ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI...

80
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) KABUPATEN BOGOR AHMAD GEMILANG NASUTION DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Transcript of ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI...

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK)

KABUPATEN BOGOR

AHMAD GEMILANG NASUTION

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2016

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

II

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kelayakan

Usaha Peternakan Sapi Perah di Kawasan usaha peternakan (Kunak), Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2016

Ahmad Gemilang Nasution NIM H34110060

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

IV

ABSTRAK

AHMAD GEMILANG NASUTION, Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Sapi Perah di Kawasan usaha peternakan (Kunak), Kabutpaten Bogor. Dibimbing oleh JUNIAR ATMAKUSUMA.

Peternakan sapi perah di Kawasan usaha peternakan (Kunak) yang dibangun oleh KPS Bogor dihadapkan pada berbagai macam kendala seperti rendahnya harga jual susu yang ditetapkan Industri Pengolahan Susu (IPS) dan produksi yang fluktuatif. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap pendapatan peternak dan kelangsungan usaha di Kunak. Metode kualitatif digunakan untuk menganalisis aspek non finansial dan metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis kriteria investasi. Seluruh aspek non finansial menunjukkan bahwa investasi peternak sapi perah Kunak di setiap pilihan layak dijalanakan. Analisis finansial pada peternak yang memiliki enam ekor sapi dan satu unit kandang menghasilkan NPV sebesar Rp 72.1 juta, Net B/C sebesar 1.53, IRR sebesar 24 persen dan PP selama 6.28 tahun.Analisis finansial pada peternak yang memiliki 12 ekor sapi dan satu unit kandang menghasilkan NPV sebesar Rp 217.4 juta, Net B/C sebesar 2.00, IRR sebesar 34 persen dan PP selama 4.66 tahun. Analisis finansial peternak yang memiliki 16 ekor sapi dan dua unit kandang menghasilkan NPV sebesar Rp 60.2 juta, Net B/C sebesar 1,17, IRR sebesar 15 persen dan PP selama 9.63 tahun.Hasil analisis finalsial pada semua pilihan usaha ternak layak dijalankan. Hasil analisis switching value pada semua pilihan usaha ternak sensitif terhadap perubahan produksi susu sapi atau harga susu per liter.

Kata kunci : studi kelayakan, analisis finansial, peternakan sapi perah Kunak,

ABSTRACT

AHMAD GEMILANG NASUTION, Feasibility Analysis of Dairy farm at Kawasan usaha peternakan (Kunak), Bogor District. Supervised by JUNIAR ATMAKUSUMA.

Dairy farm at Kawasan usaha peternakan (Kunak) built b KPS Bogor faced with various constraints such as low price of milk that applied by Milk Processing Industry and fluctuating production, This condition can affect farmers income and bussiness continuity of Kunak. Qualitative method for non financial criteria and quantitative method are used to analyze investment criteria. The entire non aspect financial shows that investment of dairy farmers on every options of dairy cattle is feasible. Results of financial analysis of farmer dairy who has six cows and one stall are NPV of Rp 72.1 million, Net B/C of 1.53, IRR of 24 percent and PP over 6.28 years.Resultsof financial analysis of farmer dairy who has twelve cows and one stall are NPV of Rp 217.4 million, Net B/C of 2.00, IRR of 34 percent and PP over 4.66 years. Results of financial analysis of farmer dairy who has sixteen cows and two stalls are NPV of Rp 60.2 million, Net B/C of 1,17, IRR of 15 percent and PP over 9.63 years. All options of dairy farms are feasible. Switching value analysis for all options of dairy farms are sensitive to changes in milk production or fresh milk price.

Keywords : feasibility study, analysis financial, Kunak dairy farm

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2016

AHMAD GEMILANG NASUTION

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK)

KABUPATEN BOGOR

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

VI

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,
Page 8: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

VIII

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2015 ini adalah kelayakan investasi, dengan judul Analisis Kelayakan Usaha Sapi Perah di Kawasan usaha peternakan, Kabupaten Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir Juniar Atmakusuma, MS selaku pembimbing dan Yanti Nuraeni M, Sp MAgribuss yang selalu membantu penulis dalam penyusunan tugas akhir ini serta para dosen penguji yaitu Dr Amzul Rifin, SP MA dan Rahmat Yanuar, SP MSi. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada para peternak sapi perah di Kunak, Koperasi Produksi Susu (KPS) Bogor, dan BPS Bogor yang telah memudahkan dan membantu penulis dalam pengumpulan data. Ungkapan terima kasih dan penghargaan juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua bapak Hasan Bahri Nasution dan Ibu Nurhelmi Hasibuan serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Selain itu, penulis juga berterimakasih kepada pihak-pihak yang banyak membantu serta mendukung penulis selama proses penyusunan skripsi, Tisyah Widiarti, teman-teman IMMAM, teman-teman MAX, sahabat-sahabat Pomed, seluruh mahasiswa Agribisnis angkatan 48 dan semua teman serta sahabat IPB yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2016

Ahmad Gemilang Nasution

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

X

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL VIII

DAFTAR GAMBAR IX

DAFTAR LAMPIRAN IX

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 4

Manfaat Penelitian 4

Ruang Lingkup Penelitian 5

TINJAUAN PUSTAKA 5

Kelayakan Aspek Non Finanasial 5

Aspek Pasar 5

Aspek Tenis 5

Aspek Manajemen dan Hukum 6

Aspek Sosial, Budaya dan Ekonomi 6

Aspek Lingkungan 6

Kelayakan Aspek Finansial 7

KERANGKA PEMIKIRAN 9

Kerangka Pemikiran Teoritis 9

Kerangka Pemikiran Operasional 13

METODE PENELITIAN 14

Lokasi dan Waktu Penelitian 14

Jenis dan Sumber Data 14

Metode Pengumpulan Data 15

Metode Pengolahan Data 15

Analisis Aspek Non Finansial 15

Analisis Aspek Finansial 16

Asumsi Dasar 18

GAMBARAN UMUM 19

Gambaran Umum Kawasan usaha peternakan (Kunak) Cibungbulang 19

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

Gambaran Umun Usaha Ternak Sapi Perah 20

HASIL DAN PEMBAHASAN 22

Analisis Aspek Non Finansial 22

Aspek Pasar 22

Hasil Analalisis Aspek Pasar 23

Aspek Teknis 23

Hasil Analisis Aspek Teknis 28

Aspek Manajemen dan Hukum 28

Hasil Analisis Aspek Manajemen dan Hukum 28

Aspek Sosial, Budaya dan Ekonomi 29

Hasil Ananalisis Aspek Sosial, Budaya dan Ekonomi 29

Aspek Lingkungan 29

Hasil Analisis Aspek Lingkungan 29

Analisis Aspek Finansial 29

Arus kas/Cash Flow 30

Analisis Laba Rugi 39

Analisis Kriteria Investasi 40

Analisis Switching Value 41

SIMPULAN DAN SARAN 42

Simpulan 42

Saran 43

DAFTAR PUSTAKA 43

LAMPIRAN 45

RIWAYAT HIDUP 66

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

viii

DAFTAR TABEL

1 Populasi ternak di Indonesia tahun 2009 sampai 2014 (000 ekor) 1 2 Produksi susu segar dan ekspor impor produk susu Indonesia tahun

2010 sampai 2014 (Ton) 2 3 Produksi susu segar Jawa Barat tahun 2010 sampai 2014 2 4 Produksi susu segar di Kawasan usaha peternakan (Kunak) tahun 2010

sampai 2014 (Liter) 3 5 Proyeksi penerimaan penjualan susu di Kunak selama umur proyek

(000 Rupiah) 30 6 Proyeksi penerimaan penjualan induk afkir sapi laktasi di peternakan

sapi perah Kunak selama umur proyek (000 Rupiah) 31 7 Proyeksi penerimaan penjualan pedet betina di peternakan sapi perah di

Kunak selama umur proyek (000 Rupiah) 32 8 Proyeksi penerimaan penjualan pedet jantan di peternakan sapi perah di

Kunak selama umur proyek (000 Rupiah) 32 9 Nilai sisa usaha pilihan kecil di peternakan sapi perah Kunak pada akhir

tahun proyek 33 10 Nilai sisa usaha pilihan menengah di peternakan sapi perah Kunak pada

akhir tahun proyek 33 11 Nilai sisa usaha pilihan besar di peternakan sapi perah Kunak pada

akhir tahun proyek 33 12 Biaya investasi peternak usaha pilihan I peternakan sapi perah Kunak

pada awal tahun proyek 34 13 Biaya investasi peternak usaha pilihan II di peternakan sapi perah

Kunak pada awal tahun proyek 34 14 Biaya investasi peternak usaha pilihan III di peternakan sapi perah

Kunak pada awal tahun proyek 35 15 Proyeksi pengeluaran biaya pakan konsentrat di peternakan Kunak

selama umur proyek (000 Rupiah) 37 16 Proyeksi pengeluaran biaya pakan ampas tahu di peternakan Kunak

selama umur Proyek (000 Rupiah) 37 17 Proyeksi pengeluaran biaya obat-obatan di peternakan kunak selama

umur proyek (Rupiah) 37 18 Proyeksi pengeluaran biaya vitamin di peternakan Kunak selama umur

proyek (Rupiah) 38 19 Proyeksi pengeluaran biaya inseminasi buatan (IB) di peternakan

Kunak selama umur proyek (Rupiah) 38 20 Proyeksi pengeluaran vaselin/pelumas di peternakan Kunak selama

umur proyek (Rupiah) 39 21 Laba bersih usaha peternak sapi perah pada setiap pilihan di Kunak

Bogor selama umur proyek (Rupiah) 40 22 Kriteria Investasi 40 23 Batas Maksimum Perubahan Harga Konsentrat, Harga Ampas Tahu dan

Jumlah Produksi Susu pada Pilihan I, II dan III 42

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

ix

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram Alur Kerangka Pemikiran Operasional 14 2 Saluran Pemasaran Susu Segar Kunak 23 3 Tipe Kandang (sistem stall) di Peternakan Sapi Perah Kunak 24 4 Kondisi di Dalam Kandang di Peternakan Sapi Perah Kunak 2015 26 5 Proses Pemerahan Susu di Peternakan Sapi Perah di Kunak 2015 27

DAFTAR LAMPIRAN

1 Populasi Sapi Perah menurut Provinsi (ekor) 45 2 Penyusutan dan nilai sisa peternak sapi perah pilihan I (peternak yang

memiliki enam ekor sapi dan satu unit kandang) 46 3 Penyusutan dan nilai sisa peternak sapi perah pilihan II (peternak yang

memiliki 12 ekor sapi dan satu unit kandang) 46 4 Penyusutan dan nilai sisa peternak sapi perah pilihan III (peternak yang

memiliki 16 ekor sapi dan dua unit kandang) 47 5 Laba rugi peternak sapi perah pilihan I (peternak yang memiliki enam

ekor sapi dan satu unit kandang) 47 6 Laba rugi peternak sapi perah pilihan II (peternak yang memiliki 12

ekor sapi dan satu unit kandang) 48 7 Laba rugi peternak sapi perah pilihan III (peternak yang memiliki 16

ekor sapi dan dua unit kandang) 49 8 Cashflow peternak sapi perah pilihan I (peternak yang memiliki enam

ekor sapi dan satu unit kandang) 50 9 Cashflow peternak sapi perah pilihan II (peternak yang memiliki 12

ekor sapi dan satu unit kandang) 51 10 Cashflow peternak sapi perah pilihan III (peternak yang memiliki 16

ekor sapi dan dua unit kandang) 52 11 Switching value peningkatan harga konsentrat sebesar 33.0 persen pada

pilihan I 54 12 Switching value peningkatan harga konsentrat sebesar 49.8 persen pada

pilihan II 55 13 Switching value peningkatan harga konsentrat sebesar 9.5 persen pada

pilihan III 56 14 Switching value peningkatan harga ampas tahu sebesar 118.2 persen

pada pilihan I 58 15 Switching value peningkatan harga ampas tahu sebesar 178.2 persen

pada pilihan II 59 16 Switching value peningkatan harga ampas tahu sebesar 34.1 persen pada

pilihan III 60 17 Switching value penurunan jumlah produksi susu atau harga susu per

liter sebesar 12.0 persen pada pilihan I 62 18 Switching value penurunan jumlah produksi susu atau harga susu per

liter sebesar 17.7 persen pada pilihan II 63

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

x

19 Switching value penurunan jumlah produksi susu atau harga susu per liter sebesar 3.5 persen pada pilihan III 64

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor peternakan memiliki peranan yang strategis dalam upaya pemantapan ketahanan pangan hewani, pemberdayaan ekonomi masyarakat di perdesaan dan dapat memacu pengembangan wilayah1. Selain itu, pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang dilakukan untuk menciptakan suatu agribisnis yang kuat di masa mendatang. Langkah yang dilakukan yaitu dengan mengarah pada pengembangan peternakan yang maju, efisien, dan mempunyai daya saing global. Pembangunan subsektor peternakan memiliki nilai strategis, antara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat akibat bertambahnya jumlah penduduk, peningkatan rata-rata pendapatan penduduk serta menciptakan lapangan pekerjaan2. Hal tersebut sejalan dengan perkembangan populasi ternak di Indonesia yang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Populasi ternak di Indonesia mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 2.60 persen per tahun dari tahun 2009 sampai 2014. Perkembangan populasi ternak di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Populasi ternak di Indonesia tahun 2009 sampai 2014 (000 ekor)

Ternak Tahun Rata-rata

Pertumbuhan (%/ Tahun) 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Sapi Potong 12 760 13 582 14 824 15 981 12 686 14727 3.77 Sapi Perah 475 488 597 612 444 503 2.68 Kerbau 1 933 2 000 1305 1 438 1 110 1335 -4.73 Kuda 399 419 409 437 434 428 1.48 Kambing 15 815 16 620 16 946 17 906 18 500 18640 3.36 Domba 10 199 10 725 11 791 13 420 14 926 16092 9.59 Babi 6 975 7 477 7 525 7 900 7 611 7694 2.05 Sumber : Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan 2015

Salah satu hewan ternak yang berpotensi untuk dikembangkan adalah sapi perah. Populasi sapi perah di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya dengan rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar 2.68 persen. Sapi perah merupakan salah satu ternak yang produksi utamanya adalah susu. Usaha sapi perah untuk menghasilkan susu segar sangat prospektif karena masih terdapat kesenjangan yang cukup besar antara ketersediaan dan permintaan susu di Indonesia. Kebutuhan susu di Indonesia hanya sekitar 32 persen yang dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri dan sisanya sekitar 68 persen harus dimpor (Londa et al. 2013). Rata-rata pertumbuhan produksi susu nasional tahun 2010 sampai 2014 sebesar -2.30 persen sedangkan rata-rata pertumbuhan impor produk susu tahun 2010 sampai 2014 sebesar 13.43 persen sehingga dapat dilihat bahwa kebutuhan susu nasional sebagian besar dipenuhi dengan cara impor (Tabel 2).

Konsumsi susu masyarakat Indonesia masih rendah yaitu sekitar 11.09 liter perkapita pertahun jika dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN yang 1http://www.mb.ipb.ac.id/output/popupPrint/id/8b9aecba29cc4b90b731c89bf35b1c8b/tipe/entri/category/2.html [Diakses 15 Desember 2015]. 2 https://ariefdaryanto.wordpress.com/2007/09/23/persusuan-indonesia-kondisi-permasalahan-dan-arah-kebijakan/ [Diakses 15 Desember 2015].

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

2

konsumsi susu perkapita pertahunnya sekitar 20 liter perkapita pertahun, namun pertumbuhan sektor industri pengolahan susu pada tahun 2013 sebesar 12 persen atau meningkat dibandingkan pada tahun sebelumnya sebesar 10 persen. Perkembangan usaha peternakan sapi perah di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, salah satunya akibat peningkatan permintaan susu. Peningkatan permintaan sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat terhadap gizi seimbang akan sumber protein hewani (Kemenperin 2015). Tabel 2 Produksi susu segar dan ekspor impor produk susu Indonesia tahun 2010

sampai 2014 (Ton)

tahun Produksi Pertumbuhan Produksi (%) Ekspor Pertumbuhan

Ekspor (%) Impor Pertumbuhan Impor (%)

2010 909 533 47 818 231 396 2011 974 694 7.16 43 123 -9.82 247 495 6.96 2012 959 732 -1.54 52 173 20.99 356 614 44.09 2013 786 846 -18.01 52 671 0.95 380 558 6.71 2014 798 380 1.47 55 183 4.77 365 186 -4.04 Sumber : Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan 2015

Salah satu daerah yang memiliki populasi sapi perah yang cukup besar di Indonesia yaitu propinsi Jawa Barat. Jawa Barat berkontribusi terhadap populasi sapi perah Indonesia sebesar 24.50 persen pada tahun 2014 (Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan 2015). Produksi susu segar di Jawa Barat mengalami fluktuasi setiap tahun. Peningkatan produksi susu segar terjadi pada tahun 2011 sebesar 15 persen dan tahun 2014 hanya sebesar 1 persen. Penurunan produksi susu segar tejadi pada tahun 2012 dan 2013 yaitu masing-masing sebesar 7 persen dan sembilan persen. Produksi susu segar Jawa barat tahun 2010 sampai 2014 dengan rata-rata 0 persen atau tidak ada pertumbuhan selama 5 tahun tersebut (Tabel 3). Tabel 3 Produksi susu segar Jawa Barat tahun 2010 sampai 2014

Tahun Produksi (Ton) Pertumbuhan (%) 2010 262 177 2011 302 603 15 2012 281 438 -7 2013 255 548 -9 2014 258 999 1

Sumber : Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan 2015 Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra produksi susu sapi di Jawa

Barat, kawasan ini memiliki karakteristik wilayah yang berpotensi sebagai tempat pengembangan usaha ternak sapi perah3. Kabupaten Bogor secara umum terkonsentrasi ke dalam beberapa kawasan usaha ternak. Salah satu kawasan penghasil susu sapi di Kabupaten Bogor adalah Daerah Cibungbulang dan Pamijahan. Secara geografis Cibungbulang dan Pamijahan memiliki iklim yang cocok untuk budidaya ternak sapi perah. Di daerah ini terdapat banyak peternak sapi perah yang tergabung dalam beberapa kelompok-kelompok ternak dalam 3 http://gksi-jawabarat.co.id/?page_id=664 [Diakses 15 Desember 2015].

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

3

suatu Kawasan usaha peternakan (Kunak) yang merupakan bagian anggota dari Koperasi Produksi Susu (KPS) Bogor.

Perumusan Masalah

Indonesia mempunyai potensi pasar susu sangat besar karena jumlah penduduk yang besar sekitar 240 juta jiwa dengan konsumsi susu perkapita masih sangat rendah. Potensi tersebut masih belum mampu dipenuhi oleh produksi susu nasional, sehingga impor susu semakin meningkat. Selain impor yang meningkat, agribisnis susu nasional juga menghadapi beberapa masalah yaitu sistem agribisnis susu nasional belum terintegrasi dengan baik yang mengakibatkan hubungan yang kurang baik antara industri pengolahan susu (IPS) dengan oraganisasi pengumpul susu seperti koperasi dan kelompok peternak, serta sebagian besar unit-unit dalam masing-masing subsistem masih bersifat usaha sambilan dengan pilihan usaha yang kecilyang mengakibatkan biaya produksi relatif tinggi dan kualitas susu yang baik sulit untuk dipertahankan (Saragih 2015).

Salah satu wilayah usaha peternakan sapi perah di Kabupaten Bogor adalah Kawasan usaha peternakan (Kunak). Kawasan ini berada di bawah kendali Koperasi Peternak Susu (KPS) Bogor sebagai lembaga ekonomi. Pada saat ini produksi susu segar di kawasan ini sebagian besar pemasarannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan Industri Pengolahan Susu (IPS) terutama PT. Indolakto. Pasokan susu segar dari peternak belum dapat memenuhi kebutuhan IPS. Salah satu permintaan susu yang diajukan PT.Indolakto mencapai 25 000 liter per hari, namun jumlah tersebut masih belum dapat dipenuhi oleh KPS Bogor yang baru dapat mensupplai 14 000-15 000 liter per hari. Kunak KPS Bogor dihadapkan dengan produksi yang fluktuatif dan harga jual susu per liter ke koperasi yang masih rendah dibandingkan dengan harga jual eceran susu yaitu Rp 6 000 sampai dengan Rp 8 0000 per liter4 (Tabel 4).

Tabel 4 Produksi susu segar dan harga susu rata-rata per liter di Kawasan usaha peternakan (Kunak) tahun 2010 sampai 2014

Tahun Produksi (Liter) Harga rata-rata per liter (Rp) 2011 3 362 354 3 116.93 2012 3 113 864 3 355.30 2013 2 473 736 3 615.03 2014 3 039 144 4 294.45

Sumber : Koperasi Produksi Susu (KPS) Bogor 2015

Kunak terletak di Kecamatan Cibungbulang dan Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Wilayah tersebut memiliki iklim dan geografis yang baik, cocok untuk budidaya ternak sapi perah. Lahan yang digunakan untuk kawasan ini seluar 140 hektar yang terdiri dari 100 hektar untuk kavling (rumah, kandang dan lahan hijauan) dan 40 hektar untuk lahan usaha KPS Bogor. Jumlah kavling di Kunak sebesar 200 kavling dengan luas masing-masing sebesar 4 250-5 000 m2, namun saat ini kavling yang aktif digunakan sekitar 109 kavling. Hal ini

4 http://zulhamariansyah.com/2015/03/05/susu-sapi-murni-memiliki-banyak-manfaat [Diakses 28 Februari 2016].

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

4

disebabkan banyak peternak yang tidak melanjutkan usahanya karena bagi mereka usaha peternakan ini merupakan usaha sampingan.

Sebagian besar kandang pada setiap kavling memiliki kapasitas sebanyak 12 ekor sapi dewasa, namun masih ada kandang yang belum digunakan secara maksimal karena beberapa peternak hanya memiliki sapi yang jumlahnya kurang dari kapasitas (under capacity) dan juga terdapat beberapa peternak yang menggunakan kandangnya dengan jumlah sapi lebih dari 12 ekor (over capacity). Hal ini membuat peternak melakukan usaha dengan pilihan jumlah sapi yang berbeda, sehingga perlu dilakukan analisis kelayakan pada setiap pilihan tersebut untuk mengetahui sejauh mana kelayakan usaha sapi perah yang dilakukan oleh para peternak di Kunak.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana kelayakan usaha peternakan sapi perah pada peternak di Kunak jika

dianalisis dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, budaya dan ekonomi serta aspek lingkungan?

2. Bagaimana kelayakan finansial usaha peternakan sapi perah pada peternak di Kunak jika dianalisis dari aspek finansial?

3. Bagaimana tingkat kepekaan investasi peternak sapi perah di Kunak berdasarkan switching value pada perubahan harga konsentrat, perubahan harga ampas tahu dan perubahan produksi susu atau harga susu?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan latar belakang maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Menganalisis kelayakan usaha peterternakan sapi perah pada peternak di

Kunak dari aspek non finansial (aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, budaya dan ekonomi serta aspek lingkungan).

2. Menganalisis kelayakan finansial usaha peterternakan sapi perah pada peternak di Kunak dari aspek finansial.

3. Menganalisis tingkat kepekaan investasi peternak sapi perah di Kunak berdasarkan switching value pada perubahan harga konsentrat, perubahan harga ampas tahu dan perubahan produksi susu atau harga susu.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu: 1. Bagi penulis sebagai media untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dan

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Departemen Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

2. Bagi peternak diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan terhadap manajemen usaha ternak untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha sapi perah.

3. Sebagai bahan informasi, pustaka dan pengetahuan mengenai analisis kelayakan usaha bagi penelitian selanjutnya.

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

5

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah peternakan sapi perah di Kawasan usaha peternakan (Kunak) di Kabupaten Bogor. Penelitian ini difokuskan pada penelitian kelayakan usaha peternakan sapi perah baik secara aspek non finansial dan aspek finansial. Kelayakan non finansial yang akan dibahas dibatasi pada aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, sosial budaya dan ekonomi serta lingkungan. Kelayakan secara aspek finansial yang akan dibahas dibatasi pada perhitungan Net Present Value (NPV),Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP), Analisis Sensitivitas, dan Switching Value.

