ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP ...repository.uinjambi.ac.id/3091/1/SKRIPSI SIMKAH...
Transcript of ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP ...repository.uinjambi.ac.id/3091/1/SKRIPSI SIMKAH...
ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT
TERHADAP PELAYANAN
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN NIKAH
DI KANTOR URUSAN AGAMA PENGABUAN
KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
SKRIPSI
MAULANA ABDUL GHAFFAR
SIP.152011
PEMBIMBING:
Dr.YULIATIN,M.HI
MUSTIAH RH,S.Ag,M.Sy
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
1441 H/ 2020
ii
iii
Pembimbing I : Dr. Yuliatin, S.Ag, M.HI
Pembimbing II : Mustiah RH, S.Ag, M.Sy
Alamat : Fakultas Syariah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Jl.Jambi-Ma.Bulian KM.16 Simpang Sungai Duren Kabupaten
Muaro Jambi.
Jambi , Oktober 2019
Kepada Yth,
Bapak Dekan Fakultas Syariah
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi
Di-
Jambi
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Assalamualaikum,wr.wb
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sepenuhnya, maka kami berpendapat
bahwa skripsi saudari MAULANA ABDUL GHAFFAR NIM: SIP152011 yang berjudul
“ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN NIKAH DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN
PENGABUAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT”. Tersebut agar dapat
diterima dengan baik.
Demikianlah kami ucapkan terima kasih, semoga bermanfaat bagi kepentingan
agama, nusa dan bangsa.
Wassalamualaikum wr.wb
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Yuliatin,S.Ag, M.HI Mustiah RH, S.Ag. M.Sy
NIP 19740718 200003 2 002 NIP 19700706 1998003 2 003
iv
v
ABSTRAK
Karya tulis berupa skripsi yang berjudul “Analisis Kepuasan Masyarakat
Terhadap Pelayanan Sistem Informasi Manajemen Nikah di Kantor Urusan
Agama Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat” bertujuan
untuk mengetahui bagaimana proses pelayanan yang berlangsung di KUA Kecamatan
Pengabuan dengan penggunaan pelayan Sistem Informasi Manajemen Nikah
(SIMKAH) yang berbasis website menggunakan jaringan internet. Pelayanan ini
merupakan instruksi dari Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Nomor
DJ.II/369 Tahun 2013 Tentang penerapan Sistem Informasi Manajemen Nikah
(SIMKAH) pada KUA Kecamatan.
Kata Kunci: SIMKAH,Kepuasan Pelayanan,Pasangan Calon Pengantin
vi
MOTTO
“dan pasti akan Kami beritakan kepada mereka dengan ilmu (Kami) dan
Kami tidak jauh (dari mereka)”1
______________________
1Q.S Al-A’raf (7):7.
vii
PERSEMBAHAN
Bismillahrirahmanirahim,Alhamdulillahirabbilalamin,segala puji bagi Allah SWT,
Salawat dan salam atas junjungan dan panutanku Rasulullah SAW.
Skripsi ini aku persembahkan kedua otang tuaku Abdul Aziz,S.Ag dan Saniah,A.Ma
yang tidak henti-hentinya mendoakanku dan bekerja keras dengan harapan agar
dapat melihat diriku sebagai anaknya sukses dalam pilihan hidupku. dan juga
semoga doa kedua orang tuaku selalu bisa kudapatkan hingga aku sukses dan
mampu membahagiakan keduanya.
Kepada kedua adindaku Luthfiatul Azizah dan UkhtinNisa,Semoga skripsi ini kelak
suatu saat bisa menjadi tulisan yang bermanfaat untuk dirimu. Semoga tulisan ini
mampu menjadi motivasi untuk melanjutkan pendidikan dan meraih prestasi jauh
lebih baik dariku.
Kepada seluruh rekan sejawatku,kepengurusan Dewan Eksekutif Mahasiswa
(DEMA) Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Masa Bakti 2017
– 2018 yang telah banyak mengarahkanku dalam proses organisasi. dan juga kepada
Unit CinemaSutha yang telah ku dirikan bersama dua rekan seniorku, tak lupa
kepada paguyuban daerah yang telah membesarkan namaku Ikatan Mahasiswa
Tanjung Jabung Barat,IKAMI Sulsel Cabang Jambi Serta seluruh teman-teman yang
selalu menanyakan kepadaku perihal skripsi hingga menjadi sebuah dorongan dalam
diri agar menyegerakan wisuda.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulisan skripsi Analisis Kepuasan Pelayanan Sistem
Informasi Manajemen Nikah di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pengabuan” ini
sudah selesai di laksanakan dan di tulis sesuai dengan harapan penulis. Tulisan ini di
merupakan salah satu syarat mutlak untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu
Pemerintahan di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Saya
ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof.H.Su’aidi Asy’ari, MA., Ph.D selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
2. Bapak Dr.Sayuti Una, S.Ag.,M.H selaku Dekan Fakultas Syari’ah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
3. Bapak Dr. Agus Salim, M.A., M.I.R., Ph.D selaku Wakil Dekan I, Ibu Dr.
Ruslan Abdul Gani,S.H., M.H selaku Wakil Dekan II dan Bapak Dr.
Ishak,S.H., M.Hum selaku Wakil Dekan III Fakultas Syari’ah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Ibu Dr.Irmawati Sagala,S.IP,M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan
Universitas Islam Negri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan Bapak Yudi
Armansyah, S.Th.I., M.Hum selaku Sekretaris Prodi Ilmu Pemerintahan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
5. Ibu Dr.Yuliatin,S.Ag,M.HI selaku Pembimbing I dan Ibu Mustiah
RH,S.Ag,M.Sy selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
ix
memberikan arahan,pemikiran dan masukan demi mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini
6. Civitas Akademika Bapak.Ibu Dosen,Asisten Dosen dan Seluruh Staf
Karyawan Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
7. Semua pihak yang terlibat dalam penulisan serta penyusunan skripsi ini secara
langsung dan tidak langsung.
Disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya di
harapkan kepada semua pihak agar dapat memberikan kontribusi pemikiran demi
perbaikan skripsi ini. Serta di harapkan tulisan ini dapat kembali di gunakan sebagai
tolak ukur acuan bagi penelitian di masa yang akan datang.
Jambi,24 Maret 2020
Penulis
MAULANA ABDUL GHAFFAR
NIM SIP.152011
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ............................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 8
C. Batasan Masalah ....................................................................................................... 8
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................................................. 9
E. Kerangka Teori ......................................................................................................... 10
F. Tinjauan Pustaka ....................................................................................................... 14
BAB II METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................... 17
B. Pendekatan Penelitian ............................................................................................... 17
C. Jenis dan Sumber Data .............................................................................................. 21
xi
D. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................................... 19
E. Teknik Analisis Data ................................................................................................. 20
F. Sistematika Penulisan ............................................................................................... 21
G. Jadwal Penelitian ...................................................................................................... 22
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Letak Geografis Kabupaten Tanjung Jabung Barat .................................................. 23
B. Letak Geografis Kantor Urusan Agama Kecamatan Pengabuan .............................. 23
C. Profil Kantor Urusan Agama Kecamatan Pengabuan ............................................... 27
D. Struktur Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan Pengabuan ......................... 29
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Mekanisme Penerapan Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) di
Kantor Urusan Agama Kecamatan Pengabuan ......................................................... 30
B. Proses Pelayanan Sebelum dan Sesudah Penggunaan Layanan SIMKAH .............. 34
C. Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan SIMKAH ............................... 43
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 59
B. Saran ......................................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 63
CURICULUM VITAE ........................................................................................................ 66
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Rekapitulasi Jawaban Responden Berdasarkan Identitas Pasangan
Rekapitulasi Jawaban Responden Berdasarkan Poin Nilai Pertanyaan
Rekapitulasi Peristiwa Nikah Rujuk KUA Kecamatan Pengabuan Bulan Januari –
Desember tahun 2018
Rekapitulasi Peristiwa Nikah Rujuk KUA Kecamatan Pengabuan Bulan Januari –
Desember tahun 2017
Rekapitulasi Peristiwa Nikah Rujuk KUA Kecamatan Pengabuan Bulan Januari –
Desember tahun 2016
Laporan Peristiwa Nikah Rujuk KUA Kecamatan Pengabuan Bulan Juni 2019
Laporan Peristiwa Nikah Rujuk KUA Kecamatan Pengabuan Bulan Juli 2019
Laporan Peristiwa Nikah Rujuk KUA Kecamatan Pengabuan Bulan Agustus 2019
Laporan Peristiwa Nikah Rujuk KUA Kecamatan Pengabuan Bulan September 2019
Rekapitulasi Pencatatan Nikah di Luar/Luar Jam Dinas Kantor KUA Kecamatan
Pengabuan Bulan Juni 2019
Rekapitulasi Pencatatan Nikah di Luar/Luar Jam Dinas Kantor KUA Kecamatan
Pengabuan Bulan Juli 2019
Rekapitulasi Pencatatan Nikah di Luar/Luar Jam Dinas Kantor KUA Kecamatan
Pengabuan Bulan Agustus 2019
Rekapitulasi Pencatatan Nikah di Luar/Luar Jam Dinas Kantor KUA Kecamatan
Pengabuan Bulan September 2019
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Konseptual Service Quality (SERVQUAL) ........................................................... 12
Struktur Organisasi KUA Kecamatan Pengabuan ................................................................ 29
Tampilan website SIMKAH.................................................................................................. 37
Formulir Pendaftaran Nikah (NB) Halaman 1 ...................................................................... 38
Formulir Pendaftaran Nikah (NB) Halaman 2 ...................................................................... 39
Alur Pelayanan Nikah di KUA ............................................................................................. 42
xiv
DAFTAR SINGKATAN
SIMKAH : Sistem Informasi Manajemen Nikah
UU : Undang-Undang
PMA : Peraturan Mentri Agama
KUA : Kantor Urusan Agama
BINMAS : Bimbingan Masyarakat
KEMENAG RI : Kementrian Agama Republik Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang terus menerus mengalami kemajuan
merupakan suatu desakan yang membuat pemerintah harus mulai melakukan
perubahan terhadap pola pelayanan yang ada di dalam instansi-instansi yang
berkaitan langsung dengan pelayanan masyarakat. Salah satunya adalah pola
pelayanan administrasi yang sampai saat ini masih dirasa oleh sebagian besar
masyarakat merupakan hal yang sangat merepotkan.
Sistem pelayanan administrasi yang dimiliki oleh pemerintah saat ini sedikit
tertinggal dibandingkan dengan pelayanan administrasi yang dimiliki oleh pihak
swasta. Terlihat dengan banyaknya prosedur-prosedur yang masih dilakukan secara
manual. Padahal perkembangan teknologi informasi dalam hal penggunaan komputer
dan internet dapat menunjang pengambilan keputusan di dalam instansi-instansi
pemerintah yang memungkinkan pekerjaan - pekerjaan di dalam instansi tersebut
dapat diselasaikan secara tepat, akurat, dan efisien.
Kementerian Agama RI merupakan salah satu bagian dari instansi pemerintah
yang mulai merasakan pentingnya perubahan terhadap pola pelayanan yang ada saat
ini. Melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama
RI pada tahun 2013 mengeluarkan aturan No.II/369 Tahun 2013 tentang Penerapan
Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) pada kantor urusan agama.
2
SIMKAH ini merupakan inovasi terbaru dalam meningkatkan pelayanan di Kantor
Urusan Agama dengan memanfaaatkan fungsi dari internet. SIMKAH dapat
membangun infrastruktur data base dengan memanfaatkan teknologi yang dapat
mengakomodasi kebutuhan manajemen, membangun infrastruktur jaringan yang
terintegrasi antara kantor urusan agama sampai kantor pusat dan SIMKAH membantu
dalam pendaftaran nikah sehingga jelas grafik tingkat terjadinya pernikahan di suatu
daerah, memberikan informasi kepada masyarakat untuk memudahkan dalam
pelayanan nikah sehingga kemungkinan nikah yang tidak dicatatkan dapat ditekan
atau diminimalisir serta memudahkan Kantor Urusan Agama dalam memberikan
informasi kepada masyarakat lebih lengkap, cepat, dan akurat tentang data nikah
melalui internet secara online.1
Sejak adanya UU No.2 tahun 1946 tentang pencatatan nikah, talak dan rujuk
yang membahas tentang pencatatan dan hukuman terhadap pelaku pelanggar
ketentuan pencatatan perkawinan yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab, oleh karena itu pegawai pencatatan nikah harus membuat catatan semua
pelaksanaan pernikahan di bawah pengawasannya. Pencatatan perkawinan juga
dicover dalam UU No.1 Tahun 1974 dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975
tentang perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundang undangan yang
berlaku.2 Hal ini di perkuat oleh UU Nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi
kependudukan yang menyatakan “Kantor Urusan Agama Kecamatan, selanjutnya
1Keputusan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor DJ.II/369 tahun 2013
2Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
3
disingkat KUA Kecamatan, adalah satuan kerja yang melaksanakan pencatatan nikah,
talak, cerai, dan rujuk pada tingkat kecamatan bagi Penduduk yang beragama Islam”.3
Hal ini membuktikan bahwa sahnya sebuah perkawinan ditinjau dari sudut
pandang pendataan adalah perkawinan yang diakui oleh negara adalah pernikahan
yang sudah atau didaftarkan pada Kantor Urusan Agama (KUA) bagi yang beragama
Islam atau Kantor Catatan Sipil (CAPIL) bagi yang beragama selain Islam sesuai
dengan agama/kepercayaan yang diakui di Indonesia.4 Selama sebuah perkawinan
belum terdaftar secara administrasi sesuai dengan yang telah diatur oleh pemerintah
,maka perkawinan itu masih belum diakui menurut ketentuan hukum negara.
