ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN FREE CASH FLOW TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2006-2009 SKRIPSI Disusun untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat dalam Mengajukan Skripsi serta Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Oleh: IVAN NUGROHO F 0207079 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

Page 1: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN

FREE CASH FLOW TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA (BEI) TAHUN 2006-2009

SKRIPSI

Disusun untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

dalam Mengajukan Skripsi serta Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Oleh:

IVAN NUGROHO

F 0207079

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahkan untuk:

Kedua orang tua dan kakakku yang

tak pernah putus memberikan

doa dan dukungan-dukungannya

Teman-teman seperjuangan yang

telah memberikan persahabatan

terindah dan pelajaran hidup

yang berharga

Almamaterku

Page 5: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

HALAMAN MOTTO

"Karena Yesus Kristus adalah Allah dan telah mati bagiku,

maka tidak ada pengorbanan yang terlalu besar untuk kupersembahkan

bagi-Nya"

(C.T. Studd)

“Kau memperoleh kekuatan, keberanian dan rasa percaya diri

dari setiap pengalaman yang membuatmu berhenti sejenak untuk

menghadapi rasa takutmu”

(Eleanor Roosevelt)

“Sola Fide (hanya oleh iman), Sola Gratia (hanya oleh Anugerah),

dan Sola Scriptura (hanya oleh Alkitab sebagai Firman Allah)”

(Martin Luther)

“Hidup merupakan suatu pilihan maka tentukan pilihan hidupmu sesuai

dengan hati nurani walaupun itu bertentangan dengan orang lain”

(Penulis)

Page 6: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera,

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang

telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul ”ANALISIS KEPEMILIKAN

INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN FREE CASH FLOW TERHADAP

KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2006-2009”.

Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis dari

bantuan berbagai pihak, karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Dra. Endang Suhari, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Reza Rahardian, SE, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 7: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

4. Bapak Drs. Harmadi, M.M., selaku pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis dan atas

segenap kesempatan yang diberikan untuk berdiskusi banyak hal.

5. Ibu Dra. Soemarjati Tj., M.M. selaku pembimbing akademik yang senantiasa

memberikan masukan-masukan yang membangun, serta pengarahan yang

sangat bermanfaat.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap karyawan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

7. Teman-teman manajemen keuangan, yaitu Trisu, Ida, Arip, Tami, Bobi,

Lailam, Azifa, dan Tiffani. Teman-teman dekat di akhir semester, yaitu Ayu

dan Cita. Teman-teman kampus, yaitu Putri, Diana, Yeyen, Bambang, Mili,

Ardian, Dj, Purwo, Sakti, dan Yuda. Mereka adalah teman yang bisa diajak

berbagi canda tawa, pengalaman, dan ilmu yang berharga.

8. Semua pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi

penyempurnaan skripsi ini.

Surakarta, 15 Maret 2011

Penulis

Ivan Nugroho

Page 8: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. iv HALAMAN MOTTO …………………………………………………… v KATA PENGANTAR ............................................................................. vi DAFTAR ISI ............................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................... x DAFTAR TABEL .................................................................................... xi ABSTRAK ................................................................................................ xii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………............ 1 B. Rumusan Masalah …………………………………………….. 7 C. Tujuan Penelitian ……………………………………………… 8 D. Manfaat Penelitian …………………………………………….. 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Keagenan ……………………………………….. 10 2. Kebijakan Hutang …………………………………….. 12 3. Kepemilikan Institusional …………………………….. 16 4. Profitabilitas …………………………………………... 18 5. Free Cash Flow ……………………………………….. 20 6. Konsep Investment Opportunity Set (IOS) …………... 22

B. Penelitian Terdahulu ………………………………………….. 27 C. Kerangka Pemikiran …………………………………………... 29 D. Hipotesis ………………………………………………………. 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian 1. Tujuan Studi …………………………………………… 36 2. Tipe Hubungan Antar Variabel ……………………….. 36 3. Lingkungan (Setting) Penelitian ………………………. 37

Page 9: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

4. Unit Analisis …………………………………………... 37 5. Horison Waktu ………………………………………… 37 6. Pengukuran Construct …………………………………. 38

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel …………. 38

C. Pengukuran Variabel 1. Variabel Dependen ……………………………………. 40 2. Variabel Independen …………………………………... 40 3. Variabel Pengontrol …………………………………… 42

D. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik ……………………………………... 43 2. Analisis Regresi Linier Berganda ……………………... 46

BAB IV ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data …………………………………………………. 50 B. Statistik Deskriptif ……………………………………………... 51 C. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas ……………………………………….... 53 2. Uji Multikolonieritas ………………………………….. 54 3. Uji Heteroskedastisitas ………………………………... 55 4. Uji Autokorelasi ………………………………………. 56

D. Analisis Regresi Linier Berganda 1. Uji F atau Uji Secara Simultan …..…………………… 57 2. Uji T atau Uji Secara Parsial ………………………….. 59 3. Koefisien Determinasi (R2) …………………………… 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………….... 66 B. Keterbatasan ………………………………………………….. 67 C. Saran ………………………………………………………….. 67

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 69 LAMPIRAN ……………………………………………………………... 72

Page 10: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR Gambar II. C …………………………………………………………….... 29 Gambar IV. C. 3 …………………………………………………………... 55

Page 11: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel II. B …………………………………………………………………. 27 Tabel IV. A ………………………………………………………………... 49 Tabel IV. B. 1 ……………………………………………………………... 50 Tabel IV. B. 2 ……………………………………………………………... 51 Tabel IV. C. 1 ……………………………………………………………... 53 Tabel IV. C. 2 ……………………………………………………………... 54 Tabel IV. C. 4……………………………………………………………… 56 Tabel IV. D. 1-1 …………………………………………………………... 57 Tabel IV. D. 1-2 …………………………………………………………... 60 Tabel IV. D. 2-1 …………………………………………………………... 62 Tabel IV. D. 2-2 …………………………………………………………... 62 Tabel IV. D. 3-1 …………………………………………………………... 63 Tabel IV. D. 3-2 …………………………………………………………... 64

Page 12: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

Page 13: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

ABSTRAK ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN

FREE CASH FLOW TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA (BEI) TAHUN 2006-2009

IVAN NUGROHO F0207079

Penelitian ini berkaitan tentang bagaimana cara mengurangi konflik keagenan yang terjadi pada perusahaan melalui kebijakan hutang. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti pengaruh kepemilikan institusional, profitabilitas, dan free cash flow terhadap kebijakan hutang. Penelitian ini juga menggunakan satu variabel pengontrol, yaitu Investment Opportunity Set (IOS) dengan proksi market to book value of assets. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI dengan sampel perusahaan manufaktur selama tahun 2006-2009. Metode pengumpulan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel yang diperoleh yaitu 131 perusahaan. Alat analisis yang digunakan yaitu regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan Software SPSS Statistics 17.0. Untuk memenuhi syarat model regresi dilakukan pengujian normalitas, multikolonieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Pengujian hipotesis dilakukan berdasar pada t-value dan F-value. Hasil yang diperoleh dari uji F bahwa kepemilikan institusional (INST), profitabilitas (ROA), dan free cash flow (FCF) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang (LEV) sebelum dan sesudah dimasukkan variabel pengontrol IOS (MBVA). Dari uji T diperoleh hasil bahwa kepemilikan institusional (INST) dan free cash flow (FCF) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan hutang (LEV), sedangkan profitabilitas (ROA) dan IOS (MBVA) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Kata kunci: konflik keagenan, kepemilikan institusional, profitabilitas, free

cash flow, kebijakan hutang, market to book value of assets

Page 14: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

ABSTRACT

AN ANALYSIS OF INSTITUTIONAL OWNERSHIP, PROFITABILITY, AND FREE CASH FLOW ON DEBT POLICY IN MANUFACTURING

COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) DURING 2006-2009

IVAN NUGROHO

F0207079 This study relates about how to reduce the agency conflict that occurs in the company through debt policy. The purpose of this study was to obtain evidence of the influence of institutional ownership, profitability, and free cash flow to debt policy. This study also uses a single control variable, there is Investment Opportunity Set (IOS) with the proxy market to book value of assets. The population in this study are all companies listed on the Stock Exchange with a sample of manufacturing firms during 2006-2009. Method of sample collection by using purposive sampling technique. The samples came from 131 companies. The analysis instrument used was a multiple linear regression with SPSS Statistics 17.0 software. To qualify for regression model testing normality, multikolonierity, heteroscedasticity, and autocorrelation. Hypothesis testing is done based on the t-value and F-value. The results obtained from the F-test that institutional ownership (INST), profitability (ROA), and free cash flow (FCF) significantly affects the debt policy (LEV) before and after the control variables included IOS (MBVA). From T test it is found that institutional ownership (INST) and free cash flow (FCF) was not significantly affect the debt policy (LEV), while the profitability (ROA) and IOS (MBVA) significantly affects debt policy. Keywords: agency conflicts, institutional ownership, profitability, free cash flow,

debt policy, market to book value of assets

Page 15: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat, telah

menuntut berbagai perusahaan baik manufaktur, dagang, maupun jasa untuk

bersaing dan mengembangkan usahanya dalam berbagai kondisi. Untuk itu,

perusahaan memerlukan dana yang berasal dari pihak investor (shareholder)

guna menumbuhkan perusahaannya. Perusahaan bertujuan untuk

memaksimalkan kesejahteraan pemilik (shareholder) melalui keputusan atau

kebijakan investasi, kebijakan pengambilan hutang, keputusan pendanaan, dan

keputusan dividen yang tercermin dalam harga saham di pasar modal,

demikian jika dilihat dari sudut pandang manajemen keuangan.

Perusahaan yang dikelola oleh manajer diharapkan oleh pemilik untuk

menghasilkan keuntungan yang tinggi dan memberikan keuntungan tersebut

kepada pemilik sebagai konsekuensi modal yang telah diberikan pada

perusahaan. Untuk perusahaan yang telah go public dan mencatatkan

sahamnya pada bursa efek, hasil yang diberikan oleh perusahaan pada pemilik

(pemegang saham) tersebut dikenal dengan sebutan dividen. Para pemilik

modal mengharapkan pembayaran dividen yang tinggi, namun terkadang

pengelola perusahaan atau manajer memiliki kepentingan lain tentang

pembayaran dividen yang berbeda dengan kepentingan para pemilik, seperti

menahan pembayaran dividen untuk diinvestasikan ke dalam perusahaan.

Page 16: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pada suatu perusahaan sering terjadi konflik antara pemegang saham dengan

manajer. Konflik tersebut terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antara

pemegang saham dan manajer yang disebut sebagai masalah keagenan

(agency problem). Masalah keagenan tersebut dapat terjadi antara pemilik

(shareholders) dengan manajer, manajer dengan debtholder, serta antara

manajer, shareholders dan debtholder.

Agency problem akan terjadi bila proporsi kepemilikan manajer atas

saham suatu perusahaan kurang dari seratus persen, sehingga manajer

mendapatkan insentif dan kesempatan untuk melakukan tindakan yang tidak

menguntungkan bagi pemilik lain, melainkan cenderung bertindak untuk

mengejar kepentingan dirinya. Insentif tersebut ada karena manajer

memperoleh keuntungan dari tindakan mereka tanpa harus menanggung

semua biaya finansial atas kesalahan dalam pengambilan keputusan dan tidak

berdasarkan maksimalisasi nilai dalam keputusan pendanaan. Sedangkan

kesempatan (peluang) muncul sebagai akibat ketidakmampuan pemegang

saham luar untuk melakukan pengawasan atas semua tindakan yang dilakukan

oleh pihak manajemen (Jensen dan Meckling, 1976). Apabila keputusan yang

diambil manajer salah, pemegang sahamlah yang merasakan akibatnya, seperti

apabila perusahaan kekurangan dana, investasi yang dilakukan oleh pemegang

sahamlah yang akan dipakai selain hutang. Jensen (1976) menyatakan bahwa

perusahaan yang semakin besar akan potensial terkena agency problem

sebagai akibatnya adanya pemisahan antara fungsi pengambilan keputusan

dan penanggung risiko.

