ANALISIS KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN POKOK · PDF filePelaksanaan amandemen UU PPh dan PPN yang...

download ANALISIS KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN POKOK · PDF filePelaksanaan amandemen UU PPh dan PPN yang saat ini masih dalam proses pembahasan di DPR ... Impor Barang dan Jasa 25,6 7,6 14,2

If you can't read please download the document

Transcript of ANALISIS KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN POKOK · PDF filePelaksanaan amandemen UU PPh dan PPN yang...

  • BIRO

    ANA

    LISA

    ANGG

    ARAN

    DAN

    PEL

    AKSA

    NAAN

    APB

    N S

    ETJE

    N DP

    R RI

    0

    ANALISIS KERANGKA EKONOMI MAKRO

    DAN POKOK-POKOK KEBIJAKAN FISKAL TAHUN 2009

    No. 08/VI/AN/2008

  • BIRO

    ANA

    LISA

    ANGG

    ARAN

    DAN

    PEL

    AKSA

    NAAN

    APB

    N S

    ETJE

    N DP

    R RI

    1

    RINGKASAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN POKOK-POKOK KEBIJAKAN FISKAL1

    A. PENDAHULUAN

    A.1. Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2009 adalah dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2009 yang berisi penjelasan singkat mengenai perkembangan ekonomi Indonesia dan hasil-hasil program kerja Pemerintah tahun-tahun sebelumnya, serta arah kebijakan fiskal dan sasaran pembangunan ekonomi di tahun 2009.

    A.2. Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2009 yang disampaikan oleh Pemerintah mengacu dan didasarkan pada arah Rencana Pembangunan Jangka Menengah ( RPJM) 2004 2009 dan Rencana Kerja Pemerintah ( RKP ) Tahun 2009. Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2009 ini disusun dengan mempertimbangkan pengaruh-pengaruh : 1. Situasi dan kinerja ekonomi tahun-tahun sebelumnya. 2. Situasi ekonomi dunia dan regional.

    B. REVIEW PEREKONOMIAN 2007 DAN PROYEKSI PEREKONOMIAN 2008

    B.1. Realisasi asumsi makro 2007 dan proyeksi 2008 tercermin dalam tabel 1 berikut :

    Tabel 1 Kisaran Proyeksi Ekonomi Nasional 2008 dan Realisasi 2007

    2008

    Indikator APBN-P

    2007 Realisasi

    2007 APBN APBN-P Proyeksi Pertumbuhan PDB (%) 6,3 6,3 6,8 6,4 6,0 - 6,4 Nilai Tukar (Rp/US$) 9.050 9.140 9.100 9.100 9.000 9.100

    Inflasi (%) 6,0 6,6 6,0 6,5 10,9 - 11,2 SBI 3 Bulan (%) 8,0 8,0 7,5 7,5 8,5 - 9,5 Harga Minyak (US$/barel) 60,0 69,69 60 95 110 Lifting Minyak (juta bph) 0,950 0,899 1,034 0,927 0,927 Defisit (%PDB) 1,5 1,3 1,6 2,1 1,8

    Sumber : Departemen Keuangan

    B.2. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di kuartal I tahun 2008 mencapai 6,3 %. Pertumbuhan tersebut sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan di kuartal I 2007 sebesar 6,1 %.

    Pada kuartal pertama 2008, pertumbuhan sektoral tertinggi masih dicapai oleh sektor transportasi dan komunikasi yang mencapai 19,7 %. Sektor pertanian tumbuh sebesar 6,0%. Industri manufaktur tumbuh 4,3%. Kinerja sektor pertambangan tumbuh negatif sebesar 2,3%. Pada akhir 2008, pertumbuhan sektor pertanian diperkirakan mencapai 3,35 % hingga 3,59 % yang antara lain didorong oleh pelaksaan program-program di sektor

    1 Disarikan dari Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2009, Departemen Keuangan RI , 2008

  • BIRO

    ANA

    LISA

    ANGG

    ARAN

    DAN

    PEL

    AKSA

    NAAN

    APB

    N S

    ETJE

    N DP

    R RI

    2

    pangan, serta dampak masih cukup tingginya harga komoditas di pasar internasional. Sementara pertumbuhan sektor manufaktur diperkirakan akan mencapai kisaran 5,98 % hingga 6,38 %.

