ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS...
Transcript of ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS...
ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIS SISWA SMP ISLAM ASY-SYUHADA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
AFNI ADIATI
NIM.1110017000010
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi bqiudul Anattis Kemampuan Rmahaman konsep Matemals Sお wa
SMP Ishm AsynsyЦInada disllstul oleL ALi Щ NIM ll1001700001Q
di嗜面 kepada F嗣朧 Ihu Tarbriy〔 通 &m Ke_UIN SyaFif Hidayatullah
Jakan dan telah dinyatakan lulus dalanl ttian Munaqasah tanggal di hadapan
dewan penguJi.Karena itu penulis berhak memperoleh gelar鋼ana(Sl)dalaln
bidang Pendidikan Matematika.
Jakartq 3 Agustus 2017
Panitia Ujian Munaqasah
Tallggal Tallda Tal■ gall
′l /′
け 物 た率―
Kem Panitia c(etua J―mp
DL Ka還、M.Pd.
NIP.196708121994021001
Sekretaris sekretaris Jwsanh
Dr.AbdullⅥuino S.Si.。 M.Pd.
NEP.196708121994021001
PenguJl l
DL Kadir.Rこ B止
NIP。196708121994021001
P咄 12
DL Tita Kh山s Marvatin M.kom.
AIP.19fi90924」 n,JttB 2 o03
|{ θ御 7
`1-2-助け
it・ 1・ 2017・
SURAT PERNYATAAN KARYAILMIAE
Yang bemndatangan di bawah ini:
Nama :AFNI ADIATI
NIM : 1110017000010
Jllrusan :Pendittkan MatematiL
Alamat Kp.LiwuD RT 003/∞ 2,Desa Kampung Sav劇し Kecamatan
Rmpin,Kab.Bogor,Jawa barat
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang ocゴ udul Anahis Kemampuan Pemahaman konsep
Matemalお Siswa SMP Islam Asy‐ syuhada adalah benar hasil kOa sendiri di
bawah bilnbingan dosen:
Maifalinda Fatra, M.Pd
197005281996,03 2W2
Pendidikan Matematika
Firdausi, S.Si, M.?d
19690629 200s01 1 003
Pendidikan Matematika
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konselorensi apabila pernyatam slaipsi itri bukan hasil karya
sendiri.
Jakattt Juli 2017
i
ABSTRAK
AFNI ADIATI (1110017000010). Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa SMP Islam Asy-Syuhada. Skripsi Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Mei 2017
Penelitian ini dilakukan di SMP Islam Asy-Syuhada Rumpin, Kab.Bogor Jawa
Barat pada kelas VII yang diambil sampel secara acak sebanyak 2 kelas dari
populasi sebanyak 4 kelas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
analisis deskriptif. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis dan
mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematika siswa berdasarkan
indikator pemahaman konsep yaitu translasi, interpolasi dan ekstrapolasi.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes uraian sebanyak
12 soal pada pokok bahasan semester genap yaitu himpunan, garis dan sudut, serta
segitiga dan segi empat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penguasaan siswa terhadap kemampuan
pemahaman konsep matematis berdasarkan indikator translasi, interpolasi, dan
ekstrapolasi terdapat perbedaan hasil persentase. Kemampuan pemahaman
konsep indikator translasi merupakan penguasaan tertinggi yang diperoleh yaitu
sebesar 70,21% yang diperoleh dari rata-rata per indikator, penguasaan indikator
interpolasi sebesar 60,15% dan penguasaan indikator ekstrapolasi sebesar 54,53%.
Kata Kunci : Kemampuan pemahaman konsep matematika
ii
ABSTRACT
AFNI ADIATI (1110017000010). An analysis of students’ understanding
ability of Mathematical Concept at Islamic Junior High School Asy-Syuhada.
A paper of Mathematics Department, the Faculty of Tarbiyah and teacher of
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, May 2017.
This research was conducted at SMP Islam Asy-Syuhada Rumpin, Bogor, West
Java. The subject of this study was VII grade which taken randomly. The writer
took two classes as the sample from the population which has four classes. The
method used is analysis descriptive method. The purpose of this study is to
analyze and know the students’ understanding ability of Mathematical Concept.
Based on the indicators of conceptual understanding of translation, interpolation
and extrapolation. The instrument that was used to collect data was a description
test which had 12 questions on the subject of even semester. Those were
collection, line, angle, triangle and rectangle.
The finding of this study indicated that the mastery of students’ ability in
understanding mathematical concepts based on indicators of translation,
interpolation, and extrapolation had the differences in percentage results. The
ability to understand the concept of translational indicator had the highest result
that was 70.21% obtained from the average per indicator, the mastery of
interpolation indicator was 60.15% and the control of the extrapolation indicator
was 54.53%.
Keywords: Ability to comprehend mathematical concepts
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil’alamin segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa
memberikan karunia dan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat dan
para pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini tidak lepas dari
berbagai hambatan dan kesulitan yang harus penulis hadapi. Akan tetapi, berkat
kerja keras, perjuangan, kesungguhan hati, doa, dan motivasi, serta masukan-
masukan yang positif dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Abdul Muin, S.Si., M.Pd, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang telah berkenan
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan
semangat selama proses penyusunan skripsi. Smoga Ibu selalu berada dalam
lindungan serta kemuliaan-Nya.
5. Bapak Firdausi, S.Si., M.Pd . selaku Dosen Pembimbing II yang telah
berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi,
dan semangat selama proses penyusunan skripsi. Smoga Ibu selalu berada
dalam lindungan serta kemuliaan-Nya.
6. Bapak Drs.H.M. Ali hamzah, selaku Dosen Penasihat Akademik yang selalu
memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi untuk segera menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
iv
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan dan bimbingan
selama penulis mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu
berikan mendapat keberkahan dari Allah SWT.
8. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan serta staf Jurusan Pendidikan
Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
kemudahan dalam proses administrasi.
9. Bapak Suganda, S.Pd selaku Kepala Sekolah dan Bapak Hendri Purnomo,
S.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah SMP Islam Asy-Syuhada yang telah
menerima dan memberikan izin untuk melakukan penelitian.
10. Seluruh dewan guru SMP Islam Asy-Syuhada , khususnya Bapak Abdul
Hamid,S.Pd selaku guru matematika yang telah menerima dengan baik,
membimbing dan memberikan bantuan selama penulis melakukan penelitian,
serta siswa dan siswi SMP Islam Asy-syuhada, khususnya kelas VII-A dan
VII-B yang telah bersikap kooperatif selama penulis melakukan penelitian.
11. Teristimewa untuk keluarga tercinta Ayahanda Dadang Suhendar, Ibu
Nurseha, Kakakku Hani Nuraida dan Adikku Dikky Nugraha, dan Kakekku
Subadri, serta seluruh keluarga besar H. Syuhada Roesly yang selalu
mendoakan, memberikan perhatian, kasih sayang dan semangat yang tak
pernah henti kepada penulis.
12. Sahabat-sahabatku tersayang, Nita Muntikoh, Fatihatul Ummah, Dita
Purnama Sari, dkk. Yang selalu mendoakan, memberikan perhatian, kasih
sayang dan semangat yang tak pernah henti kepada penulis.
13. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2010
yang selalu memotivasi, bertukar informasi dan ilmu yang dimiliki.
Ucapan terima kasih juga ditunjukkan kepada semua pihak yang
namanya tidak disebutkan satu persatu. Semoga bantuan, bimbingan, dukungan,
masukan dan doa yang telah diberikan kepada penulis dapat diterima sebagai
amalan kebaikan yang menjadi pintu pembuka bagi keridhoan Allah SWT.
Aamiin ya robbal’alamiin.
v
Penulis menyadari bahwa meskipun telah berusaha untuk memberikan
yang terbaik, namun skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan demi
perbaikan penulis di masa yang akan dating. Penulis berharap skripsi ini dapat
memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca umumnya.
Jakarta, Juli 2017
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ........................................................................................................ i
ABSTRACT ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 5
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian............................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian.......................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Kajian Teori.................................................................................... 7
1. Pemahaman Konsep Matematika .............................................. 7
a. Definisi Pemahaman ........................................................... 7
b. Pengertian Konsep .............................................................. 9
c. Pemahaman Konsep Matematika ...................................... 11
d. Indikator Pemahaman Konsep Matematika ...................... 14
B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 17
C. Kerangka Berpikir ........................................................................ 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 21
1. Tempat Penelitian .................................................................. 21
2. Waktu Penelitian ................................................................... 21
B. Metode dan Desain Penelitian ...................................................... 21
vii
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 21
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 21
E. Instrumen Penelitian ..................................................................... 22
F. Validasi Instrumen ...................................................................... 23
1. Uji Validitas............................................................................. 23
2. Uji Reliabilitas ......................................................................... 24
3. Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal ........................................... 25
4. Daya Pembeda ......................................................................... 27
G. Teknik Analisis Data .................................................................... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ............................................................................. 30
1. Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematika Siswa ................................................................... 30
2. Statistika Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Siswa ....................................................................................... 31
3. Persentase Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Siswa Berdasarkan Indikatornya ............................................. 32
4. Perbandingan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Kelompok Tinggi, kelompok Sedang dan Kelompok Rendah
Siswa Berdasarkan Indikator Pemahaman Konsep
Matematika .............................................................................. 33
B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 34
1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Tingkat
Translasi .................................................................................. 35
2. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Tingkat
Interpretasi .............................................................................. 40
3. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Tingkat
Ekstrapolasi ............................................................................. 44
C. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................... 52
viii
B. Saran ............................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 54
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen ....................................................................... 23
Tabel 3.2 Klasifikasi Indeks reliabilitas ....................................................... 26
Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks kesukaran ....................................................... 27
Tabel 3.4 Klasifikasi Daya pembeda ........................................................... 28
Tabel 3.5 Rubrik Penilaian ........................................................................... 29
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematika ................................................................................... 31
Tabel 4.2 Statistika dari Pemahaman Konsep Matematika Siswa ............... 32
Tabel 4.3 Persentase Rata-rata Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa .......................................................................... 33
Tabel 4.5 Perbandingan Kemampuan Pemahaman Konsep Kelompok Tinggi
dan Rendah Berdasarkan Rata-rata per Indikator Pemahaman Konsep
Matematika ................................................................................... 34
x
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ..................................................................... 20
Gambar 4.1 Contoh Jawaban Benar Siswa Indikator Translasi pada Soal
Membuat Diagram Venn ......................................................... 35
Gambar 4.2 Contoh Jawaban Salah Siswa Indikator Translasi pada soal
Membuat Diagram Venn ......................................................... 36
Gambar 4.3 Contoh Jawaban Benar Siswa Indikator Translasi pada soal
Menggambar Kedudukan Dua Garis yang Sejajar dan
Berpotongan ............................................................................ 37
Gambar 4.4 Contoh Jawaban Kurang Tepat Siswa Indikator Translasi pada
Soal Menggambar Kedudukan Dua Garis yang Saling Sejajar
Dan Berpotongan .................................................................... 37
Gambar 4.5 Contoh Jawaban Benar Siswa Indikator Translasi pada soal
Membuat Bangun Datar Jajargenjang ..................................... 38
Gambar 4.6 Contoh Jawaban Salah Siswa Indikator Translasi pada soal
Membuat Bangun Datar Jajargenjang ..................................... 38
Gambar 4.7 Contoh Jawaban Benar Siswa Indikator Translasi pada soal
Menggambar Bangun Datar Belah Ketupat ............................ 39
Gambar 4.8 Contoh Jawaban Salah Siswa Indikator Translasi pada soal
Menggambar Bangun Datar Belah Ketupat ............................ 39
Gambar 4.9 Contoh Jawaban Benar Siswa Indikator Interpretasi pada soal
Menentukan Himpunan bagian................................................ 40
Gambar 4.10 Contoh Jawaban Tidak lengkap Siswa Indikator Interpretasi
Pada Soal Menentukan Himpunan bagian ............................... 40
Gambar 4.11 Contoh Jawaban Benar Siswa Indikator Interpretasi pada
Soal Menentukaan Bentuk Notasi Himpunan Semesta dari
Suatu Diagram Venn himpunan .............................................. 41
Gambar 4.12 Contoh Jawaban Kurang Tepat Siswa Indikator Interpretasi
Pada Soal Menentukaan Bentuk Notasi Himpunan Semesta
dari Suatu Diagram Venn himpunan ....................................... 42
xi
Gambar 4.13 Contoh Jawaban Benar Siswa Indikator Interpretasi pada
Soal Menentukan Pasangan Sudut-sudut yang Kongruen ....... 43
Gambar 4.14 Contoh Kesalahan Siswa Indikator Interpretasi pada Soal
Menentukan Pasangan Sudut-sudut yang Kongruen ............... 43
Gambar 4.15 Contoh Jawaban Benar Siswa Indikator Interpretasi pada
Soal Menentukan Irisan antara Dua himpunan ....................... 44
Gambar 4.16 Contoh Jawaban Salah Siswa Indikator Interpretasi pada
Soal Menentukan Irisan antara Dua himpunan ....................... 44
Gambar 4.17 Contoh Jawaban Benar Siswa Indikator Ekstrapolasi pada
Soal Menentukan Besar Salah Satu Sudut dari Sudut yang
Berpelurus (bersuplemen) ....................................................... 45
Gambar 4.18 Contoh jawaban Salah Siswa Indikator Ekstrapolasi pada
Soal Menentukan Besar Salah Satu Sudut dari Sudut yang
Berpelurus (bersuplemen) ....................................................... 46
Gambar 4.19 Contoh Jawaban Benar Siswa Indikator Ekstrapolasi pada
Soal Menentukan Besar Salah Satu Sudut dari Bangun Datar
Segitiga ................................................................................... 46
Gambar 4.20 Contoh Kesalahan Siswa Indikator Ekstrapolasi pada Soal
Menentukan Besar Salah Satu Sudut dari Bangun Datar
Segitiga .................................................................................... 47
Gambar 4.21 Contoh Jawaban Benar Siswa Indikator Ekstrapolasi pada
Soal Menghitung Keliling dari Suatu Segitiga ........................ 48
Gambar 4.22 Contoh Jawaban Tidak Tuntas Siswa Indikator Ekstrapolasi
Pada Soal Menghitung Keliling dari Suatu Segitiga ............... 48
Gambar 4.23 Contoh Jawaban Benar Siswa Indikator Ekstrapolasi pada
Soal Menentukan Luas dari Bangun Datar Persegi ................. 49
Gambar 4.24 Contoh Kesalahan Siswa Indikator Ekstrapolasi pada soal
Menentukan Luas dari Bangun Datar Persegi ......................... 50
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Kegiatan Siswa ........................................................... 57
Lampiran 2 Kunci Jawaban......................................................................... 61
Lampiran 3 Langkah-langkah perhitungan Validitas .................................. 65
Lampiran 4 Langkah-langkah perhitungan Uji Reliabilitas ........................ 66
Lampiran 5 Langkah-langkah perhitungan Daya Pembeda ........................ 67
Lampiran 6 Langkah-langkah perhitungan Tingkat Kesukaran ................. 68
Lampiran 7 Hasil Perhitungan Validitas, Tingkat Kesukaran, Daya
Pembeda .................................................................................. 69
Lampiran 8 Hasil Tes Uraian pemahaman Konsep .................................... 70
Lampiran 9 Distribusi Frekuensi Hasil Tes ................................................ 72
Lampiran 10 Hasil Skor Tes Pemahaman Konsep Per Indikator.................. 76
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap
informasi dari guru, tetapi juga melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan
yang harus dilakukan terutama bila diinginkan hasil belajar yang baik.
keberhasilan proses pembelajaran matematika dapat diukur dari keberhasilan
siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat
dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi, serta hasil belajar siswa.
Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi serta hasil belajar, maka
semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Namun pada
kenyataannya bahwa hasil belajar matematika yang dicapai siswa masih rendah
berdasarkan pengalaman peneliti melakukan Praktek Profesi Keguruan
Terpadu (PPKT) dan berdasarkan diskusi guru-guru di tempat pelaksanaan
PPKT. Matematika merupakan salah satu pelajaran penting dalam kehidupan
sehari-hari. Pelajaran matematika diberikan kepada semua peserta didik mulai
dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi untuk membekali peserta didik agar
memiliki kemampuan berfikir logis, kritis, dan kreatif. Tetapi masih banyak
siswa yang menganggap bahwa matematika adalah salah satu pelajaran yang
sulit dan ditakuti, hal tersebut terlihat dari respon siswa ketika pembelajaran
matematika dilakukan ketika PPKT. Tidaklah heran apabila hasil belajar
matematika masih tergolong rendah dibandingkan dengan mata pelajaran
lainnya.
Rendahnya hasil belajar matematika siswa Indonesia dapat diketahui
berdasarkan hasil survei kemampuan yang dilakukan oleh Programme for
International Student Assessment (PISA) pada tahun 2015. PISA bertujuan
untuk mengukur kemampuan matematis, yang didefinisikan sebagai
kemampuan siswa untuk merumuskan, menggunakan dan menginterpretasikan
matematika dalam berbagai konteks matematika, yaitu meliputi penalaran
2
secara matematis dan penggunaan konsep matematis, prosedur, fakta, alat
untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi fenomena.1 Hasil
PISA 2015 menunjukan bahwa skor rata-rata matematika siswa Indonesia
adalah 386, dengan rata-rata skor internasional sebesar 490.2
Survei yang juga dapat memperlihatkan kemampuan matematika
Indonesia adalah The Trends in International Mathematic of science Study
(TIMSS) pada tahun 2011. Hasil TIMSS 2011 menyebutkan bahwa skor rata-
rata matematika siswa di Indonesia adalah 386, dengan rata-rata skor
internasional adalah 500. Salah satu dari standar internasional TIMSS 2011
mengenai matematika, yaitu siswa dapat mengaplikasikan pemahaman dan
pengetahuan mereka dalam berbagai situasi kompleks.3
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Menyadari peranan matematika sangat
penting, sehingga peningkatan pemahaman konsep matematika perlu mendapat
perhatian yang sungguh-sungguh.
Tujuan pembelajaran matematika di sekolah, sebagaimana yang disajikan
Depdiknas, sebagai berikut.4
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh
1 Risma Nurul A, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CRH terhadap
Kemampuan Pemahaman Matematis dan Kecemasan Matematika Siswa SMP. Skripsi Pendidikan
Matematika (Universitas Pendidikan Indonesia Bandung). 2013.h.3 2 Angel Gurria, PISA 2015: PISA Results in Focus, OECD 2016
3 Overview TIMSS and PIRLS 2011 Achievement posted in TIMSS and PIRLS, 2011
(http://timssandpirls.bc.edu) 4 Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar,Cet.I
(Jakarta:Kencana, 2013). h.190
3
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
Dari uraian yang sudah dikemukakan di atas, pemahaman konsep
menempati hal pertama yang harus dikuasai siswa. Kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa merupakan suatu hal yang perlu ditingkatkan.
Kemampuan pemahaman konsep sangat berhubungan erat dengan kemampuan
penalaran dan komunikasi serta kemampuan pemecahan masalah. Jika
pemahaman konsep sudah baik, maka siswa akan lebih mudah untuk mencapai
tujuan pembelajaran dengan baik.
Namun, pentingnya pemahaman yang telah dijelaskan sebelumnya tidak
sejalan dengan kemampuan pemahaman matematis yang telah dicapai siswa
saat ini dan ini terlihat dari beberapa hasil penelitian terdahulu. Pada penelitian
Afrilianto (2012), dalam penelitiannya hasil rata-rata postes kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa SMP dengan pendekatan metaphorical
thinking, yaitu sebesar 55,83% dari skor ideal5, begitu juga berdasarkan
pengamatan penulis di sekolah tempat Praktek Profesi Keguruan Terpadu
(PPKT) pada tahun 2014, menunjukkan bahwa siswa hanya mampu
mengerjakan soal dengan mengikuti langkah-langkah yang diberikan guru.
Siswa terbiasa menghafal suatu konsep tanpa tahu bagaimana pembentukan
konsep itu berlangsung sehingga jika diberikan permasalahan yang berbeda
seperti yang dicontohkan guru, siswa akan kesulitan dalam menyelesaikannya
karena kurangnya pemahaman terhadap konsep tersebut. Kemudian
berdasarkan penelitian dari Narlan Suhendar (2014) yang melakukan
penelitian mengenai pemahaman konsep matematika di Mts Asy-Syari’ah
Waluran bahwa pemahaman konsep siswa disekolah tersebut masih di bawah
rata-rata KKM. Hal ini dilihat dari data yang diperoleh, nilai hasil belajar
5 M. Afrilianto, “Peningkatan Pemahman Konsep dan Kompetensi Strategis Matematis Siswa
SMP dengan pendekatan Metaphorical Thinking”Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP
Siliwangi Bandung Vol 1, September 2012.
4
siswa diketahui bahwa nilai rata-ratanya hanya mencapai 56,0. Angka ini jauh
di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditentukan oleh
sekolah yaitu 70,0.6
Pemahaman konsep merupakan dasar dan tahapan dalam rangkaian
pembelajaran matematika. Agar siswa mampu memahami konsep matematika,
maka pembelajaran matematika harus mampu memberikan kesempatan siswa
untuk mengkonstruksi konsep matematika, sehingga siswa tidak hanya dijejali
materi matematika abstrak yang membuat siswa sulit untuk memahami
pelajaran matematika.. Agar pemahaman konsep siswa menjadi baik , guru
sebaiknya memilih dan menerapkan suatu pendekatan yang mampu membuat
siswa untuk mengkontruksi konsep matematika dari materi yang abstrak
dengan lebih mudah. Namun sayangnya, berdasarkan pengamatan di lapangan,
banyak ditemui pelaksanaan pembelajaran masih kurang variatif, proses
pembelajaran memiliki kecenderungan pada metode tertentu (konvensional),
dan tidak memerhatikan tingkat pemahaman siswa terhadap informasi yang
disampaikan. Siswa kurang aktif dalam proses belajar, siswa lebih banyak
mendengar dan menulis, menyebabkan isi pelajaran sebagai hafalan sehingga
siswa tidak memahami konsep yang sebenarnya. Pembelajaran pula kurang
menerapkan diskusi dalam pembelajaran dan siswa tidak pernah diajarkan
untuk mengkonstruk pemahaman konsep matematikanya sendiri dan pada
umumnya hanya menitikberatkan pada soal-soal rutin sehingga kurang
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa
Dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui
bagaimana pemahaman konsep siswa yang terdiri dari indikator translasi,
interpretasi, dan ekstrapolasi. Untuk menjawab permasalahan tersebut
penulis memberi judul : “Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa di SMP Islam Asy-Syuhada”
6 Narlan Suhendar, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik
Siswa dengan Metode Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)” Skripsi
Pendidikan Matematika UIN Jakarta, 2014.
5
B. Identifikasi Masalah
Melihat latar belakang masalah yang telah penulis
utarakan diatas, maka masalah yang dapat diindetifikasikan
adalah sebagai berikut:
1. Rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang masih
di bawah KKM
2. Siswa masih menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit dan
menakutkan
3. Siswa kurang aktif dalam proses belajar, sehingga pembelajaran masih
berpusat pada guru
4. Pelaksanaan pembelajaran masih kurang variatif, proses pembelajaran
memiliki kecenderungan pada metode tertentu (konvensional).
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang dihadapi, serta keterbatasan
waktu dan kemampuan yang dimiliki, maka perlu dibuat pembatasan masalah.
Untuk itu peneliti membatasi pada masalah:
1. Pemahaman konsep pada penelitian berdasarkan indikator pemahaman
konsep menurut Bloom, yaitu
a. Mengubah (translation), yaitu kemampuan mengubah suatu
objek/kalimat dalam bentuk simbol dan sebaliknya
b. Memberi arti (interpretation), yaitu kemampuan dalam memahami
suatu objek/symbol yang telah diubah ke bentuk lain
c. Menafsirkan (ekstrapolation), yaitu kemampuan menyimpulkan dari
sesuatu yang telah diketahui.
2. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi SMP kelas VII
pada semester genap, yaitu Himpunan, Garis dan Sudut, serta Segitiga dan
Segi empat
D. Perumusan Masalah
1. Bagaimana kemampuan pemahaman konsep matematis siswa secara
keseluruhan?
6
2. Bagaimana pemahaman konsep matematika indikator, translasi ,
intrepretasi dan ekstrapolasi?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis Kemampuan Pemahaman konsep Matematis siswa secara
keseluruhan.
2. Menganalisis kemampuan pemahaman konsep matematis dari indikator
translasi, interpretasi dan ekstrapolasi.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan terhadapa pembelajaran matematika utamanya untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
membuat suatu kebijakan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran matematika di sekolah.
b. Bagi Guru
Bagi guru dapat menjadi masukan dalam meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa.
c. Bagi Siswa
Bagi siswa diharapkan dapat menjadi acuan untuk menemukan metode
belajar yang tepat bagi mereka.
7
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Kajian Teori
1. Pemahaman Konsep Matematika
a. Definisi Pemahaman
Beberapa definisi tentang pemahaman telah diungkapkan oleh para ahli.
Menurut Sudjana, pemahaman adalah hasil belajar, misalnya peserta didik dapat
menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang dibacanya atau
didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru dan
menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.1 Menurut Bloom pemahaman
dalam ranah kognitif adalah kemampuan memperoleh makna dari materi
pembelajaran.2 Dengan kata lain seseorang dikatakan memahami sesuatu jika
telah dapat mengorganisasikan dan mengutarakan kembali apa yang dipelajarinya
dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Siswa tidak lagi mengingat dan
menghafal informasi yang diperolehnya, melainkan harus dapat memilih dan
mengorganisasikan informasi tersebut. Hal tersebut sesuai dengan yang dituliskan
Sanjaya bahwa pemahaman bukan hanya sekedar mengingat fakta, akan tetapi
berkenaan kemampuan menjelaskan, menerangkan, menafsirkan atau kemampuan
menangkap makna atau arti suatu konsep.3
Pemahaman adalah kemampuan untuk memahami suatu objek atau subjek
pembelajaran. Kemampuan untuk memahami akan mungkin terjadi manakala
didahului oleh sejumlah pengetahuan (knowledge). Oleh sebab itu, pemahaman
lebih tinggi tingkatannya dari pengetahuan.4
1 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar, (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya, 1995). H.24. 2 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2008), h.50. 3 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran:Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta:Kencana, 2008), h.102 4 Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran,
Cet.II (Jakarta:Rajawali Pers, 2012). H.49
8
Menurut Ernest ada enam ciri dari belajar yang mengandung pemahaman,
yaitu :5
1) Dipengaruhi oleh kemampuan dasar, memang kemampuan dasar atau
kemampuan potensial (intelegensi dan bakat) seseorang berbeda-beda
satu sama lain. Tidak ada individu mempunyai intelegensi ataupun bakat
yang sama dalam berbagai bidang. Meskipun kita terima pengelompokan
siswa berdasarkan kategori prestasi tinggi-sedang-rendah, itu hanyalah
pendekatan saja. Pada intinya setiap siswa berbeda secara secara
individual, baik dalam hal prestasi belajar maupun kemampuan
potensialnya.
2) Dipengaruhi pengalaman belajar yang lalu yang relevan.
Pembelajaran merupakan rangkaian kompetensi yang dikembangkan
berdasarkan kompetensi sebelumnya. Oleh karena itu, semua
pengalaman pembelajaran perlu dimulai dari apa yang sudah diketahui,
dapat dilakukan oleh siswa dan mengembangkannya.
3) Tergantung pada pengaturan situasi, sebab pemahaman hanya
mungkin apabila situasi belajar itu diatur sedemikian rupa sehingga
segala aspek yang perlu diamati bisa tercapai.
4) Didahului oleh usaha-usaha coba-coba, sebab pemahaman bukanlah
hal yang dapat jatuh dari langit dengan sendirinya, melainkan adalah hal
yang harus dicari atau diusahakan.
5) Belajar dengan pemahaman dapat diulangi, jika suatu masalah yang
yang telah dipecahkan dengan pemahaman, ketika pada kesempatan lain
diberikan kembali masalah yang sama atau serupa, maka siswa akan
dapat memecahkan kembali masalah tersebut. Oleh karena itu materi
pembelajaran harus memiliki makna bagi siswa, dengan kebermaknaan
materi pembelajaran yang dipelajari dapat memungkinkan seseorang
mengingat dalam waktu yang lama.
5 R. Ibrahim dan Nana Syaodih S, Perencanaan pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,2003),
h.21
9
6) Suatu pemahaman dapat diaplikasikan atau dipergunakan bagi
pemahaman situasi lain, tidak terpaku hanya pada satu situasi
permasalahan.
Siswa memahami ketika mereka menghubungkan pengetahuan “baru” dan
pengetahuan lama mereka. Lebih tepatnya, pengetahuan yang baru masuk
dipadukan dengan skema-skema dan kerangka-kerangka kognitif yang telah ada.
