ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business...

99
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN DOMBA PADA MITRA TANI FARM, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR NUR FAJRI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business...

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN DOMBA

PADA MITRA TANI FARM, KECAMATAN CIAMPEA,

KABUPATEN BOGOR

NUR FAJRI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan
Page 3: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kelayakan

Usaha Penggemukan Domba Pada Mitra Tani Farm, Kecamatan Ciampea,

Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing

dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

Nur Fajri

H34096075

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan
Page 5: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

ABSTRAK

NUR FAJRI. Analisis Kelayakan Usaha Penggemukan Domba Pada Mitra Tani

Farm, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh TINTIN

SARIANTI.

Domba merupakan penyumbang daging terbesar ketiga dari kelompok

ruminansia terhadap produksi daging nasional. MT Farm merupakan salah satu

perusahaan agribisnis berbasis peternakan yang berencana melakukan

pengembangan usaha untuk memenuhi permintaan pasarnya. Tujuan penelitian ini

adalah menganalisis kelayakan pengembangan usaha di MT Farm berdasarkan

aspek non finansial dan aspek finansial. Selain itu, penelitian ini juga

menganalisis tingkat kepekaan pengembangan usaha melalui Analisis Switching

Value. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan bisnis ditinjau dari

analisis aspek non finansial layak untuk dijalankan. Demikian juga hasil analisis

finansial layak untuk dilaksanakan berdasarkan kriteria investasi, yaitu NPV

sebesar Rp 566,181,930, Net B/C sebesar 2.01, IRR sebesar 22.55 persen dan

Payback Period atau biaya investasi yang dikeluarkan dapat kembali dalam kurun

waktu dua tahun empat bulan satu hari. Sedangkan hasil Analisis Switching Value

menyatakan batasan terhadap peningkatan mortalitas domba yaitu 2.107109305

persen dan peningkatan harga bakalan domba yaitu sebesar 3.1854194939394

persen. Analisis Switching Value tersebut menunjukkan bahwa peningkatan

mortalitas domba lebih berpengaruh terhadap proses bisnis yang dijalankan

dibandingkan dengan peningkatan harga bakalan domba.

Kata-kunci : analisis kelayakan, domba, pengembangan usaha, peternakan

ABSTRACT

NUR FAJRI. Feasibility Analysis of Business Sheep Fattening at Mitra Tani Farm

in Ciampea District, Bogor Regency. Supervise by TINTIN SARIANTI.

Sheep is the third biggest contributors of ruminant families for meat

national product. MT Farm is one of a farm-based agribusiness companies that

planning to expand its business to fulfill market requirements. The aim for this

study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based

on financial and non financial aspects. This study also analyzing sensitiveness

levels of business expansion by Switching Value Analysis. Result of this study

shows that business expansion by analyzing non financial aspects is feasible to

run. Result of financial analysis is also feasible to run based on investment

criteria, that NPV Rp 566,181,930, Net BC is 2.01, and IRR is 22.55 percent of

Payback Period means investment costs will return in two years four months and

one day. While Switching Value Analysis shows the ascend limit of sheep’s

mortality is 2.107109305 percent, so ascending in prices of lamb is

3.1854194939394 percent. Switching Value Analysis shows that ascending of

sheep’s price give more influences than ascending of sheep’s mortality.

Keywords: business expansion, farm, feasibilty analysis, sheep

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan
Page 7: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agibisnis

NUR FAJRI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN DOMBA

PADA MITRA TANI FARM, KECAMATAN CIAMPEA,

KABUPATEN BOGOR

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan
Page 9: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Usaha Penggemukan Domba Pada Mitra

Tani Farm, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor

Nama : Nur Fajri

NIM : H34096075

Disetujui oleh

Tintin Sarianti, SP MM

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Usaha Penggemukan Domba Pada Mitra Tani Fann, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor

Nama : Nur Fajri NIM : H34096075

Disetujui oleh

Tintin Sarianti, SP MM Pembimbing

Diketahui oleh

Tanggal Lulus: 2 4 FEB 2014

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan
Page 12: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

PRAKATA

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada

Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil

diselesaikan. Skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan, dukungan

dan arahan dari berbagai pihak. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

dan penghargaan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, kepada :

1. Etta, Eppa, Kak Fadli, Kak Ana, dan adikku Fahmi yang senantiasa

memberikan dukungan, semangat, dan doa kepada penulis sehingga skripsi

ini dapat dikerjakan dan diselesaikan dengan baik. Terima kasih banyak

keluarga besarku tercinta.

2. Ibu Tintin Sarianti, SP MM. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran selama membimbing

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Ir. Ratna Winandi, MS dan Ibu Ir. Juniar Atmakusuma, MS selaku

dosen penguji dalam sidang skripsi yang telah memberikan arahan dan

masukan kepada penulis.

4. Bapak Suprehatin, SP, MAB selaku dosen evaluator kolokium proposal yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan saran kepada

penulis.

5. Ibu Popong Nurhayati selaku dosen pembimbing akademik yang telah

membimbing penulis.

6. Seluruh dosen dan staf yang telah memberikan ilmu dan membimbing penulis

selama penulis menyelesaikan studi.

7. Seluruh pihak Manajemen dan Karyawan Mitra Tani Farm yang terkait dalam

penyusunan skripsi ini, penulis berterima kasih atas waktu, kesempatan,

informasi dan dukungan yang telah diberikan.

8. Istriku Wenni Maryanti Daulay atas semangat, dukungan, pengertian dan

kasih sayang selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

9. Saudara-saudaraku di Wisma Mahasiswa Latimojong Bogor atas

persaudaraannya di tanah rantau ini.

10. Adib, Fachry, Asept, Ronal, Wahyu, dan rekan-rekan AGB 7 atas

kebersamaan dan keceriaannya selama menyelesaikan studi.

11. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen, keluarga besar

Ikatan Mahasiswa Sulawesi Selatan di Bogor, serta seluruh pihak yang tidak

dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2014

Nur Fajri

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan
Page 14: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL xix

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xii

PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 8 Tujuan Penelitian 9 Manfaat Penelitian 10

TINJAUAN PUSTAKA 10 Kemitraan dalam pengembangan usaha peternakan domba 10 Kontribusi usaha peternakan domba terhadap kesejahteraan ekonomi

peternak 10 Aspek finansial dan non finansial dalam kajian studi kelayakan usaha

peternakan domba 11

KERANGKA PEMIKIRAN 13 Kerangka Pemikiran Teoritis 13

Teori Investasi 13 Studi Kelayakan Bisnis 14 Aspek-Aspek Kelayakan Bisnis 15 Analisis Switching Value 19

Kerangka Pemikiran Operasional 20

METODE PENELITIAN 22 Lokasi dan Waktu Penelitian 22 Jenis dan Sumber Data 22 Metode Analisis Data 22 Analisis Kelayakan Aspek Non Finansial 22

Aspek Pasar 22 Aspek Teknis 23 Aspek Manajemen dan Hukum 23 Aspek Ekonomi dan Sosial 23 Aspek Lingkungan 23

Analisis Kelayakan Aspek Finansial 23 Net Present Value (NPV) 23 Internal Rate Of Return (IRR) 24

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 24

Payback Periode (PP) 24 Analisis Switching Value 25

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 25 Sejarah Perusahaan 25

Visi dan Misi Perusahaan 26 Lokasi Perusahaan 26

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

Fasilitas Usaha 26 Kegiatan Usaha 27

ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL 27 Aspek Pasar dan Pemasaran 27

Bentuk Pasar 27 Permintaan dan Penawaran 28 Strategi Pemasaran 28 Strategi Produk 28 Strategi Harga 29 Strategi Distribusi 29 Strategi Promosi 31

Aspek Teknis 31 Lokasi Usaha 31 Fasilitas Kandang 32

Peralatan Pendukung 33 Bakalan Ternak 34 Sistem Penggemukan 35 Pemberian Pakan dan Minum 35 Pencegahan Penyakit 36

Aspek Manajemen 36 Struktur Organisasi 36 Karyawan 37

Aspek Hukum 38 Aspek Sosial dan Lingkungan 38

ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL 39 Analisis Kelayakan Finansial Sebelum Pengembangan Bisnis 39

Analisis Biaya (Outflow) 40

Analisis Manfaat (Inflow) 44 Analisis Kelayakan Finansial Dengan Pengembangan Bisnis 45

Analisis Biaya (Outflow) 45

Analisis Manfaat (Inflow) dengan Pengembangan Bisnis 48 Analisis Switching Value Pengembangan Usaha Domba MT Farm 51 Perhitungan Incremental Net Benefit 52

SIMPULAN DAN SARAN 54 Simpulan 54 Saran 54

DAFTAR PUSTAKA 55

LAMPIRAN 57

RIWAYAT HIDUP 82

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

DAFTAR TABEL

1. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas harga yang berlaku menurut

subsektor lapangan usaha pertanian di Indonesia tahun 2008-2012 (Rp.

Milyar) 1

2. Rata-rata konsumsi protein (kg/kapita) Nasional menurut kelompok

makanan 2008-2012a 2

3. Konsumsi daging per kapita di Asia Tenggara pada tahun 1995- 2005a 3

4. Populasi komoditas ternak utama Nasional tahun 2008-2011 (000 ekor)a 3

5. Populasi Nasional domba tahun 2008-2011 di Indonesiaa 5

6. Populasi domba di Jawa Barat tahun 2009-2010a 6

7. Populasi domba di Kabupaten Bogor tahun 2006-2010a 7

8. Daftar Konsumen MT Farma 29

9. Daftar nama, penanggung jawab dan tingkat pendidikan akhir para

pekerja di Mitra Tani Farma 37

10. Biaya investasi MT Farm pada kondisi sebelum pengembangan usaha 40

11. Umur ekonomis dari investasi pada kondisi sebelum pengembangan

usaha 41

12. Biaya tetap pada peternakan MT Farm (sebelum pengembangan bisnis) 42

13. Biaya variabel yang dibutuhkan (kondisi sebelum pengembangan) 43

14. Penerimaan penjualan domba pada kondisi tanpa pengembangan

peternakan MT Farm 44

15. Nilai sisa investasi pada usaha penggemukan domba MT Farm (kondisi

tanpa pengembangan) 45

16. Biaya investasi yang dibutuhkan pada peternakan domba MT Farm

dengan pengembangan bisnis 46

17. Biaya tetap peternakan domba MT Farm dengan pengembangan bisnis 47

18. Biaya variabel peternakan domba MT Farm dengan pengembangan

bisnis 47

19. Penerimaan penjualan domba pada peternakan domba MT Farm dengan

pengembangan bisnis 48

20. Nilai sisa yang diterima pada usaha penggemukan domba MT Farm

dengan pengembangan bisnis 49

21. Analisis laba rugi pada usaha penggemukan domba MT Farm dengan

kondisi tanpa pengembangan bisnis 50

22. Analisis laba rugi pada peternakan domba MT Farm dengan kondisi

dengan pengembangan bisnis 50

23. Kriteria investasi dengan kondisi sebelum pengembangan dan setelah

pengembangan bisnis 51

24. Hasil analisis switching value usaha MT Farm pada kondisi setelah

pengembangan 52

25. Laba bersih yang didapatkan selama umur usaha (Incremental Net

Benefit) 53

26. Perhitungan Kriteria Investasi (Incremental Net Benefit) 53

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

DAFTAR GAMBAR

1. Kurva fungsi investasi 13

2. Kerangka pemikiran operasional 21

3. Lokasi kandang peternakan domba MT Farm 32

4. Rencana lokasi pengembangan usaha peternakan domba MT Farm 32

5. Kandang panggung MT Farm 33

6. Struktur organisasi di MT Farm 37

DAFTAR LAMPIRAN

1. Layout kandang Mitra Tani Farm 57

2. Siklus Saat ini 58

3. Siklus Pengembangan 60

4. Biaya investasi mitra tani farm sebelum pengembangan usaha 62

5. Biaya tetap mitra tani farm sebelum pengembangan usaha 63

6. Biaya variabel mitra tani farm sebelum pengembangan usaha 64

7. Penerimaan tahunan mitra tani farm sebelum pengembangan usaha 65

8. Cashflow mitra tani farm sebelum pengembangan usaha 66

9. Laporan laba-rugi mitra tani farm sebelum pengembangan usaha 68

10. Biaya investasi mitra tani farm setelah pengembangan usaha 69

11. Biaya tetap mitra tani farm setelah pengembangan usaha 70

12. Biaya variabel mitra tani farm setelah pengembangan usaha 71

13. Penerimaan tahunan mitra tani farm setelah pengembangan usaha 72

14. Cashflow mitra tani farm setelah pengembangan usaha 73

15. Laporan laba-rugi mitra tani farm setelah pengembangan usaha 75

16. Cashflow analisis switching value – kenaikan harga bakalan domba

sebesar 3.1854194939394% 76

17. Laporan laba-rugi analisis switching value – kenaikan harga bakalan

domba sebesar 3.1854194939394% 78

18. Cashflow analisis switching value – peningkatan mortalitas domba

sebesar 2.107109305% 79

19. Laporan laba-rugi analisis switching value – peningkatan mortalitas

domba sebesar 2.107109305% 81

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan sektor pertanian dan usaha agribisnis yang berdaya saing,

berkerakyatan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan, senantiasa didorong

untuk mewujudkan perekonomian nasional yang sehat, seperti yang tercermin dari

visi yang telah ditetapkan oleh Departemen Pertanian. Agribisnis merupakan salah

satu sektor dalam kegiatan perekonomian berbasis kekayaan alam yang

dimanfaatkan dalam melakukan kegiatan usaha berorientasi keuntungan. Bidang

peternakan merupakan salah satu subsektor agribisnis yang cukup penting karena

terkait dengan ketersediaan bahan pangan hewani masyarakat.

Berdasarkan data Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga yang

berlaku menurut subsektor lapangan usaha pertanian dari Tahun 2005-2010 dapat

dilihat bahwa sektor peternakan memberikan kontribusi untuk perekonomian

Indonesia, hal tersebut dapat dilihat dari Nilai Produk Domestik Bruto dari tahun

2005-2010 pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas harga yang berlaku menurut

subsektor lapangan usaha pertanian di Indonesia tahun 2008-2012 (Rp.

Milyar)

LAPANGAN USAHA TAHUN

2008 2009 2010 2011* 2012 **

Tanaman bahan makanan 349,795 419,195

(19.84)

482,377

(15.07)

529,968

(9.87)

574,330

(8.37)

Tanaman perkebunan 105,960 111,378

(5.11)

136,048

(22.15)

153,709

(12.98)

159,754

(3.93)

Peternakan dan hasil-hasilnya 83,276 104,884

(25.95)

119,372

(13.81)

129,298

(8.32)

146,090

(12.99)

Kehutanan 40,375 45,119

(11.75)

48,290

(7.03)

51,781

(7.23)

54,906

(6.04)

Perikanan 137,249 176,620

(28.69)

199,383

(12.89)

226,691

(13.70)

255,332

(12.63)

* Angka sementara, ** Angka sangat sementara , Angka dalam kurung menunjukkan

pertumbuhan dari tahun sebelumnya (%) aDirektorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2013), diadaptasi dari data Statistik

Peternakan dan Kesehatan Hewan

Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa PDB subsektor peternakan mempunyai

peranan penting karena terkait dengan ketersediaan bahan pangan hewani

masyarakat dan juga dalam meningkatkan pendapatan masyarakat serta devisa

negara. Pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 meningkat 25.95

persen dari tahun 2008. Pada tahun 2011, PDB peternakan diperkirakan akan

meningkat sebesar 8.32 persen, demikian halnya pada tahun 2012, PDB

peternakan diperkirakan akan meningkat sebesar 12.99 persen.

Pengembangan peternakan mempunyai peranan sangat penting dalam

pembangunan perekonomian nasional. Hal ini tercermin dalam misi pembangunan

peternakan, antara lain sebagai penyedia protein, energi, vitamin, serta mineral

untuk melengkapi hasil-hasil pertanian dan menciptakan peluang ekonomi untuk

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

2

meningkatkan pendapatan, membantu menciptakan lapangan kerja dan

melestarikan serta memanfaatkan sumberdaya alam pendukung peternakan.

Tabel 2. Rata-rata konsumsi protein (kg/kapita) Nasional menurut kelompok

makanan 2008-2012a

KOMODITI KONSUMSI PROTEIN (KG/KAPITA)

2008 2009 2010 2011 2012

Padi-padian 22.75 22.06 21.76 21.57 21.00

Ikan 7.94 7.28 7.63 8.02 7.49

Telur dan susu 3.05 2.96 3.27 3.25 2.94

Daging 2.40 2.22 2.55 2.75 2.92

Minyak dan lemak 0.39 0.34 0.34 0.31 0.27

aBadan Pusat Statistik (2013), diadaptasi dari Tabel Rata-rata Konsumsi Protein (kg/kapita)

Nasional Menurut Kelompok Makanan yang dapat diunduh dari http://www.bps.go.id diakses pada

tanggal 10 Desember 2013

Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa konsumsi protein nasional menurut

kelompok makanan masih rendah dan cenderung mengalami fluktuasi dengan tren

yang masih meningkat. Konsumsi protein yang rendah dikarenakan kondisi

perekonomian masyarakat yang mengakibatkan penurunan daya beli terhadap

produk daging. Harga daging yang meningkat dari tahun ke tahun merupakan

salah satu faktor yang membuat rendahnya konsumsi daging Indonesia. Ketua

umum Komite Daging Sapi Jakarta Raya Sarman Simanjorang mengatakan

dengan mahalnya harga daging di Indonesia berpengaruh negatif terhadap

konsumsi masyarakat pada daging.1

Tingkat konsumsi daging masyarakat Indonesia masih sangat rendah

dibandingkan dengan masyarakat di kawasan Asia Tenggara. Akan tetapi, untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri saja, belum dapat dipenuhi secara

mandiri (swasembada) sehingga harus impor. Untuk memenuhi kebutuhan daging

dalam negeri pemerintah masih harus impor rata-rata 26 persen dari kebutuhan,

apalagi tingkat konsumsi daging bagi masyarakat setiap tahunnya terus

meningkat.2

Dalam rangka peningkatan produksi pertanian pada periode lima tahun ke

depan (2010-2014), Kementerian Pertanian akan lebih fokus pada peningkatan 39

komoditas unggulan nasional. Komoditas unggulan nasional tersebut terdiri atas

tujuh komoditas tanaman pangan, sepuluh komoditas hortikultura, 15 komoditas

perkebunan, dan tujuh komoditas peternakan. Agar posisi swasembada tersebut

dapat berkelanjutan, maka target peningkatan produksinya harus dipertahankan

minimal sama dengan pertumbuhan permintaan dalam negeri, dengan

memperhitungkan laju pertumbuhan penduduk secara nasional, permintaan bahan

baku industri dalam negeri, kebutuhan stok nasional dalam rangka stabilitas harga

serta pemenuhan peluang ekspor (Kementan 2009).

1

Sarman Simanjorang 2013. Konsumsi Daging Orang Indonesia Lebih Rendah dari

Singapura & Malaysia. http://news.citydirectory.co.id [ 11 Mei 2013]

2 Suswono 2010. Konsumsi Daging Masyarakat Indonesia Rendah.

http://www.antaranews.com [11 Mei 2013]

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

3

Tabel 3. Konsumsi daging per kapita di Asia Tenggara pada tahun 1995- 2005a

NEGARA

KONSUMSI DAGING

(KG/KAPITA/TAHUN)

LAJU

(%)

1995 2005 1995-2005

Brunei Darussalam 70.2 60.6 -1.5

Indonesia 9.7 10.0 0.3

Kamboja 13.3 16.4 2.1

Laos 14.4 17.6 2.0

Malaysia 52.2 51.3 -0.2

Myanmar 8.2 23.0 10.8

Singapura 23.9 29.6 2.2

Thailand 28.5 26.7 -0.6

Vietnam 18.8 34.9 6.4

aFood and Agriculture Organization (2009), diadaptasi dari data State Of Food And Agriculture:

Live Stock in the Balance

Peningkatan pengembangan subsektor peternakan dapat dilihat dengan

adanya peningkatan populasi ternak pada komoditas ternak yang telah ada, baik

secara kuantitas maupun kualitasnya. Perkembangan populasi komoditas utama

ternak di Indonesia pada tahun 2008-2011 mengalami peningkatan dengan

pertumbuhan rata-rata per tahun 4.86 persen. Perkembangan rata-rata per tahun

masing-masing komoditas peternakan berkisar antara -10.40 persen (penurunan

populasi untuk ternak jenis kerbau) sampai 9.59 persen untuk jenis sapi perah.

Tabel 4 memperlihatkan perkembangan populasi komoditas ternak utama di

Indonesia mulai tahun 2008 sampai 2011.

Tabel 4. Populasi komoditas ternak utama Nasional tahun 2008-2011 (000 ekor)a

JENIS

TERNAK

TAHUN PERKEMBANGAN RATA-

RATA PER TAHUN (%) 2008 2009 2010 2011*

Kambing 15,147 15,815 16,620 17,483 4.90

Sapi Potong 12,257 12,760 13,582 14,824 6.56

Domba 9,605 10,199 10,725 11,372 5.79

Babi 6,838 6,975 7,477 7,758 4.32

Kerbau 1,931 1,933 2,000 1,305 -10.40

Sapi Perah 458 475 488 597 9.59

Kuda 393 399 419 416 1.94

TOTAL 46,629 48,556 51,311 53,755 4.86

* Angka sementara aDirektorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2011), diadaptasi dari data Statistik

Peternakan dan Kesehatan Hewan

Domba merupakan penyumbang daging terbesar ketiga dari kelompok

ruminansia terhadap produksi daging nasional setelah sapi perah dan sapi potong,

sehingga usaha ternak ini berpotensi untuk dikembangkan sebagai usaha yang

menguntungkan. Domba telah lama dipelihara oleh sebagian masyarakat sebagai

tabungan dan sumber protein dengan manajemen pemeliharaan secara tradisional.

Pola usaha ternak domba sebagian besar berupa usaha rakyat untuk menghasilkan

bibit atau penggemukan.

Jenis ternak domba dapat menghasilkan beberapa macam komoditas

diantaranya berupa ternak hidup dari hasil reproduksi, daging, susu, maupun

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

4

limbah kotoran ternak yang banyak manfaatnya bagi usaha budidaya pertanian

tanaman pangan. Ternak domba, disamping dipandang sebagai penghasil berbagai

jenis komoditas utama, maka bagian-bagian dari hasil produksi ternak ini

merupakan bahan baku bagi proses produksi selanjutnya. Selain penghasil daging,

juga penghasil kulit, tulang, jeroan, darah dan bulu. Produk tersebut merupakan

bahan baku industri hilir berikutnya (Winarso & Yusja 2010).

Ternak domba memegang peranan penting dalam pengadaan bahan

makanan di Indonesia. Selain sebagai sumber protein hewani, ternak domba juga

mempunyai fungsi sosial, seperti dalam upacara keagamaan. Menurut Murtidjo

(1993) ternak domba memiliki beberapa kelebihan dan potensi ekonomi yang bisa

diandalkan dibandingkan usaha ternak besar yang lainnya yakni: badan ternak

domba relatif lebih kecil dan cepat dewasa sehingga usaha ternak domba memiliki

keuntungan ekonomi yang cukup tinggi. Domba merupakan ternak ruminansia

kecil yang dalam pemeliharaan tidak memerlukan lahan yang luas, investasi usaha

ternak domba membutuhkan modal relatif kecil sehingga setiap investasi lebih

banyak unit produksi dapat tercapai, modal usaha ternak domba lebih cepat

berputarnya sebab ternak domba cepat dewasa dan lebih cepat dipotong

dibandingkan dengan ternak ruminansia lain seperti kerbau ataupun sapi. Karkas

domba yang kecil akan lebih mudah dijual sehingga relatif lebih cepat dikonsumsi

(hal ini sangat penting bagi daerah yang peternakan domba yang sistem

pemasarannya belum sempurna atau masih jauh dari keramaian konsumen).

