ANALISIS IMPLIKATUR DALAM TINDAK TUTUR...
-
Upload
nguyencong -
Category
Documents
-
view
234 -
download
0
Transcript of ANALISIS IMPLIKATUR DALAM TINDAK TUTUR...
ANALISIS IMPLIKATUR DALAM TINDAK TUTUR PEMBAWA ACARA
“PESBUKER” ANTV EDISI JANUARI 2016
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
MARIA BULAN
NIM 120388201184
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
Abstrak
Bahasa merupakan sebuah sarana komunikasi yang dipergunakan oleh
manusia sejak zaman dahulu. Selain untuk menyampaikan suatu pesan, bahasa
juga merupakan salah satu aspek terpenting bagi manusia, karena bahasa
mencerminkan identitas, kebudayaan, dan cara berpikir seseorang. Tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini mendeskripsikan jenis-jenis implikatur dalam
tindak tutur pembawa acara Pesbuker ANTV edisi Januari 2016 yang menjadi
objek penelitian ini yaitu Ayu Ting ting dan Jesika Iskandar sebagai pembawa
acara hiburan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan
teknik pengumpulan data berupa simak dan sadap serta teknik rekam. Teknik
analisis data yang digunakan berupa transkripsi, klasifikasi, analisis data dan
simpulan. Berdasarkan dari hasil pembahasan ada 3 jenis implikatur yang terdapat
pada tuturan pembawa acara Pesbuker yang diperankan oleh Ayu Ting ting dan
Jesika Iskandar yaitu: implikatur konvensional, implikatur nonkonvensional,
praanggapan. Maka dapat disimpulkan bahwa, implikatur yang paling dominan
adalah implikatur nonkonvensional yang berjumlah 29 sedangkan implikatur
konvensional berjumlah 23 dan praanggapan berjumlah 18.
Kata Kunci :Implikatur, Tindak Tutur Pembawa Acara.
Abstract
Language reflects a means of communication used by humans sinces
ancient times. But to convey message, language is also one of the most important
aspects for humans. Because language reflects the identity, culture, and way of
thinking someone. The objectives to be achieved in this research describes the
forms implikatur in the follow said emcee Pesbuker ANTV issue of January 2016.
that became the object of the study i.e. Ayu Ting ting and Jesika Iskandar as host
of entertainment. This research uses qualitative descriptive method, with data
collection techniques in the form of check out and sadap and record. Data
analysis techniques used in the form of transcription, classification, data analysis
and summary. Based on the results of the discussion there is type 3 implikatur the
Pesbuker host i.e. played by Ayu Ting ting and Jesika Iskandar that is: implikatur
conventional, implikatur nonconventional, praanggapan. Then it can be inferred
that, implikatur the most dominant is a nonconventional numbered 29 while
implikatur conventional numbered 23 and praanggapan numbered 18.
Key Words: Implikatur, Follow The Host Said.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan sebuah sarana komunikasi yang dipergunakan oleh
manusia sejak zaman dahulu. Selain untuk menyampaikan suatu pesan, bahasa
juga merupakan salah satu aspek terpenting bagi manusia, karena bahasa
mencerminkan identitas, kebudayaan dan cara berpikir seseorang. Oleh sebab itu
setiap bahasa di dunia berbeda-beda dan sulit untuk dipelajari, tetapi disanalah
letak keistimewaannya. Kegiatan berbahasa lisan lebih banyak digunakan
daripada bahasa tulis. Berpijak pada dasar bahwa manusia selalu mengadakan
komunikasi dengan sesama demi kelangsungan hidupnya, maka bahasa tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan sosial. Keterampilan berbahasa mempunyai
empat komponen yaitu: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan
berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan
keterampilan menulis (writting skills) Tarigan, (2008:2).
Keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan ketiga keterampilan
lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan
berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur, mula-mula
pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, setelah itu kita
belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum
masuk sekolah (Tarigan, 2008:12). Adanya bahasa sebagai sarana pemikiran
manusia, maka semua yang berada disekitar manusia baik peristiwa maupun hasil
cipta karya manusia mendapat tanggapan dari pemikiran manusia, disusun dan
diungkapkan kembali pada orang lain sebagai wujud komunikasi. Komunikasi
melalui bahasa ini memungkinkan setiap orang untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dan lingkungan sosialnya.
Bagian dari berkomuikasi adalah bercakap-cakap, implikatur percakapan
memiliki makna dan pengertian yang lebih bervariasi. Pasalnya, pemahaman
terhadap hal “yang dimaksudkan” sangat bergantung kepada konteks terjadinya
percakapan. Implikatur percakapan hanya muncul dalam suatu tindak percakapan
(speech act) oleh karenanya implikatur tersebut bersifat temporer (terjadi saat
berlangsungnya tindak percakapan) dan non konvensional (sesuatu yang
diimplementasikan tidak mempunyai relasi langsung dengan tuturan yang
diucapkan Mulyana, (2005:13). Dalam sebuah percakapan, pemahaman tentang
implikatur mutlak diperlukan untuk dapat memahami makna tersirat suatu
ujaran. Menurut Grice yang dikutip oleh Mulyana, (2005:11) mengatakan
implikatur ialah ujaran yang menyiratkan sesuatu yang berbeda dengan yang
sebenarnya di ucapkan. Sesuatu “yang berbeda” tersebut adalah maksud
pembicara yang tidak dikemukakan secara ekplisit. Dengan kata lain, implikatur
adalah maksud, keinginan, atau ungkapan-ungkapan hati yang tersembunyi.
