Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Di Lintasan Kendari-langara

26
EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Angkutan penyeberangan memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan transportasi khususnya di daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara, selain merupakan jembatan terapung yang menghubungkan jalan yang terputus oleh adanya perairan juga sebagai sarana penyeberangan distribusi barang dari satu tempat ke tempat lain. Kota Kendari terdapat dua pelabuhan yaitu Pelabuhan Penyeberangan Kendari-Wawonii dan Pelabuhan Umum Nusantara. Pelabuhan Penyeberangan Kendari-Wawonii diselenggarakan oleh Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Penyeberangan dibawah naungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, yang beroperasi setiap hari. Pelabuhan Penyeberangan Kendari-Wawonii hanya melayani 1 lintasan penyeberangan yaitu Kendari-Langara yang menghubungkan Kota Kendari dengan Kecamatan Langara yang terletak di pulau Wawonii. Lintasan Kendari-Langara merupakan lintasan di Pelabuhan Penyeberangan Kendari-Wawonii yang masih termasuk lintasan perintis, lintasan ini pada umumya diselenggarakan dengan maksud untuk membuka daerah yang masih terisolir, mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan meningkatkan ketahanan dan keamanan nasional, serta untuk menumbuhkan kegiatan pembangunan di pulau Wawonii dan juga membantu memperlancar roda pemerintahan di daerah tersebut, dengan adanya lintasan ini, membantu pemerintah 1 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA

description

Analisa Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis di Lintasan Kendari - Langara

Transcript of Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Di Lintasan Kendari-langara

Page 1: Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Di Lintasan Kendari-langara

EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN

PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Angkutan penyeberangan memegang peranan yang sangat penting

dalam kegiatan transportasi khususnya di daerah Kota Kendari

Provinsi Sulawesi Tenggara, selain merupakan jembatan terapung

yang menghubungkan jalan yang terputus oleh adanya perairan juga

sebagai sarana penyeberangan distribusi barang dari satu tempat ke

tempat lain. Kota Kendari terdapat dua pelabuhan yaitu Pelabuhan

Penyeberangan Kendari-Wawonii dan Pelabuhan Umum Nusantara.

Pelabuhan Penyeberangan Kendari-Wawonii diselenggarakan oleh

Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Penyeberangan dibawah naungan

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, yang beroperasi setiap hari.

Pelabuhan Penyeberangan Kendari-Wawonii hanya melayani 1

lintasan penyeberangan yaitu Kendari-Langara yang

menghubungkan Kota Kendari dengan Kecamatan Langara yang

terletak di pulau Wawonii.

Lintasan Kendari-Langara merupakan lintasan di Pelabuhan

Penyeberangan Kendari-Wawonii yang masih termasuk lintasan

perintis, lintasan ini pada umumya diselenggarakan dengan maksud

untuk membuka daerah yang masih terisolir, mengembangkan

pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan meningkatkan

ketahanan dan keamanan nasional, serta untuk menumbuhkan

kegiatan pembangunan di pulau Wawonii dan juga membantu

memperlancar roda pemerintahan di daerah tersebut, dengan

adanya lintasan ini, membantu pemerintah yang sedang

mengembangkan kegiatan pembangunan didaerah tersebut baik

dari sektor pendidikan,kesehatan dan perkantoran. Angkutan

perintis ini diharapkan mampu mendorong dan memajukan

perekonomian pulau Wawonii yang merupakan bagian dari Provinsi

Sulawesi Tenggara, sehingga pemerintah bertanggung jawab untuk

menyelenggarakannya dengan cara memberikan subsidi kepada

pihak pengelola jasa angkutan perintis tersebut.

1 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA

Page 2: Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Di Lintasan Kendari-langara

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Permasalahan yang ada adalah sebagai berikut :a. Berapa selisih antara pendapatan dan pengeluaran oleh KM

Ariwangan pada lintasan Kendari – Langara?b. Pada faktor muat berapa, kapal penyeberangan ini dapat

mencapai titik Break Even Point, dimana perusahaan angkutan pada lintasan ini berada pada titik keseimbangan antara besar pendapatan dan besar biaya operasional, atau keadaan dimana operator angkutan tidak mendapat keuntungan maupun kerugian?

c. Pada tahun keberapa lintasan ini bisa terlepas dari biaya subsidi yang diberikan oleh pemerintah pusat?

d. Seberapa besar pengaruh adanya kapal rakyat terhadap angkutan penyeberangan perintis ASDP?

