ANALISIS JABATAN DAN ANALISIS BEBAN KERJArepository.ub.ac.id/8802/1/Lourentius Boudewijn.pdfvi...
Transcript of ANALISIS JABATAN DAN ANALISIS BEBAN KERJArepository.ub.ac.id/8802/1/Lourentius Boudewijn.pdfvi...
ANALISIS JABATAN DAN ANALISIS BEBAN
KERJA
(Studi Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana Pada Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Disusun Oleh:
Lourentius Boudewijn
135030101111155
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
MALANG
2017
i
MOTTO
“Inflexivel”
Pantang Menyerah
“Selalu bersyukur tanpa mengeluh dan terus berjuang untuk
membahagiakan orang-orang terkasih disekitar kita”
ii
Kupersembahkan Karyaku
Kepada Ayah dan Ibu Tercinta
Billy Stefanus Hunsinger dan Henny Maria Hunsinger
Kakak dan Adik Tercinta
Ignatius Pieter Kevin H dan Vincentius Albert Junior H
Serta Semua Sahabat dan Saudara-Saudaraku
vi
RINGKASAN
Lourentius Boudewijn Nicolas, 2017, Analisis Jabatan dan Analisis
Beban Kerja (Studi Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang).
Ketua Pembimbing. Drs. Andy Fefta Wijaya, MDA, Ph.D, 175hal+
Analisis jabatan dan analisis beban kerja merupakan metode yang lazim
dipergunakan untuk menentukan kualitas dan kuantitas tenaga kerja yang
diperlukan dalam suatu organisasi. Dalam organisasi publik sendiri telah
disebutkan dalam Pasal 5 PP 11 Tahun 2017 bahwa setiap instansi pemerintah
wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS berdasarkan analisis
jabatan dan analisis beban kerja.
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang merupakan lembaga yang
bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang manajemen kepegawaian
daerah, khususnya di Kabupaten Malang. Berdasarkan hal tersebut maka aspek-
aspek yang mendukung segala bentuk dan fungsi BKD Kabupaten Malang
haruslahberkualitas dan profesional salah satunya adalah sumber daya
manusianya.Oleh karena itu, Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang
harusdapat mengoptimalkan penerapan fungsi manajemen ke arah yang lebih
profesional dalam bidang ketatalaksanaan dan kepegawaian melalui analisis
jabatan dan analisis beban kerja sebagai upaya peningkatanprofesionalisme
kinerja fungsi organisasi.
Pada Penelitian ini digunakan jenis penelitian deskriptif degan pendekatan
kualitatif melalui teknik analisis data Miles, Huberman dan Saldana. Maka yang
menjadi fokus dalam penelitian ini adalah pelaksanaan dan hasil serta faktor
pendukung dan penghambat dari kegiatan analisis jabatan dan analsis beban kerja
sebagai upaya dalam meningkatkan implementasi fungsi manajemen kepegawain.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan analisis jabatan dan
analisis beban kerja pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang telah
terlakasana sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sedangkan hasilnya sudah
diterapkan pada kegiatan manajemen kepegawaian namun belum sepenuhnya.
Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa pengalaman kerja yang dimiliki oleh
seorang pegawai juga patut dipertimbangkan dalam penempatan selain
penyesuaian tingkat keahlian dan latar belakang pendidikan.
Kata Kunci: analisis jabatan, analisis beban kerja, manajemen kepegawaian.
vii
SUMMARY
Lourentius Boudewijn Nicolas, 2017, Job and Workload Analysis (A
Study on Malang Regency Regional Personnel Board). Head Advisor. Drs.
Andy Fefta Wijaya, MDA, Ph.D, p175+
Job and workload analysis is a method that is commonly used to determine
the quality and quantity of personnel needed in an organization. In public
organizations, it has been mentioned in Article 5 Government Regulations 11
Year 2017 that every government agency has to construct the number and position
of civil servants based on job and workload analysis.
Malang Regency Regional Personnel Board is an institution that works in
managing personnel, particularly in Malang Regency. Regarding to that matter,
aspects that support the functions of Regional Personnel Board have to be
qualified and professional; one of those aspects is human resources. Therefore,
Regional Personnel Board has to optimize its professionalism through job and
workload analysis.
This study employed descriptive method with qualitative approach using
Miles, Hubberman and Saldana Data Analysis Technique. Hence, the focus of this
study was the implementation and application of job and workload analysis result
as an attempt to increase the functions of personnel management.
The result of this study indicated that the implementation of job and
workload analysis in Malang Regency Regional Personnel Board had been
conducted in line with the established regulations. Moreover, the result of the
analysis had been implemented in personnel management activities, but it had not
been thoroughly implemented yet. The result of this study also pointed out that
work experience of a personnel needed to be taken as consideration in fulfilling a
position besides his/her expertise and educational background.
Key word: job analysis, workload analysis, personnel management
r
Judul
TANDA PERSETUJUAII SKRIPSI
: Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja (Studi Pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang)
Disusun Oleh : Lourentius BoudewijnNicolas H
NIM : 135030101111155
Fakultas : Ilmu Administrasi
Jurusan : Administrasi Publik
Konsentrasi : -
Malang l0 November20lT
Komisi Pembimbing
F[IP.19670217 t99t03 I {m0
ilt
PERNYATAAN OXISINALMAS SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepaqiang pengetahuan
saya, di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diqukan
oleh pihak lain unutk mendapatkan karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lai4 kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini
dan tersebut dalam sumber kutipan dan daftar pustaka
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur jiplakan, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik
yang telah diperoleh (S-1) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (UU) No.20 Tahun 2CIA3, pasal 25 ayat2 dar.
pasalTA.
Malang; l0 November}Afi
Nama : Lourentius Boudewijn Nicolas
Nim :135030101I11155
viii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadiratTuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ”Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja” (Studi Pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang).
Skripsi ini merupakantugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya.
2. Bapak Drs. Andy Fefta Wijaya, MDA, Ph.D selaku Ketua Jurusan Ilmu
Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
3. Ibu Dr. Lely Indah Mindarti M.Si selaku Ketua Program Studi Adiministrasi
Publik.
4. Bapak Drs. Andy Fefta Wijaya, MDA, Ph.D selaku dosen pembimbing yang
telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
arahan dan membantu selama proses penyusunan skripsi.
5. Bapak Nurman Ramdansyah, SH, M.Hum, selaku Kepala Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang yang telah mengijinkan kepada
penulis untuk meneliti analisis jabatan dan analisis beban kerja pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang.
6. Bapak Tri Priatmoko, S.Sos, selaku Kepala Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang yang telah
membimbing, mengarahkan, dan mendapatkan informasi tentang
ix
Pelaksanaan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja di Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang.
7. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan Fakultas Ilmu Administrasi
8. Sahabat-sahabat saya waktu SMA Arvin, Ardan, Kalong, Teguh, Angga,
Iki, Fawwaz, Ryan, Fajar, Ahge, Ical, Sakti, yang selalu meberikan
dorongan semangat, dan selalu memberikan bullyan terhadap saya agar
segera menyelesaikan skripsi.
9. Pacar saya Dellia Airyn dan sahabat saya, Arham, Bayu, Bang Jamet, Opik
Rinjani, Reza Rinjani yang sudah membantu serta meberikan dorongan
semangat, dan selalu memberikan bullyan terhadap saya agar segera
menyelesaikan skripsi.
10. Sahabat-sahabat saya dari semester satu Saka, Reza, Eka, Acal, Katil,
Yunita, Yeremia, Sogi, Lela, Devi, Diego, Aang yang sudah membantu
serta memberikan dorongan semangat agar segera menyelesaikan skripsi.
11. Untuk sahabat-sahabat saya di FIA Wafi, Poetra, Bimo, Yoga, Pandu,
Fathir, Faris, Gareng, dkk yang selalu saling mendukung untuk
menyelesaikan skripsi.
12. Untuk sahabat-sahabat saya di kontrakan pisang agung Bembeng, Anam,
Febri, Tandu yang selalu saling mendukung untuk menyelesaikan skripsi.
13. Untuk sahabat–sahabat saya diKMK FIA Ronald, Vera, Heidi, Wijay, dkk
yang selalu saling mendukung untuk menyelesaikan skripsi.
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bisa bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Malang, 10 November2017
x
DAFTAR ISI
MOTTO .............................................................................................................................. i
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI .............................................................................. iii
TANDA PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................iv
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................................................. v
RINGKASAN ....................................................................................................................vi
DAFTAR ISI...................................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xiv
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 8
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 9
1. Manfaat Akademisi ........................................................................................... 9
2. Manfaat Praktis .............................................................................................. 10
E. Sistematika Penulisan ......................................................................................... 10
BAB II .............................................................................................................................. 12
A. Administrasi Publik ............................................................................................ 12
1. Pengertian Administrasi Publik .................................................................... 12
2. Dimensi Administrasi dan Ruang Lingkup Administrasi Publik ............... 14
3. Kepegawaian Sebagai Unsur Administrasi .................................................. 17
B. Manajemen Kepegawaian .................................................................................. 19
C. Analisis Jabatan .................................................................................................. 24
1. Pengertian Analisis Jabatan ........................................................................... 24
2. Uraian Jabatan ................................................................................................ 27
3. Tujuan Analisis Jabatan ................................................................................. 31
4. Prinsip-Prinsip Analisis Jabatan ................................................................... 33
5. Hasil Analisis Jabatan .................................................................................... 35
xi
6. Manfaat Analisis Jabatan ............................................................................... 42
7. Proses Pelaksanaan Analisis Jabatan ............................................................ 43
D. Analisis Beban Kerja .......................................................................................... 45
1. Pengertian Analisis Beban Kerja ................................................................... 45
2. Tujuan Analisis Beban Kerja......................................................................... 46
3. Manfaat Analisis Beban Kerja ....................................................................... 47
4. Proses Analisis Beban Kerja .......................................................................... 48
BAB III ............................................................................................................................. 55
A. Jenis Penelitian .................................................................................................... 55
B. Fokus Penelitian .................................................................................................. 56
C. Lokasi dan Situs Penelitian ................................................................................ 57
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 58
E. Jenis Sumber Data .............................................................................................. 60
F. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 62
G. Analisis Data .................................................................................................... 62
BAB IV ............................................................................................................................. 66
A. Penyajian Umum ................................................................................................. 66
1. Gambaran Umum Kabupaten Malang ......................................................... 66
2. Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang ........................................ 75
B. Penyajian Data .................................................................................................. 101
1. Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja Pada Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Malang. ................................................................................. 102
2. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pelaksanaan Analisis Jabatan dan
Analisis Beban Kerja Dalam Penyusunan Kebutuhan Pegawai Pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang. ......................................................... 133
C. Analisis dan Interpretasi ................................................................................. 136
1. Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja Pada Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Malang. ................................................................................. 136
a. Proses Pelaksanaan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja. ............ 136
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Analisis Jabatan dan Analisis Beban
Kerja Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang. ........................ 152
BAB V ............................................................................................................................ 157
a. Kesimpulan ........................................................................................................ 157
xii
b. Saran .................................................................................................................. 160
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 162
LAMPIRAN................................................................................................................... 165
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Form A .................................................................................................... 49
Tabel 2. FormB ..................................................................................................... 49
Tabel 3 Form C ..................................................................................................... 50
Tabel 4 Form D ..................................................................................................... 50
Tabel 5. Form E..................................................................................................... 51
Tabel 6. Susunan Nomenklatur Jabatan ASN Bidang Pengolahan Data dan
Informasi Aparatur 2017 ..................................................................................... 115
Tabel 7. Kekuatan Pegawai ................................................................................. 128
Tabel 8. Hasil Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja Jabatan Fungsional
Tertentu ............................................................................................................... 129
Tabel 9. Hasil Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja Jabatan Fungsional
Umum .................................................................................................................. 130
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berfikir ................................................................................ 54
Gambar 2. Komponen Analisis Data Model Interaktif ......................................... 64
Gambar 3. Lambang Kabupaten Malang .............................................................. 70
Gambar 4. Bagan Struktur Organisasi BKD Kabupaten Malang ......................... 80
Gambar 5. Dasar Hukum Aplikasi SINJAB ....................................................... 104
Gambar 6. SOP 065/9/421.202/2017Pelaksanaan Program SINJAB ................. 106
Gambar 7. Alur Sistem Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja Menggunakan
Aplikasi SINJAB ................................................................................................. 107
Gambar 8. Form Analisis Jabatan BKD Kabupaten Malang .............................. 109
Gambar 9. FormBeban Kerja Pegawai ............................................................... 111
Gambar 10. Butir-Butir Uraian Jabatan (1) ........................................................ 119
Gambar 11. Butir-Butir Uraian Jabatan (2) ........................................................ 120
Gambar 12. Butir-Butir Uraian Jabatan (3) ........................................................ 121
Gambar 13. Butir-Butir Uraian Jabatan (4) ........................................................ 123
Gambar 14. Hasil Analisis Beban Kerja 2017 .................................................... 125
Gambar 15. Contoh Peta Jabatan ........................................................................ 127
CURRICULUM VITAE
Data Pribadi
Nama : Lourentius Boudewijn Nicolas
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 9 November 1994
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Katolik
Tinggi Badan : 177 cm
Berat Badan : 60 kg
Alamat : Jl. Otista 82 Rt:04 Rw:06 No. 2 Jatinegara Jaktim 13330
Telepon : 087728399271
Status : Mahasiswa
E-mail : [email protected]
Data Pendidikan
Sekolah Tempat Tahun
Perguruan Tinggi :
S1 Ilmu Administrasi Publik -
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Malang
2013 – 2018
SMA : SMA N 62 Jakarta 2010 – 2013
SMP : SMP Maria Imaculatta
(Marsudirini Cawang) 2007 – 2010
SD : SD St. Antonius I 2001 – 2007
Data Kemampuan
Spesifikasi Deskripsi
Microsoft Word Word Processing
Microsoft Excel Spreadsheet and Data Calculation
Microsoft Power Point Lay Out of Presentation
Bahasa Percakapan Bahasa Indonesia (Aktif)
P e n g a l a m a n Organisasi
2014 Pengurus Staff Bidang III Rumah Tangga Unit Aktivitas Kerohanian Katolik
Universitas Brawijaya Malang
P e n g a l a m a n Kerja
2016 Staff Magang Sekretariat Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri
Pariwisata Kementerian Pariwisata RI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan aset paling berharga dan penting yang
dimiliki perusahaan atau organisasi pemerintah, karena keberhasilan organisasi
sangat ditentukan oleh unsur manusia. Keberhasilan organisasi juga sangat
mungkin dicapai apabila kebijakan, prosedur dan peraturan yang berkaitan
dengan manusia dalam organisasi saling berhubungan dan menguntungkan
semua pihak dalam organisasi (Sedarmayanti, 2016:11). Faktor berikutnya agar
pelaksanaan organisasi dapat berjalan dengan baik dan benar yaitu adanya
sistem pelaksanaan administrasi kepegawaian yang baik agar dapat
mencerminkan keberhasilan pegawai yang menunjang pelaksanaan administrasi.
Pada organisasi publik, pegawai merupakan salah satu hal penting dalam
penyelenggaraan negara. Pada dasarnya Pegawai Negeri Sipil (PNS) mempunyai
peran utama sebagai pelaksana, pengaturan undang-undang, menjalankan fungsi
manajemen pelayanan publik, pengelola pemerintah, manager atau corporate
leader, dan administrator (Edy Topo, 2010 :3 ). Sehingga pegawai menjadi salah
satu aktor negara untuk menggerakkan roda pemerintahan dan menjadi salah
satu pilar dalam mewujudkan pemerintahan yang baik (good government).
Pegawai dalam organisasi pemerintahan bertugas untuk mengabdi pada
kepentingan publik dan mewujudkan kesejahterahan masyarakat secara adil,
demokratis dan bermatabat. Sehingga pelaksanaan administrasi kepegawaian
pada organisasi pemerintahan harus diperhatikan, karena melihat peran penting
2
yang diemban oleh pegawai, yaitu sebagai satu aktor penyelenggara
pemerintahan.
Manajemen sumber daya manusia sektor publik telah menjadi bagian
penting dari setiap upaya Reformasi Birokrasi dalam menyajikan pelayanan bagi
pemenuhan kebutuhan serta akomodasi berbagai kepentingan dan kesejahteraan
masyarakat. Dapat dikatakan keberhasilan Reformasi Birokrasi itu sendiri dapat
diawali dari keseriusan birokrasi itu sendiri dalam mengelola sumber daya
aparaturnya. Oleh karena itu sudah saatnya birokrasi di Indonesia tidak lagi
kompromistis dalam melakukan rekruitmen, pemilihan dan penempatan
pekerjaan atau jabatan bagi staf dan pejabat, penilaian kinerja, rotasi dan mutasi
hingga membangun karakter dan kompetensi individu. Semua fungsi manajemen
sumber daya manusia sektor publik harus dijalankan dengan tegas, rasional dan
obyektif.
Dalam membantu terwujudnya manajemen sumberdaya aparatur publik
yang efektif dan efisien dibuatlah Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, dimana segala bentuk perekrutan dan penempatan
pegawai harus berdasarkan pada kompetensi dan kualifikasi yang diperlukan
oleh jabatan. Dengan kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki calon agar tata
kelola pemerintahan berjalan dengan baik. Selain itu dalam Undang-Undang ini
juga dijelaskan mengenai analisis jabatan dan analisis beban kerja yaitu pada
pasal 56 ayat 1 yang berbunyi “setiap instansi pemerintah wajib menyusun
kebutuhan jumlah dan jenis jabatan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan analisis
jabatan dan analisis beban kerja”.
3
Namun, dengan adanya peraturan yang sangat kuat mengenai manajemen
aparatur publik seperti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara tidak menjamin bahwa pegawai yang dikelola adalah pegawai yang
sesuai pada pekerjaannya. Terkait permasalahan manajemen kepegawaian
terdapat problematis yang dihadapi oleh birokrasi Indonesia. Proses rekruitmen
masih belum dilakukan secara profesional. Terlebih pada pelaksanaan
manajemen kepegawaian yang belum berdasarkan pada kompetensi dan
kualifikasi. Salah satu kasus yang dirasakan oleh Aparatur Sipil Negara saat ini
adalah salah penempatan pekerjaan (http://palsawan.wordpress.com).
Sedangkan salah satu unsur penting dalam manjemen menurut Henry
Fayol dalam jurnal Carl A. Rodrigues (2010 : 1), Division of Work atau
pembagian kerja, sesuai dengan kemampuan dan keahlian, sehingga pelaksaan
kerja berjalan dengan efektif. Prinsip terkenal dalam Division of Work adalah the
right man in the right place. Tidak terlaksananya dengan baik analisis jabatan
dan analisis beban kerja, sehingga masih ditemukannya Aparatur Sipil Negara
yang tidak menguasai dengan baik terhadap tugas yang didapatinya. Sedangkan
analisis jabatan dan analisis beban kerja merupakan unsur utama dalam setiap
manajemen kepegawaian sebagai acuan untuk mendapatkan orang-orang yang
tepat, baik mengenai kualitas maupun kuantitas yang sangat berguna bagi suatu
organisasi.
Dalam bentuk organisasi apapun tentunya akan membutuhkan orang –
orang dalam melaksanakan setiap fungsi kegiatannya yang ada dalam suatu
organisasi. Bila kita menelusuiri lebih lanjut, maka didalam organisasi
4
pemerintah, kebutuhan akan orang-orang tersebut sangat vital, karena masalah
maju-mundurnya sebuah organisasi adalah menyangkut produktivitas kinerja
pegawai. Maka dari itu dalam hal ini kita perlu menentukan macam dan tingkat
kualitas pegawai yang diinginkan untuk masing-masing jabatan dan perincian
mengenai jumlah pegawai yang seefektif mungkin agar efisiensi usaha akan
tercapai dengan hasil memuaskan. Salah satu alat yang sangat relevan yaitu
dengan menggunakan “Analisis jabatan dan Analisis Beban Kerja” dimana
berdasarkan analisis ini akan diperoleh data yang menunjukan macam, jumlah
dan kualitas pegawai yang diperlukan dan juga akan digunakan sebagai standar
bagi semua program kepegawaian yang meliputi penerimaan, seleksi,
pendidikan dan pelatihan, pemindahan dan kenaikan pangkat, penyusunan
peraturan gaji, penyusunan stuktur organisasi dan memperbaiki kondisi-kondisi
kerja.
Ketidaksesuaian antara kompetensi pegawai dengan jabatan yang
didudukinya akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai dan pada akhirnya
mempengaruhi kinerja organisasi. Ketidaksesuaian itu disebabkan oleh
komposisi keahlian atauketerampilan pegawai yang belum proporsional.
Demikian pula, pendistribusianpegawai masih belum mengacu pada kebutuhan
nyata organisasi, dalam artibelum didasarkan pada beban kerja
organisasi.Menumpuknya pegawai di satuunit tanpa pekerjaan yang jelas dan
kurangnya pegawai di unit lain merupakankenyataan dari permasalahan tersebut.
Di sisi lain pembentukan organisasicenderung tidak berdasarkan kebutuhan
5
nyata, dalam arti organisasi yangdibentuk terlalu besar sementara beban
kerjanya kecil, sehingga pencapaiantujuan organisasi tidak efisien dan efektif.
Analisis jabatan memberikan fakta-fakta dan menunjukan apa yang
dilakukan dan jenis pegawai yang diperlukan. Fakta-fakta ini diikhtisarkan
dalam uraian jabatan (job description). Syarat – syarat pegawai yang penting
dicatat dalam persyaratan jabatan (job specification). Dalam analisis beban kerja
perhatian dicurahkan kepada pengukuran beban kerja (workloud atau work
contentatau performance standard atau output standard). Standar jabatan
menunjukan brapa banyak pekerjaan yang diharapkan dari tiap pegawai.Standar
jabatan demikian biasanya didasarkan atas studi waktu dari jabatan-jabatan.
Standar jabatan atau standar prestasi dapat juga mengandung analisis metode
dan gerak sebagai dasar untuk menentukan cara mengerjakan suatu jabatan yang
yang paling baik atau yang paling efisien. (Moekijat,1998:1).
Penerapan analisis jabatan dan analisis beban kerja yang bertujuan untuk
penyusunan formasi pegawai diterapkan dengan memperhatikan kesesuaian
jumlah pegawai dengan tugas unit kerja, kesesuaian kualitas pegawai dengan
jenis pekerjaan memberikan kontribusi yang positif untuk meningkatkan
efektivitas pegawai (Khotimah:2012). Praktek analisis jabatan dan analisis beban
kerja terkait erat dengan dengan kinerja organisasi, analisis jabatan dan analisis
beban kerja merupakan sumber penting dari keunggulan kompetitif dalam
dirinya sendiri dan manfaat perhatian profersional HR, manajer lini dan manajer
puncak (Taylor & Francis: 2004).
6
Pada Pemerintah Kabupaten Malang yang menangani pelaksanaan analisis
jabatan dan analisis beban kerja diseluruh Perangkat Daerahadalah Sekretariat
Daerah Bagian Organisasi yang menghimpun data dari pelaksanaan analisis
jabatan dan analisis beban kerja yang dilakukan oleh setiap Perangkat Daerah
(PD). Pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja pada Pemerintah
Kabupaten Malang bersumber pada peraturan yaitu Peraturan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Analisis Jabatan, Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2012 tentang Analisis Jabatan di Lingkungan Kementerian Dalam
Negeri dan Pemerintah Daerah, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 33 tahun 2011 tentang
Pedoman Pelaksanaan Analisis Jabatan, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan
Analisis Beban Kerja.
Dalam pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja Bagian
Organisasi Kabupaten Malang bekerjasama dengan pihak swasta menciptakan
aplikasi Sistem Informasi Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja (SINJAB).
Penggunaan aplikasi ini sendiri bertujuan untuk memberikan secara jelas potensi
yang dimiliki oleh daerah sekaligus permasalahan yang sedang dihadapi
sehingga dapat menentukan strategi yang tepat guna memecahkan masalah
terkait dengan analisis jabatan dan analisis beban kerja. Berbagai macam
kendala dalam pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja antara lain,
keterbatasan tim analisis, proses penyusunan secara manual, jumlah dokumen
7
yang sangat banyak, dan lain sebagainya. Maka dari itu, pelaksanaan analisis
jabatan dan analisis beban kerja akan lebih sempurna bila diimbangi dengan
sentuhan teknologi informasi.
Pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja pada hakekatnya
diharapkan agarterpenuhinya tuntutan kebutuhan untuk menciptakan efektivitas
dan efisiensiserta profesionalisme sumber daya manusiaaparatur yang memadai
pada setiapinstansi serta mampu melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan
danpembangunan secara lancar dengan dilandasi semangat pengabdian
kepadamasyarakat, bangsa dan negara.Manajemen kepegawaian dan sumber
daya manusia sangat penting bagiinstansi dalam mengelola, mengatur, dan
memanfaatkan pegawai sehinggadapat berfungsi secara produktif untuk
tercapainya tujuan instansi. Sumber dayamanusia di instansi perlu dikelola
secara profesional agar terwujudkeseimbangan antara kebutuhan pegawai
dengan tuntutan dan kemampuanorganisasi. Keseimbangan tersebut merupakan
kunci utama instansi agar dapatberkembang secara produktif dan wajar. Dengan
pengaturan manajemen sumberdaya manusia secara profesional, diharapkan
pegawai bekerja secara produktif.
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang merupakan lembaga yang
bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang manajemen kepegawaian
daerah, khususnya di Kabupaten Malang. Berdasarkan hal tersebut maka aspek-
aspek yang mendukung segala bentuk dan fungsi BKD Kabupaten Malang
haruslahberkualitas dan profesional salah satunya adalah sumber daya
manusianya.Menurut hasil wawancara dari beberapa narasumber dan data peta
8
formasi jabatan pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang, kondisi
formasi kepegawaian mulai dari kualitas maupun kuantitas pegawai pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang belum terpenuhi 100%.
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang harusdapat
mengoptimalkan penerapan fungsi manajemen ke arah yang lebih
profesional dalam bidang ketatalaksanaan dan kepegawaian serta
pendayagunaan aparatur negara lainnya melalui analisis jabatan dan analisis
beban kerja sertapendidikan dan latihan rutin bagi setiap pegawainya sebagai
upaya peningkatanprofesionalisme kinerja fungsi organisasi.Bertolak dari latar
belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, makapenulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Jabatan dan Analisis Beban
Kerja (Studi Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakahpelaksanaan serta hasil dari analisis jabatan dan analisis
beban kerja pada Badan Kepegawian Daerah Kabupaten Malang?
2. Bagaimanakah faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi
dalam analisis jabatan dan analisis beban kerja pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang?
9
C. Tujuan Penelitian
Dengan berpedoman pada masalah diatas, maka tujuan yang diperoleh
dalampenelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendiskripsikan:
1. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis kegiatan analisis jabatan dan
analisis beban kerja pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Malang?
2. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis kendala yang dihadapi
dalam analisis jabatan dan analisis beban kerja pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang?
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, adapun kontribusi
penelitian yang ingin dicapai yaitu:
1. Manfaat Akademisi
a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
pemikiran bagi ilmu pengetahuan khususnya studi ilmu
administrasi publik dan juga upaya dalam pelaksanaan analisis
jabatan dan analisis beban kerja disetiap perangkat daerah.
b. Diharapkan mampu menghasilkan perbandingan antara
pengetahuan yang bersifat teoritis dan realita di lapangan.
c. Sebagai masukan untuk peneliti-peneliti selanjutnya yang
memiliki tema yang relevan sekaligus perbandingan bagi peneliti
selanjutnya.
10
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan dan
pertimbangan bagi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Malang agar semakin memaksimalkan pelaksanaan analisis
jabatan dan analisis beban kerja sebagai unsur utama dalam
manajemen PNS.
b. Penelitian ini diharapkan menumbuhkan edukasi masyarakat
dalam pentingnya penyusunan kebutuhan pegawai dengan analisis
jabatan dan analisis beban kerja yang dapat menentukan kualitas
dan kuantitas pegawai sehingga akan berdampak terhadap
pelayanan publik yang prima.
c. Hasil penelitian ini diharapkan bisa sebagai evaluasi dan
pertimbangan dalam pelaksanaan analisis jabatan dan analisis
beban kerja.
E. Sistematika Penulisan
Secara garis besar yang dideskripsikan dalam penulisan ini, dapat dilihat
dalam sistematika pembahasan yang merupakan susunan keseluruhan skripsi ini
secara singkat.
BabI : PENDAHULUAN
Bab pendahuluan menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah
tujuan penelitian dan sistematika penelitian. Bab ini merupakan pengantar
yang akan memudahkan untuk memahami bab – bab selanjutnya.
11
BabII : KAJIAN PUSTAKA
Bab kajian pustaka memuat teori – teori tentang administrasi publik, Good
Governance, Manajemen Sumberdaya Aparatur Publik, Kebijakan Publik,
Implementasi Kebijakan Publik, Analisis jabatan dan Analisis beban kerja.
BabIII : METODE PENELITIAN
Bab metode penelitian, menguraikan jenis penelitian yang dipakai, fokus
penelitian untuk menentukan ruang lingkup penelitian yang dilakukan,
lokasi dan situs penelitian dilaksanakan, sumber data dan jenis data yang
digunakan, teknik pengumpulan data, kemudian instrument penelitian,
analisis data, analisis swot dan keabsahan data.
BabIV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab hasil penelitian dan pembahasan menguraikan tentang hasil penelitian
yang mengemukakan data yang diperoleh dari lokasi penelitian, penyajian
data, dan gambaran umum lokasi penelitian, serta analisis dan interpretasi
data.
BAB V : PENUTUP
Bab penutup menjelaskan dan menyajikan tentang kesimpulan dari hasil
penelitian serta saran yang diberikan oleh peneliti terhadap hasil penelitian.
Sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan kajian perbaikan dalam proses
penyusunan analisis jabatan dan analisis beban kerja.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Administrasi Publik
1. Pengertian Administrasi Publik
Administrasi Publik menurut Sjamsuddin (2010 : 113), merupakan
terjemahan dari bahasa inggris public administrastionyang sering diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia menjadi administrasi negara atau administrasi
pemerintahan. Dalam kamus Webster ( 1966 ), Public Administration diartikan
sebagai : “branch of political science dealing primarily with the structure and
workings of agencies charged with the administration government
function”beberapa pengertian Administrasi Publik dalam sjamsuddin (2010:114-
118), dapat dikemukakan beberapa pakar sebagai berikut :
1. Menurut R. C. Chandler dan J. C. Plano (1988) dalam “Public
Administration Dictonary” :Administrasi Publik merupakan proses
dimana sumber daya dan personel publik diorganisir dan
dikoordinasikan untuk memformulasikan, mengimplementasikan dan
mengelola keputusan – keputusan dalam kebijakan publik.
2. Menurut John M. Pfinner & Robert V. Presthus (1960) dalam “Public
Administration” menyebutkan Administrasi Publik yaitu (1) meliputi
implementasi kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan oleh badan
– badan perwakilan politik, (2) sebagai koordinasi usaha – usaha
perseorangan dan kelompok untuk melaksanakan kebijakan
13
pemerintah hal ini meliputi pekerjaan sehari – hari pemerintah. (3)
secara global Administrasi Publik merupakan suatu proses ulang
dengan berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan – kebijakan
pemerintah, pengarahan kecakapan dan teknik – teknik yang tidak
terhingga jumlahnya, memberikan arah dan maksud terhadap usaha
sejumlah orang.
3. David H. Rossenbloom (1988) : Administrasi Publik, yaitu : “is the
use of managerial, legal and political” merupakan pemanfaatan teori
– teori dan proses – proses manajemen, politik dan hukum untuk
memenuhi mandat pemerintah di bidang legislatif, eksekutif, yudikatif
dalam rangka fungsi – fungsi pengaturan dan pelayanan terhadap
masyarakat secara keseluruhan.
4. Nicholas Henry :Administrasi Publik adalah suatu kombinasi yang
antara teori dan praktik, dengan tujuan mempromosikan pemahaman
terhadap pemerintah dalam hubungannya dengan masyarakat yang
diperintah dan juga mendorong kebijakan publik agar lebih resposif
terhadap kebutuhan sosial. Administrasi publik berusaha
melembagakan praktek – praktek manajemen agar sesuai dengan nilai
efektivitas, efisiensi dan pemenuhan kebutuhan masyarakat secara
lebih baik.
5. Edward H. Litchfeld (1956) :Administrasi Publik sebagai suatu studi
mengenai bagaimana bermacam – macam badan pemerintah
14
diorganisir, diperlengkapi dengan tenaga – tenaganya, dibiayai,
digerakan dan dipimpin.
6. Dwight Waldo (1956) :Administrasi Publik yaitu manajemen dan
organisasi dari manusia dan peralatannya guna mencapai tujuan
pemerintah dan merupakan seni dan ilmu manajemen yang
dipergunakan dalam mengelola masalah kenegaraan.
7. George E. Gordon :Administrasi Publik merupakan seluruh proses
baik yang dilakukan organisasi maupun perorangan yang berkaitan
dengan penerapan atau pelaksanaan hukum dan peraturan yang
dikeluarkan oleh badan – badan legislative, eksekutif dan peradilan.
8. Prajudi Atmosurodirjo (1962) :Administrasi Publik adalah
administrasi dari pada negara sebagai organisasi dan administrasi yang
mengejar tercapainya tujuan – tujuan yang bersifat kenegaraan.
2. Dimensi Administrasi dan Ruang Lingkup Administrasi Publik
Menurut Sjamsuddin (2010:66-70), hal penting lainnya yang perlu
dipahami dalam studi administrasi adalah dimensi – dimensinya. Dalam
mengklasifikasikan dimensi – dimensi administrasi dapat dilihat dari tiga sudut
pandang, yaitu : (1) secara konsepsional atau materi pokok; (2) dari sisi subyek
pelaku; (3) pengelolaan sumberdaya. Pertama, sisi konsepsional atau materi
pokok.Secara konsepsional sejumlah pakar menulis administrasi mempunyai
hubungan yang erat dengan organisasi dan manajemen. Beberapa pandangan
pakar yang terkait dengan hal ini antara lain adalah:
15
1. Ordway Tead :“ Administration is the process and agency which an
organization and its management are to strive ” ( administrasi adalah
suatu proses dan badan yang bertanggungjawab terhadap penentuan
tujuan yang akan dicapai organisasi dan manajemen ).
2. Dwight Waldo : “ Organisasi adalah struktur antara hubungan pribadi
yang berdasarkan atas wewenang formal dan kebiasaan di dalam suatu
sistem administrasi. Sedangkan manajemen adalah suatu rangkaian
tindakan yang maksud untuk mencapai hubungan kerjasama yang
rasional dalam suatu sistem administrasi.
3. Disamping itu, administrasi, organisasi dan manajemen tidak lepas
dari pembahasan tentang kepemimpinan, komunikasi dan
pengambilan keputusan seperti dikemukakan sejumlah pakar sebagai
berikut:
4. Leonard J Kasmir : ada empat fungsi manajerial utama sekalipun ia
mengakui tidak ada kesepakatan universal dalam memandang fungsi
manajemen, yaitu : (a) pengambilan keputusan, (b) komunikasi, (c)
kepemimpinan, (d) motivasi.
5. Prajudi Atmo Sudirjo : ada lima hal yang harus dijalankan oleh
seorang administrator dalam melakukan administrasi, yaitu (1) Top
management, management determinatif yang mendapatkan yang
menetapkan : (a) strategi, (b) peraturan, (c) rencana induk, (d)
kebijakan umum, (e) budged (Tahapan) : (2) Pengembangan
Organisasi; (3) Pengembangan sistem informasi (tata usaha), minimal
16
terdiri dari (a) tata usaha umum, (b) tata usaha teknis operasional, dan
(c) tata usaha sumber daya; (4) Pengembangan ( Sistem ) Managemen;
dan (5) Pengembangan Sistem Operasional.
Dari beberapa pendapat pakar tersebut dapat dikemukakan bahwa dari
sisi konseptual atau materi pokok administrasi terdapat paling tidak ada lima
dimensi studi administrasi yaitu: (1) Organisasi, (2) Manajemen, (3)
kepemimpinan, (4) pengambilan keputusan dan (5) komunikasi.
Kedua, dari sisi subjek pelaku. Dilihat dari subjek pelaku serta yang
didasari oleh tujuan sifat kegiatan dan tujuan yang hendak dicapai, kegiatan
administrasi dapat dibedakan atas dua hal, yaitu (1) Administrasi Publik / negara
( Public Administration ) dan (2) Administrasi privat / bisnis ( Private or
business administration ).
Ketiga, dari sisi pengelolaan sumber daya. Berdasarkan cara pengelolaan
kegiatan kerjasama. Maka Administrasi yang sering disinonimkan dengan
manajemen dapat dibedakan atas: (a) Manajemen sumber daya manusia; (b)
manajemen perkantoran; (c) manajemen keuangan. Disamping itu dikenal pula
dimensi – dimensi institusional dan fungsional, seperti: (1) administrasi
pembangunan; (2) administrasi pendidikan; (3) administrasi kesehatan; dan (4)
administrasi perhotelan. Bahkan dengan luasnya cakupan administrasi, juga
dikenal adanya administrasi internasional; administrasi pemerintahan lokal;
administrasi pemerintahan (nasional) dan sebagainya.
Ruang lingkup Administrasi Publik menurut Sjamsuddin (2010:71), yaitu
administrasi yang menyangkut seluruh rangkaian penyelenggaraan untuk
17
mencapai tujuan kenegaraan.Administrasi Publik dibagi atas: (1) administrasi
pemerintahan yang terdiri dari (a) administrasi sipil, (b) administrasi militer; (2)
administrasi perusahaan, yang terdiri dari (a) perusahaan negara/daerah
(BUMN/BUMD), dan (b) administrasi perusahaan jawatan; Dilihat dari
kegunaan dan tujuannya, Administrasi Publik dibedakan atas: (1) administrasi
daerah, (2) administrasi kepolisian, (3) administrasi ketentaraan, (4) administrasi
pengadilan (5) administrasi kepenjaraan, (6) administrasi perpajakan, (7)
administrasi kepariwisataan, (8) administrasi pendidikan, (9) administrasi
perguruan tinggi dan (10) administrasi kesehatan masyarakat.
3. Kepegawaian Sebagai Unsur Administrasi
Menurut Sjamsuddin (2010:28-29), kepegawaian dalam bahasa inggris
disebut personneldan sering disebut pesonalia.Yang dimaksud kepegawaian
adalah seluruh orang yang dipekerjakan dalam suatu badan tertentu, baik di
badan – badan pemerintahan maupun swasta.Kata kepegawaian berasal kata
dasar pegawai yang berarti karyawan atau pekerja. Sekalipun demikian,
penggunaan kata – kata tersebut cenderung berbeda antara satu dengan yang
lain. Seseorang yang dipekerjakan di lingkungan pemerintahan sering disebut
sebagai pegawai atau karyawan, sedangkan yang dipekerjakan dilingkungan
swasta sering disebut karyawan atau pekerja.
Di dalam peraturan perundangan yang ada selama ini tidak terdapat kata
karyawan melainkan kata pegawai dan pekerja.Masing – masing terdapat pada
peraturan perundangan kepegawaian dan peraturan perundang – undangan
ketenagakerjaan. Kepegawaian sebagai unsur administrasi berkaitan dengan
18
proses yang berhubungan dengan penggunaan tenaga kerja/pegawai ( manusia )
dalam usaha kerja sama. Kegiatannya berupa pencarian, pelamaran, pengujian,
penerimaan, pengangkatan, penempatan, kepangkatan, pengembangan,
kesejahteraan, pemutasian sampai pemberhentian tenaga kerja dalam suatu usaha
kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Praktik kebijakan yang diperlukan
dalam unsur kepegawaian dalam administrasi meliputi :
1. Analisa jabatan, yaitu menetapkan sifat dari pekerjaan masing –
masing pegawai/karyawan.
2. Merencanakan kebutuhan pegawai/karyawan dan merekrut
pegawai/karyawan.
3. Menyeleksi para calon pegawai/karyawan.
4. Melakukan orientasi dan pelatihan bagi calon pegawai atau pegawai
baru.
5. Menata olah upah dan gaji, yaitu cara mengkompensasi karyawan.
6. Menyediakan insentif dan kesejahteraan.
7. Menilai kerja.
8. Mengkomunikasikan (wawancara, penyuluh, pendisiplinan)
9. Pelatihan dan cara pengembangan pegawai.
10. Membangun komitmen pegawai/karyawan.
11. Peluang yang adil dan tindakan afirmatif.
12. Kesehatan dan keselamatan karyawan/pekerja
13. Keluhan dan hubungan (relasi) tenaga kerja.
19
B. Manajemen Kepegawaian
Menurut Sukamto dalam bukunya Pengaruh Eksistensi dan Fungsi Badan
Kepegawaian Negara (2004 : 10) menyatakan bahwa kata manajemen
merupakan perkembangan dari pengertian administrasi. Istilah administrasi
dalam Ilmu Administrasi Negara berasal dari bahasa Latin administrare, asal
kata ad dan ministrate yang diartikan sebagai pemberian jasa atau bantuan.Kata
administrasi mengandung arti melayani (to serve), pimpinan (administrator) atau
memimpin (to manage) yang akhirnya berarti manajemen. Perkembangan
pengertian administrasi sebagai manajemen dapat dijumpai pada terjemahan
bahasa Inggris dalam bukunya Henri Fayol berjudul General and Industrial
Management, bahwa sekalipun Fayol sendiri tidak menggunakan istilah
management, melainkan istilah administration, akan tetapi yang dimaksud
dengan administration dalam uraiannya adalah management. Sementara
manajemen sekaligus juga membicarakan masalah administrasi.
Administrasi pada dasarnya berfungsi untuk menentukan tujuan organisai
dan merumuskan kebijakan umum, sedangkan manajemen berfungsi untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka
pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijaksanaan umum yang telah
dirumuskan. Secara etimologis, manajemen (management) berasal dari kata
manus, yang berarti tangan dan agree,yang berarti melakukan. Setelah
digabungkan kaya manage dalam bahasa inggris yang berarti mengurus atau
managiere, yang dalam bahasa Latin berarti melatih. (Sri Hartini dkk, 2014 :
82).
20
1. Pengertian Manajemen
Dalam buku Inu Kencana (2004 : 117 - 118), menjelaskan beberapa
pengetian manajemen dari beberapa ahli, sebagai berikut :
Menurut Frederick W. Taylor, The art of management is defined as
knowinmg exacly what you want to do, and than seeing theat they do it in the
best and cheapest way. Artinya adalah dalam Ilmu Manajemen dapat
diterjemahkan sebagai ilmu pengetahuan yang mandiri yang sebenarnya akan
dikerjakan, selanjutnya mengkaji apakah sesuatu itu dikerjakan dengan cara
terbaik serta termudah.
Menurut Oliber Sheldon, Management proper is the function of industry
concerned in the execution of policy, with the limits set by administration, in the
employment of the organization for the particular object set before it. Artinya
adalah kegunaan manajemen sebagai fungsi kajian industri dalam pelaksanaan
kebiakan, dipandang dalam batas-batas kumpulan penyelenggaraan, dalam
pekerjaan organisasi untuk tujuan khusu yang akan datang.
Menurut George Terry, Management is a distinct process consisting of
planning, organizing, actuating, and controlling performance to determine and
accompolish stated objectives by the use of human being and other resourses.
Artinya manajemen adalah suatu proses khusu yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaanm dan pengawasan yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya.
Menurut John D. Millet, Management is the process directing and
facilitating the work of people organized in formal group to achieve a desire
21
end. Artinya maksud dari manajemen adalah proses kepemimpinan dan
pemberian arah terhadap pekerjaan yang terorganisasi dalam kelompok formal
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
Dalam hukum positif, istilah yang digunakan untuk menyebutkan
administrasi kepegawaian adalah manajemen kepegawaian. Oleh karena itu,
kedua istilah tersebut digunakan secara bersamaan dengan pengertian yang sama
(Sri Hartini dkk, 2014 : 83)
Miftah Thoha dalam buku Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia
(2005 : 18) mengatakan bahwa administrasi kepegawaian seringkali disebut
sebagai manajemen kepegawaian , yang tidak asing lagi bagi kegiatan
administrasi instasi pemerintah. Istilah administrasi kepegawaian merupakan
peristilahan yang terancang secara umum, yang dapat diperbandingkan dengan
istilah manajemen tenaga kerja atau manajemen sumber daya tenaga kerja (man
power or human resources management).Dalam industri istilah yang searti ialah
industrial relation dengan memberikan penekanan pada perencanaan
kepegawaian atau planningpersonal program.
2. Ruang Lingkup Manajemen Kepegawaian
Felix A. Nigro dan Lloyd G. Nigro dalam buku Miftah Thoha (2005 :
18) berpendapat bahwa manajemen kepegawian meliputi kegiatan pengangkatan
dan seleksi, pengembangan yang meliputi latihan jabatan (in-service training),
promise, dan pemberhentian.Kemudian Flipoo memberikan batasan tentang
manajemen kepegawaian (personnel management) sebagai perencanaan,
22
perngorganisasian, pengarahan, dan pengawasan terhadap pengadaan,
pembinaan, kompensasi (pemberian gaji dan upah), integrasi, pemeliharaan, dan
pemberhentian/pensiun. Dalam batasanini terdapat dua fungsi pokok, yaitu :
1) Fungsi manajemen, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan.
2) Fungsi operatif kepegawaian, meliputi pengadaan, pembinaan atau
pengembangan, kompensasi, perawatan atau pemeliharaan, dan
pemberhentian.
Dengan kata lain bidang kegiatan manajemen kepegawaian meliputi
perencanaan, pengaturan, pengarahan, dan pengendalian dari kegiatan-kegiatan
pengandaan, pengembangan, penggajian, dan integrasi tenaga kerja pegawai
dalam suatu organisasi tertentu.
Dalam Sukamto (2004 : 13), menunjukkan bahwa manajemen
kepegawaian meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1) Pengadaan dan seleksi tenaga kerja atau pegawai, yang diketahi dari
rangkaian kegiatan tentang pengadaan, seleksi, dan pengangkatan melalui
ujian calon pelamar menjadi pegawai.
2) Penempatan dan penunjukan, diketahui melalui rangkaian ditempatkannya
calon pegawai pada jabatan atau fungsi tertentu yang telag ditetapkan.
3) Pengembangan, yang diketahui dari segenao proses latihan (training) baik
sebelum atau sesudah menduduki jabatan dikaitkan promosi pegawai.
23
4) Pemberhentian, yang diketahui melalui proses diberhentikannya tenaga kerja
atau pegawai, baik sebelum masanya maupun sudah saatnya (pensiun).
Menurut Sondang P. Siagian (2003) manajemen kepegawaian adalah
perpaduan kata manajemen dan pegawaian, oleh karenanya untuk
mendefinisikan perlu diartikan masing-masing. Sondang P. Siagian
mengemukakan bahwa manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk
memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan orang
lain. Adapun pada umumnya yang dimaksud dengan kepegawaian adalah segala
hal mengenai kedudukan, kewajiban, hakm dan pembinaan pegawai.
Fungsi-fungsi manajemen menurut Sondang P. Siagian (2003 : 107)
dikategorikan sebagai berikut :
1) Perencanaan (planning)
2) Pengorganisasian (organizing)
3) Pemberian motivasi (motivation) yang terbagi menjadi 2 :
Pengisian staf (staffing)
Mengarahkan (directing)
4) Pengawasan (controlling)
5) Penilaian (evaluating)
24
C. Analisis Jabatan
1. Pengertian Analisis Jabatan
Menurut Moekijat, 1998 analisis jabatan adalah terjemahan dari bahasa
inggris job analysis. Akan tetapi analisis jabatan bukan satu – satunya
terjemahan.Job analysis ada juga yang menterjemahkan analisis pekerjaan,
analisis tugas, analisis tugas pekerjaan, analisis atas suatu macam pekerjaan dan
analisis kegiatan pekerjaan.Lembaga Administrasi Negara dan lembaga –
lembaga pendidikan pada umumnya menggunakan istilah analisis jabatan
sebagai terjemahan job analysis.Dalam uraian selanjutnya dalam skripsi ini
digunakan istilah analisis jabatan sebagai terjemahan job analysis.
Selanjutnya menurut Moekijat (1998),Job analysis terdiri atas dua katajob
dan analysis.Job seperti yang baru saja kita bicarakan, ada yang menerjemahkan
jabatan, ada yang menerjemahkan pekerjaan, tugas, tugas pekerjaan, macam
pekerjaan dan kegiatan pekerjaan.Analysisberasal dari kata kerja bahasa Inggris
to analyze yang berarti memisah – misahkan atau menguraikan. Dalam job
analysisitu kita memisahkan unsur job( jabatan ) dalam bagian – bagian atau
unsur job yang kita sebut task (tugas – tugas). Istilah – istilah lain yang ada
hubungannya dengan job ( jabatan ) adalah element, task, position (posisi), job
dan occupation masing – masing sering diterjemahkan pekerjaan. Dalam
membicarakan job analysis (analisis jabatan) istilah – istilah tersebut perlu kita
bedakan, karena kalau tidak, sulit membicarakanjob analysis dengan jelas.
Beberapa kutipan mengenai definisi analisis jabatan (Job Analysis)
menurut para ahli adalah sebagai berikut:
25
1) Menurut Malayu (2005:28) Job Analysis (analisis pekerjaan) adalah
menganalisis dan mendesain pekerjaan apa yang harus dikerjakan,
bagaimana pekerjaannya dan mengapa pekerjaan itu harus dikerjakan.
Menurut Gomes (2003:91) analisis jabatan adalah proses
pengumpulan informasi mengenai suatu pekerjaan yang dilakukan
seorang pegawai, yang dilaksanakan dengan mengamati atau
mengadakan interview pada pekerjaan dengan bukti – bukti yang
benar dari supervisor.
2) Sedangkan menurut Benandin & Russell dalam Gomes (2003:91)
mengatakan analisis pekerjaan ini akan menghasilkan daftar uraian
pekerjaan pernyataan tertulis mengenai kewajiban – kewajiban
pekerja dan bisa juga mencakup standar kualifikasi, yang merinci
pendidikan dan pengalaman minimal yang diperlukan bagi seorang
pekerja untuk melaksanakan kewajiban dari kedudukannya secara
memuaskan.
Aktivitas pertama dan utama dalam kegiatan perencanaan sumber daya
manusia adalah bagaimana caranya memperoleh pegawai atau sumber daya
manusia yang berkualitas guna mengisi kekosongan pegawai yang ada pada
suatu organisasi. Agar dapat diperoleh pegawai yang berkualitas sebagaimana
yang diharapkan, cara terbaik yang harus dilakukan adalah melakukan analisis
pekerjaan atau analisis jabatan, sehingga dapat terlihat jenis dan kompetensi
pegawai yang diperlukan berdasarkan uraian jabatan yang dipersyaratkan
sedangkan pengukuran beban kerja dan indikator jabatan dilakukan melalui
26
analisis beban kerja. Dengan demikian diharapkan akan dapat diperoleh pegawai
yang berkualitas.
Menurut Gary Dessler (1997:90) analisis jabatan (job analysis) adalah
prosedur untuk menetapkan tugas dan tuntutan keterampilan dari suatu jabatan
dan orang macam apa yang akan dipekerjakan untuk itu. Menurut Hasibuan
(2003:28) analisis pekerjaan (job analysis) perlu dilakukan agar dapat mendesain
organisasi serta menetapkan uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan dan evaluasi
pekerjaan. Analisis pekerjaan adalah menganalisis dan mendesain pekerjaan apa
saja yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya dan mengapa pekerjaan
itu harus dilakukan.
Menurut Batinggi dkk (1998:21) analisis jabatan adalah:
“teknik menghimpun , mengolah dan menyajikan informasi
pekerjaan-pekerjaan secara sistematis, tepat dan jelas untuk
keperluan penyusunan kegiatan-kegiatan dalam pengelolaan
tenaga kerja.”
Analisis jabatan adalah titik awal untuk hampir semua fungsi personalia
dan analisis ini sangat penting untuk mengembangkan cara penilaian personalia.
Analisis pekerjaan akan memberikan informasi mengenai uraian pekerjaan dan
spesifikasi pekerjaan bahkan dapat memperkirakan pengayaan atau perluasan
pekerjaan dan penyederhanaan pekerjaan pada masa yang akan datang. Analisis
pekerjaan adalah informasi tertulis mengenai pekerjaan apa saja yang harus
dikerjakan dalam suatu perusahaan agar tujuan tercapai. Manfaat analisis
pekerjaan akan memberikan informasi tentang aktivitas pekerjaan, standar
27
pekerjaan, konteks pekerjaan, pernyataan personalis (personnel requirement),
perilaku manusia dan alat-alat yang akan diperlukan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa analisis jabatan
adalah proses pengumpulan informasi suatu pekerjaan atau jabatan tertentu,
informasi tersebut meliputi tugas, tanggung jawab dan kondisi kerja yang
berhubungan dengan aspek-aspek pekerjaan dalam suatu organisasi serta
kualifikasi pegawai untuk pekerjaan atau jabatan tersebut.
2. Uraian Jabatan
Menurut Moekijat (1998:108-109) uraian jabatan adalah mendeskripsikan
suatu catatan mengenai fakta – fakta jabatan yang ada dengan tepat.Fakta – fakta
jabatan disusun sedemikian rupa agar mudah digunakan. Susunan atau urutan
jabatan sebagai berikut:
1. Pengenalan jabatan
2. Ikhtisar jabatan
3. Kewajiban-kewajiban yang dilakukan
4. Pengawasan yang diberikan dan diterima
5. Hubungan dengan jabatan-jabatan yang lain
6. Mesin-mesin, alat-alat dan bahan-bahan
7. Mesin kerja
8. Definisi-definisi yang mengenai istilah-istilah yang tidak umum
9. Komentar-komentar yang menambahkan dan menjelaskan hal-hal
tersebut diatas
28
Pengenalan jabatan mengandung keterangan seperti nama jabatan, bagian,
seksi dan nomor kode jari jabat yang bersangkutan. Ikhtisar jabatan mempunyai
2 (dua) tujuan: (1) untuk memberikan perumusan yang singkat dan berkaidah
sebagai informasi pengenal tambahan apabila nama jabatan belum cukup jelas
(2) untuk memberikan pelayanan sebagai suatu ikhtisar guna memperkenalkan
kepada para pembaca terhadap pengertian informasi yang terinci berikutnya
(Moekijat, 1998:109).
Dari uraian tersebut dapat dikatakan aktivitas dalam analisis akan di
analisa, kemudian penjabaran atau penguraian dari yang besar dan abstrak
menjadi bagian-bagian kecil dan kelihatan nyata dengan kegiatan yang banyak
melibatkan pemikiran dari berbagai pihak. Uraian jabatan itu lebih banyak
berhubungan dengan jabatan itu sendiri ketimbang dengan orang atau pegawai
yang mengerjakannya. Titik berat uraian jabatan adalah menguraikan apa yang
dilakukan, menguraikan kegiatan atau fungsi. Oleh karena itu uraian jabatan
merupakan standar fungsi , uraian jabatan menunjukan isi jabatan atau isi
pekerjaan.
Uraian jabatan ini pertama-tama dipergunakan sebagai dasar untuk
penilaian jabatan. Uraian jabatan dapat dipergunakan oleh pimpinan untuk
merencanakan pekerjaan dari kelompoknya. Misalnya pimpinan dapat
menganalisis dan menentukan tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan yang harus
dilakukan guna melaksanakan fungsi-fungsi pokok dari kelompoknya. Uraian
jabatan membantu para pemimpin untuk menentukan standar hasil pekerjaan
yang benar untuk jabatan yang bersangkutan.
29
Uraian jabatan dapat juga berguna untuk menganalisis penggunaan tenaga
kerja. Pekerjaan yang memerlukan sedikit kecakapan dapat diserahkan kepada
jabatan yang tingkatannya rendah. Setelah itu dari uraian jabatan dapat dijadikan
dasar untuk perhitungan beban kerja dengan uraian jabatan ini dapat ditentukan
berapa banyak pegawai yang dibutuhkan untuk masing-masing pekerjaan dan
berhubungan dengan masalah biaya, baik dipandang dari segi jumlah pegawai
dalam tiap tingkat upah maupun dari segi upah perbaikan tingkat upah itu
sendiri.
Menurut Dale Yoder, Ph.D. dkk dalam Moekijat (1998:106-107) uraian
jabatan digunakan untuk bermacam-macam tujuan sebagai berikut:
1. Uraian jabatan memberikan suatu aturan yang terperinci untuk
pencarian calon pegawai dan penyaringan.
2. Uraian jabatan memberikan garis besar mengenai kesempatan kerja
dengan demikian adalah berguna dalam pemberian pedoman dan
nasihat jabatan.
3. Uraian jabatan memberikan dasar untuk program-program latihan,
menunjukan apa yang harus dilakukan dalam mempersiapkan
pengikut-pengikut pelatihan untuk pekerjaan.
4. Uraian jabatan dapat memberikan saran-saran untuk penguraian
jabatan, menunjukan dimana pegawai-pegawai yang kurang cakap
adalah memadai, sedangkan pegawai-pegawai sedangkan pegawai-
pegawai dengan kecakapan khusus dapat lebih baik dipergunakan.
30
5. Uraian jabatan sering menyarankan adanya kemungkinan untuk
mengadakan penyederhanaan pekerjaan, khususnya apabila uraian
jabatan itu sejajar dengan penyelidikan ruang gerak dan waktu.
6. Uraian jabatan adalah penting untuk seluruh sistem penilaian
jabatan dalam administrasi upah dan gaji. Perbandingan-
perbandingan relatif dari berbagai macam jabatan dapat dibuat
berdasarkan uraian jabatan.
7. Uraian jabatan dapat membantu memperbaiki semangat kerja
dengan mempengaruhi tiap pegawai mengenai pentingnya
jabatannya dan membantu menetapkan keadilan dalam kompensasi.
Ada beberapa istilah yang erat hubungannya dengan jabatan, antara lain
sebagai berikut:
1. Tugas/kewajiban
Tugas /kewajiban merupakan bagian internal daripada pekerjaan
yang wajib dipekerjakan oleh seseorang atau sesuatu yang
ditentukan untuk dilakukan/dilaksanakan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan kewajiban dalam melakukan
pekerjaan secara maksimal sesuai dengan kemampuan dan
keterampilan yang dimilikinya dimana ia wajib menanggung
segala sesuatunya kalau terjadi kesalahan-kesalahan yang
diperbuat, ia siap untuk diperkarakan. Tanggung jawab berkaitan
31
dengan tugas pokok dan fungsi yang diembannya, serta syarat
jabatannya untuk dapat melaksanakan pekerjaan guna
diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
3. Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban merupakan pekerjaan yang telah
dilaksanakan dan harus dipertanggungjawabkan oleh pegawai
yang diberi tugas dan tanggung jawab. Pertanggungjawaban
berarti menyampaikan laporan baik secara lisan maupun tertulis
yang disampaikan oleh mereka yang diberi tugas kepada
atasannya yang member tugas atau yang mendelegasikan sebagian
dari kewenangannya (Nur Hidayati,2010:12-14).
3. Tujuan Analisis Jabatan
Tujuan dan kegunaan analisis jabatan menurut Garry Dessler (1997:90),
yang terkait dengan MSDM yaitu sebagai perekrutan, kompensasi, penilaian
kerja, pelatihan dan memastikan pengangkatan yang lengkap atas semua
tugas.Melalui analisis pekerjaan dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan
sumberdaya manusia saat ini serta antisipasi kecenderungan perubahan dimasa
depan. Perkirakan arah, perubahan, perkembangan perusahaan dan prospek
lingkungan serta sumber daya manusia kedepan. Karena dalam mempersiapkan
sumberdaya manusia masa depan memerlukan waktu dan biaya yang cukup
sehingga diperoleh sumberdaya manusia yang berkualitas dan siap pada saat
telah dibutuhkan.
32
Menurut Benardin & Russell dalam Triton PB (2009:49-52) tujuan analisis
jabatan yaitu:
1. Job description, untuk mengidentifikasi pekerjaan, riwayat pekerjaan,
kewajiban-kewajiban pekerjaan dan pertanggungjawaban, serta untuk
mengetahui spesifikasi pekerjaan atau informasi mengenai standar
pekerjaan.