Secara etimologis, implikatur diturunkan dari implicatum. Secara nominal,
istilah ini hampir sama dengan kata implication, yang artinya maksud pengertian,
keterlibatan. Echols yang dikutip oleh Mulyana, (2005: 11). Lebih jauh lagi PWJ
Nababan yang dikutip oleh Mulyana, (2005: 11) menyatakan bahwa implikatur
berkaitan erat dengan konvensi kebermaknaan yang terjadi pada proses
komunikasi. Penggunaan implikatur dalam peristiwa komunikasi didorong oleh
kenyataan adanya dua tujuan komunikasi sekaligus yang ingin dicapai oleh
penutur, yaitu tujuan pribadi, yakni untuk memperoleh sesuatu dari mitra tutur
melalui tuturan yang disampaikannya dan tujuan sosial, yakni berusaha menjaga
hubungan baik antara penutur dengan mitra tuturnya sehingga komunikasi tetap
berjalan dengan baik dan lancar (Rusminto, 2009:71). oleh karena itu, dalam
kegiatan pembawaan acara diperlukan adanya percakapan yang mengandung
implikatur.
Banyaknya penggunaan bahasa slank/gaul yang digunakan oleh kalangan
artis/pembawa acara hanya dapat dipahami oleh sebagian kalangan artis/pembawa
acara. Selain itu juga penggunaan bahasa daerah dari masing-masing kalangan
artis/pembawa acara juga menjadi munculnya masalah dalam tindak tutur yang
terjadi di kalangan itu sendiri. Di dalam kajian pragmatik lebih banyak
menggunakan bahasa lisan. Seperti halnya dalam tindak tutur yang merupakan
salah satu aspek dalam komunikasi antara sesama teman ataupun didalam
kalangan artis. Kurangnya jumlah kosa kata yang dimiliki artis/pembawa acara
menyebabkan sulitnya untuk memahami dan mengerti arti atau maksud dari yang
diucapkannya tersebut.
Pada kesempatan ini peneliti akan meneliti implikatur dalam tindak tutur
pembawa acara Pesbuker ANTV edisi Januari 2016 sebagai objek penelitian. Pada
kenyataannya sejauh pengamatan peneliti banyak masyarakat yang sulit
memahami dan mengerti arti dari maksud yang diucapkan oleh kalangan
artis/pembawa acara Pesbuker tersebut. Hal ini dapat memudahkan peneliti dalam
menemukan data yang diperlukan untuk mengkaji lebih dalam mengenai
implikatur terhadap sebuah tindak tutur yang digunakan oleh kalangan artis
pembawa acara Pesbuker.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini peneliti melakukan penelitian dengan objek
implikatur dalam tindak tutur pembawa acara Pesbuker ANTV edisi Januari 2016
yang merupakan program acara di salah satu stasiun televisi ANTV yang
ditayangkan pada hari Senin sampai Jum’at pukul 17.00 WIB. Adapun yang
menjadi objek penelitian ini yaitu Ayu Ting ting dan Jesika Iskandar sebagai
pembawa acara hiburan.
1.2 Tempat dan Waktu Penelitian
1.2.1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini tidak terikat pada suatu tempat karena berdasarkan
judul skripsi yang menggunakan metode kualitatif, sebagai objek yang diteliti
hanya berupa rekaman.
1.2.2 Waktu Penelitian
Adapun waktu yang direncanakan peneliti untuk pengajuan judul,
seminar proposal, mengumpulkan data, menganalisis, dan menyajikan data yaitu
dari bulan Januari sampai Juni. Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel Waktu Penelitian
N
O
Kegiatan
Tahun 2016
Jan Feb Maret April Mei Juni
1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Pengajuan
Judul
2 Penulisan
Proposal
`
3 Revisi
Proposal
4 Persetujua
n Proposal
5 Penyeraha
n Proposal
6 Seminar
Proposal
7 Pengambi
lan Data
8 Analisis
Data
9 Skripsi
3.3 Metode dan Teknik Penelitian
3.3.1 Metode Penelitian
Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.
(Sujana dan Ibrahim, 1989:65). Penelitian deskriptif kualitatif memusatkan
perhatian kepada pemecahan masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada
saat penelitian dilaksanakan.