Page 17: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Konflik kepentingan antara manajemen dan pemegang saham dapat

diminimalkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat

menyejajarkan kepentingan-kepentingan tersebut. Namun adanya mekanisme

pengawasan akan menimbulkan biaya yang disebut sebagai agency cost.

Agency cost pun dapat berupa pemberian insentif yang layak kepada manajer.

Terdapat beberapa mekanisme untuk mengatur konflik keagenan (Jensen &

Meckling, 1976). Pertama, meningkatkan kepemilikan saham perusahaan

oleh manajemen. Analisisnya menyatakan bahwa proporsi kepemilikan saham

yang dikontrol oleh manajer dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan

perusahaan. Selain itu kepemilikan manajerial akan menyejajarkan

kepentingan manajemen dan pemegang saham, sehingga manajer akan

merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dengan benar dan

akan merasakan kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan

yang salah. Kedua, meningkatkan dividend payout ratio, sehingga tidak

tersedia cukup banyak free cash flow dan manajemen terpaksa harus mencari

sumber dana eksternal untuk pembiayaan investasi. Perusahaan yang

membagikan dividen dapat saja diartikan bahwa perusahaan tersebut benar-

benar mengalami keuntungan sehingga keuntungan yang ada di perusahaan

dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen. Ketiga, meningkatkan

pendanaan dengan hutang yang akan menurunkan free cash flow yang ada

dalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan yang

dilakukan oleh manajemen (Jensen et al., 1992). Keempat, yaitu dengan

adanya kepemilikan institusional sebagai monitoring agent. Adanya

Page 18: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kepemilikan pemegang saham dari luar yaitu kepemilikan institusional seperti

perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain

akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja

manajemen (Jensen dan Meckling, 1976). Penelitian ini mengambil salah satu

alternatif untuk mengurangi biaya keagenan yaitu pendanaan melalui hutang.

Dalam penelitian ini, terdapat tiga variabel independen dan satu

variabel pengontrol. Alasan penulis memakai tiga variabel independen dan

satu variabel pengontrol ini adalah:

1. Variabel free cash flow dan profitabilitas ini diambil dari penelitian Neti

(2009). Penelitian ini digunakan untuk membuktikan bahwa penelitiannya

sudah konsisten atau belum dan mengembangkan penelitian terdahulu.

Dimana terdapat beberapa perbedaan pada penelitian terdahulu yaitu

seperti sampel yang digunakan oleh Neti (2009) adalah perusahaan

perbankan yang terdaftar di BEI sedangkan dalam penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, tahun yang digunakan pun

lebih baru (up to date) yaitu 2006-2009 dengan kriteria sampel tertentu

sesuai dengan yang dikehendaki peneliti.

2. Ada satu variabel yang belum konsisten pada penelitian terdahulu, yaitu

kepemilikan institusional. Pada penelitian yang dilakukan Isrina (2006)

dan Lisya (2009) dimana kepemilikan institusional tidak berpengaruh

signifikan terhadap hutang, sedangkan menurut Neti (2009) kepemilikan

institusional berpengaruh signifikan terhadap hutang. Oleh karena itu,

Page 19: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

peneliti ingin melakukan penelitian ulang terhadap variabel kepemilikan

institusional.

3. Variabel pengontrol IOS (Investment Opportunity Set) dengan proksi

market to book value of asset memang dalam penelitian terdahulu belum

dimasukkan ke dalam penelitian. Oleh karena itu, dengan adanya variabel

ini peneliti ingin mengembangkan lebih lanjut lagi penelitian yang

sebelumnya apakah ketiga variabel independen ini memang benar-benar

memiliki pengaruh yang kuat dan signifikan terhadap kebijakan hutang

meskipun terdapat variabel pengontrol.

Kepemilikan institusional merupakan persentase kepemilikan saham

oleh investor-investor institutional seperti perusahaan investasi, bank,

perusahaan asuransi maupun berupa kepemilikan lembaga dan perusahaan-

perusahaan lain. Dengan peningkatan mekanisme pengawasan dalam

perusahaan yaitu dengan mengaktifkan monitoring melalui investor-investor

institutional dapat mengurangi agency cost. Dengan adanya kepemilikan

institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal

terhadap kinerja manajemen. Wahyudi dan Pawestri (2006) menyatakan

struktur kepemilikan yang dimiliki perusahaan diharapkan dapat berpengaruh

terhadap keputusan pendanaan perusahan. Semakin tinggi kepemilikan

institusional maka semakin kuat kontrol eksternal terhadap perusahaan dan

mengurangi agency cost, sehingga perusahaan akan menggunakan dividen

yang rendah. Dengan adanya kontrol yang ketat, menyebabkan manajer

menggunakan hutang pada tingkat rendah untuk mengantisipasi kemungkinan

Page 20: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

terjadinya financial distress dan risiko kebangkrutan. Para pemilik perusahaan

lebih suka perusahaan menciptakan hutang pada tingkat tertentu untuk

menaikkan nilai perusahaan.

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu. Kemampuan perusahaan dalam

memperoleh laba merupakan indikator bahwa semakin tinggi profitabilitas

yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin kecil kebijakan hutang yang

diambil oleh perusahaan sehingga dapat mengurangi agency cost. Hal ini

dikarenakan semakin tinggi tingkat hutang perusahaan akan semakin tinggi

kemungkinan perusahaan mengalami kebangkrutan atau risiko tinggi jika

tidak mampu membayar hutang.

Obyek lain yang memungkinkan terjadinya agency cost yaitu free cash

flow. Free cash flow merupakan kas lebih perusahaan yang dapat

didistribusikan kepada pemegang saham yang tidak digunakan untuk operasi

atau investasi. Pemegang saham menginginkan kelebihan dana tersebut

dibagikan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, sedangkan manajer

berkeinginan menggunakan kelebihan dana yang ada untuk investasi pada

proyek-proyek yang menguntungkan karena pada masa yang akan datang akan

menambah insentif bagi manajer. Para manajer mempunyai kecenderungan

untuk menggunakan kelebihan keuntungan untuk konsumsi dan perilaku

opportunistik yang lain karena mereka menerima manfaat yang penuh dari

kegiatan tersebut tetapi kurang mau menanggung risiko dari biaya yang

dikeluarkan tersebut. Dengan kata lain manajer lebih mementingkan

Page 21: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

kepentingan pribadinya. Dengan adanya utang dapat digunakan untuk

mengendalikan penggunaan free cash flow yang berlebihan oleh manajer.

Dengan demikian dapat menghindari investasi yang sia-sia karena ketika

hutang meningkat maka manajer harus menyisihkan dana yang lebih besar

untuk membayar bunga dan pinjaman pokoknya secara periodik, sehingga

dana yang tersisa menjadi kecil.

Dalam penelitian ini, penulis hanya membatasi variabel-variabel yang

digunakan, seperti kebijakan hutang, kepemilikan institusional, profitabilitas,

dan free cash flow, selain itu ada satu variabel tambahan sebagai variabel

kontrol dalam penelitian ini, yaitu proksi set kesempatan investasi (IOS).

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL,

PROFITABILITAS, DAN FREE CASH FLOW TERHADAP KEBIJAKAN

HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2006-2009”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan

masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan

hutang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?

2. Apakah terdapat pengaruh Profitabilitas terhadap kebijakan hutang

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?

Page 22: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

3. Apakah terdapat pengaruh free cash flow terhadap kebijakan hutang

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?

4. Apakah terdapat pengaruh kepemilikan institusional, profitabilitas dan free

cash flow terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEI?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh kepemilikan

institusional terhadap kebijakan hutang yang pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI

2. Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh Profitabilitas

terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

3. Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh free cash flow

terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

4. Untuk menemukan bukti empiris secara simultan mengenai pengaruh

kepemilikan manajerial, pengaruh kepemilikan institusional, profitabilitas

dan free cash flow terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI.

Page 23: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian, yaitu:

1. Bagi kalangan akademik, dapat memberikan bukti empiris berupa

gambaran tentang pengaruh struktur kepemilikan institusional,

profitabilitas, dan free cash flow perusahaan terhadap kebijakan hutang

dan juga sebagai referensi tambahan tentang isu agency cost, terutama

perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia dan terdaftar di BEI.

Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan dasar dan perbandingan

dalam mengembangkan penelitian selanjutnya.

2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

kepada investor mengenai faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh

perusahaan dalam menentukan kebijakan hutang.

3. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan mampu memberikan

pemahaman kepada manajer agar dapat membuat kebijakan keuangan

yang baik. Kebijakan hutang, profitabilitas dan free cash flow diharapkan

menjadi hal yang diperhatikan oleh manajer dalam upaya mengurangi

konflik keagenan.

Page 24: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Teori Keagenan

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa teori keagenan

mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal (beberapa orang) dan

manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak

oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham.

Untuk itu manajemen diberikan sebagian kekuasaan untuk membuat

keputusan bagi kepentingan terbaik pemegang saham. Oleh karena itu,

manajemen wajib mempertanggungjawabkan semua upayanya kepada

pemegang saham. Karena unit analisis dalam teori keagenan adalah

kontrak yang melandasi hubungan antara prinsipal (pemegang saham) dan

agen, maka fokus dari teori ini adalah pada penentuan kontrak yang paling

efisien yang mendasari hubungan antara prinsipal dan agen. Jika kedua

belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk

memaksimumkan keuntungan dari dana yang ada, maka diyakini agen

akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal.

Berbagai konflik kepentingan dalam perusahaan baik antara

manajer dengan pemegang saham, manajer dengan kreditur atau antar

pemegang saham, kreditur dan manajer disebabkan adanya hubungan

keagenan atau agency relationship. Pihak prinsipal dapat membatasi

Page 25: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

perbedaan kepentingannya dengan memberikan tingkat insentif yang layak

kepada agen dan harus bersedia mengeluarkan biaya pengawasan atau

monitoring cost untuk mencegah penyimpangan (hazard) dari agen. Hal

tersebut dinamakan dengan biaya keagenan atau agency cost. Biaya

keagenan merupakan jumlah dari pengeluaran-pengeluaran monitoring

oleh pemegang saham, pengeluaran-pengeluaran penggunaan hutang oleh

manajer, residual loss.

Sedangkan konflik yang disebabkan oleh pemisahan antara

kepemilikan dan fungsi pengelolaan dalam teori keuangan disebut konflik

keagenan atau agency conflict. Jika suatu perusahaan berbentuk

perseorangan dan dikelola sendiri oleh pemiliknya, maka dapat

diasumsikan bahwa manajer-pemilik tersebut akan mengambil setiap

tindakan yang mungkin untuk memperbaiki kesejahteraannya, terutama

diukur dalam bentuk peningkatan kekayaan perorangan dan fasilitas

eksekutif seperti tunjangan, kantor yang mewah fasilitas transportasi dan

sebagainya.