Domba memiliki sifat menggerombol sehingga memudahkan dalam pemeliharaan

sistem gembala terutama jika pemeliharaan diserahkan anggota keluarga yang

belum dewasa atau sudah sangat tua.

Purbowati (2009) lebih lanjut menjelaskan bahwa potensi pasar domba

cukup menjanjikan mengingat kebutuhan ternak ini untuk pasar dalam negeri

cukup besar, terutama pada saat hari raya Idul Adha. Peluang pasar yang telah

lama terbuka di berbagai kawasan internasional seperti Timur Tengah dan

ASEAN juga belum dimanfaatkan secara optimal.

Sebagai salah satu komoditas unggulan di bidang peternakan, domba

memiliki prospek untuk terus dikembangkan. Hal tersebut sejalan dengan

kebutuhan masyarakat pada ternak jenis ini. Berbagai upaya dilakukan oleh para

peternak untuk meningkatkan daya saing mereka. Pengembangan domba sebagai

salah satu ternak unggulan, juga ditunjang dengan komoditas ternak ini yang

terdistribusi di berbagai pulau atau provinsi di seluruh wilayah Indonesia.

Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa pada umumnya komoditas domba

terdistribusi di berbagai pulau atau provinsi di seluruh wilayah Indonesia atau

menyebar pada provinsi di seluruh Indonesia. Luasnya penyebaran populasi

komoditas domba tersebut membuktikan bahwa berbagai wilayah di tanah air

memiliki tingkat kecocokan yang baik untuk pengembangan, baik kecocokan dari

segi vegetasi, topografi, klimat, atau bahkan dari sisi sosial-budaya daerah

setempat.

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

5

Tabel 5. Populasi Nasional domba tahun 2008-2011 di Indonesiaa

PROVINSI POPULASI DOMBA

2008 2009 2010 2011*)

Nanggroe Aceh Darussalam 157,881 193,852 178,194 183, 901

Sumatera Utara 268,291 268,479 281,399 292,880

Sumatera Barat 5,335 4,567 5,737 6,017

Riau 5,798 3,366 3,708 3,434

Jambi 51,959 56,168 61,169 66,063

Sumatera Selatan 34,583 33,445 34,335 38,090

Bengkulu 4,341 4,767 4,767 3,746

Lampung 81,359 82,341 87,084 92,175

Bangka Belitung 123 159 167 192

Kepri 0 0 0 0

DKI Jakarta 1,561 1,432 1,155 1,132

Jawa Barat 5,311,836 5,770,661 6,275,299 6,768,735

Jawa Tengah 2,083,431 2,148,752 2,146,760 2,218,586

DI Yogyakarta 130,775 132,872 136,657 141,689

Jawa Timur 729,721 740,269 750,961 763,053

Banten 612,569 619,924 628,926 657,794

Bali 62 0 0 0

Nusa Tenggara Barat 27,875 25,878 29,194 29,924

Nusa Tenggara Timur 62,648 61,049 63,376 64,473

Kalimantan Barat 340 401 395 401

Kalimantan Tengah 4,630 1,606 1,639 1,672

Kalimantan Selatan 3,494 3,581 3,820 3,913

Kalimantan Timur 909 930 860 869

Sulawesi Utara 0 0 0 0

Sulawesi Tengah 7,167 24,699 9,036 10,681

Sulawesi Selatan 818 490 468 377

Sulawesi Tenggara 197 177 161 164

Gorontalo 0 0 0 0

Sulawesi Barat 0 0 0 0

Maluku 17,521 18,774 20,116 21,554

Malut 0 0 0 0

Papua 115 127 105 115

INDONESIA 9,605,339 10,198,766 10,725,488 11,371,630

* Angka sementara aDirektorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2011), diadaptasi dari data Statistik

Peternakan dan Kesehatan Hewan

Selain potensial karena sudah banyak diternakkan oleh masyarakat

Indonesia di berbagai daerah, peluang pengembangan domba juga mengacu pada

pangsa pasar yang sangat terbuka dan terus berkembang. Kebutuhan masyarakat

dalam negeri terhadap domba akan terus meningkat, hal ini dapat dilihat dari

besarnya permintaan domba untuk kebutuhan konsumsi, kebutuhan qurban,

maupun untuk aqiqah. Potensi pasar ini akan terus berkembang sejalan dengan

pesatnya pertumbuhan penduduk dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi

yang berasal dari protein hewani.

Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu wilayah terbaik untuk

pengembangan ternak domba, karena populasi domba di Provinsi Jawa Barat

adalah yang paling tinggi di Indonesia yaitu sebanyak 6,768,735 ekor atau

mencapai 59.52 persen populasi domba nasional. Jawa Barat sebagai provinsi

dengan populasi ternak domba terbesar secara nasional tidak kurang dari enam

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

6

juta ekor atau sekitar 59.52 persen dari populasi ternak domba nasional sehingga

pantas dinyatakan sebagai provinsi domba. Ditjenak (2011) menyatakan bahwa

domba yang ada di Jawa Barat dikenal sebagai plasma nutfah domba garut yang

tidak dimiliki negara lain (Ditjenak 2011). Besarnya populasi domba di Jawa

Barat dikarenakan semua Kabupaten di Jawa Barat memiliki ternak domba.

Bogor merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki potensi

untuk pengembangan peternakan domba. Dari data Dinas Peternakan Kabupaten

Bogor pada tahun 2006 sampai 2010 menjelaskan bahwa populasi domba terbesar

terdapat pada Kecamatan Parung Panjang dengan peningkatan populasi sebesar

155.37% (Tabel 6). Besarnya peningkatan populasi tersebut karena adanya

peningkatan yang signifikan pada tahun 2009 sebesar 14,700 ekor yang

sebelumnya hanya 2,009 ekor.

Tabel 6. Populasi domba di Jawa Barat tahun 2009-2010a

KABUPATEN DOMBA PENINGKATAN

PERTAHUN (%) 2009 2010

Bogor 278,608 280,798 0. 79

Sukabumi 482,268 509,757 5.69

Cianjur 309,923 354,459 14.37

Bandung 220,531 223,437 1.32

Garut 601,439 718,720 19.50

Tasikmalaya 251,007 271,191 8.04

Ciamis 209,160 211,798 1.26

Kuningan 126,239 129,137 2.29

Cirebon 178,340 178,989 0.36

Majalengka 294,501 345,723 17.39

Sumedang 157,406 139,079 -11.6

Indramayu 188,579 206,550 9.53

Subang 228,977 232,568 1.57

Purwakarta 709,842 859,164 21.03

Karawang 987,848 1,126,510 14.04

Bekasi 174,573 218,847 25.36

Bandung Barat 338,296 188,047 -44.4

TOTAL 5,737,537 5,068,204 -11.66 aDinas Peternakan Jawa Barat (2010), diadaptasi dari data Populasi Domba Propinsi Jawa Barat

Kecamatan Ciampea merupakan salah satu kecamatan yang memiliki

peternakan domba di Kabupaten Bogor. Peningkatan jumlah populasi domba lebih

sedikit dibandingkan dengan kecamatan lainnya yaitu sebesar 2.96 persen rata-

rata per tahun (Tabel 7). Padahal sebagai penghasil daging, domba memiliki

beberapa keunggulan dibandingkan dengan hewan ternak penghasil daging

lainnya yaitu domba memiliki sifat lebih mudah berdaptasi dengan lingkungan,

lebih mudah dalam perawatan, dan modal yang diperlukan untuk membuat usaha

peternakan domba lebih kecil. Hal ini merupakan peluang bagi semua pihak yang

ingin mengembangkan sektor peternakan khususnya peternakan domba, karena

peningkatan konsumsi pangan hewani yang tidak diimbangi dengan peningkatan

produksi membuka lebar kesempatan berusaha di bidang peternakan khususnya

peternakan domba. Selain itu juga kecamatan ini merupakan daerah yang strategis

untuk pemasaran domba ke daerah Jabodetabek karena ditunjang oleh akses jalan

yang sangat memadai.

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

7

Tabel 7. Populasi domba di Kabupaten Bogor tahun 2006-2010a

NO. KECAMATAN

TAHUN PENINGKA

TAN RATA-

RATA PER

TAHUN (%) 2006 2007 2008 2009 2010

1 Nanggung 6,014 6,797 8,075 7,292 10.007 14.84

2 Leuwiliang 5,388 4,527 4,569 4,377 5.304 0.48

3 Leuwi Sadeng 2,502 2,262 2,307 2,011 2.522 1.45

4 Pamijahan 9,960 10,200 10,755 13,910 26.372 31.69

5 Cibungbulang 5,973 6,314 6,840 7,856 9.817 13.46

6 Ciampea 5,957 4,076 5,026 5,249 6.073 2.96

7 Tenjolaya 2,152 2,188 2,418 2,425 2.623 5.16

8 Dramaga 3,657 3,926 4,363 4,417 7.738 23.74

9 Ciomas 5,220 5,014 5,401 1,275 2.109 -1.80

10 Tamansari 2,582 2,813 3,207 1,431 5.127 56.47

11 Cijeruk 6,064 6,090 6,509 9,123 11.584 18.61

12 Cigombong 5,020 5,479 6,084 7,098 7.814 11.73

13 Caringin 5,784 6,048 6,095 5,849 5.927 0.66

14 Ciawi 5,152 4,836 4,079 4,593 4.672 -1.86

15 Cisarua 5,327 4,731 6,241 8,906 8.271 14.03

16 Megamendung 7,895 6,237 6,419 7,295 7.478 -0.48

17 Sukaraja 6,466 5,572 3,142 3,060 3.253 13.43

18 Bbk. Madang 9,380 5,645 3,483 3,862 3.832 -17.00

19 Sukamakmur 7,728 8,511 8,073 6,183 7.785 1.87

20 Cariu 23,419 23,271 21,212 9,272 9.613 -15.52

21 Tanjungsari 9,744 11,141 12,564 11,767 11.208 4.00

22 Jonggol 11,989 13,754 13,959 12,150 12.435 1.40

23 Cileungsi 5,590 5,608 4,553 6,368 6.173 4.58

24 Klapa Nunggal 4,130 3,899 3,522 3,574 3.572 -3.46

25 Gn. Putri 4,022 4,022 3,070 2,573 2.437 -11.29

26 Citeureup 7,322 7,361 4,970 4,836 5.113 -7.22

27 Cibinong 1,248 1,177 1,758 2,158 2.808 24.13

28 Bojonggede 3,363 4,280 4,969 4,969 2.124 -3.47

29 Tajur Halang 3,136 2,304 2,517 2,517 3.732 7.74

30 Kemang 2,453 2,369 2,381 2,205 4.144 19.41

31 Rancabungur 7,625 7,999 8,548 6,819 11.904 16.52

32 Parung 983 959 782 663 1.316 15.59

33 Ciseeng 3,506 3,589 2,494 2,615 5.418 20.97

34 Gn. Sindur 1,588 1,828 1,955 1,690 3.225 24.83

35 Rumpin 5,876 5,576 4,750 1,520 6.362 57.66

36 Cigudeg 8,274 5,522 5,507 23,700 11.024 60.83

37 Sukajaya 9,248 9,453 10,416 32,500 15.376 42.93

38 Jasinga 4,235 4,180 4,277 12,200 10.978 44.06

39 Tenjo 1,657 1,850 1,850 13,600 6.548 148.73

40 Parung Panjang 1,383 1,845 2,009 14,700 6.980 155.37

TOTAL 229.012 223,253 221,149 280,608 280,798 5.88 aDinas Peternakan Jawa Barat (2010), diadaptasi dari data Populasi Domba Propinsi Jawa Barat

Mitra Tani Farm (MT Farm) adalah salah satu usaha peternakan yang

bergerak di bidang penggemukan domba yang ada di Kecamatan Ciampea,

Kabupaten Bogor. MT Farm termasuk peternakan yang memiliki skala usaha yang

besar karena memiliki kapasitas produksi diatas seratus ekor ternak, selain itu

memiliki fasilitas kandang yang kapasitasnya mampu menampung hingga 800

ekor ternak domba. Dalam menjalankan roda usaha peternakannya, pihak

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

8

manajemen MT Farm tentunya mengeluarkan sumberdaya modal yang besar

sehingga dalam pengelolaannya diperlukan suatu studi kelayakan bisnis untuk

menghindari berbagai kemungkinan kerugian dari modal telah dikeluarkan dan

yang akan diinvestasikan. Dengan hadirnya usaha Peternakan Domba MT Farm,

diharapkan tidak hanya menguntungkan bagi peternaknya sendiri, tetapi juga

memiliki manfaat bagi masyarakat sekitar dan sebagai pemasukan pendapatan

pemerintah daerah setempat.

Perumusan Masalah

MT Farm merupakan salah satu perusahaan agribisnis berbasis peternakan

bergerak di bidang penggemukan domba yang ada di Bogor. Usaha peternakan ini

berdiri di atas lahan seluas 800 m2, dengan kapasitas kandang 600 sampai dengan

800 ekor yang terletak di Jalan Manunggal 51 No. 39 RT. 04/05 Desa Tegalwaru,

Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Sejak tahun 2004 hingga saat ini MT

Farm mampu menghasilkan 200-300 ekor domba setiap bulan untuk memenuhi

permintaan pasarnya.

Minat masyarakat yang terus meningkat akan domba memberikan peluang

bisnis bagi pengusaha penggemukan domba seperti MT Farm. Produk utama yang

ditawarkan oleh peternakan MT Farm adalah domba hidup dengan bobot yang

bervariasi. Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan salah satu manajemen

MT Farm yakni Bapak Amrul, beliau menyatakan permintaan domba setiap tahun

terus mengalami peningkatan walaupun harga domba terus meningkat. MT Farm

dengan kapasitas yang ada saat ini belum mampu memenuhi permintaan pasarnya

yang berasal dari lembaga-lembaga aqiqah dan restoran cepat saji yang semakin

banyak tersebar di Jabodetabek, serta permintaan masyarakat akan hewan qurban

yang terus meningkat terutama pada saat menjelang hari raya. Lebih lanjut beliau

menyatakan bahwa melihat kondisi pasar yang terus meningkat merupakan suatu

peluang untuk mengembangkan usaha, hal ini dapat dilihat dari jumlah

permintaan konsumennya yang sudah mencapai 538 ekor per bulan dan belum

mampu dipenuhi oleh MT Farm atau masih terdapat peluang pasar sebesar 238-

338 ekor. Adanya peningkatan permintaan ini maka pihak pengelola MT Farm

akan mengupayakan untuk memenuhi kebutuhan pasarnya serta meningkatkan

pendapatan usahanya. Sebagai langkah konkrit dalam memenuhi permintaan

pasarnya, MT Farm berencana melakukan pengembangan usaha dengan cara

meningkatkan kapasitas produksinya.

Melihat rencana pengembangan yang akan dilakukan oleh MT Farm cukup

besar, maka dapat dipastikan bahwa sumberdaya modal yang akan digunakan

untuk rencana investasi ini akan sangat besar pula. Mengingat bahwa biaya yang

akan digunakan untuk investasi pengembangan sangat besar serta kondisi yang

akan datang dipenuhi dengan kemungkinkan terjadinya perubahan-perubahan

yang akan mempengaruhi kelayakan pengembangan usaha domba, maka

diperlukan suatu analisis kelayakan bisnis atau usaha, serta merupakan analisis pra

investasi yang digunakan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan kondisi

ekonomi dan hasil analisa bisnis jika terjadi perubahan atau ketidaktepatan dalam

perhitungan biaya atau manfaat. Faktor-faktor perubahan tersebut tentunya akan

mempengaruhi kelayakan suatu aktivitas bisnis. Oleh karena itu, diperlukan

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

9

analisis dan identifikasi kondisi yang mungkin akan terjadi dari informasi-

informasi yang sesuai dengan bisnis yang akan dikembangkan.

Analisis kelayakan usaha sangat diperlukan oleh banyak kalangan,

khususnya bagi para investor selaku pemrakarsa, bagi lembaga keuangan seperti

bank selaku pemberi kredit dan bagi lembaga pemerintahan yang memberikan

fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang tentunya

kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainnya. Analisis kelayakan usaha

terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil

daripada studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek

atau bisnis tersebut layak untuk dijalankan, dikembangkan atau dibatalkan.

Berdasarkan pada tingkat kepentinganya, penerapan analisis kelayakan

usaha dalam suatu usaha yang ditinjau dari berbagai aspek yaitu aspek non

finansial dan aspek finansial. Aspek-aspek non finansial terdiri dari aspek teknis,

aspek manajemen, aspek sosial, aspek pasar dan aspek lingkungan, serta aspek

finansial agar dapat memberikan hasil yang maksimal. Selain itu, usaha

penggemukan domba memiliki beberapa ketidakpastian yang memungkinkan

terjadinya perubahan-perubahan yang akan mempengaruhi kelayakan usaha.

Perubahan-perubahan tersebut antara lain berupa penurunan harga penjualan

domba dan peningkatan harga bakalan domba. Harga penjualan domba dan harga

bakalan domba terus berfluktuasi sehingga mempengaruhi kelayakan

pengembangan usaha penggemukan domba dari sisi aspek finansial sehingga

perlu dilakukan analisis sensitivitas.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam

penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana kelayakan pengembangan usaha penggemukan domba di MT

Farm berdasarkan aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum,

aspek sosial, ekonomi dan budaya, serta aspek lingkungan.

2. Bagaimana kelayakan pengembangan usaha penggemukan domba di MT

Farm pada aspek finansial.

3. Bagaimana tingkat kepekaan (sensitivitas) pengembangan usaha

penggemukan domba di MT Farm apabila terjadi peningkatan mortalitas

domba dan peningkatan harga bakalan domba melalui Analisis Switching

Value.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis kelayakan pengembangan usaha penggemukan domba

di MT Farm berdasarkan aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan

hukum, aspek sosial, ekonomi dan budaya, aspek lingkungan.

2. Kelayakan pengembangan usaha penggemukan domba di MT Farm pada

aspek finansial.

3. Untuk mengukur tingkat kepekaan (sensitivitas) pengembangan usaha

penggemukan domba di MT Farm apabila terjadi peningkatan mortalitas

domba dan peningkatan harga bakalan domba melalui Analisis Switching

Value.

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

10

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Perusahaan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi,

masukan dan pertimbangan dalam menjalankan operasional usaha dan

menentukan kebijakan terkait dengan kegiatan operasional dan

pengembangan usahanya.

2. Investor atau masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu

referensi dalam mempertimbangkan penanaman modal pada pengembangan

usaha peternakan domba.

3. Penulis, selain sebagai syarat menyelesaikan pendidikan, juga dapat

meningkatkan pengetahuan, dan melatih penulis untuk dapat menerapkan

teori-teori yang diperoleh dari perkuliahan.

TINJAUAN PUSTAKA

Kemitraan dalam pengembangan usaha peternakan domba

Salah satu upaya untuk meningkatkan populasi domba dan meningkatkan

pendapatan petani adalah dengan melakukan perbaikan terhadap sistem

pengembangan usaha domba itu sendiri. Sistem pengembangan usaha ternak

domba dapat dilaksanakan dengan pola kemitraan yang melibatkan berbagai pihak

(Eliser 2000). Model pengembangan terbaik adalah dengan pemberdayaan petani,

pemerintah daerah, LSM dan investor. Model kemitraan di Sumatera Utara yang

diteliti oleh Eliser (2000) menggambarkan dua kondisi wilayah yang berbeda.

Daerah yang diteliti yaitu daerah Kabupaten Langkat dan daerah tempat

transmigran. Pada daerah Langkat pola kemitraan memberikan pengaruh positif

kepada masyarakat dan mengalami peningkatan populasi sebesar 46 persen dari

populasi awal. Sedangkan untuk daerah tansmigran pola kemitraan mengalami

kegagalan yang faktor utamanya disebabkan oleh kurangnya koordinasi antara

lembaga terkait.

Kontribusi usaha peternakan domba terhadap kesejahteraan ekonomi

peternak

Usaha ternak merupakan usaha yang memiliki potensi yang dapat

dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi peternak. Kontribusi

usaha ternak domba terhadap keluarga petani investasi yang dapat diuangkan oleh

petani. Misalnya kontribusi ternak domba terhadap petani di Kecamatan Cikajang,

Kabupaten Garut. Penelitian Rahmat (2008) di lokasi tersebut menunjukkan

bahwasanya kontribusi pendapatan masyarakat dari beternak domba yaitu

Rp 3,155,469/tahun untuk 12 orang peternak skala I (dengan kepemilikan rata-rata

ternak 9.04 Setara Domba Dewasa), Rp 3,618,378 per tahun untuk 22 orang

peternak skala II (dengan kepemilikan rata-rata ternak 13.42 Setara Domba

Dewasa) dan Rp 8,078,140 per tahun untuk lima orang peternak pada skala III

(dengan kepemilikan rata-rata ternak 35.40 Setara Domba Dewasa). Kontribusi ini

akan semakain meningkat apabila skala usaha peternak domba semakin besar. Hal

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

11

ini dibuktikan dengan penghitungan kontribusi pendapatan keluarga peternak

yaitu kontribusi sebesar 6.33 persen pada skala I, kontribusi sebesar 11.35 persen

pada skala II dan 27.54 persen untuk skala ke III.

Daerah Bogor merupakan daerah yang sesuai untuk mengembangkan

potensi sumberdaya perternakan karena selain memegang peranan penting dalam

perekonomian pedesaan Bogor, ketersediaan sumberdaya ternak juga sangat

mendukung dalam kegiatan produksi. Hal ini didukung oleh penelitian yang

dilakukan Yulida pada 2008 yang meneliti tentang Potensi sumberdaya

peternakan di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor untuk pengembangan ternak

domba. Peneliti menggambarkan bahwa sumberdaya yang tersedia masih

mendukung dalam pembangunan ternak domba di Kecamatan Ciampea antara

yang lain sumberdaya alam, manusia, modal dan kelembagaan peternakan. Jumlah

ternak yang saat ini mencapai 422 ekor, dengan melihat jumlah sumberdaya pakan

ternak yang masih surplus di Kecamatan Ciampea diperkirakan masih dapat

dilakukan penambahan ternak hingga mencapai 102 ekor.

Aspek finansial dan non finansial dalam kajian studi kelayakan usaha

peternakan domba

Widodo (2010) melakukan penelitian mengenai analisis kelayakan usaha

penggemukan domba pada Agrifarm di Desa Cihideung Udik Kecamatan

Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Hasil analisis ini menyatakan bahwa

usaha tersebut layak pada pada aspek non finansial, berdasarkan aspek pasar,

peluang pasar masih terbuka karena masih adanya gap yang cukup besar antara

permintaan dan penawaran. Berdasarkan aspek teknis, variabel utama faktor

pendukung jalannya usaha pada aspek ini menunjukkan adanya keberpihakan

yang cukup baik sehingga proses produksi dapat berjalan dengan baik.