2. Job Classification, yaitu penyusunan pekerjaan-pekerjaan kedalam
kelas-kelas, kelompok-kelompok, atau jenis-jenis berdasarkan rencana
sistematika tertentu.
3. Job Evaluation, suatu prosedur pengklasifikasian pekerjaan
berdasarkan kegunaan masing-masing didalam organisasi dan dalam
pasar tenaga kerja luar yang terikat.
4. Job design Restructuring, meliputi usaha-usaha untuk mengalokasikan
dan merestrukturisasi kegiatan pekerjaan kedalam berbagai kelompok.
5. Personnel Requirement, yaitu berupa persyaratan atau spesifikasi
tertentu bagi suatu pekerjaan.
6. Performance Appraisal, yaitu merupakan penilaian sistematis yang
dilakukan oleh supervisor terhadap performansi pekerjaan dari para
pekerja.
7. Worker Training, yaitu pelatihan yang ditujukan untuk para pekerja.
8. Worker Mobility, yaitu dinamika keluar-masuknya seseorang dalam
posisi, pekerjaan-pekerjaan dan okupasi-okupasi tertentu.
33
9. Efficiency, ini mencakup penggabungan proses kerja yang optimal
dan rancangan keamanan dari peralatan dan fasilitas, serta prosedur
kerja, susunan kerja dan standar kerja.
10. Safety, berfokus pada identifikasi dan peniadaan perilaku kerja yang
tidak aman, kondisi fisik dan kondisi lingkungan.
11. Human Resource Planning, perencanaan SDM akan selalu meliputi
upaya perencanaan agar memperoleh the right man on the right places
and in the right times untuk mencapai kemanfaatan yang sebesar-
besarnya atas keberadaan SDM dalam suatu organisasi atau
perusahaan.
12. Legal/Quasi Legal/Requirement, analisis pekerjaan juga diperlukan
untuk menyusun regulasi-regulasi dan berbagai ketentuan-ketentuan
organisasionalnya.
4. Prinsip-Prinsip Analisis Jabatan
Menurut Kolonel Kal. (Purn.) Susilo Martoyo (2012) ada beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan dalam menganalisis jabatan, yaitu sebagai berikut:
1. Analisis jabatan harus memberikan semua fakta yang penting dan
berhubungan dengan jabatan yang bersangkutan. Fakta-fakta tersebut
tergantung pada tujuan hasil analisis yang digunakan.
2. Analisis jabatan tunggal dapat memberikan fakta-fakta yang dapat
digunakan untuk bermacam tujuan. Apabila masing-masing tujuan
dibuat analisis jabatan tersendiri, maka hal ini akan memakan biaya
besar.
34
3. Analisis jabatan harus sering ditinjau kembali dan diperbaiki. Dalam
organisasi yang besar jabatan-jabatan tidaklah statis namun, sering
terjadi perubahan, baik mengenai proses, metode, alat maupun aspek-
aspek lainnya. Bahkan bisa dikatakan bahwa analisis jabatan
merupakan program yang terus menerus (continue) dalam organisasi
yang besar.
4. Analisis jabatan harus dapat menunjukan unsur-unsur jabatan yang
paling penting diantara beberapa unsur jabatan dalam tiap jabatan.
Terkadang jabatan itu mengandung beberapa unsur jabatan yang
penting.
Sebelum proses analisis jabatan dapat dilaksanakan, ada beberapa masalah
penting yang perlu dipecahkan. Masalah pertama adalah pengertian yang
sesungguhnya dari kata jabatan. Dalam beberapa kejadian, analisis jabatan
memperlakukan tiap gabungan kewajiban-kewajiban jabatan sebagai suatu
jabatan khusus dan mereka mendahului menganalisis pekerjaan dari tiap-tiap
individu dalam perusahaan meskipun dalam perusahaan mempunyai nama yang
sama atau tampaknya mempunyai kewajiban-kewajiban pokok yang sama.
Setelah analisis jabatan menentukan bahwa beberapa karyawan sungguh-
sungguh melaksanakan pekerjaan yang serupa maka pekerjaan-pekerjaan mereka
kemudian dapat digabungkan dalam satu uraian jabatan tunggal.
Pendekatan individual ini tampaknya merupakan pendekatan yang paling
banyak memakan waktu dan biaya.Dalam pendekatan ini merupakan satu-
satunya pendekatan yang sungguh-sungguh cermat. Pendekatan kedua
35
menganggap bahwa semua pegawai yang mempunyai nama jabatan sama
melakukan jabatan yang sama. Dengan demikian semua mandor melakukan
jabatan yang sama dan hanya satu analisis jabatan dan satu uraian jabatan dibuat
untuk semua mandor. Akan tetapi adalah sangat diragukan untuk menganggap
semua mandor melakukan hal-hal yang pada dasarnya sama.
Pendekatan ketiga yang lebih luas lagi, hanya menganalisis klasifikasi
okupasi yang jelas berbeda.Apabila hal ini dilakukan maka semua juru tata
usaha diatas tingkat permulaan dianggap menjadi juru tata usaha tingkat
menengah dan hanya satu dari jenis-jenis jabatan yang dianalisis. Dengan
demikian makin luas pendekatan yang digunakan untuk menentukan apa yang
akan dianalisis, makin kurang cermat uraian jabatan yang dihasilkan. Sebaliknya
apabila tiap pekerjaan individu dianalisis, maka uraian jabatan yang dihasilkan
akan lebih terinci dan biaya lebih mahal. Akan tetapi biaya tambahan ini
biasanya dapat dibenarkan karena akan tertutup oleh hasil yang lebih baik.
5. Hasil Analisis Jabatan
Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 33 Tahun 2011 menjelaskan ada 4 (empat) hasil dari analisis
jabatan, yaitu:
1. Rumusan Nomenklatur Jabatan.
Rumusan nomenklatur jabatan adalah rumusan atas suatu jenis
pekerjaan yang ditandai dengan penetapan nama jabatan. Dengan
pengertian tersebut maka rumusan nomenklatur jabatan merupakan
rumusan nama jabatan. Nama jabatan harus bisa menggambarkan
36
tugas-tugas yang terkandung di dalamnya. Dalam lingkup instansi
pemerintah, pernah dikenal 2 (dua) jenis jabatan, yaitu jabatan
manjerial atau jabatan struktural dan jabatan fungsional. Jabatan
fungsional terdiri atas jabatan fungsional tertentu dan jabatan
fungsional umum. Jabatan fungsional tertenu adalah jabatan yang
telah ditetapkan dengan surat Keputusan Menteri PAN dan
mempunyai ukuran pencapaian hasil kerjanya dengan angka kredit.
Sedangkan jabatan fungsional umum adalah jabatan fungsional yang
tidak secara khusus ditetapkan dengan surat Keputusan Menteri PAN.
Cara merumuskan nomenklatur jabatan struktural adalah jabatan yang
rumusan nomenklaturnya ditetapkan menurut nama unit kerjanya serta
berstrata sesuai dengan kelembagaan yang berlaku. Dengan demikian
rumusan nomenklatur unutk nama jabatannya mengikuti nama yang
tertera dalam surat keputusan pengangkatannya. Contoh :
Kepala Bagian ..... , Kepala Bidang ..... , Kepala Sub Bidang ..... ,
Kepala Seksi ..... , Kepala Sub Dinas ..... , Kepala Sub Bagian .....,
Sedangkan Jabatan fungsional yaitu jabatan non manajerial yang
perumusan nomenklaturnya harus mencerminkan pekerjaan atau
tugas-tugasnya yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 18
Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25
Tahun 2016 tentang Nomenklatur Jabatan Bagi Pegawai Negeri Sipil
37
(PNS) di Lingkungan Instansi Pemerintah. Contoh rumusan
nomenklatur jabatan fungsional adalah :
Jabatan fungsional tertentu mengikuti ketetapan yang telah ada
seperti : peneliti, litkayasa, statistisi, perekayasa, pranata
komputer, pustakawan, dan sebagainya
Jabatan fungsional umum seperti : pengadministrasi, analis,
pengumpul dan pengolah data, bendaharawan, penyusun laporan,
penyuluh, dan sebagainya.
2. Peta Jabatan.
Peta jabatan merupakan bentangan seluruh jabatan di seluruh unit
kerja. Peta jabatan tersebut menggambarkan jabatan struktural beserta
jabatan fungsional yang berada dibawahnya. Dengan peta jabatan
maka seluruh unit kerja dapat dilihat jenis dan susunan jabatan yang
terkandung dalam jabatan.
3. Uraian Jabatan.
Dalam Permenpan 33 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Analisis Jabatan menjelaskan setiap jabatan berisi berbagai aspek dan
karakteristik. Uraian jabatan adalah setiap aspek dan karakteristik
yang terkandung dalam jabatan. Uraian jabatan tersebut berisi antara
lain:
1) Nama Jabatan
Tugas-tugas yang telah dikelompokan diberi nama yaitu Nama
Jabatan. Pemberian nama jabatan harus mencerminkan isi
38
tugasnya. Dengan demikian nama jabatan berarti sebutan untuk
memberi ciri dan gambaran sekelompok tugas yang menyatu
dalam satu wadah jabatan. Nama jabatan dimaksudkan pula untuk
membedakan antara jabatan yang satu dengan jabatan yang lain.
Selanjutnya nama jabatan menjadi rumusan nomenklatur jabatan.
2) Kode Jabatan
Kode jabatan merupakan kode yang dibuat untuk memudahkan
pengadministrasi jabatan.
3) Ikhtisar Jabatan
Ikhtisar jabatan merupakan ringkasan dari uraian tugas yang
disusun dalam satu kalimat yang mencerminkan pokok-pokok
tugas jabatan. Penyusunan ikhtisar jabatan harus memenuhi
kriteria:
Apa yang dikerjakan, sebutkan pula proyek yang dikerjakan.
Bagaimana cara mengerjakan.
Mengapa tugas itu harus dikerjakan.
4) Uraian Tugas
Uraian tugas merupakan suatu paparan atau bentangan atas semua
tugas jabatan yang dilakukan oleh pemegang jabatan dalam
memproses bahan kerja yang menjadi hasil kerja dalam kondisi
tertentu, ditulis dengan singkat dan jelas, serta disusun secara
berurutan dari yang paling sampai dengan yang paling ringan.
Penyusunan uraian tugas harus memenuhi kriteria:
39
(1) Apa yang dikerjakan dan sebutkan pula obyek yang
dikerjakan.
(2) Bagaimana cara mengerjakan.
(3) Mengapa tugas itu harus dikerjakan.
5) Bahan Kerja
Bahan kerja terdiri atas data, orang, benda yang berwujud atau
tidak berwujud yang merupakan suatu masukan untuk diproses
menjadi hasil kerja.
6) Perangkat Kerja
Sarana atau peralatan yang dipergunakan untuk memproses bahan
kerja menjadi hasil kerja. Perangkat kerja dapat berupa mesin,
perkakas, perlengkapan dan alat kerja bantu lainnya.
7) Hasil Kerja
Hasil kerja adalah suatu produk berupa barang, jasa dan informasi
yang dihasilkan dari suatu proses pelaksanaan tugas dengan
menggunakan bahan kerja dan peralatan kerja dalam waktu dan
kondisi tertentu, dapat bersifat manajerial maupun non manajerial.
Hasil manajerial dapat berupa petunjuk kerja, pembagian tugas,
koordinasi kerja. Sedangkan hasil non manajerian diperoleh
dalam pelaksanaan tugas teknis atau tugas lain yang tidak
berhubungan dengan bawahan.
8) Tanggung Jawab
40
Tanggung jawab merupakan tuntutan jabatan terhadap
kesanggupan seorang PNS untuk menyelesaikan pekerjaan yang
diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada
waktunya serta berani menanggung resiko atas keputusan yang
diambil atau tindakan yang dilakukannya, selain itu bertanggung
jawab terhadap bahan kerja yang diolah, alat kerja yang
digunakan, hasil kerja yang diperoleh, lingkungan kerja dan
kepada orang lain.
9) Wewenang
Wewenang merupakan hak dan kekuasaan pemegang jabatan
untuk memilih mengambil sikap atau tindakan tertentu dalam
melaksanakan tugas dan mempunyai peranan sebagai
penyeimbang terhadap tanggung jawab guna mendukung
berhasilnya pelaksanaan tugas. PNS hanya dapat memikul
tanggung jawab apabila diberikan wewenang yang memadai.
10) Korelasi Jabatan
Korelasi jabatan adalah hubungan kerja antara jabatan yang satu
dengan jabatan yang lainnya ataupun orang lain yang
berhubungan dengan jabatan tersebut, hubungan tersebut dapat
diakukan secara vertikal, horizontal dan diagonal baik di dalam
maupun diluar instansi.
11) Kondisi Lingkungan Kerja
41
Kondisi lingkungan kerja merupakan kondisi di dalam dan
disekitar PNS dalam melaksanakan tugas-tugas jabatan mengolah
bahan kerja dengan peralatan kerja menjadi hasil kerja yang
meliputi aspek keadaan tempat kerja, udara, suhu, cahaya, suara,
getaran dan letak.
12) Resiko Bahaya
Resiko bahaya adalah kejadian atau keadaan yang mungkin akan
dialami PNS sehubungan dengan keberadaannya dalam
lingkungan pekerjaan.
13) Syarat jabatan
Syarat jabatan merupakan kualifikasi yang harus dipenuhi oelh
PNS untuk dapat melakukan pekerjaan atau memangku jabatan.
Syarat jabatan terdiri atas pangkat/golongan ruang, pendidikan,
kursus/diklat, pengalaman kerja, pengetahuan kerja, keterampilan
kerja, bakat kerja, temperamen kerja, minat kerja, upaya fisik dan
fungsi pekerja.
14) Prestasi Yang Diharapkan
Prestasi kerja yang diharapkan berkaitan dengan
kapasitas/kemampuan serta beban target yang diharapkan dapat
dihasilkan dalam rentang waktu tertentu. Tentu saja angka ini
didapat dengan memperhitungkan waktu ide atau waktu jeda.
Demikian juga dengan SDM (Pemegang Jabatan). SDM dengan
segenap energi dan kemampuannya dalam bekerja harus mengacu
42
pada target yang telah ditetapkan. Untuk pengukuran kesesuaian
antara beban kerja dengan kemampuan SDM ini, maka perlu
dilakukan perhitungan beban kerja.
15) Rekomendasi.
Rekomendasi adalah paparan masalah atau temuan-temuan yang
diperoleh di lapangan yang berkaitan dengan kepegawaian,
organisasi atau tatalaksana. Rekomendasi dimaksudkan sebagai
pemberian informasi atau laporan tentang adanya hal-hal yang
menyimpang yang memerlukan pembenahan dengan analisis
jabatan atau memerlukan kebijakan untuk pemecahan masalah.
Rekomendasi disusun untuk disampaikan kepada para pimpinan.
Temuan lapangan yang disusun menjadi rekomendasi antara lain:
Ditemukannya duplikasi tugas pokok dan fungsi unit kerja.
Ditemukannya tugas pokok dan unit kerja yang tidak dapat
dijabarkan lebih lanjut menjadi tugas-tugas jabatan atau terlalu
sempit atau kurang memperlihatkan eksistensi sebuah unit
kerja.
Ditemukannya penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan
syarat jabatan yang didudukinya.
Ditemukannya data kelebihan atau kekurangan pegawai.
6. Manfaat Analisis Jabatan
Analisis jabatan adalah proses pengumpulan informasi mengenai suatu
pekerjaan yang dilakukan seorang pekerja, yang dilaksanakan dengan
43
mengamati atau mengadakan interview pada pekerjaan, dengan bukti-bukti yang
benar dari supervisor. Menurut sedarmayanti (2009:151), manfaat yang dapat
diperoleh dengan adanya analisis jabatan adalah:
1. Penarikan, seleksi dan penempatan pegawai.
2. Sebagai petunjuk dasar dalam menyusun program latihan dan
pengembangan.
3. Menilai kinerja/pelaksanaan kerja.
4. Memperbaiki cara kerja pegawai.
5. Merencanakan organisasi agar memenuhi syarat/memperbaiki struktur
organisasi sesuai beban dan fungsi jabatan.
6. Merencanakan dan melaksanakan promosi serta transfer pegawai.
7. Bimbingan dan penyuluhan pegawai.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis jabatan
mempunyai manfaat untuk mengumpulkan data secara sistematis dan akurat
yang dapat yang dapat digunakan untuk kebutuhan dimasa yang akan dating.
7. Proses Pelaksanaan Analisis Jabatan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 33 Tahun 2011 tentang Pedoman Analisis Jabatan,
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2012 tentang analisis jabatan
di lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah dan Peraturan
Kepala Badan Kepegawaian Negara nomor 12 tahun 2011 tentang pedoman
pelaksanaan analisis jabatan dan berdasarkan Standard Operating Procedure
(SOP) 065/9/421.202/2013 pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja
44
menggunakan aplikasi SINJAB namun secara teknis berpedoman pada Perka
BKN. Tahapan-tahapan tersebut yaitu:
1. Pengumpulan Data.
Pada tahap ini Tim Pelaksana Analisis Jabatan (TPAJ) melakukan
pengumpulan data untuk mendapatkan fakta-fakta dan keterangan
dari pemegang jabatan, para pimpinan unit kerja, narasumber, serta
sumber data lainnya seperti catatan harian pemegang jabatan,
rencana kerja dan laporan pelaksana pekerjaan, visi dan misi
organisasi, struktur organisasi dan tata kerja. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan formulir analisis jabatan.
2. Penyusunan Informasi Jabatan.
Untuk menyusun informasi jabatan diperlukan data tentang uraian
jabatan, syarat jabatan dan peta jabatan.
3. Verifikasi Data.
Verifikasi merupakan konfirmasi analisis jabatan kepada pihak-
pihak terkait untuk penyempurnaan hasil pengolahan data yang telah
dilakukan oleh TPAJ sebagai bahan pertimbangan penentuan analisis
jabatan. Verifikasi dapat dilakukan melalui diskusi yang dihadiri
oleh para analis jabatan, narasumber, pimpinan unit kerja yang
dianalisis dan pihak-pihak terkait berkompeten dibindangnya untuk
mendapatkan dukungan material dan formal dari pimpinan unit kerja
yang bersangkutan, berupa usul, saran, masukan dan tanggapan-
tanggapan akan dipergunakan untuk penyempurnaan analisis jabatan.
45
4. Penetapan Hasil Analisis Jabatan.
Sebelum disahkan, hasil analisis jabatan yang berupa uraian jabatan,
syarat jabatan serta rekomendasi atas temuan di lapangan perlu
dipresentasikan di hadapan pimpinan instansi dan pejabat pembina
kepegawaian. Hasil analisis jabatan yang telah dipresentasikan dan
mendapat persetujuan segera disahkan dengan menerbitkan surat
keputusan dari pejabat pembina kepegawaian instansi yang
bersangkutan.
D. Analisis Beban Kerja
1. Pengertian Analisis Beban Kerja
Menurut Peraturan Menteri Keuangan No.140/PMK.01/2006, Analisis
Beban Kerja adalah suatu teknik manajemen yang dilakukan secara sistematis
untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efisiensi dan efektivitas kerja
organisasi berdasarkan volume kerja. Beban kerja tersebut diperoleh dari hasil
perkalian antara volume kerja dan norma waktu. Volume kerja adalah
sekumpulan tugas atau pekerjaan yang harus atau dapat diselesakan dalam waktu
satu tahun. Norma waktu adalah yang wajar dan nyata – nyata dipergunakan
secara efektif dengan kondisi normal oleh seorang pemangku jabatan untuk
menyelesaikan suatu tahapan proses penyelesaian pekerjaan. Efektivitas dan
efisiensi kerja adalah perbandingan antara bobot atau beban kerja dan jam kerja
efektif dalam rangka penyelesaian tugas dan fungsi organisasi.
Menurut samratulangi (2013:38), beban kerja adalah besaran pekerjaan
yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali
46
antara norma waktu dan volume kerja. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 12 tahun 2008 tentang pedoman Analisis Beban Kerja di
Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah BAB I pasal ( 1
) menjelaskan “Analisis beban kerja adalah suatu teknik manajemen yang
dilakukan secara sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat
efisiensi dan efektivitas kerja organisasi berdasarkan volume kerja dan norma
waktu. Volume kerja adalah sekumpulan tugas atau pekerjaan yang harus
diselesaikan dalam waktu satu tahun. Namun, waktu adalah waktu yang wajar
dan nyata – nyata dipergunakan secara efektif dengan kondisi normal oleh
seseorang pemangku jabatan untuk menyelesaikan suatu tahapan proses
penyelesaian pekerjaan”
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis beban kerja
adalah target pekerjaan yang harus dicapai dan diselesaikan dalam waktu yang
telah ditentukan sebelumnya dengan perhitungan cermat.
2. Tujuan Analisis Beban Kerja
Menurut Moekijat (1998:117), Pelaksanaan analisis beban kerja bertujuan
untuk menghasilkan suatu standar pengukuran bagi pegawai/unit organisasi
dalam melaksanakan kegiatannya, yaitu berupa norma waktu penyelesaian
berupa norma waktu penyelesaian pekerjaan, tingkat efektivitas dan efisiensi
kerja, standar beban kerja, prestasi kerja, penyusunan formasi pegawai serta
penyempurnaan sistem prosedur kerja dan manajemen lainnya. Tujuan hasil
analisis beban kerja menurut Moekijat (1998:117), antara lain sebagai berikut :
47
1. Mengidentifikasi efisiensi dan efektifitas beban kerja yang
menggambarkan prinsip rasional, efektif, efisien, realistis dan
operasional secara nyata.
2. Memetakan kondisi riil pegawai baik kuantitatif maupun kualitatif
beserta kompetensi yang dibutuhkan pada suatu unit kerja sebagai
lahan perumusan formasi dan rasio kebutuhan pegawai untuk
keperluan penataan kelembagaan.
3. Memperjelas dan mempertegas penyusunan format kelembagaan yang
akan dibentuk secara lebih proporsional sehingga tercapai
keseimbangan antara kewenangan dan tujuan organisasi dengan
besaran organisasinya.
3. Manfaat Analisis Beban Kerja
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008
tentang Pedoman analisis Beban Kerja di Lingkungan Departemen Dalam
Negeri dan Pemerintah Daerah BAB VI pasal (21) menjelaskan manfaat analisis
beban kerja yaitu sebagai berikut :
1. Penataan atau penyempurnaan struktur organisasi.
2. Penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit.
3. Bahan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja.
4. Sarana peningkatan kinerja kelembagaan.
5. Penyusunan standar beban kerja jabatan/kelembagaan, penyusunan
Daftar Susunan Pegawai ( DSP ) atau bahan penetapan eselonisasi
jabatan struktural.
48
6. Penyusunan rencana kebutuhan pegawai secara riil sesuai dengan
beban kerja organisasi.
7. Program mutasi pegawai dan unit yang berkelebihan keunit yang
kekurangan.
8. Program promosi pegawai.
9. Reward and punishment terhadap unit atau pejabat.
10. Bahan penyempurnaan program diklat.
4. Proses Analisis Beban Kerja
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 tahun 2008
tentang pedoman analisis Beban Kerja di Lingkungan Departemen Dalam
Negeri dan Pemerintah Daerah dan berdasarkan Standard Operating Procedure
(SOP)065/9/421.202/2013 pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja
menggunakan aplikasi SINJAB. Adapun tahapan – tahapan dalam penyusunan
analisis beban kerja pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang adalah
sebagai berikut :
1) Pengumpulan Data Beban Kerja
Sebelum melakukan pengumpulan data, para analis harus melakukan
pengkajian organisasi sehingga memperoleh kejelasan mengenai tugas
pokok dan fungsi, rincian tugas dan rincian kegiatan.
Setelah melakukan pengkajian organisasi, pelaksanaan pengumpulan
data dapat dilakukan dengan menyebarkan form isian (Form A dan B)
wawancara dan observasi.
49
Tabel 1. Form A
PENGUMPULAN DATA BEBAN KERJA
1. NAMA JABATAN :
2. UNIT ORGANISASI :
3. SATUAN KERJA :
NO RINCIAN
TUGAS/KEGIATAN SATUAN
JUMLAH
VOLUME
KERJA
NORMA
WAKTU PERALATAN KET
1 2 3 4 5 6 7
Sumber: Permendagri 12 Tahun 2008
Tabel 2. FormB
REKAPITULASI JUMLAH BEBAN KERJA JABATAN
1. UNIT ORGANISASI :
2. SATUAN KERJA :
NO NAMA JABATAN GOLONGAN JUMLAH KET
1 2 3 4 5
Sumber: Permendagri 12 Tahun 2008
2) Pengolahan Data Beban Kerja.
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan
menggunakan:
a. Form C, digunakan untuk menghitung beban/bobot kerja setiap
jabatan pada satu unit organisasi.
50
b. Form D, digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan
pegawai/pejabat, tingkat efektivitas dan efisiensi jabatan (EJ) dan
tingkat prestasi kerja (PJ).
c. Form E, digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan
pegawai/pejabat unit, tingkat efektivitas dan efisiensi unit (EU)
dan tingkat prestasi kerja unit (PU).
Tabel 3 Form C
REKAPITULASI JUMLAH BEBAN KERJA JABATAN
1. UNIT ORGANISASI :
2. SATUAN KERJA :
NO NAMA JABATAN JUMLAH BEBAN KERJA JABATAN
(VOLUME KERJA X NORMA WAKTU)
1 2 3
JUMLAH
Sumber : Permendagri 12 Tahun 2008
Tabel 4 Form D
PERHITUNGAN KEBUTUHAN PEJABAT/PEGAWAI, TINGKAT
EFISIENSI JABATAN (EJ) DAN PRESTASI KERJA JABATAN (PJ)
1. UNIT ORGANISASI :
2. SATUAN KERJA :
N
O
NAMA
JABATA
N
JUMLAH
BEBAN
KERJA
JABATA
N
PERHITUNGA
N JML
KEBUTUHAN
PEG
JUMLA
H PEG
YANG
ADA
+/
-
E
J
P
J
KE
T
1 2 3 4 5 6 7 8 9
51
JUMLAH
Sumber: Pemendagri 12 Tahun 2008
Tabel 5. Form E
REKAPITULASI KEBUTUHAN PEJABAT/PEGAWAI, TINGKAT
EFISIENSI UNIT (EU) DAN PRESTASI KERJA UNIT (PU)
SATUAN KERJA :
NO. NAMA UNIT
ORGANISASI
JUMLAH
BEBAN
KERJA
JUMLAH
KEBUTUHA
N PEGAWAI
JUMLAH
PEGAWAI
YANG
ADA
+/_ EU PU KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9
JUMLAH
Sumber : Permendagri 12 Tahun 2008
3) Penelaahan Hasil Olahan.
Hasil pengukuran beban kerja perlu ditelaah lebih lanjut untuk
memperoleh hasil yang akurat dan obyektif serta menggambarkan
kondisi senyatanya. Dari hasil pengukuran beban kerja sering
dijumpai kecenderungan yang bervariasi dengan kemungkinan tidak
rasional seperti hasil diatas normal yang disebabkan adanya mark up
pada data volume kerja dan atau norma waktu yang dapat dicatat
analis/dilaporkan oleh responden atau sebaliknya. Dibawah normal,
yang disebabkan kurang lengkapnya produk dan kecilnya norma
waktu yang dapat diinventarisir oleh analis atau responden dilaporkan
oleh responden.
52
4) Penetapan Hasil Pengukuran Beban Kerja.
Penetapan hasil pengukuran beban kerja dilingkungan pemerintah
daerah kabupaten/kota setelah selesai melakukan pengolahan data
beban kerja. Tim analisis menyampaikan hasilnya kepada pimpinan
Perangkat Daerah yang dianalisis. Apabila dinilai sudah memadai,
hasil tersebut dibuatkan surat pengantar yang ditujukan kepada
Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota untuk memperoleh keputusan
penetapannya.
E. Kerangka Berfikir
Analisis jabatan dan analisis beban kerja merupakan dua metode yang
saling berhubungan sebagai dasar dari setiap kegiatan manajemen kepegawaian.
Menurut Moekijat (1998), Analisis jabatan memberikan fakta-fakta dan
menunjukan apa yang dilakukan dan jenis pegawai yang diperlukan. Fakta-fakta
ini diikhtisarkan dalam uraian jabatan (job description). Syarat – syarat pegawai
yang penting dicatat dalam persyaratan jabatan (job specification). Dalam
analisis beban kerja perhatian dicurahkan kepada pengukuran beban kerja
(workloud atau work contentatau performance standard atau output standard).
Standar jabatan menunjukan brapa banyak pekerjaan yang diharapkan dari tiap
pegawai.Standar jabatan demikian biasanya didasarkan atas studi waktu dari
jabatan-jabatan. Standar jabatan atau standar prestasi dapat juga mengandung
analisis metode dan gerak sebagai dasar untuk menentukan cara mengerjakan
suatu jabatan yang yang paling baik atau yang paling efisien. (Moekijat,1998:1).
53
Di lingkungan organisasi pemerintahan analisis jabatan dan analisis beban
kerja telah diatur dalam undang-undang yaitu UU nomor 5 tahun 2014 pasal 56
ayat 1 dan pasal 5 PP 11 Tahun 2017 bahwa setiap instansi pemerintah wajib
menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS)
berdasarkan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja. Salah satu instansi
pemerintah yang melaksanakan analisis jabatan dan analisis beban kerja adalah
pemerintah kabupaten malang. Oleh karena itu, analisis jabatan dan analisis
beban kerja merupakan instrument untuk mendapatkan pegawai pada
Pemerintah Kabupaten Malang. Karena dengan adanya analisis jabatan dan
analisis beban kerja dapat mempermudah dalam efektivitas kinerja pegawai
terutama Pegawai Negeri Sipil.
