ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER...

108
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER PADA KONDISI RISIKO (Studi Kasus: Peternakan Rakyat Milik Bapak Marhaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) SKRIPSI EVIN EKA SAPUTRA H34096032 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Transcript of ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER...

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

PETERNAKAN AYAM BROILER PADA KONDISI RISIKO

(Studi Kasus: Peternakan Rakyat Milik Bapak Marhaya,

Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

SKRIPSI

EVIN EKA SAPUTRA

H34096032

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per
Page 3: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

RINGKASAN

Evin Eka Saputra. Analisis Kelayakan Investasi Peternakan Ayam Broiler pada

Kondisi Risiko (Studi Kasus: Peternakan Rakyat Milik Bapak Marhaya,

Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Dibawah bimbingan

TINTIN SARIANTI.

Konsumsi daging ayam broiler Indonesia adalah 545.1 ribu ton per tahun.

Konsumsi daging ayam broiler sebesar 4,5 kilogram per kapita per tahun.

Konsumsi per kapita tersebut terus didorong oleh Pemerintah untuk meningkatkan

asupan gizi masyarakat mengingat kandungan gizi ayam broiler yang baik namun

mudah diakses masyarakat karena harga yang relatif murah dibanding harga

daging jenis lain. Dengan jumlah konsumsi per kapita tersebut, individu

memperoleh asupan gizi harian sebesar 19,73 kalori, 1,19 protein, dan 1,63 lemak.

Jumlah ini termasuk kecil dibanding dengan konsumsi perkapita negara lain.

Masyarakat Singapura, Jepang, dan Amerika Serikat pada tahun 1987 saja

masing-masing telah mencapai 22,69 gram, 53,50 gram, dan 73 gram per kapita

per hari. Rendahnya konsumsi protein asal ternak masyarakat Indonesia ini

merupakan faktor lain yang ikut mendorong perlunya pengembangan peternakan

di Indonesia, termasuk pengembangan peternakan ayam pedaging.

Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah di propinsi Jawa Barat

yang memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor peternakan untuk

menjadi sektor unggulan dalam kontribusinya menyumbang pendapatan asli

daerah. Dari Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat yang telah direncanakan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah

yang dipilih untuk pengembangan usaha unggas produksi daging dan telur.

Sampai saat ini, Kabupaten Bogor berkontribusi terhadap total Produk Domestik

Bruto Regional Jawa Barat lebih besar dari 10 persen. Salah satu wilayah daerah

di Kabupaten Bogor yang masyarakatnya banyak bergerak dalam usaha budidaya

ayam broiler dengan sistem kemitraan adalah kecamatan Darmaga. Para peternak

yang dapat tergolong peternak rakyat lebih memilih sistem kemitraan karena

banyak kelebihan-kelebihan yang diberikan dengan sistem ini dibanding budidaya

mandiri dengan sistem konvensional.

Salah satu peternak di Kabupaten Bogor yang mengusahakan peternakan

ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per periode adalah Bapak

Marhaya yang bertempat diwilayah Nanggung, Kabupaten Bogor. Usaha

peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya diwilayah Nanggung, Kabupaten

Bogor telah berjalan sejak tahun 2008. Sejauh ini usaha peternakan milik Bapak

Marhaya berjalan dengan baik. Namun Bapak Marhaya belum mengetahui secara

pasti seberapa besar manfaat (benefit) yang diperoleh atas investasi kandang yang

telah dikeluarkan. Penelitian ini akan mencoba untuk menganalisis kelayakan

invetasi dari usaha pembesaran ayam broiler yang dijalankan Bapak Marhaya di

wilayah Nanggung, Kabupaten Bogor dengan memperhatikan kondisi risiko.

Kriteria yang digunakan dalam menilai kelayakan suatu proyek adalah Net

Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (B/C), Payback Period (PP), dan

Internal Rate of Return (IRR). Sedangkan tingkat risiko dinilai dengan standar

deviasi dan koefisien variasi.

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

ii

Usaha peternakan ayam broiler yang dijalankan Bapak Marhaya

berdasarkan analisis aspek non finansial, yaitu aspek teknis, aspek pasar, aspek

manajemen, serta aspek sosial dan lingkungan menunjukkan kelayakan.

Pengelolaan pembesaran yang dijalankan berjalan dengan efektif dan efisien.

Analisis aspek kelayakan finansial usaha peternakan yang dijalankan

Bapak Marhaya layak untuk dijalankan. Pada perhitungan tanpa kondisi risiko

peternakan mampu menghasilkan NPV Rp 31.121.886 per tahun. Net B/C 1,77 ,

IRR 27,847 persen dan PP dalam jangka waktu 3 tahun 11 bulan 10 hari. Nilai

dari masing-masing kriteria tersebut sesuai dengan nilai indikator yang ditetapkan

sehingga peternakan layak dilanjutkan.

Dengan skenario risiko harga terbaik, normal dan terburuk mengahasilkan

nilai koefisien variasi 0,667 dengan hasil kriteria investasi positif. Pada

perhitungan dengan skenario produksi, hasil perhitungan memperlihatkan kondisi

ini dapat membuat usaha peternakan menjadi tidak layak. Nilai koefisien variasi

dengan risiko produksi bernilai 2,879 persen (lebih besar dari risiko harga). Kedua

nilai koefisien tersebut menunjukkan tingkat risiko produksi lebih tinggi daripada

risiko yang diakibatkan harga.

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

PETERNAKAN AYAM BROILER PADA KONDISI RISIKO (Studi Kasus: Peternakan Rakyat Milik Bapak Marhaya, Kecamatan

Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

EVIN EKA SAPUTRA

H34096032

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per
Page 7: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Investasi Peternakan Ayam Broiler pada

Kondisi Risiko (Studi Kasus: Peternakan Rakyat Milik Bapak

Marhaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa

Barat)

Nama : Evin Eka Saputra

NIM : H34096032

Menyetujui,

Pembimbing

Tintin Sarianti, SP, MM

NIP. 19750316 200501 2 001

Menyetujui:

Ketua Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi

NIP 19580908 198403 1 002

Tanggal lulus:

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per
Page 9: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

PERNYATAAN

Dengan ini saya mengatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan

Investasi Peternakan Ayam Broiler pada Kondisi Risiko (Studi Kasus: Peternakan

Rakyat Milik Bapak Marhaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa

Barat)” adalah hasil karya penulis sendiri dan belum pernah diajukan sebagai

karya tulis ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun.

Bogor, Juli 2011

Evin Eka Saputra

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per
Page 11: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak

Sabar dan Ibu Sularmi. Penulis dilahirkan di Kota Metro pada tanggal 28

September 1988, Lampung. Penulis bersekolah di TK Aisyah Metro kemudian

melanjutkan ke jenjang pendidikan dasar di SD Negeri 1 Hadimulyo, Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri 2 Kota Metro, dan Sekolah Menengah

Atas Negeri 3 Kota Metro.

Penulis masuk Institut Pertanian Bogor pada tahun 2006 melalui jalur

USMI. Di IPB penulis mengambil Program Diploma III dengan jurusan

Manajemen Agribisnis dan selesai pada tahun 2009. Kemudian, pada tahun yang

sama penulis melanjutkan jenjang pendidikan sarjana pada program sarjana

ekstensi IPB dengan jurusan Agribisnis. Program sarjana agribisnis diselesaikan

pada Juli 2011.

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per
Page 13: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Kelayakan Investasi Peternakan Ayam Broiler pada Kondisi Risiko

(Studi Kasus: Peternakan Rakyat Milik Bapak Marhaya, Kecamatan Nanggung,

Kabupaten Bogor, Jawa Barat)”

Penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan usaha peternakan ayam

broiler skala rakyat berdasarkan aspek non finansial dan aspek finansial baik

tanpa risiko maupun dengan kondisi risiko terhadap usaha peternakan ayam

broiler milik Bapak Marhaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Upaya yang terbaik telah dilakukan guna penyelesaian penyusunan skripsi.

Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi berbagai pihak yang terkait dan

bagi pembaca pada umumnya.

Bogor, Juli 2011

Evin Eka Saputra

H34096032

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdullillahi Rabbil A`lamin, segala puja dan puji penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT serta salawat dan salam semoga selalu tercurah kepada

junjungan besar Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat beliau. Berkat

rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat

kelulusan dan mendapat gelar Sarjana Ekonomi pada Perguruan Tinggi Negeri

Institut Pertanian Bogor. Kegiatan penelitian ini tidak akan berhasil tanpa

dukungan dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril dan

pemikiran selama proses pembuatan karya tulis tentang Analisis Kelayakan

Investasi. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang mendalam kepada:

1. Tintin Sarianti, SP. M.M. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

segala masukan, bimbingan dalam setiap kesulitan dalam proses penulisan

dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini.

2. Ir. Burhanuddin, M.M atas kesediaannya menjadi dosen evaluator dalam

kolokium proposal penelitian dan proses sidang skripsi ini.

3. Amzul Rifin, PhD atas kesediaanya menjadi evaluator akademik tentang

teknis penulisan skripsi ini.

4. Kedua orang tua tercinta, Bapak Sabar dan Ibu Sularmi yang selalu

memberikan kasih sayang tulus serta bimbingan dalam segala hal untuk

penulis baik moril maupun materil sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini.

5. Adik-adikku tersayang Risty Evilia, Elsa Frestanti, dan M.Reza Shihab berkat

mereka penulis selalu mendapatkan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini

dengan baik.

6. Seluruh keluarga besar di Lampung yang selalu memberikan nasihat

mendalam untuk penulis agar penulis selalu berusaha untuk jadi seseorang

yang lebih baik.

7. Bapak Rofi, Bapak Asep, Gina Mardika Sari dan seluruh karyawan Dramaga

Unggas Farm yang memberikan kesempatan kepada penulis menimba

pengalaman berharga selama proses penulisan.

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

ix

8. Bapak Marhaya sekeluarga, Asep dan pemilik peternakan di sekitar lokasi

kandang yang bersedia membagi ilmu dan pengalaman kepada penulis guna

mendukung terselesaikannya karya tulis ini.

9. Seluruh keluarga besar Asrama IPB Sukasari atas kesediaannya berbagi canda

dan tawa yang penuh arti sehingga membuat penulis selalu bahagia dan tetap

semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Amelia Novianti, Ganda P Adyanto Siregar, Eva Christy dan Mbak Ana

sebagai rekan seperjuangan selama proses pembimbingan dilakukan.

11. Seluruh rekan-rekan Agribisnis khususnya angkatan 7 yang telah memberi

saran maupun kritik membangun terhadap rencana penulisan skripsi ini.

Bogor, Juli 2011

Evin Eka Saputra

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2. Perumusan masalah .................................................................... 5

1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7

1.4. Manfaat penelitian ...................................................................... 7

1.5. Ruang Lingkup ........................................................................... 7

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Ayam Broiler ........................................................ 9

2.2. Sejarah Ayam Broiler di Indonesia ............................................ 9

2.3. Usaha Peternakan Ayam Broiler ................................................ 10

2.4. Faktor-faktor Produksi Peternakan Ayam Broiler ..................... 11

2.4.1. Day Old Chick (DOC) ...................................................... 12

2.4.2. Lahan dan Perkandangan ................................................. 12

2.4.3. Ransum ............................................................................. 13

2.4.4. Obat dan Vaksinasi .......................................................... 14

2.4.5. Tenaga Kerja .................................................................... 15

2.4.6. Biaya Input ....................................................................... 15

2.5. Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................... 15

2.5.1. Analisis Kelayakan Finansial ........................................... 16

2.5.2. Penelitian yang akan dilakukan ........................................ 17

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ..................................................... 19

3.1.1. Studi Kelayakan bisnis ..................................................... 19

3.1.2. Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis............................... 20

3.1.3. Konsep Nilai Waktu Uang (Time Value of Money) ......... 24

3.1.4. Risiko dalam Investasi ..................................................... 25

3.1.5. Konsep Expected Return .................................................. 28

3.1.6. Penilaian Risiko ............................................................... 29

3.1.7. Perhitungan Bunga ........................................................... 30

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional .............................................. 31

IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu ...................................................................... 34

4.2. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ......................................... 34

4.3. Data dan Sumber Data ............................................................... 34

4.4. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 35

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ...................................... 35

4.6. Analisis Kelayakan Aspek Non Finansial .................................. 36

4.6.1. Aspek Pasar ...................................................................... 36

4.6.2. Aspek Teknis .................................................................... 37

4.6.3. Aspek Manajemen ............................................................ 37

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

xi

4.6.4. Aspek Hukum .................................................................. 37

4.7. Analisis Kelayakan Aspek Finansial .......................................... 37

4.7.1. Net Present Value (NPV) ................................................. 37

4.7.2. Net Benefit Cost Ratio (B/C) ............................................ 38

4.7.3. Internal Rate of Return (IRR) .......................................... 38

4.7.4. Payback Period (PP) ........................................................ 39

4.7.5. Discounting Factor dan Compounding Factor ................ 40

4.7.6. Break Even Point.............................................................. 40

4.7.7. Penilaian Risiko dalam Investasi ..................................... 41

4.8. Asumsi Dasar ............................................................................. 43

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Sejarah Umum Peternakan ......................................................... 46

5.2. Jalinan Kerjasama Peternakan milik Bapak Marhaya ................ 46

5.3. Risiko Usaha Peternakan milik Bapak Marhaya ........................ 47

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Analisis Aspek Kelayakan Non Finansial .................................. 51

6.1.1. Aspek Pasar ...................................................................... 51

6.1.2. Aspek Teknis ..................................................................... 53

6.1.3. Aspek Manajemen dan Hukum ........................................ 57

6.1.4. Aspek Sosial dan Lingkungan .......................................... 58

6.2. Analisis Aspek Finansial ............................................................ 59

6.2.1. Arus Manfaat (Inflow) ...................................................... 59

6.2.2. Arus Biaya (Outflow) ....................................................... 61

6.2.3. Kelayakan Investasi Usaha Usaha Peternakan Milik

Bapak Marhaya Tanpa Risiko ......................................... 67

6.2.4. Perhitungan Nilai Break Even Point ................................ 69

6.2.5. Nilai Kelayakan pada Peternakan Ayam Broiler dengan

Pola Mandiri .................................................................... 69

6.3. Perhitungan Risiko Usaha Peternakan Milik Bapak Marhaya ... 71

6.3.1. Risiko Produksi ................................................................ 72

6.3.2. Risiko Harga .................................................................... 75

6.3.3. Perhitungan Tingkat Risiko.............................................. 77

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ................................................................................ 80

7.2. Saran ........................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 82

LAMPIRAN .................................................................................................. 84

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Perkembangan Populasi Ayam Broiler di Indonesia dari Tahun

2001-2008 ............................................................................................... 3

2. Perkembangan Produksi Hewan Ternak di Kabupaten Bogor Tahun

2009-2010 ............................................................................................... 4

3. Ruang Gerak yang Dibutuhkan oleh Ayam Broiler Berdasarkan

Bobot Ternak .......................................................................................... 13

4. Kebutuhan Zat Nutrisi yang diperlukan Ayam Broiler .......................... 14

5. Kebutuhan Zat Nutrisi yang diperlukan Ayam Broiler Berdasarkan

Umur ....................................................................................................... 14

6. Produksi Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya pada

Kondisi Berbagai Risiko ......................................................................... 47

7. Harga Jual yang Diterima Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak

Marhaya pada Setiap Kondisi ................................................................. 49

8. Penerimaan Usaha Peternakan Ayam Broiler Kondisi Tanpa Risiko .... 60

9. Biaya Investasi Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya ......... 61

10. Biaya Reinvestasi yang Dikeluarkan Peternakan Ayam Broiler Milik

Bapak Marhaya ....................................................................................... 63

11. Penyusutan dari Barang Investasi Peternakan Ayam Broiler Milik

Bapak Marhaya ....................................................................................... 64

12. Biaya Variabel yang Dikeluarkan Peternakan Ayam Broiler Milik

Bapak Marhaya (4346 ekor) ................................................................... 66

13. Biaya Tetap Yang dikeluarkan Peternakan Ayam Broiler Milik

Bapak Marhaya ....................................................................................... 67

14. Hasil Perhitungan Kriteria Investasi Usaha Peternakan Ayam Broiler

Milik Bapak Marhaya ............................................................................. 68

15. Perhitungan Nilai BEP pada Peternakan Ayam Broiler dengan Pola

Kemitraan ............................................................................................... 69

16. Hasil Perhitungan Kriteria Investasi Usaha Peternakan Ayam Broiler

Milik Bapak Marhaya dengan Asumsi Pola Mandiri ............................. 70

17. Perhitungan Nilai BEP pada Peternakan Ayam Broiler dengan Pola

Mandiri ................................................................................................... 71

18. Frekuensi Dan Bobot Panen Ayam Broiler di Peternakan Ayam

Broiler Milik Bapak Marhaya ................................................................ 72

19. Biaya Variabel Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya

pada Kondisi Risiko Produksi ................................................................ 73

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

xiii

20. Kriteria Investasi pada Ketiga Kondisi Risiko Produksi Usaha

Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya ................................... 74

21. Frekuensi Harga Jual Daging Broiler di Peternakan Milik Bapak

Marhaya Pada Setiap Kondisi................................................................. 75

22. Penerimaan Usaha Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya

pada Risiko Harga Kondisi Tiga Skenario ............................................. 76

23. Kriteria Kelayakan Investasi Usaha Peternakan Ayam Broiler Milik

Bapak Marhaya pada Risiko Harga Kondisi Tiga Skenario ................... 76

24. Probabilitas dari Ketiga Kondisi pada Risiko Produksi ......................... 77

25. Probabilitas dari Ketiga Kondisi pada Risiko Harga .............................. 77

26. Tingkat Risiko yang Terjadi pada Ketiga Skenario dalam Risiko

Produksi dan Harga ................................................................................ 78

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per
Page 21: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka Alur Pemikiran Operasional................................................... 33

2. Saluran Pemasaran Ayam Broiler pada Peternakan Ayam Broiler

Milik Bapak Marhaya ............................................................................. 52

3. Saluaran Pemasaran Pupuk Kandang pada Peternakan Ayam Broiler

Milik Bapak Marhaya ............................................................................. 53

4. Kandang Produksi Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya .... 54

5. Bentuk dan Layout Kandang Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya ....... 55

6. Proses Pengosongan Kandang pada Masa Jeda Pemeliharaan Ayam

Broiler untuk Persiapan Pemeliharaan ................................................... 56

7. Ayam Broiler Siap Panen dengan Masa Pemeliharaan 45 hari .............. 57

8. Struktur Organisasi pada Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak

Marhaya .................................................................................................. 58

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per
Page 23: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Total Penerimaan Bapak Marahaya pada Kondisi Harga Normal ......... 85

2. Total Penerimaan Bapak Marahaya pada Kondisi Risiko Harga

Terbaik .................................................................................................... 85

3. Total Penerimaan Bapak Marahaya pada Kondisi Risiko Harga

Terburuk ................................................................................................. 86

4. Total Penerimaan Bapak Marahaya pada Kondisi Risiko Produksi

Terburuk ................................................................................................. 86

5. Total Penerimaan Bapak Marahaya pada Kondisi Risiko Produksi

Terbaik .................................................................................................... 87

6. Total Penerimaan Bapak Marahaya pada Kondisi Risiko Produksi

Normal .................................................................................................... 87

7. Arus Kas Usaha Budidaya Ayam Broiler pada Kondisi Harga

Tanpa Risiko ........................................................................................... 88

8. Arus Kas Usaha Budidaya Ayam Broiler pada Kondisi Risiko

Harga Normal ......................................................................................... 89

9. Arus Kas Usaha Budidaya Ayam Broiler pada Kondisi Risiko

Harga Terbaik ......................................................................................... 90

10. Arus Kas Usaha Budidaya Ayam Broiler pada Kondisi Risiko

Harga Terburuk....................................................................................... 91

11. Arus Kas Usaha Budidaya Ayam Broiler pada Kondisi Risiko

Produksi Normal ..................................................................................... 92

12. Arus Kas Usaha Budidaya Ayam Broiler pada Kondisi Risiko

ProduksiTerbaik ..................................................................................... 93

13. Arus Kas Usaha Budidaya Ayam Broiler pada Kondisi Risiko

Produksi Terburuk .................................................................................. 94

14. Tingkat Risiko Usaha Peternakan Ayam Broiler Bapak Marhaya

pada Kondisi Risiko Harga ..................................................................... 95

15. Tingkat Risiko Usaha Peternakan Ayam Broiler Bapak Marhaya

pada Kondisi Risiko Produksi ................................................................ 95

16. Arus Kas Usaha Budidaya Ayam Broiler pada Kondisi Pola Mandiri... 96

17. Jadwal Proses Pemeliharaan Ayam Broiler pada Peternakan Milik

Bapak Marhaya ....................................................................................... 97

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per
Page 25: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) dari hasil pertanian, peternakan,

kehutanan dan perikanan atas dasar harga konstan 2000 adalah sebesar 284,6

triliun pada tahun 2008 dan 296,4 triliun pada tahun 2009 atau mengalami

pertumbuhan sebesar 4,1 persen. Sedangkan Peranan Sektor Pertanian terhadap

PDB Indonesia tahun 2009 tumbuh dari 14,5 persen menjadi 15,3 persen sehingga

sektor pertanian berada pada ranking kedua yang memiliki kontribusi terhadap

PDB setelah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 26,4 persen. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa kebijakan fiskal yang dibuat pemerintah memberi proporsi

perhatian lebih pada pengembangan pertanian dalam rangka pembangunan

perekonomian nasional sudah tepat, karena memberikan hasil kontribusi positip

pada ekonomi nasional1.

Ketersediaan lahan yang luas di Indonesia belum banyak dimanfaatkan

oleh masyarakat terutama untuk kegiatan peternakan, sampai saat ini produksi

hasil peternakan dalam negeri belum dapat mencukupi kebutuhan konsumsi

daging masyarakat, terutama untuk daging ayam. Dari aspek tersebut,

pengembangan peternakan di Indonesia berpotensi sangat besar. Potensi lahan

untuk pengembangan peternakan mencapai 88,2 juta hektar yang terdiri dari lahan

perkebunan, lahan tegalan, lahan hutan alang-alang, lahan hutan, dan lahan

persawahan2.

Konsumsi daging ayam broiler Indonesia adalah 545.1 ribu ton per tahun.

Konsumsi daging ayam broiler sebesar 4,5 kilogram per kapita per tahun.

Konsumsi per kapita tersebut terus didorong oleh Pemerintah untuk meningkatkan

asupan gizi masyarakat mengingat kandungan gizi ayam broiler yang baik dan

juga mudah diakses masyarakat karena harga yang relatif murah dibanding harga

daging jenis lain. Dengan jumlah konsumsi per kapita tersebut, individu

memperoleh asupan gizi harian sebesar 19,73 kalori, 1,19 protein dan 1,63 lemak.

Jumlah ini termasuk kecil dibanding dengan konsumsi perkapita negara lain.

Masyarakat Singapura, Jepang, dan Amerika Serikat pada tahun 1987 masing-

masing telah mencapai 22,69 gram, 53,50 gram dan 73 gram per kapitas per hari.

Rendahnya konsumsi protein asal ternak masyarakat Indonesia ini merupakan

1 http://www.deptan.go.id.Buletin. PDB sektor pertanian. 23 maret 2011.