Berdasarkan aspek manajemen, usaha penggemukan domba Agrifarm telah

melakukan pembagian kerja meski dengan struktur yang sederhana. Berdasarkan

aspek sosial, usaha ini cenderung tidak merusak lingkungan dan justru mampu

menyerap tenaga kerja.

Dalam membuat perkiraan pendapatan yang akan diperoleh di masa yang

akan datang perlu dilakukan perhitungan secara cermat dengan membandingkan

data dan informasi yang ada sebelumnya. Begitu pula perkiraan dengan biaya-

biaya yang akan dikeluarkan selama periode tertentu. Pada aspek finansial asumsi-

asumsi tersebut ditunjukkan dalam aliran cash atau cashflow perusahaan selama

periode usaha. Dengan dibuatnya aliran kas perusahaan, kemudian dinilai

kelayakan investasi tersebut melalui kriteria kelayakan investasi. Tujuannya

adalah untuk menilai apakah investasi tersebut layak atau tidak dijalankan dilihat

dari aspek keuangan (finansial).

Alat ukur yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha

berdasarkan kriteria investasi umumnya sama yaitu Net Present Value (NPV),

Internal Rate of Return (IRR), Net B/C dan Payback Period (PP). Walaupun

demikian, hasil yang diperoleh dari tiap usaha berbeda-beda. Tidak hanya

tergantung pada jenis usaha saja namun besar kecilnya usaha dan cara pengelolaan

juga mengakibatkan memberikan nilai yang berbeda. Penelitian tentang kelayakan

finansial penggemukan kambing dan domba yang dilakukan oleh Fitrial (2009)

pada Mitra Tani Farm berlokasi di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

12

menganalisis aspek finansial usaha penggemukan kambing dan domba peternakan

Mitra Tani Farm selama lima tahun dengan tingkat diskonto 8.5 persen diperoleh

nilai NPV sebesar Rp 359,346,744, net B/C dan Gross B/C sebesar 2.53, IRR

sebesar 11.7 persen dan PP selama 1.5 tahun. Hasil dari analisis yang diperoleh

masing-masing kriteria investasi tersebut sesuai dengan nilai indikator yang

ditetapkan sehingga usaha penggemukan kambing dan domba layak untuk

dijalankan. Sedangkan pada penelitian Widodo (2010) yang hanya memiliki

produk berupa domba, pada aspek finansial hasil analisis ini menyatakan bahwa

aspek finansial yang meliputi NPV, IRR, Net B/C, PP dan BEP, usaha

penggemukan domba Agrifarm ini layak untuk dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat

dari analisis finansial yang menunjukkan NPV lebih besar dari nol yaitu

Rp 31,615,070 IRR sebesar 43 persen, dimana lebih besar dari discount rate

sebesar 6.5 persen. Nilai Net B/C lebih besar dari satu, yaitu 2.93. Payback Period

(PP) yang diperoleh adalah sebesar 3.3 tahun atau sama dengan 3 tahun 4 bulan

dimana masih lebih kecil dari umur proyek serta nilai break even point (BEP)

usaha Penggemukan Domba Agrifarm ini adalah sebanyak 532 ekor.

Beberapa penelitian analisis kelayakan usaha, para peneliti melakukan

analisis nilai pengganti (switching value), analisis ini dilakukan untuk menguji

kepekaan setiap perubahan kenaikan harga input dan penurunan output

(penjualan). Fitrial (2009) melalui pendekatan nilai analisis switching value

menunjukan usaha tersebut dapat mentolerir kenaikan harga input mencapai 5.34

persen dan penurunan kuantitas penjualan output sebesar 4.79 persen. Sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2010) mengenai analisis kelayakan usaha

penggemukan domba pada Agrifarm di Desa Cihideung Udik Kecamatan

Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan analisis switching value,

penurunan volume penjualan ternak Agrifarm lebih berpengaruh dibandingkan

dengan peningkatan biaya operasional. Batas penurunan volume penjualan ternak

Agrifarm agar usaha ini tetap layak dilaksanakan adalah sebesar 3.69 persen,

sedangkan batas peningkatan biaya operasional adalah sebesar 6.98 persen.

Penelitian terdahulu yang dikaji memiliki manfaat yang dapat diambil antara

lain adalah penggunaan metode, lokasi penelitian yang digunakan oleh peneliti

sebelumnya. Adapun penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan

penelitian terdahulu. Persamaan penelitian ini dengan penelititan terdahulu adalah

objek penelitian yang sama yaitu domba dan metode yang digunakan serta analisis

kelayakan usaha yaitu NPV (Net Present Value), Net B-C Ratio, IRR ( Internal

Rate of Return), Payback Period dan Switching Value yang diteliti oleh Eliser

(2000), Rahmat (2008), Yulida (2008), Fitrial (2009) dan Widodo (2010).

Sedangkan perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian

sebelumnya yaitu penelitian yang akan dilakukan membahas investasi baru yang

akan dijalankan oleh perusahaan sehingga data yang digunakan berdasarkan

berupa data estimasi berdasarkan historical data perusahaan.

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

13

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini, berasal

dari penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini, akan dijelaskan pada sub bab

berikut.

Teori Investasi

Penilaian investasi dalam studi kelayakan Usaha bertujuan untuk

menghindari terjadinya keterlanjutan investasi yang tidak menguntungkan karena

bisnis yang tidak layak. Kekeliruan dan kesalahan dalam menilai investasi akan

menyebabkan kerugian dan risiko yang besar. Penilaian investasi memiliki

konsekuensi dalam jangka panjang, pada umumnya dalam jumlah yang besar, dan

komitmen yang sulit untuk diubah. Gittinger (1986) mengungkapkan bahwa

kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi barang-

barang kapital yang dapat menghasilkan keuntungan-keuntungan atau manfaat-

manfaat setelah beberapa periode waktu. Secara umum, bisnis merupakan

kegiatan yang mengeluarkan biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil

atau benefit dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatan-

kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam satu unit bisnis.

Gray et al (1992) mendefinisikan suatu kegiatan investasi sebagai kegiatan

yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan

mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan benefit. Sumber-sumber

yang dapat dipergunakan dalam pelaksanaan bisnis dapat berbentuk barang-

barang modal, tanah, bahan-bahan setengah jadi, tenaga kerja dan waktu.

Sedangkan benefit dapat berbentuk tingkat konsumsi yang lebih besar,

penambahan kesempatan kerja, perbaikan tingkat pendidikan atau kesehatan, dan

perubahan/perbaikan suatu sistem atau struktur.

Gambar 1. Kurva fungsi investasi

Mankiw (2007), menyatakan bahwa investasi bergantung pada tingkat

bunga. Penurunan tingkat bunga riil akan mengurangi biaya modal. Karena itu,

hal ini menunjukkan hal ini meningkatkan jumlah laba dari kepemilikan modal

dan meningkatkan insentif untuk mengakumulasi lebih banyak modal. Demikian

Tingkat

Bunga Riil, r

Investasi, I

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

14

pula, kenaikan tingkat bunga riil akan meningkatkan biaya modal dan menye-

babkan perusahaan menurunkan investasi. Karena itu, kurva investasi yang

mengaitkan investasi dengan tingkat bunga akan miring ke bawah. Adapun kurva

fungsi investasi dapat ditunjukkan pada Gambar 1. Pada Gambar 1, menunjukkan

bahwa investasi tetap bisnis naik ketika tingkat bunga turun. Hal tersebut

dikarenakan tingkat bunga yang lebih rendah menurunkan biaya modal dan karena

itu memiliki modal menjadi lebih menguntungkan.

Kenyataan yang dihadapi oleh pemilik modal adalah sumberdaya semakin

langka, suatu kegiatan investasi dapat memberikan manfaat yang berbeda dari

berbagai alternatif bisnis yang ada, sehingga pemilik modal perlu mengetahui

secara pasti tingkat manfaat (benefit) yang dicapai dalam suatu bisnis, dapat

memilih alternatif bisnis yang paling menguntungkan, dapat menentukan prioritas

investasi dari berbagai alternatif yang ada, dapat mengurangi pemborosan

sumberdaya. Oleh karena itu, diperlukan studi kelayakan bisnis yang dapat

menunjukkan apakah bisnis yang direncanakan atau sudah dilakukan layak untuk

dilaksanakan atau dipertahankan.

Studi Kelayakan Bisnis

Bisnis merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya

dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah

untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan

dalam suatu unit. Rangkaian dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan bisnis

adalah siklus bisnis yang terdiri dari tahap-tahap identifikasi, persiapan dan

analisis penilaian, pelaksanaan dan evaluasi (Gitingger, 1986).

Studi kelayakan bisnis merupakan penelaahan atau analisis tentang apakah

suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil bila dilaksanakan

(Nurmalina et al, 2009). Selain itu studi kelayakan bisnis dapat diartikan sebagai

penelitian tentang dapat tidaknya suatu bisnis (biasanya merupakan bisnis

investasi) dilaksanakan dengan berhasil (Jumingan, 2009). Pengertian

keberhasilan bagi pihak yang berorientasi profit dan non profit bisa berbeda. Bagi

pihak yang berorientasi profit semata, biasanya mengartikan keberhasilan suatu

bisnis dalam artian yang lebih terbatas dibandingkan dengan pihak non profit,

yaitu diukur dengan keberhasilan proyek tersebut dalam menghasilkan profit.

Sedangkan pihak non profit (misalnya pemerintah), pengertian berhasil bisa

berupa seberapa besar penyerapan tenaga kerja, pemafaatan sumber daya yang

melimpah di tempat tersebut, dan faktor-faktor lain yang dipertimbangkan

terutama manfaatnya bagi masyarakat luas.

Menurut Suliyanto (2010), studi kelayakan bisnis merupakan penelitian

yang bertujuan untuk memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk

dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk dilaksanakan

jika ide teresbut dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak

(stakeholder) dibandingkan dampak negatif yang ditimbulkan. Sedangkan

Subagyo (2007) menyatakan bahwa studi kelayakan adalah penelitian yang

mendalam terhadap suatu bisnis tentang layak atau tidaknya bisnis tersebut untuk

dilaksanakan. Stusi kelayakan bisnis adalah penelitian yang menyangkut berbagai

aspek, baik itu dari aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen

dan hukum, sosial, ekonomi dan budaya, lingkungan, maupun aspek keuangan.

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

15

Aspek-Aspek Kelayakan Bisnis

Dalam menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari

berbagai aspek. Setiap aspek untuk bisa dikatakan layak harus memiliki suatu

standar nilai tertentu, namun keputusan penilaian tidak hanya dilakukan pada satu

aspek saja. Penilaian untuk menentukan kelayakan harus didasarkan kepada

seluruh aspek yang akan dinilai nantinya. Menurut Kasmir dan Jakfar (2003)

ukuran kelayakan masing-masing jenis usaha sangat berbeda misalnya antara jasa

dan non jasa, seperti pendirian hotel dengan usaha pembukaan perkebunan kelapa

sawit. Akan tetapi, aspek-aspek yang digunakan untuk menyatakan layak atau

tidaknya adalah sama sekalipun bidang usahanya berbeda.

Aspek-aspek yang dinilai dalam studi kelayakan bisnis meliputi aspek pasar,

aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi, dan budaya,

aspek lingkungan dan aspek keuangan.

Aspek Pasar

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), pasar secara sederhana diartikan sebagai

tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi. Namun

dalam praktiknya pengertian pasar dapat lebih luas lagi. Artinya pembeli dan

penjual tidak harus bertemu di suatu tempat untuk melakukan transaksi, tetapi

cukup melalui sarana elektronik seperti telepon, faksmili atau melalui internet.

Sedangkan pemasaran adalah upaya untuk menciptakan dan menjual produk

kepada berbagai pihak dengan maksud tertentu. Pemasaran berusaha menciptakan

produk dan mempertukarkan produk baik barang maupun jasa kepada konsumen

di pasar.

Husnan dan Muhammad (2000), menyatakan bahwa peranan analisa aspek

pasar dalam pendirian maupun perluasan usaha pada studi kelayakan bisnis

merupakan variabel pertama dan utama untuk mendapat perhatian, aspek pasar

dan pemasaran. Menurut Nurmalina et al (2009), aspek pasar dan pemasaran

mempelajari mengenai: (1) permintaan, baik secara total ataupun diperinci

menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar pemakai, sehingga diperlukan

proyeksi permintaan. (2) Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri, maupun

dari luar negeri (impor), dan bagaimana perkembangan di masa lalu dan

bagaimana perkiraan di masa yang akan datang. Faktor-faktor tersebut

mempengaruhi penawaran, seperti jenis barang yang bisa menyaingi, dan

perlindungan dari pemerintah. (3) Harga, dilakukan perbandingan dengan barang-

barang impor, produksi dalam negeri lainnya. (4) Program pemasaran, mencakup

strategi pemasaran yang akan dipergunakan bauran pemasaran (marketing mix).

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan

perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam sasaran. Alat bauran

pemasaran diklasifikasikan menjadi empat unsur yang dikenal dengan empat P

yaitu produk (Product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion)

(Kotler 1997).

Aspek Teknis

Nurmalina et al (2009), mengatakan bahwa aspek teknis merupakan suatu

aspek yang berkenan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan

pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisa ini

dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya

eksploitasinya.

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

16

Hal yang perlu dianalisis pada aspek teknis adalah penentuan lokasi bisnis,

skala produksi yang optimal karena skala produksi yang terlalu besar akan

menimbulkan pemborosan namun skala produksi yang terlalu kecil akan

kehilangan peluang untuk mendapatkan keuntungan, pemilihan mesin dan

peralatan, penentuan tata letak (layout) yang baik, dan pemilihan teknologi

(Suliyanto, 2010).

Analisis secara teknis berhubungan dengan bisnis (penyediaan) dan output

(produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa. Hal ini sangat penting, dan

kerangka kerja bisnis harus dibuat secara jelas supaya analisis secara teknis dapat

dilakukan dengan teliti (Gittinger 1986). Aspek-aspek lain dari analisa bisnis

hanya akan dapat berjalan bila analisis secara teknis dapat dilakukan, walaupun

asumsi-asumsi teknis dari suatu perencanaan bisnis mungkin sekali perlu direvisi

sebagaimana aspek-aspek yang lain diteliti secara terperinci.

Aspek Manajemen dan Hukum

Aspek manajemen meliputi manajemen pembangunan dalam bisnis dan

manajemen dalam operasi. Manajemen pembangunan bisnis adalah proses untuk

merencanakan penyiapan sarana fisik dan peralatan lunak lainnya agar bisnis yang

direncanakan tersebut bisa mulai beroperasi secara komersial tepat pada waktunya

(Husnan dan Muhammad 2000).

Aspek hukum menyangkut tentang bentuk badan usaha yang akan

digunakan (dikaitkan dengan kekuatan hukum dan konsekuensinya), dan

mempelajari jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan

sumber dan berupa pinjaman, berbagai akta, sertifikat, dan izin. Disamping hal

tersebut, aspek hukum dari suatu kegiatan bisnis diperlukan dalam hal

mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan

kerjasama (networking) dengan pihak lain (Nurmalina et al, 2009).

Aspek Ekonomi dan Sosial

Setiap usaha yang dijalankan, tentu akan memberikan dampak positif dan

negatif. Dampak positif dan negatif ini akan dirasakan oleh berbagai pihak, baik

bagi pengusaha itu sendiri, pemerintah, ataupun masyarakat luas.

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003) bagi masyarakat adanya investasi

ditinjau dari aspek ekonomi adalah akan memberikan peluang untuk

meningkatkan pendapatannya. Sedangkan bagi pemerintah dampak positif yang

diperoleh adalah dari aspek ekonomi memberikan pemasukan berupa pendapatan

baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sebaliknya, dampak negatif

tidak akan terlepas dari aspek ekonomi seperti eksplorasi sumber daya alam yang

berlebihan, masuknya pekerja dari luar daerah sehingga mengurangi peluang bagi

masyarakat sekitarnya. Dampak positif dari aspek sosial bagi masyarakat secara

umum adalah tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti

pembangunan jalan, jembatan, listrik, dan sarana lainnya. Kemudian bagi

pemerintah dampak negatif dari aspek sosial adanya perubahan demografi di suatu

wilayah, perubahan budaya, dan kesehatan masyaraka. Dampak negatif dalam

aspek sosial termasuk terjadinya perubahan gaya hidup, budaya, adat istiadat dan

struktur sosial lainnya. Oleh karena itu, diharapkan dari aspek ekonomi dan sosial,

pada bisnis yang akan dijalankan memberikan dampak positif yang lebih banyak.

Dengan kata lain, berdirinya suatu bisnis secara ekonomi dan sosial banyak

memberikan manfaat dibandingkan kerugiannya.

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

17

Aspek Lingkungan

Lingkungan di tempat bisnis yang akan atau sedang dijalankan harus

dianalisis secara cermat. Hal ini disebabkan, lingkungan di satu sisi dapat menjai

peluang dari bisnis yang akan dijalankan, namun di sisi lain lingkungan juga dapat

menjadi ancaman bagi perkembangan bisnis. Keberadaan bisnis dapat

berpengaruh terhadap lingkungan, baik lingkungan masyarakat maupun

lingkungan ekologi tempat bisnis tersebut akan dijalankan.

Suatu bisnis dapat menimbulkan berbagai aktivitas sehingga menimbulkan

dampak bagi lingkungan di sekitar lokasi bisnis. Perubahan kehidupan masyarakat

sebagai akibat dari adanya aktivitas bisnis dapat berupa semakin ramainya lokasi

di sekitar lokasi bisnis, timbulnya kerawanan sosial, timbulnya penyakit

masyarakat, juga perubahan gaya hidup sebagai akibat masuknya tenaga kerja dari

luar daerah. Sedangkan dampak terhadap lingkungan ekonomi dapat berupa

penyerapan tenaga kerja, peningkatan kesejahteraan masyarakat, atau bahkan

tergusurnya bisnis yang selama ini telah berjalan di masyarakat. Sementara itu,

dampak bagi lingkungan ekologi dapat berupa polusi, baik polusi udara, tanah, air,

maupun suara (Suliyanto, 2010). Oleh karena itu, sebelum suatu usaha dijalankan

maka sebaiknya dilakukan terlebih dahulu studi tentang dampak lingkungan yang

akan timbul, baik sekarang maupun yang akan datang. Analisis mengenai

dampak lingkungan hidup sudah merupakan bagian kegiatan studi kelayakan

usaha dan kegiatan yang harus dijalankan. Hasil studi ini akan berguna untuk para

perencana serta bagi pengambil keputusan.

Aspek Finansial

1. Teori Biaya dan Manfaat

Analisis finansial diawali dengan biaya dan manfaat dari suatu proyek.

Analisis finansial bertujuan untuk membandingkan pengeluaran uang dengan

revenue earning bisnis (Kadariah et al, 1999). Dalam analisis bisnis, penyusunan

arus biaya dan arus manfaat sangat penting untuk mengukur besarnya nilai tambah

yang diperoleh dengan adanya bisnis.

Biaya merupakan pengeluaran atau pengorbanan yang dapat mengurangi

manfaat yang akan diterima. Sedangkan manfaat merupakan hasil yang

diharapkan akan berguna bagi individu, lembaga, ataupun masyarakat yang

merupakan hasil dari suatu investasi. Biaya dan manfaat ini bisa merupakan biaya

dan manfaat langsung ataupun biaya dan manfaat tidak langsung. Biaya dan

manfaat langsung adalah biaya dan manfaat yang bisa dirasakan dan dapat diukur

sebagai akibat langsung dan merupakan tujuan utama dari suatu bisnis, sedangkan

biaya dan manfaat tidak langsung merupakan biaya dan manfaat yang dirasakan

secara tidak langsung dan merupakan utama dan tujuan utama dari suatu bisnis.

Biaya dan manfaat yang dimaksudkan kedalam analisis bisnis adalah biaya dan

manfaat yang bersifat langsung.

Biaya yang diperlukan untuk suatu bisnis terdiri dari biaya modal, biaya

operasional dan biaya lainnya yang terlibat dalam pendanaan suatu bisnis. Biaya

modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat jangka

panjang, dengan contoh tanah, bangunan dan perlengkapan, pabrik dan mesin-

mesin, biaya pendahuluan sebelum operasi, serta biaya-biaya lainnya dalam

penelitian.

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

18

2. Laba Rugi

Menurut Gittinger (1986) laporan laba rugi adalah suatu laporan keuangan

yang meringkas penerimaan dan pengeluaran suatu perusahaan selama periode

akuntansi yang menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode tersebut.

Laba merupakan sejumlah nilai yang tersisa setelah dikurangkannya pengeluaran-

pengeluaran yang timbul di dalam memproduksi barang dan jasa dari penerimaan

yang diperoleh dengan menjual barang dan jasa tersebut. Dengan kata lain,

pendapatan (laba) merupakan selisih antara penerimaan dengan pengeluaran.

Penerimaan netto timbul dari penjualan barang dan jasa yang dikurangi dengan

potongan penjualan, barang yang dikembalikan dan pajak penjualan. Pengeluaran

tunai untuk operasi mencakup seluruh pengeluaran tunai yang timbul untuk

memproduksi output, diantaranya yaitu biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku.

Pengurangan biaya langsung untuk memproduksi suatu barang dengan total

penerimaan bersih akan menghasilkan pendapatan bruto.

Komponen lain dalam laporan laba rugi adalah adanya biaya penjualan,

biaya umum dan biaya administrasi. Pengurangan komponen-komponen tersebut

tersebut terhadap laba bruto akan menghasilkan laba operasi sebelum penyusutan.

Penyusutan merupakan pengeluaran operasi bukan tunai yang merupakan proses

alokasi biaya yang berasal dari harta tetap ke tiap periode operasi yang

menyebabkan nilai harta tetap tersebut menjadi berkurang. Pengurangan

penyusutan terhadap laba operasi sebelum penyusutan laba operasi sebelum

penyusutan menghasilkan laba operasi sebelum bunga dan pajak.

Komponen selanjutnya dalam laporan laba rugi adalah komponen

pendapatan atau beban di luar operasi seperti bunga yang diterima, bunga yang

dibayar, subsidi dan cukai. Penambahan pendapatan diluar operasi dan

pengurangan beban diluar operasi akan menghasilkan laba sebelum pajak.

Pengurangan pajak penghasilan terhadap pendapatan sebelum pajak akan

menghasilkan laba bersih (net benefit). Hal inilah yang merupakan pengembalian

kepada pemilik usaha yang tersedia baik untuk dibagikan ataupun untuk

diinvestasikan kembali.

3. Analisis Kriteria Investasi

Laporan rugi laba mencerminkan perbandingan pendapatan yang diperoleh

dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan. Laporan rugi laba menunjukan hasil

operasi perusahaan selama periode operasi. Menurut Husnan dan Muhammad

(2000), bahwa dalam menganalisa suatu proyek investasi lebih relevan terhadap

kas bukan terhadap laba, karena dengan kas seseorang bisa berinvestasi dan

membayar kewajibannya, sehingga untuk mengetahui sejauh mana keadaan

finansial perusahaan, perlu dilakukan analisis aliran kas (Cashflow).

Analisis kriteria investasi merupakan analisis untuk mencari suatu ukuran

menyeluruh tentang baik tidaknya suatu usaha yang telah dikembangkan. Setiap

kriteria investasi menggunakan Present Value yang telah di-discount dari arus-

arus benefit dan biaya selama umur suatu usaha (Kadariah et al 1999). Penilaian

investasi dalam suatu usaha dilakukan dengan memperbandingkan antara semua

manfaat yang diperoleh akibat investasi dengan semua biaya yang dikeluarkan

selama proses investasi dilaksanakan.