Konflik keagenan yang terjadi dalam perusahaan pada hubungan

antara (1) pemegang saham dan manajer, (2) manajer dan kreditor, (3)

manajer, pemegang saham dan kreditor (Brigham & Gapenski, 1999

dalam Nuringsih, 2005), sedangkan biaya yang timbul atau dikeluarkan

oleh perusahaan untuk mengatasi konflik keagenan disebut biaya

keagenan. Penyebab lainnya dalam konflik antara manajer dengan

pemegang saham adalah keputusan pendanaan. Para manajer lebih

Page 26: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

menginginkan pendanaan dibiayai dari modal internal yang berasal dari

laba ditahan sedangkan para pemilik modal menentang hal itu dan

menginginkan laba ditahan dibagikan kepada para pemegang saham

sebagai dividen dan cenderung lebih menyukai pendanaan dari hutang.

2. Kebijakan Hutang

Kebijakan pendanaan dalam sebuah perusahaan haruslah bertujuan

untuk memaksimalkan kemakmuran. Dalam hal ini kebijakan tersebut

harus mempertimbangkan dan menganalisa kombinasi sumber-sumber

dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membiayai kebutuhan-

kebutuhan rutin serta investasi perusahaan. Hutang merupakan salah satu

mekanisme untuk menyatukan kepentingan manajer dengan pemegang

saham, hutang memberikan sinyal tentang status kondisi keuangan

perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Kebijakan hutang merupakan

salah satu alternatif pendanaan perusahaan selain menjual saham di pasar

modal. Hutang adalah instrumen yang sangat sensitf terhadap perubahan

nilai perusahaan. Wahyudi dan Pawestri (2006) mengemukakan bahwa

dalam jangka panjang tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai

perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin

sejahtera pula pemiliknya. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga

pasar saham perusahaan.

Kebijakan utang perusahaan yang merupakan hasil pembagian

antara kewajiban jangka panjang dengan jumlah total antara kewajiban

Page 27: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

jangka panjang dan modal sendiri. Pendanaan dari luar akan menurunkan

besarnya konflik antara pemegang saham dengan manajemen disamping

itu utang juga akan menurunkan excess cash flow (free cash flow) yang

ada dalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan

yang dilakukan manajemen. Tetapi bila penggunaan hutang terlalu besar

dapat berdampak pada financial distress dan kebangkrutan sehingga

membuat para investor pun resah.

Jensen dan Meckling (1976) menyebutkan bahwa dalam teori

keagenan dijelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan

pemegang saham mungkin bertentangan. Pemegang saham menginginkan

agar pendanaan tersebut dibiayai hutang karena dengan penggunaan

hutang, hak pemegang saham terhadap perusahaan tidak akan berkurang.

Akan tetapi, pihak manajer tidak menyukai dengan alasan bahwa hutang

mengandung risiko tinggi.

Dalam penelitian ini, fokus utama penelitian yaitu tentang sumber

pendanaan yang diperoleh dari hutang. Hutang atau leverage dalam

manajemen keuangan adalah penggunaan assets dan sumber dana (sources

of fund) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan

maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham.

Leverage juga meningkatkan variabilitas (risiko) keuntungan, karena jika

perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari

biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan

Page 28: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

pemegang saham. Brigham dan Houston (2006) mengemukakan bahwa

penggunaan hutang memiliki keuntungan dan kelemahan bagi perusahaan.

Adapun keuntungan dalam penggunaan hutang, yaitu:

1. Biaya bunga yang dibayarkan perusahaan dapat mengurangi

penghasilan kena pajak sehingga dapat menurunkan biaya

efektif atas hutang yang digunakan perusahaan tersebut.

2. Pemegang hutang (debtholder) mendapat pengembalian yang

tetap atas biaya bunga yang relatif tetap, sehingga kelebihan

keuntungan merupakan klaim bagi pemilik perusahaan.

Sedangkan kelemahan penggunaan hutang, yaitu:

1. Semakin tinggi rasio hutang yang dimiliki perusahaan maka

akan semakin tinggi pula risiko yang dihadapi perusahaan atas

penggunaan hutang tersebut.

2. Apabila suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan

laba operasi tidak mencukupi untuk menutup beban bunga,

maka pemegang sahamnya harus menutup kekurangan itu dan

perusahaan akan mengalami kebangkrutan apabila tidak

sanggup menutup beban bunga tersebut.

Menurut Husnan, leverage dibagi menjadi dua macam, yaitu

operating leverage dan financial leverage. Operating leverage merupakan

hutang yang terjadi setiap saat perusahaan mempunyai biaya tetap yang

harus ditutup berapapun unit yang dihasilkan. Konsekuensinya analisa

operating leverage ini menyangkut hanya analisa jangka pendek. Apabila

Page 29: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

suatu perusahaan kekurangan dana pada biaya tetapnya, maka

digunakanlah dana eksternal untuk menutupinya yang disebut dengan

operating leverage. Dengan menggunakan operating leverage, perusahaan

mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan mengakibatkan

perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar. Oleh karena

itu, operating leverage digunakan untuk mengukur seberapa besar

penggunaan biaya tetap operasi dalam suatu perusahaan.

Sedangkan financial leverage merupakan hutang yang menyangkut

penggunaan dana yang diperoleh pada biaya tetap tertentu dengan harapan

bisa meningkatkan bagian pemilik modal sendiri dan memberikan

tambahan keuntungan. Dengan kata lain financial leverage bisa dikatakan

menguntungkan (“favorable”) apabila perusahaan memperoleh

keuntungan lebih besar dari dana yang “dibeli” tadi daripada biaya tetap

penggunaan dana tersebut. Penggunaan dana tersebut menimbulkan biaya

tetap yaitu bunga atau dividen.

Pada penelitian ini, menggunakan jenis financial leverage karena

dalam hubungannya dengan konflik agensi, pihak manajemen perusahaan

(manajer) menginginkan perusahaan yang telah ia jalankan terus tumbuh

dan berkembang. Hasil penggunaan financial leverage pun dapat berupa

dividen sehingga tidak hanya pihak manajemen perusahaan saja yang

diuntungkan tetapi pihak shareholder pun diuntungkan juga. Jadi dalam

hal ini untuk mengurangi konflik agensi digunakanlah hutang dengan

Page 30: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

harapan diperiode mendatang financial leverage tersebut bisa

menguntungkan perusahaan.

3. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional menggambarkan tingkat kepemilikan

saham oleh institusional dalam perusahaan sebagai monitoring agent, yang

termasuk pemilik institusional antara lain perusahaan asuransi, bank,

perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain. Adanya

kepemilikan institusional ini dimaksudkan untuk mengawasi manajemen

suatu perusahan agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Selain itu,

monitoring agent dapat memainkan peranan secara aktif dan konsisten

guna melindungi investasi saham yang dipertaruhkan di dalam perusahaan.

Rachmawati dan Triatmoko (2007) dalam Ari (2010) menyatakan

bahwa dalam hubungannya dengan fungsi monitor, investor institusional

diyakini memiliki kemampuan untuk memonitor tindakan manajemen

lebih baik dibandingkan investor individual. Ada dua perbedaan pendapat

mengenai investor institusional, yaitu

1. Pendapat pertama didasarkan pada pandangan bahwa investor

institusional adalah pemilik sementara (transfer owner) sehingga

hanya terfokus pada laba sekarang (current earnings). Perubahan pada

laba sekarang dapat mempengaruhi keputusan investor institusional.

Jika perubahan ini dirasakan tidak menguntungkan oleh investor, maka

investor dapat melikuidasi sahamnya. Investor institusional biasanya

Page 31: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

memiliki saham dengan jumlah besar, sehingga jika mereka

melikuidasi sahamnya akan mempengaruhi nilai saham keseluruhan.

2. Pendapat kedua memandang investor institusional sebagai investor

yang berpengalaman (sophisticated). Menurut pendapat ini, investor

lebih fokus pada laba masa datang (future earnings) yang lebih besar

relatif dari laba sekarang. Lebih lanjut Rachmawati dan Triatmoko

(2007) menyebutkan bahwa investor institusional akan melakukan

monitoring secara efektif dan tidak akan mudah diperdaya dengan

tindakan manipulasi yang dilakukan manajer.

Kepemilikan institusional diharapkan dapat membantu mengurangi

biaya keagenan atas free cash flow dan menjadi pengganti dari hutang jika

kepemilikan institusi dapat memonitor aktivitas manajemen. Adanya

pengawasan yang efektif berkaitan dengan kebijakan hutang maka

penggunaan hutang pun bisa menurun karena peranan hutang sebagai

salah satu alat monitoring sudah diambil alih oleh pihak institusional. Hal

ini disebabkan karena kepemilikan mewakili suatu sumber kekuasaan

(source of power) yang dapat digunakan untuk mendukung atau

sebaliknya terhadap keberadaan manajemen. Semakin tinggi kepemilikan

institusional diharapkan semakin kuat kontrol internal terhadap perusahaan

dimana akan dapat mengurangi agency cost pada perusahaan.

Menurut Jensen (1986), Semakin besar prosentase saham yang

dimiliki investor institusional akan menyebabkan pengawasan yang

dilakukan menjadi lebih efektif karena dapat mengendalikan perilaku

Page 32: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

oportunistik manajer dan mengurangi agency cost. Adanya kontrol ini

membuat manajer menggunakan utang pada tingkat rendah untuk

mengantisipasi kemungkinan terjadinya kesulitan keuangan dan

kebangkrutan perusahaan. Investor institusional memiliki beberapa

kelebihan dibanding investor individual, antara lain:

1. Investor institusional memiliki sumber daya yang lebih dibanding

investor individual untuk mendapatkan informasi.

2. Investor institusional memiliki profesionalisme dalam

menganalisis informasi sehingga dapat menguji tingkat keandalan

informasi.

3. Investor institusional secara umum memiliki relasi bisnis yang

lebih kuat dengan manajemen.

4. Investor institusional memiliki motivasi yang kuat untuk

melakukan pengawasan lebih ketat atas aktivitas perusahaan.

5. Investor institusional lebih aktif dalam melakukan jual beli saham

sehingga dapat meningkatkan jumlah informasi secara cepat

tingkat harga saham.

4. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

laba selama periode tertentu. Kemampuan perusahaan dalam memperoleh

laba merupakan indikator bahwa semakin tinggi profitabilitas yang

dimiliki oleh perusahaan maka semakin kecil kebijakan hutang yang

Page 33: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

diambil oleh perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk

mengetahui sejauhmana investasi yang dilakukan investor di suatu

perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang

disyaratkan investor, misalnya bagi pemegang saham dalam memprediksi

keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen. Oleh

karena itu, dividen diambil dari keuntungan bersih yang berhasil diperoleh

perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya

dividend payout ratio yang dibagikan perusahaan.

Profitabilitas periode sebelumnya merupakan faktor penting dalam

menentukan struktur modal. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan

akan senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan utang. Hal

ini sesuai dengan pecking order theory yang menyarankan bahwa manajer

lebih senang menggunakan pembiayaan dari pertama, laba ditahan,

kemudian utang dan terakhir penjualan saham baru. Meskipun secara

teoritis sumber modal yang biayanya paling murah adalah utang,

kemudian saham preferen dan yang paling mahal adalah saham biasa serta

laba ditahan (Sartono, 2001).

Pada tingkat profitabilitas yang tinggi, perusahaan mengalokasikan

dividen yang rendah. Hal ini dikarenakan perusahaan mengalokasikan

sebagian besar keuntungan sebagai sumber dana internal untuk

membangun perusahaan. Pada ROA tinggi dibayarkan dividen rendah

karena keuntungan digunakan untuk meningkatkan laba ditahan. Dengan

cara ini sumber dana internal meningkat sehingga perusahaan dapat

Page 34: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

menunda penggunaan utang atau emisi saham baru. Sebaliknya bila ROA

rendah maka dibayarkan dividen yang tinggi. Hal ini dilakukan karena

perusahaan mengalami penurunan profit sehingga untuk menjaga reputasi

di mata investor, perusahaan akan membagikan dividen besar. Oleh karena

itu, tinggi rendahnya profitabilitas berpengaruh pada jumlah kompensasi

bagi manajemen yang salah satu bentuknya berupa saham untuk

manajemen (kepemilikan manajerial) (Nuringsih,2005).

