ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM...

124
ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN HALAL TAHUN 2015 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Auzan Shadiq 1113113000063 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Transcript of ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM...

Page 1: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA

DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI

MAKANAN HALAL TAHUN 2015

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Auzan Shadiq

1113113000063

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:

ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM

PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN HALAL TAHUN 2015

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 Juni 2017

Auzan Shadiq

Page 3: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Auzan Shadiq

NIM : 1113113000063

Program Studi : Hubungan Internasional

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN - UEA DALAM

PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN HALAL TAHUN 2015

dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.

Jakarta, 12 Juni 2017

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Program Studi Pembimbing

M. Adian Firnas, M.Si Teguh Santosa, MA.

NIP. NIP.

Page 4: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

SKRIPSI

ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM

PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN HALAL TAHUN 2015

oleh

Auzan Shadiq

1113113000063

telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal

20 Juni 2017. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Hubungan Internasional.

Ketua, Sekretaris,

M. Adian Firnas, M.Si

NIP.

Eva Mushoffa, MHSPS

NIP.

Penguji I,

Penguji II,

Badrus Sholeh, Dr., MA.

NIP. 19710211 199903 1 002

Inggrid Galuh Mustikawati, MHSPS

NIP.

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 20 Juni 2017.

Ketua Program Studi Hubungan Internasional

FISIP UIN Jakarta

M. Adian Firnas, M.Si

NIP.

Page 5: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

v

ABSTRAK

Skripsi ini secara khusus bertujuan untuk menganalisis alasan di balik

kerjasama Korea Selatan-Uni Emirat Arab (UEA) dalam pengembangan industri

makanan halal tahun 2015. Masalah penelitian dalam skripsi ini bermula dari

momen kerjasama pengembangan industri makanan halal yang telah disepakati

kedua negara melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU)

mengenai pertukaran informasi sistem sertifikasi makanan halal. Sebagai sebuah

negara minoritas Muslim, tentu menarik melihat fenomena kerjasama yang dijalin

oleh Korea Selatan dengan UEA yang notabene merupakan sebuah negara

Muslim. Apalagi kerjasama yang telah disepakati merupakan suatu hal yang

sangat bernilai Islami (yakni mengenai makanan halal).

Metode kualitatif dan deskriptif analitis dipilih sebagai engine utama dalam

menjalankan penelitian skripsi ini, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan

dengan cara mencari studi pustaka serta wawancara dengan pihak-pihak terkait.

Melalui bantuan 3 kerangka teoretis yakni Teori Neoliberal Institusional, Konsep

Complex Interdependence, dan Konsep Kerjasama Internasional setidaknya telah

ditemukan 2 alasan utama mengapa Korea Selatan menjalin hubungan kerjasama

dengan UEA tersebut. Alasan pertama yakni adalah karena Korea Selatan ingin

mencoba untuk dapat memasuki persaingan dalam industri Pasar Halal Global

(Global Halal Market). Sedangkan alasan kedua ialah karena Korea Selatan mulai

ingin mempromosikan diri mereka sebagai sebuah Muslim Friendly Country.

Kesimpulan utama dari penelitian skripsi ini ialah bahwa kerjasama internasional

yang dijalin oleh para aktor internasional, tidak selalu dipengaruhi oleh faktor

latar berlakang agama suatu negara saja. Justru faktor kepentingan ekonomi lah

yang telah berperan lebih besar dalam hubungan kerjasama tersebut.

Kata kunci: Korea Selatan, UEA, kerjasama internasional, MoU, makanan halal,

Muslim, ekonomi, pariwisata

Page 6: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, puji dan syukur selalu penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya tulis skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam

tak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW

beserta dengan seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau.

Rasa syukur yang tak terhingga tentunya masih menyelimuti pikiran dan

hati penulis karena telah berhasil menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

Analisis Kerjasama Korea Selatan-UEA dalam Pengembangan Industri Makanan

Halal tahun 2015 ini. Selama kurang lebih 4 tahun menjalani aktivitas perkuliahan

di Program Studi Hubungan Internasional, FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

penulis merasa perlu untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada beberapa

pihak berikut yang telah memberikan dukungan moril kepada penulis sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

Dengan segenap rasa hormat dan kerendahan hati, penulis sangat ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Musyawir Syarif dan Ibunda Febrida Anas

yang telah memberikan dukungan dan kasih sayang yang paling besar kepada

penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Kakanda Muthiah Rahimah, Nur Fajrina, Syaifullah, dan Dian Agung yang

tidak kalah besar memberikan dukungannya kepada penulis untuk dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Tak lupa ucapan terima kasih juga ingin

Page 7: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

vii

penulis sampaikan kepada para ponakan penulis Abang Fadhil, Dedek Fadhlan,

dan (calon dedek bayi) Onti Nina yang selalu mencerahkan hati penulis ketika

sedang dalam kondisi suntuk pada saat mengerjakan penulisan skripsi ini.

3. Bapak Teguh Santosa, MA selaku dosen pembimbing penulis yang selalu

memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya dalam perbaikan

penulisan skripsi ini.

4. Segenap jajaran staff dan dosen Prodi HI UIN Jakarta yang telah memberikan

segudang ilmu serta wawasan yang baru kepada penulis seperti Pak Badrus,

Ibu Eva, Pak Adian, Pak Zuhri, Pak Fajri, Pak Irfan, Pak Nazar, Pak Aiyub,

Ibu Rahmi, Pak Taufiq, Pak Mahmudi, Pak Bambang, Ibu Debbie, Pak Faisal,

Pak Frans, Pak Andar, Kak Muti, Pak Febri, Pak Budi (almarhum), Mrs. Devi,

Pak Jajang dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

5. Jajaran sahabat Regionalismile dan Kajian Rumah Ojan seperti Zhafir, Andre,

Faris, Upang, Nurul, Opin, Innes, Arum, Sarah, Tata, Hana, dan Madina yang

selalu memberikan masukan dan pemikiran kritisnya dalam memotivasi penulis

untuk dapat secara bersama-sama menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Keluarga besar International Studies Club (ISC) dan panitia Java MUN

yang selama ini telah menjadi “rumah kedua” dan memberikan pengalaman

organisasi terbesar kepada penulis terutama untuk para senior terhormat seperti

Kak Abib, Kak Ichsan, Kak Nisa, Kak Fajrin, Kak Faruq dan juga untuk para

junior “terlambe” seperti Haikal, Bella, Astrid, Ola, Yaqub, Aisyah, Arkan,

Fathin, Zia, Rahmi, Faisal, Syifa, Tyas, Kai dan masih banyak lagi yang tidak

dapat penulis sebutkan namanya satu persatu.

Page 8: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

viii

7. Jajaran sahabat Botak Penang seperti Zida, Syifa, Vita, Dara, dan Lita yang

telah bersama-sama dengan penulis melakoni aktivitas magang selama satu

bulan lamanya di KJRI Penang, Malaysia pada tahun 2016 lalu.

8. Jajaran sahabat Icipers dan Ayam Bagolh yang selama setahun belakangan

telah mengisi waktu senggang penulis dengan canda dan tawa seperti Ghalib,

Cello, Zhafir (lagi), Vita (lagi), Revy, Yusi, Daus, Alif, Tris, dan Omi.

9. Rekan-rekan seperjuangan HI UIN Jakarta angkatan 2013 lainnya terutama

untuk Maulida, Iqbal, Desi, Hanifah, Qonita, Wiya, dan Mutiara yang sering

bertukar pikiran dengan penulis terkait dengan penyelesaian skripsi ini.

10. Rekan-rekan seperjuangan KKN SERSAN 2016 seperti Mahmudah, Ridwan,

Indi, Keken, Feby, Fuad, Lily, Jannah, Adit, dan Said yang telah berjibaku selama

satu tahun terakhir mulai dari masa persiapan, pelaksanaan, hingga pasca KKN

yang begitu melelahkan, mengaharukan, dan tidak terlupakan.

11. Sahabat-sahabat SMA penulis Anti-UUCW seperti Fajar, Syauqi, Andini,

Nusi, dan Alfit yang terkadang masih saling memberikan dukungan moril untuk

menyelesaikan tugas akhir meski dipisahkan oleh jarak dan kesibukan.

12. Sahabat-sahabat SMP penulis 114 Squad seperti Rian, Velita, Gilang, Austin,

Sani, Hesti, Gani, Ihsan, dan Andra yang terkadang juga masih saling memberikan

dukungan dan banyolannya untuk dapat menyelesaikan skripsi masing-masing,

meski telah terpisahkan oleh jarak dan kesibukan.

13. Saudara Reza Lukmanda Yudhantara yang telah bersedia dengan senang hati

membantu penulis memberikan sedikit pemikiran kritisnya sebagai narasumber

penelitian dalam skripsi ini.

Page 9: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

ix

Penulis berharap bahwa semoga semua bentuk dukungan dan kebaikan hati

tersebut mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis menyadari

bahwa penulisan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata

sempurna, sehingga kritik dan saran dari berbagai pihak tentu akan sangat

membantu penulis sebagai bahan pertimbangan perbaikan penulisan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangsih yang besar ke depannya dalam

ranah kajian penelitian pada bidang Ilmu Hubungan Internasional.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Juni 2017

Auzan Shadiq

Page 10: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

x

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah .......................................................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian ....................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat .......................................................................... 6

D. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 6

E. Kerangka Teoretis ........................................................................... 10

1. Teori Neoliberal Institusional/Institusionalisme ........................ 11

2. Konsep Complex Interdependence ............................................. 13

3. Konsep Kerjasama Internasional ................................................ 16

F. Metode Penelitian ........................................................................... 17

G. Sistematika Penulisan ..................................................................... 18

BAB II SEJARAH UMUM KERJASAMA BILATERAL

KOREA SELATAN-UEA

A. Hubungan Korea Selatan dengan negara-negara di

Timur Tengah ...................................................................................... 21

B. Hubungan Bilateral Korea Selatan-UEA ........................................ 24

C. Kunjungan Kenegaraan Presiden Park Geun-Hye ke UEA

tahun 2015 ........................................................................................... 31

BAB III INDUSTRI MAKANAN HALAL DI KOREA SELATAN

A. Konsep Makanan Halal Menurut Ajaran Islam .............................. 36

B. Sejarah Perkembangan Islam di Semenanjung Korea .................... 40

1. Kontak Awal Hubungan Islam dengan Semenanjung Korea ..... 41

2. Islam di Era Kerajaan Silla yang Bersatu ................................... 42

3. Islam di Era Dinasti Koryo ......................................................... 42

4. Islam di Era Dinasti Joseon ........................................................ 43

5. Masa Kevakuman Islam di Korea .............................................. 44

6. Masa Kembalinya Islam di Tanah Korea ................................... 46

7. Perkembangan Islam di Era Korea Modern ............................... 46

C. Institusi Sertifikasi Makanan Halal di Korea Selatan ..................... 48

1. Korea Muslim Federation (KMF) Halal Committee .................. 48

2. Halal Korea Co., Ltd dan Korea Halal Industry Association .... 53

3. Korea Halal Association (KOHAS) ........................................... 56

4. Korea Halal Export Association (KOHEA) ............................... 57

Page 11: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

xi

5. Korea Halal Center (KHC) ........................................................ 59

6. Specialized Halal Food Agency Korea Selatan .......................... 59

BAB IV ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM

PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN HALAL TAHUN

2015

A. Pasar Halal Global (Global Halal Market) .................................... 70

B. Muslim Friendly Country ............................................................... 79

1. Membebaskan Visa bagi sejumlah Negara Mayoritas Muslim .. 86

2. Mengadakan Kegiatan Seminar/Roadshow ................................ 86

3. Mengadakan Kegiatan Kunjungan Pasar .................................... 87

4. Meluncurkan Buku Panduan Khusus bagi Wisatawan Muslim 88

5. Meluncurkan Aplikasi Halal Korea ........................................... 89

6. Menyediakan Pelayanan Halal dalam Wisata Medis ................. 90

7. Meluncurkan Mini Drama Korea bertajuk Halal ........................ 90

8. Menyelenggarakan Kegiatan K-Food Fair 2016 di UEA .......... 91

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 93

B. Saran ............................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ xvii

Lampiran-lampiran ............................................................................................... xxv

Page 12: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

xii

DAFTAR TABEL

Tabel II.A.1 Neraca Perdagangan Korea Selatan dengan Kawasan

Timur Tengah Periode1965-1989 ................................................... 23

Tabel II.B.1 Neraca Perdagangan Korea Selatan dengan

Kawasan Timur Tengah Periode1990-2010 ................................... 26

Tabel IV.A.1 Pasar Makanan Halal Negara Berpenduduk

Mayoritas Muslim .......................................................................... 76

Tabel IV.B.1 Data Kedatangan Wisatawan Muslim Global Periode

2010-2020 ....................................................................................... 80

Page 13: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.A.1 Momen Penandatanganan MoU antara

Korea Selatan-UEA .............................................................. 2

Gambar I.A.2 Diagram Kelompok Keagamaan di Korea Selatan

tahun 2005 ............................................................................ 4

Gambar II.B.1 Momen Peresmian PLTN Barakah-1 APR-1400

tahun 2014 .......................................................................... 28

Gambar II.C.1 Momen Pertemuan Tingkat Tinggi

Korea Selatan-UEA ............................................................ 31

Gambar II.C.2 Sambutan Presiden Park Geun-Hye dalam

Korea-UAE Business Forum 2015 ..................................... 33

Gambar III.A.1 Sejumlah Logo Institusi Sertifikasi Halal Global .............. 39

Gambar III.B.4.1 Sistem Globe Huihui Lifa di Korea ................................... 44

Gambar III.B.7.1 Seoul/Itaewon Central Mosque di Korea Selatan .............. 47

Gambar III.C.1.1 Logo Korea Muslim Federation Halal Committee ............ 51

Gambar III.C.2.1 Suasana Halal Expo Korea 2015 ....................................... 55

Gambar III.C.2.2 Logo Korea Halal Industry Association,

Halal Korea Co., Ltd dan Halal Expo Korea ..................... 56

Gambar III.C.3.1 Stan Pameran Korea Halal Association (KOHAS) ........... 57

Gambar III.C.4.1 Logo Halal Trade Expo Korea 2017 ................................. 58

Gambar IV.1 Bagan Singkat Kerjasama Internasional ............................ 66

Gambar IV.A.1 Diagram Global Halal Market tahun 2010 ........................ 70

Gambar IV.A.2 Infografis Global Halal Market tahun 2010 ...................... 71

Gambar IV.A.3 Diagram Global Halal Market tahun 2013 ....................... 72

Gambar IV.A.4 Grafik Rasio Pertumbuhan Ekspor Global ......................... 74

Page 14: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

xiv

Gambar IV.B.5.1 Aplikasi Halal Korea ......................................................... 89

Gambar IV.B.8.1 Suasana K-Food Fair 2016, Dubai .................................... 91

Gambar IV.B.8.2 Bulgogi (불고기) Makanan Tradisional Khas Korea ........ 92

Page 15: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Contoh Sertifikat Halal KMF ....................................................... xxv

Lampiran 2 Contoh Sertifikat Halal MUI ...................................................... xxvi

Lampiran 3 Wawancara dengan Reza Lukmanda Yudhantara Penulis Artikel

“Korean Wave (Hallyu) sebagai Soft Diplomacy Korea Selatan”

dalam buku Politik dan Pemerintahan Korea (2010) ................ xxvii

Page 16: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

xvi

DAFTAR SINGKATAN

AS Amerika Serikat

APR Advanced Power Reactor

aT Korea Agro-Trade Center

BUMN Badan Usaha Milik Negara

CEO Chief Executive Officer

COMCEC Standing Committee for Economic Cooperation

ENAC Emirates Nuclear Energy Cooperation

ESMA Emirates Authority for Standardization and Metrology

FMCG Fast Moving Consumer Goods

FTA Free Trade Agreement

GDP Gross Domestic Product

HDC Halal Industry Development Corporation

JAKIM Jabatan Kemajuan Islam Malaysia

JBR Jumeirah Beach Residence

KCC Korean Cultural Center

KEPCO Korea Electric Power Cooperation

KFRI Korea Food Research Institute

KHC Korea Halal Center

KIHI Korea Institute for Halal Industry

KMF Korea Muslim Federation

KNOC Korea National Oil Company

KOHAS Korea Halal Association

KOHEA Korea Halal Export Association

KTO Korea Tourism Organization

MAFRA Ministry of Agriculture, Food and Rural Affairs

MFAFF Ministry of Food, Agriculture, Forestry and Fisheries

MFT Muslim Friendly Tourism

MoU Memorandum of Understanding

MUI Majelis Ulama Indonesia

NGO Non-Governmental Organization

OIC Organisation of Islamic Cooperation

OKI Organisasi Kerjasama Islam

PBB Perserikatan Bangsa Bangsa

PLTN Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

RPH Rumah Potong Hewan

SAW Shallallah ‘Alayhi wa Sallam

SWT Subhanahu wa Ta’ala

UAE United Arab Emirates

UEA Uni Emirat Arab

USD United States Dollar

WHFC World Halal Food Council

WIEF World Islamic Economic Forum

Page 17: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Pada tanggal 5 Maret 2015 lalu, Presiden Korea Selatan, Park Geun-Hye,

menyambangi UEA dalam rangka kegiatan kunjungan kenegaraan (state visit)

ketiganya di kawasan Timur Tengah. Presiden wanita pertama dari Korea Selatan

tersebut diterima oleh Putera Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed

Al Nahyan di Istana Al Mushrif, Abu Dhabi.1

Sepanjang pertemuan tingkat tinggi tersebut, kedua kepala negara berdiskusi

secara mendalam mengenai sejumlah isu penting. Mulai dari kerjasama yang telah

berjalan sebelumnya seperti pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

(PLTN), bidang energi, konstruksi dan infrastruktur, hingga lingkup kerjasama

baru seperti pada bidang kesehatan, farmasi, pangan dan pertanian.2

Untuk mengungkapkan betapa kuatnya kemitraan strategis yang telah dijalin

oleh kedua negara, Presiden Park bahkan menyatakan bahwa UEA adalah salah

satu dari 3 negara yang telah ia kunjungi sebanyak lebih dari satu kali semenjak

pelantikan dirinya sebagai Presiden Korea Selatan. Hingga pada akhir kegiatan

kunjungan tersebut, kedua negara telah berhasil menyepakati serangkaian

Memorandum of Understanding (MoU) dalam sejumlah bidang kerjasama yang

berbeda.3

1 Ji-Ae Sohn, Korea, UAE pledge to expand economic cooperation, [berita online], tersedia di laman: http://www.korea.net/NewsFocus/policies/view?articleId=126044, diakses pada Selasa 06 Desember 2016 pukul 22.18 WIB 2 Ji-Ae Sohn, Korea, UAE pledge to expand economic cooperation 3 Ji-Ae Sohn, Korea, UAE pledge to expand economic cooperation

Page 18: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

2

Setidaknya terdapat 6 bidang kerjasama yang telah disepakati oleh kedua

negara dalam MoU tersebut, antara lain:4

1. Pertahanan nasional dan Cyber Security

2. Pembangunan Korean Cultural Center (KCC) di Abu Dhabi

3. Pengembangan bidang pertanian/agrikultur

4. Proyek bersama pengembangan industri PLTN

5. Cross-service di bidang perpajakan dan logistik barang ekspor-impor

6. Pertukaran informasi mengenai makanan halal beserta sistem sertifikasinya

Gambar I.A.1 Momen Penandatanganan MoU antara Korea Selatan-UEA

Sumber: Ji-Ae Sohn, 2015.5

Khusus untuk poin terakhir, Presiden Park kembali memperlihatkan sikap

keseriusannya dalam upaya kerjasama pengembangan industri makanan halal

dalam acara Korea-United Arab Emirates (UAE) Business Forum yang diadakan

4 Ji-Ae Sohn, Korea, UAE pledge to expand economic cooperation 5 Ji-Ae Sohn, Korea, UAE pledge to expand economic cooperation

Page 19: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

3

tepat pada hari yang sama. Pada salah satu bagian dalam kata sambutannya,

Presiden Park menekankan bahwa makanan halal memiliki nilai tambahnya

tersendiri (added value) dalam dunia industri, terutama industri pangan yang

ia nilai sangat potensial.6

Bahkan selang seminggu pasca penandatangan MoU tersebut, Korea Selatan

melalui Ministry of Agriculture, Food, and Rural Affairs (MAFRA) telah berhasil

meluncurkan Specialized Halal Food Agency yang akan mulai beroperasi di

bawah naungan Korea Food Research Institute (KFRI). Badan ini nantinya akan

menganalisis standarisasi produk makanan halal dari berbagai negara mayoritas

Muslim di seluruh penjuru dunia (termasuk UEA dan Indonesia). Selain itu badan

ini juga akan bertugas untuk menyediakan panduan resmi bagi para pengusaha

lokal asal Korea Selatan, mengenai tata cara sertifikasi produk makanan halal.7

Berbicara mengenai produk makanan halal, tentu tidak akan terlepas dari

kewajiban umat Muslim di berbagai penjuru dunia untuk selalu mengonsumsinya.

Secara umum halal dalam Bahasa Arab berarti sah atau diperbolehkan. Khusus

untuk makanan yang berasal dari daging hewan, istilah yang lebih tepat digunakan

untuk menggambarkan proses penyembelihan daging hewan tersebut apakah

sudah halal atau belum, adalah zabiha.8

6 Seung-Ah Lee, President Park asks for cooperation on halal food, public health, [berita online], tersedia di laman: http://www.korea.net/NewsFocus/policies/view?articleId=126048, diakses pada Selasa 06 Desember 2016 pukul 23.16 WIB 7 Ji-Won Park, Korean Government Launches Specialized Halal Food Agency on Thursday, following recent halal food MoU with UAE, [berita online], tersedia di laman: http://www.arirang.com/News/News_View.asp?nSeq=177122, diakses pada Selasa 06 Desember 2016 pukul 23.34 WIB 8 Ahmad H. Syakr, A Muslim Guide to Food Ingredients, diterjemahkan oleh Wikan Satriati (Illinois: Foundation for Islamic Knowledge, 1993), 31

Page 20: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

4

Pada dasarnya agar suatu produk makanan yang berasal dari daging hewan

dapat dikategorikan sebagai zabiha, maka proses penyembelihannya harus

dilakukan sesuai dengan syariat Islam dengan menyebut nama Allah SWT. Bila

hal ini tidak dilakukan secara benar, maka hukum mengonsumsi daging hewan

tersebut berubah menjadi haram atau tidak dibenarkan menurut hukum Islam.9

Kembali pada inti dari masalah penelitian, menurut data statistik tahun 2005

menyebutkan bahwa Korea Selatan merupakan sebuah negara minoritas Muslim.

Hanya sekitar 53% dari total warga negara Korea Selatan yang menyatakan telah

memeluk sebuah agama, sedangkan 1.9% diantaranya (483.000 orang) meyakini

sejumlah agama minoritas seperti Khonghucu, Won Buddhism, Jeungsangyo,

Cheondogyo, Daejonggyo, dan Islam.10

Gambar I.A.2 Diagram Kelompok Keagamaan di Korea Selatan tahun 2005

Sumber: Korea.net, 2016.11

9 Ahmad H. Syakr, A Muslim Guide to Food Ingredients, 32 10 Korea.net, Religion, [basis data online], tersedia di laman: http://www.korea.net/AboutKorea/Korean-Life/Religion, diakses pada Rabu 07 Desember 2016 11 Korea.net, Religion

Page 21: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

5

Sebagai sebuah agama minoritas, Islam baru memasuki Korea Selatan

sekitar tahun 1955. Pada saat itu baru ada sebuah Islamic Society of Korea yang

hanya memiliki seorang Imam, bahkan Korea Muslim Federation (KMF) baru

didirikan 11 tahun setelahnya (yakni sekitar tahun 1966). Merupakan suatu hal

yang wajar apabila hingga saat ini baru ada sekitar 60 buah tempat ibadah untuk

umat Islam di seluruh penjuru Korea Selatan, dengan jumlah pengikut warga

negara lokal yang tidak kurang dari 100.000 jiwa.12

Kondisi Agama Islam yang berada di Korea Selatan, tampaknya sangat

berbeda jauh dari apa yang ada di Uni Emirat Arab (UEA). Konstitusi negara

yang berlokasi di Teluk Persia ini, menyatakan bahwa Islam ialah agama resmi

negara (state religion).13 Perlu dicatat bahwa data dari tahun 2005 menyebutkan

bahwa sebanyak 85% penduduk UEA bukanlah warga negara asli (non-citizens).

Pada bidang keagamaan 76% dari seluruh penduduk negara ini memeluk Agama

Islam, sekitar 9% lainnya memeluk Agama Kristen, sedangkan sisanya meyakini

sejumlah agama serta kepercayaan lain.14

Tentu menjadi sebuah signifikansi masalah yang menarik untuk dibahas,

jika melihat fenomena kerjasama yang dijalin oleh dua negara berbeda latar

belakang agama ini. Apalagi objek/bidang kerjasama yang disepakati oleh kedua

negara tersebut merupakan suatu hal yang sangat bernilai Islami, dalam hal ini

ialah pengembangan industri makanan halal.

12 Korea.net, Religion 13 US Department of State, United Arab Emirates, [basis data online], tersedia di laman: http://www.state.gov/documents/organization/171747.pdf, 1, diunduh pada Selasa 25 Oktober 2016 pukul 23.49 WIB 14 Central Intelligence Agency, The World Fact Book: Religions, [basis data online], tersedia di laman: https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/fields/2122.html, diakses pada Rabu 26 Oktober 2016 pukul 23.21 WIB

Page 22: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

6

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pernyataan masalah tersebut, maka pertanyaan penelitian yang

akan diangkat oleh penulis dalam skripsi ini ialah sebagai berikut:

Mengapa Korea Selatan bekerjasama dengan UEA dalam pengembangan

industri makanan halal tahun 2015?

C. Tujuan dan Manfaat

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis alasan di balik kerjasama pengembangan industri makanan halal

Korea Selatan-UEA tahun 2015.

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Mampu memberikan pengaruh yang cukup besar bagi pengembangan ilmu

pengetahuan terbaru dalam studi Hubungan Interasional terutama dalam bidang

soft diplomacy.

2. Mampu memberikan sumbangsih yang besar terhadap masalah perbedaan latar

belakang agama yang selama ini sering melekat dan menjadi identitas diri bagi

sebuah negara.