Menurut Umar (2007) menganalisis aspek keuangan dari suatu studi

kelayakan bisnis bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui

perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

19

pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan

proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan

dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang. Kriteria investasi yang

digunakan yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net

Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period (PP).

a. Net Present Value (NPV)

Menurut Suliyanto (2010) Net Present Value merupakan metode yang

dilakukan dengan cara membandingkan nilai sekarang dan aliran kas masuk

bersih (proceed) dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran suatu investasi

(outlays). Jika hasil perhitungan NPV positif berarti investasi akan memberikan

hasil yang lebih tinggi dibandingkan rate of return minimum yang diinginkan.

Sebaliknya jika NPV negatif berarti investasi akan memberikan hasil yang

lebih rendah dibandingkan rate of return minimum yang diiginkan, maka

investasi pada usaha tersebut sebaiknya tidak dijalankan. Perhitungan NPV

dilakukan untuk mengetahui keuntungan bersih yang diperoleh dari usaha MT

Farm dan usaha ini layak jika nilai NPV yang diperoleh lebih besar dari nol.

b. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return merupakan metode untuk menghitung tingkat

bunga yang dapat menyamakan antara present value dari semua aliran kas

masuk dengan aliran kas keluar dari suatu investasi proyek (Suliyanto, 2010).

Usaha dikatakan layak, jika nilai IRR yang diperoleh lebih besar atau sama

dengan tingkat discount rate yang digunakan (IRR ≥ discount rate).

c. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net Benefit Cost Ratio merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai

sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi

selama umur investasi (Kasmir dan Jakfar, 2009). Menurut Umar (2007)

menghitung Net Benefit Cost Ratio adalah dengan menghitung perbandingan

antara nilai sekarang (present value) dari rencana penerimaan-penerimaan kas

bersih di masa yang akan dating dengan nilai sekarang (present value) dari

investasi yang akan dilaksanakan. Dengan kata lain dihitung dengan

membandingkan antara PV kas masuk dengan PV kas keluar.

d. Payback Period (PP)

Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup

kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan

aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan initial cash investment

dengan cash inflow nya yang hasilnya merupakan satuan waktu (Umar, 2007).

Metode Payback Period ini cukup sederhana sehingga mempunyai kelemahan.

Kelemahan utamanya yaitu metode ini tidak memperhatikan konsep nilai

waktu dari uang di samping juga tidak memperhatikan aliran kas masuk setelah

payback. Usaha ini dikatakan layak jika nilai PP kurang dari umur bisnis

peternakan dombaMitra Tani Farm (PP < umur usaha).

Analisis Switching Value

Gittinger (1986) menyatakan bahwa suatu variasi pada analisis sensitivitas

adalah nilai pengganti (switching value). Analisis Switching Value merupakan

metode yang digunakan untuk menganalisis nilai pengganti terhadap perubahan-

perubahan yang terjadi agar bisnis dapat memenuhi tingkat minimum diterimanya

bisnis. Dengan kata lain, sampai berapa persen perubahan yang terjadi pada

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

20

variabel yang diduga bisa menyebabkan perubahan sehingga bisnis dikatakan

masih dapat diterima. Perhitungan ini mengacu kepada berapa besar perubahan

terjadi sampai dengan NPV sama dengan nol (NPV=0).

Kerangka Pemikiran Operasional

MT Farm merupakan salah satu perusahaan agribisnis berbasis peternakan

bergerak di bidang penggemukan domba yang ada di Bogor. Usaha peternakan ini

berdiri di atas lahan seluas 800 m2

dengan kapasitas kandang 600 sampai dengan

800 ekor yang terletak di Jalan Manunggal 51 No. 39 RT. 04/05 Desa Tegalwaru,

Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Sejak tahun 2004 hingga saat ini MT

Farm mampu menghasilkan 200-300 ekor domba setiap bulan untuk memenuhi

permintaan pasarnya.

MT Farm dengan kapasitas yang ada saat ini belum mampu memenuhi

permintaan pasarnya yang berasal dari lembaga-lembaga aqiqah dan restoran

cepat saji yang semakin banyak tersebar di Jabodetabek, serta permintaan

masyarakat akan hewan qurban yang terus meningkat terutama pada saat

menjelang hari raya. Melihat kondisi pasar yang terus meningkat merupakan suatu

peluang untuk mengembangkan usaha, hal ini dapat dilihat dari jumlah

permintaan konsumennya yang sudah mencapai 538 ekor per bulan dan belum

mampu dipenuhi oleh MT Farm atau masih terdapat peluang pasar sebesar 238-

338 ekor. Adanya peningkatan permintaan ini maka pihak pengelola MT Farm

akan mengupayakan untuk memenuhi kebutuhan pasarnya serta meningkatkan

pendapatan usahanya. Sebagai langkah konkrit dalam memenuhi permintaan

pasarnya, MT Farm berencana melakukan pengembangan usaha dengan cara

meningkatkan kapasitas produksinya.

Analisis kelayakan dan potensi pengembangan usaha ternak domba

mencakup kajian terhadap dan aspek finansial dan aspek non finansial yang terdiri

dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum dan aspek

lingkungan. Penentuan kelayakan aspek non finansial dari pengembangan usaha

domba yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan membandingkan antara

keadaan di lapang dengan teori-teori yang terkait melalui studi literatur.

Sedangkan penentuan aspek finansial menggunakan kriteria investasi yaitu NPV

(Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Net B/C (Net Benefit Cost

Ratio) dan PP (Payback Period). Untuk menghadapi peningkatan harga input dan

penurunan kuantitas ouput yang selalu mengalami perubahan-perubahan maka

diperlukan kewaspadaan terhadap usaha tersebut dengan menganalisis melalui

analisis pengganti (Switching Value Analysis). Dengan analisis ini akan diketahui

berapa besarnya batas perubahan tersebut sehingga membuat usaha tersebut tidak

layak.

Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan informasi

tentang kelayakan finansial maupun non finansial dari pengembangan usaha

domba yang diusahakan oleh MT Farm serta dapat membantu pengusaha dalam

mengambil keputusan dalam menginvestasikan modalnya. Apabila kegiatan

investasi tersebut berdasarkan analisis yang dilakukan layak untuk dijalankan,

maka hasil penelitian ini akan direkomendasikan kepada MT Farm agar terus

mengembangkan usahanya. Sebaliknya apabila hasil analisis yang dilakukan

menunjukkan bahwa kegiatan investasi pada usaha tersebut tidak layak maka di

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

21

analisis kembali aspek-aspek yang menyebabkan bisnis tidak layak. Adapun

bagan kerangka pemikiran operasional penelitian ini dapat dilihat pada gambar

berikut.

Gambar 2. Kerangka pemikiran operasional

Mitra Tani Farm

MT Farm baru mampu memenuhi kebutuhan pasarnya

sebanyak 200-300 ekor domba per bulan

Terdapat peningkatan permintaan menjadi 538 ekor per

bulan

Analisis Kelayakan Usaha

Analisis Aspek Nonfinansial:

1. Aspek Pasar

2. Aspek Teknis

3. Aspek Manajemen dan Hukum

4. Aspek sosial, Ekonomi

5. Aspek Lingkungan

Aspek Finansial:

1. NPV (Net Present Value)

2. B/C Ratio ( Net Benefit Cost Ratio)

3. IRR (Internal Rate of Return)

4. PP (Payback Period)

5. Analisis Switching Value

Layak

Lanjutkan Pengembangan

Tidak Layak

MT Farm berencana melakukan pengembangan usaha

dengan cara meningkatkan kapasitas produksi domba untuk

memenuhi permintaan pasarnya

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

22

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di peternakan MT Farm yang bertempat di Jalan

Manunggal 51 No. 39 RT. 04/05 Desa Tegalwaru, Kecamatan Ciampea,

Kabupaten Bogor. Pemilihan tempat dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

pertimbangan bahwa MT Farm sebagai peternakan yang bergerak di bidang

penggemukan domba yang akan mengembangkan usahanya merupakan usaha

yang memiliki prospek yang baik. Pengambilan data di lapangan dilaksanakan

mulai bulan Februari 2012.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak manajemen

MT Farm. Data primer itu sendiri mencakup biaya-biaya yang dikeluarkan selama

umur usaha baik biaya investasi maupun biaya operasional, serta penerimaan

selama usaha berjalan. Data primer yang digunakan tersebut berupa historical

data perusahaan. Data sekunder diperoleh dari studi literatur beberapa skripsi,

internet dan buku-buku yang berkaitan dengan materi penelitian ini. Selain itu,

data yang diperoleh juga berasal dari observasi di lapangan.

Metode Analisis Data

Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan

kuantitatif. Analisis kualitatif berupa analisis deskriptif yang dilakukan untuk

mendefinisikan mengenai gambaran sistem usaha dan aspek non finansial yang

terdiri dari aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi,

budaya, serta aspek lingkungan dari pengembangan usaha domba oleh MT Farm.

Sedangkan analisis data secara kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat

kelayakan finansial berdasarkan kriteria NPV, IRR, Net B/C dan PP yang diolah

menggunakan komputer program Microsoft Excel. Melalui switching value

analysis, data yang ada dicoba untuk dirubah dengan melakukan perubahan

kenaikan harga bakalan domba (bibit) dan penurunan mortalitas domba, sehingga

dapat dilihat sejauh mana kemampuan usaha tersebut bertahan terhadap perubahan.

Analisis Kelayakan Aspek Non Finansial

Aspek Pasar

Analisis aspek pasar dikaji dengan cara deskriptif untuk mengetahui berapa

besar potensi pasar untuk masa yang akan datang. Untuk keperluan ini perlu

diketahui tingkat permintaan pasar pada masa lalu, sekarang dan masa yang akan

datang, dan melihat keseluruhan potensi pasar yang dapat diserap oleh perusahaan

MT Farm serta strategi pemasaran yang digunakan untuk mencapai market share

yang telah diterapkan.

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

23

Aspek Teknis

Dalam aspek teknis yang akan diteliti pada pengembangan usaha ternak

domba MT Farm adalah mengenai lokasi usaha, luasan produksi dan layout usaha.

Analisis ini dilakukan dengan mengidentifikasi aspek teknis tersebut secara

langsung di lapangan kemudian dibandingkan dengan teori yang ada.

Aspek Manajemen dan Hukum

Dalam aspek manajemen akan dilihat mengenai pengelola usaha dan

struktur organisasi. Sedangkan aspek hukum melihat kelengkapan dan keabsahan

dokumen yang berkaitan dengan pengembangan usaha pada MT Farm, mulai dari

bentuk badan usaha sampai dengan izin-izin yang dimiliki.

Aspek Ekonomi dan Sosial

Penelitian dalam aspek ekonomi pada pengembangan usaha oleh MT Farm

ini adalah dengan melihat seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan jika usaha

tersebut dijalankan. Pengaruh tersebut terutama terhadap ekonomi seperti

peningkatan pendapatan masyarakat yang bekerja di peternakan tersebut serta

dampak sosialnya terhadap masyarakat seperti tersedianya sarana dan prasarana

akibat adanya usaha tersebut.

Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan yang diteliti pada pengembangan usaha domba oleh MT

Farm ini adalah menganalisis seberapa dampak usaha tersebut terhadap

lingkungan di sekitarnya, baik terhadap udara, air, dan udara yang berdampak

terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya.

Analisis Kelayakan Aspek Finansial

Dalam melakukan analisis finansial diperlukan kriteria investasi sebagai

indikator yang menyatakan apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dijalankan.

Kriteria kelayakan investasi yang digunakan antara lain Net Present Value (NPV),

Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback

Periode (PP).

Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) atau nilai kini manfaat bersih adalah selisih antara

total present value manfaat dengan total present value biaya, atau jumlah present

value dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis. Rumus umum yang

digunakan dalam perhtungan NPV adalah sebagai berikut:

Dimana:

Bt = Manfaat pada tahun t

Ct = Biaya pada tahun t

n = Umur ekonomis usaha

t = Tahun kegiatan bisnis

i = Tingkat Discount Rate (%)

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

24

Dalam metode NPV, terdapat tiga penilaian kriteria investasi. Jika NPV

suatu usaha sama dengan nol (NPV=0), artinya bisnis tersebut hanya mampu

mengembalikan sebesar modal yang dikeluarkan, dengan kata lain bisnis tersebut

tidak untung dan tidak rugi. Jika NPV lebih besar dari nol (NPV>0), artinya suatu

bisnis dinyatakan menguntungkan dan memberikan manfaat dan dapat dikatakan

layak untuk dilaksanakan. Jika NPV lebih kecil dari nol (NPV<0), artinya bisnis

tersebut dinyatakan merugikan dan sebaiknya tidak dilaksanakan.

Internal Rate Of Return (IRR)

Internal Rate Of Return (IRR) adalah tingkat rata-rata keuntungan tahunan

bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen.

Suatu bisnis dikatakan layak apabila nilai IRR lebih besar dari opportunity cost of

capital (DR). Rumus untuk menghitung IRR adalah:

Dimana:

i1 = discount rate yang menghasilkan NPV positif

i2 = discount rate yang menghasilkan NPV negatif

NPV1 = NPV yang bernilai positif

NPV2 = NPV yang bernilai negatif

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C ratio dalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan

manfaat bersih yang bernilai negatif. Dengan kata lain, manfaat bersih yang

menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap setiap satuan kerugian

bisnistersebut. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

Dimana:

Net B/C = Nilai Benefit – Cost Ratio

Bt = Manfaat pada tahun t

Ct = Biaya tahun t

i = Discount rate (%)

t = Tahun

Dalam perhitungan Net B/C ratio, terdapat tiga penilaian kriteria investasi.

Jika Net B/C sama dengan 1 (Net B/C = 1), maka bisnis tidak untung dan tidak

rugi. Jika Net B/C lebih besar dari satu (Net B/C>1), maka bisnis menguntungkan.

Jika Net B/C lebih kecil dari satu (Net B/C<1), maka bisnis tersebut rugi.

Payback Periode (PP)

Payback Periode merupakan jangka waktu kembalinya seluruh jumlah

investasi yang ditanamkan dalam satuan waktu. Semakin cepat waktu

pengembalian, maka semakin baik bisnis tersebut untuk diusahakan. Akan tetapi

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

25

metode ini memiliki kelemahan yaitu diabaikannya nilai waktu uang (time value

of money) dan diabaikannya cashflow setelah periode payback. Rumus yang

digunakan untuk menghitung pengembalian investasi adalah:

Dimana:

I = Besarnya biaya investasi yang diperlukan

Ab = Manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya

Analisis Switching Value

Analisis Switching Value digunakan untuk melihat pengaruh perubahan

dalam bisnis seperti kenaikan atau penurunan biaya, kenaikan atau penurunan

harga jual produk, atau perubahan keadaan lain terhadap kelayakan suatu bisnis.

Hal tersebut merupakan suatu cara untuk menghadapi ketidakpastian yang dapat

saja terjadi pada keadaan yang telah diperkirakan. Oleh karena itu, perlu

dilakukan Switching Value untuk menguji usaha tersebut pada perubahan-

perubahan agar diketahui batas kekuatan usaha tersebut pada perubahan yang

terjadi. Analisis Switching Value dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan-

perubahan yang terjadi pada tingkat penerimaan dan biaya yang akan

mempengaruhi kondisi usaha tersebut. Analisis Switching Value dilakukan

terhadap penurunan mortalitas domba dan peningkatan harga bakalan domba.

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Sejarah Perusahaan

MT Farm merupakan sebuah perusahaan agribisnis yang bergerak dalam

bidang peternakan domba. Perusahaan ini didirikan oleh alumni-alumni Fakultas

Peternakan, Institut Pertanian Bogor, yaitu Budi Susilo Setiawan, S.Pt, M. Afnan

Wasom, S.Pt, Bahrudin, S.Pt, dan Amrul Lubis, S.Pt pada bulan September 2004.

Sebelum mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang peternakan domba ini,

semasa kuliah mereka telah menjalankan usaha sebagai supplier domba, tetapi

usaha tersebut hanya dijalankan saat hari raya qurban. Hal ini disebabkan belum

adanya investor yang mau menginvestasikan modalnya ke dalam usaha tersebut,

sehingga saat itu modal yang mereka dapatkan cukup kecil yaitu hanya berasal

dari Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Melihat prospek yang cukup

menjanjikan dari usaha peternakan kambing dan domba tersebut, akhirnya setelah

menyelesaikan perkuliahan, mereka bersama-sama mendirikan kelompok usaha

yang diberi nama MT Farm tersebut.

Pada awal berdirinya MT Farm mendapatkan modal usaha dari seorang

investor yaitu Drs. Muhtadi sebesar Rp 100,000,000 dengan persentase bagi hasil

sebesar 30 persen untuk investor dan 70 persen untuk MT Farm. Modal tersebut

kemudian digunakan untuk pembuatan kandang ternak dan kantor, pembelian

ternak, serta pembelian sarana dan prasarana penunjang lainnya seperti komputer,

peralatan kantor, serta peralatan kandang.

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

26

Pengembangan usaha lain berupa katering aqiqah bernama Salamah Aqiqah,

rumah kambing, dan setiap menjelang hari raya qurban mengadakan tabungan

qurban. MT Farm memiliki tingkat perkembangan yang sangat cepat terbukti

selama dua tahun sudah dapat memegang wilayah penjualan yang cukup luas

yaitu Jabodetabek, Bandung, dan Solo.

Visi dan Misi Perusahaan

MT Farm sebagai perusahaan yang prospektif dibidang penggemukan

domba dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan asal ternak khusus ternak

domba, seperti perusahaan lain MT Farm juga memiliki visi dan misi. Visi MT

Farm adalah sebagai pusat penjualan ternak domba di Jabodetabek sedangkan

misinya adalah sebagai penyedia ternak domba yang murah, sehat dan berkualitas.

Visi dan misi ini diwujudkan dalam rangka ”menuju mitra tani sejahtera” yang

menjadi slogan dan sekaligus cita-cita mulia dari MT Farm.

Lokasi Perusahaan

MT Farm mempunyai kantor dan kandang pada tempat yang sama yaitu

terletak di Jalan Baru Manunggal 51 No. 39 RT 04/RW 05 Desa Tegalwaru

Ciampea, Bogor. Luas lahan yang dimiliki perusahaan untuk kantor dan kandang

800 m2

sedangkan luas lahan yang digunakan untuk menanam rumput gajah

sebagai makanan ternak adalah seluas ± 5 ha dengan lokasi yang terpisah-pisah

tetapi masih berdekatan dengan lokasi kantor dan kandang. Kantor digunakan

sebagai pusat kegiatan untuk mengelola administrasi perusahaan dan tempat

menyimpan dokumen-dokumen penting perusahaan. Selain itu, juga digunakan

sebagai tempat tinggal dari tiga orang managernya, yaitu manager pemasaran,

produksi, serta keuangan. Lahan yang digunakan untuk kandang ini cukup luas,

karena diperlukan untuk kegiatan bongkar muat ternak baik yang dipasok maupun

yang akan dikirim, sehingga dibutuhkan tempat untuk masuk truk maupun parkir

dari kendaraan operasional perusahaan.

Fasilitas Usaha

Perusahaan memiliki fasilitas usaha terutama dalam pelaksanaan proses

produksi, pemasaran dan kegiatan administrasi perusahaan. Fasilitas usaha yang

digunakan selain kandang, kantor dan kebun rumput, MT Farm juga memiliki

tempat pemotongan hewan ternak, tempat pembuatan pupuk bokasi, peralatan dan

perlengkapan lainnya yang mendukung berjalannya usaha. Peralatan dan

perlengkapan yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya

anatara lain adalah dua unit mobil pick-up, dua unit sepeda motor, satu unit

komputer dan printer, freezer, pesawat telepon, serta peralatan kandang seperti

sprayer, timbangan, sabit, dan sebagainya. Kendaraan operasional digunakan

dalam pemasaran dan distribusi. Komputer dan printer berfungsi sebagai alat

bantu dalam melakukan kegiatan administrasi perusahaan. Freezer digunakan

untuk menyimpan sementara daging ternak yang telah dipotong tetapi belum

diantarkan kepada konsumen.

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

27

Kegiatan Usaha

MT Farm merupakan perusahaan subsektor peternakan yang bergerak dalam

bidang penggemukan domba. Penggemukan yang dimaksudkan disini adalah

ternak diberikan perlakuan khusus, dikandangkan secara intensif, dan diberi

makan sampai periode tertentu dan kemudian dijual.

Input yang digunakan pada unit usaha pembibitan MT Farm antara lain

bakalan domba yang sehat dan berkualitas, pakan hijauan, pakan konsentrat,

ampas tahu, serta obat-obatan dan vitaminnya. Usaha pembibitan ini mendapatkan

bibit khusus yang berkualitas yang berasal dari Jawa Tengah, Bandung dan Garut.

Ketiga daerah tersebut memiliki bibit yang berkualitas. Selain bibit, pakan juga

merupakan hal utama yang menentukan keberhasilan usaha peternakan. Pakan

yang dibutuhkan oleh ternak berupa hijauan, konsentrat dan ampas tahu. Hijauan

didapat dari lahan sendiri yang dimiliki MT Farm maupun lahan yang disewa.

Sementara pakan konsentrat didapatkan dari Bandung. Konsentrat di MT Farm

merupakan campuran dari bungkil kopra, dedak, jagung, dan pollard. Ampas tahu

sendiri didapatkan dari daerah sekitar Tegalwaru yaitu daerah Leuweung Kolot.

Obat-obatan dan vitamin domba didatangkan dari perusahaan obat-obatan ternak

di Jakarta dan Bandung seperti Kalbe Farma, PT. Tekad Mandiri Citra (TMC) dan

PT. Medion. Konsumen peternakan MT Farm sebagian besar adalah lembaga-

lembaga aqiqah yang tersebar di daerah Jabodetabek, pedagang pasar, dan juga

konsumen individu yang datang langsung ke peternakan MT Farm. Peternakan

domba seperti MT Farm tentunya menghasilkan limbah berupa kotoran ternak,

kotoran ternak yang dihasilkan dimanfaatkan sebagai pupuk kandang pada lahan

rumput yang dimiliki MT Farm, jika pupuk kandang masih berlebih maka akan

dijual kepada petani-petani sekitar yang membutuhkan.

ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL

Aspek Pasar dan Pemasaran

Analisis aspek pasar memegang peranan yang sangat penting karena sumber

pendapatan utama dari perusahaan berasal dari penjualan produk yang dihasilkan.

Analisis aspek pasar menganalisis jenis produk yang di produksi, banyaknya

permintaan produk oleh konsumen, menganalisis banyaknya penawaran produk

oleh pesaing, serta menganalisis cara atau strategi agar produk yang dihasilkan

dapat diterima oleh konsumen dengan lebih efisien dibandingkan oleh pesaing.

Sedangkan analisis aspek pemasaran menganalisis cara atau strategi agar produk

yang dihasilkan dapat sampai ke konsumen dengan lebih efisien dibandingkan

pesaing.

Bentuk Pasar

Bentuk pasar untuk usaha penggemukan domba adalah pasar oligopoli. Hal

ini terlihat hanya ada beberapa usaha penggemukan domba sebagai produsen yang

menguasai pangsa pasar yang ada. Khusus di daerah Bogor, usaha yang bergerak

di bidang peternakan domba tercatat ada lima peternakan besar, baik yang bersifat

pembibitan maupun penggemukan. Kelima peternakan besar itu adalah

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

28

Peternakan Domba Tawakkal di Cimande, PT Caprito A.P di Carui, Duafa Farm

di Pasir Buncir, drg. Jajang S. di Pekansari dan Budi Susilo di Tegalwaru.

