan diuji
150
dengan alat uji daya hantar listrik.
Melaporkan hasil pencarian di
google/sumber lain/buku mengenai
proyek yang akan dibuat.
4:Melaporkan kepada guru hasil pencarian digoogle
mengenai proyek yang akan dibuat yaitu membuat alat
uji elketrolit dengan baik.
3: Melaporkan kepada guru hasil pencarian digoogle
mengenai proyek yang akan dibuat yaitu membuat alat
uji elketrolit namun kurang tepat belum sesuai dengan
yang ditugaskan oleh guru.
2: Melaporkan kepada guru hasil pencarian digoogle
mengenai proyek yang akan dibuat yaitu membuat alat
uji elektrolit namun belum sesuai dengan yang
ditugaskan oleh guru.
1:Tidak melaporkan hasil pencarian digoogle/sumber
lain
Menyampaikan hasil diskusi
kelompok tentang proyek yang akan
dibuat.
4:Menyampaikan hasil diskusi kelompok tentang proyek
yang akan dibuat yaitu membuat alat uji elektrolit
dengan membawa lembar proyek yang telah mereka isi.
3:Menyampaikan hasil diskusi kelompok tentang proyek
yang akan dibuat yaitu membuat alat uji elektrolit tanpa
membawa lembar proyek yang telah mereka isi.
2: Menyampaikan hasil diskusi kelompok tentang
151
proyek yang akan dibuat yaitu membuat alat uji
elektrolit dengan membawa lembar proyek yang telah
mereka isi namun kurang tepat/sesuai dengan yang
ditugaskan.
1: Menyampaikan hasil diskusi kelompok tentang
proyek yang akan dibuat.
Mencatat data hasil pengamatan 4:Mencatat data hasil pengamatan saat guru
menjelaskan dan penayangan video dilakukan dengan
baik da benar.
3: Mencatat data hasil pengamatan saat penayangan
video yang dilakukan dengan baik dan benar.
2: Mencatat data hasil pengamatan saat guru
menjelaskan dan penayangan video, namun kurang
baik/lengkap.
1:Tidak mencatat hasil pengamatan.
(6)Mendeduksi dan
mempertimbangkan
hasil deduksi.
Menarik kesimpulan berdasarkan
fakta.
4:Menarik kesimpulan berdasarkan fakta sesuai dengan
tujuan pembelajaran
3: Menarik kesimpulan berdasarkan fakta namun tidak
sesuai tujuan pembelajaran.
2: Menarik kesimpulan berdasarkan fakta secara
mengasal saja.
152
1:Tidak menari kesimpulan.
(7)Menginduksi &
mempertimbangkan
hasil induksi
Membuat hipotesis atau dugaan
sederhana mengenai larutan NaCl itu
sebagai larutan elektrolit.
4: Membuat hipotesis atau dugaan sederhana mengenai
larutan NaCl itu termasuk larutan elektrolit dengan
benar.
3: Membuat hipotesis atau dugaan sederhana mengenai
larutan NaCl itu termasuk larutan elektrolit dengan
kurang tepat atau belum sesuai teori.
2: Membuat hipotesis atau dugaan sederhana mengenai
larutan NaCl itu termasuk larutan elektrolit namun
salah.
1:Tidak membuat hipotesis atau dugaan sederhana
mengenai larutan NaCl itu sebagai larutan elektrolit.
(9) Strategi membuat
definisi dengan
bertindak memberikan
penjelasan lanjut.
Membuat bentuk definisi seperti
siswa dapat memberikan definisi
larutan elektrolit sesuai dengan hasil
pengamatan saat mengamati
tayangan video
4: Membuat bentuk definisi seperti siswa dapat
memberikan definisi larutan elektrolit secara tepat
sesuai dengan hasil pengamatan saat mengamati
tayangan video
3: Membuat bentuk definisi seperti siswa dapat
memberikan definisi larutan elektrolit secara kurang
tepat sesuai dengan hasil pengamatan saat mengamati
tayangan video
2: Membuat bentuk definisi seperti siswa dapat
153
memberikan definisi larutan elektrolit secara salah
sesuai dengan hasil pengamatan saat mengamati
tayangan video
1:Tidak membuat bentuk definisi seperti siswa dapat
memberikan definisi larutan elektrolit sesuai dengan
hasil pengamatan saat mengamati tayangan video
Menjelaskan penggolongan larutan
elektrolit kuat dan lemah
4: Menjelaskan penggolongan larutan elektrolit kuat dan
lemah dengan baik/lengkap atau benar.
3: Menjelaskan penggolongan larutan elektrolit kuat dan
lemah secara kurang baik.
2: Menjelaskan penggolongan larutan elektrolit kuat dan
lemah namun salah.
1:Tidak menjelaskan penggolongan larutan elektrolit
kuat dan lemah
(12)Berinteraksi dengan
orang lain
Melakukan diskusi kelompok 4: Melakukan diskusi kelompok dengan baik mengenai
materi yang dipelajari.
3: Melakukan diskusi kelompok dengan baik namun
tidak sesuai dengan materi yang dipelajari.
2: Melakukan diskusi kelompok dengan ricuh/berisik
dan tidak sesuai dengan materi.
1:Tidak melakukan diskusi kelompok
154
Tahap Pelaksanaan
Proyek dan Tahap
Penyelidikan
terbimbing dan
pembuatan produk.
(1)Memfokuskan
pertanyaan guru.
Memberikan respon terhadap
pertanyaan guru.
4:Menjawab semua pertanyaan dengan benar
3:Menjawab semua pertanyaan namun kurang tepat.
2:Menjawab hanya beberapa pertanyaan namun salah.
1:Tidak memberikan respon.
(2)Menganalisis
Argumen
Menjelaskan dua contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit
4:Menjelaskan dua contoh larutan elektrolit dan
nonelektrolit dengan lengkap dan benar.
3:Menjelaskan dua contoh larutan elektrolit dan dua
contoh larutan nonelekktrolit namun kurang tepat.
2:Menjelaskan hanya sebagian contoh larutan elektrolit
dan larutan nonelektrolit.
1:Tidak menjelaskan dua contoh larutan elektrolit dan
larutan nonelektrolit.
(3)Bertanya dan
Menjawab Pertanyaan
Bertanya mengenai materi yang
diajarkan.
4:Bertanya tentang pertanyaan yang terdapat didalam
LKS dan Lembar Proyek yang digunakan.
3:Bertanya tentang pertanyaan yang terdapat didalam
LKS saja.
2:Bertanya tentang pertanyaan yang terdapat didalam
LKS dan lembar proyek namun kurang jelas.
1:Tidak Bertanya
(4)Mempertimbangkan
apakah sumber dapat
Membuat prosedur atau langkah
kerja percobaan sederhana
4: Membuat prosedur atau langkah kerja percobaan
sederhana dengan baik/lengkap/sesuai.
155
dipercaya atau tidak. 3: Membuat prosedur atau langkah kerja percobaan
sederhana namun kurang tepat atau hanya sebagian
prosedur yang ditulis.
2: Membuat prosedur atau langkah kerja percobaan
sederhana namun salah.
1: Tidak membuat prosedur atau langkah kerja
percobaan sederhana
Menyiapkan alat dan bahan dengan
lengkap dan benar.
4: Menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap dan
benar.
3: Menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap dan
benar namun kurang tepat/belum sesuai dalam memilih
bahan/alat.
2: Menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap dan
benar namun salah.
1: Tidak menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap
dan benar.
Membuat dan merancang alat uji
elektrolit sesuai yang ditugaskan.
4: Membuat dan merancang alat uji elektrolit sesuai
yang ditugaskan dengan benar dan tepat waktu.
3: Membuat dan merancang alat uji elektrolit sesuai
yang ditugaskan namun masih
2: Membuat dan merancang alat uji elektrolit yang tidak
156
sesuai dengan yang ditugaskan.
1: Tidak membuat dan merancang alat uji elektrolit
sesuai yang ditugaskan.
(5)Mengobservasi &
mempertimbangkan
laporan observasi.
Mengamati gejala-gejala yang terjadi
pada larutan elektrolit kuat, lemah,
maupun larutan nonelektrolit.
4: Mengamati gejala-gejala yang terjadi pada larutan
elektrolit kuat, lemah, maupun larutan nonelektrolit
secara benar/lengkap (mengamati gejala-gejala pada
nyala lampu atau elektrode)
3: Mengamati gejala-gejala yang terjadi pada larutan
elektrolit kuat, lemah, maupun larutan nonelektrolit
namun kurang lengkap(hanya mengamati gejala-gejala
pada nyala lampu saja)
2: Mengamati gejala-gejala yang terjadi pada larutan
elektrolit kuat, lemah, maupun larutan nonelektrolit
secara benar/lengkap (mengamati gejala-gejala pada
nyala lampu atau elektrode) namun salah.
1: Tidak mengamati gejala-gejala yang terjadi pada
larutan elektrolit, larutan elektrolit kuat, lemah, maupun
larutan nonelektrolit.
Mencatat data hasil praktikum 4:Mencatat data hasil pengamatan saat guru
menjelaskan dan penayangan video dilakukan dengan
baik da benar.
157
3: Mencatat data hasil pengamatan saat penayangan
video yang dilakukan dengan baik dan benar.
2: Mencatat data hasil pengamatan saat guru
menjelaskan dan penayangan video, namun kurang
baik/lengkap.
1:Tidak mencatat hasil pengamatan.
Tahap Kesimpulan
Proyek
(12)Berinteraksi dengan
orang lain
Melakukan diskusi kelompok 4: Melakukan diskusi kelompok dengan baik mengenai
materi yang dipelajari.
3: Melakukan diskusi kelompok dengan baik namun
tidak sesuai dengan materi yang dipelajari.
2: Melakukan diskusi kelompok dengan ricuh/berisik
dan tidak sesuai dengan materi.