Lantaran konsep-konsep di otak seumpama blok-blok bangunan yang didalamnya
berisi skema-skema dan kerangka kognitif, pengetahuan konseptual menjadi dasar
untuk memahami. Proses-proses kognitif dalam kategori Memahami meliputi
menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan,
membandingkan, menjelaskan.6 Pengetahuan konseptual mencakup pengetahuan
tentang kategori, klasifikasi, dan hubungan antara dua atau lebih kategori atau
klasifikasi pengetahuan yang lebih kompleks dan bertata.7
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seorang siswa
dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat menjelaskan atau menguraikan
kembali apa yang dipelajarinya ke dalam bahasanya sendiri, atau dengan kata lan
dapat menyimpulkan dan bahkan siswa dapat mengaplikasikannya ke dalam
permasalahan yang relevan dengan yang siswa pahami tersebut dan dapat
mengulanginya jika ada permasalahan yang serupa.
b. Pengertian Konsep
Pembelajaran selalu berkaitan dengan apa yang disebut dengan konsep.
Karena konsep secara umum adalah sebagai garis besar dari apa yang akan
dipahami secara mendalam. Dalam kamus Bahasa Indonesia konsep adalah ide
atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret.8 Konsep adalah suatu
abstraksi yang mewakili suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-
6 Lorin w. Anderson dan David R. Krathwohl (eds) Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung
Prihantoro, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2010), h.106. 7 Ibid., h.71
8 Dekdipnas Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-2, h.
588
10
kegiatan, atau hubungan-hubungan yang memiliki atribut yang sama.9 Menurut
Hamalik konsep adalah suatu kelas stimuli yang memiliki sifat-sifat (atribut-
atribut) umum.10
Menurut Gagne bahwa bila seorang dapat menghadapi benda
atau peristiwa sebagai suatu kelompok, golongan, kelas, atau kategori, maka ia
telah belajar konsep.11
Konsep sebagai gagasan yang bersifat abstrak, dipahami
oleh peserta didik melalui beberapa pengalaman dan melalui definisi atau
pengamatan langsung.
Konsep dengan begitu dapat ditarik kesimpulan bahwa merupakan objek-
objek atau kegiatan-kegiatan atau gambaran-gambaran abstrak yang mewakili
hubungan-hubungan atau sifat-sifat yang sama, yang dapat dipahami melalui
beberapa pengalaman dan melalui definisi atau pengamatan langsung.
Menurut Suherman ditinjau dari fungsinya, konsep dapat dikelompokkan ke
dalam tiga golongan yaitu konsep klasifikasional, konsep korelasional dan konsep
teoritik.12
1. Konsep klasifikasional memungkinkan kita dapat mengklasifikasikan konsep-
konsep. Misalnya konsep segitiga, segiempat, kubus, balok, himpunan dan
sebagainya. Kita mengetahui bahwa segitiga, segiempat, kubus dan balok itu
kita dapat buat dengan berbagai ukuran sehingga luas dan volumenya
berbeda. Tetapi apabila kita dihadapkan kepada objek-objek tersebut tidak
akan keliru menentukannya menurut kelompoknya masing-masing. Dalam
konsep klasifikasional terdapat pula konsep yang menunjukan variabel
kuantitatif seperti panjang, luas dan volume.
2. Konsep korelasional memungkinkan kita menghubungkan konsep yang satu
dengan yang lainnya, dua atau lebih objek. Misalnya konsep jarak sebagai
hasil kali waktu dan kecepatan, konsep segitiga dengan kurva tertutup
sederhana yang merupakan gabungan tiga buah garis.
9 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran , (Bandung:ALFABETA, 2010).Cet ke-
8, h.73 10
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2005), h.158 11
Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2008)cet.12,h.161 12
Siti Mutmainah, Pengaruh Strategi Active Knowledge Sharing Terhadap Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematik Siswa, Skripsi Pendidikan matematika UIN Jakarta, 2015, h.10-11
11
3. Konsep teoritik adalah yang memungkinkan kita dapat menjelaskan fakta,
misalnya konsep titik, bilangan dan himpunan.
Uraian di atas memperlihatkan bahwa konsep merupakan sesuatu hal abstrak
yang dikonkritkan. Untuk memahami konsep yang abstrak siswa memerlukan hal-
hal/pengalaman atau benda-benda konkrit (riil) sebagai perantara atau
visualisasinya, karena itu lebih dapat dipahami dan dimengerti.
c. Pemahaman Konsep Matematika
Pemahaman konsep merupakan dasar utama dalam pembelajaran
matematika. Peraturan Dirjen Dikdasmen No. 506/C/PP/2004 tanggal 11
November 2004 tentang Penilaian Perkembangan Anak Didik Sekolah menengah
Pertama (SMP), Depdiknas (2004) menyatakan bahwa aspek penilaian
matematika dalam rapor dikelompokkan menjadi tiga aspek, yaitu:13
1. Pemahaman konsep
2. Penalaran dan komunikasi
3. Pemecahan masalah
Dijelaskan pula bahwa pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika
merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan
dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien, dan tepat.14
Pemahaman konsep sangatlah penting dalam proses pembelajaran matematika.
Hal ini sesuai dengan “NCTM 2000 disebutkan bahwa pemahaman matematik
merupakan aspek yang sangat penting dalam prinsip pembelajaran
matematika”.15
Hiebert dan Carpenter mengemukakan sejumlah konsekuensi positif
terhadap pengetahuan yang diperoleh dalam belajar matematika dengan
pemahaman, yaitu sebagai berikut:16
13
Fadjar Shadiq, Kemahiran Matematika (Yogyakarta:2009),.h. 13 14
Ibid,. h. 13 15
Nila Kesumawati, “Pemahaman Konsep Matematik dalam Pembelajaran Matematika”.
Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008, h.231 16
Vera Dewi Kartini Ompusunggu, Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematika dan
Sikap Positif terhadap Matematika Siswa SMP Nasrani 2 Medan,Jurnal Saintech vol.06 – No.04
Desember, 2014,. H.96
12
1. Bersifat generatif, merupakan pengetahuan yang terbentuk dari hasil belajar
dengan pengertian, sewaktu-waktu dapat dimunculkan kembali (distimulasi).
Penstimulasian terjadi karena diterimanya informasi baru yang bergabung
dengan pengetahuan lama. Memahami tentang informasi baru yang diperoleh
dari hasil belajar melahirkan pengetahuan baru. Proses seperti ini akan
berlansung secara terus menerus apabila setiap informasi baru dari hasil
belajar selalu dipahami atau dengan kata lain selalu belajar dengan
pemahaman.
2. Bermakna, merupakan penyesuaian antara tugas-tugas belajar dengan
kemampuan berpikir siswa dapat menunjang pencapaian pemahaman yang
akan dibangun oleh siswa dalam belajar matematika.
3. Memperkuat ingatan dan mengurangi jumlah informasi yang harus dihapal.
Pengetahuan dari hasil belajar dengan pemahaman selalu dapat dimunculkan
kembali dengan baik karena pengetahuan dalam struktur kognitif tersebut
diperoleh secara bermakna. Jika suatu pengetahuan diperoleh dengan
pemahaman maka akan semakin tertanam pengetahuan tersebut dalam
struktur kognitif. hal ini menunjukkan semakin sedikitnya informasi-
informasi dalam pengetahuan yang harus dihapal. Di samping itu
kebermaknaan pemahaman yang dicapai dalam belajar memungkinkan
informasi-informasi yang telah dipelajari mudah dimunculkan kembali setiap
kali diperlukan.
4. Memudahkan transfer belajar. Terjadinya transfer dalam belajar dengan
pengertian atau pemahaman karena adanya persamaan-persamaan konteks
antara pengetahuan baru yang akan dipelajari dengan pengetahuan lama yang
dengan cepat dapat dimunculkan kembali.
5. Mempengaruhi kepercayaan. Siswa yang belajar dengan pemahaman selalu
akan memunculkan pengetahuan-pengetahuan yang saling berhubungan
secara sistematis dalam struktur kognitif. Pengetahuan-pengetahuan lama
yang terbentuk dalam struktur kognitif diperlukan untuk memahami informasi
yang baru diterima dari hasil belajar.
13
Kemampuan memahami konsep menjadi landasan untuk berpikir dan
menyelesaikan masalah atau persoalan, konsep-konsep itu akan melahirkan
teorema atau rumus dan kemudian agar konsep-konsep dan teorema-teorema
dapat diaplikasikan ke situasi yang lain, perlu adanya keterampilan menggunakan
konsep-konsep dan teorema-teorema tersebut.17
Oleh karena itu, pembelajaran
matematika harus ditekankan ke arah pemahaman konsep. Suatu konsep yang
dikuasai siswa semakin baik apabila disertai dengan pengaplikasian. Siswa
dikatakan telah memahami konsep apabila ia telah mampu mengabstraksikan sifat
yang sama, yang merupakan ciri khas dari konsep yang dipelajari, dan telah
mampu membuat generalisasi terhadap konsep tersebut. Dalam setting
pembelajaran, siswa dianggap dapat mengkonstruksi makna mereka sendiri
berdasarkan pengetahuan mereka sebelumnya, aktivitas kognitif dan metakognitif
mereka, dan kesempatan serta hambatan yang mereka temui dalam setting
pembelajaran tersebut, termasuk informasi yang tersedia bagi mereka.
Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa kemampuan pemahaman konsep
matematika menginginkan siswa mampu memanfaatkan atau mengaplikasikan apa
yang telah dipahaminya ke dalam kegiatan belajar. Jika siswa telah memiliki
pemahaman yang baik, maka siswa tersebut siap memberi jawaban yang pasti atas
pernyataan-pernyataan atau masalah-masalah dalam belajar.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki
karakteristik yang mengalami berbagai kesulitan dalam mempelajari matematika,
terutama dalam memahami dan menyelesaikan masalah matematika. Akibatnya
siswa kurang menghayati atau memahami konsep-konsep matematika dan
mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-
hari. Hal ini berakibat pada pemahaman matematika yang semakin berkurang.
Oleh karena itu, diperlukan perbaikan pembelajaran matematika untuk
meningkatkan pemahaman matematika siswa.
Matematika terdiri dari berbagai konsep yang tersusun secara hierarkis,
sehingga pemahaman matematis menjadi sangat penting. Belajar konsep
17
M. Jainuri, Pemahaman Konsep Matematis, h.18(http://www.academia.edu/66942541/
pemahaman_konsep)
14
merupakan hal yang paling mendasar dalam proses belajar matematika, oleh
karena itu seorang guru dalam mengajarkan sebuah konsep harus beracuan pada
sebuah tujuan yang harus dicapai. Konsep matematika yang sangat kompleks
cukup sulit bahkan tidak bisa dipahami jika pemahaman konsep yang lebih
sederhana belum memadai. Akan sangat sulit bagi siswa untuk menuju ke proses
pembelajaran yang lebih tinggi jika belum memahami konsep. Oleh karena itu,
kemampuan pemahaman konsep matematis adalah salah satu tujuan penting
dalam pembelajaran matematika.
d. Indikator Pemahaman Konsep Matematika
Kemampuan pemahaman konsep dapat dicapai dengan memperhatikan
indikator-indikator, Menurut Depdiknas tahun 2004, indikator yang menunjukkan
pemahaman konsep antara lain:18
1. Menyatakan ulang sebuah konsep.
2. Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan
konsepnya).
3. Memberi contoh dan noncontoh dari konsep.
4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.
5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep.
6. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.
Secara umum indikator pemahaman matematika meliputi mengenal,
memahami dan menerapkan konsep, prosedur, prinsip dan ide matematika. Polya
merinci kemampuan pemahaman matematika pada empat tahap, yaitu:19
1. Pemahaman mekanikal yang dicirikan oleh mengingat dan menerapkan
rumus secara rutin dan menghitung secara sederhana. Kemampuan ini
tergolong pada kemampuan berfikir matematik tingkat rendah.
2. Pemahaman induktif: menerapkan rumus atau konsep dalam kasus sederhana
atau dalam kasus serupa. Kemampuan ini tergolong pada kemampuan berfikir
18
Fadjar Shadiq, Kemahiran Matematika (Yogyakarta:2009),.h. 13 19
Utari Sumarmo, Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana
Dikembangkan Pada Peserta Didik, Makalah Matematika FPMIPA UPI, (Bandung:2010), h. 4
15
matematik tingkat rendah namun lebih tinggi dari pada pemahaman
mekanikal.
3. Pemahaman rasional: membuktikan kebenaran suatu rumus dan teorema.
Kemampuan ini tergolong kemampuan berfikir matematik tingkat tinggi.
4. Pemahaman intuitif: memperkirakan kebenaran suatu rumus dengan pasti
(tanpa ragu-ragu) sebelum menganalisis lebih lanjut. Kemampuan ini
tergolong pada kemampuan berfikir matematika tingkat tinggi.
Berbeda dengan Polya, Pollatsek (1981) menggolongkan pemahaman matematika
dalam dua jenis, yaitu:20
1. Pemahaman komputasional: menerapkan rumus dalam perhitungan
sederhana, dan mengerjakan perhitungan secara algoritmik, kemampuan ini
tergolong pada kemampuan berfikir matematik tingkat rendah.
2. Pemahaman fungsional: mengkaitkan suatu konsep/prinsip dengan
konsep/prinsip lainnya dan menyadari proses yang dikerjakannya.
Kemampuan ini tergolong pada kemampuan tingkat tinggi.
Serupa dengan Pollatsek menurut Skemp pemahaman matematika digolongkan ke
dalam dua tahap, yaitu:21
1. Pemahaman instrumental: hafal konsep/prinsip tanpa kaitan dengan yang
lainnya, dapat menerapkan rumus dalam perhitungan sederhana, dan
mengerjakan perhitungan secara algoritmik. Kemampuan ini tergolong
kemampuan berfikir matematik tingkat rendah.
2. Pemahaman relasional: mengkaitkan satu konsep/prinsip dengan
konsep/prinsip lainnya. Kemampuan ini tergolong pada kemampuan tingkat
tinggi.
Menurut Skemp yang disebut dengan pemahaman relasional memahami dua
hal secara bersama-sama, yaitu apa dan mengapa, sedangkan pemahaman
instrumental hanya terbatas pada apa. Siswa yang memiliki pemahaman relasional
memiliki pondasi atau dasar yang lebih kokoh dalam pemahamannya tersebut. jika
siswa lupa dengan rumusnya, maka ia masih punya peluang menyelesaikan soal
20
Ibid., h. 4-5 21
Ibid., h. 5
16
dengan cara coba-coba. Sebagai tambahan siswa dapat mengecek kebenaran hasil
yang ia dapatkan dengan membalikkan rumus. Contoh, untuk soal integral dapat
dicek hasilnya benar atau salah dengan mendifferensialkan hasilnya. Bagi siswa
yang hanya memiliki pemahaman instrumental, ia hanya bisa menghafalkan
rumus dan tidak faham dengan konsep: integral adalah anti differensial. Ketika ia
lupa dengan rumus, maka ia tidak punya peluang untuk mencoba-coba. Jelaslah
bahwa siswa yang memiliki pemahaman relasional akan memiliki keuntungan
bagi dirinya.