Meskipun pernikahan tersebut sudah dilakukan dan sah secara perbuatan agama.5
Kantor Urusan Agama (KUA) sebagai Unit Pelayanan Teknis (UPT) Dirjen
Bimas Islam Kemenag RI memang sudah seharusnya melakukan pelayanan
administrasi berbasis information technology (IT) karena perkembangan teknologi
yang terus berinovasi membuatnya harus segera meninggalkan budaya pelayanan
administrasi lampau yang bersifat manual dan beralih mengikuti pelayanan yang ada
saat ini yang menggunakan IT seperti yang telah di lakukan oleh kantor imigrasi,
pajak, kepolisian, kependudukan bahkan pendaftaran sekolah yang sudah
menggunakan media teknologi dalam memudahkan proses administrasi.
3 Undang Undang RI Nomor 23 Tahun 2006 BAB I ketentuan umum hlm.2
4 Wirjono Projodikoro, Hukum Perkawinan di Indonesia (Bandung,sumur: Bandung 2000)
hlm.7 5 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
4
Maka dari itu dengan hadirnya pelayanan SIMKAH ini pencatatan nikah akan
jauh lebih terintegrasi dan mampu menekan jumlah pemalsuan identitas dan poligami
illegal. Karena banyaknya kejadian sengketa dalam perkawinan yang disebabkan
kesalahan administrasi dan kurang baiknya administrasi Hal ini bisa menjadi
perhatian KUA untuk mencatatkan pengantin dan pelaksanaan perkawinan tersebut.
Aplikasi ini bisa memverifikasi data calon pengantin sehingga pengumuman nikah
dapat dipublikasikan secara luas.6
Disamping itu pula dengan dioprasikannya aplikasi SIMKAH yang hingga
saat ini sudah mampu mengintegrasikan semua kegiatan administrasi pencatatan dari
sejak pendaftaran hingga penerbitan buku nikah secara komputerisasi, dengan begitu
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman kepada masyarakat bahwa pelayanan
administrasi pemerintah tidak lagi sulit seperti yang selama ini menjadi mindseat
masyarakat kebanyakan.
KUA Kecamatan Pengabuan merupakan salah satu dari 13 KUA yang ada di
bawah wilayah administrasi Binmas Islam Kemenag Kabupaten Tanjung Jabung
Barat yang membawahi beberapa unit pelayanan seperti nikah, rujuk dan pelayanan
keagamaan lainnya.
Sejak tahun 2014, KUA Kecamatan Pengabuan mulai menerapkan apilkasi
SIMKAH. Aplikasi tersebut digunakan untuk mengembangkan pelayanan KUA
dalam hal membangun sistem informasi yang efektif dan efisien guna memberikan
6 Dokumentasi Gambaran Umum Sistem Informasi Manajeman Nikah Berbasis Web
(SIMKAH WEB) Oleh : M. Syahriadi, S.E Pada Kegiatan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Sistem
Informasi Nikah Di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tanjung Jabung Barat 21 Desember 2018
5
pelayanan yang baik dan cepat sehingga menghasilkan layanan prima terhadap
masyarakat.
Pelayanan SIMKAH yang saat ini mulai beralih menggunakan sistem
komputerisasi dan berbasis IT ini diharapkan akan lebih memudahkan masyarakat
dalam melaksanakan kegiatan administrasi di KUA Kecamatan Pengabuan. Serta
juga diharapkan lebih memudahkan bagi pihak BINMAS Islam di Kabupaten-
Kabupaten yang telah melaksanakan pelayanan SIMKAH ini dalam melakukan
pengarsipan data yang lebih terjaga dan tidak mudah rusak ataupun hilang.
Dari 13 kecamatan yang ada di kabupaten Tanjung Jabung Barat, saat ini
hanya terdapat 8 kantor urusan agama (KUA). Sementara 5 kecamatan lainnya
(Seberang Kota, Renah Mendaluh, Batang Asam, Muara Papalik, Tebing Tinggi)
yang merupakan kecamatan hasil pemekaran dari kecamatan induk (Tungkal Ilir,
Tungkal Ulu, Merlung) dalam pelaksanaan administrasi dan penerbitan buku nikah
masih bergabung dengan kecamatan induk. Dalam hal ini status pelayanan
administrasi pernikahan yang berada di wilayah kecamatan pemekaran masih
dilakukan oleh kantor urusan agama kecamatan induk.7
Data jumlah kantor urusan agama (KUA) yang ada di Kabupaten Tanjung
Jabung Barat beserta dengan jumlah angka pernikahan di tahun 2016 hingga 2018
yang bersumber dari Bagian Bimbingan Masyarakat (BINMAS) Islam Kementrian
Agama Kabupaten Tanjung Jabung Barat,Terlampir
7 Wawancara Kepala KUA Kecamatan Pengabuan Abdul Azis,S.Ag tentang pencatatan nikah
14 Januari 2019
6
Kecamatan Pengabuan termasuk daerah yang memiliki angka tingkat
pernikahan yang cukup tinggi dibandingkan dengan KUA kecamatan lainnya yang
tidak digabung dengan kecamatan pemekaran. Padahal , jumlah penduduk di
kecamatan Pengabuan berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Kabupaten Tanjung Jabung Barat merupakan yang terpadat ke-5 dengan
jumlah penduduk 25510 jiwa.8 Dengan adanya perbandingan antara jumlah penduduk
dan peristiwa nikah yang terjadi ini juga menjadi salah satu hal yang menarik untuk
dikaji, sebab mempunyai hipotesa-hipotesa sementara apakah hal ini terjadi karena
dampak pelayanan SIMKAH yang baik, sehingga menimbulkan kepuasan yang
berdampak dengan antusias masyarakat atau karena budaya yang berlaku di wilayah
setempat.
Dengan adanya kemajuan dalam pelayanan administrasi pernikahan yang
dilakukan oleh pihak Binmas Islam Kemenag RI ini di harapkan mampu untuk
mengurangi, bahkan mungkin menyelesaikan permaslahan-permasalahan yang
selama ini terjadi dan berakhir di pengadilan agama yang awalnya disebabkan karena
ketidakefektifan administrasi pencatatan nikah.
Kemudahan dalam mengurus pernikahan yang saat ini ditawarkan Binmas
Islam Kemenag RI ini diharapkan pula mampu menekan jumlah angka penyimpangan
dan kekerasan seksual yang sering kali terjadi di samping dari biaya pernikahan yang
relatif murah bahkan gratis bagi calon pengantin dengan persyaratan yang telah di
8 Data Jumlah Penduduk di Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat
https://tanjabbarkab.bps.go.id/statictable/2017/07/18/36/jumlah-penduduk-menurut-kecamatan-di-kabupaten-
tanjung-jabung-barat-2016.html di akses 30 April 2019
7
tentukan serta kemudahan pelayanan pernikahan yang ada saat ini. Tetapi, adanya
kemudahan akses dengan SIMKAH saat ini belum tentu dapat begitu saja diterapkan
dimasyarakat. melihat kapasitas penghulu sendiri yang mungkin saja sewaktu-waktu
dimutasi sehingga pengoprasian SIMKAH tidak terjadi sesuai dengan yang
diinginkan, atau bahkan malah mempersulit dengan kembali lagi harus melakukan
penyesuaian dengan menggunakan komputer. Serta aplikasi SIMKAH itu juga
merupakan suatu program yang pengoprasiannya tentu menggunakan langkah-
langkah yang perlu dipelajari dan tidak semudah dengan cara menulis atau cara
manual ketika melakukan kegiatan pemeriksaan pendaftaran nikah. Bahkan
keterjangkauan jaringan internet juga menjadi salah satu faktor yang harus
diperhatikan. Mengingat tidak semua lokasi Kantor KUA kecamatan memiliki
fasilitas jaringan internet yang baik untuk menunjang efektifitasnya pelayanan.
Berdasarkan dari pemikiran di atas dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian
skripsi ini dengan judul “Analisis Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan
Sistem Informasi Manajemen Nikah di KUA Kecamatan Pengabuan Kabupaten
Tanjung Jabung Barat”
B. Rumusan Masalah
8
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana mekanisme penerapan Sistem Informasi Manajemen Nikah
(SIMKAH) di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pengabuan dalam perspektif
Peraturan Mentri Agama (PMA) Nomor 19 Tahun 2018 Tentang Pencatatan
Nikah?
2. Bagaimana proses pelayanan yang di lakukan oleh pegawai pencatatan nikah di
Kantor Urusan Agama Kecamatan Pengabuan sebelum dan sesudah penggunaan
layanan Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) ?
3. Bagaimana tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Sistem Informasi
Manajemen Nikah di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pengabuan?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna, dan mendalam
maka penulis memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi
variabelnya. Oleh sebab itu, penulis membatasi pembahasan hanya berkaitan dengan
pelayanan yang terdiri dari: proses pendaftaran pernikahan melalui SIMKAH dan
proses pelayanan rujuk dan nikah rentan waktu dari Juni 2019 sampai September
2019 yang terjadi di Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Proses
pelayanan pendaftaran pernikahan dan proses rujuk nikah dipilih karena memang
merupakan pelayanan yang di tawarkan oleh SIMKAH.
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1.Tujuan Penelitian
9
Berkaitan dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka
dalam penelitian ini ditetapkan beberapa tujuan penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui mekanisme penerapan Sistem Informasi Manajemen Nikah di
Kantor Urusan Agama Kecamatan Pengabuan dalam perspektif Peraturan Menteri
Agama (PMA) Nomor 19 Tahun 2018 Tentang Pencatatan Nikah
2. Untuk mengetahui proses pelayanan yang dilakukan oleh pegawai pencatatan
nikah di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pengabuan sebelum dan sesudah
penggunaan layanan Sistem Informasi Manajemen Nikah
3. Untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Sistem
Informasi Manajemen Nikah di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pengabuan
2.Kegunaan Penelitian
Dari hasil sebuah penelitian pada dasarnya mempunyai manfaat atau
kegunaan baik bagi peneliti maupun orang lain. Maka dari itu kegunaan penelitian
ini sebagai berikut :
1. Secara teoritis hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan
dan pengetahuan mengenai penerapan SIMKAH online di KUA. Selain itu,
diharapkan penelitian ini bisa dijadikan bahan masukan bagi peneliti selanjutnya
yang ingin mendalami atau memahami lebih lanjut tentang Penerapan SIMKAH
di Kecamatan Pengabuan dalam persepektif PMA Nomor 19 Tahun 2018.
2. Secara praktis dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi para pembaca khususnya
serta dijadikan acuan bagi KUA pada umumnya agar dapat dijadikan
pertimbangan dalam mempermudah pelayanan pencatatan nikah yang tujuannya
10
agar sesuai dengan ketentuan perundang – undangan serta meningkatkan kinerja
KUA disetiap kecamatan.
E.Kerangka Teori
Pelayanan publik dapat diartikan sebagai kegiatan pelayanan yang dilakukan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga
negara dan penduduk atas suatu barang, jasa dan atas pelayanan administrasi yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang terkait dengan kepentingan publik.
Pelayanan publik merupakan pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau
masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan
pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia
dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain sedangkan
melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang
Pemerintahan pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat, melayani
masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota
masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan
bersama.9 Oleh karena itu birokrasi publik berkewajiban dan bertanggung jawab
untuk memberikan layanan yang baik dan profesional.
Jika dikategorikan dalam sektor pelayanan publik, pelayanan SIMKAH ini
termasuk dalam jenis pelayanan Pure Public Goods yakni barang-barang atau jasa
kebutuhan masyarakat yang di nikmati oleh banyak orang secara bersama-sama.