2 Pemerintah Daerah Jawa Barat. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat.

25 Maret 2011

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

2

faktor lain yang ikut mendorong perlunya pengembangan peternakan di Indonesia,

termasuk pengembangan peternakan ayam pedaging3.

Pembangunan usaha peternakan ayam pedaging (broiler) untuk

meningkatkan produksi daging sangat dirasakan manfaatnya, terutama untuk

menjadi barang substitusi bagi daging sapi impor yang didatangkan dari Australia

dalam jumlah besar, serta untuk penyediaan daging bagi masyarakat dengan harga

murah, sehingga konsumsi protein hewani masyarakat juga dapat meningkat

(Hartono, 2003).

Keadaan tersebut membuat ayam broiler menjadi salah satu komoditas

ternak yang paling potensial untuk dikembangkan. Ayam broiler merupakan jenis

unggas yang mempunyai siklus produksi cepat dengan pertambahan bobot badan

50-100 gram per hari. Waktu pemeliharaan sampai panen ayam broiler adalah 4-5

minggu. Laju pertumbuhan ayam broiler dapat diatur dengan pencahayaan dan

program jadwal pemberian pakan yang baik.

Peternakan ayam broiler di Indonesia sebagian besar masih didominasi

peternakan rakyat. Perusahaan besar yang terlibat dalam usaha peternakan ayam

broiler ini menangkap potensi bisnis tersebut dengan menawarkan pola inti

plasma kepada peternak. Pola kemitraan ini adalah bentuk kerjasama antara

perusahaan dengan masyarakat. Banyak manfaat yang diperoleh peternak dengan

adanya bentuk kerjasama tersebut, jaminan pasokan sarana produksi, harga jual

produk dan pasar merupakan keuntungan-keuntungan yang diperoleh peternak

yang menjadi plasma perusahaan inti (Setiawan, 2010). Sistem kerjasama ini

diharapkan menjadi salah satu cara dalam mengatasi permasalahan yang sering

dihadapi peternak skala kecil.

“Harga Day Old Chick (DOC) dan harga pakan berpengaruh nyata

terhadap penawaran ayam pedaging. Nilai rerata elastisitas penawaran atas harga

DOC dan rerata elastisitas penawaran atas harga pakan masing-masing sebesar

0,3688 dan 1,7079. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan harga DOC sebesar 1

persen akan diikuti oleh perubahan penawaran sebesar 0,3688 persen dan

perubahan harga pakan sebesar 1 persen akan diikuti oleh perubahan penawaran

sebesar 1,7079 persen. Angka elastisitas penawaran yang positif menunjukkan

bahwa arah perubahan penawaran ayam pedaging sama dengan arah perubahan

sdsdgfsd3 http://www.BPS.go.id. Statistik Pertanian.

Profil Pangan dan Pertanian.

25 Maret 2011

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

3

harga DOC dan dengan arah perubahan harga pakan. Peningkatan atau penurunan

harga kedua macam input ini akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan

penawaran ayam pedaging” (Hartono, 2003). Dari pernyataan tersebut dapat

disimpulkan bahwa permasalahan yang terjadi pada budidaya ayam broiler selama

ini adalah harga input DOC maupun pakan yang berfluktuasi dan semakin mahal

membuat jumlah penawaran daging ayam broiler di pasaran menjadi semakin

berkurang.

Tidak seimbangnya jumlah penawaran dalam mengimbangi jumlah

permintaan daging yang semakin tinggi menjadikan harga daging unggas ini

menjadi semakin mahal. Jika tidak segera diatasi maka masyarakat akan semakin

jauh dari akses daging murah sebagai salah satu sumber gizi murah. Padahal data

populasi yang ditunjukkan oleh Tabel 1 memperlihatkan jumlah populasi ayam

yang memiliki tren meningkat. Peningkatan populasi tersebut mengindikasikan

bahwa peternak sangat tertarik dengan bisnis ini. Oleh karena itu, pemerintah

perlu memperhatikan permasalahan tersebut agar peternakan ayam broiler dapat

berkembang dengan pesat.

Tabel 1. Perkembangan Populasi Ayam Broiler di Indonesia dari Tahun 2001-

2008

Tahun Populasi

(000 ekor)

Perubahan

(%)

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

621.870,43

865.074,79

847.743,89

778.969,84

811.188,68

797.527,45

920.851,12

902.052,42

-

0,391

-0,020

-0,081

0,041

-0,016

0,154

-0,020

Sumber: Departemen Pertanian (2011)

Kabupaten Bogor secara garis besar terdiri atas tiga wilayah dan 40

kecamatan yakni wilayah timur, wilayah tengah dan wilayah barat. Kabupaten

Bogor merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi besar untuk

mengembangkan sektor peternakan untuk menjadi sektor unggulan dalam

berkontribusi menyumbang pendapatan asli daerah.

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

4

Dari Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat yang telah direncanakan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah

yang dipilih untuk pengembangan usaha unggas produksi daging dan telur.

Sampai saat ini, Kabupaten Bogor berkontribusi terhadap total Produk Domestik

Bruto Regional Jawa Barat lebih besar dari 10 persen4.

Tabel 2. Perkembangan Produksi Hewan Ternak di Kabupaten Bogor Tahun

2009-2010

NO JENIS

TERNAK

2009

(Kg)

2010

(Kg)

Perubahan

(%)

1 Sapi 11.153.409 10.790.992 -3,25

2 Kerbau 238.800 262.268 9,83

3 Kambing 796.475 869.807 9,21

4 Domba 2.700.532 3.183.134 17,87

5 Ayam Ras 71.540.084 78.340.100 9,51

6 Ayam Buras 934.193 1.220.336 30,63

7 Itik 83.721 85.462 2,08

Sumber: Dinas Peternakan Kabupaten Bogor (2011)

Dari sisi geografis wilayah ini ideal karena letaknya berjauhan dari

pemukiman penduduk Bogor yang pada umumnya terkonsentrasi di wikayah Kota

Bogor sehingga tidak membuat polusi bagi masyarakat. Keadaan ini diharapkan

mengurangi kemungkinan timbulnya masalah antara peternak dan masyarakat.

Keadaan ini membuat masyarakat Kabupaten Bogor memiliki pekerjaan dibidang

pertanian. Salah satu bisnis yang berkembang di masyarakat adalah budidaya

ayam broiler. Ayam broiler banyak dipilih karena memiliki kemudahan dibidang

teknis produksi dan permintaan pasar. Peternakan ayam ras mendominasi total

produksi hewan ternak yang mampu dihasilkan Kabupaten Bogor. Pada tahun

2009 Kabupaten Bogor mampu menghasilkan 71.540.084 kilogram daging dan

pada tahun 2010 bertambah menjadi 78.340.100 kilogram. Rata-rata produksi

daging meningkat 9 persen tiap tahunnya.

Salah satu wilayah daerah di Kabupaten Bogor yang masyarakatnya

banyak bergerak dalam usaha budidaya ayam broiler dengan sistem kemitraan

adalah kecamatan Nanggung. Salah satu peternak di Kabupaten Bogor yang

mengusahakan peternakan ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor/

4 www.google.com. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat.

25 Maret 2011.

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

5

periode adalah Bapak Marhaya yang bertempat diwilayah Nanggung, Kabupaten

Bogor.

Usaha subsektor peternakan yang dikelola Bapak Marhaya adalah

budidaya pembesaran ayam broiler yang merupakan bagian dari proyek pertanian.

Proyek pertanian sangatlah sensitif terhadap perubahan lingkungan, baik

lingkungan ekstenal maupun internal. Hal ini disebabkan berbagai faktor

diantaranya adalah kenaikan biaya bahan baku, adanya gangguan penyakit, dan

sebagainya. Perubahan tersebut diduga akan langsung mempengaruhi komponen

cashflow yang pada akhirnya akan mempengaruhi net benefit dan mengubah

kelayakan investasi yang dilakukan peternak atas kandang yang didirikan.

1.2. Perumusan masalah

Usaha peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya di wilayah

Nanggung, Kabupaten Bogor telah berjalan sejak tahun 2008. Sejauh ini usaha

peternakan milik Bapak Marhaya berjalan dengan baik. Namun Bapak Marhaya

belum mengetahui secara pasti seberapa besar manfaat (benefit) yang diperoleh

atas investasi kandang yang telah dikeluarkan. Hal ini dikarenakan belum pernah

dilakukan perhitungan secara khusus dari pihak pemilik sendiri. Walaupun telah

berjalan cukup lama, apakah berarti usaha yang dijalankan Bapak Marhaya ini

telah layak secara finansial.

Pemilihan lokasi peternakan Bapak Marhaya didasari pada berbagai aspek

pertimbangan. Aspek pertama adalah skala usaha yang dikerjakan peternakan

milik Bapak Marhaya masih dalam lingkup peternakan skala rakyat dengan

kapasitas produksi dibawah 15.000 ekor per siklus. Aspek kedua adalah

pengalaman kerja operasional pemilik peternakan dalam mengelola peternakan

ayam broiler. Sedangkan aspek yang terakhir adalah efisiensi peternakan yang

dinilai efisiensi konversi pakan ke bobot pakan dan tingkat kematian ayam pada

saat proses pemeliharaan. Dari arahan tersebut diharapkan gambaran yang muncul

dari peternakan merupakan jawaban terbaik yang dapat menjawab permasalahan

yang diangkat. Oleh karena itu, penelitian ini akan mencoba untuk menganalisis

kelayakan investasi dari usaha pembesaran ayam broiler yang dijalankan Bapak

Marhaya di wilayah Nanggung, Kabupaten Bogor.

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

6

Selain melakukan perhitungan secara finansial, penelitian ini akan

mencoba memberikan gambaran terhadap aspek kelayakan non finansial yang

akan dianalisis melalui analisis deskriptif. Analisis aspek non finansial

diperhitungkan karena pelaksanaan kegiatan operasional akan berpengaruh

terhadap kualitas dan kuantitas output yang dihasilkan.

Informasi yang juga penting untuk dilihat adalah risiko yang dihadapi

peternak dalam melaksanakan budidaya ayam broiler. Kajian ini digali karena

dalam kegiatannya ada beberapa hal yang dapat membuat jumlah penerimaan

pada akhir periode budidaya berfluktuasi. Perubahan tersebut terjadi akibat

perubahan harga jual daging, jumlah output, dan harga input sarana produksi

pertanian. Perubahan-perubahan akibat pengaruh risiko akan berdampak pada

nilai kriteria kelayakan usaha dan penilaian kelayakan bisnis ayam broiler yang

dijalankan Bapak Marhaya.

Oleh karena itu, penelitian ini akan mencoba untuk menganalisis tingkat

kelayakan investasi dari usaha pembesaran ayam broiler yang dijalankan Bapak

Marhaya dengan memperhatikan risiko yang dihadapi dalam pelaksanaan

budidaya ayam broiler. Setelah analisis aspek non finansial dan analisis aspek

finansial dilakukan diharapkan akan muncul sebuah rekomendasi terhadap

peternak mengenai kelayakan dari kegiatan bisnis yang telah dilakukan. Hal

tersebut dapat dijadikan sebuah pertimbangan mengenai apa yang harus dilakukan

di masa yang akan datang. Ketika bisnis dikatakan layak secara aspek finansial

dan non finansialmaka bisnis dapat dilanjutkan. Dan sebaliknya, ketika bisnis

dikatakan tidak layak maka perlu dilakukan tinjauan ulang dan dilakukan

perbaikan pada kegiatan yang tidak efisien.

Berdasarkan uraian tersebut, masalah-masalah yang dianggap perlu untuk

dikaji yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana kelayakan aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum usaha

budidaya ayam broiler Bapak Marhaya di kawasan Nanggung, Kabupaten

Bogor?

2. Bagaimana tingkat kelayakan investasi kandang usaha budidaya ayam broiler

Bapak Marhaya jika dilihat dari aspek finansial (NPV, IRR, Net B/C, PP)?

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

7

3. Bagaimana dampak kelayakan investasi usaha budidaya ayam broiler Bapak

Marhaya dengan adanya risiko?

4. Mengetahui perbandingan kelayakan finansial antara peternakan ayam broiler

dengan sistem kemitraan dengan mandiri pada skala peternakan rakyat?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:

1. Menganalisis kelayakan usaha budidaya ayam broiler Bapak Marhaya

berdasarkan aspek non finansial.

2. Menganalisis kelayakan usaha budidaya ayam broiler milik Bapak Marhaya

berdasarkan aspek finansial pada kondisi tanpa risiko.

3. Menganalisis kelayakan usaha budidaya ayam broiler milik Bapak Marhaya

berdasarkan risiko produksi dan risiko harga.

4. Menganalisis tingkat perbandingan kelayakan finansial antara peternakan

ayam broiler dengan sistem kemitraan dengan mandiri pada skala peternakan

rakyat?

1.4. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

1. Menjadi bahan masukan bagi pemilik usaha ternak untuk melakukan

pengembangan bisnis yang dimiliki sehingga dapat berkembang baik dari

skala usaha maupun kualitas usaha.

2. Menjadi bahan pembelajaran untuk menambah pengalaman bagi penulis

dalam mempraktekkan ilmu yang telah diperoleh selama kegiatan perkuliahan.

3. Menjadi referensi dan bahan bacaan yang memberikan manfaat ilmu bagi para

pembaca.

1.5. Ruang Lingkup

Penelitian ini membahas tentang tingkat kelayakan investasi usaha

peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya di kawasan Nanggung, Kabupaten

Bogor. Peternak yang dipilih sebagai kajian adalah peternak pemilik. Peternak

pemilik merupakan peternak yang memiliki lokasi dan kandang bukan peternak

mitra penyewa kandang. Pokok bahasan berupa analisis deskriptif yang akan

menggambarkan keadaan non finansial bisnis. Selain itu juga akan dilakukan

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

8

analisis secara kuantitatif serta pembahasannya dalam implikasi atau makna

secara kualitatif dari perhitungan kelayakan finansial.

Ruang lingkup penelitian akan difokuskan pada peternakan ayam broiler

skala rakyat. Hal tersebut dikarenakan wilayah kecamatan Nanggung, Kabupaten

Bogor didominasi oleh peternak yang memiliki skala usaha kurang dari 15.000

ekor/periode. Risiko yang akan dibahas dibatasi pada pengukuran risiko produksi

dan harga.

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Ayam Broiler

Rasyaf (2008) memberikan definisi ayam broiler adalah ayam jantan dan

betina muda yang dijual pada umur dibawah delapan minggu dengan bobot tubuh

tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada yang lebar

dengan timbunan daging yang baik dan banyak. Ciri-ciri khas ayam broiler

dibanding daging jenis unggas yang lain diantaranya: rasanya yang khas dan enak,

memiliki tekstur daging yang lembut dan banyak, pengolahan yang singkat karena

daging ini mudah lunak.

Keunggulan-keunggulan sifat yang dimiliki ayam broiler menjadikan

budidaya ayam ini dangat diminati. Dua kriteria yang hanya dimiliki ayam broiler

adalah hasil utama dan pertumbuhannya. Peternak akan mampu menghasilkan

ayam siap potong dalam waktu singkat karena ayam ini memiliki tingkat

pertambahan bobot yang relatif cepat bila dibandingkan dengan jenis ayam

lainnya. Ayam broiler umur satu sampai dengan lima minggu memiliki tingkat

pertumbuhan yang paling baik. Bobot jual antara lima sampai enam minggu bobot

ayam broiler telah mencapai sekitar 1,3-1,6 kilogram per ekornya. Bobot ini

adalah bobot ayam konsumsi atau dengan kata lain ayam broiler hanya

memerlukan siklus waktu maksimum enam minggu dalam setiap satu silkus

budidayanya.

Jenis-jenis strain ayam ras pedaging yang banyak beredar adalah: Super 77,

Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver

Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro, Cornish,

Brahma, 2 Langshans, Hypeco-Broiler, Ross, Marshall”m”, Euribrid, A.A 70, H&N,

Sussex, Bromo, CP 707.

2.2. Sejarah Ayam Broiler di Indonesia

Ayam broiler mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1960-an. Pada awal

tahun tersebut peternak sudah mulai memelihara ayam broiler namun belum

bersifat komersil. Pada tahun 1980-an ayam ini mulai populer dibudidayakan

untuk kegiatan bisnis karena memiliki berbagai kelebihan yang tidak ada pada

ayam pedaging lain. Pemerintah mencanangkan panggalakan konsumsi daging

ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Pada awal mula ayam

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

10

broiler mengalami berbagai hambatan karena kalah bersaing dengan ayam

kampung yang sedang berkembang pesat. Terjadi persaingan produk antara ayam

broiler dan ayam kampung. Namun, dalam perkembangannya ayam broiler dan

ayam kampung memiliki segmen pasar yang berbeda sehingga kedua bisnis

tersebut berkembang baik. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan

menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang

bermunculan diberbagai wilayah Indonesia (Rasyaf, 2008).

2.3. Usaha Peternakan Ayam Broiler

Permintaan tinggi membuat kepastian pasar yang menjadi salah satu

penyebab bisnis peternakan ayam broiler berkembang pesat mulai dari skala

rumah tangga, menengah sampai besar yang dijalankan perusahaan secara

intensif. Berdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian

No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Usaha

Peternakan Ayam Ras, ditetapkan bahwa usaha peternakan dibagi menjadi tiga

kategori yaitu, peternakan rakyat, pengusaha kecil peternakan dan pengusaha

peternakan. Peternakan Rakyat adalah usaha peternakan dengan jumlah ternak

yang dimiliki kurang dari 15.000 ekor per siklus. Pengusaha Kecil Peternakan

adalah usaha peternakan dengan jumlah ternak yang dimiliki kurang dari 65.000

ekor per siklus. Sedangkan Perusahaan Peternakan adalah perusahaan budidaya

ayam pedaging yang memiliki skala usaha lebih besar dari 65.000 ekor per siklus.

Pada prinsipnya usaha peternakan ayam broiler dibedakan menjadi tiga hal

yaitu manajemen produksi, manajemen pemasaran dan manajemen keuangan.

Ketiga prinsip tersebut mencakup beberapa fungsi yang lebih kecil. Fungsi pada

prinsip manajemen produksi yakni perencanaan, pengorganisasian, dan

pengawasan atau evaluasi (Suharno, 2004).

Perencanaan merupakan tahapan awal yang dilakukan sebelum kegatan

budidaya dilaksanakan. Pada tahapan ini peternak melakukan fungsi pemilihan

terhadap komoditi yang akan diusahakan, lokasi dimana kegiatan budidaya akan

didirikan, waktu pelaksanaan yang tepat untuk memulai aktivitas, sumber daya

manusia yang dipilih, sampai dengan tata cara teknis tentang cara pembudidayaan

yang benar. Fungsi pegorganisasian adalah tahapan kedua setelah kegiatan

perencanaan di awal. Kegiatan ini menindaklanjuti aktivitas perencanaan sehingga

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

11

peternak dituntut mampu dalam mengorganisir karyawan dan kegiatan

peternakannya. Tahapan terakhir yang merupakan fungsi ketiga yakni evaluasi

pada umumnya dilakukan setelah satu siklus budidaya ayam broiler terselesaikan.

Usaha peternakan dikatakan berhasil apabila peningkatan produksi persatuan luas

dan perolehan pendapatan dapat dicapai secara maksimal dari bisnis budidaya

yang dilakukan (Rasyaf, 2008).

Standar produksi yang bisa dijadikan sebagai indikator adalah

pertambahan berat badan, konsumsi pakan, dan konversi pakan. Keberhasilan

teknis budidaya yang diterapkan terlihat dengan bobot ideal yang mampu dicapai

dalam waktu yang telah ditentukan. Barang-barang modal yang merupakan input

dalam menjalankan usaha budidaya ayam broiler diantaranya ayam, kandang,

ransum, alat peternakan dan obat-obatan. Biaya invetasi terbesar bagi para

peternak adalah biaya pembuatan kandang. Sedangkan biaya operasional yang

memiliki proporsi terbesar dari seluruh jenis pengeluaran adalah biaya pakan yang

diberikan pada ternak tiap harinya khususnya pada ayam broiler. Makanan ternak,

temperatur lingkungan dan manajemen pemeliharaan merupakan tiga faktor yang

sangat penting pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan budidaya (Rasyaf,

2008).

Pengelolaan pemberian pakan yang baik membuat biaya operasional yang

dikeluarkan peternak efektif dan efisien. Pemborosan pakan berakibat pada

pembengkakan pengeluaran biaya. Keadaan ini akan berakibat pada proporsi

pendapatan yang berkurang. Lingkungan yang mendukung akan membuat tingkat

pertumbuhan ayam broiler akan dapat tercapai secara optimal sehingga

keuntungan dapat tercapai.

2.4. Faktor-faktor Produksi Peternakan Ayam Broiler

Faktor produksi merupakan berbagai input yang diperlukan dalam

menjalankan proses produksi. Input diproses untuk kemudian diproses menjadi

output. Faktor produksi dalam peternakan ayam broiler secara umum terbagi

menjadi dua, pertama faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel. Faktor

produksi tetap merupakan faktor produksi yang jumlahnya tidak berubah dengan

besaran output yang dihasilkan. Faktor produksi tetap yang diperlukan oleh

peternakan ayam broiler adalah kandang dan peralatan. Faktor produksi variabel

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

12

adalah faktor produksi yang jumlahnya berubah sejalan dengan jumlah output

yang dihasilkan. Faktor produksi variabel terdiri atas Day Old Chick (DOC), obat,

vaksin, vitamin, sekam, listrik, air, minyak tanah dan tenaga kerja (Murtidjo,

1992).

2.4.1. Day Old Chick (DOC)

DOC adalah anak ayam usia satu hari. Bobot anak ayam pada usia ini

berkisar 35-40 gram. Anak ayam yang sehat memiliki ciri memiliki mata yang

cerah bercahaya, aktif terlihat segar, tidak memperlihatkan cacat fisik, dan tidak

ada tinja yang melekat pada duburnya (Rasyaf, 2008).

Menurut Pramudyati dan Effendy (2009), persyaratan Bibit (DOC) yang

baik dan sehat mempunyai ciri-ciri diantaranya :

1) Bobot tubuh 35-40 gram,

2) Bulu berwarna kuning muda, mengkilap dan mata cerah,

3) Warna paruh dan kulit kaki kuning kecoklatan,

4) Gerakan lincah,

5) Tidak memiliki cacat tubuh,

6) Memiliki nafsu makan yang baik,

7) Tidak terdapat letakan tinja di duburnya, serta

8) Suara nyaring.

2.4.2. Lahan dan Perkandangan

Lokasi merupakan hal yang penting dipertimbangkan dalam memulai

budidaya ayam broiler. Lokasi menjadi pertimbangan penting karena ada tumpang

tindih kepentingan dalam pemanfaatan suatu areal. Tiga poin yang dapat dijadikan

acuan dalam pemilihan lokasi kandang (Rasyaf, 2008):

1) Lokasi yang dipilih adalah lokasi yang jauh dari keramaian, jauh dari lokasi

perumahan atau dipilih tempat yang sunyi

2) Tidak jauh lokasi pusat pasokan bahan baku dan lokasi pemasaran

3) Lokasi yang dipilih sebaiknya masuk dalam area agribisnis agar terhindar dari

penggusuran.

Hardjosworo dan Rukmiasih (2000), menyatakan unggas pedaging

sebaiknya dipelihara dalam kandang agar memiliki ruang gerak yang terbatas.