TINJAUAN PUSTAKA

Kelayakan Aspek Non Finanasial

Aspek Pasar Analisis aspek pasar pada penelitian Harahap (2011) menunjukkan potensi

dan pangsa pasar dinilai memadai untuk pemasaran produk susu. Permintaan bahan baku susu sapi pihak PT. Indolakto belum terpenuhi. Hal ini menandakan bahwa pemasaran produk masih terbuka lebar, sehingga aspek pasar usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos layak untuk dijalankan.

Hermanto (2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Kelayakan Usaha Sapi Perah Kelompok Ternak Baru Sireum Di Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, menunjukkan adanya permintaan susu oleh perusahaan Cimory sebanyak 10 000 liter belum terpenuhi oleh pemasok, sehingga menjadikan peluang pasar yang baik bagi peternak sapi perah Kelompok Ternak Baru Sireum untuk dapat memenuhi kebutuhan baku susu Cimory tersebut. Hasil kelayakan aspek pasar, permintaan bahan baku susu sapi pihak Cimory saat ini belum terpenuhi sehingga pemasaran produk masih terbuka lebar.

Pada penelitian Sinambela (2013), Kelompok ternak KANIA menjual hasil produksi susu melalui KPS Bogor untuk memenuhi kebutuhan baku susu Indutri Pengolahan Susu yaitu PT Indomilk dan PT Diamond. Saat ini semakin banyak usaha bisnis atau perusahaan yang menawarkan produk olahan susu. Salah satunya adalah perusahaan Sugeng Milk yang berada di daerah Ciomas Bogor, Sugeng Milk membutuhkan bahan baku susu sapi segar sebanyak 1000 liter per hari. Hal ini menjadikan peluang pasar yang baik, sekaligus target pasar bagi peternak sapi perah Kelompok Ternak KANIA dalam memenuhi kebutuhan bahan baku susu Sugeng Milk dan KPS

Aspek Tenis Aspek teknis yang dijalankan para peternak sapi perah pada penelitian

Harahap (2011), Hermanto (2010) dan Sinambela (2013) sangat tergantung dari lokasi proyek, sarana dan prasarana pendukung, serta proses produksi yang dilaksanakan. Secara teknis, aspek-aspek tersebut akan sangat mempengaruhi tingkat produksi yang dihasilkan peternak sapi perah tersebut.

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

6

Setiap unsur dalam aspek teknis pada setiap penelitian terdahulu sudah terpenuhi dengan baik. Produksi susu rata-rata pada penelitian Hermanto (2010) dan Sinambela (2013) sama yaitu sebesar 12.19 liter per ekor per hari sedangkan pada penelitian Harahap (2011) sebesar 18 liter per ekor per hari. Perbedaan produksi susu rata-rata per hari pada beberapa penelitian tersebut disebabkan salah satunya karena perbedaan proses pemerahan. Pada penelitain Hermanto (2010) dan penelitian Sinambela (2013) pemerahan dilakukan secara manual yaitu dengan tangan peternak sedangkan pada penelitian Harahap (2011), pemerahan menggunakan mesin perah otomatis sehingga hasil produksi lebih efisien.

Aspek Manajemen dan Hukum Pada Penelitian Harahap (2011) Peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari

Bumi Unit Tapos sudah memiliki bentuk dan struktur organisasi yang formal, dimana secara tertulis dalam hitam di atas putih. Hal ini akan memudahkan para pekerja untuk mengetahui tugas dan wewenang serta tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Sistem pembayaran gaji oleh peternakan dilakukan dengan cara pembayaran bulanan. Perekrutan tenaga kerja pun dilakukan secara sederhana dengan tidak menggunakan prosedur yang rumit, walaupun berasal dari bermacam latar belakang hal terpenting adalah kesungguhan untuk berkerja.

Pada penelitian Hermanto (2010) dan Sinambela (2013) peternakan pada setiap peternak belum memiliki bentuk dan struktur organisasi yang formal, dimana secara tertulis dalam hitam di atas putih. Namun dengan demikian, bukan berarti semua peternak tidak memiliki struktur organisasi usaha. Tetap ada struktur organisasi di usaha tersebut yang terbentuk secara alami dan tidak tertulis. Hal ini hanya memudahkan para pekerja untuk mengetahui tugas dan wewenang serta tanggung jawab terhadap pekerjaannya.

Aspek Sosial, Budaya dan Ekonomi Pada penelitian terdahulu keberadaan usaha peternakan sapi perah

berdampak baik terhadap masyarakat setempat, terutama dalam menyerap tenaga kerja sehingga aktifitas ekonomi di desa tersebut berjalan dengan baik. Khususnya pada penelitian Sinambela (2013), adanya apresiasi peternak dengan menyisihkan pendapatan sebesar 50 rupiah per liter untuk anak yatim dan kegiatan desa. Hal ini menyebabkan tenaga kerja memperoleh pendapatan sehingga memberikan kesejahteraan bagi tenaga kerja itu sendiri dan juga keluarganya.

Aspek Lingkungan Pada penelitian Hermanto (2010) keberadaan peternakan sapi perah tidak

menimbulkan masalah yang besar dalam hal pencemaran lingkungan. Salah satu upaya antisipasi adalah dengan cara menampung sementara limbah peternakan di kolam penampungan (holding pond) sebelum akhirnya dibuang ke sungai. Berbeda dengan penelitian Sinambela (2013), limbah peternakan yaitu berupa kotoran ternak diolah menjadi bio gas, pembuangan bio gas di tampung lalu dikeringkan dan di gunakan sebagai pupuk kandang. Usaha peternakan sapi perah pada penelitian Harahap (2011) keberadaan kelompok Ternak Baru Sireum memberikan dampak negatif bagi lingkungan, karena pada umumnya peternak membuang kotoran ternak dan sisa air pencucian ke dalam aliran sungai. Hal ini menyebabkan pencemaran air sungai dan kerusakan biota air sungai.

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

7

Berdasarkan penelitian terdahulu, semua penelitian pada aspek non finansial menggunakan aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, sosial ekonomi budaya dan lingkungan untuk melihat layaknya suatu bisnis dalam aspek non finansial. Aspek non finansial merupakan aspek yang penting untuk menilai layaknya suatu usaha untuk dijalankan. Setiap aspek terbukti tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan. Jika salah satu aspek tidak terpenuhi maka perlu dilakukan evaluasi agar aspek yang tidak layak menjadi layak.

Kelayakan Aspek Finansial

Harahap (2011), melakukan penelitian mengenai analisis keyakan usaha sapi perah PT Rejo Sari Bumu Unit Tapos Kecamatan Ciawi Bogor. Analisis kelayakan finansial pada usaha yang memiliki umur proyek selama 10 tahun dan dengan discount factor sebesar 13 persen memiliki nilai NPV sebesar Rp 14 205 952 071,27 yang mempunyai arti bahwa nilai keuntungan bersih selama 10 tahun sebesar Rp 14 205 952 071.27 yang besarnya lebih dari nol maka usaha dikatakan layak. Usaha ini dikatakan layak juga dengan melihat nilai net B/C ratio yang nilainya sebesar 2.59 yang artinya jika terjadi penambahan produksi sebesar Rp 1 akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 2.59. Jika dilihat dari segi IRR yang nilainya sebesar 83 persen, nilainya lebih tinggi dari tingkat suku bunga yang berlaku maka investasi untuk usah ini menguntungkan. Payback Period (PP) menunjukan jangka waktu untuk pengembalian pengeluaran atas investasi riil melalui penerimaan yang diterima setiap tahun. Hasil perhitungan cashflow usaha ternak sapi perah menunjukan bahwa besarnya PP sebesar lima tahun delapan bulan sembilan hari Artinya investasi yang ditanamkan dalam unit bisnis sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos akan kembali dalam jangka waktu lima tahun dlapan bulan sembilan hari.

Pada penelitian Hermanto (2010), berdasarkan kriteria kelayakan investasi peternak pada pilihan usaha kecil, menengah dan besar layak untuk dijalankan. Hal ini dikarenakan pada ketiga pilihan, NPV lebih dari satu, IRR lebih dari diskonto yang digunakan dan Net B/C lebih dari satu. Dari ketiga pilihan usaha tersebut, usaha pilihan besar dinilai lebih layak dibandingkan usaha pilihan kecil dan menengah. Peternak pilihan usaha besar dinilai lebih efisien dalam penggunaan biaya investasi usaha.

Sinambela (2013) meneliti tentang analisis kelayakan usaha sapi perah kelompok KANIA di desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk menggunakan lima pilihan.Kriteria kelayakan investasi peternak usaha pilihan besar dengan menggunakan sumber modal sendiri dinilai lebih layak dibandingkan peternak usaha pilihan kecil dengan menggunakan sumber modal sendiri dan peternak usaha pilihan menengah dengan menggunakan sumber modal sendiri. Hal ini dikarenakan NPV, IRR dan Net B/C peternak usaha pilihan besar dengan menggunakan sumber modal sendiri lebih besar dibandingkan dengan lainnya, selain itu waktu pengembalian investasi lebih cepat dibandingkan dengan lainnya. Peternak usaha pilihan besar dengan menggunakan sumber modal sendiri dinilai lebih efisien dalam penggunaan biaya investasi usaha. Pada peternak usaha pilihan kecil, peternak usaha pilihan menengah dan peternak usaha pilihan besar yang menggunakan sumber modal berasal dari kombinasi 50 persen modal sendiri dan 50 persen modal pinjaman yang paling layak yaitu peternak usaha pilihan

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

8

menengah. Hal ini dikarenakan NPV, IRR dan Net B/C peternak usaha pilihan menengah lebih besar dibandingkan dengan pilihan lainnya, selain itu waktu pengembalian investasi lebih cepat dibandingkan dengan lainnya.

Berdasarkan penelitian terdahulu, analisis aspek finansial pada penelitian tersebut menggunakan kriteria investasi yaitu net present value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net B/C dan Payback Period (PP). Penelitian Harahap (2010) tidak menggunakan pilihan usaha sedangkan penelitian Sinambela (2013) menggunakan pilihan usaha sebanyak lima pilihan usaha. Penelitian yang akan dilakukan juga menggunakan kriteria investasi tersebut dengan tiga pilihan usaha.

Switching Value

Analisis switching value pada penelitian Hermanto (2010), peningkatan harga pakan yang masih dapat ditolelir pada peternak usaha pilihan kecil yaitu sebesar 5.80 persen. Artinya apabila tingkat kenaikan harga susu diatas 5.80 persen, maka usaha pilihan kecil yang dijalankan menjadi tidak layak. Hal ini tentunya akan mempengaruhi nilai NPV, IRR, Net B/C dan waktu pengembalian investasi menjadi tidak sesuai dengan kriteria kelayakan. Demikian juga kepekaan pada penurunan harga susu yang masih dapat ditolelir pada usaha pilihan kecil yaitu 3.54 persen, yang artinya apabila terjadi peningkatan lebih dari nilai tersebut maka usaha tersebut menjadi tidak layak. Hal ini dikarenakan keuntungan yang diperoleh habis digunakan untuk menutupi seluruh biaya kegiatan usaha tersebut.

Pada peternak usaha pilihan menengah, peningkatan harga pakan yang masih dapat ditolelir yaitu sebesar 38.75 persen dan penurunan harga susu yang masih dapat ditolelir yaitu sebesar 22.06 persen. Sedangkan pada usaha peternakan pilihan besar, peningkatan harga pakan yang masih dapat ditolelir yaitu sebesar 86.01 persen dan penurunan harga susu yang masih dapat ditolelir yaitu sebesar 37.82 persen. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa usaha pilihan kecil lebih sensitif (peka) dibandingkan dengan skal menengah dan pilihan besar, terhadap perubahan harga baik dari peningkatan harga pakan dan penurunan harga susu. Selain itu juga dapat disimpulkan bahwa pada semua pilihan yang dibuat, parameter penuruan harga susu lebih sensitif (peka) dibandingkan parameter kenaikan harga pakan

Analisis Switching Value pada penelitian Harahap (2011) dilakukan pada penurunan produksi susu murni. Penurunan produksi susu murni yang dilakukan dalam analisis ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana produksi susu murni yang diturunkan oleh perusahaan dapat mengakibatkan bisnis yang dijalankan menjadi tidak layak. Dari hasil swicthing value dapat diketahui bahwa pengembangan bisnis yang dijalankan perusahaan menjadi tidak layak apabila terjadi penurunan produksi melebihi 6.78 persen.

Berdasarkan penelitian terdahulu, analisis switching value digunakan untuk mengetahui perubahan maksimal yang bisa ditoleransi pada komponen penting dari bisnis yang dijalankan agar usaha tetap layak. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian terdahulu yaitu perubahan harga susu, perubahan harga pakan dan perubahan produksi susu.

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

9

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu penalaran dari peneliti yang didasarkan atas pengetahuan, teori dan dalil dalam upaya menjawab tujuan penelitian. Pengetahuan diperoleh dari ilmu yang dipelajari dari sumber bacaan berupa buku teks, skripsi, jurnal dan logika peneliti yang berdasarkan dari pengalaman penelitian sebelumnya. Berikut beberapa teori yang mendasari kerangka pemikiran penelitian ini.

Definisi Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelaahan atau analisis tentang apakah

suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil bila dilaksanakan. Studi kelayakan bisnis telah banyak dikenal oleh masyarakat, terutama masyarakat yang bergerak dalam bidang bisnis. Banyak peluang dan kesempatan yang ada dalam kegiatan bisnis menuntunt adanya penilaian, sejauh mana kegiatan dan kesempatan tersebut dapat memberikan manfaat (benefit) bila bisnis dilakukan (Nurmalina et al. 2014).

Studi kelayakan bisnis merupakan dasar untuk menilaian apakah kegiatan investasi atau suatu bisnis layak untuk dijalankan. Bagi penanam modal, studi kelayakan bisnis dapat memberikan gambaran prospek bisnis dan seberapa besar kemungkinan tingkat manfaat (benefit) dapat diterima dari suatu bisnis sehingga hal ini merupakan dasar dalam pengambilan keputusan investasi. Saat ini, studi kelayakan bisnis sudah menjadi tolok ukur yang sangat berguna sebagai dasar penilaian keberhasilan suatu rencana bisnis terutama oleh pihak investor dan lembaga keuangan sebelum member bantuan dana dan modal. Dengan demikian, studi kelayakan yang juga sering disebut feasibility study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan: (a) apakah menerima atau menolak suatu rencana bisnis yang direncanakan, dan (b) apakah menghentikan atau mempertahankan bisnis yang sudah/sedang dilaksanakan (Nurmalina et al. 2014).

Menurut Umar (2005), hasil dari suatu studi kelayakan bisnis adalah laporan tertulis. Isi laporan studi kelayakan bisnis menyatakan bahwa suatu rencana bisnis layak direalisasikan. Namun bisa saja terjadi pada pihak-pihak tertentu yang memerlukan laporan tadi sebagai bahan masukan utama dalam rangka mengkaji ulang untuk turut serta menyetujui atau sebaliknya menolak kelayakan laporan tadi sesuai dengan kepentingannya.

Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis Menurut Nurmalina et al. (2014) secara umum aspek-aspek yang diteliti

dalam studi kelayakan proyek meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek ekonomi, sosial, dan budaya, aspek lingkungan serta aspek finansial (keuangan). Setiap aspek untuk dikatakan layak harus memiliki suatu standar tertentu dan penilaian tidak hanya dilakukan hanya pada satu aspek saja. Penilaian untuk menentukan kelayakan harus didasarkan kepada seluruh aspek yang akan dinilai. Terdapat beberapa aspek yang perlu dilakukan studi untuk menentukan kelayakan usaha. Masing-masing aspek tidak berdiri

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

10

sendiri, akan tetapi saling berkaitan. Hal ini berarti jika salah satu aspek tidak terpenuhi maka perlu dilakukan perbaikan atau tambahan yang diperlukan (Kasmir dan Jakfar 2003). Selain menganalisis kriteria investasi, dalam pengelolaan bisnis juga dianalisis mengenai kriteria tambahananalisis switching value. 1. Aspek pasar

Aspek pasar dan pemasaran bertujuan untuk menganalisis seberapa besar potensi pasar yang ada untuk produk yang ditawarkan dan seberapa besar market share yang dikuasai oleh para pesaing (Kasmir dan Jakfar 2003). Menurut Nurmalina et al (2014), aspek pasar dan pemasaran mempelajari tentang: a) Permintaan, baik secara total maupun terperinci menurut daerah, jenis

konsumen, perusahaan besar pemakai dan perlu diperkirakan tentang proyeksi permintaan tersebut.

b) Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari impor. Bagaimana perkembangan dimasa lalu dan bagaimana perkiraan dimasa yang akan datang.

c) Harga, dilakukan dengan perbandingan barang-barang impor, produksi dalam negeri lainnya.

d) Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan. e) Perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market share yang bisa

dikuasai. 2. Aspek teknis

Aspek ini bertujuan untuk meyakini apakah secara teknis dan pilihan teknologi perencanaan yang telah dilakukan dapat dilaksanakan secara layak atau tidak (Husnan dan Muhammad 2000). Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan pembangunan bisnis secara teknis dan pengorganisasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun. Faktor yang diperlukan dalam menilai aspek teknis ini yaitu lokasi bisnis, luas produksi, proses produksi, tata letak (layout) (Nurmalina et al. 2014). 3. Aspek manajemen dan hukum

Dalam aspek ini, dilakukan pengkajian tentang bentuk organisasi atau badan usaha, struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, jumlah tenaga kerja yang digunakan, serta jabatan apa saja yang dibutuhkan. Aspek manajemen mempelajari tentang manajemen dalam masa pembangunan bisnis dan manajemen dalam masa operasi (Nurmalina et al. 2014).

Aspek hukum mempelajari bentuk badan usaha yang akan digunakan, berbagai akta, sertifikat, dan izin yang dimiliki perusahaan. Selain itu, aspek hukum dalam kegiatan bisnis diperlukan untuk mempermudah dan memperlancarkegiatan bisnis pada saat bekerjasama dengan pihak lain (Nurmalina et al. 2014). 4. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang akan dinilai adalah seberapa besar bisnis mempunyai dampak sosial, ekonomi, dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan. Sementara dari aspek ekonomi suatu usaha dapat memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat sekitar, pendapatan asli daerah (PAD), pendapatan dari pajak, dan dapat menambah aktivitas ekonomi. Perubahan dalam teknologi atau peralatan mekanis dalam usaha dapat secara budaya mengubah jenis pekerjaan yang dilakukan masyarakat (Nurmalina et al. 2014).

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

11

5. Aspek Lingkungan Aspek ini memepertimbangkan tentang dampak yang terjadi terhadap

lingkungan sekitar apabila adanya suatu bisnis. Analisis terhadap aspek lingkungan berkenaan dengan implikasi yang lebih luas, apakah usaha menciptakan lingkungan yang semakin baik atau semakin rusak (Nurmalina et al. 2014).

6. Aspek Finansial Analisis finansial adalah suatu analisis yang membandingkan antara biaya

dan manfaat untuk menentukan apakah suatu proyek akan menguntungkan selama umur proyek (Husnan dan Muhammad 2000). Dalam pengkajian aspek finansial diperhitungkan besarnya dana yang diperlukan, sumber pendanaan keuntungan yang didapatkan dan dampaknya bagi perekonomian (Nurmalina et al. 2014).

Arus Kas (cashflow) Aliran kas (cash flow) merupakan istilah dari aliran penerimaan dan

pengeluaran dalam usaha. Menurut Nurmalina et al. (2014) aliran kas (cash flow) yaitu aktivitas keuangan yang mempengaruhi posisi/kondisi kas pada suatu periode tertentu dan cash flow menjadi bagian penting yang harus diperhatikan oleh manajemen, investor, konsultan, dan stakeholder lainnya untuk memperhitungkan kelayakan berdasarkan kriteria kelayakan investasi.Suatu arus kas menurut Nurmalina et al. (2014) terdiri atas beberapa unsur, yakni: 1. Inflow atau arus penerimaan, dimasukkan setiap komponen yang merupakan

pemasukan dalam usaha. Komponen yang masuk ke dalam inflow terdiri dari: a) Nilai produksi total b) Penerimaan pinjaman c) Grants d) Nilai sewa e) Salvage value

2. Outflow merupakan aliran yang menunjukkan pengurangan kas akibat biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan usaha baik pada saat di awal pendirian maupun pada saat tahun berjalan. Komponen-komponen yang terdapat dalam outflow diantaranya adalah: a) biaya investasi b) biaya produksi c) biaya pemeliharaan d) biaya tenaga kerja, tanah dan bahan-bahan e) debt service (bunga dan pinjaman pokok) f) pajak

3. Manfaat bersih merupakan selisih antara nilai inflow dengan outflow.

Laporan laba rugi Laporan laba rugi merupakan gambaran kinerja perusahaan dengan dalam

upaya mencapai tujuannya selama periode tertentu. Laporan laba rugi berisi tentang total penerimaan pengeluaran dan kondisi keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dalam satu tahun akuntansi atau produksi. Laba merupakan selisih antara penerimaan dengan pengeluaran. Penerimaan laba diperoleh dari

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

12

penjualan barang dan jasa yang dikurangi dengan potongan penjualan, barang yang dikembalikan, dan pajak penjualan. Pengeluaran tunai untuk operasi mencakup seluruh pengeluaran tunai yang timbul untuk memproduksi output, diantaranya adalah biaya operasional-variabel dan biaya operasional-tetap. (Nurmalina et al. 2014).

Analisis Kriteria Investasi Menurut Nurmalina et al. (2014) studi kelayakan bisnis pada dasarnya

bertujuan untuk menentukan kelayakan usaha berdasarkan kriteria investasi. Beberapa kriteria tersebut diantaranya NPV, Net B/C, IRR dan PP. Berikut penjelasan 4 kriteria tersebut sebagai berikut:

1. Nilai Bersih Kini (Net Present Value = NPV) Net present valueadalah selisih antara total present value manfaat dengan

total present value biaya atau jumlah present value dari manfaat bersih tambahan selama umurusaha. Suatu usaha dikatakan layak jika NPV lebih besar dari nol yang artinya usaha menguntungkan atau memberikan manfaat (Nurmalina et al. 2014).

2. Rasio Manfaat Biaya Rasio manfaat biaya adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif

dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Dengan kata lain, manfaat bersih yang menguntungkan usaha yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian dari usaha tersebut. kriteria investasi berdasarkan Net B/C adalah : a) Net B/C > 0, maka NPV > 1, usaha layak atau menguntungkan b) Net B/C < 0, maka NPV < 1, usaha tidak layak atau merugikan c) Net B/C= 1, maka NPV = 1, usaha tidak untung dan tidak rugi

3. Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return = IRR)

Menurut Nurmalina et al. (2014) IRR adalah tingkat discount rate (DR) yang menghasilkan NPV sama dengan nol dan besaran yang dihasilkan dalam perhitungannya dalam satuan persentase (%). Dengan catatan bahwa NPV bernilai nol ini bukan berarti bahwa usaha mengalami titik impas. Namun, usaha tersebut mengalami keuntungan yang bernilai sangat kecil atau mendekati nilai nol karena pada perhitungan IRR ini berkaitan dengan nilai waktu uang (time value of money).Perhitungan IRR pada umumnya dilakukan dengan menggunakan metode interpolasi di antara tingkat discount rate yang lebih rendah yang menghasilkan NPV positif dengan tingkat discount rate yang lebih tinggi yang menghasilkan NPV negatif.

4. Jangka WaktuPengembalian Modal Investasi (Payback period)

Model ini digunakan untuk mengetahui berapa lama investasi modal kembali, dilihat dari keuntungan bersih usaha sesudah diperhitungkan pajak perusahan. Semakin cepat modal itu dapat kembali maka semakin baik suatu usaha untuk diusahakan. Menurut Nurmalina et al. (2014) masalah utama dari metode ini adalah sulitnya menentukan periode payback maksimum yang diisyaratkan, untuk dipergunakan sebagai angka pembanding. Selain itu, metode PP ini memeliki beberapa kelemahan yaitudiabaikannya nilai waktu uang (time value of money) dan diabaikannya cash flow setelah payback period.