Peternakan domba ini masing-masing memiliki populasi berkisar 150-1200 ekor

dengan populasi terbesar dimiliki oleh Peternakan Domba Tawakkal yaitu 1200

ekor.

Ciri lain yang menunjukkan bahwa struktur pasar yang terbentuk struktur

pasar oligopoli adalah dapat dilihat dari produk yang diperjualbelikan homogen.

Produk yang dimaksud tentunya adalah ternak domba. Masing-masing peternakan

yang ada yang bergerak di bidang penggemukan domba menawarkan jenis produk

yang sama dengan menonjolkan kualitas yang dimiliki oleh masing-masing

peternakan tersebut. MT Farm misalnya, menonjolkan ternaknya yang sehat dan

berkualitas, dan begitu juga peternakan yang lainnya. Harga jual yang terbentuk

ditentukan oleh produsen. Adanya hambatan yang relatif kuat dalam memasuki

pasar yang ada. Hal ini disebabkan oleh potensi pasar yang ada telah dikuasai oleh

peternakan domba yang disebutkan di atas.

Permintaan dan Penawaran

Ternak domba merupakan ternak yang memiliki fungsi sosial dan

keagamaan. Ketersediaan pasar untuk ternak jenis ini selalu ada, baik dalam

negeri maupun luar negeri semakin terbuka lebar. Secara umum kenyataan ini

didorong oleh beberapa faktor yaitu adanya peningkatan jumlah penduduk,

peningkatan pendapatan dan kesadaran masyarakat akan gizi, dan penduduk

Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam. Direktorat Jenderal Peternakan

(2009) menyatakan bahwa permintaan domba setiap tahun mengalami kenaikan

sebesar dan permintaan tersebut masih kewalahan untuk dipenuhi oleh peternak

yang ada di Jawa Barat dikarenakan kapasitas produksi yang masih rendah.

Permintaan domba ternyata tidak hanya berasal dari pasar lokal saja tetapi juga

berasal dari pasar luar negeri, khususnya dari Timur Tengah. Hal ini merupakan

peluang bagi MT Farm dalam jangka panjang. Jika dalam perjalanan usahanya

MT Farm mampu bersaing dan mengembangkan skala bisnisnya, MT Farm dapat

mengambil peran untuk memenuhi kebutuhan daging di pasar internasional.

Sementara itu, produsen yang menawarkan ternak domba tidak sebanding

dengan tingkat permintaan yang ada. Kenyataan ini dapat dilihat dari rendahnya

tingkat pertumbuhan populasi yang tidak sebanding dengan tingkat permintaan

akan ternak domba tersebut. Adanya permintaan daging domba yang cukup besar

baik untuk kebutuhan domestik maupun luar negeri tersebut membuka peluang

bagi MT Farm sebagai salah satu usaha untuk menyediakan kebutuhan daging

domba.

Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran yang dilakukan oleh MT Farm berupa peningkatan

kerjasama, peningkatan kualitas ternak dan peningkatan layanan kepada

konsumen serta dalam penetapan harga jual ternak berdasarkan kondisi dan

konsumen.

Strategi Produk

Produk adalah sesuatu yang ditawarkan agar dapat memuaskan keinginan

dan kebutuhan konsumen. Produk yang dimaksud adalah ternak domba yang telah

digemukkan. MT Farm selalu berusaha meningkatkan kualitas ternaknya melalui

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

29

penanganan di proses penggemukan dan pemeliharaan. Penanganan yang

dimaksud adalah pembelian pakan secara teratur, pemberian vitamin serta

menjaga kebersihan ternak dan kandang.

Strategi Harga

Strategi harga dari MT Farm berupa penetapan harga jual ternak domba

berdasarkan kondisi dan konsumen. Kondisi yang dimaksud jika ada pembeli

yang menawar ternak yang belum mendapatkan penanganan apapun dari MT

Farm maka ternak tersebut akan dijual langsung oleh MT Farm walaupun

keuntungan yang didapatkan lebih rendah dibandingkan ternak domba yang sudah

mendapatkan penanganan, atau dengan kata lain ternak yang belum dibiayai pun

sudah menguntungkan. Sedangkan berdasarkan konsumen yang dimaksud adalah

penentuan harga jual tergantung pada jenis konsumen, seperti lembaga aqiqah,

dan konsumen perorangan mendapatkan harga yang lebih tinggi dibandingkan

dengan konsumen pedagang atau tukang jagal. Hal tersebut dilakukan karena

pedagang atau tukang jagal akan memasarkan kembali produknya dipasaran

sehingga masing-masing pihak mendapatkan keuntungan.

Harga yang diberikan kepada konsumen untuk satu kilogram bobot hidup

domba adalah kurang lebih sebesar Rp 37,500 dan biasanya pada hari-hari

tertentu seperti hari raya Idul Adha permintaan terhadap hewan qurban meningkat

tajam, bahkan melebihi dari jumlah domba yang dipelihara. Harga biasanya

meningkat dari harga yang telah ditentukan.

Strategi Distribusi

Dalam pendistribusian ternak kepada pelanggan, MT Farm menyediakan

fasilitas delivery service secara cuma-cuma untuk wilayah Bogor. Sedangkan

untuk wilayah di luar Bogor akan dikenakan biaya, tergantung pada jumlah ternak

yang dibeli dan jarak tempuh. Daftar konsumen MT Farm dapat dilihat pada Tabel

8.

Tabel 8. Daftar Konsumen MT Farma

No. Nama Konsumen Alamat Telp

Kebutuhan

per bulan

(Ekor)

Wilayah

Penyebaran

1 Sahabat Aqiqah, CV Jl. Teuku Umar Raya No. 32,

Karawaci - Tangerang

021 - 71100095 /

021 -92900095 20

Tangerang,

Depok,

JakSel,

Bekasi,

JakTim,

Bogor, JakBar

2 Sari Rasa Group

(Sate Khas Senayan)

Cabang Cinere, Kasablanka,

Kebon Sirih 021 - 31926238 240 Jakarta

3 Era Aqiqah

Jl Pulo Gadel no 27 (Depan

Kec Makasar), Kel Pinang

Ranti, Kec Makasar - Jakarta

Timur

021 - 70754243 15

Depok,

JakSel,

JakTim

4

Interact Solusi

Komunika, CV

(Habib Aqiqah)

Jl. Kelurahan Blok B 41 -

Pinang, Tangerang - Banten

15145

021 - 94033331 /

021 - 46550746 20 Jabodetabek

5 Fadhilah Aqiqah Jl. Lele Kayu Tinggi No.51,

Cakung Timur, Jakarta Timur

021 -98239312 /

021 -70997471 40 Jabodetabek

6 Kambing Aqiqah

Jl. Karadenan-Sukahati

(Tikungan Salam) Cibinong,

Bogor

0251 - 8958595 /

021 - 87927595 25 Jabodetabek

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

30

Tabel 8. (Lanjutan)

No. Nama Konsumen Alamat Telp

Kebutuhan

per bulan

(Ekor)

Wilayah

Penyebaran

7 Aqiqah Saung

Domba

Jl. Margonda Raya, Gg.

Pepaya No. 32,Rt. 01, Rw.

007, Depok 16424

021 - 7863834 /

021 - 96820099 /

021 - 94250738

8 Jabodetabek

8 Al-Mizan Aqiqah

Jl. Kampung Jati no.49, Kel.

Jati, Pulogadung, Jakarta

Timur

021-71002295 /

021-91739838 5 Jabodetabek

9 Cahaya Aqiqah Jl. Bendungan Melayu RT.06

/ 01 No 42B 021 - 91004834 5 Jabodetabek

10 Amanah Aqiqah

Jl. Mesjid Al-Anfal No. 85,

Kel. Tugu Selatan, Kec.

Koja, Jakarta Utara 14260

021-4308637 /

021-98125607 60 Jabodetabek

11 Syukur Aqiqah

Jl. Pondok Ungu Permai,

Sektor V Blok B4 No. 11,

Bekasi

021 - 44248799 /

021 - 94280271 5 Jabodetabek

12 Aqiqah Center

Jl. Bunga Dalam 2 No.14 RT

02/09, Kelurahan Palmeriam

- Kecamatan Matraman,

Jakarta Timur - 13140

021 - 85572424 5 Jabodetabek

13 El Barkah

Jl. Lanji No.411 Rt 010/06

Papanggo Jakarta Utara

14340

021 - 65833371 /

021 - 32506747 5 Jabodetabek

14 Daffa farm Jl Anggrek No 24 Tomang,

Jakarta 11430 021-70462255 5 Jabodetabek

15 Shofiyyah Aqiqah

Jl. Kayu Tinggi Gg. Perdana

1 no: 10 RT. 08 RW. 12, Kel.

Cakung Timur Kec. Cakung,

Jakarta Timur.

021 - 41603205 5 Jabodetabek

16 ZamZam Aqiqah Jl. Raya Cinere No. 107

Cinere - Depok 021 - 99945222 5 Jabodetabek

17 Missi Aqiqah

Jl. Raya Citayam, gang ceplik

rt6/5 no 71 kel. Pondok Jaya,

depok 16431, Jawa Barat

021 - 99088161 20 Jabodetabek

18 Assalam Aqiqah

Jl. Peruk kota legenda,

Bekasi Timur 17310, Jawa

Barat

021 - 97442900 20 Jabodetabek

19 Aqiqah Alhidayah Jl. Jambu 1. No.45, Depok

13425, Jawa Barat 021 - 83837048 5 Jabodetabek

20 Kandang Aqiqah

Jl. Alif Rt 03/02 Kelurahan

pasir putih kecamatan

sawangan, Depok, Jawa Barat

021 -77887138 5 Jabodetabek

21 Widji Farm

Jl. Komplek perumahan

BPN/DDN Tonjong

Tajurhalang, Bogor, Jawa

Barat

0251-8551327 5 Jabodetabek

22 Bina Aqiqah

Jl. kavling depkes rt01 rw.17

kel /kec pancoran mas, depok

16436, Jawa Barat

021 - 77214263 /

021 - 33001252 5 Jabodetabek

23 An' am Mandiri

Indonesia, PT

Ciganjur, Jakarta Selatan

12630, Jakarta 021 - 92483234 5 Jabodetabek

24 H. Imron RosadiI

Meat Fresh, PD

Jl. Pasar Tebet Barat Jl. Tebet

Barat Dalam Raya, Jakarta

Selatan 12850, Jakarta

021 - 8306839 5 Jabodetabek

JUMLAH 538

a Data Primer Peternakan MT Farm (2012)

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

31

Strategi Promosi

Sasaran pasar MT Farm adalah lembaga-lembaga aqiqah, restoran cepat saji,

pedagang atau tukang jagal serta konsumen individu. Strategi promosi yang

dilakukan saat ini berupa iklan melalui media radio, internet, brosur dan

silaturrahmi kepada segmen-segmen pasar yang ada.

Setelah dilaksanakan pengembangan, MT Farm berencana untuk

meningkatkan strategi promosi kepada masyarakat berupa program kerjasama

investasi retail dan investasi kavling, dengan mengajak masyarakat yang

berkeinginan beternak domba melalui sistem pola kerjasama bagi hasil/margin

dari hasil penjualan.

Dari hasil analisis aspek pasar, dapat disimpulkan bahwa usaha

penggemukan domba MT Farm layak untuk diusahakan karena permintaan akan

daging domba di wilayah Jabodetabek masih sangat besar sementara produksi

daging dari peternak belum mampu memenuhi kebutuhan yang besar tersebut.

Dengan adanya pengembangan di MT Farm dapat mengurangi gap antara

permintaan dan penawaran sehingga dapat memenuhi permintaan domba.

Aspek Teknis

Aspek teknis merupakan aspek penting dalam perencanaan bisnis, tanpa

aspek teknis perusahaan akan mengalami kesulitan dalam melakukan

pengembangan bisnis. Adapun aspek teknis dalam usaha MT Farm ini meliputi

lokasi usaha, fasilitas kandang, peralatan pendukung, bakalan ternak, sistem

penggemukan, pemberian pakan dan minum serta pencegahan penyakit.

Lokasi Usaha

Kondisi lokasi usaha milik peternakan MT Farm cukup baik jika ditinjau

dari keadaan kontur tanah yang luas dan datar sehingga sangat layak untuk

membangun kandang dan kantor, demikian halnya dengan ketersediaan air bersih

yang berasal dari sumur bor sehingga tidak mengalami masalah kekeringan pada

saat menghadapi musim kemarau. Daya dukung wilayah usaha MT Farm terkait

dengan ketersediaan pakan alami bagi domba juga sangat baik, hal ini dapat

dilihat dari lahan rumput untuk pakan telah tersedia. Selain hal tersebut,

ketersediaan aliran listrik untuk mendukung kegiatan operasional peternakan MT

Farm juga sudah baik, serta lokasi peternakan yang dimiliki berada di daerah yang

lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya sehingga sirkulasi udara pada

peternakan berjalan lancar. Hal lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah

ketersediaan lahan yang masih kosong disekitar peternakan MT Farm. Lahan

kosong tersebut dapat dimanfaatkan untuk penambahan jumlah kandang atau

dapat dimanfaatkan untuk penanaman pakan alami jika peternakan terus

mengalami pengembangan. Lokasi usaha Peternakan Domba MT Farm baik tanpa

pengembangan usaha maupun dengan pengembangan usaha dapat dilihat pada

Gambar 3 dan Gambar 4.

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

32

Gambar 3. Lokasi kandang peternakan domba MT Farm

Gambar 4. Rencana lokasi pengembangan usaha peternakan domba MT Farm

Fasilitas Kandang

Kandang merupakan salah satu kebutuhan utama di peternakan domba

karena fungsinya yang sangat vital bagi pertumbuhan domba. Sistem

pemeliharaan yang digunakan oleh MT Farm adalah pemeliharaan secara insentif,

sehingga domba yang digemukkan akan terus menerus berada di dalam kandang,

sehingga fasilitas kandang perlu mendapatkan perhatian lebih dari pengelola.

Jenis kandang yang digunakan oleh MT Farm dalam menjalankan usahanya

adalah kandang panggung. Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Amrul

(salah satu pengelola MT Farm), beliau menjelaskan bahwa pertimbangan utama

menggunakan kandang panggung, karena kotoran dan urine domba bisa langsung

jatuh ke kolong kandang sehingga tidak mengotori lantai kandang dan mudah

dibersihkan. Selain itu, kandang panggung juga memiliki sirkulasi udara yang

baik sehingga kesegaran udara di peternakan terjaga dan domba menjadi lebih

sehat.

Kandang di MT Farm berjumlah 5 buah yang terdiri dari panggung A, B, C,

D, dan E. Tiap kandangnya memiliki ukuran 15 x 8 m dengan ukuran tiap pen

koloni yaitu 3 x 2 m dan ukuran untuk tiap pen individu yaitu 1,5 x 1 m. Tipe atap

terbuat dari asbes, alas terbuat dari potongan bambu dan kayu. Pada baris pinggir

terdiri dari 5 pen sebagai kandang pen koloni, baris pinggir kandang pen koloni

tempat pakan terbuat dari kayu di sisi muka petak. Panjang tempat pakan ini

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

33

disesuaikan dengan panjang pen, tempat minum terbuat dari paralon yang

diletakkan di sepanjang sisi luar kandangnya. Tiap pen dibatasi dengan kayu

setinggi 98 cm. Hal ini bertujuan agar pejantan tidak dapat melompat berpindah

dari petak satu ke pen lainnya. Jumlah domba tiap pen koloni 9 – 10 ekor domba.

Baris tengah terdiri dari 9 pen sebagai kandang pen individu untuk pemisahan

induk bunting dan melahirkan. Baris tengah pen memiliki ukuran 1,5 m x 1 m.

Antara satu pen ke pen lain dibuat tempat pakan dengan ukuran 1,5 m x 1 m.

Antara satu pen ke pen lain dibuat tempat pakan dengan ukuran 1 mx 0.37 m,

tempat minum untuk kandang induk bunting berupa ember plastik biasa. Jarak

tiap kandang pembibitan ini 1 m. kapasitas kandang mampu menampung ± 200

ekor domba.

Gambar 5. Kandang panggung MT Farm

MT Farm juga mempunyai tempat pemotongan ternak yang terletak di

belakang kandang. Tempat pemotongan ini digunakan perusahaan untuk

memotong ternak yang telah dipesan oleh konsumen dalam bentuk karkas. Selain

itu, MT Farm memiliki tempat pembuatan pupuk bokasi yang berada di belakang

kandang. Selain digunakan sebagai tempat pembuatan dan penyimpanan pupuk,

tempat ini juga digunakan sebagai tempat penyimpanan kulit ternak yang sudah

dipotong dan dikeringkan.

Peralatan Pendukung

Kegiatan harian yang dilakukan di peternakan MT Farm semakin berjalan

lancar dengan dukungan peralatan pendukung yang memadai. Peralatan yang

dimaksud adalah peralatan untuk memotong dan mengolah pakan seperti sabit

yang tajam dan mesin pencacah rumput untuk menghasilkan pakan yang mudah

untuk dikonsumsi oleh ternak. Alat pendukung lain yang digunakan untuk

mengolah pakan seperti ember dan gayung untuk mempermudah proses

pemberian pakan buatan seperti konsentrat atau complete feed. Selain alat-alat

yang telah disebutkan, MT Farm juga memiliki alat pencampur pakan (mixer)

yang berfungsi sebagai pengolah bahan pakan agar tercampur secara merata.

Peralatan pendukung yang tidak kalah pentingnya adalah peralatan

kebersihan. Peralatan kebersihan yang digunakan oleh MT Farm untuk

membersihkan kandang antara lain sapu lidi yang berfungsi untuk menyapu atau

mendorong kotoran dari kolong kandang, sekop untuk mengarahkan kotoran ke

saluran pembuangan atau penampungan, selang untuk menyemprotkan air, dan

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

34

mesin steam yang berfungsi untuk mempercepat proses pembersihan kotoran

sehingga waktu dan tenaga yang digunakan lebih efisien dan hasilnya lebih bersih.

Peralatan kesehatan juga menjadi sangat penting untuk diperhatikan karena

berfungsi untuk memberikan perlakuan kesehatan secara rutin, mengecek

kesehatan domba, hingga sebagai alat pertolongan saat terjadi gannguan kesehatan

pada domba. Peralatan kesehatan yang digunakan di MT Farm berupa jarum

suntik (Spoit) yang berguna sebagai alat bantu untuk memberikan obat-obatan

atau vitamin, baik pada saat domba sakit atau pada saat melakukan perawatan

rutin. Selain spoit, peralatan kesehatan yang digunakan di MT Farm adalah alat

untuk mencekokkan obat ke dalam mulut domba atau Drencher. Drencher

berbentuk seperti spoit tetapi ukurannya lebih besar.

Alat lain yang juga penting untuk sebuah peternakan adalah timbangan. MT

Farm menggunakan dua jenis timbangan yaitu timbangan domba dan timbangan

pakan. Timbangan domba berfungsi untuk mengetahui efektivitas pemberian

pakan terhadap domba yang dilakukan secara berkala, sedangkan timbangan

pakan berfungsi untuk menimbang pakan baik konsentrat maupun pakan alami,

sehingga diharapkan jumlah pakan yang diberikan tidak kurang atau berlebih.

Bakalan Ternak

Kualitas bakalan menentukan keberhasilan usaha penggemukan domba. MT

Farm menggunakan bakalan jantan untuk proses penggemukan karena kebutuhan

pakan bakalan jantan lebih sedikit dibandingkan dengan bakalan betina. Selain itu,

penambahan bobot bakalan jantan lebih tinggi dibandingkan bakalan betina, dan

penggunaan bakalan jantan akan juga bertujuan untuk menjaga populasi bakalan

betina yang produktif.

Bakalan domba dapat diperoleh dari berbagai tempat pembibitan domba,

baik dari peternakan rakyat maupun peternak komersial untuk pembelian bakalan

dalam skala besar. Dalam memilih bakalan, MT Farm memiliki syarat bakalan

domba yang akan digemukkan, adapun syaratnya adalah sebagai berikut :

Berbadan sehat dan tidak cacat.

Bulu halus, tidak kasar, dan tidak gimbal.

Umur kurang dari satu tahun

Gigi susu belum ada yang tanggal.

Bobot berkisar 15-20 kilogram.

Bakalan domba yang baru datang dari peternakan asalnya diberikan

perlakuan khusus pada saat tiba di MT Farm. Perlakuan khusus yang di maksud

adalah sebagai berikut :

a. Penimbangan

Penimbangan dilakukan agar bobot awal bakalan sebelum

digemukkan dapat diketahui.

b. Pemberian tanda pengenal

Untuk memudahkan identifikasi, tanda yang digunakan berupa

kalung yang berupa rangkaian huruf dan angka.

c. Pemberian minum dan pakan awal

Setelah dilakukan dua proses sebelumnya, bakalan domba

dimasukkan ke kandang dan diberikan pakan rumput untuk adaptasi awal

dan diberikan air minum.

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

35

d. Pemberian vitamin dan obat-obatan

Vitamin dan obat-obatan diberikan pada hari kedua berupa vitamin

B kompleks, obat cacing, dan antibiotik dengan cara disuntikkan. Vitamin

B kompleks disuntikkan di paha sebelah kanan dan antibiotik di paha

sebelah kiri, sedangkan obat cacing diberikan melalui mulut (dicekok).

e. Pencukuran bulu dan memandikan

Tujuannya untuk menghindari munculnya penyakit, terutama jika

bulu kotor dan gimbal.

Sistem Penggemukan

Tujuan utama proses penggemukan diantaranya adalah untuk memenuhi

kebutuhan akan daging domba yang semakin tinggi di berbagai daerah, sedangkan

secara prinsip adalah meningkatkan bobot secara optimal dengan menggunakan

pakan semurah mungkin dan meminimalisasi gerak domba.

Usaha penggemukan domba secara intensif dapat menghasilkan

penambahan bobot sekitar 100 gram per hari atau kenaikan bobot domba dapat

mencapai minimum 3 kilogram dalam jangka waktu satu bulan, bahkan beberapa

jenis tertentu jika proses penggemukan dilakukan secara intensif dapat mencapai

lebih dari 4 kilogram per bulan. Siklus penggemukan dapat ditentukan oleh

peternak agar dapat menentukan waktu untuk memulai proses penggemukan

hingga waktu panen.

Sistem penggemukan yang dilakukan di MT Farm menggunakan

penggemukan sistem insentif. Penggemukan sistem insentif yaitu domba

dikandangkan dan tidak digembalakan. Pakan yang diberikan berupa konsentrat

buatan pabrik tanpa pakan tambahan berupa pakan alami atau rumput.

Penggunaan konsentrat sebagai pakan utama bertujuan agar penambahan bobot

domba bisa dicapai secara optimal. Penggemukan domba dengan sistem insentif

menggunakan kandang yang sesuai dengan kebutuhan domba dan perlengkapan

kandang disesuaikan agar pengurus kandang dapat bekerja lebih efisien.

Pemberian Pakan dan Minum

Bakalan ternak diberi makan dua kali setiap harinya yaitu pagi dan sore.

Pagi hari pukul 06.00 WIB dan kemudian dilanjutkan sore pada pukul 15.00 WIB.

