Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki...

235
ANALISIS KEBIJAKAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY BERKELANJUTAN PADA INDUSTRI OTOMOTIF DI INDOMOBIL GROUP PARTOGI SAOLOAN SAMOSIR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Transcript of Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki...

Page 1: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

ANALISIS KEBIJAKAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY BERKELANJUTAN PADA

INDUSTRI OTOMOTIF DI INDOMOBIL GROUP

PARTOGI SAOLOAN SAMOSIR

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 2: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

ii

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI

DAN SUMBER INFORMASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa disertasi yang berjudul :

Analisis Kebijakan Corporate Social Responsibility Berkelanjutan pada Industri

Otomotif di Indomobil Group adalah karya saya sendiri dengan arahan komisi

pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan

tinggi manapun. Sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir disertasi.

Demikian pernyataaan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Bogor, 24 Oktober 2010

Partogi Saoloan Samosir

NRP. P062059374

Page 3: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

iii

ABSTRACT

Partogi Saoloan Samosir, 2010, Analysis of Sustainable Corporate Social Responsibility

Policy of Automotive Industry in Indomobil Group. Supervised by: Aida Vitayala S.

Hubeis as chairman, Musa Hubeis, and Gunadi Sindhuwinata as members.

The presence of the auto industry as part of a social system should have a positive

impact to the surrounding community. The company's efforts to remain sustainable in

its operations and provide positive impact to the surrounding community in the form

of Corporate Social Responsibility (CSR). The purpose of this study are:

to determine the attributes that play a role in sustainable CSR in the auto industry; to

determine the sustainability of CSR index, and to identify appropriate sustainable

CSR policies in the auto industry.

The research method is to use analysis of Multidimensional Scaling (MDS) to

determine the attributes which is the lever of the three-dimensional factors

sustainability (economic, social and environment). To know the effect of each

attribute of sustainable CSR, and to support the validity of MDS methods used

Friedman's test and then using the prospective analysis of scenario analysis to get a

key factor, and finally used the Analytical Hierarchy Process (AHP) to get the right

CSR policies implemented in the automotive industry. Sustainable CSR policy in the

automotive industry for each company are different from each other according to the

views of stakeholders (stakeholders) as well as in PT Indomobil Suzuki Motor CSR

policy is different from the existing CSR policies on PT. Nissan Motor Indonesia and

PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia. But there is a red thread which is the main

priority that need attention in the automotive industry which is the creation of

business opportunities to the community. Sustainable CSR policy priority in the

automotive industry in increasing business opportunities for local communities which

is the policy of CSR performance improvement is by taking into account business

performance simultaneously. This means that in improving the local economy around

is done by considering a competitive advantage that is how the activity increased

business opportunities to actually improve the quality of input factors that will be used

by the company, activities that can provide a significant influence on the productive

system and transparent competition, an activity that can enlarge the market coverage

of products sold to get input on the feasibility of product standards and local

consumer intelligence, and creation of supporting industries in the location the

company operates.

Key word: CSR, sustainability, stakeholders, business opportunity, automotive industry

Page 4: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

iv

RINGKASAN

Partogi Saoloan Samosir, 2010, Analisis Kebijakan Corporate Social Responsibility

Berkelanjutan Pada Industri Otomotif Di Indomobil Group. Di bawah Bimbingan

Aida Vitayala S. Hubeis sebagai ketua; Musa Hubeis dan Gunadi Sindhuwinata

sebagai anggota.

Kehadiran perusahaan sebagai bagian dari masyarakat seharusnya memberikan

manfaat bagi masyarakat sekitar dan dituntut untuk memberikan kontribusinya dalam

kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan bermasyarakat, karena

kehadiran perusahaan dapat berakibat baik, maupun buruk terhadap masyarakat

sekitar. Untuk melaksanakan fungsinya, perusahaan tidak dapat lepas dari

kebergantungan pada pihak lain (stakeholders) yang dapat secara langsung maupun

tidak langsung akan terkena dampak dari aktivitas perusahaan, ataupun pihak lain

yang justru memiliki kepentingan ataupun pengaruh terhadap perusahaan. Kerjasama

untuk mencapai tujuan dari masing-masing stakeholders menjadi suatu hal penting

dari suatu sistem kemasyarakatan, disamping memenuhi kepentingan shareholders

(para pemegang saham). Aktivitas ini dikenal dengan istilah tanggungjawab sosial

perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Praktek CSR yang baik

mempunyai andil dalam: (1) meminimalkan dampak negatif atas risiko aktifitas

perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan; (2) meminimalkan biaya

operasional perusahaan; (3) meningkatkan kinerja keuangan dan citra perusahaan, dan

(4) pencapaian tujuan pembangunan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan,

termasuk tujuan pembangunan millenium (Millenium Development Goals) di

Indonesia. Indomobil adalah group perusahaan otomotif yang mengageni beragam jenis

kendaraan dan produknya memenuhi seluruh segmen jenis kendaraan yang berada di

Indonesia, serta salah satu group perusahaan otomotif terkemuka di Indonesia yang

menguasai 22% pangsa pasar mobil di Indonesia. Sebagai anak perusahaan dari

Indomobil Group, PT. SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di

Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan PT. HMMI sebagai produsen

mobil merek Nissan dan Hino berlokasi di kawasan industri Kota Bukit Indah Desa

Dangdeur, Purwakarta telah melaksanakan aktivitas CSR, baik dari segi kinerja

produk maupun terhadap pihak di luar perusahaan. Untuk mencapai kinerja CSR

berkelanjutan, diperlukan berbagai perbaikan dalam aktivitas perusahaan. Beberapa

hal yang dikemukakan tentang CSR menunjukkan: (1) pelaksanaan CSR masih belum

jelas atau terkadang samar dengan aktivitas promosi perusahaan, (2) tidak pernah

diidentifikasi tingkat keberlanjutannya, (3) aktivitasnya bersifat parsial dan bidang

yang dimasukinya sesuai selera perusahaan, (4) tidak pernah diukur tingkat

keberhasilannya, (5) kewajiban memperhatikan masalah sosial dan lingkungan masih

dipandang bukan menjadi tanggungjawab korporat, tetapi merupakan tanggungjawab

Pemerintah, dan (6) merasa tidak ada keharusan melaksanakan CSR.

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengkaji atribut-atribut CSR apakah yang

berperan dalam industri otomotif terhadap masyarakat sekitar dan produk mobil yang

dihasilkan, (2) menentukan indeks keberlanjutan CSR dalam industri otomotif, (3)

merekomendasikan kebijakan CSR berkelanjutan yang tepat dilaksanakan

berdasarkan karakteristiknya terhadap masyarakat di sekitar perusahaan.

Page 5: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

v

Analisis terhadap status keberlanjutan aktivitas CSR adalah mengkaji kondisi

tiga dimensi dalam CSR, yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan dengan alat analisis

Multidimensional Scaling (MDS) dengan bantuan kuesioner sebagai alat pengumpul

data untuk memperoleh faktor pengungkit keberlanjutan kinerja aktivitas CSR

berkelanjutan pada setiap dimensi namun didahului dengan uji Friedman untuk

menguji kesahihan MDS, baru kemudian dilanjutkan dengan analisis prospektif untuk

menyusun skenario dan yang melibatkan pemangku kepentingan terkait. Teknik

perumusan skenario menggunakan pendekatan prospektif dan penetapan prioritas

skenario yang melibatkan stakeholders menggunakan metode analytical hierarchy

process (AHP). Pada tahap akhir, dirumuskan rekomendasi dan strategi

pengembangan kebijakan CSR berkelanjutan dalam industri otomotif di Indomobil

Group.

Berdasarkan tahapan yang dilalui dalam mendapatkan model kebijakan CSR

berkelanjutan yang tepat dilaksanakan oleh industri otomotif, diperoleh beberapa

fakta CSR berkelanjutan dalam industri otomotif berikut.

a. Hasil analisis pada PT. SIM menunjukkan bahwa program CSR yang paling

penting untuk diperhatikan adalah dimensi ekonomi dan dimensi lingkungan.

Faktor pengungkit merupakan atribut yang berperan dalam kebijakan CSR

berkelanjutan pada dimensi ekonomi adalah (1) kecenderungan konsumtif, (2)

peluang kerja di perusahaan, dan (3) peluang usaha. Untuk dimensi sosial yaitu

(1) kerenggangan sosial, (2) disintegrasi sosial dan (3) erosi nilai-nilai sosial.

Untuk dimensi lingkungan adalah (1) emisi gas buang mobil baru yang diproduksi,

(2) Rehabilitasi lingkungan, dan (3) konservasi lingkungan. Selanjutnya dilakukan

analisa prospektif yang menghasilkan faktor kunci, yaitu peluang kerja di

perusahaan dan faktor disintegrasi sosial.

b. Pada PT. NMI dan PT. HMMI hasil analisis menunjukkan bahwa program CSR

menghasilkan dimensi ekonomi belum berkelanjutan, dimensi sosial tergolong

belum berkelanjutan dan lingkungan berkelanjutan. Dimensi yang paling penting

untuk diperhatikan adalah dimensi ekonomi dan dimensi sosial. Analisis

keberlanjutan pada PT. NMI dan PT.HMMI dalam dimensi lingkungan

menghasilkan faktor pengungkit keberlanjutan CSR berkelanjutan seperti (1)

aktivitas penghijauan, (2) estetika lingkungan, (3) konservasi lingkungan. Ditinjau

dari dimensi Ekonomi faktor pengungkit yang diperoleh meliputi (1) peluang

usaha, (2) peningkatan harga, (3) peningkatan jumlah lembaga keuangan dan

ekonomi. Dari dimensi sosial meliputi (1) kondisi keamanan, (2) peningkatan

kerekatan sosial dan (3) disintegrasi sosial. Untuk memperoleh faktor kunci

dilakukan analisis Prospektif yang menghasilkan faktor yang perlu diperhatikan

seperti peningkatan harga-harga kebutuhan pokok masyarakat, aktivitas

penghijauan dan peningkatan jumlah lembaga ekonomi dan keuangan.

c. Setelah diperoleh faktor pengungkit dan faktor kunci, serta penetapan kemungkinan

di masa mendatang dan akhirnya dilakukan pengelompokkan sesuai skenario

kebijakan CSR maka dilakukanlah perbandingan berpasangan (pairwise

comparison) untuk menentukan prioritas dari setiap aktor, faktor, kriteria dan

alternatif yang berfokus pada kebijakan CSR berkelanjutan.

Pada PT. SIM, hasil olahan data kuesioner AHP menunjukkan bahwa

masyarakat sekitar menjadi aktor yang menjadi prioritas utama untuk mendapat

perhatian (fokus) untuk mencapai CSR berkelanjutan (skor 0,33). Untuk level

faktor yang menjadi prioritas utama mendapat perhatian adalah faktor ekonomi

Page 6: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

vi

(skor 0,41). Untuk faktor mencapai pertumbuhan ekonomi, kriteria yang menjadi

prioritas utama mendapat perhatian adalah peluang usaha yang timbul bagi

masyarakat Kelurahan Jatimulya (skor 0,20). Untuk faktor sosial, kriteria yang

menjadi prioritas utama untuk mendapat perhatian adalah kerenggangan sosial dan

disintegrasi sosial yang sama-sama memperoleh skor 0,10. Untuk faktor

lingkungan kriteria yang menjadi prioritas utama adalah Rehabilitasi Lingkungan

(skor 0,17). Alternatif kebijakan yang diperoleh dari pendapat para pakar dan

tokoh masyarakat adalah perbaikan kinerja CSR dan kemajuan usaha secara

simultan dengan skor 0,56.

Pada PT. NMI dan PT.HMMI level aktor yang menjadi prioritas mendapat

perhatian adalah pengusaha (skor 0,42), karena berperan sentral untuk

menghasilkan kebijakan CSR berkelanjutan di PT. NMI dan PT. HMMI. Dari

level faktor, adalah lingkungan yang menjadi menjadi prioritas utama untuk

mendapatkan perhatian (skor 0,58). Level kriteria dari masing-masing faktor yang

berada di bawah faktor ekonomi menjadi prioritas utama adalah peluang usaha

(skor 0,10). Kriteria di bawah faktor sosial yang menjadi prioritas utama adalah

peningkatan kerekatan sosial (skor 0,17). Untuk faktor lingkungan kriteria

prioritas utama adalah konservasi lingkungan (skor 0,28). Alternatif kebijakan

yang direkomendasikan menjadi prioritas utama adalah perbaikan kinerja CSR dan

kemajuan usaha secara simultan (skor 0,67).

Sebagai dasar dari kebijakan CSR berkelanjutan dalam industri otomotif,

maka perbaikan kinerja CSR tetap memperhatikan kemajuan usaha secara simultan

sebagai dasar dari seluruh aktivitas CSR dalam industri otomotif. Kebijakan umum

CSR berkelanjutan dalam industri otomotif adalah sebagai berikut.

a. Masing-masing perusahaan memiliki karakteristik tersendiri yang dapat berbeda

dengan perusahaan lainnya, sehingga mengakibatkan atribut-atribut yang

berperan dalam CSR berkelanjutan menjadi berbeda-beda pula.

b. Dari hasil penelitian terdapat satu atribut dari keseluruhan atribut CSR

berkelanjutan dari masing-masing perusahaan yang mempunyai kesamaan, yaitu

peluang usaha. Dengan demikian, faktor peluang usaha menjadi atribut yang

penting untuk menjadi prioritas utama yang diperhatikan dalam industri

otomotif.

c. Kebijakan CSR berkelanjutan pada industri otomotif adalah perbaikan kinerja

CSR dan kemajuan usaha secara simultan.

Industri otomotif harus memperhatikan penciptaan peluang usaha bagi

masyarakat sekitar perusahaan dimana perusahaan berdomisili namun dengan

berfokus kepada penciptaan keunggulan kompetitif (competitive advantage) masing-

masing perusahaan di lokasi perusahaan, sehingga tujuan dari aktivitas CSR untuk

menciptakan keberlanjutan usaha disamping meningkatkan reputasi perusahaan

sebagai bagian dari corporate citizenships secara simultan tercapai.

Kata kunci: CSR, keberlanjutan, pemangku kepentingan, peluang usaha, industri otomotif

Page 7: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

vii

© Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, Tahun 2010

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya

ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi IPB

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis

dalam bentuk laporan apapun tanpa seijin IPB

Page 8: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

viii

ANALISIS KEBIJAKAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY BERKELANJUTAN PADA

INDUSTRI OTOMOTIF DI INDOMOBIL GROUP

PARTOGI SAOLOAN SAMOSIR

Disertasi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Doktor pada

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 9: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

ix

Penguji Luar Ujian Tertutup : 20 September 2010

1. Prof.Dr.Ir Hardinsyah, MS

2. Dr.Ir. Siti Amanah

Penguji Luar Ujian Terbuka : 24 Nopember 2010

1. Prof Dr.H.Bomer Pasaribu, SH,SE,MS

2. Prof.Dr.Ir.Sjafri Mangkuprawira

Page 10: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

x

Judul : Analisis Kebijakan Corporate Social Responsibility

Berkelanjutan Pada Industri Otomotif di Indomobil

Group Nama : Partogi Saoloan Samosir

N R P : P062059374

Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL)

Disetujui,

Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Hj.Aida Vitayala S. Hubeis

Ketua

Prof Dr.Ir.H.Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA Dr-Ing Gunadi Sindhuwinata

Anggota Anggota

Diketahui

Plh. Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pasca Sarjana IPB

Pengelolaan Sumber Daya Alam

dan Lingkungan

Dr.drh. Hasim, DEA Prof Dr.Ir.H.Khairil Anwar Notodipuro,MS

Tanggal ujian : 24 Nopember 2010 Tanggal lulus :

Page 11: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas perkenanNya dapat

diselesaikan disertasi ini yang berjudul ANALISIS KEBIJAKAN CORPORATE

SOCIAL RESPONSIBILITY BERKELANJUTAN PADA INDUSTRI OTOMOTIF DI

INDOMOBIL GROUP sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Doktor Ilmu

Pengetahuan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (PSL), Sekolah Pascasarjana,

Institut Pertanian Bogor.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Prof.Dr.Ir.Hj.Aida Vitayala S.

Hubeis sebagai ketua komisi pembimbing; Prof. Dr.Ir.H.Musa Hubeis, MS,Dipl.Ing,

DEA dan Dr-Ing Gunadi Sindhuwinata (Presiden Direktur Indomobil Group) masing-

masing sebagai anggota komisi pembimbing yang telah berkenan membimbing,

memberikan masukan kepada penulis, serta memberikan dorongan moril hingga

terselesaikannya disertasi ini. Semoga Tuhan membalas segala budi baik yang telah

diberikan kepada kami.

Penghargaan serta rasa terima kasih juga disampaikan kepada Prof.

Dr.Ir.Hardinsyah MS, sebagai penguji luar komisi pada saat prelim maupun ujian

tertutup yang memberikan banyak sekali masukan. Terima kasih kepada Prof.Dr.

Bomer Pasaribu, SH,SE,MS yang selain akademisi dan mantan Menteri juga anggota

DPR pusat dan Prof.Dr.Ir.Tb.Sjafri Mangkuprawira atas kesediaan dan koreksinya

saat menjadi penguji luar komisi pada ujian terbuka. Kritik dan masukan dari beliau-

beliau sebagai pakar amat luar biasa pada peningkatan mutu disertasi ini.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada PT. Suzuki Indomobil Motor, PT.

Nissan Motor Indonesia, dan PT. Hino Motor Manufacturing Indonesia yang telah

memberikan kesempatan meneliti di perusahaannya. Ucapan terimakasih kepada

Program Pascasarjana IPB, khususnya Program Studi PSL yang telah memberikan

kesempatan menimba ilmu. Kepada orangtua Dj.H. Samosir (alm) dan Ny.P.boru

Napitu, adik-adik, istri tercinta D.F.boru Siallagan dan kedua buah hati Anna M.L.

boru Samosir dan David B.S.Samosir, dukungan dan kasih sayang mereka luar biasa.

Terima kasih pula kepada semua kolega yaitu Dr.Thamrin, Dr.Nonon S.dan rekan-

rekan PSL. Semoga disertasi ini dapat bermanfaat bagi yang berkepentingan.

Bogor, Desember 2010

Peneliti

Page 12: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

xii

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Jakarta, 2 Agustus 1965 sebagai anak pertama dari lima

bersaudara, pasangan Dj.Halomoan Samosir (Alm) dan Pintauli boru Napitu.

Pendidikan Sarjana ditempuh pada Program Studi Pendidikan Tata Niaga, tamat tahun

1990. Pendidikan Pascasarjana diselesaikan pada tahun 2003 pada Program Studi

Marketing Management. Pada tahun 2006 penulis terdaftar sebagai mahasiswa

Program Doktor pada Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan

Lingkungan Sekolah Pascasarjana IPB.

Penulis mulai bekerja di PT. Suzuki Indomobil Sales sejak tahun 1995 sampai

dengan sekarang.

Pada tahun 2000 penulis menikah dengan Denny boru Siallagan SE dan telah

dikaruniai dua orang anak yakni Anna Maria Lasma boru Samosir dan David Binsar

Samuelson Samosir.

Page 13: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL.................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR.............................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... xviii

I. PENDAHULUAN...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................. 1

1.1.1 Industri Otomotif ........................................................... 3

1.1.2 Aktivitas CSR dalam industri otomotif .......................... 6

1.2 Identifikasi Masalah ....................................................... 12

1.3 Pembatasan Masalah........................................................ 13

1.4 Kerangka Pemikiran ........................................................ 14

1.5 Perumusan Masalah ......................................................... 16

1.6 Tujuan Penelitian ............................................................. 16

1.7 Manfaat Penelitian ........................................................... 17

1.8 Kebaruan (Novelty) ......................................................... 17

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 19

2.1 CSR dan CSR Berkelanjutan ......................................... 19

2.2 Komitmen Terhadap CSR .............................................. 35

2.3 CSR, etika bisnis dan Good Corporate Governance (GCG) 35

2.4 Industri Otomotif ........................................................... 36

2.5 CSR Industri Otomotif ................................................... 42

2.6 Lokasi Pabrik dan dampaknya terhadap masyarakat...... 48

2.7 Produk Mobil ................................................................. 54

2.8 Persepsi Pemangku Kepentingan ................................... 59

2.9 Analisis Kebijakan .......................................................... 61

2.10 Kebijakan CSR berkelanjutan sebagai kebijakan publik. 63

2.11 Penelitian Terdahulu yang Relevan ................................ 71

III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 75

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................... 75

3.2 Pendekatan Penelitian .................................................... 75

3,3 Rancangan Penelitian ..................................................... 77

3.3.1 Jenis dan Sumber Data ................................................... 77

3.3.2 Penyusunan Atribut CSR Berkelanjutan

Dalam Industri Otomotif ................................................ 78

3.4. Metode Analisis Data ..................................................... 81

3.4.1 Analisis Keberlanjutan ................................................... 81

3.4.2 Uji Friedman .................................................................. 84

3.4.3 Analisis Prospektif ......................................................... 84

3.4.4 Pemodelan AHP ............................................................. 87

3.5 Pengumpulan Data ......................................................... 90

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................. 95

4.1 Gambaran Umum Perusahaan........................................ 95

Page 14: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

xiv

4.1.1 Indomobil Group........................................................... 95

4.1.2 PT. Suzuki Indomobil Motor......................................... 96

4.1.3 Proses Produksi................. ............................................ 99

4.2 Analisa Kawasan PT. SIM............................................. 101

4.2.1 Kondisi Geografis dan Keadaan Wlayah....................... 101

4.2.2 Keadaan Penduduk......................................................... 101

4.2.3 Penggunaan Lahan ....................................................... 103

4.2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Gender........ 104

4.2.5 Data Tingkat Perkembangan ......................................... 105

4.2.6 PT. NMI ........................................................................ 109

4.2.7 PT. HMMI ..................................................................... 112

4.2.8 Analisa Kawasan PT. NMI dan PT. HMMI ................. 116

4.3 Implementasi CSR ........................................................ 123

4.3.1 PT. SIM ........................................................................ 123

4.3.2 PT. NMI ........................................................................ 125

4.3.3 PT. HMMI .................................................................... 125

4.4 Hasil Penelitian ............................................................. 126

4.4.1 Analisis Keberlanjutan .................................................. 126

4.4.2 Uji Friedman ................................................................. 150

4.4.3 Analisis Prospektif ........................................................ 153

4.4.4 Analisis dengan AHP .................................................... 163

4.4.5 Kebijakan umum CSR berkelanjutan dalam industri

otomotif.......................................................................... 169

V. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 175

Kesimpulan ..................................................................... 175

Saran ............................................................................... 177

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 179

LAMPIRAN ........................................................................................... 189

Page 15: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

xv

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Kategorisasi CSR......................................................................... 27

2. Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Type

Baru Katagori M dan N Berpenggerak Motor Bakar Cetus

Api Bebahan bakar Bensin ......................................................... 41

3. Tabel ambang batas emisi menurut Standar Euro

(gasoline)....................................................................................... 42

4. Skala RDAP ................................................................................. 47

5. Berbagai kemungkinan intervensi pemerintah dalam kebijakan

Publik ........................................................................................... 65

6. Type dari program kebijakan dan instrumen kebijakan................ 65

7. Daftar jenis dan jenis sumber data untuk analisa CSR

Berkelanjutan dalam industri otomotif ....................................... 77

8. Definisi atribut-atribut yang digunakan untuk menilai

Tingkat keberlanjutan kebijakan CSR berkelanjutan dalam

Industri otomotif di Indomobil Group.......................................... 78

9. Kriteria pembobotan atribut-atribut CSR berkelanjutan dalam

industri otomotif di Indomobil Group......................................... 80

10. Matriks analisa prospektif ........................................................... 86

11. Skala perbandingan berpasangan ................................................ 89

12. Tabel langkah-langkah penelitian ............................................... 93

13. Realisasi produksi mobil merek Suzuki ...................................... 97

14. Daftar produk suzuki ................................................................... 98

15. Batas wilayah kelurahan Jatimulya ............................................. 101

16. Struktur penduduk kelurahan Jatimulya ...................................... 102

17. Pembagian lahan di kelurahan Jatimulya .................................... 103

18. Jumlah penduduk menurut kelompok umur ............................... 104

19. Jumlah penduduk berdasarkan gender ........................................ 104

20. Jumlah penduduk sesuai tingkat pendidikan ............................... 105

21. Wajib belajar 9 tahun dan angka putus sekolah........................... 105

22. Prasarana pendidikan ................................................................... 106

23. Jumlah penduduk pengangguran .................................................. 106

24. Jenis mata pencaharian masyarakat ............................................ 107

25. Kelembagaan ekonomi ................................................................ 107

26. Tingkat kesejahteraan masyarakat .............................................. 108

27. Daftar produk PT. NMI (Nissan)................................................. 112

28. Jumlah tenaga kerja di PT.NMI ................................................ 112

29. Jumlah tenaga kerja di PT. HMMI ............................................. 113

30. Jenis produk PT.HMMI (Hino) ................................................. 115

31. Luas lahan di Desa Dangdeur.................................................... 116

32. Komposisi jumlah penduduk ..................................................... 117

33. Jumlah penduduk menurut kelompok umur ............................... 117

34. Jumlah Kepala Keluarga (KK) menurut tingkat pendidikan ...... 118

35. Jenis mata pencaharian penduduk ............................................. 118

36. Kelembagaan ekonomi yang ada di Desa Dangdeur .................. 119

Page 16: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

xvi

37. Lembaga pendidikan yang ada .................................................. 120

38. Mutu jalan ................................................................................... 120

39. Jumlah pengangguran di desa Dangdeur .................................... 122

40. Tingkat kesejahteraan keluarga .................................................. 122

41. Hasil keberlanjutan CSR keseluruhan pada PT. SIM ................ 131

42. Tabel perbedaan MDS dan Monte Carlo pada PT SIM .............. 132

43. Hasil keberlanjutan keseluruhan pada PT. NMI dan PT.HMMI.. 146

44. Tabel perbedaan MDS dan Monte Carlo di PT. NMI dan

PT. HMMI .................................................................................. 147

45. Tabel Incompatibe antar keadaan di PT. SIM ............................ 159

46. Tabel Incomatible antar keadaan di PT. NMI dan PT. HMMI .. 160

Page 17: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

xvii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka pemikiran penelitian................................................. 15

2. Diagram sistem teknologi otomotif........................................... 38

3. Kategorisasi CSR....................................................................... 43

4. Bagan keterkaitan instrumen antara program kebijakan publik

dengan kepentingan perusahaan................................................. 66

5. Tahapan penelitian..................................................................... 76

6. Proses aplikasi MDS ................................................................. 83

7. Tingkat pengaruh dan ketergantungan antar faktor dalam

sistem .......................................................................................... 86

8. Mapping hirarki model CSR berkelanjutan dalam industri

otomotif ...................................................................................... 90

9. Struktur organisasi PT. SIM ...................................................... 97

10. Diagram alur produksi PT. NMI................................................. 111

11. Alur produksi PT. HMMI ........................................................... 114

12. Diagram layang (kite diagram) nilai indeks keberlanjutan

Program CSR dalam industri otomotif di PT SIM ..................... 127

13. Hasil indeks keberlanjutan dimensi ekonomi di PT SIM .......... 127

14. Hasil MDS dimensi ekonomi di PT SIM ........ .......................... 128

15. Hasil indeks keberlanjutan dimensi sosial PT SIM ................. 129

16. Hasil MDS dimensi sosial di PT SIM ........................................ 129

17. Hasil indeks keberlanjutan dimensi lingkungan PT SIM ........ 130

18. Hasil MDS dimensi lingkungan PT SIM ................................. 131

19. Konsentrasi BOD dan COD air sungai Sasak Jarang .............. 133

20. Konsentrasi TDS dan TSS air sungan Sasak Jarang ................ 134

21. Diagram layang (Kite-Diagram) nilai indeks keberlanjutan

Program CSR di PT.NMI dan PT.HMMI ............................... 141

22. Hasil indeks keberlanjutan dimensi ekonomi di PT. NMI dan

PT. HMMI ............................................................................... 142

23. Hasil Rap-CSR dimensi ekonomi PT. NMI dan PT.HMMI ... 143

24. Hasil indeks keberlanjutan dimensi sosial PT. NMI dan

PT. HMMI .............................................................................. 144

25. Hasil Rap-CSR dimensi sosial PT. NMI dan PT. HMMI ....... 144

26. Hasil indeks keberlanjutan dimensi lingkungan PT. NMI dan

PT.HMMI .............................................................................. 145

27. Hasil Rap-CSR dimensi lingkungan PT. NMI dan PT.HMMI 145

28. Hasil analisis prospektif PT.SIM .......................................... 154

29. Hasil analisis prospektif PT. NMI dan PT. HMMI ............... 157

30. Hirarki AHP PT.SIM ............................................................. 163

31. Hasil AHP PT.NMI dan PT.HMMI ...................................... 167

Page 18: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Daftar Hasil Uji Emisi gas buang.................................................... 189

2. Hasil pengujian kualitas Udara PT. HMMI..................................... 196

- Udara Indoor (kualitas udara dalam ruangan)............................... 196

- Kualitas Udara Emisi Sumber Tidak Bergerak............................ 197

- Udara Ambien.............................................................................. 198

3. Hasil pengujian kualitas Air PT. HMMI......................................... 199

- Kualitas Air Limbah...................................................................... 199

4. Hasil pengujian kualitas Udara PT. NMI........................................ 201

- Udara Indoor (kualitas udara dalam ruangan)............................... 201

- Udara Emisi Sumber Bergerak...................................................... 202

- Udara Emisi Sumber Tidak Bergerak............................................ 203

5. Hasil Pengujian Kualitas Air Limbah PT. NMI.............................. 204

- Air Limbah.................................................................................... 204

- Udara Ambien............................................................................... 205

6. Hasil Pengujian Kualitas Air PT. SIM............................................ 206

- Kualitas Air Limbah (Air Limbah Effluent WWT-1).................. 206

- Kualitas Air Limbah (Air Limbah Inlet WWTP 4W)................... 207

- Kualitas Air Limbah (Air Limbah Outlet Sesudah Proses).......... 209

- Kualitas Air Limbah (Air Limbah Outlet WWTP 4W)............... 210

- Kualitas Air Limbah (Air Limbah Pinal PH Control WWT-1).... 212

7. Hasil Pengujian Kualitas Kebisingan Ruang Kerja........................ 213

- Kualitas Udara Kebisingan Ruang Kerja...................................... 213

- Udara Indoor (Kualitas Udara Dalam Ruangan)........................... 214

8. Hasil Pengujian Kualitas Kebauan Ruang Kerja............................ 215

- Area Painting................................................................................ 215

- Area Sandblasting dan Welding.................................................... 216

9. Hasil uji Friedman ......................................................................... 217

Page 19: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan sebagai suatu bagian atau entitas dalam sistem kemasyarakatan

memiliki peran penting terhadap entitas (komunitas) lainnya dalam masyarakat.

Dengan semakin berkembangnya komunitas dengan aktivitasnya yang semakin

mengglobal, maka semua bentuk komunitas yang terwakili sebagai bentuk sistem

kemasyarakatan akan semakin saling membutuhkan sebagai satu satuan sistem yang

fungsional (Rudito dan Femiola, 2007). Perusahaan termasuk dalam hal ini

dilingkungan Indomobil Group merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan

(corporate citizenship) maka perusahaan yang baik tidak dapat tutup mata terhadap

kejadian-kejadian dalam masyarakat, khususnya di lingkungan dimana lokasi

perusahaan berada dan lingkungan yang lebih luas. Kehadiran perusahaan sebagai

bagian dari masyarakat seharusnya memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan

dituntut untuk memberikan kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai

rekanan dalam kehidupan bermasyarakat, karena kehadiran perusahaan dapat

berakibat baik maupun berakibat buruk terhadap masyarakat sekitar sesuai ISO 26000

tentang Social Responsibility (ISO, 2007).

Untuk melaksanakan fungsinya, perusahaan (korporat) tidak dapat lepas dari

kebergantungan pada pihak lain (stakeholders/pemangku kepentingan) yang dapat

secara langsung maupun tidak langsung akan terkena dampak dari aktivitas

perusahaan, ataupun pada pihak lain yang justru memiliki kepentingan ataupun

pengaruh terhadap korporat. Dalam hal ini, kerjasama untuk mencapai tujuan dari

masing-masing stakeholders menjadi suatu hal yang penting dari suatu sistem

kemasyarakatan, disamping memenuhi kepentingan shareholders (para pemegang

saham). Aktivitas ini dikenal dengan istilah tanggungjawab sosial perusahaan atau

Corporate Social Responsibility (CSR). CSR diperlukan untuk menciptakan

keseimbangan dan keberlanjutan hidup dan hubungan kemitraan dengan pemangku

kepentingan lainnya. Tanpa dukungan dan jalinan kemitraan dengan pemangku

Page 20: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

2

kepentingan lainnya, bisa dipastikan dalam waktu dekat, mereka mengalami kerugian

secara sosial dan ekonomi, akibat berbagai tekanan dan klaim yang menyudutkan

keberadaan perusahaan mereka, bahkan keberlanjutan dan reputasinya (Rudito et al.,

2004). CSR kini tidak saja dihubungkan dengan peningkatan kualitas sumberdaya

semisal tenaga kerja atau pemberdayaan masyarakat setempat. Masyarakat

menganggap peran perusahaan dalam memperbaiki kualitas hidup mereka

menunjukkan bahwa perusahaan itu adalah bagian dari kehidupan komunitas mereka.

Di negara kita, banyak perusahaan dibangun diareal pemukiman penduduk, tetapi

tidak memiliki hubungan yang erat dengan masyarakat setempat. Sebagian besar dari

mereka merasa tidak ada kepentingan dengan masyarakat setempat, jadi tidak ada

perlunya kegiatan yang dapat mendekatkan antara keduanya. Akibatnya, kini banyak

dari perusahaan itu menghadapi masalah pelik dengan masyarakat setempat karena

kurangnya komunikasi, yang menyebabkan hubungan keduanya semakin buruk dari

hari ke hari (Kennedy, 2009).

CSR merupakan dampak positif dunia usaha terhadap masyarakat dan

lingkungan melalui kegiatan operasinya, produk maupun jasa yang dihasilkannya,

maupun melalui interaksinya dengan para pemangku kepentingan seperti

karyawan/pekerja, pelanggan, investor, masyarakat, dan pemasok. Artinya bahwa

kegiatan CSR memberikan dampak positif atas keberadaannya, baik aspek internal

perusahaan seperti karyawan maupun aspek eksternal perusahaan, yaitu konsumen

dan masyarakat.

Pelaksanaan CSR sebenarnya telah dilaksanakan oleh perusahaan di lingkungan

Indomobil Group yang pada dasarnya telah melaksanakan aktivitasnya dalam

membantu masyarakat baik dalam bentuk charity (amal) dan philanthropy (kontribusi

langsung). Mulai dari kegiatan mengirimkan sumbangan kepada korban bencana

alam, memberikan bantuan beasiswa, memberikan penyuluhan kesehatan kepada para

siswa sekolah, penyuluhan penghematan energi Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi

pengendara mobil, melakukan inovasi teknologi ramah lingkungan, kegiatan

penanaman pohon dilahan kritis dan sebagainya. Kegiatan ini bahkan menjadi trend

akhir-akhir ini sebagaimana termuat di surat-surat kabar bahwa perusahaan

Page 21: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

3

mengklaim telah melakukan CSR dengan berbagai cara dan cenderung di tonjolkan

sehingga menjadi sarana promosi perusahaan, agar dikenal sebagai perusahaan yang

socially responsible.

I.1.1 Industri Otomotif

Industri otomotif saat ini berkembang pesat. Otomotif atau dalam bahasa

Inggris: Automotive menurut kamus Bahasa Inggris-Indonesia berarti mengenai

permobilan (Echols and Sadily, 2002) Banyak industri otomotif baru bermunculan

di Indonesia dari sebelumnya hanya dikuasai oleh beberapa merek, seperti Toyota,

Honda, Mitsubishi, Suzuki yang berasal dari principal di Jepang, menjadi puluhan

merek mobil lain seperti Hyunday, Kia, Renault dan sebagainya dengan principal

dari negara Korea dan Eropa. Perkembangan industri tersebut bertujuan

menghasilkan/memproduksi mobil dengan tujuan utama untuk sarana mobilitas

masyarakat, kesempatan kerja, dan pertumbuhan ekonomi. Namun dilain pihak

terdapat juga eksternalitas yang muncul seperti kemacetan, polusi udara,

pencemaran lingkungan dan sebagainya, termasuk masalah-masalah sosial lainnya.

Permasalahan lainnya yang dapat muncul dari industri otomotif adalah dampak dari

keberadaan perusahaan dalam suatu wilayah terhadap masyarakat sekitar.

Kehadiran perusahaan sebagai bagian dari masyarakat seharusnya memberikan

manfaat bagi masyarakat sekitar dan dituntut untuk memberikan kontribusinya

dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan bermasyarakat

(Rudito et al., 2004).

Masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan industri kendaraan bermotor

secara garis besar menurut Fahmi Idris, diacu dalam Hanum (2008) adalah yaitu

(1) Harga bahan bakar minyak (BBM) (2) Krisis Listrik dan (3) Lingkungan hidup.

Harga bahan bakar minyak akan selalu mengalami trend meningkat sepanjang

masih dominannya penggunaan BBM untuk industri otomotif dan produk mobil.

Akibat dari cadangannya yang semakin menipis dan sepanjang belum ditemukan

cadangan minyak lain dalam jumlah besar. Sedangkan krisis listrik menjadi masalah

dalam industri otomotif bila pasokannya selalu terganggu. Masalah lingkungan

Page 22: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

4

hidup dapat mengakibatkan berbagai masalah, baik yang diakibatkan dari proses

pembuatan kendaraan maupun dari produk itu sendiri.

Menurut Global Reporting Initiative atau GRI (2004) terdapat sejumlah isu

dalam industri otomotif yang perlu mendapat perhatian berkaitan dengan aspek

mobilitas, yaitu (1) emisi gas rumah kaca/perubahan iklim (greenhouse gas

emissions/climate change), (2) kualitas udara (air quality), (3) kebisingan (noise),

(4) aspek keselamatan (safety aspects), (5) kemacetan (congestion), (6) infrastruktur

(infrastructure), (7) akses kepada mobilitas (access to mobility), (8) emerging

markets, (9) produk dan jasa (product & services) dan (10) kontribusi terhadap

kesejahteraan masyarakat sekitar (contribution to local welfare). Dampak negatif

dari kehadiran otomotif di jalan raya adalah adanya polusi yang cenderung

berakibat buruk kepada kesehatan masyarakat (Vasconcellos, 2001). Disamping itu

tentu saja adalah dapat menyebabkan kemacetan dan kerugian akibat pemborosan

pemakaian bahan bakar minyak (BBM).

Indomobil Group sebagai salah satu group perusahaan dalam bidang otomotif

memiliki pangsa pasar sekitar 22% penjualan mobil di Indonesia (Indomobil Group,

2008). Indomobil Group merupakan suatu holding company dari berbagai

perusahan dibawahnya yang memproduksi berbagai merek mobil yang memenuhi

seluruh klasifikasi mobil yang ada yang meliputi : Sedan, 4x2 MPV, 4x4 SUV, Pick

up dan Truk, Bus, dan Kabin Ganda sesuai oleh Standar Nasional Indonesia (SNI).

Indomobil Group tentu saja memiliki kontribusi yang besar dalam permasalahan

yang timbul akibat dari kehadiran industri otomotif bagi masyarakat sekitar lokasi

perusahaan maupun produk mobil yang dihasilkannya, terutama bagi masyarakat

perkotaan. Sebagai grup perusahaan yang memiliki komitmen untuk memberikan

kepuasan total kepada pelanggan dan memiliki mutu produk yang superior (to

deliver total customer satisfaction and superior quality products) jelas akan sangat

bertentangan bila membuang limbah produknya secara sembarangan tanpa suatu

pengolahan lebih dulu sehingga mencemari lingkungan sekitar. Hal ini jelas akan

berakibat kepada dapat munculnya gugatan dari masyarakat sekitar, sehingga proses

produksipun akan dapat terganggu dan hal ini berakibat kepada menurunnya nilai

Page 23: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

5

dari kepuasan pelanggan akibat keterlambatan penyerahan barang ataupun mutu

produk yang dapat menurun.

Indomobil Group berkepentingan untuk memelihara agar udara dan

kebisingan dalam proses produksi terjaga agar tetap ramah lingkungan, sehingga

kerugian yang mungkin terjadi akibat pencemaran udara tersebut dapat dapat

dihindari dan seharusnya bahkan memberikan manfaat bagi masyarakat. Dalam

aspek produk jelas manfaat yang dihasilkan adalah tentu saja manfaat dari mobil itu

sendiri yang dapat menyediakan kebutuhan akan mobilitas pemakainya dan

masyarakat penggunanya. Namun kerugian masyarakat yang timbul akibat emisi

mobilpun harus sedapat mungkin dikurangi, karena dampaknya dapat merugikan

masyarakat, khususnya masalah kesehatan dan kemiskinan.

Keberadaan perusahaan di suatu daerah, akan mendorong bermunculannya

kegiatan-kegiatan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya (Rudito et al., 2004). Hal

ini merupakan dampak positif yang mungkin timbul sebagaimana yang dialami oleh

perusahaan-perusahaan di bawah naungan Indomobil Group, khususnya dalam hal

ini di lokasi pabrik yang berada di Kelurahan Jatimulya, Bekasi untuk merek

Suzuki dan juga merek Hino dan Nissan yang berada dilokasi kawasan industri

Kota Bukit Indah, di wilayah Desa Dangdeur, Purwakarta, Jawa Barat Semakin

banyak keterlibatan masyarakat sekitar yang mendukung keberlanjutan operasi

perusahaan, tentu semakin baik bagi keberlanjutan perusahaan di tempat tersebut.

Eksklusifisme perusahaan terhadap masyarakat sekitar dapat berkibat konflik, maka

itu perlu upaya yang tepat dari perusahaan untuk melakukan tindakan tepat dalam

hubungannya dengan masyarakat sekitar, agar kehadirannya di daerah tersebut

justru menguntungkan masyarakat sekitar.

Kelurahan Jatimulya adalah daerah yang memiliki tingkat kepadatan tertinggi

di Bekasi, juga adalah daerah yang memiliki jumlah penduduk usia kerja yang tidak

bekerja mencapai 4.718 orang pada tahun 2009 (Kelurahan Jatimulya, 2009).

Demikian pula menurut Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten

Bekasi tahun 2009, kondisi lingkungan dari perairan atau sungai yang berada di

wilayah Jatimulya telah tercemar (Kabupaten Bekasi, 2009), Sedangkan Desa

Page 24: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

6

Dangdeur di Kabupaten Purwakarta adalah daerah dimana aktivitas persawahan

yang dilakukan menerapkan sistem tadah hujan, karena tidak memiliki irigasi.

Tingkat pendidikan penduduk yang terbesar adalah setingkat Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama (SLTP). Lembaga pendidikan yang ada hanya setingkat Sekolah

Dasar (SD). Demikian pula kondisi jalan yang ada hanya jalan utama yang

melintasi desa beraspal sepanjuang 4,5 km dan sisanya adalah ruas-ruas jalan yang

menghubungkan antar pemukiman warga adalah jalan bebatuan dan jalan tanah

yang tidak nyaman dan cenderung sulit dilalui bila hujan deras turun. Dari jumlah

penduduk terdapat 308 orang yang merupakan angkatan kerja, namun menganggur

(Desa Dangdeur, 2009).

Salah satu jenis kendaraan yang termasuk dalam katagori otomotif adalah

sepeda motor. Sebagai salah satu isu utama di negara berkembang, keberlanjutan

dari sepeda motor menghadapi tiga masalah utama (Vasconcellos, 2001), yaitu

rentan terhadap kecelakaan yang tinggi, polusi udara dan transport

individualization. Ketiga masalah ini cenderung menimpa para rakyat miskin yang

justru menjadikan alat transportasi ini paling efisien menurut Gwilliam (2000),

diacu dalam Vasconcellos (2001). Berkaitan dengan kecelakaan, meskipun

dilakukan berbagai pendidikan dan psosialhan (diklat) dan enforcement terhadap

alat-alat keamanan berkendara, namun karena sifat alaminya, maka sepeda motor

tetap rentan terhadap kecelakaan (Vasconcellos, 2001), keputusan yang berkaitan

dengan pelarangan sepeda motor tidaklah realistik karena merupakan substitusi

akibat tidak efisiennya public transportation (Sindhuwinata, 2008).

I.1.2. Aktivitas CSR dalam Industri Otomotif

Di Indonesia sampai dengan saat ini, pelaksanaan CSR di kalangan swasta

terutama untuk perusahaan industri kendaraan bermotor diklaim telah dilaksanakan

baik melalui Charity maupun Philanthropy dan model kegiatan lainnya. Charity

adalah memberi bantuan untuk kebutuhan yang sifatnya sesaat sedang

Philanthropy adalah sumbangan yang ditujukan untuk kegiatan investasi sosial atau

kegiatan yang diarahkan pada penguatan kemandirian masyarakat (Saidi dan

Page 25: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

7

Abidin, 2003) Namun dinilai kegiatannya masih bersifat parsial atau tidak bersifat

holistik dalam arti meliputi tiga aspek pembangunan berkelanjutan, yaitu ekonomi

sosial dan lingkungan. Bidang kegiatan CSR yang dimasuki beragam sesuai dengan

keinginan masing-masing yang terkadang tanpa tujuan dan maksud yang jelas.

Dalam penentuan besaran nilainya beragam antar sesama perusahaan dalam industri

otomotif, yaitu lebih kepada keinginan dan pemahaman terhadap CSR serta diduga

kepada orientasi bisnis.

Indomobil Group sebagai produsen mobil berbagai merek, yaitu Suzuki,

Nissan, Hino yang merupakan produk berasal dari Jepang, telah melakukan

aktivitas CSR (Indomobil Group, 2008) sebagaimana disebutkan di bawah ini :

1. Setiap tahun memberikan beasiswa kepada anak dari karyawan yang berprestasi

di sekolahnya.

2. Memberikan bantuan sarana rambu-rambu lalu lintas (seperti traffic cone) kepada

Pihak Kepolisian, bekerjasama dengan pihak dealer (penyalur).

3. Sejak 2008 meluncurkan produk mobil yang di klaim telah memenuhi kualifikasi

EURO III seperti pada mobil Suzuki Swift

4. Memperoleh sertifikat ISO 9000 dan ISO14000

5. Menanam pohon di daerah yang gersang

Industri otomotif sebagai pemangku utama dari pembangunan masyarakat perlu

melakukan ”tindakan positif” untuk berperan dalam mengatasi masalah yang timbul

dalam masyarakat akibat dari proses produksi dan juga produk kendaraan bermotor

yang diproduksinya. Untuk itu, pelaksanaan CSR menjadi hal yang amat penting dan

menjadi alat utama penyaluran kontribusi perusahaan (korporat) terhadap komunitas,

baik di sekitar perusahaan maupun komunitas yang lebih luas lagi dan juga terhadap

lingkungan dalam mencapai upaya pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini, upaya

pemilihan skala prioritas yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan

dalam pelaksanaan CSR menjadi penting, termasuk di dalamnya bidang yang

dimasuki oleh aktivitas CSR industri otomotif berkelanjutan dan juga pemilihan

bentuk kegiatan, serta strategi dan cara melaksanakannya. Namun perlu pula

Page 26: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

8

diperhatikan apa yang menjadi ekspektasi stakeholders terhadap kebijakan CSR dari

Indomobil Group, sehingga terdapat titik temu antara kedua belah pihak.

Memang CSR bukanlah solusi satu-satunya dalam mengatasi permasalahan

yang timbul seperti kemacetan, polusi udara, kebisingan, kemiskinan dan masalah

sosial lainnya karena kondisi tersebut bukan hanya ditimbulkan dari industri

kendaraan bermotor, tetapi dilain pihak menganggap kondisi tersebut adalah

tanggungjawab Pemerintah juga kurang tepat, karena penyebabnya adalah kompleks

dan menyangkut berbagai pihak seperti masyarakat sebagai pelaku atau pengendara

mobil, pihak Pemerintah sebagai regulator dan industri otomotif sebagai produsen

mobil. Namun karena industri otomotif telah memperoleh manfaat dari keberadaan

sumber daya alam (SDA) dan komunitas sekitar industri otomotif atau lebih luas lagi,

maka perlu ada ”imbal balik”. Pikiran untuk melakukan ”imbal balik” ini sebenarnya

merefleksikan dimensi tanggungjawab secara sosial, yaitu perusahaan merasa punya

tanggungjawab atas dampak operasi yang ditimbulkannya, baik langsung ataupun

tidak langsung terhadap masyarakat (Nursahid, 2006). CSR pada dasarnya menuntut

adanya Good Corporate Governance (GCG) atau tata kelola perusahaan yang baik,

dimana untuk mencapai hal tersebut diperlukan prasyarat minimal, yaitu adanya

transparansi, akuntabilitas, partisipasi, pemberdayaan hukum, efektifitas, efisiensi,

dan keadilan (Rudito dan Femiola, 2007)

Dasar hukum yang melandasi pelaksanaan aktivitas CSR di Indonesia untuk

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN

Nomor : KEP-236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik

Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan (PKBL) berikut :

a. Sumber dana berasal dari penyisihan laba setelah pajak maksimal 1% (Ps.8(2))

b. Besar dana ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk

Persero, dan oleh Menteri BUMN untuk Perum (Ps.8(3))

”Kalangan swasta” (private sector) berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT)

telah disepakati mengenai UU Perseroan Terbatas No.4/2007, yaitu BAB V mengenai

tanggungjawab sosial dan lingkungan berisikan hal berikut :

Page 27: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

9

a. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan

dengan SDA wajib melaksanakan Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan.

b. Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai

biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan

kepatutan dan kewajaran.

c. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dikenai sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

d. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggungjawab Sosial dan Limgkungan diatur

dengan Peraturan Pemerintah.

Dalam bagian penjelasan Undang-Undang ini terdapat penjelasan sebagai berikut :

.......Yang dimaksud dengan ”Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang

berkaitan dengan SDA” adalah Perseroan yang tidak mengelola dan tidak

memanfaatkan SDA, tetapi kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan

sumber daya alam.

Dari aturan Undang-Undang Perseroan Terbatas tersebut jelas mewajibkan

perusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbatas, termasuk industri otomotif

dalam lingkungan Indomobil Group untuk wajib melaksanakan tanggung jawab sosial

dan lingkungan (CSR). Industri otomotif baik dari segi proses produksi maupun

produk mobil berkaitan dengan SDA. Kewajiban melaksanakan CSR juga

diberlakukan bagi perusahaan yang melakukan penanaman modal di Indonesia

sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal yang tertuang dalam Pasal 15, Pasal 17 dan Pasal 34 (Solihin,

2008) berikut :

Pasal 15

Setiap penanam modal berkewajiban :

a. Menerapkan prinsip corporate governance yang baik.

b. Melaksanakan tanggungjawab sosial perusahaan.

c. Membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya

kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Page 28: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

10

d. Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan penanaman

modal.

e. Mematuhi semua ketentuan perundang-undangan.

Dalam penjelasan pasal demi pasal undang-undang ini, dijelaskan bahwa yang

dimaksud “tanggungjawab sosial perusahaan” sebagaimana pada pasal 15 huruf b

adalah tanggungjawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk

tetap menciptakan hubungan serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai,

norma dan budaya masyarakat setempat.

Pasal 17

Penanam modal yang mengusahakan SDA yang tidak terbarukan wajib

mengalokasikan dana secara bertahap untuk pemulihan lokasi yang memenuhi

standar kelayakan lingkungan hidup, yang pelaksanaannya diatur dengan ketentuan

perundang-undangan.

Pasal 34

Badan usaha atau usaha perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 yang

tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditentukan dalam Pasal 15 dapat dikenai

sanksi administratif berupa :

(a) Peringatan tertulis.

(b) Pembatasan kegiatan usaha.

(c) Pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal atau

(d) Pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal.

Industri otomotif sebagai perusahaan penanaman modal berbentuk

perseroan terbatas (PT) wajib untuk melaksanakan tanggungjawab sosial (CSR).

Karena CSR telah ditetapkan dalam undang-undang maka CSR telah menjadi

kebijakan publik. Salah satu keluaran dari kebijakan publik adalah undang-undang

(Suharto, 2010). Aturan untuk pelaksanaan aktivitas CSR secara spesifik sampai

saat ini belum di tetapkan oleh Pemerintah. Namun berbagai peraturan dan undang-

undang yang mendukung CSR seperti Undang-Undang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup no.32 tahun 2009, Undang-Undang no. 8 tahun 1999

tentang perlindungan konsumen merupakan aturan yang wajib dilakukan. Namun

Page 29: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

11

karena belum ada petujuk pelaksanaan CSR, maka jenis perusahaan mana yang

terkena peraturan tersebut masih belum jelas. Demikian pula dampaknya terhadap

pelaksanaan CSR di Industri Otomotif diduga belum mengalami perubahan yang

nyata antara sebelum dan sesudah diberlakukannya UU PT yang baru tersebut.

Di tingkat global, CSR adalah suatu aktivitas yang secara sukarela “wajib”

dilaksanakan perusahaan (korporat). Berbagai perusahaan transnasional

(multinational corporation atau MNC) melaksanakan program CSR diberbagai

negara, dimana lokasi MNC tersebut berada seperti Wallmart, The Body Shop dan

sebagainya. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) telah memformulasikan kegiatan

CSR dalam suatu kesepakatan global yang disebut Global Compact yang merupakan

kumpulan dari berbagai perusahaan besar di dunia yang berkomitmen untuk

berkontribusi kepada pembangunan berkelanjutan secara global.

Diduga kegiatan aktivitas CSR di Indonesia lebih bersifat Philanthropy, yaitu

usaha yang dilakukan perusahaan untuk memberikan dana kepada individu atau

sekelompok masyarakat, misalnya dalam bentuk beasiswa yang justru dapat

menimbulkan ketergantungan kepada perusahaan. Dalam hal ini belum terlihat

bentuk-bentuk lain dalam pelaksanaan CSR yang sifatnya justru mengembangkan

pemangku kepentingan (kemitraan) demi kesejahteraan bersama. Padahal menurut

hasil penelitian TNS Indonesia (2006), sebuah lembaga penelitian dalam bidang CSR

otomotif menunjukkan bahwa pasar-pasar otomotif di negara-negara berkembang,

termasuk Indonesia memberikan apresiasi yang tinggi terhadap aktivitas CSR di

bandingkan negara-negara Barat, karena sektor tersebut menciptakan lapangan kerja

dan meningkatkan mutu kehidupan. Maka dari itu pelaksanaan CSR oleh industri

otomotif di Indonesia menjadi penting, karena pelaksanaan CSR oleh industri

otomotif akan sangat berpengaruh terhadap apresiasi masyarakat, termasuk terhadap

produk mobil yang dihasilkan. Dengan kata lain, melaksanakan CSR yang tepat dan

strategik akan meningkatkan harapan masyarakat. Studi tersebut juga menyimpulkan

bahwa dibanding dengan Eropa dan Amerika, praktik-praktik CSR di Indonesia

benar-benar belum berkembang dan hal ini berarti konsumen mungkin memiliki

tingkat harapan lebih rendah. Namun demikian, harapan berkembang dan seiring

Page 30: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

12

dengan perjalanan waktu, maka CSR akan menjadi semakin penting bagi perusahaan-

perusahaan yang berada di Indonesia.

TNS Indonesia (2006) menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa nilai-nilai yang

terkait dengan CSR sangatlah penting bagi para konsumen di Indonesia dan kadang-

kadang mengubah bentuk perilaku pembelian. Dengan demikian, industri otomotif

yang melaksanakan CSR akan memperoleh manfaat yang besar dalam upaya

peningkatan penjualan. Studi yang dilakukan oleh TNS Indonesia (2006) juga

menunjukkan bahwa produk otomotif yang aman dan ramah lingkungan adalah

pendorong yang kuat untuk menciptakan public goodwill di Indonesia yang

merupakan benefit utama CSR di Indonesia. Sedangkan melakukan aktivitas CSR

lainnya seperti fair pricing, ethical production standards, dan respect for local

culture or customs adalah bersifat complimentary (Lindgren, 2006)

I.2. Identifikasi Masalah

Beberapa hal yang dikemukakan dalam latar belakang tentang CSR

menunjukkan masalah berikut :

1. Pelaksanaan CSR masih belum jelas atau terkadang samar dengan aktivitas

promosi perusahaan.