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

13

Analisis Sensitivitas dan Switching Value Analisis sensitivitas merupakan salah satu perlakuan terhadap

ketidakpastian (Gittinger 1986 dalam Nurmalina et al 2014). Analisis ini digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan. Penentuan persentase perubahan variabel-variabel penting diketahui berdasarkan data historis perusahaan. Analisis switching value merupakan perhitungan untuk mengukur tingkat maksimum dari perubahan suatu komponen inflow atau perubahan komponen outflowyang masih ditoleransi agar usaha masih tetap layak (Nurmalina et al. 2014). Menurut Gittinger (1986) dalam Nurmalina et al. (2014) menyatakan bahwa analisis switching value merupakan suatu variasi pada analisis sensitivitas, namun perbedaan yang mendasar adalah pada analisis sesitivitas besarnya perubahan sudah diketahui secara empirik sementara pada perhitungan switching value justru perubahan tersebut dicari sampai nilai NPV bernilai sama dengan nol. Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan di dalam komponen inflow atau outflow, maka perubahan tersebut tidak boleh melebihi batas nilai switching value. Dengan kata lain apabila melebihi nilai pengganti tersebut, maka usaha menjadi tidak layak atau NPV<0.

Kerangka Pemikiran Operasional

Pemikiran operasional pada penelitian ini dilandasi oleh keberagaman pilihan usaha peternakan dan fluktuasi produksi susu sapi di Kunak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan sapi perah di Kawasan usaha peternakan (Kunak) dan membagi usaha peternakan menjadi tiga pilihan dalam menentukan kelayakan aspek finansial. Pilihan I, pilihan II dan III yaitu masing-masing pada peternak yang memilki enam ekor sapi dan satu unit kandang, peternak yang memiliki 12 ekor sapi dan satu unit kandang dan peternak yang memilki 16 ekor sapi dan dua unit kandang. Aspek lain dalam analisis kelayakan usaha peternakan di kunak yaitu aspek non finansial terdiri atas aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, sosial budaya dan ekonomi dan lingkungan.

Analisis aspek finansial pada usaha peternakan sapi perah di Kunak meliputi analisis finansial dan analisis nilai pengganti (switching value). Pada analisis finansial menggunakan alat analisis kriteria investasi yang terdiri dari: Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) dan Payback Period (PP). Setelah melakukan kegiatan analisis aspek finansial serta didapatkan hasil mengenai kelayakan usaha pada kondisi saat ini, maka dilakukan analisis switching value untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah dari hasil suatu analisis. Perubahan dari sisi penerimaan/inflow dan sisi pengeluaran/outflow seperti perubahan harga konsentrat dan ampas tahu serta perubahan produksi susu. Penentuan variabel ini didasarkan pada fakta lapang dan penelitian terdahulu bahwa variabel-variabel tersebut merupakan komponen penting dalam struktur biaya dan penerimaan perusahaan. Variabel harga konsentrat dan ampas tahu merupakan variabel yang sangat berpengaruh terhadap hasil produksi susu karena merupakan pakan dari sapi perah sehingga dapat mempengaruhi perubahan tingkat kelayakan usaha peternakan sapi perah serta perubahan produksi. Diagram alur kerangka pemikiran operasionl dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

14

Gambar 1 Diagram alur kerangka pemikiran operasional

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 sampai November 2015 di Kawasan usaha peternakan (Kunak) Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan Kunak sebagai lokasi penelitian karena pada kawasan ini terdapat pilihan usaha ternak yang beragam berdasarkan kapasitas kandang yang sama namun dengan jumlah sapi yang berbeda.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di perternakan sapi perah di Kunak mengenai teknis usaha ternak sapi dan kegiatan penyetoran susu sapi. Selain itu data primer juga diperoleh dari wawancara

Populasi Sapi Perah cendrung meningkat setiap tahun Keberagaman pilihan usaha peternakan di Kunak Produksi susu sapi yang fluktuatif di Kunak Kapasitas kandang belum digunakan secara optimal oleh peternak

Perlunya evaluasi pada usaha peternakan sapi perah di Kunak agar kinerja usaha ternak di masa yang akan datang menjadi lebih baik bagi peternak, mengingat investasi usaha ternak sapi perah cukup besar

Perlunya analisis kelayakan usaha sehingga dapat dievaluasi pada alternatif usaha yang optimal

Non Finansial Finansial

Pilihan II Pilihan III Pilihan I Aspek pasar Aspek teknis Aspek manajemen dan

hukum Aspek sosial, budaya, dan

ekonomi Aspek lingkungan

Arus kas (cash flow) Laporan Laba Rugi NPV, IRR, Net B/C, dan payback period

Analisis Sensitivitas dan Switching Value

Layak Tidak layak

Optimalisasi penggunaan kandang Evaluasi

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

15

dengan kordinator peternakan, karyawan setempat dan para peternak. Data sekunder diperoleh dari buku-buku yang relevan dengan topik yang diteliti. Pengambilan data sekunder diperoleh dari literatur-literatur, baik yang didapat di perpustakaan maupun tempat lain berupa hasil penelitian terdahulu mengenai analisis kelayakan usaha, artikel baik dari media cetak (koran dan majalah), maupun media elektronik (internet).

Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data primer diperoleh melalui wawancara langsung dan observasi lapang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yang terdiri dari 30 peternak yang relevan memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti berdasarkan arahan dari pihak KPS Bogor. Sedangkan pengumpulan data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Lembaga Sumberdaya Informasi (LSI) dan Internet.

Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis aspek finansial usaha sapi perah meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), Payback Periode dan Analisis Sensitivitas Switching Value (Nilai Pengganti).Pengolahan data aspek finansial menggunakan kalkulator dan Microsoft excel 2007.

Analisis Aspek Non Finansial

Analisis deskriptif atau non finansial dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai aspek-aspek yang dikaji dalam analisis kelayakan usaha sapi perah pada peternakan rakyat. Aspek-aspek tersebut meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, ekonomi dan lingkungan, serta aspek finansial. 1. Analisis Aspek Pasar

Analisis aspek pasar dapat dilihat dari sisi produk yang dihasilkan dimana adanya permintaan yang terjadi akan didapatkan penerimaan yang menguntungkan dari kegiatan pemasaran. Mengkaji pasar input dan pasar output, harga, bagaimana permintaan, distribusi atau jalur pemasaran untuk input, proporsi penjualan untuk pasar yang dituju, konsumen dari usaha ini, persaingan yang dihadapi, perkiraan penjualan, dan kendala dalam pemasaran produk output.

2. Analisis Aspek Teknis Analisis secara teknis berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan (produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa. Aspek teknis berpengaruh besar terhadap kelancaran jalannya usaha, terutama kelancaran proses produksi. Analisis teknis ini dikaji untuk mengetahui gambaran mengenai lokasi usaha peternakan sapi perah, besar pilihan operasi atau luas produksi, peralatan dan perlengkapan yang digunakan serta proses kegiatan produksi yang dilakukan dalam usaha peternakan sapi perah.

3. Analisis Aspek Manajemen dan hukum Aspek manajemen dikaji untuk mengetahui sumber daya manusia yang digunakan dalam menjalankan jenis-jenis pekerjaan pada usaha peternakan sapi

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

16

perah. Beberapa yang akan diperhatikan dalam aspek ini diantaranya adalah bentuk badan usaha yang digunakan, struktur organisasi yang berguna dalam menentukan garis kerja (job description) untuk mengatur pelaksanaan operasional perusahaan serta sistem ketenagakerjaan yang diterapkan oleh pihak manajemen.

4. Analisis Aspek Sosial, Budaya dan Ekonomi Analisis aspek sosial, ekonomi dan lingkungan dikaji untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan usaha peternakan sapi perah terhadap kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di sekitar usaha peternakan sapi perah maupun manfaat-manfaat yang ditimbulkan secara menyeluruh dari usaha ini.

5. Analisis Aspek Lingkungan Analisis Lingkungan berfungsi untuk mengetahui dampak pada pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh bau tidak sedap yang muncul dari usaha ini.

Analisis Aspek Finansial

Analisis kelayakan finansial dikaji menggunakan analisis biaya dan manfaat, analisis laba rugi, analisis kriteria investasi, yaitu meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), Payback Periode dan Analisis Switching Value. Analisis biaya manfaat dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai biaya yang dikeluarkan serta keseluruhan manfaat yang diterima selama proyek dijalankan. Hasil analisis biaya dan manfaat kemudian diolah sehingga menghasilkan analisis laba rugi.

Analisis laba rugi akan menghasilkan komponen pajak yang merupakan pengurangan dalam cashflow usaha sapi perah. Setelah diketahui pajak maka dilakukan penyusunan cashflow sebagai dasar perhitungan kriteria investasi. Kriteria investasi akan menunjukan layak atau tidaknya usaha dari sisi finansial. Untuk mencari batas maksimum suatu perubahan sehingga dengan batas tersebut usaha masih dikatakan layak maka analisis sensitivitas Switching Value perlu dilakukan. Berikut diuraikan secara rinci rumus dan kriteria kelayakan dari masing-masing kriteria aspek finansial: 1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value atau manfaat bersih adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi. Rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut:

NPV=Bt-Ct

(1+i)t

n

t=1

Keterangan : Bt = Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-t (Rupiah) Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t (Rupiah) n = Umur ekonomis proyek (Tahun) i = Tingkat suku bunga (Persen) t = Tingkat Investasi (t= 0,1,2,…,n) (Tahun)

Dalam metode NPV terdapat tiga penilaian investasi, yaitu: a) NPV > 0, berarti secara finansial usaha layak untuk dilaksakanan karena

manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya.

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

17

b) NPV < 0, berarti secara finansial usaha tersebut tidak layak untuk dilaksakanan karena manfaat yang diperoleh lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan.

c) NPV = 0, berarti secara finansial proyek sulit dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan.

2. Internal Rate Return (IRR) Internal Rate Return adalah tingkat rata-rata keuntungan internal tahunan

yang dinyatakan dalam satuan persen. Jika diperoleh nilai IRR lebih besar dari pada tingkat diskonto yang berlaku (discount rate), maka proyek tersebut dinyatakan layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus yang digunakan dalam menghitung IRR adalah sebagai berikut:

IRR=i1+NPV1

NPV1+NPV2(i2-i1)

Keterangan: NPV1 = NPV yang bernilai positif (Rupiah) NPV2 = NPV yang bernilai negatif (Rupiah) i1 = Tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif (persen) i2 = Tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif (persen) 3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)

Ratio manfaat dan biaya diperoleh bila nilai sekarang arus manfaat dibagi dengan nilai sekarang arus biaya. Net B/C menunjukan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah. Proyek layak dilaksanakan apabila nilai B/C ratio lebih dari satu. Rumus yang digunakan dalam menghitung Net B/C adalah sebagai berikut :

Net BC Ratio=

∑ Bt-Ct(1+i)t

nt=1 ≥0

∑ Bt-Ct(1+i)t ≤0n

t=1

Keterangan : Net B/C = Nilai Benefit-cost ratio Bt = Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke t (Rupiah) Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t (Rupiah) n = Umur ekonomis proyek (Tahun) i = Tingkat suku bunga (persen) t = Tingkat Investasi (t= 0,1,2,…, n)

4. Payback Periode Payback Periode atau masa pembayaran kembali adalah jangka waktu

kembalinya keseluruhan jumlah investasi modal yang ditanamkan dihitung mulai dari permulaan proyek sampai dengan arus nilai neto produksi tambahan sehingga mencapai jumlah keseluruhan investasi modal yang ditanamkan. Payback Periode berguna untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan cashflow. Semakin kecil

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

18

angka yang dihasilkan mempunyai arti semakin cepat tingkat pengambilan investasinya, maka usaha tersebut semakin baik untuk diusahakan. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

P=IA

Keterangan : P = Jumlah waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi (Tahun) I = Biaya investasi (Rupiah) A = Benefit bersih tiap bulan (Rupiah)

Selama proyek dapat mengambalikan modal/investasi sebelum berakhirnya umur proyek, berarti proyek masih dapat dilaksanakan. Akan tetapi apabila sampai saat proyek berakhir dan belum dapat mengembalikan modal yang digunakan, maka sebaiknya proyek tidak dilaksanakan.

5. Analisis Switching Value (Nilai Pengganti). Informasi keuangan usaha sapi perah yang dituangkan ke dalam cashflow

hanya berlaku untuk satu harga tertentu saja tanpa mempertimbangkan perubahan yang akan terjadi. Faktor perubahan tingkat produksi seringkali menjadi parameter utama yang mempengaruhi perubahan dalam analisis kelayakan usaha sapi perah. Untuk mengantisipasi perubahan tersebut, maka dilakukan analisis sensitivitas dengan metode pengitungan switching value (nilai pengganti). Metode ini digunakan untuk mengetahui hasil perhitungan yang membuat proyek tidak layak untuk diusahakan dengan melakukan perubahan pada sesuatu variabel. Keseluruhan asumsi-asumsi tersebut tidak terjadi secara bersamaan (ceteris paribus) dengan kata lain jika asumsi pertama terjadi maka faktor yang lain tidak berubah. Kriteria kelayakan investasi yang tidak layak yaitu proporsi manfaat yang turun akibat manfaat sekarang neto / NPV menjadi nol. Nilai nol akan membuat tingkat pengembalian ekonomi menjadi sama dengan tingkat diskonto yang berlaku dan perbandingan manfaat investasi neto menjadi persis sama dengan satu.

Asumsi Dasar

Asumsi Dasar yang digunakan 1. Umur proyek ditetapkan selama 10 tahun, hal ini berdasarkan pada umur

ekonomis kandang. 2. Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat suku bunga deposito

Bank BRI pada bulan Agustus 2015 yaitu 11.5 persen. Pemilihan ini didasarkan atas bank yang terdekat dengan pengusaha adalah BRI.

3. Biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. 4. Penentuan harga input dan output dalam penelitian ini menggunakan harga

bulan Oktober 2015 sampai November 2015. Harga pembelian sapi dara umur dua tahun yaitu sebesar Rp 14 000 000 /ekor dan sapi laktasi pertama sebesar Rp 17 000 000/ekor. Sedangkan harga penjualan sapi laktasi/induk afkir yaitu sebesar Rp 9 000 000/ekor, pedet betina dan pedet jantan sebesar Rp 5 000 000/ekor, dimana pedet yang dijual yaitu umur tiga bulan.

5. Satu bulan diasumsikan 30 hari dan dalam satu tahun diasumsikan 12 bulan.

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

19

6. Output (susu segar) yang dihasilkan diasumsikan laku terjual setiap tahun proyek, dimana telah dikurangi untuk konsumsi pedet sebanyak enam liter selama tiga bulan.

7. Susu mulai dihasilkan oleh sapi dara umur dua tahun, dimana selanjutnya disebut sebagai sapi laktasi.

8. Sapi afkir (tidak produktif) merupakan sapi yang telah berumur delapan tahun.

9. Usaha peternakan sapi perah di Kunak dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan jumlah sapi induk dengan kapasitas kandang yang sama (12 ekor dalam satu unit kandang), yaitu: a) Peternak dengan jumlah sapi induk di bawah kapasitas (satu unit kandang). b) Peternak dengan jumlah sapi induk sesuai kapasitas (satu unit kandang). c) Peternak dengan jumlah sapi induk di bawah kapasitas (dua unit kandang).

10. Diasumsikan setiap tahun seluruh sapi betina melahirkan satu ekor anak sapi (pedet).

11. Pilihan usaha yang digunakan terdiri dari tiga pilihan dengan penggunaan modal berasal dari modal sendiri: a) Pilihan I (satu), peternak dengan jumlah sapi enam ekor (satu unit

kandang) b) Pilihan II (dua), peternak dengan jumlah sapi 12 ekor (satu unit kandang) c) Pilihan III (tiga), peternak dengan jumlah sapi induk 16 ekor (dua unit

kandang). 12. Nilai sisa pada akhir umur proyek diasumsikan bernilai nol, kecuali barang-

barang yang masih memiliki umur ekonomis. 13. Pilahan I dan pilihan II diawal usaha memiliki satu kavling dan pilihan III

memiliki dua kavling. Harga satu kavling sebesar Rp 69 000 000 yang terdiri atas lahan, satu unit kandang dan satu unit rumah dengan harga masing-masing Rp 38 500 000, Rp 15 000 000 dan Rp 15 500 000.

14. Data yang digunakan dalam analisis merupakan data rata-rata yang diperoleh dari 30 orang peternak yang menjadi responden pada penelitian ini.

15. Besarnya pajak yang digunakan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia tentang Perpajakan no. 36 tahun 2008 yang sebesar 25 persen untuk usaha kecil dan menengah (UKM).

GAMBARAN UMUM

Gambaran Umum Kawasan usaha peternakan (Kunak) Cibungbulang

Kawasan usaha peternakan (Kunak) sapi perah Kabupaten Bogor merupakan salah satu kawasan pengembangan usaha ternak sapi perah, penempatan lokasi ini bertujuan agar usaha ternak sapi perah tidak mengalami gangguan seperti polusi, karena usaha ternak sapi perah membutuhkan daerah yang tenang dengan cuaca sejuk agar menghasilkan kualitas susu yang baik. Kawasan ini diresmikan pada tahun 1997. Kawasan ini terletak di lima desa dan dua kecamatan yaitu Desa Situ Udik, Desa Pamijahan, Desa Pasarean, Desa Ciasihan dan Desa Cibitung, Kecamatan Pamijahan dan Kecamatan Cibungbulang. Desa Situ Udik terletak sekitar lima km dari pusat Kecamatan

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

20

Cibungbulang, 40 km dengan pusat pemerintahan Kabupaten Bogor, 175 km dari ibukota provinsi Jawa Barat. Batas wilayah bagian utara berbatasan dengan Desa Situ Ilir Cibungbulang, selatan berbatasan dengan Desa Pasarean Pamijahan, timur berbatasan dengan Desa Cimayang Pamijahan, barat berbatasan dengan Desa Karacak dan Desa Karya Sari. Desa Situ Udik beriklim tropis dengan curah hujan berkisar 236-234 mm, selama satu tahun rata-rata turun hujan selama 6 bulan sehingga pasokan air melimpah. Suhu saat musim hujan yaitu 180 C-190 C dan suhu pada musim kemarau berkisar 250 C-280 C. Luas wilayah Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor adalah 370 Ha, sebagian besar lahan di wilayah Desa Situ Udik digunakan untuk sawah/ ladang/ tegalan yaitu 170 Ha atau mencapai 45.95 persen dari total luas wilayah Desa Situ Udik.

Berdasarkan laporan Kelurahan Desa Situ Udik, hingga tahun 2013 jumlah penduduk Desa Situ Udik berjumlah 14 500 jiwa, dengan komposisi 7 350 jiwa laki-laki dan 7 150 jiwa perempuan. Sebagian besar penduduk Desa Situ Udik menganut agama Islam yaitu sebanyak 14 444 jiwa (99.6 %). Desa Pamijahan berjarak 35 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Bogor. Rata-rata curah hujan Desa Pamijahan berkisar 200- 300 mm, selama satu tahun rata-rata dituruni hujan selama 7 bulan. Secara Administratif Desa Pamijahan berbatasan dengan Desa Situ Udik disebalah utara, Desa Gunung Sari disebelah selatan, Desa Cibungbulang Wetan disebelah Barat, dan Desa Pasarean disebelah timur. Kawasan ini cocok untuk pengembangan usaha ternak sapi perah karena cuacanya yang sejuk dan ketersediaan air yang melimpah.

Gambaran Umum Usaha Ternak Sapi Perah

Kawasan usaha peternakan (Kunak) dibangun pada tahun 1994 di wilayah Kecamatan Cibungbulang dan Pamijahan, Kabupaten Bogor dengan luas sekitar 110 Ha. Alasan dibentuknya Kunak sapi perah KPS Bogor adalah sebagai berikut: a. Semakin berkembangnya kawasan pemukiman sehingga lahan peternakan

semakin terdesak. b. Upaya melestarikan peternakan sapi perah rakyat yang berwawasan

lingkungan. c. Munculnya masalah sosial akibat bau, limbah, dan lainnya yang disebabkan

oleh penyebaran usaha peternakan sapi perah yang tidak terpola sesuai dengan tata ruang.

d. Upaya perbaikan usaha sapi perah dari usaha sambilan ke arah usaha pokok. Pembangunan kawasan ini diharapkan dapat menjadi percontohan nasional

usaha pemeliharaan sapi perah yang berwawasan lingkungan serta dapat memenuhi kebutuhan susu dalam negeri sekaligus menghemat devisa negara dan membuka lapangan kerja. Kunak ini juga diharapkan dapat menjadi sentra produksi susu daerah Bogor. Pendirian kawasan ini juga merupakan salah satu usaha merelokasi usaha ternak sapi perah agar memudahkan dalam pembinaan terhadap peternak, sehingga dapat meningkatkan keuntungan peternak dan KPS Bogor. Setiap peternak di wilayah Kunak memiliki kavling, yang terdiri dari rumah, kandang, dan lahan untuk menanam rumput gajah sebagai pakan utama sapi. Setiap kavling di wilayah ini memiliki luas rata- rata 5000 m2. Jumlah kavling di Kunak terbagi kedalam tiga lokasi yaitu lokasi I di Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang dan Desa Pasarean Kecamatan Pamijahan (52.43 Ha),

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

21

lokasi II di Desa Pamijahan Kecamatan Pamijahan dan Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang (41.98 Ha), dan lokasi III di Desa Ciasihan Kecamatan Pamijahan (21.02 Ha), namun saat ini seluruh kavling di lokasi III dalam keadaan rusak. Kavling di Kunak merupakan bantuan dari pihak pemerintah untuk para peternak yang diberikan lewat KPS Bogor. Peternak dapat membeli kavling dengan cara kredit kepada KPS.

Bangsa sapi yang digunakan peternak di kawasan ini adalah sapi peranakan Fries Holland. Sapi jenis ini sudah banyak dipelihara di Indonesia, sapi jenis ini tidak tahan terhadap panas, tetapi lebih mudah menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan. Produksi susu di lokasi penelitian rata-rata sebesar 11,35 liter/ekor/hari, tingkat produksi susu ini masih relatif rendah. Penghasilan susu sapi perah jenis Fries Holland yang tertinggi di dunia dapat menghasilkan susu dalam setahun rata-rata 6 000 liter/ekor/laktasi atau sekitar 19.67 liter/ekor/hari (Makin 2011).

Pemeliharaan sapi perah tidaklah mudah karena memakan waktu yang cukup lama. Kegiatan usaha ternak sapi perah mencakup kegiatan pemeliharaan hingga pada proses penanganan susu. Peternak memulai kegiatan membersihkan kandang dan memandikan sapi pada pukul 05.00 WIB. Kandang dibersihkan agar susu yang akan diperah tidak terkontaminasi dengan kotoran sapi, juga agar kandang tetap dalam keadaan bersih dan kering sehingga tidak menjadi sarang kuman dan penyakit. Kotoran sapi di lokasi penelitian belum banyak dimanfaatkan. Kotoran sapi hanya dibuang peternak atau dialirkan ke lahan hijauan milik masing-masing peternak sehingga berfungsi sebagai pupuk kandang. Setelah itu peternak melakukan pemerahan yang dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari. Hal ini karena produktivitas sapi perah di lokasi penelitian masih rendah. Hampir seluruh peternak responden masih melakukan pemerahan secara manual tanpa bantuan mesin pemerah. Setelah pemerahan peternak memberikan pakan berupa konsentrat dan ampas tahu kepada ternak. Pada pukul 07.00 WIB peternak mengantarkan hasil susu ke KPS yang berada di Kunak. Kegiatan peternak setelah itu yaitu mencari rumput. Setiap kavling di fasilitasi lahan kosong untuk ditanami rumput, namun biasanya rumput yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan pakan sapi sehingga petrnak mencari rumput di luar wilayah Kunak. Peternak biasanya menggunakan rumput hijauan sebanyak 28 Kg/ekor/hari. Proses pencarian rumput biasanya berlangsung hingga pukul 12.00 WIB, setelah itu sekitar pukul 14.00 WIB peternak biasanya kembali membersihkan kandang, memandikan sapi dan memberi pakan, hingga sekitar pukul 17.00 WIB sapi di perah untuk kembali disetorkan hasil susu nya kepada KPS. Rata- rata tenaga kerja yang digunakan di Kunak Cibungbulang adalah tenaga kerja luar keluarga karena rata- rata pemilik usaha ternak tidak tinggal di kawasan tersebut.