C. KEASLIAN PENELITIAN

Terdapat penelitian yang relevan dengan penelitian ini, penelitian yang dimaksud adalah :“Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Pada Lintas Bau-Bau – Waara Kabupaten Buton Propinsi Sulawesi Tenggara” oleh Awaluddin, Taruna Program D.IV Transportasi Darat Ekstensi.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sudah ada adalah penelitian ini mengkaji kapal penyeberangan pada lintasan Kendari-Langara sekaligus kapal rakyat untuk mengetahui seberapa besar pengaruh terhadap angkutan penyeberangan perintis.

D. RUANG LINGKUP PENELITIAN

a. Batasan Masalah

Batasan permasalahan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

1) Perhitungan biaya operasional kapal yang dikeluarkan dan besarnya pendapatan yang diterima.

2) Optimalisasi muatan dengan menghitung faktor muat kapal berdasarkan produktivitas angkutan.

3) Menentukan frekuensi perjalanan kapal yang tepat untuk melayani permintaan.

4) Peramalan permintaan angkutan penyeberangan lintasan Kendari – Langara.

2 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA

Page 3: Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Di Lintasan Kendari-langara

b. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari batasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan utama yang akan dipecahkan, yaitu :a. Bagaimana kinerja pelayanan angkutan penyeberangan perintis

lintasan Kendari – Langara setelah dilakukan analisis kelayakan subsidi pengoperasian kapal penyeberangan perintis?

b. Berapa besar manfaat yang diperoleh setelah dilakukan analisis kelayakan subsidi pengoperasian kapal penyeberangan perintis di lintasan Kendari - Langara?

Berdasarkan pertanyaan diatas, maka diambil judul penelitian yaitu :

“EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL

PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA”

E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan dari penelitian ini antara lain :a. Untuk mengetahui kinerja pelayanan angkutan

penyeberangan perintis terkait dengan biaya operasi kapal dan biaya subsidi dari pemerintah.

b. Untuk melakukan optimalisasi pelayanan angkutan penyeberangan di lintasan Kendari – Langara.

c. Untuk melakukan kajian terhadap kebutuhan jumlah kapal dan kapasitas yang harus disediakan untuk memenuhi jumlah permintaan.

d. Untuk mengetahui pada tahun keberapa lintasan ini dapat dijadikan lintasan komersial.

2. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :a. Dapat memberikan masukan untuk pemerintah pusat

sebagai pertimbangan pemberian subsidi kepada angkutan penyeberangan perintis di lintasan Kendari – Langara.

b. Memberikan gambaran kepada pengguna jasa mengenai besaran tarif apabila subsidi dikurangi.

c. Meningkatkan kinerja pelayanan angkutan penyeberangan perintis di lintasan Kendari – Langara.

3 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA

Page 4: Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Di Lintasan Kendari-langara

F. TINJAUAN PUSTAKA

1. LANDASAN TEORI

a. Pengertian Angkutan Penyeberangan

Menurut Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang

Pelayaran, angkutan penyeberangan adalah angkutan yang

berfungsi sebagai jembatan bergerak yang menghubungkan

jaringan jalan atau jaringan kereta api yang dipisahkan oleh

perairan untuk mengangkut penumpang dan kendaraan

beserta muatannya yang dilaksanakan dengan menggunakan

trayek yang tetap dan teratur.

b. Pengertian Angkutan Perintis

Berdasarkan buku Manajemen Transportasi Edisi Kedua,

pengertian Angkutan Perintis adalah pelayanan angkutan di

perairan pada trayek-trayek yang ditetapkan oleh pemerintah

untuk melayani daerah atau wilayah yang belum atau tidak

terlayani oleh angkutan perairan karena belum memberikan

manfaat komersial.

c. Kriteria Angkutan Perintis

Menurut Drs. M. N. Nasution, dalam buku Manajemen

Transportasi Edisi Kedua, faktor yang mempengaruhi

pengembengan angkutan sungai dan penyeberangan yang

dijadikan kriteria dalam menentukan keperintisan adalah

sebagai berikut :

a) Faktor Beban (load factor)

Faktor beban sangat mempengaruhi dalam menentukan

tingkat pendapatan operasi dan mengimbangi

pengeluaran / biaya. Load factor dapat dijadikan tolak

ukur dalam menentukan kriteria keperintisan.