Pembatasan ruang gerak dimaksudkan agar pakan yang diberikan pada ternak

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

13

dapat dikonversi secara optimal menjadi daging. Bila ruang geraknya tidak

terbatas, energi yang diperoleh dari pakan akan digunakan untuk bergerak.

Letak dan arah kandang dimaksudkan untuk mencegah agar sinar matahari

tidak terlalu lama ke dalam kandang. Kandang yang baik dibuat poros panjang

dan membentang kearah Timur-Barat. Ventilasi yang baik mampu memberikan

jaminan terhadap efisiensi penggunaan makanan, sehingga kesehatan dan

pertumbuhan terjamin. Ventilasi juga harus dibuat dengan baik agar udara di

kandang dapat bertukar secara lancar. Ukuran kandang yang tepat tergantung dari

kepadatan jumlah populasi yang dipelihara. Luas kandang yang cukup

memberikan ruang gerak yang cukup bagi ternak agar tidak stres dan saling patuk.

Ruang gerak yang cukup akan membuat pertumbuhan ayam broiler

optimal. Tabel 3 memberikan gambaran yang jelas tentang kebutuhan luas ruang

gerak berdasarkan bobot badan unggas.

Tabel 3. Ruang Gerak yang Dibutuhkan oleh Ayam Broiler Berdasarkan Bobot

Ternak

Bobot Badan (kg) Ruang Gerak (m2/ekor)

1,4

1,8

2,2

2,5

3,0

0,06

0,08

0,1

0,13

0,16

Sumber: Hardjosworo dan Rukmiasih (2000)

2.4.3. Ransum

Ransum merupakan kumpulan bahan makanan pokok yang diberikan

kepada ternak dengan komposisi bahan yang telah disusun dengan mengikuti

aturan tertentu. Aturan tersebut megikuti nilai kebutuhan gizi ayam dan nilai

kandungan gizi dari bahan makanan yang digunakan. Kebutuhan nilai gizi ayam

broiler berbeda bergantung pada umur ternak. Semakin besar umur ternak maka

kebutuhan gizi ternak tersebut juga semakin tinggi. Kebutuhan gizi ayam broiler

diperliharkan oleh Tabel 4.

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

14

Tabel 4. Kebutuhan Zat Nutrisi yang diperlukan Ayam Broiler

Jenis

unggas

Umur

(minggu)

Zat Nutrisi

Energi

(kkal/kg)

Protein

(%)

Metionin

(%)

Lisin

(%)

Ca

(%)

P

(%)

Ayam

ras

0-3

3-6

6-8

3.200

3.200

3.200

23,00

20,00

18,00

0,50

0,38

0,32

1,10

1,00

0,85

1,00

0,90

0,80

0,45

0,35

0,30

Sumber: Hardjosworo dan Rukmiasih, 2000

Standar kebutuhan pakan bervariasi, tergantug dari bibit DOC yang

dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan pembibitan. Susunan ransum yang

diperlukan untuk ayam broiler harus mengandung zat-zat yang diperlukan

berdasarkan umur yang diperlihatkan oleh Tabel 5. Besarnya pakan yang

digunakan mempengaruhi perhitungan konversi pakan. Konversi pakan

merupakan perbandingan antara jumlah pakan yang diperlukan dengan

pertumbuhan berat badan. Bell dan Weaver (2002) memberikan standar FCR

broiler yang dipelihara selama 35-38 hari adalah lebih kecil dari 1,83 kilogram

pakan. Dengan kata lain 1,83 kilogram pakan diberikan kepada ternak untuk

mendapatkan bobot hidup unggas 1 kilogram.

Tabel 5. Kebutuhan Zat Nutrisi yang diperlukan Ayam Broiler Berdasarkan

Umur

Fase Starter (0-4 minggu) Fase Finisher (5-8 mingggu)

ME (kkal/kg)

Protein (%)

Lemak (%)

Lemak Kasar (%)

2.800-3.00

23-24

7

4

3.000-3.200

21-22

7

4

Sumber: Hardjosworo dan Rukmiasih, 2000

2.4.4. Obat dan Vaksinasi

Vaksin merupakan bahan yang dibuat dari bahan mikroorganisme atau

komponen antigen dari virus atau bakteri tersebut. Vaksin diperlukan untuk

menimbulkan kekebalan dalam tubuh unggas. Obat merupakan bahan kimia yang

mempunyai kemampuan untuk menghambat atau menghentikan

perkembangbiakkan mikroorganisme (Hardjosworo dan Rukmiasih, 2000).

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

15

2.4.5. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah sumber daya manusia yang diperlukan untuk

mengelola proses produksi. Kualitas sumber daya manusia yang digunakan

mempengaruhi kualitas ternak yang dihasilkan. Tenaga kerja pada peternakan

ayam broiler yang dikelola secara manual (tanpa alat-alat otomatis) untuk 2.000

ekor ayam broiler mampu dipelihara oleh satu orang pria dewasa. Untuk 6.000

ekor cukup dipakai tenaga kerja satu orang pria dewasa sebagai tenaga kandang

yang biasa disebut anak kandang dan bertugas dalam pemeliharaan keseharian di

kandang. Tenaga kerja tetap, tanaga kerja harian dan tenaga kerja harian lepas

maupun kontrak adalah tenaga kerja yang digunakan dalam satu peternakan

(Rasyaf, 2008).

2.4.6. Biaya Input

Dalam ilmu ekonomi biaya diartikan sebagai semua pengorbanan yang

perlu untuk suatu proses produksi, dinyatakan dalam uang menurut harga yang

berlaku di pasar, Gilarso (2003). Biaya merupakan nilai output yang diperlukan

untuk memproduksi output (Lipsey et. al, 1995).

Dari beberapa difinisi tersebut, ada beberapa komponen penting yang

terdapat dalam definisi suatu biaya. Yang pertama, pengorbanan merupakan

pemakaian faktor-faktor produksi atau sumber-sumber ekonomi. Kedua, dinilai

dalam uang artinya semua pengorbanan yang dikeluarkan dalam proses produksi

diperhitungkan dalam bentuk nilai uang, yakni biaya yang benar-benar

dikeluarkan (biaya eksplisit) maupun biaya yang secara ekonomis harus dihitung

tetapi bukan dalam bentuk pengeluaran uang riil (biaya implisit). Terakhir,

penilaian biaya tersebut berdasarkan harga pasar yang berlaku agar nilai yang

dihitung relevan. Biaya merupakan komponen yang dipengaruhi oleh besaran

skala produksi yang dilakukan peternak. Semakin besar skala peternakan maka

biaya yang diperlukan semakin besar. Biaya yang digunakan dalam kegiatan

budidaya ayam broiler adalah seluruh biaya dalam pengadaan input dan tenaga

kerja dalam satu siklus produksi.

2.5. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Tinjauan mengenai penelitian yang relevan dilakukan untuk membantu

melihat gambaran awal terhadap kajian penelitian yang akan dilakukan. Penelitian

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

16

terdahulu yang akan dilihat dipilih berdasarkan hubungan yakni penelitian-

penelitian yang membahas mengenai analisis kelayakan finansial pada bisnis

yang bergerak di bidang pertanian.

2.5.1. Analisis Kelayakan Finansial

Dari penelitian yang dilakukan Setiawan (2000), dalam penelitiannya

analisis kelayakan finansial peternak plasma ayam broiler pola kemitraan inti-

plasma Cikahuripan PS menyimpulkan bahwa mekanisme pola kemitraan yang

dijalankan oleh perusahaan kemitraan Cikahuripan PS dengan peternak plasma

berjalan baik. Kemitraan yang dijalankan berhasil, khususnya bagi peternak

plasma. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa keuntungan peternak yang

berproduksi pada bulan September-Oktober diperoleh dari usaha ternaknya Rp

3.111,92 per ekor atau Rp 1.618,34 per kilogram. Mekanisme pola kemitraan

yang dilakukan perusahaan Cikahuripan PS berdampak baik peternak plasma.

Pola kemitraan yang dijalankan mampu mengatasi permasalahan

substansif dan teknis yang umumnya dihadapi peternak skala kecil, seperti

kepastian harga, pasar, pasokan input dan pembinaan dalam melakukan kegiatan

budidaya. Usaha peternakan ayam broiler ditingkat peternak plasma memberikan

hasil yang baik dan menunjukkan bahwa secara finansial layak untuk

dikembangkan.

Jenis pola usaha yang memiliki sensitivitas terkecil terhadap perubahan-

perubahan yang terjadi adalah pola usaha III yaitu pola usaha dengan

pengembangan usaha puyuh petelur dan pembibit (Pangestuti, 2010).

Diversifikasi usaha yang dilakukan peternak puyuh membuat tingkat sensitivitas

usaha yang dijalankan lebih naik dibandingkan pola yang lain. Artinya,

diversifikasi adalah cara lain untuk menurunkan tingkat risiko yang dijalankan

dalam bisnis perunggasan selain pola kemitraan.

Kajian kelayakan investasi usaha penggilingan padi pada kondisi risiko

oleh Novianti (2010) menunjukkan risiko berpengaruh pada tingkat kelayaan

investasi mesin penggiling padi. Skenario yang diterapkan pada cashflow yang

ada berupa skenario hasil terbaik, skenario hasil terburuk dan skenario hasil yang

paling mungkin terjadi pada bisnis. Risiko yang dikaji berupa risiko produksi dan

risiko pasar. Kedua jenis risiko ini dipilih karena dampak yang ditimbulkan sangat

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

17

berpengaruh pada kelancaran kegiatan operasional bisnis penggilingan padi.

Simpulan hasil perhitungan output cashflow dengan hasil skenario adalah risiko

harga merupakan kondisi yang mengandung tingkat risiko paling besar.

Berdasarkan penelitian Novianti (2010), dapat diketahui bahwa tiga

komponen penting yang perlu diketahui untuk mempertimbangkan aspek risiko

dalam bisnis adalah NPV yang diharapkan, standar deviasi dan koefisien variasi.

Standar deviasi dan koefisien variasi menunjukkan ukuran risiko bisnis. Dengan

kedua ukuran tersebut dapat dilakukan perhitungan NPV dengan risiko. Risiko

menjadi pertimbangan yang penting karena setiap tindakan investasi memiliki

unsure risiko, probabilitas dan opportunity cost.

Kriteria kelayakan investasi yang dihasilkan menunjukkan tingkat

kelayakan pada suatu bisnis yang dikaji. Penelitian yang dilakukan Asep (2008),

Sri (2005), Citra (2007), Gustriyani (2007) menghasilkan nilai Net Presen Value

lebih besar dari nol, nilai Internal Rate of Return yang jauh lebih besar dari

tingkat suku bunga yang berlaku, dan Net B/C lebih dari satu. Bidang bisnis yang

dikaji adalah bisnis yang bergerak dalam bidang pertanian. Kesimpulan yang ada

dalam penelitian-penelitian tersebut memperlihatkan bahwa bisnis pertanian

sangat potensial untuk dikembangkan.

2.5.2. Penelitian yang akan dilakukan

Penelitian-penelitian terdahulu memiliki beberapa persamaan dan

perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kesamaan yang diperlihatkan

penelitian terdahulu diantaranya skala usaha budidaya ternak ayam broiler yang

akan dikaji. Alat analisis yang digunakan pada penelitian yang akan dilakukan

pada umumnya tidak jauh berbeda dengan penelitian tentang studi kelayakan

finansial yang lainnya.

Penelitian yang dilakukan akan menekankan pada tingkat kelayakan

investasi, mengacu pada kriteria kelayakan investasi. Penekanan pada aspek

finansial dipilih karena umumnya peternakan ayam broiler skala peternakan

rakyat bermasalah dalam mempertimbangkan aspek ini dengan berbagai pengaruh

akibat perubahan harga jual output dan harga input. Dari perhitungan dengan

menggunakan sensitivity value analisys juga akan dilihat sejauh mana aspek risiko

pasar mempengaruhi perhitungan cashflow analisis kelayakan finansial. Risiko

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

18

yang akan dibahas adalah pengukuran risiko pasar karena dengan sistem

kemitraan kondisi ini yang membuat penerimaan peternak sangat bervariasi.

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Bisnis atau proyek merupakan suatu kegiatan investasi, yang

menggunakan sejumlah sumber daya untuk memperoleh keuntungan atau manfaat

dalam periode waktu tertentu. Investasi adalah suatu kegiatan pengadaan barang

modal dengan nilai yang besar ataupun memiliki umur pakai ekonomis lebih dari

satu tahun. Perhitungan dalam analisis sebuah kegiatan investasi tidak dapat

menggunakan analisis laba rugi saja, namun perlu dilakukan perhitungan yang

memasukkan komponen nilai uang terhadap waktu yang biasa disebut dengan

studi kelayakan bisnis.

Studi kelayakan bisnis merupakan salah satu langkah awal yang dapat

digunakan untuk menilai tingkat kelayakan bisnis yang akan dikerjakan. Selain

itu, perhitungan ini juga dapat dipakai pada bisnis yang sedang berjalan jika

perhitungan kelayakannya belum pernah dilakukan selama bisnis berjalan. Dari

perhitungan analisis kelayakan finansial akan diperoleh informasi megenai

kelayakan bisnis dari sisi finansial.

3.1.1. Studi Kelayakan bisnis

Proyek merupakan kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan

dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan menggunakan sumber-sumber

untuk mendapatkan benefit. Gittinger (1986) menyatakan, proyek yang bergerak

dibidang pertanian merupakan sebuah kegiatan investasi yang mengubah sumber-

sumber finansial menjadi menjadi barang-barang modal yang dapat menghasilkan

keuntungan atau manfaat setelah beberapa periode waktu (Gray et. al, 1985).

Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-

sumber untuk mendapatkan manfaat (benefit), atau dapat juga dimaknai sebagai

suatu aktivitas dimana dilkeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan

hasil (return) diwaktu yang akan datang, dan yang dapat direncanakan, dibiayai

dan dilaksanakan sebagai satu unit (Kadariah, 2001). Proyek yang akan

dilaksanakan diperhitungkan dengan menggunakan studi kelayakan proyek karena

nilai investasi besar yang dikeluarkan pada tahap awal pelaksanaan, nilainya tidak

langsung kembali di awal tahun pertama.

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

20

Ada tiga acuan yang dapat dijadikan pedoman dalam penentuan panjang

umur bisnis (Kadariah, 1999):

1) Ukuran umum dapat diambil suatu periode (jangka waktu) yang kira-kira

sama dengan umur ekonomis dari suatu asset. Umur ekonomis adalah jumlah

tahun selama pemakaian aset tersebut dapat meminimumkan biaya tahunan.

2) Untuk bisnis yang mempunyai investasi modal yang sangat besar, umur

bisnis yang digunakan adalah umur teknis. Dalam hal ini, untuk bisnis-bisnis

tertentu, umur teknis dari unsur-unsur pokok investasi adalah lama, tetapi

umur ekonomisnya dapat jauh lebih pendek karena ketinggalan zaman akibat

penemuan teknologi baru yang lebih efisien.

3) Untuk bisnis yang umurnya lebih dari 25 tahun, dapat diambil 25 tahun

karena nilai-nilai tersebut jika di-discount dengan discount rate sebesar 10

persen keatas maka present value-nya sudah sangat kecil.

Studi kelayakan proyek merupakan penelitian-penelitian tentang dapat

tidaknya suatu proyek biasanya merupakan proyek investasi, dilaksanakan dengan

berhasil. Indikator keberhasilan dalam menilai sebuah proyek yang berjalan

beragam. Penentuan keberhasilan pelaksanaan proyek berjalan tergantung dari

sudut pandang subyek yang melakukan kegiatan investasi. Investor swasta akan

menganggap suatu proyek berhasil dilaksanakan apabila memberikan manfaat

ekonomis bagi pihak pelaksana, sedangkan menurut pemerintah atau lembaga-

lembaga nonprofit akan cenderung kearah manfaat sosial yang dirasakan

masyarakat secara luas (Husnan dan Muhammad, 2000).

Husnan dan Muhammad (2000) memberikan deskripsi keberhasilan suatu

proyek bila kegiatan investasi tersebut memenuhi kriteria manfaat investasi

menjadi tiga, yaitu; manfaat ekonomis proyek terhadap proyek itu sendiri

(manfaat finansial), manfaat proyek bagi Negara tempat proyek itu didirikan

(manfaat ekonomi nasional), manfaat sosial proyek bagi masyarakat di sekitar

proyek.

3.1.2. Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis

Kegiatan analisa suatu proyek yang dilaksanakan akan efektif bila

mempertimbangkan aspek-aspek yang saling berkaitan satu dengan yang lain.

Aspek-aspek yang berkaitan secara bersama-sama menentukan bagaimana

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

21

keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi-investasi tersebut dan

mempertimbangkan seluruh aspek tersebut pada setiap tahap dalam perencanaan

proyek dan siklus pelaksanaannya (Gittinger, 1986). Aspek tersebut antara lain:

3.1.2.1. Aspek-aspek Non Finansial Studi Kelayakan

1. Aspek Pasar

Pasar merupakan aspek pertama dan terpenting untuk

dipertimbangkan karena besar kecilnya nilai investasi yang ditanamkan

akan selalu mengacu pada aspek pasar.

Pasar diartikan sebagai sebuah proses sosial dan manajerial dimana

individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka

dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang bernilai

satu sama lain (Kotler, 2002). Kotler cenderung memandang pengertian

pasar sebagai sesuatu yang kompleks, dimana pasar merupakan proses.

Sedangkan Pass (1991) berpendapat pasar adalah sekelompok hasil

produksi yang memungkinkan proses pertukaran satu dengan yang lain.

Oleh karena itu, pasar merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha

peternakan.

Aspek-aspek pasar yang perlu dipelajari dalam pelaksanaan suatu

bisnis (Husnan dan Muhammad, 2000):

a. Permintaan

Jumlah komoditi yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut

jumlah yang diminta untuk komoditi tersebut (Lipsey, 1995).

Variabel-variabel penting yang mempengaruhi permintaan tersebut

adalah harga komoditi tersebut, harga komoditas yang berkaitan,

pendapatan, selera dan jumlah populasi.

b. Penawaran

Penawaran merupakan jumlah komoditi yang akan dijual oleh

perusahaan yang berupa kuantitas yang ditawarkan oleh komoditas

tersebut (Lipsey, 1995).

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

22

c. Program Pemasaran

Program pemasaran merupakan bauran pemasaran yang diterapkan

perusahaan yakni; produk, harga, distribusi dan komponen promosi

(Kotler, 2002).

2. Aspek Teknis

Teknik merupakan penerapan ilmu dan teknologi untuk

menyelesaikan permasalahan melalui pengetahuan, dan pengalaman

praktis yang diterapkan mendesain objek atau proses yang berguna.

Teknik juga dapat berarti metode atau sistem mengerjakan sesuatu (Kamus

Besar Bahasa Indonesia, 2003).

Aspek ini dianalisis dengan tujuan memberikan jawaban kelayakan

secara teknis dan pilihan teknologi yang baik untuk diterapkan. Melalui

kajian aspek teknis akan terungkap berbagai kebutuhan yang diperlukan

dalam pelaksanaan bisnis, bagaimana teknis proses produksi dilakukan,

kapasitas produksi, jenis teknologi yang diterapkan, perlengkapan

peralatan dan mesin produksi, lokasi pembudidayaan dan pengawasan

kualitas. Analisis aspek teknis antara lain menentukan jenis teknologi yang

paling sesuai dengan kebutuhan usaha yang dikaji.

3. Aspek Manajemen

Manajemen merupakan sejumlah aktivitas yang terdiri dari

kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian

pelaksanaan bisnis. Manajemen dalam pembangunan suatu proyek berupa

proses untuk merencanakan persiapan fisik dan peralatan lainnya agar

proyek dapat beroperasi tepat waktu.

4. Aspek Hukum

Merupakan badan hukum yang akan digunakan, izin usaha, akta,

sertifikat dan perizinan lain yang diperlukan untuk melaksanakan usaha

sesuai dengan peraturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku.

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

23

4.1.2.2. Aspek Kelayakan Finansial

Analisis finansial merupakan suatu analisis yang membandingkan antara

biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu proyek akan menguntungkan

selama umur proyek (Husnan dan Suwarsono, 2000).

1. Teori Biaya dan Manfaat

Biaya merupakan sesuatu yang mengurangi tujuan (Gittinger,

1986). Biaya akan dikeluarkan sebelum bisnis berjalan dan selama

kegiatan operasional bisnis berlangsung. Manfaat merupakan segala

sesuatu yang membantu tujuan. Manfaat dapat terbagi menjadi ; manfaat

langsung, manfaat tidak langsung, dan manfaat yang sulit untuk diukur

dengan uang (Kadariah, 2001).

Biaya atau pengeluaran adalah nilai input yang dikeluarkan untuk

memproduksi output (Lipsey et. al, 1995). Berdasarkan volume kegiatan

biaya dibedakan atas biaya tetap (fix cost) dan biaya variabel (variable

cost). Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi

yang jumlah tetap pada volume kegiatan tertentu. Sedangkan biaya

variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah-ubah sebanding

dengan perubahan volume kegiatan.

Biaya diartikan sebagai salah satu yang mengurangi suatu tujuan,

sedangkan manfaat adalah segala sesuatu yang membantu terlaksananya

suatu tujuan (Gittinger, 1986). Biaya adalah suatu korbanan yang

mengurangi manfaat yang mungkin diterima. Biaya dapat dibedakan

menjadi:

1) Biaya modal, merupakan dana untuk investasi yang penggunannya

bersifat jangka panjang. Contoh biaya modal seperti tanah, bangunan,

pabrik dan mesin.

2) Biaya operasional atau modal kerja, nerupakan kebutuhan dana yang

diperlukan pada saat kegiatan proyek mulai dilaksanakan. Contoh

biaya operasional seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.

3) Biaya lainnya, merupakan biaya selain biaya modal dan operasional

yang dikeluarkan proyek berjalan. Contoh dari biaya lainnya seperti

pajak, bunga pinjaman.

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

24

Manfaat adalah suatu hasil dari kinerja proyek dalam bentuk

kontribusi. Manfaat yang ditimbulkan proyek dapat dibedakan menjadi:

1) Manfaat langsung, merupakan manfaat yang secara langsung dapat

diukur dan dirasakan sebagai akibat dari investasi seperti peningkatan

pendapatan dan kesempatan kerja.

2) Manfaat tidak langsung, manfaat yang secara nyata diperoleh dengan

tidak langsung dari proyek dan bukan merupakan tujuan utama

proyek.

Biaya tetap dalam usaha budidaya ayam broiler adalah seperti

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), sewa tanah (jika status tanah adalah

sewa), sewa kandang (jika status kandang adalah sewa), gaji pegawai,

penyusutan kandang dan peralatan peternakan. Sedangkan biaya variabel

seerti pakan, bibit, buruh harian dan pemeliharaan. Penerimaan hasil

peternakan ayam broiler adalah ayam broiler dan tinja yang dijual. Kedua

komponen tersebut adalah penerimaan, sehingga penerimaan merupakan

hasil perkalian antara total hasil dan harga (Rasyaf, 2008).

2. Cashflow

Cashflow terdiri dari inflow yang menggambarkan arus penerimaan

kas dan outflow sebagai pengeluaran kas selama jangka waktu umur

proyek (Gittinger, 1986).

3. Kriteria Kelayakan Invetasi

Kriteria yang digunakan dalam menilai kelayakan suatu proyek

adalah Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (B/C), Payback

Period (PP), dan Internal Rate of Return (IRR).