Rasio profitabilitas dianggap sebagai alat yang paling valid dalam

mengukur hasil pelaksanaan operasi perusahaan karena rasio profitabilitas

merupakan alat pembanding pada berbagai alternatif investasi yang sesuai

dengan tingkat risiko. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva

maupun modal sendiri. Profitabilitas sangat penting diperhatikan untuk

mengetahui sejauhmana investasi yang akan dilakukan oleh investor di

suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat

yang disyaratkan investor.

5. Free Cash Flow

Aliran kas bebas (free cash flow) adalah cash flow yang tersedia

untuk dibagikan kepada investor setelah perusahaan melakukan investasi

pada fixed asset dan working capital yang diperlukan untuk

mempertahankan kelangsungannya (Sartono, 2001), dengan kata lain

aliran kas bebas adalah kas yang tersedia diatas kebutuhan investasi yang

Page 35: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

profitable. Free cash flow ini sebenarnya merupakan hak pemegang

saham. Free cash flow merupakan aliran kas yang tersedia untuk

didistribusikan pada investor setelah perusahaan memperhitungkan

keseluruhan investasi dalam aktiva tetap dan modal kerja yang dibutuhkan

untuk menopang kelangsungan aktivitas perusahaan. Free cash flow

digunakan untuk membayar bunga dan hutang kepada kreditur, membayar

dividen pada pemegang saham, dan membeli kembali saham perusahan

dan saham di pasar saham. Jika tidak ada kepastian yang besar dalam

peramalan free cash flow, maka yang terbaik adalah bersikap konservatif

dan menetapkan dividen tunai masa berjalan yang rendah. Nilai operasi

perusahaan ditentukan oleh aliran kas yang akan dihasilkan sekarang dan

di masa datang. Nilai dari operasi perusahaan bergantung pada aliran kas

bebas yang diharapkan terjadi, nilai ini merupakan laba operasi sesudah

pajak dikurangi nilai investasi fixed asset dan working capital yang

diperlukan untuk mempertahankan operasi perusahaan (Sartono, 2001:

102).

Free cash flow digunakan untuk membayar bunga, dan hutang

kepada kreditur, membayar deviden pada pemegang saham dan membeli

kembali saham perusahaan dan saham di pasar saham, jika tidak ada

kepastian yang besar dalam peramalan free cash flow maka yang terbaik

adalah bersikap konservatif dan menetapkan dividen tunai masa berjalan

yang rendah.

Page 36: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Sesuai teori keagenan, apabila perusahaan mempunyai aliran arus

kas bebas, manajer perusahaan mendapat tekanan dari pemegang saham

untuk membagikannya dalam bentuk dividen. Hal ini dilakukan untuk

mencegah pihak manajemen menggunakan free cash flow untuk hal-hal

yang tidak sesuai dengan tujuan perusahaan dan cenderung merugikan

para pemegang saham. Free cash flow yang besar akan mengarah pada

perilaku manajer yang salah dan keputusan buruk yang bukan untuk

kepentingan pemegang saham. Dengan kata lain, para manajer mempunyai

kecenderungan untuk menggunakan kelebihan keuntungan untuk

konsumsi dan perilaku opportunistik yang lain karena mereka menerima

manfaat yang penuh dari kegiatan tersebut tetapi kurang mau menanggung

risiko dari biaya yang dikeluarkan. Tetapi para pemegang saham

menginginkan sisa dana tersebut dibagikan sehingga meningkatkan

kesejahteraan mereka. Adanya perbedaan kepentingan antara manajer dan

pemegang saham mengenai pengelolaan free cash flow, maka timbullah

agency problem. Oleh karena itu, pihak manajemen lebih baik

membagikan free cash flow agar dapat menekan biaya agensi atau agency

cost.

6. Konsep Investment Opportunity Set (IOS)

Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang

menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.

Informasi keuangan dari kegiatan ekonomi masa lalu (historical) dalam

Page 37: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

laporan keuangan digunakan sebagian pihak sebagai dasar menilai

perusahaan, namun hal ini hanya dapat menilai perusahaan berdasar nilai

bukunya, sementara pihak lain memandang nilai perusahaan bukan hanya

dari aset yang mereka miliki tapi juga investasi yang akan dikeluarkan di

masa datang. Adanya pilihan investasi yang dapat menghasilkan

keuntungan di masa datang merupakan kesempatan bertumbuh bagi

perusahaan yang akan menaikkan nilai perusahaan. Pilihan-pilihan

investasi di masa datang ini kemudian dikenal dengan istilah Set

Kesempatan Investasi atau Investment Oportunity Set (IOS).

Proksi pertumbuhan perusahaan dengan nilai IOS yang telah

digunakan oleh para peneliti (Gaver dan Gaver, 1993; Jones dan Sharma,

2001; dan Kallapur dan Trombley, 2001 dalam Isrina Damayanti, 2006)

dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Price-based proxies (proksi berdasarkan harga), pendekatan ini berdasar

pada pemikiran bahwa harapan pertumbuhan perusahaan dinyatakan,

paling tidak, secara parsial dalam harga saham, sehingga perusahaan

bertumbuh akan memiliki nilai pasar lebih tinggi relatif terhadap aset

yang dimiliki (asset in place). Proksi berdasarkan harga ini berbentuk

rasio sebagai suatu ukuran aset yang dimiliki dengan nilai pasar

perusahaan. Rasio-rasio yang telah digunakan dalam penelitian-

penelitian sebelumnya sebagai proksi berdasar harga dalam

pengukuran IOS antara lain adalah: market to book value of equity,

market to book value of assets, torbin’s Q, earnings to price ratios dan

Page 38: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

ratio of property, plant, and equipment to firm value serta ratio of

depreciation to firm value.

2. Investment–based proxies (proksi berdasarkan investasi), pendekatan

ini berdasar pada pemikiran bahwa tingkat aktivitas investasi yang

tinggi secara positif berhubungan dengan IOS suatu perusahaan.

Perusahaan dengan IOS yang tinggi akan memiliki investasi dengan

tingkat yang tinggi pula sebagaimana IOS telah dikonversikan ke

dalam assets in place waktu demi waktu. Proksi berdasarkan investasi

ini berbentuk rasio yang membandingkan ukuran investasi dengan

ukuran asset yang telah miliki atau hasil operasi dari asset yang telah

dimiliki. Rasio-rasio yang telah digunakan dalam penelitianpenelitian

sebelumnya sebagai proksi berdasar investasi dalam pengukuran IOS

anrata lain adalah: ratio of R&D expense to assets, ratio of R&D to

sales, ratio of capital expenditure to total assets, ratio of capital

expenditure to firm value, investment intensity, investment to sales

ratio, ratio of capital additional to assets book value dan log of firm

value.

3. Variance measures (proksi berdasarkan varian), pengukuran ini

berdasar pada pemikiran bahwa opsi-opsi investasi menjadi lebih

bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan

besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return yangmendasari

peningkatan aktiva. Rasio-rasio yang telah digunakan dalam

penelitian-penelitian sebelumnya sebagai proksi berdasar varian dalam

Page 39: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

pengukuran IOS antara lain adalah: variance of returns, assets betas

dan the variance of assets deflated sales.

Penelitian ini menggunakan proksi IOS berdasarkan harga dengan

rasio market to book value of asset (MBVA). Rasio MBVA

menggambarkan pertumbuhan aktiva dan ekuitas perusahaan. Perusahaan

yang memiliki rasio MBVA yang tinggi memiliki pertumbuhan aktiva dan

ekuitas yang besar. Semakin tinggi MBVA semakin besar aset yang

digunakan perusahaan dalam usahanya, maka semakin besar kemungkinan

perusahaan tersebut untuk tumbuh, sehingga harga sahamnya akan

meningkat, return saham meningkat dan hutang pun akan meningkat

karena itu semua memerlukan dana yang cukup untuk semua kegiatan

operasinya.

Pertumbuhan perusahaan merupakan harapan yang diinginkan oleh

pihak internal perusahaan yaitu manajemen maupun pihak eksternal

perusahaan yaitu investor dan kreditor. Menurut Barclay et al (1998)

perusahaan yang pertumbuhannya tinggi akan mempunyai kesempatan

yang besar yang memungkinkan untuk membayar dividen yang rendah

karena mereka mempunyai kesempatan yang profitable dalam mendanai

investasinya secara internal sehingga perusahaan tidak tergoda untuk

membayar bagian yang lebih besar labanya kepada pihak luar. Sebaliknya

perusahaan yang pertumbuhannya rendah berusaha menarik dana dari luar

untuk mendanai investasinya dengan mengorbankan sebagian besar

labanya dalam bentuk dividen maupun bunga. Penentuan kebijakan

Page 40: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

pendanaan dan dividen ini berkaitan dengan masalah free cash flow

perusahaan.

Page 41: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

B. PENELITIAN TERDAHULU

Berikut ini adalah tabel hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti:

Tabel II. B

Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Tahun Variabel Hasil

1 Isrina Damayanti 2006 Free cash flow, kepemilikan

manajerial, kepemilikan

institusional, rasio market to book

value of asset, dividend yield,

debt to equity ratio.

Kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan

terhadap hutang. Sedangkan free cash flow dan rasio market to book value of asset

berpengaruh signifikan dan positif terhadap kebijakan hutang. Lalu dividend yield

berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kebijakan hutang.

2 Lisya Hayuning

Westri

2009 Kepemilikan institusional,

kepemilikan manajerial, dividend

payout ratio, debt ratio

(leverage), firm size, growth.

Kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial terbukti tidak berpengaruh terhadap

kebijakan dividen. Namun variabel kontrol firm size dan growth berpengaruh terhadap

kebijakan dividen.

Kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial, serta firm size dan growth tidak

berpengaruh terhadap hutang.

3 Neti Kurniasih 2009 Kepemilikan institusional,

profitabilitas, free cash flow, rasio

leverage.

Kepemilikan institusional, profitabilitas, free cash flow secara simultan mempunyai

pengaruh signifikan terhadap rasio leverage. Kepemilikan institusional dan profitabilitas

berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kebijakan hutang. Sedangkan free cash flow

berpengaruh signifikan dan positif terhadap kebijakan hutang.

Page 42: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

4 Dewi

2008 Ukuran perusahaan, pertumbuhan

aktiva dan profitabilitas, hutang.

Ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap hutang. Sedangkan

pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap hutang.

5 Intan Putri Wijaya 2009 Penjualan, Dividend Payment,

Cash Flow, Kebijakan Hutang

Variabel penjualan berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang. Dividend payments

tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Cash Flow berpengaruh negatif terhadap

kebijakan hutang.

6 Ari Hidayat

Yulianto

2010 Kepemilikan institusional, free

cash flow, kebijakan dividen,

kebijakan hutang.

Kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang.

Free cash flow berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kebijakan hutang.

Kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang. Secara

simultan, kepemilikan institusional, free cash flow, dan kebijakan dividen berpengaruh

signifikan terhadap kebijakan hutang.

Page 43: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

C. KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar II. C Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, peneliti ingin mengetahui

variabel-variabel apa saja yang dapat mempengaruhi kebijakan hutang suatu

perusahaan.