4 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA

Page 5: Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Di Lintasan Kendari-langara

b) Tingkat Pendapatan Masyarakat

Rendahnya pendapatan masyarakat menjadi cermin

rendahnya mobilitas penduduk atau aktivitas

perekonomian suatu daerah. Hasrat untuk berpergian

sangat tergantung dari tersedianya biaya perjalanan.

Biaya berpergian yang cukup tinggi, menunjukkan

rendahnya kemampuan daya beli masyarakat. Oleh

karena itu, kondisi pendapatan masyarakat yang rendah

dijadikan dasar dalam penentuan keperintisan.

c) Kepadatan Penduduk

Lintas penyeberangan perintis yang ada maupun yang

akan direncanakan, sebagian besar menghubungkan

ibukota provinsi, kotamadya atau kabupaten yang padat

penduduknya dengan kota kecil yang berpenduduk kurang

padat (terisolir). Pada umumnya bagi kota dengan

penduduk yang padat tidak banyak melakukan perjalan

kedaerah yang kurang padat. Namun sebaliknya orang

dari daerah lemah (jarang penduduknya) sering

melakukan perjalanan ke kota, untuk berbagai urusan.

Keramaian dan kepadatan jumlah penduduk suatu daerah

berperan cukup tinggi dalam lalu lintas penyeberangan.

d) Prasarana jalan dan angkutan umum

Salah satu faktor mendukung berkembangnya lalu lintas

angkutan penyeberangan dan sungai adalah kondisi jalan

dan angkutan umum ke daerah pedalaman yang

menghubungkan pelabuhan penyeberangan dengan pusat

– pusat pemukiman penduduk atau kota. Kondisi

prasarana jalan yang baik dan angkutan kedaerah

pedalaman yang teratur ikut mendorong pertumbuhan

lalu lintas angkutan penyeberangan dan sungai.

e) Prasarana Pelabuhan

5 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA

Page 6: Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Di Lintasan Kendari-langara

Tersedianya dermaga pelabuhan bagi kapal menjadi salah

satu unsur yang cukup penting, terutama bagi

keselamatan dan kelancaran operasional. Keberadaan dan

kondisi dermaga pelabuhan merupakan salah satu faktor

yang menentukan bagi kelancaran dan keselamatan

operasional. Bagi pelabuhan penyeberangan yang sudah

permanen dan sesuai dengan kapal Ro-Ro diberi bobot 10,

sedangkan yang masih menggunakan pelabuhan laut atau

sama sekali belum ada, maka bobtnya makin kecil.

f) Moda Angkutan Lain

Penyelenggaraan angkutan penyeberangan oleh swasta

(pelayaran rakyat) yang menggunakan motor boat , speed

boat atau perahu-perahu layar menunjukan bahwa pada

lintasan tersebut telah ada permintaan dan ini merupakan

saingan dalam penempatan kapal-kapal baru. Saingan

tersebut adalah karena rendahnya permintaan dan

terpecahnya permintaan angkutan. Namun demikian, bila

tidak ada penyeberangan yang dilayani oleh kapal swasta,

maka mempunyai bobot rendah. Sebaliknya, bila ada

angkutan penyeberangan yang dilayani oleh pelayaran

swasta ( rakyat ), maka bobotnya adalah 10.

Skala Prioritas Kriteria Keperintisan

No Faktor Bobot1 Faktor Beban 502 Pendapatan Masyarakat 103 Kepadatan Penduduk 10

4Prasarana Jalan dan Angkutan Umum 10

5 Prasarana Pelabuhan 106 Moda Angkutan Lain 10

  Jumlah 100 Sumber : Buku Manajemen Tansportasi, Drs. M. N. Nasution,

2008

d. Pengertian Tarif Angkutan Penyeberangan

6 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA

Page 7: Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Di Lintasan Kendari-langara

Berdasarkan buku Transportasi Penyeberangan Suatu

Pengantar, tarif angkutan penyeberangan adalah suatu

besaran tarif yang ditetapkan untuk angkutan penumpang,

kendaraan dan barang/hewan yang diangkut diatas kendaraan.

