Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

147
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN KERUPUK PERUSAHAAN KERUPUK CAP DUA GAJAH INDRAMAYU, JAWA BARAT SKRIPSI RINA KUSRINA H34062604 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Transcript of Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

Page 1: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

ii

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN KERUPUK PERUSAHAAN KERUPUK CAP DUA GAJAH

INDRAMAYU, JAWA BARAT

SKRIPSI

RINA KUSRINA H34062604

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2011

Page 2: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

ii

RINGKASAN

RINA KUSRINA. Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah Indramayu, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (di bawah bimbingan RATNA WINANDI).

Indonesia memiliki sumberdaya perikanan yang sangat melimpah. Peranan sub sektor perikanan dalam pembangunan nasional terutama adalah menyediakan bahan pangan hewani, menyediakan bahan baku untuk mendorong agroindustri, meningkatkan devisa melalui penyediaan ekspor perikanan, menyediakan kesempatan kerja dan berusaha, meningkatkan kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup (Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2009). Jawa Barat memiliki potensi sektor perikanan yang sangat besar, baik perikanan darat maupun perikanan lepas pantai yang tidak hanya mencukupi untuk kebutuhan lokal, namun juga diekspor ke luar negeri. Salah satu daerah potensial di Provinsi Jawa Barat adalah Kabupaten Indramayu. Produksi perikanan Indramayu yang menyumbang 32,87 persen dari produksi perikanan Jawa Barat yaitu sebesar 94,6 ribu ton pada tahun 2007. Pengembangan Industri hasil perikanan merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan nasional di sektor perindustrian. Industri pengolahan ikan di Indramayu yang potensial adalah industri pengolahan kerupuk ikan/udang yang ditandai dengan adanya peningkatan jumlah unit usaha dalam setiap tahunnya. Di kabupaten Indramayu, industri pengolahan ikan yang memiliki produksi paling tinggi adalah produksi pengolahan kerupuk ikan yaitu sebesar 3,5 ribu ton atau sebesar 45,20 persen dari seluruh total produksi olahan hasil perikanan. Salah salah satu desa yang merupakan sentra industri pengolahan kerupuk ikan/udang adalah Desa Kenanga Kecamatan Sindang. Salah satu perusahaan yang memproduksi kerupuk ikan/udang di Desa Kenanga Kecamatan Sindang adalah Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang mengolah kerupuk ikan/udang dengan jumlah produksi terbesar di Indramayu (Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan, 2010). Pada tahun 2009 perusahaan ini melakukan penambahan teknologi mesin terutama pada bidang produksi untuk meningkatkan produksinya agar dapat memenuhi permintaan pasar. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis kelayakan usaha untuk melihat sejauh mana manfaat bersih yang diperoleh perusahaan dengan adanya penambahan teknologi tersebut.

Penelitian dilaksanakan di Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah Desa Kenanga Kecamatan Sindang. Waktu penelitian dilakukan selama bulan Juli hingga Agustus 2010. Penelitian ini menggunakan Analisis Kelayakan Investasi baik finansial ataupun non-finansial. Analisis aspek non finansial meliputi analisis aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial-ekonomi-budaya, dan aspek lingkungan. Dari hasil analisis dari aspek non finansial, usaha pengolahan kerupuk ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dapat dikatakan layak, kecuali pada aspek lingkungan. Analisis aspek lingkungan dikatakan tidak layak karena usaha tersebut menimbulkan pencemaran lingkungan. Perusahaan perlu melakukan perbaikan dalam aspek lingkungan agar tidak menimbulkan keresahan masyarakat. Hasil analisis pada aspek finansial usaha pengolahan kerupuk

Page 3: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

iii

ikan/udang dengan adanya penambahan teknologi ini layak untuk dijalankan. Dapat dilihat dari nilai NPV sebesar Rp2,74 milyar, IRR sebesar 26 persen, Net B/C sebesar 2,37 dan PP selama enam tahun, dua bulan, 22 hari. Analisis sensitivitas dilakukan jika terjadi kenaikan harga ikan sebesar 17 persen dan tepung tapioka sebesar 25 persen. Pemilihan persentase kenaikan harga tersebut merupakan kenaikan harga yang pernah dialami oleh perusahaan. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa bahwa usaha pengolahan kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah tidak sensitif terhadap kenaikan harga bahan baku ikan/udang sebesar 17 persen dan tepung tapioka sebesar 25 persen, sehingga perusahaan masih layak menjalankan usahanya. Hal ini, dapat dilihat dari nilai kriteria investasinya yaitu, jika terjadi kenaikan harga ikan/udang sebesar 17 persen akan mengakibatkan nilai NPV sebesar Rp37 juta, IRR sebesar 12,2 persen, dan Net B/C sebesar 1,01 yang berarti bahwa ketika harga ikan naik sebesar 17 persen perusahaan masih layak menjalankan usahanya, namun jika harga ikan naik lebih dari 17 persen usahanya menjadi tidak layak. Jika terjadi kenaikan harga tepung tapioka sebesar 25 persen akan mengakibatkan nilai NPV sebesar Rp352 juta, IRR sebesar 14 persen, Net B/C sebesar 1,17 yang berarti bahwa ketika harga tepung tapioka naik sebesar 25 persen perusahaan masih layak menjalankan usahanya, namun jika harga ikan naik lebih dari 17 persen usahanya menjadi tidak layak. Nilai analisis sensitivitas tersebut juga menunjukkan bahwa kenaikan harga bahan baku ikan lebih sensitif daripada kenaikan harga bahan baku tepung tapioka.

Dari hasil analisis finansial dan non finansial, usaha pengolahan kerupuk Perusahan kerupuk Cap Dua Gajah dikatakan layak. Namun demikian, perusahaan sebaiknya melakukan perbaikan terhadap pengelolaan aspek lingkungan agar tidak menimbulkan keresahan bagi masyarakat setempat yaitu dengan membuat tempat untuk pengolahan limbah pabrik beserta salurannya agar tidak mencemari sungai yang digunakan warga sekitar.

Page 4: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

iv

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN KERUPUK PERUSAHAAN KERUPUK CAP DUA GAJAH

INDRAMAYU, JAWA BARAT

Rina Kusrina H34062604

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2011

Page 5: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

v

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Usaha Kerupuk Perusahaan Kerupuk

Cap Dua Gajah Indramayu, Jawa Barat

Nama : Rina Kusrina

NIM : H34062604

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ratna Winandi, M.S NIP. 19530718 197803 2 001

Diketahui Ketua Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1002

Tanggal Lulus:

Page 6: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

vi

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis

Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

Indramayu, Jawa Barat” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk

apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian

akhir.

Bogor, April 2011

Rina Kusrina

H34062604

Page 7: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Indramayu pada tanggal 19 Februari 1989 sebagai

anak kelima dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Nata dan Ibu Dayem.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Juntinyuat IV pada tahun

2000 dan pendidikan menengah di SLTP N 1 Juntinyuat-Indramayu pada tahun

2003. Pendidikan menengah atas di SMAN 1 Sindang-Indramayu diselesaikan

pada tahun 2006. Penulis juga menempuh pendidikan informal pendidikan Bahasa

Inggris (English Course) di GET- House Indramayu pada tahun 2003

Penulis diterima pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan

Manajamen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa

Baru (SPMB) pada tahun 2006.

Selama mengikuti pendidikan, penulis tercatat sebagai Koordinator Danus Deputi

BKIM (Badan Kerohanian Islam Mahasiswa) IPB tahun 2007/2008 dan tahun

2008/2009, Sekretaris Divisi Eksternal SES-C (Shariah Economics Student Club)

tahun 2007/2008, Bendahara IKADA (Ikatan Keluarga dan Mahasiswa Darma

Ayu) tahun 2007/2008, Divisi Koperasi IKADA (Ikatan Keluarga dan Mahasiswa

Darma Ayu) tahun 2008/2009, Koordinator Event Organizer Deputi BKIM

(Badan Kerohanian Islam Mahasiswa) IPB tahun 2009/2010, Ketua Umum

IKADA (Ikatan Keluarga dan Mahasiswa Darma Ayu) tahun 2009/2010,

Sekretaris AMIN (Aliansi Mahasiswa Indramayu se-Nusantara) tahun 2010, dan

BPO (Badan Pengawas Organisasi) IKADA tahun 2010/2011 serta berbagai

kepanitiaan dalam berbagai acara skala lokal daerah, kampus maupun nasional.

Selain itu, penulis juga tercatat sebagai Asisten Dosen MK Sosiologi Umum

Periode 2008/2009 dan 2009/2010, Penerima Beasiswa PPA (Peningkatan

Prestasi Akademik) tahun 2006-2010, dan Penerima Beasiswa Bank Ekspor

Indonesia tahun 2008.

Page 8: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

viii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke hadirat Allah SWT. Atas segala berkah dan karuniaNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Kelayakan

Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah Indramayu,

Jawa Barat”. Penulisan skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor.

Kerupuk ikan/udang merupakan produk unggulan Kabupaten Indramayu.

Usaha pengolahan kerupuk ikan/udang merupakan usaha yang potensial untuk

dikembangkan. Hal ini dikarenakan potensi perikanan Indramayu yang dapat

menyediakan bahan baku bagi usaha pengolahan tersebut. Usaha pengolahan

kerupuk ikan/udang dapat dikembangkan dengan penggunaan teknologi baru.

Penggunaan teknologi baru membuat perusahaan menambah investasinya

sehingga akan berpengaruh pada aspek kelayakan usaha pengolahan tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang baik dari segi finansial maupun non finansial serta menganalisis

sensitivitas usaha tersebut akibat adanya perubahan baik input maupun output.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha pengolahan kerupuk

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah baik secara finansial maupun non finansial

layak untuk dijalankan, namun perusahaan sebaiknya melakukan perbaikan

terhadap pengelolaan aspek lingkungan agar tidak menimbulkan keresahan bagi

masyarakat setempat.

Bogor, April 2011

Rina Kusrina

Page 9: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

ix

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai

bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terimakasih

dan penghargaan kepada :

1. Dr. Ratna Winandi, M.S selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan,

waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini.

2. Tintin Sarianti, S.P, M.M selaku dosen penguji utama yang telah meluangkan

waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

3. Eva Yolynda, S.P, M.M selaku dosen penguji komdik yang telah meluangkan

waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

4. Bapak H.Saein dan seluruh keluarga besar Perusahaan Kerupuk Cap Dua

Gajah atas semua bantuan yang diberikan selama penelitian.

5. Pihak Pemerintah Kabupaten Indramayu, Kecamatan Sindang dan Desa

Kenanga atas bantuan, izin, waktu, dan kesempatan yang diberikan.

6. Dr. Dra. Waysima, M.M yang telah menjadi konselor penulis selama kuliah

di IPB.

7. Ir. Lusi Fausia, M.Ec yang telah menjadi pembimbing akademik dan seluruh

dosen dan staf Departemen Agribisnis.

8. Orang tua dan kakak-kakak tercinta untuk setiap doa dan dukungan yang

telah diberikan. Semoga ini bisa jadi persembahan terbaik.

9. Teman-teman Agribisnis seperjuangan angkatan 43 atas semangat dan

kenangan selama perkuliahan dan penelitian.

10. Dan untuk semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan

satu persatu.

Bogor, April 2011

Rina Kusrina

Page 10: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

x

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xv

I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ................................................................ 5 1.3 Tujuan ..................................................................................... 9 1.4 Manfaat ................................................................................... 9 1.4 Ruang Lingkup ....................................................................... 10

II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 11 2.1 Gambaran Umum Kerupuk ...................................................... 11 2.2 Definisi agribisnis dan Agroindustri………………………… 15 2.3 Pengertian Industri ………………………………………….. 15 2.4 Usaha Kecil dan Menengah …………………………………. 16 2.5 Perusahaan Perseorangan …………………………………… 18 2.6 Penelitian Terdahulu ............................................................... 19

III KERANGKA PEMIKIRAN ...................................................... 21 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................. 21 3.1.1 Analisis Kelayakan Bisnis ............................................. 21 3.1.2 Aspek-Aspek Analisis Kelayakan Bisnis ....................... 22 3.1.2.1 Aspek Pasar................................................................. 23 3.1.2.2 Aspek Teknis ……….................................................. 24 3.1.2.3 Aspek Manajemen dan Hukum …………….............. 27 3.1.2.4 Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya ......................... 27 3.1.2.5 Aspek Lingkungan ..................................................... 28 3.1.3 Aspek Finansial ............................................................ 28 3.1.3.1 Biaya dan Manfaat …............................................. 29 3.1.3.2 Kriteria Kelayakan Investasi .................................... 31 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ........................................... 31

IV METODE PENELITIAN .......................................................... 35 4.1 Lokasi dan Waktu ................................................................... 35 4.2 Jenis dan Sumber Data ...................................................... 35 4.3 Metode Pengumpulan Data .................................................... 36 4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................... 36 4.4.1 Analisis Kelayakan Non Finansial ................................ 37 4.4.2 Aspek Kelayakan Finansial ……................................... 39 4.5 Definisi Operasional ………………………………………… 42 4.6 Asumsi Dasar ………………………………………………... 43

V GAMBARAN UMUM USAHA .......................................... …... 45 5.1 Lokasi Perusahaan ……………..…….................................... 45 5.2 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan .................................. 45 5.3 Struktur Organisasi Perusahaan ………..……………………. 47

Page 11: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

xi

5.4 Proses Pengolahan Kerupuk Ikan/Udang …………. .............. 50 VI HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 53 6.1 Analisis Aspek Non Finansial ................................................ 53 6.1.1 Aspek Pasar …………................................................... 53 6.1.2 Aspek Teknis….............................................................. 62 6.1.3 Aspek Manajemen dan Hukum ………………............. 72 6.1.4 Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya ………………… 76 6.1.5 Aspek Lingkungan …………………………………… 78 6.2 Analisis Kelayakan Finansial ….. ........................................... 80 6.2.1 Proyeksi Arus Kas (Casflow) ......................................... 80 6.2.2 Analisis Laba Rugi ……………………………............. 92 6.2.3 Analisis Kelayakan Investasi.…………………………. 93 6.2.4 Analisis Sensitivitas …………………………………... 96

VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 100

7.1 Kesimpulan ............................................................................. 100 7.2 Saran ....................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 102

LAMPIRAN........................................................................................... 105

Page 12: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Volume Pengolahan Ikan Produk Produk Hasil Olahan Perikanan Kabupaten Indramayu Tahun 2009 …….............. ....... 3

2. Perusahaan Pengolahan Kerupuk Ikan/Udang di Kabupaten Indramayu Tahun 2009 ................................................................. 5

3. Jumlah Produksi, Nilai Penjualan, Keuntungan, Harga jual rata-rata dan Pengeluaran Bahan Baku Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah ............................................................................... 6

4. Kandungan Gizi Kerupuk Ikan ...................................................... 12 5. Data Permintaan dan Penawaran Kerupuk Udang/Ikan Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah Tahun 2010.............................................. 54 6. Daftar Harga Kerupuk Udang/Ikan Perusahaan Kerupuk Cap Dua

Gajah Periode Agustus Tahun 2010................................................ 58 7. Rincian Pekerjaan Karyawan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah 75 8. Rekapitulasi Total Produksi dan Nilai Penjualan Kerupuk ...…….. 83 9. Investasi pada Awal Tahun Selain Mesin dan Peralatan …………. 85 10. Re-investasi Selama Umur usaha ………..………………….……. 85 11. Nilai Investasi Peralatan dengan Umur Ekonomis Lima Tahun …. 86 12. Nilai Investasi Tambahan pada Tahun Keenam ….………...…….. 86 13. Nilai Sisa pada Akhir Periode Umur Usaha ……………………… 87 14. Rincian Biaya Karyawan per Tahun (Rupiah).................................. 89 15. Rekapitulasi Proyeksi Laba/Rugi……………................................. 92 16. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kriteria Investasi ……………….. 93

Page 13: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional............................................ 34 2. Bangunan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah …………………... 45 3. Struktur Organisasi Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah…………. 48 4. Diagram Alir Proses Pengolahan Kerupuk Udang/ikan …………… 52 5. Kerupuk Ikan/Udang ……………………...……………………….. 56 6. Saluran Pemasaran Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah ……….… 59

Page 14: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Perbedaan, Persaamaan Penelitian yang dilakukan dengan Penelitian Sebelumnya …………………………………............. 105

2. Kuisioner Penelitian ………………………….............................. 107 3. Layout Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah ................................ 114 4. Layout Fasilitas Bangunan Pabrik…..…………………………… 115 5. Proyeksi Penerimaan dan Nilai Penjualan …................................ 116 6. Komponen Biaya Investasi, Umur Ekonomis, dan Nilai

Penyusutan ..................................................................................... 117 7. Biaya Tetap Selain Biaya untuk karyawan..................................... 120 8. Biaya Variabel ............................................................................ 121 9. Proyeksi Laba Rugi …………………………................................ 122 10. Cashflow ………………………………………………………… 125 11. Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas………………………….. 130 12. Dokumentasi Kegiatan ………………………………………….. 131

Page 15: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

1

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki potensi perikanan

sangat melimpah karena sebagian besar wilayahnya adalah lautan atau perairan.

Menurut Kementrian Kelautan dan Perikanan, produksi perikanan Indonesia pada

tahun 2010 mencapai 10,83 juta ton dan pada tahun 2011 ditargetkan mencapai

12,26 juta ton1. Peranan sub sektor perikanan dalam pembangunan nasional

terutama adalah menyediakan bahan pangan hewani, menyediakan bahan baku

untuk mendorong agroindustri, meningkatkan devisa melalui penyediaan ekspor

perikanan, menyediakan kesempatan kerja dan berusaha, meningkatkan

kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup (Kementrian Kelautan

dan Perikanan, 2009).

Dilihat dari pasar luar negeri yang sangat menyenangi produk perikanan

yang berasal dari Indonesia karena ikan Indonesia tumbuh di daerah yang beriklim

tropis sehingga kandungan kolesterolnya yang sangat rendah membuat kualitas

ikan Indonesia memiliki daya saing tinggi di pasar internasional. Sehingga sumber

daya ikan yang unggul itu menjadi peluang yang sangat menjanjikan untuk

mencapai agribisnis perikanan yang unggul.

Jawa Barat memiliki potensi sektor perikanan yang sangat besar, baik

perikanan darat maupun perikanan lepas pantai yang tidak hanya mencukupi

untuk kebutuhan lokal, namun juga diekspor ke luar negeri. Saat ini tingkat

konsumsi hasil perikanan di Jawa Barat baru mencapai 25,7 kg per kapita per

tahun yaitu sekitar 85 persen dari konsumsi ikan masyarakat Indonesia yang

mencapai 30,17 kg per kapita dan masih dibawah anjuran Pola Pangan Harapan

sebesar 31,40 kg per kapita. Sedangkan jumlah produksi perikanan Provinsi Jawa

Barat ini terus meningkat dalam setiap tahunnya. Sebagai contoh Tahun 2007

produksi perikanan Jawa Barat 500.000 ton, dan pada 2008 meningkat hingga

mencapai 600.000 ton atau mengalami peningkatan sebesar 20 persen (Dinas

Perikanan dan Kelautan Jawa Barat, 2009).

1[KKP] Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2011. Potensi Perikanan Indonesia 2010. http://www.kkp.go.id. [02 Maret 2010]

Page 16: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

2

Peningkatan jumlah produksi perikanan Jawa Barat yang terus meningkat

ini merupakan suatu keunggulan tersendiri bagi Provinsi Jawa Barat yang

berkontribusi bagi produksi nasional sehingga sejalan dengan Visi Kementrian

Kelautan dan Perikanan yaitu “Indonesia Penghasil Produk Kelautan dan

Perikanan Terbesar Tahun 2015”.

Salah satu daerah potensial di Provinsi Jawa Barat adalah Kabupaten

Indramayu. Indramayu sebagai daerah pantai utara dengan panjang pantai 114

kilometer memiliki potensi yang besar di bidang perikanan, baik itu perikanan

budidaya ataupun perikanan tangkap yang didapatkan dari sumber daya lautnya

(Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, 2009). Produksi perikanan

Indramayu yang menyumbang 32,87 persen dari produksi perikanan Jawa Barat

yaitu sebesar 94.614,72 ton pada tahun 2007. Pada tahun 2008 kontribusi

perikanan Indramayu terhadap Jawa Barat meningkat menjadi 147.415,78 ton

yaitu sebesar 32,92 persen dari total produksi perikanan provinsi Jawa Barat

(Badan Pusat Statistik Jawa Barat, 2009). Kontribusi produksi perikanan

Indramayu merupakan produksi tertinggi dari 25 kabupaten/kota lainnya di

Provinsi Jawa Barat. Produksi ikan laut Provinsi Jawa Barat sepertiganya berasal

dari Kabupaten Indramayu yaitu mencapai 37,2 persen (Dinas Kelautan dan

Perikanan, 2009).

Pengembangan Industri hasil perikanan merupakan salah satu prioritas

dalam pembangunan nasional di sektor perindustrian. Industri pengolahan hasil

perikanan merupakan salah satu bagian dari agroindustri yang sangat berpeluang

memilki daya saing kuat dan bertahan dalam jangka waktu yang lama.

Agroindustri hasil perikanan yang sudah berkembang baik dalam skala

besar/menengah maupun skala kecil adalah industri pengolahan ikan, pembekuan

ikan, pengolahan tepung ikan, penggaraman ikan, pengasapan ikan, pengolahan

kerupuk ikan, serta pengolahan dan pengawetan ikan lainnya.

Pengolahan pada hakikatnya mempunyai fungsi untuk memaksimumkan

manfaat hasil tangkapan, meningkatkan nilai tambah ekonomi dan

memperpanjang daya tahan simpanan, serta mendiversifikasikan kegiatan dan

komoditas yang dihasilkan sehingga sangat berpengaruh terhadap keadaan sosial

ekonomi nelayan. Dalam posisinya pada sembilan bahan pokok, olahan ikan juga

Page 17: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

3

berperan sangat besar dalam masalah gizi dan kesehatan masyarakat, disamping

sumbangannya bagi pendapatan devisa negara (Ilyas, 1979). Industri pengolahan

ikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah ikan dan

termasuk kedalam sub sektor agribisnis hilir karena mengolah ikan segar dari

nelayan menjadi produk hasil olahan yang lebih tahan lama dan terdiversifikasi.

Salah satu olahan ikan adalah kerupuk ikan. Kerupuk ikan digunakan

sebagai salah satu penunjang makanan, yang dikonsumsi sehari-hari karena

mengandung nilai gizi yang tinggi sehingga banyak dikonsumsi oleh seluruh

kalangan masyarakat. Nilai gizi yang tertinggi terdapat pada karbohidrat yaitu

sebesar 65,6 persen dan nilai gizi yang terendah terdapat pada zat besi yaitu

sebesar 0,1 mg/100g (Saraswati, 1986). Tabel 1 menunjukkan volume pengolahan

ikan produk olahan hasil perikanan Kabupaten Indramayu pada tahun 2009.

Tabel 1. Volume Pengolahan Ikan Produk Olahan Hasil Perikanan Kabupaten Indramayu Tahun 2009

No Jenis Olahan Jumlah (Ton) Persentase (%) 1 Produk segar/ bandeng 96 1,24 2 Pengalengan 60 0,77 3 Pembekuan 85 1,10 4 Penggaraman/pengeringan 2360 30,48 5 Pemindangan 500 6,46 6 Pengasapan 50 0,65 7 Fermentasi 350 4,52 8 Pereduksian - 0,00 9 Surimi - 0,00 10 Kerupuk Ikan/udang 3500 45,20 11 Sirip Hiu 120 1,55 12 Hypio 60 0,77 13 Fillet Kuniran 12 0,15 14 Perebusan 240 3,10 15 Baso Ikan 10 0,13 16 Jenis Masakan Ikan 300 3,87

Total 7743 100 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu, 2010 (data diolah)

Tabel 1 diatas menginformasikan tentang produk hasil olahan perikanan

guna meningkatkan nilai tambah produk agribisnis perikanan di Indramayu. Dari

tabel tersebut, dapat diketahui bahwa jenis olahan yang memiliki produksi paling

Page 18: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

4

tinggi adalah produksi pengolahan kerupuk ikan yaitu sebesar 3500 ton atau

sebesar 45,20 persen dari seluruh total produksi olahan hasil perikanan. Hal ini

menunjukkan bahwa usaha pengolahan kerupuk ikan/udang merupakan usaha

agribisnis perikanan yang potensial pada sub sektor pengolahan hasil perikanan.

Kerupuk ikan dan udang merupakan produk agribisnis yang dijadikan

sebagai salah satu produk unggulan Kabupaten Indramayu dan sampai saat ini

masih terus berkembang. Hal ini dapat terlihat dari jumlah unit usaha pengolahan

kerupuk ikan atau udang yang mengalami peningkatan. Pada tahun 2002 jumlah

perusahaan yang tercatat memiliki izin dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan

yaitu sebanyak 45 unit usaha, kemudian pada tahun 2004 jumlah perusahaan

tersebut bertambah menjadi sebanyak 53 unit usaha, dan pada tahun 2009 jumlah

perusahaan kerupuk ikan/udang menjadi sebanyak 62 unit usaha (Dinas Koperasi,

UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Indramayu, 2010). Perusahaan

Kerupuk yang ada di Indramayu tidak hanya memproduksi kerupuk ikan/udang,

tetapi juga memproduksi kerupuk lainnya seperti kerupuk aci dan kerupuk kulit

ikan.

Usaha pengolahan kerupuk ikan/udang di Indramayu termasuk kedalam

Industri Kecil Menengah (IKM). Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang dimiliki,

dari total sebanyak 62 unit usaha pengolahan kerupuk, 49 unit usaha diantaranya

merupakan perusahaan yang tergolong dalam perusahaan skala kecil. Dengan

demikian, dalam industri pengolahan kerupuk ikan/udang yang ada di Indramayu

ini perusahaan yang termasuk dalam perusahaan skala menengah berdasarkan

tenaga kerjanya yaitu dengan tenaga kerja lebih dari sama dengan 20 orang

berjumlah sebanyak 13 unit usaha. Peningkatan jumlah unit usaha dalam setiap

tahun pada industri pengolahan kerupuk ikan/udang ini menunjukkan bahwa

industri pengolahan kerupuk ikan/udang tersebut merupakan industri dalam

bidang pengolahan hasil perikanan yang potensial. Hal ini sejalan dengan potensi

perikanan Kabupaten Indramayu yang memiliki kontribusi terbesar untuk

produksi perikanan Provinsi Jawa Barat. Tabel 2 menginformasikan perusahaan

kerupuk ikan/udang skala menengah di Indramayu.

Page 19: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

5

Tabel 2. Perusahaan Pengolah Kerupuk Ikan/Udang di Kabupaten Indramayu Tahun 2009

No Nama Perusahaan Jumlah Produksi/tahun (ton) 1 Candramawa 300 2 Gajah Tunggal 150 3 Bunga Matahari 240 4 Dua Mawar 324 5 Sri Tanjung 480 6 Perahu Kencana 300 7 Dua Naga 100 8 Kereta Kencana 100 9 Ganesha Utama Group 480 10 Dua Jempol 250 11 Kelapa Gading 450 12 Dua Gajah 720 13 Indrasari 545

Sumber: Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Indramayu, 2010 (data diolah)

Tabel 2 menunjukkan bahwa Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

merupakan perusahaan dengan skala menengah yang memilki produksi terbesar

diantara perusahaan-perusahaan kerupuk ikan/udang lainnya di Indramayu yaitu

dengan total produksi kerupuk ikan/udang sebesar 720 ton yakni menyumbang

20,57 persen dari total produksi kerupuk ikan/udang di Kabupaten Indramayu

(Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Indramayu,

2010). Selain itu, Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah juga merupakan

perusahaan pelopor yang mengolah produk hasil perikanan berupa ikan/udang

menjadi kerupuk. Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah menjadi induk bagi

perusahaan kerupuk lainnya yang ada di Indramayu dan mengalami

perkembangan pesat mulai tahun 1989 sampai sekarang.

1.2 Perumusan Masalah

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah merupakan perusahaan yang bergerak

dalam usaha pengolahan kerupuk ikan/udang yang ada dan berkembang di Desa

Kenanga Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu. Perusahaan Kerupuk Cap

Dua Gajah terus berupaya untuk meningkatkan produksinya sehingga pada tahun

2009 perusahaan tersebut melakukan penambahan teknologi. Penambahan

teknologi ini dilakukan dalam hal teknologi produksi kerupuk yaitu menambah

Page 20: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

6

teknologi mesin dalam rangka meningkatkan efisiensi proses produksi kerupuk di

perusahaan tersebut. Adapun jumlah produksi, nilai penjualan, keuntungan, harga

jual rata-rata dan pengeluaran kebutuhan input bahan baku Perusahaan Kerupuk

Cap Dua Gajah dapat ditunjukkan oleh tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Produksi, Nilai Penjualan, Keuntungan, Harga jual rata-rata dan Pengeluaran Bahan Baku Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 Jumlah Produksi (Ton)

384 396 408 420 444

Nilai Penjualan (Rp000)

3.340.000 4.435.200 5.181.600 5.754.000 7.326.000

Keuntungan (Rp000)

460.000 672.200 734.400 882.000 932.400

∆ Keuntungan (%) - 31,57 8,47 16,73 5,41 Kebutuhan Input (Rp000)

2.880.000 3.762.000 4.447.200 4.872.000 6.393.000

Produktivitas (Rp/kg)

7.500 9.500 10.900 11.600 14.397

∆Produktivitas (%) - 26,67 14,74 6,42 24,11 Harga Jual Rata-rata (Rp/kg)

8.700 11.200 12.700 13.700 16.500

Sumber: Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah, 2010 (data diolah)

Dari Tabel 3. diatas dapat diketahui bahwa jumlah produksi (ton) untuk

setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2005-2008 jumlah produksi

meningkat 12 ton/tahun, sedangkan pada tahun 2009 jumlah produksi meningkat

24 ton dari tahun sebelumnya, hal ini terjadi karena perusahaan melakukan

penambahan teknologi dalam proses produksi pengolahan kerupuk ikan/udang

tersebut. Adapun nilai penjualan dan kebutuhan input bahan baku mengalami

peningkatan dalam setiap tahunnya, artinya berkorelasi positif dengan jumlah

produksi. Peningkatan jumlah produksi diikuti peningkatan nilai penjualan dan

kebutuhan input bahan baku. Pada tabel 3 juga dapat dilihat, harga jual rata-rata

hasil produksi setiap tahunnya mengalami peningkatan, hal ini sejalan dengan

adanya peningkatan kebutuhan input bahan baku dalam setiap tahunnya. Adapun

produktivitas perusahaan diperoleh dari ratio kebutuhan input dengan jumlah

produksi, dari tabel tersebut diperoleh nilai produktivitas yang selalu mengalami

peningkatan dalam setiap tahun. Produktivitas rata-rata meningkat sebesar 17,98

Page 21: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

7

persen per tahun dan pada tahun 2009 produktivitas meningkat sebesar 24,11

persen, artinya dengan adanya penambahan teknologi yang dilakukan, perusahaan

dapat meningkatkan produktivitasnya sebesar 24,11 persen. Sedangkan pada data

keuntungan perusahaan, dapat dilihat terjadi peningkatan dalam setiap tahunnnya,

peningkatan keuntungan berbeda-beda tiap tahunnya, namun dapat dilihat

perubahan peningkatan dari tahun 2008 ke tahun 2009 justru mengalami

peningkatan dengan perubahan peningkatan yang lebih rendah dari tahun-tahun

sebelumnya yaitu sebesar 5,41 persen (lebih rendah dari peningkatan keuntungan

rata-rata pertahun yaitu sebesar 15,55 persen), padahal pada tahun 2009 tersebut

perusahaan mulai menambah teknologi produksinya dengan penggunaan

teknologi mesin.

Keuntungan yang diperoleh perusahaan merupakan parameter tingkat

efisiensi perusahaan dalam penggunaan sumber daya yang dimiliki. Keuntungan

yang diperoleh perusahaan merupakan selisih total penerimaan dengan total biaya

pada perusahaan. Jumlah produksi mempengaruhi tingkat keuntungan yang

didapatkan oleh sebuah perusahaan. Produksi berpengaruh positif terhadap tingkat

keuntungan, artinya semakin tinggi jumlah produksi maka keuntungan yang

didapatkan akan semakin besar, cateris paribus. Adapun kebutuhan biaya

produksi berpengaruh negatif terhadap tingkat keuntungan. Semakin tinggi biaya

produksi maka akan semakin rendah keuntungan yang didapatkan. Dengan

demikian, perubahan peningkatan keuntungan yang lebih rendah dari tahun

sebelumnya dapat terjadi karena perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih besar

terutama untuk investasi penambahan teknologi yang dilakukan. Oleh karena itu,

perlu dilihat sejauh mana pengaruh adanya penambahan teknologi dan investasi

yang dilakukan perusahaan terhadap tingkat kelayakannya. Dalam hal ini,

penambahan teknologi yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan menjadikan

perusahaan agar semakin efektif dan efisien, sehingga perlu diketahui seberapa

besar keuntungan yang diperoleh perusahaan di waktu yang akan datang sehingga

dibutuhkan analisis tingkat kelayakan dengan kondisi adanya penambahan

teknologi.

Adanya penambahan teknologi mesin yang dilakukan, Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah mengharapkan ada manfaat tambahan yang dapat

Page 22: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

8

diperoleh oleh perusahaan. Sehingga perlu ditinjau tingkat kelayakan usaha

pengolahan kerupuk yang telah dilakukan oleh perusahaan baik sebelum adanya

penambahan teknologi maupun setelah adanya penambahan teknologi.

Keuntungan perusahaan sangat dipengaruhi oleh jumlah produksi dan

biaya produksi. Penurunan jumlah produksi dan peningkatan biaya produksi akan

membuat keuntungan yang diterima perusahaan semakin berkurang, sehingga

perusahaan harus melihat perubahan yang terjadi pada input dan output

perusahaan tersebut. Berdasarkan riwayat perusahaan, seperti terlihat pada tabel 3,

perusahaan tidak pernah mengalami penurunan produksi sehingga penurunan

jumlah produksi merupakan faktor yang kurang sensitif terjadi pada perusahaan.

Faktor biaya, terutama biaya bahan baku utama (ikan dan tepung tapioka) yang

merupakan input bagi perusahaan tentu akan mengalami perubahan seiring dengan

adanya inflasi. Umumnya, perubahan yang terjadi pada biaya input adalah

perubahan harga (kenaikan harga) sehingga jika harga input mengalami kenaikan

maka keuntungan perusahaan akan semakin berkurang karena perusahaan

mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk memproduksi produknya. Oleh

karena itu, pada penelitian ini juga akan dikaji bagaimana pengaruh perubahan

harga input terhadap keuntungan perusahaan sehingga dibutuhkan analisis

sensitivitas terhadap kenaikan harga input terhadap tingkat kelayakan perusahaan.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka perlu dilakukan analisis kelayakan

usaha agar dapat diketahui manfaat bersih yang diperoleh perusahaan dengan

adanya penambahan teknologi. Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk

mengetahui apakah usaha pengolahan kerupuk dengan teknologi mesin

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah layak untuk dijalankan jika dilihat dari aspek

non finansial dan finansial. Dari aspek finansial, pengukuran kelayakan

menggunakan indikator NPV, IRR, Net B/C, dan PP. Untuk mengetahui

kelayakan usaha pengolahan kerupuk ini juga dilakukan analisis dari berbagai

aspek non finansial seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan

hukum, aspek sosial-ekonomi-budaya, dan aspek lingkungan. Analisis sensitivitas

juga dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh kenaikan harga bahan baku

terhadap tingkat kelayakan perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat beberapa permasalahan pokok

Page 23: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

9

yang akan ditinjau dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana kelayakan usaha pengolahan kerupuk ikan/udang Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah dari sisi non-finansial (aspek pasar, teknis,

manajemen dan hukum, sosial-ekonomi-budaya, dan lingkungan)?

2. Bagaimana kelayakan usaha pengolahan kerupuk ikan/udang Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah dari sisi finansial (NPV, IRR, Net B/C, dan PP)?