    B.3. Hal-hal yang telah/sedang dilakukan Pemerintah pada Tahun 2008 :

    1. Penghematan belanja K/L telah dilaksanakan Rp. 30,3 triliun. 2. Penerimaan negara non-migas sudah di optimalisasi Rp. 20 triliun. 3. Belanja risiko fiskal sudah digunakan Rp. 8,3 triliun. 4. Dari target penerbitan SBN Rp. 157 triliun, sampai Mei 2008 baru diterbitkan RP.

    57,8 triliun dengan rate 2,5% - 3,5% lebih tinggi. 5. Tambahan pinjaman program (ADB, World Bank, Bilateral) telah diupayakan

    maksimal sebesar Rp. 25 triliun. 6. Langkah-langkah optimalisasi penerimaan migas, peningkatan lifting minyak dari

    0,916 juta menjadi 0,927 juta barel.

    Pemerintah juga akan melakukan usaha pengamanan keberlanjutan APBN terhadap perubahan situasi perekonomian dunia, regional dan nasional, dengan beberapa langkah penting, antara lain :

    1. Optimalisasi penerimaan negara ( perpajakan dan sektor lain yang booming ). 2. Mendesign program ketahanan dan stabilitas harga pangan. 3. Penghematan lebih lanjut belanja Kementerian / Lembaga dan pengendalian

    alokasi DBH Migas. 4. Menaikkan harga BBM secara terbatas pada tingkat yang dapat ditanggung

    masyarakat. 5. Memberikan kompensasi kepada kelompok rumah tangga sasaran dan

    memperluas program penanggulangan kemiskinan. 6. Pengendalian konsumsi BBM dengan smart card. 7. Program penghematan listrik. 8. Kebijakan pendukung produksi Migas.

    C. ARAH KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO DALAM RKP 2009

    C.1. Sesuai dokumen RKP Tahun 2009, tema pembangunan tahun 2009 adalah : Peningkatan kesejahteraan rakyat dan pengurangan kemiskinan

    C.2. Tema tersebut dioperasionalisasikan melalui 6 (enam) prinsip utama : 1. Pengarusutamaan partisipasi masyarakat 2. Pengarusutamaan pembangunan yang berkelanjutan 3. Pengarusutamaan gender 4. Pengarusutamaan tata kelola yang baik (good governance) 5. Pengarusutamaan pengurangan kesejangan antar wilayah dan percepatan

    pembangunan daerah tertinggal 6. Pengarusutamaan desentralisasi dan otonomi daerah

  • BIRO

    ANA

    LISA

    ANGG

    ARAN

    DAN

    PEL

    AKSA

    NAAN

    APB

    N S

    ETJE

    N DP

    R RI

    3

    C.3. Sasaran Kegiatan Pembangunan :

    1. Peningkatan pelayanan dasar dan pembangunan pedesaan, meliputi sasaran pengentasan kemiskinan, peningkatan pendidikan, kesehatan dan keluarga berencana serta pembangunan pedesaan.

    2. Percepatan Pembangunan yang berkualitas, meliputi sasaran pertumbuhan ekonomi (komponen dalam perhitungan PDB : pertumbuhan konsumsi masyarakat dan pemerintah, investasi, serta perdagangan internasional), peningkatan daya beli masyarakat, konsumsi pemerintah, perkuatan sumber-sumber investasi, peningkatan ekspor.