Tarif angkutan kendaraan beserta muatannya ditetapkan

berdasarkan golongan kendaraan atas ruang kapal yang

digunakan.

e. Pengertian Biaya Operasional Kapal

Adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan dan dipertimbangkan

dalam menghasilkan jasa angkutan, meliputi biaya modal untuk

kapal, biaya bahan bakar, biaya pemeliharaan, biaya anak buah

kapal, administrasi dan lain - lain. Dalam kegiatan operasional,

biaya dapat dibagi menjadi:

a) Biaya Tetap

Biaya tetap adalah komponen yang jumlahnya tidak

tergantung pada besarnya produksi atau volume produksi

atau tingkat produksi.

b) Biaya Tidak Tetap

Biaya tidak tetap adalah biaya yang berubah secara

langsung berkaitan dengan jumlah keluaran volume

produksi.

f. Faktor Muat ( Load Factor )

Menurut HMN. Nasution (1996) Load factor atau faktor muat

adalah jumlah penumpang dan kendaraan yang diangkut oleh

kapal dibandingkan deng an kapasitas yang disediakan. Faktor

muat menunjukkan adanya hubungan antara permintaan akan

jasa angkutan terhadap penawaran yang disediakan. Sebelum

dimasukkan ke dalam formula baku, data-data tersebut harus

dikonversikan ke dalam SUP (Satuan Unit Produksi).

7 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA

Page 8: Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Di Lintasan Kendari-langara

g. Biaya Operasional Kapal

Menurut DRS. H. A. Abbas Salim (2007) dengan bukunya

Manajemen Transportasi, mengatakan “ Biaya adalah faktor

yang menentukan dalam transportasi untuk penetapan tarif, alat

kontrol agar dalam pengoperasian mencapai tingkat efektifitas

dan efesien “. Dalam kegiatan operasional, biaya dapat dibagi

menjadi :

h. Biaya Tetap

Biaya tetap adalah komponen yang jumlahnya tidak

tergantung pada besarnya produksi atau volume produksi

atau tingkat produksi.

a) Biaya Tidak Tetap

Biaya tidak tetap adalah biaya yang berubah secara langsung

berkaitan dengan jumlah keluaran volume produksi.

i. Pendapatan operasional angkutan penyeberangan perintis

Adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha

penyeberangan atau pelayaran oleh kapal angkutan

penyeberangan perintis. Unsur pendapatannya meliputi

pendapatan dari angkutan penumpang baik dewasa dan anak-

anak, serta pendapatan dari angkutan kendaraan baik

kendaraan roda 2 dan roda 4, termasuk pendapatan dari

barang dan hewan yang dimuat pada angkutan kendaraan

serta pendapatan dari charter kapal.

Dalam perhitungan pendapatan, tarif merupakan komponen

utama yang paling berpengaruh, dalam hal ini tarif yang

berlaku adalah tarif yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan.

Pendapatan yang diperoleh merupakan fungsi dari tarif, jumlah

penumpang, barang dan kendaraan yang diangkut serta jumlah

trip dari kapal yang beroperasi. Dengan demikian pendapatan

yang diperoleh tergantung dari kapasitas penumpang,

kendaraan dan barang, faktor muat yang tercapai, jumlah

perjalanan / trip serta tarif yang berlaku.

j. Konsep pulang pokok (Break Even Point)

8 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA

Page 9: Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Di Lintasan Kendari-langara

Pada dasarnya untuk memproduksi jasa angkutan

penyeberangan, maka perusahaan angkutan harus

mengeluarkan biaya- biaya yang dibagi dalam dua kelompok

besar,yaitu :

a. Biaya operasi langsung

b. Biaya operasi tidak langsung

Berdasarkan biaya – biaya ini dicari titik keseimbangan antara

biaya – biaya yang dikeluarkan dengan pendapatan yang

diperoleh atas pengoperasian angkutan . Titik keseimbangan ini

dinamakan titik pulang pokok (Break Even Point), keadaan

dimana perusahaan angkutan tidak mengalami kerugian

maupun kentungan atau biaya yang dikeluarkan sama dengan

pendapatan. Hal ini merupakan dasar minimal atau tahap

pendahuluan bagi suatu perusahaan angkutan dalam

menetapkan biaya atas pengoperasian kapal pada suatu rute

yang akan dilayari.