Mirip pendapat Pollatsek dan Skemp, Copeland (1979) menggolongkan
pemahaman matematika ke dalam dua jenis yaitu:22
1. Knowing how to: mengerjakan suatu perhitungan secara rutin/algoritmik.
Kemampuan ini tergolong kemampuan tingkat rendah.
2. Knowing: mengerjakan suatu perhitungan secara sadar. Kemampuan ini
tergolong pada kemampuan berfikir matematik tingkat tinggi.
Menurut Bloom dalam Syaiful pemahaman matematika dibagi menjadi tiga
indikator, yaitu:23
1. Mengubah (translation), yaitu kemampuan dalam merubah suatu
objek/kalimat dalam bentuk simbol dan sebaliknya. Mengubah dari konsepsi
abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk mempermudah
orang mempelajarinya.
2. Memberi arti (interpretation), yaitu kemampuan dalam memahami suatu
objek/simbol yang telah diubah dalam bentuk lain. Kemampuan ini lebih luas
daripada translation karena untuk mengenal dan memahami ide utama suatu
komunikasi.
3. Menafsirkan (ekstrapolation), yaitu kemampuan dalam menyimpulkan dari
sesuatu yang telah diketahui. Pemahaman tingkat ekstrapolation berarti
seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat estimasi,
prediksi berdasarkan pada pengertian dan kondisi yang diterangkan dalam
22
Ibid., h. 5 23
Sagala,op.cit., h. 157.
17
ide-ide atau symbol, serta membuat kesimpulan yang dihubungkan dengan
implikasi dan konsekuensinya.
Berdasarkan uraian indikator-indikator pemahaman konsep matematika
menurut para ahli di atas, dalam penelitian ini dipilihlah indikator pemahaman
konsep matematika menurut Bloom.
B. Hasil penelitian yang Relevan
1. Afifah Darwis dkk (2014), dalam penelitiannya yang berjudul
“Penerapan model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining
terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VII
MTsN Pasir Lawas” menyimpulkan bahwa pemahaman konsep siswa
yang diajarkan dengan pembelajaran student facilitator and explaining
rata-ratanya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan
dengan pembelajaran konvensional, dengan rata-rata kelas eksperimen
78,57 dan kelas kontrol 69,76. Metode yang dilakukan pada penelitian ini
adalah quasi eksperimen dan pemahaman konsep yang dianalisis adalah
pemahaman konsep secara keseluruhan.24
2. Isma Hasanah (2010), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Metode Pembelajaran SQ3R terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematik Siswa”. Metode penelitian quasi eksperimen dengan
menggunakan metode SQ3R pemahaman konsep kelas tersebut rata-
ratanya lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang diajarkan
menggunakan pembelajaran konvensional, rata-rata kelas eksperimen
70,83 dan rata-rata dari kelas control adalah 63,80. Pada penelitian Isma
Hasanah memiliki kesamaan dengan penelitian skripsi ini yaitu
menggunakan indikator menurut Bloom, translasi, interpretasi dan
ekstrapolasi.25
24
Afifah Darwis,Dkk, Penerapan model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining
terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VII MTsN Pasir Lawas,
jurnal pendidikan MIPA vol 1 nomor 1 tahun 2014 25
Isma Hasanah, Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R terhadap Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematik Siswa”, Skripsi Pendidikan Matematika UIN Jakarta 2010, h. 52
18
3. Eva Putri Karunia (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis
Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Kelas VII Berdasarkan Gaya
Belajar dalam Model Knisley” menyimpulkan bahwa keterlaksanaan
dengan pembelajaran matematika Knisley tergolong sangat baik dan
pemahaman konsep matematika siswa dapat mencapai ketuntasan.
Penelitian ini menggunakan penelitian kombinasi yaitu menggunakan
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif juga.teknik pengumpulan
data yang digunakan merupakan hasil Ulangan Akhir Semester Genap
(UAS) dan wawancara, pemahaman konsep yang dianalisis pada
penelitian tersebut menggunakan indikator pemahaman konsep menurut
Pollatsek (1981) yaitu pemahaman komputasional dan pemahaman
fungsional . 26
C. Kerangka Berfikir
Matematika memiliki peran dalam berbagai dimensi kehidupan sehingga
menjadikan matematika sebagai mata pelajaran yang menduduki posisi sangat
penting. Akan tetapi, siswa kesulitan dalam belajar matematika yang disebabkan
oleh sifat obyek matematika yang abstrak dan membutuhkan pemahaman yang
baik dan tepat untuk dapat memecahkan persoalan dengan baik dan benar.
Menyadari pentingnya suatu pemahaman konsep dasar dalam
pembelajaran matematika, sudah sepantasnya kemampuan pemahaman konsep
matematika dianalisis. Pemahaman konsep matematika merupakan landasan dasar
dalam belajar matematika, oleh karena itu dalam pembelajaran matematika yang
ditekankan adalah pemahaman konsep yang baik dan benar. Agar siswa lebih
memahami konsep dengan baik dan benar, para guru matematika harus berusaha
untuk mewujudkan keabstrakan konsep menjadi lebih konkret.
Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa dalam mengklasifikasi
konsep dan mengimplementasikan konsep berdasarkan contoh dan bukan contoh,
dan siswa dapat mengungkapkan suatu konsep dengan menggunakan kata-kata
sendiri disertai alasannya.
26
Eva Putri Karunia, “Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa kelas VII
Berdasarkan Gaya Belajar dalam Model Knisley” Skripsi Pendidikan Matematika Universitas
Negeri Semarang 2016. h.192
19
Salah satu cara agar siswa mudah memahami konsep matematika, yaitu
dengan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran
matematika yang melibatkan siswa secara aktif dapat meningkatkan kemampuan
berfikir siswa dalam memahami sebuah konsep serta dapat menyelesaikan
masalah dengan keterampilan-keterampilan dan ilmu pengetahuan yang telah
dimiliki, sehingga guru harus dapat memilih pembelajaran seperti apa yang dapat
membuat siswa secara aktif terlibat agar memudahkan siswa memahami konsep.
Tentu saja yang harus diketahui terlebih dahulu atau dianalisis adalah bagaimana
kemampuan pemahaman konsep siswa, dimana permasalahan yang siswa hadapi
untuk memahami sebuah konsep, yang tentu saja kemampuan pemahaman konsep
tiap siswa pasti berbeda-beda sehingga dapat dipilih indikator pemahaman konsep
yang sesuai untuk mengetahui bagaimana kemampuan pemahaman konsep siswa..
Seperti indikator pemahaman konsep menurut Bloom yang terdiri dari 3
indikator, yaitu translation, interpretation dan ekstrapolation yang dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep siswa sejauh mana.
Apabila kemampuan pemahaman konsep siswa dianalisis dengan lebih
jauh, maka akan dapat dirasakan oleh guru sebagai pendidik langkah apa
selanjutnya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran agar dapat
menjadi lebih baik.
Kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
20
Masalah Rendahnya
Kemampuan Pemahaman
Konsep
Indikator Pemahaman konsep
matematis
Merubah suatu objek/kalimat
dalam bentuk simbol dan
sebaliknya (Translasi)
Hasil Analisis Pemahaman Konsep Matematis
Menyimpulkan dari sesuatu
yang telah diketahui
(Ekstrapolasi)
memahami suatu objek/symbol
yang telah diubah dalam bentuk
lain (Interpretation)
Gambar 2.1 Kerangka berfikir
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Islam Asy-Syuhada Bogor yang
beralamat di Jl. Rumpin-Leuwiliang Kp. Gunung Nyungcung Desa Kp
Sawah Kec.Rumpin, Kab.Bogor
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VII semester genap tahun ajaran
2016/ 2017 yang dilaksanakan pada bulan Mei 2017.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian deskriptif,
sebuah metode yang efektif untuk tujuan mendeskripsikan atau
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat
alamiah maupun fenomena hasil rekayasa. Dalam penelitian ini bertujuan
untuk menggambarkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
dengan indikator translasi, interpretasi dan ekstrapolasi.
C. Populasi dan Sampel
Peneliti menjadikan siswa-siswi SMP Islam Asy-Syuhada kelas VII
tahun ajaran 2016/2017 menjadi subjek penelitian. Sebanyak 2 kelas dipilih
sebagai sampel dan terdapat 64 responden. Para responden akan diberikan
instrumen tes pemahaman konsep matematais siswa pada materi kelas VII
semester genap.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan, teknik pengumpulan data
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah memberikan tes yang berupa tes
uraian sebanyak 15 butir soal. Sebelum instrumen tersebut digunakan, maka
dilakukan uji coba soal untuk memenuhi persyaratan yaitu validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Tes tertulis ini bertujuan
22
untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematik siswa dalam
menjawab soal-soal yang diberikan.
E. Instrumen Penelitian
Tes disusun dalam bentuk uraian dengan materi matematika kelas VII
di semester genap. Soal yang diberikan disusun berdasarkan perumusan tiga
kategori kemampuan pemahaman konsep, yaitu translation, interpretation,
dan ekstrapolation. Data penelitian diambil dari skor tes pemahaman konsep
tersebut.
Sebelum membuat instrumen, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi soal
yang disesuaikan dengan indikator kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa maupun indikator kompetensi dasar dari materi ajar. Adapun
kisi-kisi dari tes uraian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen
No Indikator Indikator Pemahaman Konsep
Menurut Bloom Jumlah
Soal
Skor
Maksi
mum Translasi Interpolasi Ekstrapolasi
1. Menyatakan masalah
matematika dalam
bentuk himpunan
dengan notasi
pembentuk himpunan
dan mendaftar
anggota-anggotanya
1
2 2 8
2. Menentukan himpunan
bagian dari suatu
himpunan
3 1 4
3. Menentukan Irisan,
gabungan, selisih dari
suatu himpunan
4 1 4
4. Menentukan
Himpunan semesta
dari suatu himpunan
5 1 4
5. Menentukan besar
sudut dan jenis-jenis
sudut dari sebuah
gambar
6 7 2 8
6. Menjelaskan jenis-
jenis sudut yang 8 1 4
23
terbentuk jika dua
garis berpotongan atau
dua garis sejajar
berpotongan dengan
garis lain
7. Menjelaskan hubungan
antara dua garis yang
sejajar, berpotongan,
berimpit, atau
bersilangan
9 1 4
8. Menentukan besar
sudut dari sebuah
segitiga jika diketahui
dua sudut lainnya
10 1 4
9. Menentukan keliling
dan luas segitiga siku-
siku
11 1 4
10. Memahami bentuk dan
jenis-jenis bangun
datar Jajargenjang,
persegi, persegi
panjang, belah ketupat,
trapesium, dan layang-
layang beserta sifat-
sifatnya
12
13 14 3 12
10. Menentukan keliling
dan luas dari sebuah
persegi
15 1 4
Jumlah Soal 5 5 5 15
F. Validasi Instrumen
Sama seperti pada penelitian ilmiah lainnya, agar instrumen penelitian
ini layak digunakan sebagai alat pengumpul data, maka terlebih dahulu harus
diujicobakan melalui uji validitas, uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran, dan
uji daya pembeda. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam
pengolahan data uji coba soal, sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat
kesahihan instrument. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan
24
untuk mengukur apa yang hendak diukur.1 Pada penelitian ini digunakan
validitas isi (Content Validity). Validitas isi dilakukan dengan cara
menyusun tes bersumber dari materi dan tujuan pembelajaran. Pengujian
ini menggunakan Korelasi Produk Moment, apabila validitas
pada taraf signifikansi 5% maka butir tersebut dapat dikatakan
valid.
Rumus r Product Moment :
∑ ∑ ∑
√{ ∑ } { ∑ }
Keterangan:
= koefisien korelasi antara variabel X dan Y yang dikorelasikan
= banyaknya testi (subyek)
∑ Jumlah nilai setiap butir soal
∑ Jumlah nilai total.2
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen penelitian
(lampiran 7), dari 15 soal yang diujicobakan, diperoleh 12 butir soal yang
valid dan 3 butir tidak valid. 12 soal yang valid terdiri dari pada butir soal
no. 4, 9, 12 dan 13 yang termasuk dalam indikator kemampuan
pemahaman konsep translasi, butir soal no. 2, 5 dan 8 yang termasuk
dalam indikator pemahaman konsep interpretasi, butir soal no. 3, 7, 10,
11, dan 15 yang termasuk dalam indikator pemahaman konsep
ekstrapolasi.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes
dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut
1 Ibid, h. 348
2 Suharsimi, Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara). Cet. 8,
h. 72
25
dapat memberikan hasil yang tetap.3 Adapun rumus yang digunakan untuk
mengukur reliabilitas suatu tes yang berbentuk uraian adalah dengan
menggunakan rumus Alpha.4
Rumus Alpha:
(
) (
∑
)
∑ ∑
Keterangan:
= reliabilitas yang dicari
∑ = jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item
= varian total
Tabel 3.2
Indeks reliabilitas
keterangan
Tidak ada korelasi
Korelasi rendah sekali
Korelasi rendah
Korelasi sedang
Korelasi tinggi
Korelasi sangat tinggi
Korelasi sempurna
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh tes hasil pemahaman
konsep matematika yang diujicobakan koefisien reliabilitasnya adalah
0,647, maka instrumen penelitian tersebut disimpulkan memiliki korelasi
yang sedang, dan memenuhi pernyataan instrumen yang baik.
3. Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal
Soal yang baik adalah soal soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
3 Ibid,. h. 86
4 Ibid,. h. 106
26
mempertinggi usaha memecahkannya. Sebailknya soal yang terlalu sukar
akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai
semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.5 Rumus untuk
mengukur taraf kesukaran soal6 digunakan rumus:
Tabel
Keterangan:
= Indeks kesukaran
= Jumlah skor yang diperoleh siswa pada tiap item soal
= Jumlah skor maksimum seluruh siswa pada tiap item soal
Tabel 3.3
Klasifikasi Indeks Kesukaran
Kisaran Indeks Kesukaran Interpretasi
Terlalu Sukar
Sukar
Sedang
Mudah
Terlalu Mudah
Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran butir soal
instrumen penelitian, diperoleh 8 soal dengan tingkat kesukaran “mudah”,
dan 7 soal dengan tingkat kesukaran “sedang”.
