ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB...

58
ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN WONOSOBO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2017 (Skripsi) Oleh HERLI ANDIKA PUTRA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Transcript of ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP

DI KECAMATAN WONOSOBO KABUPATEN TANGGAMUS

TAHUN 2017

(Skripsi)

Oleh

HERLI ANDIKA PUTRA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 2: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

2

ABSTRAK

ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP

DI KECAMATAN WONOSOBO KABUPATEN TANGGAMUS

TAHUN 2017

Oleh:

Herli Andika Putra

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji jumlah kebutuhan guru IPS pada SMP

yang ada di Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus Tahun 2017. Penelitian

ini menggunakan metode deskriptif dengan populasi 6 SMP di Kecamatan

Wonosobo. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, kuesioner, dan

dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis data deskriptif. Hasil

penelitian ini menunjukkan: (1) Sebanyak 75% guru IPS sesuai dengan latar

belakang pendidikannya dan 25% guru IPS tidak sesuai dengan latar belakang

pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah 11

orang guru. (3) Jumlah kelebihan guru IPS di SMP N 1 Wonosobo sebanyak 1

guru, SMP N 2 Wonosobo sebanyak 2 guru, dan SMP Muhammadiyah 1

Wonosobo sebanyak 2 guru. (4) Jumlah kekurangan guru IPS di SMP

Muhammadiyah 2 Wonosobo sebanyak 1 guru dan di SMP Muhammadiyah 3

Wonosobo sebanyak 1 guru.

Kata kunci: kesesuaian, kebutuhan, guru ips.

Page 3: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

ABSTRACT

ANALYSIS OF SOCIAL SCIENCES TEACHER NEEDS ON JUNIOR

HIGHSCHOOL IN WONOSOBO SUB-DISTRICT OF TANGGAMUS

REGENCY IN 2017

By:

Herly Andika Putra

The research was purposed to assess the number of social sciences teachers needs

on high school in Wonosobo Sub-districk of Tanggamus Regency in 2017. This

research was used descriptive method with the population are 6 junior high school

of Wonosobo Sub-district. Data collecting used observation, questionnaire, and

documentation techniques. Data analyzed was used descriptive data analysis

technique. The result of the research shows (1) As many as 75% of social science

teachers have an appropriate educational background and 25% of social science

teachers are not appropriate with their educational background. (2) The social

sciences teacher needs of Wonosobo Sub-district as many as 11 teachers. (3) The

number of excess social sciences teacher in SMP N 1 Wonosobo 1 teacher, SMP

N 2 Wonosobo 2 teachers, and SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo 2 teachers. (4)

The Number of deficiencies social sciences teacher in SMP Muhammadiyah 2

Wonosobo 1 teacher and in SMP Muhammadiyah 3 Wonosobo 1 teacher.

Keywords: appropriate, needs, social sciences teachers.

Page 4: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

4

ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP

DI KECAMATAN WONOSOBO KABUPATEN TANGGAMUS

TAHUN 2017

Oleh

HERLI ANDIKA PUTRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Program Studi Penddikan Geografi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 5: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah
Page 6: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

6

Page 7: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah
Page 8: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

8

RIWAYAT HIDUP

Herli Andika Putra dilahirkan di Desa Bandar Kejadian

Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus pada tanggal 17

September 1994, anak keempat dari empat bersaudara,

pasangan Bapak Nawani dan Ibu Arbayah.

Pendidikan yang ditempuh jenjang Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Bandar

Kejadian pada tahun 2001 dan lulus pada tahun 2007, kemudian melanjutkan

pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Kotaagung pada tahun

2007 dan lulus pada tahun 2010, kemudian melanjutkan Sekolah Menengah

Atas di SMA Negeri 1 Kotaagung pada tahun 2010 dan lulus pada tahun 2013.

Pada tahun 2013, diterima sebagai Mahasiswa Bidikmisi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Penerimaan Seleksi Bersama

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Page 9: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

MOTTO

“Baik hati adalah pakaian paling indah”

-Herli Andika Putra-

“Keberhasilan bukan untuk diramalkan, tetapi untuk dibangun”

-Mario Teguh-

Page 10: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

10

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin, dengan penuh rasa syukur kupersembahkan karya

sederhana ini kepada:

Ayahanda Nawani dan Ibunda Arbayah yang tersayang

Page 11: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

SANWACANA

Alhamdulillahhirobbil’aalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

anugerah-Nya dapat terselesaikannya skripsi yang berjudul “Analisis Kebutuhan

Guru IPS Pada SMP di Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus Tahun

2017”. Shalawat teriring salam selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad

Rasulullah SAW yang menjadi tauladan umat manusia. Skripsi ini disusun sebagai

salah satu syarat untuk mencapai kelulusan dan gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

(PIPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pengetahuan dan kemampuan penulis

masih sangat terbatas dalam penyusunan skripsi yang sederhana ini, tetapi atas

bimbingan Bapak Drs. Edy Haryono, M.Si., selaku pembimbing utama serta

Pembimbing Akademik, Bapak Dedy Miswar, S.Si., M.Pd., dan ibu Rahma

Kurnia Sri Utami, S.Si., M.Pd., selaku pembimbing pembantu dan Bapak Drs. I

Gede Sugiyanta, M.Si., selaku penguji yang telah membimbing dengan baik,

menyumbangkan banyak ilmu, memberikan kritik dan saran untuk perbaikan

selama penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini juga diucapkan terima kasih

kepada:

Page 12: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

12

1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M. Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang

Keuangan, Umum dan Kepegawaian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

6. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung khususnya Dosen Program Studi Pendidikan Geografi, yang telah

mendidik, memberikan banyak ilmu pengetahuan, dan membimbing selama

menyelesaikan studi.

8. Kedua orang tuaku dan ketiga kakakku Elia Agustina, Puspita Sari dan Ropi

Lindayani yang senantiasa memberikan doa, dukungan, semangat, dan

motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman Pendidikan Geografi Angkatan 2013 yang senantiasa

membantu, memberi doa, dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

10. Teman-teman Bidik Misi Angkatan 2013 yang selalu membantu, memberikan

dukungan, dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

xi

Page 13: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

Semua pihak yang telah membantu, memberi doa, dan semangat yang tidak dapat

disebutkan satu persatu. Semoga amal ibadah dari semua pihak yang membantu

dalam penyusunan skripsi ini mendapatkan imbalan pahala dari Allah SWT.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kepentingan pendidikan dan ilmu

pengetahuan.

Bandar Lampung, November 2017

Penulis,

Herli Andika Putra

xii

Page 14: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

14

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8

D. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 8

E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 9

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 11

1. Lingkup Geografi ................................................................... 11

2. Lingkup Geografi Sosial ......................................................... 13

3. Guru ....................................................................................... 13

a. Pengertian Guru .............................................................. 14

b. Persyaratan Guru .............................................................. 15

c. Profesionalisme Guru ...................................................... 16

d. Tugas dan Peran Guru ...................................................... 18

e. Kesesuaian Latar Belakang Pendidikan Guru ................. 19

f. Kebutuhan Guru ............................................................... 21

4. Penelitian yang Relevan .......................................................... 26

B. Kerangka Pikir ............................................................................... 26

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ......................................................................... 29

B. Populasi ........................................................................................ 30

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ................ 30

1. Variabel Penelitian .................................................................. 30

2. Indikator Variabel Penelitian ................................................. 31

3. Definisi Operasional Variabel ................................................ 31

a. Kesesuaian Latar Belakang Pendidikan Guru IPS .......... 31

b. Kebutuhan Guru IPS ...................................................... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 32

1. Teknik Observasi .................................................................... 33

2. Teknik Kuesioner .................................................................... 33

Page 15: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

3. Teknik Dokumentasi ............................................................... 34

E. Teknik Analisis Data .................................................................... 34

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .............................................................................. 36

1. Sejarah Singkat Kecamatan Wonosobo ................................. 36

2. Letak Astronomis Kecamatan Wonosobo ............................. 38

3. Letak Administratif Kecamatan Wonosobo ........................... 38

4. Iklim Kecamatan Wonosobo................................................... 41

5. Topografi Kecamatan Wonosobo .......................................... 42

6. Keadaan Penduduk Kecamatan Wonosobo ........................... 44

a. Distribusi dan Kepadatan Penduduk ............................... 47

b. Komposisi Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin 49

7. Jumlah Sekolah Tiap Jenjang di Kecamatan Wonosobo

Tahun 2017 ............................................................................ 51

B. Pembahasan .................................................................................. 56

1. Jumlah Guru IPS SMP di Kecamatan Wonosobo Tahun 2017 ........... 61

2. Kesesuaian Latar Belakang Pendidikan Guru IPS Pada

SMP di Kecamatan Wonosobo Tahun 2017 .......................... 65

3. Kebutuhan Guru IPS Pada SMP di Kecamatan Wonosobo

Tahun 2017 ............................................................................. 75

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................... 89

B. Saran ............................................................................................. 89

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 91

LAMPIRAN

xiv

Page 16: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

16

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 26

2. Daftar Nama-nama Desa di Kecamatan Wonosobo Tahun 2017 ........... 39

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin yang Ada di Kecamatan Wonosobo Tahun 2017 ..........................................................................