Dalam pendidikan, penelitian deskriptif kualitatif lebih berfungsi untuk
pemecahan praktis dari pada pengembangan ilmu pengetahuan. Peneliti berusaha
memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya, kemudian
menggambarkan atau melukiskannya sebagaimana adanya, sehingga pemanfaatan
temuan penelitian ini berlaku pada saat itu pula. Metode deskriptif ini dilakukan
dengan mengumpulkan data, mengklasifikasikan data, dan merumuskan kaidah-
kaidah yang terdapat pada data itu sendiri.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan dokumentasi dengan teknik yang
dapat digunakan oleh seorang peneliti guna untuk mengumpulkan data. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Simak dan Sadap
Teknik simak dan sadap ini berupaya mendapatkan data dilakukan dengan
menyadap penggunaan bahasa seseorang yang menjadi informan dengan
menyimak penggunaan bahasa. Sedangkan teknik catat adalah teknik lanjutan
yang dilakukan ketika menerapkan metode simak dengan teknik lanjutan. Peneliti
menggunakan alat sebagai perekam untuk melengkapi data yang diperoleh dari
lapangan Teknik rekam ini dilakukan tanpa sepengetahuan sipenutur sumber data
(Mahsun, 2005:90-94).
b. Teknik Rekam
Peneliti juga menggunakan alat sebagai perekam untuk melengkapi data
yang diperoleh dari lapangan. Teknik rekam ini dilakukan tanpa sepengetahuan si
penutur sumber data (Mahsun, 2005: 90-94).
3.3.3 Teknik Analisis Data
Menganalisis data penelitian, peneliti menggunakan teknik yang
disampaikan oleh (Moleong, 2004: 151) :
a. Transkripsi
Transkripsi adalah salinan hasil rekaman ke dalam ketikan di atas kertas.
Pada tahap ini pendeskripsian data yang telah diperoleh dari Ayu Ting ting dan
Jesika Iskandar sebagai pembawa acara hiburan “Pesbuker” dilakukan setelah
proses perekaman dan pencatatan.
b. Klasifikasi
Data yang telah ditranskripsikan, diklasifikasikan sesuai pembagian jenis-
jenis masalah yaitu implikatur tindak tutur pembawa acara Pesbuker.
c. Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data hasil rekaman yang
diklasifikasikan sesuai pembagian jenis-jenis masalah dari tindak tutur pembawa
acara Pesbuker yang diperankan oleh Ayu Ting ting dan Jesika Iskandar dengan
cara menganalisis makna yang tersirat.
d. Simpulan
Pada tahap ini data dapat disimpulkan pada analisis data yang diperoleh
dari tuturan Ayu Ting ting dan Jesika Iskandar serta dapat disimpulkan jumlah
dan makna dari implikatur yang digunakan pembawa acara tersebut.
Tabel Tuturan
1.Implikatur Konvensional
No. Tuturan Implikatur Konvensional Makna
2.Implikatur Nonkonvensional
No. Tuturan Implikatur Nonkonvensional Makna
3.Praanggapan
No. Tuturan Praanggapan Makna
3.4 Instrumen Penelitian
Menurut Moleong, (2004:163) ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat
dipisahkan dari pengamatan berperan serta, tetapi peranan penelitilah yang
menentukan keseluruhan skenarionya. Kedudukan peneliti sebagai instrumen
penelitian utamanya, instrumen penelitian lainnya merupakan perencana data,
pelaksana pengumpulan data, penganalisis data, penafsir data, dan pada akhirnya
ia menjadi pelapor hasil penelitian. Dalam pengumpulan data, peneliti
menggunakan alat sebagai perekam (handphone).
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Data
Pada deskripsi data ini peneliti menggambarkan data yang diperoleh dari
lapangan, data ini hasil dari rekaman talkshow Pesbuker.
4.1.1 Transkripsi Data
Dari hasil transkripsi data yang diperoleh, maka terdapat 3 jenis implikatur dalam
tindak tutur pembawa acara “Pesbuker” ANTV edisi Januari 2016 yaitu: a.
Implikatur Konvensional b. Implikatur Nonkonvensional c. Praanggapan, yang
hasil penjelasannya dapat dilihat pada tabel berikut:
A. Implikatur Konvensional
No. Tuturan Implikatur Konvensional Makna
1.
Iya-iya Ayu Ting ting no.6 kan no.5 nya
Cita citata.. (episode 1)
(Jedar)
Ayu cantik no.6 setelah Cita citata. Ini
merupakan konsekuensi karena Cita
citata lebih cantik dari Ayu.
2.
Jesika lu sebelah situ dong... kamu ngapa
udah pengen digeser jadi host..
(episode 1)
(Ayu )
Implikatur yang terpapar, akibat ulah
Jesika.
3. iii Angel makin gatel, nakal banget ya yu Adanya sebab-akibat dari tuturan yang
sekarang, lu mesti bisa kayak gitu
(episode 1)
(Jedar )
dibuat Angel Karamoy, tuturan ini
tentu berimplikasi
4.
Pak Yudi ini apa sih Angel masuk tv,
makin panjang deh ntar acara dia
(episode 2)
(Jedar)
Implikatur tuturan itu adalah bahwa
Angel sering masuk TV, maka
konsekuensinya acara Angel
diperpanjang.
5.
Aku tuh waktu liburan di Amerika tuh
takut-takut, aduh entar aku gak kerja lagi
(episode 2)
(Jedar)
Ada implikatur, bahwa jika Jesika
lama-lama di luar negeri maka
konsekuensinya Jesika tidak kerja lagi.
6.
aku kan sering pulang pergi keluar
negeri, jadi kurang begitu paham gosip-
gosip kamu (episode 2)
(Jedar)
Implikatur yang terpapar bahwa Jesika
sering ke luar negeri, dan
konsekuensinya Jesika tidak tahu
gosip.