1:Tidak melakukan diskusi kelompok
158
LEMBAR KERJA SISWA 1
Larutan Elektrolit dan Larutan Non-
elektrolit
Judul :Membedakan laruatan elektrolit dan Larutan Nonelektrolit
NAMA :————————————
A. Bacalah Wacana Berikut
Salah satu siswa kelas X Darma Karya UT merasa penasaran dengan
materi larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit, kemudian ia men-
searching video di youtube. Di dalam video tersebut terdapat seorang
anak kecil yang bernama lulu dan sang bunda sedang asyik melakukan
eksperimen sederhana untuk menguji daya hantar listrik beberapa
larutan, diantaranya larutan garam dan larutan gula. Masing-masing
larutan tersebut dihubungkan dengan dua buah elektroda karbon,
kabel listrik, sumber arus (baterai 9 volt), dan sebuah bohlam. Hasil
pengamatan tampak bahwa lampu menyala terang pada larutan
garam dan terdapat gelembung gas di sekitar karbon.
Sedangkan lampu pada larutan gula tidak menyala sama sekali dan tidak terdapat gelembung gas.
Lulu menyimpulkan bahwa larutan garam bersifat elektrolit dan larutan gula bersifat nonelektro-
lit
1. Berdasarkan wacana diatas, menurut Anda temuan apa yang diperoleh?Rumuskan
dalam bentuk pertanyaan!
1. Buatlah hipotesis (jawaban sementara) beradsarkan permasalahan diatas!
Lampiran 7
159
2. Berdasarkan video yang telah Anda amati dan wacana yang telah Anda baca, Tulislah alat dan ba-
han yang digunakan oleh Bunda dan lulu saat melakukan pengujian daya hantar arus listrik larutan!
3. Berdasarkan video yang telah Anda amati dan alat dan bahan yang telah Anda tulis, Rangkailah
alat uji elektrolit dan buatlah prosedur kerja pengujian daya hantar arus lsitrik larutan elektrolit dan
nonelektrolit!
160
4. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh Bunda dan Lulu pada video tersebut, isi-
lah table pengamatan dibawah ini! Berikanlah tanda ceklis (√)!
No Bahan
Gejala Yang Terjadi
Lampu Gelembung pada elektroda
Terang Redup Tidak nyala Banyak Sedikit Tidak ada
1 Larutan
garam
2 Larutan cuka
3 Larutan gula
5. Buatlah pengelompokkan larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan kategori berikut ini !
A. Kategori I
Ciri-ciri Kategori I:
Lampu menyala terang
Ada gelembung
Bahan
Larutan ————-
B. Kategori II
Ciri-ciri Kategori II:
Lampu menyala redup atau tidak
menyala
Ada gelembung
Bahan
Larutan ————-
C. Kategori III
Ciri-ciri Kategori III:
Lampu tidak menyala
Tidak Ada gelembung
Bahan
Larutan ————-
161
Setelah mengamati tayangan video tersebut, buatlah sketsa poster yang berisi tentang eksperimen
sederhana yang akan tim kelompok Anda lakukan pada pertemuan kedua. Didalam poster tersebut
harus memuat: Judul eksperimen, Nama Kelompok, Tujuan Eksperimen, Teori, Alat dan Bahan,
Prosedur kerja, hasil pengamatan, pembahasan, kesimpuln dan daftar pustaka.
162
PERTANYAAN
1. Jelaskan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit beserta contohnya!
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
2. Sebutkan gejala-gejala yang menandai hantaran listrik melalui larutan!
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………................................................................................................................................................
3. Berdasarkan hasil percobaan, Bagaimana kamu dapat mengelompokkan larutan berdasarkan daya hantar
listriknya?
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
4. Sebutkan ciri-ciri larutan elektrolit dan non elektrolit?Jelaskan!
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
5. Apa yang bisa kamu simpulkan dari praktikum yang telah dilakukan oleh lulu?
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
........................................................................................................................................................................
163
Judul :Mengelompokkan larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit
NAMA :————————————
A. Bacalah Wacana Berikut
Ketika Udin berada dikantin sekolah, Udin melihat para pedagang
menjajakan minuman tepat saji misalnya seperti mizone, extra jos,
teh sisri, nutrisari, jus jeruk, jus apel, dan lain-lain. Udin merasa pen-
asaran dengan semua jenis minuman yang dijajakan tersebut, Udin
ingat materi tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit yang dijelas-
kan oleh Sang Guru pada minggu yang lalu. Udin berinisiatif untuk
menguji semua jenis minuman/larutan tersebut di laboratorium
dengan menggunakan alat uji elektrolit bersama sahabatnya, si
sholeh. Pada saat menguji minuman-minuman tersebut, ternyata ada
timbul nyala lampu yang terang, redup bahkan tidak menyala serta
pada elektrodanya pun timbul gelembung gas dengan jumlah yang ban-
yak, sedikit, dan bahkan tidak ada gelembung gasnya sama sekali.
Sholeh mengingatkan udin, bahwa larutan yang termasuk elektrolit kuat adalah yang memiliki nyala
lampu terang dan timbul banyak gelembung gas, misalnya larutan soda kue. Larutan yang termasuk
elektrolit lemah adalah yang memiliki nyala lampu redup dan timbul sedikit gelembung, misalnya
larutan cuka. Sedangkan larutan yang termasuk nonelektrolit adalah yang tidak ada nyala lampu
dan tidak ada gelembung gas, misalnya alkohol dan gula.
1. Berdasarkan wacana diatas, temuan apa yang Anda peroleh?Rumuskan dalam ben-
tuk pertanyaan!
LEMBAR KERJA SISWA 2
Larutan Elektrolit dan Larutan
Nonelektrolit
1. Buatlah hipotesis (jawaban sementara) beradsarkan permasalahan diatas!
Lampiran 7
164
2. Tulislah alat dan bahan yang digunakan saat melakukan pengujian daya hantar arus listrik laru-
tan!
3. Rangkailah alat uji elektrolit dan buatlah prosedur kerja pengujian daya hantar arus lsitrik larutan
elektrolit dan nonelektrolit!
4. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan Buatlah tabel yang didalamnya memuat Nama
Larutan, Rumus kimia larutan, jenis larutan(senyawa ion/kovalen), pengamatan pada nyala lampu,
pengamatan pada elektrode, keterangan mengenai larutan elektrolit(kuat/lemah) dan larutan non el-
ektrolit!
165
PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit?
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
2. Sebutkan gejala-gejala yang terjadi pada larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan non-
elektrolit !
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………................................................................................................................................................
3. Sebutkan contoh larutan elektrolit dari senyawa ion dan dan larutan elektrolit dari senyawa kovalen po-
lar?
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
4. Kelompokkan larutan kedalam asam, basa, garam!
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
5. Pada senyawa ion dalam bentuk apa senyawa tersebut dapat menghantarkan arus listrik? Sedangkan da-
lam senyawa kovalen polar dalam bentuk apalah senyawa tersebut dapat menghantarkan arus listrik?
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
........................................................................................................................................................................
166
6. Apa yang bisa kamu simpulkan dari praktikum yang telah dilakukan ?
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
7. Jelaskan mengapa senyawa ion dalam bentuk padatan bersifat nonelektrolit dan dalam bentuk lelehan
serta lelehan bersifat elektrolit!
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
8. Tuliskan reaksi ionisasi dari senyawa berikut ini!
a. KCl
b. NaOH
c. NaCl
d. NaSO4
e. HBr
f. H2SO4
g. NH4OH
h. NH4Cl
i. HNO3
167
KISI-KISI PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA
Kompetensi Dasar :Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya
Indikator :Membedakan larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listrik melalui penayangan video.
Materi :Larutan elektrolit dan Larutan nonelektrolit
No Tahapan Project
Based Learning
Sub Keterampilan
berpikir kritis
Aktifitas Siswa Lembar Kerja Siswa
1 Tahap
Perencanaan
proyek
(1)Memfokuskan
pertanyaan
Guru memberikan wacana yang menimbulkan
pertanyaan kausal, siswa menyelidiki wacana
tersebut. Dalam hal ini, siswa ditugaskan untuk
membaca kemudian merumuskan permasalahan
yang terkandung dalam wacana dalam bentuk
pertanyaan ilmiah.
Salah satu siswa kelas X Darma Karya UT merasa penasaran dengan materi
larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit, kemudian ia mensearching video di
youtube. Di dalam video tersebut terdapat seorang anak kecil yang bernama
lulu dan sang bunda sedang asyik melakukan eksperimen sederhana untuk
menguji daya hantar listrik beberapa larutan, diantaranya larutan garam dan
larutan gula. Masing-masing larutan tersebut dihubungkan dengan dua buah
elektroda karbon, kabel listrik, sumber arus (baterai 9 volt), dan sebuah
bohlam. Hasil pengamatan tampak bahwa lampu menyala terang pada larutan
garam dan terdapat gelembung gas di sekitar karbon. Sedangkan lampu pada
larutan gula tidak menyala sama sekali dan tidak terdapat gelembung gas. Lulu
menyimpulkan bahwa larutan garam bersifat elektrolit dan larutan gula
bersifat nonelektrolit
Rumusan masalah yang diharapkan
Mengemukakan hipotesis atau dugaan-dugaan
yang muncul.
Hipotesis ini merupakan jawaban sementara untuk pertanyaan
sebelumnya.
Hipotesis yang diharapkan.
1. Apakah gejala-gejala yang dapat dialami oleh larutan elektrolit?
2. Apakah larutan garam dan larutan gula dapat menyalakan lampu?
3. Apakah larutan garam dan larutan gula dapat menghasilkan gas?
Lampiran 8
168
(5)Mengobservasi dan
melaporkan hasil
observasi.
Merencanakan dan mengkonstruksi suatu
perangkat
Siswa membuat langkah kerja pengujian daya hantar arus listrik larutan elektrolit
dan nonelektrolit
Setelah melihat video percobaan pengujian daya
hantar listrik, siswa mencatat data hasil
pengamatan berdasarkan percobaan tersebut.
Siswa mencatat hasil percobaan dalam tabel data hasil percobaan.