3. Bagaimana tingkat kepekaan (sensitivitas) usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah apabila terjadi perubahan

input bahan baku?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

tujuan dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Menganalisis kelayakan usaha pengolahan kerupuk ikan/udang Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah dari sisi non-finansial (aspek pasar, teknis,

manajemen dan hukum, sosial-ekonomi-budaya, dan lingkungan)

2. Menganalisis kelayakan usaha pengolahan kerupuk ikan/udang Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah dari sisi finansial (NPV, IRR, Net B/C, dan PP).

3. Menganalisis tingkat kepekaan (sensitivitas) usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah apabila terjadi perubahan

input bahan baku.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi mahasiswa, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,

Institut Pertanian Bogor.

2. Bagi Perusahaan kerupuk ikan/udang berguna sebagai bahan masukan

yang dapat dipertimbangkan dalam hal pengambilan keputusan dalam

terkait dengan kegiatan operasional dan pengembangan usahanya.

3. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu, berguna sebagai bahan

pertimbangan dalam menetapkan kebijakan khususnya dalam

pengembangan usaha pengolahan kerupuk di Kabupaten Indramayu.

Page 24: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

10

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Kabupaten

Indramayu yaitu pada perusahaan pengolahan kerupuk ikan/udang yakni

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah. Pembahasan yang dititikberatkan pada

penelitian ini adalah bagaimana implikasi penambahan teknologi yang dilakukan

oleh perusahaan. Penambahan teknologi yang terjadi adalah teknologi dalam

bidang produksi, yaitu menggunakan teknologi mesin dimana sebelumnya masih

menggunakan tenaga manual. Dalam pembahasan ini akan dilihat manfaat bersih

yang didapat dari adanya penambahan teknologi tersebut. Adanya penambahan

teknologi berpengaruh terhadap aspek kelayakan perusahaan dalam menjalankan

usahanya terutama dalam hal keuntungan yang diperoleh perusahaan. Analisis

kelayakan yang dilakukan meliputi kelayakan perusahaan dengan kondisi adanya

penambahan teknologi pada pertengahan umur usaha sehingga manfaat bersih

yang diperoleh perusahaan dapat diketahui. Aspek kelayakan usaha tersebut

ditinjau dari aspek finansial dan non finansial. Pada aspek finansial yang akan

diteliti adalah pengukuran kelayakan menggunakan indikator NPV, IRR, Net B/C,

dan PP. Sedangkan pada aspek non-finansial, aspek yang akan diteliti adalah

aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, sosial-ekonomi-budaya, dan

lingkungan.

Page 25: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gambaran Umum Kerupuk

2.1.1. Pengertian Kerupuk

Menurut Standar Industri Indonesia (SII) No. 0272-90 kerupuk

didefinisikan sebagai produk makanan kering yang dibuat dari tepung tapioka

dengan atau tanpa penambahan bahan makanan atau bahan tambahan makanan

lainnya yang diijinkan, harus disiapkan dengan cara menggoreng atau

memanggang sebelum. Kerupuk dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan

yaitu kerupuk tidak berprotein dan kerupuk yang memiliki kandungan protein.

Kerupuk tidak berprotein adalah kerupuk yang dalam pembuatannya tidak

menggunakan bahan yang merupakan sumber protein, baik itu protein hewani atau

protein nabati, sedangkan kerupuk yang memiliki kandungan protein adalah

kerupuk yang dalam pembuatannya menggunakan bahan sumber protein hewani

maupun nabati seperti udang dan ikan.

Menurut Wijandi et al., 1975, jenis kerupuk dibedakan menjadi dua

golongan besar yaitu kerupuk kasar yang dibuat dari bahan baku utama pati

ditambahkan bumbu-bumbu dan kerupuk halus yang dibuat selain dari bahan baku

utama pati dan bumbu, juga ditambahkan dengan ikan, susu dan telur ke dalam

adonan. Pemanfaatan ikan yang digunakan sebagai bahan baku dapat berasal dari

hasil sampingan proses pengolahan lain atau bahan segar, tergantung kualitas

kerupuk yang diharapkan (Afrianto dan Liviawaty, 1989).

2.1.2. Mutu Kerupuk dan Nilai Gizi Kerupuk

Menurut Sofiah dan Sutrisniati (1991), mutu kerupuk dapat dinilai dengan

menggunakan parameter-parameter baik terhadap sifat yang dapat dilihat,

misalnya keutuhan, keseragaman pencetakan, dan daya mengembang; maupun

sifat-sifat yang tersembunyi seperti nilai gizi dan rasa.

Dalam kerupuk ikan, nilai gizi yang terkandung didalamnya cukup tinggi.

Oleh karena itu, kerupuk ikan digunakan sebagai salah satu penunjang makanan,

yang sehari-hari banyak dikonsumsi oleh seluruh kalangan masyarakat.

Kandungan/nilai gizi kerupuk dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 26: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

12

Tabel 4. Kandungan Gizi Kerupuk Ikan

Komposisi Kerupuk Ikan Protein (%) 16,0

Lemak (%) 0,4 Karbohidrat (%) 65,6 Air (%) 16,6 Kalsium (mg/100mg) 2,0 Fosfor (mg/100mg) 20,0 Besi (mg/100mg) 0,1 Vit B1 (mg/100mg) 0,04

Sumber: Saraswati, 1986

2.1.3. Bahan Baku Kerupuk Udang/Ikan

Kerupuk udang/ikan dibuat dengan bahan dasar tepung tapioka dan atau

tepung sagu, bahkan gaplek pun dapat digunakan untuk pembuatan kerupuk

udang/ikan. Dari bahan dasar tersebut ditambahakan sejumlah udang/ikan segar

atau udang/ikan kering dan bumbu-bumbu seperti bawang putih, bawang merah,

garam, gula, air dan bleng (Winarno, 1983). Perbandingan antara daging

udang/ikan: tepung tapioka: garam: gula: telur ayam adalah 6 Kg: 6 Kg: 0,2 Kg:

0,25 Kg: 3 butir. Besar perbandingan bahan-bahan itu dapat berubah-ubah sesuai

kebutuhan dan tujuan, misalnya tingkat mutu kerupuk. Jika komposisi daging

udang/ikan ditambah maka kerupuk dianggap lebih bermutu tinggi (Moeljanto,

1982).

a. Udang/ikan

Bahan baku udang/ikan yang digunakan dalam kerupuk udang/ikan adalah

daging dari ikan atau udang, atau bisa juga dengan menggunakan udang kering.

Bahan baku ikan umumnya selalu ada baik pada produk yang berlabel kerupuk

ikan maupun kerupuk udang. Tidak seperti kerupuk ikan, kerupuk udang biasanya

mengandung campuran daging udang dengan proporsi daging ikan yang lebih

banyak. Hal ini dipertimbangkan karena adonan akan pecah-pecah jika

menggunakan daging udang sepenuhnya.

b. Tepung tapioka

Tepung tapioka diolah dari ubi kayu yang kaya akan vitamin C dan

Page 27: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

13

karbohidrat, tapi miskin akan lemak dan protein. Tepung tapioka tidak termasuk

dalam amilopektin, namun tepung tapioka memiliki sifat-sifat yang mirip dengan

amilopektin. Diantara sifat-sifat amilopektin yang sangat disukai oleh para ahli

pengolahan pangan adalah: sangat jernih, tidak mudah menggumpal, memiliki

daya perekat yang tinggi, tidak mudah pecah atau rusak, dan suhu gelatinasi lebih

rendah. Walaupun demikian amilopektin lebih memiliki sifat yang kurang

menyenangkan, diantaranya adalah sifat yang kohesif, viskositas tinggi, serta

mudah rusak jika mendapat perlakuan panas dan asam (Tjokroadikoesoemo,

1986).

c. Telur

Telur yang ditambahkan pada pembuatan kerupuk udang/ikan

dimaksudkan untuk meningkatkan gizi, rasa dan bersifat sebagai pengemulsi serta

pengikat komponen-komponen adonan. Telur juga berperan sebagai pengikat

udara dan menahannya sebagai gelembung. Penggunaan telur pada pembuatan

kerupuk udang/ikan akan mempengaruhi kemekaran kerupuk ikan/udang pada

waktu digoreng (Saraswati, 1986).

d. Gula, Garam, dan Bumbu

Pada dasarnya pemberian gula dalam pembuatan kerupuk udang/ikan

penting untuk memberikan efek rasa. Pemberian garam juga sangat penting karena

selain memberikan efek rasa juga mempengaruhi tingkat kekuatan adonan. Gula

dalam adonan kerupuk ikan/udang berperan dalam memberikan rasa manis,

memperbaiki mutu kerupuk, menambah nilai gizi, dan sebagai pengikat.

Sedangkan garam selain sebagai penambah rasa juga sebagai bahan pengawet

(Saraswati, 1986).

Untuk menambah cita rasa udang/ikan, kadang-kadang ditambah bumbu-

bumbu berupa rempah-rempah seperti: bawang merah, bawang putih, ketumbar,

bawang daun, dan terasi. Monosodium glutamat (MSG) atau penyedap rasa dapat

juga digunakan sebagai pengganti rempah-rempah tetapi jumlah yang digunakan

harus sesuai dengan peraturan pemakaian yang berlaku (Direktorat Gizi

Departemen Kesehatan, 1979 dalam Apriyadi 2003).

e. Air

Fungsi utama air adalah sebagai pembantu dalam pembentukan gluten

Page 28: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

14

pada tepung tapioka, juga melarutkan gula, garam, serta bahan-bahan lain agar

bisa bercampur (Saraswati, 1986).

2.1.4. Proses Pembuatan Kerupuk Ikan/Udang

Daging ikan/udang yang telah dipisahkan dari bagian kulit, kepala, ekor,

dan tulangnya, setelah dicuci kemudian ditumbuk halus. Kemudian dicampur

dengan bumbu dan telur ayam atau telur bebek sambil diaduk sampai rata. Setelah

semua bahan tercampur rata, ditambahkan tepung tapioka kedalam adonan dan

dilakukan pengadukan kembali. Sementara itu ditambahkan air sedikit demi

sedikit, sambil terus diaduk sampai betul-betul lumat.

Adonan yang telah lumat itu kemudian dibuat berbentuk silinder dengan

ukuran silinder sesuai kebutuhan. Adonan-adonan berbentuk silinder itu kemudian

dimasukan kedalam cetakan (mal) yang terbuat dari bahan kaleng atau

alumunium. Adonan yang telah terbentuk untuk selanjutnya dikukus selam lebih

kurang 1,5-2 jam atau sampai masak. Kemudian didinginkan selama 12 jam.

Setelah cukup keras, dipotong-potong tipis (kurang lebih 2 mm) dengan pisau

tajam atau dengan alat pemotong. Untuk memudahkan pemotongan, pisau potong

sering dilumuri minyak goreng. Hasil irisan tersebut kemudian dijemur sampai

kering, dan didapatkanlah kerupuk ikan/udang mentah yang siap dikemas.

2.1.5. Pengemasan

Pengemasan merupakan bagian akhir dari proses produksi bahan pangan

atau produk lain. Syarat-syarat yang digunakan untuk kemasan pangan antara lain

transparan, tidak mengandung bahan berbahaya (toksik), kontrol yang baik

terhadap pemindahan uap air dan gas-gas, cocok pada kisaran suhu yang luas baik

dalam penyimpangan maupun penggunaan, dan murah (Syarif dan Soenarjo,

1985).

Salah satu fungsi kemasan adalah untuk menampakkan identifikasi,

informasi dan penampilan yang jelas agar dapat membantu promosi atau

penjualan. Keterangan yang memuat hal tersebut dinamakan etiket atau label.

Etiket yang tercantum harus cukup besar agar dapat menampung semua

keterangan yang diperlukan mengenai produk dan tidak boleh mudah lepas, luntur

atau lekang air. Pernyataan yang terdapat dalam etiket harus ditulis dengan jelas,

Page 29: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

15

ukuran angka dan huruf cukup besar dan warna yang cukup kontras dengan latar

belakangnya. Label ini harus memuat nama makanan dan merek dagang,

komposisi, isi netto, nama dan alamat perusahaan yang memproduksi atau

mengedarkan, nomor pendaftaran, dan kode produksi (Syarif dan Soenarjo, 1985).

2.2. Definisi Agribisnis dan Agroindustri

Agribisnis adalah paradigma baru memandang pertanian yang merupakan

suatu konsep yang utuh, mulai dari kegiatan yang menyediakan input untuk

produksi, proses produksi, mengolah hasil, pemasaran dan aktivitas lain yang

berkaitan dengan kegiatan pertanian dalam arti luas termasuk didalamnya lembaga

penunjang. Menurut Drillon dalam Saragih 2000, peran agribisnis tidak terlepas

dari industri sebab agribisnis diartikan sebagai “ ....the sum sub total of all

operation activities in the manufacture and distribution off farm supplies,

production activities on the farm and storage, processing and distribution off farm

commodities and item made form them....”.

Ekonomi industri modern dicirikan oleh perkembangan dan pertumbuhan

industri pengolahan dimana konsumen menghendaki komoditi yang telah

mengalami perubahan bentuk sehingga dapat dikonsumsi secara langsung. Dalam

kenyataannya macam dan jumlah jasa yang ditumbuhkan dalam industri ini

merupakan indikator pembangunan dan pertumbuhan suatu negara. Konsumen

akan bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk produk-produk pertanian

yang diolah, diawetkan, didinginkan dan diperkaya oleh zat-zat tertentu (Halcrow,

1981).

Agroindustri merupakan salah satu contoh dari industri pengolahan yang

menurut Badan Pusat Statistik definisi industri pengolahan adalah suatu unit

(kesatuan) produksi yang terletak di suatu tempat tertentu yang melakukan

kegiatan mengubah barang baik secara mekanik maupun kimia atau mengubah

barang yang nilainya rendah menjadi barang yang tinggi nilainya sehingga

menjadi barang/produk yang sifatnya menjadi lebih dekat kepada pemakai akhir.

2.3. Pengertian Industri

Lembaga atau organisasi sosial bisa terdapat dalam kehidupan

bermasyarakat misalnya pemerintah, keluarga, desa, kota selain itu organisasi

Page 30: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

16

ekonomi, misalnya koperasi, industri dan lain-lain. Pemerintah kegiatannya untuk

kepentingan masyarakat umum seperti pembuatan jalan, sekolah, rumah sakit

sedangkan industri mempunyai kegiatan disamping untuk memperoleh

keuntungan juga merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mengurangi

pengangguran, meningkatkan pendapatan pemerintah dan membantu masyarakat

disekitar.

Menurut Undang-Undang Dasar Republik Indonesia No.5 tahun 1984

tentang perindustrian:

1. Industri adalah kegiatan ekonomi mengolah bahan mentah, bahan baku,

barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang

lebih tinggi untuk penggunaanya. Termasuk kegiatan rancang bangun dan

perekayasaan industri.

2. Kelompok industri adalah bagian-bagian utama kegiatan industri yakni

kelompok industri hulu atau juga disebut kelompok industri dasar,

kelompok industri hilir dan kelompok industri kecil.

Definisi industri menurut Swastha B, 1980 adalah suatu kelompok

perusahaan yang memproduksi barang yang sama untuk pasar yang sama pula.

Sedangkan pengertian perusahaan diartikan sebagai suatu organisasi produksi

yang mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan

dengan cara menguntungkan. Untuk organisasi Swastha B, 1980 mendefinisikan

sebagai suatu bentuk dan hubungan yang mempunyai sifat dinamis, dalam arti

dapat menyesuaikan diri kepada perubahan pada hakekatnya merupakan suatu

bentuk yang dengan sadar diciptakan manusia untuk mencapai tujuan yang sudah

diperhitungkan.

2.4. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2008 tentang

usaha mikro, kecil dan menengah pasal 1 ayat 3 menyatakan bahwa usaha

menengah adalah usaha produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang

perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau yang menjadi bagian baik langsung

ataupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah

Page 31: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

17

kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-

undang2. Kriteria usaha menengah dalam Undang-Undang tersebut tercantum

pada pasal 6 ayat 3 yaitu sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh

milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah)

Dalam Keputusan Menperindag No.257/MPP/Kep/1997 dalam

Tresnaprihandini 2006 mendefinisikan industri skala kecil menengah sebagai

suatu usaha dengan nilai investasi maksimal Rp 5 milyar termasuk tanah dan

bangunan. Adapun World Bank membagi UKM ke dalam tiga jenis, yaitu:

1) Medium enterprise, dengan kriteria:

a) Jumlah karyawan maksimal 300 orang

b) Pendapatan setahun tidak melebihi $ 15 juta, dan

c) Jumlah aset tidak melebihi $ 15 juta

2) Small enterprise, dengan kriteria:

a) Jumlah Karyawan kurang dari 30 orang

b) Pendapatan setahun tidak melebihi $ 3 juta, dan

c) Jumlah aset tidak melebihi $ 3 juta

3) Micro commision, dengan kriteria:

a) Jumlah Karyawan kurang dari 10 orang

b) Pendapatan setahun tidak melebihi $ 100 ribu, dan

c) Jumlah aset tidak melebihi $ 100 ribu

Menurut Marbun 2003, keunggulan usaha kecil menengah di Indonesia

adalah pengalaman bisnis sederhana, tidak birokratis, mandiri, cepat tanggap dan

fleksibel, cukup dinamis, ulet atau mau kerja keras serta tidak boros. Namun

kelemahannya juga dapat diidentifikasi sebagai berikut:

2[Kemenperin] Kementrian Perindustrian dan Perdagangan. 2011. Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.2011. http://www.kemenperin.go.id. [11 Februari 2011

Page 32: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

18

1) tidak/jarang mempunyai perencanaan tertulis,

2) tidak berorientasi pada masa depan melainkan pada hari kemarin atau hari ini,

3) manajer tidak memiliki pendidikan yang tepat atau relevan,

4) tanpa pembukuan yang teratur dan neraca rugi-laba,

5) tidak mengadakan analisis pasar yang tepat waktu dan mutakhir,

6) kurang spesialisasi atau diversifikasi berencana,

7) jarang mengadakan inovasi,

8) tidak ada/jarang melakukan kaderisasi tenaga kerja,

9) keluarga sentries,

10) cepat puas diri,

11) Kurang tanggap pada teknologi modern,

12) kurang pengetahuan mengenai hukum dan peraturan.

2.5. Perusahaan Perseorangan

Menurut Swastha B. 1980, bentuk kepemilikan usaha perseorangan

merupakan usaha yang dimiliki oleh seseorang yang menjalankan pekerjaannya

untuk mendapatkan keuntungan sendiri dan tanggung jawab terhadap risiko dan

kegiatan perusahaan adalah sepenuhnya tanggung jawab pemilik. Bentuk

perusahaan seperti ini merupakan bentuk perusahaan yang paling banyak dijumpai

di Indonesia, maupun negara lain di dunia.

Adapun kebaikan bentuk perusahaan perseorangan adalah seluruh laba

menjadi miliknya, kepuasan pribadi dan fleksibilitas, lebih mudah memperoleh

kredit dan sifat kerahasiaan. Sedangkan keburukannya yaitu tanggung jawab

pemilik terbatas, sumber keuangan terbatas, kesulitan dalam manajemen,

kelangsungan usaha kurang terjamin, kurang kesempatan pada karyawan. Sifat-

sifat perusahaan perseorangan dijelaskan juga menurut Prodjosoehardjo dalam

Tresnaprihandini, 2006, adalah sebagai berikut:

1) Modal perusahaan berasal dari pengusaha perusahaan itu sendiri. Sering pula

menggunakan modal pinjaman.

2) Dalam perusahaan tidak terdapat pemisahan secara tegas antara kekayaan

perusahaan dengan kekayaan milik pengusaha.

3) Tidak ada pemisahan bunga modal dan upah tenaga. Hal ini karena pemimpin

juga pemilik sendiri jadi tidak dapat diterapkan berapa gaji sebagai pemimpin

Page 33: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

19

dan berapa bunga untuk modal yang digunakan.

4) Bentuk perusahaan perseorangan pada umumnya tidak tetap, tetapi sangat

tergantung pada subyektifitas dari pemiliknya.

Bentuk perusahaan perseorangan ini pada umumnya merupakan bentuk

perusahaan kecil yang memiliki banyak hambatan seperti: 1) produktivitas kerja

umumnya belum dikenal dan belum menerapkan sistem manajemen usaha yang

teratur, 2) Tingkat pendapatan pengusaha kecil sehingga pendapatan pekerjanya

relatif rendah, 3) Status karyawan yang belum jelas menggunakan tenaga keluarga

dan tenaga luar keluarga, 4) Jumlah pekerja yang relatif sedikit, 5) Margin

keuntungan yang minim dengan risiko yang maksimum (Ravianto, 1986).

2.6. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai bahan referensi adalah

berbagai penelitian yang berhubungan dengan analisis kelayakan usaha dan

analisis pada perusahaan pengolahan kerupuk ikan/udang. Beberapa penelitian

terdahulu mengenai analisis kelayakan usaha yaitu penelitian yang dilakukan oleh

Widyastono (2006) dengan judul “Analisis Kelayakan Usaha penggorengan

Kerupuk (Studi kasus usaha Kecil Sumber Makmur Sentosa Darmaga, Kabupaten

Bogor) yaitu menganalisis usaha penggorengan kerupuk SMS yang didirikan oleh

mahasiswa IPB merupakan salah satu usaha yang dibinan oleh PT FITS Mandiri.

Metode pengolahan data yang dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis

secara kualitatif yaitu dengan menganalisis kelayakan usaha penggorengan

kerupuk dilihat dari aspek pasar, teknik, manajemen dan ekonomi sosial

sedangkan metode kuantitatifnya dilakukan dengan menghitung kelayakan usaha

ini dari aspek finansialnya meliputi NPV, IRR, Net B/C, BEP, Payback Period,

analisis sensitivitas dan analisis switching value.

Oktafiyani (2009) dalam Analisis Kelayakan Usaha Pembuatan Kerupuk

Rambak Kulit Sapi dan Kulit Kerbau (studi Kasus: Usaha Pembuatan Kerupuk

Rambak di Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal, Jawa Tengah)

mendeskripsikan permintaan kerupuk rambak meingkat namun permintaan ini

tidak diimbangi oleh penawaran dari indistri kerupuk rambak, sehingga

mengindikasikan masih ada peluang bagi pelaku usaha untuk mengambil pangsa

pasar yang masih terbuka tersebut. Analisis yang digunakan yaitu analisis

Page 34: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

20

kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk memperoleh

gambaran tentang aspek pasar, teknik, manajemen, ekonomi, sosial dan

lingkungan dalam usaha pembuatan kerupuk rambak. Analisis kuantitatif

dilakukan untuk menganalisis kelayakan aspek finansial menggunakan kriteria

NPV, IRR, Net B/C, Payback Period, analisis sensitivitas dan analisis switching

value.

2.6.2 Hubungan dengan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan pada usaha pengolahan kerupuk ikan/udang

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah, Desa Kenanga, Kecamatan Sindang,

Kabupaten Indramayu mengkaji tentang kelayakan usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang dengan penambahan teknologi yang dilakukan oleh perusahaan pada

tahun 2009. Jika dibandingkan dengan penelitian Widyastono (2006) dan

Oktaviyani (2009), penelitian ini memiliki kesamaan yaitu mengkaji aspek

kelayakan usaha baik kuantitatif maupun kualitatif. Sedangkan letak

perbedaannya adalah waktu dan lokasi penelitian, serta aspek yang dikaji lebih

luas terhadap pengembangan usaha perusahaan karena adanya penambahan

teknologi. Penelitian tersebut dijadikan sebagai referensi bahan pustaka untuk

menganalisis kriteria kelayakan usaha baik aspek finansial maupun non finansial

dalam penelitian ini. Persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu dapat

dilihat pada Lampiran 1.

Page 35: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

24

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Suatu bisnis erat kaitannya dengan kegiatan investasi. Pihak yang

menginvestasikan modalnya tentu harus mengkaji secara mendalam bisnis

tersebut. Oleh karena itu, di setiap bisnis perlu dilakukan analisis berupa studi

kelayakan bisnis beserta aspek-aspeknya untuk melihat secara menyeluruh

berbagai aspek mengenai kemampuan suatu bisnis dalam memberikan manfaat

terhadap modal. Adapun aspek-aspek kelayakan bisnis yang dianalisis antara lain :

aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi,

dan budaya, aspek lingkungan serta aspek finansial.

3.1. 1. Analisis Kelayakan Bisnis

Nurmalina et al. (2009) mengungkapkan bahwa bisnis secara umum

merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan biaya-biaya dengan harapan akan

memperoleh hasil/benefit dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan

kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam satu unit.

Menurut Gray et al. (1992) dalam Nurmalina et al. (2009), kegiatan investasi

diartikan sebagai kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu

bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

benefit.

Dalam kegiatan usaha terdapat peluang dan kesempatan yang membuat

para pelaku usaha berfikir untuk mengambil manfaat dari usaha tersebut sehingga

perlu dilakukan sebuah peninjauan terhadap sejauhmana kegiatan atau

kesempatan itu dapat memberikan manfaat yang diusahakan. Peninjauan ini dapat

dilakukan dengan menggunakan studi kelayakan bisnis. Studi kelayakan bisnis

merupakan penelaahan atau analisis tentang apakah suatu kegiatan investasi

memberikan manfaat atau hasil bila dilaksanakan (Nurmalina et al. 2009). Dengan

demikian studi kelayakan bisnis erat kaitannya dengan keputusan investasi.

Senada dengan pernyataan tersebut, Husnan dan Muhammad (2005) juga

mendefinisikan studi kelayakan investasi sebagai suatu penelitian tentang dapat

tidaknya proyek investasi dilaksankan secara menguntungkan dengan indikasi

Page 36: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

22

adanya manfaat bagi masyarakat luas yang bisa terwujud dari penyerapan tenaga

kerja, pemanfaatan sumberdaya yang melimpah ataupun manfaat untuk

pemerintah berupa penghematan atau penambahan devisa.

Hasil dari analisis studi kelayakan dapat berguna bagi pihak-pihak yang

berkepentingan pada bisnis itu sendiri. Adapun pihak-pihak yang akan

memperoleh manfaat dari analisis ini antara lain (Nurmalina et al. 2009) :

1) Investor, dengan adanya analisis kelayakan bisnis, maka investor dapat

menilai apakah dana yang ditanamkan akan memberikan keuntungan

sehingga investor dapat membuat keputusan investasi secara lebih objektif,

2) Kreditor/Bank, hasil analisis yang diperoleh dapat dijadikan acuan apakah

dana yang dipinjamkan pada suatu bisnis dapat dikembalikan, selain itu

payback period dari bisnis tersebut juga sangat diperhatikan oleh

kreditor/bank,

3) Analis, hasil yang diperoleh dari analisis studi kelayakan digunakan oleh

analis untuk dapat menunjang tugas-tugasnya dalam melakukan penilaian

suatu bisnis baru, pengembangan bisnis atau menilai bisnis yang sudah ada,

4) Masyarakat, hasil dari analisis ini diharapkan dapat meningkatkan

perekonomian serta kesejahteraan masyarakat baik secara langsung maupun

secara tidak langsung melalui nilai tambah yang muncul akibat bisnis

tersebut,

5) Pemerintah, dilihat dari sudut pandang mikro, analisis ini diharapkan mampu

mengembangkan pemanfaatan sumberdaya manusia maupun sumberdaya

alam, peningkatkan pemasukan pemerintah melalui pajak dan retribusi,

sedangkan secara makro, analisis ini diharapkan mampu mempercepat

pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional sehingga terjadi pertumbuhan

PDRB dan pendapatan per kapita

Selain dilihat dari aspek finansial, analisis studi kelayakan ini juga

didasarkan pada berbagai aspek non finansial seperti aspek pasar, aspek teknis,

aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi, dan budaya, aspek

lingkungan.

3.1.2 Aspek-Aspek Analisis Kelayakan Bisnis

Menurut Nurmalina et al. (2009), penilaian dalam studi kelayakan bisnis

Page 37: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

23

dilakukan secara menyeluruh dari berbagai aspek yaitu dari aspek non finansial

yang meliputi: aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, sosial-ekonomi-

budaya, lingkungan dan dari aspek finansial (keuangan). Beberapa aspek non

finansial yang merupakan aspek dalam studi kelayakan bisnis dianalisis secara

kualitatif dan tidak terkait dengan biaya dan manfaat yang bersifat kuantitatif.

Aspek non finansial yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi aspek pasar,

aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial-ekonomi-budaya, dan

aspek lingkungan .

3.1.2.1 Aspek Pasar

Pasar meliputi keseluruhan pembeli potensial yang akan memenuhi

kebutuhan dan keinginannya, dimana pembeli tersebut bersedia dan mampu

membeli alat-alat pemuas melalui pertukaran (Kotler, 1988) diacu dalam

Sudiyono (2002). Menurut Husnan dan Muhammad (2005) aspek pasar mengkaji

tentang:

1) Permintaan (Demand)

Menurut Kotler (1988) dalam Husnan dan Muhammad (2005), jumlah yang

diminta untuk jumlah komoditi yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga

disebut permintaan. Dari konsep permintaan tersebut dapat diketahui bahwa

variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan adalah harga komoditi

tersebut, harga komoditi barang lain, pendapatan rata-rata rumah tangga,

selera, distribusi pendapatan diantara rumah tangga, dan jumlah penduduk.

Kajian permintaan perlu dianalisis baik secara total ataupun terperinci

menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar pemakai dan proyeksi

permintaan tersebut di masa yang akan datang

2) Penawaran (Supply)

Menurut Kotler (1988) dalam Husnan dan Muhammad (2005), jumlah yang

ditawarkan untuk jumlah komoditi yang ingin dijual oleh perusahaan disebut

penawaran, sehingga dari konsep penawaran tersebut dapat diketahui bahwa

variabel-variabel yang mempengaruhi penawaran yang dilakukan oleh suatu

industri (perusahaan) adalah harga barang tersebut, harga barang lain, harga

faktor produksi, dan teknologi. Kajian penawaran perlu dianalisis baik yang

Page 38: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

24

berasal dari dalam negeri maupun dari impor, baik perkembangannya di masa

lalu maupun proyeksi di masa yang akan datang.

3) Program pemasaran

Menurut Kotler (1988) dalam Husnan dan Muhammad (2005), program

pemasaran sering disebut sebagai bauran pemasaran (marketing mix), yang

terdiri dari empat komponen yaitu produk (product), harga (price), distribusi

(distribution), dan promosi (promotion). Program pemasaran mencakup

strategi pemasaran yang akan digunakan bauran pemasaran serta identifikasi

siklus kehidupan produk, pada tahap apa produk akan dibuat.

Sebuah perusahaan sebelum memproduksi sebuah produk harus terlebih

dahulu melihat permintaan yang benar-benar dilakukan oleh konsumen,

penawaran yang dilakukan oleh produsen dalam industri tersebut, market share

perusahaan selama ini, serta peluang market share yang masih bisa ditingkatkan.

Hal ini perlu dilakukan agar produk yang ditawarkan perusahaan tepat sasaran dan

menghindari kerugian bagi perusahaan.

Kondisi pasar cenderung memiliki karakteristik yang berbeda-beda

sehingga untuk memudahkan maka perlu dilakukan segementasi pada pasar

tersebut agar pasar memiliki karakteristik yang lebih sama. Segmentasi dapat

berdasarkan aspek geografis yang terdiri dari bangsa, negara, provinsi, dan

kabupaten/kota madya, aspek demografis yang terdiri dari usia dan tahap daur

hidup, jenis kelamin, dan pendapatan, aspek psikografis yang meliputi kelas

sosial, gaya hidup, dan kepribadian serta aspek perilaku yang terdiri dari

kesempatan, tingkat penggunaan, status kesetiaan, tahap kesiapan pembelian, dan

sikap. Setelah dilakukan segementasi perlu analisis untuk menentukan segmen

pasar yang dicakup dan dapat dilayani. Tahap terakhir adalah penentuan posisi

pada segmen terpilih yang akan ditempati. Pesaing juga akan menentukan

keberlanjutan sebuah bisnis sehingga perlu dilakukan analisis pesaing. Pesaing

merupakan suatu perusahaan lain yang mempunyai salah satu atau lebih ciri-ciri :

(1) perusahaan yang menawarkan produk dan harga yang sama di pasar, (2)

perusahaan yang membuat produk atau kelas produk yang sama, (3) perusahaan

yang membuat produk dan memasok yang sama, dan (4) perusahaan yang

memperebutkan uang dari konsumen yang sama.

Page 39: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

25

3.1.2.2 Aspek Teknis

Aspek teknis merupakan analisis yang berhubungan dengan input proyek

(penyediaan) dan output (produksi) berupa barang dan jasa, dimana Aspek teknis

berkaitan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan

pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun (Husnan dan

Muhammad, 2005). Analisis teknis akan dapat menentukan hasil-hasil yang

potensial di areal proyek, pengujian fasilitas-fasilitas pemasaran dan penyimpanan

yang dibutuhkan untuk mendukung dalam pelaksanaan proyek, pengujian sistem-

sistem pengolahan yang dibutuhkan.

Menurut Nurmalina et al. (2009) beberapa hal yang perlu dikaji dalam

aspek teknis antara lain lokasi bisnis, luas produksi, proses produksi, layout, dan

pemilihan jenis teknologi dan equipment.

1) Lokasi Bisnis

Variabel yang mempengaruhi pemilihan lokasi bisnis ini terdiri atas

variabel utama dan variabel bukan utama yang dimungkinkan untuk berubah.

Variabel utama antara lain (1) ketersedian bahan baku, bila suatu usaha

memerlukan bahan baku dalam jumlah yang besar maka bahan baku menjadi

variabel yang cukup penting dalam penentuan lokasi bisnis sehingga

pengusaha perlu mengetahui jumlah bahan baku yang dibutuhkan, kelayakan

harga bahan baku, kapasitas, kualitas, dan kontinuitas sumber bahan baku,

serta biaya pendahuluan yang diperlukan sebelum bahan baku diproses. (2)

letak pasar yang dituju, informasi yang perlu diperoleh antara lain daya beli

konsumen, pesaing dan analisis pasar lainnya. (3) Tenaga listrik dan air, pada

perusahaan yang menggunakan listrik dalam jumlah besar tentu perlu

mengetahui ketersediaan listrik di suatu lokasi. Sama halnya dengan

kebutuhan air bagi perusahaan yang menggunakan air cukup banyak. (4)

Supply tenaga kerja yang sangat mempengaruhi biaya produksi yang

ditanggung oleh perusahaan harus tersedia dengan baik. (5) Fasilitas

transportasi, hal ini berkaitan dengan pertimbangan bahan baku dan

pertimbangan pasar. Jika lokasi berdekatan dengan sumber bahan baku, maka

pertimbangan utama adalah transportasi menuju pasar.

Variabel bukan utama antara lain (1) hukum dan peraturan di

Page 40: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

26

Indonesia maupun di tingkat lokal pada rencana lokasi, karena dimungkinkan

ada peraturan yang melarang pendirian suatu bisnis di suatu lokasi atau

adanya keringanan dari pemerintah untuk mendirikan suatu lokasi. (2) Sikap

dari masyarakat setempat yang mendukung atau tidak pada pendirian suatu

bisnis. (3) Rencana masa depan perusahaan dalan kaitannya dengan perluasan

bisnis.

2) Luas Produksi

Beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan luas produksi yaitu

batasan permintaan, tersedianya kapasitas mesin, jumlah dan kemampuan

tenaga kerja pengelolaan proses produksi, kemampuan finansial dan

manajemen perusahaan, dan kemungkinan adanya perubahan teknologi

produksi di masa yang akan datang. Pada produk baru, kapasitas produksi

biasanya masih belum optimal, namun sebaiknya kapasitas produksi ini masih

berada di tingkat titik impas.

3) Proses Produksi

Proses produksi terdiri atas tiga jenis yaitu proses produksi yang

terputus-putus, proses produksi yang kontinu, dan proses produksi kombinasi.

4) Layout

Layout ini mencakup layout site, layout pabrik, layout bangunan

bukan pabrik, dan fasilitas-fasilitanya. Kriteria-kriteria yang dapat digunakan

yakni kosistensi dengan teknologi produksi, arus produk dalam proses

produksi yang lancar dari satu proses ke proses lain, penggunaan ruangan

yang optimal, kemudahan melakukan ekspansi, meminimisasi biaya produksi,

dan memberikan jaminan yang cukup untuk keselamatan tenaga kerja.

5) Pemilihan Jenis Teknologi dan Equipment

Pada dasarnya pemilihan teknologi ini berpatokan pada seberapa jauh

derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan.