9 Frederik Mote, Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Terhadap Pelayanan Publik
(Semarang,2008) hlm.32
11
Barang ini apabila di konsumsi oleh individu tertentu tidak akan mengurangi
konsumsi orang lain akan barang tersebut10
Model kualitas jasa yang dikembangkan oleh Pasuraman, Zeitaml dan Berry
dikenal dengan model SERVQUAL (service quality) menegaskan bahwa bila kinerja
pada suatu atribut (attribute performent) meningkat lebih besar dari pada harapan
(expectations) atas atribut bersangkutan, maka persepsi terhadap kualitas jasa akan
positif dan sebaliknya. Model servqual dikembangkan dengan maksud untuk
membantu para manajer dalam menganalisa sumber masalah kualitas dan memahami
cara cara memperbaiki kualitas jasa. Model Servqual diilustrasikan pada gambar.
10
Mahsun Mohamad,Pengukuran Kinerja Sektor Publik (BPFE-Yogyakarta 2013) hlm.9
12
Model Konseptual Service Quality (SERVQUAL)11
Garis putus putus horizontal memisahkan antara bagian atas yang merupakan
11
Mahsun Mohamad,Pengukuran Kinerja Sektor Publik (BPFE-Yogyakarta 2013) hlm.9
13
fenomena yang berkaitan dengan pelanggan dan bagian bawah yang merupakan
fenomena yang berkaitan dengan perusahaan atau penyedia jasa.
Jasa yang diharapkan (exspected service) selain dipengaruhi oleh pengalaman
masa lalu, kebutuhan pribadi pelanggan dan komunikasi dari mulut ke mulut, juga
dipengaruhi oleh aktivitas komunikasi instansi. Jasa yang dipersepsikan pelanggan
(perceived service) merupakan hasil dari serangkaian keputusan dan aktivitas
internal12
Melalui serangkaian penelitian terhadap berbagai macam industri jasa,
Parasuraman Zeithaml dan Berry13
mengindentifikasikan 5 (lima) dimensi pokok
kualitas jasa :
1).Relibilitas (reliability) yang berkaitan dengan kemampuan instansi untuk
memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan
apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati.
2).Daya tanggap (responsiveness) berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para
karyawan untuk membantu para pengguna layanan dan merespon permintaan
mereka serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian
memberikan jasa secara cepat.
3).Jaminan (assurance) yaitu perilaku para karyawan mampu menumbuhkan
kepercayaan pengguna layanan terhadap instansi dan instansi bisa menciptakan
12
Fandy, Tjiptono. Service Management Mewujudkan Layanan Prima. (Edisi 2. Yogyakarta:
Andi,2011) hlm.18 13
Dr.Nurmah Semil,M.SI,Pelayanan Prima Instansi Pemerintah,(Prenada Media
Group,Depok: 2018) hlm.50
14
rasa aman bagi para pengguna layanan. Jaminan juga berarti bahwa para karyawan
menguasai selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan atau masalah pengguna
layanan.
4).Empati (emphaty) berarti bahwa karyawan instansi memahami masalah para
pengguna layanannya dan bertindak demi kepentingan layanan, serta memberikan
perhatian personal kepada para pengguna layanan dan memiliki jam operasi yang
nyaman.
5).Bukti fisik (tangibility) berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik,perlengkapan
dan material yang digunakan perusahaan serta penampilan karyawan.
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka bertujuan untuk menarik perbedaan yang mendasar antara
penelitian yang dilakukan, dengan kajian atau penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya. Pembahasan yang sering diangkat adalah mengenai pencatatan nikah di
KUA dan sejauhmana pencatatan nikah itu terlaksana serta bagaimana pandangan
masyarakat tentang pencatatan nikah tersebut. Berikut beberapa macam penelitian
terdahulu :
1. Skripsi yang ditulis oleh Isti Astuti Savitri yang berjudul “Efektivitas Pencatatan
Perkawinan pada KUA Kecamatan Bekasi Utara”, Tahun 2011 Jurusan
Konsentrasi Administrasi Keperdataan Islam Program Studi Ahwal al Syakhsiyah
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam skripsi ini penulis
meneliti tentang bagaimana pencatatan perkawinan di KUA dari tahun 2008
15
sampai dengan 2010 apakah sudah berjalan efektif, terutama dalam sosialisasi
KUA kepada masyarakat tentang pentingnya pencatatan perkawinan. Agar timbul
kesadaran hukum di masyarakat untuk mencatatkan perkawinannya karena dengan
dicatatnya perkawinan maka akan mendapatkan bukti autentik sebagai kepastian
hukum dan kejelasan status anak.
2. Skripsi yang ditulis oleh Ulul Absor yang berjudul “Efektivitas Pelaksanaan
pasal 2 ayat 2 UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Pencatatan perkawinan di
kecamatan Klambu kabupaten Grobogan.” Tahun 2006 Fakultas syariah IAIN
Walisongo. Penelitian lebih pada efektivitas pencatatan nikah pada masyarakat
yang masih ada sebagian kecil masyarakat tidak mencatatkan pernikahannya di
KUA, dan kesadaran hukum tentang pencatatan nikah masih kurang dan peran
pemerintah untuk mensosialisasikan pencatatan nikah di kecamatan terutama di
daerah pelosok sangat dibutuhkan namun dalam pelaksanaannya pencatatan nikah
memberi dampak positif pada masyarakatnya.
3. Skripsi Abdullah Junaidi “Penerapan Sistem Informasi Manajemen Nikah
(SIMKAH) Online di KUA Surabaya dalam perspektif PMA Nomor 11
Tahun 2007” Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya yang
membahas mengenai penerapan SIMKAH online di KUA kota Surabaya dan
bagaimana penerapan tersebut dilihat dari perspektif PMA Nomor 11 Tahun 2007
tentang pencatatan nikah.
Maka melihat dari kajian pustaka penelitian terdahulu dapat dilihat persamaan
dan perbedaannya untuk persamaannya penulis sama-sama meneliti tentang
16
pelayanan pencatatan pernikahan di KUA dan untuk perbedaannya penelitian penulis
lebih pada pelayanan yang lebih efisien lagi dengan adanya pemanfaatan IT melalui
SIMKAH di KUA Kecamatan Pengabuan. Pada pencatatan nikah yang didukung
pemanfaatan IT dalam pelaksanaannya di KUA Kecamatan Pengabuan.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian berlokasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan
Pengabuan,Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Pemilihan lokasi tersebut di karenakan
17
kecamatan pengabuan termasuk daerah yang memiliki angka tingkat pernikahan yang
cukup tinggi di bandingkan dengan KUA kecamatan lainnya yang tidak di gabung
dengan kecamatan pemekaran. Dan waktu penelitiannya dari bulan Juni 2019 sampai
September 2019.
B. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan aspek penelitian, peneliti mengguankan penelitian kualitatif
(field research) dengan menyesuaiakan pada metode konseptual servqual
sebagaimana yang tertulis pada kerangka teori.
Upaya yang dilakukan dalam menyelesaikan pembahasan dalam penelitian ini
penulis menggunakan pendekatan yuridis empiris. Pendekatan secara empiris yakni
dengan menemui langsung responden yang melayani dan dilayani dengan pelayanan
SIMKAH di Kecamatan Pengabuan. dengan mempelajari Peraturan Menteri Agama
(PMA) Nomor 19 Tahun 2018 Tentang Pencatatan Nikah.
C. Jenis Dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data yang dihimpun untuk penelitian ini adalah data-data terkait penerapan
SIMKAH di KUA Kecamatan Pengabuan. Peneliti menghimpun data-data yang
dibutuhkan untuk kebutuhan pengolahan data berupa data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh dari informan secara langsung, diamati atau
dicatat untuk pertama kalinya. Dalam penelitian ini data primer yang dimaksud
adalah tentang penerapan SIMKAH di KUA Kecamatan Pengabuan. Data ini
diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pasangan calon pengantin, kepala
18
dan pegawai KUA tentang penerapan SIMKAH di KUA kecamatan pengabuan. Data
sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data
atau bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, dari orang lain,
majalah, brosur, keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. Dalam data sekunder
ini data yang diperoleh adalah tentang penerapan dan mekanisme SIMKAH di
Kecamatan Pengabuan.
2.Sumber Data
Adapun sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.
Data penelitian ini diperoleh dari berbagai informan yang terkait dengan
permasalahan penelitian ini,yaitu melalui:
1) Pasangan Calon Pengantin yang sudah melakukan Akad dari Juni hingga
September 2019
2) Kepala KUA Kecamatan Pengabuan : Abdul Azis,S.Ag
3) Staf KUA Kecamatan Pengabuan : M.Sanusi
4) Karyawan Kantor KUA Kecamatan Pengabuan : Abdul Latif
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan fakta penelitian dengan cara mengumpulkan data melalui
observasi,wawancara dan dokumentasi.
1.Observasi
19
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengandalkan peneliti secara teliti serta pencatatan sistematis. Observasi
merupakan studi yang di sengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-
gejala dengan jalan pengamatan dan pencatatan.14
2.Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu di
lakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (terwawancara) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu15
3.Angket/Kuisioner
Angket/Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan lisan atau tertulis kepada responden
untuk dijawab. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang lebih efisien
bila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa
yang diharapkan dari responden. Jumlah angket yang disebarkan sebanyak 16 orang
responden. 1 responden mewakili 1 sample pasangan pernikahan disetiap minggu
selama Juni – September 2019.
4.Dokumentasi
Pengumpulan data melalui dokumentasi ini diperlukan alat instrumen yang
memandu untuk mengambil data-data dokumen. Dokumen adalah catatan tertulis
14
Kartono, Kartini. Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung,Mandar Maju1980) hlm.21 15
Moelong L.J Metode Penelitian Kualitatif (Bandung,RemajaRosda Karya,2010) hlm.35
20
tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada masa lalu. Metode dokumentasi
merupakan sumber yang bermanfaat karena telah tersedia sehingga relatif mudah
memperolehnya, dan merupakan sumber yang stabil dan akurat sebagai cerita dari
situasi dan kondisi yang sebenarnya dan dapat dianalisis secara berulang-ulang tanpa
melalui perubahan. Untuk mencari data dari dokumen resmi dengan berpegangan
pada pedoman dokumentasi yang hanya memuat garis besar atau kategori informasi
yang akan dicari datanya seperti laporan hasil penelitian.16
E. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan dengan lengkap, tahap berikutnya adalah analisis
data. Pada data ini akan dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga diperoleh
kebenaran-kebenaran yang dipakai untuk menjawab persoalan yang akan diajukan
dalam penelitian, setelah jenis data yang dikumpulkan maka analisis data penelitian
ini bersifat kualitatif. Ada tiga tahap yang harus dikerjakan dalam menganalisis
penelitian kualitatif, yaitu:
1. Reduksi data
Reduksi data adalah sajian analisis suatu bentuk analisis memepertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur
sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dilakukan.
2. Sajian Data
16
Arikunto, Suharsimi.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka
Cipta,2006) hlm.231
21
Sajian Data adalah suatu rakitan organisasi informal yang memungkinkan
kesimpulan riset dapat dilakukan dengan melihat suatu penyajian data, penelitian
akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan pekerjaan suatu analisis
ataupun tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut.
3. Penarikan Kesimpulan
Ketika kegiatan pengumpulan data dilakukan, seorang penganalisis kualitatif
mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan,
konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proporsi.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini peneliti membahas dan menguraikan masalah yang
di bagi dalam lima bab.17
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai isi
skripsi ini, maka penulis susun sebagai berikut :
BAB I: Pendahuluan : Merupakan bab pendahuluan, yang berisiskan tetang latar
belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
kerangka teori, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II: Metode penelitian : Dalam bab ini dibahas tentang pengertian, tempat dan
waktu penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, ruang lingkup
penelitian, teknik pengumpulan data.
17
Dr.Una Sayuti,MA Pedoman Panduan Skripsi (Edisi Revisi) (Fakultas Syari’ah,Syari’ah Press:2012) hlm.74
22
BAB III: Gambaran umum: lokasi penelitian yang penulis lakukan yaitu : Analisis
Kepuasan Pelayanan SIMKAH di KUA Kec.Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung
Barat.
BAB IV: Pembahasan : Dalam bab ini berisi mengenai tingkat efesiensi dan
kepuasan masyarakat terhadap pelayanan SIMKAH sebagai produk pelayanan yang
telah di keluarkan oleh pihak binmas Islam KEMENAG RI
BAB V: Penutup : Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan, dan hasil penelitian.