D. Tinjauan Pustaka

Faridah Hj Hassan (2013), merupakan seorang dekan dari Fakultas Bisnis

dan Manajemen Universiti Teknologi Mara, Malaysia. 15 Pada bukunya yang

berjudul Professorial Lecture: Halal Marketing Dare to Win, Faridah lebih

memfokuskan kajian penelitiannya terkait seberapa besar potensi Malaysia untuk

dapat melebarkan “sayap usahanya” dalam panggung global halal market

15 Faridah Hj Hassan, Professorial Lecture: Halal Food Marketing Dare to Win, (Selangor: Penerbit Press Universiti Teknologi Mara, 2013), xvi

Page 23: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

7

(baik di negara mayoritas Muslim, maupun minoritas). Selain itu buku ini juga

menyajikan fokus studi dari 5 benua yang berbeda dalam bidang halal marketing

dengan menggunakan Konsep Marketing Mix.16

Memasuki bagian awal penelitian dalam buku tersebut, Faridah mulai

“membedah” sejumlah studi kasus dari beberapa negara di dunia mengenai

pemasaran produk makanan halal. Mulai dari wilayah Asia, Eropa, Afrika,

Australia dan Pasifik, hingga ke Benua Amerika. Semuanya ia kupas secara

mendalam dengan menggunakan serangkaian data yang cukup terperinci.17

Untuk wilayah Asia Timur, Faridah melihat bahwa sejumlah negara di

kawasan ini mulai memiliki ketertarikan yang cukup besar terhadap industri

makanan halal. Mulai dari peluang bisnis yang dinilai cukup menjanjikan, hingga

telah diterimanya makanan halal di tengah-tengah masyarakat minoritas muslim

kawasan Asia Timur (seperti Cina, Jepang, dan tentu saja Korea Selatan), telah

membuat sejumlah negara tersebut ingin berlomba-lomba untuk menjadi salah

satu negara pemasok produk makanan halal global.18

Perbedaan mendasar buku tersebut dengan penelitian yang ada dalam skripsi

ini ialah, terletak pada sisi kajian negaranya. Bila buku ini hanya membahas

mengenai potensi negara Malaysia untuk dapat memasuki pasar halal global di

sejumlah negara yang telah disebutkan sebelumnya, maka fokus kajian yang akan

dibahas dalam penelitian skripsi ini lebih mengarah pada bidang kerjasama antara

Korea Selatan-UEA terkait pengembangan industri makanan halal.

16 Faridah Hj Hassan, Professorial Lecture: Halal Food Marketing Dare to Win, 8 17 Faridah Hj Hassan, Professorial Lecture: Halal Food Marketing Dare to Win, 9 18 Faridah Hj Hassan, Professorial Lecture: Halal Food Marketing Dare to Win, 26

Page 24: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

8

Selanjutnya terdapat laporan resmi dari Economic Research Department

Dubai Chamber of Commerce and Industry (2014) dengan judul Major Trends in

the Global Islamic Economy. Laporan resmi ini menyajikan penjelasan ringkas

mengenai sejumlah sektor kunci perkembangan Global Islamic Economy dalam

beberapa tahun terakhir. Halal food, halal pharmaceuticals, halal tourism, hingga

Islamic finance merupakan sejumlah tren baru yang kini mulai berevolusi dan

semakin diperhatikan sebagai sektor penunjang dari Global Islamic Economy.19

Kota Dubai di UEA, kini bahkan tengah bersiap untuk berani tampil

menjadi the New Capital of Islamic Economy. Sebagai langkah awal dalam rangka

mewujudkan hal tersebut, UEA telah merancang 7 pilar strategi mengenai Islamic

Economy yang diantaranya berisikan:20

1. Halal Industries

2. Halal Tourism

3. Islamic Finance

4. the Islamic Digital Economy

5. Islamic Arts and Design

6. Islamic Economy Standards and Certification

7. Islamic information and education

Khusus untuk bagian halal food industries, laporan ini cenderung lebih

banyak membandingkan potensi pasar di UEA dengan pasar halal global.

Momentum kebangkitan dari pasar halal global tersebut, dijabarkan secara rinci

dan mendalam dengan menggunakan sejumlah data serta grafik. Laporan ini juga 19 Economic Research Department Dubai Chamber of Commerce and Industry, Major Trends in the Global Islamic Economy, (Dubai: Dubai Chamber, 2014), 1-2 20 Dubai Chamber of Commerce and Industry, Major Trends in the Global Islamic Economy, 2

Page 25: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

9

menyebutkan bahwa perubahan gaya hidup masyarakat di UEA terhadap produk

makanan siap saji, juga menjadi salah satu faktor pendorong besarnya pasar

produk makanan tersebut di negara ini.21

Perbedaan utama riset tersebut dengan penelitian yang akan dibahas dalam

skripsi ini ialah, terletak pada bagian tidak adanya pembahasan mengenai negara

Korea Selatan. Meskipun demikian, sejumlah data terkait negara UEA telah

dibahas secara komprehensif dan mendalam, sehingga masih dirasa cukup relevan

untuk digunakan sebagai salah satu sumber rujukan utama.

Sumber rujukan kepustakaan terakhir untuk skripsi ini adalah laporan resmi

dari Standing Committee for Economic and Commercial Cooperation (COMCEC)

of the Organization of Islamic Cooperation (OIC) (2016) dengan judul Muslim

Friendly Tourism: Understanding the Demand and Supply Sides in the OIC

Member Countries.22

Secara umum laporan resmi tersebut membahas mengenai potensi

pengembangan Muslim Friendly Tourism (MFT) di tengah mulai meningkatnya

angka pertumbuhan wisatawan Muslim global dari sejumlah negara anggota OKI

(Organisasi Kerjasama Islam). Makna dari istilah MFT yang didefinisikan oleh

laporan ini kurang lebih berarti sebagai sebuah kesadaran dari para wisawatan

Muslim ketika mereka sedang berwisata, yang tidak melupakan konsep halal

dalam Islam pada saat menjalankan kehidupan sehari-hari.23

21 Dubai Chamber of Commerce and Industry, Major Trends in the Global Islamic Economy, 6-9 22 Standing Committee for Economic and Commercial Cooperation of the Organization of Islamic Cooperation (COMCEC), Muslim Friendly Tourism: Understanding the Demand and Supply Sides in the OIC Members Countries. (Ankara: COMCEC Coordination Office, 2016), i 23 COMCEC, Muslim Friendly Tourism, 1-2

Page 26: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

10

Laporan tersebut menyajikan 3 conceptual framework dalam menganalisis

sisi kunci terkait fenomena MFT, antara lain:24

1. Sisi kunci Demand

2. Sisi kunci Supply

3. Sisi kunci 6 Faith Based Needs (Makanan halal; Ibadah shalat; Penggunaan

toilet ramah air; Pelayanan dan fasilitas selama Bulan Ramadhan; Fasilitas

tanpa adanya aktifitas non-halal; hingga Fasilitas rekreasi pribadi)

Meskipun laporan ini telah cukup lugas mengupas serangkaian kisah sukses

dari berbagai negara anggota OKI (termasuk UEA) dalam menjalankan bisnis

MFT, namun masih saja terdapat sejumlah perbedaan mendasar dengan penelitian

yang akan dibahas dalam skripsi ini. Kurang dibahasnya mengenai variabel

penelitian lainnya (yakni negara Korea Selatan) dalam laporan resmi ini, telah

menjadi salah satu faktor pembeda utamanya.25

E. Kerangka Teoretis

Ketika mempelajari Ilmu Hubungan Internasional, tentunya akan ditemui

sejumlah teori dasar (Grand Theory/Mainstream Theory) yang dapat menjadi alat

bantu bagi para peneliti dalam menganalisis mengapa suatu fenomena/realitas

sosial/kompleksitas dalam ranah hubungan antar-bangsa dapat terjadi. Meskipun

terkadang kerap bersifat abstrak, namun paradigma/abstraksi/asumsi dasar dalam

sejumlah teori dasar tersebut telah memberikan kontribusi yang besar bagi para

peneliti dalam hal membangun kerangka berfikir mereka melalui sejumlah logika

berfikir tertentu.

24 COMCEC, Muslim Friendly Tourism, 2-3 25 COMCEC, Muslim Friendly Tourism, 4-5

Page 27: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

11

Untuk menganalisis fenomena hubungan kerjasama antara Korea Selatan

dengan UEA dalam pengembangan industri makanan halal, penulis telah

memutuskan untuk memilih Teori Neoliberal Institusional sebagai tools of

analysis. Konsep Complex Interdependence dan Konsep Kerjasama Internasional,

juga penulis gunakan sebagai bahan supporting tools of analysis.

1. Teori Neoliberal Institusional/Institusionalisme

Robert O. Keohane merupakan salah seorang scholars dan profesor dalam

bidang Ilmu Hubungan Internasional dan Ilmu Politik. Selama 3 dekade terakhir

pemikiran dasarnya mengenai Teori Institusi, telah berhasil mendefinisikan ulang

pemahaman banyak orang terkait bidang Ekonomi Politik Internasional.26

Keohane sendiri sebenarnya cenderung tidak begitu suka jika formulasi

Teori Institusinya disebut dengan istilah Liberal Institutionalism ataupun

Neoliberal Institutionalism. Menurutnya teori yang ia gunakan tidaklah berakar

dari Teori Liberalisme, karena Liberalisme versi Keohane lebih pesimistik

memandang sifat dasar manusia (human nature) dan juga lebih berhati-hati dalam

melihat hubungan timbal balik antara ekonomi dan politik. Ia akan sangat senang

jika hasil karya pemikirannya lebih dikenal dengan istilah Institusionalisme.27

Kelompok Institusionalis (penganut fungsi-fungsi institusi internasional),

memandang bahwa kerjasama merupakan suatu hal yang sangat penting bagi

dunia perekonomian. Mereka memandang bahwa kepentingan ekonomi bersama

26 Robert O. Keohane, Power and Governance in a Partially Global World, (London: Routledge, 2002), i 27 Robert O. Keohane, Power and Governance in a Partially Global World, 3

Page 28: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

12

(shared economic interest) telah membentuk permintaan yang cukup tinggi akan

terciptanya institusi serta aturan-aturan internasional.28

Menurut kelompok Insitusionalis, makna dari kata institusi yang mereka

maksud cakupannya jauh lebih luas dan bukan hanya sekedar organisasi formal

semata. Mereka menilai bahwa institusi adalah sebuah pola praktik yang diakui

keberadaanya karena dapat mempengaruhi perilaku suatu negara. Mereka

memang tidak berharap bahwa kerjasama akan selalu berujung pada keberhasilan,

namun mereka tetap percaya bahwa sifat saling ketergantungan (interdependence)

telah membentuk kepentingan dalam sebuah kerjasama.29

Kelompok Institusionalis ini mengartikan istilah the liberal international

arrangements untuk bidang perdagangan dan keuangan internasional, sebagai

respon dari kebutuhan akan koordinasi kebijakan yang tercipta karena adanya sifat

saling ketergantungan (interdependence). Peraturan (arrangements) inilah yang

kemudian disebut dengan istilah International Regimes, yang berisi seperangkat

aturan, norma, prinsip, dan prosedur penentu suatu kebijakan.30

Jika dikaitkan lebih lanjut dengan fenomena kerjasama pengembangan

industri makanan halal antara Korea Selatan dengan UEA, maka teori ini akan

langsung menjadi tools of analysis yang sangat tajam dan tepat. Pada dasarnya

teori ini memprakirakan bahwa kerjasama yang telah terjalin antar kedua negara

didasari oleh adanya shared economic interest.

28 Robert O. Keohane, After Hegemony: Cooperation and Discord in the World Political Economy, (New Jersey: Princeton University Press, 1984), 7 29 Robert O. Keohane, After Hegemony, 8 30 Robert O. Keohane, After Hegemony, 8

Page 29: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

13

Karena adanya hal tersebut, maka secara otomatis akan meningkatkan

permintaan yang tinggi terhadap pembentukan Institusi Internasional. Makna yang

dimaksud sebagai Institusi Internasional/International Regimes dalam konteks ini

adalah MoU yang telah disepakati oleh kedua negara. MoU tersebut secara tidak

langsung telah menjadi seperangkat aturan, pola praktik, serta norma yang diakui

keberadaanya oleh kedua belah bihak, sehingga mampu mempengaruhi perilaku

para aktor yang terlibat di dalamnya.

Sebagai buktinya selang seminggu pasca penandatanganan MoU tersebut,

Korea Selatan langsung membentuk Specialized Halal Food Agency yang secara

sistematis bekerja sesuai dengan tugasnya. Hal ini tentu telah memperlihatkan

bahwa Korea Selatan langsung tunduk dan patuh terhadap regulasi dalam MoU

tersebut. Selain itu perlu diingat pula bahwa kepentingan dalam kerjasama ini,

tidak terlepas dari adanya sifat saling ketergantungan (interdependence) antara

Korea Selatan dengan UEA terkait pengembangan industri makanan halal.

2. Konsep Complex Interdependence

Konsep saling ketergantungan yang kompleks (complex interdependence),

merupakan lawan dari Teori Realisme yang memiliki seperangkat kondisi ekstrem

(ideal type) nya tersendiri dalam menganalisis fenomena percaturan politik global.

Sekedar untuk mengingatkan kembali, berikut adalah asumsi dasar/ideal type

Realisme dalam memandang world politics:31

31 Robert O. Keohane dan Joseph S. Nye, Power and Interdependence: Third Edition, (New York: Longman, 2001), 20

Page 30: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

14

a. Negara sebagai aktor utama dalam world poitics

b. Penggunaan hard power sebagai instrumen yang penting dan efektif untuk

membuat sebuah kebijakan

c. Adanya hirarki dalam world politics (yakni high politics dan low politics)

Dari apa yang telah digambarkan oleh Teori Realisme tersebut, panggung

politik dunia seolah-olah akan terus bersifat konfliktual. Penggunaan kekuatan

militer dapat kapan saja berpotensi untuk dijalankan, demi mempertahankan

wilayah dan kepentingan suatu negara dari ancaman musuh. Realisme selalu

hanya memperhitungkan penggunaan hard power yang dapat membuat suatu

negara terus bertahan hidup (survive), sedangkan aktor-aktor transnasional sama

sekali tidak dianggap penting keberadaanya.32

Hal inilah yang kemudian sebenarnya ingin dilawan oleh Konsep Complex

Interdependence terhadap Realisme. Berikut ialah sejumlah asumsi dasar yang

ingin ditunjukkan oleh Konsep Complex Interdependence sebagai wajah baru

dalam memandang world politics:33

a. Hadirnya aktor lain selain negara dalam world politics

b. Sistem internasional yang bersifat anarchy (lawan dari hierarchy)

c. Penggunaan kekuatan militer yang dianggap tidak begitu efektif

Meski keduanya memiliki kondisi idealnya masing-masing, akan tetapi

Konsep Complex Interdependence dinilai memiliki gambaran yang lebih jelas dan

komprehensif dalam melihat realitas yang ada (meski asumsi dasar Realisme tetap

32 Robert O. Keohane dan Joseph S. Nye, Power and Interdependence, 20-21 33 Robert O. Keohane dan Joseph S. Nye, Power and Interdependence, 21

Page 31: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

15

dianggap sebagai salah satu yang paling akurat keberadaanya). Setidaknya

terdapat 3 karakteristik utama yang ingin dijabarkan oleh konsep ini, antara lain:34

a. Multiple Channels, merupakan hubungan saling keterkaitan antar aktor negara

(interstate), trans governmental, dan transnational

b. The Absence of Hierarchy among Issues, merupakan agenda hubungan antar

negara yang terdiri dari beragam isu yang tidak tersusun secara jelas dalam

hirarki

c. Minor Role of Military Forces, penggunaan kekuatan militer tidak akan

digunakan oleh pemerintah suatu negara ketika Complex Interdependence

berlaku

Melalui serangkaian penjelasan tersebut, telah cukup jelas rasanya mengapa

penulis memilih Konsep Complex Interdependence sebagai mid-range theory

dalam menganalisis fenomena kerjasama pengembangan industri makanan halal

antara Korea Selatan dengan UEA. Jalur yang ditempuh oleh kedua negara dalam

bekerjasama merupakan salah satu bagian dari Multiple Channel. Hal ini terbukti

dari hadirnya Presiden Park dalam acara Korea-UAE Business Forum untuk

berdiskusi dengan para pelaku bisnis (aktor non-negara) dari kedua belah pihak.35

Meskipun konsep ini menganggap bahwa peranan aktor non-negara sudah mulai

dapat dianggap penting keberadaanya, namun tidak dapat dipungkiri bahwa

negara tetaplah memegang porsi terbesar dalam kerjasama internasional.

34 Robert O. Keohane dan Joseph S. Nye, Power and Interdependence, 21 35 Seung-Ah Lee, President Park asks for cooperation on halal food, public health

Page 32: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

16

Selanjutnya pada karakteristik the absence of hierarchy among issues,

sejumlah isu yang dibahas dan disepakati dalam kerjasama antar kedua negara

tidak selalu didominasi oleh masalah keamanan dan militer saja. Isu yang

berkembang seolah-olah menjadi sama dan setara pentingnya (anarki). Bahkan

penggunaan kekuatan militer tentu tidak akan digunakan oleh sebuah negara

ketika Konsep Complex Interdependence ini berlaku. Hal ini telah dibuktikan

dengan amannya proses pertemuan bilateral antar kedua kepala negara tersebut,

yang sama sekali tidak memunculkan konflik maupun gesekan kekuatan militer.

3. Konsep Kerjasama Internasional

Sejak berakhirnya era Perang Dunia ke-II, kerjasama internasional antar

negara-negara industri maju tampaknya telah semakin luas wilayah cakupannya

jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya dari beberapa periode waktu

yang berbeda. 36 Faktor munculnya hubungan dan kerjasama internasional

disebabkan oleh adanya perbedaan kebutuhan dan keadaan masing-masing negara,

sedangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki cenderung tidak begitu sama.

Hal inilah yang kemudian menjadi alasan mengapa suatu negara mencari

kebutuhan yang tidak dapat mereka penuhi di dalam negeri dari negara lain.

Kerjasama internasional tentu juga harus dipelihara, agar rasa saling pengertian

dan ikatan persahabatan antar pihak-pihak yang berhubungan tetap terus terjaga.37

36 Robert O. Keohane, After Hegemony, 5 37 Zulkifli, Kerjasama Internasional Sebagai Solusi Pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara (Studi Kasus Indonesia), (Jakarta: Universitas Inonesia, 2012), 18

Page 33: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

17

Menurut Kalevi Jaakko Holsti, Konsep Kerjasama Internasional dapat

diartikan sebagai transaksi persetujuan atas sejumlah isu tertentu dari dua atau

lebih kepentingan, nilai, maupun tujuan yang saling bertemu, mengatur, dan

menghasilkan suatu kebijakan yang dipenuhi secara langsung oleh setidaknya dua

negara serta pihak-pihak terkait.38

Jika dianalisis secara lebih mendalam, Konsep Kerjasama Internasional

memandang bahwa kerjasama yang dijalin Korea Selatan dan UEA dapat

terwujud karena kurangnya informasi yang dimiliki oleh Korea Selatan sebagai

sebuah negara minoritas Muslim, terkait pengembangan industri makanan halal.

Hal ini tentu telah menyebabkan Korea Selatan harus memenuhi kebutuhan

tersebut dengan cara bekerjasama dengan negara lain, dalam hal ini mereka

memilih UEA sebagai sebuah negara Muslim yang dianggap mumpuni untuk

memenuhi apa yang mereka butuhkan.

Pembahasan lebih lanjut mengenai analisis teori terkait alasan kerjasama

pengembangan industri makanan halal antara Korea Selatan dengan UEA, akan

dijelaskan secara lebih mendalam pada bagian analisis masalah penelitian dalam

Bab IV penelitian skripsi ini.

F. Metode Penelitian

Menurut Sanapiah Faisal, penelitian merupakan aktivitas menelaah suatu

masalah dengan menggunakan metode ilmiah secara terancang dan sistematis,

untuk menemukan suatu pengetahuan yang baru yang terandalkan kebenarannya

(objektif dan sahih) mengenai dunia alam maupun dunia sosial. Penelitian kurang

38 Kalevi J. Holsti, Politik Internasional: Kerangka Untuk Analisis, Jilid II, diterjemahkan oleh M. Tahrir Azhari, (Jakarta: Erlangga, 1988), 652-653

Page 34: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

18

lebih dapat diibaratkan sebagai sebuah “pisau bedah” untuk mengungkap

kenyataan alam maupun sosial yang belum terungkap.39 Khusus untuk skripsi ini,

penulis telah memutuskan untuk menggunakan metode kualitatif sebagai engine

utama dalam menjalankan penelitian terkait kerjasama pengembangan industri

makanan halal antara Korea Selatan dengan UEA.

Metode atau pendekatan kualitatif sering kali digunakan oleh para peneliti

untuk mencari tahu sebuah ilmu pengetahuan yang baru, berdasarkan dari

perspektif Konstruktivisme (pendekatan sosial dan sejarah) maupun Partisipatif

(isu politik). Metode ini juga menggunakan strategi naratif, theory studies, dan

case studies, hingga pada akhirnya para peneliti akan mengumpulkan sejumlah

data yang berkembang berdasarkan tema penelitian.40

Selain sejumlah metode tersebut, penulis juga akan menggunakan 3 strategi

penelitian lainnya, yakni deskriptif analitis (narasi mendalam mengenai kasus

penelitian), studi pustaka (mencari sumber primer dan sekunder dari jurnal, buku,

official report, dan berita online), serta wawancara dengan pihak-pihak terkait.

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini akan dibahas mengenai identitas awal masalah penelitian.

Bab ini terdiri atas 7 bagian, antara lain: pernyataan masalah, pertanyaan

penelitian, tujuan dan manfaat, tinjauan pustaka, kerangka teoretis, metode

penelitian, dan sistematika penulisan.

39 Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1989), 10-11 40 John W. Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, (Thousand Oaks: Sage Publications, Inc., 2003), 18

Page 35: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

19

BAB II SEJARAH UMUM KERJASAMA BILATERAL

KOREA SELATAN-UEA

Pada bagian ini akan mulai dibahas mengenai sejarah masa lalu hubungan

kedekatan antara Korea Selatan dengan sejumlah negara di kawasan Timur

Tengah. Setelah itu pembahasan akan lebih fokus pada hubungan bilateral secara

umum antara Korea Selatan dengan UEA. Terakhir pembahasan akan ditutup

dengan penjelasan mengenai momen historis kunjungan kenegaraan Presiden

Park Geun-Hye ke Abu Dhabi tahun 2015 dalam rangka menjalin serangkaian

misi kerjasama dengan UEA (salah satunya mengenai kerjasama pengembangan

industri makanan halal).

BAB III INDUSTRI MAKANAN HALAL DI KOREA SELATAN

Pada bagian ini akan dibahas mengenai konsep makanan halal menurut

ajaran Islam secara umum, yang dilanjutkan dengan sejarah singkat

perkembangan Islam di Semenanjung Korea. Setelah itu akan masuk pada

pembahasan inti mengenai sejumlah institusi sertifikasi makanan halal di Korea

Selatan, seperti Korea Muslim Federation Halal Committee, Halal Korea Co., Ltd

dan Korea Halal Industry Association, Korea Halal Association (KOHAS),

Korea Halal Export Association (KOHEA), Korea Halal Center (KHC), dan

Specialized Halal Food Agency Korea Selatan.

Page 36: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

20

BAB IV ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA

DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN HALAL

TAHUN 2015

Bagian ini merupakan analisis dari alasan Korea Selatan bekerjasama

dengan UEA dalam pengembangan industri makanan halal tahun 2015. Analisis

dalam bab ini juga akan diperkuat dengan Teori Neoliberal Institusional, Konsep

Complex Interdependence, serta Konsep Kerjasama Internasional.

BAB V PENUTUP

Merupakan bagian akhir dari penelitian dalam skripsi ini yang memuat

jawaban/argumen penulis terkait pertanyaan penelitian yang ada. Jawaban

penelitian yang dimaksud merupakan hasil penjabaran analisis dari pembahasan

pada bab sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa bab ini merupakan bagian

kesimpulan akhir dari masalah penelitian.