4. Daya Pembeda
5 Ibid,. h. 207
6 Ibid,. h. 208
27
Suatu alat tes yang baik harus bisa membedakan mana yang siswa
yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Rumus
untuk menghitung daya pembeda butir soal7 :
Keterangan:
= Indeks daya pembeda suatu butir soal
= Skor siswa kelompok atas yang menjawab benar
= Skor siswa kelompok bawah yang menjawab benar
= Skor maksimum siswa pada kelompok atas
= Skor maksimum siswa pada kelompok bawah
= Proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar
= Proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3.4
Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Interpretasi
Sangat Jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat Baik
7 Ibid., h. 213
28
Berdasarkan hasil uji tingkat daya pembeda, diperoleh 10 soal memiliki
tingkat daya pembeda yang jelek antara kelas atas dengan kelas bawah,
dan 5 soal memiliki tingkat daya pembeda yang cukup.
G. Teknik Analisis Data
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah hasil dari jawaban
siswa terhadap instrumen tes pemahaman konsep matematika, kemudian di
analisis dengan cara menghitung atau jumlah skor siswa dan jumlah skor
total. Pedoman penskoran dan rubrik penilaian yang digunakan untuk
mengukur kemampuan pemahaman konsep siswa pada penelitian ini adalah
sebagai berikut;
Tabel 3.5
Rubrik Penilaian
Skor Pemahaman Kriteria
4 Konsep terhadap soal matematika
lengkap, penggunaan istilah dan notasi
matematika tepat, penggunaan algoritma
secara lengkap dan benar
Jawaban tepat, algoritma
lengkap dan tepat dalam
menggunakan konsep
3 Konsep terhadap soal matematika
hamper lengkap, tyerdapat sedikit
kesalahan dalam penggunaan istilah dan
notasi matematika, penggunaan
algoritma secara lengkap, perhitungan
secara umum benar namun terdapat
sedikit kesalahan.
Jawaban kurang tepat
tetapi hanya terdapat
sedikit kesalahan
perhitungan, algoritma
lengkap, dan
penggunaan konsep
sebagian besar tepat
2 Konsep terhadap soal matematika
kurang lengkap, jawaban sebagian
terdapat perhitungan yang salah
Jawaban kurang tepat,
terdapat banyak
kesalahan perhitungan,
algoritma sebagian
lengkap dan tepat
1 Konsep terhadap soal matematika sangat Jawaban kurang tepat,
29
terbatas, jawaban sebagian besar
terdapat perhitungan yang salah
sebagian besar algoritma
tidak lengkap
0 Tidak menunjukkan pemahaman konsep
terhadap soal matematika
Tidak menjawab
Adapun kriteria kemampuan pemahaman konsep matematis siswa adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.6
Kriteria Hasil Tes Pemahaman Konsep
Kriteria Rentang Skor
Tinggi 66,68 – 100
Sedang 33,34 – 66,67
Rendah 0 – 33,33
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di SMP Islam Asy-Syuhada Bogor. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah hasil tes pemahaman konsep Himpunan,
Garis dan Sudut, serta Segitiga dan Segi Empat. Data-data yang diperoleh
kemudian dianalisa untuk menunjukan tingkat pemahaman siswa melalui tes
bentuk uraian. Adapun hasil kemampuan pemahaman konsep matematika
siswa sebagai berikut:
1. Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Siswa
Dari hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dengan
jumlah siswa 64 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel Berikut
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Hasil Tes Pemahaman Konsep Matematis
No Skor
Frekuensi
Absolut Relatif (%) Relatif
kumulatif
1 23 - 31 5 7,81 7,81
2 32 - 40 2 3,13 10,94
3 41 - 49 9 14,06 25,00
4 50 - 58 16 25,00 50,00
5 59 - 67 11 17,19 67,19
6 68 - 76 14 21,88 89,07
7 77 - 85 7 10,94 100
Jumlah 64 100
Berdasarkan Tabel 4.1 Skor yang paling banyak diperoleh berada pada
interval kelas 50 – 58 yaitu sebesar 25,00% (16 siswa dari 64 siswa).
31
Sedangkan Skor yang paling sedikit diperoleh siswa berada pada interval kelas
32 - 40 yaitu sebesar 3,13% (2 siswa dari 64 siswa). Skor rata-rata yang
diperoleh yaitu 58,50 (lampiran 12). Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan
bahwa perbandingan banyak siswa yang di atas rata-rata dengan siswa yang di
bawah rata-rata adalah sama, ini dikarenakan dapat dilihat bahwa 50,00 %
siswa mendapat skor di atas rata-rata, yaitu siswa pada kelas interval nomor 5,
6 dan 7, dan 50,00 % siswa mendapat skor di bawah rata-rata, yaitu pada kelas
interval 1, 2, 3 dan 4. Perbandingan antara yang di bawah rata-rata kelas
tersebut dengan yang di atas rata-rata sama besarnya yaitu sebesar 50%, ini
memperlihatkan bahwa masih begitu tinggi persentase hasil siswa yang di
bawah rata-rata kelas.
2. Statistika Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Hasil statistika kemampuan pemahaman konsep matematika siswa adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Statistika dari Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Statistika Hasil
Nilai terendah 23
Nilai Terbesar 83
Rata-rata 58,50
Median 58,50
Modus 54,00
Varians 226,29
Simpangan Baku 15,04
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil statistika, bahwa skor rata-
rata 58, 50, median adalah 58,50, modus adalah 54,00, ini berarti bahwa
frekuensi skor yang paling banyak didapat siswa mendekati 54,00. Jika dilihat
rata-rata hanya diperoleh 58,50, angka tersebut masih terlampau jauh dari nilai
32
KKM mata pelajaran sekolah yaitu sebesar 70, sehingga mayoritas siswa
belum memiliki kemampuan pemahaman konsep matematis yang baik.
3. Persentase Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
berdasarkan Indikatornya.
Kemampuan pemahaman konsep matematika pada penelitian ini
berdasarkan pada tiga indikator, yaitu translasi, interpretasi dan ekstrapolasi.
Adapun hasil skor kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
berdasarkan indikator kemampuan pemahaman konsep dapat dilihat pada Tabel
4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Persentase Rata-rata Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa
No
Indikator
Pemahaman Konsep
Matematika
N
Skor
Ideal
per
siswa
Hasil
%
1 Translasi 64 16 11,23 70,21
2 Interpretasi 64 12 7,22 60,15
3 Ekstrapolasi 64 20 10,91 54,53
Skor Total 48 29,36 61,16
Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa setiap indikator memiliki nilai
ideal yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan berbedanya jumlah soal dari
setiap indikator. Indikator translasi diwakili 4 soal, indikator interpretasi
diwakili oleh 3 soal, dan indikator ekstrapolasi diwakili 5 soal. Setiap soal
memiliki skor maksimum yang sama yaitu 4. Pada Tabel 4.3 juga
menunjukkan persentase kemampuan pemahaman secara umum pada siswa
menghasilkan capaian angka sebesar 61,16% (perhitungan rata-rata).
Persentase paling tinggi yang diperoleh adalah indikator kemampuan
pemahaman konsep translasi yaitu sebesar 70, 21%, indikator kemampuan
33
pemahaman konsep tertinggi kedua adalah interpretasi yaitu sebesar 60,15%.
Persentase terendah adalah indikator kemampuan pemahaman konsep
ekstrapolasi yaitu sebesar 54,53%. Dapat kita simpulkan bahwa terdapat
perbedaan hasil dari setiap indikator pemahaman konsep. Hasil persentase yang
tertinggi adalah indikator translasi, ini disebabkan karena indikator translasi
dari kemampuan pemahaman konsep merupakan indikator tingkatan yang
termudah. Sehingga banyak siswa yang dapat menyelesaikan soal dari bentuk
indikator translasi. Tingkatan kedua adalah interpretasi, yang memang
tingkatan sedang dalam pemahaman konsep. Tingkatan yang tersulit adalah
indikator ekstrapolasi, karena pada tingkatan ini siswa harus mampu
menyimpulkan sendiri dari sesuatu yang telah diketahui.
4. Perbandingan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Kelompok Tinggi, Kelompok Sedang, dan Kelompok Rendah Siswa
berdasarkan Indikator Pemahaman Konsep Matematika
Berdasarkan hasil skor yang siswa peroleh yang telah dikonversikan ke
dalam skala 0 sampai 100, didapatlah kelompok-kelompok yang dinamakan
kelompok Tinggi, kelompok sedang dan kelompok rendah. Kelompok tinggi
adalah yang mendapatkan skor dari interval 66,68 sampai dengan 100
sebanyak 25 siswa. Kelompok sedang adalah kelompok yang mendapatkan
skor dari interval 33,34 sampai dengan 66,67 sebanyak 35 siswa. Sedangkan
kelompok rendah yang mendapatkan skor dari interval 0 sampai dengan 33,33
sebanyak 4 siswa. Perbedaan kemampuan pemahaman konsep berdasarkan
indikator kemampuan pemahaman konsep matematika antara kelompok tinggi,
kelompok sedang dan kelompok rendah dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut
34
Tabel 4.4
Perbandingan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Kelompok Tinggi, Kelompok Sedang, dan Kelompok Rendah Siswa
berdasarkan Indikator Pemahaman Konsep Matematika
No Indikator Skor
Ideal
Tinggi Sedang Rendah
Skor Skor Skor
1 Translasi 16 334 13,36 362 10,34 23 5,75
2 Interpretasi 12 216 8,64 226 6,46 20 5,00
3 Ekstrapolasi 20 358 14,32 334 9,54 6 1,50
Jumlah 48 908 922 49
Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa rata-rata masing-masing indikator
berdasarkan kelompok tinggi, sedang dan rendah terdapat beberapa perbedaan.
Pertama, nilai rata-rata yang diperoleh kelompok Tinggi unggul dalam semua
indikator dari kelompok sedang dan rendah. Kedua, Kelompok tinggi indikator
yang nilai rata-ratanya tertinggi adalah indikator ekstrapolasi, setelah itu
translasi, dan yang terendah indikator interpretasi. Nilai rata-rata yang tertinggi
di kelompok sedang adalah indikator translasi, setelah itu ekstrapolasi dan
terendah interpretasi, sedangkan pada kelompok rendah indikator yang rata-
ratanya tertinggi adalah translasi, setelah itu interpretasi dan paling terendah
adalah indikator ekstrapolasi.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa yang telah mempelajari materi
himpunan, garis dan sudut, serta bangun datar segitiga dan Segi empat di kelas
VII SMP Islam Asy-Syuhada . Adapun populasi dari penelitian ini adalah
siswa siswi kelas VII Tahun Ajaran 2016/2017 semester genap. Dalam
penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana kemampuan pemahaman
konsep siswa dalam menyelsaikan masalah pada materi semester genap di
35
kelas VII. Hal ini juga dapat mengetahui kesiapan siswa siswi untuk mengikuti
Ujian Akhir Semester Genap.
Penelitian ini dilakukan dengan menguji siswa melalui soal uraian
sebanyak 12 soal, yang terdiri dari materi himpunan, garis dan sudut, serta
bangun datar segitiga dan segi empat yang mencakup indikator kemampuan
pemahaman konsep yaitu translasi, interpretasi dan ekstrapolasi.
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan pemahaman konsep
matematika yang paling tinggi adalah pada indikator translasi, hal ini karena
translasi adalah tingkat terendah dari pemahaman konsep matematika menurut
Nana Sujana. Sedangkan tingkat pemahaman yang paling tinggi itu ada pada
indikator ekstrapolasi.
1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Tingkat Translasi
Kemampuan pemahaman konsep translasi pada penelitian ini
diperlihatkan pada butir soal nomor 3, 7, 10, dan 11. Berikut akan disajikan
jawaban siswa:
Soal Nomor 3
3). Buatlah diagram venn dari himpunan-himpunan berikut!
Gambar 4.1
Contoh jawaban benar pada indikator translasi soal nomor 3
Contoh jawaban dari salah satu siswa pada Gambar 4.1 di atas,
menunjukkan bahwa siswa tersebut memahami konsep himpunan dengan dapat
36
membuat diagram Venn dengan benar dan lengkap yang menunjukkan
memiliki kemampuan tingkat translasi dengan baik.
(a) (b)
Gambar 4.2
Contoh jawaban salah pada indikator translasi soal nomor 3
Soal nomor 3 merupakan salah satu soal dari materi himpunan. Contoh
jawaban pada Gambar 4.2 a dan b adalah contoh dari siswa yang belum tepat
dalam menjawab soal nomor 3. Dapat dilihat bahwa pada Gambar 4.2 bagian
(a) ada siswa yang masih belum memahami operasi himpunan, dari himpunan
A dan B tidak tertulis yang menjadi irisan dari kedua himpunan tersebut,
sedangkan pada Gambar 4.2 bagian (b) masih ada yang keliru dalam membuat
diagram Venn seperti ada elemen yang merupakan anggota himpunan dan tidak
terdapat keterangan lengkap dalam diagram Venn tersebut.
Pada soal tingkat translasi nomor 3 ini, terdapat 17 siswa yang menjawab
dengan tepat dari keseluruhan total siswa kelas A dan B, 24 siswa menjawab
kurang tepat tetapi hanya sedikit kesalahan, dan 23 siswa yang masih belum
memahami sehingga jawabannya sebagian besar masih belum tepat.
Soal nomor 7
7). Diketahui dua buah garis dan , gambarkan kedudukan dua buah
garis tersebut jika:
a. Garis dan sejajar
b. Garis dan berpotongan
Berikut pembahasan untuk soal nomor 7:
37
Gambar 4.3
Contoh jawaban benar pada indikator translasi soal nomor 7
Gambar 4.4
Contoh jawaban kurang tepat pada indikator translasi soal nomor 7
Soal nomor 7 ini adalah materi tentang Garis dan sudut. Pada Gambar 4.3
adalah contoh jawaban benar dari kedudukan antara dua garis jika saling
sejajar dan saling berpotongan. Sedangkan pada Gambar 4.4 jawaban kurang
tepat tersebut menunjukkan bahwa siswa terlihat menggambar dengan
sembarangan tidak menggunakan alat bantu penggaris dan belum begitu
memahami bahwa dua garis yang sejajar jarak antara kedua garis tersebut
seharusnya sama sehingga garis sejajar itu jika diperpanjang tidak akan
berpotongan. Terdapat 28 siswa yang menjawab dengan benar pada soal nomor
7, selebihnya adalah jawaban yang hanya menuliskan salah satu jawaban
ataupun kesalahan dalam membuat garis dengan menggambarnya secara
sembarang yaitu 32 siswa.
Soal nomor 10
10). Pada Jajargenjang ABCD diketahui , ,
. Gambarlah Jajargenjang tersebut!