Serta saran-saran terkait tentang “Analisis Kepuasan Masyaakat Terhadap Pelayanan
Sistem Informasi Manajemen Nikah di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pengabuan
Kabupaten Tanjung Jabung Barat”
G. JADWAL PENELITIAN
Penelitian ini di lakukan selama empat bulan. Jadwal penelitian ini meliputi
dari penyusunan proposal, seminar proposal, perbaikan, pengesahan izin, riset,
pengumpulan data, analisis data serta penulisan skripsi dan konsultasi dengan dosen
pembimbing.
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Letak Geografis Kabupaten Tanjung Jabung Barat
23
Tanjung Jabung Barat adalah salah satu Kabupaten yang terletak di Pantai
Timur Provinsi Jambi,tepatnya antara 0o53’ – 01o41 Lintang Selatan dan 103o23’ –
104o21’ Bujur Timur. Berdasarkan letak geografisnya Kabupaten Tanjung Jabung
Barat berbatasan dengan:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Berhala dan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batanghari dan Kabupaten
Tebo18
B. Letak Geografis Kua Kecamatan Pengabuan
Letak geografis suatu wilayah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kebijakan dan program kerja yang harus direncanakan dan dilaksanakan seoarang
pejabat yang memimpin dalam suatu wilayah tersebut, karena itu Al-Qur’an
menjelaskan bahwa Allah SWT. Menciptakan manusia terdiri dari bersuku-suku dan
berbangsa-bangsa bukan tanpa maksud dan tujuan, tetapi itu semua mengandung
nilai transformasi, edukasi dan akulturasi yang diharapkan satu wilayah tertentu dapat
menggali potensi yang lebih baik dari wilayah lain demi terciptanya kemajuan dalam
suatu wilayah tersebut.
18
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tanjung Jabung
Barat 2016
24
Oleh karena itu, dilihat dari segi geografisnya KUA Kec. Pengabuan terletak
dilintasan sungai pengabuan wilayah barat dari kabupaten Tanjung Jabung Barat yang
berada didalam satu komplek perkantoran Kecamatan Pengabuan dengan jarak
kurang lebih 40 KM dari pusat Ibu Kota Kabupaten.
Karakteristik wilayah kecamatan pengabuan dengan daerah rawa dan medan
yang datar yang terdiri dari perkampungan penduduk, perkebuanan dan areal
persawahan.19
Kecamatan Pengabuan terletak antara 0 derajat 45’ LS - 1 derajat 6’ LS dan
antara 102 derajat 50’ BT - 103 derajat 23’ BT. Kecamatan Pengabuan merupakan
salah satu Kecamatan induk dari 13 Kecamatan yang ada di Kabupaten Tanjung
Jabung Barat,Provinsi Jambi,Luas Wilayahnya kurang lebih 49.603,1 Ha atau
496,031 Km2 yang berbatasan dengan:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tebing Tinggi
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tebing Tinggi dan Provinsi Riau
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bram Itam
Kecamatan Pengabuan Terdiri dari 1 Kelurahan 12 Desa,yaitu:
1. Desa Parit Pudin
2. Desa Karya Maju
3. Desa Sungai Baung
4. Desa Sungai Serindit
19
Profil Kantor Urusan Agama Kecamatan Pengabuan
25
5. Desa Sungai Raya
6. Kelurahan Teluk Nilau
7. Desa Suak Samin
8. Desa Parit Bilal
9. Desa Parit Sidang
10. Desa Sungai Pampang
11. Desa Sungai Jering
12. Desa Mekar Jati
13. Desa Pasar Senin20
Aspek Demografis
1.Jumlah Penduduk
Berdasarkan hasil laporan kependudukan bulanan Kecamatan keadaan akhir
tahun tercatat jumlah penduduk kecamatan Pengabuan sebanyak 22.421 jiwa
terhitung hingga mei 2019. dengan rasio perbandingan jumlah laki-laki sebanyak
11.680 Jiwa dan perempuan sebanyak 10.741 jiwa. 21
2.Sosial Budaya
Wilayah Kecamatan Pengabuan dengan kondisi sosial ekonomi dan cultural
masyarakatnya terbagi dalam beberapa kelompok. seperti pada umumnya
masyarakat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, penduduk diwilayah Kecamatan
Pengabuan bersifat semimajemuk, terutama dari segi pekerjaan dan sosio kultural.
20
Arsip Kantor Kecamatan Pengabuan Tahun 2018 21
Kecamatan Pengabuan dalam angka tahun 2019 (Seksi Pemerintahan Kecamatan
Pengabuan)
26
Ada beberapa hal yang mempengaruhi mata pencaharian penduduk sebuah wilayah,
diantaranya adalah keadaan tanah wilayah itu sendiri, tingkat pendidikan dan jauh
tidaknya rumah penduduk dengan lokasi pekerjaan.
Wilayah Kecamatan Pengabuan merupakan wilayah yang terdiri dari daerah
pesisir sungai pengabuan, daerah perkebunan, persawahan dan pemukiman
penduduk sehingga jenis pekerjaan penduduk heterogen. Ada sebagian penduduk
yang berprofesi sebagai penggarap kebun, petani sawah, pertukangan rumah.
Namun ada juga yang berprofesi sebagai guru, PNS, anggota TNI/Polri dan swasta.
Secara sosiologis, masyarakat Kecamatan Pengabuan terbagi dalam beberapa
kelompok strata sosial. Dalam konteks sosio-ekonomi, masyarakat Kecamatan
Pengabuan terbagi menjadi tiga golongan, yaitu sebagian kecil golongan menengah,
dan kelompok kedua merupakan kondisi mayoritas masyarakat Kecamatan
Pengabuan yang berada pada klas sosial ekonomi rendah yang tersebar hampir
diseluruh wilayah desa.
Stratifikasi social dalam konteks agama, masyarakat Kecamatan Pengabuan
dapat diaktakan sebagai masyarakat yang agamis sehingga kegiatan keagamaan
diwilayah tersebut dapat dikatakan semarak, bahkan setiap hari besar islam selalu
diadakan pengajian dan kegiatan – kgiatan yang berbasiskan agama seperti
musabaqah-musabaqah dan lain sebagainya.22
C.Profil Kua Kecamatan Pengabuan
22
op.cit; hlm 28
27
Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan bagian dari struktur Kementerian
Agama, bertugas menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan
pembangunan dibidang agama. KUA merupakan ujung tombak dari struktur
Kementerian Agama yang berhubungan langsung dengan masyarakat dalam satu
wilayah kecamatan, sebagaimana ditegaskan “Kantor Urusan Agama bertugas
melaksanakan sebagian tugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota Madya di
bidang Urusan Agama Islam diwilayah kecamatan”.23
Perkantoran terkait erat dengan manajemen yang baik, demikian pula Kantor
Urusan Agama yang juga harus menerima prinsip dasar manajemen, diantaranya :
1.Planning: Yaitu adanya proses pemikiran dan penentuan secara matang dari
berbagai hal yang akan dikerjakan hari ini dan hari esok dalam rangka pencapaian
tujuan akhir yang telah direncanakan
2.Oganizing: Yaitu proses pengelompokan orang-orang, sarana-prasarana, tugas dan
tanggungjawab serta wewenang, sehingga tercapai tujuan organisasi yang dapat
digerakkan sebagai satu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan.
3.Actuiting: Yaitu proses berjalannya sebuah tanggung jawab dan kewenangan yang
harus dilaksanakan dalam pelayanan sehari-hari.
4.Controling: Yaitu proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi untuk
menjamin agar supaya pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan
rencana yang telah digariskan.
23
Keputusan Menteri Agama nomor 517 tahun 2001
28
Ke-empat prinsip tersebut harus dijalankan dalam sebuah organisasi termasuk
Kantor Urusan Agama karena dengan manajemen yang baik dan benar maka apa
yang menjadi tugas-tugas pokoknya akan dapat dilaksanakan sesuai harapan.
Kantor Urusan Agama Kecamatan Pengabuan adalah salah satu KUA dari 6
(enam) KUA yang ada di kabupaten Tanjung Jabung Barat. KUA Kecamatan
Pengabuan merupakan KUA yang pertama kali di kabupaten Tanjung Jabung Barat
yang dimekarkan. Yakni Menjadi KUA Kec.Pengabuan dengan KUA Kec.Senyerang
seiring dengan pemekaran wilayah kecamatan dikabupaten Tanjung Jabung Barat
dari 5 (lima) kecamatan menjadi 13 Kecamatan. Sedangkan KUA Kecamatan yang
lain masih menjadi induk dari kecamatan pemakaran.
Kantor Urusan Agama Kecamatan Pengabuan adalah institusi pemerintah
dibawah Kementerian Agama Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang mempunyai
tugas dan fungsi untuk melaksanakan sebagian tugas dan fungsi pemerintah dibidang
pembangunan agama di kecamatan, khususnya dibidang urusan agama islam. Dalam
melaksanakan tugas tersebut maka KUA Kecamatan Pengabuan merencanakan
berbagai program kegiatan yang dituangkan dalam rencana program strategis. Hal itu
dimaksudkan agar tugas dan fungsi yang diembannya dapat dicapai dengan hasil
yang baik.24
D. Struktur Organisasi
24
op.cit; hlm 28
29
Struktur Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan Pengabuan,Kabupaten
Tanjung Jabung Barat25
:
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A.Mekanisme Penerapan Simkah Di Kua Kecamatan Pengabuan
25
Dokumentasi Kantor Urusan Agama Kecamatan Pengabuan
30
Berdasarkan data-data di atas dan juga hasil wawancara dengan berbagai nara
sumber maka penulis menganalisa mekanisme SIMKAH online di KUA Kecamatan
Pengabuan, keseluruhan mekanismenya mengikuti pedoman resmi SIMKAH dari
Kementrian Agama RI, dalam program SIMKAH semua pencatatan yang biasa
dilakukan secara tertulis oleh penghulu, dapat dilakukan secara diketik dan bentuk
model NB, N dan NA dapat dicetak/print
1. Pegawai Pencatat Nikah
Aturan Intruksi Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor
DJ.II/369 Tahun 2013 tentang Penerapan Sistem Informasi Manajemen Nikah
(SIMKAH) pada KUA Kecamatan yang diturunkan tahun 2013 yang
menginstruksikan kepada Kepala Kantor wilayah Kementerian Agama Provinsi
seluruh Indonesia, pada bagian kesatu memerintahkan kepada para kepala KUA
kecamatan di lingkungannya masing-masing untuk menerapkan aplikasi SIMKAH
dalam setiap pelayanan nikah dan rujuk di KUA kecamatan. Melihat dari KUA
Kecamatan dalam menjalankan mekanisme KUA lebih pada keadaan SDM
penghulunya sendiri, jika merasa mampu maka penggunaan SIMKAH dijalankan
langsung oleh para penghulu namun untuk KUA yang tidak ada penghulu di sana
kecuali kepala KUA sendiri maka SIMKAH dioprasikan oleh operator tersendiri.
Dalam pasal 1 ayat (4) menyatakan bahwa Pembantu Pegawai Pencatat Perkawinan
yang selanjutnya disebut P4 adalah anggota masyarakat yang di angkat oleh kepala
kementrian agama kabupaten/kota untuk membantu tugas penghulu. Yang melakukan
31
pemeriksaan persyaratan, pengawasan dan pencatatan peristiwa nikah/rujuk di
lakukan oleh Kepala KUA26
2. Pendaftaran nikah
Jika calon pengantin berada di luar kota/luar pulau maka calon pengantin
dapat mendaftarkan nikahnya melalui daftar online melalui website SIMKAH. Jika
telah mengisi pendaftaran nikah online calon pengantin memasukan data meng-
upload persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dan kemudian di periksa oleh KUA.
Dalam pendaftaran nikah sesuai dengan PMA Nomor 19 tahun 2018 pada pasal 3
ayat (2) dan (3) menjelaskan bahwa pendaftaran nikah harus di lakukan oleh calon
pengantin minimal 10 hari kerja. Jika kurang dari hal tersebut maka pasangan calon
pengantin di minta mengajukan surat dispensasi kepada kantor kecamatan setempat.
Persetujuan kedua calon mempelai, Surat keterangan tentang orang tua (ibu
dan ayah) dari kepala desa/pejabat setingkat, Izin tertulis orang tua atau wali bagi
calon mempelai belum mencapai usia 21 tahun, izin dari pengadilan, dalam hal kedua
orang tua atau walinya sebagaimana dimaksud diatas tidak ada, dispensasi dari
pengadilan bagi calon suami yang belum mencapai umur 19 tahun dan bagi calon
isteri yang belum mencapai umur 16 tahun, surat izin dari atasannya/kesatuannya jika
calon mempelai anggota TNI/POLRI, putusan pengadilan berupa izin bagi suami
yang hendak beristeri lebih dari seorang, kutipan buku pendaftaran talak/buku
pendaftaran cerai bagi mereka yang perceraiannya terjadi sebelum berlakunya
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang peradilan agama, akta kematian atau
26
Peraturan Mentri Agama Nomor 19 tahun 2018 Pasal 1
32
surat keterangan kematian suami/isteri dibuat oleh kepala desa/lurah atau pejabat
setingkat bagi janda/duda, izin untuk menikah dari kedutaan/kantor perwakilan
negara bagi warga negara asing.