2. Tidak pernah diidentifikasi tingkat keberlanjutannya. Walaupun berbagai aktivitas

CSR telah dilakukan, namun belum pernah diukur tingkat keberlanjutan dari

kegiatan CSR tersebut didalam industri otomotif.

3. Aktivitasnya bersifat parsial dan bidang yang dimasukinya sesuai selera

perusahaan. Perusahaan otomotif, khususnya dalam hal ini Indomobil Group,

melaksanakan CSR masih belum secara utuh menurut konsep CSR yang

seharusnya, sehingga dikatakan melaksanakan CSR sesuai selera, dan diduga

tidak didasarkan sepenuhnya pada atribut-atribut CSR yang berperan dalam

kebijakan CSR berkelanjutan di Indomobil Group yang merupakan persepsi dan

ekspektasi dari pemangku kepentingan.

Page 31: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

13

4. Tidak pernah diukur tingkat keberhasilannya.

Pelaksanaan CSR oleh industri otomotif, khususnya di lingkungan Indomobil

Group belum pernah diukur tingkat keberhasilan programnya, termasuk dalam

aspek lingkungan.

5. Kewajiban memperhatikan masalah sosial dan lingkungan diduga masih

dipandang bukan menjadi tanggungjawab korporat, tetapi merupakan

tanggungjawab Pemerintah. Pihak industri otomotif, termasuk Indomobil Group,

diduga cenderung menganggap bahwa urusan kesejahteraan masyarakat, termasuk

aspek kesehatan masyarakat lebih menjadi urusan Pemerintah ketimbang menjadi

tanggungjawab industri otomotif.

6. Merasa tidak ada keharusan untuk melaksanakan CSR.

Sesuai dengan konsepnya, CSR diduga disikapi sebagai bersifat voluntary atau

sukarela, sehingga tidak ada kewajiban perusahaan untuk melaksanakan CSR.

I.3. Pembatasan Masalah

Perusahaan otomotif yang diteliti aktivitas CSR-nya adalah perusahaan-

perusahaan yang berada di lingkungan Indomobil Group dan kegiatan yang diteliti

adalah kegiatan CSR terhadap pemangku kepentingan primer pada lingkungan

eksternal perusahaan, baik aspek kehadiran perusahaan PT. Suzuki Indomobil Motor

(PT. SIM) yang berlokasi di Tambun, Bekasi terhadap masyarakat sekitarnya, yaitu

Kelurahan Jatimulya, Bekasi maupun PT. Nissan Indonesia Manufacturing (PT. NMI)

dan PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia (PT. HMMI) yang berlokasi di

kawasan industri Kota Bukit Indah, Purwakarta, Jawa Barat, terhadap masyarakat

sekitarnya, yaitu desa Dangdeur dan terhadap aspek produk mobil yang dihasilkan,

yaitu baik merek Suzuki yang diproduksi oleh PT. SIM, merek Nissan yang

diproduksi PT. NMI dan Hino yang diproduksi oleh PT. HMMI, yaitu dampaknya

terhadap lingkungan berupa emisi gas buang.

Dipilihnya Indomobil Group adalah karena merupakan group perusahaan

automotif yang mengageni beragam jenis kendaraan dan produknya memenuhi seluruh

segmen jenis kendaraan yang berada di Indonesia dan merupakan salah satu group

Page 32: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

14

perusahaan otomotif terkemuka di Indonesia yang menguasai 22% pangsa pasar mobil

di Indonesia (Indomobil Group, 2008).

I.4. Kerangka Pemikiran Penelitian

Pelaksanaan CSR berkelanjutan pada saat ini pada perusahaan-perusahaan

dilingkungan Indomobil Group telah dilaksanakan dengan berbagai macam aktivitas.

Namun permasalahan yang muncul berhubungan dengan kondisi transportasi, sosial

ekonomi dan lingkungan yang terjadi amatlah besar. Ini dibuktikan dengan

permasalahan yang timbul sebagaimana diterangkan dalam latar belakang sebelum

ini. Untuk itu diperlukan pemikiran untuk memaksimalkan pelaksanaan CSR,

sehingga permasalahan yang timbul dapat teratasi dan masyarakat memperoleh

manfaat yang maksimal, maka disusunlah kerangka pemikiran penelitian seperti

dimuat pada Gambar 1.

Page 33: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian

Indomobil Group

Mutu

Pembangunan

Berkelanjutan

Aspek Mobilitas Kondisi Sosial/

Ekonomi masyarakat

Teknologi

Otomotif

Kualitas Lingkungan

Karakteristik

Lokasi Pabrik

Dimensi Keberlanjutan

- Ekonomi

- Ekologi/Lingkungan

- Sosial

Prioritas CSR

berkelanjutan

dalam industri

otomotif

Pengelolaan CSR

berkelanjutan dalam

industri otomotif

Model CSR

berkelanjutan dalam

industri otomotif

Faktor-faktor kunci

pengelolaan CSR

berkelanjutan dalam

industri otomotif

Optimasi kinerja CSR

berkelanjutan

Kebijakan CSR dalam

industri otomotif

Page 34: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

Pembangunan berkelanjutan memerlukan sarana transportasi kendaraan

bermotor (mobil) untuk mendukung, sehingga industri otomotif berperan sebagai

penyedia produk tersebut. Namun akibat dari keberadaan industri otomotif dan juga

dampak dari produk yang dihasilkannya menimbulkan berbagai masalah, baik dalam

aspek mobilitas, mutu lingkungan, kondisi sosial ekonomi masyarakat, teknologi

otomotif dan juga dampak keberadaan lokasi pabrik terhadap masyarakat sekitar,

sehingga diperlukan upaya kebijakan CSR berkelanjutan yang sesuai untuk

menyelesaikan masalah sebagaimana disebutkan dalam identifikasi masalah, untuk

itu dikaji bagaimana seharusnya CSR berkelanjutan sebagai perwujudan dari

komitmen industri otomotif untuk berperan dalam pembangunan berkelanjutan dapat

dilaksanakan dengan baik, yaitu memenuhi unsur-unsur keberlanjutan (ekonomi,

sosial dan lingkungan), dan menjadi model bagi industri otomotif dalam membangun

aktivitas CSR.

I.5. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan,

maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :

1. Apakah konsep CSR berkelanjutan dalam industri otomotif

2. Sejauhmanakah tingkat keberlanjutan aktivitas CSR dalam industri otomotif pada

Indomobil Group dilihat dari indeks keberlanjutan ?

3. Analisis kebijakan CSR berkelanjutan bagaimanakah yang tepat dilaksanakan

oleh industri otomotif berdasarkan karakteristiknya ?

I.6. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian

adalah :

1. Mengkaji atribut-atribut CSR berkelanjutan yang berperan dalam industri otomotif.

2. Mengidentifikasi atribut CSR berkelanjutan dan menentukan indeks keberlanjutan

CSR dalam industri otomotif.

Page 35: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

17

3. Merekomendasikan kebijakan CSR berkelanjutan yang tepat dilaksanakan oleh

industri otomotif menurut karakteristiknya

I.7. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian memberi manfaat terhadap pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi (iptek), yaitu :

1. Bagi Regulator (Pemerintah) mampu menghasilkan peraturan-peraturan yang tidak

hanya memberikan tekanan, tetapi sekaligus insentif bagi perusahaan otomotif

untuk melaksanakan CSR, dan mampu melindungi kepentingan-kepentingan

pemangku kepentingan.

2. Dapat digunakan sebagai bahan perbandingan atau sebagai basis penelitian lebih

ekstensif, sehingga proses sosialisasi dan implementasi CSR terus diperbaiki dalam

industri otomotif.

3. Masalah-masalah yang timbul akibat dari kehadiran industri otomotif terhadap

masyarakat disekitarnya dan pemangku kepentingan lainnya dapat tertanggulangi

akibat dari pelaksanaan CSR oleh industri otomotif secara efektif.

.

1.8. Novelty (Kebaruan)

Kebijakan CSR dalam industri otomotif saat ini dinilai belum sepenuhnya

menerapkan konsep keberlanjutan. Hal ini ditunjukkan oleh semakin kompleksnya

masalah yang timbul berkaitan dengan industri otomotif dan dampak produk yang

ditimbulkannya, sehingga diperlukan penelitian tentang model CSR berkelanjutan

dalam industri otomotif yang menjawab persepsi dan ekspektasi pemangku

kepentingan, sehingga keberadaan industri otomotif dapat diterima dan kehadiran

produknya tidak justru mengurangi kesejahteraan dari pemangku kepentingan,

termasuk kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya.

Novelty (kebaruan) dari penelitian ini adalah :

1. Menghasilkan kebijakan CSR berkelanjutan dalam industri otomotif di Indonesia,

khususnya di Indomobil group.

Page 36: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

18

2. Hasil penelitian mengenai CSR ini memberikan persepsi dan ekspektasi kepada

pemangku kepentingan, sebagai bahan penyusunan kebijakan CSR.

Page 37: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

19

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. CSR dan CSR Berkelanjutan

Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) CSR

adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan,

bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komuniti-

komuniti setempat (lokal) dan masyarakat secara keseluruhan, dalam rangka

meningkatkan mutu kehidupan (Rudito et al., 2004). Peningkatan mutu kehidupan

mempunyai arti adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota masyarakat untuk

dapat menanggapi keadaan sosial yang ada dan dapat menikmati, serta memanfaatkan

lingkungan hidup, termasuk perubahan-perubahan yang ada dan sekaligus memelihara.

Atau dengan kata lain, CSR merupakan cara korporat mengatur proses usaha untuk

memproduksi dampak positif pada masyarakat (Rudito et al., 2004). CSR berarti

perusahaan harus bertanggungjawab atas operasinya yang berdampak buruk pada

masyarakat, komunitas dan lingkungannya. Namun sebaliknya juga harus memberikan

dampak positif terhadap masyarakat sekitar. Suatu perusahaan tidak akan dapat bertahan

lama apabila dia mengisolasikan dan membatasi dirinya dengan masyarakat sekitarnya

(Djajadiningrat dan Famiola, 2004).

Terkait dengan aspek hukum maka terdapat 4 jenis CSR (Fajar, 2010) yaitu :

1. Social responsibility theory, yaitu kewajiban direksi dan manajemen untuk menjaga

keharmonisan kepentingan pemegang saham (shareholders) dan pemangku

kepentingan (stakeholders). Dalam teori ini seakan tanggung jawab sosial hanya

menjadi kewajiban direksi dan manajemen saja atau menjadi terlalu sempit dari

hakekat CSR yang seutuhnya.

2. Hobbesian Leviatan theory, yang menghendaki kontrol yang ketat dari Pemerintah

serta meniadakan upaya-upaya lainnya. Teori ini menempatkan hanya Pemerintah

sebagai pihak yang berwenang dan menentukan terhadap aktivitas CSR perusahaan

dan menegasikan alternatif lainnya dalam pengaturan CSR.

Page 38: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

20

3. Corporate governance theory, menghendaki adanya corporate accountability dari

direksi korporasi. Cenderung lebih mengamati hubungan pihak internal korporasi

yaitu antara pemilik dan manajemen korporasi.

4. Reflexive law theory, digunakan untuk mengatasi kebuntuan atas pendekatan formal

terhadap kewajiban perusahaan dalam sistem hukum. Hukum formal adalah bentuk

intervensi negara dalam mengatur persoalan privat melalui bentuk perundang-

undangan seperti Undang-Undang Perseoran Terbatas yang didalamnya juga

mengatur mengenai tanggungjawab sosial perusahaan. Reflexive law theory adalah

teori hukum yang menjelaskan adanya keterbatasan hukum (limit of law) dalam

masyarakat yang kompleks untuk mengarahkan perubahan sosial secara efektif.

Mengacu dari definisi CSR tersebut, ternyata pengaturan mengenai CSR tidak

cukup hanya dengan ke 3 pendekatan atau jenis pertama karena keterbatasan-keterbatasan

dari teori hukum sedangkan ruang lingkup CSR melebihi dari aturan yang berlaku.

Reflexive law theory paling tepat untuk menekan kerumitan dan keberagaman masyarakat

melalui peraturan perundang-undangan yang ekstensif. Reflexive law theory bertujuan

untuk mengarahkan pola tingkah laku dan mendorong pengaturan sendiri (self

regulation). Proses ini adalah regulated autonomy atau membiarkan private actors,

seperti korporasi untuk bebas mengatur dirinya sendiri. Masyarakat yang akan

memberikan penilaian maupun sanksi (market‟s reward punishment) terhadap aktivitas

CSR perusahaan. Disisi lain hukum reflexive mengintervensi proses sosial dengan

membuat prosedur acuan untuk perilaku korporasi (code of conduct). Dalam mengontrol

perilaku korporasi maka reflexive law theory menghendaki adanya social accounting,

auditing dan reporting, yang disebut social reporting (Fajar, 2010).

Pada dasarnya CSR memiliki berbagai aliran pemikiran yang dibagi menjadi

beberapa school of thought yaitu adalah :

1. CSR dibagi menjadi 3 school of thought menurut Achwan (2006) yaitu:

a. The business of business is business yang berpandangan bahwa perusahaan pada

hakekatnya merupakan institusi pencipta kesejahteraan masyarakat. Setiap

perusahaan memiliki tujuan tunggal yaitu memaksimalkan keuntungan untuk

pemiliknya dan dipercaya dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Tangan-tangan

Page 39: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

21

tak kentara (invisible hands), adalah naluri yang dimiliki setiap perusahaan. Dengan

kata lain, perusahaan adalah pencipta kekayaan (wealth), dalam masyarakat dan

patuh kepada rule of law. Semua kegiatan philanthropy-semacam ini pada dasarnya

adalah pencurian uang milik pemegang saham yang dilakukan oleh para direktur

perusahaan.

b. Corporate voluntarism yang lebih menekankan aspek kebajikan, virtue, dalam

mengejar keuntungan perusahaan. Asumsi dari alam pemikiran ini adalah sifat CSR

sukarela (voluntary) dan menolak campur tangan negara dalam mengatur CSR di

perusahaan, CSR mendorong keuntungan ekonomi perusahaan, lalu keberadaan

perusahaan tidak dapat lepas dari masyarakat tempat perusahaan beroperasi.

c. Corporate involuntarism berpendapat bahwa setiap perusahaan memiliki kewajiban

menjalankan tanggung jawab sosial. Kewajiban ini harus dituangkan dalam bentuk

undang-undang. Para penyokong aliran ini berpendapat bahwa dalam kondisi

sekarang ini, ketika multinational corporation (MNC) jauh lebih berpengaruh

dibandingkan negara bangsa, self regulation dan voluntarism tidaklah mencukupi.

Sehingga perlu campur tangan Pemerintah.

2. Pengelompokan lainnya tentang aliran pemikiran dari CSR juga membagi menjadi 3

school of thought menurut pandangan Michael (2010) yaitu :

a. Neo-liberal school atau markets provide CSR adalah kegiatan CSR dimana pasar

menjadi pendorong aktivitas CSR meliputi CSR product market demand atau CSR

pada produk yang didorong oleh permintaan pasar, labour market demand atau

CSR pada tenaga kerja yang didorong oleh permintaan pasar dan capital market

demand atau CSR atas modal yang didorong oleh permintaan pasar modal.

Aktivitas ini bersifat sukarela dengan mekanisme kegiatannya mengacu pada

triple bottom line (dampak environmental, social, financial), dan stakeholders

board.

b. State led school atau CSR as a public policy adalah kegiatan CSR yang diatur

oleh negara. Aktivitas CSR dalam hal ini sifatnya wajib dilaksanakan.

c. Third-sector school atau CSR as site of participation adalah aktivitas CSR yang

dilakukan dengan membentuk forum-forum kerjasama seperti gabungan

Page 40: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

22

perusahaan-perusahaan, kerjasama perusahaan dengan lembaga swadaya

masyarakat (LSM).

3. Pemikiran lainnya atas school of thought dari CSR adalah sebagaimana yang

dikemukakan Fajar (2010) yaitu :

a. CSR yang bersifat sukarela (voluntary), adalah bentuk tanggung jawab sosial

perusahaan yang dilaksanakan secara sukarela dengan alasan: tujuan perusahaan

mencari keuntungan, CSR merupakan kewajiban moral sesuai pendapat Milton

Friedman, diacu dalam Fajar (2010), pelaksanaan CSR bertentangan dengan hak

kepemilikan privat, dan tidak sesuai dengan prinsip efisiensi dalam bisnis. Henry

Hansmann dan Reinier Kraakman mengatakan bahwa tujuan perusahaan dalam

jangka panjang adalah mencari keuntungan shareholders. Shareholders oriented

menjadi model standar untuk hukum perusahaan secara universal. Karena sifatnya

sukarela dan berada di wilayah etika maka CSR diatur dalam code of conduct

(softlaw) seperti Global Reporting Initiative (GRI) Sustainability Reporting

Guidelines, Organisation fot Economic Co-operation and Development (OECD)

Guidelines for Multinational Enterprises, dan lain sebagainya. Namun keberadaan

Corporate Code of Conduct tidak cukup mampu mengikat korporasi (Fajar,

2010).

b. Tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR yang bersifar wajib (compulsory).

Alasan utama dari CSR yang diwajibkan ini adalah: korporasi harus

memperhatikan kepentingan sosial yaitu stakeholders sebagaimana dikemukakan

oleh E.Merric Dodd, diacu dalam Fajar (2010) yang melahirkan stakeholders

theory. Selanjutnya pendapat ini didukung oleh Henry Hansmann dan Reinier

Kraakman yang berpendapat bahwa keberadaan perusahaan adalah untuk melayani

kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Terdapat 2 alasan mengapa CSR harus

diatur dalam hukum negara karena : 1). Tidak ada kekuatan memaksa dari hukum

kebiasaan dan prinsip sukaerela, tanpa diratifikasi dalam peraturan lokal sebuah

negara, 2). Prinsip sukarela yang tidak mengikat tidak akan memberikan efek

apapun secara jelas dan terukur (Fajar, 2010).

c. Tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR yang tergantung situasi dan kondisi.

Page 41: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

23

Kebijakan ini dipelopori oleh Jenkins, diacu dalam Fajar (2010) yang melihat dari

fungsi hukum untuk mengatur ketertiban masyarakat. Untuk itu perlu dipahami

ranah apa saja yang masuk wilayah hukum dan mana yang tidak, Jenkins

mengatakan bahwa wilayah hukum dapat dilihat dari dua rezim yaitu necessity

(kebutuhan) dan possibility (kemungkinan). Necessity adalah rezim yang digunakan

untuk mendukung pembangunan manusia (human development). Tanpa kondisi

yang aman dan stabil pembangunan manusia tidak bisa dilakukan. Sementara

possibility berfungsi menciptakan kebebasan, kesempatan dan kemajuan yang

diperlukan, untuk menciptakan kesempurnaan kebaikan (absolute good). Jika rezim

necessity dan possibility menghendaki aturan hukum maka akan melahirkan

tanggung jawab hukum. Kewajiban untuk CSR menjadi perlu ketika korporasi

cenderung menghalangi pembangunan manusia dan berpeluang memunculkan

eksploitasi, korupsi, kesewenang-wenangan dan ketidakpastian dalam masyarakat

(Fajar, 2010).

Dari berbagai school of thought tersebut tampaknya Indonesia menganut konsep

mandatory atau compulsory (wajib) sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang

baik Undang-Undang Perseroan Terbatas nomor 4 tahun 2007 maupun Undang-Undang

Penanaman Modal nomor 25 tahun 2007. Kewajiban melaksanakan CSR pun diwujudkan

dalam Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup nomor 32 tahun 2009 untuk

aspek lingkungan, namun hingga kini belum ada peraturan organik yang merupakan

turunan dari berbagai undang-undang tersebut yang mengikat secara pasti dalam bentuk

peraturan pelaksanaan. Bila dilihat dari pada implementasinya cenderung dilakukan

sesuai dengan konsep self regulatory. Karena belum ada aturan pelaksanaan CSR

termasuk dalam sektor otomotif, sehingga setiap perusahaan menjalankan CSR sesuai

dengan konsepnya sendiri dan sesuai dengan pemahamannya masing-masing terhadap

CSR.

Menurut APCSRI (2009) praktek CSR yang baik mempunyai andil dalam :

(1) meminimalkan dampak negatif atas risiko aktifitas perusahaan terhadap masyarakat

dan lingkungan; (2) meminimalkan biaya operasional perusahaan, (3) meningkatkan

kinerja keuangan dan citra perusahaan, dan (4) pencapaian tujuan pembangunan

Page 42: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

24

kesejahteraan masyarakat dan lingkungan, termasuk tujuan pembangunan millenium

(MDGs) di Indonesia. Lingkup dari CSR menurut Keraf (1998) dikatakan bahwa

perusahaan harus bertanggungjawab atas tindakan dan kegiatan bisnisnya yang

mempunyai pengaruh pada orang-orang tertentu, masyarakat, serta lingkungan dimana

perusahaan itu beroperasi. Maka, secara negatif itu berarti suatu perusahaan harus

menjalankan kegiatan bisnisnya sedemikian rupa, sehingga tidak sampai merugikan

fihak-fihak tertentu dalam masyarakat. Secara positif itu berarti suatu perusahaan harus

menjalankan kegiatan bisnisnya sedemikian rupa, sehingga pada akhirnya akan dapat ikut

menciptakan suatu masyarakat yang baik dan sejahtera. Bahkan secara positif perusahaan

diharapkan ikut melakukan kegiatan tertentu yang tidak semata-mata didasarkan kepada

perhitungan keuntungan kontan yang langsung, melainkan demi kemajuan dan

kesejahteraan masyarakat. Selanjutnya dikatakan bahwa sesungguhnya pada tingkat

operasional bukan hanya staf manajemen yang bertanggungjawab sosial dan moral, tetapi

juga seluruh karyawan (Keraf, 1998).

Alasan mengapa perusahaan melakukan CSR menurut Lampesis (2005) adalah :

1. Memberikan timbal balik kepada komunitas, masyarakat dan lingkungan yang telah

memberikan manfaat dan keuntungan bagi perusahaan.

2. Perusahaan memperoleh keuntungan kompetitif dan keuntungan reputasi dengan

mendemonstrasikan perhatian terbaik perusahaan kepada masyarakat luas sebagai

bagian integral dalam pembuatan kebijakan.

3. Penelitian Orlizty, Schmidt and Reynes (2003) telah menemukan bahwa terdapat

korelasi antara kinerja sosial/lingkungan dengan kinerja finansial.

Pendorong perusahaan untuk melakukan CSR :

1. CSR akan berjalan sebagai check on regulatory failures, artinya apa yang tidak diatur

oleh Pemerintah, namun tetap diperlukan untuk dilaksanakan, maka disitulah CSR

muncul.

2. CSR memberikan kesempatan kepada perusahaan akan suatu tingkat fleksibilitas dari

aturan yang berlaku. Artinya perusahaan melakukan CSR lepas dari aturan yang

berlaku.

Page 43: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

25

Manfaat dari pelaksanaan CSR bagi masyarakat (Brew, 2008) adalah :

1. Aktivitas dan peluang ekonomi

2. Penyerapan tenaga kerja

3. Akses terhadap skill dan teknologi

4. Infrastruktur yang meningkat

5. Perlindungan terhadap lingkungan

6. Kesehatan

7. Investasi sosial

Dalam melaksanakan CSR ada tiga kriteria yang harus dipenuhi (Bronchain, 2003),

yaitu :

1. They are carried out on a voluntary basis, i.e. going beyond common regulatory

and conventional requirements; atau harus bersifat sukarela dan melebihi yang

telah dipersyaratkan. Artinya mendemonstrasikan komitmen tanggungjawab

sosial dan lingkungan lebih dari sekedar mematuhi hukum atau aturan yang

berlaku.

2. There is interaction with the stakeholders, atau terdapat interaksi dengan para

stakeholders. Artinya perlu dicari pola-pola kemitraan (partnership) dengan

seluruh stakeholders agar dapat berperan dalam pembangunan, sekaligus

meningkatkan kinerjanya agar tetap dapat bertahan dan bahkan berkembang

menjadi perusahaan yang mampu bersaing. Pengertian CSR dikaitkan dengan

pemangku kepentingan adalah :

CSR is the capacity of a company to listen to, to take care of, to understand and

to satisfy the legitimate expectations of the different actors who contribute to

their development (Olivera Neto, diacu dalam Sanchez, 2008)

Dikatakan bahwa CSR adalah kapasitas perusahaan dalam mendengarkan,

menjaga, mengerti dan memuaskan ekspektasi yang legitimate dari para

pemangku kepentingan. Selanjutnya dampak dari program tanggungjawab

sosialnya (CSR) akan sangat tergantung dari respons perusahaan terhadap

ekspektasi dari berbagai pemangku kepentingannya (Dawkins and Lewis,

2003), yaitu :

Page 44: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

26

A company‟s balancing of these several priorities must therefore be informed

by its stakeholders of importance. The company must define, consult and engage

these stakeholders in its programme that its activity is seen as relevant both to

the business and to its stakeholders, and some companies are of course well

advanced in this process of dialogue (Dawkins and Lewis, 2003).

Perusahaan harus menyeimbangkan berbagai prioritas dalam CSR sesuai

dengan kepentingan pemangku kepentingan, sehingga perlu mendefinisikan,

konsultasi dan mengaitkan pemangku kepentingan dalam aktivitasnya, agar

terdapat relevansi antara bisnis dan pemangku kepentingan.

2. Social and environmental concerns are integrated into the business operations,

atau mengintegrasikan aspek sosial dan lingkungan kepada operasi perusahaan.

Tujuan akhir pelaksanaan CSR adalah menempatkan entitas bisnis dalam upaya

pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, tanggungjawab sosial itu

seharusnya menginternalisasi pada semua bagian kerja pada suatu pekerjaan. CSR

harus merupakan keputusan strategik perusahaan sejak awal dari mendesain

produk yang ramah lingkungan, hingga pemasaran, dan pengolahan limbah.

Selain itu, secara eksternal CSR juga memastikan jangan sampai perusahaan

justru mengurangi kesejahteraan masyarakat di lingkungan sekitarnya (Nindita,

diacu dalam Tunggal, 2007). Tujuan dari pelaksanaan CSR dalam aspek

lingkungan didefinisikan sebagai :

As a result the environmental aspect of CSR is defined as the duty to cover the

environmental implications of the company‟s operations, products and

facilities; eliminate waste and emissions; maximize the efficiency and

productivity of its resources; and minimize practices that might adversely affect

the enjoyment of the country‟s resources by future generations (Mazurkiewicz,

2008).

Artinya bahwa tujuan CSR dalam aspek lingkungan adalah bagaimana

mengurangi dampak lingkungan akibat operasi perusahaan, produk maupun

fasilitas perusahaan mengurangi limbah dan emisi, memaksimalkan tingkat

efisiensi dan produktivitas dari sumber daya, serta mengurangi praktek-praktek

Page 45: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

27

yang dapat mempengaruhi keberadaan sumber daya untuk generasi mendatang.

Bila di rinci kegiatan tersebut adalah :

1.Adanya fasilitas perusahaan, baik plant, gudang penyimpanan dan segala

inventaris perusahaan yang tidak mencemari lingkungan.

2.Adanya produk perusahaan berupa mobil yang ramah lingkungan

3. Adanya efisiensi dan produktivitas dalam penggunaan sumber daya, termasuk

bahan baku

4.Aktivitas perusahaan yang tidak mengganggu ketersediaan sumber daya untuk

generasi mendatang (berkelanjutan).

Cara pandang perusahaan terhadap CSR amatlah beragam. Ada yang

memandang CSR sekedar memenuhi regulasi yang ditetapkan pemerintah,

sementara yang lain sudah mulai melihat CSR sebagai cara berpikir baru

dalam mengelola bisnis secara keseluruhan. Secara umum, kegiatan CSR

berdimensi lingkungan menurut Rewarding Upland Poor for Enviromental

Services (RUPES), diacu dalam Leimona dan Fauzi (2008) dapat

dikategorikan sebagaimana pada Tabel 1.

Tabel 1. Kategorisasi CSR

Type aktivitas CSR Isu Lingkungan Isu Utama Bisnis

Tipe CSR 1

Compliance to

environmental regulation

Minimal dampak negatif

terhadap lingkungan akibat

proses produksi

Bisnis taat regulasi dan

minimal konflik

Tipe CSR 2

Contribution to

environmental

conservation

Pendukung konservasi

lingkungan

Peningkatan ”brand

image” alat pemasaran

dan periklanan serta

perluasan jaringan

Tipe CSR 3

Conservation for

additional income

Peningkatan mutu

lingkungan melalui proses

industri, dan melebihi baku

mutu yang ditetapkan

regulasi

Efisiensi proses

produksi, pengurangan

biaya produksi dan

penambahan benefit

Tipe CSR 4

Conservation for direct

production sustainability

Peningkatan mutu

lingkungan secara langsung

di kawasan sumber bahan

baku industry

Jaminan bagi

kelangsungan sumber

produksi perusahaan

Page 46: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

28

Kategorisasi tersebut tidak dimaksudkan untuk memberikan peringkat baik

dan buruk, tetapi sebagai alat untuk melihat sejauhmana kegiatan CSR suatu jenis

industri dapat memberikan kontribusi terhadap lingkungan dan bisnisnya. CSR

berkaitan dengan konsep “go green”, menurut pandangan Howard Schultz,

pimpinan perusahaan Starbucks, CSR adalah “trying to achieve a fragile balance of

creating the necessity of profitability and the balance of having a social

conscience”(Leiu, 2010) atau mencapai keseimbangan antara kebutuhan akan

keuntungan perusahaan dan kepentingan sosial. Perusahaan semakin sadar terhadap

konsekwensi jejak lingkungan yang mereka tinggalkan dibelakangnya (ecological

footprints). Karena itu bersikap go green adalah langkah penerapan CSR dalam

aspek lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan. Konsep go green dalam bisnis

menjadi green business berarti konsep ramah lingkungan dalam segala aspek dalam

bisnis, dimana green business mencakup komitmen terhadap lingkungan dan

inisiatif terhadap keadilan sosial, termasuk dalam hal ini adalah mengurangi emisi

gas rumah kaca dan pencemar udara lainnya, penggunaan sumberdaya energi

terbarukan, efisiensi energi, pelestarian sumberdaya alam dan energi, minimalisasi

limbah dan penciptaan lapangan kerja didaerah yang dilayani. (Green For All,

2010). Dengan demikian green business berkaitan juga dengan penciptaan

kesejahteraan masyarakat. Dalam menyikapi kondisi lingkungan maka selain

bersifat reaktif atas apa yang diperbuat atas dampak operasi perusahaan, maka

green business adalah sikap menjaga lingkungan (environmental stewardship).

Dalam berbagai kasus, bisnis yang mengadopsi etika standar dalam menjaga

lingkungan (environmental stewardship) yang melebihi aturan yang berlaku akan

memperoleh keunggulan kompetitif (competitive advantage), mendapatkan

kesetiaan pelanggan (costumer loyalty) dan pangsa pasar (market share), dan juga

mengurangi resiko bisnis (Olson, 2010). Menjaga lingkungan (environmental

stewardship) adalah bagian dari CSR dalam aspek lingkungan (Olson, 2010)

Hubungan korporat dengan pemangku kepentingan sangat dipentingkan bagi

pelaksanaan CSR. Hubungan korporat dengan pemangku kepentingan tidak lagi

Page 47: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

29

bersifat pengelolaan saja, tetapi sekaligus melakukan kolaborasi, yang dilakukan

secara terpadu dan berfokus pada pembangunan kemitraan. Kemitraan tidak lagi

bersifat penyangga organisasi, tetapi menciptakan kesempatan-kesempatan dan

keuntungan bersama, untuk tujuan jangka panjang dan pembangunan berkelanjutan

sesuai dengan tujuan, misi, nilai-nilai dan strategi-strategi tanggungjawab

perusahaan secara sosial yang pada dasarnya mendorong korporat untuk hidup

secara langgeng di dalam masyarakat. Kemitraan yang terwujud dalam interaksi

antar pemangku kepentingan ini pada dasarnya merupakan juga suatu bentuk

community development (CD) sebagai muara dari CSR (Rudito et al., 2004). Sarana

yang digunakan dalam rangka implementasi konsep CSR adalah program

community development (Rudito et al., 2004).

Salah satu yang menonjol dari praktik CSR di Indonesia adalah penekanan

pada aspek community development, karena paling sesuai kondisi dan kebutuhan

masyarakat Indonesia yang masih bergelut dengan kemiskinan dan pengangguran

(Ambadar, 2008). Bentuk dari community development terdiri dari community

relation atau pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi

kepada para pihak yang terkait, seperti konsultasi publik, penyuluhan dan

sebagainya, community service merupakan pelayanan korporat untuk memenuhi

kepentingan masyarakat ataupun kepentingan umum, seperti pembangunan fasilitas

umum, antara lain pembangunan/peningkatan sarana transportasi/jalan, sarana

pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya, dan community empowerment adalah

program-program berkaitan dengan memberikan akses lebih luas kepada

masyarakat untuk menunjang kemandiriannya. Berkaitan dengan program ini

adalah seperti pengembangan ataupun penguatan kelompok-kelompok swadaya

masyarakat, komuniti lokal, organisasi profesi serta peningkatan kapasitas usaha

masyarakat yang berbasiskan sumber daya setempat (Budimanta dan Rudito, 2008).

Bentuk-bentuk dari pelaksanaan CSR yang paling sering dilakukan oleh

perusahaan menurut Kotler and Lee (2005) terbagi dalam 6 bentuk meliputi :

Page 48: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

30

1. Cause Promotion adalah kegiatan sosial yang dilakukan dengan tujuan untuk

meningkatkan kesadaran, partisipasi, maupun penyertaan dana terhadap suatu

isu tertentu yang dipilih.

2. Cause-Related Marketing, perusahaan berkomitmen untuk melakukan donasi

atau kontribusi atas suatu issue tertentu berdasarkan atas penjualan produk.

Perusahaan akan melakukan bantuan dana berupa persentase tertentu atas

pendapatan penjualan. Biasanya dilakukan dalam periode waktu tertentu atas

suatu produk tertentu dan dalam bentuk sumbangan tertentu. Program ini

memiliki dua sasaran, yaitu memperoleh sejumlah dana tertentu untuk

didonasikan, disamping itu meningkatkan penjualan produk. Jenis aktivitas ini

tujuannya sama dengan cause promotion, namun dikaitkan dengan respons

konsumen terhadap penjualan (misalnya, besarnya donasi penumpang dikaitkan

dengan jumlah mil perjalanan dengan pesawat perusahaan tertentu).

3. Corporate Social Marketing. Kampanye untuk mendukung suatu perubahan

tertentu yang diharapkan terjadi atas suatu isu. Perubahan perilaku adalah yang

diharapkan terjadi dari aktivitas ini. Saat ini Corporate Social Marketing

umumnya dibangun dan diimplementasikan para profesional di pemerintahan

pusat maupun daerah, local public sector agencies, seperti fasilitas umum,

departemen kesehatan, transportasi, ekologi dan dalam organisasi nonprofit

lainnya.

4. Corporate Philanthropy. Kegiatan ini melakukan aktivitas berupa kontribusi

langsung berupa amal atau terhadap suatu permasalahan (isu). Lebih sering

dalam bentuk sumbangan uang dan betuk sumbangan lainnya. Hal ini

merupakan bentuk yang paling tradisional dari berbagai aktivitas CSR yang ada.

Isu utama yang didukung meliputi kesehatan masyarakat, pelayanan publik,

pendidikan, seni dan demikian pula perlindungan lingkungan.

5. Community Volunteering. Kegiatan ini menyediakan pelayanan pekerja sukarela

dari perusahaan kepada masyarakat. Hal ini merupakan inisiatif dari perusahaan

untuk mendukung dan menganjurkan karyawan, retail partner dan atau anggota

franchise untuk mendukung organisasi organisasi masyarakat setempat ataupun

Page 49: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

31

permasalahan yang dihadapi. Kegiatan sukarela ini termasuk menyediakan

tenaga ahli, ide dan tenaga kerja. Perusahaan mendukung dengan menyediakan

waktu kerja untuk keperluan membantu masyarakat, maupun membentuk tim

untuk membantu masyarakat.

6. Socially Responsible Business Practice. Kegiatan ini mengadopsi dan

berinisiatif melakukan praktek bisnis maupun investasi yang mendukung

kepada permasalahan sosial yang ada. Sifat dari kegiatan ini adalah melakukan

hal yang melebihi apa yang dipersyaratkan oleh hukum dan peraturan yang ada

dan melebihi apa yang diharapkan (discretionary) terhadap komunitas seperti

karyawan, distributor, pemasok, mitra nonprofit dan demikian juga sebagai

anggota dari masyarakat umum. Sedangkan bidang aktivitasnya meliputi

kesehatan dan keselamatan, demikian pula kebutuhan emosional dan psikologis.

Saat ini praktek penyelenggaraan perusahaan telah bergeser dari menanggulangi

keluhan pelanggan, menanggulangi tekanan dari group-group penekan, kepada

kegiatan yang sifatnya proaktif mencari solusi atas permasalahan sosial yang

ada. Pada umumnya aktivitas ini didominasi oleh kegiatan manufacturing,

teknologi dan industri pertanian, dimana keputusan dibuat berkaitan dengan

supply chain, bahan baku, prosedur operasional dan keamanan karyawan.

CSR adalah tanggungjawab dari pengusaha, para direktur maupun

manager disamping tugas untuk memenuhi keinginan pemilik atau pemegang

saham, yaitu keuntungan perusahaan tetapi juga melakukan hal yang serupa

terhadap pemangku kepentingan dari perusahaan (Sacconi, 2006). Selanjutnya

sebagai pola CSR yang konsisten, perusahaan harus melakukan lebih dari apa

yang dipersyaratkan/diatur dalam perundang-undangan maupun peraturan

Pemerintah mengenai penanganan aspek lingkungan, keselamatan dan

kesehatan pekerja, berinvestasi dalam komunitas dimana perusahaan beroperasi.

Dengan demikian, perusahaan harus secara konsisten mengurangi dampak

emisinya terhadap mutu udara maupun air dan secara rutin mengurangi resiko

terhadap kesehatan dan keselamatan para karyawannya, serta berinvestasi

kepada masyarakat disekitar lokasi perusahaan lebih dari yang dipersyaratkan

Page 50: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

32

untuk memperoleh ijin operasi dari masyarakat sekitar dalam bentuk

pembangunan jalan, pembangunan sarana sekolah, pelayanan kesehatan atau

juga bantuan subsidi terhadap pengembangan seni masyarakat, (Portney, diacu

dalam Hay et al., 2005).

Istilah CSR dan Pembangunan Berkelanjutan adalah saling berkait, bahkan

istilah keduanya dapat dipertukarkan (Hay et al., 2005). Bahkan CSR dikatakan

sebagai suatu konsep pembangunan yang berkelanjutan atau sustainable

development (Permana, 2008)). Keberlanjutan disini didefinisikan sebagai kapasitas

penampung dari ekosistem untuk mengasimilasikan pemborosan agar tidak sampai

berkelebihan. Dan rataan hasil dari sumber daya yang terbaharui tidak akan

berlebihan pada rataan generasi (World Bank Group, diacu dalam Rudito et al.,

2004). Indikator keberlanjutan didefinisikan sebagai indikator yang memberikan

informasi secara langsung atau tidak langsung mengenai viabilitas di masa

mendatang dari berbagai level tujuan (sosial, ekonomi dan lingkungan)

(Senanayake, 1991). Sedangkan indikator untuk menilai keberlanjutan menurut

Walker and Reuter (1996) dibagi dalam dua tipe, yaitu : (1) indikator kondisi yang

mendefinisikan kondisi sistem relatif terhadap kondisi yang dapat digunakan untuk

menilai lingkungan; dan (2) indikator trend yang menggambarkan seluruh

kecenderungan linear dari suatu keadaan sumberdaya selama periode simulasi.

Partisipasi dunia usaha dalam pembangunan berkelanjutan (sustainable

development) adalah dengan mengembangkan program kepedulian perusahaan

kepada masyarakat disekitarnya (Ambadar, 2008). Berkesinambungan

(berkelanjutan) menurut pandangan Rasmussen (1996) juga adalah berarti berpikir

kesamping dan disekitar persimpangan-persimpangan, tidak hanya ke atas dan ke

bawah dalam hierarki, atau ke depan dan ke belakang dalam pengertian kita yang

biasa tentang waktu dan sejarah. Berarti berkelanjutan dalam konteks CSR

perusahaan harus memperhatikan masyarakat di sekitar perusahaan (disamping)

sebagai mitra yang berada di samping lokasi perusahaan, sebagai bagian dari

pemangku kepentingan perusahaan (stakeholders). Sebagaimana dikemukakan

CSR dari dunia usaha atau perusahaan memiliki ciri-ciri spesifik, sesuai dengan

Page 51: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

33

jenis usaha (manufaktur, jasa, perkebunan, pertambangan dan energi), besarnya

perusahaan, financial performance, sensitivitas perusahaan, umur perusahaan, serta

luas cakupan wilayah operasinya. Ciri-ciri spesifik tersebut berpengaruh terhadap

klasifikasi tanggungjawab sosial, yang digambarkan dari jenis program, besaran

anggaran, serta luas cakupan wilayah tanggungjawab sosialnya, baik dalam

melayani kepentingan internal organisasi maupun kepentingan eksternal organisasi

yaitu publik atau masyarakat luas (Depsos, 2005).

Prinsip dasar dunia usaha dalam pelaksanaan CSR (Depsos, 2005) adalah :

1. Interdependensi antar pemangku kepentingan

2. Pemberdayaan

3. Partisipatif

4. Keswadayaan/kemandirian

5. Kepakaran

6. Prioritas

7. Menghargai keberagaman dan Hak Azasi Manusia atau HAM (diversity)

8. Good employee rsosialonship

9. Saling menguntungkan

10. Terpadu (peningkatan mutu lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat)

11. Good international rsosialonship

12. Praktek pasar yang terpercaya

13. Taat kepada peraturan yang berlaku terutama pajak (fiscal responsibility)

14. Akuntabilitas usaha (auditing, monitoring dan reporting)

15. Terukur (measurable)

16. Transparan

Dalam menjalankan aktivitas CSR, tidak ada standar atau praktek-praktek

tertentu yang dianggap terbaik. Setiap perusahaan memiliki karakteristik dan situasi

unik yang berpengaruh terhadap bagaimana memandang tanggungjawab sosial.

Implementasi CSR yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan sangat

bergantung kepada misi, budaya, lingkungan dan profil risiko (Susanto, 2007).

Meskipun tidak terdapat standar atau praktek-praktek tertentu yang dianggap

terbaik dalam pelaksanaan aktivitas CSR, namun kerangka kerja (frame work) yang

luas dalam pengimplementasian CSR masih dapat dirumuskan, yang didasarkan

pada pengalaman dan juga pengetahuan dalam bidang-bidang seperti manajemen

lingkungan (Susanto, 2007).

Page 52: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

34

Pada saat ini, CSR yang dilaksanakan umumnya masih merupakan kegiatan

bersifat pengabdian kepada masyarakat ataupun lingkungan yang berada tidak jauh

dari lokasi tempat dunia usaha melakukan kegiatannya, dan sering kali kegiatannya

belum dikaitkan dengan tiga elemen yang menjadi kunci dari pembangunan

berkelanjutan (triple bottom lines), yaitu aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.

Kondisi utama yang harus ada dalam melaksanakan CSR berkelanjutan

adalah :

1. Perusahaan haruslah sehat dan tumbuh (Permana, 2008). Artinya perusahaan

harus dapat memliki profit yang cukup untuk melakukan CSR.

2. Program CSR baru dapat menjadi berkelanjutan apabila program yang dibuat

oleh suatu perusahaan benar-benar merupakan komitmen bersama dari segenap

unsur yang ada di dalam perusahaan itu sendiri (Lesmana, 2006). Dengan

demikian, perlu ada dialog dengan para stakeholders untuk memahami

kebutuhan dan keinginannya (Bronchain, 2003).

3. Outcome/result CSR yang terukur/measurable (The Chartered Quality Institute,

2008).

4. Harus memiliki sistem management yang dapat mampu mencakup (meng-

cover), sehingga CSR dapat mencapai tujuan yang diinginkan (The Chartered

Quality Institute, 2008)

5. Menerapkan prinsip triple bottom line (profit, people dan planet), sehingga

program CSR ada kaitannya dengan operasional dan tujuan perusahaan,

sehingga semuanya berjalan sustainable (Permana, 2008). Perusahaan harus

berorientasi untuk mencari keuntungan yang memungkinkan untuk terus

beroperasi dan berkembang (profit), perusahaan harus memiliki kepedulian

terhadap kesejahteraan manusia (People) dan perusahaan harus peduli terhadap

lingkungan hidup dan keberlanjutan keragaman hayati. (Suharto, 2006). Dalam

pandangan Asia, CSR adalah komitmen perusahaan untuk beroperasi dengan

mencapai keberlanjutan dalam aspek ekonomi, sosial dan lingkungan dan

mencapai keseimbangan kepentingan pemangku kepentingan (Fukukawa, 2010)

Page 53: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

35

6. Memasukkan CSR dalam bisnis inti dan proses organisasi (Pratomo, 2008).

Dalam hal ini mengetahui indeks keberkelanjutan dalam aktivitas CSR perlu

melakukan penilaian terhadap aspek Ekonomi, Sosial dan Lingkungan

(Munasinghe, 1993), serta diidentifikasi atribut-atribut dari masing-masing

aspek atau dimensi.

2.2 Komitmen terhadap CSR

Komitmen terhadap CSR adalah instrumen-instrumen yang dibangun oleh

sebuah perusahaan yang mengindikasikan apa yang ingin dilakukan dalam rangka

memberi perhatian terhadap pengaruh sosial dan lingkungannya (Susanto, 2007).

Komitmen ini mengkomunikasikan sifat dan arah dari aktivitas sosial dan lingkungan,

sehingga membantu pihak lain memahami bagaimana perilaku perusahaan dalam

situasi-situasi tertentu. Dengan adanya komitmen CSR, menjadi jelas bagi pihak-

pihak lain mengenai apa yang bisa diharapkan dari perusahaan. Dengan

mengartikulasikan ekspektasi ini akan mengurangi kemungkinan terjadinya

kesalahpahaman.

Komitmen CSR dapat memperbaiki mutu keterlibatan perusahaan dengan

pihak-pihak dimana mereka melakukan interaksi (Susanto, 2007). Komitmen CSR

harus dituangkan ke dalam pernyataan dengan bahasa yang tegas dan harus berisi

kewajiban-kewajiban dengan kata-kata yang jelas dan ringkas (Susanto, 2007). CSR

harus dapat diimplementasikan. Implementasi mengacu kepada keputusan, proses,

praktek, dan aktivitas keseharian yang menjamin bahwa perusahaan memenuhi

semangat dan menjalankan rencana tertulis yang telah disusun.

2.3 CSR, Etika Bisnis dan Good Corporate Governance (GCG)

Pada dasarnya CSR, Etika bisnis, dan Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good

Corporate Governance saling berkaitan satu sama lain. CSR berkaitan, namun tidak

identik dengan etika bisnis. CSR berkaitan dengan tanggungjawab ekonomi, legal,

ethical, dan discretionary, sedangkan etika bisnis fokus kepada pertimbangan

moralitas dan perilaku individu dan kelompok dalam organisasi. Sehingga etika

bisnis dipandang sebagai komponen dari studi yang lebih luas dari CSR. Sedangkan

Page 54: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

36

Good Corporate Governance (GCG) adalah alat dalam melaksanakan etika bisnis

(Kurniaty, 2008).

2.4 Industri Otomotif

Indonesia saat ini sedang dalam proses pembangunan diberbagai sektor,

termasuk industri otomotif. Industri Otomotif memainkan peranan penting dalam

proses pembangunan berkelanjutan. Berbagai type kendaraan telah dihasilkan

meliputi jenis sedan, 4x2 (Multi Purpose Vehicle/MPV), 4x4 (Sport Utility

Vehicle/SUV), Bus, Pick Up/truck, dan Kabin Ganda (double cabin) 4x2/4x4 sesuai

dengan katagorisasi SNI 09-1825-2002 (Gaikindo, 2008).

Pengertian dari masing-masing jenis kendaraan tersebut adalah :

1. Sedan

Dalam bahasa Inggris versi American English disebut sedan, sedangkan dalam

bahasa Inggris versi British English: saloon, adalah salah satu dari body style yang

paling umum dari mobil modern. Pada dasarnya merupakan mobil penumpang

dengan dua baris tempat duduk dengan ruang penumpang yang cukup memadai

dibagian ruang belakang untuk penumpang dewasa. Umumnya memiliki ruangan

terpisah untuk bagasi. Beberapa produsen mobil membuat mobil yang penempatan

mesinnya dibagian belakang, seperti Volkswagen (VW) misalnya. Berbagai jenis

sedan yang dibuat adalah jenis model 4 pintu dan model 2 pintu. Jenis sedan dibagi

dalam beberapa kategori yaitu (a) Cylinder Capacity (CC) ≤ 1.500 baik berbahan

bakar bensin (Gasoline = G) ataupun Solar (Diesel = D), (b) CC 1.501 – 3.000 (G)

/ 2.500 (D) dan (c). CC > 3.001 (G) / 2.501 (D)

2. 4 x 2 Multi Purpose Vehicle/MPV

MPV dikenal sebagai mobil penumpang. Jenis kendaraan ini memiliki jarak tinggi

antara body dengan tanah. Suatu MPV yang besar dapat menampung lebih dari 8

penumpang. Jenis yang dikenal adalah minibus. Jenis ini dibagi menjadi beberapa

kategori yaitu (a) CC ≤ 1.500 (G/D) dan (b) CC 1.501 – 2500 (G/D)

3. 4 x 4 Sport Utility Vehicle/SUV

SUV merupakan kendaraan berkemampuan off-road dengan empat roda

penggerak kendaraan (four-wheel drive) dan mampu melintasi segala medan

Page 55: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

37

dengan body yang tinggi dan boxy. Jenis ini dibagi menjadi (a) CC ≤ 1.500

(G/D), (b) CC 1.501 – 3.000 (G) / 2.500 (D) dan (c). CC > 3.001 (G) / 2.501 (D)

4. Bus

Bus adalah kendaraan besar beroda yang digunakan untuk membawa penumpang

dalam jumlah besar. Jenis ini dibagi menjadi (a). Gross Vehicle Weight (GVW) 5

– 10 Ton (G/D) dan (b). GVW 10 – 24 Ton (G/D)

5. Pick Up/Truck

Pick up adalah kendaraan bermotor jenis ringan (light) dengan memiliki bak

terbuka dibagian belakang yang terpisah dengan kabin penumpang dan mampu

mengangkat barang-barang. Truck adalah kendaraan yang digunakan untuk

mengangkut barang-barang dan material. Jenis ini dibagi menjadi (a). Gross

Vehicle Weight (GVW) < 5 (G/D), (b). GVW 5 – 10 Ton (G/D), (c) GVW 10 –

24 Ton (G/D) dan (d) GVW > 24 Ton (G/D)

6. Kabin Ganda (double cabin) 4 x 2/4 x 4

Kendaraan Double Cabin adalah kendaraan bermotor dengan kabin ganda dalam

bentuk kendaraan bak terbuka atau bak tertutup, dengan penumpang lebih dari 3

(tiga) orang (termasuk pengemudi), dengan massa total tidak lebih dari 5 ton.

Jenis ini meliputi GVW < 5 Ton (G/D) for all cc

Untuk mencapai industri otomotif berkelanjutan, maka aspek ekonomi, sosial

dan lingkungan perlu diperhatikan dan diseimbangkan. Tidak dapat industri otomotif

hanya memperhatikan sektor ekonomi dan sosial, karena aspek lingkungan menjadi

penentu pula dalam pembangunan industri otomotif berkelanjutan. Gambar 2

menjelaskan pengaruh otomotif terhadap lingkungan (Graedel et al., diacu dalam

Ayres and Ayres, 2002)

Page 56: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

38

Gambar 2. Diagram sistem teknologi otomotif (Graedel et al., diacu dalam Ayres and

Ayres, 2001)

Gambar 2 menunjukkan pengaruh dari keberadaan otomotif yang diproduksi oleh

pabrikan yang berdampak terhadap phase proses produksi, penggunaan, proses daur

ulang sampai kepada phase ketersediaan infrastruktur jalan dan jembatan, hingga

kepada perubahan struktur sosial seperti persebaran komunitas, mal-mal, kegiatan

perekonomian dan sebagainya. Pengaruh terbesar dari otomotif terhadap lingkungan

bukannya pada lingkaran terkecil, yaitu mesin kendaraan maupun limbah yang

dikeluarkan oleh pabrik mobil, namun justru pada pengaruhnya terhadap penyebaran

masyarakat dalam skala wilayah maupun kegiatan usaha masyarakat, termasuk

didalamnya penyebaran pusat-pusat perbelanjaan atau mal-mal dan sebagainya.

Industri otomotif secara global amat beragam dan meliputi berbagai segmen

produk seperti engine parts, drive trasmission and steering parts, suspension & braking

parts, electrical parts dan komponen kendaraan lainnya. Industri otomotif meliputi

produsen dan dealer dari berbagai jenis kendaraan mulai dari luxury cars, passenger

Automobile

Subsystem

(e.g. the engine)

The automobile

. manufacture .use . recycle

Infrastructure technologies

. built infrastructure (e.g. highway)

. supply infrastructure (e.g.

petroleum industri)

Social structure

(e.g. dispersed communities and

businesses, malls)

Page 57: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

39

cars, specialist vehicles, off-road vehicles, aksesories dan komponen kendaraan, produk

perlindungan kendaraan (car care products), environment and safety equipment, garage

and service equipment, moulds and dyes, oils and libricants, petrol vending machines,

tires, batteries and auto electrical, upholsteries dan banyak lagi.

Mobil itu sendiri juga membuat orang dapat bepergian dan mengangkut barang-

barang lebih jauh dan lebih cepat dan telah membuka pasar yang lebih besar untuk bisnis

dan komersial. Berbagai industri yang mendukung industri otomotif seperti perusahaan

asuransi, security, petroleum, industri disain dan konstruksi jalan raya. Selain itu dampak

yang timbul akibat mobilitas yang disediakan oleh mobil adalah seperti motels, drive-in

theathers dan fast-food restaurant. Sedemikian besar dampak yang ditimbulkan oleh

industri otomotif yang diestimasikan bahwa setiap pekerjaan yang tercipta di industri

perakitan mobil, tiga dari empat jenis pekerjaan tercipta dari industri komponen

kendaraan (Williams, 2010). Hal ini menunjukkan bahwa industri otomotif membuka

kesempatan besar bagi terciptanya peluang usaha dari industri komponen kendaraan.

Sehingga bentuk tanggungjawab industri otomotif dalam hal keterkaitan antara mobilitas

dengan ekonomi dan pembangunan sosial dapat diwujudkan dalam bentuk seberapa besar

teknologi maupun bahan baku yang dapat di pasok yang merupakan produk lokal, serta

berupaya menguak segala perbedaan antara standar lokal dan global serta kinerjanya, dan

semakin merekatkan diri dengan pemasok lokal. Adapun komitmen umum dari industri

otomotif adalah bertanggungjawab atas seluruh mutu kehidupan sosial di wilayah dimana

perusahaan beroperasi (UNEP, 2002).

Industri otomotif dapat memberikan kesempatan untuk memasok komponen

mobil kedalam industri otomotif kepada masyarakat agar dapat membuka lapangan kerja

yang banyak bagi masyarakat sekitar dan mampu meningkatkan pendapatan. Demikian

pula sektor-sektor pendukung industri otomotif berpeluang dapat menyertakan

masyarakat sekitar untuk mengelolanya dalam bentuk usaha-usaha kecil seperti catering,

pengelolaan limbah pabrik, usaha cleaning service dan sebagainya.