Page 37: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

21

BAB II

SEJARAH UMUM KERJASAMA BILATERAL KOREA SELATAN-UEA

A. Hubungan Korea Selatan dengan Negara-negara di Timur Tengah

Sejak berdiri pada tahun 1948 silam, Republik Korea masih harus bertarung

melawan dahsyatnya Perang Korea hingga tahun 1950-1953. Hal ini lantas telah

membuat Korea Selatan lebih memfokuskan sumber daya yang mereka miliki

untuk keperluan pembangunan ekonomi dan rehabilitasi negara pasca perang.41

Dampak yang ditimbulkan akibat perang saudara tersebut, telah membuat

komunitas internasional memandang Korea Selatan sebagai sebuah negara yang

rusak dan tergolong miskin. Semasa era Perang Dingin berlangsung, negara ini

lebih condong mendekatkan diri mereka dengan negara sekutu terdekatnya yakni

Amerika Serikat (AS). Sebagai salah satu negara yang dianggap lebih mendukung

Blok Barat, Korea Selatan pada saat itu mulai memperbaiki hubungan baiknya

dengan sejumlah negara sekutu Barat. Selain itu mereka juga mulai membangun

hubungan kerjasama baru dengan sejumlah negara dunia ketiga.42

Memiliki kesamaan pandangan ideologi politik dengan sejumlah negara

sekutu Barat yang berorientasikan pada paham demkorasi liberal dan ekonomi

pasar bebas, telah membuat Korea Selatan mulai mengubah tren ekonomi politik

luar negerinya. Sejak tahun 1962 negara ini mulai menerapkan sistem kebijakan

ekonomi luar negeri yang berbasis ekspor, mereka juga aktif mengejar hubungan

41 Alon Levkowitz, “Korea and the Middle East Turmoil: A Reassesstment of South Korea Middle East Relations,” The Korean Journal of Defense Analysis 24 (Juni 2012): 226 42 Sun-Geun Ahn (Ali), Islam Damai di Negeri Asia Timur Jauh: Meneropong Penyebaran dan Dinamika Islam di Korea, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2011), 68-69

Page 38: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

22

dagang internasional ke seluruh penjuru dunia. Upaya awal yang telah dilakukan

oleh Korea Selatan tersebut dikenal dengan istilah “Diplomasi Utara”.43

Akan tetapi hingga pertengahan tahun 1960-an, kebijakan luar negeri Korea

Selatan terhadap sejumlah negara di kawasan Timur Tengah masih tergolong

cukup pasif. Pasalnya pada saat itu kawasan ini masih dianggap berada “di luar”

jangkauan kepentingan ekonomi dan politik global. Salah satu indikasinya adalah

rendahnya nilai perdagangan Korea Selatan dengan 9 negara di kawasan tersebut

yang hanya mencapai angka USD 125 juta/tahunnya. Masih pada periode waktu

yang sama, Korea Selatan justru sudah mulai memasuki era pertumbuhan

ekonomi yang sangat luar biasa signifikan yang lebih dikenal dengan istilah

“the Miracle on the Han River”. Hal ini seketika mulai mengubah kebijakan luar

negeri Korea Selatan terhadap negara-negara di kawasan Timur Tengah.44

Para konglomerat (chaebol) asal Korea Selatan, saat itu mulai meningkatkan

bisnis mereka dengan cara mencari sejumlah peluang pasar serta beberapa proyek

baru di luar negeri. Timur Tengah mereka nilai sebagai sebuah kawasan yang

cukup menjanjikan bagi berbagai macam jenis usaha yang mereka tawarkan. Hal

ini ternyata sangat didukung oleh Pemerintah Korea Selatan, sehingga sejumlah

bantuan seperti pinjaman dana, pengurangan pajak, hingga dukungan diplomatik

secara penuh terus diberikan. Hal ini bertujuan untuk meyakinkan negara-negara

di kawasan tersebut, bahwa Korea Selatan mampu mengerjakan sejumlah proyek

besar dengan ongkos yang relatif murah namun tetap berkualitas baik.45

43 Sun-Geun Ahn (Ali), Islam Damai di Negeri Asia Timur Jauh, 69 44 Levkowitz, Korea and the Middle East Turmoil, 227 45 Levkowitz, Korea and the Middle East Turmoil, 227

Page 39: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

23

Memasuki era 1970-an, sejumlah perusahaan asal Korea Selatan mulai

melakukan aktivitas perdagangan dan terlibat langsung dalam beberapa proyek

konstruksi besar di sejumlah negara di kawasan Timur Tengah. Tingginya volume

perdagangan dengan sejumlah negara di kawasan ini, selaras dengan naiknya

angka permintaan/impor minyak dari Korea Selatan.46

Fenomena Oil Boom di Timur Tengah telah membuka kesempatan baru bagi

para chaebol dalam hal menangani sektor industri dan konstruksi dari sejumlah

negara penghasil minyak tersebut. Bila dibandingkan dengan beberapa dekade

sebelumnya fenomena oil boom dan menjamurnya sejumlah proyek konstruksi di

Timur Tengah, telah menjadi faktor utama meningkatnya hubungan perdagangan

antar kedua belah pihak. Bahkan sejumlah proyek besar tersebut telah berhasil

menyumbangkan sekitar 1 juta orang tenaga kerja ahli asal Korea Selatan yang

bekerja di Timur Tengah dalam periode tahun 1970-an hingga awal 1980-an.47

Tabel II.A.1 Neraca Perdagangan Korea Selatan dengan

Kawasan Timur Tengah Periode 1965-1989 (Satuan Juta USD)

Negara 1965-1969 1970-1974 1975-1979 1980-1984 1985-1989

UEA 0 3.8 265 1,753 4,560

Iran 0 146 1,359 6,572 4,483

Irak 0 1.2 154 1,031 1,103

Kuwait 99 558 4,666 6,862 2,643

Libya 0.1 18 103 2,074 1,603

Oman 0 0.09 29 1,374 3,495

Qatar 0 0.094 29 239 363

Arab Saudi 26 1,053 7,729 19,018 9,019

Sumber: Alon Levkowitz, 2012.48

46 Alon Levkowitz, Korea and the Middle East Turmoil, 226 47 Alon Levkowitz, Korea and the Middle East Turmoil, 227-228 48 Alon Levkowitz, Korea and the Middle East Turmoil, 228-229

Page 40: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

24

B. Hubungan Bilateral Korea Selatan-UEA

Salah satu negara di kawasan Timur Tengah yang memiliki grafik neraca

perdagangan yang cukup konsisten dengan Korea Selatan ialah UEA. Semenjak

terjalinnya hubungan diplomatik antar kedua negara pada tanggal 18 Juni 1980,

hubungan keduanya hingga kini dapat dikatakan tumbuh dengan cukup baik dan

stabil.49 UEA baru dapat meresmikan kantor kedutaan besar mereka di Seoul 7

tahun berselang, yakni pada tahun 1987 silam.50

Sejak beberapa tahun terakhir, hubungan kerjasama antara Korea Selatan

dengan UEA telah semakin meningkat intensitasnya dalam berbagai bidang.

Mulai dari bidang keamanan, kesehatan/perawatan medis, olahraga, pendidikan,

budaya, hingga bidang kerjasama yang telah ada sebelumnya seperti politik,

ekonomi, dan energi.51

Hubungan kedua negara mulai memasuki sebuah babak baru pasca

penandatanganan kontrak kerjasama pengembangan energi nuklir.52 Kesepakatan

mengenai pembangunan PLTN asli buatan Korea Selatan, telah disetujui pada

Desember 2009. Hal ini telah membuat para petinggi asal UEA datang langsung

ke Seoul untuk meninjau mega proyek ini.53

49 Kang-Ho Park, Ambassador’s Greeting: Welcome to the official website of the Embasy of the Republic of Korea to the United Arab Emirates, [basis data online], tersedia di laman: http://are.mofa.go.kr/english/af/are/legation/greetings/index.jsp, diakses pada Sabtu 18 Maret 2017 pukul 22.35 WIB 50 Embassy of the United Arab Emirates, Bilateral Relationship, [basis data online], tersedia di laman: http://uae-embassy.ae/Embassies/kr/Content/2238, diakses pada Sabtu 18 Maret 2017 pukul 23.27 WIB 51 Kang-Ho Park, Ambassador’s Greeting 52 Kang-Ho Park, Ambassador’s Greeting 53 Embassy of the United Arab Emirates, Bilateral Relationship

Page 41: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

25

Putera Mahkota Abu Dhabi yang juga menjabat sebagai Wakil Panglima

Tertinggi Angkatan Militer UEA, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan

pada Mei 2010 lalu, langsung meninjau hasil dari realisasi kemenangan

konsorsium perusahaan asal Korea Selatan atas kontrak pembangunan 4 reaktor

tenaga nuklir ramah energi di negaranya.54

Melalui Emirates Nuclear Energy Corporation (ENAC), UEA menyerahkan

sepenuhnya pembangunan dan pengelolaan 4 stasiun reaktor PLTN Barakah

APR-1400 kepada perusahaan konsorsium asal Korea Selatan yang bernama

the Korea Electric Power Cooperation (KEPCO). Perusahaan ini nantinya akan

bertanggung jawab langsung untuk memberikan transfer ilmu bagi keberlanjutan

manajemen operasi stasiun reaktor nuklir tersebut kepada para operator lokal.55

Proyek senilai USD 40 milyar tersebut, ternyata telah membuat Korea

Selatan mulai memasuki pasar PLTN dunia yang selama ini telah lebih dahulu

dikuasai oleh AS, Jepang, Rusia, Cina, dan Perancis. Bahkan negara sekelas

Perancis sekalipun sempat tercengang dengan mega proyek yang telah

“diamankan” oleh Korea Selatan tersebut.56

Momentum kerjasama inilah yang kemudian berubah menjadi sebuah

hubungan kemitraan strategis (strategic partnership), yang telah menjadikan UEA

sebagai mitra startegis pertama bagi Korea Selatan di kawasan Timur Tengah.

Sejak itulah keduanya mulai menyetujui sejumlah perjanjian bilateral strategis.57

54 Embassy of the United Arab Emirates, Bilateral Relationship 55 Mohammed Turki Al-Saudairi, “South Korea-GCC Economic Relations: An Overview,” GRC Gulf Papers (November 2012): 8 56 Alon Levkowitz, Korea and the Middle East Turmoil, 231 57 Kang-Ho Park, Ambassador’s Greeting

Page 42: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

26

Tabel II.B.1 Neraca Perdagangan Korea Selatan dengan

Kawasan Timur Tengah Periode 1990-2010 (Satuan Juta USD)

Negara 1990-1999 2000-2010

UEA 28,303 139, 697

Iran 18,113 74, 369

Irak 497 21, 252

Kuwait 11,654 74, 339

Libya 2,177 6,160

Oman 11,301 41, 279

Qatar 4,438 76, 823

Arab Saudi 56, 020 214, 153

Sumber: Alon Levkowitz, 2012.58

Pada era Pemerintahan Presiden Lee Myung-Bak, Korea Selatan berhasil

meningkatkan hubungan ekonomi negara mereka dengan sejumlah negara di

kawasan Timur Tengah melalui penandatanganan Free Trade Agreement (FTA)

dengan 6 Negara Teluk (termasuk UEA). Hal ini telah menunjukkan perubahan

kebijakan luar negeri yang begitu signifikan dari Korea Selatan. Mereka tidak lagi

hanya tertarik untuk melakukan hubungan perdagangan dengan sejumlah negara

di kawasan Asia Pasifik saja, karena kini kawasan Timur Tengah juga sudah

mulai mereka lihat sebagai salah satu pasar yang cukup menjanjikan potensinya.59

Sekitar Bulan Maret tahun 2011, Presiden Lee Myung-Bak menghadiri

langsung upacara peletakan batu pertama proyek pembangunan PLTN Barakah

APR-1400 di UEA. Pada kesempatan tersebut, Korea Selatan langsung dapat

memetik hasil dari hubungan kemitraan strategisnya dengan UEA. Sebagai

balasan dari apa yang telah dikerjakan oleh Korea Selatan, negara ini berhak

untuk mengelola suplai ladang minyak di UEA sebesar 1.5 milyar barel. Selain itu

58 Alon Levkowitz, Korea and the Middle East Turmoil, 231 59 Alon Levkowitz, “The Republic of Korea and the Middle East: Economics, Diplomacy, and Security,” Korea Economic Institute Academic Paper Series 5 (Agustus 2010): 7

Page 43: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

27

Presiden Lee juga sempat meninjau latihan gabungan antara Pasukan Khusus

Korea Selatan dengan Pasukan Khusus UEA.60

Memasuki Bulan Mei tahun 2012, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asal

Korea Selatan yaitu Korea National Oil Company (KNOC), telah berhasil

mengamankan kontrak kerjasama terkait pengelolaan ladang minyak yang

sebelumnya telah dijanjikan oleh UEA. Presiden Lee Myung-Bak pada saat itu

memuji pencapaian tersebut dengan mendefinisikan peristiwa ini sebagai sebuah

batu loncatan besar bagi negaranya. Selama ini Korea Selatan dianggap sebagai

salah satu negara yang miskin akan sumber daya alam, namun dengan adanya

kontrak kerjasama tersebut telah membuat negara ini mulai dapat dikatakan

sejajar dengan beberapa negara penghasil minyak lainnya di dunia.61

Menurut data dari Kementerian Luar Negeri Republik Korea, pada tahun

2014 lalu UEA merupakan negara eksportir minyak terbesar ke-3 untuk Korea

Selatan yang mencapai angka 108.000.000 barel/tahun. Memasuki tahun 2015,

nilai ekspor Korea Selatan ke UEA mencapai pada angka USD 6.08 milyar/tahun,

sedangkan nilai impornya menyentuh angka USD 8.6 milyar/tahun. Total nilai

perdagangan antar kedua negara pada tahun yang sama, bahkan mencapai pada

kisaran angka USD 100 milyar/tahun.62

60 KBS World Radio, Hasil dan implikasi lawatan Presiden Lee ke Uni Emirat Arab, [berita online], tersedia di laman: http://world.kbs.co.kr/indonesian/archive/program/news_issue.htm?lang=i&No=21184&current_page=4#sel_lang_open, diakses pada Rabu 22 Maret 2017 pukul 23.14 WIB 61 Alon Levkowitz, “South Korea’s Middle East Policy,” Mideast Security and Policy Studies 106 (Desember 2013): 19 62 Ministry of Foreign Affairs Republic of Korea, Middle East and Africa: The United Arab Emirates, [basis data online], tersedia di laman: http://www.mofat.go.kr/ENG/countries/middleeast/countries/20070824/1_24424.jsp?menu=m_30_50, diakses pada Sabtu 18 Maret 2017 pukul 23.01 WIB

Page 44: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

28

Memasuki era Pemerintahan Presiden Park Geun-Hye, stasiun reaktor nuklir

PLTN Barakah-1 APR-1400 yang dibangun atas kerjasama Korea Selatan-UEA

akhirnya mulai diresmikan pada Bulan Mei tahun 2014. Pada momen kunjungan

pertamanya ke UEA tersebut, Presiden Park menilai bahwa peresmian proyek

PLTN Barakah-1 ini telah menjadi sebuah sektor kunci dan simbol baru bagi

hubungan kerjasama antar kedua negara hingga 100 tahun ke depan. Ia berharap

bahwa PLTN Barakah ini akan menjadi sebuah berkah tersendiri bagi kelanjutan

hubungan kedua negara, sama halnya seperti makna dari nama mega proyek ini.63

Gambar II.B.1 Momen Peresmian PLTN Barakah-1 APR-1400 tahun 2014

Sumber: Tack-Whan Wi dan Jae-Un Lim, 2014.64

Serangkaian pujian dari Presiden Park Geun-Hye tersebut lantas dibalas

oleh Putera Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan,

yang menerima kedatangan sang presiden di Emirates Palace Hotel, Abu Dhabi.

63 Tack-Whan Wi dan Jae-Un Lim, President Visits UAE, [berita online], tersedia di laman: http://www.korea.net/NewsFocus/policies/view?articleId=119513, diakses pada Senin 01 Mei 2017 pukul 14.09 WIB 64 Tack-Whan Wi dan Jae-Un Lim, President Visits UAE

Page 45: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

29

Menurut Sheikh Mohammed bahwa kemitraan strategis yang selama ini telah

terjalin dengan pihak Korea Selatan, kini sudah mulai berevolusi kepada tahap

brotherly countries. Ia juga berharap bahwa momentum ini akan mulai membuka

cakrawala baru bagi hubungan diplomatik antar kedua negara dalam menghadapi

berbagai macam isu internasional.65

Sekitar Bulan Maret tahun 2016 lalu, hubungan kedua negara semakin

terasa erat dengan dibukanya Korean Cultural Center (KCC) di Abu Dhabi. Pusat

kebudayaan Korea pertama di kawasan Timur Tengah ini, dikelola langsung oleh

Pemerintah Republik Korea guna mempromosikan serta menyebarluaskan aspek

pertukaran budaya antar kedua negara. Pendirian tempat ini juga tidak terlepas

dari salah satu MoU yang telah disepakati sebelumnya oleh kedua negara pada

momen kunjungan kedua Presiden Park Geun-Hye ke Abu Dhabi tahun 2015.66

Memasuki akhir September tahun 2016, kedua negara telah sepakat untuk

meluncurkan kebijakan bebas visa untuk wisatawan dari masing-masing negara.

Hal ini telah disepakati oleh menteri luar negeri dari kedua belah pihak di Majelis

Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), New York. Keputusan ini diambil

pasca semakin meningkatnya jumlah warga negara Korea Selatan yang menetap

di UEA sebesar tiga kali lipat, yang telah mencapai angka 13.000 orang selama

lima tahun terakhir.67

65 Tack-Whan Wi dan Jae-Un Lim, President Visits UAE 66 Hyo-Keon Park, Welcome Message: Welcome to Korean Cultural Center in the United Arab Emirates, [basis data online], tersedia di laman: http://uae.korean-culture.org/en/7/contents/423, diakses pada Rabu 22 Maret 2017 pukul 22.34 WIB 67 Caline Malek, UAE and South Korea agree to visa-free travel, [berita online], tersedia di laman: http://www.thenational.ae/uae/government/uae-and-south-korea-agree-to-visa-free-travel, diakses pada Selasa 28 Maret 2017 pukul 21.31 WIB

Page 46: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

30

Menurut Park Kang-Ho, Duta Besar Republik Korea untuk UEA, bahwa

setiap tahunnya terdapat sekitar 10.000 orang wisawatan asal UEA yang

berkunjung ke Korea Selatan. Sebanyak 3.000 orang di antaranya, terbang menuju

Seoul hanya untuk keperluan perawatan medis. Sekitar 7 unit Rumah Sakit asal

Korea Selatan kini bahkan tercatat telah mendirikan kantor cabangnya di UEA.68

Duta Besar Kang-Ho kemudian menambahkan bahwa wisatawan asal Korea

Selatan yang berkunjung ke UEA jumlahnya jauh lebih fantastis, yakni mencapai

angka 70.000 jiwa/tahunnya. Menurutnya hal ini tidak terlepas dari banyaknya

perusahaan asal Korea Selatan yang menjalankan bisnis mereka di negara teluk

tersebut, yang berjumlah sekitar 200 perusahaan.69

Selain pada bidang pariwisata dan perawatan medis, menurut Park Kang-Ho

UEA selalu berada pada posisi yang mendukung setiap keputusan Korea Selatan

terhadap ancaman nuklir dari sang tetangga, yakni Korea Utara. Kedua negara

juga sempat mendiskusikan hal tersebut pada pertemuan bilateral di New York.70

Saat ini UEA merupakan mitra dagang terbesar bagi Korea Selatan di

kawasan Timur Tengah dan Afrika. Sejak hadirnya akses penerbangan langsung

dari kota-kota besar di UEA (seperti Abu Dhabi dan Dubai) menuju ke Seoul,

telah membuat hubungan ekonomi, perdagangan, serta pariwisata antar kedua

negara sampai pada tahap lompatan yang luar biasa pesat.71

68 Caline Malek, UAE and South Korea agree to visa-free travel 69 Caline Malek, UAE and South Korea agree to visa-free travel 70 Caline Malek, UAE and South Korea agree to visa-free travel 71 Embassy of the United Arab Emirates, Bilateral Relationship

Page 47: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

31

C. Kunjungan Kenegaraan Presiden Park Geun-Hye ke UEA tahun 2015

Tepat pada tanggal 5 Maret 2015 yang lalu, Presiden Korea Selatan,

Park Geun-Hye, menyambangi negara UEA dalam rangka serangkaian lawatan

kenegaraannya (state visit) ke beberapa negara di kawasan Timur Tengah. Pada

pemberhentian ketiganya tersebut, Presiden Park disambut secara hangat oleh

Putera Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan di Istana

Al-Mushrif.72

Pertemuan tingkat tinggi antar kedua kepala negara tersebut, membahas

sejumlah isu penting seperti kelanjutan kerjasama di bidang pengembangan

PLTN, energi, konstruksi, dan infrastruktur. Selain itu ada pula sejumlah bidang

kerjasama baru yang turut dibahas pada pertemuan tersebut, seperti bidang

kesehatan, farmasi, pangan, hingga pertanian.73

Gambar II.C.1 Momen Pertemuan Tingkat Tinggi Korea Selatan-UEA

Sumber: Ji-Ae Sohn, 2015.74

72 Ji-Ae Sohn, Korea, UAE pledge to expand economic cooperation 73 Ji-Ae Sohn, Korea, UAE pledge to expand economic cooperation 74 Ji-Ae Sohn, Korea, UAE pledge to expand economic cooperation

Page 48: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

32

Presiden Park Geun-Hye saat itu bahkan sempat memuji bahwa UEA adalah

salah satu negara yang telah ia kunjungi sebanyak lebih dari satu kali pasca

pelantikan dirinya sebagai presiden. Pujian tersebut lantas dibalas oleh Sheikh

Mohammed yang menyatakan bahwa hubungan kedekatan serta kemitraan

strategis antar kedua negara, sangatlah penting dan begitu potensial untuk terus

ditingkatkan.75

Setelah berbincang cukup panjang membahas sejumlah isu penting, kedua

kepala negara pada akhirnya memutuskan untuk menandatangani serangkaian

MoU pada penghujung pertemuan tingkat tinggi tersebut. Setidaknya terdapat

6 bidang kerjasama yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, berikut adalah

rinciannya:76

1. Pertahanan nasional dan Cyber Security

2. Pembangunan Korean Cultural Center (KCC) di Abu Dhabi

3. Pengembangan bidang pertanian/agrikultur

4. Proyek bersama pengembangan industri PLTN

5. Cross-service di bidang perpajakan dan logistik barang ekspor-impor

6. Pertukaran informasi mengenai makanan halal beserta sistem sertifikasinya

Seusai mengunjungi Istana Al-Mushrif, Presiden Park beserta rombongan

kemudian melanjutkan lawatannya di UEA dengan menghadiri sebuah kegiatan

bernama Korea-UAE Business Forum yang masih diadakan pada hari yang sama.

Pada kesempatan itu sang presiden menyatakan bahwa kemitraan strategis yang

75 Ji-Ae Sohn, Korea, UAE pledge to expand economic cooperation 76 Ji-Ae Sohn, Korea, UAE pledge to expand economic cooperation

Page 49: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

33

telah dijalin oleh kedua negara dapat saja bertahan hingga 100 tahun ke depan,

asalkan semua pihak mampu untuk terus menjaga dan meningkatkannya.77

Gambar II.C.2 Sambutan Presiden Park Geun-Hye

dalam Korea-UAE Business Forum 2015

Sumber: Seung-Ah Lee, 2015.78

Selanjutnya Presiden Park menambahkan bahwa ia akan selalu menanti

proyek kerjasama dengan para pengusaha asal UEA untuk mulai menjalankan

bisnis mereka ke kawasan Asia, begitupun sebaliknya. Ia juga mendorong para

pengusaha tersebut agar mulai melakukan pertukaran proyek bisnis dengan Korea

Selatan, untuk semakin menumbuhkan geliat perekonomian antar kedua negara.

Menurut Presiden Park bahwa pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai oleh

kedua negara, merupakan hasil dari transformasi dalam bidang ekonomi kreatif.79

77 Seung-Ah Lee, President Park asks for cooperation on halal food, public health 78 Seung-Ah Lee, President Park asks for cooperation on halal food, public health 79 UAEinteract, South Korea and UAE Strategic Partnership will Strenghthen Bilateral Ties in Nuclear Energy: Park Geun Hye, [berita online], tersedia di laman: http://www.uaeinteract.com/docs/South_Korea_and_UAE_strategic_partnership_will_strengthen_bilateral_ties_in_nuclear_energy_Park_Geun-hye/67057.htm, diakses pada Selasa 28 Maret 2017 pukul 22.56 WIB

Page 50: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

34

Presiden Park kemudian melanjutkan dalam kata sambutannya, bahwa

kedua negara harus mampu bekerjasama dalam bidang energi dan bisnis yang

memiliki nilai tambah tinggi. Ia menilai bahwa kedua negara dapat secara

bersama-sama mulai memasuki pasar dunia ketiga. Menurutnya kerjasama pada

bidang konstruksi PLTN yang telah terjalin selama ini, merupakan contoh baik

untuk meningkatkan nilai tambah tinggi dalam bisnis seperti yang ia maksud.80

Terkait dengan bisnis yang memiliki nilai tambah tinggi, Presiden Park

kemudian menyebutkan bahwa makanan halal ialah salah satu contoh lainnya.

Menurutnya terdapat sebuah potensi yang sangat besar bagi kedua negara dalam

hal mengembangkan industri pangan (terutama makanan halal). Korea Selatan dan

UEA bisa saja memimpin dalam industri pangan dunia, jika sudah mengantongi

sistem sertifikasi halal yang sesuai. Pengembangan rasa saling percaya antar

kedua negara, ia rasa menjadi salah satu faktor pendukung yang cukup penting

untuk mewujudkan bidang kerjasama ini.81

Menurut Presiden Park, makanan halal merupakan salah satu jenis makanan

yang paling populer di dunia dan sangat terjaga tingkat kebersihannya. Ia menilai

bahwa bila kerjasama pada bidang industri makanan halal ini dapat terwujud,

maka kedua negara dapat saling bertukar informasi terkait pengembangan industri

makanan halal tersebut. Hal ini tentu merupakan sebuah langkah awal bagi upaya

pembukaan pasar baru oleh kedua negara di beberapa negara dunia ketiga.82

80 Seung-Ah Lee, President Park asks for cooperation on halal food, public health 81 Seung-Ah Lee, President Park asks for cooperation on halal food, public health 82 UAEinteract, South Korea and UAE Strategic Partnership will Strenghthen Bilateral Ties in Nuclear Energy

Page 51: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

35

Selain mengenai makanan halal, Presiden Park juga mengungkapkan

pentingnya kerjasama di bidang kesehatan publik dan industri farmasi. Ia melihat

bahwa sejumlah bidang kerjasama baru tersebut akan semakin membuka wawasan

kedua belah pihak untuk berani maju memasuki persaingan di pasar global. Ia

berjanji akan selalu menyarankan kepada para pengusaha lokal asal Korea Selatan

(chaebol) untuk terus percaya pada potensi yang dimiliki oleh UEA, begitupun

sebaliknya. Ia juga kembali menegaskan bahwa pemerintah kedua negara akan

selalu mendukung secara aktif kerjasama ini, dengan cara mengurangi sejumlah

hambatan/regulasi yang akan mengganggu jalannya investasi serta kerjasama.83

Menurut Kwon Hae-Ryong, Duta Besar Republik Korea untuk UEA tahun

2015, menyatakan bahwa momentum kunjungan kenegaraan Presiden Park ke

Abu Dhabi telah menandai 35 tahun hubungan bilateral antar kedua negara yang

pertama kali dirajut pada tahun 1980 silam. Kunjungan balasan dari dua kepala

negara, ia nilai telah membawa hubungan keduanya mencapai pada titik tertinggi.