3.1.3. Konsep Nilai Waktu Uang (Time Value of Money)

Bisnis dengan investasi jangka panjang akan memberikan manfaat yang

baru dirasakan beberapa periode kedepan. Hal itu disebabkan oleh nilai invetasi

besar yang umumnya dikeluarkan pada periode awal pendirian proyek. Untuk

mengatasi hal itu, perhitungan cashflow memperhatikan konsep time preference.

Konsep time preference memberikan gambaran bahwa ada nilai yang harus

diperhitungkan dalam pengorbanan penggunaan waktu pakai uang. Biaya

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

25

korbanan itu diperhitungkan karena uang yang diinvetasikan memiliki opportunity

cost yang dapat didapatkan bila uang ditabungkan.

Discounting Factor yaitu menentukan jumlah uang disaat sekarang

(present) bila diketahui sejumlah uang tertentu dimasa yang akan datang (future)

dengan memperhatikan periode waktu tertentu dan Compounding Factor yaitu

menentukan nilai uang dimasa yang akan datang jika telah diketahui sejumlah

uang saat ini dengan memperhatikan periode waktu tertentu.

3.1.4. Risiko dalam Investasi

Risiko adalah prospek suatu hasil yang tidak disukai (operasional sebagai

deviasi standar) (Keown et. al, 2004). Risiko dipakai sebagai suatu atas

pengembalian yang nilainya berupa perkiraan. Pengukuran perkiraan dalam

penilaian suatu risiko mengunakan standar deviasi ( ). Standar deviasi adalah

akar rata-rata penyimpangan pangkat dua dari setiap kemungkinan pengembalian

terhadap pengembalian yang diharapkan. Semakin besar rentang penyimpangan

yang mungkin terjadi maka semakin besar risiko yang diterima suatu bisnis. Besar

kecilnya suatu risiko dapat dipengaruhi lama usia dari invetasi yang dikeluarkan.

Semakin lama usia investasi semakin besar kemungkinan terjadi penyimpangan

atas return yang diharapkan ( ) dari return rata-rata (E), yang disebabkan

meningkatnya variabelitas. Selain faktor jangka investasi faktor-faktor lain yang

dapat membuat bisnis berisiko tinggi adalah situasi ekonomi, situasi politik,

situasi keamanan, situasi pasar, situasi konsumen dan lainnya.

Risiko adalah kemungkinan kejadian yang merugikan (Kountur, 2006).

Dalam pelaksanaan kegiatan, pelaku bisnis dihadapkan pada berbagai

kemungkinan kejadian yang merugikan. Kejadian merugikan yang tergolong

dalam risiko seperti barang yang tidak dapat dijual, harga bahan baku yang tiba-

tiba meningkat dan kemungkinan lain. Tiga unsur yang selalu ada dalam setiap

risiko (Kountur, 2006):

1) Risiko adalah suatu kejadian,

2) Kejadian tersebut masih mengandung kemungkinan yang berarti bisa terjadi

atau bisa tidak terjadi,

3) Jika terjadi, ada akibat yang ditimbulkan berupa kerugian.

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

26

Risiko dikelompokkan berdasarkan akibat yang ditimbulkan dan

penyebabnya. Jenis Risiko yang dikelompokkan berdasarkan akibat yang

ditimbulkan risiko adalah risiko spekulatif dan risiko murni. Sedangkan jenis

risiko yang dikelompokkan berdasarkan penebabnya adalah risiko keuangan dan

operasional.

Pengurangan risiko dapat dilakukan dengan diversifikasi portofolio, akan

tetapi hanya pada suatu titik tertentu. Risiko yang dapat dihidari terbatas pada

risiko spesifik atau risiko unik perusahaan (risiko yang dapat didiversifikasikan

atau tidak sistematik). Risiko yang sistematik atau risiko pasar (risiko yang tidak

dapat didiversifikasi) tidak dapat dihilangkan dengan cara diversifikasi portofolio,

(Keown et. al, 2004).

Teori portofolio dan model penentuan harga aktiva berguna dalam

masalah penilaian invetasi dengan memasukkan unsur risiko (yang diukur dengan

menggunakan standar deviasi) bisa dihilangkan dengan menggunakan

diversifikasi. Dengan diversikasi akan terdapat beberapa alternatif investasi yang

dapat dipilih. Dengan berbagai pilihan investasi maka fluktuasi tingkat

keuntungan akan semakin berkurang karena saling menguntungkan dan menutupi

kekurangan antar pilihan investasi. Oleh karena itu, standar sekumpulan investasi

akan lebih kecil penyimpangannya dari investasi tunggal. Investasi yang memiliki

nilai nol, maka tingkat keuntungannya tidak mengandung unsur risiko (tingkat

keuntungan bebas risiko). Tetapi bila risiko diukur dengan standar deviasi maka

teori yang diapai adalah teori portofolio dan model penentuan harga aktiva

(Husnan dan Muhammad, 2000).

Terdapat tiga jenis risiko yang terpisah dan berbeda satu dengan yang lain

(Weston dan Brigham, 1995):

1) Risiko berdikari (stand alone risk), yaitu semua risiko yang didasari pada

asumsi bahwa bisnis tersebut merupakan satu-satunya aktiva perusahaan dan

bahwa perusahaan merupakan satu-satunya perusahaan yang dimiliki

investor.

2) Risiko dalam perusahaan (within firm risk), yaitu risiko yang diukur tanpa

mempertimbangkan diversifikasi portofolio pemegang saham.

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

27

3) Risiko pasar atau beta (market or beta risk), yaitu bagian dari risiko bisnis

yang tdak dapat dieliminasi melaui diversifikasi, diukur dengan beta

koefisien.

Risiko yang ada dalam bisnis yang dijalankan Bapak Marhaya dalam

usaha budidaya ayam broiler yang dilakukan selama ini termasuk kedalam risiko

berdikari. Risiko tersebut diperhitungkan dengan penentuan ketidakpastian yang

terkandung dalam arus kas bisnis. Terdapat tiga teknik yang dapat digunakan

dalam memperkirakan risiko berdikari, yaitu:

1. Analisis sensitivitas

Analisis sensitivitas merupakan analisis dalam menentukan bagaimana

distribusi pengmbalian yang mungkin untuk bisnis dipengaruhi oleh perubahan

salah satu variabel input (Keown et. al, 2004). Analisis sensitivitas dilakukan pada

sebuah proyek dengan memakai tiga kemungkinan perubahan, yaitu (Siahaan,

2009):

Variabel unit penjualan dinaikkan atau diturunkan sebesar presentase tertentu,

sementara lainnya konstan.

Variabel penyusutan diubah, dinaikkan atau diturunkan sebesar presentase

tertentu, sementara variabel input lainnya dianggap konstan.

Cost of kapital (k) diubah, sementara variabel lainnya dianggap konstan.

Analisis sensitivitas banyak digunakan untuk mengukur perubahan-

perubahan pada bisnis yang akan berpengaruh pada kelayakan finansial. Metode

ini cocok digunakan untuk bisnis yang menghadapi risiko, namun kelemahan dari

metode ini adalah kurang cocok jika digunakan pada bisnis yang melakukan

kontrak kerja. Oleh karena itu perlu analisis lanjutan untuk mengatasi

permasalahan tersebut, metode yang dipakai adalah analisis skenario.

2. Analisis Skenario

Analisis Skenario merupakan salah satu variasi dari analisis sensitivitas.

Secara definisi sensitivity analisys adalah a technique which indicates exactly how

much the NPV will change in response to a given change in an variable, other

things held constant (Siahaan, 2009). Analisis skenario mengidentifikasikan hasil

yang mungkin terjadi dalam kategori kasus yang paling jelek, terbaik, dan yang

paling mungkin terjadi (Keown et. al, 2004).

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

28

Metode ini digunakan dengan merubah variabel-variabel penting yang

berpengaruh pada bisnis dengan skenario yang mengacu pada kondisi aktual.

Informasi variabel yang akan dirubah didapat dari pengalaman-pengalaman

terdahulu. Pada proyek pertanian perubahan tersebut diakibatkan oleh tiga

permasalahan utama yaitu; perubahan harga jual produk, kenaikan biaya dan

volume produksi. Terdapat beberapa hasil NPV dari analisis skenario yaitu dalam

keadaan buruk dan baik. Kedua nilai NPV dalam dua kondisi tersebut kemudian

dibandingkan dengan NPV yang diharapkan atau NPV dasar.

3. Analisis Monte Carlo

Analisis Monte Carlo merupakan analisis digunakan dalam menghasilkan

estimasi tingkat pengembalian dan indeks risiko dengan menggunakan simulasi

komputer. Analisis ini adalah bagian dari analisis skenario, memiliki keunggulan

utama memberikan berbagai hasil yang mungkin dan probabilitas kejadiannya.

3.1.5. Konsep Expected Return

Tingkat pengembalian yang diharapkan (Expected Return) merupakan

tingkat pengembalian minimum yang dapat menarik investor dalam pembelian

atau kepemilikan sekuritas. Ada berbagai alternatif investasi yang dapat dipilih

oleh investor untuk menanamkan uangnya. Artinya , perlu adanya pertimbangan

biaya kesempatan (opportunity cost) dalam membuat keputusan investasi.

Keputusan investasi yang telah dipilih akan melepaskan pengembalian tingkat

pengembalian berbeda dari alternatif bisnis lainnya. Kesempatan pengembalian

yang tidak dapat diperoleh dalam investasi tunggal merupakan biaya kesempatan

dana (opportunity cost of fund) bagi investor. Konsekuensi yang diterima dalam

pemilihan investasi tunggal adalah penerimaan hanya berasal dari investasi yang

dipilih (Keown et. al, 2004).

Dalam pembuatan keputusan investasi ada dua pertimbangan penting

dalam pemilihan alternatif. Dua pertimbangan tersebut yaitu pengembalian yang

diharapkan dan risiko yang harus ditanggung. Tingkat pengembalian yang

diharapkan dinyatakan dalam bentuk presentase dan dikenal dengan istilah

expected rate of return. Nilai ini memberikan gambaran mengenai penerimaan

total yang meungkin diperoleh. Sedangkan risiko merupakan bentuk konsekuensi

yang harus ditanggung investor, risiko bersifat merugikan karena akibatnya akan

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

29

berdampak pada pengurangan nilai penerimaan tersebut. Risiko timbul karena

tingkat pengembalian di masa yang akan datang adalah sebuah bentuk yang tidak

pasti (incertainly). Terdapat hubungan terkait antara tingkat pengembalian yang

diharapkan dengan risiko usaha. Hubungan tersebut adalah bentuk hubungan

negatif karena risiko yang besar akan mengurangi tingkat pengembalian

(Warsono, 2000).

Pertimbangan pemilihan investasi merupakan keputusan personal para

investor. Tingkat kepentingan, harapan, pengembalian, risiko dan berbagai aspek

pertimbangan lain akan berbeda antara individu yang satu dengan individu

lainnya. Dasar penetapan tersebut adalah preferensi personal investor. Ada tiga

tipe preferensi investor terhadap risiko yang harus ditanggung akibat investasi

yang dipilih. Pertama adalah risk seeker/lover, tipe ini merpakan individu yang

suka terhadap risiko atau pencari risiko sehingga kecenderungan jenis investasi

yang dipilih adalah bisnis berisiko. Kedua risk averter, individu yang memiliki

preferensi ini akan mengindari risiko sehingga memilih bisnis aman dengan

tingkat risiko relatif kecil. Ketiga risk neutral, kecenderungan ini dimiliki pada

investor yang bersikap netral terhadap risiko dan berada di antara dua preferensi

ekstrim sebelumnya (Weston dan Copeland, 1995).

3.1.6. Penilaian Risiko

Penilaian risiko bisnis yang tepat akan membuat nilai pengembalian yang

diberikan dari perhitungan kelayakan investasi akan lebih mendeskripsikan

kondisi aktual bisnis. Terdapat tiga ukuran yang menjadi patokan dalam penilaian

investasi. Tiga nilai tersebut yaitu NPV yang diharapkan, standar deviasi, dan

koefisien variasi. NPV yang diharapkan diperoleh dari perkalian antara

probabilitas pengembalian dengan NPV. Sedangkan koefisien variasi adalah hasil

bagi antara Standar deviasi dengan NPV yang diharapkan. NPV yang diharapkan

besar akan membuat bisnis kajian semakin tinggi tingkat kelayakan. Standar

Deviasi dan koefisien variasi merupakan indikator risiko, semakin besar dua nilai

tersebut maka risiko yang terkandung dalam bisnis juga semakin besar karena

keduanya memiliki hubungan positif (Weston dan Copeland, 1995).

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

30

3.1.7. Perhitungan Bunga

Bunga memiliki dua peran utama dalam penilaian kelayakan bisnis. Bunga

merupakan biaya modal dan juga biaya kesempatan yang harus dikeluarkan

investor. Bunga sebagai biaya modal merupakan beban tanggungan bagi

peminjam uang (debitor), besar kecilnya nilainya dipengaruhi jangka waktu

pinjaman, jumlah nominal uang yang dipinjam, dan tingkat bunga yang

diberlakukan kreditor. Bunga dijadikan biaya kesempatan karena bunga adalah

kesempatan yang harus dibuang investor dengan pemilihan investasi daripada

tabungan. Biaya merupakan daya tarik pinjaman yang ditawarkan bank atas

simpanan yang dilakukan masyarakat (Ibrahim, 1998).

Ada tiga bentuk sistem perhitungan bunga yang penggunaannya

tergantung pada keperluan berbeda, tiga sistem tersebut adalah (Keown et. al,

2004):

1) Bunga Biasa (Simple interest)

Besar kecilnya jumlah bunga yang diterima kredidor tergantung pada tiga

hal, yaitu besar kecilnya modal, tingkat bunga dan jangka waktu.

Keterangan:

B : Bunga

P : Prinsipal (modal)

i : interest rate (tingkat bunga)

n : jangka waktu

2) Bunga Majemuk (Compound interest)

Bunga majemuk adalah bunga yang perhitungannya dilakukan lebih dari

satu periode. Bunga majemuk merupakan bunga yang terjadi ketika bunga dibayar

terhadap investasi selama periode pertama ditambahkan kepokoknya kemudian,

selama periode kedua bunga ditambahkan pada jumlah yang baru. Bunga

majemuk dapat dihitung dalam suatu interval, satu bulan, empat bulan, enam

bulan dan satu tahun.

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

31

Keterangan:

S : jumlah penerimaan

n : periode waktu

3) Anuitas (Annuity)

Anuitas adalah serangkaian pembayaran yang sama untuk jumlah tahun

tertentu. Tiga hal yang berpengaruh terhadap besar kecilnya anuitas sama dengan

yang berpengaruh pada bunga biasa. Tiga hal tersebut adalah jumlah pinjaman,

jangka waktu dan tingkat bunga. Semua anuitas melibatkan kerangka yang sama

pada suatu tahun. Ada dua tipe dasar anuitas yaitu anuitas biasa dan anuitas jatuh

tempo. Pada anuitas biasa, pembayaran diasumsikan di akhir tiap periode. Pada

anuitas jatuh tempo pembayaran terjadi pada awal tiap periode.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Kegiatan bisnis budidaya ayam broiler memiliki peluang yang baik.

Daging broiler merupakan salah satu pilihan sumber protein hewani dengan harga

terjangkau sehingga diminati masyarakat dibanding dengan jenis daging lain.

Permasalahan pada budidaya ayam broiler yang menjadi faktor penghambat

menjalanan bisnis adalah jaminan harga input ditingkat petani. Petani dengan

skala kecil memiliki daya tawar lemah terhadap harga input yang dibayarkan

sehingga fluktuasi pada harga beli input sangat berpengaruh pada kelangsungan

bisnis. Keberhasilan suatu bisnis bukan hanya dilihat dari jalan tidaknya bisnis

(secara kualitatif) namun dibutuhkan perhitungan mendalam mengenai kelayakan

finansial dan aspek non finansial terhadap bisnis itu sendiri.

Penentuan kelayakan aspek non finansial dilakukan dengan

membandingkan fakta yang terjadi dilapangan dengan teori-teori yang terkait

melalui kegiatan observasi kemudian di analisis dengan analisis deskriptif.

Sedangkan aspek finansial dinilai berdasarkan kriteria kelayakan investasi suatu

bisnis yang meliputi NPV, Net B/C, PP dan IRR. Informasi tersebut diharapkan

dapat memberikan informasi kelayakan aspek finansial dan aspek non finansial

bagi bisnis budidaya ayam broiler peternakan milik Bapak Marhaya.

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

32

Setelah diketahui tingkat kelayakan bisnis melalui nilai empat kriteria

tersebut, analisis lanjutan untuk mengetahui kepekaan bisnis terhadap risiko

perubahan-perubahan pada berbagai variabel pada cashflow digunakan sensitivity

value analisys. Nilai dari output sensitivity value analisys akan digunakan untuk

menggambarkan keadaan kelayakan setelah perubahan.

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

33

Gambar 1. Kerangka Alur Pemikiran Operasional

Risiko Investasi pada usaha pembesaran ayam broiler

Meninjau efisiensi dan efektivitas usaha pembesaran

ayam broiler skala peternakan rakyat dan penanganan risiko

Analisis Kelayakan Investasi usaha pembesaran

ayam broiler

Layak

Dapat dilakukan

pengembangan usaha

Tidak layak

tinjauan ulang

Aspek non Finansial: Aspek teknis, aspek

manajemen, aspek

hukum dan aspek pasar

Aspek

Finansial:

NPV

IRR

Net B/C

PP

Tingkat

pengembalian

yang diharapkan

Standar Deviasi

Koefisien Variasi

Risiko Produksi Risiko Harga

Investasi Kandang yang telah dilakukan oleh

Bapak Marhaya

Belum dilakukan perhitungan cashflow

oleh pemilik investasi kandang

Dominasi Peternakan Ayam Broiler

Skala Rakyat di Kecamatan Dramaga,

Kabupaten Bogor

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu

Lokasi tempat penelitian dilakukan adalah sebuah peternakan milik Bapak

Marhaya yang terletak di desa Pasir Gintung, kecamatan Nanggung, kabupaten

Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan berbagai

pertimbangan bahwa peternakan yang dijalankan peternak berjalan dengan baik

namun belum melakukan perhitungan secara kuantitatif mengenai kelayakan

investasi yang telah dijalankan. Oleh karena itu memerlukan informasi tentang

studi kelayakan informasi tersebut. Penelitian dilakukan pada bulan bulan maret

sampai dengan mei 2011.

4.2. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dan Judgement

sampling. Pemilihan teknik sampling dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa

peternak merupakan peternak yang tepat untuk dijadikan lokasi penelitian karena

memiliki berbagai informasi yang dibutuhkan selama proses dan kebutuhan

penelitian.

Peternakan milik Bapak Marhaya dipilih karena memenuhi kriteria yang

diharapkan dalam penelitian. Kriteria yang pertama adalah letak lokasi kandang

yang berada di salah satu sentra penghasil ayam broiler di Kabupaten Bogor.

Selain dari lokasi syarat teknis mengenai sarana dan parasanara yang harus

dimiliki peternakan sebagai standar sudah terpenuhi. Kapasitas optimal sebanyak

6.000 ekor dalam satu siklus telah memenuhi syarat stanrdar ekonomis minimum

untuk menghasilkan keuntungan bagi peternak.

4.3. Data dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer

dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui

pengamatan langsung, wawancara, dan mengikuti seluruh aktivitas yang

dilakukan peternakan dari kegiatan produksi hingga penjualan yang dilakukan

peternak. Data primer yang dikumpulkan adalah data berbagai biaya input dan

tenaga kerja yang dikeluarkan serta gambaran umum mengenai kegiatan

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

35

operasional yang digunakan untuk menggambarkan aspek non finansial dari

peternakan milik Bapak Marhaya.

Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi literatur dari

berbagai buku yang menjelaskan budidaya ayam broiler, penelitian sebelumnya,

bahan perkuliahan, buku-buku pendukung, dokumen maupun catatan dari

peternak serta berbagai informasi yang diperoleh dari instansi-instansi yang

terkait, perpustakaan dan akses internet. Data sekunder yang digunakan adalah

data yang tidak dapat diperoleh dari hasil observasi di lapangan seperti biaya

listrik per ekor, kebutuhan pakan per ekor, kegiatan proses budidaya ayam broiler

yang benar menurut teori dan sebagainya. Data sekunder digunakan sebagai

pembanding kegiatan yang dilakukan oleh peternak dengan teori untuk kemudian

sebaai bahan kajian evaluasi dan koreksi.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli

2011 (tiga bulan). Lokasi pengumpulan adalah peternakan milik Bapak Marhaya,

Perpustakaan, Badan Pusat Statistik dan Dinas Pertanian sub bidang peternakan

Kebupaten Bogor. Pengumpulan data primer dilakukan pada peternakan milik

Bapak Marhaya.

Teknik pengumpulan untuk memperoleh data primer adalah wawancara

langsung dan observasi. Sedangkan untuk memperoleh data sekunder, teknik

pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur dan mencari pada sumber

internet. Pada wawancara langsung, sumber yang diwawancarai adalah berbagai

pihak yang memiliki peran penting dalam usaha peternakan yang dijalankan

Bapak Marhaya.

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian yang dilakukan adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

Analisis kuanlitatif merupakan analisis yang dilakukan dengan cara deskriptif

untuk menggambarkan sistem usaha dan aspek non finansial yang terdiri dari

aspek pasar, aspek teknis, manajemen dan hukum dari usaha budidaya ayam

broiler milik peternak skala peternakan rakyat milik Bapak Marhaya Kecamatan

Nanggung, Kabupaten Bogor.

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

36

Analisis secara kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan

invetasi. Metode kuantitatif yang akan digunakan adalah analisis kelayakan

finansial berdasarkan kriteria NPV, Net B/C, PP, dan IRR yang diolah dengan

menggunakan program komputer Microsoft Excel. Karena penggunaan sejumlah

barang investasi yang memerlukan waktu pengembalian yang cukup panjang

maka akan diperhitungkan konsep time value of money, dengan konsep ini

penentuan nilai uang sekarang dan yang akan datang harus dilakukan dengan

metode discounting factor dan compounding factor. Setelah kriteria kelayakan

diperoleh melalui perhitungan cashflow, pengujian tingkat kepekaan akan dilihat

dengan sensitivity value analisys yang perubahannya berdasarkan unsur risiko

bisnis.

4.6. Analisis Kelayakan Aspek Non Finansial

Analisis yang akan dilakukan terhadap aspek non finansial disesuaikan

dengan skala usaha proyek, semakin besar skala usaha yang dilakukan maka

analisis kelayakan non finansial juga akan semakin kompleks. Pada penelitian ini

aspek yang akan dikaji adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan

aspek hukum.

4.6.1. Aspek Pasar

Analisis aspek pasar yang akan dilakukan pada usaha budidaya ayam

broiler milik Bapak Marhaya , meliputi:

1) Permintaan dan Penawaran

Analisis mengenai permintaan dan penawaran pasar dilakukan

dengan mengidentifikasi jumlah produk yang dapat dijual oleh peternakan

milik Bapak Marhaya dan Permintaan yang dihadapi komoditi produk

ayam broiler di Kabupaten Bogor.