(8)Membuat dan
mempertimbangkan
nilai keputusan
Menjawab pertanyaan dalam lembar kerja siswa
berdasarkan data pengamatan
Siswa menjawab pertanyaan dalam lembar kerja siswa berdasarkan data
pengamatan yang disajikan dari hasil percobaan sebelumnya.
1. Jelaskan pengertian larutan elektrolit dan nonelektrolit beserta contohnya?
1. Merangkai alat uji elektrolit.
2. Menyiapakan gelas kimia untuk diisikan larutan yang akan diamati, lalu memasukan alat penguji elektrolit ke dalam larutan! Amati
peristiwa yang terjadi!
3. Catat data hasil pengamatan pada tabel hasil percobaan,
4. Ulangi kegiatan tersebut dengan terlebih dahulu membersihkan elektrode hingga kering.
No. Bahan
Gejala Yang Terjadi
Lampu Gelembung pada elektroda
Terang Redup Tidak
nyala Banyak Sedikit Tidak ada
1 Larutan garam √ - - √ - -
2 Larutann cuka - √ - - √ -
3 Larutan gula - - √ - - √
1. Gejala-gejala yang dapat dialami oleh larutan elektrolit adalah nyala lampu dan timbulnya gelembung gas.
2. Hanya larutan garam yang menyalakan lampu. Sedangkan larutan gula tidak menyalakan lampu.
3. Hanya larutan garam yang menghasilkan gelembung gas. Sedangkan larutan gula tidak menghasilkan gas.
169
2. Sebutkan gejala-gejala yang menandai hantaran listrik melalui larutan?
3. Berdasarkan hasil percobaan, bagaimana kamu dapat mengelompokkan larutan
berdasarkan daya hantar listriknya?
4. Sebutkan ciri-ciri larutan elektrolit dan nonelektrolit?jelaskan!
(6)Membuat induksi
dan mempertimbang
hasil induksi
Membuat kesimpulan bedasarkan pengamatan. Siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan.
Jawaban yang diharapkan.
1. Larutan elektrolit adalah larutan yang mampu menghantarkan arus listrik, contohnya larutan NaCl, dan larutan Asam asetat/cuka. larutan
nonelektrolit adalah larutan yang tidak mampu menghantarkan arus listrik, contohnya larutan gula.
2. Gejala yang menandai hantaran listrik pada larutan dengan nyala lampu dan timbul gelembung gas pada elektrode.
3. Dengan cara melihat ciri-ciri pada larutan tersebut.
4. Ciri-ciri larutan elektrolit:Dapat menyalakan lampu dan menimbulkan gelembung gas pada elektrode.
Ciri-ciri larutan nonelektrolit:Tidak dapat menyalakan lampu dan tidak mampu menimbulkan gelembung gas padaelektrode.
Larutan elektrolit adalah larutan yang mampu menghantarkan arus listrik, dengan gejala adanya nyala lampu dan timbulnya gelembung gas
pada elektrode. Sedangkan larutan nonlektrolit adalah larutan yang tidak mampu menghantarkan arus listrik, dengan gejaltidak adanya nyala
lampu dan tidak adanya gelembung gas
170
KISI-KISI PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA
Kompetensi Dasar :Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya
Indikator :Mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit kuat/lemah dan larutan nonelektrolit berdasarkan hantaran listrik.
Materi :Larutan elektrolit dan Larutan nonelektrolit
No Tahapan Project
Based Learning
Sub Keterampilan
berpikir kritis
Aktifitas Siswa Lembar Kerja Siswa
1 Tahap
Perancangan
proyek
(1)Memfokuskan
pertanyaan
Guru memberikan wacana yang menimbulkan
pertanyaan kausal, siswa menyelidiki wacana
tersebut. Dalam hal ini, siswa ditugaskan untuk
membaca kemudian merumuskan permasalahan
yang terkandung dalam wacana dalam bentuk
pertanyaan ilmiah.
Ketika Udin berada dikantin sekolah, Udin melihat para pedagang menjajakan
minuman tepat saji misalnya seperti mizone, extra jos, teh sisri, nutrisari, jus jeruk,
jus apel, dan lain-lain. Udin merasa penasaran dengan semua jenis minuman yang
dijajakan tersebut, Udin ingat materi tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit
yang dijelaskan oleh Sang Guru pada minggu yang lalu. Udin berinisiatif untuk
menguji semua jenis minuman/larutan tersebut di laboratorium dengan
menggunakan alat uji elektrolit bersama sahabatnya, si sholeh. Pada saat menguji
minuman-minuman tersebut, ternyata ada timbul nyala lampu yang terang, redup
bahkan tidak menyala serta pada elektrodanya pun timbul gelembung gas dengan
jumlah yang banyak, sedikit, dan bahkan tidak ada gelembung gasnya sama sekali.
Sholeh mengingatkan udin, bahwa larutan yang termasuk elektrolit kuat adalah
yang memiliki nyala lampu terang dan timbul banyak gelembung gas, misalnya
larutan garam. Larutan yang termasuk elektrolit lemah adalah yang memiliki nyala
lampu redup dan timbul sedikit gelembung, misalnya larutan cuka. Sedangkan
larutan yang termasuk nonelektrolit adalah yang tidak ada nyala lampu dan tidak
ada gelembung gas, misalnya alkohol dan gula.
Rumusan masalah yang diharapkan dan hipotesis (jawaban sementarayang
diharapkan
1. Sebutkan gejala-gejala yang terjadi pada larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan nonelektrolit!
Larutan yang termasuk elektrolit kuat adalah yang memiliki nyala lampu terang dan timbul banyak gelembung gas, misalnya larutan
garam. Larutan yang termasuk elektrolit lemah adalah yang memiliki nyala lampu redup dan timbul sedikit gelembung, misalnya
larutan cuka. Sedangkan larutan yang termasuk nonelektrolit adalah yang tidak ada nyala lampu dan tidak ada gelembung gas,
misalnya alkohol dan gula.
171
Tahap
penyelidikan
terbimbing dan
pembuatan
produk.
(4)Mempertimbangkan
kriteria suatu sumber
(5)Mengobservasi dan
mempertimbangkan
hasil observasi
Merencanakan dan mengkonstruksi suatu
perangkat.
Siswa membuat langkah kerja untuk melakukan percobaan.
Melakukan percobaan larutan elektrolit, lalu
siswa mencatat hasil pengamatannya
berdasarkan percobaan yang telah dilakukan.
Siswa mencatat hasil percobaan dalam tabel data hasil percobaan.
1. Merangkai alat uji elektrolit.
2. Menyiapakan gelas kimia untuk diisikan larutan yang akan diamati, lalu memasukan alat penguji elektrolit ke dalam larutan! Amati
peristiwa yang terjadi!
3. Catat data hasil pengamatan pada tabel hasil percobaan,
4. Ulangi kegiatan tersebut dengan terlebih dahulu membersihkan elektrode hingga kering.
No. Nama larutan
Rumus
kimia
larutan
Jenis larutan
(senyawa
ion/kovalen)
Keterangan
(elektrolit
kuat/lemah
atau
nonelektrolit)
Gejala Yang Terjadi
Lampu Gelembung pada elektroda
Terang Redup Tidak
nyala Banyak Sedikit
Tidak
ada
1 Larutan Natrium
Hidroksida
2 Padatan Natrium
Hidroksida
3 Lelehan Natrium
Hidroksida
4 Asam Klorida
5 Asam asetat
6 Alkohol
7 Larutan Gula
172
Membuat dan
mempertimbangkan
nilai keputusan.
Menjawab pertanyan dan lembar kerja siswa
nerdasarkan data pengamatan yang disajikan.
Siswa menjawab dalam lebar kerja siswa berdasarkan data pengamatan yang
disajikan.
1. Apa yang dimaksud larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah dan
nonelektrolit?
2. Sebutkan gejala-gejala yang terjadi pada larutan elektrolit kuat, elektrolit
lemah, dan nonelektrolit?
3. Sebutkan contoh larutan elektrolit dari senyawa ion dan larutan elektrolit dari
senyawa kovalen polar?
4. Kelompokkan larutan kedalam Asam, Basa, dan Garam
5. Pada senyawa ion dalam bentuk apa senyawa tersebut dapat menghantarkan
arus listrik? Sedangkan pada senyawa kovalen polar, dalam bentuk apa
senyawa tersebut dapat menghantarkan arus lsitrik?
6. Jelaskan mengapa senyawa ion dalam bentuk padatan bersifat nonelektrolit
dan dalam bentuk lelehan serta larutan bersifat elektrolit!
7. Tuliskan rekasi ionisasi dari senyawa berikut ini!
g. KCL
h. NaOH
i. NaCl
j. NaSO4
1. Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang bisa menghantarkan arus listrik dengan gejala nyala lamu terang dan timbul banyak gelombang.
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang bisa menghnatrkan arus listrik dengan gejala nyala lampu redup dan timbu sedikit gelembung.
Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
2. Larutan yang termasuk elektrolit kuat adalah yang memiliki nyala lampu terang dan timbul banyak gelembung gas, misalnya larutan garam. Larutan
yang termasukelektrolit lemah adalah yang memiliki nyala lampu redup dan timbul sedikit gelembung, misalnya larutan cuka. Sedangkan larutan
yang termasuk nonelektrolit adalah yang tidak ada nyala lampu dan tidak ada gelembung gas, misalnya alkohol dan gula.
3. Larutan elektroit berupa senyawa ion:NaCl
Larutan elektrolit berupa senyawa kovalen polar:HCl, CH3COOH
4. Larutan asam: HCl, CH3COOH
Larutan Basa:NaOH
Larutan Netral :NaCl dan C2H5OH
g. HBr
h. H2SO4
i. NH4OH
j. NH4Cl
k. HNO3
173
Membuat induksi dan
mempertimbangkan
induksi
Membuat kesimpulan beradsarkan pengamatan Siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan.
Kesimpulan yang diharapkan
Larutan NaCl
5. Pada senyawa ion dalam bentuk lelehan dan larutan yang bisa menghantarkan arus lsitrik. Sedangkan pada senyawa kovalen polar dalam
bentuk larutan saja yang bisa menghantarkan arus listrik.