Sheikh Mohammed dari UEA tercatat telah dua kali mengunjungi Seoul yakni

pada tahun 2010 dan 2014, begitupun dengan Presiden Park Geun-Hye yang juga

melakukan kunjungan balasan pada tahun 2014 dan 2015 lalu.84

83 Seung-Ah Lee, President Park asks for cooperation on halal food, public health 84 Eduan R. Maggo, UAE-Korea: A Strategic Partnership, [berita online], tersedia di laman: http://gulfnews.com/gn-focus/country-guides/reports/south-korea/uae-korea-a-strategic-partnership-1.1614205, diakses pada Selasa 28 Maret 2017 pukul 20.51 WIB

Page 52: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

36

BAB III

INDUSTRI MAKANAN HALAL DI KOREA SELATAN

A. Konsep Makanan Halal Menurut Ajaran Islam

Bagi seluruh umat Muslim di berbagai penjuru dunia, konsep halal dan

haram dalam Islam sangatlah penting untuk dijadikan sebagai pedoman/landasan

dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Menurut Bahasa Arab, halal secara

umum (dalam berbagai kondisi) berarti sah atau diperbolehkan. Manusia tidak

boleh mengubah hukum dasar dari apa yang seharusnya halal (diperbolehkan)

menjadi haram (dilarang), begitupun sebaliknya.85

Khusus untuk perihal makanan yang akan dikonsumsi oleh seorang Muslim,

pada dasarnya sebagian besar makanan dapat dikategorikan halal. Akan tetapi

beberapa sumber makanan berikut telah masuk ke dalam daftar pengecualian yang

telah disebutkan secara jelas dan khusus di dalam al-Qur’an dan Hadis, yakni:86

1. Daging babi

2. Makanan/minuman yang mengandung alkohol

3. Bangkai hewan

4. Darah

5. Obat-obatan yang memabukkan

6. Hewan yang tidak disembelih atas nama Allah SWT

Bila merujuk pada makanan yang berasal dari daging hewan, maka istilah

yang lebih tepat digunakan untuk mendeskripsikan apakah makanan tersebut halal

atau tidak, adalah zabiha (sembelihan/hewan yang disembelih). Agar suatu produk

85 Ahmad H. Syakr, A Muslim Guide to Food Ingredients, 31-32 86 Ahmad H. Syakr, A Muslim Guide to Food Ingredients, 32-33

Page 53: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

37

makanan daging dapat dikategorikan zabiha, maka proses penyembelihannya

harus dilakukan sesuai dengan syariat Islam.87 Menurut Muhammad Samiullah

terdapat sejumlah prasyarat dan tata cara umum untuk menyembelih hewan sesuai

dengan apa yang tertera dalam syariat Islam, yaitu:88

1. Hewan yang akan disembelih haruslah halal sesuai dengan syariat Islam. Akan

tetapi bila ada seorang Muslim yang tidak tahu, atau berada dalam keadaan

bahaya dan sedang dalam kondisi untuk mempertahankan hidup, maka hewan

yang sebelumnya dilarang (haram) untuk dikonsumsi dalam Islam, kemudian

dapat berubah menjadi halal atau sah untuk dimakan.

2. Proses penyembelihan hewan harus dilakukan sebagaimana mestinya sesuai

dengan syariat Islam. Menyiksa hewan sebelum disembelih sangatlah tidak

dibenarkan dalam Islam, karena dinilai sebagai tindakan yang tidak humanis.

Rasulullah SAW bahkan memerintahkan untuk selalu mempertajam pisau yang

hendak dipakai ketika menyembelih hewan dan tidak melakukannya di depan

hewan yang lain. Hal ini bertujuan untuk mengurangi potensi stres pada hewan.

3. Nama Allah SWT haruslah disebutkan/dilafalkan ketika sedang menyembelih

hewan. Menurut kitab Fiqhus-Sunnah karya Sayyed Sabiq yang merujuk pada

al-Qur’an Surah al-Maidah ayat 5, bahwa jika penyebutan nama Allah SWT

dilakukan oleh orang-orang Ahli Kitab (Yahudi atau Nasrani) sesuai dengan

bahasa mereka, maka daging hewan yang disembelih tersebut tetaplah halal

hukumnya bagi seorang Muslim. Pendapat ini diyakini oleh sebagian sahabat

Rasulullah seperti Ata’, Qasim bin Mukhaimarah, Zahri, Rabiah, dan Sya’bi. 87 Ahmad H. Syakr, A Muslim Guide to Food Ingredients, 32 88 Muhammad Samiullah, “The Meat: Lawful and Unlawful in Islam”, Islamic Studies, 21 (April 1982): 75-77

Page 54: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

38

Akan tetapi bagi sebagian sahabat Rasul lainnya seperti Ali, Aisyah, Ibn Umar,

Abi Darda’, dan Ibadah bin Samit, bahwa pernyataan tersebut sangatlah

bertentangan dengan al-Qur’an Surah al-An’am ayat 121 yang menyatakan

bahwa jika penyebutan nama selain Allah dilakukan pada saat penyembelihan

hewan, maka haram hukumnya bagi seorang Muslim untuk mengonsumsinya.

4. Prosesi penyembelihan hewan tidaklah cukup dengan hanya dilakukan oleh

seorang Ahli Kitab saja. Meskipun sang penjagal ialah seorang Muslim namun

tidak melakukan proses penyembelihan hewan sesuai dengan syariat Islam,

maka hukum mengonsumsi daging yang ia sembelih berubah menjadi haram

atau tidak diperbolehkan.

5. Seorang penjagal tidaklah sedang berada dalam kondisi gangguan mental

(tidak waras), tidak sedang dalam keadaan mabuk, bukan seorang anak kecil

yang belum dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, ataupun

seorang Magian (tukang sihir).

6. Status kepemilikian hewan yang akan disembelih, haruslah jelas dari mana asal

usulnya. Sebisa mungkin hewan yang akan disembelih telah terbebas dari

segala macam bentuk najis/kotoran yang tampak secara jelas ataupun yang

tersembunyi.

7. Karena darah juga dilarang untuk dikonsumsi dalam Islam, maka seorang

penjagal wajib untuk memastikan darah pada hewan yang sedang disembelih

sudah habis mengucur keluar dari tubuhnya. Proses penyembelihan hewan

dimulai dari memotong pembuluh darah jagularis di leher, sehingga seluruh

darah pada leher dapat mengucur habis. Selama proses tersebut berlangsung,

Page 55: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

39

saraf sumsum tulang belakang pada hewan tidak boleh terpotong karena dapat

menyebabkan kamatian yang berasal dari serangan jantung (tidak dibenarkan

menurut hukum Islam).

8. Proses penyembelihan hewan disunahkan untuk menghadap kiblat, dan tidak

dibenarkan untuk dilakukan di tempat-tempat terlarang (seperti di atas berhala,

kuburan, dan lain sebagainya).

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat Muslim global akan

pentingnya mengonsumsi setiap produk makanan halal, maka beberapa institusi

publik mulai bermunculan untuk membentuk badan sertifikasi halal. Melalui

sejumlah badan tersebut, maka konsumen akan semakin merasa pasti dan percaya

terhadap setiap produk pangan yang akan mereka konsumsi.89

Gambar III.A.1 Sejumlah Logo Institusi Sertifikasi Halal Global

Sumber: Shelina Zahra Janmohammed, 2012.90

89 Shelina Zahra Janmohammed, Halal: Chasing the $500 Billion Industry, [berita online], tersedia di laman: http://mideastposts.com/middle-east-business/middle-east-economics-analysis/halal-chasing-the-500-billion-industry/, diakses pada Selasa 02 Mei 2017 pukul 20.28 WIB 90 Shelina Zahra Janmohammed, Halal: Chasing the $500 Billion Industry

Page 56: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

40

Setidaknya saat ini terdapat sekitar 122 badan sertifikasi produk halal aktif

di dunia yang berasal dari kalangan pemerintah atau bagian dari pemerintah,

Non-Governmental Organization (NGO), serta komunitas masyarakat Muslim

setempat. Bahkan negara yang tidak memiliki badan sertifikasi halal sekalipun,

tetap memantau dan memastikan status kehalalan dari setiap produk/barang yang

mereka produksi.91

Karena banyaknya badan sertfikasi halal yang berasal dari seluruh dunia,

maka telah memunculkan berbagai macam logo halal seperti yang tertera pada

Gambar III.A.1. Bahkan beberapa negara minoritas Muslim sekalipun, kini sudah

mulai memiliki institusi sertifikasi halalnya sendiri. Salah satu negara yang

menjadi studi kasus penelitian dalam skripsi ini adalah Korea Selatan. Penjelasan

lebih mendalam terkait hal tersebut akan dijabarkan pada sub-bab selanjutnya.

B. Sejarah Perkembangan Islam di Semenanjung Korea

Sebelum menjelaskan lebih jauh mengenai industri makanan halal di Korea

Selatan, ada baiknya penulis menggambarkan selayang pandang mengenai asal

muasal proses masuk dan berkembangnya Agama Islam di wilayah Semenanjung

Korea dan Asia Timur secara umum.

Agama dan budaya merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Ketika

suatu agama mulai mengalami perkembangan, maka kebudayaan juga pasti akan

turut mengikutinya. Migrasi umat manusia di muka bumi selama ribuan tahun,

telah membuat budaya serta kepercayaan yang mereka anut juga turut tersebar.92

91 Mustafa Afifi Ab. Halim dan Mohd Mahyeddin Mohd Salleh, “The Possibility of Uniformity on Halal Standards in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Country”, World Applied Sciences Journal 17 (2012): 7 92 Sun-Geun Ahn (Ali), Islam Damai di Negeri Asia Timur Jauh, 85

Page 57: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

41

Kedua hal tersebut tampaknya juga berlaku bagi Agama Islam, yang secara

historis ternyata penyebarannya mampu mencapai wilayah Semenanjung Korea di

kawasan Asia Timur. Berikut adalah sejarah singkat perkembangan Agama Islam

di wilayah Semenanjung Korea.

1. Kontak Awal Hubungan Islam dengan Semenanjung Korea

Bangsa Mongol yang berasal dari wilayah Asia Utara (Ural Arktik),

dipercaya sebagai keturunan asli dari Bangsa Korea kuno yang banyak menetap

di wilayah Semenanjung Korea. Meskipun sama sekali tidak memiliki riwayat

hubungan kekerabatan dengan Bangsa Cina, namun karena faktor kedekatan letak

geografis wilayah Semenanjung Korea pada akhirnya tetap mendapat pengaruh

yang besar dari Bangsa Cina (terutama pada bidang kebudayaan dan agama).

Agama Budha yang sangat mempengaruhi kebudayaan Cina, turut berakulturasi

secara cepat di wilayah Semenanjung Korea.93

Sebagai sebuah agama yang tergolong cukup muda di muka bumi, Islam

baru memulai penyebaran wilayah dakwahnya pada abad ke-7 atau tahun 643.

Melalui wilayah Jazirah Arab, Islam secara perlahan mulai menyebar ke wilayah

Kekaisaran Persia (tahun 642) bahkan hingga ke Daratan Cina (tahun 651).

Melalui wilayah Daratan Cina tersebut, Islam mulai menyebar hingga ke wilayah

Semenanjung Korea yang pada saat itu masih berada di bawah kekuasaan tiga

kerajaan (Goguryeo, Baekje, dan Silla) yang baru bersatu pada tahun 660 menjadi

sebuah Kerajaan Silla yang Bersatu.94

93 Sun-Geun Ahn (Ali), Islam Damai di Negeri Asia Timur Jauh, 37-39 94 Sun-Geun Ahn (Ali), Islam Damai di Negeri Asia Timur Jauh, 85-87

Page 58: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

42

2. Islam di Era Kerajaan Silla yang Bersatu

Memasuki tahun 661-935 Dinasti Tang di Cina mulai membantu Kerajaan

Silla untuk mempersatukan 3 wilayahnya melalui bidang politik, ekonomi, hingga

budaya. Nilai-nilai Islam yang sebelumnya telah masuk ke Daratan Cina, secara

tidak langsung mulai ikut tersebar menuju wilayah Kerajaan Silla yang Bersatu.95

Para saudagar Muslim dari Jazirah Arab dipercaya sebagai pihak pertama

yang membawa ajaran serta kebudayaan Islam memasuki wilayah Semenanjung

Korea. Mereka telah berniaga dari wilayah Konstantinopel, pesisir Laut Kaspia,

India, Daratan Cina, Rusia Tengah, hingga menuju ke Semenanjung Korea dengan

menggunakan kuda maupun unta. Mereka dikisahkan sempat berhenti dan

beristirahat sejenak di wilayah Kerajaan Silla yang Bersatu, akan tetapi mereka

merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas perdagangan dengan masyarakat

setempat karena adanya kendala perbedaan bahasa.96

3. Islam di Era Dinasti Koryo

Sekitar Bulan September tahun 1024, Raja Hyeon-Jong dari Dinasti Koryo

dikisahkan sempat menerima beberapa orang saudagar Muslim dari Jazirah Arab

bernama Al-Raza dan Hasan beserta dengan ratusan orang rombongannya, yang

datang untuk menawarkan sejumlah barang dagangan mereka. Kemudian pada

tahun 1145 sebuah buku yang berjudul Samguk Sagi (Sejarah Tiga Kerajaan)

menceritakan tentang kisah sukses Jo-Yeong, salah satu dari 4 orang saudagar

Muslim yang pernah hidup dan menetap di wilayah Semenanjung Korea.97

95 Sun-Geun Ahn (Ali), Islam Damai di Negeri Asia Timur Jauh, 86-87 96 Sun-Geun Ahn (Ali), Islam Damai di Negeri Asia Timur Jauh, 102 97 Sun-Geun Ahn (Ali), Islam Damai di Negeri Asia Timur Jauh, 88-87

Page 59: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

43

Pada abad ke-12 masyarakat Dinasti Koryo mengenal kalangan Muslim

yang berasal dari Daratan Cina (Dinasti Song) dengan sebutan Tsih/Tasih,

sedangkan yang berasal dari Dinasti Yuan Mongol lebih dikenal dengan sebutan

Daesik/Hui Hui/orang Suku Uighur. Kebanyakan dari mereka adalah masyarakat

Muslim keturunan etnis Cina, meskipun ada pula yang merupakan keturunan etnis

Turki ataupun Arab. Memasuki abad ke-13 hingga ke-14, Dinasti Yuan Mongol

yang merupakan tempat tinggalnya masyarakat Muslim (Daesik) mulai mencoba

untuk menguasai wilayah Dinasti Koryo. Secara tidak langsung hal ini telah

membuat Islam kembali bersentuhan dengan wilayah Semenanjung Korea.98

Dinasti Song dan Yuan Mongol memang telah memberikan pengaruh yang

begitu besar terhadap Dinasti Koryo. Sekitar tahun 1274 Raja Chung-Ryeol

sempat memiliki hubungan yang cukup dekat dengan masyarakat Suku Uighur,

salah seorang diantaranya bernama Samga. Karena baktinya yang besar kepada

Dinasti Koryo, ia kemudian diberikan sebuah nama baru yaitu Jang Soon-Ryeong.

Menurut catatan sejarah orang-orang bermarga Jang, nenek moyang mereka

ternyata memang benar berasal dari keturunan Muslim Arab atau Suku Uighur.99

4. Islam di Era Dinasti Joseon

Memasuki awal era Dinasti Joseon, orang-orang Suku Uighur mulai banyak

diundang untuk menghadiri upacara adat kerajaan. Lambat laun Bahasa Uighur

mulai dipelajari secara khusus sebagai salah satu bahasa asing utama. Kedatangan

masyarakat Muslim Uighur tersebut telah membuat budaya Islam mulai secara

perlahan tersebar dan mempengaruhi sistem kehidupan masyarakat setempat.

98 Sun-Geun Ahn (Ali), Islam Damai di Negeri Asia Timur Jauh, 88 99 Sun-Geun Ahn (Ali), Islam Damai di Negeri Asia Timur Jauh, 89-91

Page 60: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

44

Raja Se-Jong yang Agung pada abad ke-15 tercatat sempat menggunakan sistem

kalender Islam Hijriah untuk keperluan pengembangan bidang pertanian. Pada

saat itu sang raja menilai bahwa penggunaan sistem kalender Cina kuno memiliki

banyak kekeliruan, sehingga ia kemudian mengirimkan utusan kepercayaannya

yang bernama Jang Yeong-Sil untuk mempelajari sistem kalender Islam yang

biasa disebut Globe Huihui Lifa dari orang-orang Suku Hui di Daratan Cina. Pada

akhirnya seluruh rakyat Dinasti Joseon pun mulai mengaplikasikan sistem ini.100

Gambar III.B.4.1 Sistem Globe Huihui Lifa di Korea

Sumber: In-Man Jung, 2016.101

5. Masa Kevakuman Islam di Korea

Memasuki era pertengahan abad ke-15, pengaruh Islam di berbagai penjuru

dunia mulai mengalami penurunan. Hal ini berbanding terbalik dengan sejumlah

negara di Eropa (seperti Spanyol dan Portugal) yang mulai mengembangkan era

kekuasaannya secara geografis ke seluruh penjuru dunia. Periode ini lebih dikenal

dengan istilah era kemunduran perkembangan Islam.102

100 Sun-Geun Ahn (Ali), Islam Damai di Negeri Asia Timur Jauh, 90 101 In-Man Jung, Young-Sil Jang: the Greatest Scientist in Korean History, [basis data online], tersedia di laman: http://www.busanddadang.com/?p=9707&ckattempt=1, diakses pada Sabtu 08 Juli 2017 pukul 00.02 WIB 102 Sun-Geun Ahn (Ali), Islam Damai di Negeri Asia Timur Jauh, 91

Page 61: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

45

Pada era yang sama, Dinasti Ming di Cina mulai mengembangkan ajaran

Konghucu (Yu Gyo) yang semakin lama kian menjamur hingga memasuki wilayah

Semenanjung Korea pada tahun 1427. Pesatnya penyebaran ajaran Konghucu di

Korea, tidak terlepas dari adanya kesamaan pandangan dengan Agama Budha

yang sebelumnya telah dipegang secara teguh oleh masyarakat setempat. Namun

sayangnya banyak masyarakat yang terkesan dipaksa untuk mempelajari ajaran

tersebut, hal ini tentu berimbas langsung pada menurunnya pengaruh budaya serta

nilai-nilai ajaran Islam di wilayah Daratan Cina dan Semenanjung Korea. Oleh

karena itu para saudagar Muslim sulit untuk kembali menyebarkan dakwah dan

ajaran Islam di wilayah Semenanjung Korea hingga memasuki abad ke-20.103

Menurut Dr. Ali Ahn Sun-Geun, MA periode kevakuman Islam di wilayah

Semenanjung Korea setidaknya telah dipengaruhi oleh 2 faktor besar, yakni:104

a. Adanya kompleksitas yang tinggi dari berbagai macam budaya asing yang

masuk ke wilayah Semenanjung Korea (seperti Persia, Arab, Mongol, Turki,

hingga Rusia). Karena cenderung bersifat terpecah belah, pada akhirnya ajaran

Islam tersebut kurang begitu terperhatikan oleh pemerintah setempat.

b. Kebijakan Isolasionisme/Sakoku oleh Pemerintah Jepang yang kala itu tengah

menjajah wilayah Semenanjung Korea, telah membuat sejumlah budaya serta

agama hegemon dunia (termasuk Islam) sulit untuk masuk dan berkembang di

wilayah Korea. Kebijakan ini juga turut berdampak pada semakin lambatnya

proses perkembangan ekonomi serta budaya di Semenanjung Korea.

103 Sun-Geun Ahn (Ali), Islam Damai di Negeri Asia Timur Jauh, 91-92 104 Sun-Geun Ahn (Ali), Islam Damai di Negeri Asia Timur Jauh, 92-93

Page 62: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

46

6. Masa Kembalinya Islam di Tanah Korea

Setelah 1000 tahun berselang pasca kunjungan pertama orang-orang Islam

dari Jazirah Arab ke Semenanjung Korea, wilayah ini seketika berubah menjadi

sebuah negeri yang banyak diliputi oleh konflik/perang. Selama Perang Korea

berlangsung pada era 1950-an, Turki bersama dengan AS menjadi negara

pendukung misi perdamaian PBB di Semenanjung Korea. Para tentara asal Turki

pimpinan Zubadi Kouchi dan Abdul Khaman, tercatat sebagai pihak pertama yang

telah berperan besar dalam menyebarluaskan kembali Agama Islam secara hakiki

di wilayah Korea. Mereka bahkan sempat mendirikan sebuah sekolah bernama

Ankara untuk para anak yatim korban perang yang masih ingin terus melanjutkan

pendidikannya.105

7. Perkembangan Islam di Era Korea Modern

Setelah secara resmi kembali masuk ke wilayah Semenanjung Korea,

Islam mulai mengembangkan ajaran dakwahnya dengan cara mendirikan sebuah

Islamic Society of Korea pada Oktober 1955. Sekitar 20-50 orang anggotanya,

pada saat itu masih menggunakan sebuah tenda pemberian dari para tentara Turki

untuk sekedar melaksanakan kewajiban ibadah shalat. Karena dukungan finansial

yang dirasa kurang, lantas Islamic Society of Korea membentuk sebuah organisasi

baru bernama Korea Muslim Federation (KMF) pada tahun 1966. Memasuki

tahun 1969, KMF kemudian mulai disahkan menjadi sebuah badan hukum resmi

oleh Kementerian Kebudayaan dan Penerangan Korea Selatan.106

105 Ahmad Faris Naqiyuddin, Islam in South Korea: Progress and Challanges of Da’wah Activities since the 1950’s, (Selangor: International Islamic University Malaysia, 2016), 4 106 Sun-Geun Ahn (Ali), Islam Damai di Negeri Asia Timur Jauh, 193-195

Page 63: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

47

Korea Selatan adalah sebuah negara yang menjamin kebebasan beragama

bagi setiap warga negaranya, hal ini terbukti dari didukungnya sejumlah proyek

besar yang sangat bernuansa Islami oleh Pemerintah Korea Selatan. Salah satunya

yakni pembangunan Seoul Central Mosque pada tahun 1970 oleh Pemerintahan

Presiden Park Chung-Hee (ayah dari Presiden Park Geun-Hye). Bangunan masjid

pertama di Korea Selatan tersebut, didirikan diatas sebuah lahan hibah seluas

5.000 m² di kawasan pusat kota Seoul (daerah Itaewon).107

Berkat bantuan dari Pemerintah Korea Selatan dan sejumlah negara Muslim

seperti Arab Saudi, Libya, Kuwait, Qatar, Maroko, Malaysia, dan UEA, pada

tanggal 21 Mei 1976 proyek pembangunan Seoul Central Mosque akhirnya selesai

diresmikan. Momen tersebut setidaknya telah menjadi sebuah titik balik yang

sangat penting bagi seluruh masyarakat Muslim yang ada di Korea Selatan.108

Gambar III.B.7.1 Seoul/Itaewon Central Mosque di Korea Selatan

Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis, 2015.

107 Sun-Geun Ahn (Ali), Islam Damai di Negeri Asia Timur Jauh, 93-94 108 Joo-Young Sohn (Abdul Rajiq), Organizations and Activities of the Muslim Minority in Korea, (Seoul: Hankuk University of Foreign Studies, 2003), 3

Page 64: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

48

C. Institusi Sertifikasi Makanan Halal di Korea Selatan

Setelah mengetahui secara ringkas dan mendalam mengenai asal muasal

dari perkembangan serta penyebaran ajaran Islam di tanah Korea, selanjutnya

pada sub-bab ini akan mulai dijabarkan mengenai sejumlah institusi sertifikasi

makanan halal yang beroperasi di Korea Selatan. Berikut adalah sejumlah daftar

dari institusi tersebut:

1. Korea Muslim Federation (KMF) Halal Committee

Memasuki tahun 1966 Sabri Seo Jung-Gil, Sulayman Lee Hwa-Sik, serta

Muhammad Yoon Du-Yeong mendirikan sebuah kelompok/organisasi Muslim

Korea bernama KMF. Hingga saat ini KMF masih menjadi sebuah organisasi

induk bagi masyarakat Muslim di Korea Selatan dan telah diakui secara resmi

keberadaannya oleh pemerintah setempat.109

Pada masa awal perkembangannya, KMF baru memiliki sekitar 20 orang

anggota yang telah memeluk agama Islam. Saat itu KMF mulai mendatangkan

beberapa orang pendakwah dari sejumlah negara Muslim untuk mengembangkan

syiar Islam di tanah Korea.110 KMF pada awalnya dipimpin oleh seorang Imam

yang merupakan warga Korea asli bernama Umar Kim Jin-Kyu, pada saat itu

KMF mulai menjalin hubungan kerjasama dengan beberapa organisasi Muslim

dari seluruh penjuru dunia. KMF kemudian mulai mengirimkan para pelajar

Muslim Korea untuk dapat lebih memperdalam ajaran Agama Islam ke sejumlah

negara mayoritas Muslim (seperti Malaysia dan Indonesia).111

109 Joo-Young Sohn (Abdul Rajiq), Organizations and Activities of the Muslim Minority in Korea, 2 110 Sun-Geun Ahn (Ali), Islam Damai di Negeri Asia Timur Jauh, 175 111 Sun-Geun Ahn (Ali), Islam Damai di Negeri Asia Timur Jauh, 93-94

Page 65: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

49

Pada akhir era 1970-an banyaknya proyek konstruksi yang digarap oleh

para pekerja dan teknisi asal Korea Selatan di sejumlah negara Timur Tengah,

secara tidak langsung telah membuat mereka melihat bagaimana cara hidup

beragama yang dilaksanakan oleh masyarakat Muslim setempat. Banyak dari para

pekerja tersebut yang kemudian menjadi tertarik dan pada akhirnya memeluk

Agama Islam. Fenomena ini lantas telah mendorong KMF untuk membangun

Korean Islamic Center di Arab Saudi pada 1978, Kuwait pada 1979, serta

di Indonesia pada 1982.112

Secara struktural KMF memiliki sebuah dewan eksekutif yang berfungsi

sebagai organ legislatif tertinggi yang bernama Federasi Islam Korea. Organ

tersebut telah diakui keberadaannya oleh Kementerian Kebudayaan, Olahraga,

dan Pariwisata Korea Selatan. Setidaknya terdapat 7 orang pelaksana eksekutif

serta 2 orang akuntan yang menjabat sebagai dewan eksekutif dari organisasi ini.

Berikut adalah sejumlah tugas utama yang dimiliki oleh organ tersebut:113

a. Melaksanakan tugas pengelolaan dan tata usaha KMF

b. Mengurus bidang keuangan

c. Mempromosikan berbagai macam kegiatan yang dilaksanakan oleh KMF

d. Menjadi simbol/perwakilan dari tali persaudaraan Muslim di Korea Selatan

Selain melalui Federasi Islam Korea, KMF secara umum juga memiliki

beberapa tugas dan fungsi utamanya tersendiri. Berikut ialah 3 fungsi utama dari

organisasi KMF dalam menjalankan setiap tugas-tugasnya, yaitu:114

112 Joo-Young Sohn (Abdul Rajiq), Organizations and Activities of the Muslim Minority in Korea, 3 113 Joo-Young Sohn (Abdul Rajiq), Organizations and Activities of the Muslim Minority in Korea, 3 114 Joo-Young Sohn (Abdul Rajiq), Organizations and Activities of the Muslim Minority in Korea, 3

Page 66: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

50

a. Menyebarkan ajaran Agama Islam di tanah Korea. Hal ini merupakan tugas

utama yang harus melekat pada diri organisasi KMF. Selain itu sejumlah

urusan seperti tata kelola bidang kesekretariatan dan keuangan, korespondensi,

kerjasama dengan pemerintah, hingga mempererat tali persaudaraan antar

sesama Muslim di Korea Selatan selalu menjadi tugas utama dari KMF.

b. Merawat dan menjaga segala macam inventaris gedung, serta mendukung

segala macam kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap kantor cabang atau

perwakilan KMF di seluruh Korea Selatan.

c. Menjadi badan khusus dalam bidang penyebaran dan pendidikan ajaran Islam

melalui sejumlah penyelenggaraan kegiatan. Proyek kegiatan yang dimaksud

antara lain seperti mengelola sejumlah perkuliahan umum yang bertema

keagamaan, menyelenggarakan program pendidikan, pengelolaan hubungan

masyakat/publikasi dan informasi pengunjung, mengawasi dan mendukung

penyebaran dakwah Islam, hingga mengatur segala urusan keagamaan seperti

pernikahan, perceraian, dan pendaftaran sertifikasi halal.