Pakan yang diberikan berupa konsentrat dengan dosis 1 kilogram per hari per ekor.

Pada proses penggemukan ini pakan jenis hijauan tidak diberikan terhadap ternak

karena kandungan protein yang dimiliki terlalu rendah sehingga tidak efektif.

Jumlah konsentrat yang yang diberikan sebesar 3-5% dari bobot domba per

ekor per hari, atau dapat berpatokan pada aturan di bawah ini :

Domba dengan bobot kurang dari 30 kilogram diberi konsentrat sekitar 0,7

kg per ekor per hari.

Domba dengan bobot lebih dari 30 kilogram diberi konsentrat sebanyak 1

kg per ekor per hari.

Jika konsentrat yang diberikan masih tersisa cukup banyak, maka tempat

pakan wajib dibersihkan oleh tenaga kandang, tetapi jika konsentrat tersisa hanya

sedikit maka tempat pakan tidak perlu dibersihkan.

Dalam membiasakan bakalan domba untuk mengkonsumsi pakan konsentrat

secara penuh, maka proses adaptasi perlu dilakukan secara bertahap. Tahap awal,

bakalan diberikan pakan rumput 100%, kemudian hari berikutnya, bakalan diberi

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

36

pakan rumput 75% dan 25% konsentrat. Tahap tersebut dijalankan maksimal dua

minggu, kemudian tahap selanjutnya domba akan mengkonsumsi konsentrat

secara full.

Air minum harus selalu tersedia untuk ternak, air yang digunakan untuk

minum domba sebaiknya bersih, segar, dan terhindar dari berbagai bahan kimia

berbahaya. Air yang tersisa dan kotoran yang menempel di wadah dibersihkan dan

dibilas, setelah itu diisi kembali dengan air bersih yang siap untuk di minum.

Pencegahan Penyakit

Pemberian obat-obatan dan vitamin dilakukan pada saat bakalan datang

pertama kali di peternakan dengan cara disuntikkan dan dicekokkan. Khusus

vitamin dapat juga diberikan pada saat domba sakit dan ketika akan dikirimkan ke

pembeli (konsumen) agar stamina domba terjaga selama proses pengiriman,

sedangkan obat-obatan diberikan ketika domba terserang penyakit.

Berdasarkan hasil analisis teknis, dapat dikatakan bahwa usaha dari bisnis

domba yang dilaksanakan layak untuk dilaksanakan. Ketersediaan sarana dan

prasarana untuk menunjang kegiatan teknis dapat disediakan oleh pemilik

peternakan. Pakan dan ampas tahu yang tersedia sepanjang tahun menjadikan

kegiatan teknis dapat dilakukan secara suistainable. Peralatan dan teknologi yang

digunakan masih sederhana, namun tidak mengganggu kelancaran aktifitas para

karyawan saat bekerja.

Aspek Manajemen

Analisis aspek manajemen dilakukan untuk melihat apakah pembangunan

dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan

sehingga rencana bisnis dapat dikatakan layak atau tidak layak (Umar, 2005).

Analisis aspek manajemen pada dasarnya menilai para pengelola proyek dan

struktur organisasi yang ada. Proyek yang dijalankan berhasil apabila dijalankan

oleh orang-orang yang profesional mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga

pengendalikannya agar tidak terjadi penyimpangan. Demikian pula dengan

struktur organisasi harus sesuai dengan bentuk dan tujuan proyek, serta kebutuhan

tenaga kerja harus terinci dengan baik.

Struktur Organisasi

Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu unit usaha yang dikelola dan

mempunyai tugas masing-masing dinamakan struktur organisasi, struktur

organisasi yang dikelola MT Farm adalah jenis struktur organisasi lini dengan

prinsip kekeluargaan yang menjadi dasar pengelolaanya. Struktur organisasi dapat

dilihat dalam Gambar 6.

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

37

Gambar 6. Struktur organisasi di MT Farm

Struktur organisasi pada Gambar 6, menjelaskan bahwa sistem manajemen

terpusat pada seorang General Manager yaitu Bapak Budi Susilo Setiawan yang

bertanggung jawab keseluruhan pengelolaan MT Farm. General Manager

membawahi tiga orang manager yaitu manager pemasaran, manager produksi, dan

manager keuangan. Setiap manager memiliki tugas masing-masing, manager

pemasaran bertanggung jawab atas pemasaran dan mempromosikan hasil usaha.

Manager produksi memiliki tanggung jawab terhadap manajemen pemeliharaan

dan produksi domba yang dipelihara, seperti mengelola pemeliharaan, kesehatan,

reproduksi dan ketersediaan domba sampai siap untuk dijual. Manager keuangan

mengelola sistem keuangan dan administrasi.

Karyawan

MT Farm memiliki 14 pekerja yang sebagian besar berasal dari lingkungan

di sekitar MT Farm yaitu dari desa Tegalwaru dan Ciampea Ilir dengan tujuan

mensejahterakan masyarakat. Daftar pekerja tetap dan tidak tetap dapat dilihat

pada Tabel 9.

Tabel 9. Daftar nama, penanggung jawab dan tingkat pendidikan akhir para

pekerja di Mitra Tani Farma

NO. NAMA PENANGGUNG JAWAB TINGKAT

PENDIDIKAN

1 Andi Kandang pembibitan dan chopper SD

2 Amir Kandang penggemukan dan chopper SD

3 Odih Kandang penggemukan domba SD

4 Tono Kandang penggemukan domba SD

5 Isak Pemotongan rumput SD

6 Pardi Pemotongan rumput SD

7 Andri Pemotongan rumput SD

8

Isep Pemotongan rumput SD

9 Indra Supir SD

Bagian Kandang

Amrul Lubis S.Pt

Manager Keuangan

Budi Susilo Setiawan S.Pt

General Manager

Bahrudin S.Pt

Manager Produksi

M. Afnan S.Pt

Manager Pemasaran

Karyawan Produksi Staf Administrasi Marketing

Bagian Transportasi

Bagian arit rumput

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

38

Tabel 9. (Lanjutan)

NO. NAMA PENANGGUNG JAWAB TINGKAT

PENDIDIKAN

10 Encup Supir SD

11 Mihad Supir SD

12 Yayuk Administrasi SMA

13 Iwan Marketing SMA

14 Angga Marketing SMA

a Data Primer Peternakan MT Farm (2012)

Suatu usaha dikatakan layak untuk dijalankan dari aspek manajemen jika

perusahaan menerapkan prinsip-prinsip manajemen secara konsisten. MT Farm

sebagai sebuah perusahaan telah memiliki struktur organisasi meski masih sangat

sederhana seperti yang terlihat pada Gambar 6. Struktur organisasi sebenarnya

juga dapat menjadi gambaran tipe organisasi yang digunakan oleh perusahaan.

Usaha ternak domba MT Farm saat ini sudah memiliki struktur organisasi yang

jelas sehingga seluruh orang yang terlibat dalam organisasi melakukan pekerjaan

masing-masing sesuai yang telah ditetapkan.

Aspek Hukum

MT Farm sebagai peternakan yang bergerak dibidang penggemukan domba

memiliki bentuk badan usaha dan hukum yang jelas sebagai Firma (Fa). Pada

bulan Juni 2006 MT Farm telah terdaftar di Dinas Peternakan Pemerintahan

Kabupaten Bogor sebagai Usaha Peternakan Rakyat dengan nomor registrasi

1.5/010-TD.Nak/VI/2006. Selain itu, MT Farm juga memiliki surat keterangan

izin domisili usaha dari Pemerintahan Kecamatan Ciampea dengan nomor surat

511.1454/2010/XI/2007 dan dari kelurahan setempat.

Jika ditinjau secara aspek hukum, MT Farm merupakan bentuk badan usaha

dan hukum yang jelas sebagai Firma (Fa). Dalam menjalankan bisnis MT Farm

belum pernah mengalami kendala dalam aktivitasnya, sehingga usaha layak untuk

dijalankan .

Aspek Sosial dan Lingkungan

Menurut Gittinger (1986) suatu usaha dikatakan layak dari aspek sosial

memberi dampak positif terhadap penghasilan negara, berpengaruh terhadap

devisa negara, membuka peluang kerja, dan berdampak positif terhadap

pengembangan wilayah dimana proyek dilaksanakan.

Keberadaan MT Farm menimbulkan berbagai dampak, baik dampak sosial

maupun lingkungan. MT Farm memberikan dampak secara ekonomi berupa

penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat sekitar peternakan MT Farm. MT Farm

sebagai usaha bisnis juga memberikan pengaruh bagi pendapatan negara atau

pemerintah daerah berupa pajak dari keuntungan usaha. Selain itu, keberadaan

MT Farm tidak memberikan dampak buruk bagi kondisi lingkungan daerah

sekitar proyek.

MT Farm juga selalu melaksanakan pengajian rutin bagi seluruh pekerja dan

warga sekitar. Kegiatan ini rutin dilakukan sebagai tanggung jawab sosial kepada

masyarakat sekitar. Untuk kegiatan sosial di desa, Bapak Budi Susilo Setiawan

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

39

juga ikut berpartisipasi dalam bentuk sumbangan dana baik untuk anak yatim-

piatu maupun untuk kegiatan acara yang dilakukan oleh lingkungan sekitar.

Jika dilihat dari aspek sosial, MT Farm layak untuk dijalankan karena

memberikan dampak positif yang diberikan kepada warga sekitar. Selain tidak

menimbulkan limbah yang dapat merusak lingkungan, kegiatan usaha ini juga

dapat menambah kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar dan memberikan

kontribusi bagi negara berupa pajak.

ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

Analisis aspek finansial bertujuan untuk melihat sejauh mana kelayakan

pelaksanaan usaha ini dari segi keuangan. Analisis finansial dilakukan dengan

menggunakan kriteria-kriteria penilaian investasi seperti Net Present Value (NPV),

Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Period

(PP) dan Analisis Switching Value. Untuk menganalisis kriteria-kriteria tersebut

digunakan suatu metode perhitungan atau yang sering disebut arus kas (cashflow).

Cashflow disusun untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode tertentu

serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukan

dari mana sumber-sumber kas dan penggunaannya. Lebih sederhanannya cashflow

bertujuan untuk mengetahui besarnya manfaat yang diterima dan biaya yang

dikeluarkan dalam proyek atau usaha yang dijalankan oleh MT Farm.

Langkah penting lainnya yang digunakan untuk menentukan berhasilnya

aspek finansial adalah membuat laporan laba rugi. Laporan laba rugi berisi

tentang total penerimaan, pengeluaran dan kondisi keuntungan yang diperoleh

suatu perusahaan dalam satu tahun akuntansi atau produksi. Laporan laba rugi

menggambarkan kinerja perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya selama

periode tertentu.

Pada pembahasan aspek finansial dalam penelitian ini akan menggunakan

dua jenis perhitungan, berupa perhitungan bisnis yang berjalan sebelum adanya

pengembangan bisnis (kondisi saat ini). MT Farm saat ini memiliki kandang

berjumlah lima unit diatas lahan seluas 800 m2 dengan kapasitas produksi sebesar

200 sampai dengan 300 ekor domba per bulan. Selanjutnya kondisi II, MT Farm

akan melakukan penambahan sebanyak tiga unit kandang penggemukan dengan

lahan yang sama dengan kondisi saat ini yaitu tanpa pengembangan bisnis (800

m2).

Analisis Kelayakan Finansial Sebelum Pengembangan Bisnis

Analisis kelayakan finansial menggunakan dasar perhitungan harga yang

berlaku sekarang dan dilakukan per tahun. Jangka waktu analisis dilakukan

selama 5 tahun. Analisis finansial yang dilakukan meliputi analisis investasi dan

re investasi, pembiayaan dan proyeksi laba-rugi. Analisis kelayakan finansial

dilakukan dengan dua skenario yaitu skenario pertama analisis kelayakan pada

kondisi sekarang yaitu dengan lima kandang domba dan belum melakukan

pengembangan bisnis dan untuk skenario kedua adalah melakukan pengembangan

bisnis dengan menambah tiga unit kandang dengan luasan tanah yang sama yaitu

800 m2, analisis yang dilakukan juga dengan menghitung nilai terhadap Switching

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

40

value terhadap peningkatan mortalitas domba dan kenaikan harga bakalan domba.

Komponen yang terdapat pada analisis ini merupakan komponen yang terjadi

pada saat penelitian dilaksanakan.

Analisis Biaya (Outflow)

Komponen biaya yang dikeluarkan dalam budidaya domba mencakup biaya

investasi, biaya re investasi dan biaya operasional yaitu biaya tetap dan biaya

variabel. Berikut adalah rincian biaya-biaya yang dikeluarkan selama umur bisnis.

Biaya Investasi dan biaya Re Investasi Biaya investasi yang dikeluarkan pada saat awal usaha yaitu pada tahun

pertama. Biaya ini merupakan biaya dalam pengadaan barang-barang investasi.

Apabila terdapat aset yang memiliki umur ekonomis kurang dari umur usaha,

maka dilakukan re-investasi. Biaya investasi pada Peternakan MT Farm dapat

dilihat pada Tabel 9.

Besaran biaya investasi awal yang dikeluarkan oleh Peternakan MT Farm

pada investasi awal yaitu sebesar Rp 656,384,500. Barang-barang investasi yang

bernilai paling besar yaitu kandang, tanah dan mobil operasional. Barang-barang

investasi yang dikeluarkan pada awal pendirian usaha mengalami penyusutan

setiap tahunnya dengan proporsi yang berbeda.

Tabel 10. Biaya investasi MT Farm pada kondisi sebelum pengembangan usaha

NO. JENIS INVESTASI JUMLAH SATUAN HARGA

SATUAN (RP)

BIAYA

INVESTASI

(RP)

1 Tanah 800 m2 50,000 40,000,000

2 Kandang 5 Unit 40,000,000 200,000,000

3 Bangunan Kantor 1 Unit 55,000,000 55,000,000

4 Mesin cacah rumput 1 Unit 5,000,000 5,000,000

5 Timbangan 1 Unit 2,250,000 2,250,000

6 Sumur Bor 1 Buah 3,000,000 3,000,000

7 Bak Penampungan 1 Buah 2,500,000 2,500,000

8 Pompa Air 2 Unit 950,000 1,900,000

9 Unit Komputer & Jaringan 2 Unit 3,400,000 6,800,000

10 Mobil Operasional (Carry) 2 Unit 91,000,000 182,000,000

11 Mobil Operasional (L300) 1 Unit 120,000,000 120,000,000

12 Motor 2 Unit 12,000,000 24,000,000

13 Arit 5 Buah 25,000 125,000

14 Cangkul 5 Unit 35,000 175,000

15 Sepatu Boot 15 Pasang 85,000 1,275,000

16 Golok 5 Buah 65,000 325,000

17 Sekop 5 Buah 50,000 250,000

18 Carangka 5 Buah 33,500 167,500

19 Pisau 5 Buah 30,000 150,000

20 Asahan 3 Buah 35,000 105,000

21 Toren 5 Unit 1,250,000 6,250,000

22 Instalasi Pipa Air * 1 Unit 337,000 337,000

23 Lampu 25 Buah 35,000 875,000

24 Printer 1 Buah 1,900,000 1,900,000

25 Pesawat Telepon dan Fax 1 Buah 2,000,000 2,000,000

TOTAL 341,030,500 656,384,500

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

41

Penyusutan masing-masing barang investasi dipengaruhi umur teknis yang

mampu diperoleh dari barang investasi. Dasar penentuan umur teknis diperoleh

dari lama barang tersebut dapat dipergunakan dengan layak. Umur teknis dari tiap

barang investasi yang dikeluarkan dapat dilihat pada Tabel 11.

Dalam hal ini, tanah tidak diperhitungkan umur ekonomisnya karena tanah

dapat dipergunakan sepanjang tahun (melebihi umur usaha) dan tidak berkurang

nilai kesuburannya atau nilai spesifik lainnya sehingga dalam penyusutan, tanah

tidak dimasukkan didalamnya.

Tabel 11. Umur ekonomis dari investasi pada kondisi sebelum pengembangan

usaha

NO. JENIS INVESTASI UMUR EKONOMIS

(TAHUN) PENYUSUTAN (RP)

1 Tanah - -

2 Kandang 8 25,000,000

3 Bangunan Kantor 8 6,875,000

4 Mesin cacah rumput 5 1,000,000

5 Timbangan 3 750,000

6 Sumur Bor - -

7 Bak Penampungan 8 312,500

8 Pompa Air 5 380,000

9 Unit Komputer & Jaringan 5 1,360,000

10 Mobil Operasional (Carry) 5 36,400,000

11 Mobil Operasional (L300) 5 24,000,000

12 Motor 5 4,800,000

13 Arit 1 125,000

14 Cangkul 1 175,000

15 Sepatu Boot 1 1,275,000

16 Golok 1 325,000

17 Sekop 1 250,000

18 Carangka 1 167,500

19 Pisau 1 150,000

20 Asahan 1 105,000

21 Toren 5 1,250,000

22 Instalasi Pipa Air * 5 67,400

23 Lampu 2 437,500

24 Printer 2 950,000

25 Pesawat Telepon dan Fax 3 666,667

TOTAL BIAYA PENYUSUTAN (Rp) 106,821,567

Selain biaya investasi, ada biaya re investasi yang dikeluarkan oleh

perusahaan agar usaha pembibitan dapat terus berjalan ketika barang investasi

yang dikeluarkan telah habis umur ekonomisnya. Barang-barang investasi yang

umur ekonomisnya dibawah umur usaha akan dilakukan re investasi setiap akhir

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

42

periode umur ekonomis. Tidak semua biaya investasi mengalami re investasi,

hanya beberapa biaya saja yang umur ekonomisnya tidak selama umur usaha.

Pada tahun ke-2, dilakukan re investasi sebesar Rp 2,572,500 untuk

mengganti barang-barang investasi yang umurnya hanya satu tahun yaitu arit,

cangkul, sepatu boot, golok, sekop, carangka, pisau, dan asahan. Untuk tahun ke-3

re investasi sebesar Rp 5,347,500 dilakukan untuk mengganti barang-barang

yang berumur satu dan dua tahun yaitu arit, cangkul, sepatu boot, golok, sekop,

carangka, pisau, asahan, lampu dan printer. Pada tahun ke-4 biaya re investasi

meningkat untuk mengganti barang yang berumur satu tahun dan tiga tahun yaitu

arit, cangkul, sepatu boot, golok, sekop, carangka, pisau, asahan, timbangan, serta

telepon dan fax dengan total sebesar Rp 6,822,500. Re investasi pada

tahun ke-5 sama dengan tahun ketiga yaitu mengganti barang yang berumur satu

dan dua tahun yaitu sebesar Rp 5,347,500.

Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan secara berkala selama

pelaksanaan usaha. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.

Ada delapan komponen biaya tetap yang dikeluarkan oleh MT Farm setiap

tahunnya antara lain gaji karyawan, THR karyawan, ATK, sarung tangan karet,

masker, medikal kit serta biaya telepon, internet, listrik dan biaya penyusutan.

Besaran biaya tetap yang dikeluarkan setiap tahun dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Biaya tetap pada peternakan MT Farm (sebelum pengembangan bisnis)

NO. JENIS BIAYA JUMLAH SATUAN

TOTAL

HARGA /

BULAN (RP)

TOTAL

HARGA PER

TAHUN (RP)

1-5

1 Gaji Tenaga kerja 12 Orang

12,000,000

144,000,000

2 Gaji Manajer 4 Orang

16,000,000

192,000,000

3 Tunjangan Hari Raya 16 Orang g

28,000,000

28,000,000

4 ATK 1 Paket

500,000

6,000,000

5 Sarung tangan karet 1 Box

50,000

600,000

6 Masker 1 Box

18,000

216,000

7 Medical Kit 1 Paket

500,000

6,000,000

8 Biaya Telepon &

Internet & Listrik 1 Paket

600,000

7,200,000

TOTAL BIAYA TETAP (Rp)

384,016,000

Biaya telepon, internet dan listrik sebesar Rp 600,000 per bulan yang

digunakan untuk membiayai penerangan dan menghidupkan mesin pompa air di

peternakan, serta untuk kegiatan pemasaran seperti menelepon kepada

pembeli/pelanggan dan internet sebagai media promosi. Gaji karyawan dibayar

tetap setiap bulannya sebesar Rp 28,000,000. Untuk THR karyawan dibayarkan

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

43

sebesar Rp 28,000,000 dengan total karyawan sebanyak 16 orang untuk bonus

hari raya Idul Fitri. Komponen biaya tetap lainnya adalah untuk keperluan alat

tulis kantor (ATK), sarung tangan karet, masker dan medikal kit. Komponen biaya

tetap yang dikeluarkan jumlahnya konstan setiap tahun.

Biaya variabel yang yang dikeluarkan antara lain pakan konsentrat, rumput,

obat-obatan dan bakalan domba. Daftar biaya variabel yang digunakan dapat

dilihat pada Tabel 13 dan Lampiran.

Tabel 13. Biaya variabel yang dibutuhkan (kondisi sebelum pengembangan)

NO. JENIS BIAYA

BIAYA

TAHUN 1

(RP)

BIAYA

TAHUN 2

(RP)

BIAYA

TAHUN 3

(RP)

BIAYA

TAHUN 4

(RP)

BIAYA

TAHUN 5

(RP) 1 Pakan Konsentrat 672,305,200 491,576,400 479,774,400 511,560,000 684,546,800

2 Rumput 6,163,200 4,531,200 4,636,800 4,926,400 5,784,000

3 Obat - obatan 11,815,360 8,267,520 8,115,840 8,666,880 11,367,360

4 Bakalan domba 1,906,740,000 1,401,840,000 1,434,510,000 1,524,105,000 1,789,425,000

TOTAL BIAYA

VARIABEL (Rp) 2,597,023,760 1,906,215,120 1,927,037,040 2,049,258,280 2,491,123,160

Pakan utama yang dibutuhkan pada usaha penggemukan domba adalah

pakan konsentrat. konsentrat yang dibutuhkan sebanyak 240,109 kg dengan harga

Rp 2,800 per kg pada tahun pertama, pada tahun kedua dibutuhkan sebanyak

175,563 kg dengan harga Rp 2,800 sehingga memelukan biaya sebesar Rp

491,576,400, pada tahun ketiga dibutuhkan sebanyak 171,348 kg dengan harga Rp

2,800 sehingga memelukan biaya sebesar Rp 479,774,400, pada tahun keempat

dibutuhkan konsentrat sebanyak 182,700 kg dengan harga Rp 2,800 sehingga

memelukan biaya sebesar Rp 511,560,000 dan pada tahun kelimat dibutuhkan

konsentrat sebanyak 244,481 kg dengan harga Rp 2,800 sehingga memelukan

biaya sebesar Rp 684,546,800.

Selain konsentrat, domba yang digemukkan juga diberi rumput. Rumput

yang dibutuhkan sebanyak 30,816 kg pada tahun pertama, 22,656 kg pada tahun

kedua, 23,184 kg pada tahun ketiga, 23,184 kg pada tahun keempat dan 28,900 kg

pada tahun kelima dengan harga Rp 200 per kg. Sehingga dibutuhkan biaya

sebesar Rp 6,163,200 pada tahun pertama, pada tahun kedua sebesar Rp 4,531,200,

pada tahun ketiga sebesar Rp 4,636,800, pada tahun keempat sebesar Rp

4,926,400 dan pada tahun kelima sebesar Rp 5,784,000.