Saat ini digunakan pula teknologi tepat yang dalam hal ini dapat digunakan

kriteria tentang penggunaan potensi ekonomi lokal dan kesesuaian dengan

kondisi sosial budaya setempat.

Pemilihan mesin dan peralatan serta jenis teknologi mempunyai

hubungan yang erat sekali karena pemilihan mesin wajib mengikuti ketentuan

Page 41: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

27

jenis teknologi yang telah ditetapkan walaupun juga mempertimbangkan

faktor non teknologi lainnya seperti keadaan infrastruktur dan fasilitas

pengangkutan mesin, keadaan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan mesin dan

peralatan yang ada di sekitar lokasi bisnis, kemungkinan memperoleh tenaga

ahli yang akan mengelola mesin dan peralatan tersebut.

3.1.2.3 Aspek Manajemen dan Hukum

Aspek Manajemen meneliti sistem manajerial suatu usaha antara lain

kesanggupan dan keahlian staf dalam menangani masalah proyek. Evaluasi aspek

manajemen operasional bertujuan untuk menentukan secara efektif dan efisien

mengenai bentuk badan usaha yang dipilih, struktur organisasi yang akan

digunakan, jenis-jenis pekerjaan yang diperlukan agar usaha tersebut dapat

berjalan dengan lancar serta kebutuhan biaya gaji dan upah tenaga kerja. Dengan

demikian, analisis aspek manajemen dibagi kedalam dua kelompok yaitu

manajemen dalam pembangunan bisnis dan manajemen dalam masa operasi.

Dalam masa pembangunan bisnis, hal yang perlu dipelajari meliputi pelaksana

bisnis, jadwal penyelesaian bisnis tersebut, pelaku studi masing-masing aspek

kelayakan bisnis. Sedangkan manajemen dalam operasi meliputi struktur

organisasi, deskripsi masing-masing jabatan, jumlah tenaga kerja yang diperlukan,

dan menentukan anggota direksi dan tenaga inti.

Analisis aspek hukum diperlukan dengan mempertimbangkan bentuk

badan hukum dari badan usaha yang telah dibangunnya. Pertimbangan ini

didasarkan dari kekuatan hukum, konsekuensi, dan mempelajari jaminan-jaminan

yang bisa disediakan bila akan menggunakan sumber dana berupa pinjaman,

berbagai akta, sertifikat, dan izin. Dengan kata lain perijinan yang dilakukan oleh

perusahaan merupakan suatu cara untuk menghindari kesulitan yang mungkin

dihadapi yang berasal dari pemerintah. Ketika perusahaan telah melakukan

perijinan, maka perusahaan telah terdaftar sebagai badan usaha dan diakui

keberadaannya oleh pemerintah setempat dan pusat.

3.1.2.4 Aspek Sosial, Ekonomi, Budaya

Pada aspek ini, analisis yang dilakukan akan menilai apa dampak sosial,

ekonomi, dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan. Beberapa pertimbangan

Page 42: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

28

sosial yang harus dipikirkan secara cermat agar dapat menentukan apakah suatu

proyek yang diusulkan tanggap terhadap keadaan sosial seperti penciptaan

kesempatan kerja yang merupakan masalah terdekat dari suatu wilayah (Gittinger,

1986). Nurmalina et al. (2009) menambahkan bahwa dalam menganalisis aspek

sosial perlu mempertimbangkan pola dan kebiasaan sosial yang lebih luas dari

adanya investasi proyek. Sehingga pada aspek sosial yang dinilai antara lain

penambahan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran, pemerataan

kesempatan kerja dan pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan sekitar lokasi

bisnis. Sedangkan dari aspek ekonomi akan dinilai apakah suatu bisnis mampu

memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah,

pendapatan dari pajak, dan dapat menambah aktivitas ekonomi. Aspek budaya

dapat dianalisis melalui dampak adanya bisnis pada budaya masyarakat sekitar.

Suatu bisnis tidak akan ditolak bila secara sosial budaya dapat diterima oleh

masyarakat dan secara ekonomi mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3.1.2.5 Aspek Lingkungan

Pembangunan suatu usaha tentu akan memberikan dampak bagi

lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Analisis aspek

lingkungan diperlukan untuk menganalisis dampak tersebut. Nurmalina et al.

(2009) menyatakan bahwa dalam menganalisis aspek lingkungan yang perlu

diperhatikan adalah bagaimana pengaruh keberadaan bisnis terhadap lingkungan

sekitar. Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis

suatu bisnis justru akan menunjang kelangsungan suatu bisnis itu sendiri, sebab

tidak ada bisnis yang bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan.

Sehingga untuk membangun sebuah usaha perlu dilakukan analisis terhadap aspek

lingkungan.

3.1.3 Analisis Finansial

Menurut Husnan dan Muhammad (2005), analisis finansial (financial

analysis) merupakan analisis yang hanya membatasi manfaat dan pengorbanan

dari sudut pandang perusahaan. Analisis aspek finansial merupakan bagian dari

analisis studi kelayakan bisnis yang sangat diperlukan untuk menentukan manfaat

yang diterima dari bisnis tersebut. Oleh karena itu analisis finansial yang

Page 43: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

29

dilakukan ini akan mencakup definisi-definisi manfaat dan biaya yang berkaitan

dengan suatu bisnis. Analisis finansial terhadap suatu bisnis dilakukan untuk

menganalisis berbagai aspek finansial dalam bisnis tersebut. Aspek finansial

bersifat sangat kuantitatif karena analisis ini mengkaji jumlah dana yang

dibutuhkan untuk membangun dan mengoperasikan kegiatan bisnis. Selain itu,

aspek ini juga memperhitungkan penerimaan yang diperoleh selama suatu usaha

berjalan. Beberapa data yang diperlukan antara lain biaya investasi, biaya

operasional yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel serta penerimaan yang

diperoleh selama umur bisnis. Data-data ini akan diolah dengan menggunakan

analisis kelayakan bisnis berupa kriteria investasi seperti Net Present Value

(NPV), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan

Payback Period (PP). Adanya perubahan-perubahan yang mungkin terjadi selama

bisnis berjalan dapat dianalisis dengan menggunakan analisis sensitivitas.

3.1.3.1 Biaya dan Manfaat

Biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi tujuan bisnis yakni manfaat.

Menurut Gittinger (1986) biaya yang digunakan dalam suatu bisnis dapat

digolongkan ke dalam tujuh kelompok yakni :

1) Barang-barang fisik, biaya jenis ini pada umumnya mudah diidentifikasi.

Contoh barang-barang fisik antara lain saluran irigasi, pupuk, dan obat-

obatan, bahan untuk bangunan rumah, dan bangunan. Namun penentuan

kapan dan berapa banyak barang ini diperlukan agak sulit dipastikan.

2) Tenaga Kerja

3) Lahan, tidak terlalu sulit untuk menetukan lokasi tanah yang cocok untuk

bisnis maupun jumlah yang dibutuhkan.

4) Cadangan-cadangan tak terduga, biaya tak terduga dibagi kedalam biaya tak

terduga fisik dan biaya tak terduga harga. Biaya tak terduga harga juga dibagi

ke dalam dua golongan yakni perubahan harga relatif dan inflasi umum.

Biaya tak terduga fisik dan biaya tak terduga harga membantu kenaikan biaya

relatif yang didasarkan pada harapan kita mengenai perubahan fisik dan harga

yang terjadi.

5) Pajak

6) Jasa Pinjaman, biaya jasa pinjaman pada analisis keuangan terdiri dari bunga

Page 44: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

30

dan pelunasan kembali pinjamannya.

7) Biaya-Biaya Tidak Diperhitungkan, yaitu semua biaya yang dikeluarkan pada

waktu yang lampau yang didasarkan pada suatu usulan investasi yang baru

biasanya biaya ini juga disebut sebagai Sunk cost.

Pada umumnya biaya seringkali lebih mudah diperkirakan dibandingkan

dengan manfaat yang akan diperoleh. Biaya juga dapat digolongkan berdasarkan

fungsi pokok dalam perusahaan. Terdapat tiga fungsi pokok biaya yaitu fungsi

produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Biaya produksi

merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk

jadi yang siap dijual. Menurut objek pengeluarannya, biaya produksi dibagi

menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead

pabrik baik yang bersifat variabel maupun tetap (Mulyadi, 2000). Adapun

pengertian dari biaya-biaya tersebut antara lain:

1) Biaya bahan baku, yakni seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh

bahan baku.

2) Biaya tenaga kerja, sebenarnya biaya tenaga kerja terbagi menjadi biaya

tenaga kerja langsung dan tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung

merupakan imbalan yang diberikan pada tenaga kerja yang terlibat langsung

dalam menghasilkan output. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung

merupakan imbalan yang diberikan pada tenaga kerja, akan tetapi manfaatnya

tidak dapat diidentifikasikan pada produk yang dihasilkan perusahaan. Biaya

tenaga kerja yang diperhitungkan dalam biaya produksi merupakan biaya

tenaga kerja langsung.

3) Biaya overhead yakni biaya yang secara tidak langsung mempengaruhi proses

produksi. Biaya overhead tetap adalah biaya overhead yang tidak berubah

dengan perubahan jumlah produksi. Sedangkan biaya overhead variabel yaitu

biaya yang berubah sebanding dengan perubahan jumlah produksi

perusahaan.

Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan

kegiatan pemasaran produk. Contoh biaya ini antara lain biaya iklan, promosi,

transportasi, dan pengiriman. Sedangkan biaya administrasi dan umum merupakan

biaya-biaya untuk yang dikeluarkan untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi

Page 45: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

31

dan pemasaran produk. Contoh biaya ini antara lain gaji karyawan bagian

keuangan, personalia, biaya fotocopy, dan lain-lain.

Manfaat dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar yakni Tangible

Banefit, Indirect Benefit, dan Intangible Benefit (Nurmalina et al. 2009).

1) Tangible Benefit, merupakan manfaat yang dapat diukur. Manfaat ini dapat

diperoleh melalui (1) peningkatan produksi (2) perbaikan kualitas produk

karena jika kualitas meningkat maka harga dapat meningkat sehingga dengan

jumlah yang sama total penerimaan akan meningkat pula, (3) perubahan

waktu dan lokasi penjualan baik yang berhubungan dengan peningkatan

ketersediaan produk sepanjang waktu maupun penurunan biaya transportasi,

(4) perubahan bentuk produk yang meliputi pengolahan lebih lanjut dan

penetapan grading pada produk, (5) mekanisasi pertanian sehingga mampu

mengurangi biaya misalnya karena menurunnya penggunaan tenaga kerja, (6)

penggunaan biaya transportasi, (7) penurunan atau menghidari kerugian.

2) Indirect Benefit, yakni manfaat yang dirasakan di luar bisnis itu sendiri

sehingga mempengaruhi keadaan eksternal bisnis.

3) Intangible Benefit, yakni manfaat yang riil namun sulit diukur contohnya

manfaat keindahan, kenyamanan, dan kesegaran pada bisnis pertamanan.

3.1.3.2 Kriteria Kelayakan Bisnis

Dalam menganalisis kelayakan suatu bisnis maka perlu ditinjau dari aspek

penanaman investasinya. Studi kelayakan bisnis pada dasarnya bertujuan untuk

menentukan kelayakan bisnis berdasarkan kriteria investasi sehingga kelayakan

bisnis harus pula dilihat dari sisi kelayakan kriteria investasi. Beberapa kriteria

investasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1) Net Present Value (NPV)

2) Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)

3) Internal Rate of Return (IRR)

4) Payback Period (PP)

3.2 . Kerangka Pemikiran Operasional

Kabupaten Indramayu memiliki sektor agribisnis perikanan yang potensial

termasuk di dalamnya usaha pengolahan hasil perikanan menjadi kerupuk

Page 46: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

32

ikan/udang dimana saat ini dalam usaha pengolahan tersebut mengalami

perkembangan peningkatan pelaku usaha.

Sentra produksi usaha pengolahan kerupuk ikan/udang berlokasi di Desa

Kenanga Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu. Dalam industri ini terdiri

dari perusahaan dengan skala kecil, menengah dan besar. Sektor industri ini telah

menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat sekitar. Demikian halnya dengan

adanya peningkatan jumlah usaha dalam pengolahan ini mengindikasikan usaha

pengolahan ini potensial. Salah satu perusahaan yang memanfaatkan potensi

perikanan kabupaten Indramayu dengan mendirikan usaha pengolahan kerupuk

udang/ikan adalah Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah. Perusahaan ini

merupakan sebuah perusahaan pionir dalam menjalankan usaha pengolahan

kerupuk ikan/udang di Indramayu dan sampai saat ini masih menjadi perusahaan

dengan produksi tertinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainnya.

Pada tahun 2009, perusahaan ini melakukan penambahan teknologi

terhadap salah satu bagian produksi dari penggunaan tenaga manusia secara

manual kepada penggunaan teknologi mesin. Adanya penambahan teknologi

mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah produksi dan produktivitas

perusahaan. Namun dengan adanya perubahan teknologi ini, ternyata pada tahun

2009 perubahan (delta) peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan

menurun. Oleh karena itu, dibutuhkan analisis untuk mengetahui seberapa besar

tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan, sehingga dalam penelitian ini akan

dilakukan analisis kelayakan usaha pengolahan kerupuk ikan/udang pada

perusahaan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah terkait dengan kelayakan usaha

sebelum adanya perubahan teknologi dan setelah adanya perubahan teknologi

serta menganalisis sensitivitas perusahaan terhadap kenaikan biaya input bahan

baku utama (kenaikan harga ikan segar dan harga tepung tapioka). Melalui

penelitian ini, akan dikaji kriteria kelayakannya yang dilihat dari aspek finansial

dan non finansial. Aspek non-finansial meliputi : 1) aspek pasar yang meliputi

penawaran dan permintaan yang menunjukkan adanya peluang pasar serta bauran

pemasaran yang diterapkan; 2) Aspek teknis meliputi lokasi usaha, skala usaha,

layout, pengadaan input, proses produksi; 3) Aspek manajemen meliputi bentuk

badan usaha, struktur organisasi, job description, dan sistem upah; 4) aspek

Page 47: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

33

hukum meliputi izin dalam melakukan usaha baik dari pemerintah pusat maupun

pemerintah setempat untuk kelancaran usaha pengolahan; 5) Aspek sosial-

ekonomi-budaya meliputi dampak lingkungan dan sosial yang ditimbulkan dari

usaha; 6) Aspek lingkungan meliputi dampak terhadap lingkungan akibat usaha

yang dijalankan.

Pada aspek finansial perlu dilihat kelayakan pengembangan usaha

pengolahan kerupuk udang/ikan dengan kondisi kelayakan usaha jika dilakukan

adanya perubahan dengan penambahan teknologi. Analisis kelayakan didasarkan

pada kriteria kelayakan investasi seperti NPV, Net B/C, IRR, dan Payback period.

Beberapa perubahan yang dapat mempengaruhi kelayakan pengembangan

usaha dengan adanya perubahan teknologi pada usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang di Perusahaan kerupuk cap Dua Gajah antara lain kenaikan harga input

berupa kenaikan harga ikan segar dan kenaikan harga tepung tapioka. Untuk itu

perlu dilakukan analisis sensitivitas terhadap perubahan tersebut. Jika hasil

analisis finansial menunjukan bahwa usaha tersebut layak untuk dilaksanakan,

maka analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat sensitivitas usaha terhadap

variabel yang mengalami perubahan. Jika hasil analisis finansial menunjukkan

tidak layak maka perlu dilakukan evaluasi oleh perusahaan.

Hasil dari analisis kelayakan ini dapat dijadikan pedoman bagi Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah untuk menjalankan pengembangan usaha. Apabila hasil

analisis kelayakan menunjukkan bahwa pengembangan usaha ini layak maka

pengembangan usaha ini dilanjutkan dan bila tidak layak maka perlu

pertimbangan dari pihak Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah mengenai tindakan

yang akan dijalankan oleh perusahaan selanjutnya.

Page 48: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

34

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional

Lanjutkan Analisis Sensitivitas

Layak

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dalam Upaya Peningkatan Produksi:

Menambah Teknologi Mesin

Mengkaji kelayakan penambahan teknologi mesin Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dari berbagai aspek

Menganalisis sensitivitas usaha dengan adanya penambahan teknologi mesin Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah terhadap perubahan input dan output

Analisis Kelayakan Bisnis

Tidak Layak

1. Aspek Pasar, 2. Aspek Teknis, 3. Aspek Manajemen

dan Hukum, 4. Aspek Sosial-

Ekonomi-Budaya, dan

5. Aspek Lingkungan

Kriteria Kelayakan Investasi:

1. NPV, 2. IRR, 3. Net B/C,

Analisis Finansial Analisis Non-Finansial

Lanjutkan Analisis Sensitivitas

Layak

Page 49: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

35

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan pada sebuah perusahaan pengolahan kerupuk

ikan/udang di daerah penelitian Desa Kenanga Kecamatan Sindang Kabupaten

Indramayu, Jawa Barat yaitu Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah. Pemilihan

lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Desa

Kenanga merupakan sentra produksi kerupuk ikan/udang di Indramayu dan

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah merupakan perusahaan pemimpin dalam

industri tersebut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan Desember

tahun 2010 yang dimulai dengan persiapan penelitian, pengambilan data, dan

dilanjutkan dengan penyusunan laporan penelitian.

4.2 . Jenis dan Sumber Data

Penelitian menggunakan data primer dan data sekunder baik yang bersifat

kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh peneliti pada saat penelitian

di Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah melalui wawancara, observasi langsung

serta dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan

sebelumnya sebagai panduan dalam menjawab tujuan penelitian (Lampiran 2).

Data primer yang diperoleh meliputi :

1) Data keuangan yang mencakup penerimaan, biaya-biaya operasional dan

biaya investasi yang telah dikeluarkan.

2) Aspek-aspek non finansial seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek

manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi, dan budaya, serta aspek

lingkungan.

Data sekunder sebagai penunjang penelitian ini diperoleh dari dokumen

perusahaan dan instansi terkait seperti BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten

Indramayu, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Indramayu, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, Kantor Desa

Kenanga, media massa dan media elektronik, serta berbagai literatur yang

berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder yang diperoleh diantaranya

adalah jumlah perusahaan yang bergerak dalam usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang baik usaha kecil maupun usaha menengah, jenis produk olahan hasil

Page 50: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

36

perikanan, jumlah produksi perikanan Kabupaten Indramayu, dan monografi Desa

Kenanga.

4.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder dilakukan dari

Bulan Maret 2010 hingga Bulan Februari 2011. Pengumpulan data dilakukan

sendiri oleh peneliti. Teknik pengumpulan data yang dilakukan antara lain

wawancara langsung, pengisian kuisioner, pengamatan langsung, browsing

internet, dan observasi data sekunder lainnya.

Data primer diambil di lokasi penelitian yaitu Perusahaan Kerupuk Cap

Dua Gajah Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Lama

penelitian dalam mengumpulkan data primer adalah dua bulan, yaitu Bulan Juli-

Agustus 2010. Pengumpulan data ini dilakukan melalui metode wawancara

langsung, dan observasi lapang. Sumber data primer terdiri dari beberapa

responden yang relevan memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti.

Responden yang diwawancarai antara lain pemilik perusahaan, karyawan

perusahaan (lima orang), masyarakat sekitar perusahaan seperti Kepala Desa

Kenanga, Kepala Urusan Pemerintahan Desa Kenanga, ketua Rukun Warga (RW)

06, ketua Rukun Tetangga (RT) 17, warga sekitar (dua orang) dan pihak terkait

seperti Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu dan Dinas Koperasi,

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Indramayu.

Data sekunder diperoleh dari dokumen perusahaan dan melalui studi

literatur, Perpustakaan Lembaga Sumberdaya Informasi (LSI) IPB, Dinas

Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu dan Dinas Koperasi, Perindustrian

dan Perdagangan Kabupaten Indramayu, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten

Indramayu, Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Manajemen, dan informasi dari

media internet.

4.4. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

Tujuan pertama dalam penelitian ini adalah menganalisis kelayakan usaha

pengolahan kerupuk ikan/udang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah di

Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Indramayu dianalisis secara kualitatif dan

kuantitatif. Analisis kualitatif pada data yang telah diperoleh, ditujukan untuk

Page 51: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

37

memperoleh gambaran mengenai aspek-aspek non finansial pada pengembangan

usaha pengolahan kerupuk ikan/udang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

yang meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek

sosial, ekonomi dan budaya serta aspek lingkungan. Sedangkan data kuantitatif

untuk analisis aspek finansial yang meliputi data penjualan, biaya-biaya

operasional dan investasi pada pengembangan usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah diolah dengan

memanfaatkan program komputer Microsoft excel 2007 dan disajikan dalam

bentuk tabulasi untuk dapat mempermudah pemahaman.

4.4.1 Analisis Kelayakan Non Finansial

Aspek non finansial merupakan aspek-aspek yang tidak terkait dengan

kondisi finansial pengembangan usaha kerupuk pada pengolahan kerupuk

ikan/udang di Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah. Aspek non finansial terdiri

dari aspek pasar, aspek teknis aspek manajemen dan hukum, aspek sosial,

ekonomi, dan budaya serta aspek lingkungan.

4.4.1.1. Aspek Pasar

Aspek pasar menempati urutan yang pertama dalam studi kelayakan.

Pengembangan usaha pengolahan kerupuk ikan/udang pada Perusahaan Kerupuk

Cap Dua Gajah dikatakan layak bila tidak terdapat masalah pemasaran yang dapat

menghambat jalannya pengembangan usaha kerupuk ini, masih terbukanya

peluang pemasaran kerupuk ikan/udang sehingga seluruh hasil produksi kerupuk

ikan/udang yang dihasilkan dapat diterima oleh pasar.

4.4.1.2 Aspek Teknis

Aspek teknis meliputi proses pembangunan bisnis secara teknis dan

pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun sehingga pada

pengembangan usaha pengolahan kerupuk ikan/udang pada Perusahaan Kerupuk

Cap Dua Gajah dapat dikatakan layak dalam aspek teknis bila lokasi perusahaan

mampu menunjang pengembangan usaha tersebut, luas produksi sudah optimal,

layout perusahaan sesuai sehingga mampu memperlancar proses produksi,

pemilihan teknologi sudah tepat (fillet, penggilingan, pembuatan adonan,

penjemuran, pemotongan serta pengemasan) sehingga tidak menghambat usaha.

Page 52: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

38

4.4.1.3 Aspek Manajemen dan Hukum

Aspek manajemen pada pengembangan usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dapat dikatakan layak bila

manajemen sumberdaya manusia yang terdapat pada usaha tersebut telah dikelola

dengan baik, pemberian gaji telah sesuai, memiliki laporan keuangan. Pada aspek

hukum sebuah usaha pengolahan kerupuk layak dilaksanakan bila telah memiliki

izin persetujuan lingkungan dari pihak Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga

(RW), atau pihak Desa, izin dari Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Indramayu.

4.4.1.4 Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Pengembangan usaha pada pengolahan kerupuk ikan/udang Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah dikatakan layak pada aspek sosial, ekonomi, dan budaya

bila mampu meningkatkan kesempatan kerja, pendapatan masyarakat, serta

pendapatan asli daerah Kabupaten Indramayu. Selain itu, pengembangan usaha

pengolahan kerupuk udang/ikan ini juga diharapkan tidak bertentangan dengan

budaya masyarakat.

4.4.1.5 Aspek Lingkungan

Pada aspek lingkungan, pengembangan usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dikatakan layak bila bisnis

tidak memberikan dampak yang merugikan misalnya dengan pengelolaan limbah

perusahaan yang kurang baik sehingga dapat mengganggu kehidupan masyarakat

sekitar.

4.4.2 Analisis Kelayakan Finansial

Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial

pengembangan usaha tersebut. Analisis pada aspek finansial dapat dilihat dari

Proyeksi laba rugi, kriteria kelayakan investasi dan analisis sensitivitas.

4.4.2.1 Kriteria Kelayakan Investasi

Kelayakan suatu usaha dapat ditinjau dari berbagai hal, salah satunya

melalui kriteria kelayakan investasi. Namun sebelum membahas lebih lanjut, perlu

diketahui bahwa seluruh biaya dan manfaat harus dinilai-kinikan (diskonto). Hal

Page 53: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

39

ini terkait dengan adanya preferensi uang terhadap waktu dimana sejumlah uang

yang ada saat ini akan lebih disukai dari pada sejumlah uang yang sama di masa

yang akan datang sehingga untuk dapat dibandingkan maka perlu mengkonversi

nilai uang dengan dengan menggunakan discount factor (DF) yang besarnya

mengikuti rumus :

DF = 1(1+푖)푡

…………………………………………………...….. (1)

Keterangan :

i : Discount rate (DR) sebesar 12,0%

t : tahun saat biaya dikeluarkan atau manfaat diperoleh

Dalam menghitung DF perlu diketahui nilai discount rate (DR). Biasanya

nilai DR ini didasarkan pada tingkat bunga deposito atau bunga pinjaman.

Penggunaan DF erat kaitannya dengan preferensi uang atas waktu, nilai uang saat

ini lebih disukai dari pada nilai uang dengan jumlah yang sama pada masa yang

akan datang sehingga agar seluruh manfaat dan biaya dapat dibandingkan maka

digunakanlah DF. Kriteria investasi yang dapat digunakan antara lain yaitu NPV,

Net B/C, IRR, dan Payback Period.

4.4.2.1.1 Net Present Value (NPV)

NPV merupakan selisih antara total present value manfaat dengan total

present value biaya atau jumlah present value manfaat bersih tambahan selama

umur usaha. NPV memiliki nilai satuan mata uang (Rp) dengan rumus:

푁푃푉 =

n

tti

CtBt1 )1(

..................……...................………………………... (2)

Keterangan :

Bt = Penerimaan pada tahun t

Ct = Biaya-biaya pada tahun t

t = Tahun kegiatan bisnis (10 tahun)

i = Tingkat DR sebesar 12,0%

Kriteria kelayakan menurut NPV yakni :

NPV > 0, pengolahan kerupuk ikan/udang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua

Gajah layak untuk dijalankan.

Page 54: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

40

NPV = 0, pengolahan kerupuk ikan/udang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua

Gajah layak untuk dijalankan tetapi tidak menguntungkan dan tidak

merugikan.

NPV < 0, pengolahan kerupuk ikan/udang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua

Gajah tidak layak untuk dijalankan.

4.4.2.1.2 Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C adalah rasio antara manfaat bersih yang menguntungkan bisnis

dengan manfaat bersih yang merugikan bisnis. Secara matematis, net B/C dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Net B/C =

n

tt

n

tt

iCtBtiCtBt

1

1

)1(

)1( ; ...............………….... (3)

Keterangan :

Bt = Penerimaan pada tahun t

Ct = Biaya-biaya pada tahun t

i = Tingkat DR sebesar 12,0 %

t = Tahun kegiatan bisnis (10 tahun)

Kriteria kelayakan menurut Net B/C yakni :

Net B/C > 1, pengolahan kerupuk ikan/udang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua

Gajah layak untuk dijalankan.

Net B/C = 1, pengolahan kerupuk ikan/udang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua

Gajah layak untuk dijalankan tetapi tidak menguntungkan dan tidak

merugikan.

Net B/C < 1, pengolahan kerupuk ikan/udang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua

Gajah tidak layak untuk dijalankan.

4.4.2.1.3 Internal Rate of Return (IRR)

Kelayakan investasi juga dapat dilihat dari seberapa besar pengembalian

bisnis terhadap investasi yang ditanamkan. IRR menunjukan tingkat discount rate

(DR) yang menghasilkan NPV sama dengan nol dengan satuan persentase.

Perhitungan tingkat IRR dapat dilakukan dengan menggunakan metoda interpolasi

di antara tingkat DR yang lebih rendah (yang menghasilkan NPV positif) dengan

(Bt - Ct) > 0

(Bt - Ct) < 0

Page 55: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

41

tingkat DR yang lebih tinggi (yang menghasilkan NPV negatif). Berikut rumus

IRR :

퐼푅푅 = 푖 + (푖 − 푖 ) ………………………..……. (4)

Keterangan :

i1 = DR yang menghasilkan NPV positif

i2 = DR yang menghasilkan NPV negatif

NPV1 = NPV positif

NPV2 = NPV negatif

Kriteria kelayakan dilakukan dengan membandingkan nilai IRR dengan tingkat

DR yang digunakan. Tingkat DR yang digunakan dalam penelitian sebesar 12,0%

yang merupakan suku bunga pinjaman Bank Centra Asia (BCA). Pemilihan bunga

ini disebabkan karena untuk menganalisis bisnis walaupun pemilik menggunakan

dana milik sendiri untuk mendirikan usaha tetapi agar bisa dibandingkan jika

usaha tersebut menggunakan modal pinjaman sehingga suku bunga yang

digunakan adalah suku bunga pinjaman. Bank yang digunakan oleh pemilik dalam

menyimpan uang dan bertransaksi yaitu BCA, sehingga suku bunga pinjaman

yang digunakan adalah sebesar 12,0%. Dengan demikian kriteria kelayakan

menurut IRR yakni :

IRR > 12,0%, pengolahan kerupuk ikan/udang pada Perusahaan Kerupuk Cap

Dua Gajah layak untuk dijalankan.

IRR = 12,0%, pengolahan kerupuk ikan/udang pada Perusahaan Kerupuk Cap

Dua Gajah layak untuk dijalankan tetapi tidak menguntungkan

dan tidak merugikan.

IRR < 12,0%, pengolahan kerupuk ikan/udang pada Perusahaan Kerupuk Cap

Dua Gajah tidak layak untuk dijalankan.

4.4.2.1.4 Payback Period (PP)

Kriteria ini mengukur seberapa cepat pengembalian investasi pada suatu

usaha. Namun terdapat kelemahan pada kriteria ini yakni diabaikannya time value

of money dan diabaikannya cashflow setelah periode payback. Untuk mengatasi

kelemahan yang pertama, maka terkadang digunakan discounted payback period.

Adapun rumus payback period adalah

Page 56: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

42

푃푎푦푏푎푐푘 푝푒푟푖표푑 = ……………………………………... (5)

Keterangan :

I = Besarnya investasi yang diperlukan

Ab= Manfaat bersih rata-rata per tahun yang didiskontokan selama lima tahun

Semakin kecil nilai payback period pada usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah ini maka akan semakin cepat

pengembalian investasi yang telah dikeluarkan sehingga pengembangan usaha ini

akan semakin layak untuk dilaksanakan. Jika payback period lebih cepat

dibandingkan dengan umur usaha yaitu sepuluh tahun maka pengembangan usaha

pengolahan kerupuk ini layak untuk dilaksanakan.

4.4.2.2 Analisis Sensitivitas

Analisis ini digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang

berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan. Analisis sensitivitas

dilakukan dengan cara mengubah besarnya variabel-variabel yang penting.

Kemudian dinilai seberapa besar sensitivitas perubahan variabel-variabel tersebut

berdampak pada hasil kelayakan pengembangan (NPV, IRR, Net B/C, dan

Payback Period). Analisis sensitivitas yang dilakukan pada usaha pengolahan

kerupuk ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah digunakan untuk

melihat kepekaan kelayakan pengembangan usaha berupa perubahan teknologi ini

terhadap jumlah produksi kerupuk udang/ikan serta keuntungan yang diperoleh

perusahaan.

4.5 Definisi Operasional

1) Kerupuk ikan/udang adalah suatu produk olahan yang dibuat dari campuran

tepung tapioka dan daging udang/ikan yang ditambah dengan bahan-bahan

pembantu dan penyedap lainnya, kemudian dilumatkan dengan sedikit air,

hingga mencapai konsistensi tertentu.

2) Keuntungan adalah pendapatan yang diperoleh pengusaha dari usahanya.

Definisi keuntungan dalam penelitian ini merupakan hasil pengurangan

pendapatan dengan pengeluaran dari unit usaha yang dilakukan oleh

perusahaan pengolahan kerupuk ikan/udang dalam satuan waktu selama satu

periode produksi.

Page 57: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

43

3) Nilai Penjualan dalam penelitian ini merupakan penerimaan yang diterima

oleh unit usaha yang dilakukan oleh perusahaan pengolahan kerupuk

ikan/udang dari hasil penjualan kerupuk ikan/udang, yaitu harga kerupuk

ikan/udang per bal dikalikan dengan jumlah bal yang dijual selama satu

periode produksi.

4) Biaya bahan baku menunjukkan biaya yang dikeluarkan untuk membeli

bahan baku yang digunakan untuk usaha, atau barang jadi yang akan dijual

lagi. Bahan baku dalam penelitian ini menggunakan satuan rupiah per bal.

5) Upah pekerja adalah besar atas produk yang dihasilkan pekerja, menunjukkan

upah yang diterima tenaga kerja untuk mengolah satu satuan bahan baku dan

diukur dalam satuan rupiah per hari orang kerja.

4.6 Asumsi Dasar

Dalam menganalisis kelayakan pengembangan usaha usaha pengolahan

kerupuk ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah secara finansial perlu

digunakan beberapa asumsi. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perhitungan

antara lain:

1. Periode usaha ditetapkan selama 10 tahun. Periode usaha ini ditetapkan

berdasarkan umur ekonomis dari investasi yang paling besar yaitu umur

ekonomis bangunan yang digunakan dalam usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang.

2. Analisis Kelayakan Usaha yang dilakukan dengan menganggap usaha

tersebut baru dilakukan. Proses persiapan pabrik dilakukan selama delapan

bulan sehingga penerimaan tahun pertama (tahun 2004) baru diperoleh

perusahaan pada bulan kesembilan. Penambahan teknologi (tambahan

investasi) dilakukan pada tahun keenam (tahun 2009).

3. Data biaya investasi berupa tanah dan bangunan yang diperoleh perusahaan

merupakan biaya yang dikeluarkan pada tahun pembuatan pabrik usaha kedua

yang dilakukan perusahaan pada tahun 2003, sehingga untuk menyesuaikan

dengan tahun pertama dalam analisis kelayakan (tahun 2004) maka biaya

investasi yang digunakan dalam proyeksi arus kas dilakukan compounding

Factor dengan tingkat diskon faktor pada tahun tersebut yakni sebesar 14

Page 58: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

44

persen.

4. Data Penerimaan dan pengeluaran tahun keenam (tahun penambahan

teknologi) diperoleh dari dokumen perusahaan dan pada tahun berikutnya

diasumsikan mengalami kenaikan sebesar dua persen per tahun. Adapun

untuk tahun kelima diasumsikan produksi perusahaan adalah setengah dari

produksi pada tahun keenam, dan asumsi tahun pertama sampai tahun kelima

mengalami peningkatan sebesar dua persen per tahun.

5. Seluruh modal yang digunakan dalam pengembangan usaha usaha

pengolahan kerupuk ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah ini

menggunakan modal sendiri.

6. Harga seluruh input dan output yang digunakan dalam analisis ini bersumber

dari hasil wawancara dan survey lapang yang dilakukan selama penelitian.

7. Dalam satu tahun diasumsikan terdiri dari 12 bulan dan satu bulan

diasumsikan terdiri dari 30 hari.

8. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus yakni :

푃푒푛푦푢푠푢푡푎푛 = 푁푖푙푎푖 푝푒푚푏푒푙푖푎푛 푏푎푟푎푛푔 − 푝푒푛푎푓푠푖푟푎푛 푛푖푙푎푖 푠푖푠푎

푢푚푢푟 푒푘표푛표푚푖푠 푏푎푟푎푛푔

9. Pajak pendapatan yang digunakan berdasarkan Undang-Undang Republik

Indonesia No. 36 tahun 2008, pasal 17 ayat 2 a, yang merupakan perubahan

keempat atas undang-undang nomor 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan,

yaitu :

Pasal 17 ayat 1 b. Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap

adalah sebesar 28% (dua puluh delapan persen).

Pasal 17 ayat 2 a.Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b menjadi

25% (dua puluh lima persen) yang mulai berlaku sejak

tahun pajak 2010.

10. Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat suku bunga pinjaman

Bank Centra Asia (BCA yakni sebesar 12,0 persen per tahun). Pemilihan

bunga pinjaman pada bank BCA karena pemilik perusahaan memiliki

tabungan di bank tersebut.