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang merupakan lembaga yang
bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang manajemen kepegawaian
daerah, khususnya di Kabupaten Malang. Berdasarkan hal tersebut maka aspek-
aspek yang mendukung segala bentuk dan fungsi BKD Kabupaten
Malangharuslahberkualitas dan profesional salah satunya adalah sumber daya
manusianya.Oleh karena itu, Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang
harusdapat mengoptimalkan penerapan fungsi manajemen ke arah yang lebih
profesional dalam bidang ketatalaksanaan dan kepegawaian serta
pendayagunaan aparatur negara lainnya melalui analisis jabatan dan analisis
beban kerja sertapendidikan dan latihan rutin bagi setiap pegawainya sebagai
upaya peningkatanprofesionalisme kinerja fungsiorganisasi.
54
Pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja pada Pemerintah
Kabupaten Malang bersumber pada peraturan yaitu Peraturan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Analisis Jabatan, Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2012 tentang Analisis Jabatan di Lingkungan Kementerian Dalam
Negeri dan Pemerintah Daerah, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 33 tahun 2011 tentang
Pedoman Pelaksanaan Analisis Jabatan, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan
Analisis Beban Kerja. Berikut merupakan gambar kerangka berfikir dari
penelitian skripsi ini :
Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja
(Perka BKN 12 Tahun 2011 & Permendagri 12 Tahun
2008)
Nomenklatur
Jabatan
Uraian dan Syarat
Jabatan
Hasil Pengukuran
Beban Kerja
Peta Jabatan dan Kebutuhan Pegawai
(Perekrutan, Sistem Upah, Diklat, Mutasi, dsb)
Gambar 1. Kerangka Berfikir
55
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian dapat dipahami sebagai suatu cara untuk melakukan
penelitian guna memecahkan, Menentukan, mengembangkan dan menguji
masalah yang diteliti agar memperoleh hasil dan pembahasan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Hal ini diungkapkan Sugiyono (2008:1) bahwa metode
penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu
diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Maka dapat
dikatakan bahwa metode penelitian sangat berperan bagi peneliti.Peneliti dapat
memiliki pedoman dan batas yang jelas sehingga penelitian mengenai
Pelaksanaan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja ini lebih fokus dan
terarah dengan adanya metode penelitian.
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Seperti yang diungkapkan Moloeng
(2007:11) deskriptif merupakan laporan yang berisi kutipan data untuk
memberikan gambaran penyaji laporan.Data tersebut berasal dari naskah,
wawancara dan dokumen resmi lainnya. Sedangkan yang dimaksud penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi dan tindakan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata – kata dan
56
bahasa pada suatu konteks dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta – fakta dan sifat –
sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Berdasarkan paparan diatas maka penulis akan menggambarkan secara
naratif hasil penelitian yang mengunakan instrumen wawancara, observasi dan
dokumentasi, dimana peneliti bermaksud mendapatkan gambaran yang jelas
terkait informasi mengenai seperti apaPelaksanaan Analisis Jabatan dan Analisis
Beban Kerja di kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang.
B. Fokus Penelitian
Sebuah penelitian tidaklah lepas dari fokus penelitian, fokus penelitian
bertujuan untuk membatasi bidang kajian penelitian yang mana agar penelitian
tidak menyimpang dari tujuan penelitian.
Berangkat dari asumsi awal tentang pelaksanaan analisis jabatan dan
analisis beban kerja pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang
terdapat beberapa kendala yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Upaya
yang dilakukan sudah sesuai dengan konsep pelaksanaan analisis jabatan dan
analisis beban kerja Perka BKN Nomor 12 Tahun 2012 dan Permendagri Nomor
12 Tahun 2008 dan juga dapat ditemukan bahwa pelaksanaan analisis jabatan
dan analisis beban kerja sangat berpengaruh terhadap penyusunan kebutuhan
pegawai.
Adapun fokus peneliti dalam penelitian ini adalah:
57
Analisis jabatan dan analisis beban kerja pada Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Malang :
1. Pelaksanaan dan hasil analisis jabatan dan analisis beban kerja.
a. Proses Pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja.
b. Hasil dan tindak lanjut dari hasil analisis jabatan dan analisis
beban kerja.
2. Faktor pendukung dan penghambat dalamanalisis jabatan dan analisis
beban kerja pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang :
a. Faktor pendukung pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban
kerja pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang
b. Faktor penghambat pelaksanaan analisis jabatan dan analisis
beban kerja pada Badan Kepegawaian Kabupaten Malang.
C. Lokasi dan Situs Penelitian
Lokasi dan situs penelitian adalah tempat dimana penelitian akan
menangkap keadaan yang sebenarnya dari objek yang hendak diteliti untuk
mendapatkan keadaan yang sebenarnya dari objek yang hendak diteliti untuk
mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan tema, masalah, serta
fokus penelitian yang telah ditetapkan. Lokasi penelitian adalah tempat
diadakannya suatu penelitian, sedangkan situs penelitian merupakan letak
sebenarnya dimana peneliti mengadakan penelitian untuk mendapatkan data
yang valid, akurat dan benar-benar dibutuhkan dalam penelitian. Lokasi
penelitian adalah Kabupaten Malang Jawa Timur.
58
Sedangkan situsnya terdapat pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Malang pemilihan situs ini didasarkan atas survey awal yang dilakukan peneliti
menunjukkan bahwa pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang belum berjalan secara optimal serta
hasil dari analisis jabatan dan analisis beban kerja pada Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Malang menunjukan komposisis keahlian pegawai dan
pendistribusian pegawai masih belum mengikuti kebutuhan nyata organisasi
yang dapat dilihat dari peta jabatan (lihat lampiran).
Dan juga informasi kepegawaian yang dihasilkan dari SINJAB belum
diperoleh secara maksimal oleh instansi yang bersangkutan, karena pada
kenyataannya banyak faktor yang menjadi penghambat seperti kemampuan
sumberdaya aparatur, sarana dan prasarana yang memadai, yang harus
dipersiapkanuntuk mendukung kelancaran penyusunan kebutuhan pegawai
melalui analisis jabatan dan analisis beban kerja.Hal tersebut perlu dilakukan
agar informasi kepegawaian yang dihasilkan dapat berguna bagi penyusuan
kebutuhan pegawai, proses pengambilan keputusan dan meningkatkan kualitas
pelayanan
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu cara untuk mengumpulkan data-
data yang diperlukan oleh seorang peneliti, dalam penelitian ini teknik penelitian
dibagi menjadi tiga:
59
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan
pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indrianto,
2002:152) dalam melakukan wawancara, penelitian menggunakan
teknik wawancara terstruktur agar mendapatkan data secara akurat dan
maksimal. Dalam hal ini wawancara yang peneliti lakukan ditunjukan
kepada narasumber yang terkait didalam pelaksanaan analisis jabatan
dan analisis beban kerja yaitu kepala dan juga staff Subbagian Umum
dan Kepegawaian BKD Kabupaten Malang.
2. Observasi
Observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subyek (orang),
obyek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan
ataupun komunikasi dengan individu-individu yang diteliti (Indrianto
dan Supomo, 1999). Teknik observasi non-parisipan yakni penelitian
tidak melibatkan diri dalam lingkungan yang sedang diteliti sehingga
tidak mempengaruhi obyek pengamatan tersebut, sehingga peneliti
sebagai pengumpul data saja.
3. Dokumentasi
Kegiatan pengumpulan dan mempelajari data-data sekunder yang
meliputi dokumen atau arsip-arsip yang dianggap berhubungan
dengan obyek penelitian. Dokumen-dokumen dipelajari untuk
memperoleh data dan informasi dalam penelitian. Dokumen tersebut
60
meliputi laporan atau berbagai artikel dari internet atau majalah-
majalah, jurnal dan Koran yang berkaitan dengan penelitian.
E. Jenis Sumber Data
Sumber data dari suatu penelitian adalah sumber unsur yang paling penting
dalam suatu penelitian karena digunakan sebagai bahan untuk pengumpulan data
dan penafsiran untuk kesimpulan. Menurut Arikunto (2002:107) sumber data
dalam penelitian adalah subyek dari mana saja data dapat diperoleh. Yang bisa
digunakan sebagai informasi, narasumber atau seseorang yang dianggap
menguasai permasalahan dengan kegiatan tersebut.
Ada dua jenis sumber data yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Sumber data yang dikumpulkan peneliti secara langsung dari sumbernya.
Sumber tersebut diperoleh melalui informasi yang berhubungan dengan obyek
penelitian meliputi observasi (pengamatan) serta wawancara mendalam (in depth
interview). Menurut azwar (2013:91) data primer adalah data yang didapatkan
langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat
pengambilan data langsung pada subyek penelitian sebagai sumber informasi
yang dicari.
Dalam hal ini berupa wawancara atau hasil observasi yang dilakukan oleh
peneliti dengan wawancara secara langsung kepada pihak terkait. Adapun
menjadi data primer dalam penelitian ini adalah Subbagian Umum dan
Kepegawaian BKD Kabupaten Malang, yaitu:
a. Sekretaris BKD Kabupaten Malang (Bapak Sutrisno).
61
b. Kasubbag Umum dan Kepegawaian (Bapak Tri Priatmoko).
c. Kasubbag Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan (Ibu Netiek).
d. Kasubid Mutasi Aparatur (Bapak Firmansyah).
e. Pengadministrasi Kepegawaian (Ibu Rinda).
2. Data Sekunder
Data yang terlebih dahulu ditelusuri dan dilaporkan oleh orang lain diluar
penelitian. Berarti data ini tidak secara langsung berhubungan dengan
responden, data sekunder meliputi: dokumen-dokumen, arsip-arsip, catatan-
catatan dan laporan yang resmi berkaitan dengan penelitian. Menurut Arikunto
(2010:22) data sekunder adalah data yang diperoleh dari teknik pengumpulan
data yang menunjang data primer. Dalam penelitian ini diperoleh dari hasil
observasi yang dilakukan oleh penulis serta studi pustaka. Dapat dikatakan data
sekunder bisa berasal dari dokumen-dokumen grafis, seperti table, catatan, foto
dan lain-lain. Artinya pengumpulan data ini tidak berasal dari usaha sendri atau
data yang secara tidak langsung dari obyek yang diteliti.
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui dokumen resmi,
catatan, laporan dan peraturan perundang-undangan yang dapat memberikan
informasi dan mendukung tentang Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja
Dalam Penyusunan Kebutuhan Pegawai.Dengan cara:
1. Mengambil sampel gambar dan kegiatan dalam analisis jabatan dan
analisis beban kerja dalam penyusunan kebutuhan pegawai.
2. Memasukan beberapa lampiran untuk penguat data, bisa berupa
gambar, table ataupun diagram.
62
3. Perka BKN Nomor 12 Tahun 2011 dan Permendagri Nomor 12 Tahun
2008.
4. Situs-situs Internet.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen penelitian sebagai
berikut:
1. Peneliti sebagai instrumen kunci karena hanya peneliti sendiri yang
mampu menangkap fenomena-fenomena yang terjadi dilapangan.
2. Pedoman wawancara (interview guide), yaitu kerangka pertanyaan yang
akan diajukan kepada informasi penelitian. Hal ini berguna untuk
mengarahkan peneliti dalam pencarian data pada saat wawancara
dilakukan.
3. Field Notes, yaitu catatan lapangan yang dibuat oleh peneliti sewaktu
mengadakan pengamatan. Perekam suara dan kamera digunakan
sebagai alat peneliti untuk mempermudah memperoleh informasi dan
informan.
G. Analisis Data
Menurut Creswell (2013:274) analisis data merupakan proses
berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus menerus terhadap data,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis dan menulis catatan singkat
sepanjang penelitian. Menyusun data berarti menggolongkan dalam pola tema
atau kategori tafsiran atau kategori, mencari hubungan antara berbagai konsep.
Interpretasi menggambarkan perspektif atau pandangan penelitian, bukan
63
kebenaran. Kebenaran penelitian masih harus dinilai orang lain dan diuji dalam
berbagai situasi lain. Hasil interpretasi juga bukan generalisasi dalam arti
kuantitatif, karena gejala sosial terlampau banyak variabelnya dan terikat oleh
konteks dimana penelitian dilakukan sehingga sukar digeneralisasi. Generalisasi
disini bersifat hipotesis kerja yang senantiasa harus diuji kebenarannya dalam
situasi lain.
Setelah data semuanya terkumpul, tahap selanjutnya yang harus dilakukan
oleh peneliti adalah menganalisis data yang diperoleh. Dalam menganalisis data
penelitian adalah menganalisis data yang diperoleh. Dalam menganalisis data,
penelitian berpedoman apakah bersifat kuantitatif atau kualitatif. Penelitian ini
adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif sehingga tidak
diperlukan statistik untuk perbandingan karena data yang terkumpul sudah
memiliki makna untuk menjawab permasalahan.
Metode penelitian yang digunakan oleh penelitian ini yaitu metode
deskriptif dan menggunakan pendekatan kualitatif yang didalamnya meliputi
analisis-analisis berdasarkan dengan suatu obyek yang telah disusun
sebelumnya. Selanjutnya, didalam penelitian kualitatif analisis data harus
dilakukan sejak awal penelitian dan dituangkan dalam bentuk tulisan. Analisis
data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen didalam Moloeng (2006:248) yaitu:
“Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data dan memilah-milahnya menjadi satuan yang
dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”.
64
Didalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis rancangan data
interaktif dari Miles, Huberman dan Saldana (2014:33) analisis data terdiri dari 4
alur kegiatan yang isinya terdapat: pengumpulan data, kondensasi data,
penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Berikut ini gambar model data
interaktif Miles, Huberman dan Saldana:
Gambar 2 Komponen Analisis Data Model Interaktif
Sumber: Miles, Huberman, & Saldana(2014:33)
Komponen analisis data model interaktif dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Data Collection ( Pengumpulan Data )
Pengumpulan data merupakan aktivitas mengumpulkan data
sesuai dengan jenis dan sifat data yang diperlukan.Pengumpulan data
dilakukan melalui pengamatan, wawancara dengan informan serta
dokumentasi data sekunder.
2. Data Reduction ( Reduksi Data )
Pengumpulan
Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Kesimpulan/Penarika
n/Verifikasi
Gambar 2. Komponen Analisis Data Model Interaktif
65
Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal –
hal pokok, memfokuskan pada hal – hal yang penting, dicari tema dan
polanya.Dengan demikian data yang telah direduksi memberikan
gambaran yang leih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
3. Data Display ( Penyajian Data )
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.Yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan penyajian data maka
akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
4. Conclusion Drawing/Verification ( Verivikasi Data )
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada.Temuan dapat berupa deskripsi
atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang – remang
atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa
hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
66
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian Umum
1. Gambaran Umum Kabupaten Malang
a. Sejarah Singkat Kabupaten Malang
Ketika kerajaan Singhasari dibawah kepemimpinan Akuwu Tunggul
Ametung yang beristrikan KenDedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan
Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari saat itu berada di Tumapel. Baru setelah
muncul Ken Arok yang kemudian menghilangkan Tunggul Ametung dengan
cara membunuhnya dan menikahi Ken Dedes yang cantik jelita, pusat kerajaan
berpindah ke Malang, setelah berhasil mengalahkan Kerajaan Kediri, dan saat
jatuh ke tangan Singhasari statusnya menjadi kadipaten. Sementara Ken Arok
mengangkat dirinya sebagai raja bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang
Amurwabhumi (1222 - 1227).
Kerajaan ini mengalami jatuh bangun. Semasa kejayaan Mataram,
kerajaan-kerajaan yang ada di Malang jatuh ke tangan Mataram, seperti halnya
Kerajaan Majapahit. Sementara pemerintahan pun berpindah ke Demak disertai
masuknya agama Islam yang dibawa oleh Wali Songo. Malang saat itu berada di
bawah pemerintahan Adipati Ronggo Tohjiwo dan hanya berstatus kadipaten.
Pada masa-masa keruntuhan itu, menurut Folklore, muncul pahlawan legendaris
Raden Panji Pulongjiwo. Ia tertangkap prajurit Mataram di Desa Panggungrejo
yang kini disebut Kepanjen (Kepanji-an). Hancurnya kota Malang saat itu
67
dikenal sebagai Malang Kutho Bedhah.Bukti-bukti lain yang hingga sekarang
merupakan saksi bisu adalah nama-nama desa seperti Kanjeron, Balandit, Turen,
Polowijen, Ketindan, Ngantang dan Mandaraka. Peninggalan sejarah berupa
candi-candi merupakan bukti konkret seperti :
Candi Kidal di Desa Kidal kecamatanTumpang yang dikenal sebagai
tempat penyimpanan jenazah Anusapati.Candi Singhasari di kecamatanSingosari
sebagai penyimpanan abu jenazah Kertanegara.Candi Jago / Jajaghu di
kecamatanTumpang merupakan tempat penyimpanan abu jenazah
Wisnuwardhana. Pada zaman VOC, Malang merupakan tempat strategis sebagai
basis perlawanan seperti halnya perlawanan Trunojoyo (1674 - 1680) terhadap
Mataram yang dibantu VOC. Menurut kisah, Trunojoyo tertangkap di Ngantang.
Awal abad XIX ketika pemerintahan dipimpin oleh Gubernur Jenderal, Malang
seperti halnya daerah-daerah di nusantara lainnya, dipimpin oleh Bupati.
Bupati Malang I adalah Raden Tumenggung Notodiningrat I yang
diangkat oleh pemerintah Hindia Belanda berdasarkan resolusi Gubernur
Jenderal 9 Mei1820 Nomor 8 Staatblad 1819 Nomor 16. Kabupaten Malang
merupakan wilayah yang strategis pada masa pemerintahan kerajaan-kerajaan.
Bukti-bukti yang lain, seperti beberapa prasasti yang ditemukan menunjukkan
daerah ini telah ada sejak abad VIII dalam bentuk Kerajaan Singhasari dan
beberapa kerajaan kecil lainnya seperti Kerajaan Kanjuruhan seperti yang
tertulis dalam Prasasti Dinoyo. Prasasti itu menyebutkan peresmian tempat suci
pada hari Jum`at Legi tanggal 1 Margasirsa 682 Saka, yang bila diperhitungkan
berdasarkan kalender kabisat jatuh pada tanggal 28 Nopember760. Tanggal
68
inilah yang dijadikan patokan hari jadi Kabupaten Malang. Sejak tahun 1984 di
Pendopo Kabupaten Malang ditampilkan upacara Kerajaan Kanjuruhan, lengkap
berpakaian adat zaman itu, sedangkan para hadirin dianjurkan berpakaian khas
daerah Malang sebagaimana ditetapkan.
Kabupaten Malang adalah sebuah kabupaten di ProvinsiJawa Timur,
Indonesia. Kabupaten Malang adalah kabupaten terluas kedua di Jawa Timur
setelah Kabupaten Banyuwangi dan merupakan kabupaten dengan populasi
terbesar di Jawa Timur. Kabupaten Malang mempunyai koordinat 112o17'
sampai 112o57' Bujur Timur dan 7o44' sampai 8o26' Lintang Selatan.
Kabupaten Malang juga merupakan kabupaten terluas ketiga di Pulau Jawa
setelah Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Sukabumi di Provinsi Jawa
Barat. Ibu kota Kabupaten Malang adalah Kepanjen.
Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kota Malangtepat di tengah-
tengahnya, Kabupaten Jombang; Kabupaten Pasuruan; dan Kota Batu di utara,
Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo di timur, Samudra Hindia di
selatan, serta Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri di barat. Sebagian besar
wilayahnya merupakan pegunungan yang berhawa sejuk, Kabupaten Malang
dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Jawa Timur. Bersama
dengan Kota Batu dan Kota Malang, Kabupaten Malang merupakan bagian dari
kesatuan wilayah yang dikenal dengan Malang Raya (Wilayah Metropolitan
Malang).
Secara administrasi, pemerintahan Kabupaten Malang dipimpin oleh
seorang bupati dan wakil bupati yang membawahi koordinasi atas wilayah
69
administrasi kecamatan yang dikepalai oleh seorang camat. Kecamatan dibagi
lagi menjadi desa dan kelurahan yang dikepalai oleh seorang kepala desa dan
seorang lurah. Seluruh camat dan lurah merupakan jajaran pegawai negeri sipil
di lingkungan pemerintah kabupaten, sedangkan kepala desa dipilih oleh setiap
warga desa setiap periode tertentu dan memiliki sebuah pemerintahan desa yang
mandiri. Sejak 2005, bupati Malang dan wakilnya dipilih secara langsung oleh
rakyat dalam pilkada, setelah sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD kabupaten.
Bupati dan Wakil Bupati Malang saat ini adalah Rendra Kresna dan M Sanusi
yang berasal dari Partai Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa.
Secara konstitusional, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Malang (DPRD Kabupaten Malang) merupakan lembaga perwakilan rakyat
yang dipilih langsung oleh rakyat Kabupaten Malang pada pemilihan umum
legislatif setiap lima tahun sekali. Anggota DPRD Kabupaten Malang periode
2014-2019 adalah 50 orang yang didominasi oleh PDI Perjuangan (13 kursi),
Partai Golkar (12 kursi), dan PKB (8 kursi)[3]. Pimpinan DPRD Kabupaten
Malang periode 2014-2019 terdiri dari Hari Sasongko (Ketua; PDI-P), Siadi
(Wakil Ketua; Golkar), Kholiq (Wakil Ketua; PKB), dan Unggul Nugroho
(Wakil Ketua; Gerindra) yang resmi menjabat sejak 26 September2014.
70
b. Arti Lambang
Setiap daerah atau provisi di Indonesia pastinya memiliki lambang dan
memiliki arti disetiap lambangnya. Lambang Kabupaten Malang dapat dilihat
pada gambar berikut :
Gambar 3. Lambang Kabupaten Malang
Sumber : wikipedia.com, 25 agustus 2017
Lambang Kabupaten Malang berarti:
1. Jiwa nasional bangsa Indonesia yang suci dan berani, di mana segala
usaha ditujukan untuk kepentingan nasional berlandaskan falsafah
Pancasila dilukiskan dengan persegi lima dengan garis tepi tebal
berwarna MERAH PUTIH.
2. KUBAH dengan garis tepi atapnya berwarna kuning emas dan warna
dasar hijau mencerminkan papan atau tempat bernaung bagi kehidupan
rohani dan jasmani diruang lingkup Daerah Kabupaten Malang yang
subur makmur.
71
3. Bintang bersudut lima berwarna kuning emas, mencerminkan Ketuhanan
Yang Maha Esa berdasarkan Falsafah Pancasila yang Luhur dan Agung.
4. Untaian padi berwarna kuning emas, daun kapas berwarna hijau serta
bunga kapaas berwarna putih mencerminkan tujuan masyarakat adil dan
makmur.
5. Daun kapas berjumlah 17, bunga kapas berjumlah 8, gelombang laut
berjumlah 45 mencerminkan semangat perjuangan Proklamasi 17
Agustus 1945.
6. Rantai berwarna kuning emas mencerminkan persatuan dan keadilan,
gunung berapi berwarna hijau mencerminkan potensi alam daerah
Kabupaten Malang, dan asap berwarna putih mencerminkan semangat
yang tak pernah kunjung padam.
7. Laut mencerminkan kekayaan alam yang ada di daerah Kabupaten
Malang sedangkan warna biru tua mencerminkan cita-cita yang abadi
dan tak pernah padam.
8. Keris yang berwarna hitam dan putih mencerminkan jiwa kepahlawanan
dan Kemegahan sejarah daerah Kabupaten Malang.
9. Buku terbuka berwarna putih mencerminkan tujuan meningkatkan
kecerdasan rakyat untuk kemajuan.
10. Sesanti Satata Gama Karta Raharja mencerminkan masyarakat adil dan
makmur material dan spiritual disertai dasar kesucian yang langgeng
(abadi).
72
c. Visi dan Misi Kabupaten Malang
Visi Pembangunan Kabupaten Malang berpedoman pada arah
pembangunan Kabupaten Malang sebagaimana tertuang dalam RPJPD 2005-
2025, capaian pembangunan tahun 2010-2015, memperhatikan kondisi
masyarakat Kabupaten Malang saat ini, permasalahan dan tantangan yang
dihadapi di masa depan, serta dengan memperhitungkan faktor strategis dan
potensi yang dimiliki oleh masyarakat, pemangku kepentingan, serta Pemerintah
Daerah. Visi Kabupaten Malang juga mempunyai semangat untuk menjalankan
komitmen pembangunan nasional sebagaimana yang telah diamanatkan oleh
Presiden Republik Indonesia, salah satu komitmen tersebut adalah sektor
pembangunan desa. Kabupaten Malang pada lima tahun kedepan akan
memperhatikan pembangunan desa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014.
Selain itu, dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan untuk
periode 2016-2021, dicanangkan Visi Pembangunan Kabupaten Malang yang
berlandaskan pada sebuah nilai filosofis, yakni: Pertama: niat untuk konsisten
dalam menjalankan amanat konstitusi dan pembangunan, atau diberi istilah
Madep. Kedua Untuk mewujudkan niat tersebut pemerintah berkomitmen untuk
memiliki sikap kedisiplinan, bekerja keras dan produktif dalam pelaksanakan
pembangunan, atau disebut dengan Manteb.Sedangkan untuk tujuan
pembangunannya dalam 5 tahun kedepan, Pemerintah Kabupaten Malang
menginginkan agar setiap pembangunan dapat dirasakan secara nyata oleh
masyarakat, atau diberi istilah Manetep.
73
Dengan mempertimbangkan tiga landasan filosofis dan pedoman arah
pembangunan di atas, maka dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan
untuk periode 2016-2021, dicanangkan Visi Pembangunan Kabupaten Malang
sebagai berikut: "Terwujudnya Kabupaten Malang yang MADEP MANTEB
MANETEP" Secara terperinci rumusan visi tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut: “Terwujudnya Kabupaten Malang yang Istiqomah dan Memiliki Mental
Bekerja Keras Guna Mencapai Kemajuan Pembangunan yang Bermanfaat Nyata
untuk Rakyat Berbasis Pedesaan”.
Penggunaan istilah MADEP-MANTEB-MANETEP merupakan filosofi
pembangunan yang bukan hanya memiliki arti yang baik, melainkan juga
memiliki akar historis pada kebudayaan nusantara dan Kabupaten Malang. Oleh
karena itu, MADEP-MANTEB-MANETEP sebagaimana telah sedikit
disinggung di paragraf sebelumnya bukanlah sebuah akronim, melainkan
memiliki kesatuan maknawi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Misi
merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan
tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara pemerintahan tanpa
mengabaikan mandat yang diberikannya.
Adapun rumusan misi pembangunan Kabupaten Malang untuk 5 tahun
kedepan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Malang mengacu pada Misi ke 2 yaitu Memperluas inovasi dan
reformasi birokrasi demi tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, akuntabel
dan demokratis berbasis teknologi informasi;
74
Perumusan Misi tersebut searah dengan amanat Undang-undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara bahwa dalam rangka pelaksanaan
cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
perlu dibangun aparatur sipil negara yang memiliki integritas, profesional, netral
dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat
dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan
bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Secara substantif, misi pembangunan Kabupaten Malang 2016-2021 yang
akan diemban oleh Badan Kepegawaian Daerah masuk dalam dimensi aspek
pembangunan non fisik (Spiritual) yaitu Revolusi Mental dan Reformasi
Birokrasi. Searah dengan Visi dan Misi serta Program Bupati dan Wakil Bupati
Terpilih, bahwa Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang sebagai
pendukung kepala daerah yang memiliki tugas dalam Perencanaan ( Formasi )
rekruitmen CPNS, Pengangkatan dan pemindahan pegawai, Penempatan
pegawai, Penggajian pegawai, Pengangkatan dan Pemberhentian dalam jabatan,
Sanksi pelanggaran disiplin PNS/punishment, Pemberian Penghargaan/Reward,
pensiun, Pendidikan dan Pelatihan.
75
2. Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang
a. Sejarah dan Sekilas Tentang Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Malang
Pada era reformasi dan Otonomi Daerah pembentukan Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang dalam perjalanannya mengalami 3
(tiga) kali perubahan, yaitu :
1. Tahun 2001 berdasar pada Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun
2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan
Daerah Kabupaten Malang Nomor 27 Tahun 2001 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian ;
2. Tahun 2004 berdasar pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan
Daerah Kabupaten Malang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2004
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah.
Sedangkan jabaran tugas dan fungsinya berdasar pada Keputusan
Bupati Malang Nomor 83 Tahun 2004 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Badan Kepegawaian ;
3. Tahun 2008 berdasar pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah
Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi
Perangkat Daerah. Sedangkan jabaran tugas dan fungsinya tertuang
76
pada Peraturan Bupati Malang Nomor 24 Tahun 2008 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Badan Kepegawaian Daerah.
Substansi amanat pasal 12 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian, dijelaskan bahwa untuk meningkatkan kualitas pengetahuan,
keterampilan, sikap dan perilaku kerja produktif serta memupuk semangat kerja,
pembinaan PNS dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem
karier.Dalam penyelenggaraan kebijakan kepegawaian dan Pembinaan PNS
secara global dihadapkan pada dinamika perubahan lingkungan strategis yang
bergerak lebih cepat dari perkembangan kemampuan/kualitas SDM.
Demikian juga perkembangan tehnologi informasi, mendorong
meningkatnya tuntutan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Mencermati
berbagai permasalahan tersebut, Badan Kepegawaian Daerah yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 24 Tahun 2008
sebagai lembaga yang bertugas menyelenggarakan kebijakan manajemen PNS,
diharapkan mampu berperan sebagai perubah untuk membangun paradigma baru
dalam sistem pembinaan PNS lokal. Ada 3 (tiga) agenda penting yaitu :
1. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) harus ikut serta
bertanggungjawab dalam merumuskan bagaimana profile kualitas
sumberdaya manusia yang mampu melaksanakan tugas sesuai dengan
tuntutan perkembangan masa yang akandatang (future
responsibilities);
77
2. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) harus mampu mensimulasikan
perilaku prosedural manajemen sumberdaya manusia secara
komprehensip, dalam kaitannyadengan kewenangan pembinaan &
standarisasi kompetensi jabatan Pegawai Negeri Sipil (behavioral
simulation);
3. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) harus dapat menilai dan
membandingkan antarabakat dengan kepandaian, kecakapan, keahlian
dengan kriteria standar kompetensijabatan secara dinamis
(assessesability against criteria).