Peran peternak sangat besar, selain kegiatan yang dilakukan sehari-hari, setiap bulannya peternak juga harus membeli perlengkapan ternak lainnya seperti pembelian pakan konsentrat dan ampas tahu. Peternak biasanya membeli konsentrat di KPS ataupun di pihak swasta lainnya. Pakan konsentrat yang dibeli dari KPS dibayarkan pada awal bulan ketika pengambilan penerimaan susu. Rata-rata peternak menggunakan konsentrat sebesar tujuh Kg/ekor/hari dengan harga Rp 2 300 /Kg. Selain itu peternak juga menggunakan ampas tahu sebagai pakan tambahan ternaknya. Peternak mendapatkan ampas tahu dari pabrik tahu. Ampas

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

22

tahu yang digunakan sebesar sembilan Kg/ekor/hari, dengan harga rata-rata Rp 500 /Kg. Ampas tahu yang dipesan peternak akan diantarkan langsung oleh pihak produsen ke lokasi peternak sehingga tidak ada biaya transportasi tambahan. Pemberian pakan konsentrat dan ampas tahu diberikan secara bersamaan atau dicampur dan diberi tambahan rumput. Selain penyediaan pakan, ketersediaan air pun penting untuk diperhatikan, karena sekitar 70 persen dari tubuh sapi terdiri dari air. Air yang digunakan peternak di lokasi dikelola oleh pihak KPS. Setiap bulannya peternak hanya perlu membayar sebesar Rp 10 000 untuk pemakaian dengan jumlah yang tidak terbatas. Hampir seluruh peternak di kawasan ini bergantung pada KPS, mulai proses pemeliharaan kesehatan, penyediaan pakan konsentrat dan hijauan, hingga proses pemasaran susu. Peternak di Kunak lebih suka untuk menyetorkan susu ke koperasi, dari pada ke selain koperasi, meskipun harga yang ditawarkan secara eceran lebih tinggi dibandingkan yang ditawarkan koperasi. Pelayanan yang diberikan koperasi kepada para peternak yang menjadikan peternak lebih memilih untuk bergabung dalam koperasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk menentukan apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dijalankan. Analisis kelayakan usaha peternakan sapi perah di Kunak dilakukan dengan mengkaji aspek non finansial dan aspek finansial.

Analisis Aspek Non Finansial

Analisis non finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan sapi di KUNAK dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, budaya, dan ekonomi, dan aspek lingkungan.Analisis ini dapat mengukur tingkat penerimaan oleh peternak dan membandingkan tingkat manfaat positif terhadap kerugiannya (Nurmalina et al. 2014). Berikut adalah penjelasan beberapa pengaruh investasi ini terhadap aspek-aspek non finansial:

Aspek Pasar

Aspek pasar pada studi kelayakan bisnis merupakan aspek paling utama yang harus diperhatikan karena aspek ini memperkirakan perkembangan permintaan selama masa kehidupan bisnis yang akan datang sehingga perusahaan dapat beroperasi secara efisien (Nurmalina et al. 2014). Aspek pasar yang dianalisis meliputi permintaan, penawaran, dan strategi pemasaran.

Permintaan dan Penawaran

Peluang pasar susu sangat besar mengingat kebutuhan susu di Indonesia masih diimpor sebesar 68 persen sehingga peternak sapi perah lokal masih memiliki kesempatan untuk memenuhi kebutuhan susu nasional dan menguragi impor. Hampir semua hasil susu dari para peternak di Kunak dijual ke Koperasi dengan harga rata-rata Rp 5 044 per liter susu. Selanjutnya pihak koperasi menjual hampir semua susu ke industri pengolahan susu (IPS) dan sisanya diolah menjadi susu pasturisasi. Permintaan susu dari pihak IPS setiap bulannya rata-rata sama

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

23

sehingga susu dari peternak Kunak telah memiliki pasar yang jelas dan pihak IPS sudah menjadi konsumen tetap untuk pihak koperasi.

Pemasaran Produk

Produk yang dihasilkan dari peternak yaitu susu segar. Pemasaran susu segar melalui koperasi dan selanjutnya dipasarkan ke industri pengolahan susu (IPS). Gambar 2 menggambarkan saluran peemasaran susu segar Kunak.

Gambar 2 Saluran pemasaran susu segar Kunak

Susu segar hasil dari peternak langsung dijual ke koperasi setiap pagi dan sore hari kemudian dari pihak koperasi susu segar tersebut dijual ke beberapa Industri Pengolahan Susu (IPS) yaitu Indolakto, Cimory, Unifarm serta ke beberapa usaha kecil dan menengah (UKM) pengolah susu. Harga susu segar per liter untuk setiap IPS berbeda-beda, dengan harga susu per liter tetinggi yaitu untuk pihak unifarm berkisar 9 300 per liter susu dan yang terendah yaitu untuk pihak indolakto berkisar 5 700 per liter susu dikarenakan harga ditentukan oleh pihak IPS tersebut tergantung kualitas susu yang dihasilkan.

Pengiriman susu ke beberapa IPS dilakukan sendiri oleh pihak koperasi dengan biaya pengiriman ditanggung oleh pihak koperasi sendiri. Sedangkan dari beberapa UKM biasanya mengambil sendiri susu segar langsung ke koperasi. Sisa susu di koperasi biasanya dalam jumlah yang kecil yang tidak terjual biasanya diolah menjadi susu pasteurisai oleh pihak koperasi sendiri.

Hasil Analalisis Aspek Pasar

Berdasarkan aspek analisis pasar, permintaan dan penawaran susu sapi perah peternak Kunak dinilai sudah memadai untuk pemasaran produk. Hampir semua susu sapi yang dihasilkan dijual ke pihak IPS setiap harinya sehingga pasar susu sudah jelas, sehingga dari segi aspek pasar usaha peternakan sapi perah di Kunak layak untuk dijalankan.

Aspek Teknis

Aspek teknis yang dijalankan peternak sapi perah di Kawasan usaha peternakan (Kunak) sangat tergantung dari lokasi proyek, sarana dan prasarana pendukung, serta proses produksi yang dilaksanakan. Secara teknis, aspek-aspek tersebut akan sangat mempengaruhi tingkat produksi yang dihasilkan peternak sapi perah tersebut. Lokasi Proyek

Kecamatan Cibungbulang dan Kecamatan Pamijahan beriklim tropis dengan curah hujan berkisar 236-234 mm, selama satu tahun rata-rata turun hujan selama 6 bulan sehingga pasokan air melimpah. Suhu saat musim hujan yaitu 180 C-190 C dan suhu pada musim kemarau berkisar 250 C-280 C. Pada umumnya sapi perah jenis FH dapat berproduksi dengan baik pada suhu udara sama dengan atau

Peternak Koperasi IPS

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

24

dibawah 300 C dengan kelembaban udara sebesar 70 sampai 75 persen. Dengan demikian iklim di Kunak cocok untuk lokasi usaha ternak sapi perah.

Alasan pemilihan lokasi proyek peternakan sapi perah di Kunak adalah akses menuju lokasi yang mudah dijangkau. Jalan menuju lokasi terbuat dari aspal dan dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Selain itu lokasi proyek merupakan salah satu kawasan pengembangan sapi perah nasional yang dapat menjadi acuan peternakan sapi perah di kabupaten tempat Kunak berada yaitu Bogor.

Sarana dan Prasarana 1. Kandang

Peternak sapi perah di Kawasan usaha peternakan (Kunak) memelihara sapinya dalam kandang, tidak digembalakan di lahan terbuka. Hal ini disebabkan karena sudah dibagi menjadi kavling-kavling serta kontur tanah yang naik turun bahkan beberapa ada yang curam. Pada umumnya tipe kandang yang baik untuk sapi perah, dengan menggunakan sistem stall yang dibuat dalam bentuk tunggal atau ganda. Bentuk tunggal, sapi ditempatkan satu baris. Sementara bentuk ganda sapi ditempatkan dua baris dan saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Pada umumnya tipe kandang yang ada di setiap kavling dibuat dalam bentuk ganda, sapi ditempatkan dua baris saling bertolak belakang dengan luas kandang di setiap kavling yaitu 63 m2 atau biasanya disebut kandang tipe 63 (Gambar 3).

Gambar 3 Tipe kandang (sistem stall) di peternakan sapi perah Kunak.

Konstruksi kandang yaitu memiliki atap asbes, dengan bahan struktur tiang dan beton, kuda-kuda atapnya besi dan ada juga yang kayu, serta memiliki lantai semen. Drainase yang ada pada setiap kandang peternakan yang ada di lokasi penelitian ini, memiliki kemiringan dan memiliki saluran air dengan keadaan saluran air yang relatif lancar. Umur ekonomis kandang rata-rata 10 tahun, karena tipe kandang yang digunakan merupakan kandang permanen. Tata letak kandang dan rumah peternak terpisah, kandang berada di samping atau di belakang rumah peternak yang merupakan fasilitas dari tiap kavling.

Tempat m

akan dan minum

Sapi

Sapi

Sapi

Sapi

Sapi

Sapi

Tempat m

akan dan minum

Sapi

Sapi

Sapi

Sapi

Sapi

Sapi

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

25

2. Instalasi Listrik Listrik diperlukan dalam proyek ini untuk keperluan peternakan sapi perah,

terutama untuk penerangan kandang. Listrik diperoleh peternak dengan berlangganan kepada PLN serta membayar iuran tiap bulan sesuai dengan daya listrik yang dimilikinya. Daya listrik yang digunakan per kavling yaitu 450 watt. Peternak usaha pilihan kecil dan peternak usaha pilihan menengah menggunakan listrik dengan daya 450 watt, sedangkan peternak usaha pilihan besar menggunakan listrik dengan daya 900 watt karena memilki dua kavling. 3. Instalasi Air

Air dalam proyek ini sangat diperlukan dalam usaha peternakan sapi perah. Air dipergunakan untuk memandikan sapi, menjaga sanitasi kebersihan kandang, dan mencuci peralatan produksi. Air yang digunakan peternak di lokasi dikelola oleh pihak koperasi (KPS), setiap bulannya peternak hanya perlu membayar sebesar Rp 10 000 dengan berapapun pemakaiannya. Namun dari hasil wawancara, hal yang sering dikeluhkan peternak adalah sering macetnya ketersediaan air, sehingga terhambatnya aktivitas. 4. Peralatan

Peralatan menjadi salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh peternak untuk menjalankan usaha ternaknya. Peralatan ini sangat menunjang peternak untuk bekerja dalam melakukan budidaya sapi perah. Peralatan yang digunakan peternak sapi perah di Kunak, yaitu : a. Milk can, yaitu kaleng penampung susu yang terbuat dari aluminium khusus

tanpa sambungan, dengan penutup di atasnya. Ukuran milk can yang dipakai peternak adalah ukuran 20 liter dan 40 liter.

b. Ember, digunakan untuk menampung sementara susu sapi yang baru diperah. Alat ini juga digunakan untuk menampung air minum sapi, memandikan sapi, menampung pakan rangsum dan dipergunakan untuk membersihkan kandang.

c. Sikat, digunakan untuk memandikan sapi dan juga dapat dipergunakan untuk menyikat atau membersihkan lantai kandang.

d. Sekop, biasanya dipergunakan untuk membersihkan kotoran sapi yang terdapat di lantai.

e. Cangkul, dipergunakan untuk mengeruk atau mencampur pakan konsentrat. f. Selang, dipergunakan untuk menyalurkan air, memandikan sapi dan

membersihkan kadang. g. Arit/Sabit, digunakan untuk menyabit rumput dan membersihkan semak

disekitar kandang.

Proses Produksi Tata Laksana Pemeliharaan : 1. Pengadaan Bakalan Sapi Perah

Bangsa sapi perah yang dipelihara oleh peternak sapi perah di Kunak adalah peranakan Fries Holland (FH) dengan warna bulu hitam putih dan sebagian kecil berwarna coklat kemerahan dengan putih (Gambar 4). Bakalan sapi perah laktasi (dara bunting) usaha peternakan sapi perah di Kunak diperoleh dari luar daerah seperti Koperasi produksi susu Bandung Utara (KPSBU) dan KPS Bogor.

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

26

Gambar 4 Kondisi di dalam kandang di peternakan sapi perah Kunak 2015

2. Pakan Pakan yang diberikan peternak di Kunak untuk sapi perah terdiri dari pakan

hijauan dan pakan penguat. Pakan hijauan berupa rumput lapang dan rumput gajah (Pennisetrum purpureum). Sedangkan pakan penguat berupa konsentrat, serta makanan tambahan berupa ampas tahu. Pemberian pakan hijauan dilakukan tiga kali dalam sehari, yaitu pada pagi hari setelah pemerahan, siang hari dan sore hari setelah pemerahan. Pakan hijauan diberikan setelah pemberian pakan penguat. Pakan penguat diberikan dua kali dalam satu hari yaitu pada pagi dan sore hari. Pada pagi hari pakan penguat diberikan setelah pemerahan, sedangkan pada sore hari pakan penguat diberikan sesaat sebelum pemerahan.

Menurut Sudono (1999), pada umumnya pakan berupa rumput bagi sapi dewasa diberikan sebanyak 10 persen dari bobot hidup dan pakan tambahan berupa konsentrat sebanyak 50 persen dari jumlah susu yang dihasilkan per hari. Jumlah rata-rata pakan hijauan yang diberikan oleh peternak di Kunak untuk sapi laktasi sebanyak 28 kg/ekor/hari. Pemberian pakan pakan penguat berupa konsentrat sebanyak tujuh kg/ekor/hari, sedangkan pemberian ampas tahu sebanyak sembilan kg/ekor/hari sesuai kebutuhan. Jumlah pemberian pakan terhadap sapi perah di peternakan sapi perah di Kunak dinilai sudah sesuai. Pemberian pakan pada sapi perah laktasi secara tidak langsung sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas susu yang dihasilkan. 3. Sanitasi

Kebersihan kandang mutlak diperlukan dalam usaha ternak sapi perah, sebab sapi perah sangat rentan terhadap penyakit yang ditimbulkan dari sanitasi kandang yang kurang bersih. Pembersihan (sanitasi) kandang peternak sapi perah di Kunak dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore sebelum kegiatan pemerahan. Pembersihan dilakukan dengan cara menghilangkan kotoran sapi perah dan sisa-sisa pakan yang berserakan, dengan cara menyikat lalu menyiramkan dengan air menggunakan selang. Kotoran sapi pada peternakan Kunak belum banyak dimanfaatkan. Kotoran sapi hanya dibuang peternak atau dialirkan ke lahan hijauan milik masing-masing peternak sehingga berfungsi sebagai pupuk kandang. 4. Reproduksi

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

27

Pada umumnya sistem reproduksi sapi perah di Kunak dilakukan dengan cara Inseminasi Buatan (IB). Bagi peternak, IB dinilai lebih menguntungkan dari pada perkawinan alami. Hal ini dikarenakan lebih praktis, hemat waktu, hemat tenaga, hemat biaya karena tidak perlu membeli sapi jantan, serta mengurangi tingkat penyebaran penyakit oleh sapi jantan. Proses IB dilakukan oleh tenaga medis dari pegawai Koperasi. Tingkat keberhasilan IB di Kunak mencapai 80 persen. Tingkat keberhasilan ini ditentukan dari teknis IB yang tepat, kesehatan sapi dan ketepatan waktu IB. 5. Penanganan Penyakit

Penyakit yang biasanya menyerang pada sapi perah di Kunak adalah diare, kembung, mastitis, memar-memar yang mengakibatkan luka, serta Brucellosis (cacingan). Penanganan pertama yang dilakukan oleh peternak yaitu dengan cara memberi obat dan vitamin, namun jika penyakitnya sudah terlalu parah maka ditangani oleh tenaga medis atau dokter hewan setempat. 6. Produksi Susu

Produksi susu sapi yang dicatat dalam penelitian ini mencakup jumlah susu yang dijual dan susu yang diberikan kepada pedet. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata produksi susu dari 30 peternak di Kunak adalah 11.35 liter per ekor per hari, dengan rataan kepemilikan 9 ekor sapi laktasi per peternak. Sapi perah mulai memproduksi susu pada laktasi pertama atau saat sapi berumur tiga sampai empat tahun. Dalam setahun sapi perah dapat memproduksi susu selama 300 hari, setelah itu mengalami kering kandang atau berhenti produksi susu selama kurang lebih dua bulan. Sapi perah mencapai puncak produksi susu pada saat laktasi ke tiga atau sapi berumur 5-6 tahun, setelah itu terus mengalami penurunan produksi susu sampai tahun ke delapan. Peternak sapi perah di Kunak pada umumnya melakukan pemerahan susu dua kali dalam sehari, yaitu pada pagi (05.00 WIB) dan sore hari (17.00 WIB). Jarak waktu pemerahan pada pagi dengan sore hari yaitu 12 jam. Teknis pemerahan susu sendiri masih sangat tradisional yaitu dengan menggunakan tangan pekerja (Gambar 5).

Gambar 5 Proses pemerahan susu di peternakan sapi perah di Kunak 2015

Sebelum melakukan proses pemerahan, terlebih dahulu sapi dimandikan guna mencegah kontaminasi kotoran ke susu. Untuk merangsang agar susu sapi dapat keluar dengan baik, peternak melakukan pembilasan pada ambing sapi

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

28

dengan menggunakan kain lap yang sudah dicelupkan air hangat. Untuk memudahkan dalam proses pemerahan biasanya peternak menggunakan vaseline/pelumas agar ambing sapi dalam keadaan licin. Hal ini dilakukan guna menghindari kegelisahaan dan rasa sakit sapi saat diperah. Penggunaan vaseline terbukti aman bagi kesehatan ambing sapi dan tidak mempengaruhi kualitas susu yang dihasilkan. Teknis pemerahan sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas susu, serta menjaga kesehatan ambing sapi perah.

Hasil Analisis Aspek Teknis

Dari analisis aspek teknis, dapat dinilai bahwa peternakan sapi perah di Kunak memiliki lokasi usaha yang tepat karena kondisi iklim di daerah Cibungbulang dan Pamijahan yang sesuai untuk budidaya sapi perah. Sarana dan prasarana pendukung yang tersedia sangat mendukung kelancaran operasional produksi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam usaha peternakan sapi perah sudah dilaksanakan dengan baik sehingga sapi dapat berproduksi dengan baik. Maka dapat disimpulkan bahwa pada aspek teknis, usaha peternakan sapi perah di Kunak ini layak untuk dijalankan.

Aspek Manajemen dan Hukum

Aspek manajemen dan hukum merupakan aspek yang penting dianalisis dalam kelayakan investasi karena hal ini berkaitan dengan keberlangsungan suatu usaha baik saat ini ataupun dimasa depan. Analisis aspek manajemen dan hukum guna melihat bentuk usaha, struktur organisasi, deskriptif pekerjaan, dan manajemen tenaga kerja. Pada umumnya peternakan sapi perah di Kunak belum memiliki bentuk dan struktur organisasi yang formal, dimana tidak secara tertulis dalam hitam di atas putih. Namun dengan demikian, bukan berarti semua peternak tidak memiliki struktur organisasi usaha. Tetap ada struktur organisasi di usaha tersebut yang terbentuk secara alami dan tidak tertulis. Hal ini hanya memudahkan para pekerja untuk mengetahui tugas dan wewenang serta tanggung jawab terhadap pekerjaannya.

Deskriptif pekerjaan dalam menjalankan operasional usaha sapi perah ini meliputi membersihkan kandang, membersihkan sapi, memberi pakan, memerah susu, mencari pakan rumput, serta mengontrol kesehatan ternak. Masing-masing pekerja telah memiliki tugas dan tanggungjawab yang jelas. Sistem pengupahan oleh peternak yang menggunakan tenaga kerja dilakukan dengan cara pembayaran bulanan. Perekrutan tenaga kerjapun dilakukan secara sederhana dengan tidak menggunakan prosedur yang rumit, walaupun berasal dari bermacam latar belakang hal terpenting adalah kesungguhan untuk berkerja.

Hasil Analisis Aspek Manajemen dan Hukum

Dari analisis aspek manajemen, usaha peternakan sapi perah di Kunak dapat dikatakan tidak ada masalah manajemen yang dapat menghambat jalannya usaha peternakan sapi perah, walaupun badan usaha serta struktur organisasi masih belum formal dan tidak secara tertulis sehingga dapat dikatakan layak untuk dijalankan.

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

29

Aspek Sosial, Budaya dan Ekonomi

Keberadaan usaha peternakan sapi perah di Kunak berdampak baik terhadap masyarakat setempat, terutama dalam menyerap tenaga kerja sehingga aktifitas ekonomi di desa tersebut berjalan dengan baik. Hal ini menyebabkan tenaga kerja memperoleh pendapatan sehingga memberikan kesejahteraan bagi tenaga kerja itu sendiri dan juga keluarganya. Dampak keberadaan peternakan sapi perah ini juga dirasakan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor karena potensi di wilayah tersebut khususnya dibidang peternakan sapi perah semakin berkembang. Secara tidak langsung Pemerintah Daerah melalui Kantor Desa juga memberikan apresiasi dengan memberikan fasilitas sarana dan prasarana seperti perbaikan jalan akses menuju lokasi peternakan sapi perah. Hal ini diharapkan dapat mempermudah proses transportasi peternak. Menurut pernyataan dari beberapa peternak seandainya, Kawasan usaha peternakan (Kunak) Bogor tidak mengganggu kebudayaan yang ada selama ini baik dari nilai, norma sosial, keagamaan yang ada di masyarakat. Usaha ternak telah menjadikan bagian dari budaya sebagian masyarakat sekitar sejak puluhan tahun yang lalu karena kesesuaian lahan dan iklim untuk beternak sapi perah.

Hasil Ananalisis Aspek Sosial, Budaya dan Ekonomi

Dari analisis aspek sosial, budaya dan ekonomi, usaha peternakan sapi perah di Kunak memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat sekitar. Hal ini dikarenakan usaha peternakan tersebut mampu menciptakan lapangn pekerjaan serta masyarakat memperoleh pendapatan, sehingga dapat dikatakan usaha peternakan ini layak untuk dijalankan.

Aspek Lingkungan

Usaha peternakan sapi perah di Kunak tidak memberikan dampak negatif bagi lingkungan, karena pada umumnya peternak belum banyak memanfaatkan kotoran ternak dan sisa air pencucian hanya dibuang atau dialirkan ke lahan hijauan milik masing-masing peternak sehingga berfungsi sebagai pupuk kandang. Pihak koperasi juga telah membuat suatu tempat untuk pengolahan limbah ternak menjadi biogas sehingga kotoran ternak mendapatkan nilai tambah dari yang hanya sebagai pupuk untuk lahan hijauan menjadi suatu yang lebih berguna buat rumah tangga ternak yaitu biogas.

Hasil Analisis Aspek Lingkungan

Dilihat dari aspek lingkungan peternakan sapi perah di Kunak layak untuk dijalankan meskipun pada umumnya peternak belum mampu memanfaatkan dengan baik limbahnya tetapi tidak menimbulkan limbah yang dapat merugikan lingkungan dan masyarakat sekitar.

Analisis Aspek Finansial

Analisis aspek finansial dilakukan dengan menggunakan kriteria-kriteria penilaian investasi yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR),

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

30

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), dan Payback Period. Untuk menganalisis dengan empat kriteria tersebut, digunakan arus kas (cashflow) untuk mengetahui besarnya manfaat yang diterima dan biaya yang dikeluarkan oleh peternak sapi perah di Kunak selama umur proyek. Selain itu juga dilakukan analisis laba rugi yang akan menghasilkan komponen pajak yang merupakan pengurangan dalam perhitungan cashflow. Setelah diketahui nilai pajak maka, dilakukan penyusunan cashflow sebagai dasar perhitungan kriteria investasi. Hasil dari perhitungan kriteria investasi tersebut akan menunjukan layak atau tidaknya usaha dari sisi finansial. Selanjutnya untuk mencari batas maksimal suatu perubahan biaya, sehingga dengan batas tersebut usaha masih dikatakan layak maka analisis sensitivitas perlu dilakukan.