Page 59: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

45

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Lokasi Perusahaan

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah merupakan salah satu perusahaan

yang memproduksi kerupuk ikan/udang terbesar di Indaramayu dan beralamatkan

di Jalan Perindustrian Blok Dukuh RT/RW 17/06, Desa Kenanga, Kecamatan

Sindang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Lokasi perusahaan ini cukup

strategis, yaitu terletak di kawasan industri kerupuk sehingga mendukung

keberadaan pabrik ini dan akses kendaraan yang lancar serta cukup dekat dengan

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Karangsong. TPI Karangsong merupakan sentra

pasar ikan hasil tangkapan nelayan Indramayu, hal ini memudahkan perusahaan

dalam penyediaan input bahan baku berupa ikan segar. Adapun bangunan

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Bangunan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

5.2 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah merupakan perusahaan yang

bergerak dalam bidang pengolahan kerupuk dengan memanfaatkan bahan baku

ikan/udang sebagai bahan baku utamanya. Perusahaan ini merupakan perusahaan

pelopor yang mengolah kerupuk ikan/udang di Desa Kenanga Kecamatan

Sindang. Usaha yang didirikan oleh H. Saein ini berdiri pada tahun 1980 dengan

Page 60: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

46

motovasi untuk memanfaatkan tenaga kerja dan sumber daya yang ada di

lingkungan sekitar.

Pada Awalnya, H. Saein selaku pemilik perusahaan memulai usahanya

dengan skala rumah tangga dan masih menggunakan tenaga kerja sendiri. Dengan

berbekal pengalamannya yang pernah bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik

milik orang Cina yang bergerak dalam bidang pengolahan kerupuk tersebut

akhirnya beliau memberanikan diri untuk membuka usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang tersebut. Pada saat baru memualai usaha, beliau melakukan sendiri

semua bagian dari usaha tersebut mulai dari proses pengolahan sampai pemasaran

kerupuk ikan/udang yang dihasilkannya. Pemasaran dilakukan sendiri dengan

berdagang keliling di wilayah sekitar. Berkat kegigihannya dan motivasi yang

dimilikinya, usaha pengolahan kerupuk ikan/udang ini kemudian semakin

berkembang dan saat ini sudah memiliki tenaga kerja sebanyak 150 orang.

Kerjasama yang terjalin baik dalam hal penyediaan input bahan baku dengan

perusahaan lain membuat usahanya semakin berkembang pesat.

Perkembangan pesat perusahaan terjadi mulai tahun 1989, dan pada tahun

2003 dilakukan pengembangan usaha dengan membuka cabang perusahaan

dengan merek Dua Gajah Putra. Perusahaan Dua Gajah Putra yang merupakan

perusahaan cabang ini dikelola oleh putri dan menantu pemilik perusahaan, yaitu

Hj. Yayah Khoiriyah dan H. Muhammad Kharir. Perusahaan Kerupuk Cap Dua

Gajah menjadi induk dari perusahaan kerupuk ikan/udang yang ada di Indramayu

dan menyuplai tepung tapioka untuk beberapa perusahaan kerupuk yang lainnya.

Pada tahun 2008/2009, perusahaan melakukan pergantian teknologi dengan

membeli sejumlah mesin untuk proses produksi seperti alat giling es, oven

penjemuran, mesin potong, mesin press, alat kukus, dan ketel uap (oven).

Penambahan pembelian mesin ini merupakan salah satu kebijakan perusahaan

untuk mengembangkan usahanya agar lebih efektif dan efisien agar mendapatkan

keuntungan yang maksimal. Penggunaan teknologi mesin yang digunakan oleh

perusahaan ini menjadikan perusahaan semakin bisa meningkatkan jumlah

produksinya.

Adapun luas lahan yang digunakan oleh Perusahaan Kerupuk Cap Dua

Gajah termasuk perusahaan kerupuk cabang dengan merek Dua Gajah Putra

Page 61: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

47

dalam memproduksi kerupuk ikan/udang adalah seluas lima hektar, meliputi luas

bangunan pabrik, rumah pemilik perusahaan, kantor perusahaan, mess karyawan,

musholla, dapur, toilet karyawan, dan lahan terbuka sebagai tempat penjemuran

atau proses pengeringan kerupuk.

5.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah ini merupakan perusahaan keluarga

sehingga struktur organisasi yang dimiliki oleh Perusahaan ini masih tergolong

sederhana dan terpusat serta posisi-posisi penting seperti manajer dipegang oleh

anggota keluarga pemilik. Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah didirikan oleh H.

Saein yang menempati posisi sebagai pemilik usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang ini. Pemilik memiliki garis koordinasi langsung dengan manajer baik

itu manajer bagian keuangan dan administrasi, bagian produksi, dan bagian

pemasaran. Sedangkan koordinasi secara tidak angsung dilakukan dengan pekerja

di bagian produksi, pemotongan, penjemuran, pengemasan, agen dan sales. Pada

pengelolaan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah pusat, pemimpin perusahaan

hanya dibantu oleh seorang manajer produksi yang dipegang oleh adik pemilik.

Manajer produksi ini diberi tanggung jawab untuk mengatur kerja karyawan,

proses produksi dan penjualan. Sedangkan untuk Perusahaan Dua Gajah Putra

sebagai perusahaan cabang dipimpin oleh Menantu Pemilik yaitu H. Muhammad

Kharir sebagai pimpinan cabang dan memiliki pembagian manajer yang sama

seperti pada perusahaan induknya yaitu mengawasi manajer keuangan, produksi,

dan pemasaran. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi dapat dilihat

pada Gambar 3. berikut.

Page 62: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

48

Keterangan: : Garis Koordinasi langsung Gambar 3. Struktur Organisasi Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah Sumber: Data Primer Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah (2010)

Setiap bagian pekerjaan dalam perusahaan memanfaatkan sumber daya

manusia yang memiliki kompetensi berbeda terutama sumber daya manusia yang

digunakan dalam bagian produksi, meliputi proses produksi, pemotongan,

penyusunan (persiapan penjemuran), penjemuran, dan pengemasan. Jumlah

tenaga kerja di perusahaan tersebut berjumlah 150 orang dan terbagi dalam dua

bagian, yaitu tenaga kerja tetap (bagian pengeringan/penjemuran) sebanyak 25

orang dan tenaga kerja borongan (bagian produksi, pengemasan, dan pemotongan)

sebanyak 125 orang. Sumber daya manusia yang dimanfaatkan di bagian produksi

sebanyak 125 orang yang terbagi atas bagian pembuatan adonan sebanyak 24

orang, bagian fillet sebanyak 36 orang, bagian penyusunan dan pemotongan

sebanyak 30 orang, dan bagian pengemasan sebanyak 35 orang.

Perekrutan yang dilakukan perusahaan masih sangat sederhana dan tidak

memerlukan persyaratan khusus seperti syarat pendidikan terakhir dan

sebagainya. Peluang kerja yang tersedia hanya diinformasikan kepada pekerja

kemudian oleh para pekerja diinformasikan kepada masyarakat sekitar yang mau

dan mampu bekerja di perusahaan tersebut. Tenaga kerja yang mendominasi

bagian pengeringan/penjemuran dan produksi adalah tenaga kerja berjenis

kelamin laki-laki. Tenaga kerja wanita bekerja pada tahap penyiangan,

pemfilletan, persiapan kerupuk untuk dijemur dan pengemasan. Pada bagian

Pemilik

Pimpinan

M. Produksi

Agen

Distributor

M.Keuangan M. Pemasaran

M. Produksi M. Keuangan Kep. Produksi Kep. Pemotongan Kep. Penjemuran Kep. Pengemasan Kep. Produksi

Kep.Pemotongan Kep. Penjemuran Kep. Pengemasan

Page 63: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

49

proses produksi, terdapat 24 orang karyawan yang telah berpengalaman pada

bagian ini semuanya laki-laki, karena pada tahap ini proses produksi memerlukan

tenaga ekstra seperti penerimaan bahan baku siap dicampur, penggilingan daging,

pencampuran (mixing), pembuatan adonan, pencetakan, pengovenan, dan

pendinginan sementara sebelum dilakukan pemotongan. Usia para tenaga kerja

pun bervariasi, ada yang masih muda (usia sekolah), setengah baya dan usia

lanjut. Sebagian besar tenaga kerja berasal dari penduduk/masyarakat yang tinggal

di sekitar pabrik, yaitu dari Blok Dukuh Desa Kenanga, Desa Rambatan, Desa

Bojongsari, dan Desa Panyindangan.

Jadwal kerja ditentukan berdasarkan tersedianya bahan baku yang masuk

ke perusahaan, sedangkan untuk jam kerja pada masing-masing bagian berbeda.

Pada bagian proses produksi dimulai dari jam enam pagi sampai jam empat sore,

sedangkan bagian perisapan penjemuran (penyusunan) mulai jam satu sampai jam

delapan pagi dan dilanjutkan dengan pengemasan sampai jam dua siang atau

tergantung banyaknya jumlah kerupuk yang diproduksi. Pada bagian penjemuran

mulai jam tujuh pagi sampai jam empat sore. Bagian dapur dari pagi sampai sore

setiap hari kerja untuk menyiapkan makanan bagi tenaga kerja laki-laki. Waktu

istirahat karyawan tidak ditentukan oleh perusahaan, karyawan bergantian untuk

beristirahat supaya produksi berjalan terus. Khusus pada bagian pengemasan tidak

ada waktu istirahat, karena terkait dengan upah yang mereka terima adalah

tergantung banyaknya jumlah kerupuk yang dikemas (upah borongan) dan

pekerjaan yang dilakukan pun tidak berat sehingga tidak menjadi masalah.

Sistem upah yang dilakukan pihak perusahaan untuk tenaga kerja

borongan dan tenaga kerja bagian proses produksi adalah harian dengan tambahan

jatah makanan, sedangkan upah untuk karyawan tetap bagian penjemuran adalah

mingguan berdasarkan kerja harian dengan tambahan jatah makanan.

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah juga memberikan beberapa fasilitas

serta keringanan bagi tenaga kerja guna mendukung kinerja mereka. Adapun

fasilitas tersebut diantaranya adalah mess karyawan bagi tenaga kerja bagian

penjemuran, mushola, Tunjangan Hari Raya (THR) berupa uang, baju, celana, dan

sembako, dan keringanan lainnya diantaranya adalah cuti kerja dan hari libur saat

tidak ada produksi serta adanya hiburan setiap tanggal 17 Agustus yaitu berupa

Page 64: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

50

musik organ tunggal dengan menggabungkan seluruh tenaga kerja.

5.4 Proses Pengolahan Kerupuk Ikan/Udang

5.4.1 Proses Pemfilletan

Proses pemisahan daging dari tubuh ikan (fillet) dilakukan setelah bahan

baku ikan datang ke perusahaan, biasanya dilakukan di waktu pagi yaitu sekitar

pukul 09.00 WIB. Ikan yang didatangkan dengan menggunakan truk langsung

diletakkan di ruangan bagian fillet setelah itu dilakukan proses pembersihan dan

fillet diantaranya yaitu pembuangan kepala dan isi perut serta pemisahan daging

dengan kulit. Daging ikan hasil fillet yang digunakan sebagai bahan baku utama

pembuatan kerupuk ikan/udang dimasukan kedalam fiber (box penyimpanan ikan)

yang berisi es agar ikan tetap segar dan awet. Proses pemfilletan ini dilakukan

secara profesional oleh para tenaga kerja wanita.

5.4.2 Proses Pembuatan Adonan Kerupuk Ikan/Udang

Sebelum ikan dibuat dan dicampur bahan lain untuk dijadikan adonan

kerupuk, ikan perlu digiling terlebih dahulu dengan mesin penggiling. Kemudian

ikan yang telah digiling dicampur dengan bahan-bahan lainnya seperti tepung

tapioka, telur bebek dan air kemudian dilakukan pengadukan sampai tercampur

rata. Komposisi pencampuran ini yaitu daging ikan sebanyak 16 kilogram, tepung

tapioka 33 kilogram, dan telur bebek lima buah serta air secukupnya. Adapun

gula, garam, dan penyedap rasa serta air dicampur jadi satu kemudian dilakukan

penggilingan dengan menggunakan mesin penggiling bumbu. Kemudian

campuran bahan baku utama dan bumbu tersebut dicampurkan dan dimasukkan

kedalam mesin pembuat adonan. Setelah sudah terbentuk adonan yang masih

kasar dilakukan penghalusan adonan dengan memasukkan adonan tersebut

kedalam mesin penghalus. Kemudian setelah adonan halus, dilanjutkan dengan

membuat adonan menjadi cetakan bulat baik itu ukuran besar tau kecil dan

dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan. Setelah adonan tercetak

bulat panjang kemudian dimasukkan kedalam rak untuk kemudian dimasukkan

kedalam mesin pengukus. Lama pengukusan tergantung dari ukurannya, untuk

adonan kerupuk ukuran kecil waktu pengukusan hanya 20 menit, sedangkan untuk

pengukusan adonan kerupuk dengan ukuran besar memakan waktu selama satu

Page 65: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

51

jam. Setelah adonan di kukus selama 20 sampai 60 menit, kemudian dilakukan

lagi pengukusan yang kedua kedalam oven yang dilakukan selama 10 jam. Proses

pembuatan adonan ini biasanya berlangsung dari jam sembilan pagi sampai jam

tiga sore.

5.4.3 Proses Pemotongan daan Penyusunan Adonan Kerupuk Ikan/Udang

Adonan kerupuk yang sudah dikukus selama 10 jam kemudian dilakukan

proses pemotongan dengan menggunakan mesin potong. Adonan yang sudah

dipotong tipis kemudian disusun atau diletakkan kedalam tampah untuk persiapan

penjemuran. Proses pemotongan dan penyusunan ini dilakukan pada dini hari

yaitu mulai dilakukan pemotongan adalah jam dua dini hari. Dari proses

pemotongan sampai penyusunan dilakukan kurang lebih selama lima jam, yaitu

dimulai jam dua dini hari dan selesai jam tujuh pagi.

5.4.4 Proses Penjemuran

Adonan kerupuk yang sudah terbentuk sesuai dengan ukuran

pemotongannya, setelah dilakukan proses penyusunan kedalam tampah, maka

kemudian akan dilanjutkan ke proses selanjutnya yaitu dilakukan proses

penjemuran di lahan terbuka agar mendapatkan cahaya dan panas matahari untuk

proses pengeringan kerupuk. Proses penjemuran kerupuk ini dimulai dari jam

tujuh pagi sampai jam empat sore. Penjemuran kerupuk senantiasa dijaga oleh

pekerja karena harus senantiasa dibalik-balik agar hasil pengeringan kerupuk

merata. Setelah kerupuk yang sudah dijemur tersebut kering, maka dilakukan

pengumpulan kerupuk kering yang kemudian akan dilakukan proses pengemasan.

5.4.5 Proses Pengemasan (Packing)

Kerupuk yang sudah dilakukan proses penjemuran dan sudah kering maka

akan dimasukkan kedalam tampah-tampah dan dikumpulkan di ruangan

pengemasan. Pengemasan dilakukan dengan menggunakan plastik kemasan

dengan merek nama perusahaan tersebut dan ditutup rapat dengan menggunakan

sealer. Diagram alir proses pengolahan kerupuk ikan/udang dapat dilihat pada

Gambar 4 berikut.

Page 66: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

52

Gambar 4. Diagram Alir Proses Pengolahan Kerupuk Udang/ikan

Pemotongan/Pengirisan

Penjemuran/Pengeringan

Pengukusan

Pencampuran bahan utama dan bumbu

Pembuatan adonan dengan mesin adonan dan penghalusan

Pencetakan

Tepung tapioka, Telur bebek dan

air

Gula, Garam, Bumbu penyedap

dan Air

Udang/Ikan (Penyiangan)

Fillet dan Pembersihan Pencampuran bumbu dg mesin pengaduk bumbu

Pencampuran bahan utama Penggilingan daging

Kerupuk Udang/Ikan

Pengemasan

Page 67: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

53

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Analisis Aspek Non Finansial

Analisis aspek-aspek non finansial dilakukan untuk mengetahui sampai

sejauh mana usaha pengolahan kerupuk ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua

Gajah layak jika dilihat dari aspek-aspek non finansial. Dalam penelitian ini,

dikaji beberapa aspek non finansial diantaranya aspek pasar, teknis, manajemen,

sosial-ekonomi-budaya, dan hukum.

6.1.1 Aspek Pasar

Analisis aspek pasar pada sebuah usaha perlu dilakukan untuk melihat

kondisi pasar dalam usaha tersebut, sehingga produk dari hasil usaha tersebut

diharapkan dapat diterima dengan baik oleh pasar tujuan. Perusahaan Kerupuk

Cap Dua Gajah juga memerlukan analisis aspek pasar agar produk utama yakni

kerupuk udang/ikan yang dihasilkan dapat diterima oleh pasar.

6.1.1.1 Analisis Peluang Pasar

Kerupuk ikan/udang merupakan sebuah produk yang memiliki prospek

pemasaran yang cukup baik karena kerupuk merupakan bahan pelengkap

makanan dan kebanyakan masyarakat menyukainya. Sampai saat ini, jumlah

permintaan kerupuk ikan/udang yang diterima oleh Perusahaan Kerupuk Cap Dua

Gajah selalu lebih tinggi daripada penawaran yang diberikannya, dalam setiap

bulannya rata-rata permintaan kerupuk ikan/udang kepada Perusahaan Kerupuk

Cap Dua Gajah sebesar 151 ton sedangkan penawaran perusahaan hanya

mencapai 110 ton (produksi tertinggi perusahaan), terkadang perusahaan juga

hanya dapat memenuhi 50 persen saja dari permintaan pasar tersebut karena

keterbatasan bahan baku ikan. Informasi tersebut menunjukan bahwa perusahaan

pengolahan kerupuk udang/ikan memiliki peluang untuk meningkatkan jumlah

produksinya agar kekurangan permintaan sebesar 41 ton per bulan dapat dipenuhi.

Selain itu, adanya penambahan teknologi yang dilakukan perusahaan

menyebabkan jumlah produski kerupuk ikan/udang yang dihasilkan perusahaan

meningkat. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Dilihat dari data

perusahaan pada tabel 3, rata-rata produksi kerupuk ikan/udang dan nilai

penjualannya terus meningkat dari tahun ke tahun. Untuk lebih jelasnya mengenai

Page 68: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

54

data permintaan dan penawaran kerupuk ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap

Dua Gajah dapat dilihat pada tebel berikut.

Tabel 5. Data Permintaan dan Penawaran Kerupuk Udang/Ikan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah Tahun 2010

No. Lokasi

Pemasaran Penawaran (ton/bulan)

Permintaan (ton/bulan)

Selisih (ton/bulan)

1. Semarang 32 40 8 2. Magelang 21 30 9 3. Bandung 16 22 6 4. Serang & Cilegon 26 32 6 5. Sumatra 8 15 7 6. Kalimantan 6 10 4 7. Indramayu 1 2 1 Total 110 151 41

Sumber : Data Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah (2010)

Permintaan yang datang dari masing-masing daerah berasal dari agen,

distributor, dan konsumen langsung. Sedangkan penawaran adalah jumlah yang

dapat disediakan perusahaan. Dari tabel diatas dapat menunjukkan bahwa terdapat

excess demand (kelebihan permintaan) dan dari selisih permintaan dan penawaran

tersebut terdapat peluang sebesar 27,15 persen yang belum mampu dimanfaatkan

oleh Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah. Dengan demikian, masih ada peluang

untuk perusahaan terus meningkatkan produksinya agar dapat memberikan

penawaran lebih dan memenuhi permintaan pasar.

Tidak adanya data mengenai jumlah permintaan kerupuk ikan/udang baik

dari Badan Pusat Statistik maupun data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Indramayu dan Jawa Barat menyebabkan perhitungan terhadap

perhitungan pasar potensial hanya dilakukan dalam skala usaha perusahaan yaitu

sama dengan peluang pasar sebesar 27,15 persen. Sedangkan market share usaha

pengolahan kerupuk ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah hanya

dapat dilakukan dalam skala daerah/Kabupaten Indramayu. Pangsa pasar

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah diperoleh sebesar 14 persen yaitu dengan

produksi 1.320 ton dalam setahun dari seluruh produksi perusahaan kerupuk di

Indramayu sebesar 9.425 ton yang dihasilkan dari 62 perusahaan.

6.1.1.2 Analisis Pesaing

Pesaing adalah perusahaan lain yang memproduksi produk yang sama.

Pesaing Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah merupakan perusahaan-perusahaan

Page 69: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

55

pengolah kerupuk ikan/udang lain yang menghasilkan kerupuk ikan/udang.

Berdasarkan dari data Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Indramayu mengenai jumlah dan lokasi perusahaan pengolahan kerupuk

ikan/udang yang ada di Indramayu, maka dapat diketahui bahwa terdapat 62

perusahaan pengolahan kerupuk di Indramayu yang sebagian besar menghasilkan

kerupuk ikan/udang, 49 perusahaan diantaranya adalah perusahaan yang termasuk

dalam skala kecil dan 13 perusahaan termasuk kedalam skala menengah.

Perusahaan dalam skala menengah dapat dilihat pada Tabel 2. Dengan demikian

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah memiliki 61 pesaing, 49 diantaranya

perusahaan skala kecil dan 12 perusahaan dalam skala menengah. Beberapa

perusahaan yang dapat dijadikan sebagai pesaing bagi Perusahaan Kerupuk Cap

Dua Gajah antara lain Perusahaan Candramawa, Perusahaan Gajah Tunggal,

Perusahaan Bunga Matahari, Perusahaan Dua Mawar, Perusahaan Sri Tanjung,

Perusahaan Perahu Kencana, Perusahaan Dua Naga, Perusahaan Kereta Kencana

dan Ganesha Utama Group. Sedangkan Perusahaan Dua Jempol, Perusahaan

Kelapa Gading, Perusahaan Padi Kapas dan Perusahaan Indrasari bukan dijadikan

sebagai pesaing karena pemilik perusahaan merupakan saudara kandung pemilik

(baik adik pemilik/kakak pemilik) dan dalam proses produksinya sering

melakukan kerjasama dalam penyediaan input bahan baku serta tidak berebut

pasar untuk daerah pemasaran yang dituju, sehingga pemasaran tidak menjadi

masalah dalam persaingan perusahaan-perusahaan tersebut karena setiap

perusahaan mempunyai pangsa pasar masing-masing.

Demikian halnya bagi perusahaan-perusahaan pesaing lainnya, dalam hal

perebutan pasar tidak terlalu ketat. Semua perusahaan mempunyai pasar masing-

masing yang dituju dalam arti daerah pemasaran yang berbeda-beda. Hanya saja

perlu dilakukan pengembangan pasar ke daerah-daerah di seluruh Indonesia yang

belum dapat dijangkau oleh perusahaan seperti Sulawesi, Maluku, dan Papua.

6.1.1.3 Bauran Pemasaran

6.1.1.3.1 Produk (Product)

Produk utama yang dihasilkan oleh Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

adalah kerupuk ikan/udang. Kerupuk ikan/udang yang dihasilkan mencapai lima

Page 70: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

56

ton per periode produksi sehingga dalam satu bulan biasanya berproduksi selama

20 hari, artinya produksi yang dihasilkan perusahaan perbulannya dapat mencapai

100 ton. Contoh Kerupuk ikan/udang dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Kerupuk Ikan/Udang

Kerupuk ikan/udang yang dihasilkan perusahaan ini lebih sedikit jika

dibandingkan dengan kerupuk ikan/udang yang diminta oleh konsumen. Bila

kerupuk ikan/udang yang tersedia belum dapat memenuhi keseluruhan permintaan

maka perusahaan akan memberikan produk ke semua konsumen namun dengan

jumlah yang lebih sedikit dari yang diminta karena perusahaan berusaha untuk

menjaga loyalitas konsumen sehingga tidak berpindah ke kerupuk ikan/udang

merek lain. Produksi kerupuk yang tidak berjalan setiap hari menyebabkan

perusahaan tidak dapat optimal dalam melakukan produksinya. Hal ini terkait

dengan ketersediaan bahan baku yang terbatas terutama ikan segar hasil

tangkapan nelayan.

Selain kerupuk ikan/udang, terdapat beberapa produk sampingan yang

dihasilkan oleh Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah yakni kerupuk BS, kulit ikan

kering, dan kerupuk bawang. Kerupuk BS merupakan kerupuk yang tidak

memenuhi kriteria untuk kerupuk ikan/udang yang utama, seperti cacat pada saat

Page 71: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

57

pemotongan, retak/pecah pada proses penjemuran, penyimpanan sementara dan

pengemasan. Adapun kerupuk bawang diproduksi saat perusahaan benar-benar

tidak bisa mendatangkan ikan, sehingga akhirnya memproduski kerupuk bawang.

Jadi produksi kerupuk bawang yang dilakukan tidak bersifat kontinu seperti pada

kerupuk ikan/udang. Sedangkan untuk kulit ikan kering hasil sisa fillet yang sudah

melalui proses penjemuran/pengeringan kemudian juga akan dijual dalam bentuk

mentah kepada konsumen. Konsumen kerupuk kulit (kulit ikan kering) tersebut

umumnya berasal dari daerah sekitar. Kemasan yang digunakan berupa kemasan

ukuran 250 gram, 500 gram, dan lima kilogram. Penggunaan kemasan tersebut

sesuai dengan pasar yang dituju dari produk ini yaitu memenuhi kebutuhan rumah

tangga untuk ukuran 250 gram dan 500 gram, sedangkan untuk ukuran lima

kilogram biasanya ditujukan kepada pedagang pengecer dan pedagang kerupuk

yang sudah siap makan (sudah digoreng).

Beberapa produk yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan upaya

perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen. Kerupuk udang umumnya

lebih banyak diproduksi, karena kecenderungan konsumen lebih menyukai

kerupuk udang. Kerupuk bawang diproduksi juga karena perusahaan ingin

memenuhi permintaan konsumen akan kerupuk ketika bahan baku ikan/udang

terbatas. Demikian halnya dengan berbagai jenis ukuran kerupuk (sedang, besar,

kancing, stik, BS, kulit dan bawang) dibuat sesuai dengan pesanan dan preferensi

konsumen. Adanya pilihan produk berdasarkan jenis ukuran tersebut membuat

konsumen bisa memilih produk yang berbeda sesuai keinginan dan kebutuhan

hanya pada satu perusahaan.

6.1.1.3.2 Harga

Harga merupakan salah satu faktor yang sering dipertimbangkan oleh

konsumen sebelum membeli suatu produk. Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

tidak menetapkan perbedaan harga untuk kerupuk ikan atau udang, tetapi

menetapkan harga yang berbeda untuk kerupuk bawang dan kerupuk kulit ikan.

Perbedaan harga berdasarkan ukuran produknya yaitu ukuran besar, sedang,

kancing, dan stick. Perbedaan harga dilakukan oleh perusahaan berdasarkan

perbedaan bahan bakunya seperti perbedaan harga antara kerupuk ikan/udang

dengan kerupuk bawang dan kerupuk kulit. Adapun perbedaan harga berdasarkan

Page 72: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

58

ukuran kerupuk misalnya ukuran besar, sedang, kancing dan stick dilakukan

perusahaan karena tingkat kesulitan pada proses pembuatan yang menyebabkan

biaya tenaga kerja terserap lebih banyak. Perbedaan upah dalam penyusunan

kerupuk untuk kerupuk kancing dihargai Rp150,00 per tampah sedangkan

kerupuk sedang/besar dihargai Rp110,00 per tampah. Perbedaan harga juga

dilakukan karena kualitas produk yang berbeda ditetapkan pada harga kerupuk

BS. Dari segi kualitas kerupuk BS memiliki kualitas kerupuk yang lebih rendah

daripada kerupuk lainnya karena bentuk fisik kerupuk BS (retak/pecahan) tidak

seperti kerupuk layak jual lainnya.

Kenaikan harga kerupuk ikan/udang yang dilakukan perusahaan, dalam

setiap tahunnya bisa terjadi tiga sampai empat kali. Alasan perusahaan adalah

karena mengikuti kenaikan harga bahan baku yang juga mengalami inflasi dalam

setiap tahunnya. Dampak kenaikan harga yang dilakukan adalah turunnya

permintaan kerupuk kepada perusahaan, namun dampak itu hanya dirasakan

selang setelah kenaikan saja, sedangkan untuk kedepannya permintaan kerupuk

yang dilakukan konsumen akan kembali seperti semula, sehingga kenaikan harga

ini tidak menjadi masalah bagi perusahaan itu sendiri, terlebih penetapan harga

juga dilakukan bersamaan dengan perusahaan kerupuk lainnya yang merupakan

saudaranya. Adapun harga kerupuk ikan/udang yang ditetapkan perusahaan pada

saat penelitian ini dilakukan, dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 6. Daftar Harga Kerupuk Udang/Ikan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah Periode Agustus Tahun 2010

Jenis/Ukuran kerupuk Harga (Rp/bal) Harga(Rp/kg) Sedang 93.500 19.000 Besar 93.500 19.000 Kancing 98.500 20.000 Stik 103.500 21.000 BS 60.000 12.000 Kulit - 70.000 Bawang 83.500 17.000

Sumber: Data Primer Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah Tahun 2010

Produk sampingan yang dihasilkan oleh perusahaan ini antara lain kerupuk

BS dan kerupuk kulit ikan. Harga kerupuk BS dapat dilihat pada tabel diatas.

Harga kerupuk BS relatif murah karena kerupuk BS adalah produk BS, sehingga

Page 73: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

59

perusahaan juga menetapkan harga yang jauh lebih rendah. Peminat/konsumen

kerupuk BS cukup banyak terutama wilayah pemasaran daerah sekitar yaitu

wilayah Kabupaten Indramayu.

6.1.1.3.3 Distribusi (place)

Untuk membeli kerupuk ikan/udang ini konsumen dapat datang langsung

ke lokasi perusahaan/pabrik yaitu di Jalan Perindustrian Desa Kenanga

Kecamatan Sindang Indramayu. Dalam mendistribusikan produknya, perusahaan

mempunyai agen/distributor di setiap kota dan provinsi yang merupakan wilayah

pemasarannya. Sehingga permintaan produk selalu kontinu dan perusahaan dapat

memastikan produknya mampu diserap oleh pasar yang ditujunya. Adapun pasar

tujuan kerupuk ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah ini Pulau Jawa,

Sumatra, dan Kalimantan. Untuk wilayah Pulau Jawa, tersedia beberapa agen/

distributor diantaranya yaitu Bandung dan Serang/Cilegon untuk wilayah Jawa

Barat dan Banten, Magelang dan Semarang untuk wilayah Jawa Tengah, Surabaya

untuk wilayah Jawa Timur, Lampung dan Bengkulu untuk wilayah Sumatera, dan

Samarinda untuk wilayah Kalimantan. Agen/distributor yang bekerjasama secara

kontinu untuk menjual kerupuk ikan/udang ini akan melakukan pemesanan

melalui telepon kemudian barang tersebut dikirim oleh kendaraan perusahaan ke

wilayah pemasaran tersebut.

Saluran pemasaran Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dapat dilihat

dalam Gambar 6. berikut.

Saluran I

Saluran II

Saluran III

Gambar 6 . Saluran Pemasaran Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

Konsumen

Pabrik Agen /Distributor Pengecer Konsumen

Pengecer Pabrik Konsumen

Agen/Distributor Pabrik

Page 74: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

60

Saluran I merupakan saluran pemasaran yang menyerap produk yang

dihasilkan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah paling banyak, yaitu sebesar

68,18 persen. Dari jumlah produksi kerupuk ikan/udang yang dihasilkan saat ini

sebanyak 110 ton per bulan, saluran I menyerap 75 ton per bulannya. Saluran I,

dari perusahaan kemudian dipasarkan oleh agen/distributor meliputi agen daerah

Bandung, Semarang, Magelang dan Cilegon/Serang. Sedangkan Saluran II, yaitu

dari perusahaan memasok distributor kemudian dari tangan agen/distributor

barulah sampai kepada tangan konsumen. Saluran II menyerap pemasaran

kerupuk sebesar 27,27 persen yaitu rata-rata sebesar 30 ton per bulan. Wilayah

saluran II ini yaitu Sumatera dan Kalimantan. Adapun pada saluran III, hanya

menyerap pemasaran kerupuk sebesar 4,56 persen dari seluruh penawaran

kerupuk yaitu sebesar 5 ton/bulan. Wilayah pemasaran ini merupakan wilayah

pemasaran daerah sekitar, yaitu lingkup Kabupaten Indramayu.

Produk sampingan yang dihasilkan pada umumnya tidak melalui perantara

distributor/agen melainkan dengan dijual kepada pengecer yaitu memakai saluran

III. Dengan kata lain produk sampingan hanya melewati satu saluran distribusi.

Dari beberapa saluran distribusi tersebut, perusahaan dapat menyalurkan

produknya secara kontinu. Dengan saluran tersebut, perusahaan memiliki

keefektifan dalam penyaluran produk terutama dengan adanya agen dan

distributor yang merupakan pelanggan tetap perusahaan. Saluran tersebut juga

memudahkan perusahaan dalam melihat permintaan konsumen terhadap jenis

produk.

6.1.1.3.4 Promosi

Promosi disebut juga sebagai komunikasi pemasaran yang diharapkan

mampu meningkatkan penjualan produk. Sampai saat ini, Perusahaan Kerupuk

Cap Dua Gajah tidak menggunakan media promosi seperti pamphlet, media cetak

atau pun media elektronik karena kerupuk ikan/udang yang dihasilkan selalu habis

terjual meskipun tanpa adanya kegiatan promosi semacam ini. Pemilik hanya

menghubungi beberapa agen/distributor untuk menawarkan kerupuk ikan/udang

hasil olahannya atau sebaliknya agen/distributor menghubungi perusahaan untuk

memasok lagi kerupuk ikan/udang yang dibutuhkan, hal ini dilakukan agar

Page 75: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

61

pemasaran perusahaan berlangsung secara kontinu. Salah satu promosi yang

dilakukan adalah dengan pemberian souvenir kepada agen/distributor kerupuk

ikan/udang Cap Dua Gajah tersebut. Pengembangan pemasaran yang dilakukan

yaitu dengan mencari agen/distributor di daerah-daerah. Wilayah yang akan

menjadi pengembangan pasar perusahaan ini adalah Bali. Selain pemberian

souvenir pemilik juga menyediakan kartu nama yang diberikan kepada rekan-

rekannya. Hal ini juga menjadi salah satu dari promosi yang dilakukan.

Perusahaan sudah memiliki izin usaha yang resmi dari Dinas Koperasi

Perindustrian dan Perdagangan. Disperindag juga ikut membantu dalam

memperkenalkan nama perusahaan ke pihak-pihak lain baik konsumen maupun

investor dan tentu diketahui oleh pemerintah yaitu dengan adanya katalog info

bisnis produk unggulan Kabupaten Indramayu. Hal inilah yang menjadikan

perusahaan semakin dikenal dan salah satu promosi perusahaan kepada khalayak.

Promosi juga dilakukan oleh pihak-pihak yang menjadi distributor/agen

Kerupuk ikan/Udang Cap Dua Gajah. Pemilik tidak membekali distributor dengan

media promosi apapun, hanya saja pemilik perusahaan memberi souvenir.

Agen/distributor tentu ikut melakukan kegiatan promosi. Jika kegiatan promosi

berjalan dan dikenal masyarakat maka permintaan dari pasar semakin meningkat

karena kegiatan promosi. Oleh karena itu kedua pihak akan saling menguntungkan

baik bagi perusahaan ataupun bagi agen/distributor. Media promosi sederhana

yang digunakan oleh perusahaan sudah mengenai sasaran karena promosi juga

dilakukan oleh agen dan distributor sehingga promosi langsung ditujukan kepada

target pasar yang dituju.

Analisis aspek pasar telah menguraikan beberapa hal mengenai peluang

pasar, pesaing perusahaan dan bauran pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan

meliputi produk, harga, distribusi, dan promosi. Analisis peluang pasar

memperlihatkan bahwa usaha pengolahan kerupuk ini masih memiliki peluang

pasar sehingga perusahaan dapat melakukan pengembangan dengan meningkatkan

kapasitas produksinya. Adapun dari hasil analisis pesaing, perebutan pasar dengan

pesaing dalam industri tidak terlalu ketat karena setiap perusahaan pengolah

kerupuk sudah memiliki pasar (daerah pemasaran) masing-masing yang dituju.