38
Gambar 4.5
Contoh jawaban benar pada indikator translasi soal nomor 10
(a) (b)
Gambar 4.6
Contoh jawaban salah pada indikator translasi soal nomor 10
Materi pada soal nomor 10 adalah tentang bangun datar segitiga dan segi
empat. Dapat dilihat pada Gambar 4.6. (a) dan (b) terdapat siswa yang masih
belum tepat menggambarkan sebuah bangun datar jajar genjang. Pemahaman
siswa tentang bangun datar masih sering tertukar antara jenis-jenis bangun
datar lainnya, Gambar 4.6 di atas adalah bangun datar trapesium, bukan jajar
genjang.
Terdapat 24 siswa yang menjawab benar secara keseluruhan, 38 siswa
menjawab dengan kurang tepat tetapi hanya sedikit atau separuh kesalahan,
seperti tidak ada keterangan di gambar dan ada 2 siswa yang tidak dapat
menjawab soal tersebut.
39
Soal nomor 11
11). Diketahui sebuah belah ketupat ABCD dengan panjang diagonal
terpanjangnya adalah dan diagonal terpendeknya
berpotongan di titik E. Gambarlah belah ketupat tersebut!
Berikut pembahasan untuk soal nomor 11:
Gambar 4.7 Gambar 4.8
Contoh jawaban benar siswa Contoh jawaban keliru siswa
Pada soal nomor 11 dapat dilihat Gambar 4.7 adalah jawaban benar
siswa yang memahami apa petunjuk soal. Sedangkan Gambar 4.8 siswa keliru
antara bangun datar belah ketupat dengan bangun datar layang-layang.
Terdapat 13 siswa yang menjawab dengan benar dan tepat, yaitu yang
menjawab lengkap beserta dengan keterangan-keterangan dari gambar belah
ketupat. Hanya terdapat 1 orang yang yang tidak dapat menjawab sama sekali,
dan sebanyak 26 siswa menjawab kurang tepat tetapi hanya sedikit kesalahan
sebagian besar jawaban lengkap dan sudah tepat. Sedangkan terdapat 24 siswa
yang masih terdapat sebagian kesalahan dan jawaban yang tidak lengkap.
2. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Tingkat Interpretasi
Kemampuan pemahaman konsep interpretasi pada penelitian ini
diperlihatkan pada butir soal nomor 1, 4 dan 6. Berikut akan disajikan jawaban
siswa dari soal nomor 1, 4 dan 6:
Soal nomor 1
1). Tentukan himpunan bagian dari “Himpunan bilangan asli yang
kurang dari 3” !
40
Gambar 4.9
Contoh jawaban benar pada indikator interpretasi soal nomor 1
Gambar 4.10
Contoh jawaban tidak lengkap pada indikator interpretasi soal nomor 1
Pada Gambar 4.9 dapat dilihat siswa dapat menuliskan dengan lengkap
himpunan-himpunan bagian dari bilangan asli yang kurang dari 3. Pada
Gambar 4.10 siswa tersebut hanya dapat menjawab anggota himpunan dari
bilangan asli yang kurang dari 3, sedangkan himpunan bagiannya tidak ada. Ini
menunjukkan siswa tersebut tidak memahami konsep himpunan bagian.
Terdapat pula yang konsepnya sudah memahami tetapi tidak dapat menuliskan
jawabannya dengan lengkap, seperti masih banyak yang melewatkan himpunan
kosong sebagai bagian dari himpunan bagian.
Terdapat 12 siswa yang dapat menjawab dengan benar dan lengkap, 2
orang tidak dapat menjawab, sedangkan yang terbanyak adalah siswa masih
terdapat kesalahan seperti yang telah dibahas yaitu tidak terdapatnya himpunan
kosong sebagai himpunan bagian, atau anggota himpunan bagian yang tidak
lengkap lainnya sebanyak 50 siswa.
41
Soal nomor 4
4). Tentukan himpunan semesta dari diagram Venn di bawah ini dengan
notasi pembentuk himpunan!
Berikut pembahasan untuk soal nomor 4:
Gambar 4.11
Contoh jawaban benar pada indikator interpretasi soal nomor 4
Gambar 4.12
Contoh jawaban kurang tepat pada indikator interpretasi soal nomor 4
Pada Gambar 4.11 siswa terlihat sudah memahami dalam cara-cara
menyatakan suatu himpunan, salah satunya adalah dengan cara menyatakan
42
suatu himpunan ke dalam notasi pembentuk himpunan. Terdapat 7 orang yang
dapat menjawab dengan benar dan terdapat 4 orang yang sama sekali tidak
dapat menjawab soal nomor 4. Sedangkan jawaban yang mendapat skor 3
yakni jawaban yang hanya terdapat sedikit kesalahan seperti kurangnya simbol
seperti kurung kurawal dan variabel terdapat 14 siswa. Pada gambar 4.18
merupakan contoh jawaban yang masih terdapat banyak kesalahan tetapi
sebagian algoritmanya ada yang tepat, jawaban pada Gambar 4,12 itu
mendapat skor 2. Jawaban yang masih terdapat sebagian atau banyak kesalahan
yakni yang mendapatkan skor 2 dan 1 terdapat 39 siswa.
Soal nomor 6
6). Tentukan pasangan-pasangan sudut yang kongruen dari gambar di
bawah ini!
Berikut pembahasan untuk soal nomor 6:
Gambar 4.13
Contoh jawaban benar siswa soal nomor 6
43
(a) (b)
Gambar 4.14
Contoh kesalahan pada indikator interpretasi soal nomor 6
Soal nomor 6 adalah soal tentang materi pokok garis dan sudut, dari
subbab tentang sudut-sudut sehadap dan berseberangan. Jika dua buah garis
sejajar dipotong oleh garis lain maka akan terbentuk empat pasang sudut
sehadap yang besarnya sama. Pada Gambar 4.13 adalah contoh jawaban benar,
siswa sudah memahami sudut yang menghadap arah yang sama dinamakan
sudut-sudut sehadap dan besarnya sama. Jadi terdapat empat pasang sudut
sehadap yang dapat siswa tuliskan berdasarkan arah menghadapnya tersebut.
Sedangkan pada Gambar 4.14 adalah contoh siswa yang belum memahami
konsep dari sudut-sudut sehadap sehingga pada Gambar 4.14 bagian (a) siswa
hanya menuliskan ulang gambar pada soal yang dipisahkan menjadi dua
gambar. Pada Gambar 4.14 bagian (b) contoh jawaban siswa yang keliru dalam
memasangkan sudut-sudut yang seharusnya sehadap dan sama besar, dapat
dilihat juga jawaban siswa tersebut tidak lengkap.
Pada soal 6 ini terdapat 14 siswa yang dapat menjawab dengan benar dan
lengkap yang mendapat skor 4, terdapat 22 siswa yang menjawab tidak lengkap
atau pun sedikit kesalahan dalam penulisan sudut-sudut tersebut. Sedangkan
yang menjawab masih sebagian besar jawabannya terdapat kesalahan ada 18
siswa, dan yang tidak dapat menjawab sama sekali ada terdapat 3 siswa.
3. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Tingkat Ekstrapolasi
Kemampuan pemahaman konsep ekstrapolasi yang merupakan
pemahaman tingkat tertinggi pada penelitian ini diperlihatkan pada butir soal
44
nomor 2, 5, 8, 9 dan 12. Berikut akan disajikan jawaban siswa dari soal nomor
2, 5, 8, 9 dan 12:
Soal nomor 2
2). Diketahui adalah himpunan semesta.
Jika dan . Maka
Gambar 4.15 Gambar 4.16
Contoh jawaban siswa yang benar Contoh jawaban siswa yang salah
Pada soal nomor 2 ini adalah mengenai materi operasi dari himpunan,
pada soal tersebut yang ditanyakan adalah mengenai irisan himpunan, dimana
mencari anggota yang sama dari dua buah himpunan A dan B dan jawaban
pada Gambar 4.15 merupakan jawaban benar. Pada Gambar 4.16 masih
terdapat siswa yang keliru dalam menjawab, yaitu keliru dalam
mengoperasikan himpunan. Pada Gambar 4.16 siswa keliru seharusnya
mencari irisan, sedangkan yang dilakukan adalah operasi gabungan himpunan.
Terdapat 32 siswa yang menjawab dengan benar, dan 11 orang yang
tidak dapat menjawab sama sekali. Sebanyak 21 siswa masih menjawab
dengan kurang tepat atau masih terdapat banyak kesalahan, seperti masih
terdapat yang bukan merupakan irisan himpunan masih tercantum.
Soal nomor 5
5). Hitunglah nilai kemudian tentukan jenis sudutnya!
A B
Berikut pembahasan untuk soal nomor 5:
45
Gambar 4.17
Contoh jawaban benar siswa soal nomor 5
Gambar 4.18
Contoh jawaban salah siswa soal nomor 5
Soal nomor 5 merupakan materi garis dan sudut, dapat dilihat pada
Gambar 4.17 merupakan contoh jawaban siswa yang menjawab benar, jawaban
tersebut menunjukkan bahwa siswa tersebut memahami konsep dari pasangan
sudut yang saling berpelurus (bersuplemen) jumlahnya adalah 1800, dan sudut
yang satu merupakan pelurus dari sudut yang lain. Serta siswa juga memahami
atau mengetahui jenis-jenis dari sudut. Sedangkan pada Gambar 4.18 sangat
terlihat bahwa siswa tersebut sama sekali tidak memahami tentang hubungan
antarsudut.
Hanya terdapat 11 orang yang dapat menjawab dengan tepat soal nomor
5 ini, 6 orang tidak dapat menjawab sama sekali dan 47 siswa masih belum
dapat menjawab dengan benar, yakni masih terdapat banyak kekeliruan dalam
menghitung maupun keliru dalam konsepnya.
Soal nomor 8
8). Diketahui segitiga PQR besar dan . Hitunglah
besar !
Berikut pembahasan untuk soal nomor 8:
46
Gambar 4.19
Contoh jawaban benar siswa soal nomor 8
Gambar 4.20
Contoh kesalahan jawaban siswa soal nomor 8
Pada soal nomor 8, adalah tentang materi pokok Segitiga dan Segi
Empat, yaitu mengenai jumlah besar sudut dari sebuah segitiga. Segitiga
merupakan bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi dan mempunyai tiga
buah titik sudut. Jumlah dari ketiga sudut segitiga adalah 1800. Dalam soal
tersebut siswa diminta untuk menentukan besar salah satu sudut jika dua sudut
lainnya diketahui dan setelah itu menentukan jenis sudutnya. Pada Gambar
4.19 salah satu contoh jawaban benar siswa. Dapat dilihat pada gambar
tersebut siswa dapat memahami cara penghitungan menentukan besar
sudutnya. Sedangkan pada Gambar 4.20 sebagian ada yang tepat tapi masih
banyak terdapat kesalahan dalam konsep penghitungan menentukan besar
sudut tersebut.
Masih banyak yang belum dapat menjawab dengan benar soal nomor 8
ini, sehingga hanya 3 orang yang mampu menjawab dengan hasil yang tepat.
Siswa masih banyak yang belum memahami cara menentukan besar sudutnya.
Ini dikarenakan pemahaman operasi hitung dasar yang masih sangat rendah di
sekolah ini. Terdapat 4 orang yang sama sekali tidak dapat menjawab soal
nomor 8 ini, meskipun hanya sekedar menuliskan informasi yang diketahui
dalam soal tersebut. 28 siswa yang menjawab kurang tepat tetapi hanya
47
terdapat sedikit kesalahan dan 29 siswa yang masih terdapat banyak kesalahan
dalam menjawab.
Soal nomor 9
9). Diketahui Segitiga samakaki ABC dengan panjang dan
tingginya . Hitunglah keliling dari segitiga tersebut!
Berikut pembahasan untuk soal nomor 9:
Gambar 4.21
Contoh jawaban benar siswa soal nomor 9
Gambar 4. 22
Contoh jawaban tidak tuntas siswa soal nomor 9
48
Soal nomor 9 merupakan soal materi keliling dan luas bangun datar
segitiga, dari soal yang diperintahkan siswa memang diperintahkan mencari
keliling dari sebuah segitiga sama kaki yang hanya diketahui tinggi dan
alasnya, tetapi tidak dapat langsung mencari kelilingnya, siswa harus
menentukan panjang sisi segitiga yang sama dengan menggunakan dalil
Pythagoras. Pada Gambar 4.21 merupakan contoh jawaban siswa benar yang
memahami perintah dari soal dan mengetahui langkah-langkah yang harus
dikerjakan untuk dapat menentukan keliling dari segitiga sama kaki tersebut.
Sedangkan pada Gambar 4.22 terdapat jawaban siswa yang belum tuntas, siswa
tersebut tidak mengetahui langkah selanjutnya yang harus dikerjakan untuk
dapat menentukan keliling segitiga tersebut.
Pada soal ini dianggap paling sulit karena hanya terdapat 2 siswa yang
mampu menjawab dengan benar dan tepat, dan 15 siswa yang tidak dapat
menjawab sama sekali. Sedangkan yang hanya dapat menuliskan informasi
dari soal tersebut ada 25 siswa yaitu yang mendapatkan skor 1, artinya yang
tidak memahmi sama sekali langkah-langkah apa yang seharusnya dikerjakan
untuk dapat meneyelesaikan soal. Terdapat 7 siswa yang menjawab kurang
tepat tetapi hanya terdapat sedikit kesalahan atau jawaban sedikit tidak
lengkap seperti pada gambar 4.29 yaitu yang mendapatkan skor 3
Soal nomor 12
12). Hitunglah Luas dari persegi yang panjang sisi-sisinya adalah 9 cm!
Berikut pembahasan untuk soal nomor 12:
49
Gambar 4.23
Contoh jawaban benar siswa soal nomor 12
Gambar 4.24
Contoh kesalahan jawaban siswa soal nomor 12
Pada soal nomor 12 materi yang diambil adalah tentang menentukan luas
persegi, pada Gambar 4.23 siswa mampu menentukan luas persegi karena
rumus persegi sangat mudah untuk di ingat. Pada Gambar 4.23 siswa sudah
mengetahui rumusnya, memahami cara perhitungannya dan satuan yang
digunakan jika mencari luas. Sedangkan pada Gambar 4.24 terdapat kekeliruan
dalam menghitung seharusnya dikalikan tetapi siswa hasilnya dijumlah. Tetapi
secara rumus dan satuan siswa tersebut sudah benar.
Terdapat 24 siswa yang menjawab dengan benar, 8 siswa yang tidak
dapat menjawab sama sekali dan yang hanya mampu menuliskan informasi
dari soal ada 5 siswa. Sedangkan yang konsep sudah benar tetapi
perhitungannya tidajk tepat mendapatkan skor 2 ada 15 siswa dan yang hanya
terdapat kekeliruan atau tidak lengkap seperti tidak menuliskan satuannya ada
12 siswa.