Analisis aspek finansial menggunakan umur proyek selama 10 tahun, hal ini didasarkan pada umur ekonomis kandang. Analisis aspek finansial mengacu pada kondisi usaha peternakan sapi perah di Kunak. Dalam analisis ini pilihan usaha yang digunakan terdiri dari tiga pilihan dengan penggunaan sumber modal berasal dari modal sendiri. Pilihan I terdiri dari peternak yang memiliki enam ekor sapi dengan satu unit kandang, pilihan II terdiri dari peternak yang memiliki 12 ekor sapi dengan satu unit kandang dan pilihan III terdiri dari peternak yang memiliki 16 ekor dengan dua unit kandang.

Arus kas/Cash Flow

Penerimaan adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan sebuah proyek atau usaha. Arus manfaat pada usaha sapi perah ini diantaranya penerimaan utama yaitu penjualan susu, penerimaan sampingan yaitu penjualan induk afkir sapi laktasi, penjualan pedet betina dan penjualan pedet pejantan, serta nilai sisa.

Arus Penerimaan/Inflow 1. Penerimaan Penjualan Susu

Penerimaan penjualan susu merupakan penerimaan yang bersumber dari hasil produk utama usaha peternakan sapi perah. Rata-rata produksi susu pada setiap pilihan usaha mengalami perbedaan. Rata-rata produksi susu dari seluruh peternak responden yaitu 11.35 liter per ekor per hari dengan harga rata-rata Rp 5044 per liter. Tabel 5 Proyeksi penerimaan penjualan susu di Kunak selama umur proyek (000

Rupiah)

Tahun Pilihan usaha ternak I II III

1 68 699.28 154 573.38 209 072.53 2 86 706.36 181 584.00 235 183.21 3 86 706.36 181 584.00 235 183.21 4 86 706.36 181 584 .00 235 183.21 5 86 706.36 181 584.00 235 183.21 6 155 405.64 336 157.38 444 255.74 7 86 706.36 181 584.00 293 979.01 8 86 706.36 181 584.00 293 979.01 9 86 706.36 176 136.48 293 979.01

10 86 706.36 176 136.48 293 979.01 Rata-rata 91 775.58 193 250.77 276 997.71

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

31

Tabel 5 menunjukkan bahwa terjadi perbedaan penerimaan penjualan susu setiap tahun pada setiap pilihan usaha. Hal ini disebabkan karena perbedaan jumlah kepemilikan sapi perah laktasi pada setiap pilihan usaha sehingga jumlah susu sapi yang dihasilkan berbeda pada setiap pilihan usaha. Rata-rata penerimaan penjualan susu usaha pilihan kecil sebesar Rp 91 775 580 per tahun, usaha pilihan menengah sebesar Rp 193 250 770 per tahun dan usaha pilihan besar sebesar Rp 276 997 710 per tahun. Pada tahun keenam penerimaan penjualan susu pada setiap pilihan usaha mengalami peningkatan yang disebabkan terjadinya reinvestasi sapi laktasi satu untuk menggantikan sapi yang telah afkir. 2. Penerimaan Penjualan Induk Afkir Sapi Laktasi

Penerimaan penjualan induk afkir sapi laktasi merupakan penerimaan sampingan dari usaha peternakan sapi perah. Penjualan induk afkir sapi laktasi dilakukan karena sapi telah memasuki masa tidak produktif untuk memproduksi susu. Selain itu induk afkir sapi laktasi dinilai tidak menguntungkan karena menambah beban biaya pakan. Pada umumnya induk sapi laktasi dijual dengan harga Rp 9 000 000 per ekor. Penerimaan penjualan induk afkir sapi laktasi setiap pilihan usaha dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 menunjukkan bahwa rata-rata peternak setiap pilihan usaha mendapatkan penerimaan penjualan induk afkir sapi laktasi pada tahun keenam dan ketujuh. Hal ini disebabkan pada saat pembelian, sapi perah berumur antara dua sampai empat tahun (sapi dara dua tahun dan sapi laktasi pertama), dimana sapi dara mempunyai umur ekonomis selama enam tahun dan sapi laktasi pertama mempunyai umur ekonomis selama lima tahun. Besarnya penerimaan penjualan induk afkir sapi laktasi selama umur proyek pada usaha pilihan I sebesar Rp 54 000 000, usaha pilihan II sebesar Rp 108 000 000 dan usaha pilihan besar sebesar Rp 144 000 000. Tabel 6 Proyeksi penerimaan penjualan induk afkir sapi laktasi di peternakan sapi

perah Kunak selama umur proyek (000 Rupiah)

Tahun Pilihan usaha ternak I II III

1 0 0 0 2 0 0 0 3 0 0 0 4 0 0 0 5 0 0 0 6 36 000 81 000 108 000 7 18 000 27 000 36 000 8 0 0 0 9 0 0 0

10 0 0 0

3. Penerimaan Penjualan Pedet Betina dan Pedet Jantan Penerimaan penjualan pedet betina dan pedet jantan merupakan penerimaan

sampingan dari usaha peternakan sapi perah. Pemeliharaan pedet dianggap tidak menguntungkan, karena akan menambah beban biaya operasional dan manfaatnya akan dirasakan pada tahun kedua. Tingkat perbandingan kelahiran pedet betina dan pedet jantan (sex ratio) sebesar 40 banding 60. Pedet betina dijual dengan harga Rp 5 000 000 per ekor. Besar penerimaan penjualan pedet betina setiap pilihan usaha dapat dilihat pada Tabel 7.

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

32

Tabel 7 Proyeksi penerimaan penjualan pedet betina di peternakan sapi perah di Kunak selama umur proyek (000 Rupiah)

Tahun Pilihan usaha ternak I II III

1 0 0 0 2 20 000 35 000 30 000 3 20 000 35 000 30 000 4 20 000 35 000 30 000 5 20 000 35 000 30 000 6 20 000 35 000 30 000 7 20 000 35 000 40 000 8 20 000 35 000 40 000 9 20 000 35 000 40 000

10 20 000 35 000 40 000

Tabel 7 menunjukkan bahwa penerimaan penjualan pedet betina dapat dirasakan pada tahun kedua, hal ini disebabkan karena anak sapi atau pedet akan lahir di tahun kedua. Jumlah pedet betina yang dijual setiap tahun adalah sama, kecuali pada pilihan besar dari tahun ketujuh sampai dengan tahun kesepuluh terjadi penambahan penjualan pedet betina sebanyak dua ekor karena adanya peningkatan jumlah sapi perah laktasi. Pedet jantan dijual dengan harga Rp 5 000 000 per ekor. Penerimaan penjualan pedet jantan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 menunjukkan bahwa penerimaan penjualan pedet jantan dapat dirasakan pada tahun kedua, hal ini disebabkan karena anak sapi atau pedet akan lahir di tahun kedua. Jumlah pedet jantan yang dijual setiap tahun adalah sama, kecuali pada usaha skal menegah pada tahun ketujuh dan keenam terjadi penambahan penjualan pedet jantan sebanyak dua ekor dan pada usaha pilihan besar dari tahun ketujuh sampai dengan tahun kesepuluh terjadi penambahan penjualan pedet jantan sebanyak dua ekor. Tabel 8 Proyeksi penerimaan penjualan pedet jantan di peternakan sapi perah di

Kunak selama umur proyek (000 Rupiah)

Tahun Pilihan usaha ternak I II III

1 0 0 0 2 10 000 25 000 50 000 3 10 000 25 000 50 000 4 10 000 25 000 50 000 5 10 000 25 000 50 000 6 10 000 25 000 50 000 7 10 000 25 000 60 000 8 10 000 25 000 60 000 9 10 000 35 000 60 000

10 10 000 35 000 60 000

4. Nilai Sisa Nilai sisa yang terdapat dalam usaha peternakan sapi perah di Kunak menjadi

tambahan manfaat bagi proyek di akhir tahun kesepuluh. Nilai sisa berasal dari investasi yang belum habis umur ekonomisnya selama umur proyek. Komponen nilai sisa pada semua pilihan usaha berbeda-beda. Hal ini dikarenakan jumlah kepemilikan sapi perah dan kemampuan finansial setiap pilihan usaha berbeda. Komponen nilai sisa peternak usaha pilihan kecil meliputi lahan, dara dua tahun, sekop, cangkul dan selang. Nilai sisa usaha pilihan I pada akhir tahun proyek

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

33

sebesar Rp 47 973 333.33. Perhitungan nilai sisa usaha pilihan kecil dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Nilai sisa usaha pilihan kecil di peternakan sapi perah Kunak pada akhir

tahun proyek

No. Komponen Biaya Nilai Beli (000 Rupiah)

Umur Ekonomis (Tahun)

Nilai sisa (000 Rupiah)

1 Lahan 38 500 10 38 500.00 2 Sapi dara dua tahun 14 000 6 9 333.33 3 Sekop 6 3 23.33 4 Cangkul 35 3 23.33 5 selang 35 3 93.33

Total Nilai Sisa Usaha Pilihan I 47 973.33

Sedangkan komponen nilai sisa usaha pilihan menengah meliputi lahan, dara dua tahun, sapi laktasi kedua, sekop, cangkul dan selang. Nilai sisa usaha pilihan II pada akhir tahun proyek sebesar Rp 52 653 333.33. Perhitungan nilai sisa usaha pilihan menengah dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Nilai sisa usaha pilihan menengah di peternakan sapi perah Kunak pada

akhir tahun proyek

No. Komponen Biaya Nilai Beli (000 Rupiah)

Umur Ekonomis (Tahun)

Nilai sisa (000 Rupiah)

1 Lahan 38 500 10 38 500.00 2 Sapi dara dua tahun 28 000 6 14 000.00 3 Sekop 35 3 23.33 4 Cangkul 35 3 23.33 5 selang 16 3 106.67

Total Nilai Sisa Usaha Pilihan II 52 653.33

Sedangkan komponen nilai sisa usaha pilihan besar meliputi lahan, dara dua tahun, sekop, cangkul dan selang. Nilai sisa usaha pilihan III pada akhir tahun proyek sebesar Rp 95 920 000.00. Perhitungan nilai sisa usaha pilihan besar dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Nilai sisa usaha pilihan besar di peternakan sapi perah Kunak pada akhir tahun proyek

No. Komponen Biaya Nilai Beli (000 Rupiah)

Umur Ekonomis (Tahun)

Nilai sisa (000 Rupiah)

1 Lahan 77 000 10 77 000.00 2 Sapi dara dua tahun 56 000 6 18 666.66 3 Sekop 70 3 46.67 4 Cangkul 70 3 46.67 5 selang 240 3 160.00

Total Nilai Sisa Usaha Pilihan III 95 920.00

Arus Pengeluaran/Outflow Komponen biaya dikelompokan menjadi dua bagian yaitu biaya investasi

dan biaya operasional. Biaya investasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Sedangkan biaya operasional merupakan sejumlah dana yang dikeluarkan agar proses produksi dapat berlangsung.

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

34

1. Biaya Investasi Biaya investasi pada usaha sapi perah di Kunak dikeluarkan pada tahun

pertama. Selain itu juga dilakukan reinvestasi untuk barang-barang yang memiliki umur ekonomis kurang dari 10 tahun. Biaya investasi dan reinvestasi yang dikeluarkan peternak sapi perah pada setiap pilihan usaha berbeda-beda. Komponen biaya investasi peternak usaha pilihan I meliputi lahan, kandang, rumah, dara dua tahun, sapi laktasi pertama, milk can, ember, sikat, sekop, cangkul selang, arit dan tong. Total biaya investasi peternak usaha pilihan I sebesar Rp 166 762 000.

Tabel 12 Biaya investasi peternak usaha pilihan I peternakan sapi perah Kunak pada awal tahun proyek

No. Komponen Biaya Satuan Jumlah Harga satuan (000 Rupiah)

Jumlah Biaya (000 Rupiah)

1 Lahan kavling 1 38 500 38 500 2 Kandang unit 1 15 000 15 000 3 rumah unit 1 15 500 15 500 4 Sapi laktasi 1 ekor 4 17 000 68 000 5 Sapi dara 2 tahun ekor 2 14 000 28 000 6 milk can unit 2 450 900 7 ember buah 3 10 30 8 sikat unit 1 6 6 9 sekop Unit 1 35 35

10 cangkul unit 1 35 35 11 selang m 14 10 140 12 arit unit 1 16 16 13 tong unit 2 300 600

Total Biaya Investasi Peternak Usaha Pilihan I 166 762

Komponen biaya investasi peternak usaha pilihan II meliputi lahan, kandang, rumah, dara dua tahun, sapi laktasi pertama, milk can, ember, sikat, sekop, cangkul, selang, arit dan tong. Total biaya investasi peternak usaha pilihan menengah sebesar Rp 266 232 000. Rincian biaya investasi dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Biaya investasi peternak usaha pilihan II di peternakan sapi perah Kunak pada awal tahun proyek

No. Komponen Biaya Satuan Jumlah Harga satuan (000 Rupiah)

Jumlah Biaya (000 Rupiah)

1 Lahan kavling 1 38 500 38 500 2 Kandang unit 1 15 000 15 000 3 rumah unit 1 15 500 15 500 4 Sapi laktasi 1 ekor 9 17 000 153 000 5 Sapi dara 2 tahun ekor 3 14 000 42 000 6 milk can Unit 3 450 1 350 7 ember Buah 3 10 30 8 sikat unit 1 6 6 9 sekop unit 1 35 35 10 cangkul unit 1 35 35 11 selang m 16 10 160 12 arit unit 1 16 16 13 tong unit 2 300 6

Total Biaya Investasi Peternak Usaha Pilihan II 266 232

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

35

Komponen biaya investasi peternak usaha pilihan III meliputi lahan, kandang, rumah, dara dua tahun, sapi laktasi pertama, milk can, ember, sikat, sekop, cangkul selang, arit dan tong. Total biaya investasi peternak usaha pilihan kecil sebesar Rp 401 254 000. Rincian biaya investasi usaha pilihan besar dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Biaya investasi peternak usaha pilihan III di peternakan sapi perah Kunak pada awal tahun proyek

No. Komponen Biaya Satuan Jumlah Harga satuan (000 Rupiah)

Jumlah Biaya (000 Rupiah)

1 Lahan kavling 2 38 500 77 000 2 Kandang unit 2 15 000 30 000 3 rumah unit 2 15 500 31 000 4 Sapi laktasi 1 ekor 12 17 000 204 000 5 Sapi dara 2 tahun ekor 4 14 000 56 000 6 milk can unit 4 450 1 890 7 ember buah 4 10 40 8 sikat unit 2 6 12 9 sekop unit 2 35 70 10 cangkul unit 2 35 70 11 selang m 24 10 240 12 arit unit 2 16 32 13 tong unit 3 300 900 Total Biaya Investasi Peternak Usaha Pilihan III 401 254

2. Biaya Operasional Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan agar kegiatan

produksi usaha tersebut dapat terlaksana. Biaya ini meliputi biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan secara berkala selama usaha ini masih berjalan. a. Biaya Tetap

Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan setiap tahun yang besarnya tidak berpengaruh langsung terhadap jumlah output yang dihasilkan. Biaya tetap yang dikeluarkan untuk usaha sapi perah di Kunak pada setiap pilihan usaha meliputi tagihan air, tagihan listrik, gaji karyawan, telepon, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan transportasi. Adapun rincian biaya tetap adalah sebagai berikut: (a) Tagihan Air

Biaya tagihan Air untuk peternakan sapi perah di Kunak di tetapkan sebesar Rp 10 000 per kavling yang dibayar tiap bulannya ke koperasi. Pada peternak usaha pilihan I dan II biaya tagihan air per tahun sama yaitu sebesar Rp 120 000 karena memiliki jumlah kavling yang sama yaitu 1 kavling. Sedangkan biaya tagihan air untuk peternak usaha pilihan III per tahun sebesar Rp 240 000 dikarenakan peternak usaha pilihan besar memiliki 2 kavling. (b) Tagihan Listrik

Listrik diperoleh peternak dengan berlangganan kepada PLN serta membayar iuran tiap bulan sesuai dengan daya listrik yang dimilikinya. Daya listrik yang digunakan per kavling yaitu 450 watt. Peternak usaha pilihan I dan peternak usaha pilihan II menggunakan listrik dengan daya 450 watt dengan besar biaya per bulan sebesar Rp 100 000 sehingga biaya per tahun sebesar Rp 1 200 000. Sedangkan peternak usaha pilihan III menggunakan listrik dengan daya 900 watt karena memilki dua kavling dengan biaya per bulan sebesar Rp 200 000 sehingga biaya per tahun sebesar Rp 2 400 000.

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

36

(c) Gaji Karyawan Tenaga kerja di peternakan sapi perah di Kunak diasumsikan berasal dari

tenaga kerja luar keluarga yang direkrut dari masyarakat sekitar, dengan gaji sebesar Rp 1 500 000 per bulan. Pekerjaan tenaga kerja meliputi pemerahan susu, mencuci sapi, membersihkan kandang dan memberikan pakan. Tenaga kerja yang dipekerjakan di peternak usaha pilihan I berjumlah satu orang, dengan demikian pengeluaran biaya tenaga kerja per tahun sebesar Rp 18 000 000. Sedangkan tenaga kerja yang dipekerjakan di peternak usaha pilihan II berjumlah dua orang, dengan demikian pengeluaran biaya tenaga kerja per tahun sebesar Rp 36 000 000. Untuk tenaga kerja yang dipekerjakan di peternak usaha pilihan III terdiri dari empat orang tenaga kerja dengan biaya per tahun sebesar Rp 72 000 000 000. (d) Telepon

Biaya telepon peternak usaha pilihan I dan peternak usaha pilihan II sebesar Rp 25 000 per bulan. Sehingga pengeluaran biaya telepon setiap tahunnya sebesar Rp 300 000. Sedangkan biaya telepon peternak usaha pilihan III sebesar Rp 50 000 per bulan. Sehingga pengeluaran biaya telepon setiap tahunnya sebesar Rp 600 000. (e) Pajak Bumi dan Bangunan/PBB

Biaya PBB untuk peternak usaha pilihan I dan peternak usaha pilihan II yaitu sebesar Rp 350 000 per tahun sedangkan biaya PBB untuk peternak usaha pilihan III sebesar Rp 700 000 per tahun. (f) Tranportasi

Biaya transportasi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pengiriman susu. Biaya transportasi peternak usaha pilihan I sebesar Rp 3 700 per hari. Sehingga pengeluaran biaya transportasi. Setiap tahunnya sebesar Rp 1 332 000. Biaya transportasi peternak usaha pilihan II sebesar Rp 7 400 per hari. Sehingga pengeluaran biaya transportasi setiap tahunnya sebesar Rp 2 664 000. Sedangkan biaya transportasi peternak usaha pilihan III sebesar Rp 14 800 per hari. Sehingga pengeluaran biaya transportasi setiap tahunnya sebesar Rp 5 328 000. b. Biaya Variabel

Biaya variabel merupakan biaya yang selalu berubah selama proses produksi berlangsung. Biaya variabel berkaitan dengan jumlah input yang digunakan serta jumlah output yang dihasilkan. Komponen biaya variabel meliputi biaya pakan, biaya obat, biaya vitamin, biaya Inseminasi Buatan (IB), biaya pelumas/vaseline dan pajak pendapatan usaha. (a) Biaya Pakan

Pakan yang digunakan berupa pakan hijauan/rumput, pakan konsentrat dan pakan ampas tahu. Peternak pada setiap pilihan usaha memperoleh pakan hijauan dari lahan hijauan yang ada di sekitar kandang sehingga biaya pakan untuk hijauan tidak ada. Pakan konsentrat diperoleh dengan cara membeli di koperasi ataupun dari luar koperasi dengan harga Rp 2 300 per kilogram. Pemberian pakan konsentrat untuk sapi laktasi sebanyak tujuh kg/ekor/hari. Pemberian pakan konsentrat oleh peternak untuk setiap pilihan usaha disesuaikan dengan jumlah ternak pertahunnya.Proyeksi pengeluaran biaya pakan konsentrat yang dikeluarkan peternak setiap pilihan usaha dapat dilihat pada Tabel 15.

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

37

Tabel 15 Proyeksi pengeluaran biaya pakan konsentrat di peternakan Kunak selama umur proyek (000 Rupiah)

Tahun Pilihan usaha ternak I II III

1 34 776 69 552 92 736 2 34 776 69 552 92 736 3 34 776 69 552 92 736 4 34 776 69 552 92 736 5 34 776 69 552 92 736 6 57 960 121 716 185 472 7 46 368 86 940 139 104 8 34 776 69 552 115 920 9 34 776 69 552 115 920 10 34 776 69 552 115 920

Sedangkan pakan ampas tahu diperoleh dengan harga Rp 500 per kilogram. Pemberian pakan ampas tahu untuk sapi laktasi sebanyak sembilan kg/ekor/hari. Proyeksi pengeluaran biaya pakan ampas tahu yang setiap pilihan usaha dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Proyeksi pengeluaran biaya pakan ampas tahu di peternakan Kunak

selama umur Proyek (000 Rupiah) Tahun Pilihan usaha ternak

I III III 1 9 720 19 440 25 920 2 9 720 19 440 25 920 3 9 720 19 440 25 920 4 9 720 19 440 25 920 5 9 720 19 440 25 920 6 16 200 34 020 51 840 7 12 960 24 300 38 880 8 9 720 19 440 32 400 9 9 720 19 440 32 400 10 9 720 19 440 32 400

(b) Biaya Obat Tabel 17 Proyeksi pengeluaran biaya obat-obatan di peternakan kunak selama

umur proyek (Rupiah)

Tahun Pilihan usaha ternak I II III

1 200 000 600 000 800 000 2 200 000 600 000 800 000 3 200 000 600 000 800 000 4 200 000 600 000 800 000 5 200 000 600 000 800 000 6 500 000 1 050 000 1 600 000 7 400 000 750 000 1 200 000 8 200 000 600 000 1 000 000 9 200 000 600 000 1 000 000 10 200 000 600 000 1 000 000

Obat digunakan untuk mengantisipasi terhadap penyakit yang umum diderita oleh sapi yaitu kembung dan mencret. Biaya pembelian obat-obatan pada umumnya antibiotik dan obat cacing yang dikeluarkan peternak setiap tahun

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

38

sebesar Rp 50 000 per ekor. Pengeluaran biaya obat-obatan untuk setiap pilihan usaha disesuaikan dengan jumlah ternak. Adapun proyeksi pengeluaran biaya obat oleh peternak untuk setiap pilihan usaha dapat dilihat pada Tabel 17.