Tiga prospek diatas akan sangat berpengaruh pada motif (yang
mengarahkan sikap &tindakan), sifat-sifat dasar (menentukan perilaku), citra
pribadi/self image (pandanganidentitas & kepribadian sendiri), pengetahuan dan
keterampilan masing-masing PegawaiNegeri Sipil dalam pemanfaatannya
terhadap proses dan hasil pekerjaan.
b. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Malang
a. Tugas
1. Melaksanakan urusan pemerintahan di bidang Kepegawaian serta
Pendidikan dan Pelatihan; dan
2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
bidang tugasnya.
78
b. Fungsi :
1. Pengumpulan, pengelolaan dan pengendalian data berbentuk data
base serta analisa data untuk penyusunan program kegiatan;
2. Perencanaan strategis pada Badan Kepegawaian Daerah;
3. Perumusan kebijakan teknis Sistem Informasi Aparatur Sipil
Negara;
4. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
bidang kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan;
5. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kepegawaian;
6. Pelaksanaan, pengawasan, pengendalian serta evaluasi dan
pelaporan penyelenggaraan bidang kepegawaian;
7. Pelaksanaan standar pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan
bidang kepegawaian;
8. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan pada Badan
Kepegawaian Daerah;
9. Pengkoordinasian, integrasi dan sinkronisasi kegiatan bidang
kepegawaian di lingkungan Pemerintah Daerah;
10. Pembinaan dan pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat,
Lembaga Pemerintah dan Lembaga lainnya;
11. Penyelenggaraan administrasi Aparatur Sipil Negara;
12. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang
kepegawaian;
13. Perencanaan formasi dan pengembangan kepegawaian;
79
14. Persiapan kebijakan umum pengembangan Aparatur Sipil Negara
bidang Pendidikan dan Pelatihan;
15. Persiapan dan pelaksanaan administrasi pengangkatan,
pemindahan dan pemberhentian Aparatur Sipil Negara sesuai
dengan norma standar dan prosedur yang ditetapkan dengan
peraturan perundang-undangan;
16. Persiapan dan penetapan pensiun Aparatur Sipil Negara ;
17. Penetapan gaji, tunjangan dan kesejahteraan Aparatur Sipil
Negara sesuai dengan norma standar dan prosedur yang
ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan;
18. Pelaksanaan pemberian penghargaan dan tanda jasa kepada
Aparatur Sipil Negara;
19. Persiapan dan pelaksanaan administrasi kepangkatan Aparatur
Sipil Negara sesuai dengan norma standar dan prosedur yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;
20. Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Aparatur Sipil Negara
secara komprehensif;
21. Penyiapan kebutuhan data dan atau informasi untuk penyusunan
program pengembangan Aparatur Sipil Negara;
22. Pendokumentasian tata naskah kepegawaian; dan
23. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
80
Gambar 4. Bagan Struktur Organisasi BKD Kabupaten Malang
Sumber : bkd.malangkab.go.id
c. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
Adapun bentuk susunan organisasi Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Malang sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Malang Nomor
13 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
serta Tata Kerja Badan Kepegawaian Daerah, disebutkan Badan Kepegawaian
Daerah adalah :
Kedudukan :
a. Badan Kepegawaian Daerah merupakan fungsi penunjang urusan
pemerintahan di bidang Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan.
b. Badan Kepegawaian Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
81
Uraian Tugas sesuai Struktur Organisasi :
1. Kepala Badan
a. Memimpin Badan Kepegawaian Daerah dalam perumusan kebijakan,
pelaksanaan tugas dukungan, pemantauan evaluasi dan pelaporan,
pelaksanaan tugas dukungan, dan pembinaan teknis; dan
b. Melaksanakan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan
tugas dan fungsinya.
2. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas :
a. Melaksanakan koordinasi perencanaan, evaluasi dan pelaporan program
Badan Kepegawaian Daerah, pengelolaan Aparatur Sipil Negara,
urusan umum yang meliputi kegiatan surat menyurat, penggandaan,
perlengkapan, rumah tangga, hubungan masyarakat dan urusan
keuangan dan asset;
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan
sesuai dengan bidang tugasnya.
Sekretariatmempunyai fungsi:
a. perencanaan kegiatan kesekretariatan;
b. pengelola urusan administrasi Aparatur Sipil Negara, kesejahteraan
Aparatur Sipil Negara dan pendidikan pelatihan Aparatur Sipil Negara;
c. pengelolaan urusan rumah tangga, keprotokolan dan hubungan
masyarakat;
82
d. penyelenggaraan pengelolaan administrasi keuangan dan kekayaan
daerah;
e. penyelenggaraan kegiatan surat menyurat, pengetikan, penggandaan,
kearsipan;
f. pengelolaan administrasi perlengkapan dan mengurus pemeliharaan,
kebersihan dan keamanan kantor;
g. pengkoordinasian dan penyusunan rencana pembangunan bidang
kepegawaian, evaluasi dan pelaporan; dan
h. pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan
sesuai dengan bidang tugasnya.
2.1 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas:
a. Menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. menyelenggarakan, melaksanakan dan mengelola administrasi Aparatur
Sipil Negara, kesejahteraan Aparatur Sipil Negara dan pendidikan
pelatihan Aparatur Sipil Negara;
c. melaksanakan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan, urusan surat
menyurat, kearsipan, rumah tangga, perjalanan dinas, keprotokolan;
d. menyelenggarakan administrasi perkantoran;
e. melaksanakan kebersihan dan keamanan kantor;
f. menghimpun, mengolah data, menyusun program kerja Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian; dan
g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Badan
sesuai dengan bidang tugasnya.
83
2.2 Sub Bagian Keuangan dan Aset mempunyai tugas:
a. menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Keuangan dan Aset;
b. melaksanakan administrasi keuangan yang meliputi pembukuan,
pertanggungjawaban dan verifikasi serta penyusunan perhitungan
anggaran;
c. menyelenggarakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban
penyelenggaraan anggaran satuan kerja;
d. menyiapkan bahan penyusunan rencana strategis Badan Kepegawaian
Daerah;
e. menghimpun, mengolah data dan menyusun program kerja Sub Bagian
Keuangan dan Aset;
f. melaksanakan pengurusan biaya perpindahan Aparatur Sipil Negara dan
ganti rugi gaji Aparatur Sipil Negara serta pembayaran hak-hak
keuangan lainnya;
g. melaksanakan evaluasi keuangan terhadap hasil pelaksanaan program
dan rencana strategis Badan Kepegawaian Daerah;
h. mengkompilasikan dan penyusunan hasil laporan perencanaan dan
laporan akuntabilitas Badan Kepegawaian Daerah;
i. melaksanakan tata usaha barang, perawatan/penyimpanan peralatan
kantor dan pendataan inventaris kantor, menyusun rencana kebutuhan
barang, peralatan serta mendistribusikan; dan
j. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Badan
sesuai dengan bidang tugasnya.
84
2.3 Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas:
a. menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan
Pelaporan;
b. melaksanakan penyiapan bahan dan melaksanakan koordinasi dalam
penyusunan rencana strategis pembangunan Badan Kepegawaian Daerah;
c. menyiapkan rumusan kebijakan program kerja dan rencana kerja
kegiatan Badan Kepegawaian Daerah;
d. menyiapkan dan menyusun bahan pengembangan kerja sama lintas
sektor;
e. menyelenggarakan Sistem Informasi Manajemen dan Pelaporan Badan
Kepegawaian Daerah;
f. melaksanakan koordinasi, sinkronisasi penyusunan rencana kegiatan
tahunan pembangunan kepegawaian;
g. melaksanakan monitoring dan koordinasi dalam rangka penyusunan
bahan evaluasi dan laporan kegiatan Badan Kepegawaian Daerah;
h. menyiapkan bahan dan sarana pertimbangan kepada pimpinan dalam
rangka pengendalian dan pengembangan pembangunan bidang
kepegawaian;
i. melakukan evaluasi pelaksanaan rencana dan program pembangunan
bidang kepegawaian;
j. melakukan penyusunan laporan tahunan dan laporan lainnya; dan
85
k. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Badan
sesuai dengan bidang tugasnya.
Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Badan.
3. Bidang Pengembangan dan Pembinaan Aparatur
Bidang Pengembangan dan Pembinaan Aparatur mempunyai tugas:
a. Melaksanakan pengadaan Aparatur Sipil Negara, pengembangan,
penyusunan pola karir, kesejahteraan, pembinaan dan penegakan disiplin
serta kedudukan hukum Aparatur Sipil Negara;
b. Melaksanakan koordinasi, pembinaan dan pengendalian dalam rangka
pelaksanaan tugas di bidang pengembangan karir dan pembinaan
aparatur;
c. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-
langkah dan tindakan-tindakan yang perlu diambil dalam bidang
tugasnya; dan
d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan bidang tugasnya.
Bidang Pengembangan dan Pembinaan Aparatur mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan pengadaan Aparatur Sipil Negara, pengembangan,
penyusunan pola karir, kesejahteraan, pembinaan dan penegakan disiplin
serta kedudukan hukum Aparatur Sipil Negara;
86
b. Pelaksanaan koordinasi, pembinaan dan pengendalian dalam rangka
pelaksanaan tugas di bidang pengembangan karier dan pembinaan
aparatur; dan
c. pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan bidang tugasnya.
Bidang Pengembangan dan Pembinaan Aparatur terdiri dari:
3.1 Sub Bidang Pengembangan Aparatur
Sub Bidang Pengembangan Aparatur mempunyai tugas:
a. mengumpulkan bahan dan melaksanakan pengembangan kualitas
aparatur melalui program tugas belajar dan izin belajar Aparatur Sipil
Negara;
b. melaksanakan ujian dinas dan ujian penyesuaian ijasah;
c. menyiapkan, menyusun bahan formasi Aparatur Sipil Negara, dan
administrasi penerimaan (rekruitment) Aparatur Sipil Negara;
d. memproses pengangkatan dan penempatan Calon Aparatur Sipil
Negara, pengangkatan Calon Aparatur Sipil Negara menjadi Aparatur
Sipil Negara dan melaksanakan sumpah janji Aparatur Sipil Negara;
e. melaksanakan pengembangan karier dan pola karier Aparatur Sipil
Negara; dan
f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
3.2 Sub Bidang Kesejahteraan Aparatur
Sub Bidang Kesejahteraan Aparatur mempunyai tugas:
87
a. memproses pemberian penghargaan dan tanda jasa Aparatur Sipil
Negara;
b. melaksanakan penyelesaian administrasi Aparatur Sipil Negara yang
berhubungan dengan cuti, penugasan, ijin dan dispensasi pegawai, kartu
istri/suami, kartu pegawai, perlindungan (jaminan kesehatan, jaminan
kecelakaan kerja, jaminan kematian) ;
c. melaksanakan penyelesaian administrasi Aparatur Sipil Negara yang
berhubungan dengan pensiun;
d. melaksanakan administrasi kepegawaian pengusulan penghargaan
Aparatur Sipil Negara; dan
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang.
3.3 Sub Bidang Pembinaan dan Disiplin Aparatur.
Sub Bidang Pembinaan dan Disiplin Aparatur mempunyai tugas:
a. menyusun rencana dan program kerja operasional kegiatan bidang
pembinaan dan disiplin Aparatur Sipil Negara;
b. mengumpulkan bahan, penyelesaian administrasi dan dokumentasi
terhadap hasil pemeriksaan kasus pelanggaran disiplin Aparatur Sipil
Negara;
c. menyiapkan rumusan pembinaan disiplin Aparatur Sipil Negara;
d. menangani masalah perkawinan dan perceraian Aparatur Sipil Negara;
e. menangani kasus pelanggaran disiplin Aparatur Sipil Negara sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
f. mengelola rekapitulasi daftar hadir Aparatur Sipil Negara;
88
g. mengelola Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ;
h. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan bidang tugasnya; dan
j. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh Kepala Sub Bidang yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
4. Bidang Mutasi Aparatur
Bidang Mutasi Aparatur mempunyai tugas:
a. mempersiapkan kebijakan teknis mutasi jabatan dan kepangkatan
Aparatur Sipil Negara;
b. melaksanakan pengendalian mutasi jabatan dan kepangkatan Aparatur
Sipil Negara;
c. memproses administrasi mutasi jabatan dan kepangkatan Aparatur Sipil
Negara;
d. memproses administrasi penempatan dan perpindahan Aparatur Sipil
Negara, baik perpindahan antar instansi maupun daerah, provinsi maupun
negara;
e. memproses administrasi peninjauan masa kerja dan penyesuaian gaji
Aparatur Sipil Negara ;
f. mengelola data hasil penilaian kinerja Aparatur Sipil Negara;
g. menyusun administrasi Daftar Urut Kepangkatan (DUK) dan jabatan;
89
h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan bidang tugasnya.
Bidang Mutasi Aparatur mempunyai fungsi:
a. penyiapan kebijakan teknis administrasi mutasi jabatan dan kepangkatan
Aparatur Sipil Negara
b. pemrosesan administrasi mutasi jabatan dan kepangkatan, penempatan
dan perpindahan, peninjauan masa kerja serta penyesuaian gaji Aparatur
Sipil Negara
c. pengelolaan data hasil penilaian kinerja Aparatur Sipil Negara;
d. penyusunan administrasi Daftar Urut Kepangkatan (DUK) dan jabatan;
dan
e. pelaksanakan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan bidang tugasnya.
Bidang Mutasi Aparatur terdiri dari:
4.1 Sub Bidang Mutasi Jabatan dan Kepangkatan (MJK) Pimpinan Tinggi
Pratama dan Administrasi;
Sub Bidang Mutasi Jabatan dan Kepangkatan (MJK) Pimpinan Tinggi
Pratama dan Administrasi mempunyai tugas:
a. Membuat perencanaan dan menyiapkan prosedur teknis mutasi jabatan
dan kepangkatan pimpinan tinggi pratama dan Administrasi;
b. Menyiapkan bahan - bahan pengendalian jabatan dan kepangkatan
pimpinan tinggi pratama dan Administrasi;
90
c. Memproses administrasi penyesuaian (impassing) gaji pimpinan tinggi
pratama dan Administrasi;
d. Memproses administrasi perpindahan dan penempatan pimpinan tinggi
pratama dan Administrasi;
e. Memproses administrasi peninjauan masa kerja dan penyesuaian gaji
pimpinan tinggi pratama dan Administrasi;
f. Menghimpun dan mengolah data Sasaran Kerja Pegawai (SKP);
g. Menghimpun dan mengolah data Aparatur Sipil Negara sebagai bahan
pembahasan Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan/Panitia
Seleksi (Pansel) untuk diusulkan dalam pengisian dan pengangkatan
jabatan ;
h. Memproses pengangkatan dan pemindahan Aparatur Sipil Negara dalam
jabatan ;
i. Melaksanakan kegiatan pelantikan pejabat dan serah terima jabatan; dan
j. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidangsesuai
dengan bidang tugasnya.
4.2 Sub Bidang Mutasi Jabatan dan Kepangkatan (MJK) Fungsional
Tertentu
Sub Bidang Mutasi Jabatan Kelompok Fungsional Tertentu mempunyai
tugas:
a. Membuat perencanaan dan menyiapkan prosedur teknis kepangkatan
dan penggajian fungsional tertentu;
91
b. Menyiapkan bahan-bahan pengendalian kepangkatan fungsional
tertentu;
c. Memproses kenaikan pangkat fungsional tertentu;
d. Memproses administrasi kenaikan gaji berkala fungsional tertentu;
e. Memproses administrasi peninjauan masa kerja fungsional tertentu;
f. Memproses administrasi penyesuaian (impassing) gaji fungsional
tertentu;
g. Mengelola dan mengolah data hasil penilaian Kinerja Aparatur Sipil
Negara fungsional;
h. Mempersiapkan kebijakan teknis yang berkaitan dengan administrasi
jabatan fungsional tertentu ;
i. Memproses pengangkatan, pembebasan sementara, pengangkatan
kembali, impassing dan kenaikan jabatan fungsional, serta
pemberhentian Aparatur Sipil Negara dari jabatan fungsional tertentu ;
j. Menghimpun, memverifikasi dan mengolah Daftar Usulan Penilaian
Angka Kredit (DUPAK) sebagai bahan ajuan penetapan Penilaian
Angka Kredit (PAK) fungsional tertentu;
k. Memproses administrasi perpindahan dan penempatan pada jabatan
fungsional tertentu ;
l. Menyiapkan bahan pembinaan teknis pengelolaan administrasi jabatan
fungsional tertentu; dan
m. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidangsesuai dengan bidang tugasnya.
92
4.3 Sub Bidang Mutasi Jabatan dan Kepangkatan (MJK) Fungsional
Umum;
Sub Bidang Mutasi Jabatan dan Kepangkatan (MJK) Fungsional Umum
mempunyai tugas:
a. Membuat perencanaan dan menyiapkan prosedur teknis kepangkatan
dan penggajian Fungsional Umum;
b. Menyiapkan bahan-bahan pengendalian kepangkatan Fungsional
Umum;
c. Memproses kenaikan pangkat Fungsional Umum;
d. Memproses administrasi kenaikan gaji berkala Fungsional Umum;
e. Memproses administrasi peninjauan masa kerja Fungsional Umum;
f. Memproses administrasi penyesuaian (impassing) gaji Fungsional
Umum;
g. Mengelola dan mengolah data hasil penilaian Kinerja Aparatur Sipil
Negara Fungsional Umum;
h. Menghimpun dan mengolah data kepegawaian Aparatur Sipil Negara
sebagai bahan perencanaan pemindahan dan penempatan Aparatur Sipil
Negara pada satuan kerja di lingkungan Pemerintah Daerah;
i. Melaksanakan penyelesaian pindah antar Daerah/Instansi bagi Aparatur
Sipil Negara Fungsional Umum; dan
j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidangsesuai dengan bidang tugasnya.
93
Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh Kepala Sub Bidang yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
5. Bidang Pengolahan Data dan Informasi Aparatur
Bidang Pengolahan Data dan Informasi Aparatur mempunyai tugas:
a. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, pemutakhiran dan verifikasi
data Aparatur Sipil Negara, analisa data Aparatur Sipil Negara/Sistem
Informasi Aparatur Sipil Negara, evaluasi dan pelaporan data Aparatur
Sipil Negara;
b. Melaksanakan penyusunan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan
teknis di bidang Pengolahan Data dan Informasi Aparatur;
c. Melaksanakan perumusan dan perancangan sistem informasi berbasis
teknologi informasi, penerapan sistem aplikasi pelayanan Aparatur Sipil
Negara berbasis teknologi informasi;
d. Mengevaluasi keakuratan dan kelengkapan data; dan
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan
sesuai dengan bidang tugasnya.
Bidang Pengolahan Data dan Informasi Aparatur mempunyai fungsi:
a. Penyiapan dan perumusan kebijakan teknis pengumpulan,
pemutakhiran dan pengelolaan data Aparatur Sipil Negara;
b. Pengelolaan dan analisis data Aparatur Sipil Negara dalam rangka
pengembangan karir Aparatur Sipil Negara;
c. Pelaksanaan pengendalian data Aparatur Sipil Negara berbasis
teknologi informasi;
94
d. Pelayanan data, dokumentasi dan penyajian informasi dalam rangka
membantu pengambilan keputusan;
e. Pelaporan data Aparatur Sipil Negara.
f. Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan
sesuai dengan bidang tugasnya.
Bidang Pengolahan Data dan Informasi Aparatur terdiri dari:
5.1 Sub Bidang Pengolahan Data dan Arsip
Sub Bidang Pengolahan Data dan Arsip mempunyai tugas:
a. Menyiapkan prosedur teknis pengolahan data Aparatur Sipil Negara;
b. Merencanakan pelaksanaan teknis pengelolaan data dan arsip Aparatur
Sipil Negara;
c. Mengumpulkan, menyiapkan bahan-bahan pengelolahan data,
memasukkan dan menganalisa data Aparatur Sipil Negara dalam rangka
pengambilan keputusan;
d. Melaksanakan pengelolaan, register dan pengendalian data Aparatur Sipil
Negara secara elektronik;
e. Menyajikan data yang berkaitan dengan data Aparatur Sipil Negara;
f. Melaksanakan pengadaan data dan pengarsipan dokumen Aparatur Sipil
Negara; dan
g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan bidang tugasnya.
5.2 Sub Bidang Pelayanan Informasi Aparatur;
Sub Bidang Pelayanan Informasi Aparatur mempunyai tugas:
95
a. Melaksanakan pengembangan pelayanan informasi Aparatur Sipil
Negara;
b. Melaksanakan pelayanan dan pertukaran data dan informasi Aparatur
Sipil Negara;
c. Melaksanakan pemeliharaan tabel data referensi;
d. Melaksanakan pelayanan permintaan data dan informasi kepegawaian
Aparatur Sipil Negara dan PPPK (Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja) ;
e. Melaksanakan verifikasi data, pengembangan sistem, pendistribusian
dan pemanfaatan kartu identitas Aparatur Sipil Negara;
f. Melakukan penyiapan bahan penyusunan sistem layanan teknis
informasi
g. Memproses dan menyusun administrasi Daftar Urut Kepangkatan
(DUK);
h. Melakukan perekaman dan pengolahan dokumentasi kegiatan yang
berhubungan dengan kepegawaian; dan
i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan bidang tugasnya.
5.3 Sub Bidang Pengembangan Sistem Informasi Aparatur
Sub Bidang Pengembangan Sistem Informasi Aparatur mempunyai tugas:
a. Melaksanakan perumusan dan perancangan sistem informasi Aparatur
Sipil Negara berbasis teknologi informasi;
96
b. Melaksanakan penerapan standarisasi sistem aplikasi berbasis teknologi
informasi;
c. Menganalisa kebutuhan sistem informasi dan aplikasi teknologi
informasi;
d. Mengembangkan software sistem informasi Aparatur Sipil Negara
secara berkelanjutan;
e. melaksanakan Pengelolaan dan pemeliharaan program aplikasi
berdasarkan hasil analisis dan;
f. Merawat dan mengembangkan hardware sistem informasi Aparatur
Sipil Negara; dan
g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan bidang tugasnya.
Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh Kepala Sub Bidang yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
6. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur
Bidang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur mempunyai tugas:
a. Mengumpulkan, mengelola dan mengendalikan data berbentuk data
base serta analisa data untuk menyusun program kegiatan;
b. Merencanakan strategis pada bidang Pendidikan dan Pelatihan
Aparatur;
c. Merumuskan kebijakan teknis bidang pendidikan dan pelatihan
Aparatur;
97
d. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
pendidikan dan pelatihan aparatur;
e. Melaksanakan, mengawasi, mengendalikan serta mengevaluasi dan
melaporkan penyelenggaraan bidang pendidikan dan pelatihan aparatur;
f. Melaksanakan standar pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan
dalam bidang pendidikan dan pelatihan aparatur;
g. Mengkoordinasikan, mengintegrasikan, mengsinkronisasi pelaksanaan
kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur di lingkungan Pemerintah
Daerah;
h. Mengelola dan membina sumber pembelajaran yang meliputi pesan,
orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan;
i. Melaksanakan, memonitoring pendayagunaan dan dampak pendidikan
dan pelatihan serta pelaporannya;
j. Menggunakan dan melaksanakan kerjasama dengan masyarakat,
Lembaga Pemerintah dan Lembaga lainnya; dan
k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan
sesuai dengan bidang tugasnya.
Bidang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program kegiatan dan kebijakan teknis bidang pendidikan
dan pelatihan aparatur;
b. Pelaksanaan, monitoring dan evaluasi urusan pemerintahan dan
pelayanan umum kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Sipil
98
Negara, standar pelayanan minimal, kerjasama dengan masyarakat,
Lembaga Pemerintah dan Lembaga lainnya;
c. Pengelolaan dan pembinaan sumber pembelajaran pendidikan dan
pelatihan; dan
d. pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan
sesuai dengan bidang tugasnya.
Bidang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur terdiri dari:
6.1 Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan mempunyai tugas:
a. melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Aparatur dalam menyiapkan bahan serta menyusun program dan
kebijakan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan;
b. menyiapkan dan melaksanakan pengajaran, administrasi pengajaran,
bahan pengajaran, alat bantu, tenaga pengajar, calon peserta, serta
alumni pendidikan dan pelatihan kepemimpinan;
c. melakukan analisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan
serta pendayagunaan alumni pendidikan dan pelatihan kepemimpinan;
d. melakukan monitoring dan evaluasi pasca pendidikan dan pelatihan
kepemimpinan; dan
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan bidang tugasnya.
6.2 Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Fungsional
Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Fungsional mempunyai tugas:
99
a. melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Aparatur dalam menyiapkan bahan serta menyusun program dan
kebijakan pendidikan dan pelatihan fungsional;
b. menyiapkan dan melaksanakan pengajaran, administrasi pengajaran,
bahan pengajaran, alat bantu, tenaga pengajar, calon peserta, serta
alumni pendidikan dan pelatihan fungsional;
c. melakukan analisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan fungsional serta
pendayagunaan alumni pendidikan dan pelatihan fungsional;
d. melakukan monitoring dan evaluasi pasca pendidikan dan pelatihan
fungsional; dan
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan bidang tugasnya.
6.3 Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis
Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis mempunyai tugas:
a. melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Aparatur dalam menyiapkan bahan serta menyusun program dan
kebijakan pendidikan dan pelatihan teknis;
b. melaksanakan pengajaran, administrasi pengajaran, bahan pengajaran,
alat bantu, tenaga pengajar, ujian, data kualifikasi tenaga pengajar,
calon peserta, serta alumni pendidikan dan pelatihan teknis;
c. melakukan analisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan teknis serta
pendayagunaan alumni pendidikan dan pelatihan teknis;
100
d. melakukan monitoring dan evaluasi pasca pendidikan dan pelatihan
teknis; dan
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan bidang tugasnya.
Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh Kepala Sub Bidang yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
7. UPT
melaksanakan kegiatan teknis operasional dan / atau kegiatan teknis
penunjang tertentu
8. Kelompok Jabatan Fungsional
melaksanakan sebagian tugas Badan Kepegawaian Daerah sesuai
dengan keahlian dan kebutuhan, yang terdiri dari sejumlah tenaga,
dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai
kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.
101
B. Penyajian Data
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang saat ini sedang
melaksanakan analisis jabatan dan analisis beban kerja sesuai amanat Pasal 56
UU Nomor 5 Tahun 2014 dan Pasal 5 PP 11 Tahun 2017 tentang Penyusunan
Kebutuhan Pegawai bahwa setiap instansi pemerintah wajib menyusun
kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS berdasarkan analisis jabatan dan
analisis beban kerja. Analisis jabatan memberikan fakta-fakta dan menunjukan
apa yang dilakukan dan jenis pegawai yang diperlukan. Fakta-fakta ini
diikhtisarkan dalam uraian jabatan (job description).Syarat – syarat pegawai
yang penting dicatat dalam persyaratan jabatan (job specification). Dalam
analisis beban kerja perhatian dicurahkan kepada pengukuran beban kerja
(workloud atau work contentatau performance standard atau output standard).
Standar jabatan menunjukan brapa banyak pekerjaan yang diharapkan dari tiap
pegawai. (Moekijat,1992:1).
Sehubungan dengan hal tersebut diatas dan dalam rangka terpenuhimya
kuantitas dan kualitas Pegawai Negeri Sipil pada setiap satuan organisasi
pemerintah, maka formasi ditetapkan berdasarkan jenis, sifat dan beban kerja
yang harus dilaksanakan oleh seluruh satuan organisasi baik di tingkat pusat
maupun daerah. Analisis jabatan dan analisis beban kerja merupakan dasar bagi
setiap urusan manajemen kepegawaian khususnya penyusunan kebutuhan
pegawai.Berbicara masalah kebutuhan pegawai tidak terlepas dari perencanaan
sumber daya manusia yang merupakan suatu kegiatan manajemen kepegawaian
dalam rangka memenuhi kebutuhan pegawai melalui proses menentukan
102
kebutuhan yang didasarkan atas peramalan kebutuhan, mengembangkan dan
mengontrol dengan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Seperti halnya untuk
mengetahui terpenuhinya kebutuhan pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Malang, maka perlu dilakukan analisis jabatan dan analisis beban
kerja.
1. Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja Pada Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Malang.
a. Proses Pelaksanaan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang dalam melaksanakan
analisis jabatan dan analisis beban kerja menggunakan aplikasi Sistem Informasi
Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja yang berpedoman pada 4 (empat)
dasar hukum dalam pelaksanaannya, 3 (tiga) untuk pedoman pelaksanaan
analisis jabatan dan 1 (satu) untuk pedoman analisis beban kerja. Sebagaimana
pernyataan dari Bapak Drs. Sutrisno Sekretaris BKD Kab. Malang menjelaskan
bahwa:
“Pelaksanaan Anjab ABK di BKD Kab. Malang
dilaksanakan,menggunakan aplikasi SINJAB (Sistem Informasi
Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja) berpedoman hukum
Pasal 5 PP 11 Tahun 2017 dan untuk pelaksanaannya berpedoman
pada Perka BKN 12 Tahun 2011, Permenpan RB 33 Tahun 2011 dan
Permendagri 35 Tahun 2012 untuk analisis jabatan lalu Permendagri
12 Tahun 2008 untuk analisis beban kerja. Hasil dari kegiatan
tersebut berupa dokumen hasil anjab, abk dan peta formasi jabatan
yang merupakan salah satu dasar untuk penyusunan kebutuhan PNS
dan sebagai dasar dari kegiatan manajemen kepegawaian yang lain.
Hasil Anjab ABK dihimpun di Bagian Organisasi Sekretariat daerah
Kab. Malang dan data anjab ABK pada aplikasi SINJAB diupdate
secara berkala”.(Wawancara, tanggal 2 Agustus 2017 pukul 09.30
WIB, Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang).