45

4. Kepadatan Penduduk Tiap Desa di Kecamatan Wonosobo Tahun 2017 ...... 47

5. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Wonosobo Tahun 2017 .......................................................

50

6. Jumlah Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah yang Ada di Kecamatan Wonosobo Tahun 2017 ..........................................................................

53

7. Sebaran SMP Berdasarkan Lokasinya di Kecamatan Wonosobo Tahun 2017 .... 57

8. Jumlah Guru IPS dan Jumlah Kelas Pada SMP di Kecamatan Wonosobo Tahun 2017 ..........................................................................

62

9. Kesesuaian Latar Belakang Pendidikan Guru IPS di Kecamatan Wonosobo Tahun 2017 ...........................................................................

66

10. Jumlah Guru IPS Berdasarkan Ijazah Terakhir yang Dimilikinya Pada SMP di Kecamatan Wonosobo Tahun 2017 ..........................................

69

11. Jumlah Guru IPS Berdasarkan Lulusan/Ijazah Terakhir di Kecamatan Wonosobo Tahun 2017 ..........................................................................

71

12. Keadaan Guru IPS di Kecamatan Wonosobo Ditinjau Dari Jumlah Guru, Jumlah Kelas, dan Jumlah Jam Mengajar Perminggu .................

75

13. Perhitungan Kebutuhan Guru IPS Pada SMP di Kecamatan Wonosobo Tahun 2017 ............................................................................................

79

14. Hasil Perhitungan Kebutuhan Guru IPS di Kecamatan Wonosobo Tahun 2017 ............................................................................................

81

15. Jumlah dan Kategori Kebutuhan Guru IPS Pada SMP di Kecamatan Wonosobo Tahun 2017 ..........................................................................

84

Page 17: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir ................................................................................. 28

2. Peta Administrasi Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus

Tahun 2017 .................................................................................................

40

3 Peta Topografi Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus .................. 43

4. Piramida Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin di Kecamatan Wonosobo Tahun 2017 ........................................

51

5. Peta Sebaran SMP di Kecamatan Wonosobo Tahun 2017 ....................... 59

6. Peta Sebaran Guru IPS Pada SMP di Kecamatan Wonosobo Tahun

2017 ............................................................................................................. 64

7. Peta Kesesuaian Latar Belakang Pendidikan Guru IPS Pada SMP di

Kecamatan Wonosobo Tahun 2017 ............................................................

68

8. Peta Sebaran Guru IPS Berdasarkan Ijazah Terakhir yang Dimilikinya

Pada SMP di Keamatan Wonosobo ............................................................

74

9. Peta Jumlah Kebutuhan Guru IPS Pada SMP di Kecamatan Wonosobo .... 86

Page 18: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

18

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuesioner ..................................................................................................... 94

2. Rekapitulasi Data Guru IPS di KecamatanWonosobo ................................ 96

3. Surat Izin Melaksanakan Penelitian Pendahuluan ....................................... 97

4. Surat Izin Melaksanakan Penelitian ............................................................. 104

5. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...................................... 111

Page 19: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kualitas sumber daya manusia (SDA) tidak terlepas dari dunia pendidikan, artinya

pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Pendidikan menduduki

peranan penting dalam membentuk karakter seseorang. Karena dengan adanya

pendidikan manusia dapat secara langsung mengembangkan diri baik secara

intelektual, emosional, maupun spritual.

Menurut Fuad Ihsan (2005:2), pendidikan bagi kehidupan umat manusia

merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa

pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup

berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia

menurut konsep pandangan hidup mereka.

Perkembangan, kemajuan, kesejahteraan, dan kebahagian hidup yang dimaksud

merupakan tujuan utama dari pendidikan. Hasil tersebut dapat diperoleh melalui

pendidikan formal dan pendidikan non formal. Keberhasilan yang kita inginkan

dalam pendidikan harus didukung dengan pembangunan di bidang pendidikan itu

sendiri. Pemenuhan kebutuhan fasilitas dan sarana prasarana pendidikan sangat

penting bagi keberlangsungan proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 huruf (a) tentang guru

dan dosen yang menyatakan bahwa:

Page 20: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

2

Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya

mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia

Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai

ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat

yang maju, adil, makmur, dan beradap berdasarkan pancasila dan Undang-

undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Anonim, 2006:3).

Undang-undang tersebut secara langsung menjelaskan bahwa pendidikan sangat

penting demi kelanjutan kehidupan berbangsa dan bernegara guna menggali

potensi yang ada. Baik dari potensi fisik maupun potensi sosial yang tentunya

membutuhkan sumber daya manusia yang cerdas di bidang ilmunya masing-

masing. Pembangunan nasional di bidang pendidikan akan terwujud salah satunya

dengan adanya kebijakan dari pemerintah, sehingga kebijakan-kebijakan tersebut

menjadi jalan untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Kebijakan

pemerintah salah satunya adalah perluasan dan pemerataan pendidikan sehingga

setiap individu berhak mendapat pendidikan yang layak. Hal ini tertuang dalam isi

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 tentang pendidikan,

yaitu mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh

pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia (Anonim, 2009:50).

Proses pemerataan dan perluasan pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah

perlu didukung dengan memberikan perhatian khusus terhadap jumlah kebutuhan

guru yang menjadi fasilitator dan menjadi jembatan bagi peserta didik dalam

menerima pendidikan, khususnya pada pendidikan formal yang ada di sekolah.

Kaitannya dalam hal ini maka objek yang dikaji adalah pendidikan formal yang

dilakukan di sekolah. Menurut Fuad Ihsan (2005:42), pendidikan sekolah adalah

pendidikan di sekolah, yang teratur, sistematis, mempunyai jenjang dan yang

dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak

sampai perguruan tinggi.

Page 21: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

3

Kegiatan belajar mengajar antara guru dan peserta didik ataupun aktivitas lainnya

dalam lingkungan sekolah disebut dengan istilah pembelajaran. Hasil dari

pendidikan dan proses pembelajaran itu sendiri sangat erat hubunganya dengan

adanya guru. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan diterima oleh peserta

didik tidak akan berjalan tanpa adanya seorang guru sebagai fasilitator. Ini sesuai

dengan yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada bab 1 pasal 1, bahwa guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah (Anonim, 2006:4).

Sudarwan Danim (2012:83) juga menyatakan bahwa guru merupakan pendidik

profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada jalur pendidikan formal. Oleh

sebab itu guru sebagai pendidik sangat dibutuhkan demi berlangsungnya proses

pembelajaran.

Penguasaan bidang ilmu yang dimiliki seorang guru sangat menentukan

keberhasilan pendidikan bagi peserta didik. Sehingga tidak semua orang dapat

menjadi guru. Menjadi seorang guru membutuhkan keahlian khusus di bidang

pendidikan dan pengajaran demi tercapainya tujuan pendidikan. Ditambahkan

Hamzah Uno (2011:15), guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan

yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun pada kenyataanya masih

terdapat banyak hal-hal tersebut di luar bidang kependidikan.

Page 22: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

4

Pada dasarnya kemampuan seorang guru dalam mengajarkan materi mata

pelajaran dapat dilihat dari latar belakang pendidikan yang dimilikinya.

Kesesuaian latar belakang pendidikan yang dimiliki seorang guru sangat

menentukan keberhasilan peserta didik dalam menguasai suatu mata pelajaran

yang dipelajari atau diterimanya di dalam kelas.

Hamzah Uno (2011:17) menyatakan bahwa:

Serorang guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dapat

ditunjukan oleh peserta didiknya. Untuk itu, apabila seseorang ingin

menjadi guru yang profesional maka sudah seharusnya ia dapat selalu

meningkatkan wawasan pengetahuan akademis dan praktis melalui jalur

pendidikan berjenjang ataupun up grading dan/atau pelatihan yang bersifat

in service training dengan rekan-rekan sejawatnya.

Ketidaksesuaian antara latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran

yang diajarkan kepada peserta didik dapat dikatakan sebagai sesuatu yang tidak

profesional, karena ketidaksesuaian guru mata pelajaran dengan latar belakang

pendidikannya dikhawatirkan dapat mempengaruhi penguasaan ilmu yang

disampaikan oleh guru terhadap peserta didik. Guru mata pelajaran yang ada di

sekolah terutama pada sekolah-sekolah formal seharusnya mengampu mata

pelajaran sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya. Sebagai tenaga yang

profesional, guru juga diharapkan tidak hanya memiliki kualifikasi akademik,

namun juga harus memiliki kompetensi yang memenuhi persyaratan.

Profesionalisme itu sendiri dalam sudut pandang Nurfaudi (2012:10), merupakan

sikap profesional yang berarti melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok

sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi waktu luang atau sebagai hobi.

Kompetensi profesional seorang guru yaitu kemampuan untuk dapat menguasai

materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan guru mampu

membimbing peserta didik dapat memenuhi standar kompetensi minimal yang

Page 23: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

5

seharusnya dikuasai oleh peserta didik. Hasan Saragih (2008:23) mengungkapkan

bahwa, guru yang profesional harus memiliki empat kompetensi, yaitu

kompetensi pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial.

Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam mewujudkan

sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum,

dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar. Menurut NEA (National

Education As-sociation) (dalam Soetjipto dan Raflis Kosasi:2009:18), syarat-syarat

profesi keguruan ialah jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang

khusus. Tetapi pada kenyataannya di lapangan banyak peserta didik yang menerima

proses pembelajaran dari seorang guru dengan latar belakang pendidikan yang

berbeda terhadap mata pelajaran yang disampaikan. Keadaan seperti ini tentu saja

menjadi masalah bagi dunia pendidikan karena guru-guru tersebut dinilai tidak

optimal dalam penguasaan materi.

Mulyasa (2007:12) menyatakan bahwa:

faktor lain yang menyebabkan rendahnya profesionalisme guru antara

lain; (1) masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh.

Hal ini disebabkan oleh sebagian guru yang bekerja diluar jam kerjanya

untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga tidak memiliki

kesempatan untuk meningkatkan diri, (2) belum adanya standar

profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara maju, (3) adanya

perguruan tinggi swasta yang mencetak guru yang asal jadi tanpa

memperhitungkan outputnya di lapangan, sehingga menyebabkan banyak

guru yang tidak patuh terhadap etika profesinya, (4) kurangnyamotivasi

guru dalam meningkatkan kualitas diri karena tidak dituntut untuk

meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi.

Kondisi ketidaksesuaian antara latar belakang pendidikan dan mata pelajaran yang

diajarkan oleh guru di sekolah dapat disebabkan oleh tidak meratanya penyebaran

guru sesuai dengan kebutuhan sekolah pada tiap-tiap mata pelajaran. Seharusnya

Page 24: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

6

pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Daerah melakukan perhitungan kebutuhan guru

sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku, sehingga tidak akan terjadi kelebihan atau

kekurangan guru pada tiap-tiap mata pelajaran yang ada di sekolah tersebut.

Jabatan yang dimiliki seorang guru harus sesuai dengan bidang ilmu yang menjadi

latar belakang pendidikannya, kesesuaian latar belakang pendidikan guru dengan

bidang ilmu yang diampunya telah diatur oleh pemerintah. Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar

Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTS menegaskan bahwa guru pada SMP/MTS,

atau dalam bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik

pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang

sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program

studi yang terakreditasi. Kualifikasi akademik dan kompetensi yang diterapkan

berbeda-beda berdasarkan mata pelajaran yang diajarkan oleh guru terhadap

peserta didik. Kompetensi untuk guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) pada jenjang SMP/MTS yaitu:

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir mata pelajaran IPS baik

dalam lingkup lokal, nasional, maupun global.

2. Membedakan struktur keilmuan IPS dengan ilmu-ilmu sosial.

3. Menguasai konsep dan pola keilmuan dalam bidang IPS.

4. Menunjukkan manfaat mata pelajaran IPS (Anonim, 2007:29).

Di Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus saat ini terdapat 6 Sekolah

Menengah Pertama (SMP yang menjadi objek dalam penelitian ini. Setiap SMP

memiliki guru mata pelajaran IPS, tetapi tidak semua guru IPS yang ada memiliki

latar belakang pendiidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Seperti yang ada di SMP Muhammadiyah 2 Wonosobo, berdasarkan wawancara

pada saat penelitian pendahuluan yang telah dilakukan dengan kepala sekolah di

Page 25: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

7

SMP tersebut, terdapat beberapa guru mata pelajaran IPS yang bukan merupakan

lulusan dari program studi Jurusan IPS (S1 pendidikan sejarah, S1 pendidikan,

ekonomi, dan S1 pendidikan geografi). Kondisi demikian membuktikan bahwa

sekolah tersebut mengalami kekurangan guru mata pelajaran IPS. Selain itu di

SMP N 1 Wonosobo terdapat 4 guru IPS dengan latar belakang pendidikan yang

sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Sekolah tersebut mengalami

kelebihan jumlah guru IPS.

Masalah kebutuhan guru IPS dan kesesuaian latar belakang pendidikan guru

merupakan dua permasalahan yang tidak hanya terjadi pada suatu wilayah tertentu

saja, namun terjadi pula di beberapa wilayah di Indonesia. Salah satu wilayah

tersebut yaitu di Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus, dimana pada

beberapa sekolah masih terdapat beberapa guru yang bukan dari lulusan

pendidikan IPS tetapi berasal dari lulusan jurusan pendidikan non IPS. Jumlah

kebutuhan guru mata pelajaran IPS juga menjadi masalah di beberapa sekolah,

karena jumlah guru IPS yang ada tidak sesuai dengan jumlah kelas yang tersedia

pada tiap-tiap sekolah sehingga akan terjadi kelebihan atau kekurangan guru.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, diharapkan penelitan mengenai

analisis kebutuhan guru IPS pada SMP di Kecamatan Wonosobo Kabupaten

Tanggamus Tahun 2017 dapat memberikan informasi tentang jumlah guru IPS

yang dibutuhkan agar tercapainya tujuan pendidikan nasional.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan masalah mengenai kebutuhan

guru IPS SMP di Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus sebagai berikut:

Page 26: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

8

1. Bagaimanakah kesesuaian guru IPS dengan latar belakang pendidikannya

pada SMP di Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus tahun 2017?

2. Berapakah kebutuhan guru IPS pada SMP di Kecamatan Wonosobo

Kabupaten Tanggamus tahun 2017?

3. Berapakah jumlah kelebihan guru IPS pada SMP di Kecamatan Wonosobo

Kabupaten Tanggamus tahun 2017?

4. Berapakah jumlah kekurangan guru IPS pada SMP di Kecamatan

Wonosobo Kabupaten Tanggamus tahun 2017?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh informasi mengenai kesesuaian guru IPS dengan latar

belakang pendidikannya pada SMP di Kecamatan Wonosobo Kabupaten

Tanggamus.

2. Memperoleh informasi mengenai jumlah kebutuhan guru IPS pada SMP

yang ada di Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus.

3. Memperoleh informasi mengenai jumlah kelebihan guru IPS pada SMP

yang ada di Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus.

4. Memperoleh informasi mengenai jumlah kekurangan guru IPS pada SMP

yang ada di Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian mengenai analisis kebutuhan guru IPS pada SMP di

Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Page 27: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

9

1. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada

program studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Menerapkan ilmu geografi yang diperoleh selama belajar di Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Program Studi Pendidikan Geografi.

3. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi bagi penelitian

selanjutnya.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menjadi

bahan pertimbangan bagi pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Daerah

dalam membangun dan menempatkan tenaga kerja guru SMP di Kecamatan

Wonosobo, khususnya guru bidang studi IPS serta kesesuaian antara guru

yang mengampu mata pelajaran IPS dengan latar belakang pendidikan yang

dimilikinya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek pada penelitian ini adalah setiap SMP (Sekolah

Menengah Pertama) di Kecamatan Wonosobo.

2. Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup subjek pada penelitian ini adalah seluruh guru bidang studi IPS

yang ada disetiap SMP (Sekolah Menengah Pertama) yang ada di Kecamatan

Wonosobo.

3. Ruang Lingkup Tempat dan Waktu

Page 28: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

10

Ruang lingkup tempat pada penelitian ini adalah wilayah Kecamatan

Wonosobo dan ruang lingkup waktu pada penelitian ini adalah tahun 2017.

4. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu yang digunakan dalam penelitian ini adalah ilmu Geografi

Sosial. Menurut Nursid Sumaatmadja (1981:53), Geografi Sosial adalah

cabang Geografi yang bidang studinya yaitu aspek keruangan gejala di

permukaan bumi, yang mengambil manusia sebagai objek pokok, dan

ditekankan pada aspek keruangan, karakteristik penduduk, sosial ekonomi,

dan masyarakat.

Dipilihnya Geografi Sosial dalam penelitian ini yaitu, karena pada penelitian

ini lebih menitikberatkan pada kebutuhan guru IPS pada setiap SMP di

Kecamatan Wonosobo, yang mana kebutuhan tersebut berupa objek kajian

geografi sosial yaitu aktifitas manusia serta interaksi antara pemerintah daerah

dan pihak sekolah dalam menentukan jumlah kebutuhan guru.

Page 29: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Lingkup Geografi

Geografi merupakan cabang ilmu dengan objek kajian alam dan manusia serta

hubungan timbal balik antara keduanya. Geografi mempelajari aspek-aspek fisik

dan mempelajari kehidupan sosial manusia dipermukaan bumi. Menurut Bintarto

(1968:11), geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe),

menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk, serta

mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi

dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu. Geografi memiliki perananan yang

sangat penting dalam kajian aspek fisik dan sosial di permukaan bumi.

Sedangkan Nursid Sumaatmadja (2001:12), mengemukakan bahwa geografi dan

studi geografi berkenaan dengan (1) permukaan bumi (geosfer), (2) alam

lingkungan (atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer), (3) umat manusia dengan

kehidupannya (antroposfer), (4) penyebaran keruangan gejala alam dan kehidupan

termasuk persamaan dan perbedaan, serta (5) analisis hubungan keruangan gejala-

gejala geografi di permukaan bumi.

