ANALISIS INVERSI WAVEFORM TIGA KOMPONEN UNTUK … · Busur Java Trench merupakan hasil tumbukan...
Transcript of ANALISIS INVERSI WAVEFORM TIGA KOMPONEN UNTUK … · Busur Java Trench merupakan hasil tumbukan...
ANALISIS INVERSI WAVEFORM TIGA KOMPONEN UNTUK MENENTUKAN MOMEN TENSOR GEMPA-GEMPA BUMI DI PULAU JAWA
PADA TAHUN 2010
Muh. Rodli Masykur, Bagus Jaya Santosa
Prodi Geofisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 60111, Indonesia
E-mail: [email protected],
Abstrak
Pulau Jawa termasuk daerah rawan gempa. Dalam lima tahun terakhir IRIS mencatat sekitar 294 gempa di Indonesia, 28 di antaranya terjadi di pulau Jawa. Hal ini karena pulau Jawa dan Sumatra terletak di antara tiga zona yang dapat mengakibatkan gempa bumi di Indonesia, yaitu Palung Sunda, Sesar Sumatra (Sesar Semangko), serta Sesar Mentawai, Sesar Batee dan Sesar Andaman.
Analisis seismogram menggunakan waveform tiga komponen dilakukan untuk mendapatkan momen tensor dan mengetahui pola bidang patahan subduksi di pulau Jawa. Penelitian ini diawali dengan request beberapa event gempa tahun 2010 dari IA dan atau Geofon. Kemudian dengan software ISOLA dilakukan konversi dan preprocessing data, input data yang meliputi: crustal model, event info, memilih stasiun, persiapan data mentah, dan pendefinisian sumber seismik, menghitung fungsi Green, melakukan inversi dan plot hasil inversi. Selanjutnya menggambarkan Fault-Plane penyebab gempa bumi menggunakan software hcplot.
Hasil analisis ini diketahui bahwa pola bidang patahan yang berkembang di pulau Jawa adalah pola sesar normal (normal fault) dan sesar naik (reverse fault) sejajar busur pulau.
Kata kunci: Inversi waveform tiga komponen, momen tensor, gempa bumi
1. Pendahuluan
Wilayah Indonesia terletak di antara dua samudra, dua benua dan tiga
lempeng tektonik mega. Indonesia terletak pada jalur pusat-pusat gempa bumi
global circum-Pacific. Hal inilah yang menyebabkan beberapa daerah di
Indonesia sering terjadi gempa bumi dengan intensitas dan kekuatan gempa mulai
dari skala terkecil sampai skala terbesar, terutama di Sumatra, Irian Jaya, Selatan
Jawa, dan Sulawesi.
Gempa-gempa yang terjadi di Sumatra dan Jawa merupakan implikasi
geodinamik dari deformasi aktif di sekitar Sunda (Java) Trench (Lasitha, S dkk.,
2006). Busur Java Trench merupakan hasil tumbukan antara lempeng lautan, yaitu
lempeng India-Australia dan lempeng Euroasia. Interaksi lempeng-lempeng yang
terjadi di Selatan Busur Java Trench menciptakan sebuah palung Sunda.
Dalam lima tahun terakhir IRIS mencatat sekitar 294 gempa di Indonesia, 28
di antaranya terjadi di pulau Jawa. Sementara yang lain sebagian besar terjadi di
pulau Sumatra dan Irian Jaya, selebihnya terjadi di Sulawesi, Sumbawa dan pulau
lain. Semua gempa pulau Jawa tersebut dengan kekuatan Mw ≥ 5,0.
Menurut McCaffrey (2009), Sesar di sekitar Sumatra dan Jawa berdasarkan
sejarahnya menyebabkan gempa bumi yang merusak. Untuk meminimalisir
kerusakan akibat gempa perlu mengetahui karakteristik sumber gempa bumi.
Pemahaman terhadap karakteristik sesar yang mengakibatkan gempa bumi
diperlukan untuk memperkirakan dan mengetahui karakter dan akibat kegempaan.
Karena itulah dilakukan pemodelan momen tensor gempa bumi (Lay dan Wallace,
1995; Kayal, 2008; Shearer, 2009). Dalam memodelkan momen tensor ini dapat
dilakukan dengan menggunakan metode inversi yang memanfaatkan waveform
ataupun waktu tiba gelombang P (Kayal, 2008; Sokos dan Zahradnik, 2008).