6. Senyawa ion dalam bentuk lelehan dan larutan dapat menghantarkan arus listrik disebabkan karena ion-ionnya dapat bergerak bebas.
Sedangkan dalam bentuk padatan tidak dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ionnya tidak bergerak bebas.
7. Reaksi ionisasi:
a. KCl K+
+ Cl−
b. NaOH Na+ + OH
−
c. NaCl Na+ + Cl
−
d. NaSO4 Na+ + SO4
−
e. HBr H+ + Br
−
f. H2SO4 H2+
+ SO42−
g. NH4OH NH4+
+ OH−
h. NH4Cl NH4+
+ Cl−
i. HNO3 H+
+ NO3−
Berdasarkan percobaan ini larutan elektrolit yang temasuk kedalam larutan elektrolit kuat adalah larutan garam, Larutan yang termasuk kedalam
larutan elektrolit lemah adalah asama asetat, dan larutan yang termasuk kedalam larutan nonelektrolit adalah gula dan alkohol.
174
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA
Aspek yang diwawancara Pertanyaan
Respon siswa terhadap model pembelajaran
berbasis proyek
1. Menurut pendapat Anda, Apa perbedaan
yang Anda rasakan antara pembelajaran
berbasis proyek dengan pembelajaran
yang sehari-hari dikelas khususnya pada
pembelajarn kimia?
2. Apakah Anda mengalami kesulitan pada
saat pembelajaran berlangsung?Jika “Ya”
kesulitan apa yang kamu alami? Dan bila
“tidak” sebutkan alasanmu?
3. Menurut pendapat Anda, Apakah dengan
menggunakan pembelajaran berbasis
proyek dikelas sangat menarik?jelaskan!
Respon siswa terhadap akibat menggunakan
pembelajaran berbasis proyek (keterampilan
berpikir kritis)
1. Apakah Anda termotivasi untuk lebih
kreatif melalui pembelajaran berbasis
proyek ini?Jelaskan alasan Anda!
2. Apakah Anda termotivasi untuk membuat
pertanyaan dan menyampaikan ide-ide
atau gagasanmu melalui pembelajaran
berbasis proyek ini ?Jelaskan alasan
Anda!
3. Apakah dengan pembelajaran berbasis
proyek mampu membuat Anda
memahami atau mudah dalam menjawab
soal yang telah diberikan?
Respon siswa untuk mengetahui sejauh mana
keterampilan berpikir kritis siswa
1. Soal manakah yang menurut Anda paling
sulit?Jelaskan alasannya!
2. Menurut Anda, Apakah soal-soal yang
diberikan termasuk kategori sulit/sedang
atau mudah?
Alasan siswa mampu menjawab soal
keterampilan berpikir kritis.
1. Bagaimana kamu bisa menjawab soal
dari nomor satu sampai sepuluh?Apakah
kamu mengalami kesulitan?
Lampiran 9
175
Nama Xi Xi-Xr (Xi-Xr)2
Agni 100 12,3 151,29
Andri 100 12,3 151,29
Ananda 100 12,3 151,29
Husna 98 10,3 106,09
agung 95 7,3 53,29
syah 95 7,3 53,29
gina 95 7,3 53,29
indira 95 7,3 53,29
mahar 95 7,3 53,29
nadya 95 7,3 53,29
rusda 95 7,3 53,29
reza 90 2,3 5,29
sabila 90 2,3 5,29
mikha 84 -3,7 13,69
april 81 -6,7 44,89
mega 80 -7,7 59,29
siti 80 -7,7 59,29
azalia 79 -8,7 75,69
gabril 78 -9,7 94,09
kevin 78 -9,7 94,09
angel 77 -10,7 114,49
silmi 75 -12,7 161,29
raden di 75 -12,7 161,29
rofi dwi 75 -12,7 161,29
Xr 87,70833 0,2 1982,96
1. S= 𝑥𝑖−𝑥 2
𝑛−1
= 1982,29
24−1
= 86,18 = 9,3
2. Mean = 87,7
Jadi:
Kelompok Tinggi : 87,7 + 9,3 = ≥97 (4 Orang)
Kelompok Sedang : 78,4˂ x˂ 97 (14 Orang)
Kelompok Rendah : 87,7 – 9,3 = ≤78,4 (6 Orang)
Kedudukan Siswa Di Dalam Kelas
Lampiran 10
176
No Kode
Siswa
Indikator/Nomor Soal Jumlah
Skor
Nilai
Presentase Kategori
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
k1 k2 k3 k4 k5 k6 k1 k2
1 S1 1 3 4 4 3 4 3 4 4 4 1 4 3 3 1 1 4 3 54 83 Sangat Baik
2 S2 1 2 2 2 4 4 4 3 4 4 2 4 2 1 1 1 4 4 49 75 Baik
3 S3 3 3 1 4 4 4 3 4 4 4 1 4 2 3 1 3 4 4 56 86 Sangat Baik
4 S4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 1 1 3 4 56 86 Sangat Baik
5 S5 1 3 1 4 3 3 3 4 3 4 2 4 2 3 1 3 3 4 51 78 Baik
6 S6 2 3 1 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 2 1 3 4 55 85 Sangat Baik
7 S7 3 3 4 4 4 3 3 4 2 2 3 4 3 3 2 3 2 2 54 83 Sangat Baik
8 S8 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 1 4 2 3 1 1 4 4 54 83 Sangat Baik
9 S9 1 3 1 4 3 3 2 3 3 4 1 4 2 2 1 3 4 4 48 74 Baik
10 S10 3 3 1 4 2 3 3 3 4 3 1 4 2 2 1 3 3 4 49 75 Baik
11 S11 1 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 2 3 1 2 4 4 56 86 Sangat Baik
12 S12 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 2 3 1 3 4 4 58 89 Sangat Baik
13 S13 1 3 3 4 3 2 4 4 4 4 2 4 3 2 1 3 4 4 55 85 Sangat Baik
14 S14 2 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 4 3 3 1 3 2 3 49 75 Baik
15 S15 3 3 1 4 4 4 4 4 3 3 1 4 3 3 1 1 3 3 52 80 Baik
16 S16 2 1 1 4 3 3 4 3 4 3 2 4 1 3 1 1 3 3 46 71 Baik
17 S17 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 2 4 3 3 2 3 4 3 58 89 Sangat Baik
18 S18 1 3 1 4 3 2 3 4 4 4 3 4 2 2 1 3 3 4 51 78 Baik
19 S19 2 2 1 4 3 1 3 2 3 4 3 4 2 2 1 1 3 4 45 69 Baik
20 S20 2 3 1 4 3 4 3 4 4 4 1 4 3 3 1 1 4 4 53 81 Sangat Baik
21 S21 1 1 1 4 3 3 3 3 4 3 2 4 2 1 1 1 3 4 44 68 Baik
22 S22 2 3 3 4 2 3 4 3 4 4 1 4 3 2 1 3 4 4 54 83 Sangat Baik
Pencapaian Keterampilan Berpikir Kritis Pada seluruh siswa Lampiran 11
177
23 S23 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 2 1 1 3 4 54 83 Sangat Baik
24 S24 3 3 1 4 3 3 3 4 4 4 1 4 3 3 1 1 3 3 51 78 Baik
Jumlah 48 66 49 93 495 43 95 59 61 27 47 169 1252 1923
Baik Skor Max 3 3 4 4 24 3 4 3 3 3 3 8 65 1923/24=80
(%) 66 92 51 97 495/24=20,6/24=86 60 99 82 85 38 65 88 80
178
No Kode Siswa
Indikator/Nomor
Soal Nilai Kategori Kelompok
1
Skor
1 Ag 3 100 Sangat Baik
TINGGI
2 dria 3 100 Sangat Baik
3 usna 3 100 Sangat Baik
4 zaldi 3 100 Sangat Baik
Jumlah 12 400
Sangat Baik Skor Max 3 100
Rata2(%) 100
1 gung 3 100 Sangat Baik
SEDANG
2 Nad 2 67 Baik
3 lia 1 33,3 Kurang
4 ina 2 67 Baik
5 dira 2 67 Baik
6 Apr 1 33,3 Kurang
7 rani 3 100 Sangat Baik
8 mega 2 67 Baik
9 mikha 3 100 Sangat Baik
10 reza 2 67 Baik
11 rusd 3 100 Sangat Baik
12 sabil 2 67 Baik
13 siti 1 33,3 Kurang
14 Syah 1 33,3 Kurang
Jumlah 28 935,2
Baik Skor Max 3 66,8
Rata2(%) 67
1 lica 2 67 Baik
RENDAH
2 evin 2 67 Baik
3 raden 1 33,3 Kurang
4 rofi 1 33,3 Kurang
5 sil 1 33,3 Kurang
6 Gab 1 33,3 Kurang
Jumlah 8 267,2
Kurang Skor Max 3 44,5
Rata2(%) 44,5
Lampiran 12
Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Memfokuskan Pertanyaan
Cara Perhitungan :
Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal
Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
179
No Kode Siswa
Indikator/Nomor Soal
Nilai Kategori Kelompok 2
Skor
1 usna 3 100 Sangat Baik
TINGGI
2 dria 3 100 Sangat Baik
3 Ag 3 100 Sangat Baik
4 zaldi 3 100 Sangat Baik
Jumlah 12 400 Sangat Baik
Skor Max 3 100 Sangat Baik
Rata2(%) 100
1 gung 3 100 Sangat Baik
SEDANG
2 Nad 3 100 Sangat Baik
3 lia 3 100 Sangat Baik
4 ina 3 100 Sangat Baik
5 Apr 3 100 Sangat Baik
6 dira 1 33,3 kurang
7 rani 3 100 Sangat Baik
8 mega 3 100 Sangat Baik
9 mikha 3 100 Sangat Baik