Analisis mengenai produk yaitu dengan adanya berbagai jenis produk yang

Page 76: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

62

dihasilkan sudah dapat memenuhi permintaan konsumen baik dari segi jenis

maupun ukurannya. Begitu juga dengan pengemasan produk yang dilakukan

perusahaan menyesuaikan pada konsumen yang dituju. Analisis mengenai harga

yang ditetapkan perusahaan, umumnya dapat diterima konsumen karena

penetapan harga yang dilakukan sudah sesuai dengan jenis dan ukuran produknya.

Analisis mengenai distribusi yang dilakukan, perusahaan memiliki tiga saluran

pemasaran, dimana dengan ketiga saluran tersebut membuat produk perusahaan

terserap 100 persen, ketiga saluran tersebut mempermudah perusahaan dalam

melakukan distribusi ke daerah-daerah pemasaran. Analisis mengenai promosi,

perusahaan melakukan promosi yang sederhana, namun dapat dilihat bahwa

promosi tersebut cukup efektif terutama promosi ke daerah pemasaran yang juga

dilakukan oleh agen dan distributor. Dari hasil analisa di atas dapat diketahui

bahwa pengembangan usaha pengolahan kerupuk ikan/udang Perusahaan Kerupuk

Cap Dua Gajah dinilai dari sisi aspek pasar sudah mengkondisikan agar

pemasrana usaha tersebut berjalan dengan baik dan lancar sehingga dari aspek

pasar dapat dikatakan perusahaan tersebut layak untuk dilaksanakan dan

dilanjutkan.

6.1.2 Aspek Teknis

Aspek teknis merupakan aspek yang berkaitan dengan penyediaan sarana

produksi dan proses produksi. Analisis terhadap aspek teknis yang dilakukan

dalam penelitian ini meliputi pemilihan lokasi usaha dengan variabel utama dan

variabel bukan utama, luas produksi, proses produksi, layout pabrik, dan

pemilihan jenis teknologi dan equipment.

6.1.2.1 Pemilihan Lokasi Usaha dengan Variabel Utama

6.1.2.1.1 Ketersediaan Bahan Baku

Pada usaha pengolahan kerupuk udang/ikan ini terdapat beberapa bahan

baku yang digunakan antara lain yaitu ikan segar, tepung tapioka, garam, gula,

dan bumbu serta air. Pada awalnya bahan baku berupa ikan segar hanya

memanfaatkan hasil produksi ikan dari TPI Karangsong Indramayu, namun

dengan perkembangan perusahaan yang pesat, bahan baku ikan juga didatangkan

dari Juwena-Pati. Penyediaan bahan baku ikan dari luar daerah Indramayu ini

Page 77: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

63

dikarenakan TPI Karangsong tidak mampu memenuhi permintaan perusahaan

karena TPI Karangsong juga harus menyuplai ikan segar ke perusahaan-

perusahaan serupa. Pada saat penelitian berlangsung harga rata-rata ikan per

kilogramnya adalah Rp12.000,- dengan kebutuhan suplai ikan sebanyak 60 ton

per bulan. Pemilihan lokasi perusahaan yang dilakukan salah satunya

mempertimbangkan ketersediaan bahan baku ikan ini sehingga lokasi perusahaan

dekat dengan sumber bahan baku yaitu TPI Karangsong sehingga dapat

meminimumkan biaya terutama dalam hal biaya pengangkutan bahan baku. Selain

bahan baku ikan, garam yang digunakan juga didatangkan dari daerah Eretan

Kabupaten Indramayu, dimana lokasi itu merupakan pusat pabrik garam di

Indramayu. Harga garam dari pabrik tersebut adalah sebesar Rp400,- per kilogram

dengan kebutuhan perusahaan adalah 18 ton per bulan. Seperti halnya ikan, bahan

baku garam ini juga menjadi pertimbangan lokasi usaha yang dijalankan.

Bahan baku utama lain seperti tepung tapioka didapatkan perusahaan dari

luar kota Indramayu yaitu dari Kabupaten Tasikmalaya. Suplai yang dilakukan

oleh produsen input berlangsung secara kontinu sehingga pemilik Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah sudah menjadi rekanan yang baik dengan penyuplai

tepung tapioka tersebut. Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah juga pernah

bekerjasama dengan perusahaan tepung tapioka Bogasari dalam hal bahan baku

tepung tersebut, artinya Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah menyuplai tepung

tapioka kepada perusahaan serupa di industri kerupuk Kenanga. Dalam hal

pengangkutan bahan baku, perusahaan memiliki truk untuk melakukan

pengangkutan tepung tapioka tersebut. Pada saat penelitian berlangsung harga

tepung tapioka sebagai bahan baku utama dalam proses pembuatan kerupuk ini

yaitu sebesar Rp5.500,- per kilogram dan perusahaan dalam setiap bulannya

membutuhkan 90 ton per bulan.

Bahan baku gula yang dibutuhkan dalam proses pembuatan kerupuk

didatangkan perusahaan dari Kota Cirebon. Lokasi Perusahaan Kerupuk Cap Dua

Gajah berada di Kabupaten Indramayu yang tidak jauh dari Kota Cirebon

sehingga ketersediaan bahan baku gula ini juga mendukung keberadaan lokasi

perusahaan. Bahan baku pelengkap seperti telur dan bumbu penyedap didapatkan

perusahaan di Pasar daerah setempat yaitu di Pasar Anyar Indramayu.

Page 78: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

64

6.1.2.1.2 Tenaga Listrik dan air

Ketersediaan listrik dan air bagi kegiatan usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang sangat penting. Tenaga listrik yang dibutuhkan perusahaan disuplai

dari listrik PLN, daya yang digunakan sebesar 16.000 watt ini dapat dipenuhi

setiap harinya oleh PLN dengan pengecualian beberapa kondisi yang membuat

PLN melakukan pemutusan listrik. Oleh karena itu sebagai jaminan proses

produksi maka perusahaan menyediakan generator set sebagai alternatif atau

cadangan apabila terjadi pemutusan listrik sementara oleh PLN. Sedangkan untuk

jaminan ketersediaan air, perusahaan menggunakan sumber air berasal dari

PDAM dan sumur. Sumber air dari PDAM digunakan untuk pelengkap bahan

baku produksi. Sedangkan air sumur digunakan untuk pencucian ikan dan mesin

boiler. Air ditampung pada bak penampungan, pada beberapa bagian air ini

dilengkapi dengan pipa yang disalurkan pada alat produksi yang membutuhkan

air, diantaranya untuk pendinginan mesin oven, toilet, dan pencucian ikan.

6.1.2.1.3 Supply Tenaga Kerja

Ketersediaan tenaga kerja pada usaha pengolahan kerupuk ikan/udang ini

berasal dari daerah sekitar yaitu Desa Kenanga Blok Dukuh, Desa Rambatan dan

Desa Panyindangan Wetan. Pekerja yang bekerja di perusahaan ini mencapai 150

orang pekerja dengan masing-masing bagian. Pekerja tetap pada bagian

penjemuran umumnya berjenis kelamin laki-laki sedangkan pekerja pada bagian

fillet dilakukan oleh pekerja wanita. Pekerja pada bagian pembuatan adonan

adalah seluruhnya laki-laki dan bersifat borongan, sedangkan pada bagian

pemotongan dan penyusunan umumnya didominasi oleh pekerja berjenis kelamin

perempuan.

Perbedaan pembagian pekerjaan terkait dengan jenis kelamin ini

merupakan salah satu bentuk manajemen tenaga kerja yang sesuai dengan

kapasitasnya, seperti pada bagian produksi dan penjemuran di dominasi pekerja

dengan jenis kelamin laki-laki karena membutuhkan tenaga yang ekstra dan kuat

dalam proses pengerjaan pekerjaan tersebut. Sedangkan pekerja perempuan

umumnya dipekerjakan di bagian penyusunan dan pemotongan serta pengemasan

karena diharapkan bisa lebih cekatan dan terampil sehingga menghasilkan

produktivitas yang tinggi karena upah pekerja tersebut adalah upah borongan.

Page 79: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

65

Dari 150 pekerja, yang termasuk tenaga kerja tetap hanya sebanyak 25

orang dan sisanya adalah tenaga kerja borongan, hal ini mengakibatkan tenaga

kerja terjadinya kelonggaran untuk keluar masuknya tenaga kerja, walaupun pada

umumnya pekerja borongan tersebut seperti halnya sudah menjadi pekerja tetap,

karena setiap periode produksi perusahaan selalu masuk, hanya saja upahnya

adalah upah borongan. Meskipun terdapat kelonggaran untuk pekerja borongan,

namun perusahaan tidak pernah kekurangan tenaga kerja karena penduduk

masyarakat sekitar masih ada yang mau dan mampu untuk bekerj di perusahaan

tersebut. Dengan demikian ketersediaan tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan

sudah cukup terjamin terutama dari masyarakat sekitar.

6.1.2.1.4 Fasilitas Transportasi

Fasilitas transportasi merupakan sarana eksternal yang seharusnya ada

untuk kelancaran usaha pengolahan kerupuk ikan/udang. Sarana eksternal yang

dibutuhkan adalah jalan menuju perusahaan. Perusahaan berada dekat di lokasi

rumah penduduk sehingga jalan utama untuk mengakses perusahaan tersebut

adalah jalan desa yang menjadi jalan umum bagi masyarakat sekitar. Selain jalan

desa tersebut, perusahaan juga menyediakan jalan untuk masuk ke wilayah pabrik

karena perusahaan/pabrik cabang berada di belakang masjid dan sekolah sehingga

memerlukan jalan untuk masuk kedalam pabrik. Jalan tersebut telah dibuat oleh

pemilik Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah sejak berdirinya pabrik cabang

tersebut. Selain itu, fasilitas transportasi lain seperti mobil pengiriman produk

hasil perusahaan tersebut dan truk pengangkutan bahan baku telah disediakan

yaitu satu truk besar dan satu mobil pick up.

6.1.2.2 Pemilihan Lokasi Usaha dengan Variabel Bukan Utama

6.1.2.2.1 Lingkungan Agroekosistem

Desa Kenanga terletak pada ketinggian 2,50 meter diatas permukaan laut

dan merupakan desa yang berada di Kabupaten Indramayu yang memiliki suhu

rata-rata panas antara 32-34 oC. Curah hujan rata-rata sepanjang tahun cukup

rendah yaitu 2000 mm3 per tahun. Berdasarkan ketingggian dan topografi Desa

Kenanga yang merupakan dataran rendah dengan suhu yang cukup panas

menjadikan tempat ini cocok untuk dijadikan sebagai tempat memproduksi

Page 80: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

66

kerupuk ikan yang membutuhkan cuaca dan suhu panas.

6.1.2.2.2 Hukum dan Peraturan Pemerintah

Secara hukum Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah sudah memiliki izin

usaha. Peraturan pemerintah terutama tentang izin terkait usaha tersebut tidak

menjadi penghambat. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan sangat

mendukung dengan adanya perusahaan tersebut karena produk yang diproduksi

perusahaan merupakan salah satu produk unggulan Kabupaten Indramayu. Hal ini

menjadi keuntungan bagi perusahaan, karena perusahaan ditampilkan dalam

katalog info bisnis produk unggulan Kabupaten Indramayu sehingga nama

perusahaan semakin dikenal baik dalam tataran pemerintah maupun masyarakat.

Demikian halnya dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Pemerintah Kabupaten

Indramayu menampilkan profil perusahaan sebagai industri unggulan perikanan

dan kelautan.

6.1.2.2.3 Sikap dari Masyarakat Setempat

Dengan adanya usaha pengolahan kerupuk ikan/udang di Desa Kenanga,

sebagian besar masyarakat setempat terserap sebagai tenaga kerja. Masyarakat

menyadari, dengan adanya perusahaan-perusahaan tersebut memiliki dampak

positif berupa dapat menguramgi pengangguran yang ada di Desa tersebut dan

dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat sehingga lokasi usaha di

Desa Kenanga justru sangat didukung oleh masyarakat setempat. Keberadaan

perusahaan juga tidak bertentangan adat istiadat masyarakat setempat. Hal ini

terjadi karena pemilik perusahaan berasal dari desa tersebut yang mengetahui adat

istiadat masyarakat setempat.

6.1.2.3 Luas Produksi

Luas produksi dapat dilihat dari jumlah produk yang sebaiknya diproduksi

untuk mencapai keuntungan maksimum. Salah satu hal yang mempengaruhi

penentuan luas produksi adalah batasan permintaan. Permintaan kerupuk

udang/ikan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah mencapai 151 ton per bulan

sedangkan jumlah penawaran perusahaan lebih rendah dari jumlah permintaan

tersebut sehingga Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah berusaha untuk

meningkatkan luas produksi perusahaan dengan melakukan perubahan teknologi

Page 81: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

67

yang digunakan, yaitu menambah peralatan mesin dalam memproduksi kerupuk

agar bisa memproduksi secara optimal sesuai kapasitas produksinya. Dengan luas

produksi yang semakin bertamabah, perusahaan berusaha memenuhi permintaan

yang ada di pasar atas produknya. Dengan adanya perubahan teknologi tersebut,

jumlah produksi yang dihasilkan perusahaan meningkat namun hingga pada saat

penelitian berlangsung permintaan terhadap produk tersebut selalu lebih tinggi

dari penawarannya. Hal ini yang membuat perusahaan terus mengupayakan

menambah luas produksinya.

6.1.2.4 Layout

Layout pada sebuah usaha adalah proses penataan keseluruhan sumber

daya yang dimiliki oleh perusahaan guna mencapai keseimbangan kegiatan

operasi secara efisien. Lampian 3. memperlihatkan layout Perusahaan Kerupuk

Cap Dua Gajah. Dari Lampiran 3. tersebut dapat dilihat bahwa di lahan seluas

lima hektar ini dibangun pula bangunan yang tidak difungsikan untuk kepentingan

perusahaan yaitu dua buah rumah pemilik perusahaan. Dalam layout tersebut,

terdapat dua bangunan pabrik yang difungsikan untuk proses produksi mulai dari

proses pemfilletan, pembuatan adonan, pemotongan dan penyusunan sampai pada

proses pengemasan, sedangkan pengeringan dilakukan di lahan terbuka yang

disemen di sekitar bangunan pabrik. Perusahaan juga menyediakan beberapa

fasilitas bangunan untuk para pekerja seperti dua buah mess karyawan, musholla,

dapur dan toilet khusus untuk para pekerja. Adapun bangunan lain yang dibangun

sebagai fasilitas perusahaan untuk menjalankan operasinya adalah gudang barang,

ruang penyimpanan garam, depot es, ruang penyimpanan kayu bakar dan garasi

mobil.

Dalam bangunan pabrik terdapat empat bagian ruangan untuk aliran proses

produksi, bagian pabrik paling belakang dijadikan sebagai tempat proses

pemfilletan, kemudian bagian tengah dijadikan sebagai ruangan proses pembuatan

adonan, kemudian ruangan berikutnya adalah ruangan untuk proses pemotongan

dan penyusunan sekaligus ruang proses pengemasan produk akhir. Ruangan

bagian paling depan adalah rumah pemilik yang dijadikan kantor dan ruang

penyimpanan kerupuk yang sudah dikemas.

Bangunan pabrik yang cukup luas ini menampung beberapa alat produksi

Page 82: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

68

diantaranya yaitu dalam ruangan pemotongan dan pengemasan terdapat mesin

pemotong, ruang pengovenan yang berukuran 10 m x 6 m yang didalamnya

terdapat oven untuk proses produksi setelah adonan kerupuk dikukus dalam ketel

uap. Dalam ruangan produksi/pembuatan adonan terdapat mesin pembuat adonan,

mesin penghalus adonan, mesin pengaduk bumbu, dan meja pencetakan serta

ketel uap/alat pengukus yang dengan bahan bakar kayu bakar yang dibakar dalam

tungku bakar yang berukuran sangat besar. Tungku bakar ini berada di luar

ruangan bangunan pabrik, yaitu terletak di bagian belakang ruangan pembuat

adonan tersebut. Sedangkan dalam ruangan pemfilletan terdapat beberapa alat

produksi yaitu mesin giling daging ikan dan fiber tempat penyimpanan ikan,

terdiri dari bentuk tabung dan balok.

Adapun pembagian ruang dan fasilitas yang terdapat pada bangunan

pabrik dapat dilihat pada Lampiran 4.

6.1.2.5 Pemilihan Teknologi dan Perlengkapan

Dalam menjalankan usaha pengolahan kerupuk ikan/udang, Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah menggunakan peralatan yang sama seperti perusahaan-

perusahaan lainnya. Adapun sebagian peralatan yang digunakan dapat diperoleh

di toko peralatan rumah tangga seperti ember, penyaring tipis, baskom, selang,

pisau, telenan, serbet, keranjang plastik, gayung, garuk, timbangan dacin, karung

goni, tampah, kursi duduk kecil dan lain-lain. Sedangkan peralatan seperti rak

pring, langseng, alat dorong/pengangkut, glodok dipesan khusus kepada produsen

pembuat alat tersebut. Peralatan yang menggunakan tenaga listrik/mesin diperoleh

dari produsen dan toko alat-alat elektronik/alat pertanian seperti mesin pemotong

kerupuk, alat giling es, oven pengukus, alat pengukus (ketel uap), mesin pembuat

adonan, mesin penghalus adonan, mesin press sealer, timbangan dacin, dan alat

pengaduk resep. Berikut merupakan rincian peralatan yang digunakan perusahaan

untuk memperlancar proses produksinya pada aspek teknis, antara lain:

1) Fiber/tempat penyimpanan ikan

Fiber berupa box penyimpanan ikan berukuran 3 m x 2 m x 1 m. Fiber dapat

menampung satu ton daging ikan yang telah di fillet. Selain fiber, terdapat

salah satu tempat penyimpanan ikan yang bukan dari jenis fiber dan

berbentuk bulat besar dengan ukuran diameter panjangnya yaitu satu meter,

Page 83: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

69

digunakan untuk menampung hasil gilingan ikan yang kemudian dicampur

dengan bumbu dan telur serta air. Fiber yang dimilki perusahaan berjumlah

25 buah.

2) Mesin Pengaduk Bumbu

Mesin pengaduk bumbu merupakan suatu alat yang berukuran besar

berbentuk tabung, digunakan untuk mengaduk dan mencampurkan berbagai

bumbu. Secara mekanik menggunakan pengaduk berupa alat yang telah

didesain khusus dengan tenaga listrik. Pengadukan bumbu ini dilakukan

selama 15-30 menit. Kapasitas mesin dalam melakukan pengadukan adalah

100 kg bumbu per jam. Mesin bumbu yang dimiliki perusahaan berjumlah

dua buah.

3) Alat Penggiling ikan

Alat yang digunakan untuk menggiling ikan yang telah di fillet dan skinless.

Alat penggiling ini berjumlah dua buah, yang dalam prosesnya menggunakan

bantuan kayu untuk menekan ikan yang akan digiling. Alat giling daging ikan

ini memiliki kapasitas maksimum dapat menggiling daging ikan sebanyak

150 kg per jam.

4) Mesin Pembuat Adonan (Mesin Molen dan Mesin Penghalus Adonan)

Mesin adonan/mesin molen merupakan alat yang digunakan untuk

mencampurkan gilingan ikan dengan tepung tapioka. Mesin ini memiliki

kapasitas maksimum dapat menghaluskan adonan sebanyak 50 kg. Alat ini

bekerja dengan menggunakan istrik, dan bekerja dengan mengaduk-aduk

bahan baku yang dimasukkan kurang lebih selama 5-10 menit melalui gigi

yang bekerja secara berlawanan sehingga adonan tercampur rata. Adapun

mesin penghalus adonan berfungsi untuk menghaluskan adonan yang sudah

dimasukan kedalam mesin molen. Mesin molen dan mesin penghalus adonan

yang dimiliki perusahaan masing-masing berjumlah satu buah.

5) Ketel Uap (Boiler)

Alat pengukus berupa ketel uap pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

berukuran sangat besar dan bekerja dengan menggunakan tenaga listrik atau

sebagai alternatif dengan bahan bakar arang hitam. Alat ini digunakan untuk

mengukus kerupuk yang telah dicetak, diproses selama 70 menit untuk

Page 84: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

70

kerupuk yang berukuran besar, kerupuk berukuran sedang 60 menit dan 45

menit untuk kerupuk yang berukuran kecil. Suhu yang digunakan pada proses

pengukusan pada ketel uap ini adalah 100 oC. Proses pengukusan pada ketel

uap ini merupakan proses pengukusan awal sebelum adonan kerupuk dikukus

kembali kedalam oven pengukus. Ketel uap/boiler ini memiliki kapasitas

untuk melakukan pengukusan kerupuk sebanyak 250 kg per jam. Masing-

masing pabrik memiliki satu buah ketel uap sehingga ketel uap yang dimilki

perusahaan berjumlah dua buah.

6) Oven/ Alat Pengukus Elektrik

Pada proses pengukusan selanjutnya, alat yang digunakan berupa oven

pengukus. Seperti halnya ketel uap, oven pengukus ini berukuran sangat

besar dan bekerja dengan menggunakan tenaga listrik atau sebagai alternatif

dengan bahan bakar arang hitam. Proses pengovenan dilakukan selama 10

jam untuk kemudian siap dipotong-potong. Alat ini terbuat dari besi yang

berukuran 2,5 m x 2 m x 1,5 m, berbentuk balok yang terdiri dari dua bagian

sama besar. Bagian depan masing-masing oven tersebut terdapat kaca tembus

pandang berbentuk bulat dan berdiameter 20 cm. Alat ini dapat menampung

sebanyak 60 unit produksi atau dua ton dalam sekali proses pengovenan.

Masing-masing pabrik memiliki satu buah ketel uap sehingga ketel uap yang

dimilki perusahaan berjumlah dua buah.

7) Oven Penjemuran

Oven penjemuran merupakan alat alternatif yang digunakan ketika cuaca

tidak menentu seperti terjadinya hujan sehingga tidak bisa dilakukan

penjemuran di lahan terbuka dengan memanfaatkan sinar matahari. Alat ini

berjumlah dua buah, masing-masing satu buah dalam setiap bangunan pabrik.

Kapasitas oven penjemuran sebagai alternatif alat pengeringan ini yaitu dapat

menampung 200 kg per jam. Dengan adanya alat ini perusahaan tidak perlu

khawatir jika terjadi hujan, karena proses produksi masih dapat dilakukan.

Alat ini juga menjadikan perusahaan dapat meningkatkan produksinya dalam

setiap bulan karena mengurangi risiko dan meningkatkan kualitas produksi.

Page 85: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

71

8) Mesin Pemotong

Alat ini terbuat dari besi dengan bentuk bagian ujungnya melandai untuk

mengalirkan kerupuk yang telah dipotong dan ditampung dalam wadah yang

dioperasikan secara manual. Mesin pemotong digunakan untuk memotong

kerupuk yang telah mengalami pengovenan selama 10 jam. Mesin pemotong

yang digunakan berjumlah delapan buah. Kapasitas maksimum mesin ini

mencapai 200 kg per jam, sehingga dalam satu periode pemotongan yakni

selama tiga jam per periode produksi mesin ini dapat memotong ikan

sebanyak 600 kg sehingga proses produksi dapat berjalan lebih cept dan

efisien. Dengan adanya alat ini perusahaan dapat meningkatkan produksi dan

meningkatkan kualitas proses produksi yang dilakukan.

9) Pendingin

Alat ini digunakan untuk mendinginkan segera setelah kerupuk mengalami

pengovenan selama 10 jam untuk persiapan dilakukan pemotongan. Kerupuk

yang dipotong harus dalam keadaan yang tidak panas sehingga hasil

pemotongan bagus dan tidak lengket. Alat pendingin yang dimilki

perusahaan berjumlah dua buah. Kapasitas maksimum alat ini yaitu dapat

menampung dua ton per hari.

10) Mesin Press

Alat ini terbuat dari besi yang berfungsi dalam proses pencetakan kerupuk.

Adonan yang sudah halus lalu dimasukkan kedalam mesin ini kemudian

kerupuk sesuai ukuran akan tercetak. Kapasitas maksimum alat ini dapat

digunakan untuk mencetak kerupuk sebanyak dua ton per hari. Namun alat

ini sudah rusak/usang sehingga tidak terpakai lagi sehingga proses

pencetakan yang dilakukan kembali dengan tenaga manual.

Pada tahun 2009 perusahaan melakukan penambahan teknologi guna

meningkatkan kualitas produksinya. Pemilihan teknologi berupa mesin-mesin

produksi yang digunakan oleh perusahaan menjadikan adanya perubahan kualitas

produksi perusahaan, misalnya seperti adanya penambahan teknologi mesin (oven

pengeringan) bermanfaat dalam mengurangi risiko produksi kerupuk yang rusak

(berjamur) pada saat musim hujan, penambahan mesin pemotong kerupuk

Page 86: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

72

menjadikan proses pemotongan kerupuk berlangsung lebih cepat sehingga

perusahaan dapat memproduksi kerupuk yang lebih banyak, penambahan mesin

press membantu mempercepat proses pencetakan kerupuk. Dengan demikian,

adanya penambahan teknologi berupa mesin-mesin tersebut membuat proses

produksi dalam aspek teknis ini berjalan lebih cepat dan dapat menghasilkan

produk yang lebih banyak. Adanya penambahan mesin berpengaruh terhadap

efisiensi produksi karena dalam waktu yang sama produk yang dihasilkan bisa

mencapai dua kalinya jika dibandingkan dengan tidak menggunakannya sehingga

penggunaan mesin dapat dikatakan lebih efisien dalam usaha pengolahan kerupuk

ini. Dengan demikian, pengaruh adanya penambahan teknologi terutama dalam

peningkatan produksi kerupuk perusahaan dan peningkatan kualitas produksi yang

dilakukan perusahaan sehingga perusahaan dapat terus meningkatkan produksinya

untuk memenuhi permintaan pasar.

Analisis aspek teknis telah menguraikan beberapa hal mengenai

penyediaan sarana produksi dan proses produksi mulai dari pemilihan lokasi

usaha yang dapat dikatakan layak dengan pemilihan dilakukan terutama dekat

dengan ketersediaan bahan baku, dan tersedianya tenaga listrik dan air, tenaga

kerja dan fasilitas transportasi yang mendukung perusahaan dalam menjalankan

proses produksinya agar berjalan baik dan lancar. Demikian halnya dengan proses

dan sarana produksi yang ada pada perusahaan tersebut mulai dari layout pabrik

sampai kepada pemilihan teknologi mesin dan perlengkapan, semuanya

dilaksanakan oleh perusahaan agar proses produksi yang dilaksanakan berjalan

baik dan lancar. Dari hasil analisa di atas dapat diketahui bahwa pengembangan

usaha pengolahan kerupuk ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah secara

teknis dapat dikatakan perusahaan tersebut layak untuk dilaksanakan dan

dilanjutkan.

6.1.3 Aspek Manajemen dan Hukum

Suatu manajemen yang baik tentu akan menyebabkan suatu usaha dapat

berjalan dengan baik pula. Pada penelitian ini dilakukan analisis manajemen

dalam masa operasi. Analisis tersebut meliputi:

6.1.3.1 Bentuk Badan Usaha

Page 87: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

73

Badan Usaha adalah kumpulan orang dan modal yang mempunyai unit

kegiatan atau aktivitas yang bergerak di bidang perdagangan atau dunia usaha.

Usaha pengolahan kerupuk ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

adalah sebuah pengembangan usaha berupa usaha pengolahan dari bahan mentah

menjadi barang jadi. Pada awal pendirian usaha, masih tergolong usaha rumah

tangga akan tetapi setelah mengalami perkembangan yang pesat akhirnya

perusahaan mengupayakan perizinan kepada Pemerintah desa setempat, kemudian

kepada Dinas Koperasi, Perdagangan dan Perindustrian, serta Dinas Ketertiban

Umum dan tercatat dalam izin usaha yang diberikan pemerintah namun masih

dalam bentuk badan usaha Perusahaan Dagang (PD) dan termasuk dalam usaha

perorangan yang bergerak dalam industri kecil menengah. Tercatat dalam

Direktori Perusahaan IKM Kabupaten Indramayu, tahun dikeluarkan izin usaha

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah adalah pada tahun 2002 dengan bentuk

badan usahanya sebagai usaha perorangan dengan kode usaha untuk usaha

pengolahan kerupuk ikan/udang dengan nama produk kerupuk adalah 15496.

6.1.3.2 Struktur Organisasi

Usaha pengolahan kerupuk ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua

Gajah memiliki struktur organisasi yang masih sederhana, yaitu dipimpin oleh

seorang pendiri usaha yaitu H. Saein yang mengatur dan membuat segala

kebijakan yang berkaitan dengan usaha pengolahan kerupuk ikan/udang di

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah. Garis koordinasi pemilik secara langsung

tertuju pada pimpinan cabang, manajer keuangan, manajer produksi dan manajer

pemasaran.

Pimpinan cabang merupakan kepala perusahaan cabang yakni Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah Putra selaku menantu pemilik, manajer keuangan

perusahaan utama dipegang oleh istri pemilik, sedangkan manajer keuangan

perusahaan cabang adalah putri pemilik. Manajer keuangan bertugas dalam hal

pencatatan pengeluaran dan pemasukan yang dilakukan oleh perusahaan termasuk

pengeluaran upah tenaga kerja yang dilakukan setiap periode produksi untuk para

tenaga kerja borongan. Tugas manajer keuangan relatif banyak dari mulai

pembayaran sampai pencatatan dan penghitungan upah, sehingga pekerjaan ini

dibantu oleh pemilik dan manajer utama terkait dengan posisi para manajer

Page 88: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

74

keuangan tersebut adalah istri pemilik dan putri pemilik.

Untuk memudahkan pengawasan dalam beroperasinya pabrik, pemilik

juga mempercayakan kepada Manajer Produksi yang saat ini dipegang oleh adik

pemilik yang bertugas mengawasi jalannya produksi yang dilakukan pada pekerja

bagian produksi pengolahan kerupuk ikan/udang tersebut. Sedangkan manajer

pemasaran dipegang oleh satu orang kepercayaan pemilik yang masih ada

hubungan kekeluargaan dengan pemilik. Dalam hal pemasaran, walaupun terdapat

manajer namun pemilik juga turut andil langsung dalam hal pemasaran produk.

Manajer pemasaran hanya bersifat teknis di lapangan. Berdasarkan posisi-posisi

strategis organisasi, posisi penting dalam organisasi ini seluruhnya dipegang oleh

keluarga Pemilik sehingga perusahaan ini merupakan perusahaan keluarga.

Meskipun masih sederhana, struktur organisasi di perusahaan ini sudah

mampu menggambarkan pemisahan jenis pekerjaan dan pembagian tugas dengan

cukup jelas walaupun memang beban pekerjaan hanya dipegang oleh keluarga

sehingga masih ada kelonggaran untuk saling membantu dalam pekerjaan.

Adapun jumlah keseluruhan karyawan yang terdapat di Perusahaan Kerupuk Cap

Dua Gajah saat ini sebanyak 150 orang namun jumlah karyawan yang bekerja dan

berkaitan langsung dengan perusahaan kerupuk ikan/udang berjumlah 6 orang

dengan deskripsi pekerjaan yang telah diuraikan diatas. Untuk lebih jelasnya,

berikut deskripsi pekerjaan masing-masing manajer dan karyawan masing-masing

bagian.

6.1.3.3. Deskripsi Pekerjaan (Job Description)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jumlah orang yang terlibat

dalam perusahaan saat ini berjumlah 6 orang sedangkan jenis pekerjaan yang ada

berjumlah 5 yaitu pemilik perusahaan, pimpinan cabang, manajer keuangan,

manajer produksi dan manajer pemasaran. Dalam hal tugas dan tanggungjawab,

pimpinan usaha dan pimpinan cabang sangat mendominasi dalam hal

pengontrolan dari seluruh aspek perusahaan baik dari penyediaan bahan input,

proses produksi, dan pemasaran.

Page 89: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

75

Tabel 7. Rincian Pekerjaan Karyawan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

No Jabatan Jumlah Tugas 1. Pemilik 1 Menjadi pemilik modal, bertanggung jawab

terhadap kegiatan pemasaran, dan melakukan kontrol produksi kerupuk ikan/udang.

2. Pimpinan Cabang

1 Bertanggungjawab atas perusahaan cabang yang dipimpinnya dalam hal ini yaitu Perusahaan Dua Gajah Putra, termasuk bertanggungjawab kegiatan pemasaran dan kontrol produksi kerupuk.

3. Manajer keuangan

2 Mengelola pemasukan dan pengeluaran, melakukan pencatatan, bertanggungjawab melakukan perhitungan dan pemberian upah harian kepada para pekerja.Manajer keuangan perusahaan pusat dipegang oleh Istri pemilik perusahaan, sedangkan pada perusahaan cabang dipegang oleh putri pemilik perusahaan.

4. Manajer Produksi

2 Mengontrol proses produksi yang dioperasikan para pekerja dalam setiap periode produksi. Tugas pengontrolan pada proses pengolahan/produksi cukup panjang mulai dari pemfilletan ikan sampai pengepakan ikan. Bertugas juga dalam pencatatan hasil pekerjaan dan absen para pekerja.

5. Manajer Pemasaran

1 Bertanggung jawab dalam hal pengiriman barang-barang ke wilayah-wilayah pemasaran dengan mengkoordinasikan dengan pemilik dan pimpinan cabang.

Sumber : Wawancara dengan pemilik Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

Analisis aspek manajemen telah menguraikan beberapa hal mengenai

sistem manajemen yang terdapat di Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah terutama

struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, dan laporan keuangan. Dari hasil analisa

di atas dapat diketahui bahwa pengembangan usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah secara manajemem baik dari sisi

bentuk badan usaha, jenis pekerjaan, struktur organisasi, dan proses perekrutan

pekerja yang ada dan dilakukan perusahaan sudah mengkondisikan agar usaha

tersebut berjalan dengan baik dan lancar sehingga dari aspek manajemen dapat

dikatakan perusahaan tersebut layak untuk dilaksanakan dan dilanjutkan.

Analisis pada aspek hukum telah dijelaskan mengenai kondisi perizinan di

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah. Perusahaan sudah memiliki izin tertulis dari

Page 90: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

76

pemerintah daerah setempat, baik dari pemerintah desa maupun dari Departemen

Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Indramayu sehingga dari

aspek hukum dapat diketahui bahwa usaha ini layak diusahakan karena sudah

mendapatkan izin dari pihak yang berwenang memberi izin.

6.1.4 Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Setiap perusahaan yang menjalankan usahanya tentu akan memberikan

dampak baik itu dampak positif atau negatif terhadap berbagai aspek terutama

aspek sosial, ekonomi dan budaya yang berkembang di masyarakat sekitar.

Pengembangan usaha pengolahan kerupuk ikan/udang di Perusahaan Kerupuk

Cap Dua Gajah tentu akan berjalan dengan sangat baik jika selaras dengan

kehidupan masyarakat karena usaha yang tidak selaras dengan kehidupan

masyarakat sekitar tidak akan dapat bertahan lama.

Pengembangan usaha pengolahan kerupuk ikan/udang Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah ini memberikan berbagai dampak, baik dari aspek sosial,

ekonomi, dan budaya. Dari aspek sosial, Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah ini

dikatakan memberikan dampak yang positif jika terjadi peningkatan peluang

kerja, dan dapat mengurangi pengangguran. Karyawan Perusahaan Kerupuk Cap

Dua Gajah umumnya berasal dari masyarakat sekitar yaitu dari Blok Dukuh Desa

Kenanga, Desa Rambatan, dan Desa Panyindangan Wetan Kecamatan Sindang.

Jumlah Karyawan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah tercaat sebanyak 125

orang, terdiri dari karyawan tetap dan karyawan borongan. Pemasaran kerupuk

ikan/udang yang dilakukan melalui agen dan distributor yang terdapat di beberapa

kota juga menjadi penyerap tenaga kerja di kota-kota setempat. Dengan demikian

secara tidak langsung perusahaan memberikan lapangan pekerjaan bagi distributor

yang terdapat di luar Kabupaten Indramayu. Informasi ini memperlihatkan bahwa

perusahaan ini telah dapat meningkatkan lapangan kerja, dan dapat mengurangi

pengangguran baik bagi pemilik, masyarakat setempat maupun masyarakat di luar

Kabupaten Indramayu seperti karyawan tetap dan distributor.