Industri otomotif pada dasarnya menempati posisi strategis dalam pembangunan

nasional. Dengan adanya globalisasi dan pertumbuhan ekonomi telah mendorong

meningkatnya mobilitas dan motorisasi. Mobilitas itu sendiri merupakan kebutuhan dasar

Page 58: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

40

manusia dan merupakan fasilitator utama dari pembangunan ekonomi dan mutu

kehidupan. Akses terhadap mobilitas, khususnya di negara berkembang berarti akses

tehadap pekerjaan, pendidikan dan kesehatan. Demikian juga berarti akses kepada

pemenuhan kebutuhan barang dan jasa, kesenangan dan kesempatan terhadap aktivitas

ekonomi, sosial dan budaya (UNEP, 2002). Sedemikian penting posisi industri otomotif

sebagai penghasil kendaraan bermotor (mobil), sehingga pembangunan industri otomotif

berkelanjutan amat diperlukan. Dalam menjalankan aktivitasnya industri mobil sebagai

pemangku kepentingan dari pembangunan nasional berkelanjutan diperlukan peran aktif

dalam kegiatan lebih dari sekedar mencari keuntungan sebesar-besarnya untuk

kepentingan shareholders, artinya perusahaan perlu bertanggungjawab terhadap masalah-

masalah sosial yang timbul lebih daripada yang dipersyaratkan.

Aspek paling kritikal yang merupakan side effect atau efek samping dalam upaya

meningkatkan mobilitas adalah berkaitan dengan lingkungan (environment), dimana,

environmental performance is at the core of corporate best practice with regard to

sustainable development (UNEP, 2002), atau aspek lingkungan merupakan faktur

penentu dalam industri otomotif untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Meskipun

tidak mengurangi tingkat kepentingan dari kedua aspek lain (ekonomi dan sosial).

Saat ini kota Jakarta mendapat julukan sebagai kota nomor tiga terparah tingkat

polusi CO2-nya di dunia, hal ini diakibatkan sebagian besar oleh emisi gas buang

kendaraan bermotor. Hal ini amat merugikan bagi kesehatan masyarakat, khususnya kota

Jakarta. Menurut artikel di harian Kompas tanggal 30 November 2007 terdapat tulisan

yang merupakan hasil survei dari kerjasama Yayasan Pelangi, Organda DKI, ADB, Dinas

Perhubungan, DKI, BPS DKI ditemui kerugian akibat dari kemacetan di bulan Maret

2007 mencapai Rp. 43 triliun. Keadaan ini merupakan permasalahan yang timbul sebagai

fakta dari penggunaan kendaraan bermotor yang merupakan produk dari industri

otomotif. Tentu hal ini berakibat menjadikan industri otomotif menjadi tidak

berkelanjutan.

Upaya untuk mengurangi dampak emisi gas buang kendaraan bermotor adalah

dengan memberlakukan standar emisi gas buang sebagaimana yang telah diberlakukan

saat ini sebagaimana yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor

Page 59: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

41

4 Tahun 2009 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru

berikut.

Tabel 2. Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M

dan N Berpenggerak Motor Bakar Cetus Api Berbahan Bakar Bensin

No.

Kategori (1)

Parameter

Nilai Ambang Batas

1. M1, GVW ≤ 2,5 ton, tempat duduk ≤,

tidak termasuk tempat duduk

pengemudi

CO

HC + Nox

2,2 gram/km

0,5 gram/km

2. M1, Tempat duduki 6-8 tidak

termasuk tempat duduk pengemudi,

GVW > 2,5 ton atau N1, GVW ≤ 3,5

ton

a. Kelas 1, RM ≤ 1.250 kg

b. Kelas II, 1250 kg < RM ≤ 1.700 kg

c. Kelas III, RM > 1.700 kg

CO

HC + Nox

CO

HC + Nox

CO

HC + Nox

2,2 gram/km

0,5 gram/km

4,0 gram/km

0,6 gram/km

5,0 gram/km

0,7 gram/km

Keterangan : (1) : Dalam hal jumlah penumpang dan GVW tidak sesuai dengan pengkategorian

tabel di atas, maka nilai ambang batas mengacu kepada pengkatagorian GVW

GVM : Gross Vehicle Weight adalah jumlah berat yang diperbolehkan (JBB)

RM : Reference Mass adalah berat kosong kendaraan ditambah massa 100 kg

M1 : Kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan orang dan mempunyai

tidak lebih dari delapan tempat duduk (tidak termasuk tempat duduk

pengemudi).

N1 : Kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan barang dan mempunyai

jumlah berat yang diperbolehkan (GVW) tidak lebih dari 0,75 ton

N2 : Kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan barang dan mempunyai

jumlah berat yang diperbolehkan (GVW) lebih dari 3,5 tetapi tidak lebih dari

12 ton

N3 : Kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan barang dan mempunyai

jumlah berat yang diperbolehkan (GVW) lebih dari 12 ton.

Page 60: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

42

Pada dasarnya untuk lingkup internasional, penetapan ambang batas yang

dijadikan standar international adalah mengacu pada standar Euro. Berikut adalah

standar uji emisi yang berlaku secara international yang diadopsi oleh Indonesia dan

telah diberlakukan di Eropa, dan masa diberlakukannya (Wikipedia, 2009) berikut.

Tabel 3. Tabel Ambang Batas Emisi menurut standar EURO (gasoline)

Tier Date CO HC NOx HC+NOx PM

Euro 1† July 1992 2,72 (3.16) - - 0,97 (1,13) -

Euro 2 January 1996 2,2 - - 0,5 -

Euro 3 January 2000 2,3 0,2 0,15 - -

Euro 4 January 2005 1,0 0,1 0,08 - -

Euro 5 September 2009 1,0 0,1 0,06 - 0,005**

Euro 6 (future) September 2014 1,0 0,1 0,06 - 0,005**

* Before Euro 5, passenger vehicles > 2.500 kg were type approved as light commercial

vehicle N1 – I

** Applies only to vehicles with direct injection engines

† Values in brackets are conformity of production (COP) limits

Dari Tabel 3 telihat bahwa Eropa telah menerapkan ketentuan mengenai ambang

batas emisi gas buang kendaraan bermotor lebih dulu dan jauh lebih ketat dari yang

diberlakukan di Indonesia. Saat ini Indonesia baru menerapkan aturan tersebut yang

sesuai dengan Euro 2 dalam ketentuan Eropa.

3. CSR Industri Otomotif

Sesuai dengan konsepnya CSR adalah kewajiban perusahaan memaksimalkan

dampak positif dan meminimalisasikan dampak negatif dalam berkontribusi kepada

masyarakat dengan memperhatikan kebutuhan jangka panjang masyarakat, serta

keinginannya. CSR berarti berperan dalam ekonomi masyarakat dan sumber daya

manusia atau SDM (Journal of Consumer Marketing (2001), diacu dalam Talaei and

Page 61: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

43

Nejati, 2008). Kewajiban dari perusahaan adalah kepada pemangku kepentingan.

Kewajiban ini melampaui persyaratan legal dan tugas perusahaan kepada pemegang

saham. Pemenuhan kewajiban ini adalah dengan meminimalisasi dampak negatif,

serta segala bentuk kerugian dan memaksimalkan dampak menguntungkan secara

jangka panjang kepada masyarakat (Bloom and Gundlach (2001), diacu dalam Talaei

and Nejati, 2008).

Dalam CSR terdapat 4 dimensi yang diidentikkan dengan pembangunan

berkelanjutan, karena CSR berkaitan erat dengan prinsip-prinsip pembangunan

berkelanjutan (Talaei and Nejati, 2008). Bahkan CSR is the ultimate level toward

sustainable development. Unsur-unsur CSR yang dikemukakan Carroll (2000) adalah

dimensi Discretionary Responsibilities (tanggungjawab yang bersifat

kebijakan/sukarela), Ethical Responsibilities (tanggungjawab untuk berlaku etis

dalam berbisnis), Legal Responsibilities (tanggungjawab untuk mentaati segala

peraturan yang berlaku) , Economic Responsibilities (tanggung jawab ekonomi) telah

memenuhi aspek keberlanjutan (ekonomi, sosial dan lingkungan) dan identik dengan

prinsip keberlanjutan. Keempat unsur CSR ini harus merupakan sesuatu yang terpadu

tidak dapat terpisah-pisah. CSR harus memenuhi keempat unsur tersebut (Gambar 3).

Gambar 3. Kategorisasi CSR

Sejak tahun 1991 istilah kategori keempat yaitu Discretionary Responsibilities

diganti menjadi corporate citizenship (Solihin, 2009). Corporate citizenship yang

baik adalah dapat dirumuskan sebagai suatu pemahaman dan pengelolaan atas

pengaruh perusahaan secara luas terhadap masyarakat untuk kebaikan perusahaan dan

masyarakat secara keseluruhan (Marsden and Andrioff (1998), diacu dalam Solihin,

2009)

Tanggungjawab Altruistik/discreation

Tanggungjawab Moral

Tanggungjawab Legal

Tanggungjawab ekonomi

Page 62: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

44

Atribut-atribut dari tiap-tiap dimensi tersebut dalam industri otomotif (Talaei

and Nejati, 2008) adalah :

1. Dimensi tanggungjawab Ekonomi (Novak (1996), diacu dalam Talaei and Nejati,

2008)

Hal ini adalah berupaya menguntungkan principals dengan cara memberikan

barang yang bermutu baik dengan harga fair kepada pelanggan, dengan tanggung

jawab ekonomi direalisasikan dalam bentuk :

a. Satisfying Customers (tingkat kepuasan pelanggan) adalah kepuasan pelanggan

terhadap produk (unit kendaraan) yang sesuai dengan nilainya.

b. Fair rate return (tingkat pengembalian yang fair)

Untuk memperoleh return yang fair atas dana-dana yang dipercayakan oleh

investor untuk ditanam di perusahaan.

c. Poverty eradication (pengentasan kemiskinan) menciptakan kesejahteraan yang

baru. Yaitu misalnya memperbesar jumlah saham yang ditanam di institusi non-

profit yang dimiliki oleh sosial, dan menolong mengangkat dari kemiskinan

dengan peningkatan upah.

d. Creating new jobs atau lapangan kerja yang tercipta.

e. Diversity citizens economic interests atau keragaman tingkat kepentingan

ekonomi dari masyarakat.

f. Generating upward mobility (tingkat mobilitas semakin meningkat) adalah

mengupayakan kepentingan umum demi mengedepankan mobilitas dan

memberikan perasaan kepada masyarakat bahwa kondisi ekonominya akan

membaik.

g. Promote innovation (pengembangan inovasi), yaitu frekuensi dalam

pengembangan model yang tercipta, perbaikan dalam metode produksi dan

besarnya saran-saran perbaikan metode kerja dari karyawan.

2. Dimensi tanggung jawab Legal

Aktivitas bisnis yang bermoral yaitu mentaati hukum dan perundang-undangan.

Namun hukum memiliki keterbatasan untuk meyakinkan perilaku yang

bertanggungjawab. Bisnis cenderung untuk reaktif terhadap adanya berbagai aturan-

Page 63: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

45

aturan dalam hukum, bukannya proaktif untuk melakukan apa yang diinginkan

hukum, maka difokuskan bukan seberapa besar perusahaan mentaati aturan hukum

yang berlaku, namun seberapa tinggi tingkat pelanggaran terhadap hukum yang

dilakukan oleh perusahaan.

3.Dimensi tanggungjawab Ethical (Smith and Quelch (1993), diacu dalam Talaei and

Nejati, 2008). Dimensi ini melampaui hukum dan mencakup aspek moral,

melakukan hal yang benar, adil dan fair, menghormati hak-hak moral masyarakat,

menghindari kejahatan dan gangguan sosial, serta mencegah kejahatan akibat hal-

hal lain. Tanggungjawab etika ini lebih bersumber kepada agama dan kepercayaan,

tradisi moral, prinsip-prinsip kemanusiaan dan komitmen terhadap hak azasi

manusia (Novak (1996), diacu dalam Talaei and Nejati, 2008). Tanggungjawab

etika lebih merupakan tanggung jawab sosial.

4. Dimensi tanggungjawab Altruistik atau mementingkan kepentingan orang lain

adalah memberikan waktu dan dana untuk pelayanan sukarela, kumpulan sukarela

dan pemberian sukarela (discretionary). Dimensi ini lebih menekankan bahwa

tujuan perusahaan bukan hanya bertujuan kepentingan ekonomi dan kinerja

moralnya, tetapi juga kontribusi terhadap masyarakat (sosial). Sebagaimana

dikatakan oleh Henry Ford II yang mengatakan bahwa isi kontrak antara industri

dan masyarakat telah berubah bahwa industri juga memiliki kewajiban

berkontribusi kepada masyarakat tanpa transaksi komersial (Talaei and Nejati,

2008).

Indikator-indikator dari tiap-tiap dimensi tanggungjawab korporat dalam

industri otomotif merupakan indikator CSR untuk mengukur komitmen perusahaan

dalam industri otomotif terhadap tanggungjawab sosial. Indikator ini dapat diadaptasi

dengan modifikasi tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan kondisi pada perusahaan

otomotif di tempat lain atau negara lain (Talaei and Nejati, 2008).

Pada dasarnya terdapat 4 macam pendekatan tentang tanggungjawab perusahaan

terhadap masyarakat atau CSR, yaitu :

1. Corporate Social Performance (CSP), sebuah teori berbasis sosiologi

Page 64: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

46

2. Shareholder Value Theory atau Fiduciary Capitalism, yang lebih kepada teori

ekonomi

3. Stakeholders Theory, tinjauan dalam perspektif etika.

4. Corporate Citizenship Theory, sebuah tinjauan dalam studi politik

CSP adalah konfigurasi dalam organisasi bisnis terhadap prinsip-prinsip tanggung

jawab sosial, proses dari respons terhadap persyaratan sosial, dan kebijakan-

kebijakan, program-program dan hasil yang berwujud yang merefleksikan hubungan

atau relasi perusahaan kepada masyarakat (Wood (1991), diacu dalam Crane et al.,

2008). Dalam menentukan tanggungjawab secara spesifik dalam CSP maka perhatian

terhadap ekspektasi sosial berkaitan dengan kinerja perusahaan dan concern terhadap

kebutuhan sosial (Mele (2008), diacu dalam Crane et al., 2008). Bisnis memiliki

power dan power tersebut mempersyaratkan tanggungjawab. Masyarakat memberikan

lisensi kepada perusahaan dalam hal ini industri otomotif untuk beroperasi di

wilayahnya dan sebagai konsekuensinya, perusahaan harus melayani masyarakat

bukan hanya kepada penciptaan kemakmuran, tetapi juga kontribusi kepada

kebutuhan masyarakat dan memuaskan ekspektasi masyarakat terhadap bisnis (Mele

(2008), diacu dalam Crane et al., 2008).

Reputasi perusahaan adalah berkaitan dengan penerimaan dari masyarakat dimana

perusahaan beroperasi (Lewis (2003), diacu dalam Crane et al., 2008). Dalam

pendekatan CSP ini terdapat tiga tingkatan atau level dalam melaksanakan CSR,

meliputi level berikut,

1. Institutional

2. Organizational

3. Individual

Untuk melakukan evaluasi terhadap CSP dilakukan berdasarkan tingkatan Reactive,

Defensive, Accomodative, dan Proactive (RDAP) sebagaimana dikemukakan Wartick

and Cochran (1985), Carroll (1979), diacu dalam Clarkson (1995). Skala RDAP

tersebut adalah seperti dimuat pada tabel 4.

Page 65: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

47

Tabel 4. Skala RDAP

No. Rating Posture or Strategy Performance

1 Reactive Deny Responsibility Doing less than required

2 Defensive Admit Responsibility but fight it Doing the least that is required

3 Accomodative Accept Responsibility Doing all that is required

4 Proactive Anticipate responsibility Doing more than is required

Carroll (1979), diacu dalam Clarkson (1995) merinci lagi atas hal berikut :

1. Fight all the way (Reactive)

2. Do only what is required (Defensive)

3. Be progressive (Accommodative)

4. Lead the industry (Proactive)

Pengertian masing-masing Rating adalah : Reactive yang bersifat menunggu dan tidak

melakukan apa-apa, kalau terdesak baru bertindak, merasa tidak betanggungjawab;

Defensive lebih mengarah ke diri sendiri, bertindak (melaksanakan tanggungjawab)

asal menguntungkan perusahaan dalam jangka pendek, sekedar memenuhi aturan

yang ada; Accomodative bersifat terbuka dan mulai mempertimbangkan masukan dari

luar tanpa tergantung lagi terhadap ada tidaknya keuntungan perusahaan dalam

jangka pendek, lebih bertanggungjawab terhadap masalah-masalah sosial yang ada.

Sedangkan Proactive justru menjadi pelopor dan pemimpin dalam melakukan

kegiatan sosial, peka terhadap masalah-masalah sosial yang ada.

Menurut pendapat Tunggal (2008), strategi reaktif adalah strategi kepekaan

sosial, yaitu perusahaan memilih untuk berbuat kurang dari apa yang diharapkan

masyarakat dan mengabaikan tanggungjawab atas masalah, Strategi defensif adalah

strategi kepekaan sosial, yaitu perusahaan memilih mengakui tanggungjawabnya atas

suatu masalah tetapi melakukan usaha terkecil untuk memenuhi harapan masyarakat,

strategi akomodatif adalah strategi kepekaan sosial, yaitu perusahaan memilih

menerima tanggungjawab atas masalah dan melakukan semua yang diharapkan

masyarakat untuk memecahkan persoalan dan strategi proaktif adalah strategi

kepekaan sosial, yaitu perusahaan akan mengantisipasi tanggungjawab atas masalah

Page 66: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

48

sebelum terjadinya dan akan berusaha lebih dari apa yang diharapkan masyarakat

untuk menyelesaikan persoalan.

2.6. Lokasi pabrik dan dampaknya terhadap masyarakat

Praktek dalam melaksanakan CSR seiring dengan proses pengembangan

industri otomotif di Indonesia yang merupakan perusahaan multi nasional harus

diiringi kesadaran adanya kesempatan memeratakan kesejahteraan. Komitmen ini

selayaknya diterjemahkan dengan menempatkan perusahaan sebagai tetangga yang

baik dengan komitmen penuh pada upaya peningkatan kesejahteraan komunitas dan

pelestarian lingkungan (Amri dan Sarosa, 2008). Hal ini dapat dilihat dari lokasi

dimana perusahaan itu berada.

Lokasi pabrik otomotif dapat berlokasi di dalam suatu kawasan industri atau

diluar kawasan industri. Bila industri berada dilokasi diluar kawasan industri, maka

masalah tata ruang dan bangunan lain disekitarnya akan menjadi pertimbangan.

Kehadiran industri otomotif disuatu tempat yang bukan didalam suatu areal kawasan

industri akan mengakibatkan perubahan peruntukan lahan dan mempengaruhi pola

pemanfaatan lahan dan ruang sebelumnya (Kemeneg LH, 2007). Masalah tersebut

tidak akan muncul, bila pabrik terletak di kawasan industri yang disediakan oleh

pemerintah daerah sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Apabila lokasi

pabrik tidak terletak dikawasan industri, tetapi justru dikawasan padat penduduk,

maka pabrik berpotensi menggangu tingkat kenyamanan kawasan. Gangguan tersebut

khususnya diakibatkan oleh aktivitas pabrik dan lalu lalangnya kendaraan pabrik.

Juga adalah lalu lalang produk mobil jadi yang dikirim keluar pabrik ke daerah

pemasarannya.

Berbagai manfaat yang dapat dirasakan terhadap industri yang berada dalam

kawasan industri (BPPT, 2004) antara lain adalah :

1. Terdapat suatu sosial manajemen Badan Usaha Kawasan Industri atau KI yang

bertanggungjawab dalam pengelolaan lingkungan di Kawasan Industri tersebut.

2. KI dibangun pada lahan kritis yang telah terencana dengan baik dalam suatu master

plan yang dikaitkan dengan tata ruang wilayah setempat, sehingga tidak

menimbulkan konflik dengan lingkungan sekitar.

Page 67: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

49

3. Setiap KI dilengkapi dengan fasilitas pengolahan air limbah (waste water

treatment plant), dimana semua air limbah pabrik dinetralisir terlebih dahulu,

sebelum dialirkan kembali ke sungai, sehingga tidak menimbulkan pencemaran

lingkungan.

4. Membuka kesempatan kerja sekitar

5. Masyarakat di sekitar tidak akan terganggu aktivitas pabrik karena dalam

AMDAL dan site plan telah menetapkan sistem buffer zone.

6. Masyarakat sekitar dapat memanfaatkan fasilitas sosial dan fasilitas umum

(masjid, lapangan olah raga dan sebagainya) yang dipersiapkan oleh pengelola KI.

Dampak kehadiran suatu industri terhadap masyarakat sekitar menurut Usman

(2006) adalah meliputi keresahan sosial, konflik (benturan), integrasi sosial dan

kelestarian nilai-nilai sosial. Keresahan sosial ditandai dengan protes yang dilakukan

oleh penduduk lokal (tertulis atau lisan), demonstrasi dan gerakan-gerakan politik

lainnya yang dilandasi oleh ketidakpuasan.

Konflik (benturan) dalam kajian dampak lingkungan meliputi hubungan di

antara penduduk lokal, antar penduduk lokal dan pendatang, serta antar pendatang.

Apabila konflik semacam itu sering terjadi, dampak suatu usaha atau kegiatan adalah

negatif. Sebaliknya, apabila jarang terjadi (bahkan hampir tidak pernah), dampaknya

adalah nol. Selanjutnya konflik dapat juga diidentifikasi dari keberadaan organisasi

kemasyarakatan (keagamaan, olah raga, kesenian, dan lain-lain). Apabila organisasi

kemasyarakatan tersebut hanya didominasi oleh pendatang, sedangkan penduduk

lokal berada dipinggiran atau bahkan tidak terlibat sama sekali, berarti dampaknya

adalah negatif. Dapat pula diidentifikasi dari keberadaan media (tradisional dan

modern) yang memungkinkan terjalinnya interaksi antara penduduk asli dan

pendatang. Apabila media semacam itu tidak berkembang, dampaknya adalah negatif.

Sedangkan kelestarian nilai-nilai kultural dapat diidentifikan dari keberadaan upacara

keagamaan, upacara adat dan upacara ”siklus kehidupan” (berkaitan dengan

kelahiran, perkawinan dan kematian). Apabila upacara-upacara semacam itu

terganggu atau semakin terabaikan, dampaknya negatif apabila masih dapat

dilestarikan dampaknya nol (Usman, 2006).

Page 68: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

50

Kerekatan sosial (social cohesion) menurut Council of Europe adalah

kemampuan masyarakat untuk menjamin kesejahteraan anggota-anggotanya dalam

jangka panjang, termasuk menjamin akses yang adil terhadap berbagai sumber daya

yang tersedia, dengan penghargaan terhadap kehormatan manusia dan perbedaan-

perbedaan yang ada, penghargaan terhadap otonomi individu dan kelompok, serta

partisipasi yang bertanggung jawab dalam urusan-urusan bersama (Amri dan Sarosa,

2008). Kehadiran industri otomotif dalam hal ini dapat mempengaruhi terhadap

kerekatan sosial (social kohesion) pada masyarakat disekitar lokasi perusahaan

berada. Indikator untuk mengukur kerekatan sosial tersebut menurut Amri dan

Sarosa (2008) adalah meliputi :

1. Apakah terjadi perasaan terkucil (isolation) atau perasaaan menjadi bagian dari

komunitas tersebut (belonging).

2. Apakah ada hak yang sama (inclusion) atau timpang (exclusion) terhadap masing-

masing anggota komunitas khususnya terhadap kesempatan dan akses terhadap

sumber daya, pekerjaan dan layanan sosial/publik.

3. Apakah terjadi partisipasi atau keengganan partisipasi.

4. Ada perasaan dihargai atau tidak dihargai.

5. Kehadirannya dirasakan sah atau tidak sah.

Budaya mempunyai dampak positif terhadap kerekatan sosial, dengan demikian

kelestarian budaya juga menjadi bagian dari pengembangan masyarakat (ISO, 2007).

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keeratan sosial (social cohesion)

menurut International Business Leaders Forum (IBLF), diacu dalam Amri dan Sarosa

(2008) adalah :

1. Membantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan mutu hidup.

2. Membangun kepercayaan dan rasa saling menghormati.

3. Memperkecil konflik, khususnya yang diakibatkan oleh aktivitas perusahaan

4. Membantu mengatasi kriminalitas.

5. Mendukung social entrepreneurs (wirausaha sosial) lokal.

6. Penyediaan layanan sosial dalam situasi-situasi sulit-misalnya bencana dan

konflik.

Page 69: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

51

7. Mendorong toleransi antar agama, entik, dan lain-lain.

8. Mendukung kegiatan budaya dan pemeliharaan warisan budaya.

Dampak ekonomi dari kehadiran suatu industri terhadap masyarakat sekitar

menurut Usman (2006) adalah pola usaha ekonomi, waktu kegiatan usaha ekonomi,

dan kesempatan kerja. Pola usaha ekonomi adalah bentuk mata pencaharian

penduduk lokal setelah kehadiran suatu usaha atau kegiatan. Apabila bentuk mata

pencaharian menjadi bervariasi, dampaknya dapat dikatakan positif. Sebaliknya,

apabila bentuk pencahariannya tidak berbeda dengan sebelumnya, dampaknya adalah

nol. Waktu kegiatan ekonomi adalah jumlah jam kerja yang dihabiskan penduduk

lokal untuk bekerja sesuai dengan mata pencahariannya. Apabila waktu yang

dihabiskan lebih sedikit (dalam arti lebih efisien dan efektif) keberadaan usaha

positif, bila lebih lama dampaknya negatif.

Kesempatan kerja adalah jumlah lowongan yang disediakan oleh suatu usaha

untuk penduduk lokal. Bila jumlah lowongan kerja (baik untuk tenaga kerja terlatih

maupun tidak terlatih) yang disediakan banyak, dampaknya positif, sebaliknya bila

sedikit dampaknya negatif. Pola pemanfaatan sumber daya alampun dapat dijadikan

indikator yaitu diidentifikasi melalui seberapa jauh SDA dapat dimanfaatkan oleh

penduduk lokal disekitar usaha atau kegiatan tersebut. Apabila dalam jangka waktu

tertentu penduduk lokal semakin sulit memanfaatkan SDA yang ada, dampaknya

adalah negatif.

Pada dasarnya, industri otomotif adalah industri yang banyak menyerap bahan

baku namun juga banyak menghasilkan eksternalitas berupa limbah yang dihasilkan,

baik itu limbah cair maupun padat, serta polusi udara dan kebisingan. Menurut

Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup

No.02/MENKLH/I/1998 yang dimaksud dengan polusi atau pencemaran air dan

udara adalah masuk dan dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau

komponen lain kedalam air/udara dan atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara

oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas air/udara turun sampai ke

tingkat tertentu yang menyebabkan air/udara menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi

sesuai dengan peruntukannya. Pada proses produksi, disamping menghasilkan

Page 70: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

52

produksi utama menimbulkan berbagai jenis limbah seperti limbah cair, limbah gas,

limbah padat dan kebisingan.

Proses produksi menghasilkan limbah yang mengandung bahan-bahan yang

dapat menimbulkan efek kerusakan pada lingkungan. Limbah cair dapat berfungsi

sebagai sumber pencemaran. Limbah cair mempunyai sifat fisik yang meliputi warna,

bau, suhu, padatan, minyak dan lemak. Sifat kimia air ditandai dengan adanya zat

anorganik dalam limbah dan ukuran yang paling sering digunakan adalah pengukuran

kandungan Biological Oxygen Demand (BOD), pH, Alkalinitas, Hardness, Logam-

logam berat, Nitrogen dan Phospor (Ginting, 2008). Kandungan organik dan

anorganik dalam limbah memberikan dampak pada badan penerima (sungai) bila

terdapat nilai-nilai diluar ukuran-ukuran yang ditetapkan (baku mutu limbah). Limbah

gas/udara dihasilkan dari pabrik dapat merubah komposisi udara disekitar lingkungan

pabrik. Pengukuran komposisi udara dilingkungan pabrik seperti SO2, CO, CO2,

NOX, H2S, debu sangat diperlukan untuk mengetahui sejauh mana kandungan gas

telah melampaui baku mutu emisi dan baku mutu ambien (Ginting, 2008). Disamping

pengukuran limbah gas juga diukur kebisingan pabrik yang dapat mengganggu

masyarakat sekitar. Pukulan-pukulan dalam pabrik, suara mesin, suara lalu lintas

kendaraan yang keluar masuk pabrik baik kendaraan jadi hasil produksi maupun yang

mengangkut bahan baku.

Ada 4 (empat) pendekatan dalam pengelolaan dampak lingkungan hidup

kegiatan industri, yaitu pendekatan penyesuaian lahan, pendekatan sosial, pengolahan

limbah dan pengaturan prosedur kerja (Kemeneg LH, 2007), yaitu :

4. Pendekatan Penyesuaian Lahan

Pendekatan ini dilakukan untuk pengelolaan dampak dari sumber dampak lokasi

pabrik ke luar kawasan industri. Pabrik yang berdiri di luar kawasan industri akan

mengakibatkan konflik pemanfaatan lahan dan ruang.

5. Pendekatan Sosial

Pendekatan ini dilakukan untuk upaya pengelolaan sumber dampak berkaitan

dengan aspek penerimaan dan pengupahan tenaga kerja.

6. Pengolahan Limbah

Page 71: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

53

Pendekatan ini dilakukan terutama untuk mengelola sumber dampak dari

pemakaian air, pengelolaan limbah cair, pengelolaan limbah padat, pengelolaan

limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan aktivitas produksi. Pengelolaan

terhadap limbah B3 dilakukan dengan melakukan pemisahan berdasarkan jenis

dan karakteristik limbah yang kemudian didistribusikan ke pihak yang telah

ditunjuk untuk menangani limbah B3. Perbaikan design dapat berupa upaya untuk

mengurangi sumber pencemar, penggunaan kembali bahan kimia, atau mengganti

peralatan dan bahan yang lebih baik menurut standar yang diperbolehkan.

4. Pengaturan Prosedur Kerja

Upaya untuk mengelola sumber dampak dari pemakaian air, pengelolaan limbah

cair, pengelolaan limbah padat, pengelolaan limbah B3 dan aktivitas produksi,

dapat dilakukan dengan pengaturan prosedur kerja. Pendekatan ini setidaknya

akan dapat memperbesar dampak positif. Dalam hal ini, kesempatan kerja akan

bertambah, karena jam kerja yang sama dapat diisi oleh beberapa orang tenaga

kerja. Dengan demikian kesempatan penerimaan tenaga kerja dan upah tenaga

kerja yang disediakan akan lebih banyak. Dampak negatif berupa konflik

hubungan antar penduduk dapat diperkecil atau bahkan dihilangkan.

Pemukiman tenaga kerja menimbulkan rangsangan pada masyarakat untuk

diprioritaskan menjadi tenaga kerja. Masyarakat sekitar terdiri dari latar belakang

sosial dan budaya yang berbeda-beda dan tidak jarang menimbulkan ketegangan.

Adanya pabrik berdiri mendorong peningkatan jumlah penduduk di satu sisi, tetapi di

sisi lain dapat mengurangi jumlah penduduk karena mereka harus pindah. Perubahan

yang diakibatkan tenaga kerja adalah meningkatkan tingkat pendapatan masyarakat

dan perubahan sistem ekonomi masyarakat setempat. Pola kegiatan ekonomi sehari-

hari mengalami perubahan. Dengan beroperasinya perusahaan masyarakat sekitar

boleh jadi berhasil memanfaatkan kehadiran industri dengan memperoleh pendapatan

yang lebih baik. Warung-warung tumbuh, toko-toko bahan bangunan berdiri, rumah

pondokan berdiri, jumlah penduduk semakin meningkat (Ginting, 2008).

Page 72: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

54

2.7. Produk Mobil

Standar lingkungan dari mobil yang diproduksi (Astra International Tbk,

2002) adalah meliputi :

1. Mengurangi sumber limbah.

2. Mengurangi penggunaan material berbahaya.

3. Mengurangi pengunaan energi termasuk adalah tingkat konsumsi bahan bakar

mobil yang diproduksi sesuai kelasnya.

4. Meningkatkan umur produk.

5. Meningkatkan potensi daur ulang (recycleablity).

6. Potensi untuk di proses ulang (remanufacture).

7. Ketaatan terhadap aturan emisi gas buang sesuai Kep Men LH no.141/2003.

8. Persyaratan dalam baku tingkat kebisingan sesuai Kep Men LH no.48/1996.

Pelaksanaan kegiatan CSR pada dasarnya telah memiliki suatu kerangka acuan

(frame work) yang dijadikan patokan secara global dalam melaksanakan aktivitas

CSR, yaitu Global Reporting Initiative (GRI). GRI adalah sistem pelaporan kinerja

CSR yang dikenal secara global paling komprehensif (Tanimoto and Suzuki, 2008).

Khusus dalam aspek otomotif isu-isu utama yang menjadi fokus dalam melaksanakan

CSR dalam aktivitas Sustainable Mobility (mobilitas berkelanjutan) (GRI, 2004) yaitu

perjalanan pribadi dan transportasi barang-barang dan orang (goods transport) masih

menjadi faktor dalam pencemaran (polusi) dan kemacetan di daerah perkotaan. Isu

keselamatan, termasuk keselamatan pejalan kaki (pedistrian) adalah isu yang semakin

meningkat, khususnya di negara-negara berkembang. Selanjutnya, emisi carbon

dioxide (CO2) yang berkorelasi langsung dengan tingkat konsumsi bahan bakar fosil,

kontribusi kepada efek gas rumah kaca dan dampaknya terhadap pemanasan global.

Produsen kendaraan bermotor akan sangat berkepentingan untuk memenuhi

permintaan konsumen global, serta mengurangi dampak lingkungan dan sosial

melalui upaya yang lebih lagi ( GRI, 2004).

Jenis-jenis isu dalam otomotif (GRI, 2004) adalah :

1. Emisi gas rumah kaca/perubahan iklim (Greenhouse Gas Emissions/Climate

change)

Page 73: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

55

Gas-gas yang terperangkap di atmosfir sering disebut greenhouse gases (gas-gas

rumah kaca). Keberadaan gas-gas rumah kaca inilah yang menyebabkan

meningkatnya pemanasan global (US.EPA, 2008). Gas-gas yang masuk dalam

jenis ini adalah :

a. Carbon Dioxide (CO2).

Gas ini masuk ke atmosfir melalui pembakaran bahan bakar fosil (oil, natural

gas dan coal), limbah solid, produk kayu dan pohon, serta hasil reaksi kimia

lainnya seperti industri semen. CO2 dapat berpindah dari atmosfir

(sequestered) ketika diabsorbsi oleh tanaman (pohon) sebagai bagian dari

siklus karbon biologis.

b. Methane (CH4)

Methane diemisikan selama produksi dan transportasi coal, gas alam, dan oil.

c. Nitrous Oxide (N2O)

Diemisikan selama aktivitas pertanian dan industri, termasuk melalui

pembakaran bahan bakar fosil dan limbah solid.

d. Fluorinated Gases

Gas ini terdiri atas hydrofluorocarbons, perfluorocarbons, dan sulfur

hexafluoride, seperti CFCs, HCFCs, dan halons. Dalam kuantitas yang kecil,

namun sering disebut sebagai gas-gas berpontensi rumah kaca yang tinggi

(high global warming potential gases). Emisi kendaraan bermotor merupakan

penyumbang terbesar gas rumah kaca sebesar 60-70%, 10% oleh industri,

sisanya dari pembakaran sampah, asap dapur dan lainnya ( Harjono, 2008).

2. Mutu udara (Air quality)

Akibat polusi kendaraan bermotor di perkotaan dapat juga menimbulkan udara

yang tidak sehat. Seperti diketahui kendaraan bermotor mengeluarkan gas CO,

Nox, dan Sox, Pb, PM10 yang dapat merusak kesehatan. Menurut hasil penelitian

Indonesian Hazardous Materials and Waste Research atau IHWaR di tahun 2008,

secara umum satu kendaraan bermotor menghasilkan 8,22 kilogram (kg) karbon

dioksida per hari. Sementara sebuah pohon berdiameter tajuk 15 m mampu

menyerap karbon 28,224 kg per hari, yang digunakan untuk proses fotosintesis.

Page 74: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

56

Untuk pertambahan kendaraan keluaran baru, dibutuhkan rataan minimal 5 pohon

untuk menyerap karbon secara optimal dengan kondisi fisik memiliki ukuran

tajuk rataan 1 m. Secara logika ukuran tajuk sangat menentukan dalam

penyerapan karbondioksida dalam fotosintesisnya. Artinya korporasi otomotif

dapat memulainya dengan lima pohon untuk setiap kendaraan bermotor yang

diproduksi.

3. Kebisingan (Noise).

Kebisingan adalah jenis polusi dijalan raya yang merupakan kolektifitas sosial

bunyi (suara) dari kendaraan bermotor. Suara tersebut berasal dari mesin, ban,

aerodynamic, dan sosial pengereman. Faktor yang mempengaruhi terhadap

bunyi adalah traffic operations (speed, truck mix, age of vehicle fleet), roadway

surface type, tire types, roadway geometrics, terrain, micrometeorology dan the

geometry of area structures.

4. Aspek keselamatan (Safety aspects)

Hal ini merupakan upaya menghindarkan kecelakaan berkendara atau efek

berbahaya yang dapat timbul dari kejadian kecelakaan dan secara khusus

merupakan upaya melindungi terhadap kehidupan manusia dan kesehatan. Safety

features atau fitur-fitur keselamatan terdiri dari 2 (dua) kelompok besar :

a. Active Safety

Hal ini berkaitan dengan sosial kendaraan yang menggunakan informasi

tentang lingkungan luar kendaraan untuk merubah respons dari kendaraan dan

memperbaiki keamanan berkendara dalam waktu sebelum kecelakaan terjadi

atau selama periode kecelakaan (crash) dengan tujuan menghindari

kecelakaan yang parah. Sistem tersebut merespon terhadap kendaraan lain

ataupun dari kendaraan terhadap infrastruktur jalan raya. Seperti RADAR-

based crash avoidance systems atau sistem radar anti kecelakaan, sosial

pengereman (antilock braking system/ABS).

b. Passive Safety

Hal ini adalah berkaitan dengan ketika sebuah kecelakaan berpotensi atau

benar-benar terjadi, berbagai sistem keselamatan pasif bekerja untuk

Page 75: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

57

meminimalisasi dampak terhadap individu-individu yang terlibat. Contoh alat

yang digunakan adalah Safety Belt, Airbags, dan sebagainya.

5. Kemacetan (Congestion).

Kemacetan berkendara (traffic congestion) adalah ketika volume dari kendaraan

menghasilkan permintaan ruang yang lebih besar daripada kapasitas jalan yang

tersedia. Karakteristiknya adalah kecepatan kendaraan rendah, waktu tempuh

lama dan meningkatnya antrian. Ada berbagai penyebab terjadinya kemacetan

yaitu : bottlenecks, kecelakaan lalu lintas, cuaca buruk, zona pekerjaan, rambu

lalu lintas tidak tersedia, adanya event dijalan raya dan kapasitas kendaraan tidak

seimbang dengan jumlah penumpang yang akan diangkut.

6.Infrastruktur (Infrastructure)

Hal ini merupakan struktur teknik yang mendukung sebuah masyarakat, seperti

jalan, sarana air bersih, penjernihan air, sistem manajemen banjir, komunikasi

(internet, saluran telepon, broadcasting) dan sebagainya. Bentuk lain dari

infrastruktur adalah teknologi informasi, software development tools, jaringan

sosial dan politik dan sebagainya.

7. Akses kepada mobilitas (Access to mobility).

Mobilitas diukur dengan jumlah perjalanan per orang per hari. Mobilitas

meningkat sesuai dengan pendapatan, mobilitas bervariasi sesuai dengan

karakteristik sosial dan ekonomi, dan laki-laki cenderung lebih bepergian dari

pada perempuan (Vasconcellos, 2001). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

mobilitas adalah income, gender, usia, kedudukan dan tingkat pendidikan

(Vasconcellos, 2001). Akses kepada mobilitas adalah akses kepada pekerjaan,

pasar dan tujuan lainnya.

8. Emerging markets (pasar yang baru tumbuh)

Hal ini adalah digunakan untuk menggambarkan mengenai keadaan sosial dari

suatu negara, atau aktivitas bisnis dalam proses industrialisasi yang cepat. Disebut

juga ekonomi yang bertumbuh cepat atau rapid growing economy. Memiliki 4

karakteristik adalah: (1) kekuatan ekonomi dengan populasi besar, sumber daya

yang besar dan pasar yang besar, (2) merupakan masyarakat yang transisi dalam

Page 76: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

58

reformasi ekonomi dan politik, (3) memiliki pertumbuhan tercepat di dunia, (4)

merupakan masyarakat yang kritis dalam menanggapi isu (Li, 2008). Artinya

Indonesia sebagai salah satu emerging market memiliki tingkat pertumbuhan

dalam industri otomotif yang tinggi dengan sumber daya berlimpah ruah dan low

costs. Emerging Market yang merupakan tempat dimana industri otomotif

mencari pertumbuhan pendapatan yang tinggi (Deloitte and Touche, 2008).

Dalam Emerging Market terdapat jumlah angkatan kerja yang tersedia dalam

jumlah besar dan memerlukan penyaluran. Indonesiapun merupakan pasar bagi

produk otomotif yang amat besar, sehingga penyerapan produk, tetapi tinggi yang

tidak diimbangi dengan penyediaan infratsruktur pendukung akan menciptakan

permasalahan tersendiri.

9. Produk dan jasa (product and services)

Pada saat ini produk mobil yang dihasilkan oleh industri otomotif di Indonesia,

khususnya oleh Indomobil Group masih didominasi oleh pemakaian bahan bakar

fosil atau bensin dan solar. Masih belum ada produk yang dihasilkan yang

menggunakan energi alternatif seperti biofuel, tenaga listrik ataupun tenaga

matahari yang diproduksi secara massal. Berbagai isu dari produk otomotif dari

mulai bahan-bahan yang digunakan dalam membuat mobil, apakah menggunakan

bahan yang berbahaya atau tidak, konsumsi bahan bakar, jenis bahan bakar,

kelengkapan keselamatan kendaraan, dan sebagainya.

10. Kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar (Contribution to local

welfare).

Agar perusahaan dapat beroperasi dengan “tenang” disuatu tempat, maka

kehadiran perusahaan harus dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat

sekitar dan memberikan peningkatan pendapatan. Sebab perusahaan yang justru

menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat sekitar atau tidak berdampak apa-

apa terhadap kesejahteraan masyarakat maka kehadirannya ditempat itu tidak

akan bertahan lama, akan terusir. Demikian pula kehadiran dari kelompok

perusahaan di lingkungan Indomobil Group harus dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan. Demikian pula produk berupa mobil

Page 77: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

59

yang dihasilkan juga mendukung kepada kesejahteraan masyarakat. Mobil yang

dihasilkan harus mampu mengakomodasikan kepentingan masyarakat pemakai

terhadap kepentingan mobilitas.

Dalam aspek lingkungan khususnya di industri, apabila industri telah

memenuhi persyaratan ambang batas mutu lingkungan atau baku mutu limbah

sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)

Republik Indonesia dengan program PROPER atau Program Penilaian Peringkat

Pengelolaan lingkungan pada perusahaan (Kemeneg LH, 2006), yaitu peringkat Biru

maka perusahaan telah dianggap taat (memenuhi persyaratan) dan bila mampu

melebihi yang dipersyaratkan (beyond compliance), perusahaan masuk katagori

socially responsible atau melaksanakan CSR.

2.8. Persepsi Pemangku kepentingan

Pengertian persepsi adalah proses dimana individu memilih,

mengorganisasikan dan mengartikan stimulus yang diterima melalui alat inderanya

menjadi suatu makna (Rangkuti, 2002) Persepsi pemangku kepentingan adalah

pemahaman atau pemberian makna dari pemangku kepentingan atas aktivitas CSR

oleh industri otomotif yaitu kinerja industri otomotif dan aktivitas CSR yang

dilakukannya yang didapat dari proses penginderaan. Konsep ”persepsi” pada

dasarnya merupakan pandangan individu terhadap suatu obyek. Akibat adanya

stimulus, individu memberikan reaksi (respon) berupa penerimaan atau penolakan

terhadap stimulus tersebut (Sarwono, 1995). Merton (1982), diacu dalam Saribanon

(2007) menyatakan bahwa individu tidak hanya merespon situasi obyektif, tetapi juga

sosial makna situasi tersebut menurut kepentingannya. Persepsi pemangku

kepentingan terhadap apa yang sudah dilakukan oleh industri otomotif sebagai

aktivitas CSR ditanggapi.

Persepsi mengenai lingkungan yang mencakup harapan, aspirasi, ataupun

keinginan terhadap suatu mutu lingkungan tertentu sebaiknya dipahami secara

subyektif, yakni dikaitkan dengan aspek-aspek psikologis dan sosiokultural

masyarakat (Achda T, 2007). Karena itu mutu lingkungan harus didefinisikan secara

Page 78: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

60

umum sebagai lingkungan yang memenuhi preferensi imajinasi ideal seseorang atau

sekelompok orang. Pandangan tersebut menyempurnakan pandangan sebelumnya

yang mengartikan mutu lingkungan hanya dari aspek fisik, biologi dan kimia

(Sarwono (1995) diacu dalam Achda T, 2007). Lingkungan adalah bagian dalam

aktivitas CSR, maka secara lebih luas dapat dikatakan bahwa persepsi mengenai CSR

mencakup didalamnya adalah harapan, aspirasi ataupun keinginan terhadap suatu

mutu aktivitas CSR tertentu yang dipahami secara subyektif yang terkait dengan

aspek-aspek psikologis dan sosiokultural masyarakat atau memenuhi preferensi

imajinasi ideal seseorang atau sekelompok orang. Persepsi ditentukan oleh faktor

personal dan faktor situasional (Rahmat, 2000).

Persepsi pada dasarnya timbul akibat dari tiga aktivitas yaitu adanya exposure,

attention dan interpretation (Hawkins et al., 2001), dimana exposure muncul bila ada

stimulus berupa aktivitas CSR dari industri otomotif. Exposure dapat tersusun dari

yang sifatnya acak (random) menjadi sesuatu yang sengaja dilakukan (deliberate).

Selanjutnya attention atau perhatian muncul bila aktivitas CSR sebagai stimulus

mengaktifkan syaraf-syaraf sensorik dari penerima dan menghasilkan sensasi menuju

ke otak untuk diproses. Attention bergerak dari low involvement menuju ke high

involvement atau dari keterlibatan yang rendah menuju ke yang tinggi. Sejumlah

karakteristik dari stimulus yang dapat menimbulkan attention dari si penerima

meliputi :

1. Stimulus factor meliputi ukuran dan intensitas, warna, pergerakan atau movement,

isolation, format, kontras, mutu informasi dan information overload atau begitu

banyaknya informasi, sehingga terpaksa harus menimbulkan perhatian.

2. Individual factor yang merupakan karaktersitik dari individu dimana kebutuhan

dan minat (interest) dari seseorang menjadi penentu dalam suatu stimulus akan

menjadi attention bagi seseorang.

3. Situational factor atau stimulus yang tidak dapat menarik perhatian (attention) dari

sipenerima akibat dari situasi yang tidak menyenangkan yang timbul pada saat itu.

Interpretation atau interpretasi muncul setelah berbagai attention muncul dan

diberi arti atau makna oleh si penerima. Sebagai contoh adalah our beliefs about a

Page 79: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

61

new product are influenced by our beliefs about capabilities and social responsibility

of the company that produce it ((Hawkins, et al., 2001). Expectation atau ekspektasi

adalah bentuk dari interpretasi seseorang terhadap stimulus dan interpretasi seseorang

terhadap stimulus tersebut adalah konsisten dengan ekspektasinya (Hawkins et al.,

2001).

2.9 Analisis Kebijakan

Kebijakan adalah a means to an end atau alat untuk mencapai sebuah tujuan

(Suharto, 2010). Kebijakan publik merupakan studi yang berkaitan dengan problem

yang krusial di masyarakat. Adanya suatu kebijakan publik, pada gilirannya akan

menghasilkan peraturan perundang-undangan (rule) sebagai barang-barang publik

(public goods) (Nawawi, 2009). Analisis kebijakan adalah aktivitas menciptakan

pengetahuan tentang dan dalam proses pembuatan kebijakan (Dunn, 2003). Menurut

Majchrzak (1984), diacu dalam Danim (2005), penelitian kebijakan sebagai proses

penyelenggaraan penelitian untuk mendukung kebijakan atau analisis terhadap

masalah-masalah sosial yang bersifat fundamental secara teratur untuk membantu

pengambil kebijakan memecahkan masalah dengan jalan menyediakan rekomendasi

berorientasi pada tindakan atau tingkah laku pragmatik. Penelitian kebijakan

mempunyai berbagai metode penelitian yang relevan dengan penelitian kebijakan

diantaranya penelitian kasus (studi kasus). Metode ini dimaksudkan untuk

mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan dan posisi saat ini serta

interaksi lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat given: individu, kelompok,

institusi atau masyarakat. Penelitian kasus dilakukan secara mendalam terhadap unit

sosial tertentu, dimana hasil penelitian tersebut memberikan gambaran yang luas dan

mendalam mengenai unit sosial itu. Subyek atau unit yang diteliti relatif terbatas,

akan tetapi peubah dan kondisi yang diteliti sangat luas dimensinya (Danim, 2005).

Metodologi analisis kebijakan menggabungkan lima prosedur yang lazim

dipakai dalam pemecahan masalah manusia (Dunn, 2003) yaitu :

1. Definisi (perumusan masalah), yaitu menghasilkan informasi mengenai kondisi-

kondisi yang menimbulkan masalah kebijakan.

Page 80: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

62

2. Prediksi (peramalan), menyediakan informasi mengenai konsekwensi dimasa

mendatang dari penerapan alternatif kebijakan, termasuk tidak melakukan

sesuatu.

3. Preskripsi (rekomendasi), menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan

rsosialf dari konsekwensi dimasa depan dari suatu pemecahan masalah.

4. Deskripsi (pemantauan), menghasilkan informasi tentang konsekwensi sekarang

dan masa lalu dari diterapkannya alternatif kebijakan.

5. Evaluasi, menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan dari konsekwensi

pemecahan atau pengatasan masalah.

Adapun bentuk-bentuk analisis kebijakan meliputi :

1. Analisis kebijakan prospektif, yaitu berupa produksi dan transformasi informasi

sebelum aksi kebijakan dimulai dan diimplementasikan. Atau apa yang akan

terjadi dan apa yang harus dilakukan.

2. Analisis retrospektif, yaitu penciptaan dan transformasi informasi sesudah aksi

kebijakan dilakukan.

3. Analisis kebijakan yang terintegrasi, merupakan bentuk analisis yang

mengkombinasikan gaya operasi yang menaruh perhatian pada penciptaan dan

transformasi informasi sebelum dan sesudah tindakan kebijakan diambil.

Pada penelitian ini model kebijakan adalah model normatif yaitu memberikan dalil

dan rekomendasi untuk mengoptimalkan pencapaian beberapa utilitas (nilai). Masalah-

masalah keputusan normatif biasanya dalam bentuk mencari nilai-nilai variabel yang

terkontrol (kebijakan) yang akan menghasilkan manfaat yang terbesar (nilai) (Dunn,

2003). Analisis yang dipilih merupakan gabungan antara analisis kebijakan prospektif

dan retrospektif dimana analisis yang yang dilakukan pada penciptaan dan

transformasi informasi, sesudah aksi kebijakan dilakukan, maupun sebelum

(terintegrasi).

Metodologi penelitian dalam kebijakan saat ini secara umum dicirikan oleh bentuk

multiplisisme kritis (Dunn, 2003). Multiplisisme kritis merupakan sintesis kreatif dari

beragam riset dan praktik analisis meliputi beberapa bidang analisis kebijakan penting

diantaranya adalah (1) operasionisme berganda yaitu penggunaan secara serempak

Page 81: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

63

perbandingan berpasangan dan skala pilihan paksa, atau ukuran-ukuran biaya dan

manfaat didasarkan pada belanja konsumen (preferensi yang diungkapkan) dan

penyusunan skala atribut berganda, (2) penelitian multimetode yaitu penggunaan

berbagai metode secara bersama-sama untuk mengamati proses dan hasil kebijakan,

(3) sintesis analisis berganda, (4) analisa multivariat, (5) analisis pelaku berganda, (6)

analisis perspektif berganda, yaitu disertakannya berbagai perspektif seperti etis,

politis, organisasional, ekonomi, sosial, kultural, psikologis, (7) komunikasi

multimedia (Dunn, 2003). Sehingga desain penelitian ini akan mengacu pada konsep

multiplisisme kritis baik penggunaan perbandingan berpasangan dan skala pilihan

paksa.

2.10 Kebijakan CSR berkelanjutan sebagai kebijakan publik

Kebijakan CSR sebagai kebijakan publik sebagaimana telah diatur oleh

undang-undang adalah instrumen pemerintahan, bukan saja dalam arti government,

dalam arti hanya menyangkut aparatur negara, melainkan pula governance yang

menyentuh berbagai bentuk kelembagaan, baik swasta, dunia usaha maupun

masyarakat madani (civil society). (Suharto, 2010). Karena CSR telah diatur oleh

undang-undang yaitu Undang-Undang Perseoran Terbatas (UU PT) nomor 40 tahun

2007 dan Undang-Undang Penanaman Modal (UU PM) nomor 25 tahun 2007, maka

CSR telah menjadi kebijakan publik. Sebagai kebijakan publik maka CSR wajib

(compulsory) untuk dilaksanakan oleh perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT).

Terdapat beberapa pendekatan dalam analisis kebijakan publik (Nawawi, 2009) yaitu :

1. Teori Sistem, yaitu reaksi sistem politik untuk kebutuhan yang timbul dari

lingkungan sekitarnya.

2. Teori kelompok, yaitu keseimbangan yang dicapai oleh perjuangan kelompok

dalam suatu kejadian dan hal tersebut memberikan keseimbangan dimana

kelompok yang bertentangan berusaha memberikan bobot pada keinginannya.

3. Teori elite, adalah nilai atau pilihan elite pemerintah semata. Kebijakan publik

ditentukan tanpa melibatkan atau menyerap aspirasi publik tetapi sepenuhnya

diputuskan oleh elite yang mengatur.

Page 82: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

64

4. Teori proses fungsional, pembentukan kebijakan publik dengan melihat pada

bermacam-macam aktivitas proses fungsional yang terjadi dalam proses

kebijakan.

5. Teori kelembagaan, analisis kebijakan tentang kelembagaan pemerintah

(institutionalism).

Dalam penelitian ini pendekatan dalam analisis kebijakan publik terhadap CSR

adalah lebih mengarah kepada teori fungsional yang melihat proses pembentukan

kebijakan CSR berkelanjutan sebagai kebijakan publik dengan melihat pada

bermacam-macam aktivitas proses fungsional yang terjadi dalam proses kebijakan.

Sebagai induk dari kebijakan CSR dalam industri otomotif maka UU PT dan

UU PM belum diikuti oleh aturan pelaksanaan (implementasi), seperti besarnya

anggaran untuk CSR, jenis-jenis kegiatan CSR, dan sebagainya, meskipun pada

beberapa bagian telah juga diatur seperti aspek lingkungan dalam Undang-Undang

Pengelolaan Lingkungan Hidup nomor 32 tahun 2009, masalah ketenagakerjaan

dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan. Terdapat beberapa kemungkinan intervensi

pemerintah terkait dengan CSR berikut (Petkoski and Twose, 2003) :

Page 83: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

65

Tabel 5. Berbagai kemungkinan intervensi pemerintah dalam kebijakan publik

Public Sector Roles

Mandating Command

and control

legislation

Regulators and

inspectorates

Legal and fiscal penalties

and rewards

Facilitating

Enabling

legislation

Creating incentives Capacity building

Funding

support

Raising awareness Stimulating markets

Partnering Combining

resources

Stakeholders

engagement

Dialogue

Endorsing Political support Publicity and praise

Dari tabel 5 diatas adalah berbagai jenis intervensi pemerintah dalam kebijakan CSR

yang dapat dilakukan pada berbagai katagori. Artinya bahwa sebagai produk dari

kebijakan publik maka pengaturan CSR dalam bentuk undang-undang adalah salah satu

bentuk dari sejumlah bentuk intervensi pemerintah terhadap CSR perusahaan.