Karena gelombang seismik merambat dari sumber menuju stasiun observasi
dalam ruang tiga dimensi, maka penentuan CMT (Centroid Moment Tensor)
gempa bumi menggunakan fungsi Green satu komponen, yakni pada arah sumbu
Z saja, tentu belum cukup untuk mengakomodasi komponen X dan Y pada
koordinat kartesian. Agar bisa menggunakan seluruh data seismogram, maka
untuk mengestimasi parameter sumber gempa digunakan gelombang permukaan
(waveform). Selanjutnya untuk menganalisa data seismogram adalah dengan
membandingkan waveform teramati oleh stasiun dan waveform sintetik yang telah
dihitung fungsi Green berbasis waveform tiga komponen dalam seismogram.
Dengan alasan inilah tulisan ini menyajikan hasil analisis waveform tiga
komponen gempa bumi yang terjadi di Pulau Jawa pada tahun 2010. Analisis data
yang digunakan ialah data seismik lokal yang diunduh dari data gempa IA . Hasil
analisis ini berupa parameter-parameter gempa bumi yang meliputi skala,
kedalaman dan energi gempa bumi serta model patahan penyebab terjadinya
gempa bumi.
2. Metode Penelitian
2.1. Persiapan Data
Data yang digunakan adalah hiposenter dari beberapa event gempa pulau
Jawa dari IA atau Geofon pada 2010. Dipilih 5 event dengan kekuatan Mw = 5
lebih. Kesemuanya terekam pada 3 s/d 5 stasiun terdekat, dengan rekaman yang
meliputi tiga komponen dan dengan signal-to-noise ratio (SNR) yang bagus.
Request data dari IA atau Geofon dalam format seed, selanjutnya dirubah
dalam bentuk SAC melalui sistem operator Linux. Setelah itu file biner SAC dan
GCF (Guralp Compressed Format) tersebut dirubah dalam format ASCII (4
kolom data ASCII per stasiun, yaitu Waktu, NS, EW dan Z komponen), yang
disediakan pilihan impor SAC dan GCF oleh software ISOLA.
2.2. Pengolahan Data
Pengolahan data mengikuti setiap tahapan yang disajikan oleh software
ISOLA. Mulai dari konversi dan preprocessing data, input data, menghitung
fungsi Green, melakukan inversi dan plot hasil inversi. Form utama dari ISOLA
Matlab GUI diperlihatkan pada Gambar 2.
Gambar 2 Form utama dari ISOLA Matlab GUI (Sokos dan Zahradník, 2009)
Setelah dilakukan konversi data dari format SAC ke format ASCII, langkah
selanjutnya adalah preprocessing data, meliputi menyiapkan respon instrument,
mengkonversi seismogram ke pergeseran dan memilih filter melalui frekuensi
rendah untuk menghilangkan noise dengan frekuensi tinggi. Kemudian proses
penginputan data.
Proses pengimputan data pada ISOLA, dimulai dari Input Crustal Model
(Gambar 3), Input Event (Tabel 1), Memilih Stasiun (Gambar 4), Input Data
Observasi (Gambar 5), dan Input Sumber Seismik Trial, memilih sumber tunggal
ataukah beberapa sumber.
Gambar 3 Plot Crustal Model Pulau Jawa. Vp = kecepatan gelombang P dan
Vs = kecepatan gelombang S
Tabel 1 Event Info gempa-gempa bumi di Pulau Jawa tahun 2010
DATE ORIGIN TIME (UTC)
MAG (Mw)
LAT (o)
LON (o)
DEPTH (Km)
2010/01/10 00:25:04.0 5.2 -8.17 107.81 10.00 2010/05/18 11:59:59.0 5.7 -8.18 107.23 59.00 2010/06/26 09:50:45.0 6.0 -8.09 108.05 92.00 2010/08/11 19:10:23.0 5.7 -7.87 106.90 69.00 2010/11/09 12:39:00.0 5.3 -8.05 107.16 64.00
Sumber: IA
Gambar 4 Form Seleksi Stasiun untuk gempa bumi Tasikmalaya (Sokos dan
Zahradník, 2009)
2 3 4 5 6 7 8
0
5
10
15
20
25
30
35
40
← moho →
Velocity (km/sec)
Dep
th (k
m)
Plot of Vp, Vs Tomography model
VpVs
105oE 106oE 107oE 108oE 109oE 110oE
8oS
7oS
6oS
5oS KLI
LEM JCJCBJ
SBJ TNG
DBJCGJTGJ
SKJ
CMJ
CNJ
CLJ
KPJ
uGM
CIS
Gambar 5 Preparasi data seismogram yang direkam stasiun CMJI dengan tiga
komponen N, E dan Z
2.3. Proses Inversi
Setelah menyelesaikan seluruh tahapan input data sampai pada
pendefinisian sumber trial, proses inversi dapat dimulai dan langkah pertama
adalah mempersiapkan fungsi Green. Proses inversi data waveform tiga
komponen dilakukan dengan menggunakan metode iterasi dekonvolusi
(Zahradnik, 2006; Sokos dan Zahradnik, 2008; Kikuchi dan Kanamori, 1991).