Adapun dampak positif lainnya juga didapatkan bagi para petambak ikan

terutama ikan lele, karena sering mendapatkan tulang ikan, kepala ikan, dan

kotoran ikan yang dapat digunakan untuk pakan ikan lele hanya dengan

membersihkan daging ikan dari tulang dan kepala. Dampak positif lain yaitu

Page 91: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

77

sering adanya pembagian sembako dan sodakoh anak yatim yang dilakukan

perusahaan dalam setiap tahunnnya bisa dilakukan perusahaan beberapa kali yaitu

empat sampai enam kali. Demikian juga, bagi masyarakat setempat (sekitar

pabrik) dapat meminta bantuan langsung kepada pemimpin/ manajer perusahaan

terkait dengan bantuan biaya sekolah dan biaya sakit. Perusahaan juga sering turut

membantu pembangunan sekolah/madrasah serta pemeliharaannya.

Untuk sarana transportasi berupa jalan dan saluran irigasi berupa sungai,

perusahaan juga memberikan bantuan untuk biaya perbaikan dan pemeliharaan.

Tetapi untuk bantuan irigasi sungai, perusahaan memberikan bantuan pada saat

ada proyek pengairan saja. Dalam hal ini bantuan yang diberikan oleh perusahaan

tidak berlangsung secara kontinu. Bagi pemerintah desa, perusahaan juga

memberikan kompensasi dalam setiap tahunnya. Dengan kedermawanan dan

Sodakoh-sodakoh yang dilakukan oleh pemilik, dan dampak positif dari segi

penyerapan tenaga kerja, masyarakat sangat mendukung dengan adanya

perusahaan atau indsutri di daerah tersebut karena memang secara signifikan

ekonomi masyarakat setempat lebih meningkat.

Pengembangan usaha pengolahan kerupuk ikan/udang ini diharapkan

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dilihat dari adanya

peningkatan perekonomian masyarakat. Seperti yang telah disebutkan di atas,

perusahaan ini telah membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar

maupun masyarakat luar Kabupaten Indramayu dengan mempekerjakan mereka

sebagai karyawan tidak tetap maupun karyawan tetap. Informasi ini

mengindikasikan bahwa perusahaan ini telah mampu meningkatkan pendapatan

baik bagi pemilik, masyarakat sekitar maupun masyarakat luar daerah. Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah merupakan perusahaan yang berbadan hukum PD

(Perusahaan Dagang) sehingga perusahaan ini juga memberikan kontribusi yang

positif bagi peningkatan pendapatan daerah melalui pembayaran pajak.

Keberadaan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah selama ini tidak

bertentangan dengan budaya yang telah berkembang di masyarakat selama ini.

Menurut beberapa warga dan aparatur desa kehadiran perusahaan ini tidak

mengganggu kebudayaan yang ada selama ini baik dari sisi nilai sosial, norma

sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, dan religi yang

Page 92: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

78

ada di masyarakat.

Dari hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa secara sosial, ekonomi,

dan budaya pengembangan usaha pengolahan kerupuk ikan/udang di Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah layak untuk dilaksanakan karena mampu meningkatkan

lapangan kerja, dapat mengurangi pengangguran, meningkatkan pendapatan baik

bagi pemilik, masyarakat sekitar, maupun masyarakat luar daerah serta

Pemerintah Daerah. Selain itu, pengembangan usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang di Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah layak karena tidak

bertentangan dengan budaya yang telah berkembang di masyarakat.

6.1.5 Aspek Lingkungan

Suatu usaha dapat memberikan dampak pada lingkungan yang meliputi

dampak yang merugikan dan dampak yang menguntungkan. Pengembangan usaha

pengolahan kerupuk ikan/udang sangat berhubungan dengan lingkungan sehingga

aspek ini perlu dikaji lebih dalam dan diharapkan suatu usaha dapat bersahabat

dengan lingkungan karena suatu usaha tidak akan bertahan jika tidak bersahabat

dengan lingkungan.

Dampak negatif yang muncul dari usaha pengolahan kerupuk ikan/udang

adalah terkait dengan limbah cair yang belum dikelola oleh perusahaan. Sistem

pembuangan limbah cair yang diterapkan oleh perusahaan ini tidak higienis.

Aliran limbah cair di salurkan melalui saluran air berupa selokan kemudian

langsung dibuang ke saluran pembuangan utama yaitu sungai kecil yang terletak

di depan gerbang perusahaan. Limbah cair perusahaan bekas pencucian ikan,

pencucian peralatan, dan sebagainya tidak ditangani terlebih dahulu namun

langsung dibuang ke saluran pembuangan yang bergabung dengan masyarakat.

Hal ini menyebabkan, sungai yang menjadi saluran pembuangan limbah cair

tersebut sangat keruh, kotor, dan berbusa. Limbah cair yang mencemari air

tersebut menimbulkan bau yang tidak sedap dan mengakibatkan semakin

banyaknya sarang nyamuk.

Tidak ada upaya yang serius dari banyak perusahaan untuk mengelola

limbah tersebut agar tidak mencemari lingkungan. Perusahaan hanya memberikan

bantuan materi berupa uang bila ada proyek pendorongan air pada saluran irigasi

yang dijadikan sebagai saluran pembuangan limbah tersebut. Dampak negatif

Page 93: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

79

lainnya dari limbah cair adalah tercemarnya air yang masuk ke sawah pertanian

warga, hal ini terjadi karena saluran pembuangan limbah dengan saluran irigasi

menggunakan sungai kecil yang sama. Limbah cair juga sudah mulai merembes

ke beberapa sumber air warga seperti sumur sehingga air sumur sudah tidak dapat

digunakan lagi.

Perusahaan seharusnya mengusahakan untuk menangani limbah cair

produksinya secara efektif, sehingga tidak mencemari lingkungan yang dapat

menimbulkan penyakit serta dapat mengganggu kesehatan masyarakat sekitar.

Penanganan limbah harus dilakukan agar tidak menimbulkan keresahan

masyarakat. Sedangkan untuk limbah padat (kepala, isi perut/kotoran ikan, ekor,

dan kepala) yang dihasilkan dari proses pemotongan, penyiangan dan pemfilletan

dikumpulkan untuk dijadikan pakan lele yang dibudidayakan oleh masyarakat. Ini

merupakan salah satu dampak positif yang terkait dengan aspek lingkungan.

Sedangkan untuk limbah yang dihasilkan dari fasilitas toilet karyawan,

perusahaan mempunyai penampungan khusus limbah toilet (septic tank).

Selain limbah cair yang menjadi dampak negatif lainnya dengan adanya

perusahaan adalah polusi udara yang berasal dari cerobong asap pabrik, namun

tidak seperti limbah cair yang sangat meresahkan masyarakat, polusi udara masih

bisa ditolerir oleh kebanyakan masyarakat. Polusi udara berupa bau juga dirasakan

akibat proses pengolahan kerupuk yaitu penjemuran di lahan terbuka sehingga

jika melewati jalan tersebut akan selalu tercium bau kerupuk.

Dari hasil analisis mengenai aspek lingkungan di atas dapat dikatakan

bahwa secara aspek lingkungan, pengembangan usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang di Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah tidak layak untuk

dilaksanakan. Dikatakan tidak layak karena dari aspek lingkungan usaha

pengolahan kerupuk ikan/udang ini menimbulkan pencemaran lingkungan berupa

limbah cair dan masalah polusi udara. Dari aspek lingkungan usaha pengolahan

kerupuk ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dapat dikatakan layak

apabila perusahaan sudah dapat melakukan pengolahan limbah secara benar

sehingga tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat yaitu masalah

pencemaran air yang disebabkan limbah cair tersebut. Untuk itu, Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah harus memperhatikan aspek lingkungan terutama harus

Page 94: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

80

melakukan pengelolaan limbah cair produksinya, agar usahanya dapat bersahabat

dengan lingkungan. Pengelolaan limbah cair perusahaan dapat dilakukan dengan

membuat saluran pembuangan limbah cair mandiri di tanah milik perusahaan

dengan lokasi yang tidak berdekatan dengan sumber air warga sekitar.

6.2 Analisis Kelayakan Finansial

Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial

suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan

pemasukan usaha tersebut selama periode usaha dan dilakukan perhitungan sesuai

dengan kriteria investasi. Adapun hal-hal yang akan dibahas pada aspek finansial

antara lain: cashflow, asumsi yang digunakan, proyeksi laba rugi, analisis kriteria

investasi, dan analisis sensitivitas.

Pada penelitian ini, analisis kelayakan dilakukan untuk mengetahui

kelayakan pengembangan dengan penambahan teknologi mesin pada usaha

pengolahan kerupuk ikan/udang yang dilakukan oleh Perusahaan Kerupuk Cap

Dua Gajah. Analisis ini dilakukan pada kondisi usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang dengan tidak ada penambahan teknologi mesin yang digunakan dalam

proses produksi dan pada pertengahan umur usaha dilakukan kondisi usaha

pengolahan kerupuk ikan/udang dengan ada penambahan peralatan berupa mesin

yang menunjukkan adanya penambahan teknologi.

Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

tingkat keuntungan dan tingkat kelayakan usaha pengolahan kerupuk Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah. Analisis ini akan melihat perubahan keuntungan,

bagaimana kondisi pada saat adanya penambahan teknologi dilihat dari manfaat

dan biaya pada usaha tersebut seperti yang telah dijelaskan pada Tabel 3.

Dalam analisis kelayakan finansial ini, perhitungan kelayakan finansial

hanya dilakukan pada satu buah pabrik. Hal ini dikarenakan data-data yang

diperoleh dalam penelitian ini merupakan data operasional perusahaan pada satu

buah pabrik, yaitu pada pabrik II (Pabrik Cap Dua Gajah Putra). Pabrik Cap Dua

Gajah Putra merupakan pabrik II yang mulai dibangun pada tahun 2003.

6.2.1 Proyeksi Arus Kas (Cashflow)

Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan

Page 95: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

81

gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian

ini, arus kas pada analisis kelayakan usaha diproyeksikan selama 10 tahun sesuai

dengan umur ekonomis bangunan karena dalam usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang yang dilakukan investasi yang paling besar terletak pada investasi

bangunan. Nilai inflow pada tahun sebelum adanya penambahan teknologi

menggunakan data perusahaan seperti yang ditampilkan pada Tabel 3. Adapun

nilai inflow setelah adanya penambahan teknologi (pertengahan umur usaha)

diproyeksikan dua kali dari tahun sebelumnya (nilai proyeksi didasarkan pada

informasi yang diperoleh dari perusahaan). Penambahan teknologi dilakukan oleh

perusahaan pada triwulan terakhir pada tahun 2009 sehingga pada tahun awal

penambahan teknologi mesin tersebut, perusahaan belum melakukan penggunaan

mesin secara optimal. Pada tahun 2010, diasumsikan perusahaan sudah melakukan

penggunaan mesin secara optimal, sehingga dalam analisis kelayakan perhitungan

inflow pada tahun 2010 tersebut mencapai dua kali produksi dari tahun

sebelumnya, sedangkan untuk tahun-tahun berikutnya diproyeksikan tidak

mengalami kenaikan (produksi konstan) karena asumsi awal bahwa mulai tahun

2010 penggunaan mesin sudah dilakukan secara optimal. Adapun nilai outflow

yang digunakan dalam perhitungan analisis finansial didapatkan dari dokumen

perusahaan berupa biaya-biaya untuk operasional produksi (biaya tetap dan biaya

variabel) dan biaya investasi yang dilakukan perusahaan.

6.2.1.1 Arus Masuk (Inflow)

Inflow merupakan aliran kas masuk bagi suatu usaha atau pendapatan dari

suatu usaha. Inflow pada usaha pengolahan kerupuk ikan/udang Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah terdiri dari hasil penjualan kerupuk ikan/udang ukuran

besar, ukuran sedang, ukuran kancing, dan ukuran stick sebagai penerimaan utama

serta penjualan kerupuk BS, kerupuk bawang, dan kerupuk kulit, sebagai

penerimaan sampingan. Selain itu, nilai sisa juga dihitung sebagai penerimaan di

akhir umur usaha.

Sumber pendapatan utama dari perusahaan ini adalah penjualan kerupuk.

Jumlah produksi kerupuk tergantung pada jumlah pemesanan yang dilakukan oleh

pihak pembeli. Artinya jumlah produksi kerupuk yang diproduksi perusahaan

berdasarkan permintaan konsumen. Produksi kerupuk meningkat dalam setiap

Page 96: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

82

tahun, dan pada tahun 2009 dimana perusahaan telah menambah teknologinya,

perubahan peningkatan produksi meningkat dua kali dari tahun sebelumnya. Hal

ini dikarenakan penambahan teknologi yang dilakukan perusahaan terutama

dalam bidang produksi (penambahan alat-alat dan mesin produksi) yang

menjadikan proses produksi perusahaan semakin berjalan secara efektif dan

efisien. Pada tahun 2010 (tahun penelitian), total produksi kerupuk Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah mencapai 888 ton (pada tabel 8 tahun 2010

diproyeksikan tahun ke-7) sehingga produksi rata-rata kerupuk ikan/udang setiap

bulan yang dihasilkan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah pada tahun tersebut

mencapai sebesar 74 ton per bulan dari seluruh ukuran kerupuk yang diproduksi

termasuk kerupuk BS.

Kerupuk Ikan/Udang ukuran sedang dan besar dihargai sebesar

Rp93.500,00 per bal atau Rp19.000,00 per kg untuk harga distributor/agen dan

pembeli yang datang langsung ke perusahaan. Sedangkan untuk kerupuk

ikan/udang ukuran kancing dihargai sebesar Rp98.500,00 per bal atau

Rp20.000,00 per kg, kerupuk ikan/udang ukuran stick dihargai Rp103.500,00 per

bal atau Rp21.000,00 per kg.

Selain menjual kerupuk ikan/udang produksi utama, Perusahaan Kerupuk

Cap Dua gajah juga menjual kerupuk ikan/udang BS terdiri dari BS ukuran

sedang dan besar serta BS kancing, kerupuk bawang kenari, dan kerupuk kulit.

Kerupuk ikan/udang BS merupakan kerupuk yang sudah mengalami retak atau

pecah pada saat proses pembuatan atau dalam proses pengangkutan untuk

didistribusikan ke agen sehingga kerupuk ini merupakan kerupuk dari retur

penjualan. Agar tetap bernilai ekonomis, kerupuk BS dijual kembali sehingga

kerupuk BS inipun merupakan sumber penerimaan bagi perusahaan walaupun

bukan merupakan penerimaan yang utama. Kerupuk BS dihargai berbeda-beda

tergantung ukurannya, untuk kerupuk BS ukuran besar/sedang dihargai sebesar

Rp60.000,00 per bal atau Rp12.000,00 per kg dan untuk BS kancing dihargai

sebesar Rp37.500,00 per bal atau Rp7.500,00 per kg. Perbedaan harga ini

disebabkan karena semakin kecil BS maka harga semakin murah. Kerupuk kulit

juga dijual oleh perusahaan namun masih dalam bentuk bahan baku, yaitu kulit

kering ikan (belum siap makan). Kerupuk kulit ini dihargai Rp80.000,00 per kg.

Page 97: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

83

Umumnya kerupuk kulit yang dihasilkan ini dijual pada pedagang-pedagang

kerupuk kulit yang kemudian akan mengolah kembali kerupuk kulit tersebut

menjadi kerupuk kulit yang siap makan. Selain kerupuk kulit dan kerupuk BS

tersebut, yang merupakan produk sampingan yang dihasilkan perusahaan tersebut

adalah kerupuk bawang, kerupuk bawang ini adalah kerupuk tanpa bahan baku

ikan/udang namun hanya menggunakan bahan baku bawang dan tepung tapioka.

Kerupuk ini hanya diproduksi apabila bahan baku ikan/udang terbatas. Produksi

kerupuk ini tidak dilakukan secara kontinu. Kerupuk bawang dihargai

Rp83.500,00 per bal. Berikut merupakan rekapitulasi jumlah produksi dan nilai

total penjualan kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah.

Tabel 8. Rekapitulasi Total Produksi dan Nilai Penjualan Kerupuk

Tahun

Jumlah Produksi Kerupuk Berdasarkan Ukuran (Ton) Nilai Penjualan

(Rp) Besar Sedang Kancing BS Stick Kulit Bawang Total Rata-rata

/bulan 1 33,5 42,25 17 1 1 0,25 1 96 8 548.835.700

2 134 168 68 4 4 1 5 384 32 3.346.356.460

3 138 174 70 4 4 1 5 396 33 4.435.827.726

4 143 179 72 4 4 1 5 408 34 5.185.758.497

5 147 185 74 4 4 1 5 420 35 5.757.104.416

6 155 195 78 5 5 1 5 444 37 7.337.117.151

7 310 390 156 10 10 2 10 888 74 16.724.735.656

8 310 390 156 10 10 2 10 888 74 17.625.180.056

9 310 390 156 10 10 2 10 888 74 18.525.624.456

10 310 390 156 10 10 2 10 888 74 19.426.068.855

Jumlah produksi kerupuk ikan/udang yang diproduksi oleh Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah semakin meningkat dari tahun ke tahun akibat adanya

proses penambahan teknologi mesin. Dengan semakin bertambahnya jumlah

produksi tentu akan bertambah pula jumlah penerimaan karena penerimaan pada

pengembangan usaha teknologi mesin ditentukan terutama oleh jumlah produksi

kerupuk ikan/udang yang dihasilkan. Adapun proyeksi arus masuk (penerimaan

dan nilai penjualan) pada usaha pengolahan kerupuk selama umur usaha dapat

dilihat secara legkap pada Lampiran 5.

6.2.1.2 Arus Keluar (Outflow)

Page 98: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

84

Outflow adalah aliran kas yang dikeluarkan oleh suatu usaha. Outflow

berupa biaya-biaya yang dikeluarkan baik saat usaha tersebut sedang dibangun

maupun saat usaha tersebut sedang berjalan. Outflow terdiri biaya investasi dan

biaya operasional. Biaya operasional terbagi ke dalam biaya tetap dan biaya

variabel.

6.2.1.2.1 Biaya Investasi

Biaya investasi adalah biaya-biaya yang umumnya dikeluarkan pada awal

kegiatan pendirian usaha maupun pada saat tahun berjalan untuk memperoleh

manfaat beberapa tahun kemudian. Umumnya biaya investasi memiliki umur

ekonomis lebih dari satu tahun. Biaya investasi dikeluarkan di awal tahun usaha

berupa investasi tanah, investasi bangunan, dan investasi mesin dan peralatan.

Barang-barang investasi yang telah habis masa pakainya sebelum periode usaha

berakhir harus dibeli kembali atau dire-investasi. Beberapa biaya investasi berupa

peralatan telah diuraikan pada aspek teknis. Total luas lahan yang dimiliki oleh

Perusahaan Kerupuk Ikan/Udang Cap Dua Gajah sebesar lima hektar yaitu

sebesar tiga hektar untuk wilayah pabrik I dan dua hektar untuk wilayah pabrik II.

Lahan tidak mengalami penyusutan sehingga nilai sisa pada akhir umur usaha

merupakan nilai beli lahan tersebut pada awal umur usaha. Bangunan Pabrik

terdiri dari dua buah dengan letak yang berbeda namun berdekatan, yaitu

bangunan pabrik I dan pabrik II. Bangunan ini merupakan bangunan utama

perusahaan yang dibangun pada tahun pertama usaha. Bangunan merupakan nilai

investasi yang mengalami penyusutan, namun karena umur proyek untuk analisis

yang digunakan mengacu pada bangunan sebagai investasi yang paling besar yang

digunakan maka di akhir periode pada komponen inflow tidak terdapat nilai sisa

untuk bangunan karena umur usaha sama dengan umur bangunan yaitu selama 10

tahun. Berikut merupakan komponen biaya investasi yang tidak dilakukan re-

investasi selama umur usaha (umur ekonomis investasi sama dengan umur usaha).

Page 99: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

85

Tabel 9. Investasi pada Awal Tahun Umur Usaha selain Mesin dan Peralatan

No. Investasi Satuan Jumlah Fisik Jumlah Biaya (Rp)

1 Tanah 2 Hektar 456.000.000 Bangunan: 2 Pabrik 1 Unit 627.000.000 3 Mushola 1 Unit 22.800.000 4 Mess Karyawan 1 Unit 57.000.000 5 Toilet 1 Unit 11.400.000 6 Dapur 1 Unit 13.680.000 7 Ruang Penyimpanan Garam 1 Unit 11.400.000 8 Garasi & Ruang Penyimpanan Kayu 1 Unit 11.400.000 9 Gudang barang 1 Unit 34.200.000 10 Meja Adonan 1 Unit 6.000.000 Alat Transportasi; 11 Mobil Pick up 1 Unit 80.000.000 12 Truk 1 Unit 150.000.000 Total 1.480.880.000

Adapun komponen investasi berupa mesin atau teknologi yang digunakan

oleh perusahaan umumnya memilki umur ekonomis lima tahun sehingga tidak

terdapat nilai sisa pada akhir periode namun pada tahun keenam akan dilakukan

re-investasi untuk mesin dengan umur ekonomis selama lima tahun. Sedangkan

untuk peralatan yang digunakan dengan umur ekonomis kurang dari umur usaha

(10 tahun) akan diadakan re-investasi dan akan memilki nilai sisa pada akhir

periode usaha. Berikut merupakan mesin dan peralatan yang akan dilakukan re-

investasi.

Tabel 10. Re-investasi Selama Umur usaha

No. Mesin dan Peralatan Jumlah Fisik (satuan)

Tahun Re-investasi

Jumlah Biaya (Rp)

1 Alat Giling Es 1 6 1.750.000 2 Ketel Uap 1 6 75.000.000 3 Oven Pengukus 1 6 10.000.000 4 Mesin Molen 1 6 5.000.000 5 Mesin Penghalus adonan 1 6 5.000.000 6 Mesin Pengaduk Resep 1 6 1.500.000 7 Sealer 20 4. 7. 10 10.000.000 8 Keranjang besar 15 3.5. 7. 9 3.750.000 9 Langseng 250 4. 7. 10 62.500.000 10 Rak oven/penjemuran 650 9 48.750.000 11 Baskom besar 25 3.5. 7. 9 1.250.000 12 Ember besar 30 3.5. 7. 9 900.000 13 Drum minyak 1 4. 7. 10 100.000 14 Kursi duduk kecil 10 3.5. 7. 9 100.000 Total 225.600.000

Page 100: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

86

Adapun komponen investasi dengan umur ekonomis lima tahun akan

dilakukan re-investasi pada tahun keenam dan pada akhir periode umur usaha

tidak memiliki nilai sisa. Berikut merupakan mesin dan peralatan bagian dari

komponen investasi yang memiliki umur ekonomis lima tahun.

Tabel 11. Nilai investasi peralatan dengan umur ekonomis lima tahun

No. Penambahan Investasi Jumlah fisik (Unit) Jumlah Biaya (Rp) 1 Glodog 4 8.000.000 2 Troli 12 18.000.000 3 Troli rak 20 4.000.000 4 Drum Penimbangan 15 1.500.000 5 Timbangan dacin 4 1.200.000 6 Timbangan kiloan 10 2.000.000 7 Timbangan duduk 2 500.000 8 Bak air 3 4.500.000 9 Fiber 12 6.000.000 10 Garuk 2 100.000 11 Alat Penarik 10 300.000 12 Tape Recorder 1 250.000 Total 46.350.000

Komponen investasi akan ditambah pada pertengahan umur usaha yakni

pada tahun keenam dilakukan penambahan investasi mesin-mesin baru.

Penambahan teknologi mesin oleh perusahaan berupa alat/mesin giling daging,

mesin press, mesin potong, pendingin dan oven penjemuran serta rak oven

penjemurannya. Dengan demikian ada tambahan investasi yang dikeluarkan oleh

perusahaan pada pertengahan umur proyek. Adapun nilai investasi pada tahun

pertama sebesar Rp1.704.080.000,00 sedangkan tambahan investasi yang

dilakukan pada tahun keenam adalah sebesar Rp239.250.000,00. Berikut

merupakan penambahan teknologi mesin sehingga perusahaan melakukan

tambahan investasinya.

Tabel 12. Nilai Investasi Tambahan pada Tahun Keenam

No. Penambahan Investasi Jumlah fisik Nilai Investasi (Rp) 1 Alat Giling Daging 1 500.000 2 Mesin Press 1 30.000.000 3 Oven Penjemuran 1 50.000.000 4 Mesin Potong 4 100.000.000 5 Pendingin 1 10.000.000 6 Rak oven/penjemuran 650 48.750.000 Total 239.250.000

Page 101: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

87

Komponen investasi yang masih dapat digunakan pada akhir periode usaha

atau umur ekonomis dan teknisnya belum habis maka komponen tersebut masih

memiliki nilai sisa. Nilai sisa juga terdapat pada komponen investasi yang telah

dire-investasi namun masih memiliki umur teknis di akhir periode usaha. Nilai

sisa akan dihitung sebagai inflow di akhir periode usaha.

Nilai sisa pada proyeksi arus masuk adalah sebesar Rp521.920.000,00.

Berikut merupakan komponen investasi yang memiliki nilai sisa pada akhir

periode umur usaha.

Tabel 13. Nilai sisa pada akhir periode umur usaha

No. Investasi Nilai Sisa (Rp) 1 Tanah 456.000.000 2 Sealer 6.666.667 3 Langseng 41.666.667 4 Rak oven/penjemuran 16.250.000 5 Baskom besar 1.250.000 6 Drum minyak 66.667 7 Garuk 20.000 Total 521.920.000

Adapun komponen investasi beserta umur ekonomis, jadwal re-investasi,

nilai sisa dan nilai penyusutan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6.

6.2.1.2.2 Biaya Operasional

Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha

berjalan dimana biaya ini terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap

adalah biaya yang jumlahnya tidak ditentukan oleh banyaknya output. Sedangkan

biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya ditentukan oleh banyaknya output,

semakin banyak output maka akan semakin banyak biaya yang dikeluarkan.

A. Biaya Tetap

Biaya tetap terdiri dari biaya pembayaran listrik, pulsa telepon,

transportasi, pemeliharaan bangunan dan pemeliharaan peralatan, pajak

kendaraan, biaya kesehatan karyawan, sewa lahan, pembelian alat tulis kantor,

dan beberapa peralatan yang memiliki umur ekonomis kurang dari satu tahun.

Produk yang dihasilkan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah adalah kerupuk

ikan/udang dengan berbagai ukuran yaitu ukuran besar, sedang, kancing (kecil)

Page 102: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

88

dan stick.

Biaya listrik merupakan biaya yang dikeluarkan secara bersamaan oleh

perusahaan untuk usaha pengolahan kerupuk ikan/udang dan produk

sampingannya. Biaya lainnya yang terasuk biaya tetap juga digunakan secara

bersamaan.

Biaya pulsa telepon digunakan untuk menghubungi agen/distributor atau

mempromosikan kerupuk ikan/udang cap dua gajah pada calon konsumen. Biaya

Transportasi terdiri dari biaya bahan bakar, tol, dan biaya perjalanan lain-lain.

Biasanya biaya transportasi dikeluarkan ketika pemilik atau karyawan membeli

input bahan baku, dan pemasaran. Biaya pemeliharaan bangunan dan

pemeliharaan peralatan dikeluarkan untuk memperbaiki bangunan dan

memelihara peralatan, jalan perusahaan dan lain-lain. Alat tulis kantor terdiri dari

pulpen, kertas, tinta isi ulang, spidol, lakban, dan peralatan lainnya juga

digunakan bersamaan untuk keperluan semua jenis produk.

Biaya tenaga kerja terdiri dari gaji, konsumsi, THR, dan tunjungan

kesehatan karyawan. Jumlah pekerja yang dipekerjakan baik tenaga kerja tetap

ataupun borongan akan tetap sama meskipun jumlah produksi yang dilakukan

semakin meningkat/semakin banyak. Dalam hal tenaga kerja, kebanyakan pekerja

adalah tenaga kerja borongan sehingga uang yang dikeluarkan perusahaan adalah

sesuai yang pekerja lakukan untuk menghasilkan produk berdasarkan upah

borongan masing-masing. Artinya walaupun produksi semakin meningkat, namun

penambahan tenaga kerja yang dibutuhkan tidak terlalu penting, karena jika

pekerjaan dalam proses poduksi semakin banyak maka tenaga kerja tersebut yang

akan menyelesaikannya sehingga hal tersebut menjadi tambahan upah bagi

mereka.

Seluruh karyawan tetap menerima gaji per bulan dengan jumlah yang

sama namun gaji pemilik tidak diperhitungkan dalam analisis. Biaya konsumsi

karyawan tetap sebesar Rp13.500,00 dan karyawan borongan sebesar

Rp8.000,00, biaya konsumsi diberikan setiap hari. Pemberian gaji kepada

karyawan borongan dilakukan setiap periode produksi tergantung berapa banyak

pekerjaan yang dihasilkan. THR diberikan pada setiap karyawan sebanyak satu

bulan gaji. Selain itu, karyawan juga memperoleh tunjangan untuk biaya

Page 103: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

89

kesehatan sebesar Rp 50.000.00 per bulan untuk setiap orang jika sakit. Rata-rata

jumlah karyawan yang sakit dalam sebulan sebanyak 6,7 persen atau diperkirakan

sebanyak 10 orang dari jumlah seluruh karyawan. Rincian biaya karyawan dapat

dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Rincian Biaya Karyawan per Tahun (Rupiah)

Tahun Jenis Biaya (Rp)

Total(Rp) Gaji THR Konsumsi Kesehatan

1 128.712.525 42.500.000 4.408.500 1.500.000 177.121.025 2 554.522.855 42.500.000 17.634.000 6.000.000 620.656.855 3 562.406.715 42.500.000 17.634.000 6.000.000 628.540.715 4 563.359.355 42.500.000 17.634.000 6.000.000 629.493.355 5 568.743.760 42.500.000 17.634.000 6.000.000 634.877.760 6 590.703.260 42.500.000 17.634.000 6.000.000 656.837.260 7 907.382.210 42.500.000 17.634.000 6.000.000 973.516.210 8 916.218.710 42.500.000 17.634.000 6.000.000 982.352.710 9 924.853.430 42.500.000 17.634.000 6.000.000 990.987.430 10 955.656.520 42.500.000 17.634.000 6.000.000 1.021.790.520

Rincian biaya tetap selain biaya untuk karyawan selama umur usaha dapat

dilihat pada Lampiran 7.

B. Biaya Variabel

Biaya variabel dipengaruhi oleh jumlah kerupuk yang diproduksi oleh

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah. Biaya variabel yang digunakan oleh

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dalam proses pengolahan kerupuk

ikan/udang meliputi biaya bahan baku, biaya pengemasan, biaya bahan bakar dan

biaya transportasi bahan baku dan transportasi penjualan.

Bahan baku utama berupa ikan dan udang sebagian besar didapatkan dari

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Karangsong dan sebagian kecil ketika di TPI

Karangsong sedang tidak ada ikan pihak perusahaan mengambilnya dari luar

daerah yaitu Juwana-Pati. Ikan yang diperoleh dari TPI Karangsong dibeli dengan

harga Rp12.000,00 per kilogram. Setiap kali mengadakan penyediaan bahan baku

ikan/udang, perusahaan menyerap ikan dan udang sebanyak 2-5 ton sebagai bahan

persediaan. Bahan baku ikan yang diperoleh dari Juwana-Pati juga dibeli dengan

harga yang sama namun perusahaan harus mengeluarkan biaya lebih untuk

Page 104: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

90

transportasi bahan baku tersebut. Walaupun demikian, perusahaan tetap membeli

bahan baku ikan tersebut dari luar daerah karena perusahaan berusaha memenuhi

permintaan konsumen dan memenuhi kapasitas produksi yang selama ini belum

optimal.

Tepung tapioka merupakan bahan baku utama dalam proses pengolahan

kerupuk ikan/udang yang dilakukan oleh Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

sehingga bahan baku ini harus senantiasa tersedia. Tepung tapioka yang

digunakan oleh perusahaan ini didapatkan dari pabrik tepung tapioka di

Tasikmalaya. Tepung tapioka dibeli oleh perusahaan dengan harga Rp5.500,00

per kilogram.

Bahan baku lainnya yang digunakan dalam proses pengolahan kerupuk

ikan/udang adalah gula. garam. telur dan bumbu-bumbu. Gula yang digunakan

perusahaan sebagai bahan baku pembuatan kerupuk ikan/udang ini berasal dari

Pabrik Gula di Cirebon. Gula tersebut dibeli perusahaan dengan harga Rp10.00,00

per kilogramnya. Garam merupakan bahan tambahan penting dalam pembuatan

kerupuk. Garam didapatkan perusahaan dari pabrik garam di Eretan-Indramayu

dengan harga beli sebesar Rp400,00 per kilogramnya. Sedangkan telur dan

bumbu-bumbu lainnya didapatkan perusahaan dari pasar terdekat. Saat ini harga

telur perkilogramnya adalah sebesar Rp13.000,00 dan untuk bumbu yang

digunakan sebagai bahan penyedap dan bawang merah, bawang putih dan bumbu-

bumbu lain termasuk didalamnya es untuk pengawetan ikan. Bumbu-bumbu ini

penggunaanya hanya sebagai bahan tambahan saja, sehingga dalam perhitungan

biaya bahan baku untuk bumbu dilakukan perhitungan berdasarkan hasil kuisioner

dari pemilik untuk kebutuhan bumbu rata-rata pengeluaran perbulan adalah

Rp2.000.000,00.

Biaya pengemasan dikeluarkan untuk biaya pembelian plastik kemasan,

dus, dan keperluan pengemasan lainnya seperti lakban, tinta untuk cap produksi,

dan sebagainya. Plastik kemasan yang digunakan oleh Perusahaan Kerupuk Cap

Dua Gajah terdiri dari tiga ukuran yakni plastik kemasan ukuran seperempat

kilogram, setengah kilogram, dan lima kilogram (ukuran satu bal). Plastik ukuran

lima kilogram memiliki dua penggunaan, yaitu untuk mengemas kerupuk sebelum

dikemas dalam dus dan untuk mengemas kerupuk yang sudah dikemas dalam

Page 105: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

91

ukuran seperempat dan setengah kilogram. Hal ini dilakukan karena perusahaan

melakukan perhitungan penjualan dalam satuan bal (lima kilogram). Plastik

ukuran lima kilogram ini tidak memerlukan penyablonan dengan merek

perusahaan karena merek sudah tertera pada plastik ukuran seperempat dan

setengah kilogram dan dus yang digunakan. Pengadaan plastik kemasan dibuat

oleh perusahaan dengan sablon pada percetakan yang sudah menjadi

langganannya. Dalam setiap bulannya untuk pengadaan plastik kemasan

perusahaan mengeluarkan uang sebesar Rp4.500.000,00 per bulan.

Selain plastik kemasan, Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah juga

menggunakan dus untuk mengemas kerupuk terutama untuk pengiriman luar

pulau agar kerupuk yang mengalami perjalanan panjang tidak cepat retak

(mengurangi tingkat kerusakan kerupuk karena retak/pecah) sehingga mengurangi

retur penjualan. Dus yang digunakan memiliki ukuran yang berkapasitas lima

kilogram (satu bal). Dus yang digunakan dibeli di pabrik dus langganan dengan

rata-rata pengeluaran perbulan untuk kemasan dus yaitu Rp4.400.000,00 per

bulan. Adapun untuk keperluan pengemasan lainnya seperti tinta dan lakban

perusahaan mengeluarkan biaya untuk hal tersebut sebesar Rp500.000,00 per

bulan.

Biaya bahan bakar termasuk juga kedalam biaya variabel yang dikeluarkan

oleh perusahaan karena penggunaanya tergantung jumlah produksi yang

dihasilkan. Biaya bahan bakar meliputi biaya pembelian kayu bakar, minyak

tanah, dan minyak sayur. Perusahaan mengeluarkan uang sebesar Rp2.000.000.00

per bulan untuk mendapatkan input-input yang digolongkan sebagai biaya bahan

bakar tersebut. Adapun biaya variabel lain yang digunakan oleh perusahaan

adalah biaya transportasi bahan baku dan transportasi penjualan. Biaya

transportasi bahan baku digunakan untuk transportasi pengadaan bahan baku

meliputi pengangkutan bahan baku ikan, pengangkutan tepung tapioka,

pengangkutan garam, pengadaan bumbu-bumbu, dan pengangkutan es serta

pengangkutan bahan baku konsumsi untuk para karyawan. Biaya transportasi

penjualan merupakan biaya transportasi yang digunakan perusahaan untuk

mengirim produknya ke agen dan distributor di dalam maupun di luar kota pada

wilayah pemasarannya. Untuk biaya transportasi bahan baku dan transportasi

Page 106: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

92

penjualan perusahaan mengeluarkan biaya masing-masing sebesar

Rp4.000.000,00 per bulannya. Lampiran 8 berisi tentang rincian biaya variabel

yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya.