Tabel 6. Type dari program kebijakan dan instrumen kebijakan

Tabel 6 menunjukkan berbagai tipe dari program kebijakan dan instrumen kebijakan

yang menunjukkan kekuasaan dan kontrol untuk mengatur perilaku dari kelompok target

meliputi (1) regulative programs menggunakan pendekatan legal dan legitimasi untuk

Item Regulative programs Motivation

programs

Persuasion programs Public activity

programs

Dominant

policy

instrument

General rules Economic

incentives

Communication Organisation

Positive

motivation

Permission/Contract/

Rights

Subsidies/Grant Information/Encouragement

/Appeals

Expansion of

public service

Negative

motivation

Prohibition/Command/

Control

Tax/Dues/Fines Misinformation/Discourage-

ment/Threats

Reduction of

public service

Means of

control

Behavioural control Incentive control Attitudinal control Supply control

Implemen-

tation

problems

Resistance from policy

addresses and

violation of norms

Uncertain

effects and

coordination

problems

Low efficiency and control Success depends

on attractivity/

over –or under

investment

possible/

exclusion of the

„needy‟

Page 84: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

66

memberi ijin atau melarang, (2) motivation programs menggunakan kebijakan moneter

sebagai hadiah (reward) maupun menahan (withhold), (3) persuasion programs adalah

untuk mendorong ataupun menghambat, (4) public policy programs berupa perluasan

maupun pengurangan pelayanan publik (Bredgaard, 2003). Dari berbagai instrumen

kebijakan Publik maka dapat dipilih jenis kegiatan yang dapat memenuhi kepentingan

masyarakat sekitar dan dan kepentingan bisnis (business interests).

Gambar 4. Bagan keterkaitan instrumen antara program kebijakan publik dengan

kepentingan perusahaan

Dengan adanya masing-masing kepentingan baik Pemerintah dengan public policy

programs maupun terhadap korporat dengan business interests maka perlu ada jembatan

(bridging) untuk menyatukan keduanya demi kepentingan bersama (Bredgaard, 2003)

sebagaimana pada Gambar 4. Baik itu sikap penerimaan dalam menyikapi kebijakan

pemerintah karena adanya kepentingan ekonomi dari perusahaan (accept), adanya

Policy Program and Business Interests

P

U

B

L

I

C

P

O

L

I

C

Y

P

R

O

G

R

A

M

S

B

U

S

I

N

E

S

S

I

N

T

E

R

E

S

T

S

Motivation

program

Economic

interests

Behavioural

interests

Competencies

and resources

Persussion

program

Regulative

program

Public activity

program

Accept

Pressure

Help

Page 85: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

67

penekanan (pressure) baik itu akibat dari aturan dan kehendak pemerintah maupun

tekanan dari internal organisasi, atau sikap membantu (help) yang diterima akibat dari

kebijakan pemerintah dengan memperhitungkan kompetensi dan sumberdaya yang

dimiliki perusahaan. Meskipun telah ada undang-undang perseroan terbatas maupun

undang-undang penanaman modal yang mewajibkan korporat untuk melakukan CSR dan

juga telah ada aturan aturan yang berkaitan dengan CSR seperti undang-undang

lingkungan hidup, undang-undang perlindungan konsumen dan sebagainya. Di Indonesia

ada sebagian kelompok yang menganut pandangan Reflexive Law Theory dengan self

regulation atau mengatur sendiri dimana pelaksanaan CSR adalah diatur sendiri-sendiri

oleh masing-masing perusahaan sedangkan evaluasi dari pelaksanaannya yang akan

menilai adalah masyarakat, dimana perusahaan membuat laporan aktivitas CSR masing-

masing. Di negara Indonesia lebih kepada pelaksanaan CSR dengan konsep hukum yang

berdasarkan necessity dan possibility. Artinya ada ranah yang perlu diatur dengan public

policy dan ada yang tidak seperti masalah pengelolaan lingkungan hidup,

ketenagakerjaan yang telah diatur dengan undang-undang. Namun tidak ada aturan yang

mengatur tentang besarnya sumbangan yang harus diberikan perusahaan kepada

masyarakat untuk membantu mengentaskan kemiskinan dan sebagainya

Jenis kebijakan dalam aktivitas CSR adalah mengikuti prinsip yang dianut masing-

masing perusahaan. Dalam memandang berbagai masalah yang timbul disekeliling

lingkungan perusahaan terdapat beberapa kebijakan yang dianut yaitu :

1. Perusahaan menganggap bahwa perusahaan dalam keadaan siap berkembang pesat

dengan memanfaatkan sumber daya secara optimal tanpa peningkatan CSR

berkelanjutan. Kondisi ini mengacu kepada pendapat dari Milton Friedman, diacu

dalam Solihin (2008) bahwa tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) adalah

menjalankan bisnis sesuai dengan kehendak pemilik perusahaan (owners), biasanya

dalam bentuk menghasilkan uang sebanyak-banyaknya dengan senantiasa

mengindahkan aturan dasar yang digariskan dalam suatu masyarakat sebagaimana

diatur oleh hukum dan perundang-undangan, atau the social responsibility of

business is to increase its profits. Dengan demikian, tujuan perusahaan korporasi

adalah memaksimalisasi laba atau nilai pemegang saham (shareholder‟s value).

Page 86: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

68

Pengembangan usaha tanpa peningkatan kinerja CSR. Dalam hal ini, Perusahaan

bukanlah lembaga sosial yang harus memikirkan tingkat kesejahteraan masyarakat,

khususnya masyarakat sekitar. Aktivitas CSR dilakukan dalam kaitannya untuk

memaksimalkan laba perusahaan. Aktivitas CSR seperti ini dilakukan sebagaimana

yang ada sekarang (business as usual) dan apabila dilakukan lebih dari kondisi ini,

maka seluruhnya dilakukan dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap

maksimalisasi laba. Perusahaan lebih mempertimbangkan kepada private marginal

costs atau biaya persatuan barang/jasa yang dibuat dalam mempertimbangkan

keputusan dalam produksi dan akan beroperasi di bawah socially optimum market

equlibrium ketika social costs melampaui firms‟ private costs (Redman, 2005).

Socially optimum market equilibrium adalah keadaan dimana terdapat keseimbangan

antara antara permintaan dan penawaran yang mengakomodir biaya-biaya sosial

(externalities). Berarti dalam hal ini, externalities yang muncul akibat aktivitas

perusahaan, baik dampak langsung maupun dampak tidak langsung akibat

keberadaan perusahaan seperti pencemaran udara, air, kerenggangan sosial dan

perilaku konsumtif tidak masuk dalam private marginal costs. Lebih jauh dikatakan

bahwa donasi waktu maupun uang kepada perbaikan lingkungan ataupun

penanggulangan kemiskinan masyarakat lebih kepada “pencurian” terhadap modal

pemilik. Cara pandang perusahaan lebih kepada cost dan benefit jangka pendek

(Redman, 2005). Perusahaan adalah pribadi artifisial dan memiliki tanggungjawab

artifisial pula, sehingga yang memiliki tanggungjawab yang sebenarnya adalah para

karyawan terhadap pemilik perusahaan, yaitu berupa keuntungan (Friedman, 1970).

Selanjutnya apabila ada penggunaan lain untuk melakukan CSR yang sifatnya bukan

profit oriented atau motif keuntungan finansial, tetapi socially oriented atau

environmentally oriented, maka harus dipisahkan pendanaannya dari aktivitas utama

perusahaan (Friedman, 1970). Dalam hal ini, manajer perusahaan telah memasuki

ranah politik dengan aktivitas pilantropis yang seharusnya menjadi tanggungjawab

Pemerintah dan juga sekaligus juga telah berlaku sebagai prinsipal (mewakili pemilik

perusahaan) dan bukan sebagai agen perusahaan yang menerima gaji dari pemilik

perusahaan (Solihin, 2009). Sebagai konsekuensi dari kebijakan seperti ini, berarti

Page 87: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

69

apabila ada pengurangan produksi akibat adanya penurunan penjualan, maka sikap

perusahaan mengarah kepada pengurangan karyawan. Demikian pula dalam hal

adanya efisiensi, baik dalam prosedur kerja maupun penggunaan alat-alat kerja atau

rasionalisasi karyawan maka tindakan pengurangan karyawan adalah hal yang

lumrah dilakukan, termasuk komposisi antara karyawan yang berasal dari penduduk

lokal dan pendatang adalah lebih didasarkan pada profesionalisme, maupun selera

dari perusahaan, sepanjang tidak ada aturan yang mengatur hal tersebut. Bentuk

yayasan atau lembaga tersendiri adalah model yang paling tepat untuk bentuk

kebijakan CSR yang menganut kebijakan seperti ini karena sifatmya terpisah dari

aktivitas utama perusahaan (core business).

2. Strategi CSR yang dilakukan adalah mulai meningkatkan kinerja CSR semata-mata

karena memang saat ini sedang trend dimana-mana. Kata-kata CSR bergema

diberbagai tempat. Berbagai perusahaan atas nama CSR melakukan kegiatan amal

(charity) dan phylantrophis (kebajikan) mulai dari menyumbang untuk bencana

alam, penanaman pohon, pemberian beasiswa kepada pelajar berprestasi dan

sebagainya, tanpa perlu melihat relevansinya terhadap kinerja usaha. CSR seperti ini

dilakukan semata-mata hanya faktor ketulusan hati ataupun mengikuti trend. Dalam

strategi ini juga keterkaitan antara aktivitas CSR yang dilakukan dengan jenis usaha

yang dilakukan juga tidak diperhitungkan.

Pada dasarnya dalam kebijakan ini tidak seluruh aktivitas CSR harus

mempertimbangkan kinerja usaha seperti dalam program Community Development

yang merupakan aktivitas bagian dari CSR tidak dapat dipertahankan sebagai

kepentingan korporasi semata (keamanan perusahaan), tetapi benar-benar

menjalankan dalam konteks yang benar (Rochman, 2006). Dalam kebijakan ini

menganut bahwa idiology of firms that have made commitments to environmental

and social goals without evidence that corporate citizenship lead to tangible

financial gains (Redman, 2005). Artinya perusahaan tidak menyandarkan kepada

keuntungan finansial semata atas kebijakan CSR dari apa yang telah dilakukan

terhadap lingkungan dan sosial. Dengan demikian tidak tergantung kinerja usaha.

Selanjutnya dikatakan oleh Redman (2005) : this idiology functions on the idea that

Page 88: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

70

the businesses, like people, have moral obligations and responsibilities that extend

beyond the financial world. Selanjutnya three is an expectation that a company will

do thew right thing, and there is no reason to advertise that we are filfilling this

obligation (Redman, 2005).

Artinya perusahaan memiliki kewajiban moral dan tanggungjawab melebihi

tanggung jawab finansial. Dan diharapkan dalam melaksanakan kewajiban dan

tanggung jawab ini (CSR) tidak signifikan untuk diiklankan sebagai promosi

perusahaan.

Berbagai aktivitas CSR dalam hal ini adalah seperti terciptanya kondisi keamanan

didesa atau kelurahan dimana perusahaan berlokasi, mengutamakan perekrutan

tenaga lokal sebagai tenaga kerja di perusahaan, keeratan hubungan antara

perusahaan dan para karyawan dengan masyarakat setempat, dimana perusahaan

berkedudukan adalah bentuk-bentuk kebijakan CSR yang sesuai dengan type ini.

3. Upaya integrasi aktivtas CSR dalam aktivitas utama perusahaan merupakan hal yang

utama dalam aktivitas peningkatan kinerja CSR dan kinerja usaha secara bersama-

sama. Mengintegrasikan CSR dalam strategi inti perusahaan berpengaruh kepada

peningkatan produktivitas dan sebagai katalis kepada proses keberlanjutan yang

kompetitif (Boulouta and Pitelis, 2011). Mc Williams and Siegel, diacu dalam

Venugopal (2010) mengemukakan konsep “profit maximizing CSR” dimana belanja

untuk CSR diperlakukan sebagai investasi sebagaimana investasi lainnya seperti pada

bagian Research and Development (R&D). Konsep ini melihat bahwa inovasi dan

kemakmuran masyarakat harus konsisten seiring dengan maksimisasi profit. Namun

bukan berarti profit jangka pendek sebagaimana halnya pada kebijakan yang pertama,

namun termasuk juga manfaat yang sifatnya intangible dan jangka panjang. Dalam hal

ini ternyata tidak mudah untuk melakukannya sebagaimana yang dikemukakan oleh

Redman (2005) : policymakers should consider current indexes for business success,

accounting practices, and valuation of intangible assets. Selanjutnya it require

transforming averages citizens‟ understanding about value creation and expanding

definitions of success to include social and enviromental triumph. Kebijakan ini

memerlukan pertimbangan atas “keberadaan/positioning” perusahaan dalam mencapai

Page 89: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

71

target yang diharapkan, kemampuan dalam penilaian dan pencatatan aktiva tidak

berwujud seperti goodwill dalam pembukuan perusahaan. Dan pemahaman terhadap

pengertian masyarakat akan penciptaan nilai dan perluasan pengertian sukses

mencakup sosial dan lingkungan.

Strategi yang dilakukan dengan perbaikan kinerja CSR namun dengan tetap

memperhitungkan pertumbuhan usaha. Artinya sama-sama meningkat. Kinerja

perusahaan semakin baik seiring dengan peningkatan kinerja CSR berkelanjutan dan

pertumbuhannya keduanya yang rsosialf stabil. Aktivitas CSR yang dilakukanpun

harus sejalan dengan jenis usaha, yang merupakan perpaduan dari kedua strategi

sebelumnya. Dalam jangka panjang kondisi yang demikian dapat menjamin

keberlanjutan aktivitias CSR dan pengembangan usaha.

2.11. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Beberapa penelitian yang dilakukan tentang CSR adalah penelitian yang

dilakukan oleh Fendri dari Program Magister Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian

Bogor (SPS-IPB) berupa thesis tentang strategi program pemberdayaan masyarakat

dan implikasinya terhadap kebijakan Pemerintah studi kasus PT. RAPP, CECOM,

dan Pemerintah Kota Pekanbaru yang dilakukan pada periode November 2007 s/d

Januari 2008 yang melakukan metode penelitian dengan mengadakan studi komparasi

antara petani binaan CECOM (yayasan yang dibentuk oleh PT. RAPP untuk

melaksanakan pemberdayaan masyarakat) dengan yang diluar binaan CECOM

dengan analisis Strengths, Weakness, Opportunities and Threats (SWOT)

menunjukkan bahwa aktivitas tersebut dapat mengubah secara signifikan kondisi

sosial, ekonomi dan teknologi masyarakat meskipun ada peningkatan. Demikian pula

peran Pemerintah Kota Pekanbaru belum kelihatan. Penelitian yang dilakukan oleh

Sumaryo dari SPS-IPB dalam disertasi tentang implementasi CSR dalam

pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan studi kasus di

Provinsi Lampung yang melakukan penelitian pada Nopember 2007 s/d April 2008

yang mengkaji pengaruh pelaksanaan CSR terhadap peningkatan pengetahuan,

keterampilan dan sikap masyarakat sasaran dalam berusaha ekonomi produktif serta

meneliti pengaruh CSR terhadap tingkat keberdayaan ekonomi rumah tangga

Page 90: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

72

masyarakat sekitar perusahaan menggunakan teknik analisis deskriptif eksplanasi

kausalitas historis, korelasional dan dilanjutkan dengan analisis Structural Equation

Modelling (SEM) menunjukkan bahwa masyarakat berpersepsi bahwa CSR

merupakan kegiatan perusahaan membantu masyarakat dalam bidang fisik, sosial,

budaya dan atau ekonomi agar masyarakat lebih berdaya dan mandiri, sehingga

terbantu dalam meningkatkan kesejahteraannya sementara manajemen perusahaan

memahami bahwa dengan memberikan bantuan fisik untuk pembangunan prasarana

pendidikan, ibadah dan sosial, bantuan pendidikan dan menjalin kemitraan dengan

masyarakat serta memenuhi aturan dalam pengolahan limbah cair perusahaan berarti

telah melaksanakan tanggungjawab sosialnya (CSR).

Karakter dan perilaku masyarakat tidak berubah akibat adanya program CSR

oleh perusahaan. Disebutkan juga bahwa model integratif dan partisispatif adalah

model yang paling tepat untuk dilaksanakan oleh perusahaan yang dapat

meminimalkan konflik antara perusahaan dengan masyarakat sekitarnya, serta dapat

menampung aspirasi dan kebutuhan dasar masyarakat yang diakomodasi dalam

program CSR yang akan dijalankan oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh

Nani Julijanti dari SPS-IPB Program Magister Pengembangan masyarakat dalam

thesis tentang persepsi masyarakat terhadap program-program CSR PT. Aqua Golden

Mississippi (AGM), kasus di Kabupaten Sukabumi, bertujuan mengkaji keragaman

program CSR, mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap program-

program CSR dan mengetahui bagaimana rancangan perbaikan terhadap program-

program CSR dari PT. AGM. Penelitian dilakukan periode Desember 2006 s/d

Nopember 2007 dilakukan menggunakan metode penelitian analisis kualitatif dengan

triangulasi. Selanjutnya dilakukan Focus Group Discussion (FGD) atas dasar analisa

keadaaan dengan Rapid Rural Appraisal. Dari serangkaian program CSR yang

dilakukan oleh PT. AGM maka beberapa program yang dinilai bermanfaat adalah

penampungan air bersih terkait kemudahan mendapatkan air, penghijauan,

kesejahteraan sosial dan keagamaan. Namun dinilai kurang manfaatnya dalam

kaitannya dengan kesempatan kerja yang diterima masyarakat. Strategi yang harus

dilakukan adalah pembentukan forum rembug masyarakat, peningkatan program

Page 91: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

73

keahlian masyarakat dalam pengolahan limbah dan pertanian, peningkatan ekonomi

masyarakat berupa bimbingan usaha dan peminjaman modal usaha serta

pembangunan fasilitas air bersih. Strategi tidak langsung adalah mendorong

pemerintah desa dan kecamatan untuk bersungguh-sungguh meningkatkan

komitmennya dalam pemberdayaan masyarakat serta membuat Peraturan Daerah

yang memiliki posisi tawar yang tinggi yang mewajibkan perusahaan untuk

melaksanakan CSR dan membentuk konsorsium perusahaan untuk menyamakan

persepsi tentang CSR.

Penelitian mengenai otomotif di Indonesia dilakukan oleh Centre for Strategic

and International Studies (CSIS), di Jakarta pada July 1999 mengenai Pembangunan

Industri Otomotif Indonesia (The Development of The Indonesian Automotive

Industry) tentang pembangunan industri otomotif Indonesia mulai 1980 – 1990an

meneliti perkembangan industri otomotif dalam tiga kelompok jenis otomotif, yaitu

sedan, kendaraan komersial dan komponen dengan metode diskriptif, disimpulkan

bahwa kelompok sedan memiliki pasar yang amat terbagi-bagi (fragmentation),

sehingga amat sulit meningkatkan local component dibandingkan dengan jenis

lainnya (kendaraan komersial) dan berdampak pada perkembangan indsutri

komponen yang menjadi kurang efisien untuk jenis sedan dibandingkan dengan jenis

lainnya.

Hasil penelitian khusus bidang otomotif yang meneliti masalah CSR dalam

industri otomotif dalam kaitannya dengan masyarakat sekitar belum ditemui, terutama

yang melihat secara konsep aspek-aspek apakah yang harus menjadi prioritas sesuai

kebutuhan dan harapan masyarakat sekitar.

Page 92: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah
Page 93: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

75

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Indomobil Group di wilayah PT. Suzuki Indomobil

Motor (PT. SIM) yang berlokasi di Tambun, Bekasi untuk produk mobil merek

Suzuki, PT. Nissan Motor Indonesia (PT. NMI) untuk produk mobil merek Nissan

dan PT. Hino Motors Manufacturer Indonesia (PT. HMMI) untuk produk mobil

merek Hino yang keduanya berlokasi di Kawasan Industri Kota Bukit Indah,

Cikampek Waktu penelitian adalah bulan Juli 2009 sampai dengan Februari 2010.

3.2 Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan

kuantitatif dengan menggunakan studi kasus di Indomobil Group. Pendekatan

kuantitatif digunakan dengan melihat indikator-indikator numerik dari data sekunder

yang diperoleh dari berbagai pemangku kepentingan, multi aspek dan lintas sektor.

Sedangkan pendekatan kualitatif adalah diperoleh dari penelitian yang mendalam

terhadap aspek yang diteliti, baik melalui wawancara terstruktur dengan kuesioner

maupun in-depth interview dengan para pakar terkait.

Penelitian dimulai dengan menganalisis kondisi dan mutu lingkungan dari PT.

SIM, PT. NMI dan PT. HMMI. Mutu lingkungan diperoleh berdasarkan laporan

instansi terkait. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi lingkungan

perusahaan saat ini yang direpresentasikan dengan menganalisis mutu pengelolaan

limbah perusahaan dan perilaku penduduk di sekitar lokasi perusahaan. Analisa

selanjutnya mengumpulkan data terhadap aktivitas perusahaan terhadap masyarakat

sekitar lokasi perusahaan dan upaya tanggungjawab sosialnya.

Tahap selanjutnya melakukan analisis terhadap status keberlanjutan dari

aktivitas CSR di perusahaan. Analisis terhadap status keberlanjutan kinerja CSR

perusahaan dilakukan dengan mengkaji kondisi tiga dimensi dalam CSR, meliputi

ekonomi, sosial dan lingkungan. Dari hasil analisis ini diperoleh faktor pengungkit

keberlanjutan kinerja aktivitas CSR berkelanjutan untuk setiap dimensi. Faktor ini

penting diperhatikan dalam rangka mencapai kebijakan CSR berkelanjutan dalam

Page 94: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

76

industri otomotif di Indomobil Group. Selanjutnya untuk memvalidasi atribut-atribut

dari dimensi CSR berkelanjutan dilakukan uji Friedman (Friedman test).

Analisis prospektif digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang

berpengaruh pada kebijakan CSR berkelanjutan pada kondisi saat ini. Faktor-faktor

kunci hasil analisis tersebut dianalisis kembali tingkat pengaruh dan

kebergantungannya, yang selanjutnya dijadikan sebagai peubah untuk membangun

model CSR berkelanjutan. Model yang dibangun mengacu pada peubah kuantitatif

dan kualitatif. Analisis prospektif memberikan kombinasi faktor-faktor dominan dan

didefinisikan kemungkinan keadaannya di masa depan dan dirumuskan berbagai

skenario yang mungkin terjadi dalam pengembangan model. Skenario disusun dengan

melibatkan pemangku kepentingan terkait. Teknik perumusan skenario menggunakan

pendekatan prospektif dan wawancara langsung kepada para pakar. Prioritas skenario

dipilih dengan melibatkan stakeholders dengan metode Analytical Hierarchy Process

(AHP). Pada tahap akhir, dirumuskan rekomendasi dan strategi pengembangan

kebijakan CSR berkelanjutan dalam industri otomotif. Secara visual, tahapan

penelitian disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5. Tahapan penelitian

Atribut CSR dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan

Karakteristik kondisi Industri Otomotif

Analisis Prospektif

Status CSR berkelanjutan

Prioritas Kebijakan dan Strategi Implementasi

Skenario

Analisis Multidimensional Scaling dan uji Friedman

Faktor Pengungkit

Analytical Hierarchy Process

Kebijakan CSR berkelanjutan dalam industri otomotif

Page 95: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

77

3.3. Rancangan Penelitian

Hal ini merupakan rencana bagaimana proses penelitian itu akan dijalankan

oleh peneliti dalam pelaksanaan penelitian.

3.3.1. Jenis dan Sumber Data

Tabel 7. Daftar jenis dan sumber data untuk analisa CSR berkelanjutan dalam

industri otomotif

No. Jenis Data Sumber Data

Data Sekunder

1. Keadaan sosial ekonomi penduduk Pemda Kelurahan

Jatimulya dan Desa

Dangdeur

2. Kebijakan-kebijakan CSR yang ada Indomobil Group

3. Data mengenai komitmen perusahaan dalam

aspek lingkungan

Indomobil Group

4. Data hasil uji kebisingan di lokasi pabrik Indomobil Group

5. Data hasil uji kualitas air di lokasi pabrik Indomobil Group

6. Data hasil uji kualitas udara di lokasi pabrik Indomobil Group

7. Data hasil uji emisi Indomobil Group

Data Primer

1. Identifikasi atribut keberlanjutan Literatur/Pakar

2. Tingkat kepentingan faktor-faktor dalam sistem Responden

(Stakeholders)

3. Preferensi stakehoders tentang kebijakan Responden

(Pakar/stakeholders)

Penentuan responden dalam rangka menggali informasi dan pengetahuan

pakar dilakukan dengan metode expert judgement. Pakar ditentukan secara

tertentu (purposive sampling). Dasar pertimbangan penentuan pakar untuk

dijadikan responden menggunakan kriteria (1) keberadaan, keterjangkauan dan

kesediaan responden untuk diwawancarai; (2) mempunyai reputasi, kedudukan

dan telah menunjukkan kredibilitasnya sebagai pakar pada bidang yang diteliti;

dan (3) telah berpengalaman di bidangnya. Jumlah responden adalah 8 (delapan)

Page 96: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

78

orang untuk tiap lokasi yang terdiri dari tokoh masyarakat setempat satu orang,

manajemen Indomobil Group dua orang untuk tiap lokasi, Pemerintah

Kelurahan/Desa setempat dua orang, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten dua

orang dan Kementerian Lingkungan Hidup satu orang.

3.3.2 Penyusunan Atribut CSR Berkelanjutan dalam Industri Otomotif

Penyusunan atribut CSR berkelanjutan dilakukan dengan konsep dasar

pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang menyatakan bahwa

pengelolaan suatu sumber daya dikatakan berkelanjutan, jika secara ekologi tidak

menyebabkan penurunan mutu lingkungan atau lingkungan tetap terjaga, secara

ekonomi layak dan menguntungkan, serta secara sosial berkeadilan. Penyusunan

tersebut mempertimbangkan selain berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan

juga memperhatikan pendapat para pakar terhadap pemahaman konsep CSR

berkelanjutan dari berbagai literatur. Atribut-atribut CSR berkelanjutan dalam

industri otomotif dimuat pada Tabel 8.

Tabel 8. Definisi atribut-atribut yang digunakan untuk menilai tingkat keberlanjutan

kebijakan CSR berkelanjutan dalam industri otomotif di Indomobil Group No. Faktor Definisi

Dimensi Ekonomi

1. Peningkatan harga Tingkat kenaikan harga-harga kebutuhan pokok

masyarakat

2. Degradasi infrastruktur Tingkat kerusakan infrastruktur jalan, jembatan dan sarana

unum lainnya

3. Kecenderungan konsumtif Tingkat kecenderungan konsumtif masyarakat

4. Peluang kerja di

perusahaan

Tingkat kesempatan kerja di perusahaan bagi masyarakat

5 Peningkatan jenis usaha

dan pekerjaan

Variasi jenis usaha dan jenis pekerjaan yang timbul akibat

kehadiran perusahaan (efek multiplier)

6 Peluang usaha Tingkat peluang usaha yang timbul sebagai akibat dari

kehadiran perusahaan

7 Peningkatan pendapatan Tingkat pendapatan masyarakat yang timbul akibat

keberadaan perusahaan

8 Peningkatan jumlah

lembaga-lembaga

ekonomi dan keuangan

Jumlah lembaga ekonomi dan keuangan seperti pasar,

bank dan koperasi simpan pinjam yang tumbuh

Page 97: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

79

Lanjutan Tabel 8.

No. Faktor Definisi

Dimensi Sosial

1. Keresahan sosial Tingkat keresahan dalam bentuk protes yang dilakukan

warga terhadap keberadaan perusahaan baik yang

terpendam atau terbuka akibat dari ketidaksesuaian

harapan dan kenyataan

2. Konflik (benturan sosial) Banyaknya konflik yang terjadi diantara anggota

masyarakat, baik terpendam atau terbuka yang disebabkan

kehadiran perusahaan dan karyawannya

3. Disintegrasi sosial Dominasi jenis penduduk yang mengikuti perkumpulan

dan lembaga yang ada di lingkungan masyarakat

4. Erosi nilai-nilai sosial Penyebab penurunan nilai-nilai sosial seperti

kegotongroyongan, musyawarah mufakat yang terjadi

dalam masyarakat

5. Kerenggangan sosial Dampak kehadiran perusahaan ini semakin membuat

penduduk lokal merasa terkucil, kurang dihargai, merasa

hak-haknya terhadap kesempatan dan akses terhadap

sumber daya, pekerjaan dan layanan sosial terabaikan

6. Kondisi

keamanan/kriminalitas

Tingkat kriminalitas yang terjadi dalam masyarakat

7. Peningkatan etos kerja Tingkat semangat, mutu kerja dan hasil kerja masyarakat

8. Kerekatan sosial (kohesi

sosial)

Kepekaan perusahaan terhadap kondisi warga sekitar yang

mengalami kesulitan

Dimensi Ekologi/Lingkungan

1. Tingkat pencemaran

udara

Persepsi masyarakat terhadap pencemaran udara akibat

kehadiran perusahaan

2. Tingkat kebisingan

lingkungan pabrik

Persepsi masyarakat terhadap tingkat kebisingan akibat

kehadiran perusahaan

3. Tingkat pencemaran air Persepsi masyarakat terhadap pencemaran air akibat

kehadiran perusahaan

4. Estetika Lingkungan Tingkat estetika atau keindahan lingkungan disekitar lokasi

perusahaan

5. Tingkat emisi mobil

yang diproduksi

Tingkat emisi gas buang mobil yang diproduksi terhadap

baku mutu emisi gas buang kendaraan baru

6. Aktivitas penghijauan Persepsi masyarakat terhadap upaya perusahaan dalam

aktivitas penghijauan di wilayah sekitar perusahaan

7. Rehabilitasi lingkungan Persepsi masyarakat terhadap upaya perusahaan dalam

memperbaiki kondisi lingkungan hidup di wilayah sekitar

seperti pembersihan kali dan penanaman pohon di lahan

kritis.

8. Upaya konservasi

lingkungan alam sekitar

Persepsi masyarakat terhadap upaya perusahaan dalam

menjaga kelestarian alam dengan menjaga kebersihan dan

keindahan di wilayah sekitar perusahaan

Page 98: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

80

Atas dasar atribut-atribut yang telah disusun tersebut, maka dibuatlah kriteria

pembobotan untuk masing-masing atribut (Tabel 9)

Tabel 9. Kriteria pembobotan atribut-atribut CSR berkelanjutan dalam industri otomotif Dimensi dan atribut Skor Baik Buruk Keterangan

Dimensi ekonomi

Peningkatan harga 0;1;2 2 0 (0) Sangat setuju, (1) Setuju,

(2) Tidak setuju

Degradasi infrastruktur 0;1;2 2 0 (0) Sangat setuju, (1) Setuju,

(2) Tidak setuju

Kecenderungan konsumtif 0;1 1 0 (0) Ya, (1) Tidak

Peluang kerja di perusahaan 0;1;2 2 0 (0) Tidak ada, (1) Sedikit,

(2) Banyak

Peningkatan jenis usaha dan

pekerjaan

0;1;2 2 0 (0) Tidak ada, (1) Sedikit,

(2) Banyak

Peluang usaha 0;1;2 2 0 (0) Tidak ada, (1) Sedikit,

(2) Banyak

Peningkatan pendapatan 0;1;2 2 0 (0) Tidak ada, (1) Sedikit,

(2) Banyak

Peningkatan jumlah

lembaga-lembaga ekonomi

dan keuangan

0;1 1 0 (0) Tidak berdampak,

(1) Berdampak

Dimensi Sosial

Keresahan sosial 0; 1; 2 2 0 (0) Sangat resah, (1) Resah,

(2) Tidak resah

Konflik (benturan sosial) 0; 1; 2 2 0 (0) Sering, (1) Jarang, (2) Tidak

pernah

Disintegrasi sosial 0; 1; 2 2 0 (0) Dominasi pendatang,

(1) Dominasi penduduk lokal,

(2) Seimbang antara lokal dan

pendatang

Erosi nilai-nilai sosial 0; 1; 2 2 0 (0) Sepenuhnya akibat kehadiran

perusahaan,

(1) Sebagian, akibat kehadiran

perusahaan

(2) Bukan akibat kehadiran

perusahaan

Kerenggangan sosial akibat

kehadiran perusahaan

0; 1 1 0 (0) Setuju, (1) Tidak setuju

Kondisi

keamanan/kriminalitas

0; 1; 2; 2 0 (0) Meningkat, (1) Tetap

(2) Menurun

Peningkatan etos kerja 0; 1;2 2 0 (0) Menurun, (1) Tetap

(2) Meningkat

Kerekatan sosial (kohesi

sosial)

0; 1;2 2 0 (0) Tidak setuju, (1) Ragu-ragu,

(2) Setuju sekali

Page 99: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

81

Lanjutan Tabel 9

Dimensi dan atribut Skor Baik Buruk Keterangan

Dimensi Ekologi

Tingkat pencemaran udara 0; 1; 2 2 0 (0) Banyak, (1) Sedikit,

(2) Tidak ada

Tingkat kebisingan

lingkungan pabrik

0; 1; 2 2 0 (0) Banyak, (1) Sedikit,

(2) Tidak ada

Tingkat pencemaran air 0; 1; 2 2 0 (0) Banyak, (1) Sedikit,

(2) Tidak ada

Estetika Lingkungan 0; 1; 2 2 0 (0) Banyak, (1) Sedikit,

(2) Tidak ada

Tingkat emisi mobil yang

diproduksi

0; 1 1 0 (0) Sama dengan baku mutu, (1)

Dibawah baku mutu

Aktivitas penghijauan 0; 1; 2 2 0 (0) Tidak ada (1) Sedikit,

(2) Banyak

Rehabilitasi lingkungan 0; 1; 2 2 0 (0) Tidak ada (1) Sedikit,

(2) Banyak

Upaya konservasi

lingkungan alam sekitar

0; 1; 2 2 0 (0) Tidak ada (1) Sedikit,

(2),Banyak

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Analisis Keberlanjutan

Dalam menganalisa apakah suatu aktivitas CSR berkelanjutan atau tidak,

maka sesuai dengan sifatnya, dimana CSR adalah berkaitan erat dengan

pembangunan berkelanjutan dengan komponennya meliputi ekonomi, ekologi dan

sosial, maka ketiga aspek tersebut sudah termasuk dalam unsur-unsur CSR yang

dikemukakan oleh Carroll (2000), yaitu ekonomi, Legal, Ethical, dan Althruistic

dan indikator-indikatornya sebagaimana yang dikemukakan oleh Talaei and Nejati

(2008). Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengevaluasi status

keberlanjutan dari aktivitas CSR dalam industri otomotif adalah dengan

menggunakan teknik Multi Dimensional Scaling (MDS). MDS adalah suatu teknik

multi-diciplinary rapid appraisal untuk mengetahui tingkat keberlanjutan dari

aktivitas CSR berdasarkan sejumlah atribut yang mudah diskoring. Atribut dari

setiap dimensi ekonomi, sosial dan ekologi yang akan dievaluasi dapat dipilih untuk

merefleksikan keberlanjutan, serta dapat diperbaiki atau dapat diganti ketika

Page 100: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

82

informasi terbaru diperoleh. Ordinasi dari setiap atribut digambarkan dengan

menggunakan MDS.

Dalam MDS, obyek atau titik yang diamati dipetakan dalam ruang dua atau tiga

dimensi, sehingga obyek atau titik tersebut diupayakan ada sedekat mungkin

terhadap titik asal. Dengan kata lain, dua titik atau obyek yang sama dipetakan

dalam satu titik yang saling berdekatan satu sama lain. Sebaliknya obyek atau titik

yang tidak sama digambarkan dengan titik yang berjauhan. Dalam analisis MDS,

sekaligus dilakukan Laverage, analisis Monte Carlo, penentuan nilai Stress dan

nilai Koefisien Determinasi (R2). Analisis Laverage digunakan untuk mengetahui

atribut yang sensitif, ataupun intervensi yang dapat dilakukan terhadap atribut yang

sensitif untuk meningkatkan status keberlanjutan. Analisis Monte Carlo digunakan

untuk menduga pengaruh galat dalam proses analisis yang dilakukan, pada selang

kepercayaan 95%. Nilai Stress dan koefisien determinasi (R2) berfungsi untuk

menentukan perlu tidaknya penambahan atribut untuk mencerminkan dimensi yang

dikaji secara akurat. Menurut Kavanagh and Pitcher (2004), model yang baik

ditunjukkan dengan nilai Stress di bawah nilai 0,25 dan nilai R2 di atas kepercayaan

95%, sehingga mutu dari analisis MDS dapat dipertanggungjawabkan (Fauzi dan

Anna, 2005).

Dimensi dalam MDS menyangkut berbagai aspek. Setiap dimensi memiliki

atribut atau indikator yang terkait dengan keberlanjutan kebijakan CSR dalam

industri otomotif. Berdasarkan indikator tersebut dilakukan analisis status masing-

masing dimensi kebijakan CSR dalam industri otomotif, terutama terhadap

masyarakat di sekitar kawasan lokasi pabrik. Penggunaan teknik MDS mempunyai

berbagai keunggulan, diantaranya sederhana, mudah dinilai, cepat dan biaya yang

diperlukan rsosialf murah. Selain itu, teknik ini dapat menjelaskan hubungan dari

berbagai aspek keberlanjutan dan juga mendefinisikan pembangunan kawasan yang

fleksibel. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan software pendukung

MDS, yaitu software Rapfish (rapid assesement techniques for fisheries) yang

dikembangkan oleh Fisheries Center University of British Columbia, Canada, yang

dimodifikasi. Dalam analisis MDS setiap data yang diperoleh diberi skor yang

Page 101: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

83

menunjukkan status sumber daya tersebut. Ordinasi MDS dibentuk oleh aspek

ekologi, ekonomi dan sosial. Hasil statusnya menggambarkan keberlanjutan di

setiap aspek yang disajikan dalam skala 0–100%. Manfaat dari teknik MDS ini

adalah dapat menggabungkan berbagai aspek untuk dievaluasi komponen

keberlanjutannya dan dampaknya terhadap kebijakan CSR berkelanjutan dalam

industri otomotif. Prosedur MDS dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Proses aplikasi MDS

Output dari hasil analisis ini adalah berupa status keberlanjutan kebijakan CSR

dalam industri otomotif di Indomobil Group untuk tiga dimensi (ekonomi, ekologi

dan sosial), dalam bentuk skor dengan skala 0–100. Kategori keberlanjutan adalah :

Skor <50 berarti tidak berkelanjutan; skor (50-75) berarti belum berkelanjutan; dan

Review Atribut

(berbagai kategori dan skoring

kriteria)

Identifikasi dan Pendefinisian

Keberlanjutan (berdasar kriteria

konsisten)

Scoring Kawasan (mengkonstruksi angka referensi

untuk good, bad dan anchor)

Multidimensional Scaling Ordination (untuk setiap atribut)

Simulasi Monte Carlo

(Analisis Ketidakpastian)

Leveraging Factor (Analisis

anomali)

Analisis Keberlanjutan (Assess

Sustainability)

MULAI

Page 102: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

84

Skor >75 berarti berkelanjutan. Kategori ini sesuai dengan standar Kavanagh

(2001).

Hasil lain yang diperoleh adalah penentuan faktor pengungkit (leverage

factors) untuk pengelolaan kawasan yang merupakan faktor-faktor strategik yang

harus diperhatikan dalam analissis kebijakan CSR berkelanjutan dalam industri

otomotif di Indomobil Group di masa mendatang. Kegunaan faktor pengungkit

adalah untuk mengetahui faktor sensitif atau intervensi yang dapat dilakukan

dengan mencari faktor sensitif untuk pengelolaan CSR berkelanjutan yang lebih

baik.

3.4.2 Uji Friedman

Uji Friedman (Friedman test) adalah bentuk uji statistik nonparametrik

sebagai alternatif dari teknik analisis varians dua arah. Uji Friedman tidak

memerlukan anggapan bahwa populasi berdistribusi normal dan mempunyai varians

yang homogen. Uji Friedman digunakan untuk menguji hipotesis komparatif k (k >

2) sampel yang berpasangan bila datanya ordinal (rangking). Bila datanya yang

terkumpul berbentuk interval atau rasio maka data tersebut diubah kedalam data

ordinal (Sugiyono dan Wibowo, 2001). Asumsi-asumsi yang mendasari Uji

Friedman adalah :

5. Setiap set dari k obsevasi harus dianggap mewakili populasi dan harus

independen dari setiap set k observasi.

6. Nilai Chi-Square dari Uji Friedman semakin akurat bila sampel semakin besar

(≥ 30).

7. Distribusi dari perbedaan skor diantara berbagai tingkatan adalah continuous dan

simetris dalam populasi.

Uji Friedman ini dilakukan untuk menguji hipotesis nol yang menyatakan bahwa

median dari populasi adalah setara (equal) untuk sejumlah k levels dari suatu faktor,

dalam hal ini tidak ada perbedaan mutu dari setiap atribut.

3.4.3 Analisis Prospektif

Analisis ini merupakan suatu upaya untuk eksplorasi kemungkinan di masa

mendatang sesuai dengan kebutuhan dari pemangku kepentingan yang terlibat

Page 103: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

85

dalam sistem ini. Tahap analisis prospektif dimulai dengan penentuan faktor kunci

dari pencapaian studi. Selanjutnya faktor kunci tersebut digunakan untuk

mendeskripsikan evolusi kemungkinan masa depan. Penentuan faktor kunci dan

tujuan strategi tersebut penting, dan sepenuhnya merupakan pendapat dari pihak

yang berkompeten sebagai pemangku kepentingan dalam pengelolaan CSR

berkelanjutan dalam industri otomotif.

Bourgeois and Yesus (2004) menjelaskan tahapan analisis prospektif, yaitu

(1) Mengidentifikasi faktor kunci penentu untuk masa depan dari sistem yang

dikaji. Pada tahap ini dilakukan identifikasi semua faktor penting dengan

menggunakan kriteria faktor peubah, menganalisis pengaruh timbal balik dengan

menggunakan matriks dan menggambarkan pengaruh dan kebergantungan dari

masing-masing faktor kedalam empat kuadran utama; (2) Menentukan tujuan

strategi dan kepentingan pelaku utama; (3) Mendefinisikan dan mendeskripsikan

evolusi kemungkinan masa depan. Pada tahap ini dilakukan identifikasi bagaimana

unsur kunci dapat berubah dengan menentukan keadaan (state) pada setiap faktor,

memeriksa perubahan mana yang dapat terjadi bersamaan serta menggambarkan

skenario dengan memasangkan perubahan yang akan terjadi dengan cara

mendiskusikan skenario dan implikasinya terhadap sistem.

Penentuan faktor kunci keberlanjutan kebijakan CSR dilakukan dengan

analisis prospektif. Pada tahap ini dilakukan pada seluruh faktor penting dengan

menggunakan kriteria faktor pengungkit berdasarkan hasil analisis MDS. Data yang

digunakan dalam analisis prospektif adalah pendapat pakar dan pemangku

kepentingan yang terlibat dalam aktivitas CSR di Indomobil Group. Pengumpulan

data dilakukan dengan kuesioner, wawancara dan melalui diskusi. Untuk melihat

pengaruh langsung antar faktor dalam sistem, pada tahap pertama digunakan

matriks seperti tercantum pada Tabel 10.

Page 104: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

86

Tabel. 10. Matriks analisa prospektif

Dari

Terhadap

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

A

B

C

D

E

F

H

I

J

Sumber : Godet et al., 1999

Keterangan : A- J = Faktor penting dalam sistem

Analisis prospektif dilaksanakan dengan metode kuesioner melalui tahapan seperti

menjelaskan tujuan studi, identifikasi faktor-faktor, analisis pengaruh dan

ketergantungan antar faktor. Analisis pengaruh dan ketergantungan dari masing-

masing faktor pada empat kuadran utama. Tingkat pengaruh dan ketergantungan

antar faktor di dalam sistem disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7. Tingkat pengaruh dan ketergantungan antar faktor dalam sistem (Godet

et al., 1999)

Faktor penentu

INPUT

Faktor bebas

UNUSED

Faktor penghubung

STAKES

Faktor terikat

OUTPUT

Ketergantungan

P

e

n

g

a

r

u

h

Page 105: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

87

Pengaruh langsung antar faktor dalam sistem dilakukan pada tahapan ini yang

digunakan pada penelitian analisis prospektif dengan menggunakan matriks.

Pengaruh dan ketergantungan dari masing-masing faktor diisi teknik berikut :

1. Jika faktor tersebut tidak ada pengaruhnya terhadap faktor lain, diberi nilai 0

2. Jika faktor tersebut memiliki pengaruh sangat kuat, diberi nilai 3

3. Jika faktor tersebut memiliki pengaruh yang tidak kuat, maka diberi nilai 1untuk

pengaruh kecil, dan nilai 2 untuk pengaruh sedang.

Hasil analisis tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada semua pemangku

kepentingan terkait. Hal itu dilakukan guna memperkuat hasil analisis. Selain itu,

hasil kajian ini diharapkan dapat diimplementasikan oleh Manajemen Indomobil

Group. Jumlah responden adalah delapan orang untuk tiap lokasi yang terdiri dari

tokoh masyarakat setempat satu orang, manajemen Indomobil Group dua orang

untuk tiap lokasi, Pemerintah Kelurahan/Desa setempat dua orang, Dinas

Lingkungan Hidup Kabupaten dua orang dan Kementerian Lingkungan Hidup satu

orang.

3.4.4 Pemodelan AHP

AHP dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School of

Business pada tahun 1970-an untuk mengorganisasikan informasi dan judgement

dalam memilih alternatif yang paling disukai. Prinsip kerja AHP adalah

penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategik dan

dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hirarki. Kemudian

tingkat kepentingan setiap peubah diberi nilai numerik secara subyektif tentang arti

penting peubah tersebut secara rsosialf dibandingkan dengan peubah yang lain. Dari

berbagai pertimbangan tersebut dilakukan sintesis untuk menetapkan peubah yang

memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem

tersebut.

AHP memungkinkan pengguna untuk memberikan nilai bobot rsosialf dari

suatu kriteria majemuk (atau alternatif majemuk terhadap suatu kriteria) secara

intuitif, yaitu dengan melakukan perbandingan berpasangan (pairwise

Page 106: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

88

comparisons). Dr. Thomas L. Saaty, pembuat AHP, menentukan cara konsisten

untuk mengubah perbandingan berpasangan (pairwise), menjadi suatu himpunan

bilangan yang merepresentasikan prioritas rsosialf dari setiap kriteria dan alternatif

(Marimin, 2004).

Penentuan kebijakan CSR berkelanjutan di lingkungan Indomobil Group

dengan analisis multikriteria secara partisipatif. Analisis yang digunakan adalah

AHP. Penggunaan AHP dimaksudkan untuk penelusuran permasalahan secara

bertahap dan membantu pengambilan keputusan dalam memilih strategi terbaik

dengan cara : (1) mengamati secara sistematis dan meneliti ulang tujuan alternatif

kebijakan atau cara bertindak untuk mencapai tujuan, dalam hal ini kebijakan yang

baik, (2) membandingkan secara kuantitatif dari segi manfaat dan risiko tiap

alternatif; (3) memilih alternatif terbaik untuk diimplementasikan, dan (4) membuat

skenario kebijakan CSR berkelanjutan dengan cara menentukan prioritas kebijakan.

Penetapan prioritas kebijakan dalam AHP dilakukan dengan menangkap

secara rasional persepsi masyarakat, kemudian mengkonversi faktor-faktor yang

tidak terukur (intangible) kedalam aturan biasa, sehingga dapat dibandingkan.

Tahap terpenting dari AHP adalah penilaian perbandingan berpasangan, yang pada

dasarnya merupakan perbandingan tingkat kepentingan antar komponen dalam

suatu hirarki (Saaty, 1993). Dalam melakukan penghitungan matriks sangat rumit,

sehingga diperlukan paket komputer khusus mengenai AHP. Pengolahan data

berbasis komputer menggunakan perangkat lunak Criterium Decision Plus (CDP).

CDP merupakan perangkat lunak system pendukung keputusan yang didasarkan

atas metodologi pengambilan keputusan yaitu AHP.

Langkah-langkah dalam analisis data dengan AHP adalah :

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi masalah.

2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan fokus, dilanjutkan dengan faktor,

kriteria dan alternatif kebijakan pada tingkat level yang paling bawah.

3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan pengaruh

rsosialf atau pengaruh setiap unsur terhadap masing-masing tujuan yang

setingkat diatasnya, perbandingan berdasarkan judgement dari pemangku

Page 107: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

89

kepentingan dengan menilai tingkat kepentingan satu unsur dibandingkan

dengan unsur lainnya.Untuk mengkuantifikasi data kualitatif pada materi

wawancara digunakan nilai skala 1-9 berdasarkan skala Saaty seperti tercantum

pada Tabel 11.

Tabel 11. Skala perbandingan berpasangan

Skala Definisi

1 Kedua unsur sama pentingnya (equally importance) terhadap tujuan

3 Unsur yang satu sedikit lebih penting dari pada unsur lainnya

(moderately importance)

5 Unsur satu lebih penting dari pada unsur lainnya (strongly

importance)

7 Satu unsur jelas lebih mutlak penting dari pada elemen lainnya (very

strongly importance)

9 Satu unsur mutlak penting dari pada unsur lainnya (extremely

importance)

2,4,6 dan 8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan

(intermediate value)

Kebalikan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka jika dibandingkan dengan

akivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i

Sumber : Saaty, 1993

4. Melakukan perbandingan berpasangan. Kegiatan ini dilakukan oleh pemangku

kepentingan yang berkompeten berdasarkan hasil identifikasi pemangku

kepentingan.

5. Menguji konsistensinya. Indeks konsistensi menyatakan penyimpangan

konsistensi dan menyatakan ukuran tentang konsisten tidaknya suatu penilaian

perbandingan berpasangan. Nilai pengukuran konsistensi diperlukan untuk

mengetahui konsistensi jawaban dari responden karena akan berpengaruh

terhadap keabsahan hasil.

Page 108: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

90

Fokus

Aktor

Faktor

Kriteria

Alternatif

Gambar 8. Mapping hirarki model CSR berkelanjutan dalam industri otomotif

Fokus dari pemodelan dengan AHP adalah membangun model kebijakan CSR

berkelanjutan dalam industri otomotif di Indomobil Group, dimana faktor-faktor

yang menentukan dalam keberlanjutannya adalah aspek ekonomi, sosial dan

ekologi, serta aktor (pelaku) dalam aktivitas CSR adalah Kementerian

Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH), Pemerintah Daerah, Masyarakat

sekitar dan Pengusaha.

3.5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka maupun survei lapangan. Studi

pustaka dilakukan untuk memperoleh data sekunder, baik data dari perusahaan-

perusahaan di bawah naungan Indomobil Group, dan dari instansi terkait lainnya.

Sedangkan survei lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer, yaitu untuk

keperluan analisis Prospektif dan AHP.

Kebijakan CSR berkelanjutan

dalam industri otomotif

Ekologi Sosial Ekonomi

Men LH Msyarakat

Sekitar

Pemda Pengusaha

Faktor pengungkit Faktor pengungkit Faktor pengungkit

Prioritas alternatif kebijakan CSR berkelanjutan dalam industri otomotif

Page 109: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

91

a. Teknik pengambilan contoh

Penelitian terhadap aspek keberlanjutan dalam bidang ekonomi, sosial dan

ekologi tentang analisis kebijakan CSR berkelanjutan dalam industri otomotif di

Indomobil Group ditentukan berdasarkan hal-hal berikut :

1). Masyarakat sekitar

i. Lokasi penelitian yaitu Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan

Kabupaten Bekasi Jawa Barat untuk lokasi dari PT. Suzuki Indomobil Sales.

Berdasarkan data monografi tahun 2009, luas wilayah Desa Jatimulya

sekitar 568 ha, dan tingkat kepadatan penduduk desa mencapai 140 jiwa per

hektar. Jumlah penduduk tercatat sebanyak 37.373 orang laki-laki dan

42.324 orang perempuan (Kelurahan Jatimulya, 2009)

ii. Lokasi penelitian untuk PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia dan PT.

Nissan Motor Indonesia adalah terhadap masyarakat sekitar lokasi kawasan

industri Kota Bukit Indah dimana kedua perusahaan berada, yaitu desa

Dangdeur Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Jawa Barat,

dengan jumlah penduduk di desa Dangdeur saat ini adalah 1.665 yang terdiri

dari 814 laki-laki dan 851 wanita dengan luas area sekitar 875,89 ha atau

dengan kepadatan penduduk sekitar 2 orang setiap ha (Desa Dangdeur,

2009).

Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Isaac and Michael, diacu dalam

Powell (1998), maka jumlah contoh yang diambil dengan Margin Error

10% untuk masing-masing merek adalah :

1. Suzuki : 100 orang

2. Hino dan Nissan : 91 orang

Teknik pengambilan contoh dilakukan dengan cara purposive sampling

memanfaatkan pertemuan dari para tokoh masyarakat seperti para Ketua RT

dan RW yang mengadakan pertemuan di Kantor Kelurahan Jatimulya yang

dianggap dapat merepresentasikan masyarakat Kelurahan jatimulya,

sedangkan di Desa Dangdeur adalah dengan berdasarkan petunjuk dari para

aparat desa untuk memberikan kuesioner kepada orang-orang yang dianggap

Page 110: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

92

mengetahui pokok permasalahan sehubungan dengan penelitian ini, dengan

memperhatikan keterwakilan dari tiap wilayah dalam Desa Dangdeur.

2) Kinerja produk otomotif, yaitu emisi gas buang mobil baru yang diproduksi

baik merek Suzuki yang diproduksi oleh PT. SIM, merek Nissan yang

diproduksi oleh PT. NMI, dan merek Hino yang diproduksi oleh PT. HMMI.

b. Langkah-langkah penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini terangkum dalam Tabel 12.

Page 111: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

Tabel 12. Langkah-langkah penelitian

No.

Tujuan

Metode

Sumber data

Parameter/peubah

Analisis data

Output yang

diinginkan

1 Menentukan nilai indeks

keberlanjutan CSR dalam industri

otomotif

Survai/kuantitatif Data Primer

dan sekunder

Atribut-atribut CSR

berkelanjutan

(Ekonomi, Sosial

dan Ekologi)

MDS Indeks CSR

berkelanjutan dalam

Industri Otomotif

2. Menvalidasi atribut-atribut CSR

berkelanjutan

Kalkulasi Data primer Atribut-atribut CSR

berkelanjutan

(Ekonomi, Sosial

dan Ekologi)

Uji Friedman Hasil uji hubungan

antar variabel dalam

atribut CSR

berkelanjutan

2. Menyaring data hasil indeks

keberlanjutan

Survai/kuantitatif Data Primer

dan sekunder

Atribut-atribut

keberlanjutan

Prospective

analysis

Faktor-faktor

pengungkit dari

indeks keberlajutan

3. Membangun model CSR

berkelanjutan dalam industri

otomotif

Pairwise

comparisons

--Hasil analisa

keberlanjutan

--Responden

(pakar)

a. Atribut yang

perlu diperbaiki

hasil analisis

CSR

berkelanjutan

b. Jenis aktivitas

CSR

c. Pemangku

kepentingan

AHP

-Model CSR dalam

industri otomotif

4. Merumuskan rekomendasi kebijakan

dan strategi pelaksanaan CSR

berkelanjutan dalam industri

otomotif

Deskriptif Hasil AHP Deskriptif Terumuskannya

rekomendasi

kebijakan CSR yang

berkelanjutan dalam

bidang otomotif

Page 112: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah
Page 113: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

95

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Indomobil Group

Indomobil Group adalah suatu grup perusahaan yang merupakan agen

tunggal pemegang merek (ATPM) dan distributor dari merek kendaraan yang

terkenal, yaitu Suzuki, Nissan, Hino, Audi, Volvo, Renault, Volkswagen dan

Cherry. Untuk merek Suzuki, Nissan dan Hino adalah merek yang diimpor

secara terurai dan sebagian komponennya dibuat di dalam negeri. Sedangkan

merek lainnya diimpor dalam keadaan utuh, kecuali merek Cherry yang masih

dalam skala kecil, dengan komponen dibuat di dalam negeri. Fokus dalam

penelitian ini adalah tiga merek pertama, yaitu Suzuki, Nissan dan Hino.