Formulir tersebut sebagi syarat awal pendaftaran nikah, kemudian
memberitahukan kehedak nikahnya pada KUA kecamatan wilayah calon pengantin.
Persyaratan tersebut disampaikan kepada Pembantu Pegawai Pencatat Perkawinan
(P4) di KUA.
3. Pemeriksaan nikah (Model NB)
Dengan adanya SIMKAH terutama penghulu yang akan menikahkan baik di
KUA maupun di luar KUA menyiapkan Berita Acara Pemeriksaan Nikah berupa
formulir Model NB yang tersedia di dalam program SIMKAH dan diketik dan jika
telah selesai kemudian di print. Namun pengerjaannya tidak semua KUA melakukan
pemriksaan oleh penghulu sendiri namun dilakukan oleh pegawai honorer yang
disebut operator SIMKAH di beberapa KUA, namun ada juga KUA yang melakukan
proses pemeriksaan,pengetikan dilakukan oleh penghulu sendiri, sehingga kesalahan
dalam pengetikan dapat diminimalisir. Kemudian jika akad nikah dilakukan di luar
KUA ada sebagian KUA yang formulir NB untuk keterangan saksi pasangan calon
pengantin harus menyerahkan data saksi kepada P4 agar bisa di upload.
33
Dalam pasal 9 ayat (7) PMA Nomor 19 tahun 2018 pemeriksaan nikah
dilakukan oleh P4 di buat dalam 2 (dua) rangkap, helai kesatu dan surat di perlukan di
sampaikan kepada KUA kecamatan,serta helai kedua di simpan oleh P427
4. Pencatatan Akta Nikah (Model N)
Dalam buku nikah jika buku nikah dikerjakan dengan ditulis tangan maka
kebanyakan KUA memiliki pulpen khusus sehingga ketika ada salah penulisan di
buku nikah dapat dihapus dan ditulis kembali dengan benar.
Namun ketika penggunaan SIMKAH buku nikah yang telah diprint dan buku
nikah dalam bentuk ketikan ketika ada kesalahan maka harus diganti dengan buku
nikah yang baru. Pencatatan akta nikah di atur dalam pasal 17 ayat (1) dan (2) PMA
Nomor 19 Tahun 2018 yang berisi : Kepala KUA mencatat peristiwa nikah dalam
akta nikah, akta nikah ditandatangani oleh suami, isteri, wali nikah, saksi-
saksi,penghulu dan kepala KUA. 28
5. Duplikat Nikah
Sebelum adanya SIMKAH penerbitan duplikat nikah melalui waktu yang
lama karena harus mencari data dalam arsip pembukuan yang tersimpan di KUA.
Namun dengan adanya SIMKAH maka penerbitan duplikat nikah dapat dicari dengan
data yang telah ada di SIMKAH dan langsung dapat dicetak. Ketika dalam pasal 35
PMA Nomor 19 tahun 2018 penerbitan duplikat nikah, duplikat kutipan putusan
cerai, dan duplikat kutipan akta rujuk yang hilang atau rusak, dilakukan oleh Kepala
27
Ibid; Pasal 5 28
Ibid; Pasal 17
34
KUA berdasarkan surat keterangan kehilangan atau kerusakan dari kepolisian
setempat.
B.Proses Pelayanan Sebelum & Sesudah Penggunaan Layanan Simkah
Pelayanan pencatatan nikah di KUA Kecamatan Pengabuan sudah
berlangsung sejak 1987 dan sudah menjalankan proses pencatatan nikah secara
manual dengan cara tulis tangan dan di kumpulkan dalam lemari sebagai arsip bagi
kantor. Hal tersebut sudah berlangsung lebih kurang selama 32 tahun.29
Beberapa kali
KUA Kecamatan Pengabuan telah mengalami masalah mengenai arsip data pasangan
pengantin,Mulai dari kerusakan karena basah terkena air hujan,faktor usia kertas yang
sudah cukup lama menyebabkan tulisan yang ada di kertas modul NB (Kertas
Pemeriksaan) dan Akta Nikah sulit di baca. Bahkan beberapa berkas yang ada telah di
makan rayap,tikus sehingga menyebabkan kerusakan.
Pemeriksaan kelengkapan data dan bahan persyaratan calon pengantin yang
mendaftarkan diri ke KUA sebelumnya di periksa oleh staf karyawan KUA kemudian
di serahkan kepada Penghulu untuk di tindak lanjuti pada hari akad sesuai dengan
jadwal yang tertera pada berkas.30
SIMKAH di Kecamatan Pengabuan mulai ada sejak tahun 2014, awalnya
aplikasi ini menggunakan layanan berbasis windows.Namun melihat proses
perkembangannya, aplikasi ini mendapatkan permasalahan karena tidak dapat di
gunakan pada komputer/laptop yang berbasis pemrograman linux,apple. Hingga
29
Dokumentasi Arsip KUA Kecamatan Pengabuan 30
Wawancara Kepala KUA Kecamatan Pengabuan Abdul Azis,S.Ag tentang pencatatan nikah
, 26 Agustus 2019
35
sampai saat ini SIMKAH yang tadinya berbentuk sebuah aplikasi,kini menjadi
sebuah layanan berbasis website sehingga bisa di akses oleh seluruh jenis
pemrograman pada computer/laptop dengan catatan memiliki akses jaringan
internet.31
Pada beberapa KUA di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam menjalankan
mekanisme KUA lebih pada keadaan SDM penghulunya sendiri, jika merasa mampu
maka penggunaan SIMKAH dijalankan langsung oleh para penghulu namun untuk
KUA yang tidak ada penghulu di sana kecuali Kepala KUA sendiri maka SIMKAH
disini dioprasikan oleh operator tersendiri. Seperti yang terdapat di KUA Kecamatan
Pengabuan. Bahwa yang mengaplikasikan SIMKAH adalah operator SIMKAH dan
penghulu hanya bertugas mencatat secara manual. Operator SIMKAH biasanya
dipegang oleh pegawai honorer atau pegawai khusus SIMKAH dan ada juga yang
dipegang oleh pegawai bagian administrasi, sehingga pemegang SIMKAH tidak
ditentukan siapa yang jelas mengoprasikannya tergantung mengikuti aturan tata kerja
KUA masing-masing.
Calon pengantin mendaftarkan pernikahannya di KUA kecamatan Pengabuan,
kemudian membawa persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan, yakni N1, N2
dan N4. Proses pencatatan nikah di SIMKAH diawali dari modul pemeriksaan nikah
(NB).
31
Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Sistem Informasi Manajemen
Nikah Berbasis Website Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun, 21
Desember 2018
36
Data calon pengantin diketik dalam program SIMKAH kemudian jika sudah
terisi semua kolom di NB, maka NB akan di print, sehingga bentuk NB sudah tidak
menggunakan tulis tangan32
Selanjutnya,setelah proses pemeriksaan selesai dilanjutkan dengan proses
pencatatan nikah. Pada saat proses pencatatan nikah terdapat pilihan kolom saksi.
sebelum akad,saksi sudah harus di tentukan pada saat proses pencatatan nikah,
kemudian ketika akad penghulu langsung meminta saksi dengan nama yang telah
ditentukan untuk mengambil posisi sebagai saksi nikah. Serta,pihak pasangan calon
yang telah menetukan saksi nikah sebelumnya harus memastikan kedua saksi dapat
hadir pada saat akad nikah. sehingga entry data pemeriksaan secara langsung ketika
proses pemeriksaan nikah dilangsungkan di kantor maupun di luar kantor. Dari data
NB ini nanti akan digunakan untuk ke pengumuman kehendak nikah, suscatin,
register dan ke modul lainnya yang berkaitan.
32
Wawancara Staf KUA Kec.Pengabuan M.Sanusi tentang alur pendaftarna nikah, 12 Agustus
2019.
37
Alur Pendaftaran Nikah Sebagai Berikut:
1) Buka Website: http://simkah.kemenag.go.id/daftarnikah/create
Maka akan hadir tampilan seperti ini:
Pasangan calon pengantin yang ingin mendaftar disajikan pilihan dimana
tempat mereka ingin melaksanakan proses akad nikah. Mulai dari provinsi,
kabupaten, kecamatan hingga pilihan untuk menikah di kantor atau di luar kantor
serta pilihan tanggal, waktu untuk melangsungkan akad nikah. Setelah pengisian data
telah dilakukan,maka pasangan calon pengantin yang mendaftar harus menunggu
beberapa saat untuk mengetahui apakah di hari, waktu dan tanggal yang telah dipilih
bisa dilakukan akad nikah. Jika terkonfirmasi, maka akan masuk pada tahap
selanjutnya
38
2.) Mengisi Formulir Pendaftaran Nikah (Pengisian NB)
Pada tahap ini pasangan calon pengantin diminta mengisi data calon istri
dan juga calon suami. Cukup dengan memasukan NIK (Nomor Induk
Kependudukan) masing-masing, maka data akan langsung terisi dengan lengkap.
Sebab SIMKAH ini sudah terintegrasi dengan data dari DUKCAPIL (Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil). Kemudian pasangan calon pengantin juga
diharuskan meng-upload pas foto dengan latar belakang berwarna biru.
39
Setelah selesai melengkapi data pasangan calon pengantin,maka selanjutnya
pasangan calon pengantin di minta untuk melakukan checklist kelengkapan
N1,N2,N4 serta N5,Surat Akta Cerai,Surat Izin Komandan,Surat Akta Kematian jika
memang diperlukan. Jika semua telah selesai dilakukan,maka pasangan calon
pengantin telah resmi terdaftar di KUA Kecamatan yang telah dipilih untuk
melangsungkan prosesi akad nikah.33
Pemeriksaan nikah sebelum masuk kepada SIMKAH berkas-berkas N1, N2
dan N4 telah disetorkan kepada KUA kecamatan calon pengantin. Kemudian Kepala
KUA selaku penghulu memeriksa dan memberi tanda centang pada surat keterangan
33
Wawancara Kepala KUA Kecamatan Pengabuan Abdul Azis,S.Ag tentang pencatatan
nikah, 12 Agustus 2019
40
(N) tersebut dan baru diberikan kepada operator SIMKAH untuk melanjutkan
pemeriksaan dengan menggunakan SIMKAH.34
Pada tahap pencatatan nikah, data pasangan calon pengantin yang telah
terdaftar akan diminta menyetor melalui E-Billing sejumlah Rp.600.000,- jika
melaksanakan pernikahan diluar kantor, sementara jika melaksanakan pernikahan di
kantor maka biaya yang dikenakan adalah gratis. Setelah pasangan calon pengantin
yang telah terdaftar akan diberikan nomor akta nikah nikah, kemudian pasangan
calon pengantin juga harus memberi tahu kepada pihak KUA jenis mas kawin, juga
memberikan data 2 orang yang akan menjadi saksi pada saat proses ijab kabul
nantinya.35
Proses pelayanan SIMKAH di Kecamatan Pengabuan mengalami kendala
teknis yang cukup mempengaruhi kinerja pelayanan, yakni permasalahan jaringan
internet yang terbatas dan sering kali mengalami gangguan. Jika hal ini terjadi, maka
jelas mengganggu proses pelayanan SIMKAH yang sepenuhnya menggunakan akses
internet. Beberapa kali petugas P4 hanya bisa menerima berkas dan melakukan
pemeriksaan secara manual. Kemudian pemeriksaan akan dilakukan saat jaringan
internet kembali berfungsi secara baik. Bahkan tak jarang pemeriksaan dilakukan
oleh Kepala KUA di luar jam kerja.
34
Wawancara Karyawan PAH KUA Kec.Pengabuan Abdul Lathif tentang pemeriksaaan
berkas nikah, 12 Agustus 2019 35
Wawancara Kepala KUA Kecamatan Pengabuan Abdul Azis,S.Ag tentang pencatatan
nikah, 12 Agustus 2019
41
Permasalahan gangguan jaringan internet bukan hanya dihadapi KUA
Kecamatan Pengabuan saja. Beberapa kecamatan lain yang merupakan wilayah
kecamatan baru hasil pemekaran juga mengalami kendala yang sama. Karena kurang
mendukungnya infrastruktur komunikasi yang ada.