2) Pemasaran Output

Analisis mengenai pemasaran produk jual dilakukan dengan

mengidentifikasi berbagai tempat yang dijadikan pasar untuk dimasuki

oleh Bapak Marhaya. Selain pasar tujuan akan dibahas pula mengenai

saluran dan proses pemasaran dari ayam broiler yang dihasilkan

peternakan.

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

37

4.6.2. Aspek Teknis

Aspek teknis yang akan dikaji meliputi lokasi peternakan, luasan produksi

dan layout peternakan. Dari informasi yang didapat dari observasi lapang akan

dibandingkan dengan teori-teori yang berhubungan.

4.6.3. Aspek Manajemen

Aspek manajemen dalam pembangunan proyek berupa manajemen proses

untuk merencanakan penyiapan secara barang-barang produksi fisik dan

manajemen dalam operasi. Analisis mengenai aspek manajemen dilakukan

dengan melihat penerapan sistem manajemen yang diterapkan Bapak Marhaya

dalam mengatur kegiatan produksi peternakan ayam broiler untuk kemudian

dibandingkan dengan teori-teori yang berlaku.

4.6.4. Aspek Hukum

Analisis terhadap aspek hukum diakukan melalui pengidentifikasian badan

usaha yang dipakai, izin usaha maupun berbagai aturan pemerintah yang secara

langsung atau tidak langsung berpengaruh pada bisnis peternakan ayam broiler.

4.7. Analisis Kelayakan Aspek Finansial

4.7.1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value dapat diartikan sebagai nilai sekarang penerimaan bersih

kas. Selain itu, juga merupakan ukuran besarnya manfaat bersih tambahan yang

diterima proyek pada akhir periode jangka hidup proyek tersebut (Gittinger,

1986). Rumus perhitungannya sebagai berikut:

Keterangan:

Bt : Penerimaan total pada tahun ke-t (Rp)

Ct : Biaya total pada tahun ke-t (Rp)

n : Umur proyek (tahun)

t : Tahun ke 1, 2. 3,…,n

i : Discount rate (%)

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

38

Metode Penilaian NPV, ada tiga kriteria penialian kelayakan dari NPV.

Jika nilai NPV suatu bisnis lebih besar dari nol (NPV > 0), maka proyek layak

untuk dilaksanakan. Jika nilai NPV yang dihasilkan suatu bisnis lebih kecil dari

nol (NPV < 0), maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan. Sedangkan jika

perhitungan cashflow menghasilkan nilai NPV sama dengan nol (NPV = 0), maka

proyek tidak menguntungkan dan tidak merugikan, tetapi proyek masih layak

untuk dilaksanakan.

4.7.2. Net Benefit Cost Ratio (B/C)

Net B/C merupakan perbandingan antara present value dari net benefit yang

positif dengan present value dari net benefit yang negatif. Net B/C digunakan

untuk melihat seberapa besar manfaat bersih yang diterima (Gittinger, 1986).

Rumus perhitunganya adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Bt : Penerimaan total pada tahun ke-t (Rp)

Ct : Biaya total pada tahun ke-t (Rp)

n : Umur proyek (tahun)

t : Tahun ke 1, 2. 3,…,n

i : Discount rate (%)

Kriteria kelayakan dari Net B/C:

a. Net B/C > 1, maka bisnis layak untuk dilaksanakan, artinya setiap pengeluaran

akan menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari pengeluaran tersebut.

b. Net B/C < 1, maka bisnis tidak layak untuk dilaksanakan, artinya setiap

pengeluaran akan menghasilkan penerimaan yang lebih kecil dari pengeluaran

tersebut.

4.7.3. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahun bagi

perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen

(Gittinger, 1986). IRR merupakan perhitungan tingkat suku bunga yang

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

39

menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas

bersih di masa mendatang. IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang

dapat dibayar proyek untuk sumber daya yang digunakan.

Suatu rencana investasi dikatakan layak jika memiliki nilai IRR lebih besar

dari tingkat suku bunga bank yang berlaku. Jika terjadi sebaliknya, maka rencana

investasi tersebut dianggap tidak layak untuk direalisasikan. Rumus

perhitunganya adalah sebagai berikut:

Keterangan:

i` : discount rate yang menghasilkan NPV positif

i`` : discount rate yang menghasilkan NPV negatif

NPV` : NPV bernilai positif

NPV`` : NPV bernilai negatif

Kriteria kelayakan dari IRR:

a. IRR > Opportunity Cost of Capital atau Discount Rate maka bisnis layak untuk

dilaksanakan.

b.IRR < Opportunity Cost of Capital atau Discount Rate maka bisnis tidak layak

untuk dilaksanakan.

4.7.4. Payback Period (PP)

Payback Period merupakan jangka waktu pengembalian investasi yang

dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek (Umar, 2003).

Semakin pendek waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi

yang dikeluarkan maka bisnis semakin layak diusahakan. Rumus perhitunganya

adalah sebagai berikut:

Keterangan:

PP : Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal (tahun)

I : Jumlah modal investasi (Rp)

Ab : Manfaat hasil bersih rata-rata per tahun periode (Rp)

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

40

4.7.5. Discounting Factor dan Compounding Factor

Untuk melakukan perhitungan nilai uang sekarang jika diketahui sejumlah

uang dimasa yang akan datang, digunakan rumus discounting factor sebagai

berikut:

Keterangan:

DF : nilai uang sekarang

t : tahun ke 1, 2,3, …, n

i : tingkat suku bunga yang berlaku (%)

Untuk melakukan perhitungan nilai uang yang akan datang jika diketahui

sejumlah uang pada saat sekarang, digunakan rumus compounding factor sebagai

berikut:

Keterangan:

CF : nilai uang yang akan datang

t : tahun ke 1, 2,3, …, n

i : tingkat suku bunga yang berlaku (%)

Compounding factor dipakai untuk melakukan perhitungan nilai yang lalu

untuk dinilai pada saat ini. Hal tersebut dilakukan karena karena kegiatan

investasi telah dilakukan pada tahun 2008 yang artinya nilai tersebut akan lebih

besar jika berada pada saat perhitungan di tahun 2011. Discounting factor

digunakan untuk menarik nilai yang akan datang karena investasi kandang yang

dilakukan peternak memiliki umur teknis pemakaian sampai dengan 10 tahun

pemakaian.

4.7.6. Break Even Point

Break Even Point (BEP) adalah titik pulang pokok dimana total

penerimaan sama dengan total biaya (Nurmalina, 2010). Nilai BEP menjadi nilai

patokan jumlah minimum hasil produksi suatu usaha dikatakan ekonomis. Nilai

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

41

titik impas berfungsi sebagai jumlah produk minimum yang harus dihasilkan dan

harga jual terendah produk. Rumus dari BEP adalah sebagai berikut:

4.7.7. Penilaian Risiko dalam Investasi

Dua hal yang akan didapat dari suatu tindakan investasi adalah

pengembalian dan risiko. Semua bisnis mengandung unsur risiko yang berbeda

satu dengan yang lain. Fluktuasi dari hasil adalah salah satu indikasi risiko. Besar

risiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan berhubungan positif. Semakin

besar unsur risiko yang terkandung dalam bisnis maka tingkat pengembalian yang

mungkin diberikan juga semakin tinggi.

Teknik yang digunakan untuk mengukur risiko yang dihadapi Bapak

Marhaya dalam menjalankan bisnis pembesaran ayam broiler adalah analisis

skenario. Analisis dan identifikasi dengan teknik ini menggunakan tiga kondisi

berbeda yang mungkin dihadapi bisnis. Tiga skenario berbeda tersebut adalah

kategori kondisi terburuk, terbaik dan kondisi yang paling mungkin.

Skenario terburuk (Worst case scenario) adalah keadaan dimana untuk

semua variabel masukan diberikan nilai terburuk berdasarkan perkiraan yang

wajar. Skenario terbaik (Best case scenario) adalah keadaan dimana untuk semua

variabel masukan diberikan nilai terbaik berdasarkan perkiraan yang wajar.

Skenario dasar (Base scenario) adalah keadaan dimana untuk semua variabel

diberikan nilai yang paling menguntungkan. Ukuran yang dijadikan standar

penilaian risiko adalah:

4.7.7.1. NPV yang Diharapkan

NPV yang diharapkan adalah tingkat pengembalian yang dihasilkan dari

sebuah investasi yang dilakuan investor. Nilai tersebut didapatkan dari mencari

rata-rata tertimbang dari semua kemungkinan pengembalian dengan

mengalikannya dengan probabilitas. Semakin besar nilai NPV yang diharapkan

maka tingkat risiko yang terkandung dalam bisnis juga semakin besar. Secara

matematis perhitungan dalam menentukan nilai NPV yang diharapkan adalah

sebagai berikut:

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

42

Keterangan:

E NPV : Expected NPV (NPV yang diharapkan)

Pi : Kemungkinan atau probabilitas hasil pengembalian ke-i akan terjadi

: Nilai tigkat pengembalian ke-i yang diharapkan

4.7.7.2. Standar Deviasi dari Pengembalian yang Diharapkan

Standar deviasai adalah akar dari rata-rata kuadrat deviasi masing-masing

tingkat pengembalian yang diharapkan (Keown et. al, 2004). Deviasi standar

merupakan ukuran absolut dari suatu keputusan yang mengandung risiko. Risiko

yang dihadapi bisnis akan semakin rendah jika nilai yang dihasilkan standar

deviasi juga semakin rendah. Rumus yang dipakai dalam perhitungan standar

deviasi adalah sebagai berikut:

Keterangan:

: Standar deviasi dari pengembalian yang diharapkan

Pi : Kemungkinan atau probabilitas hasil pengembalian ke-i akan terjadi

: Nilai tigkat pengembalian ke-i yang diharapkan

:Tingkat pengembalian yang diharapkan

n : Jumlah hasil yang mungkin

Peluang dari perhituangan standar deviasi dilakukan berdasarkan

informasi yang didapat pada saat observasi dilapangan. Nilai peluang yang

dipakai adalah frekuensi dari kemungkinan harga dan produksi yang muncul pada

tiga kondisi (terburuk, normal dan terbaik). Nilai ditentukan dari hasil produksi

yang telah dilakukan peternakan. Frekuensi yang ada dibagi dengan sembilan

siklus produksi yang merupakan total siklus yang telah dilakukan peternakan

milik Bapak Marhaya.

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

43

4.7.7.3. Coefficient Variation (CV)

Coefficient variation memiliki makna yang sama dengan standar deviasi.

Semakin besar nilai Coefficient variation yang dihasilkan maka tingkat risiko

yang dihadapi bisnis juga semakin tinggi, dan sebaliknya. Coefficient variation

merupakan rasio antara standar deviasi dan pengembalian yang diharapkan.

Koefisien variasi adalah ukuran relatif yang digunakan untuk memperkuat ukuran

absolut (standar deviasi). Berikut rumus perhitungan Coefficient variation:

Keterangan:

: Coefficient variation dari tingkat pengembalian yang diharapkan

: Standar deviasi dari pengembalian yang diharapkan

: Tingkat pengembalian yang diharapkan

4.8. Asumsi Dasar

Analisis kelayakan investasi peternakan ayam broiler milik Bapak

Marhaya di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor menggunakan beberapa

asumsi dasar, antara lain sebagai berikut:

1. Peternakan ayam broiler yang dianalisis adalah peternakan ayam broiler skala

kecil studi kasus peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya dengan

menggunakan peralatan produksi manual.

2. Peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya berproduksi sebanyak enam

periode dalam satu tahun.

3. Seluruh modal yang digunakan adalah modal milik sendiri.

4. Analisis kelayakan investasi yang dihitung menggunakan dua kondisi yaitu

kondisi I dan kondisi II. Kondisi I merupakan analisis kelayakan tanpa risiko

(kondisi normal) dan kondisi II merupakan analisis kelayakan dengan adanya

risiko produksi dan risiko harga. Pada kondisi II terdapat tiga skenario

perhitungan yaitu skenario I dengan kondisi terbaik, skenario II dengan

kondisi normal dan skenario III dengan kondisi terburuk.

5. Umur proyek analisis kelayakan investasi yang dipakai berdasarkan umur

teknis dari bangunan kandang yang merupakan investasi terpenting dan

memiliki umur teknis paling lama. Umur proyek dari analisis kelayakan

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

44

investasi peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya adalah sepuluh

tahun. Kandang pembesaran ayam broiler yang dipakai peternakan adalah

kandang bambu.

6. Tingkat suku bunga yang dipakai pada perhitungan cashflow adalah tingkat

suku bunga deposito Bank Rakyat Indonesia sebesar 6,00 persen, berlaku

bulan april 2011 dan diasumsikan konstan.

7. Biaya penyusutan yang dikeluarkan oleh Bapak Marhaya tidak dikelola.

Sehingga untuk melakukan pembelian barang investasi baru Bapak Marhaya

mengeluarkan biaya sekaligus pada tahun baru setelah tahun terakhir umur

teknis barang berakhir.

8. Harga jual yang digunakan adalah harga jual yang dilakukan peternakan

dengan perusahaan kemitraan Dramaga Unggas Farm pada januari 2011. Dan

berlaku tetap sejak awal pendirian peternakan pada tahun 2008.

9. Nilai sisa yang dperoleh pada akhir umur teknis penggunaan barang investasi

ditetapkan sebesar 5 persen. Nilai sisa yang dipakai berdasarkan estimasi dari

nilai jual barang investasi pada tahun terakhir pemakaian barang-barang

produksi tersebut.

10. Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatatn peternakan adalah biaya investasi

dan biaya operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun ke nol dan

terdapat biaya reinvestasi untuk berbagai peralatan yang telah habis umur

pakai teknisnya. Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan pada saat

kegiatan pemeliharaan ayam dilakukan. Biaya operasional terdiri dari biaya

tetap dan variabel.

11. Biaya investasi dan operasional diasumsikan sama pada kondisi risiko harga.

Sedangkan pada perhitungan kondisi risiko produksi harga jual yang diapakai

diasumsikan sama.

12. Pajak pendapatan yang digunakan sebagai perhitungan sesuai dengan tarif

dan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) yang dikeluarkan oleh Direktorat

Pajak tentang penghasilan Pajak bukan pegawai sesuai dengan undang-

undang no.36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan pasal 17 ayat 2a yaitu,

pajak pendapatan adalah sebesar 25 persen mulai berlaku tahun 2010.

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

45

13. Penentuan pajak Bumi dan Bangunan berdasarkan undang-undang no 11

tahun 1959 tentang Pajak Hasil Bumi (PHB) dengan rumus perhitungan:

Rumus umum : PBB terutang = DPP PBB × Tarif PBB

Tarif PBB adalah 0,5 persen.

DPP OBB dihitung sebagai berikut:

Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Bumi dan Bangunan

NJOP Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) -

NJOB sebagai dasar pengenaan PBB

20 persen aau 40 persen ×

Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) sebagai dasar perhitungan

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Sejarah Umum Peternakan

Usaha peternakan pembesaran ayam broiler milik Bapak Marhaya mulai

berjalan pada bulan agustus 2008. Usaha peternakan ayam broiler yang dimiliki

Bapak Marhaya tergolong dalam peternakan ayam broiler skala kecil karena

berkapasitas 6.000 ekor (kurang dari 15.000 ekor). Peternakan ayam broiler milik

Bapak Marhaya berada di kampung Pasir Gintung, desa Parakan Muncang, RT 04

RW 08, kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.

Lokasi kandang didirikan berada sekitar 500 meter dari lokasi jalan raya.

Lokasi ini tergolong strategis dan lokasi tepat karena berada cukup jauh dari

pemukiman dan berada di sekitar lokasi persawahan dengan sumber air cukup.

Disekitar lokasi kandang miik kandang Bapak Marhaya terdapat beberapa

kendang pemeliharaan ayam broiler milik peternak lain. Peternak lain yang

berlokasi di sekitarkandang milik bapak Marhaya adalah kandang milik H. Idris

dan Bapak Mamat.

Maksud dan tujuan dari pendirian peternakan oleh Bapak Marhaya adalah

keinginan untuk menjadi pekerja mandiri dan memperkerjakan orang lain. Selain

itu juga memanfaatkan ketermpilan yang diperoleh selama bergelut di usaha

perunggasan. Fasilitas dari peternakan adalah kandang ternak, gudang

penyimpanan pakan/peralatan dan tempat tidur bagi anak kandang selama proses

pemeliharaan ayam broiler.

Peternakan mulai kegiatan proses pembesaran budidaya ayam broiler pada

agustus 2008. Kepemilikan dari peternakan dimiliki tunggal oleh Bapak Marhaya.

Modal awal yang dipakai adalah modal pribadi pemilik. Sampai saat ini,

pencarian tambahan modal dari pihak kedua belum dilakukan. Selama proses

kegiatan operasional peternakan sumber dana yang dipakai tetap berasal dari

pembiayaan pribadi.

5.2. Jalinan Kerjasama Peternakan milik Bapak Marhaya

Peternakan milik Bapak Marhaya merupakan peternakan mitra bagi

perusahaan kemitraan Dramaga Unggas Farm yang memiliki kantor administrasi

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

47

cabang di Ruko Perum Dramaga Hijau no. 1 A yang terletak di jalan Raya

Darmaga Km. 8 Kabupaten Bogor.

Bentuk kerjasama antara peternak dan perusahaan kemitraan adalah dalam

hal keterikatan dalam hal pengadaan sarana input produksi peternakan dan

penjualan hasil produksi ayam broiler. Dengan bentuk kerjasama ini peternakan

memperoleh jaminan pasokan input dan harga jual yang telah disepakati pada saat

awal periode pemeliharaan. Selain itu, manfaat lain dari kerjasama dengan

Dramaga Unggas Farm adalah bentuk supervisi rutin yang dilakukan selama

proses pemeliharaan. Degan kondisi tersebut peternakan ayam broiler milik Bapak

Marhaya mendapatkan pengarahan dan solusi selama proses budidaya.

Dari segi harga jual peternakan memperoleh kompensasi sebesar 25 persen

dari harga pasar jika harga jual daging ayam dipasar melebihi kontrak awal yang

disepakati. Bapak Marhaya juga akan mendapatkan insentif dari konversi efisiensi

konversi pakan ke bobot badan ayam dengan ketentuan tertentu. Namun, jika

ayam broiler yang dihasilkan dalam kondisi sakit maka ada potongan sebesar Rp

500 per kilogram bobot ayam.

Bapak Marhaya dapat menjadi peternakan mitra dari Dramaga Unggas

Farm karena memiliki kapasitas produksi kansang lebih dari 3.000 ekor. Selain

kapasitas dalam setiap awal kontrak Bapak Marhaya harus memberikan jaminan

senilain Rp 2.000 per ekor DOC. Bentuk jaminan dapat berupa uang riil, emas dan

surat-surat berharga yang legal.

5.3. Risiko Usaha Peternakan milik Bapak Marhaya

Kegiatan usaha peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya dihadapkan

pada berbagai kondisi risiko. Risiko tersebut adalah risiko produksi dan risiko

harga jual ayam broiler di pasaran. Kedua risiko tersebut diperlihatkan oleh

indikasi risiko yakni fluktuasi pada harga jual dan jumlah produksi.

Tabel 6. Produksi Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya pada Kondisi

Berbagai Risiko

Kondisi Produksi (kg)

Terbaik 8640,8

Normal (yang mungkin diperoleh) 8272,2

Terburuk 5454,8

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

48

Risiko produksi pada peternakan ayam broiler terjadi ketika dalam proses

pemeliharaan. Risiko produksi terjadi karena beberapa sebab diantaranya tingkat

mortalitas, efisiensi konversi pakan ke bobot tubuh, cuaca, kegiatan pemeliharaan

yang tidak sesuai dengan standard dan berbagai hal lainnya.

Faktor-faktor yang menimbulkan risiko produksi pada peternakan ayam

broiler tersebut antara lain:

1) Tingkat mortalitas ayam broiler

Pemeliharaan yang baik selama proses budidaya per periode membuat

tingkat mortalitas rendah. Rata-rata tingkat mortalitas yang dapat dipertahan

peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya adalah 3,5 persen dari jumlah

DOC awal yang dipelihara. Sampai dengan saat ini peternakan mampu

menghasilkan output dengan kualitas dan kuantitas baik. Tingkat kematian

dapat ditekan karena pengalaman maupun pengetahuan teknis yang dimiliki

Bapak Marhaya dan anak kandang yang dipekerjakan telah memenuhi standar

kompetensi.

2) Efisiensi konversi pakan ke bobot tubuh ayam broiler

Semakin besar efisiensi penggunaan pakan maka biaya variabel untuk

pembelian pakan dapat ditekan. Penilaian ini juga merupakan salah satu

pertimbangan bagi perusahaan kemitraan untuk pemberian intensif bagi

peternakan. Oleh karena itu, selain biaya pakan yang rendah tingkat efisiensi

konversi pakan yang baik merupakan peluang bagi peternakan untuk

memperoleh tambahan penerimaan. Efisiensi dapat diperoleh dengan adanya

pola pemberian paan yang tepat.

Pada saat suhu lingkungan sangat panas peternakan tidak memberikan

pakan pada ayam broiler yang dipelihara. Hal tersebut dimaksudkan karena

pada kondisi lingkungan tersebut pakan tidak dikonversi optimal ke bobot

badan. Pada sat itu peternakan hanya menambahkan jumlah minum di siang

hari. Proporsi pakan ditambahkan pada pagi dan malam hari. Pola teknis

pemberian pakan ini sangat tepat sehingga tidak terjadi pemborosan biaya.

3) Cuaca dan penyakit

Perubahan cuaca yang tidak menentu membuat pemeliharaan ayam

menjadi sulit dan semakin rentan terhadap serangan penyakit. Ayam yang

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

49

sakit pada saat panen akan mengakibatkan peternakan ayam broiler milik

Bapak Marhaya mendapatkan potongan harga jual ayam dari kontrak sebesar

Rp 500 per kilogram.

Langkah prefentif dilakukan oleh peternakan dengan peberian vaksin

dan tambahan vitamin untuk mencegah ayam broiler terkena penyakit dan

tahan terhadap perubahan cuaca. Perlakuan khusus pada ayam sakit berupa

isolasi ditempat terpisah atau penguburan ayam mati akibat penyakit agar

tidak menular pada ayam-ayam broiler yang lain. Kegiatan ini dilakukan

karena peternakan menggunakan sistem pemeliharaan satu tempat mulai dari

ayam broiler satu hari sampai ayam siap panen.

Selain risiko pada bidang produksi perubahan penerimaan juga dapat

berasal dari harga jual daging ayam yang berlaku dipasar. Selama Sembilan

periode berjalan peternakan ayam broiler milik bapak Marhaya mendapatkan

beberapa perubahan harga jual daging.

Tabel 7. Harga Jual yang Diterima Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak

Marhaya pada Setiap Kondisi

Kondisi Harga Jual (Rp/Kilogram)

Kondisi Terbaik 14.480

Kondisi Normal 14.450

Kondisi Terburuk 14.400

Harga yang diterima peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya

berubah sesuai kontrak yang disepakati di awal periode paroduksi dengan

Dramaga Unggas Farm. Dalam sembilan periode terakhir peternakan menerima

harga jual dengan perubahan harga yang tidak terlalu bervariasi. Harga yang

diterima oleh peternakan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

1) Tingkat permintaan

Selain berpengaruh pada jumlah ayam yang dipelihara permintaan yang

tinggi juga berpengaruh pada harga jual daging unggas yang berlaku

dipasaran. Harga jaual panen adalah harga kontrak. Namun apabila pada akhir

periode ayam broiler siap panen harga yang terbentuk dipasar tinggi maka

perusahaan Dramaga Unggas farm memberikan kompensasi Rp 150 per

kilogram.