6.2.2 Analisis Laba Rugi

Analisis laba rugi digunakan untuk mengetahui perkembangan

profitabilitas usaha pengolahan kerupuk ikan/udang di Perusahaan Kerupuk Cap

Dua Gajah. Proyeksi laba rugi juga digunakan untuk menentukan besar pajak

yang harus dibayarkan oleh perusahaan.

Proyeksi laba rugi pada usaha pengolahan kerupuk ikan/udang Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah dapat dilihat pada Lampiran 9. Hasil perhitungan

proyeksi laba rugi memperlihatkan bahwa total akumulasi pajak selama 10 tahun

yakni sebesar Rp3.672.294.413,00. Sedangkan total akumulasi laba bersih setelah

pajak yang diperoleh sebesar Rp9.694.839.689,00 atau 10 persen dari total

akumulasi penerimaan selama umur usaha. Nilai ini memperlihatkan bahwa

jumlah pajak yang diberikan oleh pengolahan kerupuk ikan/udang di Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah cukup besar untuk menambah pendapatan daerah. Total

pajak yang harus dikeluarkan selama umur proyek dari usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah mencapai 38 persennya dari total

laba yang diperoleh oleh perusahaan. Dengan demikian, laba yang diperoleh

perusahaan lebih besar daripada pajak yang dikeluarkannya sehingga perusahaan

dalam analisis laba rugi ini akan mendapatkan manfaat yang lebih besar karena

usaha yang dilakukannya. Berikut merupakan rekapitulasi perhitungan proyeksi

laba rugi dari usaha pengolahan kerupuk yang dilakukan oleh Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah.

Tabel 15. Rekapitulasi Proyeksi Laba/Rugi

Uraian Nilai (Rp) Total laba 9.694.839.689,00 Rata-rata laba per tahun 969.483.969,00 Total pajak 3.672.294.413,00 Rata-rata pajak 367.229.441,00

Page 107: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

93

6.2.3 Analisis Kelayakan Investasi

Dalam menganalisis kelayakan investasi pengembangan usaha pengolahan

kerupuk ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah digunakan kriteria

investasi seperti NPV, IRR, Net B/C, dan PP. Hasil analisis kriteria investasi

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 16. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kriteria Investasi

Uraian Nilai PV negatif (Rp) (1.996.768.895,00) PV positif (Rp) 4.733.959.864,00 NPV (Rp) 2.737.190.970,00 IRR 26% Net B/C 2,37 Rata-rata PV per tahun (Rp) 273.719.097,00 PP 6,22 PP (tahun. bulan. hari) 6 tahun 2 bulan 22 hari Total PV Inflow (Rp) 490.031.875,00

Untuk lebih jelasnya, analisis kelayakan kriteria investasi dapat dilihat

melalui perhitungan cashflow yang tertera pada Lampiran 10.

6.2.3.1 Net Present Value (NPV)

Perhitungan NPV dilakukan untuk mengetahui nilai kini manfaat bersih

yang diperoleh selama periode usaha. Pada perhitungan nilai PV yang dilakukan

diperoleh nilai PV negatif sebesar Rp(1.996.768.895,00). PV negatif diperoleh

dari nilai net benefit yang bernilai negatif pada tahun pertama dan tahun kedua

karena nilai manfaat yang diperoleh belum dapat menutupi jumlah baiaya yang

dikeluarkan. Sedangkan PV positif yang diperoleh dari perhitungan adalah sebesar

Rp4.733.959.864,00. Nilai PV positif ini diperoleh dari penjumlahan nilai net

benefit yang bernilai positif yaitu pada tahun ketiga sampai pada umur usaha.

Dari nilai PV positif dan PV negatif tersebut akan didapatkan nilai NPV sebesar

Rp2.737.190.970,00 yang berarti bahwa usaha pengolahan kerupuk ikan/udang di

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah akan menghasilkan manfaat bersih sebesar

Rp2.737.190.970,00 atau enam persen dari akumulasi nilai kini inflow yang

diperoleh selama umur usaha (10 tahun). Dari uraian tersebut dapat diketahui

Page 108: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

94

bahwa usaha pengolahan kerupuk ikan/udang di Perusahaan Kerupuk Cap Dua

Gajah layak untuk dilaksanakan karena NPV yang diperoleh dari hasil

perhitungan kriteria investasi lebih besar dari nol (NPV>0).

6.2.3.2 Internal Rate of Return (IRR) Untuk mengetahui kelayakan suatu usaha melalui nilai IRR, maka IRR

harus dibandingkan dengan cost of capital. Nilai cost of capital yang digunakan

sebesar 12,0 persen. Dari hasil perhitungan kriteria kelayakan investasi pada

usaha pengolahan kerupuk ikan/udang di Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

didapatkan nilai IRR sebesar 26 persen. Nilai IRR sebesar 26 persen berarti bahwa

tingkat pengembalian usaha pengolahan kerupuk di Perusahaan Kerupuk Cap Dua

Gajah terhadap investasi yang ditanamkan sebesar 26 persen. Nilai IRR yang

diperoleh pada analisis kriteria investasi ini memiliki nilai sebesar 26 persen

artinya memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan nilai cost of capital

yang telah ditentukan yaitu sebesar 12,0 persen (IRR>DR) sehingga usaha

pengolahan kerupuk ikan/udang di Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah layak

untuk dilaksanakan. Informasi ini mengindikasikan bahwa usaha dengan

melakukan penambahan adanya teknologi tersebut layak untuk diusahakan dan

dapat dilanjutkan untuk terus dijalankan.

6.2.3.3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif

dengan manfaat bersih yang bernilai negatif artinya manfaat bersih yang

menguntungkan bisnis yang dihasilkan setiap satuan kerugian dari bisnis tersebut.

Jika hasil nilai Net B/C bernilai positif maka ketika perusahaan mengeluarkan

sedikit biaya tambahan maka nilai manfaat tambahan yang diperolehnya akan

lebih banyak (sebesar nilai Net B/C yang dihasilkan). Pada perhitungan Net B/C

dalam analisis kriteria investasi diperoleh nilai Net B/C sebesar 2,37. Hal ini

berarti setiap tambahan biaya sebesar Rp1,00 dapat menghasilkan tambahan

manfaat bersih sebesar Rp2,37. Nilai Net B/C pada usaha pengolahan kerupuk

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah ini lebih besar dari satu sehingga usaha ini

layak untuk dilaksanakan (Net B/C>1).

Page 109: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

95

6.2.3.4 Payback Period (PP)

Payback Period digunakan untuk melihat jangka waktu pengembalian

modal. PP pada usaha pengolahan kerupuk ikan/udang di Perusahaan Kerupuk

Cap Dua Gajah yakni selama enam tahun, dua bulan, 22 hari. Informasi ini

menyatakan bahwa seluruh biaya investasi dapat dikembalikan dalam jangka

waktu enam tahun, dua bulan, 22 hari. Bila dibandingkan dengan umur usaha

yakni selama 10 tahun, maka jangka waktu pengembalian modal usaha lebih cepat

daripada umur usaha sehingga usaha pengolahan kerupuk ikan/udang di

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah layak untuk dilaksanakan.

Dari nilai perhitungan berbagai kriteria kelayakan investasi usaha

pengolahan kerupuk ikan/udang dapat dikatakan layak karena memiliki NPV lebih

dari nol (NPV>0), Net B/C lebih dari satu (Net B/C>1), IRR lebih dari tingkat

discount rate (IRR>DR) dan payback period kurang dari umur usaha(PP<Umur

usaha).

Adapun analisis manfaat bersih yang diperoleh dari hasil analisis cashflow

yaitu pada Tahun 1 dan Tahun 2 nilai PV bernilai negatif. Hal ini menunjukan

bahwa penerimaan/manfaat usaha belum mampu menutupi biaya yang

dikeluarkan sehingga usaha tersebut belum mampu melakukan pengembalian

investasi (usaha masih merugi). Hal ini wajar terjadi karena pada Tahun 1

perusahaan mengeluarkan biaya investasi yang besar dan perusahaan baru mampu

berproduksi selama tiga bulan. Adapun pada Tahun 2 perusahaan dinilai masih

melakukan adaptasi produksi. sehingga penerimaan yang diperoleh perusahaan

belum mampu menutupi biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan perhitungan

proyeksi laba rugi dan manfaat bersih perusahaan pada kondisi ini masih

mengalami kerugian. Adapun pada Tahun 3 sampai tahun akhir umur usaha. dan

didukung dengan adanya penambahan teknologi, produksi perusahaan semakin

meningkat sehingga manfaat yang diterima perusahaan lebih besar daripada biaya

yang dikeluarkan sehingga perusahaan memiliki nilai PV positif yang

menunjukkan bahwa perusahaan sudah mendapatkan keuntungan. Namun pada

Tahun 6, yaitu pada tahun penambahan teknologi manfaat bersih yang diterima

perusahaan berkurang dari tahun sebelumnya (Tahun 5). Hal ini dikarenakan pada

tahun tersebut perusahaan melakukan tambahan investasi mesin dan melakukan

Page 110: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

96

re-investasi terhadap beberapa mesin yang digunakan. Sejalan dengan Tabel 3.

hasil analisis kelayakan ini menunjukkan bahwa pada tahun adanya penambahan

teknologi akan mengurangi keuntungan yang diperoleh pada tahun tersebut. Oleh

karena itu, merupakan suatu hal yang wajar jika keuntungan yang didapatkan pada

tahun adanya penambahan teknologi menurun.

6.2.4 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas bertujuan untuk menilai apa yang terjadi dengan hasil

analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan di

dalam perhitungan biaya atau manfaat. Pada usaha pengolahan kerupuk

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dilakukan identifikasi faktor-faktor

perubahan yang dapat terjadi pada usaha tersebut. Adapun faktor-faktor

perubahan yang dapat dilihat sensitivitasnya adalah penurunan produksi,

penurunan harga output, dan kenaikan biaya dan harga input. Pada usaha

pengolahan kerupuk yang dilakukan perusahaan ini, kecenderungan trend

penurunan produksi dan penurunan harga output tidak terjadi, bahkan dalam lima

tahun terakhir produksi perusahaan selalu mengalami peningkatan produksi dan

peningkatan harga output dilakukan setiap tahun. Usaha pengolahan kerupuk yang

dilakukan Perusahaan kerupuk Cap Dua Gajah merupakan usaha pengolahan yang

memiliki biaya variabel yang lebih besar daripada biaya investasinya sehingga

usaha ini cenderung sensitif terhadap kenaikan biaya input. Biaya input berupa

biaya bahan baku ikan dan udang memiiki kontribusi sebesar 60,5 persen terhadap

total biaya varibel sehingga jika terjadi kenaikan harga ikan akan cenderung

sensitif dan berpengaruh besar terhadap layak atau tidaknya usaha tersebut.

Adapun biaya input berupa biaya bahan baku tepung tapioka memiiki kontribusi

sebesar 33,1 persen terhadap total biaya varibel. Dengan demikian, analisis

sensitivitas yang akan dilakukan pada usaha pengolahan kerupuk Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah akan dilakukan pada perubahan harga input yaitu berupa

kenaikan harga ikan/udang dan terhadap kenaikan harga tepung tapioka. Analisis

sensitivitas dilihat dari persentase perubahan kenaikan harga dibandingkan dengan

perubahan IRR, nilai NPV, dan Net B/C yang diperoleh setelah terjadi kenaikan

harga berpengaruh secara signifikan atau tidak

Page 111: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

97

6.2.4.2 Kenaikan Harga Ikan/Udang Sebesar 17 Persen

Bahan baku ikan segar adalah bahan baku utama dalam proses pembuatan

kerupuk ikan/udang. Biaya bahan baku ikan/udang juga merupakan biaya variabel

yang paling besar dalam usaha pengolahan kerupuk ikan/udang Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah. Kenaikan harga bahan baku terutama ikan/udang

tentunya akan menyebabkan bertambahnya biaya produksi yang diperlukan dalam

setiap periode produksi sehingga akan mempengaruhi keuntungan yang diperoleh

perusahaan. Kenaikan harga ikan dan udang dapat terjadi umumnya disebabkan

oleh hasil tangkapan nelayan yang sedikit akibat cuaca dan iklim di daerah

penangkapan, selain itu hari-hari besar seperti lebaran juga menyebabkan nelayan

enggan mencari ikan ke laut sehingga dapat berdampak pada kenaikan harga ikan.

Perubahan berupa kenaikan harga ikan yang pernah dialami perusahaan berkisar

antara lima persen sampai 17 persen yaitu berkisar antara Rp500,00 sampai

Rp2.000,00 per kilogram. Oleh karena itu, berdasarkan data empiris dari

perusahaan kenaikan harga bahan baku ikan/udang tertinggi adalah sebesar 17

persen sehingga dalam analisis sensitivitas usaha pengolahan kerupuk Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah ini akan dilihat sensitivitas usaha tersebut jika terjadi

kenaikan harga bahan baku ikan sebesar 17 persen.

Hasil analisis sensitivitas dengan mengubah variabel harga ikan/udang

pada perhitungan kriteria kelayakan investasi jika terjadi kenaikan harga ikan dan

udang hingga 17 persen maka akan diperoleh NPV sebesar Rp37.031.434,00, IRR

sebesar 12,2 persen, Net B/C sebesar 1,01. Hasil nilai perhitungan (Lampiran 11)

tersebut mengindikasikan bahwa perubahan harga ikan/udang yang mengalami

kenaikan sebesar 17 persen memberikan perubahan yang sangat besar dan

signifikan pada usaha pengolahan kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah,

yakni dapat dilihat dari perubahan IRR yang mencapai 14 persen atau IRR setelah

adanya kenaikan harga kurang dari setengahnya dari IRR pada kondisi normal

(IRR=16 persen). Demikian halnya dengan perubahan nilai NPV yang diperoleh,

nilai NPV pada kondisi normal mencapai Rp2.737.190.970,00 kemudian

mengalami perubahan yang sangat besar setelah ada kenaikan harga ikan sebesar

17 persen yaitu nilai NPV menjadi Rp37.031.434,00. Walaupun terdapat

penurunan manfaat bersih, Net B/C dan IRR, hasil analisis ini menunjukan bahwa

Page 112: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

98

terjadinya kenaikan harga ikan/udang sebesar 17 persen tidak sensitif terhadap

kelayakan pada usaha pengolahan kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

sehingga dengan adanya kenaikan harga ikan sebesar 17 persen usaha ini masih

layak dijalankan.

Dari hasil perhitungan sensitivitas terhadap kenaikan harga ikan/udang

yang memberikan perubahan yang sangat besar dan signifikan, dapat diketahui

bahwa usaha pengolahan kerupuk ini sensitif terhadap kenaikan harga bahan baku

ikan dan udang jika kenaikan harga ikan/udang lebih dari 17 persen.

6.2.4.2 Kenaikan Harga Tepung Tapioka Sebesar 25 Persen

Bahan baku tepung tapioka adalah bahan baku utama dalam proses

pembuatan kerupuk ikan/udang. Biaya bahan baku tepung tapioka juga

merupakan biaya variabel yang paling besar setelah ikan segar dalam usaha

pengolahan kerupuk ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah. Kenaikan

harga bahan baku terutama tepung tapioka tentunya akan menyebabkan

bertambahnya biaya produksi yang diperlukan dalam setiap periode produksi

sehingga akan mempengaruhi keuntungan yang diperoleh perusahaan. Perubahan

berupa kenaikan harga tepung tapioka yang pernah dialami perusahaan berkisar

antara 10 persen sampai 25 persen yaitu berkisar antara Rp400,00 sampai

Rp1.000,00 per kilogram. Oleh karena itu, berdasarkan data empiris dari

perusahaan kenaikan harga bahan baku tepung tapioka tertinggi adalah sebesar 25

persen sehingga dalam analisis sensitivitas usaha pengolahan kerupuk Perusahaan

Kerupuk Cap Dua Gajah ini akan dilihat sensitivitas usaha tersebut jika terjadi

kenaikan harga bahan baku tepung tapioka sebesar 25 persen.

Hasil analisis sensitivitas dengan mengubah variabel harga tepung tapioka

pada perhitungan kriteria kelayakan investasi jika terjadi kenaikan harga tepung

tapioka hingga 25 persen maka akan diperoleh NPV sebesar Rp352.084.979,00,

IRR sebesar 14 persen, dan Net B/C sebesar 1,17. Hasil nilai perhitungan tersebut

(Lampiran 11) mengindikasikan bahwa kenaikan harga tepung tapioka sebesar 25

persen memberikan perubahan yang sangat besar dan signifikan pada usaha

pengolahan kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah, yakni dapat dilihat dari

perubahan IRR yang mencapai 12 persen dimana IRR setelah adanya kenaikan

harga yaitu sebesar 14 persen dari IRR pada kondisi normal yaitu sebesar 26

Page 113: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

99

persen. Demikian halnya dengan perubahan nilai NPV yang diperoleh, nilai NPV

pada kondisi normal mencapai Rp2.737.190.970,00 kemudian mengalami

perubahan yang sangat besar setelah ada kenaikan harga tepung tapioka sebesar

25 persen yaitu nilai NPV menjadi Rp352.084.979,00. Walaupun terdapat

penurunan manfaat bersih, Net B/C dan IRR, hasil analisis ini menunjukan bahwa

terjadinya kenaikan harga tepung tapioka sebesar 25 persen tidak sensitif terhadap

kelayakan pada usaha pengolahan kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

sehingga dengan adanya kenaikan harga tepung tapioka sebesar 25 persen usaha

ini masih layak dijalankan.

Dari hasil perhitungan sensitivitas terhadap kenaikan harga tepung tapioka

yang memberikan perubahan yang sangat besar dan signifikan, dapat diketahui

bahwa usaha pengolahan kerupuk ini sensitif terhadap kenaikan harga bahan baku

tepung tapioka jika kenaikan harga tepung tapioka lebih dari 25 persen.

Dari hasil perhitungan sensitivitas terhadap kenaikan harga ikan/udang dan

kenaikan harga tepung tapioka, secara umum dapat disimpulkan bahwa usaha

pengolahan kerupuk ini tidak sensitif terhadap kenaikan harga bahan baku

ikan/udang sebesar 17 persen dan tepung tapioka sebesar 25 persen. Artinya usaha

pengolahan kerupuk ini akan sensitif bila harga bahan baku ikan mengalami

kenaikan lebih dari 17 persen dan harga tepung tapioka mengalami kenaikan lebih

dari 25 persen. Berdasarkan analisis sensitivitas, dapat juga dilihat bahwa

kenaikan harga ikan/udang dari hasil perhitungan analisis sensitivitas dengan

persentase perubahan harga yang lebih rendah daripada persentase kenaikan harga

tepung tapioka menunjukkan nilai perubahan yang lebih besar sehingga dapat

dikatakan kenaikan harga bahan baku ikan/udang pada usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah lebih sensitif daripada jika terjadi

kenaikan harga tepung tapioka.

Page 114: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

100

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah di Desa Kenanga Kecamatan

Sindang maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

1) Berdasarkan analisis dari aspek non finansial, usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah telah layak, kecuali pada

aspek lingkungan. Analisis aspek lingkungan dikatakan tidak layak karena

usaha tersebut menimbulkan pencemaran lingkungan. Perusahaan perlu

melakukan perbaikan dalam aspek lingkungan agar tidak menimbulkan

keresahan masyarakat.

2) Hasil analisis aspek finansial pada usaha pengolahan kerupuk ikan/udang

dengan adanya penambahan teknologi ini layak untuk dijalankan. Dapat

dilihat dari nilai NPV lebih dari nol yaitu sebesar Rp2,74 milyar, IRR lebih

dari tingkat discount rate yaitu sebesar 26 persen, Net B/C lebih besar dari

satu yaitu sebesar 2,37 dan Payback Periode kurang dari umur usaha yaitu

selama enam tahun, dua bulan, 22 hari. Arti data tersebut menunjukkan

bahwa perusahaan secara finansial layak untuk dijalankan.

3) Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa bahwa usaha pengolahan

kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah tidak sensitif terhadap kenaikan

harga input bahan baku ikan/udang sebesar 17 persen dan tepung tapioka

sebesar 25 persen. Dapat dilihat dari nilai kriteria investasinya yaitu, jika

terjadi kenaikan harga ikan/udang sebesar 17 persen akan mengakibatkan

nilai NPV sebesar Rp37 juta, IRR sebesar 12,2 persen, dan Net B/C sebesar

1,01 yang berarti bahwa ketika harga ikan naik sebesar 17 persen perusahaan

masih layak menjalankan usahanya, namun jika harga ikan naik lebih dari 17

persen usahanya menjadi tidak layak. Jika terjadi kenaikan harga tepung

tapioka sebesar 25 persen akan mengakibatkan nilai NPV sebesar Rp352 juta,

IRR sebesar 14 persen, Net B/C sebesar 1,17 yang berarti bahwa ketika harga

tepung tapioka naik sebesar 25 persen perusahaan masih layak menjalankan

usahanya, namun jika harga ikan naik lebih dari 17 persen usahanya menjadi

Page 115: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

101

tidak layak. Dari nilai tersebut juga dapat menunjukkan bahwa kenikan harga

ikan lebih sensitif daripada kenaikan harga tepung tapioka.

8.2 Saran

Dari hasil analisis finansial yang telah dilakukan pada usaha pengolahan

kerupuk Perusahan Kerupuk Cap Dua Gajah dapat dikatakan layak untuk

dijalankan, tetapi perlu perbaikan pada aspek non finansial yakni pada aspek

lingkungan yaitu sebaiknya perusahaan membuat tempat untuk pengolahan

limbah pabrik beserta salurannya agar tidak mencemari sungai yang digunakan

warga sekitar. Hal ini terkait dengan kepedulian perusahaan terhadap aspek

lingkungan agar tidak menimbulkan keresahan bagi masyarakat setempat.

Page 116: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

102

DAFTAR PUSTAKA Afrianto E, Liviawaty E.1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Kanisius.

Yogyakarta.

Apriyadi, A.2003. Analisis Usaha dan Nilai Tambah Pengolahan Ikan pada Industri Kerupuk Ikan/Udang di Indramayu. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Indramayu Dalam Angka 2009. Indramayu

. 2009. Jawa Barat Dalam Angka 2009. Indramayu

Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat. 2009. Produksi Perikanan Jawa Barat. www.diskanlautjabar.co.id. [05 Maret 2010]

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu. 2010. Produksi Perikanan Kabupaten Indramayu. Indramayu

Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Indramayu. 2010. Perusahaan-perusahaan Pengolahan Hasil Ikan.Indramayu

Gittinger, J P. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Ed ke-2. Slamet

S. Komet M. Penerjemah; Jakarta: UI Press.Terjemahan dari : Economic Analysis of Agriculture Project.

Halcrow, H. 1981. Economics Of Agricultural. Aukland :Mc. Graw-Hill.

Husein, U. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Husnan S, Muhammad S. 2005. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta :UPP AMP YKPN.

Ilyas, S., et al.1979. Kegiatan Perikanan Rakyat dan Pemanfaatannya Secara Tradisional Hingga Dewasa Ini (Present Status dan Permasalahan). Laporan Lokakarya Teknologi Pengolahan Ikan Secara Tradisional. Lembaga Penelitian Teknologi Perikanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian RI. Jakarta. Halaman 24.

Januriyanti. 2004. Analisis Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan kerupuk

Ikan di Desa Kenanga Kabupaten Indramayu. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor

[KKP] Kementrian Kelautan dan Perikanan.2009. Potensi Perikanan Indonesia.

http//www.kkp.co.id. [02 maret 2010]. Marbun, B.N.2003. Kamus Manajemen. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Page 117: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

103

Moeljanto.1982. Penggaraman dan Pengeringan Ikan. Jakarta: PT. Penebar Swadaya.

Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Ed ke-5. Yogyakarta : Aditya Media. Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor:

Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Oktafiyani.2009.Analisis Kelayakan Usaha Pembuatan Kerupuk Rambak Kulit Sapi dan Kulit Kerbau (Studi Kasus: Usaha Pembuatan Kerupuk Rambak di Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal. Jawa Tengah). Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.Bogor

Ravianto, J. 1986. Orientasi Produktivitas dan Ekonomi Jepang: Apa yang harus

dilakukan Indonesia?. Jakarta: UI-Press. Saragih, B. 2000. Agribisnis. Jakarta: PT Loji Grafika Griya Sarana.

Saraswati.1986. Membuat Kerupuk Udang. Bharata Karya Aksara.Jakarta

Sofiah S, Sutrisniati D.1991. Kerupuk. Petunjuk Teknis Cara Memproduksi Makanan yang Baik dan Benar Sesuai Ketentuan Industri Kecil Pangan. Direktorat Jendral Industri Kecil dan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian. Jakarta

Sudiyono, A. 2002. Pemasaran Pertanian. Malang: UMM Press.

Swastha, B.1980. Ekonomi Perusahaan Modern: Sebuah Buku Pengantar Dalam Bentuk Kumpulan Soal dan Tanya Jawab.Yogyakarta: Liberty

Syarif S, Soenarjo E.S.1985. Teknologi Pengemasan. Penuntun Praktikum. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi.Fakultas Teknologi Pertanian.IPB.Bogor

Tjokroadikoesoemo, P.S.1986. HFS dan Industri Ubi Kayu Lainnya. Jakarta: Gramedia

Tresnaprihandini, Y.2006.Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Kerupuk Udang dan Ikan Pada perusahaan “Candramawa” di Kabupaten Indramayu. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.Bogor

Widyastono.2006.Analisis Usaha Penggorengan Kerupuk (Studi Kasus Usaha Kecil sumber Makmur Sentosa Darmaga. Kabupaten Bogor). Skripsi. Program Sarjana Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.Bogor

Page 118: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

104

Wijandi, et al. 1975.Pengelolaan Kerupuk di Sidoarjo. Kerjasama Aneka Industri dan Kerajinan dengan Departemen Teknologi Hasil Pertanian.FATAMATA-IPB.Bogor

Winarno, F.G. Jenie B.S.L.1983. Kerusakan Bahan Pangan.Ghalia Indonesia.Jakarta

Page 119: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

105

LAMPIRAN

Page 120: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

106

Lampiran 1. Perbedaan, Persaamaan Penelitian yang dilakukan dengan Penelitian Sebelumnya

No. Peneliti Judul Penelitian Tahun Persamaan Perbedaan Hubungan Penelitian 1. Apriyadi Analisis Usaha dan Nilai Tambah

Pengolahan Ikan pada Industri Kerupuk Udang/Ikan di Indramayu

2003 Komoditas yang diteliti, Daerah Penelitian, Alat analisis R/C ratio.

Alat analisis OLS (Ordinary Least Square), Alat Analisis Metode Hayami, Skala Industri.

Dalam penelitian tersebut sudah menganalisis nilai tambah kerupuk, sehingga perlu dilengkapi dengan analisis kelayakan usaha yang akan dilakukan dalam penelitian ini.

2. Januriyanti Analisis Persediaan bahan Baku pada Perusahaan Kerupuk Ikan di Desa Kenanga Kabupaten Indramayu

2004 Komoditas yang diteliti, Daerah Penelitian.

Alat Analisis EOQ (Economic Order Quantity), Skala Industri.

Dengan komoditas yang sama, namun melihat sisi permasalahan yang berbeda yaitu dalam penelitian ini terkait dengan pergantian teknologi

3. Oktafiyani Analisis Kelayakan Usaha Pembuatan Kerupuk Rambak Kulit Sapi dan Kulit Kerbau (studi Kasus: Usaha Pembuatan Kerupuk Rambak di Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal, Jawa Tengah)

2009 Analisis Kelayakan usaha kualitatif (aspek pasar, teknik, manajemen, ekonomi, sosial dan lingkungan; Analisis Finansial (NPV, IRR, Net B/C, Payback Period, Analisis sensitivitas).

Komoditas yang diteliti; Lokasi dan waktu penelitian; Analisis aspek finansial: Incremental Benefit dan BEP.

Pada penelitian ini akan dianalisis Incremental benefit yang belum dilakukan oleh penelitian tersebut.

4. Tresnaprihandini Formulasi Strategi pengembangan Usaha Kerupuk Udang dan Ikan pada perusahaan “Candramawa” di kabupaten Indramayu

2006 Komoditas yang diteliti; Daerah Penelitian.

Alat Analisis IFE; Alat Analisis EFE; Alat Analisis SWOT; Perusahaan yang diteliti.

Penelitian ini akan menganalisis kelayakan usaha karena adanya upaya pengembangan usaha yaitu pergantian teknologi, mengacu pada

Page 121: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

107

penelitian tersebut yang sudah menganalisis formula strategi untuk usaha tersebut.

5. Widyastono Analisis Kelayakan Usaha penggorengan Kerupuk (Studi kasus usaha Kecil Sumber Makmur Sentosa Darmaga, Kabupaten Bogor)

2006 Analisis Kelayakan usaha kualitatif (aspek pasar, teknik, manajemen, ekonomi, dan sosial; Aspek finansial (NPV, IRR, Net B/C, BEP, Payback Period, analisis sensitivitas).

Komoditas yang diteliti; Lokasi dan waktu penelitian; Analisis aspek finansial: Incremental Benefit; Analisis kelayakan kualitatif: aspek lingkungan.

Analisis kelayakan usaha yang diteliti dalam penelitian ini akan lebih mendalam dengan melengkapi analisis kelayakan kualitatif (aspek lingkungan) dan Analisis Incremental Benefit

Page 122: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

108

Lampiran 2. Kuisioner Penelitian

KUISIONER PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN PADA USAHA PENGOLAHAN KERUPUK PERUSAHAAN KERUPUK CAP DUA GAJAH

INDRAMAYU, JAWA BARAT

Terimakasih atas partisipasi Anda untuk mengisi kuisioner ini. Lembar Kuisioner ini merupakan instrumen yang digunakan untuk penelitian “Analisis Kelayakan pada Usaha Pengolahan Kerupuk Ikan/Udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah” oleh Rina Kusrina (H34062604), Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut pertanian Bogor. Untuk memenuhi tugas penyelesaian skripsi Program Sarjana. Informasi yang diterima dari kuisioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Atas bantuan dan partisipasi Anda, saya sampaikan terimakasih. A. Karakteristik Perusahaan

4. Nama Perusahaan :

5. Jenis Usaha :

6. Alamat :

7. Telp/Fax :

8. Tahun Berdiri :

9. Nama Pemilik :

10. Tahun Pengembangan Usaha :

11. Motivasi Pendirian Usaha :

12. Total Luas Lahan :

B. Aspek Non Finansial

Aspek Pasar dan Pemasaran

4. Bagaimana deskripsi produk yang dihasilkan oleh usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang PT Kerupuk Cap Dua

Gajah?...........................................................................................................

Page 123: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

109

5. Berapakah harga jual kerupuk yang berasal dari usaha pengolahan kerupuk ini

PT Kerupuk Cap Dua Gajah ?

a. Kerupuk ikan :...................................................................................

b. Kerupuk Udang :...................................................................................

6. Kemana sajakah pasar tujuan usaha pengolahan kerupuk ikan/udang PT

Kerupuk Cap Dua Gajah?..............................................................................

7. Berapakah permintaan masing-masing pasar tersebut?.................................

8. Berapakah permintaan masing-masing pasar tujuan yang mampu dipenuhi oleh

tersebut oleh PT Kerupuk Cap Dua Gajah?...........................................

9. Bagaimana saluran distribusi usaha pengolahan kerupuk ikan/udang PT

Kerupuk Cap Dua Gajah?..............................................................................

10. Berapakah jumlah total penawaran kerupuk ikan/udang dalam

industrinya?....................................................................................................

11. Apakah PT Kerupuk Cap Dua Gajah dalam penjualannya melakukan grading?

.........................................................................................................

Jika iya, berdasarkan apa penetapan grading dan berapa harga

jualnya?..........................................................................................................

12. Bagaimana dengan kegiatan promosi yang dilakukan?.................................

13. Apakah terdapat kendala dalam pemasaran kerupuk ikan/udang selama ini dan

bagaimana cara mengatasinya? ..............................................................

Tabel 1. Jumlah Penjualan/Periode Produksi Jenis Produk Jumlah (bal) Tujuan Harga (Rp)

1.

2.

3. 4. 5. 6. TOTAL

Page 124: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

110

Aspek Teknis

-Pemilihan lokasi usaha dengan variabel utama

4. Ketersediaan Bahan Baku:

a. Apa saja input yang dibutuhkan dalam usaha pengolahan ikan/udang PT

Kerupuk Cap Dua Gajah?.............................................................................

b. Berapa jumlah masing-masing input tersebut yng dibutuhkan selama satu

periode?..................................................................................................

c. darimanakah sumber pasokan input tersebut?...........................................

d. bagaimana hubungan dengan pemasok input tersebut?............................

e. Apakah terdapat kualifikasi khusus untuk input tersebut?.......................

f. Berapakah harga masing-masing input tersebut per satuannya?..............

5. Letak pasar Yang dituju

a. Apa sajakah output yang dihasilkan dari usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang PT Kerupuk Cap Dua Gajah?...................................................

b. Bagaimana dengan daerah pemasaran yang ada selama ini?apakah sudah

mampu dipenuhi oleh output usaha pengolahan kerupuk ikan/udang PT

Kerupuk Cap Dua Gajah?.............................................................................

6. Tenaga Listrik dan Air

a. Bagaimana dengan ketersediaan pembangkit listrik dan air beserta

aksesibilitasnya yang dapat membantu kelancaran proses produksi?............

7. Supply Tenaga Kerja

a. Bagaimana dengan ketersediaan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam usaha

pengolahan kerupuk ikan/udang PT Kerupuk Cap Dua Gajah?.........

b. Tenaga kerja apa saja yang dibutuhkan dalam proses produksi dan berapa

jumlahnya?..........................................................................................

c. Bagaimana proses rekruitmennya?.............................................................

d. Adakah kualifikasi khusus tenaga kerja yang dibutuhkan untuk usaha

pengolahan kerupuk ikan/udang PT Kerupuk Cap Dua Gajah?....................

8. Fasilitas Transportasi

a.Bagaimana aksesibilitas (sarana eksternal perusahaan) yang harus dipenuhi

agar usaha pengolahan kerupuk ikan/udang PT Kerupuk Cap Dua Gajah

Page 125: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

111

berjalan dengan lancar?...............................................................

-Pemilihan lokasi usaha dengan variabel pelengkap

1. Bagaimana dengan hukum dan peraturan pemerintah yang berlaku, apakah

mendukung usaha pengolahan kerupuk ikan/udang PT Kerupuk Cap Dua

Gajah?.............................................................................................................

Jika Mendukung bagaimana bentuk dukungannya?.......................................

2. Bagaimana sikap masyarakat setempat dengan adanya usaha pengolahan

kerupuk ikan/udang PT Kerupuk Cap Dua Gajah?.......................................

-Luas Produksi

1. Berapakah proyeksi produksi optimum (kapasitas maksimum pabrik) yang harus

dipenuhi?..............................................................................................

2. Berapakah output yang mampu dihasilkan dengan keadaan finansial saat

ini?..................................................................................................................

3. Bagaimana dengan rencana ke depan, apakah akan ada perluasan lahan dan

pemanfaatan kapasitas maksimum pabrik dan lahan?.............................

-Proses Produksi

1. Bagaimana prosedur yang harus dipenuhi dalam proses pengolahan kerupuk

ikan/udang?......................................................................................

2. Bagaimana dengan proses yang terjadi di lapang?........................................

3. Bagaimana hasil produksi yang terjadi selama ini?......................................

4. Bagaimana dengan kendala yang dihadapi pada proses produksi dan bagaimana

cara mengatasinya?.....................................................................

Tabel 2. Jumlah Produksi/periode produksi: Jenis Produk Jumlah (bal) Harga (Rp)

1. .....