7.
rasanya nggak ketemu anak gimana sih,
Jesika aja sebelum kesini sempatin
ketemu anak dulu sempat cium baru
kesini, Jesika tau kalau gak ketemu anak
gimana sih (episode 2)
(Jedar)
Berimplikatur jika Jesika tidak ketemu
anak, maka akan resah.
8.
gak enak nih sama Bapak-bapak di
depan, si Bapak giliran kita loncat-loncat
Adanya implikatur bahwa, jika Ayu
dan Jesika loncat tinggi-tinggi, maka
pada tepuk tangan (episode 3)
(Ayu)
para penonton khususnya Bapak-
bapak kesukaan.
9.
sekarang juga masih cerai, lu mah lu kan
kita bedua udah (episode 3)
(Jedar)
Adanya implikatur bahwa ketika
mereka membahas cerai,
sesungguhnya mereka juga seperti
mengungkap kisah cerai mereka
masing-masing.
10.
gue malu, gue mau ngatain lu tapi gue
ngacak sama diri gue sendiri, gak jadi
gua. (episode 3)
(Ayu )
Adanya implikatur bahwa Ayu
menceritakan tentang perceraian dan
Ayu menerima konsekuensi.
11.
eh lu jangan sok cantik, ngomongin gueh
ketek lu tuh keriput (episode 3)
(Jedar)
Adanya implikatur bahwa artis sok
cantik akan mendapat ejekan dari
Jesika.
12.
Bapak semangat banget kayak baru
menang lotre (episode 3)
(Jedar)
Adanya implikatur bahwa Bapak
merasa senang karena menang lotre.
13.
eh cowok-cowok rumpi kita biasanya
terima yang ada program infotainment
(episode 4)
(Jedar)
Adanya implikatur bahwa cowok-
cowok rumpi tidak memiliki acara
infotainment, konsekuensinya adalah
tidak boleh hadir pada acara tersebut.
14.
lo jangan menghina lu liburan keluar
negeri juga sendirian lo (episode 5)
Adanya implikatur yang menyatakan
sendiri merupakan konsekuensi dari
(Jesika) Ayu yang statusnya janda.
15.
si Bela suka sedih kalau dibully haters..
(episode 5)
(Ayu )
Bela suka dibully, konsekuensi bela
sedih.
16.
maaf A’ bajunya kurang kontras
kayaknya di Tv jadi ganti baju dulu gih,
ganti baju sama ganti muka lo...
(episode 6)
(Ayu)
Implikatur tuturan tersebut ialah
karena bajunya kurang kontras maka
konsekuensinya tidak boleh masuk
TV.
17.
sekarang Rafi ngerasa baik banget dan
seneng banget berada disini karena
orang-orangnya disini ramah-
ramah...(episode 6)
(Ayu )
Implikatur tuturan tersebut ialah
bahwa Rafi sudah betah di Indonesia
karena konsekuensi orang Indonesia
baik-baik.
18.
sangking ramah nya sering ketipu
(episode 6)
(Jedar )
Implikatur tuturan tersebut ialah
bahwa Rafi sangat baik dan
konsekuensinya Rafi sering ketipu.
19.
gue dah tau lu pasti mau ngehina gue
bales yang kmaren..(episode 8)
(Ayu)
Implikatur tuturan tersebut ialah
bahwa Ayu dihina Jesika konsekuensi
karena kemarin Ayu menghina Jesika.
20.
eh lu mendingan jangan belajar tarian ini,
lu kan dah punya anak gue takut lu turun
Implikatur tuturan tersebut ialah
bahwa jika Ayu belajar tari
mesin.. (episode 8)
(Jesika)
konsenkuensinya Ayu turun mesin.
21.
Aaa.. Yudi jangan si Angel lagi omongan
bau dia kayak gitu sembarangan aja lu
kalau ngomong, Tar kalau gue gak di
Oscar (episode 9)
(Jesika)
Ada implikatur bahwa omongan
Angel memiliki dampak pada Jesika
yang membawakan acara Oscar.
22.
emang foto-foto itu penyebab masalah
rumah tangga (episode 9)
( Jesika )
Ada implikatur bahwa foto-foto yang
beredar penyebab terjadinya masalah
rumah tangga Angel.
23.
eeh cowok-cowok rumpi kita disini
terima yang punya acara infotaimen
(episode 10)
( Jesika )
Ada implikatur bahwa akibat Rafi
tidak memiliki acara infotaimen Rafi
tidak bisa menjadi bintang tamu.
B. Implikatur Nonkonvensional
No. Tuturan Implikatur Nonkonvensional Makna
1. fashion show dulu dong udah jadi artis
luar negeri (episode 1)
(Ayu)
Implikatur percakapan tuturan tersebut
ialah bahwa dahulu Cinta Laura belum
jadi artis luar negeri.
2. lu ribet amat ay hidup lu, hidup gue aja Implikatur percakapan tersebut ada
udah ribet lu suruh pindah-pindah.
(episode 1)
(Jedar)
makna eksplisit terhadap kehidupan
Jesika sebelumnya.
3. Waw, tepuk tangan... karena buat di
Indonesia yang bisa kumloaude itu
cuma aku sama kamu (episode 1)
(Jedar)
Adanya implikatur percakapan dari
tuturan Jesika, seolah ia dan cinta
laura saja yang pintar dengan lulus
cumlaude.