Pendapat ahli di atas menunjukkan bahwa cabang ilmu geografi sebenarnya

menekankan objek kajianya pada hubungan antara aspek fisik dan

Page 30: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

12

aspek sosial yang berarti bahwa geografi merupakan bagian dari ilmu kebumian

yang mengkaji secara komprehensif fenomena-fenomena yang ada di permukaan

bumi dan hubungan saling tindak dengan kehidupan manusia melalui tiga

pendekatan, yaitu: keruangan (spacial), temporal, dan kompleks wilayah.

Kajian geografis mengenai fenomena-fenomena permukaan bumi selalu dimulai

dengan hal-hal yang sifatnya deskriptif mengenai objek yang dikaji,

keberadaannya pada lokasi tertentu di permukaan bumi, faktor-faktor

pembentuk gejala tertentu atas fenomena yang dikaji, dinamika perubahan dari

waktu ke waktu, dan bagimana pemanfaatanya untuk kehidupan manusia.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa geografi merupakan

cabang ilmu yang memiliki peranan penting dalam mengkaji dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang yang ada di permukaan bumi secara menyeluruh

(komprehensif) baik yang bersifat fisik maupun hubungannya dengan interaksi

makhluk hidup termasuk manusia dengan keadaan lingkungan fisiknya

berdasarkan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kewilayahan.

Salah satu cabang ilmu geografi adalah geografi sosial yang erat hubungannya

dengan geografi manusia. Geografi sosial mengkaji kehidupan manusia di

permukaan bumi sebagai makhluk yang menjalani aktifitas kehidupan dengan

berhubungan dengan manusia lainnya baik dalam hal ekonomi, politik, maupun

aktifitas sosial budayanya. Pada penelitian ini geografi sosial berperan dalam

membatasi ruang lingkup subjek penelitian yaitu kebutuhan IPS SMP di

Kecamatan Wonosobo. Geografi sosial merupakan cabang ilmu geografi yang

objek kajiannya fokus pada aktifitas kehidupan manusia di permukaan bumi serta

perubahan-perubahan yang terjadi.

Page 31: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

13

2. Lingkup Geografi Sosial

Geografi sosial dalam penelitian ini menitikberatkan pada kebutuhan guru IPS

pada setiap SMP di Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus yang

merupakan bagian dari kajian pendidikan geografi. Menurut Nursid Sumaatmaja

(1981:53), geografi sosial adalah cabang geografi manusia yang bidang studinya

keruangan yang karakteristik dari penduduk, organisasi, organisasi sosial, dan

unsur kebudayaan serta kemasyarakatan.

Geografi Sosial juga mengkaji permasalahan manusia sebagai objeknya, salah

satunya ialah kebutuhan dan kesesuaian guru mata pelajaran IPS dengan latar

belakang pendidikan yang dimilikinya, sehingga guru mata pelajaran IPS adalah

lulusan dari pendidikan jurusan IPS (S1 Pendidikan Ekonomi, S1 Pendidikan

Geografi, dan S1 Pendidikan Sejarah).

3. Guru

Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak dari kehidupan. Pendidikan marupakan

tolak ukur kemajuan dari suatu bangsa. Di Indonesia sendiri pendidikan

merupakan hal yang sangat penting untuk dibangun. Pembangunan nasional di

bidang pendidikan salah satunya adalah dengan mengadakan perluasan dan

pemerataan pendidikan itu sendiri. Setiap warga negara Indonesia berhak

mendapatkan pendidikan yang layak. Pelaksanaan pendidikan dan proses

pembelajaran tidak akan berlangsung tanpa adanya fasilitator yang menjadi

jembatan bagi peserta didik dalam menerima pendidikan. Salah satu hal yang

mendasar yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah

terpenuhinya keberadaan guru baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Page 32: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

14

Perluasan dan pemerataan pendidikan yang diharapkan oleh pemerintah maupun

masyarakat selama ini tidak akan bisa terwujud tanpa adanya penambahan jumlah

guru sesuai dengan kebutuhan yang seharusnya. Guru merupakan unsur yang

sangat penting dalam pembangunan pendidikan karena kegiatan belajar mengajar

tidak dapat berlangsung tanpa adanya guru.

a. Pengertian Guru

Proses belajar mengajar tidak dapat terlepas dari peran guru yang menyampaikan

materi pelajaran saat proses pembelajaran berlangsung. Berhasil atau tidaknya proses

pembelajaran yang diterima oleh peserta didik tidak akan terlepas dari guru sebagai

fasilitatornya. Menurut Hamzah Uno (2011:15), guru merupakan suatu profesi, yang

berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat

dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun pada

kenyataanya masih terdapat banyak hal-hal tersebut di luar bidang kependidikan.

Menurut Udin Syaefudin (2012:49), guru yang profesional adalah guru yang

memiliki seperangkat kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan prilaku) yang

harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas

keprofesionalannya.

Menurut Kunandar (2007:46), guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan

yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan dan

pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan

efisien serta berhasil guna. Guru profesional adalah guru yang mengenal tentang

dirinya, yaitu dirinya adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta

didik untuk/dalam belajar.

Page 33: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

15

Menurut Oemar Hamalik (2007:36), guru adalah jabatan profesional yang

memerlukan berbagai keahlian khusus. Ditambahkan oleh Mulyasa (2007:11),

guru yang profesional tidak hanya dituntut untuk menguasai bidang ilmu, bahan

ajar, metode pembelajaran, memotivasi peserta didik, memiliki keterampilan yang

tinggi, dan wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan, tetapi harus juga

memiliki pemahaman yang mendalam tentang hakikat manusia, dan masyaratkat.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat dikatakan bahwa guru adalah jabatan

yang mengharuskan pengembannya memiliki keahlian di bidangnya. Guru juga

memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan

dan menjadi tolak ukur kemajuan suatu negara.

b. Persyaratan Guru

Tidak semua orang bisa menjadi guru, diperlukan keahlian khusus bagi seseorang

untuk dapat menjadi guru terutama di sekolah-sekolah formal. Pendidikan khusus

bagi guru disediakan guna mempersiapkan calon-calon guru yang berkualitas agar

tercapainya tujuan pendidikan nasional secara maksimal. Diperlukan pengkajian

dan pengawasan yang tegas agar guru-guru yang ada di sekolah benar-benar

memenuhi syarat yang telah ditentukan.

Di dalam Bab IV Pasal 8 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2005 tentang guru dan dosen, disebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi

akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional. Terkait

dengan hal di atas, terdapat beberapa persyaratan untuk menjadi guru. Adapun

persyaratan menjadi guru menurut Roestiyah N. K (1994:4), yaitu sebagai berikut:

Page 34: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

16

1. Persyaratan fisik, yaitu kesehatan jasmani, maksudnya seorang calon guru harus

berbadan sehat, tidak berpenyakit menular, dan tidak memiliki cacat tubuh yang

dapat mengganggu kelancaran tugasnya mengajar di muka kelas.

2. Persyaratan psikis, yaitu tidak mengalami gangguan penyakit jiwa atau penyakit

syaraf, yang tidak memungkinkan menunaikan tugasnya dengan baik, selain itu

juga diharapkan memiliki bakat dan minat keguruan.

3. Persyaratan moral, yaitu sifat susila dan budi pekerti luhur, maksudnya calon

guru dan pendidikan adalah mereka yang sanggup berbuat suatu kebajikan, serta

bertingkah laku yang dapat dijadikan teladan bagi masyarakat.

4. Persyaratan intelektual dan akademis, yaitu yang mengenai pengetahuan dan

keterampilan khusus yang diperoleh dari lembaga pendidikan guru yang

memberikan bekal untuk memberikan tugas pendidikan formal di sekolah.

5. Persyaratan kualifikasi akademik adalah keahlian atau kecakapan khusus dalam

bidang pendidikan baik sebagai pengajar pelajaran, administrasi pendidikan dan

seterusnya yang diperoleh dari proses pendidikan dapat diartikan sebagai

tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang

dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan.

6. Persyaratan kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan,

dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh

guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

7. Persyaratan sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk

meningkatkan kompetensi profesional. Oleh karena itu, sertifikasi guru

merupakan keniscayaan masa depan untuk meningkatkan kualitas dan martabat

guru, menjawab arus globalisasi dan menyiasati sistem desentralisasi.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa tidak semua orang dapat

menjadi seorang guru, karena selain dibutuhkan kecerdasan intelektual, seorang

guru juga harus memiliki kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Selain itu,

tugas seorang guru adalah menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan

bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.

c. Profesionalisme Guru

Penting bagi seorang guru untuk memiliki sikap yang profesional guna menyiapkan

peserta didik yang berprestasi. Selain itu jabatan guru sebagai profesi merupakan

pekerjaan pokok seorang guru yang profesional, dalam artian profesional jabatan

guru yang diemban seseorang bukan merupakan pekerjaan sampingan sehingga

perlu pengkhususan dalam pendidikannya.

Page 35: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

17

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pada Bab 1

Pasal 1 tentang Guru dan Dosen, dinyatakan bahwa guru adalah pendidik

profesional dengan tugas utama mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik dalam pendidikan anak usia dini, jalur

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Menurut Webstar dalam Kunandar (2011:45) profesionalisme berasal dari kata

profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh

seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu

yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari

pendidikan akademis yang intensif.

Guru dipandang sebagai seorang profesional karena memiliki pengetahuan yang

memang hanya dapat dikuasai dengan pendidikan tertentu, mampu secara mandiri

mengambil keputusan, dan mempunyai prestasi tertentu dalam masyarakat

(Bernadib dalam Syaiful Sagala, 2013:10).

Profesionalisme itu sendiri dalam sudut pandang Nurfuadi (2012:10) merupakan

sikap professional yang berarti melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok

sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi waktu luang atau sebagai hobi. Guru

yang profesional inilah yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan mutu dan

kualitas dari setiap pembelajaran yang dilakukan di sekolah-sekolah formal

sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya

dari peningkatan mutu dan kualitas pendidikan yang dicapai diharapkan dapat

mewujudkan tujuan dari pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan

bangsa.

Page 36: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

18

d. Tugas dan Peran Guru

Adapun tugas-tugas guru menurut Syaiful Djamarah (2000:32) yaitu:

1. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan, dan

pengalaman-pengalaman.

2. Membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai cita-cita.

3. Menyiapkan agar anak menjadi warga negara yang baik.

4. Sebagai perantara dalam belajar.

5. Guru adalah sebagai pembimbing, untuk membawa anak didik ke arah

kedewasaan, pendidikan maha kuasa, tidak dapat mendidik anak sesuai

kehendaknya.

6. Guru sebagai penghubung antara sekolah dengan masyarakat.

7. Sebagai penegak disiplin, guru menjadi contoh dalam segala hal, tata tertib dapat

berjalan bila guru dapat menjalani terlebih dahulu.

8. Guru dapat menjadi administrator dan menejer.

9. Pekerjaan guru sebagai suatu profesi.

10. Guru sebagai perencanaan kurikulum.

11. Guru sebagai pemimpin.

12. Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak.

Sementara itu, menurut Rochman dan Sanusi dalam Syaiful Sagala (2013:149)

menyebutkan bahwa tugas dan kinerja guru mencakup aspek:

1. Kemampuan profesional, yang meliputi penguasaan materi ajar dari hulu hingga

hilir, dari filosofi, konsep dasar, landasan keilmuan, keguruan, dan proses

pembelajaran.

2. Kemampuasan sosial, meliputi kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan

dan menyesuaikan diri dengannya.

3. Kemampuan individual, meliputi sikap, penampilan, pemahaman, dan

penghayatan terhadap materi ajar, serta kesediaan menjadi teladan atau panutan

bagi para siswanya.

Jelas bahwa tugas seorang guru adalah mengelola proses pembelajaran di kelas dan

bukan hanya sebagai satu-satunya sumber belajar (teacher) tetapi beralih sebagai

pelatih (coach) yaitu untuk mendorong siswa menguasai materi pelajaran, memotivasi

siswa untuk kerja keras dan mencapai prestasi yang tinggi. Sebagai pembimbing

(conselor) yaitu berperan sebagai sahabat bagi anak didiknya. Sebagai manajer

belajar (manager of learning) yaitu untuk membimbing siswa untuk mengambil

prakarsa dan ide-ide baru.

Page 37: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

19

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 20 a

disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban:

merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta

menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Uraian di atas menunjukkan bahwa

tugas guru tidaklah mudah, karena mencakup banyak rangkaian kegiatan yang

berkesinambungan. Oleh karena itu guru dituntut untuk menguasai seperangkat

kompetensi di bidang keguruan agar mampu memberikan penampilan terbaik dalam

kerjanya sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar, serta

apa yang telah direncanakan dapat terwujud.

e. Kesesuain Latar Belakang Pendidikan Guru

Latar belakang pendidikan atau kualifikasi akademik seorang guru diperlukan

guna menjalankan profesi sebagai sebuah keahlian. Untuk melaksanakan tugas

dengan baik, guru harus memiliki standar kualifikasi, kompetensi, dan

kesejahteraan yang memadai. Kesesuaian latar belakang pendidikan tentu sangat

penting bagi seorang guru agar kemampuan yang dimiliki mampu tersalurkan

secara maksimal kepada peserta didik.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:534), pengertian latar belakang adalah

dasar (alasan) suatu tindakan (perbuatan). Sedangkan pengertian pendidikan adalah

proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa pengertian latar belakang

pendidikan dapat dikaitkan dengan kepemilikan ijazah pendidikan akademik terakhir

yang dimiliki oleh seseorang, dengan kata lain jurusan pendidikan seseorang dapat

kita lihat pada ijazah yang dimilikinya.

Page 38: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

20

Menurut I Nyoman Jampel (2001:15), upaya-upaya untuk memprofesionalisme

tenaga pendidik adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan tenaga kependidikan, harus menekankan secara seimbang wawasan

akademik, kemampuan adaptasi dan generalisasi, serta jiwa pengabdian kepada

masyarakat. Untuk kepentingan ini, kurikulum pendidikan tenaga kependidikan

harus mempunyai keseimbangan ketiga tersebut serta diberikann porsi aplikasi

yang seimbang pula. Jika perlu dikembangkan, sehingga tamatan lembaga

pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) telah diyakini memiliki kemampuan

yang memadai dalam ketiga ranah tersebut.

2. Sistem penjaringan (recruitment) dan penempatan tenaga kependidikan harus

secara sungguh-sungguh didasarkan pada prinsip the right man on the right place.

3. Sistem promosi dalam jabatan baik dalam jabatan struktural maupun profesional

harus didasarkan pada profesionalitas yang ditunjukkan tenaga kependidikan.

Serta menjauhkan praktek-praktek promosi dalam jabatan yang didasarkan atas

kolusi dan nepotisme.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang

Standar Pendidikan Nasional bab VI pasal 28 ayat (1) dan ayat (2) menyatakan

bahwa:

(1) Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen

pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

(2) Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat

pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang

dibuktikan dengan ijazah/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai

ketentuan perundang-undangan yang berlaku (Anonim, 2006:17).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun

2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTS juga dijelaskan

bahwa guru pada SMP/MTS, atau dalam bentuk lain yang sederajat, harus

memiliki kualifikasi akademik pendidikan minumum diploma empat (D-IV) atau

sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang

diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Profesi

guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan

salah satunya dengan prinsip, memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang

pendidikan sesuai dengan bidang tugas (Anonim, 2007:3).

Page 39: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

21

Latar belakang pendidikan seorang guru juga ikut menentukan kemampuannya

atau keprofesionalannya dalam mengajar, penguasaan materi pelajaran, dan

menentukan hasil beajar yang diterima oleh peserta didik. Kesesuaian latar

belakang guru dengan mata pelajaran yang diampu merupakan masalah yang

perlu perhatian khusus. Untuk menjadi profesional, seorang guru dituntut

memiliki minimal lima hal sebagai berikut:

1. Mempunyai komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya.

2. Menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta

cara mengajarkannya kepada peserta didik.

3. Bertanggung jawab memantau hasil belajar peserta didik melalui berbagai cara

evaluasi.

4. Mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari

pengalamannya.

5. Seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat yang belajar dalam

lingkungan profesinya (Supriadi dalam Mulyasa, 2007:11).

Artinya dalam hal ini kesesuaian latar belakang pendidikan yang dimaksud

berhubungan erat dengan kepemilikan ijazah pendidikan akademik yang dimiliki

oleh guru mata pelajaran IPS pada SMP yang ada di Kecamatan Wonosobo

Kabupaten Tanggamus.

f. Kebutuhan Guru

Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses

dan hasil pendidikan yang berkualitas. Upaya perbaikan apapun yang dilakukan

untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang

signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Perbaikan

kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula. Pada

dasarnya kebutuhan akan guru menjadi prioritas utama yang mendukung proses

pendidikan di sekolah. Sebab, jika kebutuhan guru tidak terpenuhi maka proses

Page 40: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

22

belajar mengajar akan terhambat bahkan tidak akan terjadi interaksi antara peserta

didik dan pendidik (guru).

Menurut Roger Kaufman (1987:11), kebutuhan adalah keesenjangan antara hasil

(atau tujuan) yang ada sekarang dan hasil (atau tujuan) yang ingin dicapai.

Sedangkan menurut Made Pidarta (2005:88), mengartikan kebutuhan itu

merupakan kesenjangan antara apa yang ada sekarang dengan bagaimana itu

seharusnya. Jika dilihat dalam konteks pendidikan, kebutuhan yang dimaksud

adalah segala sesuatu yang dapat mendukung segala hal yang dapat meciptakan

proses pendidikan dengan baik. Baik dalam kebutuhan guru, sarana prasarana,

kurikulum, ataupun fasilitas pendidikan lainnya yang mampu memberikan

pengaruh terhadap kegiatan pendidikan.

Dari uaraian di atas dapat dikatakan bahwa guru sangat dibutuhkan demi

terciptanya hasil pendidikan yang berkualitas. Tetapi pada kenyataannya di

lapangan, kebutuhan guru menjadi permasalahan yang dihadapi dunai pendidikan

saat ini.

Hal ini sesuai dengan pendapat Oemar Hamalik (2002:12), tentang permasalahan

yang dihadapi di dunia pendidikan saat ini yakni:

1. Kekurangan jumlah guru dalam tiap jenjang persekolahan dan per bidang

studi. Jumlah guru yang dibutuhkan tidak seimbang dengan persediaan

jumlah guru dibandingkan dengan proyeksi tambahan murid.

2. Masalah mutu, bahwa kualifikasi guru yang diminta oleh SLTP/SLTA tidak

cocok dengan kualifikasi yang telah tersedia dilihat dari kebutuhan bidang

studi.

3. Penyebaran guru tidak seimbang dengan permintaan daerah-daerah yang

tersebar luas dengan sebagian besar guru ingin bekerja di kota-kota saja.

4. Faktor waktu, bahwa terdapat time lag antara jangka waktu pendidikan pre-

service dengan saat dimana para lulusan diperlukan.

Page 41: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

23

5. Karena kurangnya guru, maka pada umumnya guru mengajar melebihi

beban resmi, dimana akan berpengaruh pada hasil pendidikan.

6. Kenyataan yang terlihat selama ini dan masih juga tergambarkan ialah

lembaga-lembaga penataran masih bermacam ragam, belum dipusatkan

pada satu lembaga tertentu.

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 41 ayat (2) tentang

Sistem Pendidikan Nasional di dalamnya pemerintah juga telah menyatakan

bahwa, pengangkatan, penempatan, dan penyebaran pendidik dan tenaga

kependidikan diatur oleh lembaga yang mengangkatnya berdasarkan kebutuhan

satuan pendidikan formal (Anonim, 2009:28).

Pemerintah juga telah mengatur tentang pengangkatan dan penempatan pada

satuan pendidikan dalam PP 74 Tahun 2008 pasal 58 disebutkan bahwa:

1) Pengangkatan dan penempatan guru yang diangkat oleh Pemerintah dan/atau

Pemerintah Daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

2) Departemen melakukan koordinasi perencanaan kebutuhan guru secara

nasional dalam rangka pengangkatan dan penempatan guru sebagaimana

dimaksud pada ayat (1).

3) Perencanaan kebutuhan guru secara nasional sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) dilakukan dengan mempertimbangkan pemerataan guru antar satuan

pendidikan yang diselenggarakan pemerintah daerah dan/atau masyarakat,

antar Kabupaten atau antar kota, dan antar provinsi, termasuk kebutuhan guru

di daerah khusus (Anonim, 2008:39).

Permasalahan terhadap kekurangan jumlah guru dalam dunia pendidikan saat ini

dapat diatasi dengan kordinasi antara pihak sekolah, pemerintah daerah, dan

pemerintah pusat serta pihak sekolah yang menjadi objek tempat guru tersebut

mengajar. Termasuk juga dalam jumlah dan kualifikasi akademik untuk menjadi

seorang guru, dalam pengawasannya menjadi tugas dari pihak sekolah dan

pemerintah. Hal ini sejalan dengan UU RI No. 14 tentang guru dan dosen pada

bab IV pasal 24 ayat (1) bahwa pemerintah wajib memenuhi kebutuhan guru, baik

dalam jumlah, kualifikasi akademik, maupun dalam kompetensi secara merata

Page 42: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

24

untuk menjamin keberlangsungan satuan pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal serta untuk menjamin keberlangsungan pendidikan dasar dan

menengah yang diselenggarakan oleh pemerintah (Anonim, 2006:14).

Kurangnya kordinasi dan pengawasan dari pemerintah terhadap sekolah-sekolah

yang ada akan menimbulkan ketidaksesuaian antara keadaan sebenarnya di

lapangan terhadap apa yang seharusnya. Kekurangan maupun kelebihan guru

terjadi jika pihak sekolah tidak memberikan tugas dan peran kepada guru mata

pelajaran sesuai dengan kebutuhan dan mengampu mata pelajaran yang sesuai

dengan latar belakang pendidikan yang dimilikinya terutama terhadap calon guru-

guru baru.

Pada dasarnya dalam melakukan perhitungan jumlah guru yang dibutuhkan, ada

komponen atau syarat-syarat yang harus terpenuhi. Syarat-syarat yang berlaku

merupakan acuan bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun pihak

sekolah dalam menentukan jumlah kebutuhan guru. Ada kualifikasi khusus

sehingga seseorang dikatakan layak untuk menjadi seorang guru. Kualifikasi

untuk menjadi guru pada tingkat SMP/sederajat minimal tingkat pendidikan yang

pernah ditempuh adalah diploma empat. Hal ini tercantum dalam Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 16 Tahun 2007 tentang

Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, yaitu: Guru pada

SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik

pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang

sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program

studi yang terakreditasi (Anonim, 2007:3).

Page 43: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

25

Untuk melakukan analisis tentang kebutuhan guru, diperlukan beberapa

komponen sebagai syarat melakukan perhitungan sehingga nantinya akan didapat

hasil yang sesuai dengan kebutuhan tiap sekolah dan tiap mata pelajaran yang

diinginkan. Adapun komponen-komponen yang dapat digunakan untuk

menghitung kebutuhan guru mata pelajaran pada setiap sekolah menurut

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (KEPMENPAN) Nomor

KEP/75M. PAN/7/2004, antara lain (a) jumlah jam pelajaran yang wajib

dilaksanakan oleh seorang guru per minggu (ditetapkan minimal 24 jam

perminggu), dan (b) alokasi waktu belajar efektif per mata pelajaran per minggu

yang ditetapkan untuk SLTP (Anonim, 2004:26).

Komponen-komponen tersebut digunakan dan disubtitusikan ke dalam rumus

perhitungan kebutuhan guru mata pelajaran yang dalam hal ini adalah mata

pelajaran IPS. Cara untuk mengetahui kebutuhan guru IPS pada setiap Sekolah

Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Wonosobo tahun 2017, adalah dengan

melakukan analisis berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus setelah

memperoleh data hasil kuesioner dan dokumentasi, sehingga kebutuhan guru

dapat diketahui secara jelas, selain itu dari rumus tersebut kita juga dapat

mengetahui jumlah kelebihan maupun kekurangan guru IPS pada SMP yang ada

di Kecamatan Wonosobo. Adapun rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:

JGMP = JRB x W

24

Keterangan:

JGMP : jumlah guru mata pelajaran

JRB : jumlah rombongan belajar/kelas

W : alokasi waktu per minggu

24 : jumlah jam wajib mengajar per minggu (Anonim, 2004:27).

Page 44: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

26

4. Penelitian yang Relevan

Di bawah ini adalah penelitian relevan yang pernah dilakukan oleh mahasiswa

Pendidikan Geografi Universitas Lampung, yaitu:

Tabel 1. Penelitian Relevan

Nama peneliti Desty Dwiyanti (2007) Alexander A (2011)

Judul Penelitian

Deskripsi Kebutuhan dan

Sebaran Guru Geografi

Sekolah Menengah Atas di

Kota Lubuk Linggau

Tahun 2007.

Deskripsi Kebutuhan dan Latar

Belakang Pendidikan Serta Se-

baran Kebutuhan Guru Geografi di

Kabupaten Lampung Barat Tahun

2011.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui sebaran

dan kebutuhan guru geo-

grafi di Kota Lubuk

Linggau Tahun 2007.

Untuk mengetahui jumlah kebutuh-

an, latar belakang pendidikan, serta

sebaran guru geografi di Kabupaten

Lampung Barat Tahun 2011.

Metode Penelitian Deskriptif. Deskriptif.

Populasi

22 orang guru geografi

(menggunakan populasi

penuh karena jumlah

populasi kurang dari 100).

47 orang guru geografi (meng-

gunakan pupolasi penuh karena

jumlah populasi kurang dari 100).

Teknik Pengumpulan

Data Wawancara dan dokumentasi Kuesioner dan dokumentasi.

Teknik analisis data Rumus perhitungan kebu-

tuhan guru.

Rumus perhitungan kebutuhan

guru.

Hasil

Dari 20 SMA yang terda-

pat di Kota Lubuk Linggau

ada 16 SMA masih ke-

kurangan guru geografi, 1

SMA kelebihan guru geo-

grafi, dan 3 SMA memiliki

jumlah guru geografi yang

cukup. Total kekurangan

mencapai 18 guru.

Kebutuhan guru geografi di SMA

Kabupaten Lampung Barat se-

banyak 33 orang guru dengan

lulusan S1 Pendidikan Geografi.

Guru geografi yang memiliki latar

bela-kang pendidikan sesuai

sebanyak 29 orang guru.

Kabupaten Lam-pung Barat

kekurangan 4 orang guru geografi

atau sebanyak 12,12%.

B. Kerangka Pikir

Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

nasional. Adanya mutu pendidikan yang baik, maka diharapkan akan tercipta

generasi penerus yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual

Page 45: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

27

serta peradapan bangsa yang bermartabat. Untuk mencapai hal tersebut, maka

adanya guru yang berkualitas dan profesional serta terpenuhinya kebutuhan guru

dengan baik juga turut menentukan keberhasilan dalam meningkatkan kualitas

pendidikan.

Guru merupakan bagian utama dari pendidikan, oleh karena itu kebutuhan guru

setiap sekolah di seluruh daerah harus terpenuhi dan sesuai dengan latar belakang

pendidikannya. Untuk menyikapi hal tersebut, maka peran pemerintah pusat

dengan pemerintah daerah sangat diperlukan dalam membuat kebijakan tentang

penataan dan pemerataan/persebaran guru agar tidak terjadi penumpukan guru di

suatu daerah sedangkan di daerah lain mengalami kekurangan guru. Pemerintah

dalam hal ini memiliki wewenang terhadap sekolah yang mengalami penumpukan

guru untuk melakukan mutasi ke sekolah di daerah yang kekurangan guru dan

sebaliknya sekolah-sekolah yang kekurangan guru perlu perhatian khusus agar

kekurangan tersebut dapat terpenuhi sebagaimana mestinya.

Jika di suatu sekolah terjadi kekurangan guru, maka ada kemungkinan beberapa

guru di sekolah tersebut akan mengajar lebih dari satu bidang studi meskipun

tidak memiliki kempampuan dan penguasaan materi yang cukup karena tidak

sesusai dengan latar belakang pendidikannya. Masalah lain yang timbul jika

disuatu sekolah terjadi kelebihan jumlah guru mata pelajaran, maka guru-guru

tersebut akan kekurangan jam mengajar yang sudah ditetapkan oleh pemerintah

yaitu 24 jam perminggu. Keadaan demikian akan mempengaruhi kinerja dari guru

sebagai tenaga pendidik yang tentu saja akan mempengaruhi proses belajar

mengajar di dalam kelas, sehingga hasil akhirnya akan berdampak pada prestasi

peserta didik.

Page 46: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

28

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat digambarkan kerangka pikir penelitian

mengenai analisis kebutuhan guru IPS pada setiap SMP Kecamatan Wonosobo

sebagai berikut:

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir.

1. Kesesuaian Latar Belakang

Pendidikan Guru IPS

2. Kebutuhan Guru IPS

Analisis kebutuhan guru IPS pada

setiap SMP di Kecamatan Wonosobo

Kabupaten Tanggamus Tahun 2017.

Page 47: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian yang baik akan diperoleh melalui metode-metode ilmiah, yaitu suatu

metode atau cara yang dimaksud dan terdapat dalam suatu ilmu yang disebut

metodelogi atau metodelogi penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif.

Menurut Sumadi Suryabrata (2012:76), metode deskriptif adalah penelitian yang

bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau

kejadian-kejadian. Sedangkan menurut Moh. Nazir (2003:54), metode deskriptif

adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada

masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat

deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena dan menemukan jawaban

atas apa yang sedang diselidiki.

Metode deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk membuat analisis dan

mendeskripsikan atau menggambarkan tentang jumlah kebutuhan guru mata

pelajaran IPS pada setiap SMP yang ada di Kecamatan Wonosobo Kabupaten

Tanggamus tahun 2017.

Page 48: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

30

Populasi

Menurut Sofar dan Widiyono (2013:87), populasi yang dinotasikan dengan N

adalah keseluruhan dari objek atau individu yang memiliki karakteristik (sifat-

sifat) tertentu yang akan diteliti. Sedangkan menurut Pabundu Tika (2005:24),

populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak

terbatas.

Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh Sekolah Menengah

Pertama (SMP) yang terdapat di Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus

tahun 2017, yaitu sebanyak 6 SMP. Jumlah populasinya tidak mencapai 100,

sehingga pada penelitian ini tidak menggunakan sampel, melainkan penelitian

populasi.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Menurut Sofar dan Widiyono (2013:69), variabel adalah konsep yang mempunyai

bermacam-macam nilai atau mempunyai nilai yang bervariasi. Secara sederhana,

istilah variabel ini dimaknai sebagai sebuah konsep atau objek yang sedang

diteliti, yang memiliki variasi (vary-able) ukuran, kualitas yang ditetapkan oleh

peneliti berdasarkan pada ciri-ciri yang dimiliki konsep (variabel) itu sendiri

(Muhammad Idrus, 2009:77).

Berdasarkan pengertian ahli di atas, variabel dalam penelitian ini adalah

kebutuhan guru IPS pada enam SMP yang terdapat di Kecamatan Wonosobo

Kabupaten Tanggamus tahun 2017.

30

Page 49: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

31

2. Indikator Variabel Penelitian

Adapun yang menjadi indikator pada variabel penelitian ini adalah:

1. Kesesuaian guru IPS dengan latar belakang pendidikannya pada setiap SMP di

Kecamatan Wonosobo.

2. Kebutuhan guru IPS pada setiap SMP di Kecamatan Wonosobo.

3. Definisi Operasional Variabel

Menurut Sumadi Suryabrata (2012:29), definisi operasional adalah difinisi yang

didasarkan atas sifat-sifat hal yang didifinisikan yang dapat diamati (diobservasi).

Definisi operasional variabel yang menjadi alat ukur atau instrumen dalam

penelitian ini meliputi kesesuaian latar belakang pendidikan guru IPS dan jumlah

kebutuhan guru IPS yang ada pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) di

Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus. Untuk lebih jelasnya berikut

penjelasan dari definisi operasional variabel penelitiannya:

a. Kesesuaian Latar Belakang Pendidikan Guru IPS

Kesesuaian latar belakang pendidikan guru IPS yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah ijazah pendidikan akademik terakhir yang dimiliki oleh guru bidang

studi yang mengajar mata pelajaran IPS di setiap SMP yang ada di Kecamatan

Wonosobo. Adapun kemungkinan-kemungkinan latar belakang pendidikan yang

dimiliki oleh guru IPS pada SMP di Kecamatan Wonosobo adalah adanya

kesesuaian dan ketidaksesuaian dengan bidang studi atau mata pelajaran yang

diajarkan. Indikator yang digunakan untuk mengetahui kesesuaian latar belakang

pendidikan guru terhadap mata pelajaran yang diajarkan adalah sebagai berikut:

Page 50: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

32

1. Dikatakan sesuai dengan latar belakang pendidikan terakhirnya jika guru

tersebut lulusan pendidikan jurusan IPS (S1 Pendidikan Geografi, S1

Pendidikan Sejarah, dan S1 pendidikan Ekonomi).

2. Dikatakan tidak sesuai apabila guru IPS tersebut bukan lulusan S1 Pendidikan

Geografi, S1 Pendidikan Sejarah, dan S1 Pendidikan Ekonomi.

b. Kebutuhan Guru IPS

Kebutuhan guru IPS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah guru IPS

yang dibutuhkan pada setiap Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan

Wonosobo. Kebutuhan guru pada penelitian ini ditentukan berdasarkan terpenuhi

atau tidaknya kebutuhan guru IPS pada setiap SMP di Kecamatan Wonosobo.

Indikator yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan guru IPS dalam penelitian

ini adalah kurang, cukup, dan lebih.

1. Dikatakan kurang apabila jumlah guru IPS dengan latar belakang pendidikan

jurusan IPS kurang dari yang dibutuhkan.

2. Dikatakan cukup apabila jumlah guru IPS dengan latar belakang pendidikan

jurusn IPS sesuai dengan dengan yang dibutuhkan.

3. Dikatakan lebih apabila jumlah guru IPS dengan latar belakang pendidikan

jurusan IPS lebih banyak dari yang dibutuhkan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan prosedur sistematis dan standar untuk memperoleh

data yang diperlukan (Moh. Nazir, 2003:174). Pada penelitian ini, metode

pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi, teknik kuesioner, dan

teknik dokumentasi.

Page 51: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

33

1. Teknik Observasi

Menurut Pabundu Tika (2005:44), teknik observasi adalah teknik pengumpulan

data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian.

Teknik observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data berupa

koordinat lokasi atau letak-letak SMP yang ada di Kecamatan Wonosobo.

Kegiatan ini dilakukan dengan cara floting letak koordinat menggunakan alat

berupa GPS (Global Positioning System).

2. Teknik Kuesioner

Menurut Sugiyono (2007:199), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Teknik kuesioner dalam penelitian

ini dilakukan kepada seluruh guru bidang studi IPS pada setiap Sekolah

Menegah Pertama (SMP) di Kecamatan Wonosobo. Teknik kuesioner sebagai

salah satu alat pengumpulan data dalam penelitian yang mana data yang

diinginkan didapat langsung dari responden melalui data tertulis sesuai

pertanyaan yang diberikan.

Kegunaan teknik kuesioner pada penelitian ini yaitu untuk memperoleh data dan

keterangan mengenai jumlah guru IPS, latar belakang pendidikan guru IPS,

jumlah jam bidang studi IPS per minggu, bidang studi apa saja yang diampu oleh

guru IPS, lama mengajar, di sekolah mana saja guru IPS mengajar, dan status

guru IPS pada setiap SMP di Kecamatan Wonosobo yang mana data-data tersebut

akan disubtitusikan ke dalam tabel yang akan dianalisis.

Page 52: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

34

3. Teknik Dokumentasi

Menurut Sofar dan Widiyono (2013:163), dokumentasi adalah peninggalan

tertulis mengenai data berbagai kegiatan atau kejadian dari suatu organisasi yang

dari segi waktu relatif belum terlalu lama. Teknik dokumentasi merupakan cara

pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkrip, buku, dan selanjutnya untuk melengkapi data dalam rangka analisa

masalah yang sedang kita teliti, kita memerlukan informasi dari dokumen-

dokumen yang ada hubungannya dengan obyek yang sedang kita teliti agar data

yang diperoleh sesuai dengan keadaan yang sebenanrnya di lapangan.

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan data

sekunder berupa catatan-catatan, seperti dari pihak sekolah berupa data guru,

jumlah guru, jumlah kelas, dan jumlah peserta didik. Data yang berupa batas-

batas wilayah atau peta wilayah Kecamatan Wonosobo dan data kependudukan

diperoleh dari dokumen pihak Kecamatan Wonosobo.

D. Teknik Analisis Data

Menurut Sofar dan Widiyono (2013:177), analisis data adalah suatu kegiatan

untuk mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi, serta menyingkat

data sehingga mudah untuk dibaca dan dipahami. Teknik analisis data yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif. Dalam bidang

geografi sosial, analisis data secara deskriptif diperlukan untuk menjelaskan

fenomena-fenomena atau gejala-gejala yang bersifat sosial, seperti penyebab

terjadinya perpindahan penduduk, adat istiadat suatu suku bangsa, dan sebagainya

(Pabundu Tika, 2005:116).

Page 53: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

35

Analisis data deskriptif dalam penelitian ini adalah analisis tabel. Pertama,

dilakukan perhitungan jumlah kebutuhan guru mata pelajaran IPS, sehingga

diperoleh hasil berupa angka dalam tabel. Tahap selanjutnya adalah

mendeskripsikan dan menginterpretasi sehinggga diperoleh pengertian yang jelas

terhadap data yang terdapat dalam tabel yang sudah dibuat agar dapat bermakna

untuk kemudian disusun menjadi suatu kesimpulan sebagai hasil akhirnya.

Adapun rumus yang digunakan dalam menghitung jumlah kebutuhan guru mata

pelajaran di SMP adalah sebagai berikut:

JGMP = JRB x W

24

Keterangan:

JGMP : jumlah guru mata pelajaran

JRB : jumlah rombongan belajar/kelas

W : alokasi waktu per minggu

24 : jumlah jam wajib mengajar per minggu (Anonim, 2004:27).

Page 54: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

36

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis kebutuhan guru

IPS pada SMP di Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus tahun 2017,

maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebanyak 75% guru IPS sesuai dengan latar belakang pendidikannya dan 25%

guru IPS tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

2. Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah 11 orang guru.

3. Jumlah kelebihan guru IPS di SMP N 1 Wonosobo sebanyak 1 guru, SMP N 2

Wonosobo sebanyak 2 guru, dan SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo

sebanyak 2 guru.

4. Jumlah kekurangan guru IPS di SMP Muhammadiyah 2 Wonosobo sebanyak

1 guru dan di SMP Muhammadiyah 3 Wonosobo sebanyak 1 guru.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis kebutuhan guru IPS pada setiap

SMP di Kecamatan Wonosobo tahun 2017, maka saran yang dapat dikemukakan

adalah sebagai berikut:

1. Kepada pihak sekolah hendaknya melakukan perhitungan yang tepat

mengenai jumlah kebutuhan guru pada tiap-tiap mata pelajaran yang ada

89

Page 55: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

37

khususnya pada mata pelajaran IPS agar dapat terpenuhi sesuai dengan

kebutuhan.

2. Kepala sekolah juga perlu mempertimbangkan dalam menerima calon-calon

tegana guru baru agar dapat mengampu mata pelajaran sesuai dengan latar

belakang pendidikan yang dimilikinya.

3. Kepada Dinas Pendidikan Daerah Kabupaten Tanggamus, hendaknya untuk

masa mendatang perlu dilakukan pengawasan dan memberikan intruksi

kepada kepala sekolah yang ada di Kabupaten Tanggamus agar tidak

menempatkan tenaga guru untuk mengampu bidang studi di luar latar

belakang pendidikan yang dimilikinya.

90

Page 56: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

38

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahmat Fathoni. 2006. Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi.

PT Rineka Cipta. Jakarta.

Anonim. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Balai Pustaka. Jakarta.

Anonim. 2004. Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban

Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil. Sinar

Grafika. Jakarta.

Anonim. 2005. Peraturan Pemerintah Tentang Standar Pendidikan Nasional.

Sinar Grafika. Jakarta.

Anonim. 2006. Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Tentang

Standar Nasional Pendidikan. Sinar Grafika. Jakarta.

Anonim. 2006. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

Tentang Guru dan Dosen. CV. Eko Jaya. Jakarta.

Anonim. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi

Guru. Sinar Grafika. Jakarta.

Anonim. 2008. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2008 Pasal 58

Tentang Pengangkatan dan Penempatan pada Satuan Pendidikan. CV.

Eko Jaya. Jakarta.

Anonim. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sinar Grafika. Jakarta.

Anonim. 2010. Statistik Indonesia Tahun 2010. Badan Pusat Statistik. Jakarta Pusat.

Anonim. 2016. Profil Kecamatan Wonosobo. Kecamatan Wonosobo. Tanggamus.

Anonim. 2016. Tanggamus Dalam Angka Tahun 2016. BPS. Kabupaten Tanggamus.

Bintarto dan Surastopo Hadisumarno. 1978. Metode Analisa Geografi. Lembaga

Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta.

Bintarto. 1968. Buku Penuntun Geografi Sosial. U.P. SPRING. Yogyakarta.

Page 57: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

39

1987. Geografi Penduduk dan Demografi. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.

Eva Banowati. 2013. Geografi Sosial. Ombak. Bandung.

Fuad Ihsan. 2005. Dasar-dasar Kependidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Hamzah Uno, B. 2011. Profesi Kependidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

I Nyoman Jampel. 2001. Profesionalisasi Tenaga Kependidikan Untuk Meningkatkan Kualitas

Pendidikan di Era Otonomi Daerah. Aneka Widya. IKIP Negeri Singa Raja.

Koestoer. 1995. Perspektif Lingkungan Desa Kota Teori dan Kasus. UI. Jakarta.

Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.

2011. Guru Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Rajawali Pers

Jakarta.

Made Pidarta. 2005. Perencanaan Pendidikan Partisipatori dengan Pendekatan

Sisitem. Rineka Cipta. Jakarta.

Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Moh. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Muhammad Idrus. 2009. Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Erlangga. Yogyakarta.

Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. PT Remaja

Rosdakarya. Bandung.

Nurfuadi. 2012. Profesionalisme Guru. Stain Press. Purwokerto.

Nursid Sumaatmadja. 1981. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa

Keruangan. Alumni. Bandung.

2001. Metodologi Pengajaran Geografi. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Oemar Hamalik. 2002. Psikologi Belajar Mengajar. Sinar Baru Al Gensindo.

Bandung.

. 2007. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. PT Bumi

Aksara. Jakarta.

Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Roestiyah N. K. 1994. Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem. Rineka Cipta. Jakarta.

Roger Kaufman. 1987. Suatu Pendekatan Sistem. Intermedia. Jakarta.

92

Page 58: ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS PADA SMP DI KECAMATAN …digilib.unila.ac.id/29577/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendidikannya. (2) Kebutuhan guru IPS di Kecamatan Wonosobo adalah

40

Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2009. Profesi Keguruan. Rineka Cipta. Jakarta.

Sofar Silaen dan Widiyono. 2013. Metodologi Penelitian Sosial Untuk Penulisan

Skripsi dan Tesis. IN MEDIA. Jakarta.

Subarjo, M. 2004. Meteorologi dan Klimatologi (Buku Ajar). Universitas

Lampung. Bandar Lampung.

Sudarwan Danim. 2012. Pengembangan Profesi Guru. Dari Pra-Jabatan,

Induksi, ke Profesional Madani. Kharisma Putra Utama. Jakarta.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

Sumadi Suryabrata. 2012. Metode Penelitian. Rajawali Pers. Jakarta.

Sumadi. 2010. Perkembangan Pemikiran dan Kajian Geografi (Buku ajar).

Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Syaiful Bachri Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.

PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Syaiful Sagala. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.

Udin Syaefudin. 2012. Pengembangan Profesi Guru. Alfabeta. Bandung.

Sumber Jurnal

Hasan Saragih, A. 2008. Kompetensi Minimal Seorang Guru Dalam Mengajar.

Tabularasa. Jurnal Pendidikan PPS UNIMED.vol. 1, hal:23-54.

93