Kepemilikan institusional, profitabilitas, dan free cash flow merupakan

faktor-faktor yang dapat digunakan untuk mengurangi konflik keagenan.

Dalam penelitian ini, baik secara simultan maupun parsial ingin membuktikan

bahwa ketiga variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

Tetapi, untuk mengetahui apakah ketiga variabel independen ini memang

Independen Dependen

Kepemilikan Institusional

Profitabilitas

Free Cash Flow

Kebijakan Hutang

Variabel Kontrol

IOS

Page 44: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

benar-benar memiliki pengaruh yang kuat atau tidak dimasukkanlah variabel

kontrol, yaitu IOS.

D. HIPOTESIS

Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran yang telah dipaparkan,

maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis yang berpengaruh secara simultan terhadap kebijakan hutang,

yaitu:

Kepemilikan institusional, profitabilitas, dan free cash flow merupakan

faktor-faktor yang dapat digunakan untuk mengurangi konflik agensi.

Masing-masing variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap kebijakan

suatu perusahaan dalam mengambil hutang. Secara parsial faktor-faktor

tersebut memberikan kontribusi dalam menentukan kebijakan hutang.

Artinya bahwa masing-masing variabel secara parsial berpengaruh

terhadap kebijakan hutang. Maka peneliti berasumsi bahwa faktor-faktor

tersebut secara simultan juga berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

Dengan adanya asumsi tersebut maka hipotesis yang didapat adalah:

H1 : adanya pengaruh secara simultan variabel kepemilikan institusional,

profitabilitas, free cash flow terhadap kebijakan hutang pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Page 45: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

2. Hipotesis yang berpengaruh secara parsial dari masing-masing faktor yang

diteliti terhadap kebijakan hutang, yaitu:

a. Kepemilikan institusional terhadap kebijakan hutang

Kepemilikan institusional merupakan persentase

kepemilikan saham oleh investor institusional seperti perusahaan

investasi, bank, perusahaan asuransi maupun kepemilikan lembaga

dan perusahaan lain. Dengan adanya kepemilikan institusional

akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal

terhadap kinerja perusahaan karena orang yang memiliki saham

diluar manajemen perusahaan pasti menginginkan agar

investasinya tersebut mendatangkan keuntungan dan tidak dipakai

untuk kegiatan perusahaan yang tidak diperlukan.

Hal ini berarti semakin besar persentase saham yang

dimiliki oleh investor institutional akan menyebabkan usaha

monitoring menjadi semakin efektif karena dapat mengendalikan

perilaku opportunistik yang dilakukan oleh para manajer.

Kepemilikan institusional diharapkan dapat membantu mengurangi

biaya keagenan atas free cash flow dan menjadi pengganti hutang

jika kepemilikan institusi dapat memonitor aktivitas manajemen.

Hal ini disebabkan karena kepemilikan mewakili suatu sumber

kekuasaan (source of power) yang dapat digunakan untuk

mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen.

Semakin tinggi kepemilikan institusional maka diharapkan

Page 46: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

semakin kuat kontrol internal terhadap perusahaan dimana akan

dapat mengurangi biaya keagenan pada perusahaan, serta

penggunaan hutang oleh manajer. Adanya kontrol ini akan

menyebabkan manajer menggunakan hutang pada tingkat rendah

untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi kesulitan keuangan dan

risiko kebangkrutan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Neti (2009)

menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh

signifikan dan negatif terhadap kebijakan hutang.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang

dirumuskan adalah:

H2 : adanya pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan

hutang.

b. Profitabilitas terhadap kebijakan hutang

Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi cenderung

menggunakan hutang yang relatif kecil. Hal ini disebabkan laba

ditahan yang tinggi sudah menutup sebagian besar kebutuhan

pendanaan. Perusahaan yang memperoleh tingkat keuntungan yang

tinggi akan membuka lini atau cabang yang baru serta

memperbesar investasi atau membuka investasi baru terkait dengan

perusahaan induknya. Tingkat keuntungan yang tinggi

menandakan pertumbuhan perusahaan pada masa mendatang.

Page 47: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Dengan hal ini dapat dikatakan bahwa profitabilitas berpengaruh

terhadap kebijakan hutang.

Penelitian Nuringsih (2005), variabel ROA mempunyai

pengaruh negatif signifikan artinya bahwa semakin tinggi tingkat

profitabilitas suatu perusahaan maka akan memperkecil besarnya

penggunaan hutang sehingga dapat mengurangi agency cost. Ini

pun sesuai dengan penelitian Neti (2009) bahwa variabel

profitabilitas berpengaruh signifikan dan negatif terhadap

kebijakan karena perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi

cenderung untuk memperkecil hutang. Jika tingkat profitabilitas

suatu perusahaan tinggi tetapi tetap menggunakan tingkat hutang

yang tinggi pula, kemungkinan perusahaan mengalami financial

distress dan diprediksi mengalami kebangkrutan oleh debtholder

jika tidak mampu membayar hutang.

Dengan adanya penelitian yang sebelumnya maka dapat

dibuat hipotesis sebagai berikut:

H3 : adanya pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan hutang.

c. Free cash flow terhadap kebijakan hutang

Free cash flow menggambarkan kepada investor bahwa

dividen yang dibagikan oleh perusahaan tidak sekedar “strategi”

menyiasati pasar dengan maksud meningkatkan nilai perusahaan.

Sementara bagi perusahaan yang mengeluarkan pengeluaran

Page 48: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

modal, free cash flow akan mencerminkan dengan jelas mengenai

perusahaan manakah yang masih mempunyai kemampuan di masa

depan atau tidak. Pasar akan bereaksi jika terlihat ada free cash

flow yang dapat meningkatkan harapan mereka untuk mendapatkan

dividen di masa depan.

Kas tersebut biasanya akan menimbulkan konflik

kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Free cash flow

yang besar akan mengarah pada perilaku manajer yang salah dan

keputusan buruk yang bukan untuk kepentingan pemegang saham.

Penggunaan hutang memungkinkan manajer untuk secara efektif

mengikat janji mereka untuk mengeluarkan arus kas di masa depan.

Hutang dapat merupakan suatu substitusi yang efektif untuk

dividen. Sehingga hutang dapat mengurangi agency cost pada free

cash flow dengan pengurangan arus kas yang tersedia dengan

membelanjakan sesuai kebutuhan manajer perusahaan.

Bila hutang meningkat maka manajer harus menyisihkan

dana yang lebih besar untuk membayar bunga dan pinjaman

pokoknya secara periodik sehingga dana yang tersisa menjadi kecil.

Hal ini dapat mengurangi kontrol manajer terhadap aliran kas

perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Jensen (1986)

menemukan hubungan yang positif dan signifikan antara free cash

flow dengan kebijakan hutang. Hal ini serupa dengan penelitian

Page 49: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Neti (2009) dan Isrina (2006) bahwa free cash flow mempunyai

pengaruh signifikan dan positif terhadap kebijakan hutang.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang membuktikan

bahwa free cash flow mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan,

maka didapatlah hipotesis sebagai berikut:

H4 : adanya pengaruh free cash flow terhadap kebijakan hutang.

Page 50: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Menurut Indriantoro dan Supomo (1999: 86), secara umum yang perlu

ditentukan di dalam desain penelitian adalah karakteristik-karakteristik dari

penelitian yang meliputi: tujuan studi, tipe hubungan antar variabel,

lingkungan (setting) penelitian, unit analisis, horizon waktu, dan pengukuran

construct.

1. Tujuan Studi

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis (hypotheses

testing) yaitu penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk

hubungan antar variabel. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh

kepemilikan institusional, profitabilitas, dan free cash flow terhadap

kebijakan hutang.

2. Tipe Hubungan Antar Variabel

Ada dua jenis tipe hubungan antar variabel, yaitu hubungan

korelasional (asosiasi) dan hubungan sebab-akibat. Dalam penelitian ini,

tipe hubungan antar variabelnya adalah hubungan korelasional (asosiasi)

karena terdapat banyak variabel independen yang menjelaskan atau

mempengaruhi suatu variabel dependen.

Page 51: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

3. Lingkungan (Setting) Penelitian

Penelitian terhadap suatu fenomena dapat dilakukan pada

lingkungan yang natural dan lingkungan yang artificial (buatan).

Berdasarkan kondisi lingkungan penelitian dan tingkat keterlibatan

peneliti, penelitian dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu studi

lapangan, eksperimen lapangan, dan eksperimen laboratorium. Penelitian

ini menggunakan lingkungan (setting) yang natural dan tipe studi

lapangan, yaitu dengan menggunakan data dari ICMD dan laporan

keuangan di situs IDX.

4. Unit Analisis

Unit analisis merupakan tingkat agregasi data yang dianalisis

dalam penelitian dan merupakan elemen penting dalam desain penelitian

karena mempengaruhi proses pemilihan, pengumpulan data, dan analisis

data. Unit analisis dalam penelitian ini adalah tingkat multi industri, yaitu

data yang didapat dari seluruh perusahaan yang terdaftar di suatu bursa

efek tepatnya Bursa Efek Indonesia (BEI).

5. Horison Waktu

Data penelitian dapat dikumpulkan sekaligus pada periode tertentu

(satu titik) atau dikumpulkan secara bertahap dalam beberapa periode

waktu yang relatif lama (lebih dari dua titik waktu), tergantung pada

karakteristik masalah yang akan dijawab. Penelitian ini menggunakan

periode waktu time series yang menekankan pada data penelitian berupa

data rentetan waktu, yaitu penelitian pada tahun 2006 sampai 2009.

Page 52: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

6. Pengukuran Construct

Construct adalah abstraksi dari fenomena yang dapat berupa

kejadian, proses, atribut, subyek atau obyek tertentu. Sesuai dengan sifat

dan jenis fenomena yang diabstraksikan construct dapat diukur dengan

tipe skala pengukuran, seperti skala nominal (nominal scale), skala ordinal

(ordinal scale), skala interval (interval scale), dan skala rasio (ratio scale).

Dalam penelitian ini menggunakan skala rasio yaitu skala pengukuran

yang menunjukkan kategori, peringkat, jarak, dan perbandingan construct

yang diukur. Skala rasio ini banyak digunakan dalam penelitian-penelitian

akuntansi dan manajemen keuangan.

B. POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Menurut Indriantoro dan Supomo (1999:115), populasi yaitu

sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik

tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang

listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2006-2009. Dipilihnya bursa

efek Indonesia sebagai tempat penelitian karena bursa efek Indonesia

merupakan bursa pertama di Indonesia yang dianggap memiliki data yang

lebih lengkap dan terorganisasi dengan baik.

Sedangkan sampel adalah sebagian dari elemen-elemen populasi.

Anggota dari sampel disebut dengan subyek. Sampel penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2006-2009.

Page 53: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Teknik penarikan sampel penelitian ini dengan menggunakan metode

purposive sampling, yaitu sampel dipilih atas dasar kriteria tertentu. Kriteria

tersebut adalah:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2006-

2009.

2. Perusahaan melaporkan labanya selama tahun 2006-2009.

3. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahunan yang telah

diaudit selama tahun 2006-2009.

4. Memiliki data lengkap selama periode pengamatan untuk faktor-

faktor yang diteliti, yaitu leverage, kepemilikan institusional,

profitabilitas, free cash flow, dan market to book value of asset

pada periode 2006-2009.

Pengambilan data sampel penelitian ini dilakukan dengan metode

penggabungan atau pooled data atau time series cross sectional

(Wahidahwati). Pooling data dilakukan dengan cara menjumlahkan

perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria selama periode pengamatan

untuk memungkinkan diperolehnya jumlah sampel yang lebih besar.