4. Jesika khayalanya tinggi banget dia mah
otaknya bener encer, nah loh (episode 1)
(Ayu)
Adanya implikatur percakapan dari
tuturan Ayu yang menyatakan bahwa
Jesika sebaliknya dari yang ia katakan.
5. otak lu ditinggal mulu di
apartemen...(episode 1)
(Ayu )
Implikaturnya ialah bahwa Jesika
tidak pakai otak saat berbicara.
6. emang gak ada bintang tamu lain,
kenapa harus si Angel sih (episode 2)
(Jedar)
Adanya implikatur percakapan yang
menyatakan bahwa Jesika tidak
menyukai Angel sebagai bintang
tamu.
7. Pak Yudi kalau syuting jangan di
belakang aja, jangan ngopi makan
pisang goreng (episode 2)
(Jedar)
Implikatur percakapan tuturan tersebut
ialah bahwa Pak Yudi selama ini tidak
pernah syuting di depan kamera.
8. gimana Bapaknya gak senang, kan kalau Implikatur percakapan tuturan tersebut
kita loncat keluar kupon (episode 3)
(Jedar)
bahwa ada makna tertentu dari kata-
kata keluar kupon yang dituturkan
Jesika.
9. bedaknya di muka, kalo lalat nemplok
kepleset (episode 3)
(Jedar)
Implikatur percakapan tuturan tersebut
ialah bahwa bedaknya sangat bagus
sehingga mukanya terlihat licin.
10. kalau pacaran gak apa putus nyambung,
jangan pas nikah foto nya
pisah...(episode 3)
(Ayu )
Jesika bertutur seperti itu seolah
memberikan makna bahwa ia telah
mengalami hal tersebut.
11. kalau ini berdua cocok ada gengnya,
geng cabe rawit (episode 4)
(Ayu)
Ada implikatur percakapan yang
tersirat di dalam suatu percakapan itu
yakni geng cabe rawit, artinya tukang
gosip.
12. bantuin donk gueh, lo berdua temen gue
gimana sih. Eh lu kata hati gue
penggorengan bisa di bolak-balik lu
mikirin perasaan gueh donk (episode 4)
(Ayu)
Implikatur percakapan dalam tuturan
itu ialah bahwa dahulu ayu pernah
disakiti oleh laki-laki.
13. Penonton... masa laki duduknya rapat
banget (episode 4)
Implikatur percakapan tuturan tersebut
adalah bahwa laki-laki duduknya tidak
(Jedar) rapat.
14. libur tapi… gak liburan…(episode 6)
(Ayu )
Ada implikatur percakapan dari
tuturan tersebut yang menyatakan
bahwa hari libur itu ya libur namun
kenyataannya tidak.
15. ya maklum dong kan janda kuningan
juga pengen kayak janda Depok pernah
ama India…(episode 6)
(Jedar)
Implikatur percakapan tuturan itu
adalah bahwa dahulu Ayu pernah
berpacaran dengan orang India.
16. nikah lagi untuk kesekian kalinya... kita
kapan? (episode 7)
(Jesika)
Implikatur percakapan tuturan itu
adalah bahwa dahulu Ayu dan Jesika
pernah menikah.
17. si Ayu Ting ting nyiapin pernikahannya
setahun eh besokannya kagak jadi
(episode 7)
(Jedar)
Implikatur percakapan tuturan itu
adalah bahwa dahulu Ayu pernah
gagal menikah.
18. udeh lu jangan kayak gitu emang bener
lu cuma dikasih mahar charger
handphone udeh lu diem aje..(episode 7)
(Ayu)
Implikatur percakapan tuturan itu
adalah bahwa dahulu Jesika pernah
ingin menikah.
19. sepatu aja kagak demen sama dia apa Implikatur percakapan tuturan itu
lagi lakik... (episode 8)
(Ayu)
adalah bahwa jesika tidak pernah
disukai laki-laki.
20. ooo gitu, Bu Ayu kalau lagi cari pacar,
cariin aku dong 1 ( episode 9)
(Jesika)
Implikaturnya adalah bahwa Jesika
ingin dicarikan pacar.
21. Rambutan kali lu ah minta cariin 1
(episode 9)
(Ruben)
Implikatur percakapannya adalah
bahwa permintaan yang diminta
seperti meminta rambutan.
22. jangankan audio, hatinya aja suka jatoh
(episode 9)
(Ruben)
Implikatur percakapannya menyatakan
bahwa hati Jesika suka jatuh.
23. Kak Ruben kayak MC dangdut ANTV
ya
(episode 9)
(Jesika)
Adanya implikatur percakapan dari
tuturan Jesika yang menyatakan
Ruben seperti MC dangdut ANTV.
24. lu gak boleh gitu dong, kan Oscar udah
lama ama Jesika tapi gue setuju juga sih
(episode 9)
(Ruben)
Adanya implikatur percakapan yang
menyatakan bahwa Ruben setuju
Jesika tidak membawakan acara
Oscar.
25. Steven itu siapa, Angel dah nikah ya..
(episode 9)
(Jesika)
Adanya implikatur percakapan yang
menyatakan bahwa Angel belum
menikah dan tidak mengenal Steven.