k. Peramalan Tingkat Pertumbuhan Penumpang dan Kendaraan

Salah satu cara untuk memprediksikan perkembangan

pertumbuhan pendapatan berdasarkan produktivitas

penumpang dan kendaraan selama beroperasi. Mengacu pada

kondisi sekarang, bahwa produktivitas penumpang dan

kendaraan yang tercapai masih rendah tetapi ada kenaikan

dari tahun ke tahun. Untuk mengetahui sampai tahun berapa

lintasan perintis tersebut agar menjadi lintasan komersi maka

dapat dilakukan analisis kondisi masa yang akan datang

dengan menggunakan metode Times Series.

l. Perhitungan Load Factor Kapal Penyeberangan

Dalam Perhitungan Load Factor kapal penyeberangan, kapasitas

yang tersedia dan Kapasitas yang terpakai dikonversikan dalam

bentuk SUP. Formula yang digunakan untuk menentukan load

factor kapal penyeberangan adalah :

9 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA

Page 10: Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Di Lintasan Kendari-langara

Keterangan :

LF = Faktor muat

KP = Kapasitas terpakai

KT = Kapasitas tersedia

2. LANDASAN HUKUM

Aspek legalitas merupakan aspek yang dilihat berdasarkan peraturan dan undang-undang yang berlaku.a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran

1) Pasal 1 butir 8

Pelayaran Perintis adalah pelayaran angkutan di perairan pada trayek-trayek yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk melayani daerah atau wilayah yang belum atau tidak terlayani oleh angkutan perairan karena belum memberikan manfaat komersial.

2) Pasal 24

(1) Angkutan di perairan untuk daerah masih tertinggal dan/atau wilayah terpencil wajib dilaksanakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.

(2) Angkutan di perairan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan pelayaran-perintis dan penugasan.

(3) Pelayaran-perintis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan dengan biaya yang disediakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.

(4) Penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan kepada perusahaan angkutan laut nasional dengan mendapatkan kompensasi dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sebesar selisih antara biaya produksi dan tarif yang ditetapkan Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sebagai kewajiban pelayanan publik.

G. GAMBARAN UMUM

Penyeberangan Perintis lintasan Kendari – Langara merupakan lintasan penghubung dari Kota Kendari ke Langara yang berada di Pulau Wawonii. Infrastruktur yang terdapat di pelabuhan yang berada di Kendari maupun Langara berada dalam kondisi yang

10 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA

Page 11: Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Di Lintasan Kendari-langara

kurang baik, antara lain fasilitas Movable Bridge, Fender maupun Catwalk . Hal ini menyebabkan kurang lancarnya pengangkutan kendaraan ke atas kapal. Selain itu, terdapat pemasalahan bongkar muat barang yang dilakukan di atas kapal, dimana seharusnya tidak ada bongkar muat barang di atas kapal melainkan barang diangkut di atas kendaraan.

Kondisi kapal KM Ariwangan yang sejatinya merupakan kapal jenis LCT (Landing Craft Tank) yang khusus untuk mengangkut kendaraan kemudian dimodifikasi menjadi angkutan yang mengangkut penumpang juga menyebabkan kapasitas penumpang yang sedikit dan pintu rampa hanya 1.

Pulau Wawonii yang memiliki potensi di bidang perkebunan seharusnya dilakukan peningkatan di infrastruktur maupun transportasi. Antara lain transportasi penyeberangan sebagai jembatan penghubung dan distribusi barang atau orang. Maka dari itu diperlukan peningkatan pelayanan dari sektor transportasi penyeberangan guna mendukung pembangunan infrastruktur di Pulau Wawonii.

H. METODOLOGI PENELITIANPenelitian ini menggunakan beberapa metode pendekatan dalam

mendapatkan data sebagai bahan acuan dan perbandingan.