C. PENGUKURAN VARIABEL

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel

dependen, variabel independen, dan variabel kontrol dengan rincian sebagai

berikut:

Page 54: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan hutang

perusahaan. Dalam usahanya untuk mengelola dan menjalankan

kegiatan perusahaan, manajer memerlukan dana untuk kegiatan

ekspansi bisnisnya. Salah satu alternatif bagi perusahaan dalam

memenuhi dana tersebut adalah dengan menerbitkan hutang.

Kebijakan hutang perusahaan dalam penelitian ini dapat diukur dengan

menggunakan rasio Book Debt to Asset Ratio (BDA) atau leverage

(LEV) yang dihitung dengan membagi total debt dengan total asset

pada tahun t. Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang

memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan

tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya

sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang

saham (Agus Sartono, 2001). Rasio ini digunakan untuk

menggambarkan kebijakan hutang perusahaan. Formulasinya adalah

sebagai berikut:

Leverage(LEV)assettotal

debttotal=

2. Variabel Independen

a. Kepemilikan Institusional (INST)

Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh

pihak institusi lain, yaitu kepemilikan oleh perusahaan (lembaga

Page 55: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

lain) seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan

kepemilikan oleh institusi lain. Dalam penelitian Fitri dan Mamhud

(2003) menyebutkan dengan tingginya kepemilikan manajerial,

para investor institusional akan mendapatkan kesempatan kontrol

perusahaan yang lebih sedikit. Semakin tinggi kepemilikan

institusional diharapkan semakin kuat kontrol internal terhadap

perusahaan dimana akan dapat mengurangi agency cost pada

perusahaan sehingga dalam penelitian ini variabel kepemilikan

institusional mengacu pada penelitian Wahidahwati (2002) yang

diukur dengan rumus:

INST = %100´BeredarSahamTotal

InstitusiPihakSahamJumlah

b. Profitabilitas (PROF)

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan

profit. Profitabilitas perusahaan dalam penelitian ini dapat diukur

dengan menggunakan rasio ROA. ROA menunjukkan ukuran

tingkat pengembalian perusahaan. Tendelilin (2001) menyatakan

bahwa salah satu indikator penting untuk menilai prospek

perusahaan di masa yang akan datang adalah dengan melihat

pertumbuhan profitabilitas perusahaan. ROA dinyatakan sebagai

perbandingan EAT terhadap total asset. Profitabilitas dalam

penelitian ini diukur dengan rasio seperti berikut:

Page 56: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

ROA it

it

AsetTotal

EAT

_=

c. Free Cash Flow (FCF)

Free Cash Flow merupakan aliran kas yang tersedia untuk

didistribusikan pada investor setelah perusahaan memperhitungkan

keseluruhan investasi dalam aktiva tetap dan modal kerja yang

dibutuhkan untuk menopang kelangsungan aktivitas perusahaan.

Hipotesis Jensen (1986) menunjukkan bahwa free cash flow

perusahaan yang rendah dapat mengurangi agency cost. Dalam hal

ini free cash flow dihubungkan dengan total aset karena dianggap

sebagai proksi free cash flow untuk agency cost yang muncul

terhadap free cash flow. Dengan pembagi total aset, perusahaan

besar bisa dibandingkan dengan perusahaan kecil dilihat dari

seberapa besar aset yang dimilikinya. Dalam penelitian Mollah

(2000), variabel ini diproksikan sebagai berikut:

FCF AssetsTotal

onDepreciatiDividendTaxAfterofitNet )Pr( +-=

3. Variabel Pengontrol

Investment Opportunity Set adalah suatu variabel yang tidak

dapat di observasi, sehingga diperlukan suatu proksi agar bisa

dilakukan suatu analisis.

Page 57: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

assettotal

pricegcloberedarsahamlembarekuitastotalassettotal )sin( ´+-

Adapun proksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

rasio market to book value of assets (MBVA) karena proksi ini secara

signifikan berhubungan dengan nilai peluang tumbuh investasi suatu

perusahaan dan merupakan proksi IOS yang paling informatif. Proksi

ini digunakan untuk mengukur prospek pertumbuhan perusahaan

berdasarkan banyaknya aset yang digunakan dalam menjalankan

usahanya. Bagi para investor, proksi ini menjadi bahan pertimbangan

dalam penilaian kondisi perusahaan. Dalam penelitian Isrina (2006),

variabel ini dapat diformulasikan sebagai berikut :

MBVA =

D. METODE ANALISIS DATA

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk

yang mudah dibaca dan diinterprestasikan. Metode dependen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah satu variabel terikat (metrik) dan satu atau lebih

variabel bebas (metrik). Menurut Ghozali, alat analisis yang digunakan sesuai

dengan metode tersebut adalah:

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah salah satu asumsi untuk menguji apakah

data variabel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi

normal. Seperti diketahui bahwa uji T dan F mengasumsikan bahwa

nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar

Page 58: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampe kecil. Untuk

mengujinya dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov, perhitungan

dilakukan dengan Software SPSS Statistics 17.0. Pengujian ini

dilakukan dengan melihat nilai signifikansi statistik yang dihasilkan

dari perhitungan, jika signifikansi >0,05 maka data adalah bersifat

distribusi normal, bila tidak sebaliknya. Apabila hasil uji tidak

terdistribusi normal maka variabel yang tidak normal

ditransformasikan dengan menggunakan uji outlier atau Log Natural

(LN). Dasar pengambilan keputusan didasari oleh pendapat Ghozali

(2006) yaitu:

a) Jika data menyebar di sekitar garis normal dan mengikuti arah

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal. Maka model regeresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen (non-multikolonieritas).

Umumnya multikoleniaritas dapat diketahui dari nilai Variance

Inflation Factor (VIF) dan tolerance value. Jika nilai tolerance value

Page 59: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

lebih besar dari 0,10 dan VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi

multikolinieritas, demikian juga sebaliknya (Ghozali, 2006).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

homoskedastisitas.

Metode ini mendeteksi jika terdapat pola tertentu seperti titik-

titik membentuk satu pola tertentu yang teratur (bergelombang,

melebar kemudian menyempit) maka disinyalir ada gejala

Heteroskedasitas, Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-

titiknya menyebar maka tidak terjadi heteroskedasitas (Ghozali, 2006).

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada

kolerasi antara pengganggu pada periode waktu t dengan kesalahan

pada periode waktu t-1 (sebelumnya), atau ada hubungan di antara

variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen. Model

regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (non-

autokorelasi). Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan

dengan uji Durbin Watson.

Page 60: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi, jika nilai

du<d<4-du berarti tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif

(Ghozali, 2006). Setelah diolah program SPSS, nilai Durbin-Watson

dibandingkan dengan table Durbin-Watson pada tingkat signifikan 5%

(α =5%).

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Ghozali, regresi linier berganda merupakan persamaan

matematik yang menyatakan hubungan antara sebuah variabel tak bebas

(variabel dependen) dengan variabel bebas (variabel independen).

Prosedur pengolahan data dalam penelitian ini dimulai dengan

memilahkan data ke dalam variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini. Dari hasil operasionalisasi variabel yang akan diuji, nilai

variabel tersebut dimasukkan dalam program Software SPSS Statistics

17.0. Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara

dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel

dependen dengan variabel independen. Tetapi disini juga ditambah satu

variabel kontrol didalam analisis data. Variabel kontrol tersebut akan

dimasukkan ke dalam persamaan regresi apakah terdapat pengaruh yang

kuat atau tidak terhadap variabel dependennya. Akan ada dua hasil analisis

yang akan disajikan dalam penelitian ini sebelum dan sesudah dimasukkan

variabel kontrol itu sendiri. Adapun persamaan regresi yang utama dalam

penelitian ini sebelum dimasukkan variabel kontrol, yaitu:

Page 61: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

eFCFPROFINSTaLR ++++= 321 bbb

Lalu untuk persamaan regresi setelah dimasukkan variabel kontrol menjadi

sebagai berikut:

eMBVAFCFPROFINSTaLR +++++= 4321 bbbb

Keterangan:

LR = rasio leverage

INST = persentase kepemilikan saham oleh institusional

PROF = profitabilitas

FCF = free cash flow

MBVA= rasio market to book value of asset

a = intercept persamaan regresi (konstanta)

e = error term

Dalam persamaan regresi yang kedua terdapat variabel MBVA, dimana

variabel tersebut adalah variabel pengontrol. Dalam penelitian ini, akan

terlihat hasilnya sebelum dan setelah dimasukkan variabel kontrol apakah

memiliki hasil yang sama atau berbeda.

Dari analisis regresi diatas akan dapat disimpulkan bagaimana

pengaruhnya antara variabel independen terhadap variabel dependen

dengan melihat koefisien regresi. Apabila koefisien regresi variabel

independen positif maka akan berpengaruh positif terhadap variabel

dependen, begitu juga sebaliknya. Alat analisis yang digunakan dalam

regresi yaitu:

Page 62: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

a. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara simultan

atau serentak dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat atau

digunakan untuk melihat apakah variabel independen secara bersama-

sama mempengaruhi variabel dependen. Uji F menunjukkan pengaruh

semua variabel independen secara simultan atau bersama-sama

terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan dengan cara

menggunakan tingkat signifikansi dan analisa hipotesa, yaitu tingkat

signifikansi atau α yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5%

(0,05). Dan untuk membuktikan apakah H1 diterima atau ditolak dalam

penelitian ini digunakan dengan melihat nilai Sig. F. Bila nilai

Sig.F<α=5% maka H1= diterima, artinya secara simultan variabel

independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Sebaliknya jika nilai Sig. F ≥ α = 5% maka H1= ditolak, artinya secara

simultan variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006).

b. Uji T

Uji T digunakan untuk mengetahui koefisien regresi secara

parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji T dilakukan

dengan cara melihat tingkat signifikansi atau α, dimana dalam

penelitian ini α yang digunakan adalah 5% (0,05). Dan untuk

membuktikan apakah H2 sampai H4 diterima atau ditolak dalam

penelitian ini digunakan dengan melihat nilai Sig.t. Bila nilai

Page 63: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Sig.t<α=5% maka H2= diterima, artinya secara parsial variabel

independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Sebaliknya jika nilai Sig. t ≥ α = 5% maka H2= ditolak, artinya secara

parsial variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006).

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi menunujukkan berapa besar persentase

variasi dalam variable dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi

variabel independen. Uji ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

ketepatan yang paling baik dalam analisis regresi, yang ditunjukan

oleh besarnya koefisien determinasi (R2). Tingkat ketepatan yang

digunakan antara 0<R²<1. Apabila koefisien determinasi mendekati 1

berarti perubahan dari variabel independen semakin menjelaskan

perubahaan variabel dependen dan apabila koefisien determinasi

mendekati 0 berarti perubahan variabel independen semakin tidak

dapat menjelaskan perubahan variabel dependen. Atau dengan kata

lain semakin besar adjusted R² akan semakin baik bagi model regresi,

karena variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen

secara lebih baik, sehingga akan semakin besar tingkat hubungan linier

statistik dalam observasi (Ghozali, 2006).

Page 64: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB IV

ANALISIS DATA

A. DESKRIPSI DATA

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari buku ICMD (Indonesian Capital Market Directory) dan laporan

keuangan masing-masing perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2006-2009. Data ini berupa data leverage, persentase

kepemilikan saham institusional, profitabilitas, free cash flow, dan market to

book value of assets.