Hasil inversi berupa parameter gempa bumi selanjutnya digunakan untuk
penggambarkan Fault-Plane penyebab gempa bumi. Penggambaran dilakukan
dengan menggunakan software hcplot yang didasarkan pada metode H-C
(Zahradnik dkk., 2008). Dari gambar Fault-Plane inilah dapat diketahui pola
bidang patahan subduksi di pulau Jawa dan sekitarnya.
3. Analisa Data
Data yang digunakan adalah data seismik lokal yang diunduh dari data
gempa IA dan Geofon . Yaitu gempa bumi yang terjadi di pulau Jawa pada tahun
2010. Besar magnitudo, posisi latitudo dan longitudo serta kedalamannya
sebagaimana disajikan pada Tabel 1. Stasiun yang dipilih adalah 3 stasiun
terdekat, diantaranya yaitu LEM (JISNET Lembang), CMJI dan SKJI (BMG
Cimerak dan Sukabumi), serta CISI (Geofon Cisomped) diperlihatkan pada
Gambar 4.
0 100 200 300 400 500 600 700 800-10
-5
0
5x 10
6
0 100 200 300 400 500 600 700 800-1
-0.5
0
0.5
1x 10
7
0 100 200 300 400 500 600 700 800-5
0
5x 10
6
Time (sec)
Cou
nts
Pada analisis data ini, digunakan waveform lokal tiga komponen (BHN,
BHE dan BHZ). Parameter-parameter sumber gempa bumi ini diestimasi dengan
menggunakan model inversi untuk mencapai fitting waveform tiga komponen
dengan baik. Proses inversi yang baik didasarkan hasil pencocokkan data
observasi dan data sintetik hasil inversi. Hasil yang baik terjadi saat data observasi
dan data sintetik saling tumpang tindih.
Inversi waveform lokal tiga komponen ini dikondisikan pada frekuensi
filter antara 0.02 – 0.06 Hz. Dari hasil inversi diperoleh hubungan antara
waveform yang teramati 3 stasiun terdekat dengan seismogram sintetik dari
masing-masing event. Kesemuanya diperlihatkan pada Gambar 6.
Even date-time: 20100518 11:59:59 Displacement (m). Inversion band (Hz) 0.02 0.04 0.05 0.06
Observed Synthetic
Gray waveforms weren't used in inversion.
Blue numbers are variance reduction
-1
0
1 NS
CNJ
5.58E-005 2.14E-005 0.30
-1
0
1 EW 7.98E-006 6.48E-006
0.4
-1
0
1 Z 8.18E-006 3.89E-006
0.22
-1
0
1 CMJ
1.08E-005 1.33E-005 0.80
-1
0
1 9.15E-006 7.85E-006 0.7
-1
0
1 9.96E-006 8.62E-006 0.82
0 100 200 30 400 500 -1
0
1
Time (sec)
SKJ
1.38E-005 4.81E-006 0.40
0 100 200 300 400 500 -1
0
1
Time (sec)
2.82E-005 1.78E-005 0.45
0 100 200 300 400 500 -1
0
1
Time (sec)
1.59E-005 2.52E-006 0.17
b.
Even date-time: 2010110 00:25:04 Displacement (m). Inversion band (Hz) 0.02 0.04 0.05
Observed Synthetic
Gray waveforms weren't used in inversion.