10 reza 3 100 Sangat Baik
11 rusd 3 100 Sangat Baik
12 sabil 3 100 Sangat Baik
13 siti 1 33,3 kurang
14 Syah 3 100 Sangat Baik
Jumlah 38 1266,6
Sangat Baik Skor Max 3 90,5
Rata2(%) 90,5
1 lica 2 67 Baik
RENDAH
2 evin 3 100 Sangat Baik
3 raden 3 100 Sangat Baik
4 rofi 3 100 Sangat Baik
5 sil 2 67 Baik
6 Gab 3 100 Sangat Baik
Jumlah 16 534
Sangat Baik Skor Max 3 89
Rata2(%) 89
Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Menganalisis Argumen
Lampiran 13
Cara Perhitungan :
Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal
Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
180
No Kode
Siswa
Indikator/Nomor
Soal Nilai Kategori Kelompok
3
Skor
1 Ag 4 100 Sangat Baik
TINGGI
2 dria 1 25 Kurang
3 usna 1 25 Kurang
4 Nad 1 25 Kurang
Jumlah 7 175
Kurang Skor Max 4 43,7
Rata2(%) 43,7
1 gung 3 75 Baik
SEDANG
2 Apr 3 75 Baik
3 lia 1 25 Kurang
4 ina 2 50 Cukup
5 dira 1 25 Kurang
6 rani 1 25 Kurang
7 mega 3 75 baik
8 mikha 4 100 Sangat Baik
9 zaldi 3 75 Baik
10 reza 3 75 Baik
11 rusd 1 25 Kurang
12 sabil 1 25 Kurang
13 siti 1 25 Kurang
14 Syah 1 25 Kurang
Jumlah 28 700
Cukup Skor Max 4 50
Rata2(%) 50
1 lica 1 25 Kurang
RENDAH
2 evin 3 75 Baik
3 raden 1 25 Kurang
4 rofi 4 100 Sangat Baik
5 sil 2 50 Cukup
6 Gab 3 75 Baik
Jumlah 14 350
Cukup Skor Max 4 58,3
Rata2(%) 58,3
Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Bertanya & Menjawab Pertanyaan
Lampiran 14
Cara Perhitungan :
Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal
Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
181
No Kode Siswa
Indikator/Nomor Soal
Nilai Kategori Kelompok 4
Skor
1 Ag 4 100 Sangat baik
TINGGI
2 dria 4 100 Sangat baik
3 usna 4 100 Sangat baik
4 zaldi 4 100 Sangat baik
Jumlah 8 400
Sangat baik Skor Max 4 100
Rata2(%) 100
1 gung 4 100 Sangat baik
SEDANG
2 Nad 4 100 Sangat baik
3 lia 4 100 Sangat baik
4 ina 4 100 Sangat baik
5 dira 4 100 Sangat baik
6 rani 4 100 Sangat baik
7 mega 4 100 Sangat baik
8 mikha 3 75 Baik
9 Apr 4 100 Sangat baik
10 reza 4 100 Sangat baik
11 rusd 4 100 Sangat baik
12 sabil 4 100 Sangat baik
13 siti 4 100 Sangat baik
14 Syah 4 100 Sangat baik
Jumlah 55 1375
Sangat baik Skor Max 4 98,2
Rata2(%) 98,2
1 evin 4 100 Sangat baik
RENDAH
2 raden 4 100 Sangat baik
3 rofi 4 100 Sangat baik
4 sil 2 50 Cukup
5 lica 4 100 Sangat baik
6 Gab 4 100 Sangat baik
Jumlah 22 550
Sangat baik Skor Max 4 92
Rata2(%) 92
Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Mempertimbangkan
kredibilitas suatu sumber
Lampiran 15
Cara Perhitungan :
Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal
Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
182
No Kode
Siswa
Indikator
Jumlah Skor Nilai Kategori Kelompok 5
Ksa Ksb Ksc Ksd Kse Ksf
1 Ag 3 4 3 4 4 4 22 92 Sangat
Baik
TINGGI
2 dria 4 3 4 4 4 4 23 96 Sangat
Baik
3 usna 3 3 4 3 4 4 21 87,5 Sangat
Baik
4 zaldi 2 2 3 3 3 3 16 67 Baik
Jumlah 12 12 14 14 15 15 82 342,5 Sangat
Baik Skor Max 4 4 4 4 4 4 24
85,6 Rata2(%) 75 75 88 88 94 94 85,4
1 gung 4 4 3 4 4 4 23 96 Sangat
Baik
SEDANG
2 Nad 4 4 4 3 4 4 23 96 Sangat
Baik
3 lia 4 4 4 4 3 4 23 96 Sangat
Baik
4 ina 4 3 3 4 2 2 18 75 Baik
5 dira 3 3 2 3 3 4 18 75 Baik
6 rani 3 3 4 4 4 4 22 92 Sangat
Baik
7 mega 4 4 4 4 3 3 22 92 Sangat
Baik
8 mikha 3 2 4 4 4 4 21 87,5 Sangat
Baik
9 reza 3 3 4 3 4 3 20 83,3 Sangat
Baik
10 rusd 3 2 3 4 4 4 20 83,3 Sangat
Baik
11 sabil 3 1 3 2 3 4 16 67 Baik
12 Apr 4 4 4 4 4 3 23 96 Sangat
Baik
13 siti 3 3 3 3 4 3 19 79,1 Baik
14 Syah 2 3 4 3 4 4 20 83,3 Sangat
Baik
Jumlah 47 43 49 49 50 50 288 1201,5 Sangat
Baik Skor Max 4 4 4 4 4 4 24
85,8 Rata2(%) 84 77 88 88 89 89 85,71
1 evin 2 3 3 3 4 3 18 75 Baik
RENDAH
2 sil 3 4 3 4 4 4 22 92 Sangat
Baik
3 rofi 4 4 3 4 4 3 22 92 Sangat
Baik
4 raden 4 4 4 4 3 3 22 92 Sangat
Baik
5 lica 3 3 3 4 3 4 20 83,3 Sangat
Baik
6 Gab 3 3 3 4 4 4 21 87,5 Sangat
Baik
Jumlah 19 21 19 23 22 21 125 521,8 Sangat
Baik Skor Max 4 4 4 4 4 4 24
87 Rata2(%) 79 88 79 96 92 88 87
Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Mengobservasi dan
Melaporkan Hasil Observasi
Lampiran 16
183
No Kode
Siswa
Indikator/Nomor Soal
Nilai Kategori Kelompok 6
Skor
1 Ag 3 100 Sangat baik
TINGGI
2 dria 1 33,3 kurang
3 zaldi 1 33,3 kurang
4 usna 1 33,3 kurang
Jumlah 6 199,9
Cukup Skor Max 3 50
Rata2(%) 50
1 gung 2 67 Baik
SEDANG
2 Nad 1 33,3 kurang
3 lia 3 100 Sangat baik
4 ina 2 67 Baik
5 dira 2 67 Baik
6 rani 1 33,3 kurang
7 mega 2 67 Baik
8 mikha 2 67 Baik
9 Apr 2 67 Baik
10 reza 2 67 Baik
11 rusd 1 33,3 kurang
12 sabil 2 67 Baik
13 siti 2 67 Baik
14 Syah 2 67 Baik
Jumlah 26 869,9
Baik Skor Max 3 62,13
Rata2(%) 62
1 sil 2 67 Baik
RENDAH
2 rofi 1 33,3 kurang
3 raden 1 33,3 kurang
4 evin 1 33,3 kurang
5 lica 3 100 Sangat baik
6 Gab 3 100 Baik
Jumlah 11 366,9
Baik Skor Max 3 61
Rata2(%) 61
Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Mendeduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi
Lampiran 17
Cara Perhitungan :
Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal
Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
184
No Kode Siswa
Indikator/Nomor
Soal Nilai Kategori Kelompok
7
Skor
1 Ag 4 100 Sangat Baik
TINGGI
2 dria 4 100 Sangat Baik
3 usna 4 100 Sangat Baik
4 zaldi 4 100 Sangat Baik
Jumlah 16 400
Sangat Baik Skor Max 4 100
Rata2(%) 100
1 gung 3 75 Baik
SEDANG
2 Nad 4 100 Sangat Baik
3 lia 4 100 Sangat Baik
4 ina 4 100 Sangat Baik
5 dira 4 100 Sangat Baik
6 rani 4 100 Sangat Baik
7 mega 4 100 Sangat Baik
8 mikha 4 100 Sangat Baik
9 reza 4 100 Sangat Baik
10 rusd 4 100 Sangat Baik
11 sabil 4 100 Sangat Baik
12 Apr 4 100 Sangat Baik
13 siti 4 100 Sangat Baik
14 Syah 4 100 Sangat Baik
Jumlah 55 1375
Sangat Baik Skor Max 4 98,2
Rata2(%) 98,2
1 evin 4 100 Sangat Baik
RENDAH
2 lica 4 100 Sangat Baik
3 sil 4 100 Sangat Baik
4 raden 4 100 Sangat Baik
5 rofi 4 100 Sangat Baik
6 Gab 4 100 Sangat Baik
Jumlah 24 600
Sangat Baik Skor Max 4 100
Rata2(%) 100
Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Mendeduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi
Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi
Lampiran 18
Cara Perhitungan :
Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal
Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
185
No Kode Siswa
Indikator/Nomor Soal
Nilai Kategori Kelompok 8
Skor
1 Ag 3 100 Sangat Baik
TINGGI
2 dria 3 100 Sangat Baik
3 usna 2 67 Baik
4 zaldi 2 67 Baik
Jumlah 10 334
Sangat Baik Skor Max 3 83,5
Rata2(%) 83,5
1 gung 3 100 Sangat Baik
SEDANG
2 Nad 3 100 Sangat Baik
3 lia 2 67 Baik
4 ina 3 100 Sangat Baik
5 dira 1 33,3 Kurang