Obat-obat diberikan pada saat terjadi serangan penyakit pada domba. Obat-

obat yang dibutuhkan pada tahun pertama sebanyak 3,692 ml, tahun kedua

sebanyak 2,584 ml, tahun ketiga sebanyak 2,536 ml, tahun keempat sebanyak

2,708 ml dan tahun kelima sebanyak 3,522 ml dengan harga Rp 3,200 per ml.

Sehingga total biaya yang yang dibutuhkan pada tahun pertama sebesar Rp

11,815,360, tahun kedua sebesar Rp 8,267,520, tahun ketiga sebesar Rp 8,115,840,

tahun keempat sebesar Rp 8,666,880 dan tahun kelima sebesar Rp 11,367,360.

Selain pemberian pakan konsentrat, rumput dan obat-obat, biaya variabel

lainnya yang dibutuhkan adalah bakalan domba. Bakalan domba yang dibutuhkan

setiap tahunnya berbeda-beda, pada tahun pertama bakalan domba yang

dibutuhkan sebesar 3,852 ekor, pada tahun kedua sebesar 2,832 ekor, pada tahun

ketiga dibutuhkan bakalan domba sebesar 2,898 ekor, pada tahun keempat sebesar

3,079 ekor dan pada tahun kelima dibutuhkan bakalan domba sebesar 3,615 ekor

dengan harga Rp 495,000 per ekornya atau Rp 33,000 per kg dengan bobot/ekor

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

44

domba sebesar 15 kg. Sehingga total biaya yang dibutuhkan pada tahun pertama

sebesar Rp 1,906,740,000, pada tahun kedua sebesar Rp 1,401,840,000, pada

tahun ketiga sebesar Rp 1,434,510,000, pada tahun keempat sebesar Rp

1,524,105,000 dan pada tahun kelima sebesar Rp 1,789,425,000.

Analisis Manfaat (Inflow)

Manfaat merupakan seluruh kondisi yang mendorong tercapainya suatu

tujuan usaha yaitu keuntungan. Manfaat yang diterima dari Peternakan MT Farm

berasal dari penjualan domba. Nilai sisa untuk barang-barang investasi setelah

mengalami penyusutan juga dimasukkan sebagai pemasukan diakhir tahun umur

usaha.

Usaha penggemukan domba MT Farm memperoleh penerimaan dari hasil

penjualan bakalan ternak yang telah digemukkan selama beberapa periode tertentu

dan merupakan penerimaan utama perusahaan. Penerimaan penjualan dihitung

berdasarkan jumlah ternak dikalikan dengan harga jual ternak per kilogram per

bobot hidup. Manfaat yang diterima MT Farm dari penjualan domba dengan

kondisi tanpa pengembangan dapat dilihat pada Tabel 14 dan Lampiran.

Tabel 14. Penerimaan penjualan domba pada kondisi tanpa pengembangan

peternakan MT Farm

TAHUN PENJUALAN (RP)

1 3,140,331,875

2 2,312,881,875

3 2,368,800,000

4 2,489,383,750

5 3,881,718,750

Nilai ini diperoleh dari pertumbuhan bobot bakalan selama satu periode

dikali dengan jumlah populasi ternak domba per periode dan kemudian dikalikan

dengan harga jual per kilogram per bobot hidup, dengan tingkat mortalitas 5

persen pada tahun pertama dan kedua, pada tahun ketiga sebesar 4 persen, tahun

keempat sebesar 3 persen dan tahun kelima sebesar 2 persen.

Pada tahun pertama diperoleh total penjualan domba sebanyak 3750 ekor.

Pada tahun kedua diperoleh penjualan domba sebanyak 2762 ekor. Pada tahun

ketiga diperoleh domba sebanyak 2707 ekor. Pada tahun keempat diperoleh

jumlah penjualan sebanyak 2845 ekor. Sedangkan pada tahun kelima diperoleh

jumlah penjualan domba sebanyak 4141 ekor. Pada tahun kelima total penjualan

meningkat disebabkan karena tingkat mortalitas domba yang semakin menurun.

Pada penelitian ini, nilai sisa yang terdapat pada usaha penggemukan domba

MT Farm menjadi tambahan manfaat di akhir usaha yaitu tahun ke-5. Nilai sisa

diperoleh dari nilai suatu barang yang belum habis umur ekonomisnya selama

umur usaha dapat dilihat pada Tabel 15.

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

45

Tabel 15. Nilai sisa investasi pada usaha penggemukan domba MT Farm

(kondisi tanpa pengembangan)

NO. INVESTASI NILAI UMUR BIAYA NILAI

SISA EKONOMIS PENYUSUTAN

1 Tanah 40,000,000 - - 40,000,000

2 Kandang 200,000,000 8 25,000,000 75,000,000

3 Bangunan Kantor 55,000,000 8 6,875,000 20,625,000

4 Timbangan 2,250,000 3 750,000 750,000

5 Bak Penampungan 2,500,000 8 312,500 937,500

6 Lampu 35,000 2 437,500 437,500

7 Printer 1,900,000 2 950,000 950,000

8 Pesawat Telepon

dan Fax 2,000,000 3 666,667 666,667

TOTAL NILAI SISA (Rp) 139,366,667

Tabel 15 menunjukkan total nilai sisa yang diperoleh pada akhir umur usaha

adalah Rp 139,366,667 tidak semua barang investasi memiliki nilai diakhir tahun

umur usaha, hal tersebut dikarenakan umur ekonomis barang-barang investasi

relatif lebih pendek ataupun sudah habis umur ekonomisnya tepat pada tahun

terakhir.

Analisis Kelayakan Finansial Dengan Pengembangan Bisnis

Pengembangan bisnis yang akan dilakukan oleh MT Farm yaitu dengan

menambahkan beberapa investasi yang dipergunakan untuk perluasan skala

produksi peternakan. Rencana pengembangan yang akan dilaksanakan yaitu

dengan melakukan pengembangan bisnis dengan menambah tiga unit kandang

dengan luas tanah yang sama dengan tanpa pengembangan bisnis sebesar 800 m2

dan penambahan jumlah bakalan domba, dengan asumsi menggunakan modal

sendiri yang diperoleh dari tabungan dari investasi peternakan pada tahun

sebelumnya. Komponen yang akan dianalisis sama dengan komponen pada

kondisi sebelum pengembangan.

Analisis Biaya (Outflow)

Komponen biaya yang dikeluarkan dalam bisnis domba mencakup biaya

investasi, biaya re-investasi dan biaya operasional yaitu biaya tetap dan biaya

variabel. Rincian biaya-biaya yang dikeluarkan selama umur bisnis dengan

kondisi pengembangan dapat dilihat pada tabel 16.

Biaya Investasi Baru dan Biaya Re-Investasi Dengan adanya pengembangan bisnis ini maka akan mempengaruhi

terhadap investasi lain. Penambahan kandang akan menambah alat-alat teknis

yang berhubungan dengan karyawan maupun dengan kandang. Biaya barang-

barang investasi pada kondisi pengembangan di MT Farm dapat dilihat pada

Tabel 16.

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

46

Pada Tabel 16 diperlihatkan bahwa semua komponen investasi mengalami

peningkatan dari kondisi awal yang diakibatkan oleh pengembangan bisnis.

Peningkatan ini banyak dipengaruhi oleh pertambahan kandang, bak

penampungan, pompa air, arit, cangkul, sepatu boot, golok, sekop, carangka, pisau,

asahan, sprayer, toren, lampu, printer, sepeda motor dan penambahan satu unit

mobil operasional (Carry). Untuk biaya re-investasi untuk tahun berikutnya

dilakukan untuk mengganti barang-barang investasi yang telah habis umur

ekonomisnya.

Tabel 16 . Biaya investasi yang dibutuhkan pada peternakan domba MT Farm

dengan pengembangan bisnis

NO. JENIS INVESTASI JUMLAH SATUAN

HARGA

SATUAN

(RP)

TOTAL

HARGA

(RP)

1 Tanah 800 M2 50,000 40,000,000

2 Kandang 8 UNIT 40,000.000 320,000,000

3 Bangunan Kantor 1 UNIT 55,000,000 55,000,000

4 Mesin cacah rumput 2 UNIT 5,000,000 10,000,000

5 Timbangan 2 UNIT 2,250,000 4,500,000

6 Sumur Bor 1 BUAH 3,000,000 3,000,000

7 Bak Penampungan 1 BUAH 2,500,000 2,500,000

8 Pompa Air 2 UNIT 950,000 1,900,000

9 Unit Komputer & Jaringan 2 UNIT 3,400,000 6,800,000

10 Mobil Operasional (Carry) 2 UNIT 91,000,000 182,000,000

11 Mobil Operasional (L300) 2 UNIT 120,000,000 240,000,000

12 Motor 2 UNIT 12,000,000 24,00,000

13 Arit 6 BUAH 25,000 150,000

14 Cangkul 6 UNIT 35,000 210,000

15 Sepatu Boot 20 PASANG 85,000 1,700,000

16 Golok 6 BUAH 65,000

390,000

17 Sekop 6 BUAH 50,000 300,000

18 Carangka 6 BUAH 33,500

201,000

19 Pisau 6 BUAH 30,000 180,000

20 Asahan 6 BUAH 35,000 210,000

21 Toren 6 UNIT

1,250,000 7,500,000

22 Instalasi Pipa Air * 1 UNIT

337,000 337,000

23 Lampu 40 BUAH 35,000

1,400,000

24 Printer 2 BUAH 1,900,000 3,800,000

25 Pesawat Telepon dan Fax 2 BUAH 2,000,000

4,000,000

TOTAL BIAYA INVESTASI (Rp) 910,078,000

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

47

Biaya Operasional

Biaya operasional yang dikeluarkan untuk biaya tetap dan biaya variabel

komponennya masih sama dengan pada saat sebelum pengembangan, namun nilai

yang dikeluarkan berbeda dengan sebelum pengembangan. Perubahan biaya

tersebut dapat dilihat pada Tabel 17 dan Tabel 18.

Tabel 17. Biaya tetap peternakan domba MT Farm dengan pengembangan bisnis

NO. JENIS BIAYA JUMLAH

TOTAL

HARGA /

BULAN (RP)

TOTAL HARGA

PER TAHUN

(RP)

1-5

1 Gaji Tenaga kerja 15 15,000,000 180,000,000

2 Gaji Manajer 4 16,000,000 192,000,000

3 Tunjangan Hari Raya 19

Rp

31,000,000 31,000,000

4 ATK 1 500,000 6,000,000

5 Sarung tangan karet 1 50,000 600,000

6 Masker 1 18,000 216,000

7 Medical Kit 2 1,000,000 12,000,000

8 Biaya Telepon & Internet &

Listrik 1 600,000 7,200,000

TOTAL BIAYA TETAP (Rp) 429,016,000

Penambahan jumlah kandang berpengaruh terhadap jumlah karyawan yang

dibutuhkan. Penambahan kandang dengan pengembangan bisnis sebanyak tiga

unit, sehingga total kandang yang dibutuhkan adalah delapan unit. Maka dengan

kondisi tersebut dibutuhkan total 19 tenaga kerja termasuk manager dan tenaga

kerja lainnya yang bertugas untuk memberikan pakan setiap pagi dan sore,

memandikan domba serta membersihkan kandang.

Penggajian karyawan meningkat menjadi sebesar Rp 15,000,000 per bulan,

sehingga biaya THR karyawan menjadi Rp 31,000,000 untuk 19 karyawan

termasuk manager yang diberikan saat Hari Raya Idul Fitri. Peningkatan harga

juga terjadi untuk pembelian medikal kit. Sementara untuk pembelian ATK,

sarung tangan karet, masker dan biaya telepon, internet dan listrik diasumsikan

tetap.

Biaya variabel yang yang dikeluarkan untuk usaha peternakan domba

tersebut dengan pengembangan bisnis antara lain pakan konsentrat, rumput, obat-

obatan dan bakalan domba. Tabel 18 menunjukkan biaya variabel peternakan

domba MT Farm dengan pengembangan bisnis.

Tabel 18. Biaya variabel peternakan domba MT Farm dengan pengembangan

bisnis

NO. JENIS BIAYA

BIAYA

TAHUN 1

(RP)

BIAYA

TAHUN 2

(RP)

BIAYA

TAHUN 3

(RP)

BIAYA

TAHUN 4

(RP)

BIAYA

TAHUN 5

(RP) 1 Pakan Konsentrat 1,125,230,400 1,125,230,400 1,125,230,400 1,125,230,400 1,049,907,600

2 Rumput 10,540,800 10,540,800 10,540,800 10,540,800 8,784,000

3 Obat - obatan 20,203,200 18,973,440 18,973,440 18,973,440 17,392,320

4 Bakalan domba 4,348,080,000 4,348,080,000 4,348,080,000 4,348,080,000 3,623,400,000

TOTAL BIAYA

VARIABEL (Rp) 5,504,054,400 5,502,824,640 5,502,824,640 5,502,824,640 4,699,483,920

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

48

Pakan utama yang dibutuhkan pada usaha penggemukan domba adalah

pakan konsentrat. konsentrat yang dibutuhkan sebanyak 401,868 kg dengan harga

Rp 2,800 per kg pada tahun pertama sampai dengan tahun keempat, sehingga

memerlukan biaya sebesar Rp 1,125,230,400 dan pada tahun kelima dibutuhkan

konsentrat sebanyak 374,967 kg dengan harga Rp 2,800 sehingga total biaya yang

diperlukan sebesar Rp.1,049,907,600 .

Selain konsentrat, rumput juga dibutuhkan untuk usaha penggemukan

domba. Rumput yang dibutuhkan sebanyak 52,704 kg pada tahun pertama sampai

dengan tahun keempat dengan harga Rp 200 per kg, sehingga dibutuhkan biaya

sebesar Rp.10,540,800. Pada tahun kelima rumput yang dibutuhkan sebanyak

43,920 kg sehingga total biaya yang diperlukan sebesar Rp 8,784,000.

Obat-obat diberikan pada saat terjadi serangan penyakit pada domba. Obat-

obat yang dibutuhkan pada tahun pertama sebanyak 6,314 ml, tahun kedua sampai

dengan tahun tahun keempat sebanyak 5,929 ml dan tahun kelima sebanyak 5,435

ml dengan harga Rp 3,200 per ml. Sehingga total biaya yang yang dibutuhkan

pada tahun pertama sebesar Rp 20,203,200, tahun kedua sampai dengan tahun

keempat sebesar Rp 18,973,440 dan tahun kelima sebesar Rp 17,392,320.

Selain pemberian pakan konsentrat, rumput dan obat-obat, biaya variabel

lainnya yang dibutuhkan adalah bakalan domba. Pada tahun pertama sampai

dengan tahun keempat, bakalan domba yang dibutuhkan sebesar 6,588 ekor dan

pada tahun kelima dibutuhkan bakalan domba sebesar 5,490 ekor dengan harga

Rp 660,000 per ekornya atau Rp 33,000 per kg dengan bobot/ekor domba sebesar

20 kg. Sehingga total biaya yang dibutuhkan pada tahun pertama sampai dengan

tahun keempat sebesar Rp 4,348,080,000 dan pada tahun kelima sebesar Rp

3,623,400,000. Jumlah domba yang dibeli bergantung kepada populasi domba

yang ada pada kandang. Komponen biaya variabel pada tahun berikutnya dapat

dilihat pada Lampiran.

Analisis Manfaat (Inflow) dengan Pengembangan Bisnis

Manfaat yang diterima dari penjualan output yang dihasilkan selama umur

usaha 5 tahun dicantumkan pada Tabel 19. Domba dijual dengan harga yang

berfluktuatif tiap tahunnya, pada tahun pertama domba dijual seharga Rp 37,500

per kg, Rp 38,500 per kg pada tahun kedua dan ketiga, pada tahun keempat

dengan harga Rp 39,500 per kg dan Rp 40,000 per kg pada tahun kelima.

Tabel 19. Penerimaan penjualan domba pada peternakan domba MT Farm

dengan pengembangan bisnis

TAHUN PENJUALAN (RP)

1 6,052,725,000

2 6,214,131,000

3 6,214,131,000

4 6,375,537,000

5 6,456,240,000

Nilai ini diperoleh dari pertumbuhan bobot bakalan selama satu periode

dikali dengan jumlah populasi ternak domba per periode dan kemudian dikalikan

dengan harga jual per kilogram per bobot hidup, dengan asumsi tingkat mortalitas

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

49

2 persen. Pada tahun pertama sampai dengan tahun kelima diperoleh total

penjualan sebanyak 6,456 ekor.

Umur ekonomis dan nilai beli dari variabel investasi tersebut berbeda-beda

sehingga nilai sisanya pun berbeda-beda. Terdapat beberapa variabel investasi

yang memiliki nilai sisa di akhir umur usaha. Nilai sisa yang didapatkan dari sisa

investasi pada tahun terakhir dengan skenario pengembangan bisnis disajikan

pada Tabel 20.

Tabel 20. Nilai sisa yang diterima pada usaha penggemukan domba MT Farm

dengan pengembangan bisnis

NO. INVESTASI NILAI UMUR BIAYA NILAI

SISA EKONOMIS PENYUSUTAN

1 Tanah 40,000,000 - - 40,000,000

2 Kandang 320,000,000 8 40,000,000 120,000,000

3 Bangunan Kantor 55,000,000 8 6,875,000 20,625,000

4 Timbangan 2,250,000 3 1,500,000 1,500,000

5 Bak Penampungan 2,500,000 8 312,500 937,500

6 Lampu 35,000 2 700,000 700,000

7 Printer 3,800,000 2 1,900,000 1,900,000

8 Pesawat Telepon

dan Fax 4,000,000 3 1,333,333 1,333,333

TOTAL NILAI SISA (Rp) 186,995,833

Tabel 20 menunjukkan total nilai sisa yang diperoleh pada akhir umur usaha

adalah Rp 186,995,833, tidak semua barang investasi memiliki nilai diakhir tahun

umur usaha, hal tersebut dikarenakan umur ekonomis barang-barang investasi

relatif lebih pendek ataupun sudah habis umur ekonomisnya tepat pada tahun

terakhir.

Analisis laba rugi usaha, pendapatan diperoleh dari penerimaan dan nilai

sisa investasi, sedangkan komponen biaya disusun oleh biaya tetap, biaya variabel,

dan pajak penghasilan. Perhitungan laba rugi usaha dimulai dengan mengurangi

jumlah seluruh penerimaan dengan total biaya tetap dan biaya variabel setiap

tahunnya. Perhitungan laba rugi tersebut didapatkan nilai penerimaan sebelum

bunga dan pajak (EBIT) atau laba kotor yang kemudian dikurangi dengan biaya

bunga sehingga didapatkan penerimaan sebelum pajak atau laba bersih sebelum

pajak (EBT). Sebagai langkah akhir, dilakukan pengurangan terhadap EBT

dengan pajak penghasilan untuk setiap EBT yang bernilai positif atau memperoleh

keuntungan. Dengan demikian, didapatkan nilai penerimaan setelah pajak atau

laba-rugi bersih usaha. Untuk biaya tetap pada komponen biaya operasional

ditambahkan dengan komponen biaya penyusutan dari barang-barang investasi

per tahunnya. Analisis laba rugi untuk bisnis domba pada masa sekarang dapat

dilihat pada Tabel 21.

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

50

Tabel 21. Analisis laba rugi pada usaha penggemukan domba MT Farm dengan

kondisi tanpa pengembangan bisnis

TAHUN LABA SEBELUM

PAJAK (RP)

PAJAK (30%)

(RP)

LABA BERSIH

(RP)

1 416,470,548 124,941,165 291,529,384

2 279,829,188 83,948,757 195,880,432

3 314,925,393 94,477,618 220,447,775

4 313,287,903 93,986,371 219,301,532

5 1,403,124,690 420,937,407 982,187,283

TOTAL 2,727,637,723 818,291,317 1,909,346,406

Analisis laba rugi pada Tabel 21 memperlihatkan bahwa pada tahun pertama,

MT Farm masih mendapat laba bersih sebesar 291,529,384 setelah dipotong 30

persen pajak dari laba sebelum pajak sebesar Rp 416,470,548. Pada tahun pertama

perusahaan telah menanggung beban pajak karena pada tahun tersebut telah

dilakukan penjualan domba yang dimiliki dari periode yang sebelumnya

( sebelum tahun analisis). Untuk tahun kedua hingga tahun kelima MT Farm tetap

dikenakan pajak karena pada laba sebelum pajak tidak terdapat nilai negatif (rugi).

Total laba bersih (EAT) yang diterima dari bisnis domba MT Farm yaitu sebesar

Rp 1,909,346,406. Keuntungan tersebut diperoleh setelah memperhitungkan pajak

pendapatan sebesar 30 persen untuk setiap laba kotor yang diperoleh setiap

tahunnya.

Penambahan investasi memberikan pengaruh terhadap perubahan nilai laba

rugi. Analisis laba rugi untuk bisnis domba dengan skenario pengembangan bisnis

dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Analisis laba rugi pada peternakan domba MT Farm dengan kondisi

dengan pengembangan bisnis

TAHUN LABA SEBELUM

PAJAK (RP)

PAJAK (30%)

(RP)

LABA BERSIH

(RP)

1 372,185,367 111,655,610 260,529,757

2 534,821,127 160,446,338 374,374,789

3 534,821,127 160,446,338 374,374,789

4 696,227,127 208,868,138 487,358,989

5 1,767,266,680 530,180,004 1,237,086,676

TOTAL 3,905,321,427 1,171,596,428 2,733,724,999

Kelayakan finansial usaha penggemukan domba MT Farm ini dapat dilihat

dari beberapa kriteria penilaian investasi yaitu Payback Period (PP), Net Present

Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Net B/C. Hasil perhitungan

kriteria penilaian investasi pada usaha penggemukan domba MT Farm pada masa

sekarang dan setelah pengembangan bisnis dapat dilihat pada Tabel 23.

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

51

Tabel 23. Kriteria investasi dengan kondisi sebelum pengembangan dan setelah

pengembangan bisnis

KRITERIA INVESTASI SEBELUM

PENGEMBANGAN

SETELAH

PENGEMBANGAN

NPV 34,300,433 566,181,930

Net B/C 1,38 2.01

IRR 7,35% 22.55%

PP 3,93 2.41

Berdasarkan analisis finansial pada Tabel 23, dapat dilihat bahwa usaha MT

Farm pada kondisi tanpa pengembangan bisnis menghasilkan NPV yang lebih

besar dari nol, yaitu sebesar Rp 34,300,433. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ini

akan memberikan keuntungan sebesar Rp 34,300,433 selama umur usaha 5 tahun.

Dengan demikian, berdasarkan kriteria NPV usaha MT Farm ini layak untuk

dilaksanakan. Nilai Net B/C yang diperoleh yaitu sebesar 1.38. Hal ini berarti

setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat sebesar Rp 1.38.

Nilai Net B/C yang diperoleh lebih dari satu, sehingga usaha ini layak untuk

dilaksanakan. Nilai IRR yang diperoleh yaitu sebesar 7.35 persen dimana IRR

tersebut lebih dari discount factor (DF) yang ditetapkan yaitu 6 persen. Dengan

demikian, berdasarkan kriteria IRR usaha MT Farm ini layak untuk dilaksanakan.

Payback Period (PP) yang diperoleh adalah sebesar 3.93 atau sama dengan tiga

tahun sembilan bulan. Nilai PP ini masih berada dibawah umur proyek, sehingga

berdasarkan kriteria PP usaha ini layak untuk dilaksanakan. Seluruh aspek

finansial yang dibahas pada kondisi sebelum pengembangan dinyatakan layak

karena seluruh kriteria yang dibahas telah memenuhi syarat.