103
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang dalam
mengimplementasikan peraturan tersebut menggunakan program aplikasi
(Sistem Informasi Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja) SINJAB. Aplikasi
SINJAB dibuat oleh Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Malang
dan digunakan dalam pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja oleh
seluruh Perangkat Daerah di Kabupaten Malang. Hasil dari kegiatan tersebut
merupakan dasar dalam penyusunan kebutuhan pegawaidansebagai dasar dari
kegiatan manajemen kepegawaian lainnya dan untuk mewujudkan
profesionalisme aparatur pemerintah. Lebih lanjut dikatakan oleh Bapak Tri
Priatmoko S.Sos selaku Kasubbag Umum dan Kepegawaian BKD Kabupaten
Malang mengenai pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja pada
Badan Kepegawaian Kabupaten Malang:
“Untuk aplikasinya sendiri itu sebenarnya Bagian Organisasi
Sekretariat Daerah Kabupaten Malang yang mengurus dan bertugas
mengkoordinir pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja
pada setiap Perangkat Daerah contohnya seperti BKD ini. Pada BKD
sendiri yang bertugas untuk pelaksanaan analisis jabatan dan analisis
beban kerja itu diserahkan pada Subbag Umum dan Kepegawaian
sebagai yang mengurusi urusan personalia internal BKD. Jika sudah
rampung akan diserahkan ke Bagian Organisasi Sekretariat Daerah
Kabupaten Malang. Kalau pakai aplikasi SINJAB sebenarnya lebih
mempermudah proses pelaksanaannya gausah repot-repot
memproses karna kita tinggal masukin data dari kuisioner lalu nanti
tinggal kita print hasilnya. Tapi kendalanya yang menjalakan
aplikasi ini masih terbatas hanya 2 orang”.(Wawancara, tanggal 2
Agustus 2017 pukul 09.30 WIB, Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Malang).
Berikut merupakan gambar dari halaman aplikasi SINJAB tentang dasar
hukum pedoman dari aplikasi SINJAB:
104
Gambar 5. Dasar Hukum Aplikasi SINJAB
Sumber : Malangkab2.7.sinjab.info
Dalam pelaksanaan analisis jabatan dan analsis beban kerja pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang, sesuai tugas pokok dan fungsinya
dijalankan oleh Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebagai pengurus
personalia internal organisasi sebagai yang melaksanakan manajemen
Kepegawaian. Para staff Subbagian Umum dan Kepegawaian diberikan
sosialisai dan pelatihan sebelum melakasanakan analisis jabatan dan analisis
beban kerja menggunakan aplikasi SINJAB. Berikut pernyataan dari Bapak Tri
Priatmoko selaku Kasubbag Umum dan Kepegawaian:
“Yang mengurusi anjab abk disini itu ya subbagian saya mas, kita
sudah diberikan sosialisasi sekaligus pelatihan untuk melaksanakan
anjab abk, atau biasanya asistensi langsung oleh orang dari Bagian
Organisasi datang kesini langsung”.(Wawancara, tanggal 2
Agustus 2017 pukul 09.30 WIB, Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Malang).
105
Penggunaan aplikasi SINJAB sendiri tidak terlepas dari peran Bagian
Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Malang serta memiliki kelemahan dan
Kelebihan. Menurut Ibu Netiek Maharani selaku Kasubbag Evaluasi,
Perencanaan dan Pelaporan:
“Bagor memiliki peran untuk mengadakan BIMTEK Anjab dan abk,
menyediakan tim ahli, dan membuat aplikasi anjab yang nantinya
digunakan oleh seluruh Subbagian umum dan kepegawaian untuk
melaksanakan anjab dan abk. Kelebihannya yaitu lebih praktis dalam
penyusunan, hemat biaya dan lebih cepat mendapatkan hasil
sedangkan kelemahannya yaitu membutuhkan tenaga ahli yang
menjalankan aplikasi berbasis web dan membutuhkan akses internet
yang cepat”.(Wawancara, tanggal 2 Agustus 2017 pukul 09.30
WIB, Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang).
Dalam pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja pada Badan
Kepegawaian Kabupaten Malangmemiliki Standard Operating Procedure
sendiri dalam pelaksanaannya pada BKD Kabupaten Malang. Berikut
keterangan Bapak Tri Priatmoko selaku Kepala Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian BKD Kabupaten Malang:
“BKD melaksanakan anjab abk sesuai dengan Perka BKN 12 Tahun
2011 dan Permendagri 12 Tahun 2008 adapun pelaksanaannya
sesuai SOP 065/9/421.202/2013. Petugasnya ada mba Rinda. Untuk
informasi lebih lanjut tentang bagaimana tahapannya silahkan ke
mereka yang mengurusi anjab abk untuk SOP minta ke mba
Netiek”.(Wawancara, tanggal 2 Agustus 2017 pukul 09.30 WIB,
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang).
106
Gambar 6. SOP 065/9/421.202/2017Pelaksanaan Program SINJAB
Sumber : Dokumen Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Malang, 2017
Dokumen analisis jabatan dan analisis beban kerja yang terhimpun, setelah
diverifikasi akan di entri dalam aplikasi SINJAB. Adapun langkah dalam
pengentrian datapada aplikasi SINJAB:(1) mengakses web (2)login g-sinjab (3)
input data (4) input data anjab (5) input data bezetting. Dari hasil entri data
tersebut diperoleh informasi data dan perhitungan analisis beban kerja PNS
BKD Kab. Yang berjumlah 74 orang. Kemudian dicetak sesuai kebutuhan.
107
Gambar 7. Alur Sistem Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja
Menggunakan Aplikasi SINJAB
Sumber : Malangkab2.7.sinjab.info
Alur sistem analisis jabatan dan analisis beban kerja pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang:
1. Berawal dari satu admin yang ada pada Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian yang telah memiliki user name dan password masing –
masing untuk masuk atau log in di website SINJAB.
2. Memasukan data. Data – data yang dimaksud adalah data – data dari
hasil form uraian jabatan dan beban kerja
3. Ketika data sudah ter-upload maka akan segera diproses. Hasil dari
analisis jabatan dan analisis beban kerja selanjutnya akan menjadi
peta formasi jabatan Bezetting.
4. Selanjutnya hasil dicetak sesuai kebutuhan dan di distribusikan ke
setiap bidang-bidang.
108
Badan Kepegawaian Kabupaten Malang melakukan analisis jabatan dan
analisis beban kerja mulai dari pengumpulan data analisis jabatan dan analisis
beban kerja dari setiap bidang-bidang dengan menyebarkan form analisis jabatan
dan analisis beban kerja, terdiri dari form uraian jabatandan fom A dan B
perhitungan beban kerja. Setelah form tersebut diisi kemudian dilakukan
verifikasi oleh tim analisis jabatan dan analisis beban kerja, jika sudah lalu
dilakukan pengentrian data pada aplikasi SINJAB sesuai form uraian jabatan dan
beban kerja lalu hasilnya nanti dicetak kemudian diperiksa oleh sekretaris dan
kepala Badan Kepegawaian Daerah lalu dikirimkan ke Bagian Organisasi
Sekretariat Daerah Kabupaten Malang. Pemeliharaan dan update data pada
aplikasi sinjab tetap dilakukan sesuai perubahan nomenklatur jabatan. Berikut
pernyataan dari Ibu Rinda, S.E pengadministrasi kepegawaian yang bertugas
sebagai pengentri data pada aplikasi SINJAB :
“Jadi, awalnya kita menyebarkan form analisis jabatan dan analisis
beban kerja nanti setelah dikumpulkan ke kita terus di cek jika masih
ada yang kurang kita kembalikan ke bidang. Kalau sudah fix nanti
akan kita input ke SINJAB”.(Wawancara, tanggal 2 Agustus 2017
pukul 10.30 WIB, Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Malang).
Berikut merupakan form analisis jabatan yang dibagikan kepada para
pegawai dan kemudian hasilnya diinput kedalam aplikasi SINJAB untuk
dijadikan uraian jabatan:
109
Gambar 8. FormAnalisis Jabatan BKD Kabupaten Malang
Sumber : Dokumen Sub Bagian Umum dan Kepegawaian BKD Kabupaten
Malang, 2017
Terdapat 11 butir uraian jabatan yang perlu diisi oleh pegawai yang
menduduki suatu jabatan. Uraian jabatan yang terdapat dalam program SINJAB
yang berlaku di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang adalah :
1. Nama Jabatan
2. Unit organisasi
3. Ringkasan Tugas
4. Hasi Kerja
5. Rincian Tugas
6. Keadaan Tempat Kerja
7. Upaya Fisik
8. Kemungkinan Resiko Bahaya
110
9. Tanggung Jawab
10. Wewenang
11. Syarat Jabatan
a. Pangkat/Golongan
b. Pendidikan Formal
c. Diklat
d. Pengetahuan
e. Keterampilan
f. Pengalaman Kerja
g. Kondisi Fisik
h. Bakat
i. Minat
j. Temperamen
Setelah form analisis jabatan diisi dan dikumpulkan ke Sub Bagian Umum
dan Kepegawaian lalu dimasukan ke program SINJAB untuk diproses. Setelah
uraian jabatan telah selesai maka butir-butir informasi dalam uraian jabatan
dijadikan dasar untuk proses selanjutnya yaitu analisis beban kerja. Berdasarkan
hasil wawancara dengan Ibu Rinda S.E, bahwa :
“Jadi setelah dilaksanakannya analisis jabatan ini maka akan muncul
suatu jenis – jenis jabatan dan uraian tugas. Inilah yang akandipakai
sebagai pedoman untuk merekruitmen pegawai. Lalu akanada
standar untuk mengukur beban kerja dan ada standar untuk
mengukur jenis pekerjaan itu apa saja, melalui analisis jabatan ini.
Dengan adanya uraian jabatan yang terperinci ini, maka akan muncul
jenis-jenis pekerjaan dan beban kerja yang akan dilaksanakan oleh
seorang pegawai.”(Wawancara, tanggal 2 Agustus 2017 pukul
10.30 WIB, Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang).
111
Berikut ini gambar form analisis beban kerja yang diberikan kepada para
pegawai:
Gambar 9. FormBeban Kerja Pegawai
Sumber : Dokumen Sub Bagian Umum dan Kepegawaian BKD Kabupaten Malang, 2017
Form beban kerja tersebut untuk menghitung orang jabatan (OJ) untuk
mengukur beban kerja tiap jabatan yang ada pada Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Malang. Diisi oleh masing-masing bidang dan kemudian
dikumpulkan ke Subbag Umum dan Kepegawaian. Setelah diinput hasilnya
berupa jumlah pegawai saat ini (Bezetting) dan kebutuhan pegawai masing-
masing jabatan dan juga sebagai dasar proses selanjutnya untuk menentukan
tunjangan kinerja setiap pegawai dan rekruitmen pegawai karena akan
diketahuijabatan mana yang berlebihan pegawai dan kekurangan pegawai.
Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Tri Priatmoko S.Sos :
112
“Kalau sudah ketahuan beban kerjanya nanti baru bisa diproses
untuk TUNKIN (Tunjangan Kinerja) tapi kita belom selesai mas
nanti juga ketahuan jabatan mana yang berlebihan pegawai dan
kekurangan pegawai.”(Wawancara, tanggal 2 Agustus 2017 pukul
10.30 WIB, Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang)
Dalam melaksanakan analisis jabatan dan analisis beban kerja Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang menggunakan aplikasi SINJAB yang
dalam pelaksanaannya berpedoman hukum pada Perka BKN 12 Tahun 2011,
Permenpan RB 33 Tahun 2011, Permendagri 35 Tahun 2012 dan Permendagri
12 Tahun 2008 namun dalam teknisnya pada Subbagian Umum dan
Kepegawaian menggunakan Standar Operating Procedure (SOP) sendiri.
Aplikasi SINJAB dibuat oleh Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten
Malang yang bertugas sebagai yang mengkoordinir pelaksanaan analisis jabatan
dan analisis beban kerja serta menghimpun hasil dari analisis jabatan dan
analisis beban kerja dari setiap Perangkat Daerah di Kabupaten Malang.
Tim analisis jabatan dan analisis beban kerja pada Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Malang adalah seluruh pegawai pada Subbagian Umum dan
Kepegawaian BKD Kabupaten Malang selaku bagian personalia yang mengurusi
urusan kepegawaian internal organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Malang. Subbagian Umum dan Kepegawaian sebelum melaksanakan analisis
jabatan dan analisis beban kerja telah diberikan sosialisasi, pelatihan dan
asistensi langsung oleh Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Malang
Pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja telah sesuai dengan
SOPnya yaitu dimulai dengan pengumpulan data melalui penyebaran form
analisis jabatan dan analisis beban kerja kepada setiap bidang kemudian
113
dikumpulkan kembali ke subbagian umum dan kepegawaian untuk diinput dan
di periksa kembali jika belum sesuai maka akan dikembalikan lagi kepada
bidang yang bersangkutan. Setelah itu proses penginputan sesuai dengan alur
pada aplikasi SINJAB yang meliputi admin memasukan data untuk diproses
kemudian hasilnya akan berupa peta formasi pegawai dan dicetak sesuai
kebutuhan. Hasilnya juga akan diverifikasi oleh sekretaris BKD kemudian
Kepala BKD dan yang terakhir akan diserahkan ke Bagian Organisasi
Sekretariat Daerah Kabupaten Malang.
Hasil dari kegiatan analisis jabatan dan analisis beban kerja merupakan
dasar dalam penyusunan kebutuhan pegawaidan sebagai dasar dari kegiatan
manajemen kepegawaian yang lain. Form analisis jabatan berisi 11 (sebelas)
butir uraian jabatan dan form analisis beban kerja berisi perhitungan orang
jabatan (OJ) atau hasil dari perhitungan beban kerja setiap jabatan yang nantinya
akan dipakai untuk dijadikan peta formasi jabatan bezetting. Penggunaan
aplikasi Sistem Informasi Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja (SINJAB)
telah mempermudah pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja dan
juga sebagai implementasi dari penerapan e-governance.
b. Hasil Dari Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja Pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang.
Setelah analisis jabatan dan analisis beban kerja memperoleh hasil, maka
hasil tersebut dipresentasikan kepada para pimpinan di instansi termasuk
pimpinan puncak yaitu Kepala BKD Kabupaten Malang. Hasil pokok yang
dipresentasikan adalah peta jabatan, uraian jabatan dan rekomendasi atas temuan
114
di lapangan. Presentasi kepada pimpinan instansi tujuannya untuk memperoleh
masukan tindak lanjut dan memperoleh persetujuan pengesahannya. Presentasi
harus dilakukan agar hasil analisis jabatan diketahui para pimpinan dan menjadi
legal. Selain itu, presentasi juga dimaksudkan sekaligus untuk sosialisasi hasil.
Hasil dari kegiatan analisis jabatan dan analisis beban kerja berupa :
1. Penyusunan jabatan sesuai dengan nomenklatur jabatan.
2. Uraian jabatan baik jabatan stuktural maupun jabatan fungsional.
3. Hasil pengukuran beban kerja pegawai.
4. Peta jabatan yang berupa bentangan seluruh jabatan baik struktural
maupun fungsional, sebagai gambaran menyeluruh bagi jabatan yang
ada dalam unit organisasi atau dalam instansi.
Berikut adalah hasil dari kegiatan analisis jabatan dan analisis beban kerja
pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang.
1. Nomenklatur Jabatan.
Dalam Permenpan RB No.33 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Analisis
Jabatan menjelaskan rumusan nomenklatur jabatan adalah rumusan atas suatu
jenis pekerjaan yang ditandai dengan penetapan nama jabatan. Dengan
pengertian tersebut maka rumusan nomenklatur jabatan merupakan rumusan
nama jabatan. Nama jabatan harus bisa menggambarkan tugas-tugas yang
terkandung di dalamnya. Dalam lingkup instansi pemerintah, pernah dikenal 2
(dua) jenis jabatan, yaitu jabatan struktural dan jabatan fungsional. Jabatan
fungsional terdiri atas jabatan fungsional tertentu dan jabatan fungsional umum.
Jabatan fungsional tertentu adalah jabatan yang telah ditetapkan dengan surat
115
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan mempunyai ukuran
pencapaian hasil kerjanya dengan angka kredit. Sedangkan jabatan fungsional
umum adalah jabatan fungsional yang tidak secara khusus ditetapkan dengan
surat Keputusan Menteri PAN.
Tabel 6. Susunan Nomenklatur Jabatan ASN Bidang Pengolahan Data dan
Informasi Aparatur 2017
N
O NAMA/PANGKAT/GOL/NIP JABATAN LAMA JABATAN BARU KETERANGAN
1 2 3 4
1
Dra. TIEN FARIHAH, M. Si. Kabid. Pengolahan Data dan Informasi
Aparatur
Kabid. Pengolahan Data dan Informasi
Aparatur
Pembina Tk. I (IV/b)
NIP. 19620613 198603 2 008
2
LUKMAN HADIYONO, S.Pd.
Kasubid Pelayanan
Informasi Aparatur
Kasubid Pelayanan
Informasi Aparatur Pembina (IV/a)
NIP. 19660511 199103 1 006
3
NANDA DWI MEYLANI, SE Pengadministrasi
Data Penyajian dan
Publikasi
Analis Publikasi Penata (III/c)
NIP.19770513 200802 2 001
4
BAGUS KURNIA R, A.Md.
Pranata Komputer Pranata Komputer Pengatur Tk I (II/d)
NIP. 19831027 201001 1 012
5
NINA AFRIANTI, S.Sos.,
MGMCOM
Penata (III/c) Analis Publikasi
NIP. 19810601 200901 2 002
6
AYUB SETIAWAN
Pengelola Instalasi
Teknologi Informasi
Pengelola Instalasi
Teknologi Informasi -
Tenaga Kerja Kontrak
7
MEILINA ANDRIANI, S.Sos
Kasubid Pengolahan Data dan Arsip
Kasubid Pengolahan Data dan Arsip
Penata Tk. I (III/d)
NIP.19690430 199302 2 001
8
HENDRA WICAKSONO, S.Kom. Pengolah Data
Peyelenggaraan Media Elektronik
Pengelola
Peyelenggaraan Media Elektronik
Penata Muda (III/a)
NIP. 19840906 200904 1 001
9 YANTI ARIZONA, A.Md
Arsiparis Arsiparis Pengatur Tk I (II/d)
116
NIP. 19870923 201001 2 007
10
SUCIPTO
Pengadministrasi
Kepegawaian
Pengelola
Kepegawaian Pengatur Muda Tk I (II/b)
NIP. 19680810 201001 1 003
11
SUCI SATRI SATITI, ST.,MT. Kasubid.
Pengembangan Sistem Informasi
Aparatur
Kasubid.
Pengembangan Sistem Informasi
Aparatur
Penata (III/c)
NIP. 19790812 200604 2 035
12
SIGID TRI HARIANTO, S.Kom. Pengolah Data
Peyelenggaraan
Media Elektronik
Perancang Sistem
Informasi
Kepegawaian
Penata Muda (III/a)
NIP. 19820809 200904 1 002
13 EKO WIDIANTORO
Petugas Teknologi
Informasi Komputer
Petugas Teknologi
Informasi Komputer
Tenaga Kerja Kontrak
Sumber : Dokumen Subbagian Umum dan Kepegawaian BKD Kabupaten Malang
Jabatan struktural adalah jabatan yang rumusan nomenklaturnya
ditetapkan menurut nama unit kerjanya serta berstrata sesuai dengan
kelembagaan yang berlaku. Dengan demikian rumusan nomenklatur untuk nama
jabatannya mengikuti nama yang tertera dalam surat keputusan
pengangkatannya. Contoh rumusan nomenklatur jabatan struktural pada Bagian
Pengolahan Data dan Aparatur BKD Kabupaten Malang adalah Kabid
Pengolahan Data dan Informasi Aparatur, Kasubbid Pelayanan Informasi
Aparatur, Kasubbid Pengolahan, Kasubbid Pengembangan Informasi Aparatur.
Berdasarkan penjelasan dari Bapak Tri Priatmoko selaku Kasubbag Umum dan
Kepegawaian BKD Kabupaten Malang menjelaskan bahwa:
“Nomenklatur jabatan untuk semua jabatan sudah sesuai dengan
Permenpan 18 Tahun 2017 makanya kemarin sinjabnya sempat
tertunda karena ada peraturan menteri yang baru tersebut. Yang
diganti itu penyebutan nama JFU sekarang jadi jabatan pelaksana
kemudian untuk JFTsekarang jadi jabatan fungsional. Ya menurut
saya nomenklatur jabatan yang sekarang tidak berbeda jauh dengan
yang lama hanya beberapa penyebutan nama jabatan saja yang
berbeda tapi intinya sama.”(Wawancara, tanggal 14 Agustus 2017
pukul 10.30 WIB, Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Malang)
117
Kemudian mendukung pernyataan tersebut Ibu Netiek Maharani selaku
Kasubbag Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan menjelaskan bahwa:
“Maksud dan tugasnya tetap hanya penyebutannya saja yang diganti
untuk lebih memperjelas perbedaan tugas JFU dan JFT. Untuk JFT
dibagi menjadi 2 rumpun yaitu fungsional keahlian dan keterampilan
namun karena di SK pegawainya belum ada pembagian tersebut jadi
masih pakai yang lama kemudian untuk esselon IV itu jadi
pengawas, esselon III administrasi dan esselon II jadi jabatan tinggi
pelaksana”.(Wawancara, tanggal 14 Agustus 2017 pukul 13.30
WIB, Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang)
Jabatan fungsional yaitu jabatan non manajerial yang perumusan
nomenklaturnya harus mencerminkan pekerjaan atau tugas-tugasnya yang telah
ditetapkan dalam Keputusan Menteri.Berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 18 Tahun
2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2016 tentang Nomenklatur Jabatan
Bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Instansi Pemerintah
penyebutan jabatan fungsional umum diganti jadi jabatan pelaksana dan jabatan
fungsional tertentu menjadi jabatan fungsional. Contoh rumusan nomenklatur
jabatan pelaksana dan jabatan fungsional pada Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Malang adalah :
1) Jabatan Pelaksana:
Pranata Komputer
Pengelola Instalasi Teknologi Informasi
Petugas Teknologi Informasi Komputer
2) Jabatan Fungsional:
118
Analis Kepegawaian Pertama
Arsiparis
Pranata Komputer
Dari hasil wawancara dan pengamatan dari data tentang perubahan
nomenklatur jabatan pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang
penulis menyimpulkan bahwa. Nomenklatur jabatan pada seluruh jabatan di
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang telah mengikuti atau sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun
2016 tentang Nomenklatur Jabatan Bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
Lingkungan Instansi Pemerintah. Sehingga dalam melakukan analisis jabatan
lebih maksimal dalam menggambarkan tugas dari sebuah jabatan dan
memaksimalkan hasil dari analisis jabatan.
2. Uraian Jabatan.
Uraian jabatan harus ditetapkan secara jelas untuk setiap jabatan, supaya
pejabat tersebut mengetahui tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan.
Uraian jabatan akan memberikan ketegasan. Uraian jabatan akan memberikan
penjelasan dan standar tugas yang harus dicapai oleh seorang pejabat yang
memegang jabatan tersebut. Uraian jabatan ini menjadi dasar untuk menetapkan
spesifikasi pekerjaan bagi pegawai yang memegang jabatan tersebut. Uraian
pekerjaan yang kurang jelas akan mengakibatkan pekerjaan tidak beres.
Disinilah letak pentingnya uraian jabatan pada setiap organisasi.
119
Gambar 10. Butir-Butir Uraian Jabatan (1)
Sumber : Dokumen Subbagian Umum dan Kepegawaian BKD Kabupaten Malang
Berkenaan dengan pemahaman uraian jabatan setiap bidang pada BKD
Kabupaten Malang, hasil wawancara dengan sekretaris BKD Kabupaten
Malang, Bapak Drs. Sutrisno menjelaskan bahwa:
Uraian jabatan sudah cukup jelas dan dapat dipahami oleh setiap
pegawai. Karena dari dulu sudah dilaksanakan metode ini dan setiap
tahunnya selalu dilakukan perbaikan. Para pegawai juga telah
diberikan pemahaman mengenai uraian jabatannya masing-masing
sejak awal masuk” (Wawancara tanggal 14 Agustus 2017 Pukul
10.30 di BKD Kabupaten Malang). “
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, selama penelitian penulis melihat
bahwa uraian jabatan pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang
sudah jelas dan terperinci karena pegawai pada setiap bidang memahami dengan
baik tugas yang diberikan. Hal ini juga dijelaskan oleh Kasubbag Umum dan
Kepegawaian, Bapak Tri Priatmoko S.Sos:
120
“Pegawai disini sudah memahami uraian jabatan yang ada karena
sebelumnya telah ditetapkan tugas masing-masing bagian, mereka
sudah lama disini, mereka sudah tau bagaimana tatacara disini”
(Wawancara tanggal 14 Agustus 2017 Pukul 10.30 di BKD
Kabupaten Malang).
Gambar 11. Butir-Butir Uraian Jabatan (2)
Sumber : Dokumen Subbagian Umum dan Kepegawaian
Hubungan tugas dan tanggung jawab yaitu perincian tugas dan tanggung
jawab secara nyata diuraikan terpisah agar jelas diketahui. Rumusan hubungan
hendaknya menunjukan menunjukan hubungan antara setiap jabatan pada
organisasi. Berkenaan dengan hubungan kerja dengan jabatan yang satu dan
jabatan yang lain maka dijelaskan oleh sekretaris BKD Kabupaten Malang
Bapak Drs. Sutrisno:
“Hubungan kerja setiap bidang pada BKD saling terkait, misalnya
ada kenaikan pangkat atau ada pegawai yang dipromosikan harus
ada komunikasi antar bidang” (Wawancara tanggal 14 Agustus
2017 Pukul 10.30 di BKD Kabupaten Malang).
121
Setiap jabatan pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang saling
berhubungan satu sama lain, setiap bidang memiliki hubungan kerja terutama
dalam pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Seperti yang dijelaskan oleh
Kasubbag Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Ibu Netiek Maharani S.T:
“Setiap pegawai disinijuga saling membantu antar bidang yang
membutuhkan, tetapi ada yang dinamakan skala prioritas, pekerjaan
yang lebih mendesak dulu yang dikerjakan” (Wawancara tanggal
14 Agustus 2017 Pukul 13.30 di BKD Kabupaten Malang).
Gambar 12. Butir-Butir Uraian Jabatan (3)
Sumber : Dokumen Subbagian Umum dan Kepegawaian BKD Kabupaten Malang
Syarat-syarat jabatan diperoleh dari uraian jabatan yang menitikberatkan
pada syarat-syarat mengenai orang yang diperlukan untuk memegang suatu
jabatan dan untuk mencapai hasil kerja yang lebih baik. Persyaratan jabatan
banyak digunakan sebagai dasar untuk pencarian calon pegawai, penempatan,
pemindahan dan kenaikan jabatan. Banyak hal yang perlu diperhatikan untuk
menempatkan pegawai dalam suatu jabatan diantaranya berkaitan dengan latar
122
belakang pendidikan. Berikut pernyataan dari Bapak Drs. Sutrisno Sekretaris
BKD Kabupaten Malang:
“Penempatan pegawai saat ini sebagian besar memang sudah sesuai
dengan latar belakang pendidikan, walaupun masih ada beberapa
yang tidak sesuai dengan latarbelakang pendidikannya. Namun
begitu pengalaman juga diperhitungkan rata-rata orang yang
berpengalaman lebih baik kinerjanya dari pada yang latar
pendidikannya cocok”. (Wawancara tanggal 14 Agustus 2017
Pukul 10.30 di BKD Kabupaten Malang).
Selanjutnya berkaitan dengan kompetensi atau kemampuan pegawai,
seseorang yang ditempatkan pada suatu jabatan tertentu haruslah memperhatikan
kompetensi yang dimiliki seseorang yang terdiri atas tingkat keahliannya yang
dilihat dari pelatihan-pelatihan yang diikuti serta pengalaman menduduki jabatan
sebelumnya dan lamanya kerja. Berikut penjelasan dari Bapak Drs, Sutrisno
Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang:
“Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, memang analisis
jabatan bisa dijadikan landasan dari penyesuaian penempatan jabatan
dengan kompetensinya pada surat keputusan setiap PNS tapi belum
bisa dipenuhi sepenuhnya karena kita memperhitungkan juga
pengalamannya selama bekerja. Jadi pola penempatannya menurut
saya sudah sesuai dengan kompetensinya masing-masing”.
(Wawancara tanggal 14 Agustus 2017 Pukul 10.30 di BKD
Kabupaten Malang).
123
Gambar 13. Butir-Butir Uraian Jabatan (4)
Sumber : Dokumen Subbagian Umum dan Kepegawaian BKD Kabupaten Malang
Berikut pernyataan dari Bapak Tri Priatmoko selaku Kasubbag Umum dan
Kepegawaian BKD Kabupaten Malang mengenai tindak lanjut dari uraian
jabatan:
“Jadi, uraian jabatan banyak kegunaannya, menurut saya metode ini
masih sangat relevan. Orang seperti apa dan bagaimana yang
diperlukan di BKD ini dapat diketahui dari uraian jabatan dan untuk
perekruitan, pelatihan seperti apa dan sistem penilaian kinerja. Tapi
yang paling penting setiap pegawai disini sudah paham dengan
uraian jabatannya masing-masing karena memang sudah dari awal
ditempatkan di BKD mereka sudah diberi pemahaman dan rata-rata
sudah lebih dari 2 tahun disini. Hanya beberapa pegawai yang baru
dan sedang dalam proses adaptasi dengan BKD” (Wawancara
tanggal 14 Agustus 2017 Pukul 09.30 di BKD Kabupaten
Malang).
Dengan melihat hasil wawancara secara keseluruhan dan berdasarkan
hasil pengamatan, penulis menyimpulkan bahwa uraian jabatan pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang saat ini telah diuraikan secara jelas dan
setiap pegawai bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing. Pegawai juga
saling membantu dalam menyelesaikan pekerjaannya tetapi pegawai lebih
124
mendahulukan tugas yang diprioritaskannya. Pola penempatan pegawai sudah
mengacu pada analisis jabatan tetapi belum terpenuhi seluruhnya karena juga
memperhitungkan pengalaman kerja selain latarbelakang pendidikan setiap
pegawai.
3. Hasil Pengukuran Beban Kerja.
Setelah uraian jabatan selesai maka langkah selanjutnya adalah
menentukan berapa banyak pegawai yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
suatu jabatan tertentu yaitu dengan menggunakan metode analisis beban kerja.