6 rani 3 100 Sangat Baik
7 mega 3 100 Sangat Baik
8 mikha 2 67 Baik
9 Apr 3 100 Sangat Baik
10 reza 3 100 Sangat Baik
11 rusd 2 67 Baik
12 sabil 3 100 Sangat Baik
13 siti 2 67 Baik
14 Syah 2 67 Baik
Jumlah 35 1168,3
Sangat Baik Skor Max 3 83,45
Rata2(%) 83,45
1 sil 2 67 Baik
SEDANG
2 rofi 3 100 Sangat Baik
3 raden 2 67 Baik
4 evin 3 100 Sangat Baik
5 lica 2 67 Baik
6 Gab 2 67 Baik
Jumlah 14 468
Baik Skor Max 3 78
Rata2(%) 78
Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Mempertimbangkan
Nilai Keputusan
Lampiran 19
Cara Perhitungan :
Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal
Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
186
No Kode Siswa
Indikator/Nomor Soal
Nilai Kategori Kelompok 9
Skor
1 Ag 3 100 Sangat Baik
TINGGI
2 dria 3 100 Sangat Baik
3 usna 2 67 Baik
4 zaldi 3 100 Sangat Baik
Jumlah 11 367
Sangat Baik Skor Max 3 92
Rata2(%) 92
1 gung 3 100 Sangat Baik
SEDANG
2 Nad 3 100 Sangat Baik
3 lia 2 67 Baik
4 ina 2 67 Baik
5 dira 3 100 Sangat Baik
6 rani 3 100 Sangat Baik
7 mega 3 100 Sangat Baik
8 mikha 3 100 Sangat Baik
9 reza 3 100 Sangat Baik
10 rusd 3 100 Sangat Baik
11 sabil 3 100 Sangat Baik
12 Apr 2 67 Baik
13 siti 1 33,3 Kurang
14 Syah 3 100 Sangat Baik
Jumlah 37 1234,3
Sangat Baik Skor Max 3 88
Rata2(%) 88
1 evin 2 67 Baik
RENDAH
2 sil 1 33,3 Kurang
3 raden 2 67 Baik
4 rofi 3 100 Sangat Baik
5 lica 2 67 Baik
6 Gab 3 100 Sangat Baik
Jumlah 13 434,3
Sangat Baik Skor Max 3 72
Rata2(%) 72
Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Mendefinisikan istilah,
dan mempertimbangkan definisi
Lampiran 20
Cara Perhitungan :
Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal
Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
187
No Kode
Siswa
Indikator/Nomor Soal
Nilai Kategori Kelompok 10
Skor
1 Ag 2 67 Baik
TINGGI
2 dria 1 33 Kurang
3 usna 1 33 Kurang
4 zaldi 1 33 Kurang
Jumlah 5 166
Cukup Skor Max 3 42
Rata2(%) 42
1 gung 1 33 Kurang
SEDANG
2 Nad 1 33 Kurang
3 lia 1 33 Kurang
4 ina 1 33 Kurang
5 dira 1 33 Kurang
6 rani 1 33 Kurang
7 mega 1 33 Kurang
8 mikha 1 33 Kurang
9 reza 2 67 Baik
10 rusd 1 33 Kurang
11 sabil 2 67 Sangat Baik
12 Apr 1 33 Kurang
13 siti 1 33 Kurang
14 Syah 1 33 Kurang
Jumlah 16 530
Kurang Skor Max 3 38
Rata2(%) 38
1 raden 1 33 Cukup
RENDAH
2 sil 1 33 Cukup
3 rofi 1 33 Cukup
4 evin 1 33 Cukup
5 lica 1 33 Cukup
6 Gab 1 33 Cukup
Jumlah 6 198
Kurang Skor Max 3 33
Rata2(%) 33
Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Mengidentifikasi Asumsi
Lampiran 21
Cara Perhitungan :
Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal
Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
188
No Kode Siswa
Indikator/Nomor Soal
Nilai Kategori Kelompok 11
Skor
1 Ag 3 100 Sangat Baik
TINGGI
2 dria 1 33,3 Kurang
3 usna 3 100 Sangat Baik
4 zaldi 1 33,3 Kurang
Jumlah 8 266,6
Baik Skor Max 3 67
Rata2(%) 67
1 gung 1 33,3 Kurang
SEDANG
2 Nad 1 33 Kurang
3 lia 3 100 Sangat Baik
4 ina 1 33,3 Kurang
5 dira 1 33,3 Kurang
6 rani 1 33,3 Kurang
7 mega 3 100 Sangat Baik
8 mikha 3 100 Sangat Baik
9 Apr 3 100 Sangat Baik
10 reza 3 100 Sangat Baik
11 rusd 3 100 Sangat Baik
12 sabil 1 33,3 Kurang
13 siti 1 33,3 Kurang
14 Syah 3 100 Sangat Baik
Jumlah 28 932,8
Baik Skor Max 3 67
Rata2(%) 67
1 raden 3 100 Sangat Baik
RENDAH
2 evin 3 100 Sangat Baik
3 sil 1 33,3 Kurang
4 rofi 1 33,3 Kurang
5 lica 1 33,3 Kurang
6 Gab 2 67 Baik
Jumlah 11 366,9
Baik Skor Max 3 61
Rata2(%) 61
Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Memutuskan Suatu Tindakan
Lampiran 22
Cara Perhitungan :
Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal
Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
189
No Kode
Siswa
Indikator Jumlah
Skor Nilai Kategori Kelompok 12
ka kb
1 Ag 4
3 7 87,5 Sangat
Baik
TINGGI
2 dria 3
4 7 87,5 Sangat
Baik
3 usna 4
4 8 100 Sangat
Baik
4 zaldi 2 3 5 62,5 Baik
Jumlah 13 14 27 337,5 Sangat
Baik Skor Max 4 4 8
84,4 Rata2(%) 81,2 87,5 84,4
1 gung 4
4 8 100 Sangat
Baik
SEDANG
2 Nad 4
4 8 100 Sangat
Baik
3 lia 3 3 6 75 Baik
4 ina 2 2 4 50 Cukup
5 dira 4
4 8 100 Sangat
Baik
6 rani 4
4 8 100 Sangat
Baik
7 mega 4
4 8 100 Sangat
Baik
8 mikha 4
4 8 100 Sangat
Baik
9 Apr 3
4 7 87,5 Sangat
Baik
10 reza 3 3 6 75 Baik
11 rusd 3
4 7 87,5 Sangat
Baik
12 sabil 3
4 7 87,5 Sangat
Baik
13 siti 3
4 7 87,5 Sangat
Baik
14 Syah 4
4 8 100 Sangat
Baik
Jumlah 48 52 100 1250 Sangat
Baik Skor Max 4 4 8
89,2 Rata2(%) 86 93 89,2
1 sil 4
4 8 100 Sangat
Baik
RENDAH
2 raden 3 3 6 75 Baik
3 rofi 4
3 7 87,5 Sangat
Baik
4 evin 3
4 7 87,5 Sangat
Baik
5 lica 3
4 7 87,5 Sangat
Baik
6 Gab 3 3 6 75 Baik
Jumlah 20 21 41 512,5 Sangat
Baik Skor Max 4 4 8
85,4 Rata2(%) 83 87,5 85,4
Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Berinteraksi Dengan Orang Lain
Lampiran 23
190
Hasil Wawancara
Pertanyaan Hasil Wawancara
Menurut pendapat Anda, Apa perbedaan
yang Anda rasakan antara pembelajaran
berbasis proyek dengan pembelajaran
yang sehari-hari dikelas khususnya pada
pembelajarn kimia?
Ada, karena dalam pembelajaran
sehari-hari kita merasa bosan didalam
kelas. Jika ita menggunakan metode
pembelajaran berbasis proyek kita aan
merasa penasaran dan ingin tahu apa
yang ingin kita buat dan akan lebih
masuk kedalam otak.
Apakah Anda mengalami kesulitan pada
saat pembelajaran berlangsung?Jika “Ya”
kesulitan apa yang kamu alami? Dan bila
“tidak” sebutkan alasanmu?
Tidak, karena dengan pembelajaran ini
saya lebih merasa enjoy daripada
pembelajaran yang sering kita lakukan
didalam kelas.
Menurut pendapat Anda, Apakah dengan
menggunakan pembelajaran berbasis
proyek dikelas sangat menarik?jelaskan!
Iya sangat menarik.
Apakah Anda termotivasi untuk lebih
kreatif melalui pembelajaran berbasis
proyek ini?Jelaskan alasan Anda!
Iya saya jadi termotivasi dan ingin
mencoba kembali proyek yang telah
dilakukan dikelas
Apakah Anda termotivasi untuk membuat
pertanyaan dan menyampaikan ide-ide
atau gagasanmu melalui pembelajaran
berbasis proyek ini ?Jelaskan alasan
Anda!
Iya saya jadi termotivasi, untuk
membuat pertanyaan dan
menyampaikan ide-ide kepada
kelompok saya
Apakah dengan pembelajaran berbasis
proyek mampu membuat Anda
memahami atau mudah dalam menjawab
soal yang telah diberikan?
Iya saya jadi lebih memahami.
Soal manakah yang menurut Anda paling
sulit?Jelaskan alasannya!
Soal nomor tiga
Menurut Anda, Apakah soal-soal yang
diberikan termasuk kategori sulit/sedang
atau mudah?
Sedang
Bagaimana kamu bisa menjawab soal dari
nomor satu sampai sepuluh?
Iya bisa karena saya sudah paham,
sudah praktikum dan sudah membaca
buku.