2. .....

3. ..... 4. ..... 5. .....

Page 126: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

112

6. ..... TOTAL

-Layout

1. Apakah pabrik dimanfaatkan secara optimal?.............................................

(Bandingkan antara kapasitas dengan pemanfaatan saat ini)

2. Apakah Bangunan aman bagi tenaga kerja?................................................

-Pemilihan Jenis Teknologi dan Perlengkapan

1. Apa sajakah fasilitas produksi dan peralatan (teknologi) yang disediakan dalam

usaha pengolahan kerupuk ikan/udang PT Kerupuk Cap Dua

Gajah?............................................................................................................

2. Alasan pemilihan Teknologi?........................................................................

3. Bagaimana dengan ketepatan penggunaan teknologinya?.............................

-Aspek Manajemen

1. Bagaimana dengan bentuk perusahaan? Dan alasannya?.............................

2. Bagaimana dengan struktur manajemen (organisasi) PT Kerupuk Cap Dua

Gajah? ............................................................................................................

3. Bagaimana dengan job description masing-masing jabatan?.........................

4. Bagaimana dengan sistem kompensasi yang berlaku?...................................

5. Apakah terdapat promosi jabatan dan dilakukan saat kapan?........................

-Aspek Hukum

1. Bagaimana prosedur pendirian usaha pengolahan kerupuk ikan/udang PT

Kerupuk Cap Dua Gajah?..............................................................................

2. Bagaimana pengaruh peraturan pemerintah terhadap kelangsungan usaha

pengolahan kerupuk ikan/udang PT Kerupuk Cap Dua Gajah?...................

3. Bagaimana dengan sistem perpajakan yang diterapkan pemerintah untuk usaha

pengolahan kerupuk ikan/udang PT Kerupuk Cap Dua Gajah?.........

-Aspek Sosial Ekonomi Budaya dan Lingkungan (untuk masyarakat sekitar)

Page 127: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

113

3. Bagaimana respon masyarakat dengan adanya usaha pengolahan kerupuk

ikan/udang PT Kerupuk Cap Dua Gajah?.....................................................

4. Apa sajakah dampak tidak langsung yang dirasakan oleh masyarakat akibat

adanya usaha pengolahan kerupuk ikan/udang PT Kerupuk Cap Dua Gajah?

a. Positif :...............................................................................................

b. Negatif :...............................................................................................

C. Aspek Finansial

2. Nilai Investasi

Tanah : ..............................................................................

Bangunan : ..............................................................................

3. Tabel 3. Peralatan yang digunakan No. Jenis alat Jumlah

(buah) Nilai

Pembelian (Rp)

Tahun Pembelian

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Total penyusutan

4. Tabel 4. Perlengkapan yang digunakan

No. Jenis Perlengkapan Jumlah (buah) Nilai Pembelian (Rp)

1. 2. 3. 4.

Page 128: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

114

Total

5. Tabel 5. Biaya usaha Jenis Biaya Nilai (Rp)

Biaya Variabel 1. Biaya Bahan Baku

a. ikan/udang b. tepung tapioka c. telur

2. Biaya Bahan Penolong (lain-lain) 3. Biaya Bahan Bakar 4. Biaya/Gaji Tenaga Kerja 5. Biaya Transportasi bahan baku &

bahan penolong 6. Biaya Konsumsi 7. Biaya Pemasaran

a. Biaya Pengemasan c. Dus d. Plastik e. Dll

b. Biaya Transportasi Penjualan

Total Biaya Variabel (1)

Biaya Tetap: 1. Biaya Pemeliharaan Peralatan 2. Biaya Pemeliharaan Bangunan 3. Biaya Penyusutan Peralatan 4. Biaya Penyusustan Bangunan Pabrik 5. Biaya Sewa Tanah 6. Biaya Perlengkapan Kantor 7. Biaya Keamanan 8. Angsuran Pinjaman 9. Bunga Pinjaman 10. Izin Usaha Pengolahan

Total Biaya Tetap (2)

Total Biaya (1) + (2)

Page 129: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

115

Lampiran 3. Layout Bangunan Pabrik

Keterangan:

1. Masjid 2. Sekolah 3. Depot Es 4. Pabrik dan Kantor 5. Ruang Penyimpanan Garam 6. Ruang Penyimpanan Kayu + Garasi 7. Toilet

8. Ruangan Pengering alternatif 9. Dapur Pabrik 10. Rumah Pemilik 11. Gudang 12. Mess Karyawan 13. Mushola.

2 3

4 6

7 8 9

5

9

4 5

7

10

10

1 12

12

8

13

U

1

2

Page 130: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

116

Lampiran 4. Layout Ruang dan Fasilitas Bangunan Pabrik 4 3 2 1 Keterangan:

1. Ruang Penyimpanan dan Kantor 2. Ruang Pengemasan 3. Ruang Pembuatan dan Pencetakan 4. Ruang Pemfilletan 5. Toilet pekerja 6. Ruang Pengering alternatif 7. Dapur 8. Fiber Penyimpanan Ikan 9. Mesin Giling Ikan

10. Mesin Pengaduk Bumbu 11. Mesin Pembuat adonan 12. Mesin Penghalus adonan 13. Meja Pencetakan 14. Mesin Pengukusan(Ketel Uap) 15. Oven Pengukusan 16. Mesin pemotong 17. Tungku/Kompor Pemanas

5

6

7

14

15

13 13

12

11 10

17

8

8

8

9

16

Page 131: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

117

Lampiran 5. Proyeksi Penerimaan dan Nilai Penjualan

No PENERIMAAN Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1.

Jumlah Kerupuk Besar( bal)

6.720 26.880 27.686 28.517 29.373 31.135 62.270 62.270 62.270 62.270

Penjualan Kerupuk Ukuran Besar

184.800.000 1.142.400.000 1.522.752.000 1.768.053.504 1.967.957.618 2.506.355.575 5.759.947.595 6.071.296.114 6.382.644.632 6.693.993.151

2

Jumlah Kerupuk Sedang

8.448 33.792 34.806 35.850 36.925 39.141 78.282 78.282 78.282 78.282

Penjualan Kerupuk Ukuran Sedang

232.320.000 1.436.160.000 1.914.316.800 2.222.695.834 2.474.003.863 3.150.847.009 7.241.076.977 7.632.486.543 8.023.896.109 8.415.305.676

3

Jumlah Kerupuk Kancing

3.398 13.594 14.001 14.421 14.854 15.745 31.491 31.491 31.491 31.491

Penjualan Kerupuk Ukuran Kancing

110.448.000 632.102.400 824.682.931 980.658.616 1.076.921.797 1.393.462.534 3.070.341.178 3.227.794.571 3.385.247.965 3.542.701.359

4

Jumlah Kerupuk Sirihan

209 837 854 871 888 906 1.812 1.812 1.812 1.812

Penjualan Kerupuk Ukuran Sirihan

2.616.000 19.672.320 28.177.459 35.273.056 37.755.234 45.306.280 108.735.073 117.796.329 126.857.585 135.918.841

5

Jumlah Kerupuk Stick

209 837 854 871 888 906 1.812 1.812 1.812 1.812

Penjualan Kerupuk Ukuran Stick

7.848.000 43.111.680 51.658.675 62.272.185 71.068.675 83.816.619 185.755.750 194.817.006 203.878.262 212.939.518

6

Jumlah Kerupuk kulit (kg)

275 1.098 1.120 1.142 1.165 1.189 2.377 2.377 2.377 2.377

Penjualan Kerupuk kulit

5.490.100 38.430.700 50.399.118 62.259.710 68.748.429 83.197.251 190.165.146 202050467 213.935.789 225.821.110

7

Jumlah Kerupuk Bawang

236 945 964 983 1.002 1.023 2.045 2.045 2045 2.045

Penjualan Kerupuk Bawang

5.313.600 34.479.360 43.840.742 54.545.592 60.648.801 74.131.882 168.713.938 178.939.025 189164112 199.389.200

Total Produksi (bal)

19.221 76.884 79.165 81.513 83.931 88.856 177.712 177.712 177.712 177.712

Total Penjualan (Rp)

548.835.700 3.346.356.460 4.435.827.726 5.185.758.497 5.757.104.416 7.337.117.151 16.724.735.656 17.625.180.056 18.525.624.456 19.426.068.855

Total Produksi (Ton)

96,105 384,422 395,824 407,565 419,656 444,279 888,559 888,559 888,559 888,559

Page 132: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

118

Lampiran 6. Komponen Biaya Investasi, Umur Ekonomis, dan Nilai Penyusutan

No Komponen Biaya Satuan Jumlah Fisik

Harga per satuan (Rp)

Jumlah biaya Compounding

(Rp)

Umur ekonomis (tahun)

Nilai penyusutan per tahun

(Rp)

Nilai Sisa di Akhir Umur Proyek (Rp)

Reinvestasi di tahun ke-

1 Tanah 2 hektar 200.000.000 456.000.000 - 456.000.000

2 Bangunan:

Pabrik 1 unit 550.000.000 627.000.000 10 62.700.000 -

Mushola 1 unit 20.000.000 22.800.000 10 2.280.000 -

Mess Karyawan 1 unit 50.000.000 57.000.000 10 5.700.000 -

Toilet 1 unit 10.000.000 11.400.000 10 1.140.000 -

Dapur 1 unit 12.000.000 13.680.000 10 1.368.000 -

Ruang Penyimpanan Garam 1 unit 10.000.000 11.400.000 10 1.140.000 -

Garasi dan Ruang Penyimpanan Kayu 1 unit 10.000.000 11.400.000 10 1.140.000 -

Gudang barang 1 unit 30.000.000 34.200.000 10 3.420.000 -

3 Mesin:

Alat Giling Daging 1 unit 500.000 500.000 5 100.000 -

Alat Giling Es 1 unit 1.750.000 1.750.000 5 350.000 - 6

Ketel Uap 1 unit 75.000.000 75.000.000 5 15.000.000 - 6

Oven Pengukus 1 unit 10.000.000 10.000.000 5 2.000.000 - 6

Mesin Molen 1 unit 5.000.000 5.000.000 5 1.000.000 - 6

Mesin Penghalus adonan 1 unit 5.000.000 5.000.000 5 1.000.000 - 6

Mesin Pengaduk Resep 1 unit 1.500.000 1.500.000 5 300.000 - 6

Mesin Press 1 unit 30.000.000 30.000.000 5 6.000.000 -

Oven Penjemuran 1 unit 50.000.000 50.000.000 5 10.000.000 -

Mesin Potong 4 unit 25.000.000 100.000.000 5 20.000.000 -

Pendingin 1 unit 10.000.000 10.000.000 5 2.000.000 -

Page 133: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

119

No Komponen Biaya Satuan Jumlah Fisik

Harga per satuan (Rp)

Jumlah biaya (Rp)

Umur ekonomis (tahun)

Nilai penyusutan per tahun

(Rp)

Nilai Sisa di Akhir Umur Proyek (Rp)

Reinvestasi di tahun ke-

Sealer 20 unit 500.000 10.000.000 3 3.333.333 6.666.667 4, 7,10

4 Alat Transportasi;

Mobil Pick up 1 unit 80.000.000 80.000.000 10 8.000.000 -

Truk 1 unit 150.000.000 150.000.000 10 15.000.000 -

5 Peralatan:

Glodog 4 unit 2.000.000 8.000.000 5 1.600.000 - 6

Troli 12 unit 1.500.000 18.000.000 5 3.600.000 - 6

Troli rak 20 unit 200.000 4.000.000 5 800.000 - 6

Drum Penimbangan 15 unit 100.000 1.500.000 5 300.000 - 6

Timbangan dacin 4 unit 300.000 1.200.000 5 240.000 - 6

Timbangan kiloan 10 unit 200.000 2.000.000 5 400.000 - 6

Timbangan duduk 2 unit 250.000 500.000 5 100.000 - 6

Bak air 3 unit 1.500.000 4.500.000 5 900.000 - 6

Keranjang besar 15 unit 250.000 3.750.000 2 1.875.000 - 3,5,7,9

Langseng 250 unit 250.000 62.500.000 3 20.833.333 41.666.667 4, 7, 10

Fiber 12 unit 500.000 6.000.000 5 1.200.000 - 6

Rak oven/penjemuran 650 unit 75.000 48.750.000 3 16.250.000 16.250.000 9

Meja adonan 2 unit 3.000.000 6.000.000 10 600.000 -

Baskom besar 25 unit 50.000 1.250.000 2 625.000 1.250.000 3, 5, 7, 9

Ember besar 30 unit 30.000 900.000 2 450.000 - 3, 5, 7, 9

Drum minyak 1 unit 100.000 100.000 3 33.333 66.667 4, 7, 10

Garuk 2 unit 50.000 100.000 5 20.000 20.000 6

Page 134: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

120

No Komponen Biaya Satuan Jumlah Fisik

Harga per satuan (Rp)

Jumlah biaya (Rp)

Umur ekonomis (tahun)

Nilai penyusutan per tahun

(Rp)

Nilai Sisa di Akhir Umur Proyek (Rp)

Reinvestasi di tahun ke-

kursi dudukan kecil 10 unit 10.000 100.000 2 50.000 - 3,5, 7, 9

Alat Penarik 10 unit 30.000 300.000 5 60.000 - 6

6 Lain-lain:

Tape Recorder 1 unit 250.000 250.000 5 50.000 - 6

Total 1.943.330.000 212.958.000 521.920.000

Page 135: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

121

Lampiran 7. Biaya Tetap Selain Biaya untuk karyawan No Struktur Biaya Satuan Jumlah fisik per

tahun Biaya satuan (Rp) Total biaya per tahun (Rp)

1 Ember kecil Unit 5 15.000 75.000 2 Tampah Unit 2250 2.500 5.625.000 3 Gayung Unit 5 5.000 25.000 4 Serbet Unit 120 10.000 1.200.000 5 Telenan Unit 35 20.000 700.000 6 Pisau Unit 35 20.000 700.000 7 Irig Unit 1 15.000 15.000 8 Penyaring tipis Unit 6 7.500 45.000 9 Karung goni Unit 12 15.000 180.000

10 Rak pring Unit 100 50.000 5.000.000 11 Listrik Bulan 12 250.000 3.000.000 12 Pulsa telepon Bulan 12 200.000 2.400.000 13 Biaya transportasi Bulan 12 2.000.000 24.000.000 14 Pemeliharaan Bangunan Bulan 12 500.000 6.000.000 15 Pemeliharaan Peralatan Bulan 12 500.000 6.000.000 16 Pajak kendaraan Tahun 2 1.250.000 2.500.000 17 Pajak Bumi dan Bangunan Bulan 2 1.000.000 2.000.000 18 Tenaga Kerja Tetap Bulan 12 22500000 270.000.000 19 Perlengkapan kantor Paket 12 500.000 6.000.000

Total 335.465.000

Page 136: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

122

Lampiran 8. Biaya Variabel

No. BIAYA VARIABEL Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Biaya Bahan Baku:

Ikan/Udang 331.500.000 1.666.320.000 2.028.384.000 2.327.222.400 2.562.855.744 3.304.841.269 7.476.580.952 7.925.175.809 8.400.686.358 8.904.727.540

Tepung Tapioka

172.800.000 934.416.000 1.173.139.200 1.376.853.120 1.545.864.307 1.919.626.667 3.830.355.200 4.060.176.512 4.303.787.103 4.562.014.329

Telur

7.500.000 38.160.000 45.792.000 50.371.200 53.393.472 58.732.819 137.780.758 146.047.603 154.810.459 164.099.087

Gula

6.750.000 40.704.000 48.844.800 53.729.280 56.953.037 62.648.340 146.966.141 155.784.110 165.131.156 175.039.026

Garam

1.800.000 12.211.200 14.653.440 16.118.784 17.085.911 18.794.502 44.089.842 46.735.233 49.539.347 52.511.708

Bumbu

2.250.000 10.176.000 12.211.200 13.432.320 14.238.259 15.662.085 36.741.535 38.946.027 41.282.789 43.759.756

2 Biaya Pengemasan:

Dus

6.000.000 25.440.000 30.528.000 33.580.800 35.595.648 39.155.213 64.698.626 68.580.543 72.695.376 77.057.098

Plastik

6.000.000 25.440.000 30.528.000 33.580.800 35.595.648 39.155.213 64.698.626 68.580.543 72.695.376 77.057.098

3 Biaya Bahan Bakar

4.500.000 19.080.000 22.896.000 25.185.600 26.696.736 29.366.410 48.523.969 51.435.407 52.464.115 53.513.398

4 Biaya Transportasi Bahan Baku

4.500.000 19.080.000 22.896.000 25.185.600 26.696.736 29.366.410 48.523.969 49.494.449 50.484.338 51.494.024

5 Biaya Transportasi Penjualan

4.500.000 19.080.000 22.896.000 25.185.600 26.696.736 29.366.410 48.523.969 49.494.449 50.484.338 51.494.024

Total

548.100.000 2.810.107.200 3.452.768.640 3.980.445.504 4.401.672.234 5.546.715.338 11.947.483.587 12.660.450.685 13.414.060.754 14.212.767.088

Page 137: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

123

Lampiran 9. Proyeksi Laba Rugi No Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A PENERIMAAN

1 Penjualan Kerupuk Ukuran Besar 184.800.000 1.142.400.000 1.522.752.000 1.768.053.504 1.967.957.618 2.506.355.575 5.759.947.595 6.071.296.114 6.382.644.632 6.693.993.151

2 Penjualan Kerupuk Ukuran Sedang

232.320.000 1.436.160.000 1.914.316.800 2.222.695.834 2.474.003.863 3.150.847.009 7.241.076.977 7.632.486.543 8.023.896.109 8.415.305.676

3 Penjualan Kerupuk Ukuran Kancing

110.448.000 632.102.400 824.682.931 980.658.616 1.076.921.797 1.393.462.534 3.070.341.178 3.227.794.571 3.385.247.965 3.542.701.359

4 Penjualan Kerupuk Ukuran Sirihan 2.616.000 19.672.320 28.177.459 35.273.056 37.755.234 45.306.280 108.735.073 117.796.329 126.857.585 135.918.841

5 Penjualan Kerupuk Ukuran Stick 7.848.000 43.111.680 51.658.675 62.272.185 71.068.675 83.816.619 185.755.750 194.817.006 203.878.262 212.939.518

6 Penjualan Kerupuk kulit 5.490.100 38.430.700 50.399.118 62.259.710 68.748.429 83.197.251 190.165.146 202.050.467 213.935.789 225.821.110

7 Penjualan Kerupuk Bawang 5.313.600 34.479.360 43.840.742 54.545.592 60.648.801 74.131.882 168.713.938 178.939.025 189.164.112 199.389.200

TOTAL PENERIMAAN 548.835.700 3.346.356.460 4.435.827.726 5.185.758.497 5.757.104.416 7.337.117.151 16.724.735.656 17.625.180.056 18.525.624.456 19.426.068.855

B BIAYA OPERASIONAL

B1 BIAYA VARIABEL

1 Ikan/Udang 331.500.000 1.666.320.000 2.028.384.000 2.327.222.400 2.562.855.744 3.304.841.269 7.476.580.952 7.925.175.809 8.400.686.358 8.904.727.540

2 Tepung Tapioka 172.800.000 934.416.000 1.173.139.200 1.376.853.120 1.545.864.307 1.919.626.667 3.830.355.200 4.060.176.512 4.303.787.103 4.562.014.329

3 Telur 7.500.000 38.160.000 45.792.000 50.371.200 53.393.472 58.732.819 137.780.758 146.047.603 154.810.459 164.099.087

4 Gula 6.750.000 40.704.000 48.844.800 53.729.280 56.953.037 62.648.340 146.966.141 155.784.110 165.131.156 175.039.026

5 Garam 1.800.000 12.211.200 14.653.440 16.118.784 17.085.911 18.794.502 44.089.842 46.735.233 49.539.347 52.511.708

6 Bumbu 2.250.000 10.176.000 12.211.200 13.432.320 14.238.259 15.662.085 36.741.535 38.946.027 41.282.789 43.759.756

7 Dus 6.000.000 25.440.000 30.528.000 33.580.800 35.595.648 39.155.213 64.698.626 68.580.543 72.695.376 77.057.098

8 Plastik 6.000.000 25.440.000 30.528.000 33.580.800 35.595.648 39.155.213 64.698.626 68.580.543 72.695.376 77.057.098

9 Biaya Bahan Bakar 4.500.000 19.080.000 22.896.000 25.185.600 26.696.736 29.366.410 48.523.969 51.435.407 52.464.115 53.513.398

10 Biaya Transportasi Bahan Baku 4.500.000 19.080.000 22.896.000 25.185.600 26.696.736 29.366.410 48.523.969 49.494.449 50.484.338 51.494.024

11 Biaya Transportasi Penjualan 4.500.000 19.080.000 22.896.000 25.185.600 26.696.736 29.366.410 48.523.969 49.494.449 50.484.338 51.494.024

TOTAL BIAYA VARIABEL 548.100.000 2.810.107.200 3.452.768.640 3.980.445.504 4.401.672.234 5.546.715.338 11.947.483.587 12.660.450.685 13.414.060.754 14.212.767.088

Page 138: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

124

No Uraian Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Laba Kotor 735.700 536.249.260 983.059.086 1.205.312.993 1.355.432.182 1.790.401.813 4.777.252.069 4.964.729.371 5.111.563.701 5.213.301.767

B2 BIAYA TETAP

1 Ember kecil

75.000 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000

2 Tampah

5.625.000 5.625.000 5.625.000 5.625.000 5.625.000 5.625.000 5.625.000 5.625.000 5.625.000 5.625.000

3 Gayung 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000

4 Serbet

1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000

5 Telenan 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000

6 Pisau 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000

7 Irig

15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000

8 Penyaring tipis

45.000 45.000 45.000 45.000 45.000 45.000 45.000 45.000 45.000 45.000

9 Karung goni

180.000 180.000 180.000 180.000 180.000 180.000 180.000 180.000 180.000 180.000

10 Rak pring

5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000

11 Listrik 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000

12 Pulsa telepon 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000

13 Biaya transportasi 6.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000

14 Pemeliharaan Bangunan 1.500.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

15 Pemeliharaan Peralatan 1.500.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

16 Pajak kendaraan 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000

17 Pajak Bumi dan Bangunan 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000

20 Tenaga Kerja Tetap 67.500.000 270.000.000 270.000.000 270.000.000 270.000.000 270.000.000 270.000.000 270.000.000 270.000.000 270.000.000

21 Perlengkapan kantor 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

22 Gaji Karyawan Borongan

128.712.525 554.522.855 562.406.715 563.359.355 568.743.760 590.703.260 907.382.210 916.218.710 924.853.430 955.656.520

23 THR

42.500.000 42.500.000 42.500.000 42.500.000 42.500.000 42.500.000 42.500.000 42.500.000 42.500.000 42.500.000

Page 139: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

125

No Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

24 Konsumsi Karyawan 4.408.500 17.634.000 17.634.000 17.634.000 17.634.000 17.634.000 17.634.000 17.634.000 17.634.000 17.634.000

25 Biaya Kesehatan Karyawan 1.500.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

20 Penyusutan 212.958.000 212.958.000 212.958.000 212.958.000 212.958.000 212.958.000 212.958.000 212.958.000 212.958.000 212.958.000

TOTAL BIAYA TETAP 496.044.025 1.169.079.855 1.176.963.715 1.177.916.355 1.183.300.760 1.205.260.260 1.521.939.210 1.530.775.710 1.539.410.430 1.570.213.520

Laba Bersih sebelum Pajak (495.308.325) (632.830.595) (193.904.629) 27.396.638 172.131.422 585.141.553 3.255.312.859 3.433.953.661 3.572.153.271 3.643.088.247

Pajak 0 0 0 6.849.159 43.032.856 146.285.388 813.828.215 858.488.415 893.038.318 910.772.062

LABA BERSIH SETELAH PAJAK (495.308.325) (632.830.595) (193.904.629) 20.547.478 129.098.567 438.856.165 2.441.484.644 2.575.465.246 2.679.114.954 2.732.316.186

total laba 9.694.839.689

Rata-rata laba 969.483.969

Total pajak 3.672.294.413

rata-rata pajak 367.229.441

% laba terhadap penerimaan 10%

Page 140: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

126

Lampiran 10. Cashflow

No Uraian Tahun Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A INFLOW

1 Penjualan Kerupuk Ukuran Besar 184.800.000 1.142.400.000 1.522.752.000 1.768.053.504 1.967.957.618 2.506.355.575 5.759.947.595 6.071.296.114 6.382.644.632 6.693.993.151

2 Penjualan Kerupuk Ukuran Sedang 232.320.000 1.436.160.000 1.914.316.800 2.222.695.834 2.474.003.863 3.150.847.009 7.241.076.977 7.632.486.543 8.023.896.109 8.415.305.676

3 Penjualan Kerupuk Ukuran Kancing 110.448.000 632.102.400 824.682.931 980.658.616 1.076.921.797 1.393.462.534 3.070.341.178 3.227.794.571 3.385.247.965 3.542.701.359

4 Penjualan Kerupuk Ukuran Sirihan 2.616.000 19.672.320 28.177.459 35.273.056 37.755.234 45.306.280 108.735.073 117.796.329 126.857.585 135.918.841

5 Penjualan Kerupuk Ukuran Stick 7.848.000 43.111.680 51.658.675 62.272.185 71.068.675 83.816.619 185.755.750 194.817.006 203.878.262 212.939.518

6 Penjualan Kerupuk kulit 5.490.100 38.430.700 50.399.118 62.259.710 68.748.429 83.197.251 190.165.146 202.050.467 213.935.789 225.821.110

7 Penjualan Kerupuk Bawang 5.313.600 34.479.360 43.840.742 54.545.592 60.648.801 74.131.882 168.713.938 178.939.025 189.164.112 199.389.200

9 Nilai sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 521.920.000

TOTAL INFLOW 548.835.700 3.346.356.460 4.435.827.726 5.185.758.497 5.757.104.416 7.337.117.151 16.724.735.656 17.625.180.056 18.525.624.456 19.947.988.855

B OUTFLOW

B1 INVESTASI

1 Tanah 456.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Bangunan:

Pabrik 627.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0

Mushola 22.800.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mess Karyawan 57.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Toilet 11.400.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Dapur 13.680.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ruang Penyimpanan Garam 11.400.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Garasi dan Ruang Penyimpanan Kayu 11.400.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Gudang barang 34.200.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 141: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

127

No Uraian Tahun Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

3 Mesin:

Alat Giling Daging 0 0 0 0 0 500.000 0 0 0 0

Alat Giling Es 1.750.000 0 0 0 0 1.750.000 0 0 0 0

Ketel Uap 75.000.000 0 0 0 0 75.000.000 0 0 0 0

Oven Pengukus 10.000.000 0 0 0 0 10.000.000 0 0 0 0

Mesin Molen 5.000.000 0 0 0 0 5.000.000 0 0 0 0

Mesin Penghalus adonan 5.000.000 0 0 0 0 5.000.000 0 0 0 0

Mesin Pengaduk Resep 1.500.000 0 0 0 0 1.500.000 0 0 0 0

Mesin Press 0 0 0 0 0 30.000.000 0 0 0 0

Oven Penjemuran 0 0 0 0 0 50.000.000 0 0 0 0

Mesin Potong 0 0 0 0 0 100.000.000 0 0 0 0

Pendingin 0 0 0 0 0 10.000.000 0 0 0 0

Sealer 10.000.000 0 0 10.000.000 0 0 10.000.000 0 0 10.000.000

4 Alat Transportasi;

Mobil Pick up 80.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Truk 150.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Peralatan: 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Glodog 8.000.000 0 0 0 0 8.000.000 0 0 0 0

Troli 18.000.000 0 0 0 0 18.000.000 0 0 0 0

Troli rak 4.000.000 0 0 0 0 4.000.000 0 0 0 0

Drum Penimbangan 1.500.000 0 0 0 0 1.500.000 0 0 0 0

Timbangan dacin 1.200.000 0 0 0 0 1.200.000 0 0 0 0

Timbangan kiloan 2.000.000 0 0 0 0 2.000.000 0 0 0 0

Page 142: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

128

No Uraian Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Timbangan duduk 500.000 0 0 0 0 500.000 0 0 0 0

Bak air 4.500.000 0 0 0 0 4.500.000 0 0 0 0

Keranjang besar 3.750.000 0 3.750.000 0 3.750.000 0 3.750.000 0 3.750.000 0

Langseng 62.500.000 0 0 62.500.000 0 0 62.500.000 0 0 62.500.000

Fiber 6.000.000 0 0 0 0 6.000.000 0 0 0 0

Rak oven/penjemuran 0 0 0 0 0 48.750.000 0 0 48.750.000 0

Meja adonan 6.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Baskom besar 1.250.000 0 1.250.000 0 1.250.000 0 1.250.000 0 1.250.000 0

Ember besar 900.000 0 900.000 0 900.000 0 900.000 0 900.000 0

Drum minyak 100.000 0 0 100.000 0 0 100.000 0 0 100.000

Garuk 100.000 0 0 0 0 100.000 0 0 0 0

kursi dudukan kecil 100.000 0 100.000 0 100.000 0 100.000 0 100.000 0

Alat Penarik 300.000 0 0 0 0 300.000 0 0 0 0

6 Lain-lain:

Tape Recorder 250.000 0 0 0 0 250.000 0 0 0 0

TOTAL INVESTASI 1.704.080.000 0 6.000.000 72.600.000 6.000.000 383.850.000 78.600.000 0 54.750.000 72.600.000

B2 BIAYA OPERASIONAL

B21 BIAYA VARIABEL

1 Ikan/Udang 331.500.000 1.666.320.000 2.028.384.000 2.327.222.400 2.562.855.744 3.304.841.269 7.476.580.952 7.925.175.809 8.400.686.358 8.904.727.540

2 Tepung Tapioka 172.800.000 934.416.000 1.173.139.200 1.376.853.120 1.545.864.307 1.919.626.667 3.830.355.200 4.060.176.512 4.303.787.103 4.562.014.329

3 Telur 7.500.000 38.160.000 45.792.000 50.371.200 53.393.472 58.732.819 137.780.758 146.047.603 154.810.459 164.099.087

4 Gula 6.750.000 40.704.000 48.844.800 53.729.280 56.953.037 62.648.340 146.966.141 155.784.110 165.131.156 175.039.026

5 Garam 1.800.000 12.211.200 14.653.440 16.118.784 17.085.911 18.794.502 44.089.842 46.735.233 49.539.347 52.511.708

Page 143: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

129

No Uraian Tahun Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

6 Bumbu 2.250.000 10.176.000 12.211.200 13.432.320 14.238.259 15.662.085 36.741.535 38.946.027 41.282.789 43.759.756

7 Dus 6.000.000 25.440.000 30.528.000 33.580.800 35.595.648 39.155.213 64.698.626 68.580.543 72.695.376 77.057.098

8 Plastik 6.000.000 25.440.000 30.528.000 33.580.800 35.595.648 39.155.213 64.698.626 68.580.543 72.695.376 77.057.098

9 Biaya Bahan Bakar 4.500.000 19.080.000 22.896.000 25.185.600 26.696.736 29.366.410 48.523.969 51.435.407 52.464.115 53.513.398

10 Biaya Transportasi Bahan Baku 4.500.000 19.080.000 22.896.000 25.185.600 26.696.736 29.366.410 48.523.969 49.494.449 50.484.338 51.494.024

11 Biaya Transportasi Penjualan 4.500.000 19.080.000 22.896.000 25.185.600 26.696.736 29.366.410 48.523.969 49.494.449 50.484.338 51.494.024

TOTAL BIAYA VARIABEL 548.100.000 2.810.107.200 3.452.768.640 3.980.445.504 4.401.672.234 5.546.715.338 11.947.483.587 12.660.450.685 13.414.060.754 14.212.767.088

B22 BIAYA TETAP

1 Ember kecil 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000

2 Tampah 5.625.000 5.625.000 5.625.000 5.625.000 5.625.000 5.625.000 5.625.000 5.625.000 5.625.000 5.625.000

3 Gayung 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000

4 Serbet 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000

5 Telenan 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000

6 Pisau 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000

7 Irig 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000

8 Penyaring tipis 45.000 45.000 45.000 45.000 45.000 45.000 45.000 45.000 45.000 45.000

9 Karung goni 180.000 180.000 180.000 180.000 180.000 180.000 180.000 180.000 180.000 180.000

10 Rak pring 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000

11 Listrik 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000

12 Pulsa telepon 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000

13 Biaya transportasi 6.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000

14 Pemeliharaan Bangunan 1.500.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

15 Pemeliharaan Peralatan 1.500.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

Page 144: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

130

No Uraian Tahun Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

16 Pajak kendaraan 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000

17 Pajak Bumi dan Bangunan 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000

20 Tenaga Kerja Tetap 67.500.000 270.000.000 270.000.000 270.000.000 270.000.000 270.000.000 270.000.000 270.000.000 270.000.000 270.000.000

21 Perlengkapan kantor 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

22 Gaji Karyawan Borongan 128.712.525 554.522.855 562.406.715 563.359.355 568.743.760 590.703.260 907.382.210 916.218.710 924.853.430 955.656.520

23 THR 42.500.000 42.500.000 42.500.000 42.500.000 42.500.000 42.500.000 42.500.000 42.500.000 42.500.000 42.500.000

24 Konsumsi Karyawan 4.408.500 17.634.000 17.634.000 17.634.000 17.634.000 17.634.000 17.634.000 17.634.000 17.634.000 17.634.000

25 Biaya Kesehatan Karyawan 1.500.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

TOTAL BIAYA TETAP 283.086.025 956.121.855 964.005.715 964.958.355 970.342.760 992.302.260 1.308.981.210 1.317.817.710 1.326.452.430 1.357.255.520

TOTAL OUTFLOW 2.535.266.025 3.766.229.055 4.422.774.355 5.018.003.859 5.378.014.994 6.922.867.598 13.335.064.797 13.978.268.395 14.795.263.184 15.642.622.608

Pajak 0 0 0 6.849.159 43.032.856 146.285.388 813.828.215 858.488.415 893.038.318 910.772.062

NET BENEFIT (1.986.430.325) (419.872.595) 13.053.371 160.905.478 336.056.567 267.964.165 2.575.842.644 2.788.423.246 2.837.322.954 3.394.594.186

DF pada DR 12 % 0.892857143 0.797193878 0.711780248 0.635518078 0.567426856 0.506631121 0.452349215 0.403883228 0.360610025 0.321973237

PV (1.773.598.504) (334.719.862) 9.291.132 102.258.340 190.687.521 135.758.985 1.165.180.399 1.126.197.381 1.023.167.101 1.092.968.477

PV negatif (1.996.768.895)

PV positif 4.733.959.864

NPV 2.737.190.970

IRR 26%

Net B/C 2,370

Rata-rata PV per tahun 273.719.097

PP 6,225652571 2.707830856 21.23492567

PP 6 tahun 2 bulan 22 hari

PV Inflow 490.031.875 2.667.694.882 3.157.334.558 3.295.643.275 3.266.735.657 3.717.211.888 7.565.421.051 7.118.514.615 6.680.525.898 6.422.718.535

% NPV terhadap PV inflow 6%

Page 145: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

131

Lampiran 11. Hasil Analisis Sensitivitas Terhadap Kenaikan Harga Bahan Baku

Kriteria Investasi Kondisi Normal Kenaikan Harga Tepung Tapioka

25 %

Kenaikan Harga Ikan 17 %

PV negatif (1.996.768.895) (2.017.080.6470 (2.706.921.768)

PV positif 4.733.959.864 2.369.165.627 2.743.953.202

NPV 2.737.190.970 352.084.979 37.031.434

IRR 26% 14% 12.2%

Net B/C 2.370 1.174 1.013

Rata-rata PV per tahun 273.719.097 35.208.498 3.703.143

PV Inflow 490.031.875 490.031.875 490.031.875 % NPV terhadap PV inflow 6% 1% 0%

Page 146: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

132

Lampiran 12. Dokumentasi Kegiatan

a) Mesin Pembuat Adonan

b) Ketel Uap

c) Mesin Giling Daging

d) Fiber

Mesin Peng

e) aduk Resep

f). Mesin Pemotong

Page 147: Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

133

f) Pemfilletan

g) Pembeberan

h) Pencampuran Bumbu & bahan

i) Pembuatan Adonan

l) Pengemasan k) Penjemuran