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

50

2) Kualitas daging ayam broiler

Ayam panen dengan kondisi sakit tidak menerima harga jual optimal

bahkan tidak dapat dijual dipasaran. Kualitas yang tidak baik membuat hasil

penerimaan penjualan ayam broiler tidak maksimal. Kondisi tersebut tentu

saja merugikan peternakan karena biaya variabel telah dikeluarkan selama

proses pemeliharaan.

Risiko harga tidak berpengaruh signifikan terhadap peternakan karena

sistem kemitraan yang dijalin memberikan kepastian harga dan pasar bagi output

yang dihasilkan. Risiko harga akan dialami jika ayam yang dipanen sakit.

Peternak akan mendapat potongan harga sebesar Rp 500 per kilogram dari harga

kontrak pada ayam yang sakit sebagai bentuk kompensasi mitra terhadap

Perusahaan kemitraan.

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Analisis Aspek Kelayakan Non Finansial

Belum ada keseragaman yang pasti tentang hal-hal yang perlu dikaji pada

aspek kelayakan non finansial. Analisis yang dilakukan tergantung pada skala

proyek yang sedang dikaji. Pada penelitian ini akan dikaji aspek pasar, teknis,

manajemen, hukum dan sosial lingkungan.

6.1.1. Aspek Pasar

Pasar menjadi aspek yang penting dalam kajian suatu kelayakan karena

aspek ini menentukan keberlangsungan kegiatan bisnis dimasa yang akan datang.

Pada penelitian ini akan dilihat permintaan, penawaran dan strategi pemasaran.

1. Permintaan dan Penawaran

Kerjasama yang terjalin dengan perusahaan Dramga Unggas Farm

membuat peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya menjual hasil

produksi ke perusahaan kemitraan tersebut. Tidak ada ketentuan jumlah DOC

yang harus dipelihara. Jumlah ayam yang dipelihara dibatasi dengan kapasitas

kandang ayam yang dimiliki peterakan. Rata-rata per periode peternakan

milik Bapak Marhaya mampu memelihara DOC sebanyak 5.500 ekor.

Kondisi tersebut menjadikan Dramaga Unggas Farm merupakan konsumen

bagi output ayam broiler yang dihasilkan peternakan.

Untuk produk sampingan pupuk kandang yang dihasilkan ada

pengumpul yang selalu mendatangi kandang pada tiap akhir periode. Pembeli

pupuk kandang menghargai pupuk kandang yang berisi kotoran ayam dan

sekam padi per karung Rp 3.000.

Sistem kemitraan merupakan langkah tepat untuk pencapaian target

produksi daging di Kabupaten Bogor. Pencapaian target pada tahun 2010

terealisasi sebesar 102 persen. Pada tahun 2010 produksi daging tingkat

Kabupaten Bogor adalah 94.752.099 kilogram. Target produksi terus

dinaikan dari tahun ke tahun. Keadaan tersebut merupakan suatu peluang

pasar bagi peternakan daging khususnya ayam broiler skala rakyat untuk

melakukan penambahan kapasitas produksi yang dimiliki. Selain dalam

rangka pemenuhan kebutuhan daging lokal, produksi daging peternakan

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

52

berlebih dari Kabupaten Bogor dapat diarahkan untuk permintaan daerah

sekitar wilayah seperti Jakarta, Depok dan Bekasi.

2. Pemasaran output

Output yang dihasilkan dari peternakan ayam broiler milik Bapak

Marhaya adalah pupuk dan produk utama ayam broiler. Pengangkutan hasil

output ayam broiler menggunakan angkutan yang diberikan oleh Dramaga

Unggas Farm.

Saluran penjualan yang dilewati oleh produk yang dihasilkan melalui

dua jalur saluran yang berbeda untuk ayam broiler dan pupuk kandang yang

dihasilkan. Untuk saluran penjualan ayam broiler melalui Dramaga Unggas

Farm kemudian oleh perusahaan kemitraan tersebut disalurkan ke pedagang

besar atau pihak konsumen yang memesan dalam jumlah cukup banyak.

Saluran tersebut adalah saluran penjualan untuk peternakan sistem

kemitraan. Rata-rata harga jual dengan saluran tersebut adalah Rp 14.400 per

kilogram. Harga yang lebih tinggi akan didapat peternak sistem mandiri

dengan selisih harga mencapai Rp 2.000 sampai Rp 3.000 per kilogram.

Dengan sistem peternakan mandiri peternak dapat mendapatkan selisih harga

tersebut dengan melakukan penjualan langsung ke pedadang pengumpul

ataupun pedagang pengecer. Namun, pada sistem mandiri peternakan harus

harus mampu mencari informasi pasar dan pengelolaan keuangan dengan

baik.

Gambar 2. Saluran Pemasaran Ayam Broiler pada Peternakan Ayam Broiler

Milik Bapak Marhaya

Perternakan ayam broiler

milik Bapak Marhaya

Dramaga

Unggas Farm Pedagang Besar

Pedagang

Pengecer

Konsumen

Page 77: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

53

Untuk produk sampingan peternakan melakukan transaksi dikandang

dengan pembeli yang datang ke kandang untuk melakukan pemeblian pupuk.

Pada umumnya pembeli pupuk kandang adalah petani sekitar atau pemborong

yang merupakan penjual pupuk kandang.

6.1.2. Aspek Teknis

1. Lokasi Peternakan

Berdasarkan prasyarat penting yang harus dipenuhi dalam penentuan

lokasi kandang yang baik maka peternakan ayam broiler milik Bapak

Marhaya memiliki lokasi yang cukup strategis. Variabel-variabel utama yang

perlu diperhatikan untuk menentukan lokasi terpenuhi. Lokasi kandang yang

dimiliki didirikan cukup jauh dari pemukiman warga sehingga tidak

menimbulkan polusi.

Variabel utama lainnya adalah kedekatan lokasi dari sarana transportasi.

Kandang berada sekitar 500 meter dari jalan raya dan telah memiliki akses

yang cukup baik menuju kandang. Selain transportasi yang tidak bermasalah

ketersediaan air cukup sepanjang tahun. Kualitas air yang diperoleh dari

sumur galian baik dan memenuhi standar baku. Kandang dibuat menjadi dua

tempat dengan kapasitas masing-masing 3.000 ekor. Hal tersebut

dimaksudkan agar pengelolaan kegiatan produksi dapat dijalankan dengan

baik dan terhindar dari risiko tertular dari penyakit antara kandang yang satu

dengan kandang lainnya.

2. Luasan Produksi

Peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya adalah usaha

pembesaran ayam broiler pedaging dengan hasil output utama ayam broiler

hidup dan pupuk kandang. Daya tamping pemeliharaan maksimal yang

Pertenakan ayam broiler

milik Bapak Marhaya

Pembeli pupuk partai besar

Petani/konsumen akhir

Gambar 3. Saluaran Pemasaran Pupuk Kandang pada Peternakan Ayam Broiler

Milik Bapak Marhaya

Page 78: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

54

mampu dipelihara kandang ternak yang dimulai sebesar 6.000 ekor. Kapasitas

produksi yang diusahakan oleh peternakan milik Bapak Marhaya telah

memenuhi skala ekonomis minimum. Tenaga kerja yang dimiliki tidak terikat

dan pemilik peternakan memperkerjakan dua orang tenaga kerja sebagai anak

kandang. Pemilik memiliki luasan tanah untuk pembangunan kandang seluas

1.200 meter persegi.

Luasan kandang pertama adalah 9 × 41 meter sedangkan kandang yang

kedua memiliki luas 8 × 26 meter. Total luasan kandang yang digunakan

sebagai tempat pembesaran ayam broiler adalah 577 meter persegi.

3. Letak Sumber bahan Baku

Sarana produksi peternakan yang dipakai peternakan milik Bapak

Marhaya adalah pasokan dari sebuah perusahaan kemitraan Dramaga Unggas

Farm yang terletak di jalan Raya Dramaga km. 8, Kabupaten Bogor. Tempat

penampungan sarana produksi yang dimiliki perusahaan Dramaga Unggas

Farm terletak sekitar 20 kilometer dari lokasi kandang berdiri.

Lokasi gudang penampungan tersebut cukup jauh. Namun, sarana

transportasi dan jalan raya yang menghubungkan gudang dengan lokasi

kandang cukup terawat walaupun terdapat kerusakan dibeberapa titik.

Pasokan bahan baku peternakan yang dibutuhkan tersedia dengan kualitas

dan kuantitas standar yang diperlukan dalam menjalankan kegiatan

pemeliharaan ayam broiler.

4. Sarana dan Prasarana

Lokasi peternakan yang dimiliki Bapak Marhaya memiliki beberapa

sarana penunjang seperti bangunan kandang, gudang pakan, sumur, tendon air

dan berbagai peralatan standar untuk menjalankan kegiatan operasional.

Gambar 4. Kandang Produksi Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya

Page 79: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

55

Keterangan:

A : Gudang kandang dan tempat tidur

anak kandang.

B : Tower air.

C : Kandang Pemeliharaan.

D : Sumur.

Gambar 5. Bentuk dan Layout Kandang Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya

Kandang yang didirikan terbuat dari bahan baku bambu dengan atap

daun nipah dan sebagian bonet. Atap sengaja terbuat dari gabungan daun

nipah dan bonet untuk menjaga suhu dalam kandang tetap dalam keadaan

sejuk di siang hari. Disekeliling kandang diberikan terpal untuk menahan

angin di malam hari serta mengatur udara masuk sirkulasi kandang.

Bangunan kandang dibuat panggung dengan lantai dari bambu dengan jarak

Bonet

Daun nipah

Daun nipah

Bonet

Bambu

C

A

B

D

Page 80: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

56

antar bambu sekitar satu sampai 1,5 centimeter. Pemeliharaan dilakukan rutin

terutama pada atap yang bocor.

5. Proses pembesaran ayam broiler

Ada dua kegiatan utama dalam pemeliharaan ayam broiler. Pengelolaan

pada masa awal produksi dan pemeliharaan pada akhir produksi. Pengelolaan

masa awal produksi dilakukan sebelum DOC ditempatkan dikandang.

Diperlukan tahap persiapan produksi yang bertujuan untuk menjamin

kebersihan dan fasilitas kandang dari penggunaan periode sebelumnya. Bapak

Marhaya menggunakan sistem seumur hidup di satu tempat sehingga

kebersihan dan sterilisasi kandang menjadi hal yang sangat penting.

Sebelum dimasukkan ke kandang, anak ayam disterilisai dengan air

yang telah dicampur dengan disinfektan pembunuh kuman. Sebelumnya

kandang juga telah dibersihkan dan dibiarkan selama beberapa waktu tertentu

agar bersih dari kuman penyakit. Selain kandang, semua peralatan yang

dipakai pada periode sebelumnya harus disterilisasi dengan bahan pembunuh

kuman/fumingan.

Alas lantai yang dipakai adakah panggung bambu dengan jarak tertentu

sehingga pada dua minggu pertama ala kandang diberikan lapisan karung

dengan taburan sekam padi diatasnya. Pemeliharaan tiga hari pertama setelah

DOC datang merupakan fase terpenting pemeliharaan. Anak kandang dan

Bapak Marhaya berjaga selama 24 jam dalam sehari secara bergantian.

Perawatan tiga hari pertama tersebut adalah menjaga ketersediaan air dan

pakan serta suhu kandang agar tetap hangat terutama dimalam hari. Tungku

penghangat yang terbuat dari drum terus dicek secara berkala untuk

menjamin api tetap menyala.

Gambar 6. Proses Pengosongan Kandang pada Masa Jeda Pemeliharaan Ayam

Broiler untuk Persiapan Pemeliharaan

Page 81: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

57

Setelah empat belas hari ayam telah tumbuh cukup besar dan telah

cukup kuat dari cuaca dingin. Pemeliharaan selanjutnya adalah pemeliharaan

rutin seperti pemberian pakan dan minum berkala. Jarak drum penghangat

sudah mulai disusun agak jarang.

Pemeliharaan masa akhir dimulai ketika ayam berumur sekitar empat

minggu. Masa-masa ini merupakan masa akhir penambahan bobot ayam. Ada

kegiatan pemisahan dengan pemberian sekat untuk anak ayam yang tingkat

pertumbuhan bobot badannya berjalan lambat. Ayam yang beratnya kurang

dengan ayam rata-rata dipisahkan dan diberi perlakuan khusus agar

pertumbuhan berat badan optimal.

Pada umur lima, enam atau tujuh minggu ayam broiler telah siap panen.

Pada waktu ini supervisi dari perusahaan kemitraan dilakukan untuk

menentukan bobot badan ayam yang telah siap panen. Timbangan yang

digunakan dibawa dari perusahaan dan ditimbang secara acak. Dengan

mengambil lima ekor ayam secara acak dengan komposisi tiga ekor ayam

besar dan da ekor ayam kecil. Penimbangan dilakukan sebanyak dua sampai

tiga kali dan kemudian dirata-ratakan. Setelah bobot badan diperoleh maka

keesokan harinya ayam dipanen.

6.1.3. Aspek Manajemen dan Hukum

Aspek manajemen dianalisis untuk meliat apakah kegiatan operasional

peternakan telah direncanakan, diorganisasikan, diimplementasikan dan dievaluasi

dengan baik oleh pemilik peternakan. Pada dasarnya analisis aspek manajemen

dilakukan untuk melihat pengelolaan kegiatan peternakan dan struktur organisasi.

Aspek ini menjadi penting karena terkait dengan pelaksanaan kegiatan

Gambar 7. Ayam Broiler Siap Panen dengan Masa Pemeliharaan 45 hari

Page 82: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

58

operasional pemeliharaan ayam broiler. Pelaksanaan kegiatan yang tepat akan

menjadikan peternakan efektif dan efisien.

Peternakan yang dilakukan Bapak Marhaya merupakan peternakan dengan

kepemilikan tunggal. Hubungan kerjasama hanya terkait dengan Dramaga Unggas

Farm dalam hal supervisi, pengadaan input produksi dan penjualan hasil produksi.

Bawahan yang dimiliki Bapak Marhaya adalah seorang anak kandang yang

melakukan seluruh kegiatan operasional peternakan dengan bantuan dan

pengawasan pemilik.

Anak kandang yang dipekerjakan pernah diganti beberapa kali karena

bermasalah atau kurang berpengalaman dalam melaksanakan tugas pemeliharaan.

Anak kandang yang dipekerjakan saat ini merupakan usulan yang diberikan dari

pihak supervisi. Beberapa periode terakhir berjalan dengan baik dengantingkat

mortalitas rendah karena anak kandang yang dipekerjakan sangat berkompeten

dan bersifat jujur.

Sampai saat ini Bapak Marhaya belum terdaftar sebagai peternak ayam

broiler di Dinas Kabupaten Bogor. Ijin yang dilakukan baru berupa ijin lisan dari

masyarakat sekitar melalui Kepala Desa.

6.1.4. Aspek Sosial dan Lingkungan

Pendirian peternakan menimbulkan dampak positis dan negative bagi

lingkungan masyarakat sekitar. Kotoran yang dihasilkan dapat menjadi sumber

bau dan lalat. Dampak positip yang diberikan adalah meningkatnya kesejahteraan

Dramaga Unggas Farm

Bapak Marhaya

(pemilik peternakan)

Anak kandang

Gambar 8. Struktur Organisasi pada Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak

Marhaya

Page 83: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

59

pemilik dan mampu memperkerjakan seorang karyawan sebagai anak kandang.

Sedangkan dampak negatip yang ditimbulkan adalah kotoran yang dihasilkan

dapat menjadi sumber bau dan lalat.

Untuk menghindari timbulnya permasalahan dengan warga dan sebagai

bentuk tanggung jawab sosial Bapak Marhaya memberikan ayam broiler saat

panen pada rumah-rumah warga yang berada disekitar lokasi kandang ternak.

Cara ini sangat efektif karena selain terhindar dari masalah dengan warga pemilik

juga menjadi akrab dalam berhubungan sosial di masyarakat.

6.2. Analisis Aspek Finansial

Analisis aspek finansial pada usaha peternakan ayam broiler milik Bapak

Marhaya dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha ini, sehingga hasil dari

output penelitian diharapkan dapat menjadi rekomendasi pertimbangan dalam

melaksanakan pengembangan investasi skala usaha. Kelayakan finansial yang

diperhitungkan dilakukan dalam dua skenario. Kondisi pertama dilakukan tanpa

pertimbangan risiko dan pertimbangan kedua dilakukan dengan memperhitungkan

risiko. Kondisi kedua memiliki tiga skenario yang terdiri dari kondisi terbaik,

kondisi terburuk dan kondisi normal (dasar). Komponen dari aspek yang dikaji

pada analisis aspek finansial adalah:

6.2.1. Arus Manfaat (Inflow)

Manfaat yang diterima dari usaha peternakan ayam broiler milik Bapak

Marhaya merupakan hasil penerimaan bagi pemilik. Manfaat adalah segala hasil

penerimaan yang didapat dari usaha peternakan ayam broiler tiap periodenya.

Sumber penerimaan yang merupakan manfaat dari kegiatan peternakan ayam

broiler adalah penerimaan hasil penjualan ayam dan kotoran kandang. Selain dari

dua komponen utama penerimaan tersebut, pemilik juga memperoleh penerimaan

nilai sisa dari barang-barang investasi yang telah habis masa pakai umur

ekonomisnnya. Nilai sisa dari barang-barang investasi tersebut diperhitungkan

sebagai hasil tambahan dalam komponen penerimaan perhitunga cashflow.

Manfaat usaha sudah dapat diperoleh pada tahun pertama pelaksanaan proyek

setelah kegiatan investasi yakni pembuatan kandang selesai dikerjakan.

Manfaat dari penjualan ayam broiler dan kotoran ayam diperoleh enam

kali dalam satu tahun karena pemilik melakukan kegiatan pembesaran ayam

Page 84: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

60

broiler sebanyak enam periode setiap tahunnya. Kedua komponen tersebut

diperhitungkan berdasarkan data produksi yang telah dilakukan dalam enam

periode terakhir.

Manfaat yang diterima dari hasil penjualan ayam broiler pada tahun

pertama sejumlah Rp 693.455.624. Jumlah ini terdiri dari penerimaan enam

periode pada tahun tersebut. Selain dari penjualan ayam broiler jumlah

penerimaan tersebut juga disumbang dari insentif yang diberikan perusahaan

mitra karena konversi pakan ke bobot ayam (FCR) melebihi standar yang

diberikan perusahaan. Insentif tersebut sejumlah Rp 140 per kilogram bobot

panen ayam. Jumlah insentif pada tahun pertama adalah Rp 6.640.620.

Manfaat selanjunya berasal dari penjualan pupuk kandang yang

merupakan hasil dari kototran ayam dan sekam yang terkumpul dan telah

terdekomposisi selama kurang lebih 35 hari selama proses pemeliharaan ayam

broiler satu periode. Pada tahun pertama pupuk kandang menghasilkan

penerimaan sebesar Rp 3.012.500. Harga jual pupuk kandang dihitung per karung

dan dihargai Rp 3.000 per karung. Harga pupuk tersebut dikurangi dengan biaya

pengumpulan dan angkut dari kandang sejumlah Rp 500 sehingga peternak

mendapatkan harga bersih pupuk kandang per karungnya senilai Rp 2.500.

Manfaat terakhir adalah hasil dari nilai sisa barang-barang investasi.

Manfaat tersebut diperoleh pada tahun kelima dan tahun terakhir umur proyek.

Pada tahun kelima pemilik peternakan memperoleh penerimaan nilai sisa

sejumlah Rp 402.875 dan pada tahun kesepuluh atau umur akhir proyek sebesar

Rp 3.812.000. Komposisi hasil penerimaan hasil peternakan ayam broiler milik

Bapak Marhaya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Penerimaan Usaha Peternakan Ayam Broiler Kondisi Tanpa Risiko

Komponen

Tahun ke-

1 5 10

Ayam Rp 693.455.624 Rp 693.455.624 Rp 693.455.624

Pupuk Kandang Rp 3.012.500 Rp 3.012.500 Rp 3.012.500

Nilai Sisa Investasi Rp 0 Rp 402.875 Rp 3.812.000

Total Inflow Rp 696.468.124 Rp 696.870.999 Rp 700.280.124

Page 85: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

61

6.2.2. Arus Biaya (Outflow)

Komponen biaya yang dikeluarkan dalam usaha peternakan ayam broiler

mencakup biaya investasi dan biaya reinvestasi serta biaya operasional yaitu biaya

variabel dan biaya tetap. Pengeluaran biaya investasi dan pengeluaran biaya

operasional pada kondisi tanpa risiko berdasarkan data hasil pengumpulan.

Sedangkan dua kondisi risiko harga dan kodisi risiko produksi menggunakan

asumsi biaya tetap hasil dari rata-rata produksi. Berikut komponen arus biaya

yang ada dalam usaha peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya:

1) Biaya Investasi dan Biaya Reinvestasi

Biaya invetasi yang ada pada peternakan ayam broiler dikeluarkan pada

saat usaha akan dijalankan. Biaya ini merupakan dana dalam pengadaan barang-

barang investasi.

Tabel 9. Biaya Investasi Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya

No Jenis Investasi Jumlah Harga Satuan (Rp) Total (Rp)

1 Lahan 1200 20.000 24.000.000

2 Bangunan Kandang 2 69.240.000 69.240.000

3 drum/tungku penghangat 6 60.000 360.000

4 Tower / tandon air 2 750.000 1.500.000

5 Dudukan Tower Air 2 500.000 1.000.000

6 Alat Pompa Air 2 3.000.000 6.000.000

7 Sumur 2 600.000 1.200.000

8 Tempat Pakan Ternak 185 17.000 3.145.000

9 Tempat Minum Ternak 185 16.500 3.052.500

10 Alat-alat Rutin:

11 Suntikan 2 400.000 800.000

12 Gunting Operasi 3 25.000 75.000

13 Ember 4 25.000 100.000

14 Sendok (Ciduk Ransum) 4 5.000 20.000

Total 110.492.500

Page 86: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

62

Besarnya dana investasi awal yang dieluarkan Bapak Marhaya adalah

Rp110,492,500. Barang-barang modal yang didapat dari dana investasi tersebut

adalah lahan, bangunan kandang, drum penghangat, tendon air, alat pompa air,

dudukan tower air, sumur dan peralatan-peralatan rutin dalam budidaya ayam

broiler. Berikut rincian biaya investasi untuk barang-barang modal dapat dilihat

pada Tabel 9 di atas.

Biaya investasi yang dikeluarkan pada awal pendirian usaha mengalami

penyusutan tiap tahunnya dengan proporsi yang berbeda. Penyusutan barang-

barang investasi dipengaruhi umur teknis yang mampu diperoleh dari masing-

masing barang investasi. Dasar penentuan umur teknis adalah lama tingkat pakai

kemampuan barang untuk masih layak digunakan. Umur teknis dari kandang

adlah sepuluh tahun. Umur dari kandang hanya sepuluh tahun karena kanang

ayam broiler yang didirikan menggunakan bahan baku dari bambu yang rata-rata

hanya mampu dipakai secara layak dalam waktu sepuluh tahun saja. Setelah

sepuluh tahun kandang masih tetap dapat dipakai namun memerlukan biaya

perawatan yang cukup besar.