Blue numbers are variance reduction
-
CMJ
-1 -1
-
LEM
-1
0
1 1.09E-005 7.20E-006 0.7
-1
0
1 6.87E-006 1.15E-006 0.27
0 100 200 300 400 500 -
0
1
Time (sec)
SKJ
1.31E-006 3.86E-007 0.33
Time (sec) 0 100 200 300 40 500 -1
0
1
Time (sec)
3.43E-006 1.39E-006 0.59
0 100 200 300 400 500 -1
0
1 1.70E-006 1.25E-006 0.81
0
1 NS 1.08E-005 6.92E-006 0.77
0
1 EW 8.86E-006 5.65E-006 0.53
0
1 Z 5.15E-006 1.08E-006 0.34
0
1 1.56E-005 1.75E-006 0.04
a.
Gambar 6 Data seismogram sintetik dan observasi 3 komponen gempa bumi tahun 2010. a) tanggal 10 Januari, b) tanggal 18 Mei, c) tanggal 26 Juni, d) tanggal 11 Agustus, dan e) tanggal 09 Nopember
Even date-time: 20101109 12:39:00 Displacement (m). Inversion band (Hz) 0.02 0.042 0.05 0.06
Observed Synthetic
Gray waveforms weren't used in inversion.
Blue numbers are variance reduction
-1
0
1 NS
CIS
1.01E-005 4.58E-006 0.49
-1
0
1 EW 5.99E- 4.44E-006
0.70
-1
0
1 Z 8.20E-006 9.18E-006
0.78
-1
0
1 LEM
3.91E-005 5.63E-006 0.22
-1
0
1 1.79E-005 3.74E-006 0.30
-1
0
1 2.46E-005 1.01E-006 0.27
CMJ
0 100 200 300 400 500 -1
0
1
Time (sec)
5.75E-006 5.36E-006 0.66
0 100 200 300 400 500 -1
0
1
Time (sec)
5.96E-006 5.32E-006 0.50
0 100 200 300 400 500 -1
0
1
Time (sec)
7.85E-006 7.98E-006 0.64
Even date-time: 20100811 19:10:23 Displacement (m). Inversion band (Hz) 0.02 0.04 0.05 0.06
Observed Synthetic
Gray waveforms weren't used in inversion.
Blue numbers are variance reduction
-1
0
1 NS
CNJ
1.75E-004 5.92E-005 0.26
-1
0
1 EW 2.74E-005 2.43E-005
0.80
-1
0
1 Z 4.49E-005 2.69E-005
0.74
-1
0
1 SKJ
1.16E-005 1.19E-005 0.74
-1
0
1 1.49E-005 2.76E-005 0.43
-1
0
1 3.81E-005 1.79E-005 0.61
0 100 200 300 400 500 -1
0
1
Time (sec)
LEM
3.08E-005 2.11E-005 0.85
0 100 200 300 400 500 -1
0
1
Time (sec)
2.41E-005 1.42E-005 0.41
0 100 200 300 400 500 -1
0
1
Time (sec)
2.31E-005 2.56E-005 0.84
Even date-time: 20100626 9:50:45 Displacement (m). Inversion band (Hz) 0.02 0.04 0.05 0.06
Observed Synthetic
Gray waveforms weren't used in inversion.
Blue numbers are variance reduction
-1
0
1 NS
CMJ
1.17E-004 7.58E-005 0.79
-1
0
1 EW 1.35E-004 1.08E-004
0.90
-1
0
1 Z 9.52E-005 1.09E-004
0.68
-1
0
1 CNJ
5.52E-003 2.28E-005 0.11
-1
0
1 8.19E-005 3.91E-005 0.53
-1
0
1 4.18E-005 5.57E-005 0.57
0 100 200 300 400 500 -1
0
1
Time (sec)
LEM
1.13E-004 4.36E-005 0.56
0 100 200 300 400 500 -1
0
1
Time (sec)
4.54E-005 2.76E-005 0.47
0 100 200 300 400 500 -1
0
1
Time (sec)
1.29E-004 3.66E-005 0.44
c.
d.
e.
Adapun parameter gempa bumi yang meliputi skala, kedalaman dan energi
gempa bumi untuk gempa bumi yang terjadi pada tanggal 09 Nopember 2010
ditunjukkan Gambar 7. Sedangkan parameter gempa bumi yang terjadi
sebelumnya diperlihatkan pada Tabel 2 untuk momen seismik (Mo), Tabel 3
menyatakan Strike, Dip dan Rake, dan Tabel 4 menyatakan 6 komponen moment
tensor. Adapun Beachballs dapat dilihat pada Tabel 5.
Gambar 7 Plot solusi momen tensor untuk gempa bumi 09 Nopember 2010
Tabel 2 Momen Seismik (Mo)
Date Agency Time Lat. N Lon. E Depth Mw Mo (1017 Nm)
2010/01/10 IA 00:25:04.0 -8.17 107.81 10.00 5.2 NA Author 00:25:01.5 -8.23 108.89 17.98 4.6 0.102
2010/05/18 IA 11:59:59.0 -8.18 107.23 59.00 5.7 NA Author 11:59:58.2 -8.18 108.26 59.00 5.3 1.161
2010/06/26 IA 09:50:45.0 -8.09 108.05 92.00 6.0 NA Author 09:50:40.5 -8.15 108.98 74.99 5.8 7.415
2010/08/11 IA 19:10:23.0 -7.87 106.90 69.00 5.7 NA
Author 19:10:28.0 -7.89 107.79 63.00 5.6 2.830
2010/11/09 IA 12:39:00.0 -8.05 107.16 64.00 5.3 NA Author 12:39:02.5 -8.20 108.09 80.73 5.2 0.700
Tabel 3 Strike, Dip dan Rake
Event Strike 1 Dip 1 Rake 1 Strike 2 Dip 2 Rake 2 2010/01/10 164 77 178 255 88 13
2010/05/18 67 52 -25 174 70 -139
2010/06/26 352 67 -106 209 28 -56
2010/08/11 129 17 -90 309 73 -90
2010/11/09 191 51 60 54 47 122
Tabel 4 Enam Komponen Momen Tensor
Event Mrr=M33 Mtt=M11 Mpp=M22 Mrt=M31 Mrp=M32 Mtp=M12 2010/01/10 -0.028 -0.034 0.062 -0.019 -0.019 0.082
2010/05/18 -0.449 -0.148 0.597 -0.445 0.574 0.728
2010/06/26 -5.657 1.154 4.503 2.051 -4.748 1.197
2010/08/11 -1.629 0.983 0.645 1.820 -1.449 -0.761
2010/11/09 0.613 -0.172 -0.441 0.232 -0.203 -0.309
Hasil inversi berupa parameter gempa tersebut digunakan untuk
penggambarkan Fault-Plane penyebab gempa bumi. Penggambaran dilakukan
dengan menggunakan software hcplot yang didasarkan pada metode H-C
(Zahradnik dkk., 2008). Hasil penggambaran Fault-Plane gempa bumi pada
masing-masing event terlihat pada Tabel 5.
Dari hasil penggambaran Fault-Plane dan tipe sesar gempa bumi pada Tabel
5, terlihat bahwa pola bidang patahan yang berkembang di pulau Jawa adalah pola
sesar normal (normal fault) dan sesar naik (reverse fault). Dari kelima event yang
ada, hanya satu yang memiliki pola sesar mendatar. Adapun satu event yang
memiliki pola sesar diagonal turun (oblique normal), komponen gaya yang
bekerja cenderung ke arah vertikal sehingga dapat juga menyebabkan sesar
normal.
Hal ini karena di daerah Jawa Barat dan Jawa Timur penunjaman lempeng
Samudera Hindia-Australia relatif tegak lurus terhadap Lempeng Eurasia dengan
kecepatan lebih rendah daripada di bagian Sumatera yaitu hanya sekitar 60
mm/tahun dan 49 mm/tahun, mengakibatkan di Jawa lebih berkembang pola
sesar-sesar normal dan naik sejajar busur pulau. (Irsyam dkk., 2010).
Tabel 5 Hubungan bechbolls, Fault-Plane, dan Tipe Sesar gempa bumi
Beachballs Fault-Plane Fault Types
2010/01/10
Mendatar/Horizontal (strike-slip) Bidang patahan penyebab gempa bumi berwarna Hijau (Plane 1).
2010/05/18
Diagonal Turun/ Oblique Normal Bidang patahan penyebab gempa bumi berwarna Hijau (Plane 1).
2010/06/26
Turun/Normal (dip-slip) Bidang patahan penyebab gempa bumi berwarna Hijau (Plane 1).
2010/08/11
Turun/Normal (dip-slip) Bidang patahan penyebab gempa bumi berwarna Hijau (Plane 1).
2010/11/09
Naik/Reverse (dip-slip) Bidang patahan penyebab gempa bumi berwarna Hijau (Plane 1).