26. dia emang host internasional tapi
otaknya separoh ( episode 9)
(Ruben)
Adanya implikatur percakapan yang
menyatakan bahwa otak Jesika bodoh.
27. A’a Rafi gak bisa ikutan jarinya kurang
kriting (episode 10)
(Ayu)
Adanya implikatur percakapan yang
menyatakan bahwa jari Rafi kurang
mahir.
28. ho’o mulutnya tajem-tajem...
(episode 10)
(Jedar)
Adanya implikatur percakapan yang
menyatakan bahwa Ruben dan Irfan
memiliki mulut yang bisa menyakiti
orang.
29. jangankan anak, peliharaannya banyak
juga (episode 10)
(Ayu)
Adanya implikatur percakapan yang
menyatakan bahwa tidak hanya anak
Irfan yang banyak tetapi juga
peliharaan hewannya.
3. Praanggapan
No. Tuturan Praanggapan Makna
1. aah masak aku dibilang cewek cantik
no.6 (episode 1)
(Ayu)
Ada anggapan yang menyatakan
bahwa Ayu tidak mau dianggap cewek
cantik no.6 yang berarti ada cewek
cantik no 1,2,3,4,5.
2. dasar lo emang lo jangan suka ngomong
sembarangan sama cewek depok lo ye.
(episode 1)
(Ayu)
Ada anggapan yang menyatakan
bahwa Ayu asli Depok.
3. tar dulu lu semangat amat, lu lagi dekat
sama cowok baru ya... (episode 1)
(Jedar)
Ada anggapan yang menyatakan
bahwa Ayu punya cowok baru.
4. cepetan, jangan sok cantik (episode 1)
(Jedar)
Ada anggapan dari tuturan Jesika yang
menyatakan bahwa Ayu sok cantik.
5. aku juga lulusan dari Amerika
(episode 1)
(Jedar)
Ada anggapan yang menyatakan
bahwa dirinya pernah kuliah di
Amerika.
6. berani lu yah ama anak gadis yah,
emang masalahnya apaan (episode 2)
(Jedar)
Ada anggapan yang menyatakan
bahwa dirinya masih gadis.
7. kenapa rumah tangganya? nggak pernah
ngerasain (episode 2)
(Jedar)
Ada anggapan bahwa jesika belum
pernah merasakan berumah tangga.
8. ini tamu kita cantiknya luar biasa,
giginya seputih cat tembok (episode 3)
(Jedar)
Ada anggapan bahwa, ada warna gigi
seputih warna cat tembok.
9. kita kan disakitin cowok, terus kita gak Ada anggapan bahwa jesika pernah
sakit hati, tapi kita tetap berikan
senyuman (episode 3)
(Jedar)
disakiti cowok namun dirinya tetap
kuat.
10. Cowok-cowok rumpi (episode 4)
(Jedar)
Ada anggapan bahwa cowok bisa juga
rumpi.
11. Jedar ama mereka nanyanya jangan
tajam-tajam, mulut mereka (episode 4)
(Ayu)
Ada anggapan bahwa mulut mereka
sangat tajam , artinya berbahaya.
12. jangan berantem, bukan beritanya galau
dianya yang galau (episode 4)
(Ayu)
Ada anggapan bahwa si pembawa
acara sedang galau.
13. kalian tu baru pertama kali ya ngeliat
penyanyi internasional (episode 5)
(Jesika)
Ada anggapan bahwa ada penyanyi
internasional.
14. eh jangan sembarangan ya ini baju dari
luar negeri, dari Amerika (episode 7)
(Jesika)
Ada anggapan bahwa ada baju dari
Amerika.
15. ih pegang mic kayak penyanyi bagus aja
(episode 8) (Ayu)
Ada anggapan bahwa ada mic yang
sedang dipegang.
16. apalagi sih cewek galau, pasti cari pacar
kali (episode 9)
(Ruben)
Anggapan bahwa Ayu mencari pacar.
17. ini sudah full banget kira-kira 1 studio Adanya anggapan bahwa 500 ribu
isinya 500 ribuan orang pengen ketemu
Jesika Iskandar terima kasih(episode 10)
(Jesika)
penonton ingin ketemu Jesika.
18. ini cantik no.1 Indonesia, ini cantik no.6
lumayan-lumayan, no.5 nya kan Cita
citata (Jesika)
Ada anggapan bahwa Ayu cewek
cantik no.6 dan ada cewek cantik no.
1, 2, 3, 4, 5 dari Ayu
BAB V
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pada penelitian ini peneliti membahas hasil penelitian secara rinci yang
terbagi ke dalam 3 jenis implikatur. Masing-masing implikatur terbagi menjadi 5
tuturan pada pembahasan hasil penelitiannya dapat dilihat sebagai berikut:
5.1 Implikatur Konvensional
1. “Ayu cantik no.6 setelah Cita citata”
Menurut peneliti tuturan “Ayu cantik no.6 setelah Cita citata” merupakan
konsekuensi karena Cita citata lebih cantik dan posisi Ayu Ting ting merupakan
wanita cantik nomor 6 maka akan ada Cita citata serta wanita lain yang berada
pada posisi nomor 1, 2, 3, 4, 5 sehingga implikatur pada tuturan di atas masuk
pada jenis implikatur konvensional merupakan implikatur yang diperoleh
langsung dari makna kata, dan bukan dari prinsip percakapan, Rustono (1999:83).