Bila merujuk pada poin terakhir, salah satu tugas utama dari KMF ialah

mengatur segala macam urusan yang berhubungan dengan halal dan haram.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka organisasi ini membentuk sebuah organ

kecil bernama Korea Muslim Federation Halal Committee yang bertugas untuk

memberikan sertifikasi halal bagi sejumlah pelaku bisnis makanan di Korea

Selatan (baik restoran maupun perusahaan pemasok makanan daging).115

115 Yes! Halal, Halal Status in South Korea, [basis data online], tersedia di laman: https://www.yeshalal.co.kr/halal-status-in-korea-eng, diakses pada Minggu 07 Mei 2017 pukul 19.42 WIB

Page 67: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

51

Gambar III.C.1.1 Logo Korea Muslim Federation Halal Committee

Sumber: Yes! Halal, 2016.116

Menurut laporan resmi dari Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM),

bahwa Korea Muslim Federation Halal Committee telah secara sah terdaftar

dan diakui keberadaannya oleh Pemerintah Malaysia sejak tanggal 2 Januari 2015.

Organisasi yang berlokasi di kawasan Itaewon-Seoul ini, menjadi salah satu dari

73 badan sertifikasi halal dunia yang telah diakui keabsahannya oleh JAKIM.117

Selain dari pihak JAKIM, Korea Muslim Federation Halal Committee

ternyata juga telah diakui keberadaanya oleh World Halal Food Council (WHFC).

Korea Muslim Federation Halal Committee telah secara resmi terdaftar sebagai

salah satu anggota tetap WHFC di kawasan Asia.118

116 Yes! Halal, Halal Status in South Korea 117 Halal Hub Division JAKIM, The Recognised Foreign Halal Certification Bodies & Authorities, (Putrajaya: Jabatan Kemajuan Islam Malaysia, 2015), 13 118 WHFC, Member of WHFC Asia, [basis data online], tersedia di laman: http://www.whfc-halal.com/member/asia/korea-moslem-federation-kmf-, diakses pada Minggu 07 Mei 2017 pukul 20.25 WIB

Page 68: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

52

Menurut data dari KMF bahwa jumlah orang Korea yang telah memeluk

agama Islam adalah sekitar 35.000 jiwa, sedangkan masyarakat Muslim asing

non-Korea yang menetap di negara tersebut jumlahnya berada di kisaran 100.000

jiwa. Hal ini tak ayal telah membuat hanya terdapat sekitar 15 masjid dan 80 buah

mushalla/ruang shalat sementara yang tersebar di seluruh penjuru Korea.119

Sebagai sebuah negara minoritas Muslim, perlu diakui memang bahwa

untuk mencari restoran ataupun tempat yang menjual makanan bersertifikat halal

di Korea Selatan, masih tergolong cukup susah. Kebiasaan masyarakat lokal yang

masih suka mengonsumsi makanan haram (seperti daging babi maupun alkohol),

menjadi kendala tersendiri bagi masyarakat Muslim setempat. Bahkan kini sudah

muncul sejumlah oknum pengusaha curang, yang mulai menjual produk makanan

halal bersertifikat palsu. Mereka menempelkan sendiri logo halal pada setiap

produk yang mereka jual, tanpa mengetahui makna dari kata halal tersebut.120

Sejumlah isu yang mulai muncul terkait dengan industri makanan halal yang

ada di Korea Selatan, tentu menjadi sebuah tugas dan tantangan tersendiri bagi

Korea Muslim Federation Halal Committee. Hal ini dirasa perlu untuk segera

diatasi, agar rasa kepercayaan konsumen terhadap organisasi sertifikasi makanan

halal ini tetap terus terjaga. Contoh sertifikat halal yang dikeluarkan oleh KMF

dapat dilihat langsung pada Lampiran 1 skripsi ini.

119 Korea-Arab Society, Visit to Islam Korea Seoul Central Mosque, [berita online], tersedia di laman: http://eng.korea-arab.org/?c=user&mcd=eng02_02&me=bbs_detail&idx=572, diakses pada Minggu 07 Mei 2017 pukul 20.43 WIB 120 Yes! Halal, Halal Status in South Korea

Page 69: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

53

2. Halal Korea Co., Ltd dan Korea Halal Industry Association

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa halal adalah istilah yang

digunakan untuk menggambarkan sebuah objek/tindakan yang diperbolehkan

untuk digunakan/dilakukan berdasarkan hukum Islam. Tentu menjadi sebuah hal

yang penting bagi para pengusaha untuk memiliki sertifikat halal, agar mulai

dapat memasuki pasar makanan halal di negara-negara Muslim.121

Halal Korea Co., Ltd bersama dengan Korea Halal Industry Association

telah menyediakan berbagai informasi yang cukup luas bagi para pengusaha lokal

asal Korea Selatan yang tertarik dengan industri makanan halal. Adanya ikatan

yang cukup erat dengan sejumlah badan sertifikasi halal dunia seperti JAKIM dari

Malaysia, telah membuat keduanya semakin dipercaya oleh pengusaha lokal.122

Menurut Chief Executive Officer (CEO) Muhammad Ibrahim Kim Jin-Woo,

bahwa kedua institusi ini selalu mencoba untuk mengklarifikasi segala bentuk

kesalahpahaman dan meningkatkan kesadaran masyarakat setempat terhadap apa

yang dimaksud dengan halal. Selain memberikan jasa konsultasi, kedua institusi

ini juga kerap mengadakan kegiatan pameran sertifikasi halal bagi para konsumen

yang ingin memasuki pasar halal global.123 Berikut ialah sejumlah kegiatan yang

telah diikuti oleh Halal Korea Co., Ltd dan Korea Halal Industry Association:124

121 Jin-Woo Kim (Muhammad Ibrahim), Greetings from the CEO, (Incheon: Halal Korea Co., Ltd, 2015), 1 122 Jin-Woo Kim (Muhammad Ibrahim), Greetings from the CEO, 1 123 Jin-Woo Kim (Muhammad Ibrahim), Greetings from the CEO, 1 124 Jin-Woo Kim (Muhammad Ibrahim), Greetings from the CEO, 2

Page 70: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

54

a. Menjadi salah satu agen yang ditunjuk pada Halal Industry Development

Corporation (HDC) di Malaysia tahun 2011

b. Bekerjasama dengan FOOD POLIS di Iksan pada sebuah proyek di bawah

Ministry of Food, Agriculture, Forestry and Fisheries of Korea (MFAFF)

mengenai makanan halal tahun 2011

c. Menyelenggarakan kegiatan Singapore-Korea Halal Seminar yang mengangkat

tema “GO, Halal Korea 2012”

d. Turut serta dalam Korea-Malaysia Halal Business Meeting

e. Menghadiri penandatanganan MoU antara Pemerintah Provinsi Gangwon

dengan Yayasan World Islamic Economic Forum (WIEF) tahun 2014

f. Mengadakan seminar HDC di gedung Korea Trade Center

g. Mengikuti acara penandatangan MoU antara OIC International Business Center

dengan Korea Halal Industry Association dan Korea Institute of Halal Industry

(KIHI)

h. Menghadiri kegiatan WIEF Pyeongchang Roundtable

i. Turut berpartisipasi mempromosikan produk makanan halal korea dalam

the 2014 Thailand Halal Assembly

k. Mengikuti kegiatan 7th Halal Certification Bodies Convention di Selangor,

Malaysia tahun 2016

Selain turut diundang dan berpartisipasi dalam sejumlah kegiatan bertema

halal di kancah internasional, kedua institusi ini juga kerap mengadakan kegiatan

bertema serupa. Salah satu diantaranya ialah Halal Expo Korea 2015, yang telah

menjadi pameran industri halal pertama di wilayah Korea Selatan. Kegiatan yang

Page 71: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

55

berlangsung pada Bulan Agustus 2015 tersebut, diharapkan mampu memberikan

kontribusi yang besar bagi perusahaan lokal yang mulai ingin mengembangkan

bisnisnya dalam pasar halal global.125

Gambar III.C.2.1 Suasana Halal Expo Korea 2015

Sumber: Jin-Woo Kim (Muhammad Ibrahim), 2015.126

Korea Halal Industry Association melalui salah satu anak usahanya yakni

KIHI, juga sempat menyelenggarakan kegiatan bertajuk Korea International

Halal Conference 2016 yang bekerjasama dengan KFRI dan MAFRA Korea.

Sejumlah institusi sertifikasi halal kelas dunia, seperti yang berasal dari Indonesia,

Malaysia, dan Thailand turut hadir untuk menjalin hubungan kerjasama baru

dengan pihak MAFRA terkait proses sertifikasi halal.127

125 Digitalbuyersguide, Halal Expo Korea 2015, [berita online], tersedia di laman: https://korean-products.com/2015/11/04/halal-expo-korea-2015/, diakses pada Senin 08 Mei 2017 pukul 23.57 WIB 126 Jin-Woo Kim (Muhammad Ibrahim), Halal Expo Korea 2015 Review, [basis data online], tersedia di laman: http://koreahalal.org/archives/1093, diakses pada Sabtu 08 Juli 2017 pukul 00.16 WIB 127 MAFRA, 2016 Korea Halal Conference will Present Global Halal Certification Trends and Policicies, (Seoul: Ministry of Agriculture, Food and Rural Affairs, 2016), 1-2

Page 72: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

56

Gambar III.C.2.2 Logo Korea Halal Industry Association,

Halal Korea Co., Ltd dan Halal Expo Korea

Sumber: Jin-Woo Kim (Muhammad Ibrahim), 2015.128

3. Korea Halal Association (KOHAS)

Korea Halal Association (KOHAS) merupakan sebuah institusi pemerintah

yang berdiri sejak tahun 2013 dan berbasis di Seoul, Korea Selatan. Tugas utama

daripada asosiasi tersebut adalah menyediakan layanan akreditasi produk-produk

halal yang sesuai dengan ketentuan dalam syariat Islam. 129 Menurut Presiden

KOHAS, Kim Hyun-Joong, bahwa institusinya akan mulai membangun sebuah

landasan/sistem baru bagi para pengusaha lokal yang membutuhkan serangkaian

informasi terkait logistik, distribusi, hingga sertifikasi produk halal. KOHAS akan

menyediakan program pelatihan, fasilitas riset, hingga mendatangkan para tenaga

ahli guna menjadi sebuah lembaga sertifikasi halal global yang terakreditasi.130

Selang sebulan pasca digelarnya Halal Expo Korea 2015 oleh Korea Halal

Industry Association, KOHAS tidak mau ketinggalan untuk menyelenggarakan

kegiatan serupa dengan tema Halal Korea 2015. Acara yang diisi dengan kegiatan

pameran, seminar dan konsultasi sertifikasi halal tersebut, merupakan salah satu

hasil nyata dari besarnya komitmen Pemerintahan Presiden Park Geun-Hye terkait

128 Jin-Woo Kim (Muhammad Ibrahim), Korea Halal: Our Logo, [basis data online], tersedia di laman: http://koreahalal.org/our-logo, diakses pada Sabtu 08 Juli 2017 pukul 00.27 WIB 129 Zawya Business Development, Company Detail: Fast Facts, [basis data online], tersedia di laman:https://www.zawya.com/mena/en/company/Korea_Halal_Association-12619994/, diakses pada Kamis 11 Mei 2017 pukul 14.03 WIB 130 Hyun-Joong Kim, Introduction, [basis data online], tersedia di laman: http://www.kohas.or.kr/ diakses pada Kamis 11 Mei 2017 pukul 15.38 WIB

Page 73: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

57

pengelolaan sektor industri halal di Korea Selatan. Penandatangan MoU dengan

UEA pada tahun 2015 mengenai pertukaran informasi sertifikasi makanan halal,

telah menjadi sebuah dasar yang kuat bagi penyelenggaraan acara ini.131

Gambar III.C.3.1 Stan Pameran Korea Halal Association (KOHAS)

Sumber: Ri-Ja Kwan , 2015.132

4. Korea Halal Export Association (KOHEA)

Semakin meningkatnya potensi keuntungan yang ditunjukkan oleh pasar

halal global, telah membuat Pemerintah Korea Selatan semakin giat merancang

sejumlah kebijakan khusus agar dapat mempromosikan produk halal Korea.

Korea Halal Export Association (KOHEA) dibentuk untuk memberikan sejumlah

dukungan sistem ekspor mandiri bagi sejumlah perusahaan lokal yang ingin mulai

memasuki persaingan bisnis dalam pasar halal global melalui pengerjaan sejumlah

proyek tertentu.133

131 KOHAS, Halal Korea 2015: The First step to meet Halal culture and business in Korea!, (Seoul: Korea Halal Association, 2015), 1-2 132 Ri-Ja Kwan, Opening of the 2015 International Food Material Technology Exhibition, [berita online], tersedia di laman: http://fikorea.org/board/index.php?boardid=hz_board_notice&mode=view&no=86&lng=, diakses pada Sabtu 08 Juli 2017 pukul 00.41 WIB 133 KOHEA, About KOHEA: Greetings from the CEO, [basis data online], tersedia di laman: http://www.kohea.org/eng/company/greeting.php, diakses pada Kamis 11 Mei 2017 pukul 18.16 WIB

Page 74: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

58

Untuk lebih jelasnya berikut ialah sejumlah proyek yang telah dikerjakan

oleh KOHEA, yakni:134

a. Promosi dan pemasaran produk halal secara online

b. Layanan konsultasi jasa ekspor

c. Melakukan evaluasi dan survei terkait tren pasar halal terkini

d. Membuat pertemuan terkait strategi ekspor produk halal

e. Memberikan pelatihan mengenai sertifikasi dan ekspor produk halal

f. Memberikan dukungan bagi bisnis pameran (baik di dalam ataupun luar negeri)

Seperti halnya dengan beberapa institusi pendahulunya, KOHEA juga tidak

mau ketinggalan untuk menyelenggarakan pameran bertajuk halal. Melalui tema

Halal Trade Expo Korea setidaknya kegiatan ini akan terselenggara sebanyak 2

kali, yang pertama pada tahun 2016 lalu dan yang kedua pada Bulan Agustus

tahun 2017. Kegiatan yang rencanya akan berlangsung selama 3 hari tersebut,

akan menampilkan Halal Fashion Show sebagai salah satu program unggulannya.

Program lainnya seperti Biz Matching dan Talk Show mengenai berbagai macam

produk halal, juga akan disuguhkan pada kegiatan pameran ini.135

Gambar III.C.4.1 Logo Halal Trade Expo Korea 2017

Sumber: World Expo Co., Ltd, 2017.136

134 KOHEA, About KOHEA: Greetings from the CEO 135 Ri-Ja Kwan, Exhibition, Seminar, Education: Halal Trade Expo Korea 2017, [basis data online], tersedia di laman: http://www.kohea.org/eng/notice/exhibition.php?ptype=view&idx=94&page=&code=exhibition_eng , diakses pada Kamis 11 Mei 2017 pukul 23.18 WIB 136 World Expo Co., Ltd, Halal Trade Expo Korea 2017, [basis data online], tersedia di laman: http://www.halalkoreaexpo.co.kr/eng/, diakses pada Sabtu 08 Juli 2017 pukul 20.29 WIB

Page 75: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

59

5. Korea Halal Center (KHC)

Satu lagi badan sertifikasi halal yang beroperasi di Korea Selatan. Institusi

yang bernama Korea Halal Center (KHC) ini, merupakan sebuah organisasi

non-profit yang bertugas untuk memberikan pelayanan sertifikasi halal. Telah

mengantongi izin resmi beroperasi dari Ministry of Food and Drug Safety Korea,

KHC juga berperan sebagai lembaga kontrol dan riset yang berafiliasi dengan

Incheon Islamic Center Korea.137

Tujuan utama daripada pendirian KHC ialah, untuk memastikan setiap

perusahaan di Korea Selatan agar mampu mengadopsi, menerapkan dan mematuhi

persyaratan sistem standarisasi halal secara kredibel. Tidak hanya itu saja KHC

bahkan telah membuka kelas pendidikan Islam, baik untuk kalangan masyarakat

Muslim ataupun non-Muslim di Korea. 138

6. Specialized Halal Food Agency Korea Selatan

Pada tanggal 12 Maret 2015 MAFRA Korea, telah berhasil meluncurkan

Specialized Halal Food Agency di bawah naungan KFRI sebagai bentuk

implementasi nyata dari MoU yang sebelumnya telah disepakati oleh Korea

Selatan dan UEA. Badan ini nantinya akan fokus menganalisis standarisasi

makanan halal di sejumlah negara mayoritas Muslim, dan akan meyediakan

fasilitas panduan resmi bagi para pengusaha lokal asal Korea Selatan mengenai

tata cara mendapatkan sertifikasi makanan halal.139

137 Muhammed Sohail, About KHC: Background of Establishment, [basis data online], tersedia di laman: http://www.kohic.com/background-of-establishment/, diakses pada Kamis 11 Mei 2017 pukul 23.40 WIB 138 Muhammed Sohail, About KHC: Background of Establishment 139 Ji-Won Park, Korean Government Launches Specialized Halal Food Agency on Thursday

Page 76: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

60

Pada momen penandatanganan MoU tersebut, Pemerintah Korea Selatan

melalui MAFRA menggandeng Emirates Authority for Standardization and

Metrology (ESMA) dari UEA untuk bekerjasama dalam bidang pertanian dan

makanan halal. Melalui kerjasama tersebut, institusi sertifikasi halal Korea Selatan

diharapkan akan mulai dapat diakui keberadaanya dan setara dengan sejumlah

institusi sertifikasi halal global lainnya.140

Selang setahun pasca penandatanganan MoU tersebut, ESMA langsung

mengambil langkah nyata untuk mulai membuka diskusi dengan pihak delegasi

Kedutaan Besar Korea Selatan di UEA terkait dengan metode regulasi kontrol

sertifikasi produk makanan halal. Sebagai sebuah institusi sertifikasi makanan

halal yang telah diakui secara global, ESMA bahkan juga siap membantu pihak

Specialized Halal Food Agency Korea untuk melakukan pertukaran informasi dan

teknologi sertifikasi makanan halal.141

Menurut Kwon Hae-Ryong, Duta Besar Korea Selatan untuk UEA, bahwa

program sertifikasi halal oleh UEA akan segera diterapkan di Korea Selatan

melalui Specialized Halal Food Agency. Ia sangat berharap bahwa produk-produk

pertanian asal Korea Selatan akan mulai dapat segera dinikmati oleh masyarakat

UEA secara keseluruhan.142

140 Ri-Ja Kwan, MAFRA Sign an MoU with the UAE for Cooperation in Agriculture and Halal Food, [berita online], tersedia di laman: http://www.kfoodstory.com/news/articleView.html?idxno=3544, diakses pada Jum’at 12 Mei 2017 pukul 22.30 WIB 141 Emirates News Agency, ESMA discusses applying UAE regulations for control on Halal Product with Korean delegation, [berita online], tersedia di laman: http://wam.ae/en/print/1395296360056, diakses pada Rabu 07 Juni 2017 pukul 14.40 WIB 142 Chloe Ryan, South Korea adopts UAE halal certification, [berita online], tersedia di laman: http://www.globalmeatnews.com/Industry-Markets/South-Korea-adopts-UAE-halal-certification, diakses pada Jum’at 12 Mei 2017 pukul 22.48 WIB

Page 77: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

61

Selain meluncurkan Specialized Halal Food Agency, MAFRA juga siap

untuk segera membuka kantor cabang baru dari Korea Agro-Trade Center (aT)

di Abu Dhabi. MAFRA juga berencana untuk segera mengoperasikan sarana

Rumah Potong Hewan (RPH) khusus untuk daging ayam dan sapi bersertifikat

halal yang akan langsung dipantau oleh satuan tugas dari KFRI dan KMF.143

Specialized Halal Food Agency berdiri di bawah naungan Division of Food

Safety, Distribution and Standard pada KFRI dengan nama Food Standard

Research Center. Untuk lebih jelasnya berikut ialah sederet tugas dan fungsi

utama dari Specialized Halal Food Agency:144

1. Mengembangkan dan menyebarkan kriteria standarisasi dan sertifikasi makanan

di Korea Selatan untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan industri lokal

2. Mengoperasikan berbagai macam sistem sertifikasi pangan untuk melindungi

konsumen dan produsen

3. Membantu industri pangan lokal untuk memasuki pasar halal global dengan

cara menyediakan informasi mengenai standarisasi makanan halal, penelitian

dan pengembangan, hingga dukungan khusus bagi kalangan industri

4. Mengembangkan studi terkait sistem standarisasi dan sertifikasi makanan halal

global

5. Mengembangkan teknologi halal food screening system sebagai strategi khusus

untuk mempercepat ekspor makanan halal.

143 Eliot Beer, Korea signs MoU with UAE for Halal, plans to double exports to $1.2bn, [berita online], tersedia di laman: http://www.foodnavigator.com/Regions/Middle-East/Korea-signs-MOU-with-UAE-for-Halal-plans-to-double-exports-to-1.2bn, diakses pada Jum’at 12 Mei 2017 pukul 22.30 WIB 144 KFRI, Research Division: Division of Food Safety, Distribution and Standard, [basis data online], tersedia di laman: http://eng.kfri.re.kr/cntntsService.do?menuId=MNU_0000000000000429, diakses pada Jum’at 12 Mei 2017 pukul 23.52 WIB

Page 78: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

62

BAB IV

ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM

PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN HALAL TAHUN 2015

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai analisis masalah penelitian,

penulis ingin sedikit kembali merangkum tentang alur berpikir/gagasan utama

yang terdapat dalam penelitian skripsi ini. Pada penjabaran awal yang terdapat

pada Bab I, telah disebutkan bahwa pada tahun 2015 lalu Presiden Park Geun-Hye

dari Korea Selatan beserta dengan rombongan delegasinya bertandang langsung

ke Abu Dhabi untuk melaksanakan kegiatan kunjungan kenegaraan (state visit)

dengan pihak Pemerintah UEA.

Pada akhir kunjungan kenegaraan tersebut, kedua negara sepakat untuk

menandatangani serangkaian MoU terkait dengan sejumlah isu yang telah

didiskusikan sebelumnya. Salah satu poin yang penulis anggap cukup menarik

untuk dibahas ialah mengenai hubungan kerjasama pengembangan industri

makanan halal oleh kedua negara.

Mengapa poin kerjasama pengembangan industri makanan halal dapat

menjadi begitu menarik? Perlu diingat bahwa pada bagian pernyataan masalah

telah disebutkan bahwa Korea Selatan merupakan sebuah negara minoritas

Muslim, sedangkan UEA berdasarkan konstitusi negaranya telah mendeklarasikan

diri mereka sebagai sebuah negara Muslim. Lantas apa hubungannya latar

belakang agama sebuah negara, dengan kerjasama bilateral yang telah terjalin?

Page 79: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

63

Pada pembahasan dalam Bab II telah dijabarkan secara lugas mengenai

sejarah umum kerjasama bilateral antara Korea Selatan dengan UEA. Bila

diperhatikan lebih seksama, selama ini kedua negara belum pernah menjalin

hubungan kerjasama mengenai isu yang penulis anggap kurang begitu strategis ini

(yakni mengenai pengembangan industri makanan halal). Kedua negara pada

awalnya justru lebih fokus pada isu kerjasama pengembangan energi nuklir

(pembangunan PLTN Barakah di UEA). Bahkan sejak momentum kerjasama

tersebut, kedua negara mulai memasuki sebuah fase hubungan baru sebagai

negara kemitraan strategis (strategic partnership country).

Kembali kepada masalah pengembangan industri makanan halal, telah

disebutkan sebelumnya dalam Bab III bahwa agar suatu makanan yang berasal

dari daging hewan dapat dikategorikan sebagai halal/zabiha, maka proses dari

penyembelihannya harus dilakukan sesuai dengan syariat Islam. Sehingga penulis

memandang bahwa makanan halal ialah suatu hal yang memiliki keterkaitan yang

sangat erat dengan nilai-nilai yang terdapat dalam ajaran Islam.

Lantas yang menjadi sebuah pertanyaan besar yang muncul dalam penelitian

skripsi ini ialah, “Mengapa Korea Selatan bekerjasama dengan UEA dalam

pengembangan industri makanan halal tahun 2015?” Setidaknya untuk menjawab

pertanyaan penelitian tersebut, penulis akan menggunakan sejumlah teori dan

konsep dalam Ilmu Hubungan Internasional sebagai supporting tools of analysis.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah bagian analisis pembuka dari jawaban utama

penulis dalam menjawab pertanyaan penelitian tersebut.

Page 80: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

64

Sebagai bagian analisis pembuka dari fenomena kerjasama antara Korea

Selatan dengan UEA dalam pengembangan industri makanan halal tahun 2015,

penulis ingin memulainya dari definisi kerjasama internasional itu sendiri.

Menurut Robert O. Keohane, kerjasama internasional antar negara-negara industri

maju sudah semakin terlihat geliat perkembangannya pasca berakhirnya era

Perang Dunia ke-II.145

Bila merujuk pada Konsep Kerjasama Internasional, faktor pendukung

utama dari terwujudnya suatu kerjasama internasional adalah karena adanya

perbedaan kebutuhan dan keadaan dari masing-masing pihak/negara. Terkadang

kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh pihak-pihak yang menjalin hubungan

kerjasama internasional pun juga cenderung tidak sama. Hal inilah yang kemudian

menjadi alasan mengapa suatu negara mencari kebutuhan yang tidak dapat mereka

penuhi di dalam negerinya sendiri dari luar negeri.146

Salah satu definisi yang paling baku terkait dengan kerjasama internasional

ialah yang disampaikan oleh Kalevi Jaakko Holsti. Menurut Holsti, kerjasama

internasional dapat diartikan sebagai transasksi persetujuan atas sejumlah isu

tertentu yang berasal dari dua atau lebih kepentingan, nilai dan tujuan yang saling

bertemu, mengatur dan menghasilkan suatu kebijakan yang akan dipenuhi secara

langsung oleh pihak-pihak terkait.147

Jika penjelasan pada Konsep Kerjasama Internasional tersebut dikaitkan

langsung dengan fenomena kerjasama pengembangan industri makanan halal

Korea Selatan-UEA, maka akan langsung ditemukan koneksi “benang merah”nya. 145 Robert O. Keohane, After Hegemony, 5 146 Zulkifli, Kerjasama Internasional Sebagai Solusi Pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara, 18 147 Kalevi J. Holsti, Politik Internasional: Kerangka Untuk Analisis, 652-653

Page 81: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

65

Penulis melihat bahwa sebagai sebuah negara minoritas Muslim, Korea Selatan

tidak memiliki kemampuan dan informasi yang cukup untuk mengembangkan

industri makanan halal. Karena seperti apa yang telah penulis sebutkan

sebelumnya, bahwa halal ialah suatu konsep yang benar-benar bernilai Islami.