Lampiran 24
191
v' T
Nim
tr'akultas
UJI REFERENSI
Nama :Sutinah
:1110016200008
:Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Jurusan/prodi :P.IPA/P.Kimia
Judul Skripsi :Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Sisrva Melalui
Model Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Materi
Larutan Elektrolit Dan Larutan Nonelektrolit
No ReferensiParaf
Pembimbing I
Paraf
Pembimbing 2
BAB I,l !.qtp!rvrvrv. gs_q_{.o-lglp-r-a.,1ky_fi ldilgVpuq1o l. 2.
results-overview.pdf. h.5. t bt2 I{usamah,dkk. Desuin Penbelajantn Berhosis
Pencapaian Kompetc si Panduan dalantl,lttttncattg Peutb,luJrtr,tr ttttrttl' .ll,nJtrlittttgImplementasi Kurikulun 2013.(Jakarta:PrestasiPustakakamva. 2013). h.4
+ M3 tI.A.R. Tilaar. lvloni/bsto Pendidikcot Ncrsionql
tinjauon duri perspektiJ postnodernisne cltur
stucli ktrltural kompas Indonesia.(Jakala;BukuKonpas.2005) Cet.l h.109
{ K4 Pendis.Kemenag
httD://www.pendis.kemenag.go.idt &r
5 http://bsnp-indonesiaSalinanlampiranPerme[dikludNa. 5 4th20 L3
+ &:6 Agung W Subiantoro. Pentingnyq Prqklium
dalam Pembelojaran IPA.httD://staff.uny.ac. id
t A-7 Michael, Purba. Kinia Untnk SMA/MA kelas
X (Jakarta:Erlanssa .2012) h.3 t Df8 Navhies Luthvitasari. I tplementasi
Pembelajaran Berbasis Prcyek PadaKeterampilan Berpikir dan Kemahiran GenerikSains.
+ Jn9 Made,Wena. Sn-atugi Penbelajaran Inovatif
Kontemporer Sudtlt Tinjauan KonseptLtalOperasiona Eclisi satu.(Iakafta:Bumi Aksara,2011). Cet.6 h.144
f ffl0 Annas Kurniawan. Pengaruh Motlel
Pembelajaran Berbasis Proyek terhadapketertlmpilan beryikir kritis dan sikap terkaitsiswa SMP, http : //pas ca.undilqha.ac.itl/eioumal/
{ h'
ll Ida Ayu Kade Sastrika,dkk. Pengaruh MctclelPembelajaran Berbqsis Proyek TerhadapPemahemqn Konsep Kimia Dan KeterampilanBerpikir Kritis Pada Matq Pelajaran Kimia.e-joumal program pascasarjana UniversitasPeodidikan Ganesha Prodi.IPA(volume 3 Tahun2013)
+ A-BAB II
1 Rusman. Model-model pembelajaranMengenbangkan ProfesionqlisueGurLt.(lakarta.PT Raja Grafi ndo Persada, 2012)h.133
{ K2 Rusman. Model-model pembelajaran
Mensemb anpkan Profesionalisme Gtru.h.136 h'3 John W. Thomas, A review of Reasearch on
ProjecfBased Learning, (Califomia: TheAutodesk Foundation. 2000). p. l. f k
4 Erica Baker. et all, Project-Basetl LeantingModel: Relevut Leorning for the 2lsl Centtu!,(Amerika: Pacific Education Insttitute, 2011), p.i.
+ !{5 Alec Patton. lqork that M.ttters: Tlle Teucher's
guide to Project-Bctsed Leurning, (UK: The PaulHamlyn Foundation.2012). p. 13. f 4,.
6 Educational Technology Division Ministry ofEducation, , Project Bosed Learning Handboctk"Educating the Millennial Leartter", (KualaLunrpur: Communication and Training Sector,2006).. p.l.
{ k7 Educational Technology Division Ministry of
Education, op.cit, p.5l t d\'8 Educational Technology Division Ministry of
Education. .........p. 51.p,'
9 Educational Technology Division Ministry ofEducation ..........p. 13. T.; d+
10 Educational Technology Division Ministry ofEducation ..........p. 18.
&.lt Educational Technology Division Ministry of
Education ..........p. 6. t J12 Thomas, '7 revietv of Reasearch on Projecl
Based Leamins". -.,..,,,,.h.3-4 t {\.13 Made,Wena. Strategi Pembelajaran Inovatif
Kontemporer Suatu Tinjauan KonseptualOperasiona Edisi satu .........h.145
f A'14 Made,Wena. Strategi Pembelajaran Inotatif
Kontemporer Suatu Tinjauak KonseptuolOperqsiona Edisi satu -......,,.h.745 t A"
15 Made,Wena. Strategi Pembelajarqn InoyatifKontemporer Suatu Tinjauan KonseptualOperasiona Edisi sqtu ....,,,,,..h.146
t A^
t6 Made,Wena. Strategi Pembelajqrqn InoyatifKo temporer Suatu Tinjauan KonsepttnlOperasiona Edisi satu .......,-...h.146
tI
kt7 Made,Wena. Strategi Pembelqjqran Inovatif 4.'
Kontefiporer Suatu Tinjauan KonseptudlOperas iona E dis i satu .. - -.....,,,h.1 46-14'7
18 Carolyn M, Evertson and Carol S. Weinstein(eds), Hanclbook of Classroom Management,(New Jersey: Lawrence Erlbaum AssociatesPublishers. 2006). p. 590.
I A"t9 Carolyn M. Evefison and Carol S. Weinstsin
(eds), Handbook of Classroom Management..........h.590
{ h"
20 Jennifer Railsback, Project Based Instnrction"Creating Excitement for Learning " , (North\'/estRegional: Educational Laboratory. 2002) p.24. t A/
21 Made Wena, Stralegi Pembelajaron InotatifKontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara. 2011), h.14',7 .
I k22 Jennifer Railsback, Project Bqsed Instruction
"Creating Excitement for Leanin9", (NorthwestRegional: Educational Laboratory, 2002). p. 9.
{ k23 Educational Technology Division Ministry of
Education. or. cil.. D. 6. t, h'24 Wena, op. cr., h. 149-151. %'
,2s Muhibbin- Syah. Psikobgi Penclidikan DengcutPendekat.ol -Barrr.(Bandung:PT. RemajaRosdakarya.2009).Ce t.1 5 h.117
t h26 Muhibbin Syah. Psr*o1ogi Pentlitlikan Dertgan
Pentlekatatl Bcu'u............h. I 17 t h'21 Darmiyati, Zrschdi. Hunanisusi Pentlilikcm
Mene ntrkan Kenbali Penclidikan )angMonltsictwi.(Jakarta:Bumi Aksara, 2009), Cet.2h 124
{ K28 Sumadi,Suryabrata. Psikologi
Penditlikax.(Jakana:Rajawali Press,20i0), cet.lh.54-55
t lr'29 Sumadi,Suryabmta. Ps i ko logi Penditlikon h.5 5 r b\30 Wina, sanjaya. Strategi Pembelajaran
Berorientasi StLndar ProsesPendidikan.(lakafta:Kencana, 201 1). cet.8 h.230
{- k31 Donald C. Orlich. Teaching Strategies A Guide
to Effectiye 1rrlr'rclior.(UsA:WadswofthCensase Learnins. 2010) h.286
t u,32 Edward de Bono. Revolusi Beryikir Etlward De
Bono:Belajar Berpikir Canggih dall Kreatifdalum Memecahkan masaluh dan Memantik Lle-ide B aru.(Banduns..Kaifa. 2007) h.24
{ 0.,'
33 Anonim, Pembelajaran yang MengembangkanCritical Thinking.( Departemen PendidikanNasional:2009) h.9
f A"34 Joyce M Lalurens, "integrasi riset dan
cles ain : s eb uah p ewlekat an dalam p em b e I aj arandi srudio perancangan. prosedding sentintrnasional" jurnal Seminar nasional PendidikanArsitektur profesional Denpasar, 9-10 februari2008. h. 35
( J{'
35 Wowo Sunaryo Kuswana. Taksononi Berpiki'.(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 201 l) Cet.lh.l9
t A^36 Anonim. Pembelajaran yctng Mengembangkan
Critical Thinking.( Depaftemen PendidikanNasional:2009) h.9
t A.3',7 Kasdin, Sihotang, dkk. Critical Thi*ing
Membongun Penikiror aog,-r.(Jakafta:PustakaSinar HaraDan. 2012) Cet.1 h.3
t A'38 Alec, Fisher. Berpikir K'itis Sebuah
Penga tar.(Jakafia:PT.Gelora Aksara Pratama,2008) h.10
f tt.#j
39 Alec, Fisher. Berpikir Kritis Sebualt Pengantar.......-......h.4 f l',"
40 Wanda, Teays. Seco d thought:critical thinkingfor a dtuerse society.(New York:Mc Grarv-HillComoanies.2006) h.22
r At
41 Llliasari. " B erpikir Krllis tla lan P em beltiatattSui s Ki liu nletluitr Proftsiotnlisntc puru"- {- o{
12 Anonin. Penbe|a jtt t1tt .\-ong ,\1angantbangkutr
Critical Thinl;ittg.( Dcpar.tenren PendidikanNasional:1009) h.14
t An'41 Roben E. Slavin. Pr*o1r.,gi Peutliliktu . Teori
lan Prulttik Eliti KctlclLtpun .lilil ), Terj.Nlarianto Sanrosir" (Jakarta:P l .lndeks. 2009),h.40
{11.U''
.11 A,nori';n. Petnbeltiut al tLt tl g llt'n getn bongliotCriticol Thinking.( Depafiemen PenclidikanNasional:2009) h.15
t !,'l5 Anontnt. Pent be Iajuftt]t ro n g 7lcn gent ban gkatt
C rir it al Thitkbtq ....h.19+ !{'
16 Anonim. P e nt b e I uj a r.ul .\' u tl g it[ e n g c nt b a n gka rt
Critical Thittkitq .....h.18 $t4'.1 Perkins, C, & Murphy, E. (2006). klenttJying
and measLu itg intli|iduel engagenent il criticdlthinkitg in onli e discussio s: Ai1 exploratot).)case stutly. Educatiowrl Technologyt & Societ_y,9( t).299
{ At'48 Dina Mayadiana Suwama, Su4rr Altet atif
Penbelaj aratt oltuk Mefiit|gkatkan KemantputotBetpikir Kritis Moten.tiko. (Jakarta:CakrarvalaMaha Karya. tt). h.l3-16
{ k"49 Elaine B, lhonson.ContextLlal Teaching &
Learning Menjeulikut Kegiatan BelajatMengajar Menga.syikkan danBermakta.(Bandung'.Mizan LearningCenter(MLC). 2007). Cet.5 h.190
t h'50 Elaine B, Jhonsofi.Contextual Teaching &
Learfiing Menjadikun Kegidtan Belajar-Mengajar Mengasyikkun dan Bermakna..........h.192
+ K51 Elaine B, Jhonson.Corlertr.r/ Tetclting &
Lecuting Menjadikan Kegictt.ln Belajar-lulengajar Mengasyikkan dqn Bermqkna......... h. r 93
+ 0)'
52 Elaine B, Jhonson.Contextuul Teoching &Leoning Llenjaclikan Kegiatafl Belajar-fulengajar Mengasyikkan clan Bernukna.........h.194
r Li53 Elaine B, Jhotsot.Contextual Teaching &
Learning Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna.........h.195
{ L'51 Elaine B, Jhonson.Contextual Teaching &
Learning Menjadikan Kegialan Belcljar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna.........h.197
{ 0r55 Elaine B, Jhonson.ContextLtdl Teachittg &
Learning Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan clan Bermalcna......... h.198
( J','56 Elaine B, Jhonson.Contextual Teaching &
Learniug l[enjadilicut Kegiatan Belcljar-)[etgcrjtu' ],Iengttsyilikcot dtut Berntttktttt... ...... h. 199
{ A'5',7 Elaine B, Jhonso[. C.)r1".! /ldl Tcue-hitry &
Leottitg Menjadiktn KegiltlLt]t BcltiarMangajar llengasvikliun lan Berntulota
..h 200{ $.