2. “Angel sering masuk TV”
Menurut peneliti tuturan “Angel sering masuk TV” berimplikasi. Dengan
seringnya Angel masuk televisi maka konsekuensinya Angel akan diperpanjang
dalam acara tersebut dan Angel akan tetap mengisi acara pada acara tersebut.
Maka tuturan ini juga masuk pada jenis implikatur konvensional yang merupakan
implikatur yang diperoleh langsung dari makna kata, dan bukan dari prinsip
percakapan, Rustono (1999:83)
3. Jesika lama-lama di luar negeri”
Menurut peneliti tuturan “Jesika lama-lama di luar negeri” ini
menjabarkan bahwa konsekuensi yang akan diterima Jesika iskandar jika ia
berlama-lama di luar negeri maka ia akan kehilangan pekerjaan nya mengingat
ada pekerjaan yang harus ia kerjakan. Maka tuturan ini juga masuk pada jenis
implikatur konvensional yang merupakan implikatur yang diperoleh langsung dari
makna kata, dan bukan dari prinsip percakapan, Rustono (1999:83).
4. “Jesika sering ke luar negeri”
Menurut peneliti tuturan ini menjelaskan bahwa jika “Jesika sering ke luar
negeri” maka ia tidak akan tahu gosip yang beredar di infotainment Indonesia.
Maka tuturan ini juga masuk pada jenis implikatur konvensional yang merupakan
implikatur yang diperoleh langsung dari makna kata, dan bukan dari prinsip
percakapan, Rustono (1999:83).
5. “ Jesika dan Ayu loncat tinggi-tinggi , Bapak-bapak senang”
Menurut peneliti ada implikasi bahwa jika “Ayu dan Jesika loncat tinggi
penonton akan senang khususnya bapak-bapak” karena dari kegiatan loncat yang
dilakukan mereka ada sesuatu yang akan membuat bapak-bapak merasa senang.
Maka dari tuturan ini juga masuk pada jenis implikatur konvensional yang
merupakan implikatur yang diperoleh langsung dari makna kata, dan bukan dari
prinsip percakapan, Rustono (1999:83).
5.2 Implikatur Nonkonvensional
1. “Jesika khayalanya tinggi banget. Dia mah otaknya bener encer, nah loh.”
Menurut peneliti tuturan “Jesika khayalanya tinggi banget. Dia mah
otaknya bener encer, nah loh” mengandung implikasi eksplisit Ayu sebenarnya
menyatakan bahwa Jesika sebaliknya dari yang ia tuturkan karena Jesika
menuturkan bahwa ia memiliki kesamaan dengan Cinta Laura yang justru
berbanding terbalik. Maka tuturan ini masuk pada jenis implikatur non
konvensional yang merupakan implikasi pragmatis yang tersirat di dalam suatu
percakapan, Rustono (1999:83).
2. “otak lu ditinggal mulu di apartemen”
Menurut peneliti tuturan “otak lu ditinggal mulu di apartemen” ini
memiliki implikatur bahwa Jesika saat berbicara tidak menggunakan otaknya. Hal
tersebut dikarenakan Jesika yang berbicara asal-asalan sehingga Ayu Ting ting
menganggap Jesika meninggalkan otaknya di apartement. Maka dari tuturan
tersebut masuk pada jenis implikatur nonkonvensional yang merupakan implikasi
pragmatis yang tersirat di dalam suatu percakapan, Rustono (1999:83).
3. “emang gak ada bintang tamu lain, kenapa harus si Angel sech.”
Menurut peneliti tuturan ini seperti prinsip kerjasama bidal cara, yaitu
berupa penutur bertutur secara tidak langsung. “Emang gak ada bintang tamu
lain, kenapa harus si Angel sih” menyatakan bahwa Jesika seperti tidak suka jika
bintang tamunya adalah Angel maka dari tuturan tersebut masuk pada jenis
implikatur nonkonvensional yang merupakan implikasi pragmatis yang tersirat di
dalam suatu percakapan, Rustono (1999:83).
4. “Pak Yudi kalo syuting jangan dibelakang aja, jangan ngopi makan pisang
goreng”
Menurut peneliti tuturan “Pak Yudi kalo syuting jangan dibelakang aja,
jangan ngopi makan pisang goreng” memiliki implikatur percakapan bahwa Pak
Yudi selama ini tidak pernah shooting didepan kamera dan hanya memakan
goreng pisang serta meminum kopi yang dilakukan oleh Pak Yudi. Maka dari
tuturan tersebut masuk pada jenis implikatur nonkonvensional yang merupakan
implikasi pragmatis yang tersirat di dalam suatu percakapan, Rustono (1999:83).
5. “bedaknya dimuka, kalo lalat nemplok kepleset”
Menurut peneliti tuturan “bedaknya dimuka, kalo lalat nemplok kepleset”
memiliki implikatur percakapan bahwa bedaknya sangat bagus sehingga mukanya
sangat licin. Maka dari tuturan tersebut masuk pada jenis implikatur
nonkonvensional yang merupakan implikasi pragmatis yang tersirat di dalam
suatu percakapan, Rustono (1999:83).