Pendekatan ini disesuaikan dengan kondisi dan lokasi dimana

obyek berada. Data – data yang diperoleh dalam penelitian ini

adalah :

1. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa metode pendekatan

dalam mendapatkan data sebagai bahan acuan dan

perbandingan. Pendekatan ini disesuaikan dengan kondisi

dan lokasi tempat dimana objek berada. Data – data yang

diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

sumbernya, diamati dan dicatat dari apa yang terjadi di

lapangan. Data primer didapat dengan menggunakan

metode, antara lain adalah observasi dan wawancara.

1. Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara

melakukan pencatatan dengan cermat dan sistematika

11 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA

Page 12: Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Di Lintasan Kendari-langara

secara langsung di lapangan. Data yang telah didapatkan

tersebut lalu dicatat agar dapat digunakan sebagai data

untuk menganalisa permasalahan yang ada secara tepat,

akurat dan pasti.

2. Wawancara

Adalah cara pengumpulan data yang diperoleh dengan

mengadakan tanya jawab atau wawancara kepada nara

sumber yang dapat dipercaya.

Adapun data–data yang didapat melaui survey primer yang

menggunakan metode observasi dan interview antara lain :

1) Data produktivitas harian KM Ariwangan.

2) Kondisi real atau kondisi yang sebenarnya terjadi

dilapangan sebagai pembanding pada data – data

sekunder.

m. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, tetapi

telah ada pada setiap instasi terkait. Data sekunder ini dapat

diperoleh dengan menggunakan metode sebagai berikut :

1. Metode Kepustakaan

Metode Kepustakan adalah dengan mempelajari teori

dan literatur dan modul perkuliahan yang berhubungan

dengan masalah yang akan diteliti sebagai landasan

teori dalam menganalisa maupun pemecahan masalah.

2. Metode Institusional

Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari

beberapa instansi yang terkait dengan permasalahan ini.

Instansi – instansi yang menjadai tempat pengumpulan

data oleh penulis adalah sebagai berikut :

a) PT. Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Cabang

Bau-Bau

12 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA

Page 13: Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Di Lintasan Kendari-langara

Pada instansi ini penulis mengumpulkan data – data

berupa data produksi angkutan dan data kapal pada

pelabuhan penyebrangan Kendari-Langara.

b) Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara

Pada instansi ini data yang dikumpulkan oleh penulis

adalah data jumlah penduduk di Pulau Wawonii.

3. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan mempelajari teori – teori

dan buku – buku serta modul yang ada sebagai bahan

referensi dalam menganalisa dan pembahasan masalah.

Adapun data – data yang didapat melalui survey data sekunder

antara lain:

a. Data biaya operasional kapal pertahun.

b. Data produktivitas tahunan KMP. Ariwangan

c. Data tarif yang berlaku pada lintasan Kendari-Langara.

d. Peraturan-peraturan yang berlaku di daerah setempat yang

berkaitan tentang ruang lingkup studi yang dibahas.

2. Metode Pengolahan Data

Setelah data-data terkumpul maka dilakukan analisa atau olah data data dengan cara :

a. Menghitung Load Factor Kapal

Dalam Perhitungan Load Factor kapal penyeberangan,

kapasitas yang tersedia dan Kapasitas yang terpakai

dikonversikan dalam bentuk SUP. Formula yang digunakan

untuk menentukan load factor kapal penyeberangan adalah :

Keterangan :

LF = Faktor muat

13 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA

Page 14: Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Di Lintasan Kendari-langara

KP = Kapasitas terpakai

KT = Kapasitas tersedia

b. Menganalisis Biaya Operasional Kapal

Berikut ini merupakan perhitungan biaya operasional kapal

yang diformulasikan berdasarkan Keputusan Menteri

Perhubungan Nomor 58 tahun 2003 tentang mekanisme

penetapan dan formulasi tarif angkutan penyeberangan

adalah sebagai berikut :

A. Biaya Operasi Langsung

1.Biaya Tetap

a) Bunga Modal per thn

b) Asuransi Kapal per tahun

= Premi Asuransi kapal per tahun x Harga Kapal

c) Biaya Anak Buah Kapal ( ABK )