(c) Biaya Vitamin Vitamin diberikan secara berkala kepada sapi untuk menjaga kesehatan sapi

agar kondisinya tetap terjaga. Vitamin yang diberikan peternak kepada sapi yaitu vitamin B-Komplek dan mineral. Pemberian vitamin B-Komplek dilakukan dua kali dalam sebulan, sedangkan mineral diberikan empat kali dalam sebulan. Biaya pembelian vitamin B-Komplek setiap tahun sebesar Rp 25 000 per ekor, sedangkan biaya pembelian mineral setiap tahun sebesar Rp 5 000 per ekor. Pengeluaran biaya vitamin untuk setiap pilihan usaha disesuaikan dengan jumlah ternak. Adapun proyeksi pengeluaran biaya vitamin oleh peternak untuk setiap pilihan usaha dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18 Proyeksi pengeluaran biaya vitamin di peternakan Kunak selama umur proyek (Rupiah)

Tahun Pilihan usaha ternak I II III

1 180 000 360 000 480 000 2 180 000 360 000 480 000 3 180 000 360 000 480 000 4 180 000 360 000 480 000 5 180 000 360 000 480 000 6 300 000 630 000 960 000 7 240 000 450 000 720 000 8 180 000 360 000 600 000 9 180 000 360 000 600 000 10 180 000 360 000 600 000

(d) Biaya Inseminasi Buatan (IB) Inseminasi buatan (IB) merupakan sistem reproduksi buatan yang dilakukan

untuk menghasilkan turunan pada sapi perah. IB dilakukan oleh tenaga medis, biaya yang dikeluarkan untuk sekali IB dan jasa tenaga medis sebesar Rp 30 000. Adapun proyeksi pengeluaran biaya IB oleh peternak untuk setiap pilihan usaha dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19 Proyeksi pengeluaran biaya inseminasi buatan (IB) di peternakan Kunak selama umur proyek (Rupiah)

Tahun Pilihan usaha ternak I II III

1 120 000 360 000 480 000 2 120 000 360 000 480 000 3 120 000 360 000 480 000 4 120 000 360 000 480 000 5 120 000 360 000 480 000 6 300 000 630 000 960 000 7 240 000 450 000 720 000 8 120 000 360 000 600 000 9 120 000 360 000 600 000 10 120 000 360 000 600 000

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

39

(e) Biaya Vaselin/Pelumas Vaseline/pelumas digunakan peternak untuk proses pemerahan susu, hal ini

guna mencegah kegelisahan dan mengurangi rasa sakit yang dialami oleh sapi. Harga vaseline/pelumas kemasan 1 kilogram dibeli seharga Rp 5.000. Penggunaan vaselin/pelumas setiap hari untuk satu ekor sebanyak 2 gram, jadi biaya vaselin/pelumas untuk satu ekor sapi adalah sebesar Rp 10. Penggunaan vaseline/pelumas oleh peternak pada setiap pilihan usaha disesuaikan dengan jumlah ternak. Adapun proyeksi pengeluaran biaya vaseline/pelumas yang dikeluarkan oleh peternak untuk setiap pilihan usaha dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20 Proyeksi pengeluaran vaselin/pelumas di peternakan Kunak selama umur proyek (Rupiah)

Tahun Pilihan usaha ternak I II III

1 12 000 27 000 36 000 2 18 000 36 000 48 000 3 18 000 36 000 48 000 4 18 000 36 000 48 000 5 18 000 36 000 48 000 6 30 000 63 000 84 000 7 18 000 36 000 48 000 8 18 000 36 000 48 000 9 18 000 36 000 48 000 10 18 000 36 000 48 000

(f) Pajak Penghasilan Besarnya pajak yang dikeluarkan tergantung pada perolehan laba usaha

setiap tahunnya. Penghitungan pajak penghasilan diperoleh dari laporan laba rugi yang dapat dilihat pada Lampiran 2, Lampiran 3 dan Lampiran 4. Tarif pajak penghasilan yang berlaku sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 pasal 17 ayat 2a, yaitu 25 persen x penghasilan kena pajak.

Analisis Laba Rugi

Analisis laba rugi dapat menggambarkan kinerja usaha peternakan sapi perah di Kunak Bogor selama periode tertentu. Komponen yang terdapat pada laporan laba rugi adalah pendapatan dari penjualan susu, biaya operasional yang terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel, penyusutan barang modal dan beban pajak. Tarif pajak penghasilan yang berlaku sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia tentang Perpajakan no. 36 tahun 2008 yang sebesar 25 persen untuk UKM. Rincian laporan laba rugi ini akan berpengaruh terhadap pajak penghasilan usaha sehingga akan berpengaruh juga pada cashflow.

Hasil perhitungan laba rugi usaha peternakan sapi perah di Kunak terdapat tiga pilihan. Adapun rincian laba bersih pada ketiga pilihan dapat dilihat pada Tabel 21. Pada tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa pada ketiga pilihan tersebut usaha peternakan sapi di masing-masing pilihan masih menguntungkan. Total laba bersih tertinggi yaitu pilihan III sebesar Rp 1.04 miliar. Total laba bersih pilihan II yaitu sebesar Rp 585 juta. Total laba bersih yang terendah yaitu pada pilihan I sebesar Rp 215 juta.

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

40

Tabel 21 Laba bersih usaha peternak sapi perah pada setiap pilihan di Kunak Bogor selama umur proyek (Rupiah)

Tahun Laba Bersih

Pilihan I (6 sapi,1kandang)

Pilihan II (12 sapi, 1 kandang)

Pilihan III (16 sapi, 2 kandang)

1 -19 816 587 -15 890 487 3 463 380 2 21 138 370 53 333 350 82 293 720 3 21 138 370 53 333 350 82 293 720 4 21 138 370 53 333 350 82 293 720 5 21 138 370 53 333 350 82 293 720 6 70 205 830 179 192 635 227 528 100 7 16 479 370 56 649 850 122 490 900 8 21 138 370 53 333 350 118 068 900 9 21 138 370 49 247 710 118 068 900

10 21 138 370 49 247 710 118 068 900 Total 214 837 203 585 114 168 1 036 863 960

Analisis Kriteria Investasi

Analisis kelayakan suatu investasi dapat dilihat berdasarkan pada kriteria investasi seperti Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP). Pada setiap pilihan yaitu usaha peternak sapi perah dalam pilihan menggunakan cashflow dalam menganalisis kelayakan. Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat suku bunga deposito Bank BRI pada bulan Agustus 2015 yaitu 11.5 persen. Berikut hasil analisis kriteria investasi pada ketiga pilihan dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22 Kriteria Investasi

Kriteria Investasi Pilihan I (6 sapi,1kandang)

Pilihan II (12 sapi, 1 kandang)

Pilihan III (16 sapi, 2 kandang)

NPV(Rp) 72 072 579.45 217 444 122.10 60 198 007.65 Net B/C 1.53 2.00 1.17 IRR (%) 24 34 15 PP (tahun) 6.28 4.66 9.63

Berdasarkan Tabel 22, terlihat bahwa pilihan I nilai NPV pada tingkat diskonto 11.5 persen memiliki nilai yang lebih besar dari pada nol. Hal ini menunjukan bahwa usaha peternakan sapi perah menurut nilai sekarang menguntungkan untuk dilaksanakan karena memberi manfaat bersih sekarang sebesar Rp 72.1 juta dalam jangka waktu 10 tahun. Untuk IRR diperoleh nilai sebesar 24 persen, berada di atas nilai diskonto yang digunakan yaitu sebesar 11.5 persen. Berdasarkan kriteria kelayakan, IRR usaha ini dinyatakan layak. Net B/C diperoleh nilai sebesar 1.53 atau lebih besar dari pada satu. Hal ini menunjukan bahwa pengeluaran investasi saat ini sebesar Rp 1 akan menghasilkan nilai pendapatan bersih sekarang sebesar Rp 1.53. Berdasarkan kriteria kelayakan, Net B/C usaha ini dinyatakan layak. Berdasarkan waktu pengembalian investasi terlihat bahwa pilihan I akan mencapai titik pengembalian investasi pada saat kegiatan usaha selama 6.28 tahun. Pengembalian investasi kurang dari umur proyek yang ditetapkan yaitu 10 tahun, berdasarkan kriteria kelayakan investasi menunjukan bahwa pilihan I layak untuk dijalankan.

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

41

Pada Pilihan II nilai NPV pada tingkat diskonto 11.5 persen memiliki nilai yang lebih besar dari pada nol. Hal ini menunjukan bahwa usaha peternakan sapi perah menurut nilai sekarang menguntungkan untuk dilaksanakan karena memberi manfaat bersih sekarang sebesar Rp 217.4 juta dalam jangka waktu 10 tahun. Untuk IRR diperoleh nilai sebesar 34 persen, berada di atas nilai diskonto yang digunakan yaitu sebesar 11.5 persen. Berdasarkan kriteria kelayakan, IRR usaha ini dinyatakan layak. Net B/C diperoleh nilai sebesar 2.00 atau lebih besar dari pada satu. Hal ini menunjukan bahwa pengeluaran investasi saat ini sebesar Rp 1 akan menghasilkan nilai pendapatan bersih sekarang sebesar Rp 2.00. Berdasarkan kriteria kelayakan, Net B/C usaha ini dinyatakan layak. Berdasarkan waktu pengembalian investasi terlihat bahwa pilihan II akan mencapai titik pengembalian investasi pada saat kegiatan usaha selama 4.66 tahun. Pengembalian investasi kurang dari umur proyek yang ditetapkan yaitu 10 tahun, berdasarkan kriteria kelayakan investasi menunjukan bahwa pilihan II layak untuk dijalankan.

Pada Pilihan III nilai NPV pada tingkat diskonto 11.5 persen memiliki nilai yang lebih besar dari pada nol. Hal ini menunjukan bahwa usaha peternakan sapi perah menurut nilai sekarang menguntungkan untuk dilaksanakan karena memberi manfaat bersih sekarang sebesar Rp 60.2 juta dalam jangka waktu 10 tahun. Untuk IRR diperoleh nilai sebesar 15 persen, berada di atas nilai diskonto yang digunakan yaitu sebesar 11.5 persen. Berdasarkan kriteria kelayakan, IRR usaha ini dinyatakan layak. Net B/C diperoleh nilai sebesar 1.17 atau lebih besar dari pada satu. Hal ini menunjukan bahwa pengeluaran investasi saat ini sebesar Rp 1 akan menghasilkan nilai pendapatan bersih sekarang sebesar Rp 1.17. Berdasarkan kriteria kelayakan, Net B/C usaha ini dinyatakan layak. Berdasarkan waktu pengembalian investasi terlihat bahwa pilihan III akan mencapai titik pengembalian investasi pada saat kegiatan usaha selama 9.63 tahun. Pengembalian investasi kurang dari umur proyek yang ditetapkan yaitu 10 tahun, berdasarkan kriteria kelayakan investasi menunjukan bahwa pilihan III layak untuk dijalankan. Berdasarkan kriteria investasi seluruh pilihan usaha ternak layak dijalankan dan yang paling layak yaitu ternak usaha pilihan II (peternak memiliki 12 ekor sapi dan satu unit kandang).

Analisis Switching Value

Analisis switching value merupakan perhitungan untuk mengukur seberapa besar perubahan maksimum dari suatu komponen inflow atau perubahan maksimum dari komponen outflow yang masih ditoleransi sehingga usaha masih layak dilaksanakan. Analisis ini merupakan variasi dari analisis sensitivitas. Hal ini dapat dilakukan dengan menghitung secara uji coba sehingga nilai NPV sama dengan nol, IRR sama dengan discount rate, dan Net B/C sama dengan satu. Namun apabila terjadi peningkatan melebihi batas yang ditentukan maka usaha tersebut tidak layak dijalankan.

Hasil analisis switching value usaha peternakan sapi perah di Kunak Bogor pada peternak usaha pilihan I, pilihan II dan pilihan III menggunakan 3 variabel yaitu peningkatan harga konsentrat, peningkatan harga ampas tahu, dan penurunan jumlah produksi susu atau harga susu per liter. Dengan menggunakan analisis

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

42

switching value ini dapat mengetahui seberapa besar perubahan variable-variabel tersebut agar NPV = 0.

Tabel 23 Batas Maksimum Perubahan Harga Konsentrat, Harga Ampas Tahu dan Jumlah Produksi Susu pada Pilihan I, II dan III

Perubahan Batas Perubahan %

Pilihan I (6 sapi, 1 kandang)

Pilihan II (12 sapi, 1 kandang)

Pilihan III (16 sapi, 2 kandang)

Peningkatan Harga Konsetrat 33.0 49.8 9.5 Peningkatan Harga Ampas Tahu 118.2 178.2 34.1

Penurunan jumlah produksi susu atau harga susu per liter 12.0 17.7 3.5

Berdasarkan hasil analisis switching value pada Tabel 23, menunjukkan bahwa maksimum peningkatan harga konsentrat atau peningkatan harga ampas tahu agar pilihan I tetap layak yaitu masing-masing sebesar 33.0 persen dan 118.2 persen. Jika terjadi penurunan produksi susu atau harga susu per liter pada pilihan I, minimum perubahan yang masih ditoleransi agar pilihan I tetap layak yaitu 12.0 persen. Pada pilihan II maksimum peningkatan harga konsentrat atau peningkatan harga ampas tahu agar usaha tetap layak yaitu masing-masing sebesar 49.8 persen dan 178.2 persen. Jika terjadi penurunan produksi susu atau harga susu per liter pada pilihan II, minimum perubahan yang masih ditoleransi agar pilihan II tetap layak yaitu 17.7 persen. Pada pilihan III maksimum peningkatan harga konsentrat atau peningkatan harga ampas tahu agar usaha tetap layak yaitu masing-masing sebesar 9.5 persen dan 34.1 persen. Jika terjadi penurunan produksi atau harga susu per liter pada pilihan III, minimum perubahan yang masih ditoleransi agar pilihan III tetap layak yaitu 3.5 persen. Perhitungan switching value pada pilihan I, pilihan II dan III dapat dilihat pada lampiran 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18 dan 19. Berdasarkan hasil analisis switching value perubahan yang paling berpengaruh terhadap kelayakan usaha sapi perah pada setiap pilihan usaha yaitu perubahan jumlah produksi susu atau harga susu per liter karena memiliki persentasi perubahan yang paling kecil dibandingkan perubahan harga konsentrat dan harga ampas tahu.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha yang yang telah dilakukan peternak di Kawasan usaha peternakan (Kunak) Kecamatan Cibungbulang dan Pamijahan, Kabupaten Bogor maka simpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan aspek non finansial, yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek

manajemen dan hukum, aspek sosial, budaya dan ekonomi serta aspek lingkungan, bahwa Usaha peternakan sapi perah di Kunak pada setiap pilihan usaha layak untuk dijalankan.

2. Usaha ternak pilihan I (peternak memiliki enam ekor sapi dan satu unit kandang), II (peternak memiliki 12 ekor sapi dan satu unit kandang) dan III

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

43

(peternak memiliki 16 ekor sapi dan dua unit kandang) layak untuk dijalankan karena semua kriteria investasi mampu dicapai. Pilihan I memiliki NPV sebesar Rp 72.1 juta, Net B/C sebesar 1.53, IRR sebesar 24 persen dan PP selama 6.28 tahun. Pilihan II memiliki NPV sebesar Rp 217.4 juta, Net B/C sebesar 2.00, IRR sebesar 34 persen dan PP selama 4.66 tahun. Pilihan III memiliki NPV sebesar Rp 60.2 juta, Net B/C sebesar 1.17, IRR sebesar 15 persen dan PP selama 9.63 tahun. Pilihan usaha yang paling layak yaitu pilihan II (peternak memiliki 12 ekor sapi dan satu unit kandang).

3. Pada pilihan I (peternak memiliki enam ekor sapi dan satu unit kandang) agar usaha tetap layak, maksimum peningkatan harga konsentrat, harga ampas tahu, dan maksimum penurunan produksi susu masing-masing sebesar 33.0 persen, 118.2 persen dan 12.0 persen. Pada pilihan II (peternak memiliki 12 ekor sapi dan satu unit kandang) agar usaha tetap layak, maksimum peningkatan harga konsentrat, harga ampas tahu, dan maksimum penurunan produksi susu masing-masing sebesar 49.8 persen, 178.2 persen dan 17.7 persen. Pada pilihan III (peternak memiliki 16 ekor sapi dan dua unit kandang) agar usaha tetap layak, maksimum peningkatan harga konsentrat, harga ampas tahu, dan maksimum penurunan produksi susu masing-masing sebesar 9.5 persen, 34.1 persen dan 3.5 persen. Perubahan yang paling berpengaruh terhadap kelayakan usaha sapi perah pada setiap pilihan usaha yaitu perubahan jumlah produksi susu atau harga susu per liter karena memiliki persentasi perubahan yang paling kecil dibandingkan perubahan harga konsentrat dan harga ampas tahu.

Saran

1. Peternak sapi perah di Kunak sebaiknya memanfaatkan hasil dari kotoran sapi perah untuk dijadikan pupuk kandang, hal ini diharapkan mampu menambah pendapatan usaha dari penjualan pupuk kandang tersebut.

2. Peternak sapi perah di Kunak sebaiknya menggunakan kandang sesuai kapasitasnya dengan saling bekerjasama agar penggunaan kandang menjadi optimal.

3. Peternak sapi perah di Kunak dalam menjalankan usahanya harus selalu memperhatikan perubahan hasil produksi susu atau harga susu, hal ini dikarenakan berdasarkan perhitungan switching value pada semua pilihan usaha ternak, terdapat suatu kondisi dimana menjadikan usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

[Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan] Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2015. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Gittinger. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Jakarta (ID): UI Press.

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

44

Harahap DM. 2011. Analisis kelayakan usaha sapi perah PT. Rejo Saribumi Unit Tapos Kecamatan Ciawi Bogor, Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Hermanto BT. 2010. Analisis kelayakan usaha sapi perah Kelompok Ternak Baru Sireum di Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Husnan S, Muhammad S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta (ID): AMP YKPN

Kasmir, Jakfar. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): Kencana Prenada Media Group.

Londa P,Waleleng P, Legrans R, Elly F. 2013. Analisis break even point (BEP) usaha ternak sapi perah “Tarekat MSC” di Kelurahan Pinaras Kota Tomohon. Jurnal Zootek. 32(1): 158-166.

Makin. 2011. Tata Laksana Peternakan Sapi Perah. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.

Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2014. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

[Kemenperin] Kementerian Perindustrian. 2015. Konsumsi susu masih 11.09 Liter per kapita [Internet]. [diunduh 2015 Juli 26]. Tersedia pada: http://www.kemenperin.go.id/artikel/8890/Konsumsi-Susu-Masih 11,09-Liter-per-Kapita.

Saragih B. 2015. Suara Agribisnis 2. Bogor (ID): PT Permata Wacana Lestari. Sidhikah D, 2014. Analisis efisiensi produksi dan peran koperasi terhadap usaha

ternak sapi perah di Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sinambela D. 2013. Analisis kelayakan usaha sapi perah Kelompok KANIA di Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sudono A, Rosdiana RF, Setiawan BS. 2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif. Bogor (ID): Agromedia Pustaka.

Umar H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama.

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

45

LAMPIRAN

Lampiran 1 Populasi Sapi Perah menurut Provinsi (ekor)

No Provinsi Tahun 2011 2012 2013 2014

1 Aceh 31 28 25 90 2 Sumatera Utara 894 1057 1901 1088 3 Sumatera Barat 484 646 1101 674 4 Riau 172 228 266 143 5 Jambi 81 66 64 64 6 Sumatera Selatan 154 130 324 95 7 Bengkulu 247 277 183 190 8 Lampung 201 346 268 285 9 Kep. Bangka Belitung 119 126 408 147

10 Kep. Riau - - - 6 11 DKI Jakarta 2728 2775 2686 2638 12 Jawa Barat 139970 136054 103832 123140 13 Jawa Tengah 149931 154398 103794 122566 14 DI Yogyakarta 3522 3934 4326 3990 15 Jawa Timur 296350 308841 222910 245246 16 Banten 19 44 31 36 17 Bali 139 133 107 97 18 Nusa Tenggara Barat 18 18 18 - 19 Nusa Tenggara Timur 32 34 39 45 20 Kalimantan Barat 227 290 169 49 21 Kalimantan Tengah - - - - 22 Kalimantan Selatan 110 209 156 232 23 Kalimantan Timur 32 42 28 77 24 Kalimantan Utara - - - 2 25 Sulawesi Utara 22 216 106 88 26 Sulawesi Tengah 8 8 10 10 27 Sulawesi Selatan 1690 1961 1426 1464 28 Sulawesi Tenggara - - - 9 29 Gorontalo 8 16 14 13 30 Sulawesi Barat 13 48 44 32 31 Maluku - - 1 - 32 Maluku Utara - - - - 33 Papua Barat - - - - 34 Papua 11 15 5 -

Indonesia 597213 611940 444242 502516 Sumber: Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan 2015

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

46

Lampiran 2 Penyusutan dan nilai sisa peternak sapi perah pilihan I (peternak yang memiliki enam ekor sapi dan satu unit kandang) No. Komponen Biaya Satuan Jumlah Harga satuan (Rp) JumlahBiaya (Rp) Umur Ekonomis (thn) Penyusutan per tahun (Rp) Nilai sisa 1 Kavling a. lahan tanpa kandang dan rumah kavling 1 38 500 000 38 500 000 38 500 000.00 b. kandang unit 1 15 000 000 15 000 000 10 1 500 000.00 0.00 c. rumah unit 1 15 500 000 15 500 000 10 1 550 000.00 0.00 2 Sapi laktasi 1 ekor 4 17 000 000 68 000 000 5 13 600 000.00 0.00 3 Sapi dara 2 tahun ekor 2 14 000 000 28 000 000 6 4 666 666.67 9 333 333.33 4 milk can unit 2 450 000 900 000 10 90 000.00 0.00 5 ember buah 3 10 000 30 000 2 15 000.00 0.00 6 sikat unit 1 6 000 6 000 2 3 000.00 0.00 7 sekop unit 1 35 000 35 000 3 11 666.67 23 333.33 8 cangkul unit 1 35 000 35 000 3 11 666.67 23 333.33 9 selang m 14 10 000 140 000 3 46 666.67 93 333.33 10 arit unit 1 16 000 16 000 5 3 200.00 0.00 11 tong unit 2 300 000 600 000 10 60 000.00 0.00

Total 166762000 21 557 866.67 47 973 333.33

Lampiran 3 Penyusutan dan nilai sisa peternak sapi perah pilihan II (peternak yang memiliki 12 ekor sapi dan satu unit kandang) No. Komponen Biaya Satuan Jumlah Harga satuan (Rp) JumlahBiaya (Rp) Umur Ekonomis (thn) Penyusutan per tahun (Rp) Nilai sisa

1 Kavling a. lahan tanpa kandang dan rumah kavling 1 38 500 000 38 500 000 38 500 000.00 b. kandang unit 1 15 000 000 15 000 000 10 1 500 000.00 0.00 c. rumah unit 1 15 500 000 15 500 000 10 1 550 000.00 0.00

2 Sapi laktasi 1 ekor 9 17 000 000 153 000 000 5 30 600 000.00 0.00 3 Sapi dara 2 tahun ekor 3 14 000 000 42 000 000 6 7 000 000.00 14 000 000.00 4 milk can unit 3 450 000 1 350 000 10 135 000.00 0.00 5 ember buah 3 10 000 30 000 2 15 000.00 0.00 6 sikat unit 1 6 000 6 000 2 3 000.00 0.00 7 sekop unit 1 35 000 35 000 3 11 666.67 23 333.33 8 cangkul unit 1 35 000 35 000 3 11 666.67 23 333.33 9 selang m 16 10 000 160 000 3 53 333.33 106 666.67

10 arit unit 1 16 000 16 000 5 3 200.00 0.00 11 tong unit 2 300 000 600 000 10 60 000.00 0.00

Total 266 232 000 40 942 866.67 52 653 333.33

46

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

47

Lampiran 4 Penyusutan dan nilai sisa peternak sapi perah pilihan III (peternak yang memiliki 16 ekor sapi dan dua unit kandang) No. Komponen Biaya Satuan Jumlah Harga satuan (Rp) JumlahBiaya (Rp) Umur Ekonomis (thn) Penyusutan per tahun (Rp) Nilai sisa

1 Kavling a. lahan tanpa kandang dan rumah kavling 2 38 500 000 77 000 000 77 000 000.00 b. kandang unit 2 15 000 000 30 000 000 10 3 000 000.00 0.00 c. rumah unit 2 15 500 000 31 000 000 10 3 100 000.00 0.00

2 Sapi laktasi 1 ekor 12 17 000 000 204 000 000 5 40 800 000.00 0.00 3 Sapi dara 2 tahun ekor 4 14 000 000 56 000 000 6 9 333 333.33 18 666 666.67 4 milk can unit 4 450 000 1 890 000 10 189 000.00 0.00 5 ember buah 4 10 000 40 000 2 20 000.00 0.00 6 sikat unit 2 6 000 12 000 2 6 000.00 0.00 7 sekop unit 2 35 000 70 000 3 23 333.33 46 666.67 8 cangkul unit 2 35 000 70 000 3 23 333.33 46 666.67 9 selang m 24 10 000 240 000 3 80 000.00 160 000.00