Peralatan-peralatan lain seperi drum penghangat, tower, tempat pakan

ternak, tempat minum ternak, suntikan dan gunting operasi masih layak digunakan

dalam waktu lima tahun. Sedangkan ember cuci dan ciduk ransum hanya memiliki

umur teknis selama dua tahun. Setelah umur teknis suatu barang investasi telah

habis maka barang tersebut harus diganti dengan barang investasi baru.

Penggantian barang investasi lama menjadi barang investasi baru memerlukan

sejumlah dana yang disebut dengan biaya reinvestasi. Biaya reinvestasi

dikeluarkan pada tahun baru setelah tahun pemakaian berakhir.

Peternakan mengeluarkan biaya sebesar Rp 120.000 pada tahun ke tiga

untuk pengadaan ember dan ciduk ransum. Pada tahun ke enam peternakan akan

mengeluarkan biaya reinvestasi sebesar Rp 8.432.500 untuk drum penghangat,

tandon air, tempat pakan, tempat minum, suntikan dan gunting operasi.

Sedangkan untuk tahun kesebelas pemilik perlu mengeluarkan dana reinvestasi

sebesar Rp 76.240.000 dalam pengadaan investasi ulang kandang, dudukan tower,

alat pompa air. Tabel 10 menunjukkan nilai biaya reinvetasi yang harus

dikeluarkan pemilik peternakan.

Page 87: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

63

Barang-barang investasi tersebut mengalami penyusutan nilai tiap

tahunnya. Nilai barang di akhir tahun teknis pemakaian akan lebih kecil daripada

nilai barang di awal tahun pembelian karena proses pemakaian barang yang terus-

menerus. Nilai penyusutan ditentukan dengan menggunakan metode garis lurus.

Metode garis lurus dihitung dengan cara harga beli aset dikurangi dengan nilai

sisa hasil pengurangan kedua nilai tersebut lalu dibagi dengan umur teknis, nilai

sisa ditentukan dengan proporsi lima persen dari nilai awal pembelian barang.

Setiap nilai aset dari suatu barang akan memiliki nilai yang berbeda karena

ditentukan dari tiga faktor yang masuk kedalam unsur perhitungan nilai

penyusutan tersebut yakni nilai awal, nilai sisa dan umur teknis. Nilai sisa

merupakan salah satu komponen dari perhitungan laba rugi dan nilai sisa

merupakan salah satu komponen penerimaan kegiatan proyek.

Tabel 10. Biaya Reinvestasi yang Dikeluarkan Peternakan Ayam Broiler Milik

Bapak Marhaya

No Jenis Investasi Harga Satuan

(Rp)

Jumlah

(Unit)

Umur Teknis

(tahun)

Reinvestasi

(Rp)

1 Kandang 69.240.000 2 10 69.240.000

2 Drum Penghangat 360.000 6 5 360.000

3 Tandon Air 1.500.000 2 5 1.500.000

4 Dudukan Tower 1.000.000 2 10 1.000.000

5 Alat Pompa Air 6.000.000 2 10 6.000.000

6 Peralatan:

1. Tempat pakan 3.145.000 185 5 3.145.000

2. Tempat minum 3.052.500 185 5 3.052.500

3. Alat-alat rutin:

Suntikan 800.000 2 5 800.000

Gunting operasi 75.000 3 5 75.000

Ember 100.000 4 2 100.000

Ciduk Ransum 20.000 4 2 20.000

Total

85.292.500

Total nilai penyusutan dari barang-barang modal dalam usaha peternakan

ayam broiler milik Bapak Marhaya adalah Rp 9.008.725. Nilai penyusutan

Page 88: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

64

terbesar disumbang oleh bangunan kandang dengan nilai Rp 6.577.800. Kandang

memiliki nilai penyusutan tertinggi karena dalam usaha peternakan ayam broiler,

pengadaan kandang adalah barang investasi terbesar sehingga juga merupakan

patokan dalam menentukan umur proyek. Rincian perhitungan nilai peyusutan

dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Penyusutan dari Barang Investasi Peternakan Ayam Broiler Milik

Bapak Marhaya

No Jenis Investasi Penyusutan

(Rp)

1 Bangunan Kandang 6.577.800

2 Drum/Tungku Penghangat 68.400

3 Tower / Tandon Air 285.000

4 Instalasi Dudukan Tower Air 95.000

5 Alat Pompa Air 570.000

6 Peralatan-Peralatan Budidaya Ayam Broiler:

1. Tempat Pakan Ternak 597.550

2. Tempat Minum Ternak 579.975

3. Alat-alat Rutin:

Suntikan 160.000

Gunting operasi 15.000

Ember 50.000

Sendok (ciduk ransum) 10.000

Total 9.008.725

2) Biaya Variabel

Biaya variabel merupakan salah satu komponen biaya operasional dalam

kegiatan bisnis. Biaya variabel yang dikeluarkan oleh peternakan ayam broiler

milik Bapak Marhaya terdiri dari tenaga kerja harian, tenaga kerja panen,

konsumsi harian anak kandang, DOC, pakan ternak, obat-obatan, vitamin, vaksin,

kayu bakar dan sekam padi.

Biaya variabel yang dikeluarkan peternakan dimulai pada tahun pertama

umur proyek. Biaya ini keluar hanya pada saat peternakan melakukan kegiatan

pembesaran ayam broiler. Sedangkan pada masa istirahat setelah periode berakhir

Page 89: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

65

biaya ini tidak dikeluarkan peternakan. Besaran nilai biaya variabel tergantung

pada jumlah ayam broiler yang dibesarkan pada tiap periodenya. Semakin banyak

ayam yang dipelihara maka biaya variabel yang dibutuhkan akan semakin besar

dan sebaliknya. Biaya variabel yang diperlukan untuk membesarkan ayam DOC

sebanyak 4.519 ekor sebesar Rp 97.826.104 per periode. Dalam satu tahun

Peternakan mampu melakukan kegiatan produksi sebanyak enam periode

sehingga akumulasi biaya variabel per tahun sebesar Rp 586.956.624 di tahun

pertama. Besaran biaya variabel dipengaruhi harga sarana produksi peternakan di

pasar. Rincian biaya variabel yang dikeluarkan peternakan ayam broiler milik

Bapak Marhaya dapat dilihat pada Tabel 12.

Pakan (ransum) merupakan komponen terbesar pada biaya variabel. Untuk

pemeliharaan ayam broiler sebanyak 4519 ekor DOC diperlukan biaya pakan

sebesar Rp 67.901.904. Dengan besaran biaya tersebut maka proporsi biaya pakan

ternak adalah 69,82 persen. Biaya terbesar kedua dengan proporsi 24,63 persen

adalah biaya pembelian DOC. Pengadaan 4519 ekor DOC memerlukan biaya total

Rp 23.950.700. Kondisi tersebut menjadikan perubahan harga pakan dan DOC di

pasar sangat berpengaruh pada perhitungan laba rugi dan kelayakan usaha.

Peternakan menggunakan tenaga kerja harian dan tenaga kerja panen yang

dipekerjakan ketika proses panen berlangsung. Tenaga kerja panen bertugas

mengangkut hasil panen ternak dari kandang menuju mobil angkut panen. Tenaga

kerja harian dibayar Rp 350 per ekor ayam hidup pada masa panen. Untuk

pemeliharaan ayam hidup panen sebanyak 4.346 ekor diperlukan biaya tenaga

kerja harian sebesar Rp 1.521.100.

Tenaga kerja panen diberikan bayaran sebesar Rp 50 per ekor ayam yang

diangkut. Besaran biaya panen untuk mengangkut ayam broiler siap panen 4.346

ekor sebesar Rp 217.300. Selain mendapatkan bayaran dari pemeliharaan ayam

broiler tenaga kerja harian juga dibayar Rp 15.000 per hari untuk konsumsi harian

di kandang.

Pengeluaran biaya obat, vaksin dan vitamin adalah Rp 300 per ekor. Untuk

pemeliharaan ayam broiler sebanyak 4.519 ekor diperlukan biaya variabel sebesar

Rp 1.303.800. Besaran biaya kayu bakar untuk kegiatan pengaturan suhu panas

kandang sama dengan besaran biaya obat, vaksin dan vitamin yakni Rp 1.303.800.

Page 90: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

66

Harga satu karung sekam padi sebesar Rp 3.500. Sekam padi diperlukan selama

14 hari pertama proses pemeliharaan. Sekam padi diperlukan untuk menjaga

pijakan ayam tetap kering dari kotoran. Untuk pemeliharaan DOC 4.516 ekor

diperlukan sekam padi sebanyak 165 karung. Sehingga biaya yang diperlukan

untuk sekam padi adalah Rp 577.500.

Tabel 12. Biaya Variabel yang Dikeluarkan Peternakan Ayam Broiler Milik

Bapak Marhaya (4346 ekor)

No Komponen Satuan

Harga

Satuan

(Rp)

Jumlah biaya

per periode

(Rp)

Total biaya

per tahun

(Rp)

1 Tenaga Kerja:

Tenaga Kerja Harian 4346 350 1.521.100 9.126.600

Tenaga Kerja Panen 4346 50 217.300 1.303.800

Konsumsi Harian

1.050.000 6.300.000

2 DOC 4519 5.300 23.950.700 43.704.200

3 Pakan Ternak 10778 6.300 67.901.904 407.411.424

4 Obat,Vaksin dan Vitamin 4346 300 1.303.800 7.822.800

5 Kayu Bakar 4346 300 1.303.800 7.822.800

6 Sekam Padi 165 3500 577.500 3.465.000

Total 97.826.104 586.956.624

3) Biaya Tetap

Biaya tetap merupakan komponen terakhir dalam biaya operasional setelah

biaya variabel. Tidak seperti biaya variabel besaran biaya tetap yang dikeluarkan

peternakan tidak dipengaruhi jumlah ayam yang dibesarkan per periodenya.

Ada empat komponen utama yang dikeluarkan peternakan dalam setiap

satu kali siklus periode. Keempat biaya tetap tersebut adalah tunjangan kinerja,

pemeliharaan peralatan, pemeliharaan kandang, listrik dan pajak bumi dan

bangunan untuk pembayaran lahan dan kandang.

Biaya tunjangan kinerja diberikan kepada anak kandang apabila kinerja

yang dilakukan selama proses pembesaran berjalan baik. Ukuran kinerja dari anak

kandang adalah tingkat konversi pakan ke bobot badan ternak. Biaya ini tergolong

biaya tetap karena kinerja anak kandang selama ini berjalan dengan baik dan

jumlah tunjangan yang diberikan besarannya adalah sama. Untuk tunjangan

kinerja yang diberikan peternakan pada anak kandang sebesar Rp 200.000 per

periode. Tunjangan lain yang diberikan pada anak kandang dan tergolong dalam

Page 91: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

67

komponen biaya tetap adalah tunjangan hari raya. Tunjangan hari raya diberikan

dalam bentuk bingkisan dan uang riil dengan jumlah nominal Rp 250.000 per

tahunnya.

Listrik dan PBB merupakan dua komponen terakhir yang tergolong dalam

biaya tetap. Listrik yang dikeluarkan hanya berupa biaya operasi per periode dan

bukan merupakan biaya pemasangan rekening listrik baru. Rata-rata biaya listrik

per periode sebesar Rp 130.380 sehingga dalam satu tahun peternakan

mengeluarkan biaya listrik sebesar Rp 782.280 karena dalam satu tahun

peternakan melakukan enam kali proses pembesaran ayam broiler. Sedangkan

biaya PBB untuk lahan dan bangunan per tahun adalah Rp 932.400. Rincian biaya

tetap dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Biaya Tetap Yang dikeluarkan Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak

Marhaya

No Komponen Biaya Tetap Total Biaya/Tahun (Rp)

1 Tenaga Kerja:

Tunjangan Kinerja 2.400.000

Tunjangan Hari Raya 500.000

2 Pemeliharaan Peralatan 720.000

3 Pemeliharaan Kandang 1.500.000

4 Listrik 782.280

5 PBB 932.400

Total 6.834.680

6.2.3. Kelayakan Investasi Usaha Usaha Peternakan Milik Bapak Marhaya

Tanpa Risiko

Ada empat kriteria kelayakan investasi yang digunakan sebagai indikator

kelayakan usaha. Empat kriteria tersebut adalah Net Present Value (NPV),

Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan Payback

Periode (PP). Pada kriteria penilaian investasi apabila nilai NPV lebih besar dari

nol, IRR lebih besar dari discount rate (6 persen), Net B/C lebih besar dari nol,

serta PP lebih cepat dari umur ekonomis kandang ternak maka usaha peternakan

ayam broiler yang dilakukan Bapak Marhaya dikatakan layak untuk dilakukan.

Perhitungan kriteria investasu dilakuan selama sepuluh tahun, didapatkan hasil

perhitungan pada Tabel 14.

Page 92: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

68

Nilai NPV dengan kondisi tanpa risiko diperoleh hasil perhitungan sebesar

Rp 147.928.117, hasil tersebut menunjukkan bahwa manfaat bersih yang

diperoleh Bapak Marhaya dari peternakan ayam broiler yang diusahakan selama

sepuluh tahun dengan tingkat diskonto 6,00 persen sebesar Rp 147.928.117. Nilai

tersebut juga telah memenuhi persyaratan kelayakan untuk nilai NPV karena nilai

yang dihasilkan telah lebih dari nol rupiah.

Tabel 14. Hasil Perhitungan Kriteria Investasi Usaha Peternakan Ayam Broiler

Milik Bapak Marhaya

No Kriteria Investasi Perhitungan

1 NPV (Rp) 147.928.117

2 Net B/C 2,124

3 IRR (Persen) 27,847

4 PP 3 tahun 4 bulan

Nilai kriteria kelayakan kedua adalah IRR dengan nilai 27,847 persen. Hal

tersebut memperlihatkan bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan dari usaha

peternakan ayam broiler sebesar 27,847 persen dalam satu tahun (enam periode).

Nilai IRR juga telah memenuhi syarat kelayakan suatu proyek karena nilainya

lebih besar dari nilai tingkat diskonto yang dipakai dalam perhitungan (6 persen).

Kriteria selanjutnya adalah Net B/C, berdasarkan perhitungan pembangian

net benefit positip dibagi dengan net benefit negatip (nilai absolut) hasilnya

adalah 2,124. Artinya, satu satuan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan

manfaat sebesar 2,124 satuan. Nilai ini juga dikatakan layak karena lebih dari satu

satuan.

Investasi lahan dan kandang akan kembali dalam jangka waktu 3 tahun, 4

bulan. Nilai tersebut menunjukkan bahwa seluruh biaya investasi yang

dikeluarkan pada tahap persiapan proyek akan dapat dikembalikan pada tahun

ketiga. Nilai itu juga layak karena jangka waktu pengembalian lebih kecil dari

umur ekonomis investasi terlama (bangunan kandang). Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa dengan kondisi tanpa risiko usaha peternakan ayam broiler

milik Bapak Marhaya layak untuk dikerjakan karena keempat kriteria kelayakan

yang dihitung telah lebih dari prasayarat kelayakan proyek.

Page 93: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

69

6.2.4. Perhitungan Nilai Break Even Point

Perhitungan nilai Break Even Point (BEP) digunakan untuk mengetahui

apakah peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya telah mencukupi skala

minimum ekonomis pada kondisi lingkungan bisnis pada saat ini. Perhitungan

didasarkan pada nilai-nilai dan harga-harga yang berlaku untuk peternakan

dengan sistem kemitraan. Nilai yang didapat dari perhitungan BEP pada kondisi

peternak mitra adalah 9497,91 kilogram untuk satuan berat ayam. Sedangkan

ayam yang harus dipanen minimal pada akhir periode untuk satuan ekor adalah

sebanyak 5.654 ekor.

Tabel 15. Perhitungan Nilai BEP pada Peternakan Ayam Broiler dengan Pola

Kemitraan

No Komponen BEP Jumlah

1 Total Biaya Tetap (Rp) 6.834.680

2 Total Biaya Variabel (Rp) 648.902.500

3 Harga Jual per Unit (Rp) 14.400

4 Jumlah Produksi (Rp) 47.433

5 Biaya Variabel per Unit (Rp) 13.680

6 BEP (kg) 9497,91

7 Skala Ekonomis (ekor) 5.654

Berdasarkan nilai perhitungan BEP yang dihasilkan, menunjukkan bahwa

dengan kepemilikan kapasitas produksi optimal sebesar 6.000 ekor per periode

yang dijalankan Bapak Marhaya telah berada diatas nilai ekonomis. Peternakan

ayam broiler yang lebih besar 346 ekor dibandingkan kapasitas minimum

ekonomis sebesar 5.654 ekor. Namun, selisih kapasitas yang dimiliki Bapak

Marhaya dengan kapasitas ekonomis tersebut sangat kecil. Perubahan-perubahan

biaya pengadaan sarana produksi akibat perubahan tingkat inflasi, konsumsi dan

korbanan biaya yang semakin besar membuat nilai standar minimum juga naik.

Kondisi tersebut membuat bisnis budidaya peternakan ayam broiler milik Bapak

Marhaya rentan dalam memenuhi syarat standar ekonomis minimum.

6.2.5. Nilai Kelayakan pada Peternakan Ayam Broiler dengan Pola Mandiri

Perhitungan tingkat kelayakan investasi dengan pola bisnis mandiri

digunakan sebagai pembanding antara bisnis budidaya ayam broiler yang

diusahakan melalui pola kemitraan dengan bisnis budidaya ayam broiler melalui

Page 94: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

70

pola mandiri. Melalui output perhitungan tersebut akan dilihat pola yang

memberikan tingkat kelayakan yang lebih tinggi.

Berdasarkan perhitungan ada beberapa komponen biaya input tambahan

yang harus dikeluarkan peternakan dengan pola mandiri. Biaya-biaya tersebut

adalah biaya transportasi dan biaya tambahan angkut panen dari kandang menuju

mobil pengangkut. Namun, dengan pola mandiri peternakan akan memperoleh

harga jual yang lebih tinggi. Harga jual yang didapat dari pengepul adalah Rp

17.000 per kilogram. Nilai jual tersebut Rp 3.600 per kilogram lebih besar dari

harga jual yang didapatkan rata-rata Bapak Marhaya dengan pola kemitraan

dengan jumlah Rp 14.400 per kilogram pada saat panen.

Biaya tambahan berupa biaya transportasi ayam broiler menuju pasar per

tahun bernilai Rp 24.000.000. Sedangkan biaya angkut total panen untuk enam

periode dalam satu tahun berjumlah Rp 4.800.000. Tambahan biaya tersebut tidak

bermasalah untuk peternakan dengan pola mandiri karena dengan jumlah panen

sebesar 47.433 yang dihasilkan Bapak Marhaya saat ini akan diperoleh

penerimaan total dari ayam dan kotoran ayam broiler per tahun sejumlah Rp

809.373.500 .

Tabel 16. Hasil Perhitungan Kriteria Investasi Usaha Peternakan Ayam Broiler

Milik Bapak Marhaya dengan Asumsi Pola Mandiri

No Kriteria Investasi Perhitungan

1 NPV (Rp) 291.514.353

2 Net B/C 3,215

3 IRR (Persen) 57,920

4 PP 1 tahun 9 bulan

Nilai NPV yang dihasilkan adalah Rp 291.514.353 per tahun. Nilai

tersebut jauh lebih tinggi dari nilai yang dihasilkan peternakan Bapak Marhaya

dengan pola kemitraan pada kondisi saat ini yang hanya menghasilkan

Rp147.928.117. Nilai Net B/C pada kondisi mandiri mampu menghasilkan benefit

dari per satu-satuan biaya sebesar 3,215 satuan. Nilai Net B/C pola mandiri

tersebut lebih tinggi 1,091 satuan lebih besar dari pola peternakan kemitraan yang

dijalankan.

Page 95: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

71

Pada kriteria kelayakan ketiga yaitu IRR, pola beternak mandiri

menghasilkan 57,92 persen. Nilai tersebut mengindikasikan bahwa kemampuan

internal bisnis dengan pola mandiri lebih baik dari pola kemitraan pada saat ini.

Investasi akan kembali dalam jangka waktu satu tahun satu bulan yang

diperlihatkan dari kriteria PP.

Secara keseluruhan pola peternakan mandiri lebih layak dibandingkan

dengan pola kemitraan. Namun, pola peternakan dengan pola mandiri menuntut

pengelola peternakan memperkuat sumber keuangan dan informasi pasar produk

ayam broiler karena permasalahan peternakan skala rakyat yang ada selama ini

adalah sumber pembiayaan untuk pengadaan input dan kepastian harga jual.

Tabel 17. Perhitungan Nilai BEP pada Peternakan Ayam Broiler dengan Pola

Mandiri

No Komponen BEP Jumlah

1 Total Biaya Tetap (Rp) 6.834.680

2 Total Biaya Variabel (Rp) 677.702.500

3 Harga Jual per Unit (Rp) 16.000

4 Jumlah Produksi (Rp) 47.433

5 Biaya Variabel per Unit (Rp) 14.288

6 BEP (kg) 3.991,23

7 Skala Ekonomis (ekor) 2.376

Berdasarkan nilai perhitungan BEP yang dihasilkan dengan asumsi pola

mandiri, menunjukkan bahwa dengan kepemilikan kapasitas produksi optimal

sebesar 6.000 ekor per periode yang dijalankan Bapak Marhaya semakin tinggi

dari skala ekonomis minimum dengan pola peternakan mandiri. Keadaan tersebut

ditimbulkan karena harga jual yang diperoleh dengan sistem ini adalah Rp 16.000

per kilogram. Skala ekonomis yang harus dipenuhi peternakan ayam broiler

dengan sistem mandiri adalah 3.991,23 kilogram atau 2.376 ekor per siklus.

6.3. Perhitungan Risiko Usaha Peternakan Milik Bapak Marhaya

Usaha peternakan yang dilakukan Bapak Marhaya mengalami kondisi

risiko usaha dalam proses pembesaran ayam broiler. Risiko yang terjadi

berpengaruh pada besaran hasil penerimaan yang diperoleh Bapak Marhaya.

Risiko usaha yang paling berpengaruh pada usaha peternakan ayam broiler adalah

risiko produksi dan risiko harga.

Page 96: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

72

Jumlah output yang dihasilkan selama berproduksi berubah ubah. Besaran

bobot yang mampu dipanen pada kondisi akhir periode tergantung pada jumlah

ayam hidup dan tingkat konversi pakan ke bobot badan. Penetapan waktu untuk

melakukan prediksi risiko adalah enam periode terakhir proses produksi yang

dilakukan peternakan. Perhitungan hanya berdasarkan enam periode terakhir

karena keterbatasan data yang diperoleh pada saat penelitian dilakukan.

6.3.1. Risiko Produksi

Risiko produksi diperhitungkan pada tiga kondisi yaitu produksi terbaik,

normal dan produksi terburuk yang pernah dialami peternakan. Bobot panen ayam

broiler pada kondisi terbaik yang pernah dialami sebesar 8640,8 kilogram. Bobot

panen normal yang mungkin didapat peternakan pada saat panen adalah 8272,2

kilogram. Sedangkan bobot panen terburuk yang pernah diperoleh peternakan

adalah seberat 5454,8 kilogram.