Tenaga SDM yang ada di dalam wilayah satuan kerja KUA Kecamatan
Pengabuan juga sangat terbatas, mengingat berdasarkan PMA Nomor 19 tahun 2018
juga mengatur hanya penghulu & kepala KUA yang memiliki akses ke dalam akun
SIMKAH. Sementara jika tidak ada yang mampu mengoperasikannya maka baru lah
P4/Operator SIMKAH yang menjalankan dengan menggunakan nama pengguna serta
kata sandi milik penghulu/kepala KUA. 36
36
Wawancara Kepala KUA Kecamatan Pengabuan Abdul Azis,S.Ag tentang kendala
pelayanan SIMKAH , 12 Agustus 2019
42
Alur pelayanan nikah di KUA:
Dari alur pelayanan tersebut tidak ada yang berubah sebelum dan sesudah
penggunaan SIMKAH,hanya proses pelaksanaannya saja yang menggunakan media
berbeda. Awalnya pada saat proses pencatatan nikah di lakukan dengan cara manual
menggunakan cara tulis tangan. Sejak adanya SIMKAH maka proses pencatatan
nikah sekarang hampir seluruhnya di cetak langsung menggunakan printer. Sehingga
hasil kerja tampak lebih rapi dan professional.
43
C.Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Simkah
Berbicara tentang pelayanan selalu berkaitan dengan dua sisi,yaitu yang
memberi pelayanan (provider) dan yang menerima atau yang mendapatkan pelayanan
(masyarakat).Pelayanan (service) oleh banyak ahli tentang kualitas pelayanan
didefinisikan sebagai suatu perbuatan (deed), suatu kinerja (performance) atau suatu
usaha (effort).37
Adapun konsep kualitas pelayanan (service quality) berdasarkan
persepsi konsumen seperti dikemukakan oleh Zaitamhl,Parasuraman & Berry,sebagai
tingkat kesenjangan antara harapan-harapam atau keinginan-keinginan konsumen
dengan kenyataan yang mereka alami38
Latar belakang munculnya SIMKAH karena Bimas Islam Kemenag RI
membutuhkan penyeragaman data dari berbagai Kantor Wilayah Kementrian Agama
tentang pencatatan nikah. Diharapkan SIMKAH juga menjadi pusat data pernikahan
sehingga pelaporan dan data pernikahan yang masuk selalu realtime (sesuai dengan
keadaan) dengan harapan SIMKAH dapat mempermudah dan membantu petugas
KUA di seluruh indonesia guna melayani masyarakat dengan layanan yang terpadu
dan ter-integrasi sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
instansi pemerintah yang ada di bawah naungan Bimas Islam Kemenag RI.
Dengan adanya SIMKAH ini memungkinkan untuk meminimalisir adanya
manipulasi data pasangan calon pengantin yang mendaftar. Sehingga diharapkan hal
38 Dr.Nurmah Semil,M.Si Pelayanan Prima Instansi Pemerintah (Prenada Media, Depok
:2018) hlm.47
44
ini dapat mengurangi jumlah angka korban pernikahan yang tidak diinginkan yang
akan berdampak pula pada penurunan angka perceraian.39
Secara keseluruhan pencatatan nikah dengan penggunaan SIMKAH online di
KUA Kecamatan Pengabuan sudah berjalan sesuai dengan aturan Intruksi Direktur
Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Nomor DJ.II/369 Tahun 2013 Tentang
Penerapan Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) pada KUA Kecamatan.
Namun dalam penerapannya tidak dapat dikatakan maksimal. Melihat dari kendala-
kendala pengoprasiannya dan minimnya tenaga SDM yang mengoprasikan layanan
SIMKAH.40
Secara internal, perangkat pelaksana KUA Kecamatan Pengabuan mulai dari
Staf,Karyawan dan Kepala KUA merasa lebih dimudahkan dalam urusan
pengumpulan data administrasi. Tetapi dalam hal pelaksanaan masih ada kesulitan
yang dirasakan,kesulitan memasukan data pasangan calon pengantin yang sering
tertunda karena permasalahan sambungan jaringan internet yang belum stabil
membuat penghulu yang memasukan data harus melakukan secara berulang jika
terjadi gangguan. Ini justru membuat pekerjaan menjadi tidak efisien lagi.
Dalam hal pelayanan publik ada beberapa unsur yang memuaskan masyarakat
yang dilayani. Mulai dari keramahan, ketepatan waktu pelayanan, biaya pelayanan,
kenyamanan, kecepatan pelayanan, keadilan pelayanan, kejelasan petugas, jadwal
39
Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Sistem Informasi Manajemen
Nikah Berbasis Website Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun, 21
Desember 2018 40
Wawancara Kepala KUA Kecamatan Pengabuan Abdul Azis,S.Ag tentang kendala
pelyanan SIMKAH, 12 Agustus 2019
45
pelayanan. di dalam UU No.25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik mengemukakan
beberapa pedoman prilaku yang ada dalam peraturan perundang-undangan yang
harus di laksanakan pegawai layanan,yakni:
1. Adil dan tidak diskriminatif
2. Cermat
3. Santun dan Ramah
4. Tegas,andal,dan tidak memberikan keputusan yang berlarut-larut
5. Profesional
6. Tidak mempersulit
7. Patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar
8. Menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas intitusi penyelenggara
9. Tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib di rahasiakan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
10. Terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari benturan
kepentingan
11. Tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan public.
12. Tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan dalam menanggapi
permintaan informasi serta proaktif dalam memenuhi kepentingan masyarakat.
13. Tidak menyalahgunakan informasi,jabatan dan/atau kewenangan yang di miliki.
14. Sesuai dengan kepantasan,dan
46
15. Tidak menyimpang dari prosedur.41
Bagaimanakah dengan prilaku pegawai di KUA Kecamatan
Pengabuan,khususnya yang dirasakan oleh masyarakat (calon pengantin) sebagai
pihak yang meraskan pelayanan. Dalam hal ini, peneliti menanyakan langsung
kepada responden pasangan calon pengantin yang telah melaksanakan akad nikah
dengan menggunakan pelayanan SIMKAH di Kecamatan Pengabuan Masing-masing
4 pasangan calon pengantin dalam hitungan setiap bulannya. Terhitung dari Juni 2019
- September 2019. Peneliti menemui responden dengan berangkat melalui data
pasangan calon pengantin yang telah melaksanakan pernikahan dari Juni – September
2019 yang didapatkan dari Laporan Peristiwa Perkawinan dan Rekapitulasi
Pencatatan Nikah di KUA Kecamatan Pengabuan.
Dengan adanya SIMKAH ini diharapkan akan mempermudah akses
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan pernikahan dan mempermudah pemerintah
memantau peristiwa pernikahan. Diharapkan tidak ada lagi manipulasi data diri yang
biasa dilakukan untuk melangsungkan pernikahan kedua dan seterusnya, sehingga
lembaga perkawinan sebagai gerbang awal pembangunan bangsa bisa tejaga dengan
baik. Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) merupakan aplikasi sistem
informasi yang dapat memberikan sentuhan langsung kepada masyarakat.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, maka di
pandang perlu untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam
41
Dr.Nurmah Semil,M.Si Pelayanan Prima Instansi Pemerintah (Prenada Media, Depok:
2018) hlm.138
47
pelayanan, mengingat bahwa sumber daya manusia (SDM) memiliki peran strategis
sebagai pendorong dari reformasi birokrasi. Oleh karena itu, SDM pelayanan sebagai
kunci keberhasilan kinerja organisasi pelayanan publik harus mendapatkan perhatian
utama dalam perbaikan kualitas pelayanan. Untuk itu, pemillihan dan penempatan
pegawai sesuai dengan kompetensi yang dimiliki merupakan salah satu penentu
keberhasilan pelayanan publik. Dalam hubungan ini organsiasi pelayanan public
harus berupaya melakukan pencarian dan penempatan pegawai dengan menerapkan
konsep penempatan the right man on the right place, yaitu menentukan orang yang
tepat pada setiap jenis pelayanan. Kepuasan masyarakat dapat dicapai apabila SDM
yang terlibat langsung dalam pelayanan dapat mengerti dan menghayati serta
berkeinginan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Agar SDM pelayanan
benar-benar dapat mendukung peningkatan kualitas pelayanan, maka perlu dilakukan
pengelolaan SDM pelayanan secara baik termasuk dalam hal identifikasi kebutuhan
SDM yang diperlukan dalam rangka pemberian pelayanan sesuai dengan standar
pelayanan yang telah ditetapkan, terutama berkaitan dengan kompetensi dan
kualifikasi untuk setiap peran yang akan dimainkan dalam proses pelayanan.
Dari data yang telah disajikan pada lampiran,maka peneliti memberikan
sejumlah pertanyaan dalam bentuk kuisioner yang harus diisi oleh pasangan calon
pengantin yang telah melaksanakan pernikahan. Pasangan calon pengantin sebagai
responden pertanyaan ini di minta memberikan jawaban sesuai dengan pengalaman
yang didapatkan pada saat melangsungkan urusan pelayanan nikah dari KUA
Kecamatan Pengabuan.
48
Beberapa pertanyaan yang diberikan peneliti,meminta responden memberi
tanda centang atas jawaban pertanyaannya. Dengan pilihan variablel jawaban: sangat
baik,baik,tidak baik,sangat tidak baik. kemudian pada akhir lembar pertanyaan yang
diberikan, responden diminta memberikan kritik/masukan atas pelayanan yang
didapatkan. Dan tanda tangan kedua pasangan sebagai bukti kebenaran data yang
diberikan pasangan.
Pertanyaan yang diberikan menyesuaikan dengan teori servqual sebagaimana
yang dimaksud di dalam kerangka teori. Teori servqual mengaitkan dua dimensi
sekaligus,yaitu satu pihak pasangan calon pengantin sebagai konsumen dan pihak
KUA sebagai yang memberi layanan (provider). Atau secara lebih dekat lagi adalah
terletak pada kemampuan kualitas pelayanan yang diberikan oleh “orang-orang yang
melayani” dari tingkat manajerial sampai ke tingkat frontline service. Secara
keseluruhan penilaian konsumen pada kualitas pelayanan.42
Dari hasil pertanyaan yang diberikan nantinya menimbulkan respon berupa
kepuasan dan keluhan dari pengguna layanan SIMKAH. Penanganan keluhan ini
sebagai salah satu unsur dalam dimensi “reliability”. Jadi dengan demikian
penanganan keluhan ini merupakan satu hal yang berkaitan dengan kemampuan dan
keandalan pegawai dalam memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat
yang dilayani.
42
Dr.Nurmah Semil,M.Si Pelayanan Prima Instansi Pemerintah (Prenada Media, Depok:
2018) hlm.86
49
Keluhan (complaint) merupakan perwujudan ketidakpuasan masyarakat atas
pelayanan yang diberikan. Apabila keluhan tidak ditangani dengan baik,maka
ketidakpuasan masyarakat ini akan berdampak tidak baik bagi organisasi pelayanan.
Image negatif tentang organisasi akan berkembang dan meluas kemana-mana.
Apabila keluhan ditangani dengan baik,maka ketidakpuasan masyarakat yang
dilayani akan berubah menjadi kepuasan.43
Ada dua hal yang dilakukan orang yang dilayani (pelanggan) kalau mereka
merasa tidak puas atas pelayanan yang diberikan,yaitu menyatakan keluhan atau
berhenti memakai jasa pelayanan yang disediakan oleh provider44
Dari kuisioner yang di berikan,peneliti mendapatkan sebanyak 16 pasang
responden yang memberikan jawaban kepuasan mereka terhadap pelayanan
SIMKAH yang ada di KUA Kecamatan Pengabuan. Mereka merupakan pasangan
calon pengantin yang telah melangsungkan pernikahan dari rentan waktu Juni –
September 2019 sebagaimana yang telah tertera pada sajian data sebelumnya.
Dari jumlah penilaian yang didapatkan,peneliti selanjutnya akan melakukan
pengukuran kinerja berdasarkan hasil dari wawancara dengan memperhatikan elemen
pokok pengukuran kinerja, yakni:
1. Tujuan,Sasaran dan Strategi Organisasi
2. Merumuskan Indikator dan Ukuran Kerja
3. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi
43
Ibid hlm.127 44
Ibid hlm.128
50
4. Evaluasi kinerja (feedback,penilaian kemajuan organisasi,meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan dan akuntabilitas)45
Sebagaimana yang dimaksud pada kerangka teori, pada metode servqual
menggunakan kuesioner untuk mengukur kualitas jasa. Cara ini mulai dikembangkan
pada tahun 1980-an oleh Zeithaml, Parasuraman & Berry, dan telah digunakan dalam
mengukur berbagai kualitas jasa. digunakan untuk mengukur kualitas layanan dari
atribut masing-masing dimensi, sehingga akan diperoleh nilai gap (kesenjangan) yang
merupakam selisih antara persepsi konsumen terhadap layanan yang telah diterima
dengan harapan terhadap yang akan diterima.