Tentu menjadi sebuah hal yang sangat wajar apabila Korea Selatan mulai

“menggandeng” negara lain untuk memenuhi kepentingan dalam negerinya itu

(dalam hal ini yakni terkait informasi pengembangan indutri makanan halal).

Untuk memenuhi kebutuhan/kepentingan dalam negerinya tersebut, penulis

menilai bahwa Korea Selatan tentu tidak akan main-main dalam memilih rekan

bekerjasama. Menurut hemat penulis berikut ialah sejumlah alasan mengapa UEA

dipilih oleh Korea Selatan sebagai pihak yang dirangkul untuk bekerjasama:

1. UEA adalah sebuah negara Muslim, seperti yang sudah tertera jelas pada

konstitusi Negara Teluk tersebut.148

2. UEA adalah negara mitra strategis pertama bagi Korea Selatan di kawasan

Timur Tengah dan Afrika Utara.149

3. UEA telah memiliki ESMA sebagai sebuah institusi sertifikasi halal yang telah

diakui keberadaanya secara luas.150

Setelah menggunakan bantuan dari Konsep Kerjasama Internasional, berikut

ialah analisis penulis yang kedua melalui bantuan Teori Neoliberal Institusional.

Menurut Robert O. Keohane, ia sepakat bahwa terdapat sebuah hubungan timbal

balik antara ekonomi dan politik dalam suatu kerjasama internasional.151

148 US Department of State, United Arab Emirates 149 Kang-Ho Park, Ambassador’s Greeting 150 Ri-Ja Kwan, MAFRA Sign an MoU with the UAE for Cooperation in Agriculture and Halal Food 151 Robert O. Keohane, Power and Governance in a Partially Global World, 3

Page 82: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

66

Bagi penganut fungsi-fungsi internasional (Kelompok Institusionalis),

kerjasama internasional merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam dunia

perekonomian. Apalagi dengan hadirnya faktor kepentingan ekonomi bersama

(shared economic interest) telah membentuk permintaan yang cukup tinggi akan

terciptanya institusi serta aturan internasional.152

Institusi atau aturan internasional adalah sebuah pola praktik yang diakui

keberadaanya karena dapat mempengaruhi perilaku suatu negara, dan bukan

hanya merupakan sekedar organisasi formal semata. Sedangkan ada pula istilah

the liberal international arrangements yang merupakan respon dari kebutuhan

akan koordinasi kebijakan yang tercipta karena adanya sifat saling ketergantungan

(interdependence). Peraturan atau arrangements inilah yang kemudian disebut

sebagai International Regimes, yang berisi seperangkat aturan, norma, prinsip,

dan prosedur penentu suatu kebijakan153

Gambar IV.1 Bagan Singkat Kerjasama Internasional

Sumber: Olahan Pribadi Penulis, 2017.

152 Robert O. Keohane, After Hegemony, 7 153 Robert O. Keohane, After Hegemony, 8

Page 83: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

67

Melalui penjabaran singkat dalam bagan tersebut, penulis menilai bahwa

Teori Neoliberal Institusional ingin menjelaskan bahwa kerjasama yang terjalin

antar kedua negara terbentuk karena adanya faktor kepentingan ekonomi bersama

(shared economic interest). Meskipun perlu diakui memang, bahwa dalam

kerjasama ini Korea Selatan tentu terlihat memiliki kepentingan ekonomi yang

jauh lebih besar jika dibandingkan dengan UEA.

Karena adanya faktor kepentingan ekonomi tersebut, maka secara otomatis

akan meningkatkan permintaan yang cukup tinggi terhadap pembentukan Institusi

Internasional. Makna dari kata yang dimaksud sebagai Institusi Internasional atau

International Regimes dalam hal ini ialah MoU yang telah disepakati sebelumnya

oleh kedua negara. Secara tidak langsung MoU tersebut telah menjadi seperangkat

aturan, pola praktik, serta norma yang diakui keberadaanya oleh kedua belah

bihak, sehingga mampu mempengaruhi perilaku para aktor yang terlibat.

Sebagai buktinya selang seminggu pasca penandatanganan MoU tersebut,

Korea Selatan melalui MAFRA langsung membentuk Specialized Halal Food

Agency yang berdiri di bawah naungan KFRI. 154 Hal ini tentu telah menjadi

sebuah bukti nyata bahwa Korea Selatan langsung tunduk dan patuh terhadap

regulasi/aturan yang terdapat dalam MoU tersebut.

Terkait dengan sifat saling ketergantungan (interdependence) yang ada

dalam fenomena kerjasama ini, penulis akan menganalisisnya secara lebih

lanjut dengan menggunakan “kacamata” dari Konsep Complex Interdependence.

Sebagai sebuah konsep yang sangat menentang asumsi dasar dari Teori Realisme,

154 Seung-Ah Lee, President Park asks for cooperation on halal food, public health

Page 84: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

68

Complex Interdependence melihat bahwa panggung politik global tidak akan

selalu bersifat konfliktual. Ada kalanya kerjasama internasional pada masa damai,

justru akan menjadi sebuah momen yang lebih menguntungkan. Apalagi peranan

aktor-aktor atau institusi non-negara dalam konsep ini, juga sudah mulai

diperhitungkan kapasitasnya. 155 Sekedar untuk mengingatkan kembali, berikut

ialah 3 karakteristik utama dalam Konsep Complex Interdependence beserta

dengan analisis kasusnya:156

1. Multiple Channels. Merupakan hubungan saling keterkaitan antar aktor negara

(interstate), trans governmental dan transnational. Hal ini tampaknya cocok

dengan jalur yang ditempuh oleh Pemerintah Korea Selatan dalam bekerjasama

dengan UEA. Pasalnya kedua negara tidak benar-benar bertindak sebagai aktor

utama dalam kerjasama pengembangan industri makanan halal tahun 2015.

Kedua negara justru mengajak kalangan pengusaha yang berperan sebagai

aktor non-negara pada acara Korea-UAE Business Forum 2015 untuk turut

berpartisipasi mensukseskan bidang kerjasama tersebut. Akan tetapi meskipun

peranan aktor non-negara telah mulai dianggap cukup penting keberadaannya,

namun tidak dapat dipungkiri bahwa penulis menilai peranan negara tetap

memegang porsi terbesar dalam kerjasama internasional.

2. The Absence of Hierarchy among Issues. Merupakan agenda hubungan antar-

negara yang terdiri dari beragam isu yang tidak tersusun secara jelas dalam

hirarki. Singkatnya karakteristik kedua ini, ingin menunjukkan bahwa isu yang

terdapat dalam kerjasama internasional pada Konsep Complex Interdependence

155 Keohane dan Nye, Power and Interdependence, 21 156 Keohane dan Nye, Power and Interdependence, 21

Page 85: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

69

tidak akan selalu didominasi oleh masalah keamanan dan militer saja. Sebagai

buktinya isu-isu seperti cyber security, pertukaran budaya, pengembangan

energi nuklir, ekspor-impor dalam bidang ekonomi, hingga mengenai masalah

sertifikasi makanan halal menjadi setara dan sama pentingnya dalam kerjasama

internasional yang dijalin oleh Korea Selatan dan UEA tahun 2015.

3. Minor Role of Military Forces. Merupakan sebuah kondisi di mana aktivitas

penggunaan kekuatan militer tidak akan digunakan oleh pemerintah suatu

negara ketika Konsep Complex Interdependence berlaku. Hal ini tentu telah

dibuktikan dengan hampir tidak adanya isu-isu strategis mengenai kerjasama

militeristik yang dijalin oleh kedua negara pada tahun 2015 lalu.

Setelah menjelaskan hipotesis awal penulis terkait masalah penelitian yang

ada, kini tiba saatnya penulis untuk mulai mempersempit jawaban penelitian.

Setidaknya berikut adalah sejumlah faktor pendorong mengapa Korea Selatan

bekerjasama dengan UEA dalam pengembangan industri makanan halal:

1. Kurangnya informasi yang dimiliki oleh Korea Selatan terkait pengembangan

industri makanan halal

2. Adanya kepentingan ekonomi bersama dan sifat interdependence

3. Munculnya aktor-aktor non-negara yang mulai diajak terlibat langsung pada

isu yang setara dalam kerjasama internasional

Menurut analisis penulis bahwa melalui sejumlah dorongan faktor-faktor

tersebut, salah satu kepentingan utama Korea Selatan bekerjasama dengan UEA

dalam pengembangan industri makanan halal tahun 2015 adalah, karena negara

tersebut mulai ingin memasuki Pasar Halal Global (Global Halal Market).

Page 86: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

70

A. Pasar Halal Global (Global Halal Market)

Memasuki era industri dan globalisasi yang sangat masif seperti saat ini,

ternyata konsep halal telah menjadi salah satu hal yang sudah mulai terkena

dampak nyatanya. Kini konsep halal sudah tidak lagi hanya berkaitan dengan

produk makanan saja. Mulai dari industri pariwisata, bioteknologi, hingga produk

perawatan tubuh juga sudah mulai diperhatikan tingkat kehalalannya. Bahkan

khusus untuk sektor makanan halal alur standarisasinya selalu dipantau secara

ketat oleh instansi terkait mulai dari tahap persiapan, produksi, penanganan,

penyimpanan, hingga proses sertifikasinya.157

Gambar IV.A.1 Diagram Global Halal Market tahun 2010

Sumber: Faridah Hj Hassan, 2013.158

Berdasarkan hasil studi lembaga Halal Market and Strategy tahun 2010,

bahwa sebesar 38% dari pasar halal global didominasi oleh produk makanan dan

minuman olahan, 23% industri farmasi, 13% produk olahan kue dan roti, 9%

produk kosmetik, 6% suplemen bernutrisi, dan 11% daging utuh non-olahan.159

157 Florence Bergaud-Blacker, Johan Fischer, dan John Lever, Halal Matters: Islam, Politics and Markets in Global Perspective, (New York: Routledge, 2016), 1 158 Faridah Hj Hassan, Professorial Lecture: Halal Food Marketing Dare to Win, 5 159 Faridah Hj Hassan, Professorial Lecture: Halal Food Marketing Dare to Win, 5

Page 87: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

71

Menurut Faridah Hj Hassan, Dekan dari Fakultas Bisnis dan Manajemen

Universiti Teknologi Mara, Malaysia, bahwa belakangan ini permintaan akan

produk-produk halal telah semakin meningkat grafik pertumbuhannya secara

signifikan (baik di negara mayoritas Muslim ataupun minoritas Muslim).160

Gambar IV.A.2 Infografis Global Halal Market tahun 2010

Sumber: Dubai Chamber of Commerce and Industry, 2014.161

Memasuki tahun 2011 para pelaku industri makanan halal global mulai

menargetkan keuntungan yang mungkin diraih dalam pasar halal global sebesar

USD 632 milyar/tahunnya. 162 Lebih hebatnya lagi menurut data tahun 2013,

menyebutkan bahwa nilai keuntungan yang terdapat pada pasar halal global

telah semakin meningkat dan menyentuh angka USD 2.3 trillyun/tahunnya.

Angka tersebut bahkan diperkirakan akan lebih meningkat lagi pada tahun 2018

mendatang, yang mampu mencapai kisaran USD 4.6 trillyun/tahunnya.163

160 Faridah Hj Hassan, Professorial Lecture: Halal Food Marketing Dare to Win, 5 161 Dubai Chamber of Commerce and Industry, Major Trends in the Global Islamic Economy, 3 162 Florence Bergaud-Blacker, Johan Fischer, dan John Lever, Halal Matters: Islam, Politics and Markets in Global Perspective, 1 163 KOHAS, Halal Korea 2015, 2

Page 88: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

72

Gambar IV.A.3 Diagram Global Halal Market tahun 2013

Sumber: Dubai Chamber of Commerce and Industry, 2014.164

Berdasarkan data Dubai Chamber of Comerce and Industry tahun 2014,

bahwa produk-produk halal yang tergolong dalam Fast Moving Consumer Goods

(FMCG) menguasai sebesar 67% dari total pasar halal global pada tahun 2013.

Produk tersebut berasal dari makanan dan minuman olahan, produk kue dan roti,

kosmetik dan kebutuhan pribadi, suplemen bernutrisi, hingga makanan manis.

Sedangkan 33% sisanya ditempati oleh produk daging utuh dan obat-obatan.165

Menguasai sebesar 17.7% dari total pasar makanan dunia, ternyata industri

pasar halal global telah menjadi salah satu pasar dengan tingkat pertumbuhan

tercepat di dunia. Apalagi dengan jumlah populasi umat Muslim global yang

diperkirakan akan menguasai 26.4% dari total penduduk dunia pada tahun 2030

mendatang, tentu menjadi alasan yang kuat untuk tidak menyia-nyiakan potensi

yang dimiliki oleh pasar halal global ini.166

164 Dubai Chamber of Commerce and Industry, Major Trends in the Global Islamic Economy, 4 165 Dubai Chamber of Commerce and Industry, Major Trends in the Global Islamic Economy, 4 166 KOHAS, Halal Korea 2015, 2

Page 89: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

73

Selain karena faktor bonus demografi, kondisi perekonomian dan tingkat

pendidikan masyarakat Muslim dunia juga sudah cenderung cukup membaik.

Hal ini tentu telah membuat angka permintaan pada sektor industri makanan halal

global menjadi semakin melesat tajam.167 Salah satu hal yang juga tidak kalah

pentingnya adalah, faktor mulai dipahaminya kebutuhan dasar bagi setiap umat

Muslim dunia untuk mengonsumsi setiap produk makanan halal oleh kalangan

masyarakat internasional. Mereka kini telah mengerti bahwa seorang Muslim

wajib untuk memastikan segala makanan yang akan ia konsumsi harus berasal

dari sumber-sumber yang halal.168

Seperti apa yang telah disebutkan sebelumnya bahwa beberapa kalangan

masyarakat internasional yang berasal dari negara berpenduduk minoritas Muslim,

kini juga sudah mulai tertarik untuk masuk dalam persaingan pasar halal global.

Menurut Faridah Hj Hassan bahwa sejumlah negara minoritas Muslim tersebut

melihat faktor keunikan, kesehatan, keamanan, dan bahan-bahan yang berkualitas

yang berasal dari makanan halal. Selain itu proses sertifikasi logo halal pada

setiap kemasan produk makanan, juga menjadi perhatian tersendiri bagi sejumlah

negara minoritas Muslim yang mulai ingin mempelajari industri makanan halal.

Pasalnya logo/label halal tersebut secara otomatis akan langsung memunculkan

rasa yakin dan percaya terhadap setiap produk makanan yang akan dikonsumsi

oleh setiap umat Muslim di berbagai penjuru dunia.169

167 Faridah Hj Hassan, Professorial Lecture: Halal Food Marketing Dare to Win, 1 168 Faridah Hj Hassan, Professorial Lecture: Halal Food Marketing Dare to Win, 4 169 Faridah Hj Hassan, Professorial Lecture: Halal Food Marketing Dare to Win, 6

Page 90: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

74

Penulis melihat bahwa analisis yang dibangun oleh Faridah Hj Hassan telah

memiliki dasar pemikiran yang sangat kuat dan logis, bila dikaitkan dengan

fenomena kerjasama antara Korea Selatan-UEA dalam pengembangan industri

makanan halal. Setidaknya penulis memandang bahwa sebagai sebuah negara

minoritas Muslim, Korea Selatan mulai ingin turut terlibat langsung bersaing

dalam industri pasar halal global yang begitu potensial dan menggiurkan.

Menurut data dari Institution of International Trade dan Korea International

Trade Association, nilai ekspor Korea Selatan pada tahun 2014 lalu meningkat

sebesar 2.9% dari tahun ke tahun pada kisaran angka USD 576 milyar. Sedangkan

nilai impor dalam negeri Korea Selatan telah mencapai titik tertingginya di

kisaran angka USD 528 milyar. Data tersebut menunjukkan bahwa Korea Selatan

telah berhasil masuk ke dalam jajaran 7 negara eksportir terbesar di dunia dan

telah sukses melampaui rekor jumlah keseluruhan nilai perdagangannya yang

mencapai angka USD 1 trillyun dalam kurun waktu 4 tahun terakhir.170

Gambar IV.A.4 Grafik Rasio Pertumbuhan Ekspor Global

Sumber: KOHAS, 2015.171

170 KOHAS, Halal Korea 2015, 2 171 KOHAS, Halal Korea 2015, 2

Page 91: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

75

Bila melihat pada kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh Korea Selatan,

tampaknya sudah tidak dapat diragukan lagi bahwa negara ini telah sangat siap

bersaing dengan sejumlah negara kompetitor lainnya dalam pasar halal global.

Namun hanya satu hal yang belum dimiliki oleh negara ini, yakni kemampuan dan

ilmu yang cukup dalam mengelola industri makanan halal itu sendiri.

Karena belum memiliki kemampuan yang cukup mumpuni dalam hal

pengelolaan industri makanan halal, maka Korea Selatan lebih memilih jalur

bekerjasama dengan negara Muslim untuk dapat mewujudkannya. Beberapa

negara mayoritas Muslim yang tergolong cukup aktif dalam hal mengembangkan

industri makanan halal antara lain adalah Indonesia, Malaysia, dan UEA.172

Sebagai pihak yang diajak langsung untuk bekerjasama oleh Korea Selatan,

UEA ternyata memang telah menjadi sebuah negara yang penulis anggap sudah

cukup mumpuni dalam pengelolaan industri makanan halal. Data pada tahun 2012

menyebutkan bahwa nilai konsumsi makanan halal yang ditawarkan oleh pasar

UEA dapat mencapai angka USD 20 milyar/tahun. Sebagai salah satu negara

pintu gerbang utama untuk memasuki kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara,

lokasi strategis dari UEA tersebut juga tentu merupakan sebuah faktor yang sangat

penting untuk diperhitungkan.173

Selain faktor keuntungan posisi geografis, hal yang paling menarik dari

UEA adalah bahwa negara ini tengah bersiap untuk menjadi International Center

of Halal Industry. UEA bahkan selalu sukses dalam menyelenggarakan perhelatan

172 KOHAS, Halal Korea 2015, 2 173 WIEF Foundation, Tourism and Korea’s Food Industry: Capturing the Muslim Market, (Gangwon: World Islamic Economic Forum, 2014), 3-4

Page 92: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

76

OIC Halal Middle East Exhibition yang bertujuan untuk memperkuat platform

industri halal global setiap tahunnya.174

Perlu diakui bahwa pangsa pasar makanan halal yang dimiliki oleh UEA

memang tidak seberapa besar jika dibandingkan dengan sejumlah negara

mayoritas Muslim lainnya seperti Indonesia, Turki, Pakistan, Arab Saudi atau

bahkan India. Namun dengan mengandalkan pengalaman bisnis yang dimiliki

oleh UEA dalam menjual sejumlah produk makanan halal ke luar negeri

(baik makanan beku ataupun makanan siap saji), maka hal tersebut dapat menjadi

sebuah keuntungan tersendiri yang harus terus dikembangkan oleh negara ini.175

Tabel IV.A.1 Pasar Makanan Halal Negara Berpenduduk Mayoritas Muslim

Sumber: Dubai Chamber of Commerce and Industry, 2014.176

174 WIEF Foundation, Tourism and Korea’s Food Industry, 4 175 Dubai Chamber of Commerce and Industry, Major Trends in the Global Islamic Economy, 7 176 Dubai Chamber of Commerce and Industry, Major Trends in the Global Islamic Economy, 7

Page 93: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

77

Sebuah riset dari lembaga Euromonitor menunjukkan bahwa struktur pasar

daging halal dalam negeri UEA pada tahun 2013, terdiri dari 21.3% daging beku

dalam kemasan sedangkan 78.7% sisanya merupakan daging segar yang belum

dikemas. Daging mentah yang belum dikemas tentu memegang porsi yang besar

di berbagai pasar tradisional dan toko-toko penjual daging, akan tetapi pasar

makanan siap saji tampaknya juga tidak mau ketinggalan. Pada tahun 2013 lalu

pasar makanan siap saji UEA meraup keuntungan sebesar USD 3.03 milyar dan

diperkirakan akan semakin meningkat pada tahun 2018 senilai USD 3.83 milyar

dengan laju prosentase kenaikan sebesar 4.8%. Salah satu penyebab utama dari

tingginya pasar makanan siap saji di UEA, adalah karena gaya hidup masyrakat

urban perkotaan setempat yang sangat sibuk dan tidak memiliki waktu yang cukup

luang untuk memasak, terutama di sejumlah kota-kota besar seperti Abu Dhabi

dan Dubai.177

Kembali pada masalah sertifikasi pada industri makanan halal, bahwa UEA

sebelumnya telah disebutkan memiliki sebuah institusi teknis khusus bernama

ESMA yang berfungsi sebagai badan standarisasi tunggal untuk produk makanan

halal dan kosmetik. Pembentukan dari ESMA sendiri tidak terlepas dari posisi

UEA yang menempati urutan ke-3 sebagai negara importir daging halal terbesar di

dunia, sehingga tentu diperlukan institusi penyaring makanan layaknya ESMA.

Perlu diketahui bahwa 91% negara anggota OKI masih mengimpor stok daging

dan hewan ternak hidup dari sejumlah negara non-anggota OKI.178

177 Dubai Chamber of Commerce and Industry, Major Trends in the Global Islamic Economy, 8 178 WIEF Foundation, Tourism and Korea’s Food Industry, 5

Page 94: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

78

Alasan utama dari seringnya UEA mengimpor segala bentuk produk pangan

dan pertanian dari luar negeri adalah, karena tingginya kondisi temperatur udara

serta kurangnya volume curah hujan di negara ini setiap tahunnya. Bahkan UEA

diperkirakan selalu mengimpor produk pangan sebesar 80% untuk memenuhi stok

kebutuhan dalam negerinya. Sejumlah komoditi yang diimpor antara lain adalah

daging ayam dan telur, kebutuhan sehari-hari, seafood dan sayur-sayuran segar.179

Meskipun UEA terkadang tampak sebagai sebuah negara yang sangat kuat

dalam bidang ekonomi dan keuangan, namun faktanya negara ini ternyata tetap

tidak luput dari gejolak pelemahan ekonomi dunia pada periode 2008-2009 lalu.

Nilai dari Gross Domestic Product (GDP) per kapita UEA pada tahun 2008

sempat berada pada kisaran USD 56,200. Memasuki tahun 2009 pertumbuhan

GDP negara UEA diperkirakan hanya tumbuh sebesar 0.5% dari rata-rata 8.8%

dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.180

Menurut hemat penulis bahwa dengan semakin meningkatnya potensi

keuntungan yang ditawarkan oleh pasar makanan halal global, tentu telah menjadi

daya tarik tersendiri bagi Korea Selatan sebagai sebuah negara minoritas Muslim

untuk mulai mencoba peruntungannya. Kepentingan ekonomi (economic interest)

yang disampaikan oleh Teori Neoliberal Institusional, lagi-lagi menjadi salah satu

kunci utama mengapa kerjasama antara Korea Selatan dengan UEA dapat

terjwujud. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa UEA sebagai “guru”

baru bagi Korea Selatan dalam pengembangan industri makanan halal, tidak boleh

lengah dan jumawa agar suatu saat nanti tidak akan tertinggal dari sang “murid”. 179 International Market Berau, Food service Profile: The United Arab Emirates (UAE), (Toronto: Agriculture and Agri-Food Canada, 2009), 3 180 International Market Berau, Foodservice Profile, 3

Page 95: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

79

B. Muslim Friendly Country

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai jawaban penelitian yang kedua,

penulis ingin kembali sedikit merangkai benang merah antara masalah penelitian

dengan menggunakan analisis kerangka teoretis. Pada sub-bab sebelumnya telah

dijelaskan mengenai alasan pertama, mengapa Korea Selatan bekerjasama dengan

UEA dalam pengembangan industri makanan halal. Potensi keuntungan ekonomi

yang ditawarkan oleh pasar halal global, ternyata telah menjadi magnet tersendiri

bagi Korea Selatan untuk mencoba peruntungan baru dalam bidang industri

tersebut. Lantas setelah nantinya berhasil masuk dan bersaing dalam pasar halal

global, hal apakah yang selanjutnya kira-kira akan dikejar oleh Korea Selatan?

Bila kembali merujuk pada kerangka teoretis sebelumnya, penulis masih

tetap percaya bahwa kerjasama bilateral yang dijalin oleh Korea Selatan dan UEA

didasari oleh adanya faktor economic interest dan interdependence antar kedua

negara. Apalagi sejumlah institusi non-negara juga mulai turut serta ambil bagian

dalam mensukseskan fenomena kerjasama dua negara berbeda latar belakang

agama tersebut. Menurut analisis penulis, alasan yang kedua terkait mengapa

Korea Selatan bekerjasama dengan UEA dalam pengembangan industri makanan

halal, adalah karena negara tersebut mulai ingin dikenal sebagai salah satu negara

Muslim Friendly Country (negara ramah wisatawan Muslim).

Memasuki beberapa tahun terakhir, industri perjalanan dan pariwisata telah

menjadi salah satu motor penggerak dalam sektor perekonomian global. Industri

pariwisata global ternyata telah menyumbangkan sekitar 9% dai total GDP dunia.

Bahkan pada tahun 2014 yang lalu, nilai kuntungan yang mampu diraih oleh

Page 96: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

80

sektor industri pariwisata berada pada kisaran 6% dari total nilai ekspor dunia.