Berdasarkan kriteria yang telah dicantumkan sebelumnya, diperoleh

sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut:

Tabel IV. A

Hasil Pengambilan Sampel

Kriteria Sampel Jumlah

Jumlah Perusahaan Manufaktur 2006 142

Jumlah Perusahaan Manufaktur 2007 151

Jumlah Perusahaan Manufaktur 2008 149

Jumlah Perusahaan Manufaktur 2009 146

Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap (444)

Perusahaan yang memiliki data ekstrim (13)

Jumlah observasi tahun 2006-2009 131

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Page 65: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

B. STATISTIK DESKRIPTIF

Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik sampel

yang digunakan dalam penelitian. Berikut ini adalah tabel statistik deskriptif

sebelum dilakukan eliminasi data ekstrim.

Tabel IV. B. 1 Statistik Deskriptif

Sebelum dilakukan eliminasi data ekstrim

Sumber: Hasil Output SPSS 17.0

Melalui statistik deskriptif ini bisa dilihat tingkat normalitas data

apakah sudah terdistribusi secara normal atau tidak, yaitu pada skewness dan

kurtosis. Skewness mengukur kemencengan dari data dan kurtosis mengukur

puncak dari distribusi data. Data yang terdistribusi secara normal mempunyai

nilai skewness dan kurtosis mendekati nol. Hasil tampilan output SPSS

terdapat nilai skewness yang cukup besar yaitu pada variabel MBVA sebesar

3,78 dan nilai kurtosis yang cukup besar yaitu pada variabel ROA sebesar

3,457, FCF sebesar 5,169, dan MBVA sebesar 17,195 berarti variabel-variabel

tersebut memiliki data yang ekstrim. Nilai skewness berada pada -1,067

sampai 3,78 sedangkan nilai kurtosis berada pada -0,879 sampai 17,195.

N Minimum Maximum Std. Deviation Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error

INST 144 ,1232 ,9900 ,1901669 -1,067 ,202 1,083 ,401

LEV 144 ,0500 ,8940 ,1907000 ,030 ,202 -,879 ,401

ROA 144 ,0060 ,4116 ,0859761 1,804 ,202 3,457 ,401

FCF 144 -,2039 ,3572 ,0662573 -,498 ,202 5,169 ,401

MBVA 144 ,3288 11,7694 1,7360249 3,780 ,202 17,195 ,401

Valid N (listwise) 144

Page 66: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Untuk memperoleh tingkat normalitas data yang lebih baik maka data

esktrim perlu dihilangkan atau dengan melognaturalkan data. Jumlah data

yang digunakan dalam penelitian ini semula berjumlah 144 data, setelah

dilakukan eliminasi data ekstrim jumlah data menjadi 131 data.

Pengeliminasian data ekstrim dilakukan berdasarkan pada besarnya nilai

skewness variabel tersebut, semakin kecil nilai skewness maka data akan

semakin baik.

Tabel IV. B. 2 Statistik Deskriptif

Setelah dilakukan eliminasi data ekstrim

N Minimum Maximum Std. Deviation Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error

INST 131 ,3218 ,9800 ,1663796 -,621 ,212 -,181 ,420

LEV 131 ,0500 ,8800 ,1892055 ,034 ,212 -,965 ,420

ROA 131 ,0060 ,3199 ,0629372 1,304 ,212 2,184 ,420

FCF 131 -,0468 ,2155 ,0476580 ,101 ,212 -,310 ,420

MBVA 131 ,3288 5,2612 ,8986199 1,436 ,212 1,951 ,420

Valid N (listwise) 131

Sumber: Hasil Output SPSS 17.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa setelah dilakukan

pengeliminasian data ekstrim, tingkat normalitas data menjadi lebih baik

sehingga terdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukkan nilai skewness pada

-0,621 sampai 1,436 dan kurtosis pada -0,965 sampai 2,184. Masing-masing

variabel memiliki skewness dan kurtosis yang mendekati nol.

Variabel kepemilikan institusional (INST) memiliki nilai minimum

0,3218, nilai maksimum 0,98, nilai standar deviasi 0,166, nilai skewness

Page 67: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

-0,621, dan nilai kurtosis -0,181. Variabel leverage (LEV) memiliki nilai

minimum 0,05, nilai maksimum 0,88, nilai standar deviasi 0,189, nilai

skewness 0,034, dan nilai kurtosis -0,965. Variabel profitabilitas (ROA)

memiliki nilai minimum 0,006, nilai maksimum 0,3199, nilai standar deviasi

0,063, nilai skewness 1,304, dan nilai kurtosis 2,184. Variabel free cash flow

(FCF) memiliki nilai minimum -0,0468, nilai maksimum 0,2155, nilai standar

deviasi 0,0477, nilai skewness 0,101, dan nilai kurtosis -0,31. Lalu variabel

market to book value of assets (MBVA) memiliki nilai minimum 0,3288, nilai

maksimum 5,2612, nilai standar deviasi 0,899, nilai skewness 1,436, nilai

kurtosis 1,951.

C. UJI ASUMSI KLASIK

1. Uji Normalitas

Untuk menentukan normal atau tidaknya sebuah data dapat

dilakukan dengan memakai uji Kolmogorov-Smirnov. Jika p-value lebih

besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal, begitu pula sebaliknya.

Pengujian normalitas data memberikan hasil sebagai berikut:

Page 68: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tabel IV. C. 1

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

INST LEV ROA FCF

N 131 131 131 131

Normal Parametersa,,b Mean ,724081 ,428373 ,088479 ,089234

Std. Deviation ,1663796 ,1892055 ,0629372 ,0476580

Most Extreme Differences Absolute ,085 ,081 ,107 ,060

Positive ,066 ,081 ,107 ,060

Negative -,085 -,071 -,095 -,048

Kolmogorov-Smirnov Z ,970 ,930 1,230 ,682

Asymp. Sig. (2-tailed) ,303 ,353 ,097 ,742

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Hasil output SPSS 17.0

Dari hasil uji Kolmogorof-Smirnov (tabel IV. C. 1) menunjukkan

bahwa variabel kepemilikan institusional (INST) dengan nilai 0,303,

leverage (LEV) dengan nilai 0,353, profitabilitas (ROA) dengan nilai

0,097, dan free cash flow (FCF) dengan nilai 0,742 terdistribusi secara

normal karena p-value > 0,05.

2. Uji Multikolonieritas

Suatu variabel dapat dikatakan bebas dari multikolonieritas (non-

multikolonieritas) apabila nilai tolerance value > 0,1 dan nilai VIF < 10.

Hasil uji multikolonieritas dapat ditunjukkan pada tabel IV. C. 2 berikut:

Page 69: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tabel IV. C. 2

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) ,508 ,074 6,849 ,000

INST ,034 ,095 ,030 ,359 ,720 ,942 1,061

ROA -1,272 ,309 -,423 -4,120 ,000 ,624 1,603

FCF ,089 ,399 ,022 ,223 ,824 ,653 1,532

a. Dependent Variable: LEV

Sumber: Hasil output SPSS 17.0

Dari hasil uji multikolonieritas (tabel IV. C. 2) menunjukkan

bahwa ketiga variabel independen memiliki nilai tolerance value > 0,1,

yaitu kepemilikan institusional (INST) dengan nilai 0,942, profitabilitas

(ROA) dengan nilai 0,624, dan free cash flow (FCF) dengan nilai 0,653.

Pada nilai VIF < 10, yaitu kepemilikan institusional (INST) dengan nilai

1,061, profitabilitas (ROA) dengan nilai 1,603, free cash flow (FCF)

dengan nilai 1,532. Apabila nilai tolerance value > 0,1 dan VIF < 10 dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen

dalam model regresi.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dengan cara melihat

grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu

ZPRED dengan nilai residualnya SRESID. Hasil uji heteroskedastisitas

(gambar IV. C. 3) adalah sebagai berikut:

Page 70: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Gambar IV. C. 3

Sumber: Hasil output SPSS 17.0

Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara

acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada

model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi

leverage (LEV) berdasarkan masukan variabel independen kepemilikan

institusional (INST), profitabilitas (ROA), dan free cash flow (FCF).

4. Uji Autokorelasi

Cara yang digunakan dalam uji autokorelasi pada penelitian ini

adalah uji Durbin-Watson. Uji ini tepat digunakan apabila data yang

Page 71: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

digunakan dalam penelitian merupakan time series. Hasil uji Durbin-

Watson dalam penelitian ini adalah:

Tabel IV. C. 4

Dari hasil uji Durbin-Watson terlihat nilai yang didapat yaitu

1,881. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai table Durbin-Watson

dengan tingkat signifikansi 5%., jumlah sampel (n) 131 dan jumlah

variabel independen (k) 3. Nilai yang diperoleh, yaitu dl (1,6682), du

(1,7617). Oleh karena nilai Durbin-Watson (1,881) lebih besar dari dari

batas atas du (1,7617) dan kurang dari 4 -1,7617 sehingga

1,7617<1,881<4 -1,7617 (du<d<4 -du), dapat disimpulkan bahwa variabel

independen bebas dari autokorelasi (non-autokorelasi).

D. ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

1. Uji F atau Uji Secara Simultan

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Pada

uji F ini akan dibedakan menjadi 2 yaitu sebelum dan sesudah dimasukkan

variabel pengontrol. Berikut ini adalah hasil uji F pada penelitian:

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 ,405a ,164 ,144 ,1750136 1,881

a. Predictors: (Constant), FCF, INST, ROA

b. Dependent Variable: LEV

Sumber: Hasil output SPSS 17.0

Page 72: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tabel IV. D. 2-1

Sebelum Dimasukkan Variabel Pengontrol

Sumber: Hasil output SPSS 17.0

Berdasarkan pengujian dengan menggunakan uji F sebelum

dimasukkan variabel pengontrol yang ditunjukkan pada tabel diatas dapat

dilihat p-value < 0,05 yaitu sebesar 0,000a dengan nilai F sebesar 8,313

sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis ke-1 diterima, adanya

pengaruh signifikan secara simultan variabel kepemilikan institusional,

profitabilitas, free cash flow terhadap kebijakan hutang.

Selanjutnya berikut ini adalah hasil penelitian uji F setelah

dimasukkan variabel pengontrol:

Tabel IV. D. 2-2

Setelah Dimasukkan Variabel Pengontrol

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression ,922 4 ,231 7,784 ,000a

Residual 3,732 126 ,030

Total 4,654 130

a. Predictors: (Constant), MBVA, INST, FCF, ROA

b. Dependent Variable: LEV

Sumber: Hasil output SPSS 17.0

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression ,764 3 ,255 8,313 ,000a

Residual 3,890 127 ,031

Total 4,654 130

a. Predictors: (Constant), FCF, INST, ROA

b. Dependent Variable: LEV

Page 73: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Berdasarkan pengujian dengan menggunakan uji F setelah

dimasukkan variabel pengontrol yang ditunjukkan pada tabel diatas dapat

dilihat p-value < 0,05 yaitu sebesar 0,000a dengan nilai F sebesar 7,784

sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ketiga variabel independen

tetap memiliki pengaruh yang kuat terhadap dependen meskipun

dimasukkan variabel pengontrol kedalam uji F.