Perusahaan yang menaungi kendaraan merek Suzuki adalah PT. Suzuki

Indomobil Motor (PT. SIM), dan yang menaungi kendaraan merek Nissan

adalah PT. Nissan Motor Indonesia (PT. NMI), serta kendaraan merek Hino

adalah PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia (PT. HMMI).

Secara umum, posisi produk Indomobil Group dalam pangsa pasar

(market share) mobil nasional, yaitu Suzuki 13% (58.095 unit), Nissan 4%

(19.040 unit), dan Hino jumlahnya kecil, namun merupakan produsen mobil

Truk dan Bus peringkat pertama untuk kelas jenis kendaraan niaga besar (truk

dan bus) di Indonesia per Agustus 2008 (Indomobil Group, 2008).

Visi dan misi dari Indomobil Group adalah :

Visi : Menjadi perusahaan otomotif terhandal dan terpercaya di dalam negeri

Misi : Mengembangkan seluruh sumberdaya yang dimiliki secara

berkesinambungan untuk meningkatkan profesionalisme bagi

kepuasan pelanggan.

Memberikan kontribusi dan berupaya sepenuhnya bagi pengembangan

usaha perseroan.

Memberikan komitmen dan nilai terbaik bagi seluruh pihak terkait

yang berkepentingan, dengan memperhatikan kepentingan masyarakat.

Page 114: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

96

Dari visi dan misi tersebut tergambar secara jelas komitmen dan nilai terbaik

yang diberikan perusahaan terhadap pihak masyarakat di sekitar lokasi pabrik

dan juga pihak terkait lainnya yang berkepentingan (pemangku kepentingan).

4.1.2 PT. Suzuki Indomobil Motor (PT. SIM)

Perusahaan industri otomotif ini beroperasi di daerah Bekasi yang

berlokasi di jalan Jl Raya Diponegoro KM 38.2, Tambun, Bekasi semenjak Mei

1991. PT. SIM bergerak dalam bidang pembuatan komponen body dan

assembling mobil baru merek Suzuki. Perusahaan mempekerjakan 2.775 orang

karyawan, dengan perincian sebagai berikut :

Production

Press : 157 orang

Welding : 651 orang

Painting : 409 orang

Assembly : 521 orang

PMC : 223 orang

Final Inspection : 69 orang

PPIC : 29 orang

Subtotal 2.059 orang

Production support : 424 orang

Other : 292 orang

Total : 2.775 orang

Bentuk struktur organisasi pada perusahaan PT. Suzuki Indomobil Motor

sebagaimana dimuat pada Gambar 9.

Page 115: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

97

Jumlah produksi mobil merek Suzuki yang telah diproduksi dan yang masih

diproyeksikan untuk masa mendatang dimuat pada Tabel 13.

Tabel 13. Realisasi produksi mobil merek Suzuki

Tahun Produksi Realisasi (unit) Proyeksi (unit)

2000 46568 -

2001 53226 -

2002 62955 -

2003 71295 -

2004 81813 -

2005 104099 -

2006 51902 -

2007 60012 -

2008 83042 -

2009 49747 -

2010 - 107.820

Sumber : Laporan Produksi PT SIM, 2000-2009

Production

Pressing

shop

Welding

shop

Assembling

shop Final

inspection

Power

Maint.

Part

insp

PPIC Design Tech. control Manufacture eng NA

Gambar 9

Struktur organisasi PT SIM ( PT. SIM, 2008)

Page 116: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

98

Produk dari PT. SIM adalah berbagai jenis kendaraan roda empat seperti dimuat

pada Tabel 14.

Tabel 14. Daftar produk Suzuki

No. Nama Jenis Cc Transmisi

1 Neo Baleno Sedan 1500 Manual

2. Neo Baleno Sedan 1500 Automatic

3. Carry SL410MB Minibus 1000 Manual

4. Carry SL410PU Pick Up 1000 Manual

5. Karimun Estillo Sedan kecil 1100 Manual

6. Futura SL415MB Minibus 1500 Manual

7. Futura SL415PU Pick Up 1500 Manual

8. APV GC415VMB Minibus 1500 Manual

9. APV GC415VMB Minibus 1500 Automatic

10. Swift STMT Sedan 1500 Manual

11. Swift STAT Sedan 1500 Automatic

12. SX-Over MT Sedan 1500 Manual

13. SX-Over AT Sedan 1500 Automatic

14. Grand Vitara 2.0 MT Jeep 2000 Manual

15. Grand Vitara 2.0 AT Jeep 2000 Automatic

16. Grand Vitara 2.4 MT Jeep 2400 Manual

17. Grand Vitara 2.4 AT Jeep 2400 Automatic

Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008

Page 117: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

99

4.1.3 Proses produksi

Proses pembuaatan komponen kendaraan bermotor roda empat dan

perakitannya bermula dari pengadaan material terurai atau completely knocked

down (CKD) yang terdiri dari CKD import dan CKD lokal. CKD impor

merupakan komponen jadi yang didatangkan dari beberapa negara produsen

CKD, seperti Jepang. Kondisi CKD impor merupakan komponen jadi yang

sudah siap pakai untuk melengkapi pembuatan sebuah kendaraan utuh atau

completely built up (CBU). Sedangkan CKD lokal merupakan komponen yang

di produksi sendiri di dalam negeri oleh PT Suzuki Indomobil Motor dari bahan

baku yang sebagian besar berbahan dasar logam jenis Fe3C (besi baja).

Sebagian besar bahan baku tersebut merupakan bahan baku lokal, namun

beberapa diantaranya masih merupakan bahan baku impor.

Bahan baku berbentuk steel plat dan steel pipe ini pertama kali diproses

pada shearing shop. Pada tahap ini dilakukan pemolaan berdasarkan spesifikasi

kendaraan yang akan diproduksi. Bahan baku kemudian dipotong pada cutting

shop berdasarkan pola yang ditentukan sebelumnya. Hasil pemotongan

merupakan raw parts yang sudah berbentuk sesuai peruntukannya. Proses ini

menggunakan cutter bertekanan hydraulic dengan variable tekanan 0-50

kg/cm2. Raw parts selanjutnya dicetak pada Stamping Press Shop membentuk

stamped parts yang sudah mulai berbentuk tiga dimensi. Proses ini

menggunakan stamper bertekanan hydraulic dengan variable tekanan antara 15

– 5.000 tom/m2. Stamped parts kemudian disambung antara satu dengan yang

lain dan atau dengan komponen non stamped parts pada bending shop

membentuk small parts dan big parts, seperti top roof, fuel tank, chasis.

Beberapa bagian small parts dan big parts yang terbentuk disambung lagi

melalui pengelasan pada welding shop sehingga membentuk komponen yang

lebih sempurna untuk dipakai pada proses perakitan CBU. Komponen ini

dikenal sebagai welded parts. Welded parts selanjutnya memasuki proses

surface treatment yang terdiri dari pemolesan, pembersihan, dan pengecatan.

Sebagian welded parts memang harus mengalami pemolesan dengan

menggunakan buffer dan grinder pada Buffing Shop guna meratakan bekas-

Page 118: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

100

bekas pengelasan yang menebal. Namun sebagian lagi tidak memerlukan proses

pemolesan dan dapat langsung memasuki proses pengecatan.

Sebelum pengecatan welded parts (baik yang dipoles maupun tanpa

poles) terlebih dahulu dilakukan pretreatment guna membebaskan senyawa

lemak yang menempel pada permukaan komponen yang bersumber dari cairan

oli yang membasahi permukaan bahan baku sejak awal proses produksi, guna

menghindari overheating sekaligus gesekan yang dapat menimbulkan cacat

pada permukaan komponen, khususnya saat proses stamping press.

Komponen yang sudah bebas noda lemak diumpan ke Painting Shop

melalui overhead conveyor yang bergerak seperti ikan lumba-lumba.

Pengecatan dengan teknologi ramah lingkungan yang dikenal dengan cathodic

electro deposition. Teknologi yang menggunakan metode electroplating ini

memberikan muatan listrik negatif pada material cat (sebagai katode).

Timbulnya gaya listrik akibat perbedaan muatan mengakibatkan terjadinya

adhesi elektrokimia yang sangat kuat diantara ion berbeda, sehingga ikatan

permukaan antara material komponen dan material cat berada pada tingkat

kekuatan sangat tinggi. Komponen yang sudah di cat selanjutnya dikeringkan

dengan oven pada suhu 1700C. Pengecatan ini selain bertujuan untuk

memberikan nilai estetika, juga memberikan proteksi tehadap komponen yang

rawan oksidasi. Painted parts, CKD lokal dan CKD impor secara simultan

diumpan ke Assembling Shop guna perakitan CBU kendaraan bermotor roda

empat.

Produk CBU memasuki tahapan proses produksi akhir berupa test inspection,

yang dilakukan, terutama untuk menguji body performance, mechanical and

lighting performance, electrical and audio performance, kekedapan suara dan

air dalam kabin, serta performa kendaraan saat dipacu pada beberapa tingkat

kesulitan medan jalan. Sebagai rangkaian akhir manajemen mutu produksi

diterapkan secara cradle to grave dengan sistem manajemen mutu ISO 9001

(PT SIM, 2008).

Page 119: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

101

4.2 Analisa Kawasan PT SIM

4.2.1 Kondisi Geografis dan Keadaan Wilayah

PT SIM berada di lokasi Kelurahan Jatimulya Kecamatan Tambun

Selatan Kabupaten Bekasi yang secara geografis kelurahan Jatimulya terletak

pada ketinggian 14 m di atas permukaan laut (dpl). Keadaan rataan suhu di

Kelurahan Jatimulya 320

- 400C dengan luas wilayah ± 567,321 ha, terdiri dari

18 wilayah rukun warga dan 168 wilayah rukun tetangga (RT).

Secara administratif wilayah Jatimulya berbatasan dengan daerah-

daerah seperti dimuat pada Tabel 15.

Tabel 15. Batas wilayah Kelurahan Jatimulya

Letak Batas Desa/Kelurahan Keterangan

Sebelah Utara Setiamekar Kecamatan Tambun Selatan

dan jalan protokol Diponegoro

Kabupaten

Bekasi

Sebelah Timur Setia Darma dan Lambang Sari

Kecamatan Tambun Selatan

Kabupaten

Bekasi

Sebelah Selatan Mustikajaya dan Mustika sari Kecamatan

Mustikajaya

Kota Bekasi

Sebelah Barat Margahayu dan Pengasinan Kecamatan

Bekasi Timur dan Rawa Lumbu

Kota Bekasi

Sumber : Kelurahan Jatimulya, 2009

4.2.2 Keadaan Penduduk

Kelurahan Jatimulya merupakan kelurahan terpadat se Kabupaten Bekasi

dengan jumlah penduduk 79.697 jiwa yang terdiri dari 37.373 jiwa laki-laki dan

42.324 jiwa perempuan dengan jumlah kepala keluarga 17.343, sesuai laporan

penyelenggaraan Pemerintahan Tahun 2009.

Dilihat dari mata pencahariannya, struktur penduduk kelurahan

Jatimulya, seperti dimuat pada Tabel 16.

Page 120: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

102

Tabel 16. Struktur penduduk kelurahan Jatimulya

No. Jenis Pekerjaan Persentase

(%)

1 Bidang Pertanian 15,4

2 Bidang Peternakan 0,04

3 Bidang Jasa Pemerintahan/Non Pemerintahan 19,08

4 Biadang Perdagangan 34,84

5 Bidang Industri 12,41

6 Bidang Jasa Lembaga Keuangan 3,28

7 Bidang Jasa Komunikasi dan Angkutan 5,72

8 Bidang Jasa Lainnya 8,16

Sumber : Kelurahan Jatimulya, 2009

Dengan demikian mayoritas penduduk Kelurahan Jatimulya adalah bekerja di

sektor perdagangan, jasa dan industri. Sedangkan yang bekerja di sektor

pertanian hanya sebagian kecil saja. Mayoritas masyarakat Kelurahan Jatimulya

merupakan suku/etnis Betawi sebanyak 35,62%, suku/etnis Jawa sebanyak

14,43%, suku/etnis Sunda sebanyak 11,77%, suku/etnis Batak 5,76% dan

suku/etnis lainnya sebanyak 0,57%. Meskipun demikian, migrasi penduduk dari

berbagai etnis tersebut telah hidup berdampingan dan berkembang di wilayah

Kelurahan Jatimulya. Nilai-nilai, norma dan kaidah budaya Betawi tampak

melekat dan dominan dalam kehidupan masyarakat Kelurahan Jatimulya.

Selain dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya Betawi, pola kehidupan

masyarakat Kelurahan Jatimulya diwarnai oleh nilai-nilai agama, khususnya

agama Islam yang dianut oleh sebagian besar masyarakat. Dinamika religiusitas

masyarakat nampak dalam aktivitas sehari-hari dan pembinaan keagamaan,

seperti taman pendidikan agama Islam, organisasi massa ke-Islaman, yayasan,

masjid, madrasah, majlis ta‟lim, lembaga ekonomi Islam dan lain-lain.

Page 121: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

103

4.2.3 Penggunaan Lahan

Mayoritas wilayah Kelurahan Jatimulya merupakan lahan permukiman dan

terdiri dari beberapa daerah industri baik itu industri rumahtangga sampai

kepada industri berat. Pembagian lahan secara terinci dimuat pada Tabel 17.

Tabel 17. Pembagian lahan di kelurahan Jatimulya

No. Penggunaan Luas (Ha)

1 Permukiman (61%)

a. Permukiman KPR-BTN 121.123

b. Permukiman umum 224.943

2 Untuk Bangunan (34%)

a. Perkantoran 3.075

b. Sekolah 6.319

c. Pertokoan/Perdagangan 2.826

d. Pasar 0.800

e. Tempat peribadatan (Masjid, Mushola) 56.575

f. Kuburan/makam 6.085

g. Jalan 109.970

h. Lain-lain 6.205

3. Pertanian sawah (3%)

a. Sawah Pertanian Teknis (irigasi) 5.673

b. Sawah Tadah Hujan 11.025

4. Rekreasi dan Olah Raga (2%)

a. Lapangan Sepak Bula 3.200

b. Lapangan Bola Volley/Basket 1.650

c. Lain-lain 5.830

Jumlah Luas Seluruhnya 567.321

Sumber : Kelurahan Jatimulya, 2009

Lokasi pusat Pemerintahan Kelurahan Jatimulya dekat dengan perbatasan

Kabupaten, sehingga jarak dari pusat pemerintahan Kelurahan Jatimulya ke

Page 122: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

104

pusat pemerintahan Kabupaten bekasi tidak terlalu dan dapat dijangkau, yaitu

sekitar 15 km.

4.2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Gender

Tabel 18. Jumlah penduduk menurut kelompok umur

No. Kelompok Umur (Tahun) Tahun 2008 (orang) Tahun 2009

(orang)

1 0 – 1 1.564 1,594

2 > 1 - < 5 4,692 4.782

3 > 5 - < 7 6,256 6.376

4 > 7 - < 15 7.820 7.970

5 > 15 - < 56 33.627 34.270

6 > 56 24.243 24.706

Sumber : Kelurahan Jatimulya, 2009

Dari Tabel 18 terlihat bahwa kelompok usia terbesar yang mendominasi dalam

struktur penduduk Kelurahan Jatimulya adalah kelompok produktif, yaitu usia

>15 tahun hingga 55 tahun. Sedangkan kelompok terkecil adalah usia 1 tahun ke

bawah. Ini berarti kelurahan Jatimulya sebagian besar adalah kelompok pekerja.

Jumlah penduduk perempun sedikit lebih banyak dari pada penduduk laki-laki

(Tabel 19).

Tabel 19. Jumlah penduduk berdasarkan gender (jenis kelamin)

No. Indikator Tahun 2008 (orang) Tahun 2009

(orang)

1 Jumlah penduduk 78.203 79.697

2 Jumlah laki-laki 36.703 37.373

3 Jumlah perempuan 41.501 42.324

4 Jumlah kepala keluarga 17.068 KK 17.343 KK

Sumber : Kelurahan Jatimulya, 2009

Page 123: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

105

4.2.5 Data Tingkat Perkembangan

1.Pendidikan

a. Tingkat pendidikan

Tabel 20. Jumlah penduduk sesuai tingkat pendidikan

No. Tingkat pendidikan penduduk usia 15 tahun

keatas

Tahun 2008

(orang)

Tahun

2009

(orang)

1. Jumlah penduduk buta huruf 578 568

2. Jumlah penduduk tidak tamat SD/sederajat 1.736 1.769

3. Jumlah penduduk tamat SD/sederajat 4.051 4.128

4. Jumlah penduduk tamat SLTP/sederajat 9.838 10.026

5. Jumlah penduduk tamat SLTA/sederajat 29.514 30.078

6. Jumlah penduduk tamat D1-D3 8.681 8.846

7. Jumlah penduduk tamat S1-S3 3.483 3.551

Sumber: Kelurahan Jatimulya, 2009

Jumlah penduduk kelurahan Jatimulya adalah sebagian besar lulusan SLTA atau

sederajat, disamping jumlah penduduk lulusan perguruan tinggi yang jumlahnya

cukup memadai.

.b. Wajib belajar

Tabel 21. Wajar (Wajib Belajar) 9 tahun dan angka putus sekolah

No. Wajib Belajar 9 Tahun dan Angka Putus

Sekolah

Tahun 2008

(orang)

Tahun

2009

(orang)

1. Jumlah penduduk usia 7-15 tahun 7.820 7.970

2. Jumlah penduduk usia 7-15 tahun masih

sekolah

7.780 7.935

3. Jumlah penduduk usia 7-15 tahun putus

Sekolah

40 35

Sumber: Kelurahan Jatimulya, 2009

Dari angka di atas (Tabel 21), hanya sebagian kecil jumlah penduduk usia 7-15

tahun yang tidak dapat menyelesaikan sekolahnya atau putus sekolah.

Page 124: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

106

. c. Prasarana pendidikan

Tabel 22. Prasarana pendidikan

No. Prasarana Pendidikan Tahun 2008

(buah)

Tahun

2009

(buah)

1. SLTA/sederajat 9 9

2. SLTP/sederajat 5 5

3. SD/sederajat 15 15

4. Jumlah lembaga pendidikan agama 47 51

5. Lembaga pendidikan lain (kursus/sejenis) 5 5

Sumber : Kelurahan Jatimulya, 2009

2. Kesehatan masyarakat

Pada umumnya kondisi kesehatan masyarakat Kelurahan Jatimulya

dalam kondisi baik, dimana angka kematian bayi adalah 0,1 % terhadap jumlah

bayi yang lahir. Selanjutnya, jumlah balita bergizi buruk adalah 0,3% dari

jumlah balita. Mayoritas masyarakat adalah pengguna air sumur pompa, dan

seluruh rumah tangga telah memiliki jamban/WC.

3. Ekonomi Masyarakat

3.a. Pengangguran

Tabel 23. Jumlah penduduk pengangguran

No. Pengangguran Tahun 2008

(orang)

Tahun

2009

(orang)

1. Jumlah penduduk usia kerja 15-56 tahun 33.627 34.270

2. Jumlah penduduk usia kerja 15-56 tahun

tidak kerja

4.630 4.718

3. Jumlah penduduk wanita usia 15-56

tahun menjadi ibu rumah tangga

24.201 24.964

4. Jumlah penduduk usia >15 tahun yang

cacat sehingga tidak dapat bekerja

7 7

Sumber : Kelurahan Jatimulya, 2009

Jumlah penduduk yang tidak bekerja pada usia 15-56 tahun mencapai kurang

lebih 13% dari jumlah penduduk usia kerja antara 15-56 tahun. Angka ini tidak

Page 125: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

107

terlalu besar, atau tidak menjadi permasalahan bagi masyarakat Kelurahan

Jatimulya.

3.b Pendapatan

Tabel 24. Jenis mata pencaharian masyarakat

No.

Sumber Pendapatan

Tahun 2008

(orang)

Tahun 2009

(orang)

1. Pertanian 9.694 9.879

2. Kehutanan - -

3. Perkebunan - -

4. Peternakan 25 25

5. Perikanan - -

6. Perdagangan 21.832 22.252

7. Jasa 22.648 23.083

8. Penginapan/hotel/sejenis 187 187

9. Pariwisata - -

10. Industri Rumah tangga 8.278 8.436

Sumber : Kelurahan Jatimulya, 2009

3.c. Kelembagaan ekonomi

Tabel 25. Kelembagaan ekonomi

No. Kelembagaan ekonomi Tahun 2008

(buah)

Tahun 2009

(buah)

1. Pasar - -

2. Lembaga koperasi/sejenis 2 2

3. BUMDes - -

4. Warung makan 50 53

5. Angkutan R4 90 85

6. Toko/kios 212 256

7. Pangkalan ojek, becak, delman atau

sejenis

10 17

Sumber: Kelurahan Jatimulya, 2009

Page 126: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

108

3.d. Tingkat kesejahteraan

Tabel 26. Tingkat kesejahteraan masyarakat

No. Tingkat kesejahteraan Tahun 2008

(kel)

Tahun

2009 (kel)

1. Jumlah keluarga 17.068 17.269

2. Jumlah keluarga prasejahtera 315 319

3. Jumlah keluarga sejahtera-1 3.474 3.513

4. Jumlah keluarga sejahtera-2 8.515 8.617

5. Jumlah keluarga sejahtera-3 2.858 2.892

6. Jumlah keluarga sejahtera-3 plus 1.906 1.928

Sumber : Kelurahan Jatimulya, 2009

Dari data pada Tabel 26 terlihat bahwa kelompok keluarga sejahtera-2 adalah

jumlah terbesar dalam struktur masyarakat ini. Keluarga sejahtera-2 adalah

keluarga yang dapat memenuhi indikator-indikator berikut :

1. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih.

2. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,

bekerja/sekolah dan bepergian.

3. Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding yang

baik.

4. Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan.

5. Bila pasangan usia subur ingin ber Keluarga Berencana (KB) pergi ke sarana

pelayanan kontrasepsi.

6. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah.

7. Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama

dan kepercayaan masing-masing.

8. Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan daging/ikan/

telur.

9. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu pasang pakaian

baru dalam setahun.

10. Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah.

Page 127: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

109

11.Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat, sehingga dapat

melaksanakan tugas/fungsi masing-masing.

12. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh

penghasilan.

13. Seluruh anggota keluarga umur 10 – 60 tahun dapat baca tulisan latin.

14. Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat/obat

kontrasepsi.

Atau secara umum dapat dikatakan bahwa keluarga sejahtera-2 adalah

keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar dan

kebutuhan sosial psikologisnya, akan tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan

kebutuhan perkembangannya (developmental needs), seperti kebutuhan untuk

peningkatan pengetahuan agama, interaksi dengan anggota keluarga dan

lingkungannya, serta akses kebutuhan memperoleh informasi (BKKBN, 2008).

4. Keamanan dan ketertiban

Kondisi keamanan dan ketertiban di wilayah kelurahan Jatimulya pada

periode 2008 hingga 2009 rsosialf aman. Hal ini ditandai dengan hanya terjadi 1

kejadian pada tahun 2008 yang merupakan konflik antar-kelompok, kasus

perkelahian 2 orang, pencurian 3 kali di tahun 2008 dan 1 kali di tahun 2009. Hal

ini ditunjang dengan banyaknya jumlah personil pos keamanan lingkungan, yaitu

147 orang di tahun 2008 dan 150 orang di tahun 2009. Jumlah Hansip yang adalah

15 orang.

4.2.6 PT.NMI

a. Gambaran Umum

PT. Nissan Motor Indonesia adalah produsen mobil merek Nissan

berlokasi di dalam kawasan industri Kota Bukit Indah tepatnya di Blok A-III

Lot 1-14. Lokasi tersebut berada di wilayah Desa Dangdeur, Kecamatan

Bungursari, Kabupaten Purwakarta. Karakteristik dari Desa Dangdeur sebagai

kawasan industri yang dijadikan lokasi berdirinya pabrik ini, dikarenakan letak

geografisnya sebagai sarana kawasan bagi kegiatan industri dan komersial

Page 128: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

110

lainnya berada dekat dengan kota Purwakarta, serta berada di tengah untuk jalur

ruas Jakarta-Bandung dan Cirebon dengan fasilitas yang sangat memadai untuk

mencapai ketiga kota utama tersebut. PT. Nissan Motor Indonesia atau PT NMI

memiliki luas areal seluas 211.636 m2 .

b. Proses Produksi

Proses produksi yang dilakukan adalah perakitan dari komponen-

komponen mobil yang dirakit di Body Shop. Kemudian setelah dirakit, Body

mobil dikirim ke Paint Shop untuk proses pengecatan. Dari Paint Shop ke Final

Assy untuk proses pemasangan spare parts dan terakhir ke Test Central. Limbah

cair dari Paint Shop diolah di instalasi pengolah air limbah (IPAL), sedangkan

limbah padat ditampung dan diambil oleh swasta. Rangkaian proses produksi itu

(Gambar 10) didahului oleh proses stamping, yaitu proses pembuatan

komponen body.

Page 129: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

111

Gambar 10. Diagram alur produksi (PT. NMI, 2008)

c. Produk PT. NMI

Produk dari mobil bermerek Nissan keluaran PT. Nissan Motor Indonesia cukup

beragam jenisnya, seperti dimuat pada Tabel 27.

Logistic

Material

Metal

Stamping

ng

Body Shop

Paint Shop Trim &

Chassis

Test Centre

(Cetak

Body)

Pengecatan

Komponen-

komponen

Body Part

Pengecatan

Komponen –

komponen

Body Part

Pengecatan

Komponen-

komponen

Body Part

Pengecatan

Komponen-

komponen

Body Part

Pembongkaran

peti-peti CKD

(completely

knock down)

Palet kayu

Kertas

Plastik

Besi

Bising

Debu

Debu

Bising

Sand

Blasting

Bising

Debu

Pretreatment

& E.D

Sisa

pengolahan

limbah

Sludge

phospatic

Sludge E.D

Gas

Kertas

Plastik

Debu

Bising

Page 130: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

112

Tabel 27. Daftar Produk PT. NMI (Nissan)

No. Nama Jenis Cc Transmisi

1. Grand Livina 1.5 MT Sedan 1.500 Manual

2. Grand Livina 1.5 AT Sedan 1.500 Automatic

3. Livina XR Sedan 1.500 Manual

4. Livina XR Sedan 1.500 Automatic

5. Livina X-Gear Sedan 1.500 Manual

6. Livina X-Gear Sedan 1.500 Automatic

7. Latio Sedan kecil 1.500 Automatic

8. Grand Livina 1.8 MT Sedan 1.800 Manual

9. Grand Livina 1.8 AT Sedan 1.800 Automatic

10. Serena CT Minibus Automatic

11. Serena Highway Star Minibus Automatic

12. X-Trail 2.0 Jeep 2.000 Manual

13. X-Trail 2.0 Jeep 2.000 Automatic

14. X-Trail 2.5 Jeep 2.500 Manual

15. X-Trail 2.5 Jeep 2.500 Automatic

16. Frontier Navara DC 4x4 Jeep Manual

17. Frontier Navara DC 4x4 Jeep Automatic

Sumber : PT.NMI, 2008

Jumlah tenaga kerja yang bekerja di PT. NMI dimuat pada Tabel 28.

Tabel 28. Jumlah tenaga kerja di PT. Nissan Motor Indonesia

Klasifikasi Pekerja

Jumlah

Pendidikan

SMP

Pendidikan

SMA

Pendidikan

Akademi/Perg.

Tinggi

1. Manajer ke atas

2. Staff

3. Buruh/karyawan

8

54

443

-

-

-

-

7

423

8

47

10

Sumber : PT.NMI, 2008

4.2.7 PT.HMMI

a. Gambaran umum

PT. HMMI adalah perusahaan yang bergerak di dalam pebuatan

komponen dan perakitan kendaraan bermotor roda empat dan lebih yaitu jenis

truck dan bus. Perusahaan memiliki lokasi pabrik dalam Kawasan Industri Kota

Bukit Indah (KBI) terdapat di Blok D1 nomor 1, sebagaimana PT. Nissan

Motor Indonesia, terdapat di kawasan industri KBI berada di wilayah Desa

Dangdeur, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta.

Page 131: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

113

PT. HMMI memiliki luas lahan 119.790 m2 dengan jumlah karyawan

588 orang (Tabel 29).

Tabel 29. Jumlah tenaga kerja di PT. HMMI

Klasifikasi

Pekerja

Jumlah

Pend.

SD

Pend.

SMP

Pend.

SMA

Pendidikan

Akademi/PT

1. Manajer keatas

2. Staff

3. Buruh/karyawan

4. Lainnya(satpam,

office boy, dll)

57

174

346

11

-

3

-

-

-

5

4

5

2

52

342

6

55

114

-

-

Total 588 3 14 402 169

Sumber : UPL/UKL tahun 2008 (PT. HMMI, 2009)

b. Proses Produksi

Proses produksi yang dilakukan oleh PT. HMMI adalah sebagaiman yang

tergambar dalam proses alur produksi dimuat pada Gambar 11. Dari proses

produksi tersebut dihasilkan limbah baik padat, cair maupun polusi udara.

Page 132: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

114

Raw material

Engine Suspensi

system

Drive

Axle

Lain-lain

(Tire,

spring

shock, dll)

Transmisi

Chassis Cabin/

body

Rinsing and Washing

Welding and

Assembling

Cabin

Steering

Assembling sub

assy & pelumasan

Painting

Assembling sub

assy & pelumasan

2

1

Assembling

engine assy

&

pelumasan

Assembling

suspensi

system & pelumasan

Assembling

drive axl &

pelumasan

Assembling

transmisi &

pelumasan

3

E/G

test

(kedap

suara)

Washing,

rinsing &

phospating

ED coat

Washing and

rinsing

Painting

Engine

assy

Suspensi

system

assy

Drive

axle

assy

Transmisi

assy

Transmisi

assy Chassis

assy

Cabin

assy

Assembling Kendaran Bermotor

Final inspection.

Warehouse/storage

Cabin assy

Gambar 11. Alur proses produksi

Keterangan:

1. Kayu, karton

2. Air cucian

3. Pelumas dan oli

4. Oli

4

Sludge and

waste water

Page 133: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

c. Jenis Produk .

Jenis produk yang dikeluarkan oleh PT. HMMI bermerek Hino adalah produk

yang mengkhususkan diri pada jenis jenis kendaraan komersial besar baik truk

maupun bus, serta jenis chassis untuk berbagai keperluan modifikasi. Produk-

produk yang dimaksud dimuat pada Tabel 30.

Tabel. 30. Jenis produk PT HMMI (HINO)

No Nama Jenis GVW Transmisi

1. Dutro 110SDWU302 Pick Up/Truck 5.200 kg Manual

2. Dutro110LDWU342 Pick Up/Truck 7.500 kg Manual

3. Dutro 130MDWU342 Pick Up/Truck 8.000 kg Manual

4. Dutro 130HDWU342 Pick Up/Truck 8.750 kg Manual

5. FG235JJ Pick Up/Truck 15.100 kg Manual

6. FG235JK Pick Up/Truck 15.100 kg Manual

7. FG235JL Pick Up/Truck 15.100 kg Manual

8. FG235JP Pick Up/Truck 15.100 kg Manual

9. FG260JM Pick Up/Truck 15.100 kg Manual

10. SG260JT/H Pick Up/Truck 26.000 kg Manual

11. FL235JN Pick Up/Truck 26.000 kg Manual

12. FL235JW Pick Up/Truck 26.000 kg Manual

13. FL235JT Pick Up/Truck 26.000 kg Manual

14. FL260JT Pick Up/Truck 26.000 kg Manual

15. FL260JW Pick Up/Truck 26.000 kg Manual

16. FM260J Dump Pick Up/Truck 26.000 kg Manual

17. FM260J Mixer Pick Up/Truck 26.000 kg Manual

18. FM 320P T/H Pick Up/Truck 26.000 kg Manual

(PT.HMMI, 2009)

Page 134: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

116

4.2.8 Analisa kawasan PT. NMI dan HMMI

PT. NMI dan HMMI sama-sama berlokasi di dalam Kawasan Industri Kota Bukit

Indah yang terletak di wilayah Desa Dangdeur, Kecamatan Bungursari, Kabupaten

Purwakarta. Profil Desa Dangdeur adalah :

a. Kondisi geografis dan keadaan wilayah

Luas wilayah Desa Dangdeur adalah 840 Ha dan menurut tipologinya adalah

merupakan Desa sekitar hutan, karena terdapat hutan jati di wilayah tersebut yang

dikuasai oleh negara. Penggunaan lahan di desa Dangdeur secara terinci di Tabel 31.

Tabel 31. Luas lahan di Desa Dangdeur

Jenis Tanah Luas (Ha)

Tanah sawah

- Sawah tadah hujan 119,910

Tanah kering

- Tegal/ladang 115,445

- Pemukiman 107

Tanah perkebunan

- Tanah perkebunan rakyat 86,0211

Tanah fasilitas umum

- Kas desa 1,4875

- Lapangan 0,0780

- Perkantoran Pemerintah 0,5307

- Lainnya 6,7482

Tanah hutan

- Hutan lindung (Jati) 414

Tanah sawah adalah berbentuk sawah tadah hujan, karena sampai saat ini

belum ada irigasi yang dibuat untuk mengairi sawah tersebut. Sedangkan hutan

Page 135: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

117

lindung yang dimaksud adalah milik Perum Perhutani dan terdiri dari hutan Jati.

Dilihat dari lokasinya letak desa Dangdeur berada 3,5 km dari ibu kota kecamatan

terdekat (Bungursari), dengan bentangan wilayah desa Dangdeur berbentuk datar.

b. Potensi sumberdaya manusia

Komposisi jumlah penduduk di desa Dangdeur adalah seperti dimuat pada

Tabel 32.

Tabel 32. Komposisi jumlah penduduk

(Kecamatan Bungursari, 2009)

Dari data tersebut, terlihat jumlah laki-laki dan perempuan di desa Dangdeur adalah

seimbang atau setara. Dibanding dengan luas lahan Desa Dangdeur jumlah penduduk

Desa Dangdeur tidak terlalu besar dengan komposisi penduduk menurut kelompok

umur seperti dimuat pada Tabel 33

Tabel 33. Jumlah penduduk menurut kelompok umur

No. Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (orang)

1 5 – 6 58

2 7 – 12 234

3 13 – 15 68

4 16 – 21 135

5 22 – 59 1.169

6 > 60 116

(Kecamatan Bungursari, 2009)

Jumlah penduduk terbesar di Desa Dangdeur adalah kelompok usia 22 – 59 tahun

atau berada pada usia produktif. Tingkat pendidikan penduduk dimuat pada Tabel 34.

No. Komposisi Penduduk Jumlah (orang)

1 laki-laki 965

2 Perempuan 970

4 Total 1.935

Page 136: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

118

Tabel 34. Jumlah KK menurut tingkat pendidikan

No. Tingkat pendidikan Jumlah (orang)

1. Tidak tamat SD 133

2. Tamat SD – SLTP 396

3. Tamat SLTA 89

4. Tamat Akademi/Perguruan Tinggi 13

Jumlah KK 631

Sumber: Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Kecamatan Bungursari 2009

Dilihat dari data pada Tabel 34 maka jumlah kepala keluarga penduduk desa

Dangdeur yang hanya tamat SD-SLTP cukup mendominasi, diikuti tamatan SLTP,

sehingga untuk usia produktif cukup sulit untuk bersaing memperebutkan lapangan

kerja di sektor formal karena kualifikasi pendidikan kurang memadai.

Mata pencaharian pokok penduduk desa Dangdeur adalah seperti dimuat pada

Tabel 35.

Tabel 35. Jenis mata pencaharian penduduk

No. Mata pencaharian Jumlah (orang)

1. Petani 282

2. Pedagang 67

3. Buruh 84

4. Pegawai swasta 63

5. Pegawai negeri 5

6. TNI/POLRI 4

7. Lain-lain 96

( Desa Dangdeur, 2009)

Mayoritas penduduk Desa Dangdeur bekerja di sektor pertanian, baik sebagai

petani dan buruh tani, diikuti buruh dan juga pedagang. Dengan total tenaga kerja

yang ada adalah 564 orang (jumlah penduduk usia 15-60 tahun dikurangi jumlah ibu

rumahtangga dan penduduk masih bersekolah). Di Desa Dangdeur terdapat organisasi

Page 137: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

119

Ibu-Ibu PKK yang berjumlah 24 orang anggotanya dan juga organisasi kepemudaan

Karang Taruna dengan jumlah anggota berjumlah 15 orang. Kelompok gotongroyong

merupakan kelompok yang memiliki anggota terbesar, yaitu 900 orang.

c. Kelembagaan ekonomi

Di luar dari lokasi kawasan industri Kota Bukit Indah maka desa Dangdeur

memiliki kelembagaan ekonomi seperti dimuat pada Tabel 36.

Tabel 36. Kelembagaan ekonomi yang ada di desa Dangdeur

No.

Jenis

Jumlah unit

Jumlah

anggota/tenaga

kerja (orang)

1. Koperasi - -

2. Industri Kerajinan 2 4

3. Toko/swalayan 1 14

4. Industri rumah tangga - -

5. Warung kelontong 3 6

6. Angkutan 16 32

7. Pedagang pengumpul/tengkulak 2 -

8. Pasar - -

9. Kelompok simpan pinjam 1 3

(Desa Dangdeur, 2009)

Dilihat dari sedikitnya kelembagaan ekonomi seperti lembaga koperasi tidak ada,

pasar tidak ada, demikian pula lembaga perbankan tidak ada. Lembaga yang ada di

Desa Dangdeur hanya kelompok simpan pinjam informal, sehingga tingkat

perputaran ekonomi masyarakat di desa ini relatif rendah.

Page 138: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

120

d. Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan yang ada di Desa Dangdeur dimuat pada Tabel 37.

Tabel 37. Lembaga pendidikan yang ada

No. Jenjang pendidikan Jumlah unit Jumlah peserta

(orang)

1. TK 1 15 orang

2. SD/sederajat 2 426 orang

3. SLTP/sederajat - -

4. SLTA/sederajat - -

5. Lembaga pendidikan keagamaan 2 100 orang

(Desa Dangdeur, 2009)

Dari lembaga pendidikan yang ada masyarakat Desa Dangdeur yang akan

melanjutkan ke jenjang pendidikan SLTP sederajat dan selanjutnya harus mencari

sekolah ke desa lain yang berarti menempuh jarak yang cukup jauh.

e. Prasarana dan sarana

1) Prasarana dan sarana transportasi

Sarana transportasi memegang peranan penting dalam peningkatan

pertumbuhan bagi suatu wilayah, termasuk Desa Dangdeur. Kondisi jalan sebagai

prasarana transportasi yang ada di daerah desa Dangdeur dimuat pada Tabel 38.

Tabel 38. Mutu jalan

No. Jenis Panjang jalan (km)

1. Jalan aspal 4,5

2. Jalan makada 3

3. Jalan tanah 3

4. Jalan antar desa (aspal) 3

(Desa Dangdeur, 2009)

Dari kondisi jalan yang ada di Desa Dangdeur hanya jalan utama yang

melintasi Desa Dangdeur yang beraspal sepanjang 4,5 km dan sisanya adalah ruas-

Page 139: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

121

ruas jalan yang menghubungkan antar-pemukiman warga adalah jalan bebatuan,

serta jalan tanah yang tentu saja tidak nyaman dan cenderung sulit dilalui bila

hujan deras turun. Di desa tersebut terdapat satu buah jembatan beton.

2). Prasarana komunikasi

Di Desa Dangdeur terdapat warung telepon atau wartel sebagai sarana

komunikasi lewat telepon bagi warga. Namun tidak terdapat kantor pos ataupun

kantorpos pembantu.

3). Prasarana air bersih

Mayoritas penduduk Desa Dangdeur menggunakan sumur gali sebagai sumber

air bersih yang digunakan warga dengan jumlah 250 buah sumur gali, sedangkan

sumur ponpa hanya 2 buah, mata air 2 buah dan sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) 1

buah. Jumlah pengguna sumur gali adalah sebanyak 420 Kepala Keluarga (KK),

pengguna sumur pompa 21 KK, dan pengguna MCK 50 KK. Pengguna mata air

juga terdapat di desa ini dengan jumlah 100 KK. Ini menunjukkan bahwa kondisi

sarana air bersih tercukupi secara alamiah dengan sumur gali namun memang faktor

kebersihannya tidak terkontrol.

4). Energi

Pengguna prasarana energi yang menggunakan kayu bakar sebagai alat untuk

memasak mencapai 150 KK. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih

mengandalkan SDA kayu bakar yang jelas akan merugikan lingkungan.

5). Prasarana peribadatan

Mayoritas penduduk Desa Dangdeur adalah pemeluk agama Islam, atau tidak

ada pemeluk agama lain yang tercatat. Desa Dangdeur memiliki 5 buah mesjid dan

3 buah langgar/mushola.

6). Prasarana kesehatan

Di Desa Dangdeur terdapat 1 buah Puskesmas pembantu dan 3 buah

Posyandu, dengan jumlah dukun terlatih 1 orang dan bidan desa 1 orang.

f. Ekonomi Masyarakat

1). Pengangguran

Page 140: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

122

Dilihat dari angka yang ada jumlah pengangguran yang tercatat di Desa

Dangdeur adalah seperti dimuat pada Tabel 39.

Tabel 39. Jumlah pengangguran di desa Dangdeur

No. Kategori pengangguran Jumlah

(orang)

1. Jumlah angkatan kerja (15-55 tahun) 200

2. Jumlah penduduk usia 15-55 tahun yang masih sekolah 150

3. Jumlah penduduk usia 15-55 tahun menjadi ibu rumah tangga 630

4. Jumlah penduduk usia 15-55 tahun yang bekerja penuh 153

5. Jumlah penduduk usia 15-55 tahun yang bekerja tidak tentu 308

(Desa Dangdeur, 2009)

Data pada Tabel 39 menunjukkan bahwa angka angkatan kerja yang

bekerja tidak tentu jumlahnya cukup tinggi (308 orang). Ini memerlukan perhatian

pihak-pihak terkait, agar tidak menimbulkan masalah, bahkan tindak kriminal.

2) Kemiskinan

Tabel 40. Tingkat kesejahteraan keluarga

No.

Tingkat kemiskinan

Jumlah

kel.

1. Kepala Keluarga 631 kel

2. Keluarga prasejahtera 124 kel

3. Keluarga sejahtera 1 193 kel

4. Keluarga sejahtera 2 133 kel

5. Keluarga sejahtera 3 162 kel

6. Keluarga sejahtera plus 19 kel

(Kecamatan Bungursari, 2009)

Dilihat dari komposisi tingkat kemiskinan penduduk (Tabel 40), ternyata

sebagian masyarakat desa Dangdeur berada pada kondisi keluarga sejahtera 1, yaitu

193 keluarga (30,6%) dari 631 keluarga yang ada. Ini berarti keluarga dapat

memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, yaitu sesuai kebutuhan dasar pada

Page 141: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

123

keluarga pra sejahtera, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial

psikologis keluarga seperti pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, dan interaksi

dengan lingkungan (BKKBN, 2008).

4.3 Implementasi CSR

Kinerja implementasi program tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) di

perusahaan dalam lingkungan Indomobil Group baik oleh PT. Suzuki Indomobil

Motor terhadap masyarakA sekitar, yaitu Kelurahan Jatimulya dan PT. Hino Motors

Manufacturing Indonesia dan PT. Nissan Motors Indonesia terhadap masyarakat

sekitar yaitu Desa Dangdeur, dapat dilihat dari persepsi masyarakat terhadap kinerja

perusahaan dalam beraktivitas dan juga terhadap kinerja produk yang dihasilkannya

dalam hal ini adalah emisi gas buang. Hal tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

4.3.1 PT. Suzuki Indomobil Motor (PT. SIM)

a. Program CSR perusahaan

Program CSR yang dilakukan PT SIM amat bervariasi baik yang khusus

terhadap masyarakat Kelurahan Jatimulya yang secara langsung dalam bentuk

donasi (charity) ataupun bantuan dalam bentuk non-tunai (philantrophy), maupun

kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT SIM meliputi areal yang lebih luas yaitu :

1) Pada tanggal 19 Agustus 2008 PT SIM menyediakan psosialhan kepada 500

guru Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas

di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi yang dilakukan secara

gradual dalam 10 termin pada 10 sekolah di areal Jabodetabek.

2) PT SIM berkontribusi dalam penghijauan dengan melakukan penanaman 1.000

pohon di kaki gunung Merapi, Jawa Tengah yang dilanjutkan dengan

mengadakan pagelaran sendratari ”Hanoman Obong” di areal Candi Prambanan,

Jawa Tengah sebagai bentuk upaya pelestarian budaya tradisional. Kegiatan ini

dilakukan pada 29 – 31 Agutus 2008.

3) Pada periode 18 Oktober – 30 November 2008 dalam rangka mendukung

program Pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya posyandu PT SIM

Page 142: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

124

berkontribusi dengan mengadakan psosialhan pengembangan keselamatan bayi,

perkembangan anak, sistem informasi bagi 500 kader Posyandu yang tersebar di

Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

4) Pada tanggal 20 Desember 2008 diadakan kegiatan sumbangan berupa lebih

dari 1000 pohon dari berbagai varitas untuk ditanam di Jakarta, Bogor,

Tangerang dan Bekasi.

5) CSR „Suzuki Peduli Bencana Alam di Sumbar dan Tasikmalaya‟

6) CSR “Suzuki Peduli Pendidikan” di Yayasan Perguruan Islam TSAQOFAH

ISLAMIYYAH, Cipayung – Jakarta Timur.

7) Suzuki Merah Putih Peduli Budaya dan Pendidikan

PT.SIM mengadakan kegiatan CSR melalui program „SUZUKI MERAH

PUTIH PEDULI BUDAYA DAN PENDIDIKAN „ pada tanggal 25 Oktober

tahun 2009 dengan menyerahkan fasilitas perpustakaan di SD Negeri Kebon

Dalem Lor, Candi Prambanan. Acara diikuti oleh 550 orang, dengan konvoy

dari masing – masing daerah (Yogja, Purwokerto, Solo dan Tegal) ke obyek

Wisata Candi Sewu di kawasan Prambanan.

8) Guna memulihkan dan membangun kembali sarana dan prasarana pasca-gempa

PT. SIM melakukan kegiatan CSR „Suzuki Peduli‟; bantuan tersebut diserahkan

langsung oleh pihak PT.SIM kepada Walikota Pariaman, Drs. H. Mukhlis

Rahman, MM di Kantor Dinas Kesehatan, Kota Pariaman, Sumatera Barat

(15/12, 2009). Dan untuk wilayah Tasikmalaya, diserahkan langsung kepada

Walikota Tasikmalaya, H. Syarif Hidayat di Kantor Pemerintah Kota

Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat (21/12 2009). Bantuan disalurkan

kepada masing–masing wilayah berupa 2 unit mobil Ambulance berbasis Suzuki

APV bagi pelayanan kesehatan pada dua Puskesmas; di Kecamatan Pariaman

Selatan dan di Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman serta sarana

Pendidikan berupa pembangunan gedung Sekolah Dasar No.27 Kp. Baru

Padusunan Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman, Sumatera Barat senilai

Rp. 234.500.000,-. Sedangkan untuk wilayah Tasikmalaya, bantuan berupa 1

unit mobil Ambulance berbasis Suzuki APV kepada Sekretariat Satkorlak PBA

Page 143: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

125

(Satuan Koordinasi Pelaksana Penanganan Bencana Alam) Pemerintah Kota

Tasikmalaya dan Sarana Pendidikan senilai Rp. 77,300.000,- kepada 7 Pondok

Pesantren (PP) di wilayah Kota Tasikmalaya.

9). Pada tanggal 13 April 2009 PT SIM berkontribusi dengan menyumbang 1 (satu)

unit mesin APV kepada Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya, Jakarta untuk

melengkapi laboratorium Fakultas dalam mendukung aktivitas belajar

mahasiswa.

4.3.2 PT Nissan Motors Indonesia

a. Program CSR perusahaan

Program CSR yang dilaksanakan pada PT. NMI adalah sebagai

berikut.

1) Berdasarkan hasil wawancara dengan Perangkat Desa, bentuk program CSR

perusahaan yang diberikan kepada masyarakat sekitar, khususnya Desa

Dangdeur adalah berupa sejumlah uang yang diberikan untuk membantu

memeriahkan HUT Kemerdekaan RI yang dirayakan di Desa tersebut.

2) PT Nissan Motor Indonesia (NMI) memberikan bantuan kepada SDN

Cijayanti 03, Bogor, dan SDN Babakan Madang 05, Bogor, berupa

perangkat komputer. Tak cuma itu, ada buku-buku ilmu pengetahuan untuk

keperluan perpustakaan, bola sepak dan kebutuhan belajar lainnya.

Pemberian bantuan ini merupakan bagian dari Nissan Sahabat Anak

Indonesia (NSAI), yaitu suatu kegiatan CSR Nissan dalam usaha membantu

pendidikan di Indonesia. Komitmen Nissan adalah melaksanakan kegiatan

CSR yang berkesinambungan di bidang pendidikan di Tanah Air. Kegiatan

ini dilakukan pada Desember tahun 2009

4.3.3 PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia

Berbagai bentuk pelaksanaan CSR di PT. HMMI meliputi :

a. Penanaman pohon di lingkungan sekitar pabrik dalam bentuk hutan kota.

Page 144: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

126

b. Penyerahan mobil Hino Dutro sebagai mobil perpusatakaan keliling kepada

yayasan Emmanuel yang akan dipergunakan di daerah Jakarta dan Bogor.

4.4 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis existing condition program CSR berkelanjutan

dalam industri otomotif pada PT SIM di lokasi Kelurahan Jarimulya dan juga

kepada PT. NMI dan PT. HMMI didesa Dangdeur yang menggunakan aplikasi

Rapfish dengan metode Multi Dimensional Scaling, diperoleh status keberlanjutan

setiap dimensi (ekonomi, sosial dan lingkungan) dan status keberlanjutan

keterpaduan dimensi (multidimensi) program CSR.

4.4.1 Analisis Keberlanjutan

4 .4.1.1 PT.SIM

a. Status Keberlanjutan Program CSR untuk setiap dimensi

Hasil analisis menunjukkan bahwa program CSR dari tiga dimensi yang

dianalisis untuk menentukan status keberlanjutan Program CSR menghasilkan

dimensi ekonomi (48,66) tidak berkelanjutan (skor < 50), dimensi sosial (51,15)

tergolong belum berkelanjutan (skor 50 – 75) dan lingkungan (49,99) yang juga

tergolong tidak berkelanjutan (skor < 50). Dimensi yang paling penting untuk

diperhatikan adalah dimensi ekonomi dan dimensi lingkungan yang tergolong

rendah nilai indeks keberlanjutannya. Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor

dalam dua dimensi tersebut belum mendapatkan perhatian sepenuhnya dalam

kegiatan CSR di Indomobil Group di PT. Suzuki Indomobil Motor. Dengan

demikian, di masa mendatang dimensi ini perlu mendapat perhatian. Hal ini dapat

dilihat pada Gambar 12.

Page 145: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

127

47

48

49

50

51

52Ekonomi (48.66)

Sosial (51.15)Lingkungan (49.99)

Gambar 12. Diagram Layang (Kite-Diagram) nilai indeks keberlanjutan program

CSR dalam Industri otomotif di PT SIM

b. Status keberlanjutan program CSR dimensi ekonomi

Terkait dengan dimensi ekonomi, analisis MDS mempertimbangkan

atribut-atribut yang menjadi unsur dalam CSR berkelanjutan yaitu faktor

pengungkit yang merupakan faktor yang sensitif mempengaruhi keberlanjutan

dimensi ekonomi, yaitu (1) kecenderungan konsumtif, (2) peluang kerja

diperusahaan dan (3) peluang usaha, sebagaimana terlihat pada Gambar 13,

dimana ketiganya memiliki nilai terbesar dibanding atribut-atribut yang lainnya.

Atribut-atribut lainnya yang bukan merupakan faktor pengungkit dapat diabaikan.

Leverage of Attributes

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5

PENINGKATAN HARGA

DEGRADASI INFRASTRUKTUR

KECENDERUNGAN KONSUMTIF

PELUANG KERJA DIPERUSAHAAN

PENINGKATAN JENIS USAHA DAN JENIS

KEGIATAN

PELUANG USAHA

PENINGKATAN PENDAPATAN

PENINGKATAN JUMLAH LEMBAGA

EKONOMI DAN KEUANGAN

Attri

bute

Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute

Removed (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar 13. Hasil indeks keberlanjutan dimensi ekonomi PT. SIM

Page 146: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

128

Gambar 14. Hasil MDS dimensi ekonomi PT. SIM

Hasil uji MDS dimensi ekonomi pada PT SIM sebagaimana yang terlihat

pada Gambar 14 menunjukkan nilai 48,35. Nilai tersebut berada pada kategori

kurang berkelanjutan (standar 25 > nilai indeks ≤ 50). Aktivitas CSR dalam

dimensi ekonomi ini dinilai kurang memenuhi ekspektasi masyarakat.

c. Status keberlanjutan dimensi sosial

Untuk dimensi sosial, analisis keberlanjutan seperti pada Gambar 15

dengan menggunakan MDS terhadap atribut-atribut menghasilkan faktor

pengungkit yang sensitif terhadap CSR berkelanjutan dalam dimensi sosial,

seperti (1) kerenggangan sosial, (2) disintegrasi sosial, dan (3) erosi nilai-nilai

sosial. Tiga atribut ini merupakan atribut dengan nilai terbesar dari keseluruhan

atribut yang berpengaruh terhadap keberlanjutan dimensi sosial.

Page 147: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

129

Leverage of Attributes

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5

KERESAHAN SOSIAL

KONFLIK (BENTURAN

SOSIAL)

DISINTEGRASI

SOSIAL

EROSI NILAI-NILAI

SOSIAL

KERENGGANGAN

SOSIAL

KONDISI KEAMANAN

PENINGKATAN ETOS

KERJA

PENINGKATAN

KEREKATAN SOSIAL

Attri

bute

Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute

Removed (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar 15. Hasil Indeks keberlanjutan dimensi sosial PT. SIM

Gambar 16. Hasil MDS dimensi sosial pada PT. SIM

Hasil uji MDS dimensi sosial pada PT. SIM sebagaimana yang terlihat

pada Gambar 16 menunjukkan nilai 51,15. Nilai indeks tersebut tergolong belum

berkelanjutan (skor 50 – 75). Aktivitas CSR dalam dimensi sosial dinilai belum

memenuhi ekspektasi masyarakat.

Page 148: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

130

d. Status keberlanjutan dimensi lingkungan

Untuk dimensi lingkungan, faktor pengungkit yang sensitif mempengaruhi

terhadap keberlanjutan dimensi lingkungan berdasarkan analisa MDS pada

Gambar 17 adalah (1) emisi gas buang mobil baru yang diproduksi, (2)

rehabilitasi lingkungan, dan (3) konservasi lingkungan. Semuanya merupakan

atribut-atribut dengan nilai terbesar dibanding atribut lainnya.