Dalam Permendagri 12 Tahun 2008 dijelaskan bahwa analisis beban kerja
adalah suatu teknik manajemen yang dilakukan secara sistematis untuk
memperoleh informasi mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi kerja
organisasi berdasarkan volume kerja. Analisis beban kerja dilaksanakan untuk
mengukur dan menghitung beban kerja setiap jabatan/unit kerja dalam rangka
efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan meningkatkan kapasitas
organisasi yang profesional, transparan, proporsional dan rasional.
125
Gambar 14. Hasil Analisis Beban Kerja 2017
Sumber : Dokumen Subbagian Umum dan Kepegawaian BKD Kabupaten Malang
Berkaitan dengan kesesuaian kondisi beban kerja dengan kemampuan
pegawai, Kasubbid Umum dan Kepegawaian Bapak Tri Priatmoko, S.Sos
menjelaskan bahwa:
“Sebenarnya yang mendasari seseorang ditempatkan pada suatu
jabatan sudah diatur dalam uraian jabatan. Pada uraian jabatan
terdapat syarat-syarat jabatan itu adalah rincian dari beban kerja
yang kemudian dijadikan landasan untuk menentukan jabatan, jenis
orang dan kompetensi seperti apa yang dibutuhkan. Jadi kompetensi
pegawai disesuaikan dengan beban kerja yang diberikan. Sejauh ini,
beban kerja telah sesuai dengan kompetensi pegawai. Sejauh ini
belum ada yang komplain ke saya mas”. (Wawancara tanggal 14
Agustus 2017 Pukul 09.30 di BKD Kabupaten Malang).
Mendukung pernyataan tersebut Bapak M. Firmansyah Amirullah, SP.,
M.T selaku Kabid Mutasi Aparatur menjelaskan bahwa:
“Penempatan pegawai pada jabatan tertentu harus memperhatikan
dulu kompetensi yang dimiliki oleh seorang pegawai. Kompetensi
tersebut diketahuinya dari latar belakang pendidikan, pengalaman,
keahlian, bakat dan keahlian manajerialnya dan hal ini yang nanti
berpengaruh kepada kinerjanya. Walaupun sebenarnya cara
penempatan seperti itu belum sepenuhnya tercapai pada BKD ini tapi
rata-rata pegawai disini sudah sesuai penempatannya dengan
126
kompetensi yang dimiliki”. (Wawancara tanggal 14 Agustus 2017
Pukul 10.30 di BKD Kabupaten Malang).
Selanjutnya berkenaan dengan kefektifan dan keefisienan standar waktu
kerja, Kasubbag Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Ibu Netiek Maharani, S.T
menjelaskan bahawa:
“Jam kerjanya itu sudah ditetapkan secara nasional kalo untuk
organisasi pemerintahan jadi kalau saya lihat ya sudah saya anggap
cukup efektif dan efisien untuk menyelesaikan pekerjaan”.
(Wawancara tanggal 14 Agustus 2017 Pukul 13.30 di BKD
Kabupaten Malang).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, penulis menyimpulkan bahwa
uraian jabatan merupakan hasil rincian dari beban kerja yang kemudian
dijadikan landasan untuk menentukan jabatan, jenis orang dan kompetensi
seperti apa yang dibutuhkan. Standar waktu kerja yang ditetapkan secara
nasional juga sudah cukup efektif dan efisien untuk menyelesaikan pekerjaan.
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan yang diprioritaskan sehingga dapat selesai tepat waktu.
4. Peta Jabatan dan Kebutuhan Pegawai
Dalam Perka BKN 12 Tahun 2011 menjelaskan peta jabatan dibuat sesuai
dengan struktur organisasi dari setiap unit kerja. Peta jabatan terdiri atas susunan
nama dan tingkat jabatan struktural dan fungsional yang tergambar dalam
struktur unit organisasi dari tingkat yang paling rendah sampai dengan yang
paling tinggi. Peta jabatan menggambarkan seluruh jabatan yang ada dan
kedudukan dalam unit organisasi serta memuat jumlah pegawai,
pangkat/golongan ruang, kualifikasi pendidikan dan beban kerja unit organisasi.
Berikut adalah peta formasi jabatan yang merupakan hasil dari pelaksanaan
127
analisis jabatan dan analisis beban kerja yang dilaksanakan pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang yaitu berupa peta jabatan dan
kebutuhan pegawai:
KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
NURMAN RAMDANSYAH, SH., M.Hum /PEMBINA UTAMA MUDA (IV/c)
SEKRETARIS
Drs.SUTRISNO/PEMBINA Tk.I (IV/b)
KEPALA SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
TRI PRIATMOKO, S.Sos. / PENATA Tk. I (III/d)
Jabatan B K -
/+
PENGADMINISTRASI UMUM 2 2 0
PENGADMINISTRASI KEPEGAWAIAN 1 2 -1
PENGADMINISTRASI PERSURATAN 3 4 -1
PENGADMINISTRASI ABSEN ELEKTRONIK 0 1 -1
PETUGAS KEBERSIHAN 0 2 -2
PENGEMUDI 0 2 -2
Gambar 15. Contoh Peta Jabatan
Sumber : Dokumen Subbagian Umum dan Kepegawaian BKD Kabupaten Malang
Peta jabatan pada BKD Kabupaten Malang telah selesai (lihat pada
lampiran) dan dalam tahap proses tindak lanjut sebagai dasar dari kegiatan
perencanaan, rekruitmen, pengangkatan dalam jabatan, remunerasi, diklat, dsb.
Berikut penjelasan dari Bapak Tri Priatmoko S,Sos tentang peta jabatan dan
kebutuhan pegawai :
128
“Untuk saat ini output dari kegiatan anjab dan abk pada BKD baru
sampai peta jabatan dan kebutuhan pegawai. Tindak lanjut dari hasil
tersebut masih dalam proses karena peta jabatan dan kebutuhan
pegawai tersebut belum diserahkan ke Bagian Organisasi. Setelah di
tetapkan di sana baru nanti dikembalikan kesini untuk di tindak
lanjuti. Tapi paling tidak kita sudah memiliki informasi keseluruhan
mengenai hasil dari kegiatan anjab abk ini. Peta jabatan ini bisa
digunakan untuk perencanaan pegawai, pengangkatan jabatan, diklat,
remunerasi, dsb” (Wawancara tanggal 14 Agustus 2017 Pukul
08.30 di BKD Kabupaten Malang).
Dalam peta jabatan dan kebutuhan pegawai memuat informasi tentang
struktur organisasi, daftar susunan pegawai (struktural & fungsional), Bezetting
pegawai (kekuatan pegawai saat ini), kebutuhan pegawai saat ini (hasil dari
analisis beban kerja) dan tugas dan fungsi unit organisasi. Informasi-infomarsi
tersebut merupakan hasil dari gabungan kegiatan analisis jabatan dan analisis
beban kerja.
Dari peta jabatan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang (lihat
lampiran) diperoleh informasi data sebagai berikut:
Tabel 7. Kekuatan Pegawai
PNS TERDIRI DARI
Es. I : - Es. III : 5 JFT : 6
Es.II : 1 Es.IV : 17 JFU : 58
Tenaga
Kontrak : 12
Sumber : Peta Jabatan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang 2017
Saat ini Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang diisi oleh 1
pegawai dengan golongan esselon II, 5 pegawai esselon III, 17 pegawai esselon
129
IV, 58 pegawai jabatan fungsional umum, 6 pegawai jabatan fungsional tertentu
dan 12 pegawai tenaga kerja kontrak (honorer). Menurut Bapak Drs. Sutrisno
Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang mengatakan bahwa:
“Formasi saat ini untuk jabatan strukturalnya sudah pas hanya
beberapa jabatan fungsional umum ada kekurangan namun sudah
ditutupi oleh tenaga kerja honorer. Untuk jabatan fungsional tertentu
sudah pas. Informasi bezettingnya bisa dilihat di peta jabatan”.
(Wawancara tanggal 14 Agustus 2017 Pukul 10.30 di BKD
Kabupaten Malang).
Jabatan fungsional tertentu atau saat ini disebut jabatan fungsional adalah
sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas yang berkaitan dengan
pelayanan fungsional yang didasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu.
Jabatan fungsional dibagi menjadi fungsional keahlian dan keterampilan namun
pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang jabatan fungsional masih
menggunakan formasi yang lama karena belum ada pembagian pada SK masing-
masing pegawai. Berikut merupakan hasil bezetting jabatan fungsional pada
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang.
Tabel 8. Hasil Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja Jabatan
Fungsional Tertentu
No Nama Jabatan Bezetting Kebutuhan GAP
1 Analis Kepegawaian Pertama 4 4 0
2 Pranata Komputer 1 1 0
3 Arsiparis 1 1 0
Sumber : Peta Jabatan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang
Hasil bezetting pada jabatan fungsional menunjukan bahwa saat ini
kebutuhan akan pegawai jabatan fungsional telah terpenuhi. Berikut penjelasan
130
dari Ibu Netiek Maharani S.T mengenai pengaruhnya terhadap kinerja Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang:
“Dengan adanya kelompok kerja jabatan fungsional ini tentu saja
memberikan pengaruh positif pada BKD. Mereka telah mendapatkan
sertifikasi khusus dengan keahlian mereka sudah pasti output
kerjanya menjadi optimal. Tugas mereka juga khusus jadi harus
mendapatkan sertifikasi khusus juga”. (Wawancara tanggal 14
Agustus 2017 Pukul 13.30 di BKD Kabupaten Malang).
Berarti kedudukan dari jabatan fungsional mutlak bagi organisasi publik
karena pengaruhnya dalam menjalankan tugas khusus dari sebuah organisasi
tersebut. Jabatan fungsional pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Malang saat ini telah terpenuhi yang dapat dilihat dari peta jabatan.
Terpenuhinya jabatan fungsional telah meningkatkan kinerja dari Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang.
Selanjutnya berkaitan dengan hasil Bezetting dari jabatan pelaksana
(fungsional umum) pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang
menunjukan bahwa terdapat 11 jabatan pelaksana yang masih kurang atau
bahkan belum sama sekali ada pegawainya. Berikut adalah data yang didapat
oleh penulis mengenai hasil dari Bezetting jabatan pelaksana pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang:
Tabel 9. Hasil Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja Jabatan
Fungsional Umum
No Nama Jabatan Bezetting Kebutuhan GAP
1 Pengadministrasi Umum 3 5 -2
2 Pengadministrasi Kepegawaian 1 1 0
3 Pengadministrasi Persuratan 1 1 0
4 Pengadministrasi Absen 0 1 -1
131
Elektronik
5 Petugas Kebersihan 0 2 -2
6 Pengemudi 0 2 -2
7 Pengadministrasi Keuangan 1 1 0
8 Pengelola Gaji 1 1 0
9 Bendahara 1 1 0
10 Analis Aplikasi Dan Pengelolaan
Data Sistem Keuangan 1 1 0
11 Pengadministrasi Sarana
Prasarana 1 1 0
12 Analis Monitoring, Evaluasi dan
Pelaporan 1 1 0
13 Pengelola Data Pelaksanaan
Program dan Anggaran 0 0 0
14 Analis Perencanaan 1 1 0
15 Analis Perencanaan, Evaluasi
dan Pelaporan 1 1 0
16 Pengelola Bahan Perencanaan 0 1 -1
17 Pengelola Formasi dan
Pengadaan Pegawai 1 2 -1
18 Analis Perencanaan SDM 1 1 0
19 Analis Sumber Daya Manusia
Aparatur 1 1 0
20 Pengelola Data Penyelengaraan
Tes 1 1 0
21 Analis Dokumen Perizinan 1 1 0
22 Analis Kesejahteraan Sumber
Daya Manusia Aparatur 1 1 0
23 Pengelola Kepegawaian 7 10 -3
24 Pengelola Perkara 1 1 0
132
25 Pemroses Izin Kawin dan Izin
Cerai 1 1 0
26 Pemroses Kepangkatan 3 3 0
27 Penyusun Rencana Mutasi 2 3 -1
28 Pengelola Penyelenggaraan
Media Elektronik 1 1 0
29 Analis Publikasi 2 2 0
30 Pengelola Instalasi Teknologi
Informasi 0 1 -1
31 Perancang Sistem Informasi
Kepegawaian 1 1 0
32 Petugas Teknologi Informasi
Komputer 0 1 -1
33 Pemroses Pelatihan 1 1 0
34 Penyusun Bahan Kerjasama
Pelatihan 1 1 0
35 Penyusun Bahan Kerjasama
Pelatihan 0 1 -1
36 Pemroses Pelatihan 2 2 0
37 Analis Diklat 1 1 0
38 Penyusun Laporan Hasil Diklat 1 1 0
Sumber : Peta Jabatan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang 2017
Jabatan pelaksana merupakan jabatan yang memiliki tanggung jawab
melaksanakan kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan.
Kekurangan pegawai jabatan pelaksana pada Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Malang tentunya memiliki pengaruh terhadap kinerja Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang. Pernyataan mengenai hal tersebut
datang dari Ibu Netiek Maharani S.T Kasubbag Perencanaan, Evaluasi dan
133
Pelaporan mengenai pengaruhnya terhadap kinerja Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Malang:
“BKD memang saat ini tidak mendapatkan alokasi pegawai dari
pemerintah karena terkena moratorium jadinya saat ini belum ada
pegawai yang mengisi. Tentunya memiliki pengaruh. Pekerjaan yang
seharusnya dikerjakan dua orang harus dikerjakan oleh satu orang
yang nantinya harus bekerja lembur. Namun untuk antisipasinya saat
ini beberapa jabatan telah diisi oleh tenaga honorer jadinya masih
cukup aman mungkin bagi pegawai yang lembur nanti ada tunjangan
tambahan”. (Wawancara tanggal 14 Agustus 2017 Pukul 13.30 di
BKD Kabupaten Malang).
Jadi, kekurangan pegawai pada jabatan pelaksana saat ini telah diantisipasi
dengan menempakan tenaga kerja honorer pada jabatan yang benar-benar membutuhkan
dan untuk jabatan. Untuk saat ini menurut penjelasan dari Ibu Netiek Maharani S.T.
kekurangan pegawai tersebut tidak memberikan pengaruh negatif terhadap kinerja dari
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang. Untuk pegawai yang lembur akan
diberikan tunjangan khusus.
2. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pelaksanaan Analisis Jabatan
dan Analisis Beban Kerja Dalam Penyusunan Kebutuhan Pegawai
Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang.
Dalam pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang mempunyai beberapa faktor
pendukung dan penghambat. Faktor-faktor inilah yang kemudian memiliki
pengaruh dalam pelaksanaan proses analisis jabatan dan analisis beban kerja
yang ada. Berikut adalah hasil temuan dilapangan.
134
a. Faktor Pendukung
Proses pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang didukung oleh beberapa faktor.
Pernyataan pertama datang dari Bapak Tri Priatmoko, S.Sos selaku Kepela Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian menjelaskan bahwa:
“Empat dasar hukum sebagai faktor pendukung yang terdiri dari 3
(tiga) dasar hukum pelaksanaan analisis jabatan yaitu Perka BKN 12
Tahun 2011 tentang Pedoman Analisis Jabatan, Permenpan 33
Tahun 2011 tentang pedoman pelaksanaan analisis jabatan dan
Permendagri 35. Lalu 1 (satu) dasar hukum pelaksanaan analisis
beban kerja yaitu Permendagri 12 Tahun 2008 namun sebenarnya
lebih baik dijadikan satu saja seperti pedoman pelaksanaan SAPK”.
(Wawancara pada tanggal 14 Agustus 2017 Pukul 09.00 WIB di
Subbagian Umum dan Kepegawaian BKD Kabupaten Malang)
Pernyataan tambahan tambahan datang dari Ibu Rinda, S.E selaku staff
pelaksana analisis jabatan dan analisis beban kerja menggunakan aplikasi
SINJAB menjelaskan bahwa:
“Salah satu faktor pendukung yang paling pendukung yang paling
penting adalah penggunaan aplikasi SINJAB. Sehingga
memudahkan pelaksanaan anjab dan abk. Terus orang Bagor juga
suka asistensi langsung kesini untuk memeriksa”. (Wawancara
tanggal 14 Agustus 2017 Pukul 13.00 WIB di Subbagian Umum
dan Kepegawaian BKD Kabupaten Malang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukan bahwa ada beberapa
faktor pendukung yang mempengaruhi proses analisis jabatan dan analisis beban
kerja pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang. Adapun yang
menjadi faktor pendukung adalah adanya pedoman hukum yang jelas mengenai
pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja namun menurut Kasubbag
Umum dan Kepegawaian lebih baik jika dijadikan satu seperti pedoman
pelaksanaan SAPK (Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian) dan pemanfaatan
135
teknologi informasi yaitu program aplikasi SINJAB yang dapat memudahkan
pelaksanaan dari pedoman hukum pelaksanaan analisis jabatan dan analisis
beban kerja. Dengan menggunakan aplikasi SINJAB proses analisis jabatan dan
analisis beban kerja menjadi lebih mudah karena program ini berbasis web
namun membutuhkan keahlian khusus seseorang untuk mengoperasikannya.
Menurut Ibu Rinda S.E. asistensi langsung oleh staff ahli Bagian Organisasi
Sekretariat Daerah Kabupaten Malang juga menjadi salah satu faktor pendukung
dari pelaksanaan analisis jabatan ini.
b. Faktor Penghambat
Pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang memiliki beberapa hambatan.
Pernyataan pertama dari Ibu Rinda, S.E selaku staff pengurus analisis jabatan
dan analisis beban kerja menjelaskan bahwa:
“Peran aktif para pegawai yang masih kurang pada saat
pengumpulan form anjab dan abk yang mengakibatkan tertundanya
proses pengentrian dan koneksi ke server yang masih sering
terhambat saat entry data ke SINJAB” (Wawancara pada tanggal
14 Agustus 2017 Pukul 13.00 WIB di Subbagian Umum dan
Kepegawaian BKD Kabupaten Malang).
Pernyataan pendukung juga datang dari Bapak Tri Priatmoko selaku
Kasubbag Umum dan Kepegawaian menjelaskan bahwa:
“Para pegawai lain sangat lama mengumpulkan form anjab dan abk
padahal 1 minggu bisa kelar tapi ini ada yang sampai 2 sampai 3
minggu. Masalah koneksi ke server juga sering terhambat dan
mengakibatkan juga menjadi terhambatnya proses pengentrian”.
(Wawancara tanggal 14 Agustus 2017 Pukul 10.30 WIB di
Subbagian Umum dan Kepegawaian BKD Kabupaten Malang).
136
Selain itu, kekurangan tenaga ahli untuk menjalankan program aplikasi
SINJAB pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang juga menjadi
salah satu faktor penghambat. Berikut penjelasan dari Bapak Tri Priatmoko
S.Sos:
“Saat ini yang melakukan proses pengentrian hanya mba Rinda saja.
Antisipasinya kadang saya suka menyuruh pegawai lain yang sedang
luang untuk membantu mba Rinda”. (Wawancara tanggal 14
Agustus 2017 Pukul 10.30 WIB di Subbagian Umum dan
Kepegawaian BKD Kabupaten Malang).
Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukan bahwa beberapa faktor
penghambat yang mempengaruhi pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban
kerja pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang. Adapun yang
menjadi faktor penghambat adalah peran aktif pegawai yang masih lemah pada
saat pengumpulan form analisis jabatan dan analisis beban kerja, koneksi ke
server yang masih kurang memadai pada saat proses pengentrian data ke
SINJAB sehingga proses input data sering tertunda dan kekurangan tenaga ahli
dalam menjalankan program aplikasi SINJAB tersebut.
C. Analisis dan Interpretasi
1. Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja Pada Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Malang.
a. Proses Pelaksanaan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja.
Analisis jabatan dan analisis beban kerja merupakan metode yang lazim
dipergunakan untuk menentukan kualitas dan kuantitas tenaga kerja yang
diperlukan dalam suatu organisasi. Analisis jabatan dan analisis beban kerja itu
sangat penting dalam manajemen kepegawaian dan merupakan kegiatan
137
manajemen kepegawaian dengan fungsi yang paling luas karena hasilnya dapat
dipergunakan untuk hampir seluruh program kepegawaian (Moekijat). Dalam
organisasi publik sendiri telah disebutkan dalam Pasal 5 PP 11 Tahun 2017
bahwa setiap instansi pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis
jabatan PNS berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja.
Dalam melaksanakan analisis jabatan dan analisis beban kerja Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang menggunakan aplikasi SINJAB yang
dalam pelaksanaannya berpedoman hukum pada Perka BKN 12 Tahun 2011,
Permenpan RB 33 Tahun 2011, Permendagri 35 Tahun 2012 dan Permendagri
12 Tahun 2008 namun dalam teknisnya pada Subbagian Umum dan
Kepegawaian menggunakan Standar Operating Procedure (SOP) sendiri.
Aplikasi SINJAB dibuat oleh Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten
Malang yang bertugas sebagai yang mengkoordinir pelaksanaan analisis jabatan
dan analisis beban kerja serta menghimpun hasil dari analisis jabatan dan
analisis beban kerja dari setiap Perangkat Daerah di Kabupaten Malang.
Dalam pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja Bagian
Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Malang memiliki peran untuk
menyiapkan tim analisis jabatan, menyiapkan aplikasi dan memberikan
bimbingan teknis tentang analisis jabatan dan analisis beban kerja kepada
seluruh subbagian umum dan kepegawaian dari setiap Perangkat daerah di
Kabupaten Malang. Penggunaan aplikasi SINJAB sendiri memiliki kelebihan
dan kekurangan menurut penuturan dari Ibu Netiek Maharani. Kelebihannya
yaitu lebih efisien karena hemat biaya dari penggunaan kertas sebagai dokumen,
138
waktu yang singkat untuk mendapatkan hasil, lebih praktis dalam penyusunan
dan lebih akurat. Kelemahannya antara lain, membutuhkan tenaga ahli yang
terampil dalam menggunakan aplikasi berbasis web dimana pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang sendiri masih kekurangan serta
membutuhkan akses internet yang cepat.
Tim analisis jabatan dan analisis beban kerja pada Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Malang adalah pegawai pada Subbagian Umum dan
Kepegawaian BKD Kabupaten Malang selaku bagian personalia yang mengurusi
urusan kepegawaian internal organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Malang. Subbagian Umum dan Kepegawaian sebelum melaksanakan analisis
jabatan dan analisis beban kerja telah diberikan sosialisasi, pelatihan dan
asistensi langsung oleh Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Malang
Pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja telah sesuai dengan
SOP (Standard Operating Procedure) yaitu dimulai dengan pengumpulan data
melalui penyebaran form analisis jabatan dan analisis beban kerja kepada setiap
bidang kemudian dikumpulkan kembali ke subbagian umum dan kepegawaian
untuk diinput dan di periksa kembali jika belum sesuai maka akan dikembalikan
lagi kepada bidang yang bersangkutan. Setelah itu proses penginputan sesuai
dengan alur pada aplikasi SINJAB yang meliputi admin memasukan data untuk
diproses kemudian hasilnya akan berupa peta formasi pegawai dan dicetak
sesuai kebutuhan. Hasilnya juga akan diverifikasi oleh sekretaris BKD kemudian
Kepala BKD dan yang terakhir akan diserahkan ke Bagian Organisasi
Sekretariat Daerah Kabupaten Malang.
139
Hasil dari kegiatan analisis jabatan dan analisis beban kerja merupakan
dasar dalam penyusunan kebutuhan pegawaidan sebagai dasar dari kegiatan
manajemen kepegawaian yang lain. Form analisis jabatan berisi 11 (sebelas)
butir uraian jabatan dan form analisis beban kerja berisi perhitungan orang
jabatan (OJ) atau hasil dari perhitungan beban kerja setiap jabatan yang nantinya
akan dipakai untuk dijadikan peta formasi jabatan bezetting. Penggunaan
aplikasi Sistem Informasi Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja (SINJAB)
telah mempermudah pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja dan
juga sebagai implementasi dari penerapan e-governance.
Penggunaan sistem informasi dan teknologi dalam setiap kegiatan
kepegawaiansudah diatur dalam Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara di Pasal 127 mengenai Sistem Informasi ASN. Pada pasal
ini, menjelaskan bahwa adanya himbauan penggunaan teknologi untuk
membantu kegiatan kepegawaian, dimana informasi dan data pegawai di upload
pada suatu aplikasi.Dalam pelaksanaan Analisis Jabatan dan Analisis Beban
Kerja BKD Kab. Malang, menggunakan aplikasi SINJAB (Sistem Informasi
Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja) dimana menurut penuturan dari
Kasubbag Umum dan Kepegawaian penggunaan sistem aplikasi tersebut
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari pelaksanaan analisis jabatan dan
analisis beban kerja.
Menurut pedoman hukum pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban
kerja Perka BKN 12 Tahun 2011, Permenpan RB 33 Tahun 2011, Permendagri
35 Tahun 2012 dan permendagri 12 tahun 2008 pelaksanaan analisis jabatan
140
dimulai dengan pembentukan tim. Pembentukan tim oleh Bagian Organisasi
Sekretariat Daerah Kabupaten Malang yang bertugas menentukan metode
pengumpulan data, menyiapkan seminar, mengumpulkan seluruh data dengan
menggunakan metode tertentu dan menyusunnya menjadi informasi jabatan.
Sedangkan pada setiap Perangkat Daerah (PD) termasuk Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Malang ditunjuk pejabat yang bertanggung jawab di bidang
kepegawaian dalam suatu organisasi dan mempunyai pengalaman teknis
dibidang analisis jabatan untuk melaksanakan analisis jabatan dan analisis beban
kerja. Sedangkan menurut Menurut Moekijat (1998:77) adanya kecenderungan
memusatkan tanggung jawab atas analisis jabatan dalam bagian personalia.
Bagian personalia mengambil prakarsa mensponsori suatu dokumen uraian
jabatan yang dipusatkan. Akhirnya fakta-fakta yang diberikan oleh analisis
jabatan penting untuk perencanaan organisasi dan cenderung menjadi tugas
bagian personalia. Maka dari itu Subbagian Umum dan Kepegawaian ditunjuk
sebagai pelaksana analisis jabatan dan analisis beban kerja pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang dengan bantuan pelatihan serta
asistensi dari tim analisis jabatan yang dibentuk oleh Bagian Organisasi
Sekretariat Daerah Kabupaten Malang.
Setelah tim terbentuk maka langkah selanjutnya adalah pengumpulan data.
Dalam Perka BKN 12 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis
Jabatan menjelaskan pada tahap pengumpulan data, tim analisis jabatan
melakukan pengumpulan data untuk mendapatkan fakta-fakta dari pemegang
jabatan dengan menggunakan metode form analisis jabatan. Menurut Moekijat
141
(1998:63-64) penggunaan metode daftar pertanyaan ini dengan menyebarkan
daftar pertanyaan lalu setelah diisi kemudian diperiksa kembali oleh atasan
mereka dan juga tim analisis jabatan untuk diberikan kritik dan komentarnya.
Hal tersebut juga dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Malang. Menurut pernyataan dari Ibu Netiek dan juga sesuai dengan SOP dari
pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja pada Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Malang iu sendiri. Terdapat tahapan pengumpulan data lalu
diverifikasi lalu dikembalikan lagi hingga tercapainya fakta-fakta yang valid.
Langkah selanjutnya yaitu pengolahan data. Dalam Permenpan 33 Tahun
2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Jabatan, data yang telah
dikumpulkan diolah untuk dirumuskan. Pengolahan data diarahkan untuk
kepentingan peta jabatan, penyusunan uraian jabatan, penyusunan formasi
pegawai dan kelembagaan, serta kepentingan manajemen lainnya utamanya
manajemen kepegawaian. Dalam hal ini Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Malang beserta seluruh PD (Perangkat Daerah) se-Kabupaten Malang
menggunakan aplikasi SINJAB (Sistem Informasi Analisis Jabatan dan Analisis
Beban Kerja) yang menghasilkan rumusan nomenklatur jabatan, uraian jabatan
dan peta jabatan. Penggunaan aplikasi SINJAB telah menghemat biaya serta
waktu pengolahan data dalam pelaksanaan analisis jabatan.
Setelah data-data analisis jabatan diolah kemudian langkah selanjutnya
adalah perhitungan beban kerja setiap jabatan. Analisis jabatan dan analisis
beban kerja merupakan metode yang saling melengkapi dalam penyusunan peta
jabatan untuk kepentingan manajemen kepegawaian. Data-data dalam uraian
142
jabatan berfungsi untuk menetapkan jenis tugas, hasil pekerjaan, kompetensi
dalam melaksanakan tugas, dan peralatan yang digunakan yang nantinya akan
menjadi tolok ukur perhitungan beban kerja jabatan. Dalam Permendagri 12
Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Beban Kerja di Lingkungan
Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah, dijelaskan tahap-tahap
perhitungan beban kerja.
Pengumpulan data beban kerja dilakukan dengan menyebarkan form beban
kerja yang didalamnya terdapat aspek norma waktu, volume kerja dan jam kerja
efektif.Norma waktu adalah yang dipergunakan untuk menyelesaikan tugas yang
ditetapkan melalui kebijakan dan kualitas SDM. Sedangkan volume kerja
diperoleh dari target pelaksanaan tugas dan merupakan variabel tidak tetap.
Kemudian jam kerja efektif ditetapkan 1.300 per tahun Dalam Keppres No.68
Tahun 1995. Setelah itu dilakukan perhitungan jumlah beban kerja jabatan yaitu
dengan menghitung volume kerja dikali norma waktu. Dan kemudian dihitung
jumlah kebutuhan yaitu dengan menghitung jumlah beban kerja dibagi jam kerja
efektif pertahun.
Jadi, pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja pada BKD Kab.
Malang telah dilakukan dengan baik sesuai pedoman hukum pelaksanaan
analisis jabatan dan analisis beban kerja namun dengan menggunakan metode
teknologi informasi yang lebih efektif dan efisien. Sehingga diperoleh informasi
jabatan dan perhitungan beban kerja masing-masing pegawai berupa peta jabatan
dan jumlah kebutuhan pegawai yang dapat berguna bagi kepentingan program
kepegawaian serta memberikan umpan balik bagi organisasi dan tata
143
laksana. Pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja ini juga telah
sesuai dengan teori pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja dari
Moekijat (1998).
b. Hasil Analisis Jabatan dan Analisis beban kerja Pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang.