50
C. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna.
karena masih memiliki banyak kekurangan dan masih terdapat hal-hal yang tidak
dapat dikendalikan oleh peneliti sehingga hasil ini masih mempunyai
keterbatasan. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan dalam penelitian ini agar
diperoleh hasil yang optimal. Adapun keterbatasan dari penelitian ini diantaranya:
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada materi semester genap dikelas VII, yaitu
pada pokok bahasan Himpunan, Garis dan Sudut, serta Segitiga dan segi
Empat, sehingga hasil penelitian ini belum dapat dikatakan secara umum
terhadapa kemampuan pemahaman konsep pada pokok bahasan materi
lainnya.
2. Alokasi waktu yang kurang dan waktu penelitian yang sangat mendesak
mendekati Ujian Akhir Semester Genap sehingga menjadikan penelitian ini
sedikit terburu-buru dan sedikit sulit mengkondisikan siswa untuk dapat
mengerjakan soal-soal yang diberikan.
3. Penelitian ini hanya menganalisis pada aspek kemampuan pemahaman
konsep matematika, sedangkan aspek lain yang memungkinkan
mempengaruhi hasil tidak diteliti.
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa berdasarkan indikatornya
mempunyai penguasaan pemahaman yang tinggi pada indikator translasi yaitu
dengan rata-rata yang diperoleh berdasarkan hasil skor siswa adalah 11,23 dari
skor maksimal indikatornya 16 , persentasenya sebesar 70,21%. Indikator
tertinggi kedua adalah interpolasi dengan rata-rata yang diperoleh 7,22 dari skor
maksimal indikatornya 12 ,persentasenya sebesar 60,15%. Sedangkan
kemampuan ekstrapolasi adalah indikator dengan perolehan persentase terendah
yaitu 54,53% dengan rata-ratanya 10,91 dari skor maksimal indikator
ekstrapolasi 20.
B. Saran
1. Bagi guru dan sekolah, sebagai masukan atau informasi tentang
bagaimana kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di
sekolah, sehingga bias menjadi acuan untuk mencari alternatif solusi
dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep tersebut dalam
pembelajaran serta dapat dijadikan sebagai sumbangsih pemikiran
untuk bisa selalu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep pada
mata pelajaran matematika.
2. Bagi siswa dapat menjadi motivasi untuk dapat terus meningkatkan
kemmampuan pemahaman konsepnya baik dalam pelajaran
matematika maupun mata pelajaran lainnya.
3. Bagi peneliti lain, penelitian ini hanya ditunjukkan pada mata pelajaran
matematika pada materi pokok semester genap yaitu, himpunan, garis
dan sudut serta segitiga dan segi empat, oleh karena itu sebaiknya
penelitian juga dilakukan pada pokok materi matematika lainnya.
52
DAFTAR PUSTAKA
Afifah Darwis,Dkk, Penerapan model Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Siswa Kelas VII MTsN Pasir Lawas, jurnal pendidikan MIPA vol 1
nomor 1 tahun 2014
Afrilianto, “Peningkatan Pemahaman Konsep dan Kompetensi Strategis
Matematis Siswa SMP dengan pendekatan Metaphorical
Thinking”Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi
Bandung Vol 1, September 2012
Anderson, Lorin dan David (eds) Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj.
Agung Prihantoro, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2010).
Angel Gurria, PISA 2015: PISA Results in Focus, OECD 2016
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Cet.8. Jakarta: Bumi
Aksara,
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua.
Jakarta : Balai Pustaka, 2002
Eva Putri Karunia, “Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa kelas VII
Berdasarkan Gaya Belajar dalam Model Knisley” Skripsi Pendidikan
Matematika Universitas Negeri Semarang 2016
Fadjar Shadiq, Kemahiran Matematika ,Yogyakarta:2009.
Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005
Ibrahim, R dan Syaodih, Nana. Perencanaan pengajaran, (Jakarta: Rineka
Cipta,2003)
Isma Hasanah, Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R terhadap Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematik Siswa”, Skripsi Pendidikan
Matematika UIN Jakarta 2010
Jainuri, M. Pemahaman Konsep Matematis, h.18
(http://www.academia.edu/66942541/pemahaman_konsep
53
Narlan Suhendar, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematik Siswa dengan Metode Pembelajaran Thinking Aloud Pair
Problem Solving (TAPPS)” Skripsi Pendidikan Matematika UIN
Jakarta, 2014.
Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Cet.12. Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2008
Nila Kesumawati, “Pemahaman Konsep Matematik dalam Pembelajaran
Matematika”. Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008
Overview TIMSS and PIRLS 2011 Achievement posted in TIMSS and PIRLS,
2011, (http://timssandpirls.bc.edu)
Risma Nurul A, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CRH terhadap
Kemampuan Pemahaman Matematis dan Kecemasan Matematika
Siswa SMP. Skripsi Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan
Indonesia Bandung. 2013
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran ,Cet ke-8.
Bandung:ALFABETA, 2010.
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran:Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta:Kencana,
2008
Siti Mutmainah, Pengaruh Strategi Active Knowledge Sharing Terhadap
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa, Skripsi
Pendidikan matematika UIN Jakarta, 2015
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2008.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar, Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya, 1995.
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian , Bandung: Alfabeta, 2010.
Suhendra,dkk. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Cet.
Kedua : April 2007
Susanto, Ahmad. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar,Cet.I
.Jakarta:Kencana, 2013.
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan
Pembelajaran, Cet.II . Jakarta:Rajawali Pers, 2012.
54
Utari Sumarmo, Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan
Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik, Makalah Matematika
FPMIPA UPI. Bandung:2010.
Vera Dewi Kartini Ompusunggu, Peningkatan Kemampuan Pemahaman
Matematika dan Sikap Positif terhadap Matematika Siswa SMP
Nasrani 2 Medan,Jurnal Saintech vol.06 – No.04 Desember, 2014
55
Lampiran 1
LEMBAR KEGIATAN SISWA
1. Tentukan himpunan bagian dari “Himpunan bilangan asli yang kurang dari 3”
2. Diketahui adalah himpunan semesta. Jika
dan . Maka
3. Buatlah Diagram Venn dari himpunan-himpunan berikut!
Nama :
Kelas :
56
4. Tentukan himpunan semesta dari Diagram Venn di bawah ini dengan notasi
pembentuk himpunan!
5. Hitunglah nilai kemudian tentukan jenis sudutnya!
6. Tentukan pasangan-pasangan sudut yang kongruen dari gambar di bawah ini!
7. Diketahui dua buah garis dan , gambarkan kedudukan dua buah garis
tersebut jika:
a. Garis dan sejajar
b. Garis dan berpotongan
57
8. Diketahui segitiga PQR besar dan . Hitunglah besar !
9. Diketahui Segitiga samakaki ABC dengan panjang dan tingginya
. Hitunglah keliling dari segitiga tersebut!
10. Pada Jajargenjang ABCD diketahui , , .
Gambarlah Jajargenjang tersebut!
11. Diketahui sebuah belah ketupat ABCD dengan panjang diagonal
terpanjangnya adalah dan diagonal terpendeknya berpotongan di
titik E. Gambarlah belah ketupat tersebut!
58
12. Hitunglah Luas dari persegi PQRS yang panjang sisi-sisinya adalah 9 cm!
59
B
Lampiran 2
KUNCI JAWABAN
1. Diketahui
Maka :
Himpunan bagian A adalah , , , atau
2. Diketahui :
.
Maka
3. Diketahui :
Maka diagram Venn himpunan tersebut:
4. Diketahui :
Maka:
S A
●u
●o
●a
●e
●e
●b
●r
●n
60
atau
5.
Maka adalah sudut lancip
6.
7. a. a a b
atau
b
b. b
a
8. Diketahui : dan
Jumlah sudut
61
9. Diketahui:
Dengan dalil Pythagoras:
√
√
√
√
Keliling
10. Diketahui: , ,
D C
A B
11. D
Diagonal
Diagonal
A C
B
E
c
62
12. Diketahui:
Maka
63
Lampiran 3
Langkah-langkah Perhitungan Validitas Tes Bentuk Uraian
Contoh mencari validitas nomor 1:
Menentukan nilai ∑ jumlah skor soal no.1
= 108
Menentukan nilai ∑ jumlah skor total
= 1175
Menentukan nilai ∑ jumlah kuadrat skor no.1
= 400
Menentukan nilai ∑ jumlah kuadrat skor total
= 40.893
Menentukan nilai ∑ jumlah hasil kali skor no.1 dengan skor total
= 3646
Menentukan nilai ∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
√{ }{ }
Mencari nilai , dengan dk= n-2 = 30-2 = 28 dan tingkat signifikan
sebesar 0,05 diperoleh nilai
Setelah diperoleh nilai , lalu dikonsultasikan dengan nilai
. Karena ( , maka soal no.1 tidak
valid.
64
Lampiran 4
Langkah-langkah Perhitungan Uji Reliabilitas Tes Bentuk Uraian
Menentukan nilai varian skor tiap-tiap soal
Misal untuk mencari varian skor no.1
Untuk varian no.2 sampai 15 perhitungannya sama caranya dengan varian
no.1
Menentukan nilai jumlah varian semua soal ). Berdasarkan tabel
perhitungan reliabilitas tes uraian di atas, diperoleh ∑
Menentukan nilai varian total
Menentukan n = banyaknya soal, yaitu 12 soal
(
)(
∑
)
(
) (
)
Berdasarkan kriteria reliabilitas, nilai berada pada
maka tes bentuk pilihan uraian tersebut memiliki reliabilitas
sedang.
65
Lampiran 5
Langkah-langkah Perhitungan Daya Pembeda Tes Bentuk Uraian
Menentukan nilai = jumlah skor kelompok atas yang menjawab soal
itu
Menentukan nilai = jumlah skor kelompok bawah yang menjawab soal
itu.
Menentukan = jumlah skor maksimal dari banyak siswa kelas atas
Menentukan = jumlah skor maksimal dari banyak siswa kelas bawah
Misal, untuk soal no.1 perhitungan Daya pembedanya sebagai berikut:
Berdasarkan klasifikasi daya pembeda, nilai daya pembeda 0,03 < 0,20
maka soal no. 1 tersebut memiliki daya pembeda yang jelek
Untuk no. 2 dan seterusnya, perhitungan daya pembedanya sama dengan
perhitungan daya pembeda soal no.1
66
Lampiran 6
Langkah-langkah perhitungan Tingkat Kesukaran Tes bentuk Uraian
Tentukan = jumlah skor yang diperoleh siswa pada tiap item soal
Tentukan = jumlah skor maksimum seluruh siswa pada tiap item soal
Menentukan tingkat kesukaran
Berdasarkan klasifikasi indeks kesukaran, nilai tingkat kesukaran
berada diantara kisaran , maka soal no.1 tersebut
memiliki tingkat kesukaran “mudah”.
Untuk soal no. 2 dan seterusnya, perhitungan tingkat kesukarannya sama
dengan perhitungan tingkat kesukaran soal no.1
67
Lampiran 7
Hasil Perhitungan Validitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda
No.
Soal
Validitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda
Kriteria Kriteria Kriteria
1 -0,01 Invalid 0,9 Mudah 0,033 Jelek
2 0,446 Valid 0,725 Mudah 0,117 Jelek
3 0,629 Valid 0,667 Sedang 0,367 Cukup
4 0,392 Valid 0,783 Mudah 0,033 Jelek
5 0,438 Valid 0,583 Sedang 0,133 Jelek
6 0,135 Invalid 0,858 Mudah 0,15 Jelek
7 0,618 Valid 0,5 Sedang 0,2 Cukup
8 0,447 Valid 0,675 Sedang 0,183 Jelek
9 0,469 Valid 0,8 Mudah 0,167 Jelek
10 0,521 Valid 0,567 Sedang 0,2 Cukup
11 0,503 Valid 0,358 Sedang 0,183 Jelek
12 0,383 Valid 0,758 Mudah 0,25 Cukup
13 0,38 Valid 0,708 Mudah 0,05 Jelek
14 0,162 Invalid 0,892 Mudah 0,017 Jelek
15 0,382 Valid 0,583 Sedang 0,2 Cukup
68
Lampiran 8
Hasil Tes Uraian Pemahaman Konsep
No Nama Siswa Nilai
1 S1 56
2 S2 46
3 S3 58
4 S4 63
5 S5 52
6 S6 67
7 S7 56
8 S8 71
9 S9 83
10 S10 46
11 S11 75
12 S12 67
13 S13 48
14 S14 77
15 S15 67
16 S16 63
17 S17 73
18 S18 73
19 S19 40
20 S20 79
21 S21 73
22 S22 56
23 S23 71
24 S24 23
25 S25 79
26 S26 65
27 S27 63
28 S28 54
29 S29 54
30 S30 63
31 S31 35
32 S32 60
33 S33 48
69
34 S34 56
35 S35 54
36 S36 35
37 S37 27
38 S38 81
39 S39 69
40 S40 75
41 S41 83
42 S42 54
43 S43 83
44 S44 56
45 S45 44
46 S46 77
47 S47 71
48 S48 63
49 S49 71
50 S50 73
51 S51 25
52 S52 77
53 S53 69
54 S54 42
55 S55 65
56 S56 27
57 S57 81
58 S58 75
59 S59 75
60 S60 77
61 S61 44
62 S62 52
63 S63 67
64 S64 65
Jumlah 3915
70
Lampiran 9
DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL TES
1. Distribusi frekuensi
56 46 58 63 52 67 56 71 83 46
75 67 48 77 67 63 73 73 40 79
73 56 71 23 79 65 63 54 54 63
35 60 48 56 54 35 27 81 69 75
83 54 83 56 44 77 71 63 71 73
25 77 69 42 65 27 81 75 75 77
44 52 67 65
2. Banyak Data ( )
3. Rentang Data ( )
23
4. Banyak Kelas ( ) ( )
( )
(dibulatkan ke atas)
5. Panjang Kelas ( )
(dibulatkan ke atas)
71
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI
No Interval Batas
Bawah
Batas
Atas
Frekuensi Titik
Tengah
)( iX
2
iX ii Xf 2
ii Xf )( if
(%)f
1 23 - 31 22,5 31,5 5 7,81 27 729 135 3645
2 32 - 40 31,5 40,5 2 3,13 36 1296 72 2592
3 41 - 49 40,5 49,5 9 14,06 45 2025 405 18225
4 50 - 58 49,5 58,5 16 25,00 54 2916 864 46656
5 59 - 67 58,5 67,5 11 17,19 63 3969 693 43659
6 68 - 76 67,5 76,5 14 21,88 72 5184 1008 72576
7 77 - 85 76,5 85,5 7 10,94 81 6561 567 45927
Jumlah 64 100% - - 3744 233280
Mean 58,50
Median 58,50
Modus 54,00
Varians 226,29
Simpangan Baku 15,04
1) Mean/Nilai Rata-rata (Me)
Mean ( X ) =
i
ii
f
Xf
Keterangan :
Me = Mean/ Nilai Rata-rata
ii Xf = Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-
masing interval dengan frekuensinya.