Leverage of Attributes

0 1 2 3 4 5 6 7 8

PENCEMARAN UDAHA

KEBISINGAN

PENCEMARAN AIR

ESTETIKA LINGKUNGAM

EMISI GASBUANG MOBIL BARU YANG

DIPRODUKSI

AKTIVITAS PENGHIJAUAN

REHABILITASI LINGKUNGAN

KONSERVASI LINGKUNGAN

Attri

bute

Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute

Removed (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar 17. Hasil indeks keberlanjutan dimensi lingkungan PT SIM

Page 149: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

131

Gambar 18. Hasil MDS dimensi lingkungan PT SIM

Hasil analisis MDS dimensi lingkungan pada PT SIM (Gambar 18)

menunjukkan nilai 49,63. Nilai tersebut berada pada katagori kurang berkelanjutan

(standar 25 > nilai indeks ≤ 50). Aktivitas CSR dalam dimensi lingkungan dinilai

kurang memenuhi ekspektasi masyrakat.

Parameter statistik yang digunakan untuk menentukan kelayakan terhadap

hasil kajian yang dilakukan di PT. SIM adalah nilai stress dan koefisien determinasi

(r2). Dua parameter ini untuk setiap dimensi berfungsi untuk menentukan perlu

tidaknya penambahan atribut, sehingga dapat mencerminkan dimensi yang dikaji

mendekati kondisi sebenarnya. Nilai yang dihasilkan dari setiap dimensi dimuat

pada Tabel 41 memperlihatkan bahwa nilai stress berada di bawah 25% (Kavanagh,

2001). Artinya, hal ini sesuai dengan pendapat Fisheries (1999) yang menyatakan

bahwa hasil analisis cukup memadai apabila nilai stress lebih kecil dari nilai 0,25

(25%) dan nilai koefisien determinasi (R2) mendekati nilai 1,0.

Tabel 41. Hasil analisis MDS beberapa dimensi keberlanjutan Pada PT SIM

No. Dimensi Stress R2

1. Ekonomi 0,14 0,92

2. Sosial 0,14 0,92

3. Lingkungan 0,13 0,91

Page 150: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

132

Dari analisis Monte Carlo terlihat nilai indeks keberlanjutan CSR dalam

industri otomotif pada PT. SIM pada taraf kepercayaan 95% untuk setiap dimensi,

menunjukkan hasil yang tidak banyak mengalami perbedaan dengan hasil analisis

MDS. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 42, dimana perbedaan yang ada antara hasil

MDS dan hasil Monte Carlo, baik untuk dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan

menunjukkan nilai yang sangat kecil (hampir mendekati nol), sehingga dapat

dianggap tidak ada perbedaan yang berarti diantara keduanya.

Tabel 42. Tabel perbedaan MDS dan Monte Carlo pada PT SIM

No. Dimensi Hasil MDS (a) Hasil Monte

Carlo (b)

Perbedaan

(a-b)

1 Ekonomi 48,66 48,35 0.31

2 Sosial 51,15 50,92 0.23

3 Lingkungan 49,63 49,63 0

Penjelasan dari masing-masing faktor pengungkit untuk setiap dimensi, baik

dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan adalah sebagai berikut.

1) Dimensi Lingkungan

a. Emisi gas buang mobil yang dihasilkan

Emisi gas buang kendaraan bermotor produk Suzuki yang dihasilkan

sebagai mobil baru telah memenuhi baku mutu gas buang kendaraan bermotor

jenis mobil baru, sesuai standar yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan

Hidup No.141 tahun 2003 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan

Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Bermotor Yang Sedang Diproduksi

(Current Production). Bahkan diduga sebagian besar telah berada di bawah

baku mutu gas buang kendaraan yang disyaratkan.

Emisi gas buang sebagai atribut yang menjadi faktor pengungkit yang

perlu diperhatikan untuk mencapai kondisi keberlanjutan, sehingga atribut ini

harus dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan mutunya untuk mencapai

kondisi yang lebih baik lagi. Aturan baku mutu seperti yang tercantum dalam

keputusan Menteri Lingkungan Hidup tersebut pada dasarnya setara dengan

Page 151: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

133

Euro 2 dari yang tercantum dalam standar baku mutu emisi gas buang

kendaraan baru yang berlaku di Eropa dan tingkat internasional. Di negara-

negara Eropa standar yang telah diberlakukan adalah mencapai Euro 5. Acuan

Euro tersebut telah menjadi pedoman internasional dalam menentukan standar

baku mutu kendaraan baru, sehingga pencapaian sesuai standar yang

diberlakukan di Eropa menjadi standar yang ideal. Namun perlu dicatat pula

bahwa dampak pencemaran atau polusi dari emisi gas buang kendaraan

bermotor terhadap kesehatan tergantung dari berbagai faktor, bukan hanya emisi

gas buang mobil baru tetapi juga diantaranya adalah tingkat kepadatan

kendaraan di jalanan, kondisi emisi gas buang kendaraan yang ada di jalanan

termasuk mobil yang telah lama di produksi, dan bahan bakar yang digunakan.

b. Rehabilitasi lingkungan

Kondisi lingkungan di wilayah dimana perusahaan PT. SIM berlokasi pada

dasarnya adalah berada pada kondisi yang kurang baik, yaitu berada dekat

dengan beberapa sungai kecil atau kali, yaitu kali Sasak Jarang dan Kali Sasak

Dua Elok. Kali tersebut adalah anak dari kali Bekasi. Kondisi yang dialami

adalah secara kasat mata kotor. Rinciannya dapat dilihat pada Gambar 19 -20.

Konsentrasi BOD dan COD

Air Sungai Sasak Jarang

0

20

40

60

80

100

120

Hulu Tengah Hilir BML III

Mg/

l

BO D

CO D

Konsentrasi BOD dan COD

Air Sungai Sasak Jarang

0

20

40

60

80

100

120

Hulu Tengah Hilir BML III

Mg/

l

BO D

CO D

Gambar 19. Konsentrasi BOD dan COD air sungai Sasak Jarang

Page 152: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

134

Konsentrasi TDS dan TSS

Air Sungai Sasak Jarang

0

200

400

600

800

1000

1200

Hulu Tengah Hilir BML III

Mg/l

TDS

TSS

Konsentrasi TDS dan TSS

Air Sungai Sasak Jarang

0

200

400

600

800

1000

1200

Hulu Tengah Hilir BML III

Mg/l

TDS

TSS

Sumber: Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Bekasi, 2009

Gambar 20. Konsentrasi TDS dan TSS air sungai Sasak Jarang

Menurut Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Bekasi

tahun 2009, hasil pengukuran mutu air memiliki kecenderungan konsentrasi

Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) lebih

tinggi dari Baku Mutu Air, sebaliknya, Total Dissolved Solid (TDS) dan Total

Suspended Solid (TSS) cenderung di bawah Baku Mutu Air Gol III (untuk:

pertanian), berdasarkan PP No.82 tahun 2001 . Hal ini menunjukkan adanya

pencemaran organik yang disebabkan oleh aktivitas rumahtangga di sepanjang

bantaran sungai.

Dari hasil pengukuran mutu air sungai tersebut dapat disimpulkan hal-hal

berikut :

1. Pencemaran senyawa organik, yang ditunjukkan dengan parameter kunci BOD

dan COD melampaui Baku Mutu Air Golongan III (untuk pertanian), baik di

hulu, tengah maupun hilir sungai dengan kisaran 500-550 mg/l. Hal ini

menunjukkan adanya pencemaran limbah domestik yang disebabkan oleh

aktivitas mandi-cuci-kakus di sepanjang sungai, atau pembuangan limbah

domestik tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Padatnya permukiman di

sepanjang sungai, merupakan salahsatu faktor tidak adanya tangki septik di tiap

rumah.

Page 153: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

135

2. Mutu air dengan parameter kunci padatan terlarut (TDS), merupakan salahsatu

rujukan bagi penyebab kekeruhan yang ada di badan air yang disebabkan oleh

partikel yang terlarut di dalam air. Kualitas TDS di semuai titik suatu sungai

yang tidak melampaui baku mutu golongan III, terdapat pada sungai Sasak

Jarang.

3. Mutu air dengan parameter kunci padatan tersuspensi (TSS), merupakan salah

satu rujukan bagi penyebab kekeruhan yang ada di badan air yang disebabkan

oleh partikel yang tidak terlarut, tetapi mengendap, misalnya lumpur. Partikel

penyebab kekeruhan, karena TSS dapat dipisahkan melalui unit pengendapan

secara gravitasi. Mutu TSS di semua titik pantau sungai tidak melampaui baku

mutu golongan III. Hal ini menunjukkan pencemaran yang mengakibatkan

kekeruhan sungai pada umumnya bukan berasal dari lumpur atau erosi tanah.

Dugaan penyebab pencemaran air sungai yang didominasi oleh kegiatan

domestik berdasarkan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Bekasi

(2009) menunjukkan fakta-fakta berikut:

1) Pembuangan air limbah domestik, terutama grey water secara langsung tanpa

pengolahan terlebih dahulu, sehingga Angka BOD dan COD air sungai masih

tinggi.

2) Adanya kegiatan domestik dari sebagian masyarakat yang tinggal di sepanjang

sungai telah mengakibatkan pencemaran sungai

3) Pengelolaan Daerah Aliran Sungai yang belum terintegrasi dan berwawasan

lingkungan

4) Perumahan kumuh di bantaran sungai, pengurugan badan air dan saluran

drainase, terutama setu /danau untuk keperluan perumahan dan permukiman

atau keperluan lainnya.

5) Pembuatan septik tank milik masyarakat yang kurang memenuhi syarat, baik

teknis maupun jumlahnya.

6) Sejumlah industri kecil dan rumah tangga yang tidak dilengkapi dengan

fasilitas pengolahan limbah di sepanjang sungai di Kabupaten Bekasi

Page 154: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

136

mengakibatkan polusi organik di sungai seperti yang diindikasikan oleh

konsentrasi BOD yang tinggi.

7) Fasilitas pengolahan air limbah di rumah sakit yang berada di sekitar sungai

belum memenuhi standar baku mutu air.

8) Fasilitas pengolahan air limbah kegiatan industri kecil, pusat perdagangan dan

jasa perhotelan belum terpantau, sehingga diduga menjadi sumber pencemar

bagi air tanah dan permukaan

9) Kurangnya partisipasi masyarakat dalam memelihara dan mempertahankan

saluran-saluran drainase di lokasi genangan air dan kesadaran untuk tidak

membuang sampah ke sungai.

10) Pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap bahaya kesehatan akibat

penyakit bawaan air (water borne desease) termasuk genangan air yang

tercemar masih kurang.

11) Alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan budi daya mengurangi

daerah tangkapan air bagi aquifer dan meningkatkan resiko erosi dan

longsoran.

12) Upaya penegakan hukum yang masih kurang terhadap pelaku pencemaran atau

pelanggaran lingkungan.

Kali Bekasi telah tercemar akibat air yang mengaliri kali Bekasi di kota

Bekasi tercemar bahan berbahaya dan beracun (B3), yang disinyalir berasal dari

pembuangan limbah pabrik, industri, rumah sakit, dan industri rumahtangga yang

pengolahannya belum memenuhi standar. Kabupaten Bekasi adalah daerah perkotaan

dengan tingkat pencemaran yang cukup tinggi, terutama yang berasal dari sektor

transportasi dan industri, baik yang berasal dari Kabupaten Bekasi maupun dari Kota

di sekitarnya, serta pencemaran dari kegiatan domestik. Pencemaran udara di

Kabupaten Bekasi lebih dominan dalam skala mikro, tetapi tetap memiliki peran

mempengaruhi pada skala mikro maupun makro.

Upaya perbaikan atau rehabilitasi lingkungan baik yang diakibatkan oleh

aktivitas perusahaan maupun yang bukan diakibatkan perusahaan, menjadi penting

Page 155: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

137

untuk dilakukan mengingat kondisi mutu air sungai yang berada di atas baku mutu.

Kondisi pemukiman yang padat disamping lokasi pabrik dan berdekatan dengan

pabrik, dapat menimbulkan kondisi yang kurang baik bagi kesehatan. Aktivitas

perusahaan dalam memperbaiki (rehabilitasi lingkungan) dinilai masyarakat, tidak

ada.

c. Konservasi lingkungan

Upaya konservasi lingkungan atau pengawetan lingkungan yang dilakukan oleh

PT SIM terhadap kondisi yang seharusnya dipertahankan tetap baik. Upaya tersebut

berupa kegiatan kebersihan dan keindahan di wilayah dimana perusahaan berada.

Pada dasarnya kondisi kebersihan dan keindahan diwilayah Kelurahan Jati Mulya

cenderung kurang baik dengan kerapatan penduduk yang tinggi (tertinggi se

kabupaten Bekasi) namun upaya menjaga kebersihan lingkungan dan keindahan

Kawasan Kelurahan Jatimulya oleh PT. SIM dinilai masyarakat, tidak ada.

2) Dimensi Ekonomi

a. Kecenderungan konsumtif

Salahsatu ciri dari perilaku konsumtif adalah kecenderungan masyarakat

tradisional Indonesia mengkonsumsi sesuatu, bukan karena betul-betul

membutuhkannya, tetapi lebih banyak merasa membutuhkannya. Barang yang

dikonsumsi bukan lagi dimiliki dari fungsi substansialnya, tetapi lebih ditekankan

hanya pada makna simbolis yang melekat pada benda itu. Di sini, fungsi benda telah

berubah menjadi sesuatu yang mempunyai makna simbolis, yang mungkin berkaitan

dengan status sosial, perasaan lebih berharga, atau sekedar terperangkap pada budaya

primer. Karena itu sering terlihat di masyarakat Indonesia yang menganggap bahwa

semakin langka dan terbatas produksi suatu benda, semakin tinggi pula makna

simbolis yang melekat padanya.

Masyarakat tradisional Indonesia kini terlihat kian sudah berpindah kepada

membeli barang untuk menjadikan simbol. Di luar sadar, masyarakat tradisional

Indonesia kini menjadi semakin terjajah oleh produk negara-negara maju dan

Page 156: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

138

semakin teriring pada perilaku konsumtif dan tampaknya perubahan sosial budaya

masyarakat tradisional cenderung ke arah negatif. Adanya pembauran antara

penduduk pendatang (karyawan perusahaan) yang tinggal di sekitar lokasi pabrik di

kelurahan Jatimulya cenderung mengakibatkan masyarakat dapat menjadi lebih

konsumtif. Perbedaan budaya yang dibawa oleh pendatang dengan gaya hidup yang

berbeda (gaya hidup lebih moderen) mempunyai dampak positif dan negatif terhadap

masyarakat sekitar, meskipun dilihat dari nilai atribut tersebut sebenarnya kehadiran

perusahaan justru mengakibatkan kecenderungan konsumtif bagi kehidupan

penduduk sekitar perusahaan, dengan demikian perusahaan maupun karyawannya

diharapkan dapat menularkan pola kehidupan yang seimbang dan tidak terlalu secara

menyolok menunjukkan kelebihannya dibanding masyarakat sekitar, sehingga tidak

terjadi pola hidup yang tidak seimbang atau konsumtif.

b. Peluang kerja diperusahaan

Jenis pekerjaan yang ada di perusahaan otomotif seperti di PT. SIM

memerlukan kemampuan memadai untuk melakukannya, sehinga diperlukan lulusan

minimal setingkat SLTA sebagai tenaga kerja perusahaan. Disamping itu, industri

otomotif adalah industri yang menggunakan padat teknologi, sehingga jumlah

karyawan yang direkrut tidak terlalu banyak. Jumlah karyawan PT. SIM 2.775 orang,

sedangkan bila dilihat dari jumlah pengangguran yang ada di Kelurahan Jati Mulya

mencapai 4.718 (tahun 2009), maka meskipun perusahaan telah berusaha

menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat, khususnya kelurahan Jati Mulya jelas

belum mencukupi kebutuhan yang ada.

Saat ini, situasi pasar otomotif amat bersaing dan PT SIM yang mengeluarkan

produk mobil merek Suzuki masih berjuang keras untuk meraih tingkat penjualan

yang diharapkan. Konsekuensinya, perusahaan tidak hanya membuat produk sendiri,

seperti jenis produk APV, Futura dan lainnya, tetapi juga mengimpor mobil merek

Suzuki dari negara lain seperti Estillo dari India dan SX4 dari Jepang. Hal inilah yang

yang membuat perusahaan memutuskan untuk lebih memakai tenaga outsourcing dari

yayasan penyalur tenaga kerja dan menggunakan sistem kontrak, sehingga dapat

menggunakan tenaga kerja lebih fleksibel dari segi waktu atau sebagai tenaga kerja

Page 157: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

139

yang tidak tetap dan dapat dipekerjakan pada saat-saat perusahaan membutuhkan

untuk memenuhi kapasitas produksi yang diperlukan sesuai dengan permintaan pasar.

Apalagi saat ini perusahaan PT SIM sahamnya sebagian besar dimiliki oleh pihak

principal, yaitu Jepang yang lebih menekankan profit orinted dan rationalitas. Hal

inilah yang membuat masyarakat kelurahan Jatimulya menilai perusahaan belum

mampu mengadopsi kebutuhan akan lapangan kerja yang besar di masyarakat secara

langsung.

c. Peluang usaha

Sebagai dampak dari keberadaan perusahaan di tengah-tengah masyarakat

kelurahan Jatimulya, maka sudah sewajarnya masyarakat turut memperoleh manfaat

dari kehadiran perusahaan, termasuk manfaat ekonomi. Masyarakat kelurahan

Jatimulya menilai bahwa perusahaan belum dapat memberikan peluang usaha bagi

masyarakat. Untuk menjaga ketertiban kerja karyawan maka perusahaan

menyediakan catering atau makanan bagi karyawannya, sehingga tingkat

pertumbuhan warung-warung makan di daerah itu cenderung kecil untuk melayani

kebutuhan karyawan PT SIM. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tidak ada

pekerjaan yang diberikan kepada warga kelurahan Jatimulya berupa kemitraan

mengelola aktivitas perusahaan. Sedangkan masyarakat sendiri belum mampu

menciptakan peluang usaha baru berkaitan dengan keberadaan perusahaan, paling

yang terlihat adalah adanya beberapa pemuda yang menjadi tukang parkir liar (polisi

“cepek”) yang berada di pintu belakang perusahaan yang membantu menyeberangkan

mobil yang akan keluar pabrik.

3) Dimensi Sosial

a. Kerenggangan sosial

Masyarakat Kelurahan Jatimulya, khususnya penduduk lokal merasa bahwa

kehadiran perusahaan justru membuatnya menjadi merasa terkucil, kurang dihargai,

merasa hak-haknya terhadap kesepatan dan akses terhadap sumberdaya, pekerjaan

dan layanan sosial terabaikan. Hal ini dikarenakan belum ada upaya perusahaan untuk

menciptakan kohesi (kerekatan) sosial dengan melakukan hal-hal yang dapat

Page 158: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

140

mempererat hubungan tersebut ataupun kalau ada intensitas dan jumlahnya masih

belum memenuhi harapan masyarakat. Kerekatan sosial dapat muncul, apabila

perusahaan membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar (Kelurahan

Jatimulya), baik dalam upaya pengurangan kemiskinan dan meningkatkan mutu hidup

masyarakat, membangun kepercayaan dan rasa saling menghormati, memperkecil

konflik, khususnya yang diakibatkan oleh aktivitas perusahaan, membantu mengatasi

kriminalitas, mendukung wirausaha sosial lokal, penyediaan layanan sosial dalam

situasi sulit, mendorong toleransi antar agama, etnik, mendukung kegiatan budaya

dan pemeliharaan warisan budaya menurut International Business Leaders Forum

dalam Amri dan Sarosa (2008). Hal ini perlu mendapat perhatian perusahaan agar

tercipta kohesi sosial yang dapat menciptakan manfaat baik bagi masyarakat

Jatimulya maupun perusahaan. Manfaat bagi perusahaan adalah citra positif

perusahaan di mata masyarakat, terciptanya kondisi yang mendukung perusahaan

untuk melangsungkan aktivitas, dan terciptanya kondisi ekonomi yang lebih baik

dalam jangka panjang (Amri dan Sarosa 2008).

b. Disintegrasi sosial

Dari penelitian diperoleh bahwa integrasi antara perusahaan, termasuk

karyawan perusahaan, dan masyarakat sekitar sudah dalam kondisi baik, yaitu

berbaurnya masyarakat sekitar dengan penduduk pendatang yang merupakan

karyawan perusahaan dalam mengikuti berbagai perkumpulan dan lembaga yang ada

di lingkungan masyarakat kelurahan Jatimulya, sesuai penilaian masyarakat. Upaya

untuk mempertahankan situasi ini dan meningkatkan mutu integrasi menjadi faktor

kunci yang penting untuk diperhatikan dalam mencapai keberlanjutan dalan CSR.

c. Erosi nilai-nilai sosial

Kehadiran perusahaan di tengah-tengah masyarakat Kelurahan Jatimulya diduga

tampaknya telah turut menciptakan menurunnya nilai-nilai sosial, seperti

kegotongroyongan, dan keramahtamahan.. Hal ini terjadi karena memang

kecenderungan pola hidup masyarakat yang semakin individualistis dan mulai

meninggalkan kebiasaan gotong royong, serta keramahtamahan. Hal itu amat tidak

terelakkan. Apalagi bukan hanya faktor kehadiran perusahaan ditempat itu, tetapi juga

Page 159: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

141

budaya baru yang datang baik melalui pengaruh televisi, internet dan sebagainya.

Dalam hal ini karyawan perusahaan yang merupakan pendatang tentu perlu

memperbaiki situasi ini agar nilai-nilai sosial yang ada dapat meningkat mutunya.

4.4.1.2 PT.NMI dan PT HMMI

a. Status Keberlanjutan Program CSR untuk setiap dimensi

Hasil analisis pada Gambar 21 menunjukkan bahwa program CSR dari tiga

dimensi yang dianalisis untuk menentukan status keberlanjutan Program CSR

menghasilkan dimensi ekonomi (68,46) belum berkelanjutan (skor 50 – 75), dimensi

sosial (74,65) tergolong belum berkelanjutan (skor 50 – 75) dan lingkungan (100)

berkelanjutan (skor >75) pada Gambar 21. Dimensi yang paling penting untuk

diperhatikan adalah dimensi ekonomi dan dimensi sosial yang tergolong rendah nilai

indeks keberlanjutannya. Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor dalam dua dimensi

tersebut belum mendapatkan perhatian sepenuhnya dalam kegiatan CSR di Indomobil

Group, maka di masa mendatang dimensi ini perlu mendapat perhatian. Artinya

mendapat penilaian yang rendah dari stakeholders akibat aktivitas CSR perusahaan

berkaitan dengan dimensi ekonomi dan sosial belum memenuhi ekspektasi

stakeholders.

Gambar 21. Diagram layang nilai indeks keberlanjutan program CSR dalam industri

otomotif di PT NMI dan PT.HMMI

100

74,65

68,46

Page 160: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

142

b. Status keberlanjutan dimensi ekonomi

Pada dimensi ekonomi ini, analisis MDS mempertimbangkan atribut yang

menjadi unsur dalam aspek CSR berkelanjutan (Gambar 22) atas tiga faktor

pengungkit yang merupakan faktor yang sensitif mempengaruhi terhadap

keberlanjutan dimensi ekonomi, meliputi (1) peluang usaha, (2) peningkatan harga

dan (3) peningkatan jumlah lembaga keuangan dan ekonomi adalah merupakan tiga

atribut dengan nilai terbesar dari hasil analisis MDS dibanding dengan atribut

lainnya. Dengan demikian atribut lainnya dapat diabaikan.

Leverage of Attributes

0 1 2 3 4 5 6

PENINGKATAN HARGA

DEGRADASI INFRASTRUKTUR

KECENDERUNGAN KONSUMTIF

PELUANG KERJA DIPERUSAHAAN

PENINGKATAN JENIS USAHA DAN JENIS

KEGIATAN

PELUANG USAHA

PENINGKATAN PENDAPATAN

PENINGKATAN JUMLAH LEMBAGA

EKONOMI DAN KEUANGAN

Attri

bute

Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute

Removed (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar 22. Hasil indeks keberlanjutan dimensi ekonomi PT NMI dan PT HMMI

Page 161: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

143

Gambar 23. Hasil MDS dimensi ekonomi PT.NMI dan PT.HMMI

Hasil analisa MDS dimensi ekonomi pada PT.NMI dan PT.HMMI sebagaimana

yang terlihat pada Gambar 23 menunjukkan nilai 68,46. Nilai tersebut berada pada

katagori belum berkelanjutan (skor 50 – 75). Aktivitas CSR dimensi ekonomi ini

dinilai belum memenuhi ekspektasi stakeholders.

c. Status keberlanjutan dimensi sosial

Hasil analisis keberlanjutan dimensi sosial dengan menggunakan MDS

menghasilkan tiga faktor pengungkit yang merupakan faktor yang sensitif

mempengaruhi terhadap keberlanjutan dimensi sosial, yaitu (1) kondisi keamanan,

(2) peningkatan kerekatan sosial dan (3) disintegrasi sosial sebagaimana Gambar 24.

Page 162: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

144

Leverage of Attributes

0 1 2 3 4 5 6 7 8

KERESAHAN SOSIAL

KONFLIK (BENTURAN

SOSIAL)

DISINTEGRASI

SOSIAL

EROSI NILAI-NILAI

SOSIAL

KERENGGANGAN

SOSIAL

KONDISI KEAMANAN

PENINGKATAN ETOS

KERJA

PENINGKATAN

KEREKATAN SOSIAL

Attri

bute

Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute

Removed (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar 24. Hasil indeks keberlanjutan dimensi sosial PT. NMI dan PT HMMI

Hasil analisis MDS dimensi sosial pada PT.NMI dan PT.HMMI pada Gambar 25

menunjukkan hasil perhitungan 74,65. Nilai tersebut berada pada kategori belum

berkelanjutan (skor 50 – 75). Ini menunjukkan bahwa aktivitas CSR dimensi sosial

dinilai belum memenuhi ekspektasi masyarakat Desa Dangdeur.

Gambar 25. Hasil MDS dimensi sosial PT. NMI dan PT HMMI

Page 163: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

145

d. Status keberlanjutan dimensi lingkungan

Untuk dimensi lingkungan, analisis keberlanjutan dengan menggunakan

MDS menghasilkan faktor pengungkit sebagai faktor yang sensitif mempengaruhi

keberlanjutan dimensi lingkungan meliputi (1) aktivitas penghijauan, (2) estetika

lingkungan, dan (3) konservasi lingkungan, sebagaimana terlihat pada Gambar 26.

Leverage of Attributes

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PENCEMARAN UDARA

KEBISINGAN

PENCEMARAN AIR

ESTETIKA LINGKUNGAN

EMISI GAS BUANG MOBIL BARU YANG

DIPRODUKSI

AKTIVITAS PENGHIJAUAN

REHABILITASI LINGKUNGAN

KONSERVASI LINGKUNGAN

Attri

bute

Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute

Removed (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar 26. Hasil indeks keberlanjutan dimensi lingkungan PT. NMI dan PT HMMI

Gambar 27. Hasil analisis MDS dimensi lingkungan PT. NMI dan PT. HMMI

Page 164: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

146

Hasil analisis MDS dimensi dimensi lingkungan pada PT.NMI dan PTT.HMMI

menunjukkan nilai sempurna 100 (Gambar 27). Dimana nilai tersebut berada pada

kategori berkelanjutan (skor 100). Hal ini karena masyarakat Desa dangdeur menilai

kondisi lingkungan di desanya masih terjaga dengan baik dan tidak ada pencemaran

lingkungan akibat dari aktivitas perusahaan.

Parameter statistik yang digunakan untuk menentukan kelayakan terhadap hasil

kajian yang dilakukan di PT. NMI dan PT. HMMI adalah nilai stress dan koefisien

determinasi (R2). Dua parameter ini untuk setiap dimensi berfungsi untuk menentukan

perlu tidaknya penambahan atribut, sehingga dapat mencerminkan dimensi yang dikaji

mendekati kondisi sebenarnya. Nilai yang dihasilkan dari setiap dimensi yang dimuat

pada Tabel 39 memperlihatkan bahwa nilai stress berada di bawah 25% (Kavanagh,

2001) artinya hal ini sesuai dengan pendapat Fisheries (1999) yang menyatakan bahwa

hasil analisis cukup memadai apabila nilai stress lebih kecil dari 0,25 (25%) dan nilai

keofisien determinasi (R2) mendekati nilai 1,0. Adapun nilai yang di hasilkan dari

setiap dimensi dimuat pada Tabel 43.

Tabel 43. Hasil keberlanjutan eseluruhan pada PT. NMI dan PT HMMI

No. Dimensi Stress R2

1. Ekonomi 0.14 0,92

2. Sosial 0.13 0,92

3. Lingkungan 0.13 0,93

Tabel 43 menunjukkan bahwa nilai stress berada di bawah 25% (Kavanagh,

2001). Artinya hal ini sesuai dengan pendapat Fisheries (1999) yang menyatakan

bahwa hasil analisis cukup memadai apabila nilai stress lebih kecil dari nilai 0,25

(25%) dan nilai keofisien determinasi (R2) mendekati nilai 1,0 sebagaimana terlihat di

Tabel 43.

Hasil analisis Monte Carlo menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan CSR

dalam industri otomotif di Indomobil Group pada PT. NMI dan PT. HMMI pada taraf

kepercayaan 95%, memperlihatkan hasil yang tidak banyak mengalami perbedaan

dengan hasil analisis MDS. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 44, dimana perbedaan yang

ada antara hasil MDS dengan hasil Monte Carlo baik untuk dimensi ekonomi, sosial

Page 165: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

147

dan lingkungan menunjukkan nilai sangat kecil (<5%), sehingga dapat dianggap tidak

ada perbedaan yang berarti diantara keduanya.

Tabel 44. Tabel Perbedaan MDS dan Monte Carlo pada PT NMI dan PT.HMMI

No. Dimensi MDS Monte Carlo Selisih

1 Ekonomi 68,46 66,57 1,89

2 Sosial 74,65 72,31 2,34

3 Lingkungan 100 96,12 3,88

1. Status keberlanjutan Program CSR Dimensi Lingkungan

a. Aktivitas Penghijauan

Pada dasarnya masyarakat menganggap perusahaan telah melakukan aktivitas

penghijauan yang sesuai dengan harapan masyarakat. Namun dalam proses

pengolahan data dengan MDS muncul sebagai faktor atribut yang harus mendapat

perhatian yang lebih. Oleh karena itu dibutuhkan upaya agar kondisi ini dapat

dipertahankan untuk mencapai tingkat kerberlanjutan yang lebih maksimal, sehingga

upaya melakukan aktivitas penghijauan adalah untuk dapat mempertahankan apa

yang sudah didapatkan yaitu kondisi wilayah yang ”hijau”.

Meskipun demikian bukan berarti kondisi lahan di wilayah Desa Dangdeur

bukan tanpa masalah, dari informasi yang didapat sebagian lahan didaerah di Desa

Dangdeur khususnya lahan yang telah di plot oleh pengelola kawasan industri Kota

Bukit Indah untuk dijadikan areal pengembangan kawasan industri kondisinya telah

menjadi gundul akibat tidak adanya aktivitas yang dilakukan sementara lahan telah

dipersiapkan untuk menjadi kawasan pabrik. Menurut perangkat Desa Bapak Udin

dari bagian Tramtib Pemerintahan Desa Dangdeur (2010) tanah-tanah tersebut diduga

sebagian telah dikuasai oleh spekulan dan menunggu realisasi pembelian oleh

pengelola kawasan industri Kota Bukit Indah dan juga di beberapa tempat telah

digarap oleh masyarakat sekitar menjadi lahan pertanian, karena terlalu lama

dibiarkan kosong oleh pihak pemilik. Kondisi tanah yang gundul ini tentu kurang

baik terhadap kebersihan udara dan juga kurang baik terhadap kondisi lahan sebagai

daerah tangkapan air.

Page 166: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

148

b. Estetika lingkungan

Hasil analisis keberlanjutan dengan MDS menunjukkan bahwa estetika atau

keindahan lingkungan telah dilakukan dengan baik di lokasi perusahaan maupun di

lingkungan sekitar. Hal ini karena perusahaan memang berada di lokasi kawasan

industri yang sudah tertata dengan baik dan amat memperhatikan aspek estetika ini,

seperti penataan bangunan yang sesuai dengan lingkungan. Namun karena faktor

estetika lingkungan ini menjadi faktor penting dalam CSR berkelanjutan dalam

dimensi lingkungan maka perusahaan harus dapat mempertahankan kondisi ini

untuk mempertahankan keberlajutan atau membuat lebih baik lagi.

c. Konservasi lingkungan

Upaya konservasi lingkungan berupa menjaga kelestarian lingkungan termasuk

kebersihan dan keindahan di wilayah Desa Dangdeur pada dasarnya tidak

membutuhkan kerja keras lagi karena pada dasarnya kebersihan dan keindahan di

lingkungan Desa Dangdeur telah tertata rapi dan aspek ekologis tetap terjaga baik,

karena di Desa Dangdeur terlihat pertanian seperti rambutan dan sawah tadah hujan

terkelola baik. Upaya yang dilakukan perusahaan adalah setidaknya dapat

mempertahankan kondisi yang ada agar dapat terjaga dengan baik. Upaya yang

dilakukan dalam konservasi lingkungan juga adalah bagaimana sumberdaya lainnya

seperti air dan udara tetap terjaga.

2. Status Keberlanjutan Program CSR Dimensi Ekonomi

a. Peluang usaha

Peluang usaha yang timbul akibat keberadaan perusahaan PT. NMI dan

PT.HMMI dan juga keberadaan kawasan industri kota Bukit Indah menurut

pandangan masyarakat di desa Dangdeur telah memenuhi harapan, artinya perusahaan

diharapkan dapat mempertahankan kondisi ini, dan lebih baik bila dapat ditingkatkan.

b.Peningkatan harga

Keberadaan perusahaan di daerah ini ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap

kenaikan harga-harga kebutuhan pokok sehari-hari bagi masyarakat desa Dangdeur,

kalaupun meningkat lebih disebabkan oleh faktor lain seperti inflasi.

Page 167: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

149

c. Peningkatan jumlah lembaga keuangan dan ekonomi

Dampak dari kehadiran perusahaan PT.NMI dan PT.HMMI ternyata tidak

berdampak pada adanya pertumbuhan lembaga-lembaga keuangan dan ekonomi,

seperti adanya koperasi simpan pinjam, pasar, bank dan sebagainya. Hal ini

menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi akibat keberadaan perusahaan di lokasi

kawasan Industri Kota Bukit Indah kurang memberikan dampak bagi masyarakat

sekitar perusahaan khususnya di desa Dangdeur. Dari kondisi yang ada, pasar di desa

Dangdeur tidak ada, demikian pula Bank, dan lembaga keuangan Lainnya.

3. Status keberlanjutan Program CSR Dimensi sosial

a. Kondisi keamanan

Kehadiran perusahaan di wilayah desa Dangdeur ternyata dinilai tidak

membuat kondisi keamanan desa menurun. Namun masyarakat menilai kondisi

keamanan berada pada keadaan yang tetap.

b.Peningkatan kerekatan sosial

Hal ini merupakan kondisi yang menunjukkan kepekaan perusahaan terhadap

kondisi warga sekitar yang mengalami kesulitan. Kinerja CSR perusahaan dalam

pandangan masyarakat desa Dangdeur adalah cukup atau agak setuju bahwa

kehadiran perusahaan meningkatkan kerekatan sosial, karena perusahaan telah

menjadi warga masyarakat yang peka terhadap kebutuhan-kebutuhan warga, sehingga

mau membantu dan tidak menjadi mercusuar sendiri di tengah kesulitan warga.

Kondisi ini amatlah baik bila dapat ditingkatkan agar perusahaan dapat menunjukkan

kepeduliannya yang lebih meningkat lagi terhadap masyarakat desa Dangdeur.

c.Disintegrasi sosial

Faktor lain yang menurut masyarakat sekitar kurang baik adalah kurang

berbaurnya karyawan perusahaan sekitar dengan penduduk lokal dalam berbagai

kelompok seperti karang taruna, pengajian, arisan warga. Hal ini dilihat dari pendapat

masyarakat bahwa warga lokal lebih banyak mengikuti kelompok-kelompok dalam

masyarakat Desa Dangdeur masyarakat dibanding penduduk pendatang.

Page 168: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

150

4.4.2 Uji Friedman

Uji Friedman dilakukan untuk menguji hipotesis bahwa sampel telah diambil

dari populasi yang sama. Artinya apakah semua atribut dalam dimensi CSR berkelanjutan

sama-sama berpengaruh.

Hipotesis yang akan diuji adalah :

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang sama dari setiap atribut yang digunakan secara

bersama-sama terhadap CSR berkelanjutan setiap dimensi

H 1 : Terdapat pengaruh yang sama dari setiap atribut yang digunakan secara bersama-

sama terhadap CSR berkelanjutan setiap dimensi

Adapun hipotesis yang diuji adalah terhadap atribut-atribut dari setiap dimensi

(ekonomi, sosial dan lingkungan) dari sumber data sebagaimana terlampir yang

dilakukan baik secara keseluruhan maupun secara parsial dengan hasil sebagai berikut:

a. PT. NMI dan PT. HMMI

1. Hasil uji gabungan atribut dari seluruh dimensi

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak atau H1 diterima

H hitung 588,453 > 35,17 (tabel) H1 diterima

2. Uji terhadap atribut dari keseluruhan dimensi yang berdampak positif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 171,609 > 16,92 (tabel) H1 diterima

3. Uji terhadap atribut dari keseluruhan dimensi yang berdampak negatif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 430,775 > 22,36 (tabel) H1 diterima

4. Uji terhadap atribut dari dimensi sosial

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak atau H1 diterima

H hitung 219,127 > 14,07 (tabel) H1 diterima

5. Uji terhadap atribut dari dimensi sosial yang berdampak negatif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

Page 169: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

151

H hitung 176,129 > 11,07 (tabel) H1 diterima

6. Uji terhadap atribut dari dimensi sosial yang berdampak positif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 31,041 > 3,84 (tabel) H1 diterima

7. Uji terhadap atribut dari dimensi ekonomi menghasilkan :

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 230,363 > 14,07 (tabel) H1 diterima

8. Uji terhadap atribut dari dimensi ekonomi yang berdampak positif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 123,694 > 9,49 (tabel) H1 diterima

9. Uji terhadap atribut dari dimensi ekonomi yang berdampak negatif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 101,054 > 5,99 (tabel) H1 diterima.

10. Uji terhadap atribut dari dimensi lingkungan

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 98,64 > 14,07 (tabel) H1 diterima.

11. Uji terhadap atribut dari dimensi lingkungan yang berdampak negatif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 122,334 > 9,49 (tabel) H1 diterima

12. Uji terhadap atribut dari dimensi lingkungan yang berdampak positif

Signifikansi hitung 0,039 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 6,497 > 5,99 (tabel) H1 diterima

b. PT SIM

1. Hasil uji atribut dari keseluruhan dimensi (sosial, ekonomi, lingkungan)

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak atau H1 diterima

H hitung 430,431 > 35,17 (tabel) H1 diterima

2. Uji terhadap keseluruhan dimensi dari atribut yang berdampak positif

Page 170: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

152

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 142,755 > 16,92 (tabel) H1 diterima

3. Uji terhadap keseluruhan dimensi dari atribut yang berdampak negatif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 297,381 > 22,36 (tabel) H1 diterima

4. Uji terhadap atribut dari dimensi sosial

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak atau H1 diterima

H hitung 145,888 > 14,07 (tabel) H1 diterima

5. Uji terhadap atribut dari dimensi sosial yang berdampak negatif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 120,097 > 11,07 (tabel) H1 diterima

6. Uji terhadap atribut dari dimensi sosial yang berdampak positif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 15,868 > 3,84 (tabel) H1 diterima

7. Uji terhadap atribut dari dimensi ekonomi

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 132,641 > 14,07 (tabel) H1 diterima

7. Uji terhadap atribut dari dimensi ekonomi yang berdampak positif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 34,158 > 9,49 (tabel) H1 diterima

8. Uji terhadap atribut dari dimensi ekonomi yang berdampak negatif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 83,658 > 5,99 (tabel) H1 diterima.

10. Uji terhadap atribut dari dimensi lingkungan

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 95,301 > 14,07 (tabel) H1 diterima.

11. Uji terhadap atribut dari dimensi lingkungan yang berdampak negatif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 60,156 > 9,49 (tabel) H1 diterima

Page 171: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

153

12. Uji terhadap atribut dari dimensi lingkungan yang berdampak positif

Signifikansi hitung 0,039 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 30,865 > 5,99 (tabel) H1 diterima

Dari hasil perhitungan didapat bahwa secara keseluruhan maupun secara parsial dapat

disimpulkan bahwa hipotesis H1 diterima atau terdapat pengaruh yang sama dari setiap

atribut yang digunakan secara bersama-sama terhadap CSR berkelanjutan setiap dimensi..

Hasil ini digunakan untuk melihat apakah setiap atribut dalam setiap dimensi dari CSR

berkelanjutan memiliki pengaruh bila digunakan secara bersama-sama sehingga analisis

selanjutnya dapat dilakukan.

4.4.3 Hasil Analisis Prospektif

Berdasarkan hasil analisis MDS, diperoleh masing-masing 9 faktor

pengungkit keberlanjutan aktivitas CSR dalam industri otomotif di Indomobil

Group baik pada PT.SIM maupun PT.NMI, PT.HMMI. Dalam proses CSR semua

faktor-faktor ini harus diperhatikan agar diperoleh status keberlanjutan dalam

pelaksanaannya. Secara operasional, faktor-faktor ini memiliki keterkaitan dalam

bentuk pengaruh dan ketergantungan antar faktor. Hal ini perlu diperhatikan dalam

pelaksanaan kegiatan CSR berkelanjutan dalam industri otomotif di Indomobil

Group. Namun demikian dalam implementasinya, pemilihan faktor yang paling

berpengaruh dan memiliki keterkaitan yang tinggi dengan faktor lainnya, sehingga

kegiatan perusahaan dapat mencapai hasil akhir yang diharapkan (visi misi).

Penentuan faktor kunci dilakukan dengan melibatkan semua stakeholders

yang terkait dengan kegiatan pengelolaan CSR berkelanjutan di Indomobil Group.

Untuk mengetahui faktor kunci yang paling berpengaruh dalam proses CSR

berkelanjutan di Indomobil Group, dilakukan analisis yang efektif dan relevansinya

tinggi. Artinya bahwa faktor kunci yang dihasilkan sesuai dengan yang dibutuhkan

dan relevan untuk diterapkan, digunakan analisis prospektif yang dilakukan secara

partisipatif.

Page 172: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

154

Faktor kunci merupakan faktor-faktor yang memiliki tingkat pengaruh lebih

tinggi daripada tingkat ketergantungannya terhadap faktor lain, sehingga faktor

tersebut menjadi penentu dalam kebijakan CSR berkelanjutan. Faktor penghubung

merupakan faktor-faktor yang memiliki tingkat pengaruh hampir sama dengan

tingkat ketergantungan terhadap faktor lain. Faktor terikat merupakan faktor yang

memiliki tingkat pengaruh lebih rendah daripada tingkat ketergantungan terhadap

faktor lainnya. Faktor bebas merupakan faktor-faktor yang memiliki tingkat

pengaruh hampir sama rendahnya dengan tingkat ketergantungan terhadap faktor

lainnya.

a. Analisis Prospektif PT.SIM

Berdasarkan hasil analisis prospektif diperoleh 2 (dua) faktor kunci meliputi

peluang kerja diperusahaan dan disintegrasi sosial sebagaimana pada tercantum pada

Gambar 28.

Gambaran Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Sistem yang Dikaji

Emisi gas buang mobil baru

Rehabilitasi lingkungan

Konservasi Lingkungan

Kecenderungan konsumtif

Peluang kerja di

perusahaan

Peluang usaha

Kerenggangan sosial

Diintegrasi sosial

Erosi nilai2 sosial

-

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

1.60

1.80

- 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60

Ketergantungan

Pen

gar

uh

Gambar 28. Hasil analisis prospektif PT. SIM

Hasil analisis tersebut sesuai dengan kondisi lapangan di lokasi penelitian. Ke

dua faktor kunci tersebut disepakati oleh stakeholders sebagai faktor utama yang harus

diperhatikan.

Page 173: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

155

1) Peluang kerja diperusahaan

PT. SIM adalah perusahaan yang memiliki karyawan relatif cukup banyak.

Namun disamping itu juga menggunakan teknologi yang tinggi (padat teknologi).

Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja terlatih, sehingga dalam perekrutan

tidak merekrut tenaga tidak terlatih. Ketersediaan tenaga kerja yang dibutuhkan di

kelurahan Jatimulya menjadi problem, karena sistem perekrutan oleh PT SIM tidak

memiliki sistem yang mengutamakan perekrutan tenaga kerja dari wilayah kelurahan

Jatimulya (menurut Bapak Priyo Kurnianto dari bagian Human Resources

Development PT. SIM). Tenaga kerja usia produktif yang berada di desa ini juga

cukup banyak sehingga upaya perekrutan tenaga kerja dari desa akan sangat penting

dan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan menurut pandangan

stakeholders.

2). Disintegrasi sosial

Proses pembauran antara penduduk lokal dengan karyawan perusahaan

merupakan proses penting untuk diperhatikan. Kondisi saat ini menurut hasil

penelitian menunjukkan bahwa kondisi disintegrasi sosial antara karyawan

perusahaan yang pendatang dan penduduk lokal merupakan faktor penting yang perlu

diperhatikan agar terdapat pembauran. Dalam hal ini membentuk kelompok sendiri

yang ekslusif akan membuat disintegrasi sosial dan justru merugikan bagi

perusahaan.

b. Kemungkinan CSR berkelanjutan dimasa yang akan datang

Terdapat dua faktor kunci keberhasilan kebijakan CSR berkelanjutan

berdasarkan aspirasi stakeholders dan pakar, yaitu peluang kerja di perusahaan dan

disintegrasi sosial. Deskripsi kemungkinan perubahan kondisi (state) masing-masing

faktor kunci yang berpengaruh terhadap kebijakan CSR berkelanjutan dalam aktivitas

perusahaan akibat kegiatan yang dilakukan PT.SIM di masa mendatang dapat berbeda

antara kondisi satu dengan kondisi lain. Masing-masing faktor kunci tersebut

memiliki kemungkinan perubahan kondisi di masa mendatang :

Page 174: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

156

1) Peluang kerja di PT.SIM

Peluang kerja di PT. SIM di masa mendatang meliputi beberapa kemungkinan

berikut:

1) Peluang kerja di PT. SIM justru menurun, karena memang kebutuhan akan

tenaga kerja di PT SIM menurun akibat dari tingkat penjualan mobil menurun

(1A)

2) Peluang kerja di PT. SIM menurun karena adanya otomatisasi (1B)

3) Peluang kerja di perusahaan PT. SIM di masa mendatang adalah tetap seperti

keadaan sekarang, karena perusahaan tidak melakukan kegiatan apapun untuk

merubah kebijakan dalam perekrutan tenaga kerja, sementara tidak ada

perubahan berarti dari kondisi tingkat pendidikan dari tenaga kerja siap pakai

yang bermukim di Kelurahan Jatimulya dan juga tidak ada perubahan berarti

dari tingkat penjualan mobil (1C).

4) Peluang kerja di PT.SIM di masa mendatang adalah meningkat, karena

perusahaan tingkat penjualan mobil meningkat dan melakukan perubahan

dalam sistem perekrutan karyawan dengan lebih memperhatikan penerimaan

karyawan yang berdomisili di Kelurahan Jatimulya (1D)

2) Disintegrasi sosial

Disintegrasi sosial di masa mendatang memiliki beberapa kemungkinan berikut :

1) Disintegrasi menurun atau terjadi kecenderungan integrasi dalam hal ini terjadi

pembauran antara masyarakat sekitar perusahaan dengan karyawan PT SIM

sebagai pendatang (2A)

2) Tidak ada disintegrasi sosial yang terjadi atau keadaan tetap, karena tidak ada

perubahan dalam pola perilaku karyawan pendatang yang berdomisili di

kelurahan Jatimulya (2B)

3) Terjadi disintegrasi sosial yang meningkat, karena karyawan pendatang tidak

berusaha berbaur dengan masyarakat lokal disekitar dan lebih membentuk

kelompok sendiri, baik formal maupun informal (eksklusif) (2C)

Page 175: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

157

c. Analisis Prospektif PT.NMI dan PT.HMMI

Berdasarkan hasil analisis prospektif diperoleh tiga faktor kunci meliputi

peningkatan harga kebutuhan pokok masyarakat, aktivitas penghijauan, dan

peningkatan jumlah lembaga ekonomi dan keuangan, sebagaimana pada kuadran

yang berada pada bagian kiri atas dari gambar tingkat kepentingan faktor-faktor yang

berpengaruh pada sistem yang dikaji seperti dimuat pada Gambar 29.

Gambaran Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Sistem yang Dikaji

Disintegrasi sosial

Peningkatan kerekatan

sosial

Kondisi keamanan

Peningkatan jumlah

lemb eko & keu

Aktivitas

Penghijauan

Peluang usaha

Peningkatan harga

Estetika Lingkungan

Konservasi Lingkungan

-

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

- 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60

Ketergantungan

Pe

ng

aru

h

Gambar 29. Hasil analisis prospektif PT.NMI dan PT.HMMI

Hasil analisis tersebut sesuai dengan kondisi lapangan di lokasi penelitian.

Ke-3 faktor kunci tersebut disepakati oleh stakeholders sebagai faktor utama yang

harus diperhatikan untuk memenuhi CSR berkelanjutan berikut :

1. Peningkatan harga kebutuhan pokok masyarakat

Para stakeholders menilai bahwa harga-harga kebutuhan pokok masyarakat yang

meningkat merupakan faktor penting yang perlu menjadi perhatian perusahaan.

Stakeholders berpendapat bahwa untuk mencapai CSR berkelanjutan pada PT. NMI

dan PT.HMMI, perlu memperhatikan faktor kenaikan harga barang-barang

kebutuhan pokok masyarakat yang berhubungan dengan daya beli masyarakat.

Page 176: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

158

2. Aktivitas penghijauan

Faktor kunci selanjutnya yang menjadi pilihan stakeholders adalah aktivitas

penghijauan, yang muncul sebagai kondisi yang harus diperhatikan.

3. Peningkatan jumlah lembaga ekonomi dan keuangan

Keberadaan lembaga ekonomi dan keuangan seperti pasar, kantor pos, bank

ternyata memang tidak tumbuh secara nyata di Desa Dangdeur. Tujuan dari

keberadaan lembaga-lembaga ini adalah semakin meningkatnya pertumbuhan

ekonomi di Desa Dangdeur, sehingga atribut ini menjadi faktor kunci yang perlu

diperhatikan menurut pandangan stakeholders dalam mencapai CSR berkelanjutan.

d. Kemungkinan CSR berkelanjutan di masa mendatang

Deskripsi kemungkinan perubahan kondisi (state) masing-masing faktor kunci

yang berpengaruh terhadap kebijakan CSR berkelanjutan dalam aktivitas perusahaan

akibat kegiatan yang dilakukan PT. NMI dan PT. HMMI di masa mendatang dapat

berbeda antara kondisi satu dengan kondisi lain. Masing-masing faktor kunci tersebut

memiliki kemungkinan perubahan kondisi di masa mendatang sebagai berikut :

1) Peningkatan harga-harga kebutuhan pokok masyarakat, yaitu :

1. Harga kebutuhan pokok menurun, karena perusahaan mengadakan operasi pasar,

dengan mengadakan bazar murah dan sebagainya (IA).

2. Harga berfluktuasi sesuai harga pasar, sementara perusahan tidak berbuat apapun

untuk meningkatkan daya beli masyarakat desa Dangdeur (IB).

3. Harga kebutuhan pokok masyarakat desa Dangdeur meningkat, seiring terjadinya

inflasi ataupun terjadi kelangkaan barang di pasar (IC).

2) Aktivitas penghijauan

1. Kondisi lahan yang kritis menjadi hijau karena di lahan tersebut telah ditanami

pepohonan, sehingga upaya penghijauan menurun (2A).

2. Kondisi lahan yang kritis tetap tidak ada perubahan, akibat tidak ada usaha

penanaman pohon yang dilakukan (2B).

Page 177: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

159

3. Aktivitas penghijauan mulai meningkat, karena upaya perusahaan mulai meningkat

(2C).

4. Kondisi lahan menghijau, meskipun perusahaan tidak melakukan apa-apa, karena

pemilik lahan melakukan penanaman pohon (2D).

3). Peningkatan jumlah lembaga ekonomi dan keuangan

1. Kondisi tetap seperti seadanya, karena tidak ada upaya perusahaan demi

tercapainya keberadaan lembaga ekonomi dan keuangan di Desa Dangdeur (3A).

2 Muncul lembaga ekonomi dan keuangan, seperti pasar dan lembaga simpan pinjam,

karena ada upaya perusahaan memfasilitasi (3B).

3. Muncul lembaga ekonomi dan keuangan di Desa Dangdeur, meskipun perusahaan

tidak melakukan atau memfasilitasi terbentuknya lembaga-lembaga tersebut, namun

pihak Pemerintah Daerah setempat maupun Pemerintah Pusat membangun dan

menyediakannya (3C)

Tabel 45. Incompatible antar keadaan dari ke dua faktor penting dalam kebijakan

CSR berkelanjutan pada PT. SIM

No. Faktor strategik Keadaan (state) masa depan

faktor

1. Peluang kerja di

perusahaan

Menurun,

kapasitas

produksi

menurun

(1A)

Menurun,

karena

adanya

otomatisasi

(1B)

Tetap, tidak ada

perubahan

kebijakan (1C)

Meningkat,

kapasitas

produksi

meningkat

(1D)

2. Disintegrasi

sosial

Menurun,

terjadi

pembauran

(2A)

Tetap, tidak

ada

perubahan

sikap (2B)

Meningkat,

terjadi

pengelompokan

secara eksklusif

(2C)

-

Page 178: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

160

Tabel 46. Incompatible antar keadaan dari ke tiga faktor penting dalam kebijakan CSR

berkelanjutan pada PT. NMI dan PT. HMMI

No. Faktor strategik Keadaan (state) masa depan

faktor

1. Peningkatan harga-

harga kebutuhan

pokok masyarakat

Menurun

(1A)

Tetap (1B) Meningkat

(1C)

-

2. Aktivitas

penghijauan

Menurun,

akibat

kondisi

lahan kritis

sudah di-

tanami

pohon (2A)

Tetap, tidak ada

upaya

penanaman

pohon (2B)

Meningkat

karena upaya

perusahaan

mulai terlihat

(2C)

Meningkat

karena

upaya

pemilik

lahan (2D)

3. Peningkatan

jumlah lembaga

ekonomi dan

keuangan

Tetap, tidak

ada

perubahan

(3A)

Muncul karena

perusahaan

memfasilitasi

(3B)

Muncul

karena

Pemerintah

memfasilitasi

(3C)

-

Berdasarkan hasil identifikasi tentang bagaimana faktor kunci dapat berubah

dengan menentukan keadaan pada setiap faktor dan memeriksa perubahan mana yang

tidak dapat terjadi secara bersamaan (incompatible) disajikan pada Tabel 45 dan 46.

Perubahan faktor yang dapat terjadi bersamaan merupakan skenario-skenario

startegik yang mungkin terjadi pada kebijakan CSR berkelanjutan baik pada PT. SIM

maupun pada PT. NMI dan PT. HMMI.

e. Skenario alternatif kebijakan

Berdasarkan kerangka teori dan Tabel 45 dan 46 dirumuskan tiga skenario

alternatif kebijakan CSR berkelanjutan dalam industri otomotif di Indomobil Group

adalah :

1) Pengembangan usaha tanpa peningkatan kinerja CSR

Dalam kondisi ini perusahaan dalam keadaan siap berkembang pesat

dengan memanfaatkan sumberdaya secara optimal tanpa peningkatan CSR

berkelanjutan. Kondisi ini mengacu kepada pendapat dari Milton Friedman, diacu

Page 179: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

161

dalam Solihin (2008) bahwa tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) adalah

menjalankan bisnis sesuai dengan kehendak pemilik perusahaan (owners), biasanya

dalam bentuk menghasilkan uang sebanyak-banyaknya dengan senantiasa

mengindahkan aturan dasar yang digariskan dalam suatu masyarakat sebagaimana

diatur oleh hukum dan perundang-undangan. Dengan demikian, tujuan perusahaan

korporasi adalah memaksimalisasi laba atau nilai pemegang saham (shareholder‟s

value). Perusahaan bukanlah lembaga sosial yang harus memikirkan tingkat

kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat sekitar. Dalam hal ini aktivitas

CSR dilakukan dalam kaitannya untuk memaksimalkan laba perusahaan. Aktivitas

CSR seperti ini dilakukan sebagaimana yang ada sekarang (business as usual) dan

apabila dilakukan lebih dari kondisi ini, maka seluruhnya dilakukan dengan

mempertimbangkan dampaknya terhadap maksimalisasi laba.