1. Asumsi yang berkembang dimasyarakat mengenai SIMKAH cenderung sangat
baik,karena kemudahan dan keakuratan data yang di tampilkan sehingga membuat
kedua pasangan calon pengantin dapat mengetahui kebenaran data satu sama lain
tanpa ada lagi data yang di sembunyikan sebelum melaksanakan akad nikah. Hal
ini menjadi salah satu nilai lebih dari SIMKAH yang menyajikan kebenaran data
yang sudah terintegrasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
2. Harapan masyarakat ketika mendaftarkan nikah adalah menginginkan kemudahan
dan kecepatan dalam pelayanan sehingga dapat menjadikan waktu lebih efisien.
Sehingga asumsi yang timbul membuat respon masyarakat juga menjadi berharap
pelayanan tersebut baik.46
45
Mahsun Mohhamad Pengukuran Kinerja Sektor Publi (BPFE-Yogyakarta;2013) hlm.26 46
Wawancara Pasangan Calon Pengantin Agung Ordeva & Sri Utami tentang harapan ketika
mendaftarkan diri ke KUA, 28 September 2019
51
3. Kemampuan karyawan dalam menjelaskan tentang pelayanan SIMKAH sudah
jelas diperlukan. Karena tidak semua masyarakat paham langsung bagaimana alur
pendaftaran nikah dan apa saja persyaratan dalam mengajukan permohonan
kehendak nikah. Sejauh ini pelayanan yang diberikan sangat baik,karena tingkat
harapan dengan yang terjadi di lapangan di rasa masih sangat sesuai,dibuktikan
dengan hasil jawaban kuisioner yang memberikan respon positif dalam hal
penjelasan SIMKAH ini.47
4. Pembahasan pada poin nomor 3 dan 4 sebenarnya tidak jauh berbeda. Tetapi, pada
pertanyaan ini mempertanyakan tentang bagaimana layanan yang di berikan secara
keseluruhan,mulai dari penjelasan ketika mendaftar oleh karyawan,proses
memasukan data oleh staf hingga proses akad nikah yang dilangsungkan bersama
penghulu. Objek penilaian yang umum membuat masyarakat menilai hal ini
cenderung hanya “baik” saja,karena ketika diwawancarai responden memberikan
alasan bahwa diantara ketiga pelayanan yang didapatkan itu ada salah satu yang
tidak memuaskan. Alasan ketidakpuasan tersebut di karenakan panjangnya proses
penjelasan yang di berikan oleh karyawan di kantor KUA.48
Sebenarnya
penjelasan memang di berikan sebagai salah satu standar pelayanan agar nantinya
pasangan calon pengantin tidak kebingungan dengan alur pelayanan untuk
47
Wawancara Pasangan Calon Pengantin Ahmad Maulana & Siti Fatimah tentang
kemampuan karyawan dalam menjelaskan pelayanan SIMKAH, pada 28 September 2019 48
Wawancara Pasangan Calon Pengantin Zakky Bastomy dan Alfi Astuti tentang jasa
pelayanan yang di berikan oleh karyawan, 29 September 2019
52
mendaftarkan diri hingga proses pelaksanaan akad nikah dan buku nikah sampai
ketangan pasangan calon pengantin.
5. Respon staf dan karyawan ketika pasangan calon pengantin menanyakan hal yang
masih tidak dimengerti lebih dominan memberikan tanggapan yang baik, tetapi
ada juga yang memberikan tanggapan tidak baik karena merasa penjelasan
berbelit-belit mengenai pendaftaran nikah yang harus di laksanakan minimal 10
hari kerja. 49
Karena jika pernikahan di laksanakan kurang dari 10 hari kerja seperti
yang tertera pada alur pelayanan pendaftaran pernikahan,maka pasangan calon
pengantin di haruskan membuat laporan melalui kantor kecamatan setempat.50
6. Jam operasional KUA,responden cenderung merasakan pelayanan yang baik.
Pelayanan dilakukan mulai dari jam 07.30 – 16.00 di hari Senin hingga Kamis.
Sedangkan di hari Jumat dari 07.30 – 16.30. pihak staf dan karyawan selalu di
minta untuk hadir sesuai jam kerja. Salah satu keluhan yang didapat, pasangan
calon pengantin pernah menunggu ketika ingin mendapatkan pelayanan SIMKAH.
Tetapi ketika ditanyakan kenapa hal tersebut terjadi. Ternyata pasangan tersebut
datang di saat pelayan kantor sedang istirahat jam makan siang dan sholat.
Sehingga hal inilah yang membuat pasangan calon pengantin ang ingin mendaftar
49
Wawancara Pasangan Calon Pengantin Ari Yasirahman dan Saryani tentang respon
karyawan,staf dalam membantu pasangan calon pengantin, 29 September 2019 50
Wawancara Staf KUA Kecamatan Pengabuan M.Sanusi tentang respon karyawan,staf
dalam membantu pasangan calon pengantin, 30 September 2019
53
harus menunggu sejenak. Bukan berarti pihak KUA tidak professional sehingga
menunda pelayanan.51
7. Data berupa Nomor Induk Kependudukan dari Kartu Tanda Penduduk dan Nomor
Kartu Keluarga merupakan identitas pribadi yang diberikan kepada pihak KUA.
Kedua tanda identitas tersebut sudah cukup memberikan informasi tentang
seseorang, sehingga keamanan identitas seseorang tersebut harus di jaga.
Responden memberikan tanggapan baik sebagai bukti kepercayaan tidak adanya
penyalahgunaan terhadap data yang di berikan ketika mendaftarkan nikah.52
8. Tarif/Biaya memang hal yang paling banyak di keluhkan oleh pasangan calon
pengantin. Biaya menikah di kantor adalah gratis, sementara menikah di luar
kantor di kenakan tarif Rp.600.000,- sebagaimana yang tertera di dalam Peraturan
Menteri Agama Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) atas biaya nikah dan rujuk di luar KUA Kecamatan
diserahkan melalui pelaporan penerimaan Negara dengan cara melakukan
pembayaran dengan nomor kode e-billing yang diberikan oleh pihak KUA untuk
selanjutnya disetorkan oleh pasangan calon pengantin. Ketika pembayaran telah
dilakukan maka akan langsung terintegrasi dengan aplikasi SIMKAH. Dan segera
ditindaklanjuti oleh pihak KUA untuk dilakukan pencatatan dan pencetakan buku
nikah. Biaya nikah pada prinsipnya adalah gratis. Biaya yang dikenakan untuk
51
Wawancara Karyawan PAH KUA Kecamatan Pengabuan Abdul Latif tentang jam
operasional KUA dalam melayani pasangan calon pengantin, 30 September 2019 52
Wawancara Pasangan Calon Pengantin Gingsu Geri dan Anna Nurhasanah tentang
kepercayaan keamanan identitas yang di berikan kepada pihak KUA, 29 September 2019
54
menikah di luar kantor tersebut digunakan untuk biaya transportasi dan
administrasi yang dikeluarkan oleh penghulu.53
Hal ini sejalan dengan yang
disampaikan oleh Penghulu KUA Kecamatan Pengabuan yang juga merangkap
sekaligus sebagai Kepala KUA Kecamatan Pengabuan, bahwa biaya yang
dikenakan tersebut bukan langsung diterima oleh Penghulu,melainkan disetorkan
dan masuk ke kas Negara. Kemudian baru nanti sebagian diberikan ke tabungan
masing-masing penghulu sesuai dengan tipelogi KUA nya.54
9. Ketepatan pelayanan diartikan dalam kuisioner ini sebagai target-target waktu
yang ditawarkan oleh pihak KUA terhadap pasangan calon pengantin yang
menerima pelayanan. Ketepatan pelayanan secara umum dinilai baik,ketidak
tepatan waktu yang terjadi dirasakan oleh pasangan calon pengantin yang menikah
di bulan Agustus, tertundanya pelayanan bukan tanpa alasan. Jumlah pasangan
calon pengantin yang mendaftar sangat meningkat drastis di bulan tersebut, bahkan
peristiwa nikah di bulan Agustus tahun 2019 ini merupakan jumlah peristiwa
terbanyak dalam satu bulannya yang pernah diterima oleh pihak KUA Kecamatan
Pengabuan55
10. Kenyamanan pelayanan yang didapatkan di KUA yang dimaksud ialah dalam
menunggu antrian berurusan pelayanan SIMKAH. Kenyamanan yang didapat dari
prilaku karyawan/staf/penghulu terbilang baik dan sesuai dengan yang diharapkan
53
Lukman Hakim Saifuddin ”Biaya Nikah di Luar KUA Rp.600.000,- upah penghulu
berbeda-beda”, www.kompas.com di akses 23 Oktober 2019, Pukul 12.32 WIB 54
Wawancara Kepala KUA Kecamatan Pengabuan Abdul Azis,S.Ag tentang tarif biaya
pernikahan, 12 Agustus 2019 55
Wawancara Kepala KUA Kecamatan Pengabuan Abdul Azis,S.Ag tentang ketepatan
pelayanan, 30 September 2019
55
oleh pasangan calon pengantin. Karena karyawan juga melakukan pelayanan
sebagaimana mestinya dengan Pasal 4 di dalam Peraturan Menteri Agama Nomor
9 tahun 2005.56
11. Sarana dan Prasarana, Sarana yang dimaksud pada pembahasan ini sebagaimana
yang tertera di dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 18 Tahun 2019
pada BAB X pasal 32 yang meliputi formulir pencatatan nikah yang terdiri dari
17 poin, kelengkapan administratif yang diberikan berjalan dengan baik dan
sangat lengkap, karena KUA Kecamatan Pengabuan selalu mendapatkan biaya
kelengkapan alat tulis kantor setiap bulannya dan mengambil stok buku nikah,
lembar pemeriksaan dan catatan nikah di Kantor Kementrian Agama Kabupaten
Tanjung Jabung Barat. Sementara prasarana seperti keadaan ruangan dan fasilitas
tambahan lainnya yang masih dirasa kurang, dalam kuisioner terdapat permintaan
dari pasangan calon pengantin yang menginginkan fasilitas WIFI,sementara di
Kantor KUA tersebut bukan tidak ingin memberikan pelayanan. tetapi jaringan
kabel internet untuk memasang WIFI di daerah belum ada. Sementara memang
sebenarnya akses internet yang baik adalah kebutuhan pokok yang diperlukan
oleh KUA untuk menggunakan pelayanan SIMKAH. 57
12. Perbandingan antara harapan dan yang di dapatkan di lapangan oleh pasangan
calon pengantin dirasa masih sesuai dengan yang diekspektasikan. Bahkan dirasa
56
Wawancara Pasangan Calon Pengantin Gingsu Geri dan Anna Nurhasanah tentang
kenyamanan pelayanan di KUA, 29 September 2019 57
Wawancara Staf KUA Kecamatan Pengabuan Abdul Latif tentang sarana dan prasarana
KUA Kecamatan Pengabuan, 12 Agustus 2019
56
lebih efisien. Karena hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit proses
pemeriksaan sudah selesai.58
Pasangan calon pengantin yang merasa pelayanan
tidak sesuai dengan yang diharapkan biasanya merasa kesulitan ketika data
mereka tidak ditemukan pada aplikasi SIMKAH. Sehingga mengharuskan
pasangan tersebut melakukan pengecekan data pada Kantor DUKCAPIL (Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil) yang ada di Ibukota Kabupaten. Jarak tempuh
yang berkisar 1 jam membuat urusan pasangan calon pengantin tersebut menjadi
lebih panjang. Tetapi hal tersebut tidak bisa dihindari,karena hal ini juga untuk
kebaikan pasangan tersebut kedepannya. Dalam artian kebaikannya yakni
menghindari adanya manipulasi data sehingga merugukan salah satu pasangan
calon pengantin yang memungkinkan adanya pernikahan kedua kali yang tidak
diketahui oleh pasangan perempuan maupun laki-laki,dan juga hal ini juga di
maksudkan untuk menghindari pemalsuan data dan penyalahgunaan data oleh
seseorang.59
Dari 12 Kuisioner/Angket yang disebarkan kepada 16 Responden,maka di
dapatkan statistik jumlah tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan SIMKAH
sebagai berikut:
58
Wawancara Pasangan Calon Pengantin Rijali & Rabiatul Adawiyah, 23 Agustus 2019 59
Wawancara Kepala KUA Kecamatan Pengabuan Abdul Azis,S.Ag tentang kendala
pelayanan SIMKAH, 30 September 2019
57