if = Jumlah frekuensi/ banyak siswa
Mean ( X ) =
i
ii
f
Xf=
72
2) Median/ Nilai Tengah (Md)
Md if
fn
li
k
2
1
Keterangan :
Md = Median/ Nilai Tengah
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas median)
n = Jumlah frekuensi/ banyak siswa
kf = Frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval kelas median
if = Frekuensi kelas median
i = Interval kelas
Md if
fn
li
k
2
1
= (
)
3) Modus (Mo)
Mo il
21
1
Keterangan :
Mo = Modus/ Nilai yang paling banyak muncul
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas modus)
1 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
2 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i = Interval kelas
73
Mo il
21
1
= (
)
4) Varians )( 2s = ∑
(∑ )
( ) ( ) ( )
( )
= 226,29
5) Simpangan Baku (s) = √ ∑
(∑ )
( )
= √
6) Kemiringan (sk) = ( )
( )
7) Ketajaman/kurtosis )( 4 =
∑ ( )
=
( )
( )
= 4,89
74
HASIL SKOR TES PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PER
INDIKATOR
No Nama Siswa Translasi Interpolasi Ekstrapolasi Jumlah
1 S1 10 7 10 27
2 S2 8 5 9 22
3 S3 12 6 10 28
4 S4 13 4 13 30
5 S5 9 7 9 25
6 S6 8 10 14 32
7 S7 10 10 7 27
8 S8 12 8 14 34
9 S9 15 9 16 40
10 S10 6 6 10 22
11 S11 15 9 12 36
12 S12 14 8 10 32
13 S13 9 6 8 23
14 S14 14 10 13 37
15 S15 11 8 13 32
16 S16 8 8 14 30
17 S17 15 7 13 35
18 S18 12 8 15 35
19 S19 11 4 4 19
20 S20 15 9 14 38
21 S21 12 11 12 35
22 S22 12 8 7 27
23 S23 13 10 11 34
24 S24 6 4 1 11
25 S25 13 12 13 38
26 S26 14 9 8 31
27 S27 14 3 13 30
28 S28 8 8 10 26
29 S29 10 4 12 26
30 S30 12 6 12 30
31 S31 5 4 8 17
32 S32 13 8 8 29
33 S33 12 3 8 23
34 S34 10 6 11 27
75
Lampiran 10
35 S35 10 5 11 26
36 S36 8 4 5 17
37 S37 4 7 2 13
38 S38 13 9 17 39
39 S39 12 9 12 33
40 S40 14 8 14 36
41 S41 15 9 16 40
42 S42 9 4 13 26
43 S43 15 7 18 40
44 S44 11 8 8 27
45 S45 10 6 5 21
46 S46 14 10 13 37
47 S47 13 7 14 34
48 S48 11 8 11 30
49 S49 12 7 15 34
50 S50 11 8 16 35
51 S51 6 5 1 12
52 S52 12 8 17 37
53 S53 11 10 12 33
54 S54 5 8 7 20
55 S55 10 10 11 31
56 S56 7 4 2 13
57 S57 15 9 15 39
58 S58 12 9 15 36
59 S59 14 5 17 36
60 S60 15 8 14 37
61 S61 11 3 7 21
62 S62 11 8 6 25
63 S63 14 8 10 32
64 S64 13 6 12 31
Jumlah 719 462 698 1879
Rata-Rata 11.234375 7.21875 10.90625 29,35
Skor Ideal 16 12 20 48
Persentase 70.21484375 60.15625 54.53125 61,14
Uji Validitas Instrumen
No Nama Butir Soal
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 A 4 2 2 3 2 2 2 3 3 0 1 3 4 4 2 37
2 B 4 2 1 3 2 3 2 2 4 3 2 3 3 4 1 38
3 C 3 3 3 3 3 4 2 2 4 2 1 3 2 2 2 37
4 D 2 3 4 4 0 4 1 1 3 3 2 3 3 4 3 37
5 E 3 3 1 4 2 4 2 3 3 1 0 2 0 3 2 31
6 F 3 3 2 2 4 3 2 3 3 3 3 4 2 4 2 41
7 G 4 4 0 4 3 3 2 4 0 1 3 2 3 4 2 37
8 H 4 2 4 2 3 4 2 4 4 1 3 3 3 4 2 43
9 I 2 4 4 4 3 4 3 2 4 1 4 4 4 4 4 47
10 J 3 3 4 3 2 4 2 1 2 3 0 4 1 3 1 35
11 K 4 4 0 4 2 4 4 2 4 4 1 4 3 1 3 41
12 L 4 3 4 3 2 4 2 3 4 3 1 4 3 4 1 44
13 M 4 3 3 4 2 3 1 2 2 2 0 3 2 4 2 35
14 N 4 3 4 2 4 4 2 3 4 3 1 4 4 4 3 46
15 O 4 4 4 4 1 4 2 4 3 4 1 2 3 3 3 43
16 P 3 4 4 2 1 4 3 4 3 3 0 3 2 4 3 40
17 Q 4 3 4 4 2 4 2 2 4 2 1 4 3 4 3 43
18 R 3 2 4 4 3 1 3 3 3 3 1 4 3 4 3 41
19 S 4 2 0 0 2 4 0 0 4 0 1 4 3 2 3 26
20 T 4 2 4 4 3 4 2 4 3 3 3 4 4 4 2 48
21 U 4 4 4 3 3 1 2 1 4 3 1 2 3 3 2 38
22 V 4 2 3 3 2 4 2 4 3 2 1 2 4 4 2 40
23 W 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 1 4 2 3 2 45
24 X 4 1 0 2 1 4 0 2 0 0 0 1 3 4 0 22
25 Y 4 4 4 4 4 4 2 4 3 2 3 2 4 3 2 47
26 Z 3 3 0 3 2 1 2 4 4 3 1 4 3 4 2 37
27 AA 4 3 1 4 1 4 3 1 4 3 2 4 2 4 4 40
28 BB 4 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 0 3 4 2 35
29 CC 4 2 4 2 2 4 2 4 3 2 2 3 2 4 4 40
30 DD 3 3 2 4 2 4 2 3 4 3 1 2 4 4 3 41
∑ 108 87 80 94 70 103 60 81 96 68 43 91 85 107 70 1175
r hitung -0.01 0.446 0.6289 0.392 0.438 0.135 0.618 0.447 0.469 0.521 0.503 0.383 0.38 0.162 0.38
r tabel 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374
Keterangan Invalid Valid Valid Valid Valid Invalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Invalid Valid
Uji Reabilitas Instrumen
No Nama Butir Soal
Jumlah
Skor
Kuadrat
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 A 4 2 2 3 2 2 2 3 3 0 1 3 4 4 2 37 1369
2 B 4 2 1 3 2 3 2 2 4 3 2 3 3 4 1 39 1521
3 C 3 3 3 3 3 4 2 2 4 2 1 3 2 2 2 39 1521
4 D 2 3 4 4 0 4 1 1 3 3 2 3 3 4 3 40 1600
5 E 3 3 1 4 2 4 2 3 3 1 0 2 0 3 2 33 1089
6 F 3 3 2 2 4 3 2 3 3 3 3 4 2 4 2 43 1849
7 G 4 4 0 4 3 3 2 4 0 1 3 2 3 4 2 39 1521
8 H 4 2 4 2 3 4 2 4 4 1 3 3 3 4 2 45 2025
9 I 2 4 4 4 3 4 3 2 4 1 4 4 4 4 4 51 2601
10 J 3 3 4 3 2 4 2 1 2 3 0 4 1 3 1 36 1296
11 K 4 4 0 4 2 4 4 2 4 4 1 4 3 1 3 44 1936
12 L 4 3 4 3 2 4 2 3 4 3 1 4 3 4 1 45 2025
13 M 4 3 3 4 2 3 1 2 2 2 0 3 2 4 2 37 1369
14 N 4 3 4 2 4 4 2 3 4 3 1 4 4 4 3 49 2401
15 O 4 4 4 4 1 4 2 4 3 4 1 2 3 3 3 46 2116
16 P 3 4 4 2 1 4 3 4 3 3 0 3 2 4 3 43 1849
17 Q 4 3 4 4 2 4 2 2 4 2 1 4 3 4 3 46 2116
18 R 3 2 4 4 3 1 3 3 3 3 1 4 3 4 3 44 1936
19 S 4 2 0 0 2 4 0 0 4 0 1 4 3 2 3 29 841
20 T 4 2 4 4 3 4 2 4 3 3 3 4 4 4 2 50 2500
21 U 4 4 4 3 3 1 2 1 4 3 1 2 3 3 2 40 1600
22 V 4 2 3 3 2 4 2 4 3 2 1 2 4 4 2 42 1764
23 W 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 1 4 2 3 2 47 2209
24 X 4 1 0 2 1 4 0 2 0 0 0 1 3 4 0 22 484
25 Y 4 4 4 4 4 4 2 4 3 2 3 2 4 3 2 49 2401
26 Z 3 3 0 3 2 1 2 4 4 3 1 4 3 4 2 39 1521
27 AA 4 3 1 4 1 4 3 1 4 3 2 4 2 4 4 44 1936
28 BB 4 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 0 3 4 2 37 1369
29 CC 4 2 4 2 2 4 2 4 3 2 2 3 2 4 4 44 1936
30 DD 3 3 2 4 2 4 2 3 4 3 1 2 4 4 3 44 1936
∑ 108 87 80 94 70 103 60 81 96 68 43 91 85 107 70 1243 52637
Si 0.621 0.845 1.583 0.9732 0.994 1.006 0.788 1.149 1.064 1.112 1.073 1.066 0.95 0.774 0.922
si2 0.373 0.69 2.422 0.9156 0.956 0.979 0.6 1.277 1.093 1.196 1.112 1.099 0.872 0.579 0.822
Ssi2 14.99
St 481.3
St2 37.85
r hitung 0.647
Taraf Kesukaran
No Nama Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 A 4 2 2 3 2 2 2 3 3 0 1 3 4 4 2
2 B 4 2 1 3 2 3 2 2 4 3 2 3 3 4 1
3 C 3 3 3 3 3 4 2 2 4 2 1 3 2 2 2
4 D 2 3 4 4 0 4 1 1 3 3 2 3 3 4 3
5 E 3 3 1 4 2 4 2 3 3 1 0 2 0 3 2
6 F 3 3 2 2 4 3 2 3 3 3 3 4 2 4 2
7 G 4 4 0 4 3 3 2 4 0 1 3 2 3 4 2
8 H 4 2 4 2 3 4 2 4 4 1 3 3 3 4 2
9 I 2 4 4 4 3 4 3 2 4 1 4 4 4 4 4
10 J 3 3 4 3 2 4 2 1 2 3 0 4 1 3 1
11 K 4 4 0 4 2 4 4 2 4 4 1 4 3 1 3
12 L 4 3 4 3 2 4 2 3 4 3 1 4 3 4 1
13 M 4 3 3 4 2 3 1 2 2 2 0 3 2 4 2
14 N 4 3 4 2 4 4 2 3 4 3 1 4 4 4 3
15 O 4 4 4 4 1 4 2 4 3 4 1 2 3 3 3
16 P 3 4 4 2 1 4 3 4 3 3 0 3 2 4 3
17 Q 4 3 4 4 2 4 2 2 4 2 1 4 3 4 3
18 R 3 2 4 4 3 1 3 3 3 3 1 4 3 4 3
19 S 4 2 0 0 2 4 0 0 4 0 1 4 3 2 3
20 T 4 2 4 4 3 4 2 4 3 3 3 4 4 4 2
21 U 4 4 4 3 3 1 2 1 4 3 1 2 3 3 2
22 V 4 2 3 3 2 4 2 4 3 2 1 2 4 4 2
23 W 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 1 4 2 3 2
24 X 4 1 0 2 1 4 0 2 0 0 0 1 3 4 0
25 Y 4 4 4 4 4 4 2 4 3 2 3 2 4 3 2
26 Z 3 3 0 3 2 1 2 4 4 3 1 4 3 4 2
27 AA 4 3 1 4 1 4 3 1 4 3 2 4 2 4 4
28 BB 4 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 0 3 4 2
29 CC 4 2 4 2 2 4 2 4 3 2 2 3 2 4 4
30 DD 3 3 2 4 2 4 2 3 4 3 1 2 4 4 3
∑ 108 87 80 94 70 103 60 81 96 68 43 91 85 107 70
p 0.9 0.725 0.6667 0.7833 0.5833 0.8583 0.5 0.675 0.8 0.5667 0.3583 0.7583 0.7083 0.8917 0.5833
keterangan Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang
YAYASAN ASY― SYUHADA ROESLYSEKOLAH MENENGAH PERTAMA
SIMP ISLAM ASY― SYUHADASKりいpend扇bn Nomor:42■ 3/263‐ DisdⅣ 2007 1NSS:202020218249:NPSN:20251995)
■.随口 RIn■ ‐LttЛ晰敵″昭 lCn m― l礫口 K訂n「mg田田燿hに Rwin勧 .Oop 16350■
".10251}8542215-:mp.lJam.awwuhadaogmJLcom
Yang bertanda tangan
Bogor mcncran〔典m bahwa
NAMA
NIP
JABATAN
Mcncrangkan bahwa
NAMぬ
N鵬〔
JURUSAN
FAKULTAS
JENJANG
SURAT KEttRANGAN
di bawah面しKwala Sekolab Menengah Pemma IJaIIL Asy‐ SⅢada
SU磁則 ち 釧
1959050419841014HD2
Kepa_la Sekolah SMP Lhm Aw― Sy]hada
AFNI mmⅡ
ll10017000010
…・
…IImu Tarbiya■ dan Kepralan Univemittt LIam Negeri Jam
騎 申 m● 1)
Adahh bmar bahv/t硼山 壺 腱 軸 鋤 血 thh m由画 hLpЩ鋼 血 d SMP Islam Aw‐
S… mtuk kWerlllalll… skやJ dengan judulり“直鮨 』勉躙ロリリ
"¨氏Ⅲψ M虚物山 S勘燿″
"。Terhimg daFi 22-paldengan 24 Mei 2017.
m Sut… 脚 ini k面 柚 直 に助 卿 SCL― ya und dゎ 咽 面 h
maFim_mestinya
Bogo,,24 Mci2017