(1) Gaji ABK

= Jumlah ABK x Gaji Rata-rata/Orang/bulan x 12 bulan

(2) Tunjangan

a. Biaya Uang Makan per thn

= Jumlah ABK x Uang Makan/Orang/bulan x 12 bulan

b. Biaya Premi Layar per thn

= Jumlah ABK x Premi Layar/Orang/bulan x 12 bulan

c. Biaya Kesehatan per thn

= Jumlah ABK x Uang Kesehatan/Orang/bulan x 12

bulan

d. Biaya Pakaian Dinas per thn

14 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA

Page 15: Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Di Lintasan Kendari-langara

= Jumlah ABK x Uang Pakaian Dinas/Orang/bulan x12

bulan

2. Biaya Tidak Tetap

a) Biaya BBM

(1) Biaya Pemakaian BBM per tahun

= Pemakaian BBM/trip x Harga BBM/liter x

Frekuensi/tahun

(2) Biaya Pemakaian BBM Motor Bantu per tahun

= Pemakaian BBM/hari x Harga BBM/liter x Hari

Operasi/tahun

b) Biaya Pelumas

(1) Biaya Pelumas Motor Induk per tahun

= Pemakaian Pelumas/trip x Harga Pelumas/liter x

Frekuensi/tahun

(2) Biaya Pelumas Motor Bantu per tahun

= Pemakaian Pelumas/trip x Harga Pelumas/liter x

Hari Operasi./tahun

c) Biaya Gemuk per tahun

= Pemakaian Gemuk/bulan x Harga Gemuk/kg x

12 bulan

(1) Biaya Air Tawar per thn

= Pemakaian Air Tawar/trip x Harga Air Tawar/ton

x Frekuensi/tahun

(2) Biaya Repairs, Maintenance dan Supply (RMS)

per tahun

= Biaya RMS untuk Kapal ukuran GT x Tonnage

(3) Biaya di lingkungan pelabuhan

15 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA

Page 16: Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Di Lintasan Kendari-langara

a. Biaya Sandar Kapal saat melakukan aktifitas

per tahun

= Biaya Sandar x GRT x Call/tahun

b.Biaya Rambu per tahun

= Ukuran Kapal (GRT) x Jasa Rambu x 2

Pelabuhan x Hari operasi / 30 Hari

(4) Biaya Perniagaan dan Promosi

a. Biaya Cetak Karcis per tahun

= Biaya Cetak Karcis/lembar x

Kapasitas. Penumpang x LF (10%+1)

b. Biaya promosi per thn

= Biaya Promosi/bulan x 11 bulan

B. Biaya Operasi Tidak Langsung

1. Biaya Pegawai Darat

a. Gaji Pegawai Darat per tahun

= Jumlah Pegawai Darat x Gaji

Rata-rata/orang/bulan x 12 bulan

(1) Tunjangan

a. Biaya Uang Makan dan Transport per tahun

= Jumlah Pegawai Dart x Uang Makan &

Transport/orang/hari x Hari Kerja

b. Biaya Kesehatan per tahun

= Jumlah Pegawai Darat x Uang

Kesehatan/orang/bulan x 12 bulan

c. Biaya Pakaian Dinas per tahun

= Jumlah Pegawai Darat x Uang Pakaian

Dinas/orang/tahun

d. Tunjangan Hari Raya per tahun

= Jumlah Pegawai Darat x Gaji

Rata-rata/orang/bulan

16 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA

Page 17: Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Di Lintasan Kendari-langara