10 arit unit 2 16 000 32 000 5 6 400.00 0.00 11 tong unit 3 300 000 900 000 10 90 000.00 0.00

Total 40 1254 000 56 671 400.00 95 920 000.00

Lampiran 5 Laba rugi peternak sapi perah pilihan I (peternak yang memiliki enam ekor sapi dan satu unit kandang) No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 penerimaan

1. penjualan susu 68699280 86706360 86706360 86706360 86706360 155405640 86706360 86706360 86706360 86706360 2. penjualan induk afkir 27000000 9000000 3. penjualan pedet betina 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 4. penjualan pedet jantan 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000

Total penerimaan 68699280 116706360 116706360 116706360 116706360 212405640 125706360 116706360 116706360 116706360 2 Biaya Operasional-Tetap

1. tagihan listrik 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 2. Gaji karyawan 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 3. Telepon 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 4. PBB 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 5. Transportasi 1800000 1800000 1800000 1800000 1800000 1800000 1800000 1800000 1800000 1800000 6. Biaya penyusutan 21557866.67 21557866.67 21557866.67 21557866.67 21557866.67 21557866.67 21557866.67 21557866.67 21557866.67 21557866.67

Total biaya operasional-tetap 43507866.67 43507866.67 43507866.67 43507866.67 43507866.67 43507866.67 43507866.67 43507866.67 43507866.67 43507866.67 3 Biaya Operasional-Variabel

1. jumlah pakan a. Konsentrat 34776000 34776000 34776000 34776000 34776000 57960000 46368000 34776000 34776000 34776000 b. Ampas tahu 9720000 9720000 9720000 9720000 9720000 16200000 12960000 9720000 9720000 9720000 2. Vitamin 180000 180000 180000 180000 180000 300000 240000 180000 180000 180000 3. IB 120000 120000 120000 120000 120000 300000 240000 120000 120000 120000 4. Obat-obatn 200000 200000 200000 200000 200000 500000 400000 200000 200000 200000 5. Vaselin/Pelumas 12000 18000 18000 18000 18000 30000 18000 18000 18000 18000

47

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

48

No. Uraian Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Total biaya operasional-Variabel 45008000 45014000 45014000 45014000 45014000 75290000 60226000 45014000 45014000 45014000 Total biaya 88515866.67 88521866.67 88521866.67 88521866.67 88521866.67 118797866.7 103733866.7 88521866.67 88521866.67 88521866.67 Laba sebelum pajak -19816586.67 28184493.33 28184493.33 28184493.33 28184493.33 93607773.33 21972493.33 28184493.33 28184493.33 28184493.33 pajak pendapatan usaha (25%) 0 7046123.333 7046123.333 7046123.333 7046123.333 23401943.33 5493123.333 7046123.333 7046123.333 7046123.333 Laba bersih -19816586.67 21138370 21138370 21138370 21138370 70205830 16479370 21138370 21138370 21138370

Lampiran 6 Laba rugi peternak sapi perah pilihan II (peternak yang memiliki 12 ekor sapi dan satu unit kandang) No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 penerimaan

1. penjualan susu 154573380 181584000 181584000 181584000 181584000 336157380 181584000 181584000 176136480 176136480 2. penjualan induk afkir 81000000 27000000 3. penjualan pedet betina 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 4. penjualan pedet jantan 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000

Total penerimaan 154573380 241584000 241584000 241584000 241584000 477157380 268584000 241584000 236136480 236136480 2 Biaya Operasional-Tetap

1. tagihan listrik 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 2. Gaji karyawan 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 3. Telepon 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 4. PBB 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 5. Transportasi 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 6. Biaya penyusutan 40942866.67 40942866.67 40942866.67 40942866.67 40942866.67 40942866.67 40942866.67 40942866.67 40942866.67 40942866.67

Total biaya operasional-tetap 80124866.67 80124866.67 80124866.67 80124866.67 80124866.67 80124866.67 80124866.67 80124866.67 80124866.67 80124866.67 3 Biaya Operasional-Variabel

1. jumlah pakan a. Konsentrat 69552000 69552000 69552000 69552000 69552000 121716000 86940000 69552000 69552000 69552000 b. Ampas tahu 19440000 19440000 19440000 19440000 19440000 34020000 24300000 19440000 19440000 19440000 2. Vitamin 360000 360000 360000 360000 360000 630000 450000 360000 360000 360000 3. IB 360000 360000 360000 360000 360000 630000 450000 360000 360000 360000 4. Obat-obatn 600000 600000 600000 600000 600000 1050000 750000 600000 600000 600000 5. Vaselin/Pelumas 27000 36000 36000 36000 36000 63000 36000 36000 36000 36000

Total biaya operasional-Variabel 90339000 90348000 90348000 90348000 90348000 158109000 112926000 90348000 90348000 90348000 Total biaya 170463866.7 170472866.7 170472866.7 170472866.7 170472866.7 238233866.7 193050866.7 170472866.7 170472866.7 170472866.7 Laba sebelum pajak -15890486.67 71111133.33 71111133.33 71111133.33 71111133.33 238923513.3 75533133.33 71111133.33 65663613.33 65663613.33 pajak pendapatan usaha (25%) 0 17777783.33 17777783.33 17777783.33 17777783.33 59730878.33 18883283.33 17777783.33 16415903.33 16415903.33 Laba bersih -15890486.67 53333350 53333350 53333350 53333350 179192635 56649850 53333350 49247710 49247710

48

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

49

Lampiran 7 Laba rugi peternak sapi perah pilihan III (peternak yang memiliki 16 ekor sapi dan dua unit kandang) No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 penerimaan

1. penjualan susu 206097840 231216960 231216960 231216960 231216960 437314800 289021200 289021200 289021200 289021200 2. penjualan induk afkir 108000000 36000000 3. penjualan pedet betina 30000000 30000000 30000000 30000000 30000000 40000000 40000000 40000000 40000000 4. penjualan pedet jantan 50000000 50000000 50000000 50000000 50000000 60000000 60000000 60000000 60000000

Total Penerimaan 206097840 311216960 311216960 311216960 311216960 625314800 425021200 389021200 389021200 389021200 2 Biaya Operasional-Tetap

1. tagihan listrik 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2. Gaji karyawan 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 3. Telepon 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 4. PBB 700000 700000 700000 700000 700000 700000 700000 700000 700000 700000 5. Transportasi 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 6. Biaya penyusutan

Total biaya operasional-tetap 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 3 Biaya Operasional-Variabel

1. jumlah pakan a. Konsentrat 92736000 92736000 92736000 92736000 92736000 185472000 139104000 115920000 115920000 115920000 b. Ampas tahu 25920000 25920000 25920000 25920000 25920000 51840000 38880000 32400000 32400000 32400000 2. Vitamin 480000 480000 480000 480000 480000 960000 720000 600000 600000 600000 3. IB 800000 800000 800000 800000 800000 1600000 1200000 1000000 1000000 1000000 4. Obat-obatn 480000 480000 480000 480000 480000 960000 720000 600000 600000 600000 5. Vaselin/Pelumas 36000 48000 48000 48000 48000 84000 48000 48000 48000 48000

Total biaya Variabel 120452000 120464000 120464000 120464000 120464000 240916000 180672000 150568000 150568000 150568000 Total outflow 201480000 201492000 201492000 201492000 201492000 321944000 261700000 231596000 231596000 231596000 Laba sebelum pajak 4617840 109724960 109724960 109724960 109724960 303370800 163321200 157425200 157425200 157425200 pajak pendapatan usaha (25%) 1154460 27431240 27431240 27431240 27431240 75842700 40830300 39356300 39356300 39356300 Laba bersih 3463380 82293720 82293720 82293720 82293720 227528100 122490900 118068900 118068900 118068900

49

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

50

Lampiran 8 Cashflow peternak sapi perah pilihan I (peternak yang memiliki enam ekor sapi dan satu unit kandang) No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A. INFLOW

1 penerimaan 1. penjualan susu 68699280 86706360 86706360 86706360 86706360 155405640 86706360 86706360 86706360 86706360 2. penjualan induk afkir 27000000 9000000 3. penjualan pedet betina 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 4. penjualan pedet jantan 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000

2 Nilai sisa 47973333.33 Total In Flow 68699280 116706360 116706360 116706360 116706360 212405640 125706360 116706360 116706360 164679693.3

B. Outflow I. Investasi

1 lahan 38500000 2 Kandang 15000000 3 rumah 15500000 4 Sapi laktasi 1 56000000 56000000 5 Sapi dara 2 tahun 28000000 28000000 6 milk can 900000 7 ember 30000 30000 30000 30000 30000 8 sikat 6000 6000 6000 6000 6000 9 sekop 35000 35000 35000 35000

10 cangkul 35000 35000 35000 35000 11 selang 140000 140000 140000 140000 12 arit 16000 16000 13 tong 600000

Total Investasi 154762000 0 36000 210000 36000 56016000 28246000 0 36000 210000 II. Biaya Operasional a. Biaya Tetap

1 tagihan listrik 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 2 Gaji karyawan 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 3 Telepon 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 4 PBB 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 5 Transportasi 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000

Total biaya tetap 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 b. Biaya Variabel

1 jumlah pakan a. Konsentrat 34776000 34776000 34776000 34776000 34776000 57960000 46368000 34776000 34776000 34776000 b. Ampas tahu 9720000 9720000 9720000 9720000 9720000 16200000 12960000 9720000 9720000 9720000

2 Vitamin 180000 180000 180000 180000 180000 300000 240000 180000 180000 180000 3 IB 120000 120000 120000 120000 120000 300000 240000 120000 120000 120000 4 Obat-obatn 200000 200000 200000 200000 200000 500000 400000 200000 200000 200000 5 Vaselin/Pelumas 12000 18000 18000 18000 18000 30000 18000 18000 18000 18000 6 pajak 0 7046123.333 7046123.333 7046123.333 7046123.333 23401943.33 5493123.333 7046123.333 7046123.333 7046123.333

48

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

51

No. Uraian Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Total Biaya Variabel 45008000 52060123.33 52060123.33 52060123.33 52060123.33 98691943.33 65719123.33 52060123.33 52060123.33 52060123.33 Total Out Flow 220952000 73242123.33 73278123.33 73452123.33 73278123.33 175889943.3 115147123.3 73242123.33 73278123.33 73452123.33

Net Benefit -152252720 43464236.67 43428236.67 43254236.67 43428236.67 36515696.67 10559236.67 43464236.67 43428236.67 91227570 DF 11.5 % 0.896860987 0.804359629 0.721398771 0.646994413 0.580264048 0.520416186 0.466740974 0.418601771 0.375427597 0.336706365 PV per Tahun -136549524.7 34960877.29 31329076.54 27985249.46 25199844.39 19003359.6 4928428.408 18194206.42 16304158.53 30716903.48 NPV 72072579.45 IRR 0.24 PV Positif 208622104.1 PV Negatif -136549524.7 N B/C 1.53 Manfaat bersih rata-rata/tahun 24651720.33 PBP 6.28

Lampiran 9 Cashflow peternak sapi perah pilihan II (peternak yang memiliki 12 ekor sapi dan satu unit kandang) No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A. INFLOW

1 penerimaan 1. penjualan susu 154573380 181584000 181584000 181584000 181584000 336157380 181584000 181584000 176136480 176136480 2. penjualan induk afkir 81000000 27000000 3. penjualan pedet betina 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 4. penjualan pedet jantan 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000

2 Nilai sisa 52653333.33 Total In Flow 154573380 241584000 241584000 241584000 241584000 477157380 268584000 241584000 236136480 288789813.3

B. Outflow I. Investasi

1 lahan 38500000 2 Kandang 15000000 3 rumah 15500000 4 Sapi laktasi 1 153000000 153000000 5 Sapi dara 2 tahun 42000000 42000000 6 milk can 1350000 7 ember 30000 30000 30000 30000 30000 8 sikat 6000 6000 6000 6000 6000 9 sekop 35000 35000 35000 35000

10 cangkul 35000 35000 35000 35000 11 selang 160000 160000 160000 160000 12 arit 16000 16000 13 tong 600000

Total Investasi 266232000 0 36000 230000 36000 153016000 42266000 0 36000 230000 II. Biaya Operasional a. Biaya Tetap

51

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

52

No. Uraian Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 tagihan listrik 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 2 Gaji karyawan 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 3 Telepon 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 4 PBB 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 5 Transportasi 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000

Total biaya tetap 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 b. Biaya Variabel

1 jumlah pakan a. Konsentrat 69552000 69552000 69552000 69552000 69552000 121716000 86940000 69552000 69552000 69552000 b. Ampas tahu 19440000 19440000 19440000 19440000 19440000 34020000 24300000 19440000 19440000 19440000

2 Vitamin 360000 360000 360000 360000 360000 630000 450000 360000 360000 360000 3 IB 360000 360000 360000 360000 360000 630000 450000 360000 360000 360000 4 Obat-obatn 600000 600000 600000 600000 600000 1050000 750000 600000 600000 600000 5 Vaselin/Pelumas 27000 36000 36000 36000 36000 63000 36000 36000 36000 36000 6 pajak 0 17777783.33 17777783.33 17777783.33 17777783.33 59730878.33 18883283.33 17777783.33 16415903.33 16415903.33

Total Biaya Variabel 90339000 108125783.3 108125783.3 108125783.3 108125783.3 217839878.3 131809283.3 108125783.3 106763903.3 106763903.3 Total Out Flow 397085000 148639783.3 148675783.3 148869783.3 148675783.3 411369878.3 214589283.3 148639783.3 147313903.3 147507903.3

Net Benefit -242511620 92944216.67 92908216.67 92714216.67 92908216.67 65787501.67 53994716.67 92944216.67 88822576.67 141281910 DF 11.5 % 0.896860987 0.804359629 0.721398771 0.646994413 0.580264048 0.520416186 0.466740974 0.418601771 0.375427597 0.336706365 PV per Tahun -217499210.8 74760575.65 67023873.28 59985580.2 53911297.86 34236880.72 25201546.66 38906613.66 33346446.51 47570518.35 NPV 217444122.1 IRR 0.34 PV Positif 434943332.9 PV Negatif -217499210.8 N B/C 2.00 Manfaat bersih rata-rata/tahun 57179416.83 PBP 4.66

Lampiran 10 Cashflow peternak sapi perah pilihan III (peternak yang memiliki 16 ekor sapi dan dua unit kandang) No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A. INFLOW

1 penerimaan 1. penjualan susu 206097840 231216960 231216960 231216960 231216960 437314800 289021200 289021200 289021200 289021200 2. penjualan induk afkir 108000000 36000000 3. penjualan pedet betina 30000000 30000000 30000000 30000000 30000000 40000000 40000000 40000000 40000000 4. penjualan pedet jantan 50000000 50000000 50000000 50000000 50000000 60000000 60000000 60000000 60000000

2 Nilai sisa 42473333.33 Total In Flow 206097840 311216960 311216960 311216960 311216960 625314800 425021200 389021200 389021200 431494533.3

B. Outflow I. Investasi

52

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

53

No. Uraian Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 lahan 77000000

2 Kandang 30000000 3 rumah 31000000 4 Sapi laktasi 1 204000000 204000000 5 Sapi dara 2 tahun 56000000 56000000 6 milk can 1890000 7 ember 40000 40000 40000 40000 40000 8 sikat 12000 12000 12000 12000 12000 9 sekop 70000 70000 70000 70000

10 cangkul 70000 70000 70000 70000 11 selang 240000 240000 240000 240000 12 arit 32000 32000 13 tong 900000

Total Investasi 401254000 0 52000 380000 52000 204032000 56432000 0 52000 380000 II. Biaya Operasional a. Biaya Tetap

1 tagihan listrik 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2 Gaji karyawan 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 3 Telepon 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 4 PBB 700000 700000 700000 700000 700000 700000 700000 700000 700000 700000 5 Transportasi 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000

Total biaya tetap 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 b. Biaya Variabel

1 jumlah pakan a. Konsentrat 92736000 92736000 92736000 92736000 92736000 185472000 139104000 115920000 115920000 115920000 b. Ampas tahu 25920000 25920000 25920000 25920000 25920000 51840000 38880000 32400000 32400000 32400000

2 Vitamin 480000 480000 480000 480000 480000 960000 720000 600000 600000 600000 3 IB 800000 800000 800000 800000 800000 1600000 1200000 1000000 1000000 1000000 4 Obat-obatn 480000 480000 480000 480000 480000 960000 720000 600000 600000 600000 5 Vaselin/Pelumas 36000 48000 48000 48000 48000 84000 48000 48000 48000 48000 6 pajak 1154460 27431240 27431240 27431240 27431240 75842700 40830300 39356300 39356300 39356300

Total Biaya Variabel 121606460 147895240 147895240 147895240 147895240 316758700 221502300 189924300 189924300 189924300 Total Out Flow 603888460 228923240 228975240 229303240 228975240 601818700 358962300 270952300 271004300 271332300

Net Benefit -397790620 82293720 82241720 81913720 82241720 23496100 66058900 118068900 118016900 160162233.3 DF 11.5 % 0.896860987 0.804359629 0.721398771 0.646994413 0.580264048 0.520416186 0.466740974 0.418601771 0.375427597 0.336706365 PV per Tahun -356762887.9 66193746.1 59329075.7 52997719.19 47721913.33 12227750.75 30832395.34 49423850.59 44306801.16 53927643.39 NPV 60198007.65 IRR 0.15 PV Positif 416960895.5 PV Negatif -356762887.9 N B/C 1.17

Manfaat bersih rata-rata/tahun 41670329.33 PBP 9.63

53

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

54

Lampiran 11 Switching value peningkatan harga konsentrat sebesar 33.0 persen pada pilihan I

No. Uraian Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A. INFLOW 1 penerimaan

1. penjualan susu 68699280 86706360 86706360 86706360 86706360 155405640 86706360 86706360 86706360 86706360 2. penjualan induk afkir 27000000 9000000 3. penjualan pedet betina 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 4. penjualan pedet jantan 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000

2 Nilai sisa 47973333.33 Total In Flow 68699280 116706360 116706360 116706360 116706360 212405640 125706360 116706360 116706360 164679693.3

B. Outflow I. Investasi

1 lahan 38500000 2 Kandang 15000000 3 rumah 15500000 4 Sapi laktasi 1 56000000 56000000 5 Sapi dara 2 tahun 28000000 28000000 6 milk can 900000 7 ember 30000 30000 30000 30000 30000 8 sikat 6000 6000 6000 6000 6000 9 sekop 35000 35000 35000 35000

10 cangkul 35000 35000 35000 35000 11 selang 140000 140000 140000 140000 12 arit 16000 16000 13 tong 600000

Total Investasi 154762000 0 36000 210000 36000 56016000 28246000 0 36000 210000 II. Biaya Operasional a. Biaya Tetap

1 tagihan listrik 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 2 Gaji karyawan 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 3 Telepon 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 4 PBB 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 5 Transportasi 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000

Total biaya tetap 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 b. Biaya Variabel

1 jumlah pakan a. Konsentrat 46252080 46252080 46252080 46252080 46252080 77086800 61669440 46252080 46252080 46252080 b. Ampas tahu 9720000 9720000 9720000 9720000 9720000 16200000 12960000 9720000 9720000 9720000

2 Vitamin 180000 180000 180000 180000 180000 300000 240000 180000 180000 180000 3 IB 120000 120000 120000 120000 120000 300000 240000 120000 120000 120000 4 Obat-obatn 200000 200000 200000 200000 200000 500000 400000 200000 200000 200000 5 Vaselin/Pelumas 12000 18000 18000 18000 18000 30000 18000 18000 18000 18000 6 pajak 0 7046123.333 7046123.333 7046123.333 7046123.333 23401943.33 5493123.333 7046123.333 7046123.333 7046123.333

54

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

55

No. Uraian Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Total Biaya Variabel 56484080 63536203.33 63536203.33 63536203.33 63536203.33 117818743.3 81020563.33 63536203.33 63536203.33 63536203.33 Total Out Flow 232428080 84718203.33 84754203.33 84928203.33 84754203.33 195016743.3 130448563.3 84718203.33 84754203.33 84928203.33

Net Benefit -163728800 31988156.67 31952156.67 31778156.67 31952156.67 17388896.67 -4742203.333 31988156.67 31952156.67 79751490 DF 11.5 % 0.896860987 0.804359629 0.721398771 0.646994413 0.580264048 0.520416186 0.466740974 0.418601771 0.375427597 0.336706365 PV per Tahun -146841973.1 25729981.83 23050246.54 20560289.82 18540687.76 9049463.285 -2213380.603 13390299.02 11995721.39 26852834.3 NPV 0 IRR 0.115 PV Positif 146956143.3 PV Negatif -146841973.1 N B/C 1 Manfaat bersih rata-rata/tahun 12028032.33 PBP 12.87

Lampiran 12 Switching value peningkatan harga konsentrat sebesar 49.8 persen pada pilihan II No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A. INFLOW

1 penerimaan 1. penjualan susu 154573380 181584000 181584000 181584000 181584000 336157380 181584000 181584000 176136480 176136480 2. penjualan induk afkir 81000000 27000000 3. penjualan pedet betina 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 4. penjualan pedet jantan 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000

2 Nilai sisa 52653333.33 Total In Flow 154573380 241584000 241584000 241584000 241584000 477157380 268584000 241584000 236136480 288789813.3

B. Outflow I. Investasi

1 lahan 38500000 2 Kandang 15000000 3 rumah 15500000 4 Sapi laktasi 1 153000000 153000000 5 Sapi dara 2 tahun 42000000 42000000 6 milk can 1350000 7 ember 30000 30000 30000 30000 30000 8 sikat 6000 6000 6000 6000 6000 9 sekop 35000 35000 35000 35000

10 cangkul 35000 35000 35000 35000 11 selang 160000 160000 160000 160000 12 arit 16000 16000 13 tong 600000

Total Investasi 266232000 0 36000 230000 36000 153016000 42266000 0 36000 230000 II. Biaya Operasional a. Biaya Tetap

55

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

56

No. Uraian Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 tagihan listrik 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 2 Gaji karyawan 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 3 Telepon 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 4 PBB 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 5 Transportasi 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000

Total biaya tetap 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 b. Biaya Variabel

1 jumlah pakan a. Konsentrat 104188896 104188896 104188896 104188896 104188896 182330568 130236120 104188896 104188896 104188896 b. Ampas tahu 19440000 19440000 19440000 19440000 19440000 34020000 24300000 19440000 19440000 19440000

2 Vitamin 360000 360000 360000 360000 360000 630000 450000 360000 360000 360000 3 IB 360000 360000 360000 360000 360000 630000 450000 360000 360000 360000 4 Obat-obatn 600000 600000 600000 600000 600000 1050000 750000 600000 600000 600000 5 Vaselin/Pelumas 27000 36000 36000 36000 36000 63000 36000 36000 36000 36000 6 pajak 0 17777783.33 17777783.33 17777783.33 17777783.33 59730878.33 18883283.33 17777783.33 16415903.33 16415903.33

Total Biaya Variabel 124975896 142762679.3 142762679.3 142762679.3 142762679.3 278454446.3 175105403.3 142762679.3 141400799.3 141400799.3 Total Out Flow 431721896 183276679.3 183312679.3 183506679.3 183312679.3 471984446.3 257885403.3 183276679.3 181950799.3 182144799.3

Net Benefit -277148516 58307320.67 58271320.67 58077320.67 58271320.67 5172933.667 10698596.67 58307320.67 54185680.67 106645014 DF 11.5 % 0.896860987 0.804359629 0.721398771 0.646994413 0.580264048 0.520416186 0.466740974 0.418601771 0.375427597 0.336706365 PV per Tahun -248563691.5 46900054.83 42036859.09 37575702 33812752.39 2692078.41 4993473.43 24407547.67 20342799.88 35908055 NPV 0 IRR 0.115 PV Positif 248669322.7 PV Negatif -248563691.5 N B/C 1 Manfaat bersih rata-rata/tahun 19078831.23 PBP 13.95

Lampiran 13 Switching value peningkatan harga konsentrat sebesar 9.5 persen pada pilihan III No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A. INFLOW