Kondisi terbaik yang diperoleh sebanyak dua periode dalam sembilan

periode produksi. Sedangkan kondisi normal mampu diperoleh sebanyak empat

periode dalam Sembilan periode data produksi. Sedangkan kondisi terburuk

pernah didapatkan sebanyak tiga periode dalam Sembilan periode usaha yang

dilakukan.

Tabel 18. Frekuensi Dan Bobot Panen Ayam Broiler di Peternakan Ayam Broiler

Milik Bapak Marhaya

No Kondisi Frekuensi Produksi (kg)

1 Terbaik 2 8640,8

2 Normal (yang mungkin diperoleh) 4 8272,2

3 Terburuk 3 5454,8

Adanya risiko produksi tersebut membuat jumlah penerimaan yang

mampu diperoleh berbeda pada tiap kondisinya. Harga jual yang dipakai dalam

perhitungan penerimaan pada kondisi risiko disesuaikan dengan harga jual ayam

pada kondisi tanpa risiko. Harga yang dipakai pada perhitungan kelayakan

investasi dengan kondisi risiko produksi adalah Rp 14.400. Perbedaan yang

dipakai pada kondisi tanpa risiko dan dengan kondisi risiko harga terletak pada

besaran output yang diperoleh serta biaya variabel yang dikeluarkan.

Page 97: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

73

Pada kondisi terbaik penerimaan tahun pertama sampai tahun kesepuluh

diasumsikan sama. Jumlah penerimaan per tahun yang dapat diperoleh dari hasil

penjulan ayam broiler dan pupuk kandang adalah Rp 758.323.392. Penerimaan

tersebut diperoleh dari penjumlahan penerimaan penjualan ayam sebesar Rp

753.823.392 dan penjualan pupuk kandang di akhir periode sebesar Rp

4.500.000.

Sementara itu, pada kondisi normal jumlah penerimaan yang dihasilkan

dengan kondisi risiko produksi dalam satu tahun adalah Rp 725.416.728. Nilai

tersebut didapat dari penjualan ayam broiler sebesar Rp 721.666.728 dan

penjualan pupuk kandang sebesar Rp 3.750.000. Penerimaan yang didapat pada

saat kondisi risiko produksi normal lebih kecil Rp 32.906.664 daripada kondisi

terbaik.

Pada kondisi risiko produksi terburuk, peternakan milik Bapak Marhaya

hanya mampu menghasilkan penerimaan sebesar Rp 478.876.752. Nilai

penerimaan tersebut sangat rendah bila dibandingkan kedua kondisi sebelumnya.

Penerimaan penjualan ayam broiler hanya mampu menghasilkan penerimaan

sebesar Rp 475.876.752 dan pupuk sebesar Rp 3.000.000.

Perubahan yang terjadi akibat kondisi risiko tidak hanya berpengaruh pada

besaran angka penerimaan akan tetapi juga pada besaran biaya variabel yang

dikeluarkan. Biaya bahan baku yang paling besar perubahan nilainya searah

dengan produksi ayam broiler adalah komponen pakan dan DOC. Semakin besar

ayam broiler yang dihasilkan maka semakin besar pengeluaran komponen input

pakan dan DOC. Pada komponen biaya tetap, ketiga kondisi risiko dianggap tetap

seperti pada kondisi tanpa risiko.

Tabel 19. Biaya Variabel Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya pada

Kondisi Risiko Produksi

No Biaya Variabel Pengeluaran per Tahun (Rp)

1 Kondisi Terbaik 718.188.000

2 Kondisi Normal 680.448.000

3 Kondisi Terburuk 473.985.000

Page 98: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

74

Kegiatan pemeliharaan ayam broiler pada kondisi risiko produksi terbaik

memerlukan biaya terbesar karena output yang dihasilkan paling besar daripada

dua kondisi yang lain. Besar biaya variabel untuk memelihara ayam broiler

dengan bobot panen 8640,8 kilogram peternakan memerlukan biaya variabel

sebesar Rp 718.188.000. Pada kondisi normal biaya variabel yang dibutuhkan

sebesar Rp 680.488.000 dan pada kondisi risiko produksi terburuk peternakan

mengeluarkan biaya untuk mengadakan komponen input variabel dengan biaya

Rp 473.985.000.

Adanya perubahan jumlah besaran penerimaan yang mampu dihasilkan

dan biaya variabel yang harus dipenuhi untuk komponen variabel membuat

tingkat kelayakan investasi berubah. Kondisi perhitungan empat kriteria

kelayakan investasi pada kondisi dengan risiko produksi berbeda dengan tingkat

kelayakan yang dihasilkan peternakan tanpa risiko produksi.

Tabel 20. Kriteria Investasi pada Ketiga Kondisi Risiko Produksi Usaha

Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya

No Kriteria Investasi Terbaik Normal Terburuk

1 NPV Rp 95.975.321 Rp 129.770.406 Rp (150.451.125)

2 Net B/C 1,729 1,986 0,143

3 IRR 21,125 persen 25,541 persen -18.221 persen

4 PP 4 tahun 3 tahun, 6 bulan 49 tahun, 6 bulan

Berdasarkan perhitungan tingkat kelayakan investasi pada kondisi risiko

produksi perhitungan kelayakan investasi pada kondisi risiko produksi normal

yang mampu memberikan tingkat kelayakan pada peternakan. Dari perhitungan

kondisi risiko produksi normal didapatkan hasil NPV Rp 129.770.406. Nilai Net

B/C 1,986. Nilai IRR 25,541 persen dan PP pada tahun keempat. Keempat

indikator tersebut masih menunjukkan standar tingkat kelayakan yang harus

dipenuhi suatu proyek.

Sedangkan perhitungan tingkat kelayakan investasi pada kondisi terbaik

mampu memberikan hasil positip bagi standar tingkat kelayakan. Walaupun hasil

produksi yang dihasilkan baik namun terjadi pembengkakan pada biaya konsumsi

pakan ternak yang dibutuhkan. Tingginya biaya variabel tersebut membuat nilai

NPV yang dihasilkan per tahun Rp Rp 95.075.321, Net B/C 1,729, IRR 21,125

Page 99: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

75

persen dan PP 4 tahun. NPV bernilai positip dan Net B/C lebih dari satu. Artinya

bila berproduksi pada kondisi risiko harga terbaik ini maka peternakan dikatakan

sangat layak untuk dikerjakan.

Perhitungan pada kondisi terburuk memiliki hasil yang sangat rendah.

Semua komponen dari empat kriteria kelayakan investasi tidak memenuhi standar

kelayakan. NPV yang dihasilkan Rp (150.451.125), Net B/C 0,143, IRR -18,221

persen dan nilain PP 49 tahun 6 bulan. Nilai ini dangat rendah sehingga pada

kondisi risiko produksi terburuk peternakan tidak layak dikerjakan.

6.3.2. Risiko Harga

Risiko lain yang dihadapi peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya

adalah risiko harga jual. Risiko harga disebabkan adanya fluktuasi harga yang

diterima peternak. Kondisi ini menyebabkan perubahan kelayakan investasi

seperti halnya pada kondisi risiko produksi. Selama satu tahun peternakan

menerima tiga skenario, yaitu kondisi terbaik, normal dan buruk. Dalam satu

tahun peternakan menerima dua kondisi harga jual normal, terburuk dan terbaik.

Kondisi risiko harga terbaik terjadi pada saat permintaan daging ayam broiler

tinggi. Kondisi harga jual terbaik terjadi pada awal tahun dan hari raya.

Tabel 21. Frekuensi Harga Jual Daging Broiler di Peternakan Milik Bapak

Marhaya Pada Setiap Kondisi

No Kondisi Frekuensi Harga Jual (Rp/Kilogram)

1 Kondisi Terbaik 2 14.480

2 Kondisi Normal 2 14.450

3 Kondisi Terburuk 2 14.400

Perubahan harga jual yang didapat peternakan pada saat panen membuat

besaran penerimaan berubah. Namun perubahan harga jual daging yang diperoleh

tidak menyebabkan perubahan pada biaya-biaya yang dikeluarkan. Total

penerimaan peternakan ayam broiler pada kondisi risiko harga terbaik sebesar Rp

643.929.397,3. Total penerimaan penjualan ayam broiler dan pupuk kandang yang

dihasilkan pada kondisi risiko harga normal sebesar Rp 642.615.451,9. Sedangkan

penerimaan yang diperoleh pada saat kondisi risiko harga jual terburuk sebesar Rp

640.425.542,9. Selisih yang dihasilkan dari perhitungan penerimaan pada tiga

Page 100: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

76

skenario harga jual tidak terlalu tinggi karena harga jual yang diperoleh dari

penjualan ayam broiler perbedaannya tidak signifikan.

Tabel 22. Penerimaan Usaha Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya

pada Risiko Harga Kondisi Tiga Skenario

Penerimaan Penerimaan Penjualan

Ayam Broiler (Rp)

Pupuk Kandang

(Rp)

Total Penerimaan

(Rp)

Terbaik 640.329.397,3 3.600.000 643.929.397,3

Normal 639.015.451,9 3.600.000 642.615.451,9

Terburuk 636.825.542,9 3.600.000 640.425.542,9

Selain penerimaan dari pejualan daging ayam broiler dan pupuk kandang.

Komponen yang juga merupakan tambahan bagi penerimaan adalah nilai sisa

yang didapatkan pada akhir umur pemakaian umur ekonomis barang-barang

investasi habis. Pada tahun kelima peternakan mendapatkan penerimaan dari

komponen nilai sisa sebesar Rp 402.875 dan pada tahun kesepuluh sebesar Rp

3..812.000.

Hasil perhitungan penerimaan ini mempengaruhi perhitungan tingkat

kelayakan investasi yang dihasilkan. Ketiga perhitungan tingkat kelayakan

memberikan hasil bahwa dengan kondisi penerimaan tersebut usaha peternakan

layak dikerjakan.

Tabel 23. Kriteria Kelayakan Investasi Usaha Peternakan Ayam Broiler Milik

Bapak Marhaya pada Risiko Harga Kondisi Tiga Skenario

Penerimaan Kondisi Terbaik Kondisi Normal Kondisi Terburuk

NPV Rp 213.703.683 Rp 204.516.468 Rp 189.204.443

Net B/C 2,624 2,554 2,438

IRR 35,912 persen 34,808 persen 32,953 persen

PP 2 tahun, 8 bulan 2 tahun, 9 bulan 2 tahun, 10 bulan

Perhitungan kelayakan investasi pada kondisi risiko harga skenario terbaik

memberikan tingkat kelayakan. Dengan nilai NPV Rp 213.703.683, nilai Net B/C

2,624, nilai IRR 35,912 persen dan PP 2 tahun, 8 bulan. Sedangkan pada kondisi

normal memberikan hasil perhitungan kelayakan investasi NPV Rp 204.516.468,

nilai Net B/C 2,554, nilai IRR 34,808 persen dan PP 2 tahun, 9 bulan. Pada

kondisi dengan skenario risiko harga terburuk memberikan hasil perhitungan nilai

Page 101: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

77

NPV Rp 189.204.443, nilai Net B/C 2,438, nilai IRR 32,953 persen dan PP 2

tahun 10 bulan.

Hasil tersebut memenuhi standar kelayakan pada empat kriteria proyek

layak untuk dijalankan. Informasi harga yang dipakai dalam perhitungan

didasarkan kondisi yang telah diterima peternak selama proses pembesaran ayam

broiler. Harga terbaik, kondisi harga normal dan kondisi harga terburuk terjadi

sebanyak dua kali dalam satu tahun.

6.3.3. Perhitungan Tingkat Risiko

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dari kondisi risiko harga

dan risiko produksi kemudian dapat dilakukan perbandingan risiko manakah yang

memiliki tingkatan risiko yang lebih tinggi dan risiko yang lebih rendah.

Perhitungan tingkat risiko didasari pada tingkat probabilitas kejadian risiko

produksi dan risiko harga mungkin terjadi.

Tabel 24. Probabilitas dari Ketiga Kondisi pada Risiko Produksi

Kondisi Peluang NPVi (Rp)

Terbaik 0,222 95.975.321

Normal 0,444 129.770.406

Terburuk 0,333 (150.451.125)

Probabilitas pada kondisi risiko produksi terbaik bernilai 0,22. Pada

kondisi risiko produksi normal peluang terjadinya adalah 0,44 dan pada kondisi

terburuk peluang terjadinya adalah 0,33. Sedangkan probabilitas pada risiko

produksi harga kondisi terbaik, normal dan terburuk nilainya adalah sama besar

yaitu 0,33. Nilai probabilitas tersebut sama karena peluang kejadian tiga kondisi

tersebut adalah dua periode selama enam periode dalam satu tahun pelaksanaan

kegiatan peternakan.

Tabel 25. Probabilitas dari Ketiga Kondisi pada Risiko Harga

Kondisi Peluang NPVi (Rp)

Terbaik 0,333 213.703.683

Normal 0,333 204.516.468

Terburuk 0,333 189.204.443

Page 102: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

78

Selain peluang terjadinya kejadian, komponen lain yang perlu

dipertimbangkan untuk menghitung risiko adalah nilai NPV yang diharapkan (E

NPV). Nilai output E NPV menunjukkan harpan dari pelaku usaha terhadap

manfaat bersih yang ingin diterima selama usaha berjalan. Dari kedua komponen

tersebut dapat dihitung nilai standar deviasi dan koefisien variasi untuk kemudian

dapat ditarik suatu kesimpulan tingkat risiko yang dihadapi akibat dari risiko

harga dan risiko produksi peternakan milik Bapak Marhaya.

Tabel 26. Tingkat Risiko yang Terjadi pada Ketiga Skenario dalam Risiko

Produksi dan Harga

Jenis Risiko NPV yang diharapkan

(Rp)

Standar

Deviasi

Koefisien

Variasi

Tingkat

Risiko

Harga 202.474.865 135.151.257 0,667 Rendah

Produksi 28.853.210 83.076.790 2,879 Tinggi

Nilai ENPV pada risiko harga bernilai positip sedangkan pada risiko

produksi bernilai negatip. Nilai NPV yang diharapkan pada risiko harga Rp

202.474.865 dan pada risiko produksi Rp 28.853.210. Semakin besar nilai NPV

yang diharapkan dari perhitungan maka tingkat risiko yang dihasilkan semakin

rendah. Standar desiasi yang menjadi indikator penyimpangan rata-rata. Nilai

standar deviasi yang dihasilkan jenis risiko harga lebih tinggi dari nilai standar

deviasi yang dihasilkan risiko produksi. Koefisien variasi dari jenis risiko harga

adalah 0,667 dan dari jenis risiko produksi adalah 2,879. Nilai koefisien variasi

juga sama dengan makna standar deviasi. Nilai tersebut dijadikan penentu risiko

bahwa risiko produksi lebih berpengaruh negatif pada bisnis peternakan ayam

broiler dibandingkan risiko harga pada peternakan sistem kemitraan.

Dari tiga nilai yang dihasilkan indikator risiko tersebut dapat dikatakan

bahwa jenis risiko produksi lebih tinggi daripada risiko harga jual pada

peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya. Untuk meminimalkan risiko

produksi yang dihadapi manajemen risiko dapat dilakukan dengan pemilihan anak

kandang yang memiliki pengalaman pemeliharaan ayam yang baik dan

melakukan perawatan rutin terhadap fasilitas produksi yang digunakan.

Langkah pencegahan adalah cara terbaik untuk meminimalisir kerugian

akibat adanya risiko produksi. Cara yang dapat ditempuh oleh peternakan adalah

Page 103: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

79

dengan melakukan pemberian vaksin dan vitamin dengan jadwal dan dosis yang

tepat. Selain itu, sistem pengelolaan yang bersih emnjadi penentu keberhasilan

kegiatan operasional pembesaran ayam broiler. Tujuannya adalah mengurangi

tingkat kematian dan efisiensi konversi pakan ke bobot badan ayam. Dengan

pengambilan langkah tersebut maka hasil panen berada di pencapaian optimal.

Page 104: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan pada usaha

peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya, dapat diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

1. Usaha peternakan ayam broiler yang dijalankan Bapak Marhaya berdasarkan

analisis aspek non finansial, yaitu aspek teknis, aspek pasar, aspek

manajemen, serta aspek sosial dan lingkungan menunjukkan kelayakan. Pada

aspek pasar harga jual yang diperoleh dari kontrak kerja dengan Dramaga

Unggas Farm adalah harga jual yang tergolong baik. Berdasarkan aspek

teknis, Bapak Marhaya telah dapat melakukan kegiatan pengelolaan mulai

dari pemeliharaan masa awal dan pemeliharaan masa akhir ayam broiler

dengan tepat. Efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan operasional dapat

diperoleh. Pada aspek manajemen, Bapak Marhaya menerapkan struktur

organisasi sederhana namun dapat membuat kegiatan pembesaran ayam

broiler mampu berjalan lancar. Aspek sosial yang dianalisis memperlihatkan

kepedulian dan rasa tanggung jawab sosial peternakan terhadap lingkungan

sekitar lokasi kandang.

2. Berdasarkan analisis aspek kelayakan finansial usaha peternakan yang

dijalankan Bapak Marhaya layak untuk dijalankan. Pada perhitungan tanpa

kondisi risiko peternakan mampu menghasilkan NPV Rp147.928.117 per

tahun. Net B/C 2,124 , IRR 27,847 persen dan PP dalam jangka waktu 3

tahun 3 bulan. Nilai dari masing-masing kriteria tersebut sesuai dengan nilai

indikator yang ditetapkan sehingga peternakan layak dilanjutkan.

3. Perhitungan tingkat risiko pada dua kondisi yakni risiko harga menunjukkan

usaha layak dijalankan. Dengan skenario risiko harga terbaik, normal dan

terburuk mengahasilkan nilai koefisien variasi 0,667 dengan hasil kriteria

investasi positif. Pada perhitungan dengan skenario produksi, hasil

perhitungan memperlihatkan kondisi ini dapat membuat usaha peternakan

menjadi tidak layak. Nilai koefisien variasi dengan risiko produksi bernilai

2,879 (lebih besar dari risiko harga). Kedua nilai koefisien tersebut

Page 105: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

81

menunjukkan tingkat risiko produksi lebih tinggi daripada risiko yang

diakibatkan harga. Artinya Bapak Marhaya perlu melakukan tindakan

prefentif untuk mengurangi kerugian akibat pengaruh risiko produksi.

7.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan pada usaha peternakan ayam broiler

milik Bapak Marhaya adalah sebagai berikut:

1. Peternakan yang dijalankan oleh Bapak Marhaya dapat dilakukan

pengembangan pada skala usaha karena usaha yang dijalankan berjalan baik.

Penambahan skala produksi juga akan mengingkatkan kelayakan investasi

karena pada kondisi saat ini kapasitas optimal hanya berada sedikit di atas

skala ekonomis dari perhitungan BEP.

2. Tetap menjalankan kegiatan peternakan dengan cara kemitraan dengan

Dramaga Unggas Farm karena dapat menjamin pasar yang menyerap hasil

produksi. Namun jika modal dan informasi mengenai pasar produk diketahui

pemilik maka peternakan dapat memperoleh nilai kelayakan yang lebih tinggi

dengan pola mandiri karena dengan pola peternakan mandiri akan diperoleh

harga jual sebesar Rp 17.000 per kilogram. Tingkat kelayakan investasi pada

pola mandiri menghasilkan NPV Rp 553.347.610, Net B/C 5,205, IRR 94,597

persen dan PP 1 tahun. Empat kriteria tersebut jauh lebih besar dengan pola

kemitraan pada kondisi tanpa risiko yang dijalankan saat ini dengan Dramaga

Unggas Farm.

3. Melakukan pengaturan keuangan dengan lebih baik agar anggaran untuk

melakukan kegiatan pembesaran dapat berjalan dengan optimal tanpa

terganggu masalah modal. Permasalahan yang timbul merupakan akibat dari

tidak ada pengelolaan keuangan yang baik oleh pemilik peternakan. Bapak

Marhaya belum melakukan pemisahan antara pos keuangan rumah tangga

dengan pos pengeluaran bisnis peternakan.

Page 106: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

DAFTAR PUSTAKA

Bell D D, Weaver W D, North, M O. 2002. Commercial Chicken Meat and Egg

Production. Jakarta: Springer.

Courant R G, Lipsey R G, Purvis D D, Steiner P O. 1995. Pengantar

Mikroekonomi. Edisi Kesepuluh. Jakarta: Binarupa Aksara.

[DP] Departemen Pertanian. 2011. Perkembangan Populasi Ayam Broiler di

Indonesia dari Tahun 2001-2008. Jakarta: Departemen Pertanian.

Effendy J, Pramudyati Y S. 2009. Petunjuk Teknis Beternak Ayam Ras Pedaging

(Broiler). Sumatera Selatan: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (Bptp)

Sumatera Selatan.

Gittinger J P. 1986. Analisis Proyek-Proyek Pertanian. Edisi Kedua. Universitas

Indonesia.

Hardjosworo P S. dan Rukmiasih, M.S. 2000. Meningkatkan Produksi Daging

Unggas. Yogyakarta: Penebar Swadaya.

Hartono G. 2003. Analisis Penawaran Ayam Pedaging (Broiler) di Tingkat Petani.

Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Kristen Satya Wacana.

Kadariah. 2001. Evaluasi Proyek Analisis Ekonomi. LPFE. Universitas Indonesia.

Jakarta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2003. Jakarta: Prehalindo.

Kotler P. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jakarta: Prehalindo.

Kountur R. 2006. Manajemen Risiko. Jakarta: Abdi Tandur.

Markus M. 2005. Perpajakan Indonesia sebuah pengantar. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Murtidjo B A. 1990. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Yogyakarta: Kanisius.

Murtidjo B A. 1992. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Yogyakarta: Kanisius.

Murtikasari D A. 2010. Analisis Kelayakan Finansial Usahaternak Sapi Perah

(Studi Kasus Peternak Anggota KPSBU di TPK Cibedug

KabupatenBandung Barat, Propinsi Jawa Barat). Skripsi. Fakultas

Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Musarofah S M. 2009. Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Nugget Ikan (Kasus

pada Pengolahan Nugget Ikan Putera Barokah, Kecamatan Blanakan,

Kabupaten Subang, Jawa Barat). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan

Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Page 107: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

83

Novianti E. 2010. Analisis Investasi Usaha Penggilingan Padi Pada Kondisi

Risiko, Studi Kasus di Penggilingan Padi Skala Kecil Sinar Ginanjar,

Kabupaten Karawang, Jawa barat. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan

Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Pangestuti Y D. 2010. Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Puyuh pada

Peternakan Puyuh Bintang Tiga Desa Situ Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

Kabupaten Bogor. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut

Pertanian Bogor.

Putri Y H. 2009. Analisis Kelayakan Finansial Peternakan Kelinci Istana Rabbit

Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan

Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Rasyaf M. 2008. Panduan Beternak Ayam Broiler. Jakarta: Penebar Swadaya.

Setiawan P. 2010. Analisis Kelayakan Finansial Peternak Ayam Broiler Pola

Kemitraan Inti Plasma Cikahuruipan Ps Kabupaten Ciamis. Skripsi.

Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Siahaan H. 2009. Manajemen Risiko pada Perusahaan dan Birokarasi. Jakarta:

Elex Media Komputindo.

Suharno B. 2004. Pembesaran Ayam Kampung Pedaging Hari Per Hari. Jakarta:

Niaga Swadaya.

Umar H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Page 108: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49904/H11ees.pdf · ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per

LAMPIRAN