2. Uji T atau Pengaruh Secara Parsial

Uji T merupakan uji pengaruh satu variabel penjelas/independen

secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berikut

ini adalah hasil uji T dalam penelitian dengan menggunakan tingkat

signifikansi 5% (0,05):

Tabel IV. D. 1-1

Sebelum Dimasukkan Variabel Pengontrol

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,508 ,074 6,849 ,000

INST ,034 ,095 ,030 ,359 ,720

ROA -1,272 ,309 -,423 -4,120 ,000

FCF ,089 ,399 ,022 ,223 ,824

a. Dependent Variable: LEV

Sumber: Hasil output SPSS 17.0

Page 74: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Hipotesis ke-2 bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan

institusional terhadap kebijakan hutang perusahaan. Pada tabel IV. D. 1

menunjukkan bahwa arah koefisien regresi kepemilikan institusional

(INST) positif dan secara statistik tidak signifikan terhadap kebijakan

hutang (LEV) perusahaan,yaitu nilai koefisien regresi 0,034 dengan nilai

p-value 0,72 (>0,05) sehingga H2 ditolak. Hasil penelitian ini bertentangan

dengan pendapat Shleifer dan Vishny (1986) dalam Yani (2002) bahwa

dengan adanya konsentrasi kepemilikan maka pemegang saham besar

seperti institutional investor akan dapat memonitor tim manajemen secara

lebih efektif sehingga akan membatasi perilaku opportunistik yang

mungkin akan diambil manajer. Semakin tinggi kepemilikan institutional

maka diharapkan semakin kuat kontrol internal terhadap perusahaan

dimana akan dapat mengurangi biaya keagenan pada perusahaan serta

penggunaan utang oleh manajer. Adanya kontrol ini akan menyebabkan

manajer menggunakan utang pada tingkat rendah untuk mengantisipasi

kemungkinan terjadi financial distress dan risiko kebangkrutan. Hasil ini

pun bertolak belakang dengan penelitian Wahidahwati (2002), bahwa

kehadiran kepemilikan institusional pada industri manufaktur mempunyai

pengaruh negatif yang signifikan terhadap rasio hutang. Pengaruh yang

tidak signifikan ini mungkin disebabkan karena kepemilikan silang dalam

perusahaan yang digunakan sebagai sampel tidak terdeteksi secara akurat,

jenis pihak institusional pun dapat mempengaruhi hasil dari penelitian

Page 75: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

karena jenis dari pihak institusional dapat berupa kepemilikan pemerintah

maupun swasta.

Hipotesis ke-3 bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas

(ROA) terhadap kebijakan hutang. Pada tabel IV. D. 1 menunjukkan

bahwa arah koefisien regresi profitabilitas (ROA) negatif dan secara

statistik signifikan terhadap kebijakan hutang (LEV) perusahaan,yaitu nilai

koefisien regresi -1,272 dengan nilai p-value 0,000 (<0,05) sehingga H3

diterima. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu

perusahaan, maka kebijakan hutang akan mengalami penurunan. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian Neti (2009), Dewi (2008), dan

Jensen et, al (1992). Semakin besar tingkat profitabilitas yang dimiliki

suatu perusahaan, maka kebijakan hutangnya pun akan semakin berkurang

karena ketersediaan dana yang dimiliki sudah mencukupi untuk memenuhi

kebutuhan perusahaan sehingga tidak perlu dana eksternal dari luar

perusahaan.

Hipotesis ke-4 bertujuan untuk menguji pengaruh free cash flow

(FCF) terhadap kebijakan hutang. Pada tabel IV. D. 1 menunjukkan bahwa

arah koefisien regresi free cash flow (FCF) positif dan secara statistik tidak

signifikan terhadap kebijakan hutang (LEV) perusahaan, yaitu nilai

koefisien regresi 0,089 dengan nilai p-value 0,824 (>0,05) sehingga H4

ditolak. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Jensen

(1986), Neti (2009), dan Isrina (2006) yang menjelaskan bahwa free cash

flow mempunyai hubungan yang signifikan dan positif. Walaupun

Page 76: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

demikian penelitian ini memperkuat penelitian terdahulu bahwa hubungan

antara free cash flow dan kebijakan hutang yang positif. Dengan adanya

utang dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaaan aliran kas yang

berlebihan oleh manajer, dengan demikian dapat menghindari investasi

yang sia-sia, karena ketika utang meningkat maka manajer harus

menyisihkan dana yang lebih besar untuk membayar bunga dan pinjaman

pokoknya secara periodik sehingga dana yang tersisa menjadi kecil. Hal

ini dapat mengurangi kontrol manajer terhadap aliran kas perusahaan.

Dengan kata lain perusahaan-perusahaan dengan free cash flow besar yang

mempunyai level utang tinggi akan menurunkan agency cost of free cash

flow (Jensen, 1986) karena peningkatan utang akan menurunkan

pelanggaran dalam penggunaan cash flow yang ada dalam perusahaan

sehingga akan menurunkan kemungkinan pemborosan yang dilakukan

oleh manajer. Penulis menduga perbedaan hasil penelitian ini disebabkan

karena perbedaan periode dan sampel penelitian serta proksi yang

digunakan berbeda dengan penelitian sebelumnya.

Dapat disimpulkan bahwa variabel kebijakan hutang (LEV)

dipengaruhi signifikan oleh profitabilitas (ROA) dengan persamaan

matematis:

LEV= 0,508+ 0,034 INST- 1,272 ROA+ 0,089 FCF

Lalu untuk hasil uji T setelah dimasukkan variabel pengontrol

adalah sebagai berikut:

Page 77: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Tabel IV. D. 1-2

Setelah Dimasukkan Variabel Pengontrol

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,451 ,077 5,855 ,000

INST ,066 ,094 ,058 ,698 ,486

ROA -1,646 ,344 -,548 -4,785 ,000

FCF ,018 ,393 ,005 ,046 ,963

MBVA ,048 ,021 ,227 2,312 ,022

a. Dependent Variable: LEV

Sumber: Hasil output SPSS 17.0

Setelah uji T dimasukkan oleh variabel pengontrol, tidak

mengubah hasil hipotesis dalam penelitian ini. Dari ketiga variabel

independen hanya satu yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap

variabel dependen, yaitu ROA dengan tingkat signifikan 0,000 (<0,05) dan

mempunyai pengaruh negatif terhadap kebijakan hutang (LEV). Tetapi

hasil uji T ini menunjukkan bahwa variabel pengontrol (MBVA)

mempunyai pengaruh signifikan (0,022<0,05) dan positif terhadap

kebijakan hutang (LEV) sehingga apabila tingkat set kesempatan investasi

suatu perusahaan (MBVA) besar, maka kebijakan hutang (LEV) pun

meningkat pula. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Tettet dan Jogiyanto (1999) bahwa rasio MVABVA

Page 78: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan utang. Lalu

persamaan matematisnya adalah sebagai berikut:

LEV= 0,451+ 0,066 INST- 1,646 ROA+ 0,018 FCF+ 0,048 MBVA

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) menunjukkan sampai seberapa besar

proporsi perubahan variabel independen mampu menjelaskan variasi

perubahan dependen. Hasil pengujian yang menunjukkan besarnya

koefisien determinasi (R2) sebelum dimasukkan variabel pengontrol

adalah sebagai berikut:

Tabel IV. D. 3-1 Sebelum Dimasukkan Variabel Pengontrol

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,405a ,164 ,144 ,1750136

a. Predictors: (Constant), FCF, INST, ROA

Sumber: Hasil output SPSS 17.0

Berdasarkan tabel IV. D. 3-1 diatas menunjukkan nilai koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,144, hal ini berarti 14,4% variasi kebijakan

hutang (LEV) dapat dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel

independen, yaitu kepemilikan institusional (INST), profitabilitas (ROA),

dan free cash flow (FCF). Sedangkan sisanya (100%-14,4%= 85,6%)

dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. Standard Error of Estimate

(SEE) sebesar 0,175. Semakin kecil nilai SEE akan membuat model

regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.

Page 79: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Lalu setelah pengujian dimasukkan variabel pengontrol, koefisien

determinasi (R2) adalah sebagai berikut:

Tabel IV. D. 3-2

Setelah Dimasukkan Variabel Pengontrol

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,445a ,198 ,173 ,1720953

a. Predictors: (Constant), MBVA, INST, FCF, ROA

Sumber: Hasil output SPSS 17.0 Berdasarkan tabel IV. D. 3-2 diatas menunjukkan nilai koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,173, hal ini berarti 17,3% variasi kebijakan

hutang (LEV) dapat dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel independen

dan satu variabel pengontrol, yaitu kepemilikan institusional (INST),

profitabilitas (ROA), free cash flow (FCF), dan market to book value of

assets (MBVA). Sedangkan sisanya (100%-17,3%= 82,7%) dijelaskan

oleh sebab-sebab lain diluar model. Standard Error of Estimate (SEE)

sebesar 0,172. Semakin kecil nilai SEE akan membuat model regresi

semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen. Dalam hal ini

koefisien determinasi (R2) setelah dimasukkan variabel pengontrol

menjadi besar dan nilai SEE menjadi kecil, hal ini berarti variabel

pengontrol dalam hal ini mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen

walaupun hanya kecil. Selisih nilai koefisien determinasi (R2) setelah

dimasukkan variabel pengontrol adalah 17,3% -14,4% =2,9%.

Page 80: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah

dikemukakan dalam bab empat dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1. Secara simultan kepemilikan institusional (INST), profitabilitas (ROA),

dan free cash flow (FCF) berpengaruh secara signifikan terhadap

kebijakan hutang (LEV) sebelum dimasukkan variabel pengontrol

(MBVA). Setelah dimasukkan variabel pengontrol pun ketiga variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. Variabel kepemilikan institusional (INST) tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap kebijakan hutang (LEV) baik sebelum maupun

sesudah dimasukkan variabel pengontrol (MBVA).

3. Variabel profitabilitas (ROA) berpengaruh secara signifikan dan negatif

terhadap kebijakan hutang (LEV) baik sebelum maupun sesudah

dimasukkan variabel pengontrol (MBVA).

4. Variabel free cash flow (FCF) tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap kebijakan hutang (LEV) baik sebelum maupun sesudah

dimasukkan variabel pengontrol (MBVA).

5. Variabel pengontrol (MBVA) berpengaruh secara signifikan dan positif

terhadap kebijakan hutang (LEV).

Page 81: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

B. KETERBATASAN

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan sebagai

berikut:

1. Peneliti membatasi data hanya pada perusahaan yang menerbitkan

kepemilikan institusional, profitabilitas, free cash flow, leverage, dan

market to book value of assets.

2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Data yang dikeluarkan dari perusahaan sampel banyak yang tidak

memenuhi kriteria dikarenakan data tidak lengkap, seperti tidak

mengeluarkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit.

4. Periode penelitian ini terlalu sempit hanya 4 tahun.

C. SARAN

Berdasarkan atas kesimpulan dan keterbatasan yang ada pada

penelitian ini, maka saran-saran yang diajukan peneliti sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas batasan-batasan

yang ada pada penelitian ini, seperti memperpanjang periode penelitian,

menambah variabel-variabel yang diteliti, sampel diperluas (tidak hanya

perusahaan manufaktur), dan menggunakan proksi lain dari kebijakan

hutang.

2. Bagi investor yang ingin berinvestasi sebaiknya memperhatikan dan

menganalisa berbagai faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang

Page 82: ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

perusahaan baik faktor keuangan maupun non-keuangan, seperti tingkat

profitabilitas (ROA) suatu perusahaan. Secara tidak langsung kebijakan

hutang mempengaruhi jumlah return yang diharapkan oleh investor jarena

laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan diprioritaskan untuk

memenuhi beban bunga dan membayar cicilan sebelum memberikan

return kepada investor.

3. Bagi perusahaan yang ingin mengurangi konflik keagenan sebaiknya

memperhatikan kebijakan hutang yang ingin diambil oleh perusahaan,

seperti mengurangi peminjaman hutang ketika tingkat profitabilitas suatu

perusahaan naik.