Dijelaskan dalam Syamsuddin (2010:29) kepegawaian sebagai unsur
administrasi publik berkaitan dengan proses yang berhubungan dengan
penggunaan tenaga kerja/pegawai dalam usaha kerja sama. Kegiatannya berupa
pencarian, pelamaran, pengujian, penerimaan, pengangkatan, penempatan,
kepangkatan, pengembangan, kesejahteraan, pemutasian sampai pada
pemberhentian tenaga kerja dalam suatu usaha kerjasama untuk mencapai tujuan
tertentu. Praktik dan kebijakan yang diperlukan dalam kepegawaian sebagai
unsur administrasi salah satunya adalah analisis jabatan dan analisis beban kerja.
Pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja dapat memberikan umpan
balik bagi manajemen kepegawaian karena hasil kegiatan ini menghasilkan
rumusan nomenklatur jabatan, uraian jabatan, pengukuran beban kerja serta
jumlah kebutuhan pegawai dan peta jabatan.
Nomenklatur jabatan digunakan untuk menggambarkan tugas-tugas yang
terkandung dalam suatu jabatan yang telah diatur dalamPeraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 18 Tahun
2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2016 tentang Nomenklatur Jabatan
Bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Instansi Pemerintah. Uraian
144
jabatan memberikan informasi seperti uraian tugas, bahan kerja, hasil kerja,
tanggung jawab, korelasi jabatan, syarat jabatan dan prestasi yang diharapkan
yang dapat dijadikan dasar dalam kegiatan analisis beban kerja, rekruitmen
pegawai, penempatan pegawai, mutasi pegawai, penilaian kinerja, dll.
Sedangkan hasil dari pengukuran kerja dapat memberikan kontribusi
sebagai dasar dari penyusunan jumlah kebutuhan jabatan. Hasil pengukuran
beban kerja juga berfungsi sebagai dasar pemberian tunjangan kerja bagi
pegawai dan bersama dengan hasil analisis jabatan menciptakan peta jabatan.
Peta jabatan berisi informasi mengenai jumlah kekuatan pegawai dalam suatu
organisasi, korelasi antar jabatan, rekapitulasi jumlah kekurangan dan kebutuhan
pegawai menurut jabatan fungsional, jabatan pelaksana dan jabatan struktural.
Berikut merupakan hasil dari kegiatan analisis jabatan dan analisis beban kerja
pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang yang nantinya akan dapat
mempengaruhi kinerja organisasi.
1. Nomenklatur Jabatan
Dari hasil wawancara dan pengamatan dari data tentang perubahan
nomenklatur jabatan pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang
penulis menyimpulkan bahwa. Nomenklatur jabatan pada seluruh jabatan di
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang telah mengikuti atau sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun
2016 tentang Nomenklatur Jabatan Bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
145
Lingkungan Instansi Pemerintah. Sehingga dalam melakukan analisis jabatan
lebih maksimal dalam menggambarkan tugas dari sebuah jabatan dan
memaksimalkan hasil dari analisis jabatan.
Seperti yang telah dijelaskan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur dan Reformasi Birokrasi bahwa nomenklatur jabatan berfungsi untuk
menggambarkan tugas setiap jabatan. Sehingga uraian tugas dan serta seluruh
jabatan dan proses analisis jabatan dapat benar-benar mendapatkan fakta yang
valid dan tidak terjadi kesamaan tugas antar jabatan. Menurut penuturan dari
Bapak Tri Priatmoko S.Sos sebenarnya hanya penyebutan nama jabatan
fungsional umum dan tertentu yang telah dihapus dalam perubahan nomenklatur
jabatan yang baru dan diganti dengan jabatan pelaksana dan jabatan fungsional
keterampilan dan keahlian.
2. Uraian Jabatan
Uraian jabatan dari hasil analisis jabatan pada Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Malang sudah jelas dan terperinci dan setiap pegawai telah
memahami dengan baik setiap tugas yang diberikan. Hubungan tugas dan
tanggung jawab secara nyata diuraikan. Setiap jabatan pada Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Malang memiliki hubungan kerja terutama dalam
pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Setiap pegawai saling membantu satu sama
lain dalam menyelesaikan pekerjaan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
apa yang diprioritaskannya.
Penempatan pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah sebagian besar
telah sesuai dengan syarat-syarat jabatan atau dengan kata lain telah sesuai
146
dengan analisis jabatan. Walaupun sebagian pegawai masih belum sesuai
penempatannya dengan latar pendidikan yang dimiliki namun pihak Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang juga memperhitungkan aspek
pengalaman kerja yang dimiliki setiap pegawai selama bekerja di Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang atau pekerjaan sebelumnya.
Penempatan demikian tidak mempengaruhi kinerja pegawai ataupun organisasi.
Berkaitan penempatan pegawai dengan kompetensi yang dimiliki pegawai
pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang sebenarnya sebagian besar
telah sesuai dengan analisis jabatan sebagai landasan dari penempatan pegawai
yang disesuaikan dengan tingkat keahlian dan pelatihan-pelatihan yang telah
dijalani oleh tiap pegawai. Namun sekali lagi pihak Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Malang juga memperhitungkan pengalaman yang dimiliki setiap
pegawai. Uraian jabatan sangat relevan dipakai sebagai landasan penempatan
pegawai namun demikian menurut penjelasan dari Bapak Tri Priatmoko S.Sos
Kasubbag Umum dan Kepegawaian menyatakan banyak dari pegawai pada
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang yang berpengalaman namun
tidak memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai namun lebih baik
kinerjanya dari pada yang tingkat pendidikannya sesuai dengan syarat jabatan.
Dijelaskan dalam Moekijat (1998:38) bahwa unsur utama dalam setiap
program manajemen kepegawaian adalah analisis jabatan. Analisis jabatan
menghasilkan uraian jabatan dan syarat-syarat jabatan. Pentingnya pelaksanaan
analisis jabatan karena kegiatan ini dapat memberikan pengertian tentang tugas-
tugas yang terkandung dalam tiap jabatan. Menurut Edwin B.Flippo dalam
147
Moekijat (1998) hasil dari analisis jabatan dapat digunakan untuk mendapatkan
kualitas dan kuantitas pegawai yang tepat yang diperlukan untuk mencapai
tujuan organisasi, pelatihan, evaluasi jabatan, penilaian pelaksanaan pekerjaan,
promosi dan pemindahan, perkenalan, penyuluhan, hubungan ketenagakerjaan,
perencanaan kembali jabatan.
Terkait dengan masalah analisis jabatan sebagai dasar penarikan, seleksi
dan penempatan tenaga kerja menurut Dale S. Beach dalam bukunya Moekijat
(1998:43) untuk melaksanakan program kerja perlu mempunyai pernyataan yang
jelas tentang pekerjaan yang harus dikerjakan dan keterampilan serta
pengetahuan yang harus dimiliki oleh pegawai-pegawai yang menempati suatu
jabatan. Pada dasarnya adalah menyesuaikan sedekat mungkin syarat-syarat
jabatan dengan bakat, kemampuan dan minat pegawai. Sedangkan menurut .W.
Widjaja (2002:55) prinsip penempatan pegawai adalah the right man on the right
place yang artinya penempatan pegawai yang tepat pada tempat yang tepat pula.
Dimana untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan analisis jabatan dan
penilaian pelaksanaan pekerjaan. Menurut Suwatno (2003:133) tujuan dari
penempatan pegawai adalah agar pegawai bersangkutan lebih berdaya guna
dalam melaksanakan pekerjaan yang dibebankan dan untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan sebagai kelancaran tugas pada posisi yang sesuai
dengan kemampuan, kecakapan dan keahlian.
Jadi, uraian jabatan pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang
telah jelas dan terperinci. Namun fungsinya sebagai dasar penempatan pegawai
belum dimaksimalkan sesuai dengan teori Suwatno dan Moekijat yaitu
148
penempatan pegawai yang sesuai dengan kecakapan, kemampuan dan keahlian
karena juga memperhitungkan pengalaman kerja pegawai. Menurut penulis
pengalaman kerja akan membentuk keahlian dan kecakapan pegawai dalam
melaksanakan pekerjaan. Dari data yang didapat penulis terdapat banyak fakta
bahwa latar belakang pendidikan pegawai dengan jabatan tidak mempengaruhi
kinerja pegawai maupun organisasi. Analisis jabatan terbukti penting sekali
karena hasilnya dapat digunakan dalam hampir setiap fungsi manajemen
kepegawaian.
3. Hasil Pengukuran Beban Kerja
Setelah uraian jabatan selesai maka langkah selanjutnya adalah
menentukan berapa banyak pegawai yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
suatu jabatan tertentu yaitu dengan menggunakan metode analisis beban kerja.
Dalam Permendagri 12 Tahun 2008 dijelaskan bahwa analisis beban kerja
adalah suatu teknik manajemen yang dilakukan secara sistematis untuk
memperoleh informasi mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi kerja
organisasi berdasarkan volume kerja. Analisis beban kerja dilaksanakan untuk
mengukur dan menghitung beban kerja setiap jabatan/unit kerja dalam rangka
efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan meningkatkan kapasitas
organisasi yang profesional, transparan, proporsional dan rasional.
Menurut Moekijat (1998:117), Pelaksanaan analisis beban kerja bertujuan
untuk menghasilkan suatu standar pengukuran bagi pegawai/unit organisasi
dalam melaksanakan kegiatannya, yaitu berupa norma waktu penyelesaian
berupa norma waktu penyelesaian pekerjaan, tingkat efektivitas dan efisiensi
149
kerja, standar beban kerja, prestasi kerja, penyusunan formasi pegawai serta
penyempurnaan sistem prosedur kerja dan manajemen lainnya. Tujuan hasil
analisis beban kerja menurut Moekijat (1998:117), antara lain sebagai berikut :
Mengidentifikasi efisiensi dan efektifitas beban kerja yang menggambarkan
prinsip rasional, efektif, efisien, realistis dan operasional secara nyata,
Memetakan kondisi riil pegawai baik kuantitatif maupun kualitatif beserta
kompetensi yang dibutuhkan pada suatu unit kerja sebagai lahan perumusan
formasi dan rasio kebutuhan pegawai untuk keperluan penataan kelembagaan,
Memperjelas dan mempertegas penyusunan format kelembagaan yang akan
dibentuk secara lebih proporsional sehingga tercapai keseimbangan antara
kewenangan dan tujuan organisasi dengan besaran organisasinya.
Hasil dari pengukuran beban kerja ini memperkuat hasil dari analisis
jabatan. Dari hasil observasi serta data-data yang penulis dapat tentang hasil
analisis beban kerja pada Badan Kepegawaian Kabupaten Malang dapat
disimpulkan bahwa setiap pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Malang telah mendapatkan porsi beban kerja yang seimbang. Dari hasil
pelaksanaan beban kerja juga didapatkan informasi mengenai kondisi kebutuhan
pegawai saat ini yang dijelaskan lebih lanjut dalam pembahasan peta jabatan.
4. Peta Jabatan
Dalam Perka BKN 12 Tahun 2011 menjelaskan peta jabatan dibuat sesuai
dengan struktur organisasi dari setiap unit kerja. Peta jabatan terdiri atas susunan
nama dan tingkat jabatan struktural dan fungsional yang tergambar dalam
struktur unit organisasi dari tingkat yang paling rendah sampai dengan yang
150
paling tinggi. Peta jabatan menggambarkan seluruh jabatan yang ada dan
kedudukan dalam unit organisasi serta memuat jumlah pegawai,
pangkat/golongan ruang, kualifikasi pendidikan dan beban kerja unit organisasi.
Dalam peta jabatan dan kebutuhan pegawai memuat informasi tentang
struktur organisasi, daftar susunan pegawai (struktural & fungsional), Bezetting
pegawai (kekuatan pegawai saat ini), kebutuhan pegawai saat ini (hasil dari
analisis beban kerja) dan tugas dan fungsi unit organisasi. Informasi-infomarsi
tersebut merupakan hasil dari gabungan kegiatan analisis jabatan dan analisis
beban kerja. Peta jabatan pada BKD Kabupaten Malang telah selesai (lihat pada
lampiran) dan dalam tahap proses tindak lanjut sebagai dasar dari kegiatan
perencanaan, rekruitmen, pengangkatan dalam jabatan, remunerasi, diklat, dsb.
Berdasarkan data pada peta jabatan terlihat sebanyak 11 dari 38 jabatan
pelaksana (fungsional umum) pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Malang kekurangan pegawai. Sedangkan untuk jabatan fungsional (fungsional
khusus) telah terpenuhi dan beban kerja untuk jabatan struktural setiap bidang
telah seimbang. Tentunya hal tersebut berpengaruh terhadap kinerja organisasi.
Menurut pernyataan dari para narasumber.
Setiap pemangku jabatan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Malang telah mendapatkan porsi beban kerja yang seimbang. Kekurangan
pegawai pada jabatan fungsional telah diantisipasi dengan memasukan tenaga
kerja honorer walaupun belum semuanya terpenuhi namun tidak berpengaruh
buruk terhadap kinerja organisasi. Para pegawai menjadi lebih sering lembur
namun diberikan kompensasi atau tunjangan yang seimbang.
151
Untuk jabatan fungsional yang telah terpenuhi seluruhnya membawa
pengaruh positif bagi kinerja organisasi. Pemangku jabatan memiliki keahlian
khusus yang diperoleh dari pelatihan khusus dan telah mendapatkan sertifikasi
khusus pula sehingga lebih optimal dalam menyelesaikan pekerjaan yang
diberikan. Brarti kedudukan jabatan fungsional sangat wajib dipenuhi oleh setiap
organisasi.
Menurut, Moekijat (1998:117), pelaksanaan analisis beban kerja bertujuan
untuk Mengidentifikasi efisiensi dan efektifitas beban kerja yang
menggambarkan prinsip rasional, efektif, efisien, realistis dan operasional secara
nyata, memetakan kondisi riil pegawai baik kuantitatif maupun kualitatif beserta
kompetensi yang dibutuhkan pada suatu unit kerja sebagai lahan perumusan
formasi dan rasio kebutuhan pegawai untuk keperluan penataan kelembagaan,
memperjelas dan mempertegas penyusunan format kelembagaan yang akan
dibentuk secara lebih proporsional sehingga tercapai keseimbangan antara
kewenangan dan tujuan organisasi dengan besaran organisasinya.
Sedangkan analisis jabatan menurut Dale S. Beach dalam Moekijat (1998:
43-54) bahwa analisis jabatan berfungsi sebagai dasar untuk perencanaan tenaga
kerja dan organisasi, penarikan tenaga kerja, seleksi, penempatan, penyusunan
tarip pembayaran yang baik perencanaan kembali jabatan pelatihan pegawai dan
penilaian pelaksanaan kerja. Jadi antara analsis jabatan dan analisis beban kerja
memiliki tujuan yang sama dan saling melengkapi sebagai metode yang paling
relevan untuk dasar seluruh kegiatan manajemen kepegawain.
152
Jadi, pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja telah
dilaksanakan dan membawa pengaruh baik untuk kinerja organisasi pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang. Hasilnya memberikan fakta-fakta
yang valid untuk kepentingan manajemen kepegawaian dan umpan balik bagi
organisasi. Informasi yang didapat dari peta jabatan yang telah dibuat oleh
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang memberikan fakta bahwa saat
ini beberapa jabatan kekurangan pegawai namun hal tersebut dapat diantisipasi
dengan penarikan tenaga kerja honorer dan pemberian kompensasi atau
tunjangan yang seimbang untuk pegawai yang bekerja lembur.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Analisis Jabatan dan Analisis
Beban Kerja Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang.
a. Faktor Pendukung
Proses pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang didukung oleh beberapa faktor, yaitu
empat dasar hukum sebagai faktor pendukung yang terdiri dari 3 (tiga) dasar
hukum pelaksanaan analisis jabatan yaitu Perka BKN 12 Tahun 2011 tentang
Pedoman Analisis Jabatan, Permenpan 33 Tahun 2011 tentang pedoman
pelaksanaan analisis jabatan dan Permendagri 35. Lalu 1 (satu) dasar hukum
pelaksanaan analisis beban kerja yaitu Permendagri dan juga salah satu faktor
pendukung yang paling pendukung yang paling penting adalah penggunaan
aplikasi SINJAB. Sehingga memudahkan pelaksanaan analisis jabatan dan
analisis beban kerja.
153
Lalu berikutnya adalah pemanfaatan teknologi informasi yaitu program
aplikasi SINJAB yang dapat memudahkan pelaksanaan dari pedoman hukum
pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja. Dengan menggunakan
aplikasi SINJAB proses analisis jabatan dan analisis beban kerja menjadi lebih
mudah karena program ini berbasis web namun membutuhkan keahlian khusus
seseorang untuk mengoperasikannya.
Menurut Ibu Rinda S.E. asistensi langsung oleh staff ahli Bagian
Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Malang juga menjadi salah satu faktor
pendukung dari pelaksanaan analisis jabatan ini. Dengan dukungan dari Bagian
Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Malang langsung membantu
mengerjakan analisis jabatan dan analisis beban kerja semakin mengoptimalkan
hasil dari analisis jabatan dan analisis beban kerja.
Berdasarkan hasil wawancara menunjukan bahwa ada beberapa faktor
pendukung yang mempengaruhi proses analisis jabatan dan analisis beban kerja
pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang. Adapun yang menjadi
faktor pendukung adalah adanya pedoman hukum yang jelas mengenai
pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja dan pemanfaatan teknologi
informasi yaitu program aplikasi SINJAB yang dapat memudahkan pelaksanaan
dari pedoman hukum pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja.
Penggunaan sistem informasi dan teknologi dalam setiap kegiatan
kepegawaian sudah diatur dalam Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara di Pasal 127 mengenai Sistem Informasi ASN. Pada pasal
ini, menjelaskan bahwa adanya himbauan penggunaan teknologi untuk
154
membantu kegiatan kepegawaian, dimana informasi dan data pegawai di upload
pada suatu aplikasi.Dalam pelaksanaan Analisis Jabatan dan Analisis Beban
Kerja BKD Kab. Malang, menggunakan aplikasi SINJAB (Sistem Informasi
Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja) dimana menurut penuturan dari
Kasubbag Umum dan Kepegawaian penggunaan sistem aplikasi tersebut
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari pelaksanaan analisis jabatan dan
analisis beban kerja.
Sedangkan menurut Moekijat (1998:90), perlunya pengawas dalam
pelaksanaan analisis jabatan. Program analisis jabatan yang diatur pada bagian
personalia perlu diawasi oleh panitia khusus yang dapat meninjau kembali
pelaksanaan analisis jabatan serti mendengarkan kritik-kritik dan keluhan-
keluham. Mungkin dapat dipekerjakan para ahli dalam analisis jabatan dibawah
pimpinan suatu panitia atau anggota staf dapat melakukan pengamatan analisis
jabatan yang sesungguhnya.
Jadi, pelaksanaan analisis jabatan pada Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Malang telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara di Pasal 127 mengenai Sistem Informasi ASN.
Pernyataan teoritis Moekijat tentang pengawasan dalam pelaksanaan analisis
jabatan dan analisis beban kerja juga terdapat pada pelaksanaan analisis jabatan
dan analisis beban kerja di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang.
b. Faktor Penghambat
Selain faktor pendukung pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban
kerja pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang juga memiliki
155
beberapa hambatan. Pernyataan pertama dari Ibu Rinda, S.E selaku staff
pengurus analisis jabatan dan analisis beban kerja menjelaskan bahwa peran
aktif para pegawai yang masih kurang pada saat pengumpulan form analisis
jabatan dan analisis beban kerja yang mengakibatkan tertundanya proses
pengentrian. Koneksi ke server juga yang masih sering terhambat saat entry data
ke SINJAB.
Selanjutnya masalah yang cukup penting dalam pelaksanaan analisis
kabatan dan analisis beban kerja pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Malang adalah kurangnya tenaga ahli untuk menjalankan proses pengentrian
menggunakan aplikasi SINJAB sehingga saat ini proses pengentrian masih
dikerjakan oleh satu pegawai yaitu mba Rinda. Namun Kasubbag Umum dan
Kepegawaian bapak Tri Priatmoko juga turut membantu mengerjakan.
Menurut Moekijat (1998: 85), apabila harus dipekerjakan penganalisis
jabatan yang tidak berpengalaman, maka sebaiknya mereka itu dipilih secara
cermat dan diberi pelatihan pendahuluan. Peganalisis jabatan dapat dilatih
dengan cepat, tidak memerlukan latarbelakang pendidikan yang lama atau
khusus. Pelatihan keteknikan tidak penting. Sehingga jika pegawai yang
mendapatkan pelatihan khusus sebagai penganalisis jabatan tidak ada maka
dapat dipekerjakan pegawai-pegawai pada bidang kepegawaian..
Jadi, penulis menyimpulkan bahwa faktor penghambat dalam pelaksanaan
analisis jabatan dan analisis beban kerja pada Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Malang adalah kurangnya partisipasi aktif dari pegawai-pegawai
dalam mengumpulkan form analisis jabatan dan analisis beban kerja sehingga
156
pengentrian data ke aplikasi SINJAB untuk diproses menjadi terhambat. Lalu
kemudian kurangnya pegawai untuk menjalankan aplikasi SINJAB sehingga
hanya dikerjakan oleh satu orang pegawai dan Kasubbag Umum dan
Kepegawaian yang seharusnya sebagai penanggung jawab juga diikutsertakan.
Tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah serius sesuai dengan pernyataan
teoritis dari Moekijat.
157
BAB V
KESIMPULAN
a. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengenai pelaksanaan, hasil dan tindak lanjut dari pelaksanaan analisis
jabatan dan analisis beban kerja pada Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Malang :
a. Dalam pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja pada
tahun 2017 di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang
berpedoman pada empat dasar hukum tetapi fakta dilapangan
menunjukan bahwa tahapan-tahapan yang dilaksanakan tidak
sepenuhnya sesuai dengan keempat dasar hukum tersebut karena
menyesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan di instansi terkait.
Seluruh unit kerja telah selesai untuk dilakukan analisis jabatan dan
hasilnya yaitu uraian jabatan dan syarat jabatan digunakan sebagai
dasar proses analisis beban kerja untuk menghitung kebutuhan
pegawai.
b. Kegiatan analisis jabatan dan analisis beban kerja di Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang menghasilkan susunan
pegawai berdasarkan nomenklatur jabatan, uraian dan syarat jabatan,
hasil pengukuran beban kerja dan peta jabatan. Nomenklatur jabatan
158
pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang telah sesuai
dengan Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25
Tahun 2016 tentang Nomenklatur Jabatan Bagi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) di Lingkungan Instansi Pemerintah. Sedangkan uraian dan
syarat jabatan serta hasil pengukuran beban kerja telah sesuai dengan
jabatan yang dimiliki pada setiap pemangku jabatan hal ini didukung
oleh pernyataan dari Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian
BKD Kabupaten Malang.
c. Nomenklatur jabatan, uraian dan syarat jabatan serta hasil pengukuran
beban kerja berkontribusi membentuk sebuah peta jabatan yang
lengkap. Peta jabatan tersebut berfungsi sebagai dasar dari kegiatan
perencanaan pegawai, rekruitmen dan seleksi, perencanaan karier,
pengangkatan dalam jabatan, penilaian kinerja remunerasi dan diklat.
Dari peta jabatan tersebut dapat diketahui bahwa Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Malang saat ini membutuhkan perekruitan sumber
daya manusia, redistribusi tenaga kerja dan restrukturisasi
kelembagaan.
d. Seluruh jabatan pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang
telah sesuai dengan nomenklatur jabatan yang baru. Uraian jabatan
telah digunakan sebagai dasar dari kegiatan manajemen kepegawaian
namun belum seluruhnya. Seluruh jabatan telah mendapatkan porsi
159
pekerjaan sesuai dengan beban kerjanya masing-masing. Menurut peta
jabatan yang merupakan hasil dari kegiatan analisis jabatan dan
analisis beban kerja, sebanyak 11 jabatan pelaksana kekurangan
pegawai sedangkan kebutuhan untuk jabatan fungsional telah
terpenuhi seluruhnya.
e. Penempatan pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Malang tidak sepenuhnya berdasarkan hasil analisis jabatan. Unsur
pengalaman juga diperhitungkan dalam penempatan pegawai selain
penyesuaian jabatan yang diduduki dengan latarbelakang pendidikan
dan keahlian pegawai. Terpenuhinya kebutuhan jabatan fungsional
membawa pengaruh positif bagi kinerja organisasi. Kekurangan
pegawai pada jabatan pelaksana tidak berpengaruh buruk karena telah
diisi oleh tenaga kerja honorer dan pemberian kompensasi berupa
tunjangan bagi pegawai yang harus bekerja lembur.
2. Mengenai faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan analisis
jabatan dan analisis beban kerja pada Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Malang :
a. Faktor pendukung yang mempengaruhi proses analisis jabatan dan
analisis beban kerja pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Malang adalah adanya pedoman hukum yang jelas mengenai
pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja dan pemanfaatan
teknologi informasi yaitu program aplikasi SINJAB yang dapat
160
memudahkan pelaksanaan dari pedoman hukum pelaksanaan analisis
jabatan dan analisis beban kerja.
b. Faktor penghambat yang mempengaruhi pelaksanaan analisis jabatan
dan analisis beban kerja pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Malangadalah peran aktif pegawai yang masih lemah pada saat
pengumpulan form analisis jabatan dan analisis beban kerja dan
koneksi ke server yang masih kurang memadai pada saat proses
pengentrian data ke SINJAB sehingga proses input data sering
tertunda.
b. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, adapun saran yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut :
1. Perlu diciptakannya suatu pedoman pelaksanaan analisis jabatan dan
analisis beban kerja yang baru agar tidak menggunakan banyak
pedoman. Seperti pedoman pelaksanaan analisis jabatan dan analisis
beban kerja berbasi IT.
2. Perlu diadakannya bimbingan teknis secara berkala tentang proses
analisis jabatan dan analisis beban kerja. Hal tersebut agar
memberikan pemahaman tentang proses pelaksanaan analisis jabatan
dan analisis beban kerja.
3. Dalam proses analisis jabatan analisis beban kerja berbasis web
memerlukan koneksi jaringan internet yang kuat, perlu dilakukan
161
perluasan dan peningkatan kecepatan jaringan internet untuk
memudahkan kinerja petugas analisis jabatan dan analisis beban kerja.
4. Diperlukannya sanksi bagi para pegawai yang terlambat
mengumpulkan form analisis jabatan dan analisis beban kerja. Agar
proses selanjutnya tidak terhambat.
5. Evaluasi jabatan perlu dilakukan setiap tahun secara berkala. Hal
tersebut agar dapat memperbaharui analisis jabatan dan analisis beban
kerja apa bila ada perubahan.
6. Perekruitan pegawai pada jabatan pelaksana perlu dilakukan karena
tenaga kerja honorer saat ini pada Badan Kepegawaian Daerah
Kepegawaian Kabupaten Malang belum mencukupi kekurangan
pegawai pada jabatan pelaksana.
7. Hendaknya analisis jabatan dan analisis beban kerja pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang dijadikan dasar kegiatan
manajemen kepegawaian.
8. Hendaknya diadakan penambahan petugas analisis jabatan dan
analisis beban kerja dan diberikan sosialisasi serta pelatihan. Sehingga
tidak dikerjakan oleh satu orang.
162
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Arikunto S, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ashari, Edy Topo. 2010. Reformasi Pengelolaan SDM Aparatur Prasyarat Tata
Kelola Birokrasi Yang Baik. Jakarta : Jurnal Badan Kepegawaian Negara
Volume 4 Nomor 2.
Azwar. Saifudin. 2013. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Batinggi dkk. 1998. Modul Manajemen Sumberdaya Manusia. Ujung Pandang:
STMIK Dipanegara.
Creswell, Jhon W. 2013. Research Design (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif
dan Mixed). Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dessler, Gery. 1997. Manajemen Sumberdaya Manusia Edisi 7. Diterjemahkan
Oleh Benyamin Molan. Jakarta: Prenhallindo.
Hartini, S. Kadarsih, Setiajeng, and Sudrajat, Tedi. 2014. Hukum Kepegawaian
di Indonesia. Jakarta : Kresindo Mediacita.
Hasibuan, Melayu. 2003. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
_______________. 2005. Manajemen Sumberdaya Manusia. Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Bumi Akasara.
_______________. 2011. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hidayati, Nur. 2010. Perencanaan Kepegawaian. Bandung: Fokus Media.
163
Indradi, Sjamsiar S. 2010. Dasar-Dasar dan Teori Administrasi Publik. Malang:
Agritek YPN.
Indrianto, Nur dan Supomo, Bambang. 1999. Metodelogi Penelitian Bisnis
Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Indrianto, Nur. 2002. Metodelogi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan
Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Kencana, H. Inu. 2004. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia
(SANRI). Jakarta : Bumi Aksara.
Martoyo, Susilo.2012. Manajemen Sumberdaya Manusia. Edisi Empat.
Yogyakarta: BPFE.
Miles, Huberman & Saldana. 2014. Qualitatif Data Analysis: A Methods
Sourcebook. Sage Publication, Inc.
Moekijat. 1998. Analisis Jabatan. Bandung: Mandar Maju.
Moelong, J. Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya.
Rencana Strategis dan RPJMD Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang
2016-2021.
Rodrigues. Carl A. 2001. Fayol’s 14 Priciples of Managemeny Then and Now :
A Framework for Managing Today’s Organization Effectively. New Jersey
: Montclair State University.
Samratulangi. 2013. Analisis Kebutuhan Pegawai Pada Badan Kepegawaian
Daerah Kota Makasar. Makasar: FISIP – Universitas Hasanuddin.
164
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung:
Alfabeta.
Sedarmayanti. 2016. Manajemen Sumberdaya Manusia, Reformasi Birokrasi
dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT. Refika Aditama.
Siagian, Sondang P. 2012. Manajemen Sumberdaya Manusia. Cetakan ke 20.
Jakarta: Bumi Aksara.
Thoha, Miftah. 2005. Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia. Jakarta :
Kencana.
Peraturan Perundang-Undangan :
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara.
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Aparatur Sipil
Negara.
Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Analisis Jabatan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012
Tentang Analisis Jabatan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan
Pemerintah Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008
Tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Beban Kerja.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 33 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Jabatan.