1 penerimaan 1. penjualan susu 206097840 231216960 231216960 231216960 231216960 437314800 289021200 289021200 289021200 289021200 2. penjualan induk afkir 108000000 36000000 3. penjualan pedet betina 30000000 30000000 30000000 30000000 30000000 40000000 40000000 40000000 40000000 4. penjualan pedet jantan 50000000 50000000 50000000 50000000 50000000 60000000 60000000 60000000 60000000

2 Nilai sisa 42473333.33 Total In Flow 206097840 311216960 311216960 311216960 311216960 625314800 425021200 389021200 389021200 431494533.3

B. Outflow I. Investasi

1 lahan 77000000

56

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

57

No. Uraian Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2 Kandang 30000000

3 rumah 31000000 4 Sapi laktasi 1 204000000 204000000 5 Sapi dara 2 tahun 56000000 56000000 6 milk can 1890000 7 ember 40000 40000 40000 40000 40000 8 sikat 12000 12000 12000 12000 12000 9 sekop 70000 70000 70000 70000

10 cangkul 70000 70000 70000 70000 11 selang 240000 240000 240000 240000 12 arit 32000 32000 13 tong 900000

Total Investasi 401254000 0 52000 380000 52000 204032000 56432000 0 52000 380000 II. Biaya Operasional a. Biaya Tetap

1 tagihan listrik 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2 Gaji karyawan 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 3 Telepon 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 4 PBB 700000 700000 700000 700000 700000 700000 700000 700000 700000 700000 5 Transportasi 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000

Total biaya tetap 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 b. Biaya Variabel

1 jumlah pakan a. Konsentrat 101583014.4 101583014.4 101583014.4 101583014.4 101583014.4 203166028.8 152374521.6 126978768 126978768 126978768 b. Ampas tahu 25920000 25920000 25920000 25920000 25920000 51840000 38880000 32400000 32400000 32400000

2 Vitamin 480000 480000 480000 480000 480000 960000 720000 600000 600000 600000 3 IB 800000 800000 800000 800000 800000 1600000 1200000 1000000 1000000 1000000 4 Obat-obatn 480000 480000 480000 480000 480000 960000 720000 600000 600000 600000 5 Vaselin/Pelumas 36000 48000 48000 48000 48000 84000 48000 48000 48000 48000 6 pajak 1154460 27431240 27431240 27431240 27431240 75842700 40830300 39356300 39356300 39356300

Total Biaya Variabel 130453474.4 156742254.4 156742254.4 156742254.4 156742254.4 334452728.8 234772821.6 200983068 200983068 200983068 Total Out Flow 612735474.4 237770254.4 237822254.4 238150254.4 237822254.4 619512728.8 372232821.6 282011068 282063068 282391068

Net Benefit -406637634.4 73446705.6 73394705.6 73066705.6 73394705.6 5802071.2 52788378.4 107010132 106958132 149103465.3 DF 11.5 % 0.896860987 0.804359629 0.721398771 0.646994413 0.580264048 0.520416186 0.466740974 0.418601771 0.375427597 0.336706365 PV per Tahun -364697430 59077564.88 52946850.39 47273750.3 42588308.94 3019491.766 24638499.16 44794630.72 40155034.47 50204085.81 NPV 0 IRR 0.115 PV Positif 364698216.4 PV Negatif -364697430 N B/C 1 Manfaat bersih rata-rata/tahun 30832736.69

PBP 13.01

57

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

58

Lampiran 14 Switching value peningkatan harga ampas tahu sebesar 118.2 persen pada pilihan I No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A. INFLOW

1 penerimaan 1. penjualan susu 68699280 86706360 86706360 86706360 86706360 155405640 86706360 86706360 86706360 86706360 2. penjualan induk afkir 27000000 9000000 3. penjualan pedet betina 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 4. penjualan pedet jantan 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000

2 Nilai sisa 47973333.33 Total In Flow 68699280 116706360 116706360 116706360 116706360 212405640 125706360 116706360 116706360 164679693.3

B. Outflow I. Investasi

1 lahan 38500000 2 Kandang 15000000 3 rumah 15500000 4 Sapi laktasi 1 56000000 56000000 5 Sapi dara 2 tahun 28000000 28000000 6 milk can 900000 7 ember 30000 30000 30000 30000 30000 8 sikat 6000 6000 6000 6000 6000 9 sekop 35000 35000 35000 35000

10 cangkul 35000 35000 35000 35000 11 selang 140000 140000 140000 140000 12 arit 16000 16000 13 tong 600000

Total Investasi 154762000 0 36000 210000 36000 56016000 28246000 0 36000 210000 II. Biaya Operasional a. Biaya Tetap

1 tagihan listrik 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 2 Gaji karyawan 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 3 Telepon 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 4 PBB 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 5 Transportasi 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000

Total biaya tetap 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 b. Biaya Variabel

1 jumlah pakan a. Konsentrat 34776000 34776000 34776000 34776000 34776000 57960000 46368000 34776000 34776000 34776000 b. Ampas tahu 21209040 21209040 21209040 21209040 21209040 35348400 28278720 21209040 21209040 21209040

2 Vitamin 180000 180000 180000 180000 180000 300000 240000 180000 180000 180000 3 IB 120000 120000 120000 120000 120000 300000 240000 120000 120000 120000 4 Obat-obatn 200000 200000 200000 200000 200000 500000 400000 200000 200000 200000 5 Vaselin/Pelumas 12000 18000 18000 18000 18000 30000 18000 18000 18000 18000 6 pajak 0 7046123.333 7046123.333 7046123.333 7046123.333 23401943.33 5493123.333 7046123.333 7046123.333 7046123.333

58

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

59

No. Uraian Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Total Biaya Variabel 56497040 63549163.33 63549163.33 63549163.33 63549163.33 117840343.3 81037843.33 63549163.33 63549163.33 63549163.33 Total Out Flow 232441040 84731163.33 84767163.33 84941163.33 84767163.33 195038343.3 130465843.3 84731163.33 84767163.33 84941163.33

Net Benefit -163741760 31975196.67 31939196.67 31765196.67 31939196.67 17367296.67 -4759483.333 31975196.67 31939196.67 79738530 DF 11.5 % 0.896860987 0.804359629 0.721398771 0.646994413 0.580264048 0.520416186 0.466740974 0.418601771 0.375427597 0.336706365 PV per Tahun -146853596.4 25719557.33 23040897.21 20551904.77 18533167.53 9038222.296 -2221445.887 13384873.94 11990855.85 26848470.58 NPV 0 IRR 0.115 PV Positif 146886503.6 PV Negatif -146853596.4 N B/C 1 Manfaat bersih rata-rata/tahun 12013776.33 PBP 12.88

Lampiran 15 Switching value peningkatan harga ampas tahu sebesar 178.2 persen pada pilihan II No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A. INFLOW

1 penerimaan 1. penjualan susu 154573380 181584000 181584000 181584000 181584000 336157380 181584000 181584000 176136480 176136480 2. penjualan induk afkir 81000000 27000000 3. penjualan pedet betina 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 4. penjualan pedet jantan 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000

2 Nilai sisa 52653333.33 Total In Flow 154573380 241584000 241584000 241584000 241584000 477157380 268584000 241584000 236136480 288789813.3

B. Outflow I. Investasi

1 lahan 38500000 2 Kandang 15000000 3 rumah 15500000 4 Sapi laktasi 1 153000000 153000000 5 Sapi dara 2 tahun 42000000 42000000 6 milk can 1350000 7 ember 30000 30000 30000 30000 30000 8 sikat 6000 6000 6000 6000 6000 9 sekop 35000 35000 35000 35000

10 cangkul 35000 35000 35000 35000 11 selang 160000 160000 160000 160000 12 arit 16000 16000 13 tong 600000

Total Investasi 266232000 0 36000 230000 36000 153016000 42266000 0 36000 230000 II. Biaya Operasional

a. Biaya Tetap

59

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

60

No. Uraian Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 tagihan listrik 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 2 Gaji karyawan 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 3 Telepon 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 4 PBB 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 5 Transportasi 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000

Total biaya tetap 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 b. Biaya Variabel

1 jumlah pakan a. Konsentrat 69552000 69552000 69552000 69552000 69552000 121716000 86940000 69552000 69552000 69552000 b. Ampas tahu 54082080 54082080 54082080 54082080 54082080 94643640 67602600 54082080 54082080 54082080

2 Vitamin 360000 360000 360000 360000 360000 630000 450000 360000 360000 360000 3 IB 360000 360000 360000 360000 360000 630000 450000 360000 360000 360000 4 Obat-obatn 600000 600000 600000 600000 600000 1050000 750000 600000 600000 600000 5 Vaselin/Pelumas 27000 36000 36000 36000 36000 63000 36000 36000 36000 36000 6 pajak 0 17777783.33 17777783.33 17777783.33 17777783.33 59730878.33 18883283.33 17777783.33 16415903.33 16415903.33

Total Biaya Variabel 124981080 142767863.3 142767863.3 142767863.3 142767863.3 278463518.3 175111883.3 142767863.3 141405983.3 141405983.3 Total Out Flow 431727080 183281863.3 183317863.3 183511863.3 183317863.3 471993518.3 257891883.3 183281863.3 181955983.3 182149983.3

Net Benefit -277153700 58302136.67 58266136.67 58072136.67 58266136.67 5163861.667 10692116.67 58302136.67 54180496.67 106639830 DF 11.5 % 0.896860987 0.804359629 0.721398771 0.646994413 0.580264048 0.520416186 0.466740974 0.418601771 0.375427597 0.336706365 PV per Tahun -248568340.8 46895885.03 42033119.36 37572347.98 33809744.3 2687357.195 4990448.949 24405377.64 20340853.66 35906309.52 NPV 0 IRR 0.115 PV Positif 248641443.6 PV Negatif -248568340.8 N B/C 1 Manfaat bersih rata-rata/tahun 19073128.83 PBP 13.96

Lampiran 16 Switching value peningkatan harga ampas tahu sebesar 34.1 persen pada pilihan III No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A. INFLOW

1 penerimaan 1. penjualan susu 206097840 231216960 231216960 231216960 231216960 437314800 289021200 289021200 289021200 289021200 2. penjualan induk afkir 108000000 36000000 3. penjualan pedet betina 30000000 30000000 30000000 30000000 30000000 40000000 40000000 40000000 40000000 4. penjualan pedet jantan 50000000 50000000 50000000 50000000 50000000 60000000 60000000 60000000 60000000

2 Nilai sisa 42473333.33 Total In Flow 206097840 311216960 311216960 311216960 311216960 625314800 425021200 389021200 389021200 431494533.3

B. Outflow I. Investasi

1 lahan 77000000

60

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

61

No. Uraian Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2 Kandang 30000000

3 rumah 31000000 4 Sapi laktasi 1 204000000 204000000 5 Sapi dara 2 tahun 56000000 56000000 6 milk can 1890000 7 ember 40000 40000 40000 40000 40000 8 sikat 12000 12000 12000 12000 12000 9 sekop 70000 70000 70000 70000

10 cangkul 70000 70000 70000 70000 11 selang 240000 240000 240000 240000 12 arit 32000 32000 13 tong 900000

Total Investasi 401254000 0 52000 380000 52000 204032000 56432000 0 52000 380000 II. Biaya Operasional a. Biaya Tetap

1 tagihan listrik 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2 Gaji karyawan 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 3 Telepon 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 4 PBB 700000 700000 700000 700000 700000 700000 700000 700000 700000 700000 5 Transportasi 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000

Total biaya tetap 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 b. Biaya Variabel

1 jumlah pakan a. Konsentrat 92736000 92736000 92736000 92736000 92736000 185472000 139104000 115920000 115920000 115920000 b. Ampas tahu 34758720 34758720 34758720 34758720 34758720 69517440 52138080 43448400 43448400 43448400

2 Vitamin 480000 480000 480000 480000 480000 960000 720000 600000 600000 600000 3 IB 800000 800000 800000 800000 800000 1600000 1200000 1000000 1000000 1000000 4 Obat-obatn 480000 480000 480000 480000 480000 960000 720000 600000 600000 600000 5 Vaselin/Pelumas 36000 48000 48000 48000 48000 84000 48000 48000 48000 48000 6 pajak 1154460 27431240 27431240 27431240 27431240 75842700 40830300 39356300 39356300 39356300

Total Biaya Variabel 130445180 156733960 156733960 156733960 156733960 334436140 234760380 200972700 200972700 200972700 Total Out Flow 612727180 237761960 237813960 238141960 237813960 619496140 372220380 282000700 282052700 282380700

Net Benefit -406629340 73455000 73403000 73075000 73403000 5818660 52800820 107020500 106968500 149113833.3 DF 11.5 % 0.896860987 0.804359629 0.721398771 0.646994413 0.580264048 0.520416186 0.466740974 0.418601771 0.375427597 0.336706365 PV per Tahun -364689991 59084236.56 52952833.96 47279116.74 42593121.89 3028124.846 24644306.16 44798970.78 40158926.9 50207576.78 NPV 0 IRR 0.115 PV Positif 364747214.6 PV Negatif -364689991 N B/C 1 Manfaat bersih rata-rata/tahun 30842897.33

PBP 13.00

61

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

62

Lampiran 17 Switching value penurunan jumlah produksi susu atau harga susu per liter sebesar 12.0 persen pada pilihan I

No. Uraian Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A. INFLOW 1 penerimaan

1. penjualan susu 60455366.4 74340489.6 74340489.6 74340489.6 74340489.6 134795856 74340489.6 74340489.6 74340489.6 74340489.6 2. penjualan induk afkir 27000000 9000000 3. penjualan pedet betina 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 20000000 4. penjualan pedet jantan 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000

2 Nilai sisa 47973333.33 Total In Flow 60455366.4 104340489.6 104340489.6 104340489.6 104340489.6 191795856 113340489.6 104340489.6 104340489.6 152313822.9

B. Outflow I. Investasi

1 lahan 38500000 2 Kandang 15000000 3 rumah 15500000 4 Sapi laktasi 1 56000000 56000000 5 Sapi dara 2 tahun 28000000 28000000 6 milk can 900000 7 ember 30000 30000 30000 30000 30000 8 sikat 6000 6000 6000 6000 6000 9 sekop 35000 35000 35000 35000

10 cangkul 35000 35000 35000 35000 11 selang 140000 140000 140000 140000 12 arit 16000 16000 13 tong 600000

Total Investasi 154762000 0 36000 210000 36000 56016000 28246000 0 36000 210000 II. Biaya Operasional a. Biaya Tetap

1 tagihan listrik 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 2 Gaji karyawan 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 3 Telepon 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 4 PBB 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 5 Transportasi 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000 1332000

Total biaya tetap 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 21182000 b. Biaya Variabel

1 jumlah pakan a. Konsentrat 34776000 34776000 34776000 34776000 34776000 57960000 46368000 34776000 34776000 34776000 b. Ampas tahu 9720000 9720000 9720000 9720000 9720000 16200000 12960000 9720000 9720000 9720000

2 Vitamin 180000 180000 180000 180000 180000 300000 240000 180000 180000 180000 3 IB 120000 120000 120000 120000 120000 300000 240000 120000 120000 120000 4 Obat-obatn 200000 200000 200000 200000 200000 500000 400000 200000 200000 200000 5 Vaselin/Pelumas 12000 18000 18000 18000 18000 30000 18000 18000 18000 18000

62

Page 77: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

63

No. Uraian Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

6 pajak 0 7046123.333 7046123.333 7046123.333 7046123.333 23401943.33 5493123.333 7046123.333 7046123.333 7046123.333 Total Biaya Variabel 45008000 52060123.33 52060123.33 52060123.33 52060123.33 98691943.33 65719123.33 52060123.33 52060123.33 52060123.33 Total Out Flow 220952000 73242123.33 73278123.33 73452123.33 73278123.33 175889943.3 115147123.3 73242123.33 73278123.33 73452123.33

Net Benefit -160496633.6 31098366.27 31062366.27 30888366.27 31062366.27 15905912.67 -1806633.733 31098366.27 31062366.27 78861699.6 DF 11.5 % 0.896860987 0.804359629 0.721398771 0.646994413 0.580264048 0.520416186 0.466740974 0.418601771 0.375427597 0.336706365 PV per Tahun -143943169.1 25014270.36 22408352.84 19984600.4 18024374.38 8277694.408 -843229.9886 13017831.18 11661669.52 26553236.2 NPV 0 IRR 0.115 PV Positif 144098799.3 PV Negatif -143943169.1 N B/C 1 Manfaat bersih rata-rata/tahun 11873654.25 PBP 13.03

Lampiran 18 Switching value penurunan jumlah produksi susu atau harga susu per liter sebesar 17.7 persen pada pilihan II No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A. INFLOW

1 penerimaan 1. penjualan susu 127213891.7 145104682.3 145104682.3 145104682.3 145104682.3 272318574.1 145104682.3 145104682.3 139657162.3 139657162.3 2. penjualan induk afkir 81000000 27000000 3. penjualan pedet betina 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 35000000 4. penjualan pedet jantan 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000

2 Nilai sisa 52653333.33 Total In Flow 127213891.7 205104682.3 205104682.3 205104682.3 205104682.3 413318574.1 232104682.3 205104682.3 199657162.3 252310495.7

B. Outflow I. Investasi

1 lahan 38500000 2 Kandang 15000000 3 rumah 15500000 4 Sapi laktasi 1 153000000 153000000 5 Sapi dara 2 tahun 42000000 42000000 6 milk can 1350000 7 ember 30000 30000 30000 30000 30000 8 sikat 6000 6000 6000 6000 6000 9 sekop 35000 35000 35000 35000

10 cangkul 35000 35000 35000 35000 11 selang 160000 160000 160000 160000 12 arit 16000 16000 13 tong 600000

Total Investasi 266232000 0 36000 230000 36000 153016000 42266000 0 36000 230000 II. Biaya Operasional

63

Page 78: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

64

No. Uraian Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

a. Biaya Tetap 1 tagihan listrik 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000 2 Gaji karyawan 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 36000000 3 Telepon 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 4 PBB 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 350000 5 Transportasi 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000 2664000

Total biaya tetap 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 40514000 b. Biaya Variabel

1 jumlah pakan a. Konsentrat 69552000 69552000 69552000 69552000 69552000 121716000 86940000 69552000 69552000 69552000 b. Ampas tahu 19440000 19440000 19440000 19440000 19440000 34020000 24300000 19440000 19440000 19440000

2 Vitamin 360000 360000 360000 360000 360000 630000 450000 360000 360000 360000 3 IB 360000 360000 360000 360000 360000 630000 450000 360000 360000 360000 4 Obat-obatn 600000 600000 600000 600000 600000 1050000 750000 600000 600000 600000 5 Vaselin/Pelumas 27000 36000 36000 36000 36000 63000 36000 36000 36000 36000 6 pajak 0 17777783.33 17777783.33 17777783.33 17777783.33 59730878.33 18883283.33 17777783.33 16415903.33 16415903.33

Total Biaya Variabel 90339000 108125783.3 108125783.3 108125783.3 108125783.3 217839878.3 131809283.3 108125783.3 106763903.3 106763903.3 Total Out Flow 397085000 148639783.3 148675783.3 148869783.3 148675783.3 411369878.3 214589283.3 148639783.3 147313903.3 147507903.3

Net Benefit -269871108.3 56464898.99 56428898.99 56234898.99 56428898.99 1948695.727 17515398.99 56464898.99 52343258.99 104802592.3 DF 11.5 % 0.896860987 0.804359629 0.721398771 0.646994413 0.580264048 0.520416186 0.466740974 0.418601771 0.375427597 0.336706365 PV per Tahun -242036868.4 45418085.21 40707738.35 36383665.46 32743661.33 1014132.798 8175154.386 23636306.69 19651103.94 35287699.9 NPV 0 IRR 0.115 PV Positif 243017548.1 PV Negatif -242036868.4 N B/C 1 Manfaat bersih rata-rata/tahun 18876133.27 PBP 14.10

Lampiran 19 Switching value penurunan jumlah produksi susu atau harga susu per liter sebesar 3.5 persen pada pilihan III No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A. INFLOW

1 penerimaan 1. penjualan susu 198987464.5 221736459.4 221736459.4 221736459.4 221736459.4 420723923.9 277170574.2 277170574.2 277170574.2 277170574.2 2. penjualan induk afkir 108000000 36000000 3. penjualan pedet betina 30000000 30000000 30000000 30000000 30000000 40000000 40000000 40000000 40000000 4. penjualan pedet jantan 50000000 50000000 50000000 50000000 50000000 60000000 60000000 60000000 60000000

2 Nilai sisa 42473333.33 Total In Flow 198987464.5 301736459.4 301736459.4 301736459.4 301736459.4 608723923.9 413170574.2 377170574.2 377170574.2 419643907.5

B. Outflow I. Investasi

64

Page 79: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

65

No. Uraian Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 lahan 77000000

2 Kandang 30000000 3 rumah 31000000 4 Sapi laktasi 1 204000000 204000000 5 Sapi dara 2 tahun 56000000 56000000 6 milk can 1890000 7 ember 40000 40000 40000 40000 40000 8 sikat 12000 12000 12000 12000 12000 9 sekop 70000 70000 70000 70000

10 cangkul 70000 70000 70000 70000 11 selang 240000 240000 240000 240000 12 arit 32000 32000 13 tong 900000

Total Investasi 401254000 0 52000 380000 52000 204032000 56432000 0 52000 380000 II. Biaya Operasional a. Biaya Tetap

1 tagihan listrik 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2400000 2 Gaji karyawan 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 72000000 3 Telepon 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 600000 4 PBB 700000 700000 700000 700000 700000 700000 700000 700000 700000 700000 5 Transportasi 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000 5328000

Total biaya tetap 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 81028000 b. Biaya Variabel

1 jumlah pakan a. Konsentrat 92736000 92736000 92736000 92736000 92736000 185472000 139104000 115920000 115920000 115920000 b. Ampas tahu 25920000 25920000 25920000 25920000 25920000 51840000 38880000 32400000 32400000 32400000

2 Vitamin 480000 480000 480000 480000 480000 960000 720000 600000 600000 600000 3 IB 800000 800000 800000 800000 800000 1600000 1200000 1000000 1000000 1000000 4 Obat-obatn 480000 480000 480000 480000 480000 960000 720000 600000 600000 600000 5 Vaselin/Pelumas 36000 48000 48000 48000 48000 84000 48000 48000 48000 48000 6 pajak 1154460 27431240 27431240 27431240 27431240 75842700 40830300 39356300 39356300 39356300

Total Biaya Variabel 121606460 147895240 147895240 147895240 147895240 316758700 221502300 189924300 189924300 189924300 Total Out Flow 603888460 228923240 228975240 229303240 228975240 601818700 358962300 270952300 271004300 271332300

Net Benefit -404900995.5 72813219.36 72761219.36 72433219.36 72761219.36 6905223.88 54208274.2 106218274.2 106166274.2 148311607.5 DF 11.5 % 0.896860987 0.804359629 0.721398771 0.646994413 0.580264048 0.520416186 0.466740974 0.418601771 0.375427597 0.336706365 PV per Tahun -363139906.3 58568014.12 52489854.19 46863888.25 42220719.65 3593590.276 25301222.71 44463157.64 39857749.19 49937462.25 NPV 0 IRR 0.115 PV Positif 363295658.3 PV Negatif -363139906.3

N B/C 1 Manfaat bersih rata-rata/tahun 30767753.6 PBP 13.04

65

Page 80: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) ... studi kelayakan, analisis finansial,

66

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pematang Siantar pada tanggal 3 Agustus 1993 sebagai anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Hasan Bahri Nasution dan Ibu Nur Helmi Hasibuan. Penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMPN 1 Kisaran pada tahun 2008 dan pendidikan menengah atas di SMAN 1 Medan pada tahun 2011.

Penulis diterima di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) udangan pada tahun 2011 dengan mayor Agribisnis dan minor Agronomi. Selama mengikuti pendidikan, penulis mengikuti kegiatan formal maupun non formal yaitu sebagai anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Music Agricultural Expression (UKM MAX) dan Organisasi mahasiswa daerah Ikatan Mahasiswa Muslim Asal Medan (IMMAM).