2. Biaya Pengelolahan dan Manajemen per tahun

= Biaya Pengelolahan dan Manajemen/bulan x 12 bulan

3. Biaya Administrasi dan Umum

a. Biaya Kantor Cabang dan Perwakilan/kapal/tahun

= ( Biaya Kantor Cabang dan perwakilan/tahun ) / Jumlah

Kapal

b. Biaya Pemeliharaan Kantor Cabang dan

Perwakilan/kapal/tahun

= ( 10% x Biaya Kantor Cabang dan perwakilan/tahun ) /

Jumlah Kapal

c. Biaya ATK/kapal/tahun

= ( Biaya ATK/bulan x 12 bulan ) / Jumlah Kapal

d. Biaya Telepon, Pos, Listrik dan Air Tawar/kapal/tahun

= ( Biaya Telepon, Listrik & Air Tawar/bulan x 12 bulan ) /

Jumlah Kapal

e. Biaya Inventaris Kantor/Kapal/tahun

= ( Total Biaya Investasi / Umur Ekonomis Kantor ) / Jumlah

Kapal

f. Biaya Perjalanan Dinas/Kapal/Tahun

= (Jumlah yang pergi x Jumlah Perjalanan ) / Jumlah Kapal

c. Menghitung Faktor Muat Break Even Point

Faktor Muat Break Even Point yaitu suatu tingkat faktor muat

kapal, dimana posisi antara biaya operasional kapal (BOK) dan

pendapatan adalah seimbang. Formula yang digunakan adalah

sebagai berikut :

17 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA

Page 18: Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Di Lintasan Kendari-langara

KAPAL

Keterangan :

LF BEP = Load factor break event point

BOK = Biaya operasional kapal

PDT = Pendapatan

LF = Faktor Muat kapal dalam setahun

d. Meramalkan Pertumbuhan Penumpang dan Kendaraan

Dalam memprediksi jumlah pengguna jasa ini menggunakan

metode Data Series, sehingga dapat diketahui jumlah

pertumbuhan penumpang dan kendaraan yang akan datang

pada lintasan tersebut. Prediksi jumlah angkutan dapat

dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :

Y’ = a + bx

Keterangan

Y’ = Variabel yang diramalkan

x = Waktu ( hari,bulan,tahun )

a dan b = Bilangan konstan

18 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA

Page 19: Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Di Lintasan Kendari-langara

Mulai

Pengamatan

Identifikasi masalah

Pengumpulan Data

Data Primer :

Data BOK

Produktivitas angkutan harian

Data Sekunder :

Data BOK Tarif dan nilai subsidi angkutan

Produktivitas angkutan tahunan

Data penduduk

Pengolahan Data

Analisa Permasalahan: Perhitungan Load Factor

Perhitungan BOK

Perhitungan Pendapatan operasi

Perhitungan Pemberian Subsidi

Perhitungan Break Even Point

Peramalan pola arus penumpang dan kendaraan

Rekomendasi Permasalahan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

I. KERANGKA PENELITIAN

19 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA

Page 20: Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Di Lintasan Kendari-langara

J. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup

dan batasan masalah penulisan skripsi, metode pendekatan

studi serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Membahas mengenai ketentuan-ketentuan yang meliputi

aspek legalitas berupa peraturan-peraturan baku yang

telah ditetapkan oleh pemerintah, ketentuan-ketentuan

yang sifatnya teoritis berupa rumus-rumus yang akan

digunakan dalam menyelesaikan masalah manajemen lalu

lintas serta hal-hal yang berkaitan dengan pedoman

pemecahan permasalahan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Membahas tentang pola pikir pelaksanaan studi, metode

pendekatan yang dilakukan dalam pengumpulan data dan

pengidentifikasian permasalahan.

BAB IV PEMBAHASAN

Memberikan uraian tentang evaluasi terhadap kinerja dari

pemecahan permasalahan serta pemberian rekomendasi

pemecahan permasalahan yang merupakan hasil dari

analisa data.

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran terhadap usulan yang

dilakukan pada bab sebelumnya secara ringkas dan jelas

serta menggambarkan kondisi daerah studi.

20 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA

Page 21: Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Di Lintasan Kendari-langara

K. JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

Jadwal kegiatan penelitian meliputi kegiatan persiapan,

pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian dalam bentuk

bar – chart. Jadwal pelaksanaan ini mengacu pada Metode

Penelitian. Dari mulai kegiatan persiapan sampai pada

penyusunan hasil akhir laporan disusun dalam jangka waktu

sekitar 5 (lima) bulan. Berikut adalah tabel jadwal kegiatan :

No

.Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III

Bulan

IVBulan V

1 Persiapan

2 Pengumpulan Data

Survai Lapangan

3 Kompilasi Data

4 Bimbingan Dosen

5 Penyusunan Hasil Akhir

Laporan

21 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA