Analisis Kebijakan Publik

136
Oleh: Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA Program Magister Ilmu Hukum Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda, 2009

description

Bahan ajar pada Program Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Widya Gama Mahakam, Samarinda By: Tri Widodo W. Utomo

Transcript of Analisis Kebijakan Publik

Page 1: Analisis Kebijakan Publik

Oleh: Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA

Program Magister Ilmu HukumUniversitas Widya Gama Mahakam

Samarinda, 2009

Page 2: Analisis Kebijakan Publik
Page 3: Analisis Kebijakan Publik

PBB (1975) : pedoman untuk bertindak. Pedoman itu dapat sederhana atau kompleks, umum atau khusus, luas atau sempit, kabur atau jelas, longgar atau terperinci, publik atau privat, kualitatif atau kuantitatif.

JAMES E. ANDERSON (1978) : perilaku dari aktor (pejabat, kelompok, instansi pemerintah) atau serangkaian aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu.

Page 4: Analisis Kebijakan Publik

EULAU DAN PREWITT

A standing decision characterized by behavioral consistency and repetitiveness on the part of both those who make it and those who abide it.

(keputusan tetap yg dicirikan oleh konsistensi dan pengulangan tingkah laku dari mereka yg membuat dan dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut.

MIRIAM BUDIARJO

Kegiatan dalam negara yg menyangkut proses menentukan suatu tujuan, dan melaksanakan tujuan itu.

Pengambilan keputusan mengenai tujuan dari sistem politik itu menyangkut seleksi antara beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas.

Untuk melaksanakan tujuan itu perlu ditentukan kebijaksanaan umum (public policy) yg menyangkut pembagian (distribution) atau alokasi (allocation).

POLICYPOLICY POLITICSPOLITICS

Page 5: Analisis Kebijakan Publik

THOMAS R. DYE

Public policy is whatever the government choose to do or not to do (apapun pilihan pemerintah untuk melakukan / tidak melakukan sesuatu)

JAMES E. ANDERSON

Public policies are those policies developed by government bodies and officials (kebijaksaan yg dikembangkan oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah)

DAVID EASTON

The authoritative allocation of values for the whole society (pengalokasian nilai-nilai secara sah kepada seluruh anggota masyarakat)

Dibuat oleh pemerintah berupa tindakan pemerintah

Mempunyai tujuan tertentu

Ditujukan untuk kepentingan masyarakat

Dibuat oleh pemerintah berupa tindakan pemerintah

Mempunyai tujuan tertentu

Ditujukan untuk kepentingan masyarakat

Page 6: Analisis Kebijakan Publik

10 PENGERTIAN KEBIJAKAN HOGWOOD & GUNN (dalam SUNGGONO, 1994 : 15-20)

1. Kebijakan sbg merek bagi suatu bidang kegiatan tertentu (as a label for a field activity)

2. Kebijakan sbg suatu pernyataan mengenai tujuan umum atau keadaan tertentu yang dikehendaki (as an expression of general purpose or desired state of affairs)

3. Kebijakan sbg usulan-usulan khusus (as specific proposals)4. Kebijakan sbg keputusan pemerintah (as decision of

government) 5. Kebijakan sbg bentuk pengesahan formal (as formal

authorization)6. Kebijakan sbg program (as programme)7. Kebijakan sbg keluaran (as output)8. Kebijakan sbg hasil akhir (as outcome)9. Kebijakan sbg suatu teori atau model (as a theory or model)10.Kebijakan sbg proses (as process)

Page 7: Analisis Kebijakan Publik

Dari ke-10 pengertian tersebut, kebijakan publik lebih merujuk kepada pengertian sebagai KEPUTUSAN PEMERINTAH dan juga sebagai sebuah PROGRAM. Hal ini sesuai dengan pendapat :

1. Edwards dan Sharkansky (dalam Islamy, 1988 : 20) yang mengartikan kebijakan publik sebagai “…. what the government choose to do or not to do. It is the goals or purpose of government programs”.

2. Charles O. Jones (1996: 49), mengartikan kebijakan adalah unsur-unsur formal atau ekspresi-ekspresi legal dari program-program dan keputusan-keputusan.

Dengan demikian dapat disederhanakan bahwaKEBIJAKAN PUBLIK MERUPAKAN KEPUTUSAN (FORMAL) PEMERINTAH YANG BERISI PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN sebagai realisasi

dari fungsi atau tugas negara, serta dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional

Page 8: Analisis Kebijakan Publik

Tindakan yg direncanakan, berpola dan saling berkait.

Dilakukan oleh pejabat pemerintah. Dalam bidang tertentu. Dapat berbentuk positif maupun negatif. Mengarah pada tujuan tertentu.

Page 9: Analisis Kebijakan Publik

KEPUTUSAN DAN PROGRAM

HOGWOOD & GUNN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

T U J U A N

STRUKTUR

JAMES ANDERSON

TINDAKAN

THOMAS R. DYE

NILAI

DAVID EASTON

Page 10: Analisis Kebijakan Publik

Substantive PolicyKebijakan dilihat dari subtansi masalah yang dihadapi oleh pemerintah. Contoh: Kebijakan Pendidikan, Lingkungan Hidup, dll.

Procedural PolicyKebijakan dilihat dari pihak-pihak yang terlibat dalam perumusannya (policy stakeholders).

SUBTANTIVE AND PROCEDURAL POLICIES

Page 11: Analisis Kebijakan Publik

DISTRIBUTIVE, REDISTRIBUTIVE & REGULATORY POLICIES

Page 12: Analisis Kebijakan Publik

MATERIAL POLICYMATERIAL POLICYKebijakan yg mengatur tentang pengalokasian /

penyediaan sumber material yg nyata bagi penerimanya. Contoh: penyediaan rumah

sederhana.

Page 13: Analisis Kebijakan Publik

PUBLIC GOODS & PRIVATE GOODS POLICIES

•Public Goods PolicyKebijakan yg mengatur tentang penyediaan barang / pelayanan untuk kepentingan orang banyak. Contoh: perlindungan keamanan, pengadaan barang kebutuhan pokok.

•Private Goods PolicyKebijakan yg mengatur tentang penyediaan barang / pelayanan untuk kepentingan perorangan di pasar bebas, dengan imbalan biaya tertentu. Contoh: pengadaan barang untuk keperluan pribadi, misalnya tempat hiburan.

Page 14: Analisis Kebijakan Publik

Barang yg dikonsumsi secara individual, penggunaannya dapat dibagi-bagi, dan untuk memperolehnya diperlukan biaya (private goods). Contoh: makanan, pakaian, rumah, ikan, air minum botolan, dsb.

Barang yg dikonsumsi secara bersama-sama, penggunaannya dapat dibagi-bagi, dan untuk memperolehnya diperlukan biaya (toll goods). Contoh: pesawat telepon, pipa air minum, kabel / satelit TV, dsb.

Barang yg dikonsumsi secara individual, penggunaannya tidak dapat dibagi-bagi, dan untuk memperolehnya tidak diperlukan biaya (common pool goods), misalnya kekayaan laut, udara, dsb.

Barang yg dikonsumsi secara bersama-sama, penggunaannya tidak dapat dibagi-bagi, dan untuk memperolehnya tidak diperlukan biaya (collective goods). Contoh: urusan pertahanan, patroli polisi, pemadam kebakaran, pemasyarakatan, dsb.

Page 15: Analisis Kebijakan Publik

Kuadran / Jenis

BarangDefinisi

Tingkat Intervensi Pemerintah

Contoh

1Private Goods

Barang yang dikonsumsi secara individual (excludable), penggunaannya dapat dibagi-bagi (divisible), dan untuk memperolehnya diperlukan biaya.

Peran pemerintah sangat kecil, & penyelenggaraan sebagian besar urusan diserahkan kepada swasta melalui mekanisme pasar

Makanan, pakaian, rumah, ikan, air minum botolan, dsb.

2Toll Goods

Barang yang dikonsumsi secara bersama-sama (non-excludable), penggunaannya dapat dibagi-bagi (divisible), dan untuk memperolehnya diperlukan biaya.

Peran pemerintah cukup besar, namun jika kemampuan masy. sudah memadai, maka perlu dilakukan transfer of power.

Telepon umum, pipa air minum, kabel dan satelit TV, dsb.

3Common

Pool Goods

Barang yang dikonsumsi secara individual (excludable) dan penggunaannya tidak dapat dibagi-bagi (non-divisible), dan untuk memperolehnya tidak diperlukan biaya.

s.d.a Kekayaan laut, udara, subsidi, dsb.

4Collective /

Public Goods

Barang yang dikonsumsi secara bersama-sama (non-excludable) dan penggunaannya tidak dapat dibagi-bagi (non-divisible), dan untuk memperolehnya tidak diperlukan biaya.

Peranan pemerintah sangat dominan, dan penyelenggaraan urusan harus dilakukan sendiri oleh pemerintah.

Urusan pertahanan, patroli polisi, pemadam kebakar-an, pemasyara-katan residivis, regulasi, dsb.

Page 16: Analisis Kebijakan Publik

1

PRIVAT GOODS(Murni Barang Privat)

2

COMMON POOL GOODS

(Barang Campuran)

3

TOLL GOODS(Barang Campuran)

4

COLLECTIVE GOODS

(Murni Barang Publik)Kolektif

Individual

Besar Kecil

Page 17: Analisis Kebijakan Publik

Tingkatan Kebijakan Publik(Pra UU No. 10/2004)

1. Kebijakan Nasional• Kebijakan negara yang bersifat fundamental dan strategis dalam pencapaian tujuan

nasional.• Wewenang MPR, dan Presiden bersama-sama dengan DPR.• Bentuk: UUD, TAP MPR, UU, PERPU

2. Kebijakan Umum• Kebijakan Presiden sebagai pelaksana UUD, TAP MPR, UU, guna mencapai tujuan

nasional• Wewenang Presiden• Bentuk: PP, KEPPRES, INPRES

3. Kebijakan Pelaksanaan• Penjabaran dari kebijakan umum sebagai strategi pelaksanaan tugas di bidang

tertentu• Wewenang : menteri / pejabat setingkat menteri dan pimpinan LPND• Bentuk: Peraturan, Keputusan, Instruksi Pejabat tertentu

Page 18: Analisis Kebijakan Publik

1. Kebijakan Umum• Kebijakan Pemerintah Daerah sebagai pelaksanaan asas

Desentralisasi dalam rangka mengatur urusan Rumah Tangga Daerah

• Wewenang Kepala Daerah bersama DPRD • Bentuk : PERDA

2. Kebijakan Pelaksanaan• Wewenang: Kepala Daerah atau Kepala Wilayah• Bentuk: Keputusan Kepala Daerah dan Instruksi Kepala

Daerah, atau Keputusan Kepala Wilayah dan Instruksi Kepala Wilayah.

Page 19: Analisis Kebijakan Publik

► Charles LindblomCharles Lindblom (1968) : (1968) : prosesproses politik yang sangat politik yang sangat kompleks, analitis, dan tidak mengenal saat dimulai dan diakhirinya, kompleks, analitis, dan tidak mengenal saat dimulai dan diakhirinya, dan batas-batas dari proses tersebut sangat tidak pasti.dan batas-batas dari proses tersebut sangat tidak pasti.

► Raymond BouerRaymond Bouer : proses transformasi atau pengubahan : proses transformasi atau pengubahan input input politik menjadi output politikpolitik menjadi output politik. Pandangan ini sangat dipengaruhi . Pandangan ini sangat dipengaruhi oleh Teori Analisis Sistem David Easton.oleh Teori Analisis Sistem David Easton.

► Don K. PriceDon K. Price : proses yang melibatkan : proses yang melibatkan interaksi interaksi antara antara kelompok ilmuwan, pemimpin organisasi profesional, administrator kelompok ilmuwan, pemimpin organisasi profesional, administrator dan para politisi.dan para politisi.

► Amitai EtzioniAmitai Etzioni (1968) : proses penerjemahan oleh para aktor (1968) : proses penerjemahan oleh para aktor politik mengenai komitmen masyarakat yang masih kabur dan politik mengenai komitmen masyarakat yang masih kabur dan abstrak kedalam komitmen yang lebih spesifik, kemudian menjadi abstrak kedalam komitmen yang lebih spesifik, kemudian menjadi tindakan dan tujuan yang konkrit.tindakan dan tujuan yang konkrit.

► Chief JO. UdojiChief JO. Udoji (1981) : keseluruhan proses yang menyangkut : (1981) : keseluruhan proses yang menyangkut : pendefinisian masalah, perumusan kemungkinan pemecahan pendefinisian masalah, perumusan kemungkinan pemecahan masalah, penyaluran tuntutan / aspirasi, pengesahan dan masalah, penyaluran tuntutan / aspirasi, pengesahan dan pelaksanaan / implementasi, monitoring dan peninjauan kembali pelaksanaan / implementasi, monitoring dan peninjauan kembali (umpan balik) (umpan balik)

Page 20: Analisis Kebijakan Publik

Charles LindblomCharles Lindblom Proses Proses

Raymond BouerRaymond Bouer Input – Input – Output Output

Don K. PriceDon K. Price Aktor Aktor

Amitai EtzioniAmitai Etzioni Fungsi Aktor Fungsi Aktor

Chief JO. UdojiChief JO. Udoji Kegiatan Kegiatan

Page 21: Analisis Kebijakan Publik

1. SISTEM KEBIJAKAN PUBLIK

Keseluruhan pola kelembagaan dalam pembuatan kebijakan publik yang melibatkan hubungan diantara 4 elemen, yaitu masalah kebijakan, pembuatan kebijakan, kebijakan publik dan dampaknya terhadap kelompok sasaran.

(Bintoro T. & Mustopadidjaja, 1988)

INPUT – PROCESS – OUTPUT

Page 22: Analisis Kebijakan Publik

INPUT

Timbul karena faktor lingkungan kebijakan yakni keadaan yang melatarbelakangi suatu peristiwa yg menyebabkan timbulnya “masalah kebijakan” tersebut, yg berupa tuntutan masyarakat atau tantangan & peluang, yg diharapkan dapat diatasi melalui suatu kebijakan publik.

Masalah itu dapat juga timbul justru karena adanya suatu kebijakan tertentu

Page 23: Analisis Kebijakan Publik

• MASALAH : adanya kesenjangan antara das sollen / teori dengan das sein / fakta empiris ; antara yg ditetapkan sebagai kebijakan dengan kenyataan implementasi kebijakan.

• MASALAH KEBIJAKAN : unrealized needs, values, opportunities, however we identified, the solution require public actions (tidak terwujudnya kebutuhan, nilai, dan peluang, yg meskipun sudah bisa diidentifikasikan, tetapi pemecahannya mengharuskan adanya tindakan-tindakan publik / negara / pemerintah.

Page 24: Analisis Kebijakan Publik

• Sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan (Kamus BBI).

• Suatu situasi menghambat organisasi untuk mencapai satu atau lebih tujuan (James Stoner).

• Sesuatu yg menyimpang dari apa yg diharapkan / direncanakan / ditentukan untuk dicapai sehingga merupakan rintangan menuju tercapainya tujuan (Prajudi Atmosudirjo).

• Suatu kesenjangan yang perlu ditutup antara hasil yang dicapai pada saat ini dan hasil yang diharapkan (Roger Kaufman).

• Situasi atau kondisi yang akan datang dan tdk diinginkan (Dorothy Craig).

• Suatu yang memerlukan jawaban, apabila tidak segera dijawab akan menimbulkan risiko.

Page 25: Analisis Kebijakan Publik

Klasifikasi Masalah

• Dari berbagai macam karakteristik tersebut, maka masalah kebijakan dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis:– Masalah yang terstruktur

(melibatkan sedikit stakeholder, adanya konsensus tentang masalah, dan hanya ada sedikit alternatif yg dapat dipilih, di mana kinerja masing-masing alternatif tersebut telah diketahui).

Page 26: Analisis Kebijakan Publik

Klasifikasi Masalah

– Masalah yg agak terstruktur (kondisinya hampir sama dengan yg pertama, namun demikian kinerja masing-masing alternatif tersebut belum dapat dipastikan).

– Tidak terstruktur (melibatkan banyak stakeholder, belum ada konsensus, dan banyak alternatif yg bisa diajukan).

Page 27: Analisis Kebijakan Publik

• Ciri: berskala kecil, berdiri sendiri (kurang memiliki sangkut paut dengan masalah lain), tidak mengandung konsekuensi yg besar, pemecahannya tidak memerlukan pemikiran luas & mendalam.

• Scope: pemecahan masalah dilakukan secara individual.

• Teknik yg biasa digunakan: dilakukan atas dasar intuisi, pengalaman, kebiasaan & wewenang yg melekat pada jabatannya.

Masalah sederhana (simple problem)

Page 28: Analisis Kebijakan Publik

• Ciri: berskala besar, tidak berdiri sendiri (memiliki kaitan erat dengan masalah lain), mengandung konsekuensi besar, pemecahannya memerlukan pemikiran yg tajam dan analitis.

• Scope: Pemecahan masalah dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf pembantunya.

• Jenis: masalah yg terstruktur (structured problems) & masalah yg tidak terstruktur (unstructured problems).

Masalah rumit (complex problem)

Page 29: Analisis Kebijakan Publik

• Definisi: masalah yg jelas faktor penyebabnya, bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali shg pemecahannya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yg bersifat rutin, repetitif & dibakukan.

• Contoh: penggajian, kepangkatan dan pembinaan pegawai, masalah perijinan, dsb.

• Sifat pengambilan keputusan: relatif lebih mudah atau cepat, salah satu caranya dengan penyusunan metode / prosedur / program tetap (SOP).

Masalah yg Terstruktur

Page 30: Analisis Kebijakan Publik

• Definisi: penyimpangan dari masalah organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor penyebab dan konsekuensinya, serta tidak repetitif kasusnya.

• Sifat pengambilan keputusan: relatif lebih sulit dan lebih lama, diperlukan teknik PK yang bersifat non-programmed decision-making.

Masalah yg Tidak Terstruktur

Page 31: Analisis Kebijakan Publik

Pendefinisian Masalah yg baik

• Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi. Data objektif dipisahkan dari persepsi.

• Semua pihak yg terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi.

• Masalah harus dinyatakan secara eksplisit/tegas, untuk menghindarkan dari pembuatan definisi yg tidak jelas.

• Definisi yg dibuat harus menyatakan dg jelas adanya ketidak-sesuaian antara standar atau harapan yang telah ditetapkan sebelumnya dan kenyataan yg terjadi.

• Definisi yg dibuat harus menyatakan dengan jelas, pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dengan terjadinya masalah.

• Definisi yg dibuat bukanlah seperti sebuah solusi yang samar. Contoh: Masalah yang kita hadapi adalah melatih staf yang bekerja lamban.

Page 32: Analisis Kebijakan Publik

Karakteristik Masalah Yg Harus Dipecahkan

Suatu masalah memiliki kompleksitas karena keterkaitan dengan masalah yang lain. Contoh: masalah kesehatan dengan kemiskinan. Masalah kemiskinan dengan pengangguran, masalah kriminalitas dengan kemiskinan dsb.

Page 33: Analisis Kebijakan Publik

Teknik-teknik Perumusan Masalah

Tugas seorang perencana atau policy maker adalah bagaimana merumuskan masalah yang tidak terstruktur tersebut menjadi lebih terstruktur sehingga dapat dirumuskan berbagai alternatif kebijakan yang dapat dilakukan di masa depan untuk memecahkan masalah tersebut

Page 34: Analisis Kebijakan Publik

Teknik…(2)Untuk dapat merumuskan masalah dari tidak terstruktur menjadi terstruktur maka dapat digunakan beberapa teknik:– Analisis Pembatasan masalah– Analisis klasifikasi – Analisis hirarkhi– Pengandaian– Brainstorming– Analisis asumsi– Pemetaan argumen

Page 35: Analisis Kebijakan Publik

dari PROBLEM ke DECISION

Page 36: Analisis Kebijakan Publik

Bersifat politis, dimana terlibat berbagai kelompok kepentingan yang berbeda-beda, bahkan ada yang saling bertentangan. Dalam proses ini terlibat berbagai macam policy stakeholders, yaitu mereka-mereka yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh suatu kebijakan. Policy stakeholders bisa pejabat pemerintah, pejabat negara, lembaga pemerintah, maupun dari lingkungan publik (bukan pemerintah) misalnya partai politik, kelompok kepentingan, pengusaha dan sebagainya.

PROSES

Page 37: Analisis Kebijakan Publik

OUTPUT KEBIJAKAN PUBLIK

Berupa serangkaian tindakan yang dimaksudkan untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu.

IMPACT DAMPAK TERHADAP MASYARAKAT

Kondisi yang diharapkan terhadap target groups (kelompok sasaran) yakni orang-orang, kelompok atau organisasi yang perilaku atau keadaannya ingin dipengaruhi atau diubah oleh kebijakan publik tersebut.

Page 38: Analisis Kebijakan Publik

1. Perumusan Masalah Kebijakan

Tahap ini mulai dari perumusan masalah sampai dengan dipilihnya alternatif untuk direkomendasikan dan disahkan oleh pejabat yg berwenang.

2. Implementasi kebijakan

• Kebijakan langsung, yaitu kebijakan yg pelaksanaannya dilakukan oleh pemerintah sendiri, misalnya Inpres SD.

• Kebijakan tidak langsung, yaitu kebijakan yg pelaksanaannya tidak dilakukan oleh pemerintah. Jadi pemerintah hanya mengatur saja. Misalnya kebijakan pemerintah di bidang investasi modal asing.

• Kebijakan campuran, yaitu kebijaksanaaan yg dilakukan oleh pemerintah dan swasta, misalnya : kebijakan bidang kebersihan di DKI Jakarta yang dilaksanakan baik oleh Dinas Kebersihan maupun oleh Swasta.

Page 39: Analisis Kebijakan Publik

3. MONITORING KEBIJAKAN

Monitoring adalah prosedur analitik dari kebijakan yang menghasilkan informasi tentang konsekuensi dari kebijakan publik, yaitu keterkaitan antara implementasi dan hasil-hasilnya (outcomes).

Dilihat dari segi monitoring, hasil kebijakan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Policy Output: misalnya barang, jasa dan sumber-sumber diterima oleh kelompok sasaran, misalnya : bantuan dana IDT sebesar Rp 20.000.000 per desa.

2. Policy Impact: yaitu perubahan yang terjadi dari kelompok sasaran, misalnya apakah adanya IDT itu jumlah masyarakat miskin berkurang.

Page 40: Analisis Kebijakan Publik

4. EVALUASI KEBIJAKAN

Bertujuan untuk menilai apakah ada perbedaan sebelum dan setelah kebijakan itu diberlakukan.

Page 41: Analisis Kebijakan Publik

Adalah tahapan-tahapan yang harus ditempuh / dilakukan untuk dapat memecahkan berbagai masalah publik.

Page 42: Analisis Kebijakan Publik

Model Proses / Siklus Kebijakan Publik

(Clay & Schaffer)

Policy Goal Declared

Technical/Economic Analysis

Array of Policy Alternatives

Best Policy Chosen

Best Policy Implemented

Outcomes of Policy Chosen

Evaluation of Policy Chosen

Lessons of Policy Chosen

Start Analysis Next Policy Chosen

Page 43: Analisis Kebijakan Publik

Policy Level

Institutional Arrangements

Organizational Level

Institutional Arrangements

Operational Level

Patterns of Interaction

Outcomes

Assessment

Model Hirarkhi Perumusan Kebijakan Publik

(Bromley)

Page 44: Analisis Kebijakan Publik
Page 45: Analisis Kebijakan Publik

Analisis kebijakan, sebagai usaha untuk mengadakan informasi dalam pembuatan kebijakan, sebenarnya sudah ada semenjak manusia mengenal organisasi dan mengetahui tentang pembuatan keputusan, mulai dari penggunaan cara yang paling sederhana dan tradisional (berdasarkan mistik) sampai pada penggunaan cara-cara ilmiah, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.

Namun sebagai disiplin ilmu tersendiri, kegiatan ilmu kebijakan dimulai setelah Perang Dunia II, yakni dengan diterbitkannya buku karya Harold D. Lasswell dan Daniel Larner yang berjudul The Policy Science : Recent Development in Scope and Methods pada tahun 1951.

Dalam perkembangan selanjutnya, para penulis masa kini lebih menyukai untuk menggunakan istilah “Analisis Kebijakan” dari pada menggunakan istilah “Ilmu Kebijakan”.

Page 46: Analisis Kebijakan Publik

1. Dimensi proses kebijakan (policy process), mengkaji proses penyusunan kebijakan mulai dari identifikasi dan perumusan masalah, implementasi kebijakan, monitoring kebijakan serta evaluasi kebijakan.

2. Dimensi analisis kebijakan (policy analysis), meliputi penerapan metode dan teknik analisis yang bersifat multidisiplin dalam proses kebijakan yakni untuk penyusunan strategi kebijakan.

1. Dimensi proses kebijakan (policy process), mengkaji proses penyusunan kebijakan mulai dari identifikasi dan perumusan masalah, implementasi kebijakan, monitoring kebijakan serta evaluasi kebijakan.

2. Dimensi analisis kebijakan (policy analysis), meliputi penerapan metode dan teknik analisis yang bersifat multidisiplin dalam proses kebijakan yakni untuk penyusunan strategi kebijakan.

Page 47: Analisis Kebijakan Publik

William N. Dunn

Suatu disiplin ilmu sosial terapan yg menggunakan berbagai macam metodologi penelitian dan argumen untuk menghasilkan & mentransformasikan informasi yg relevan untuk memecahkan masalah-masalah kebijakan.

 

E.S. Quade

Suatu bentuk penelitian terapan yg dilakukan untuk memahami secara mendalam berbagai permasalahan sosial guna mendapatkan pemecahan yg lebih baik.

 

Stuart S. Nagel

Penentuan dalam rangka hubungan antara berbagai alternatif kebijakan dan tujuan kebijakan; manakah diantara berbagai alternatif kebijakan, keputusan atau cara-cara lainnya, yg terbaik untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan tertentu.

William N. Dunn

Suatu disiplin ilmu sosial terapan yg menggunakan berbagai macam metodologi penelitian dan argumen untuk menghasilkan & mentransformasikan informasi yg relevan untuk memecahkan masalah-masalah kebijakan.

 

E.S. Quade

Suatu bentuk penelitian terapan yg dilakukan untuk memahami secara mendalam berbagai permasalahan sosial guna mendapatkan pemecahan yg lebih baik.

 

Stuart S. Nagel

Penentuan dalam rangka hubungan antara berbagai alternatif kebijakan dan tujuan kebijakan; manakah diantara berbagai alternatif kebijakan, keputusan atau cara-cara lainnya, yg terbaik untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan tertentu.

Page 48: Analisis Kebijakan Publik

1. Memberikan informasi kepada pembuat kebijakan dalam rangka memecahkan masalah-masalah masyarakat.

2. Meningkatkan kualitas kebijakan yg dibuat oleh pemerintah.

Page 49: Analisis Kebijakan Publik

FAKTOR STRATEGIS YG BERPENGARUH DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN

Faktor PolitikPerlu dipertimbangkan, karena dalam perumusan kebijakan

diperlukan dukungan dari berbagai aktor kebijakan (policy actors), baik dari kalangan pemerintah maupun bukan pemerintah.

Isi kebijakan akan sangat diwarnai / dipengaruhi oleh visi dan kepentingan aktor kebijakan tersebut.

Faktor Ekonomi / FinansialPerlu dipertimbangkan terutama apabila kebijakan tersebut akan

menggunakan dana yang cukup besar atau akan berpengaruh pada situasi eknomi dalam negara.

Indikator yang perlu diperhatikan anatara lain : tingkat inflasi dan hutang LN, daya beli dan pendapatan perkapita penduduk, potensi daerah dan komoditas unggulan, dsb.

Faktor PolitikPerlu dipertimbangkan, karena dalam perumusan kebijakan

diperlukan dukungan dari berbagai aktor kebijakan (policy actors), baik dari kalangan pemerintah maupun bukan pemerintah.

Isi kebijakan akan sangat diwarnai / dipengaruhi oleh visi dan kepentingan aktor kebijakan tersebut.

Faktor Ekonomi / FinansialPerlu dipertimbangkan terutama apabila kebijakan tersebut akan

menggunakan dana yang cukup besar atau akan berpengaruh pada situasi eknomi dalam negara.

Indikator yang perlu diperhatikan anatara lain : tingkat inflasi dan hutang LN, daya beli dan pendapatan perkapita penduduk, potensi daerah dan komoditas unggulan, dsb.

Page 50: Analisis Kebijakan Publik

FAKTOR STRATEGIS YG BERPENGARUH DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN

FAKTOR ADMINISTRATIF/ ORGANISATORISPerlu dipertimbangkan apakah dalam pelaksanaan kebijakan itu benar-

benar akan didukung oleh kemampuan administratif yg memadai, atau apakah sudah ada organisasi yg akan melaksanakan kebijakan itu.

FAKTOR TEKNOLOGIPerlu mempertimbangkan apakah teknologi yang ada dapat mendukung,

apabila kebijakan tersebut akan diimplementasikan.

FAKTOR SOSIAL, BUDAYA DAN AGAMAPerlu dipertimbangkan apakah kebijakan tersebut tidak menimbulkan

benturan sosial, budaya dan agama atau yg sering disebut masalah SARA.

FAKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANANPerlu dipertimbangkan apakah kebijakan yg akan dikeluarkan ini tidak akan

menggangu stabilitas keamanan negara.

FAKTOR ADMINISTRATIF/ ORGANISATORISPerlu dipertimbangkan apakah dalam pelaksanaan kebijakan itu benar-

benar akan didukung oleh kemampuan administratif yg memadai, atau apakah sudah ada organisasi yg akan melaksanakan kebijakan itu.

FAKTOR TEKNOLOGIPerlu mempertimbangkan apakah teknologi yang ada dapat mendukung,

apabila kebijakan tersebut akan diimplementasikan.

FAKTOR SOSIAL, BUDAYA DAN AGAMAPerlu dipertimbangkan apakah kebijakan tersebut tidak menimbulkan

benturan sosial, budaya dan agama atau yg sering disebut masalah SARA.

FAKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANANPerlu dipertimbangkan apakah kebijakan yg akan dikeluarkan ini tidak akan

menggangu stabilitas keamanan negara.

Page 51: Analisis Kebijakan Publik

Faktor2 diatas akan menjadi kriteria dalam

menentukanFeasibilitas (kelayakan)

dari alternatif kebijakan yg akan dipilih

Page 52: Analisis Kebijakan Publik

1. Perumusan Masalah KebijakanDimaksudkan untuk menemukan dan memahami hakikat

permasalahan, kemudian merumuskan dalam bentuk sebab akibat, mana faktor penyebab (independent variable) dan mana faktor akibat (dependent variable).

2. Penentuan TujuanTujuan adalah sesuatu akibat yg secara sadar ingin

dicapai atau dihindari (mencapai kebaikan sekaligus mencegah timbulnya hal-hal yg tidak diinginkan).

3. Perumusan AlternatifAlternatif adalah pilihan tentang alat atau cara-cara yg

dapat digunakan untuk mencapai tujuan yg telah ditentukan.

Page 53: Analisis Kebijakan Publik

4. Penentuan KriteriaAnalisis kebijakan memerlukan kriteria yg jelas untuk

menilai, misalnya: politik, ekonomi/finansial, administratif/ organisatoris, teknologi, sosial/budaya/agama, hankam.

5. Penilaian Alternatif

6. Perumusan RekomendasiPenilaian atas alternatif akan memberikan gambaran

mengenai sejumlah pilihan yg tepat untuk mencapai tujuan. Langkah terakhir dalam analisis kebijakan adalah merumuskan saran (rekomendasi) mengenai alternatif yang diperhitungkan akan dapat mencapai tujuan secara optimal. Dalam rekomendasi ini sering dikemukakan juga “strategi pelaksanaannya”.

Page 54: Analisis Kebijakan Publik

Tugas analis kebijakan / policy analyst

Memberikan informasi kepada pembuat kebijakan yg dapat digunakan untuk

memecahkan masalah.

Meningkatkan kualitas kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.

Keputusan terakhir ada pada policy makers

(pembuat kebijakan)

Keputusan terakhir ada pada policy makers

(pembuat kebijakan)

Page 55: Analisis Kebijakan Publik

Dunn (1994), mengemukakan bahwa metodologi analisis kebijakan dapat memberikan informasi dengan menjawab 5 pertanyaan :

1. POLICY PROBLEM Masalah apakah yg dihadapi?

2. POLICY OUTCOMESKebijakan apa yg telah ditempuh & apa hasil yg telah dicapai?

3. POLICY PERFORMANCEBagaimana nilai (kinerja) dari hasil kebijakan?

4. POLICY ALTERNATIVE / POLICY FUTUREAlternatif apa yg tersedia untuk memecahkan masalah & apa kemungkinan untuk masa depan?

5. POLICY ACTIONAlternatif mana / tindakan apa yg perlu dilaksanakan untuk memecahkan masalah?

Page 56: Analisis Kebijakan Publik

Model Perumusan Kebijakan 1

Pembuat Keputusan dihadapkan pada masalah tertentu yg dapat dibedakan / dibandingkan dengan masalah lain.

Tujuan, nilai, dan sasaran yg akan dicapai, harus telah dibuat sebelumnya secara jelas & ditetapkan rankingnya.

Berbagai alternatif untuk memecahkan masalah tsb diteliti secara seksama.

Akibat yg ditimbulkan dari setiap alternatif (cost & benefit), juga diteliti secara cermat.

Setiap alternatif dan akibat yg ditimbulkan, dibandingkan 1 sama lainnya.

Pembuat keputusan akan memilih alternatif yg paling rasional untuk mencapai tujuan, nilai, dan sasaran yg telah ditetapkan.

Page 57: Analisis Kebijakan Publik

Kritik:

Pembuat keputusan sebetulnya tidak berhadapan dengan masalah yg konkrit dan terumuskan dengan jelas. Justru langkah pertama yg harus dilakukan adalah merumuskan masalahnya.

Terlalu menuntut hal-hal yg tidak rasional pada diri pembuat keputusan, yg dianggap memiliki informasi lengkap dan kemampuan tinggi.

Page 58: Analisis Kebijakan Publik

Model Perumusan Kebijakan 2

Pemilihan tujuan / sasaran merupakan sesuatu yg saling terkait dengan tindakan empiris yg harus dilakukan untuk mencapai tujuan.

Pembuat keputusan hanya mempertimbangkan beberapa alternatif yg langsung berhubungan dengan pokok masalah; dan alternatif ini hanya berbeda secara inkremental dengan kebijakan yg telah ada.

Bagi tiap alternatif, hanya sejumlah kecil akiabt mendasar saja yg akan dievaluasi.

Masalah yg dihadapi akan diredefinisikan secara teratur, dengan menyesuaikan tujuan / sasaran dengan sumber daya yang ada.

Tidak ada keputusan / cara pemecahan yg paling tepat untuk setiap masalah. Yg penting, terdapat kesepakatan thd keputusan tertentu.

Pembuatan keputusan bersifat perbaikan kecil terhadap kebijakan yg telah ada, dan bukan sesuatu yg sama sekali baru.

Page 59: Analisis Kebijakan Publik

Kritik:

Keputusan yg diambil lebih mewakili / mencerminkan kepentingan kelompok kuat / mapan, atau kelompok yg mampu mengorganisasikan kepentingannya dalam masyarakat.

Mengabaikan perlunya pembaharuan sosial, karena memusatkan perhatian pada kepentingan / tujuan jangka pendek.

Page 60: Analisis Kebijakan Publik

Model Perumusan Kebijakan 3

Penggabungan (kompromi) antara teori rasional komprehensif dengan teori inkremental.

Memperhitungkan tingkat kemampuan para pengambil keputusan.

Ibarat pengamatan dengan 2 kamera : kamera pertama memiliki sudut lebar yang sanggup menjelajahi seluruh permukaan (masalah), dan kamera kedua memfokuskan pengamatan pada wilayah yang memerlukan kajian secara mendalam.

Page 61: Analisis Kebijakan Publik

Ke-3 model diatas tergolong model yang BERSIFAT PRESKRIPTIF (Cara Meningkatkan Mutu Kebijakan; Hasil / Akibat Kebijakan)

Ke-4 model dibawah tergolong model yang BERSIFAT DESKRIPTIF (Menggambarkan Bagaimana Kebijakan Dibuat)

Page 62: Analisis Kebijakan Publik

Model Perumusan Kebijakan 4

Fokus Perhatian: ORGANISASI PEMERINTAH secara otoritatif, kebijakan publik dirumuskan, disahkan, dan dilaksanakan oleh lembaga pemerintah.

3 ciri utama kebijakan menurut model ini: Kebijakan publik dipandang sebagai kewajiban

hukum yang harus ditaati oleh seluruh rakyat. Kebijakan publik itu bersifat universal. Hanya pemerintah yang memegang hak monopoli

untuk memaksakan secara sah melalui pengenaan sanksi.

Page 63: Analisis Kebijakan Publik

Model Perumusan Kebijakan 5

Administrator negara tidak dipandang sebagai abdi rakyat, tetapi sebagai kelompok kecil yg mapan (establishment).

Massa (rakyat) bersifat pasif, apatis, dan buta terhadap informasi tentang kebijakan publik.

Kebijakan publik mencerminkan keinginan dan nilai golongan elit, sehingga mampu mempengaruhi dan membentuk massa. Dkl, kebijakan publik mengalir dari atas kebawah (top down).

Karena kebijakan negara ditentukan oleh kelompok elit, maka pejabat pemerintah hanya sekedar pelaksana kebijakan.

Mobilisasi vertikal dari massa ke elit terjadi secara sangat lambat, karena menyangkut dimensi aristokrasi (genealogis), status sosial ekonomi, dsb.

Page 64: Analisis Kebijakan Publik

Model Perumusan Kebijakan 6

Setiap orang yg memiliki kepentingan sama mengikatkan diri secara formal maupun informal kedalam kelompok (interest group)

Kelompok ini dapat mengajukan atau memaksakan kepentingannya kepada pemerintah. Tingkat pengaruh setiap kelompok ditentukan oleh: jumlah anggota, asset / kekayaan, kesolidan organisasi, kepemimpinan, hubungan dengan para pengambil keputusan, dsb.

Kebijakan publik merupakan keseimbangan (equilibrium) yang dicapai sebagai hasil perjuangan kelompok.

Respon pengambil keputusan terhadap kelompok adalah dengan tawar-menawar (bargaining), perjanjian (negotiating), dan kesepakatan (compromizing).

Sistem politik bertugas menengahi atau menjaga keseimbangan antar kelompok jika terjadi konflik.

Page 65: Analisis Kebijakan Publik

Model Perumusan Kebijakan 7

Sistem politik berfungsi mengubah input menjadi output.

Aktor yang berperan untuk mengubah input menjadi output tersebut adalah badan-badan legislatif, eksekutif, yudikatif, partai politik, kelompok kepentingan, media massa, birokrasi, tokoh masyarakat, dsb.

Kebijakan publik dipandang sebagai respon sistem politik terhadap kekuatan lingkungan disekitarnya (sosial, politik, ekonomi, dsb). Dengan kata lain, kebijakan publik adalah output dari sistem politik.

Page 66: Analisis Kebijakan Publik

Mahasiswa melakukan simulasi untuk menganalisis permasalahan perkotaan yang dihadapi oleh masyarakat Kota Bandung, serta kebijakan yang harus ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dalam simulasi ini, setiap mahasiswa harus memainkan peran sebagai policy actor, yang bersama-sama melaksanakan rapat kerja dengan Walikota guna meningkatkan kualitas dan kinerja pemerintah daerah.

Policy actor yang diperlukan disini, serta tugas-tugas yang harus dijalankan adalah sebagai berikut :1.Walikota2.Ketua DPRD3.Ketua Bappeda Tingkat II4.Direktur Utama PD Kebersihan5.Kepala Dinas PU (Tata Kota)6.LSM yang peduli terhadap kondisi dan masalah perkotaan 7.Pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Mahasiswa melakukan simulasi untuk menganalisis permasalahan perkotaan yang dihadapi oleh masyarakat Kota Bandung, serta kebijakan yang harus ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dalam simulasi ini, setiap mahasiswa harus memainkan peran sebagai policy actor, yang bersama-sama melaksanakan rapat kerja dengan Walikota guna meningkatkan kualitas dan kinerja pemerintah daerah.

Policy actor yang diperlukan disini, serta tugas-tugas yang harus dijalankan adalah sebagai berikut :1.Walikota2.Ketua DPRD3.Ketua Bappeda Tingkat II4.Direktur Utama PD Kebersihan5.Kepala Dinas PU (Tata Kota)6.LSM yang peduli terhadap kondisi dan masalah perkotaan 7.Pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Page 67: Analisis Kebijakan Publik

Mekanisme Simulasi :

1. Walikota memimpin rapat kerja dengan terlebih dahulu review terhadap kebijakan yg telah dilaksanakan selama ini, beserta masalah-masalah krusial yg mendesak untuk segera diatasi.

2. Masing-masing peserta rapat kerja menyampaikan keluhan, laporan atau rencana kerja yg berkaitan dengan permasalahan yg dihadapi.

3. Secara bersama-sama, seluruh peserta rapat kerja harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut :• Mengidentifikasi permasalahan kebijakan• Mengidentifikasi kemajuan-kemajuan / hasil-hasil yg telah

dicapai, serta yg belum berhasil. • Menilai tingkat kinerja yg dicapai.• Merumuskan alternatif-alternatif kebijakan untuk mengganti

atau mengopttimalkan kebijakan yg pernah ditempuh, sekaligus memilih / menentukan tindakan yg paling layak.

Page 68: Analisis Kebijakan Publik

Penting untuk menghindari kegagalan implementasi yg disebut implementation gap, yaitu keadaan dimana terdapat perbedaan antara yg diharapkan dengan yg

senyatanya dicapai.

Besar kecilnya perbedaan / kesenjangan tersebut antara lain ditentukan oleh implementation capacity dari organisasi /

pihak yg diberi tugas melaksanakan kebijakan.

Kegagalan kebijakan (policy failure) sendiri terdiri dari dua kategori, yaitu tidak terimplementasikan (non implemented)

& implementasi yg tidak sempurna (unsuccesful implementation).

Page 69: Analisis Kebijakan Publik

Brian W. Hogwood & Lewis A. Gunn THE TOP DOWN APPROACH: 10 syarat untuk dapat mengimplementasikan kebijakan secara sempurna

(perfect implementation)

1. Kondisi eksternal yg dihadapi oleh instansi pelaksana tidak akan menimbulkan gangguan atau kendala yang serius.

2. Untuk pelaksanaan program tersedia waktu dan sumber-sumber yg cukup memadai.

3. Perpaduan sumber-sumber yg diperlukan benar-benar tersedia.

4. Kebijakan yang akan diimplementasikan didasari oleh suatu hubungan kausalitas yg andal.

5. Hubungan kausalitas bersifat langsung dan hanya sedikit mata rantai penghubungnya.

6. Hubungan saling ketergantungan harus kecil.

7. Pemahaman yg mendalam dan kesepakatan terhadap tujuan.

8. Tugas-tugas diperinci dan ditempatkan dalam urutan yang tepat.

9. Komunikasi dan koordinasi yg sempurna.

10. Pihak-pihak yang memiliki wewenang kekuasaan dapat menuntut dan mendapatkan kepatuhan yg sempurna.

Page 70: Analisis Kebijakan Publik

Ukuran dan Tujuan

Kebijakan

Sumber Kebijakan

Komunikasi antar Organisasi dan

Kegiatan Pelaksanaan

Lingkungan : Ekonomi, Sosial

dan Politik

Ciri Badan Pelaksana

Sikap Para Pelaksana

PRESTASI KERJA

Page 71: Analisis Kebijakan Publik

Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier :A FRAMEWORK FOR IMPLEMENTATION ANALYSIS

A. Mudah Tidaknya Masalah Dikendalikan

Kesukaran teknis Keragaman perilaku kelompok sasaranProsentase kelompok sasaran dibanding jumlah penduduk Ruang lingkup perubahan perilaku yang diinginkan

B. Kemampuan Kebijaksanaan Untuk Menstrukturkan Proses Implementasi

Kejelasan dan konsistensi tujuan Digunakannya teori kausal yang memadai Ketepatan alokasi sumber dana Keterpaduan hierarki dalam dan diantara lembaga

pelaksana Aturan / keputusan dari badan pelaksana Rekruitmen pejabat pelaksana

C. Variabel Diluar Kebijakan yang Mempengaruhi Proses Implementasi

Kondisi sosiso-ekonomi dan teknologi Dukungan publik Sikap dan sumber-sumber yang dimiliki kelompok Dukungan dari pejabat atasan Komitmen dan kemampuan kepemimpinan

pejabat pelaksana

D. Tahap-tahap Dalam Proses Implementasi (Variabel Tergantung)

Output Kebijakan

Badan Pelaksana

Kesediaan Kelompok

Sasaran Mematuhi Output

Kebijakan

Dampak Nyata Output

Kebijakan

Dampak Output Kebijakan Sebagai

Dipersepsi

Perbaikan Mendasar Dalam UU

Page 72: Analisis Kebijakan Publik

Mengembangkan struktur hubungan antara tujuan kebijakan yang telah ditetapkan dengan tindakan pemerintah untuk merealisasikan tujuan tersebut yang berupa hasil kebijakan (policy outcomes).

Mengembangkan struktur hubungan antara tujuan kebijakan yang telah ditetapkan dengan tindakan pemerintah untuk merealisasikan tujuan tersebut yang berupa hasil kebijakan (policy outcomes).

Perlu diciptakan suatu sistem, yaitu dengan cara menterjemahkan tujuan kebijakan yang luas tersebut ke dalam program-program kegiatan yang mengarah pada tercapainya tujuan kebijakan.

Perlu diciptakan berbagai macam program yang kemudian dikembangkan menjadi proyek-proyek yang harus dilaksanakan. Tujuan program-program dan proyek-proyek ini adalah untuk mengadakan perubahan-perubahan, dan perubahan inilah yang merupakan hasil dari suatu program.

Jadi, studi tentang proses implementasi kebijakan meliputi pengkajian dan analisis terhadap progam-program kegiatan yang dirancang sebagai sarana untuk mencapai tujuan tertentu.

Jadi, studi tentang proses implementasi kebijakan meliputi pengkajian dan analisis terhadap progam-program kegiatan yang dirancang sebagai sarana untuk mencapai tujuan tertentu.

Page 73: Analisis Kebijakan Publik

1. Kepentingan yg dipengaruhiPada umumnya tindakan pemerintah merupakan upaya untuk

mengadakan perubahan di berbagai bidang. Upaya ini seringkali mendapat tantangan dari mereka yg kepentingannya terganggu.

2. Bentuk manfaat yg diberikanIni berkaitan dengan tingkat perubahan perilaku yg dikehendaki.

Contoh: kebijakan KB akan memakan waktu panjang dan banyak hambatannya daripada kebijakan penyediaan perumahan bagi masyarakat.

3. Luasnya perubahan yg diinginkanProgram yang dirancang untuk mencapai sasaran yang luas dan

jangka panjang akan lebih sulit implementasinya daripada program yg dirancang untuk jangka pendek. Contoh: kebijakan GDN akan memakan waktu lama dan banyak hambatannya dibanding kebijakan penyediaan RSS.

Page 74: Analisis Kebijakan Publik

4. Letak pembuatan keputusanHal ini berkaitan dengan banyaknya instansi yg terlibat dalam implementasi kebijakan. Contoh: kebijakan moneter hanya tergantung pada beberapa organisasi pemerintah (Depkeu dan BI), sedangkan kebijakan pendidikan melibatkan lebih banyak organisasi (Depdikbud, Depnaker, Bappenas, Depag, PTN/PTS).

5. Pelaksana programMakin banyak organisasi yg ikut serta dalam pelaksanaan suatu kebijakan maka akan makin sulit pelaksanaannya.

6. Sumber Daya (SDM maupun non-SDM)Kondisi sumber daya setiap organisasi berbeda, dan ini akan menyebabkan implementasi kebijakan akan mencapai tingkat keberhasilan yg berbeda.

Page 75: Analisis Kebijakan Publik

1. DAMPAK TERHADAP KELOMPOK SASARAN Menurut Samodra Wibawa (1994), pengertian dampak meliputi dampak yg diharapkan dan dampak yg tidak diharapkan.

2. UNIT SOSIAL YANG TERKENA DAMPAKSamodra Wibawa (1994) mengemukakan bahwa unit-unit sosial yg terkena dampak dari suatu kebijakan meliputi individu / RT, organisasi / kelompok, masyarakat, lembaga & sistem sosial.

a. Dampak IndividuAspek yang terkena dampak: biologis / fisik, lingkungan hidup, ekonomi dan sosial.

b. Dampak OrganisasionalBerbentuk dampak langsung maupun tidak langsung. Dampak ini dapat berupa terganggu / terbantunya organisasi dalam mencapai tujuan.

c. Dampak terhadap masyarakatMenunjuk pada sejauh mana kebijakan tersebut mempengaruhi kapasitas masyarakat dalam melayani anggotanya.

Page 76: Analisis Kebijakan Publik

d. Dampak terhadap lembaga dan sistem sosialKebijakan pada sektor tertentu akan menimbulkan pengaruh / dampak pada sektor lain. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu sistem sosial, beberapa indikator ini dapat dijadikan sebagai pedoman :

Kelebihan beban, misalnya pendidikan yang tidak mampu menampung jumlah lulusan sekolah

Distribusi barang yang tidak merata Sumber daya yang dianggap kurang Koordinasi yang kurang baik (disintegrasi) Turunnya legitimasi (dukungan) masyarakat Turunnya kepercayaan, misalnya kepada bank

swasta.

Page 77: Analisis Kebijakan Publik
Page 78: Analisis Kebijakan Publik

BEBERAPA TEKNIK PEMECAHAN MASALAH

BEBERAPA TEKNIK PEMECAHAN MASALAH

1. Curah Pendapat (Brainstorming) dan Konsensus.

2. Penggunaan Kriteria dan Pembobotan.

3. Teknik Moderasi (Moderation Technique).

Page 79: Analisis Kebijakan Publik

Other Techniques (William G. Huitt, 1992)

Analysis (Bloom, Englehart, Furst, Hill, & Krathwohl, 1956); Backwards planning (Case & Bereiter, 1984; Gagne, 1977; Skinner,

1954) Means-ends analysis (Newell and Simon, 1972); Categorizing / classifying (Feuerstein, Rand, Hoffman, & Miller,

1980; Sternberg, 1988); Challenging assumptions (Bransford & Stein, 1984; Brookfield,

1987); Evaluating / judging (Bloom et al., 1956); Inductive / deductive reasoning (Devine, 1981; Pelligrino, 1985;

Sternberg, 1988); Thinking aloud (Whimby & Lochhead, 1982); Network analysis (Awani, 1983; Handy & Hussain, 1969); Plus-Minus-Interesting (PMI) (de Bono, 1976; Janis & Mann, 1977); Task analysis (Gagne, 1977; Gardner, 1985).

Page 80: Analisis Kebijakan Publik

Other Techniques (William G. Huitt, 1992)

Brainstorming (Brookfield, 1987; Osborn, 1963); Imaging / visualization (Lazarus, 1978; McKim, 1980; Wonder &

Donovan, 1984); Incubation (Frederiksen, 1984; Osborn, 1963); Outcome psychodrama (Janis & Mann, 1977); Outrageous provocation (Beinstock, 1984); also called "insidious"

by Wonder and Donovan (1984); Overload (Wonder & Donovan, 1984; Brookfield, 1987; Lakin, 1972); Random word technique (Beinstock, 1984); Relaxation (Benson, 1987); also called "suspenders" by Wonder

and Donovan (1984); Synthesizing (Bloom et al., 1956; Sternberg, 1988); Taking another's perspective (de Bono, 1976; referred to as "be

someone else" by Wonder and Donovan (1984); Values clarification (Fraenkel, 1977; Johnson & Johnson, 1988;

Kirschenbaum, 1977).

Page 81: Analisis Kebijakan Publik

BrainstormingBrainstorming

Suatu metode untuk menghasilkan ide gagasan yang banyak mengenai topik tertentu secara kreatif dan efisien.

Penyampaian ide-ide dilakukan melalui proses yang bebas dari penilaian dan kritik.

Prosesnya: • Topik atau masalah dirumuskan dan ditulis dengan jelas• Tiap anggota tim secara bergantian memberikan idenya.

Tak ada penilaian atau kritik• Begitu ide disampaikan ditulis pada kertas flipchart atau

papan tulis dengan huruf yang dapat dibaca.• Demikian proses penyampaian ide terus berlangsung

sampai ide tersebut habis.• Jika diperlukan, lakukan klarifikasi, penyederhanaan dan

kombinasi.

Page 82: Analisis Kebijakan Publik

Keunggulan Brainstorming

Adanya spektrum pengetahuan yg lebih luas. Pencarian alternatif keputusan lebih luas &

variatif. Adanya kerangka pandangan / perspektif yg lbh

lebar. Resiko keputusan ditanggung kelompok. Karena keputusan kelompok, setiap individu

termotivasi untuk melaksanakan (shared value). Dapat terwujudnya kreativitas & inovasi yg lbh

luas, karena adanya berbagai pandangan.

Page 83: Analisis Kebijakan Publik

Kelemahan Brainstorming

Memakan waktu dan biaya lebih. Efisiensi pengambilan keputusan menurun. Keputusan kelompok dapat merupakan

kompromi atau bukan sepenuhnya keputusan kelompok.

Bila ada anggota yg dominan, keputusan bukan mencerminkan keinginan kelompok.

Page 84: Analisis Kebijakan Publik
Page 85: Analisis Kebijakan Publik

KonsensusKonsensus

Ide Pokok: kesepakatan tentang masalah dan cara pemecahan.

Sangat efektif digunakan jika mereka yang terlibat memiliki pengetahuan yang relatif sama.

Page 86: Analisis Kebijakan Publik

Penggunaan Kriteria dan BobotPenggunaan Kriteria dan Bobot

Metode yg dapat digunakan untuk melakukan evaluasi & memilih alternatif keputusan terbaik. Digunakan kriteria dan bobot dengan angka-angka (skoring).

Manfaat: Dapat mengurangi subyektivitas sehingga penilaian dapat menjadi lebih obyektif, serta dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti pemilihan alternatif proyek, pemilihan pegawai teladan dsb.

Prosesnya:• Tentukan Alternatif• Tentukan Kriteria• Tentukan Nilai Kriteria ( N )• Tentukan Bobot tiap alternatif ( B )• Hitung N x B dan Jumlahkan• Jumlah NB tertinggi : alternatif terpilih

Page 87: Analisis Kebijakan Publik

Teknik ModerasiTeknik Moderasi

Teknik Kompilasi, artinya permasalahan pelayanan diidentifikasikan sedetil dan sebanyak mungkin.

Teknik Klasifikasi, artinya permasalahan dan/atau faktor penyebabnya akan diklasifikasikan berdasarkan kriteria tertentu (misalnya Kelembagaan, SDM, Sumber Daya, Kebijakan dll; atau Kemudahan, Sikap, Ketepatan, Kebersihan, Kenyamanan Pelayanan, dll).

Teknik Prioritasi. Seluruh permasalahan yang telah dikompilasi dan diklasifikasi tidak mungkin dapat dianalisis seluruhnya. Oleh karenanya perlu dilakukan prioritasi dengan memilah-milah, misalnya berdasarkan frekuensi kemunculan masalah tersebut. Teknik prioritasi disini dapat dilakukan dengan menggunakan teknik tally. Semakin banyak tally, maka semakin tinggi prioritas masalah tersebut untuk dianalisis faktor penyebab dan solusinya.

Penentuan Faktor Penyebab Masalah dan Solusinya. Untuk satu masalah tertentu, dapat saja disebabkan oleh beberapa faktor, dan membutuhkan beberapa solusi. Jadi, tidak berlaku one problem, one cause, one solution.

Teknik Validasi, artinya solusi yang ditawarkan akan diuji dengan prinsip ”Jika – Maka” (jika solusi A dilakukan, maka masalah B dapat diatasi, dll). Jika logikanya dapat diterima, berarti solusi yang ditawarkan dapat diterima (reliable).

(Contoh dalam Survei Pengaduan Pelayanan Publik)

Page 88: Analisis Kebijakan Publik

LATIHAN KASUSTersesat di Laut: Apa yang Harus Anda Prioritaskan?

Petunjuk Kasus:

Bacalah kasus dibawah ini dengan seksama, dan bayangkanlah bahwa Anda benar-benar sedang menghadapinya.

Dalam keadaan kritis tersebut, Anda dituntut untuk mampu memecahkan masalah dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, sekaligus mengambil keputusan yang tepat.

Page 89: Analisis Kebijakan Publik

Anda sedang terapung-apung di dalam sebuah perahu pesiar di Lautan Pasific Selatan. Sebagai akibat kebakaran yang tak diketahui asalnya, hampir seluruh

bagian perahu itu terbakar habis serta rusak segala isinya. Karena itu perahu Anda sekarang sedikit demi sedikit mulai tenggelam. Lokasi Anda kurang jelas dimana saat itu berada, karena rusaknya alat navigasi yg sungguh penting, dan karena

Anda beserta rekan-rekan Anda sedang sibuk sekali berusaha memadamkan api. Hanya saja, menurut perkiraan yg cukup teliti, Anda saat itu sedang berada kurang

lebih berjarak 1000 mil arah barat daya dari sebuah pulau terdekat.

Dibawah ini ada sebuah daftar barang yg kebetulan terlindung dan selamat setelah api mengamuk. Tambahan pula, Anda beruntung mendapatkan sebuah sekoci karet

yang masih dapat digunakan lengkap dengan dayungnya. Sekoci itu cukup untuk dapat mengangkut Anda beserta rekan-rekan Anda dan semua barang yg terdaftar

di bawah. Dari saku-saku baju dan celana semua orang yg selamat terdapat sebungkus rokok, 3 kotak korek api, dan 5 lembar uang kertas ribuan.

Tugas Anda sekarang adalah menyusun nilai pentingnya ke-15 barang tadi, atas dasar keperluannya untuk dapat mempertahankan hidup. Anda harus membuat

keputusan sendiri tanpa berkonsultasi dengan rekan-rekan Anda.

Berikan nomor satu pada jenis barang yang Anda anggap paling penting, dan nomor dua pada barang yang Anda anggap prioritas kedua, begitu seterusnya

sampai nomor limabelas, sebagai barang yang sangat kurang penting. Tulis catatan nomor-nomor Anda pada ruang tanda “Pilihan Sendiri”. Setelah ini, tugas berikutnya adalah membentuk kelompok dan melakukan hal yg sama.

Page 90: Analisis Kebijakan Publik

Daftar 15 BarangNama Barang Prioritas

Sekstan

Cermin Cukur Janggut

5 Galon Air

Kelambu

1 Kotak Perbekalan Tentara Kelas C

Peta Laut Pasific

Bantalan Penyelamat (alat apung yg disetujui pemerintah)

2 galon campuran oli dan bensin

Radio Transistor Kecil

Racun Ikan Hiu

20 Kaki Persegi Plastik

15 Kaki Tali Nilon

2 Kotak Batang Permen Coklat

Alat-alat Pancing

1 Kerat (24 Botol) Jamaica Rum Murni

Page 91: Analisis Kebijakan Publik

LESSON LEARNED

Apakah jawaban Anda sendiri dengan jawaban kelompok terdapat persamaan yang banyak, sebagian terdapat persamaan, atau berbeda sama sekali? Jika berbeda, apa kira-kira faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan tersebut?

Bagaimana proses “pengambilan keputusan” pada saat Anda bekerja dalam kelompok? Menurut Anda, lebih bermanfaat manakah proses pengambilan keputusan secara individual dan secara kelompok? Apa kelebihan dan kekurangannya masing-masing? (Perhatikan tentang kemungkinan munculnya perilaku-perilaku individu dalam kelompok seperti: ingin memaksakan pendapat; pasif / apatis dan menyerahkan keputusan kepada rekannya; menyembunyikan informasi; penakut; pengeluh; pemalas; sok tahu; berbelit-belit, dan sebagainya).

Pelajaran-pelajaran apa lagi yang dapat Anda peroleh dari adanya kasus diatas?

Page 92: Analisis Kebijakan Publik

Keputusan pengakhiran atau pemutusan dari suatu proses pemikiran untuk menjawab suatu pertanyaan, khususnya mengenai suatu masalah atau problema.

Pengambilan keputusan proses pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, mulai dari identifikasi dan perumusan masalah, pengumpulan dan penganalisaan data dan informasi, pengembangan dan pemilihan alternatif, serta pelaksanaan tindakan yang tujuannya untuk memperbaiki keadaan yang belum memuaskan.

keputusan lahir dari suatu proses yg rumit, diskusi intensif, berpikir bersama, dan brain storming

mendalam dg analisis yg tajam, multi dimensional / interdisipliner.

Page 93: Analisis Kebijakan Publik

Kegiatan identifikasi dan diagnosis masalah, penyusunan berbagai alternatif, evaluasi dan pemilihan alternatif pemecahan masalah (George Huber).

Proses pemilihan salah satu dari antara dua atau lebih alternatif arah tindakan untuk mencapai suatu tujuan (Sondang Siagian).

Kegiatan yang berkaitan dengan manajerial maupun organisasi.Kegiatan manajerial ialah memformulasikan.

Perencanaan, kebijakan dan tujuan;Kegiatan organisasi ialah keputusan seorang

manajer diberlakukan sebagai keputusan bersama dalam rangka mencapai tujuan bersama (Dalton Mc. Farlan).

Page 94: Analisis Kebijakan Publik

TIPE KEPUTUSAN

Keputusan terprogram (terstruktur)– Dibuat menurut kebiasaan, aturan, prosedur;

tertulis maupun tidak.– Bersifat rutin, berulang-ulang.

Keputusan tak terprogram (tidak terstruktur)– Mengenai masalah khusus, khas, tidak biasa– Kebijakan yang ada belum menjawab.– Mis. pengalokasian sumber daya.

Page 95: Analisis Kebijakan Publik

TEKNIK KPTS TERPROGRAM

Tradisional– Kebiasaan.– Mengikuti prosedur

baku.– Saluran informasi

disusun dengan baik.

Modern– Menggunakan teknik

“operation research”:• Formula matematika.• Simulasi komputer.

– Berdasarkan pengolahan data berbantu komputer.

Page 96: Analisis Kebijakan Publik

TEKNIK KPTS TAK TERPROGRAM

Tradisional– Kebijakan intuisi

berdasarkan kreativitas.

– Coba-coba (trial n error).

– Seleksi dan latihan para pelaksana.

Modern– Teknik pemecahan

masalah yang diterapkan pada :

• Latihan pembuatan keputusan.

• Penyusunan program komputer empiris.

Page 97: Analisis Kebijakan Publik

Perbedaan Decision Making dengan Public Policy Making

DECISION MAKING PUBLIC POLICY MAKING

A Single Choice A Course of Action

Penentuan Pilihan dari Berbagai Alternatif, Mengenai Sesuatu Hal dan Selesai.

Meliputi Banyak Pengambilan Keputusan

Pemilihan Alternatif yg Sekali Dilakukan Langsung Selesai

Pemilihan Alternatif yg Terus-menerus & Tidak Pernah Selesai.

Nigro & Nigro: No absolute distinction can be made between policy making and decision making, because every policy

determination is a decision

Page 98: Analisis Kebijakan Publik

7 Kesalahan Umum dalam PK

1. Cara Berpikir Yang Sempit (cognitive nearsightedness)

Memenuhi kebutuhan sesaat Hanya mempertimbangkan satu aspek / dimensi

masalah.

2. Asumsi Bahwa Masa Depan Akan Mengulangi Masa Lalu (assumption that future will repeat past)

Perubahan dianggap hal normal, yang akan kembali pada keadaan semula.

Tidak meramalkan / memprediksikan keadaan masa depan.

3. Terlalu Menyederhanakan Masalah (over simplification)

Melihat masalah hanya dari gejala luarnya, tanpa mempelajari secara mendalam faktor kausalitasnya.

Teknik pemecahan masalah selalu konvensional, tidak ada inovasi.

Page 99: Analisis Kebijakan Publik

7 Kesalahan Umum dalam PK

4. Terlalu Menggantungkan pada Pengalaman Satu Orang (overreliance on one’s own experience)

Shared decision produces wiser decisions.

5. Keputusan yang Dilandasi Pra Konsepsi Pembuat Keputusan (preconceived nations)

6. Tidak Ada Keinginan Melakukan Percobaan (unwillingness to experiment)

7. Keengganan Membuat Keputusan (reluctance to decide).

Page 100: Analisis Kebijakan Publik

CIRI KEPUTUSAN YG BAIKCIRI KEPUTUSAN YG BAIK

Berkaitan langsung dgn sasaran dan tujuan. Rasional / logis dalam arti menuntut

pendekatan ilmiah. Mudah & dapat dilaksanakan (feasible,

executable). Dapat difahami dan diterima semua pihak

(acceptable). Menggabungkan pendekatan teori,

kemampuan berpikir dan pengalaman. Tepat waktu dalam arti jangan mengambil

keputusan kalau memang belum perlu.

Page 101: Analisis Kebijakan Publik

PROSES PEMBUATAN KPTS (1) Pemahaman dan perumusan masalah

– Identifikasi gejala yang muncul.– Cari penyebabnya / masalah utama.– Cari bagian-bagian yang perlu dipecahkan.– Pergunakan analisis sebab-akibat.

Pengumpulan dan analisis data yang relevan– Menentukan data yang relevan.– Mengumpulkan data.– Mencari pola dari data yang terkumpul.

Pengembangan alternatif-alternatif– Berdasarkan data, disusun beberapa alternatif.– Untuk setiap alternatif susun pro & kontra, konsekuensi,

resiko.– Semua alternatif harus feasible.

Page 102: Analisis Kebijakan Publik

PROSES PEMBUATAN KPTS (2) Evaluasi Alternatif-alternatif

– Nilai efektivitas dari setiap alternatif, tolok ukur.• Realistik bila dihubungkan dengan tujuan & sumber

daya organisasi.• Seberapa jauh memecahkan masalah.

Pemilihan alternatif terbaik– Berdasarkan alternatif, alternatif terbaik dipilih atau pilih

kompromi dari beberapa alternatif. Implementasi keputusan

– Susun rencana untuk menerapkan keputusan.– Disiapkan mekanisme laporan periodik.– Bila perlu bangun sistem peringatan dini.

Evaluasi hasil keputusan

Page 103: Analisis Kebijakan Publik

5 Tahap PMPK (FEMA, 2005)

Page 104: Analisis Kebijakan Publik
Page 105: Analisis Kebijakan Publik

Define the Problems What can you see that causes you to think there's a

problem? Where is it happening? How is it happening? When is it happening? With whom is it happening? (HINT: Don't jump to "Who is

causing the problem?" Why is it happening? Write down a 5-sentence description of the problem in

terms of "The following should be happening, but isn't ..." or "The following is happening and should be: ..." As much as possible, be specific in your description, including what is happening, where, how, with whom, & why.

Page 106: Analisis Kebijakan Publik

Pertimbangkan pertanyaan berikut pada saat melakukan Identifikasi Masalah

Apa masalahnya? Apakah masalah saya? Dapatkah saya memecahkannya? Apakah sulit dipecahkan? Apakah benar-benar masalah, atau cenderung sebagai simpton

yang luas? Kalau ini suatu masalah lama, apa yang salah dengan penyelesaian

sebelumnya? Apakah itu membutuhkan pemecahan secepatnya, atau dapatkah

ditunda? Itu seperti menghindar dari permasalahan itu sendiri? Dapatkah saya mengesampingkan resiko? Apakah permasalahan mengandung dimensi etik? Dengan kondisi bagaimana penyelesaian itu harus memuaskan? Apakah penyelesaian berpengaruh terhadap sesuatu yang tidak

seharusnya diubah?

Page 107: Analisis Kebijakan Publik

Karakteristik Pembuatan Alternatif yg Baik

Semua alternatif yg ada sebaiknya diusulkan dan dikemukakan terlebih dahulu sebelum dilakukannya evaluasi terhadap mereka.

Alternatif diusulkan oleh semua orang yg terlibat dalam penyelesaian masalah. Semakin banyak orang yg mengusulkan, dapat meningkatkan kualitas solusi dan penerimaaan kelompok.

Alternatif yg diusulkan harus sejalan dengan tujuan / kebijakan organisasi. Kritik dapat menjadi penghambat baik terhadap proses organisasi maupun proses pembuatan alternatif pemecahan masalah.

Alternatif yg diusulkan perlu mempertimbangkan konsekuensi yg muncul dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.

Alternatif yg ada saling melengkapi satu dengan lainnya. Gagasan yg kurang menarik bisa menjadi menarik bila dikombinasikan dengan gagasan lainnya. Contoh: Pengurangan tenaga kerja, namun kepada karyawan yg terkena dampak diberikan paket kompensasi.

Alternatif yg diusulkan harus dapat menyelesaikan masalah yg telah didefinisikan dengan baik. Masalah lainnya yg muncul, mungkin juga penting namun dapat diabaikan bila tidak secara langsung mempengaruhi pemecahan masalah utama yg sedang terjadi.

Page 108: Analisis Kebijakan Publik

Alternatif yg ada dinilai secara relatif berdasarkan standar tertentu, dan bukan sekedar standar yg memuaskan.

Penilaian terhadap alternatif yg ada dilakukan secara sistematis, sehingga semua alternatif yg diusulkan akan dipertimbangkan.

Alternatif yg ada dinilai berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan organisasi dan mempertimbangkan preferensi dari orang-orang yg terlibat didalamnya.

Alternatif yg ada dinilai berdasarkan dampak yg mungkin ditimbulkannya, baik secara langsung, maupun tidak.

Alternatif yg paling layak dipilih dinyatakan secara eksplisit / tegas.

Karakteristik Evaluasi Alternatif yg Baik

Page 109: Analisis Kebijakan Publik

Teknik Pemilihan Alternatif - 1

Jika suatu alternatif berdasarkan pertimbangan mempunyai nilai lebih dari pada yang lain Berikan alternatif harga lebih dengan skor 1.

Jika alternatif mempunyai nilai kurang dari pada yang lain Berikan harga alternatif lebih rendah dengan skor 0.

Page 110: Analisis Kebijakan Publik

Matriks SFF: Kecocokan, Kemungkinan & Kelenturan (Suitability, Feasibility & Flexibility)

Kecocokan Kemungkinan Kelenturan Total

Alternatif A

Alternatif B

Alternatif C

Alternatif D

Harga setiap alternatif dengan skala 1-3Kecocokan (keserasian): mengacu padaAlternatif itu sendiri, apakah etis atau praktis. Apakah tepat atau penting di dalam skala? Suatu jawaban yang memadai? Terlalu ekstrim? Kemungkinan: mengacu padaBerapa banyak sumber yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah? (misalnya, apakah memberikan hasil); Bagaimana kemungkinan menyelesaikan masalah? Kelenturan: mengacu padaKemampuan Anda menanggapi akibat yang tidak disengaja, atau terbuka terhadap kemungkinan baru? Alternatif itu sendiri, apakah Anda dapat mengontrol hasil awal?

Teknik Pemilihan Alternatif - 2

Page 111: Analisis Kebijakan Publik

Matriks USG: Kepentingan, Keseriusan & Pertumbuhan (Urgency, Seriousness & Growth)

Urgensi Serius Tumbuh Total

Alternatif A

Alternatif B

Alternatif C

Alternatif D

Teknik Pemilihan Alternatif - 3

Bobot setiap alternatif dengan skala 1-5. Kriteria dapat ditambah dengan ”R” (keterkaitan:

relatedness, relevancy)

Page 112: Analisis Kebijakan Publik

Penerapan solusi dilakukan pada saat tepat dan dalam urutan yg benar. Penerapan solusi dilakukan dengan menggunakan strategi "sedikit-demi

sedikit" dengan tujuan untuk meminimalkan terjadinya resistensi dan meningkatkan dukungan.

Proses penerapan solusi meliputi juga proses pemberian umpan balik. Berhasil tidaknya penerapan solusi, harus dikomunikasikan sehingga terjadi proses pertukaran informasi.

Keterlibatan dari orang-orang yg akan terkena dampak dari penerapan solusi dianjurkan dengan tujuan untuk membangun dukungan dan komitmen.

Adanya sistim monitoring yg dapat memantau penerapan solusi secara berkesinambungan. Dampak jangka pendek, maupun jangka panjang diukur.

Penilaian terhadap keberhasilan penerapan solusi didasarkan atas terselesaikannya masalah yg dihadapi, bukan karena adanya manfaat lain yg diperoleh dengan adanya penerapan solusi ini. Sebuah solusi tidak dapat dianggap berhasil bila masalah yg menjadi pertimbangan utama tidak terselesaikan dengan baik, walaupun mungkin muncul dampak positif lainnya.

Karakteristik Penerapan & Tindak Lanjut yg Baik

Page 113: Analisis Kebijakan Publik

Teknik Analisis Dalam Rangka Pemecahan Masalah &

Pengambilan Keputusan

ANALISIS SWOT POLA KERJA TERPADU

PENDEKATAN DAYA DORONG PRO KONTRA (Pro’s n Con’s)

Page 114: Analisis Kebijakan Publik
Page 115: Analisis Kebijakan Publik

Analisis Lingkungan Strategis(SWOT ANALYSIS)

SWOT is acronym for the internal Strengths and Weaknesses of a firm and the environmental Opportunities and Threats facing that firm (Pearce & Robinson, 2000).

Proses kreatif dalam merencanakan strategi, kebijakan dan program kerja suatu organisasi dengan memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan internal dan eksternal organisasi tersebut, baik pada sisi positif maupun sisi negatifnya. Jadi, analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan/organisasi, dengan cara memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun pada saat bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman (Freddy Rangkuti, 1997: 19).

Page 116: Analisis Kebijakan Publik

LINGKUNGAN ORGANISASI & SIFATNYA

LINGKUNGAN ORGANISASI & SIFATNYA

+ / - Internal Eksternal

PositifStrength(Kekuatan)

Opportunity(Peluang)

NegatifWeakness /

Limitation(Kelemahan)

Threat(Ancaman)

Page 117: Analisis Kebijakan Publik

MATRIKS SWOT

PELUANG

(+)

(-)

ANCAMAN

KELEMAHAN (-)

(+) KEKUATAN

+/- +/+

-/- -/+

MENUNJANG STRATEGI YANG

BERSIFAT AGRESIF

MENUNJANG STRATEGI UNTUK

MELAKUKAN DIVERSIFIKASI

MENUNJANG STRATEGI YANG

BERSIFAT KONSERVATIF

MENUNJANG STRATEGI YANG BERSIFAT

BERTAHAN

Page 118: Analisis Kebijakan Publik

1. Identifikasikan faktor internal & eksternal.

2. Tentukan nilai urgensi (NU) dan bobot faktor (BF) dari setiap faktor lingkungan internal & eksternal.

3. Tentukan nilai dukungan (ND) dan nilai bobot dukungan (NBD) dari setiap faktor lingkungan internal & eksternal.

4. Menghitung nilai keterkaitan.

5. Menghitung total nilai bobot (TNB).

6. Menentukan peta posisi kekuatan organisasi.

7. Memformulasikan strategi SWOT organisasi.

8. Menentukan alternatif tujuan organisasi.

TAHAPAN SWOT

Page 119: Analisis Kebijakan Publik
Page 120: Analisis Kebijakan Publik

PENDEKATAN DAYA DORONG DEFINISI: Faktor utama yg berdampak terhadap semua

keputusan besar yg mempengaruhi masa depan organisasi. Faktor lainnya menjadi bahan pertimbangan penting, tetapi ketika keputusan akhir dibuat, harus ada satu faktor yang paling menentukan. Itulah daya dorong organisasi Anda.

TAHAPAN: Mendefinisikan dan Menentukan Faktor Strategis, yakni

faktor yang mungkin mempunyai dampak besar terhadap pengambilan keputusan organisasi di masa depan. Beberapa contoh faktor: 1) Produk yang ditawarkan ; 2) Kebutuhan pasar ; 3) Laba ; 4) Ukuran / pertumbuhan ; 5) Teknologi ; 6) SDM.

Menetapkan Faktor Strategis Anda Sesuai Urutan Prioritas, dapat dilakukan dengan menggunakan proses pembandingan berpasangan.

Page 121: Analisis Kebijakan Publik

PETUNJUK PENGGUNAAN MATRIKSPEMBANDINGAN BERPASANGAN

Evaluasi # 1 terhadap # 2. Bila # 1 dianggap lebih penting, berilah tanda X pada kotak dibawah # 2. Bila # 1 dianggap kurang penting, biarkan kotak itu kosong. Ulang hal yg sama thd setiap nomor lainnya. Setelah itu, lanjutkan dengan nomor berikutnya & ulangi hal yg sama.

Jumlahkan banyaknya X mendatar pada setiap nomor, isi pada kotak horisontal yang ada di bagian bawah ; jumlahkan kotak-kotak hitam ke bawah, isi pada kotak vertikal di bagian bawah ; jumlahkan horizontal dengan vertikal untuk mendapatkan total.

Angka terbesar pada total akan menjadi # 1 pada Urutan ranking, yg terbesar berikutnya menjadi # 2, dst. Bila dua atau lebih mempunyai total yg sama, bandingkan masing-masing secara subyektif.

Page 122: Analisis Kebijakan Publik
Page 123: Analisis Kebijakan Publik
Page 124: Analisis Kebijakan Publik
Page 125: Analisis Kebijakan Publik

 decision option: should I buy a new car?

pro's con's

better comfort (3) cost outlay will mean making sacrifices (5)

lower fuel costs (3) higher insurance (3)

lower servicing costs (4) time and hassle to choose and buy it (2)

better for family use (3) disposal or sale of old car (2)

better reliability (5) big decisions like this scare & upset me (4) 

it'll be a load off my mind (2)  

   

 total 6 pro's, total score 20  total 5 con's, total score 16

 

 decision : buy a new car !!

Page 126: Analisis Kebijakan Publik

DEBATE ON SPECIAL AUTONOM

 decision option: Does Yogya need Special Autonomy?

Promoting Democracy Effective Dev’t & Management

Distributive Equity Avoid Regional Disparity

Enriching Cultural Diversity Unitary State

Page 127: Analisis Kebijakan Publik

COMPARATIVE ANALYSIS

 decision option: Does Yogya need Special Autonomy?

Part of RI from Beginning Independent State in The Past

People’s Political Pressure Legal & Sociological Paths

Enacted as Special Autonomous Not Enacted Yet

Page 128: Analisis Kebijakan Publik
Page 129: Analisis Kebijakan Publik

Studi Kasus – Wilayah Sebring

Petunjuk: Bacalah kasus berikut ini. Selagi membaca, cobalah untuk mengidentifikasi keputusan yang harus dibuat oleh manajer penanganan keadaan darurat atau manajemen penanganan keadaaan darurat resmi lainnya. Sebelum Anda lanjutkan, catatlah terlebih dahulu ide-ide Anda.

Latar Belakang: Telah terjadi hujan badai yang cukup parah sehingga mengakibatkan sejumlah wilayah di Negara bagian dilanda bencana banjir bandang dengan tingkat yang berbeda-beda. Kota Westfield, yang terletak di wilayah Sebring, merupakan salah satu kota yang dilanda banjir paling parah sebenarnya terletak di dataran tinggi dan jauh dari bantaran sungai, sehingga banjir bukanlah merupakan suatu masalah yang mendapat perhatian cukup besar. Tahun lalu, sebuah katup baru telah dibangun untuk menambah kapasitas waduk kota menjadi 44 juta gallon. Dua daerah di bagian hilir, Ambry dan Gilson, merupakan kota terdekat dari Westfield, yang berjarak kurang dari lima menit perjalanan dari Westfield. Masing-masing kota tersebut berpenduduk kira-kira 2400 jiwa yang sebagian besar dari mereka berdomisili di Rute 270 US.

Page 130: Analisis Kebijakan Publik

Kronologi Kejadian:

Sore hari. Hujan mulai turun dan ramalan cuaca memprediksikan akan adanya badai besar dengan kecepatan rendah yg akan mengakibatkan hujan deras.

7:41 p.m. Badan Pelayanan Cuaca Nasional menyarankan kpd masyarakat untuk waspada terhadap datangnya banjir bandang.

8:00 p.m. Hujan mulai turun.9:30 p.m. Kantor Insinyur wilayah dan petugas pengawas bendungan

ditugaskan untuk mengawasi dan melaporkan adanya masalah yg mungkin terjadi. Petugas kemudian melihat air mulai memenuhi katup setinggi 2 kaki (kemudian diperkirakan waduk telah menampung 65 juta galon selama dan sesudah badai).

11.00 p.m. Air hujan telah menggenangi kota setinggi 5 inci sejak 3 jam terakhir.

12.30 a.m. Petugas pengawas melihat sebagian lumpur meluap dari bendungan.

1:00 a.m. Ketika air mulai berkurang di bawah puncak bendungan, petugas pengawas mendapati air telah mengikis katub dan meretakkan sisi bendungan. Langkah pertama untuk menutup lubang katub dengan kantung pasir gagal karena dorongan air menyeret kantung-kantung pasir tersebut.

1:30 a.m. Manajer program penanganan keadaan darurat mengadakan pertemuan dengan Walikota Westfield, insyinyur wilayah, Dinas PU, Kepala Pemadam Kebakaran dan Kepala Polisi untuk mendiskusikan masalah yg sedang terjadi.

Page 131: Analisis Kebijakan Publik

Tugas Anda

Identifikasikan, apa masalah yang dihadapi oleh warga Sebring?

Pertimbangan2 apa yang penting untuk digunakan dalam pengambilan keputusan pada kasus diatas?

Apa keputusan terbaik yang harus diambil menurut analisis Anda?

Page 132: Analisis Kebijakan Publik

Auburn, Maine, sebuah kota berpenduduk 24.000 jiwa terletak di bantaran sungai Androscoggin, 50 mil sebelah utara Portland. Sebagaimana kebanyakan daerah di bagian selatan, Maine, Auburn memiliki sejumlah populasi yang sebagian besar penduduknya adalah pensiunan dan para lanjut usia.

Di awal Desember, sebagian besar wilayah Barat Daya Maine telah berada dalam pengaruh suhu bertekanan rendah. Tidak seperti angin timur laut yang umumnya tiba secara rutin tahun ini. Bagaimanapun, keadaan ini diiringi dengan aliran udara hangat dengan suhu permukaan di bawah titik beku. Sehingga hujan yang turun membeku di jalan-jalan, di pohon dan saluran listrik. Aliran listrik terganggu

Pada pukul 11.00 p.m., manajer keadaan darurat daerah menerima panggilan mengenai keadaan darurat yang mengabarkan bahwa generator di Rumah Perawatan(Penampungan) Owl’s Nest tidak berfungsi. Owl’s Nest merupakan tempat penampungan bagi masyarakat yang memerlukan bantuan dengan jumlah kurang lebih 250 penduduk yang tinggal di tempat itu. Dimana 80 orang diantara mereka sangat terpengaruh akibat generator yang tidak berfungsi tersebut. Para pasien ini berada di fasilitas rumah penampungan ini, dimana sebagian besar dari mereka menderita sakit yang cukup parah dan sangat mudah terpengaruh cuaca dingin dan kelembapan udara. Untuk saat ini, pengurus Owl’s Nest telah mengumpulkan para pasien yang terkena dampak di ruang rekreasi dan menggunakan selimut untuk menjaga mereka agar tetap hangat. Hal seperti ini bukanlah pilihan jangka panjang yang baik, namun bagaimanapun mereka berharap bahwa suhu udara bisa turun keesokan harinya.

Studi Kasus – Apa Pilihan Anda?

Page 133: Analisis Kebijakan Publik

Tugas Anda

Identifikasikan, apa masalah yang dihadapi oleh warga Auburn?

Identifikasikan, apa alternatif / pilihan pemecahan masalah yang dapat dilakukan?

Apa keputusan terbaik yang harus diambil menurut analisis Anda?

Page 134: Analisis Kebijakan Publik

Daftar Pustaka Drummond, Helga, Pengambilan Keputusan Yang Efektif (Petunjuk

Praktis dan Komprehensif Untuk Manajemen), Jakarta: Gramedia, 1995.

FEMA, Decision Making and Problem Solving, Independent Study, 2005.

Gordon, Judith R., Organizational Behavior: A Diagnostic Approach, New Jersey: Prentice Hall Inc., 1996.

Huitt, W. (1992). Problem solving and decision making: Consideration of individual differences using the Myers-Briggs Type Indicator. Journal of Psychological Type, 24.

McNamara, Carter, 1997, Basic Guidelines to Problem Solving and Decision Making, http://www.managementhelp.org/prsn_prd/prb_bsc.htm

Radford, K.J., Analisis Keputusan Manajemen (Modern Managerial Decision Making), Jakarta: Erlangga, 1984.

Robbins, Stephen P., Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi, New Jersey: Prentice Hall Inc., 7th Edition, 1996. Terjemahan Indonesia oleh PT. Prenhallindo.

Siagan, S.P., Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan, Jakarta: CV Haji Masagung, Cet,-1, 1988.

Page 135: Analisis Kebijakan Publik

Supranto, Johannes, Teknik Pengambilan Keputusan, Jakarta: Rineka Cipta, 1991

Stoner, James A.F., dan Charles Wankel, Perencanaan dan Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen, Jilid I, Jakarta: Rineka Cipta, 1993.

Study Guides and Strategies, internet source on http://www.studygs.net/

Thoha, Miftah, Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: Rajawali, Cet. Ke-8, 1996.

Dunn, William N., 1995, Analisa Kebijakan Publik : Kerangka Analisa dan Prosedur Perumusan Masalah, terjemahan Muhadjir Darwin, Cet. Kelima, Yogyakarta : Hanindita.

Islamy, Irfan, 1988, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara, Jakarta : Bina Aksara

Jones, Charles O., 1996, Pengantar Kebijakan Publik, terjemahan Ricky Istamto, Cet. Ketiga, Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sunggono, Bambang, 1994, Hukum dan Kebijaksanaan Publik, Jakarta : Sinar Grafika.

Suriawikarta, Bay, 1997, Pengertian Policy dan Policy Analysis, Diktat Kuliah “Analisis Kebijakan Publik”, Bandung : PPS Unpad – LAN

Wahab, Solichin Abdul, 1991, Analisis Kebijaksanaan : Dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara, Jakarta : Bumi Aksara

Page 136: Analisis Kebijakan Publik