58 Lorin, Anderson, Kertutgka Lan(/asut1 untukPenbelaju-an, Pcngttluron, (kttl,4s?.\ntcn RctisiTaksonorni Pendidikul B/oont.(Yoeyakarta:Pustaka Pelaiar. 2010) Cet.1 h.101
{ A^59 l.orin, An<lerson, Kercutgka Ltniasan unluk
Penbelajco cot, Pertgajurutt, tkrn Asesmen RerisiTtksononti Pentliliktn Bloont ..-h-101. t a'
60 Michael Purba. Kiniq I urth* Sll;1 kelat X,(Jakarta: Erlangga. 2006), h. 166. a'
6t Michael Purba, Kimia I untuk SMA kelasx............ h.170 f e\-
62 Michael Purba, Kimia I uttuk SMA kelusx............. h. t 68-l69 It 0t"
63 Navies Luthvitasari,dkk. InplemetltasiPen$elajaran Berbasis Proyek PadaKetetu lpildtl Berpikit' Dan Kemaltiran GetterikSains. e-Joumal Program Pascasa{anaUniversitas Pendidikan Ganesha Program StudiIPA Vo1.3.2013.
{t) -"'d)
64 Rosyidatul Munarvaroh,dkk. " Pe n erap tn LlodelProject Bosed Learning Untuk MenbongutEmpat Pilar Pembelajafaan siswa srrp".Jumaldari Unnes Physics Education Joumal/2012Yol.2. 2012
{ dr^
65 Ida Ayu Kade Sastrika. "Pengaruh ModelPembelajaran Berbasis Proyek TerhadapPemaltamttn Koxsep Kimia Dan KeterampilcotBerpikir Kritis" e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program StudiIPA Vol. 3 Tahun 2013
t t;
I
66 Hefii,Patmawati. "Analisis KeteronpilanBerpikir Siswa Pada Pembelajaran LarutanElektrolit Dan Non Elektrolit DenganPralaikum", Skripsi Pada Strata satu UIN SyarifHidayahrllah Jakarla. 2011. Tidakdipublikasikan.
r dr6'7 Istiqomah. lzclrsis Keterampilan B erpikir Kritis
dengan Menggrnakan PBL"SLipsi pada Stratasatu UIN Syarif Hidayatullah lakarta.2012.Tidak dipublikasian
{ !t'BAB III
1 Nana, Syaodih. Metode PenelitianP endidikan.(Bandung:PT.Remaja Rosadakarya,2010), Cet.6 h.72
( k2 Nana, Syaodih-lletode Penelitian Pendidikan
........h.73 r A/'3 Ibnu Hadjar. Dasto-Dusur Metodologi
Penelitian Kwantitatif dalant Penclidikan.(Jakarta: PT.Raia Gmfindo Persada) h.30 t A'
4 Ibnu Hadjar. Dasar Dasu MetodologiPe elitiltt Kw.oltitatiJ tlalan Pentlidikan....................h.34 { &-
5 Sugiyono. Metode pertelitianPen d idikan (Pentlicli kan kuant itotif, kuo I itat if,dan R&D. (Bandung:Alfabeta, 2010), Cet. 11
h.29'7
{ 4'6 Sugiyono. Metode penelitian
Pendidikan(Perulidikan kuntitcrtif, kualltatif,dan R&D... ... ... ... ... ... h.300
t ,L-7 Suharsirni Arikunto. Prcserll' Peitelitia suatLt
pendekatan pruktik, (lakartatRineka Cipta,2006). h.139
{ k8 Suharsimi Aiktnto. Pros edur P en elitian suqtLt
pendekatan praktik...........h192. f a"9 Sugiyono. Metode pefielitian
Pendidikan(Pendidikatn k@ntitutif, kuqlitatif,dan R&D. (Bandung:Alfabeta, 2010), Cet. 11
h.305
t $,l0 Suharsimi, op.cit., h.203 trl A^ll Anas, Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendiclian.
(Jakarta:PT Raia Crafindo. 2005) h.67 f/ 4^t2 Suharsimi, op.cit., h. I 99-200 il- U'1
t3 Ngalim, purwanto..Prinsip-prinsip dan TeknikEvahnsi Pembelajaran. (Bandung:RemajaRosdakarya, 2013) Cet.1 8 h.137. t 0\'
t4 Purwanto,Op.cit h. 138 f A1l5 Suharsimi, Aiktnto
" Prosedur P ene litian suatu
penclekotan prak:tik.(Jakarta:Rineka Cipta, 20 I 0),cet.14 . h. 213 .
{ &"16 Purwanto, op.cit., h. 137. f A--'
17 Anas, Sudijono. Petlgantar EvahtasiPendidikan.(Jakarta:Raja Grafindo Persada,
2003) h.2086 A^
l8 Zaenal, Arifin. EvahnsiPembelajaran.(Bandung:Remaja Rosdakarya,2010\.h.266
{ a.19 Suharsimi, Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan.(Jakarta:Bumi Aksara, 2006), cet.6,h.221. { t{
20 Suharsimi, Arikunto, Dasar-dasar EraluLtsiPendidikan...........h.228 f A'
21 Budi, Susetyo. Statistika Untuk Analisis DataPe elitian Dilengkapi Cara Perltitungan denganSPSS dan Ms. Ofiice Exel(Bandung:PT.RefikaAditama. 2010) Cet.1 h.71
{ l,^22 Purwanto, op.cit., h.102 L'23 Rlduwan. Belojar Mtrlah Penelitian untLtk Gut t-
Karyavan dan Penelili Pentula,(Banduns:Alfabeta.2009). h.89.
{ ),^
BAB IV
Alec Fisher, Berpikir Kritis SebuuhPengatlt.tr,(J akul^ -P T Celora Aksara Pratama,2009). h.4
{ L./2 John W. Thomas, A rc\'ie\\, of Reoseurch on
Prcject-Base.l Learning, (Calilornia: TheAutodesk Foundation. 2000). p. l. { h'/
3 John W. Thomas, A rcriev of Retsecu ch oltPt'oi ect- B os ed Leortilre... -..........h.3-9 t'
4 Annas kunriawan, Petgamlt lulodelPembelajorun Bel btsis Proyek TerhaclaltKetetqmpilan Berpikir Kritis dan Sikap terkaitSairs Sisrua SMP (Studi Eksperinen di SMPN 4Sinearaia)
t k5 S Chee Choy & Phaik Kin Cheah. Teqcher
Perceptions Of Critical Thinking AmongStudents and lts ltiluence on Highet Educatiotl.Joumal of teaching and leaming in highereducation. (2009). Vol.20 No.2, h.202
6 Zulfian| dkk. Sttotegi PembelajaranSairs.(Jakafia:Lembaga Penelitian UIN Jakafia,2009). h.104 r 02"
7 Ida Ayu Kade Sastrika. "Pergai'rrh ModelPembelajaran Berbasis Proyek TerhatlapPemahaman Konsep Kimia Dan KeterampilanBeryikir Kritis" e-Joumal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program StudiIPA Vol. 3 Tahun 2013 h.7
{ k8 Wina, Sanjaya. Strategi pembelajaran
beroientasi slandar proses pendielikan.(Jakafta:Kencana Pranada Media,20I I) h.204
{ h^9 Elaine, B jhonson. ContextLral Teaching &
Learning (Menjadikan Kegiqtan Belajar-Mensaiar Mensasyikan dqn I 4.
Bennakno-(Bandung:Mizan Leanring Center.2006) h.195
Jakarta, Mei 2015
Yang Mengesahkan
Pembimbing I Pembimbing 1l
Ltl^4.r."-t-
Burhanudin Milarna. M.Pd.
NIP. 19770201 200E01 l00l NtP. 19710528 2000031 002
SURAT KETERANGAN
NOMOR: 303/I02.1/SMA DK-YPII/H/2014
Kepala SMA Dharma Karya UT Pondok Cabe Ilir Kecamatan Pamulang Kota Tangerang
Selatan Provinsi Banten menerangkan bahwa:
Nama :Sutinah
NIM :1110016200008
Tempat/Tanggal lahir :Bogor, 01 September 1992
Jenis Kelamin :Perempuan
Prodi/Jurusan :Pendidikan Kimia/Pendidikan IPA
Jenjang :Strata satu (S1)
Universitas :UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Telah melakukan observasi dan penelitian dalam rangka menyusun SKRIPSI dengan judul
“Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Model Pembelajaran Berbasis
Proyek Pada Materi Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit” di SMA Dharma Karya
UT terhitung mulai tanggal 1 November s/d 30 November 2014.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, dan dapat dipergunakan
sebagai mestinya.