-400-200
0200
400
-400
-200
0
200
400
-300
-200
-100
0
100
200
300
East-West (km)
Jawa
North-South (km)D
epth
-400 -200 0 200 400-400
-200
0
200
400-300
-200
-100
0
100
200
East-West (km)
Jawa
North-South (km)
Dep
th
-400-2000200400
-400
-200
0
200
400
-400
-300
-200
-100
0
100
200
North-South (km)
East-West (km)
Jawa
Dep
th
-400-200
0200
400 -400-200
0200
400
-400
-300
-200
-100
0
100
200
North-South (km)
Jawa
East-West (km)
Dep
th
-400 -200 0 200 400-400
-200
0
200
400-300
-200
-100
0
100
200
East-West (km)
Jawa
North-South (km)
Dep
th
Arah pergerakan lempeng antara Asia Tenggara dan lempeng Indo-Australia
diperkirakan sekitar Utara-Selatan dengan kecepatan pergerakan sekitar 7.7
cm/tahun (Sengara, dkk., 2009). Berdasarkan perkiraan arah pergerakan lempeng
dan fakta geologis, pergerakan relatifnya adalah normal terhadap busur di Pulau
Jawa dan memiliki sudut miring di dekat Sumatera. (Sengara, dkk., 2009). Hal ini
juga dapat dilihat pada Tabel 5, dimana sebagian besar arah patahannya
cenderung arah Utara-Selatan.
4. Kesimpulan
Analisa data gempa melalui inversi waveform tiga komponen dilakukan
dengan menggunakan software ISOLA yang bertujuan untuk mengestimasi CMT,
Fault Plane dan paramater sumber gempa. Analisa dilakukan pada 5 data gempa
pulau Jawa pada tahun 2010 yang diperoleh dari IA dan Geofon. Hasil analisis ini
diketahui bahwa pola bidang patahan yang berkembang di pulau Jawa adalah pola
sesar normal (normal fault) dan sesar naik (reverse fault). Sebagian besar arah
patahannya cenderung arah Utara-Selatan, searah pergerakan lempeng antara Asia
Tenggara dan lempeng Indo-Australia.
Daftar Pustaka Irsyam, M., Sengara, W., Aldiamar, F., Widiyantoro, S., Triyoso, W., Natawijaya,
D.H., Kertapati, E., Meilano, I., Suhardjono, Asrurifak, M. Ridwan, M. (2010), Ringkasan hasil studi peta gempa Indonesia 2010. Tim Revisi Peta Gempa Indonesia
Kayal J.R. (2008), Microearthquake seismology and seismotectonics of South Asia, Springer. India.
Lasitha, S., Radhakrishna, M., Ande Sanu, T.D. (2006), “Seismically Active Deformation in the Sumatra-Java Trench-arc Region: Geodynamic Implications”, Current Science, Vol. 90, No. 5.
Lay, T. dan Wallace, T.C, (1995), Modern Global Seismology. Academic Press, New York, USA.
McCafferey, R. (2009), “The Tectonic Framework of the Sumatran Subduction Zone”, Annu. Rev. Earth Planet. Sci, Vol. 37, hal. 345-366.
Sengara, I.W., Toha, F.X., Suarjana, M., Ridolva, Kusumastuti, D., Sadisun, I., Afnimar, Abuhuroyroh (2009), Laporan kajian dan survey awal pasca gempabumi Tasik Jawa Barat 2 September 2009, LPPM ITB.
Shearer, PM, (2009), Introduction to Seismology, second edition, Cambridge University Press.
Sokos, E. dan Zahradník, J. (2008), ISOLA a Fortran Code and a Matlab GUI to Perform Multiple-point Source Inversion of Seismic Data. Computers & Geosciences.
Zahradnik, J., Gallovic F., Sokos, E., Serpetsidaki, A. dan Tselentis, G.A. (2008), “Quick Fault-plane Identification by a Geometrical Method: Application to the Mw 6.2 Leonidio Earthquake, 6 January 2008”, Greece. Seismological Research Letters, Vol. 79, No. 5, hal. 653-662.
Zahradnik, J., Serpetsidaki, A., Sokos, E. dan Tselentis, G.A. (2006), Iterative Deconvolution of Regional Waveforms and a Double-event Interpretation of the Lefkada Earthquake, Greece. http://seismo.geology.upatras.gr/isola.