Dalam beberapa tahun terakhir, angka pertumbuhan para pelancong Muslim dunia

mulai mengalami tren peningkatan yang begitu signifikan. Mengingat jumlah

populasi umat Muslim dunia yang diperkirakan akan mencapai angka 2.2 milyar

jiwa pada tahun 2030 mendatang, maka hal ini tentu sudah harus mulai dapat

diantisipasi oleh para pelaku bisnis dalam sektor industri tersebut.181

Tabel IV.B.1 Data Kedatangan Wisatawan Muslim Global Periode 2010-2020

Sumber: COMCEC, 2016.182

Berdasarkan data yang dihimpun oleh lembaga survei Crescent Rating,

menyatakan bahwa pada tahun 2014 lalu jumlah wisatawan Muslim global berada

pada angka 116 juta jiwa dan diperkirakan akan mencapai angka 180 juta jiwa

pada tahun 2020 mendatang. Mengingat pada tahun tersebut jumlah populasi umat

Muslim dunia diprediksi akan mampu mencapai angka 26% dari keseluruhan

penduduk dunia, maka pasar industri pariwisata Muslim tentu menjadi hal yang

sangat potensial untuk mulai dikembangkan. Meningkatnya jumlah populasi

kalangan masyarakat Muslim kelas menengah dan juga wisatawan muda Muslim,

181 COMCEC, Muslim Friendly Tourism, 1 182 COMCEC, Muslim Friendly Tourism, 1

Page 97: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

81

tentu telah menjadi faktor penunjang utama dalam industri pariwisata global. Satu

hal yang menjadi kendala utama dalam segmen ini adalah, kurangnya badan

pariwisata nasional yang dimiliki oleh negara mayoritas Muslim anggota OKI.

Nyatanya baru ada 3 negara yang telah memiliki badan nasional pariwisatanya

tersendiri, yakni Malaysia, Indonesia, dan UEA.183

Peningkatan jumlah wisatawan Muslim global, tentu telah memunculkan

beberapa istilah tersendiri untuk mendefinisikan sektor industri pariwisata ini.

Salah satu nama yang cukup dikenal masyarakat ialah Muslim Friendly Tourism

(MFT). Menurut COMCEC dari OKI, bahwa MFT adalah situasi kesadaran yang

dimiliki oleh setiap wisatawan Muslim untuk menjalankan apa yang hanya

diperbolehkan dalam Islam (halal) ketika sedang bepergian/berwisata.184

Agar semakin mempermudah sejumlah negara mayoritas Muslim dalam

melancarkan sektor industri MFT, maka COMCEC telah mengklasifikasikan

3 kerangka konseptual yang terdiri dari demand side themes, supply side themes,

dan 6 faith based needs. Untuk bagain terakhir, setidaknya terdapat 6 hal dasar

yang harus dipenuhi dalam rangka menjalankan industri MFT ini, antara lain:185

1. Ketersediaan makanan halal

2. Ketersediaan tempat ibadah untuk shalat

3. Kemudahan dalam menggunakan fungsi toilet umum

4. Ketersediaan fasilitas dan pelayanan selama Bulan Ramadhan

5. Ketersediaan fasilitas yang tidak menyediakan kegiatan non-halal

6. Ketersediaan fasilitas rekreasi privat/keluarga 183 COMCEC, Muslim Friendly Tourism, 1 184 COMCEC, Muslim Friendly Tourism, 2 185 COMCEC, Muslim Friendly Tourism, 2

Page 98: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

82

Peluang untuk dapat menjadi negara tujuan utama wisata ramah Muslim,

tampaknya juga sudah mulai dibidik oleh sebagian negara minoritas Muslim yang

berada di kawasan Asia Timur seperti Cina, Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan.

Berdasarkan data pada tahun 2014 lalu menyebutkan bahwa sekitar 22.5 juta jiwa

atau sekitar 1/3 dari keseluruhan jumlah wisatawan Muslim global, justru memilih

sejumlah negara minoritas Muslim sebagai negara destinasi untuk berlibur.186

Sebagai salah satu negara minoritas Muslim, Korea Selatan tampaknya juga

telah mulai semakin siap dan mantap dalam menggeluti sektor industri MFT ini.

Berdasarkan data dari Korea Tourism Organization (KTO) pada tahun 2015 lalu,

total wisatawan asing yang mengunjungi Korea Selatan berjumlah sebanyak

13 juta orang. Beberapa negara mayoritas Muslim seperti Indonesia meyumbang

1.1 juta orang wisatawan, Malaysia menyumbang 1.3 juta orang wisatawan,

sementara sejumlah negara di kawasan Timur Tengah (termasuk UEA) turut

berkontribusi sebanyak 150 ribu orang wisatawan ke Korea Selatan.187

Salah satu langkah utama yang telah diambil oleh Pemerintah Korea Selatan

dalam rangka meningkatkan angka kunjungan wisatawan Muslim global, adalah

dengan cara memperluas keberadaan Muslim Friendly Restaurant. Melalui KTO,

Pemerintah Korea Selatan kian gencar untuk menambah jumlah restoran halal dari

135 menjadi 170 dengan target 1.2 juta orang wisatawan Muslim pada 2017.188

186 COMCEC, Muslim Friendly Tourism, 6-7 187 Korea Tourism Organization (KTO), Key Facts on Tourism: Visitor Arrivals, Korean Departures, International Tourism Receipts and Expenditure, [basis data online], tersedia di laman: https://kto.visitkorea.or.kr/eng/tourismStatics/keyFacts/visitorArrivals.kto, diakses pada Minggu 04 Juni 2017 pukul 21.43 WIB 188 Min-Sik Yoon, Korea Plans on More ‘Muslim Friendly’ Restaurants, [berita online], tersedia di laman: http://www.thejakartapost.com/travel/2017/03/30/korea-plans-on-more-muslim-friendly-restaurants.html, diakses pada Selasa 11 Juli 2017 pukul 23.31 WIB

Page 99: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

83

Memasuki tahun 2016, angka pertumbuhan wisatawan Muslim yang

berkunjung ke Korea Selatan jumlahnya mengalami peningkatan sebesar 33%

dibandingkan dengan tahun 2015. Hal ini telah menjadi berkah tersendiri bagi

Korea Selatan, mengingat dalam beberapa waktu terakhir Korea Selatan mulai

kehilangan pasar wisatawan terbesarnya yang berasal dari Cina. Fenomena ini

merupakan imbas dari melonggarnya hubungan diplomatik antara Cina dan Korea

Selatan pasca penempatan sistem pertahanan misil AS di Semenanjung Korea.189

Peristiwa ini tentu telah menjadi sebuah pukulan telak bagi sektor industri

pariwisata Korea Selatan, apalagi Pemerintah Cina kini mulai menghimbau keras

dan membatasi para wisatawannya agar tidak berlibur ke Korea Selatan. Padahal

sebelumnya menurut KTO, bahwa sebesar 8.05 juta orang wisatawan asal Cina

menempati posisi teratas dalam daftar wisatawan asing yang telah mengunjungi

Korea Selatan pada tahun 2016.190

Bila dianalisis secara lebih mendalam, bahwa upaya yang telah dilakukan

oleh Korea Selatan tersebut semata-mata hanya untuk mengantisipasi penurunan

angka wisatawan asing yang berasal dari Cina. Tentu saja perubahan arah

kebijakan pariwisata Korea Selatan menjadi sebuah Muslim Friendly Country

harus dimanfaatkan secara baik oleh negara-negara mayoritas Muslim.

Upaya Korea Selatan dalam memasarkan Muslim Friendly Restaurant tentu

sudah selaras dengan 6 faith based needs yang diungkapkan oleh COMCEC

dalam pengembangan sektor industri MFT. Pasalnya ketersediaan makanan halal

merupakan hal yang sangat vital bagi seorang Muslim ketika sedang berwisata.

189 Min-Sik Yoon, Korea Plans on More ‘Muslim Friendly’ Restaurants 190 Min-Sik Yoon, Korea Plans on More ‘Muslim Friendly’ Restaurants

Page 100: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

84

Menurut hemat penulis salah satu faktor pendorong utama dari tingginya

minat wisatawan Muslim global untuk berwisata ke Korea Selatan adalah karena

besarnya pengaruh yang disebarkan oleh “demam” Hallyu/Korean Wave di dunia.

Secara historis pada awalnya seorang jurnalis asal Cina menulis sebuah kisah

tentang Hanliu, yang merupakan fenomena baru kegemaran masyarakat setempat

terhadap segala macam hal/konten yang berasal dari Korea Selatan. Fenomena

Hallyu (한류) yang berarti arus/gelombang kebudayaan Korea, merupakan sebuah

fenomena baru yang mulai merebak pada akhir era 1990-an.191

Secara umum Hallyu merupakan suatu jenis kekaguman terhadap aliran

Musik Pop Korea (K-Pop), film drama Korea (K-Drama), mode berpakaian kaum

urban Korea (K-Fashion), hingga kegemaran mencicipi makanan Korea (K-Food).

Fenomena menjamurnya popularitas budaya Hallyu tersebut bermula dari

kawasan Asia Timur yang kini sudah mulai merambah hingga ke wilayah Asia

Tenggara, Eropa, Amerika, dan bahkan Timur Tengah. Mudahnya budaya Hallyu

tersebut menyebar hingga ke seluruh penjuru dunia, adalah karena adanya faktor

“packaging/kemasannya” yang masih tetap memegang teguh budaya ketimuran

yang luhur khas Asia.192

Melalui mewabahnya “virus” Hallyu tersebut, kini bahkan telah muncul

istilah Korea Muslim Tour bagi para wisatawan Muslim yang hendak bepergian

ke Korea Selatan. Belakangan ini sejumlah tempat wisata dan restoran-restoran

191 Reza Lukmanda Yudhantara, Korean Wave (Hallyu) sebagai Soft Diplomacy Korea Selatan, dalam Politik dan Pemerintahan Korea, (Yogyakarta: INAKOS dan Pusat Studi Korea Universitas Gadjah Mada, 2010), 184 192 Reza Lukmanda Yudhantara, Korean Wave (Hallyu) sebagai Soft Diplomacy Korea Selatan, 185

Page 101: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

85

ternama di Korea, sudah banyak yang mulai menawarkan fasilitas ramah Muslim

seperti ketersediaan makanan halal dan tempat ibadah untuk shalat (mushalla).193

Berbicara mengenai makanan halal Korea, salah satu restoran waralaba asal

Korea Selatan yang kini telah mulai melebarkan sayap usahanya di beberapa

negara Asia adalah Restoran Lotteria. Berawal dari gerai pertamanya di Seoul

tahun 1979, Lotteria kini telah berhasil membuka cabang di Vietnam tahun 1998,

di Cina tahun 2008, di Indonesia tahun 2011, di Myanmar tahun 2013, dan juga

di Kamboja tahun 2014.194

Sejak pendirian gerai pertamanya di Indonesia, Lotteria telah berhasil

mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan bahkan

telah mendapatkan kategori sangat baik pada tahun 2016. Hal ini membuktikan

bahwa makanan yang disuguhkan oleh Lotteria tidak saja hanya halal, namun juga

berkualitas tinggi dan sangat baik jika dikonsumsi oleh masyarakat.195 Contoh

sertifikat halal yang dikeluarkan oleh MUI untuk Lotteria dapat dilihat langsung

pada Lampiran 2 skripsi ini.

Melalui studi kasus Lotteria tersebut, telah memperlihatkan bahwa sejumlah

perusahaan asal Korea Selatan kini telah semakin peduli terhadap pentingnya

sertifikasi makanan halal di negara mayoritas Muslim. Selain restoran halal,

berikut adalah sejumlah upaya lainnya yang telah dilakukan oleh Korea Selatan

untuk mewujudkan kepentingannya sebagai sebuah Muslim Friendly Country.

193 Sun-Geun Ahn (Ali), Carilah Ilmu ke Negeri Korea: Mewujudkan Hubungan Bilateral yang Harmoni antara Indonesia dan Korea, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2014), 64-65 194 Lotteria Indonesia, History: Lotteria Indonesia, [basis data online], tersedia di laman: http://www.lotteria.id/lotteria-indonesia/, diakses pada Rabu 12 Juli 2017 pukul 23.15 WIB 195 Lotteria Indonesia, History: Lotteria Indonesia

Page 102: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

86

1. Membebaskan Visa bagi sejumlah Negara Mayoritas Muslim

Salah satu cara yang telah ditempuh oleh Korea Selatan dalam rangka

mempromosikan negara mereka sebagai salah satu Muslim Friendly Country,

adalah dengan memberikan kebijakan bebas visa bagi para wisatawan yang

berasal dari negara mayoritas Muslim untuk dapat berlibur di negara mereka.196

Contoh nyata dari mulai diberlakukannya kebijakan tersebut dapat terlihat sejak

akhir September 2016 lalu, antara Korea Selatan dengan UEA. Kedua belah pihak

telah sepakat untuk meluncurkan kebijakan bebas visa bagi para wisatawan yang

berasal dari kedua negara. Keputusan ini diambil pasca semakin tingginya jumlah

warga negara Korea Selatan yang menetap di UEA sebesar tiga kali lipat, yang

telah mencapai angka 13.000 orang selama lima tahun terakhir. Setiap tahunnya

sekitar 10.000 orang wisawatan asal UEA telah berkunjung ke Korea Selatan,

sedangkan wisatawan asal Korea Selatan yang juga telah berkunjung ke UEA

jumlahnya bahkan sudah mencapai angka 70.000 orang/tahunnya.197

2. Mengadakan Kegiatan Seminar/Roadshow

Semenjak MoU tentang pengembangan industri makanan halal oleh kedua

negara telah berhasil disepakati, kini Korea Selatan mulai banyak mengadakan

kegiatan pameran dan seminar yang bertajuk halal. Para pakar dari UEA juga

kerap diundang untuk berbicara mengenai sistem standarisasi halal dan strategi

bisnis halal. Sejumlah institusi sertifikasi halal asal Korea Selatan, kini bahkan

juga sudah mulai membuka peluang baru terkait pengembangan industri MFT.198

196 COMCEC, Muslim Friendly Tourism, 6-7 197 Caline Malek, UAE and South Korea agree to visa-free travel 198 KOHAS, Halal Korea 2015, 2

Page 103: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

87

Upaya promosi serupa ternyata juga telah dilakukan di berbagai negara

mayoritas Muslim (salah satunya yakni Indonesia). Menurut kantor cabang KTO

di Jakarta, salah satu upaya yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Korea Selatan

guna meningkatkan arus kedatangan wisatawan Muslim global adalah dengan cara

mempromosikan sejumlah Muslim Friendly Restaurant yang ada di Korea Selatan.

Pada November tahun 2016 lalu, KTO bahkan telah menyelenggarakan kegiatan

roadshow yang bertajuk Halal Restaurant Week untuk membuat setiap wisatawan

Muslim yang ingin berkunjung ke Korea Selatan semakin merasa nyaman.199

3. Mengadakan Kegiatan Kunjungan Pasar

Upaya untuk mempromosikan makanan halal Korea kepada para wisatawan

Muslim, tampaknya tidak hanya berhenti pada acara seminar dan road show saja.

Pada Bulan November tahun 2015 lalu, perwakilan dari pihak Parlemen Korea,

Pemerintah Distrik Yongsan, serta sejumlah tokoh Muslim Korea berkumpul di

Pasar Tradisional Yongmun untuk mempromosikan makanan halal serta kimchi

khas Korea kepada para wisatawan asing (terutama Muslim) yang menetap di sana.

Yongsan sendiri cukup dikenal sebagai sebuah kawasan yang banyak dihuni oleh

kelompok ekspatriat asing, sehingga kegiatan tersebut diharapkan akan mampu

untuk lebih memasyarakatkan makanan halal Korea yang kini sudah dapat secara

mudah ditemui di pasar-pasar tradisional kepada para ekspatriat asing tersebut.200

199 Korea Tourism Organization, “Korea to Promote Muslim-Friendly Image”, the Jakarta Post, 17 Oktober 2016, 19 200 Young-Joo Park, “The Halal Introduction to Korean Traditional Market”, Al-Korea News, 27 November 2015, 9

Page 104: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

88

4. Meluncurkan Buku Panduan Khusus bagi Wisatawan Muslim

Sebagai institusi tunggal pengelola industri pariwisata Korea Selatan, KTO

ternyata juga cukup sering menerbitkan buku dan brosur khusus untuk para

wisatawan Muslim. Sebut saja Food Guide Book for Muslims (2012), Restaurant

Guide Book for Muslims (2014), Muslim Friendly Restaurants in Korea (2015),

hingga edisi revisi buku Muslim Friendly Restaurants in Korea (2016).201

Meski makanan halal Korea telah semakin gencar untuk dikembangkan,

akan tetapi sejumlah isu mengenai kurangnya pemahaman masyarakat setempat

mengenai definisi dari apa itu makanan halal, kini sudah mulai memprihatinkan.

Dalam brosur mengenai Muslim Friendly Restaurants yang “diduga” diterbitkan

oleh KTO, terdapat beberapa gambar makanan khas Korea seperti Japchae,

Kimbab dengan irisan daging Ham, serta Kepiting Korea yang sebenarnya justru

masuk ke dalam kategori makanan haram. Hal ini tentu akan memicu konflik

kesalahpahaman tentang makanan halal di kalangan masyarakat Korea.202

Terlepas dari benar atau tidaknya kasus tersebut, satu hal yang perlu jadi

perhatian semua pihak adalah faktor pemahaman dasar dari seluruh masyarakat

Korea Selatan terkait dengan definisi makanan halal itu sendiri. Menurut penulis

bahwa sebelum suatu negara mulai mendeklarasikan diri mereka sebagai sebuah

Muslim Friendly Country, ada baiknya pihak-pihak yang akan terlibat langsung

dalam industri pariwisata Muslim tersebut diberikan informasi serta pembekalan

yang jelas terkait dengan fenomena MFT.

201 Korea Tourism Organization (KTO), Travel: E-Books, [basis data online], tersedia di laman: http://english.visitkorea.or.kr/enu/TRV/TV_ENG_3_5.jsp, diakses pada Minggu 04 Juni 2017 pukul 19.34 WIB 202 Young-Il Choi, “Muslim Friendly Restaurants?”, Al-Korea News, 27 November 2015, 5

Page 105: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

89

5. Meluncurkan Aplikasi Halal Korea

Sebagai sarana untuk mempermudah wisatawan Muslim ketika berwisata di

Korea Selatan, KTO kembali berinovasi dengan meluncurkan sebuah aplikasi

bernama Halal Korea yang dapat diunduh secara mudah melalui smart phone.

Aplikasi tersebut menyediakan berbagai informasi terkait dengan lokasi restoran

bersertifikat halal, prayer alarm yang mampu mengingatkan waktu shalat, lokasi

masjid atau mushalla terdekat, al-Qur’an elektronik, informasi mengenai sejumlah

tempat rekreasi wisata unggulan, hingga fitur Qibla Finder (pencari arah kiblat).

Dengan mulai diluncurkannya aplikasi Halal Korea tersebut, diharapkan akan

mampu mengurangi rasa ketidaknyamanan wisatawan Muslim ketika sedang

berwisata di Korea dan tentu saja untuk mempromosikan pariwisata Korea Selatan

sebagai negara yang ramah Muslim.203

Gambar IV.B.5.1 Aplikasi Halal Korea

Sumber: Maya Safira, 2015.204

203 Korea Tourism Organization, “Perjalanan Anda: Korea Perkenalkan Aplikasi Halal untuk Wisatawan Muslim”, Harian Kompas, 17 November 2016, 24 204 Maya Safira, Korea Luncrukan Aplikasi ‘Halal Korea’ Sebagai Petunjuk Restoran dan Produk Makanan Halal, [berita online], tersedia di laman: http://food.detik.com/read/2015/10/02/164737/3034381/901/korea-luncurkan-aplikasi-halal-korea-sebagai-petunjuk-restoran-dan-produk-makanan-halal, diakses pada Sabtu 08 Juli 2017 pukul 22.13 WIB

Page 106: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

90

6. Menyediakan Pelayanan Halal dalam Wisata Medis

Sejak tahun 2016 yang lalu, sejumlah rumah sakit di penjuru Korea Selatan

telah mampu memberikan pelayanan khusus bagi para pasien Muslim. Sebut saja

Seoul National University Hospital dan Samsung Medical Center yang telah

berhasil mengakomodir kebutuhan dasar bagi para pasien Muslim dengan cara

menyediakan sejumlah menu makanan serta minuman halal. Hal ini berawal dari

semakin meningkatnya jumlah kunjungan para pasien Muslim yang berasal dari

beberapa negara di kawasan Timur Tengah (termasuk dari UEA) yang berjumlah

sekitar 3000 orang pada tahun 2015 lalu.205

7. Meluncurkan Mini Drama Korea bertajuk Halal

Pada Bulan Oktober tahun 2015 lalu, dalam rangka menyambut kegiatan

pameran K-Food Fair 2015 di Jakarta, pihak aT Jakarta telah meluncurkan sebuah

mini drama dengan judul “Lunch Box”. Serial yang juga dibintangi oleh aktor

tampan Ji-Soo ini, bercerita tentang kisah cinta seorang pria asal Korea Selatan

yang sedang berusaha belajar membuat makanan halal demi memikat hati seorang

gadis Muslim asal Indonesia. Dengan total 3 episode, kisah romantis mini drama

tersebut bertujuan untuk mempromosikan halal K-Food dan juga industri

pariwisata Korea Selatan yang kini telah mulai bertransformasi sebagai sebuah

Muslim Friendly Country.206

205 Halalincorp, South Korean Hospitals Providing Halal Food for Muslim Patients, [berita online], tersedia di laman: http://www.halalincorp.co.uk/south-korean-hospitals-providing-halal-food-for-muslim-patients/, diakses pada Sabtu 03 Juni 2017 pukul 20.48 WIB 206 Istihong, 3 Episode Mini Drama Lunch Box Siap Promosikan Makanan Halal Korea Selatan, [berita online], tersedia di laman: http://www.dailymoslem.com/news/3-episode-mini-drama-lunch-box-siap-promosikan-makanan-halal-korea-selatan, diakses pada Minggu 04 Juni 2017 pukul 22.00 WIB

Page 107: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

91

8. Menyelenggarakan Kegiatan K-Food Fair 2016 di UEA

Pada November tahun 2016, MAFRA Korea telah mengadakan kegiatan

yang bertajuk K-Food Fair 2016 yang digelar di Jumeirah Beach Residence (JBR)

Dubai, UEA. Selain mengadakan kegiatan pameran makanan halal Korea kepada

para penduduk setempat, festival ini juga diselingi dengan pembukaan acara

the 2nd Korea-UAE Business Forum yang sebelumnya telah diadakan pada 2015.

Kedua kegiatan tersebut merupakan hasil nyata dari kerjasama Korea Selatan

dengan UEA dalam pengembangan industri makanan halal.207

Gambar IV.B.8.1 Suasana K-Food Fair 2016, Dubai

Sumber: Suh-Young Yoon, 2015.208

Berbicara mengenai makanan khas Korea, pada dasarnya ciri makanan ini

mempunyai beberapa kesamaan dengan konsep makanan halal pada umumnya

karena menggunakan bumbu yang berasal dari bahan-bahan yang alami untuk

menambakan cita rasa pada makanan. Apalagi kebanyakan jenis masakan Korea

sangat cocok untuk kaum vegetarian, yang memiliki sejumlah “pantangan” yang

207 MAFRA, Dubai K-Food Fair 2016: Korea Food Festival to Be Held in the Middle East, (Seoul: Ministry of Agriculture, Food and Rural Affairs, 2016), 1-2 208 Suh-Young Yoon, First Korean Food Fair held in Dubai, [berita online], tersedia di laman: http://koreatimes.co.kr/www/news/culture/2015/11/135_192143.html, diakses pada Sabtu 08 Juli 2017 pukul 22.24 WIB

Page 108: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

92

cenderung sama dengan makanan halal. Selain itu masakan Korea juga terkenal

sebagai jenis masakan yang tergolong sehat, karena mayoritas bumbu yang

digunakan tidak berasal dari buatan pabrik yang menggunakan bahan pengawet.209

Gambar IV.B.8.2 Bulgogi (불고기) Makanan Tradisional Khas Korea

Sumber: KTO, 2012.210

Sejumlah upaya yang telah dilakukan oleh Korea Selatan dalam rangka

menarik para wisatawan Muslim mancanegara tersebut, tentu tidak terlepas dari

kerjasama pengembangan industri makanan halal dengan UEA pada tahun 2015.

Politik luar negeri Korea Selatan beserta dengan kuatnya pengaruh budaya Hallyu,

tentu telah menjadi faktor pendorong tersendiri dalam menarik para wisatawan

Muslim global untuk mau datang berkunjung. Mengingat sedang memburuknya

hubungan diplomatik antara Korea Selatan dengan sejumlah negara di kawasan

Asia Timur, tidak menutup kemungkinan bahwa negara tersebut sedang mencari

pasar lain untuk meningkatkan nilai ekspor serta jumlah wisatawan asingnya.211

209 KTO, My Friend Korea: Food Guide Book for Muslims, (Seoul: Korea Tourism Organization, 2012), 11-12 210 KTO, My Friend Korea: Food Guide Book for Muslims, 12 211 Hasil wawancara dengan Reza Lukmanda Yudhantara, Penulis “Korean Wave (Hallyu) sebagai Soft Diplomasi Korea Selatan” dalam buku Politik dan Pemerintahan Korea, proses wawancara dilakukan pada Jum’at 02 Juni 2017, transkrip hasil wawancara tertera pada Lampiran 3

Page 109: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

93

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai bagian pembuka dari kesimpulan penelitian dalam skripsi ini,

penulis ingin memulainya dari sejarah hubungan bilateral Korea Selatan-UEA.

Dimulai dari kerjasama strategis pembangunan proyek PLTN Barakah APR-1400,

kini kedua negara telah menjalin hubungan yang lebih harmonis lagi melalui

sejumlah bidang kerjasama baru. Salah satu bidang kerjasama yang dimaksud,

tentu saja ialah kerjasama pengembangan industri makanan halal pada tahun 2015.

Penulis melihat bahwa sebagai sebuah negara minoritas Muslim, langkah

yang diambil oleh Korea Selatan dalam menjalin hubungan kerjasama tentang

pengembangan industri makanan halal dengan UEA yang notabene merupakan

sebuah negara Muslim, merupakan suatu hal yang sangat berani dan cukup unik.

Lantas yang menjadi pertanyaan besar dalam hal ini ialah, mengapa Korea Selatan

bekerjasama dengan UEA terkait dengan pengembangan industri makanan halal?

Apalagi bidang kerjasama yang telah dijalain oleh kedua negara, penulis lihat

merupakan suatu hal yang sangat bernilai Islami (yakni mengenai makanan halal).

Menurut hemat penulis, bahwa setidaknya terdapat 2 alasan utama untuk

dapat menjawab pertanyaan penelitan tersebut. Alasan pertama adalah karena

Korea Selatan ingin mencoba untuk dapat memasuki persaingan dalam industri

Pasar Halal Global (Global Halal Market). Pada bagian pembahasan dan analisis

masalah, penulis telah menyebutkan bahwa faktor kepentingan ekonomi ternyata

masih memegang peranan yang cukup besar dalam industri Pasar Halal Global ini.