Rekapitulasi Jawaban Responden Berdasarkan Identitas Pasangan
No Nama Pasangan
Tanggal Akad
Pilihan Jawaban Responden
Sangat
Baik Baik
Tidak
Baik
Sangat
Tidak
Baik
1 Agung Ordeva/Sri Utami 23 Juni 2019 3 9 - -
2 Aprizal/Asiah 23 Juni 2019 5 6 1 -
3 Ahmad Maulana/Siti
Fatimah 26 Juni 2019 1 5 5 -
4 Ari Yasirahman/Saryani 28 Juni 2019 1 10 1 -
5 Zakky Basstomy/Alfi
Astuti 05 Juli 2019 2 10 -
-
6 Gingsu Geri/Anna
Nurhasanah 13 Juli 2019 1 10 1
-
7 M.Ridwan/Selfi Putri
Ana 14 Juli 2019 10 2 - -
8 Maryono/Mardiana 26 Juli 2019 6 6 - -
9 M.Yusuf/Rustika 03 Agustus
2019 3 9 - -
10 Ahmad Zaidi/Muslimah 14 Agustus
2019 1 11 - -
11 Jupriadi/Sarinatul
Khusna
14 Agustus
2019 4 8 - -
12 Rijali/Rabiatul Adawiyah 23 Agustus
2019 7 5 - -
13 Misbahul Munir/Aminah 11 September
2019 1 10 1 -
14 Erwin
Ardiyansyah/Nurvita
Sari
18 September
2019 6 6 - -
15 M.Hermansyah/Salamah 20 September
2019 2 9 1 -
16 Jainal Asmara/Ajimah 30 September
2019 7 5 - -
JUMLAH 60 175 10 -
58
Rekapitulasi Jawaban Responden Berdasarkan Poin Pertanyaan
No Pertanyaan
Pilihan Jawaban
Sangat
Baik Baik
Tidak
Baik
Sangat
Tidak
Baik
1
Menurut anda,Bagaimana berita yang anda dengar
mengenai pelayanan SIMKAH dari pembicaraan
masyarakat
9 7 - -
2 Bagaimana harapan anda ketika ingin
mendaftarkan diri ke KUA 8 8 - -
3 Kemampuan Karyawan dalam menjelaskan
pelayanan SIMKAH 9 7 - -
4 Jasa pelayanan yang di berikan oleh
Karyawan,Staf dan Penghulu 5 11 - -
5 Respon Karyawan/Staf dalam membantu pasangan
calon pengantin 7 8 1 -
6 Jam operasional KUA dalam melayani pasangan
calon pengantin 4 11 1 -
7 Kepercayaan keamanan data identitas yang di
berikan KUA 6 10 - -
8 Tarif/Biaya pelayanan yang di berikan 2 11 3 -
9 Ketepatan waktu pelayanan
4 9 3 -
10 Kenyamanan pelayanan di KUA
4 12 - -
11 Sarana pra-sarana di KUA
5 10 1 -
12 Menurut anda,Bagaimana perbandingan antara
harapan dan pelayanan yang anda dapatkan 3 12 1 -
59
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang dirumuskan dari landasan teori dan hasil penelitian
yang ada tentang manajemen nikah (SIMKAH) di KUA Kecamatan Pengabuan
dalam perspektif PMA Nomor 19 Tahun 2018 tentang pencatatan nikah, peneliti
dapat menyimpulkan:
1. Mekanisme penerapan SIMKAH di KUA Kecamatan Pengabuan berpedoman
pada buku modul pedoman resmi SIMKAH dari kemenag. Terkait dengan pegawai
pencatat nikah yang di maksud yakni penghulu ataupun operator SIMKAH,
pendaftaran nikah dengan kelengkapan berkas pasangan calon pengantin yang
mendaftar sebelum di masukan pada SIMKAH, pemeriksaan nikah yakni masuk
pada input data secara online dan di periksa lagi pada SIMKAH, tata cara
pencatatan nikah yaitu proses pencatatan yang akan di lakukan ketika pasangan
calon pengantin sudah melengkapi semua persyaratan dan kelengkapan serta bagi
yang menikah di luar kantor/di luar jam kerja harus menyetorkan sejumlah biaya
yang telah di tetapkan kepada nomor rekening kantor pajak sebagai bukti
Penerimaan Negara Bukan pajak (PNBP) , dan duplikat nikah, dalam hal ini tata
cara pencatatan yang dilakukan secara tertulis oleh penghulu, dapat diketik dalam
program SIMKAH dan dioprasikan oleh penghulu sendiri, operator SIMKAH, dan
pegawai lain sehingga bentuk model NB, N dan NA dapat dicetak/diprint, serta
lebih efektif daripada ditulis tangan.
60
2. Penerapan SIMKAH di KUA Kecamatan Pengabuan sebelumnya ketika masih
menggunakan fungsi secara manual membuat kinerja karyawan dan staf masih
bisa difungsikan secara optimal. Tetapi ketika adanya model pelayanan SIMKAH
ini pada awalnya sempat membuat pelayanan terhambat karena keterbatasan
kemampuan sumber daya manusia dalam mengoperasikannya. Tetapi,saat ini
sudah ada operator SIMKAH yang di tugaskan untuk memasukan data pasangan
calon pengantin yang mendaftar. Tugas operator SIMKAH hanyalah sebagai
penunjang kinerja,karena untuk memasukan data calon pengantin sebenarnya
adalah tugas dari Kepala KUA yang juga seorang penghulu sebagaimana yang di
sebutkan dalam pasal 2 poin kedua Peraturan Menteri Agama nomor 19 tahun
2018. Sehingga hal ini membuat fungsi struktural organisasi tidak berjalan seperti
sebelum adanya SIMKAH. Tugas Staf dan Karyawan di KUA Kecamatan
Pengabuan saat ini hanya dengan menjelaskan tentang alur pelayanan,memeriksa
kelengkapan berkas sebelum di masukan pada SIMKAH. Secara keseluruhan pada
dasarnya tidak menyalahi aturan pencatatan nikah yang ada dalam PMA Nomor 19
Tahun 2018 tentang pencatatan nikah dan telah mengikuti Instruksi Direktur
Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Nomor DJ.II/369 Tahun 2013 tentang
Penerapan Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) pada KUA
Kecamatan. Hanya saja akses internet yang menjadi kendala tetap oleh KUA
Kecamatan Pengabuan sampai saat ini. Secara keseluruhan sudah memiliki
komputer dan berisi program SIMKAH serta alat-alat pendukung yang dalam
penerapannya sesuai prosedur pencatatan nikah sehingga penggunaan SIMKAH
61
(Sistem Informasi Manajemen Nikah) ini menjadi sebuah keharusan di semua
KUA.
3. Kepuasan pasangan calon pengantin secara keseluruhan masih baik,karena
pelayanan yang dapatkan lebih mudah dan lebih cepat dari sebelum adanya
pelayanan SIMKAH. Pasangan calon pengantin langsung mendapatkan buku
nikahnya ketika selesai melangsungkan prosesi akad nikah. Tanpa harus pasangan
pengantin kembali lagi ke kantor untuk mengambil buku nikah. Pihak KUA
Pengabuan juga merasa lebih terbantu dengan adanya pelayanan ini. Karena
mereka bisa lebih yakin dengan keakuratan data yang di dapatkan dari pasangan
calon pengantin yang mendaftar. Sebab data yang di masukan ke SIMKAH
terintegrasi langsung dengan data penduduk di Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil. Walaupun pelayanan ini akan sedikit merepotkan pasangan calon pengantin
yang memiliki permasalahan pada data identitasnya. Sehingga mengharuskannya
untuk segera melakukan perbaikan data ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
yang berada di Ibukota kabupaten.
B.Saran
Memberikan pelatihan secara bertahap kepada seluruf staf khususnya bagi
penghulu yang sudah lanjut usia dan kurang memahami literasi digital di KUA
Kecamatan Pengabuan dalam memahami tata cara penggunaan SIMKAH (Sistem
Informasi Manajemen Nikah) agar tidak ada kesalahan dalam pengisian data
SIMKAH dan prosedur pencatatan nikah menggunakan SIMKAH di KUA dapat
lebih efisien dan rapi namun tetap berpedoman pada PMA Nomor 18 Tahun 2019
62
tentang pencatatan nikah. Serta penerapan SIMKAH online secara optimal dalam
meningkatkan pelayanan pencatatan nikah. Sehingga penerapan SIMKAH secara
optimal dapat ditiru oleh KUA kecamatan lain. Melihat dari manfaat SIMKAH
(Sistem Informasi Manajemen Nikah) sendiri pencatatan nikah dengan SIMKAH
yang dilakukan secara memasukkan seluruh data dan mengirimkan data tersebut
langsung secara online pada pemerintah pusat maupun kepada pengadilan agama dan
departemen kependudukan tentu sangat membantu dan mempermudah pelayanan
publik dalam legalisasi ke instansi-instansi tersebut.
Melakukan publikasi kepada masyarakat tentang efisiensi (SIMKAH) (Sistem
Informasi Manajemen Nikah) online di KUA Kecamatan Pengabuan demi menjaga
ketertiban Hukum di Indonesia dan meningkatkan minat masyarakat dalam
pendaftaran nikah yang dapat dilakukan secara online berbasis IT (Informasi
Teknologi).
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
63
- Arikunto, Suharsimi.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta:
Rineka Cipta,2006
- Frederik Mote, Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Terhadap Pelayanan
Publik (Semarang,2008)
- Fandy, Tjiptono. Service Management Mewujudkan Layanan Prima. (Edisi 2.
Yogyakarta: Andi,2011)
- Kartono, Kartini. Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung,1980)
- Mahsun Mohmad,Pengukuran Kinerja Sektor Publik (BPFE-Yogyakarta 2013)
- Moelong L.J Metode Penelitian Kualitatif (Bandung,RemajaRosda Karya,2010)
- Semil Nurmah,Pelayanan Prima Instansi Pemerintah,Prenada Media Group,Depok:
2018
- Una Sayuti, Pedoman Panduan Skripsi (Edisi Revisi) (Fakultas Syari’ah,Syari’ah
Press:2012)
- Wirjono Projodikoro, Hukum Perkawinan di Indonesia (Bandung,sumur: Bandung
2000
B. Peraturan Perundang-Undangan
- Keputusan Menteri Agama nomor 517 tahun 2001 Tentang Penataan Organisasi
Kantor Urusan Agama
64
- Keputusan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor DJ.II/369
tahun 2013 tentang Penerapan Sistem Informasi Manajemen Nikah
(SIMKAH) pada kantor urusan agama
- Undang Undang RI Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan
- Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
- Peraturan Menteri Agama Nomor 11 Tahun 2007 Tentang Pencatatan Pernikahan
- Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2018 Tentang Pencatatan Perkawinan
- Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan
C. Lain-lain
- Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Sistem Informasi
Manajemen Nikah Berbasis Website Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun, 21 Desember 2018
- Dokumentasi Gambaran Umum Sistem Informasi Manajeman Nikah Berbasis Web
(SIMKAH WEB) Oleh : M. Syahriadi, S.E Pada Kegiatan Sosialisasi dan
Bimbingan Teknis Sistem Informasi Nikah Di Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Tanjung Jabung Barat 21 Desember 2018
- Lukman Hakim Saifuddin ”Biaya Nikah di Luar KUA Rp.600.000,- upah penghulu
berbeda-beda”, www.kompas.com di akses 23 Oktober 2019, 12.32
- Profil Kantor Urusan Agama Kecamatan Pengabuan, Kabupaten Tanjung Jabung
Barat
65
- Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tanjung
Jabung Barat 2016
66
Nama : Maulana Abdul Ghaffar
Tempat/Tanggal Lahir : Kuala Tungkal,3 Oktober 1997
Email : [email protected]
Telpon/WA : 0822-8159-2655
Alamat : Kuala Tungkal, Kelurahan Tungkal II, Kecamatan Tungkal
Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Pendidikan Formal:
1. SD : SDN 18/V Kuala Tungkal, Lulus Tahun 2009
2. SMP/MTs : MTsN Kuala Tungkal, Lulus Tahun 2012
3. SMA/MA : MAN 1 Kuala Tungkal, Lulus Tahun 2015
Pengalaman Organisasi:
1. Ketua Informasi & Komunikasi Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi 2017
2. Co.Founder CinemaSutha UIN STS Jambi 2017
3. Wakil Sekretaris II Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa Pelajar Sulawesi Selatan
(IKAMI SULSEL) Cabang Jambi 2017/2018
4. Ketua Informasi & Komunikasi Dewan Pengurus Daerah Forum Kerja Ilmu
Pemerintahan (DPD FOKKERMAPPI) Provinsi Jambi
5. Anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi (HIPMI PT UIN STS Jambi)
6. Anggota Ikatan Mahasiswa Tanjung Jabung Barat (IMTAJBAR)
67
68
69