2) Perbaikan kinerja CSR secara konsisten tanpa melihat kinerja usaha

Strategi CSR yang dilakukan adalah mulai meningkatkan kinerja CSR

semata-mata karena memang saat ini sedang trend dimana-mana. Kata-kata CSR

bergema diberbagai tempat. Berbagai perusahaan atas nama CSR melakukan

kegiatan amal (charity) dan phylanthropys (kebajikan) mulai dari menyumbang

untuk bencana alam, penanaman pohon, pemberian beasiswa kepada pelajar

berprestasi dan sebagainya, tanpa perlu melihat relevansinya terhadap kinerja

usaha. CSR seperti ini dilakukan semata-mata hanya faktor ketulusan hati ataupun

mengikuti trend. Hal ini bertolak belakang dengan prinsip Milton Friedman. Dalam

strategi ini keterkaitan antara aktivitas CSR yang dilakukan dengan jenis usaha

tidak diperhitungkan.

3) Perbaikan kinerja CSR dan kemajuan usaha secara simultan

Strategi yang dilakukan ini adalah melakukan perbaikan kinerja CSR

namun dengan tetap memperhitungkan pertumbuhan usaha. Artinya sama-sama

meningkat. Kinerja perusahaan semakin baik seiring dengan peningkatan kinerja

CSR berkelanjutan dan pertumbuhannya keduanya yang rsosialf stabil. Aktivitas

CSR yang dilakukan harus sejalan dengan jenis usaha. Dalam hal ini perpaduan

dari kedua strategi sebelumnya. Dalam jangka panjang kondisi yang demikian

Page 180: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

162

dapat menjamin keberlanjutan aktivitas CSR dan pengembangan usaha di

Indomobil Group.

Dari tabel skenario faktor kunci dalam berbagai keadaan (Tabel 45 dan 46), maka

disusunlah pengelompokan untuk PT. SIM berikut:

1) Pengembangan usaha tanpa peningkatan kinerja CSR

(1A) Menurun, kapasitas produksi menurun; (1B) Menurun, adanya otomatisasi; (1C)

Tetap, tidak ada perubahan kebijakan; (2C) Meningkat, terjadi pengelompokan

secara eksklusif.

2) Perbaikan kinerja CSR secara konsisten tanpa melihat kinerja usaha

(1D) Meningkat, kapasitas produksi meningkat; (1C) Tetap, tidak ada perubahan

kebijakan; (2A) Menurun, terjadi pembauran; (2B) Tetap, tidak ada perubahan sikap.

3) Perbaikan kinerja CSR dan kemajuan usaha secara simultan

(1D) Meningkat, kapasitas produksi meningkat, (2A) Menurun, terjadi pembauran

Untuk PT. NMI dan PT. HMMI adalah sebagai berikut.

1) Pengembangan usaha tanpa peningkatan kinerja CSR

(1B) Tetap; (1C) Meningkat; (2B) Tetap, tidak ada upaya penanaman pohon; (2D)

Meningkat karena upaya pemilik lahan; (2D) Meningkat karena upaya pemilik lahan;

(3A) Tetap, tidak ada perubahan; (3C) Muncul karena Pemerintah memfasilitasi.

2) Perbaikan kinerja CSR secara konsisten tanpa melihat kinerja usaha

(1A) Menurun; (2A) Lahan sudah ditanami pohon, aktivitas penghijauan menurun;

(3B) Muncul karena perusahaan memfasilitasi.

3) Perbaikan kinerja CSR dan kemajuan usaha secara simultan

(1A) Menurun; (2C) Meningkat karena upaya perusahaan meningkat; (3B) Muncul

karena perusahaan memfasilitasi.

Page 181: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

163

4.4.4 Analisis dengan AHP

a. Hasil AHP PT. Suzuki Indomobil Motor (PT.SIM)

Hasil analisis dari berbagai kelompok unsur dalam sistem kebijakan CSR

berkelanjutan berdasarkan hirarki dari masing-masing kelompok yang dibandingkan

secara berpasangan (pairwise comparison) dengan AHP untuk mendapatkan faktor-

faktor apakah yang menjadi prioritas dari setiap level hirarki yang perlu mendapat

perhatian dalam kebijakan CSR berkelanjutan pada PT. SIM sebagaimana dimuat pada

Gambar 30.

Gambar 30. Hirarki AHP PT.SIM

Dari hasil olah data kuesioner AHP dengan Software Criterium Decision Plus

(CDP) yang merupakan pendapat dari berbagai pakar dan tokoh yang merupakan

stakeholders dalam aktivitas CSR di PT. SIM diperoleh hasil bahwa masyarakat sekitar

menjadi aktor yang menjadi prioritas utama untuk mendapat perhatian untuk mencapai

CSR berkelanjutan (skor 0,33), diikuti dengan pemerintah daerah (skor 0,31), yaitu

Kebijakan CSR Berkelanjutan Dalam

Industri Otomotif

Masyarakat

sekitar (0,33)

Pengusaha

(0,23)

Pemerintah

Daerah (0,31)

Pemerintah

Pusat (0,13)

Ekonomi (0,41)

Lingkungan

(0,31)

Sosial (0,28)

Reha-

bilitasi

ling-

kungan

(0,17)

Kon-

servasi

ling-

kungan

0,09)

Pengembangan usaha

tanpa peningkatan

kinerja CSR (0,19)

Perbaikan kinerja CSR

secara konsisten tanpa

melihat kinerja usaha (0,26)

Perbaikan kinerja CSR

dan kemajuan usaha

secara simultan (0,56)

Alternatif

Faktor

Fokus

Aktor

Kriteria Peluang

kerja di

perusaha-

an (0,18)

Peluang

usaha

(0,20)

Emisi

gas

buang

mobil

baru

(0,05)

Kecen-

derungan

konsum-

tif (0,08)

Kereng-

gangan

sosial

(0,10)

Disinte-

grasi

sosial

(0,10)

Erosi

nilai2

sosial

(0,07)

Page 182: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

164

pemerintahan kelurahan Jatimulya hingga pemerintah kabupaten Bekasi, Prioritas

selanjutnya adalah pihak pengusaha (0,23) yaitu PT SIM dan terakhir adalah pemerintah

pusat (skor 0,13). Untuk level Faktor yang menjadi prioritas utama untuk mendapat

perhatian adalah faktor ekonomi (skor 0,41) diikuti faktor lingkungan (0,31) dan faktor

sosial (0,28).

Ditel untuk faktor mencapai pertumbuhan ekonomi, yang menjadi prioritas utama

adalah peluang usaha yang timbul bagi masyarakat kelurahan Jatimulya (skor 0,20),

kemudian peluang kerja di perusahaan (skor 0,16) dan prioritas terakhir Adalah

kecenderungan konsumtif (skor 0,06). Untuk faktor sosial, kriteria yang menjadi prioritas

utama untuk mendapat perhatian adalah kerenggangan sosial dan disintegrasi sosial yang

sama-sama memperoleh skor 0,10. Kemudian prioritas selanjutnya adalah erosi nilai-nilai

sosial (skor 0,07). Untuk faktor lingkungan, maka kriteria yang menjadi prioritas utama

adalah rehabilitasi lingkungan (skor 0,17). Selanjutnya adalah konservasi lingkungan

(skor 0,09) dan prioritas terakhir emisi gas buang mobil baru (skor 0,05).

Alternatif kebijakan yang diperoleh dari pendapat para pakar dan tokoh

masyarakat adalah meliputi perbaikan kinerja CSR dan kemajuan usaha secara simultan

dengan skor 0,56. Prioritas selanjutnya perbaikan kinerja CSR secara konsisten tanpa

melihat kinerja usaha (0,26) dan prioritas terakhir adalah pengembangan usaha tanpa

peningkatan kinerja CSR dengan skor (0,19).

b. Implementasi hasil AHP di PT. SIM

Perbaikan kinerja CSR dan kemajuan usaha secara simultan merupakan hal

yang seharusnya menjadi dasar utama aktivitas CSR yang dilaksanakan oleh PT.SIM

sesuai dari hasil rangkuman dari pendapat para stakeholders. Selama ini memang

lebih banyak kepada pihak yang berada di luar Kelurahan Jatimulya, sementara

kehadiran perusahaan di kelurahan Jatimulya merupakan faktor utama dalam aktivitas

CSR perusahaan yang harus mengedepankan kepentingan masyarakat sekitar dahulu

baru kepada pihak lain yang lebih luas (APCSRI, 2009).

Dalam hal ini masyarakat sekitar adalah prioritas utama dalam aktivitas CSR

perlu berperan atau mendapat perhatian, terutama dalam aktivitas CSR PT SIM, untuk

Page 183: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

165

itu perlu ditingkatkan peluang usahanya dari faktor ekonomi demi meningkatkan

kemakmuran masyarakat sekitar dan membuka lapangan usaha bagi para angkatan

kerja, sehingga ketergantungan akan lapangan pekerjaan sebagai karyawan dapat

dikurangi.

Peluang usaha ini perlu diciptakan oleh perusahaan, sehingga dari faktor ekonomi

kinerja CSR perusahaan dapat meningkat, dengan tetap memperhatikan kemajuan

usaha secara simultan. Aktivitas penciptaan peluang usaha oleh perusahaan perlu

dilakukan dengan tetap menjaga kemajuan usaha secara simultan. Artinya tanpa

kemajuan usaha, maka kinerja peningkatan peluang usaha sulit untuk dilaksanakan.

Dalam hal ini perusahaan harus profitable, agar dapat melaksanakan peningkatan

kesempatan peluang usaha. Untuk faktor sosial, kerenggangan sosial dan disintegrasi

sosial harus menjadi perhatian utama perusahaan, dengan memperhatikan kemajuan

usaha secara simultan, upaya-upaya dalam meningkatkan integrasi sosial antara

perusahaan dan masyarakat sekitar.

Perhatian yang lebih atas keadaan dan hal-hal yang menjadi kebutuhan

masyarakat Jatimulya dapat mempererat hubungan tersebut, misal memfasilitasi

penyediaan sarana ibadah, sarana olah raga, perhatian terhadap masalah-masalah yang

dihadapi oleh masyarakat, seperti adanya bahaya banjir, dan kebakaran akan dapat

mengurangi disintegrasi dan meningkatkan kerekatan sosial. Demikian pula dengan

para karyawan perusahaan, agar dapat lebih berbaur dengan masyarakat sekitar

perusahaan dan tidak membentuk kelompok-kelompok eksklusif tetapi ikut bergabung

dengan kelompok-kelompok yang ada dimasyarakat Kelurahan Jatimulya.Untuk aspek

lingkungan, perusahaan harus memperhatikan unsur perbaikan atau rehabilitasi

lingkungan sebagai prioritas utama untuk dilaksanakan. Program perbaikan ini perlu

dilakukan dengan tetap memperhatikan kemajuan usaha secara simultan, sehingga

upaya perbaikan lingkungan dapat dilaksanakan dengan maksimal. Sebab upaya

perbaikan lingkungan memerlukan pembiayaan yang cukup besar. Upaya perbaikan

lingkungan dapat dilakukan dengan melihat lingkungan seperti udara disekitar

Kelurahan Jatimulya, terutama di depan lokasi pabrik PT SIM yaitu di jalan

Diponegoro tingkat polusi cukup tinggi. Demikian pula dengan kondisi perairan sungai

Page 184: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

166

atau kali di sekitar perusahaan, yaitu kali Sasak Jarang telah tercemar berat. Memang

kondisi kerusakan lingkungan ini bukan karena aktivitas perusahaan semata, karena

begitu banyak pabrik yang berada diwilayah aliran kali Sasak Jarang dan juga polusi

udara disekitar jalan Diponegoro disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya

kendaraan bermotor yang melintasi jalan tersebut. Namun upaya perusahaan dalam

mengupayakan rehabilitasi lingkungan ini sesuai dengan kemampuan perusahaan dan

dalam bentuk-bentuk yang sesuai akan dapat meningkatkan kinerja CSR berkelanjutan

di PT SIM.

Di lingkungan internal PT.SIM, di masa mendatang harus meningkatkan

kesempatan atau peluang kerja bagi masyarakat sekitar untuk bekerja diperusahaan

dengan tetap memperhatikan kinerja usaha secara simultan, yaitu merekrut karyawan

yang lebih banyak lagi dari masyarakat sekitar perusahaan, khususnya dari kelurahan

Jatimulya yang tentunya dihubungkan dengan kebutuhan pengembangan usaha dan

peningkatan kapasitas produksi. Hal ini penting, karena tanpa mempertimbangkan

kebutuhan yang ada akan terjadi over kapasitas tenaga kerja, disamping tenaga kerja

yang direkrut harus memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan.

Dalam hubungannya dengan masyarakat sekitar, di kalangan karyawan harus

mau minimal mempertahankan keeratan hubungan dengan masyarakat sekitar, dengan

tidak membentuk kelompok-kelompok yang eksklusif tanpa mau bergabung dengan

masyarakat sekitar. Sebab tanpa adanya keeratan hubungan dengan masyarakat sekitar

keberadaan perusahaan ditengah-tengah masyarakat menjadi terancam dan kurang

mendapat dukungan atau pembelaan dari masyarakat bila terjadi sesuatu yang

merugikan perusahaan. Perusahaan harus menggerakkan karyawannya untuk mencegah

disintegrasi sosial tetapi justru berbaur dengan masyarakat Kelurahan Jatimulya.

c. Hasil AHP PT.NMI dan PT HMMI

Hasil analisis dari berbagai kelompok unsur dalam sistem kebijakan CSR

berkelanjutan yang dianalisa berdasarkan hirarki dari masing-masing kelompok yang

dibandingkan secara berpasangan (pairwise comparison) dengan menggunakan AHP,

untuk mendapatkan faktor-faktor apakah yang menjadi prioritas dari setiap level hirarki

Page 185: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

167

yang merlu mendapat perhatian dalam kebijakan CSR berkelanjutan pada PT. SIM

sebagaimana dimuat pada Gambar 31.

Gambar 31. Hirarki AHP PT.NMI dan PT.HMMI

Untuk memilih kebijakan CSR yang berkelanjutan di PT.NMI dan PT.HMMI

maka disampaikan kuesioner kepada stakeholders yang terkait dan setelah diolah dengan

metode AHP dan dengan software Criterium Decision Plus diperoleh hasil berikut. Untuk

level aktor yang menjadi prioritas mendapat perhatian adalah aktor pengusaha (skor

0,42). Artinya, pengusaha harus berperan sentral menghasilkan kebijakan CSR

berkelanjutan di PT. NMI dan PT. HMMI. Prioritas kedua adalah masyarakat sekitar

(skor 0,24). Selanjutnya yang menjadi prioritas ketiga adalah pemerintah daerah (skor

0,20). Prioritas terakhir adalah pemerintah pusat (skor 0,13).

Kebijakan CSR Berkelanjutan Dalam

Industri Otomotif

Masyarakat

sekitar (0,24)

Pengusaha

(0,42)

Pemerintah

Daerah (0,20)

Pemerintah

Pusat (0,13)

Sosial (0,28) Lingkungan

(0,58)

Peluang

usaha

(0,10)

Pening-

katan

kereka-

tan

sosial

(0,17)

Pening-

katan

jumlah

lembaga

ekonomi

dan ke-

uangan

(0,04)

Aktivi-

tas

peng- hijauan

(0,15)

Ekonomi (0,14)

Pening-

katan

harga

kebutu-

han

pokok

masya-

rakat (0,01)

Kon-

disi

Kea-

manan

(0,10)

Kon-

servasi

Ling-

kungan

(0,28)

Pengembangan

usaha tanpa

peningkatan

kinerja CSR

(0,16)

Perbaikan kinerja

CSR secara

konsisten tanpa

melihat kinerja

usaha (0,17)

Perbaikan kinerja

CSR dan

kemajuan usaha

secara simultan

(0,67)

Alternatif

Faktor

Fokus

Aktor

Kriteria Disin-

tegrasi

sosial

(0,03)

Este-

tika

lingku-

ngan

(0,12)

Page 186: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

168

Dilihat dari level faktor, maka faktor lingkungan menjadi menjadi prioritas utama

untuk mendapat perhatian (skor 0,58). Hal ini berkaitan dengan bagaimana upaya

perusahaan untuk mempertahankan kondisi lingkungan agar tetap terjaga. Prioritas kedua

yang menjadi perhatian adalah faktor sosial (skor 0,28) dan terakhir adalah faktor

ekonomi (skor 0,14). Untuk level kriteria dari masing-masing faktor adalah di bawah

faktor ekonomi, yang menjadi prioritas utama adalah peluang usaha (skor 0,10), prioritas

kedua adalah peningkatan jumlah lembaga ekonomi dan keuangan (skor 0,04) dan

prioritas ketiga adalah peningkatan harga-harga kebutuhan pokok masyarakat (skor 0,01).

Untuk kriteria yang berada di bawah faktor sosial, yang menjadi prioritas dan

menjadi perhatian utama adalah peningkatan kerekatan sosial (skor 0,17) disusul prioritas

kedua adalah kondisi keamanan (skor 0,10) dan prioritas ketiga adalah kriteria

disintegrasi sosial (skor 0,03). Untuk faktor lingkungan kriteria yang menjadi prioritas

utama adalah Konservasi Lingkungan (skor 0,28) dan diikuti dengan prioritas kedua,

yaitu aktivitas penghijauan (skor 0,15) dan prioritas ketiga, yaitu estetika lingkungan

(skor 0,12).

Alternatif kebijakan yang direkomendasikan untuk menjadi prioritas utama adalah

Perbaikan kinerja CSR dan kemajuan usaha secara simultan (skor 0,67), disusul oleh

Perbaikan kinerja CSR secara konsisten tanpa melihat kinerja usaha (skor 0,17) dan

prioritas terakhir adalah Pengembangan usaha tanpa peningkatan kinerja CSR (skor

0,16).

d. Implementasi hasil AHP di PT NMI dan PT.HMMI

Implementasi kebijakan di PT NMI dan PT HMMI adalah dimulai dengan

memfokuskan prioritas utama pada pihak pengusaha sebagai aktor utama yang berperan

dalam aktivitas CSR berkelanjutan di PT NMI dan PT HMMI. Bentuknya adalah pihak

perusahaan perlu memberikan perhatian serius, baik dalam bentuk penyiapan bagian

atau departemen yang mengurus masalah CSR dengan orang-orang yang kompeten di

dalamnya, sampai kepada penyediaan anggaran untuk aktivitasnya. Kebijakan

perbaikan kinerja CSR dan kemajuan usaha secara simultan menjadi prioritas utama

hasil dari analisis sesuai pendapat para pakar dan stakeholders aktivitas CSR di PT.

Page 187: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

169

NMI dan PT. HMMI. Oleh karena itu, pihak pengusaha selain melakukan aktivitas CSR

harus memperhatikan kemajuan secara simultan. Kebijakan upaya perbaikan kinerja

CSR dengan tetap memperhatikan kemajuan usaha juga menjadi dasar dalam

melakukan upaya CSR untuk meningkatkan daya beli masyarakat desa Dangdeur,

sehingga sekalipun ada kenaikan harga-harga kebutuhan masyarakat di desa Dangdeur

tidak mengurangi daya beli masyarakat. Disamping itu, aktivitas penghijauan mulai

terlihat seiring dengan tetap memperhatikan kemajuan usaha. Aktivitas penghijauan

lebih kepada mempertahankan kondisi yang lebih baik dan khusus untuk lahan yang

memang sudah gundul di sekitar lokasi perusahaan.

Kehadiran pasar dan lembaga keuangan di desa Dangdeur sudah amat diharapkan

oleh masyarakat tersebut, maka perusahaan perlu memfasilitasi pembentukan pasar

untuk memudahkan masyarakat membeli kebutuhan pokok sehari-hari dan koperasi

simpan pinjam sebagai wadah masyarakat untuk meminjam uang untuk berbagai

keperluan. Tentu saja fasilitasi yang diberikan oleh perusahaan PT.NMI dan PT.HMMI

adalah disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dengan tetap memperhatikan

kemajuan usaha secara simultan.

4.4.5 Kebijakan umum CSR berkelanjutan dalam industri otomotif

Berdasarkan hasil analisis dari industri otomotif di bawah naungan

Indomobil Group tersebut baik PT. SIM maupun PT. NMI dan PT. HMMI dimana

masing-masing terdapat perbedaan karakteristik baik dari segi lokasi perusahaan

dan aktivitas CSR yang berbeda, dapat ditarik kesimpulan berikut :

1.Masing-masing perusahaan memiliki karakteristik tersendiri yang dapat berbeda

dengan perusahaan lainnya, sehingga mengakibatkan atribut-atribut CSR

berkelanjutannya menjadi berbeda-beda.

2.Dari hasil penelitian terdapat satu atribut dari keseluruhan atribut CSR

berkelanjutan dari masing-masing perusahaan yang mempunyai kesamaan, yaitu

peluang usaha. Dengan demikian faktor peluang usaha menjadi atribut yang

penting untuk menjadi prioritas utama untuk diperhatikan dalam industri otomotif.

Page 188: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

170

a. Penciptaan peluang usaha

Peluang usaha yang timbul akibat adanya industri otomotif adalah amat

besar. Ini sesuai dengan karakteristiknya dimana industri otomotif menurut

Williams (2010) memberikan kontribusi utama terhadap perekonomian

dibandingkan jenis industri lainnya diseluruh dunia. Upaya peningkatan

peluang usaha yang berdasarkan pada pemberdayaan masyarakat adalah

bentuk pemberdayaan ekonomi lokal yang berarti memampukan masyarakat

sekitar agar dapat mandiri secara ekonomi atau setidak-tidaknya memberikan

pacu agar terjadi perkembangan ekonomi di daerah tersebut. Pemacu tersebut

dapat menjadi multiplier effect yang akan melipatgandakan dampak berupa

nilai tambah bagi masyarakat (Nindita 2008). Pada dasarnya terdapat enam

modal yang tidak dimiliki oleh masyarakat miskin (Sachs (2005), diacu

dalam Nindita 2008) yaitu: modal manusia, modal usaha, infrastruktur, modal

alam, modal institusi publik dan modal pengetahuan. Dalam aspek

pembangunan ekonomi lokal yang terpenting adalah modal manusia (human

capital), modal usaha (business capital) dan modal pengetahuan (knowledge

capital). Peningkatan peluang usaha oleh industri otomotif bagi masyarakat

sekitar dapat dilakukan melalui peningkatan modal manusia melalui

peningkatan keterampilan melalui psosialhan-psosialhan untuk dapat menjadi

produktif secara ekonomi, pemberian beasiswa, menjadi orang tua asuh bagi

pelajar kurang mampu dilingkungan masyarakat sekitar, dan sebagainya.

Peningkatan peluang usaha dalam bentuk modal usaha dapat diberikan dalam

bentuk pemberian bantuan mesin dan peralatan, sarana-sarana produksi dan

jasa termasuk akses pasar, sedangkan peningkatan modal pengetahuan

diberikan dalam bentuk psosialhan teknis untuk meningkatkan produktifitas

sesuai usaha yang digeluti atau akan digeluti masyarakat sehingga keluaran

yang dihasilkan baik dalam bentuk produk dan jasa dapat memenuhi standar

yang ditetapkan dan dibutuhkan oleh pasar, termasuk perusahaan.

Page 189: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

171

Menurut Nindita (2008) berbagai aktivitas CSR perusahaan yang

berdampak pada peningkatan pemberdayaan ekonomi lokal termasuk

peningkatan peluang usaha masyarakat sekitar adalah :

1. Fasilities sitting and management adalah akibat keberadaan perusahaan

di suatu wilayah akan menyebabkan bermunculannya aktivitas-aktivitas

bisnis di sekitar lokasi perusahaan seperti warung-warung, penginapan,

kesempatan untuk menjadi pemasok bagi aktivitas perusahaan.

2. Employment, yaitu kesempatan terjadinya kontrak pembelian bahan baku

atau jasa baik yang sifatnya bahan baku seperti komponen dan jasa

produksi seperti pengerahan tenaga kerja maupun yang sifatnya

pendukung seperti kontrak katering, jasa angkutan karyawan dan

sebagainya dengan pemasok lokal.

3. Product and service development, use and delivery, melalui kebijakan

penetapan harga (pricing) dan penjualan (marketing), perusahaan dapat

mengelola permintaan atas produk dan jasa yang dijual. Saluran

distribusi yang dipergunakan dapat menciptakan dampak ekonomi secara

tidak langsung dengan memberdayakan masyarakat sekitar perusahaan.

4. Sourcing and Procurement, kegiatan perolehan dan pembelian

sumberdaya melalui pemasok lokal dapat memberikan manfaat secara

tidak langsung kepada masyarakat.

5. Financial Investment and Fiscal Contribution, investasi keuangan

perusahaan dapat dilakukan dalam bentuk modal yang ditanam untuk

pengembangan komunitas dan organisasi venture capital, atau untuk

membantu pembentukan koperasi. Kontribusi fiskal berupa pajak atau

subsidi yang dibayarkan kepada pemerintah oleh perusahaan akan dapat

memberikan sumbangan kepada pengembangan ekonomi masyarakat

sekitar

6. Philanthropy and Community Investment, berbagai aktivitas corporate

giving yang berdampak kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat

dan penciptaan peluang usaha.

Page 190: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

172

b. Perbaikan kinerja CSR dan kemajuan usaha secara simultan

Upaya perbaikan kinerja CSR yang dilakukan adalah dengan

senantiasa memperhatikan kinerja usaha, karena akan sulit bagi perusahaan

untuk beraktivitas, termasuk aktivitas CSR tanpa memperhatikan kemajuan

usaha. Aktivitas CSR yang dilakukan dapat mengikuti competitive context-

focused philanthrophy atau CSR fokus kepada keunggulan kompetitif (Porter

and Kramer, diacu dalam Nindita, 2008) berikut :

1. Factor condition, yaitu aktivitas CSR yang dapat meningkatkan kualitas

input yang akan digunakan. Yaitu dengan melakukan aktivitas penyiapan

sumber daya manusia melalui kegiatan pemberian pelatihan teknis seperti

perbengkelan otomotif bagi masyarakat sekitar termasuk pelatihan

kewirausahaan dan bantuan permodalan, dimana aktivitas perbengkelan

otomotif justru menjadi sarana pendukung after sales service perusahaan.

Kegiatan yang berhubungan dengan penciptaan dan peningkatan peluang

usaha baik pemasaran mobil maupun usaha-usaha yang mendukung

pemasaran baik yang in-line pelatihan kewirausahaan maupun out-line

dengan usaha pokok seperti pelatihan tenaga koperasi katering karyawan

perusahaan merupakan bagian dari aktivitas ini. Kegiatan peningkatan

kualitas infrastruktur seperti pembersihan lingkungan seperti kali disekitar

perusahaan, penanaman pohon dengan melibatkan masyarakat dan

kontraktor lokal dapat menciptakan peluang usaha bagi masyarakat

sekitar. Dampak dari kegiatan ini selain lingkungan yang bersih, nyaman

dan meningkatkan kualitas kesehatan termasuk karyawan yang bermukim

di sekitar lokasi perusahaan, juga menguntungkan perusahaan menjadi

bebas banjir dan reputasi perusahaan meningkat.

2. Context for strategy and rivalry, aktivitas CSR berupa partisipasi secara

sukarela dalam kesepakatan-kesepakatan maupun gerakan-gerakan yang

mengarahkan pada iklim usaha yang lebih baik. Aktivitas ini dapat

diwujudkan dalam bentuk kerjasama antar perusahaan yang berada di

Page 191: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

173

wilayah operasi perusahaan untuk membantu masyarakat menciptakan dan

meningkatkan peluang usaha bagi masyarakat sekitar, menciptakan

keterbukaan bagi pemasok lokal (local suppliers) untuk berkompetisi.

Aktivitas ini akan menguntungkan perusahaan dari segi biaya transport,

persediaan dan reputasi perusahaan.

3. Demand condition, adalah aktivitas CSR yang berfokus kepada konteks

aspek demand (kebutuhan) bertujuan untuk memperbesar cakupan pasar

produk yang dijual; mendapat masukan atas kelayakan standar produk;

dan kecerdasan dari konsumen lokal. Dengan meningkatkan kecerdasan

konsumen, maka perusahaan akan memperoleh masukan yang berguna

untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan memaksa perusahaan untuk

melakukan inovasi perbaikan dan pengembangan produk. Aktivitas CSR

jenis ini adalah bagaimana peluang usaha dapat tercipta bagi masyarakat

sekitar yang juga adalah konsumen namun justru memberikan umpan

balik bagi perusahaan untuk perbaikan produk maupun pelayanan seperti

misalnya pemberikan pelatihan bagi pengemudi angkutan kota cara

mengemudi yang baik, cara merawat kendaran, dan juga manajemen

pengelolaan angutan kota dan diikuti berbagi pengalaman driving

experience yang dapat menjadi masukan bagi perusahaan untuk

pengembangan produk dan pelayanan.

4. Related and supporting industries, produktifitas perusahaan sangat

tergantung dengan adanya industri pendukung yang baik. Meski

perusahaan dapat saja melakukan outsourcing, akan tetapi dengan adanya

industri pendukung di lokasi tempat perusahaan beroperasi akan sangat

menghemat biaya transport dan persediaan dan tentu saja menciptakan

peluang usaha. Perusahan dapat mendukung pengembangan dari klaster

dan industri yang berhubungan dengan usahanya.

Keempat jenis aktivitas dalam konteks competitive context-focused

philanthrophy atau CSR berfokus pada keunggulan kompetitif menjadi

Page 192: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

174

dasar dalam melakukan aktivitas CSR dengan tetap memperhatikan

kinerja usaha, bahkan mendukung kinerja usaha.

Page 193: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

175

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Atribut-atribut dalam CSR berkelanjutan dalam industri otomotif yang merupakan

faktor pengungkit adalah sebagai berikut.

a. Terdapat 9 faktor atribut pada PT. SIM terkait dengan dimensi ekonomi, yang

merupakan faktor pengungkit adalah (1) kecenderungan konsumtif, (2) peluang

kerja diperusahaan, dan (3) perluang usaha. Untuk dimensi sosial yaitu (1)

kerenggangan sosial, (2) disintegrasi sosial, dan (3) erosi nilai-nilai sosial. Untuk

dimensi lingkungan adalah (1) emisi gas buang mobil baru yang diproduksi, (2)

rehabilitasi lingkungan, dan (3) konservasi lingkungan. Berdasarkan hasil analisis

prospektif diperoleh 2 (dua) faktor kunci meliputi peluang kerja di perusahaan dan

disintegrasi sosial

b. Pada PT. NMI/HMMI atribut yang berperan dalam CSR berkelanjutan dalam

dimensi lingkungan meliputi (1) aktivitas penghijauan, (2) estetika lingkungan,

dan (3) konservasi lingkungan. Ditinjau dari dimensi ekonomi faktor pengungkit

yang diperoleh meliputi (1) peluang usaha, (2) peningkatan harga, (3) peningkatan

jumlah lembaga keuangan dan ekonomi. Ditinjau dari dimensi sosial hasil yang

didapat meliputi (1) kondisi keamanan (2) peningkatan kerekatan sosial, dan (3)

disintegrasi sosial. Berdasarkan hasil analisis prospektif diperoleh 3 (tiga) faktor

kunci meliputi: (1) peningkatan harga kebutuhan pokok masyarakat, (2) aktivitas

penghijauan, dan (3) peningkatan jumlah lembaga ekonomi dan keuangan.

2. Dilihat dari atribut yang paling berperan dalam CSR berkelanjutan dalam industri

otomotif pada dua perusahaan, baik PT. SIM maupun PT. NMI dan PT. HMMI

adalah faktor peluang usaha yang tercipta sebagai akibat dari kehadiran perusahaan.

Upaya penciptaan peluang usaha dilakukan dengan memberdayakan masyarakat

sekitar. Sesuai dengan indeks keberlanjutan di dua lokasi perusahaan, aktivitas CSR

yang dilakukan sama-sama belum berkelanjutan pada dimensi sosial. Adapun

implementasinya adalah sebagai berikut.

a. Ditinjau dari komitmen Indomobil Group adalah bagaimana misi dan visi itu

mencerminkan kesungguhan perusahaan menjadi good corporate citizenship

Page 194: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

176

yang berdampak positif bagi masyarakat dan mengurangi dampak negatif akibat

keberadaan perusahaan. Dari visi dan misi, Indomobil Group telah

menunjukkan komitmen perusahaan untuk memberikan nilai terbaik bagi

seluruh pihak terkait yang berkepentingan dengan memperhatikan kepentingan

masyarakat, sesuai dengan misi perusahaan.

b. Kondisi sosial masyarakat yang berbeda di dua wilayah penelitian menjadikan

penciptaan peluang usaha berbeda dalam implementasi untuk masing-masing

daerah sesuai karakteristiknya. Sehingga dapat berbeda dalam upaya

peningkatan modal manusia (human capital), modal usaha (business capital)

dan modal pengetahuan (knowledge capital) bagi masyarakat sekitar yang

merupakan aspek pembangunan ekonomi lokal terpenting.

c. Aktivitas CSR yang dilakukan perusahaan yang berpengaruh pada peningkatan

ekonomi masyarakat sekitar melalui peningkatan peluang usaha dapat dilakukan

dengan memperhatikan pengaruh positif akibat keberadaan perusahaan bagi

terciptanya peluang usaha bagi masyarakat sekitar (Fasilities sitting and

management), pembukaan lapangan kerja yang yang menciptakan peluang usaha

secara tidak langsung (Employment), melalui kebijakan penetapan harga

(pricing) dan penjualan (marketing) perusahaan dapat mengelola permintaan

atas produk yang dijual dan saluran distribusi yang digunakan dapat

menngakibatkan dampak ekonomi secara tidak langsung (Product and service

development, use and delivery), aktivitas pengadaan dan pembelian sumberdaya

kepada pemasok lokal (Sourcing and Procurement), investasi perusahaan dalam

lembaga atau organisasi kemasyarakatan maupun kontribusi fiskal berupa pajak

atau subsidi yang secara tidak langsung memberikan sumbangan kepada

pengembangan perekonomian (Financial Investment and Fiscal Contribution),

dan berbagai pemberian oleh perusahaan yang dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan penciptaan lapangan kerja (Philanthropy and

Community Investment). Namun untuk implementasinya perlu penelitian lebih

lanjut.

Page 195: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

177

3. Model kebijakan CSR berkelanjutan berdasarkan pilihan stakeholders dan pakar

adalah perbaikan kinerja CSR dan kemajuan usaha secara simultan. Strategi yang

dilakukan adalah melakukan perbaikan kinerja CSR namun dengan tetap

memperhitungkan pertumbuhan usaha. Artinya sama-sama meningkat. Dalam

jangka panjang kondisi yang demikian dapat menjamin keberlanjutan aktivitias

CSR dan pengembangan usaha. Kebijakan CSR ini berfokus pada peningkatan

peluang usaha yang sesuai dengan karakteristik lokasi industri otomotif, baik untuk

industri yang berada di kawasan industri maupun di tengah-tengah masyarakat

dengan kondisi sosial masyarakat masing-masing dengan melakukan aktivitas CSR

yang berfokus kepada keunggulan kompetitif (competitive advantage) masing-

masing lokasi perusahaan. Dimana dalam pelaksanaannya perlu penelitian lebih

lanjut mengenai jenis kegiatan yang sesuai.

Saran

1. Agar perusahaan memperhatikan unsur corporate citizenship sebagai bagian dari

kebijakan CSR dari industri otomotif terhadap masyarakat, terutama masyarakat

sekitar perusahaan yang meliputi :

a. Industri otomotif perlu melakukan aktivitas CSR dengan mengupayakan

penciptaan peluang usaha bagi masyarakat sekitar perusahaan agar diperoleh

peningkatan kinerja CSR berkelanjutan bagi industri otomotif dengan

memperhatikan peningkatan kepada modal manusia, modal usaha dan modal

pengetahuan.

b. Perhatian kepada aspek sosial berupa aktivitas CSR yang sifatnya

memberdayakan masyarakat sekitar untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dilakukan dengan menerapkan aktivitas CSR yang memiliki

keunggulan kompetitif bagi perusahaan.

c. Perlu disesuaikan antara misi sosial perusahaan dengan kondisi pertumbuhan

usaha agar terdapat sinkronisasi sehingga diperoleh manfaat yang maksimal untuk

keduanya.

d. Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan data time series agar dapat

diperoleh gambaran hasil penelitian yang lebih jelas. Dengan adanya data time

Page 196: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

178

series dinamika dari masyarakat didaerah penelitian lebih tergambar dengan jelas,

dengan segala permasalahan yang dihadapinya, termasuk aktivitas CSR

perusahaan yang telah dilakukan pada kurun waktu tertentu yang cukup lama.

2. Perlu penelitian yang lebih ekstensif kepada permasalahan yang terjadi di masyarakat

yang saat ini lebih fundamental sebagai akibat dari kehadiran industri otomotif

maupun produk otomotif itu sendiri dengan mempertimbangkan pendapat berbagai

stakeholders terkait sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih komprehensif, dan

lebih luas. Permasalahan yang dihadapi industri otomotif lebih luas dari permasalahan

yang timbul dalam hubungannya dengan masyarakat sekitar. Disamping industri

otomotif yang memang jelas telah menyumbang kepada pertumbuhan ekonomi,

industri otomotif juga telah menimbulkan eksternalitas berupa kontribusi kepada

kemacetan yang saat ini ditimbulkan oleh kehadiran otomotif terutama di kota Jakarta

yang semakin banyak, yang telah menimbulkan berbagai problem diantaranya polusi,

pemborosan energi, bahkan dampak sosial seperti kriminalitas yang terjadi dijalan

raya yang memanfaatkan kemacetan lalu lintas. Untuk itu perlu penelitian lebih lanjut

upaya CSR dalam mengatasi problem yang terjadi di masyarakat terutama kota Jakarta

baik dalam bentuk CSR yang langsung mengupayakan perbaikan terhadap kondisi

yang sedang dihadapi masyarakat, maupun CSR berupa dukungan kepada lembaga-

lembaga riset untuk mencari solusi penyelesaian yang terbaik atas masalah sosial yang

dihadapi tersebut.

3. Perusahaan perlu membuat laporan kinerja CSR perusahaan sebagai laporan dari

pelaksanaan CSR yang diwajibkan sesuai UU PT namun sifatnya social report.

Upaya pembuatan laporan kinerja CSR penting dilakukan agar masyarakat lebih

mengenal perusahaan dan apa saja yang telah dilakukan untuk mendukung kepada

upaya pembangunan berkelanjutan. Upaya perusahaan dalam turut menciptakan

kesejahteraan masyarakat sekitar agar dapat diketahui oleh masyarakat luas sehingga

dapat meningkatkan nilai perusahaan dimata masyarakat.

Page 197: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

179

DAFTAR PUSTAKA

Achda T, editor. 2007. Pengelolaan Hubungan Antar Pemangku Kepentingan di Kawasan

Delta Mahakam Kamimantan Timur, Sebuah Laporan Kajian. BP. MIGAS, Total

E & P dan Pusat Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Universitas Nasional. Jakarta

Achwan R. 2006. Corporate Social Responsibility: Pertikaian Paradigma Kearah

Perkembangan. Jurnal Galang 1(2): 83-92.

Ambadar J. 2008. CSR Dalam Praktik di Indonesia. Elex Media Computindo.

Jakarta

Amri M dan Sarosa W. 2008. CSR untuk Penguatan Kohesi Sosial. Indonesia Business

Link, Jakarta.

APCSRI Asosiasi Profesi CSR Indonesia. 2009. Visi, Misi, Tujuan dan Program Kerja

Assosiasi Profesi CSR Indonesia, http://apcsri.blogspot.com. Diunduh: 4 Januari

2010.

Astra International PT. Tbk. 2002. Green Company. PT.Astra International Tbk. Jakarta

Ayres RU and Ayres LW. 2001. A Handbook of Industrial Ecology. Edward Elgar

Publishing Limited. Cheltenham UK Northampton MA

BSN Badan Standarisasi Nasional. 2008. Gaikindo Minta Klasifikasi Kendaraan Sesuai

Dengan SNI tahun 2002, www.bsn.or.id. Diunduh: 15 Desember 2008.

BPPT Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi. 2004. Penyusunan Rencana

Pengembangan Kawasan Industri. BPPT Press, Jakarta

[BPLHD] Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Bekasi. 2010.

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Bekasi, 2009

Boulouta I and Pitelis CN. 2011. Corporate Social Responsibility and Sustainable

Competitiveness: Linking The Micro, Macro and Institutional Environments,

UniversityofCambridge,UK

http://itemsweb.esade.es/wi/invierte/AbstractsEABIS/Boulotta_Pitelis.doc.

Diunduh 17 Januari 2011.

Bourgeois R and Jesus F. 2004. Participatory Prospective Analysis, Exploring and

Antipating Challenge With Stakeholders. UNESCAP-CAPSA. Bogor.

Page 198: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

180

Bredgraard T. 2003. Corporate Social Responsibility Between Public Policy And

Enterprise Policy. Aalborg university http://www.samf.aau.dk/. Diunduh: 30

Nopember 2010

Brew P. 2007. bahan presentasi 2nd

International Conference on CSR: Manfaat CSR bagi

Bisnis dan Masyarakat. Jakarta. Http://vibiznews.com. Diunduh: 24 Agustus 2007

Bronchain P. 2008. Toward a Sustainable Corporate Social Responsibility, European

Fondation For The Improvement of Living and Working Condiditon,

http://www.mtas.es/Empleo/economia-

soc/RespoSocEmpresas/Towardsasustainablecorporatesocialresponsibility.pdf.

Diunduh: 28 Maret 2008

Budiharsono S, Suaedi, Asbar. 2006. Sistem Perencanaan Pembangunan Perikanan dan

Kelautan. Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal

Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta

Budimanta A dan Rudito B. 2008. Metode dan Teknik Pengelolaan Community

Development. Indonesia Center For Sustainable Development (ICSD). Jakarta

Caroll AB. 2000. A Three-Dimensional Conceptual Model of Corporate Performance,

Academy of Management, The Academy of Management Review, Vol.4.No.4,

497-505. Toronto Canada

Clarkson MBE. 1995. A Stakeholders Framework For Analyzing And Evaluating

Corporate Social Performance, Academy of Management Riview. 1995 Vol. 20.

No. 1. 92 – 117. Toronto, Canada.

Crane A, McWilliam A, Matten D, Moon J, and Siegel DS. 2008. The Oxford Handbook

of Corporate Social responsibility. Oxford University Press. USA

Danim S. 2005. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan. Bumi Aksara. Jakarta

Dawkins J and Lewis S. 2003. CSR in Stakeholder Expectations: and Their Implication

for company Strategy, Jurnal of business ethics: May 2003, 44, 2/3:

ABI/INFORM global, p 185.

Deloitte and Touche. 2008. Automotive Manufacturer Seek Revenue Growth in

Emerging Markets,

www.deloitte.com/dtt/article/0,1002,cid%253D157468,00.html. Diunduh: 16

September 2008.

Depsos Departemen Sosial Ditjen Pemberdayaan Sosial. 2005. Acuan Klasifikasi

Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha. Jakarta

Page 199: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

181

Desa Dangdeur. 2010. Data Umum Desa Dangdeur 2009. Purwakarta.

Djajadiningrat TS, Famiola M. 2004. Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan.

Rekayasa Sains. Bandung.

Dunn WN. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Gajah mada University Press.

Yogyakarta

Echols JM and Sadily H. 2002. Kamus Inggris-Indonesia. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Fauzi A dan Anna S. 2005. Pemodelan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Untuk

Analisis Kebijakan. Gramedia. Jakarta.

Fajar M. 2010. Penerapan Tanggung Jawab Sosial di Indonesia. Pustaka Pelajar.

Jogjakarta

Fendri. 2008. Strategi Program Pemberdayaan Masyarakat dan Implikasinya Terhadap

Kebijakan Pemerintah (studi kasus Program Pemberdayaan Masyarakat PT. RAPP,

CECOM dan Pemerintah Kota Pekanbaru). Thesis. Institut Pertanian Bogor.

Friedman M. 1970. The Social Responsibility Of Business is to Increase its Profit,

http://www.colorado.edu/studentgroups/libertarians/issues/friedman-soc-resp-

business.html. Diunduh: 11 Nopember 2010.

Fukukawa K. 2010. Corporate Social Responsibility in Asia: www.munich-business-

school.de/intercultural/index.php?title=Coprorate_Social_Resopnsibility:Concept

and Current Overview in Automotive Industry. Diunduh 5 Maret 2010.

[GAIKINDO] Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, Laporan Data Bulan

Nopember periode 2008

Ginting P. 2008. Sistem Pengelolaan Lingkungan Dan Limbah Industri. Yrama Widya.

Bandung.

Godet M. 1999. Scenarios and Strategies, a Toolbox for Scenario Planning. Libraries des

Arts et Matiers. Paris France

Green For All. 2010. The Green Business Plan Guide, http://www.community-

wealth.org/_pdfs/news/recent-articles/07-10/report-warren-dubb.pdf. Diunduh 4

Desember 2010.

Page 200: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

182

[GRI] Global Reporting Initiative. 2008. Sustainable Reporting Guidelines, GRI.2002

www.GRI.com. Diunduh: 3 Agustus 2009.

[GRI] Global Reporting Initiative. 2008. GRI Automotive Sector Supplement, pilot

version 1.0, GRI 2004 www.GRI.com. Diunduh: 3 Agustus 2009.

Hanum Z. 2008. Industri Otomotif Hadapi Tiga Masalah Utama,

http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=MTU2MTY=M. Diunduh: 30

Agustus 2008.

Harjono T. 2008. Transportasi Umum vs Global Waming, Makalah.

www.bappeda.jogjakarta.go.id. Diunduh: 16 September 2008.

Hawkins DI, Best RJ and Coney KA. 2008. Consumer Behavior. Mc Graw Hill. 2001

Hay BL, Stavins RN, Vietor RHK. 2005. Environmental Protection and The Social

Responsibility of Firms, Perspectives from Law, Economics, and Business.

Resources for the Futura. Washington, DC.

[HMMI, PT] Hino Motor Manufacturing Indonesia PT. 2008. Upaya Pemantauan

Lingkungan/Upaya Kelola Lingkungan tahun 2008.

Ife J and Tesoriero F. 2008 Community Development. Pustaka Pelajar. Jogjakarta

Indomobil Group. 2008. Company Profile Indomobil Group, Jakarta

[ISO] International Standard Organization 26000. 2007. Guide on Social Responsibility.

Julijanti N. 2008. Persepsi Masyarakat Terhadap Program-Program Corporate Social

Responsibility PT. Aqua Golden Mississippi, (studi kasus di Desa Babakanpari,

Kecamatan Dahu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat). Thesis. Institut

Pertanian Bogor.

[PEMKAB] Pemerintah Kabupaten Bekasi, 2009. Status Lingkungan Hidup Daerah

paten Bekasi, Bekasi: Pemkab Bekasi

Kavanagh P. 2001. Rapid appraisal of Fisheries (RAPFISH) Project: RAPFISH Software

Description (For Microsoft Excel). Fisheries Centre. University of British

Columbia.

Kecamatan Bungursari. 2009. Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Kecamatan

Bungursari 2009. Purwakarta

Page 201: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

183

Kelurahan Jatimulya. 2010. Data monografi 2009. Bekasi

Kelurahan Jatimulya. 2009. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Kelurahan

Jatimulya tahun 2009. Bekasi

[Kemeneg LH] Kementerian Negara Lingkungan Hidup-Deputi Bidang Tata

Lingkungan. 2007. Panduan Penyusunan dan Pemeriksaan Dokumen

UPL/UKLIndustri Elektroplating. Jakarta

[Kemeneg LH] Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2006. PROPER Sebagai

Instrumen Pengukuran Penerapan CSR Oleh Perusahaan

[Kemeneg LH] Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Peraturan N0.4/2009 tentang

Ambang Batas Emisi Gas Buang.

Kennedy JE. 2009. Era Bisnis Ramah Lingkungan. PT. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta.

Keraf S. 1998. Etika Bisnis, Tuntutan dan Relevansinya. Kanisius. Yogyakarta.

Kurniaty D. 2008. Penerapan Etika Bisnis Melalui Prinsip-Prinsip Good Corporate

Governance, Jurnal Universitas Paramadina vol. 5 No. 3, desember 2008: 221-

231.

Kotler P and Lee N. 2005. Corporate Social Responsibility, Doing The Most Good For

Your Company and Your Cause. John Wiley & Sons, Inc. New Jersey

Lampesis P. Jr. 2005. Corporate Social Responsibility. USAID http://www.usaid.

Diunduh: 14 April 2008.

Leimona B dan Fauzi A. 2008. CSR dan Pelestarian Lingkungan Mengelola Dampak:

Positif dan Negatif. Indonesia Business Link. Jakarta.

Lesmana T. 2008. Menuju CSR berkelanjutan, http://goodcsr,wordpress.com. Diunduh:

24 Juli 2008.

Li C. 2008. What Are Emerging Markets? Makalah The University Of Iowa Center for

International Finance and Development,

http://www.uiowa.edu/ifdebook/faq/faq_does/emerging_markets.shtml. Diunduh:

15 September 2008.

Lindgren D. 2006. Developing a CSR Model for Indonesian Business

http://www.blognyanez.blogspot.com. Diunduh: 13 Maret 2008.

Marimin. 2004. Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Grasindo. Jakarta

Page 202: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

184

Mazurkiewicz P. 2008. Corporate Environmental Responsibility : is a Common CSR

Framework Possible,

http://siteresources.worldbank.org/EXTDEVCOMSUSDEVT/Resources/csrframe

work.pdf . Diunduh: 30 Agustus 2008.

Hanum Z. 2008. Industri Otomotif Hadapi Tiga Masalah Utama,

http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=MTU2MTY=M. Diunduh: 30

Agustus 2008.

Michael B. 2010. Corporate Social Responsibility, An Overview and Critique, Oxford

University.

http://works.bepress.com/cgi/viewcontent.cgi?article=1020&context=bryane_mic

hael. Diunduh: 9 Desember 2010.

Munasinghe M. 1993, Environmental Economics and Sustainable Development, World

Bank Environment Paper Number 3. The World Bank, Washington, D.C

Nawawi I. 2009. Public Policy, Analisis Advokasi Teori dan Praktek, Penerbit Putra

Media Nusantara. Surabaya. 2009.

Nindita RM. 2008. CSR untuk Pemberdayaan Ekonomi Lokal. Indonesia Business Link.

Jakarta

[NMI.PT] Nissan Motor Indonesia. PT. 2008. Upaya Pemantauan Lingkungan/Upaya

Kelola Lingkungan.

Nursahid F. 2006. Praktik Kedermawanan Sosial BUMN, Analisis terhadap Model

Kedermawanan PT.Krakatau Steel, PT. Pertamina, dan PT Telekomunikasi

dalam Jurnal Filantropi dan masyarakat madani Galang, volume 1, No.2 Januari

2006

Olson EG. 2010. Better Green Business, Handbook for Environmentally Responsible

and Profitable Business Practice, Published by Pearson Education, Inc. As

Wharton School Publishing, Upper Saddle River, New Jersey 07458.

[PEMKAB] Pemerintah Kabupaten Bekasi, 2009. Status Lingkungan Hidup Daerah

paten Bekasi. Bekasi

[PEMKAB] Pemerintah Kelurahan Jatimulya. 2009. Data Monografi Kelurahan

Jatimulya tahun 2009. Bekasi

Desa Dangdeur. 2010. Data Umum Desa Dangdeur 2009. Purwakarta.

Page 203: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

185

Kecamatan Bungursari. 2009. Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Kecamatan

Bungursari 2009. Purwakarta

Permana K. 2008. CSR Indocement, majalah Bisnis & CSR edisi Januari 2008. Latofi

Enterprise. Jakarta

Podnar K and Golob U. 2007. CSR expectation: the focus of corporate marketing.

Emerald Corporate Communication. An International Jurnal, vol 12 no.4

Powell EPT. 1998. Sampling. Coperative Extention University of Wisconsin. USA

Pratomo EP. 2008. Eksekutif Kaya Talenta yang Bersahaja, artikel dalam Majalah Bisnis

dan CSR vol.1 no.6 edisi September-Oktober 2008. La Tofi Enterprise. Jakarta

Rakhmat J. 2000. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung

Rangkuti F. 2002. Measuring Customer Satisfaction. Gramedia. Jakarta

Rasmussen LL. 2010. Komunitas Bumi: Etika Bumi. BPK Gunung Mulia. Jakarta.

Redman E. 2005. Three Models of Corporate Social Responsibility: Implications for

Public Policy, http://rooseveltinstitution.org/news-files/review/redman.pdf.

Diunduh: 27 Agustus 2007.

Rochman A. 2006. Corporate Social Responsibility : Pertikaian Paradigma dan Arah

Perkembangan. Jurnal Galang vol 1 no.2 Januari 2006

Rudito B, Budimanta A, Prasetijo A. 2004. Corporate Social Responsibility, Jawaban

Bagi Model Pembangunan Indonesia Masa Kini. ICSD. Jakarta.

Rudito B dan Famiola M. 2007. Etika Bisnis, dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di

Indonesia. Rekayasa Sains. Bandung.

Saaty TL. 1993. Pengambilan Keputusan bagi Para Pemimpin: Proses Hirarki Analitik

untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks (terjemahan).

Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta

Sacconi L. 2006. Corporate Social Responsibility (CSR) as a Model of “Extended”

Corporate Governance. An Explanation Based on The Economic Theories of

Social Contract, Reputation and Reciprocal Conformism.

http://harvardbusinessonline.hbsp.harvard.edu/email/pdfs/Porter_Dec_2006.pdf.

Diunduh 2 Agustus 2008.

Page 204: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

186

Sanchez AV. 2008. Corporate Social Responsibility and Its Measurement : a Proposal of

a Balance Scorecard.

http://ww2.unime.it/fac_economia/docenti_fac/rupo/vargas/csr_course.pdf).

Diunduh: 22 April 2008.

Saribanon N. 2007. Perencanaan Sosial Partisipatif Dalam Pengelolaan Sampah

Permukiman Berbasis Masyarakat (Kasus di Kotamadya Jakarta Timur).

Disertasi. Institut Pertanian Bogor

Saidi Z dan Abidin H. 2003. Sumbangan Sosial Perusahaan. Piramedia. Jakarta

Sarwono WS. 1995. Psikologi Lingkungan, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta

Senanayake R. 1991. Sustainable Agriculture: Definition and Parameters for

Measurement. Journal of Sustainable Agriculture 1 Chapter 4

Sindhuwinata G. 2008. Pangkas Subsidi BBM dengan Membenahi Infrastruktur, majalah

Bisnis dan CSR vol.1 no.6 edisi September-Oktober 2008. La Tofi Enterprise.

Jakarta

Solihin I. 2009. Corporate Social Responsibility from charity to sustainability. Salemba

Empat. Jakarta

Sugiyono dan Wibowo E. 2001. Statistika Penelitian. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Suharto E. 2010. Modal sosial dan kebijakan publik.

http://www.policy.hu/suharto/Naskah%20PDF/MODAL_SOSIAL_DAN

KEBIJAKAN_SOSIA.pdf. Diunduh: 6 Des 2010.

Sumaryo. 2009. Implementasi tanggungjawab Sosial Perusahaan (Corporate Social

Responsibility) Dalam Pemberdayaan Dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

(kasus di Provinsi Lampung), Disertasi, Institut Pertanian Bogor.

Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-236/MBU/2003 tentang Program

Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina

Lingkungan (PKBL)

Susanto AB. 2007. Corporate Social Responsibility, a Strategic Management Approach.

Penerbit The Jakarta Consulting Group. Jakarta.

[SIM. PT] Suzuki Indomobil Motor, PT. 2008. Upaya Pemantauan Lingkungan/Upaya

Kelola Lingkungan.

Page 205: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

187

[SIM. PT] Suzuki Indomobil Motor, PT. 2009, Laporan Produksi Mobil tahun 2000 -

2009.

Talaei G and Nejati M. 2008. Corporate Sosial Reponsibility in Auto Industry: An

Iranian Perpective, http://lexetscientia.univnt.ro/ufiles/10.%20Iran.pdf. Diunduh:

11 Juli 2008.

Tanomoto K and Suzuki K. 2008. Corporate Social Responsibility in Japan: Analyzing

the participating companies in Global Reporting Initiative,

http://swopec.hhs.se/eijswp/papers/eijswp0208.pdf. Diunduh: 12 June, 2008.

TNS Indonesia. 2006. TNS Reports: Automotive Companies Rated Highly for Corporate

Social Responsibility in Eemerging Markets, http://ameinfo.com. Diunduh: 24

Agustus, 2008.

The Chartered Quality Institute, 2008. Artikel: Quality World, http://thecqi.org/quality

world/c4-1-96.shtml. Diunduh: 5 September 2008.

Tunggal AW. 2007. Corporate Social Responsibility (CSR), konsep & kasus.

Havarindo. Jakarta

UNEP United Nation Environment Programme.2002. Industry as a Partner for

Sustainable Development, Automotive,

http://www.ineptie.org/Outreach/wssd/docs/sectors/final/automotive.pdf.

Diunduh: 24 Agustus 2007.

US EPA United States Environmental Protection Agency. 2008. Greenhouse Gas

Emmisions, http://www.epa.gov/climatechange/emmisions/index.html. Diunduh:

16 September 2008.

Usman S. 2006. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, Pustaka Pelajar.

Yogyakarta.

Vasconcellos EA. 2001. Urban Transport, Environment and Equity The Case for

Developing Country. Earthscan.

Venugopal R. 2008. Understanding CSR: A Typology of Approaches And Some

Evidence From The Indian Automobile industry, Gerpisa International

Colloquium,

http://www.gerpisa.univ.fr/rencontre/16.rencontre/GERPISAJune2008/Colloquiu

m/Papers/P_Venugopal.pdf. Diunduh : 03 Mei 2010.

Page 206: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

188

Wikipedia. Car Classification, http://en.wikipedia.org/wiki/Car Classification. Diunduh :

16 Pebruari 2009.

Wikipedia. European Emmision Standard,

http://en.wikipedia.org/wiki/European_emission_standards. Diunduh : 16 Februari

2009.

Wikipedia. Expectation, http://en.wikipedia.org/wiki/Expectation. Diunduh : 4 September

2008

Page 207: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

Daftar Hasil Uji Emisi gas buang mobil produksi Indomobil Group

Jenis/ Brand

Katagori

Model/type

Trans

misi

Kinerja emisi

BML

Men LH

Kep MenLH

No.141/2003

Sumber Data

Keputusan Direktur

Jenderal

Perhubungan Darat RI

Sedan/ Suzuki cc ≤ 1.500

(G/D)

Neo Baleno MT CO = 0 %

HC = 1 ppm

CO=0,4 gr/km

HC+NOx=0,09gr/km

CO = 4,5 %

HC = 1.200 ppm

CO=2,2 gr/km

HC+NOx=0,50gr/km

SK.4133/AJ.402/DRJD/2007

Tanggal 19 Nopember 2007

Sedan/ Suzuki Sda Neo Baleno AT CO = 0,03 %

HC = 2 ppm

CO=0,39 gr/km

HC+NOx=0,07gr/km

CO = 4,5 %

HC = 1.200 ppm

CO=2,2 gr/km

HC+NOx=0,50gr/km

SK.4132/AJ.402/DRJD/2007

Tanggal 19 Nopember 2007

4x2/Nissan cc ≤ 1.500

(D/G)

Livina 1.5 SV

MT

MT CO = - %

HC = - ppm

CO=0,31 gr/km

HC+NOx=0,10gr/km

CO2 = 161,59 g/km

CO = 4,5 %

HC = 1.20 ppm

CO=2,20 gr/km

HC+NOx=0,50gr/km

SK.4037/AJ/402/DRJD/2007

Tanggal 6 Nopember 2007

4x2/Nissan Sda Livina 1.5 AT AT CO = - %

HC = - ppm

CO=1,56 gr/km

HC+NOx=0,04

gr/km

CO = 4,5 %

HC = 1.20 ppm

CO=2,20 gr/km

HC+NOx=0,50gr/km

SK.4050/AJ/402/DRJD/2007

Tanggal 7 Nopember 2007

4x2/Suzuki Sda Carry SL410

MB Euro2

(4x2) M/T

MT CO=0,45g/kWh

HC=0,18 g/kWh

NOx=6,11 g/kWh

PM=0,065 g/kWh

CO=4,0g/kWh

HC=1,10 g/kWh

NOx=7,0 g/kWh

PM=0,15 g/kWh

SK.3048/AJ.402/DRJD/2007

Tanggal 1 Agustus 2007

4x2/Suzuki Sda Carry SL410

Euro2 (4x2)

M/T

MT CO=0,10 %

HC=10 ppm

CO = 0,31 g/km

HC+Nox = 0,12 g/km

CO2 = 161,95 g/km

CO=4,5 %

HC=1.20 ppm

CO = 2.20 g/km

HC+Nox = 0,50 g/km

SK.3049/AJ.402/DRJD/2007

Tanggal 1 Agustus 2007

Page 208: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

190

Jenis/ Brand

Katagori

Model/type

Trans

misi

Kinerja emisi

BML

Men LH

Kep MenLH

No.141/2003

Sumber Data

Keputusan Direktur

Jenderal

Perhubungan Darat RI

4x2/Suzuki Sda Futura SL415

PU

MT CO=0,01 %

HC = 5 ppm

CO = 0,16 gr/km

HC+NOx=0,46gr/km

CO=4,5 %

HC = 1.200 ppm

CO = 2,20 gr/km

HC+NOx=0,50gr/km

SK.3020/AJ.402/DRJD/2006

Tanggal 18 Oktober 2006

4x2/Suzuki Sda Futura SL415

MB

MT CO=0,02 %

HC = 5 ppm

CO = 0,37 gr/km

HC+NOx=0,26gr/km

CO=4,5 %

HC = 1.200 ppm

CO = 2,20 gr/km

HC+NOx=0,50gr/km

SK.3021/AJ.402/DRJD/2006

Tanggal 18 Oktober 2006

4x2/Suzuki Sda APV GC415V

MT

MT CO=0,35 %

HC = 20 ppm

CO = 0,33 gr/km

HC+NOx=0,50gr/km

CO = 221,14 gr/km

CO=4,5 %

HC = 1200 ppm

CO=4,00 gr/km

HC+NOx=0,60gr/km

SK.3674/AJ.402/DRJD/2007

Tanggal 20 September 2007

4x2/Suzuki Sda APV GC415V

AT

AT CO = 0,3 %

HC = 25 ppm

CO=0,44 gr/km

HC+NOx=0,53gr/km

CO = 4,5 %

HC = 1.200 ppm

CO=4,00 gr/km

HC+NOx=0,60gr/km

SK.3665/AJ.402/DRJD/2007

Tanggal 19 September 2007

4x2/Suzuki Sda Swift ST 1.5

MT

MT CO=0,15 gr/km

HC+NOx=90 gr/km

CO=4,5 gr/km

HC+NOx=1.200

gr/km

SK.412/AJ.402/DRJD/2005

Tanggal 24 Maret 2005

4x2/Suzuki Sda Swift ST 1.5

AT

AT CO = 0,17 %

HC = 22 ppm

CO=0,13 gr/km

HC+NOx=0,03

gr/km

CO = 4,5 %

HC = 1.200 ppm

CO=2.200 gr/km

HC+NOx=0,500

gr/km

SK.987/AJ.402/DRJD/2005

Tanggal 13 Juli 2005

4x2/Suzuki Sda SX4 X-Over

1.5

MT CO = 0,01 %

HC = 20 ppm

CO=0,18 gr/km

HC+NOx=0,01gr/km

CO = 4,5 %

HC = 1.200 ppm

CO=2,2 gr/km

HC+NOx=0,50gr/km

SK.893/AJ.402/DRJD/2008

28 Maret 2008

Page 209: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

191

Jenis/ Brand

Katagori

Model/type

Trans

misi

Kinerja emisi

BML

Men LH

Kep MenLH

No.141/2003

Sumber Data

Keputusan Direktur

Jenderal

Perhubungan Darat RI

4x2/Suzuki Sda SX4 X-Over

1.5 AT

AT CO = 0,02 %

HC = 6 ppm

CO=0,21 gr/km

HC+NOx=0,03gr/km

CO = 4,5 %

HC = 1.200 ppm

CO=1,25 gr/km

HC+NOx=0,500gr/k

m

SK.156/AJ/402/DRJD/2007

Tanggal 22 Januari 2007

4x2/Suzuki 2000 SX4 X-Over

2.0L AT

AT CO=0,02 gr/km

HC =20 ppm

CO=4,5 gr/km

HC =0,50 ppm

SK.1717/AJ.402/DRJD/2007

Tanggal 4 Juni 2007

4x2/Nissan Sda Grand Livina

1.5 AT

AT CO = 0,01 %

HC = 1 ppm

CO=1,56 gr/km

HC+NOx=0,02

gr/km

CO = 4,5 %

HC = 1.20 ppm

CO=2,20 gr/km

HC+NOx=0,50gr/km

SK.610/AJ/402/DRJD/2007

Tanggal 28 Februari 2007

4x2/Nissan Sda Grand Livina

1.5 MT

MT CO = 0,02 %

HC = 2 ppm

CO=1,20 gr/km

HC+NOx=0,03

gr/km

CO = 4,5 %

HC = 1.200 ppm

CO=2,20 gr/km

HC+NOx=0,50gr/km

SK.613/AJ/402/DRJD/2007

Tanggal 28 Februari 2007

4x2/Nissan Sda Grand Livina

1.8 MT

MT CO = 0,02 %

HC = 1 ppm

CO = 0,07 g/km

HC+NOx= 0,02 g/km

CO = 4,5 %

HC = 1.200 ppm

CO = 4,00 g/km

HC+NOx= 0,60 g/km

SK.611/AJ.402/DRJD/2007

Tanggal 28 February 2007

4x2/Nissan Sda Grand Livina

1.8 AT

AT CO = 0,02 %

HC = 2 ppm

CO = 0,32 g/km

HC+NOx= 0,00 g/km

CO = 4,5 %

HC = 1.200 ppm

CO = 4,00 g/km

HC+NOx= 0,60 g/km

SK.608/AJ.402/DRJD/2007

Tanggal 28 February 2007

4x2/Nissan Sda Livina X-Gear

1.5 MT

MT CO = 0,05 %

HC = 10 ppm

CO = 0,61 g/km

HC+NOx= 0,05 g/km

CO2 = 163,77 g/km

CO = 4,5 %

HC = 1.20 ppm

CO = 5,00 g/km

HC+NOx= 0,70 g/km

SK.782/AJ.402/DRJD/2008

Tanggal 13 Maret 2008

Page 210: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

192

Jenis/ Brand

Katagori

Model/type

Trans

misi

Kinerja emisi

BML

Men LH

Kep MenLH

No.141/2003

Sumber Data

Keputusan Direktur

Jenderal

Perhubungan Darat RI

4x2/Nissan Sda Livina X-Gear

1.5 AT

AT CO = 0,02 %

HC = 4 ppm

CO = 0,91 g/km

HC+NOx= 0,11 g/km

CO2 = 165,05 g/km

CO = 4,5 %

HC = 1.20 ppm

CO = 2,20 g/km

HC+NOx= 0,50 g/km

SK.846/AJ.402/DRJD/2008

Tanggal 26 Maret 2008

4x2/Nissan Sda X-Trail 2.0

CVT A/T

AT CO = 0 %

HC = 5 ppm

CO = 0,286 g/km

HC + NOx = 0,007

g/km

CO = 4,5 %

HC = 1.20 ppm

CO = 2,20 g/km

HC + NOx = 0,50

g/km

SK.3053/AJ.402/DRJD/2008

Tanggal 13 Nopember 2008

4x2/Nissan Sda X-Trail 2.0

2WD M/T

MT CO = 0 %

HC = 1 ppm

CO = 0,28 g/km

HC+NOx= 0,03 g/km

CO = 4,5 %

HC = 1.20 ppm

CO = 2,20 g/km

HC+NOx= 0,50 g/km

SK.1568/AJ.402/DRJD/2008

Tanggal 11 Juni 2008

4x2/Nissan Sda X-Trail 2.5

CVT-XT A/T

AT CO = 0 %

HC = 1 ppm

CO = 0,48 g/km

HC+NOx= 0,04 g/km

CO2 = 223,83 g/km

CO = 4,5 %

HC = 1.20 ppm

CO = 4,00 g/km

HC+NOx= 0,60 g/km

SK.1567/AJ.402/DRJD/2008

Tanggal 11 Juni 2008

4x2/Suzuki Sda Grand

VitaraJB420

MT

MT CO = 0,02 %

HC = 67 ppm

CO=0,57%

HC+NOx=0,01

gr/km

CO = 4,5 %

CO = 1.200 ppm

CO=2,20%

HC+NOx=0,50

gr/km

SK.2644/AJ.402/DRJD/2008

Tanggal 19 September 2008

4x2/Suzuki Sda Grand

VitaraJB420

AT

AT CO = 0,03 %

HC = 37 ppm

CO=0,40%

HC+NOx=0,00

gr/km

CO = 4,5 %

CO = 1.200 ppm

CO=2,20%

HC+NOx=0,50

gr/km

SK.2662/AJ.402/DRJD/2008

Tanggal 19 September 2008

Page 211: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

193

Jenis/ Brand

Katagori

Model/type

Trans

misi

Kinerja emisi

BML

Men LH

Kep MenLH

No.141/2003

Sumber Data

Keputusan Direktur

Jenderal

Perhubungan Darat RI

4x4/Nissan Sda Grand

VitaraJB424

AT

AT CO = 0,03 %

HC = 29 ppm

CO=0,15%

HC+NOx=0,00

gr/km

CO2 = 205,49 gr/km

CO = 4,5 %

CO = 1.200 ppm

CO=2,20%

HC+NOx=0,50

gr/km

SK.2661/AJ.402/DRJD/2008

Tanggal 19 September 2008

4x4/Nissan Sda Grand

VitaraJB424

MT

MT CO = 0 %

HC = 7 ppm

CO=0,14%

HC+NOx=0,01

gr/km

CO2 = 205,89 gr/km

CO = 4,5 %

CO = 1.200 ppm

CO=2,20%

HC+NOx=0,50

gr/km

SK.2645/AJ.402/DRJD/2008

Tanggal 19 September 2008

Pick Up/Truck

Hino

GVW 5 –

10 ton

(G/D)

Dutro 110SD

WU302

MT CO=1,14g/kWh

HC =0,33g/kWh

NOx=6,46 g/kWh

PM=0,14 q/kWh

CO=4,0g/kWh

HC =1,10g/kWh

NOx=7,0 g/kWh

PM=0,15 q/kWh

SK.674/AJ/402/DRJD/20

09

Tanggal 27 Februari

2009

Pick Up/Truck

Hino

Sda Dutro 110LD

WU342

MT CO=1,14g/kWh

HC =0,33g/kWh

NOx=6,46 g/kWh

PM=0,14 q/kWh

CO=1,14g/kWh

HC =0,33g/kWh

NOx=6,46 g/kWh

PM=0,14 q/kWh

SK.479/AJ/402/DRJD/20

07

Tanggal 19 Februari

2007 Pick Up/Truck

Hino

Sda Dutro 130MD

WU342

MT CO=0,80g/kWh

HC =0,27g/kWh

NOx=6,38 g/kWh

PM=0,12 q/kWh

CO=4,00g/kWh

HC =1,1g/kWh

NOx=7,0 g/kWh

PM=0,15 q/kWh

SK.675/AJ/402/DRJD/20

09

Tanggal 27 Februari

2009 Pick Up/Truck

Hino

Sda Dutro 130HD

WU342

MT CO=0,80g/kWh

HC =0,27g/kWh

NOx=6,38 g/kWh

PM=0,12 q/kWh

CO=4,00g/kWh

HC =1,1g/kWh

NOx=7,0 g/kWh

PM=0,15 q/kWh

SK.549/AJ/402/DRJD/20

07

Tanggal 22 Februari.

2007

Page 212: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

194

Jenis/ Brand

Katagori

Model/type

Trans

misi

Kinerja emisi

BML

Men LH

Kep MenLH

No.141/2003

Sumber Data

Keputusan Direktur

Jenderal

Perhubungan Darat RI

Pick Up/Truck

Hino

GVW 10-

24 Ton

(G/D)

FG235JJ MT CO=0,74g/kWh

HC =0,22g/kWh

NOx=5,82 g/kWh

PM=0,08 q/kWh

CO=4,00g/kWh

HC =1,1g/kWh

NOx=7,0 g/kWh

PM=0,15 q/kWh

SK.3078/AJ/402/DRJD/2

006

Tanggal 1 November

2006 Pick Up/Truck

Hino

Sda FG235JK MT CO=0,74g/kWh

HC =0,22g/kWh

NOx=5,82 g/kWh

PM=0,08 q/kWh

CO=4,00g/kWh

HC =1,1g/kWh

NOx=7,0 g/kWh

PM=0,15 q/kWh

SK.2901/AJ/402/DRJD/2

006

Tanggal 4 Oktober 2006

Pick Up/Truck

Hino

Sda FG235JL MT CO=0,74g/kWh

HC =0,22g/kWh

NOx=5,82 g/kWh

PM=0,08 q/kWh

CO=4,00g/kWh

HC =1,1g/kWh

NOx=7,0 g/kWh

PM=0,15 q/kWh

SK.3242/AJ/402/DRJD/2

006

Tanggal 8 Desember

2006 Pick Up/Truck

Hino Sda FG235JP MT CO=0,74g/kWh

HC =0,22g/kWh

NOx=5,82 g/kWh

PM=0,08 q/kWh

CO=4,00g/kWh

HC =1,1g/kWh

NOx=7,0 g/kWh

PM=0,15 q/kWh

SK.3287/AJ/402/DRJD/2

006

Tanggal 11 Desember

2006 Pick Up/Truck

Hino

Sda FG260JM MT CO=0,77g/kWh

HC =0,26g/kWh

NOx=5,66 g/kWh

PM=0,07 q/kWh

CO=4,00g/kWh

HC =1,1g/kWh

NOx=7,0 g/kWh

PM=0,15 q/kWh

SK.2900/AJ/402/DRJD/2

006

Tanggal 4 Oktober 2006

Pick Up/Truck

Hino GVW >

24 Ton

(G/D)

SG260J T/H MT CO=0,77g/kWh

HC =0,26g/kWh

NOx=5,66 g/kWh

PM=0,07 q/kWh

CO=4,00g/kWh

HC =1,1g/kWh

NOx=7,0 g/kWh

PM=0,15 q/kWh

SK.2883/AJ/402/DRJD/2

006

Tanggal 30 Oktober 2006

Pick Up/Truck Sda FL235JN MT CO=0,74g/kWh

HC =0,22g/kWh

NOx=5,82 g/kWh

PM=0,08 q/kWh

CO=4,00g/kWh

HC =1,1g/kWh

NOx=7,0 g/kWh

PM=0,15 q/kWh

SK.3077/AJ/402/DRJD/2006

Tanggal 1 Nov 2006

Page 213: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

195

Jenis/ Brand

Katagori

Model/type

Trans

misi

Kinerja emisi

BML

Men LH

Kep MenLH

No.141/2003

Sumber Data

Keputusan Direktur

Jenderal

Perhubungan Darat RI

Pick Up/Truck

Hino Sda FL235JW MT CO=0,74g/kWh

HC =0,22g/kWh

NOx=5,82 g/kWh

PM=0,08 q/kWh

CO=4,0g/kWh

HC =1,1g/kWh

NOx=7,0 g/kWh

PM=0,15 q/kWh

SK.3087/AJ/402/DRJD/2007

Tanggal 18 Agust 2007

Pick Up/Truck

Hino

Sda FL260JW MT CO=0,77g/kWh

HC =0,26g/kWh

NOx=5,92 g/kWh

PM=0,07 q/kWh

CO=4,0g/kWh

HC =1,1g/kWh

NOx=7,0 g/kWh

PM=0,15 q/kWh

SK.3343/AJ/402/DRJD/2008

Tanggal 11 Des. 2008

Pick Up/Truck

Hino Sda FM260J Dump MT CO=0,77g/kWh

HC =0,26g/kWh

NOx=5,66 g/kWh

PM=0,07 q/kWh

CO=4,0g/kWh

HC =1,1g/kWh

NOx=7,0 g/kWh

PM=0,15 q/kWh

Pick Up/Truck

Hino

Sda FM260J Mixer MT CO=0,77g/kWh

HC =0,26g/kWh

NOx=5,66 g/kWh

PM=0,07 q/kWh

CO=4,0g/kWh

HC =1,1g/kWh

NOx=7,0 g/kWh

PM=0,15 q/kWh

SK.636/AJ/402/DRJD/2009

Tanggal 29 Feb. 2009

Pick Up/Truck

Hino Sda FM320P T/H MT CO=0,74g/kWh

HC =0,29g/kWh

NOx=6,10 g/kWh

PM=0,10 q/kWh

CO=4,0g/kWh

HC =1,1g/kWh

NOx=7,0 g/kWh

PM=0,15 q/kWh

SK.613/AJ/402/DRJD/2009

Tanggal 20 Feb. 2009

Double Cabin

4x2 / 4x4

Nissan

GVW < 5

Ton

(G/D) for

All cc

Frontier

Navara 2.5 DC

4x4

MT CO=0,11g/kWh

HC+NOx

=0,69g/kWh

PM=0,08 q/kWh

CO=1,50g/kWh

HC+NOx

=1,60g/kWh

PM=0,20 q/kWh

SK.609/AJ/402/DRJD/2009

Tanggal 20 Feb. 2009

Double Cabin

4x2 / 4x4

Nissan

Sda Frontier

Navara 2.5 DC

AT 4x4

AT CO=0,02g/kWh

HC+NOx

=0,56g/kWh

PM=0,16 q/kWh

CO=1,50g/kWh

HC+NOx

=1,60g/kWh

PM=0,20 q/kWh

SK.612/AJ/402/DRJD/2007

Tanggal 28 Februari 2007

Sumber : SK Dirjen Hub Darat (tentang uji type)

Page 214: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

Hasil Pengujian Kualitas Udara

Perusahaan : PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia

Jenis contoh uji : Udara Indoor (Kualitas Udara Dalam Ruangan)

Tanggal Pengujian : 8-12 Januari 2009

Hasil Pengukuran Kualitas Udara

No Parameter Satuan

1

2

3

4

5

6

7

BML

1 Temperatur 0C 35,3 31,5 31,13 32,9 34,42 33,76 -

2 Kelembaban % 64 52 50,3 51,5 42,83 48 -

3 Arah Angin 0 Brt laut Brt laut -

4 Kec.Angin m/det 0,65 0,47 -

5 Tekanan kPa 90 90 90 90 -

6 Kebisingan dB(A) 68,1-

70,4

61,4-

66,5

70,7-

77,5

70,7-

78,3

52,7-

60,2

50,3-

58,7

70**) 1) 85

2) ---

7 Gas:

O3 µg/Nm3 235*) 200

SO2 µg/Nm3 201,2 114,8 297 197,4 171,95 168 900*) 5200

CO µg/Nm3 1.254 845 1.098 1.101 386,1 364,3 30000*) 29000

NOx µg/Nm3 55,21 37,11 74,4 69,7 21,93 19,35 400*) 5600

CH

Nonmetana µg/Nm

3 - - - - 160*) 29000

Debu (TSP) µg/Nm3 228,0

0

403,8 243 241,6 81,14 87,35 230*) 10000

Pb µg/Nm3 1,23 0,47 0,35 1,46 0,10 0,12 2*) 50

H2S µg/Nm3 2,8 1,5 1,1 1,6 <0,005 <0,003 0,02

ppm

***)

14000

NH3 µg/Nm3 81,5 <70,3 69,4 74,1 <0,3 <0,1 2 ppm

***)

17000

Sumber : UPL/UKL periode Juli-Desember 2008

Baku Mutu Lingkungan

Berdasarkan Kep.Menaker:

1. NO.SE-01/1997 *) PP No.41/1999

2. No.Kep-51/1999 **) No.48/MENLH/96

***) No.50/MENLH/96 Lokasi :

Dalam Ruangan Kerja

1. Painting

2. Warehouse

3. Unit (A/X & T/M)

4. Vehicle (Frame Area)

5. Halaman Depan

6. Halaman Belakang

Di halaman Pabrik

7. Pekarangan

Page 215: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

197

Hasil Pengujian Kualitas Udara

Perusahaan : PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia

Jenis contoh uji : Kualitas Udara Emisi Sumber Tidak Bergerak

Tanggal Pengujian : 8-12 Januari 2009

Hasil Pengukuran Kualitas Udara Emisi Sumber Tidak Bergerak HASIL PENGUJIAN/LOKASI

No. Parameter Satuan

1

2

BML

A. Bukan Logam

1 Ammonia (NH3) mg/m3 0,3 0,04 0,5

2 Gas Klorin (Cl2) mg/m3 0,9 0,05 10

3 Hidrogen Klorida

(HCL) mg/m3 1,04 1,07 5

4 Hidrogen Fluorida

(HF) mg/m3 0,03 1,01 10

5 Nitrogen Oksida

(NO2) mg/m3 1,54 2,14 1000

6 Opasitas % 5 5 35

7 Partikel mg/m3 31,8 35,2 350

8 Sulfur Dioksida

(SO2) mg/m3 4,21 7,54 800

9 Total Sulfur

Tereduksi (H2S) mg/m3 0,10 0,07 35

B. Logam

10 Air Raksa (Hg) mg/m3 5

11 Arsen (As) mg/m3 8

12 Antimon (Sb) mg/m3 8

13 Kadmium (Cd) mg/m3 8

14 Seng (Za) mg/m3 50

15 Timah Hitam (Pb) mg/m3 12

Sumber : UPL/UKL periode Juli-Desember 2008

Baku Mutu Lingkungan

Berdasarkan :

Kep MenLH No.Kep-13/MENLH/3/1995

Lokasi :

1. Engine Washing

2. Axie Washing

Page 216: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

198

Hasil Pengujian Kualitas Udara

Perusahaan : PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia

Jenis contoh uji : Udara Ambien

Tanggal Pengujian : 8-12 Januari 2009

Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien HASIL PENGUJIAN/LOKASI

No. Parameter Satuan

1

2

Baku Mutu

KIMIA

1 NO2 µg/Nm3 25,74 42,55 400

2 SO2 µg/Nm3 259 256,9 900

3 CO µg/Nm3 412,7 446,4 30.000

FISIKA

1 Pb µg/Nm3 2,04 1,6 2

2 Debu µg/Nm3 97,58 104 230

KEBAUAN

1 H2S Ppm 0,045 <0,009 0,02

2 NH3 ppm <0,8 <0,7 2

KEBISINGAN

1 Kebisingan dBA 70 56,7-60,8 70

Sumber : UPL/UKL periode Juli-Desember 2008

Baku Mutu Lingkungan Pekarangan

Berdasarkan:

1.*) PP No.41/1999

2.**) No.48/MENLH/96

3. ***) No.50/MENLH/96

Lokasi :

1.Halaman Belakang

2.Halaman Depan

Page 217: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

199

Hasil Pengujian Kualitas Air

Perusahaan : PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia

Jenis pengujian : Kualitas Air Limbah

Jenis contoh uji : Air Limbah Inlet, Outlet WWT, dan Main Hole

Tanggal pengujian : 8 – 12 januari 2009

Hasil Pengukuran Kualitas Air Limbah

No.

Parameter

Satuan

1

2

3

Baku Mutu

FISIKA 1 Suhu 0C 29,2 28,5 28,1 30-35 2 Residu Terlarut mg/L 1,097 954 875 2000 3 Residu suspensi (TSS) mg/L 81 61 58 400 KIMIA

1 Amoniak (NH3-N) mg/L 3,14 1,23 1,07 50 2 Arsen (As)* mg/L 0,03 0,01 0,01 1 3 Barium (Ba) mg/L 15 0,9 0,6 20 4 Boron mg/L 0,5 0,3 0,2 2,5 5 Besi (Fe)* mg/L 0,42 0,31 0,24 100 6 BOD5 mg/L 487 247 1,32 600 7 COD mg/L 725 544 223 900 8 Deterjen (MBAS) mg/L 0,02 0,01 0,03 5 9 Fenol mg/L 0.064 0,012 0,09 10 10 Fluorida mg/L 2,06 1,3 0,8 20 11 Kadmium (Cd)* mg/L 0,006 0,003 0,002 5 12 Klorin (Cl2) mg/L 0,28 0,9 1,3 50 13 Klorida (Cl) mg/L 664 412 354 - 14 Cobalt (Co) mg/L 0,21 0,7 0,4 10 15 Krom Total (Cr) mg/L <0,01 Tt tt 10 16 Kromium Heksavalent (Cr6+) mg/L 0,01 0,01 tt - 17 Mangan (Mn)* mg/L 0,78 0,47 0,31 10 18 Magnesium (Mg) mg/L 2,84 1,12 0,28 10 19 Mercury (Hg)* mg/L tt Tt tt 0,05 20 Minyak/Lemak mg/L 1,03 0,7 0,9 50 21 Nitrat (NO3-N) mg/L 5,1 2,4 1,7 50 22 Nitrit (NO2-N) mg/L 0,063 0,06 0,03 50 23 Nikel (N)* mg/L 0,047 0,023 0,011 10 24 pH mg/L 7,05 7,14 7,56 6,0-10,0 25 Selenium (Se)* mg/L 0,5 0,3

0,2

5

26 Seng (Zn)* mg/L 0,02 0,01 0,03 5 27 Sianida (CN) mg/L 0,007 0,002 0,001 5 28 Sulfat (SO4

2-) mg/L 86 46 50 - 29 Sulfida (H2S) mg/L 0,214 0,135 0,145 5 30 Tembaga (Cu)* mg/L 2,11 1,7 1,9 5 31 Timbal (Pb)* mg/L <0,01 <0,01 0,03 10

Sumber : UPL/UKL periode Juli-Desember 2008

Page 218: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

200

Keterangan :

*Nilai hasil uji parameter tersebut merupakan nilai total kandungan

** Standar Methode Edisi ke 21 tahun 2005

tt Tidak terdeteksi

1. Inlet WWT

2. Outlet WWT

3. Main Hole

Page 219: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

201

Hasil Pengujian Kualitas Udara

Perusahaan : PT. Nissan Motor Indonesia

Jenis contoh uji : Udara Indoor (Kualitas Udara Dalam Ruangan)

Tanggal Pengujian : 25-29 Januari 2008

Hasil Pengukuran Kualitas Udara Didalam Ruangan HASIL PENGUJIAN/LOKASI

No. Parameter Satuan Baku

Mutu

1

2

3

4

5

6

7

I. KIMIA

1 NO2 µg/Nm3 5.600* 38.33 86,98 <4 18,2 23,92 49,65 57,33

2 SO2 µg/Nm3 5.200* 119.91 122,9 204,82 403,09 179,98 106,26 285,6

3 CO µg/Nm3 29.000* 1.310.4 1.170 889,2 1.158,5 1.029,6 1.503,4

5

1.041,3

4 Pb µg/Nm3 50* 0.02 0.02 Tt 0.04 0.01 Tt 0.04

5 Sb µg/Nm3 500* Tt tt tt tt tt tt Tt

6 Se µg/Nm3 200* Tt tt tt 0,03 tt tt Tt

7 Mn µg/Nm3 200* 0.03 0.05 tt 0.04 0.02 tt 0.03

8 Hg µg/Nm3 25* Tt tt tt tt tt tt Tt

9 Debu(TSP) µg/Nm3 - 131.69 33,83 54,38 95,34 33,38 121,67 18,09

10 H2S µg/Nm3 14.000* <1.1 <1.1 <1.1 <1.1 <1.1 <1.1 <1.1

11 NH3 µg/Nm3 17.000* <69.4 <69.4 <69.4 <69.4 <69.4 <69.4 <69.4

II. KEBISINGAN 1 Kebisingan3 dBA 85** 67,1-78 70,8-75,9 62,1-70,3 62,8-74,8 60,1-75,5 60,6-66,6 58,6-61,6

Sumber : UPL/UKL periode Juli-Desember 2007

Keterangan :

tt = Tidak Terdeteksi

Baku Mutu Berdasarkan :

* SE.MENAKER NO.SE-01/MEN/1997/Faktor Kimia di Lingkungan Kerja

** SK.MENAKER Kep-51/MEN/1997 NAB Faktor Fisika di Lingkungan Kerja

Lokasi 1. Body Shop (Jig & Melol Process)

2. Paint Shop (CED, Sealing, Sanding, Top Coat & Recliffaction).

3. Material Handling (Uploading & &Unpacking)

4. Plastic Part (Painting & Wipping)

5. Trim Chassis (Pemasangan Part)

6. QA Inspection (Roller Test)

7. PDC Activities (accessories Unit & Mobilisasi Unit)

Page 220: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

202

Hasil Pengujian Kualitas Udara

Perusahaan : PT. Nissan Motor Indonesia

Jenis contoh uji : Udara Emisi

Tanggal Pengujian : 25-29 Januari 2008

Hasil Pengukuran Kualitas Udara Emisi Sumber Bergerak

No

Parameter

Satuan

Baku

Mutu*

Hasil

Pengujian/

Lokasi

1

Hasil

Pengujian/

Lokasi

2

Hasil

Pengujian/

Lokasi

3

I. FISIKA

1 Opasitas % 50 10 10 5

II. KIMIA

1 Hidro Karbon (HC) Ppm 1.200 78,2 112,2 8,6

2 Karbon Monoksida µg/Nm3 4,5 1,5 1,7 0,5

Sumber : UPL/UKL periode Juli-Desember 2007

Keterangan :

Tt = Tidak Terdeteksi

Baku Mutu Berdasarkan

* Kep-35/MENLH/10/1995 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang

Lokasi 1. Forklift Running No.11 Maintenance

2. Truck No.1

3. Unit Mobil Grand Livina

Page 221: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

203

Hasil Pengujian Kualitas Udara

Perusahaan : PT. Nissan Motor Indonesia

Jenis contoh uji : Udara Emisi

Tanggal Pengujian : 25-29 Januari 2008

Hasil Pengukuran Kualitas Udara Emisi SumberTidak Bergerak

No

Parameter

Satuan

Baku Mutu

Hasil

Pengujian/

Lokasi

1

Hasil

Pengujian/

Lokasi

2

Hasil

Pengujian/

Lokasi

3

I. FISIKA

1 Opasitas % 35 5 5 5

2 Partikel µg/Nm3 350 20,41 23,31 29,52

II. KIMIA

1 Ammonia (NH3) µg/Nm3 0,5 0,4 - 0,39

2 Gas Klorin (CL2) µg/Nm3 10 Tt - tt

3 Hidrogen Klorida HCL) µg/Nm3 5 0,22 - 16,87

4 Hidrogen Florida (HF) µg/Nm3 10 0,33 - tt

5 Nitrogen Oksida (NO2) µg/Nm3 1000 5,2 0,01 12,2

6 Sulfur Dioksida (SO2) µg/Nm3 800 Tt 5,3 11,2

7 Karbon Sulfida (H2S) µg/Nm3 35 Tt - tt

8 Karbon Monoksida

(CO) µg/Nm

3 - 0,89 - 1,2

9 Timah Hitam (Pb) µg/Nm3 12 Tt - 0,04

Sumber : UPL/UKL periode Juli-Desember 2007

Keterangan :

Tt = Tidak Terdeteksi

Baku Mutu Berdasarkan

* Kep-13/MENLH/3/1995

Lokasi 1. Cerobong Pemanasan Oven Exhaust No.3

2. Boiler Running

3. Genset Running No.3

Page 222: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

204

Hasil Pengujian Kualitas Air Limbah

Perusahaan : PT. Nissan Motor Indonesia

Jenis contoh uji : Air Limbah

Tanggal Pengujian : 25-30 Januari 2008

Titik Sampling : Outlet IPAL

Baku mutu : stándar kawasan industri PT. Besland Pertiwi

Hasil Pengukuran Kualitas Air Limbah

No

Parameter

Satuan

Baku Mutu*

Hasil Pengujian

Metode Acuan

I. FISIKA

1 Total Larutan

Tersuspensi (TTS) mg/l 300 836^ SNI-06-6989.3-2004

II. KIMIA

1 PH - 6,0-10,0 6,78 SNI-06-6989.3-2004

2 BOD5 mg/l 600 180 SNI 06-2503-1991

3 COD mg/l 900 253,75 SNI 06-6989.2-2004

4 Minyak dan Lemak mg/l - SNI 06-2302-1991

Sumber : UPL/UKL periode Juli-Desember 2007

Keterangan :

^ Tidak memenuhi Baku Mutu yang dipersyaratkan

Baku mutu berdasarkan standar kawasan industri PT. Besland Pertiwi

Page 223: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

205

Hasil Pengujian Kualitas Udara

Perusahaan : PT. Nissan Motor Indonesia

Jenis contoh uji : Udara Ambien

Tanggal Pengujian : 25-29 Januari 2008

Hasil Pengukuran Kualitas Udara Di Luar Ruangan HASIL PENGUJIAN/LOKASI

No Parameter Satuan Baku

Mutu

1

2

3

4

5

6

7

I. Kimia

1 NO2 µg/Nm3 400* 12,2 18,22 <4 8,06 51,18 11,54 25,14

2 SO2 µg/Nm3 900* 135,96 404,42 157,86 175,46 114,93 115,05 105,42

3 CO µg/Nm3 30.000* 643,5 900,9 198,9 453,2 760,5 810,2 812,3

4 HC (Hidro

Karbon

µg/Nm3 160* 4,3 5,5 1,2 2,5 2,2 3,5 4,6

5 O3 µg/Nm3 235* 80,7 145,94 55,16 23,1 122,12 100,76 178,5

II. Fisika

1 Pb µg/Nm3 2* 0,02 0,02 0,02 0,1 0,10 0,04 0,04

8 Debu (TSP) µg/Nm3 230* 46,12 112,05 68,13 76,2 72,19 68,14 76,3

III. Kebauan

10 H2S µg/Nm3 0,02** <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005

IV. Kebisingan

1 Kebisingan dBA 70*** 54,7-

63,9

52,1-

53,7

47,3-

69,7

45,9-

58,6

64,1-

66,3

53,6-

56,6

41,1-

62,4

Sumber : UPL/UKL periode Juli-Desermber 2007

Keterangan :

Baku Mutu Berdasarkan :

* PPRI No.41 th 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

** Kep-50/MENLH/II/1996 Tentang Baku Mutu Kebauan

*** Kep-48/MENLH/II/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan

Lokasi 1. Halaman Depan Area Office

2. Exhaust Fan Paint Shop

3. Unloading/Belakang Plant

4. Exhaust Fan Plastic Part

5. Depan Exhaust Fan Oven

6. Exhaust Fan Robot Spraying

7. PDC/Running Test & Mobilisasi Unit

Page 224: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

206

Hasil Pengujian Kualitas Air

Perusahaan : PT. Suzuki Indomobil Motor 4W

Jenis pengujian : Kualitas Air Limbah

Jenis contoh uji : Air Limbah Effluent WWT-1

Hasil Pengukuran Kualitas Air Limbah HASIL PENGUJIAN

No.

Parameter

Satuan

Hasil

Pengujian

Kadar

Maksimum

berdasarkan

Baku Mutu

Limbah Cair

Gol. I *)

FISIKA 1 Zat Padat Terlarut mg/L 4,61 2000 2 Zat Padat

Tersuspensi

mg/L <1,67 200

KIMIA 1 pH **) mg/L 7,27 6,0-9,0 2 Besi **) (Fe) mg/L 0,124 5 3 Mangan **)

(Mn)

mg/L 0,166 2

4 Seng (Zn) mg/L 0,092 5 5 Khrom Total mg/L <0,041 0,5 6 BOD mg/L 20,6 50 7 COD mg/L 61,2 100 8 Kadmium (Cd) mg/L <0,003 0,05 9 Minyak & Lemak mg/L <0,167 - 10 Nikel (Ni) mg/L <0,05 0,2 11 Timbal (Pb) mg/L <0,012 0,1 12 Tembaga **)

(Cu)

mg/L <0,02 2

13 Fluorida (F) mg/L 0,505 2

Sumber : UPL/UKL periode Januari-Juni 2008

Keterangan :

*) SK Gubernur Jawa Barat No.6 Tahun 1999 Lampiran III, Golongan I

**) Terakreditasi KAN dengan Nomor LP-346-IDN

Tanggal Pengujian :

1. 12-25 Agustus 2008

Page 225: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

207

Hasil Pengujian Kualitas Air

Perusahaan : PT. Suzuki Indomobil Motor 4W

Jenis pengujian : Kualitas Air Limbah

Jenis contoh uji : Air Limbah Inlet WWT P 4 W

Hasil Pengukuran Kualitas Air Limbah HASIL PENGUJIAN

No.

Parameter

Satuan

1

2

3

4

5

6

Kadar

Maksimum

berdasarkan

Baku Mutu

Limbah Cair

Gol. I *)

FISIKA 1 Zat Padat Terlarut mg/L 1341 1093 1218 1371 1405 612 2000 2 Zat Padat

Tersuspensi

mg/L 26 75 59 106 128 18 200

KIMIA 1 pH **) mg/L 7,30 7,60 7,20 6,30 6,20 6,45 6,0-9,0 2 Besi **) (Fe) mg/L 1,60 3,35 1,91 <0,03

3

<0,03

3

<0,03

3

5

3 Mangan **)

(Mn)

mg/L 0,811 1,41 0,800 <0,00

4

<0,00

4

<0,00

4

2

4 Seng (Zn) mg/L 2,77 3,06 2,25 <0,01

8

<0,01

8

<0,01

8

5

5 Khrom Total mg/L 0,63 0,399 0,264 <0,01

4

<0,04

1

<0,04

1

0,5

6 Amoniak Total

(NH3-N)

mg/L 0,033 0,033 0,079 1

7 Nitrat (NO3-N) mg/L 6,39 4,24 2,81 20 8 Nitrit (NO2-N) mg/L 1,35 0,155 0,055 1 9 BOD mg/L 36,3 41,2 54,4 71,7 66,3 82 50 10 COD mg/L 82,5 96,0 121,0 165,2 170,4 185 100 11 Kadmium (Cd) mg/L 0,047 0,093 0,068 <0,00

3

<0,00

3

<0,00

3

0,05

12 Minyak & Lemak mg/L <0,2 <0,20

1

0,091 <0,00

1

<0,00

1

<0,00

1

-

13 Nikel (Ni) mg/L 1,08 4,04 0,620 <0,05 <0,05 <0,05 0,2 14 Timbal (Pb) mg/L <0,12

9

0,166 0,205 <0,12

9

<0,12

9

<0,12

9

0,1

15 Tembaga **)

(Cu)

mg/L 0,013 0,022 0,882 <0,03

7

<0,03

7

<0,03

7

2

Sumber : UPL/UKL periode Januari-Juni 2008

Keterangan :

*) SK Gubernur Jawa Barat No.6 Tahun 1999 Lampiran III, Golongan I

**) Terakreditasi KAN dengan Nomor LP-346-IDN

Page 226: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

208

Tanggal Pengujian :

1. 15-25 Januari 2008

2. 06-15 Pebruari 2008

3. 11-24 Maret 2008

4. 10-24 April 2008

5. 06-22 Mei 2008

6. 12-20 Juni 2008

Page 227: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

209

Hasil Pengujian Kualitas Air

Perusahaan : PT. Suzuki Indomobil Motor 4W

Jenis pengujian : Kualitas Air Limbah

Jenis contoh uji : Air Limbah Outlet Sesudah Proses

Hasil Pengukuran Kualitas Air Limbah HASIL PENGUJIAN

No.

Parameter

Satuan

Hasil

Pengujian

Kadar

Maksimum

berdasarkan

Baku Mutu

Limbah Cair

Gol. I *)

FISIKA 1 Zat Padat Terlarut mg/L 421 2000 2 Zat Padat

Tersuspensi

mg/L 13 200

KIMIA 1 pH **) mg/L 6,62 6,0-9,0 2 Besi **) (Fe) mg/L <0,033 5 3 Mangan **)

(Mn)

mg/L <0,004 2

4 Seng (Zn) mg/L <0,018 5 5 Khrom Total mg/L <0,02 0,5 6 BOD mg/L 9,12 50 7 COD mg/L 30,3 100 8 Kadmium (Cd) mg/L <0,003 0,05 9 Minyak & Lemak mg/L <0,001 - 10 Nikel (Ni) mg/L <0,05 0,2 11 Timbal (Pb) mg/L <0,01 0,1 12 Tembaga **)

(Cu)

mg/L <0,02 2

13 Amoniak Total

(NH3-N)

mg/L 0,02 1

14 Nitrat (NO3-N) mg/L 5,94 20 15 Nitrit (NO2-N) mg/L <0,1

1

16 Fluorida (F) mg/L 0,166 2

Sumber : UPL/UK: periode Januari-Juni 2008

Keterangan :

*) SK Gubernur Jawa Barat No.6 Tahun 1999 Lampiran III, Golongan I

**) Terakreditasi KAN dengan Nomor LP-346-IDN

Tanggal Pengujian :

1. 12-25 Agustus 2008

Page 228: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

210

Hasil Pengujian Kualitas Air

Perusahaan : PT. Suzuki Indomobil Motor 4W

Jenis pengujian : Kualitas Air Limbah

Jenis contoh uji : Air Limbah Outlet WWT P 4 W

Hasil Pengukuran Kualitas Air Limbah HASIL PENGUJIAN

No.

Parameter

Satuan

1

2

3

4

5

6

Kadar

Maksimum

berdasarkan

Baku Mutu

Limbah Cair

Gol. I *)

FISIKA 1 Zat Padat Terlarut mg/L 204 133 144 904 252 2000 2 Zat Padat

Tersuspensi

mg/L 11 20 27 20 9,4 200

KIMIA 1 pH **) mg/L 7,06 7,36 7,19 7,08 7,16 6,0-9,0 2 Besi **) (Fe) mg/L <0,03

3

<0,03

3

1,45 <0,03

3

<0,03

3

5

3 Mangan **)

(Mn)

mg/L <0,00

4

<0,00

4

0,701 <0,00

4

<0,00

4

2

4 Seng (Zn) mg/L <0,01

8

<0,01

8

0,093 <0,01

8

<0,01

8

5

5 Khrom Total mg/L <0,04

1

<0,04

1

0,09 <0,04

1

<0,04

1

0,5

6 Amoniak Total

(NH3-N)

mg/L <0,01 <0,01 1

7 Nitrat (NO3-N) mg/L 1,70 0,883 20 8 Nitrit (NO2-N) mg/L <0,1 <0,1 1 9 BOD mg/L 7,19 12,2 7,03 9 5,27 50 10 COD mg/L 21,3 29,4 21,6 26,8 19,5 100 11 Kadmium (Cd) mg/L <0,00

3

<0,00

3

<0,00

3

<0,00

3

<0,00

3

0,05

12 Minyak & Lemak mg/L <1,67 <1,67 <0,2 <0,2 <0,2 - 13 Nikel (Ni) mg/L <0,05 <0,05 <0,02 <0,05 <0,05 0,2 14 Timbal (Pb) mg/L <0,12

9

<0,12

9

<0,12

9

<0,12

9

<0,12

9

0,1

15 Tembaga **)

(Cu)

mg/L <0,03

7

<0,03

7

<0,03

7

<0,03

7

<0,03

7

2

Sumber : UPL/UKL periode Januari-Juni 2008

Keterangan :

*) SK Gubernur Jawa Barat No.6 Tahun 1999 Lampiran III, Golongan I

**) Terakreditasi KAN dengan Nomor LP-346-IDN

Page 229: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

211

Tanggal Pengujian :

1. 15-25 Januari 2008

2. 06-15 Pebruari 2008

3. 11-24 Maret 2008

4. 10-24 April 2008

5. 06-22 Mei 2008

6. 12-20 Juni 2008

Page 230: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

212

Hasil Pengujian Kualitas Air

Perusahaan : PT. Suzuki Indomobil Motor 4W

Jenis pengujian : Kualitas Air Limbah

Jenis contoh uji : Air Limbah Pinal PH Control WWT-1

Hasil Pengukuran Kualitas Air Limbah HASIL PENGUJIAN

No.

Parameter

Satuan

Hasil

Pengujian

Kadar

Maksimum

berdasarkan

Baku Mutu

Limbah Cair

Gol. I *)

FISIKA 1 Zat Padat Terlarut mg/L 113 2000 2 Zat Padat

Tersuspensi

mg/L 15 200

KIMIA 1 pH **) mg/L 6,09 6,0-9,0 2 Besi **) (Fe) mg/L <0,033 5 3 Mangan **)

(Mn)

mg/L <0,04 2

4 Seng (Zn) mg/L <0,016 5 5 Khrom Total mg/L <0,041 0,5 6 BOD mg/L 12,0 50 7 COD mg/L 33,6 100 8 Kadmium (Cd) mg/L <0,016 0,05 9 Minyak & Lemak mg/L <1,67 - 10 Nikel (Ni) mg/L <0,05 0,2 11 Timbal (Pb) mg/L <0,129 0,1 12 Tembaga **)

(Cu)

mg/L 0,037 2

13 Amoniak Total

(NH3-N)

mg/L <0,01 1

14 Fluorida (F) mg/L 2,36 2

Sumber : UPL/UKL periode Januari-Juni 2008

Keterangan :

*) SK Gubernur Jawa Barat No.6 Tahun 1999 Lampiran III, Golongan I

**) Terakreditasi KAN dengan Nomor LP-346-IDN

Tanggal Pengujian :

1. 12-25 Agustus 2008

Page 231: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

213

Hasil Pengujian Kualitas

Kebisingan Ruang Kerja

Perusahaan : PT. Suzuki Indomobil Motor 4W

Jenis contoh uji : Kualitas Udara Kebisingan Ruang Kerja

Tanggal Pengujian : 25 Juni 2008

Hasil Pengukuran Kualitas Kebisingan Ruangan Kerja

No. Lokasi Satuan Hasil

Pengukuran

NAB

1 Ms.Press Komatsu

500 ton K-2/K-3 dBA 92,3 85

2 Ms Press Komatsu

2000 ton E4S800-

MB

dBA 94,8 85

3 Area Test

Inspection dBA 89,9 85

4 Area Assembling dBA 80,4 85

5 Area Welding dBA 81,5 85

6 Area Painting

Metal/Body dBA 83,8 85

7 Area Painting

Plastik dBA 75,8 85

8 Antara Area

Painting Plastik &

Painting Metal

dBA 82,3 85

9 Area Sandblasitng dBA 79,3 85

Sumber : UPL/UKL periode Januari-Juni 2008

Baku Mutu Lingkungan

Nilai Ambang Batas untuk kebisingan (Leg) tempat kerja

Berdasarkan SK.Menteri Tenaga Kerja No.Kep-51/MEN/1999

(NAB:85 dBA)

Page 232: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

214

Hasil Pengujian Kualitas Udara

Perusahaan : PT. Suzuki Indomobil Motor 4W

Jenis contoh uji : Udara Indoor (Kualitas Udara Dalam Ruangan)

Tanggal Pengujian : 25 Juni 2008

Hasil Pengukuran Kualitas Udara Didalam Ruangan Kerja HASIL PENGUJIAN/LOKASI

No. Parameter Satuan

1

2

3

4

5

BML

1 Nitrogen Dioksida

(NO2) µg/Nm

3 31,58 74,97 39,59 30,52 51,07 5.600

2 Sulfur Dioksida

(SO2) µg/Nm

3 10,75 37,58 16,85 9,74 31,22 5.200

3 Karbon Monoksida

CO) µg/Nm

3 893,23 8.925,67 521,49 327,49 2.183,69 29.000

4 Amoniak (NH3) µg/Nm3 34,96 28,91 47,87 37,18 23,61 17.000

5 Hidrogen Sulfida

(H2S) µg/Nm

3 2,60 3,60 3,80 2,40 4,10 14.000

6 Timah hitam (Pb) µg/Nm3 0,24 0,40 0,33 0,26 0,91 50

7 Debu µg/Nm3 287,52 314,86 326,82 288,42 713,54 10.000

Kondisi cuaca 1 Suhu 0C 32.8 32,8 30,8 32,4 32,4

2 Kelembaban (RH) % 50 58 60 61 52

3 Cuaca - Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah

Baku Mutu Lingkungan

Berdasarkan Kep.Menaker:

NO.SE-01/1997

Lokasi :

1. Area Press

2.Area Test Inspection

3. Area Painting Metal

4. Area Assembling

5. Area Welding (Grand Vitara)

Page 233: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

215

Hasil Pengujian Kualitas

Kebauan Ruang Kerja

Perusahaan : PT. Suzuki Indomobil Motor 4W

Jenis contoh uji : Kualitas Udara Kebauan Ruang Kerja

Tanggal Pengujian : 25 Juni 2008

Hasil Pengukuran Kualitas Udara Kebauan Ruangan Kerja HASIL PENGUJIAN/LOKASI

No. Parameter Satuan

1

2

3

4

5

BML

1 Benzene (C6H6) ppm 1,95 0,82 1,63 0,68 1,30 10

2 Toluene (C7H8) ppm 2,20 1,12 2,19 0,29 1,81 50

3 Xylene (C8H10) ppm 2,11 0,42 1,14 0,65 0,86 100

Kondisi cuaca 1 Suhu 0C 34,3 33,8 34,6 30,8 31,9

2 Kelembaban (RH) % 54 56 52 60 55

3 Cuaca - Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah

Sumber : UPK/UKL periode Januari-Juni 2008

Baku Mutu Lingkungan

Tingkat Gas Kebauan ditempat kerja berdasarkan Surat Edaran Menaker:

1. SE-01/MEN/1997

Lokasi :

1. Area Painting Plastik & Area Painting Metal

2. Area Painting Plastik sebelah Utara

3. Area Painting Plastik sebelah Selatan

4. Area Painting Metal/Body sebelah Utara

5. Area Painting Metal/Body sebelah Selatan

Page 234: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

216

Hasil Pengujian Kualitas

Kebauan Ruang Kerja

Perusahaan : PT. Suzuki Indomobil Motor 4W

Jenis contoh uji : Kualitas Udara Kebauan Ruang Kerja

Tanggal Pengujian : 25 Juni 2008

Hasil Pengukuran Kualitas Udara Kebauan Ruangan Kerja HASIL PENGUJIAN/LOKASI

No. Parameter Satuan

1

2

BML

1 Ammoniak (NH3) ppm 0,13 0,03 2.000

2 Hidrogen Sulfida

(H2S) ppm 0,004 0,003 0,020

3 Metil Mercaptan

(CH3SH) ppm Ttd Ttd 0,002

4 Metil Sulfida

(CH3)2S ppm Ttd

Ttd 0,010

5 Stirene

(C6H6CHCH2) ppm 0,017 0,011 0,100

Kondisi cuaca 1 Suhu 0C 33.1 32,4

2 Kelembaban (RH) % 53 52

3 Cuaca - Cerah Cerah

Sumber : UPK/UKL periode Januari-Juni 2008

Baku Mutu Lingkungan

Tingkat Kebauan berdasarkan Surat Keputusan NenLH:

Kep-50/MENLH/11/1996

Lokasi :

1.Area Sandblesting

2. Area Welding (Grand Vitara)

Page 235: Analisis kebijakan corporate social responsibility ... · SIM sebagai produsen mobil merek Suzuki berlokasi di Kelurahan Jatimulya, Bekasi, sedangkan PT. NMI dan ... peningkatan jumlah

217