Page 110: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

94

Potensi industri makanan halal global telah menguasai 17.7% dari total

pasar makanan dunia, ditambah lagi pada tahun 2018 mendatang nilai keuntungan

yang dimiliki oleh Pasar Halal Global jumlahnya diperkirakan akan mencapai

USD 4.6 trillyun/tahunnya. Hal ini tentu telah menjadi sebuah daya tarik yang

sangat menggiurkan bagi Korea Selatan untuk dapat mulai bersaing di dalamnya.

Alasan kedua mengapa Korea Selatan bekerjasama dengan UEA dalam

pengembangan industri makanan halal adalah, karena negara tersebut ingin mulai

mempromosikan diri mereka sebagai sebuah Muslim Friendly Country. Apabila

sektor industri pariwisata dalam negeri Korea Selatan sudah mampu serta siap

menyediakan restoran dengan menu makanan dan minuman halal, maka hal ini

tentu akan sangat berdampak langsung pada peningkatan jumlah wisatawan

Muslim yang akan berkunjung ke Korea Selatan. Mengingat sebanyak 52 juta

orang wisatawan Muslim global justru lebih memilih negara minoritas Muslim

sebagai destinasi liburan mereka pada tahun 2014 lalu, maka hal ini tentu telah

menjadi sebuah faktor pendorong utama mengapa Korea Selatan mulai gencar

mempromosikan diri mereka sebagai sebuah Muslim Friendly Country.

Pengaruh dari menjamurnya “demam” Korean Wave (Hallyu) di berbagai

penjuru dunia, penulis rasa juga telah menjadi nilai tambah tersendiri dalam

rangka memuluskan jalan Korea Selatan untuk dapat meraih dua kepentingannya

tersebut. Pemilihan UEA oleh Korea Selatan sebagai pihak yang diajak untuk

bekerjasama, penulis rasa merupakan suatu langkah yang sangat tepat dan bijak.

Hal ini mencerminkan bahwa kemitraan strategis yang selama ini telah dijalin

oleh kedua negara, sudah berjalan dengan amat baik dan maksimal.

Page 111: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

95

Terdapat satu hal besar yang dapat penulis simpulkan sebagai premis akhir

dari kesimpulan penutup penelitian skripsi ini. Menurut pandangan penulis bahwa

kerjasama internasional yang dijalin oleh para aktor internasional, tidak selalu

dipengaruhi oleh faktor latar berlakang agama suatu negara. Fenomena hubungan

kerjasama antara Korea Selatan dan UEA, telah membuktikan bahwa faktor

kepentingan ekonomi lah yang justru telah berperan lebih besar dalam hubungan

kerjasama tersebut. Sehingga apapun latar belakang agamanya, tidak akan terlalu

banyak mempengaruhi suatu hubungan kerjasama internasional.

B. Saran

Jika melihat upaya yang telah dilakukan oleh Korea Selatan dalam

bekerjasama dengan UEA terkait pengembangan industri makanan halal, tentu

telah menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi Indonesia sebagai sebuah negara

mayoritas Muslim terbesar di dunia. Pasalnya Korea Selatan justru lebih memilih

“berguru” dengan UEA tentang pengembangan industri makanan halal, ketimbang

dengan Indonesia. Sudah seharusnya Indonesia lebih serius dalam pengembangan

sektor industri makanan halal ini, sehingga institusi sertifikasi halal Indonesia

akan dapat lebih dikenal dan diakui keberadaannya oleh kalangan internasional.

Sebagai universitas yang mengedepankan konteks keilmuan, keislaman, dan

keindonesiaan, ada baiknya kalangan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(terutama dari Program Studi Hubungan Internasional) bersedia untuk mulai

menggali ketiga nilai tersebut dan mengimplementasikannya secara langsung

dalam ranah penelitian skripsi/tugas akhir. Semoga ide dan masukan tersebut

dapat segera diwujudkan dan diimplementasikan oleh banyak pihak.

Page 112: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal

Ab. Halim, Mustafa Afifi dan Mohd Mahyeddin Mohd Salleh. “The Possibility of

Uniformity on Halal Standards in Organization of Islamic Cooperation

(OIC) Country.” World Applied Sciences Journal 17 (2012): 6-10.

Al-Saudairi, Mohammed Turki. “South Korea-GCC Economic Relations: An

Overview.” GRC Gulf Papers (November 2012): 3-15.

Levkowitz, Alon. “Korea and the Middle East Turmoil: A Reassesstment of South

Korea Middle East Relations.” The Korean Journal of Defense Analysis 24

(Juni 2012): 225-238.

Levkowitz, Alon. “South Korea’s Middle East Policy.” Mideast Security and

Policy Studies 106 (Desember 2013): 5-25.

Levkowitz, Alon. “The Republic of Korea and the Middle East: Economics,

Diplomacy, and Security.” Korea Economic Institute Academic Paper

Series 5 (Agustus 2010): 1-8.

Samiullah, Muhammad. “The Meat: Lawful and Unlawful in Islam.” Islamic

Studies 21 (April 1982): 75-104.

Buku

Ahn, Sun-Geun (Ali). Carilah Ilmu ke Negeri Korea: Mewujudkan Hubungan

Bilateral yang Harmoni antara Indonesia dan Korea. Jakarta: Penerbit

Mitra Wacana Media, 2014.

Ahn, Sun-Geun (Ali). Islam Damai di Negeri Asia Timur Jauh: Meneropong

Penyebaran dan Dinamika Islam di Korea. Jakarta: UIN Jakarta Press,

2011.

Bergaud-Blacker, Florence, Johan Fischer, dan John Lever. Halal Matters: Islam,

Politics and Markets in Global Perspective. New York: Routledge, 2016.

Creswell, John W. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed

Methods Approaches. Thousand Oaks: Sage Publications, Inc., 2003.

Faisal, Sanapiah. Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 1989.

Hassan, Faridah Hj. Professorial Lecture: Halal Food Marketing Dare to Win.

Selangor: Penerbit Press Universiti Teknologi Mara, 2013.

Page 113: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

xviii

Holsti, Kalevi J. Politik Internasional: Kerangka Untuk Analisis, Jilid II.

Diterjemahkan oleh M. Tahrir Azhari. Jakarta: Erlangga, 1988.

Keohane, Robert O. After Hegemony: Cooperation and Discord in the World

Political Economy. New Jersey: Princeton University Press, 1984.

Keohane, Robert O. Power and Governance in a Partially Global World. London:

Routledge, 2002.

Keohane, Robert O. dan Joseph S. Nye. Power and Interdependence: Third

Edition. New York: Longman, 2001.

Sohn, Joo-Young (Abdul Rajiq). Organizations and Activities of the Muslim

Minority in Korea. Seoul: Hankuk University of Foreign Studies, 2003.

Syakr, Ahmad H. A Muslim Guide to Food Ingredients. Diterjemahkan oleh

Wikan Satriati. Illinois: Foundation for Islamic Knowledge, 1993.

Yudhantara, Reza Lukmanda. Korean Wave (Hallyu) sebagai Soft Diplomacy

Korea Selatan, dalam Politik dan Pemerintahan Korea. Yogyakarta:

INAKOS dan Pusat Studi Korea Universitas Gadjah Mada, 2010.

Tesis dan Disertasi

Naqiyuddin, Ahmad Faris. Islam in South Korea: Progress and Challanges of

Da’wah Activities since the 1950’s. Selangor: International Islamic

University Malaysia, 2016.

Zulkifli. Kerjasama Internasional Sebagai Solusi Pengelolaan Kawasan

Perbatasan Negara (Studi Kasus Indonesia). Jakarta: Universitas Inonesia,

2012.

Laporan Resmi

Economic Research Department Dubai Chamber of Commerce and Industry.

Major Trends in the Global Islamic Economy. Dubai: Dubai Chamber,

2014.

Halal Hub Division JAKIM. The Recognised Foreign Halal Certification Bodies

& Authorities. Putrajaya: Jabatan Kemajuan Islam Malaysia, 2015.

International Market Berau. Foodservice Profile: The United Arab Emirates

(UAE). Toronto: Agriculture and Agri-Food Canada, 2009.

Kim, Jin-Woo (Muhammad Ibrahim). Greetings from CEO. Incheon: Halal Korea

Co., Ltd, 2015.

Page 114: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

xix

KOHAS. Halal Korea 2015: The First step to meet Halal culture and business in

Korea. Seoul: Korea Halal Association, 2015.

KTO. My Friend Korea: Food Guide Book for Muslims. Seoul: Korea Tourism

Organization, 2012.

MAFRA. 2016 Korea Halal Conference will Present Global Halal Certification

Trends and Policicies. Seoul: Ministry of Agriculture, Food and Rural

Affairs, 2016.

MAFRA. Dubai K-Food Fair 2016: Korea Food Festival to Be Held in the

Middle East. Seoul: Ministry of Agriculture, Food and Rural Affairs, 2016.

Standing Committee for Economic and Commercial Cooperation of the

Organization of Islamic Cooperation (COMCEC). Muslim Friendly

Tourism: Understanding the Demand and Supply Sides in the OIC Members

Countries. Ankara: COMCEC Coordination Office, 2016.

WIEF Foundation. Tourism and Korea’s Food Industry: Capturing the Muslim

Market. Gangwon: World Islamic Economic Forum, 2014.

Artikel Surat Kabar

Choi, Young-Il. “Muslim Friendly Restaurants?” Al-Korea News,

27 November 2015, 5.

Korea Tourism Organization. “Perjalanan Anda: Korea Perkenalkan Aplikasi

Halal untuk Wisatawan Muslim.” Harian Kompas, 17 November 2016, 24.

Korea Tourism Organization. “Korea to Promote Muslim-Friendly Image”.

the Jakarta Post, 17 Oktober 2016, 19.

Park, Young-Joo. “The Halal Introduction to Korean Traditional Market”.

Al-Korea News, 27 November 2015, 9.

Basis Data Online Resmi

Central Intelligence Agency. The World Fact Book: Religions. [Basis data online].

Tersedia di laman: https://www.cia.gov/library/publications/the-world-

factbook/fields/2122.html. Diakses pada Rabu 26 Oktober 2016 pukul 23.21

WIB.

Embassy of the United Arab Emirates. Bilateral Relationship. [Basis data online].

Tersedia di laman: http://uae-embassy.ae/Embassies/kr/Content/2238.

Diakses pada Sabtu 18 Maret 2017 pukul 23.27 WIB.

Page 115: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

xx

Jung, In-Man. Young-Sil Jang: the Greatest Scientist in Korean History.

[Basis data online]. Tersedia di laman:

http://www.busanddadang.com/?p=9707&ckattempt=1. Diakses pada Sabtu

08 Juli 2017 pukul 00.02 WIB.

KFRI. Research Division: Division of Food Safety, Distribution

and Standard. [Basis data online]. Tersedia di laman:

http://eng.kfri.re.kr/cntntsService.do?menuId=MNU_0000000000000429.

Diakses pada Jum’at 12 Mei 2017 pukul 23.52 WIB.

Kim, Hyun-Joong. Introduction. [Basis data online]. Tersedia di laman:

http://www.kohas.or.kr/. Diakses pada Kamis 11 Mei 2017 pukul 15.38

WIB.

Kim, Jin-Woo (Muhammad Ibrahim). Halal Expo Korea 2015 Review. [Basis data

online]. Tersedia di laman: http://koreahalal.org/archives/1093. Diakses

pada Sabtu 08 Juli 2017 pukul 00.16 WIB.

Kim, Jin-Woo (Muhammad Ibrahim). Korea Halal: Our Logo. [Basis data

online]. Tersedia di laman: http://koreahalal.org/our-logo. Diakses pada

Sabtu 08 Juli 2017 pukul 00.27 WIB.

KOHEA. About KOHEA: Greetings from the CEO. [Basis data online]. Tersedia

di laman: http://www.kohea.org/eng/company/greeting.php. Diakses pada

Kamis 11 Mei 2017 pukul 18.16 WIB.

Korea.net. Religion. [Basis data online]. Tersedia di laman:

http://www.korea.net/AboutKorea/Korean-Life/Religion. Diakses pada

Rabu 07 Desember 2016 pukul 10.30 WIB.

Korea Tourism Organization (KTO). Key Facts on Tourism: Visitor Arrivals,

Korean Departures, International Tourism Receipts and Expenditure.

[Basis data online]. Tersedia di laman:

https://kto.visitkorea.or.kr/eng/tourismStatics/keyFacts/visitorArrivals.kto.

Diakses pada Minggu 04 Juni 2017 pukul 21.43 WIB.

Korea Tourism Organization (KTO). Travel: E-Books. [Basis data online].

Tersedia di laman:

http://english.visitkorea.or.kr/enu/TRV/TV_ENG_3_5.jsp. Diakses pada

Minggu 04 Juni 2017 pukul 19.34 WIB.

Kwan, Ri-Ja. Exhibition, Seminar, Education: Halal Trade Expo Korea 2017.

[Basis data online]. Tersedia di laman:

http://www.kohea.org/eng/notice/exhibition.php?ptype=view&idx=94&pag

e=&code=exhibition_eng. Diakses pada Kamis 11 Mei 2017 pukul 23.18

WIB.

Page 116: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

xxi

Lotteria Indonesia. History: Lotteria Indonesia. [Basis data online]. Tersedia di

laman: http://www.lotteria.id/lotteria-indonesia/. Diakses pada Rabu 12 Juli

2017 pukul 23.15 WIB.

Ministry of Foreign Affairs Republic of Korea. Middle East and Africa: The

United Arab Emirates. [Basis data online]. Tersedia di laman:

http://www.mofat.go.kr/ENG/countries/middleeast/countries/20070824/1_2

4424.jsp?menu=m_30_50. Diakses pada Sabtu 18 Maret 2017 pukul 23.01

WIB.

Park, Hyo-Keon. Welcome Message: Welcome to Korean Cultural Center in the

United Arab Emirates. [Basis data online]. Tersedia di laman:

http://uae.korean-culture.org/en/7/contents/423. Diakses pada Rabu 22

Maret 2017 pukul 22.34 WIB.

Park, Kang-Ho. Ambassador’s Greeting: Welcome to the official website of the

Embasy of the Republic of Korea to the United Arab Emirates.

[Basis data online]. Tersedia di laman:

http://are.mofa.go.kr/english/af/are/legation/greetings/index.jsp. Diakses

pada Sabtu 18 Maret 2017 pukul 22.35 WIB.

Sohail, Muhammed. About KHC: Background of Establishment. [Basis data

online]. Tersedia di laman: http://www.kohic.com/background-of-

establishment/. Diakses pada Kamis 11 Mei 2017 pukul 23.40 WIB.

US Department of State. United Arab Emirates. [Basis data online]. Tersedia di

laman: http://www.state.gov/documents/organization/171747.pdf. Diunduh

pada Selasa 25 Oktober 2016 pukul 23.49 WIB.

WHFC. Member of WHFC Asia. [Basis data online]. Tersedia di laman:

http://www.whfc-halal.com/member/asia/korea-moslem-federation-kmf-,

Diakses pada Minggu 07 Mei 2017 pukul 20.25 WIB.

World Expo Co., Ltd. Halal Trade Expo Korea 2017. [Basis data online].

Tersedia di laman: http://www.halalkoreaexpo.co.kr/eng/. Diakses pada

Sabtu 08 Juli 2017 pukul 20.29 WIB.

Yes! Halal. Halal Status in South Korea. [Basis data online]. Tersedia di laman:

https://www.yeshalal.co.kr/halal-status-in-korea-eng. Diakses pada Minggu

07 Mei 2017 pukul 19.42 WIB.

Zawya Business Development. Company Detail: Fast Facts.

[Basis data online]. Tersedia di laman:

https://www.zawya.com/mena/en/company/Korea_Halal_Association-

12619994/. Diakses pada Kamis 11 Mei 2017 pukul 14.03 WIB.

Page 117: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

xxii

Berita Online Resmi

Beer, Eliot. Korea signs MoU with UAE for Halal, plans to double

exports to $1.2bn. [Berita online]. Tersedia di laman:

http://www.foodnavigator.com/Regions/Middle-East/Korea-signs-MOU-

with-UAE-for-Halal-plans-to-double-exports-to-1.2bn. Diakses pada Jum’at

12 Mei 2017 pukul 22.30 WIB.

Digitalbuyersguide. Halal Expo Korea 2015. [Berita online]. Tersedia di laman:

https://korean-products.com/2015/11/04/halal-expo-korea-2015/, diakses

pada Senin 08 Mei 2017 pukul 23.57 WIB.

Emirates News Agency. ESMA discusses applying UAE regulations for control on

Halal Product with Korean delegation. [Berita online]. Tersedia di laman:

http://wam.ae/en/print/1395296360056. Diakses pada Rabu 07 Juni 2017

pukul 14.40 WIB.

Halalincorp. South Korean Hospitals Providing Halal Food for Muslim Patients.

[Berita online]. Tersedia di laman: http://www.halalincorp.co.uk/south-

korean-hospitals-providing-halal-food-for-muslim-patients/. Diakses pada

Sabtu 03 Juni 2017 pukul 20.48 WIB.

Istihong. 3 Episode Mini Drama Lunch Box Siap Promosikan Makanan Halal

Korea Selatan. [Berita online]. Tersedia di laman:

http://www.dailymoslem.com/news/3-episode-mini-drama-lunch-box-siap-

promosikan-makanan-halal-korea-selatan. Diakses pada Minggu 04 Juni

2017 pukul 22.00 WIB.

Janmohammed, Shelina Zahra. Halal: Chasing the $500 Billion Industry.

[Berita online]. Tersedia di laman: http://mideastposts.com/middle-east-

business/middle-east-economics-analysis/halal-chasing-the-500-billion-

industry/. Diakses pada Selasa 02 Mei 2017 pukul 20.28 WIB.

KBS World Radio. Hasil dan implikasi lawatan Presiden Lee ke Uni Emirat

Arab. [Berita online]. Tersedia di laman:

http://world.kbs.co.kr/indonesian/archive/program/news_issue.htm?lang=i&

No=21184&current_page=4#sel_lang_open. Diakses pada Rabu 22 Maret

2017 pukul 23.14 WIB.

Korea-Arab Society. Visit to Islam Korea Seoul Central Mosque. [Berita online].

Tersedia di laman: http://eng.korea-

arab.org/?c=user&mcd=eng02_02&me=bbs_detail&idx=572. Diakses pada

Minggu 07 Mei 2017 pukul 20.43 WIB.

Kwan, Ri-Ja. Opening of the 2015 International Food Material Technology

Exhibition. [Berita online]. Tersedia di laman:

http://fikorea.org/board/index.php?boardid=hz_board_notice&mode=view&

no=86&lng=. Diakses pada Sabtu 08 Juli 2017 pukul 00.41 WIB.

Page 118: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

xxiii

Kwan, Ri-Ja. MAFRA Sign an MoU with the UAE for Cooperation in Agriculture

and Halal Food. [Berita online]. Tersedia di laman:

http://www.kfoodstory.com/news/articleView.html?idxno=3544. Diakses

pada Jum’at 12 Mei 2017 pukul 22.30 WIB.

Lee, Seung-Ah. President Park asks for cooperation on halal food, public health,

[Berita online]. Tersedia di laman:

http://www.korea.net/NewsFocus/policies/view?articleId=126048. Diakses

pada Selasa 06 Desember 2016 pukul 23.16 WIB.

Maggo, Eduan R. UAE-Korea: A Strategic Partnership. [Berita Online]. Tersedia

di laman: http://gulfnews.com/gn-focus/country-guides/reports/south-

korea/uae-korea-a-strategic-partnership-1.1614205. Diakses pada Selasa 28

Maret 2017 pukul 20.51 WIB.

Malek, Caline. UAE and South Korea agree to visa-free travel. [Berita online].

Tersedia di laman: http://www.thenational.ae/uae/government/uae-and-

south-korea-agree-to-visa-free-travel. Diakses pada Selasa 28 Maret 2017

pukul 21.31 WIB.

Park, Ji-Won. Korean Government Launches Specialized Halal Food Agency on

Thursday, following recent halal food MoU with UAE. [Berita online].

Tersedia di laman:

http://www.arirang.com/News/News_View.asp?nSeq=177122. Diakses

pada Selasa 06 Desember 2016 pukul 23.34 WIB.

Ryan, Chloe. South Korea adopts UAE halal certification. [Berita online].

Tersedia di laman: http://www.globalmeatnews.com/Industry-

Markets/South-Korea-adopts-UAE-halal-certification. Diakses pada Jum’at

12 Mei 2017 pukul 22.48 WIB.

Safira, Maya. Korea Luncrukan Aplikasi ‘Halal Korea’ Sebagai Petunjuk

Restoran dan Produk Makanan Halal. [Berita online]. Tersedia di laman:

http://food.detik.com/read/2015/10/02/164737/3034381/901/korea-

luncurkan-aplikasi-halal-korea-sebagai-petunjuk-restoran-dan-produk-

makanan-halal. Diakses pada Sabtu 08 Juli 2017 pukul 22.13 WIB.

Sohn, Ji-Ae. Korea, UAE pledge to expand economic cooperation. [Berita online],

tersedia di laman:

http://www.korea.net/NewsFocus/policies/view?articleId=126044. Diakses

pada Selasa 06 Desember 2016 pukul 22.18 WIB.

UAEinteract. South Korea and UAE Strategic Partnership will Strenghthen

Bilateral Ties in Nuclear Energy: Park Geun Hye. [Berita online]. Tersedia

di laman:

http://www.uaeinteract.com/docs/South_Korea_and_UAE_strategic_partner

ship_will_strengthen_bilateral_ties_in_nuclear_energy_Park_Geun-

hye/67057.htm. Diakses pada Selasa 28 Maret 2017 pukul 22.56 WIB.

Page 119: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

xxiv

Wi, Tack-Whan dan Jae-Un Lim. President Visits UAE. [Berita online]. Tersedia

di laman: http://www.korea.net/NewsFocus/policies/view?articleId=119513.

Diakses pada Senin 01 Mei 2017 pukul 14.09 WIB.

Yonn, Min-Sik. Korea Plans on More ‘Muslim Friendly’ Restaurants.

[Berita online]. Tersedia di laman:

http://www.thejakartapost.com/travel/2017/03/30/korea-plans-on-more-

muslim-friendly-restaurants.html. Diakses pada Selasa 11 Juli 2017 pukul

23.31 WIB.

Yoon, Suh-Young. First Korean Food Fair held in Dubai. [Berita online].

Tersedia di laman:

http://koreatimes.co.kr/www/news/culture/2015/11/135_192143.html.

Diakses pada Sabtu 08 Juli 2017 pukul 22.24 WIB.

Wawancara

Hasil wawancara dengan Reza Lukmanda Yudhantara. Penulis “Korean Wave

(Hallyu) sebagai Soft Diplomacy Korea Selatan” dalam buku Politik dan

Pemerintahan Korea (2010). Proses wawancara dilakukan pada hari Jum’at

02 Juni 2017. Transkrip hasil wawancara tertera pada Lampiran 3.

Page 120: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

xxv

Lampiran-lampiran

Lampiran 1: Contoh Sertifikat Halal KMF

Page 121: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

xxvi

Lampiran 2: Contoh Sertifikat Halal MUI

Page 122: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

xxvii

Lampiran 3: Wawancara dengan Reza Lukmanda Yudhantara

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA SKRIPSI

Narasumber : Reza Lukmanda Yudhantara

Kapasitas : Penulis artikel “Korean Wave (Hallyu) Sebagai Soft

Diplomacy Korea Selatan”

Keterangan : Wawancara dilakukan secara tidak langsung

dengan menggunakan surat elektronik melalui

alamat e-mail [email protected]

Waktu : Dikirim pada tanggal 02 Juni 2017 dan kembali

pada tanggal 05 Juni 2017

Pertanyaan Wawancara :

1. Menurut anda, mengapa Korea Selatan bekerjasama dengan UEA dalam

pengembangan industri makanan halal? Kepentingan apakah yang dapat anda

baca terkait hubungan kerjasama tersebut?

Peningkatan ekspor makanan halal Korea Selatan ke UEA dan negara

Muslim/penduduk mayoritas Muslim. Untuk hal ini sebaiknya anda cari

tahu perkembangan Hallyu di UEA, karena ekspor makanan baru akan

terjadi setelah adanya pengaruh dari Hallyu. Saya menyebutnya sebagai

briliance/kekaguman dan pengidentikan diri.

Usaha untuk mengembangkan makanan halal di Korea Selatan, mengingat

jumlah wisatawan muslim yang terus meningkat.

Page 123: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

xxviii

Ada kemungkinan karena hubungan diplomasi Korea Selatan dengan

kawasan Asia Timur sedang memburuk dan mempengaruhi ekspor serta

jumlah wisatawan, sehingga Korea Selatan berusaha mencari pasar lain.

2. Menurut analisis anda, apakah suatu kerjasama internasional antar dua negara

berbeda latar belakang agama dapat membawa dampak yang begitu besar pada

kerjasama tersebut? Ataukah justru sebaliknya?

Menurut saya kerjasama internasional tidak dibatasi oleh latar belakang

agama. Kerjasama Korea Selatan dan UEA akan membawa dampak

positif bagi Korea Selatan (khususnya pada bidang ekonomi). Namun saya

belum bisa mengatakan baik bagi kedua negara.

3. Bila dicemati secara lebih lanjut, pola/arah kerjasama yang dilakukan oleh

Korea Selatan tersebut hampir serupa dengan apa yang dilakukan oleh

beberapa negara di Kawasan Asia Timur lainnya (seperti Cina, Jepang dan

Taiwan). Apakah negara-negara di kawasan ini memang sudah mulai mencoba

untuk mendekati negara-negara Muslim, khususnya yang berasal dari Kawasan

Timur Tengah?

Saya tidak tahu dengan Cina, Jepang dan Taiwan, tapi Korea Selatan

sudah lama menanamkan pengaruhnya ke wilayah Timur Tengah melalui

budaya populernya.

Page 124: ANALISIS KERJASAMA KOREA SELATAN-UEA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40969/1/ANZAN SHADIQ-FISIP.pdf · memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya

xxix

4. Apakah dengan mewabahnya “demam” Korean Wave (Hallyu) di berbagai

penjuru dunia menjadi daya tarik tersendiri bagi Pemerintah Korea Selatan

dalam menjalankan manuver politik luar negeri mereka? Bila memang benar

demikian, seberapa besarkah pengaruh hal tersebut dalam konteks kerjasama

ini?

Ya, jika disimak banyak manuver PLN Korea didasari dari hallyu.

Contohnya, yang pernah saya kutip di tulisan saya. Korea menggunakan

Hyun Bin (aktor dalam Drama Secret Garden) untuk menjadi duta militer

Korea saat negara tersebut membangun kerjasama militer dengan

Indonesia. Saya kira contoh tersebut cukup menggambarkan besarnya

peran hallyu dalam dunia diplomasi.