Aspek finansial yang dibahas pada kondisi setelah pengembangan pada

Tabel 23 menunjukkan bahwa secara finansial usaha pengembangan bisnis domba

pada MT Farm layak untuk dilaksanakan. NPV yang diperoleh dari perhitungan

analisis cashflow pada pengembangan bisnis domba memberikan manfaat sebesar

Rp 566,181,930. Angka tersebut menunjukkan nilai sekarang dari manfaat bersih

yang akan diperoleh dari bisnis ini selama lima tahun dengan memperhitungkan

discount rate sebesar 6 persen. Bisnis domba dengan pengembangan ini memiliki

Net B/C sebesar 2.01. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp 1,00 yang

akan dikeluarkan akan menghasilkan manfaat sebesar Rp 2.01. Besar IRR pada

pengembangan bisnis ini adalah 22.55 persen, hal ini dapat diartikan bahwa usaha

ini layak untuk dilaksanakan karena IRR lebih tinggi dari discount rate yaitu

sebesar 6 persen. sementara Payback Period (PP) sebesar 2.41 atau biaya

investasi yang dikeluarkan dapat kembali dalam kurun waktu dua tahun empat

bulan.

Analisis Switching Value Pengembangan Usaha Domba MT Farm

Analisis Switching Value pada analisis usaha MT Farm ini digunakan untuk

mengetahui seberapa besar perubahan maksimal pada biaya operasional dan

volume penjualan yang paling berpengaruh dan dapat ditoleransi sehingga usaha

masih layak dilaksanakan. Switching Value atau nilai pengganti ditentukan dengan

uji coba sehingga menghasilkan NPV sama dengan nol, dan Net B/C sama dengan

satu.

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

52

Variabel yang dibahas dalam Analisis Switching Value adalah variabel yang

dianggap memiliki pengaruh yang besar terhadap pelaksanaan proyek. Dalam

penelitian ini variabel yang dibahas yaitu peningkatan mortalitas dari sisi inflow

dan peningkatan harga bakalan domba dari sisi outflow. Hasil analisis switching

value usaha penggemukan domba MT Farm dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Hasil analisis switching value usaha MT Farm pada kondisi setelah

pengembangan

KONDISI PERSENTASE (%) NPV NET B/C IRR

Peningkatan Mortalitas 2.107109305 0 1 6%

Kenaikan bakalan domba 3.1854194939394 0 1 6%

Berdasarkan analisis switching value dengan peningkatan mortalitas bakalan

domba sebesar 2.107109305 persen dihasilkan NPV sebesar Rp 0,00 IRR 6 persen,

Net B/C Rp 1,00 yang artinya saat tingkat kematian domba meningkat sebesar

2.107109305 persen, usaha ini akan mengalami titik impas. Peningkatan harga

bakalan domba sebesar 3.1854194939394 persen menyebabkan nilai NPV turun

menjadi Rp 0,00 IRR 6 persen, Net B/C Rp 1,00 yang artinya pada tingkat

penurunan harga mencapai 3.1854194939394 persen, usaha ini akan mengalami

titik impas. Batas peningkatan harga bakalan domba agar usaha ini tetap layak

dilaksanakan adalah sebesar 3.1854194939394 persen, sedangkan batas

peningkatan mortalitas domba adalah sebesar 2.107109305 persen. Apabila usaha

yang dijalankan menghadapi kondisi perubahan melebihi batas tersebut,

pelaksanaan usaha menjadi tidak layak untuk diusahakan secara finansial.

Perhitungan Incremental Net Benefit

Penambahan investasi berupa kandang di MT Farm menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan biaya investasi dan biaya operasional pada bisnis.

Penambahan biaya tersebut perlu diketahui kelayakannya, apakah penambahan

investasi menguntungkan untuk dilaksanakan, sehingga perlu dilakukan analisis

lebih lanjut melalui perhitungan Incremental Net Benefit, yakni manfaat bersih

(net benefit with project) yang diperoleh dari usaha kondisi setelah pengembangan

bisnis dikurangi dengan usaha bisnis domba tanpa adanya pengembangan bisnis

(net benefit without project). Perhitungan untuk menentukkan tingkat kelayakan

dilakukan dengan kriteria investasi, dengan komponen biaya dan manfaat sebagai

berikut :

Komponen yang pertama adalah biaya dan manfaat tanpa adanya

pengembangan bisnis atau yang disebut dengan usaha tanpa proyek. Penerimaan

atau manfaat yang diterima usaha ini berasal dari penjualan domba dan nilai sisa.

Komponen pengeluaran biaya dengan kondisi tanpa pengembangan bisnis antara

lain biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel.

Komponen kedua adalah biaya dan manfaat pada domba dengan

penambahan investasi berupa kandang atau disebut sebagai usaha peternakan

dengan proyek. Pada usaha ini, manfaat (inflow) yang diterima berasal dari dari

penjualan domba dan nilai sisa yang diperoleh pada akhir umur bisnis. Komponen

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

53

pengeluaran biaya dengan kondisi pengembangan bisnis antara lain biaya

investasi, biaya tetap dan biaya variabel.

Prinsip Incremental Net Benefit digunakan untuk menilai keputusan

keuangan yang didasarkan pada selisih antara nilai dengan suatu alternatif dan

nilai tanpa alternatif. Incremental Net Benefit dapat diterjemahkan sebagai

tambahan keuntungan yang harus dibandingkan dengan incremental cost atau

biaya tambahan.

Total biaya investasi yang dikeluarkan pada usaha Peternakan MT Farm

dengan pengembangan bisnis memiliki perbedaan dengan biaya investasi yang

dikeluarkan pada MT Farm tanpa adanya pengembangan bisnis. Hal ini

disebabkan adanya tambahan komponen investasi yaitu kandang sehingga

mengubah biaya investasi lain yang disetarakan dengan kapasitas kandang setelah

pengembangan. Biaya variabel serta biaya tetap yang dikeluarkan juga berubah

akibat kapasitas produksi yang semakin besar. Laba bersih yang diperoleh dari

penambahan investasi selama umur usaha dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Laba bersih yang didapatkan selama umur usaha (Incremental Net

Benefit) (Rp)

Tahun Laba Bersih Laba Bersih Incremental

Sebelum Pengembangan Setelah Pengembangan Net Benefit

1 291,529,384 260,529,757 (30,999,627)

2 195,880,432 374,374,789 178,494,357

3 220,447,775 374,374,789 153,927,013

4 219,301,532 487,358,989 268,057,456

5 982,187,283 1,237,086,676 254,899,393

Total 1,909,346,406 2,733,724,999 824,378,592

Penambahan investasi yang dilakukan oleh MT Farm memberikan

penambahan terhadap laba bersih. Selisih nilai antara usaha tanpa pengembangan

bisnis dan dengan pengembangan bisnis yang didapatkan yaitu sebesar Rp

824,378,592. Hasil laba bersih tersebut dinyatakan bahwa pengembangan bisnis

dengan penambahan investasi memberikan manfaat tambahan terhadap laba

bersih.

Perhitungan kriteria investasi dilakukan dengan cara mengurangi nilai net

benefit dengan proyek dengan nilai net benefit tanpa proyek secara incremental

sehingga didapatkan hasil seperti pada Tabel 26.

Tabel 26. Perhitungan Kriteria Investasi (Incremental Net Benefit)

Kriteria Investasi Incremental Net Benefit

NPV 531,881,497

Net B/C 2.67

IRR 59.74%

PP 4.28

Nilai NPV yang diperoleh adalah sebesar Rp 531,881,497. Hal ini

menunjukkan bahwa adanya penambahan investasi berupa kandang, memberikan

penambahan manfaat bersih dari kondisi tanpa pengembangan bisnis pada usaha

peternakan sebesar Rp 531,881,497 selama 5 tahun. Nilai NPV ini lebih besar 0

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

54

sehingga layak untuk dijalankan. Sementara, nilai IRR yang diperoleh lebih besar

dari tingkat diskonto yang digunakan yakni 6 persen sehingga layak untuk

dijalankan. Net B/C yang didapatkan adalah lebih besar dari satu yang

menunjukkan bahwa setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan dalam

pengembangan bisnis memperoleh manfaat lebih besar dari satu satuan. Nilai ini

memenuhi kriteria investasi dan layak untuk dijalankan. Kriteria yang terakhir

adalah Payback Periode yakni 4.28 yang menunjukkan waktu pengembalian dari

investasi yang ditanamkan adalah kurang dari umur usaha. Sehingga,

menunjukkan bahwa pada pengembangan bisnis yang dilaksanakan memberikan

manfaat bagi peternak serta layak untuk dijalankan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Berdasarkan analisis aspek non finansial yang ditinjau dari aspek pasar,

aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi dan

budaya, serta aspek lingkungan, pengembangan bisnis layak untuk

dijalankan.

2. Berdasarkan analisis finansial, pengembangan bisnis penggemukan domba

MT Farm layak untuk dilaksanakan jika dilihat dari kriteria investasi,

diantaranya NPV sebesar Rp 566,181,930, Net B/C sebesar 2.01, IRR

sebesar 22.55 persen dan Payback Period atau biaya investasi yang

dikeluarkan dapat kembali dalam kurun waktu dua tahun empat bulan.

3. Berdasarkan analisis switching value batasan terhadap peningkatan

mortalitas domba yaitu 2.107109305 persen dan peningkatan harga bakalan

domba yaitu sebesar 3.1854194939394 persen. Analisis switching value

tersebut menunjukkan bahwa peningkatan mortalitas domba lebih

berpengaruh terhadap proses bisnis yang dijalankan dibandingkan dengan

peningkatan harga bakalan domba. Namun demikian, persentase pengaruh

antara peningkatan harga bakalan domba dan peningkatan mortalitas domba

tidak berpengaruh nyata karena selisih persentase hanya sebesar

1.0783101889394 persen.

Saran

MT Farm sebaiknya lebih memperluas jaringan pemasaran, hal ini terkait

dengan perencanaan MT Farm untuk menerapkan program kerjasama dengan

mengajak masyarakat yang berkeinginan beternak dengan sistem pola kerjasama

bagi hasil, diantaranya program kerjasama investasi retail dan investasi kavling.

Selain itu, MT Farm sebaiknya memperbaiki pembukuan perusahaan untuk lebih

memudahkan manajemen untuk mengontrol keuangan peternakan, sehingga

program kerjasama yang direncanakan bisa terealisasi dengan baik, salah satunya

dengan mempermudah calon investor untuk melihat kondisi aliran kas pada usaha

MT Farm.

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

55

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2011. Statistik Peternakan

dan Kesehatan Hewan. Jakarta.

[Ditjennak] Direktorat Jenderal Peternakan. 2009. Berita Resmi Statistik

Peternakan. Jakarta : Direktorat Jenderal Peternakan.

Eliser S. 2000. Analisis Ekonomi Kelembagaan Kemitraan Dalam Sistem

Pengembangan Usaha Ternak Domba Pada Lahan Kering, Di Provinsi

Sumatera Utara. (Tesis). Bogor. Ilmu Perencanaan Wilayah Dan Pedesaan.

Program Pasca Sarjana Institiut Pertanian Bogor.

Fitrial. 2009. Analisis Tingkat Kelayakan Finansial Penggemuka Kambing dan

Domba pada MT Farm, di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. [Skripsi].

Bogor: Jurusan Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor.

Gittinger JP. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Jakarta : UI Press.

Harianto B, Tim Penulis MT Farm. 2012. Petunjuk Praktis Penggemukan Domba.

Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Husnan S, Muhammad S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta: Unit

Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.

Jumingan. 2009. Studi Kelayakan Bisnis: Teori dan Pembuatan Proposal

Kelayakan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kadariah, Kalina L, Gray C. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta : UI Press.

Kasmir, Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor: Prenada Media.

Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran. Jilid Satu. Jakarta: PT Prenhallindo.

Murtidjo, B.A. 1993. Memelihara Domba. Kanisius, Yogyakarta.

Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Unit Penerbit

Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian

Bogor.

Purbowati, E. 2009. Usaha Penggemukan Domba. Jakarta: Penebar Swadaya.

Rahmat R. 2008. Kontribusi usaha ternak domba terhadap pendapatan keluarga

petani peternak (Study kasus Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut)

[Skripsi]. Bogor : Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Subagyo A. 2007. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Gramedia.

Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Sumoprastowo, R. M. 1987. Beternak Domba Pedaging dan Wool. Jakarta:

Bharata Karya Aksara.

Sutama IK, Budiarsana IGM. 2009. Panduan Lengkap Kambing dan Domba.

Jakarta : Penerbit Swadaya.

Umar H. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Widodo. 2010. Analisis Kelayakan Usaha Penggemukan Domba pada Agrifarm,

Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

[Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

56

Winarso B, Yusja Y. 2010. Lokakarya nasional domba dan kambing : strategi

peningkatan produksi dan mutu domba dan kambing. Bogor : Pusat

Penelitian dan Pengembangan Peternakan.

Yulida. 2008. Analisis potensi sumberdaya peternakan di Kecamatan Ciampea

Kabupaten Bogor untuk pengembangan ternak domba [Skripsi]. Bogor :

Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

57

LAMPIRAN

Lampiran 1. Layout kandang Mitra Tani Farm

Keterangan :

1. Pintu Masuk

2. Gudang Pakan

3. Kantor

4. Sumur / Sumber Air

5. Jalan Utama

6. Jalan untuk membersihkan

kandang

7. Jalan untuk membersihkan

kandang

A. Kandang

B. Kandang

C. Kandang

D. Kandang

E. Kandang

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

58

Lampiran 2. Siklus Saat ini

Bulan Bakalan

Baru

Fase

Pengemukan

Domba Siap

jual

Total

Domba

Dalam

Kandang

Domba

Terjual

(ekor)

Penerimaan

(Rp.)

2006

November 227 227

Desember 329 227 556

2007

Januari 237 329 227 793 216 180.606.875

Februari 380 237 329 946 313 261.760.625

Maret 311 380 237 928 226 188.563.125

April 383 311 380 1074 362 302.337.500

Mei 417 383 311 1111 296 247.439.375

Juni 490 417 383 1290 365 304.724.375

Juli 214 490 417 1121 397 331.775.625

Agustus 540 214 490 1244 467 389.856.250

September 90 540 214 844 204 170.263.750

Oktober 329 90 540 959 514 429.637.500

November 259 329 90 678 86 71.606.250

Desember 202 259 329 790 313 261.760.625

2008

Januari 313 202 259 774 247 206.066.875

Februari 330 313 202 845 192 160.716.250

Maret 245 330 313 888 298 249.030.625

April 294 245 330 869 314 262.556.250

Mei 350 294 245 889 233 194.928.125

Juni 125 350 294 769 280 233.913.750

Juli 192 125 350 667 333 278.468.750

Agustus 290 192 125 607 119 99.453.125

September 64 290 192 546 183 152.760.000

Oktober 243 64 290 597 276 230.731.250

November 225 243 64 532 61 50.920.000

Desember 161 225 243 629 231 193.336.875

2009

Januari 309 161 225 695 216 189.000.000

Februari 283 309 161 753 155 135.240.000

Maret 345 283 309 937 297 259.560.000

April 167 345 283 795 272 237.720.000

Mei 235 167 345 774 332 289.800.000

Juni 276 235 167 678 161 140.280.000

Juli 265 276 235 776 226 197.400.000

Agustus 162 265 276 703 265 231.840.000

September 201 162 265 628 255 222.600.000

Oktober 191 201 162 554 156 136.080.000

November 141 191 201 553 193 168.840.000

Desember 323 141 191 655 184 160.440.000

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

59

Lampiran 2. (Lanjutan)

Bulan Bakalan

Baru

Fase

Pengemukan

Domba Siap

jual

Total

Domba

Dalam

Kandang

Domba

Terjual

(ekor)

Penerimaan

(Rp.)

2010

Januari 143 323 141 607 137 119.673.750

Februari 275 143 323 741 314 274.146.250

Maret 143 275 143 561 139 121.371.250

April 126 143 275 544 267 233.406.250

Mei 338 126 143 607 139 121.371.250

Juni 277 338 126 741 122 106.942.500

Juli 316 277 338 931 328 286.877.500

Agustus 192 316 277 785 269 235.103.750

September 356 192 316 864 307 268.205.000

Oktober 303 356 192 851 186 162.960.000

November 224 303 356 883 346 302.155.000

Desember 386 224 303 913 294 275.171.250

2011

Januari 276 386 224 886 220 205.800.000

Februari 406 276 386 1068 378 354.637.500

Maret 491 406 276 1173 271 253.575.000

April 458 491 406 1355 398 373.012.500

Mei 458 458 491 1407 481 451.106.250

Juni 115 458 458 1031 449 420.787.500

Juli 306 115 458 879 449 420.787.500

Agustus 182 306 115 603 113 105.656.250

September 377 182 306 865 300 281.137.500

Oktober 546 377 182 1105 178 167.212.500

November 546 377 923 370 346.368.750

Desember 546 546 535 501.637.500

Page 77: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

60

Lampiran 3. Siklus Pengembangan

Bulan Bakalan

Baru

Fase

Pengemukan

Domba Siap

jual

Total

Domba

Dalam

Kandang

Domba

Terjual

(ekor)

Penerimaan

(Rp.)

Tahun I

November 549 549

Desember 549 549 1098

Tahun II

Januari 549 549 549 1647 538 504.393.750

Februari 549 549 549 1647 538 504.393.750

Maret 549 549 549 1647 538 504.393.750

April 549 549 549 1647 538 504.393.750

Mei 549 549 549 1647 538 504.393.750

Juni 549 549 549 1647 538 504.393.750

Juli 549 549 549 1647 538 504.393.750

Agustus 549 549 549 1647 538 504.393.750

September 549 549 549 1647 538 504.393.750

Oktober 549 549 549 1647 538 504.393.750

November 549 549 549 1647 538 504.393.750

Desember 549 549 549 1647 538 504.393.750

Tahun III

Januari 549 549 549 1647 538 517.844.250

Februari 549 549 549 1647 538 517.844.250

Maret 549 549 549 1647 538 517.844.250

April 549 549 549 1647 538 517.844.250

Mei 549 549 549 1647 538 517.844.250

Juni 549 549 549 1647 538 517.844.250

Juli 549 549 549 1647 538 517.844.250

Agustus 549 549 549 1647 538 517.844.250

September 549 549 549 1647 538 517.844.250

Oktober 549 549 549 1647 538 517.844.250

November 549 549 549 1647 538 517.844.250

Desember 549 549 549 1647 538 517.844.250

Tahun IV

Januari 549 549 549 1647 538 517.844.250

Februari 549 549 549 1647 538 517.844.250

Maret 549 549 549 1647 538 517.844.250

April 549 549 549 1647 538 517.844.250

Mei 549 549 549 1647 538 517.844.250

Juni 549 549 549 1647 538 517.844.250

Juli 549 549 549 1647 538 517.844.250

Agustus 549 549 549 1647 538 517.844.250

September 549 549 549 1647 538 517.844.250

Oktober 549 549 549 1647 538 517.844.250

November 549 549 549 1647 538 517.844.250

Desember 549 549 549 1647 538 517.844.250

Page 78: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

61

Lampiran 3. (Lanjutan)

Bulan Bakalan

Baru

Fase

Pengemukan

Domba Siap

jual

Total

Domba

Dalam

Kandang

Domba

Terjual

(ekor)

Penerimaan

(Rp.)

Tahun V

Januari 549 549 549 1647 538 531.294.750

Februari 549 549 549 1647 538 531.294.750

Maret 549 549 549 1647 538 531.294.750

April 549 549 549 1647 538 531.294.750

Mei 549 549 549 1647 538 531.294.750

Juni 549 549 549 1647 538 531.294.750

Juli 549 549 549 1647 538 531.294.750

Agustus 549 549 549 1647 538 531.294.750

September 549 549 549 1647 538 531.294.750

Oktober 549 549 549 1647 538 531.294.750

November 549 549 549 1647 538 531.294.750

Desember 549 549 549 1647 538 531.294.750

Tahun VI

Januari 549 549 549 1647 538 538.020.000

Februari 549 549 549 1647 538 538.020.000

Maret 549 549 549 1647 538 538.020.000

April 549 549 549 1647 538 538.020.000

Mei 549 549 549 1647 538 538.020.000

Juni 549 549 549 1647 538 538.020.000

Juli 549 549 549 1647 538 538.020.000

Agustus 549 549 549 1647 538 538.020.000

September 549 549 549 1647 538 538.020.000

Oktober 549 549 549 1647 538 538.020.000

November 549 549 1098 538 538.020.000

Desember 549 549 538 538.020.000

Page 79: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

62

Lampiran 4. Biaya investasi mitra tani farm sebelum pengembangan usaha

Page 80: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

63

Lampiran 5. Biaya tetap mitra tani farm sebelum pengembangan usaha

Page 81: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

64

Lampiran 6. Biaya variabel mitra tani farm sebelum pengembangan usaha

Page 82: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

65

Lampiran 7. Penerimaan tahunan mitra tani farm sebelum pengembangan usaha

Page 83: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

66

Lampiran 8. Cashflow mitra tani farm sebelum pengembangan usaha

Page 84: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

67

Lampiran 8. (lanjutan)

Page 85: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

68

Lampiran 9. Laporan laba-rugi mitra tani farm sebelum pengembangan usaha

Page 86: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

69

Lampiran 10. Biaya investasi mitra tani farm setelah pengembangan usaha

Page 87: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

70

Lampiran 11. Biaya tetap mitra tani farm setelah pengembangan usaha

Page 88: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

71

Lampiran 12. Biaya variabel mitra tani farm setelah pengembangan usaha

Page 89: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

72

Lampiran 13. Penerimaan tahunan mitra tani farm setelah pengembangan usaha

Page 90: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

73

Lampiran 14. Cashflow mitra tani farm setelah pengembangan usaha

Page 91: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

74

Lampiran 14. (Lanjutan)

Page 92: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

75

Lampiran 15. Laporan laba-rugi mitra tani farm setelah pengembangan usaha

Page 93: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

76

Lampiran 16. Cashflow analisis switching value – kenaikan harga bakalan domba sebesar 3.1854194939394%

Page 94: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

77

Lampiran 16. (lanjutan)

Lampiran 16. (Lanjutan)

Page 95: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

78

Lampiran 17. Laporan laba-rugi analisis switching value – kenaikan harga bakalan domba sebesar 3.1854194939394%

Page 96: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

79

Lampiran 18 Cashflow analisis switching value – peningkatan mortalitas domba sebesar 2.107109305%

Page 97: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

80

Lampiran 18. (Lanjutan)

Page 98: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

81

Lampiran 19. Laporan laba-rugi analisis switching value – peningkatan mortalitas domba sebesar 2.107109305%

Page 99: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN ...study to analyzing the feasibilty of sheep business expansion at MT Farm based on financial and non financial aspects. ... Analisis Kelayakan

82

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan pada tanggal 3

April 1984. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan

Bapak H. La Pesona dan Ibu Hj. Musdalifah.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Inpres Kantisang di kota

Ujung Pandang pada tahun 1996 kemudian melanjutkan pendidikan menengah

pertama di SLTP Negeri 23 Ujung Pandang dan selesai pada tahun 1999.

Pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan pada tahun 2002 di SMK Negeri

2 Makassar. Pada tahun 2007 penulis menyelesaikan studi pada Program Diploma

III, Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan studi ke tingkat

sarjana melalui Program Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.