5.3 Praanggapan
1. “tar dulu lu semangat amat, lu lagi dekat sama cowok baru ya.”
Menurut peneliti tuturan “tar dulu lu semangat amat, lu lagi dekat sama
cowok baru ya” ini memiliki anggapan bahwa ayu memiliki cowok baru dengan
semangatnya ayu dalam melakukan pekerjaan sehingga dianggap memiliki pria
yang membuat Ayu Ting ting menjadi semangat bekerja. Maka tuturan tersebut
masuk pada jenis praanggapan yang merupakan implikasi pragmatis yang tersirat
di dalam suatu percakapan, Rustono (1999:83).
2. “cepetan, jangan sok cantik”
Menurut peneliti tuturan “cepetan, jangan sok cantik” ini ada anggapan
bahwa Ayu merasa cantik ketika ia berjalan dengan sikap Ayu yang berjalan
santai di depan penonton dan menebar pesona sehingga Jesika beranggapan Ayu
sok cantik, maka tuturan tersebut masuk pada jenis praanggapan yang merupakan
implikasi pragmatis yang tersirat di dalam suatu percakapan, Rustono (1999:83).
3. “aku juga lulusan dari amerika”
Menurut peneliti tuturan “aku juga lulusan dari amerika” ini Jesika
beranggapan ia merupakan lulusan dari Amerika yang pada kenyataannya Jesika
tidak pernah kuliah atau menjalani pendidikan di amerika. Maka dari tuturan
tersebut masuk pada jenis praanggapan yang merupakan implikasi pragmatis yang
tersirat di dalam suatu percakapan.
4. “berani lu yah ama anak gadis yah, emang masalahnya apaan”
Menurut peneliti tuturan “berani lu yah ama anak gadis yah, emang
masalahnya apaan” ini ada anggapan bahwa Jesika masih berstatus gadis karena
pada kenyataannya Jesika merupakan seorang janda yang memiliki seorang anak.
Maka tuturan tersebut masuk pada jenis praanggapan yang merupakan implikasi
pragmatis yang tersirat di dalam suatu percakapan, Rustono (1999:83).
5. “kenapa rumah tangganya?, nggak pernah ngerasain”
Menurut peneliti tuturan “kenapa rumah tangganya?, nggak pernah
ngerasain” yang beranggapan bahwa Jesika belum pernah merasakan berumah
tangga dan beranggapan bahwa dirinya tidak tahu informasi atau gosip
infotaiment yang beredar tentang rumah tangga Angel. Maka tuturan tersebut
masuk pada jenis praanggapan yang merupakan implikasi pragmatis yang tersirat
di dalam suatu percakapan, Rustono (1999:83).
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian, maka peneliti menyimpulkan
bahwa dalam tindak tutur pembawa acara Pesbuker menggunakan implikatur. Ada
3 jenis implikatur yang terdapat dalam tindak tutur pembawa acara “Pesbuker”
yang diperankan oleh Ayu Ting ting dan Jesika Iskandar yaitu: implikatur
konvensional, implikatur nonkonvensional, dan praanggapan.
Penggunaan implikatur konvensional berjumlah 23, nonkonvensional 29, dan
praanggapan 18. Implikatur yang paling dominan adalah implikatur
nonkonvensional.
6.2 Saran
Berdasarkan simpulan penelitian ini peneliti memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Penelitian tentang kebahasaan, khususnya tindak tutur implikatur lebih
ditingkatkan lagi.
2. Mahasiswa dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai ilmu untuk
memperkaya khazanah dalam bidang pragmatik.
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap pragmatik, khususnya
terhadap topik-topik yang belum dikaji dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Aslinda, dkk. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika Aditama.
Herman Rusli. 2014. “Analisis Implikatur dalam Tindak Tutur Mahasiswa
Fakultas Keguruan Danilmu Pendidikan UMRAH Angkatan 2012.” Skripsi FKIP
UMRAH Tanjungpinang: (Tidak diterbitkan).
Aidil Sutarnas. 2012. “Implikatur Percakapan dalam Novel Ketika Cinta
Bertasbih.” Karya Habiburrahman El Shirazy Skripsi FKIP, Universitas Bina
Darma Palembang: (Tidak diterbikan).
Didik Mulyanto. 2012. “Analisis Tindak Tutur Ilokusi dalam Iklan Radio di
Jember”. Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra, Universitas Jember: (Tidak
diterbitkan).
Riza Hernita. 2014. “Implikatur Percakapan pada Novel 99 Cahaya di Langit
Eropa.” Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra serta
Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia: (Tidak
diterbitkan).
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Moleong, L. J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mulyana. 2005. Kajian Wacana: Teori, Metode & Aplikasi Prinsip-Prinsip
Analisis Wacana.Yogyakarta: Tiara Wacana.
Rahardi, Kunjana. 2009.Sosiopragmatik. Jakarta: Erlangga.
Rusminto, Nurlaksana Eko. 2009. Analisis Wacana Bahasa Indonesia (Buku
Ajar). Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Rustono. 1999. Pokok-Pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Press.
Sudjana, dkk. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Alat Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.