    3. Dukungan kebijakan ekonomi, meliputi kebijakan sektor riil, sektor moneter dan desentralisasi fiskal.

    D. POKOK-POKOK KEBIJAKAN FISKAL 2009

    D.1. Asumsi Dasar RAPBN 2009

    Tabel 2 Asumsi Makro RAPBN 2009

    2008 Indikator Ekonomi APBN-P Outlook

    2009 Proyeksi

    Pertumbuhan PDB (%) 6,4 6,0 - 6,4 6,2 6,5 Nilai Tukar (Rp/US$) 9.100 9.000 9.100 8.950 9.050 Inflasi (%) 6,5 10,9 - 11,2 5,8 6,2 SBI 3 Bulan (%) 7,5 8,5 - 9,5 7,25 7,75 Harga Minyak (US$/barel) 95 110 95 - 110 Lifting Minyak (juta bph) 0,927 0,927 0,927 0,950

    Sumber : Departemen Keuangan

    D.2. Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2009

    1. Pelaksanaan amandemen UU PPh dan PPN yang saat ini masih dalam proses pembahasan di DPR

    2. Peningkatan pembangunan infrastruktur terutama bandara dan pelabuhan 3. Pelaksanaan pengendalian konsumsi BBM melalui smart card dan kartu kendali 4. Sharing beban subsidi BBM ke daerah melalui pengurangan pendapatan dalam

    negeri bersih sebagai basis perhitungan DAU 5. Pelaksanaan amandemen UU Pajak Daerah dan Retribusi daerah (PDRD)

    Disamping itu, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, Pemerintah perlu melakukan perbaikan quality of spending dan penajaman prioritas terhadap belanja tidak mengikat.

    D.3. Resiko Fiskal RAPBN 2009

    Arah kebijakan fiskal dalam tahun 2009 dihadapkan pada berbagai resiko yang setiap saat dapat membuat besaran-besaran APBN berubah dari yang direncanakan. Beberapa faktor yang berpotensi menimbulkan resiko pada RAPBN 2009 adalah sebagai berikut : 1. Sensitivitas asumsi ekonomi makro terutama tren kenaikan harga minyak dan

    harga komoditi.

  • BIRO

    ANA

    LISA

    ANGG

    ARAN

    DAN

    PEL

    AKSA

    NAAN

    APB

    N S

    ETJE

    N DP

    R RI

    4

    2. Resiko utang , bersumber dari resiko pembiayaan kembali yang muncul sebagai dampak kebijakan debt reprofiling dan penerbitan utang baru.

    3. Terkait dengan pemberian jaminan Pemerintah pada proyek pembangunan infrastruktur

    4. Kinerja keuangan BUMN yang dapat mempengaruhi kontribusi BUMN terhadap APBN.

    5. Resiko lain yang berpotensi memberikan tambahan beban kepada APBN seperti resiko yang timbul karena kebijakan pemekaran daerah, tuntutan hukum pihak lain, kewajiban untuk memberikan bantuan tanggap darurat.

  • BIRO

    ANA

    LISA

    ANGG

    ARAN

    DAN

    PEL

    AKSA

    NAAN

    APB

    N S

    ETJE

    N DP

    R RI

    5

    ANALISIS

    E. Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2009

    E.1. Melihat dari pencapaian sasaran pokok-pokok kebijakan fiskal setidaknya pada akhir tahun 2007 hingga kuartal pertama 2008, tampaknya Pemerintah kurang memberikan respon yang tepat atas dampak berbagai perkembangan faktor eksternal, antara lain tingginya harga minyak dunia belum direspon dengan cepat. Akibatnya sebagian besar asumsi makro ekonomi pada APBN 2008 meleset dan harus di revisi dalam APBN-P 2008, bahkan mulai dibicarakan pula perlunya APBN-P II 2008. Kecenderungan kenaikan harga minyak dunia memberikan pengaruh yang signifikan terhadap naiknya harga-harga komoditas primer di pasar internasional.

    E.2. Tahun 2009 mendatang, perekonomian masih juga dihadapkan pada berbagai permasalahan struktural di bidang investasi terkait dengan infrastuktur dan ketersediaan energi. Kondisi ini agaknya akan semakin berat mengingat masih terbatasnya kapasitas, produktivitas, efisiensi produksi yang dimungkinkan akan semakin terpuruk jika dilakukan kebijakan pengurangan subsidi yang berdampak kenaikan harga BBM.

    E.3. Kenaikan harga BBM, akan memicu tingginya biaya operasional produksi. Padahal, hingga kuartal I 2008 lalu, kap